laporan perancangan apartemen rizlan revisian dari dini
TRANSCRIPT
LAPORAN
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN APARTEMEN
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Studio Perancangan Arsitektur II
Oleh :
Rizlan Alamsyah (1002874)
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR
FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2011
iS t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................ i
BAB I......................................................................................................................1
I.1. Pengenalan Apartemen................................................................................1
I.1.1. Pengertian Apartemen...........................................................................1
I.1.2. Latar Belakang Keberadaan Apartemen................................................1
I.1.3. Tujuan Umum Apartemen......................................................................2
I.1.4. Tujuan Khusus Apartemen.....................................................................2
I.1.5. Fungsi Sejenis di Kota Bandung............................................................2
I.2. Pengenalan Daerah Perencanaan dan Perancangan..................................3
I.2.1. Kondisi Fisik...........................................................................................3
I.2.2. Kondisi Sosial dan Ekonomi...................................................................6
I.2.3. Tata Guna Tanah Daerah Perancangan................................................7
I.2.4. Potensi dan Sumber Daya Alam............................................................7
I.2.5. Rencana Pengembangan Daerah Perencanaan dan Perancangan......9
1S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
BAB I
TINJAUAN UMUM
I.1. Pengenalan Apartemen
I.1.1. Pengertian Apartemen
Beberapa sumber yang memberikan definisi dan pengertian apartemen,
yaitu :
Kamus Umum Bahasa Indonesia
Apartemen adalah bangunan bertingkat yang terdiri atas beberapa kamar
yang diperuntukkan sebagai tempat tinggal dan biasanya mempunyai
beberapa jenis semacam itu.
The Random House of Dictionary of The English Language
Apartement is a room or combination of rooms among similar sets in one
building designed, for use as dwelling. (Apartemen adalah sebuah ruangan
atau beberapa susunan ruangan dalam beberapa jenis yang memakai
kesamaan dalam suatu bangunan yang digunakan sebagai rumah tinggal).
Buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial
Apartemen adalah bangunan yang memuat beberapa grup hunian yang
berupa rumah flat atau rumah petak bertingkat yang diwujudkan untuk
mengatasi masalah perumahan akibat kepadatan tingkat nunian dan
keterbatasan lahan dengan harga yang terjangkau di perkotaan.
I.1.2. Latar Belakang Keberadaan Apartemen
Apartemen kini telah menjadi pilihan dari masyarakat modern di kota.
Apartemen bukan lagi merupakan barang baru. Seiring dengan pertambahan
jumlah penduduk, kebutuhan akan tempat tinggal selalu bertambah, sementara
seperti yang kita ketahui, luas lahan yang tersedia tetap. Oleh karena itu
diperlukan untuk membuat tempat tinggal yang disusun secara vertikal atau
apartemen sebagai solusinya. Perkembangan yang pesat di berbagai bidang dan
juga arus globalisasi mempengaruhi gaya hidup masyarakat modern yang serba
praktis, disiplin waktu dan menuntut pelayanan yang optimal. Kenyataannya
dalam beberapa tahun belakangan ini telah banyak apartemen yang dibangun
dengan tujuan pemenuhan kebutuhan tempat tinggal.
Apartemen kini telah menjadi pilihan masyarakat modern di kota-kota besar.
Tipikal masyarakat modern yang mengharapkan kepraktisan dan efisiensi waktu
2S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
disertai dengan kultur kota besar yang serba cepat dapat terwadahi dengan
keberadaan hunian vertikal ini. Apartemen kemudian menjamur di pusat kota dan
distrik komersial yang berkembang menjadi investasi, wadah dan gaya hidup
pekerjanya.
I.1.3. Tujuan Umum Apartemen
Adapun tujuan umum apartemen ini adalah untuk merencanakan sebuah
hunian vertikal yang dapat diterima oleh masyarakat Bandung, khususnya
kalangan menengah atas dan para pekerja asing dan kaum ekspatriat yang
tinggal di Bandung dengan menyediakan fasilitas yang tidak didapat dari rumah
horizontal seperti kesempatan beraktivitas di ruang luar dan teras pribadi.
Dengan tujuan yang demikian, akibatnya apartemen tidak dirancang hanya
dengan mempertimbangkan efisiensi saja tetapi juga diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan, karakter dan perilaku penghuninya.
I.1.4. Tujuan Khusus Apartemen
1) Rumah tinggal dengan tempat bekerja tidak terlalu jauh, sehingga
menghemat waktu dan biaya transportasi.
2) Lebih praktis dalam merawat hunian.
3) Penghuni apartemen dapat menikmati berbagai fasilitas yang tersedia
atanpa perlu repot mengurusnya.
4) Apartemen menjadi investasi yang sangat berharga karena nilai jualnya
selalu meningkat seiring dengan perkembangan kota.
I.1.5. Fungsi Sejenis di Kota Bandung
Ada beberapa apartemen yang sudah berdiri maupun masih dalam proses
pembangunan di Kota Bandung, yaitu diantaranya adalah:
1. The Majesty Hotel and Apartment
Lokasi : Jl. Surya Sumantri No.91 Bandung
2. Grand Setiabudhi Apartment
Lokasi : Jl. Dr. Setiabudhi Bandung
3. Ciumbuluit Apartment
Lokasi : Jl. Ciumbuluit Bandung
4. The Jarrdin Apartment
Lokasi : Jl. Cihampelas Bandung
5. Grand Royal Panghegar Hotel and Apartment
3S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Lokasi Jl. Merdeka Bandung
6. Gateway Apartment
Lokasi : Jl. Jend. A. Yani Bandung
7. The Suites Metro Apartment
Lokasi : Jl. Soekarno-Hatta Bandung
8. Sanggar Hurip Apartment
Lokasi : Jl. Kawaluyaan, Soekarno-Hatta Bandung
Gambar 1.1 : Peta Lokasi Apartemen di Kota Bandung
I.2. Pengenalan Daerah Perencanaan dan Perancangan
I.2.1. Kondisi Fisik
a. Termasuk Wilayah
Lokasi perencanaan pembangunan apartemen ini terletak di persimpangan
antara Jl. Gegerkalong Hilir dan Jl. Dr. Setiabudhi yang termasuk ke dalam
wilayah administrasi kelurahan Isola Kecamatan Sukasari. Kecamatan sukasari
berada di salah satu bagian Wilayah Bojonegara Kota Bandung dengan luas
lahan sebesar 672,518 Ha. Batas-batas Kecamatan Sukasari :
Utara : Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
Timur : Jl.Setiabudi Kecamatan Cidadap Kota Bandung
Selatan : Jalur Tegangan Tinggi Kecamatan Sukajadi Kota Bandung
4S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Barat : Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat
Kecamatan Sukasari memiliki 4 kelurahan yaitu :
Kelurahan Isola (6 RW;29 RT)
Kelurahan Gegerkalong (8 RW; 56 RT)
Kelurahan Sarijadi (11 RW; 100 RT)
Kelurahan Sukarasa (7 RW; 38 RT)
Gambar 1.2: Peta Administrasi Kota Bandung
5S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Gambar 1.3: Peta Lingkungan Sekitar Lokasi Perencanaan
b. Kepadatan Penduduk Rata-Rata
Kecamatan Sukasari memiliki jumlah penduduk sebanyak 67.904 jiwa, yang
terdiri dari 35.072 jiwa laki-laki dan 32.832 jiwa perempuan. Jumlah Kepala
Keluarga (KK) di Kecamatan Sukasari saat ini mencapai 13.792 KK. Berdasarkan
data kependudukan dari kecamatan pada tahun 2009 yang dilihat dari segi
kepadatan penduduk sebesar 108 jiwa per hektar dan dilihat dari pertumbuhan
penduduk, intensitas populasinya akan terus bertambah dari waktu ke waktu.
c. Letak Geografis
Kecamatan Sukasari terletak di 107° BT dan 6° 55’ LS
d. Iklim / Klimatologi
Suhu maksimum dan minimum kecamatan sukasari berkisar 22’C,
sedangkan dilihat dari segi curah hujan berkisar 1.807 mm/th.
e. Kondisi Topografi Daerah Perencanaan
Secara geografis Kecamatan Sukasari memiliki bentuk wilayah datar /
berombak sebesar 85% dari total keseluruhan luas wilayah. Ditinjau dari sudut
ketinggian tanah, Kecamatan Sukasari berada pada ketinggian 500 m di atas
permukaan laut. Daerah sukasari memililiki kelerengan >40%.
6S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
I.2.2. Kondisi Sosial dan Ekonomi
a. Jumlah Penduduk dan Pertumbuhannya
Kecamatan sukasari memiliki jumlah penduduk sebanyak 67.904 jiwa,
yang terdiri dari 35.072 jiwa laki-laki dan 32.832 jiwa perempuan. Dengan
kepadatan penduduk sebesar 95 – 145 jiwa/Ha. Dilihat dari pertumbuhan
penduduk, intensitas populasinya akan terus bertambah dari waktu ke waktu.
Diperkirakan pada tahun 2013 meningkat menjadi 2 kali lipat.
b. Penyebaran Penduduk
Gambar 1.4: Peta Kepadatan Penduduk Kota Bandung
c. Mata Pencaharian
Mata pencaharian penduduk asli kelurahan Isola Kecamatan Sukasari
sebagian besar adalah sebagai pengusaha, pedagang, pengrajin serta pegawai
negeri dan swasta. Sedangkan para pendatang yang tinggal di Kelurahan ini di
dominasi oleh mahasiswa perguruan tinggi yang terletak tidak jauh dari lokasi
perencanaan.
I.2.3. Tata Guna Tanah Daerah Perancangan
Kecamatan Sukasari yang termasuk dalam WP Bojonagara memiliki fungsi
sebagai daerah Permukiman, Industri Teknologi Tinggi, Perdagangan dan
Lindung.
7S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Gambar 1.5: Peta Tata Guna Tanah Kota Bandung
I.2.4. Potensi dan Sumber Daya Alam
a. Faktor Manusia
Dari segi potensi faktor manusia, sasaran utama dari perancangan
apartemen di Kelurahan Isola ini adalah masyarakat pendatang. Hal ini jelas
sangat berpotensi karena masyarakat pendatang cukup mendominasi penyebab
kepadatan penduduk di kelurahan Isola.
b. Faktor Sosial
c. Faktor Ekonomi
Wilayah Kecamatan Sukasari memiliki potensi ekonomi unggulan, seperti :
Budidaya Tanaman Hias
Pembuatan Jamu Tradisional
Pembuatan Telur Asin
Pembuatan Makanan Ringan dan Tradisional
Pengrajin Pernak-Pernik
Percetakan / Konveksi
Selain itu juga terdapat potensi ekonomi dari pariwisata, dimana di daerah
tersebut terdapat beberapa tempat yang dapat dikembangkan menjadi daerah
wisata, seperti
Kolam Renang Universitas Pendidikan Indonesia
Wisata Rohani (Pontren Daarut Tauhid)
8S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Hotel Berbintang (Banana Inn)
Restoran
Supermarket
d. Faktor Pendidikan
Di daerah Sukasari terdapat beberapa lembaga pendidikan, yaitu seperti:
Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Umum
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
Universitas Pasundan (UNPAS)
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi dan Pariwisata (STIEPAR)
Sekolah Tinggi Manajemen Bandung (STMB)
I.2.5. Rencana Pengembangan Daerah Perencanaan dan Perancangan
Gambar 1.6: Peta Rencana Pengembangan Daerah Kota Bandung
9S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
BAB II
TINJAUAN KHUSUS
II.1. Pembahasan Terhadap Pemilihan Lokasi
II.1.1. Pembahasan Pemilihan Lokasi
a. Aspek Perkotaan
Ada beberapa fungsi sejenis (Apartemen) yang ada di Kota Bandung,
tetapi yang dibahas pada laporan ini hanya mengkhususkan pada Apartemen
Grand Royal Panghegar.
Gambar 2.1 : Peta Lokasi Apartemen di Kota Bandung
Apartemen Grand Royal Panghegar
Hunian vertikal yang terletak di pusat kota yaitu di Jl. Merdeka no.2
dibangun 19 lantai dengan 450 unit kamar hunian dan ruang pertemuan, serta
dilengkapi fasilitas standar hotel berbintang. Sebanyak 450 unit hunian tersebut
terdiri atas Blok A (apartemen mewah 60 unit), Blok B (residence 150 unit), serta
Blok C (condotel 240 unit).
10S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Gambar 2.2 : Denah Grand Royal Panghegar
Gambar 2.3 : Perspektif Grand Royal Panghegar
11S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Apartemen Grand Setiabudhi
Apartemen ini dibangun pada tahun 2005 di Jl. Dr. Setiabudi No. 130 - 134
dan terdiri atas 62 unit hunian. Setiap hunian terdiri atas satu hingga tiga kamar.
Apartemen ini menggunakan sistem sewa harian, bulanan, dan tahunan. Tingkat
hunian paling tinggi adalah saat akhir pekan.
Ada beberapa tipe hunian yang disediakan oleh Apartemen Grand
Setiabudhi yaitu diantaranya :
Suite eksklusif
Suite
Suite keluarga
Suite junior
Suite superior
Gambar 2.4 : Interior Hunian Grand Setiabudi
Fasilitas yang tersedia pada Apartemen Grand Setiabudhi yaitu
diantaranya :
Fitness Center
12S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Ruang Rapat
Kolam renang
Gambar 2.5 : Fasilitas Grand Setiabudi
b. Aspek Transportasi
Beberapa fasilitas transportasi yang melalui Grand Royal Panghegar yaitu:
1. Angkutan umum :
Jurusan St.Hall Sadang Serang
2. Bus kota :
Rute Leuwipanjang – Ledeng (Hanya melewati kawasan Braga)
Gambar 2.6 : Pencapaian Transportasi Grand Royal Panghegar
13S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
c. Aspek Lingkungan
1. Tata Guna Tanah
Pada wilayah Kecamatan Sukasari ini, tata guna tanah diperuntukan
khususnya untuk permukiman dan perdagangan.
Gambar 2.7 : Peta Rencana Tata Guna Wilayah Kota Bandung
2. Infrastruktur yang tersedia
Saluran air bersih
Untuk kebutuhan air bersih selain menggunakan PDAM juga
menggunakan Deepwell, sedangkan untuk kebutuhan akan mengunakan
standar yang ada. Kebutuhan air bersih bermacam-macam, seperti
kebutuhan air dingin dan air panas untuk mandi. Demikian juga kebutuhan
air bersih akan diperhitungkan menurut jenis dan jumlah peralatan saniter
seperti untuk kebutuhna kloset, wastafel, bak mandi, shower, bak cuci
dapur dan pakaian, urinoir.
Saluran Air Kotor
Rencana pengelolaan air kotor dan limbah cair secara lebih detail
adalah sebagai berikut:
1. Wilayah yang tidak terlayani sistem terpusat menggunakan system
individu, berupa tanki septik.
14S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
2. Pengelolaan penanganan limbah cair dari kegiatan hunian dan
restoran umumnya tidak menghasilkan limbah berbahaya namun
secara kuantitas limbah yang dihasilkan cukup besar, sehingga
diharapkan agar hotel dan restoran mempunyai sistem pengelolaan
limbah tersendiri.
Drainase
Rencana penataan drainase air hujan dibangun dengan prinsip
agar pengaliran air hujan di atas permukaan tanah dapat secepatnya di
alirkan ke sungai atau saluran pembuangan, agar tidak terjadi genangan
air hujan dan pengikisan terhadap perkerasan.
Jaringan Listrik dan Telepon
Jaringan listrik dan telepon umumnya di sambungkan langsung dari
gardu induk ke bangunan melalui gardu gardu yang ada di sekitar lokasi.
Apabila jaringan listrik memiliki gangguan atau pemutusan maka sumber
energy listrik yang didapatkan berasal dari generator yang di instalasi kan
pada bangunan.
Sampah
Untuk keperluan panampungan dan pembakaran sampah dengan
fungsi apartemen berdasarkan standar adalah 1 kg/orang/hari
d. Aspek Tapak dan Bangunan
1. Luas Tapak
Luas tanah : 7990,74 m2
Luas tanah pengembangan : 3099, 02 m2
Total lahan blok Grang Royal Panghegar : 11089,76 m2
Luas tanah apartemen : 5553,02 m2
Luas tapak apartemen : 7680, 04 m2
Luas lt apartemen (basement 3 lt) : 17958,12 m2
Luas lt apartemen (lt 2, lt 3, dan lt 4) : 3414,06 m2
Luas lt apartemen (19 lt upper structure + parkir) : 46286,46 m2
KDB : 69,25 %
KLB : 5,30 m
Tinggi bangunan : 62 m (19 lt)
Jarak bangunan ke lahan tetangga : 4m
15S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Gambar 2.8 : Tapak
2. Batas Tapak
Utara : Jl. Tera
Barat : Jl. Merdeka
Selatan: Jl. Lembong
Timur : Bangunan Kandatel Telkom
3. Bentuk Masa Bangunan
Bangunan utama dikonsepkan menjadi 3 massa bangunan dalam
penggunaannya bangunan apartemen satu dengan yang lainnya
difungsikan berbeda, pada blok A difungsikan sebagai Condotel
Apartemen, pada blok B difungsikan sebagai Residence Apartemen, pada
blok C digunakan sebagai kawasan huni untuk kalangan menengah
keatas dengan konsep High-end.
4. Perletakan Masa Bangunan
Masa bangunan diletakan secara terpusat di tengah tapak dengan
fasilitas parkir di letakan di sebelah timur tapak dan fasilitas umum lainnya
di sebelah barat dan utara.
5. Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan untuk dinding yaitu dengan
menggunakan dinding block panel yang telah difabrikasi terlebih dahulu
dimaksudkan agar pembangunan dapat lebih mudah dan cepat.
6. Sirkulasi
16S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Kompleks bangunan panghegar hotel dan apartemen diapit oleh
jalan besar, yaitu jalan merdeka sebagai jalan utama dan jalan Lembong,
sedangkan disebelah utara terdapat Jalan Tera, maka panghegar memiliki
3 jalan akses yang sangat memadai untuk sirkulasi. Area parkir terdiri dari
basement 3 lantai seluas 14.908,41 m2 dan terdiri dari 3 lantai pada upper
floor seluas 5190,49 m2 yang dapat menampung total 625 unit mobil.
1st Basement Floor Plan 145 mobil
2nd basement floor plan 178 mobil
3rd basement floor plan 184 mobil
Ground floor plan 15 mobil
2nd upper floor plan 31 mobil
3rd upper floor plan 27 mobil
e. Aspek Tata Ruang
1. Pola tata letak ruang
Pola ruang dari massa bangunan dapat dilihgat dari 2 macam potongan.
Potongan yang pertama adalah potongan horizontal yang menunjukan
zonasi tipikal pada setiap lantai, dan potongan kedua adalah potongan
vertikal yang memperlihatkan zonasi dari setiap lantai
2. Nama-nama ruang dan fungsi
a. Ground floor
- Shop
- Ruko/soho
- Big tenant (restaurant)
- Salable (shop)
- Toilet
- Business centre
- Laundry
- Resepsionis
- Atrium lobby
- Bar
- Coffee shop
b. Upper floor
17S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
- Meeting room
- Ruko
- Toilet
- Restaurant
- Banquet office
- Banquet hall A-D
- Pre-function hall
c. 4th floor
- Office
- Executive lounge
- Toilet
- Storage
- Swimming pool
- Children pool
- Locker
- Gymnasium dan fitness centre
- Tennis court
- Mushola
18S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
d. Typical 5-19
Tipe 1 bedroom A (condotel) ( 4 x 9 m)
Living room
Bedroom
Toilet
Tipe 1 bedroom B (4 x 9,35 m)
Pantry
Living room
Master bedroom
Tipe 2 bedroom A (8 x 9,35 m)
Pantry
Dining room
Livingroom
Master bedroom
Bedroom 1
Maid room
Toilet
Balcony
Tipe 3 bedroom A (11 x 9,35 m)
Pantry
Dining room
Livingroom
Master bedroom
Bedroom 1
Bedroom 2
Maid room
Toilet
Service yard
Balcony
Tipe 2 bedroom B (10,95 x 12,3 m0
Lift
Foyer
Pantry
19S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Dining room
Livingroom
Master bedroom
Bedroom 1
Maid room
Storage
Service yard
Toilet
Balcony
Tipe 3 bedroom B (14,69 x 12,3 m)
Lift
Foyer
Pantry
Dining room
Livingroom
Master bedroom 1
Master bedroom 2
Bedroom 1
Bedroom 2
Maid room
Storage
Service yard
Toilet
Balcony
3. Pengelompokan ruang
Konsep Service Area/Utility Area
Terbagi menjadi 2 bagian yaitu dibangunan utama dan diluar bangunan
utama.daerah utilitas bangunan yang menyatu dengan bagian utama
adalah STP (Sewage Treatment Plant) dan GWT (Ground Water Tank).
Sedangkan daerah utilitas yang terpisah adalah bangunan rumah genset,
bangunan travo PLN dan TPS (tempat pembuangan sementara sampah).
f. Evaluasi Terhadap Pemilihan Lokasi
1. Sisi Positif
20S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Lokasi terletak dipusat kota sehingga dekat dari berbagai pusat
komersial dan pendidikan
2. Sisi negative
Transportasi umum yang melewati langsung lokasi sangat sedikit
sehingga relatif sulit dalam pencapaian menggunakan kendaraan
umum.
g. Lokasi Berdasarkan Kesesuaian Rencana Tata Kota
Lokasi Apartemen Grand Royal Panghegar terletak pada wilayah
Cibeunying. Lokasi Cibeunying diperuntukan bagi bangunan pemerintahan,
pendidikan, perdagangan dan sosial budaya.
II.2. Pembahasan Segi Klasifikasi
II.2.1. Menentukan Tipe Apartemen Tersebut
Apartemen dapat diklasifikasikan berdasarkan hal-hal dibawah ini, yaitu:
a. Tujuan pembangunan
1. Komersial
Pembangunan apartemen hanya ditujukan untuk bisnis komersial
yang mengejar keuntungan.
2. Umum
Bangunan aprtemen ditujukan untuk semua lapisan masyarakat,
biasanya dapat dihuni oleh kalangan masyarakat menengah ke
bawah.
3. Khusus
Bangunan aprtemen hanya dipakai oleh kalangan tertentu,
biasanya dimiliki oleh suatu perusahaan atau instansi dan
dipergunakan untuk kepentingan instansi tersebut
b. Fasilitas
1. Apartemen mewah
Apartemen yang dibangun untuk kalangan menengah ke atas,
biasanya dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas seperti hotel
mewah.
2. Apartemen menengah
Artemen yang dibangun dengan fasilitas yang sedikit diatas
standar, maksudnya hanya beberapa fasilitas tambahan.
21S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
3. Apartemen sederhana
Apartemen yang fasilitas dan bangunannya standar, tanpa fasilitas
tambahan.
c. Kepemilikan (Chiara, 1986)
1. Apartemen Sewa : Pemilik membangun dan membiayai operasi
serta perawatan bangunan, penghuni membayar uang sewa
selama jangka waktu tertentu.
2. Apartemen Kondominium/Strata title : Penghuni membeli dan
mengelola unit yang menjadi haknya, tidak ada batasan bagi
penghuni untuk menjual kembali atau menyewakan unit miliknya.
Penghuni biasanya membayar uang pengelolaan ruang bersama
yang dikelola oleh pemilik gedung.
3. Apartemen Koperasi : Apartemen dimiliki oleh koperasi, penghuni
memiliki saham didalamnya sesuai dengan unit yang ditempatinya.
Bila penghuni pindah, ia dapat menjual sahamnya kepada koperasi
atau calon penghuni baru dengan persetujuan koperasi. Biaya
operasional dan pemeliharaan ditanggung oleh koperasi.
d. Ketinggian bangunan
1. Apartemen bertingkat rendah (low rise Apt) : jumlah lantai 3-6.
2. Apartemen bertingkat sedang (med rise Apt) : jumlah lantai 6-9.
3. Apartemen bertingkat tinggi (high rise Apt) : jumlah lantai lebih dari
9
e. Jumlah lantai per unit
1. Simpleks : Apt yang seluruh ruangnya terdapat dalam satu lantai
2. Dupleks : Apt yang ruangannya terdapat dalam dua lantai.
3. Tripleks : Apt yang ruangannya terdapat dalam tiga lantai.
f. Jumlah kamar
1. Studio : Apt yang hanya terdiri dari satu kamar tidur dan satu kamar
mandi
2. 1 kamar tidur : Apartemen yang terdiri dari satu kamar tidur dan
ruang pendukung lainnya
3. 2 kamar tidur ,dst.
22S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
II.2.2. Kebutuhan Ruang
II.3. Pembahasan Struktur Bangunan
II.3.1. Sistem Struktur Yang Dipakai
a.Dibawah Permukaan Tanah
Pondasi yang digunakan pada pembangunan apartemen ini adalah pondasi tiang
pancang dan pondasi batu kali.
Gambar 2.8 : Pondasi
b.Diatas Permukaan Tanah
Sistem struktur pada sloof kolom dan balok beton modular menggunakan system
grid modular dengan core pada pusat bangunan. Sedangkan untuk penutup atap
menggunakan struktur beton atau dak beton.
23S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
BAB III
PERANCANGAN BANGUNAN
III.1. Analisis Ruang
III.1.1. Jenis jenis Fungsi Ruang
a. Basement
Area parkir mobil
Area parkir motor
Ruang mekanikal elektrikal
Gudang
Laundry
Ruang panel
Ruang sampah
Ruang telefon dan peralatan
Ruang janitor
Toilet
b. Ground Floor
Unit hunian apartemen
Kantor
Ruang security
Cafetaria
Inti bangunan ( tangga dan elevator )
Ruang mekanikal elektrikal
Ruang sampah
c. Typical Floor
Unit hunian apartemen
Inti bangunan ( tangga dan elevator )
Ruang mekanikal elektrikal
Tangga darurat
d. Unit Hunian Apartemen Ground Floor Tipe A
Ruang tamu / ruang keluarga
Ruang tidur
Ruang makan
24S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Ruang tidur pembantu
Kamar mandi utama
Kamar mandi
dapur
e. Unit Hunian Apartemen Lt. 1 Tipe B
Ruang Makan
Ruang Keluarga
Ruang Tidur utama
Ruang tidur pembantu
Kamar mandi utama
Kamar mandi
Dapur
f. Unit Hunian Apartemen Lt. Typical
Ruang tidur 1
Ruang tidur 2
Ruang tidur utama
Kamar mandi ruang tidur utama
Kamar mandi 1
Ruang makan
Ruang keluarga
Balkon
Dapur
Ruang tidur pembantu 1
Ruang tidur pembantu 2
Kamar mandi 2
25S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
III.1.2. Studi Perkiraan Luas Ruang
Nama Ruang Furniture
Luas
Furniture
(m2)
Luas
Sirkulasi
(m2)
Total
Luas
R.makan
Meja Makan 1.35
6 10.05Kursi (6) 1.8
lemari 0.9
R. Keluarga
Sofa single 0.36
4.8 6.56Sofa Double 0.72
Meja 0.36
Nakas (2) 0.32
Balkon Kursi santai 0.72
7.4 35.48Ruang Tidur Utama
Tempat tidur (2) 3.6
Lemari pakaian 23.4
sofa 0.36
Ruang tidur 1Tempat tidur (2) 3.6
1.2 5.88Lemari pakaian 1.08
Ruang tidur 2Tempat tidur 1.8
1.2 4.08Lemari pakaian 1.08
Kamar mandi utama
Washtafel 0.4
1.2 2.95Closet 0.27
Bathtub 0.72
Rak handuk 0.36
Kamar mandi 1
Washtafel 0.4
1.2 2.59Closet 0.27
Bathtub 0.72
Ruang gantiLemari pakaian
(2)2.16 1.2 3.36
DapurMeja 1.8
2.4 4.8Kitchen zinc 0.6
Ruang tidur Tempat tidur 1.8 1.2 3.72
26S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
pembantuLemari pakaian 0.72
Ruang tidur
pembantu
Tempat tidur 1.81.2 3.72
Lemari pakaian 0.72
Kamar mandi 2Washtafel 0.4
1.2 1.47Closet 0.27
Total luas unit 84.66
III.1.3. Matriks hubungan ruang
a. Basement
b. Ground Floor
c. Typical Floor
27S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
d. Hunian Tipe A dan B (ground floor)
e. Hunian Typical floor
III.1.4. Organisasi Ruang
a. Seluruh Apartemen
28S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
b. Unit Hunian
III.1.5. Pola Perletakan Ruang
Pola perletakan ruang adalah menggunakan sistem Tower Plan dimana posisi koridor berada di pusat bangunan.
III.1.6. Persyaratan Ruang
a. Unit Hunian
Nama Ruang
Penerangan penghawaan akustik warna
alami buatan alami buatan
R. tidur -
R. makan balkon
R. tidur
R. keluarga
K. mandi
Dapur
Entrance
29S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Km/wc -
Dapur/ Pantry -
R. Makan -
R. keluarga -
Balkon -
b. Fasilitas pendukung
Nama Ruang
Penerangan penghawaan akustik warna
alami buatan alami buatan
Office -
Cafetaria
Security -
30S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
III.2. Analisis Bangunan
III.2.1. Sistem Non Struktur
Sistem non struktur yang dipakai sebaiknya menggunakan bahan yang ramah
lingkungan dan tidak berbahaya bagi penggunanya.
III.2.1. Pemilihan bahan non struktur
III.2.3 Modul Sistem
a. horizontal
- Jarak antar kolom adalah dengan modul 30. Kolom struktur utama berukuran
60 cm x 120 cm.
- Jarak antara kolom praktis adalah 2,5 meter dan 3 meter dengan ukuran 15
cm x 15 cm
- Lebar pintu masuk apartemen, kamar tidur, dan teras adalah 80 cm.
sedangkan lebar pintu kamar mandi adalah 70 cm
- Lebar jendela di ruang duduk adalah 120 cm sebanyak 2 buah, terdiri dari 2
daun jendela hidup dan daun jendela mati. Lebar jendela kamar tidur adalah
120 cm sebanyak 1 buah, terdiri dari 2 daun jendela hidup dan daun jendela
mati. Lebar jendela di ruang duduk dan ruang makan masing-masing
sebanyak 1 buah sebesar 100 cm, terdiri dari 2 daun jendela mati.
b. vertikal
- ketinggian ground floor-lt 1 adalah 5,4 meter
- ketinggian ground floor sampai plafon adalah 4 meter
- ketinggian setiap lantai tipikal adalah 3,6 meter
- ketinggian setiap lantai tipikal sampai plafon adalah 2,7 meter
- ketinggian batas bawah jendela adalah 90 cm dan batas atas jendela adala
210 cm ditambah dengan ventilasi 30 cm sehingga total tinggi jendela adalah
120 cm tanpa ventilasi
- ketinggian pintu adalah 210 cm tanpa ventilasi. Ventilasi dibuat 30 cm
menjadi satu dengan kusen pintu.
Dalam penentuan jenis struktur, dipertimbangkan terhadap hal-hal sebagai
berikut:
- Keseimbangan, dalam proporsi
31S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
- Kestabilan, agar tahan terhadap gaya yang ditimbukan oleh gempa dan
angin.
- Kekuatan, bagi struktur dalam memikul beban yang terjadi.
- Fungsional dan Ekonomis
- Estetika, Struktur merupakan suatu pengungkapan bentuk arsitektur yang
serasi dan logis. Sedangkan pemilihan jenis struktur ditetapkan dengan
menggunakan struktur portal balok dan kolom beton bertulang. Karena
kemampuan dalam menghasilkan bukaan pada dinding maupun keluwesan
dalam pembentukkan bentuk bangunan amat ditunjang oleh struktur ini.
b. Bahan Struktur
o Pondasi dalam menggunakan tiang pancang
o Pondasi dangkal menggunakan batu kali
o Kolom dan balok menggunakan beton bertulang
o Kusen menggunakan alumunium
o Penutup lantai menggunakan keramik dan marmer.
3.1.3 analisis struktur
a. sistem struktur
struktur apartemen ini terdiri dari struktur balok dan kolom. Sedangkan
pada inti bangunan (core) terletak di tengah-tengah apartemen, terdapat
lift, tangga, gudang, dan laundry.
b. bahan struktur
- struktur balok maupun kolom terbuat dari beton bertulang
- struktur inti bangunan (core) merupakan shear wall
- pondasi tiang pancang
3.1.4 analisis utilitas
a. Sistem Jaringan Air Bersih
Kebutuhan air bersih ini diperlukan untuk unit hunian serta
keperluan penanggulangan kebakaran. Untuk keperluan-keperluan
tersebut terdapat 2 sistem penyediaan air bersih, yaitu sebagai berikut:
o Sistem Down Feed distribution.
keuntungannya ialah distribusi merata.
kerugiannya ialah terdapat reservoar di atap, beban pada atap.
32S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
o Sistem Up Feed distribution
keuntungannya tidak terdapat reservoar di atap.
kerugiannya distribusi kurang merata dan banyak menggunakan
listrik.
o PAM, tetapi penyediaan air bersih melalui PAM masih kurang
mencukupi yaitu hanya sekitar 60% dari total kebutuhan.
o Sumur Bor, merupakan pilihan sumber air bersih yang baik,
dimana pelaksanaannya dapat diawasi dengan mematuhi syarat
serta peraturan yang berlaku.
Untuk penggunaan sistem penyediaan air secara down-feed,
penggunaan reservoar air perlu diperhatikan sistem penghisapan serta
dimensi pipa agar distribusi air dapat merata. Penampungan air untuk
kebutuhan penanggulangan kebakaran, jumlahnya disesuaikan
dengan syarat yang ditetapkan yaiut 100 m3 tiap bangunan, yang
mana reservoarnya diletakkan pada atap bangunan. Kebutuhan akan
air bersih :
o air dingin.
o air panas: siste dengan tanki atau sistem tanpa tanki
b. Sistem jaringan air kotor
Air kotor dialirkan melalui pipa- pipa menuju septictank yang
terletak di sekitar bangunan, kemudia dialirkan menuju rembesan.
a. Penghawaan
Untuk mendapatkan suasana yang dapat dirasakan nyaman, maka
suhu didalam ruangan sebaiknya berkisar antara 23 c - 25 c dengan
kelembaban sekitar 45 hg- 55 hg. Mengingat faktor iklim Jakarta, maka
tidak mungkin untuk menda[atkan keadaan yang nyaman tanpa
mempergunakan alat pengatur udara, yaitu AC unit. yaitu dengan
sistim AC sentral dan Package unit, sehingga penghawaan dalam
apartemen ini dibantu dengan alat pengatur udara untuk mendapatkan
kenyamanan yang diinginkan.
33S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Air bersih digunakan untuk kebutuhna kloset, wastafel, bak mandi,
bak cuci dapur, dan urinoir. Terdapat 6 buah tangki air yang masing-
masing berukuran x m3.
b. sistem jaringan air kotor
Air kotor dan air kotoran dibuang melalui saluran yang ada di setiap
lantai. Air kotor dari floor drain, wastafel dan bak cuci piring mempunyai
saluran/pipa yang berbeda dengan air kotoran dari kloset dan urinoir. Air
kotoran disalurkan ke titik-titik bak kontrol kemudian di salurkan ke riol
kota. Sementara air kotoran disalurkan ke septik tank yang ada di
bangunan power plan. Besar septik tank yang digunakan yaitu rata rata
0,10 m2/orang.
c. sistem jaringan air hujan
Air hujan dibuang melalui pipa air hujan yang terdapat di lantai
atap. Pipa tersebut menempel pada kolom struktur. Air hujan ditampung
ke dalam sumur resapan dan lubang biopori yang dibuat di beberapa titik
dan digunakan sebagai cadangan air tanah.
d. sistem instalasi daya dan penerangan
Listrik berasal dari PLN, dengan gardu listrik/trafo terpisah dari
bangunan utama dan berada di power plan. Sumber listrik cadangan
berasal dari genset (generator set) yang diletakkan di power plan.
Sementara, kabel listrik dan telepon ditanam di dalam tanah.
Berhubung letak tapak didalam kota, maka dapat dijangkau oleh
jaringan listrik PLN dengan faktor-faktor keuntungan sebagai berikut:
o Praktis
o Tidak memerlukan perawatan khusus.
Dengan mempertimbangkan terhadap faktor kenyamanan penghuni
yang merupakan faktor utama dalam bangunan apartemen ini, maka
kemungkingan terputusnya aliran dari PLN perlu diperhitungkan
senhingga dicapai suatu cara penyelesaian sebagai berikut:
o Menggunakan generator set yang dapat menghasilkan aliran listrik
secara kontinou dan memiliki kapasitas daya sebesar 100 % dari
daya yang dihasilkan PLN.
34S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
o Automatic Main Panel, yang bekerja secara otomatis mengalihkan
sumber daya kepada genrator set pada saat aliran listrik dari PLN
terputus.
o Uninterrupted Power Supply yang langsung bekerja saat aliran PLN
terputus dengan menggantikannya engan batterai. UPS ini berguna
bagi kepentingan vital yang tidak boleh terganggu dalam keadaan
apapun sekalipun aliran listrik terputus.
e. Penanggulangan kebakaran.
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya
nyala api yang tidak terkendali sehingga dapat mengancam
keselamatan jiwa manusia maupun harta benda. Pencegahan bahaya
kebakaran merupakan segala usaha yang dilakukan agar tidak terjadi
penyalaan api yang tidak terkendali. Ada beberapa macam sistem
pemadam api, yaitu sebagai berikut :
o Penguraian: yaitu dengan memisahkan atau menjauhkan benda-
benda yang mudah terbakar.
o Pendinginan: yaitu menyemprotkan air pada benda-benda yang
terbakar dengan sprinkler air yang diletakkan merata pada ruang-
ruang apartemen.
o Isolasi/Sistem lokalisasi yaitu dengan cara menyemprotkan bahan
kimia CO2
o Blasting effect system yaitu dengan cara memberikan tekanan
yang tinggi, misalnya dengan jalan meledakkan bahan peledak.
Penanggulangan bahaya kebakaran dapat dilaksanakan melalui 2
cara, yaitu:
o pencegahan secara aktif/active fire protection. Fire Fighting
dengan elemen-elemen:
Water Sprinkler
Alat pemadam kimia portable
Fire Hydrant dan House Rell.
Gas System (CO2, Hakin 1211)
Smoke Detector
35S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Thermal/Heat Detector
o Elemen pencegahan pasif/pasife fire precaution
Pintu keluar darurat/emergency
Koridor dan jalan keluar
Tangga kebakaran
Lift
Melengkapi jalur sirkulasi dengan Pressurization system
4. sistem penanggulangan bahaya kebakaran terdiri dari :
- Tangga darurat yang berada di tengah bangunan dan terdapat di
setiap lantai
- Sprinkler yang terdapat di lobby dan koridor
- Hydran yang terdapat di lobby dan koridor
- Extinguisher yang terdapat di setiap ruangan dan di setiap unit
apartemen
- Hydran halaman yang terdapat di pelataran parker
3.2 Analisis Tapak
3.2.1 Lokasi
3.2.2 batas-batas tapak
36S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Utara : pemukiman penduduk
Selatan : JL. Gegerkalong hilir
Barat : pemukiman penduduk
Timur : jl. Dr setiabudhi
3.2.3 luas tapak
Tapak yang ada berukuran Luas 1.4 Ha
3.2.4 KDB dan KLB
KDB 40 % dari total luas tapak
KLB
3.2.5 Kapasitas parker
3.2.6 Kapasitas parkir terdiri dari 26 mobil dengan penempatan 6 mobil
di tempat parkir di depan bangunan, 16 mobil di tempat parkir di
belakang bangunan, dan 4 mobil di garasi.
3.2.7 Pendaerahan
3.2.8 Pertamanan
Pertamanan atau lansekap merupakan bagian penting dari sebuah
bangunan. Fungsi lansekap atau tata hijau sangat berkaitan dengan
kebutuhan manusia akan kesehatan. Ruang luar lingkungan hidup
manusia memerlukan penataan lahan yang cukup untuk “bernafas”, tidak
dipadati oleh bangunan-bangunan yang menyesakkan ruang gerak
manusia. Lansekap atau tata hijau tidak dapat lepas dari objek yang
dilatarinya. Taman sendiri memiliki macam-macam fungsi yaitu, untuk
kesehatan, untuk keindahan, sebagai daya tarik, sebagai penunjuk arah,
sebagai penyaring debu, sebagai peredam suara, sebagai peneduh,
sebagai pelestari ekosistem, sebagai pencegah erosi, dan sebagai fungsi
simbolik. Beberapa tanaman yang biasanya terdapat di taman adalah
pepohonan, tanaman perdu, bunga-bungaan, rumput, dan lain-lain.
37S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN DAN TAPAK
IV.1. Aktivitas yang ditampung
Unit hunian
Sarana Olah raga
Lahan Parkir
Restoran
Kolam Renang
IV.2. Daya Tampung
Daya tampung untuk apartemen yang direncanakan adalah sebanyak 46
Hunian dengan 3 tipe unit hunian. Untuk daya tampung parkir sendiri terdapat 66
tempat parkir mobil di lantai basement dan 15 tempat parkir mobil di atas
basement dan tempat parkir motor.
IV.3. Lokasi
Batas batas tapak lokasi:
Utara : pemukiman penduduk
Selatan : JL. Gegerkalong hilir
Barat : pemukiman penduduk
Timur : jl. Dr setiabudhi
38S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
IV.4. Konsep Bangunan
IV.4.1. Pola dan bentuk massa bangunan
Kriteria dasar pertimbangan terhadap pola massa bangunan apartemen yang
direncanakan.
- Pertimbangan atas aktivitas yang membutuhkan fleksibilitas
- Pertimbangan sirkulasi dari penghuni ke arah horizontal dan vertikal
- Pertimbangan atas aktivitas yang saling berkaitan
- Pertimbangan atas pengaruh lingkungan
- Pertimbangan terhadap peraturan daerah setempat
Bentuk massa bangunan yang direncanakan berbentuk cross.
IV.4.2. Sistem Struktur dan Bahan
struktur
Dalam penentuan jenis struktur, dipertimbangkan hal-hal berikut ini.
Keseimbangan
Kestabilan, agar tahan terhadap gaya yang ditimbulkan gempa dan angin
Kekuatan dalam memikul beban yang terjadi
Fungsional dan ekonomis
Estetika
Berdasarkan pertimbangan tersebut, struktur yang dipilih adalah balok beton
bertulang.
Bagian-bagian sistem struktur pada bangunan ini:
Kolom : 60/120 dan 15/25
Balok : Balok induk (60/90) dan balok anak (40/60)
Core dengan tebal 30 cm
Pondasi : Batu kali dan tiang pancang dengan diameter 40 (Ø40)
39S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Plat lantai : 12 cm
Bahan
Bahan bangunan yang digunakan dipertimbangkan terhadap mutu dan kualitas
bahan, kemudahan pengerjaan, perawatan yang relatif mudah, dan daya tahan
bahan yang tinggi. Untuk eksterior bangunan digunakan material kaca dan bata
plester yang di cat. Untuk interior menggunakan dinding bata dan plafon gipsum.
Bahan penutup lantai menggunakan keramik dan granit.
IV.4.3. Sistem Sirkulasi Dalam Bangunan
Vertical
Pertimbangan
- Letak alur vertikal yang strategis
- Pola alur vertikal yang tidak rumit
- Pemilihan jenis sirkulasi vertikal sesuai kebutuhan
- Dimensi dan ukuran alur vertical
Keputusan
- Letak alur vertikal yang strategis dan tidak rumit diletakkan memusat pada
tiap lantai
- Pola alur vertikal yang tidak rumit, untuk tangga servis dan darurat dibuat
dengan bentuk U sehingga tidak membinggungkan pengguna bangunan
- Pemilihan jenis alur vertikal lain untuk pemakai, servis dan pengelola
menggunakan lift.
Horizontal
Sistem sirkulasi horizontal menggunakan koridor dan menghubungkan unit-unit
apartemen maupun fasilitas pendukung.
Pertimbangan
- Letak entrance
- Aktivitas pengguna dan pemakai bangunan yang efisien
- Koridor-koridor penghubung bangunan yang memungkinkan untuk suasana
dengan jumlah pengunjung yang banyak
- Dari segi dimensi dan ukuran, koridor juga memungkinkan memberi keamanan
dalam keadaan darurat.
Keputusan
40S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
- Untuk sirkulasi horizontal dalam bangunan menggunakan sistem jalur koridor
yang menghubungkan seluruh bangunan
- Koridor-koridor dibuat dengan dimensi dan ukuran yang besar untuk
menampung pengguna bangunan guna memberikan kenyamanan dan
kemudahan sirkulasi dalam keadaan darurat.
IV.4.4. Sistem pengamanan bangunan
Sistem keamanan
Sistem keamanan dilakukan didalam dan di luar bangunan selama 24 jam.
Di luar bangunan
- Menggunakan one gate sistem pada dua pintu masuk. Kendaraan hanya
dapat masuk dan keluar pada pintu dimana kendaraan tersebut masuk.
- Menempatkan pos keamanan pada entrance
- Pemisahan parkir antar penghuni dan pengunjung
Di dalam bangunan
- CCTV (closed circuit television) pada tempat-tempat yang rawan
- Seluruh pengawasan didalam dan diluar bangunan dipantau di ruang security
sebagai ruang kontrol pusat
Penanganan kebakaran
Bahaya kebakaran adalah bahaya yang ditimbulkan oleh adanya nyala api
yang tidak terkendali sehingga dapat mengancam keselamatan jiwa manusia
maupun harta benda. Pencegahan bahaya kebakaran merupakan segala
usaha yang dilakukan agar tidak terjadi penyalaan api yang tidak terkendali.
Ada beberapa macam sistem pemadam api, yaitu sebagai berikut :
- Penguraian: yaitu dengan memisahkan atau menjauhkan benda-benda yang
mudah terbakar.
- Pendinginan: yaitu menyemprotkan air pada benda-benda yang terbakar
dengan sprinkler air yang diletakkan merata pada ruang-ruang apartemen.
- Isolasi/Sistem lokalisasi yaitu dengan cara menyemprotkan bahan kimia CO2
- Blasting effect system yaitu dengan cara memberikan tekanan yang tinggi,
misalnya dengan jalan meledakkan bahan peledak.
Penanggulangan bahaya kebakaran dapat dilaksanakan melalui 2 cara, yaitu:
41S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Pencegahan secara aktif/active fire protection. Fire Fighting dengan elemen-
elemen:
Water Sprinkler
Alat pemadam kimia portable
Fire Hydrant dan House Rell.
Gas System (CO2, Hakin 1211)
Smoke Detector
Thermal/Heat Detector
o Elemen pencegahan pasif/pasife fire precaution
Pintu keluar darurat/emergency
Koridor dan jalan keluar
Tangga kebakaran
Lift
Melengkapi jalur sirkulasi dengan Pressurization system
IV.4.5. Sistem Utilitas
Air bersih
kebutuhan air bersih pada bangunan meliputi mandi,cuci, dan kakus.
PDAM/air tanah
(sumur)
PDAM/air tanah
(sumur)
Tangki air bawah
Tangki air bawah Pompa
Pompa
Tangki atasTangki atas
Alat-alat plambing
Alat-alat plambing
42S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Air kotor
Pipa air kotor pada masing-masing unit dilewatkan pada shaft tiap-tiap unit.
Kemudian dibelokkan ke shaft utama.
Air Hujan
Air hujan dari bangunan dialirkan melalui talang vertikal lalu dialirkan ke bak
kontrol untuk kemudian menuju ke riol kota. Sementara air hujan di luar
bangunan di resapkan ke sumur resapan dan lubang biopori di halaman.
Listrik
Berhubung letak tapak dalam kota, maka dapat dijangkau oleh jaringan listrik
PLN dengan keuntungan sebagai berikut.
- Praktis
- Tidak memerlukan perawatan khusus
Dengan mempertimbangkan faktor kenyamanan penghuni, maka
kemungkinan terputusnya aliran PLN telah dipertimbangkan, sehingga dicapai
cara penyelesaian sebagi berikut:
- Menggunakan generator set yang dapat menghasilkan listrik secara kontinu.
Ruang genset ditempatkan pada powerplant.
- Automatic main panel yang bekerja secara otomatis mengalihkan sumber
daya kepada generator set pada saat aliran listrik PLN terputus.
Telepon
Setiap unit hunian mempunyai sambungan telepon keluar dengan sistem IDD
(Internasional Direct Dialing) untuk sambungan telepon internasional.
PantryRestaurant
PantryRestaurant Penjebak lemak
Penjebak lemak
ResapanResapan
Westafel dllWestafel dll
Closet Closet Septik tank
Septik tank
Penjebak lemakPenjebak lemak
Riol Riol
43S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
Setiap unit mempunyai fasilitas intercom untuk dapat memantau tamu yang
datang dari luar serta sistem sambungan telepon untuk berhubungan secara
intern antar penghuni, resepsionis, dll.
Penangkal Petir
Instalasi penangkal petir ialah instalasi atau komponen-komponen dan
peralatan-peralatan yang secara keseluruhan berfungsi untuk menangkap petir
dan menayalurkannya ke tanah sehingga semua bagian dari bangunan beserta
isinya atau benda-benda yang dilindunginya terhindar dari bahaya sambaran
petir. Beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam merencanakan sistem
penangkal petir:
o Keamanan secara teknis.
o Penampang hantaran-hantaran pertanahan yang digunakan.
o Ketahanan mekanis.
o Ketahanan terhadap korosi.
o Bentuk dan ukuran bangunan yang dilindungi.
o Faktor ekonomis.
Jadi penangkal petir yang digunakan : Sistem konvensional, yaitu model
Franklin Rod.
Sampah
Dua macam sistem pembuangan sampah dapat digunakan:
o Melalui shaft sampah.
Dari tiap-tiap lantai terdapat shaft-shaft pembuangan sampah yang kemudian
ditampung di penampungan utama di bagian bawah bangunan. Setelah
dipadatkan lalu diangkut oleh truk sampah.
o Ditampung
Dimana sampah ditampung oleh masing-masing unit hunian untuk kemudian
diangkut oleh petugas kebersihan.
44S t u d i o P e r a n c a n g a n A r s i t e k t u r II
DAFTAR PUSTAKA
Anonim; 2008;Buku Panduan Perancangan Bangunan Komersial; Bandung;
Alfabeta.
http://www.grandroyalpanghegar.com
http://www.maps.google.com
http://www.wikipedia.com/apartment-search