adkl revisian

42
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami penyusun dapat menyelesaikan MakalahAnalisa Dampak Kesehatan Lingkungan ini dengan judul “Analisa Dampak Adanya Koliform dan E.coli pada Air Sungai terhadap Kejadian Diare di Kelurahan Benua Laut , RW 007/RT 002”. Adapun penyusunan makalah ini dilakukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Analisa Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) di Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak. Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik materi maupun motivasi. Namun begitu, kami menyadari masih banyaknya kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Hal ini dikarenakan, masih terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karenanya, kami tim penyusun meminta maaf atas kesalahan dan kekurangan makalah ini. Kami juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Pontianak, Mei 2014

Upload: cherlyafgan-syahreza-siextrinic

Post on 20-Nov-2015

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ADKL

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami penyusun dapat menyelesaikan MakalahAnalisa Dampak Kesehatan Lingkungan ini dengan judul Analisa Dampak Adanya Koliform dan E.coli pada Air Sungai terhadap Kejadian Diare di Kelurahan Benua Laut , RW 007/RT 002. Adapun penyusunan makalah ini dilakukan guna memenuhi tugas Mata Kuliah Analisa Dampak Kesehatan Lingkungan (ADKL) di Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak.Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan baik materi maupun motivasi. Namun begitu, kami menyadari masih banyaknya kesalahan dan kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Hal ini dikarenakan, masih terbatasnya ilmu dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karenanya, kami tim penyusun meminta maaf atas kesalahan dan kekurangan makalah ini. Kami juga berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Pontianak,Mei 2014

Penyusun

DAFTAR ISIContentsKATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I. PENDAHULUAN1A.Latar Belakang1B.Tujuan3C.Manfaat3BAB II. TINJAUAN PUSTAKA3A.Pengertian Rumah Sehat3B.Syarat-Syarat Rumah Sehat4C.Parameter Penilaian Rumah Sehat7D.Komponen Rumah Sehat8E.Sarana Sanitasi Rumah12F.Sarana Pembuangan Air Limbah15G.Sarana Pembuangan Sampah15BAB III. HASIL PENGAMATAN16A.Rekapitulasi Nilai Hasil Pemeriksaan Rumah Sehat16

BAB I. PENDAHULUANLatar BelakangJamban merupakan sarana pembuangan tinja yang sangat penting. Jamban sebagai sarana pembuangan tinja memiliki fungsi sebagai tempat pembuangan tinja agar menghindari terjadinya pencemaran lingkungan. Oleh karenanya kepemilikan jamban keluarga oleh setiap keluarga sangat diharuskan. Keadaan jamban yang tidak sehat dapat memicu pencemaran yang berakibat pada timbulnya penyakit. Penyakit-penyakit yang dapat timbul akibat keadaan yang buruk antara lain diare, kecacingan dan keracunan.Keadaan jamban yang tidak baik dan sesuai dengan yang telah ditentukan berakibat pada pencemaran tanah dan air. Keadaan jamban sangat mempengaruhi kualitas air bersih yang ada. Tinja dan air limpasan yang masuk kedalam jamban yang tidak memenuhi syarat akan mengakibatkan air yang ada didalam jamban meresap kedalam tanah dan dapat mencemari sumber air bersih yang ada. Air bersih sangat penting keberadaannya. Air merupakan elemen yang paling selalu digunakan oleh masyarakat, baik untuk cuci, masak atau mandi. Selain selalu digunakan air juga merupakan elemen yang sensitif terhadap pencemaran terutama oleh tinja.Air bersih yang tercemar oleh tinja dapat menjadi perantara penyakit terutama penyakit diare yang sering dialami oleh masyarakat. Diare adalah suatu penyakit yang biasanya ditandai dengan perut mulas, meningkatnya frekuensi buang air besar, dan konsentrasi tinja yang encer. Tanda-tanda diare dapat bervariasi sesuai tingkat keparahannya serta tergantung pada jenis penyebab diare. Ada beberapa penyebab diare. Beberapa di antaranya adalah Cyclospora cayetanensis, total koliform (E. coli, E. aurescens, E. freundii, E. intermedia, Aerobacter aerogenes), kolera, shigellosis, salmonellosis, yersiniosis, giardiasis, Enteritis campylobacter, golongan virus danpatogenperutlainnya. ( Fancewaty, 2012)Secara nasional pencapaian jumlah cakupan jamban keluarga tahun 2005 mencapai 68,54%. Sedangkan untuk provinsi Kalimantan Barat, cakupan kepemilikan jamban berkisar 87.51%. Berdasarkan data dinas kesehatan kota pontianak tahun 2009, sebanyak 81,71% (10.010 dari 12.251 sampel) keluarga yang tinggal di wilayah kecamatan Pontianak Utara sudah memiliki jamban dan 91,83% diantaranya susah memenuhi syarat jamban sehat yang ada. Itu berarti 18,29% dari sampel belum memiliki jamban keluarga dan 8,17% belum memiliki jamban sehat yang memenuhi syarat. Hal ini tentu awal yang cukup baik namun begitu masih ada keluarga yang tidak memiliki jamban keluarga. Ini tentu menegaskan bahwa masih ada warga yang buang air besar sembarangan. Kebiasaan ini tentu akan sangat membahayakan kesehatan masyarakat maupun lingkungan karena dapat menjadi media penyebaran penyakit. Hasil observasi menunjukan bahwa keadaan sanitasi jamban yang dimiliki warga Kelurahan Benua Laut , RW 007/RT 002 belum cukup baik. Hasil tersebut harus ditelusuri lebih lanjut lagi dengan mengadakan kegiatan survailans. Surveilans didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis, terus menerus dan penyebarluasan informasi kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan. Kegiatan survailans dilakukan guna megetahui keadaan jamban yang dimiliki oleh warga Kelurahan Benua Laut , RW 007/RT 002 secara pasti dan valid.

TujuanUntuk mengetahui kondisi tangki septik jamban keluarga di wilayah RW 007/RT 002 kelurahan Benua Laut, PontianakUntuk menganalisa dampak tidak tersedianya tangki septik pada jamban keluarga pada masyarakat di RW 007/RT 002 kelurahan Benua Laut, PontianakManfaat1. Bagi masyarakat.Bagi masyarakat terutama adalah untuk memperoleh informasi tentangmasalah sanitasi perumahan dan penyakit yang bebasis lingkungan,membantu mengatasi masalah tentang masalah kesehatan lingkunganterutama masalah sanitasi perumahan dengan memberikan beberapaalternatif dan masukan masukan guna pemecahan masalah tersebut.Bagi institusi.Bagi institusi, mahasiswa dapat dipergunakan sebagai bahan informasi dankepustakaan bagi mahasiswa lainnya.Bagi mahasiswa.Bagi mahasiswa yang melaksanakan inspeksi sanitasi perumahan dapatdigunakan untuk menambah pengalaman secara langsung di lapangan(dimasyarakat) dari ilmu yang didapat. Selain itu, mahasiswa dapatmengetahui kondisi sanitasi perumahan ataupun lingkungan tempat prakteksecara langsung.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

Tinjauan Umum Tentang Diarea. Pengertian DiareDiare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari empat kali pada bayi dan lebih dari tiga kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat berwarna hijau atau dapat pula bercampur lender, darah atau lendir saja.b. EtiologiPenyebab Diare dapat dibagi dalam beberapa factor:1). Factor infeksi(a). Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan penyebab utama Diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai berikut:(1). infeksi bakteri: Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.(2). infeksi virus: Enterovirus (virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis) Adenovirus, Rotavirus, Astrivirus dan lain-lain.(3). infeksi parasit: Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides); protozoa (Entamoeba histolityca, Giardia lamblia, Trichomonas hominis); jamur (Candida albicans).(b). infeksi parenteral; infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti: Otitis Media Akut (OMA), tonsillitis/ tonsilofaringitis, bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur di bawah 2 tahun.2). Factor malabsorbsi(a). Malabsorbsi karbohidrat; disakarida (intoleransi laktosa, maltose dan sukrosa); monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering intoleransi laktosa).(b). Malabsorbsi lemak(c). Malabsorbsi protein3). Factor makanMakanan basi, beracun, alergi, terhadap makanan.4). Factor PsikologisRasa takut dan cemas (jarang, tetapi dapat terjadi pada anak yang lebih besar).c. PatofisiologiSebagai akibat Diare baik akut maupun kronik akan terjadi:1) Kehilangan air dan elektrolit (terjadi dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan keseimbangan asam basa (asidosis metabolic, hipokalemia).2) Gangguan gizi akibat kelaparan (masukan kurang, pengeluaran bertambah).3) Hipoglikemia.4) Gangguan sirkulasi darah.d. Manifestasi KlinikMula-mula pasien cengeng, gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul Diare. Tinja cair, mungkin disertai lender atau lender dan darah. Warna tinja makin lama berubah kehijau-hijauan karena bercampur dengan empedu. Anus daerah sekitarnya timbul lecet karena sering defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyak asam laktat yang berasal dari laktosa yang tidak diabsorbsi oleh usus selama Diare.Gejala muntah dapat timbul sebelum atau sesudah Diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang atau akibab gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit, gejala dehidrasi mulai nampak; yaitu berat badan turun, turgor berkurang, mata dan ubun-ubun besar menjadi cekung (pada bayi), selaput lender bibir dan mulut serta kulit tampak kering. Berdasarkan banyaknya cairan yang hilang dapat dibagi menjadi dehidrasi ringan, sedang dan berat. Bila berdasarkan tonisitas plasma dibagi menjadi dehidrasi hipotonik, isotonik dan hipertonik.e. Pentalaksanaanyapenatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan penyakit dasar. Obat-obatan tertentu (mis, prednisone) dapat mengurangi beratnya Diare dan penyakit.Untuk Diare dengan dehidrasi ringan, cairan oral serta larutan elektrolit dapat diberikan untuk rehidrasi pasien. Untuk Diare dengan dehidrasi sedang akibat sumber non-infeksius, obat-obatan tidak spesifik seperti difenoksilat (lomltil) dan loperamit (Imodium) juga diberikan untuk menurunkan mortilitas. Preparat antimicrobial diberikan bila preparat infeksius telah teridentifikasi atau bila Diare sangat berat. (Ngastiyah, 1997)Terapi cairan intravena mungkin diberikan untuk anak kecil atau lansia. (Brunner & Suddart, 2001)2. Tinjauan Umum Tentang Sanitasi LingkunganPengertian sanitasi menurut World Health Organization (WHO) adalah usaha pengetahuan dari semua faktor-faktor fisik manusia yang mungkin menimbulkan hal-hal yang telah mengikat bagi perkembangan fisik kesehatan dan daya tahan tubuh. (Anwar Daud, 2002)Sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkungan fisik, biologis social dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan.Pentingnya lingkungan yang sehat telah dibuktikan oleh WHO dengan penyelidikan-penyelidikan diseluruh dunia dimana didapatkan bahwa angka kematian (mortalitas), angka perbandingan orang sakit (morbiditas) yang tinggi sama seringnya terjadi endemic di tempat-tempat dimana hygiene dan sanitasi lingkungannya buruk.a. Penyebab Kematian BayiMenurut WHO, bahwa Negara-negara yang sedang berkembang terdapat banyak penyakit kronis endemik, sering terjadi epidemic. Angka kematian bayi dan anak-anak yang tinggi disebabkan oleh : ( Enjang, 2000 )1) Pengotoran penyediaan air rumah tangga2) Infeksi karena langsung ataupun tidak dengan faeces manusia3) Infeksi yang disebabkan oleh anthropoda, mollusca dan vector-vektor lainnya.4) Pengotoran air susu dan makanan lainnya5) Perumahan yang terlalu sempit6) Penyakit-penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia. b. Ruang Lingkup Kesehatan LingkunganSanitasi lingkungan lebih menekankan pada pengawasan, pengendalian atau control pada faktor lingkungan manusia, sebagaimana dikemukakan oleh WHO ada 7 (tijuh) kelompok ruang kesehatan lingkungan yaitu : ( Anwar Daud. 2002 ) 1) Problem air2) Problem barang atau benda sisa atau bekas seperti air limbah kotoran manusia dan sampah3) Problem makanan dan minuman4) Problem perumahan dan bangunan lainnya5) Problem pencemaran udara, air dan tanah6) Problem pengawasan anthropoda dan rodiatis7) Problem kesehatan kerja c. Hubungan Lingkungan dengan Vektor PenyakitBeberapa masalah lingkungan yang berhubungan dengan vector penyakit adalah :( Depkes RI, 2001 )1) Perubahan lingkungan fisik oleh kegiatan pertambangan, pembangunan perumahan dan industry yang mengakibatkan timbulnya tempat berkembang biaknya vector penyakit.2) Pembangunan bendungan akan beresiko berkembang biaknya vector penyakit.3) System penyediaan air dengan perpipaan yang belum menjangkau seluruh penduduk sehingga masih diperlukan container untuk penampungan penyediaan air.4) Sistem drainase pemukiman dan perkotaan yang tidak memenuhi syarat sehingga menjadi tempat perindukan penyakit.5) Sistem pengelolaan sampah yang belum memenuhi syarat menjadikan sampah sarang vektor penyakit.6) Perilaku sebagian masyarakat dalam pengelolaan lingkungan yang sehat, nyaman dan aman masih belum memadai.7) Penggunaan pestisida yang tidak bijaksana dalam pengendalian vector penyakit secara kimiawi, beresiko timbulnya keracunan dan pencemaran lingkungan. a. Tinjauan Umum Tentang Air BersihAir merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air.Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena persediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung pada keadaan iklim, standar kehidupan, dan kebiasaan masyarakat.1) Golongan airAir secara bakteriologis dapat dibagi menjadi beberapa golongan berdasarkan jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam 100 cc sampel air/MPN. Golongan-golongan air tersebut, antara lain :a) Air tanpa pengotoran; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri koliform dan pathogen atau zat kimia beracun.b) Air yang sudah mengalami proses desinfeksi; MPN c) Air dengan penjernihan lengkap; MPN d) Air dengan penjernihan tidak lengkap; MPN >5000/100 cc.e) Air dengan penjernihan khusus; MPN >250.000/100 cc.MPN di sini mewakili most probable number (jumlah terkaan terdekat dari bakteri koliform dalam 100 cc air).2) Sumber air bersih dan amanAir yang diperuntukan bagi konsumsi manusia harus berasal dari sumber yang bersih dan aman. Batasan-batasan sumber air yang bersih dan aman tersebut, antara lain:(a) Bebas dari kontaminasi kuman atau bibit penyakit.(b) Bebas dari substansi kimia yang berbahaya dan beracun.(c) Tidak berasa dan tidak berbau.(d) Dapat dipergunakan untuk mencukupi kebutuhan domestic dan tumah tangga.(e) Memenuhi standar minimal yang ditentukan oleh WHO atau Departemen Kesehatan RI.3) Mekanisme penularan penyakit(a) Waterborne mechanismDi dalam mekanisme ini,kuman pathogen dalam air yang dapat menyebabkan penyakit pada manusia ditularkan kepada manusia melalui mulut atau system pencernaan. Contoh penyakit yang ditularakn melalui mekanisme ini antara lain kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler, dan poliomyelitis. (b) Waterwashed mechanismMekanisme penularan semacam ini berkaitan dengan kebersihan umum dan perseorangan. Pada mekanisme ini terdapat tiga cara penularan, yaitu:(1) Infeksi melalui alat pencernaan, seperti diare pada anak-anak.(2) Infeksi melalui kulit dan mata, seperti scabies dan trachoma.(3) Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospirosis.(c) Water-based mechanismPenyakit yang ditularkan dengan mekanisme ini memiliki agens penyebab yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vector atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air. Contohnya skistosomiasis dan penyakit akibat Dracunculus medinnensis.(d) Water-related insect vector mechanismAgens penyakit ditularkan melalui gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh penyakit dengan mekanisme penularan semacam ini adalah filariasis, dengue, malaria, dan yellow fever. (Budiman Chandra,2006)4) Sumber dan Karakteristik Air Bersih(a) Sumber Air BersihBerbagai air bersih yang dapat digunakan untuk kepentingan aktivitas dengan ketentuan harus yang memenuhi syarat yang sesuai dari segi kontruksi sarang pengolahan, pemeliharan dan pengawasan kualitasnya, urutan sumbernya air bersih berdasarkan kemudahan pengolahan dapat berasal dari: (Depkes RI, 1998)(1) Perusahaan Air Minum (PAM).(2) Air tanah (sumur pompa, sumur bor, dan artesis)(3) Air hujan(b) Karakteristik Sumber Air(1) Perusahaan air minum (PAM) dari segi kualitas relative sudah memenuhi syarat (fisik, kimia, dan bakteriologis)(2) Air tanah: mutu air sangat di pengaruhi keadaan geologis setempat.(3) Air hujan: biasanya bersifat asam, CO2 bebas, tinggi, mineral rendah, kesadahan rendah. b. Tinjauan Umum Tentang Pengelolaan SampahMenurut WHO, sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. (Budiman Chandra, 2006)Menurut Kasnoputranto, bahwa sampah adalah suatu bahan atau benda padat yang terjadi karena hubungan dengan aktivitas manusia sudah tidak dipakai lagi, tidak disegani dan dibuang dengan cara saniter. Banyak para ahli-ahli mengajukan batasan-batasan lain, tapi pada umumnya mengandung prinsip yang sama yaitu: (Aryanto dan Dewi, 2002)1) Adanya suatu benda atau zat padat atau bahan.2) Adanya hubungan langsung atau tidak langsung dengan aktivitas manusia.3) Benda atau bahan tersebut tidak dipakai lagi, tak disenangi dan dibuang dalam arti pembuangan dengan cara yang diterima oleh umum.(a) Pembagian sampah Sampah dibagi menjadi beberapa kategori, sebagai berikut : (Budiman Chandra, 2006)(1) Berdasarkan zat kimia yang terkandung didalamnya Organic, misalnya : sisa makanan, daun, sayur, dan buah. Anorganik, misalnya : logam, pecahbelah, abu dan lain-lain.(2) Berdasarkan dapat atau tidaknya dibakar. Mudah terbakar, misalnya : kertas plastik, daun kering, dan kayu. Tidak mudah terbakar, misalnya : kaleng, besi, gelas, dan lain-lain.(3) Berdasarkan dapat atau tidaknya membusuk. Mudah membusuk, misalnya : sisa makanan, potongan daging dan sebagainya. Sulit membusuk, misalnya : plastik, karet, kaleng, dan sebagainya.(4) Berdasarkan ciri atau karakteristik. Garbage, terdiri atas zat-zat yang mudah membusuk dan dapat terurai dengan cepat, khususnya jika cuaca panas. proses pembusukan seringkali menimbulkan bau busuk. sampah jenis ini dapat ditemukan ditempat pemukiman, rumah makan, rumah sakit, pasar, dan sebagainya. Rubbish, terbagi menjadi dua : Rubbish mudah terbakar terdiri atas zat- zat organik, misalnya : kertas, kayu, karet, daun kering, dan rubbish tidak mudah terbakar terdiri atas zat-zat anorganik, misalnya : kaca, kaleng, dan sebagainya.(b) Pengelolaan sampah(1) penyimpanan sampah (storage)merupakan tempat penyimpanan sementara sebelum diangkut atau dibuang ke tempat pembuangan tarakhir, storage sebaiknya : Terbuat dari bahan-bahan lama, tidak mudah rusak dan mudah dibersihkan. Harus ditutup sehingga tidak menjadi tempat bersarangnya serangga atau binatang-binatang lainnya seperti tikus, lalat dan kecoa. Ditempatkan diluar rumah(c) Pengangkutan atau pengumpulan sampah (collection)sampah untuk ditampung dalam tempat sampah sementara dikumpul dan dibuang. Pada pengumpulan dan pengangkutan sampah dapat dapat dilakukan perorangan, pemerintah dan swasta.(1) Pembuangan sampahTempat pembuangan sampah akhir harus memenuhi syarat kesehatan yaitu : Tidak dekat dengan sumber air Lokasi tempat pembuangan sampah bukan daerah banjir. Jauh dari tempat pemukiman pendudukSampah yang tidak dikelola dengan baik akan member dampak buruk terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan.c. Tinjauan Umum Tentang Pengelolaan Air LimbahAir limbah menurut Metcalfn dan Eddy adalah kombinasi dari cairan dan sampah, sampah cair berasal dari daerah pemukiman, perkotaan dan industry bersama-sama dengan air hujan yang mungkin ada.Azrul Azwar mendefinisikan air limbah adalah kotoran air bekas atau air bekas tidk bersih yang mengandung berbagai zat yang membahayakan kehidupan manusia dan hewan lainnya yang muncul karena hasil perbuatan manusia. (Anwar Daud, 2000)1) Sumber air limbah(a). Air limbah yang berasal dari rumah tangga.Contoh: ai bekas cucian, air bekas memasak, air bekas mandi,dan sebagainya.(b). Air limbah yang berasal dari perkotaan.Contoh: air limbah dari perkantoran, perdagangan, selokan, dan dari tempat-tempat ibadah. (c). Air limbah yang berasal dari industry.Contoh: air limbah dari pabrik baja, pabrik tinta, pabrik cat, dan dari pabrik karet.(d). Air limbah yang berasal dari sumber lain seperti air hujan yang bercampur dengan comberan.2). Syarat-syarat sarana pembuangan air limbahsarana pembuangan air limbah yang sehat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: (Anwar Daud, 2000)(a) Tidak mencemari sumber air bersih(b) Tidak menimbulkan genangan air(c) Tidak menimbulkan bau(d) Tidak menimbulkan tempat berlindung dan tempat berkembang biak nyamuk dan serangga lainnya.3). Karakteristik air limbahKarakteristik air limbah perluh dikenal, karena hal ini akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan hidup. Secara garis besar, karakteristik air limbah di golongkan menjadi:(a). FisikSebagian besar terdiri dari air dan sebagian kecil terdiri dari bahan-bahan padat dan suspense. Terutama air limbah rumah tangga, biasanya berwarna suram seperti kerutan sabun, berbau, kadang-kadang mengandung sisa-sisa kertas berwarna, cucian beras, sayur dan sebagainya.(b). KimiawiAir bangunan mengandung zat-zat kimia organic yang berasal dari air bersih yang bercampur dengan bermacam-macam zat organic berasal dari pancuran tinggi urin, sampah-sampah dan lain sebagainya.(c). BakteriologisKandungan bakteri patogen serta organism terdapat juga dalam air limbah tergantung darimana sumbernya, namun keduanya tidak berperan dalam proses pengelolaan air limbah.4). Gangguan terhadap kesehatanSesuai dengan zat-zat yang terkandung dalam sisa limbah bila air limbah tidak dikelola maka akan menyebabkan gangguan kesehatan masyarakat dan lingkungan hidup antara lain: (Notoatmojo, 1997)(a). Menjadi transmisi atau media penyerangan sebagai penyakit terutama Kolera, Typus abdomalis, dan Disentri bakteri.(b). Menjadi tempat berkembang biaknya mikroorganisme pathogen.(c). Menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk atau tempat hidup virus nyamuk.(d). Menimbulkan bau yang tidak enak serta bau yang tidak sedap.(e). Merupakan sumber pencemaran air permukaan tanah dan lingkungan hidup lainnya.(f). Mengurangi produktivitas manusia karena orang bekerja dengan tidak nyaman dan sebagainya.5). Pengelolaan air limbahAda beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengelola air limbah, di antaranya:(a). PengenceranAir limbah dibuang kesungai, danau, atau laut agar mengalami pengenceran. Dengan cara ini air limbah akan mengalami purifikasi alami. Namun, cara semacam ini dapat mencemari air permukaan dengan bakteri pathogen, larva dan telur cacing, serta bibit penyakit lain yang ada di dalam air limbah itu.(b). CesspoolBetuk cesspool ini menyerupai sumur tetapi digunakan untuk pembungan air limbah. Dibuat pada tanah yang porous (berpasir) agar air buangan mudah meresap ke dalam tanah. Bagian atas ditembok agar tidak tembus air. Apabila cesspool sudah penuh (kurang lebih 6 bulan), lumpur di dalamnya dapat diisap keluar atau dari semula dibuat cesspool secara berangkai sehingga bila yang satu penuh, air akan mengalir ke cesspool berikutnya. Jarak cesspool dengan sumur air bersih adalah 45 m dan minimal 6 m dari pondasi rumah.(c). Sumur resapanSumur resapan merupakan sumur tempat menampung air limbah yang telah mengalami pengolahan dalam system lain, misalnya dari aqua privy atau septic tank. Dengan cara ini, air hanya tinggal mengalami peresapan ke dalam tanah. Sumur resapan ini dibuat pada tanah yang porous, dengan diameter 1-2,5 m dan kedalaman 2,5 m. lama pemakaian dapat mencapai sekitar 6-10 tahun.(d). septic tankSeptik tank, menurut WHO, merupakan metode terbaik untuk mengelola air limbah walau biayanya mahal rumit, dan memerlukan tanah yang luas. Septik tank memiliki 4 bagian, antara lain: Ruang pembusukan Ruang lumpur Dosing chamber Bidang resapan(e). System RioolSystem riool menampung semua air kotor dari rumah maupun dari perusahaan, dan terkadang menampung kotoran dari lingkungan. Apabila dipakai untuk menampung air hujan, system riool ini disebut combined system, sedangkan jika bak penampung air hujannya dipisahkan maka disebut separate system. Agar tidak merugikan kepentingan lain, air kotor dialirkan ke ujung kota, misalnya ke daerah peternakan, pertanian, atau perikanan darat. Air kotor itu masih memerlukan pengolahan.Proses pengolahan yang dilakukan, antara lain: Penyaringan (screening) Pengendapan (sedimentation) Proses biologis Disaring dengan saringan pasir (sand filter) Desinfeksi Pengenceran d. Tinjauan Umum tentang Jamban KeluargaJamban keluarga adalah suatu yang dikenal dengan WC dimana digunakan untuk membuang kotoran manusia atau tinja dan urine bila mana pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat dapat menimbulkan berbagai penyakit saluran pencernaan separti Diare dan Cholera.Pembuangan kotoran yang baik hendaknya memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:1) Tidak mengotori tanah permukaan di sekeliling jamban tersebut.2) Tidak mengotori air permukaan di sekelilingnya.3) Tidak mengotori air tanah disekitarnya.4) Tidak dapat terjangkau oleh serangga, terutama lalat, kecoak dan binatang lainnya.5) Tidak menimbulkan bau.6) Mudah dipergunakan dan dipelihara.7) Sederhana desainnya.8) Murah.9) Dapat diterima oleh pemakainya.Agar persyaratan-persyaratan ini dapat dipenuhi maka perluh diperhatikan hal-hal sebagai berikut: (Notoatmojo, 1997)(a) Sebaiknya jamban tersebut tertutup, bangunan jamban terlindungi dari panas dan hujan, seranggadan binatang lain, terlindung dari pandangan orang.(b) Bangunan jamban sebaiknya mempunyai lantai yang kuat, tempat berpijak yang kuat dan sebagainya.(c) Bangunan jamban sedapat mungkin tersedia alat pembersih seperti air atau kertas pembersih.Adapun berikut ini macam-macam jenis jamban adalah sebagai berikut: (Entjang Indan, 2000) Pit-Privy (Cupluk)Jamban ini dibuat dengan jalan membuat lubang kedalam tanah dengan diameter 80-120 cm, sedalam 2,5-8 meter, dindingnya diperkuat dengan batu bara. Dapat ditembok agar tidak mudah ambruk, lama pemakaian 5-15 tahun. Aqua-Privy (Cupluk berair)Terdiri atas bak yang kedap air, diisi didalam tanah sebagai pembuagan. Untuk jamban ini agar berfungsi dengan baik perluh pemasukan air setiap hari, baik sedang digunakan atau tidak. Pembuangan tinja dengan jarak dari sumber air minimal lebih dari 10 m. Water seated latrine (angsa trine)jamban ini bukanlah merupakan jamban tersendiri tapi hanya modifikasi closetnya saja. Pada jamban ini closetnya berbentuk leher angsa sehingga akan selalu terisi air. Fungsi air ini gunanya sebagai sumbat sebagai bau busuk tidak tercium diruangan jambane. Tinjauan Umum Tentang Sanitasi PerumahanSanitasi perumahan adalah usaha kesehatan masyarakat yang menitik beratkan dan pengawasan terhadap struktur fisik, dimana orang menggunakan sebagai tempat berlindung yang mempengaruhi derajat keshatan manusia. Sarana sanitasi tersebut antara lain ventilasi, suhu, kelembapan, kepadatan hunian, penerngan alam, konstruksi bangunan, sarana pembuangan sampah, sarana pembuangan kotoran manusia dan penyediaan air bersih. (Azwar, 1990)

BAB III. HASIL PENGAMATAN1. Simpul 1 (Sumber)Kelurahan Benua Laut merupakan kawasan pemukiman penduduk yang letaknya berada di pinggiran sungai kapuas. Berdasarkan pengamatan sumber pencemaran air yang paling dominan adalah berasal dari jamban yang tidak memiliki tempat penampungan kotoran (tangki septik). Berikut adalah hasil dari pengamatan di lapangan.Tabel 1. Keberadaan Tangki Septik pada Jamban Keluarga pada Masyarakat di RW 007/RT 002 kelurahan Benua Laut, PontianakNo.Keberadaan Tangki SeptikJumlahPersentase

1.Ada1836

2.Tidak Ada3264

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2013 Berdasarkan data diatas, 64% jamban keluarga yang dimiliki warga belum dilengkapi dengan tangki septik.1. Simpul 2 (Koliform dan E.coli)Tabel 2. MPN Koliform dan E. coli yang terkandung pada air sungai yang berada di lingkungan RW 007/RT 002 kelurahan Benua Laut, PontianakNo.Hasil PemeriksaanJumlah

1.MPN E.coli40.000/100 ml sampel

2.MPN Koliform60.000/100 ml sampel

Sumber : Data Primer, 2014Berdasarkan tabel tersebut, MPN Koliform pada air sungai adalah 60.000/100 ml sampel sedangkan MPN E.coli adalah 40.000/100 ml sampel1. Simpul 3 (Pengetahuan &Perilaku)0. Pengertian tangki septikTabel 3. Pengetahuan Masyarakat RW 007/RT 002 kelurahan Benua Laut, PontianakMengenai Tangki SeptikNo.JawabanJumlahPersentase

1.Tahu 1224

2.Tidak Tahu3876

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2014Berdasarkan data tersebut, sebanyak 76% warga belum mengetahui tentang tangki septik. 0. Kegunaan tangki septikTabel 4. Pengetahuan Masyarakat RW 007/RT 002 kelurahan Benua Laut, PontianakMengenai Kegunaan Tangki SeptikNo.JawabanJumlahPersentase

1.Tahu 816

2.Tidak Tahu4284

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2014Berdasarkan data tersebut, 84 % warga tidak mengetahui kegunaan dari tangki septic.0. Tujuan penggunaan tangki septikTabel 5. Pengetahuan Masyarakat RW 007/RT 002 kelurahan Benua Laut, PontianakMengenai Tujuan Penggunaan Tangki SeptikNo.JawabanJumlahPersentase

1.Tahu 1224

2.Tidak Tahu3876

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2014Berdasarkan sata tersebut, 76 % warga tidak mengetahui tujuan penggunaan tangki septic.0. Dampak akibat tidak adanya tangki septikTabel 6. Pengetahuan Masyarakat RW 007/RT 002 kelurahan Benua Laut, PontianakMengenai Dampak tidak adanya Tangki SeptikNo.JawabanJumlahPersentase

1.Tahu 3264

2.Tidak Tahu1836

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2014Berdasarkan data tersebut, 64% warga mengetahui dampak tidak adanya tangki septic bagi lingkungan.0. Sumber air bersih yang digunakanTabel 7. Sumber Air Bersih yang digunakan oleh masyarakat RW 007/RT 002 kelurahan Benua Laut, PontianakNo.JawabanJumlahPersentase

1.Air PDAM00

2.Air Hujan4386

3.Air Galon714

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2014Berdasarkan data tersebut, sebanyak 86% warga menggunakan air hujan sebagai sumber air bersih mereka.0. Aktivitas yang menggunakan air bersihTabel 8. Aktivitas Rumah Tangga yang menggunakan air bersihNo.JawabanJumlahPersentase

1.Memasak50100

2.Mencuci Baju00

3.Mandi00

4.Mencuci Piring00

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2014Berasarkan data tersebut, sebanyak 100% warga hanya menggunakan air bersih unutuk keperluan kegiatan memasak.0. Menggunakan air sungai untuk mandiTabel 9. Kebiasaan Warga dalam memanfaatkan air sungai untuk mandiNo.JawabanJumlahPersentase

1.Ya50100

2.Tidak 00

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2014Berdasarkan data tersebut, 100% hanya menggunakan air bersih untuk keperluan memasak saja.0. Menggunakan air sungai untuk mencuci peralatan makan dan masakTabel 10. Kebiasaan Warga dalam memanfaatkan air sungai untuk mencuci peralatan makan dan masakNo.JawabanJumlahPersentase

1.Ya50100

2.Tidak 00

Jumlah50100

Sumber : Data Primer 2014Berdasarkan data tersebut, 100% warga menggunakan air sungai untuk aktivitas mencuci peralatan makan dan masak. 0. Menggunakan air sungai untuk mencuci pakaianTabel 11. Kebiasaan Warga dalam memanfaatkan air sungai untuk mencuci pakaianNo.JawabanJumlahPersentase

1.Ya50100

2.Tidak 00

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2014Berdasarkan data tersebut, 100% warga memanfaatkan air sungai untuk kegiatan mencuci pakaian0. Membuang sampah di sungaiTabel 12. Kebiasaan Warga membuang sampah ke sungaiNo.JawabanJumlahPersentase

1.Ya3672

2.Tidak 1428

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2014Berdasarkan data tersebut, 72% warga terbiasa membuang sampak ke sungai0. Air limbah WC di buang langsung ke sungaiTabel 13. Rumah yang air limbah WC diuang langsung ke sungaiNo.JawabanJumlahPersentase

1.Ya3264

2.Tidak 1836

Jumlah50100

Sumber : Data Primer, 2014Berdasarkan data tersebut, 64% air limbah WC warga dibuang langsung ke sungai tanpa melalui pengolahan.1. Simpul 4 (Penyakit)Tabel 4. Kasus Diare yang terjadi di RW 007/RT 002 kelurahan Benua Laut, Pontianak selama Bulan Januari hingga Mei 2014No.BulanBanyaknya Kasus

1.Januari3

2.Februari7

3.Maret10

4.April4

5.Mei12

Jumlah36

Sumber : Data Sekunder, 2014Berdasarkan tabel diatas, selama Bulan Januari-Mei tercatat 36 kasus Diare yang dialami masyarakat.

BAB IV PEMBAHASAN

1. Simpul 1 (Sumber)Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, dapat diketahui bahwa sumber pencemar air terbesar di wilayah pemukiman RW 007 RT 002 Kelurahan Benua Laut adalah Air limbah WC yang dimiliki warga. Hal ini diketahui dari tidak adanya tangki septic pada jamban milik warga. Berdasarkan pengamatan 64% jamban yang dimiliki warga Benua Laut belum memiliki tangki septic untuk menampung kotoran dan air limbah dari WC.Jamban yang dan sehat dan memenuhi syarat merupakan salah satu dari kebutuhan sanitasi dasar. Jamban memenuhi syarat tentunya harus dilengkapi dengan tangki septic agar air limbah dan kotoran yang dihasilkan tidak mencemari lingkungan sekitar. Dengan demikian tentunya tidak aka nada gangguan kesehatan yang timbul akibat pencemaran air sungai yang terjadi akibat air limbah dan kotoran WC.Air limbah dan kotoran yang berasal dari jamban sangatlah berbahaya karena didalamnya terkandung tinja yang mengandung banyak bakteri, salah satunya E.coli yang dapat menyebabkangangguan kesehatan seperti diare.Oleh karenannya, perlu disediakannya tangki septic. Guna meminimalkan lahan bias juga dibuat tngki septic secara kolektif yaitu satu untuk banyak rumah.

1. Simpul 2 (Koliform dan E.coli)Berdasarkan hasil pemeriksaan MPN Koliform dan E.coli yang telah dilakukan diketahui bahwa hasil MPN Koliform pada air sungai adalah 60.000/ 100 ml sampel sedangkan untuk MPN E.coli adalah 40.000/ 100 ml sampel. Pemeriksaan dilakukan mengguankan sampel yag diambil dari sungai sekitar pemukiman yang diuji di laboratorium menggunakan media Lactosa Broth (LB) dan Brilliant Green Lactosa Broth (BGLB) yang diinkubasikan. Pemeriksaan angka Koliform dan E.coli dilakukan menggunakan metode MPN (Most Probable Number. Pemeriksaan ini dilakukan guna mengetahui perkiraan jumlah unit tumbuh atau grow unit atau unit pembentuk koloni dalam sampel. 1. Simpul 3 ( Pengetahuan dan Perilaku)

1. Simpul 4 ( Penyakit)