isi makalah (permintaan apartemen)

21
I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah dewasa ini, banyak eksekutif muda yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja.hingga menjadikan rumah sebagai tempat untuk “transit” sekadar mandi dan ganti baju lalu pergi bekerja kembali. Menyadari hal itu,mereka mulai mencari hunian yang fleksibel, tidak terlalu besar, cocok bagi mereka yang belum berkeluarga, dan pilihan mereka jatuh kepada apartemen. Apartemen sewa mulai berkembang pada awal tahun 1980. Saat itu kondisi ekonomi cukup baik dan tingginya jumlah ekspatriat di Indonesia menjadi pendukung untuk maraknya apartemen sewa. Dari sisi lokasi, apartemen sewa mulai berkembang di kawasan CBD dengan konsep bangunan single. Pada tahun 1985, pemerintah mengeluarkan UU No 16 Tahun 1985 yang mengatur tata cara pembangunan, kepemilikan, penghunian dan pengelolaan rumah susun, dalam hal ini untuk konsep strata-title. Aturan yang jelas diharapkan dapat mendorong pembangunan rumah susun atau dalam hal ini kondominium strata- title dengan cepat sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat akan hunian, terutama di 1

Upload: akbar-prasojo

Post on 09-Feb-2016

440 views

Category:

Documents


30 download

TRANSCRIPT

Page 1: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

I. PendahuluanA. Latar Belakang Masalah

dewasa ini, banyak eksekutif muda yang menghabiskan sebagian waktunya untuk bekerja.hingga menjadikan rumah sebagai tempat untuk “transit” sekadar mandi dan ganti baju lalu pergi bekerja kembali.

Menyadari hal itu,mereka mulai mencari hunian yang fleksibel, tidak terlalu besar, cocok bagi mereka yang belum berkeluarga, dan pilihan mereka jatuh kepada apartemen.

Apartemen sewa mulai berkembang pada awal tahun 1980. Saat itu kondisi ekonomi cukup baik dan tingginya jumlah ekspatriat di Indonesia menjadi pendukung untuk maraknya apartemen sewa. Dari sisi lokasi, apartemen sewa mulai berkembang di kawasan CBD dengan konsep bangunan single.Pada tahun 1985, pemerintah mengeluarkan UU No 16 Tahun 1985 yang mengatur tata cara pembangunan, kepemilikan, penghunian dan pengelolaan rumah susun, dalam hal ini untuk konsep strata-title. Aturan yang jelas diharapkan dapat mendorong pembangunan rumah susun atau dalam hal ini kondominium strata-title dengan cepat sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat akan hunian, terutama di perkotaan dan makin berkembangnya tekhnologi.

B. Tujuan Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menambah

wawasan bagi penulis makalah dan juga mudah-mudahan bias bermanfaat untuk semua kalangan yang membutuhkan dari resensi makalah ini, makalah ini membahas berbagai masalah yang terjadi pada hunian yang berpotensi untuk berpeluang usaha dan bisa menghasilkan profit yang cukup tinggi serta bisa membuat lapangan pekerjaan baru.

C. Metode Penulisan

1

Page 2: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

a. Subjek PenelitianSubjek penelitian ini adalah permintaan masyarakat

terhadap hunian apartemen dari level kecil, menengah hingga tinggi. Permintaan terhadap apartemen ternyata lumayan banyak, permintaan di wilayah Jakarta Bandung Tangerang dan sekitarnya banyak dicari sebagai hunian kedua bagi mereka yang menjadikan tempat peristirahatan dari pulang aktivitas mereka yang terlalu sibuk.

b. Rancangan Makalah i. Jenis makalah;

Makalah ini adalah makalah eksposisi, yaitu terdapat pemaparan-pemaparan berbagai masalah yang terjadi pada hunian apartemen bertingkat atau single apartemen yang terjadi di Negara Indonesia.

ii. Data makalah;Data makalah ini diambil dari berbagai refrensi penulis tentang permintaan apartemen yang terus meningkat didaerah Ibu Kota. Dan juga terdapat berbagai inspirasi untuk membuat apartemen menjadi profit oriented, yang bias meningkatkan incomen bagi pemilik apartemen tersebut.

2

Page 3: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

II. Pasar Properti

A. Pasar Properti masih menjanjikan.

Belakangan ini kita melihat sentimen negatif terhadap sektor properti tercermin dari melemahnya indeks properti sejak awal 2008. Jika dibandingkan dengan pergerakan rata-rata indeks properti awal 2007, rata-rata pergerakan indeks properti pada tahun ini menurun sebesar 31,9 persen (persen year-to-date). Besarnya penurunan indeks properti ini lebih besar daripada penurunan IHSG pada periode yang sama yang mencapai 13,4 persen (persen year-to-date).Ada kekhawatiran akan meningkatnya suku bunga karena terdesak tingginya tingkat inflasi terutama dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) baru-baru ini. Menilik kondisi itu, apakah sektor properti sudah melewati masa jayanya?

Suku bunga mempunyai peranan yang sangat penting dalam sektor properti karena memengaruhi baik sisi penawaran maupun permintaan. Konsumen biasanya mengambil kredit dari perbankan untuk membeli properti dengan komposisi proporsi kredit 80 persen dan uang sendiri 20 persen. Karena itu, kenaikan tingkat bunga akan meningkatkan pula cicilan sehingga memengaruhi daya beli konsumen.Sebaliknya, pengembang properti tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan tingkat bunga tercermin dari net gearing perusahaan properti yang rendah, yaitu maksimal 20 persen. Kenaikan tingkat bunga lebih mengganggu perusahaan konstruksi dengan net gearing bergerak antara 100 dan 200 persen. Ini berarti secara tak langsung akan memengaruhi harga proyek properti dan selanjutnya harga jual kepada konsumen untuk digunakan terhadap angka indeksnya.

Masihkah kisah indah berlanjut? Tahun 2007 merupakan tahun emas bagi sektor properti. Terus menurunnya tingkat suku bunga telah mendongkrak pertumbuhan sektor properti. Pesatnya sektor ini ditandai dengan tingginya pertumbuhan penawaran dan permintaan properti. Hingga akhir 2007, total unit properti yang tersedia, baik rumah maupun apartemen, mencapai 416.041 unit atau tumbuh 17 persen daripada tahun sebelumnya. Dari total unit yang ditawarkan, 79 persen merupakan properti rumah dan sisanya apartemen. Pertumbuhan penawaran yang tinggi di sektor ini ternyata dibarengi dengan tingginya pertumbuhan permintaan yang mencapai 21 persen. Namun, cerita indah tampaknya terganggu karena naiknya harga beberapa komponen bahan baku penting seperti besi dan semen. Harga besi menjadi dua kali lipat sejak Juni 2007, sedangkan harga semen sudah mengalami kenaikan 6-7 persen sejak Januari 2008. Besi tak hanya digunakan sebagai tulang beton, tetapi dalam perlengkapan listrik dan elektrikal. Kenaikan

3

Page 4: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

harga bahan baku konstruksi memaksa para pengembang properti mengalihkan sebagian beban tambahan kepada konsumennya. Akibatnya, harga jual properti turut melambung. Survei BI mengenai indeks harga properti residensial (SHPR) pun mendukung hal itu. Indeks SHPR triwulan I-2008 menunjukkan kenaikan 1,68 persen dari triwulan IV-2007. Kenaikan ini lebih tinggi daripada kenaikan pada tahun sebelumnya yaitu 0,55 persen. Ini dikhawatirkan akan memengaruhi pertumbuhan permintaan properti, yang berimbas pada turunnya pendapatan perusahaan properti. Kenaikan harga minyak dunia hingga mendekati 140 dollar AS per barrel telah memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM hingga 30 persen. Ini jelas akan berdampak pada inflasi dan tingkat bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI). Sampai Mei 2008, tingkat inflasi mencapai 10,4 persen (year on year), sedangkan tingkat bunga SBI 8,5 persen. Diperkirakan tingkat inflasi akan mencapai 10, 66 persen sampai akhir 2008.

B. Perkembangan Properti

Menurut Danareksa Research Institute (DRI), BI mungkin mengadopsi kebijakan tingkat bunga riil yang negatif antara 200 dan 300 basis poin (bps) sehingga SBI akhir tahun bisa mencapai 9 persen. Negara-negara tetangga, seperti Singapura dan Thailand, telah mengadopsi tingkat bunga riil negatif masing-masing 600 bps dan 300 bps. Ini memungkinkan BI mengadaptasi kebijakan serupa untuk menjaga tingkat suku bunga pada tingkat yang tak mengganggu bergulirnya roda ekonomi. Dengan adanya desakan meningkatnya tingkat suku bunga dan naiknya bahan bangunan muncul kekhawatiran tergerusnya pendapatan perusahaan properti khususnya yang telah listing di bursa saham. Mungkinkah ini jadi pertanda bahwa pasar properti mulai meredup?Prospek ekonomi Indonesia yang masih cerah menjadi salah satu alasan utama mengapa pasar properti masih menarik. Itu terlihat dari pergerakan salah satu komponen Leading Economic Index (LEI), yaitu Building Permit Index (BPI). Pada Maret 2008, indeks BPI menunjukkan kenaikan 1,9 persen dari tahun lalu atau 0,8 persen sejak awal tahun. Ini menandakan masih tingginya permintaan masyarakat terhadap perumahan. Rencana pembelian rumah dan tanah juga berperan penting dalam usaha properti pada masa datang. Ini tergambar dalam survei Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) DRI. Hasil survei IKK Mei 2008 menunjukkan, rencana pembelian rumah pada kelompok rumah tangga berpendapatan lebih dari Rp 1,5 juta meningkat menjadi 0,88 persen dari 0,74 persen pada bulan sebelumnya. Sebuah berita positif yang mengindikasikan bahwa preferensi rumah tangga untuk membeli rumah tinggal atau properti masih cukup tinggi. Di sisi lain, kredit perbankan nasional juga masih mengalami perkembangan. Hingga April 2008, total kredit bank tumbuh sebesar 7,6 persen dibandingkan dengan tahun lalu yang tumbuh hanya 4,9 persen.

Porsi kredit perbankan yang disalurkan khusus untuk sektor properti juga meningkat dari 12,7 persen pada 2005 menjadi 15 persen pada 2008.

Nilai kredit properti tumbuh 8 persen menjadi Rp 166 triliun pada Januari-April 2008. Kredit pemilikan rumah dan apartemen mendominasi 63 persen total kredit properti mencatat pertumbuhan 33 persen (year on year) pada April 2008.

4

Page 5: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

Angka ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan tahun lalu pada periode yang sama yaitu sebesar 20,7 persen. Melihat iklim pertumbuhan kredit yang masih cukup baik, baik kredit secara total maupun khusus terhadap sektor properti, menandakan bahwa minat perbankan maupun konsumen terhadap properti masih belum surut. Properti untuk investasi. Selain untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia atas tempat tinggal, properti juga menjadi sarana investasi. Imbal hasil (yield) per tahun yang ditawarkan melalui investasi properti masih cukup menarik. Imbal hasil dari penyewaan apartemen masih mencapai 10,8 hingga 11,2 persen, sedangkan untuk pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran yang berada di kawasan pusat bisnis berkisar 8,2 persen hingga 15,5 persen.

Walaupun suku bunga selama 2008 cenderung naik dan diperkirakan mencapai 9 persen pada akhir 2008, imbal hasil yang dapat diperoleh para investor di bisnis properti setiap tahunnya antara 8 persen dan 15 persen. Imbal hasil ini belum lagi ditambah dengan prospek kenaikan harga jual di masa datang yang umumnya kurang lebih sama dengan inflasi. Dengan demikian, imbal hasil yang diperoleh investor ditambah apresiasi harga jual masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan biaya pembiayaan sebesar 9 persen.

Di tengah tekanan inflasi dan kenaikan suku bunga, permintaan masyarakat di sektor properti ini masih cukup kuat. Apalagi dengan kondisi harga jual kembali properti yang cenderung meningkat setiap tahunnya, makin memperkuat indikasi bahwa investasi di sektor properti masih cukup menjanjikan.

III. Perkembangan Apartemena. Sejarah Perkembangan Apartemen

5

Page 6: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

Apartemen sewa mulai berkembang pada awal tahun 1980. Saat itu kondisi ekonomi cukup baik dan tingginya jumlah ekspatriat di Indonesia menjadi pendukung untuk maraknya apartemen sewa. Dari sisi lokasi, apartemen sewa mulai berkembang di kawasan CBD dengan konsep bangunan single.

Pada tahun 1985, pemerintah mengeluarkan UU No 16 Tahun 1985 yang mengatur tata cara pembangunan, kepemilikan, penghunian dan pengelolaan rumah susun, dalam hal ini untuk konsep strata-title. Aturan yang jelas diharapkan dapat mendorong pembangunan rumah susun atau dalam hal ini kondominium strata-title dengan cepat sehingga memenuhi kebutuhan masyarakat akan hunian dikota.

b. Peningkatan Permintaan Apartemen

Pada tahun 1990-2000, sektor apartemen sewa menunjukkan tingkat pasokan dan permintaan yang semakin tinggi. Pada periode ini pula, kondominium strata-title mulai berkembang, namun preferensi orang untuk tinggal di hunian bertingkat tinggi relatif belum terlalu besar sehingga permintaan akan unit kondominium relative rendah.

Pada pertengahan tahun 1990, kondominium dengan jumlah unit yang besar mulai berkembang, seperti kondominium Taman Rasuna dan Taman Anggrek. Pasokan kondominium baru semakin tinggi dan permintaan akan unit apartemen juga mulai meningkat. Preferensi lokasi masih didominasi oleh kawasan CBD, diikuti oleh Jakarta Barat dan Jakarta Pusat. Di sektor apartemen sewa, permintaan semakin tinggi dengan dominasi ekspatriat dari negara-negara Asia seperti Korea, Jepang,dan,Taiwan.

Tahun 1998 terjadi krisis moneter yang memberikan dampak yang cukup besar terhadap sektor apartemen sewa dan kondominium. Permintaan akan unit apartemen sewa dan kondominium menurun drastis. Banyak proyek pembangunan yang terhenti akibat tersendatnya investasi yang kurang dalam penyediaan serta biaya.

Kondisi ini berlanjut hingga awal tahun 2000, di mana pengembang masih berhati-hati untuk kembali mengembangkan proyek apartemen sewa dan kondominium. Saat itu hanya beberapa developer dengan finansial kuat yang berani melakukan pembangunan pada sector tersebut.

Sektor apartemen sewa dan kondominium mulai bangkit kembali pada pertengahan tahun 2000. Tingginya tingkat pertumbuhan penduduk, turut mendukung berkembangnya kondominium di Jakarta. Di lain sisi, tuntutan kebutuhan akan tempat tinggal yang berkualitas juga semakin tinggi. Untuk menjembatani kesenjangan yang cukup besar antara jumlah pasokan dan permintaan terhadap hunian tersebut, mulai dilakukan pembangunan yang cukup .

c. Tren Tinggal di Apartement yg Terintegrasi

6

Page 7: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

Mulai pertengahan tahun 2000, mulai berkembang tren gaya hidup tinggal di hunian bertingkat tinggi dan muncul tuntutan orang untuk tinggal di lingkungan yang lebih efisien. Muncul konsep mixed-use development di mana hunian terintegrasi dalam satu kawasan bersama dengan perkantoran dan pusat perbelanjaan, seperti yang terlihat pada proyek Central Park, St Moritz, Rasuna Epicentrum, dan Kemang Village. Tujuan pembelian unit kondominium juga tak lagi hanya untuk tempat tinggal, namun juga sebagai instrumen investasi.

Perkembangan kondominium pada periode ini didominasi oleh segmen menengah, khususnya di kawasan CBD, diikuti kawasan Jakarta Utara dan Jakarta Selatan. Di sektor apartemen sewa, ekspatriat yang menghuni unit apartemen sewa semakin beragam, berasal dari China, Amerika, Timur Tengah, Eropa dan lainnya.

Di masa depan, sektor apartemen sewa dan kondominium diharapkan akan terus berkembang seiring dengan kondisi ekonomi nasional dan global yang terus membaik. Upaya pemerintah menjaga nilai rupiah terus meningkat dan bunga bank pada level rendah diharapkanmeningkatkan daya beli masyarakat.

7

Page 8: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

IV. Teori Permintaan dan Penawaran Apartemen

a. Teori Supply

Kita akan mulai dengan eksperimen pikiran berikut. Misalkan ada sebuah apartemen kondominium bangunan di mana semua apartemen adalah identik, dan apartemen masing-masing memiliki pemilik yang berbeda. Anggaplah bahwa beberapa dari mereka mungkin akan tertarik menjual apartemen mereka. Untuk tujuan eksperimen pikiran, kita akan mengasumsikan bahwa mereka semua-informasi yang cukup dan tertarik terutama dalam potensi keuntungan moneter mereka.

Setiap pemilik memiliki ide yang sedikit berbeda dari apa yang akan menjadi harga yang diterima. Tidak ada pemilik akan menerima kurang dari $ 91.000 untuk apartemen nya. Pada harga $ 91.000, satu pemilik bersedia untuk menjual. Pada harga $ 92.000, dua pemilik bersedia menjual. Bahkan, ternyata setiap kali harga naik $ 1,000 ada pemilik satu lebih bersedia untuk menjual apartemen. Tidak ada bersedia untuk menjual di $ 90.000.

Jadwal Penyediaandan Curve

Hasil pola ini adalah jadwal yang akan ditampilkan pada Tabel 1, yang kita sebut jadwal pasokan. Sebuah skedul penawaran menunjukkan kepada kita, dalam bentuk tabel, jumlah barang atau jasa yang akan ditawarkan oleh penjual pada setiap harga mungkin.

8

Table 1: A Supply Schedule for Apartments Tabel 1: Jadwal Pasokan Apartemen

Price ($1000s) Harga ($ 1000)

100 100

99 99

98 98

97 97

96 96

95 95

94 94

93 93

92 92

91 91

90 90

Quantity of Apartments Supplied Jumlah Apartemen Disediakan

10 10

9 9

8 8

7 7

6 6

5 5

4 4

3 3

2 2

1 1

0 0

Page 9: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

Gambar 1: Kurva Penawaran untuk Apartemen. Kurva penawaran menunjukkan informasi yang sama seperti jadwal pasokan. Dengan harga yang lebih tinggi, lebih banyak apartemen yang ditawarkan di pasar oleh orang-orang yang berada dalam posisi untuk menjual.

Dari jadwal penawaran, kita dapat grafik kurva penawaran, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1, yang menunjukkan informasi yang sama dalam bentuk yang berbeda. Jika kita bertanya berapa banyak apartemen akan ditawarkan untuk dijual dengan harga $ 96.000, misalnya, kita dapat melihat ke seberang dari $ 96.000 pada vertikal (harga) sumbu ke kurva penawaran, dan kemudian turun ke horisontal (kuantitas) sumbu untuk menemukan bahwa jawabannya adalah 6.

Perhatikan bahwa kurva penawaran dalam Gambar 1 miring ke atas. Hal ini tampak masuk akal, konsisten dengan harapan bahwa pemasok layanan yang baik atau akan cenderung untuk menawarkan lebih untuk dijual, semakin tinggi harga yang mereka terima. Harga dan kuantitas ada yang positif (atau langsung) hubungan sepanjang kurva penawaran.

Kita melihat gerakan sepanjang kurva penawaran ketika kita perhatikan, misalnya, bahwa jumlah apartemen yang akan ditawarkan untuk dijual meningkat 6-7 dengan harga saham naik dari $ 96.000 sampai $ 97.000. Ini adalah kasus perubahan kuantitas yang ditawarkan. Penting untuk merujuk gerakan sepanjang kurva penawaran sebagai perubahan kuantitas yang ditawarkan untuk menghindari kebingungan dengan topik bagian berikutnya.

Periksa diri Anda dengan menjawab pertanyaan ini dengan mengacu pada Tabel 1 atau Gambar 1: Berapakah jumlah yang ditawarkan berubah ketika perubahan harga dari $ 97.000 sampai $ 100.000?

9

Page 10: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

b. Perubahan Supply

Gambar 2: Kenaikan Supply. Kurva ketersediaan pasokan luar (ke kanan) ketika penjual memutuskan untuk pasokan dalam jumlah besar ke pasar dengan harga tertentu, atau untuk biaya lebih sedikit untuk kuantitas tertentu.

Berbeda dengan perubahan kuantitas yang ditawarkan, kita katakan telah terjadi perubahan pasokan ketika ketersediaan pasokan keseluruhan kurva.

Mengapa seluruh pergeseran kurva? Model sering memanfaatkan ceteris paribus ("semua lain konstan") asumsi. Kurva penawaran yang ditunjukkan pada Gambar 1 memegang, kita anggap, untuk situasi-situasi. Tapi bagaimana jika keadaan yang berbeda? Bagaimana jika ada penjual lebih pada tiap harga? Atau bagaimana jika penjual yang sama pada umumnya bersedia untuk menerima penawaran yang lebih rendah?

Anggaplah bahwa pada tiap harga ada dua penjual yang lebih potensial. Kurva penawaran akan bergeser ke kanan dari S1 ke S2 seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2. Sekarang, dengan harga $ 96.000, misalnya, 8 pemilik bersedia menjual, bukan hanya 6. Kita bisa menggambarkan peningkatan pasokan baik dengan mengatakan bahwa "pasokan telah bangkit" atau "kurva penawaran telah bergeser keluar" (. Ini mungkin tampak membingungkan bahwa meningkatkan pasokan menggeser kurva penawaran ke bawah. Jangan lupa untuk memulai cerita "" oleh membaca di horizontal dari sumbu harga. Kemudian Anda akan memperhatikan bahwa menggeser keluar menuju angka yang lebih tinggi pada sumbu kuantitas.)

10

Page 11: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

Gambar 3: Sebuah Penurunan Supply. Kurva penawaran bergeser ke belakang (ke kiri) ketika penjual memutuskan untuk pasokan dalam jumlah kecil ke pasar pada harga tertentu, atau biaya lebih untuk kuantitas tertentu. (Sumber: GDAE )

Kami akan melihat hasil yang sama jika, bukan penjual baru memasuki pasar, setiap ada penjual menjadi bersedia menerima $ 2.000 kurang. (Hal ini dapat terjadi, misalnya, karena peningkatan banjir bahaya atau kejahatan di daerah tersebut membuat mereka lebih bersemangat untuk menjual) Dalam kasus ini. Dan juga, 8 pemilik sekarang akan bersedia untuk menjual dengan harga $ 96.000, sedangkan sebelum mengambil harga $ 98.000 untuk mendapatkan 8 pemilik ingin menjual. Hal ini juga akan disebut peningkatan "pasokan" dan lagi kurva penawaran akan bergeser seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.

Jika sebaliknya, jumlah pedagang turun, atau harga minimum setiap penjual bersedia menerima naik, kurva penawaran akan terletak di sebelah kiri yang asli, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.” Kami mengatakan bahwa "pasokan mengalami penurunan," atau "pasokan telah jatuh," atau "kurva penawaran telah bergeser kembali."

Dengan demikian jumlah penjual dan preferensi mereka adalah salah satu hal yang dapat mempengaruhi lokasi kurva penawaran. Banyak faktor lain yang mempengaruhi lokasi kurva penawaran. Apa sebenarnya determinan ini non-harga dari penawaran umumnya akan tergantung pada apa, khususnya, sedang dijual di pasar. Meskipun kami sudah agak sewenang-wenang memilih pasar real estat sederhana untuk contoh kita, faktor penentu pasokan akan bervariasi tergantung pada apakah item dalam pertanyaan adalah aset, yang diproduksi baik, atau jasa, dan pada karakteristik khusus dari item tersebut. Misalnya, di pasar minyak, faktor-faktor penentu pasokan akan mencakup keberhasilan eksplorasi minyak dan penemuan (penemuan baru yang besar akan meningkatkan pasokan), sementara di pasar untuk komputer, teknologi inovasi bahwa biaya chip yang lebih rendah akan meningkatkan pasokan. Di pasar untuk jagung, panen yang buruk akan mengurangi pasokan, tapi baru, varietas jagung lebih produktif akan meningkat itu. Anda dapat dengan mudah memikirkan contoh-contoh semacam itu untuk barang lain dan jasa.

11

Page 12: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

c. Teori permintaan

Sekarang mari kita asumsikan bahwa ada beberapa pembeli potensial dari apartemen, dan bahwa mereka juga mendapat informasi dan tertarik untuk membeli apartemen, untuk tinggal di atau menyewakan, jika mereka bisa mendapatkan satu dengan harga yang baik. Namun, mereka memiliki sudut pandang yang berbeda Mereka semua menganggap harga sebesar $ 100.000 karena terlalu tinggi: tidak satupun dari mereka akan membeli apartemen dengan harga itu. Namun, salah satunya adalah bersedia membayar sebanyak $ 99.000, bahwa individu dan calon pembeli lain keduanya bersedia untuk membeli jika harga turun menjadi $ 98.000, dan sebagainya.

Jadwal Permintaan dan Kurva

Dalam Tabel 2, kami menampilkan jadwal permintaan yang mencerminkan hal ini. Sebuah jadwal permintaan menjelaskan, dalam bentuk tabel, jumlah barang atau jasa yang pembeli bersedia membeli pada setiap harga mungkin.

Gambar 4: Kurva Permintaan untuk Apartemen. Kurva permintaan menunjukkan informasi yang sama seperti jadwal permintaan. Dengan harga yang lebih tinggi, lebih sedikit apartemen yang diinginkan oleh orang-orang yang mencari untuk membeli.

Dari jadwal permintaan kita bisa grafik kurva permintaan, seperti ditunjukkan pada Gambar 4. Perhatikan bahwa kurva permintaan pada Gambar 4 miring ke bawah. Tampak masuk akal untuk mengharapkan bahwa, pada umumnya, semakin tinggi harga yang bagus, semakin sedikit orang yang ingin membeli. Harga dan kuantitas memiliki negatif (atau terbalik) hubungan sepanjang kurva permintaan.

12

Table 2: Jadwal Permintaan Apartemen

Price ($1000s) Harga ($ 1000)

100 100

99 99

98 98

97 97

96 96

95 95

94 94

93 93

92 92

91 91

90 90

Quantity of Apartments Supplied Jumlah Apartemen Disediakan

0 0 1 1

2 2

3 3

4 4

5 5

6 6

7 7

8 8

9 9

10 10

Page 13: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

Gerakan sepanjang kurva permintaan-misalnya, jika kita perhatikan bahwa jumlah apartemen yang akan dibeli jatuh 4-3 dengan harga saham naik dari $ 96.000 sampai $ 97.000-harus selalu disebut sebagai perubahan kuantitas yang diminta.

Periksa diri Anda dengan menjawab pertanyaan ini dengan mengacu pada Tabel 2 atau Gambar 4: Berapakah kuantitas yang diminta berubah ketika perubahan harga dari $ 97.000 sampai $ 100.000?

d. Perubahan Permintaan

Gambar 5: Kenaikan Permintaan Kurva permintaan bergeser ke luar (ke kanan) ketika lebih banyak pembeli ingin membeli pada harga tertentu, atau pembeli bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk kuantitas tertentu.

Seperti dengan pasokan, kita membedakan antara perubahan kuantitas yang diminta dan perubahan permintaan. Ketika ada perubahan permintaan, kurva bergeser keseluruhan.

Mengapa seluruh pergeseran kurva? Misalkan ada gerakan besar penduduk ke daerah sekitar gedung apartemen hipotetis kami. Banyak orang lebih membutuhkan perumahan. Atau anggaplah bahwa sejumlah pembeli potensial mengalami peningkatan pendapatan atau mewarisi uang dari kerabat, menjadi mampu (dan mau) untuk membayar lebih dari mereka sebelumnya mampu. Secara khusus, misalkan harga sekarang setiap ada 4 pembeli lebih bersedia untuk apartemen di gedung ini. Perubahan seperti digambarkan oleh pergeseran ke kanan D1 ke D2 dari pada Gambar 5. Kami mengatakan bahwa "permintaan telah bangkit" atau "kurva permintaan bergeser keluar" (. Karena kemiringan kurva negatif, dalam hal ini menggeser "keluar" juga berarti pergeseran "atas.")

Kami akan melihat hasil yang sama jika, bukan pembeli baru memasuki pasar, setiap ada pembeli menjadi bersedia membayar $ 4,000 lebih untuk apartemen. Hal ini dapat karena harga untuk apartemen sejenis di bangunan lain di kota ini meningkat. Lain, apartemen serupa apa ekonom panggilan pengganti. Artinya, mereka adalah barang yang dapat digunakan sebagai pengganti barang-barang lainnya.

13

Page 14: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

Gambar 6: Sebuah Penurunan Permintaan. Ketika kurva permintaan bergeser ke dalam (ke kiri), kita mengatakan bahwa permintaan mengalami penurunan. (Sumber: GDAE )

Sebuah contoh klasik dari barang pengganti adalah Coke vs Pepsi. Kenaikan harga pengganti yang baik cenderung untuk meningkatkan permintaan untuk kebaikan di pertanyaan (karena orang yang tidak mau membayar harga yang lebih tinggi akan bergeser ke baik pengganti yang harganya tidak naik). Kenaikan harga apartemen sebanding dapat mengakibatkan peningkatan "permintaan" untuk apartemen di gedung ini. Hal ini juga akan diilustrasikan oleh Gambar 5.

Di sisi lain, hal-hal lain mungkin melengkapi apartemen tersebut. Melengkapi adalah barang yang digunakan bersama dengan baik dalam pertanyaan. Contoh klasik barang komplementer adalah hot dog dan mustard. Anggaplah, misalnya, apartemen ini jauh dari lokasi di mana orang bekerja. Kenaikan harga bensin akan membuat apartemen ini kurang menarik. Permintaan untuk kebaikan tersebut cenderung menurun, dengan peningkatan harga barang komplementer. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 6.

Dengan demikian jumlah pembeli potensial, kemampuan mereka untuk membayar, dan hal-hal seperti harga pengganti dan melengkapi antara hal-hal yang dapat mempengaruhi lokasi kurva permintaan. Banyak faktor lain yang mempengaruhi lokasi kurva permintaan, tergantung pada pasar tertentu dalam pertanyaan. Misalnya, di pasar untuk baja, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan permintaan untuk baja, sedangkan pengembangan bahan pengganti, seperti komposit plastik untuk digunakan dalam mobil, akan berkurang itu. cuaca hotter akan meningkatkan permintaan untuk es krim, namun akan menurunkan permintaan untuk sweater - dan sebagainya. Kita dapat dengan mudah mengidentifikasi banyak contoh pergeseran permintaan lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

14

Page 15: Isi Makalah (Permintaan Apartemen)

V. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan.Apartemen merupakan rumah ke-dua bagi orang-orang yang sibuk

bekerja sehingga mereka tidak sempat meluangkan waktunya untuk bersantai bersama keluarga mereka. Maka apartemen dibuat sedemikian rupa bagi orang-orang menaruh keyakinan tempat persinggahan mereka itu.

Apartemen juga merupakan asset yang lumayan menjanjikan bagi para Investor yang ingin mencoba berpeluang usaha didunia Apartemenan.

Saran.Apartemen adalah tempat yang digunakan untuk persinggahan

kedua bagi mereka yang sibuk bekerja, tapi tak sebagian kecil pula menggunakan apartemen menggunakannya sebagai sarana dan prasana yang tidak sesuai, seperti tempat prostitusi dan pelarian para narapidana yang tertangkap serta para orang-orang untuk mencari persinggahan.

Jadikanlah Apartemen menjadi tempat yang multi-guna usaha dalam segala hal.

15