laporan observasi pdam tirta makmur sukoharjo
DESCRIPTION
OkTRANSCRIPT
Laporan Observasi PDAM Tirta Makmur Sukoharjo
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangBUMN merupakan salah satu wujud nyata dari investasi negara dalam dunia usaha. Dengan tujuan umumnnya adalah untuk mendorong dan mengembangkan perekonomian nasional, dan tujuan khusus BUMN adalah:
1. Menunjang Perkembangan ekonomi.2. Mencapai pemerataan secara horizontal dan vertikal melalui perintisan usaha
dan pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah dan koperasi.3. Menjaga stabilitas dengan menyediakan persediaan barang yang cukup
terutama menyangkut hajat hidup orang banyak. 4. Mencapai efisiensi teknik agar dapat menjual dengan harga yang
terjangkau tanpa mengurangi mutu dan kemampuan memupuk dana dari keuntungan.
5. Menunjang terselenggaranya rencana pembangunan.
BUMD dalam konteksnya sama dengan BUMN hanya saja beda dalam kepemilikannya, BUMN milik negara sedangkan BUMD milik daerah. Salah satu BUMD yang mengemban amanat di daerah adalah PDAM. PDAM berfungsi untuk melayani kebutuhan hidup orang banyak dengan menyediakan layanan air bersih dan sekaligus menggali dana masyarakat melalui perolehan keuntungan dari usahanya yang digunakan kembali untuk membangun sarana dan prasarana yang diperlukan oleh masyarakat. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) berbeda dengan perusahaa swasta murni yang selalu berorientasi pada keuntungan (profit oriented) Salah satu tujuan PDAM adalah turut serta dalam melaksanakan pembangunan daerahkhususnya, dan pembangunan ekonomi nasio nal pada umumnya, dengan cara menyediakan air yang bersih, sehat, dan memnuhi persyaratan kesehatan bagi masyarakat di suatu daerah, yang sekaligus juga merupakan wujud pelayanan dari pemerintah terhadap masyarakat.
Apabila merujuk pada Keputusan Menteri Dalam Neger i No : 690-069 tahun 1992, tentang Pola Petunjuk Teknis Pengelolaan PDAM, di sana ditegaskan bahwa PDAM mempunyai tugas pokok pelayanan umum kepada masyarakat, di mana dalam menjalankan fungsinya PDAM diharapkan mampu membiayai dirinya send iri (self financing) dan harus berusaha mengembangkan tingkat pelayanannya, di samping itu PDAM juga diharapkan mampu member ikan sumbangan pembangunan kepada Pemda. Selanjutnya dalam keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999, tentang Pedoman Penilaian Kinerja PDAM dinyatakan bahwa tujuan pendirian PDAM adalah untuk memenuhi pelayanan dan kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat serta sebagai salah satu sumber PAD. Untuk mencapai tujuan di atas, maka penyelenggaraan, pengelolaan dan pembinaan terhadap PDAM harus berdasarkan kepada prinsip-prinsip dan azas ekonomi per usahaan yang sehat
Berdasarkan ketentuan ketentuan yang mengatur tentang keberadaan PDAM tersebut sangat jelas bahwa dalam menjalankan fungsinya sebagai penyedia air bersih dan dalam upaya peningkatan pelayanan publik, PDAM tidak terlepas dari aspek ekonomi yaitu memperoleh keuntungan yang memadai. Adanya kepentingan pelayanan publik menyebabkan PDAM tidak akan mampu menjalankan fungsinya secara optimal, sehingga keadaan ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Untuk mewujudkan kedua tujuan dimaksud pengelolaanPDAM masih dihadapkan pada inefisiensi bahkan cenderung mengedepankan fungsi pelayanan (public service oriented), sehingga dampaknya akan membebani Keuangan Pemerintah daerah.
Mengingat keberadaan PDAM dibiayai oleh pemerintah daerah yang bersumber dari uang masyarakat (public fund) maka dalam pengelolaanya harus memperhatikan aspek transparansi dan akuntabilitas, baik dalam aspek pengelolaan keuangan, aspek operasional dan aspek administrasinya, karena ketiga aspek dimaksud sangat menetukan kinerja pengelolaan per usahaan termasuk di dalamnya adalah Perusahaan Daer ah Air Minum ( PDAM).
B. Rumusan masalah
1`. Bagaimana Laporan Keuangan dari PDAM Tirta Makmur kabupaten Sukoharjo ?
C. Tujuan penulisan
1. Mengetahui Laporan Keuangan PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo.
D. Manfaat penulisan
1. Manfaat Teoritis, Menambah Pengetahuan tentang salah satu contoh BUMD secara lebih mendalam dan mendetail.
2. Manfaat secara praktis dari hasil penulisan laporan ini, diharapkan memberikan informasi yang cukup bagi para pembaca dan stakeholder terkait penyajian laporan keuangan yang akuntabilitas dan transparan.
BAB II
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu
Tempat di Kantor PDAM Tirta makmur Kabupaten Sukoharjo, Jl. Abu Tholib Sastrotenoyo 371 Sukoharjo pada tanggal 22 Oktober 2012.
B. Teknik pengumpulan data
Dalam proses penyusunan observasi ini, penulis menggunakan 3 teknik pengumpulan data guna mendeskripsikan analisa kasus yang dibahas, yaitu:
1. Studi Pustaka
Yaitu teknik pengumpulan data dengan menganalisa hasil penelitian yang berhubungan dengan PDAM Sukoharjo dan berita terkini mengenai perkembangan PDAM Sukoharjo pada media massa dalam internet sebagai pendukung informasi yang berhubungan dengan kegiatan observasi ini.
2. Observasi
Yaitu pengamatan terhadap setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran. Pengamatan ini dilakukan dengan indra penglihatan yang berarti tidak mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Obervasi dilakukan dengan mengunjungi langsung tempat sehingga data yang diperoleh adalah data yang autentik, metode ini diharapkan dapat menunjukan keobjektifan data yang sebenarnya tanpa ada manipulasi.
3. Wawancara
Pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan langsung kepada nara sumber, dari jawaban yang diberikan narasumber kemudian dicatat atau direkam, pihak yang diwawancarai adalah pihak dari bagian keuangan, bagian SDM dan bagian pelayanan dari PDAM Sukoharjo yaitu Bapak Budi Santoso, Ibu Tri Rahayu K.
BAB 3PEMBAHASAN
A. Analisis laporan keuangan
Berdasarkan data laporan keuangan dari Kasubag PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo, beberapa informasi yang kami dapatkan bahwa penyusunan laporan dilakukan setiap bulan yang berupa laporan perubahan ekuitas, laporan laba/rugi perusahaan, neraca, laporan arus kas, dan laporan persediaan. Laporan keuangan terdiri dari laporan keuangan pusat dan laporan keuangan konsolidasi. PDAM Tirta Makmur mengolah data dari laporan-laporan dari Cabang pembantu PDAM Tirta Makmur di Sukoharjo Kota, Kartasura, dan Bendosari. Pertanggungjawaban laporan keuangan PDAM Tirta Makmur kepada Kepala Daerah Kabupaten Sukoharjo. Laporan Keuangan yang telah selesai diaudit pada tahun 2011 berbeda pada tahun sebelumnya, hal ini sesuai dengan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2011 bahwa yang melakukan audit untuk Laporan keuangan adalah BPK dan Akuntan Publik yang terkait dengan Perusahaan Milik Daerah. Untuk Laporan Keuangan tahun buku 2011 diaudit oleh Akuntan Publik dan Kinerja diaudit oleh BPKP Perwakilan Provinsi Jawa Tengah. Audit oleh BPKP (Badan Pengawas Keuangan Pemerintah) dilakukan paling tidak setahun sekali untuk mengetahui kinerja dari suatu Badan Usaha Milik Daerah.
Selanjutnya dalam keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 690.900-327 tahun 1994, tentang Pedoman Penilaian Kinerja Keuangan PDAM dinyatakan bahwa tujuan pendirian PDAM adalah untuk memenuhi pelayanan dan kebutuhan akan air bersih bagi masyarakat, serta sebagai salah satu sumber PAD. Berdasarkan hasil audit BPKP Provinsi Jawa Tengah memberikan opini mengenai penilaian kinerja PDAM Tirta Makmur adalah WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) untuk tahun buku 2011. Mengenai transparansi laporan keuangan, PDAM Tirta Makmur
Dasar akuntansi yang digunakan dalam pelaporan keuangan PDAM Tirta Makmur adalah dasar akrual untuk perhitungan hasil usaha (laporan laba rugi) periodik dan penentuan posisi keuangan (neraca). Seluruh pendapatan usaha maupun di luar usaha diakui pada saat timbulnya transaksi dan/ atau pada masa prestasi dinikmati, yaitu:
1. Pendapatan penjualan air diakui, dicatat dan dilaporkan setiap bulan berdasarkan rekening tagihan air yang diterbitkan pada bulan yang bersangkutan, walaupun penerimaan uangnya baru terjadi kemudian, atau pada saat penerimaan uang untuk transaksi penjualan tunai.
2. Pendapatan sambungan baru dan pendapatan non air lainnya diakui dan dicatat seluruhnya sebagai pendapatan tahun berjalan.
3. Pendapatan denda atas keterlambatan pembayaran oleh pelanggan dicatat pada saat denda tersebut diterima.
4. Penerimaan dana meter dari pelanggan yang dimaksudkan untuk pemeliharaan meter air tidak diakui sebagai pendapatan akan tetapi diakui sebagai kewajiban dalam perkiraan Cadangan Dana Meter.
Pendapatan operasi air PDAM Tirta Makmur pada tahun buku 2011 sebesar Rp. 69.874.500,00 dan pendapatan operasi non air sebesar Rp. 100.000,00.
Biaya dalam laporan perincian biaya terdiri dari biaya langsung yang mencakup biaya sumber, biaya pengolahan, dan biaya transmisi/distribusi. Biaya umum dan administrasi kantor yang meliputi biaya pegawai, biaya kantor, biaya hubungan langganan, biaya keuangan, biaya pemeliharaan, dan biaya lain-lain serta biaya penyusutan dan amortisasi instalasi. Alokasi biaya yang paling besar terletak pada pos pengeluaran untuk biaya
umum dan administrasi PDAM Tirta Makmur sebesar Rp. 2.347.969.522,04 sedangakan untuk biaya langsung sebesar Rp. 2.126.223.632,70.
Penilaian piutang digunakan untuk menentukan besarnya penyisihan pada tiap akhir tahun pengelompokkan piutang menurut umurnya. Besarnya penyisihan pada akhir tahun ditentukan dengan persentasi. Penggunaan persentase ini dikecualikan untuk seluruh instansi pemerintah. PDAM Tirta Makmur pada tahun 2011 membukukan piutang langganan air sebesar Rp. 1.164.359.700,00 dan penyisihan piutang langganan sebesar Rp. 200.039.160,00.
Pencatatan dan penilaian persediaan dikelompokkan dalam 2 jenis,
1. Metode perpetual (perpetual inventory method)
Digunakan untuk menghitung persediaan bahan instalasi.
2. Metode fisik (physical inventory method)
Digunakan untuk menghitung persediaan bahan operasi yang meliputi persediaan bahan kimia dan bahan operasi lainnya.
Barang atau bahan yang dibeli untuk keperluan investasi termasuk pemeliharaan instalasi dikelompokkan dalam perkiraan bahan instalasi dan digolongkan dalam aktiva lain-lain.
Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemkab Sukoharjo pada tahun 2011, laporan keuangannya ditutup dengan jumlah aktiva dan pasiva masing-masing sebesar Rp 32.583.193.570,53. Modal PDAM Tirta Makmur berasal dari modal pemerintah pusat sebesar Rp. 11.425.264.412.69, modal pemerintah daerah Rp. 24.326.166.646.42, dan sisanya berasal dari modal hibah. Persentase kewajiban kurang lebih sebesar 7% dari keseluruhan pasiva. Selain itu laba sebelum pajak yang dibukukan sebesar Rp 431.697.078,48.
BAB 4
A. Kesimpulan
Laporan Keuangan yang dibuat PDAM Tirta Makmur Kabupaten Sukoharjo disusun setiap bulan yang berupa laporan perubahan ekuitas, laporan laba/rugi perusahaan, neraca, laporan arus kas, dan laporan persediaan. Laporan keuangan terdiri dari laporan keuangan pusat dan laporan keuangan konsolidasi.
Pembuatan Laporan keuangan ini mengacu pada “Pedoman Akuntansi PDAM, Deputi Bidang Sumber Pembiayaan dan Investasi Kantor Menteri Negara Otonomi Daerah Tahun 2000” dan laporan keuangan yang dibuat oleh PDAM Tirta makmur Kabupaten Sukoharjo sudah menggunakan basis akrual hal ini terbukti dengan laporan yang telah dibuatnya.
B. Saran
Usaha yang perlu dilakukan pihak PDAM Sukoharjo dalam memaksimalkan pelayanan baik untuk pelanggan secara khusus maupun calon pelanggan yaitu:
1. Menyesuaikan tarif air PDAM sesuai golongan. Pengelompokkan pelanggan harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan realita di lapangan
2. Memberikan tarif sambungan baru sesuai kemampuan calon pelanggan3. Menerapkan sistem kredit pembayaran sambungan baru bagi calon
pelanggan yang tidak mampu4. Membuat forum sosialisasi/sistem marketing yang bisa
memberitahu masyarakat bahwa air PDAM Sukoharjo sudah memenuhi standar kualitas, kuantitas,dan kontinuitas.