laporan akhir penelitian dosen yunior universitas …
TRANSCRIPT
i
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
DOSEN YUNIOR
UNIVERSITAS LAMPUNG
TRANSFORMASI SASTRA LISAN SYAER
DALAM PERTUNJUKAN TARI
TIM PENGUSUL
Ketua
Siska Meirita, S.Pd., M.Pd
(NIDN 0001058705; Sinta ID 6716634)
Anggota
Drs. Ramlan Ginting Suka, M.Pd.
(NIDN 0021075702)
Amelia Hani Saputri, S.Pd., M.Pd.
(NIDN 0011039501; SINTA ID6711236)
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
iii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Penelitian : Transformasi Sastra Lisan Syaer dalam Pertunjukan Tari
2. Tim Peneliti
No
Nama
Jabatan
Bidang
Keahlian
Program
Studi
Alokasi
Waktu(jam/ minggu)
1 Siska Meirita, S.Pd.,
M.Pd.
Ketua Pendidikan
Seni
Pendidikan
Bahasa
Indonesia
12
2 Ramlan Ginting Suka,
Drs., M.Pd.
Anggota
1
Pendidikan
Seni
Bahasa
Inggris
12
3 Amelia Hani Saputri,
S.Pd.,
M.Pd.
Anggota
2
Pendidikan
Seni
Pendidikan
Tari
12
3. Objek Penelitian :
Seni Pertunjukan pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Tari,
Jurusan Bahasa dan Seni, Universitas Lampung
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : bulan Mei tahun 2021
Berakhir : bulan Oktober tahun 2021
5. Usulan Biaya : Rp 5.000.000,00
6. Lokasi Penelitian : Studio Tari Kampus A Unila Panglima Polim
7. Instansi lain yang terlibat : -
8. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tahapan transformasi lisan syaer
dalam pertunjukan tari dan mendeskripsikan bentuk seni pertunjukan sastra lisan
syaer.
9. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran untuk setiap penerima hibah
Griya Cendekia, LP3M Universitas Muhammadiyah Kotabumi
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL USULAN PENELITIAN ....................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ........................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
RINGKASAN .................................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Tujuan Khusus ........................................................................................... 4
1.3 Urgensi Penelitian ...................................................................................... 4
1.4 Temuan yang Ditargetkan .......................................................................... 4
1.5 Kontribusi dalam Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) ...................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
2.1 Sastra Lisan ................................................................................................ 5
2.2 Jenis-Jenis Sastra Lisan .............................................................................. 6
2.3 Fungsi Sastra Lisan .................................................................................... 6
2.4 Sastra Lisan Lampung ................................................................................ 7
2.5 Sastra Lisan Syaer ...................................................................................... 8
2.6 Transformasi Bentuk Pertunjukkan............................................................ 9
2.7 Pertunjukkan Tari ....................................................................................... 9
2.8 Road Map Penelitian .................................................................................. 10
BAB III. METODE PENELITIAN .............................................................. 12
3.1 Rancangan Penelitian ................................................................................. 12
3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................ 13
3.3 Prosedur Penelitian..................................................................................... 13
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................15
4.1 Hasil .......................................................................................................... 15
4.1.1 Mengembangkan Konsep Pertunjukan Tari.......................................16
4.1.2 Improviasi dan Eksplorasi Syaer dalam Rangkaian Gerak Tari.........18
4.1.3 Penyusunan Komposisi Gerak dengan Musik Iringan Tari............... 20
4.1.4 Pertunjukan Karya Tari Ittar Terang...................................................21
4.2 Pembahasan..................................................................................................23
BAB V. SIMPULAN DAN SARAN.................................................................26
5.1 Simpulan......................................................................................................26
5.2 Saran............................................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
v
RINGKASAN
Transformasi Sastra Lisan Syaer dalam Pertunjukan Tari
Oleh:
Siska Meirita, S.Pd., M.Pd.
Penelitian Transformasi Sastra Lisan Syaer dalam Pertunjukan Tari
dilatarbelakangi oleh kurangnya minat masyarakat terutama generasi muda
terhadap sastra lisan syaer yang selama ini sudah ada di masyarakat secara turun-
temurun. Hal ini membuat tradisi lisan syaer ditinggalkan oleh masyarakat
Lampung. Akibatnya, tradisi lisan semakin menghilang dari kehidupan masyarakat
Lampung. Melihat keadaan ini, perlu sebuah upaya untuk menghidupkan lagi tradisi
lisan syaer dalam kehidupan masyarakat Lampung khususnya pada generasi muda
dengan cara menumbuhkan kreativitas dalam melestarikan budaya. Berdasarkan
uraian tersebut, penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tahapan transformasi
sastra lisan syaer dalam pertunjukan tari serta melihat bentuk penyajian hasil dari
transformasi sastra lisan syaer ke dalam pertunjukan tari yang dapat dilihat secara
nyata.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berusaha
menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Teknik
analisis data yang digunakan pada penelitian adalah teknik observasi, wawancara,
dan dokumentasi. Objek penelitian ini adalah mahasiswa semester enam Program
Studi Pendidikan Tari, Universitas Lampung.
Luaran wajib pada penelitian ini berupa laporan akhir penelitian, laporan keuangan,
dan artikel ilmiah yang wajib dipublikasikan. Adapun Target luaran dalam
penelitian ini berupa artikel yang dimuat dalam prosiding atau jurnal terindeks yang
dipresentasikan dalam pertemuan ilmiah The 2nd International Conference on Social
Sciences (ULICoSS) 2021 yang diselenggarakan LPPM Universitas Lampung.
Kata Kunci: Transformasi, Sastra Lisan, Syaer, Pertunjukan Tari, Masyarakat
Lampung
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sastra lisan merupakan sebuah cerita yang diwariskan secara turun-temurun dari
generasi ke generasi dalam bentuk lisan. Pada zaman dahulu, masyarakat belum
mengenal tulisan sehingga tradisi lisan digunakan oleh masyarakat untuk
menyampaikan sebuah cerita. Sastra lisan merupakan jenis karya sastra yang
diturunkan dari mulut ke mulut yang mengalami perubahan dari generasi ke
generasi, baik berupa perubahan tata bahasa dan penghilangan alur-alur tertentu.
Bentuk sastra lisan dapat berupa prosa (mite, dongeng, dan legenda), puisi rakyat
(syair, gurindam, pantun), seni pertunjukan (wayang), ungkapan tradisional
(pepatah dan peribahasa), dan nyanyian rakyat.
Sastra lisan tidak hanya berfungsi sebagai kebutuhan seni, tetapi juga memiliki
unsur pendidikan yang hendak disampaikan kepada masyarakat. Sastra lisan
Lampung awalnya berkembang sangat kuat di daerah pedesaan. Para orang tua
senantiasa menghibur anak-cucunya dengan cerita rakyat (warakhan) pada waktu-
waktu tertentu seperti menjelang tidur. Selain itu, sastra lisan Lampung juga masih
aktif diselenggarakan pada upacara-upacara adat. Namun, saat ini tradisi lisan mulai
ditinggalkan oleh masyarakat Lampung. Banyak generasi muda yang tidak
mengenal tradisi lisannya. Hal ini karena pengaruh kemajuan teknologi. Generasi
muda mendapat pilihan hiburan yang lebih menarik dan lebih modern dibandingkan
dengan cerita rakyat yang didengarkan oleh orang tua mereka atau sekadar
menonton pergelaran adat atau festival budaya. Akibatnya tradisi lisan semakin
menghilang dari kehidupan masyarakat Lampung. Melihat keadaan ini, perlu
sebuah upaya untuk melestarikan kembali tradisi lisan dalam kehidupan masyarakat
Lampung khusunya pada generasi muda.
Salah satu sastra lisan Lampung yang saat ini keberadaanya hampir punah adalah
syaer. Syaer (dalam bahasa Menggala) atau syair merupakan salah satu sastra
lisan dalam pesta perkawinan adat yang berkembang di daerah masyarakat
2
Lampung Pepadun Megow Pak Tulang Bawang. Sastra ini merupakan luapan
kesedihan yang diekspresikan ke dalam syair yang bertujuan untuk memberikan
sindiran dalam konteks positif dan memiliki makna tertentu. Syaer memiliki
beberapa peranan penting terhadap pertunjukannya, selain sebagai sastra penutup
pada acara begawi adat dan pada saat para Penyimbang memutuskan persoalan
adat, syaer juga memiliki fungsi sebagai luapan kesedihan yang diekspresikan ke
dalam syair sebagai bentuk ungkapan hati seseorang.
Saat ini, tradisi lisan syaer mulai ditinggalkan oleh masyarakat Lampung. Hal ini
karena pengaruh perkembangan zaman dan teknologi. Anak-anak mendapat pilihan
hiburan yang lebih menarik dan lebih modern dibandingkan dengan cerita rakyat
yang didengarkan oleh orang tua mereka atau sekedar menonton pergelaran adat
atau festival budaya. Akibatnya, tradisi lisan semakin menghilang dari kehidupan
masyarakat Lampung. Melihat keadaan ini, perlu sebuah upaya untuk
menghidupkan lagi tradisi lisan syaer dalam kehidupan masyarakat Lampung
khususnya pada generasi muda. Sastra lisan sebagai sebuah warisan tradisi
membutuhkan kreaktivitas agar dapat diterima dan diminati oleh generasi muda.
Langkah paling efektif dalam melestarikan dan mengembangkan sastra lisan adalah
melalui jalur pendidikan.
Dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan
bahwa tujuan dari Pendidikan Nasional adalah mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Pendidikan dihadapkan pada
tantangan yang mengharuskan mampu melahirkan sumber daya manusia (SDM)
yang dapat memenuhi tuntutan global yang sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sebab pendidikan merupakan suatu wadah kegiatan
yang berusaha untuk membangun masyarakat dan watak bangsa secara
berkesinambungan yaitu membina mental, rasio, intelektual dan kepribadian dalam
rangka membentuk manusia seutuhnya. Dalam hal ini, universitas
3
merupakan salah satu wadah yang dapat melestarikan dan mengembangkan sastra
lisan agar tetap bertahan seiring dengan perkembangan zaman.
Salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh mahasiswa Program Studi
Pendidikan Tari adalah mata kuliah Sastra Lampung. Mata kuliah ini memfokuskan
pada kajian sastra lisan Lampung baik dari adat Pepadun maupun adat Saibatin.
Fokus ini kemudian dikembangkan dan ditransformasikan lagi menjadi sebuah
karya pertunjukan tari. Sebagai program studi yang memiliki output guru seni
budaya, Prodi Pendidikan Tari Universitas Lampung potensial untuk
merealisasikan pengembangan sastra lisan Lampung melalui lembaga pendidikan.
Melalui perspektif pendidikan, pelestarian, dan pengembangan sastra lisan syaer
sangat efektif untuk ditransformasikan dalam pertunjukan tari. Dalam proses
transformasi sastra lisan syaer menjadi sebuah karya pertunjukan tari, dituntut
kemampuan mahasiswa untuk menciptakan sebuah konsep dan ide garapan baru
agar dapat menyajikan pertunjukan yang lebih menarik dibandingkan dengan sastra
lisan tanpa ditransformasikan dalam pertunjukan tari. Proses ini tentu akan
melahirkan kemampuan berkreativitas mahasiswa dalam mengubah sebuah cerita
sastra lisan syaer menjadi sebuah karya pertunjukan tari yang dapat dipentaskan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, dibutuhkan upaya untuk mengkaji proses
transformasi sastra lisan syaer ke dalam bentuk karya pertunjukan tari.
Insan pendidikan yang menggunakan media seni termasuk seni tari, selain akan
terpenuhi rasa keindahan dan ungkapan sosialnya, juga akan terpenuhi segala hasrat
untuk mengaktualisasikan diri dalam wujud yang lebih halus dan bernilai.
Permasalahan ini menjadi relevan dibahas mengingat transformasi sastra lisan syaer
dalam bentuk pertunjukan tari dapat digunakan sebagai pijakan dalam proses
pembelajaran/ berkarya tari oleh mahasiswa calon guru di program studi pendidikan
tari.
4
1.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut.
1.2.1 Mendeskripsikan tahapan transformasi lisan syaer dalam pertunjukan tari.
1.2.2 Mendeskripsikan bentuk seni pertunjukan sastra lisan syaer.
1.3 Urgensi Penelitian
Urgensi penelitian Transformasi Sastra Lisan Syaer dalam Pertunjukan Tari dapat
memperlihatkan tahapan-tahapan transformasi sastra lisan syaer serta dapat
mendeskripsikan bentuk seni pertunjukan sastra lisan syaer agar dapat
menimbulkan minat generasi muda sebagai masyarakat Lampung.
1.4 Temuan yang Ditargetkan
Temuan yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah tahapan transformasi dan
bentuk penyajian hasil dari transformasi sastra lisan syaer ke dalam pertunjukan tari
yang dapat dilihat secara nyata yang nantinya dapat menimbulkan minat generasi
muda yang dapat ditunjukkan dari aspek pertunjukan yang dilakukan, pelaku tari,
gerak, properti, pola lantai, lirik syaer, rias, dan busana.
1.5 Kontribusi dalam Ilmu Pengetahuan (Iptek)
Kontribusi penelitian ini diharapkan dapat:
1.5.1 memberikan wawasan dan pengetahuan bagi pembaca tentang
transformasi sastra lisan syaer ke dalam pertunjukan tari.
1.5.2 dijadikan sebagai bahan referensi dalam mengembangkan sastra lisan
terutama syaer kepada generasi muda.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sastra Lisan
Sastra lisan merupakan bagian kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di
tengah-tengah masyarakat. Sastra lisan merupakan milik bersama, bersifat anonim
pada suatu daerah tertentu. Sastra lisan adalah salah satu gejala kebudayaan yang
terdapat pada masyarakat terpelajar dan yang belum terpelajar. Ragamnya pun
sangat banyak dan masing-masing ragam mempunyai variasi yang banyak pula.
Isinya mungkin mengenai berbagai peristiwa yang terjadi atau kebudayaan
masyarakat pemilik sastra tersebut (Endraswara, 2018). Menurut A Teeuw (dalam
Uniawati, 2006:7) mengemukakan bahwa sastra lisan tidak memerlukan
komunikasi secara langsung antara pencipta dan penikmat, sedangkan sastra lisan
biasanya berfungsi sebagai sastra yang dibacakan atau yang dibawakan bersama-
sama. Sastra lisan adalah kesusastraan yang mencakup ekspresi kesusastraan warga
dalam suatu kebudayaan yang disebarkan dari mulut ke mulut (Danandjaja dalam
Rahmawati, 2014:9). Hal ini berarti bahwa karya tersebut berkembang melalui
komunikasi pendukungnya.
Sastra lisan, selain berfungsi sebagai alat hiburan, juga berfungsi sebagai alat untuk
memelihara dan mewariskan buah pikiran, ungkapan perasaan yang sering sekali
berisikan amanat, pesan moral atau nilai edukatif yang bersifat universal, yaitu yang
diyakini kebenarannya oleh manusia. Moral yang ingin disampaikan oleh dalam
sebuah karya merupakan makna yang terkandung di dalamnya melalui sebuah puisi,
cerita rakyat atau dongeng, nyanyian-nyanyian, tarian-tarian, dan dalam bentuk
kesenian tradisional lainnya. Sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa
pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, atau keyakinan dalam suatu
bentuk gambaran konkret yang membangkitkan pesona dengan bahasa sebagai
medianya.
6
2.2 Jenis-Jenis Sastra Lisan
Menurut Hutomo dalam Asri (2008), secara garis besar sastra lisan dibagi menjadi
dua bagian yaitu:
2.2.1 Sastra lisan yang lisan (murni), yaitu sastra lisan yang benar-benar
dituturkan secara lisan. Hal ini terlihat pada sastra lisan yang berbentuk
prosa murni, seperti dongeng, cerita rakyat, dan lain-lain. Selain itu, ada
juga yang berbentuk prosa liris yang penyampaiannya dinyanyikan atau
dilagukan. Dalam puisi berwujud nyanyian rakyat seperti pantun, syair,
teka-teki, ungkapan tradisional, dan lain-lain.
2.2.2 Sastra lisan yang setengah lisan, yaitu sastra lisan yang penuturnya dibantu
oleh bentukbentuk seni lain, misalnya sastra ludruk, sastra ketoprak, sastra
wayang, dan lain-lain.
2.3 Fungsi Sastra Lisan
Menurut Horace (dalam Uniawati, 2006) karya sastra dikatakan berhasil apabila
memiliki sifat dulce dan utile atau bersifat menyenangkan dan berguna.
Kemudian, fungsi sastra lisan menurut Apitulay (dalam Uniawati, 2006:10) adalah
sebagai berikut.
2.3.1 Fungsi mendidik, bertujuan untuk membina tingkah laku yang baru agar
tercapai keserasian hidup bersama, membina kemampuan dan perasaan,
mendidik moral yang tinggi (jujur, belas kasih, dan suka menolong).
2.3.2 Fungsi menyimpan, bertujuan agar generasi muda dapat mengetahui dan
memahami hikayat hidup dari leluhur dan nenek moyangnya.
2.3.3 Fungsi motivasi, bertujuan agar generasi muda dapat menjadikan pemicu
dan pendorong semangat hidup dari manfaat yang dipetik dalam sastra
lisan tersebut.
2.3.4 Fungsi rekreasi, bertujuan memberikan rasa nyaman dan hiburan bagi
penikmatnya.
7
2.4 Sastra Lisan Lampung
Sastra merupakan manifestasi yang bersifat artistik dan imajinatif kehidupan
manusia (masyarakat) yang dituangkan melalui bahasa sebagai medianya. Menurut
Sanusi (1999)
Sastra lisan Lampung adalah sastra berbahasa Lampung yang hidup secara lisan,
yang tersebar dalam bentuk tidak tertulis (kini sudah diinventarisasi dan sudah
banyak yang ditulis). Sastra lisan Lampung merupakan milik kolektif etnik
Lampung dan bersifat anonim. Sastra tersebar di masyarakat dan merupakan bagian
yang sangat penting dari kekayaan budaya etnik Lampung dan juga merupakan
bagian dari kebudayaan nasional Sanusi (2014). Sastra lisan Lampung dapat
dibedakan menjadi lima jenis yaitu sebagai berikut; (1) peribahasa; (2) teka- teki;
(3) mantra; (4) puisi; (5)cerita rakyat.
Secara umum, sastra lisan dalam kehidupan etnik Lampung memiliki beberapa
fungsi sebagai berikut; (1) pengungkap alam pikiran, sikap, dan nilai-nilai
kebudayaan masyarakat Lampung; (2) penyampai gagasan-gagasan yang
mendukung pembangunan manusia seutuhnya; (3) pendorong untuk memahami,
mencintai, dan membina kehidupan dengan baik; (4) pemupuk persatuan dan saling
pengertian antarsesama; (5) penunjang pengembangan bahasa dan kebudayaan
Lampung; (6) penunjang perkembangan bahasa dan sastra Indonesia
Pada zaman dahulu, sastra lisan Lampung disebarkan dari mulut ke telinga (bukan
dari mulut ke mulut) pada suasana atau kegiatan berikut ini; (1) pada saat bersantai;
(2) pada saat mengerjakan kerajinan tangan, seperti menenun tapis, menyulam, atau
membuat anyam-anyaman; (3) pada saat beramai-ramai bekerja di kebun atau di
sawah, seperti ketika membuka ladang atau menanam/menuai padi; (4) pada saat
upacara penyambutan tamu secara adat; (5) pada saat upacara pemberian jejuluk
(jejuluk adalah gelar sebelum menikah, diberikan bersamaan dengan pemberian
nama) atau pemberian adek/adok (gelar adat); (6) pada saat berlangsungnya acara
muda-mudi (7) ketika berlangsungnya acara cangget ’tarian adat’; dan (8) ketika
berlangsungnya acara bebekas ’penglepasan mempelai’.
8
2.5 Sastra Lisan Syaer
Syaer (dalam bahasa Menggala) atau syair diperkirakan lahir bersamaan dengan
kebiasaan masyarakat Megou Pak Tulang Bawang meresmikan naiknya kedudukan
seseorang menjadi penyimbang (pemimpin adat) dan pada saat pernikahan adat atau
cakak pepadun dalam masyarakat lampung pepadun. Syaer merupakan salah satu
sastra lisan dalam pesta perkawinan adat yang berkembang di daerah masyarakat
Lampung pepadun. Sastra ini merupakan luapan kesedihan yang diekspresikan ke
dalam syair yang bertujuan untuk memberikan sindiran dan makna positif, selain itu
di dalam syaer memiliki nilai-nilai kearifan lokal yaitu nilai piil pesenggiri sebuah
pedoman hidup masyarakat lampung. Syaer pula sudah menjadi tradisi turun
temurun dari nenek moyang, tetapi sekarang syaer sudah sangat jarang sekali
dipentaskan mengingat kurangnya peminat terhadap syaer (Yusmiati dalam Ali,
2018) ).
Syaer termasuk dalam sastra lisan adat karena syarat-syarat yang mengikat pada
syaer ini, yaitu hanya dilantunkan pada saat mecak wirang di canguk ratcak dalam
upacara perkawinan. Syaer selalu dilakukan bersama-sama dengan tarian adat
seperti cangget dan tigel tarei. Dari pernyataan di atas tampak bahwa ada hubungan
erat antara ‘sastra’,’adat’, dan ‘perkawinan’. Syaer tidak lepas dari kebiasaan
masyarakat Lampung yang kemudian melahirkan keanekaragaman budaya yang
ada di dalamnya. Selain dari kebiasaan tutur menutur dan usut mengusut hubungan
kekeluargaan, ternyata masyarakat Megou Pak Tulang Bawang memiliki kebiasaan
ngelakey (menikah dengan cara larian). Ngelakey adalah sebuah peristiwa yang
dilatarbelakangi oleh cinta berbeda kasta/ kedudukan maupun cinta yang tidak
disetujui dari peristiwa tersebutlah muli menuliskan isi hatinya kepada orang tua
kemudian setelah menikah atau pada saat resepsi pernikahan curahan hati dari sang
muli tersebut dibacakan oleh keluarga yang telah ditambah kata-katanya oleh
keluarga besar.
Syaer merupakan sastra penutup pada acara pernikahan (begawi adat) dimana sastra
ini dilantunkan pada saat para penyimbang memutuskan persoalan adat dan
dilantunkan pada saat mecak wirang dicanguk reccak. Syaer pula sama halnya
9
dengan sastra yang ada di Lampung yang hanya berkembang pada saat kegiatan
upacara-upacara adat.
2.6 Transformasi Bentuk Pertunjukan
Tranformasi budaya menurut Echlos dan Sadily mempunyai arti perubahan bentuk,
menjadi Proses transformasi tersebut menghasilkan unsur-unsur kebaruan, baik dari
aspek gaya, rasa maupun makna, walaupun pada tingkat perubahan yang tak sama.
Transformasi bukan hanya dimengerti sebagai perubahan bentuk saja, tetapi juga
mencakup pada perubahan pada fungsi dan makna tari itu sendiri. Hal tersebut
relevan dengan fenomena yang terdapat pada sastra lisan Syaer yang
ditransformasikan menjadi sebuah karya pertunjukan tari.
R.M. Soedarsono menegaskan bahwa pengonseptualisasian pertunjukan sebagai
sebuah fenomena yang otonom serta merupakan entitas yang multilapis. Sebuah
pertunjukan merupakan perpaduan antara berbagai aspek penting yang menunjang
seperti pelaku, busana, properti, tempat pertunjukan, waktu pertunjukan, dan urutan
penyajian (Soedarsono, 2003). Dari pendapat di atas, maka penelitian ini akan
merumuskan dan melihat bentuk penyajian hasil dari transformasi sastra lisan syaer
ke dalam pertunjukan tari yang dapat dilihat secara nyata dari bentuk pertunjukan
pada aspek konsep pertunjukan, pelaku tari, gerak, properti, pola lantai, lirik syaer
serta rias dan busana.
2.7 Pertunjukan Tari
Tari sebagai repertoar atau sajian pertunjukan merupakan hasil dari proses kreatif
sebagai komunikasi dari pengalaman yang berharga (Jazuli 2016; Hadi 2012).
Sebagai sebuah pertunjukan, tari dipahami sebagai ungkapan atau ekspresi manusia
yang dipresentasikan atau dipertunjukkan lewat medium gerak. Tari sebagai karya
seni merupakan alat ekspresi perasaan manusia yang berasal dari pengembangan
imajinasi dan diberi bentuk melalui media gerak. Menurut Jazuli (2016:36) Tari
adalah bentuk simbolis yang bisa menampakkan pandangan pribadi penciptanya,
daerah dan atau budayanya, yang bila disajikan sebagai objek seni menjadi sebuah
pengalaman estetis bagi pengamatnya. Oleh karenanya tari
10
mampu menjadi sarana komunikasi seorang pelaku atau pencipta kepada orang lain
(penonton/penikmat).
Pertunjukan tari merupakan wujud keseluruhan dari suatu penampilan yang
didalamnya terdapat aspek atau elemen pokok yang ditata dan diatur sedemikian
rupa sehingga memiliki nilai estetis yang tinggi. Pertunjukan tari senantiasa
mempertimbangkan nilai-nilai artistik agar penikmatnya dapat memperoleh
pengalaman estetis dari hasil pengamatannya. Wujud sebuah karya tari merupakan
kesatuan dari bentuk teks dan konteks. Sumandiyo Hadi (2007: 21) memandang tari
dari sisi teks sebagai bentuk yang dapat ditangkap oleh indra seperti gerak, rias dan
busana, properti, iringan, panggung pertunjukan dan lainnya sebagai medium dalam
tari untuk mengungkapkan isi (konteks). Sedangkan konteks adalah kehendak atau
tujuan yang diungkapkan dalam bentuk fisik atau teks.
Dengan demikian pertunjukan tari dipamahi sebagai ungkapan atau ekspresi
manusia yang dipresentasikan atau dipertunjukan lewat medium gerak dengan
elemen-elemen pendukung lainnya seperti properti, iringan, rias dan busana,
komposisi, panggung pertunjukan yang secara keseluruhan diatur sedemikian rupa
untuk menghadirkan kesan lewat pengalaman estetis. Pertunjukan tari selain
menyuguhkan keindahan juga menyajikan makna tertentu dibalik gerak dan
elemen-elemen pendukungnya.
2.8 Road Map Penelitian
Penelitian yang berjudul Transformasi Sastra Lisan Syaer dalam Pertunjukan Tari
bertujuan untuk mendeskripsikan transformasi sastra lisan syaer ke dalam
pertunjukan tari dan mengkaji sastra lisan syaer menjadi sebuah karya yang dapat
dipentaskan. Berikut road map yang sudah peneliti rancang untuk beberapa tahun
ke depan.
11
Transformasi Sastra Lisan
Syaer dalam Pertunjukan
Tari
Tinjauan Internal dan
Kandungan Nilai-Nilai
Pendidikan dalam Sastra Lisan
Wayak
Peran Sastra Lisan
dalam Membentuk
Karakter Mahasiswa
Aktualisasi Sastra Lisan
Warahan pada Masyarakat
Ogan Komering Ulu Selatan
Gambar 1. Fishbone diagram
ROAD MAP PENELITIAN
Bentuk Sastra Lisan
Lampung yang Memiliki
Nilai-Nilai Pendidikan
12
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian dosen pemula yang diusulkan merupakan hasil dari analisis kebutuhan
yang dilakukan tim peneliti berkaitan dengan pentingnya transformasi bentuk
pertunjukan pada sastra lisan Lampung untuk menjaga keberlanjutannya melalui
jalur pendidikan. Selanjutnya output dari hasil penelitian ini akan mendeskripsikan
tahapan transformasi sastra lisan syaer dalam pertunjukan tari. Analisis kebutuhan
dari beberapa penelitian dapat digambarkan pada diagram tulang ikan (fishbone)
berikut.
Kesimpuldan & Output Pengumpulan Data
Dokumentasi
Tahap Transformasi
Sastra Lisan Syaer
Wawancara
Dokumen & Studi Pustaka Sastra Lisan Syaer
Menyusun Proposal
Bentuk Pertunjukan
Hasil Transformasi
Syaer
Penarikan Kesimpulan
Observasi Pendahuluan
Penyajian Data
Lokasi Penelitian
Reduksi Data Studi Pustaka
Pra- Penelitian Pra- Penelitian
13
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Tari, Kampus Unila A
Panglima Polim, Kota Bandar Lampung. Mahasiswa yang dilibatkan sebagai
populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester enam di Program Studi
Pendidikan Tari Universitas Lampung.
3.3 Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif mengkaji dari
sudut pandang penulis dengan menggunakan strategi yang bersifat interaktif dan
fleksibel. Penelitian ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari
perspektif peneliti (Maryono, 2011: 15). Penelitian kualitatif menggunakan analisis
yang bersifat induktif yang menekankan pada apa yang sebenarnya terjadi dan
ditemukan di lapangan. Data yang dikumpulkan berupa kata- kata, kalimat, ataupun
gambar yang memiliki arti dan lebih bermakna yang mampu mengacu timbulnya
pemahaman nyata tentang gambaran sesuatu. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumentasi.
Observasi berperan dalam proses menganalisis transformasi sastra lisan syaer dalam
karya pertunjukan tari. Observasi dilakukan untuk mendapatkan data-data
mengenai proses penciptaan karya tari termasuk dalam melakukan transformasi
karya sastra bagaimana koreografer mengembangkan konsep pertunjukan syaer
hingga menjadi karya tari utuh. Penulis melakukan wawancara mendalam dengan
koreografer mengenai langkah-langkah yang dilakukan dalam menciptakan karya
pertunjukan syaer, kemudian secara bertahap peneliti melakukan serangkaian
proses yang serupa dengan koreografer. Kegiatan tersebut menghasilkan dugaan
sementara hasil transformasi, atau dapat dikatakan sebagai hasil transformasi yang
dilakukan oleh koreografer. Hasil interpretasi peneliti mengenai wujud transformasi
syaer ke dalam karya pertunjukan tari didapatkan setelah pengamatan berperan
serta dipadukan dengan hasil wawancara dengan berbagai informan dan mengamati
data-data literasi.
Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara
mendalam dan wawancara bertahap. Wawancara mendalam adalah proses
14
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil
bertatap muka antara pewawancara dengan narasumber. Peneliti melakukan
wawancara secara tidak terstruktur yang memberikan keleluasaan bagi narasumber
aupun pewawancara dalam menyikapi atau memberikan keterangan terkait data
yang dibutuhkan untuk penelitian. Teknik wawancara yang kedua adalah
wawancara bertahap, yaitu wawancara terarah yang dilaksanakan secara bebas dan
juga mendalam (in-depth), tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari pokok
permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden.
Wawancara dilakukan dengan mahasiswa sebagai koreografer tari yang berperan
mentransformasikan karya syaer menjadi sebuah pertunjukan tari. Wawancara
dilakukan dengan pertanyaan mengenai ide dan konsep garapan syaer, tahapan
dalam menciptakan gerak tari, tahapan dalam mentransformasikan syaer menjadi
karya pertunjukan tari yang utuh, tahapan dalam penyusunan konsep panggung,
rias, dan busana serta musik iringan yang digunakan.
15 15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Penelitian ini dilakukan di Program Studi Pendidikan Tari Universitas Lampung yang beralamat
di jalan Panglima Polim Kelurahan. Segala Mider, Kec. Tanjung Karang Barat Kota Bandar
Lampung. Program Studi Pendidikan Tari (PSPT) adalah salah satu program studi di Jurusan
Bahasa dan Seni, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Berdiri sejak
tahun 2008, hingga saat ini sudah memiliki tiga belas angkatan mahasiswa. PSPT merupakan satu-
satunya program studi di universitas negeri yang mencetak guru seni budaya khususnya dalam
bidang ilmu pendidikan tari.
Lulusan PSPT diharapkan dapat menjadi pendidik tari yang kreatif dan inovatif menguasai
kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian. Selain itu dapat juga menjadi asisten
peneliti pendidikan tari, pengkaji dan menyelesaikan masalah pendidikan tari serta
mempublikasikan hasil di dalam forum ilmiah, jurnal ilmiah nasional/internasional dan
mengintegerasikan dalam pembelajaran. Atau lulusan PSPT juga dapat menjadi pengelola
sanggar seni yang terkait dengan bidang tari (materi tari, iringan tari, busana dan rias) berbasis
kewirausahaan. Oleh Karena hal tersebut di atas mahasiswa dituntut untuk memiliki keterampilan
menari yang baik, menciptakan koreografi, memiliki keterampilan mengatur jalannya pertunjukan
tari, menata kostum serta rias wajah dan memiliki keahlian bermain musik khususnya musik tari.
Semua keahlian tersebut diajarkan untuk memperiapkan lulusan terjun ke masyarkat, mengingat
PSPT merupakan program studi negeri pertama yang memiliki program guru seni budaya atau
seni tari.
Mengacu kepada SN dikti capaian lulusan PSPT diharapkan dapat Memiliki pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan menganalisis dalam pembelajaran apresiasi seni tari, memiliki
pengetahuan keterampilan dan kemampuan menganalisis pembelajaran ekspresi seni tari dan
memiliki pengetahuan keterampilan dan kamampuan menganalisis pembelajaran kreasi seni tari.
Salah satu mata kuliah di Program Studi Pendidikan Tari yang mengintegrasikan keilmuan sastra
lisan dan pertunjukan adalah mata kuliah Sastra Lisan Lampung.
Sastra Lampung merupakan mata kuliah wajib pada program studi pendidikan tari di Universitas
Lampung pada semester genap sebanyak 2 SKS. Mata kuliah ini dirancang untuk memberi
16
peluang secara luas dan mendalam kepada para mahasiswa agar dapat mengkontruksi
pemahamannya mengenai sastra lisan Lampung. Mata kuliah ini mempunyai dua tujuan pokok.
Pertama, mahasiswa dapat memahami dimensi teoritis dan dimensi praktis sastra lisan Lampung
secara menyeluruh yang dapat di transformasikan langsung ke dalam pertunjukan tari. Proses
pembelajaran dilakukan melalui pembelajaran partisipatif. Output akhir mata kuliah ini adalah
wujud karya tari yang dipentaskan dalam sebuah pertunjukan tari. Pada pementasan tersebut,
mahasiswa menampilkan karya tari dengan berbagai tema yang dikembangkan dari sastra lisan
Lampung seperti Syaer, Pepaccur, Wayak, Memang, Sagata, Hahiwang, Bubandung dll. Salah
satu karya yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah karya tari pengembangan dari Sastra
Lisan Syaer.
Pembelajaran sastra lisan Lampung di program studi Pendidikan Tari dilaksanakan secara daring
meggunakan aplikasi Zoom Meeting dengan total 10 kali tatap maya. Sebanyak lima kali
pertemuan dilakukan latihan mandiri secara berkelompok, dan ujian akhir semester dilaksanakan
secara langsung di Gedung Teater Tertutup Taman Budaya Provinsi Lampung. Masing-masing
mahasiswa dalam kelompok berperan aktif memilih satu jenis sastra Lampung untuk dianalisis
dan dikembangkan ke dalam Konsep Pertunjukan Tari. Penelitian sastra lisan syaer yang
dikemas dalam pertunjukan tari ini merupakan bentuk transformasi karya sastra menjadi sebuah
karya pertunjukan yang lebih menarik.
Penelitian ini berfokus pada salah satu karya tari yang dikembangkan dari sastra lisan Syaer.
Sastra lisan Syaer merupakan salah satu sastra lisan dalam pesta perkawinan adat yang
berkembang di daerah masyarakat Megow Pak Tulang Bawang. Sastra ini merupakan luapan
kesedihan yang diekspresikan ke dalam syair yang bertujuan untuk memberikan sindiran dan
makna positif. Tema yang diangkat dalam pertunjukan Syaer ini adalah Ittar Terang. Data primer
dalam penelitian ini dikumpulkan melalui hasil observasi dan dokumentasi. Adapun hasil
penelitian ini berupa tahapan transformasi lisan Syaer dalam pertunjukan tari, dan bentuk seni
pertunjukan sastra lisan Syaer yang akan dijabarkan sebagai berikut.
4.1.1 Tahap Transformasi Sastra Lisan Syaer
Transformasi sastra lisan Syaer dalam pertunjukan tari merupakan perubahan bentuk yang
menghasilkan unsur-unsur kebaruan dari aspek gaya, rasa,dan makna sebuah karya sastra. Proses
transformasi ini mengubah fungsi sastra lisan Syaer yang biasanya terbatas dan hanya
dilantunkan dalam acara adat pernikahan masyarakat Megow Pak Tulang Bawang menjadi
sebuah karya sastra yang bisa dinikmati oleh masyarakat Umum dalam kemasan yang berbeda.
17
Proses transformasi ini mengembangkan wujud penyampaian sastra lisan Syaer yang biasanya
dilakukan oleh satu atau dua orang secara bersautan, menjadi sebuah penampilan yang dikemas
dengan berbagai peran. Pada tahap transformasi sastra lisan Syaer ini terjadi pengembangan
konsep yang merujuk pada unsur-unsur pertunjukan, sehingga menghasilkan sebuah gerak,
properti, pola lantai, serta rias dan busana yang dikemas dalam pertunjukan tari. Pada
pertunjukan sastra lisan Syaer ini, konsep yang dikembangkan berpijak dari prosesi Ittar Terang.
Terdapat beberapa tahapan proses transformasi sastra lisan syaer ke dalam bentuk pertunjukan
tari sebagai berikut.
4.1.1 Mengembangkan Konsep Pertunjukan Tari
Pengembangan konsep pertunjukan seutuhnya diarahkan pada proses kreatif yang berpijak pada
media teks pertunjukan untuk mengenali konteks sebuah sastra lisan.. Sastra lisan Syaer sebagai
objek teks pertunjukan dikenali bentuk kelisanannya, sementara melalui konteks, dikaji dari latar
belakang masyarakat pemilik budaya, filosofi, makna dan fungsi, nilai, serta keunikan dari sastra
Syaer. Selanjutnya pengumpulan data-data seperi syarat dan ketentuan penggunaan sastra Syaer.
Setelah melakukan penumpulan data dan pengkajian berdasarkan konsep/dan teori, dilakukan
analisis dari berbagai aspek baik pelaku, ruang, struktur, dan pendekatan yang digunakan.
Analisis- analisis yang telah dilakukan lalu dirumuskan ke dalam konsep pertunjukan dengan
tema Ittar Terang.
Konsep tarian yang akan dipertunjukan menceritakan tentang kesedihan, nasehat, dan pelepasan
seorang gadis yang akan segera menikah. Pada prosesi ini, gadis tersebut dilarang menoleh ke
kanan, kiri, maupun belakang. Pandangan harus tetap fokus ke depan. Tarian ini akan
menggunakan properti kain putih yang dipakai sebagai simbol dari pintu dan jalan. Seorang gadis
akan melangkahkan kakinya melewati kain putih yang disimbolkan sebagai pintu dan jalan yang
lurus serta tidak ada suatu hambatan dalam pelepasan perkawinan. Tarian ini berpijak pada
sebuah tradisi masyarakat Lampung daerah Menggala sebelum proses pernikahan dilakukan,
akan diadakannya tradisi pelepasan calon mempelai wanita
dari rumah wanita menuju rumah calon mempelai pria. Berikut adalah sinopsis tari Ittar Terang.
18
4.1.2 Improvisasi dan Eksplorasi Syaer dalam Rangkaian Gerak Tari
Improvisasi diartikan sebagai pencarian dan penemuan gerak secara kebetulan atau spontan.
Dalam proses penciptaan karya ini, improvisasi gerak diorientasikan untuk menemukan
kemungkinan lain (baru) dari aspek-aspek sastra lisan Syaer yang sudah ditetapkan sebagai
sumber inspirasi dan acauan garap tari. Dengan demikian, improvisasi yang dilakukan lebih
bersifat terarah atau terpimpin. Tahapan improvisasi dilakukan dengan membuat rancangan
cerita pementasan, membuat urutan peristiwa berdasarkan cerita, dan menciptakan dialog serta
gerak secara spontan. Melalui proses ini akan tampak peranan metode dalam mewujudkan
pementasan. Selanjutkan, setiap metode pelatihan improvisasi dievaluasi dan disempurnakan.
Berikut adalah lirik sastra lisan Syaer yang di improviasi dalam gerak tari.
Mengucap salam tandou gham hormat
jamou muslimin setou muslimat
karuniou tuhan melimpahken Rahmat
segalo gham sai dijou jejamou selamat
Ayah, mak kebuguhan ku
Ekam kilui doa restumu
Izinkan ekam temu kan judu
Teremokasih jamo mettei kebuguhanku
Iset-iset dighei ejow lapah
Ngenah jaoh adok depan
Ngebayang sai agow dilapah
Ughik jamo ulun didepan
Bukalah matomu selawak nikah,
Tutuplah matomu lamen kak nikah
Dang ngenah dijo dinei segadew nikah
InsyaAllah nikah mu berkah
Kilui tawai jamo sai toho Naan metei ago jadei uluh toho Peran sai sosah ino ulun toho
Sai ngebimbing serto ngebalakken sanakno
Teteplah saling buguh selamo-lamono
Sangon temen intan lain segalono
Engan tanpa cinta, segalono makko gonnow
Percayolah mettei ditakdirken selamono
bunga harapan jadei impian
segalo hasil Jak perjuangan
atas segalou berkah dan Rahmat Jak Tuhan
keberhasilannou sesuai harapan
19
Gambar 4.1 Tahap Improvisasi (Pelantunan Sastra Secara Berkelompok)
Terdapat tujuh bagian lirik sastra lisan Syaer yang selanjutnya diimprovisasi ke dalam rangkaian
gerak tari. Terdapat tujuh orang penari yang masing-masing bergerak sambil melantunkan Syaer
tersebut. Pada tahap improvisasi ini, masing-masing penari secara individu bergerak untuk
menemukan pola gerak baru yang dihasilkan dari lantunan Syaer. Setelah masing-masing penari
menghasilkan pola gerak secara individu, selanjutnya gerakan tersebut disatukan menjadi
gerakan kelompok. Berikut adalah tahapan improvisasi yang mengahasilkan rangkaian kesatuan
gerak.
20
Gambar 4.2 Improviasi Syaer dalam Rangkaian Gerak Tari
4.1.3 Penyusunan Komposisi Gerak dengan Musik Iringan Tari
Komposisi dapat diartikan sebagai tahap pembentukan atau pengorganisasian bentuk. Pola-pola
gerak yang didapat dari proses eksplorasi dan improvisasi, dirangkai dengan
mempertimbangkan estetika bentuk sastra lisan Syaer. Pengorganisasian bentuk, selain antar
gerak, juga gerak dengan elemen pendukung lainnya seperti musik tari, rias-busana, dan
properti tari. Pada tahap komposisi ini, dilakukan dengan merangkai seluruh gerak dalam sebuah
perwujudan yang diselaraskan dengan musik iringan dalam kontruksinya. Tahap ini
menggabungkan gerak-gerak membentuk pola lantai dari tujuh penari. Penari akan bergerak dan
melakukan transisi gerak sambil melantunkan sastra lisan Syaer atau yang dapat disebut
komposisi 1. Selanjutnya setelah komposisi 1 tercapai akan dilanjutkan dengan komposisi 2 yaitu
penggarapan iringan musik tari sesuai dengan pola gerak. Tahap penggarapan iringan musik tari
ini dibantu oleh pemusik sesuai dengan bagian-bagian pola gerak. Setelah terbentuk rangakian
gerak yang utuh dan iringan musik yang sesuai, dilanjutkan dengan tahap komposisi 3 yaitu
singkronisasi tari dan musik hingga tahap akhir atau Finishing. Berikut adalah komposisi akhir
karya Ittar Terang yang dihasilkan.
21
Gambar 4.3 Pengembangan Komposisi Gerak dengan Musik Iringan Tari
4.1.4 Pertunjukan Karya Tari Ittar Terang
Setelah melalui serangkaian tahapan improvisasi, eksplorasi, dan komposisi maka terciptalah
satu bentuk kesatuan yang utuh, yaitu karya pertunjukan berjudul Ittar Terang. Karya ini
diwujudkan dalam bentuk pertunjukan yang menggabungkan antara gerak dengan Syaer,
properti, pola lantai, rias dan busana serta iringan musik. Karya tari Ittar Terang ditarikan oleh
tujuh penari, satu orang penari laki-laki dan enam orang penari perempuan. Terdapat tiga peran
yang dimainkan oleh ketiga penari ini. Peran penari laki-laki adalah sebagai calon pengantin
laki-laki, satu perempuan berperan sebagai calon pengantin perempuan, dan kelima penari
perempuan berperan sebagai keluarga besar dari calon pengantin perempuan. Ketujuh penari ini,
masing-masing melantunkan sastra secara bergantian.
Busana dan rias yang digunakan disesuaikan dengan tema Ittar Terang yang diidentikkan
dengan proses pelepasan mempelai calon pengantin perempuan. Pemilihan busana atau kostum
tari dominan bernuansa putih sesuai dengan ciri masyarakat Lampung Pepadun adat Megow Pak
Tulang Bawang. Busana atau kostum tari berwarna putih yang dikenakan oleh penari wanita
dipadukan dengan kain tapis dan selendang putih yang juga merupakan simbol kesucian bagi
masyarkaat Lampung Pepadun. Busana laki-laki berwarna kuning memakai kain tumpal
mewakili peran seorang pengantin pria. Penataan rias yang digunakan adalah rias cantik dengan
perpaduan warna-warna cerah yang juga disesuaikan dengan setting panggung. Properti yang
digunakan adalah selendang putih yang melambangkan kesucian. Selandang sebagai properti
digunakan penari untuk mensimbolkan sebuah jalan (lapahan) bagi calon mempelai wanita yang
22
akan pamit untuk menuju rumah calon mempelai laki-laki. Properti ini juga digunakan sebagai
simbol perpisahan atau pelepasan antara calon pengantin perempuan dengan keluarga yang
ditinggalkan.
Pola lantai yang digunakan membentuk pola horizontal, vertikal, lingkaran, dan segitiga. Transisi
antara pola lantai satu dengan yang lainnya dilakukan dengan gerak tari diiringi lantunan Syaer.
Murik iringan tari yang digunakan merupakan tabuhan penggabungan dari alat musik talo balak,
gong, dan gitar tunggal pada bagian awal tarian. Musik iringan ini bersumber dari pelaksanaan
pernikahan adat Lampung Pepadun yang disesuaikan dengan masing-masing bagian komposisi
pertunjukan. Berikut adalah pertunjukan karya tari Ittar Terang yang dipentaskan di Taman
Budaya Provinsi Lampung
23
Gambar 4.4 pertunjukan karya tari Ittar Terang yang
dipentaskan di Taman Budaya Provinsi Lampung
4.2 Pembahasan
Sastra lisan merupakan suatu kebudayaan yang diturunkan secara turun-temurun atau dari
mulut ke mulut (Hutomo, 1991: 1). Konsep tersebut merupakan dasar pengetahuan yang dapat
dijadikan bahan pemikiran dan pengetahuan dalam melestarikan kebudayaan sastra lisan
terutama sastra lisan Lampung. Sastra Lisan Lampung banyak mengandung nilai-nilai luhur
yang tercermin dalam perilaku masyarakat Lampung sampai saat ini. Dalam hal ini, sastra
lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang harus dijaga dan dilestarikan terutama pada
generasi muda.
24
Bentuk implikasi dari konsep transformasi sastra lisan Syaer ke dalam pertunjukan tari, yaitu
kemampuan mahasiswa dalam mengekspresikan dan menafsirkan isi dari sastra lisan lisan
tersebut ke dalam pertunjukan tari. Tanggung jawab, kerja sama, cara berpikir yang konkret
membuat sastra lisan Syaer menjadi bentuk yang sangat unik ketika dipentaskan. Mahasiswa
memiliki kemandirian serta kebebasan dalam berekspresi sesuai dengan yang diinginkan. Seni
pertunjukan tari menjadi ruang bagi mahasiswa untuk selalu berproses, belajar, berinteraksi
satu sama lain dalam mentransformasikan sastra lisan Syaer ke dalam bentuk pertunjukan tari.
Sastra lisan Syaer merupakan salah satu sastra lisan dalam pesta perkawinan. Sastra lisan ini
merupakan luapan kesedihan yang diekspresikan ke dalam syair yang bertujuan untuk
memberikan sindiran dan makna positif. Tema yang diangkat dalam pertunjukan Syaer ini
adalah Ittar Terang. Proses transformasi sastra lisan Syaer dalam pertunjukan tari mengubah
fungsi sastra lisan Syaer yang biasanya terbatas dan hanya dilantunkan dalam acara adat
pernikahan masyarakat Megow Pak Tulang Bawang menjadi sebuah karya sastra yang bisa
dinikmati oleh masyarakat Umum dalam kemasan yang berbeda. Biasanya wujud
pengungkapan dilakukan melalui satu atau dua orang yang bersahutan menjadi sebuah
penampilan yang dikemas menjadi sebuah pertunjukan tari.
Konsep tarian yang telah dipertunjukkan menceritakan tentang kesedihan, nasihat, dan
pelepasan seorang gadis yang akan segera menikah. Pada prosesi ini, gadis tersebut dilarang
menoleh ke kanan, kiri, maupun belakang. Pandangan harus tetap fokus ke depan. Tarian ini
menggunakan properti kain putih yang dipakai sebagai simbol dari pintu dan jalan. Seorang
gadis yang melangkahkan kakinya melewati kain putih yang disimbolkan sebagai pintu dan
jalan yang lurus serta tidak ada suatu hambatan dalam pelepasan perkawinan.
Terdapat tujuh bagian lirik sastra lisan Syaer yang selanjutnya diimprovisasi ke dalam
rangkaian gerak tari. Terdapat tujuh orang penari yang masing-masing bergerak sambil
melantunkan Syaer tersebut. Pada tahap improvisasi ini, masing-masing penari secara individu
bergerak untuk menemukan pola gerak baru yang dihasilkan dari lantunan Syaer. Setelah
masing-masing penari menghasilkan pola gerak secara individu, selanjutnya gerakan tersebut
disatukan menjadi gerakan kelompok.
25
Pada tahap komposisi, dilakukan dengan merangkai seluruh gerak dalam sebuah perwujudan
yang diselaraskan dengan musik iringan dalam kontruksinya. Tahap ini menggabungkan gerak-
gerak membentuk pola lantai dari tujuh penari. Penari akan bergerak dan melakukan transisi
gerak sambil melantunkan sastra lisan Syaer. Setelah melaluii serangkaian tahapan improvisasi,
eksplorasi dan komposisi maka terciptalah satu bentuk kesatuan yang utuh, yaitu karya
pertunjukan berjudul Ittar Terang. Karya ini diwujudkan dalam bentuk pertunjukan yang
menggabungkan antara gerak dengan Syaer, properti, pola lantai, rias dan busana serta iringan
musik.
26
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat ditarik simpulan bahwa terdapat
empat tahapan dalam transformasi sastra lisan Syaer dalam pertunjukan tari, yaitu tahap
transformasi (perubahan bentuk yang menghasilkan unsur-unsur kebaruan dari aspek gaya),
mengembangkan konsep pertunjukan tari (berpijak pada media teks pertunjukan untuk
mengenali konteks sebuah sastra lisan yakni Ittar Terang), improvisasi dan eksplorasi Syaer
dalam rangkaian gerak tari (terarah atau terpimpin), dan berakhir pada pertunjukan tari Ittar
Terang (menggabungkan antara gerak dengan Syaer, properti, pola lantai, rias dan busana serta
iringan musik). Karya tari Ittar Terang ditarikan oleh tujuh penari, satu orang penari laki-laki
dan enam orang penari perempuan. Terdapat tiga peran yang dimainkan oleh ketiga penari ini.
Peran penari vlaki-laki adalah sebagai calon pengantin laki-laki, satu perempuan berperan
sebagai calon pengantin perempuan, dan kelima penari perempuan berperan sebagai keluarga
besar dari calon pengantin perempuan. Ketujuh penari ini, masing-masing melantunkan sastra
secara bergantian.
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah pertunjukan tari merupakan wujud dari
ekspresi yang akan ditampilkan di depan publik. Kemandirian dan kekompakan dari tiap pemain
peran sangat dibutuhkan dalam rangka mengembangkan sikap-sikap berkarakter. Selayaknya,
pertunjukan seni tari lebih dapat dipersiapkan dengan matang dan dikemas dengan baik sehingga
mendapatkan hasil yang memuaskan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
27
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Sandika. (2018). Nilai-Nilai Piil Pesenggiri Syaer Masyarakat Megou
Pak Tulang Bawang dan Relevansinya Dengan Pendidikan
Karakter (Tesis, Program Studi Magister Pendidikan Bahasa dan
Sastra Daerah).
Asri.2008. Ungkapan dalam Perkawinan Adat suku Moronene. Kendari:
Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi Tenggara
Endraswara, S. (2018). Antropologi sastra lisan: perspektif, teori, dan
praktik pengkajian. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Hadi, Sumandiyo. (2007). Kajian Tari Teks Konteks. Yogyakarta.: Pustaka
Book Publisher.
Hutomo, Saripan Sadi. 1991. Mutiara Yang Terlupakan:Penganntar Studi
Lisan. Jatim:Hiski
Jazuli, M. (2016). Paradigma Pendidikan Seni. Sukoharjo: CV Farishma
Indonesia.
Maryono. 2011. Analisa Tari. Surakarta: ISI Press.
Rahmawati, dkk.2007.Sastra Lisan Tolaki. Kendari: Kantor Bahasa
Provinsi Sulawesi Tenggara
Sanusi, A. Effendi. (1999). Sastra Lisan Lampung. Bandar Lampung: Buku
Ajar FKIP
Unila.
Sanusi, A. Efendi. (2014). Sastra Lisan Lampung. Bandar Lampung:
Universitas Lampung.
Soedarsono, R.M. Seni Pertunjukan dan Perspektif Politik, Sosial, dan Ekonomi.
Yogyakarta: Gadjah Mada Press, 2003.
Uniawati. 2006. Fungsi Mantra Melaut pada Masyarakat Suku Bajo di
Sulawesi Tenggara. Kendari: Kantor Bahasa Provinsi Sulawesi
Tenggara
19
2. CV Tim Penelitian
2.1 CV Ketua Tim Penelitian
IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap Siska Meirita, S.Pd., M.Pd.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional -
4 NIK 231606 870501201
5 NIDN 0001058705
6 Alamat E-mail [email protected]
7 Tempat/Tanggal Lahir Tanjungkarang, 1 Mei 198
8 Nomor HP 085269817333
9 Alamat Kantor Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Gedung Meneng Raja Basa Bandar Lampung 35145
10 Telpon/Faks Kantor Tlp. 0721701609/Fax. 0721 702767
11 Telpon Rumah -
12 Lulusan yang telah dihasilkan
-
13 Mata Kuliah yang Diampu
Mata Kuliah Umum Bahasa Indonesia
A. RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
S1 S2 S3
Nama Perguru Tinggi
Universitas Lampung Universitas Lampung -
Bidang Ilmu Bahasa dan
Sastra
Indonesia
Magister pendidikan Bahasa
Indonesia
Tahun masuk - lulus
2005--2009 2011--2016
Judul
Skripsi/Tesis/
desertasi
Kemampuan Membacakan Teks
Berita Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 1 Gedong Tataan
Kabupaten Pesawaran
TahunPelajaran 2008/2009
Keefektifan Model
Pembelajaran Group
Investigation (GI) dalam
Pembelajaran Menulis
Paragraf Argumentasi
Nama
Pembimbing
/ Promotor
1. Dr. Siti Samhati, M.Pd. 2. Drs. Iqbal Hilal, M.Pd.
1. Dr. Mulyanto Widodo, M.Pd.
2. Dr. Nurlaksana Eko Rusmint
M.Pd.
20
B. PENGALAMAN PENELITIAN LIMA TAHUN TERAKHIR
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
1
2020
Desain Model Pembelajaran Mata
KuliahPendidikan Bahasa
Indonesia Melalui Penerapan
Blended Learning Models
Edusmart Berbasis Karakter
Akhlak Mulia (Anggota)
Dana DIPA
BLU
Universitas
Lampung
Rp.
35.000.000
C. PENGALAMAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT 5
TAHUN TERAKHIR
No. Tahun Judul Pengabdian
Kepada Masyarakat
Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
2020
Pelatihan Model Pembelajaran
Berorientasi pada Pembelajaran
Abad 21 bagi Guru-Guru Bahasa
Indonesia SMP di Kabupaten Pesawaran
DIPA BLU
Universitas
Lampung
10.000.000
D. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul Nama Jurnal Vol/No/Tahun
E. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No. Nama PertemuanIlmiah/
Seminar
Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan
Tempat
F. KARYA BUKU DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman
Penerbit
- - - - -
G. PEROLEHAN HAKI 5 – 10 TAHUN TERAKHIR
No. Judul/Tema HAKI Tahun Jenis No. P/ID
-
H. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN
TERAKHIR
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
21
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidasesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Proposal Penelitian DIPA BLU Universitas Lampung2021
Bandar Lampung, Juni 2021
Siska Meirita, S.Pd., M.Pd
NIDN 0001058705
22
2.3 CV Anggota Penelitian 2
IDENTITAS DIRI
1 Nama Lengkap Drs. Ramlan Gt. Suka, M.Pd.
2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Jabatan Fungsional Lektor
4 NIK 1871022107570001
5 NIDN 0021075702
6 Alamat E-mail [email protected]/ [email protected]
7 Tempat/Tanggal Lahir Tiga Panah, 21 Juli 1957
8 Nomor HP 082185068000
9 Alamat Kantor Jalan Soemantri Brojonegoro, Nomor 1, Gedung Meneng, Raja Basa, Bandarlampung 35145
10 Telpon/Faks Kantor 0721701609/ Fax. 0721702767
11 Telpon Rumah -
12 Lulusan yang telah dihasilkan
-
13 Mata Kuliah yang Diampu
Reading, Listening, and Lingusitic
D. RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI
S1 S2 S3
Nama Perguruan
Tinggi
Universitas Sumatera Utara Universitas Lampung -
Bidang Ilmu Linguistics Magister Pendidikan Bahasa Inggris
Tahun Masuk Lulus
1977--1983 2003--2005
Judul
Skripsi/Tesis/
Disertasi
Perbandingan Prefiks
Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia
Kemampuan
Membaca SMP
dengan Menggunakan
Konstekstuan
Nama
Pembimbing/
Promotor
Prof. Dr. Tengku Ridwan
Drs. Bahren Umar Siregar
PENGALAMAN PENELITIAN LIMA TAHUN TERAKHIR
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber Jumlah (Rp)
I. PUBLIKASI ARTIKEL ILMIAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
23
No Judul Nama Jurnal Vol/No/Tahun
J. PEMAKALAH SEMINAR ILMIAH DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No. Nama PertemuanIlmiah/
Seminar
Judul Artikel
Ilmiah
Waktu dan
Tempat
K. KARYA BUKU DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
No Judul Buku Tahun Jumlah Halaman
Penerbit
- - - - -
L. PEROLEHAN HAKI 5 – 10 TAHUN TERAKHIR
No. Judul/Tema HAKI Tahun Jenis No. P/ID
-
M. PENGHARGAAN DALAM 10 TAHUN
TERAKHIR
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi
Penghargaan Tahun
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidasesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan
dalam pengajuan Proposal Penelitian Universitas Lampung 2021.
Bandar Lampung, Juni 2021
Drs. Ramlan Gt. Suka, M.Pd.
NIP 195707211986031003
24
2.3 CV Anggota Penelitian 2
CURRICULUM VITAE
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Amelia Hani Saputri, S.Pd., M.Pd.
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Jabatan Fungsional Tenaga Pengajar
4 NIP 199503112019032017
5 NIDN 0011039501
6 Sinta ID 6711236
7 Tempat dan Tanggal Lahir Rajabasa Lama, 11 Maret 1995
9 E-mail [email protected]
10 Nomor Telepon/HP 085267778100
11 Alamat Kantor Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1
12 Nomor Telepon/Faks +62 721 701609 . Fax +62 721 702767.
13. Mata Kuliah yang Diampu
1. Wawasan Budaya dan Seni
2. Tari Lampung Pepadun
3. Tari Lampung III
4. Sendratari
5. Media Pembelajaran
6. Manajemen Pendidikan
7. Metode Pembelajaran Seni Tari
Amelia Hani Saputri
7
ahun
25
A. Riwayat Pendidikan
S-1 S-2 S-3
Nama Perguruan Tinggi Universitas
Lampung
Universitas
Negeri
Semarang
Bidang Ilmu Pendidikan Seni Tari Pendidikan Seni
Tahun Masuk-Lulus 2012-2016 2016-2018
Judul Skripsi/Tesis/Disertasi Pelaksanaan
Penilaian Autentik
Kurikulum 2013
dalam Pembelajaran
Seni Tari di SMP
Negeri 1 Labuhan
Ratu Lampung
Timur
Sosialisasi dan
Makna Simbolik
Tari Kuadai
dalam Masyarakat
Semende
Lampung Utara
Nama
Pembimbing/Promotor
Agung Kurniawan,
M.Sn., Susi
Wendhaningsih,
M.Pd., Riyan
Hidayatullah, M.Pd
Prof. Dr. Muhammad
Jazuli, M.Hum., Prof.
Dr. Totok
Sumaryanto
Florentinus, M.Pd.,
Dr. Hartono, M.Pd.
B. Pengalaman Penelitian Dalam 5 TahunTerakhir
(Bukan Skripsi, Tesis,maupun Disertasi)
No. Tahun JudulPenelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2020 Peran Seni Pertunjukan Di Sekolah Sebagai
Media Aktualisasi Diri Peserta Didik DIPA
FKIP t
.500.000
2020
2 2020 Estetika Tari Cangget Pilangan Dalam
Upacara Perkawinan Pineng Ngerabung Sanggar
Mandiri -
* Tuliskan sumber pendanaanbaik dari skema penelitian DIKTI maupun darisumber lainnya.
26
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No .
Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2020 Pelatihan pembuatan properti tari dengan
memanfaatkan alam sekitar bagi guru seni
budaya di provinsi lampung
DIPA Unila TH 2020
10.000.000
2 2020 Diseminasi perlindungan hak kekayaan
intelektual bagi pekerja seni di sanggar tari dan
musik
gardancestory bandar lampung
DIPA Unila
T.A 2020
10.000.000
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DIKTI maupun dari sumber lainnya.
C. Publikasi Artikel Ilmiah Dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/
Nomor/Tahun
1 The Music Of Kuadai Dance and Symbolic Meaning
As a Learning Medium For Preschoolers
CRC Press /
Balkema
2019
2 The Symbolic Meaning Of Kuadai Dance
Performance In The Society Of Semende Lampung Chatarsis:
Journal Of
Art
Education
2018
3 Pelaksanaan Penilaian Autentik Kurikulum 2013
Dalam Pembelajaran Seni Tari
Jurnal Seni
dan
Pembelajaran
2016
D. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No Nama Pertemuan Ilmiah/
Seminar Judul Artikel Ilmiah
Waktu dan Tempat
1 The 2nd International On
Progressive Education
(ICOPE)
Eksistensi Tari Virtual Pada Masa
Pandemi Covid-19
Bandar Lampung
2020
27
2 International Conference
On Music Education
Community ( Intercome)
The Music Of Kuadai Dance and
Symbolic Meaning As a Learning
Medium For Preschoolers
Yogyakarta, 2018
3 International Conference
On Arts and Culture
(ICONART)
The Continuity and Alternation of
Piring Jabung Dance at West
Lampung Regency
Semarang, 2017
The International Seminar
Quovadis of Traditional
Arts XII
The Symbolic Meaning Of Kuadai
Dance Performance In The Society
Of Semende Lampung
Bandung, 2016
E. Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman Penerbit
1 Kesenian Tradisional dalam
Analisis
2018
215
Penerbit : Thafa
Media
Yogyakarta
F. Perolehan HKI dalam 5–10 Tahun Terakhir
No. Judul/Tema HKI Tahun Jenis NomorP/ID
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penugasan sebagai anggota peneliti.
Bandar Lampung, 30 Mei 2021
Amelia Hani Saputri,S.Pd.,M.Pd.
NIP 199503112019032017