laporan pengamatan mingguan gedung pavilliun garuda 2.doc

27
1. Tempat PKL : PT. PP (PERSERO) Jalan Pemuda No. 165 Semarang. Pembangunan Gedung Dan pengembangan gedung Paviliun Garuda 2 RSUP Dr. KARIADI Jl. Dr Sutomo 16 Semarang 2. Latar Belakang Sebuah gedung ada beberapa elemen yang berkesinambungan antara satu dengan yang lain. Sehingga gedung bisa berdiri seperti apa yang telah kita lihat disekeliling kita. Element – element yang menyatu di sebut juga struktur. Struktur terdiri dari pondasi, kolom, dan balok. Element yang mengikat suatu gedung untuk tetap berdiri kokoh. Kita akan membicarakan balok dalam pembangunan yang sedang berlangsung di gedung diklat RSUP Dr. kariadi. Hal yang di perhatikan untuk struktur balok adalah pembesian, pembegestingan dan pengecoran. Tiga hal ini merupakan pokok dari kegiatan struktur. Selain untuk perawatannya juga di perlukan untuk kenyamanan bagi penggunaan gedung tersebut.

Upload: abdul-azis

Post on 27-Nov-2015

29 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1. Tempat PKL :

PT. PP (PERSERO) Jalan Pemuda No. 165 Semarang.

Pembangunan Gedung Dan pengembangan gedung Paviliun Garuda 2

RSUP Dr. KARIADI

Jl. Dr Sutomo 16 Semarang

2. Latar Belakang

Sebuah gedung ada beberapa elemen yang berkesinambungan antara

satu dengan yang lain. Sehingga gedung bisa berdiri seperti apa yang telah

kita lihat disekeliling kita. Element – element yang menyatu di sebut juga

struktur. Struktur terdiri dari pondasi, kolom, dan balok. Element yang

mengikat suatu gedung untuk tetap berdiri kokoh.

Kita akan membicarakan balok dalam pembangunan yang sedang

berlangsung di gedung diklat RSUP Dr. kariadi. Hal yang di perhatikan untuk

struktur balok adalah pembesian, pembegestingan dan pengecoran. Tiga hal

ini merupakan pokok dari kegiatan struktur. Selain untuk perawatannya juga

di perlukan untuk kenyamanan bagi penggunaan gedung tersebut.

Balok dalam sebuah struktur berfungsi menghubungkan antar kolom

dan menahan beban struktur lantai diatasnya. Struktur tersebutlah yang biasa

disebut dengan balok atau dalam bahasa inggris bernama Beam. Penggunaan

dimensi balok perlu diperhitungkan sebelumnya agar dapat bekerja dengan

baik serta kuat menahan beban – beban yang harus ditanggung oleh balok

tersebut, namun tentunya juga dibuat sekecil mungkin karena disamping kuat

terdapat tujuan perhitungan struktur balok yang lainnya yaitu biaya

konstruksiyang murah.

3. Pembesian Balok

a. Bahan Dan Penyimpanan Bahan

Pekerjaan pembesian merupakan bagian dari pekerjaan struktur.

Pekerjaan memegang peranan penting dari aspek kualitas pelaksanaan

mengingat fungsi besi tulangan yang penting dalam kekuatan struktur gedung.

Berikut adalah metode pelaksanaan pekerjaan pembesian mulai dari tahap

penyimpanan hingga pemasangan tulangan.

Bahan yang dibutuhkan untuk membuat balok adalah campuran pasir,

semen, krikil, dan air secukupnya yang di pesan dari pabrik pembuatan beton.

Pengiriman di gunakan truck mix yang berkapasitas 6 kubik.

Bahan lain yang di gunakan adalah rangkaian besi. Besi – besi itu

terdiri dari beberapa ukuran dan dua jenis besi yaitu besi polos dan ulir. Untuk

penyimpanan besi itu sendiri di letakkan di depan gedung yang akan di

bangun atau di bawah tower crane. Ini di maksudkan karena lahan yang tak

begitu luas tetapi di maksimalkan.

b. Tenaga kerja

Tukang besi yang sudah berpengalaman dalam bidangnya.

Pelaksana dan mandor mampu membaca gambar shop drawing

c. Alat – alat

Bar bender → alat yang digunakan untuk pembengkokkan besi

tulangan. (gambar.1)

Bar cutter → alat yang digunakan untuk pemotongan besi tulangan.

Tang besi

Bendrad Alat untuk mengikat dan merangkai besi satu dengan

yang lain.

d. Metode kerja

Besi tulangan berbagai diameter dipotong sesuai dengan ukuran dalam

gambar kerja dengan bar cutter sedangkan pembengkokan tulangan

dilakukan dengan menggunakan bar bender.

Panjang pembengkokan tulangan sengkang dilakukan sesuai dengan

ketentuan bar bender schedule. Untuk sengkang yang dibengkokkan

dengan sudut 1350, maka panjang pengaitnya adalah sebesar 6 kali

diameter tulangan.

Tahap penyimpanan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam tahap penyimpanan:

Tumpukan besi jangan sampai bersentuhan dengan tanah. Oleh

karena itu harus digajal dengan balok beton.

Besi harus berjarak minimal 5 cm dari logam yang lain

Besi harus terlindung dari kotoran, karat, benturan & minyak

Cara pelaksanaan dalam tahap penyimpanan:

Setiap bandel besi harus terdiri dari satu jenis besi (bentuk dan

diameter)

Maksimum berat tiap bandel disesuaikan dengan kapasitas crane

Jarak antar ikatan adalah sekitar 2 m

Di dalam label ditulis panjang, tipe, nomer referensi & kode besi

Tahap Pemotongan dan pembengkokan.

Cara pemotongan dan pembengkokan besi tulangan adalah sebagai

berikut:

Gunakanlah meja yang kuat dan rata

Siapkanlah gambar acuan

Cek diameter besi

Cek kembali besi-besi yang telah dibengkokan

Cek ukuan mandrel benar-benar pas. Inside Radius >2d untuk besi

kekuatan rendah, 3d untuk besi kekuatan tinggi

Jika ada besi yang susah dibengkokan maka boleh dipanaskan

dengan persetujuan engineer

Ikuti perubahan schedule pembesian & dapatkan dokumen terbaru

Tahap Pemasangan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan besi tulangan

adalah sebagai berikut :

Besi harus bersih (dari kotoran , minyak).

Peletakan tulangan pembesian harus diatur sehingga ada ruang

tersedia untuk proses pemadatan beton

Jika ada besi yang perlu disambung maka harus ada overlapping

yang sesuai perhitungan atau spesifikasi teknis.

Suatu ketika mungkin perlu merakit tulangan dahulu di luar

bekisting baru kemudian meletakan sesuai posisinya.

Flow proses penyimpanan hingga pemasangan harus direncanakan

paling efektif dan efisien.

Cara pelaksanaan pemasangan besi tulangan pada pelat dan balok

lantai :

Pembesian pada plat lantai harus berada di atas dudukan berupa

beton (bisanya disebut tahu beton)

Ketinggian bantalan pembesian plat lantai tergantung dari ketebalan

selimut beton yang direncanakan

Gb. 1. Alat pemotong Tulangan (Cutbender )

Gb. 2 Alat Pembengkokan

4. Pemasangan Tulangan Pada Balok

a. Tulangan Memanjang

Dalam pembuatan beton juga di perlukan yang namanya tulangan.

Akan tetapi untuk penentuan tulangan juga tidak sembarang karena perlu

dipertimbangkan juga apakah nanti kuat atau tidak. Bisanya dalam

menghitung kuat atau tidaknya suatu konstruksi memakai program SAP

dengan versi yang berbeda – beda.

Seperti yang kita ketahui pemasangan tulangan di karenakan sebagai

menahan dari tarik. Karena pada saat balok terdapat sendi jepit yang

menahan balok tersebut. Dan pasti akan ada sebuah lendutan yang

membuat daerah sendi menjadi tertarik. Pemasangan tulangan memanjang

tersebut dipasang atau dirakit langsung ditempat peletakan beton balok.

Sehingga tulangan memanjang yang terdiri dari panjang tiap tulangan 12

m dirakit langsung dilapangan oleh para pekerja pembesian. Tulangan

memanjang ini dipasang searah sumbu batang balok. Dan di sesuaikan

dengan kebutuhan lapangan. Di lapangan yang di gunakan adalah

tulangan ulir dengan diameter 22 mm dan 19 mm.

b. Tulangan Geser

Beton paling bekerja khususnya pada balok adalah bagian pada

tumpuan. Sehingga yang paling kita lihat adalah retakan pada tumpuan.

Penyebab retakan itu terjadi karena gaya yang bekerja pada bagian tengah

( lapangan ) cukup besar, sehingga beton terkadang tidak mampu

menahannya. Dari tulangan balok di bagi 2 bagian yaitu bagian ¼ jarak

berada pada tumpuan. Dan yang ada di tengah ada ½ dari jarak atau

bentang. Dimensi yang digunakan adalah sama dengan tulangan

memanjang.

c. Tulangan sengkang

Tulangan yang digunakan untuk menahan tegangan geser dan torsi dalam

suatu komponen struktur, terbuat dari batang tulangan, kawat baja atau

jaring kawat baja las polos atau ulir, berbentuk kaki tunggal atau

dibengkokkan dalam bentuk L, U atau persegi dan dipasang tegak lurus

atau membentuk sudut, terhadap tulangan longitudinal, dipakai pada

komponenstruktur lentur balokUntuk merangkai tulangan – tulangan di

atas biasaanya di rangkai di atas langsung pada balok yang bersangkutan.

Dan pemotongan dan pembengkokan di lakukan di bawah. Setelah itu

perangkaian besi – besi itu di bendrat. Penulangan sengkang di terapkan

pada jarak 100 mm untuk tumpuan, 150 mm untuk jarak pemasangan di

lapangan. Penggunaan dimensi besi yang di pakai dalam balok di RSUP

Dr. Kariadi menggunakan besi polos diameter 10.

d. Tulangan Pinggang

Tulangan pinggang biasanya berada di tengah pemasangan tulangan

memanjang atas dan bawah. Dimensi tulangan yang ada di lapangan

adalah besi ulir berdimensi 16 mm. Dengan pemasangan memanjang sama

seperti tulangan memanjang.

Gb. 3. Perangkaiaan Tulangan Balok

Gb. 4 . Contoh Begel Yang Digunakan

Gb. 5 . Pengangkatan Begel

5. Pemasangan Begesting Pada Balok

Pada proyek paviliun garuda yang sedang di kerjakan, penggunaan

begesting pada balok struktur, bahan yang di gunakan adalah triplek dengan

ketebalan 8 mm. untuk mendapatkan itu semua dari bawah di pasang

skapolding beserta perangkatnya. Ini di gunakan untuk tumpuan membentuk

balok dari awal rangkaian hinggga pengecoran dilanjutkan balok yang sudah

jadi. Papan triplek di potong disesuaikan dengan kebutuhan pada setiap balok.

Selanjutnya Untuk penyetelanya dari balok sendiri sebelumnya adalah

pemasangan skapolding sebagai tumpuan. Kemudian diatasnya diberi

jeckbess. Jeckbess digunakan untuk menumpu kayu kamfer ukuran 6/12

sekaligus sebagai pengunci agar kayu yang ada di atasnya tidak goyang dan

rigid. Kemudian mulai pemasangan begisting di dahului bagian bawah

sekaligus perangkaian pembesian tulangan balok. Penempatan balok tentunya

sudah di sesuaikan dengan as yang di luruskan dengan kolom.

Kemudian untuk penyetelanya balok, dipasang begisting yang sebelah

tepi. Baru kemudian di pakai pengunci yang bisa di sesuaikan dengan

kebutuhan. Baru bisa kemudian balok siap di cor.

Gb. 6. Rangkaian Begisting Balok

Gb. 7 jeckbess

Gb. 8. Pengunci Balok

6. Pengecoran Balok

Untuk pengecoran digunakan beton dengan fc’ ≥ 30 Mpa, dengan

slump 75-150 mm. Pengecoran balok terdiri dari :

a. Bahan terdiri dari :

Beton ready mix sesuai mutu yang telah disetujui

Calbond (Super Bonding Agent) /cairan perekat antara beton lama

dengan baru disebut juga lem beton

Curing compound/bahan perawatan dan perlindungan beton yang

menghambat proses penguapan air pada beton basah

Kawat ayam

b. Tenaga kerja :

Tukang cor terampil yang mengerti lingkup pekerjaan pengecoran.

Mandor dan pelaksana yang dapat membaca shop drawing/for

constrution dengan  baik.

c. Alat berupa:

Concrete pump truck

Concrete mixer truck

Concrete vibrator

Waterpass/autolevel

Alat bantu

Batching Plant

Kerucut abrams

Alat cetak silinder benda uji beton

d. Metode kerja pengecoran balok :

Sebelum proses pengecoran dilaksanakan, maka perlu dilakukan hal

hal seperti berikut :

1. Pemeriksaan mutu betonya setiap 20 kubik sekali

2. Pemeriksaan bekisting meliputi:

3. Ukuran bekisting ( lebar dan tinggi ).

4. Pemeriksaan elevasi dan kelurusan bekisting.

5. Pemeriksaan sambungan pada bekisting.

Setelah semua pemeriksaan dilakukan dan hasilnya baik, maka

bekisting dibersihkan dengan menggunakan air compressor. Kemudian

pelaksanaan pengecoran balok dapat dilakukan dengan urutan sebagai

berikut :

1. Pasang batas pengecoran dengan menggunakan kawat ayam. Pengecoran

dihentikan pada jarak ¼ bentang dari tumpuan, karena pada lokasi tersebut

momen yang dipikul balok dan pelat lantai adalah nol.

2. Beton ready mix dengan mutu yang disyaratkan dituang dari concrete

mixer truck ke dalam gerobak untuk dilakukan pengujian slump. Slump

yang digunakan adalah 75-150 cm.

3. Setelah nilai slump memenuhi persyaratan, maka beton ready mix dituang

dari concrete mixer truck ke dalam bucket pada Concrete pump truck dan

disalurkan dengan pipa baja.

4. Sebelumnya, sambungan beton lama dengan beton baru disiram dengan

calbond (super bonding agent).

5. Setelah beton ready mix keluar dari pipa baja, langkah selanjutnya adalah

meratakan beton ready mix dengan penggaruk dan dipadatkan dengan

menggunakan concrete vibrator.

6. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dimana setiap lapis dipadatkan

dengan concrete vibrator dengan maksud agar terbentuk beton yang benar-

benar padat.

7. Pengecoran dihentikan pada batas zona pengecoran.

8. Setelah itu adukan diratakan dengan kayu perata sesuai dengan tinggi peil

yang sudah ditentukan.

9. Setelah beton setengah kaku angkat relat dan ratakan bekas relat dengan

menggunakan ruskam.

Gb. 9. Alat Pengujian Slump

Gb. 10. Pengujian Slump

Gb. 11. Beton akan di corkan

Gb. 12. Pengambilan Sample Uji

7. Pembongkaran Begesting

Proses pembongkaran bekisting balok dilakukan setelah beton dianggap

mengeras. Beriku ini adalah metode kerja pembongkaran bekisting balok :

a) Pembongkaran begisting balok di lakukan setelah 3 hari dari

pengecoran terakhir dengan tenaga orang ( berbeda – beda tergantung

pada setting time beton, setiap mix design yang telah dibuat juga

tergantung dari bahan yang di gunakan). Jika pembongkaran dilakukan

sebelum waktupengikatan pada beton menjadi sempurna, maka akan

terjadi kerusakan atau cacat pada beton tersebut. upaya dalam

pencegahan kerusakan tersebut yaitu dilakukan pembongkaran setelah

setting time yang disyaratkan, agar beton dapat mengeras terlebih

dahulu.

b) Hal pertama yang di lakukan yaitu mengendorkansemua baut dan

pengunci balok kemudian melepas begisting bagian samping dari

balok.

c) Untuk membongkar semuanya kita harus menunggu kurang lebih 7 –

10 hari baru pembongkaran total.

d) Semua jack baseyang menjadi penyanggah bagian bawah

dikendorkan,lalu kayu-kayu penombang dan horry beam dilepas satu

persatukemudian diikuti dengan pembongkaran scafolding yang

menompang plat.

e) Besi-besi siku yang membantu menompang bekisting balok

dilepaskansatu persatu kemudian diikuti dengan pelepasan scafolding

penyanggah balok

f) Bekisting yang masih menempel pada balok dibuka perlahan-lahan

agar tidak merusak mutu beton dan rangka bekisting sehingga

rangka bekisting yang sudah dipakai tersebut dapat berguna lagi

untuk  pekerjaan lain.

g) Setelah pembongkaran semua bekisting selesai maka

dilakukan pemeliharaan terhadap hasil pengecoran (curring beton)

yaitu dengan menyemprotkan air pada seluruh bagian permukaan

beton dan dilakukan penambahan pada sisi beton yang mengalami

keropos atau rusak.

8. Perawatan beton

Pada saat pembongkaran begisting selesai, maka langsung perawatan beton

( curring ), yaitu dengan menggunakan curring coumpound, caranya yaitu

dengan membasahi permukaan balok dengan roll secara merata.

Tujuan utama dari perawatan beton ialah untuk menghindari :

a) Kehilangan zat cair yang banyak pada proses awal pengerasan beton

yang akan mempengaruhi proses pengikatan awal beton.

b) Penguapan air dari beton pada saat pengerasan beton pada hari

pertama.

c) Perbedaan temperature dalam beton, yang akan mengakibatkan retak –

retak pada beton.

Permasalahan pada waktu pelaksanaan pekerjaan disebabkan empat hal

pokok, yaitu keterbatasan pengawasan, kelalaian pekerja, urutan pekerjaan

yang kurang tepat, dan adanya kesulitan dalam mengaplikasikan gambar

rencana. Permasalahan pelaksanaan pekerjaan yang muncul di lapangan antara

lain :

a) Pembersihan permukaan begisting balok sebelum pengecoran kurang

teliti ssehingga banyak potongan kayu atau butiran tanah tercetak

dengan beton.

b) Pembesian tulangan balok yang tidak sesuai dengan gambar, baik dari

jumlah maupun ukurannya.

c) Penempatan decking yang keliru, dimana sering dijumpai decking

ditempatkan pada tulangan utama.

d) Sengkang bagian bawah pada balok banyak yang tidak diikatkan

dengan tulangan utama.