laporan pendahuluan pada pasien

15
LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN HERNIA SCROTALIS REPONIBLE I.Defenisi Hernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut. a) Hernia scrotalis merupakan hernia inquinalis lateralis yang mencapai scrotum (penjelasannya sama seperti hernia inquinalis hanya lokasinya saja yang berbeda), kadang-kadang ukurannya dapat sangat besar b) Hernia skrotaliis reponibel adalah suatu keadaan di mana isi hernia dapat keluar masuk dan Isi hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus. 1. Klasifikas a) Menurut lokalisasi 1) Hernia Inguinalis Indirek: batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti saluran sperma masuk ke dalam kanalis inguinalis. Direk: batang usus melewati dinding inguinalis bagian posterior. 2) Hernia Diafragma Hernia yang melalui diafragma. 3) Hernia Umbilikal Batang usus melewati cincin umbilical. 4) Hernia Femoralis. Batang usus melewati femoral ke bawah ke dalam kanalis femoralis. 5) Hernia Scrotalis

Upload: ibliz-dunia-maya

Post on 14-Aug-2015

104 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

sdfghj

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN

HERNIA SCROTALIS REPONIBLE

I. DefenisiHernia adalah penonjolan sebuah organ, jaringan atau struktur

melewati dinding rongga yang secara normal memang berisi bagian-bagian tersebut.a) Hernia scrotalis merupakan hernia inquinalis lateralis yang mencapai

scrotum (penjelasannya sama seperti hernia inquinalis hanya lokasinya saja yang berbeda), kadang-kadang ukurannya dapat sangat besar

b) Hernia skrotaliis reponibel adalah suatu keadaan di mana isi hernia dapat keluar masuk dan Isi hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.

1. Klasifikasa) Menurut lokalisasi

1) Hernia Inguinalis Indirek: batang usus melewati cincin abdomen dan mengikuti

saluran sperma masuk ke dalam kanalis inguinalis. Direk: batang usus melewati dinding inguinalis bagian

posterior. 2) Hernia Diafragma

Hernia yang melalui diafragma. 3) Hernia Umbilikal

Batang usus melewati cincin umbilical.4) Hernia Femoralis.

Batang usus melewati femoral ke bawah ke dalam kanalis femoralis.

5) Hernia Scrotalis Batang usus yang masuk ke dalam kantong skrotum.

b) Hernia insisi menurut sifatnya 1) Hernia Reponibel

Isi hernia dapat keluar masuk, usus keluar jika mengedan, dan masuk jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri/gejala.

2) Hernia Ireponibel Kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga, ini disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritonial.

3) Hernia Inkaserada/Hernia Stragulata

Page 2: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

Isi hernia terjepit oleh cincin hernia/terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut.

2. Etiologi a) Kongenital/cacat bawaan

Sejak kecil sudah ada, prosesnya terjadi intrauteri, berupa kegagalan perkembangan.

b) Herediter (kelainan dalam keturunan) c) Umur (hernia dijumpai pada semua umur) d) Jenis kelamin

Lebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita e) Didapat, seperti mengedan terlalu kuat, mengangkat barang-barang

yang berat. 3. Tanda dan Gejala

a) Berupa benjolan keluar masuk/keras b) Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan c) Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah ada

komplikasi d) Terdapat keluhan kencing berupa disuria pada hernia femoralis yang

berisi kandung kencing.

Page 3: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

4. Patofisiologi

Page 4: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

5. Komplikasi a) Terjadi perlengketan dengan isi hernia dan dinding kantong hernia,

sehingga isi hernia tidak dapat dimasukkan kembalib) Obstruksi ususc) Gangguan perfusi jaringand) Perforasie) Nekrosis isi hernia dan kantong hernia akan berisi transudat berupa

cairan serosanguinusf) Nyeri hebat ditempat hernia

6. Penatalaksanaan a) Medis

1) Pemeriksaan Diagnostik Rontgen foto Pada abdomen akan menunjukkan kuantitas cairan atau gas Pemeriksaan darah lengkap: Hb yang rendah dapat mengarah

pada anemia/kehilangan darah dan keseimbangan oksigenasi jaringan dan pengurangan Hb yang tersedia dengan anestesi inhalasi,peningkatan Ht mengidetifikasikan dehidrasi.Penurunan Ht mengarah pada kelebihan cairan.

Waktu koagulasi mempengaruhi hemostatis intraoperasi/pascaoperasi

EKG:penemuan akan sesuatu yang sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioitas perhatian untuk memberikan anestesi.

2) FarmakologiTerapi obat analgetik

3) Pembedahan Herniatomi

Dilakukan pembebasan kantong hernia sampai lehernya

kantong dibuka dan isi hernia dibebaskan jika ada

perlekatan,kemudian diare posisi kantong hernia dijahit,ikat

setinggi mungkin lalu dipotong.

Henia plastic

Dilakukan tindakan memperkecil anulis inguinalis interus dan

memperkuat dinding belakang kanalis linguinalis

b) Keperawatan 1) Preoperatif hernia yang terserat sering kali dapat dilakukan dengan

membaringkanpasien dengan kaki diangkat atau berbaring didalam

Page 5: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

bak air hangat dan mendorongnaik maju hernia dengan arah rongga abdomen kembali.

2) Post operatif Kompres Es bila timbul nyeri akibat post operatif seperti

peradangan edema dan perdarahan

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

a) Pengumpulan data

b) Keluhan utama

c) Riwayat penyakit sekarang

d) Riwayat penyakit dahulu

e) Riwayat sebelum sakit

f) Obat-obat yang di konsumsi

g) Kebiasaan berobat

h) Alergi

i) Riwayat kesehatan keluarga

j) Genogram

k) Riwayat kesehatan lingkungan

l) Pemeriksaan fisik

m) Body system (pernapasan, kardivaskuler, persyarafan, perkemihan,

pencernaan, tulang-otot-integumen)

n) System endokrin

o) System reproduksi

p) Pola aktivitas

q) Psikososial (social atau interraksi, spiritual)

r) Pemeriksaan penunjang

s) Terapi

Page 6: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

2. Diagnosa, Tujuan, Kriteria Hasil, Intervensi dan Rasional

a) Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan diskontuinitas

jaringan akibat tindakan operasi.

Tujuan : Nyeri hilang atau berkurang

Kriteria Hasil :

1) klien mengungkapkan rasa nyeri berkurang

2) tanda-tanda vital normal

Intervensi :

Pantau tanda-tanda vital, intensitas/skala nyeri

Rasional : Mengenal dan memudahkan dalam melakukan tindakan

keperawatan.

Anjurkan klien istirahat ditempat tidur

Rasional : istirahat untuk mengurangi intesitas nyeri

Atur posisi pasien senyaman mungkin

Rasional : posisi yang tepat mengurangi penekanan dan mencegah

ketegangan otot serta mengurangi nyeri.

Ajarkan teknik relaksasi dan napas dalam

Rasional : relaksasi mengurangi ketegangan dan membuat perasaan

lebih nyaman

Kolaborasi untuk pemberian analgetik.

Rasional : analgetik berguna untuk mengurangi nyeri sehingga

pasien menjadi lebih nyaman.

b) Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan luka insisi bedah/operasi.

Tujuan : tidak ada infeksi

Kriteria hasil :

1) luka bersih tidak lembab dan kotor.

2) Tanda-tanda vital normal

Page 7: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

Intervensi :

Pantau tanda-tanda vital.

Rasional : Jika ada peningkatan tanda-tanda vital

besarkemungkinan adanya gejala infeksi karena tubuhberusaha

intuk melawan mikroorganisme asing yangmasuk maka terjadi

peningkatan tanda vital.

Lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik.

Rasional : perawatan luka dengan teknik aseptic mencegah risiko

infeksi.

Lakukan perawatan terhadap prosedur inpasif seperti infus,

kateter, drainase luka, dll.

Rasional : untuk mengurangi risiko infeksi nosokomial.

Jika ditemukan tanda infeksi kolaborasi untuk pemeriksaan darah

seperti Hb dan leukosit.

Rasional : penurunan Hb dan peningkatan jumlahleukosit dari

normal membuktikan adanya tanda-tandainfeksi.

Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.

Rasional : Antibiotik mencegah perkembangan mikroorganisme

pathogen

c) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan insisi bedah.

Tujuan: klien mencapai pemulihan luka tepat waktu tanpa komplikasi

Kriteria hasil :

TTV dalam batas normal

Klien tidak demam

Tidak terjadi infeski

Luka tidak mengeluarkan drainase atau inflamasi

Intervensi :

Pantau tanda-tanda vital dengan sering, perhatikan demam,

takipnea, takikardia dan gemetar.

Rasional: Mungkin indikatif dari pembentukan hematoma

Page 8: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

Periksa luka dengan sering terhadap bengkak insisi berlebihan,

inflamasi dan drainase.

Rasional: Terjadinya infeksi menunjang perlambatan pemulihan

luka.

Bebas insisi selama batuk dan latihan nafas.

Rasional: Meminimalkan stress/tegangan pada tepi luka yang

sembuh.

Gunakan plester kertas/bebat montgonery untuk balutan sesuai

indikasi.

Rasional: Penggantian balutan sering dapat mengakibatkan

kerusakan pada kulit karena perlekatan yang kuat.

d) Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) mengenai kondisi, prognosis dan

kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kurang informasi.

Tujuan : memenuhi kebutuhan belajar klien

Kriteria hasil :

Klien dan keluarga mengungkapkan pemahaman tentang proses

penyakit dan pengobatan.

Intervensi :

Tentukan persepsi klien tentang proses penyakit.

Rasional: Membuat pengetahuan dasar dan memberikan kesadaran

kebutuhan belajar.

Kaji ulang proses penyakit, penyebab/efek hubungan faktor yang

menimbulkan gejala dan mengidentifikasi cara menurunkan faktor

pendukung.

Rasional: Pengetahuan dasar yang akurat memberikan kesempatan

pasien untuk membuat keputusan informasi/pilihan tentang masa

depan dan kontrol penyakit kronis. Meskipun kebanyakan pasien

tahu tentang proses penyakitnya sendiri, mereka dapat mengalami

informasi yang telah tertinggal atau salah konsep.

Page 9: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

Identifikasi tanda-tanda, gejala yang memerlukan evaluasi medis

(misalnya demam menetap, bengkak, eritema, terbukanya tepi

luka, dan perubahan karakteristik drainase).

Rasional: Pengenalan dini dari komplikasi dan intervensi segera

dapat mencegah progresi situasi serius, mengancam hidup.

Demonstrasikan perawatan luka/mengganti balutan yang tepat.

Rasional: Meningkatkan penyembuhan, menurunkan resiko

infeksi, memberikan kesempatan untuk mengobservasi pemulihan

luka.

Anjurkan peningkatan aktivitas bertahap sesuai toleransi dan

keseimbangan dengan periode istirahat yang adekuat.

Rasional: Meningkatkan penyembuhan.

3. Implementasi

Pelaksanaan tindakan keperawatan adalah inisiatif dari rencana

tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik (Nursalam, 2001).

Pelaksanaan asuhan keperawatan dengan hernioraphy tentunya merujuk

pada rencana keperawatan yang telah dirumuskan.

Dalam tahap pelaksanaan ini, perawat berperan sebagai pelaksana

keperawatan, memberi dorongan, pendidik, advokasi, konselor dan

penghimpunan data.

4. Evaluasi

Tindakan intelektual untuk melengkap proses keperawatan yang

menandakan seberapa jauh diagnosa keperawatan, rencana tindakan dan

pelaksanaannya sudah berhasil dicapai. Evaluasi terdiri dari 2 jenis, yaitu

evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

Page 10: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

1) Evaluasi formatif (evaluasi proses, evaluasi jangka pendek,

atau evaluasi berjalan) dimana evaluasi dilakukan secepatnya

setelah tindakan keperawatan dilakukan sampai tujuan tercapai.

2) Evaluasi sumatif (evaluasi hasil, evaluasi akhir dan evaluasi

jangka panjang), evaluasi ini dilakukan diakhir tindakan

keperawatan paripurna dilakukan dan menjadi metode dalam

memonitor kualitas dan efisiensi tindakan yang diberikan.

Bentuk evaluasi ini lazimnya menggunakan format “SOAP”

Page 11: Laporan Pendahuluan Pada Pasien

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,J,L (1999). ”Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan “ Edisi 2

D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne (1991), ” Medical Surgical Nursing “ , A Nursing

Process Approach, W. B. Saunders Company, Philadelphia

Doenges M.E. (1989) Nursing Care Plan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd

ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.

Engrand, Barbara (1999), Keperawatan Medikal Bedah, volume 4, Jakarta, EGC

Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995), “Panduan Tindakan Keperawatan Klinik

Praktis”, alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih, EGC, Jakarta