laporan pengamatan mingguan gedung pavilliun garuda

Upload: abdul-azis

Post on 18-Jul-2015

188 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

1.

Tempat PKL :

PT. PP (PERSERO) Jalan Pemuda No. 165 Semarang. Pembangunan Gedung Dan pengembangan gedung Paviliun Garuda RSUP Dr. KARIADI Jl. Dr Sutomo 16 Semarang 2. Latar Belakang Sebuah gedung ada beberapa elemen yang berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Sehingga gedung bisa berdiri seperti apa yang telah kita lihat disekeliling kita. Element element yang menyatu itu di sebut juga struktur. Struktur terdiri dari pondasi, kolom, dan balok. Element ini yang mengikat suatu gedung untuk tetap berdiri kokoh. Dalam hal ini kita akan membicarakan balok dalam pembangunan yang sedang berlangsung di gedung diklat RSUP Dr. kariadi. Hal yang di perhatikan untuk struktur balok adalah pembesian, pembegestingan dan pengecoran. Tiga hal ini merupakan pokok dari kegiatan struktur. Selain itu untuk perawatannya juga di perlukan untuk kenyamanan bagi penggunaan gedung tersebut. Balok dalam sebuah struktur berfungsi menghubungkan antar kolom dan menahan beban struktur lantai yang menumpang diatasnya. Struktur tersebutlah yang biasa disebut dengan balok atau dalam bahasa inggris bernama Beam. Penggunaan dimensi balok perlu diperhitungkan sebelumnya agar dapat bekerja dengan baik serta kuat menahan beban beban yang harus ditanggung oleh balok tersebut, namun tentunya juga dibuat sekecil mungkin karena disamping kuat terdapat tujuan perhitungan struktur balok yang lainnya yaitu biaya konstruksiyang murah.

3.

Pembesian Balok

a. Bahan Dan Penyimpanan Bahan Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur. Pekerjaan ini memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung. Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap penyimpanan hingga pemasangan tulangan. Bahan yang dibutuhkan untuk membuat balok adalah campuran pasir, semen, krikil, dan air secukupnya yang di pesan dari pabrik pembuatan beton. Untuk pengirimannya di gunakan truck mix. Truck yang berkapasitas 6 kubik. Bahan lain yang di gunakan adalah rangkaian besi. Besi besi itu terdiri dari beberapa ukuran dan dua jenis besi yaitu besi polos dan ulir. Untuk penyimpanan besi itu sendiri di letakkan di depan gedung yang akan di bangun atau di bawah tower crane. Ini di maksudkan karena lahan yang tak begitu luas tetapi di maksimalkan.

b. Tenaga kerja

Ttukang besi yang sudah berpengalaman dalam bidangnya. Pelaksana dan mandor mampu membaca gambar shop drawing

c. Alat alat

Bar bender alat yang digunakan untuk pembengkokkan besi

tulangan.

Bar cutter alat yang digunakan untuk pemotongan besi Tang besi

tulangan.

d. Metode kerja Besi tulangan berbagai diameter dipotong sesuai dengan ukuran dalam

gambar kerja dengan bar cutter sedangkan pembengkokan tulangan dilakukan dengan menggunakan bar bender. Panjang pembengkokan tulangan sengkang dilakukan sesuai dengan

ketentuan bar bender schedule. Untuk sengkang yang dibengkokkan dengan sudut 1350, maka panjang pengaitnya adalah sebesar 6 kali diameter tulangan. Tahap penyimpanan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:

Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh karena itu harus digajal dengan balok beton. Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak

Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:

Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan diameter) Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi

Tahap Pemotongan dan pembengkokan.

Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai berikut:

Gunakanlah meja yang kuat dan rata Siapkanlah gambar acuan Cek diameter besi Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi

kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi

Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan dengan persetujuan engineer

Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru Tahap Pemasangan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan adalah sebagai berikut :

Besi harus bersih (dari kotoran , minyak). Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang tersedia untuk proses pemadatan beton Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis. Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.

Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan paling efektif dan efisien.

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada pelat dan balok lantai :

Pembesian pada plat lantai harus berada di atas dudukan berupa beton (bisanya disebut tahu beton) Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari ketebalan selimut beton yang direncanakan

Gb. 1. Alat pemotong Tulangan (Cutbender )

Gb. 2 Alat Pembengkokan

4.

Pemasangan Tulangan Pada Balok

a. Tulangan Memanjang Dalam pembuatan beton juga di perlukan yang namanya tulangan. Akan tetapi untuk penentuan tulangan juga tidak sembarang karena perlu dipertimbangkan juga apakah nanti kuat atau tidak. Bisanya dalam menghitung kuat atau tidaknya suatu konstruksi memakai program SAPP dengan versi yang berbeda beda. Seperti yang kita ketahui pemasangan tulangan di karenakan sebagai menahan dari tarik. Karena pada saat balok terdapat sendi jepit yang menahan balok tersebut. Dan pasti akan ada sebuah lendutan yang membuat daerah sendi menjadi tertarik. Pemasangan tulangan memanjang tersebut dipasang atau dirakit langsung ditempat peletakan beton balok.

Sehingga tulangan memanjang yang terdiri dari panjang tiap tulangan 12 m dirakit langsung dilapangan oleh para pekerja pembesian. Tulangan memanjang ini dipasang searah sumbu batang balok. Dan di sesuaikan dengan kebutuhan lapangan. Di lapangan yang di gunakan adalah tulangan ulir dengan diameter 22 mm dan 19 mm. b. Tulangan Geser Beton paling bekerja khususnya pada balok adalah bagian pada tumpuan. Sehingga yang paling kita lihat adalah retakan pada tumpuan. Penyebab retakan itu terjadi karena gaya yang bekerja pada bagian tengah ( lapangan ) cukup besar, sehingga beton terkadang tidak mampu menahannya. Dari tulangan balok di bagi 2 bagian yaitu bagian berada pada tumpuan. Dan yang ada di tengah ada memanjang. c. Tulangan sengkang Tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser dan torsi dalam suatu komponen struktur, terbuat dari batang tulangan, kawat baja atau jaring kawat baja las polos atau ulir, berbentuk kaki tunggal atau dibengkokkan dalam bentuk L, U atau persegi dan dipasang tegak lurus atau membentuk sudut, terhadap tulangan longitudinal, dipakai pada komponenstruktur lentur balokUntuk merangkai tulangan tulangan di atas biasaanya di rangkai di atas langsung pada balok yang bersangkutan. Dan pemotongan dan pembengkokan di lakukan di bawah. Setelah itu perangkaian besi besi itu di bendrat. Penulangan sengkang di terapkan pada jarak 100 mm untuk tumpuan, 150 mm untuk jarak pemasangan di

jarak

dari jarak atau

bentang. Dimensi yang digunakan adalah sama dengan tulangan

lapangan. Penggunaan dimensi besi yang di pakai dalam balok di RSUP Dr. Kariadi menggunakan besi polos diameter 10. d. Tulangan Pinggang Tulangan pinggang biasanya berada di tengah pemasangan tulangan memanjang atas dan bawah. Dimensi tulangan yang ada di lapangan adalah besi ulir berdimensi 16 mm. Dengan pemasangan memanjang sama seperti tulangan memanjang.

Gb. 3. Perangkaiaan Tulangan Balok

Gb. 4 . Contoh Begel Yang Digunakan

Gb. 5 . Pengangkatan Begel

5.

Pemasangan Begesting Pada Balok Pada proyek paviliun garuda yang sedang di kerjakan, penggunaan

begesting pada balok struktur, bahan yang di gunakan adalah triplek dengan ketebalan 8 mm. untuk mendapatkan itu semua dari bawah di pasang skapolding beserta perangkatnya. Ini di gunakan untuk tumpuan membentuk balok dari awal rangkaian hinggga pengecoran dilanjutkan balok yang sudah jadi. Papan triplek di potong disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap balok. Selanjutnya Untuk penyetelanya dari balok sendiri sebelumnya adalah pemasangan skapolding sebagai tumpuan. Kemudian diatasnya diberi jeckbess. Jeckbess digunakan untuk menumpu kayu kamfer ukuran 6/12 sekaligus sebagai pengunci agar kayu yang ada di atasnya tidak goyang dan rigid. Kemudian mulai pemasangan begisting di dahului bagian bawah sekaligus perangkaian pembesian tulangan balok. Penempatan balok tentunya sudah di sesuaikan dengan as yang di luruskan dengan kolom. Kemudian untuk penyetelanya balok, dipasang begisting yang sebelah tepi. Baru kemudian di pakai pengunci yang bisa di sesuaikan dengan kebutuhan. Baru bisa kemudian balok siap di cor.

Gb. 6. Rangkaian Begisting Balok

Gb. 7 jeckbess

Gb. 8. Pengunci Balok

6.

Pengecoran Balok Untuk pengecoran digunakan beton dengan fc 30 Mpa, dengan slump

75-150 mm. Pengecoran balok terdiri dari : a. Bahan terdiri dari : Beton ready mix sesuai mutu yang telah disetujui Calbond (Super Bonding Agent) /cairan perekat antara beton lama

dengan baru disebut juga lem beton

Curing compound/bahan perawatan dan perlindungan beton Kawat ayam Tukang cor terampil yang mengerti lingkup pekerjaan Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for

yang menghambat proses penguapan air pada beton basah b. Tenaga kerja : pengecoran. constrution dengan baik. c. Alat berupa: Concrete pump truck

Concrete mixer truck Concrete vibrator Waterpass/autolevel Alat bantu Batching Plant Kerucut abrams

Alat cetak silinder benda uji beton d. Metode kerja pengecoran balok : Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal hal seperti berikut : 1. Pemeriksaan mutu betonya setiap 20 kubik sekali

2. 3. 4. 5.

Pemeriksaan bekisting meliputi: Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ). Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting. Pemeriksaan sambungan pada bekisting.

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka bekisting dibersihkan dengan menggunakan air compressor. Kemudian pelaksanaan pengecoran balok dapat dilakukan dengan urutan sebagai berikut : 1. Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran dihentikan pada jarak bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut momen yang dipikul balok dan pelat lantai adalah nol. 2. Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete mixer truck ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump yang digunakan adalah 75-150 cm. 3. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang dari concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan disalurkan dengan pipa baja. 4. 5. Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya calbond (super bonding agent). adalah meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan menggunakan concrete vibrator. 6. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-benar padat. 7. 8. 9. Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran. Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat

peil yang sudah ditentukan. dengan menggunakan ruskam.

Gb. 9. Alat Pengujian Slump

Gb. 10. Pengujian Slump

Gb. 11. Beton akan di corkan

Gb. 12. Pengambilan Sample Uji

7.

Pembongkaran Begesting

Proses pembongkaran bekisting balok dilakukan setelah beton dianggap mengeras. Beriku ini adalah metode kerja pembongkaran bekisting balok :a) Pembongkaran begisting balok di lakukan setelah 3 hari dari pengecoran

terakhir dengan tenaga orang ( berbeda beda tergantung pada setting time beton, setiap mix design yang telah dibuat juga tergantung dari bahan yang di gunakan). Jika pembongkaran dilakukan sebelum waktupengikatan pada beton menjadi sempurna, maka akan terjadi kerusakan atau cacat pada beton tersebut. upaya dalam pencegahan kerusakan tersebut yaitu dilakukan pembongkaran setelah setting time yang disyaratkan, agar beton dapat mengeras terlebih dahulu.b) Hal pertama yang di lakukan yaitu mengendorkansemua baut dan

pengunci balok kemudian melepas begisting bagian samping dari balok. c) Untuk membongkar semuanya kita harus menunggu kurang lebih 7 10 hari baru pembongkaran total.d) Semua jack

baseyang

menjadi

penyanggah

bagian

bawah

dikendorkan,lalu kayu-kayu penombang dan horry beam dilepas satu persatukemudian diikuti dengan pembongkaran scafolding yang menompang plat. e) Besi-besi siku yang membantu menompang bekisting balok

dilepaskansatu persatu kemudian diikuti dengan pelepasan scafolding penyanggah balokf) Bekisting yang masih menempel pada balok dibuka perlahan-lahan

agar tidak merusak mutu beton dan rangka bekisting sehingga

rangka bekisting yang sudah dipakai tersebut dapat berguna lagi untuk pekerjaan lain.g) Setelah

pembongkaran

semua

bekisting

selesai

maka

dilakukan pemeliharaan terhadap hasil pengecoran (curring beton) yaitu dengan menyemprotkan air pada seluruh bagian permukaan beton dan dilakukan penambahan pada sisi beton yang mengalami keropos atau rusak. 8. Perawatan beton

Pada saat pembongkaran begisting selesai, maka langsung perawatan beton ( curring ), yaitu dengan menggunakan curring coumpound, caranya yaitu dengan membasahi permukaan balok dengan roll secara merata. Tujuan utama dari perawatan beton ialah untuk menghindari : a) Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton. b) Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari pertama. c) Perbedaan temperature dalam beton, yang akan mengakibatkan retak retak pada beton. Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan disebabkan empat hal pokok, yaitu keterbatasan pengawasan, kelalaian pekerja, urutan pekerjaan yang kurang tepat, dan adanya kesulitan dalam mengaplikasikan gambar rencana. Permasalahan pelaksanaan pekerjaan yang muncul di lapangan antara lain : a) Pembersihan permukaan begisting balok sebelum pengecoran kurang teliti ssehingga banyak potongan kayu atau butiran tanah tercetak dengan beton.

b) Pembesian tulangan balok yang tidak sesuai dengan gambar, baik dari jumlah maupun ukurannya. c) Penempatan decking yang keliru, dimana sering dijumpai decking ditempatkan pada tulangan utama. d) Sengkang bagian bawah pada balok banyak yang tidak diikatkan dengan tulangan utama.