peraturan hotel dan apartemen

37
Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun Cluster 3 – Sub Cluster 3B Kriteria Keputusan Gubernur Bali Tentang Peraturan Hotel Bintang 5 I. PHISIK 1. Lokasi dan Lingkungan a. Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi minimal roda empat langsung ke area hotel b. Hotel harus menghindarkan pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang berasal dari : - Suara bising - Bau tidak enak - Debu - Asap - Serangga dan binatang pengerat 2. Taman a. Hotel memiliki taman : - Terletak di dalam atau di luar bangunan - Taman terpelihara, bersih dan rapi - Pemilihan tanaman/bunga-bungaan lebih mengutamakan tanaman/bunga-bungaan lokal/daerah 3. Tempat Parkir Tersedia tempat parkir kendaraan tamu hotel - Kapasitas satu tempat parkir untuk setiap 6 (enam) kamar hotel - Rambu-rambu lalu lintas/satu arah in out - Pos jaga/ruang tunggu dengan tempat duduk - Tidak becek/tersedia saluran air 4. Olah Raga dan Rekreasi a. Hotel menyediakan sarana kolam renang untuk dewasa dan untuk anak-anak - Dewasa dan anak-anak dipisah, atau digabung dengan dilengkapi pengamanan - Fasilitas: a. Pool deck sekeliling kolam b. Locker yang terpisah untuk pria dan wanita disertai kunci pengamannya c. Toilet umum yang terpisah untuk pria dan wanita d. Luas lockerdan toilet umum masing-masing minimal 0,6 m2/kamar e. Shower untuk pria dan wanita f. Gudang peralatan bahan pembersih g. Air dan perawatannya memenuhi persyaratan yang berlaku (permenkes No. 172 Tahun 1977) h. Petunjuk yang jelas tentang : kedalaman kolam renang i. Tempat cuci kaki j. Penjaga keselamatan kolam renang dengan petunjuk dan tempat jaganya yang jelas k. Live saving equipment (ban dan tali) l. Lampu/penerangan di dalam kolam b. Hotel menyediakan 2 (dua) sarana olah raga dan rekreasi lainnya yang merupakan pilihan dari : - Fitness centre - Sauna - Squash - Game room - Bowling - tennis 5. Bangunan Bangunan hotel memenuhi persyaratan perijinan sesuai dengan undang-undang dan Peraturan Daerah yang berlaku a. Keadaan bangunan bersih dan terawatt dengan baik (tidak berdebu, berlumut, sarang laba-laba dan lain sebagainya) b. Pengaturan ruang hotel ditata sesuai dengan fungsinya sehingga memudahkan : - Arus tamu - Arus karyawan - Arus barang/produk hotel

Upload: aryswicaksana

Post on 25-Dec-2015

76 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

sdsd

TRANSCRIPT

Page 1: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B

Kriteria Keputusan Gubernur Bali Tentang Peraturan Hotel Bintang 5

I. PHISIK1. Lokasi dan Lingkungan

a. Lokasi hotel mudah dicapai kendaraan umum/pribadi minimal roda empat langsung ke area hotel

b. Hotel harus menghindarkan pencemaran yang diakibatkan gangguan luar yang berasal dari :

- Suara bising

- Bau tidak enak

- Debu

- Asap

- Serangga dan binatang pengerat2. Taman

a. Hotel memiliki taman :- Terletak di dalam atau di luar bangunan

- Taman terpelihara, bersih dan rapi

- Pemilihan tanaman/bunga-bungaan lebih mengutamakan tanaman/bunga-bungaan lokal/daerah

3. Tempat ParkirTersedia tempat parkir kendaraan tamu hotel- Kapasitas satu tempat parkir untuk setiap 6 (enam) kamar hotel

- Rambu-rambu lalu lintas/satu arah in out

- Pos jaga/ruang tunggu dengan tempat duduk

- Tidak becek/tersedia saluran air4. Olah Raga dan Rekreasi

a. Hotel menyediakan sarana kolam renang untuk dewasa dan untuk anak-anak- Dewasa dan anak-anak dipisah, atau digabung dengan dilengkapi pengamanan

- Fasilitas:a. Pool deck sekeliling kolamb. Locker yang terpisah untuk pria dan wanita disertai kunci pengamannyac. Toilet umum yang terpisah untuk pria dan wanitad. Luas lockerdan toilet umum masing-masing minimal 0,6 m2/kamare. Shower untuk pria dan wanitaf. Gudang peralatan bahan pembersihg. Air dan perawatannya memenuhi persyaratan yang berlaku (permenkes No. 172

Tahun 1977)h. Petunjuk yang jelas tentang : kedalaman kolam renangi. Tempat cuci kakij. Penjaga keselamatan kolam renang dengan petunjuk dan tempat jaganya yang

jelas

k. Live saving equipment (ban dan tali)l. Lampu/penerangan di dalam kolam

b. Hotel menyediakan 2 (dua) sarana olah raga dan rekreasi lainnya yang merupakan pilihan dari :

- Fitness centre

- Sauna

- Squash

- Game room

- Bowling

- tennis

5. BangunanBangunan hotel memenuhi persyaratan perijinan sesuai dengan undang-undang dan Peraturan Daerah yang berlakua. Keadaan bangunan bersih dan terawatt dengan baik (tidak berdebu, berlumut, sarang

laba-laba dan lain sebagainya)b. Pengaturan ruang hotel ditata sesuai dengan fungsinya sehingga memudahkan :- Arus tamu

- Arus karyawan

- Arus barang/produk hotel

c. Unsure dekorasi Budaya Bali/Indonesia harus tercermin dalam :- Ruang lobby atau

- Restoran atau

- Kamar tidur atau

- Function room

d. Peralatan teknis bangunan terdiri dari :1. Transportasi mekanis/lift/elevator

a. Setiap bangunan dengan lantai 4 keatas harus dilengkapi dengan lift/elevatorb. Lift tamu dipisahkan dengan lift pelayananc. Kapasitas setiap lift minimal 6 orang/beban 450 kgd. Memiliki sertifikat keamanan sesuai dengan ketetapan Depnaker

2. Utilitasa. Air

- Tersedia air yang cukup dan memenuhi persyaratan kesehatan (PERMENKES No. 01 Tahun 1975)

- Kapasitas air minimal 750l/kamar/hari

- Tersidia instalasi air panas sentral

Page 2: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3Bb. Listrik

- Pemasangan instalasi listrik memenuhi persyaratan pemerintah (PUIL 1977) lihat lampiran

- Tersedia pembangkit tenaga listrik cadangan dengan kapasitas minimal 50 % dari kapasitas PLN

c. Tata udara- Pendingin AC menggunakan system sentral atau AC unit

- Untuk ruangan yang tidak mempergunakan AC mempunyai ventilasi yang baik

d. Ruang mekanik dan workshop- Tersedia ruang mekanik/workshop

3. Komunikasia. Tersedia telepon 6 (enam) saluran yang dapat digunakan untuk sambungan

lokal, interlokal dan internasional. Untuk hotel yang lokasinya belum terjangkau oleh saluran telepon (Perumtel), diharuskan untuk menyediakan alat pengganti (contoh : CB, SSB, dsb), sesuai dengan peraturan yang berlaku.

b. Tersedia saluran telepon dalam (house phone) dengan saluran minimal sesuai dengan jumlah kamar

c. Tersedia PABXd. Tersedia :

- Telex

- Sentral video/TV

- Sentral radio dan music pengiring

- Sentral paging system termasuk carcall4. Pencegahan bahaya kebakaran

a. Tersedia :- Alat deteksi dini (asap/panas) di setiap ruangan

- Alat pencegahan pemadam kebakaran yang terdiri dari :

- Fire extinguisher

- Fire hydrant

- Sprinkler system

- Alat control lokasi kebakaranb. Tersedia petunjuk cara menyelamatkan diri di setiap koridorc. Tersedia pintu dan tangga darurat dengan tanda-tanda yang jelasd. Untuk hotel yang lebih dari 4 (empat) lantai, lantai kamarnya harus dilengkapi

dengan pintu tahan api5. Keamanan

Tersedia ruang jaga minimal 1 buah terletak di depan6. Pembuangan limbah

a. Tersedia tempat penampungan sampah sementara yang tertutup, sebelum diangkut ke tempat pembuangan

b. Tempat sampah tidak berbau, bebas dari lalat dan serangga/disemprot dengan desinfectan

c. Tersedia saluran pembuangan air kotor/air buangan yang memenuhi persyaratan peraturan perundangan yang berlaku

6. Kamar Tamua. Jumlah kamar minimal :

Kamar standard 100 buah termasuk 4 kamar suiteb. Semua kamar dilengkapi kamar mandi dalamc. Luas minimal :

Kamar standard : 26 m2Kamar suite : 52 m2

d. Tinggi kamar minimal: 2,60 me. Kamar tidur kedap suara, terhindar dari kebisingan yang disebabkan baik oleh suara

dari luar maupun dari dalam hotel itu sendiri (noise 40 DB)f. Pintu dilengkapi dengan alat pengaman berupa kunci double lock, peeping to dan

safety chaing. Komposisi karpet 20% vinly-80% wool atau dari bahan lain yang tidak mudah

terbakarh. Jendela dengan tirai yang tidak tembus sinar dari luari. Tata udara diatur dengan atau tanpa alat pengatur udaraj. Sebagia interior kamar mencerminkan suasana Budaya Bali/Indonesiak. Interior kamar mencerminkan suasana Budaya Bali/Indonesial. Tersedia sekurang-kurangnya 1 (satu) stop kontak di setiap kamar mandi (type socket)

khusus untuk alat cukurm. Dinding kamar mandi harus dengan bahan kedap airn. Tersedia instalasi air panas dan air dingino. Perlengkapan kamar tidur

1. Tersedia tempat tidur dengan perlengkapan untuk satu orang atau untuk dua orang sesuai dengan ukuran kamar standard :- Ukuran tempet tidur 1 orang : 200 x 100 cm

- Ukuran tempat tidur 2 orang : 200 x 160 cm

- Perlengkapan setiap tempat tidur :a. Kasur pegas (spring mattress) atau kasur busa (latek) yang tidak mudah

gembosb. Satu bantalc. Sprei 3 (tiga) helai satunya untuk penutup selimut (top sheet)d. Selimut 1 (satu) buah per bede. Bed cover 1 (satu) buah per bedf. Bad pad (alas tempat tidur di bawah sprei) satu buah per bed

Page 3: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3Bg. Hotel dianjurkan menyediakan berbagai jenis bantal atas permintaan

tamu (kapuk, busa, bulu polyster fiber) semua perlengkapan tempat tidur dalam keadaan baik

2. Almari pakaian dengan gantungan baju 8 (delapan) buah3. Meja kecil di samping tempat tidur dengan lampu 30 lux4. Meja dengan kaca rias dan kursinya5. Meja dengan 2 (dua) buah kursi sofa (arm chair)6. Rak koper7. Keranjang sampah8. Tempat air minum dan dua buah gelas gelas yang telah dimasukkan kantong steril9. Kantong tempat cucian dua buah10. Sebuah map lengkap dengan isinya minimal kertas surat, amplop surat, blanko

telegra dan ballpont (stationary kit)11. Sebuah tanda dilarang mengganggu (don’t disturb sign) atau tanda dari lampu12. Sebuah kaca rias panjang (full length mirror) ukuran 1,60 cm terletak 10 cm dari

dasar lantai13. Daftar cucian (laundry/dry cleaning)14. Kartu pesan makan pagi (door knob menu)15. Daftar makanan minuman (room service menu) dengan harganya16. Lampu yang menyala otomatis kalau saluran PLN putus17. Petunjuk pelayanan hotel (service directory)18. Alat pembersih sepatu19. Sewing kit20. Asbak dua buah21. Saluran program music hotel dan program radio umum22. Sebuah televise (program TV/Video)23. Sebuah almari es yang dilengkapi dengan berbagai macam minuman24. Saluran telepon untuk keperluan intern dan extern25. Telephone directory26. Petunjuk cara menyelamatkan diti dari bahaya kebakaran dalam 2 (dua) bahasa

(Indonesia dan inggris)27. Kitab suci agama yang diakui di Indonesia

p. Perlengkapan kamar mandi1. Bathtub anti slip, shower, grabbar, dan tempat sabun2. Tempat cuci tangan dengan kaca rias3. EC dan bidet untuk kamar suite4. Tirai shower/tirai mandi5. Tempat sampah6. Asbak dan korek api7. Telepon parallel dengan kamar tidur

8. Berbagai jenis handuk sekurang-kurangnya 3 (tiga) macam ( face,hand, dan bath towel) masing-masing 2 buah

9. Gantungan handuk/ towel holder10. Kertas WC dengan tempatnya11. Sabun mandi cain (foam bath) dan sabun mandi padat12. Dua buah gelas dengan untuk keperluan menggosok gigi13. Bath mat14. Lampu yang menyala secara otomatis kalau saluran PLN putus.15. Sanitary bag16. Shower Cap

7. Ruang makan

a. Hotel menyediakan restoran minimal tiga buah yang berbeda jenisnya, salah satunya coffee shop, satu speciality (grill, Chinese, Japanese, dsb) dan satu restoran lainnya

b. Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas restoran dengan ketentua 1,5 m2 pertempat dudukc. Tinggi restoran tidak boleh rendah dari kamar tamu (2, 60m)d. Letak restoran berhubungan langsung dengan dapur (induk/ tambahan) dilengkapi dengan pintu masuk dan keluar yang berbeda /dipisahkan (satu arah)

e. Tata udara diatur dengan atau tanpa alat pengatur udaraf. Restoran yang letaknya tidak berdampingan dengan lobby harus dilengkapi dengan

toilet umum yang terpisah untuk pria dan wanita (WC, urinoi dan kamar mandi)g. Peralatan dan perlengkapan minimal :

1) Pisau daging dengan jumlah dan setengah kali jumlah kursi.2) Pisau ikan dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi3) Pisau pengoles mentega dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi4) Pisau desert dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi5) Sendok sop dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi6 )Sendok kopi dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi7 ) Sendok makan dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi.8) Garpu makan dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi.9) Garpu ikan dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi.10) Garpu desert dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi11) Serbet makan

dengan dari linen dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi.12) Meja dilengkapi dengan place mate.13) Gelas minum putih bening (water goblet), gelas anggur, dan gelas juice14) Meja dilengkapi dengan asbak, tempat garam dan merica15) Tersedia meja bantu (side stand) untuk peralatan pelayanan.16) Lodor (platter) dengan jumlah 1 buah untuk setiap 4 (empat ) kursi.

Page 4: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B17) Teko teh/kopi dengan jumlah 1 buah untuk setiap 8 kursi 18) Tempat untuk gula/selesai dan creamer19) Tersedia daftar makanan dan minuman dan harganya20) Piring makan pokok dengan jumlah dua kali jumlah kursi21) Piring desert dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi22) Piring roti dan mentega dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi23) Piring sop dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi24) Pissin/Sourcer dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi25) Cangkir / cup dengan jumlah dua setengah kali jumlah kursi

26) Cangkir untuk konsome (consome cup) dengan jumlah dua setengah kali jumlah meja

27) Soup toureen dengan jumlah satu untuk setiap 4 kursi28) Source boats dengan jumlah satu untuk setiap 4 kursi29) Vegetable bowl dengan jumlah satu buah untuk setiap 4 kursi30) Water pitcher dengan jumlah satu buah setiap 4 kursi32) Guereidon dengan jumlah satu buah untuk setiap 4 kursi 33) Pepper mill dengan jumlah satu buah untuk setiap 4 kursi34) Wine basket dengan jumlah satu buah untuk setiap 10 meja35) Wine bucket dengan jumlah satu buah untuk setiap 10 meja

8. Bara. Hotel menyediakan satu baru yang terpisah dari restoranb. Jumlah tempat duduk sebanding dengan luas bar dengan ketentua 1,1 m2 pertempat

dudukc. Lebar ruang kerja bartender minimal 1 md. Untuk ruangan bar yang tertutup harus dilengkapi dengan AC dan ventilasi dengan

temperatur ruangan 24 derajat celcius dan kelembaban relatif 60 derajat celciuse. Perlengkapan minimal :

1) Tersedia bar counter dan bar stool2) Aalat pencampur minuman (shaker) satu buah3) Alat pengocok minuman (blender) satu buah4) Alat pengukur minuman (jigger) dua buah5) Alat pembuka botol dan kaleng dua buah6) Alamari es satu buah7) Keranjang sampah dua buah8) Tempat es batu dan alat untuk mengambilnya minimal dua buah9) Rak penyimpanan minuman dan peralatan yang dipisahkan10) Long bar spoon11) Spring cocktail stainer12) Lemon squeezer13) Cutteing board14) Cocktail stirer

15) Champagne basket16) Berbagai jenis gelas dengan junlah dua setengah kali kapasitas bar minimal

terdiri atas :a. Cocktail glass / gelas cocktailb. Gelas pajang / glass tuimblerc. Gelas bird. Brandy snitter / cognac glass / brandy glass

17) Asbak

f. Bar dilengkapi dengan tempat untuk mencuci peralatan dan perlengkapan, yang terdiri atas :

1) Bak cucian / wastafel dengan dua buah keran air panas dan dingin2) Mesin pencuci gelas3) Saluran pembuangan air

9. Function Room

a. Hotel menyediakan function room minimal satu buah dengan pintu masuk terpisah dari lobby

b. Function room yang tidak terletak pada satu lantai dengan lobby harus dilengkapi dengan toilet umum yang terpisah untuk pria dan wanita

c. Tersedia pro function room

10. Area publik

10.1 Lobby

a. Hotel harus mempunyai lobby dengan luas minimal 100 m2

b. Tersedia :

1. Kursi sofa (easy chair) dengan mejanya

2. Meja/counter Bell Captain

3. Meja/counter guest relation officer

4. Peta kota dan provinsi

c. Tata udara diatur dengan atau tanpa alat pengatur udara

d. Penerangan minimal 150 lux

Page 5: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3Be. Tersedia petunjuk lokasi sarana hotel

10.2 Lounge

Hotel menyediakan lounge yang dilengkapi dengan meja dan kursi

10.3 Telepon Umum

a. Hotel menyediakan telepon umum di lobby :

1) Telepon umum untuk hubungan keluar minimal 2 (dua) pesawat (extern)

2) Telepon umum untuk hubungan didalam hotel minimal 2 pesawat intern

b. Masing-masing pesawat telpon dilengkapi dengan buku petunjuk telepon

c. Antara 2 (dua) pesawat telepon dipisah dengan penyekat

10.4 Toilet Umum

Hotel menyediakan toilet umum di lobby yang terpisan untuk pria dan wanita dengan fasilitas minimal :

Toilet untuk pria :

- Urionoir 4 buah

- WC 2 buah

- Tempat cuci tangan, sabun, dan kaca rias

- Alat pengering tangan

- Asbak

- Kertas WC dengan tempatnya

- Tempat sampah yang tertutup

Toilet untuk wanita :

- WC 3 buah

- Kertas WC dengan tempatnya

- Ruang rias dengan kaca rias dan kursi rias

- Tempat cuci tangan, sabun, dan kaca rias

- Alat pengering tangan

- Tempat sampah yang tertutup

10.5 Koridor

a. Lebar koridor minimal 1,8 m

b. Tersedia stop kontak untuk setiap 12 m

c. Tersedia satu asbak untuk setiap 4 kamar tamu berhadapan

d. Tata udara diatur dengan AC atau ventilasi

e. Tingkat kebisingan 40 dB

10.6 Ruangan yang disewakan

Hotel menyediakan ruangan yang disewakan untuk keperluan lain diluar kegiatan utama hotel sesuai dengan difinisi hotel minimal 3 ruangan untuk kegiatan yang berbeda :

a. Drugstoreb. Bank / money changerc. Travel Agent ( Biro Perjalanan)

10.7 Poliklinik

a. Tersedia ruang poloklinik yang memenuhi persyaratan Departemen Kesehatan

b. Peralatan minimal sesuai dengan peraturan Departemen Kesehatan

c. Tersedia perlengkapan untuk menanggulangi keadaan gawat darurat

d. Tersedia paramedis

10.8 Dapur

a. Hotel menyediakan minimal sebuah dapur dengan luas sekurang-kurangnya 40% dari luas restaurant

b. Ruang dapur terdiri atas :

- Ruang persiapan

- Ruang pengolahan

- Ruang penyimpanan bahan makanan

- Ruang administrasi / chef

- Ruang pencucian dan penyimpanan peralatan/perlengkapan

- Ruang tempat penyimpanan bahan bakar gas/elpiji untuk dapur

Page 6: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3Bc. Lantai dapur tidak licin, dilengkapi dengan saluran pembuangan air dan saringan

d. Dinding dapur dilapisi dengan tegel kedap air setinggi langit-langit

e. Tata udara diatur dengan ventilasi udara yang ditutup dengan kawat kasa atau bahan lain pencegah serangga

f. Penerangan dapur minimal 200 lux

g. Tersedia :

- Alat pemadam kebakaran (dry chemical)

- P3K

h. Tersedia cerobong dan saluran asap (kitchen hood) dilengkapi dengan saluran lemak (grease filter)

i. Peralatan/perlengkapan dapur minimal :

1) Almari Es

- Reach in

- Walk in dengan system pengaman dari dalam dan dari luar

2) Meja persiapan dengan stainless stelldan berbgai macam pisau dapur

3) Tungku (listrik,gas)

4) Satu unit pencucian peralatan dan perlengkapan (dish washing unit)

5) Satu buah alat timbangan bahan

6) Alat perlengkapan lainnya :

- Grill/panggangan

- Oven

- Hot cupboard

- Chopping block

- Coffee machine

- Tilting frying pan

- Deep fat fryer

- Bain marie

- Combination machine

- Potato peeling machine

- Baking oven

-Marble table

- Ice making machine

j. Tersedia ruangan khusus untuk room service :

1) Letak berdekatan dengan dapur induk service bar, akses ke kamar (service elevator) tempat penyimpanan alat dan penyajian makanan

2) Fasilitas minimal :

- Pesawat telepon (minimal 2 telepon)

- Rak kamar tamu (system guest rack)

- Kereta dorong untuk penyajian makanan/minuman (room servise trolley)

- Room service menu dan harganya

- Alat penutup makanan dan hot box

- Time stamp machine

11. Area Administrasi

11.1 Front Office

a. Tersedia :

- Tempat penerimaan tamu

- Tempat penerangan (information)

- Tempat kasir

- Ruang penitipan barang-barang berharga (safety deposit room)

- Ruangan penitipan barang tamu (luggage room)

- Ruangan pemesanan kamar hotel (reservation room)

- Ruang pimpinan Front Office

Page 7: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B- Ruangan operator telepon

b. Peralatan/perlengkapan

- Room rack/rak kamar

- Mail rack/rak penyimpanan surat

- Reservation rack/rak pemesanan kamar hotel

- Information rack/rak telepon

- Mesin kas register

- Safety deposit box yang terpisah untuk setiap tamu

- Baggage cart/kereta dorong

- Pesawat telepon minimal 4 buah

- Jam

- Time stamp

- Timbangan surat

- Credit card printer

- Petti cash box

11.2 Kantor Pengelolaan Hotel

a. Tersedia kantor pimpinan :

- GM Office (pimpinan hotel)

- BAM Office/RM Office (wakil pimpinan hotel)

- F& B Office (pimpinan restoran dan bar)

- Sales Manager Office/pemasaran

- Personal Manager Office/personalia

- Purchasing Manager Office/pembelian dan pengadaan

- Accounting Office/keuangan

b. Tersedia toilet yang tepisah untuk pria dan wanita bagi para pengelola hotel

12. Area Tata Graha

12.1 Uniform Room

- Tersedia uniform room yang dilengkapi dengan rak untuk penyimpanan pakaian seragam

12.2 Ruangan Lena

a. Tersedia ruang lena dengan luas minimal 50m2

b. Tersedia rak/almari tempat penyimpanan lena

12.3 Ruangan Jahit-menjahit

- Tersedia ruang khusus untuk keperluan jahit-menjahit pakaian tamu dan karyawan lengkap dengan peralatannya

12.4 Room boy station

a. Tersedia ruang pelayanan kamar tamu (room boy station) minimal satu buah untuk setiap 40 kamar. Bagi hotel bertingkat tiap floor minimal tersedia satu room boy station.

b. Peralatan/perlengkapan minimal :

1) Kereta dorong room boy

2) Alat untuk menyediakan air minum dingin (cold drink water machine)

3) Meja setrika dan setrika

4) Tempat tidur cadangan, termasuk untuk bayi (baby crib)

13. Area lost found

- Tersedia area lost and found dengan luas minimal 10m2 dilengkapi dengan rak/almari terkunci

13.1 Ruang binatu

a. Ruang binatu (laundry & dry cleaning) mempunyai luas minimal 10m2

b. Tata udara diatur dengan atau tanpa alat pengatur suhu

c. Tersedia saluran pembuangan air dan limbah cucian

d. Perlengkapan-perlengkapan minimal :

- Mesin cuci

- Mesin pemeras

Page 8: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B- Mesin pengering

- Mesin setrika lena

- Mesin unit dry cleaning

- Mesin pemberi tanda (marker)

14. Area dan ruang operasional

14.1 Gudang

Tersedia gudang yang terdiri atas :

1) Gudang bahan makanan dan minuman2) Gudang peralatan dan perlengkapan3) Gudang untuk engineering 4) Gudang botol kosong5) Gudang barang-barang bekas

14.2 Ruang penerimaan barang/bahan

a. Tersedia ruang penerimaan bahan/barang yang mampu menampung minimal 1 (satu) truk

b. Kantor penerimaan barang

c. Perlengkapan minimal :

- Timbangan (500kg) yang telah ditera

- Kereta barang

- Tempat sampah yang tertutup

d. Tersedia instalasi air dan saluran pembuangannya

e. Letak berdekatan dengan gudang dan tidak mengganggu tamu

14.3 Ruang karyawan

a. Ruangan karyawan terdiri atas :

1) Ruang locker dan kamar mandi/wc yang terpisah untuk pria dan wanita

Peralatan :

- Locker individual dengan kunci pengaman yang jumlahnya disesuaikan dengan yang membutuhkan (satu locker untuk satu orang untuk tingkat supervisor ke bawah)

- Kamar mandi/shower dilengkapi dengan air panas/dingin dan WC yang terpisah untuk pria dan wanita

Untuk pria minimal 5 (lima) WC, 3 (tiga) urinoir Untuk wanita minimal 3 (tiga) shower, 2 (dua) WC Wash basin

- Tata udara diatur dengan atau tanpa pengatur udara

- Tersedia kaca rias/full length mirror

2) Ruang makan karyawan

- Penataan kursi dan meja diatur sedemikian rupa sehingga satu meja tidak lebih dari 10 (sepuluh) tempat duduk

- Ruangan diatur dengan dekorasi baik pada dinding atau tanaman atau dekorasi lainnya.

- Tata udara diatur dengan atau tanpa alat pengatur udara

- Letak ruangan berdekatan dengan dapur karyawan

3) Ruangan untuk ibadat

II. OPERASIONAL/MANAGEMENT1. Organisasi

a. Hotel harus memiliki struktur organisasi yang menyeluruh dan untuk tiap-tiap Departement dan dapat dilihat oleh seluruh staff dan karyawan

- Kantor pimpinan hotel

- Kantor personalia

- Area karyawan2. Tenaga Kerja

- Perbandingan jumlah kamar terhadap jumlah tenaga kerja minimal 1: 1,63. Front Office

a. Front desk dan uniform service bertugas 24jamb. Tersedia pelayanan

- Penerangan/titip pesan/surat dan penjualan benda-benda pos

- Penitipan barang berharga

- Penitipan koper

- Pemesanan kamar hotel

- Penanganan keluhan tamu

- Telex/telepon/telegram

- Pembayaran rekening hotel/penukaran mata uang asing

- Pengetikan/pencatatan/pembuatan fotocopy, dll yang ada kaitannya dengan kegiatan usaha (secretarial service)

Page 9: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B- Pesan dan konfirmasi tiket angkutan

4. Housekeepinga. Kamar tamu :

Tersedia pelayanan :- Air panas selama 24jam

- Penggantian lena minimal 1 kali sehari

- Penggantian stationary, korek api, sabun, laundry bag, dorrknob menu, dll yang telah digunakan tamu/dalam kondisi rusak

- Pencatatan kerusakan fisik dan perlengkapan/peralatan kamar serts dekorasi

- Pembersihan gelas minum dan gelas untuk gosok gigi

- Clear-up peralatan room service

- Pengisian almari es dan system pencatatan produk hotel yang dikonsumsi tamu setiap hari

- Persiapan tempat tidur pada sore hari (turn down bed),pengisian air minum di termos

b. Area public1) Tersedia houseman/maid bertugas selama 24jam untuk melayani penggantian

perlengkapan/peralatan toilet umum2) Tempat abu rokok dan sampah selalu dalam keadaan bersih

c. Ruang pakaian seragam1) Pakaian seragam karyawan diatur rapi digantungan/rak almari2) Seluruh pakaian seragam harus dalam keadaan bersih dan rapi

5. Food and Baverage a. Restoran

1) Restoran tipe Coffee Shop melayani selama 24 jam2) Restoran lainnya diluar Coffee Shop untuk makan siang dan makan malam3) Tersedia minimal :

- Makanan Indonesia

- Makanan asing

- Minuman tanpa alcohol

- Minuman beralkohol4) Makanan panas harus disajikan dalam keadaan panas, makanan dingin harus disajikan

dalam keadaan dingin 5) Restoran menyajikan makanan dengan dua jenis pelayanan diantara jenis-jenis tersebut ini

:- Siap dimeja makan

- Siap dipiring (ready plate service)

- Siap di lodor (platter service)

- Siap di meja samping (gueridon service)

- Siap dimeja prasmanan (buffet service)

6) Penawaran makanan disajikan dalam bentuk minimal hidangan pilihan (A la Carte)7) Tersedia hiburan minimal music dari saluran sentral/TV-video sentral dan program

kesenian Indonesia 8) Ruang, alat meubelair dan dekorasi terawatt rapi yang tercermin tidak ada

kotoran/sampah/sarang laba-laba/debu/tanaman segar/meubelair dekorasi utuh dan kuat/stabil

9) Setiap meja harus dalam keadaan siap dengan peralatan minimal :

- taplak meja / place mat

- asbak

- bunga

- nomor meja

- tempat garam dan merica dengan isinya

- peralatan makan dan minum standard ( serbet makan, gelas minum, pisau / sendok dan garpu )

10) Lampu yang dipakai harus lampu pijar

b. Bar :

1) Bar melayani tamu minimal selama 8 jam

2) Tersedia minuman dengan bentuk pilihan :

- minuman tanpa alcohol

- minuman alcohol

- minuman campuran

3) Tersedia hiburan berupa :

- music dari saluran sentral

- tersedia program hiburan

4) Ruang, alat meubelair dan dekorasi terawat rapi yang tercemin dari : tidak ada kotoran / sampah / sarang laba – laba / debu / tanaman segar / alat meubelair dekorasi utuh dan stabil

5) Lampu yang dipakai harus lampu pijar

c. Room service :

Page 10: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B1) Hotel menyediakan pelayanan kamar (room service) selama 24 jam

2) Room service minimal melayani penghidangan

- makanan Indonesia

- makanan asing

- minuman tanpa alcohol

- minuman alcohol

3) Penyajian makanan/minuman harus dalam keadaan tertutup

6) Laundy & Dry Cleaning

a. Pelayanan laundry dan dry cleaning setiap hari dengan jenis pelayanan :

- Pelayanan cepat selesai dalam 2 jam

- Pelayanan biasa selesai 1 hari

b. Pelayanan untuk tamu hotel dan keperluan hotel

7) Receiving area

Receiving area dalam keadaan bersih dan memenuhi standard sanitasi

8) Store Room

Store room ( gudang-gudang) memenuhi standard kebersihan, keselamatan dan keamanan.

9) Ruang Engineering

a. Ruangan dalam keadaan bersih

b. Setiap peralatan/mesin/mesin yang dapat membahayakan manusia harus dilengkapi dengan petunjuk keselamatan kerja dan alat pengaman

c. Tersedia regu pemadam kebakran yang terlatih dengan mengenakan tanda khusus yang jelas dan pedoman pemadam dan pencegahan bahaya kebakaran yang siaga dalam 24 jam.

10) Ruang karyawan

a. Locker dan kamar mandi karyawan harus dalam keadaan bersih memenuhi standard sanitasi

b. Instalasi dan perlengkapan mandi / wc berfungsi dengan baik dan tidak membahayakan pemakai

c. Tersedia petugas untuk melayani makanan selama jam makan

d. Ruang makan dalam keadaan bersih dan memenuhi standard sanitasi

11 ) Security

Petugas keamanan untuk seluruh hotel bertugas selama 24 jam

12 ) Poliklinik

a. Poliklinik melayani :1 ) Pemeriksaan dan pengobatan2) Penanganan keadaan darurat

b. Ruangan dalam keadaan bersih sesuai dengan persyaratan Departemen Kesehatan yang berlaku

13) Olah raga dan rekreasi

a. Tersedia petugas yang melayani tamu dalam mempergunakan sarana olah raga dan rekreasi

b. Tempat dan sarana rekreasi dan perlengkapannya berfungsi sebagaimana mestinya

c. Ruangan yang digunakan dalam keadaan, bersih memenuhi standard sanitasi

III. PELAYANAN

Keramah tamahan Indonesia

a. Pimpinan dan Karyawan hotel :1. Berikap ramah, sopan, dan menunjukan kerelaan untuk melayani tamu

Page 11: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B2. Berpakaian seragam hotel yang rapid an serasi menurut kepribadian Indonesia agar mudah

dikenali tamu, khususnya untuk karyawan yang langsung berhubungan dengan tamu3. Memberikan salam/greeting setiap berjumpa dengan tamu diseluruh area hotel4. Penampilan diri rapi dan menarik

b. Khusus Pimpinan dan karyawan bagian yang berhubungan dengan tamu secara langsung :1. Selalu mengucapkan selamat datang untuk tamu baru tiba ditempat tersebut2. Selalu mengucapkan selamat jalan untuk tamu yang akan meninggalkan tempat tersebut3. Selalu mengucapkan selamat istirahat untuk tamu baru tiba dikamarnya

e. Atasan Bell Boy (Bell captain) mampu :

1). Melaksanakan tugas Bell Boy apabila diperlukan

2). Memberikan informasi dankonfirmasi sesuai dengan yang diminta tamu, antara lain tiket angkutan/pertunjukan,

3). Memanggilkan pengendara mobil yang diinginkan tamu

f. Petugas penerima tamu (Receptionist), mampu:

1). Melayani tamu pada saat registrasi dan diselesaikan dalam waktu 5 menit

2). Menawarkan berbagai jenis dan tarifnya dengan tepat serta memberikan saran apabila tidak tersedia kamar yang dikehendaki tamu

3). Mengingat /menghafal rupa atau nama tamu yang sedang tinggal di hotel, terutama tamu penting (VIP)

g. Petugas informasi (information Clerk), mampu:

1). Memberikan informasi dengan tepat tentang sarana pelayanan di hotel dan yang ada hubungannya dengan aktivitas pariwisata serta usaha di dalam kota.

2). Memberikan pelayanan atas surat atau sejenisnya dari atau untuk tamu hotel

3). Menerima menyampaikan pesan tamu dengan tepat dan cepat

4). Memanggil tamu yang berada di dalam hotel, serta diselesaikan dalam waktu 5 menit

h. Kasir (front office cashier), mampu:

1). Melayanni proses pembayaran tamu dengan jenis dan cara pembayaran yang elah ditetapkan hotel, serta diselesaikan dalam waktu 5 menit

2). Melayani tukar uang, dari/ke mata uang asing dan kecil/receh

3). Melayani permintaan penitipan barang berharga sesuai dengan ketentuan yang berlaku, cepat, aman, dan tepat

i. Petugas penerima pesanan kamar (reservation clerk), mampu:

1). Menerima pesanan kamar dan memberikan kepastiannya dengan cepat untuk berbagai cara/sumber pesanan

2). Menawarkan berbagai jenis kamar dan tarifnya dengan tepat serta memberikan saran apabila pesanan tidak dapat dipenuhi

j. operator telepon, mampu:

1). Mengetahui nama tamu yang tinggal di otel dengan nomer kamarnya secara tepat apabila diperlukan

2). Memberikan informasi tentang produk dan fasilitas hotel serta informasi nomer-nomer telepon yang dianggap penting apabila dikehendaki tamu

3). Menerima, mengatur dan melaksanakan permintaan tamu untuk dibangunkan pagi hari dengan tepat

k. petugas kamar (room boy), mampu:

1). Mengingat nama tamu yang sedang tinggal dikamar pada daerah kerjanya

2). Membersihkan/membereskan kamar(termasuk kamar mandi) dalam waktu 60 menit untuk dibangunkan pagi hari dengan tepat

3). Memberikan pelayanan tambahan atas permintaan tamu, antara lain tambahan handuk, permintaaan itab suci,dll dengan cepat dan tepat

l. petugas pelayanan cucian (valet), mampu:

1). Segera mendatangi tamu yang meminta pelayanan cucian

2). Mengembalikan cucian tamu dalam waktu yang sesuai dengan informasi hotel, tanpa adanya kerusakan atau kehilangan atau kekurangan atas jumlah jenis pisik pakaian tamu

3). Melaksanakan permintaan tamu sesuai dengan jenis cucian terutama dry cleaning

4). Melaksanakan penggantian atas kerugian tamu sesuai dengan peraturan yang lazim berlaku

m. pramusaji pelayanan kamar (room service order taker dan waiter), mampu:

1). Memberikan informasi tentang makanan dan minuman yang tersedia

Page 12: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B2). Memerima setiap pesanan dan mengulang kembali agar tidak terjadi kesalahan

3). Menyajikan pesanan yang diminta tamu

n. Petugas restoran, mampu:

1). Memberikan informasi lengkap tentang makan dan minunman yang tersedia

2). Menawarkan dan memberikan saran kepada tamu

3). Menerima pesanan dan mengulang kembali pesanan tersebut

Page 13: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B

Perda Bali No. 5 tahun 2005 tentang Persyaratan Arsitektur Bangunan Gedung

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

1. Provinsi adalah Provinsi Bali

2. Pemerintaah Provinsi Pemerintah Provinsi Bali,

3. Gubernur adalah Gubernur Bali.

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Bali.

5. Arsiktur adalah tata ruang dan tata bentuk sebagai wadah kegiatan manusia baik individu maupun kelompok untuk menunjang kesejahteraan jasmani dan rohani.

6. Tradisi adalah kebiasaan yang diwariskan secara turun –temurun yang dianggap baik dan benar oleh masyarakat.

7. Arsitektur tradisional Bali adalah tata ruang dan tata bentuk yang pembangunannya didasarkan atas nilai dan norma-norma baik tertulis maupun tidak tertulis yang diwarikan secara turun-temurun.

8. Arsitektur non tradisional Bali adalah arsitektur yang tidak menerapkan norma-norma arsitektur tradisional Bali secara utuh tetapi menampilkan gaya arsitektur tradisional Bali.

9. Arsitektur setempat adalah arsitektur yang telah mentradisi/berakar/mapan dalam budaya masyarakat di suatu satuan lingkungan tradisi dari tradisi kecil sampai lingkungan tradisi besar di propinsi Bali.

10. Arsitektur warisan adalah arsitektur peninggalan masa lampau di Provinsi Bali, baik dalam keadaan terawatt/dimanfaatkan sesuai fungsinya atau tidak terawat/tidak digunakan sesuai fungsi, bergerak atau tidak bergerak, berupa kesatuan atau kelompok atau bagian-bagiannya atau sisanya, yang dianggap memiliki nilai-nilai penting bagi ilmu pengetahuan, sejarah, kebudayaan, dan nilai-nilai signifikan lainnya, seperti yang diatur dalam peraturan perundang – undangan.

11. Persyaratan Arsitektur adalah persyaratan yang berkaitan dengan bentuk dan karakter penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, dan kesimbangan/keselarasanya dengan lingkungannya.

12. Gaya arsitektur tradisioonal Bali adalah corak penampilan arsitektur yang dapat memberikan citra/nuansa arsitektur berlandasarkan budaya Bali yang dijiwai oleh agama Hindu melalui penerapan berbagai perinsip bentuk yang mengandung identitas maupun nilai-nilai arsitektur tradisional Bali.

13. Bangunan adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan pekarangan sebagai tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau dibawah tanah dan/atau air.

14. Bangunan Gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan social, kegiatan budaya, kegiatan campuran, maupun kegiatan khusus.

15. Bangunan gedung fungsi hunian adalah bangunan gedung yang digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana bagi pembinaan kelurga.

16. Bangunan gedung fungsi keagamaan adalah bangunan gedung yang digunakan untuk pelaksanaan ibadah.

17. Bangunan gedung fungsi usaha adalah bangunan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk kegiatan usaha.

18. Bangunan gedung fungsi social dan budaya adalah bangunan gedung yang digunakan sebagai tempat untuk kegiatan pelayanan social dan kegiatan interaksi manusia dengan lingkungan serta kehidupannya.

19. Bangunan gedung fungsi campuran adalah bangunan gedung yang memiliki lebih dari satu fungsi.

20. Bangunan gedung fungsi khusus adalah bangunan gedung yang mempunyai tingkat kerahasiaan fungsi yang tinggi dan/atau yang mempunyai potensi resiko bahaya yang besar.

21. Pekarangan adalah bidang lahan dengan bentuk dan ukuran tertentu yang bersisi atau akan diisi bangunan.

22. Penyelenggaraan adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran.

23. Pemanfaatan adalah kegiatan memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan secara berkala.

Page 14: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B24. Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga kehandalan bangunan gedung beserta prasana

dan sarananya agar tetap laik fungsi.

25. Pembingkaran adalah kegiatan membongkar/merobohkan seluruh atau sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan dan/atau prasana dan sarananya.

26. Peransert masyarakat adalah berbagaikegiatan masyarakat yang timbul atas kehendak dan keinginan sendiri di tengah masyarakat untuk ikut mengawasi dan bergerak dalam penyelenggaraan bangunan gedung.

27. Kawasan khusus adalah suatu satuan territorial yang ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan persyaratan arsitektur khusus, karakteristik alam, dan budaya dengan tujuan pengembangan ilmu pengetahuan, pelestarian, dan pengayaan kasanah Arsitektur Bali.

Pasal 2

Arsitektur bangunan gedung diselenggarakan berlandaskan asas manfaat, kehendak, keindahan, dan kekhasan bentuk/karakter arsitektur serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungannya.

Pasal 3

Pengaturan persyaratan arsitektur bangunan gedung bertujuan untuk;

a. mewujudkan bangunan gedung yang memiliki corak dan karakter arsitektur tradisional Bali secara umum maupun corak arsitektur khas setempat serta yang serasi dan terpadu dengan lingkungannya; dan

b. mewujudkan kepastian hukum dalam penyelenggaraan bangunan gedung agar menghasilkan bangunan gedung yang sesuai dengan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali.

Pasal 4

(1) Fungsi bangunan gedung digolongkan dalam fungsi keagamaan, fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi social dan budaya, fungsi khusus, serta fungsi campuran.

(2) Bangunan gedung yang berfungsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dibangun di tempat yang sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Rencana Tata Ruang yang berlaku.

Pasal 13

(1) Arsitektur bangunan gedung non tradisional Bali harus dapat menampilkan gaya arsitektur tradisioal Bali dengan menetapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali yang selaras, seimbang dan terpadu dengan lingkungan setempat.

(2) Prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

(3) Pembangunan bangunan gedung dengan fungsi khusus yang karena kekhususannya tidak mungkin menerapkan prinsip-prinsip arsitektur tradisional Bali, dapat menampilkan gaya arsitektur lain dengan persetujuan Gubernur setelah mendapat rekomendasi DPRD.

Pasal 14

(1) Penempatan bangunan dengan masa majemuk, ditata sesuai strktur nilai pembagian tapak atau mandalanya.

(2) Komposisi massa bangunan majemuk, ditata membentuk suatu halaman utama sebagai pusat orientasi masa bangunan.

Page 15: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B

Undang Undang no. 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun ( Apartement )

Pasal 1

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. "Rumah Susun" adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan, yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertical dan merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah,terutama untuk tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian-bersama, benda-bersama dan tanahbersama.

2. "Satuan rumah susun" adalah rumah susun yang tujuan peruntukan utamanya digunakan secara terpisah sebagai tempat hunian, yang mempunyai sarana penghubung ke jalan umum.

3. "Lingkungan" adalah sebidang tanah dengan batas-batas yang jelas yang di atasnya dibangun rumah susun termasuk prasarana dan fasilitasnya, yang secara keseluruhan merupakan kesatuan tempat pemukiman.

4. "Bagian-bersama" adalah bagian rumah susun yang dimiliki secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama dalam kesatuan fungsi dengan satuan-satuan rumah susun.

5. "Benda-bersama" adalah benda yang bukan merupakan bagian rumah susun, tetapi yang dimiliki bersama secara tidak terpisah untuk pemakaian bersama.

6. "Tanah-bersama" adalah sebidang tanah yang digunakan atas dasar hak bersama secara tidak terpisah yang di atasnya berdiri rumah susun dan ditetapkan batasnya dalam persyaratan izin bangunan.

7. "Hipotik" adalah hak tanggungan yang pengertiannya sesuai dengan Pasal 1162 Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia yang selama pengaturannya belum dilengkapi dengan Undang-undang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960, menggunakan ketentuanketentuan tentang hipotik dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia sepanjang belum ada pengaturannya dalam Undang-undang ini.

8. "Fidusia" adalah hak jaminan yang berupa penyerahan hak atas benda berdasarkan kepercayaan yang disepakati sebagai jaminan bagi pelunasan piutang kreditur.

9. "Pemilik" adalah perseorangan atau, badan hukum yang memiliki satuan rumah susun yang memenuhi syarat sebagai pemegang hak atas tanah.

10. "Penghuni" adalah perseorangan yang bertempat tinggal dalam satuan rumah susun.

11. "Perhimpunan penghuni" adalah perhimpunan yang anggotanya terdiri dari para penghuni.

12. "Badan pengelola" adalah badan yang bertugas untuk mengelola rumah susun.

Pasal 5

1. Rumah susun dibangun sesuai dengan tingkat keperluan dan kemampuan masyarakat terutama bagi yang berpenghasilan rendah.

2. Pembangunan rumah susun dapat diselenggarakan oleh Badan Usaha Milik Negara atau Daerah,

3. Koperasi, dan Badan Usaha Milik Swasta yang bergerak dalam bidang itu, serta Swadaya Masyarakat.

Pasal 6

1. Pembangunan rumah susun harus memenuhi persyaratan teknis dan administratif.

2. Ketentuan-ketentuan pokok tentang persyaratan teknis dan administratif sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 8

1. Satuan rumah susun dimiliki oleh perseorangan atau badan hukum yang memenuhi syarat sebagai pemegang hak atas tanah.

2. Hak milik atas satuan rumah susun adalah hak milik atas satuan yang bersifat perseorangan dan terpisah.

3. Hak milik atas satuan rumah susun sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) meliputi juga hak atas bagian bersama,benda-bersama, dan tanah-bersama, yang semuanya merupakan satu-kesatuan yang tidak terpisahkan dengan satuan yang bersangkutan.

4. (Hak atas bagian-bersama, benda-bersama, dan hak atas tanah bersama sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) didasarkan atas luas atau nilai satuan rumah susun yang bersangkutan pada waktu satuan tersebut diperoleh pemiliknya yang pertama.

Pasal 9

1. Sebagai tanda bukti hak milik atas satuan rumah susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diterbitkan sertifikat hak milik atas satuan rumah susun.

2. Sertifikat hak milik atas satuan rumah susun sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) terdiri atas: Salinan Buku Tanah dan Surat Ukur atas Hak Tanah Bersama menurut ketentuan Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960; Gambar denah tingkat rumah susun yang bersangkutan, yang menunjukkan satuan rumah susun yang dimiliki; Pertelaan mengenai besarnya bagian hak atas bagian-bersama, benda-bersama dan tanahbersama yang bersangkutan; kesemuanya merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.

Pasal 12

Page 16: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B1. Rumah susun berikut tanah tempat bangunan itu berdiri serta benda lainnya yang merupakan

atau kesatuan dengan tanah tersebut dapat dijadikan jaminan hutang dengan:

dibebani hipotik, jika tanahnya tanah hak milik atau hak guna bangunan;

dibebani fidusia, jika tanahnya tanah hak pakai atas tanah Negara.

2. Hipotik atau fidusia dapat juga dibebankan atas tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) beserta rumah susun yang akan dibangun sebagai jaminan pelunasan kredit yang dimaksudkan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan rumah susun yang telah direncanakan di atas tanah yang bersangkutan dan yang pemberian kreditnya dilakukan secara bertahap sesuai dengan pelaksanaan pembangunan rumah susun tersebut.

Pasal 13

Dengan tidak mengurangi ketentuan Pasal 12, hak milik atas satuan rumah susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (3) dapat dijadikan jaminan hutang dengan:

dibebani hipotik, jika tanahnya tanah hak milik atau hak guna bangunan;

dibebani fidusia, jika tanahnya tanah hak pakai atas tanah Negara.

Pasal 13

Dengan tidak mengurangi ketentuan Pasal 12, hak milik atas satuan rumah susun sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 8 ayat (3) dapat dijadikan jaminan hutang dengan:

a. dibebani hipotik, jika tanahnya tanah hak milik atau hak guna bangunan;

b. dibebani fidusia, jika tanahnya tanah hak pakai atas tanah Negara.

Pasal 14

1. Pemberian hipotik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13 dilakukan dengan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah dan wajib didaftarkan pada Kantor Agraria Kabupaten dan Kotamadya untuk dicatat pada buku tanah dan sertifikat hak yang bersangkutan.

2. Dalam akta pemberian hipotik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dimuat janji-janji yang berlaku juga bagi pihak ketiga sebagai tanda bukti adanya hipotik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dan Pasal 13, diterbitkan sertifikat hipotik yang terdiri dari salinan buku tanah hipotik dan salinan akta Pejabat Pembuat Akta Tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1).

3. Tanggal buku tanah hipotik sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) adalah tanggal yang ditetapkan tujuh hari setelah penerimaan secara lengkap surat-surat yang diperlukan bagi pendaftarannya oleh Kantor Agraria Kabupaten atau Kotamadya yang bersangkutan atau jika hari ketujuh itu jatuh pada hari libur, maka buku tanah yang bersangkutan diberi bertanggal hari kerja berikutnya.

4. Sertifikat hipotik sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) mempunyai kekuatan eksekutorial dan dapat dilaksanakan sebagai putusan pengadilan.

5. Bentuk dan isi akta Pejabat Pembuat Akta Tanah, bentuk dan isi buku tanah hipotik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) serta hal-hal lain mengenai pendaftaran hipotik dan pemberian sertifikat sebagai tanda bukti, ditetapkan dan diselenggarakan berdasarkan ketentuan Peraturan Pemerintah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960.

Page 17: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B

Undang Undang no 28 tahun 2002 tentang Bangunan Gedung

Pasal 1

Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

1. Bangunan gedung adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian atau seluruhnya berada di atas dan/atau di dalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik untuk hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus.

2. Penyelenggaraan bangunan gedung adalah kegiatan pembangunan yang meliputi proses perencanaan teknis dan pelaksanaan konstruksi, serta kegiatan pemanfaatan, pelestarian, dan pem-bongkaran.

3. Pemanfaatan bangunan gedung adalah kegiatan memanfaatkan bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang telah ditetapkan, termasuk kegiatan pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala.

4. Pemeliharaan adalah kegiatan menjaga keandalan bangunan gedung beserta prasarana dan sarananya agar selalu laik fungsi.

5. Perawatan adalah kegiatan memperbaiki dan/atau mengganti bagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana agar bangunan gedung tetap laik fungsi.

6. Pemeriksaan berkala adalah kegiatan pemeriksaan keandalan seluruh atau sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarananya dalam tenggang waktu tertentu guna menyatakan kelaikan fungsi bangunan gedung.

7. Pelestarian adalah kegiatan perawatan, pemugaran, serta pemeliharaan bangunan gedung dan lingkungannya untuk mengembalikan keandalan bangunan tersebut sesuai dengan aslinya atau sesuai dengan keadaan menurut periode yang dikehendaki.

8. Pembongkaran adalah kegiatan membongkar atau merobohkan seluruh atau sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarananya.

9. Pemilik bangunan gedung adalah orang, badan hukum, kelompok orang, atau perkumpulan, yang menurut hukum sah sebagai pemilik bangunan gedung.

10. Pengguna bangunan gedung adalah pemilik bangunan gedung dan/atau bukan pemilik bangunan gedung berdasarkan kesepa-katan dengan pemilik bangunan gedung, yang menggunakan dan/atau mengelola bangunan gedung atau bagian bangunan gedung sesuai dengan fungsi yang ditetapkan.

11. Pengkaji teknis adalah orang perorangan, atau badan hukum yang mempunyai sertifikat keahlian untuk melaksanakan pengkajian teknis atas kelaikan fungsi bangunan gedung sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

12. Masyarakat adalah perorangan, kelompok, badan hukum atau usaha, dan lembaga atau organisasi yang kegiatannya di bidang bangunan gedung, termasuk masyarakat hukum adat dan masyarakat ahli, yang berkepentingan dengan penyelenggaraan bangunan gedung.

13. Prasarana dan sarana bangunan gedung adalah fasilitas kelengkapan di dalam dan di luar bangunan gedung yang mendukung pemenuhan terselenggaranya fungsi bangunan gedung.

14. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah perangkat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang terdiri dari Presiden beserta para menteri.

15. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah kabupaten atau kota beserta perangkat daerah otonom yang lain sebagai badan eksekutif daerah, kecuali untuk Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta adalah gubernur.

Pasal 5

1. Fungsi bangunan gedung meliputi fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya, serta fungsi khusus.

2. Bangunan gedung fungsi hunian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bangunan untuk rumah tinggal tunggal, rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah tinggal sementara.

3. Bangunan gedung fungsi keagamaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi masjid, gereja, pura, wihara, dan kelenteng.

4. Bangunan gedung fungsi usaha sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bangunan gedung untuk perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal, dan penyimpanan.

5. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bangunan gedung untuk pendidikan, kebudayaan, pelayanan kesehatan, laboratorium, dan pelayanan umum.

6. Bangunan gedung fungsi khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi bangunan gedung untuk reaktor nuklir, instalasi pertahanan dan keamanan, dan bangunan sejenis yang diputuskan oleh menteri.

7. Satu bangunan gedung dapat memiliki lebih dari satu fungsi.

Page 18: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B

Pasal 6

1. Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 harus sesuai dengan peruntukan lokasi yang diatur dalam Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.

2. Fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh Pemerintah Daerah dan dicantumkan dalam izin mendirikan bangunan.

3. Perubahan fungsi bangunan gedung yang telah ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) harus mendapatkan persetujuan dan penetapan kembali oleh Pemerintah Daerah.

4. Ketentuan mengenai tata cara penetapan dan perubahan fungsi bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 9

1. Persyaratan tata bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) meliputi persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung, arsitektur bangunan gedung, dan persyaratan pengendalian dampak lingkungan.

2. Persyaratan tata bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan lebih lanjut dalam rencana tata bangunan dan lingkungan oleh Pemerintah Daerah.

3. Ketentuan mengenai tata cara penyusunan rencana tata bangunan dan lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 10

1. Persyaratan peruntukan dan intensitas bangunan gedung sebagai-mana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) meliputi persyaratan peruntukan lokasi, kepadatan, ketinggian, dan jarak bebas bangunan gedung yang ditetapkan untuk lokasi yang ber-sangkutan.

Pasal 12

1. Persyaratan kepadatan dan ketinggian bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) meliputi koefisien dasar bangunan, koefisien lantai bangunan, dan ketinggian bangunan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan untuk lokasi yang bersangkutan.

2. Persyaratan jumlah lantai maksimum bangunan gedung atau bagian bangunan gedung yang dibangun di bawah permukaan tanah harus mempertimbangkan keamanan, kesehatan, dan daya dukung lingkungan yang dipersyaratkan.

3. Bangunan gedung tidak boleh melebihi ketentuan maksimum kepadatan dan ketinggian yang ditetapkan pada lokasi yang bersangkutan.

4. Ketentuan mengenai tata cara perhitungan dan penetapan kepadatan dan ketinggian sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 13

1) Persyaratan jarak bebas bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) meliputi:

a. garis sempadan bangunan gedung dengan as jalan, tepi sungai, tepi pantai, jalan kereta api, dan/atau jaringan tegangan tinggi;

b. jarak antara bangunan gedung dengan batas-batas persil, dan jarak antara as jalan dan pagar halaman yang diizinkan pada lokasi yang bersangkutan.

2) Persyaratan jarak bebas bangunan gedung atau bagian bangunan gedung yang dibangun di bawah permukaan tanah harus mempertimbangkan batas-batas lokasi, keamanan, dan tidak mengganggu fungsi utilitas kota, serta pelaksanaan pembangunannya.

3) Ketentuan mengenai persyaratan jarak bebas bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 14

1) Persyaratan arsitektur bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) meliputi persyaratan penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya, serta pertimbangan adanya keseimbangan antara nilai-nilai sosial budaya setempat terhadap penerapan berbagai perkembangan arsitektur dan rekayasa.

2) Persyaratan penampilan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memperhatikan bentuk dan karakteristik arsitektur dan lingkungan yang ada di sekitarnya.

3) Persyaratan tata ruang dalam bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus memperhatikan fungsi ruang, arsitektur bangunan gedung, dan keandalan bangunan gedung.

4) Persyaratan keseimbangan, keserasian, dan keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan gedung, ruang terbuka hijau yang seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya.

Page 19: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B5) Ketentuan mengenai penampilan bangunan gedung, tata ruang dalam, keseimbangan, dan

keselarasan bangunan gedung dengan lingkungannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Page 20: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3BPasal 15

1) Penerapan persyaratan pengendalian dampak lingkungan hanya berlaku bagi bangunan gedung yang dapat menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan.

2) Persyaratan pengendalian dampak lingkungan pada bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 17

1) Persyaratan keselamatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir.

2) Persyaratan kemampuan bangunan gedung untuk mendukung beban muatannya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh dalam mendukung beban muatan.

3) Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan kemampuan bangunan gedung untuk melakukan pengamanan terhadap bahaya kebakaran melalui sistem proteksi pasif dan/atau proteksi aktif.

4) Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah bahaya petir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan kemampuan bangunan gedung untuk melakukan pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem penangkal petir.

Pasal 18

1) Persyaratan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh dalam mendukung beban muatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (2) merupakan kemampuan struktur bangunan gedung yang stabil dan kukuh sampai dengan kondisi pembebanan maksimum dalam mendukung beban muatan hidup dan beban muatan mati, serta untuk daerah/zona tertentu kemampuan untuk mendukung beban muatan yang timbul akibat perilaku alam.

2) Besarnya beban muatan dihitung berdasarkan fungsi bangunan gedung pada kondisi pembebanan maksimum dan variasi pembebanan agar bila terjadi keruntuhan pengguna bangunan gedung masih dapat menyelamatkan diri.

3) Ketentuan mengenai pembebanan, ketahanan terhadap gempa bumi dan/atau angin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 19

1) Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dilakukan dengan sistem proteksi pasif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3) meliputi kemampuan stabilitas struktur dan elemennya, konstruksi tahan api, kompartemenisasi dan pemisahan, serta proteksi pada bukaan yang ada untuk menahan dan membatasi kecepatan menjalarnya api dan asap kebakaran.

2) Pengamanan terhadap bahaya kebakaran dilakukan dengan sistem proteksi aktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (3) meliputi kemampuan peralatan dalam mendeteksi dan memadamkan kebakaran, pengendalian asap, dan sarana penyelamatan kebakaran.

3) Bangunan gedung, selain rumah tinggal, harus dilengkapi dengan sistem proteksi pasif dan aktif.

4) Ketentuan mengenai sistem pengamanan bahaya kebakaran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 20

1) Pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem penangkal petir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat (4) merupakan kemampuan bangunan gedung untuk melindungi semua bagian bangunan gedung, termasuk manusia di dalamnya terhadap bahaya sambaran petir.

2) Sistem penangkal petir sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan instalasi penangkal petir yang harus dipasang pada setiap bangunan gedung yang karena letak, sifat geografis, bentuk, dan penggunaannya mempunyai risiko terkena sambaran petir.

3) Ketentuan mengenai sistem penangkal petir sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 21

Persyaratan kesehatan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi persyaratan sistem penghawaan, pencahayaan, sanitasi, dan penggunaan bahan bangunan gedung.

Pasal 22

Sistem penghawaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 merupakan kebutuhan sirkulasi dan pertukaran udara yang harus disediakan pada bangunan gedung melalui bukaan dan/atau ventilasi alami dan/atau ventilasi buatan.

Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidik-an, dan bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk ventilasi alami.

Ketentuan mengenai sistem penghawaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Page 21: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3BPasal 23

1) Sistem pencahayaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 merupakan kebutuhan pencahayaan yang harus disediakan pada bangunan gedung melalui pencahayaan alami dan/atau pencahayaan buatan, termasuk pencahayaan darurat.

2) Bangunan gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan untuk pencahayaan alami.

3) Ketentuan mengenai sistem pencahayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 24

1) Sistem sanitasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 merupakan kebutuhan sanitasi yang harus disediakan di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan.

2) Sistem sanitasi pada bangunan gedung dan lingkungannya harus dipasang sehingga mudah dalam pengoperasian dan pemeliharaannya, tidak membahayakan serta tidak mengganggu lingkungan.

3) Ketentuan mengenai sistem sanitasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 25

1) Penggunaan bahan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 harus aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.

2) Ketentuan mengenai penggunaan bahan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 26

1) Persyaratan kenyamanan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi kenyamanan ruang gerak dan hubungan antarruang, kondisi udara dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat kebisingan.

2) Kenyamanan ruang gerak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari dimensi ruang dan tata letak ruang yang memberikan kenyamanan bergerak dalam ruangan.

3) Kenyamanan hubungan antarruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari tata letak ruang dan sirkulasi antarruang dalam bangunan gedung untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung.

4) Kenyamanan kondisi udara dalam ruang sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tingkat kenyamanan yang diperoleh dari temperatur dan kelembaban di dalam ruang untuk terselenggaranya fungsi bangunan gedung.

5) Kenyamanan pandangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan kondisi dimana hak pribadi orang dalam melaksanakan kegiatan di dalam bangunan gedungnya tidak terganggu dari bangunan gedung lain di sekitarnya.

6) Kenyamanan tingkat getaran dan kebisingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) merupakan tingkat kenyamanan yang ditentukan oleh suatu keadaan yang tidak mengakibatkan pengguna dan fungsi bangunan gedung terganggu oleh getaran dan/atau kebisingan yang timbul baik dari dalam bangunan gedung maupun lingkungannya.

7) Ketentuan mengenai kenyamanan ruang gerak, tata hubungan antarruang, tingkat kondisi udara dalam ruangan, pandangan, serta tingkat getaran dan kebisingan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 27

1) Persyaratan kemudahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan gedung.

2) Kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi tersedianya fasilitas dan aksesibilitas yang mudah, aman, dan nyaman termasuk bagi penyandang cacat dan lanjut usia.

3) Kelengkapan prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pada bangunan gedung untuk kepentingan umum meliputi penyediaan fasilitas yang cukup untuk ruang ibadah, ruang ganti, ruangan bayi, toilet, tempat parkir, tempat sampah, serta fasilitas komunikasi dan informasi.

4) Ketentuan mengenai kemudahan hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta kelengkapan prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 28

1) Kemudahan hubungan horizontal antarruang dalam bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) merupakan keharusan bangunan gedung untuk menyediakan pintu dan/atau koridor antar ruang.

Page 22: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B2) Penyediaan mengenai jumlah, ukuran dan konstruksi teknis pintu dan koridor disesuaikan dengan

fungsi ruang bangunan gedung.

3) Ketentuan mengenai kemudahan hubungan horizontal antarruang dalam bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 29

1) Kemudahan hubungan vertikal dalam bangunan gedung, termasuk sarana transportasi vertikal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) berupa penyediaan tangga, ram, dan sejenisnya serta lift dan/atau tangga berjalan dalam bangunan gedung.

2) Bangunan gedung yang bertingkat harus menyediakan tangga yang menghubungkan lantai yang satu dengan yang lainnya dengan mempertimbangkan kemudahan, keamanan, keselamatan, dan kesehatan pengguna.

3) Bangunan gedung untuk parkir harus menyediakan ram dengan kemiringan tertentu dan/atau sarana akses vertikal lainnya dengan mempertimbangkan kemudahan dan keamanan pengguna sesuai standar teknis yang berlaku.

4) Bangunan gedung dengan jumlah lantai lebih dari 5 (lima) harus dilengkapi dengan sarana transportasi vertikal (lift) yang dipasang sesuai dengan kebutuhan dan fungsi bangunan gedung.

5) Ketentuan mengenai kemudahan hubungan vertikal dalam bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 30

1) Akses evakuasi dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) harus disediakan di dalam bangunan gedung meliputi sistem peringatan bahaya bagi pengguna, pintu keluar darurat, dan jalur evakuasi apabila terjadi bencana kebakaran dan/atau bencana lainnya, kecuali rumah tinggal.

2) Penyediaan akses evakuasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) harus dapat dicapai dengan mudah dan dilengkapi dengan penunjuk arah yang jelas.

3) Ketentuan mengenai penyediaan akses evakuasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 31

1) Penyediaan fasilitas dan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung, kecuali rumah tinggal.

2) Fasilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), termasuk penyediaan fasilitas aksesibilitas dan fasilitas lainnya dalam bangunan gedung dan lingkungannya.

3) Ketentuan mengenai penyediaan aksesibilitas bagi penyandang cacat dan lanjut usia sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 32

1) Kelengkapan prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (3) merupakan keharusan bagi semua bangunan gedung untuk kepentingan umum.

2) Ketentuan mengenai kelengkapan prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah

Page 23: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B

Peraturan Pemerintah no 4 tahun 1988 tentang Rumah Susun

Pasal 11

1) Semua ruang yang dipergunakan untuk kegiatan sehari-hari harus mempunyai hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar dan pencahayaan langsung maupun tidak langsung secara alami dalam jumlah yang cukup, sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

2) Dalam hal hubungan langsung maupun tidak langsung dengan udara luar dan pencahayaan langsung maupun tidak langsung secara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak mencukupi atau tidak memungkinkan, harus diusahakan adanya pertukaran udara dan pencahayaan buatan yang dapat bekerja terus menerus selama ruangan tersebut digunakan, sesuai dengan persyaratan yang ber laku.

Pasal 12

Rumah susun harus direncanakan dan diba ngun dengan struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan yang memenuhi persyaratan konstruksi sesuai dengan standar yang berlaku.

Pasal 13

Struktur, komponen, dan penggunaan bahan bangunan rumah susun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, harus diperhitungkan kuat dan tahan terhadap :

a) beban mati;

b) beban bergerak;

c) gempa, hujan, angin, banjir;

d) kebakaran dalam jangka waktu yang diperhitungkan cukup untuk usaha pengamanan dan penyelamatan;

e) daya dukung tanah;

f) kemungkinan adanya beban tambahan, baik dari arah vertikal maupun horizontal;

g) gangguan/ perusak lainnya, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 14

Rumah susun harus dilengkapi dengan:

a) jaringan air bersih yang memenuhi persyaratan mengenai perpipaan dan perlengkapannya termasuk meter air, pengatur tekanan air, dan tangki air dalam bangunan;

b) jaringan listrik yang memenuhi persyaratan mengenai kabel dan perlengkapannya, termasuk meter listrik dan pembatas arus, serta peng- amanan terhadap kemungkinan timbulnya hal-hal yang membahayakan;

c) jaringan gas yang memenuhi persyaratan beserta perlengkapannya termasuk meter gas, pengatur arus, serta pengamanan terhadap kemungkinan timbulnya hal- hal yang membahayakan;

d) saluran pembuangan air hujan yang memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas, dan pemasangan;

e) saluran pembuangan air limbah yang memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas dan pemasangan;

f) saluran dan/ atau tempat pembuangan sampah yang memenuhi persyaratan terhadap kebersihan, kesehatan, dan kemudahan;

g) tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi lainnya;

h) alat transportasi yang berupa tangga, lift atau eskalator sesuai dengan tingkat keperluan dan persyaratan yang berlaku;

i) pintu dan tangga darurat kebakaran;

j) tempat jemuran;

k) alat pemadam kebakaran;

l) penangkal petir;

m) alat/ sistem alarm;

n) pintu kedap asap pada jarak-jarak tertentu;

o) generat or listrik disediakan untuk rumah susun yang menggunakan lift.

Pasal 15

Bagian-bagian dari keleng kapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, yang merupakan hak bersama harus ditempatkan dan dilindungi untuk menjamin fungsinya sebagai bagian bersama dan mudah dikelola.

Pasal 23

Kepadatan bangunan dalam lingkungan harus memperhitungkan dapat dicapainya optimasi daya guna dan hasil guna tanah, sesuai dengan fungsinya, dengan memperhatikan keserasian dan keselamatan lingkungan sekitarnya, berdasarkan peraturan perundang- udangan yang berlaku.

Page 24: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3BPasal 24

1) Tata letak bangunan harus menunjang kelancaran kegiatan sehari- hari dengan mempertimbangkan keserasian, keseimbangan, dan keterpaduan,

2) Tata letak bangunan harus memperhatikan penetapan batas pemilikan tanah bersama, segi-segi kesehatan, pencahayaan, pertukaran udara, serta pencegahan dan pengamanan terhadap bahaya yang mengancam keselamatan penghuni, bangunan, dan lingkungannya berdasarkan per- aturan perundang- undangan yang berlaku.

Pasal 25

1) Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan prasarana lingkungan yang berfungsi sebagai penghubung untuk keperluan kegiatan sehari- hari bagi penghuni, baik ke dalam maupun ke luar dengan penyediaan jalan setapak, jalan kendaraan, dan tempat parkir.

2) Penyediaan prasarana lingkungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), harus mempertimbangkan kemudahan dan keserasian hubungan dalam kegiatan sehari-hari dan pengamanan bila terjadi hal-hal yang membahayakan, serta struktur, ukuran, dan kekuatan yang cukup sesuai dengan fungsi dan penggunaan jalan tersebut.

Pasal 26

Lingkungan rumah susun harus dilengkapi dengan prasarana lingkungan dan utilitas umum yang sifatnya menunjang fungsi lainnya dalam rumah susun yang bersangkutan, meliputi :

a) jaringan distribusi air bersih, gas, dan listrik dengan segala kelengkapannya termasuk kemungkinan diperlukannya tangki-tangki air, pompa air, tangki gas, dan gardu-gardu listrik;

b) saluran pembuangan air hujan yang menghubungkan pembuangan air hujan dari rumah susun ke sistem jaringan pembuangan air kota;

c) saluran pembuangan air limbah dan/ atau tangki septik yang menghubungkan pembuangan air limbah dari rumah susun ke sistem jaringan air limbah kota, atau penampungan air limbah tersebut ke dalam tangki septik dalam lingkungan.

d) tempat pembuangan sampah yang fungsinya adalah sebagai tempat pengumpulan sampah dari rumah susun untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan sampah kota, dengan memperhatikan faktor-faktor kemudahan pengangkutan, kesehatan, kebersihan, dan keindahan;

e) kran-kran air untuk pencegahan dan pengamanan terhadap bahaya kebakaran yang dapat menjangkau semua tempat dalam lingkungan dengan kapasitas air yang cukup untuk pemadam kebakaran;

f) tempat parkir kendaraan dan/atau penyimpanan barang yang diperhitungkan terhadap kebutuhan penghuni dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya sesuai dengan fungsinya;

g) jaringan telepon dan alat komunikasi lain sesuai dengan tingkat keperluannya.

Pasal 27

Dalam rumah susun dan lingkungannya harus disediakan ruangan-ruangan dan/atau bangunan untuk tempat berkumpul, melakukan kegiatan masyarakat, tempat bermain bagi anak-anak, dan kontak sosial lainnya, sesuai dengan standar yang berlaku.

Pasal 28

Dalam lingkungan rumah susun yang sebagian atau seluruhnya digunakan sebagai hunian untuk jumlah satuan hunian tertentu, selain penyediaan ruang dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27, harus disediakan pula ruangan dan/atau bangunan untuk pelayanan kebutuhan sehari-hari sesuai dengan standar yang berlaku.

Page 25: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B

Peraturan Menteri Perdagangan no 12 tahun 2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1) Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya.

2) Pasar Tradisional adalah pasar yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerjasama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar.

3) Pusat Perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa bangunan yang didirikan secara vertikal maupun horisontal, yang dijual atau disewakan kepada pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan barang.

4) Toko adalah bangunan gedung dengan fungsi usaha yang digunakan untuk menjual barang dan terdiri dari hanya satu penjual.

5) Toko Modern adalah toko dengan sistem pelayanan mandiri, menjual berbagai jenis barang secara eceran yang berbentuk Minimarket, Supermarket, Department Store, Hypermarket ataupun grosir yang berbentuk Perkulakan.

6) Pengelola Jaringan Minimarket adalah pelaku usaha yang melakukan kegiatan usaha di bidang Minimarket melalui satu kesatuan manajemen dan sistem pendistribusian barang ke outlet yang merupakan jaringannya.

7) Pemasok adalah pelaku usaha yang secara teratur memasok barang kepada Toko Modern dengan tujuan untuk dijual kembali melalui kerjasama usaha.

8) Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang selanjutnya disebut UMKM adalah kegiatan ekonomi yang berskala mikro, kecil dan menengah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

9) Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dengan usaha menengah dan usaha besar disertai dengan pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah dan usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan saling menguntungkan, sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1997 tentang Kemitraan.

10) Syarat perdagangan (trading terms) adalah syarat-syarat dalam perjanjian kerjasama antara Pemasok dan Toko Modern/ Pengelola Jaringan Minimarket yang berhubungan dengan pemasokan produk-produk yang diperdagangkan dalam Toko Modern yang bersangkutan.

11) Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional selanjutnya disebut IUP2T, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan selanjutnya disebut IUPP dan Izin Usaha Toko Modern selanjutnya disebut IUTM adalah izin untuk dapat melaksanakan usaha pengelolaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern yang diterbitkan oleh Pemerintah Daerah setempat.

12) Peraturan Zonasi adalah ketentuan-ketentuan Pemerintah Daerah setempat yang mengatur pemanfaatan ruang dan unsur-unsur pengendalian yang disusun untuk setiap zona peruntukan sesuai dengan rencana rinci tata ruang.

13) Pejabat Penerbit Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan dan Izin Usaha Toko Modern, yang selanjutnya disebut Pejabat Penerbit adalah Bupati/Walikota atau Gubernur untuk Pemerintah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

14) Surat Permohonan adalah surat permintaan penerbitan Izin Usaha Pengelolaan Pasar Tradisional, Izin Usaha Pusat Perbelanjaan dan Izin Usaha Toko Modern.

15) Menteri adalah Menteri yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang perdagangan.

Pasal 2

1) Lokasi untuk Pendirian Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, termasuk peraturan zonasinya.

2) Kabupaten/Kota yang belum memiliki Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota dan Rencana Detail Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota tidak diperbolehkan memberi izin lokasi

untuk pembangunan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern.

Pasal 3

1) Pendirian Pasar Tradisional atau Pusat Perbelanjaan atau Toko Modern selain Minimarket harus memenuhi persyaratan ketentuan peraturan perundang-undangan dan harus melakukan analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat, keberadaan Pasar Tradisional dan UMKM yang berada di wilayah bersangkutan.

2) Analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan Pasar Tradisional dan UMKM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

a) Struktur penduduk menurut mata pencaharian dan pendidikan;

b) Tingkat pendapatan ekonomi rumah tangga;

Page 26: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3Bc) Kepadatan penduduk;

d) Pertumbuhan penduduk;

e) Kemitraan dengan UMKM lokal;

f) Penyerapan tenaga kerja lokal;

g) Ketahanan dan pertumbuhan Pasar Tradisional sebagai sarana bagi UMKM lokal;

h) Keberadaan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang sudah ada;

i) Dampak positif dan negatif yang diakibatkan oleh jarak antara Hypermarket dengan Pasar Tradisional yang telah ada sebelumnya; dan

j) Tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility).

3) Penentuan jarak sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf i harus mempertimbangkan:

a. Lokasi pendirian Hypermarket atau Pasar Tradisional dengan Hypermarket atau Pasar Tradisional yang sudah ada sebelumnya;

b. Iklim usaha yang sehat antara Hypermarket dan Pasar Tradisional;

c. Aksesibilitas wilayah (arus lalu lintas);

d. Dukungan / ketersediaan infrastruktur; dan e. Perkembangan pemukiman baru.

1) Analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), berupa kajian yang dilakukan oleh badan/lembaga independen yang berkompeten.

2) Badan/lembaga independen sebagaimana dimaksud pada ayat (4) melakukan kajian analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat di wilayah yang bersangkutan.

3) Hasil analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) merupakan dokumen pelengkap yang tidak terpisahkan dengan syarat-syarat dalam mengajukan Surat Permohonan:

a. Izin pendirian Pasar Tradisional atau Pusat Perbelanjaan atau Toko Modern selain Minimarket; atau

b. Izin usaha Pasar Tradisional atau Pusat Perbelanjaan atau Toko Modern selain Minimarket.

4) Toko Modern yang terintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan atau bangunan lain wajib memiliki persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

5) Toko Modern sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dikecualikan untuk Minimarket.

6) Pendirian Minimarket baik yang berdiri sendiri maupun yang terintegrasi dengan Pusat Perbelanjaan atau bangunan lain wajib memperhatikan:

a. Kepadatan penduduk;

b. Perkembangan pemukiman baru;

c. Aksesibilitas wilayah (arus lalu lintas);

d. Dukungan / ketersediaan infrastruktur; dan

e. Keberadaan Pasar Tradisional dan warung/toko diwilayah sekitar yang lebih kecil daripada Minimarket tersebut.

7) Pendirian Minimarket sebagaimana dimaksud pada ayat (9) diutamakan untuk diberikan kepada pelaku usaha yang domisilinya sesuai dengan lokasi Minimarket dimaksud.

Pasal 4

1) Pasar Tradisional atau Pusat Perbelanjaan atau Toko Modern harus menyediakan areal parkir yang cukup dan sarana umum lainnya.

2) Penyediaan sarana parkir sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dilakukan berdasarkan kerjasama dengan pihak lain.

Pasal 9

1) Batasan luas lantai penjualan Toko Modern adalah sebagai berikut:

a. Minimarket, kurang dari 400 m2 (empat ratus meter persegi);

b. Supermarket, 400 m2 (empat ratus meter persegi) sampai dengan 5.000 m2 (lima ribu meter persegi);

c. Hypermarket, lebih dari 5.000 m2 (lima ribu meter persegi);

d. Department Store, lebih dari 400 m2 (empat ratus meter persegi); dan

e. Perkulakan, lebih dari 5.000 m2 (lima ribu meter persegi).

2) Usaha Toko Modern dengan modal dalam negeri 100% (seratus persen) adalah:

a. Minimarket dengan luas lantai penjualan kurang dari 400 m2 (empat ratus meter persegi);

b. Supermarket dengan luas lantai penjualan kurang dari 1.200 m2 (seribu dua ratus meter persegi); dan

c. Department Store dengan luas lantai penjualan kurang dari 2.000 m2 (dua ribu meter persegi).

Page 27: Peraturan Hotel Dan Apartemen

Apartement - Mall, Sempidi, Badung – Peraturan Hotel, Apartemen, dan Rumah Susun

Cluster 3 – Sub Cluster 3B