laporan perekonomian provinsi sulawesi selatan

108
LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 1 Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Mei 2021 Terbit setiap triwulan

Upload: others

Post on 25-Oct-2021

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 1

Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Mei 2021

Terbit setiap triwulan

Page 2: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 I

Dasar Hukum Bank Indonesia

Negara memiliki suatu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan, tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan undang-undang.

~UUD 1945 Pasal 23 D~

Bank Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia. ~UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 1~

Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan Pemerintah dan/atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang

secara tegas diatur dalam Undang-undang ini. ~UU No. 3 Tahun 2004 Pasal 1 ayat 1~

Visi Bank Indonesia

Menjadi bank sentral digital terdepan yang berkontribusi nyata terhadap perekonomian nasional dan terbaik di antara negara emerging markets untuk Indonesia maju.

Misi Bank Indonesia 1. Mencapai dan memelihara stabilitas nilai rupiah melalui efektivitas kebijakan moneter dan bauran

Kebijakan Bank Indonesia. 2. Turut menjaga stabilitas sistem keuangan melalui efektivitas kebijakan makroprudensial Bank

Indonesia dan sinergi dengan kebijakan mikroprudensial Otoritas Jasa Keuangan. 3. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan digital melalui penguatan kebijakan sistem

pembayaran Bank Indonesia dan sinergi dengan kebijakan Pemerintah serta mitra strategis lain. 4. Turut mendukung stabilitas makroekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan

melalui sinergi bauran Kebijakan Bank Indonesia dengan kebijakan fiskal dan reformasi struktural Pemerintah serta kebijakan mitra strategis lain.

5. Turut meningkatkan pendalaman pasar keuangan untuk memperkuat efektivitas kebijakan Bank Indonesia dan mendukung pembiayaan ekonomi nasional.

6. Turut mengembangkan ekonomi dan keuangan syariah di tingkat nasional hingga di tingkat daerah.

7. Mewujudkan bank sentral berbasis digital dalam kebijakan dan kelembagaan melalui penguatan organisasi, sumber daya manusia, tata kelola dan sistem informasi yang handal, serta peran internasional yang proaktif.

Page 3: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 II

Dewan Redaksi

Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan Periode Mei 2021

Penanggung Jawab : Budi Hanoto

(Direktur Eksekutif)

Pemimpin Redaksi : Endang Kurnia Saputra

(Direktur)

Penyunting : Sani Eka Duta

(Deputi Direktur)

Penyusun : Enjelina Intan Prima Dewi

(Manajer)

Aisyah Tika

(Asisten Manajer)

Abu Sufyan

(Asisten Manajer)

Maudy Halim

(Asisten Manajer)

Arfiana Rauf

(Swakelola)

Rosdiana

(Swakelola)

Page 4: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 III

Kata Pengantar

Laporan Perekonomian (sebelumnya disebut Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional atau KEKR) Provinsi

Sulawesi Selatan disusun dan disajikan setiap triwulan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi

Sulawesi Selatan, mencakup aspek pertumbuhan ekonomi, keuangan pemerintah, inflasi, stabilitas

keuangan daerah dan pengembangan akses keuangan, penyelenggaraan sistem pembayaran dan

pengelolaan uang rupiah, ketenagakerjaan dan kesejahteraan masyarakat, serta prospek perekonomian

ke depan. Laporan Perekonomian ini disamping bertujuan untuk memberikan masukan bagi Kantor Pusat

Bank Indonesia dalam merumuskan kebijakan moneter, makroprudensial, serta sistem pembayaran dan

pengelolaan uang rupiah, juga diharapkan dapat menjadi salah satu referensi bagi para stakeholders di

daerah dalam membuat keputusan. Dengan demikian, keberadaan Kantor Perwakilan Bank Indonesia

(KPw BI) Provinsi Sulawesi Selatan diharapkan dapat semakin berperan sebagai economic advisor dan

strategic partner bagi stakeholder di wilayah kerjanya.

Dalam penyusunan kajian ini, kami memanfaatkan data sekunder yang diterbitkan atau yang disediakan

oleh berbagai institusi. Selain itu, kami juga menggunakan data primer dan informasi yang kami peroleh

dari hasil survei dan liaison atau hasil kunjungan ke sejumlah perusahaan besar di Sulawesi Selatan.

Sehubungan dengan hal tersebut, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada

semua pihak, terutama bagi Bapak/Ibu yang telah berkontribusi dalam sharing pemikiran dan membantu

dalam penyediaan data atau informasi yang lengkap, akurat dan terkini. Saran serta masukan dari para

stakeholder sangat kami harapkan agar ke depan kajian yang kami susun menjadi semakin lebih baik.

Makassar, Juni 2021

KEPALA PERWAKILAN BANK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI SELATAN

Budi Hanoto

Page 5: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 IV

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ............................................................................................................................................. iv

DAFTAR GRAFIK ..................................................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ....................................................................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................................. xiii

TABEL INDIKATOR MAKROEKONOMI SULAWESI SELATAN ................................................................... xiv

A. PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI ................................................................................... xiv

B. PERBANKAN BERDASARKAN LOKASI PROYEK ........................................................................... xv

C. PERBANKAN BERDASARKAN LOKASI BANK .............................................................................. xvi

D. GRAFIK INDIKATOR .................................................................................................................. xvii

RINGKASAN EKSEKUTIF ....................................................................................................................... xviii

1. PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH ........................................................................................... 1

1.1. PERTUMBUHAN EKONOMI ......................................................................................................... 2

1.2. PERTUMBUHAN EKONOMI SISI PENGELUARAN .......................................................................... 2

1.2.1. KONSUMSI ....................................................................................................................... 2

1.2.2. INVESTASI ......................................................................................................................... 4

1.2.3. EKSPOR DAN IMPOR ........................................................................................................ 4

1.3. PERTUMBUHAN EKONOMI SISI LAPANGAN USAHA ................................................................... 6

1.3.1. LAPANGAN USAHA PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN .................................... 7

1.3.2. LAPANGAN USAHA PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN ............................................... 9

1.3.3. LAPANGAN USAHA INDUSTRI PENGOLAHAN ................................................................ 10

1.3.4. LAPANGAN USAHA PERDAGANGAN ............................................................................. 11

1.3.5. LAPANGAN USAHA KONSTRUKSI ................................................................................... 12

BOKS BAB 1 .......................................................................................................................................... 13

2. KEUANGAN DAERAH ................................................................................................................ 17

2.1. PERKEMBANGAN REALISASI APBD DI SULAWESI SELATAN ....................................................... 18

2.1.1. PENDAPATAN ................................................................................................................. 18

2.1.2. BELANJA ......................................................................................................................... 19

2.2. PERKEMBANGAN REALISASI BELANJA APBN ............................................................................. 21

2.2.1. STRUKTUR REALISASI BELANJA ...................................................................................... 21

Page 6: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 V

2.2.2. PERKEMBANGAN REALISASI BELANJA ............................................................................ 22

2.3. PERAN REALISASI KEUANGAN PEMERINTAH DALAM PDRB ...................................................... 23

2.4. UPAYA REFOCUSING DAN REALOKASI ANGGARAN PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2021 ....... 24

3. INFLASI DAERAH ....................................................................................................................... 26

3.1. KONDISI UMUM INFLASI SULAWESI SELATAN........................................................................... 27

3.2. PERKEMBANGAN INFLASI SULAWESI SELATAN ......................................................................... 27

3.2.1. PERKEMBANGAN INFLASI TRIWULAN I 2021 .................................................................. 27

3.2.2. INFLASI MENURUT KELOMPOK BARANG DAN JASA ...................................................... 27

3.2.3. PRAKIRAAN INFLASI TRIWULAN II 2021 .......................................................................... 29

3.3. INFLASI MENURUT KOTA IHK .................................................................................................... 29

3.4. KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI ...................................................................................... 30

4. STABILITAS KEUANGAN DAERAH, PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM ............ 32

4.1. STABILITAS KEUANGAN DAERAH ............................................................................................. 33

4.1.1. ASESMEN SEKTOR RUMAH TANGGA ............................................................................. 33

4.1.2. ASESMEN SEKTOR KORPORASI ...................................................................................... 35

4.1.3. ASESMEN SEKTOR INSTITUSI KEUANGAN (PERBANKAN) ................................................ 39

4.2. PENGEMBANGAN AKSES KEUANGAN DAN UMKM .................................................................. 41

5. PENYELENGGARAAN SISTEM PEMBAYARAN DAN PENGELOLAAN UANG RUPIAH ................... 44

5.1. SISTEM PEMBAYARAN .............................................................................................................. 45

5.1.1. TRANSAKSI SKNBI .......................................................................................................... 45

5.1.2. TRANSAKSI BI-RTGS ....................................................................................................... 45

5.1.3. TRANSAKSI APMK (ALAT PEMBAYARAN MENGGUNAKAN KARU) ................................ 46

5.1.4. KETERSEDIAAN LAYANAN INFRASTRUKTUR SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI ........... 47

5.1.5. PROGRES ELEKTRONIFIKASI BANTUAN SOSIAL NON TUNAI (BSNT) ................................ 47

5.1.6. PROGRES IMPLEMENTASI QRIS ....................................................................................... 48

5.1.7. PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL BERDASARKAN TRANSAKSI E-COMMERCE DAN

TRANSPORTASI ONLINE ............................................................................................................. 49

5.1.8. UANG ELEKTRONIK ........................................................................................................ 50

5.1.9. TRANSAKSI JUAL-BELI VALUTA ASING ........................................................................... 51

5.2. PENGELOLAAN UANG RUPIAH .................................................................................................. 52

5.2.1. PERKEMBANGAN ALIRAN UANG KARTAL ...................................................................... 52

BOKS BAB 5 .......................................................................................................................................... 53

6. KESEJAHTERAAN ...................................................................................................................... 57

Page 7: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 VI

6.1. KETENAGAKERJAAN ................................................................................................................. 58

6.1.1. TENAGA KERJA .............................................................................................................. 58

6.1.2. PENGANGGURAN .......................................................................................................... 59

6.2. KESEJAHTERAAN ...................................................................................................................... 60

6.2.1. KEMISKINAN DAN KESENJANGAN ................................................................................. 60

6.2.2. KESEJAHTERAAN PETANI ................................................................................................ 62

7. PROSPEK EKONOMI DAERAH .................................................................................................... 64

7.1. PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI ........................................................................................ 65

7.2. PROSPEK INFLASI ...................................................................................................................... 68

8. LAMPIRAN ................................................................................................................................ 70

A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO .................................................................................... 70

B. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK) ............................................................................................ 72

C. PERBANKAN .............................................................................................................................. 74

D. EKSPOR DAN IMPOR ................................................................................................................. 80

E. SISTEM PEMBAYARAN .............................................................................................................. 82

DAFTAR ISTILAH .................................................................................................................................... 85

Page 8: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 VII

Daftar Grafik

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan................................................................................. 2

Grafik 1.2 Pangsa PDRB Sulawesi Selatan terhadap wilayah Sulampua .................................................... 2

Grafik 1.3 Perkembangan Indikator Keyakinan Konsumen ...................................................................... 3

Grafik 1.4 Perkembangan Kredit Konsumsi ............................................................................................. 3

Grafik 1.5 Konsumsi Rumah Tangga dan Indeks Penjualan Riil ................................................................ 3

Grafik 1.6 Perkembangan Konsumsi Domestik ........................................................................................ 3

Grafik 1.7 Investasi dan Kredit ................................................................................................................. 4

Grafik 1.8 Investasi dan Impor ................................................................................................................. 4

Grafik 1.9 Perkembangan Ekspor ............................................................................................................ 5

Grafik 1.10 Perkembangan Impor ........................................................................................................... 5

Grafik 1.11 Impor Barang Konsumsi ........................................................................................................ 5

Grafik 1.12 Impor Barang Konsumsi ........................................................................................................ 5

Grafik 1.13 Perkembangan Trade Balance Sulawesi Selatan .................................................................... 5

Grafik 1.14 Produksi Padi Triwulan I 2021 ............................................................................................... 8

Grafik 1.15 Produksi Padi Triwulan I Berdasarkan Kabupaten/Kota .......................................................... 8

Grafik 1.16 Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap ......................................................................... 8

Grafik 1.17 Share Produksi Perikanan Tangkap Triwulan I 2021 .............................................................. 8

Grafik 1.18 Perkembangan Ekspor Pertanian ........................................................................................... 8

Grafik 1.19 Perkembangan NTUP per subsektor ...................................................................................... 9

Grafik 1.20 Inflasi Bahan Makanan .......................................................................................................... 9

Grafik 1.21 Perkembangan Kredit ke Sektor Pertanian ........................................................................... 9

Grafik 1.22 Perkembangan Nilai Tukar Petani .......................................................................................... 9

Grafik 1.23 Produksi dan Ekspor Nikel ................................................................................................... 10

Grafik 1.24 Harga Nikel Internasional .................................................................................................... 10

Grafik 1.25 Perkembangan PMI Sulsel ................................................................................................... 10

Grafik 1.26 Nilai Ekspor Hasil Industri .................................................................................................... 11

Grafik 1.27 Penggunaan KwH Listrik Segmen Industri ........................................................................... 11

Grafik 1.28 Perkembangan Indikator Penjualan Riil ............................................................................... 11

Grafik 1.29 Penggunaan KwH Segmen Bisnis ........................................................................................ 11

Grafik 1.30 Outstanding Kredit Sektor Perdagangan ............................................................................. 12

Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Konstruksi .............................................................................................. 12

Page 9: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 VIII

Grafik 2.1 Proporsi Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Selatan .............................................. 18

Grafik 2.2 Proporsi Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan ..................................................... 20

Grafik 2.3 Proporsi Realisasi Belanja APBN Provinsi Sulawesi Selatan ..................................................... 22

Grafik 2.4 Rasio Realisasi Pendapatan APBD Terhadap PDRB ADHB ....................................................... 23

Grafik 2.5 Rasio Realisasi Belanja APBD Terhadap PDRB ADHB .............................................................. 23

Grafik 3.1 Proporsi Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Selatan .............................................. 27

Grafik 3.2 Perkembangan Perdagangan Antar Daerah Komoditas Cabai Rawit ..................................... 28

Grafik 3.3 Perkembangan Lalu Lintas .................................................................................................... 28

Grafik 3.4 Mobilitas Masyarakat terkait Konsumsi ................................................................................. 28

Grafik 3.5 Mobilitas Masyarakat terkait Kegiatan Usaha ........................................................................ 29

Grafik 3.6 Perkembangan Penumpang Angkutan Udara di Bandara Sultan Hasanuddin ....................... 29

Grafik 3.7 Perkembangan Volume Lalu Lintas Perdagangan Ikan Cakalang ........................................... 29

Grafik 4.1 Konstribusi Konsumsi RT terhadap PDRB Sulawesi Selatan .................................................... 33

Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap Total Kredit dan DPK Sulawesi Selatan ......................... 33

Grafik 4.3 Indeks Penghasilan dan Ketersediaan Tenaga Kerja Saat Ini .................................................. 34

Grafik 4.4 Ekspektasi Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Kerja 6 Bulan yang akan datang .......... 34

Grafik 4.5 Pertumbuhan Kredit Sektor Rumah Tangga .......................................................................... 35

Grafik 4.6 Komposisi DPK Sektor Rumah Tangga .................................................................................. 35

Grafik 4.7 Pertumbuhan DPK Sektor Rumah Tangga ............................................................................. 35

Grafik 4.8 Komposisi Impor Sulawesi Selatan ........................................................................................ 36

Grafik 4.9 Presentase Penduduk Bekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................................. 36

Grafik 4.10 Pangsa Komoditas Ekspor Sulawesi Selatan ........................................................................ 36

Grafik 4.11 Negara Tujuan Ekspor ......................................................................................................... 37

Grafik 4.12 PMI Negara Mitra Dagang Utama ....................................................................................... 37

Grafik 4.13 Pangsa Kredit Sektoral ........................................................................................................ 37

Grafik 4.14 Perkembangan Kredit Korporasi ......................................................................................... 38

Grafik 4.15 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Tradable ............................................................ 38

Grafik 4.16 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Non Tradable .................................................... 38

Grafik 4.17 Pertumbuhan DPK korporasi Sulsel ..................................................................................... 38

Grafik 4.18 Pertumbuhan Kredit Perbankan Sulsel ................................................................................ 39

Grafik 4.19 Pertumbuhan DPK Perbankan Sulsel ................................................................................... 39

Grafik 4.20 Rasio Intermediasi Kredit ..................................................................................................... 40

Grafik 4.21 Penyaluran dan share pembiayaan syariah oleh perbankan ................................................. 40

Page 10: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 IX

Grafik 4.22 Pangsa pembiayaan syariah terhadap total penyaluran kredit perbankan............................ 40

Grafik 4.23 Penyaluran dan share DPK syariah oleh perbankan ............................................................. 41

Grafik 4.24 Pangsa DPK syariah terhadap total penyaluran DPK perbankan .......................................... 41

Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM ............................................................................................... 41

Grafik 4.26 Pertumbuhan Sub Kredit UMKM ........................................................................................ 41

Grafik 4.27 Rasio NPL Kredit UMKM ..................................................................................................... 42

Grafik 4.28 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit ....................................................................... 43

Grafik 5.1 Perkembangan Nominal Transaksi BI-RTGS 2019-2021 ......................................................... 46

Grafik 5.2 Perkembangan Volume Transaksi BI-RTGS 2019-2021 .......................................................... 46

Grafik 5.3 Perkembangan Nominal dan Volume Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK)

2019-2021 ............................................................................................................................................ 46

Grafik 5.4 Pangsa Jenis Transaksi ATM/D Berdasarkan Nominal 2019-2021 .......................................... 46

Grafik 5.5 Perkembangan Volume dan Nominal Transaksi Kartu Kredit 2019-2021 .............................. 46

Grafik 5.6 Perkembangan NPL Kartu Kredit 2019-2021 ........................................................................ 47

Grafik 5.7 Jumlah Mesin ATM dan Rasionya per 1.000km2................................................................... 47

Grafik 5.8 Jumlah Agen LKD dan Rasionya per 1.000km2 ..................................................................... 47

Grafik 5.9 Perkembangan BSNT PKH 2019-2021 ................................................................................... 48

Grafik 5.10 Perkembangan BSNT Program Sembako 2021 .................................................................... 48

Grafik 5.11 Perkembangan Jumlah Merchant QRIS Bulanan 2019-2021 ............................................... 48

Grafik 5.12 Perkembangan Pertumbuhan Jumlah Merchant QRIS 2020-2021 ....................................... 48

Grafik 5.13 Pangsa Merchant QRIS Berdasarkan Kategori Usahanya ..................................................... 49

Grafik 5.14 Perkembangan Nominal Transaksi E-Commerce 2019-2021 ............................................... 49

Grafik 5.15 Perkembangan Volume Transaksi E-Commerce 2019-2021 ................................................ 49

Grafik 5.16 Metode Pembayaran Transaksi e-Commerce ...................................................................... 50

Grafik 5.17 Perkembangan Nominal Transaksi Transportasi Online ....................................................... 50

Grafik 5.18 Perkembangan Volume Transaksi Transportasi Online ........................................................ 50

Grafik 5.19 Metode Pembayaran Transaksi Transportasi Online ............................................................ 50

Grafik 5.20 Perkembangan Nominal Transaksi Uang Elektronik ............................................................. 51

Grafik 5.21 Perkembangan Volume Transaksi Uang Elektronik .............................................................. 51

Grafik 5.22 Perkembangan Transaksi Penjualan Valas 2019-2021 ......................................................... 51

Grafik 5.23 Perkembangan Transaksi Pembelian Valas 2019-2021 ........................................................ 51

Grafik 5.24 Penjualan Valas Berdasarkan Pangsa Jenis Mata Uang ........................................................ 52

Grafik 5.25 Pembelian Valas Berdasarkan Pangsa Jenis Mata Uang ....................................................... 52

Page 11: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 X

Grafik 5.26 Aliran Uang Kartal Inflow .................................................................................................... 52

Grafik 5.27 Aliran Uang Kartal Outflow ................................................................................................. 52

Grafik 5.28 Netflow Uang Kartal ........................................................................................................... 52

Grafik 6.1 Penduduk Yang Bekerja Menurut Kegiatan Utama ............................................................... 59

Grafik 6.2 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama ................................................... 59

Grafik 6.3 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan ........................................................... 60

Grafik 6.4 Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan ........................................................................... 60

Grafik 6.5 Perkembangan Harga Komoditas Beras ................................................................................ 61

Grafik 6.6 Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi ........................................................................................ 61

Grafik 6.7 Indeks Kedalaman Kemiskinan .............................................................................................. 61

Grafik 6.8 Indeks Keparahan Kemiskinan .............................................................................................. 61

Grafik 6.9 Perkembangan NTP Sulawesi Selatan .................................................................................... 62

Grafik 6.10 Perkembangan Rata-Rata NTP Menurut Lapangan Usaha ................................................... 62

Grafik 6.11 Perkembangan Rata-rata Indeks yang Diterima Petani ........................................................ 63

Grafik 6.12 Perkembangan Rata-rata Indeks yang Dibayar Petani .......................................................... 63

Grafik 7.1 Perkembangan Mobilitas Masyarakat terkait Aktivitas Konsumsi .......................................... 65

Grafik 7.2 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) ........................................................................................ 65

Grafik 7.3 Japan Manufacturing Index ................................................................................................... 66

Grafik 7.4 Perkembangan Harga Nikel ................................................................................................... 67

Grafik 7.5 Perkembangan Indikator Penjualan Riil ................................................................................. 67

Grafik 7.6 Perkembangan Indikator Penjualan Riil ................................................................................. 67

Grafik 7.7 Perkembangan Harga Emas Dunia dan Inflasi Emas Perhiasan .............................................. 69

Page 12: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 XI

Daftar Tabel

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Komponen Pengeluaran (%yoy) ..................................... 2

Tabel 1.2 Perkembangan Ekspor Komoditas Sulawesi Selatan (US$ Juta) ................................................ 6

Tabel 1.3 Perkembangan Impor Komoditas Sulawesi Selatan (US$ Juta) .................................................. 6

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan usaha Ekonomi (persen) ........................................ 6

Tabel 1.5 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ..................................................................... 7

Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD lingkup Pemda se-Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Miliar)

.............................................................................................................................................................. 19

Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Miliar) ............................ 20

Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBN Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 (Miliar) .................................... 22

Tabel 2.4 Perubahan Pagu anggaran APBN 2021 Dalam Rangka Penanggulangan COVID-19 ............... 24

Tabel 3.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD lingkup Pemda se-Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Miliar)

.............................................................................................................................................................. 27

Tabel 3.2 Luas Panen dan Produksi Cabai Rawit .................................................................................... 28

Tabel 3.3 Kegiatan Koordinasi dalam rangka Pengendalian Inflasi ......................................................... 30

Tabel 4.1 Porsi Pengeluaran Rumah Tangga Berdasarkan Kelompok Pengeluaran (%) .......................... 34

Tabel 4.2 Perkembangan Kredit UMKM Sektoral ................................................................................... 42

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi SKNBI (Kliring Kredit) 2019-2021 .................................................... 45

Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi SKNBI (Kliring Warkat Debit) 2019-2021 ........................................ 45

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama.................................................. 58

Tabel 6.2 Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama .............................................. 58

Tabel 6.3 Gini Rasio ............................................................................................................................... 62

Tabel A.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan TD 2010

(Rp Triliun) ............................................................................................................................................. 70

Tabel A.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010

(Rp Triliun) ............................................................................................................................................. 70

Tabel A.3 PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan TD 2010 (Rp

Triliun) ................................................................................................................................................... 71

Tabel A.4 PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp

Triliun) ................................................................................................................................................... 71

Tabel A.5 Pendapatan Per Kapita Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp Juta)

.............................................................................................................................................................. 71

Tabel B.1 IHK Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kelompok Pengeluaran ............................................. 72

Tabel B.2 IHK Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kota IHK .................................................................... 73

Page 13: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 XII

Tabel B.3 Angka Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kota IHK (% yoy) ........................................ 73

Tabel C.1 Dana Pihak Ketiga (Lokasi Bank Pelapor) dan Kredit (Lokasi Bank) Bank Umum (Rp Miliar) .... 74

Tabel C.2 Dana Pihak Ketiga (Lokasi Proyek Pelapor) dan Kredit (Lokasi Proyek) Bank Umum (Rp Miliar)

.............................................................................................................................................................. 75

Tabel C.3 Penyaluran Kredit (Lokasi Bank) Menurut Sektor Ekonomi (Rp Miliar) .................................... 76

Tabel C.4 Penyaluran Kredit (Lokasi Proyek) Menurut Sektor Ekonomi (Rp Miliar) .................................. 77

Tabel C.5 Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank (Lokasi Bank) ........................................ 78

Tabel C.6 Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank (Lokasi Proyek) ..................................... 79

Tabel D.1 Perkembangan Komoditas Ekspor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan (US$) Ribu) .............. 80

Tabel D.2 Perkembangan Ekspor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Negara Tujuan (US$) Juta)

.............................................................................................................................................................. 80

Tabel D.3 Perkembangan Komoditas Impor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan (US$) Ribu) ............... 81

Tabel D.4 Perkembangan Impor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Negara Asal (US$) Ribu)

.............................................................................................................................................................. 81

Page 14: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 XIII

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Perkembangan Penyaluran BLT Desa .................................................................................. 25

Gambar 3.1 Inflasi Menurut Kota IHK .................................................................................................... 30

Gambar 4.1 Porsi Pengeluaran RT Sulawesi Selatan ............................................................................... 34

Page 15: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 XIV

Tabel Indikator Makroekonomi Sulawesi Selatan

A. Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi

2021

I II III IV I II III IV* I**

MAKRO

- Sulawesi Selatan 136,65 138,56 138,78 139,08 104,26 105,29 104,79 105,38 106,42

- Sulawesi Utara 133,43 140,02 134,84 138,34 104,86 104,83 104,88 105,76 106,95

- Gorontalo 129,28 132,45 132,91 133,53 103,81 103,77 103,82 104,2 105,92

- Sulawesi Tengah 140,40 144,15 143,12 144,40 105,37 106,13 106,34 107,21 107,8

- Sulawesi Tenggara 129,05 135,35 134,26 132,62 103,15 104,80 105,55 105,15 104,85

- Sulawesi Barat 131,82 133,08 133,09 134,52 103,67 104,58 104 104,05 107,1

- Sulawesi Selatan 0,56 1,40 0,16 0,22 0,96 0,06 0,02 0,5 0,36

- Sulawesi Utara (0,16) 4,94 (3,70) 2,60 (0,72) 0,19 (0,36) 0,47 0,17

- Gorontalo (0,40) 2,45 0,35 0,47 0,22 0,37 (0,06) 0,21 0,60

- Sulawesi Tengah (0,53) 2,67 (0,71) 0,89 (0,11) 0,43 (0,05) 0,46 0,20

- Sulawesi Tenggara 0,44 4,88 (0,81) (1,22) (0,81) 1,33 0,26 0,45 0,07

- Sulawesi Barat (0,60) 0,96 0,01 1,07 1,40 0,56 (0,34) 0,30 0,36

- Sulawesi Selatan 0,56 1,96 2,13 2,35 0,96 1,96 1,47 2,04 0,99

- Sulawesi Utara (0,16) 4,77 0,90 3,52 (0,72) (1,06) (1,01) (0,18) 0,78

- Gorontalo (0,40) 2,04 2,40 2,87 0,22 0,18 0,23 0,81 1,44

- Sulawesi Tengah (0,53) 2,13 1,40 2,30 (0,11) 0,60 0,80 1,62 0,55

- Sulawesi Tenggara 0,29 5,35 2,78 3,22 (0,81) 0,91 1,63 1,37 (0,29)

- Sulawesi Barat (0,60) 0,35 0,35 1,43 1,40 2,30 1,73 1,78 2,93

- Sulawesi Selatan 3,08 2,98 3,57 2,35 2,49 2,30 1,64 2,04 2,07

- Sulawesi Utara 2,46 5,10 3,63 3,52 2,98 1,37 (0,99) (0,18) 1,65

- Gorontalo 1,56 3,07 3,37 2,87 2,68 0,63 0,21 0,81 2,03

- Sulawesi Tengah 5,59 5,32 5,71 2,30 2,78 1,07 1,66 1,62 2,31

- Sulawesi Tenggara 2,60 4,49 3,71 3,22 0,99 (0,30) 1,24 1,37 1,87

- Sulawesi Barat 0,96 0,54 0,76 1,43 3,55 3,03 2,77 1,78 3,31

77.745 82.995 87.260 82.506 80.115 79.783 86.297 81.998 79.949

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 15.896 18.055 18.957 13.708 15.965 18.084 18.295 13.720 17.105

Pertambangan dan Penggalian 3.894 4.284 4.538 4.522 4.384 4.337 4.485 4.069 3.964

Industri Pengolahan 10.799 10.790 11.438 11.804 10.504 9.902 11.219 11.225 10.303

Pengadaan Listrik, Gas 73 76 76 85 78 82 78 81 78

Pengadaan Air 91 94 92 92 98 97 99 100 99

Konstruksi 9.405 9.915 10.941 10.972 9.916 9.425 11.033 11.502 9.695

Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

11.729 13.092 13.671 12.886 11.502 12.421 13.535 12.341 11.098

Transportasi dan Pergudangan 2.872 2.923 3.111 3.077 2.965 1.437 2.286 2.736 2.430

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.153 1.210 1.245 1.299 1.160 837 1.128 1.201 1.076

Informasi dan Komunikasi 5.619 5.761 5.911 6.048 6.170 6.365 6.632 6.704 6.709

Jasa Keuangan 2.649 2.724 2.865 2.947 2.927 2.748 2.877 2.905 2.893

Real Estate 2.743 2.775 2.865 2.893 2.891 2.895 2.987 2.931 2.925

Jasa Perusahaan 348 364 381 415 360 265 350 381 343

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

3.338 3.664 3.663 3.758 3.572 3.663 3.579 3.602 3.588

Jasa Pendidikan 4.381 4.432 4.620 4.978 4.697 4.727 4.839 5.203 4.732

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.630 1.657 1.680 1.742 1.783 1.643 1.814 2.142 1.825

Jasa lainnya 1.125 1.180 1.207 1.279 1.144 856 1.062 1.153 1.088

1. Konsumsi 47.397 51.380 51.656 55.212 49.962 49.525 50.232 52.966 48.205

2. Investasi 29.725 31.247 32.283 32.634 31.181 30.029 33.025 34.019 30.847

3. Net Ekspor 623 368 3.321 (5.340) (1.028) 229 3.040 -4.987 898

77.745 82.995 87.260 82.506 80.115 79.783 86.297 81.998 79.949

6,56 7,46 7,21 6,48 3,07 (3,87) (1,10) (0,62) (0,21)

303,49 340,39 425,64 488,69 323,37 346,00 400,02 401,29 378,76

502,04 514,91 514,21 657,07 314,13 594,64 698,20 613,46 706,92

167,63 133,01 191,62 252,89 189,18 138,55 165,41 203,43 157,01

352,16 343,64 375,79 409,26 323,15 329,49 280,41 413,55 334,00

135,86 207,39 234,02 235,81 134,20 207,45 234,61 197,85 221,75

*) Angka sementara untuk data PDRB**) Angka sangat sementara untuk data PDRB; data IHK menggunakan tahun dasar 2012

Indeks Harga Konsumen

Catatan:

Total PDRB (Rp Miliar)

Pertumbuhan PDRB (%, yoy)

Nilai Ekspor (X) Luar Negeri Non-migas (US$ Juta)

Volume Ekspor Luar Negeri Non-migas (Juta Ton)

Nilai Impor (M) Luar Negeri Non-migas (US$ Juta)

Sumber : BPS & Ditjen Bea Cukai

Volume Impor Luar Negeri Non-migas (Juta Ton)

Neraca Perdagangan (X - M) Non-migas (US$ Juta)

PDRB Permintaan - Harga Konstan (Rp Miliar) **

Laju Inflasi Tahun Kalender (%, ytd)

Laju Inflasi Tahunan (%, yoy)

2020

Laju Inflasi Bulanan (%, qtq)

PDRB Penawaran - Harga Konstan (Rp Miliar) Tahun Dasar

2010 & SNA 2008

2019INDIKATOR

Page 16: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 XV

B. Perbankan Berdasarkan Lokasi Proyek

2021

I II III IV I II III IV I

Total Aset (Rp Miliar) 143.850 147.442 149.833 150.456 147.219 148.426 150.489 153.571 153.097- - -

91.896 94.923 95.881 96.500 95.307 99.138 103.646 103.249 102.060

Giro 13.062 14.434 14.436 11.805 13.025 13.352 15.523 13.042 14.804

Tabungan 49.570 52.479 52.519 57.015 53.001 56.387 58.562 63.086 61.257

Deposito 29.263 28.009 28.925 27.681 29.281 29.399 29.562 27.122 25.999- - -

130.296 131.444 132.745 135.128 135.156 133.147 134.785 135.320 135.769

- Modal Kerja 48.471 48.985 49.412 49.753 48.762 49.016 50.478 52.140 52.054

- Investasi 27.007 26.627 27.000 27.374 28.752 27.046 26.591 24.871 25.049

- Konsumsi 54.818 55.832 56.334 58.001 57.642 57.084 57.716 58.309 58.667

141,79% 138,47% 138,45% 140,03% 141,81% 134,30% 130,04% 131,06% 133,03%-

130.296 131.444 132.745 135.128 135.156 133.147 134.785 135.320 135.769

- Pertanian 4.575 4.754 5.291 5.339 5.762 6.008 6.485 7.220 7.483

- Pertambangan 583 681 654 673 510 542 463 446 675

- Industri pengolahan 9.178 8.933 8.467 8.609 9.395 8.728 9.022 9.025 9.143

- Listrik, Gas, dan Air 4.783 4.655 4.591 4.430 5.439 4.693 4.550 3.026 3.052

- Konstruksi 7.647 7.416 7.671 7.919 6.968 7.694 8.094 7.720 6.492

- Perdagangan 37.083 37.473 37.617 37.980 37.425 36.239 36.675 37.283 38.091

- Pengangkutan 2.087 2.048 2.143 2.252 2.214 2.250 2.129 2.494 2.433

- Jasa Dunia Usaha 6.206 6.186 6.370 6.307 6.207 6.432 6.329 6.347 6.244

- Jasa Sosial Masyarakat 3.330 3.451 3.582 3.587 3.470 3.426 3.254 3.400 3.432

- Lain-lain 54.824 55.845 56.358 58.032 57.766 57.136 57.784 58.358 58.718- - - -

37.452 38.677 39.670 39.954 40.031 39.596 40.039 40.553 40.900- - - -

12.291 12.954 13.274 13.282 13.814 13.471 12.798 12.085 11.077

- Modal Kerja 9.095 9.595 9.877 9.855 10.217 9.879 9.276 8.855 8.147

- Investasi 3.196 3.359 3.397 3.427 3.596 3.592 3.521 3.231 2.930

- Konsumsi - - - - - - - - -- - - -

13.300 13.597 14.050 14.282 14.292 14.141 14.634 14.988 15.325

- Modal Kerja 9.820 10.064 10.476 10.565 10.642 10.652 11.025 11.472 11.573

- Investasi 3.479 3.533 3.574 3.717 3.650 3.490 3.609 3.516 3.752

- Konsumsi - - - - - - - - -- - - -

11.861 12.126 12.346 12.568 11.925 11.984 12.607 13.480 14.498

- Modal Kerja 8.673 9.020 9.062 9.259 8.767 8.865 9.627 10.348 11.053

- Investasi 3.188 3.106 3.284 3.309 3.158 3.118 2.980 3.131 3.445

- Konsumsi - - - - - - - - -

3,63% 3,74% 6,43% 5,97% 5,75% 5,66% 5,29% 5,00% 5,19%

4,12% 4,84% 4,93% 4,43% 4,29% 3,94% 3,43% 3,36% 3,61%

BANK UMUM SYARIAH

7.714 7.916 8.216 8.697 8.472 8.607 9.025 9.471 9.610- - - - -

4.694 4.861 5.208 5.585 5.644 5.673 5.906 6.147 6.148

Giro 497 451 561 499 505 461 606 573 591

Tabungan 2.525 2.665 2.772 3.036 3.069 3.134 3.244 3.465 3.441

Deposito 1.673 1.745 1.876 2.050 2.070 2.078 2.057 2.109 2.115- - - - -

7.283 7.328 7.675 7.849 7.972 8.756 9.272 8.673 8.893

- Modal Kerja 1.700 1.580 1.693 1.610 1.504 2.312 2.561 1.542 1.534

- Investasi 1.295 1.265 1.296 1.348 1.300 1.248 1.243 1.393 1.431

- Konsumsi 4.288 4.483 4.686 4.891 5.168 5.196 5.469 5.738 5.928

155,17% 150,76% 147,37% 140,53% 141.24% 154,35% 156,99% 141,09% 144,66%

Catatan:* (<Rp50 juta)** (Rp50 < X < Rp500 juta)*** (Rp500 juta < X < Rp5 miliar)**** Angka sementara

2019

Kredit Mikro* (Rp Miliar)

DPK - Lokasi Proyek Pelapor (Rp Miliar)

Kredit - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

LDR

Kredit - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

Kredit UMKM - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

INDIKATOR

FDR

Total Aset (Rp Miliar)

DPK - Lokasi Proyek Pelapor (Rp Miliar)

Pembiayaan - Lokasi Proyek (Rp Miliar)

2020

Kredit Kecil ** (Rp Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp Miliar)

NPL Total gross - Lokasi Proyek (%)

NPL UMKM gross - Lokasi Proyek (%)

BANK UMUM

Page 17: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 XVI

C. Perbankan Berdasarkan Lokasi Bank

2021

I II III IV I II III IV I

Total Aset (Rp Miliar) 143.850 147.442 149.833 150.456 147.219 148.426 150.489 153.571 153.097- - - -

92.366 95.372 96.343 97.005 95.798 99.700 104.269 103.931 102.744

Giro 13.089 14.441 14.453 11.820 13.045 13.383 15.559 13.064 14.836

Tabungan 49.803 52.723 52.756 57.288 53.266 56.686 58.908 63.548 61.713

Deposito 29.474 28.208 29.134 27.896 29.487 29.632 29.801 27.318 26.195- - - -

119.370 121.030 122.863 120.894 120.387 118.793 120.032 122.556 123.111

- Modal Kerja 45.207 46.260 46.967 47.699 46.685 45.819 47.022 48.829 49.210

- Investasi 21.097 21.047 21.310 17.974 17.874 17.700 17.078 17.234 17.214

- Konsumsi 53.065 53.723 54.586 55.221 55.827 55.274 55.932 56.494 56.687

128,54% 126,90% 127,53% 124,63% 125,67% 119,15% 115,12% 117,92% 119,82%

118.731 121.030 122.863 120.894 120.387 118.793 120.032 122.556 123.111

- Pertanian 5.343 5.571 5.959 5.958 6.442 6.612 7.092 7.402 7.679

- Pertambangan 452 517 476 490 467 455 405 408 383

- Industri pengolahan 7.413 7.483 7.772 4.652 4.664 4.721 4.895 5.028 5.079

- Listrik, Gas, dan Air 220 204 194 187 176 173 179 594 609

- Konstruksi 5.786 6.070 6.227 6.390 5.380 5.386 5.356 5.347 4.988

- Perdagangan 35.688 36.319 36.285 36.507 36.090 35.050 35.480 35.936 36.391

- Pengangkutan 2.223 2.178 2.282 2.406 2.370 2.414 2.309 3.147 3.082

- Jasa Dunia Usaha 5.418 5.624 5.624 5.616 5.506 5.360 5.175 4.940 4.906

- Jasa Sosial Masyarakat 3.414 3.327 3.434 3.437 3.340 3.295 3.138 3.209 3.249

- Lain-lain 52.773 53.736 54.610 55.252 55.952 55.328 56.002 56.545 56.740- - -

38.573 39.757 40.514 40.720 40.797 40.348 40.737 41.225 41.347- - - -

12.368 12.799 13.072 12.998 13.707 13.631 12.918 12.205 10.819

- Modal Kerja 8.937 9.433 9.696 9.550 10.028 9.690 9.090 8.691 7.982

- Investasi 3.431 3.366 3.376 3.448 3.679 3.941 3.828 3.515 2.837

- Konsumsi - - - - - - - - -- - - -

12.368 14.408 14.672 14.886 14.906 14.490 15.015 15.388 16.112

- Modal Kerja 9.934 10.258 10.679 10.812 10.907 10.905 11.310 11.818 11.945

- Investasi 4.080 4.150 3.993 4.074 3.998 3.585 3.705 3.570 4.167

- Konsumsi - - - - - - - - -- - - -

12.191 12.550 12.770 12.836 12.184 12.227 12.805 13.632 14.416

- Modal Kerja 8.949 9.356 9.318 9.482 9.006 9.021 9.761 10.483 11.192

- Investasi 3.242 3.194 3.453 3.354 3.178 3.205 3.043 3.149 3.224

- Konsumsi - - - - - - - - -

3,59% 3,81% 6,70% 3,59% 2,96% 3,11% 2,67% 2,48% 2,67%

4,07% 4,67% 4,82% 4,37% 4,23% 3,86% 3,35% 3,28% 3,58%

BANK UMUM SYARIAH

7.714 7.916 8.216 8.697 8.472 8.607 9.025 9.471 9.610- - - - -

4.926 5.085 5.434 5.826 5.885 5.978 6.244 6.462 6.453

Giro 507 460 566 506 514 483 630 582 606

Tabungan 2.575 2.719 2.830 3.098 3.142 3.232 3.363 3.613 3.584

Deposito 1.844 1.906 2.039 2.222 2.229 2.263 2.251 2.267 2.262- - - - -

6.420 6.574 6.755 7.006 7.045 7.063 7.291 7.568 7.791- Modal Kerja 1.222 1.195 1.191 1.247 1.152 1.158 1.116 1.111 1.155

- Investasi 967 976 966 990 890 860 833 873 882

- Konsumsi 4.231 4.404 4.598 4.769 5.003 5.045 5.342 5.585 5.754

130,33% 129,29% 124,29% 120,26% 119,72% 118,14% 116,77% 117,13% 120,74%

Catatan:* (<Rp50 juta)** (Rp50 < X < Rp500 juta)*** (Rp500 juta < X < Rp5 miliar)**** Angka sementara

NPL Total gross - Lokasi Bank (%)

Kredit Mikro* (Rp Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp Miliar)

NPL UMKM gross - Lokasi Bank (%)

Kredit Kecil ** (Rp Miliar)

FDR

Total Aset (Rp Miliar)

DPK - Lokasi Bank Pelapor (Rp Miliar)

Pembiayaan - Lokasi Bank (Rp Miliar)

2020INDIKATOR

2019

Kredit UMKM - Lokasi Bank (Rp Miliar)

LDR

Kredit - Lokasi Bank (Rp Miliar)

Kredit - Lokasi Bank (Rp Miliar)

BANK UMUM :

DPK - Lokasi Bank Pelapor (Rp Miliar)

Page 18: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 XVII

D. Grafik Indikator

Keterangan: PDRB TD 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan: PDRB TD 2010

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kontribusi Perekonomian Pertumbuhan Ekonomi

Keterangan : PDRB TD 2010; *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Keterangan: PDRB TD 2010; *) Angka Sementara; **) Angka Sangat Sementara

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Sumbangan Lapangan Usaha bagi Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi

Selatan Sumbangan Komponen Pengeluaran bagi Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi

Selatan

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Sumber: Laporan Bank, diolah

Inflasi dan BI7DRR Kinerja Perbankan Sulawesi Selatan

Keterangan: Data 2020: Data Februari 2020;

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Pengangguran Terbuka Persentase Penduduk Miskin

Page 19: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 XVIII

Ringkasan Eksekutif

Perkembangan Makroekonomi Daerah

Kontraksi ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Ekonomi terkontraksi 0,21% (yoy), tidak sedalam triwulan IV 2020 yang terkontraksi 0,62% (yoy). Perbaikan ekonomi ditopang oleh pertumbuhan ekspor seiring dengan tingginya harga nikel dunia dan peningkatan produksi pertanian pada periode panen. Kondisi tersebut terjadi ditengah perbaikan konsumsi rumah tangga yang tertahan dipengaruhi oleh Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Secara sektoral, perbaikan ekonomi disumbang oleh kinerja LU pertanian dan infokom. Pertumbuhan LU

pertanian mencapai 7,14% (yoy), ditopang oleh kenaikan produksi tabama beras pada musim panen raya.

Sementara itu, pertumbuhan LU infokom terjadi ditengah upaya akselerasi serta peningkatan integrasi

ekosistem ekonomi dan keuangan digital. Adapun LU utama lainnya di Sulawesi Selatan, antara lain

perdagangan, industri pengolahan, dan pertambangan, mengalami perbaikan dibandingkan dengan

triwulan IV 2020 meskipun masih berada dalam fase kontraksi.

Perbaikan ekonomi Sulawesi Selatan diprakirakan berlanjut pada triwulan II 2021. Hal tersebut terutama

ditopang oleh peningkatan konsumsi pada periode HBKN dan berlanjutnya program vaksinasi, ditengah

kebijakan disiplin protokol COVID-19. Selain itu, dorongan perbaikan ekonomi juga didukung oleh

keberlanjutan penyelesaian proyek pemerintah maupun swasta.

Keuangan Pemerintah

Pada triwulan I 2021, realisasi belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp1,11 triliun atau 8,57% dari pagu anggaran 2021 (Rp12,93 miliar). Secara nominal, realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang tercatat Rp1,29 triliun. Belanja APBD sebagian besar merupakan belanja operasional (pangsa 61,46%) dan belanja modal (pangsa 25,83%). Pada triwulan laporan, pemerintah melanjutkan upaya penanggulangan COVID-19 melalui belanja tidak terduga yang terealisasi Rp58,28 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2020 yang sebesar Rp10 miliar. Belanja tidak terduga tersebut diharapkan dapat menanggulangi dampak kesehatan dan ekonomi akibat COVID-19. Adapun belanja APBN Sulawesi Selatan turut mengalami penurunan, dengan nominal realisasi sebesar Rp3,18 triliun. Lebih dari 50% belanja APBN merupakan belanja pegawai.

Ke depan, realisasi APBD dan APBN di Sulawesi Selatan memiliki peran strategis dalam mempercepat kebangkitan ekonomi dari keterpurukan akibat COVID-19. Efektivitas penyerapan stimulus pemerintah melalui bantuan dalam rangka penanganan pandemi perlu dioptimalkan mengingat besarnya anggaran tersebut, baik untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat terdampak. Stimulus tersebut diharapkan dapat memberikan efek pengganda bagi perekonomian.

Perkembangan Inflasi

Sejalan dengan perbaikan ekonomi, inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tekanan inflasi berasal dari kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau akibat kenaikan harga komoditas cabai rawit dan ikan bandeng seiring dengan lebih terbatasnya pasokan. Adapun tekanan harga secara umum tertahan oleh deflasi tarif angkutan udara, dipengaruhi oleh masih terbatasnya aktivitas penerbangan masyarakat di tengah pandemi. Peningkatan inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 tercermin pula dari inflasi spasial yang meningkat. Dari 5 (lima) kabupaten dan kota yang dihitung inflasinya oleh BPS, seluruhnya mengalami peningkatan. Namun demikian, inflasi pada triwulan II 2021 diprakirakan lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Page 20: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 XIX

Sejumlah upaya dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sulawesi Selatan untuk menjaga stabilisasi harga dan mendukung pemulihan ekonomi. Strategi pengendalian inflasi Sulawesi Selatan dilakukan sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi Daerah 2019-2021 yang fokus pada strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).

Stabilitas Sistem Keuangan Daerah

Pada triwulan I 2021, stabilitas sistem keuangan Sulawesi Selatan masih terjaga. Kinerja intermediasi perbankan mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kontraksi ekonomi yang masih terjadi dan belum pulihnya permintaan akibat masih terbatasnya aktivitas ekonomi di masa pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan kredit masih bertahap.

Perbankan yang berkantor di Sulawesi Selatan mempertahankan kinerja penghimpunan DPK yang stabil didukung oleh peningkatan giro dan tabungan. Hal ini menunjukkan bahwa baik rumah tangga maupun korporasi lebih memilih menempatkan dananya pada instrumen yang lebih likuid sejalan dengan aktivitas usaha yang mulai meningkat sehingga kebutuhan cashflow naik di tengah mulai pulihnya ekonomi terdampak pandemi.

Dengan berbagai stimulus yang diberikan pemerintah, sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang tahan terhadap goncangan selama masa pandemi COVID-19. Meskipun mengalami peningkatan, risiko kredit UMKM konsisten berada di bawah ambang batas.

Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan Pengelolaan Uang Rupiah

Seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi Sulawesi Selatan, transaksi nontunai melalui SKNBI dan

RTGS mengalami perbaikan meskipun masih berada dalam fase kontraksi. Selain itu, transaksi non tunai

ritel melalui ATM/D juga menunjukkan peningkatan baik secara nominal maupun volume transaksi.

Mendukung aktivitas konsumsi masyarakat dan sejalan dengan maraknya penggunaan digital payment,

jumlah merchant QRIS per Maret 2021 meningkat pesat (163,5%; yoy) dan tercatat mencapai mencapai

201 ribu merchant, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan merchant secara nasional. Mengingat

peluang jumlah UMKM yang belum menggunakan QRIS masih sangat besar, kedepan pertumbuhan

merchant QRIS diharapkan dapat lebih meningkat.

Perkembangan ekonomi dan keuangan digital yang tercermin dari transaksi e-Commerce juga mengalami

peningkatan. Adapun kontribusi mencapai hampir 2% terhadap PDRB (Rp1,24 triliun). Sejalan dengan

hal tersebut, jumlah pembeli dan penjual pada platform juga meningkat signifikan. Hal ini berkontribusi

terhadap peningkatan transaksi uang elektronik yang tumbuh signifikan (122,1%; yoy), dimana 23%

transaksi e-Commerce dilakukan melalui instrumen pembayaran tersebut.

Pada triwulan I 2021, transaksi jual-beli valuta asing yang diawasi oleh Bank Indonesia mengalami

penurunan secara kuartalan. Hal tersebut masih dipengaruhi oleh pembatasan penerbangan aktivitas

ditengah pandemi, dimana kedatangan wisatawan mancanegara melalui bandar udara masih nihil.

Perkembangan implementasi elektronifikasi BSNT masih berjalan dalam koridor prinsip 6T, dimana

realisasi penyaluran PKH masih menunjukkan kinerja positif yaitu 100% dan realisasi penyerapan Program

Sembako tercatat sebesar 77%. Terjadi penurunan nominal bantuan untuk kedua program akibat adanya

pengurangan jumlah KPM pasca perbaikan data KPM melalui DTKS dan pemadanan datanya dengan

Disdukcapil.

Dilihat dari perkembangan pengelolaan uang Rupiah, jumlah uang yang keluar dari BI untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat tercatat Rp2,9 triliun dan aliran uang yang masuk ke BI sebesar Rp8,6 triliun,

sehingga terdapat net inflow sebesar Rp5,7 triliun pada triwulan I 2021. Kondisi net inflow tersebut

merupakan siklus musiman pasca libur akhir tahun.

Page 21: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 XX

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Kondisi ketenagakerjaan pada Februari 2021 relatif membaik dibandingkan Agustus 2020, tercermin dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Sulawesi Selatan yang mengalami peningkatan sebesar 1,96 persen poin dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Selatan yang mengalami penurunan sebesar 0,52 persen poin.

Sejalan dengan hal tersebut, jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 meningkat sebanyak 157,27 ribu orang dibandingkan dengan Agustus 2020. Penduduk bekerja meningkat 170,18 ribu orang dan pengangguran turun sebanyak 12,91 orang dibandingkan dengan Agustus 2020. Ditengah tekanan ekonomi akibat pandemi COVID-19, tingkat penduduk miskin di perdesaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan. Upaya pemerintah dan swasta dalam mendukung pemulihan ekonomi melalui berbagai stimulus kebijakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan yang merupakan sasaran utama dalam pembangunan berkelanjutan.

Prospek Ekonomi Daerah

Sejalan dengan optimisme pemulihan ekonomi global dan nasional, perekonomian Sulawesi Selatan diprakirakan mengalami perbaikan pada tahun 2021. Pemulihan konsumsi rumah tangga diprakirakan ditopang oleh perbaikan pendapatan masyarakat, seiring dengan relaksasi pembatasan fisik dan berlanjutnya stimulus PEN, dan terjaganya ekspektasi ditengah upaya akselerasi vaksinasi. Stimulus pajak serta pelonggaran persyaratan pengajuan kredit perumahan juga diprakirakan mendukung peningkatan konsumsi. Adapun investasi diprakirakan tumbuh kuat seiring dengan terjaganya tingkat keyakinan investor dan berlanjutnya pembangunan proyek pemerintah serta swasta. Perbaikan tersebut mendukung kinerja lapangan usaha utama Sulawesi Selatan, antara lain perdagangan dan industri pengolahan, untuk tumbuh lebih tinggi.

Perbaikan kinerja ekonomi tersebut diprakirakan akan diiringi dengan meningkatnya tekanan inflasi, namun tetap terjaga dalam rentang sasaran 3,0±1,0% (yoy). Perbaikan konsumsi domestik diprakirakan akan meningkatkan permintaan atas barang dan jasa sehingga berpengaruh pada tingkat harga secara keseluruhan. Sinergi dan inovasi pengendalian inflasi secara berkesinambungan berperan dalam menjaga inflasi terkendali dalam rentang sasaran, sehingga dapat menjaga momentum pemulihan ekonomi Sulawesi Selatan.

Page 22: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 1

1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah

BAB I: Pertumbuhan Ekonomi Daerah Kontraksi ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Ekonomi terkontraksi 0,21% (yoy), tidak sedalam triwulan IV 2020 yang terkontraksi 0,62% (yoy). Perbaikan ekonomi ditopang oleh pertumbuhan ekspor seiring dengan tingginya harga nikel dunia dan peningkatan produksi pertanian pada periode panen. Kondisi tersebut terjadi ditengah perbaikan konsumsi rumah tangga yang tertahan dipengaruhi oleh Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Secara sektoral, perbaikan ekonomi disumbang oleh kinerja LU pertanian dan infokom. Pertumbuhan LU pertanian mencapai 7,14% (yoy), ditopang oleh kenaikan produksi tabama beras pada musim panen raya. Sementara itu, pertumbuhan LU infokom terjadi ditengah upaya akselerasi serta peningkatan integrasi ekosistem ekonomi dan keuangan digital. Adapun LU utama lainnya di Sulawesi Selatan, antara lain perdagangan, industri pengolahan, dan pertambangan, mengalami perbaikan dibandingkan dengan triwulan IV 2020 meskipun masih berada dalam fase kontraksi.

Perbaikan ekonomi Sulawesi Selatan diprakirakan berlanjut pada triwulan II 2021. Hal tersebut terutama ditopang oleh peningkatan konsumsi pada periode HBKN dan berlanjutnya program vaksinasi, ditengah kebijakan disiplin protokol COVID-19. Selain itu, dorongan perbaikan ekonomi juga didukung oleh keberlanjutan penyelesaian proyek pemerintah maupun swasta.

Page 23: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 2

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

1.1. PERTUMBUHAN EKONOMI

Sejalan dengan berlanjutnya perbaikan perekonomian global dan nasional, ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 menunjukkan perbaikan meski masih dalam fase kontraksi. Ekonomi Sulawesi Selatan terkontraksi 0,21% (yoy), tidak sedalam kontraksi pada triwulan IV 2020 yaitu 0,62% (yoy). Kontraksi tersebut juga tidak sedalam kontraksi nasional yang tercatat 0,74% (yoy) (Grafik 1.1). Sementara itu, ekonomi Sulawesi Selatan secara triwulanan terkontraksi sebesar 2,50% (qtq).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan

Secara spasial, perekonomian Sulawesi Selatan memberikan sumbangan yang besar terhadap wilayah Sulampua (Sulawesi, Maluku, dan Papua). Perekonomian Sulawesi Selatan memiliki pangsa 33,02% terhadap ekonomi Sulampua, atau merupakan yang tertinggi diantara 10 provinsi yang ada di Sulampua (Grafik 1.2).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.2 Pangsa PDRB Sulawesi Selatan terhadap wilayah Sulampua

1.2. PERTUMBUHAN EKONOMI SISI

PENGELUARAN

Dari sisi pengeluaran, perbaikan ekonomi terutama ditopang oleh perbaikan Ekspor Barang dan Jasa serta Konsumsi Lembaga Non Profit Rumah Tangga (LNPRT). Membaiknya kinerja ekspor didukung oleh berlanjutnya perbaikan PMI negara mitra dagang utama seperti Jepang. Selain itu, tren peningkatan harga nikel sebagai komoditas ekspor utama Sulawesi Selatan turut mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi pengeluaran. Perbaikan ekonomi dari sisi pengeluaran juga didukung dengan kecenderungan membaiknya keyakinan konsumen seiring dengan berlanjutnya stimulus pemerintah untuk mendorong daya beli masyarakat, disertai aktivitas lapangan usaha yang meningkat dan vaksinasi yang terus dilakukan.

Sejalan dengan hal tersebut, keyakinan pelaku usaha juga mengalami perbaikan sehingga mendorong kinerja ekonomi melanjutkan perbaikan secara bertahap menuju ke kondisi normalnya. Peningkatan tersebut berdampak pada penyesuaian strategi bisnis, termasuk investasi. Investasi, baik berupa penanaman modal asing maupun dalam negeri, tercatat mengalami perbaikan yang cukup signifikan pada triwulan laporan.

Pada triwulan II 2021 tren perbaikan ekonomi diprakirakan berlanjut. Upaya penanganan COVID-19 terutama pelaksanaan program vaksinasi yang dilakukan oleh pemerintah menjaga ekspektasi dan meningkatkan keyakinan konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan. Selain itu, penyelenggaraan HBKN Ramadan dan Idulfitri diperkirakan membawa festive effect yang akan meningkatkan konsumsi.

1.2.1. Konsumsi Konsumsi Rumah Tangga

34,17

33,02

13,97

14,37

13,75

15,22

9,72

9,42

9,12

9,00

19,27

18,97

0% 20% 40% 60% 80% 100%

2020-1

2021-1

Sulawesi Selatan Sulawesi Tengah Papua

Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara Lainnya

Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Komponen Pengeluaran (%yoy)

Sumber: BPS

2021

I II III IV I II III IV I II III IV I

Konsumsi Rumah Tangga 7,0 6,6 6,5 7,0 6,8 6,81 7,45 6,54 6,51 6,82 5,72 3,64- 2,63- 3,63- 1,12- 3,61-

Konsumsi Lembaga Nonprofit Rumah Tangga 22,5 21,7 7,1 11,7 15,7 29,92 39,59 48,42 26,32 35,85 12,49- 13,27- 6,20- 4,69- 5,21- 0,06

Konsumsi Pemerintah 7,8 6,1 7,9 4,4 6,2 9,39 11,35 4,42 4,74 6,97 4,89 2,85- 2,93- 5,89- 2,73- 3,52-

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 8,7 6,4 3,9 4,2 5,7 3,35 4,90 7,01 7,24 5,67 4,89 4,25- 1,46 5,02 1,78 1,54-

Perubahan Inventori 0,5 156,8 49,1- 6,5 1,8- 61,59- 66,86- 50,60- 29,43- 75,64- 5,33 43,05 197,11 61,48 37,97 37,59

Ekspor 7,0 3,6 0,5 0,5- 2,5 0,20- 10,09- 1,15 5,18 0,86- 9,07- 9,38 1,31 2,65- 0,61- 8,19

Impor 11,5 3,6 22,4- 2,4- 2,4- 12,07- 18,55- 12,07- 9,47 5,77- 12,44 12,03 7,55 4,18- 4,61 15,92-

PDRB 7,3 7,4 7,2 6,4 7,1 6,58 7,41 7,19 6,48 6,92 3,07 3,87- 1,10- 0,62- 0,70- 0,21-

Total2020

TotalKomponen2018

Total2019

Page 24: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 3

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Konsumsi rumah tangga melanjutkan perbaikan meskipun masih berada dalam fase kontraksi. Konsumsi rumah tangga terkontraksi 3,61% (yoy), tidak sedalam kontraksi pada triwulan IV 2020 yang sebesar 3,63% (yoy). Perbaikan konsumsi rumah tangga terjadi seiring dengan terjaganya ekspektasi konsumen terhadap pemulihan ekonomi. Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) tercatat sebesar 126,78 pada triwulan I 2021, meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang sebesar 111,44 (Grafik 1.3).

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.3 Perkembangan Indikator Keyakinan Konsumen

Perbaikan konsumsi rumah tangga tercermin dari meningkatnya penyaluran kredit konsumtif. Kredit konsumsi tercatat tumbuh 1,77% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang tumbuh 0,53% (yoy) (Grafik 1.4). Peningkatan tersebut disumbang oleh segmen KPR yang tumbuh 4,43% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang tumbuh 2,73% (yoy). Adapun peningkatan penyaluran kredit tersebut diiringi dengan rasio NPL yang terjaga dibawah treshold. Hal tersebut mengindikasikan perbaikan repayment capacity rumah tangga.

Sumber: BPS dan LBU, diolah Grafik 1.4 Perkembangan Kredit Konsumsi

Ditengah perkembangan tersebut, konsumsi rumah tangga belum mampu tumbuh positif pada triwulan laporan. Pembatasan jam operasional café, pusat perbelanjaan, dan toko ritel, seiring

pemberlakukan PPKM, menahan konsumsi masyarakat. Tertahannya konsumsi tersebut tercermin dari dari tingkat penjualan ritel yang menurun. Indeks Penjualan Riil (IPR) pada triwulan I 2021 yang terkontraksi 5,10% (yoy), atau lebih dalam dibandingkan dengan triwulan IV yang terkontraksi 1,49% (yoy) (Grafik 1.6).

Sumber: BPS dan BI, diolah Grafik 1.5 Konsumsi Rumah Tangga dan Indeks

Penjualan Riil

Konsumsi LNPRT mengalami perbaikan. Pertumbuhan LNPRT tercatat sebesar 0,06% (yoy). Perbaikan tersebut terutama ditopang oleh pengeluaran rutin pemerintah selama triwulan I 2021 (Grafik 1.6).

Sumber: Bank Indonesia

Grafik 1.6 Perkembangan Konsumsi Domestik

Konsumsi Pemerintah

Pada triwulan laporan, konsumsi pemerintah terkontraksi sebesar 3,52% (yoy). Namun demikian, kontraksi tersebut membaik dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 5,89 (yoy). Belum optimalnya belanja pemerintah pada triwulan I 2021 didorong oleh refocusing anggaran Organisasi Perangkat Daerah yang mencapai 20% untuk keperluan penanganan pandemi dan pembayaran utang. Hal tersebut berpotensi menurunkan ruang belanja pemerintah.

optimis pesimis

Page 25: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 4

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Konsumsi pemerintah diprakirakan mengalami perbaikan pada triwulan II 2021. Relaksasi pembatasan kegiatan rapat dan kedinasan, pencairan THR dan gaji ke-13 ASN yang dibayarkan untuk seluruh golongan serta penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) diprakirakan menjadi penopang akselerasi konsumsi pemerintah. Selain itu, pengukuhan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD) di Provinsi dan 24 Kabupaten/Kota turut mendukung kelancaran realisasi belanja.

1.2.2. Investasi

Komponen investasi mengalami kontraksi 1,54% (yoy) pada triwulan I 2021. Kinerja Investasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang tumbuh 5,02% (yoy). Aktivitas konsolidasi dan pengadaan yang masih berjalan di awal tahun mempengaruhi aktivitas investasi. Selain itu, peningkatan risiko COVID-19 di awal tahun turut mempengaruhi confidence level investor.

Perlambatan investasi tercermin dari kinerja penyaluran kredit investasi yang menurun. Kredit investasi terkontraksi 14,61% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 9,14% (yoy) (Grafik 1.7). Perlambatan terutama terjadi pada kelompok plafon kredit diatas Rp20 miliar yang tumbuh 7,60% (yoy), lebih lambat dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang tumbuh 13,48% (yoy).

Aktivitas investasi yang lebih terbatas juga tercermin dari impor barang modal yang menurun. Impor barang modal pada triwulan I 2021 tercatat sebesar $13,30 juta (-57,16%; yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yaitu $53,71 juta (-56,19%; yoy) (Grafik 1.8).

Sumber: BPS dan Bank Indonesia

Grafik 1.7 Investasi dan Kredit

Sumber: BPS dam LBU

Grafik 1.8 Investasi dan Impor

Pada triwulan II 2021, aktivitas investasi diprakirakan akan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan laporan. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain proses pembangunan proyek infrastruktur yang terus berlajut setelah periode pengadaan pada triwulan sebelumnya dan confidende level investor yang mulai meningkat seiring perbaikan kondisi global dan nasional serta optimisme pelaksanaan vaksinasi yang berjalan lancar. Perbaikan investasi juga diperkirakan sejalan dengan kinerja lapangan usaha konstruksi.

1.2.3. Ekspor dan Impor

Kinerja ekspor menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021. Sejumlah korporasi besar di Sulawesi Selatan menjadi bagian dari rantai pasok global, terutama untuk komoditas pertambangan dan perikanan khususnya nikel, udang dan rumput laut. Sulawesi Selatan juga memiliki komoditas potensial untuk dikembangkan karena trennya seperti besi dan bijih.

Namun demikian, di saat yang bersamaan, aktivitas industri pengolahan yang merupakan kontributor PDRB terbesar ke-3 di Sulawesi Selatan masih memiliki ketergantungan terhadap bahan baku impor. Selain itu, impor juga berasal dari barang modal dan barang konsumsi.

Ekspor barang dan jasa di Sulawesi Selatan, baik dari aktivitas perdagangan antar daerah maupun perdagangan luar negeri, tercatat tumbuh 8,19% (yoy) pada triwulan I 2021, meningkat signifikan dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 7,21% (yoy) (Grafik 1.9). Ekspor Sulawesi Selatan masih didominasi oleh komoditas tambang Nikel dengan pangsa 54,53% terhadap total ekspor, disusul dengan komoditas ikan dan udang dan rumput laut (Tabel

Page 26: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 5

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

1.2). Ekspor Nikel pada triwulan laporan tercatat tumbuh sebesar 49,08% (yoy). Peningkatan ekspor tersebut dipengaruhi oleh tren kenaikan harga nikel dunia pada triwulan I 2021. Harga nikel dunia mencapai $18,58 ribu/mt pada bulan Februari 2021, atau merupakan tingkat harga tertinggi dalam 5 (lima) tahun terakhir. Sementara itu, ekspor komoditas ikan dan udang tercatat tumbuh 12,99% (yoy), kenaikan ekspor ikan dan udang tersebut terjadi seiring dengan peningkatan produksi komoditas perikanan pada triwulan laporan.

Sumber: World Bank, BPS, Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.9 Perkembangan Ekspor

Impor pada triwulan I 2021 tercatat mengalami kontraksi sebesar 15,92% atau lebih dalam dibandingkan dengan impor pada triwulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar 14,71% (yoy) (Grafik 1.10). Impor Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 di dominasi oleh komoditas gula dan gandum, mesin/pesawat mekanik, dan mesin dan peralatan listrik.

Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.10 Perkembangan Impor

Penurunan impor juga terjadi pada barang konsumsi. Impor barang konsumsi pada triwulan I 2021 tercatat sebesar USD 2,12 juta (38,71%; yoy) Sedangkan, berdasarkan penggunaan, aktivitas impor masih didominasi oleh komoditas bahan baku, khususnya gula dan gandum (Grafik 1.11 dan Grafik 1.12).

Sumber: Bank Indonesia, diolah Grafik 1.11 Impor Barang Konsumsi

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.12 Impor Barang Konsumsi

Sejalan dengan perkembangan ekspor dan impor tersebut, neraca perdagangan Sulawesi Selatan kembali mencatatan surplus pada triwulan laporan (Grafik 1.13). Surplus komoditas tersebut disumbang oleh perbaikan kinerja ekspor Sulawesi Selatan sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi negara mitra dagang.

Sumber: BPS dan Bank Indonesia, diolah

Grafik 1.13 Perkembangan Trade Balance Sulawesi Selatan

Aktivitas ekspor dan impor pada triwulan II 2021 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan laporan. Kondisi tersebut sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi negara mitra

Page 27: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 6

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

dagang serta terjaganya produksi dalam negeri. Di sisi lain, meningkatnya kinerja konsumsi rumah tangga juga diperkirakan mendorong permintaan barang konsumsi impor.

Aktivitas ekspor dan impor pada triwulan II 2021 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan laporan. Kondisi tersebut sejalan dengan perbaikan kondisi ekonomi negara mitra dagang serta terjaganya produksi dalam negeri. Di sisi lain, meningkatnya kinerja konsumsi rumah tangga

juga diperkirakan mendorong permintaan barang konsumsi impor.

1.3. PERTUMBUHAN EKONOMI SISI

LAPANGAN USAHA

Dari sisi lapangan usaha, sumber pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2021 berasal dari LU Pertanian serta LU Informasi dan Komunikasi. Secara umum, kinerja lapangan usaha utama di Sulawesi Selatan, yaitu pertanian, perdagangan, industri pengolahan, konstruksi, dan

Tabel 1.2 Perkembangan Ekspor Komoditas Sulawesi Selatan (US$ Juta)

Sumber: Bank Indonesia

Tabel 1.3 Perkembangan Impor Komoditas Sulawesi Selatan (US$ Juta)

Sumber: Bank Indonesia

Tabel 1.4 Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan usaha Ekonomi (persen)

Sumber: BPS, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 2019 Q1 Q2 Q3 Q4 2020 Q1

1 Nikel 126,43 165,82 216,65 275,55 784,45 174,60 185,72 210,64 193,45 764,41 206,56 54,53% 49,03%

2 Ikan dan Udang 32,15 26,12 36,69 44,65 139,61 36,94 24,94 38,02 39,31 139,21 35,90 9,48% 12,99%

3 Biji-bijian berminyak dan Obat 20,54 27,19 30,79 30,12 108,63 12,81 31,23 32,44 35,11 111,58 26,41 6,97% 85,71%

4 Garam, belerang, kapur 14,79 14,82 14,58 18,54 62,74 8,31 14,13 17,78 16,10 56,32 18,95 5,00% 235,39%

5 Besi dan Baja 16,91 18,28 20,69 17,33 73,21 14,84 12,27 13,30 25,94 66,35 22,12 5,84% -13,55%

6 Lak, Getah dan Damar 13,66 13,89 22,53 16,60 66,69 14,38 18,08 15,64 12,56 60,66 10,15 2,68% -13,88%

7 Biji Coklat dan Coklat Olahan 25,94 24,43 27,35 22,99 100,71 11,05 13,70 23,40 13,60 61,75 11,59 3,06% 1087,24%

8 Kopi,teh, rempah-rempah 7,46 5,98 11,72 10,89 36,04 7,67 7,52 10,95 24,06 50,19 7,96 2,10% 49,11%

9 Buah-Buahan 18,05 12,42 13,07 15,61 59,15 15,19 11,10 11,01 10,88 48,18 10,19 2,69% -19,76%

10 Daging dan Ikan Olahan 8,83 6,69 11,16 10,41 37,09 9,03 5,74 9,30 12,04 36,12 11,13 2,94% -4,34%

11 Lainnya 18,68 24,20 20,41 25,99 89,29 18,56 21,57 17,53 18,25 75,91 17,79 4,70% -7,96%

Nilai Ekspor Sulsel 303,45 339,84 425,64 488,69 1.557,62 323,37 346,00 400,02 401,29 1.470,68 378,76 100,00% 39,71%

Komoditas Ekspor Utama

(dalam juta USD)

2019 2021 Pangsa

Pasar

Q1'21

Growth

(yoy)

2020

Q1 Q2 Q2 Q4 2019 Q1 Q2 Q3 Q4 2020 Q1

1 Gula dan Kembang Gula 45,78 24,45 29,66 35,19 135,09 39,08 21,69 20,37 46,59 127,73 39,97 2,26% Australia

2 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 14,12 15,42 28,14 30,92 88,60 22,36 27,91 15,93 29,19 95,39 34,68 55,07% Argentina

3 Mesin dan Peralatan Listrik 19,28 21,85 25,52 14,23 80,88 23,89 32,60 37,02 18,29 111,79 34,15 42,97% Singapura

4 Gandum 18,61 13,43 41,44 84,50 157,97 22,03 17,08 31,70 39,74 110,55 12,65 -42,57% Tiongkok, Thailand

5 Sisa Industri Makanan 4,45 4,27 17,83 19,43 45,96 4,25 3,33 22,56 35,07 65,20 9,02 112,31% Tiongkok

6 Besi dan Baja 0,05 4,64 0,49 1,49 6,67 0,41 1,45 5,87 5,95 13,67 3,83 842,39% Korea Selatan

7 Nikel - 8,94 8,42 32,23 49,60 3,33 7,59 3,37 - 14,29 3,21 -3,55% Jepang

8 Barang dari besi dan baja 5,41 6,11 4,42 3,15 19,09 3,66 3,72 3,29 0,00 10,67 3,14 -14,15%Malaysia, Republik

Dominika9 Produk Keramik 6,76 2,67 4,32 4,26 18,01 4,44 1,72 3,73 4,16 14,05 2,40 -45,96% Tiongkok

10 Kapal laut dan bangunan terapung 0,42 2,91 1,86 0,81 6,01 0,70 2,65 3,75 2,13 9,23 1,70 142,49% Tiongkok

11 Lainnya 52,76 28,32 29,51 26,68 137,27 65,02 18,81 17,84 22,32 124,00 12,26 -81,14%Nila

i Nilai Impor Sulsel 167,63 133,01 191,62 252,89 745,14 189,18 138,55 165,41 203,43 696,58 157,01 -17,00%

Growth

Q1'21 (yoy)Negara Asal Impor

2020Komoditas Impor Utama

(dalam juta USD)

2019 2021

2021

I II III IV Total I II III IV Total I

1 Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 3.04 5.38 3.24 1.33- 2.78 0.43 0.16 3.49- 0.09 0.83- 7.14

2 Pertambangan dan Penggalian 3.56- 0.61 7.45 5.91 2.68 12.59 1.23 1.16- 10.03- 0.21 9.57-

3 Industri Pengolahan 8.19 11.12 11.18 9.23 9.92 2.73- 8.23- 1.92- 4.90- 4.42- 1.92-

4 Pengadaan Listrik, Gas dan Produksi Es 10.24 5.81 0.66 8.54 6.21 5.69 7.91 2.31 4.56- 2.59 0.67

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2.33 1.20 0.58 2.85 1.73 7.17 3.12 7.34 8.92 6.61 1.00

6 Konstruksi 6.88 8.24 11.29 9.02 8.92 5.43 4.94- 0.85 4.82 1.56 2.22-

7 Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9.70 9.91 7.91 8.79 9.04 1.93- 5.12- 0.99- 4.22- 3.07- 3.51-

8 Transportasi dan Pergudangan 3.86 1.00- 0.45 3.84 1.74 3.26 50.83- 26.53- 11.08- 21.35- 18.04-

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.29 5.59 4.93 8.79 6.42 0.56 30.83- 9.46- 7.57- 11.87- 7.21-

10 Informasi dan Komunikasi 13.13 13.37 9.32 8.51 10.99 9.79 10.48 12.20 10.84 10.84 8.73

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1.30- 2.27- 8.28 11.73 4.00 10.50 0.88 0.43 1.44- 2.43 1.18-

12 Real Estate 5.11 5.21 6.01 5.35 5.42 5.39 4.32 4.24 1.33 3.79 1.17

13 Jasa Perusahaan 6.80 8.62 9.81 16.42 10.53 3.66 27.34- 8.10- 8.14- 10.05- 4.82-

14 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 11.64 12.64 8.17 7.84 9.98 7.03 0.03- 2.30- 4.15- 0.04- 0.42

15 Jasa Pendidikan 10.97 6.74 4.36 6.13 6.93 7.21 6.65 4.74 4.52 5.73 0.75

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9.83 7.48 5.78 9.20 8.05 9.42 0.79- 7.97 22.98 10.06 2.32

17 Jasa lainnya 11.16 10.41 9.70 7.92 9.73 1.62 27.46- 11.94- 9.86- 12.02- 4.87-

6.56 7.38 7.16 6.49 6.91 3.05 3.87- 1.10- 0.62- 0.70- 0.21-

20202019

Produk Domestik Regional Bruto

No Lapangan Usaha

Page 28: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 7

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

pertambangan, melanjutkan perbaikan pada triwulan I 2021 (Tabel 1.5).

Harapan bahwa aktivitas ekonomi dapat kembali berjalan sebagaimana kondisi sebelum pandemi tertahan oleh peningkatan kasus terkonfirmasi COVID-19 pada bulan Januari. Kasus terkonfirmasi mencapai titik tertinggi, atau mencapai 645 kasus harian pada Januari 2021. Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah menerapkan PPKM berskala mikro (Tabel 1.5). Dengan PPKM tersebut, jam operasional fasilitas umum, operasional mall, kafe, restoran dan rumah makan, warung kopi, dan game center menjadi dibatasi.

Tabel 1.5 Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat

No PPKM Periode

1 SE Pemkot Makassar No. 003.02/26/S.Edar/Kesbangpol/I/2021

26 Januari – 09 Februari 2021

2 SE Pemkot Makassar No. 443.01/53/S.Edar/Kesbangpol/II/2021

09 – 23 Februari 2021

3 SE Pemkot Makassar No. 441.01/66/S.Edar/Kesbangpol/II/2021

23 Februari – 09 Maret 2021

4 SE Pemkot Makassar No. 43.01/98/S.Edar/Kesbangpol/III/2021

09 – 22 Maret 2021

5 SE Pemkot Makassar No. 443.01/138/S.Edar/Kesbangpol/III/2021

23 Maret – 05 April 2021

Aktivitas konsumsi masyarakat yang tertahan berpengaruh terhadap kinerja LU Perdagangan dan Industri Pengolahan. Penerapan PPKM berpengaruh terhadap penurunan jumlah kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan dan restoran sehingga menahan perbaikan kinerja LU perdagangan. Pemberian stimulus PPnBM yang diberlakukan pada awal Maret juga menimbulkan kecenderungan masyarakat untuk menunda pembelian kendaraan bermotor. Ditengah perkembangan tersebut, permintaan LU Industri pengolahan cenderung lebih terbatas. Aktivitas kedinasan yang belum berjalan normal mempengaruhi permintaan industri makanan dan minuman.

Aktivitas investasi yang belum optimal juga berpengaruh terhadap kinerja sektor konstruksi. Konstruksi pemerintah tertahan oleh tahap pengadaan yang masih berlangsung, ditengah

fokus belanja pemerintah pada penanganan pandemi COVID-19.

Kontraksi ekonomi tertahan oleh kinerja LU pertanian dan infokom yang tumbuh positif. Secara sektoral, perbaikan ditopang LU Pertanian (7,14; yoy), yang mencapai kinerja kuartalan tertinggi dalam 2 (dua) tahun terakhir. Peningkatan tersebut didukung pula oleh panen tabama beras yang lebih tinggi. Adapun LU Infokom tercatat tumbuh 8,73% (yoy) seiring peningkatan aktivitas ekonomi dan keuangan digital.

Memasuki triwulan II 2021, perbaikan ekonomi diprakirakan berlanjut secara bertahap. Masih berlangsungnya panen di sejumlah daerah diprakirakan menopang kinerja sektor pertanian, ditengah potensi peningkatan produksi perikanan seiring dengan curah hujan yang lebih stabil. Peningkatan aktivitas masyarakat Sulawesi Selatan juga diharapkan menopang kinerja perdagangan dan industri pengolahan, dengan prasyarat penerapan protokol yang ketat. Percepatan realisasi proyek pemerintah serta pembangunan infrastruktur konektivitas juga diharapkan mendukung kinerja LU konstruksi.

1.3.1. Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan tercatat tumbuh 7,14% (yoy), atau merupakan pertumbuhan tertinggi sejak penyebaran pandemi COVID-19. Capaian pertumbuhan tersebut ditopang oleh kenaikan produksi pada subusaha pertanian dan perikanan. Panen raya tabama beras yang terjadi pada akhir triwulan I meningkatkan kinerja pertanian. Produksi tanaman padi di triwulan I 2021 mencapai 920,81 ribu ton GKG. Peningkatan produksi padi terjadi terutama pada Maret 2021 (Grafik 1.14). Berdasarkan Kabupaten/Kota, produksi tertinggi terjadi di Kabupaten Pinrang (194,07 ribu ton GKG) dengan sumbangan 21,08% terhadap total produksi padi di Sulawesi Selatan (Grafik 1.15). Lebih tingginya produksi juga didukung oleh upaya pemerintah daerah dalam meningkatkan indeks pertanaman padi di Sulawesi Selatan dari IP200 menjadi IP400, bantuan benih dan saprodi, serta dukungan instansi terkait dalam menjaga kestabilan harga di masa panen raya. Selain itu,

Page 29: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 8

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

perkembangan cuaca yang lebih kondusif juga mendukung produksi pertanian.

Sumber: Dinas Pertanian, diolah

Grafik 1.14 Produksi Padi Triwulan I 2021

Sumber: Dinas Pertanian, diolah

Grafik 1.15 Produksi Padi Triwulan I Berdasarkan Kabupaten/Kota

Capaian pertumbuhan LU pertanian juga ditopang oleh produksi subusaha perikanan yang meningkat. Produksi ikan di Sulsel tercatat tumbuh 9,55% (yoy) pada triwulan I 2021 (Grafik 1.16). Peningkatan produksi tersebut terutama ditopang oleh budidaya laut (rumput laut) dengan pangsa 63,50% dari total produksi perikanan pada triwulan I (Grafik 1.17). Perbaikan produksi rumput laut tersebut juga tercermin dari ekspor rumput laut yang mengalami peningkatan.

Sumber: Dinas Perikanan, diolah

Grafik 1.16 Perkembangan Produksi Perikanan Tangkap

Sumber: Dinas Perikanan, diolah

Grafik 1.17 Share Produksi Perikanan Tangkap Triwulan I 2021

Peningkatan produksi pertanian juga tercermin dari kinerja ekspor yang membaik (Grafik 1.18). Ekspor ikan dan udang terkontraksi 1,64% (yoy), tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi 6,42% (yoy). Selain ikan dan udang, komoditas ekspor kakao tercatat tumbuh 0,87% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 11,28% (yoy). Perbaikan ekspor tersebut terjadi ditengah pemulihan permintaan global yang berlanjut.

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.18 Perkembangan Ekspor Pertanian

Meningkatnya produksi pertanian berpengaruh terhadap peningkatan Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) pada seluruh subsektor (Grafik 1.19). Perbaikan terms of trade petani tersebut ditopang oleh peningkatan penerimaan seiring dengan musim panen raya komoditas tabama. Tingginya permintaan komoditas hortikultura dari luar daerah juga mempengaruhi produksi. Selain berpengaruh terhadap NTP, peningkatan produksi pertanian juga berpengaruh positif terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian yang meningkat 0,04% (yoy) pada periode Februari

0

100

200

300

400

500

600

700

Jan-21 Feb-21 Mar-21

ribu t

on G

KG

17,86%

21,08%

12,06%

10,03%

38,98%

Bone

Sidrap

Wajo

Pinrang

Lainnya

-5

0

5

10

15

0

200

400

600

800

1.000

1.200

I II III IV I

2020 2021

ribu t

on

Produksi (Ton) %yoy (RHS)

6,63%0,65%

63,50%

28,84%

0,38%PenangkapanLaut

Penangkapan P.Umum

Budidaya Laut(Rumput Laut)

BudidayaTambak

Lainnya

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

Ekspor Ikan dan Udang Ekspor Bij Coklat

Ekspor Buah-Buahan

%yoy

Page 30: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 9

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

2021 (Lihat Bab 6. Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.19 Perkembangan NTUP per subsektor

Perbaikan terjadi ditengah inflasi bahan makanan yang mengalami peningkatan. Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada triwulan I 2021 tercatat 4,78% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang tercatat 3,44% (yoy) (Grafik 1.20). Secara subkomponen, komoditas beras mengalami deflasi, sementara tekanan inflasi yang tinggi terjadi pada komoditas bandeng.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.20 Inflasi Bahan Makanan

Peningkatan tersebut juga ditopang oleh akses pembiayaan ke sektor pertanian yang meningkat. Outstanding kredit tercatat sebesar Rp7,46 triliun rupiah, meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang sebesar Rp7,22 triliun. Meningkatnya nominal akses keuangan di sektor pertanian tersebut juga didukung oleh terjaganya stabilitas sistem keuangan ditengah upaya pemulihan sektor produktif dan aman.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 1.21 Perkembangan Kredit ke Sektor Pertanian

Pada triwulan II 2021, LU Pertanian diprakirakan tumbuh moderat. Perbaikan LU Pertanian diprakirakan berlanjut pada triwulan II 2021, ditopang oleh panen tabama beras dan perbaikan permintaan. Panen diprakirakan terjadi di Kab Wajo, Takalar, Palopo, dan Luwu Raya. Berdasarkan survey KSA, produksi padi bulan April diprakirakan meningkat 67,6% (yoy)

Perbaikan terindikasi dari tren Nilai Tukar Petani pada April yang membaik (98,09) dibandingkan triwulan I (97,53) serta penyaluran kredit ke sektor pertanian yang mencapai Rp6,24 triliun, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat Rp6,04 triliun (Grafik 1.22).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 1.22 Perkembangan Nilai Tukar Petani

1.3.2. Lapangan Usaha Pertambangan dan Penggalian

LU Pertambangan dan Penggalian mengalami perbaikan pada triwulan I 2021, meskipun masih berada dalam fase kontraksi. Kinerja pada triwulan laporan terkontraksi 9,57% (yoy), tidak sedalam kontraksi pada triwulan sebelumnya yaitu 10,03% (yoy) (Grafik 1.23).

-30

-20

-10

0

10

1 2 3 4 1 2 3 4 I

2019 2020 2021NTUP Hortikultura NTUP PerkebunanNTUP Tanaman Pangan NTUP PeternakanNTUP Perikanan

-10

0

10

20

30

1 2 3 4 1 2 3 4 1

2019 2020 2021

Makanan, Minuman, Tembakau

Beras

Jagung

Layang/Benggol

0%

10%

20%

30%

40%

-

2.000

4.000

6.000

8.000

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Pertanian %yoy (RHS)

miliar Rp yoy

-10123

I II III IV I II III IV I II*

2019 2020 2021

92949698

100

NTP %yoy

%yoy

Page 31: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 10

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: Siaran Pers Vale, Bea Cukai, BPS, diolah Grafik 1.23 Produksi dan Ekspor Nikel

Perbaikan tersebut ditopang oleh peningkatan produksi korporasi tambang, seiring degan perkembangan harga dunia yang membaik. Produksi komoditas nikel pada triwulan I 2021 tercatat -13,72% (yoy), tidak sedalam triwulan IV 2020 yang sebesar -19,76% (yoy). Perbaikan produksi tersebut terjadi seiring dengan harga komoditas nikel dunia yang meningkat 38,84% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yaitu 3,96% (yoy) (Grafik 1.24).

Sumber: World Bank, diolah

Grafik 1.24 Harga Nikel Internasional

Perbaikan juga tercermin dari penyaluran kredit ke sektor pertambangan yang tumbuh tinggi pada triwulan I. Penyaluran kredit ke sektor pertambangan tercatat Rp674,53 miliar, meningkat 32,22% (yoy). Peningkatan terutama ditopang oleh penyaluran kredit kepada sub usaha Biji Nikel yang tumbuh 166,59% seiring dengan peningkatan harga nikel dunia.

Pada triwulan II 2021, kinerja LU pertambangan diperkirakan lebih moderat. Upaya hilirisasi pertambangan berpotensi mendorong permintaan domestik serta permintaan global. Di sisi lain, berlanjutnya proyek konstruksi pemerintah dan swasta mendorong peningkatan permintaan terhadap bahan baku produk galian. Adapun beberapa hal yang berpotensi menahan

pertumbuhan yaitu aktivitas konstruksi yang lebih lambat dibandingkan dengan rencana sehingga menurunkan permintaan barang galian.

1.3.3. Lapangan Usaha Industri Pengolahan

Seiring dengan perbaikan produksi di awal tahun, kinerja industri pengolahan mengalami perbaikan meskipun masih dalam fase kontraksi. LU Industri Pengolahan terkontraksi 1,92% (yoy), tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi 4,90% (yoy).

Perbaikan LU Industri pengolahan terjadi seiring dengan berlanjutnya perbaikan dunia usaha. Hasil Survey Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan perbaikan. Prompt Manufacturing Index (PMI) Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 51,88%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang sebesar 51,07% (Grafik 1.25). Berdasarkan subkomponen, perbaikan terjadi pada kegiatan usaha pertanian, real estate, dan pengadaan listrik, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang.

Sumber: Bank Indonesia, diolah Grafik 1.25 Perkembangan PMI Sulsel

Sejalan dengan perbaikan kegiatan dunia usaha, ekspor hasil industri juga mengalami peningkatan. Hasil ekspor industri tercatat tumbuh 19,40% (yoy), meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang terkontraksi 25,36% (yoy) (Grafik 1.26).

-15-10-5051015

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2017 2018 2019 2020 2021

Produksi Nikel (yoy) Ekspor Nikel (yoy)

PDRB tambang (yoy)

y %,yoy

-20020406080

-

5

10

15

20

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

ribu $

/mt

Nikel g_Nikel

-10

-5

0

5

10

15

20

0

10

20

30

40

50

60

70

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I

2014 2015 2016 2017 2018 2019 20202021

PMI(LHS)

PDRB (yoy) - Industri Pengolahan (RHS)

Ekspansi

Kontraksi

% PMI %yoy

%yoy

Page 32: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 11

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 1.26 Nilai Ekspor Hasil Industri

Perkembangan penggunaan listrik oleh segmen industri juga mencerminkan berlanjutnya perbaikan LU Industri Pengolahan. Penggunaan listrik oleh segmen industri pengolahan, yang didominasi oleh aktivitas industri pengolahan semen dan penggilingan padi & penyosohan beras, terkontraksi 3,12% (yoy), tidak sedalam triwulan IV 2020 yang terkontraksi 6,63% (yoy) (Grafik 1.27).

Sumber: PLN UIW Sulselrabar, diolah

Grafik 1.27 Penggunaan KwH Listrik Segmen Industri

Pada triwulan II 2021, LU Industri Pengolahan

diprakirakan melanjutkan perbaikan. Kinerja

diprakirakan akan meningkat pada triwulan

berikutnya seiring dengan perbaikan ekonomi.

Sampai dengan April 2021, penyaluran kredit

kepada sektor industri pengolahan mengalami

peningkatan. Selain itu, upaya korporasi dalam

meningkatkan penjualan ekspor ditengah

permintaan dunia yang meningkat juga

mendukung peningkatan produksi industri

pengolahan.

1.3.4. Lapangan Usaha Perdagangan

LU Perdagangan melanjutkan perbaikan pada triwulan I 2021. LU Perdagangan terkontraksi 3,51% (yoy), tidak sedalam kontraksi triwulan IV tahun 2020 yang mencapai 4,22% (yoy) (Grafik

1.28). Tertahannya perbaikan perdagangan dipengaruhi oleh PPKM yang diberlakukan oleh pemerintah sepanjang triwulan I 2021. Pembatasan jam operasional berpengaruh terhadap penjualan eceran dan ritel.

Berdasarkan hasil Survei Penjualan Eceran, Indeks Penjualan Eceran (IPE) tumbuh 3,95% (yoy), melambat dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang tumbuh 4,45% (yoy) (Grafik 1.28). Berdasarkan komponen, penurunan indeks terjadi pada subkomponen makanan dan minuman serta bahan bakar, seiring dengan aktivitas masyarakat yang masih terdampak COVID-19.

Sumber: Bank Indonesia dan BPS, diolah Grafik 1.28 Perkembangan Indikator Penjualan Riil

Penurunan tersebut tercermin pula dari penggunaan listrik segmen bisnis. Penggunaan listrik segmen bisnis pada triwulan I 2021 yang terkontraksi 4,46% (yoy), tidak sedalam triwulan sebelumnya yang terkontraksi 9,77% (yoy) (Grafik 1.29).

Sumber: PLN UIW Sulselrabar, diolah Grafik 1.29 Penggunaan KwH Segmen Bisnis

Memasuki triwulan II 2021, aktivitas perdagangan diprakirakan akan melanjutkan pemulihan. Hal tersebut terindikasi dari penyaluran kredit pada April 2021 yang tumbuh 3,68% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan Maret yang tumbuh 1,99% (yoy) (Grafik 1.30).

-40%

-20%

0%

20%

40%

0

100

200

300

400

500

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Ekspor Industri (Juta USD) g.Industri

-15

-10

-5

0

0100200300400

I II III IV I

2020 2021

juta

kW

h

kWh Industri %yoy

-10,00

-5,00

-

5,00

10,00

15,00

-20%

-10%

00%

10%

20%

30%

40%

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

IPE PDRB Perdagangan (rhs)yoy yoy

-20

-15

-10

-5

0

200

220

240

260

280

300

I II III IV I

2020 2021

juta

kW

h

kWh Bisnis %yoy

Page 33: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 12

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: LBU, diolah

Grafik 1.30 Outstanding Kredit Sektor Perdagangan

Berlanjutnya stimulus PEN diharapkan dapat mendukung peningkatan konsumsi serta perbaikan LU Perdagangan. Sampai dengan Mei 2021, realisasi BPUM tercatat sebesar Rp315,31 miliar yang diberikan kepada 262.763 pelaku usaha mikro. Realisasi KUR tercatat Rp1,68 triliun yang diberikan kepada 45.967 debitur. Adapun realisasi Kredit Umi (Ulta Mikro) tercatat Rp9,38 triliun yang diberikan kepada 2.702 debitur.

Selain itu, peningkatan aktivitas pusat perbelanjaan, toko, dan ritel seiring pelaksanaan puasa Ramadan dan persiapan HBKN Idulfitri diperkirakan dapat berdampak positif terhadap kinerja perdagangan.

1.3.5. Lapangan Usaha Konstruksi

Pada triwulan I 2021, kinerja konstruksi terkontraksi 2,22% (yoy) setelah tumbuh 4,82% (yoy) pada triwulan IV 2020 (Grafik 1.31). Penurunan tersebut terjadi ditengah aktivitas investasi di awal tahun yang masih tertahan. Penurunan tercermin dari aktivitas penyaluran kredit konstruksi yang melambat. Penyaluran

kredit konstruksi terkontraksi 6,83% (yoy) pada triwulan I 2021, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada triwulan IV yaitu 2,51% (yoy) (Grafik 1.32).

Sumber: LBU, diolah Grafik 1.31 Penyaluran Kredit Konstruksi

LU Konstruksi pada triwulan II 2021 diprakirakan akan mengalami peningkatan. Penyelesaian proyek investasi strategis pemerintah serta terjaganya ekspektasi masyarakat diharapkan mendukung pemulihan sektor konstruksi.

-6-4-20246

31

32

33

34

35

Mar-

20

Ap

r-2

0

May-

20

Jun

-20

Jul-

20

Au

g-2

0

Sep

-20

Oct

-20

No

v-2

0

Dec-

20

Jan-2

1

Feb

-21

Mar-

21

Ap

r-2

1

Tri

llio

ns

Perdagangan yoy_Perdagangan

-5

0

5

10

15

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021Kredit konstruksi PDRB Konstruksi

yoy

Page 34: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 13

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

BOKS BAB 1

Upaya Peningkatan Investasi dalam Mendukung

Pemulihan Ekonomi Sulawesi Selatan

Dalam satu dekade terakhir, investasi menjadi penopang pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Selatan. Komponen investasi yang dicerminkan oleh Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB), memberikan andil positif terhadap PDRB Sulawesi Selatan bahkan ditengah tekanan ekonomi akibat COVID-19 di tahun 2020 (Grafik A.1). Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah daerah untuk mempercepat pembangunan proyek strategis nasional serta komitmen dalam menyediakan infrastruktur konektivitas.

Sumber: BPS, diolah Grafik A.1. Andil Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi

Selatan Berdasarkan Penggunaan

Investasi berperan dalam penciptaan nilai tambah sekaligus penyerapan tenaga kerja di Sulawesi Selatan. Oleh sebab itu, aktivitas investasi perlu dioptimalkan untuk memaksimalkan dampaknya bagi perekonomian. Dalam satu dekade terakhir, Incremental Capital Output Ratio (ICOR) Sulawesi Selatan tercatat diatas 4% dan cenderung stagnan (Grafik A.2). Kondisi tersebut mengindikasikan masih perlunya optimalisasi pengelolaan output serta efisiensi biaya investasi. Penanaman modal perlu dioptimalkan untuk mendukung hilirisasi. Selain itu, reformasi birokrasi juga perlu dilakukan

untuk meningkatkan efisiensi biaya terkait investasi.

Grafik A.2. ICOR Sulawesi Selatan

Investasi Sulawesi Selatan Triwulan I 2021

Realisasi investasi di Sulawesi Selatan tercatat Rp6.530 triliun pada triwulan I 2021 (Grafik A.3). Capaian investasi tersebut mencapai 81,62% dari target investasi dalam RPJMD Sulsel tahun 2021 yang sebesar Rp 8 triliun. Investasi didominasi oleh PMDN yang mencapai Rp5,50 triliun (84,27% dari total investasi). PMDN meningkat pesat dibandingkan triwulan sebelumnya sebagai dampak dari investasi di sektor Konstruksi khususnya di Kota Makassar yang sebesar Rp4,34 triliun (79% dari total PMDN di Sulawesi Selatan).

Sumber: DPMPTSP, diolah Grafik A.3. Realisasi Investasi Sulawesi Selatan

Sementara itu, realisasi PMA mencapai Rp1,02 triliun (15,73% dari total investasi). PMA di Sulawesi Selatan sebagian besar disumbang oleh realisasi investasi di Kabupaten Bantaeng dan Kota Makassar. Kanada masih tercatat sebagai negara

-5 0 5 10 15

2011

2012

2013

2014

2015

2016

2017

2018

2019

2020

Konsumsi RT Konsumsi LNPRT

Konsumsi Pemerintah PMTB

Perub. Inventori Ekspor

Impor Net Ekspor AD

-

2,0

4,0

6,0

8,0

201

1

201

2

201

3

201

4

201

5

201

6

201

7

201

8

201

9

3,946,53

0

1

2

3

4

5

6

7

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Trili

un

Rp

FDI

DDI

TOTAL

Page 35: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 14

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

dengan investasi PMA tertinggi, dengan total investasi Rp493,60 miliar, disusul oleh Singapura dan Tiongkok.

Realisasi investasi pada triwulan I 2021 tersebut berhasil menyerap tenaga kerja domestik sebanyak 3.042 orang (Grafik A.4)

Sumber: DPMPTSP, diolah Grafik A.4. Penyerapan Tenaga Kerja Domestik

Secara sektoral, Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi memberikan kontribusi terbesar yaitu 39%, yang terdiri dari 3 (tiga) proyek PMA dan 30 proyek PMDN, diikuti oleh sektor Perumahan, Kawasan Industri dan Perkantoran sebesar 32%. (Gambar A.1).

Sumber: DPMPTSP, diolah Grafik A.1. Investasi Sulawesi Selatan berdasarkan

Kabupaten/Kota

Adapun secara spasial, realisasi investasi tertinggi tercatat berada di Kota Makassar yang mencapai Rp4,43 triliun. (Grafik A.5)

Sumber: DPMPTSP, diolah Grafik A.5. Investasi Sulawesi Selatan berdasarkan

Kabupaten/Kota

Dalam upaya meningkatkan investasi, diperlukan pemetaan potensi Kabupaten/Kota untuk menarik masuknya investasi. Selain itu, keberadaan Mal Pelayanan Publik juga berperan strategis dalam meningkatkan efisiensi perizinan usaha dan mendorong peningkatan realisasi PMA/PMDN.

Peningkatan kualitas data dan informasi oleh DPMPTSP Sulawesi Selatan

Terdapat 3 (tiga) upaya strategis yang dilakukan oleh pemerintah daerah untuk meningkatkan kelengkapan data investasi, yang berpengaruh pada tingginya capaian realisasi investasi pada triwulan I 2021. Upaya tersebut antara lain melalui law enforcement yang dilakukan untuk meningkatan kepatuhan pelaporan rencana dan realisasi investasi dunia usaha, penguatan literasi dan edukasi, serta kemudahan perizinan. Penegakan aturan dan kedisiplinan laporan tersebut mendukung data serta informasi yang lebih baik sehingga dapat mendukung peningkatan pelayanan bagi pelaku usaha.

Law Enforcement

Berdasarkan UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal pasal 15, setiap penanam modal berkewajiban untuk membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal serta pemerintah daerah yang bertanggungjawab di bidang penanaman modal. Bagi pelaku usaha yang tidak patuh dalam menyampaikan laporan, maka akan diberikan sanksi administratif berupa pencabutan hak akses untuk perizinan dan fasilitas secara daring.

1.948

2.836

3.023 3.415

931 1.656

4.968

1.169

3.042

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

FDI

DDI

TOTAL

68%

9%9%

3%

2%

2% 2% 5%

Makassar Bone Luwu Timur

Bantaeng Takalar Pangkep

Kabupaten Sinjai Lainnya

Transportasi, Pergudangan dan Telekomunikasi

Perumahan dan Kawasan Industri

Pertambangan

Industri Makanan dan

Minuman

Logam Dasar, Mesin dan

Elektronik

9%

5%

39%

32%

3%

Page 36: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 15

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Untuk meningkatan penegakan hukum dalam pelaporan kegiatan penanaman modal, DPMPTSP Sulawesi Selatan secara aktif berkoordinasi dengan Kabupaten dan Kota untuk mendeteksi pelanggaran penyampaian laporan investasi. Sanksi administratif juga diberikan untuk memberikan efek jera bagi pelaku usaha yang tidak taat peraturan.

Penguatan Literasi dan Edukasi

Penguatan literasi dan edukasi dilakukan melalui sosialisasi kepada pelaku usaha secara lebih masif. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan awareness masyarakat terkait pentingnya pelaporan aktivitas investasi kepada pemerintah daerah. Penguatan literasi menjadi krusial untuk dilakukan mengingat terdapat pelaku usaha yang belum mengetahui kewajiban dan prosedur pelaporan investasi. Untuk memfasilitasi kebutuhan informasi investasi, DPMPTSP melakukan pendampingan kepada pelaku usaha dalam penyusunan laporan investasi.

Kemudahan Perizinan

Pemerintah daerah terus berupaya untuk mendukung peningkatan aktivitas investasi di Sulawesi Selatan, diantaranya melalui kemudahan perizinan dan pelaporan. Pemerintah daerah berencana untuk memberlakukan perizinan berusaha yang berbasis risiko. Hal tersebut akan memudahkan pelaku usaha dalam mengajukan perizinan sesuai dengan profil risiko, dimana bidang usaha dengan profil risiko rendah akan mendapatkan persyaratan yang lebih sedikit dibandingkan dengan bidang usaha dengan profil risiko tinggi.

Upaya kemudahan perizinan secara khusus dilakukan oleh DPMPTSP Sulsel melalui 2 (dua) program inovasi tahun 2021 yaitu: (1) Neni si Linca (New Normal Inovasi Sistem Informasi Online Campus) yang merupakan sistem informasi perizinan penelitian mahasiswa secara online; dan (2) Gisel 19 (Gerai Perizinan Sektor Perikanan dan Kelautan) yang ditujukan untuk mempercepat serta mempermudah proses perizinan di sektor perikanan dan kelautan.

Upaya peningkatan kelengkapan dan kualitas data tersebut diharapkan dapat mendukung penyelenggaraan aktivitas investasi yang lebih transparan. Data yang lebih lengkap dan akurat tersebut juga diharapkan dapat menangkap

kondisi perekonomian secara lebih faktual. Hal tersebut diharapkan dapat mendukung terjaganya persepi positif bagi stakeholder dan investor dalam melakukan investasi dan aktivitas usaha.

Dukungan Bank Indonesia dalam Peningkatan Investasi di Sulawesi Selatan

Untuk mendukung pengembangan investasi di Sulawesi Selatan, Bank Indonesia dan Pemerintah Daerah melakukan joint cooperation dalam merumuskan strategi percepatan investasi, perdagangan, perindustrian, dan pariwisata melalui Forum PINSI SULTAN (Forum Percepatan Investasi, Perdagangan, Perindustrian, dan Pariwisata).

Gambar A.2. Forum PINISI SULTAN Sulawesi Selatan

Pada triwulan I, telah dilakukan sidang komisi PINISI SULTAN yang melibatkan Pemprov dan Pemda 24 Kab/Kota dan telah disepakati program kerja 2021 a.l.: (1) investment challenge, (2) pengembangan website, (3) investment forum, (4) pengembangan kawasan industri, (5) pengembangan sentra pariwisata, dan (6) mendukung pengembangan UMKM ekspor. Sampai dengan April 2021, BI Sulsel bersama dengan Pemprov Sulsel (DPMPTSP dan Bappelitbanda) telah melakukan monitoring terhadap 3 (tiga) proyek clean and clear eksisting bersama project owner dan pihak terkait lainnya. Bank Indonesia juga telah melakukan fasilitasi 3 (tiga) bilateral meeting antara calon investor, project owner, dan pihak terkait lainnya. Identifikasi 4 (empat) proyek investasi baru yang

Page 37: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 16

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

potensial juga sedang dilakukan. Selain itu, Bank Indonesia beserta Pemda juga melakukan pengembangan website PINISI SULTAN.

Page 38: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 17

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

2. Keuangan Daerah

BAB II: Keuangan Daerah Pada triwulan I 2021, realisasi belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan sebesar Rp1,11 triliun atau 8,57% dari pagu anggaran 2021 (Rp12,93 miliar). Secara nominal, realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang tercatat Rp1,29 triliun. Belanja APBD sebagian besar merupakan belanja operasional (pangsa 61,46%) dan belanja modal (pangsa 25,83%). Pada triwulan laporan, pemerintah melanjutkan upaya penanggulangan COVID-19 melalui belanja tidak terduga yang terealisasi Rp58,28 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2020 yang sebesar Rp10 miliar. Belanja tidak terduga tersebut diharapkan dapat menanggulangi dampak kesehatan dan ekonomi akibat COVID-19. Adapun belanja APBN Sulawesi Selatan turut mengalami penurunan, dengan nominal realisasi sebesar Rp3,18 triliun. Lebih dari 50% belanja APBN merupakan belanja pegawai.

Ke depan, realisasi APBD dan APBN di Sulawesi Selatan memiliki peran strategis dalam mempercepat kebangkitan ekonomi dari keterpurukan akibat COVID-19. Efektivitas penyerapan stimulus pemerintah melalui bantuan dalam rangka penanganan pandemi perlu dioptimalkan mengingat besarnya anggaran tersebut, baik untuk tenaga kesehatan maupun masyarakat terdampak. Stimulus tersebut diharapkan dapat memberikan efek pengganda bagi perekonomian.

Page 39: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 18

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

2.1. PERKEMBANGAN REALISASI APBD DI

SULAWESI SELATAN

2.1.1. Pendapatan

Baik pagu pendapatan maupun belanja pemerintah daerah Provinsi Sulawesi Selatan meningkat pada tahun 2021. Berdasarkan data Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Provinsi Sulawesi Selatan, pagu pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Selatan pada tahun 2021 sebesar Rp10,78 triliun. Pagu tersebut meningkat 3,66% dibandingkan dengan pagu tahun 2020 yang sebesar Rp10,40 triliun. Sejalan dengan hal tersebut, pagu belanja daerah juga meningkat 20,56% dibandingkan dengan pagu tahun 2020 yang sebesar Rp10,72 triliun rupiah. Kenaikan pagu belanja tersebut memberikan ruang yang lebih besar bagi pemerintah daerah dalam menyalurkan stimulus dan membangun infrastruktur konektivitas untuk mendukung pemulihan ekonomi. Peningkatan ruang belanja tersebut perlu diiringi dengan penghimpunan penerimaan daerah yang lebih tinggi, diantaranya melalui penguatan basis pajak serta inovasi keuangan digital, guna menjaga sustainabilitas fiskal dalam mendukung kesinambungan pemulihan ekonomi.

Struktur Realisasi Pendapatan

Pada triwulan I 2021, pendapatan daerah Provinsi Sulawesi Selatan tercatat sebesar Rp1,78 triliun, didominasi oleh pendapatan transfer. Pendapatan transfer pemerintah pusat tersebut mencapai Rp1,01 triliun dengan pangsa sebesar 57,06% dari total pendapatan (Grafik 2.1). Pangsa tersebut sedikit lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020 dimana pangsa pendapatan transfer mencapai 62,91%. Pendapatan transfer tersebut didominasi oleh komponen Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dengan pangsa 78,54% dan 16,71%. Secara struktur, pangsa DAK terhadap pendapatan transfer mengalami penurunan jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (36,57% terhadap pendapatan transfer triwulan I 2020). Penurunan tersebut dipengaruhi oleh terbatasnya realisasi DAK fisik.

Komponen Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki pangsa 39,93% terhadap pendapatan daerah triwulan I 2021. Perolehan PAD tercatat sebesar

Rp710,08 miliar, dimana 97,67% dari PAD tersebut merupakan pendapatan pajak daerah (Grafik 2.1). Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan triwulan I 2020 (88,53% dari PAD triwulan I 2020). Sebagaimana kondisi pada triwulan yang sama tahun sebelumnya, pendapatan pajak daerah didominasi oleh pajak kendaraan bermotor dan bea balik nama kendaraan bermotor. Selain pendapatan pajak, komponen PAD lainnya yaitu pendapatan retribusi daerah dan lain-lain PAD yang sah memiliki pangsa 1,15% dan 1,18% terhadap PAD.

Sumber: BPKAD Provinsi Sulsel, diolah

Grafik 2.1 Proporsi Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Selatan

Perkembangan Realisasi Pendapatan

Baik nominal maupun persentase realisasi pendapatan APBD Sulawesi Selatan mengalami penurunan. Realisasi pendapatan daerah tercatat Rp1,78 triliun (16,50% dari pagu anggaran 2021), lebih rendah dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2020 yang mencapai Rp2,27 triliun (21,82% dari pagu anggaran 2020) (Tabel 2.1). Lebih rendahnya realisasi tersebut tidak terlepas dari realisasi pendapatan transfer yang lebih rendah Rp412,85 triliun dibandingkan dengan realisasi triwulan I 2020.

Pendapatan transfer mengalami penurunan seiring dengan terhambatnya penyaluran DAK. Komponen DAK terealisasi sebesar Rp169,53 miliar (5,82% dari pagu 2021), lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada triwulan I 2020 yang sebesar Rp522,06 miliar. Sejumlah tantangan terkait administrasi dan teknis penyaluran DAK fisik berpengaruh terhadap realisasi.

Tantangan administrasi yang dihadapi diantaranya yaitu proses pengadaan tender dan lelang yang

Page 40: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 19

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

masih berjalan di awal tahun sehingga penandatanganan kontrak cenderung terbatas. Selain itu, dokumen persyaratan penyaluran DAK fisik juga masih dalam proses pelengkapan di tengah tahap konsolidasi di masing-masing pemda yang masih berlangsung.

Adapun tantangan teknis dalam penyaluran DAK diantaranya yaitu proses pratender yang mengalami keterlambatan, beberapa operator SKPD penerima DAK fisik yang merupakan SDM baru, dan mulai diterapkannya SIPD pada masing-masing pemda dimana sistem mengalami masalah teknis sehingga membutuhkan waktu lebih lama dalam penggunaannya. Selain administrasi dan teknis, penyebaran pandemi COVID-19 juga memberi tantangan dalam proses koordinasi dan komunikasi sehingga mempengaruhi penyaluran.

Sementara itu, komponen PAD juga mengalami penurunan seiring dengan pendapatan pajak yang lebih terbatas. Komponen PAD terealisasi sebesar Rp710,08 miliar (14,57% dari pagu), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang tercatat Rp841,43 miliar (18,71% dari pagu). Penurunan tersebut dipengaruhi oleh pendapatan pajak yang lebih rendah ditengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diterapkan dalam merespon peningkatan kasus COVID-19 di awal tahun. Pembatasan tersebut berpengaruh pada sejumlah pos pendapatan pajak seperti pajak kendaraan bermotor dan pajak bahan bakar kendaraan bermotor. Penurunan tersebut juga terjadi seiring dengan aktivitas konsumsi rumah tangga yang masih terkontraksi 3,61%

(yoy) pada triwulan I 2021 (Lihat Bab 1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah).

Ke depan, pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan terus mengupayakan peningkatan sumber PAD, antara lain melalui: (1) optimalisasi Barang Milik Daerah yang berpotensi menjadi sumber PAD melalui skema sewa BMD; (2) penerapan tax clearance (konfirmasi wajib pajak) bekerja sama dengan DPMPTSP Provinsi dan Kabupaten/Kota; (3) perluasan layanan pembayaran pajak secara online melalui ATM, mobile banking, minimarket, Indomaret, GoPay dan QRIS; dan (4) Melakukan kerja sama dengan BPH Migas terkait optimalisasi Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Lebih lanjut, pemerintah juga senantiasa berupaya untuk meningkatkan basis pajak yang dilakukan melalui: (1) meningkatkan jumlah Wajib Pajak (WP), sebagai contoh dari hasil MoU dengan BPH Migas diperoleh data WP Bahan Bakar Baru; (2) Melakukan pendataan WP oleh seluruh aparat UPT Kabupaten/Kota; dan (3) Sosialisasi Pajak baik secara langsung maupun melalui media untuk meningkatkan kepatuhan pajak.

2.1.2. Belanja

Struktur Realisasi Belanja

Belanja APBD Provinsi Sulsel pada triwulan I 2021 tercatat Rp1,11 triliun, didominasi oleh belanja operasional. Sebesar 61,46% dari belanja APBD merupakan belanja operasional. Pangsa belanja operasional tersebut mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang tercatat 70,52% (Grafik 2.2). Di sisi lain, belanja

Tabel 2.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD lingkup Pemda se-Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Miliar)

Sumber: LRA Badan Keuangan dan Aset Daerah Prov. Sulawesi Selatan, diolah

NOMINAL % REALISASI NOMINAL % REALISASI

PENDAPATAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH 4,496.95 841.43 18.71% 4,872.69 710.08 14.57%

- Pendapatan Pajak Daerah 3,849.15 744.94 19.35% 4,231.76 693.55 16.39%

- Pendapatan Retribusi Daerah 79.23 11.83 14.93% 55.15 8.14 14.76%

- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan 132.33 - 0.00% 113.63 - 0.00%

- Lain-lain PAD yang Sah 436.24 84.66 19.41% 472.15 8.39 1.78%

PENDAPATAN TRANSFER 5,821.86 1,427.55 24.52% 5,738.30 1,014.70 17.68%

- Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak 222.76 43.39 19.48% 386.65 48.25 12.48%

- DAU 2,600.59 862.10 33.15% 2,416.53 796.91 32.98%

- DAK 2,998.01 522.06 17.41% 2,910.61 169.53 5.82%

- Transfer Pemerintah Pusat-Lainnya 0.50 0.50 100.00% 24.51 0.00 0.00%

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 80.95 0.23 0.29% 169.84 53.58 31.55%

JUMLAH PENDAPATAN 10,399.76 2,269.21 21.82% 10,780.83 1,778.36 16.50%

ANGGARAN

2021

REALISASI s/d TRIWULAN I 2021ANGGARAN

PERUBAHAN

2020

REALISASI s/d TRIWULAN I 2020U R A I A N

Page 41: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 20

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

modal mengalami kenaikan pangsa menjadi 25,83% dari total belanja dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang tercatat 0,23%. Lebih tingginya porsi belanja modal tersebut memberi sinyal meningkatnya upaya pemerintah dalam mendukung pemulihan ekonomi dengan menciptakan lapangan pekerjaan melalui aktivitas investasi. Sementara itu, porsi belanja transfer tercatat sebesar 7,45%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020. Hal ini seiring dengan penurunan bagi hasil pendapatan pajak ke kabupaten dan kota. Di tengah penyebaran pandemi COVID-19, Pemprov Sulsel melanjutkan upaya penanggulangan melalui belanja tidak terduga yang memiliki pangsa 5,26% terhadap total belanja daerah triwulan I 2021.

Sumber: BPKAD Provinsi Sulsel, diolah

Grafik 2.2 Proporsi Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan

Perkembangan Realisasi Belanja Kontraksi komponen konsumsi pemerintah dalam PDRB tercermin dari belanja Pemerintah Provinsi Sulsel yang lebih terbatas. Pagu belanja pada tahun 2021 tercatat Rp12,93 triliun, meningkat 20,56% dibandingkan dengan pagu belanja tahun 2020 (Rp10,72 triliun) (Tabel 2.2). Namun demikian, pagu yang lebih tinggi tersebut belum dibarengi

Tabel 2.2 Anggaran dan Realisasi Belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Miliar)

Sumber: LRA Badan Keuangan dan Aset Daerah Prov. Sulawesi Selatan, diolah

NOMINAL % REALISASI NOMINAL % REALISASI

BELANJA OPERASIONAL 7.447,51 907,44 12,18% 7.678,65 680,90 8,87%

- Belanja Pegawai 3.368,42 429,99 12,77% 3.389,42 504,93 14,90%

- Belanja Barang 1.811,74 119,71 6,61% 4.001,30 163,79 4,09%

- Belanja Bunga - - - 15,78 - 0,00%

- Belanja Hibah 1.686,45 356,24 21,12% 265,66 12,18 4,59%

- Belanja Bantuan Sosial 1,81 - 0,00% 6,49 - 0,00%

- Belanja Bantuan Keuangan 579,10 1,50 0,26% - - 0,00%

BELANJA MODAL 1.711,02 3,00 0,18% 3.254,50 286,19 8,79%

- Belanja Tanah - - - 26,32 - 0,00%

- Belanja Peralatan & Mesin 307,13 1,57 0,51% 413,22 18,09 4,38%

- Belanja Gedung dan Bangunan 637,56 0,36 0,06% 1.783,10 51,84 2,91%

- Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan 682,10 - 0,00% 1.011,61 213,70 21,12%

- Belanja Aset Tetap Lainnya 65,14 - 0,00% 20,25 2,57 12,69%

- Aset Lainnya 1,74 0,06 3,43% - - -

- Belanja BLUD 17,34 1,01 5,82% - - -

BELANJA TIDAK TERDUGA 20,00 10,00 50,01% 65,96 58,28 88,35%

JUMLAH BELANJA 9.178,53 920,44 10,03% 10.999,11 1.025,38 9,32%

TRANSFER 1.545,23 366,35 23,71% 1.928,94 82,57 4,28%

- Bagi Hasil Pajak Ke Prov/Kab/Kota 1.545,23 366,35 23,71% 1.928,94 82,57 4,28%

TOTAL BELANJA 10.723,76 1.286,79 12,00% 12.928,06 1.107,94 8,57%

SURPLUS / (DEFISIT) -324,00 982,42 -303,22% -2.147,23 670,41 -31,22%

PEMBIAYAAN

PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 324,00 33,30 10,28% 1.311,74 - 0,00%

PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH - - - 46,16 - 0,00%

JUMLAH PEMBIAYAAN 324,00 33,30 10,28% 1.265,58 - 0,00%

U R A I A NANGGARAN

2021

REALISASI s/d TRIWULAN I 2021ANGGARAN

PERUBAHAN

2020

REALISASI s/d TRIWULAN I 2020

Page 42: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 21

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

dengan peningkatan belanja daerah. Belanja daerah terealisasi Rp1,11 triliun pada triwulan I 2021 (8,57% dari pagu 2021), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang sebesar Rp1,29 triliun (12,00% dari pagu 2020).

Berdasarkan komponen, belanja yang lebih terbatas tersebut disumbang oleh penurunan realisasi belanja operasional. Penurunan belanja operasional terjadi seiring dengan terbatasnya realisasi komponen belanja hibah, seiring dengan belum terpenuhinya persyaratan penyaluran DAK dan DID serta fokus pemerintah dalam penanganan COVID-19 (Tabel 2.2). Sementara itu, ditengah pembatasan kegiatan yang diberlakukan pada triwulan I 2021, belanja barang berhasil terealisasi Rp163,79 miliar (4,09%), atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang terealisasi Rp119,71 miliar.

Komponen pengeluaran bagi hasil pajak provinsi ke Kabupaten dan Kota juga mengalami penurunan pada triwulan I 2021. Pengeluaran bagi hasil pajak tercatat Rp82,57 miliar (4,28% dari pagu 2021), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang mencapai Rp366,35 miliar (23,71% dari pagu 2020) (Tabel 2.2). Penurunan tersebut terjadi seiring dengan terbatasnya pendapatan pajak pada tahun 2020 akibat tekanan COVID-19. Di sisi lain, kendala teknis dan administrasi juga menghambat penyaluran dana dari provinsi ke kabupaten dan kota.

Di sisi lain, komponen belanja modal mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada triwulan I 2021. Belanja modal terealisasi Rp286,19 miliar (21,12% dari pagu tahun 2021), lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang tercatat Rp3,00 miliar (0,18% dari pagu) (Tabel 2.2). Kenaikan belanja modal disumbang oleh belanja dalam rangka pembangunan jalan, irigasi dan jaringan (74,67% dari realisasi belanja modal). Pembangunan tersebut dilanjutkan setelah sempat tertunda pada tahun 2020 akibat penyebaran COVID-19.

Pagu belanja tidak terduga pada tahun laporan tercatat Rp65,96 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan pagu tahun 2020 (Tabel 2.2). Ditengah kenaikan pagu tersebut, realisasi belanja tidak terduga mencapai Rp58,28 miliar (88,35% dari pagu 2021), lebih tinggi dibandingkan realisasi pada triwulan I 2020 yang sebesar Rp10 miliar (50,01% dari pagu 2020). Hal tersebut terjadi

sejalan dengan dampak penyebaran pandemi COVID-19 pada triwulan I 2020 yang belum terlihat. Di sisi lain, hal tersebut juga mengindikasikan keseriusan pemerintah dalam menanggulangi COVID-19.

Dengan perkembangan pendapatan dan belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan tersebut, selisih anggaran tahun 2021 diprakirakan sebesar Rp2,15 triliun (Tabel 2.2). Selisih tersebut akan dipenuhi dari pembiayaan penerimaan daerah dengan pagu Rp1,31 triliun dengan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp46,16 miliar. Adapun kebutuhan pembiayaan diprakirakan mencapai Rp1,26 triliun. Dalam rangka pengelolaan kewajiban utang, pemerintah provinsi melakukan sejumlah upaya yaitu (1) melakukan review atas hutang-hutang oleh inspektorat dan BPKP Perwakilan Sulawesi Selatan sebelum dilakukan pembayaran, (2) melakukan refocusing kegiatan/realokasi anggaran tahun 2021 untuk penyediaan dana pembayaran utang, (3) mengupayakan optimalisasi PAD, (4) menunda penandatanganan kontrak atas kegiatan yang pelaksanaannya kurang dari 6 bulan ke semester II 2021, dan (5) mengurangi kuantitas barang/jasa yang akan dikontrakkan, sehingga meskipun kuantitas berkurang namun tetap memberikan multiplier effect kepada masyarakat.

2.2. PERKEMBANGAN REALISASI

BELANJA APBN

2.2.1. Struktur Realisasi Belanja

Lebih dari 50% realisasi belanja APBN di Sulawesi

Selatan merupakan belanja pegawai (Grafik 2.3).

Belanja pegawai pada triwulan I 2021 mencapai

Rp1,63 triliun dari total Rp3,18 triliun belanja

APBN. Share tersebut mengalami peningkatan

apabila dibandingkan dengan triwulan I 2020,

dimana belanja pegawai menyumbang 48,44%

dari total belanja APBN. Selain belanja pegawai,

pengeluaran APBN juga digunakan untuk belanja

barang (30,54%), belanja modal (17,58%) dan

belanja bantuan sosial (0,42%). Sebagian besar

belanja modal digunakan untuk pembangunan

infrastruktur jalan oleh Dinas PUTR Sulawesi

Selatan.

Page 43: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 22

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: Kanwil DJPB Provinsi Sulawesi Selatan, diolah

Grafik 2.3 Proporsi Realisasi Belanja APBN Provinsi Sulawesi Selatan

2.2.2. Perkembangan Realisasi Belanja

Pagu belanja APBN pada tahun 2021 lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pagu belanja tahun 2021 tercatat Rp20,03 triliun rupiah, atau menurun 2,78% (yoy) (Tabel 2.3). Penurunan terutama terjadi pada pos Belanja Barang dan Belanja Bantuan Sosial yang masing-masing turun 3,50% dan 11,23% dibandingkan dengan tahun 2020. Sementara itu, Belanja Pegawai mengalami kenaikan pagu sebesar 2,36% (yoy). Kenaikan dipengaruhi oleh upaya pemerintah dalam menggelontorkan belanja untuk mendukung pemulihan ekonomi.

Pada triwulan I 2021, realisasi belanja APBN Sulawesi Selatan mencapai Rp3,18 triliun, atau 15,86% dari pagu. Belanja APBN tersebut secara nominal maupun realisasi lebih rendah dibandingkan dengan belanja pada triwulan I 2020 yang terealisasi Rp3,28 triliun (Tabel 2.3). Lebih rendahnya belanja dipengaruhi oleh refocusing dan realokasi anggaran dalam rangka penanggulangan COVID-19. Berdasarkan komponen, kenaikan realisasi belanja terjadi pada pos Belanja Pegawai. Adapun capaian realisasi belanja APBN tertinggi terdapat pada pos belanja bantuan sosial yang mencapai 26,54% dari pagu,

mengindikasikan keseriusan pemerintah daerah dalam menanggulangi dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh COVID-19.

Belanja pegawai mengalami peningkatan baik secara nominal maupun realisasi. Belanja pegawai terealisasi sebesar Rp1,63 triliun rupiah, atau meningkat dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang terealisasi Rp1,59 triliun. Secara persentase, belanja pegawai pada triwulan I terealisasi 19,14% dari pagu 2021 atau lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang tercatat 19,06% dari pagu 2020.

Belanja barang mengalami penurunan baik secara nominal maupun persentase realisasi. Belanja barang pada triwulan laporan terealisasi 12,62% dari pagu, atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang mencapai 13,26%. Sejalan dengan hal tersebut, nominal belanja barang tercatat Rp970,4 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang tercatat Rp1,05 triliun. Lebih rendahnya belanja barang tersebut terjadi sejalan dengan aktivitas perjalanan kedinasan yang dibatasi, dimana kedinasan diperuntukkan khusus untuk penanganan COVID-19. Adapun kegiatan sosialisasi dan rapat lainnya lebih banyak dilakukan secara daring.

Belanja modal secara nominal lebih rendah, tetapi secara persentase realisasi mengalami kenaikan. Pagu yang lebih rendah berpengaruh terhadap tingkat realisasi belanja modal yang lebih tinggi pada triwulan laporan. Nominal realisasi belanja modal yaitu sebesar Rp558,38 miliar (14,88% dari pagu), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang sebesar Rp625,57 miliar (14,79% dari pagu). Realisasi belanja modal tersebut disumbang oleh Dinas PUTR (62,3% dari realisasi belanja modal) yang digunakan untuk pembangunan dan preservasi infrastruktur di sejumlah kabupaten, antara lain Bulukumba, Tana Toraja, Maros, Soppeng, dan Wajo. Upaya pemerintah daerah

Tabel 2.3 Realisasi Belanja APBN Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 (Miliar)

Sumber: Kajian Fiskal Regional (KFR), Kanwil DJPB Provinsi Sulawesi Selatan, diolah

Rp miliar

NOMINAL % REALISASI NOMINAL % REALISASI

Belanja Pegawai 8,343.90 1,590.58 19.06% 8,540.40 1,634.96 19.14%

Belanja Barang 7,965.74 1,056.58 13.26% 7,686.73 970.39 12.62%

Belanja Modal 4,228.42 625.57 14.79% 3,753.57 558.38 14.88%

Belanja Bantuan Sosial 66.61 10.76 16.15% 50.29 13.34 26.54%

JUMLAH BELANJA 20,604.67 3,283.49 15.94% 20,030.99 3,177.07 15.86%

U R A I A NANGGARAN

2020

REALISASI TRIWULAN I 2020 ANGGARAN

2021

REALISASI TRIWULAN I 2021

Page 44: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 23

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur ditengah pemulihan ekonomi yang sedang berjalan diharapkan dapat menciptakan lapangan pekerjaan sekaligus menambah sumber pendapatan masyarakat.

2.3. PERAN REALISASI KEUANGAN

PEMERINTAH DALAM PDRB

Sumbangan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

terhadap PDRB atas dasar harga berlaku (ADHB)

Sulawesi Selatan tercatat menurun pada triwulan I

2021. Rasio PAD terhadap PDRB ADHB pada

triwulan I 2021 tercatat 0,57%, atau lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang sebesar

0,63% (Grafik 2.4). Terbatasnya realisasi tersebut

disumbang oleh penurunan realisasi penerimaan

pajak dalam negeri. Hal ini mengindikasikan masih

belum pulihnya aktivitas dunia usaha dan sosial-

ekonomi masyarakat. Penurunan pendapatan

pajak tersebut juga terindikasi dari konsumsi

rumah tangga yang masih terkontraksi pada

triwulan laporan (lihat Bab 1. Pertumbuhan

Ekonomi Daerah). Di sisi lain, pendapatan pajak

perdagangan internasional mengalami kenaikan

yang cukup tinggi, atau mencapai 130,05% (yoy),

seiring dengan kinerja ekspor luar negeri Sulawesi

Selatan yang melanjutkan perbaikan pada triwulan

laporan (lihat Bab 1. Pertumbuhan Ekonomi

Daerah).

Sejalan dengan hal tersebut, sumbangan

pendapatan transfer terhadap PDRB ADHB juga

mengalami penurunan. Rasio pendapatan transfer

terhadap PDRB ADHB tercatat 0,81%, lebih rendah

dibandingkan dengan triwulan I tahun 2020 yang

sebesar 1,14%. Hal ini terjadi seiring dengan

realisasi pendapatan transfer yang lebih rendah

ditengah refocusing dan realokasi anggaran untuk

penanganan dampak COVID-19. Selain itu,

sejumlah kendala teknis terkait pencairan yang

terjadi dilapangan juga mempengaruhi belum

optimalnya peran pendapatan transfer dalam PDRB

Sulsel.

Sumber: KFR-Kanwil DJPB Prov. Sulsel, BPKAD Prov. Sulsel, diolah

Grafik 2.4 Rasio Realisasi Pendapatan APBD Terhadap PDRB ADHB

Daya dorong belanja pemerintah daerah terhadap

ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021

lebih terbatas. Rasio belanja operasional terhadap

PDRB ADHB tercatat 0,85%, menurun

dibandingkan dengan triwulan I 2020 yang

tercatat 1,13%. Penurunan tersebut tercermin

pula dari konsumsi pemerintah yang mengalami

kontraksi pada triwulan laporan (Lihat Bab 1.

Makroekonomi Daerah). Terbatasnya aktivitas

rapat dan kegiatan operasional lainnya ditengah

PPKM dan kendala administrasi serta teknis

menahan realisasi belanja operasional pemerintah.

Sementara itu, belanja modal tercatat 0,36%

terhadap PDRB, meningkat dibandingkan dengan

triwulan I 2021 yang sebesar 0,004%. Hal ini

membuka harapan daya dorong yang lebih tinggi

oleh pemerintah daerah melalui belanja produktif

yang dalam jangka menengah-panjang memberi

dampak berganda terhadap ekonomi Sulawesi

Selatan.

Sumber: KFR-Kanwil DJPB Prov. Sulsel, BPKAD Prov. Sulsel, diolah

Grafik 2.5 Rasio Realisasi Belanja APBD Terhadap PDRB ADHB

Page 45: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 24

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

2.4. UPAYA REFOCUSING DAN

REALOKASI ANGGARAN

PEMERINTAH DAERAH TAHUN

2021

Refocusing dan Realokasi Belanja APBD Provinsi Sulawesi Selatan

Pada tahun 2021, pemerintah melanjutkan upaya penanggulangan COVID-19 didukung oleh refocusing dan realokasi belanja. Berdasarkan informasi dari BKAD Sulawesi Selatan, penyesuaian APBD tahun 2021 dalam rangka penanggulangan COVID-19 antara lain Kesehatan dan Perlindungan Sosial, dengan target penyaluran tahun 2021 sebesar Rp150,86 miliar. Sampai dengan triwulan I, relaisasi pendanaan dalam rangka penanganan COVID-19 telah mencapai Rp34,34 miliar atau 22,77% dari target tahun 2021. Sebagian besar realisasi dana terutama digunakan untuk mendukung pelaksanaan vaksinasi di Sulawesi Selatan (42,63%), yaitu berupa dukungan operasional, pemantauan dan penanggulangan dampak kesehatan ikutan pasca vaksinasi, dan distribusi pengamanan serta penyediaan tempat vaksinasi. Besarnya alokasi belanja untuk pelaksanaan vaksinasi tersebut menunjukkan besarnya upaya pemerintah dalam mendukung vaksinasi sebagai game changer bagi pemulihan ekonomi Provinsi Sulawesi Selatan.

Refocusing dan Realokasi Belanja APBN

APBN provinsi Sulawesi Selatan juga terdampak refocusing dan realokasi anggaran. Pagu setelah refocusing meningkat menjadi Rp27,85 triliun dibandingkan dengan pagu awal yaitu Rp27,24 triliun (Tabel 2.4). Perubahan pagu terjadi pada komponen belanja barang, belanja modal, dan DAK fisik. Pos dengan peningkatan pagu tertinggi yaitu terjadi pada belanja perkantoran (meningkat Rp205,69 juta), OM prasarana jaringan sumber daya air (meningkat Rp146,25 juta), dan sarana bidang kesehatan (meningkat Rp134,79 juta).

Berdasarkan komponen, belanja barang mengalami kenaikan pagu tertinggi, atau mencapai Rp620,42 miliar. Kenaikan pagu tersebut terutama digunakan untuk menunjang program kementerian dan lembaga yang sempat tertunda pada tahun 2020 akibat penyebaran COVID-19. Sementara itu, DAK fisik mengalami

penurunan pagu sebesar Rp116,67 miliar. Refocusing dan realokasi anggaran DAK fisik dilakukan terhadap kegiatan yang dianggap tidak dapat diselesaikan pada tahun 2021 dan memungkinkan untuk ditunda pelaksanaannya ke tahun 2022.

Tabel 2.4 Perubahan Pagu anggaran APBN 2021 Dalam Rangka Penanggulangan COVID-19

Sumber: DJPb Sulsel

Sementara itu, komponen Dana Desa (8,52% dari total TKDD) tidak mengalami perubahan pagu pada tahun 2021. Namun demikian, penggunaan dana desa diatur berdasarkan SE Nomor SE-2/PK/2021 yaitu: (1) penyaluran Bantuan Langsung Tunai (BLT) Desa dan (2) sebesar 8% (earmarked) untuk kegiatan penanganan pandemi COVID-19 khususnya PPKM Mikro.

Realisasi dana desa pada triwulan I 2021 tercatat Rp441,61 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi triwulan yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar Rp242 miliar. Namun demikian, realisasi dana desa tersebut masih menemui tantangan, antara lain berkaitan dengan keterlambatan penyampaian APBDes, kapasitas pengelola dana desa yang kurang memadai, dan pergantian pengelola dana desa.

Pada triwulan I 2021, masih terdapat BLT Desa yang belum salur (Gambar 2.1). Masih belum optimalnya penyaluran terjadi seiring dengan jumlah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di desa yang terus mengalami penurunan. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh DJPb Sulsel, terjadi penurunan drastis jumlah KPM, seiring terdapatnya masyarakat yang kembali bekerja. Kebanyakan KPM tahun 2021 merupakan kelompok miskin eksisting sebelum COVID-19. Hal tersebut mengindikasikan pemulihan kondisi ekonomi masyarakat yang mulai terjadi di tingkat desa. Selain itu, penurunan tersebut juga mengindikasikan upaya peningkatan kualitas data granular yang lebih baik di tingkat desa.

Awal Refocusing

Belanja Pegawai 8.540,40 8.540,40 -

Belanja Barang 7.066,26 7.686,69 620,42-

Belanja Modal 3.643,70 3.753,98 110,28-

Belanja Bantuan Sosial 50,29 50,29 -

Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik 3.704,78 3.588,12 116,67

Dana Alokasi Khusus (DAK) Nonfisik 1.861,53 1.861,53 -

Dana Desa 2.372,81 2.372,81 -

Total 27.239,77 27.853,81 614,03-

Pagu Peru-

bahan Komponen

Page 46: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 25

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: DJPb Sulsel

Gambar 2.1 Perkembangan Penyaluran BLT Desa

Di sisi lain, pengalokasian earmarked dana desa juga masih menemui tantangan. Masih adanya keengganan alokasi earmarked karena desa tidak memiliki kasus COVID-19. Tertahannya penyaluran juga dipengaruhi oleh pilkades di sejumlah desa sehingga penganggaran tertunda. Selain itu, Desa lebih fokus melakukan salur BLT dibandingkan dengan penganggaran earmarked.

Page 47: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 26

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

3. Inflasi Daerah

BAB III: Inflasi Sejalan dengan perbaikan ekonomi, inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Tekanan inflasi berasal dari kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau akibat kenaikan harga komoditas cabai rawit dan ikan bandeng seiring dengan lebih terbatasnya pasokan. Adapun tekanan harga secara umum tertahan oleh deflasi tarif angkutan udara, dipengaruhi oleh masih terbatasnya aktivitas penerbangan masyarakat di tengah pandemi. Peningkatan inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 tercermin pula dari inflasi spasial yang meningkat. Dari 5 (lima) kabupaten dan kota yang dihitung inflasinya oleh BPS, seluruhnya mengalami peningkatan. Namun demikian, inflasi pada triwulan II 2021 diprakirakan lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.

Sejumlah upaya dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah Sulawesi Selatan untuk menjaga stabilisasi harga dan mendukung pemulihan ekonomi. Strategi pengendalian inflasi Sulawesi Selatan dilakukan sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi Daerah 2019-2021 yang fokus pada strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif).

Page 48: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 27

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

3.1. KONDISI UMUM INFLASI

SULAWESI SELATAN

Inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2020 (Grafik 3.1). Peningkatan inflasi pada periode laporan disumbang oleh kenaikan harga pada kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau serta Perumahan, Air, Listrik dan Bahan Bakar Rumah Tangga. Perkembangan inflasi Sulawesi Selatan kedepannya diprakirakan akan terkendali dalam rentang sasaran inflasi nasional 3,0%±1,0%. Hal ini sejalan dengan upaya pengendalian inflasi yang dilakukan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di tengah permintaan yang diprakirakan meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi nasional.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 3.1 Proporsi Realisasi Pendapatan APBD Provinsi Sulawesi Selatan

Inflasi pada triwulan laporan disumbang oleh kelompok makanan, minuman, dan tembakau serta perawatan pribadi dan jasa lainnya. Sebagaimana triwulan sebelumnya, kelompok tersebut masih menjadi kelompok dengan andil inflasi tertinggi yaitu sebesar 1,39% (yoy).

3.2. PERKEMBANGAN INFLASI

SULAWESI SELATAN

3.2.1. Perkembangan Inflasi Triwulan I 2021

Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) triwulan I 2021 tercatat sebesar 2,07% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV 2020 yang sebesar 2,04% (yoy). Tingkat inflasi tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan nasional yang mencatatkan inflasi 1,37% (yoy). Dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau, pakaian dan alas kaki,

dan kesehatan, mencatatkan inflasi yang lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (Tabel 3.1). Peningkatan terjadi sejalan dengan kenaikan harga sejumlah komoditas bahan makanan di tengah terbatasnya pasokan pertanian khususnya tanaman hortikultura. Sementara itu, kelompok Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran, Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya serta kelompok Pakaian dan Alas kaki mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Tabel 3.1 Anggaran dan Realisasi Pendapatan APBD lingkup Pemda se-Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Miliar)

Sumber: BPS, diolah

3.2.2. Inflasi Menurut Kelompok Barang

dan Jasa

Inflasi kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau pada triwulan I 2021 tercatat sebesar 4,78% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi pada triwulan IV 2020 yang sebesar 3,44% (yoy). Inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau pada triwulan laporan lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Peningkatan tekanan inflasi tersebut terutama dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan seiring dengan kondisi perekonomian yang mulai membaik meski masih dalam fase kontraksi.

Berdasarkan sub kelompok, inflasi terutama disumbang oleh kenaikan harga pada sub kelompok makanan serta rokok dan tembakau. Inflasi pada sub kelompok makanan disumbang oleh kenaikan harga cabai rawit, tomat dan ikan bandeng dengan andil masing-masing 0,264%, 0,022% dan 0,021% (yoy). Kenaikan harga cabai rawit terjadi seiring dengan penurunan luas tanam dan luas panen cabai di tengah transisi musim hujan ke musim kemarau. Sifat tanaman cabai yang sensitif terhadap perubahan cuaca

2021

I II III IV I II III IV I

Makanan, Minuman Dan Tembakau 1,2 2,6 4,8 3,6 5,5 3,02 2,28 3,44 4,78

Pakaian Dan Alas Kaki 3,1 3,0 4,1 3,3 3,6 1,9 1,55 2,03 1,21

Perumahan, Air, Listrik, Dan Bahan Bakar Rumah Tangga 1,0 0,8 0,7 0,7 0,4 0,33 0,25 -0,01 0,22

Perlengkapan, Peralatan Dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga 3,2 2,5 2,2 1,8 1,8 1,46 1,35 1,39 1,3

Kesehatan 3,4 2,2 1,6 1,5 1,7 4,52 4,8 4,94 4,13

Transportasi 7,6 5,4 4,7 -1,4 -3,1 1,3 -1,55 0,09 0,47

Informasi, Komunikasi, Dan Jasa Keuangan 3,9 2,3 -1,1 -1,5 -1,5 -0,68 -0,5 -0,48 -0,4

Rekreasi, Olahraga, Dan Budaya 2,9 1,9 2,2 2,4 1,8 1,56 0,51 0,51 0,36

Pendidikan 0,1 0,2 2,4 2,3 2,3 2,23 -0,48 -0,48 -0,48

Penyediaan Makanan Dan Minuman/Restoran 2,4 1,8 1,3 1,3 4,3 3,95 3,96 3,96 1,02

Perawatan Pribadi Dan Jasa Lainnya 2,6 3,5 5,8 5,0 5,8 7,44 7,44 5,56 3,72

Kelompok Inflasi2019 2020

Page 49: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 28

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

menyebabkan petani lebih memilih tanaman lain (Tabel 3.2).

Tabel 3.2 Luas Panen dan Produksi Cabai Rawit

Sumber: Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan, diolah

Selain terbatasnya pasokan, inflasi komoditas cabai rawit di Sulawesi Selatan turut didorong oleh tingginya harga cabai rawit di tingkat petani, penurunan kualitas panen dan penjualan langsung ke luar wilayah Sulawesi Selatan, seperti Jakarta (Grafik 3.2).

Sumber: Balai Besar Karantina Pertanian Makassar, diolah

Grafik 3.2 Perkembangan Perdagangan Antar Daerah Komoditas Cabai Rawit

Inflasi komoditas bandeng pada triwulan I 2021 terutama disumbang oleh kenaikan harga yang cukup tinggi pada triwulan sebelumnya yang dipengaruhi oleh tingginya permintaan masyarakat di Sulawesi Selatan. Di sisi lain, permintaan komoditas bandeng dari luar daerah Sulawesi Selatan juga cukup tinggi sehingga mempengaruhi ketersediaan komoditas bandeng di provinsi

Sulawesi Selatan. Hal tersebut terindikasi dari perdagangan ke luar daerah melalui Sulawesi Selatan yang meningkat pada triwulan laporan (Grafik 3.3). Peningkatan permintaan terjadi di tengah perbaikan produksi perikanan budidaya bandeng yang mencapai 11,3% (yoy) pada triwulan I 2021.

Sumber: BKIPM Makassar, diolah

Grafik 3.3 Perkembangan Lalu Lintas Perdagangan Ikan Bandeng

Kelompok Pakaian dan Alas Kaki pada triwulan laporan mengalami penurunan tekanan harga menjadi 1,21% (yoy) dari sebelumnya 1,45% (yoy). Secara tahunan, tekanan inflasi disumbang oleh kenaikan harga baju muslim wanita dan sepatu anak dengan andil 0,01% dan 0,01% (yoy). Normalisasi laju inflasi komoditas pakaian terjadi seiring berakhirnya momen HBKN Imlek, ditengah persiapan masyarakat untuk menyambut HBKN Ramadan.

Kelompok Transportasi mengalami inflasi 0,47% (yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 0,09% (yoy). Meningkatnya tekanan inflasi dipengaruhi oleh faktor base effect setelah mengalami deflasi hingga -3,15% (yoy) pada bulan Maret 2020, seiring dengan mobilitas masyarakat yang meningkat (Grafik 3.4 dan 3.5)

Sumber: Google, diolah

Grafik 3.4 Mobilitas Masyarakat terkait Konsumsi

Jan Feb Mar Jan Feb Mar

1 KEPULAUAN SELAYAR 2 1 2 1

2 BULUKUMBA 5,25 3 5,25 3

3 BANTAENG 1 1

4 JENEPONTO 50 76 61 50 563,8 467,6

5 TAKALAR 0 0

6 GOWA 19 25 19 379

7 SINJAI 0 0

8 MAROS 1 0 1 0

9 PANGKEP 6 3 6 3

10 BARRU 1 1

11 BONE 32 0 32 0

12 SOPPENG 1 2 1 2

13 WAJO 76 12,5 76 12,5

14 SIDENRENG RAPPANG 7 6 7 6

15 PINRANG 14 10 14 10

16 ENREKANG 66 66

17 LUWU 16 16

18 TANA TORAJA 3 3

19 LUWU UTARA

20 LUWU TIMUR 4 7 4 7

21 TORAJA UTARA 16 12 838 225

22 MAKASSAR 0 0 0 0

23 PAREPARE 0 0

24 PALOPO 1 0 10 1 0 20

321,3 146 83 1.143 987 713

Produksi (Ha)Kab/Kota

Total

Luas Panen (Ha)

Keterangan: volume dalam ton

Keterangan: volume dalam ton

Page 50: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 29

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: Google, diolah

Grafik 3.5 Mobilitas Masyarakat terkait Kegiatan Usaha

Inflasi kelompok transportasi juga disumbang oleh kenaikan tarif kendaraan roda 4 online dan angkutan antar kota dengan andil 0,05% dan 0,02% (yoy). Inflasi kelompok transportasi tertahan oleh deflasi tarif angkutan udara.

Adapun inflasi triwulan I 2021 tertahan oleh deflasi bawang putih, tarif angkutan udara, ikan cakalang dengan andil sebesar -9,46%, -6,35%, dan -5,60% (yoy). Deflasi pada komoditas bawang putih terjadi di tengah menurunnya volume lalu lintas perdagangan bawang putih di Sulawesi Selatan.

Deflasi tarif angkutan udara terutama dipengaruhi oleh pembatasan mobilitas masyarakat akibat pandemi COVID-19 yang terjadi sejak triwulan II 2020. Penurunan tercermin dari aktivitas penumpang pesawat udara di Sulawesi Selatan yang menurun sebesar 18,98% (yoy) (Grafik 3.6). Selain itu, deflasi tarif angkutan udara juga dipengaruhi penerapan strategi diskon oleh maskapai penerbangan untuk mendorong perbaikan sektor pariwisata.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 3.6 Perkembangan Penumpang Angkutan Udara di Bandara Sultan Hasanuddin

Sementara, deflasi pada komoditas ikan cakalang terjadi di tengah menurunnya permintaan ikan cakalang di Sulawesi Selatan yang tercermin dari penurunan volume domestik masuk ikan cakalang pada triwulan I 2021.

Sumber: BKIPM Makassar, diolah

Grafik 3.7 Perkembangan Volume Lalu Lintas Perdagangan Ikan Cakalang

3.2.3. Prakiraan Inflasi Triwulan II 2021

Inflasi pada triwulan II 2021 diprakirakan lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya serta berada pada rentang 1,70%-2,10% (yoy). Tekanan inflasi diprakirakan berasal dari komoditas core inflation seiring dengan peningkatan permintaan menjelang HBKN Idulfitri. Namun demikian, pembatasan aktivitas mudik pada bulan April – Mei diprakirakan menahan permintaan komoditas core dan administered prices. Selain itu, musim panen raya tanaman bahan makanan terutama beras diprakirakan akan menahan inflasi pangan bergejolak.

3.3. INFLASI MENURUT KOTA IHK

Peningkatan inflasi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 tercermin pula dari inflasi spasial yang meningkat. Dari 5 (lima) kabupaten dan kota yang dihitung inflasinya oleh BPS, seluruhnya mengalami peningkatan (Gambar 3.1). Inflasi tertinggi terjadi di Kota Makassar yaitu sebesar 2,18% (yoy), sementara inflasi terendah terjadi di Kota Parepare yaitu sebesar 1,41% (yoy).

30

50

70

90

110Fe

b

Mar

Ap

r

May Jun

Jul

Au

g

Sep

Oct

No

v

Dec Jan

Feb

Mar

2020 2021

index

Page 51: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 30

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: BPS, diolah

Gambar 3.1 Inflasi Menurut Kota IHK

Komoditas cabai rawit, emas perhiasan dan ikan bandeng/bolu secara persisten menjadi komoditas dengan andil inflasi tertinggi di lima Kabupaten/Kota. Komoditas cabai rawit dan ikan bandeng/bolu memberikan andil tertinggi terhadap inflasi triwulan laporan di hampir seluruh Kabupaten dan Kota inflasi. Selain cabai rawit, emas perhiasan juga memberikan andil terhadap inflasi, kecuali di Kota Parepare.

Laju inflasi di Kabupaten dan Kota inflasi tertahan oleh deflasi biaya pulsa ponsel seiring dengan penyaluran stimulus subsidi pulsa dan kuota internet oleh Pemerintah untuk mendukung kegiatan pembelajaran secara daring di masa pandemi. Selain itu, deflasi pada komoditas bawang putih di kota Makassar, Watampone dan Bulukumba turut menahan laju inflasi di lima Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan.

3.4. KOORDINASI PENGENDALIAN INFLASI

Strategi pengendalian inflasi Sulawesi Selatan dilakukan sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi Daerah 2019-2021. Pengendalian dilakukan melalui strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Keterjangkauan Harga, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi Efektif) yang dilaksanakan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Adapun, strategi 4K yang dilakukan mencakup Optimalisasi sisi hilir; Memperkuat produksi, cadangan pangan pemerintah dan pengelolaan ekspor-impor pangan; Mengelola permintaan; Stabilisasi harga;

Mendorong Kerjasama Antar Daerah; Meningkatkan infrastruktur perdagangan; Meningkatkan kualitas data harga dan stok komoditas bahan makanan; dan Memperkuat koordinasi antara pusat dan daerah.

Selama triwulan I 2021, TPID telah melakukan sejumlah upaya stabilisasi harga. Kegiatan pasar murah dilaksanakan untuk menjaga keterjangkauan harga, utamanya menjelang Ramadan dan Idulfitri 1442H. Selain itu, kerja sama dengan penyedia jasa transportasi online juga dilakukan untuk mendukung kelancaran distribusi barang.

Untuk menjaga ketersediaan pasokan komoditas penyumbang inflasi, terutama beras, Bulog Divre Sulselbar melakukan pembangunan Gudang komoditi pangan di Kabupaten Wajo dan Bulukumba.

Adapun berbagai program dan upaya pengendalian inflasi lainnya yang telah dilakukan TPID antara lain sebagai berikut:

Tabel 3.3 Kegiatan Koordinasi dalam rangka Pengendalian Inflasi

Sumber: Bank Indonesia

Pengendalian inflasi Sulawesi Selatan didukung dengan inovasi TPID di berbagai Kabupaten/Kota. Beberapa program inovasi unggulan TPID Kabupaten/Kota di Sulawesi Selatan adalah sebagai berikut:

1. Program Srikandi Pesisir Melawan Inflasi (SIAP-MI) di kota Parepare yang merupakan program peningkatan keterampilan kelompok nelayan

No Jadwal Kegiatan Tujuan Peserta

1 Januari Pasar Murah Cabai Rawit. Stabilisasi harga cabai rawit melalui peningkatan ketersediaan pasokan.

Dinas Ketahanan Pangan dan UMKM Binaan.

2 Januari FGD Indikator Inflasi Januari 2021.

Identifikasi ketersediaan pasokan dan isu strategis terkait pengendalian inflasi lintas instansi.

TPID Sulawesi Selatan.

3 Februari FGD Program Pengendalian Inflasi Unggulan.

Arahan pengendalian inflasi Sulawesi Selatan dan program pengendalian inflasi unggulan untuk sektor pertanian dan perkebunan.

Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan, Dinas Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Tanaman Pangan.

4 Februari FGD Program Pengendalian Inflasi Unggulan.

Program pengendalian inflasi unggulan untuk sektor peternakan dan perikanan.

Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan dan Dinas Kelautan dan Perikanan.

5 Februari FGD Program Pengendalian Inflasi Unggulan.

Porgram pengendalian inflasi unggulan untuk sektor perdagangan dan penguatan UMKM.

Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perdagangan dan Bulog Divre Sulselbar.

6 Maret Gelar Pangan Murah. Pengendalian harga beberapa komoditas pangan yang mengalami kenaikan.

Dinas Ketahanan Pangan Sulawesi Selatan.

7 Maret High Level Meeting TPID Kabupaten Kepulauan Selayar.

Koordinasi lintas instansi dalam rangka dalam rangka persiapan Ramadhan dan Idulfitri 1442 H.

Anggota TPID Kabupaten Kepulauan Selayar.

Page 52: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 31

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

untuk mendorong partisipasi kerja dan produktivitas perempuan di wilayah pesisir.

2. Kampung Tangguh Pangan dan High Immunity Kota Makassar, yang dilakukan melalui pengembangan Badan Usaha Lorong dan optimalisasi lahan pekarangan untuk ditanami bahan pangan.

Modernisasi pengiriman logistik lewat peti kemas Selayar-Surabaya melalui penggunaan aplikasi input data pengiriman logistik dari Kabupaten Kepulauan Selayar. Upaya tersebut berdampak pada efisiensi waktu distribusi ikan dari Selayar ke Surabaya yang semula memerlukan waktu hingga 2-3 minggu, saat ini hanya memerlukan waktu 1 minggu. Program ini juga berdampak pada stabilisasi harga ikan.

.

Page 53: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 32

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

4. Stabilitas Keuangan

Daerah, Pengembangan

Akses Keuangan dan

UMKM

BAB IV: Stabilitas Keuangan Daerah,

Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM Pada triwulan I 2021, stabilitas sistem keuangan Sulawesi Selatan masih terjaga. Kinerja intermediasi perbankan mengalami perbaikan dibandingkan triwulan sebelumnya. Kontraksi ekonomi yang masih terjadi dan belum pulihnya permintaan akibat masih terbatasnya aktivitas ekonomi di masa pandemi COVID-19 menyebabkan peningkatan kredit masih bertahap.

Perbankan yang berkantor di Sulawesi Selatan mempertahankan kinerja penghimpunan DPK yang stabil didukung oleh peningkatan giro dan tabungan. Hal ini menunjukkan bahwa baik rumah tangga maupun korporasi lebih memilih menempatkan dananya pada instrumen yang lebih likuid sejalan dengan aktivitas usaha yang mulai meningkat sehingga kebutuhan cashflow naik di tengah mulai pulihnya ekonomi terdampak pandemi.

Dengan berbagai stimulus yang diberikan pemerintah, sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang tahan terhadap goncangan selama masa pandemi COVID-19. Meskipun mengalami peningkatan, risiko kredit UMKM konsisten berada di bawah ambang batas.

Page 54: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 33

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

4.1. Stabilitas Keuangan Daerah

4.1.1. Asesmen Sektor Rumah Tangga1

Kondisi dan Sumber Kerentanan Sektor Rumah

Tangga

Sejalan dengan proses pemulihan nasional yang terus berlangsung, Sektor Rumah Tangga (RT) di Provinsi Sulawesi Selatan juga tercatat mengalami perbaikan. Sektor RT memiliki pangsa 53% terhadap PDRB dan menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar dalam perekonomian provisi. (Grafik 4.1). Terlihat bahwa secara historis konsumsi RT menyumbang sekitar setengah dari total PDRB Sulawesi Selatan. Peran RT dalam sistem keuangan juga tinggi yang terlihat dari tingginya pangsa DPK dan kredit RT di Sulawesi Selatan terhadap total DPK dan Kredit perbankan yang pada triwulan laporan masing-masing sebesar 73% dan 43% (Grafik 4.2).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 4.1 Konstribusi Konsumsi RT terhadap PDRB Sulawesi Selatan

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.2 Pangsa Kredit dan DPK RT terhadap Total Kredit dan DPK Sulawesi Selatan

1 Di dalam sistem keuangan, Rumah Tangga memiliki dua fungsi

yaitu sebagai penyedia dana dan penerima dana dari institusi keuangan. Kondisi keuangan Rumah Tangga berfluktuatif

Secara umum, perbaikan kinerja sektor rumah tangga didorong oleh konsumsi rumah tangga yang terus mengalami perbaikan. Sejalan dengan kinerja RT yang terus mengalami perbaikan, hasil Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 menunjukkan bahwa tingkat penghasilan RT dan konsumsi Sulsel secara keseluruhan terus mengalami perbaikan. Indeks ketersediaan lapangan kerja dan penghasilan saat ini pada triwulan laporan lebih baik dibandingkan triwulan IV 2020 (Grafik 4.3). Lebih lanjut, perbaikan kinerja RT ditengarai disebabkan oleh semakin luasnya pembukaan sektor-sektor ekonomi produktif dengan penerapan protokol kesehatan, seperti pada pusat perbelanjaan, MICE, hotel, restoran, dan cafe.

Ke depan, masyarakat semakin optimis bahwa dampak pandemi semakin berkurang yang terkonfirmasi dari indeks ekspektasi penghasilan yang juga menunjukkan perbaikan. Selain itu ekspektasi ketersediaan lapangan kerja juga tercatat membaik dan berada pada level optimis. (Grafik 4.4). Di tengah optimisme yang terjadi, terdapat beberapa faktor penahan perbaikan kinerja RT untuk tumbuh lebih baik, diantaranya adalah diberlakukannya kembali pembatasan jam operasional pusat ekonomi apabila terjadi peningkatan kasus terjangkit COVID-19.

Sumber kerentanan sektor RT bersumber dari tingkat penghasilan yang masih meningkat terbatas, mengingat kegiatan ekonomi baik pada sektor formal maupun informal yang masih dalam proses pemulihan akibat pandemi COVID-19. Lebih lanjut, risiko kerentanan rumah tangga pada triwulan mendatang diperkirakan menurun terindikasi dari peningkatan indeks ketersediaan lapangan kerja dan tingkat penghasilan pada triwulan I 2021.

sepanjang waktu dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya adalah tingkat pengangguran, tingkat konsumsi, dan kondisi pembiayaan/kredit yang dilakukan oleh Rumah Tangga.

53,6

51,7

49,6

53,2

55,0

51,8

48,8

51,6

53,1

-5

0

5

10

44

46

48

50

52

54

56

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Pangsa Konsumsi RT g.PDRB (rhs)g.Konsumsi RT (rhs)%

%, yoy

42% 42

%

42%

43%

43% 43

%

43%

43

%

43

%

76%

78

%

77

% 81%

78

%

78%

77% 81

%

78

%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

PANGSA KREDIT RT PANGSA DPK RT

Page 55: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 34

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.3 Indeks Penghasilan dan Ketersediaan Tenaga Kerja Saat Ini

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 4.4 Ekspektasi Penghasilan dan Ketersediaan Lapangan Kerja 6 Bulan yang akan datang

Meskipun masih mendominasi, porsi pengeluaran RT untuk konsumsi pada triwulan I 2021 mengalami penurunan. Alokasi pengeluaran RT untuk konsumsi memiliki pangsa mencapai 69,38% dari total pengeluaran, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang sebesar 76,15% (Grafik 4.5). Sementara porsi pinjaman dan tabungan mengalami peningkatan. Tercatat porsi pengeluaran RT untuk tabungan dan pinjaman masing-masing sebesar 18,39% dan 12,24%, lebih tinggi dibandingkan 14,90% dan 8,95% pada triwulan sebelumnya. Hal ini

mengindikasikan masih terbatasnya pemasukan selama masa pandemi.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Gambar 4.1 Porsi Pengeluaran RT Sulawesi Selatan

Berdasarkan kelompok pengeluaran, penurunan porsi konsumsi terjadi pada hampir semua kelompok, kecuali kelompok pengeluaran Rp4-6 juta per bulan. Penurunan porsi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran Rp1-2 juta per bulan. Porsi konsumsi kelompok tersebut tercatat 68,4% lebih rendah dari 74,4% dari total pengeluaran pada triwulan sebelumnya. Porsi konsumsi yang lebih rendah khususnya pada kelompok dengan pengeluaran rendah mengindikasikan masyarakat dengan tingkat kesejahteraan rendah masih merasakan dampak pandemi. Lebih rendahnya porsi konsumsi tersebut secara umum berpengaruh pada lebih tingginya porsi tabungan. Perilaku masyarakat yang masih berhati-hati dalam berbelanja sedikit banyak dapat mempengaruhi

0

50

100

150

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Penghasilan saat iniKetersediaan lapangan kerja

Optimis

Pesimis

0

20

40

60

80

100

120

140

160

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Ekspektasi PenghasilanEkspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja

Optimis

Pesimis

Tabel 4.1 Porsi Pengeluaran Rumah Tangga Berdasarkan Kelompok Pengeluaran (%)

Sumber: Bank Indonesia, Diolah

Konsumsi Pinjaman Tabungan Konsumsi Pinjaman Tabungan Konsumsi Pinjaman Tabungan

Rp1-2jt 70.1 11.7 18.2 74.4 9.4 16.2 68.4 11.1 20.5

Rp2-3jt 70.0 14.0 16.0 73.8 11.1 15.0 71.9 9.4 18.6

Rp3-4jt 71.2 13.4 15.4 71.9 14.6 13.5 68.4 14.8 16.8

Rp4-5jt 63.5 20.3 16.2 62.4 20.6 17.0 66.7 14.4 18.9

Rp5-6jt 53.6 30.1 16.3 58.0 29.0 13.0 63.9 18.9 17.3

Rp6-7jt 60.1 18.1 21.8 64.8 17.3 17.9 60.3 18.8 20.9

Rp7-8jt 67.8 15.0 17.2 51.1 33.3 15.6 48.3 36.7 15.0

>Rp8jt 62.1 21.4 16.5 66.7 25.8 7.5 63.6 28.6 7.8

TW I 2021TW IV 2020TW III 2020Pengeluaran

Per Bulan

Page 56: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 35

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

ketahanan sektor rumah tangga ditengah masih terasanya dampak penyebaran pandemi hingga triwulan I 2021.

Eksposur Perbankan Pada Sektor Rumah Tangga

Pertumbuhan kredit RT pada triwulan I 2021 tercatat stagnan di posisi 1,27% (yoy). Semenjak pandemi COVID-19 menyebar di Indonesia, kinerja kredit RT merupakan salah satu yang terdampak cukup dalam. Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) dan kredit multiguna mengalami penurunan kinerja dibandingkan triwulan sebelumnya. Penurunan kinerja penyaluran pembiayaan kepada sektor rumah tangga tertahan oleh Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang terus mengalami pertu mbuhan dalam tiga triwulan terakhir (Grafik 4.6). Kebijakan relaksasi LTV memberikan pengaruh positif terhadap permintaan properti khususnya rumah bersubsidi bagi masyarakat. Kebijakan ini menyiratkan kesungguhan pemerintah untuk memberikan stimulus yang kuat di tengah pandemi guna memudahan pemilikan rumah atau apartemen untuk KPR pertama. Ke depan, dengan adanya kebijakan ini, tidak hanya dapat membantu masyarakat, namun juga pengembang dan perbankan khususnya dalam menjaga kualitas kredit dalam interval yang baik.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.5 Pertumbuhan Kredit Sektor Rumah Tangga

Sama hal nya dengan kinerja penyaluran kredit, penghimpunan DPK Rumah Tangga pada triwulan I 2021 tercatat tumbuh stagnan pada angka 7,50% (yoy). Lebih jauh, deposito tercatat kontraksi 8,21% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 0,91% (yoy) (Grafik 4.6). Kinerja yang lebih baik tercatat pada DPK jenis tabungan dan giro yang tumbuh 14,18% dan 16,42% (yoy), lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh masing-masing 10,87% dan 9,22% (yoy). Pertumbuhan tabungan dan giro sejalan dengan

masih rendahnya permintaan dan sebagai jaring pengaman yang sengaja disisihkan oleh rumah tangga untuk berjaga-jaga menghadapi ketidakpastian di masa mendatang.

Penghimpunan dana pihak ketiga sektor RT Sulsel mendominasi 81,43% dari total DPK perbankan dimana 71,2,1% diantaranya ditempatkan dalam bentuk tabungan (Grafik 4.7). Berdasarkan pertumbuhannya, tabungan dan giro mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya, sementara deposito mengalami perlambatan. Preferensi sektor RT yang mengalihkan deposito untuk menyimpan dananya pada instrumen DPK jangka pendek diindikasikan untuk memudahkan pencairan apabila membutuhkan dana sewaktu-waktu ditengah masih terjadinya kontraksi ekonomi hingga triwulan laporan.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.6 Komposisi DPK Sektor Rumah Tangga

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.7 Pertumbuhan DPK Sektor Rumah Tangga

4.1.2. Asesmen Sektor Korporasi

Sumber Kerentanan Sektor Korporasi

Dinamika makroekonomi dan keuangan global memiliki keterkaitan erat terhadap kinerja korporasi Sulawesi Selatan dan menjadi salah satau

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

-25%

-15%

-5%

5%

15%

25%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Kredit Rumah Tangga (RHS)KPRKKBMultiguna

yoy yoy-10%

-05%

00%

05%

10%

15%

20%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

DPK Tabungan Deposito Giroyoy

Page 57: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 36

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

sumber kerentanan sektor korporasi. Selain itu sumber kerentanan korporasi Sulawesi Selatan juga dipengaruhi oleh ketergantungan industri terhadap bahan baku impor dan struktur biaya perusahaan.

Industri di Sulawesi Selatan masih sangat bergantung pada bahan baku impor. Hal ini tercermin dari proporsi impor bahan baku pada triwulan I 2021 yang mencapai 90% dari total impor Sulawesi Selatan (Grafik 4.8). Proporsi impor bahan baku bahkan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 74% dari total impor. Tingginya impor bahan baku dapat berdampak positif bagi industri apabila barang yang diproduksi berorientasi ekspor. Sebaliknya, apabila hasil produksi dijual di tingkat domestik, hal ini dapat menjadi sumber kerentanan korporasi karena masih belum kembali pulihnya permintaan domestik akibat pandemi COVID-19 yang mengakibatkan tidak serta merta dapat langsung terserap di pasar domestik.

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 4.8 Komposisi Impor Sulawesi Selatan

Beberapa korporasi utama di Sulawesi Selatan memiliki struktur biaya yang didominasi oleh biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja yang dikonfirmasi dari hasil liaison pada triwulan I 2021. Tingginya ketersediaan tenaga kerja dan karakteristik industri hilir yang mayoritas bersifat padat karya menjadi faktor utama belum masifnya penggunaan mesin dan teknologi dalam proses produksi korporasi di Sulawesi Selatan. Apabila tenaga kerja yang diperoleh tidak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan maka kondisi ini dapat menjadi salah salah satu sumber kerentanan korporasi. Selain itu kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi juga menjadi suatu hal yang tidak dapat dielakkan.

Sumber kerentanan korporasi sebagaimana di atas diperkuat dengan struktur tenaga kerja Sulawesi Selatan yang masih didominasi oleh tamatan SD (Grafik 4.9). Selain itu, penerapan protokol kesehatan COVID -19 dan kebijakan normal baru pada aktivitas produksi memberikan dampak pada beberapa industri yang bersifat padat karya dengan penyesuaian jam operasional untuk menjaga jarak aman antar pekerja, sehingga produktifitas dan output mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 4.9 Presentase Penduduk Bekerja Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Masalah struktural masih rendahnya kapasitas hulu dalam memproduksi bahan baku (yang ditunjukkan oleh pangsa impor bahan baku) menjadi salah satu parameter terintegrasinya korporasi di Sulawesi Selatan dengan global value chain terutama untuk korporasi yang berorientasi ekspor (Grafik 4.10). Di sisi lain ketergantungan terhadap impor tersebut dapat menjadi sumber kerentanan korporasi di Sulawesi Selatan.

Sumber: Bea Cukai, diolah

Grafik 4.10 Pangsa Komoditas Ekspor Sulawesi Selatan

Mulai kembali pulihnya pertumbuhan ekonomi global dan domestik serta mitra dagang utama mengurangi risiko korporasi pada triwulan I 2021. Jepang yang merupakan negara tujuan utama

0

50

100

150

200

250

300

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Impor Barang Modal Impor Bahan Baku

Impor Konsumsi Total Impor

juta USD

40,45 40,74 38,23

14,8 15,75 15,16

18,44 19,94 19,938,63 7,17 8,27

14,73 13,75 15,58

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Februari 2020 Agustus 2020 Februari 2021

SD ke bawah SMP SMA SMK Diploma Universitas

42% 49% 51% 56% 54% 54% 53% 48% 55%

11% 8% 9% 9% 11% 7% 10%10%

9%7% 8% 7% 6% 4% 9% 8%

9% 7%6% 5% 5% 4% 5% 4% 3% 6% 6%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Nikel Ikan dan Udang Biji-bijian berminyak dan Obat Besi dan Baja

Page 58: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 37

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

ekspor Sulawesi Selatan terus menunjukkan perbaikan kinerja ekonomi yang tercermin dari perkembangan PMI yang menuju angka normal seba gaimana sebelum adanya pandemi (Grafik 4.12). Hal ini terkonfirmasi dari peningkatan permintaan komoditas ekspor oleh negara tersebut yang pada akhirnya berdampak terhadap peningkatan penjualan di tengah perbaikan harga komoditas ekspor utama.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 4.11 Negara Tujuan Ekspor

IHS Markit,Bloomberg

Grafik 4.12 PMI Negara Mitra Dagang Utama

Penyaluran kredit yang terkonsentrasi juga berpotensi menjadi sumber kerentanan sektor korporasi di Sulawesi Selatan. Berdasarkan penyaluran sektoral, sektor perdagangan memiliki outstanding kredit tertinggi dengan pangsa sekitar 30%. Hal ini sejalan nature bisnis usaha perdagangan yang membutuhkan modal kerja dalam siklus usaha sehingga membutuhkan kredit dari bank. Meskipun memiliki pangsa yang tinggi, penyaluran kredit ke sektor perdagangan cukup terdiversifikasi berdasarkan jenis usaha.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.13 Pangsa Kredit Sektoral

Kinerja Sektor Korporasi

Kinerja korporasi pada triwulan I 2021 terpantau membaik terbatas. Meskipun lapangan usaha utama Sulawesi Selatan telah menunjukkan perbaikan pada periode laporan dibandingkan triwulan sebelumnya, penyaluran kredit korporasi pada periode laporan masih mengalami perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya diiringi dengan peningkatan penghimpunan dana pihak ketiga. Hal ini mengindikasikan peningkatan kinerja korporasi pada triwulan I 2021 ditopang oleh persediaan yang ada dan lebih banyak dibiayai oleh dana internal perusahaan. Dari sisi eksternal, permintaan luar negeri yang membaik menyebabkan kinerja ekspor luar negeri pada triwulan I 2021 kembali tumbuh setelah mengalami kontraksi pada periode sebelumnya.

Eksposur Perbankan pada Sektor Korporasi

Penyaluran kredit korporasi kembali mengalami kontraksi pada triwulan I 2021, lebih dalam dibandingkan periode sebelumnya. Pertumbuhan kredit tercatat -1,58% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2020 sebesar -0,15% (yoy). Namun demikian, penyaluran kredit modal kerja tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 6,10% (yoy). Hal tersebut sejalan dengan perbaikan kinerja pada sektor korporasi, meskipun masih menahan investasi. Kredit investasi tercatat terkontraksi 14,61% (yoy) lebih dalam dibandingkan triwulan sebelunya yang terkontraksi sebesar 9,14% (yoy). Pertumbuhan kredit korporasi dipengaruhi oleh pertumbuhan pada LU utama Sulawesi Selatan seperti Perdagangan dan Pertambangan.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Jepang Tiongkok Amerika Serikat Lainnya

61

54

52

35

40

45

50

55

60

65US Jepang Tiongkok

0%

20%

40%

60%

80%

100%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Perdagangan Industri Pengolahan Konstruksi Lainnya

Page 59: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 38

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.14 Perkembangan Kredit Korporasi

Secara sektoral, pada sektor tradable kontraksi penyaluran kredit korporasi lebih dalam tertahan oleh sektor pertambangan. Kredit pertambangan tercatat tumbuh 32,22% (yoy) setalah mengalami kontraksi cukup dalam (-33,73%; yoy) pada triwulan IV 2020. Sementara kredit pertanian dan industri pengolahan tercatat tumbuh 29,51% (yoy) dan -2,68% (yoy) lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh sebesar 35,23% (yoy) dan 4,72% (yoy).

Pada sektor nontradable, penurunan kinerja penyaluran kredit tertahan oleh peningkatan penyaluran kredit pada LU perdagangan yang memiliki pangsa terbesar dari total kredit Sulawesi Selatan (28%). Kredit LU perdagangan tumbuh 12,02% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2020 yang sebesar 8,86% (yoy). Sementara penyumbang penurunan kinerja penyaluran kredit pada sektor ini adalah LU Konstruksi dan Pengangkutan yang tercatat masing-masing -6,83% (yoy) dan 9,89% (yoy) lebih rendah dibandingkan dengan -2,51% (yoy) dan 10,77% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Lebih rendahnya penyaluran kredit pada LU ini sejalan dengan pertumbuhan LU dimaksud yang terkontraksi lebih dalam dibandingkan triwulan IV 2020.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.15 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Tradable

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.16 Perkembangan Kredit Berdasarkan Sektor Non Tradable

Penghimpunan DPK korporasi oleh perbankan pada triwulan I 2021 mengalami penguatan didorong oleh perbaikan komponen giro dan tabungan. DPK korporasi pada triwulan I 2021 tercatat tumbuh 11,75% lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,31% (yoy). Pertumbuhan positif DPK korporasi utamanya disebabkan oleh giro dan tabungan (dengan pangsa 69%) yang mengalami peningkatan sebesar 15,82% (yoy) dan 13,47% (yoy) dari sebelumnya -0,20% (yoy) dan -19,72% (yoy) pada triwulan IV 2020. Penempatan dana oleh korporasi pada instrumen yang lebih likuid dapat memudahkan pencairan sewaktu-waktu apabila dibutuhkan untuk meningkatkan kinerjanya.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.17 Pertumbuhan DPK korporasi Sulsel

Di sisi lain komponen deposito mengalami deselerasi dan tercatat tumbuh 4,90% (yoy) lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 27,40% (yoy). Deselerasi pada komponen ini menahan perbaikan penghimpunan DPK untuk tumbuh lebih tinggi.

-20%

-15%

-10%

-5%

0%

5%

10%

15%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Kredit KorporasiModal KerjaInvestasi

yoy

-60%

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Pertanian Pertambangan Industri pengolahan

yoy

-40%-30%-20%-10%

0%10%20%30%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

Konstruksi Perdagangan Pengangkutan

yoy

-40%

-20%

0%

20%

40%

60%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

DPK Giro

Tabungan Deposito

yoy

Page 60: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 39

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

4.1.3. Asesmen Sektor Institusi Keuangan (Perbankan)2

Kinerja Intermediasi Perbankan

Penyaluran kredit perbankan yang berkantor di Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 mengalami perbaikan. Kredit perbankan pada triwulan laporan tumbuh 2,26% (yoy) lebih baik dibandingkan 1,38% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Perbaikan yang terjadi utamanya disebabkan penyaluran modal kerja yang tumbuh 5,41% (yoy) dari sebelumnya 2,37% (yoy) seiring dengan perbaikan kinerja beberapa lapangan usaha utama. Sementara kredit investasi meskipun masih terkontraksi namun tak sedalam periode sebelumnya. Di sisi lain kredit konsumsi menahan perbaikan penyaluran kredit dengan tumbuh 1,54% (yoy), lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh 2,30% (yoy) sejalan dengan kinerja konsumsi yang masih terkontraksi pada level yang sama dengan periode sebelumnya. (Grafik 4.18).

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.18 Pertumbuhan Kredit Perbankan Sulsel

Dari sisi komposisi, pangsa kredit konsumsi masih mendominasi kredit yang diberikan oleh perbankan dengan pangsa 46%. Sedangkan kredit modal kerja merupakan kredit produktif terbesar yang diberikan oleh perbankan dengan pangsa sebesar 40% (meningkat dibandingkan periode sebelumnya). Sementara investasi memiliki porsi yang terkecil yaitu sebesar 14%. Dengan komposisi tersebut, secara nominal kredit yang disalurkan hingga triwulan I 2021 sebesar Rp123,11 triliun.

2 Data perbankan berdasarkan lokasi bank

Perbankan yang berkantor di Sulawesi Selatan mempertahankan kinerja penghimpunan DPK yang baik pada triwulan I 2021. DPK di Sulawesi Selatan tercatat tumbuh 7,25% (yoy) sedikit lebih tinggi dibandingkan 7,14% (yoy) pada triwulan IV 2021. Kontraksi yang cukup dalam pada komponen deposito tertahan oleh pertumbuhan giro dan tabungan. Komponen tabungan dan giro tercatat tumbuh masing-masing 15,86% (yoy) dan 13,73% (yoy), lebih baik dibandingkan dengan 10,93% (yoy) dan 10,52% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa baik rumah tangga maupun korporasi lebih memilih menempatkan dananya pada instrumen yang lebih likuid sejalan dengan aktivitas usaha yang mulai meningkat sehingga kebutuhan cashflow naik di tengah mulai pulihnya ekonomi terdampak pandemi.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.19 Pertumbuhan DPK Perbankan Sulsel

Dengan perkembangan intermediasi perbankan tersebut, Loan to Deposit Rasio (LDR) pada triwulan I 2021 tercatat meningkat dibandingkan triwulan IV 2020. LDR merupakan salah satu indikator yang dapat merepresentasikan intermediasi perbankan yang menghitung rasio penyaluran kredit dibandingkan DPK yang dikelola oleh perbankan. Pada triwulan I 2021 LDR bank umum di Sulawesi Selatan tercatat 120% (Grafik 4.20), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 118% dan masih dalam batas aman karena masih di atas 100%.

-25%

-20%

-15%

-10%

-05%

00%

05%

10%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2020

KreditModal KerjaInvestasiKonsumsi

yoy

-15%

-10%

-05%

00%

05%

10%

15%

20%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

DPK Giro

Tabungan Deposito

yoy

Page 61: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 40

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.20 Rasio Intermediasi Kredit

Setelah mencermati perkembangan dampak pandemi terhadap ekonomi, kebijakan restrukturisasi kredit diperpanjang hingga 31 Maret 2022, yang sebelumnya hanya hingga 31 Maret 2021 melalui POJK Nomor 48/POJK.03/2020 tentang perubahan atas POJK Nomor 11/POJK.03/2020 Tentang Stimulus Perekonomian Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran COVID-19. POJK ini ditujukan sebagai langkah antisipatif dan lanjutan untuk mendorong optimalisasi kinerja perbankan, menjaga stabilitas sistem keuangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi dengan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian dan menghindari terjadinya moral hazard.

Kinerja Intermediasi Perbankan Syariah

Sejalan dengan kinerja bank umum, kinerja pembiayaan perbankan syariah di Sulawesi Selatan juga mengalami peningkatan. Pembiayaan yang dilakukan oleh perbankan syariah yang berkantor di Sulawesi Selatan tumbuh 10,58% (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tumbuh 8,03% (yoy). Perbaikan kinerja pembiayaan oleh perbankan syariah didorong oleh pembiayaan modal kerja dan investasi yang tumbuh signifikan dari periode sebelumnya. Pembiayaan modal kerja tumbuh 0,24% (yoy) jauh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 10,92% (yoy). Sementara pembiayaan investasi meskipun mengalami kontraksi namun juga jauh lebih baik dibandingkan triwulan sebelumnya. Pembiayaan investasi oleh perbankan syariah terkontraksi sebesar 0,84% (yoy) lebih baik dibandingkan dengan -11,83% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Sementara kredit konsumsi yang memiliki pangsa terbesar menahan pertumbuhan pembiayaan dengan tumbuh 15,00% (yoy) (Grafik 4.21).

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.21 Penyaluran dan share pembiayaan syariah oleh perbankan

Pangsa penyaluran pembiayaan syariah adalah sebesar 6,33% dari total pembiayaan di Sulawesi Selatan. Meskipun masih terbatas, pangsa pembiayaan perbankan syariah menunjukkan tren yang meningkat dalam beberapa periode terakhir. Tren peningkatan pangsa perbiayaan syariah ini utamanya didorong oleh peningkatan pangsa pasar pembiayaan konsumtif (Grafik 4.22). Perbankan syariah juga terlihat memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan perbankan konvensional dari sisi penyaluran pembiayaan. Masih kecilnya pangsa pembiayaan syariah ini menyebabkan dampak kinerjanya yang cukup baik belum dapat terlihat untuk perbankan secara keseluruhan. Jika dilihat komposisinya, pembiayaan konsumsi syariah mendominasi pembiayaan yang diberikan oleh perbankan syariah dengan pangsa mencapai 73%. Sedangkan pembiayaan modal kerja dan pembiayaan investasi masing-masing sebesar 15 dan 11%. (Grafik 4.22).

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.22 Pangsa pembiayaan syariah terhadap total penyaluran kredit perbankan

Berbeda dengan kinerja pembiayaan, penghimpunan DPK tercatat menurun setidaknya dalam lima periode terakhir. DPK perbankan syariah tumbuh 9,65% (yoy) pada triwulan I 2021,

105%

110%

115%

120%

125%

130%

135%

140%

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2020

KMK KI KONSUMSI PENYALURAN TOTAL

Page 62: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 41

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

lebih rendah dibanding triwulan IV 2020 yang sebesar 10,92% (yoy) (Grafik 4.23). Deselerasi ini disebabkan oleh lebih rendahnya penghimpunan DPK jenis deposito dan tabungan Syariah yang tercatat sebesar 1,48% (yoy) dan 14,09% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 2,03% (yoy) dan 16,64% (yoy). Adapun giro tumbuh lebih baik di level 17,94% (yoy) dari 14,9% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan peningkatan belanja masyarakat seiring dengan perbaikan konsumsi rumah tangga yang meskipun masih terkontraksi, namun tak sedalam triwulan IV 2020.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.23 Penyaluran dan share DPK syariah oleh perbankan

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.24 Pangsa DPK syariah terhadap total penyaluran DPK perbankan

4.2. Pengembangan Akses Keuangan dan UMKM

Seiring dengan pemulihan ekonomi yang terus berlanjut, penyaluran kredit kepada sektor UMKM juga mengalami peningkatan. Kredit kepada sektor UMKM pada triwulan I 2021 tumbuh 1,91% (yoy) atau meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat 1,50% (yoy). Peningkatan kinerja kredit UMKM ini didorong

baik oleh kredit investasi dan modal kerja (Grafik 4.25).

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.25 Pertumbuhan Kredit UMKM

Sama dengan periode sebelumnya, jika dilihat berdasarkan sub segmen, kredit kecil dan menengah masih menjadi faktor utama peningkatan kinerja pertumbuhan kredit UMKM. Kredit kecil pada triwulan I 2021 mengalami pertumbuhan 7,23% (yoy), lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang tumbuh 4,94% (yoy). Kredit menengah tercatat tumbuh signifikan 20,72% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 7,26% (yoy). Sementara kredit mikro mengalami kontraksi 19,81% (yoy) lebih dalam dibandingkan triwulan sebelumnya yang terkontraksi 7,78% (yoy). Hal ini sejalan dengan pemberian stimulus pemulihan ekonomi kepada UMKM khususnya usaha mikro sehingga pelaku usaha lebih sedikit memerlukan kredit untuk modal usahanya selama masa pemulihan ekonomi. (Grafik 4.26).

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.26 Pertumbuhan Sub Kredit UMKM

0%

2%

4%

6%

8%

10%

giro tabungan deposito total

2020 I 2020 II 2020 III 2020 IV 2021 I

-10%

-05%

00%

05%

10%

15%

20%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

UMKMModal KerjaInvestasi (rhs)

yoy

00%

02%

04%

06%

08%

10%

12%

-30%

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

I II III IV I II III IV I

2019 2020 2021

UMKM (rhs) Mikro Kecil Menengah

Page 63: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 42

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Secara sektoral, perbaikan kinerja penyaluran kredit kepada UMKM utamanya didorong oleh penyaluran kredit sektor perdagangan. Sektor perdagangan memiliki pangsa lebih dari separuh dari total kredit yang disalurkan kepada UMKM. Meskipun masih mengalami kontraksi, penyaluran kredit sektor perdagangan kontraksinya tak sedalam triwulan IV 2020. Sementara sektor yang memiliki penyaluran kredit dengan pertumbuhan paling tinggi adalah sektor pertanian yang tercatat tumbuh 26,70% (yoy). Meskipun pertumbuhannya tidak lebih tinggi dari triwulan sebelumnya, nominal penyaluran kredit sektor pertanian realisasinya lebih tinggi. Pertumbuhan kredit UMKM yang lebih tinggi tertahan oleh perlambatan pada kredit UMKM sektor industri pengolahan. Kredit UMKM LU industri pengolahan tumbuh 7,99% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 10,19% (yoy). (Tabel 4.2).

Dengan berbagai stimulus yang diberikan pemerintah, sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang tahan terhadap goncangan selama masa pandemi COVID-19. Meskipun mengalami peningkatan, risiko kredit UMKM konsisten berada di bawah ambang batas. Rasio NPL kredit UMKM tetap berada di bawah ambang batas 5%. NPL tercatat sebesar 3,62% pada triwulan I 2021, lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang berada pada posisi 3,36% (Grafik 4.27). Sektor ekonomi yang memberi kontribusi terbesar dalam NPL UMKM di Sulawesi Selatan adalah sektor

3 Peraturan Bank Indonesia Nomor 17/12/PBI/2015

perdagangan (eceran) dengan komposisi 63% dari total NPL UMKM. Ke depan, perlu adanya strategi untuk memperluas cakupan pembiayaan UMKM kepada masyarakat melalui perbaikan model bisnis dengan pendampingan dan dukungan teknologi informasi dan digitalisasi guna menumbuhkan bisnis UMKM untuk mendorong program pemulihan ekonomi nasional.

Bank Indonesia bersama pihak terkait akan terus mendorong perkembangan UMKM dengan tetap menjaga kualitas kreditnya. Hal tersebut dalam rangka mendorong peran UMKM dalam perekonomian sebagaimana kewajiban penyaluran kredit kepada sektor UMKM setidaknya mencapai 20%3. Dalam hal ini, perbankan di Sulawesi Selatan telah melampaui ketentuan tersebut dengan menyalurkan 30,7% kredit kepada sektor UMKM pada triwulan laporan (Grafik 4.28). Adanya usulan pemberian insentif pajak untuk bank-bank yang memiliki porsi kredit UMKM di atas 30% juga diharapkan menjadi pendorong pengembangan UMKM.

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.27 Rasio NPL Kredit UMKM

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

I II III IV I II III IV I II III IV I

2018 2019 2020 2021

Tabel 4.2 Perkembangan Kredit UMKM Sektoral

Sumber: LBU, Diolah

Tw IV

2019

Tw I

2020

Tw II

2020

Tw III

2020

Tw IV

2020

Tw I

2021

Tw IV

2019

Tw I

2020

Tw II

2020

Tw III

2020

Tw IV

2020

Tw I

2021

Pertanian 28% 32.8% 30.2% 24.5% 34.74% 26.70% 4.72 5.14 5.39 5.79 6.36 6.52

Pertambangan 16% -8.6% -17.2% -11.7% -13.52% -8.28% 0.29 0.28 0.25 0.24 0.25 0.25

Industri Pengolahan 9% 8.4% 8.2% 4.3% 10.19% 7.99% 2.63 2.68 2.72 2.79 2.90 2.90

Listrik, Gas, dan Air 0% 19.7% 11.0% -8.6% -7.39% 3.68% 0.07 0.08 0.08 0.07 0.07 0.08

Konstruksi 9% 5.8% 4.0% 8.1% -7.57% -7.40% 2.13 1.92 1.89 2.04 1.97 1.78

Perdagangan 5% 2.9% -1.8% -2.3% -2.89% -0.64% 24.39 24.18 23.74 23.75 23.69 24.02

Pengangkutan 31% 20.5% 14.7% 0.6% -12.75% -12.54% 1.21 1.16 1.16 1.07 1.05 1.02

Jasa Dunia Usaha -6% -10.1% -17.5% -18.6% -9.37% -8.90% 1.72 1.70 1.61 1.57 1.56 1.55

Jasa Sosial Masyarakat 10% 8.1% 1.5% -4.2% -4.09% -5.26% 2.78 2.77 2.73 2.67 2.67 2.63

Sektor

(Lapangan Usaha)

Pertumbuhan (yoy) Nominal (Triliun)

Page 64: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 43

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: LBU, diolah

Grafik 4.28 Pangsa Kredit UMKM terhadap Total Kredit

Page 65: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 44

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

5. Penyelenggaraan Sistem

Pembayaran dan

Pengelolaan Uang Rupiah

BAB V: Penyelenggaraan Sistem Pembayaran dan

Pengelolaan Uang Rupiah Seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi Sulawesi Selatan, transaksi nontunai melalui SKNBI dan RTGS mengalami perbaikan meskipun masih berada dalam fase kontraksi. Selain itu, transaksi non tunai ritel melalui ATM/D juga menunjukkan peningkatan baik secara nominal maupun volume transaksi.

Mendukung aktivitas konsumsi masyarakat dan sejalan dengan maraknya penggunaan digital payment, jumlah merchant QRIS per Maret 2021 meningkat pesat (163,5%; yoy) dan tercatat mencapai mencapai 201 ribu merchant, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan merchant secara nasional. Mengingat peluang jumlah UMKM yang belum menggunakan QRIS masih sangat besar, kedepan pertumbuhan merchant QRIS diharapkan dapat lebih meningkat.

Perkembangan ekonomi dan keuangan digital yang tercermin dari transaksi e-Commerce juga mengalami peningkatan. Adapun kontribusi mencapai hampir 2% terhadap PDRB (Rp1,24 triliun). Sejalan dengan hal tersebut, jumlah pembeli dan penjual pada platform juga meningkat signifikan. Hal ini berkontribusi terhadap peningkatan transaksi uang elektronik yang tumbuh signifikan (122,1%; yoy), dimana 23% transaksi e-Commerce dilakukan melalui instrumen pembayaran tersebut.

Pada triwulan I 2021, transaksi jual-beli valuta asing yang diawasi oleh Bank Indonesia mengalami penurunan secara kuartalan. Hal tersebut masih dipengaruhi oleh pembatasan penerbangan aktivitas ditengah pandemi, dimana kedatangan wisatawan mancanegara melalui bandar udara masih nihil.

Perkembangan implementasi elektronifikasi BSNT masih berjalan dalam koridor prinsip 6T, dimana realisasi penyaluran PKH masih menunjukkan kinerja positif yaitu 100% dan realisasi penyerapan Program Sembako tercatat sebesar 77%. Terjadi penurunan nominal bantuan untuk kedua program akibat adanya pengurangan jumlah KPM pasca perbaikan data KPM melalui DTKS dan pemadanan datanya dengan Disdukcapil.

Dilihat dari perkembangan pengelolaan uang Rupiah, jumlah uang yang keluar dari BI untuk memenuhi kebutuhan masyarakat

tercatat Rp2,9 triliun dan aliran uang yang masuk ke BI sebesar Rp8,6 triliun, sehingga terdapat net inflow sebesar Rp5,7 triliun

pada triwulan I 2021. Kondisi net inflow tersebut merupakan siklus musiman pasca libur akhir tahun.

Page 66: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 45

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

5.1. SISTEM PEMBAYARAN

Seiring dengan berlanjutnya pemulihan ekonomi Sulawesi Selatan, transaksi nontunai melalui SKNBI pada triwulan I 2021 mengalami perbaikan meskipun masih berada dalam fase kontraksi. Total perputaran kliring pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp11,49 triliun atau terkontraksi 8,66% (yoy), tidak sedalam kontraksi pada triwulan IV 2020 yang tercatat 10,90% (yoy) (Tabel 5.1).

Namun demikian, perkembangan transaksi nontunai melalui kliring menurun secara kuartalan. Penurunan terjadi pada transaksi SKNBI melalui kliring kredit/transfer dana dan kliring warkat debit. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh siklus musiman akibat penurunan aktivitas masyarakat di awal tahun, di tengah realisasi Dana Insentif Daerah (DID) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) yang masih terbatas.

Dibandingkan dengan triwulan IV 2020, nilai transaksi kliring pada triwulan I 2021 menurun sebesar 9,3% (qtq) menjadi Rp11,5 triliun. Dari sisi jumlah warkat, transaksi kliring juga mengalami penurunan 13,7% (qtq) atau menjadi 209 ribu warkat. Senada dengan nominal transaksi, volume transaksi turut menurun 15,5% (yoy). Secara rata-rata harian, total perputaran kliring menurun 7,8% (yoy), atau menjadi Rp188,4 miliar per harinya pada triwulan I 2021 (Tabel 5.1).

Tabel 5.1 Perkembangan Transaksi SKNBI (Kliring Kredit) 2019-2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

5.1.1. Transaksi SKNBI

Wilayah kerja kliring debit KPwBI Provinsi Sulawesi Selatan mencakup 4 (empat) Koordinator Pertukaran Warkat Debit (KPWD) yaitu di Kota Makassar, Parepare, Watampone, dan Palopo. Jumlah bank peserta yang mengikuti kegiatan PWD di Makassar adalah sebanyak 61 Bank, sedangkan untuk di ketiga wilayah lainnya sebanyak 12 Bank. Keempat KPWD tersebut memiliki tugas menyelenggarakan kegiatan pertukaran warkat debit di wilayahnya masing-masing.

Pada triwulan I 2021, rata-rata harian jumlah warkat debit kliring penyerahan tercatat sebesar 1.403 lembar, atau mengalami penurunan sebesar 10,5% (qtq) dibandingkan dengan periode sebelumnya yang tercatat 1.568 lembar (Tabel 5.2). Di sisi lain, rata-rata harian jumlah warkat debit kliring pengembalian mengalami peningkatan sebesar 8,2% (qtq), atau menjadi 34 lembar dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tercatat 32 lembar.

Tabel 5.2 Perkembangan Transaksi SKNBI (Kliring Warkat Debit) 2019-2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

5.1.2. Transaksi BI-RTGS

Perbaikan kondisi ekonomi Sulawesi Selatan turut tercermin dari aktivitas transaksi melalui RTGS yang membaik meskipun masih dalam fase kontraksi. Pada triwulan I 2021, nominal transaksi melalui RTGS mencatatkan kontraksi 15,6% (yoy), lebih baik dibandingkan dengan kontraksi 41,5% (yoy) pada triwulan sebelumnya (Grafik 5.1). Sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi juga mengalami pertumbuhan yang lebih baik pada triwulan laporan (Grafik 5.2). Volume RTGS meningkat cukup signifikan, atau 47,3% (yoy) (20.000 kali transaksi). Hal ini menunjukkan kondisi perekonomian yang tetap berjalan serta kemungkinan pengguna non tunai via RTGS yang semakin bertambah.

Secara sektoral, aktivitas RTGS di sejumlah lapangan usaha masih mengalami kontraksi antara lain seperti LU konstruksi (-2,22%; yoy), perdagangan besar (-3,51%; yoy), serta transportasi dan pergudangan (-17,02%; yoy). Ketiga LU tersebut memiliki korelasi yang positif dengan pertumbuhan transaksi RTGS.

Adapun secara kuartalan, nominal transaksi RTGS tumbuh 2,4% (qtq), didukung oleh terjaganya kelancaran sistem pembayaran serta perbaikan aktivitas ekonomi yang berlanjut.

2021

I II III IV I II III IV I

Total Perputaran Kliring

- Nominal (triliun rupiah) 11,74 11,20 12,63 14,22 12,58 9,98 11,48 12,67 11,49

- Lembar (ribuan) 246,03 231,84 267,61 285,56 247,24 209,15 228,24 241,98 208,94

Rata-rata Harian Total Perputaran Kliring

- Nominal (triliun rupiah) 0,19 0,20 0,19 0,22 0,20 0,16 0,19 0,20 0,19

- Lembar (ribuan) 4,03 4,14 4,12 4,46 3,92 3,37 3,68 3,90 3,43

2020URAIAN

2019

TW I

2019

TW II

2019

TW III

2019

TW IV

2019

TW I

2020

TW II

2020

TW III

2020

TW IV

2020

TW I

2021

Kota Makassar 1.886 1.937 1.738 1.836 1.625 1.303 1.375 1.435 1.293

Kota Pare-pare 40 43 39 42 39 32 33 34 25

Kota Palopo 33 90 32 34 75 70 70 72 62

Kabupaten Watampone 90 34 85 84 31 31 27 27 22

Total 2.049 2.104 1.894 1.996 1.770 1.435 1.505 1.568 1.403

Wilayah KerjaRata-rata Harian Jumlah Warkat Debit Kliring Penyerahan

TW I

2019

TW II

2019

TW III

2019

TW IV

2019

TW I

2020

TW II

2020

TW III

2020

TW IV

2020

TW I

2021

Kota Makassar 57 59 43 50 50 43 32 30 33

Kota Pare-pare 1,0 4,0 1,0 2,0 1,0 0,6 0,4 0,5 0,4

Kota Palopo 2,0 2,0 1,0 3,0 2,0 0,8 0,7 0,6 0,7

Kabupaten Watampone 2,0 1,0 2,0 3,0 0,3 0,2 0,2 0,3 0,2

Total 62 66 47 58 53 45 33 32 34

Wilayah KerjaRata-rata Harian Jumlah Warkat Debit Kliring Pengembalian

Page 67: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 46

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.1 Perkembangan Nominal Transaksi BI-RTGS 2019-2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.2 Perkembangan Volume Transaksi BI-RTGS 2019-2021

5.1.3. Transaksi APMK (Alat Pembayaran

Menggunakan Karu)

Sejalan dengan meningkatnya konsumsi masyarakat, transaksi ATM/D, baik secara nominal maupun volume, melanjutkan pertumbuhan pada triwulan I 2021. Dari sisi nominal, transaksi meningkat sebesar 6,3% (yoy) menjadi Rp48,7 triliun. Secara volume, transaksi juga meningkat sebesar 3,8% (yoy), atau mencapai 42,4 juta transaksi (Grafik 5.3).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.3 Perkembangan Nominal dan Volume Transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu

(APMK) 2019-2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.4 Pangsa Jenis Transaksi ATM/D Berdasarkan Nominal 2019-2021

Sejalan dengan hal tersebut, jumlah kartu ATM/Debit yang dimiliki oleh masyarakat meningkat sebesar 17,5% (yoy) menjadi 6,4 juta kartu.

Di sisi lain, transaksi kartu kredit masih tertahan baik secara nominal dan volume. Nominal transaksi menggunakan kartu kredit pada triwulan I 2021 tercatat sebanyak Rp663,0 Miliar, atau menurun sebesar 32,2% (yoy) dan 5,9% (qtq). Begitupun juga secara volume, dimana transaksi kartu kredit menurun 22,5% (yoy) dan 8,5% (qtq) menjadi 705 ribu transaksi (Grafik 5.5). Penurunan ini juga dipengaruhi oleh menurunnya kepemilikan jumlah kartu kredit sebesar 13,9% (qtq), atau dari 439 ribu kartu menjadi 378 ribu kartu.

Ditengah kondisi tersebut, tingkat NPL kartu kredit terjaga sebesar 3,0%, atau lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang mencapai 3,6%. Hal ini menunjukkan adanya perbaikan kualitas kredit dan repayment capacity masyarakat (Grafik 5.6).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.5 Perkembangan Volume dan Nominal Transaksi Kartu Kredit 2019-2021

Page 68: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 47

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.6 Perkembangan NPL Kartu Kredit 2019-2021

5.1.4. Ketersediaan Layanan Infrastruktur Sistem Pembayaran Non Tunai

Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi, Perbankan kini cenderung menahan penambahan infrastruktur penunjang sistem pembayaran. Hal ini didukung dengan peningkatan layanan transaksi nasabah yang dapat dilakukan secara digital baik melalui mobile banking dan internet banking. Data menunjukkan, per Maret 2021 total mesin ATM milik bank di wilayah Sulawesi Selatan mencapai 2.760 unit ATM, menurun dari 3.620 unit ATM per Desember 2020 (Grafik 5.7). dengan demikian, rasio ketersediaan layanan keuangan melalui mesin ATM ikut menurun dari 1:78 menjadi 1:594. Pemerataan jangkauan layanan keuangan pada masyarakat dipenuhi melalui penyelenggaraan Layanan Keuangan Digital (LKD) sebagai komplementer penyediaan layanan keuangan yang disediakan oleh mesin ATM (a.l. tarik tunai, transfer, dan pembayaran tagihan). Jumlah agen LKD per Maret 2021 cenderung stabil, yaitu sebanyak 19.053 Agen, dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 19.074 Agen. Rasio ketersediaan layanan keuangan menunjukkan sedikit penurunan dari 408 Agen LKD per 1000 km2 per pada triwulan III 2020 menjadi 407 Agen LKD per 1000 km2 pada triwulan laporan (Grafik 5.8). Hal ini menunjukkan sebaran layanan infrastruktur sistem pembayaran yang semakin merata melalui optimalisasi sebaran ATM dan Agen LKD.

4 Terdapat 59 mesin ATM yang dapat mencakup layanan sampai

dengan 1000 km2

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.7 Jumlah Mesin ATM dan Rasionya per 1.000

km2

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.8 Jumlah Agen LKD dan Rasionya per 1.000

km2

5.1.5. Progres Elektronifikasi Bantuan Sosial Non Tunai (BSNT)

Penyaluran BSNT di Sulawesi Selatan yang telah dilaksanakan sejak tahun 2016 berdampak positif terhadap kondisi kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Selatan. Hal ini tercermin dari tingkat kemiskinan di Sulawesi Selatan selama 2016-2019 yang mengalami penurunan dari 9,40% menjadi 8,69% (turun menjadi 767 ribu jiwa). Namun demikian, pada September 2020 terjadi kenaikan angka kemiskinan menjadi 800 ribu jiwa, di mana salah satunya dipicu oleh pandemi COVID-19 yang berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dan pendapatan warga. Dalam hal ini, bansos berfungsi sebagai jaring pengaman sosial serta buffer konsumsi bagi masyarakat. Menindaklanjuti hal tersebut, Pemerintah mengeluarkan kebijakan kenaikan indeks bantuan dalam PKH sebesar 25%, dan kenaikan nilai bantuan sembako dari Rp110 ribu menjadi Rp200 ribu per bulan.

Berdasarkan data dari bank Himbara yang dihimpun oleh Kantor Pusat Bank Indonesia, penyaluran PKH cenderung lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Page 69: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 48

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sejalan dengan hal tersebut, penyaluran Program Sembako tercatat lebih rendah dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Pada triwulan I 2021, progres implementasi Program Sembako dan PKH masing-masing tercatat 77% untuk penyerapannya dan 100% untuk penyalurannya. Hingga akhir Maret 2021, penyaluran PKH di Sulsel mencapai Rp250,4 miliar kepada 322.865 ribu Keluarga Penerima Manfaat (KPM), lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2020 yang disalurkan kepada 334.692 KPM dengan nominal bantuan sebesar Rp280,7 miliar (Grafik 5.9).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.9 Perkembangan BSNT PKH 2019-2021

Sementara itu, penyaluran Program Sembako disalurkan kepada 441.536 KPM dengan nominal bantuan sebesar Rp304,2 Miliar, lebih rendah dibandingkan penyaluran bantuan pada triwulan IV 2020 yang tercatat sebesar Rp372,9 Miliar kepada 612.897 KPM (Grafik 5.10). Berdasarkan rapat koordinasi yang dilaksanakan bersama dengan Dinas Sosial Provinsi Sulawesi Selatan, pengurangan jumlah KPM baik untuk PKH dan Program Sembako disebabkan oleh karena adanya perbaikan data KPM melalui Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), serta pemadanan data KPM dengan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang dilakukan secara berkala hingga tanggal 28 Maret 2021 untuk periode triwulan I 2021. Update data ini dilakukan mengingat masih banyaknya kendala penyaluran bansos yang ditemukan di lapangan, terutama pada aspek ‘Tepat Sasaran’, misalnya terdapat KPM yang sudah meninggal atau sudah mengalami graduasi namun tetap mendapatkan bantuan atau masyarakat pra-sejahtera yang belum tercatat mendapatkan bantuan.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.10 Perkembangan BSNT Program Sembako 2021

5.1.6. Progres Implementasi QRIS

Implementasi QRIS di Sulawesi Selatan mengalami peningkatan yang signifikan. Diketahui hingga akhir Maret 2021, jumlah merchant yang telah menggunakan QRIS di Sulawesi Selatan mencapai 201.182 merchant atau tumbuh sebesar 163,5% (yoy) dibandingkan Maret 2020 (Grafik 5.11). Tingkat pertumbuhan tersebut berada diatas pertumbuhan nasional (115,1%; yoy), sehingga Sulawesi Selatan menjadi salah satu Provinsi dengan tingkat pertumbuhan implementasi QRIS tertinggi di Indonesia. Namun demikian, dapat terlihat bahwa tren pertumbuhan mulai menurun. Hal ini mengingat pertumbuhan terjadi setinggi-tingginya pada awal pandemi hingga Agustus 2020, sehingga angka baseline sudah cukup tinggi sejak Maret 2020 (Grafik 5.12).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.11 Perkembangan Jumlah Merchant QRIS Bulanan 2019-2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.12 Perkembangan Pertumbuhan Jumlah Merchant QRIS 2020-2021

Page 70: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 49

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Walaupun demikian, dilihat dari rasio jumlah UMKM di Sulawesi Selatan yang merupakan merchant QRIS, angka tersebut masih cenderung minim dibandingkan dengan Provinsi lainnya. Hal ini menjadi peluang untuk meningkatkan penetrasi implementasi QRIS. Rasio jumlah UMKM yang merupakan merchant QRIS baru mencapai 18,1%.

Pada triwulan I 2020, 53% merchant yang sudah menggunakan QRIS berlokasi di Kota Makassar, diikuti dengan 12% di Parepare, 7% di Barru, 7% di Gowa, 3% di Maros dan daerah lainnya di Sulawesi Selatan memiliki pangsa 2% ke bawah. Dilihat dari pertumbuhannya, Sinjai, Kepulauan Selayar, dan Gowa memiliki pertumbuhan tertinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yaitu masing-masing sebesar 62,4% (qtq), 22,6% (qtq), dan 12,9% (qtq). Hal ini menunjukkan kinerja yang positif, dimana penggunaan QRIS mengalami pemerataan yang cukup signifikan ke daerah lainnya di luar Kota Makassar. Sementara itu, berdasarkan kategori usaha merchant, penggunaan QRIS didominasi di Sulawesi Selatan didominasi oleh kategori Usaha Mikro dan Kecil (UMK) sebesar 69% (Grafik 5.13).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.13 Pangsa Merchant QRIS Berdasarkan Kategori Usahanya

5.1.7. Perkembangan Ekonomi Digital Berdasarkan Transaksi E-Commerce dan Transportasi Online

Secara sektoral, Sektor Informasi & Komunikasi (Infokom) merupakan sektor lapangan usaha di Sulawesi Selatan dengan pertumbuhan tertinggi pada triwulan I 2021, yaitu mencapai sebesar 8,73% (yoy). Pertumbuhan sektor infokom erat kaitannya dengan peran fasilitator (enabler) dalam mendorong keberlangsungan kegiatan produktif. Peran internet menjadi sangat signifikan dalam memfasilitasi masyarakat agar tetap dapat terkoneksi dalam melakukan aktivitas interaktif secara daring, baik dalam hal pekerjaan, fasilitas

dan produk kesehatan, pendidikan, sosial keagamaan, rekreasi, hiburan hingga transaksi ekonomi.

Mendukung hal tersebut, pandemi COVID-19 diperkirakan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan belanja iklan televisi dan media digital, peningkatan trafik data penggunaan internet, dan peningkatan jumlah pelanggan penyedia jasa internet maupun televisi interaktif berbayar. Hal ini tercermin dari penetrasi ekonomi digital yang semakin meningkat. Berdasarkan data e-Commerce dan transportasi online yang kurang lebih mewakili 70% dari total ekonomi digital, pangsa ekonomi digital terhadap PDRB Sulsel mencapai 1,7% (setara dengan Rp1,37 Triliun).

Walaupun konsumsi RT masih menurun (-3,61%; yoy), transaksi e-Commerce terus meningkat pada triwulan I 2021 mencapai sebesar 109,7% (yoy). Hal ini sejalan dengan meningkatnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada triwulan I 2021 di teritori optimis (>100), yaitu mencapai 101,4, naik dibandingkan triwulan sebelumnya (87,1). Dari sisi nominal dan volumenya, transaksi e-Commerce mencapai Rp1,24 Triliun (Grafik 5.15). Dari sisi volumenya, jumlah transaksi e-Commerce meningkat sangat signifikan sebesar 192,8% (yoy) mencapai 9,9 juta transaksi (Grafik 5.16).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.14 Perkembangan Nominal Transaksi E-Commerce 2019-2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.15 Perkembangan Volume Transaksi E-Commerce 2019-2021

Dilihat dari metode pembayarannya, transaksi e-Commerce didominasi oleh penggunaan non

Page 71: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 50

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

tunai, yaitu 31,3% transaksi via transfer bank, 23,2% transaksi via uang elektronik, dan 9,8% transaksi via kredit tanpa kartu (Grafik 5.16). Kemudahan akses serta perluasan opsi pembayaran yang ditawarkan oleh fintech, terutama fasilitas kredit tanpa kartu atau yang biasa disebut fasilitas ‘paylater’ dinilai mampu meningkatkan daya beli masyarakat.

Berdasarkan laporan dari Google, Temasek, Bain & Company, lebih dari sepertiga transaksi e-Commerce berasal dari konsumen baru. 8 (delapan) dari 10 (sepuluh) dari mereka berniat untuk terus berbelanja online. Hal ini tercermin dari jumlah pembeli dan penjual di platform e-Commerce yang meningkat signifikan, masing-masing sebesar 145,7% (yoy) dan 116,7% (yoy) menjadi 1.714.764 pembeli dan 38.435 penjual pada triwulan I 2021. Berdasarkan kategori produk yang dibeli, produk yang mendominasi adalah kategori fashion (28%), personal care & kosmetik (16%) dan handphone & aksesoris (13%).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.16 Metode Pembayaran Transaksi e-Commerce

Di samping transaksi e-Commerce, perkembangan ekonomi digital juga dapat dilihat berdasarkan transaksi pada aplikasi ride-hailing (transportasi online). Mobilitas masyarakat semakin menunjukkan sinyal positif, dimana walaupun transaksi transportasi online masih mengalami penurunan, namun penurunan tersebut semakin mengalami perbaikan. Nominal transaksi transportasi online pada triwulan I 2021 masih mengalami penurunan sebesar 13,9% (yoy) menjadi tercatat sebesar Rp127,8 Miliar, namun tidak sedalam penurunan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 29,4% (yoy) (Grafik 5.17). Sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi transportasi online juga mengalami penurunan, yaitu sebesar 43,5% (yoy) menjadi 2,97 juta

transaksi, namun tidak sedalam penurunan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 54,5% (yoy) (Grafik 5.18).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.17 Perkembangan Nominal Transaksi Transportasi Online

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.18 Perkembangan Volume Transaksi Transportasi Online

Dilihat dari metode pembayarannya, transaksi transportasi online sudah didominasi oleh penggunaan non tunai, yaitu 51% transaksi dilakukan via uang elektronik (Grafik 5.19).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.19 Metode Pembayaran Transaksi Transportasi Online

5.1.8. Uang Elektronik

Sejalan dengan meningkatnya transaksi e-Commerce menggunakan metode pembayaran uang elektronik (electronic money/e-money), termasuk juga 50% transaksi pada ride-hailing apps yang dilakukan dengan metode pembayaran melalui uang elektronik, transaksi uang elektronik

Page 72: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 51

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

pada triwulan I 2021 meningkat sebesar 122,1% (yoy) atau mencapai Rp1,09 Triliun (Grafik 5.20). Berdasarkan jenis transaksinya, 70% transaksi uang elektronik merupakan transaksi belanja, yang diikuti 21% untuk transaksi tarik tunai, dan 9% untuk transfer. Meningkatnya pangsa transaksi uang elektronik selain untuk belanja disebabkan karena perluasan layanan untuk tarik tunai dari uang elektronik berbasis server (seperti OVO, GOPAY, LinkAja, dan lainnya). Begitu juga dengan volume transaksinya yang meningkat sebesar 35,0% (yoy), menjadi 14,3 juta transaksi (Grafik 5.21).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.20 Perkembangan Nominal Transaksi Uang Elektronik

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.21 Perkembangan Volume Transaksi Uang Elektronik

5.1.9. Transaksi Jual-Beli Valuta Asing

Berdasarkan hasil pengawasan off-site, aktivitas Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan bank (KUPVA BB) mengalami penurunan pada triwulan I 2021. Total transaksi KUPVA BB pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp961,1 Miliar dengan proporsi pembelian valas (Rp483,4 Miliar) lebih rendah dibandingkan penjualan valas (Rp477,7 Miliar) (Grafik 5.22 dan Grafik 5.23). Baik transaksi penjualan maupun pembelian valas mengalami penurunan dengan persentase

perubahannya masing-masing sebesar 34,8% (yoy) dan 33,9% (yoy). Apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, transaksi penjualan dan pembelian valas juga tercatat menurun masing-masing sebesar 5,5% (yoy) dan 5,1% (yoy). Penurunan transaksi KUPVA BB ini dipengaruhi juga oleh karena adanya pengetatan aturan perjalanan di tengah pandemi melalui penerbitan Surat Keputusan (SK) Nomor 9 Tahun 2021 tentang Tempat Karantina, Isolasi dan Kewajiban RT-PCR bagi Warga Negara Indonesia (WNI) Pelaku Perjalanan Internasional yang berlaku mulai 9 Februari 2021. Berdasarkan data BPS, hingga Maret 2021 tidak ada kunjungan wisatawan mancanegara ke Sulawesi Selatan yang masuk melalui pintu bandar udara internasional Sultan Hasanuddin.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.22 Perkembangan Transaksi Penjualan Valas 2019-2021

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.23 Perkembangan Transaksi Pembelian Valas 2019-2021

Dari jenis mata uang, transaksi perdagangan valuta asing di Sulawesi Selatan masih didominasi oleh mata uang Dollar AS dan Dollar Singapura. Pada transaksi penjualan valas di triwulan I 2021, mata uang Dollar AS dan Dollar Singapura mendominasi

Page 73: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 52

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

dengan share masing-masing 46% dan 47% (Grafik 5.24). Demikian pula halnya untuk transaksi pembelian, Dollar AS dan Dollar Singapura juga mencatat porsi tertinggi masing-masing sebesar 45% dan 48% (Grafik 5.25).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.24 Penjualan Valas Berdasarkan Pangsa Jenis Mata Uang

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.25 Pembelian Valas Berdasarkan Pangsa Jenis Mata Uang

5.2. PENGELOLAAN UANG RUPIAH

5.2.1. Perkembangan Aliran Uang Kartal

Perkembangan aliran uang kartal di Sulawesi Selatan pada triwulan I 2020 menunjukkan net outflow. Aliran uang masuk (inflow) tercatat sebesar Rp8,59 triliun, lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sebesar Rp4,44 triliun. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, inflow tercatat mengalami peningkatan sebesar 5,37% (yoy) (Grafik 5.26). Adapun aliran uang keluar (outflow) dari Bank Indonesia mengalami penurunan dari triwulan IV 2020 sebesar Rp6,70 triliun menjadi Rp2,90 triliun pada triwulan I 2021. Secara tahunan mengalami penurunan sebesar 7,59% (yoy) (Grafik 5.27). Dengan demikian, net inflow pada triwulan I 2021 tercatat sebesar Rp5,67 triliun (Grafik 5.28).

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.26 Aliran Uang Kartal Inflow

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.27 Aliran Uang Kartal Outflow

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 5.28 Netflow Uang Kartal

Hal ini menginterpretasikan bahwa aliran uang kartal yang disalurkan ke masyarakat melalui Perbankan cenderung lebih sedikit. Kondisi net inflow ini merupakan siklus musiman pasca liburan Natal dan Tahun Baru, apalagi tidak adanya larangan mudik pada saat libur akhir tahun menyebabkan perputaran uang yang keluar sampai dengan akhir tahun menjadi lebih banyak. Dengan demikian, arus balik dari akhir tahun 2020 menjadi lebih tinggi. Sementara itu, pada akhir triwulan I 2021 sudah memasuki fase normal dimana kebutuhan uang rupiah di masyarakat lebih banyak dibandingkan kelebihan uang rupiah.

Page 74: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 53

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

BOKS BAB 5

Akselerasi Digitalisasi Ekonomi dan Keuangan Sulawesi

Selatan melalui Pembentukan Seluruh 25 Tim

Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD)

Perbaikan ekonomi di tengah pandemi selama tahun 2020 berjalan beriringan dengan percepatan perkembangan digitalisasi. Penetrasi teknologi dalam bentuk inovasi digital semakin mengakar pada seluruh sendi kehidupan manusia. Begitu juga halnya di Sulawesi Selatan. Hal ini dapat tercermin bahwa di tengah menurunnya pertumbuhan sektor-sektor ekonomi pada akhir tahun 2020, Sektor Informasi dan Komunikasi tumbuh tertinggi kedua sebesar 10,84% (yoy) sebagai salah satu buffer utama, setelah Sektor Jasa Kesehatan (22,98%, yoy)5.

Pada triwulan I 2021, Sektor Informasi dan Komunikasi kembali menjadi penopang perbaikan pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan. Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan pada triwulan I 2021 mencatat kontraksi yang lebih kecil yakni 0,21% (yoy), dibandingkan dengan kontraksi 0,62% (yoy) pada triwulan sebelumnya. Secara sektoral, perbaikan ditopang Lapangan Usaha (LU) Pertanian (7,14%; yoy) dan Informasi dan Komunikasi (8,73%; yoy).

Pandemi COVID-19 telah mempercepat transformasi Ekonomi dan Keuangan Digital (EKD) di Indonesia, termasuk Sulawesi Selatan. Transformasi EKD di Sulawesi Selatan semakin diperkuat dengan faktor-faktor pendukung penetrasinya, antara lain: 1. Populasi milenial dan Gen Z di Sulawesi Selatan

mencapai 5 juta penduduk, atau 55,2% dari total penduduk di Sulawesi Selatan. Potensi generasi muda ini dianggap menjadi kunci keberhasilan dari ekonomi digital.

2. Proyek pembangunan backbone jaringan serat optik nasional atau Palapa Ring telah final. Maka, seluruh wilayah NKRI terhubung melalui jaringan internet berkecepatan tinggi.

5 Menggunakan data per triwulan IV 2020.

Coverage sinyal di Sulawesi Selatan sendiri telah mencapai 93,3% untuk jaringan 4G dan 3G.

3. Sulawesi Selatan menempati urutan ke-8 sebagai Provinsi dengan pengguna internet terbanyak, yaitu sebanyak 5,8 juta orang (65% dari total populasinya) pada tahun 2020.

4. Sulawesi Selatan merupakan kontributor terbesar untuk transaksi e-Commerce di KTI dengan pangsa 15,7% pada tahun 2020. Nominal transaksi terus meningkat sebesar 72,8% (ctc).

5. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat keuangan inklusif di Sulawesi Selatan mencapai 87%, di atas tingkat keuangan inklusif nasional (76%).

Faktor-faktor ini menjadi peluang bagi Sulawesi Selatan untuk giat mendorong EKD melalui sinergi, kolaborasi, dan optimisme yang tinggi dari Pemerintah dan para pemangku kebijakan.

Pengembangan EKD dapat membantu percepatan pemulihan ekonomi. Selain itu, ekosistem ekonomi keuangan digital yang mumpuni mampu meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan inklusivitas. Momentum ini harus diikuti dengan upaya bersama untuk mempercepat transformasi digital di berbagai aspek. Untuk itu, kolaborasi antar otoritas, pelaku industri, dan semua pemangku kepentingan utama dan ekosistem keuangan digital sangat penting untuk keberhasilan pencapaian tujuan ini, salah satunya melalui pembentukan Tim Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (TP2DD).

Dalam rangka meningkatkan pemahaman masyarakat terkait dengan EKD, Bank Indonesia bersama dengan Kementerian Koordinator bidang Perekonomian telah menyelenggarakan Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia (FEKDI)

Page 75: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 54

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

2021. FEKDI 2021 dilaksanakan pada tanggal 5 s.d. 8 April 2021, dimana pada saat yang bersamaan juga telah dilakukan launching Satuan Tugas Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah (P2DD), yang berperan untuk mendorong implementasi Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD), mendukung pengembangan transaksi pembayaran digital di masyarakat, mewujudkan keuangan yang inklusif, serta meningkatkan integrasi ekonomi dan keuangan digital nasional.

South Sulawesi Digital Festival 2021 (South Sulawesi Digifest 2021) merupakan rangkaian kegiatan FEKDI di Sulawesi Selatan. South Sulawesi Digifest ’21 sendiri merupakan sebuah festival digital yang berisikan kegiatan: 1. Pengukuhan 25 (dua puluh lima) TP2DD; 2. Launching Quick Response Indonesia Standard

(QRIS) Bank Sulselbar; 3. Launching uji coba QRIS di jalan tol; 4. Penandatanganan deklarasi komitmen oleh

penta helix stakeholders (Academician, Business, Government, Community, Media) dalam rangka mengakselerasi ekonomi dan keuangan digital di Sulawesi Selatan;

5. Leader’s Insight dari Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Ibu Destry Damayanti;

6. Talkshow dengan tema “Acceleration The Post-COVID Economic Recovery Through Digital Transformation in Eastern Indonesia”; dan

7. Showcase QRIS melalui pameran UMKM.

Sambutan South Sulawesi Digifest 2021 oleh Kepala Kantor Perwakilan BI Provinsi Sulawesi

Selatan

Sambutan South Sulawesi Digifest 2021 oleh Plt.

Gubernur Sulawesi Selatan

Gambar B.1 Pengukuhan 25 (dua puluh lima) TP2DD pada Kegiatan South Sulawesi Digital Festival 2021

Pengukuhan seluruh 25 TP2DD di Sulawesi Selatan merupakan bentuk sinergi dan komitmen nyata dari seluruh Kepala Daerah dalam mengupayakan percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan daerah. TP2DD akan menjadi forum koordinasi antar instansi dan stakeholder terkait untuk mendorong inovasi, mempercepat dan memperluas ETPD dalam rangka mewujudkan efisiensi, efektivitas, dan transparansi tata kelola keuangan.

Dengan terbentuknya seluruh TP2DD di Sulawesi Selatan, dibutuhkan sebuah program kerja dan action plan yang konkrit. Untuk itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan telah menyusun roadmap upaya dalam menjadikan seluruh 25 (dua puluh lima) TP2DD di Sulawesi Selatan mencapai rating Indeks Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (IETPD) “Digital”, yang saat ini menjadi acuan bersama sebagai target dari TP2DD (Gambar B.2). Roadmap tersebut dibagi menjadi 4 (empat) tahapan, yaitu: 1. Discovering

Tahapan penguatan faktor-faktor yang menjadi landasan bagi TP2DD mencakup literasi dan

Page 76: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 55

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

penguatan payung hukumnya melalui pembentukan TP2DD.

2. Exploring Tahapan dimana terdapat keseragaman pemahaman, mapping IETPD, dan penetapan Pemda yang akan dijadikan pilot project TP2DD.

3. Accelerating Tahapan penyusunan strategi dan action plan untuk masing-masing TP2DD.

4. Transforming Tahapan dimana seluruh TP2DD di Sulawesi Selatan mencapai rating indeks ETPD dengan kategori “Digital”.

dimana Sulawesi Selatan saat ini akan memasuki tahapan “Exploring”. Pelaksanaan sosialisasi ke seluruh kabupaten/kota untuk mewujudkan kesatuan visi misi dalam akselerasi EKD di Sulawesi Selatan dilakukan secara berkesinambungan sehingga diharapkan dapat melahirkan output-output berupa program kerja konkrit TP2DD yang dapat menjadi program unggulan ETP secara nasional.

Gambar B.2 Rencana Roadmap Upaya Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan

IETPD merupakan acuan standar yang saat ini digunakan untuk menilai keberhasilan implementasi ETP oleh Pemda. IETPD adalah komposit indeks pengukuran profil ETP yang diukur melalui 3 (tiga) besaran, yaitu (1) tingkat Implementasi, (2) Realisasi atau Kontribusi terhadap Penerimaan Asli Daerah (PAD), dan (3) Kesiapan dan Dukungan Strategis (Gambar B.3).

Berdasarkan asesmen perhitungan IETPD, terdapat 2 (dua) Pemda di Sulawesi Selatan telah mendapatkan rating indeks “Digital”. Selanjutnya, 18 (delapan belas) Pemda mendapatkan rating indeks “Maju” dan 5 (lima) Pemda mendapatkan rating indeks “Berkembang” (Tabel B.1). Pembentukan TP2DD menjadi salah satu inovasi dan solusi bagi Pemda untuk dapat meningkatkan IETPDnya menuju rating indeks “Digital”.

Gambar B.3 Metode Pemetaan ETP Menggunakan IETPD

Page 77: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 56

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Tabel B.1 Pemetaan Indeks ETPD Sulawesi Selatan

Gambar B.4 Pembobotan IETPD

Page 78: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 57

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

6. Kesejahteraan

BAB VI: Kesejahteraan Kondisi ketenagakerjaan pada Februari 2021 relatif membaik dibandingkan Agustus 2020, tercermin dari Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Sulawesi Selatan yang mengalami peningkatan sebesar 1,96 persen poin dan Tingkat Pengangguran Terbuka di Sulawesi Selatan yang mengalami penurunan sebesar 0,52 persen poin.

Sejalan dengan hal tersebut, jumlah angkatan kerja pada Februari 2021 meningkat sebanyak 157,27 ribu orang dibandingkan dengan Agustus 2020. Penduduk bekerja meningkat 170,18 ribu orang dan pengangguran turun sebanyak 12,91 orang dibandingkan dengan Agustus 2020. Ditengah tekanan ekonomi akibat pandemi COVID-19, tingkat penduduk miskin di perdesaan masih lebih tinggi dibandingkan dengan di perkotaan. Upaya pemerintah dan swasta dalam mendukung pemulihan ekonomi melalui berbagai stimulus kebijakan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Sulawesi Selatan yang merupakan sasaran utama dalam pembangunan berkelanjutan.

Page 79: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 58

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

6.1. KETENAGAKERJAAN

Jumlah angkatan kerja di Sulawesi Selatan tercatat sebanyak 4,43 juta orang. Angka ini bertambah sebanyak 157,27 ribu orang dibanding angkatan kerja pada Agustus 2020 yang berjumlah 4,28 juta orang (Tabel 6.1). Sejalan dengan hal tersebut, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) Sulawesi Selatan pada Februari 2021 juga mengalami peningkatan. Peningkatan pengangguran yang sempat terjadi pada Agustus 2020 telah membaik pada Februari 2021. Pada Februari 2021 TPAK meningkat hingga 1,96 persen poin, disertai dengan tingkat pengangguran yang turun 5,79 persen poin.

Perbaikan kondisi ketenagakerjaan tersebut dipengaruhi oleh perbaikan LU pertanian seiring dengan peningkatan produksi tabama beras dan perikanan. Hal tersebut juga tercermin dari aktivitas ekspor yang membaik.

Secara sektoral, pertanian masih menjadi penyerap tenaga kerja terbanyak yaitu sebesar 37,98% dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 1,59 juta orang dan tumbuh sebesar 0,04% (yo y) (Tabel 6.2). Penyerapan tumbuh positif di tengah pandemi COVID-19.

6.1.1. Tenaga Kerja

Pada Februari 2021, TPAK mencapai 65,36% dari total penduduk usia kerja, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 63,40% (Tabel 6.1). Dari total 4,43 juta orang angkatan kerja, terdapat 4,18 juta orang yang bekerja. Jumlah penduduk yang bekerja mencapai 94,21% dari jumlah angkatan kerja. Meningkatnya TPAK ini utamanya disebabkan oleh perbaikan ekonomi yang berlanjut (Lihat Bab 1. Pertumbuhan Ekonomi Daerah). Selain itu, akselerasi vaksinasi yang terus diupayakan juga turut mendukung perbaikan.

Tabel 6.1 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas Menurut Kegiatan Utama

Sumber:BPS (Perhitungan dengan Menggunakan Penimbangan hasil proyeksi SUPAS 2015), diolah

Tabel 6.2 Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Sumber: BPS (perhitungan menggunakan penimbangan hasil proyeksi SUPAS 2015), diolah

KEGIATAN UTAMA

Februari

2020

(ribu orang)

Agustus

2020

(ribu orang)

Februari

2021

(ribu orang)

Perubahan

Februari 2020-

Februari 2021

(ribu orang)

Perubahan

Agustus 2020-

Februari 2021

(ribu orang)

Penduduk usia Kerja 6709,95 6744,92 6783,04 73,09 38,12

Angkatan Kerja 4388,19 4276,44 4433,71 45,52 157,27

a. Bekerja 4137,92 4006,62 4176,80 38,88 170,18

b. Menganggur 250,27 269,82 256,91 6,64 -12,91

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 65,40% 63,40% 65,36% -0,04% 1,96%

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,70% 6,31% 5,79% 0,09% -0,52%

Jumlah (ribu Pangsa Jumlah (ribu) Pangsa Jumlah (ribu) Pangsa

Growth

(yoy)

A Pertanian 1.524,82 36,85% 1.593,82 39,78% 1.586,31 37,98% 4,03%

B Pertambangan 31,41 0,76% 27,81 0,69% 24,10 0,58% -23,28%

C Industri Pengolahan 339,07 8,19% 327,10 8,16% 299,48 7,17% -11,68%

D Pengadaan Listrik dan Gas 8,44 0,20% 13,88 0,35% 4,90 0,12% -41,97%

E Pengadaan Air 7,09 0,17% 12,30 0,31% 17,52 0,42% 147,12%

F Konstruksi 258,02 6,24% 231,64 5,78% 304,21 7,28% 17,90%

G Perdagangan Besar dan Eceran 764,99 18,49% 715,33 17,85% 726,98 17,41% -4,97%

H Transportasi dan Pergudangan 171,57 4,15% 173,63 4,33% 165,34 3,96% -3,63%

I Penyediaan Akomodasi 160,68 3,88% 149,30 3,73% 187,57 4,49% 16,74%

J Informasi dan Komunikasi 33,29 0,80% 20,73 0,52% 28,67 0,69% -13,86%

K Jasa Keuangan dan Asuransi 42,19 1,02% 38,39 0,96% 49,51 1,19% 17,34%

L Real Estat 4,39 0,11% 7,58 0,19% 4,61 0,11% 4,99%

M,N Jasa Perusahaan 52,08 1,26% 52,07 1,30% 49,79 1,19% -4,39%

O Administrasi Pemerintahan 283,90 6,86% 217,91 5,44% 242,41 5,80% -14,61%

P Jasa Pendidikan 246,36 5,95% 231,09 5,77% 270,92 6,49% 9,97%

Q Jasa Kesehatan 106,17 2,57% 79,26 1,98% 107,03 2,56% 0,82%

R,S,T,U Jasa Lainnya 103,47 2,50% 114,77 2,86% 107,46 2,57% 3,85%

Total 4.137,92 100% 4.006,62 100% 4.176,80 100% 104,38%

Agustus 2020 Februari 2021

Lapangan Pekerjaan Utama

Februari 2020

Page 80: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 59

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Berdasarkan kategori lapangan usaha, jenis LU yang paling banyak menyerap tenaga kerja adalah pertanian dengan jumlah tenaga kerja yang relatif tidak berubah dibandingkan periode sebelumnya (Tabel 6.2). Tingginya serapan tenaga kerja di LU Pertanian tersebut terjadi seiring dengan tingginya produksi tanaman padi di Kabupaten Bone, Soppeng, Wajo, Sidrap, Pinrang dan Luwu (BOSOWASIPILU). LU dengan penyerapan tenaga kerja terbanyak selanjutnya adalah LU Perdagangan (726 ribu tenaga kerja, atau 17,41% dari total serapan tenaga kerja) dan LU Industri Pengolahan (299 ribu tenaga kerja atau 7,17% dari total serapan tenaga kerja). Tingginya penyerapan tenaga kerja pada kedua LU tersebut sejalan dengan besarnya peran LU dalam perekonomian Sulawesi Selatan. Sementara itu, jenis LU yang paling sedikit menyerap tenaga kerja yaitu Real Esatate. Pada Februari 2021, sebanyak 4,61 ribu orang atau 0,11% bekerja di Real Estate Sulawesi Selatan.

Berdasarkan data pada Februari 2021, status pekerjaan terbanyak adalah tenaga kerja yang bekerja di sektor informal yaitu sebesar 62,29% dan sisanya sebanyak 37,71% bekerja di sektor formal6. Pangsa tenaga kerja informal tersebut mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 61,11% yang didorong oleh perbaikan ekonomi dan kesuksesan program vaksinasi (Grafik 6.1).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.1 Penduduk Yang Bekerja Menurut Kegiatan Utama

Berdasarkan status pekerjaan utama, pekerja terbanyak merupakan buruh/karyawan/pegawai dengan pangsa 33,02% (Grafik 6.2). Terjadi penurunan pangsa yang cukup signifikan pada penduduk yang memiliki usaha sendiri, yaitu

6 Kegiatan formal dan informal diidentifikasi melalui status

pekerjaan. Komponen pekerja informal terdiri dari penduduk bekerja dengan status berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh

menjadi 17,86% dari sebelumnya 32,56% pada Agustus 2020. Hal ini terjadi seiring dengan adanya penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membatasi operasional kegiatan ekonomi pada pusat perbelanjaan, kafe hingga pedangang kecil atau UMKM sehingga menekan kondisi dunia usaha. Penurunan juga terjadi pada pekerja bebas di pertanian yang tercatat 1,73% pada Februari 2021, turun dibandingkan dengan Agustus yang sebesar 3,33%. Di sisi lain, buruh/karyawan/pegawai, usaha dibantu pekerja tidak tetap, pekerja keluarga, usaha dibantu buruh tetap dan pekerja bebas di non-pertanian mengalami peningkatan.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.2 Penduduk Yang Bekerja Menurut Status Pekerjaan Utama

6.1.2. Pengangguran

Peningkatan TPAK berdampak pada penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Selatan. TPT menurun sebesar 0,52 persen poin menjadi 5,79% pada Februari 2021, dibandingkan periode Agustus 2020 yang sebesar 6,31%.

Berdasarkan tingkat pendidikan, TPT pada penduduk dengan pendidikan rendah (SMP ke bawah) cenderung lebih rendah dibanding dengan penduduk dengan tingkat pendidikan di atasnya (Grafik 6.3). Salah satu hal yang mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada penduduk pendidikan rendah yaitu lebih sedikitnya persyaratan penerimaan. TPT terendah ada pada tingkat pendidikan Sekolah Dasar ke bawah yaitu sebesar 2,45% bahkan mengalami penurunan dibandingkan dengan periode Agustus di tahun

tidak tetap, pekerja bebas di pertanian, pekerja bebas di nonpertanian, dan pekerja keluarga. Sementara status sisanya merupakan pekerja formal.

Page 81: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 60

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

sebelumnya yang sebesar 3,19%. TPT tertinggi di Sulawesi Selatan didominasi oleh angkatan kerja tingkat pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mencapai 10,49% disusul oleh TPT pada Sekolah Menengah Atas (SMA) mencapai 9,53%.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.3 Tingkat Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan

Sementara itu, TPT untuk tingkat pendidikan S1/S2/S3 menurun sebesar 1,38 persen poin dibandingkan dengan periode tahun sebelumnya menjadi 6,38%.

6.2. KESEJAHTERAAN

Pada September 2020 jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan dibandingkan periode sebelumnya seiring dengan masih tingginya dampak pandemi COVID-19. Di sisi lain, tingkat kesenjangan menunjukan penurunan dan berada di bawah nilai rata-rata nasional. Berdasarkan lokasinya, persentase penduduk miskin di perdesaan masih lebih besar dibandingkan persentase penduduk miskin di perkotaan. Masih tingginya tingkat kemiskinan ini salah satunya disebabkan oleh adanya peningkatan harga pada beberapa komoditas namun tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan.

Sementara itu pada triwulan I 2021 tingkat kesejahteraan petani yang di representasikan oleh nilai tukar petani terus mengalami peningkatan, mengindikasikan terjadinya peningkatan kesejahteraan petani di Sulawesi Selatan.

6.2.1. Kemiskinan dan Kesenjangan

Pada September 2020, jumlah penduduk miskin di Sulsel mengalami peningkatan menjadi 759,58 ribu orang atau 8,99% dari total penduduk Sulawesi Selatan (Grafik 6.4). Persentase ini meningkat 0,27 persen poin dibandingkan dengan

Maret 2020. Secara tahunan, penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami peningkatan sebesar 32,69 ribu orang, sedangkan di daerah perdesaan meningkat 7,97 ribu orang. Persentase penduduk miskin di perkotaan dan di perdesaan meningkat masing-masing 12,24% dan 0,35% dibandingkan Maret 2020. Peningkatan tersebut terjadi seiring dengan penurunan pendapatan masyarakat akibat tekanan ekonomi. Kebijakan pembatasan aktivitas mengakibatkan terbatasnya sumber pendapatan dunia usaha sehingga berpengaruh pada tingkat kesejahteraan.

Komposisi penduduk miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan dari tahun ke tahun relatif tidak mengalami perubahan yang signifikan. Pada September 2020, penduduk miskin yang tinggal di daerah pedesaan tercatat sebesar 75,6% (Grafik 6.4). Sementara itu, jumlah penduduk miskin yang tinggal di daerah perkotaan tercatat sebesar 24,4%. Hal ini dapat dipahami seiring jumlah penduduk yang tinggal di daerah pedesaan jauh lebih banyak dan minimnya informasi yang diperoleh serta relatif tidak memiliki banyak pilihan lapangan pekerjaan.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.4 Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan

Meningkatnya kemiskinan pada September 2020 disebabkan juga oleh kenaikan harga komoditi pangan. Komoditi makanan yang paling penting bagi penduduk miskin adalah beras, sehingga penduduk miskin, khususnya mereka yang berada di sekitar garis kemiskinan, tidak mampu mengimbangi kenaikan tersebut (Grafik 6.5). Kenaikan harga beras mencatatkan inflasi di sektor bahan makanan yang merupakan imbas dari minimnya produksi.

Page 82: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 61

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: hargapangan.id, diolah

Grafik 6.5 Perkembangan Harga Komoditas Beras

Secara spasial, persentase jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan pada September 2020 berada pada urutan kedua terendah dibandingkan provinsi lain di wilayah Sulawesi. Persentase jumlah penduduk miskin Sulawesi Selatan sebesar 8,99% setelah Sulawesi Utara yang sebesar 7,78% (Grafik 6.6). Sementara itu, persentase jumlah penduduk miskin tertinggi untuk wilayah Sulawesi terdapat di Gorontalo yakni sebesar 15,59%.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.6 Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi

Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Sulawesi Selatan pada September 2020 mengalami peningkatan dibandingkan dengan Maret 2020. Indeks Kedalaman Kemiskinan meningkat sebesar 0,12 poin yaitu dari 1,53 pada Maret 2020 menjadi 1,65 pada September 2020 (Grafik 6.7). Sedangkan untuk Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami peningkatan sebesar 0,07 poin yaitu dari 0,39 pada Maret 2020 menjadi 0,46 pada September 2020 (Grafik 6.8).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.7 Indeks Kedalaman Kemiskinan

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.8 Indeks Keparahan Kemiskinan

Nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan di daerah pedesaan memiliki angka lebih tinggi dibandingkan di daerah perkotaan. Hal ini sejalan dengan komposisi jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan yang mendominasi di daerah pedesaan sebesar 75,6%, sedangkan jumlah penduduk miskin yang tinggal di daerah perkotaan sebesar 24,4%.

Pada September 2020, nilai Indeks Kedalaman Kemiskinan daerah perkotaan dan pedesaan masing-masing sebesar 0,81 dan 2,32. Kondisi ini mengindikasikan bahwa rata-rata pendapatan dan ketimpangan kemiskinan di daerah perkotaan lebih baik dibandingkan daerah pedesaan atau dengan kata lain daerah perkotaan menyediakan pendapatan yang lebih besar dengan pilihan pekerjaan beragam yang umumnya ditunjang oleh ketersediaan infrastruktur yang lebih baik. Adanya ketimpangan pembangunan dan kurangnya lapangan pekerjaan di desa akan mendorong migrasi masyarakat desa ke kota. Ke depan, diperlukan perencanaan pembangunan desa yang berkesinambungan untuk mengurangi gap antara desa dan kota tersebut.

Tingkat kesenjangan pendapatan yang tercermin dari gini rasio mengalami penurunan sebesar 0,09

Page 83: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 62

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

poin yang sebelumnya pada September 2019 sebesar 0,391 menjadi 0,382 pada September 2020 (Tabel 6.3). Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan gini rasio nasional pada periode yang sama. Gini rasio Sulawesi Selatan di daerah perkotaan memiliki angka lebih tinggi yaitu sebesar 0,384 dibandingkan dengan gini rasio di daerah perdesaan sebesar 0,352. Gini rasio menggambarkan ketidakmerataan pendapatan yang salah satu penyebabnya adalah tingginya persaingan dunia usaha. Selain itu, perbedaan gini rasio di daerah perkotaan dan perdesaan disebabkan oleh peluang usaha yang berbeda terutama daerah pedesaan yang belum memiliki infrastruktur perekonomian yang baik dibandingkan daerah perkotaan. Secara spasial, nilai gini rasio Sulawesi Selatan pada periode September 2020 lebih besar dibandingkan Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara.

Tabel 6.3 Gini Rasio

Sumber: BPS, diolah

6.2.2. Kesejahteraan Petani

Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan l 2021 tercatat 97,53 atau mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan periode sebelumnya yang sebesar 97,37 (Grafik 6.9). Peningkatan NTP dapat dipicu oleh peningkatan tingkat permintaan yang berdampak pada naiknya jumlah volume penjualan. Rata-rata indeks NTP Sulawesi Selatan triwulan l 2021 berada di bawah titik impas petani yaitu 100. Peningkatan NTP tersebut terjadi karena rata-rata nilai indeks yang diterima petani lebih besar dibandingkan dengan indeks yang dibayar petani.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.9 Perkembangan NTP Sulawesi Selatan

Secara sektoral, NTP sektor Perikanan dan Perkebunan pada triwulan I 2021 tercatat mengalami peningkatan masing-masing sebesar 2,08% (qtq) dan 1,22% (qtq) dibandingkan Triwulan IV 2020 (Grafik 6.10). Sedangkan Penurunan NTP terjadi pada sektor peternakan, holtikultura dan pangan masing-masing sebesar -0,68%, -0,02% dan -0,66% (qtq).

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.10 Perkembangan Rata-Rata NTP Menurut Lapangan Usaha

Pada triwulan l 2021 rata-rata indeks yang diterima petani sebesar 103,48 lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2020 sebesar 102,42 (Grafik 6.11). Begitupun dengan indeks yang dibayarkan oleh petani pada triwulan I 2021 sebesar 106,10 lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV sebesar 105,19 (Grafik 6.12). Dalam mendorong peningkatan kesejahteraan petani perlu dilakukan upaya berkelanjutan seperti mendorong lahirnya petani milenial yang mampu menerapkan teknologi pertanian yang lebih baik untuk meningkatkan hasil produksi pertanian. Membangun infrastruktur, khususnya infrastruktur digital agar petani dapat melakukan penjualan online untuk menjamin hasil petani dapat dipasarkan dan mengurangi rantai pasok yang

Mar-17 Sept-17 Mar-18 Sept-18 Mar-19 Sept-19 Mar-20 Sept-20

Sulawesi Selatan 0,41 0,43 0,40 0,39 0,39 0,39 0,39 0,38

Gorontalo 0,43 0,41 0,40 0,42 0,41 0,41 0,41 0,41

Sulawesi Tenggara 0,39 0,40 0,41 0,39 0,40 0,39 0,39 0,39

Sulawesi Utara 0,40 0,39 0,39 0,37 0,37 0,38 0,37 0,37

Sulawesi Tengah 0,36 0,35 0,35 0,32 0,33 0,33 0,33 0,32

Sulawesi Barat 0,35 0,34 0,37 0,37 0,37 0,37 0,36 0,36

Indonesia 0,39 0,39 0,39 0,38 0,38 0,38 0,38 0,39

20202018 2019Provinsi

2017

Page 84: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 63

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

pada akhirnya akan mereduksi selisih harga di tingkat petani dan konsumen. Terkhusus untuk komoditas padi diperlukan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) untuk memberikan jaminan terhadap kerusakan tanaman akibat banjir, kekeringan, serta serangan hama dan penyakit tumbuhan atau Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), sehingga petani akan memperoleh ganti rugi sebagai modal kerja untuk keberlangsungan usaha taninya.

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.11 Perkembangan Rata-rata Indeks yang Diterima Petani

Sumber: BPS, diolah

Grafik 6.12 Perkembangan Rata-rata Indeks yang Dibayar Petani

Page 85: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 64

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

7. Prospek Ekonomi Daerah

BAB VII: Prospek Ekonomi Daerah Sejalan dengan optimisme pemulihan ekonomi global dan nasional, perekonomian Sulawesi Selatan diprakirakan mengalami perbaikan pada tahun 2021. Pemulihan konsumsi rumah tangga diprakirakan ditopang oleh perbaikan pendapatan masyarakat, seiring dengan relaksasi pembatasan fisik dan berlanjutnya stimulus PEN, dan terjaganya ekspektasi ditengah upaya akselerasi vaksinasi. Stimulus pajak serta pelonggaran persyaratan pengajuan kredit perumahan juga diprakirakan mendukung peningkatan konsumsi. Adapun investasi diprakirakan tumbuh kuat seiring dengan terjaganya tingkat keyakinan investor dan berlanjutnya pembangunan proyek pemerintah serta swasta. Perbaikan tersebut mendukung kinerja lapangan usaha utama Sulawesi Selatan, antara lain perdagangan dan industri pengolahan, untuk tumbuh lebih tinggi.

Perbaikan kinerja ekonomi tersebut diprakirakan akan diiringi dengan meningkatnya tekanan inflasi, namun tetap terjaga dalam rentang sasaran 3,0±1,0% (yoy). Perbaikan konsumsi domestik diprakirakan akan meningkatkan permintaan atas barang dan jasa sehingga berpengaruh pada tingkat harga secara keseluruhan. Sinergi dan inovasi pengendalian inflasi secara berkesinambungan berperan dalam menjaga inflasi terkendali dalam rentang sasaran, sehingga dapat menjaga momentum pemulihan ekonomi Sulawesi Selatan.

Page 86: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 65

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

7.1. PROSPEK PERTUMBUHAN

EKONOMI

Setelah mengalami tekanan akibat pandemi

COVID-19, ekonomi Sulawesi Selatan diprakiraan

mengalami perbaikan pada tahun 2021. Upaya

pencegahan serta penanganan dampak COVID-19

yang dilakukan oleh pemerintah serta penerapan

disiplin dan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang

lebih baik oleh masyarakat serta dunia usaha

mendukung perbaikan ekonomi Sulawesi Selatan.

Dalam upaya pemulihan ekonomi, pemerintah

melanjutkan penyaluran stimulus PEN dan

menerapkan relaksasi pajak serta down payment kredit. Kebijakan tersebut berperan sebagai buffer konsumsi masyarakat ditengah pendapatan yang

diprakirakan membaik. Relaksasi pembatasan fisik

serta upaya untuk membuka kembali sektor

produktif dan aman mendukung perbaikan kinerja

dunia usaha.

Prospek Sisi Pengeluaran

Perbaikan ekonomi dari sisi pengeluaran

diprakirakan didukung oleh perbaikan konsumsi

dan investasi. Perbaikan terutama didukung oleh

relaksasi pembatasan fisik didukung oleh

terjaganya ekspektasi konsumen serta upaya

akselerasi vaksinasi. Selain itu, faktor base effect juga berpengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi secara tahunan mengingat kontraksi

yang masih terjadi pada tahun 2020 lalu.

Konsumsi rumah tangga diprakirakan membaik

seiring dengan peningkatan aktivitas masyarakat.

Hal tersebut terindikasi dari indeks mobilitas pada

bulan Mei yang mencapai kondisi lebih tinggi

dibandingkan dengan baseline (sebelum pandemi

COVID-19) (Grafik 7.1).

Sumber: Google Mobility Index, diolah

Grafik 7.1 Perkembangan Mobilitas Masyarakat terkait Aktivitas Konsumsi

Perbaikan tersebut didukung oleh terjaganya

ekspektasi konsumen. Hasil Survei Konsumen Bank

Indonesia Sulawesi Selatan menunjukkan tren

peningkatan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

Hingga April 2021 IEK tercatat 113,9, atau lebih

tinggi dibandingkan dengan rata-rata indeks pada

triwulan I yang sebesar 101,4 (Grafik 7.2).

Berdasarkan komponen pembentuk, perbaikan

ekspektasi konsumen tersebut disumbang oleh

ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan

kerja yang mengalami perbaikan.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

Grafik 7.2 Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK)

Perbaikan pendapatan masyarakat turut

mendukung perbaikan konsumsi. Hal tersebut

terjadi seiring dengan kenaikan UMK 2021 pada

Kab/Kota di Sulawesi Selatan dan pembayaran THR

serta gaji ke-13 ASN yang diberikan kepada semua

golongan. Namun demikian, tunjangan kinerja

yang belum dicairkan berpotensi menahan

perbaikan.

Penerapan stimulus pemerintah pada tahun 2021

mendukung perbaikan konsumsi masyarakat.

Sampai dengan 03 Juni 2021, realisasi Penanganan

COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-

PEN) di Sulawesi Selatan mencapai Rp4,53 triliun

atau 3,53% dari capaian Nasional. Sebagian besar

realisasi tersebut merupakan dukungan UMKM

serta korporasi (Rp2,03 triliun), diikuti dengan

perlindungan sosial (Rp1,92 triliun), program

prioritas (Rp421,85 miliar), dan penanganan

kesehatan (Rp162,83 miliar).

Selain itu, relaksasi PPnBM 0% untuk mobil

dibawah 1.500 cc yang diterapkan oleh

pemerintah secara bertahap juga diharapkan dapat

mendongkrak konsumsi masyarakat. Untuk

mendukung sinergi pemulihan ekonomi, Bank

50

70

90

110

Feb Mar Apr May Jun Jul Aug Sep Oct Nov Dec Jan Feb Mar Apr May

2020 2021

index

5060708090

100110120130140150

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4

2020 2021

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Ekspektasi Penghasilan

Ekspektasi Ketersediaan Lapangan Kerja Ekspektasi Kegiatan Usaha

OptimisPesimis

Page 87: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 66

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Indonesia juga menerbitkan peraturan

pembebasan uang muka (down payment) rumah

melalui pelonggaran Loan to Value (LTV) dan

Financing to Value (FTV) menjadi 100% yang

berlaku hingga 31 Desember 2021.

Konsumsi pemerintah pada tahun 2021

diprakirakan mengalami perbaikan. Beberapa

faktor yang diprakirakan menopang perbaikan

antara lain:

1) Relaksasi pembatasan fisik yang mendukung

peningkatan belanja operasional khususnya

terkait dengan rapat dan kedinasan

2) Pengeluaran belanja pegawai yang meningkat

seiring dengan pembayaran THR dan gaji ke-13

yang diberikan kepada seluruh golongan ASN

3) Potensi realisasi belanja terkait penanganan

pendemi termasuk akselerasi vaksinasi

Investasi diprakirakan tumbuh kuat didukung oleh

perbaikan keyakinan investor ditengah

pembangunan proyek pemerintah dan swasta

yang berlanjut. Aktivitas investasi pemerintah yang

meningkat tersebut dilakukan untuk mendukung

upaya penyediaan infrastruktur konektivitas

melalui perpanjangan landasan pacu bandara,

pembangunan jalan tol, perbaikan jalan rusak,

penyediaan kereta api, dan pembangunan

pelabuhan. Penyediaan tersebut diharapkan dapat

mendukung pengembangan pusat pertumbuhan

ekonomi baru. Di sisi lain, perbaikan ekonomi di

tingkat global dan nasional turut mendukung

perbaikan confidence level pelaku usaha untuk

melakukan investasi yang sempat tertunda.

Selain itu peningkatan keyakinan investor yang

didukung oleh penerapan UU Cipta Kerja dan

berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis

Nasional (PSN) serta beberapa proyek besar di

Sulawesi Selatan menjadi faktor yang berpotensi

meningkatkan investasi. Aktivitas investasi

pemerintah untuk meningkatkan konektivitas

antardaerah melalui penguatan infrastruktur

Bandara dan pembangunan jalan tol turut

mendukung perbaikan. Lebih lanjut,

diterbitkannya Peraturan Gubernur Nomor 35

Tahun 2020 tentang Forum Percepatan Investasi,

Perdagangan dan Pariwisata Sulawesi Selatan serta

telah dilaksanakannya Forum PINISI SULTAN

sebagai tindak lanjutnya dapat meningkatkan

koordinasi antar lembaga untuk turut

mengupayakan peningkatan investasi.

Kinerja ekspor luar negeri diprakirakan tumbuh

lebih tinggi dan mendorong pertumbuhan

ekonomi lebih baik. Optimisme pemulihan

ekonomi global yang lebih baik serta potensi

peningkatan volume perdagangan dunia dinilai

akan memberikan dampak positif terhadap kinerja

ekspor luar negeri Sulawesi Selatan. Perbaikan

kinerja ekspor juga sejalan dengan perbaikan

ekonomi negara mitra dagang Jepang. Hingga

bulan Mei 2021, PMI Jepang tercatat sebesar

52,49, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata

triwulan I 2021 yang tercatat 51,32. PMI Jepang

diprakirakan masih akan meningkat hingga akhir

tahun 2021 (Grafik 7.3).

Sumber: Tradingeconomics, diolah

*angka sementara

Grafik 7.3 Japan Manufacturing Index

Perkembangan positif harga komoditas Nikel

diprakirakan akan bertahan pada tahun 2021

menjadi salah satu pendorong perbaikan kinerja

eksternal (Grafik 7.4). Maintenance dari

perusahaan pertambangan yang semula

direncanakan pada triwulan III 2021 diundur

hingga triwulan IV 2021 dan masih berpotensi

dijadwalkan ulang turut mengkonfirmasi prakiraan

kinerja.

35

40

45

50

55

60

12019

3 5 7 9 11 12020

3 5 7 9 11 12021

3 5*

Page 88: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 67

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: World Bank, diolah

* hingga bulan april

Grafik 7.4 Perkembangan Harga Nikel

Prospek Sisi Lapangan Usaha

Secara sektoral, prospek perekonomian Sulawesi

Selatan pada tahun 2021 diprakirakan meningkat

utamanya didorong oleh perbaikan lapangan

usaha tradable.7 Peningkatan permintaan

domestik dan global seiring semakin terkendalinya

pandemi COVID-19 turut meningkatkan produksi

sektor pertanian. Peningkatan produksi juga

didukung cuaca yang baik seiring dampak La Nina

yang tak seburuk tahun sebelumnya serta upaya

pemerintah dalam penyediaan bibit unggul dan

pupuk serta adaptasi teknologi pertanian. Lebih

jauh, upaya pemerintah melalui Perum BULOG

untuk menyerap hasil pertanian dapat menjaga

tingkat harga di sisi petani.

Kinerja LU Perdagangan pada tahun 2021

diprakirakan mengalami perbaikan sejalan dengan

peningkatan permintaan domestik dan perbaikan

kinerja sektor ekonomi lainnya. Peningkatan

mobilitas dan proses pemulihan ekonomi negara

mitra dagang utama diprakirakan akan

memberikan daya dorong terhadap sektor

perdagangan. Perbaikan LU Perdagangan

terindikasi dari perkembangan Indeks Penjualan Riil

(IPR) Sulawesi Selatan yang tercatat 171,75 atau

tumbuh 7,71% (yoy) pada April 2021, membaik

dibandingkan rata-rata tahun 2020 (Grafik 7.5).

7 Sektor tradable adalah sektor yang menghasilkan komoditas

yang diperdagangkan secara internasional melalui ekspor dan

Sumber: Bank Indonesia, diolah

* hingga bulan april

Grafik 7.5 Perkembangan Indikator Penjualan Riil

Lebih lanjut, dari hasil survei yang sama, ekspektasi

harga umum dan ekspektasi penjualan mengalami

peningkatan baik 3 bulan maupun 6 bulan ke

depan sebagaimana Grafik 7.6. Hal ini turut

mengonfirmasi prakiraan perbaikan kinerja pada

dua triwulan ke depan.

Sumber: Bank Indonesia, diolah

* hingga bulan april

Grafik 7.6 Perkembangan Indikator Penjualan Riil

Progres vaksinasi yang semakin meluas turut

meningkatkan keyakinan dan kepercayaan diri

masyarakat untuk beraktivitas di luar ruangan.

Sehubungan dengan hal tersebut terdapat potensi

pemerintah akan memperpanjang jam operasional

pertokoan mall atau pusat perbelanjaan yang pada

tahun sebelumnya dibatasi.

Aktivitas perdagangan yang meningkat disertai

dengan peningkatan konsumsi masyarakat

mendorong peningkatan LU Industri Pengolahan.

Berdasarkan informasi dari beberapa pelaku usaha

industri, produksi pada tahun 2021 berpotensi

mengalami peningkatan setelah terbatas pada

impor luar negeri. Sektor tradable terdiri dari lapangan usaha pertanian, pertabangan, dan industri pengolahan.

-20%

-10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

0

5.000

10.000

15.000

20.000

I II III IV I II III IV I II*

2019 2020 2021

Harga Nikel (per mt) g_yoy

-10%

00%

10%

20%

30%

40%

155

160

165

170

175

180

185

190

I II III IV I II III IV I II*

2019 2020 2021

IPR g_yoy (rhs)

145 152

184 174181156

184 180

00

50

100

150

200

EkspektasiHarga Umum

EkspektasiPenjualan

EkspektasiHarga Umum

EkspektasiPenjualan

3 bulan yang akan datang 6 bulan yang akan datang

2020 Q4 2021 Q1

Page 89: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 68

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

tahun sebelumnya. Hal ini untuk memenuhi

peningkatan permintaan baik domestik maupun

global. Kapasitas utilisasi produksi industri yang

masih dalam kisaran 70% berpeluang untuk dapat

dioptimalkan.

Sementara itu, perbaikan LU Konstruksi

diprakirakan terjadi sejalan dengan berlanjutnya

pembangunan proyek strategis yang telah berjalan

seperti Bendungan Pamukkulu dan Karalloe, upaya

percepatan penyelesaian PSN Makassar New Port

dan Kereta Api Makassar-Parepare, serta

pembangunan proyek pemerintah dan swasta

lainnya.

Adapun LU Akmamin dan Transportasi

diperkirakan tumbuh lebih tinggi sejalan dengan

aktivitas masyarakat yang meningkat didukung

oleh gerakan nasional bangga berwisata di

Indonesia, penerapan protokol kesehatan yang

ketat, dan implementasi sertifikasi CHSE

(Cleanliness, Health, Safety, Environment) untuk

mengembalikan kepercayaan konsumen selama

masa pandemi.

7.2. PROSPEK INFLASI

Pada tahun 2021 inflasi Sulawesi Selatan

diprakirakan lebih tinggi dari tahun 2020 sejalan

dengan perbaikan ekonomi namun tetap berada

pada kisaran 3 ± 1%. Perbaikan ekonomi dan

berlanjutnya stimulus pemerintah akan

mendorong daya beli masyarakat sejalan dengan

perbaikan pendapatan. Peningkatan permintaan

durable goods sebagai dampak membaiknya

ekonomi dan stimulus yang dikeluarkan

pemerintah akan lebih tinggi dibandingkan tahun

sebelumnya yang masih tertahan.

Pengembangan dan pelaksanaan vaksinasi pada

tahun 2021 memberikan optimisme kepada

masyarakat untuk meningkatkan aktivitas ekonomi

sehingga turut mendorong permintaan. Di

samping itu peningkatan UMK dan pemberian THR

dan gaji ke-13 bagi semua golongan ASN

memberikan peluang belanja yang lebih besar

dibandingkan tahun sebelumnya. Namun

demikian, tunjangan kinerja yang belum dicairkan

menjadi faktor penahan konsumsi untuk tumbuh

lebih tinggi.

Peningkatan inflasi disumbang oleh kelompok

makanan, minuman, dan tembakau; kelompok

pakaian dan alas kaki; serta kelompok transportasi.

Peningkatan tekanan inflasi diprakirakan terjadi

seiring peningkatan konsumsi masyarakat dan

perbaikan kinerja ekonomi domestik serta semakin

pulihnya keyakinan masyarakat.

Tekanan pada kelompok volatile food masih dapat

terkendali dengan peran aktif TPID yang senantiasa

dilakukan. Beberapa program pengendalian harga

juga telah berhasil dilakukan melalui rumah

pangan kita oleh BULOG serta operasi pasar murah

oleh Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi

Selatan. Kegiatan-kegiatan TPID ini khususnya

dilakukan dalam antisipasi peningkatan harga

karena tingginya permintaan. Selain itu upaya

BULOG dalam menyerap hasil panen petani pada

masa panen raya meningkatkan persediaan

pangan dan dapat disalurkan sesuai dengan

permintaan pasar pada saat musim tanam.

Kelompok pakaian dan alas kaki juga diprakirakan

mengalami peningkatan tekanan inflasi.

Pembelajaran tatap muka yang direncanakan akan

dilakukan mulai bulan Juli menjadi salah satu

faktor peningkatan permintaan kelompok ini.

Untuk kelompok transportasi, peningkatan

tekanan inflasi diprakirakan berasal dari

peningkatan permintaan angkutan udara sejalan

dengan penginaktan mobilitas masyarakat.

Selain itu, tekanan pada kelompok inflasi inti dan

administered price juga berpotensi mengalami

kenaikan. Inflasi emas perhiasan yang memiliki

trend yang sama dengan perubahan harga emas

dunia berpotensi mengalami peningkatan seiring

dengan fluktuasi harga (Grafik 7.7). Rencana

penyesuaian tarif listrik juga sedang

dipertimbangkan oleh pemerintah dengan lima

skenario. Apabila rencana ini terealisasi, maka

tekanan inflasi kelompok ini dapat memberikan

dampak kenaikan harga juga pada beberapa

komoditas lainnya meskipun tidak signifikan.

Page 90: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 69

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021

Sumber: World Bank, diolah

Grafik 7.7 Perkembangan Harga Emas Dunia dan Inflasi Emas Perhiasan

Kembali beroperasinya pusat perbelanjaan dan

toko ritel diprakirakan mendorong permintaan

barang dan jasa kelompok inflasi inti. Sementara

itu, tekanan inflasi komoditas pangan bergejolak

diprakirakan berasal dari mismatch antara

permintaan dengan ketersediaan komoditas, baik

akibat peningkatan permintaan maupun

perbedaan harga pasokan dengan daerah lain

yang menyebabkan petani lebih memilih menjual

hasil panennya ke luar daerah sehingga pasokan di

Sulawesi Selatan menurun untuk beberapa

komoditas. Selain itu kenaikan tarif tol dan elpiji di

Sulawesi Selatan diprakirakan juga akan

memberikan kontribusi terhadap kenaikan

tekanan inflasi beberapa komoditas.

Dalam rangka memperkuat sinergi dan program

pengendalian inflasi, TPID Provinsi Sulawesi Selatan

telah menyelenggarakan High Level Meeting TPID

pada April 2021. Adapun strategi lanjutan TPID

sesuai dengan arahan Gubernur Sulawesi Selatan

yaitu:

1. Mendorong pelaksanaan kerjasama antar

daerah, baik pada tingkat Kabupaten/Kota di

Sulawesi Selatan maupun koordinasi antar

provinsi di Sulawesi, Maluku, dan Papua. Inisiasi

dapat dilakukan melalui rapat koordinasi

wilayah.

2. Mendukung optimalisasi e-commerce yang

dapat mendorong kemudahan distribusi

pasokan diantaranya Toko Tani Indonesia

Center dan Maltronik oleh PD Pasar Raya

Makassar.

3. Menyelenggarakan kegiatan pasar murah dan

operasi pasar baik secara offline maupun virtual

bekerjasama dengan platform ojek online.

4. Bekerjasama dengan pemuka agama atau

ulama untuk dapat bersama-sama melakukan

himbauan masyarakat untuk bijak berbelanja.

-10

0

10

20

30

40

50

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4

2019 2020 2021

g_harga emas (%; yoy)

Inflasi Emas Perhiasan (%; yoy)

Page 91: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 70

8. Lampiran

A. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

Tabel A.1 PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel A.2 PDRB Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

2021

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 15,43 17,13 18,36 13,89 64,82 15,90 18,06 18,96 13,71 66,62 15,96 18,08 18,30 13,72 66,06 17,10

B Pertambangan dan Penggalian 4,04 4,26 4,22 4,27 16,79 3,89 4,28 4,54 4,52 17,24 4,38 4,34 4,49 4,07 17,27 3,96

C Industri Pengolahan 9,98 9,71 10,29 10,81 40,79 10,80 10,79 11,44 11,80 44,83 10,50 9,90 11,22 11,23 42,85 10,30

D Pengadaan Listrik, Gas 0,07 0,07 0,08 0,08 0,29 0,07 0,08 0,08 0,09 0,31 0,08 0,08 0,08 0,08 0,32 0,08

E Pengadaan Air 0,09 0,09 0,09 0,09 0,36 0,09 0,09 0,09 0,09 0,37 0,10 0,10 0,10 0,10 0,39 0,10

F Konstruksi 8,80 9,16 9,83 10,06 37,85 9,40 9,91 10,94 10,97 41,23 9,92 9,42 11,03 11,50 41,88 9,70

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 10,69 11,91 12,67 11,85 47,12 11,73 13,09 13,67 12,89 51,38 11,50 12,42 13,53 12,34 49,80 11,10

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 2,77 2,95 3,10 2,96 11,78 2,87 2,92 3,11 3,08 11,98 2,97 1,44 2,29 2,74 9,42 2,43

H Transportasi dan Pergudangan 1,08 1,15 1,19 1,19 4,61 1,15 1,21 1,25 1,30 4,91 1,16 0,84 1,13 1,20 4,33 1,08

J Informasi dan Komunikasi 4,97 5,08 5,41 5,57 21,03 5,62 5,76 5,91 6,05 23,34 6,17 6,36 6,63 6,70 25,87 6,71

K Jasa Keuangan 2,68 2,79 2,65 2,64 10,75 2,65 2,72 2,87 2,95 11,19 2,93 2,75 2,88 2,90 11,46 2,89

L Real Estate 2,61 2,64 2,70 2,75 10,70 2,74 2,77 2,87 2,89 11,28 2,89 2,89 2,99 2,93 11,70 2,92

M,N Jasa Perusahaan 0,33 0,34 0,35 0,36 1,36 0,35 0,36 0,38 0,41 1,51 0,36 0,26 0,35 0,38 1,36 0,34

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,99 3,25 3,39 3,49 13,11 3,34 3,66 3,66 3,76 14,42 3,57 3,66 3,58 3,60 14,42 3,59

P Jasa Pendidikan 3,95 4,15 4,43 4,69 17,22 4,38 4,43 4,62 4,98 18,41 4,70 4,73 4,84 5,20 19,47 4,73

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,48 1,54 1,59 1,60 6,21 1,63 1,66 1,68 1,74 6,71 1,78 1,64 1,81 2,14 7,38 1,82

R,S,T,U Jasa lainnya 1,01 1,07 1,10 1,19 4,37 1,13 1,18 1,21 1,28 4,79 1,14 0,86 1,06 1,15 4,22 1,09

72,96 77,29 81,43 77,48 309,16 77,74 83,00 87,26 82,51 330,51 80,11 79,78 86,30 82,00 328,19 79,95

20192018

PDRB

Sektor Berdasarkan Tahun Dasar 20102020

2021

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 25,07 27,73 29,18 22,11 104,10 25,69 29,06 30,51 22,39 107,66 26,64 29,57 30,33 22,95 109,50 29,30

B Pertambangan dan Penggalian 5,21 5,68 5,74 5,54 22,17 4,99 5,65 6,14 6,52 23,30 6,01 5,70 6,02 5,71 23,44 5,71

C Industri Pengolahan 14,48 14,14 14,99 15,83 59,44 15,95 16,10 16,87 17,50 66,43 15,74 15,03 16,92 16,96 64,65 15,81

D Pengadaan Listrik, Gas 0,07 0,07 0,08 0,08 0,30 0,08 0,08 0,08 0,09 0,32 0,08 0,08 0,08 0,08 0,32 0,08

E Pengadaan Air 0,11 0,12 0,12 0,11 0,46 0,12 0,12 0,12 0,12 0,48 0,13 0,13 0,13 0,13 0,51 0,13

F Konstruksi 13,89 14,98 16,42 17,28 62,57 16,18 17,11 18,91 18,97 71,16 17,07 16,26 19,07 20,02 72,42 17,15

G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 14,95 16,74 17,84 16,89 66,42 16,88 19,00 19,93 18,81 74,62 16,90 18,19 19,78 18,11 72,98 16,40

I Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4,49 4,93 5,21 5,06 19,70 5,22 5,32 5,45 5,23 21,21 4,95 2,29 3,71 4,56 15,51 4,09

H Transportasi dan Pergudangan 1,53 1,62 1,68 1,70 6,53 1,65 1,75 1,82 1,91 7,13 1,72 1,24 1,68 1,79 6,43 1,61

J Informasi dan Komunikasi 5,33 5,47 5,91 6,08 22,78 6,13 6,28 6,46 6,61 25,49 6,75 6,95 7,25 7,36 28,31 7,37

K Jasa Keuangan 4,24 4,45 4,29 4,30 17,28 4,32 4,48 4,74 4,89 18,43 4,89 4,54 4,71 4,78 18,91 4,82

L Real Estate 4,16 4,22 4,34 4,43 17,14 4,46 4,53 4,68 4,75 18,41 4,74 4,75 4,90 4,81 19,21 4,80

M,N Jasa Perusahaan 0,50 0,51 0,54 0,55 2,11 0,54 0,57 0,60 0,66 2,37 0,58 0,43 0,56 0,61 2,18 0,56

O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 4,61 5,12 5,34 5,58 20,65 5,35 6,03 6,05 5,90 23,33 5,78 6,05 5,97 5,95 23,75 5,85

P Jasa Pendidikan 5,49 5,92 6,31 6,70 24,43 6,27 6,37 6,67 7,23 26,54 6,82 6,87 7,02 7,53 28,24 6,84

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,17 2,27 2,36 2,39 9,19 2,45 2,51 2,55 2,66 10,16 2,76 2,60 2,87 3,41 11,64 2,92

R,S,T,U Jasa lainnya 1,48 1,59 1,65 1,79 6,51 1,70 1,79 1,84 1,95 7,29 1,75 1,31 1,64 1,78 6,48 1,69

107,78 115,56 122,00 116,43 461,77 117,99 126,73 133,43 126,17 504,32 123,30 121,98 132,65 126,55 504,48 125,11

20192018Sektor Berdasarkan Tahun Dasar 2010

PDRB

2020

Page 92: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 71

Tabel A.3 PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel A.4 PDRB Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp Triliun)

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Tabel A.5 Pendapatan Per Kapita Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Berlaku TD 2010 (Rp Juta)

Sumber: Badan Pusat Statistik, Keterangan: P merupakan proyeksi Penduduk dari BPS

2021

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 39,00 39,90 40,61 41,22 160,73 41,65 42,87 43,27 43,91 171,69 44,03 41,31 42,13 42,31 169,78 42,44

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,97 0,98 0,87 0,94 3,76 1,12 1,20 1,19 1,18 4,70 1,10 1,11 1,12 1,13 4,46 1,10

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 4,23 6,56 6,89 9,67 27,35 4,63 7,31 7,20 10,12 29,25 4,83 7,11 6,98 9,53 28,45 4,66

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 28,45 29,48 30,04 30,85 118,82 29,41 30,93 32,14 33,08 125,56 30,81 29,64 32,61 34,74 127,80 30,33

5 Perubahan Inventori 0,69 0,71 0,50 (0,63) 1,27 0,32 0,32 0,14 (0,45) 0,33 0,37 0,39 0,41 (0,72) 0,46 0,51

6 Ekspor 8,05 7,69 8,42 8,10 32,26 8,04 6,91 8,52 8,52 31,99 7,31 7,56 8,63 8,29 31,79 7,91

7 Impor 8,43 8,03 5,91 12,66 35,03 7,41 6,54 5,20 13,86 33,01 8,33 7,33 5,59 13,28 34,54 7,01

72,96 77,29 81,43 77,48 309,16 77,74 83,00 87,26 82,51 330,51 80,11 79,78 86,30 82,00 328,19 79,95

2018

PDRB

No Komponen20202019

2021

I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I II III IV TOTAL I

1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 59,91 62,01 64,08 65,15 251,15 66,35 68,26 69,49 70,36 274,46 71,59 68,09 69,25 69,66 278,59 70,54

2 Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,56 1,59 1,44 1,55 6,15 1,87 2,03 2,20 2,05 8,15 1,93 1,93 2,09 1,96 7,91 1,96

3 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,69 10,58 11,43 16,12 44,83 7,75 12,30 12,13 17,26 49,43 8,24 12,18 11,89 16,33 48,63 8,04

4 Pembentukan Modal Tetap Bruto 40,28 42,16 43,75 45,75 171,94 43,65 45,96 48,33 50,47 188,41 47,63 45,94 50,80 54,52 198,90 48,12

5 Perubahan Inventori 1,23 0,75 0,58 (1,13) 1,43 0,57 0,49 0,21 (0,79) 0,48 0,59 0,64 0,68 (1,20) 0,72 0,74

6 Ekspor 11,92 11,69 10,55 10,30 44,47 10,07 9,57 11,91 12,76 44,32 10,99 10,60 13,08 13,28 47,96 12,40

7 Impor 13,83 13,23 9,83 21,30 58,18 12,28 11,87 10,85 25,94 60,94 17,67 17,41 15,16 28,00 78,24 16,70

107,78 115,56 122,00 116,43 461,77 117,99 126,73 133,43 126,17 504,32 123,30 121,98 132,65 126,55 504,48 125,11

2018No Komponen

PDRB

20202019

Penduduk (Jiwa) 8.034.776 8.115.638 8.190.222 8.342.047 8.432.163 8.520.304 8.606.375 8.690.294 8.771.970 8.851.240 9.073.509

PDRB per Kapita (Juta Rp) 21,31 24,31 27,67 31,03 35,34 39,95 44,11 47,82 52,64 56,98 55,60

2019 2020Kategori 2010 2011 2012 2013 2017 2018201620152014

Page 93: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 72

B. INDEKS HARGA KONSUMEN (IHK)

Tabel B.1 IHK Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kelompok Pengeluaran

Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

Umum Bahan

Makanan

Makanan Jadi,

Minuman, Rokok,

dan Tembakau

Perumahan, Air,

Listrik, Gas, dan

Bahan Bakar

Sandang Kesehatan

Pendidikan,

Rekreasi, dan

Olahraga

Transpor dan

Komunikasi

Triwulan I 127,84 146,78 126,47 125,35 121,77 119,05 109,17 122,99

Triwulan II 129,20 147,41 127,67 128,53 123,45 119,49 109,27 123,52

Triwulan III 129,98 147,20 128,79 128,89 124,55 120,61 113,57 124,03

Triwulan IV 131,29 149,41 129,34 130,41 126,61 121,74 113,69 125,03

Triwulan I 132,57 154,46 130,40 131,06 126,58 122,41 113,88 124,16

Triwulan II 134,55 158,86 132,22 131,59 128,75 123,55 114,35 125,92

Triwulan III 134,00 155,17 133,18 131,98 128,03 123,99 114,73 125,91

Triwulan IV 135,89 157,15 133,56 132,49 128,89 125,08 115,11 132,00

Triwulan I 136,65 157,80 134,93 133,35 129,98 126,29 115,45 132,37

Triwulan II 138,56 164,98 137,00 133,70 133,24 126,65 115,51 130,55

Triwulan III 138,78 163,26 137,76 133,93 136,55 127,27 117,93 130,30

Triwulan IV 139,08 163,73 138,38 134,40 136,46 128,26 117,91 130,07

Umum

Makanan,

Minuman dan

Tembakau

Pakaian dan Alas

Kaki

Perumahan, Air,

Listrik, Gas, dan

Bahan Bakar

Lainnya

Perlengkapan,

Peralatan, dan

Pemeliharaan Rutin

Rumah Tangga

Kesehatan Transportasi

Informasi,

Komunikasi, dan

Jasa Keuangan

Rekreasi,

Olahraga,

dan Budaya

Pendidikan

Penyediaan

Makanan dan

Minuman /

Restoran

Perawatan

Pribadi dan

Jasa Lainnya

Triwulan I 104,26 106,15 105,46 101,09 103,77 103,83 102,76 100,51 103,47 102,37 103,09 106,95

Triwulan II 102,93 104,27 104,03 100,78 102,71 102,20 104,51 100,53 101,97 100,14 102,05 103,45

Triwulan III 104,79 105,97 106,26 101,15 104,44 107,29 102,77 100,02 103,67 101,88 6,21 13,60

Triwulan IV 105,38 107,66 106,59 101,10 104,61 107,70 104,18 100,03 103,74 101,88 106,29 112,12

Triwulan I 106,42 111,22 106,74 101,32 105,12 108,12 103,24 100,11 103,86 101,88 106,76 112,13

2021

IHK

(Akhir Periode)

2020

IHK

(Akhir Periode)

2019

2017

2018

Page 94: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 73

Tabel B.2 IHK Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kota IHK

Tabel B.3 Angka Inflasi Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kota IHK (% yoy)

Sumber: BPS, diolah

2021

I II III IV I II III IV I II III IV I

Makassar 132,10 133,28 135,21 134,60 136,70 136,70 137,68 139,38 139,77 140,02 140,02 104,42 105,51 104,90 105,54 105,54 106,70

Palopo 128,67 130,86 133,43 133,08 134,06 134,06 133,99 136,56 136,36 136,62 136,62 103,32 104,25 104,12 104,49 104,49 104,87

Parepare 126,28 126,87 128,08 129,54 128,76 128,76 129,41 132,60 130,90 131,91 131,91 103,72 104,40 104,53 104,47 104,47 105,18

Bone (Watampone) 126,93 128,87 131,76 132,24 132,88 132,88 131,83 134,20 134,97 135,06 135,06 103,10 103,69 103,53 104,32 104,32 104,85

Bulukumba** 136,31 138,72 140,64 140,66 141,56 141,56 142,30 144,16 144,39 144,75 144,75 105,34 106,06 106,06 106,71 106,71 107,17 Sumber: Badan Pusat Statistik

*) Sejak Januari 2020 menggunakan IHK TD 100=2018 **) Dihitung sebagai Kota Inflasi sejak tahun 2014

2020Kota Inflasi2018 2019

2017 201920182020

2021

I II III IV I II III IV I II III IV I

Makassar 4,48 3,57 4,18 3,02 3,48 3,48 3,30 3,08 3,87 2,43 2,43 2,45 2,23 0,05 2,13 2,13 2,18

Palopo 3,95 4,22 4,72 4,39 4,19 4,19 2,39 2,35 2,46 1,91 1,91 2,06 2,53 (0,17) 1,21 1,21 1,50

Parepare 3,43 3,28 2,79 1,55 1,96 1,96 2,00 3,53 2,76 2,45 2,45 2,74 (0,68) 0,18 1,61 1,61 1,41

Bone (Watampone) 5,54 4,93 4,52 4,35 4,69 4,69 2,30 1,85 2,06 1,64 1,64 2,76 (0,25) (0,31) 1,90 1,90 1,70

Bulukumba** 4,66 4,82 4,29 3,19 3,85 3,85 2,58 2,50 2,65 2,25 2,25 3,56 (2,28) 0,05 2,30 2,30 1,74 Sumber: Badan Pusat Statistik

*) Sejak tahun 2014 data IHK menggunakan tahun dasar 2012

20202020

Kota Inflasi2018 2019

2017 20192018

Page 95: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 74

C. PERBANKAN

Tabel C.1 Dana Pihak Ketiga (Lokasi Bank Pelapor) dan Kredit (Lokasi Bank) Bank Umum (Rp Miliar)

Sumber: LBU, diolah

Giro Tabungan Deposito Jumlah Modal Kerja Investasi Konsumsi Jumlah

Triwulan I 12.013 47.160 26.210 85.383 43.939 20.251 49.910 114.101 133,63%

Triwulan II 12.447 48.402 26.946 87.794 44.528 20.915 49.767 115.210 131,23%

Triwulan III 12.669 49.043 28.619 90.331 45.324 20.012 50.929 116.265 128,71%

Triwulan IV 11.324 53.314 28.175 92.814 45.756 20.022 52.139 117.917 127,05%

Triwulan I 13.089 49.803 29.474 92.366 44.943 21.021 52.766 118.731 128,54%

Triwulan II 14.441 52.723 28.208 95.372 46.260 21.047 53.723 121.030 126,90%

Triwulan III 14.453 52.756 29.134 96.343 46.967 21.310 54.586 122.863 127,53%

Triwulan IV 11.820 57.288 27.896 97.005 47.699 17.974 55.221 120.894 124,63%

Triwulan I 13.045 53.266 29.487 95.798 46.685 17.874 55.827 120.387 125,67%

Triwulan II 13.383 56.686 29.632 99.700 45.819 17.700 55.274 118.793 119,15%

Triwulan III 15.559 58.908 29.801 104.269 47.022 17.078 55.932 120.032 115,12%

Triwulan IV 13.064 63.548 27.318 103.931 48.829 17.234 56.494 122.556 117,92%

Triwulan I 14.836 61.713 26.195 102.744 49.210 17.214 56.687 123.111 119,82%

2021

2020

2019

2018

LDRDPK KREDIT

Periode

Page 96: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 75

Tabel C.2 Dana Pihak Ketiga (Lokasi Proyek Pelapor) dan Kredit (Lokasi Proyek) Bank Umum (Rp Miliar)

Sumber: LBU, diolah

Giro Tabungan Deposito Jumlah Modal Kerja Investasi Konsumsi Jumlah

Triwulan I 11.961 46.884 26.078 84.924 44.925 24.428 51.945 121.298 142,83%

Triwulan II 12.428 48.117 26.807 87.352 46.954 27.322 51.985 126.261 144,54%

Triwulan III 12.640 48.777 28.461 89.878 47.927 25.306 53.021 126.255 140,47%

Triwulan IV 11.305 53.045 27.955 92.305 49.346 25.993 54.281 129.620 140,43%

Triwulan I 13.062 49.570 29.263 91.896 48.471 27.007 54.818 130.296 141,79%

Triwulan II 14.434 52.479 28.009 94.923 48.985 26.627 55.832 131.444 138,47%

Triwulan III 14.436 52.519 28.925 95.881 49.412 27.000 56.334 132.745 138,45%

Triwulan IV 11.805 57.015 27.681 96.500 49.753 27.374 58.001 135.128 140,03%

Triwulan I 13.025 53.001 29.281 95.307 48.762 28.752 57.642 135.156 141,81%

Triwulan II 13.352 56.387 29.399 99.138 49.016 27.046 57.084 133.147 134,30%

Triwulan III 15.523 58.562 29.562 103.646 50.478 26.591 57.716 134.785 130,04%

Triwulan IV 13.042 63.086 27.122 103.249 52.140 24.871 58.309 135.320 131,06%

Triwulan I 14.804 61.257 25.999 102.060 52.054 25.049 58.667 135.769 133,03%

2021

LDRDPK KREDIT

Periode

2020

2019

2018

Page 97: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 76

Tabel C.3 Penyaluran Kredit (Lokasi Bank) Menurut Sektor Ekonomi (Rp Miliar)

Sumber: LBU, diolah

Pertanian TambangIndustri

Pengolahan

Listrik, Gas,

dan AirKonstruksi Perdagangan Angkutan

Jasa Dunia

Usaha

Jasa Sosial

MasyarakatLain-lain

Triwulan I 4.533 308 6.979 147 6.574 34.104 3.064 5.569 2.883 49.937 114.101

Triwulan II 4.748 311 6.991 182 6.828 34.578 3.190 5.632 2.971 49.778 115.210

Triwulan III 4.966 325 7.524 200 6.999 34.617 1.996 5.652 3.048 50.939 116.265

Triwulan IV 5.232 381 7.413 230 6.047 35.435 2.115 5.685 3.224 52.155 117.917

Triwulan I 5.343 452 7.413 220 5.786 35.688 2.223 5.418 3.414 52.773 118.731

Triwulan II 5.571 517 7.483 204 6.070 36.319 2.178 5.624 3.327 53.736 121.030

Triwulan III 5.959 476 7.772 194 6.227 36.285 2.282 5.624 3.434 54.610 122.863

Triwulan IV 5.958 490 4.652 187 6.390 36.507 2.406 5.616 3.437 55.252 120.894

Triwulan I 6.442 467 4.664 176 5.380 36.090 2.370 5.506 3.340 55.952 120.387

Triwulan II 6.612 455 4.721 173 5.386 35.050 2.414 5.360 3.295 55.328 118.793

Triwulan III 7.092 405 4.895 179 5.356 35.480 2.309 5.175 3.138 56.002 120.032

Triwulan IV 7.402 408 5.028 594 5.347 35.936 3.147 4.940 3.209 56.545 122.556

Triwulan I 7.679 383 5.079 609 4.988 36.391 3.082 4.906 3.249 56.740 123.111

2021

2020

2019

2018

Total

Kredit (Lokasi Bank)

Periode

Page 98: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 77

Tabel C.4 Penyaluran Kredit (Lokasi Proyek) Menurut Sektor Ekonomi (Rp Miliar)

Sumber: LBU, diolah

Pertanian TambangIndustri

Pengolahan

Listrik, Gas,

dan AirKonstruksi Perdagangan Angkutan

Jasa Dunia

Usaha

Jasa Sosial

MasyarakatLain-lain

Triwulan I 3.749 433 7.442 3.297 6.816 35.633 2.875 6.102 2.976 51.970 121.298

Triwulan II 3.909 443 7.670 5.595 8.038 35.960 3.070 6.497 3.082 51.996 126.261

Triwulan III 4.095 450 8.623 4.447 8.298 36.250 1.821 6.255 2.983 53.031 126.255

Triwulan IV 4.434 565 9.107 4.549 7.909 36.937 1.982 6.676 3.165 54.295 129.620

Triwulan I 4.575 583 9.178 4.783 7.647 37.083 2.087 6.206 3.330 54.824 130.296

Triwulan II 4.754 681 8.933 4.655 7.416 37.473 2.048 6.186 3.451 55.845 131.444

Triwulan III 5.291 654 8.467 4.591 7.671 37.617 2.143 6.370 3.582 56.358 132.745

Triwulan IV 5.339 673 8.609 4.430 7.919 37.980 2.252 6.307 3.587 58.032 135.128

Triwulan I 5.762 510 9.395 5.439 6.968 37.425 2.214 6.207 3.470 57.766 135.156

Triwulan II 6.008 542 8.728 4.693 7.694 36.239 2.250 6.432 3.426 57.136 133.147

Triwulan III 6.485 463 9.022 4.550 8.094 36.675 2.129 6.329 3.254 57.784 134.785

Triwulan IV 7.220 446 9.025 3.026 7.720 37.283 2.494 6.347 3.400 58.358 135.320

Triwulan I 7.483 675 9.143 3.052 6.492 38.091 2.433 6.244 3.432 58.718 135.769

Total

Kredit (Lokasi Proyek)

Periode

2021

2020

2019

2018

Page 99: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 78

Tabel C.5 Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank (Lokasi Bank)

Sumber: LBU, diolah

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Triwulan I 10,82 9,28 11,82 11,21 11,63 12,94 8,47 10,92 10,26 10,96 10,29 12,10

Triwulan II 10,45 9,31 11,82 11,15 11,47 12,80 8,35 10,89 9,79 10,76 10,22 12,06

Triwulan III 10,22 9,36 11,58 11,01 11,26 12,54 8,18 11,10 10,10 10,50 10,16 11,82

Triwulan IV 10,40 9,82 11,40 10,97 11,23 12,46 9,19 11,13 10,21 10,60 10,42 11,66

Triwulan I 10,49 9,48 11,30 11,17 11,13 12,43 8,50 10,93 10,14 10,73 10,14 11,58

Triwulan II 10,38 9,52 11,20 11,20 11,06 12,33 11,40 10,77 10,19 10,67 10,12 11,48

Triwulan III 10,10 9,47 11,13 11,24 11,03 12,23 10,68 9,70 9,87 10,49 10,06 11,39

Triwulan IV 10,13 10,52 11,06 10,97 10,95 12,08 10,51 9,24 9,82 10,42 10,70 11,30

Triwulan I 9,90 10,27 11,00 10,90 10,85 11,94 10,49 9,77 10,25 10,25 10,51 11,22

Triwulan II 9,33 9,43 10,94 10,74 10,28 11,87 11,28 10,60 9,56 9,80 9,78 11,15

Triwulan III 9,26 9,25 10,88 10,68 10,41 11,70 11,06 11,95 10,02 9,70 9,72 11,07

Triwulan IV 10,78 10,22 11,81 10,52 10,07 11,71 11,15 14,50 11,71 9,34 9,48 11,11

Triwulan I 10,40 10,14 11,69 10,55 10,06 11,57 11,05 14,50 9,33 9,35 9,43 11,00

2021

2020

2019

2018

Bank Umum

Periode

Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Campuran

Page 100: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 79

Tabel C.6 Suku Bunga Kredit Rupiah Menurut Kelompok Bank (Lokasi Proyek)

Sumber: LBU, diolah

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

Modal

KerjaInvestasi Konsumsi

2018

Triwulan I 10,77 8,67 12,01 11,15 11,27 12,94 7,28 7,21 16,94 10,91 9,74 12,28

Triwulan II 10,47 8,66 12,03 11,11 11,23 12,83 6,46 7,33 17,96 10,70 9,66 12,27

Triwulan III 10,17 8,53 11,79 10,98 11,31 12,47 5,09 7,20 17,08 10,42 9,59 11,99

10,34 8,89 11,62 10,77 10,95 12,44 7,24 6,76 16,64 10,49 9,71 11,85

Triwulan I 10,43 8,70 11,52 10,92 10,82 12,33 7,10 6,72 15,89 10,59 9,51 11,75

Triwulan II 10,31 9,00 11,43 11,00 10,76 12,30 10,15 7,47 15,87 10,57 9,66 11,67

Triwulan III 10,04 8,85 11,35 11,23 10,52 12,25 9,38 7,31 15,66 10,45 9,49 11,60

Triwulan IV 10,06 8,95 11,33 10,96 10,48 12,18 8,34 7,25 16,24 10,36 9,53 11,56

Triwulan I 9,83 8,70 11,24 10,90 10,10 11,63 5,70 7,07 15,99 10,17 9,21 11,35

Triwulan II 9,28 8,59 11,09 10,57 9,48 11,60 7,02 6,28 15,87 9,73 8,91 11,23

Triwulan III 9,21 8,21 11,03 10,48 9,61 11,53 6,33 6,93 15,34 9,63 8,72 11,16

Triwulan IV 10,86 21,05 11,81 10,32 9,09 11,47 5,99 9,08 14,95 9,27 9,27 11,16

Triwulan I 10,47 10,61 11,69 10,30 9,12 11,35 6,21 9,04 14,75 9,35 8,61 11,06

2021

Bank Umum

Periode

Bank Pemerintah Bank Swasta Nasional Bank Asing dan Campuran

2020

2019

Page 101: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 80

D. EKSPOR DAN IMPOR

Tabel D.1 Perkembangan Komoditas Ekspor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan (US$) Ribu)

Sumber: Bea Cukai, diolah

Tabel D.2 Perkembangan Ekspor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Negara Tujuan (US$) Juta)

Sumber: Bea Cukai, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

1 Nikel 126,43 165,82 216,65 275,55 174,60 185,72 210,64 193,45 764,41 206,56 54,53% 18,30%

2 Ikan dan Udang 32,15 26,12 36,69 44,65 36,94 24,94 38,02 39,31 139,21 35,90 9,48% -2,80%

3 Biji-bijian berminyak dan Obat 20,54 27,19 30,79 30,12 12,81 31,23 32,44 35,11 111,58 26,41 6,97% 106,24%

4 Besi dan Baja 16,91 18,28 20,69 17,33 14,84 12,27 13,30 25,94 66,35 22,12 5,84% 49,01%

5 Garam, belerang, kapur 14,79 14,82 14,58 18,54 8,31 14,13 17,78 16,10 56,32 18,95 5,00% 128,13%

6 Biji Coklat dan Coklat Olahan 25,94 24,43 27,35 22,99 11,05 13,70 23,40 13,60 61,75 11,59 3,06% 4,95%

7 Daging dan Ikan Olahan 8,83 6,69 11,16 10,41 9,03 5,74 9,30 12,04 36,12 11,13 2,94% 23,24%

8 Buah-Buahan 18,05 12,42 13,07 15,61 15,19 11,10 11,01 10,88 48,18 10,19 2,69% -32,91%

9 Lak, Getah dan Damar 13,66 13,89 22,53 16,60 14,38 18,08 15,64 12,56 60,66 10,15 2,68% -29,43%

10 Kayu, Barang dari Kayu 8,04 10,95 8,77 11,89 8,89 8,59 6,76 10,33 34,57 8,23 2,17% -7,45%

11 Lainnya 18,10 19,23 23,36 24,99 17,33 20,50 21,72 31,98 91,53 17,52 4,63% 1,09%

Nilai Ekspor Sulsel 303,45 339,84 425,64 488,69 323,37 346,00 400,02 401,29 1.470,68 378,76 100,00% 17,13%

2021

2020Komoditas Ekspor Utama

(dalam juta USD)

2019 2020Pangsa Pasar

Q1'21Growth (yoy)

Q1 Q2 Q3 Q4 2019 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Komoditas Ekspor

1 Jepang 139,19 179,51 234,51 290,44 843,66 188,80 197,54 224,69 208,41 216,50 14,68% Nikel

2 Tiongkok 52,96 69,11 80,44 77,97 280,48 38,45 81,66 78,53 83,19 61,12 58,95% Biji-bijian berminyak

3 Amerika Serikat 31,68 19,64 33,79 36,35 121,46 25,56 16,98 26,82 26,31 22,99 -10,07% Ikan dan Udang

4 India 1,69 1,85 1,29 3,00 7,82 3,27 0,48 1,52 8,41 9,45 189,15% Besi dan Baja

5 Taiwan 4,57 3,71 8,55 2,98 19,81 4,13 4,51 4,63 4,90 9,21 122,87% Garam, Belerang, Kapur

6 Vietnam 7,25 6,08 2,66 7,62 23,61 6,33 5,93 4,34 15,74 6,71 6,07% Kopi, Teh, Rempah-rempah

7 Malaysia 17,53 16,15 11,84 13,86 59,38 12,41 3,37 6,27 8,03 6,24 -49,76% Biji Coklat dan Coklat Olahan

8 Korea Selatan 6,04 5,38 7,18 5,98 24,58 6,16 3,45 5,30 5,30 5,93 -3,75% Ampas/ Sisa Industri Makanan

9 Belanda 0,89 0,56 0,91 3,97 6,32 5,72 5,56 4,28 3,89 5,80 1,42% Ikan dan Udang, Buah-Buahan

10 Australia 10,92 9,02 11,53 6,15 37,62 3,20 1,83 5,25 4,00 5,33 66,54% Garam, Belerang, Kapur

11 Lainnya 30,73 28,82 32,95 40,38 132,88 29,34 24,70 38,39 33,11 29,48 0,45%

Nilai Ekspor Sulsel 303,45 339,84 425,64 488,69 1.557,62 323,37 346,00 400,02 401,29 378,76 17,13%

20212020Growth

Q1'21 (yoy)

NEGARA TUJUAN EKSPOR

(dalam juta USD)

2019

Page 102: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 81

Tabel D.3 Perkembangan Komoditas Impor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan (US$) Ribu)

Sumber: Bea Cukai, diolah

Tabel D.4 Perkembangan Impor Non-migas Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Negara Asal (US$) Ribu)

Sumber: Bea Cukai, diolah

Q1 Q2 Q3 Q4 2019 Mar Q1 Q2 Q3 Q4 2020 Q1

1 Gandum 45,78 24,45 29,66 35,19 135,09 16,43 39,08 21,69 20,37 46,59 127,73 39,97 2,26%

2 Sisa Industri Makanan 14,12 15,42 28,14 30,92 88,60 13,30 22,36 27,91 15,93 29,19 95,39 34,68 55,07%

3 Gula dan Kembang Gula 19,28 21,85 25,52 14,23 80,88 15,03 23,89 32,60 37,02 18,29 111,79 34,15 42,97%

4 Mesin-mesin/Pesawat Mekanik 18,61 13,43 41,44 84,50 157,97 3,62 22,03 17,08 31,70 39,74 110,55 12,65 -42,57%

5 Mesin dan Peralatan Listrik 4,45 4,27 17,83 19,43 45,96 1,86 4,25 3,33 22,56 35,07 65,20 9,02 112,31%

6 Besi dan Baja 0,05 4,64 0,49 1,49 6,67 0,00 0,41 1,45 5,87 5,95 13,67 3,83 842,39%

7 Kapal laut dan bangunan terapung - 8,94 8,42 32,23 49,60 3,33 3,33 7,59 3,37 - 14,29 3,21 -3,55%

8 Biji Coklat dan Coklat Olahan 5,41 6,11 4,42 3,15 19,09 2,02 3,66 3,72 3,29 0,00 10,67 3,14 -14,15%

9 Produk Keramik 6,76 2,67 4,32 4,26 18,01 0,62 4,44 1,72 3,73 4,16 14,05 2,40 -45,96%

10 Barang dari besi dan baja 0,42 2,91 1,86 0,81 6,01 0,37 0,70 2,65 3,75 2,13 9,23 1,70 142,49%

11 Lainnya 52,76 28,32 29,51 26,68 137,27 5,14 65,02 18,81 17,84 22,32 124,00 12,26 -81,14%Nilai

ImpNilai Impor Sulsel 167,63 133,01 191,62 252,89 745,14 61,72 189,18 138,55 165,41 203,43 696,58 157,01 -17,00%

20212020Growth

Q1'21 (yoy)

Komoditas Impor Utama

(dalam juta USD)

2019

Q1 Q2 Q3 Q4 2019 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

1 Australia 0,29 0,17 0,23 2,45 3,14 2,19 0,19 3,91 13,33 33,92 1448,65% Gandum - Ganduman

2 Tiongkok 29,71 38,67 29,29 28,03 125,69 18,60 20,68 59,58 60,22 24,85 33,64% Mesin dan Peralatan Listrik

3 Singapura 24,23 11,01 26,81 15,69 77,73 10,31 23,40 15,59 1,09 23,73 130,10% Gula dan Kembang Gula

4 Argentina 33,45 27,18 23,90 27,52 112,05 32,10 24,80 6,35 15,03 11,61 -63,84% Ampas/ Sisa Industri Makanan

5 Hongkong 0,31 12,59 2,89 0,88 16,67 15,02 11,09 14,15 18,87 11,52 -23,27% Gula dan Kembang Gula

6 Amerika Serikat 4,52 3,18 8,08 5,36 21,15 5,14 4,28 11,80 19,82 9,10 77,06% Ampas/ Sisa Industri Makanan

7 Brazil - 0,00 1,04 - 1,04 - 6,83 0,08 0,05 8,85 0,00% Ampas/ Sisa Industri Makanan

8 Kanada 15,63 10,15 9,81 8,21 43,78 13,20 7,57 8,40 15,16 7,06 -46,50% Gandum - Ganduman

9 India 18,16 0,94 4,11 1,45 24,66 0,97 1,72 9,94 1,24 6,82 605,52% Ampas/ Sisa Industri Makanan

10 Thailand 2,47 0,73 1,39 2,49 7,08 4,87 2,08 3,83 11,39 3,86 -20,79% Mesin dan Pesawat Mekanik

11 Lainnya 38,88 28,39 84,08 160,81 312,17 86,78 35,91 31,80 47,24 15,69 -81,92%

Nilai Impor Sulsel 167,63 133,01 191,62 252,89 745,14 189,18 138,55 165,41 203,43 157,01 -17,00%

20212020Growth Q1'21

(yoy)Komoditas Impor

NEGARA ASAL IMPOR

(dalam juta USD)

2019

Page 103: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 82

E. SISTEM PEMBAYARAN

Tabel E.1. Perkembangan Jumlah Aliran Uang Kertas di Depo KPw BI Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Triliun)

Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow

I 5,80 2,25 3,55 26,94% 74,78% 8,16%

II 5,44 6,08 -0,64 62,72% 91,15% -493,93%

III 5,63 6,23 -0,61 0,92% 196,53% -117,54%

IV 4,97 4,81 0,15 35,04% 141,62% -90,87%

21,84 19,38 2,45 27,19% 126,28% -71,49%

I 6,49 2,49 4,00 11,82% 10,45% 12,69%

II 7,64 6,98 0,66 40,45% 14,89% -204,09%

III 5,64 4,63 1,01 0,26% -25,77% -266,79%

IV 5,01 5,52 -0,52 11,21% 14,77% -435,99%

24,78 19,62 5,16 63,7% 14,3% -894,2%

I 8,15 3,16 4,99 25,58% 26,80% 24,83%

II 4,55 6,10 -1,55 -40,45% -12,66% -333,93%

III 4,41 4,54 -0,13 -21,90% -1,90% -113,22%

IV 4,44 6,70 -2,26 -11,28% 21,30% 336,78%

21,55 20,50 1,05 -48,0% 33,5% -85,5%

2021 I 8,59 2,94 5,67 5,37% -6,72% 13,54%

2019

Jumlah yoyPeriode

2020

2020

2019

2018

2018

Page 104: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 83

Tabel E.2. Perkembangan Jumlah Aliran Uang Logam di Depo KPw BI Provinsi Sulawesi Selatan (Rp Juta)

Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow

I 1,0 2031,3 -2030,3 -99,1% -40,3% -38,3%

II 5,4 4061,0 -4005,8 -50,4% 5,4% 4,3%

III 0,8 5106,0 -5105,3 -14,2% 78,6% 78,6%

IV 2,1 2314,7 -2312,5 0,0% -30,8% -30,9%

9,3 13513,0 -13453,9 -92,5% 0,4% 0,9%

I 18,86 5577,92 -5559,06 1733,8% 174,6% 173,8%

II 0,29 1158,65 -1158,37 -94,69% -71,47% -71,44%

III 1,36 1175,07 -1173,71 -50,16% -75,80% -75,81%

IV 76,83 3373,00 -3296,17 2721,18% -30,52% -32,07%

97,3 11284,6 -11187,3 4310,1% -3,2% -5,5%

I 79,84 2535,45 -2455,62 323,3% -54,5% -55,8%

II 0,04 1289,68 -1289,64 -85,3% 11,3% 11,3%

III 0,21 990,88 -990,66 -84,2% -15,7% -15,6%

IV 5,68 2569,17 -2563,49 -92,6% -23,8% -22,2%

85,8 7385,2 -7299,4 61,2% -82,7% -82,3%

2021 I 0,40 1122,42 -1122,02 -99,5% -55,7% -54,3%

Jumlah

2019

yoy

2018

2020

2020

2019

2018

Periode

Page 105: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 84

Tabel E.3. Perkembangan Transaksi Nontunai Melalui Sistem Kliring Nsional Bank Indonesia (Lembar & Rp Triliun)

Volume Nilai

I 149.197 6,99 8,80% 6,87%

II 145.269 6,70 10,19% 13,14%

III 132.236 5,56 -10,49% -19,68%

IV 139.697 6,16 -12,04% -16,12%

566.399 25,42 -1,58% -4,93%

I 122.837 5,68 -17,67% -18,67%

II 146.556 4,72 0,89% -29,62%

III 166.812 7,13 26,15% 28,19%

IV 247.373 6,19 77,08% 0,46%

683.578 23,72 20,69% -6,67%

I 114.638 5,02 -6,67% -11,62%

II 87.307 3,65 -40,43% -22,55%

III 135.721 7,50 -18,64% 5,18%

III 45.371 8,28 -81,66% 33,70%

383.037 24,45 -43,97% 3,08%

2021 I 123.355 7,52 7,60% 49,75%

yoyVolume (lembar)Periode Nilai (Rp Triliun)

2020

2020

2019

2019

2018

2018

Page 106: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 85

Daftar Istilah

Administered price

Harga barang/jasa yang diatur oleh pemerintah, misalnya harga bahan bakar minyak dan tarif dasar listrik.

Base Effect

Efek kenaikan/penurunan nilai pertumbuhan yang cukup tinggi sebagai akibat dari nilai level variabel yang dijadikan dasar perhitungan/perbandingan mempunyai nilai yang cukup rendah/tinggi.

Dana Pihak Ketiga (DPK)

Adalah simpanan pihak ketiga bukan bank yang terdiri dari giro, tabungan dan simpanan berjangka.

Debt to Service Ratio (DSR)

Rasio utang terhadap pendapatan yang mencerminkan kemampuan individu/korporasi/negara untuk menyelesaikan kewajiban membayar hutang.

Inflasi IHK

Perubahan harga barang dan jasa dalam satu periode, yang diukur dengan perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK).

Inflasi inti

Inflasi IHK setelah mengeluarkan komponen volatile foods dan administered prices.

Inflow

Adalah uang yang diedarkan aliran masuk uang kartal ke Bank Indonesia.

Kontraksi

Kondisi dimana pertumbuhan benilai negatif.

Liaison

Kegiatan pengumpulan data/statistik dan informasi yang dilakukan secara periodik melalui wawancara langsung/tidak langsung kepada pelaku usaha/institusi lainnya mengenai perkembangan dan arah kegiatan usaha dengan cara yang sitematis dan didokumentasikan dalam bentuk laporan dan likert scale.

Likert Scale

Alat statistik untuk menilai variable/indicator dengan skala -5 hingga 5. Metode ini disusun dengan mengacu pada pelaksanaan di Reserve Bank of Australia (RBA).

Likuiditas

Posisi uang atau kas perusahaan yang mencerminkan kemampuan untuk memenuhi kewajiban tepat pada waktunya.

Loan to Value (LTV)

Rasio antara nilai kredit/pembiayaan yang dapat diberikan oleh bank terhadap nilai agunan berupa properti pada saat pemberian kredit/pembiayaan berdasarkan harga penilaian terakhir.

Month to month (mtm)

Perubahan nilai pada bulan bersangkutan dibandingkan bulan sebelumnya.

Net Inflow

Uang yang diedarkan inflow lebih besar dari outflow.

Non Performing Loan (NPL)

Rasio pembiayaan atau kredit macet terhadap total penyaluran pembiayaan atau kredit oleh bank, baik dalam rupiah dan valas. Kriteria NPL adalah (1) kurang lancar, (2) diragukan, dan (3) macet.

Outflow

Adalah aliran keluar uang kartal dari Bank Indonesia.

Pasar Uang Antar Bank (PUAB)

Kegiatan pinjam meminjam dana jangka pendek (dalam satuan malam) antar bank yang dilakukan melalui jaringan komunikasi elektronis.

Rentabilitas

kemampuan dari suatu perusahaan dalam menghasilkan laba melalui pemanfaatan aset/modal.

Repo

Transaksi penjualan instrumen keuangan antara dua belah pihak dengan perjanjian dimana pada tanggal yang telah ditentukan akan dilaksanakan pembelian kembali atas instrumen yang sama dengan harga tertentu.

Saldo Bersih Tertimbang (SBT)

Page 107: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 86

Selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “meningkat” dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “menurun” dan mengabaikan jawaban “sama”. Timbangan/bobot yang digunakan dalam perhitungan SBT adalah nilai share masing-masing lapangan usaha terhadap lapangan usaha sektor PDB (atas dasar konstan tahun 2000) dengan total bobot sama dengan satu.

Suvei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU)

Survei triwulan yang dilaksanakan sejak triwulan III 2010 terhadap perusahaan yang tersebar di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan dan dipilih secara purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan atau pengisian kuesioner langsung oleh responden.

Survei Konsumen (SK)

Survei bulanan Bank Indonesia untuk mengetahui perkembangan konsumsi rumah tangga (salah satu komponen dalam menghitung pertumbuhan ekonomi), persepsi konsumen terhadap perkembangan harga ke depan dan bagaimana kondisi keuangan rumah tangga. Survei dilakukan kepada 200 (dua ratus) rumah tangga setiap bulannya.

Survei Penjualan Eceran (SPE)

Survei Penjualan Eceran Survei Penjualan Eceran (SPE) merupakan survei bulanan yang dilaksanakan untuk memperoleh informasi dini mengenai pergerakan PDB dari sisi konsumsi swasta. Responden bersifat panel dan dikelompokkan berdasarkan 9 Klasifikasi Lapangan Usaha Industri tahun 1997. Hasil survei penjualan eceran disajikan dalam bentuk indeks riil dengan tahun dasar Oktober 2000.

Year to Date (ytd)

Sering disebut perubahan kumulatif, adalah perubahan nilai pada bulan bersangkutan dibandingkan bulan Desember tahun sebelumnya.

Year on Year (yoy)

Sering disebut perubahan tahunan, adalah perubahan nilai pada bulan bersangkutan dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.

Page 108: Laporan Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan

LAPORAN PEREKONOMIAN PROVINSI SULAWESI SELATAN MEI 2021 LXXXVII