laporan pendahuluan tumor serebri
DESCRIPTION
tumorTRANSCRIPT
Laporan Pendahuluan Tumor Serebri
Pada Tn. I di Ruang Cempaka
RSUD Margono Soekarjo
Oleh :
Dini Nursepti Rahmi
G4D014050
Universitas Jenderal soedirman
Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan
Jurusan Keperawatan
2015
I. Latar BelakangOtak merupakan organ penting bagi kehidupan manusia yang terletak di dalam
rongga kranium. Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun kurang lebih
100 triliun neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar),
serebelum (otak kecil), brainstein (batang otak) dan diensefalon. Otak menerima
17% curah jantung dan menggunakan 20% konsumsi oksigen total tubuh manusia
untuk metabolikme aerobnya.
Sebagain bagian yang vital dari organ tubuh manusia, otak dapat mengalami
gangguan yang dapat diakibatkan kareba berbagai penyebab diantaranya tumor.
Klien yang menderita tumor otak akan mengalami gejala dan defisit neurologi yang
tergantung histologi, tipe, lokasi, dan cara pertumbuhan tumor.
Melihat fenomena diatas, tumor otak merupakan penyakit yang menjadi momok
nagi manusia. Orang yang menderita tumor otak sering tidak menyadari bahwa
dirinya terkena tumor otak. Biasanya pasien akan memiliki riwayat nyeri kepala
yang lama, nyeri kepala hebat, kelainan pada syaraf, penglihatan kabur dan
sebagainya. Oleh karena itu penting bagi perawat untuk mempelajari patofisiologi,
manifestasi klinis, dan asuhan keperawatan yang komprehensif pada klien dengan
tumor otak.
II. PengertianTumor serebri/ tumor otak adalah lesi intracranial setempat yang menempati
ruang di dalam tulang tengkorak (Bouhman, 2000). Sedangkan menurut Price
(2006) tumor serebri adalah lesi desak ruang jinak maupun ganas, yang tumbuh
diotak, meningen, dan tengkorak. Kesimpulannya tumor serebri atau tumor otak
adalah adanya lesi pada intracranial yang tumbuh di otak, meningen, dan tengkorak
baik jinak maupun ganas.
III. EtiologiPenyebab terjadinya tumor kepala pada individu diantaranya disebabkan oleh
adanya riwayat trauma kepala, faktor genetik, paparan zat kimia yang bersifat
karsinogenik, virus tertentu, defisiensi imunologi, dan congenital.
IV. PatofisiologiTumor otak menyebabkan gangguan neurologis. Gejala-gejala terjadi berurutan.
Hal ini menekankan pentingnya anamnesis dalam pemeriksaan klien. Gejala-
gejalanya sebaiknya dibicarakan dalam suatu perspektif waktu. Gejala neurologik
pada tumor otak biasanya dianggap disebabkan oleh 2 faktor gangguan fokal,
disebabkan oleh tumor dan tekanan intrakranial. Gangguan fokal terjadi apabila
penekanan pada jaringan otak dan infiltrasi/invasi langsung pada parenkim otak
dengan kerusakan jaringan neuron. Tentu saja disfungsi yang paling besar terjadi
pada tumor yang tumbuh paling cepat. Perubahan suplai darah akibat tekanan yang
ditimbulkan tumor yang tumbuh menyebabkan nekrosis jaringan otak. Gangguan
suplai darah arteri pada umumnya bermanifestasi sebagai kehilangan fungsi secara
akut dan mungkin dapat dikacaukan dengan gangguan cerebrovaskuler primer.
Serangan kejang sebagai manifestasi perubahan kepekaan neuro dihubungkan
dengan kompresi invasi dan perubahan suplai darah ke jaringan otak.
Beberapatumor membentuk kista yang juga menekan parenkim otak sekitarnya
sehingga memperberat gangguan neurologis fokal. Peningkatan tekanan intra kranial
dapat diakibatkan oleh beberapa faktor : bertambahnya massa dalam tengkorak,
terbentuknya oedema sekitar tumor dan perubahan sirkulasi cerebrospinal.
Pertumbuhan tumor menyebabkan bertambahnya massa, karena tumor akan
mengambil ruang yang relatif dari ruang tengkorak yang kaku. Tumor ganas
menimbulkan oedema dalam jaruingan otak. Mekanisme belum seluruhnyanya
dipahami, namun diduga disebabkan selisih osmotik yang menyebabkan perdarahan.
Obstruksi vena dan oedema yang disebabkan kerusakan sawar darah otak, semuanya
menimbulkan kenaikan volume intrakranial. Observasi sirkulasi cairan
serebrospinaldari ventrikel laseral ke ruang sub arakhnoid menimbulkan
hidrocepalus.
Peningkatan tekanan intrakranial akan membahayakan jiwa, bila terjadi secara
cepat akibat salah satu penyebab yang telah dibicarakan sebelumnya. Mekanisme
kompensasi memerlukan waktu berhari-hari/berbulan-bulan untuk menjadi efektif
dan oelh karena itu tidak berguna apabila tekanan intrakranial timbul cepat.
Mekanisme kompensasi ini antara lain bekerja menurunkan volume darahintra
kranial, volume cairan serebrospinal, kandungan cairan intrasel dan mengurangi sel-
sel parenkim. Kenaikan tekanan yang tidak diobati mengakibatkan herniasi ulkus
atau serebulum. Herniasi timbul bila girus medialis lobus temporals bergeser ke
inferior melalui insisura tentorial oleh massa dalam hemisfer otak. Herniasi
menekan men ensefalon menyebabkab hilangnya kesadaran dan menenkan saraf
ketiga. Pada herniasi serebulum, tonsil sebelum bergeser ke bawah melalui foramen
magnum oleh suatu massa posterior. Kompresi medula oblongata dan henti nafas
terjadi dengan cepat. Intrakranialyang cepat adalah bradicardi progresif, hipertensi
sistemik (pelebaran tekanan nadi dan gangguan pernafasan) (Tarwoto, 2007).
V. Pathway
etiologi
hidrochepalus
Perubahan
perfusi jar
serebral
Kerusakan darah otakHipoksia serebral
Penurunan suplai O2 ke
jaringan otak akibat obstruksi
sirkulasi otak
Kompensasi takipneu
Obstruksi sirkulasi
cairan serebrospinal
dari ventrikel lateral
ke sub arachnoid
Timbul manifestasi
yang sesuai
Mengganggu
fungsi otak
masa dalam otak bertambah
Pertumbuhan sel otak abnormal
Penekanan jaringan otak
terhadap sirkulasi darah & O2
Akumulasi CO2
di cerebral
Pola nafas tdk efektif
Perpindahan cairan
intravaskuler ke serebral
Volume intrakranial
tinggi
Kompresi kurang
cepat
TIK tinggi
Statis vena cerebralPerubahan perfusi
jaringan serebral
Nyeri kepala
Gangguan
penglihatan (N III/IV)
Perubahan persepsi visual
Kompresi saraf
optikus
VI. Manifestasi Klinis
Menurut Price (2006) manifestasi klinis yang terjadi adalah :
1. Sakit kepala, sakit kepala merupakan gejala umum yang paling sering
dijumpai pada penderita tumor otak. Rasa sakit dapat digambarkan bersifat
dalam dan terus menerus, tumpul dan kadang-kadang hebat sekali. Nyeri ini
paling hebat pada pagi hari dan lebih menjadi lebih hebat oleh aktivitas yang
biasanya meningkatkan TIK seperti membungkuk, batuk, mengejan pada
waktu BAB.
2. Nausea dan muntah, terjadi sebagai akibat rangsangan pusat muntah pada
medulla oblongata. Muntah paling sering terjadi pada anak-anak
berhubungan dengan peningkatan TIK diserta pergeseran batang otak.
Muntah dapat terjadoi tanpa didahului nausea dan dapat proyektif.
3. Papiledema, disebabkan oleh statis vena yang menimbulkan pembengkakan
papilla nervioptist. Bila terlihat pada pemeriksaan funduskopi akan
mengingatkan pada kenaikan TIK. Seringkali sulit untuk menggunakan
tanda ini sebagai diagnosis tumor otak oleh karena pada beberapa individu
fundus tidak memperlihatkan edema meskipun TIK tidak amat tinggi. Dalam
hubungannya dengan papiledema mungkin terjadi beberapa gangguan
penglihatan. Ini termasuk pembesaran bintik buta dan amaurusis fugun
(perasaan berkurangnya penglihatan).
4. Gejala fokal, tanda-tanda dan gejala-gejala tumor otak antara lainnya juga
terjadi, tetapi ini lebih cenderung mempunyai nilai melokalisasi :
a. Tumor korteks motorik, memanifestasikan diri dengan menyebabkan
gerakan seperti kejang yang terletak pada satu sisi tubuh yang disebut
Kejang Jacksonian.
b. Tumor lobus oksipital menimbulkan gejala visual, hemiaropsia humunimus
kontralateral (hilangnya penglihatan pada setengah lapang pandang, pada sisi
yang berlawanan dari tumor) dan halusinasi penglihatan.
c. Tumor serebelum, menyebabkan pusing, ataksia (kehilangan
keseimbangan) atau gaya berjalan yang sempoyongan dengan
kecenderungan jatuh ke sisi yang lesi, otot-otot tidak terkoordinasi dan
nistagmus (gerakan mata berirama tidak disengaja) biasanya menunjukkan
gerakan horizontal.
d. Tumor lobus frontal sering menyebabkan gangguan kepribadian perubahan
status emosional dan tingkah laku, dan disintegrasi perilaku mental. Pasien
sering menjadi ekstrem yang tidak teratur dan kurang merawat diri dan
menggunakan bahasa cabul.
e. Tumor sudut serebroponsin biasanya diawali pada sarung saraf akustik dan
member rangkaian gejala yang timbul dengan semua karakteriatik gejala
pada tumor otak : Pertama, tinnitus dan kelihatan vertigo, diikuti terjadinya
tuli (saraf cranial-8), berikutnya kesemutan dan rasa gatal pada wajah dan
lidah (saraf cranial-5), selanjutnya, terjadi kelemahan atau paralisis (saraf
cranial-7), akhirnya, karena pembesaran tumor menekan serebelum,
mungkin ada abnormalitas pada fungsi motorik.
f. Tumor ventrikel dan hipotalamus mengakibatkan somnolensia, diabetes
insipidus, obesitas, dan gangguan pengaturan suhu.
Tumor intrakranial dapat menghasilkan gangguan kepribadian, konfusi,
gangguan fungsi bicara dan gangguan gaya berjalan.
VII. Pemeriksaaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan bagi penderita tumor otak adalah
CT-Scan, Biopsi Stereostatik, angiografi serebral, EEG, Vemtriculogram.
Penatalaksanaan bagi klien dengan tumor otak diantaranya pembedahan, terapi
radiasi, imunoterapi, dan pengobatan penyelidikan.
VIII. Fokus pengkajian keperawatan
Pengkajian keperawatan berfokus pada bagaimana pasien berfungsi bergerak
dan berjalan beradaptasi terhadap kelemahan atau paralisisdan untuk melihat dan
kehilangan kemampuan bicara dan adanya kejang (Muttaqqin, 2008).
1. Aktivitas / Istirahat.
Gejala : Inkoordinasi, hilang keseimbangan (berdiri dengan dasar kaki lebar,
jatuh, kesandung, membentuk obyek), kelemahan, kekakuan.
Tanda : Kontrol motorik halus buruk Hiporefleksia atau hiperfleksia Tanda
babinski positif Paralisis.
2. Sirkulasi Gejala : Peningkatan tekanan darah Perubahan frekuensi jantung
(bradikardi, takikardi)
3. Integritas Ego Gejala : Perubahan perilaku, perilaku aneh (bengong, gerakan
otomatis).
Tanda : Peka rangsang, cemas, mudah tersinggung, penurunan nafsu makan,
gagal tumbuh, keletihan, letargi, koma
4. Eliminasi
Gejala : Inkontinensia kandung kemih atau mengalami gangguan fungsi.
5. Makanan / Cairan
Gejala : Dengan atau tanpa mual atau makan, mengalami perubahan/penurunan
nafsu makan Muntah secara progresif, lebih parah dipagi hari muntah (mungkin
proyektif) Muntah hilang dengan bergerak dan mengubah posisi.
6. Neurosensori
Gejala : Defek visual (nistagmus, diplopia, strabismus, episode “graying out”,
pada penglihatan, defek lapang pandang). Tanda : menengadahkan kepala,
pembesaran cranial papiledema.
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Sakit kepala kambuhan dan progresif, pada area frontal atau oksipital,
biasanya tumpul dan berdenyut memburuk saat bangun berkurang disiang hari,
makin berat saat menunduhkan kepala / mengejan (defekasi, batuk, bersin)
Tanda : Menangis, memutar kepala
8. Pernapasan Tanda : Perubahan pola napas, penurunan pernapasan
9. Keamanan Gejala : Edema karena kejang Tanda : Gangguan penglihatan
Kejang, hipotermi, hipertermi.
Daftar Pustaka
Baughman, Diace C., . Hackley , Joann C. 2000. Buku Saku Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC
Price, Sylvia A., Wilson, Lorrane M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Vol 2. Jakarta: EGC
Tarwoto, Watonah.,Suryati, Eros. 2007. Keperawatan Medikal Bedah Gangguan Sistem
Persarafan. Jakarta: CV Sagung Seto
Muttaqin, Ariff. 2008. Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem Persarafan
Jakarta: Salemba Medika.