kajian ekonomi regional provinsi sulawesi selatan … · selatan dan sulawesi barat, maka sejak...

92
Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011 KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN TRIWULAN-II 2011

Upload: dangxuyen

Post on 24-Aug-2019

235 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN

TRIWULAN-II

2011

Page 2: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 3: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

iiiKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Kata Pengantar Sebagaimana diketahui dengan diberlakukannya UU No. 23 Tahun 1999 tentang

tujuan Bank Indonesia sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia No. 3 Tahun 2004, tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Lebih lanjut, tugas-tugas pokoknya adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan Undang-Undang tersebut, Kantor Bank Indonesia (KBI) di daerah dalam era otonomi mempunyai peranan yang strategis, selain sebagai economic intelligence dan research unit di wilayah kerjanya. Dalam kaitan dengan peran tersebut, KBI bertugas untuk melakukan pengumpulan data dan informasi (antara lain melalui survei), dan melakukan pengkajian serta penelitian mengenai perkembangan ekonomi daerah secara terkini dan berkala. Sejak tahun 2002 KBI Makassar telah melakukan Kajian terhadap Perkembangan Ekonomi Daerah secara triwulanan atau disingkat menjadi KER dengan cakupan daerah Sulawesi Selatan. Sejak ditetapkannya secara resmi pemisahan antara Provinsi Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat) disusun dan disampaikan dalam buku laporan yang terpisah. Adapun cakupan kajian (KER) tersebut adalah pada aspek makroekonomi, inflasi, moneter-perbankan-sistem pembayaran, keuangan daerah dan prospek ekonomi. Dalam perkembangannya, cakupan ini akan kami kembangkan terus sejalan dengan ketersediaan data ekonomi daerah yang kami peroleh. Selanjutnya, informasi dan hasil kajian/riset tersebut akan disampaikan ke Kantor Pusat Bank Indonesia, sebagai masukan dalam formulasi kebijakan moneter. Disamping itu, hasil kajian tersebut diharapkan dapat bermanfaat bagi stakeholder Bank Indonesia di daerah antara lain: Pemerintah Daerah, DPRD, akademisi, pihak swasta dan kalangan masyarakat Iainnya. Saran dan masukan dan semua pihak, sangat kami harapkan guna peningkatan kualitas laporan ini di masa mendatang. Perlu kami sampaikan pula penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu secara aktif dalam penyusunan laporan ini, dengan memberikan data dan informasi secara kontinyu, tepat waktu dan reliable. Selanjutnya, kami mengharapkan kerjasama tersebut dapat terus berlangsung di masa mendatang guna mendukung kesinambungan penyusunan laporan ini.

Makassar, Agustus 2011 BANK INDONESIA MAKASSAR

ttd.

Lambok A. Siahaan

Pemimpin

Page 4: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

iv Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 5: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

vKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Daftar Isi

KATA PENGANTAR ~ iii

DAFTAR ISI ~ v

DAFTAR GRAFIK ~ vii

DAFTAR TABEL ~ ix

RINGKASAN EKSEKUTIF ~ 1

INDIKATOR EKONOMI KER Trw. I-2011 ~5

BAB 1 PERKEMBANGAN KONDISI MAKRO EKONOMI ~ 7

1.1. Permintaan Daerah ~ 7

1.1.1. Konsumsi ~ 8

1.1.2. Investasi ~ 10

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor) ~ 11

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral) ~ 15

1.2.1. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan~ 16

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restauran ~ 18

1.2.3. Sektor Bangunan ~ 19

1.2.4. Sektor Angkutan Komunikasi ~ 20

1.2.5. Sektor Pertanian ~ 21

1.2.6. Sektor Jasa-jasa ~ 23

1.2.7. Sektor Pertambangan-Penggalian ~ 23

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air ~ 24

1.2.9. Sektor Industri Pengolahan ~ 25

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ~ 27

2.1. Perkembangan Inflasi ~ 27

2.1.1 Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa ~ 27

2.1.2 Inflasi Berdasarkan Kota ~ 41

2.2 Disagregasi Inflasi ~ 43

2.3 Pemantauan Inflasi oleh KBI~ 44

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN ~ 47

A. Perbankan~ 47

Page 6: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

vi Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

3.1. Kondisi Umum ~ 47

3.1.1. Perkembangan Kelembagaan ~ 47

3.1.2. Perkembangan Aset Perbankan ~ 48

3.2. Intermediasi Perbankan ~ 48

3.2.1. Perkembangan Dana Masyarakat ~ 48

3.2.2. Penyaluran Kredit ~ 49

3.2.3. Kredit UMKM ~ 53

3.3. Perbankan Syariah ~ 54

3.4. Perbankan BPR ~ 55

B. Sistem Pembayaran~ 56

3.5. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) dan Keluar (Outflow) ~ 56

3.6. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ~ 56

3.7. Perkembangan Uang Palsu yang Ditemukan ~ 57

3.8. Perkembangan Kliring dan RTGS ~ 58

3.8.1. Perkembangan RTGS ~ 58

3..2. Perkembangan Kliring ~ 59

BOKS I PENGEMBANGAN KLUSTER CABE DI KABUPATEN MAROS,

SULAWESI SELATAN ~ 61

BAB 4 PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH ~ 63

4.1. Pendapatan Daerah ~ 63

4.2. Belanja Daerah dan Transfer ~ 63

BAB 5 KETENAGAKERJAAN DAN KESEJAHTERAAN ~ 65

5.1. Ketenagakerjaan ~ 65

5.2. Kesejahteraan ~ 66

5.2.1. Nilai Tukar Petani ~ 66

5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin ~ 68

5.3. Survei ~ 69

BAB 6 OUTLOOK KONDISI EKONOMI DAN INFLASI ~ 71

6.1. Outlook Kondisi Makroregional ~ 72

6.2. Outlook Inflasi ~ 76

6.3. Prospek Perbankan ~ 77

LAMPIRAN ~ 79

Page 7: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

viiKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Daftar Grafik Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB ~ 7 Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi ~ 9 Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Investasi ~ 11 Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor ~ 12 Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor ~ 14 Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan~ 17 Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel Restauran~ 18 Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan~ 19 Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja SubSektor Angkutan~ 20 Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian ~ 21 Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertambangan-Penggalian ~ 23 Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih ~ 23 Grafik 1.13. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan~ 25 Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan~ 27 Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan ~ 28 Grafik 2.3. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Bahan Makanan Hasil

SPH di Makassar ~ 29 Grafik 2.4. Harga CPO Internasional ~ 29 Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Sulawesi Selatan ~ 30 Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang~ 31 Grafik 2.7. Perkembangan Harga Internasioanal: Komoditas Emas~ 31 Grafik 2.8. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Pakaian dan Perlengkapan~ 31 Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Sulawesi Selatan ~ 31 Grafik 2.10. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 32 Grafik 2.11. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.Bahan Kimia~ 32 Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan ~ 33 Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 34 Grafik 2.14. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau

Sulawesi Selatan ~ 34 Grafik 2.15. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi-

Rokok SPH di Makassar~ 35 Grafik 2.16. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau~ 35 Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar~ 36 Grafik 2.18. Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar Sulawesi

Selatan ~ 36 Grafik 2.19. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Konstruksi ~ 37 Grafik 2.20. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga ~ 38 Grafik 2.21. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan ~38 Grafik 2.22. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 38 Grafik 2.23. Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini DIbandingkan 6 b.y.l~ 38 Grafik 2.24. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Peralatan Tulis ~39 Grafik 2.25. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi ~ 40 Grafik 2.26. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan

Sulawesi Selatan ~ 40 Grafik 2.27. Perkembangan Rata-rata Harga Minyak Dunia ~41 Grafik 2.28. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Kendaraan & Suku Cadang ~41 Grafik 2.29. Perkembangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 42

Page 8: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

viii Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Grafik 2.30. Sumbangan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 44 Grafik 2.30. Pertumbuhan Inflasi Inti, Administered, dan Volatile ~ 44 Grafik 3.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 50 Grafik 3.2. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan 6 bln y.a.d~ 50 Grafik 3.3. Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan ~ 50 Grafik 3.4. Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Sektor Ekonomi ~ 50 Grafik 3.5. NPLs Per Sektor Ekonomi ~ 52 Grafik 3.6. Pangsa Kredit/Pembiayaan MKM Bank Umum Per Sektor Ekonomi ~ 53 Grafik 3.7. Perkembangan Aset BPR/S ~ 55 Grafik 3.8. Perkembangan DPK, Kredit & LDR BPR/S ~ 55 Grafik 3.9. Aliran Uang Kartal Masuk (Inflow) ~ 56 Grafik 3.10. Aliran Uang Kartal Keluar (Outflow) ~ 56 Grafik 3.11. Pemberian Tanda Tidak Berharga dan Inflow ~ 57 Grafik 3.12. Proporsi Jumlah Lembar Uang Palsu Berdasarkan Pecahan Trw.IV-2010 ~ 57 Grafik 3.13. Transaksi RTGS – Total Transaksi ~ 58 Grafik 3.14. Transaksi RTGS – Incoming ~ 59 Grafik 3.15. Transaksi RTGS – Outgoing ~ 59 Grafik 5.1. Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama ~ 66 Grafik 5.2. Perkembangan Rata-rata Nilai Tukar Petani ~ 67 Grafik 5.3. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Diterima Petani ~ 67 Grafik 5.4. Perkembangan Rata-rata Indeks Yang Dibayar Petani ~ 68 Grafik 5.5. Jumlah Penduduk Miskin Sulawesi Selatan ~ 68 Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskin se-Sulampua per Maret 2010 ~ 69 Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja Saat Ini ~ 69 Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat ini Dibandingkan 6 Yang Lalu ~ 69 Grafik 6.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 73 Grafik 6.2. Indeks PDRB SUlsel (yoy) dan Proyeksinya~ 73 Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi 6 bulan y.a.d ~ 73 Grafik 6.4. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan Konsumen 6 bulan y.a.d ~ 73 Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan Pekerjaan 6 bulan y.a.d ~ 73 Grafik 6.6. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 73 Grafik 6.7. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 74 Grafik 6.8. Perkembangan Laju Inflasi Tahunan Sulsel dan Proyeksinya ~ 76 Grafik 6.9. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga dalam 3 bulan y.a.d ~ 76 Grafik 6.10. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen ~ 77 Grafik 6.11. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD ~ 77

Page 9: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

ixKajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (yoy) ~ 8 Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (yoy) ~ 16

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy) ~ 28 Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kelompok Bahan Makanan ~ 28 Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kelompok Sandang~ 31 Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan ~ 32 Tabel 2.5. Inflasi Per-Sub Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau ~ 34 Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Bahan Bakar ~ 36 Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga~ 38 Tabel 2.8. Inflasi Per-Sub Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan ~ 40 Tabel 2.9. Sumbangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulawesi Selatan ~ 43 Tabel 3.1. Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan ~ 47 Tabel 3.2. Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank ~ 48 Tabel 3.3. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum ~ 49 Tabel 3.4. Penyaluran Kredit /Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan~ 49 Tabel 3.5. Pertumbuhan Tahunan Kredit/Pembiayaan Per Sektor Ekonomi ~ 52 Tabel 3.6. Perkembangan NPLs Net dan Gross Bank Umum ~ 52 Tabel 3.7. Pertumbuhan Kredit/Pembiayaan Mikro, Kecil dan Menengah (MKM) Bank

Umum (y.o.y) ~ 53 Tabel 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah ~ 54 Tabel 3.9. Perkembangan Temuan Uang Palsu di Wilker KBI Makassar Trw. II-2011~ 58 Tabel 3.10. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong ~ 60 Tabel 4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sampai Dengan

Semester II-2010~ 64 Tabel 5.1. Penduduk Usia 15+ Menurut Kegiatan Utama ~ 65

Page 10: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

x Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 11: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

1Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Ringkasan Eksekutif

Asesmen Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan II-2011

cenderung meningkat apabila dibandingkan triwulan sebelumnya namun melambat

dibandingkan triwulan II-2010 (sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan).

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2011 tercatat sebesar 8,62% (y.o.y), sementara pada

triwulan II-2010 sebesar 9,04%. Namun cenderung meningkat apabila dibandingkan dengan

pertumbuhan pada triwulan I-2011 sebesar 7,34%. Perekonomian Sulsel pada triwulan II-

2011 tumbuh di atas pertumbuhan nasional yang sebesar 6,49% (y.o.y), dengan pola

pertumbuhan yang relatif searah.

Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan dimaksud terutama didukung oleh

pertumbuhan investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), sektor

utama yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi adalah pertanian, perdagangan-

hotel-restauran, keuangan-persewaan-jasa perusahaan.

Asesmen Inflasi Laju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan II-2011, masih sejalan dengan proyeksi

inflasi di kisaran 6,72% ± 0.5% (y.o.y), meningkat pada tingkat yang moderat

dibandingkan triwulan sebelumnya. Inflasi pada triwulan II-2011 sebesar 6,37% (y.o.y),

meningkat dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 5,00% (y.o.y) dan juga apabila

dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 6,32% (y.o.y). Sementara itu, dibandingkan inflasi

Nasional sebesar 5,54% (y.o.y)1, inflasi tahunan Sulsel tercatat lebih tinggi.

Secara tahunan, terdapat 3 (tiga) kelompok komoditas yang memiliki laju inflasi

tertinggi yaitu kelompok bahan makanan, kelompok sandang dan kelompok kesehatan.

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, hampir semua kelompok mengalami peningkatan,

kecuali kelompok pendidikan.

1 Sumber : BPS

Page 12: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

2 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Asesmen Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan Sulsel pada triwulan II-2011 secara umum mengalami

pertumbuhan yang lebih baik apabila dibandingkan triwulan I-2011. Hal ini tercermin

dari peningkatan beberapa indikator perbankan seperti penyaluran kredit dan LDR,

sedangkan penghimpunan DPK (Dana Pihak Ketiga) mengalami perlambatan. Penyebab

meningkatnya kinerja perbankan tersebut terutama karena peningkatan pertumbuhan di sisi

kredit pada Bank Umum konvensional, selain itu kinerja Bank Syariah yang juga menunjukan

peningkatan pertumbuhan pada penyaluran kredit. Sejalan dengan itu, kinerja intermediasi

perbankan yang dicerminkan oleh nilai LDR (Loan to Deposit Ratio) secara keseluruhan

mengalami peningkatan pertumbuhan, terutama karena pertumbuhan kredit melebihi

pertumbuhan DPK. Sedangkan NPLs (Non Performing Loans) Bank Umum pada triwulan

laporan secara gross adalah sebesar 3,36%, masih berada dibawah batas aman 5,00%.

Meski di sisi lain, perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) relatif menurun namun masih

pada tingkat yang moderat.

Nilai transaksi tunai maupun non tunai pada triwulan II-2011 menunjukkan

peningkatan, sejalan dengan masih tingginya pertumbuhan ekonomi Sulsel dan juga sejalan

dengan meningkatnya penyaluran kredit dan LDR di Sulsel pada triwulan laporan.

Pada triwulan II-2011, perkembangan aliran uang kartal di Sulsel menunjukkan

net inflow sebesar Rp0,19 triliun. Kemudian, jumlah uang kartal dengan kondisi tidak layak

edar yang telah dibukukan sebagai PTTB tercatat sebesar Rp1,75 triliun, relatif meningkat

apabila dibandingkan PTTB pada triwulan I-2011. Sedangkan Jumlah temuan uang palsu

di KBI Makassar selama triwulan laporan tercatat sebanyak 217 lembar dengan nilai nominal

sebesar Rp14,07 juta, mengalami penurunan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya

Dari sisi transaksi non-tunai, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan

II-2011 meningkat menjadi Rp38,2 triliun atau tumbuh sebesar 9,1% (y.o.y). Transaksi BI-

RTGS dalam periode laporan masih didominasi oleh aliran dana yang masuk (incoming) ke

perbankan Sulsel. Selain itu, nominal perputaran kliring pada triwulan laporan tercatat

sebesar Rp8,3 triliun atau tumbuh sebesar 12,71% (yoy), dimana secara nominal dan

pertumbuhan jumlah kliring pada triwulan II-2011 relatif sama dibandingkan triwulan I-2011.

Asesmen Keuangan Daerah

Kinerja keuangan Pemerintah Propinsi Sulsel sampai dengan triwulan II-2011

berada pada posisi yang lebih baik apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun

2010. Pada sisi penerimaan, realisasi jumlah pendapatan mencapai 49,37% pada triwulan II-

2011, meski demikian jika dilihat dari sisi belanja daerah realisasi pun masih relatif kecil.

Page 13: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

3Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Kondisi tersebut relatif sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan II-

2011 yang relatif kecil, yaitu sebesar 0,19% (y.o.y).

Asesmen Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Daya serap perkembangan pertumbuhan ekonomi Sulsel hingga Februari

2011 terhadap angkatan kerja cukup baik, sebagaimana terlihat dari naiknya Tingkat

Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2011 (65,0%) apabila dibandingkan tahun

sebelumnya (62,2%). Sejalan dengan itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulsel

tercatat mengalami penurunan sebesar 1,3%, dari 8,0% pada Februari 2010 menjadi

6,7% pada Februari 2011. Selanjutnya di sisi lain pertumbuhan ekonomi Sulsel juga

memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan petani yang

tercermin dari Nilai Tukar Petani (NTP), yang menunjukkan peningkatan

pertumbuhan pada triwulan laporan. Rata-rata pertumbuhan NTP Sulsel pada triwulan II-

2011 tercatat tumbuh meningkat sebesar 6,33% (yoy), lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,13% (yoy).

Prospek Ekonomi Triwulan II-2011

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di triwulan III-2011 diperkirakan masih

akan tumbuh cukup tinggi. Pada sisi permintaan, perkiraan peningkatan pertumbuhan pada

triwulan III-2011, dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, swasta dan

pemerintah sejalan dengan proyeksi meningkatnya aktivitas perekonomian Sulsel. Realisasi

belanja pemerintah yang masih relatif kecil pada periode laporan diperkirakan akan mulai

meningkat cukup besar pada triwulan mendatang. Selain itu, hadirnya bulan Ramadhan dan

Hari Raya Idul Fitri diproyeksikan ikut menjadi pemicu dorongan konsumsi Sulsel. Kemudian

investasi pada triwulan III-2011 diprediksi masih tinggi sejalan dengan masih derasnya

penanaman modal asing di Sulsel yang terlihat sejak awal tahun 2011. Pada sisi ekspor-

impor, diperkirakan kinerja net ekspor Sulsel akan cenderung meningkat. Kondisi ini antara

lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan Jepang pasca tsunami yang memasuki proses

recovery perekonominnya. Selain itu pembangunan PLTA Karebe yang diprediksi akan selesai

pada triwulan III-2011. PLTA dimaksud dapat memproduksi energi hidroelektrik yang cukup

besar untuk menggantikan bahan bakar dan diesel yang ada dan memasok tanur-tanur listrik

di fasilitas Sorowako, serta akan mengurangi biaya energi perseroan dengan cara yang lebih

ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pada sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan

diprediksikan karena meningkatnya kinerja sektor pertanian, angkutan-komunikasi, industri

pengolahan dan pertambangan-penggalian.

Page 14: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

4 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan akan cenderung melambat

pada level yang moderat apabila dibandingkan triwulan II-2011. Tekanan inflasi pada

triwulan III-2011 diperkirakan masih bersumber dari peningkatan inflasi volatile food dan

administered inflation. Sementara laju inflasi inti masih relatif terkendali.

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan III-2011 diperkirakan akan tumbuh

cukup baik meski cenderung melambat. Intermediasi perbankan diprediksi akan sedikit

melambat sehubungan dengan meningkatnya biaya dana alias cost of fund. Selain itu,

perkembangan DPK (Dana Pihak Ketiga) diperkirakan melambat, sejalan dengan proyeksi

peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan III-2011. Meski demikian, perkembangan

perbankan Sulsel masih terus tumbuh meningkat tren-nya dan terjaganya rasio kredit

bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%.

Page 15: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

5Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN

a. INFLASI dan PDRB

1 2 3 4 1 2**MAKRO

- Sulawesi Selatan 120.11 120.79 125.64 126.75 127.70 130.74 - Sulawesi Utara 118.72 118.96 123.49 125.27 126.91 128.49 - Gorontalo 120.20 119.90 126.65 127.11 127.14 125.09 - Papua 119.07 120.30 121.94 122.80 123.97 128.42 - Irian Jaya Barat 134.75 137.15 143.69 143.34 141.35 125.03 - Maluku 121.22 121.54 127.25 128.22 126.62 143.73 - Sulawesi Tengah 120.19 122.19 128.22 128.70 131.90 133.69 - Sulawesi Tenggara 122.60 123.46 128.12 127.61 130.61 130.99 - Sulawesi Barat 122.39 123.13 125.07 127.59 129.63 132.76 - Maluku Utara 122.53 120.99 124.11 126.78 127.41 129.17

- Sulawesi Selatan 3.46 5.00 6.58 6.57 6.33 6.18 - Sulawesi Utara 1.84 4.21 7.38 6.28 6.90 6.38 - Gorontalo 3.59 2.73 7.60 7.43 5.77 5.15 - Papua 3.31 4.75 4.56 4.48 4.12 7.11 - Irian Jaya Barat 3.23 4.57 8.65 7.41 4.90 3.93 - Maluku 7.08 10.04 13.15 8.78 4.45 4.80 - Sulawesi Tengah 3.21 5.31 6.92 6.40 9.74 10.00 - Sulawesi Tenggara 1.35 2.41 3.99 3.87 6.53 7.20 - Sulawesi Barat 3.00 3.56 3.69 5.12 5.92 7.53 - Maluku Utara 4.43 3.40 4.69 5.32 3.98 6.76

1. Pertanian 3,265.68 3,615.33 3,780.29 3,218.25 3,582.10 3,978.80 2. Pertambangan dan Penggalian 1,157.58 1,101.71 1,087.69 1,143.21 1,005.80 1,126.00 3. Industri Pengolahan 1,648.87 1,748.89 1,738.57 1,733.02 1,700.00 1,774.80 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 123.69 136.38 139.20 130.32 128.70 139.30 5. Konstruksi/Bangunan 694.20 709.11 733.65 763.20 753.10 789.60 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 2,043.86 2,102.33 2,220.16 2,332.84 2,279.30 2,369.20 7. Angkutan dan Komunikasi 1,061.81 1,123.81 1,181.41 1,253.06 1,201.00 1,239.10 9. Keuangan, Persewaan dan Jasa 929.37 930.77 903.17 978.82 1,010.00 1,056.90 10. Jasa-jasa 1,348.10 1,366.30 1,390.83 1,430.40 1,439.80 1,467.60

7.96 9.22 7.48 8.93 7.34 8.62 *

478.48 477.22 592.28 466.81 448.01 399.05 194.26 166.57 271.79 241.98 222.94 149.15 122.67 102.04 256.08 178.49 174.14 119.18 254.08 305.13 201.77 233.87 225.88 295.90

Catt : Per Trw.II-2008, penghitungan inflasi menggunakan tahun dasar 2007*) Sementara

Volume Impor Non Migas (Ribu Ton)Nilai Impor Non Migas (USD Juta)

Nilai Ekspor Non Migas (USD Juta)Volume Ekspor Non Migas (Ribu Ton)

2010 2011

Indeks Haga Konsumen

Laju Inflasi Tahunan (y.o.y;%)

PDRB - Harga Konstan (Miliar Rp)

Pertumbuhan PDRB (y.o.y;%)

INDIKATOR

Page 16: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

6 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

LANJUTAN ... INDIKATOR EKONOMI DAN PERBANKAN TRIWULAN

PROPINSI SULAWESI SELATAN B. PERBANKAN

1 2 3 4 1 2**

Total Aset (Rp. Miliar) 42,063 46,117 48,938 52,865 53,491 56,464

30,175.34 32,752.57 33,958.94 37,298.83 37,461.05 37,904.15 Giro 5,148.85 5,731.33 5,947.53 5,627.99 6,515.71 6,256.37 Tabungan 14,676.24 16,737.24 18,273.54 20,864.60 19,647.54 20,265.08 Deposito 10,350.25 10,283.99 9,737.87 10,806.24 11,297.80 11,382.70

37,041.42 39,883.76 41,120.47 43,025.20 46,519.87 48,615.32 - Modal Kerja 13,853.82 14,873.23 15,424.31 16,609.73 17,246.85 18,015.06 - Investasi 7,705.26 8,143.12 7,975.95 8,960.67 9,147.97 9,670.26 - Konsumsi 15,482.34 16,867.42 17,720.21 17,454.80 20,125.05 20,930.00

122.75% 121.77% 121.09% 115.35% 124.18% 128.26%

37,041.42 39,883.76 41,120.47 43,025.20 46,519.87 48,615.32 - Pertanian 513.85 448.33 412.95 468.23 498.92 639.09 - Pertambangan 263.03 259.60 263.17 331.22 339.16 431.49 - Industri pengolahan 2,921.77 3,277.68 3,366.74 3,884.30 3,700.81 3,985.75 - Listrik,Gas dan Air 339.47 299.16 417.94 440.60 419.63 288.53 - Konstruksi 1,934.70 2,319.01 2,529.77 2,678.57 2,869.88 2,797.51 - Perdagangan 9,057.40 9,853.48 11,435.18 12,677.98 11,994.85 12,837.71 - Pengangkutan 1,175.62 1,284.72 1,020.97 1,005.47 1,040.09 1,274.54 - Jasa Dunia Usaha 1,100.71 899.49 986.38 1,577.55 1,932.32 2,216.38 - Jasa Sosial Masyarakat 1,515.69 1,678.92 1,461.84 1,640.52 1,684.90 1,725.44 - Lain-lain 18,219.20 19,563.37 19,225.53 18,320.78 22,039.30 22,418.88

17,563.20 20,207.56 13,412.15 13,198.51 14,970.24 15,216.14

3,901.54 4,608.93 1,702.46 1,189.31 2,279.30 2,693.14 - Modal Kerja 1,223.68 1,458.37 1,335.60 845.46 1,965.22 2,329.26 - Investasi 369.88 450.21 366.87 343.85 314.08 363.88 - Konsumsi 2,307.99 2,700.34 - - - -

10,342.59 10,926.40 7,066.34 6,654.87 7,604.87 8,096.46 - Modal Kerja 3,765.82 4,271.83 5,016.06 4,588.83 5,122.02 5,145.70 - Investasi 1,564.84 1,786.43 1,949.52 1,961.89 2,482.85 2,950.76 - Konsumsi 5,011.93 4,868.15 100.76 104.15 - -

3,319.07 4,672.24 4,643.34 5,354.33 5,086.08 4,426.54 - Modal Kerja 2,343.29 3,372.92 3,540.80 4,038.91 4,000.27 3,598.57 - Investasi 832.52 1,123.67 1,102.54 1,315.41 1,085.81 827.97 - Konsumsi 143.26 175.65 - - - -

3.47% 2.95% 3.06% 2.94% 3.25% 3.54%

2.99% 3.01% 3.75% 3.94% 4.89% 5.88%

BANK UMUM SYARIAH1,465.95 1,525.11 1,575.50 1,978.89 1,994.61 2,378.58

884.32 900.65 952.41 1,192.44 1,253.51 1,289.01 Giro 79.86 92.94 130.68 208.60 162.30 153.40 Tabungan 377.86 395.69 414.33 479.01 544.78 569.44 Deposito 426.60 412.01 407.40 504.83 546.43 566.17

1,699.14 1,650.08 1,954.48 2,020.19 2,357.99 2,656.38 - Modal Kerja 585.30 578.31 660.86 662.12 790.24 762.31 - Investasi 165.20 388.05 376.63 346.89 353.25 352.14 - Konsumsi 948.65 683.72 916.99 1,011.17 1,214.50 1,541.93

192.14% 183.21% 205.21% 169.42% 188.11% 206.08%

Catt.* (<Rp. 50 Juta)** (Rp. 50 < X < Rp. 500 Juta)*** (Rp. 500 Juta < X < Rp. 5 M)**** Data Sementara

20112010

NPL UMKM gross (%)

Kredit UMKM (Rp. Miliar)

Kredit Mikro* (Rp. Miliar)

Kredit Kecil ** (Rp. Miliar)

Kredit Menengah *** (Rp. Miliar)

NPL Total gross (%)

D P K (Rp. Miliar)

L D R

Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

Kredit - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Miliar)

INDIKATOR

BANK UMUM :

FDR

Total Aset (Rp. Miliar)

D P K (Rp. Miliar)

Pembiayaan - dsr. Lokasi Proyek (Rp. Milia

Page 17: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

7Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Bab 1

Perkembangan Kondisi Makroekonomi

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan II-2011 mengalami

peningkatan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya namun lebih rendah dibandingkan

dengan triwulan II-2010 (sumber: Badan Pusat Statistik Sulawesi Selatan). Pertumbuhan

ekonomi pada triwulan II-2011 tercatat sebesar 8,62% (y.o.y), sementara pertumbuhan

ekonomi pada triwulan I-2011 sebesar 7,34% dan triwulan II-2010 mencapai 9,04%.

Perekonomian Sulsel pada triwulan II-2011 tumbuh di atas pertumbuhan nasional yang

sebesar 6,49% (y.o.y), dengan pola pertumbuhan yang relatif searah, dan telah berlangsung

selama dua tahun terakhir.

Dari sisi permintaan, laju pertumbuhan dimaksud terutama didukung oleh

pertumbuhan investasi dan konsumsi. Sementara dari sisi penawaran (sektoral), sektor utama

yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi adalah sektor pertanian, sektor

perdagangan-hotel-restauran, dan sektor keuangan-persewaan-jasa keuangan.

Grafik 1.1. Laju Pertumbuhan PDRB

1.1 Permintaan Daerah

Pada triwulan II-2011, secara umum seluruh komponen permintaan mengalami

pertumbuhan positif. Kegiatan investasi masih menjadi faktor utama pendorong

pertumbuhan ekonomi Sulsel. Peran konsumsi yang sebelumnya lebih dominan dalam

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

10%

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2**

2009 2010 2011

y.o.y Sulsel

y.o.y Nas

Sumber : BPS, diolah

Page 18: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

8 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

memberikan sumbangan terhadap pertumbuhan perekonomian Sulsel mulai digeser

perannya oleh kinerja investasi sejak triwulan I-2011. Pertumbuhan investasi pada triwulan II-

2011 tercatat sebesar 18,56% (y.o.y), sehingga memberikan sumbangan sebesar 4,12%.

Sementara pertumbuhan konsumsi cenderung melambat pada triwulan laporan menjadi

sebesar 4,09% (y.o.y) atau lebih kecil apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan

sebelumnya sebesar 4,65% (y.o.y), namun masih memberikan sumbangan yang cukup baik

sebesar 2,79%. Sedangkan kegiatan perdagangan eksternal menunjukan peningkatan

pertumbuhan baik ekspor maupun impor, sehingga mengakibatkan net ekspor tumbuh

signifikan sebesar 17,88% (yoy) pada triwulan II-2011 dan memberikan sumbangan sebesar

1,71%.

Tabel 1.1. Perkembangan PDRB Riil : Permintaan Daerah (y.o.y)

1.1.1. Konsumsi

Kinerja konsumsi pada triwulan laporan masih cukup baik yaitu tercatat sebesar

4,09% (y.o.y), meskipun sedikit melambat dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 4,65%

(y.o.y) dan triwulan II-2010 sebesar 6,48% (y.o.y). Pertumbuhan konsumsi yang relatif

melambat tersebut dipengaruhi oleh realisasi anggaran pemerintah yang sampai dengan

triwulan II-2011 belum menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan realisasi sebesar

33,94% dari total anggaran Rp1,01 triliun (lihat Bab Keuangan Daerah). Sejalan dengan itu,

konsumsi rumah tangga-nirlaba juga mengalami perlambatan pertumbuhan pada tingkat

yang moderat. Selain itu, apabila dibandingkan dengan triwulan II-2010 terdapat perbedaan

yang relatif menonjol, yaitu pada triwulan II-2011 tidak terdapat penyelenggaraan

pemilukada, sedangkan pada triwulan II-2010 ada sebanyak 10 pemilukada kabupaten/kota1

di Sulawesi Selatan dengan jumlah kandidat relatif cukup banyak.

Pertumbuhan konsumsi yang melambat tersebut, didukung pula oleh hasil survei

konsumen Bank Indonesia Makassar yang menunjukkan penurunan optimisme Indeks

1 Sepuluh kabupaten dimaksud adalah Luwu Utara, Bulukumba, Maros, Pangkep, Tana Toraja, dan Soppeng, Gowa, Barru, Luwu Timur, Kepulauan Selayar.

Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL Kons Inv Eks Imp Net Eksim TOTAL1 4.75% 32.03% ‐44.04% ‐40.98% ‐55.43% 4.09% 3.34% 6.29% ‐20.79% ‐15.25% ‐5.54% 4.09%2 6.17% 11.09% ‐30.04% ‐36.22% ‐5.13% 6.19% 4.31% 2.34% ‐13.62% ‐13.16% ‐0.46% 6.19%3 6.30% 1.04% ‐29.27% ‐46.39% 38.34% 8.04% 4.41% 0.22% ‐12.87% ‐16.28% 3.41% 8.04%4 7.23% 22.80% 26.29% 43.77% ‐33.40% 6.53% 5.17% 4.43% 10.65% 13.71% ‐3.06% 6.53%1 6.19% 2.75% 90.54% 98.08% 53.35% 7.35% 4.38% 0.69% 22.98% 20.70% 2.28% 7.35%2 6.48% 9.64% 57.06% 67.22% 29.55% 9.04% 4.53% 2.13% 17.04% 14.66% 2.38% 9.04%3 5.63% 7.03% 62.70% 91.46% 18.68% 7.39% 3.88% 1.39% 18.05% 15.93% 2.13% 7.39%4 5.78% 6.62% 18.27% 12.97% 57.38% 8.93% 4.16% 1.48% 8.77% 5.48% 3.29% 8.93%1 4.65% 28.44% 5.90% 13.77% ‐44.24% 7.34% 3.26% 6.78% 2.66% 5.36% ‐2.70% 7.34%2 4.09% 18.56% 23.20% 24.72% 17.88% 8.62% 2.79% 4.12% 9.98% 8.27% 1.71% 8.62%34

Sumber : BPS & Proyeksi BI

Note: Investasi merupakan penggabungan antara PMTB dan perubahan inventori

* Angka Sementara & ** Angka Sangat Sementara

2011

**

PERIODEPERTUMBUHAN (yoy) SUMBANGAN (yoy)

2009

2010

*

Page 19: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

9Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Keyakinan Konsumen pada triwulan laporan dibandingkan triwulan I-2011 (grafik 1.2.1).

Prompt indikator yang juga menunjukkan penurunan konsumsi adalah melambatnya volume

impor consumer goods (grafik 1.2.4). Sementara, pemakaian air (grafik 1.2.9.) dan

perkembangan indeks penjualan eceran kelompok bahan bakar (grafik 1.2.6.) menunjukan

pergerakan yang relatif stabil. Selain itu, perkembangan indeks penjualan eceran untuk

kelompok peralatan rumah tangga (grafik 1.2.10.) juga relatif stagnan jika dibandingkan

dengan triwulan I-2011.

Meskipun demikian, tingkat pertumbuhan konsumsi Sulsel sebesar 4,09% (y.o.y)

dinilai masih cukup tinggi, dimana beberapa indikator yang mencerminkan dorongan kinerja

konsumsi Sulsel antara lain pertumbuhan konsumsi listrik sektor rumah tangga (grafik 1.2.2)

dan sektor sosial (grafik 1.2.3) yang relatif lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

Selain itu, perkembangan indeks penjualan eceran untuk beberapa kelompok seperti

kelompok pakaian-perlengkapan dan peralatan tulis (grafik 1.2.5 dan 1.2.6) cenderung

meningkat jika dibandingkan dengan triwulan I-2011.

Grafik 1.2. Prompt Indikator Kinerja Konsumsi

Grafik 1.2.1. Indeks Keyakinan Konsumen

Grafik 1.2.2. Konsumsi Listrik Sektor RT

Grafik 1.2.3.

Konsumsi Listrik Sektor Sosial Grafik 1.2.4.

Volume Impor Consumers Goods

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

95

100

105

110

115

120

125

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Indeks Keyakinan Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

0%5%10%15%20%25%30%35%40%45%50%

100 

150 

200 

250 

300 

350 

400 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011Juta GWH

Rumah Tanggay.o.y

Sbr : PLN Divre VII

0%

5%

10%

15%

20%

25%

10 

15 

20 

25 

30 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Juta GWH

Sosial y.o.y Sbr : PLN Divre VII

‐500%

0%

500%

1000%

1500%

2000%

2500%

3000%

10 

20 

30 

40 

50 

60 

70 

1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2**

2009 2010 2011Juta Kg

Consumer Goods

Consumer Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐BI

Page 20: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

10 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Grafik 1.2.5. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Pakaian dan Perlengkapan

Grafik 1.2.7.

Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau

Grafik 1.2.6. Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Bakar

Grafik 1.2.8.

Indeks Penjualan Eceran Kel. Perlatan Tulis

Grafik 1.2.9.

Pemakaian Air (M3)

Grafik 1.2.10. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan Rumah Tangga

1.1.2. Investasi

Kinerja investasi pada triwulan laporan tumbuh cukup signifikan yaitu sebesar

18,56% (y.o.y), meski melambat dibandingkan triwulan I-2011 yang tumbuh sebesar

28,44%. Tetapi pertumbuhan investasi periode lapotan jauh lebih tinggi apabila

dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 9,64% (y.o.y). Pertumbuhan investasi di Sulsel

pada triwulan ini masih didorong oleh realisasi proyek-proyek infrastruktur swasta.

Penanaman Modal Asing (PMA) diperkirakan masih akan mendominasi bentuk investasi di

Provinsi Sulawesi Selatan pada 2011. Dimana sejumlah calon investor pada 2011 dimaksud

‐50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Perlt RT

yoy

Smb : SPE

‐60%‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Mknn & Temb yoy

Smb : SPE

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

0 10 20 30 40 50 60 70 80 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Bkr yoy

Smb : SPE

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

50 

100 

150 

200 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Juta M

3

Pemakaian Air (M³)

Y.O.Y (PA)

Sumber : PDAM Mks* Sementara ‐50%

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Perlt RT

yoy

Smb : SPE

Page 21: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

11Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

kebanyakan merupakan realisasi dari penjajakan dan arahan yang telah mereka dilakukan

sepanjang 2010, seperti investasi pembangkit listrik2. Sebaliknya, investasi di sektor

pemerintah diperkirakan cenderung melambat karena masih rendahnya realisasi belanja

modal pemda yang baru mencapai 27,86% (lihat Bab Keuangan Daerah).

Perkembangan investasi yang cukup tinggi tercermin dari hasil survei penjualan

eceran untuk kelompok bahan konstruksi menunjukan peningkatan pada triwulan laporan

(grafik 1.3.1). Selain itu, peningkatan pertumbuhan investasi, juga ditandai dengan masih

tingginya volume impor capital goods (grafik 1.3.2) dan realisasi pengadaan semen (grafik

1.3.3.).

Grafik 1.3. Prompt Indikator Kinerja Investasi

Grafik 1.3.1. Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Konstruksi

Grafik 1.3.2. Volume Impor Capital Goods

Grafik 1.3.3. Realisasi Pengadaan Semen

1.1.3. Perdagangan Eksternal (Ekspor – Impor)

Dari sisi perdagangan eksternal, kinerja net ekspor-impor Sulsel pada triwulan laporan

mengalami peningkatan yang cukup signifikan apabila dibandingkan triwulan I-2011, dari

kontraksi atau tumbuh -44,24% (y.o.y) menjadi tumbuh sebesar 17,88% (y.o.y). Peningkatan

kinerja net ekspor-impor pada triwulan laporan, terutama disebabkan oleh pertumbuhan 2 Seputar Sulawesi, 8 Maret 2011, PMA Dominasi Investasi Sulsel 2011, http://seputarsulawesi.com/news-1319-pmadominasiinvestasisulsel2011.html.

‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%120%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kons

yoy

Smb : SPE

‐200%

‐100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

900%

10 

12 

14 

16 

18 

1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2**

2009 2010 2011Juta Kg

Capital GoodsCapital Goods Series2

* SementaraSmb : Cognos ‐BI

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2*

2009 2010 2011

Ribuan

 Ton

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

Page 22: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

12 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

volume ekspor luar negeri non migas Sulsel (grafik 1.4.1). Kenaikan kinerja ekspor Sulsel

yang lebih besar daripada impor, menyebabkan net ekspor Sulsel mengalami peningkatan

yang sangat signifikan pada periode laporan.

Peningkatan pertumbuhan ekspor juga didorong oleh 5 komoditas ekspor unggulan

Sulsel, seperti nikel, kakao, ikan-udang-kerang, biji-bijian berminyak dan kayu olahan (grafik

1.4) pada Juni 20113. Peningkatan ekspor nikel didukung oleh produksi yang meningkat

dengan selesainya perawatan tanur yang dilakukan pada triwulan I-2011 dan juga

dipengaruhi oleh mulai meningkatnya permintaan Jepang memasuki masa recovery pasca

tsunami, Maret 2011. Peningkatan tersebut juga sejalan dengan prompt kenaikan muat luar

negeri via pelabuhan (grafik 1.4.3).

Di sisi lain, pertumbuhan ekspor Sulsel pada triwulan laporan terbantu oleh kinerja

perdagangan antar pulau (ekspor antar pulau), yang tercermin dari peningkatan aktivitas

muat dalam negeri via pelabuhan (grafik 1.4.2). Hal ini diperkirakan didominasi oleh ekspor

antar pulau komoditas makanan seperti beras dan gula yang pasokannya cukup berlimpah di

wilayah Sulsel karena panen raya yang terjadi pada Maret-April 2011. Selain itu, juga

terdapat pabrik gula rafinasi di Sulsel yang cukup besar produksinya untuk memenuhi

permintaan daerah di luar Sulsel.

Grafik 1.4. Prompt Indikator Kinerja Ekspor

Grafik 1.4.1. Volume Ekspor Luar Negeri Non Migas Total

Grafik 1.4.2. Volume Muat Dalam Neg. via Pelabuhan

Grafik 1.4.3. Volume Muat Luar Negeri

via Pelabuhan

Grafik 1.4.4. Volume Ekspor Luar Negeri

Ikan, Udang, Kerang dan lain-lain

3 Sumber BPS: BRS Perkembangan Ekspor dan Impor Sulawesi Selatan Juli 2011

‐60%‐50%‐40%‐30%‐20%‐10%0%10%20%30%40%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

350 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

Ribu

 Ton

EKSPOR NON MIGAS TOTAL y.o.y

Smb : Cognos  ‐ BI* Sementara

‐60%

‐50%

‐40%

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

0.0

0.1

0.2

0.3

0.4

0.5

0.6

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu Ton

MUAT AP

yoySumber : Pelindo IV* : Sementara

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.0

0.0

0.1

0.1

0.1

0.1

0.1

0.2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu Ton

MUAT LN

Series2

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

‐50%

‐40%

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

Ribu Ton

IKAN, UDANG, KERANG, DLL TOTAL y.o.y

Smb : Cognos ‐BI* Sementara

Page 23: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

13Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 1.4.5. Volume Ekspor Luar Negeri

Kopi, Teh, Kakao dan Sejenisnya

Grafik 1.4.6. Volume Ekspor Luar Negeri

Komoditas Nikel

Grafik 1.4.7. Volume Ekspor Luar Negeri Kayu Olahan

Sementara, meningkatnya kinerja impor terutama terjadi karena menguatnya

permintaan terhadap barang-barang intermediate goods (grafik 1.5.4). Selain itu,

diperkirakan terjadi kenaikan impor barang-barang dari luar negeri yang diindikasikan dari

meningkatnya aktivitas bongkar luar negeri via pelabuhan (grafik 1.5.6). Hal tersebut masih

sejalan dengan masih menguatnya nilai tukar Rupiah terhadap USD (grafik 1.5.7) pada

periode laporan. Hal tersebut sejalan dengan aktivitas perekonomian yang cenderung

meningkat menjelang pertengahan tahun, sebagaimana tercermin dari hasil Survei

Konsumen (SK) Bank Indonesia, dimana perkembangan indeks penghasilan saat ini (triwulan

II-2011) dibandingkan 6 bulan yang lalu cenderung meningkat pada triwulan II-2011. Selain

itu Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia juga menunjukan pergerakan yang searah,

terutama pada kelompok pakaian-perlengkapan, peralatan tulis dan bahan kimia (grafik

1.2.8, 1.2.9 dan 1.2.10).

Namun pertumbuhan impor beberapa komoditas relatif stagnan, seperti impor capital

goods (grafik 1.5.1) dan consumer goods (grafik 1.5.3). Kemudian di perkuat dengan sedikit

menurunnya aktivitas bongkar dalam negeri via pelabuhan (grafik 1.5.5).

‐60%‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%120%

‐10 20 30 40 50 60 70 80 90 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

Ribu

 Ton

KOPI, TEH, KAKAO & SEJENISNYA

TOTAL y.o.ySmb : Cognos ‐BI* Sementara

‐400%

‐200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

1400%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Volume Ekspor Nikely.o.y

Smb : Cognos  ‐ BI* Sementara

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

‐2 4 6 8 10 12 14 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

Ribu

 Ton

BARANG2 KAYU & GABUS

TOTAL y.o.ySmb : Cognos ‐BI* Sementara

Page 24: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

14 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Grafik 1.5. Prompt Indikator Kinerja Impor

Grafik 1.5.1. Volume Impor Luar Negeri Capital Goods

Grafik 1.5.2. Indeks Penghasilan Saat Ini dibandingkan 6

bln yg lalu

Grafik 1.5.3. Volume Impor Luar Negeri Consumer Goods

Grafik 1.5.4. Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods

Grafik 1.5.5. Volume Bongkar Dalam Negeri via Pelabuhan

Grafik 1.5.6. Volume Bongkar Luar Negeri via Pelabuhan

Grafik 1.5.7.

Nilai Tukar Rupiah Terhadap USD

Grafik 1.2.8. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Pakaian dan Perlengkapan

‐200%

‐100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

800%

900%

10 

12 

14 

16 

18 

1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2**

2009 2010 2011Juta Kg

Capital GoodsCapital Goods Series2

* SementaraSmb : Cognos ‐BI

‐25%

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Penghasilan  saat  ini dibandingkan  6 bln yg  laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

‐500%

0%

500%

1000%

1500%

2000%

2500%

3000%

10 

20 

30 

40 

50 

60 

70 

1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2**

2009 2010 2011Juta Kg

Consumer Goods

Consumer Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐BI

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

350 

1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2**

2009 2010 2011

Juta Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐ BI

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.2

0.4

0.6

0.8

1.0

1.2

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu Ton

BONGKAR APyoy

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

0.0

0.1

0.1

0.2

0.2

0.3

0.3

0.4

0.4

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu Ton

BONGKAR LN

yoySumber : Pelindo IV* : Sementara

‐15.0%

‐10.0%

‐5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Rata‐rata Kurs Tengah

yoy

‐30%‐20%‐10%0%10%20%30%40%50%

50 

100 

150 

200 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Pakn & Perlgkyoy

Smb : SPE

Page 25: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

15Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 1.5.9.

Indeks Penjualan Eceran Kel. Peralatan Tulis

Grafik 1.5.10. Indeks Penjualan Eceran

Kel. Bahan Kimia

Meski pertumbuhan net ekspor-impor pada periode laporan sangat tinggi namun

cederung melambat apabila dibandingkan triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 29,55%.

Salah satu penyebabnya diperkirakan karena pada triwulan II-2010 terdapat persiapan

Pilkada pada 10 (sepuluh) kabupaten di Sulsel yang berlangsung pada 23 Juni 2010. Hal

tersebut disebabkan karena tingginya impor antar provinsi pada periode tersebut yang

tercermin dari meningkatnya volume bongkar dalam negeri via pelabuhan pada triwulan II-

2010 (grafik 1.5.5).

1.2. Penawaran Daerah (Sektoral)

Dari sisi penawaran (sektoral), secara tahunan (y.o.y) seluruh sektor mengalami

pertumbuhan positif. Beberapa sektor menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi

pada triwulan laporan yaitu pertanian, perdagangan-hotel-restauran, keuangan-persewaan-

jasa perusahaan dan angkutan-komunikasi. Dibandingkan triwulan I-2011, secara umum

sektor-sektor perekonomian mengalami peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan

kecuali 4 (empat) sektor, yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, listrik-gas-air dan

angkutan-komunikasi yang pertumbuhannya melambat pada level yang moderat. Sektor

pertambangan merupakan satu-satunya sektor yang mengalami kontraksi pada triwulan I-

2011, telah tumbuh positif pada triwulan II-2011.

Pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan,

diikuti berturut-turut oleh sektor perdagangan-hotel-restauran, bangunan, angkutan-

komunikasi, pertanian, jasa-jasa, pertambangan-galian, listrik-gas-air bersih dan

pertumbuhan terendah tercatat pada sektor industri pengolahan.

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

50 

100 

150 

200 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kimia yoy

Page 26: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

16 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Tabel 1.2. Perkembangan PDRB Riil : Penawaran Daerah (y.o.y)

1.2.1. Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Pertumbuhan sektor ini paling tinggi dibandingkan 9 (sembilan) sektor perekonomian

di Sulsel yaitu sebesar 13,56% (y.o.y). Demikian pula, pertumbuhan tersebut juga jauh lebih

tinggi apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan I-2011 sebesar 8,67% (y.o.y).

Meningkatnya pertumbuhan sektor dimaksud disebabkan oleh meningkatnya kegiatan usaha

jasa perbankan, jasa pembiayaan dan juga kegiatan sub-sektor persewaan seperti persewaan

motor, mobil dan bus pariwisata, sejalan maraknya aktivitas MICE (Meeting, Incentive,

Convention and Exhibition) di Sulsel. Peningkatan sub sektor perbankan dimaksud tercermin

pada relatif meningkatnya pertumbuhan pembiayaan kredit (grafik 1.6.4), nilai tambah bruto

(grafik 1.6.3), lembaga keuangan non bank (grafik 1.6.1 dan 1.6.2).

Selanjutnya meskipun pertumbuhan triwulan II-2011 cukup tinggi, namun relatif

melambat dibandingkan triwulan II-2010 yaitu sebesar 15,88% (y.o.y). Sumber penyebab

tingginya pertumbuhan pada triwulan II pada 2010 dan 2011 sangat berbeda. Tingginya

kontribusi sektor keuangan-persewaan-jasa perusahaan. Sektor keuangan-persewaan dan

jasa perusahaan pada triwulan II-2010 karena penyelenggaraan aktivitas Pemilukada pada 10

(sepuluh) kabupaten di Sulsel, Juni 2010. Hal ini tercermin dari tingkat pertumbuhan NTB

Tani Tambang Industri LGA Bgn PHR Angkom Keu Jasa TOTAL1 7.22% ‐13.99% ‐5.80% 9.25% 15.78% 10.93% 4.77% 5.94% 7.65% 4.09%2 4.12% ‐4.51% 6.69% 9.86% 11.74% 10.55% 8.67% 9.16% 6.80% 6.19%3 6.43% ‐4.31% 11.78% 13.62% 14.64% 10.28% 10.75% 11.41% 6.71% 8.04%4 0.84% 5.73% 1.72% 2.47% 14.34% 11.33% 15.99% 18.24% 3.39% 6.53%1 ‐6.98% 25.52% 14.12% 5.08% 11.83% 8.99% 17.56% 25.16% 3.25% 7.35%2 7.68% 17.85% 3.56% 12.58% 9.07% 9.67% 15.44% 15.88% 3.13% 9.04%3 6.42% 12.52% ‐0.16% 6.31% 7.33% 10.51% 13.38% 11.82% 4.21% 7.39%4 1.09% 11.20% 8.74% 8.20% 8.68% 17.15% 13.39% 15.07% 6.44% 8.93%1 12.08% ‐13.16% 3.10% 4.05% 8.48% 11.52% 13.11% 8.67% 6.80% 7.34%2 10.05% 2.19% 1.48% 2.08% 11.35% 12.70% 10.27% 13.56% 7.42% 8.62%34

PERIODEPERTUMBUHAN (yoy)

2011**

2009

2010*

Tani Tambang Industri LGA Bgn PHR Angkom Keu Jasa TOTAL1 2.12% ‐1.37% ‐0.81% 0.09% 0.77% 1.69% 0.38% 0.38% 0.85% 4.09%2 1.20% ‐0.40% 0.95% 0.10% 0.62% 1.65% 0.70% 0.61% 0.76% 6.19%3 1.89% ‐0.38% 1.62% 0.14% 0.77% 1.65% 0.89% 0.73% 0.74% 8.04%4 0.24% 0.50% 0.24% 0.03% 0.79% 1.81% 1.36% 1.17% 0.39% 6.53%1 ‐2.11% 2.07% 1.79% 0.05% 0.65% 1.48% 1.39% 1.64% 0.37% 7.35%2 2.19% 1.42% 0.51% 0.13% 0.50% 1.57% 1.28% 1.08% 0.35% 9.04%3 1.86% 0.99% ‐0.02% 0.07% 0.41% 1.72% 1.14% 0.78% 0.46% 7.39%4 0.29% 0.97% 1.17% 0.08% 0.51% 2.87% 1.24% 1.08% 0.73% 8.93%1 3.16% ‐1.25% 0.42% 0.04% 0.48% 1.93% 1.14% 0.66% 0.75% 7.34%2 2.83% 0.19% 0.20% 0.02% 0.63% 2.08% 0.90% 0.98% 0.79% 8.62%34

Sumber : BPS & Proyeksi BI

* Angka Sementara & ** Angka Sangat Sementara

PERIODESUMBANGAN (yoy)

2011**

2009*

2010*

Page 27: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

17Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Bank Umum (grafik 1.6.3) yang cukup tinggi pada triwulan II-2010 dan juga tercermin dari

terjadinya peningkatan transaksi RTGS di Sulsel (grafik 1.6.4) yang tumbuh cukup tinggi

sejak 2009 atau sebelum terselenggaranya Pemilukada dan secara nominal cukup tinggi pada

triwulan II-2010. Sedangkan pada triwulan II-2011, peningkatan sektor keuangan-

persewaan-jasa perusahaan diperkirakan merupakan pegaruh dari besarnya aliran investasi

asing atau peran swasta di Sulsel pada 2011.

Grafik 1.6. Prompt Indikator Kinerja Sektor Keuangan-Persewaan-Jasa Perusahaan

Grafik 1.6.1.

Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank (Penggadaian)

Grafik 1.6.2. Pembiayaan Lemb. Keuangan Non Bank

(FIF)

Grafik 1.6.3.

Nilai Tambah Bruto Bank Umum Grafik 1.6.4.

Perkembangan Kredit Bank Umum

Grafik 1.6.5.

Transaksi RTGS

500 

1,000 

1,500 

2,000 

2,500 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Millions

Sbr : Kanwil Pegadaian   Mks* Sementara

‐40%

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2 

2009 2010 2011

Milyar Rp

Sbr : FIF Mks

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Trilyun Rp

NTB SULSELy.o.y

Sbr : LBU ‐ BI

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

0.0

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Triliun

 Rp

KREDIT yoy

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

10 

15 

20 

25 

30 

35 

40 

45 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Total

Y.O.Y

Triliun

 Rp

Page 28: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

18 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

1.2.2. Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran (PHR)

Pertumbuhan sektor ini juga cukup tinggi dan memiliki tingkat pertumbuhan, yaitu

sebesar 12,70% (y.o.y). Pertumbuhan pada triwulan laporan cenderung meningkat apabila

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 11,52% (y.o.y). Peningkatan pada sektor

ini tercermin dari beberapa prompt indikator seperti volume bongkar muat luar negeri via

pelabuhan (grafik 1.7.1) dan rata-rata tingkat penghunian kamar (TPK) berbintang (garfik

1.7.2).

Grafik 1.7. Prompt Indikator Kinerja Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran

Grafik 1.7.1. Volume Bongkar Muat Luar Negeri

Via Pelabuhan

Grafik 1.7.2. Rata-rata Tingkat Penghunian Kamar

Hotel Berbintang

Grafik 1.7.3. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Makanan dan Tembakau

Grafik 1.7.4. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Pakaian dan Perlengkapan

Grafik 1.7.5. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan Tulis

Grafik 1.7.6. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Bahan Kimia

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

0.0

0.1

0.1

0.2

0.2

0.3

0.3

0.4

0.4

0.5

0.5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ribu

 Ton

BONGKAR LN

MUAT LN

Growth (yoy)

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

10 

20 

30 

40 

50 

60 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Ss yoy

Sumber: BPS

‐60%‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Mknn & Temb yoy

Smb : SPE

‐30%‐20%‐10%0%10%20%30%40%50%

50 

100 

150 

200 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Pakn & Perlgkyoy

Smb : SPE

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

50 

100 

150 

200 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kimia yoy

Page 29: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

19Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Faktor pendorong pertumbuhan diperkirakan berasal dari peningkatan konsumsi

masyarakat terhadap bahan makanan maupun makanan jadi, yang secara langsung maupun

tidak langsung berkontribusi terhadap pertumbuhan sub-sektor perdagangan dan restauran

pada triwulan laporan. Hal tersebut diindikasikan oleh meningkatnya indeks penjualan eceran

untuk kelompok komoditas makanan dan tembakau (grafik 1.7.3), pakaian-perlengkapan

(grafik 1.7.4), peralatan tulis (grafik 1.8.5) serta kelompok komoditas bahan kimia (grafik

1.7.6).

1.2.3. Sektor Bangunan

Sektor yang juga mencatat pertumbuhan cukup tinggi pada triwulan laporan adalah

sektor bangunan. Dengan pertumbuhan sektor ini sebesar 11,35% (y.o.y), maka lebih tinggi

dibandingkan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,48%.

Peningkatan pertumbuhan sektor bangunan, diperkirakan terjadi karena mulai berjalannya

proyek-proyek pembangunan swasta pada pertengahan tahun 2011, terutama pada sektor

konstruksi. Hal ini tercemin dari meningkatnya realisasi pengadaan semen (grafik 1.8.1) dan

juga meningkatnya indeks penjualan eceran untuk kelompok bahan konstruksi (grafik 1.8.2).

Tingginya pertumbuhan sektor dimaksud sejalan dengan tingginya pertumbuhan investasi

pada triwulan laporan (18,56%). Meskipun demikian, jika ditinjau dari realisasi proyek-proyek

pemerintah menunjukkan kondisi yang belum optimal. Hal ini tercermin dari realisasi belanja

modal, sampai dengan triwulan II-2011 baru mencapai sebesar 27,55%. Oleh karena itu

terbuka peluang untuk lebih mengoptimalkan realisasi anggaran belanja modal pada

triwulan-triwulan yang akan datang.

Grafik 1.8. Prompt Indikator Kinerja Sektor Bangunan

Grafik 1.8.1 Realisasi Pengadaan Semen

Grafik 1.8.2 Indeks Penjualan Eceran Kel. Bahan Konstruksi

Demikian pula, apabila dibandingkan dengan triwulan II-2010 (9,07%), pertumbuhan

sektor bangunan pada triwulan ini tercatat masih lebih tinggi yang menunjukkan sektor

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2*

2009 2010 2011

Ribuan

 Ton

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%120%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kons

yoy

Smb : SPE

Page 30: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

20 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

mempunyai prospek berkembang yang baik, seiring dengan meningkatnya pembangunan

sarana perkantoran, perbelanjaan, perhotelan maupun properti residensial.

1.2.4. Sektor Angkutan-Komunikasi

Sektor angkutan-komunikasi masih mengalami pertumbuhan yang relatif tinggi

dibandingkan sektor lainnya pada triwulan II-2011. Pada triwulan laporan, sektor ini tercatat

tumbuh sebesar 10,27% (y.o.y), relatif melambat apabila dibandingkan triwulan I-2011

sebesar 13,11% (y.o.y). Perlambatan sektor ini sejalan dengan prompt indikator aktivitas lalu

lintas penumpang dan pesawat udara yang cenderung tumbuh melambat namun jika dilihat

secara total jumlahnya terus meningkat (grafik 1.9.1 dan 1.9.2) dengan pertumbuhan di atas

10%. Selain itu hasil Survey Penjualan menunjukkan bahwa penjualan kelompok komoditas

bahan bakar menununjukan pertumbuhan yang cenderung stabil (grafik 1.9.4).

Grafik 1.9. Prompt Indikator Kinerja Subsektor Angkutan

Grafik 1.9.1. Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Udara

Grafik 1.9.2. Lalu Lintas Pesawat

Angkutan Udara

Grafik 1.9.3. Lalu Lintas Penumpang

Angkutan Laut

Grafik 1.9.4. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Bahan Bakar

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

200 

400 

600 

800 

1,000 

1,200 

1,400 

1,600 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

Ribu

 Org

DEP ARR

y.o.y

Lalu Lintas Penumpang

Smb : Bandara S. Hasanuddin* : Sementara

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

‐2,000 4,000 6,000 8,000 

10,000 12,000 14,000 16,000 18,000 20,000 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2008 2009 2010 2011

DEPARRy.o.y

Lalu Lintas Pesawat

Smb : Bandara S. Hasanuddin* : Sementara

50 

100 

150 

200 

250 

300 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Embarkasi (keluar)

Debarkasi (masuk)

Sumber : Pelindo IV* : Sementara

ribu org

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

0 10 20 30 40 50 60 70 80 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Bkr yoy

Smb : SPE

Page 31: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

21Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 1.9.5. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Kendaraan dan Suku Cadang

Perlambatan pertumbuhan pada sektor ini diperkirakan berasal dari menurunnya

aktivitas lalu lintas darat. Sejalan dengan hasil Survei Bank Indonesia, yang menunjukan

relatif menurunnya indeks penjualan eceran kelompok kendaraan dan suku cadang (grafik

1.9.5) dan relatif stagnannya penjualan kelompok bahan bakar.

1.2.5. Sektor Pertanian

Pertumbuhan sektor pertanian pada dua triwulan terakhir mencatat pertumbuhan

yang cukup signifikan yaitu di atas 10%. Pada triwulan II-2011, sektor pertanian masih

mencatat pertumbuhan sebesar 10,05%, sedikit melambat dibandingkan pertumbuhan

triwulan sebelumnya yang mencapai sebesar 12,08% (y.o.y). Masih terjaganya pertumbuhan

sektor pertanian karena pada beberapa daerah baru mengalami panen, meskipun masa

panen raya komoditas padi sudah berlalu. Salah satu penyebab musim tanam yang tidak

serempak itu, karena adanya keterbatasan ataupun kelebihan air irigasi di masing-masing

wilayah sehingga panen pun terjadi secara bertahap.

Grafik 1.10. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertanian

Grafik 1.10.1. Realisasi dan Perkiraan

Luas Panen & Produksi Padi

Grafik 1.10.2. Perkembangan Indeks Nilai Tukar Petani

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

50 

100 

150 

200 

250 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Kend & Sk Cd

yoy

Smb : SPE

020,00040,00060,00080,000100,000120,000140,000160,000180,000200,000

100,000 

200,000 

300,000 

400,000 

500,000 

600,000 

700,000 

800,000 

Jan Feb Mar Apr Mei* Jun**

2011

Luas Tanam (HA)

Luas Panen (HA)

Produksi (TON)

TON HA

Sumber: Dinas Pertanian

TON HA

‐2%

‐1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

94 

96 

98 

100 

102 

104 

106 

108 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

NTP y.o.y 

Page 32: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

22 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Grafik 1.10.3. Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Diterima Petani

Sedangkan perlambatan pertumbuhan sektor pertanian dimaksud juga dicerminkan

oleh menurunnya produksi padi dan luas panen pada triwulan II-2011 (grafik 1.10.1). Meski

demikian, kesejahteraan petani cenderung meningkat karena harga komoditas yang lebih

kecil menyebabkan harganya cenderung lebih mahal dan didukung oleh tingkat inflasi yang

relatif terkendali. Hal tersebut tercermin pada Indeks Nilai Tukar Petani, Indeks yang Diterima

Petani yang meningkat dibandingkan periode sebelumnya (grafik 1.10.2 dan 1.10.3)

Pertumbuhan kinerja sektor pertanian ini tercatat lebih tinggi dibandingkan triwulan

II-2010 yang tumbuh sebesar 7,68% (y.o.y). Pada tahun 2010, terjadi gangguan kinerja

sektor pertanian yang disebabkan oleh pengaruh cuaca yang menghambat pertumbuhan

pertanian Sulsel sehingga terjadi pergeseran awal musim hujan dan kemarau menyebabkan

terjadinya perubahan pola tanam dan waktu tanam. Sementara kondisi paruh pertama

tahun 2011, siklus cuaca relatif lebih baik, sehingga pertumbuhan sektor pertanian triwulan

II-2011 menjadi lebih baik.

1.2.6. Sektor Jasa-jasa

Pertumbuhan sektor jasa-jasa menunjukkan terus mengalami peningkatan sejak

tahun 2010. Pada triwulan laporan, sektor jasa-jasa mengalami sedikit peningkatan apabila

dibandingkan triwulan I-2011 dari tumbuh sebesar 6,80% menjadi sebesar 7,42% (y.o.y).

Peningkatan ini diperkirakan karena meningkatnya kegiatan jasa sosial dan

kemasyarakatan seperti lembaga pendidikan dari taman kanak-kanak sampai perguruan

tinggi, bimbingan belajar dan berbagai lembaga kursus lainnya di bidang seni. Hal ini sejalan

dengan permintaan masyarakat yang semakin meningkat akan layanan jasa-jasa dimaksud.

1.2.7. Sektor Pertambangan - Penggalian

Pada triwulan laporan sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup

besar yaitu dari terkontraksi atau tumbuh negatif 13,16% pada triwulan I-2011, menjadi

tumbuh positif 2,19% (y.o.y) pada triwulan laporan. Peningkatan kinerja sektor dimaksud

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

105 

110 

115 

120 

125 

130 

135 

140 

145 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Indeks Yang Diterima  Petani y.o.y 

Page 33: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

23Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

tercermin pada peningkatan volume ekspor luar negeri nikel (grafik 1.11.1). Kondisi ini

antara lain akan didorong oleh peningkatan produksi nikel oleh PT International Nickel

Indonesia Tbk (INCO) berencana menggenjot produksi pasca melakukan perawatan pabrik

pada akhir triwulan I-2011 sekaligus didukung oleh mulai meningkatnya permintaan dari

Jepang pasca tsunami. Selain itu, dukungan penyelesaian proyek PLTA Karebe sudah

mencapai 99%. Meski belum optimal, proyek tersebut nantinya akan memproduksi cukup

energi hidroelektrik untuk menggantikan bahan bakar dan diesel yang ada untuk memasok

tanur-tanur listrik di fasilitas Sorowako, serta akan mengurangi biaya energi perseroan

dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Grafik 1.11. Prompt Indikator Kinerja Sektor Pertambangan-Penggalian

Grafik 1.11.1. Harga Nikel Internasional

Grafik 1.11.2. Volume Ekspor Luar Negeri Nikel

Selanjutnya apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010 yang sebesar

17,85% (y.o.y), maka pertumbuhan pada triwulan ini tercatat jauh lebih rendah karena pada

Maret 2011, Jepang selaku negara tujuan ekspor utama Indonesia terkena tsunami dan

menyebabkan perekonomiannya terpuruk jika dibandingkan tahun 2010. Meski di sisi lain,

harga nikel internasioanal masih cukup baik (grafik 1.11.1).

1.2.8. Sektor Listrik-Gas-Air Bersih

Pertumbuhan sektor listrik-gas-air bersih menduduki peringkat ke delapan dari 9

(sembilan) sektor perekonomian Sulsel. Kinerja sektor listrik-gas-air pada triwulan laporan

cenderung mengalami perlambatan apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada

triwulan laporan sektor ini tercatat tumbuh sebesar 4,05% (y.o.y), sementara pada triwulan

II-2011 tumbuh sebesar 2,08%. Perlambatan pertumbuhan tersebut diduga bersumber dari

realtif stagnannya pertumbuhan sub sektor air di Sulsel (grafik 12.2). Meski demikian

dorongan kinerja sib sektor listrik menyumbang positif bagi pertumbuhan sektor listrik-gas

dan air secara keseluruhan.

‐80%‐60%‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%120%

10 

15 

20 

25 

30 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011Thousands

USD/metric ton

yoy indeks

‐400%

‐200%

0%

200%

400%

600%

800%

1000%

1200%

1400%

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Volume Ekspor Nikely.o.y

Smb : Cognos ‐ BI* Sementara

Page 34: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

24 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Sementara secara tahunan, apabila dibandingkan pertumbuhan triwulan II-2010

sebesar 12,58% (y.o.y), pertumbuhan sektor ini pada triwulan laporan tercatat jauh lebih

rendah. Perlambatan pertumbuhan tersebut sejalan dengan konfirmasi kepada PDAM

Makssar pada awal Juli 2011, dimana telah terjadi penurunan penggunaan air. Namun hal

tersebut, diduga diakrenakan telah terjadi pencurian air maupun terdapatnya sambungan

illegal, karena pelanggan dengan penggunaan air nol meter, mencapai angka 10 ribu orang4.

Grafik 1.12. Prompt Indikator Kinerja Sektor Listrik-Gas-Air Bersih

Grafik 1.12.1. Penjualan Listrik (Juta Kwh)

Grafik 1.12.2. Pemakaian Air (M3)

1.2.9. Sektor Industri Pengolahan

Pada triwulan II-2011, sektor ini mengalami perlambatan pertumbuhan yang cukup

besar apabila dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu dari tumbuh dari sebesar 3,10%

(y.o.y) pada triwulan I-2010 menjadi sebesar 1,48% pada triwulan laporan. Perlambatan

pertumbuhan tersebut diperkirakan terjadi pada industri makanan - minuman di Sulsel, yang

tercermin pada penurunan jumlah produksi tepung terigu pada triwulan laporan apabila

dibandingkan periode sebelumnya. Hal tersebut diperkirakan sebagai akibat dari masih

tingginya harga gandum internasional (grafik 1.14.2), yang mempengaruhi stock gandum

sebagai bahan baku impor industri tepung terigu. Hal tersebut tercermin dari impor

intermediate goods yang rendah pada triwulan I-2011 (grafik 1.14.3).

Di sisi lain, dukungan pertumbuhan dari industri semen masih cukup baik. Hal ini

diperkirakan masih akan meningkat sejalan dengan pengerjaan proyek-proyek swasta,

termasuk pelaku bisnis (investor) asing yang cukup besar pada tahun 2011 (grafik 1.14.4).

4 Fajar, 2 Juli 2011, PDAM Sidak Indikasi Pencurian Air, http://www.fajar.co.id/read-20110701203555-pdam-sidak-indikasi-pencurian-air.

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

‐100 200 300 400 500 600 700 800 900 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011Juta KWH

Total Pemakaian  Listriky.o.y

Sbr : PLN Divre VII

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*

2009 2010 2011

Juta M

3

Pemakaian Air (M³)

Y.O.Y (PA)

Sumber : PDAM Mks* Sementara

Page 35: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

25Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 1.13. Prompt Indikator Kinerja Sektor Industri Pengolahan

Grafik 1.13.1. Realisasi Produksi Tepung Terigu

Grafik 1.13.2. Harga Gandum Internasional

Grafik 1.13.3. Volume Impor Intermediate Goods

Grafik 1.13.4. Realisasi Pengadaan Semen

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2 

2009 2010 2011

Ribuan

 Ton

Produksi‐axis kiriyoy‐axis kanan

Sumber : EFM Mks

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

800 

900 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

$/bushelyoy indeks

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

350 

1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2**

2009 2010 2011

Juta Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐ BI

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

1  2  3  4  1  2  3  4  1  2*

2009 2010 2011

Ribuan

 Ton

Sulsel y.o.ySumber : ASI* : Sementara

Page 36: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

26 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

Page 37: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

27Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Bab 2

Perkembangan Inflasi

2.1. Perkembangan Inflasi

Laju inflasi tahunan Sulsel pada triwulan II-2011, masih sejalan dengan proyeksi inflasi

di kisaran 6,72% ± 0.5% (y.o.y), meningkat pada tingkat yang moderate dibandingkan

triwulan sebelumnya. Inflasi pada triwulan II-2011 sebesar 6,37% (y.o.y), meningkat

dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 5,00% (y.o.y) dan juga apabila dibandingkan triwulan

I-2011 sebesar 6,32% (y.o.y). Sementara itu, dibandingkan inflasi Nasional sebesar 5,54%

(y.o.y)1, inflasi tahunan Sulsel tercatat lebih tinggi.

Grafik 2.1. Perkembangan Inflasi Sulawesi Selatan

‐2

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011

y.o.y ‐ Nasy.o.y ‐ Ssy.t.d ‐ Ss

Sumber : BPS diolah

%

2.1.1. Inflasi Berdasarkan Kelompok Barang dan Jasa

Secara tahunan, urutan inflasi Sulsel pada triwulan II-2011 berdasarkan kelompok

barang dan jasa, dari yang tertinggi hingga terkecil adalah sebagai berikut :

Kelompok Bahan Makanan, laju inflasi tahunan (y.o.y) pada triwulan laporan

meningkat cukup tinggi menjadi sebesar 12,10%, dibandingkan triwulan yang sama tahun

2010 sebesar 7,64% (tabel 2.1). Peningkatan inflasi tersebut disebabkan oleh kenaikan harga

pada sub-kelompok ikan segar, sub-kelompok lemak-minyak dan sub-kelompok ikan

diawetkan yang inflasinya secara berurutan tercatat sebesar 25,11% (y.o.y); 17,75%; dan

1 Sumber : BPS

Page 38: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

28 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

16,71% pada triwulan II-2011 dimana lebih tinggi apabila dibandingkan triwulan II-2010

masing-masing sebesar -0,73%; -7,08% dan -0,86% (tabel 2.2).

Tabel 2.1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa (%, yoy)

Bahan Makanan

Makanan Jadi

Perumahan Sandang Kesehatan Pendidikan Transpor UMUM

1 13.17 11.97 9.34 11.12 10.21 3.55 1.77 9.01 2 4.14 10.63 4.66 7.65 6.51 3.46 (5.01) 3.80 3 3.38 6.74 3.26 6.92 3.89 4.66 (4.72) 2.70 4 3.60 6.23 3.55 7.31 2.86 6.91 (2.32) 3.39 1 2.68 6.22 3.48 2.16 2.98 7.08 1.18 3.45 2 7.64 5.23 4.11 7.56 2.73 7.08 1.06 5.00 3 13.43 6.21 4.13 7.65 2.92 4.07 1.76 6.58 4 14.27 5.90 4.14 7.35 3.06 1.80 1.75 6.56 1 13.96 4.47 4.16 8.30 3.08 1.48 1.84 6.32 2 12.10 5.27 4.57 8.83 6.41 2.43 2.08 6.37 3 - - - - - - - -4 - - - - - - - -

Sumber : BPS, diolah

Ket : Sejak Tahun 2008 menggunakan tahun dasar 2007

2011

2009

2010

TAHUN

Tekanan inflasi pada sub-kelompok ikan segar tersebut disebabkan terutama karena

faktor cuaca yang kurang kondusif, yaitu masih cukup tingginya curah hujan pada bulan Mei

2011 menyebabkan kenaikan harga ikan laut (lihat grafik 2.3). Namun selain ikan laut, ikan

tambak seperti ikan bandeng dan ikan air tawar diantaranya ikan mujair dan ikan lele juga

mengalami kenaikan. Harga hasil tambak meningkat karena tingginya curah hujan di awal

2011 menyebabkan banjir yang menghanyutkan benih, terutama di daerah sentra produksi

seperti Kabupaten Pangkep, Pinrang, Maros serta Kabupaten Barru2. Dimana, waktu yang

dibutuhkan dari pembibitan hingga panen pada budidaya bandeng adalah 5 bulan,

sedangkan udang membutuhkan waktu 4 bulan.

Grafik 2.2. Perkembangan Inflasi Kel. Bahan Makanan

‐5

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.2. Inflasi Per-Sub Kel. Bahan Makanan

2 4 1 2BAHAN MAKANAN 7.65% 14.27% 13.96% 12.10%

1   Padi‐padian 11.75% 15.02% 6.47% 6.65%2   Daging & Hasilnya 3.94% 8.45% 0.55% 8.08%3   Ikan Segar ‐0.73% 6.58% 22.91% 25.11%4   Ikan Diawetkan ‐0.86% 5.10% 13.21% 16.71%5   Telur, Susu & Hasilnya 1.28% 4.42% 6.02% 7.39%6   Sayur‐sayuran 38.14% 15.98% 8.31% 3.32%7   Kacang‐kacangan 0.95% 9.02% 6.63% 9.26%8   Buah‐buahan 21.53% 12.42% ‐5.17% 3.37%9   Bumbu‐bumbuan 19.16% 74.18% 76.59% 17.83%10   Lemak & Minyak ‐7.08% 10.81% 14.44% 17.75%11   Bhn Makanan Lainnya 2.15% 4.97% 3.85% 6.60%

2011Keterangan

No2010

2 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Sulsel

Page 39: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

29Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Tekanan inflasi juga terjadi pada sub-kelompok lemak dan minyak. Hal ini disebabkan

karena harga CPO di tingkat dunia yang masih tinggi sejak triwulan II-2010. Kenaikan harga

CPO dimaksud dipengaruhi oleh peningkatan permintaan CPO di sejumlah negara di Asia

seperti China dan India juga semakin meningkat karena banyak digunakan untuk perayaan

hari besar. Lonjakan harga CPO dimaksud kemudian mempengaruhi peningkatan harga

minyak goreng dan turunannya di Indonesia, termasuk di Sulsel (grafik 2.4).

Grafik 2.3. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kel. Bahan Makanan Hasil SPH di Makassar

Cakalang dan Tongkol

15,000 

20,000 

25,000 

30,000 

35,000 

40,000 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Tongkol

Cakalang

Layang

Minyak Goreng

2,000 

4,000 

6,000 

8,000 

10,000 

12,000 

14,000 

‐20.00%

‐15.00%

‐10.00%

‐5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Minyak Goreng

Growth (yoy)

Daging Ayam Ras

5,000 

10,000 

15,000 

20,000 

25,000 

30,000 

35,000 

‐15.00%

‐10.00%

‐5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Daging Ayam Ras

Growth (yoy)

Daging Sapi

67,000 68,000 69,000 70,000 71,000 72,000 73,000 74,000 75,000 76,000 77,000 

‐4.00%‐2.00%0.00%2.00%4.00%6.00%8.00%10.00%12.00%14.00%16.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Daging Sapi

Growth (yoy)

Grafik 2.4.

Harga CPO Internasional

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

30%

40%

500 

1,000 

1,500 

2,000 

2,500 

3,000 

3,500 

4,000 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

ringgit/ton (metrik)

yoy indeks

Page 40: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

30 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Grafik 2.5. Perkembangan Inflasi Kelompok Bahan Makanan Sulawesi Selatan

‐10

‐5

0

5

10

15

20

25

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011

%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q), pada triwulan laporan yang kelompok

bahan makanan mengalami deflasi 0,74% (q.t.q), tercatat lebih rendah sebesar 1,77% dari

inflasi pada triwulan I-2011 sebesar 1,03% (y.o.y) – grafik 2.5. Penyebabnya utamanya

adalah karena faktor musiman, dimana pada pada akhir triwulan I-2011 Sulsel memasuki

panen raya sehingga terjadi peningkatan stock beras di Sulsel pada triwulan II-2011.

Keberhasilan panen raya tahap pertama 2011 juga didukung oleh relatif tidak terganggunya

pertanian Sulsel oleh faktor cuaca ekstrem yang melanda Indonesia karena Sulsel memiliki

banyak sawah tadah hujan.

Kelompok Sandang, apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, maka inflasi

tahunan (y.o.y) pada triwulan II-2011 yang sebesar 8,83% (y.o.y) lebih tinggi dibandingkan

triwulan II-2010 sebesar 7,56% (y.o.y) karena meningkat sebesar 1,27%. Peningkatan

tersebut bersumber dari kenaikan inflasi pada sub-kelompok barang pribadi dan sandang

lain, terutama pada komoditas emas yang mengalami kenaikan harga cukup signifikan sejak

tahun 2010 (grafik 2.7). Masih belum pulihnya perekonomian global menyebabkan emas

menjadi salah satu komoditas yang diburu mengingat nilainya yang cenderung naik dari

tahun ke tahun. Data ekonomi AS yag masih belum cukup baik, menimbulkan spekulasi

kalau the Federal Reserve bakal kembali menggelontorkan quantitative easing (Lachlan Shaw,

analis Commonwealth Bank of Australia). Selain itu, kenaikan inflasi juga terjadi pada sub-

kelompok sandang laki-laki dan perempuan. Peningkatan inflasi pada kelompok sandang

sejalan dengan indeks penjualan eceran untuk kelompok pakaian dan perlengkapan pada

triwulan II-2011 yang tumbuh lebih tinggi apabila dibandingkan triwulan I-2011 (grafik 2.8).

Page 41: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

31Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 2.6. Perkembangan Inflasi Kel. Sandang

‐2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.3. Inflasi Per-Sub Kel. Sandang

2 4 1 2SANDANG 7.57% 7.35% 8.30% 8.83%

1   Sandang Laki‐laki 3.96% 3.40% 3.46% 4.42%2   Sandang Wanita 3.17% 2.72% 2.38% 4.24%3   Sandang Anak‐anak 8.71% 8.58% 8.50% 8.01%4   Brg Pribadi & Sandang Lain 13.99% 13.85% 17.51% 16.64%

2011KeteranganNo

2010

Grafik 2.7. Perkembangan Harga Internasaional:

Komoditas Emas

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

35%

40%

45%

200 

400 

600 

800 

1,000 

1,200 

1,400 

1,600 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

$/troy oz

Grafik 2.8. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel.Pakaian dan Perlengkapan

‐30%‐20%‐10%0%10%20%30%40%50%

50 

100 

150 

200 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Pakn & Perlgkyoy

Smb : SPE

Grafik 2.9. Perkembangan Inflasi Kelompok Sandang Sulawesi Selatan

‐4

‐2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Selanjutnya, secara triwulanan (q.t.q), inflasi pada triwulan laporan cenderung lebih

tinggi apabila dibandingkan triwulan sebelumnya, yaitu naik dari 0,56% (q.t.q) menjadi

2,72% (q.t.q) – grafik 2.9. Kenaikan inflasi pada kelompok dimaksud, diduga merupakan

dampak musiman dari peningkatan permintaan pada saat liburan sekolah sehingga

mendorong naiknya permintaan pakaian triwulan II-2011 apabila dibandingkan triwulan I-

Page 42: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

32 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

2011. Hal ini sejalan dengan hasil survei penjualan eceran Bank Indonesia Makassar yang

menunjukan terjadi peningkatan penjualan kelompok pakaian dan perlengkapan pada

periode laporan (grafik 2.8).

Kelompok Kesehatan, inflasi periode laporan apabila dibandingkan tahun

sebelumnya, cenderung naik dari 2,73% pada triwulan II-2010, menjadi sebesar 6,41%

(y.o.y) pada triwulan II-2011 (grafik 2.10). Semua sub-kelompok mengalami kenaikan,

dimana peningkatan terbesar adalah pada sub-kelompok jasa kesehatan. Tekanan inflasi

pada sub-kelompok obat-obatan disebabkan oleh kenaikan harga bahan baku obat sekitar

5%-8% sejak awal tahun 2011 sehingga mendorong kenaikan harga obat sekitar 10 persen.

Faktor-faktor tersebut menyebabkan inflasi pada sub-kelompok obat-obatan pada triwulan

ini meningkat apabila dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Grafik 2.10. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan

2.00 

4.00 

6.00 

8.00 

10.00 

12.00 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.4. Inflasi Per-Sub Kelompok Kesehatan

2 4 1 2KESEHATAN 2.73% 3.06% 3.08% 6.41%

1   Jasa Kesehatan 6.40% 6.47% 5.68% 12.17%2   Obat‐obatan 1.11% 2.62% 3.32% 4.95%3   Js Prwtn Jas. 6.25% 4.60% 3.92% 8.81%4   Prwtn Jas. & Kos. 0.62% 0.98% 1.30% 3.10%

2011KeteranganNo

2010

Grafik 2.11. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel.Bahan Kimia

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kimia yoy

Page 43: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

33Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 2.12. Perkembangan Inflasi Kelompok Kesehatan Sulawesi Selatan

2.00 

4.00 

6.00 

8.00 

10.00 

12.00 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Selanjutnya apabila periode triwulan II-2011 dibandingkan triwulan sebelumnya

(q.t.q), inflasi kelompok kesehatan relatif cenderung meningkat dimana laju inflasi pada

triwulan I-2011 sebesar 1,29% (q.t.q) naik menjadi 3,46% (q.t.q) pada triwulan II-2011

(grafik 2.12). Peningkatan laju inflasi pada triwulan laporan ini didorong oleh sub-kelompok

obat-obatan, dimana berdasarkan terjadi perubahan tarif bea masuk yang berlaku sejak 18

April 20113, atas 190 produk (pos tarif), yang salah satunya adalah industri kimia dasar

sehingga menyebabkan harga obat-obatan cenderung meningkat lebih tinggi pada triwulan

II-2011.

Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau, apabila dibandingkan

triwulan yang sama tahun sebelumnya, maka inflasi tahunan (y.o.y) pada triwulan II-2011

relatif stabil. Pada triwulan laporan, inflasi kelompok ini tercatat sebesar 5,27% (y.o.y),

cenderung stabil apabila dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 5,23% (y.o.y) - (tabel 2.4).

Meski secara keseluruhan cenderung stabil, namun terjadi kenaikan inflasi pada sub-

kelompok minuman tidak beralkohol (tabel 2.4). Salah satu komoditas yang cukup dominan

mempengaruhi inflasi sub-kelompok dimaksud adalah air kemasan. Di sisi lain, terjadi

perlambatan pada sub sektor makanan jadi dan tembakau-minuman beralkohol. Beberapa

komoditas yang mewakilinya adalah ayam goreng, mie dan rokok kretek yang menunjukan

kecenderungan penurunan harga. Hal dimaksud searah dengan hasil Survei Pemantauan

Harga yang dilakukan oleh KBI Makassar (grafik 2.15)..

3 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 80/PMK.011/2011 tentang tentang Perubahan Ketujuh Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 110/PMK.01 0/2006 tentang Penetapan Sistem Klasifikasi Barang dan Pembebanan Tarif Bea Masuk Atas Barang Impor.

Page 44: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

34 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Grafik 2.13. Perkembangan Inflasi Kel. Makanan Jadi-

Minuman-Rokok-Tembakau

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.5 Inflasi Per-Sub Kel. Makanan Jadi-

Minuman-Rokok-Tembakau

2 4 1 2MKNN JADI, M, R & T. 5.23% 5.90% 4.47% 5.27%

1   Makanan Jadi 5.19% 5.65% 4.11% 4.33%2   Min. yg tdk Beralkohol 4.49% 8.17% 3.78% 8.58%3   Temb. & Min. Beralkohol 6.35% 4.97% 5.90% 5.56%

2011KeteranganNo

2010

Grafik 2.14. Perkembangan Inflasi Kelompok Makanan Jadi-Minuman-Rokok-Tembakau

Sulawesi Selatan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Selanjutnya apabila dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q), laju inflasi kelompok

dimaksud relatif stabil, meski sedikit meningkat dari 0,94% (q.t.q) pada triwulan I-2011

menjadi 1,01% (q.t.q) --- grafik 2.14. Relatif stabil laju inflasi dimaksud, terutama didorong

oleh menurunnya laju inflasi sub-kelompok minuman yang tidak beralkohol yang cenderung

stabil, terutama disebabkan oleh stabilnya harga gula pasir di tingkat agen (grafik 2.15),

sebagai komoditas utama penyumbang inflasi pada sub-kelompok tersebut. Turunnya harga

gula pasir akibat dari faktor distribusi yang lancar dan stok yang cukup banyak, di sisi lain

permintaannya yang relatif stagnan menyebabkan harga gula pasir menjadi cenderung turun.

Selain itu, harga komoditas makanan jadi juga relatif menurun yang disebabkan karena

pengaruh dari berkurangnya tekanan inflasi pada kelompok bahan makanan (grafik 2.15).

Page 45: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

35Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 2.15. Perkembangan Harga Beberapa Komoditi dalam Kelompok Makanan Jadi-rokok

Hasil SPH di Makassar

Ayam Goreng

1,000 

2,000 

3,000 

4,000 

5,000 

6,000 

7,000 

8,000 

9,000 

‐30.00%

‐20.00%

‐10.00%

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Ayam Goreng

Growth (yoy)

Mie

1,000 

2,000 

3,000 

4,000 

5,000 

6,000 

7,000 

8,000 

9,000 

‐10.00%

‐5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Mie Growth (yoy)

Kue Basah

2,000 

4,000 

6,000 

8,000 

10,000 

12,000 

‐2.00%

0.00%

2.00%

4.00%

6.00%

8.00%

10.00%

12.00%

14.00%

16.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Rokok Kretek Filter

Growth (yoy)

Air Kemasan

1,500 

1,550 

1,600 

1,650 

1,700 

1,750 

‐1.00%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

7.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Air Kemasan

Growth (yoy)

Gula

2,000 

4,000 

6,000 

8,000 

10,000 

12,000 

14,000 

0.00%

10.00%

20.00%

30.00%

40.00%

50.00%

60.00%

70.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Gula Pasir

Growth (yoy)

Minyak Goreng

2,000 

4,000 

6,000 

8,000 

10,000 

12,000 

14,000 

‐20.00%

‐15.00%

‐10.00%

‐5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Minyak Goreng

Series1

Grafik 2.16.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel. Makanan dan Tembakau

‐60%‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Mknn & Temb yoy

Smb : SPE

Page 46: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

36 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar, apabila dibandingkan

periode yang sama tahun lalu, inflasi pada triwulan II-2011 relatif stabil meski sedikit

mengalami peningkatan dari sebesar 4,11% menjadi 4,57% (y.o.y). Kenaikan laju inflasi

tahunan tersebut didorong oleh peningkatan laju inflasi pada sub-kelompok biaya tempat

tinggal dan sub-kelompok perlengkapan rumah tangga (tabel 2.5). Peningkatan laju inflasi

pada sub-kelompok biaya tempat tinggal diduga didorong oleh kenaikan harga beberapa

bahan bangunan seperti besi, seng dan batu-bata akibat tekanan harga-harga komoditas

internasional. Hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) kelompok bahan konstruksi juga

menunjukkan kecenderungan kenaikan tingkat permintaan yang akhirnya mendorong

peningkatan harga barang tersebut (grafik 2.19.).

Grafik 2.17. Perkembangan Inflasi Kel.

Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar

10 

12 

14 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011

%

y.t.d

y.o.ySumber : BPS diolah

Tabel 2.6. Inflasi Per-Sub Kel.

Perumahan-Air-Listrik-Bhn Bakar

2 4 1 2PERUMAHAN,A, L,G & BB 4.11% 4.14% 4.16% 4.57%

1   Biaya Tempat Tinggal 3.88% 3.75% 3.79% 4.46%2   BB, Penerangan & Air 6.22% 6.62% 6.36% 6.35%3   Perlengkapan RT 1.90% 1.88% 2.59% 3.99%4   Penyelenggaraan RT 2.74% 2.42% 2.41% 1.69%

2011KeteranganNo

2010

Grafik 2.18.

Perkembangan Inflasi Kelompok Perumahan-Air-Listrik-Gas-Bahan Bakar Sulawesi Selatan

(2)

10 

12 

14 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Page 47: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

37Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Selanjutnya apabila dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q), inflasi pada triwulan

laporan cenderung stabil. Inflasi pada triwulan I-2011 tercatat sebesar 0,87% (q.t.q),

sementara pada triwulan II-2011 tercatat sebesar 0,82% (q.t.q), hanya meningkat sebesar

0,05% daripada triwulan I-2011 (grafik 2.18). Hal ini diduga karena masih belum ada

penyesuaian tarif air dan listrik. Meski ada kenaikan pada beberapa komoditas bahan

bangunan sebagai akibat dari meningkatnya permintaan akan bahan bagunan sejalan

dengan tingginya pertumbuhan sektor bangunan di Sulsel, namun kenaikan inflasi tersebut

masih pada tingkat yang relatif terkendali.

Grafik 2.19. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran Kel.

Bhn Konstruksi

‐40%‐20%0%20%40%60%80%100%120%

100 

200 

300 

400 

500 

600 

700 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Bhn Kons

yoy

Smb : SPE

Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga, apabila dibandingkan dengan tahun

sebelumnya maka inflasi periode triwulan II-2011 mengalami perlambatan yang cukup

signifikan. Inflasi triwulan II-2010 tercatat sebesar 7,09% turun menjadi sebesar 2,43%

(y.o.y) pada triwulan II-2011. Perlambatan tersebut terjadi pada hampir seluruh sub-

kelompok, namun terjadi kenaikan inflasi pada sub-kelompok kursus/pelatihan dan olahraga.

Besarnya perlambatan inflasi pada sub kelompok disebabkan karena menghilangnya efek

tekanan inflasi sub-kelompok ini pada triwulan II-2011, dimana pada tahun 2010 terjadi

kenaikan biaya pendidikan sehingga inflasi pada sub-kelompok pendidikan pada triwulan II-

2010 mencapai 12,96% (y.o.y) dan kembali rendah pada periode laporan. Selain itu, sub-

kelompok rekreasi juga mengalami perlambatan inflasi namun masih pada level yang

moderat. Relatif melambatnya inflasi sub kelompok ini pada triwulan II-2011 apabila

dibandingkan triwulan laporan diperkirakan karena beberapa faktor, yaitu maraknya pesta

diskon barang-barang elektronik seperti TV berwarna, kamera dan handycam, diberbagai

pusat perbelanjaan dan didukung meningkatnya daya beli masyarakat yang semakin

meningkat dan ditambah lagi dengan pengaruh penguatan nilai tukar Rupiah terhadap USD

yang masih menguat hingga periode laporan (grafik 2.22, grafik 2.23 dan grafik 2.24).

Page 48: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

38 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Grafik 2.20. Perkembangan Inflasi Kelompok Pendidikan-Rekreasi-Olahraga

Sulawesi Selatan

(1)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.yq.t.q

Sumber : BPS diolah

Selanjutnya, apabila dibandingkan triwulan sebelumnya, tekanan inflasi kelompok ini

mengalami penignkatan pada level yang moderat, yaitu dari sebesar 0,03% (q.t.q) pada

triwulan I-2011 meningkat menjadi sebesar 1,04% (q.t.q) pada triwulan laporan (grafik

2.20). Peningkatan laju inflasi tersebut terutama terjadi karena faktor musiman, menjelang

masa liburan anak sekolah. Hal ini sejalan dengan hasil Survei Penjualan Eceran Bank

Indonesia Makassar pada kelompok perlatan tulis, yang menunjukan terjadinya peningkatan

pada periode laporan sehingga menimbulkan tekanan inflasi.

Grafik 2.21. Perkembangan Inflasi Kel. Pendidikan

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.dy.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2.7. Inflasi Per-Sub Kel. Pendidikan-Rekreasi-

Olahraga

2 4 1 2PENDIDIKAN, R & OR 7.09% 1.80% 1.48% 2.43%

1   Pendidikan 12.96% 2.05% 2.03% 2.50%2   Kursus/Pelatihan 3.66% 2.21% 2.08% 15.32%3   Prlngkpn/Prltn Pendd. 2.00% 1.68% 1.59% 1.16%4   Rekreasi 1.71% 1.57% 0.28% 0.58%5   Olahraga 2.33% 0.74% 1.59% 4.74%

2011KeteranganNo

2010

Grafik 2.22. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah Terhadap

USD

‐15.0%

‐10.0%

‐5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Rata‐rata Kurs Tengah

yoy

Grafik 2.23. Perkembangan Indeks Penghasilan Saat Ini

Dibandingkan 6 Bulan yang Lalu

‐25%

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Penghasilan  saat  ini dibandingkan  6 bln yg  laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Page 49: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

39Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 2.24. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Peralatan Tulis

‐30%

‐20%

‐10%

0%

10%

20%

50 

100 

150 

200 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Prltn Tls yoy

Smb : SPE

Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan, apabila dibandingkan

dengan tahun sebelumnya, maka inflasi pada triwulan II-2011 sedikit mengalami

peningkatan, dari 1,84% menjadi sebesar 2,08% (y.o.y) (grafik 2.25). Kontribusi kenaikan

laju inflasi pada kelompok ini yang terbesar terdapat pada sub-kelompok sarana dan

penunjang transpor. Hal ini disebabkan oleh kebijakan pemerintah dalam menaikkan biaya

pengurusan jasa Surat Tanda Kendaraan Bermotor (STNK) dan biaya perpanjangan,

pembuatan surat izin mengemudi (SIM) pada awal Juli 20104 yang diperkirakan akan

memberikan dampak peningkatan inflasi sub-kelompok dimaksud hingga 1 (satu) tahun

kedepan. Selain itu, juga terdapat beberapa kenaikan jenis tarif layanan yang berkisar antara

80% hingga 100%. Tarif yang mengalami kenaikan di antaranya adalah penerbitan SIM,

pelayanan ujian keterampilan mengemudi melalui simulator, penerbitan STNK, penerbitan

surat tanda coba kendaraan (STCK), dan penerbitan tanda nomor kendaraan bermotor

(TNKB). Tarif layanan surat lainnya yang meningkat tarif pada penerbitan buku pemilik

kendaraan bermotor (BPKB), penerbitan surat mutasi kendaraan ke luar daerah, penerbitan

surat izin senjata api dan bahan peledak, penerbitan surat keterangan catatan kepolisian

(SKCK), penerbitan surat keterangan lapor diri, dan penerbitan kartu sidik jari. Selain dari

kenaikan tarif pengurusan surat-surat, juga terjadi peningkatan tarif untuk pembuatan pelat

nomor kendaraan sebesar 100%. Dampak peningkatan harga minyak dunia pada triwulan I-

2010 (grafik 2.27) diperkirakan juga memicu inflasi pada sub-kelompok dimaksud sejak

triwulan I-2011 dan berlanjut hingga periode laporan, karena akan berdampak pada

peningkatan harga karet dan akhirnya berpengaruh pada harga ban kendaraan.

4 Kenaikan Biaya Perpanjangan STNK Sumbang Inflasi Sulsel, Tribun Timur.com, http://202.146.4.121/read/artikel/121399/sitemap.html.

Page 50: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

40 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

Grafik 2.25. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi

(8)

(6)

(4)

(2)

10 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.t.d

y.o.y

Sumber : BPS diolah

Tabel 2..8. Inflasi Per-Sub Kel.

Transpor-Komunikasi-Jasa Keuangan

2 4 1 2TRANSPOR, KOM. & JK 1.07% 1.75% 1.84% 2.08%

1   Transpor 1.44% 0.46% 0.63% 0.80%2   Kom. & Pengiriman ‐1.56% ‐0.55% ‐0.36% ‐0.13%3   Srn & Penunjang Transpor 4.57% 21.73% 20.50% 21.35%4   Js Keuangan 0.41% 0.00% 0.00% 0.00%

2011KeteranganNo

2010

Namun di sisi lain, inflasi pada sub-kelompok transpor mengalami perlambatan

apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini diperkirakan karena pengaruh dari

Pemilukada di 10 kabupaten di Sulsel pada Juni 2010 sehingga menyebabkan pertumbuhan

pada periode tersebut relatif lebih besar pasca berakhirnya event tersebut.

Grafik 2.26. Perkembangan Inflasi Kelompok Transportasi-Komunikasi-Jasa Keuangan

Sulawesi Selatan

(8)

(6)

(4)

(2)

10 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2008 2009 2010 2011%

y.o.y

q.t.q

Sumber : BPS diolah

Selanjutnya apabila inflasi triwulan II-2011 dibandingkan triwulan sebelumnya (q.t.q),

inflasi kelompok transportasi-komunikasi-jasa keuangan, masih relatif stabil dari 0,36% pada

triwulan I-2011 menjadi 0,38% (q.t.q) pada triwulan laporan (grafik 2.26). Peningkatan laju

inflasi pada kelompok dimaksud terutama dipengaruhi oleh kenaikan inflasi pada sub-

kelompok transpor. Hal tersebut antara lain disebabkan karena relatif menurunnya harga

minyak dunia pada periode laporan sebagai akibat dari melambatnya pertumbuhan Amerika

Page 51: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

41Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

pada triwulan II-2011, sehingga tidak menyebabkan kenaikan harga tiket angkutan udara

pada triwulan II-2011 apabila dibandingkan triwulan I1-2011.

Grafik 2.27. Perkembangan Rata-rata Harga Minyak

Dunia

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

20 

40 

60 

80 

100 

120 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

$/barrel

yoy indeks

Grafik 2.28. Perkembangan Indeks Penjualan Eceran

Kel. Kendaraan & Suku Cadang

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

50 

100 

150 

200 

250 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Kend & Sk Cd

yoy

Smb : SPE

2.1.2. Inflasi Berdasarkan Kota

Dari pergerakan data mengenai pertumbuhan inflasi daerah-daerah yang tergabung

dalam Sulsel dapat diketahui beberapa hal sebagai berikut:

Berdasarkan perbandingan tingkat pertumbuhan inflasi dengan triwulan yang sama

pada tahun sebelumnya, maka kota/daerah yang menunjukkan pergerakan pertumbuhan

inflasi yang paling tinggi adalah Watampone dengan tingkat inflasi sebesar 6,80% pada

triwulan II-2011, meningkat sebesar 1,09%, dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 5,71%.

Pertumbuhan inflasi kedua tertinggi di Sulsel adalah Makassar dengan tingkat inflasi pada

triwulan II-2011 sebesar 6,58% naik dibandingkan triwulan II-2010 yang tercatat sebesar

5,25%. Selanjutnya, kota Palopo mengalami inflasi terbesar ketiga pada periode laporan

yaitu sebesar 5,11%, lebih besar dibandingkan dengan triwulan II-2010 yang tercatat sebesar

3,93%. Kota terakhir yang mengalami peningkatan inflasi terkecil adalah Pare-pare dengan

tingkat inflasi sebesar 4,84%, naik dibandingkan inflasi triwulan II-2010 sebesar 2,61%.

(grafik 2.29).

Apabila dibandingkan inflasi pada triwulan sebelumnya, maka terdapat 2 (dua) kota

yang mengalami peningkatan inflasi dan 2 (dua) kota lainnya mengalami penurunan inflasi.

Kota yang mengalami kenaikan inflasi terbesar adalah Palopo dengan tingkat inflasi pada

triwulan II-2011 sebesar 5,11%, sementara tingkat inflasi pada triwulan I-2011 tercatat

sebesar 3,96%. Kota yang mencatat mengalami peningkatan inflasi terbesar kedua adalah

Watampone dengan tingkat inflasi sebesar 6,80% pada triwulan II-2011, lebih tinggi

dibandingkan triwulan I-2011 yang sebesar 5,97%. Di sisi lain, kota yang tercatat mengalami

perlambatan terbesar adalah Pare-pare dengan tingkat inflasi sebesar 4,84% pada triwulan

II-2011, turun dibandingkan triwulan I-2011 yang sebesar 5,66%. Selanjutnya kota yang

Page 52: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

42 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

mencatat penurunan tingkat inflasi paling kecil adalah Makassar dengan tingkat inflasi

sebesar 6,58% pada triwulan II-2011, turun dibandingkan triwulan I-2011 yang tercatat

sebesar 6,60%.

Grafik 2.29.Perkembangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulsel

0.002.004.006.008.0010.0012.0014.0016.0018.0020.00

I II III IV I II III IV I II III IV I II

2008 2009 2010 2011

Growth  (y.o.y)

Makasar PalopoPare‐pare WatamponeSulawasi Selatan

Hal yang menarik dicermati dari data maupun grafik yang disampaikan adalah

pergerakan pertumbuhan semua kota yang ada di Sulsel terlihat relatif searah dan secara

garis tren menunjukkan indikasi bahwa pergerakan pertumbuhan inflasi yang relatif stabil

sejak akhir 2010. Kota yang pergerakan inflasinya mirip dengan pergerakan inflasi Provinsi

Sulsel secara keseluruhan adalah Makassar. Selain itu, pergerakan inflasi Palopo mengalami

penurunan yang sangat signifikan apabila dibandingkan kota-kota lainnya, dimana sebelum

triwulan I-2010 tingkat inflasinya berada diatas inflasi Sulsel. Namun setelah triwulan I-2010

berada di bawah inflasi Sulsel bahkan sejak triwulan IV-2010 tingkat inflasinya secara rata-

rata paling rendah apabila dibandingkan dengan 3 (tiga kota) lainnya, yaitu Makasar,

Watampone dan Pare-pare. Meski demikian, pada periode laporan inflasi Pare-pare tercatat

paling rendah dibandingkan 3 (kota lainnya)

Berdasarkan bobot inflasi masing-masing kota di Sulsel, Makassar memiliki bobot

inflasi terbesar baik terhadap nasional maupun terhadap Sulsel, yang bobot inflasinya

masing-masing sebesar 2,56% dan 81,27%. Kota kedua yang memiliki bobot inflasi cukup

besar adalah Palopo, yaitu sebesar 0,22% terhadap nasional, sedangkan terhadap Sulsel

sebesar 5,98%. Kota yang terendah bobot inflasinya adalah Watampone dimana bobot

inflasinya terhadap nasional dan terhadap Sulsel berturut-turut sebesar 0,18% dan 5,71%.

Page 53: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

43Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Tabel 2.9. Sumbangan Inflasi 4 (Empat) Kota di Sulsel

Trw II‐2010 Trw IV‐2010 Trw I‐2011 Trw II‐2011

   Watampone 0.17% 0.32% 0.30% 0.32%

   Makassar 2.91% 5.51% 5.32% 5.35%

   Palopo 0.19% 0.36% 0.35% 0.35%

   Pare‐pare 0.19% 0.36% 0.34% 0.35%

Sulawasi Selatan 3.46% 6.56% 6.32% 6.37%

KeteranganSumbangan Inflasi Kota

Kota yang memberikan sumbangan inflasi terbesar untuk Sulsel pada triwulan II-2011

masih diduduki oleh Makassar sebagai kota dengan bobot inflasi terbesar di Sulsel, yaitu

sebesar 5,35%. Nilai tersebut lebih besar apabila dibandingkan triwulan yang sama pada

tahun 2010 sebesar 2,91%. Dan inflasi pada periode laporan juga cenderung lebih tinggi

apabila dibandingkan pada triwulan I-2011 sebesar 5,32%. Kemudian hal yang serupa terjadi

pada 3 (tiga) kota lainnya. Palopo yang menyumbangkan inflasi 0,35% di triwulan II-2011,

atau meningkat apabila dibandingkan triwulan II-2010 sebesar 0,19%, namun sumbangan

inflasi Palopo pada triwulan laporan cenderung tetap apabila dibandingkan periode

sebelumnya sebesar 0,35% (tabel 2.8).

2.2. Disagregasi Inflasi

Selain analisa inflasi berdasarkan pengelompokan Inflasi yang diukur dengan IHK di

Indonesia dikelompokan ke dalam 7 kelompok pengeluaran berdasarkan Classification of

Individual Consumption According to Purpose (COICOP), dilakukan juga analisa disagregasi

inflasi yang membagi inflasi menjadi inflasi inti (core inflation) dan inflasi non-inti (volatile dan

administred inflation). Hal ini dilakukan untuk menghasilkan indikator inflasi yang lebih

menggambarkan pengaruh dari faktor yang bersifat fundamental, dimana inflasi dapat

bersumber dari adanya tekanan dari sisi supply (cost push inflation), dari sisi permintaan

(demand pull inflation), dan ekspektasi inflasi.

Inflasi inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung menetap atau persisten (persistent

component) di dalam pergerakan inflasi dan dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti

interaksi permintaan-penawaran, lingkungan eksternal: nilai tukar, harga komoditi

internasional, inflasi mitra dagang, serta ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen.

Kemudian inflasi non inti, yaitu komponen inflasi yang cenderung tinggi volatilitasnya karena

dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Komponen inflasi non inti terdiri dari inflasi

komponen bergejolak (volatile foods) yang biasa dipengaruhi oleh shocks (kejutan) dalam

kelompok bahan makanan seperti panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga

Page 54: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

44 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

komoditas pangan domestik maupun perkembangan harga komoditas pangan

internasional. Terakhir adalah inflasi komponen harga yang diatur Pemerintah (administered

price), dimana inflasi yang dominan dipengaruhi oleh shocks (kejutan) berupa kebijakan

harga Pemerintah, seperti harga BBM bersubsidi, tarif listrik, tarif angkutan, dan lain-lain.

Grafik 2.30. Sumbangan Inflasi Inti, Administered dan

Volatile

‐1.00%

0.00%

1.00%

2.00%

3.00%

4.00%

5.00%

6.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Administered Inflation

Core Inflation

Volatile Inflation

Grafik 2.31. Pertumbuhan Inflasi Inti, Administered dan

Volatile

‐5.00%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Administered Inflation Core Inflation

Volatile Inflation Total

Sumber: BPS Diolah

Sumbangan inflasi Sulsel, sejak triwulan II-2010 sampai dengan triwulan I-2011

didominasi oleh komponen bergerak (volatile inflation), kemudian pada urutan kedua adalah

inti dan yang terakhir adalah inflasi komponen harga yang diatur pemerintah (administered

inflation). Namun pada triwulan II-2011, sumbangan inflasi terbesar berasal dari inflasi inti

(2,92%) kemudian diikuti dengan volatile inflation (2,78%) dan yang terakhir disumbang

oleh administered inflation (0,67%), lihat grafik 2.30.

Dominasi sumbangan inflasi inti dalam inflasi di Sulsel triwulan II-2011 disebabkan

karena tekanan inflasi dari eksternal seperti bersumber dari kenaikan harga komoditas

internasional sejak akhir tahun 2010 yang berdampak pada peningkatan harga beberapa

komoditas pada inflasi inti seperti emas dan bahan bangunan. Namun penguatan rupiah

menjadi faktor peredam kenaikan harga tersebut sehingga pertumbuhan inflasi inti masih

terkendali.

Apabila dilihat dari sisi pergerakan pertumbuhannya, maka pada triwulan II-2011

volatile inflation tercatat paling tinggi yaitu sebesar 12,50% (y.o.y), meningkat sangat tinggi

apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 7,41% (y.o.y), namun relatif

menurun apabila dibandingkan dengan triwulan I-2011 sebesar 16,78% (y.o.y), lihat grafik

2.31.

2.3 Pemantauan Inflasi oleh KBI

Pada tanggal 14 Juli 2011, dalam rangka penguatan koordinasi antar instansi dalam

rangka pengendalian inflasi Provinsi Sulsel, maka diadakan pertemuan High Level Meeting

Page 55: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

45Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

(HLM) Forum Koordinasi Pemantauan dan Pengendalian Inflasi (FKPPI) bertujuan antara lain

Strategi Pengendalian Inflasi Menjelang Hari Raya Idul Fitri 2011. Pertemuan dimakasud

melibatkan BUMN dan perbankan Sulawesi Selatan dalam pengendalian inflasi.

Adapun hasil dalam pembahasan pertemuan FKPPI dimaksud adalah sebagai berikut:

A. Perkembangan Inflasi Sulsel Menjelang Idul FItri

• Di triwulan II-2011 inflasi Sulsel tercatat 6,37% (yoy), lebih tinggi dari inflasi

nasional yang sebesar 5,54% (yoy). Tingginya angka inflasi Sulsel di tahun 2011

terutama bersumber dari inflasi volatile food yang tercatat mencapai 12,50% (yoy),

jauh lebih tinggi dibandingkan nasional (8,57%; yoy).

• Berdasarkan disagregasinya, volatile food mencatat inflasi tertinggi sebesar 12,50%

(yoy) yang didorong oleh kenaikan harga beras, daging ayam ras, telur ayam, dan

hasil tambak seperti udang dan bandeng. Sementara inflasi inti sebesar 6,04% (yoy)

dan inflasi administered 3,35% (yoy)

• Secara historis Sulawesi Selatan mengalami inflasi tinggi setiap bulan Ramadhan.

Inflasi bulanan Sulsel tercatat selalu berada di atas 1% (mtm). Komoditas yang

memberi sumbangan besar bagi pembentukan inflasi tersebut adalah bahan-bahan

makanan seperti daging ayam ras, beras, tomat, sayur, bandeng, bawang merah,

dan gula pasir.

B. Kesiapan Pasokan Kebutuhan Pokok

• Disperindag Sulsel secara rutin memantau harga dan pasokan bahan kebutuhan

pokok, antara lain beras, gula, tepung terigu, minyak goreng, daging sapi, daging

ayam ras, telur, bahan bakar rumah tangga, dan BBM.

• Berdasarkan hasil pemantauan terakhir, harga bahan kebutuhan pokok yang

mengalami peningkatan harga cukup signifikan adalah daging ayam ras dan telur

ayam. Sementara harga bahan kebutuhan pokok lainnya cukup stabil.

• Hasil pemantauan kepada distributor dan produsen bahan kebutuhan pokok

menunjukkan bahwa pasokan bahan kebutuhan pokok dalam kondisi aman dan

dapat memenuhi kebutuhan hingga setelah hari raya Idul Fitri.

C. Strategi Pengendalian Inflasi Melalui Pasar Murah yang Terkoordinasi

• Inflasi tidak dapat dikendalikan hanya melalui kecukupan stok, karena tingkat

harga juga dipengaruhi oleh spekulasi pedagang dan ekspektasi harga yang

dibentuk masyarakat.

• Penggunaan media massa menjadi penting untuk dilakukan guna memberikan

keyakinan bagi masyarakat bahwa pasokan kebutuhan tersedia secara memadai.

Hal ini dapat meredam kehawatiran masyarakat sehingga praktek pembelian besar-

besaran tidak terjadi.

Page 56: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

46 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II – 2011

• Salah satu rekomendasi yang diberikan dalam rangka pengendalian harga melalui

ekspektasi masyarakat adalah pelaksanaan pasar murah yang terkoordinasi antara

pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, Bank Indonesia, BUMN, dan

perbankan di Sulawesi Selatan.

• Pasar murah tahun 2011 diharapkan dapat mencakup daerah yang lebih luas

meliputi 24 kabupaten/kota se-Sulawesi Selatan.

Adapun rencana tindak lanjut dari pertemuan dimaksud yaitu mengadakan pasar

murah akan diselenggarakan pada awal bulan Agustus 2011, dilaksanakan secara bertahap

(4 tahap). Kemudian pembahasan pasar murah akan menjadi salah satu agenda dalam rapat

koordinasi pengendalian harga menjelang bulan Ramadhan di bawah pimpinan Gubernur

Sulawesi Selatan.

Page 57: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

47Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Bab 3

Perkembangan Perbankan dan Sistem Pembayaran

A. Perbankan

Kinerja perbankan Sulsel pada triwulan II-2011 secara umum mengalami

pertumbuhan yang lebih baik apabila dibandingkan triwulan I-2011. Hal ini tercermin dari

peningkatan beberapa indikator perbankan seperti penyaluran kredit dan LDR, sedangkan

penghimpunan DPK (Dana Pihak Ketiga) mengalami perlambatan. Penyebab meningkatnya

kinerja perbankan tersebut terutama karena peningkatan pertumbuhan di sisi kredit pada

Bank Umum konvensional, selain itu kinerja Bank Syariah yang juga menunjukan

peningkatan pertumbuhan pada penyaluran kredit. Sejalan dengan itu, kinerja intermediasi

perbankan yang dicerminkan oleh nilai LDR (Loan to Deposit Ratio) secara keseluruhan

mengalami peningkatan pertumbuhan, terutama karena pertumbuhan kredit melebihi

pertumbuhan DPK. Sedangkan NPLs (Non Performing Loans) Bank Umum pada triwulan

laporan secara gross adalah sebesar 3,36%, masih berada dibawah batas aman 5,00%.

Meski di sisi lain, perkembangan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) relatif menurun namun masih

pada tingkat yang moderat.

3.1. Kondisi Umum

3.1.1 Perkembangan Kelembagaan

Dari sisi kelembagaan, pada triwulan II-2011, jumlah bank di Sulsel bertambah 1

(satu) bank yaitu BPD Jabar Banten.

Tabel 3.1 Perkembangan Kelembagaan Bank Umum Sulawesi Selatan

1 2 3 4 1 2

Jumlah Bank 66 67 69 69 68 69

39 40 40 40 41 42

Konvensional 30 30 30 30 31 32Syariah 4 5 5 5 5 5UUS 5 5 5 5 5 5

27 27 27 27 27 27

694 700 701 703 705 706Sumber: Statistik Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA)

2011

Bank Umum

BPR

Jumlah Kantor Bank

Kelembagaan2010

Page 58: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

48 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Bank umum konvensional memiliki komposisi terbesar diantara lainnya dengan

jumlah mencapai 42. Sementara itu jumlah BPR tidak mengalami perubahan dari triwulan

sebelumnya, yaitu 27 bank sehingga jumlah kantor bank keseluruhan menjadi 706 kantor

bank (tabel 3.1).

3.1.2 Perkembangan Aset Perbankan

Total aset Bank Umum pada triwulan II-2011 tumbuh sebesar 22,02% menjadi

Rp56,27 triliun, sedikit lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 yang mengalami

pertumbuhan sebesar 27,2% (tabel 3.2). Peningkatan pertumbuhan terbesar disebabkan

oleh meningkatnya pertumbuhan bank asing-campuran yaitu 19,80% (y.o.y) pada triwulan

sebelumnya, meningkat menjadi 72,66% (y.o.y) pada triwulan laporan. Sementara

pertumbuhan tahunan (y.o.y) aset bank swasta nasional dan bank pemerintah mengalami

penurunan pertumbuhan yaitu masing-masing sebesar dari 34,19% (y.o.y) dan 23,08% pada

triwulan I-2011 menjadi 22,06% (y.o.y) dan 21,18% pada triwulan II-2011.

Tabel 3.2Aset Bank Umum Berdasarkan Kelompok Bank

3.2. Intermediasi Perbankan

Kinerja intermediasi perbankan tercermin dari trend pergerakan LDR pada triwulan

II-2011 sebesar 127,9% mengalami peningkatan apabila dibandingkan dengan triwulan

I-2011 yaitu sebesar 124,2%. Peningkatan tersebut terutama karena peningkatan penyaluran

kredit lebih besar dibandingkan peningkatan DPK yang dihimpun pada triwulan I-2011.

3.2.1 Perkembangan Dana Masyarakat

Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum pada triwulan II-2011

mencapai Rp39,16 triliun, mengalami perlambatan pertumbuhan dari 24,14% (y.o.y) pada

triwulan I-2011 menjadi 19,6% (y.o.y); tabel 3.3. Perlambatan pertumbuhan DPK ini

terutama karena terjadi perlambatan pertumbuhan pada giro dan tabungan. Giro dan

tabungan masing-masing tercatat tumbuh lebih rendah dari 26,6% dan 33,9% di triwulan

I II III IV I II* I II III IV I II*

11,91% 18,61% 21,17% 20,84% 27,17% 22,02% 42.063,0   46.117,2   48.938,0   52.864,7   53.129,6   56.271,1  

11,66% 13,42% 14,25% 14,56% 23,08% 21,18% 26.150,9   28.122,5   29.703,9   32.233,4   31.509,2   34.079,0  

17,24% 32,11% 38,85% 37,64% 34,19% 22,06% 15.573,5   17.546,4   18.765,3   20.188,5   20.868,6   21.418,0  

‐61,66% ‐44,41% ‐46,40% ‐52,98% 19,80% 72,66% 338,6        448,3        468,8        442,8        751,8        774,0       

Total Aset

‐ Bank Pemerintah

‐ Bank Swasta Nasional

‐ Bank Asing dan Campuran

KOMPONEN 2010 2011 2010 2011

Pertumbuhan (y.o.y) Nominal (Rp Miliar)

Page 59: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

49Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

sebelumnya menjadi 9,4% dan 8,9% (y.o.y) pada triwulan laporan. Sementara itu deposito

mengalami kenaikan pertumbuhan dari 9,15% menjadi 12,18% (y.o.y).

Peningkatan pertumbuhan deposito diduga sebagai akibat banyaknya peminat

nasabah yang ingin mengambil manfaat dari promosi suku bunga yang kompetitif di atas

suku bunga tabungan yang dilakukan oleh beberapa Bank umum di Sulsel.

Tabel 3.3. Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum

3.2.2 Penyaluran Kredit

Pada triwulan II-2011, pertumbuhan kredit perbankan di Sulsel juga mengalami

peningkatan menjadi 25,6% (y.o.y) dibandingkan triwulan I-2011 sebesar 25,6% (y.o.y);

tabel 3.4. Salah satu faktor utama penyebab meningkatnya penyaluran kredit di Sulsel karena

penambahan 1 (satu) bank pemerintah di Sulsel sehingga mendorong peningkatan

penyaluran kredit.

Peningkatan ini terutama disebabkan kenaikan pertumbuhan pada kredit modal kerja

dan kredit investasi. Kenaikan pada kredit modal kerja diperkirakan sebagai dampak dari

ekspektasi kondisi perekonomian daerah yang cenderung meningkat pada triwulan II-2011,

dimana hal tersebut sejalan dengan hasil Survei Konsumen pada bulan Juni 2011 (grafik 3.1).

Tabel 3.4Penyaluran Kredit/Pembiayaan Bank Umum Per Jenis Penggunaan

Kondisi ekonomi yang cenderung membaik mengakibatkan masyarakat menjadi

lebih optimis dalam membuat keputusan terkait pengajuan kredit konsumsi, sehingga kredit

konsumsi meningkat cukup besar pada triwulan laporan, dari 25,4% menjadi 26,0% (y.o.y).

Peningkatan kredit konsumsi dimaksud, relatif sejalan dengan hasil Survey Konsumen yang

menunjukkan bahwa ekspektasi masyarakat akan penghasilan mereka pada 2 (dua) triwulan

mendatang cenderung meningkat apabila dibandingkan triwulan berjalan. Hal ini sejalan

II III IV I II* I II III IV I II*10,95% 15,31% 11,00% 24,14% 19,56% 32.753         33.959         37.299          37.461        39.159           

   a. Giro 13,22% 20,41% 12,69% 26,55% 17,16% 5.731           5.948           5.628            6.516          6.715                b. Tabungan 10,34% 22,10% 13,02% 33,87% 24,92% 16.737         18.274         20.865          19.648        20.907              c. Deposito 10,71% 2,01% 6,50% 9,15% 12,18% 10.284         9.738           10.806          11.298        11.537           

21,16% 21,40% 18,10% 25,59% 25,58% 39.884         41.120         43.025          46.520        50.085           121,8% 121,1% 115,4% 124,2% 127,9%2,9% 3,1% 2,9% 3,2% 3,4%

Catatan: Mulai Januari 2010 sistem pencatatan data perbankan menggunakan sistem Basel II

4. NPLs Gross (%)3. LDR (%)2. Kredit

2011 2011Nominal (Rp Milyar)Pertumbuhan (y.o.y)

2010

1. DPK

2010KOMPONEN

II III IV I II* II III IV I II*21,16% 21,40% 18,10% 25,59% 25,58% 39.883 41.120 43.026 46.520 50.084

‐ Modal Kerja 12,34% 13,56% 13,21% 24,49% 26,40% 14.873 15.424 16.610 17.247 18.799‐ Investasi 30,70% 26,60% 32,36% 18,72% 23,14% 8.143 7.976 8.961 9.148 10.027‐ Konsumsi 25,41% 26,66% 16,45% 29,99% 26,03% 16.867 17.720 17.455 20.125 21.258*Angka Sementara

Kredit (lokasi proyek)

Nominal (Rp Milyar)Pertumbuhan (y.o.y)2010 2011

KOMPONEN

Page 60: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

50 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

dengan adanya pembayaran Gaji ke-13 untuk PNS dan adanya Tunjangan Hari raya (THR)

yang akan dibayarkan pada pertengahan Agustus 2011.

Grafik 3.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 3.2. Perkembangan Indeks Ekspektasi

Penghasilan 6 bln y.a.d

Pertumbuhan kredit modal kerja pada triwulan II-2011 tercatat mengalami

peningkatan cukup tinggi apabila dibandingkan pada periode sebelumnya dari 24,5%

menjadi 26,4% (y.o.y). Namun demikian, kondisi tersebut masih belum dapat merubah

struktur kredit Sulsel, dimana share kredit konsumsi masih menempati posisi pertama paling

besar yaitu Rp21,3 triliun (43%), diikuti kredit modal kerja Rp18,8 triliun (37%) dan kredit

investasi Rp10,0 triliun (20%) (grafik 3.4.).

Grafik 3.3 Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum

Per Jenis Penggunaan

Grafik 3.4 Pangsa Kredit/Pembiayaan Bank Umum

Per Sektor Ekonomi

Secara sektoral, penyaluran kredit pada triwulan II-2011 masih tetap didominasi 3

(tiga) sektor utama yaitu sektor lain-lain (konsumsi), sektor perdagangan dan sektor industri

pengolahan masing-masing sebesar 45,86%, 27,32% dan 7,93% (grafik 3.4). Sementara 3

(tiga) sektor ekonomi yang mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan,

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

105

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2

2010 2011

Indeks Ekspektasi  Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

110

115

120

125

130

135

140

145

150

155

1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Indeks ekspektasi penghasilan 6 bln yg akan dtgy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Modal Kerja37%

Investasi20%

Konsumsi43%

Page 61: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

51Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

dibandingkan triwulan I-2011, yaitu sektor perdagangan, jasa dunia usaha, dan

pengangkutan.

Peningkatan pertumbuhan tertinggi terjadi pada sektor jasa dunia usaha, yaitu dari

75,6% pada triwulan lalu menjadi 79,67% pada triwulan II-2011 (tabel 3.5). Kredit di sektor

pertanian juga meningkat signifikan dari negatif 2,9% menjadi 57,17% (y.o.y). Sektor

pertambangan juga yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan

yaitu sebesar 60,84% (y.o.y), apabila dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 28,95%

(y.o.y). Peningkatan pertumbuhan kredit di sektor jasa dunia usaha, konstruksi dan

perdagangan sejalan dengan beberapa langkah kerjasama yang dilakukan pemerintah dan

adanya program bank yang secara langsung maupun tidak langsung berdampak pada

peningkatan kredit pada sektor-sektor tersebut.

Peningkatan pada sektor jasa dunia usaha diduga juga terkait erat dengan program

dukungan kepada MKM (Mikro Kecil dan Menengah) tahun 2011, dimana salah satu fokus

perbankan nasional, termasuk Sulsel, adalah penyaluran kredit Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM). Selain melakukan pendekatan kepada komunitas usaha potensial yang

dikembangkan berbentuk cluster, bank juga bekerjasama dengan departemen teknis, dalam

penyaluran kredit bagi usaha sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan. Hal-hal tersebut

mempengaruhi jumlah alokasi dana kredit bank yang meningkat untuk MKM.

Selain itu, peningkatan pertumbuhan kredit untuk sektor konstruksi pada triwulan

laporan diduga karena sejak awal Maret 2011, Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional

Indonesia (Gapeksindo) Sulsel bekerjasama dengan perbankan untuk membiayai sektor jasa

konstruksi, khususnya untuk properti dan perumahan. Saat ini Gapeksindo Sulsel sudah

bekerja sama dengan BRI cabang Makassar untuk pemberian kredit modal kerja. Kredit yang

diberikan kepada anggota Gapeksindo Sulsel, disalurkan tanpa menggunakan agunan,

dimana “Surat Perintah Kerja” (SPK) sudah bisa dijadikan jaminan pengambilan kredit.

Selanjutnya meningkatnya pertumbuhan kredit di sektor perdagangan, sejalan

dengan membaiknya perkembangan ekonomi Sulsel. Secara tidak langsung kondisi tersebut

akan meningkatkan prospek bisnis di kawasan Indonesia bagian timur, khususnya Makassar

yang menjadi kota sentra bisnis, terutama dari sisi perdagangan, agro industri, hasil usaha

laut, furniture dan pariwisata. Sehubungan dengan itu, sejak awal tahun PT Bank Rakyat

Indonesia Tbk (Persero) berusaha membantu dan mengembangkan pelaku bisnis ekspor dan

impor untuk prospek bisnis di kawasan Indonesia Timur dengan cara melakukan sosialisasi

yang menginformasikan bahwa BRI akan membantu para pengusaha yang akan melakukan

perdagangan internasional maupun domestik dengan menyediakan layanan transaksi

pembayaran internasional yang meliputi Internasional Trade berupa Penerbitan LC impor,

Jasa Penagihan Ekspor, Pembiayaan dalam rangka ekspor ( Pre-shipment Financing & Post-

shipment Financing) dan Domestik trade berupa Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri

Page 62: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

52

(SKBDN)

aman d

trade ke

dengan

potensia

sektor d

juga me

non per

yaitu se

dibandin

Kredit

Pertanian

Pertambangan

Industri Pengo

Listrik, Gas, Air

Konstruksi

Perdagangan

Pengangkutan

Jasa Dunia Usa

Jasa Sosial Mas

Lain‐lain

* Angka Semen

KOMP

*Angka Seme

KOM

NPL Gross

Triwulan II

), Bill Purcha

an terperca

e luar neger

dukungan

al, sehingga

dimaksud.

Pert

Dari aspek p

enunjukkan

rforming loa

besar 3,36%

ngkan triwu

n

lahan

r

aha

syarakat

ntara

PONEN

entara

MPONEN

- 2011

ase Financin

ya sehingga

i maupun d

perbankan

a pada akhir

tumbuhan T

pengelolaan

kondisi yan

an (NPL) Ba

%, meski N

ulan I-2011 s

Perk

II III17,36% 21,16‐51,20% ‐58,1552,87% 20,56‐3,48% 6,52

301,55% 146,806,85% 12,533,62% 16,62

19,06% ‐3,73‐49,89% ‐46,50370,19% 275,1045,46% 37,42

Pe2010

I3,82%

ng serta Ga

a sangat me

omestik. Ha

n untuk m

rnya akan m

ahunan Kre

n manajeme

ng cenderun

nk Umum y

NPL pada pe

sebesar 3,25

kembangan

GNPLs Pe

IV6% 21,40%5% ‐52,69%6% 64,37%2% 23,36%0% 73,72%3% 20,40%2% 14,16%3% ‐14,66%0% ‐19,70%0% 337,69%2% 22,23%

ertumbuhan (y.o.y)

II III3,05% 4,08%

2009

Kaj

ransi (SBLC

embantu pa

al tersebut s

enyalurkan

mendorong p

Tabel 3.5

edit/Pembiay

en risiko, pe

ng membaik

yang terjaga

eriode lapor

5% (tabel 3

Tabel 3.6 NPLs Gross

Grafik 3.5 r Sektor Eko

I II*18,10% 25,59%‐2,90% 54,26%28,95% 60,84%26,66% 21,16%23,61% ‐5,16%48,34% 25,71%32,43% 38,86%‐11,53% ‐1,36%75,55% 155,22%11,16% ‐5,22%20,97% 17,41%

2011

IV I3,08% 3,

jian Ekonom

) dengan ke

ara pelaku u

ecara tidak

kredit kep

peningkatan

yaan Per Sek

erbankan di

k, tercermin

a pada level

ran mengala

.6).

Bank Umum

onomi

II% 39.884             % 448                   % 260                   % 3.278                % 299                   % 2.319                % 9.853                % 1.285                % 899                   % 1.679                % 19.563             

2

II,47% 2,95%

201

mi Regional

euntungan

usaha yang

langsung ju

pada para

n pertumbu

ktor Ekonom

Sulsel pada

dari rasio k

l yang aman

ami sedikit

m

III IV41.120 43.025      

413       468             263       331             

3.367    3.884         418       441             

2.530    2.679         11.435 12.678      1.021    1.005         986       1.578         

1.462    1.641         19.226 18.321      

Nominal (Rp. M2010

III IV3,06% 2,9

10

Sulawesi Se

komparatif

ingin melak

uga berhubu

pengusaha

han kredit u

mi

a triwulan II-

kredit macet

n (dibawah

kenaikan ap

I5 46.520                 8 499                       1 339                       4 3.701                   1 420                       9 2.870                   8 11.995                 5 1.040                   8 1.932                   1 1.685                   1 22.039                 

2011Milyar)

2011I

94% 3,25%

elatan

yang

kukan

ungan

yang

untuk

-2011

t atau

5%),

pabila

II*50.085     

692         418         

3.971      284         

2.915      13.683     1.267      2.296      1.591      

22.968     

II*3,36%

Page 63: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Kajia

12,79

masin

sekto

seper

triwu

untu

3.2.3

debit

Bank

kredi

Mene

kredi

ekon

masih

54%

sebes

Pe

apab

26%

signif

peng

KreditPertanPertamIndustrListrik, KonstruPerdagPenganJasa DuJasa SoLain‐lai* Angk

K

an Ekonomi

Secara se

9% (grafik

ng-masing N

or pertanian

rti cuaca es

ulan II-2011.

k membaya

3 Kredit U

Berdasar

tur, sebagi

k Umum Su

t/pembiayaa

engah

t/pembiayaa

nomi per J

h didomina

, kemudian

sar 9% (gra

rtumbuhan

Kinerja p

bila dibandin

(y.o.y) (tab

fikan kecua

golahan, sek

ianmbanganri PengolahanGas, Airuksiganganngkutanunia Usahaosial Masyarakatina Sementara

KOMPONEN

Regional Su

ektoral, NPL

3.4). Kemu

NPL-nya ada

n diduga ter

sktrim yang

. Hal ini kem

r kreditnya.

UMKM

rkan segmen

an besar kr

ulsel diklasif

an Mikro

(MKM).

an MKM

Juni 2011

si oleh sekt

n diikuti ole

fik 3.5).

Kredit/Pem

pertumbuha

ngkan pertu

bel 3.7.). Be

li 5 (lima) s

ktor listrik, g

II‐16%‐63%92%42%

257%14%‐15%87%‐41%332%‐26%

20

ulawesi Sela

L tertinggi t

udian diikut

alah sebesa

rjadi karena

terjadi pad

mudian mem

ntasi skala u

redit/pembia

fikasikan se

o, Kecil

. Pa

per s

sebagian

tor perdaga

h sektor lai

mbiayaan Mi

n kredit/pem

umbuhan tri

berapa sekt

sektor yang

gas, air, sek

III IV‐46% ‐51%‐47% ‐53%40% 281%62% 59%

149% 160%30% 20%8% ‐1%

69% 45%‐43% ‐50%279% 336%‐92% ‐96%

Pertumbuhan (y.010

atan

terjadi terda

ti oleh sekt

r 5,28% da

ketergantu

da triwulan

mpengaruhi

usaha

ayaan

ebagai

dan

angsa

sektor

besar

angan

n-lain

Tabel 3.7kro, Kecil da

mbiayaan M

wulan I-201

tor mengala

mengalami

ktor konstru

I I% ‐13%% 106%% 240%% 128%% 900%% 182%% 65%% 69%% 20%% 10%% ‐80%

.o.y)2011

apat pada se

tor jasa dun

an 5,27%. R

ungan yang

sebelumny

pendapatan

7. an Menenga

MKM secara

11, yaitu da

mi peningk

perlambata

uksi, sektor

I* II26% 12.463      

170% 193            461% 31              19% 700            ‐4% 29              8% 1.126        

47% 5.806        91% 346            49% 719            ‐5% 1.389        

‐34% 2.125        

Pangsa Kredi

Triwu

ektor pertan

nia usaha d

Rasio NPL ya

cukup besa

ya dan mas

n atau kema

ah (MKM) Ba

tahunan m

ari negatif 1

katan pertum

an, yaitu ad

perdagang

III I13.311       13      

314                     48                       

781                     40                       

1.245         1        7.588         7        342                     677                     

1.288         1        989                     

Nominal 2010

Grafik 3it/pembiayaaPer Sektor Ek

ulan II - 2011

nian yang m

dan konstru

ang sangat

ar pada fak

ih berdamp

ampuan par

ank Umum (

mengalami p

13% menjad

mbuhan yan

dalah sektor

an dan se

V I3.094 14.970        272    346             75      105             

835    830             30      29               

1.201 1.207          7.748 7.972          371    418             677    902             

1.377 1.480          509    1.681          

2(Rp. Milyar)

3.6 an MKM Bankkonomi

53

mencapai

ksi yang

tinggi di

ktor alam

pak pada

ra petani

(y.o.y)

erbaikan

di positif

ng cukup

r industri

ktor jasa

II*15.753        

520              172              833              28                

1.212          8.530          660              

1.072          1.320          1.406          

011

k Umum

Page 64: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

54 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

sosial masyarakat. Peningkatan pertumbuhan kredit MKM tersebut sejalan dengan

membaiknya kinerja pertumbuhan kredit MKM secara total pada triwulan II-2011.

3.3. Perbankan Syariah

Pada triwulan laporan, jumlah perbankan syariah tidak mengalami perubahan

dibandingkan triwulan II-2011, yakni sebanyak 10 Bank Syariah yang terdiri dari 5 (lima)

Bank Umum Syariah dan 5 (lima) Unit Usaha Syariah. Posisi ini masih tetap sama

dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Tabel 3.8. Perkembangan Bank Umum Syariah

Kinerja perbankan Syariah Sulsel pada triwulan II-2011 cenderung membaik

dibandingkan triwulan I-2011. Hal ini tercermin dari peningkatan pertumbuhan beberapa

indikator yaitu total aset, Dana Pihak Ketiga (DPK) pembiayaan dan Finance to Deposit Ratio

(FDR) dibandingkan triwulan sebelumnya (tabel 3.8.). Peningkatan pembiayaan dan FDR

disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan DPK cenderung lebih lambat apabila

dibandingkan pertumbuhan pembiayaan. Di sisi lain, meskipun terjadi peningkatan

pembiayaan kualitas pembiayaan tetap terjaga pada level yang aman dan cenderung semakin

membaik. Hal ini tercermin dari nilai Non Performing Loans (NPLs) secara gross yang tetap

stabil di 2,5%

3.4. Perbankan BPR

Dari sisi kelembagaan, jumlah jaringan kantor BPR yang beroperasi pada triwulan

II-2011 (per Juni 2011), tidak mengalami perubahan sehingga jumlahnya tetap 53 kantor.

Pada triwulan II-2011, total aset perbankan kelompok BPR/S tercatat tumbuh sebesar

17,2% (y.o.y) menjadi Rp73,6 milyar meskipun posisi ini lebih rendah apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya yang tumbuh 23,2% (y.o.y) atau sebesar Rp92,4 milyar (grafik 3.6.).

Pertumbuhan aset ini terutama bersumber dari pertumbuhan kredit/pembiayaan yang cukup

tinggi.

Penghimpunan Dana Pihak Ketiga BPR/S mengalami peningkatan pertumbuhan yaitu

menjadi sebesar 54,04% (y.o.y) pada triwulan II-2011 dari triwulan sebelumnya yang tumbuh

II III IV I II* II III IV I II*1. DPK 8,01% 10,53% 32,69% 41,75% 43,12% 900.645       952.409      1.192.436   1.253.507   1.289.007     a. Giro ‐41,59% ‐10,36% 46,32% 103,24% 65,04% 92.942          130.683      208.597      162.304      153.395        b. Tabungan 15,93% 24,79% 32,78% 44,17% 43,91% 395.693       414.327      479.013      544.776      569.442        c. Deposito 23,56% 6,13% 27,69% 28,09% 37,42% 412.010       407.399      504.826      546.427      566.170     2. Pembiayaan 9,26% 37,44% 41,08% 58,88% 72,94% 1.536.028    1.954.476   2.020.185   2.357.987   2.656.380  3. FDR (%) 170,5% 205,2% 169,4% 188,1% 206,1%4. NPFs Gross (%) 4,9% 3,9% 3,0% 2,5% 2,5%Catatan: Mulai Januari 2010 sistem pencatatan data perbankan menggunakan sistem Basel II

Pertumbuhan (y.o.y) Nominal (Rp. Milyar)2010 2011 2010 2011KOMPONEN

Page 65: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

Kajia

39,48

tumb

3.7.)

triwu

I-201

yang

B.

penin

deng

3.5.

inflow

mele

terse

sebes

musi

cuti b

an Ekonomi

8% (y.o.y).

buh 46,73%

.

GPerkemb

Rasio pe

ulan laporan

1 yang seb

dihimpun p

Sistem

Nilai tra

ngkatan, sej

gan meningk

Perkemb

Pada triw

w sebesar

bihi aliran u

but menuru

sar Rp1,08

man sejalan

bersama, da

Regional Su

Pada triwu

% (y.o.y), le

Grafik 3.7. angan Aset

erbandingan

n tercatat se

besar 158,3

pada triwula

Pembayar

ansaksi tun

jalan denga

katnya peny

bangan Ali

wulan II-201

Rp0,19 trili

uang keluar

un dibandin

triliun. Pen

n dengan m

an Hari Raya

ulawesi Sela

ulan laporan

ebih tinggi

BPR/S

n kredit/pe

ebesar 154,1

%. Penurun

an II-2011.

ran

ai maupun

n masih tin

yaluran kred

ran Uang K

11, perkemb

un yaitu al

r ke Bank In

ngkan deng

nurunan net

eningkatnya

a Keagamaa

atan

, kredit/pem

dibandingka

Pe

mbiayaan d

1%, sedikit

nan LDR in

n non tun

gginya pert

it dan LDR d

Kartal Masu

bangan alira

iran uang

ndonesia (o

gan triwula

t inflow pa

a kebutuhan

n pada triw

mbiayaan ya

an triwulan

erkembanga

dengan Da

lebih renda

i lebih dise

ai pada tr

tumbuhan e

di Sulsel pad

uk (Inflow)

an uang ka

masuk ke d

outflow). Pe

n I-2011, y

da triwulan

n uang kart

ulan II-2011

Triwu

ng berhasil

n sebelumny

Grafik 3.8.an DPK, Kred

ana Pihak

h dibanding

babkan ole

riwulan II-2

ekonomi Sul

da triwulan

) dan Kelua

rtal di Sulse

dalam Bank

rkembangan

yang menu

n laporan te

tal karena lib

.

ulan II - 2011

disalurkan o

ya (41,51%

. dit & LDR BP

Ketiga BPR

g LDR pada

h peningka

2011 menu

lsel dan jug

laporan.

ar (Outflow

el menunjuk

k Indonesia

n aliran uan

njukkan ne

erjadi karen

buran anak

55

oleh BPR

%) (grafik

PR/S

R/S pada

triwulan

tan DPK

unjukkan

a sejalan

w)

kkan net

(inflow)

ng kartal

et inflow

na faktor

sekolah,

Page 66: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

56

Al

J

atau me

Namun

yaitu m

triwulan

aktivitas

perteng

serta al

dibandin

3.6. P

secara b

seluruh

tidak lay

(PTTB). P

dibukuk

dibandin

Menuru

berhasil

menjaga

pertumb

cukup s

sebelum

28.2% (

Triwulan II

Gliran Uang K

Jumlah alira

enurun diba

aliran uang

encatat pen

n II-2011,

s masyaraka

ahan tahun

liran uang

ngkan triwu

Pemberian

Dalam rang

berkala me

daerah di S

yak edar (U

Pada triwula

kan sebaga

ngkan PTT

nnya juml

nya kebijaka

a kondisi ua

buhan aliran

signifikan pa

mnya hanya

(yoy) pada t

- 2011

Grafik 3.9 Kartal Masu

an uang ma

ndingkan tr

g keluar (out

ningkatan d

peningkatan

at dan po

n yang meny

yang masu

ulan sebelum

Tanda Tid

gka menerap

elakukan ke

Sulawesi Se

TLE) dengan

an II-2011, j

ai PTTB te

B pada tr

ah uang ti

an clean mo

ang layak ed

n uang kar

ada periode

tumbuh 26

triwulan I-20

k (Inflow)

asuk (inflow

riwulan I-20

tflow) dari B

dari Rp1,25

n konsums

la pembiay

yebabkan a

uk (inflow)

mnya.

ak Berharg

pkan kebija

egiatan pen

latan. Selain

n terlebih d

jumlah uang

ercatat seb

riwulan I-20

dak layak e

oney policy

dar di masya

rtal yang m

e laporan ya

6.3% (yoy).

011 menjadi

Kaj

A

w) triwulan

11 yang ter

Bank Indone

triliun men

i masyarak

yaan proye

aliran uang y

relatif me

ga (PTTB)

kan clean m

ukaran uan

n itu juga m

dahulu mela

g kartal den

besar Rp0,

011 yaitu

edar pada

yang ditera

arakat sema

masuk (inflow

ang mencap

Di sisi lain

i 4.5% pada

jian Ekonom

Aliran Uang

II-2011 ter

rcatat sebesa

esia menunj

njadi Rp1,9

at dan pe

k-proyek ya

yang keluar

enurun pad

money polic

ng dan kas

melakukan

kukan pem

ngan kondis

72 triliun,

sebesar R

periode lap

apkan oleh

akin baik. H

w) ke Bank

pai 246,3%

pertumbuh

a periode lap

mi Regional

Grafik 3.10 Kartal Kelu

catat sebes

ar Rp2,33 tr

jukan arah y

1 triliun (gr

merintah d

ang mulai

r (outflow) r

da triwulan

cy, Bank Ind

s keliling ya

kegiatan pe

berian tand

i tidak layak

relatif m

Rp1,33 triliu

poran, menu

KBI Makass

Hal tersebut

k Indonesia

(yoy) dima

han PTTB jau

poran.

Sulawesi Se

uar (Outflow

ar Rp2,10 t

riliun (grafik

yang berlaw

rafik 3.10).

dipengaruhi

terealisasi

relatif meni

II-2011 ap

donesia Mak

ang menjan

emusnahan

da tidak ber

k edar yang

menurun ap

un (grafik

unjukan sem

sar dalam ra

juga terliha

yang meni

ana pada pe

uh menurun

elatan

w)

triliun

k 4.1).

wanan

Pada

oleh

pada

ngkat

pabila

kassar

ngkau

uang

harga

telah

pabila

4.3).

makin

angka

at dari

ngkat

eriode

n dari

Page 67: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

57Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Grafik 3.11 Pemberian Tanda Tidak Berharga dan Inflow

3.7. Perkembangan Temuan Uang Palsu

Jumlah temuan uang palsu di KBI

Makassar selama triwulan laporan tercatat

sebanyak 217 lembar dengan nilai nominal

sebesar Rp14,07 juta, mengalami penurunan

apabila dibandingkan triwulan sebelumnya

sebanyak 439 lembar dengan nominal sebesar

Rp27,75 juta. Berdasarkan jenis pecahan,

selama triwulan I-2011 (grafik 3.12 dan tabel

3.9), uang kertas yang paling banyak dipalsukan

adalah pecahan Rp50.000,- sebanyak

131 lembar (60,4%), diikuti pecahan Rp100.000,- sebanyak 73 lembar (24,21%), pecahan

Rp20.000 sebanyak 9 lembar (4,1%), dan pecahan Rp10.000 sebanyak 4 lembar (1.8%).

Tidak didapati uang palsu untuk pecahan kecil, seperti pecahan Rp5.000,-, Rp2.000,- dan

Rp1.000,- .

‐200%

‐100%

0%

100%

200%

300%

400%

500%

600%

700%

0.0

0.5

1.0

1.5

2.0

2.5

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

PTTB

 / Inflow

Inflow

 & PTTB (Triliun Rp)

Inflow

PTTB

PTTB/Inflow

Series4

Grafik 3.12 Proporsi Jumlah Lembar Uang Palsu

Berdasarkan Pecahan Triwulan II-2011

100,000 24.21%

50,000 60.4%

20,000 4.1%

10,000 1.8%

5,000 0.0%

2,000 0.0%1,000 

0.0%

Page 68: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

58 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

3.8. Perkembangan Transaksi RTGS dan Kliring

3.8.1 Perkembangan RTGS

Secara total, nilai transaksi BI-RTGS Sulsel hingga akhir triwulan II-2011 meningkat

menjadi Rp38,2 triliun atau tumbuh sebesar 9,1% (y.o.y) dibandingkan triwulan sebelumnya

sebesar Rp29,8 triliun yang hanya tumbuh sebesar 0,3% (y.o.y), lihat grafik 4.5. Transaksi BI-

RTGS dalam periode laporan masih didominasi oleh aliran dana yang masuk (incoming) ke

perbankan Sulsel dengan nilai sebesar Rp26,1 triliun, lebih tinggi dibandingkan aliran yang

keluar (outgoing) dari perbankan Sulsel yang tercatat sebesar Rp12,2 triliun.

Pada triwulan II-2011, pertumbuhan aliran dana yang masuk (incoming) ke

perbankan Sulsel via RTGS menunjukkan peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya,

yaitu dari 12,6% menjadi 16,1% (y.o.y) (grafik 4.6), terutama karena mulai meningkatnya

Tabel 3.9Perkembangan Temuan Uang Palsu di Wilker KBI Makassar Triwulan II-2011

Periode Pecahan                   

Total      100,000  

       50,000  

       20,000  

       10,000  

         5,000  

         2,000  

         1,000  

Trw IV‐2008  62   123   11   5   2   0   0   203  Trw I‐2009  44   116   9   4   2   0   0   175  Trw II‐2009  58   87   11   4   1   0   1   162  Trw III‐2009  103   277   8   8   19   0   0   415  Trw IV‐2009  139   183   8   3   5   0   0   338  Trw I‐2010  97   181   13   8   2   0   0   301  Trw II‐2010  127   123   8   4   4   2   0   268  Trw III‐2010  153   125   15   0   10   1   0   304  Trw IV‐2010  116   242   32   2   1   1   0   394  Trw I‐2011  126   299   7   5   2   0   0   439  Trw II‐2011  73   131   9   4   0   0   0   217  Trw III‐2011                       0  Trw IV‐2011                       0  

Sumber : Bank Indonesia                      

Grafik 3.13. Transaksi RTGS – Total Transaksi

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

10 

15 

20 

25 

30 

35 

40 

45 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Total

Y.O.Y

Triliun

 Rp

Page 69: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

59Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

realisasi pembayaran untuk keperluan proyek-proyek pemerintah pada triwulan laporan. Hal

yang serupa terjadi pada pertumbuhan aliran dana yang keluar via RTGS (outgoing) pada

triwulan laporan juga mengalami peningkatan apabila dibandingkan triwulan I-2011, yaitu

dari negatif 18,2% tumbuh menjadi negatif 3,4% (yoy), lihat grafik 4.7. Peningkatan

tersebut diperkirakan karena mulai meningkatnya aktivitas transaksi masyarakat, swasta dan

pemerintah pada pertengahan tahun dibandingkan periode awal tahun, dimana hal ini

sejalan dengan pergerakan perekonomian Sulsel.

Grafik 3.14. Transaksi RTGS – Incoming

Grafik 3.15. Transaksi RTGS – Outgoing

3.8.2 Perkembangan Kliring

Secara nominal perputaran kliring pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp8,3 triliun

atau tumbuh sebesar 12,71% (yoy). Secara nominal dan pertumbuhan jumlah kliring pada

triwulan II-2011 relatif sama dibandingkan triwulan I-2011, yaitu Rp8,2 triliun dan 12.86%

(y.o.y), lihat tabel 4.2.

Pertumbuhan kliring pada triwulan II-2011 diduga terkait dengan meningkatnya

peran perbankan dalam penyaluran kreditnya. Hal ini tercermin dari kinerja perbankan Sulsel

yang pertumbuhan kredit dan LDR-nya meningkat pada periode laporan. Peningkatan kredit

tersebut tentunya akan langsung dipergunakan untuk menopang atau mengembangkan

aktivitas bisnis para pengusaha dan hal tersebut seyogyanya tercermin dari meningkatnya

aktivitas kliring di Sulsel.

Sementara dari sisi rata-rata harian, nilai lembar perputaran kliring mengalami

peningkatan. Rata-rata harian nilai nominal perputaran kliring pada triwulan II-2011 tercatat

sebesar Rp135 miliar, mengalami peningkatan apabila dibandingkan triwulan II-2011 yang

sebesar Rp128 miliar. Selain itu, rasio rata-rata harian penolakan warkat (Cek/BG) kosong

pada triwulan laporan, secara nominal mengalami penurunan namun dari sisi jumlah

lembarnya sedikit meningkat. Secara nominal, rasio rata-rata warkat yang ditolak menurun

dari sebesar 2,4% pada triwulan I-2011 menjadi sebesar 2% pada triwulan laporan.

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

10 

15 

20 

25 

30 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Incoming

Y.O.Y

Triliun

 Rp

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

100%

10 

12 

14 

16 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Outgoing 

Y.O.Y

Triliun

 Rp

Page 70: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

60 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Sementara dari jumlah lembar, rasio rata-rata harian warkat yang sedikit meningkat apabila

dibandingkan antara triwulan I-2011 dan triwulan II-2011, yaitu menjadi 2,24% .

Tabel 3.10. Perputaran Kliring dan Cek/BG Kosong

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

Total Perputaran Kliring

‐ Nominal  (tril iun rupiah) 6.5            6.9            7.4            7.5            7.2            7.3            7.9            8.3            8.2            8.3           ‐ Lembar (ribuan) 242.2        258.4        262.3        263.6        253.5        259.8        261.6        267.9        265.0        278.6       

Rata‐rata Harian Perputaran Kliring

‐ Nominal  (tril iun rupiah) 0.1            0.1            0.1            0.1            0.1            0.1            0.1            0.1            0.1            0.1           ‐ Lembar (ribuan) 4.1            4.2            4.3            4.2            4.0            4.0            4.0            4.1            4.1            4.6           

Nisbah Rata‐rata Penolakan Cek/ BG Kosong

‐ Nominal  (%) 1.67          2.01          1.66          2.19          1.73          2.10          2.30          1.90          2.40          2.00         ‐ Lembar (%) 1.76          1.62          1.75          1.74          1.78          1.86          2.17          2.10          2.10          2.24         Sumber : Bank Indones ia

 URAIAN 201120102009

Page 71: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

61Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

BOKS I

Pengembangan Kluster Cabe di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan

Dalam rangka mendorong pengembangan usaha di sektor pertanian, Bank Indonesia

Makassar bekerjasama dengan Pemerintah Daerah Maros pada tahun 2011 ini telah

mengembangkan klaster komoditas cabai, tepatnya di sentra produksi Kecamatan Tanralili.

Kegiatan tersebut merupakan implementasi dari nota kesepahaman atau MOU antara Bank

Indonesia dengan Kementerian Pertanian tentang Kerjasama Pengembangan Usaha di Sektor

Pertanian pada tanggal 16 Maret 2011 di Jakarta dan ditindaklanjuti dengan MOU antara Bank

Indonesia Makassar dengan Pemda Kabupaten Maros.

Komoditas cabai merupakan salah satu komoditas pertanian hortikultura yang potensial

untuk dikembangkan. Cabai merupakan salah satu bahan makanan (bumbu) yang menjadi

kebutuhan masyarakat Indonesia sehari-hari. Tujuan pengembangan klaster cabai selain untuk

mensinergikan sumber daya para pihak dalam rangka pengembangan usaha di sektor

pertanian juga untuk meningkatkan akses para petani kepada sumber-sumber pembiayaan

untuk pengembangan usaha tani. Berbagai upaya tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kualitas dan kuantitas produk usaha tani serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Adapun ruang lingkup pengembangan klaster cabai meiiputi :

1. Pengembangan klaster cabai berdasarkan analisa rantai nilai (value chain) berbasis pasar dari

hulu sampai hilir yaitu a) penyediaan akses bahan baku yang berkualitas baik, b)

pelaksanaan budidaya yang sesuai dengan prinsip-prinsip Good Agriculture Practices

termasuk penggunaan teknologi tepat guna; c) penanganan pasca panen; dan d)

peningkatan akses pasar.

2. Bentuk kerjasama berupa pemberian Bantuan Teknis kepada pendamping lapangan

maupun pelaku usaha;

3. Percepatan implementasi pemanfaatan skim kredit/pembiayaan dalam rangka

pengembangan usaha dalam lingkup klater cabai.

Penerapan Good Agriculture Practices dirasakan penting, mengingat pasar lokal

maupun international menuntut agar produk yang dihasilkan bermutu baik, aman, ramah

lingkungan. Dalam hal ini tuntutan dari pasar perlu menjadi perhatian karena apabila tidak

terpenuhi akan menyebabkan produk cabai yang dihasilkan tidak dapat terserap secara optimal

oleh pasar.

Ke depannya, sesuai dengan konsep value chain market based solution, Bank Indonesia

bekerjasama dengan segenap jajaran Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Kabupaten

Maros akan memfasilitasi pengembangan kemitraan dengan perbankan, pelaku usaha serta

distributor.

Pengembangan kemitraan tersebut merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar

tercipta suatu kesinambungan dari proses produksi sampai dengan pasar.

Page 72: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

62 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Berbagai program yang telah dilaksanakan meliputi kegiatan Focus Group Discussion

(FGD), Training of Trainers (TOT) dan sekolah lapang. Kegiatan FGD yang melibatkan beberapa

pihak seperti Perbankan, Dinas Pertanian, Dinas Pedagangan, Kelompok Tani dan Asprindo pada

tanggal 21 April 2011 dimaksudkan untuk membahas grand design program pengembangan

klaster cabai di Kec. Tanralili Kab. Maros. Setelah dilakukan proses persiapan (diskusi awal,

baseline survey, penyusunan desain program, persiapan pelaksanaan aksi), maka telah melewati

tahapan inisiasi dan mulai memasuki tahapan aksi.

Salah satu langkah aksi yang dilakukan adalah dengan meningkatkan kapasitas pihak-

pihak yang berkaitan langsung dengan kegiatan pendampingan lapangan dan asistensi teknis

kepada para petani cabai, yaitu para Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), pengurus inti

kelompok tani, dan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pertanian yang berada di lokasi sasaran

program. Peningkatan kapasitas diberikan kepada para pendamping dalam bentuk Training of

Trainer (ToT) Good Agribusiness Practices (GAP) Budidaya Cabai yang ditujukan untuk

meningkatkan pemahaman, pengetahuan serta keterampilan para penyuluh agar dapat

memberikan asistensi yang optimal kepada para petani di wilayah binaannya. Kegiatan ToT telah

dilaksanakan selama 3 hari dengan peserta sebanyak 15 orang dengan fasilitator tenaga ahli

dari berbagai instansi dan akademisi. Materi ToT beberapa sasaran yaitu 1) Prinsip-prinsip

kepemanduan 2) Peningkatan produktivitas dengan pendekatan pengelolaan tanaman terpadu,

3) pengolahan hasil dan pasca panen, 4) pembinaan kelembagaan dan kemitraan, 5) akses

pembiayaan dan akses pemasaran dan 6) sertifikasi Produk Hasil Pertanian.

Sebagai kelanjutan dari ToT, maka proses transfer pengetahuan diperlukan agar

pengetahuan yang dimiliki oleh para penyuluh dan pendamping dapat dipahami dan diketahui

oleh pelaku usaha tani melalui Sekolah Lapang. Pelaksanaan Sekolah Lapang di Kec. Tanralili,

Kab. Maros yang telah dilaksanakan meliputi 15 titik dengan total peserta 214 petani selama ±

3 bulan dengan luas lahan 61,97 Ha. Pemandu Lapang adalah dari 15 orang peserta Training of

Trainers (ToT) Good Agriculture Business Budidaya Cabai. Pelaksanaan Sekolah Lapang

merupakan salah satu langkah dari program kerjasama ini (Bank Indonesia dengan Pemerintah

Kabupaten Maros) untuk meningkatkan kapasitas dan kemampuan petani dalam pelaksanaan

budidaya cabai sesuai dengan standart Good Agriculture Practices dan pada akhirnya

diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan petani.

Page 73: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

63Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II- 2011

Bab 4

Keuangan Daerah

Kinerja keuangan Pemerintah Propinsi Sulsel sampai dengan triwulan II-2011 berada

pada posisi yang lebih baik apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010. Pada sisi

penerimaan, realisasi jumlah pendapatan mencapai 49,37% pada triwulan II-2011, meski

demikian jika dilihat dari sisi belanja daerah realisasi pun masih relatif kecil. Kondisi tersebut

relatif sejalan dengan pertumbuhan konsumsi pemerintah pada triwulan II-2011 yang relatif

kecil, yaitu sebesar 0,19% (y.o.y).

4.1. Pendapatan Daerah

Realisasi anggaran pendapatan daerah sampai dengan triwulan II-2011 tercatat

mencapai Rp1,43 triliun atau 49,73% dari total target pendapatan sebesar Rp2,88 triliun.

Pencapaian realisasi pendapatan tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan realisasi

pendapatan pada triwulan II-2010 yang tercatat sebesar Rp1,24 triliun. Akselerasi realisasi

pendapatan diperkirakan akan terjadi pada triwulan III-2011 dan berlanjut hingga akhir

tahun.

Dari komponen pendapatan, realisasi “Dana Perimbangan” mencapai 49,59%,

terutama didorong oleh sub komponen “Dana Alokasi Umum” (DAU) yang sebesar 58,33%.

Sementara realisasi komponen “Pendapatan Asli Daerah” mencapai 49,31%, pada sub

komponen “Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah” dan “Pendapatan Pajak Daerah”

yang masing-masing telah mencapai 43,16% dan 52,21%. Realisasi pada sub-komponen

“Pendapatan Pajak Daerah” tersebut relatif menggambarkan cukup baiknya kinerja konsumsi

rumah tangga (PDRB) Sulsel, mengingat objek penerimaan dari “Pendapatan Pajak Daerah”

tersebut antara lain adalah pajak dan bea balik nama kendaraan bermotor.

4.2. Belanja Daerah dan Transfer

Dari sisi anggaran belanja daerah, sampai dengan triwulan II-2011, realisasinya masih

relatif kecil yaitu sebesar Rp1,01 triliun atau 33,94% dari target yang ditetapkan sebesar

Rp2,97 triliun. Namun apabila dibandingkan realisasi triwulan II-2010 yaitu sebesar Rp0,62

triliun, maka kinerja realisasi belanja triwulan II-2011 tersebut meningkat cukup signifikan.

Realisasi terbesar terjadi pada pos ‘Belanja Hibah’ yang mencapai 55.04%, diikuti oleh pos

‘Belanja Pagawai’ (43,94%). Realisasi pos “Belanja Tidak Langsung” pada triwulan laporan

Page 74: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

64 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

sebesar 34,68% (Rp 0,64 Triliun), relatif lebih tinggi apabila dibandingkan tahun sebelumnya

sebesar RP 0,44 Triliun.

Realisasi ‘Belanja Langsung’ lebih banyak dipergunakan untuk Belanja Barang&Jasa

dengan realisasi sebesar 35,38%. Sementara untuk ‘Belanja Modal’, realisasi relatif kecil yaitu

sebesar 27,86%. Hal ini sejalan dengan relatif kecilnya pertumbuhan konsumsi permerintah

(PDRB) secara tahunan pada triwulan laporan, yang tumbuh 0,19% (yoy) atau jauh lebih kecil

daripada triwulan II-2010 yang tumbuh sebesar 5,83%.

Tabel 4.1. Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Sampai Dengan Triwulan II-2011

Nominal % REALISASI Nominal % REALISASI % (y.o.y)1. PENDAPATAN1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 1,430.08           735.30                   51.42% 1,782.15           878.83           49.31% 19.52%

‐ Pendapatan Pajak Daerah 1,222.80            617.77                   50.52% 1,549.18            808.78           52.21% 30.92%‐ Pendapatan Retribusi Daerah 113.55               45.30                     39.90% 110.17               44.48              40.37% ‐1.82%‐ Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan                  59.61  51.05                     85.64% 63.58                 ‐                  ‐                      ‐100.00%‐ Lain‐lain PAD  yang Sah 34.12                 21.18                     62.07% 59.22                 25.56              43.16% 20.68%

1.2. DANA PERIMBANGAN 954.63               508.76                   53.29% 1,090.32           540.72           49.59% 6.28%‐ Dana Bagi Hasil Pjk dan Bukan Pjk 219.12               87.96                     40.14% 231.61               51.69              22.32% ‐41.23%‐ DAU 706.28               411.99                   58.33% 816.76               476.44           58.33% 15.64%‐ DAK 29.24                 8.81                       30.13% 41.95                 12.59              30.00% 42.87%Transfer Pemerintah Pusat‐Lainnya ‐                     ‐                         ‐                      ‐                     ‐                  ‐                  ‐                 

1.3. Lain‐lain Pendapatan yang Sah 58.97                 0.62                       1.04% ‐                     8.91                ‐                  1348.78%JUMLAH PENDAPATAN 2,443.68           1,244.68              50.93% 2,872.47           1,428.46       49.73% 14.76%

2. BELANJA 

2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,199.32           436.02                   36.36% 1,847.67           640.75           34.68% 46.95%‐ Belanja Pegawai 665.32               252.10                   37.89% 627.71               275.83           43.94% 9.41%‐ Belanja Bunga 0.40                   0.08                       21.01% 0.15                   0.04                29.69% ‐47.01%‐ Belanja Hibah                  70.00  27.88                     39.83%                  87.50               48.16  55.04% 72.72%‐ Belanja Bantuan Sosial 27.03                 9.05                       33.47% 22.10                 4.92                22.26% ‐45.64%‐ Belanja Bagi Hasil Kpd Prov/Kab/Kota&Pemerintahan Desa ‐                     ‐                         ‐                      634.95               110.69           17.43% ‐                 ‐ Belanja Bantuan Keuangan Kpd Prov/Kab/Kota&Pemerintahan De 421.57               146.31                   34.71% 460.28               200.60           43.58% 37.11%‐ Belanja Tidak Terduga                  15.00                         0.60  3.97%                  15.00                  0.50  3.33% ‐15.97%

2.2. BELANJA LANGSUNG 751.80               185.08                   24.62% 1,124.60           367.95           32.72% 98.81%‐ Belanja Pegawai ‐                     ‐                         ‐                      141.77               49.24              34.73% ‐                 ‐ Belanja Barang & Jasa                477.70                    154.65  32.37% 597.02               211.23           35.38% 36.58%‐ Belanja Modal                274.10                       30.42  11.10%                385.82             107.48  27.86% 253.32%JUMLAH BELANJA 1,951.12           621.10                  31.83% 2,972.28           1,008.70       33.94% 62.41%

SURPLUS / (DEFISIT) (61.83)                477.06                   ‐771.51% (99.81)                419.76           ‐420.57% ‐12.01%

3. PEMBIAYAAN

3.1. PENERIMAAN PEMBIAYAAN DAERAH 63.53                 230.66                   363.05% 111.51               ‐                  ‐                      ‐                 3.2. PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 1.70                   0.35                       20.58% 11.70                 0.35                2.99% 0.00%

JUMLAH PEMBIAYAAN 61.83                230.31                  372.47% 99.81                (0.35)              ‐0.35% ‐100.15%/ /Sumber : Biro Keuangan Sulsel (Data Belanja) & Dinas Pendapatan Daerah (Data Pendapatan)Ket : Angka SementaraRAPBD‐P (Rencana Anggara Pendapatan Belanja Daerah‐Perubahan)

(Milyar Rupiah)

Realisasi s/d TRIWULAN II‐2011ANGGARAN 2010 ANGGARAN 2011Realisasi s/d TRIWULAN II‐2010NO. U R A I A N

Page 75: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

65Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Tabel 5.1 Penduduk Usia 15 + Menurut Kegiatan UtamaFebruari Februari

2010 2011Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas 5,721,682 5,590,797 Angkatan Kerja 3,560,893 3,634,355

a. Bekerja 3,276,523 3,391,334 b. Pengangguran 284,370 243,021

Bukan Angkatan Kerja 2,160,789 1,956,442 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 62.2% 65.0%Tingkat Pengangguran Terbuka 8.0% 6.7%Sumber : BPS

KEGIATAN UTAMA

Bab 5

Ketenagakerjaan dan Kesejahteraan

Daya serap perkembangan pertumbuhan ekonomi Sulsel hingga Februari 2011

terhadap angkatan kerja cukup baik, sebagaimana terlihat dari naiknya Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2011 (65,0%) apabila dibandingkan tahun sebelumnya

(62,2%). Sejalan dengan itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Sulsel tercatat mengalami

penurunan sebesar 1,3%, dari 8,0% pada Februari 2010 menjadi 6,7% pada Februari 2011.

Selanjutnya di sisi lain pertumbuhan ekonomi Sulsel juga memberikan kontribusi positif

dalam meningkatkan tingkat kesejahteraan petani yang tercermin dari Nilai Tukar Petani

(NTP), yang menunjukkan peningkatan pertumbuhan pada triwulan laporan. Rata-rata

pertumbuhan NTP Sulsel pada triwulan II-2011 tercatat tumbuh meningkat sebesar 6,33%

(yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh

3,13% (yoy).

5.1. Ketenagakerjaan

Perkembangan ketenagakerjaan Sulsel hingga Februari 2011 menunjukkan

kecenderungan lebih baik apabila dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini tercermin dari

meningkatnya jumlah

angkatan kerja sebesar

2,06% dari 3,56 juta orang

pada Februari 2010,

sehingga menjadi 3,63 juta

orang pada Februari 2011

(Tabel 5.1). Meskipun di sisi

lain terdapat penurunan

Penduduk Usia 15 Tahun ke atas sebesar 2,29%, dimana pada Februari 2010 sebesar

5.721.682 orang menjadi 5.590.797 orang per Februari 2011. Kondisi ini menyebabkan

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) meningkat dari 62,2% pada Februari 2010 menjadi

65,0% pada Februari 2011. Sedangkan di sisi lain, menurunnya jumlah pengangguran dari

284.370 orang per Februari 2010 menjadi 243.021 orang per Februari 2011 mengakibatkan

penurunan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 1,3% sehingga menjadi 6,7% pada

Page 76: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

66 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Februari 2011. Menurunnya TPT Sulsel tersebut mengindikasikan bahwa kenaikan

pertumbuhan ekonomi Sulsel pada triwulan IV-2009 sebesar 6,53% apabila dibandingkan

triwulan IV-2010 sebesar 8,93% berdampak positif terhadap penyerapan tenaga kerja.

Dari sisi lapangan pekerjaan utama, untuk periode Februari 2010 dan Februari 2011

komposisi tenaga kerja di sektor pertanian cenderung mengecil, sebaliknya komposisi tenaga

kerja di sektor non pertanian bertambah besar, terutama pada sektor jasa. Pangsa jumlah

tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian pada Februari 2011 tercatat sebesar 47%,

turun dibandingkan Februari 2010 tercatat sebesar 50%. Kondisi ini menunjukkan terjadinya

pergeseran struktur perekonomian yang ditandai dengan mulai beralihnya jumlah tenaga

kerja dari sektor pertanian selaku sektor utama di Sulsel ke sektor lainnya. Hal tersebut

dimungkinkan karena tingkat pendapatan sektor pertanian yang bersifat musiman dan

pengaruh tingkat harga produk hasil pertanian yang relatif kurang menguntungkan.

Di sisi lain, pangsa jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor jasa meningkat dari

12% pada Februari 2010, menjadi sebesar 18% Februari 2011. Selain itu meski terjadi

penurunan pangsa jumlah tenaga kerja di sektor perdagangan pada Februari 2011 apabila

dibandingkan tahun sebelumnya, namun share tenaga kerja untuk masing-masing sektor

masih cukup besar apabila dibandingkan sektor lainnya yaitu 18%.

Grafik 5.1. Persentase Tenaga Kerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama

Februari 2010

Februari 2011

5.2. Kesejahteraan

5.2.1. Nilai Tukar Petani

Pertumbuhan daya beli masyarakat yang bekerja di sektor pertanian relatif meningkat

pada triwulan laporan, tercermin dari meningkatnya pertumbuhan Nilai Tukar Petani (NTP)

Sulsel pada triwulan laporan.

Pertanian50%

Industri6%

Konstruksi6%

Perdagangan19%

Angkutan/Komunikasi

5%

Jasa12%

Lainnya *)2%

Pertanian47%

Industri6%

Konstruksi5%

Perdagangan18%

Angkutan/Komunikasi

5%

Jasa18%

Lainnya *)2%

Page 77: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

67Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Tingkat kesejahteraan petani Sulsel pada triwulan laporan menunjukkan peningkatan

pertumbuhan. Pertumbuhan NTP Sulsel pada triwulan II-2011 tercatat tumbuh 6,33% (yoy),

lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan NTP pada triwulan sebelumnya yang tumbuh 3,13%

(yoy), lihat grafik 5.2. NTP yang lebih tinggi pada triwulan II-2011, menunjukan indeks harga

hasil produksi pertanian lebih besar dibandingkan dengan kenaikan indeks harga barang dan

jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian.

Perkembangan pertumbuhan ‘Indeks yang Diterima Petani’ apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya, mengalami peningkatan dari sebesar 8,61% (yoy) menjadi sebesar

10,79% pada triwulan laporan (grafik 5.3). Secara rata-rata pertumbuhan ‘Indeks yang

Diterima Petani’ meningkat karena pada triwulan II-2011 harga beras ditingkat petani cukup

baik seiring berlalunya masa panen raya. Hal ini sejalan dengan kecenderung peningkatan

indeks yang diterima petani pada sub sektor padi dan palawija. Selain itu, juga terjadi

peningkatan indeks yang diterima petani untuk sub sektor peternakan, dimana hal tersebut

khususnya diindikasikan dengan peningkatan harga daging sapi sejalan dengan kebijakan

yang dikeluarkan Menteri Pertanian Australia, Joe Ludwig, yang menghentikan semua ekspor

ternak hidup, khususnya daging sapi ke Indonesia sejak 8 Juni 2011. Didukung dengan stok

daging yang cukup, maka Sulsel berpotensi besar mejadi supplyer daging sapi ke Jawa.

Namun di sisi lain, ‘Indeks yang Dibayar Petani’ juga menunjukkan penurunan

pertumbuhan yang relatif kecil, yaitu dari 5,30% (yoy) pada triwulan I-2011 menjadi 4,20%

pada triwulan laporan (grafik 5.4). Menurunnya pertumbuhan “Indeks yang Dibayar Petani”

sejalan dengan pertumbuhan laju inflasi Sulsel yang relatif stabil pada triwulan II-2011

apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Selain itu, Harga Eceran Tertinggi (HET) yang

tidak naik hingga triwulan II-2011, merupakan salah satu faktor yang meringankan biaya

produksi para petani. Hal ini tentu saja menyebabkan tekanan harga terhadap konsumsi

petani relatif menurun.

Grafik 5.2 Perkembangan Rata-rata

Nilai Tukar Petani

Grafik 5.3 Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Diterima Petani

‐2%

‐1%

0%

1%

2%

3%

4%

5%

6%

7%

94 

96 

98 

100 

102 

104 

106 

108 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

NTP y.o.y 

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

105 

110 

115 

120 

125 

130 

135 

140 

145 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Indeks Yang Diterima  Petani y.o.y 

Page 78: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

68 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Grafik 5.5. Jumlah Penduduk Miskin Sulsel

152.8 150.8 150.8 124.5 119.2 137

930.3

880.9

880.9

839.1

794.2

695.9

14.57%14.11% 13.34%12.31%

11.60% 10.29%

0.0%

2.0%

4.0%

6.0%

8.0%

10.0%

12.0%

14.0%

16.0%

0

200

400

600

800

1000

1200

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Desa Kota % Total Penduduk Miskin

Sumber : BPS

Grafik 5.4 Perkembangan Rata-rata

Indeks Yang Dibayar Petani

5.2.2. Jumlah Penduduk Miskin

Jumlah penduduk miskin di Sulsel per Maret 2011 tercatat sebesar 10,29% dari

jumlah penduduknya atau sebesar

832,9 ribu orang (grafik 5.5). Dari

jumlah tersebut, 16,45% berada di

daerah perkotaan sedangkan sisanya

berada di daerah pedesaan.

Persentase pangsa jumlah penduduk

miskin di perkotaan tersebut relatif

tetap dibanding Maret 2010 yang

tercatat sebesar 13,05% dari jumlah

penduduk miskin pada tahun tersebut.

Dari sisi jumlah, jumlah penduduk miskin di Sulsel mengalami penurunan, dari 913,4

ribu per Maret 2010 menjadi 832,9 ribu pada Maret 2011, atau menurun 8,81%, sementara

pada tahun 2010 turun sebesar 5,21%. Penurunan jumlah penduduk miskin tertinggi terjadi

di pedesaan sebesar 12,38%, dari 794,2 ribu orang pada Maret 2010 menjadi 695,9 ribu

orang. Jumlah tersebut relatif masih cukup besar, yaitu sekitar 8,60% dari total penduduk

Sulsel. Disisi lain terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin di perkotaan yang tercatat

naik sebesar 14,93%, dari 119,2 ribu orang menjadi 137,0 ribu orang. Jumlah penduduk

miskin perkotaan tersebut tercatat sebesar 1,69% dari total penduduk Sulsel.

Terkonsentrasinya jumlah penduduk miskin di pedesaan tersebut perlu mendapatkan

perhatian tersendiri, mengingat sektor unggulan ekonomi Sulsel masih terletak pada sektor

pertanian, dimana sebagian besar mata pencarian penduduk pedesaan adalah petani.

Apabila dibandingkan dengan provinsi se-Sulampua, persentase jumlah penduduk

miskin di Sulsel masih berada pada urutan ketiga terendah (11,6%) setelah Provinsi Sulawesi

Utara (9,1%) dan Maluku Utara (9,4%). Urutan Provinsi Sulut dan Malut tersebut juga tidak

0%

2%

4%

6%

8%

10%

12%

14%

16%

114 116 118 120 122 124 126 128 130 132 134 

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Indeks Yang Dibayar Petani y.o.y 

Page 79: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

69Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

mengalami perubahan dibandingkan kondisi pada Maret 2009. Sedangkan persentase

jumlah penduduk miskin tertinggi di Sulampua tercatat sebesar 36,8% masih terdapat di

Provinsi Papua. Jumlah penduduk miskin se-Sulampua tersebut tercatat sebesar 1,65% dari

total penduduk Indonesia, sementara pada Maret 2009 tercatat sebesar 1,73% dari total

penduduk Indonesia.

Grafik 5.6. Persentase Jumlah Penduduk Miskinse-Sulampua per Maret 2010

5.3. Survei

Hasil Survei Konsumen, pada triwulan laporan rata-rata ‘Indeks Ketersediaan

Lapangan Kerja Saat Ini’ (IKLK) relatif menunjukan perlambatan pada level yang moderat.

Rata-rata IKLK pada triwulan laporan tercatat tumbuh lebih rendah yaitu sebesar 9,11%

(yoy), sementara pada triwulan I-2011 tumbuh sebesar 9,73% (grafik 5.7). Menurunnya

pertumbuhan indeks ini sejalan dengan menurunnya aktivitas perekonomian Sulsel pada

triwulan II-2011, dimana realisasi anggaran pemerintah dan swasta masih relatif kecil

sehingga proyek-proyek permbangunan pemerintah juga masih relatif stagnan.

Grafik 5.7. Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja

Saat Ini

Grafik 5.8. Indeks Penghasilan Saat Ini

Dibandingkan 6 Bulan Yang Lalu

36.95

 

11.41

 

13.05

 

6.03  8.50 

23.86

 

9.60 

8.39 

3.33 

3.71 

63.05

 

88.59

 

86.95

 

94.46

 

91.50

 

76.14

 

90.40

 

91.61

 

96.26

 

96.56

 

9.10 

18.07 

11.60 

17.05 

23.18 

13.58 

27.74 

9.42 

34.88 36.80 

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Sulut Sulteng Sulsel Sultra Gor Sulbar Maluku Malut Irjabar Papua

Desa Kota % Total Penddk Miskin

Sumb

er : B

PS, d

iolah

%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Indeks ketersediaan lapangan  kerja saat  iniy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

‐25%

‐20%

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Penghasilan  saat  ini dibandingkan  6 bln yg  laluy.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

Page 80: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

71Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Bab 6

Outlook Kondisi Ekonomi dan Inflasi

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di triwulan III-2011 diperkirakan masih

akan tumbuh cukup tinggi. Pada sisi permintaan, perkiraan peningkatan pertumbuhan pada

triwulan III-2011, dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, swasta dan

pemerintah sejalan dengan proyeksi meningkatnya aktivitas perekonomian Sulsel. Realisasi

belanja pemerintah yang masih relatif kecil pada periode laporan diperkirakan akan mulai

meningkat cukup besar pada triwulan mendatang. Selain itu, hadirnya bulan Ramadhan dan

Hari Raya Idul Fitri diproyeksikan ikut menjadi pemicu dorongan konsumsi Sulsel. Kepala

Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi Selatan memberi berikan himbauan

kepada para pengusaha di Sulsel yang jumlahnya diperkirkan mencapai 12.000 perusahaan,

untuk membayarkan tunjangan hari raya kepada karyawan dan batas tenggat waktu

pembayaran adalah tujuh hari sebelum Hari Raya Idul Fitri (30 Agustus 2011)1. Selanjutnya

untuk investasi, pada triwulan III-2011 diprediksi masih tinggi sejalan dengan masih derasnya

penanaman modal asing di Sulsel yang terlihat sejak awal tahun 2011. Pada sisi ekspor-

impor, diperkirakan kinerja net ekspor Sulsel akan cenderung meningkat. Kondisi ini antara

lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan Jepang pasca tsunami yang memasuki proses

recovery perekonominnya. Selain itu pembangunan PLTA Karebe yang diprediksi akan selesai

pada triwulan III-2011. PLTA dimaksud dapat memproduksi energi hidroelektrik yang cukup

besar untuk menggantikan bahan bakar dan diesel yang ada dan memasok tanur-tanur listrik

di fasilitas Sorowako, serta akan mengurangi biaya energi perseroan dengan cara yang lebih

ramah lingkungan dan berkelanjutan. Pada sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan

diprediksikan karena meningkatnya kinerja sektor pertanian, angkutan-komunikasi, industri

pengolahan dan pertambangan-penggalian.

Peningkatan pertumbuhan pada sektor pertanian diperkirakan disebabkan oleh sudah

mulai masuknya panen raya tahap dua 2011. Kemudian pertumbuhan sektor PHR terutama

didorong oleh meningkatnya aktivitas pada sub sektor perdagangan yang semakin naik dari

tahun ke tahun pada saat bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, kinerja pada sektor

angkutan-komunikasi diperkirakaan akan tumbuh cukup baik, sehubungan dengan semakin

meningkatnya kegiatan mudik Hari Raya Idul Fitri dari tahun ke tahun. Kemudian sektor

1 Warta dunia, 4 Agustus 2011, H-7, Batas Akhir Pembayaran THR Karyawan, http://www.wartadunia.com/h-7-batas-akhir-pembayaran-thr-karyawan.html.

Page 81: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

72 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

industri pengolahan diperkirakan akan didorong oleh industri semen dan produksi tepung

terigu juga diperkirakan akan meningkat sehubungan dengan bulan Ramadhan dan Hari

Raya Idul Fitri. Selain itu, kinerja sektor pertambangan-penggalian diproyeksikan akan

meningkat sejalan dengan meningkatnya permintaan Jepang pasca tsunami yang memasuki

proses recovery perekonominnya.

Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan akan cenderung

akan melambat pada level yang moderat apabila dibandingkan triwulan II-2011. Tekanan

inflasi pada triwulan III-2011 diperkirakan masih bersumber dari peningkatan inflasi volatile

food dan administered inflation. Sementara laju inflasi inti masih relatif terkendali.

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan III-2011 diperkirakan akan tumbuh

cukup baik meski cenderung melambat. Intermediasi perbankan diprediksi akan sedikit

melambat sehubungan dengan meningkatnya biaya dana alias cost of fund. Selain itu,

perkembangan DPK (Dana Pihak Ketiga) diperkirakan melambat, sejalan dengan proyeksi

peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan III-2011. Meski demikian, perkembangan

perbankan Sulsel masih terus tumbuh meningkat tren-nya dan terjaganya rasio kredit

bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah 5%.

6.1. Outlook Kondisi Makroregional

Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di triwulan III-2011 diperkirakan masih

akan tumbuh cukup tinggi. Pada sisi permintaan, perkiraan peningkatan pertumbuhan pada

triwulan III-2011, dipengaruhi oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga, swasta dan

pemerintah sejalan dengan proyeksi meningkatnya aktivitas perekonomian Sulsel. Realisasi

belanja pemerintah yang masih relatif kecil pada periode laporan diperkirakan akan mulai

meningkat cukup besar pada triwulan mendatang. Selain itu, hadirnya bulan Ramadhan dan

Hari Raya Idul Fitri diproyeksikan ikut menjadi pemicu dorongan konsumsi Sulselk karena juga

didukung meningkatnya daya beli masyarakat akibat pemberian THR (Tunjangan Hari Raya).

Hal tersebut didukung oleh Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Provinsi Sulawesi

Selatan yang memberikan himbauan kepada para pengusaha di Sulsel yang jumlahnya

diperkirkan mencapai 12.000 perusahaan, untuk membayarkan tunjangan hari raya kepada

karyawan dan batas tenggat waktu pembayaran adalah tujuh hari sebelum Hari Raya Idul

Fitri (30 Agustus 2011)2. Selanjutnya untuk investasi, pada triwulan III-2011 diprediksi masih

tinggi sejalan dengan masih derasnya penanaman modal asing di Sulsel yang terlihat sejak

awal tahun 2011. Pada sisi ekspor-impor, diperkirakan kinerja net ekspor Sulsel akan

cenderung meningkat. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan

2 Warta dunia, 4 Agustus 2011, H-7, Batas Akhir Pembayaran THR Karyawan, http://www.wartadunia.com/h-7-batas-akhir-pembayaran-thr-karyawan.html.

Page 82: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

73Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Jepang pasca tsunami yang memasuki proses recovery perekonominnya. Selain itu

pembangunan PLTA Karebe yang diprediksi akan selesai pada triwulan III-2011. PLTA

dimaksud dapat memproduksi energi hidroelektrik yang cukup besar untuk menggantikan

bahan bakar dan diesel yang ada dan memasok tanur-tanur listrik di fasilitas Sorowako, serta

akan mengurangi biaya energi perseroan dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan

berkelanjutan. Pada sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan diprediksikan karena

meningkatnya kinerja sektor pertanian, angkutan-komunikasi, industri pengolahan dan

pertambangan-penggalian.

Grafik 6.1. Perkembangan Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 6.2. Perkembangan PDRB Sulsel (y.o.y) dan

Proyeksinya

Grafik 6.3. Perkembangan Indeks Kondisi Ekonomi 6 Bulan

Yang Akan Datang

Grafik 6.4. Perkembangan Indeks Ekspektasi Penghasilan 6

Bulan Yang Akan Datang

Grafik 6.5. Perkembangan Indeks Ketersediaan Lapangan

Pekerjaan 6 Bulan y.a.d

Grafik 6.6. Perkembangan Nilai Tukar

Rupiah Terhadap USD

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

100

105

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks Ekspektasi  Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

8.62%

8.37%

7.87%

8.87%

3%

4%

5%

6%

7%

8%

9%

10%

1 2 3 4 1 2 3 4 1* 2** 3***

2009 2010 2011

y.o.y Sulsely.o.y NasSeries3

Sumber : BPS, diolah

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Kondisi ekonomi 6 bln yg akan datang

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks ekspektasi penghasilan 6 bln yg akan dtg

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

0

20

40

60

80

100

120

140

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3

2009 2010 2011

Indeks ketersediaan lapangan  kerja 6 bln yg akan dtg

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

‐15.0%

‐10.0%

‐5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Rata‐rata Kurs Tengah

yoy

Page 83: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

74 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Grafik 6.7 Vol. Impor Luar Negeri Intermediate Goods

Peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan II-2011 sejalan dengan hasil Survei

Konsumen yang dilakukan oleh Bank Indonesia Makassar, dimana Indeks Ekspektasi

Konsumen (IEK) menunjukan kecenderungan ekspektasi masyarakat pada triwulan III-2011

cenderung lebih optimis apabila dibandingkan triwulan sebelumnya. Indeks Ekspektasi

Konsumen merupakan gabungan dari indeks ekspektasi masyarakat akan kondisi

perekonomian, ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja (grafik 6.1, grafik

6.3 dan grafik 6.4), dimana perkembangan indeks dimaksud menunjukan tingkat optimisme

yang cukup tinggi.

Untuk investasi, pada triwulan III-2011 diprediksi masih akan cukup tinggi sejalan

dengan masih derasnya penanaman modal asing di Sulsel yang terlihat sejak awal tahun

2011. Meningkatnya perkiraan petumbuhan investasi pada triwulan mendatang sejalan

dengan hasil Survei Konsumen (SK) Bank Indonesia dimana perkembangan indeks

ketersedian lapangan pekerjaan 6 bulan yang akan datang cukup baik (grafik 6.5).

Pada sisi ekspor-impor, diperkirakan kinerja net ekspor Sulsel akan cenderung

meningkat. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh meningkatnya permintaan Jepang pasca

tsunami yang memasuki proses recovery perekonominnya. Selain itu pembangunan PLTA

Karebe yang diprediksi akan selesai pada triwulan III-2011. PLTA dimaksud dapat

memproduksi energi hidroelektrik yang cukup besar untuk menggantikan bahan bakar dan

diesel yang ada dan memasok tanur-tanur listrik di fasilitas Sorowako, serta akan mengurangi

biaya energi perseroan dengan cara yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan. Selian

itu ekspor antar pulau juga diperkirakan mengalami peningkatan sehubungan dengan

penyaluran daging sapi Sulsel ke Jawa sejak Juli 2011, sebagai akibat dari pelarangan ekpor

Sapi oleh Australi ke Indonesia.

Dimana pada sisi impor, diperkirakan akan cenderung tumbuh meningkat. Hal

tersebut tercemin dari tingginya pertumbuhan impor intermediate goods pada triwulan II-

2011 dan diperkirakan akan terus berlanjut pada triwulan mendatang, dimana salah satu

komoditasnya adalah impor gandum dan juga bahan baku untuk membuat semen. Dimana

‐80%

‐60%

‐40%

‐20%

0%

20%

40%

60%

80%

50 

100 

150 

200 

250 

300 

350 

1  2  3  4  1  2  3  4  1* 2**

2009 2010 2011

Juta Kg

Intermediate GoodsIntermediate Goods y.o.y

* SementaraSmb : Cognos ‐BI

Page 84: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

75Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

diproyeksikan konsumsi tepung terigu akan meningkat pada triwulan III-2011 sehubungan

dengan bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.

Dorongan impor cukup potensial melihat dari pergerakan nilai tukar Rupiah terhadap

Dollar yang cenderung menguat (grafik 6.6)

Pada sisi penawaran, peningkatan pertumbuhan diprediksikan karena meningkatnya

kinerja sektor pertanian, perdagangan-hotel-restauran (PHR), angkutan-komunikasi, industri

pengolahan dan pertambangan-penggalian. Peningkatan pertumbuhan pada sektor

pertanian diperkirakan disebabkan oleh sudah mulai masuknya panen raya tahap dua 2011,

yang biasanya jatuh pada bulan Agustus s.d September 2011.

Kemudian pertumbuhan sektor PHR terutama didorong oleh meningkatnya aktivitas

pada sub sektor perdagangan yang semakin naik dari tahun ke tahun pada saat bulan

Ramadhan dan Idul Fitri. Selain itu, perdagangan produk unggulan Sulsel seperti daging sapi

sejak Juli 2011 juga ikut menyumbangan pertumbuhan bagi sub sektor dimaksud,

sehubungan dengan larangan ekspor daging sapi Australia ke Indonesia.

Selain itu, kinerja pada sektor angkutan-komunikasi diperkirakaan akan tumbuh

cukup baik, sehubungan dengan semakin meningkatnya kegiatan mudik Hari Raya Idul Fitri

dari tahun ke tahun dan juga cukup tingginya intensitas kegiatan MICE

(Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) yang diselenggarakan di Sulsel terutama di

Makassar. Hal tersebut berjalan searah dengan pertumbuhan Sulsel yang cukup tinggi dari

tahun ke tahun, Kawasan Indonesia Timur pun semakin ramai dikunjungi oleh pendatang

baik untuk berekreasi maupun kunjungan dalam rangka bisnis/pekerjaan.

Kemudian sektor industri pengolahan diperkirakan akan didorong oleh industri

semen sebagai dampak dari peningkatan investasi untuk proyek-proyek pembangunan

infrastruktur di Sulsel yang meningkat cukup pesat sejak triwulan awal 2011. Selain itu,

produksi tepung terigu juga diperkirakan akan meningkat sehubungan dengan bulan

Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Hal tersebut tercermin dari tingginya pertumbuhan impor

intermediate goods, dimana salah satu komoditasnya adalah impor gandum dan juga bahan

baku untuk membuat semen.

Kinerja sektor pertambangan-penggalian diproyeksikan akan meningkat sejalan

dengan meningkatnya permintaan Jepang pasca tsunami yang memasuki proses recovery

perekonominnya. Selain itu pembangunan PLTA Karebe yang diprediksi akan selesai pada

triwulan III-2011.

Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut di atas, maka perekonomian Sulsel

pada triwulan mendatang diperkirakan masi tumbuh cukup tinggi yaitu sebesar

8,37%+0,5% (yoy).

Page 85: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

76 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

6.2. Outlook Inflasi

Pada triwulan mendatang, laju inflasi tahunan diperkirakan akan cenderung akan

melambat pada level yang moderat apabila dibandingkan triwulan II-2011. Hal ini sejalan

dengan hasil Survei Konsumen Bank Indonesia, dimana perkembangan Indeks Ekspektasi

Terhadap harga-harga dalam 3 bulan y.a.d menunjukan kecenderungan perlambatan (grafik

6.9). Tekanan inflasi pada triwulan III-2011 diperkirakan masih bersumber dari peningkatan

inflasi volatile food dan administered inflation. Sementara laju inflasi inti masih relatif

terkendali.

Sementara inflasi volatile food diperkirakan masih mendapat tekanan pada tingkat

moderat. Kelompok volatile food diperkirakan mengalami inflasi sebagai dampak lonjakan

permintaan masyarakat pada Bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri. Faktor yang dapat

mengurangi tekanan inflasi volatile food yaitu peningkatan pasokan komoditas pangan lokal

sebagai hasil masa panen raya beras tahap dua pada Agustus-September 2011.

Laju inflasi administered price diperkirakan meningkat karena DPRD Kota Makassar

menyetujui usulan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pada Mei 2011 untuk menaikkan

tarif air bersih sebesar 25 persen dari tarif sekarang yang akan diberlakukan Juli 2011. Selain

itu, lonjakan permintaan tiket angkutan pada masa Idul Fitri akan mendorong peningkatan

harga tiket secara tajam.

Laju inflasi inti di triwulan laporan diperkirakan maih terkendali meski akan terjadi

peningkatan permintaan seiring pembayaran Tunjangan Hari Raya (THR) pada Agustus 2011.

Dimana hal tersebut akan memicu lonjakan permintaan masyarakat terhadap barang dan

jasa selama bulan Ramadhan dan Idul Fitri yang pada tahap selanjutnya berdampak pada

peningkatan harga makanan jadi dan sandang. Selain itu, tekanan inflasi juga dipengaruhi

oleh berlanjutnya tren kenaikan harga komoditas internasional. Namun tekanan tersebut

diperkirakan dapat tertahan dengan potensi penguatan nilai tukar rupiah lebih lanjut.

Grafik 6.8. Perkembangan Laju Inflasi Sulsel (y.o.y) dan

Proyeksinya

Grafik 6.9. Indeks Ekspektasi Terhadap Harga-harga

dalam 3 bulan y.a.d

0

2

4

6

8

10

12

14

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3*

2008 2009 2010 2011

y.o.y ‐ Ssy.o.y ‐ Nas

Sumber : BPS diolah

%

6.37

5.715.214.71

‐15%

‐10%

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

25%

30%

140

145

150

155

160

165

170

175

180

185

190

195

1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Indeks perubahan harga umum 3 bulan yad

Growth (yoy)

Page 86: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

77Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor tersebut di atas, maka pada triwulan III-

2011 diperkirakan inflasi tahunan provinsi Sulsel akan sedikit melambat apabila dibandingkan

triwulan sebelumnya (6,37%), yaitu pada kisaran 5,21% ± 0.5% (yoy)-(grafik 6.8).

Kecenderungan tersebut searah dengan rata-rata hasil Survei Konsumen (SK) yang dilakukan

oleh Bank Indonesia, dimana rata-rata Indeks Ekspektasi terhadap harga-harga dalam 3 bulan

yang akan datang (triwulan III-2011), yaitu sebesar 163.33 yang mengindikasikan bahwa

persepsi responden SK akan harga masih menunjukan kecenderungan terjadinya inflasi meski

arahnya diperkirakan cenderung melambat pada triwulan mendatang.

6.3. Prospek Perbankan

Kinerja perbankan di Sulsel pada triwulan III-2011 diperkirakan akan tumbuh cukup

baik meski cenderung melambat. Intermediasi perbankan diprediksi akan sedikit melambat

sehubungan dengan meningkatnya biaya dana alias cost of fund. Berdasarkan survei Bank

Indonesia (BI), biaya dana perbankan rupiah naik dari rata-rata 5,95% di kuartal satu menjadi

6,09% di kuartal II-20113. BI memprediksi, di kuartal III-2011, biaya dana rupiah dan biaya

dana valas akan naik. Selain itu cost of loanable funds atau biaya untuk menyalurkan kredit

(CoLF) juga akan naik. Berdasarkan survei BI, kenaikan itu merupakan antisipasi peningkatan

suku bunga dana pada periode mendatang yang membuat bunga kredit bakal mekar.

Beberapa bank juga menyatakan bahwa pada kuartal III ada potensi kenaikan biaya dana

karena antisipasi kenaikan BI rate dan inflasi. Meski kenaikan biaya dana mungkin akan

menaikkan suku bunga kredit perbankan dan akhirnya menghambat pertumbuhan kredit,

namun, kenaikannya juga tergantung bunga kredit di pasar. Bank tidak bisa menaikkan

bunga kredit seenaknya karena nasabah bisa pindah ke bank lain.

Selain itu, perkembangan DPK (Dana Pihak Ketiga) diperkirakan melambat, sejalan

dengan proyeksi peningkatan konsumsi masyarakat pada triwulan III-2011. Kemudian 3 Kontan, 6 Agustus 2011, Biaya Dana Perbankan Meningkat, http://keuangan.kontan.co.id/v2/read/1312590217/74767/Biaya-dana-perbankan-meningkat.

Grafik 6.10. Indeks Ekspektasi Konsumen

Grafik 6.11. Perkembangan Nilai Tukar

Rupiah Terhadap USD

‐5%

0%

5%

10%

15%

20%

105

110

115

120

125

130

135

140

1 2 3 4 1 2 3

2010 2011

Indeks Ekspektasi  Konsumeny.o.y

Smb : Survei Konsumen KBI Mks

‐15.0%

‐10.0%

‐5.0%

0.0%

5.0%

10.0%

15.0%

20.0%

6,000

6,500

7,000

7,500

8,000

8,500

9,000

9,500

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2

2009 2010 2011

Rata‐rata Kurs Tengah

yoy

Page 87: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

70 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Namun di sisi lain, dengan perkembangan rata-rata ‘Indeks Penghasilan Saat Ini

Dibanding 6 bulan lalu’ (IPD6) juga mengalami pertumbuhan yang lebih baik, hal tersebut

tercermin dari pergerakan pertumbuhan IPD6 yang pada triwulan I-2011 sebesar 2,60%,

meningkat cukup signifikan menjadi sebesar 8,42% pada triwulan laporan (grafik 5.8).

Kondisi itu tersebut searah dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi Sulsel di

triwulan II-2011, yang meningkat dari 6,34% (yoy) pada triwulan I-2011 menjadi 8,62%

(yoy). Peningkatan pertumbuhan tersebut diperkirakan memiliki dampak positif terhadap

kesejahteraan masyarakat Sulsel pada triwulan laporan, dimana terindikasikan oleh hasil

Survey Konsumen yang menunjukan peningkatan pertumbuhan penghasilan dibandingkan 6

bulan yang lalu. Hal ini masih sejalan dengan peningkatan pertumbuhan NTP dan Indeks

diterima petani Sulsel yang menunjukan bahwa pertanian merupakan salah satu penting

yang dapat dijadikan acuan pergerakan kesejahteraan masyarakat Sulsel. Dimana

peningkatan kesejahteraan dimaksud diperkirakan karena pengaruh dari relatif terkendalinya

laju inflasi Sulsel pada triwulan II-2011, dimana menunjukan kecenderungan melambat

dibandingkan triwulan sebelumnya.

Page 88: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

78 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

pergerakan 2 (dua) indikator tersebut, dimana terjadi perlambatan kredit yang relatif lebih

besar daripada perlambatan DPK sehingga akan menyebabkan LDR (Loan to Deposit Ratio)

diperkirakan relatif melambat.

Meski demikian, perkembangan perbankan Sulsel masih terus tumbuh meningkat

tren-nya, dimana tercermin dari terus meningkatnya kantor cabang pembantu di Sulsel dari

tahun ke tahun dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di

bawah 5%.

Page 89: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

79Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

LAMPIRAN

1. Data Ekonomi Makro

Tabel 1.a

Produk Domestik Regional Bruto Menurut Lapangan Usaha Provinsi Sulawesi Selatan Atas Dasar Harga Konstan (Rp Miliar)

Tabel 1.b Produk Domestik Regional Bruto Menurut Penggunaan Provinsi Sulawesi Selatan

Atas Dasar Harga Konstan (Rp Miliar)

2. Data Inflasi

Tabel 2.a

Laju Inflasi Kota Makassar Menurut Kelompok Pengeluaran (2007 = 100)

1 2 3 4 1 2 3 4 1 21. Pertanian 3,435.21        3,337.76        3,542.10      3,183.40      3,196.08      3,615.40      3,780.29      3,218.03        3,582.10        3,978.80     2. Pertambangan & Penggalian 922.85            934.94           966.80          1,028.11      1,158.26      1,101.85      1,087.89      1,143.34        1,005.80        1,126.00     3. Industri Pengolahan 1,444.88        1,688.66        1,741.35      1,593.77      1,648.87      1,748.86      1,738.59      1,733.11        1,700.00        1,774.80     4. Listrik,Gas & Air Bersih 117.72            121.21           131.01          120.44          123.69          136.46          139.28          130.39           128.70            139.30         5. Bangunan 620.76            650.18           683.60          702.24          694.24          709.14          733.67          763.21           753.10            789.60         6. Perdagangan, Hotel  & Restoran 1,875.18        1,916.95        2,008.80      1,991.29      2,043.84      2,102.29      2,219.99      2,332.69        2,279.30        2,369.20     7. Angkutan & Komunikasi 903.20            973.51           1,042.00      1,105.05      1,061.80      1,123.74      1,181.33      1,253.06        1,201.00        1,239.10     8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan  742.58            803.20           807.65          850.64          929.40          930.70          903.16          978.83           1,010.00        1,056.90     9. Jasa ‐ jasa 1,305.67        1,324.66        1,334.54      1,343.90      1,348.12      1,366.22      1,390.77      1,430.44        1,439.80        1,467.60     

PDRB 11,368.05      11,751.04      12,257.85    11,918.84    12,204.28    12,834.65    13,174.98    12,983.12     13,099.80      13,941.30   Sumber : BPS

2009SEKTORAL

2010 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2Konsumsi 8,049.61        8,222.00       8,440.76      8,568.47      8,547.98      8,755.17      8,916.26      9,063.98        8,945.89        9,113.01     Investasi 2,832.07        2,580.84       2,421.01      2,666.96      2,910.26      2,851.03      2,601.89      2,843.62        3,737.88        3,380.21     Ekspor 2,885.49        3,516.10       3,532.63      5,721.74      5,498.22      5,522.39      5,747.49      6,767.34        5,822.81        6,803.61     Dikurangi Impor 2,399.12        2,567.90       2,136.55      5,038.33      4,752.18      4,293.94      4,090.65      5,691.82        5,406.78        5,355.53     

PDRB 11,368.05      11,751.04      12,257.85    11,918.84    12,204.28    12,834.65    13,174.98    12,983.12     13,099.80      13,941.30   Sumber : BPS

PENGGUNAAN2009 2010 2011

KELOMPOKPENGELUARAN Jan Feb Mar April Mei Juni m.t.m y.t.d y.o.y

Umum 128.39       128.12       127.70       127.61       127.81       128.49       0.5% 1.4% 6.4%

Bahan Makanan 155.29       153.50       150.26       148.40       147.91       149.15       0.8% 0.3% 12.1%

Makanan Jadi, Mnman, Rkk & Tembakau 132.24       132.88       133.21       133.76       133.85       134.56       0.5% 2.0% 5.3%

Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 122.23       122.34       123.07       123.33       123.75       124.08       0.3% 1.7% 4.6%

Sandang 136.03       135.85       136.56       137.58       138.99       140.28       0.9% 3.3% 8.8%

Kesehatan 120.15       120.51       120.77       122.18       124.11       124.95       0.7% 4.8% 6.4%

Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga 116.87       116.91       116.89       117.29       117.17       118.11       0.8% 1.1% 2.4%

Transpor, Komunikasi dan Jasa Keuangan 104.79       104.84       105.01       105.16       105.30       105.41       0.1% 0.6% 2.1%

Sumber : BPS

IHK (2011) Growth

Page 90: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

80 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

3. Data Perbankan

Tabel 3.a.

Penghimpunan Dana dan Penyaluran Kredit Bank Umum (Rp Miliar)

 

Tabel 3.b. Penghimpunan Dana

Bank Umum (Rp Miliar)

Tabel 3.c. Penyaluran Kredit Menurut Jenis Penggunaan

Bank Umum (Rp Miliar)

1 28,625.67 31,563.21 110.26%2 29,520.99 32,919.44 111.51%3 29,450.83 33,872.77 115.01%4 33,601.07 36,430.30 108.42%1 29,843.83 37,041.42 124.12%2 32,401.02 39,883.76 123.09%3 33,596.66 41,120.47 122.39%4 37,298.83 43,025.20 115.35%1 37,461.05 46,519.87 124.18%2* 37,904.15 48,615.32 128.26%34

* Angka Sementara

TRW LDRDPK KREDITTHN20

0920

1120

10

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*    Giro 5,109             5,062             4,939             4,994           5,149           5,731           5,948           5,628            6,516             6,256               Tabungan 14,136           15,169          14,966           18,460         14,676         16,737         18,274         20,865         19,648           20,265             Deposito 9,381             9,289             9,546             10,147         10,350         10,284         9,738           10,806         11,298           11,383         

TOTAL 28,626           29,521          29,451           33,601         30,175         32,753         33,959         37,299         37,461           37,904         GROWTH 18.43% 13.76% 11.41% 16.90% 5.41% 10.95% 15.31% 11.00% 24.14% 18.82%

Sumber : Bank Indonesia (LBU Cognos diolah)

2009JENIS PENGGUNAAN

2010 2011

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2*    Modal Kerja 12,195.55      13,239.15     13,582.62      14,671.89    13,853.82    14,873.23    15,424.31    16,609.73    17,246.85      18,015.06         Investasi 6,398.84        6,230.54       6,299.91        6,769.70      7,705.26      8,143.12      7,975.95      8,960.67      9,147.97        9,670.26          Konsumsi 12,968.81      13,449.75     13,990.23      14,988.71    15,482.34    16,867.42    17,720.21    17,454.80    20,125.05      20,930.00     

TOTAL 31,563.21      32,919.44     33,872.77      36,430.30    37,041.42    39,883.76    41,120.47    43,025.20    46,519.87      48,615.32     GROWTH 48.74% 42.46% 39.39% 41.91% 17.36% 21.16% 21.40% 18.10% 25.59% 27.47%

Sumber : Cognos

* Sementara

2009 2010 2011JENIS PENGGUNAAN

Page 91: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

81Kajian Ekonomi Regional Sulawesi Selatan Triwulan II - 2011

4. Data Sistem Pembayaran

Tabel 4.a. Aliran Uang Kartal di Depo KBI Makassar (Rp Triliun)

Tabel 4.b. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) (Rp Triliun)

Tabel 4.c. Transaksi Non Tunai via RTGS (Rp Triliun)

Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow Inflow Outflow Net Flow1 2.23                  0.24                 2.00                  ‐4.3% ‐60.0% 14.7% 2.2% ‐84.2% 196.7%2 0.87                  0.86                 0.01                  ‐20.7% ‐52.7% 100.8% ‐61.2% 259.6% ‐99.7%3 0.91                  0.78                 0.13                  ‐36.8% ‐58.5% 129.0% 4.5% ‐9.6% 2028.9%4 1.65                  0.70                 0.95                  ‐24.8% ‐53.8% 40.6% 81.8% ‐10.0% 639.8%1 1.84                  0.28                 1.56                  ‐17.4% 17.5% ‐21.6% 12.1% ‐59.8% 65.4%2 0.61                  1.26                 (0.65)                 ‐30.0% 45.9% 10904.5% ‐67.1% 346.6% ‐141.5%3 1.29                  1.53                 (0.24)                 42.4% 96.2% 285.2% 112.6% 21.5% ‐63.5%4 1.20                  1.35                 (0.15)                 ‐26.9% 93.0% 115.6% ‐6.7% ‐11.5% ‐37.6%1 2.33                  1.25                 1.08                  26.3% 344.8% ‐30.9% 93.7% ‐7.4% ‐830.9%2 2.10                  1.91                 0.19                  246.3% 52.2% 129.3% ‐9.9% 52.8% ‐82.4%34

Sumber : Bank Indonesia Makassar

Thn Trw Y.O.YJUMLAH Q.T.Q

2011

2010

2009

Inflow PTTB PTTB/Inflow Inflow PTTB PTTB/Inflow Inflow PTTB PTTB/Inflow

1 2.23                  0.25                      11.1% ‐4.3% ‐81.3% ‐80.4% 2.2% ‐39.2% ‐40.5%2 0.87                  0.09                      10.9% ‐20.7% ‐86.9% ‐83.5% ‐61.2% ‐62.1% ‐2.1%3 0.91                  0.39                      42.5% ‐36.8% ‐29.1% 12.2% 4.5% 309.3% 291.6%4 1.65                  1.19                      72.5% ‐24.8% 192.5% 288.8% 81.8% 209.8% 70.5%1 1.84                  1.04                      56.2% ‐17.4% 318.5% 407.0% 12.1% ‐13.0% ‐22.4%2 0.61                  0.69                      113.6% ‐30.0% 632.3% 946.1% ‐67.1% ‐33.6% 102.0%3 1.29                  0.98                      75.9% 42.4% 154.2% 78.5% 112.6% 42.1% ‐33.2%4 1.20                  0.99                      82.7% ‐26.9% ‐16.6% 14.1% ‐6.7% 1.6% 8.9%1 2.33                  1.33                      57.1% 26.3% 28.2% 1.5% 93.7% 33.7% ‐31.0%2 2.10                  0.72                      34.3% 246.3% 4.5% ‐69.8% ‐9.9% ‐45.9% ‐39.9%34

Sumber : Bank Indonesia Makassar

Thn Trw

2010

2009

2011

Y.O.Y Q.T.QJUMLAH

Incoming Outgoing  Total Incoming Outgoing  Total Incoming Outgoing  Total1 17.8             11.9            29.7             56.5% 66.5% 60.4% 22.1% 29.2% 24.8%2 18.5             11.6            30.1             51.8% 46.7% 49.7% 3.7% ‐2.8% 1.1%3 18.7             14.3            32.9             81.4% 83.1% 82.1% 1.1% 23.0% 9.5%4 21.5             15.1            36.6             47.4% 63.0% 53.5% 15.2% 5.5% 11.0%1 17.8             11.9            29.7             0.0% 0.0% 0.0% ‐17.2% ‐20.8% ‐18.7%2 22.4             12.6            35.0             21.4% 8.6% 16.5% 25.9% 5.6% 17.8%3 24.5             11.7            36.2             30.9% ‐17.8% 9.8% 9.0% ‐6.9% 3.3%4 28.5             13.7            42.2             32.3% ‐9.0% 15.3% 16.4% 16.8% 16.6%1 20.1             9.8              29.8             12.6% ‐18.2% 0.3% ‐29.5% ‐28.7% ‐29.3%2 26.1             12.2            38.2             16.1% ‐3.4% 9.1% 29.8% 24.7% 28.1%34

Sumber : Bank Indonesia Makassar

2011

2009

Thn TrwJUMLAH Y.O.Y Q.T.Q

2010

Page 92: KAJIAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI SULAWESI SELATAN … · Selatan dan Sulawesi Barat, maka sejak tahun 2007 ini materi kajian untuk masing-masing provinsi (Sulawesi Selatan dan Sulawesi

82 Kajian Ekonomi Regional Sulawesi SelatanTriwulan II - 2011

Halam ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank