laporan pkmd bab 4 (1)

Upload: matto-zerro-pipii

Post on 03-Apr-2018

232 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/29/2019 Laporan Pkmd Bab 4 (1)

    1/9

    D. PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI MIKROSKOPIS

    Pemeriksaan BTA

    Metode : Pemeriksaan mikroskopis dengan menggunakan pewarnaan Ziehl Neelsen.

    Tujuan : Untuk melihat ada tidaknya sel Mycobacterium tubercolosit, guna untuk

    melengkapi diagnose penyakit TB Paru

    Prinsip : Dengan pewarnaan ini pori-pori lipid pada bakteri akan melebur sehingga zat

    warna dapat masuk kedalam tubuh kuman. Bila preparat dingin zat warna tidak dapat terlepas

    kembali walaupun dipengaruhi dengan asam, sehingga kumanyang tidak tahan asam akan

    mengambil zat warna kedua pada pewarnaan berikutnya. Basil Tahan Asam berwarna merah,

    non Basil Tahan Asam berwarna biru.

    Prosedur :

    Pra Analitik

    a. Alat

    1. Objek Glass

    2. Lampu Spirtus

    3. Bak Pengecatan

    4. Ose / Lidi

    5. Pinset / Penjepit

    6. Mikroskop

    b. Reagens

    1. Larutan Carbol Fuchsin 0,3 %

    2. Larutan HCl Alkohol 3 %

    3. Larutan Methylene Blue 0,3 %

    4. Oil Emersi dan Xilol

    c. Bahan

    - Sputum

    Analitik

  • 7/29/2019 Laporan Pkmd Bab 4 (1)

    2/9

    a. Cara Kerja

    Pembuatan Sediaan

    1. Objek glass diberi lebel yang berisi kode/nomor/nama pasien pada sisi kanan objek glass

    2. Terlebih dahulu ose dipanaskan/dipijarkan dengan lampu spritus kemudian biarkan sampai

    dingin

    3. Dahak/sputum di ambil sedikit dengan menggunakan ose dan di letakkan pada objek glass

    4. Ratakan di atas objek glass dengan ukuran 2x3 cm, apusan dahak jangan terlampau tebal

    atau terlampau tipis.

    5. Keringkan apusan kemudian fiksasi dengan melewatkan di atas lampu spritus sebanyak 3

    kali

    Pewarnaan Sediaan

    1. Letakkan sediaan di rak pewarnaan

    2. Genangi seluruh permukaan sediaan dengan carbol fuchsin 0,3%

    3. Panasi sediaan dari bawah dengan melewatkan lampu spritus dibawahnya sampai keluar

    uap, tetapi jangan samapi mendidih

    4. Diamkan selama 5 menit

    5. Bilas sediaan dengan air mengalir

    6. Lunturkan sediaan dengan HCl-Alkohol 3% sampai tidak tampak warna merah carbol

    fuchsin

    7. Bilas sediaan dengan air mengalir

    8. Kemudian genangi sediaan dengan Methylene Blue 0,3% selama 10-20 detik

    9. Bilas sediaan dengan air mengalir dan biarkan sediaan kering

    Pembacaan Sediaan

    1. Sediaan yang sudah diwarnai dan telah kering diperiksa pada mikroskop

    2. Teteskan 1 tetes oil emersi di atas sediaan

    3. Periksa pada mikroskop dengan menggunakan lensa objektif 100x

  • 7/29/2019 Laporan Pkmd Bab 4 (1)

    3/9

  • 7/29/2019 Laporan Pkmd Bab 4 (1)

    4/9

    - Eosin 2 %

    Analitik

    a. Cara Kerja

    1. Menyediakan alat dan bahan yang akan digunakan

    2. Membuat sediaan dengan lidi yang sudah disterilkan terlebih dahulu

    3. Mengambil sedikit feses satu ujung lidi diatas objek glass

    4. Tetesi dengan zat warna 1 tetes, kemudian dicampur

    5. Membuat zona diatas objek glass hingga menjadi homogen dan membuang bahan yang

    kasar

    6. Menutup dengan deck glass (agar bau feses tidak mengganggu pada saat pemeriksaan)

    7. Meletakkan sediaan dimeja mikroskop, kemudian memeriksa denganpembesaran objektif

    10x

    8. Mencatat hasil dan mengidentifikasi jenis telur cacing yang ditemukan.

    b. Interpretasi Hasil

    Hasil Positif bila ditemukan telur cacing pada sampel pemeriksaan fese.

    Adapun jenis telur cacing yang biasa ditemukan adalah :

    Telur Ascaris lumbricoides

    Telur Tricuris trichiura

    Telur Anchylostoma duadenale

    F. PEMERIKSAAN IMUNOLOGI DAN SEROLOGI

    Pemeriksaan Plano Test (Test Kehamilan)

    Metode : Strip Pregnancy Test / HCG Urine Test

    Tujuan : Untuk memastikan kehamilan dengan mendeteksi adanya Human Chorionic

    Gonadotropin (hCG) dalam urine dengan kepekaan hingga 25 Miu/ml urine

    Prinsip : Konjugat anti-hCG monoclonal akan mengikat hCG dalam urine dan membentuk

    konjugat-hCG. Kompleks ini akan berikatan dengan hCG poliklonal dan menghasilkan konjugat-

    hCG anti hCG yang menimbulkan warna merah muda pada strip

  • 7/29/2019 Laporan Pkmd Bab 4 (1)

    5/9

    Prosedur :

    Pra Analitik

    a. Alat

    1. Strip Plaotest

    2. Botol Tempat Urine

    b. Bahan

    - Urine Segar

    Analitik

    a. Cara Kerja

    1. Menampung Buka strip dari kemasan secara hati-hati

    2. Keluarkan strip dari kemasan

    3. Celupkan strip plano pada urine sampai tanda batas

    4. Tunggu 1-3 menit

    5. Baca hasil dengan melihat adanyagaris merah muda pada area/line pembacaan (line test

    dan line control)

    b. Interpretasi Hasil

    Positive (+), jika terdapat 2 garis merah muda atau ungu (line test dan line control)

    Negative (-), jika hanya 1 garis merah muda atau ungu (line control)

    Invalid, jika tidak tampak garis merah pada line kontrol (C) sedang tampak garis merah di

    line test (T) atau tidak tampak garis merah pada area kontrol maupun pada area tes.

    Pemeriksaan Golongan Darah

    Tujuan : Untuk mengetahui jenis golongan darah

    Prinsip : Adanya antibodi yang terdapat pada sampel darah akan berekasi dengan antigen

    yang terdapat pada serum sehingga terjadi aglutinasi.

    Prosedur :

    Pra Analitik

    a. Alat

  • 7/29/2019 Laporan Pkmd Bab 4 (1)

    6/9

    1. Autoklik

    2. Lanset

    3. Kapas Alkohol 70 %

    4. Kaca Pengencer

    5. Objek Glass

    b. Bahan

    - Darah Kapiler

    c. Reagens

    1. Aglutinin Antigen A

    2. Aglutinin Antigen B

    3. Aglutinin Antigen AB

    Analitik

    a. Cara Kerja

    1. Menyiapakan alat dan bahan yang akan digunakan

    2. Membersihkan jari pasien dengan kapas Alkohol 70%

    3. Diamkan paling tidak 10 detik sehingga Alkohol kering, pegang tereus tangan pasien

    selama proses ini

    4. Dengan menggunakan lanset, tusuk bagiana ujung jari yang telah dibersihkan tersebut.

    5. Bersihkan tetes darah pertama dengan kapas kering.

    6. Bekerja dengan cepat, siapkan slide pengencer dan objek glass (untuk mencampur reagen

    dengan darah)

    7. Pegang bagian jari yang ditusuk menghadap kebawah, ambil slide pengencer dan teteskan

    darah sebanyak satu tetes pada bagian anti A dan anti B

    8. Teteskan satu tetes reagen aglutinin anti A pada bagian anti A dan satu tetes reagen

    aglutinin anti B pada bagian anti B

    9. Mencampur reagen aglutinin dengan darah sampai homogen, kemudian putar-putar sampai

    muncul aglutinogennya.

  • 7/29/2019 Laporan Pkmd Bab 4 (1)

    7/9

    10. Melihat dan membaca hasil pemeriksaan.

    b. Interpretasi Hasil

    Golongan Darah A : Sel darah merahnya mengandung aglutinogen A, sedang dalam

    plasmanya terdapat aglutinin B

    Golongan Darah B : Sel darah merahnya mengandung aglutinogen B, sedang dalam

    plasmanya terdapat aglutinin A

    Golongan Darah AB : Sel darah merah mengandung aglutinogen A dan B, sedang dalam

    plasmanya tidak terdapat aglutinin A dan B.

    Golongan Darah O : Sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen A dan B, tetapi

    plasmanya mengandung aglutinin A dan B

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    Laboratorium kesehatan merupakan tempat melakukan suatu pemeriksaan dan hasil

    pemeriksaan tersebut biasa digunakan untuk menunjang dalam penentuan diagnosis klinik atau

    kesehatan masyarakat. Oleh karena itu diharapkan hasil pemeriksaan setiap laboratorium adalah

    tepat.

    Laboratorium praktek klinik ini sangat penting karena dengan adanya laporan kerja setiap

    hasil pemeriksaan yang kita kerjakan dapat dapat diketahui langkah kerjanya, dan dijadikan

    bahan untuk mengontrol pekerjaan yang telah dilakukan dilaboratorium.

    Pada umumnya prosedur pemeriksaan yang dilakukan antara dikampus dengan

    dipuskesmas adalah sama. Namun, perbedaannya adalah terletak pada prosedur pemeriksaannya.

    Pada praktikum dikampus diutamakan adalah ketepatan dan harus sesuai dengan pedoman yang

    diajarkan oleh dosen-dosen berdasarkan kurikulum yang ada. Tetapi pada puskesmas yang

  • 7/29/2019 Laporan Pkmd Bab 4 (1)

    8/9

    diutamakan adalah kecepatan dalam mengolah sampel dan ketepatan dalam memberikan hasil

    pada pasien.

    Metode pemeriksaannya pun baik yang dilakukan di Laboratorium Puskesmas maupun di

    Laboratorium kampus tidak jauh berbeda yaitu masih menggunakan metode pemeriksaan saecara

    manual. Tetapi ada sebagian pemeriksaan yang menggunakan metode strip karena beberapa

    reagen untuk pemeriksaan tidak tersedia.

    Dalam praktek klinik di puskesmas ini, pada umumnya puskesmas tersebut belum

    melaksanakan semua jenis pemeriksaan standar. Pemeriksaan terbanyak meliputi pemeriksaan

    hematologi rutin, pemeriksaan urinalisa, pemeriksaan mikrobiologi mikroskopik

    (pemeriksaan BTA), dan pemeriksaan immunologi sederhana. Diantaranya adalah

    pemeriksaan seperti :

    1. Pemeriksaan Hematologi Rutin

    a. Pemeriksaan Hemoglobin

    Merupakan pemeriksaan darah rutin, artinya pemeriksaan yang selalu dilakukan pada pasien

    tanpa indikasi khusus. Ada beberapa macam cara pemeriksaan hemaglobin, pemeriksaan yang

    dianjurkan oleh ICSH adalah metode Sienmethemoglobin. Tetapi cara ini memerlukan alat

    spektrofotometer yang sampai saat ini beleum ada di puskesmas. Oleh sebab itu, di puskesmas

    masih dilakukan dengan metode Sahli atau metode Talqiust.

    b. Pemeriksaan darah lengkap/darah rutin lainnya

    Hitung darah lengkap-HDL- atau darah perifer lengkap DPL- (Complete Blood Count/ Full

    Blood Count/ Blood Panel) adalah jenis pemeriksaan yang memberikan informasi tentang sel-sel

    darah pasien. Hitung darah lengkap merupakan test laboratorium yang paling umum dilakukan.

    Hitung darah lengkap digunakan sebagai test skrining yang luas untuk memeriksa gangguan

    seperti anemia, infeksi, dan banyak penyakit lainnya.

    Hitung darah lengkap memeriksa jenis sel dalam darah termasuk sel darah merah, sel darah putih

    dan trombosit (platelet). Pemeriksaan darah lengkap yang sering dilakukan meliputi :

    Jumlah sel darah putih

  • 7/29/2019 Laporan Pkmd Bab 4 (1)

    9/9

    Jumlah sel darah merah

    Jumlah dan volume trombosit

    Dll

    2. Pemeriksaan Mikrobiologi Mikroskopik (Pemeriksaan BTA)

    Pemeriksaan sputum adalah pemeriksaan penting karena dengan ditemukannya kuman BTA,

    diagnosis tuberculosis sudah dapat dipastikan. Disamping itu pemeriksaan sputum juga dapat

    memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah diberikan. Pemeriksaan ini mudah dan

    murah sehingga dapat dikerjakan di lapangan (puskesmas). Tetapi kadang-kadang tidak mudah

    untuk mendapat sputum, terutama pasien yang tidak batuk atau batuk yang non produktif. Dalam

    hal ini di anjurkan satu hari sebelum pemeriksaan sputum, pasien dianjurkan minum air sebanyak

    2 liter dan di ajarkan melakukan refleks batuk. Bila masih sulit, sputum dapat diperoleh dengan

    cara bronkoskopi diambil dengan brushing atau bronchial washing atau BAL