adkl 2etryhjgbcvvnmvvx

28
ANALISIS UKL DAN UPL A. Identitas pemrakarsa 1. Nama Perusahaan : Home Industri Tahu Sanden Jaya 2. Nama Penanggung jawab : Bp. Jamburi 3. Alamat kantor dan No Telp : Senden Bogoran Trisenggo, Bantul, DIY Telp 087736115522 B. Rencana usah dan atau kegiatan 1. Nama rencana usaha dan atau kegiatan : Home Industri Tahu 2. Lokasi rencana usha dan kegiatan : Lokasi tidak terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, depan indstri adalah jalan kecil dan sawah, sebelah kirinya adalah tanah kosong yang ukurannya tidak terlalu besar digunakan untuk menanam kayu jati, sebelah kanannya adalah sungai kecil dan rumah warga, tetpi rumah warga tersebut terletak agak jauh, dibelakang industry terdapat jalan setapak dan kolam dengan ukuran yang cukup besar. Lokasi home industry tidak berdekatan dengan pemukiman selain itu juga jauh dari jalan raya, sehingga untuk memasuki industry tersebut hanya lewat jalan kecil. C. Skala Usaa dan atau kegiatan Jenis industry adalah Home idustri tahu, jumlah bahan baku yang digunakan adalah kedelai sebanyak 2 kuintal/hari. Bahan baku kedelai diperoleh dari pasar. Pemasaran tahu dilakukan pada penjual di pasar – psar tradisional, dan distributor dating langsung ke pabrik untuk mengambilnya. Dalam satu hari membutuhkan kedelai sebanyak 3 kuintal/hari, yang nantinya akan diubah menjadi ± 210 cetak tahu.

Upload: deavita-intan-p

Post on 29-Nov-2015

22 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

fffffffffffffffffffffffhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmddddddddddddddddddddrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrryyyyyyyyyyyyyyyyyyyiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiivvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvvddddddd

TRANSCRIPT

ANALISIS UKL DAN UPL

A. Identitas pemrakarsa

1. Nama Perusahaan : Home Industri Tahu Sanden Jaya

2. Nama Penanggung jawab : Bp. Jamburi

3. Alamat kantor dan No Telp : Senden Bogoran Trisenggo, Bantul, DIY

Telp 087736115522

B. Rencana usah dan atau kegiatan

1. Nama rencana usaha dan atau kegiatan : Home Industri Tahu

2. Lokasi rencana usha dan kegiatan :

Lokasi tidak terlalu dekat dengan pemukiman penduduk, depan indstri adalah jalan

kecil dan sawah, sebelah kirinya adalah tanah kosong yang ukurannya tidak terlalu besar

digunakan untuk menanam kayu jati, sebelah kanannya adalah sungai kecil dan rumah

warga, tetpi rumah warga tersebut terletak agak jauh, dibelakang industry terdapat jalan

setapak dan kolam dengan ukuran yang cukup besar.

Lokasi home industry tidak berdekatan dengan pemukiman selain itu juga jauh dari

jalan raya, sehingga untuk memasuki industry tersebut hanya lewat jalan kecil.

C. Skala Usaa dan atau kegiatan

Jenis industry adalah Home idustri tahu, jumlah bahan baku yang digunakan adalah

kedelai sebanyak 2 kuintal/hari. Bahan baku kedelai diperoleh dari pasar. Pemasaran tahu

dilakukan pada penjual di pasar – psar tradisional, dan distributor dating langsung ke pabrik

untuk mengambilnya. Dalam satu hari membutuhkan kedelai sebanyak 3 kuintal/hari, yang

nantinya akan diubah menjadi ± 210 cetak tahu. Masing-masing cetakan tahu tersebut

biasanya dijual dengan harga Rp. 20.000,- hingga Rp. 24.000,-.

Home industry tahu ini berproduksi dalam setiap harinya mulai pukul 07.00

pagi sampai 03.00 sore, Proses pembuatan tahu ini berlangsung di sebuah ruang

berukuran 10 m x 8 m. Dan didalam ruang ini  proses produksi tahu berlangsung

secara konstan. Didalamnya terdapat 8 pekerja dengan pembagian tugas masing-

masing. Ada yang bertugas menggiling, menguapi, dan menyaring (3 orang). Ada

yang bertugas untuk mencetak (2 orang). Ada yang bertugas untuk mengaturnya

dalam kaleng-kaleng besar sebelum akhirnya direbus (2 orang). Dan ada pula yang

bertugas untuk menggoreng tahu-tahu yang sudah jadi (1 orang).

Energi yang dibutuhkan dalam industry ini antara lain ada air, listrik, kayu bakar

dan gergajen. Industri tahu membutuhkan air untuk pemrosesannya, yaitu untuk prosees

sortasi, peredaman, pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan dan

penyaringan, selain itu juga di gunakan untuk pencucian alat, toilet, kamar mandi dan

mushola. Listrik digunakan untuk penerangan dan proses penggilingan. Kayu bakar dan

gergajen digunakan untuk proses perebusab sari tahu dan penggorengan tahu.

Luas lahan produksi adalah 10m x 8m yang terdiri dari beberapa ruangan produksi

antara lain :

1. Ruang pencucian

2. Ruang penggilingan

3. Ruang perebusan

4. Ruang pencetakan

5. Ruang penyimpanan tahu

6. Ruang penyimpanan kedelai

Selain itu juga delengkapi fasilitas non produksi, yaitu :

1. Kamar mani dan WC

2. Mushola

3. Ruang tamu

4. Tempat parkir

5. Bangunan penampng limbah sementara

6. Kolam

7. Ruang tamu

8. Ruang tunggu konsumen

9. Ruang pembayaran

D. Garis besar komponen komponen usaha dan atau kegiatan dan dampak yang terjadi

PROSES PRODUKSI

1. Pra produksi

a. Pengambilan bahan baku kedelai ke tempat produksi

Deskripsi : Kedelai diangkut dengan menggunakan pick up yang didapatkan

dengan membeli dari pedagang di pasar, kedelai dimasukkan

kedalam karug

Dampak : Resiko yang mungkin ditimbulkan adalah apabila kualitas

kedelai tidak bagus, sehingga hasil tahu akan hancur dan terasa

tidak enak

b. Penyimpanan kedelai

Deskripsi : Kedelai yang datang dari pasar akan dipindahkan kedalam gudang,

tempat penyimpanan kedelai yang akan direndam pada pagi

harinya

Dampak : Apabila kedelai ditumpuk-tumpuk dalam karung akan

menyebabkan kedelai menjadi lembab, sehingga akan

ditumbuhi jamur dan mikroorganisme lainnya, terkadang

kedelai dimakan oleh tikus.

2. Produksi

a. Pengeringan

Deskripsi : Mengeringakan kedelai agar kulit ari kedelai menjadi pecah –

pecah sehingga memudahkan dalam proses pencucian.

Dampak : Apabila kedelai tidak kering maka kemugkinan akan menjadi

tempat pertumbuhan jamur yaitu jamur aflatoksin yang akan

memnyebbkan bahaya apabila dikonsumsi.

b. Pencucian kedelai

Deskripsi : Kegiatan yang dilakukan untuk menghilangakan material

yang menempel atau yang terbawa bersama kedelai, seperti

kerikil, daun kedelai, plastic. Pencucian dilakukan dengan

mengguanakan aliran air.

Dampak : Air bekas cucian tahu merupakan salah satu sumber

pencemaran lingkungan yang sangat potersial. Prakiraan resiko

terhadap tata guna lahan yang mungkin terjadi yaitu resiko

berasal dari buangan limbah terutama limbah cair yang

mencemari air tanah dan air permukaan. Akibat pencemaran ter

sebut maka warga merasa tidak nyaman.

c. Perendaman

Deskripsi : Pada tahapan perendaman ini, kedelai direndam selama 3 jam

dalam sebuah bak perendam yang dibuat dari semen. Kegiatan

yang dilakukan untuk membersihkan kedelai dari kulit arinya

Dampak : Air bekas rendaman kedelai apabila dibuang lagsung

kelingkungan akan meyebabkan pencemaran. Limbah cair yang

dihaslkan mengandung Bahan-bahan organik(protein,

karbohidrat, lemak dan minyak) sehingga sulit untuk di uraikan

oleh mikroorganisme. Limbah cair akan mengakibatkan bau

busuk dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan

tercemarnya sungai tersebut. Resiko yang mungkin timbul

berupa timbulnya penyakit-penyakit yang diderita oleh

masyarakat yang menggunakan air tanah, seperti penyakit kulit,

penyakit perut, dan lain-lain.

d. Pengilingan

Deskripsi : Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin

penggiling biji kedelai dengan tenaga penggerak dari motor

lisrik yang menggunakan bahan bakar minyak 2L/hari.

Dampak : Proses penggilingan mesin akan menimbulkan suara bising

dari alat yang sedang beroperasi. Dampak negatif bagi pekerja

dan masyarakat di sekitarnya adalah suara bising dari pabrik

tersebut, warga disekitar pabrik merasa terganggu akibat suara

bising sehingga mengganggu ketenangan warga disekitar

pabrik.

e. Perebusan

Deskipsi : Kegiatan yang dilakukan untuk mematngkan bubur kedelai .

Perebusan ini dilakukan dengan menggunakan bahan bakar sisa

gergaji kayu maupun kayu bakar sebagai sumber panas.

Dampak : Proses perebusan dengan menggunakan gergajen dan kayu

bakar akan menimbulkan asap dan bau pembakaran, selain itu

juga menimbulkan uap yang akan menyebabkan suhu ruangan

naik. sehingga jika warga melewati lokasi pabrik tahu tersebut

tercium bau asap pabrik yang menyengat dan tidak sedap

walaupun asapnya tidak terlihat, selain itu juga akan

menimbulkan polusi udara dan berakibat pada gangguan

pernapasan.

f. Penyaringan

Deskripsi : Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan

proses penyaringan dengan menggunakan kain saring. Tujuan

dari proses penyaringan ini adalah memisahkan antara ampas

atau limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat yang

diinginkan. Hasil saringan ditampung pada bak penggumpalan.

Dampak : Sumber limbah padat berasal dari penyaringan bubur kedelai

berupa ampas tahu yang sudah melalui pemerasan berkali-kali

dengan menyiram air panas sampai tidak mengandung sari lagi.

Prakiraan resiko terhadap udara, yaitu resiko berasal dari bau

limbah tahu yang semakin lama semakin tidak sedap. Akibat

pencemaran tersebut warga khususnya pekerja pabrik merasa

kurang nyaman akibat terhisapnya bau ke dalam pernafasan.

g. Pengendapan dan penambahan asam cuka

Dskripsi : Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu

yang kemudian akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat

kemudian ditambahkan asam cuka dalam jumlah tertentu.

Fungsi penambahan asam cuka adalah mengendapkan dan

menggumpalkan protein tahu Endapan tersebut yang

merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu.

Dampak : Air yang tidak ikut mengendap akan dibuang, sehingga akan

mencemari tanah.

h. Pencetakan dan Pengepresan

Deskripsi : Proses pencetakan dan pengepresan merupakan dilakukan

pada papan pencetak yang berukuran 50 x 50 x 10 cm.

Pencetakkan dilakukan pada saat tahu dalam posisi panas,

sehingga akan mudah dicetak.

Dampak : Analisis resiko bahaya yang mungkin ditimbulkan apabila alat

pencetakan yang digunakan tidak bersih, sehingga tahu akan

terkontaminasi oleh bakteri dan apabila dikonsumsi akan

menimbullkan penyakit,

i. Pemotongan tahu

Deskripsi : Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi

dikeluarkan dari cetakan lalu dipotong-potong. Tahu yang

sudah dipotong potong menjadi tahu putih dan sebagian

dijadikan tahu goreng yang akan digoreng terlebih dahulu.

Dampak : Dihasilkan  potongan-potongan  tahu  yang  tercecer yang

nantinya akan dibuang dan lama kelamaan akan menimbulkan

bau yang tidak sedap, selain itu pisau yang digunakan untuk

memotong kemungkinan berkarat sehingga akan

mengkontaminasi tahu.

j. Penggorengan

Deskrips : Dalam pembuatan tahu goreng perlu digoreng hingga

kecoklatan. Menggoreng tahu putih yang sudah jadi dengan

minyak goreng panas dan menggunakan bahan bakar kayu.

Dampak : Dari kegiatan ini menombulkan asap hasil pembakaran,dan

abu hasil pembakaran yang akan mencemari udara dan

berakibat pada gangguan pernapasan.

3. Pasca produksi

a. Pembersihan peralatan kerja dan tempat kerja

Deskripsi : Setelah proses produksi selesai maka semua alat yang digunakan

dicuci dengan bersih dan dikeringkan serta membersihkan mesin

penggilingan dari sisa kedelai yang tercecer dengan lap, selain itu

jiga membersihkan potongan-potongan tahu yang tercecer, ampas

tahu yang dihasilkan. Kgatan ini bertujuan untuk menjaga kebersihan

tempat kerja serta menjaga kotoran-kotoran yang membandel dan

menjauhkan dari binatang pengganggu.

Dampak : Menimbulkn limbah cair yang akan mencemari lingkungan apabila

dibuang langsug kebadan air. akan menimbulkan jamur sehigga

akan mengkontaminasi tahu yang dicetak, dan akhirnya akan

menimbulkan gangguan kesehatan pada konsumen.

b. Pendistribusian

Deskripsi : Proses pendistribusian dilakukan dengan cara

mendistribusikan tahu ke agen-agen dan kepada para penjual di

pasar maupun para distributor datang langsung dengan

kendaraan motor yang dilengkapi karanjang maupun dengan

menggunakan mobil “pick up”.

Dampak : Kendaraan yang digunakan untuk proses pebdistribusian

menghasilkan polutan sehingga akan menyebabkan udara

tercemar, dan akan mengontaminasi tahu yang diangkut.

NON PRODUKSI

1. Kamar mandi dan WC

Deskripsi : kamar mandi dan WC digunakan oleh para pekerja untuk

membersihkan diri setelah selesai bekerja.

Dampak :

2. Mushola

Deskrips : Musola adalah tempat yang diperguakan oleh para pekerja maupun

konsumen yang akan beribadah

Dampak :

3. Ruang tamu

Deskripsi : Ruang tamu adalah tempat yang digunakan bagi tamu yang

mengunjungi home industry pembuatan tahu.

Dampak :

4. Tempat parkir

Deskripsi : Tempat parker digunakan untuk menaruh sepeda atau motor para

pekerja maupun konsumen yang dating membeli tahu.

Dampak :

5. Bangunan penampung limbah sementara

Deskripsi : aalah tempat yang digunakan untuk menampung limbah hasil

produksi tahu sementara sebelum dibuang kelingkungan.

Dampak :

6. Kolam

Deskrips : kolam diguakan untuk memelihara ikan, yang merupakan hewan

peliharaan yang akan diberi makan ampas tahu

Dampak :

7. Ruang tunggu konsumen

Deskripsi : adalah ruangan yang digunakan oleh konsumen saat menunggu

proses pengambilan tahu yang akan di packing.

Dampak :

8. Ruang pembayaran

Deskripsi : adalah tempat yang digunakan oleh konsumen untuk membayar

tahu yang telah diambil.

Dampak :

BAB II

PEMBAHASAN

A. Identitas Pemrakarsa

Pabrik yang berdiri sejak tahun 1988 ini didirikan oleh Bapak Jamburi. Pabrik

Nama Pabrik ini adalah Industri Tahu Senden Jaya. Didalamnya terdapat 6 pengurus

pabrik tahu tersebut diantaranya Penanggung Jawab yaitu Bp. Jamburi. Sekretarisnya

adalah Sudrajad, kemudian ada bendahara yaitu Ibu Jamburi an dalam pemasaran

produk tahu ada Ibu Jamburi dan Susi. Selain itu juga ada 4 pekerja dengan

pembagian tugas masing-masing, ada yang bertugas menggiling, menguapi, dan

menyaring (2 orang). Ada yang bertugas untuk mencetak (1 orang), Dan ada pula

yang bertugas untuk menggoreng tahu-tahu yang sudah jadi (1 orang).

Industri tahu ini terletak di Senden Bogoran Trisenggo, Bantul, DIY. Nomor

telp 087736115522. Disini tempat produksi pembuatan milik sendiri bukan milik

orang lain dengan menempati lokasi 10m x 8m.

B. Rencana Usaha

Industri tahu senden Jaya terletak di Senden Bogoran Trisenggo, Bantul, DIY.

Pabrik pembuatannyapun dibangun dalam kompleks rumahnya sendiri, berdekatan

dengan rumah warga, Proses pembuatan tahu ini berlangsung di sebuah ruang

berukuran 10 m x 8 m

Dalam sehari pak Haji membutuhkan 40 kg kacang kedelai untuk memenuhi

kuota produksi mereka. Selanjutnya kacang kedelai tersebut diproses oleh para

pekerjanya menjadi tahu. Dari 40 kg kacang kedelai yang ada, nantinya akan diubah

menjadi ± 13 cetakan tahu. Untuk yang 8 cetakan dijual dan yang 5 cetakan digoreng

menjadi tahu magel. Selain itu juga membutuhkan kayu bakar 3 unting/hari, gergajen

12 kg/hari, kemudian dalam perebusan membutuhkan air bersih ± 80 L, untuk

menghaluskan kedelai menggnakan mesin penggiling yang membutuhkan bahan

bakar yaitu bensin 2 L/hari, untuk mengendapkan filtrate kedelai menggunakan asam

cuka, dan untuk menggoreng tahu membutuhkan minyak goreng 5 L/hari

C. Garis besar komponen kegiatan usaha home industri dalam pembuatan tahu yang

dapat menimbulkan dampak :

1. Pra pembuatan tahu

a. Pengambilan kedelai

Bahan baku dalam pembuatan tahu adalah kedelai sebanyak 40 kg/hari yang

didapatkan dengan membeli dari pedagang di pasar. Untuk mempermudah

proses pengangkutan dan lebih efisien waktu di butuhkan alat transportasi

yaitu motor, dengan menggunakan bahan bakar yaitu bensin 1 L

Analisis dampak :

Resiko yang mungkin ditimbulkan adalah apabila kualitas kedelai tidak bagus,

sehingga hasil tahu akan hancur dan terasa tidak enak.

Pengendalian :

Untuk menghidari hal tersebut maka sebelum dilakukan pembuatan tahu harus

memilih kedelai yang bagus dan mencuci sampai bersih

b. Pengambilan kayu bakar dan gergajen

Dalam proses pembuatan tahu I butuhkan kayu bakar 3 ikat/hari an gergajen

12 kg/hari. Proses pengangkutannya dengan menggunakan motor dan

menghabiskanbensin 1 L.

Analisis dampak :

Harga kayu bakar mahal, Sehingga penggunaan kayu bakar dan gergajen

mengurangi pendapatan. Selain itu kayu yang digunakan terkadang susah

untuk dinyalakan sehingga proses perebusan akan memakan waktu yang lama.

Pengendalian :

Untuk menghindari hal-hal tersebut maka kayu bakar sebelum digunakan

harus dikeringkan terlebih dahulu.

c. Menyiapkan alat dan bahan

1) Mesin Penghalus

Mesin pengahalus adalah mesin yang digunakan untuk menghaluskan

kedelai yang sudah dicuci.Mesin ini menggunakan bensin 2 L/hari sebagai

penggeraknya.

Analisis dampak :

akibat kurangnya pelumas pada gir pemutarnya sehingga menimbulkan

suara yang bising pada lingkungan pabrik dan lingkungan sekitar pabrik,

warga disekitar pabrik merasa terganggu akibat suara bising sehingga

mengganggu ketenangan warga disekitar pabrik.

Pengendalian :

Pengecekkan terhadap mesin ini meliputi pembersihan dari sisa – sisa

penggilingan, terhadap kabel – kabel dan terhadap mesin yang

menimbulkan suara bising

2) Bak perebus

Bak perebus untuk membantu proses pengukusan tahu.

Analisis dampak :

apabila dalam melakuakan perebusan tahu tidak memperhatikan

kebersihan maka kemungkinan resiko terkena penyakit perut pada

konsumen akan terjadi.

Pengendalian :

Alat ini merupakan piranti utama dalam pembuatan tahu, maka dari itu

perlu adanya pengecekkan berkala. Pencucian bak perebus dilakukan

setelah proses pembuatan tahu selesai dengan detergent dan melakukan

pembilasan hingga besih kemudian dikeringkann agar tidak menimbulkan

jamur.

3) Alat pengepres dan alat saring

Adalah alat yang digunakan dalam proses pencetakkan tahu dengan ukuran

50 x 50 x 10 cm.

Analisis dampak :

Alat pengepres dan penyaring digunakan setiap hari, sehngga akan mudah

rusak, papan yang digunakan untuk mengepres apabila tidak sering

ibersihkan akan menimbulkan jamur sehigga akan mengkontaminasi tahu

yang dicetak, dan akhirnya akan menimbulkan gangguan kesehatan pada

konsumen.

Pengendalian :

Sebelum digunakan alat pengepres dan saringan tahu ini dilakukkan

pengecekkkan terhadap kebersihan . Kain yang dilakkuakkan untuk

pengepresan harus dicuci setiap akan digunakan dan harus benar –benar

kering.

4) Sumber air Air

Dalam melakuan produksi tahu sangat membutuhkan air, air didapat dari

pompa air untuk proses pencucian, perendaman, pemasakan dll. Air yang

digunakan adalah air sumur.

Analisis dampak :

Terkadang sumber air tidak jernih karena tercampur dengan air hujan dan

terkadang juga mati listrik

Pengendalian :

Melakukkan pengecekkan pada sumber air yang tersedia dengan cara

mengecek ketersedian air dan setiap seminggu sekali dilakukan

pengurasan sumur agar air yang digunakan dalam pembuatan tahu benar-

benar bersih.

2. Konstruksi pembuatan tahu

a. Pengeringan

Adalah kegiatan mengeringakan kedelai agar kulit ari kedelai menjadi pecah –

pecah sehingga memudahkan dalam proses pencucian.

Analisis dampak :

Apabila edelai tidak kering maka kemugkinan akan menjadi tempat

pertumbuhan jamur yaitu jamur aflatoksin yang akan memnyebbkan bahaya

apabila dikonsumsi.

Pengendalian :

Pengerigan kedelai harus dikontrol setiap saat, kedelai yang akan dibuat tahu

harus benar-benr kering dan terbebas dari jamur.

b. Pencucian kedelai

Kegiatan yang dilakukan untuk menghilangakan material yang menempel atau

yang terbawa bersama kedelai, seperti kerikil, daun kedelai, plastic. Pencucian

dilakukan dengan mengguanakan aliran air.

Analisis dampak :

air bekas cucian tahu merupakan salah satu sumber pencemaran lingkungan

yang sangat potersial. Prakiraan resiko terhadap tata guna lahan yang mungkin

terjadi yaitu resiko berasal dari buangan limbah terutama limbah cair yang

mencemari air tanah dan air permukaan. Akibat pencemaran ter sebut maka

warga merasa tidak nyaman.

Pengendalian :

Setelah melakukan penccian kedelai menggunakan air mengalir air tersebut

ditampung pada bak, kemuadian dilakukan pengolahan terlebih dahulu

sebelum air limbah tersebut dibuang. Seperti membubuhkan bahan-bahan

kimia.

c. Perendaman

Pada tahapan perendaman ini, kedelai direndam selama 3 jam dalam sebuah

bak perendam yang dibuat dari semen. Kegiatan yang dilakukan untuk

membersihkan kedelai dari kulit arinya

Analisis dampak :

Air bekas rendaman kedelai apabila dibuang lagsung kelingkungan akan

meyebabkan pencemaran. Limbah cair yang dihaslkan mengandung Bahan-

bahan organik(protein, karbohidrat, lemak dan minyak) sehingga sulit untuk di

uraikan oleh mikroorganisme. Limbah cair akan mengakibatkan bau busuk

dan bila dibuang langsung ke sungai akan menyebabkan tercemarnya sungai

tersebut. Resiko yang mungkin timbul berupa timbulnya penyakit-penyakit

yang diderita oleh masyarakat yang menggunakan air tanah, seperti penyakit

kulit, penyakit perut, dan lain-lain.

Pengendalian :

Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan,

diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah

mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Selain

itu juga membuang air limbah pada tempat yang isediakan sehigga tidak

mecemari lingkungan.

d. Pengilingan

Proses penggilingan dilakukan dengan menggunakan mesin penggiling biji

kedelai dengan tenaga penggerak dari motor lisrik yang menggunakan bahan

bakar minyak 2L/hari.

Analisis dampak :

Proses penggilingan mesin akan menimbulkan suara bising dari alat yang

sedang beroperasi. Dampak negatif bagi pekerja dan masyarakat di sekitarnya

adalah suara bising dari pabrik tersebut, warga disekitar pabrik merasa

terganggu akibat suara bising sehingga mengganggu ketenangan warga

disekitar pabrik.

Pengendalian :

Pengecekkan terhadap mesin ini meliputi pembersihan dari sisa – sisa

penggilingan, terhadap kabel – kabel dan terhadap mesin yang menimbulkan

suara bising.

e. Perebusan

Kegiatan yang dilakukan untuk mematngkan bubur kedelai . Perebusan ini

dilakukan dengan menggunakan bahan bakar sisa gergaji kayu maupun kayu

bakar sebagai sumber panas.

Analisis dampak :

Proses perebusan dengan menggunakan gergajen dan kayu bakar akan

menimbulkan asap dan bau pembakaran, selain itu juga menimbulkan uap

yang akan menyebabkan suhu ruangan naik. sehingga jika warga melewati

lokasi pabrik tahu tersebut tercium bau asap pabrik yang menyengat dan tidak

sedap walaupun asapnya tidak terlihat, selain itu juga akan menimbulkan

polusi udara dan berakibat pada gangguan pernapasan.

Pengendalian :

Jadi untuk menanggulangi pencemaran udara dari asap cerobong pembakaran

tungku maka harus ada modifikasi pada cerobong asap dan diperbanyak

penanaman pohon

f. Penyaringan

Setelah bubur kedelai direbus dan mengental, dilakukan proses penyaringan

dengan menggunakan kain saring. Tujuan dari proses penyaringan ini adalah

memisahkan antara ampas atau limbah padat dari bubur kedelai dengan filtrat

yang diinginkan. Hasil saringan ditampung pada bak penggumpalan.

Analisis dampak :

Sumber limbah padat berasal dari penyaringan bubur kedelai berupa ampas

tahu yang sudah melalui pemerasan berkali-kali dengan menyiram air panas

sampai tidak mengandung sari lagi. Prakiraan resiko terhadap udara, yaitu

resiko berasal dari bau limbah tahu yang semakin lama semakin tidak sedap.

Akibat pencemaran tersebut warga khususnya pekerja pabrik merasa kurang

nyaman akibat terhisapnya bau ke dalam pernafasan.

Pengendalian :

Upaya- upaya yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan limbah padat

ampas tahu sebagai pakan ternak dan mendaur ulang ampas tahu ini menjadi

kecap ampas tahu, oncom, pupuk cair, dan bahan bakar biogas. Limbah cair

pembuatan tahu bisa disulap menjadi pupuk organik cair yang kaya manfaat.

Selain harganya murah hasil pertaniannya juga bisa lebih baik. Sebagai

pengganti pupuk urea, pupuk cair dari limbah tahu sangat dibutuhkan

tanaman.

g. Pengendapan dan penambahan asam cuka

Dari proses penyaringan diperoleh filtrat putih seperti susu yang kemudian

akan diproses lebih lanjut. Filtrat yang didapat kemudian ditambahkan asam

cuka dalam jumlah tertentu. Fungsi penambahan asam cuka adalah

mengendapkan dan menggumpalkan protein tahu Endapan tersebut yang

merupakan bahan utama yang akan dicetak menjadi tahu.

Analisis dampak :

Air yang tidak ikut mengendap akan dibuang, sehingga akan mencemari tanah.

Pengendalian :

Dalam pembuangan air yang tidak ikut mengendap setelah ditambahi asam

cuka harus ilakukan pengolahan terlebi dahulu, sehingga aman sebelum

dibuang ke lingkungan.

h. Pencetakan dan Pengepresan

Proses pencetakan dan pengepresan merupakan dilakukan pada papan

pencetak yang berukuran 50 x 50 x 10 cm. Pencetakkan dilakukan pada saat

tahu dalam posisi panas, sehingga akan mudah dicetak.

Analisis dampak :

A.alisis resiko bahaya yang mungkin ditimbulkan apabila alat pencetakan

yang digunakan tidak bersih, sehingga tahu akan terkontaminasi oleh bakteri

dan apabila dikonsumsi akan menimbullkan penyakit,

Pengendalian :

Sebelum digunakan alat pencetak ini dilakukkan pengecekkkan terhadap

kebersihan . alat pencetak harus dicuci setiap akan digunakan dan harus benar

–benar kering paa saat digunakan.

i. Pemotongan tahu

Setelah proses pencetakan selesai, tahu yang sudah jadi dikeluarkan dari

cetakan lalu dipotong-potong. Tahu yang sudah dipotong potong menjadi tahu

putih dan sebagian dijadikan tahu goreng yang akan digoreng terlebih dahulu.

Analisis dampak :

dihasilkan  potongan-potongan  tahu  yang  tercecer yang nantinya akan

dibuang dan lama kelamaan akan menimbulkan bau yang tidak sedap, selain

itu pisau yang digunakan untuk memotong kemungkinan berkarat sehingga

akan mengkontaminasi tahu.

Pengendalian :

Setelah dilakukan pemotongan tahu, sisa yang tercecer dari potongan tahu

tersebut bisa dikumpulan lalu bisa digunakan untuk makanan ternak, selain itu

pisau yang digunakan untuk memotong harus dicuci bersih dan bebas dari

karat.

j. Penggorengan

Dalam pembuatan tahu goreng perlu digoreng hingga kecoklatan. Menggoreng

tahu putih yang sudah jadi dengan minyak goreng panas dan menggunakan

bahan bakar kayu.

Analisis dampak :

Dari kegiatan ini menombulkan asap hasil pembakaran,dan abu hasil

pembakaran yang akan mencemari udara dan berakibat pada gangguan

pernapasan.

Pengendalian :

Jadi untuk menanggulangi pencemaran udara dari asap cerobong pembakaran

tungku maka harus ada modifikasi pada cerobong asap dan diperbanyak

penanaman pohon selain itu untuk para pekerja harus mengguakan APD.

3. Pacsa pembuatan tahu

a. Proses pendistribusian tahu

Proses pendistribusian dilakukan dengan cara mendistribusikan tahu ke agen-

agen dan kepada para penjual di pasar maupun para distributor datang

langsung dengan kendaraan motor yang dilengkapi karanjang maupun dengan

menggunakan mobil “pick up”.

Analisis dampak :

Kendaraan yang digunakan untuk proses pebdistribusian menghasilkan polutn

sehingga akan menyebabkan udara tercemar, dan akan mengganggu

pernapasan.

Pengendalian :

Jadi untuk menanggulangi pencemaran udara dari asap knalpotkendaraan

bermotor maka harus ada modifikasi knalpot, perawatan mesin secara berkala

dan diperbanyak penanaman pohon

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Banyak sedikitnya limbah yang mengalir ke lingkungan pabrik tergantung

pada cara mengolah limbah tersebut, maksudnya jika limbah yang di biarkan saja

mengalir tanpa memperhitungkan resiko yang terjadi, maka lingkungan akan tercemar

limbah yang berbahaya bagi lingkungan, begitu pun sebaliknya.

Dalam melakukan proses produksi harus memperhatikan resiko yang mungkin

ditimbulkan beserta langkah-langkah pengendaliannya

Daftar Pstaka

Suwardji, Raden. 1999.Cara Pembuatan Tahu Konvensional. Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Hambali. (2003). Analisis Resiko Lingkungan

http://cara-membuat.net/search/kendala-usaha-tahu-lontong

http://organisasi.org/

pengertian_definisi_macam_jenis_dan_penggolongan_industri_di_indonesia_perekonomian_

bisnis

http;//digilib.unimus.ac.id

Soemrwoto. Otto. 1988. Analisi Dampak Lingkungan. Yogyakarta : UGM pres