askep pkmd
TRANSCRIPT
ASKEP PKMD
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI DESA HONGGOSOCO
DUKUH GERBONGAN KHUSUSNYA DI RW 2
KEC. JEKULO KAB. KUDUS
Pada bab ini diuraikan laporan kegiatan PKL PKMD 2008 dalam bentuk Asuhan
Keperawatan Komunitas yang dilaksanakan mahasiswa AKPER Krida Husada Kudus mulai
tanggal 10 Maret 2008.
A. PENGKAJIAN
Dalam pengkajian ini menggunakan konsep keperawatan betty newman mulai
pengkajian meliputi pelayanan kesehatan sosial dan keamanan serta transportasi, ekonomi
kebijaksanaan pemerintah komunitas, pendidikan dan revolusi.
1. Pelayanan Kesehatan Sosial :
a. Fasilitas kesehatan
- Puskesmas
Terletak di desa Tanjung Rejo Kec. Jekulo
- Pos Pelayanan Terpadu
Terdapat pada RW. 1 dan RW. 2 dukuh Gerbongan
b. Pelayanan atau kegiatan sosial
Fasilitas sosial kemasyarakatan yang ada meliputi kegiatan jamiyah nariyah tiap 2
minggu sekali pada malam Jum’at, kegiatan yasinan pada malam kamis, IRMAS
(Ikatan Remaja Masjid), kegiatan bola voly, badminton.
c. Sumber daya
- Petugas kesehatan
Terdapat 1 bidan desa yang bertempat tinggal di RW.2 dukuh Gerbongan.
- Sistem pencatatan
Sistem pencatatan Puskesmas dan P tyandu
d. Kegiatan PKL
- Jumlah PUS yang hamil 5,61% (17) sedang yang tidak hamil 94,39% (286).
Umumnya PUS yang menjadi akseptor KB sebanyak 51,82% (157), drop out
9,57% (29), tidak ikut KB 38,61% (117). Alasan PUS tidak ikut KB di RW.2
dukuh Gerbongan desa Honggosoco pada umumnya takut akibatnya sebanyak
18,80% (22) dilarang agama (-) dilarang suami 19,66% (23), ingin punya anak
41,88% (49), lain-lain 19,66% (23). Porposi alasan akseptor drop out KB
disebabkan tidak cocok 62,06% (18) takut akibatnya 10,35% (3), di larang
suami (3,45% (1) ingin punya anak 17,24% (5), lain-lain (2). Porposi jenis
pemakaian alat kontrasepsi terbanya adalah suntik 82,17% (129), pil 10,83%
(17), kontap 3,02% (6), IUD 1,27% (2), kondom 0,64% (1).
- Porposi usia kehamilan
Di RW.2 dukuh Gerbongan proposi PUS berdasarkan pemeriksaan kehamilan
trimester 1 frekuensi 1 kali 60% ( ), 2 kali 30% (3), 3 kali 10% (1), 4 kali tidak
ada, belum pernah (-). Proposi kehamilan trimester II frekuensi 1 kali 50% (3),
2 kali 16,67% (1), 2 kali 33,33% (2), 4 kali pemeriksaan tidak ada. Proposi
kehamilan trimester III frekuensi 1 kali (-), 2 kali (-), 3 kali (-), 4 kali 100% (1).
- Proposi persalinan berdasarkan jenis/kategori tenaga penolong oleh dokter
5,88% (1), bidan 94,12% (16), dukun terlatih (-) sedangkan ditolong oleh dokter
tidak ada, lain-lain juga tidak ada.
- Pencatatan imunisasi bayi dan balita proposi imunisasi dasar pada sasaran di
RW.2 dukuh Gerbongan yang lengkap 16,29% (19), tidak lengkap 38,31 (12),
tidak diimunisasi (-)
- Proposi status imunisasi TT pada ibu hamil, TT sebanyak 1 kali 17,65% (3), 2
kali 23,53% (4), tidak pernah (-), belum pernah 58,82% (10)
- Proposi ibu meneteki
Proposi ibu meneteki di RW 2 dukuh Gerbongan desa Honggosoco sebesar
83,56% (61)
Alasan ibu tidak meneteki bervariasi : di RW 2 dukuh Gerbongan alasan
terbanyak adalah ASI tidak keluar sebesar 41,67% (5), lain-lain 33,33% (4),
sibuk bekerja 25% (3), papila mamae masuk ke dalam (-), bila meneteki
sakit / ibu menderita (-)
- Berdasarkan usia anak yang disusui proporsi ibu bervariasi. Di RW 2 desa
Honggosoco ibu meneteki anaknya pada usia 0-4 bulan sebesar 22,95% (14), 4
bulan – 1 tahun sebesar 37,71% (23), usia 1 tahun-2 tahun 39,34% (24)
- Penanggulangan masalah kesehatan balita menurut fasilitas pelayanan
kesehatan yaitu di Posyandu 7,31% (9), rumah sakit 1,62% Puskesmas 14,63%
(18), dokter 4,88% (16), bidan 69,11% (85), lain-lain 2,45% (3).
- Status gizi balita
Proporsi status gizi balita ada pada garis hijau 88,62% (109), kuning 11,38%
(14), merah (-) dan lain-lain (-).
- Proporsi balita yang berkunjung di Posyandu 123, rata-rata yang berkunjung ke
posyandu 92,93% (102), sedang yang tidak berkunjung ke Posyandu sebesar
17,07% (21)
- Proporsi balita yang ditimbang di posyandu 96,08% (98) dan yang tidak
menimbang sebenyak 3,92% (4)
- Alasan bayi tidak menimbang ke posyandu 96,08% (98) dan yang tidak
menimbang sebanyak 3,92% (4)
- Alasan bayi tidak menimbang ke posyandu berfariasi antara lain kurang
informasi 50% (2), malu 50% (2), tidak tahu (-), lain-lain (-).
- Balita yang tidak ditimbang di posyandu sebanyak 3,92% (4)
- Kesehatan lansia (100% di desa Honggosoco tidak memiliki KMS) di RW 2
desa Honggosoco lansia yang memanfaatkan sarana kesehatan sebanyak
79,43% (112), sedang yang tidak memanfaatkan sarana kesehatan sebanyak
79,43% (112), sedang yang tidak memanfaatkan 20,51% (29). Penyakit yang
banyak diderita lansia di RW 2 desa Honggosoco dimensi sinilis 19,40% (13)
Hipertensi 37,31% (25), katarak 4,48% (3), rematik 38,81% (26), DM (-)
- Kesehatan Keluarga
Dalam penanggulangan masalah kesehatan keluarga telah memanfaatkan
puskesmas sebesar 32,02% (146), rumah sakit 2,63% (12), dokter 14,91% (68),
bidan 36,62% (167) perawat 5,48% (25), diobati sendiri 6,80% (31), posyandu
0,66% (3), dukun 0,88% (4)
- Penyakit terbanyak yang diderita di masyarakat adalah demam, diare
hipertensi, rematik, thypoid gigi. Dalam waktu 1 tahun terakhir kematian
penduduk sebanyak 4 orang.
2. Keselamatan / Keamanan dan Transportasi
a. Sanitasi Lingkungan
- Proporsi perumahan penduduk berdasarkan keadaan ventilasi, baik sebanyak
36,25% (145), cukup 54,50% (218), kurang sebanyak 9,25% (37)
- Proporsi perumahan penduduk berdasarkan sumber penerangan mayoritas
menggunakan listrik sebesar 100% (400)
- Proporsi perumahan penduduk berdasar pada lantai rumah yaitu plester 8,50%
(34), ubin 88% (352), papan tidak ada dan tanah 3,50% (14)
- Proporsi perumahan penduduk berdasarkan pemilikan sendiri sebanyak 99,75%
(399) dan kontrak 0,25% (1)
- Proporsi perumahan penduduk berdasarkan jenis atab mayoritas yaitu genting
100% (400)
- Proporsi perumahan penduduk berdasar sumber air minum mayoritas sumur
gali 100% (400)
- Proporsi keluarga berdasar sumber air untuk kebersihan mayoritas
menganggunakan sumur gali 100% (400)
- Proporsi perumahan penduduk berdasarkan penyimpanan air antara lain kaleng
tertutup / genthong 64,4% (292) bak terbuka 14,91% (68) tidak ada sebanyak
21,05% (96)
- Proporsi keluarga berdasar cara penggunaan air minum mayoritas dimasak
100% (456)
- Proporsi perumahan penduduk berdasar pengurasan tempat penampungan air
dikuras kadang-kadang 57,67% (263) tidak pernah dilakukan 7,24% (33), setiap
3 – 7 hari 35,09 (160)
- Proporsi pembuangan tinja berdasarkan jenisnya menggunakan septictank
sebanyak 82,89% (378), cemplung 3,07% (14), sungai 5,20% (24), jomlang
8,56% (39), sembarang tempat 0,32% (1)
- Proporsi pembuangan tinja berdasarkan kepemilikan, sebagian besar memiliki
WC Pribadi 85,75% (391), WC umum 6,36% (29) WC kelompok 7,89% (36)
- Proporsi pembuangan tinja berdasarkan lokasi yaitu di dalam rumah 39,91%
(182) di luar rumah 60,09% (274)
- Proporsi pembuangan limbah keluarga keluarga berdasarkan jenis pengelolaan
sebagian besar dibuang digot 51,75% (236), sungai 17,98% (82), dibuang
sembarangan 12,94% (59), penampungan 17,32% (79)
- Proporsi pembuangan limbah berdasarkan saluran terbuka lancar 27,19% (124)
tergenang 0,66% (3) dan saluran tertutup lancar 62,94% (287), tergenang 9,21%
(42)
- Proporsi pengelolaan sampah keluarga sebagian dibakar 80,70% (368)
ditimbun 3,07% (14), di buang sembarangan 16,23% (74)
3. Politik dan Pemerintahan
Kepemimpinan di desa Honggosoco dipimpin oleh kepala desa yang memegang
pemerintahan desa. Keputusan desa menggunakan musyawarah mufakat antar
perangkat desa. Kebijaksanaan pemerintahan dalam usaha kesehatan dilaksanakan oleh
Puskesmas melalui kegiatan pokoknya. Selain itu terdapat pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh masyarakat dan dibina oleh instituti lain seperti BKKBN yaitu
Posyandu. Terdapat 1 Posyandu yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali RW 2.
4. Komunikasi
Jenis komunikasi yang ada yaitu radio, TV, surat kabar dan juga majalah,
bahasa yang digunakan bahasa jawa.
5. Kesenian
Jenis rekreasi atau kesenian yang ada di RW 2 desa Honggosoco adalah seni
rebana.
6. Lingkungan fisik
a. Geografis
Batas RW 2
Utara : RW 2
Selatan : Hadipolo
Barat : Karang bener
Timur : Hadipolo
b. Sarana sosial budaya
Musholla : 7 buah
Masjid : 1
c. Sarana sosial budaya
Tempat balai desa di dukuh Pule
Gedung pertemuan
d. Sarana olahraga yang ada
Lapangan sepak bola
7. Pendidikan
a. Sumber penghasilan sebagian besar penduduk RW2 desa Honggosoco adalah
sebagai buruh.
b. Tingkat sosial ekonomi
Sebagian besar penduduk RW 2 berpenghasilan lebih dari Rp. 150.000,-
sebanyak 73,71% (583) yang berpenghasilan antara Rp. 100.000,- sampai dengan
Rp. 150.000,- adalah 17,57% (139), sedangkan yang berpenghasilan kurang dari
Rp. 100.000,- sebanyak 8,72% (69)
8. Pendidikan
Tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan terbanyak adalah lutus SD sebesar 29,95% (544). Belum
lulus SD 11,67% (212), tidak lulus SD 0,83% (15) lulus SMP 18,94% (344), belum
lulus SMP 6,61% (120), tidak lulus SMP 0,28% (5), lulus SMA 12,00% (218), belum
lulus SMA 5,84% (106), tidak lulus SMA 0,50% (9), lulus perguruan tinggi 2,59%
(47), belum perguruan tinggi 1,32% (24) TK sebanyak 1,16% (21) tidak sekolah/belum
sekolah 8,31% (151)
B. ANALISA DATA/DIAGNOSA KEPERAWATAN
Dalam kegiatan ini akan dijelaskan analisa data dan perumusan diagnosa
keperawatan.
1. Kesehatan lingkungan
a. Analisa data
Data pendataan yang telah dilakukan terhadap kesehatan lingkungan didapatkan
data sebagai berikut :
1. Perumahan penduduk
Kondisi perumahan penduduk berdasarkan keadaan pencahayaan yang kurang
pencahayaannya 9,50% (38) dari 400 jumlah rumah.
2. Kondisi kandang
Warga RW 2 dukuh gebrongan yang memiliki kandang sekitar 16,23% (74) dari
456 jumlah KK yang ada dengan letak kandang yang menempel dengan rumah
33,78% (25) dan yang berada di dalam rumah 6,76% (5) sedangkan pengolahan
limbah kandang yang dibuang di sembarang tempat 60,81% (45).
3. Pengelolaan limbah keluarga
Limbah dibuang disungai 11,98% (82), dibuang disembarangan 12,94% (59)
dari 456 jumlah KK.
4. Cara penyimpanan dan frekuensi pengurasan air.
Penyimpanan air pada tempat terbuka sebanyak 14,91% (68), pada kaleng
tertutup atau genthong 64,04% (292) dari 456 jumlah KK sedangkan frekuensi
pengurasan tempat penampungan air yang tidak pernah dilakukan 7,24% (263)
dari 456 KK.
5. Jarak pembuangan tinja dengan sumber air
Jarak kurang dari 5 meter 21,49% (98) dan jarak antara 5-10 meter 42,54%
(194) dari 456 KK.
6. Insiden Penyakit
Angka kejadian penyakit satu tahun terakhirnya ada kaitannya kesehatan
lingkungan adalah diare 12,62% (41), TBC 1,23% (4), asma 1,54 (5), ISPA
1,23% (4), kulit 1,23% (4), thypoid 4,62% (15), DHF 2,76% (9), malaria 1,54%
(5)
7. Pengolahan sampah keluarga
Sampah yang dibuang sembarangan 16,23% (74)
b. Diagnosa Keperawatan
Resiko terjadinya penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor di RW.2
dukuh Gebrongan desa Honggosoco b.d ketidak mampuan masyarakat dalam
memodifikasi lingkungan yang sehat.
2. Kesehatan Lansia
a. Analisa Data
- Dari pendataan yang telah dilakukan terdapat lansia didapatkan data fokus
sebagai berikut :
Jumlah lansia 141 orang, semuanya belum memiliki KMS sedangkan yang
sudah memanfaatkan sarana kesehatan 79,43% (112) dan yang tidak
memanfaatkan sarana kesehatan 20,57% (29). Dan terdapat 67 orang lansia
yang mempunyai masalah kesehatan.
- Insiden Penyakit
Penyakit yang banyak di derita lansia di RW. 2 desa Hongggosoco dimensia
sinilis 19,40% (13), hipertensi 37,31% (25), katarak 4,48% (3), rematik 38,81%
(26), DM (-)
b. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi meningkatnya masalah kesehatan pada lansia di RW. 2 dukuh
Gerbongan desa Honggosoco b,d ketidakmampuan lansia dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
C. PRIORITAS MASALAH
Dari hasil skoring di tas (dalam lampiran), maka urutan prioritas masalah sebagai
berikut :
1. Resiko tinggi terjadinya penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor di RW.2
dukuh Gerbongan desa Honggosoco b.d ketidak mampuan masyarakat dalam
memodifikasi lingkungan sehat.
2. Resiko tinggi meningkatnya masalah kesehatan pada lansia di RW.2 dukuh
gerbongan desa Honggosoco b.d ketidakmampuan lansia dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
D. RENCANA KEPERAWATAN
1. Kesehatan Lingkungan
a. Diagnosa Keperawatan
Resiko terjadinya penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor di RW.2 dukuh
Gerbongan desa Honggosoco b.d ketidak mampuan masyarakat dalam
memodifikasi lingkungan yang sehat.
b. Tujuan
1. Tujuan Jangka Panjang
Pada akhir tahun 2008 status kesehatan di wilayah RW 2 Gerbongan desa
Honggosoco dapat mengalami peningkatan 70% dengan kriteria baik.
2. Tujuan Jangka Pendek
Tanggal 10 sampai dengan 2 April 2008
- Semua masyarakat (tokoh dan kader) dapat memahami situasi lingkungan
yang memenuhi syarat kesehatan setelah diberikan pendidikan dan
penyuluhan kesehatan selama 14 hari.
- Adanya kerjasama yang baik dan juga kesepakatan yang baik antara
masyarakat dan penyuluh kesehatan untuk membuat sanitasi lingkungan
yang sehat.
c. Rencana Intervensi
1. Adakan pendekatan dan pertemuan dengan tokoh masyarakat atau lapisan
masyarakat untuk menginformasikan temuan masalah dalam wilayah tersebut
dalam masalah kesehatan lingkungan.
2. Rencanakan pertemuan dengan masyarakat desa untuk mengadakan dan
memberikan penyuluhan.
3. Berikan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan yang sehat, kebiasaan BAB
yang sehat, perilaku yang sesuai dengan norma kesehatan dan kebiasaan dan
menggunakan air bersih yang sehat pula.
4. Buatlah kesepakatan yang baik untuk menciptakan lingkungan yang bersih dan
sehat.
5. Rencanakan pembentukan tempat sampah percontohan.
6. Lakukan kebersihan lingkungan untuk memberantas sarang nyamuk, dengan
kerja bakti 3 M (mengubur, menguras, menutup)
d. Standar Evaluasi
1. Perilaku pembuangan limbah dan sampah berubah menjadi baik dengan kondisi
lingkungan yang bersih dari 30,92%, 19,30% menjadi 63,25%.
2. Kesehatan masyarakat tentang pemberantasan sarang nyamuk meningkat,
masyarakat RW 2 dukuh gerbongan desa Samirejo dapat melakukan apa saja
yang disuluhkan dan dipromotori oleh mahasiswa Akper Krida Husada Kudus
yaitu dengan mengadakan gerakan 3 m, serta memberantas tempat-tempat yang
disukai oleh nyamuk masing-masing KK.
2. Kesehatan Lansia
a. Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi meningkatnya masalah kesehatan pada lansia di RW 2 dukuh
Gerbongan desa Honggosoco b.d ketidak mampuan lansia dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
b. Tujuan
1. Tujuan Jangka Panjang
Pada akhir tahun 2000 diharapkan semua lansia di RW 2 memiliki KMS dan
status kesehatan pada lansia dapat ditingkatkan pada kondisi kesehatan yang
optimal.
2. Tujuan Jangka Pendek
Tanggal 10 Maret sampai dengan 2 April 2008
- Semua lansia yang hadir dalam penyuluhan dapat memahami upaya
peningkatan kesehatan lansia.
- Terbentuknya kelompok atau organisasi pada lansia.
- Lansia memiliki KMS
- Terbentuknya kader untuk posyandu lansia.
c. Rencana Intervensi
1. Lakukan pendekatan pada tokoh masyarakat tua.
2. Berikan penyuluhan pada lansia tentang masalah kesehatan yang sering timbul
pada lansia yang meliputi perubahan fisik pada lansia.
Penanggulangan sakit secara dini serta pencegahan datangnya penyakit seperti
olahraga yang teratur, makan-makanan yang bergizi, mendekatkan diri pada
kuasa.
3. Berikan penjelasan tentang pentingnya memanfaatkan sarana pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan dan menjaga kesehatan.
4. Pembentukan lansia dan kader-kadernya.
5. Pengadaan KMS pada lansia.
6. Lakukan pemeriksaan berkala pada lansia untuk mendeteksi kemungkinan ada
penyimpangan.
7. Berikan kader lansia menyusun renacna program kegaitan poksila.
8. Melimpahkan tugas pembinaan kelompok lansia kepada puskesmas setempat
pada akhir PKL.
9. Pembentukan dana sehat pada lansia standar evaluasi.
d. Standar Evaluasi
- Penyuluhan di setiap kelompok
- Terbentuknya poksila di setiap RW di desa Honggosoco.
- Pemilikan KMS 100%.
e. Sasaran
Penduduk yang berusia 56 tahun ke atas.
E. IMPLEMENTASI
Dari rencana intervensi yang telah ditetapkan, telah dilaksanakan.
F. EVALUASI
DP I : Semua masyarakat baik tokoh maupun kadernya dapat menjelaskan kembali
tentang kriteria sanitasi lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan.
1. Dibuktikan dengan adanya pembuatan tempat sampah
permanen/percontohan di RW 2 khususnya RT 1 di dukuh Gerbongan desa
Honggosoco dengan swadana dari mahasiswa-mahasiswi Akper Krida
Husada Kudus.
2. Pengadaakn kerja bakti di RT 1.
DP II : Lansia dapat memahami tentang pentingnya upaya peningkatan kesehatan lanjut
usia. Pemilikan KMS sementara belum bisa dilaksanakan namun sudah
terbentuk kader lansia dan menunggu tindak lanjut dari pihak puskesmas tapi
posyandu lansia sudah mulai aktif pada tanggal 1 April 2008.
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan model
konseptual keperawatan menurut Betty Newman pada masyarakat RW 2 desa Honggsoco hampir
semua kesulitan komponen dapat diatasi. Hanya ada beberapa komponen mengalami kesulitan
diantaranya aspek-aspek ini dalam masyarakat yaitu :
1. Kesehatan lingkungan : dikarenakan persepsi masyarakat tentang konsep lingkungan sehat
berbeda-beda terutama dalam pembuangan sampah. Sebagian penduduk RT 1 mengatakan
membuang sampah ditepi sungai lebih praktis karena tidak perlu membakar terutama pada
musim hujan. Pada kenyataannya pada musim penghujan sampah-sampah yang ada ditepi
sungai semakin berserakan kecuali pada saat banjir sampah-sampah ikut hanyut oleh alirang
sungai.
2. Pendidikan masyarakat RW 2 dukuh gerbnongan desa Honggsoco mayoritas SD dikarenakan
sarana pendidikan yang masih kurang memadai dan masih rendahnya kesadaran mayarakat.
Hal ini dapat mempengaruhi pengkajian yang dilaksanakan dimana timbal balik dan respon
yang muncul kurang dari persepsi yang diinginkan.
Dari respon perawatan yang telah dikemukakan dalam BAB III yang meliputi :
pengkajian, analisa data, perencanaan dan pelaksanaan perawatan serta evaluasi dari Asuhan
Keperawatan yang telah diberikan masyarakat RW 2 desa Honggsoco. Selanjutnya dalam BAB
ini akan dibahas tentang hal-hal yang berkaitan dengan proses perawatan tersebut.
A. PENGKAJIAN
Gegorafi RW 2 desa Honggosoco berbentuk dataran rendah dan jarak antar RW
cukup jauh dan jarak jangkauan pelayanan kesehatan cukup dekat dari desa seperti
puskesmas, tenaga bidan serta mantri.
Akan tetapi di desa Honggosoco di datangi petugas puskesmas keliling sarana
kesehatan lebih dekat lagi dan mudah untuk dijangkau.
Adapun layanan kesehatan bayi, balita dan ibu di RW 2 terdapat Posyandu sebagai
salah satu kelompok masyarakat bidang KIA, waktu kegiatan relatif cukup lama (satu bulan
sekali)
Di RW 2 dukuh Gerbongan mata pencahariaan masyarakatnya adalah sebagai buruh
pabrik dengan penghasilan rata-rata di atas 150.000,- perbulan, dan ditinjau dari angka
ketergantungan di dapatkan bahwa dari usia produktif yang mayoritas telah bekerja
58,26%. Hal ini sangat mempengaruhi kaitannya dengan pengambilan keputusan dalam
rangka meningkatkan status kesehatan. Dikatakan bahwa status kesehatan selain
dipengaruhi sistem pelayanan kesehatan juga dipengaruhi oleh lingkungan. Lingkungan
yang sehat akan mendukung perkembangan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Di samping itu juga dipengaruhi oleh karakteristik dan perilaku masyarakat tentang
kesehatan. Perilaku masyarakat tentang kesehatan dan tercermin dalam sanitasi lingkungan
(kurangnya ventilasi dan pencahayaan yang belum memenuhi syarat kesehatan masih
9,50%) juga didapatkan bahwa sebagian besar RW 2 dukuh Gerbongan masih belum
memiliki sarana pembuangan sampah, pengolahan limbah (aliran limbah cair dan limbah
padat). Masalah adanya saluran limbah yang tergenang dan sampah yang masalah dibuang
disembarang tempat dan di sungai. Semua hal tersebut di atas dipengaruhi oleh tingkat
pendidikan RW 2 dukuh Gerbongan yang mayoritas hanya berpendidikan SD, sehingga
mengakibatkan munculnya beberapa penyakit seperti diare, TBC, Astma, ISPA, kulit,
typoid, DHF, dan malaria.
Jika ditinjau dari segi kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas menunjukkan
bahwa status gizi balita 88,62% telah menunjukkan garis hijau. Hal ini menunjukkan
masyarakat sadar akan status gizi balita tinggi. Oleh karena itu upaya yang dilakukan oleh
puskesmas perlu dipertahankan dan ditingkatkan.
Kegiatan yang belum dilakukan oleh Puskesmas adalah pengadaan Posyandu lansia
dimana 100% ansia belum mempunyai KMS sehingga perlu digalakkan posyandu lansia.
Dari data-data tersebut di atas menunjukkan adanya status kesehatan masyarakat
yang belum seluruhnya mempengaruhi/memenuhi syarat kesehatan. Hal ini mempengaruhi
keperawatan sebagai bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang merupakan perpaduan
dari praktek keperawatan dan praktek kesehatan masyarakat dalam rangka peningkatan dan
pemeliharaan kesehatan sehingga dapat dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas
adalah sebagai berikut :
- Resiko terjangkitnya penyakit menular yang disebabkan oleh vektor di RW 4 dukuh
Gerbongan desa Honggosoco berhubungan dengan ketidak mampuan masyarakat
dalam memodifikasi lingkungan sehat.
- Resiko tinggi meningkatnya masalah kesehatan pada lansia di RW 2 dukuh Gerbongan
desa Honggosoco berhubungan dengan ketidak mampuan lansia dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
B. PRIORITAS MASALAH
Untuk menentukan prioritas masalah, digunakan metode skoring yang mencakup
beberapa aspek antara lain :
1. Kesehatan program CHN (Community Healt Nursing) masalah-masalah yang ada di
masyarakat disesuaikan kompetisinya dengan program yang ada di dalam CHN.
2. Resiko tinggi
Apabila temuan masalah dimasyarakat tidak di atasi makan dikhawatirkan akan
terjadi masalah-masalah aktual yang dapat mengganggu status kesehatan masyarakat.
3. Resiko parah
Menyangkut akibat yang akan terjadi bila masalah tidak terjadi.
4. Potensial untuk Health Education
Temuan masalah yang ada di masyarakat dipertimbangkan alternatif
pemecahannya, apakah dapat diatasi melalui pendidikan kesehatan.
5. Keinginan atau ketertarikan masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
6. Kesesuaian dengan Program Pemerintah
Temuan masalah yang ada di masyarakat dikaitkan dengan Program Pemerintah
terutama dalam bidang pembangunan kesehatan.
7. Kemungkinan di atasi
Faktor kesulitan dari masalah untuk diatasi.
8. Tersedianya Sumber
- Tempat : Adanya ruang dan lahan
- Waktu : Tersedianya waktu dari masyarakat untuk mengatasi masalah
- Dana : Adanya sumber dana dari mahasiswa yang dapat dimanfaatkan untuk
mengtasi masalah
- Fasilitas : Mencakup tersedianya fasilitas-fasilitas kesehatan sebagai sarana
untuk membantu masyarakat mengatasi masalah
- Petugas : Tersedianya petugas kesehatan sebagai sumber bagi masyarakat dalam
mengenali dan mengatasi masalah
C. RENCANA MASALAH
Dalam rencana keperawatan terdiri dari 3 tahap yaitu menentukan masalah,
merumuskan tujuan jangka panjang, jangka pendek yang akan dicapai dan tahap yang
terakhir adalah penyusuhan rencana perawatan yang dilakukan.
- Menentukan prioritas masalah
- Menentukan tujuan
Tujuan difokuskan untuk membantu meningkatkan programa kesehatan yang
disesuaikan dengan komunitas penduduk tersebut dengan menggunakan metode yang
dapat di trerima sesuai dengan norma budayanya dan diterapkan sesuai lokasi-lokasi
dan biaya dan terjangkau oleh mereka (Elizabeth T. Abderson dan Judith M.Mc Farline
1988)
Pada DP I dan II mempunyai tujuan jangka panjang dengan kriteria waktu
sampai akhir tahun 2008.
Tercapainya tujuan jangka pendek pada DP I dapat terlihat adanya pemahaman
masyarakat RW 2 duku Gebongan tentang kesehatan sanitasi lingkungan yang sehat
dan perilaku hidup sehat serta rencana pembuatan tempat sampah percontohan yang
memenuhi syarat kesehatan.
Tercapainya tujuan jangka pendek dari DP II dapat terihat dari adanya
pemahaman dari lansia terhadap upaya kesehatan lansia dan kemudian Gebongan di
desa Honggosoco, untuk mewujudkan KMS pada semua lansia RW 2 dukuh
Gerbongan desa Honggosoco, untuk mewujudkan tujuan tersebut, di buat rencana
penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman lansia terhadap
kesehatannya.
D. IMPLEMENTASI
Berdasarkan dari hasil pengkajian yang telah dilakukan maka dapat diambil suatu
tindakan keperawatan. Adanya tindakan keperawatan yang telah dilakukan adalah sebagai
berikut :
a. Kesehatan lingkungan
Pada tanggal 31 Maret 2008 pukul 06.30 WIB dilaksanakan kerja bakti bersama
antar warga RW 2 dan mahasiswa AKPER Krida Husada didukuh Gerbongan. Adapun
faktor yang mendukung mengenai masalah ini adalah meningkatnya kesadaran dalam
berpartisipasi terhadap kebersihan lingkungan dan perilaku hidup sehat serta adanya
dukungan dari tokoh masyarakat setempat.
Peran serta masyarakat dalam implementasi bagi kami sangat berguna sekali
karena kegiatan ini berguna untuk merubah lingkungan menjadi sehat.
b. Kesehatan Lansia
Hambatan berupa belum adanya kepemilikan KMS lansia dikarenakan program
lansia di Puskesmas wilayah tersebut sudah ada tetapi kadernya belum aktif
mengakitbatkan menurunnya kesadaran lansia untuk memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
Selain itu juga kami melaksanakan penyuluhan kesehatan dalam rangka
meningkatkan kesehatan masyarakat di RW 2 dukuh Gerbongan, yaitu :
- Tanggal 20-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Kumpulan jamiyyah bapak-bapak RT 2 & 7
Penyuluhan tentang penyakit flu burung
1. Eko Dwiyanto
2. Dody Irawan
- Tanggal 21-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Kumpulan jamiyyah ibu-ibu RT 2,3,7
Penyuluhan tentang penyakit TBC dan kesehatan
lingkungan
1. Ika.S
2. Dwi L
- Tanggal 23-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Murid-murid kelas 2-6 SD Honggosoco VI
Lomba dan kerja bakti sekitar lingkungan sekolah
bersama guru dan mahasiswa
Semua mahasiswa dan guru serta murid-murid.
- Tanggal 24-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Murid kelas 6 SD Honggosoco VI
Penyuluhan tentang penyakit DHF
1. Uswatun Khasanah
2. Nana L
- Tanggal 25-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Kumpulan jamiyyah remaja putri RT 1
Penyuluhan tentang sex education
1. Ika R
2. Dwi L
- Tanggal 26-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Remaja Musholla RT. 2
Penyuluhan tentang narkoba
1. Dandy. S
2. Nana. L
- Tanggal 27-03-08 : Kumpulan jamiyyah ibu-ibu RT. 4,5,7
Acara
Pelaksana
:
:
Tentang PD 31
1. Nana. L
2. Uswatun Khasanah. kh
- Tanggal 28-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Kumpulan jamiyyah ibu-ibu RT 4,5
Penyuluhan tentang keluarga berencana (KB)
1. Ika R
2. Ika S
- Tanggal 29-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Remaja musholla RT. 2
Penyuluhan tentang ibu hamil
1. Uswatun.
2. Eko. D
- Tanggal 28-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Ibu-ibu RW 2 dan balita
Penyuluhan posyandu
- Penyuluhan tentang tumbang
- Penyuluhan gizi balita
- Penyuluhan tentang diare
1. Dody. I
2. Ika. S
3. Ika. R
4. Dwi. L
5. Nana. L
6. Uswatun. Kh
- Tanggal 30-03-08
Acara
Pelaksana
:
:
:
Kumpulan ibu-ibu RT 2 di Musholla
Penyuluhan tentang kesehatan lingkungan
1. Uswatun. Kh
2. Ika. S
Acara Bersih RW 2 Dukuh Gerbongan Honggosoco
No Hari / Tanggal Jam Tempat Pelaksana
1. Minggu
23-03-08
09.00 SD VI Honggosoco Semua mahasiswa
Pos 2
2. Senin 07.00 RW 2 Semua mahasiswa ditambah
dengan warga sekitar
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Berdasarkan hasil pendataan dan MMD (Musyawarah Mufakat Desa), ditemukan dan disepakati
dua masalah yang ada di desa Honggosoco, yaitu :
a. Kesehatan lingkungan
b. Kesehatan lansia
2. Dalam mengatasi masalah kesehatan tersebut digunakan strategi komunitas yaitu melalui
penyuluhan-penyuluhan kesehatan, tindakan preventif dan peran serta masyarakat.
3. Kendala-kendala yang dihadapi di dalam memecahkan masalah kesehatan di atas adalah :
a. Tingkat pendidikan masyarakat yang rendah
b. Kurangnya kesadaran masyarakat akan kesehatan lingkungan dan kesehatan lansia
4. Pencapaian hasil kegiatan berupa adanya perubahan perilaku kesehatan dalam bidang kesehatan
yang diikuti dengan kerja bakti bersama dan pembuatan tempat sampah percontohan di RT. 1
RW. 2 dan memberikan penyuluhan-penyuluhan di masyarakat tentang kesehatan lingkungan
dan pentingnya kesehatan lansia, yang semuanya itu diharapkan akan menjadikan masyarakat
menyontoh perilaku kesehatan lingkungan yang telah diajarkan oleh mahasiswa.
B. REKOMENDASI
1. Kesehatan lingkungan
Pada masalah kesehatan lingkungan menurut masalah keperawatan resiko tinggi
terjadinya penyakit yang dapat ditularkan oleh vektor di RW.2 dukuh Gerbongan desa
Honggosoco berhubungan dengan ketidakmampuan masyarakat dalam memodifikasi
lingkungan yang sehat. Untuk mengantisipasi terjangkitnya penyakit yang disebabkan
oleh vektor di desa Honggosoco, maka dilakukan kegiatan berupa penyuluhan sanitasi
lingkungan pembuatan tempat sampah, pemberantasan sarang nyamuk. Dalam
melaksanakan kegiatan tersebut kami menggunakan strategi :
a. Promosi kesehatan
Dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan pengetahuan masyarakat akan
arti pentingnya tempat sampah, kebersihan lingkungan, pembuangan sampah yang
benar, pemberantasan sarang nyamuk, dalam hal ini dilakukan penyuluhan
kesehatan tentang penyakit yang di keluarkan oleh vektor, pengolahan sampah.
b. Peran serta masyarakat
Peran serta masyarakat sangat dominan dalam implementasi sumber daya
yang ada dalam masyarakat dikeluarkan untuk melaksanakan kegiatan, misalnya
dalam kerja bakti membersihkan lingkungan.
2. Kesehatan lansia
Dalam kesehatan lansia muncul masalah kesehatan dalam keperawatan resiko
tinggi meningkatnya masalah kesehatan pada lansia di RW.2 dukuh Gerbongan desa
Honggosoco berhubungan dengan ketidak mampuan lansia dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan.
Untuk mencegah terjadinya peningkatan masalah kesehatan pada lansia di desa
Honggosoco khususnya di RW.2 kami membentuk kader posyandu lansia tapi kami
belum dapat merealisasikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Wendy Burger, MS, RN,C. 1983. Community Health Nursing Philosophy, Proces Practice, Appleton, Century Crofst/Norwark, Connecticut.
Nasrul Fendy, Drs. 1995. Perawatan Kesehatan Msyarakat. Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta.