laporan penelitian yunior universitas lampung
TRANSCRIPT
1
LAPORAN PENELITIAN YUNIOR
UNIVERSITAS LAMPUNG
ANALISIS PERFORMANSI PRAKTIK TARI DALAM PEMBELAJARAN DARING MAHASISWA PRODI TARI DI MASA PANDEMIC COVID 19
TIM PENGUSUL
Dr. Fitri Daryanti, M.Sn. NIDN 0010018003 SINTA ID 6680539 Nabilla Kurnia Adzan, M.Pd. NIDN 0017039301 SINTA ID 6680727 Goesthy Ayu Mardiana Devi L, M.Sn.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG 2021
2
PENELITIAN SKEMA UNGGULAN FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG
Judul Pengabdian : Analisis Performansi Praktik Tari Dalam Pembelajaran Daring Mahasiswa Prodi Tari di Masa Pandemi Covid 19
Ketua Peneliti a. Nama Lengkap : Dr. Fitri Daryanti, M.Sn. b. NIDN : 0010018003 c. SINTA ID : 6680539 d. Jabatan Fungsional : Lektor e. Program Studi : Pendidikan Tari f. Alamat surel (e-mail) : [email protected] Anggota (1) a. Nama Lengkap : Nabila Kurnia Adzan, S.Pd., M.Pd. b. NIDN : 0017039301 c. SINTA ID : 6680727 d. Program Studi : Pendidikan Tari Anggota (2) a. Nama Lengkap : Goesthy Ayu Mariana Devi Lestari, S.Sn., M.Sn. b. NIDN : - c. SINTA ID : - d. Program Studi : Pendidikan Tari Jumlah mahasiswa yang terlibat : 1 (Satu) orang Jumlah alumni yang terlibat : - Jumlah staf yang terlibat : - Lokasi kegiatan : Kota Bandar Lampung Lama kegiatan : 6 (enam) bulan Biaya Penelitian : Rp 7.500.000,00 Sumber dana : DIPA UNILA T.A. 2021 Bandar Lampung, Oktober 2021 Mengetahui, Ketua Peneliti, a.n. Dekan FKIP Unila Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama Prof. Dr. Sunyono, M.Si. Dr. Fitri Daryanti, M.Sn. NIP 19651230 19911 1 001 NIP 19801001 200501 2 002
Menyetujui,
Ketua LPPM Universitas Lampung
Dr, Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A NIP. 196505101993032008
3
IDENTITAS URAIAN UMUM
1. Judul Penelitian: Analisis Performansi Praktik Tari Dalam Pembelajaran Daring
Mahasiswa Prodi Tari Di Masa Pandemic Covid 19
2. Tim Peneliti:
No Nama Jabatan Bidang keahlian
Program studi
Alokasi waktu
(jam/minggu) 1. Dr. Fitri Daryanti,
M.Sn. Ketua Seni Tari Pendidikan
Tari 12
2. Nabilla Kurnia Adzan, M.Pd.
Anggota I Seni Tari Pendidikan Tari
12
3. Goesthy Ayu Mardiana Devi, M.Sn.
Anggota II Seni Tari Pendidikan Tari
12.
3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian): objek
penelitian yang diteliti adalah mahasiswa prodi tari FKIP Universitas Lampung.
Penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen.
4. Masa Pelaksanaan Mulai Bulan Juni s.d Desember 2021.
5. Biaya DIPA FKIP UNILAT.A 2021: Rp 7.500.000,- DIPA UNILA T.A. 2021
6. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu: Proses dan produk
penelitiandiharapkan menjadi temuan untuk menambah khasanah keilmuan,
khususnya pada prodi pendidikan tari mengenai strategi pembelajaran mata kuliah
praktik tari, yang mampu mengembangkan dan meningkatkan performansi artistik
mahasiswa prodi tari dalam pembelajaran di masa pandemic covid 19.
7. Penelitian ini akan diterbitkan pada jurnal ilmiah internasional bereputasi atau
nasional terakreditasi, atau prosiding internasional bereputasi.
4
ANALISIS PERFORMANSI PRAKTIK TARI DALAM PEMBELAJARAN DARING MAHASISWA PRODI TARI DI MASA PANDEMIC COVID 19
RINGKASAN
Di masa pandemi ini pembelajaran masih dilakulan secara daring, belum diketahui
secara pasti kapan pembelajaran tatap muka akan dilaksanakan kembali. Pembelajaran
daring adalah pembelajaran yang dilakukan di dalam jaringan, dimana proses
pembelajaran dilakukan tidak secara langsung tetapi melalui tata maya atau secara
virtual. Pembelajaran daring ini memang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja,
asalkan ada jaringan internet. Pada pelaksanaan pembelajaran daring ini memiliki
kendala teknis yang dihadapi oleh prodi-prodi yang memiliki mata kuliah praktik.
Prodi Pendidikan tari memiliki permasalahan tersendiri dalam pelaksanaan sistem
pembelajaran secara daring, terutama pada pembelajaran praktik tari. Sebagian besar
mata kuliah di prodi tari merupakan mata kuliah praktik, meskipun demikian mata
kuliah praktik ini seluruhnya dilakukan secara daring untuk mencegah penyebaran
wabah covid 19. Selama 4 semester pembelajaran praktik dilakukan secara daring,
sejauhmana keberhasilan mahasiswa dalam memahami, mempraktikan, dan menarikan
tarian yang dipelajari. Sangat menarik untuk dikaji lebih dalam untuk mengetahui
performansi praktik tari hasil dari pembelajaran daring untuk melihat keefektifan dan
keberhasilan pembelajaran praktik, mencari model pembelajaran yang tepat dalam
pelaksanaan pembelajaran praktik tari secara daring untuk masa mendatang.
Kata kunci: Performansi, praktik tari, pembelajaran daring.
5
DAFTAR ISI
Halaman Sampul........................................................................................................ i
Halaman Pengesahan................................................................................................ ii
Identitas dan Uraian Umum......................................................................................iii
Ringkasan..................................................................................................................iv
Daftar Isi....................................................................................................................v
BAB 1. PENDAHULUAN ..........................................Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang .......................................................Error! Bookmark not defined.
1.2 Tujuan Khusus........................................................Error! Bookmark not defined.
1.3 Urgensi Penelitian ................................................................................................
1.4 Kontribusi Penelitian............................................. Error! Bookmark not defined.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………….....Error! Bookmark not defined.
2.1 Performasi..............................................................Error! Bookmark not defined.
2.2 Praktik Tari……………………………………………………............................
2.3 Penilaian Tari……………………………………………………………………
2.4 Hasil Studi Pendahuluan yang Telah Dilakukan dan Roadmap Penelitian……12
BAB III. METODE PENELITIAN......................................................................... 15
3.1 Rancangan Penelitian ....................................................................................... 15
3.2 Subyek Penelitian ............................................................................................. 16
3.3 Instrumen Penelitian.......................................................................................... 16
3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ........................................................... 16
BAB IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ……………………................. 19
4.1 Anggaran Biaya ............................................................................................... 19
4.2 Jadwal Penelitian ............................................................................................. 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penelitian performansi merupakan penelitian yang penting karena untuk
mendeskripsikan tentang penampilan seseorang terkait dengan kemampuannya dalam
melakukan gerak tari, aspek performansi ini dapat dilihat dan diamati. Tampilan
tersebut merupakan kebiasaan yang berlaku dan menjadi bentuk baku yang merupakan
data untuk melakukan evaluasi dan mengetahui tindakan yang akan diambil selanjutnya.
Pada masa pandemik ini, segala sesuatu dilakukan secara virtual untuk mencegah
penyebaran virus corona. Seluruh aktivitas pembelajaran dari mulai pendidikan anak
usia dini hingga ke perguruan tinggi dilakukan secara daring, meskipun ada pula
kebijakan dari sekolah yang memberlakukan sistem visiting door to door oleh guru
namun tidak semua daerah yang menerapkannya. Pada tataran lembaga pendidikan
tinggi, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring sepenuhnya.
Beberapa universitas menggunkan platform e-learning yang telah dikembangkan
masing-masing.
Meskipun berbagai cara dilakukan oleh pemilik kebijakan seperti diberikannya kuota
belajar, akses layanan daring atau platform e-learning dari univeritas, nampaknya
pembelajaran daring tetap menjadi kendala tersendiri bagi beberapa dosen dan
mahasiswa ketika melakukan pembelajaran praktikum. Contohnya dalam pengajaran
praktikum tari, meskipun dalam pembelajarannya menerapkan metode, teknik, maupun
model pembelajaran yang dirancang untuk mendukung materi praktik, akan tetapi tidak
sepenuhnya membuat mahasiswa memerhatikan dan menguasai materi tari sesuai
dengan teknik dan performansi yang diharapkan.
7
Padahal teknik menari dan keterampilan menari mahasiswa saat penting dalam sebuah
penampilan menari. Performansi dalam proses pembelajaran bermula dari tampilan
yang terjadi dalam proses tersebut.
Bagaimana diskusi yang terjadi antara dosen dengan mahasiswa dan antara mahasiswa
dengan mahasiswa selama proses pembelajaraan daring berlangsung. Penerapan
pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa (students centered) mungkin berhasil
dibeberapa tempat akan tetapi belum tentu di tempat yang lain. Ada beberapa hal yang
harus diperhatikan sebelum menerapkan student centered karena sangat berkaitan
dengan perilaku yang dimiliki. Di Negara budaya barat yang memperbolehkan
mahasiswa menyela, menginterupsi atau bertanya pada saat dosen sedang mengajar
tentu tidak akan menimbulkan masalah pada saat hal tersebut terjadi. Akan tetapi
berbeda dengan budaya Indonesia, menginterupsi atau menyela dosen yang sedang
bicara pada saat mengajar merupakan tindakan yang berlawanan dengan etika dan
norma yang dianut karena menyela orang yang lebih tua pada saat berbicara dianggap
kurang sopan. Artinya, ada karakter dan kondisi yang harus dimiliki sebelum
menerapkan sebuah metode/teknik. Ini merupakan hal yang perlu diperhatikan agar
penerapan metode/teknik pembelajaran dapat berjalan dengan baik pada saat ingin
menerapkan kondisi student centered.
Untuk itu, penelitian performansi partisipasi pada pembelajaran dilakukan dengan
tujuan untuk mendeskripsikan pola/bentuk partisipasi yang dilakukan mahasiswa dalam
proses pembelajaran di pertemuan kelas. Partisipasi dalam konsep penelitian ini adalah
kegiatan alih wicara (shifting or turn taking). Performansi dalam pertunjukan tari sangat
penting terkait dengan penilaian pada gerak, ketepatan teknik gerak yang dilakukan
oleh penari, pola lantai, desain lantai, penggunaan rias busana, kesesuaian gerak dan
irama tari, dan ekspresi dan karakter gerak yang dibawakan penari. Penelitian ini sangat
penting dilakukan, untuk menganalisis ketercapaian pembelajaran praktik tari yang
dilakukan secara daring, ke depannya hasil penelitian ini akan membawa dampak
positif untuk menanggulangi permasalahan pelaksanaan materi praktik tari pada saat
8
pembelajaran daring, dapat ditemukan model yang tepat untuk materi praktik tari saat
pembelajaran daring pada masa yang akan datang.
1.2.Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran praktik tari pada masa pandemic Covid-19?
2. Bagaimanakah performanasi praktik tari mahasiswa prodi tari dalam pembelajaran
daring selama masa pandemic Covid 19?
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk:
1. Menganalisis pelaksanaan pembelajaran praktik tari pada masa pandemic Covid
19
2. Menganalisis performanasi praktik tari mahasiswa prodi tari dalam pembelajaran
daring selama masa pandemic Covid 19.
3. Memberikan penilaian terhadap performansi pelaksanaan pembelajaran tari pada
masa pandemic Covid 19
1.4.Manfaat dari penelitian
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan mengetahuan pelaksanaan
pembelajaran praktik tari pada masa pandemic Covid 19.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan penjelasan mengenai
performansi praktik tari dalam pembelajaran daring pada masa pandemic Covid
19.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan motivasi perbaikan performansi
pada waktu masa mendatang.
9
1.5. Urgensi Penelitian
Adapun yang menjadi urgensi penelitian ini adalah pentingnya penampilan atau
performansi dalam membawakan tarian dilihat dari kemampuan mahasiswa tari
melakukan teknik gerak yang tepat dan penjiwaan terkait dengan rasa estetis. Mata
kuliah praktik tari yang akan dianalisis bersumber dari mahasiswa yang menempuh mata
kuliah praktik di setiap semester.
1.6. Kontribusi Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan dari segi teoritis dan praktis,
yaitu: 1) secara teoritis, berguna bagi pengembangan ilmu pendidikan khususnya
pendidikan tari tentang performasi, 2) secara praktis, memiliki manfaat dalam praktik
pembelajaran dan aplikasinya bagi: (a) mahasiswa tari, harus memiliki kemampuan
praktik tari, memberikan pengalaman langsung dalam menarikan sebuah tari; (b) teknik
gerak, yaitu menjadi salah satu factor penting dalam penguasaan pertunjukan praktik
tari.
10
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian ini dilakukan dengan berpijak pada beberapa teori atau konsep penelitian. A. Seni Pertunjukan (Performance)
Seni pertunjukan Bahasa Inggris: Performance Art adalah karya seni yang
melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni performance
biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh penari dan hubungan seniman
dengan penonton. Meskipun seni performance bisa juga dikatakan termasuk didalamnya
kegiatan-kegiatan seni Mainstream seperti teater, musik, tari dan sirkus, tapi biasanya
kegiatan- kegiatan seni tersebut pada umumnya lebih dikenal dengan istilah “Seni
Pertunjukan” Performing Arts. Seni performance adalah istilah yang biasanya mengacu
pada seni konseptual atau avant garde yang tumbuh dari seni rupa dan kini mulai beralih
kearah seni kontemporer Wikipedia Bahasa Indonesia, 2008, Ensiklopedia Bebas.
Dalam sebuah pertunjukan termuat nilai-nilai universal yang melahirkan nilai-nilai
estetik yang ditangkap secara visual oleh setiap pengamat Rina Martiana (1997: 169).
Rina Martiana menambahkan bahwa pertunjukan pada hakekatnya merupakan
pernyataan manusia untuk menyampaikan rasa batinnya kepada orang lain siapa saja
selain dirinya sendiri.
Richard Schecner mendefinisikan pertunjukan sebagai suatu aktifitas yang
dilakukan individu maupun kelompok, di hadapan kelompok dan untuk individu atau
kelompok lain dalam Rina Martiana, (1997:70). Bila kata pertunjukan ditambah seni di
depannya, maka akan memiliki arti “tontonan” yang bernilai seni, seperti drama, musik,
dan tari yang disajikan sebagai pertunjukkan di depan penonton. Rina Martiana, (1997:
170). Menurut Sal Murgiyanto dalam jurnal MPSI tahun (1996:153), menjelaskan
bahwa pengertian seni pertunjukan menjadi lebih luas yang mencakup seluruh perilaku
manusia yaitu performative behavior atau budaya pertunjukan dan cultural performance
atau pertunjukan budaya. Pada cakrawala ini pengertian pertunjukan berkembang lebih
11
luas lagi, tidak hanya mewadahi seni pertunjukan yang sudah dikenal teater, musik dan
tari, melainkan berkembang pada segala bentuk keramaian misalnya upacara suku
bangsa, pertunjukan eksperimental, telenovela atau opera sabun, hiburan popular bahkan
olahraga, parade, festival, karnaval dan segala macam bentuk permainan dapat pula
dimasukkan ke dalam pengertian seni pertunjukan.
Pertunjukan merupakan komunikasi dari seorang atau lebih pengirim pesan yang
bertanggung jawab kepada seorang atau lebih penerima pesan dan kepada sebuah tradisi
seperti yang dipahami bersama melalui seperangkat tingkah laku yang khas subset of
behavior. Komunikasi terjadi jika pengirim pesan pelaku pertunjukan benar mempunyai
maksud intention dan penonton memiliki perhatian attention untuk menerima pesan.
Suatu pertunjukan harus ada pemain performer, penonton audience, pesan yang dikirim,
dan penyampaian pesan yang khas. Mediumnya bisa audiktif, visual, atau gabungan
keduanya yaitu gerak, laku suara, rupa multimedia dan sebagainya Rina Martiana,
(1997: 171).
Menurut Jazuli bahwa seni pertunjukan adalah suatu bentuk seni tontonan yang
cara penampilannya didukung oleh perlengkapan seperlunya, berlaku dalam kurun
waktu tertentu. Berdasarkan pengertian itu, terdapat dua prinsip dasar yang perlu
diketahui dalam pertunjukan, yaitu: ada yang menyelenggarakan pertunjukan, ada yang
mempertunjukkan dan ada yang menyaksikan. Berdasarkan uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa seni pertunjukkan adalah suatu aktifitas, dan perilaku manusia dalam
menyampaikan rasa batinnya mengekspresikan yang dilakukan secara individu maupun
kelompok di hadapan kelompok dan untuk individu atau kelompok lain yang melibatkan
empat unsur; waktu, ruang, tubuh si seniman dan hubungan seniman dan penonton.
Seni pertunjukan merupakan bagian dari 3 klasifikasi seni yaitu seni rupa, seni
sastra dan seni pertunjukan. Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi
individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Pertunjukan biasanya melibatkan
empat unsur yaitu waktu, ruang, tubuh seniman dan hubungan seniman dengan
penonton. Jika dilihat dari sudut pandang seni pertunjukan modern di Barat, seni
pertunjukan dapat diartikan sebagai kegiatan bernilai seni yang melibatkan para
penampil (performers) yang menginterpretasikan suatu materi kepada penonton
12
(audiences); baik melalui tutur kata, musik, gerakan, tarian, dan bahkan akrobat. Unsur
terpenting dari seni pertunjukan adalah terjadinya interaksi secara langsung (live) antara
penampil dan penonton, walaupun elemen pendukung seperti film atau materi rekaman
termasuk di dalamnya (A Guide to The UK Performing Arts, 2006). Disesuaikan dengan
konteks perkembangan seni pertunjukan yang terjadi di Indonesia dan berdasarkan
kerangka pemetaan potensi ekonomi, maka seni pertunjukan didefinisikan sebagai
cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis dan penampil (performers),
yang mengolah, mewujudkan dan menyampaikan suatu gagasan kepada penonton
(audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gerakan tubuh, atau
tarian; yang terjadi secara langsung (live) di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini
dan kini (hic et nunc).
Seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu atau kelompok
di tempat dan waktu tertentu. Seni pertunjukan yang dimaksud di sini adalah seni
pertunjukan yang dikonsep sebagai satu kesatuan pertunjukan yang mempunyai tema
dan tujuan tertentu, baik untuk kepentingan orang banyak, maupun bagi seni itu sendiri.
Jenis-jenis seni pertunjukan biasanya meliputi: seni musik, seni tari, seni rupa, seni
drama Sedyawati (2002: 8).
Menurut Sedyawati (2002:9), seni pertunjukan merupakan sebuah bentuk
ungkapan budaya, wahana untuk menyampaikan nilai-nilai budaya dan perwujudan
norma-norma estetik artistik yang berkembang sesuai dengan zaman. Sebuah
pertunjukan mungkin mengandung: musik saja, tari dengan musik sebagai pengiring
atau sebagai “mitra dialog”, pertunjukan drama dengan iringan music, pertunjukan
drama diiringi musik yang dipimpin oleh dalang yang menggunakan wayang untuk
mewakili tokoh-tokoh, atau sandiwara seperti drama model Eropa.
Seni pertunjukan dalam kehidupan manusia sudah sangat tua usianya dan
memiliki fungsi yang bermacam-macam yaitu: sebagai ritual kesuburan, memperingati
daur hidup sejak kelahiran manusia sampai ia mati, mengusir wabah penyakit,
melindungi masyarakat dari berbagai ancaman bahaya, sebagai hiburan pribadi, sebagai
presentasi estesis tontonan, sebagai media propaganda, sebagai penggugah solidaritas
sosial, sebagai pembangun integritas sosial, sebagai pengikat solidaritas nasional dan
13
sebagainya dalam Soedarsono (1999: 1-2). Penyebab dari hidup dan matinya sebuah seni
pertunjukan ada bermacam- macam: ada yang disebabkan oleh karena perubahan yang
terjadi di bidang politik, ada yang disebabkan oleh masalah ekonomi, ada yang karena
perubahan selera masyarakat penikmat, dan ada pula yang karena tidak mampu bersaing
dengan bentuk-bentuk pertunjukan yang lain. Selain itu perkembangan seni pertunjukan
bisa pula dilihat dari siapa yang menjadi penyandang dana produksinya.
Seni pertunjukan, khususnya dalam hal ini seni pertunjukan musik memiliki
beberapa aspek yang terdapat di dalamnya Sedyawati (2002: 22) meliputi: perlengkapan
penyajian, segala sesuatu yang berhubungan dengan kelengkapan suatu pertunjukan
musik, dalam hal ini panggung mempunyai peranan yang sangat penting. Bentuk dan
Struktur Penyajian, jenis penyajian yang dipakai oleh seniman dalam menyajikan suatu
tampilan kesenian, termasuk di dalamnya waktu penyajian.
Aspek Wiraga terkait dengan teknik gerak, Wirasa terkait dengan ekspresi dan
penjiwaan, dan Wirama terkait dengan tempo/irama gerak dan musik, akan dilihat dari
performance yang dilakukan oleh mahasiswa dalam membawakan karya tarinya. Urutan
Penyajian Tari, cara menyajikan video tari tersebut ditampilkan atau disajikan dengan
teknik pengambilan gambar yang tepat, menarik dan jelas. Semua aspek-aspek
pertunjukan tersebut berhubungan dengan kejelasan detail gerak unsur-unsur keindahan
pertunjukan tari. Bentuk lahiriah suatu hasil karya seni adalah wujud yang menjadi
wadah seni. Wujud seni dikatakan bermutu apabila wujud itu mampu memperlihatkan
keindahan serta berisi suatu pesan dan menyampaikan pesan tertentu kepada orang lain
Bastomi (1992: 80).
Bentuk lahiriah suatu seni dapat diamati dan dihayati. Bentuk hasil seni ada yang
visual yaitu hasil seni yang dapat dihayati dengan indra pandang yaitu seni rupa, tetapi
ada yang hanya dapat dihayati oleh indra pendengaran yaitu seni musik Bastomi
(1992:2). Seni pertunjukan dapat dilihat dari tiga faset Cahyono (2006:69). Pertama, seni
pertunjukan diamati melalui bentuk yang disajikan. Kedua, seni pertunjukan dipandang
dari segi makna yang tersimpan di dalam aspek-aspek penunjang wujud penyajiannya.
Ketiga, seni pertunjukan dilihat dari segi fungsi yang dibawakannya bagi komponen-
komponen yang terlibat didalamnya. Bentuk, makna, dan fungsi saling berhubungan
14
serta merupakan rangkaian yang memperkuat kehendak atau harapan para
pendukungnya. Pengkajian seni pertunjukan mencangkup aspek yang bersifat tekstual
dan kontekstual. Menurut Susetyo (2009: 1-2), aspek kajian bersifat tekstual yang
dimaksud adalah hal-hal yang terdapat pada bentuk seni pertunjukan, saat disajikan
secara utuh dan dinikmati langsung oleh masyarakat pendukungnya, yaitu bentuk
komposisi dan bentuk penyajiannya.
B. Tubuh Sebagai Medium Ekspresi
Sesuai pendefinisiannya, menurut Murti (dalam Marry, 2009: 4) performance art
didefinisikan sebagai praktik seni berupa suatu aksi yang dikonsepkan oleh senimannya,
di mana kehadiran tubuh dalam ruang dan waktu tertentu menjadi medium utama dalam
mengekspresikan sesuatu. Performance art berbeda dengan performing art/seni
pertunjukan dalam segi konsep dan partisipasi apresiator. Jika dalam seni
pertunjukan/performing art, tontonan dianggap sebagai bentuk seni di mana apresiator
bersifat pasif. Sedangkan dalam performance art, tubuh ditempatkan dalam medium
yang senantiasa terbuka, audience bisa ikut berpartisipasi. Selain itu disisi lain tubuh
sebagai medium ekspresi secara alami hadir untuk mencipta suasana atau suatu peristiwa
yang didasari realitas secara alami untuk mendekatkan jarak sosial sehingga terjalin
hubungan komunikasi, di mana tubuh sebagai mediumisasi rasa antara performer dengan
audience dan dengan orang lain disekitarnya.
Aksi tubuh adalah perantara penyampai pesan (massage) yang tidak dibatasi oleh
ruang dan waktu, siapapun yang memiliki tubuh dapat mengekspresikan rasanya secara
bebas dan terbuka tanpa tekanan. Untuk mengkaji mengenai visualisasi performance art
maka perlu memahami elemen-elemen performnace art diantaranya, tubuh sebagai
medium ekspresi, waktu (time), ruang (space), dan penonton (audience). Leo Tolstoy
menjelaskan bahwa karya seni ditujukan untuk mempengaruhi audience, sehingga akan
mempengaruhi emosinya (Tolstoy dalam Sunarto, 2016: 118), Barthes menegaskan
bahwa, sebuah pertunjukan (live performance) hanya akan bisa hidup dalam
improvisasinya atau aktualisasinya jika performer dan audience sama-sama berperan,
bahkan peran performer lebih dari penulis atau pemain (Bezruckm, 2011: 1079-1081).
15
BAB 3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini termasuk dalam jenis kualitatif. Menurut Sugiyono (2015:15)
pendekatan kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,
digunakan pada kondisi objek yang alamiah, dan peneliti adalah sebagai instrumen
kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive sample, yaitu
pengambilan sampel dengan cara memberikan ciri khusus yang sesuai tujuan penelitian.
Adapun teknik pengumpulan data yaitu dengan trianggulasi dan analisis data bersifat
induktif/kualitatif serta hasil dari penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada
generalisasi Penelitian ini juga merupakan bentuk penelitian deskriptif yang berusaha
untuk memberikan gambaran secara apa adanya mengenai implementasi teknologi
virtual reality pada guru dan siswa di sekolah untuk mengatasi pembelajaran selama
pandemi.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dala penelitian ini antara lain: 1. Penelitian
Lapangan, menggunakan kuesioner yaitu pengumpulan data yang diperoleh dengan cara
memberikan pertanyaan – pertanyaan kepada responden. Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini adalah kuesioner terbuka dan tertutup dengan skala likert ordinal. 2.
Penelitian Kepustakaan, yaitu pengumpulan data sekunder sebagai bahan pelengkap
dengan meneliti buku – buku literatur yang berkaitan dengan penelitian.
Lokasi penelitian:
Lokasi penelitian ini dilakukan mahasiswa prodi tari dimulai dari mahasiswa prodi tari
FKIP Unila yang berada di Kota Bandar Lampung. Alasan memilih lokasi penelitian
untuk melihat hasil mata kuliah praktik tari pada pembelajaran daring yang ada di sekitar
peneliti.
16
Sumber Data
Sampel dalam penelitian kualitatif dinamakan narasumber atau informan. Informan
adalah orang yang dapat memberikan informasi mengenai situasi dan kondisi yang ada
pada tempat penelitian. Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive
sampling. Purposive sampling yakni penetapan responden sebagai sampel karena
berdasarkan adanya tujuan tertentu atau kriteria-kriteria tertentu, bukan berdasar atas
random dan strata (Sugiyono, 2011). Kriteria pengambilan sampel ini dilakukan
berdasarkan pertimbangan kondisi sekolah, tempat tinggal, setelah dilakukan analisis
kebutuhan pada tahap pendahuluan. Penelitian ini dilakukan pada siswa sekolah yang
berada di Bandar Lampung, Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Timur, Kabupaten
Lampung Barat, Lampung Tengah dan Pesisir Barat. Sumber data pada penelitian ini
menggunakan 30 responden yang menyebar hampir di seluruh Propinsi Lampung.
Sumber data dalam penelitian adalah siswa dan guru Sekolah Dasar yang ada di
Kabupaten dan Kota yang ada di Propinsi Lampung.
Teknik Pengumpulan Data
Ada beberapa teknik yang dapat digunakan dalam pengumpulan data penelitian.
Menurut Sugiyono (2015:193) bahwa metode pengumpulan data adalah cara-cara yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data wawancara, observasi, studi dokumen, dan angket.
Observasi
Observasi dilakukan guna menjaring berbagai fenomena yang ditemukan di lapangan
berkaitan dengan objek yang diangkat dalam penelitian ini, gambaran secara lengkap
dari berbagai aspek yang terdapat dalam penelitian. Observasi dilakukan dengan
17
Pedoman Observasi
Tabel 3.1 Pelaksanaan Pembelajaran Praktik Tari
No Mata Kuliah
Semester Pemberian Materi
Proses Pembelajaran
Hasil Belajar (UAS) Konten Kemasan
1 Tari Jawa Genap Praktik Daring Video Video
2 Olah Tubuh Genap Praktik Daring/tatap muka
Video Video
3 Tata Rias dan Busana
Genap Praktik Daring/tatap muka
Video Video
Pedoman pengamatan ini untuk mengetahui aplikasi yang digunakan prodi tari dalam
pelaksanaan pembelajaran daring pada mata kuliah tari pada tiap semesternya. Data ini
digunakan untuk mengetahui jenis aplikasi yang sering digunakan dan menjadi pilihan
dari mahasiswa untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran daring.
Tabel 3.2 Pengamatan Performansi Praktik Tari
No Nama NPM Materi Tari
Performansi
Wiraga (teknik gerak)
Wirasa (ekspresi)
Wirama (ketepatan gerak dan musik)
1
2
3
4
18
Wawancara
Wawancara digunakan untuk menggali informasi secara langsung pada narasumber
sebagai pihak yang terlibat langsung dalam pemanfaatan aplikasi zoom meeting baik di
sekolah maupun di rumah. Narasumber dari wawancara ini adalah dosen dan mahasiswa,
selain wawancara data juga diperoleh dari penyebaran angket.
Angket
Teknik pengumpulan data selanjutnya yaitu dengan menggunakan angket, angket
diberikan kepada mahasiswa prodi tari dari berbagai semester. Selain diberikan kepada
mahasiswa angket juga disebarkan kepada para mengajar mata kuliah praktik tari.
Tujuan disebarkan angket kepada mahasiswa dan dosen untuk mengetahui pelaksanaan
selama pembelajaran praktik tari dari kedua belah pihak. Angket yang disebarkan berupa
angket yang bersifat terbuka, dalam artian daftar pertanyaan yang diberikan tidak hanya
membutuhkan jawaban iya dan tidak, akan tetapi lebih kepada pertanyaan-pertanyaan
yang membutuhkan alasan atau tanggapan dari para responden. Daftar pertanyaan
digunakan untuk mengukur tingkat keefektifan pembelajaran praktik yang dilaksanakan
secara daring pada mahasiswa program studi pendidikan tari. Angket diberikan melalui
aplikasi google form, hal ini untuk memudahkan mendapatkan data dan mengolah data
dalam penelitian, selain itu penggunaan google form juga digunakan untuk
meminimalisir kontak langsung dengan responden, sebagai bentuk mendukung program
penangganan terhadap penyebaran virus corona. Berikut ini angket yang akan digunakan
sebagai alat ukurnya.
19
Tabel 3.3 Angket
No. Aspek Indikator Pertanyaan
1.
Praktik Tari
Teknik gerak Hitungan Musik Pola lantai
1. Bagaimana kejelasan materi yang
disampaikan?
2. Bagaimana kejelasan hitungan gerak dan
musik yang disampaikan?
3. Bagaimana kejelasan pola lantai, yang
disampaikan?
4. Kendala apa saja yang dihadapi dalam
menerima materi
5. Bagaimana strategi yang digunakan dosen?
6. Strategi apa saja yang mahasiswa gunakan
untuk memahami materi?
2. Penggunakan Aplikasi
1. Apakah fasilitas pembelajaran mendukung
proses pembelajaran?
2. Apakah anda mudah mengakses dan
mengikuti kegiatan pembelajaran?
3. Apakah sinyal anda mendukung pembelajaran
daring?
4. Apakah aplikasi yang digunakan mudah untuk
aplikasikan?
5. Kendala apa yang anda hadapi dalam
menggunakan aplikasi dalam pembelajaran?
6. Adakah solusi yang anda tawarkan dalam
implementasi penggunaan aplikasi untuk
proses pembelajaran?
20
3. Media
Pembelajaran
1. Apakah tampilan media yang digunakan oleh
dosen menarik?
2. Apakah media yang digunakan dosen
mempermudah anda mengikuti materi?
Studi Dokumentasi
Selain Dosen dan mahasiswa sumber data dalam penelitian ini, bersumber data juga
diperoleh melalui video hasil latihan mandiri dan hasil ujian praktik tari yang
dikumpulkan oleh mahasiswa. Video tersebut diambil dari unggahan mahasiswa melalui
aplikasi Instagram, youtube, dan video di vclass. Video hasil praktik tari mahasiswa
tersebut digunakan dan dianalisis untuk mengukur ketercapaian pembelajaran praktik
tari selama pembelajaran daring.
Road Map Penelitian:
Tahap1•menganalisisprosespembelajaranpraktiktari•menganalisisvideohasilpembelajaranpraktiktarimahasiswaproditari
Tahapke2• merancangstrategiyangtepatdalampembelajarandaripadamatakuliahpraktiktari
Tahapke3• membuatmodelpembelajarandaringpadamateripraktiktarimahasiswaproditari
21
Penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahap pertama dimulai dengan membuat
menganalisis proses pembelajaran yang dilakukan secara daring pada prodi pendidikan
tari, terutama pada mata kuliah praktik tari. Berdasarkan hasil analisis terhadap proses
dan hasil pembelajaran praktik tari secara daring, tahap selanjutnya yaitu merancang
strategi dan model yang dapat digunakan dalam mata kuliah daring. Tahap selanjutnya,
membuat model pembelajaran daring pada mata kuliah praktik tari.
Keabsahan Data
Menurut Sugiyono (2015:372-373), uji keabsahan data dalam penelitian ini
menggunakan uji kredibilitas data dengan teknik triangulasi. Triangulasi adalah
pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dalam
penelitian ini dilakukan triangulasi sumber, yaitu cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Disamping menggunakan triangulasi sumber,
peneliti juga menggunakan triangulasi teknik, yaitu suatu cara untuk menguji kredibilitas
data dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda
(Sugiyono, 2015:373). Teknik berbeda yang dimaksud dalam pengumpulan data
penelitian ini yaitu dengan membandingkan hasil wawancara yang didapat dengan
analisis observasi, dokumentasi dan kuesioner.
Gambar 1. Triangulasi.
Dokumen
Wawancara
Observasi
22
Teknik Analisis Data
Untuk mencapai target penelitian sesuai dengan metode yang digunakan, maka
penelitian ini dilakukan melalui tahap sebagai berikut:
(1) Analisis Teori dan Hasil-hasil Penelitian
Pada tahap awal penelitian dilakukan analisis terhadap isi uraian hasil penelitian
terdahulu khususnya yang tentang performansi. Hasil penelitian tersebut
menunjukan bahwa pembejaran daring di sekolah mayoritas semua menggunakan
pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi. Namun pada kenyataannya
penggunaan teknologi tersebut tidak semuanya dapat dilakukan, ada beberapa
kendala saat pelaksanaannya. Analisis terhadap teori dan hasil-hasil penelitian yang
berkaitan identifikasi masalah yang diangkat dalam penelitian tersebut, merupakan
tahap yang juga dilakukan pada penelitian kali ini. Hasil yang diharapkan pada
kegiatan ini adalah seperangkat deskripsi teori dan kisi-kisi instrumen.
(2) Analisis Kebutuhan
Tahap selanjutnya adalah analisis kebutuhan dengan cara menganalisis berbagai
aspek yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran daring yang dapat dimanfaatkan
dosen dan mahasiswa. Analisis kebutuhan dilakukan melalui survey dengan sampel
dari berbagai sekolah yang menerapkan pembelajaran daring.
(3) Hasil pengamatan penilaian terhadap performansi hasil praktik tari mahasiswa dan
penyempurnaan hasil pembelajaran daring, pada tahap ini dilakukan review dan
penyempurnaan melalui hasil angket dari jawaban dan pernyataan dari mahasiswa
dan dosen pengampu mata kuliah praktik.
(4) Penyusunan Laporan
Pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan guna akuntabilitas kegiatan penelitian.
Hasil yang diharapkan pada kegiatan akhir ini berupa laporan hasil penelitian hasil
pembelajaran praktik tari saat pembelajaran daring.
23
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Selama pandemic covid-19 berlangsung pembelajaran di sekolah maupun
perguruan tinggi dilakukan secara daring (dalam jaringan), dosen dan mahasiswa
bertemu dalam ruang maya yang ada di beberapa platform seperti zoom, google meet,
google classroom dan lain sebagainya. Sama halnya yang dilakukan di Program Studi
Pendidikan Tari Jurusan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung. Perkuliahan teori maupun praktik keduanya dilakukan secara
daring, dosen dituntut untuk kreatif dan adaptif dalam kondisi ini. Kreatif untuk
menciptakan metode agar tujuan pembelajaran dapat terlakasana dan tidak menimbulkan
kebosanan kepada mahasiswa, terlebih dalam mata kuliah praktik yang biasa dilakukan
secara langsung. Dan adaptif dalam segala situasi yang terjadi.
Penelitian ini melihat bagaimana performansi praktik tari yang dilakukan oleh
mahasiswa pada tiga mata kuliah, yaitu Tari Jawa, Olah Tubuh dan Tata Rias. Ketiga
mata kuliah ini biasanya dilakukan secara tatap muka, karena mata kuliah tersebut
mengharuskan pengajar mempraktikan langsung materi dan juga mengkoreksi praktik
mahasiswa secara langsung. Mata kuliah tari Jawa ditempuh oleh mahasiswa semester
empat dengan materi tari Jejer yang berasal dari Banyuwangi, mata kuliah ini bersifat
apresiatif yang memberikan pengalaman ketubuhan bagi mahasiswa untuk dapat
menguasai tari diluar kebudayaan daerahnya atau dalam hal ini kebudayaan Lampung.
Sedangkan mata kuliah Olah Tubuh adalah sebuah mata kuliah dasar yang harus
ditempuh oleh mahasiswa tari, mata kuliah ini bertujuan untuk membentuk ketubuhan
mahasiswa sebagai seorang penari. Melalui mata kuliah ini juga mahasiswa dibekali
beberapa teknik dasar tentang power, flexibility, dan balancing yang berguna bagi
mahasiswa untuk menyelesaikan semua mata kuliah praktik sampai dengan akhir
perkuliahan. Mata kuliah ini ditempuh oleh mahasiswa program studi pendidikan tari
semester dua.
24
Penelitian ini selanjutnya melihat bagaimana performansi mahasiswa pada mata
kuliah tata rias. Tata rias merupakan salah satu mata kuliah praktik di Program Studi
Pendidikan Tari yang mana mahasiswa tidak melakukan praktik tari, melainkan praktik
merias wajah atau make up dan menata rambut (hair do). Sebagai seorang penari,
koreografer dan guru tari memiliki kompetensi untuk merias dan menata rambut adalah
kewajiban. Hal ini menyempurnakan performansi penari dalam setiap tampilannya.
Sebelum pandemi covid-19 menerpa dunia, mahasiswa dapat secara langsung praktik
tata rias menggunakan alat-alat yang disediakan oleh kampus, namun saat ini mahasiswa
harus melengkapi sendiri alat-alat pendukung perkuliahannya agar perkuliahan ini
berjalan dengan lancar. Tentu ini menjadi kendala, karena untuk memenuhi kebutuhan
perkuliahan tata rias mengharuskan mahasiswa merogoh kocek yang cukup dalam.
Berikut merupkan tabel hasil pengamatan performansi mahasiwa pendidikan tari
di ketiga mata kuliah tersebut di atas:
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pelaksanaan Pembelajaran
No Mata Kuliah
Semester Pemberian Materi
Proses Pembelajaran
Hasil Belajar (UAS) Konten Kemasan
1. Tari Jawa
Genap (4)
16 Pertemuan
- 12 pertemuan daring
- 3 pertemuan luring
- 1 pertemuan Ujian Tengah Semester (daring)
- 1 pertemuan Ujian Akhir
Pertemuan daring dilakukan dengan melaksanakan tatap maya melalui aplikasi zoom, pemberian materi melalui video tutorial sedangkan pertemuan luring dilakukan dengan bertemu beberapa perwakilan kelas untuk
Mahasiswa mengirimkan hasil belajar berupa video, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati di awal kelas.
UAS dikirimkan dalam bentuk video yang terdapat penjelasan nama mahasiswa dan nomor pokok mahasiswa. Video juga diberikan dengan kualitas gambar yang baik utnuk memudahkan dosen dalam tahap
25
Semster (Daring)
belajar secara langsung dan dilanjtkan dnegan metode tutor sebaya.
evaluasi.
2 Olah Tubuh
Genap (2)
16 kali Pertemuan dengan pembagian tiga pokok materi yaitu power, balancing dan flexibility. - 6
pertemuan luring
- 8 pertemuan daring
- 1 pertemuan UTS daring
- 1 pertemuan UAS daring.
Pertemuan daring dilakukan melalui aplikasi zoom, untuk memberikan materi yang dibantu dengan video tutorial gerak. Pertemuan luring dilakukan untuk memeberikan materi dan membenarkan teknik-teknik olah tubuh yang baik.
Mahasiswa mengirimkan hasil belajar berupa video, sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati di awal kelas.
UAS dikirimkan dalam bentuk video yang terdapat penjelasan nama mahasiswa dan nomor pokok mahasiswa. Video juga diberikan dengan kualitas gambar yang baik utnuk memudahkan dosen dalam tahap evaluasi.
3 Tata
Rias
Genap
(4)
16 kali
pertemuan
- 10 pertemuan luring terbatas
- 4 pertemu
Pertemuan luring terbatas dilakukan untuk memberikan materi secara langsung, pertemuan daring dilakukan
Mahasiswa mengirimkan video hasil make up dengan materi yang telah ditetukan.
Mahasiswa membuat video dengan kemasan menarik, menggunakan efek transisi dan diberikan tambahan musik untuk
26
an daring
- 1 pertemuan uts daring
- 1 pertemuan UAS daring
dnegan memberikan materi pembelajaran melalui video tutorial.
menambah daya tarik video.
Tabel di atas merupakan hasil pengamatan pelaksanaan perkuliahan pada semester
genap tahun ajaran 2020 untuk tiga mata kuliah, yaitu tari Jawa, Olah Tubuh dan Tata
Rias. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada dasarnya perkuliahan yang
bersifat praktik tidak seutuhnya dilakukan secara daring, masih terdapat pertemuan-
pertemuan luring dengan segala peraturan dan pertimbangan untuk memaksimalkan
terwujudnya tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil wawancara kepada dosen
pengampu mata kuliah, dari ketiga mata kuliah tersebut memiliki alasan yang berbeda
mengapa perlu dilakukan perkuliahan hybrid antara luring dan daring. Alasan tersebut
antara lain:
1. Mata Kuliah tari Jawa dilakukan secara hybrid dikarenakan oleh ketubuhan
mahasiswa prodi tari yang belum terbiasa dengan ketubuhan di luar Lampung
yang dalam kasus ini yaitu ketubuhan tari Jejer dari Banyuwani Jawa Timur.
Oleh karena itu dosen merasa perlu untuk bertemu secara luring guna
mengevaluasi ketubuhan dan rasa ‘kejawaan’ para mahasiswa. Para mahasiswa
dibagi kedalam beberapa kelompok, yang mana dari tiap kelompok bergantian
untuk bertemu secara luring dengan dosen pengampu dan mempelajari teknik tari
Jejer secara langsung. Setelah itu mahasiswa yang bertugas untuk belajar secara
langsung akan mengajarkan teknik tersebut kepada teman-temannya.
2. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa matakuliah olah tubuh
merupakan mata kuliah dasar bagi mahasiswa tari. Ketubuhan seorang penari
harus dibekali dengan teknik yang benar, agar semua tari pada semester
selanjutnya akan mudah dipelajari. Atas alasan tersebut, dosen pengampu mata
27
kuliah olah tubuh melaksanakan pertemuan luring bagi mahasiswa dengan
protokol kesehatan yang ketat. Ketika beberapa teknik sudah diberikan secara
luring maka selanjutnya mahasiswa diminta untuk berlatih mandiri dirumah
masing-masing dan mengirimkan progres ketubuhannya melalui video.
3. Mata kuliah berikutnya adalah Tata Rias. Merupakan mata kuliah praktik, namun
bukan praktik tari. Tata rias sebagai unsur pendukung penting tari juga harus
dikuasai oleh penari dan calon guru tari. Alasan dosen pembimbing mengadakan
pertemuan luring pada mata kuliah ini bukan hanya terletak dari materi seperti
pada mata kuliah sebelumnya. Melainkan pertemuan luring dilakukan karena
tidak semua mahasiswa memiliki peralatn lengkap guna mendukung
terlaksananya perkuliahan ini. Pertemuan luring dengan jumlah terbatas
dilakukan untuk membantu meringankan mahasiwa dalam hal pengadaan alat
pendudkung perkuliahan yang relative banyak dan memiliki harag yang cukup
tinggi.
Setelah mendapatkan data mengenai pelaksanaan perkuliahan sampai kepada
pelaksanaan UAS maka selanjutnya akan dipaparkan hasil dari performansi mahasiswa
dalam tiga mata kuliah tersebut melalui tabel berikut ini:
1. Mata Kuliah Tari Jawa
Tabel 4.2 Pengamatan Performansi Mahasiswa di Mata Kuliah tari Jawa
No Nama Performansi Mahasiswa
Wiraga Wirama Wirasa Video UAS
1. Indika Oktaviani Kurang Cukup Cukup Cukup
2. Elda Savira Baik Baik Cukup Baik
3. Putri Anita M Kurang Baik Baik Baik
4. Diah Amelia S Cukup Baik Cukup Baik
5. Diana Mai Sari Kurang Kurang Kurang Baik
6. Etika Witantri Baik Baik Baik Sangat Baik
28
7. Sairul Anwar Baik Sangat Baik Baik Baik
8. Ahmad Faisal A Cukup Baik Cukup Baik
9. Gabriel Stephani M Cukup Baik Baik Baik
10. Retno Anisa Putri Baik Baik Baik Cukup
11. Dona Rika Novalia Cukup Cukup Baik Baik
12. Meva Liwasa Baik Baik Cukup Baik
13. Desta Ayu R Cukup Cukup Baik Baik
14. Try Amelia Izzati R Kurang Kurang Kurang Cukup
15. Okta Berliana Baik Baik Baik Cukup
16. Denta Pramana P Cukup Cukup Baik Sangat Baik
17. Cantika Anisa W.T Kurang Kurang Baik Baik
18. Desi Fitriyana Cukup Baik Cukup Sangat Baik
19. Rara Ardelia
Artanti
Baik Cukup Cukup Baik
20. Amalia Rizqi Baik Baik Baik Baik
21. Nehemia Setia N Cukup Cukup Cukup Sangat Baik
22. Noviza Junita Baik Cukup Baik Baik
23. Rara Alifia Putri Kurang Kurang Kurang Cukup
24. Ikhsan Taufiq Cukup Sangat Baik Baik Sangat Baik
25. Siti Anisa R Cukup Baik Baik Baik
26. Ade Liesna Carin A Baik Baik Baik Cukup
27. Tri yulita Sari Baik Kurang Baik Cukup
28. Rabia Al Adawiyah Kurang Kurang Kurang Kurang
29. Irfan Wahid Kurang Baik Baik Baik
30. Prata Hanifah K Cukup Cukup Cukup Cukup
31. Nudzulia Carola Baik Cukup Baik Baik
32. Laila Wafiq Azizah Kurang Kurang Kurang Baik
33. Nanda Alia Fahsa Cukup Baik Cukup Baik
34. Dela Dwi Baik Cukup Cukup Sangat Baik
29
Mardalina
35. Anggun Trishia
U.H
Baik Baik Baik Sangat Baik
36. Nyimas Sekartaji K Kurang Kurang Kurang Baik
Tabel 4.2 di atas merupakan hasil pengamatan performansi mahasiswa pada mata kuliah
tari Jawa. Aspek yang dinilai meliputi aspek Wiraga atau teknik gerak yang dilakukan
oleh mahasiswa, aspek Wirama yaitu ketepatan gerak dengan musik iringan tari, aspek
Wirasa yaitu aspek yang melihat bagaiman mahasiswa mampu merasakan atau menjiwai
tarian tersebut. Aspek yang terakhir merupakan aspek tambahan, yang sebelumnya tidak
ada dalam penilaian mahasiswa yaitu aspek tampilan video Ujian Akhir mahasiswa.
Pada aspek ini dilakukan pengamatan kualitas video ujian akhir, bagaimana teknik
pegambilannya dan kualitas gambar dari video tersebut. Hal ini dilakukan karena
mempengaruhi evaluasi tari tersebut.
2. Mata Kuliah Olah Tubuh
Tabel 4.3 Pengamatan Performansi Mahasiswa di Mata Kuliah Olah Tubuh
No Nama Performansi Mahasiswa
Power Balance Flexibel Video UAS
1. Nelyta Pebrianis Baik Baik Cukup Baik
2. Anas Tasia Dayu A Baik Baik Sangat Baik Baik
3. Riki Ardian Kurang Cukup Kurang Baik
4. Ratu Ababiel N Cukup Cukup Kurang Cukup
5. Ni Ketut Putri A Baik Baik Kurang Baik
6. Indah Kharisma Z Baik Baik Baik Baik
7. Desta Riski Y Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
8. Selamet Riaji Baik Baik Sangat Baik Baik
9. Niar Feby Arifa Cukup Cukup Kurang Cukup
30
10. Nilam Cahya Cukup Cukup Kurang Cukup
11. Ade Lutfhi Usa A Cukup Cukup Cukup Baik
12. Heru Bapenda Kurang Kurang Cukup Baik
13. Listia Ayu Anjani Sangat Baik Baik Baik Baik
14. Widia Oktari Safitri Kurang Kurang Kurang Cukup
15. Vina Ervina Cukup Cukup Cukup Baik
16. Shela Deifani Kurang Kurang Kurang Kurang
17. Amalia Putri Utami Cukup Cukup Cukup Baik
18. Yuli Yanti Cukup Cukup Cukup Baik
19. Vora Prasivila Kurang Kurang Sangat Kurang Cukup
20. Revadilah Awanda Kurang Cukup Sangat Kurang Cukup
21. Ajeng Prianjani Cukup Baik Baik Baik
22. Ade Zahra Falerin Cukup Baik Sangat Baik Baik
23. Zulfa Agus Putri Cukup Cukup Kurang Cukup
24. Fina Puryantika Cukup Cukup Kurang Baik
25. Amanda Luwih S Kurang Kurang Sangat Kurang Cukup
26. Indira Margareta M Kurang Kurang Sangat Kurang Kurang
27. Dian Febiyanti Cukup Cukup Cukup Cukup
28. Indah Lestari Cukup Cukup Kurang Cukup
29. Aulia Restiana Putri Baik Cukup Cukup Baik
30. Siska Maharani Baik Baik Cukup Baik
Tabel 4.3 merupakan tabel pengamatan performansi mahasiswa pada mata kuliah olah
tubuh. Terdapat empat aspek yang diamati yaitu bagaimana performasi mahasiswa
dalam kekuatan tubuh pada aspek power, selanjutnya bagaimana performansi mahasiswa
dalam keseimbanagn tubuh pada aspek balance, lalu bagaimana performansi mahasiswa
dalam kelenturan tubuh pada aspek flexsibel. Sama dengan mata kuliah tari Jawa, pada
mata kuliah ini juga diamati performansi mahasiswa pada saatu Ujian AKhir dalam
bentuk Video.
31
3. Mata Kuliah Tata Rias
Tabel 4.4 Pengamatan Performansi Mahasiswa di Mata Kuliah Tata Rias
No Nama Performansi Mahasiswa
Teknik Pengetahuan Tampilan Video UAS
1. Indika Oktaviani Kurang Cukup Cukup Baik
2. Elda Savira Baik Baik Baik Baik
3. Putri Anita M Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
4. Diah Amelia S Cukup Cukup Cukup Baik
5. Diana Mai Sari Kurang Kurang Kurang Baik
6. Etika Witantri Cukup Cukup Baik Baik
7. Sairul Anwar Cukup Baik Cukup Kurang
8. Ahmad Faisal A Cukup Cukup Cukup Baik
9. Gabriel Stephani M Sangat Baik Baik Sangat Baik Baik
10. Retno Anisa Putri Baik Baik Baik Baik
11. Dona Rika Novalia Cukup Cukup Baik Baik
12. Meva Liwasa Baik Baik Baik Baik
13. Desta Ayu R Cukup Cukup Cukup Baik
14. Try Amelia Izzati R Kurang Cukup Cukup Baik
15. Okta Berliana Baik Baik Baik Baik
16. Denta Pramana P Sangat Baik Baik Baik Baik
17. Cantika Anisa W.T Kurang Kurang Cukup Baik
18. Desi Fitriyana Cukup Baik Cukup Sangat Baik
19. Rara Ardelia
Artanti
Baik Cukup Baik Baik
20. Amalia Rizqi Baik Baik Baik Baik
21. Nehemia Setia N Cukup Cukup Baik Sangat Baik
22. Noviza Junita Baik Baik Sangat Baik Baik
32
23. Rara Alifia Putri Kurang Cukup Kurang Baik
24. Ikhsan Taufiq Cukup Sangat Baik Baik Sangat Baik
25. Siti Anisa R Cukup Baik Baik Baik
26. Ade Liesna Carin A Baik Baik Baik Baik
27. Tri yulita Sari Baik Cukup Baik Cukup
28. Rabia Al Adawiyah Cukup Cukup Kurang Cukup
29. Irfan Wahid Kurang Cukup Cukup Baik
30. Prata Hanifah K Cukup Baik Cukup Cukup
31. Nudzulia Carola Baik Cukup Baik Baik
32. Laila Wafiq Azizah Kurang Cukup Kurang Baik
33. Nanda Alia Fahsa Baik Baik Baik Baik
34. Dela Dwi
Mardalina
Baik Cukup Baik Baik
35. Anggun Trishia
U.H
Baik Baik Sangat Baik Baik
36. Nyimas Sekartaji K Cukup Kurang Kurang Baik
Tabel 4.4 merupakan tabel pengamatan performansi mahasiswa pada mata kuliah Tata
Rias Terdapat empat aspek yang diamati yaitu bagaimana penguasaan teknik make up
mahasiswa, selanjutnya bagaimana performansi mahasiswa dalam pengetahuan
mahasiswa mengenai make up, lalu bagaimana performansi mahasiswa dalam hasil akhir
make up disetiap materi yang diberikan oleh dosen. Pada mata kuliah ini juga diamati
performansi mahasiswa pada saatu Ujian Akhir dalam bentuk Video meliputi tampilan
video, editing dan transisi video.
33
4. 2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di uraikan sebelumnya didapatkan hasil
mengenai performanansi mahasiswa program stiudi pendidikan tari di tiga mata kuliah
tersebut. Untuk memudahkan pembacaan performansi mahasiswa akan diuraikan
kedalam diagram berikut ini :
a. Mata Kuliah Tari Jawa
Diagram diatas menunjukan hasil bahwa pada aspek wiraga tidak ada mahasiswa
yang mendapatkan kategori sangat kurang dan sangat baik. Semua mahasiswa mampu
menyelesaikan dengan kriteria baik sebanyak lima belas mahasiswa, lalu yang
mendapatkan kategori cukup sebanyak dua belas mahasiswa dan kategori kurang
sepuluh mahasiswa. Penilaian wiraga adalaah penilaian mengenai gerak mahasiswa pada
tari Jejer, tidak ada mahasiswa yang tidak bisa menggerakan tari Jejer namun belum ada
pula mahasiswa yang dapat menuntaskan tari Jejer dengan kriteria sangat baik. Dosen
pengampu mengatakan hal ini terjadi dikarenakan ridak semua mahasiswa dikoreksi
ketubuhannya scera langsung oleh dosen karena perkuliahan daring. Namun, untuk
0
5
10
15
20
25
Wiraga Wirama Wirasa UAS
TariJawa
SangatKurang Kurang Cukup Baik SangatBaik
34
pembelajaran daring kriteria penilaian yang didapatkan oleh mahaisswa sudah menjadi
pencapaian yang luar biasa.
Aspek yang dinilai selanjutnya adalah aspek wiraga, yang mana pada aspek ini
dilihat bagaiman penguasaan musik para penari dan bagaimana penar-penari tersebut
dapat menyesuaikan setiap ketukan pada musiknya. Terdapat delapan mahasiswa yang
mendapatkan kategori kurang, sepuluh orang mahasiswa mendapatkan kategori sukup,
lima belas mahasiswa mendapatkan kategori baik dan dua mahasiswa mendapatkan
kategori sangat baik. Semua mahasiswa berhasil mengikuti musik tari yang diberikan,
hal ini dibuktikan dengan tidak adanya mahasiswa yang mendapatkan kategori sangat
kurang. Walaupun mahasiswa yang mendapat kategori kurang masih berjumlah delapan
mahasiswa, berdasarkan hasil wawancara dengan mahasiswa hal ini terjadi karena
kebingungan ketukan pada musik. Perkuliahan yang dilakukan melalui daring seringkali
mendapatkan kendala signal yang mengakibatkan suara menjadi delay dan mahasiswa
sulit mengikuti musik iringan tari.
Aspek ketiga adalah aspek wirasa. Pada aspek ini mahasiswa dinilai bagaimana
mereka mampu menjiwai tari Jejer tersebut. Bukan hanya beregerak dan mengikuti
musik, sebelumnya dosen telah memberikan informasi mengenai tema tarian dan
ekspresi yang harus di wujudkan pada tarian ini. Berdasarkan hasil penilaian, terdapat
satu mahasiswa yang mendapatkan kategori kurang dalam hal wirasa, lalu delapan
mahasiswa dengan kategori cukup, Sembilan belas mahassiswa dengan kategori baik
dan tujuh mahasiswa dengan katogeri sangat baik. Aspek ini menjadi aspek yang cukup
berhasil dilakukan oleh mahasiswa, tidak ada satu orang pun yang mendakatkan kategori
sangat kurang dan yang mendapatkan kategori kurang hanya satu mahasiswa. Hal ini
menunjukan bahwa mahasiwa dapat menjiwai dan mengkeskresikan tari Jejer sesuai
dengan kriteria yang telah ditentukan.
Penilain terakhir adalah penilain pada Ujian Akhir Mahasiswa, penilaian aspek
ini meliputi video UAS yang dikirimkan mahasiswa kepada dosen. Berdasarkan hasil
penilaian tidak ada mahasiwa yang mendapatkan kategori sangat kurang, lalu satu
mahasiswa dengan kategori kurang, delapan mahasiswa dengan kategori cukup, dua
puluh mahasiswa dengan kategori baik dan tujuh mahaisswa dengan kategori sangat
35
baik. Pada aspek ini mahasiswa mampu menjalankan tugas dengan cukup baik, hal ini
dilihat dari banyak nya mahasiswa yang mencapai kategori baik dan sangat baik.
b. Mata Kuliah Olah Tubuh
Hasil penilaian keempat aspek pada mata kuliah olah tubuh menunjukan hasil
yang cukup beragam. Pada aspek penilaian power, dilakuakn penilaian untuk kekuatan
tubuh mahasiswa. Aspek power meliputi gerak berlari, pernafasan dan kekuatan kuda-
kuda penari. Terdapat delapan mahasiswa dengan kategori kurang, tiga belas mahasiswa
dengan kategori cukup, lalu tujuh mahasiswa dengan kategori baik dan satu orang
mahasiswa dengan kategori sangat baik. Rata-rata mahasiswa mendapatkan kategori
cukup dalam hal kekuatan tubuh. Aspek selanjutnya yaitu aspek keseimbangan atau
Balance pada aspek ini mahasiswa dibekali beberapa teknik tentang keseimbangan yang
dibutuhkan sebagai modal penari.
Aspek balance mendapatkan hasil sebanyak enam orang mahasiswa dengan
kategori kurang, empat belas mahasiwa dengan kategori cukup, dan sepuluh mahasiswa
dengan kategori baik. Tidak ada satu mahasiswa pun yang mendapatkan kategori sangat
kurang dan sangat baik, itu berarti belum ada mahasiswa yang mampu menuntaskan
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
Power Balance Flexibel UAS
OlahTubuh
SangatKurang Kurang Cukup Baik SangatBaik
36
kategori ini walaupun tidak ada mahasiswa yang tidak berhasil. Berdasarkan hasil
wawancara dengan dosen pengempu mata kuliah olah tubuh hal ini disebabkan oleh
pertemuan yang hanya melalui platform zoom sehingga mahasiswa kurang memahami
materi yang diberikan.
Aspek selanjutnya yang diamati adalah aspek kelenturan atau flexible. Sebagai
seorang penari, harus memiliki tubuh yang lentur sebagai modal dalam menguasai
berbagai tarian. Aspek ini menjadi aspek yang cukup sulit untuk dituntaskan oleh
mahasiswa, hal ini terlihat dari terdapat empat mahasiswa yang ada pada kategori sangat
kurang, lalu Sembilan mahasiswa dengan kategori cukup, tiga mahasiswa pada kategori
baik dan empat mahasiswa dengan kategorisangat baik. Aspek terakhir yang diamati
pada mata kuliah Olah Tubuh adalah hasil video UAS yang dikrimkan oleh mahasiswa,
video tersebut berupa penguasaan ketiga aspek sebelumnya. Berdasarkan hasil
pengamatan dosen terdapat dua orang mahasiswa dengan kategori kurang, sepuluh
mahasiswa dengan kategori cukup, lalu tujuh belas mahasiswa dengan kategori baik, dan
satu orang mahasiwa dengan kategori baik.
Terdapar perubuahan yang cuku signifikan dari hasil harian dengan hasil ujian
akhir, berdasarkan wawancara dengan dosen pegampu hal ini disebabkan oleh
penambahan pertemuan pada luring untuk pematangan ketiga teknik olah tubuh tersebut
yang sebelumnya sudah diberikan secara daring. Dosen perlu mengoreksi dan
mencontohkan secara langsung teknik gerak yang benar, bukan hanya untuk penilaian
namun juga mengurangi kemungkinan cidera yang akan terjadi di mahasiswa. Hal ini
terbukti meningkatkan kemampuan mahasiwa.
37
c. Tata Rias
Dapat dilihat pada diagram di atas, pada mata kuliah tata rias terdapat empat
aspek penilaian yaitu penilaian mengenaik teknik make up yang dilakukan mahasiswa,
apaka sudah sesuai dengan yang diberikan oleh dosen pengampu atau belum. Tata rias
atau make up memiliki istilah-istilah asing yang diadaptasi dari bahasa Inggris, hal ini
mengharuskan mahasiswa memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. selain itu
mahaisswa jug ahrus peka dan mengteahui trend make-up yang sedang berkembang saat
ini. Setelah mengetahui teknik yang baik dan benar ditambah dengan pengetahuan
mengenai alat dan trend make up maka spek berikutnya yang dinilai adalah hasil make
up diwajah model atau wajah mahasiswa itu sendiri.
Pada aspek Teknik, terdapat tujuh orang mahasiswa yang belum berhasil
sehingga mendapatka kategori penilaian kurang, lalu tiga belas mahasiswa lainnya
berada pada kategori cukup, dua belas mahasiswa dengan kategori baik dan tiga
mahasiswa dengan kategori sangat baik. Tidak ada satu mahssiwa pun pada kategori
0
5
10
15
20
25
30
Teknik Pengetahuan Hasil UAS
TataRias
SangatKurang Kurang Cukup Baik SangatBaik
38
sangat kurang hal ini menunjukan bahwa pada dasarnya mahasiswa mampu menguasai
teknik tata rias yang diberikan oleh dosen pengampu mata kuliah. Aspek selanjutnya
adalah aspek pengetahuan. Pada aspek ini terdapat tiga mahasiswa dengan kategori
kurang, lalu lima belas mahasiwa dengan kategori cukup, enam belas mahasiwa dengan
kategori baik dan satu mahasiwa dengan kategori sangat baik. Rata-rata mahasiwa
memiliki pengetahun yang cukup baik mengenai make up. Pesatnya kemajuan
tekhnologi dan aktifitas di sosial media menyebabkan mahasiswa memiliki pengetahun
yang baik.
Aspek selanjutnya aspek hasil, yaitu pengamatan mengenai hasil make up
mahasiswa. Terdapat lima mahaaiswa dengan kategori kurang, lalu sepuluh mahasiswa
dengan kategori cukup, enam belas mahasiswa dengan kategori baik serta empat
mahasiswa dengan kategori sangat baik. Serta tidak ada satu mahaiswa pun dengan
kategori sangat kurang. Aspek terakhir yang diamati dalam rangka melihat performansi
mahasiwa pada mata kuliah tata rias adalah dari video Ujian Akhir yang dikrimkan
kepada dosen pengampu. Dalam asoek ini terdapat satu mahasiswa dengan kategori
kurang, lalu tiga mahasiswa dengan kategori cukup, dua puluh delapan mahaisiswa
dengan kategori baik dan empat oaring mahasiswa dengan kategori sangat baik.
Ketiga mata kuliah yang telah dijabarkan di atas, telah terlihat hasil bahwa
performansi mahasiswa dapat dikatakan cukup baik. Namun terdapat satu hal yang
kunco yang terjadi pada pelaksanaan perkuliahan, yaitu dengan pelaksanaan hybrid
perkuliahan. Hasil wawancara dengan dosen pengampu mata kuliah dikatakan bahwa
terjadi peningkatan yang cukup signifikan setelah dilakukan pertemuan luring.
39
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan performansi praktik tari dalam pembelajaran tari
mahasiswa Program Studi Pendidikan Tari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung, pada ketika mata kuliah yaitu tari Jawa, Olah Tubuh dan Tata
Rias mendapatkan hasil bahwa pembelajaran tetap bisa terlaksana. Namun, tidak
seluruhnya dilakukan secara daring. Pembelajaran dilakukan secara hybrid dengan
beberapa pertemuan dilakukan secara luring dengan metode yang berbeda-beda dari
setiap mata kuliahnya.
Hasil pembelajaran juga menunjukan bahwa masih banyak mahasiswa yang
kurang memahami detail gerak dan detail teknik ketika pembelajaran dilakukan hanya
secara daring. Oleh karena itu, pembelajaran daring untuk praktik tari mahasiswa
Program Studi Pendidikan Tari Universitas Lampung tidak seutuhnya berhasil.
5.2 Saran
Jika pembelajaran online masih berlangsung, dosen di tuntut untuk bisa adaptif
dalam menciptakan metode pembelajaran agar tujuan pembelajaran tetap terlaksana.
Melalui penelitian ini juga diharapkan para pemegang kebijakan dapat membuat sebuah
aturan baru terhadap pembelajaran-pembelajaran pratik yang dilakukan secara daring.
Selain itu, efek lain dari pembelajaran ini adalah terbiasanya dosen dan mahasiswa untuk
dapat melakukan pembelajaran secara blended learning.
40
DAFTAR PUSTAKA
Clark, Donald. 2006. Motivation in e-learning. Disponível em: Março, 2012
<http://www.epic.co.uk> [Internet]. Diakses pada 22 Februari 2021 D. Hamilton, at all. 2020. Immersive Virtual Reality as a Pedagogical Tool in
Education: a Systematic Literature Review of Quantitative Learning Outcames and Experimental Design. J. Comput. Educ. (2021) 8(1):1–32.
Jebara et al. 2014 Jebara N, Orriols E, Zaoui M, Berthoz A, P P. Effects of enactment in episodic memory: a pilot virtual reality study with young and elderly adults. Front Aging Neurosci. 2014;6: 338.
Marry, M.P.L.2014. “Kajian Tubuh Dalam Karya-Karya Video Performans Dekade 200 an Di Indonesia, Studi Kasus: Prilla Tania, Reza Afisina, dan Vincensius Christiawan”. Visual Art Vol 3, No 1. Hal 1-11. Bandung: Institut Tehnologi Bandung.
Ricka Tesi Muskania, Zulela MS. 2021. Realita Transformasi Digital Pendidikan Di
Sekolah Dasar Selama Pandemi Covid-19. Jurnal Pendidikan Dasar Nusantara (JPDN) ISSN 2579-6461 (Online) ISSN 2460-6324 (Print).Volume 6 Nomor 2. Januari 2021.
S. Yoganathan, D.A. Finch, E. Parkin, J. Pollard. 2018. 360° Virtual Reality Video for The Acquisition ff Knot Tying Skills: A Randomised Controlled Trial. International Journal of Surgery 54 (2018) 24–27.
Purwanto, A., Pramono, R., Asbari, M., Hyun, C., Wijayanti, L., Putri, R., & santoso,
priyono. (2020). Studi Eksploratif Dampak Pandemi COVID-19 Terhadap Proses Pembelajaran Online di Sekolah Dasar. EduPsyCouns: Journal of Education, Psychology and Counseling, 2(1), 1-12. Retrieved from. https://ummaspul.e-journal.id/Edupsycouns/article/view/397
Sunarto. 2009. Seni sebagai Ekspresi Emosi: Telaah Hakiki dan Nilai Seni dalam Ekspresivisme.http://download.portalgaruda.org/article.php?article=136195 &val=5660 Sunarto. 2001.