bisnis plan pdam tirta sukapura tasikmalaya

41
BAB I GAMBARAN UMUM 1.1 Umum Profil daerah dalam penyusunan Bisnis Plan Air Bersih PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya ini tidak dibatasi oleh batas administrasi, tetapi mencakup semua wilayah pelayanan sistem penyediaan air bersih PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya yaitu mencakup Kabupaten Tasikmalaya dan Kota Tasikmalaya. Berikut data administrasi Tasikmalaya, secara umum memiliki luas lahan ± 271.242,71 Ha. Terdiri dari 39 Kecamatan dan 351 Desa. Kebijakan otonomi darah menuntut Pemerintah Daerah untuk dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mengembangkan kemampuan daerah secara lebih mandiri. Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk lebih mengoptimalkan pengelolaan dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di wilayahnya. Ketersediaan Air Bersih merupakan kebutuhan dasar, perkembangan pembangunan dan pertambahan penduduk menimbulkan permasalahan baru terhadap kondisi sarana dan prasarana Sistem Penyediaan Air Bersih. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air

Upload: roi8890

Post on 13-Jun-2015

2.179 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

PDAM Tasik

TRANSCRIPT

Page 1: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

BAB I

GAMBARAN UMUM

1.1 Umum

Profil daerah dalam penyusunan Bisnis Plan Air Bersih PDAM Tirta

Sukapura Tasikmalaya ini tidak dibatasi oleh batas administrasi, tetapi

mencakup semua wilayah pelayanan sistem penyediaan air bersih PDAM Tirta

Sukapura Tasikmalaya yaitu mencakup Kabupaten Tasikmalaya dan Kota

Tasikmalaya. Berikut data administrasi Tasikmalaya, secara umum memiliki

luas lahan ± 271.242,71 Ha. Terdiri dari 39 Kecamatan dan 351 Desa.

Kebijakan otonomi darah menuntut Pemerintah Daerah untuk dapat

meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan mengembangkan

kemampuan daerah secara lebih mandiri.

Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk lebih

mengoptimalkan pengelolaan dan memanfaatkan sumberdaya yang ada di

wilayahnya. Ketersediaan Air Bersih merupakan kebutuhan dasar,

perkembangan pembangunan dan pertambahan penduduk menimbulkan

permasalahan baru terhadap kondisi sarana dan prasarana Sistem Penyediaan

Air Bersih.

Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan

Sistem Penyediaan Air Minum, Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang

Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum dan Komitmen Millenium

Development Goals (MDGs) tahun 2015 sebagai dasar pencapaian target

pelayanan air bersih yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas, yang perlu

disikapi dan direspon oleh Pemerintah Pusat dan Daerah. PDAM Tirta

Sukapura Tasikmalaya mempunyai tanggung jawab untuk dapat memenuhi

kebutuhan air bersih bagi masyarakat Kota dan Kabupaten Tasikmalaya

dengan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas yang memenuhi syarat.

Page 2: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

1.2 Latar Belakang PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya

1.2.1 Sejarah

Sistem penyediaan air bersih Kabupaten dan Kota Tasikmalaya

sebenarnya sudah ada sejak tahun 1925, sejak jaman Belanda. Air bersih yang

didistribusikan berasal dari sumber mata air Cibunigeulis yang terletak di Desa

Cibunigeulis Kecamatan Indihiang. Debit produksi saat itu sebesar ± 20

liter/detik dan ditampung dulu di reservoar air 400 M3 sebelum didistribusikan

kepada 1500 pelanggan di Kota tasik. Dengan jumlah pelanggan hanya 1500

pelanggan, maka debit produksi berlebih dan dimanfaatkan untuk tempat wisata

kolam renang Gunungsinga.

Pengelolaan pelayanan air bersih tersebut dilakukan oleh pihak Belanda

dan setelah Indonesia merdeka, pengelolan dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan

Umum Kabupaten Tasikmalaya.

1.2.2 Legalitas

Perusahaan daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sukapura Tasikmalaya

didirikan pada tanggal 11 Juni 1975 dan ditetapkan berdasarkan Perda No. 7

tahun 1975 yang disahkan oleh Gubernur Jawa Barat dengan SK No.

210.33/HK/-011/SK/76 tanggal 14 Januari 1976 dan diundangkan dalam

Lembaran Daerah No. 3 Tahun 1977 seri C.

Sesuai dengan bentuk hukumnya PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya

sudah merupakan suatu lembaga otonomi dan merupakan Badan Usaha Milik

Daerah (BUMD). Dengan demikian seluruh pengelolaan kegiatan perusahaan

sepenuhnya menjadi tanggung jawab perusahaan. Hubungan dengan

Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya sebagai pemilik perusahaan

diformulasikan dalam bentuk penetapan Pemkab sebagai Badan Pengawas.

Page 3: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Pada tanggal 15 Agustus 2003 berdasarkan SK Bupati No. 539/Kep.234-

EK/PDAM/2002 PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya ditetapkan namanya

sebagai “PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya”.

PDAM sebagai perusahaan milik pemerintah daerah memiliki tugas

utama dalam pengelolaan dan penyediaan air minum, berikut adalah fungsi dari

PDAM :

Perencanaan dan pengelolaan penyediaan air dengan kualitas air

minum.

Pengoperasian dan pemeliharaan sistem penyediaan air minum.

Pengendalian terhadap pelaksanaan program pengembangan pelayanan

sistem penyediaan air minum.

Berdasarkan tugas-tugas dan tanggung jawab PDAM tersebut di atas,

maka secara garis besar tujuan PDAM adalah :

Membangun dan meningkatkan pelayanan penyediaan air minum secara

seimbang dan merata, berlandaskan kegiatan yang sedang berlangsung dan

mendukung perkembangan ekonomi daerah.

Dalam mencapai tujuannya, PDAM dapat melakukan kerjasama dengan

pihak-pihak lain, setelah memperoleh persetujuan.

1.3 Visi Dan Misi

Visi PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya memiliki Visi, yaitu :

Menjadikan PDAM Tasikmalaya sebagai penyedia Air Bersih yang terbaik

melalui pengelolaan dan pelayanan yang profesional.

Sedangkan Misinya adalah, sebagai berikut :

1. Memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat

2. Meningkatkan pelayanan penyediaan air bersih bagi masyarakat

3. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia

4. Menyediakan salah satu sarana penunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD).

Page 4: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

1.4 Potensi Permasalahan

Dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kinerja serta

mengembangkan sistem pelayanan PDAM perlu dilakukan beberapa

terobosan. Dalam menentukan terobosan-terobosan tersebut perlu diketahui

permasalahan apa saja yang timbul saat ini yang dapat menghambat kinerja

dan performa PDAM. Berikut ini potensi permasalahan yang ada di PDAM Tirta

Sukapura Tasikmalaya, diantaranya :

1. Kehilangan/kebocoran air

2. Kapasitas Produksi

3. Cakupan Pelayanan

4. Sarana dan Prasarana

Semua potensi di atas berkaitan dengan pembangunan komponen air

bersih yang dalam hal ini memerlukan investasi.

Page 5: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Gambar 1.1 Kerangka kebijakan SPAM Nasional Dan Sasaran yang akan dicapai

Page 6: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

1.5 Program Stimulan 10. 000 Pelanggan

1.6 Maksud Dan Tujuan Program Stimulan 10.000 Pelanggan

Page 7: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

BAB II

KONDISI EKSISTING PDAM TIRTA SUKAPURA TASIKMALAYA

2.1 Gambaran Umum

Air merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan, untuk itu

dalam melangsungkan kehidupannya manusia memerlukan air yang baik,

dalam arti layak untuk digunakan, yaitu air bersih yang memenuhi syarat

kesehatan. Selain kualitas dan kuantitas, air bersih pun diperlukan masyarakat

untuk melaksanakan aktivitasnya sehari-hari baik itu untuk air minum, mandi,

cuci dan lain-lain. Air bersih tidak hanya diperlukan oleh masyarakat (keperluan

domestik), tetapi tempat-tempat Komersil maupun Industri sangat perlu akan air

bersih (keperluan non domestik).

Perancangan sistem air bersih membutuhkan data yang cukup mengenai

volume dan debit air yang dialirkan serta hubungannya dengan jumlah

penduduk dan periode perancangan. Fungsi dasar dari suatu perancangan

adalah memproyeksikan jumlah penduduk dengan menginterpretasikan

perkembangan sosial dan ekonomi di daerah perancangan serta

memperkirakan kebutuhan air dimasa yang akan datang.

2.2 Cakupan Pelayanan

Pelayanan air bersih yang dikelola oleh PDAM Tirta Sukapura

Tasikmalaya meliputi Kota dan Kabupaten Tasikmalaya dengan jenis

pelayanan kepada pelanggan dilakukan melalui sambungan rumah dan hidran

umum.

Page 8: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

A. Sistem regional

Sistem pelayanan pada sistem regional terdiri dari 6 cabang dan unit IKK

yaitu : cabang Tasikmalaya, Cabang Cibeureum, Cabang Singaparna, Unit IKK

Leuwisari, Unit IKK Kawalu, dan unit IKK Manonjaya.

B. Sistem Unit IKK

Sistem pelayanan pada daerah studi untuk sistem unit IKK terdiri dari

unit IKK Salawu, Cabang Indihiang, Unit IKK Karangninggal, Unit IKK

Bantarkalong, Unit IKK Cineam, Unit IKK Rajapolah, Unit IKK Cibalong, Unit

IKK Pagerageung, dan Unit IKK Ciawi.

Jumlah sambungan pelanggan saat ni sebesar 30.916 sambungan,

dimana jumlah sambungan rumah (SR) sebanyak 30.753 unit SR dan Hidran

Umum (HU) sebanyak 163 unit HU. Sambungan rumah aktif (SR aktif) saat ini

sebanyak 39.206 unit SL.

Jumlah penduduk yang terlayani dengan sistem tersebut di atas ±

230.381 jiwa dari jumlah penduduk daerah pelayanan sebesar ± 524.738 jiwa.

Sehingga cakupan pelayanan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya saat ini

mencapai sebesar ± 44 % dimana cakupan pelayanan Kota Tasik sebesar ±

47.36 % dan Kabupaten Tasikmalaya sebesar ± 38 %.

Jika dilihat dari jumlah penduduk Kota dan Kabupaten secara

keseluruhan sesuai dengan data BPS 2006, maka cakupan pelayanan air

bersih PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya baru mencapai ± 10 %. Selain

dengan menggunakan SR dan HU PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya juga

menggunakan tanki air untuk melayani pelanggan sesuai dengan permintaan.

Untuk masyarakat daerah pelayanan yang belum tersentuh pelayanan

air bersi PDAM, umumnya menggunakan sumber air tanah berupa sumur

Page 9: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

dangkal. Berdasarkan kondisi di lapangan umunya kualitas ait sumur

masyarakat tersebut secara visual cukup jernih dan tidak berbau/berasa.

2.3 Sumber Dan Potensi Air Baku

Dalam pemilihan dan penentuan sumber air yang akan dijadikan sebagai

sumber air baku untuk pengembangan sistem penyediaan air bersih PDAM

Tirta Sukapura Tasikmalaya digunakan kriteria sebagai berikut :

Sumber air baku memiliki kuantitas yang cukup, artinya pengambilan air

untuk keperluan air bersih tidak mengganggu tataguna perairan yang ada

sekalipun pada saat kondisi debit minimum (kemarau).

Sumber air memliki kualitas air sesuai standar kualitas air baku untuk air

bersih sehingga masih dapat diolah dengan teknologi pengolahan yang ada

dan familiar sehingga secara teknis dan biaya dianggap layak.

Lokasi sumber air berada tidak jauh dari daerah pelayanan dan

diprioritaskan yang memiliki elevasi menguntungkan sehingga pengaliran

dapat dilakukan secara gravitasi tanpa menggunakan pompa. Lokasi

sumber air juga harus memilki aksesibilitas untuk memudahkan

pembangunan.

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Sukapura Tasikmalaya memiliki 14

(empat belas) sumber air untuk sistem penyediaan air minumnya yang tersebar

di seluruh wilayah PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya, yang terdiri dari 11

sumber air dari mata air dan 3 sumber air dari air permukaan seperti

ditampilkan pada Tabel 2.1

Page 10: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Tabel 2.1 Sumber Air Baku PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya

Page 11: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

2.3.1 Rekomendasi Sumber Air Baku

Page 12: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Berdasarkan rencana induk PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya sumber

air baku yang diusulkan sebagai sumber air baku pengembangan PDAM adalah

:

a. Sumber Air Permukaan

Sumber air permukaan yang dianggap layak teknis dan non teknis untuk

dijadikan sebagai sumber air baku pengembangan sistem penyediaan air

regional PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya adalah sungai Cikunten dengan

pertimbangan, sebagai berikut :

Secara kuantitas sumber ini memiliki debit relatif besar sehingga bila

disadap untuk keperluan air bersih sampai akhir tahun perencanaan masih

tidak memberikan dampak kepada tataguna perairan saat ini dan kedepan.

Secara kualitas sumber ini memiliki kualitas fisik, kimia dan bakteriologis

yang masih memenuhi persyaratan baku mutu sumber air baku sehingga

masih dapat diolah.

Berdasarkan data yang ada, debit air sungai ini ada sepanjang tahun dan

belum pernah kering pada saat musim kemarau panjang sekalipun. Dengan

demikian sumber ini memiliki kontinuitas yang dapat diandalkan.

Lokasi sumber air dekat dengan sumber air baku sistem penyediaan air

bersih regional Cipondok dan memiliki aksesibilitas cukup baik, sehingga

tidak akan menyulitkan dalam pembangunan.

Lokasi sumber memiliki elevasi yang menguntungkan yaitu ± 610 mdpl,

sehingga pengaliran air bisa dilakukan secara gravitasi tanpa menggunakan

pompa.

b. Sumber Mata Air

Page 13: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Sumber air mata air yang diusulkan menjadi salah satu sumber air

pengembangan sistem penyediaan air bersih regional PDAM Tirta Sukapura

Tasikmalaya adalah mata air Cipondok dan mata air Cikawali. Mata air

Cipondok merupakan sumber air baku sistem regional eksisting yang masih

memiliki sisa kapasitas sebesar ± 267,73 liter/detik. Mata air Cikawali berada

dekat dengan mata air Cipondok dengan elevasi ± 606 dan memiliki kapasitas

yang bisa dimanfaatkan sebesar ± 40 liter/detik.

2.4 Kapasitas Produksi Dan Distribusi

Sistem penyediaan air bersih yang dikelola oleh PDAM Tirta Sukapura

Tasikmalaya, saat ini memiliki total kapasitas produksi sebesar ± 376,69

liter/detik yang terdiri dari 4 unit cabang dan 14 unit IKK.

2.4.1 Unit produksi

Unit produksi yang dikelola oleh PDAM Tirta Sukapura dapat

dikelompokan sebagai berikut :

A. Sistem Regional

Unit produksi untuk sistem regional yang berada di sekitar sumber air

baku mata air Cipondok Desa Sukaharja Kecamatan Sariwangi yang meliputi :

Bangunan pengolahan air berupa CO2 removal

Chlorinasi dan reservoar air bersih

B. Sistem Unit/IKK

Page 14: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Unit produksi untuk sistem unit/IKK umumnya adalah hanya chlorinasi

saja, kecuali untuk unit yang menggunakan sumber air baku sungai

menggunakan pengolahan lengkap.

Secara lengkap unit produksi dapat dilihat pada table 2.2

Tabel 2.2 Unit Produksi Sistem Unit/IKK PDAM Tirta Sukapura

Tasikmalaya

2.4.2 Unit Distribusi

A. Sistem Regional

Pada sistem regional jumlah dan kapasitas reservoar yang ada adalah

sebagai berikut :

Tabel 2.3 Unit Distribusi Sistem Regional PDAM Tirta Sukapura

Tasikmalaya

Page 15: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

B. Sistem Unit/IKK

Sistem distribusi air bersih dari unit produksi ke pelanggan di daerah

pelayanan menggunakan sistem jaringan perpipaan dengan pengaliran

umumnya secara gravitasi, kecuali pada unit Salawu, unit Karangnunggal dan

unit Bantar Kalong. Sebelum air bersih didistribusikan ke pelanggan terlebih

dahulu ditampung di reservoar air bersih distribusi masing-masing unit IKK.

2.5 Kendala Pelayanan

Berikut ini beberapa permasalahan yang terjadi saat ini di PDAM Tirta

Sukapura Tasikmalaya :

A. Sistem Regional (Cabang Tasikmalaya, Cabang Cibeureum, Cabang

Singaparna, Unit Kawalu, Unit Leuwisari, dan Unit Manonjaya).

Unit Produksi

Kapasitas sumber air yang digunakan saat ini, mata air Cipondok

semakin lama debitnya semakin berkurang. Hal ini dimungkinkan karena

telah terjadi perubahan penggunaan lahan di daerah tangkapan air hujan

(Catchment Area) yang mensupplai air ke mata air Cipondok.

Kinerja CO2 removal menurun akibat penyumbatan pada media

filternya, sehingga kapasitas pengolahan menurun, hal ini terlihat dengan

banyaknya jumlah air yang melimpas keluar dari bak melalui pipa peluap

(over flow Pipe). Dengan banyaknya air yang keluar dari unit CO2 removal

Page 16: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

maka terjadi kehilangan air pada unit produksi dan berakibat kepada volume

air yang didistribusikan juga berkurang.

Dilakukan tapping pada pipa transmisi unit produksi untuk

keperluan pelayanan air bersih Singaparna dan Leuwisari sehingga

berpengaruh terhadap pola hidrolis baik debit maupun tekanan pada aliran

menuju reservoar induk.

Sebagian meter induk rusak sehingga perhitungan debit produksi

yang dilakukan saat ini menjadi kurang akurat karena berdasarkan

pendekatan dari pengukuran debit sesaat.

Reservoir dan BPT tidak difungsikan dan melakukan bypass. Hal

ini oleh PDAM dilakukan dengan harapan mendapatkan tambahan tekanan

yang sangat diperlukan oleh sistem distribusi. Hal ini berakibat pengurangan

fungsi instalasi pengolah air untuk mengatasi fluktuasi pemakaian air

distribusi dan penggunaan ukuran pipa yang tidak sesuai dengan rancangan

yang seharusnya mengikuti siklus pemakaian jam puncak.

Unit Distribusi

Kehilangan tekanan di darah distribusi tinggi. Hal ini disebabkan karena

banyaknya sambungan baru, percabangan pipa, tapping yang kurang tepat.

Jumlah sambungan baru akan meningkatkan jumlah pemakaian air dan juga

mengurangi tekanan hidrolis air dalam pipa. Demikian juga dengan

banyaknya percabangan pipa, secara teoritis pipa induk distribusi tidak

boleh ditapping untuk melayani pelanggan. Tapping hanya diperbolehkan

dilakukan pada pipa induk distribusi di lokasi yang telah ditentukan

berdasarkan perhitungan tekanan hidrolis. Tapping yang salah di pipa induk

akan mengurangi tekanan hidrolis, terutama di lokasi yang terjauh dari

sumber air/instalasi pengolah air.

Tingkat kebocoran masih tinggi sebesar 31 %. Kebocoran yang terjadi ini

terdiri dari kebocoran teknis maupun administrasi. Kebocoran teknis

kebanyakan berasal dari banyaknya pipa yang pecah atau bocor (faktor

Page 17: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

umur pipa dan jenis pipa = ACP). Selain itu juga banyak meter air pelanggan

yang kurang baik bahkan rusak.

Pengambilan air untuk sistem baru dilakukan dengan membuat tapping

pada pipa transmisi. Hal ini akan mengurangi kapasitas air yang masuk ke

sistem yang lama.

Unit Pelayanan

Kebutuhan air bersih di wilayah pelayanan sistem regional terus

meningkat dan pengembangan pelayanan hanya dilakukan melalui tapping

dari pipa eksisting tanpa memperhitungkan dampak terhadap sistem hidrolis

secara keseluruhan sehingga pola aliran pelayanan jaringan berubah

akibatnya aliran air sering tidak lancar dan tekanan di pelanggan jadi

berkurang. Kebocoran air secara teknis juga terjadi akibat meter air

pelanggan banyak tidak berfungsi dengan baik.

B. Sistem Unit/IKK

1. Cabang Indihiang

Unit Produksi

Tidak difungsikannya unit CO2 removal, karena elevasi sumber air lebih

rendah dari unit CO2 removal, sehingga suplai air bersih langsung ke

konsumen tanpa melalui pengolahan.

Unit Distribusi

Tidak dapat melayani konsumen secara maksimal pada saat pemakaian

puncak, karena tidak menggunakan reservoar sedangkan sistem distribusinya

menggunakan sistem gravitasi.

Unit Pelayanan

Tingkat kebocoran yang tidak dapat dihitung secara pasti, karena tidak

adanya meter induk di sumber.

Page 18: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

2. Unit Karangnunggal

Unit produksi

Kondisi instalasi sudah kurang layak lagi, karena faktor usia instalasi

yang sudah lebih dari 20 tahun.

Unit Distribusi

Sistem distribusi menggunakan perpompaan, dan pada unit ini tidak

menggunakan meter air baik pada unit distribusi maupun produksi.

Unit Pelayanan

Masih terdapat konsumen yang belum tidak terlayani, karena elevasi

yang tinggi.

3. Unit IKK Bantarkalong

Unit Produksi

Kondisi instalasi sudah kurang layak karena faktor umur instalasi yang

sudah sangat tua, dengan kondisi unit produksi sudah banyak yang rusak.

Unit Distribusi

Sistem perpompaan yang ada hanya mampu melayani bagian selatan

kecamatan Bantarkalong. Kondisi reservoar sudah tidak layak digunakan.

Unit Pelayanan

Konsumen di wilayah tengah dan utara belum dapat terlayani karena

elevasi unit produksi dan unit distribusi Ada posisi terendah.

4. Unit IKK Rajapolah

Unit Produksi

Page 19: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Unit IKK ini tidak menggunakan unit pengolahan, hanya menggunakan

sistem chlorinasi. Hal ini kurang baik untuk kualitas air yang dihasilkan.

Unit Distribusi

Sistem distribusi pada unit ini terdapat permasalahan dimana sistem

pada unit ini menggunakan 4 unit BPT yang kemudian masuk ke reservoar

dengan volume 450 m3, tetapi jalur ini dibypass karena kurangnya tekanan

pada saat masuk ke reservoar. Penyebabnya adalah banyaknya tapping yang

dilakukan pada sistem induk sebelum masuk ke reservoar sehingga sistem

distribusi terganggu.

Unit Pelayanan

Akibat dari banyaknya tapping yang dilakukan pada jaringan induk

sebelum masuk reservoar menyebabkan sistem pelayanan terganggu, dimana

volume dan tekanan air yang diharapkan tidak tercapai. Sistem kehilangan air

pada unit ini juga tidak dapat dihitung dengan akurat karena tidak adanya meter

air baik pada unit produksi maupun unit distribusi.

5. Unit IKK Cibalong

Unit IKK Cibalong tidak aktif, karena tidak ada sumber air yang dapat

digunakan selain itu juga karena reservoar distribusi berada pada elevasi yang

cukup tinggi, sehingga sulit untuk mensuplai air ke reservoar. Tidak aktifnya unit

IKK ini menyebabkan aset PDAM banyak yang diambil masyarakat baik aset

reservoar maupun aset jaringan pipa distribusi.

6. Unit IKK Cineam

Unit IKK Cineam tidak aktif, karena tidak ada sumber air yang dapat

digunakan.

7. Unit IKK Pagerageung

Unit Produksi

Page 20: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Sumber air berasal dari mata air Cipanyusupan dengan broncaptering

dan kemudian chlorinasi. Pada unit ini juga tidak menggunakan CO2 removal,

dimana sistem yang digunakan pada unit ini hanya broncaptering dengan

chlorinasi dan langsung didistribusikan.

Unit Distribusi

Sistem distribusi unit IKK ini menggunakan BPT tetapi di bypass dengan

alasan kurang tekanan didalam pipa untuk sampai ke reservoar.

Unit Pelayanan

Sistem pelayanan di pegerageung tidak dapat maksimal untuk saat ini.

Elevasi unit distribusi terletak pada leavasi terendah pada kecamatan

Pagerageung. Saat ini pelayanan di IKK Pagerageung menggunakan sistem

gravitasi sehingga dengan sistem yang ada wilayah yang dapat dilayani masih

hanya disekitar titik suplai.

8. Unit IKK Salawu

Unit Produksi

Kapasitas produksi yang terpasang di unit IKK Salawu sebesar 16 l/dtk,

dimana sistem poduksi menggunakan sistem perpompaan dengan sumber air

berasal dari Cisitu dan Cibatur. Sistem pengolahan di unit IKK ini hanya

menggunakan chlorinasi yang kemudian langsung didistribusikan.

Unit Distribusi

Sistem distribusi pada unit IKK Salawu menggunakan sistem

perpompaan dikarenakan elevasi daerah pelayanannya makin naik.

Unit Pelayanan

Page 21: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Daerah pelayanan yang ada pada saat ini berdasarkan pada

kemampuan pompa distribusi yang ada. Permasalahan PDAM disini adalah

investasi dalam membiayai sistem yang menggunakan pompa.

9. Unit IKK Ciawi

Unit Produksi

Sumber air berasal dari 2 (dua) mata air yaitu mata air sangiang dan

mata air Cihaneut dengan broncaptering. Permasalahan terdapat pada sumber

air Cihaneut dimana debit mata air tidak dapat diandalkan pada saat musim

kemarau, sedangkan untuk mata air Sangiang saat ini masih bermasalah

dengan masyarakat sekitar.

Unit Distribusi

Sistem distribusi Unit IKK Ciawi ini menggunakan reservoar dengan

sistem gravitasi.

Unit Pelayanan

Daerah pelayanan yang dilayani belum sampai ke daerah dengan

elevasi lebih tinggi. Untuk melayani daerah yang lebih tinggi. Untuk melayani

daerah yang lebih tinggi harus menggunakan penambahan sistem dengan

sistem perpompaan. Pada unit IKK Ciawi jumlah kehilangan air dihitung

berdasarkan lapangan, karena meter air untuk distribusi dan konsumen masih

aktif.

BAB III

Page 22: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

KONSEPSI PENGEMBANGAN PDAM TIRTA SUKAPURA TASIKMALAYA

3.1 Indikasi Program

Didasari oleh permasalahan seperti diuraikan di atas dan juga

didasarkan oleh kebutuhan air bersih, maka strategi pengembangan PDAM

Tirta Sukapura Tasikmalaya adalah sebagai berikut :

Optimalisasi sistem Eksisting

Pengembangan sistem Penyediaan Air Bersih

3.1.1 Optimalisasi system Eksisting

Optimalisasi sistem eksisting meliputi perbaikan pada unit produksi,

distribusi dan unit pelayanan.

A. Unit Produksi

Perapihan system pengambilan/tapping pada unit produksi untuk

pelayanan air bersih singaparna dan Leuwisari.

Pengambilan air bersih untuk Singaparna dan Leuwisari dilkaukan

langsung dari unit CO2 removal tidak dari tapping pipa antara CO2 removal

dan BPT.

Memfungsikan kembali reservoir induk Gn. Tajur untuk pelayanan

Cabang Tasik, Cibeureum, Kawalu dan Manonjaya.

Memfungsikan kembali BPT C.

B. Unit Distribusi

Page 23: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Pembenahan tapping pelayanan dari pipa induk (transmisi) air bersih.

Reanalisa hidrolis pembebanan jaringan sesuai dengan kondisi

eksisting.

Penurunan kebocoran melalui :

a. Penggantian berkala Kran dan meter air pelanggan,

terutama meter air yang rusak atau hilang.

b. Melakukan tes bend air dan program kalibrasi meter air.

c. Penggantian pipa berusia diatas 20 tahun secara

bertahap mulai dari pipa transmisi sampai pipa induk distribusi.

d. Pemasangan meter induk di setiap cabang atau zona

pelayanan.

e. Zonasi penyediaan air berdasarkan daerah pelayanan.

C. Sumber air Baku

Kapasitas sumber air yang semakin menurun memerlukan alternative

pengganti atau penambahan agar pelayanan PDAM Tirta Sukapura

Tasikmalaya tetap terjaga. Perbaikan dan alternative sumber air petensial dapat

dilakukan dengan beberapa program :

Melakukan perlindungan dan perbaikan pada unit broncaptering.

Mencari sumber air lain yang letaknya dekat dengan sumber air yang

telah dimanfaatkan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya saat ini.

Memanfaatkan sumber air lain selain mata air seperti air permukaan dan

air tanah.

Diharapkan melalui program optimalisasi system eksisting diperoleh

peningkatan kapasitas produksi dan distribusi yaitu :

Page 24: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Kapasitas produksi sesuai dengan kapasitas terpasang yaitu 300

liter/detik.

Pemanfaatan kapasitas dari sumber air mata air Cipondok menjadi 420

liter/detik.

Pendekatan kebocoran air sampai 25 %.

3.2 Strategi Pengembangan Sistem

Pengembangan system penyediaan air bersih PDAM Tirta Sukapura

Tasikmalaya dilakukan secara bertahap, dalam hal ini akan diuraikan tahap

yang sangat urgen untuk pancapaian target tahun 2008 sampai dengan 2010

pada saat ini yaitu dengan program penambahan sambungan, investasi untuk

pembangunan komponen air bersih, dan pemeliharaan yang bertujuan untuk

memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah Tasikmalaya secara umum,

perbaikan kualitas pelayanan, dan meningkatkan performa PDAM Tirta

Sukapura Tasikmalaya. Program tersebut terkorelasi dengan Peraturan

Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air

Minum, Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem

Penyediaan Air Minum dan Komitmen Millenium Development Goals (MDGs)

tahun 2015 sebagai dasar pencapaian target pelayanan air bersih yang

memenuhi syarat kualitas, kuantitas.

3.3 Rencana Pengembangan system

Untuk memenuhi kebutuhan pengembangan PDAM Tirta Sukapura

Tasikmalaya pada periode tahun 2008 sampai tahun 2010 sebesar 606

liter/detik, dapat dilihat data kebutuhan air bersih untuk wilayah pelayanan

PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya pada tabel dibawah ini,

Page 25: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Tabel 3.1 Kebutuhan Air Bersih

A. Unit Air Baku

Sumber air baku terpilih yang akan digunakan untuk pengembangan

penyediaan air minum di PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya adalah :

a. Mata Air

Mata air Cipondok

Dari mata air ini direncanakan dapat dimanfaatkan sisa kapasitas sebesar 120

L/dtk sampai tahap I perencanaan.

Mata air Cikawali

Direncanakan dari mata air ini dapat dimanfaatkan sebesar 40 L/dtk.

Page 26: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

b. Air Permukaan

Sungai Cikunten

Direncanakan dari sungai Cikunten dapat memenuhi kebutuhan air

minum sampai dengan akhir tahun perencanaan dimana pemanfaatan sungai

Cikunten dilakukan pada tahap mendesak (2008-2010) sebesar 300 L/dtk.

Tabel 3.2 Rencana Kapasitas Produksi dan Pengambilan Air Baku

B. Unit Produksi

Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas sumber air terpilih untuk

pengembangan penyediaan air bersih di PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya,

maka :

a. Mata Air

Berdasarkan pada data kualitas mata air Cipondok dan mata air

Cikawali, system pengolahannya cukup dengan chlorinasi saja. Untuk sumber

dari mata air biasanya terdapat kandungan CO2 agresif, sehingga diperlukan

unit CO2 removal dengan aerasi sehingga aman untuk dikonsumsi.

Page 27: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

b. Air Permukaan

Sesuai dengan hasil pemeriksaan air sungai Cikunten setelah

dibandingkan dengan standar baku mutu air minum, maka parameter yang

harus diturunkan adalah :

Warna

Kekeruhan

Besi (Fe3+)

Mangan

Mikrobiologi

Maka pengolahan yang diperlukan adalah pengolahan lengkap

(complete Treatment).

C. Unit Pelayanan

Rencana pengembangan untuk unit pelayanan adalah meningkatkan

pelayanan pada daerah pelayanan yang sudah pada tahap berikutnya

menambah daerah pelayanan ke daerah terjangkau yang belum mendapat air

bersih. Untuk memenuhi target pelayanan sampai akhir tahun perencanaan

maka dilakukan perencanaan penambahan kapasitas reservoir, sambungan

rumah (SR), dan Hidran Umum (HU). Untuk detail penambahan pada tahap

mendesak (2008-2010) dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 28: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Tabel 3.3 Rencana Penambahan Kapasitas Reservoar, jumlah SR, dan

Jumlah HU

Dari uraian di atas, maka direncanakan kegiatan untuk memenuhi

kebutuhan pengembangan PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya pada tahap

mendesak tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 sebesar 606 liter/detik,

sebagai berikut :

Perbaikan Broncaptering Cipondok

Pembenahan jaringan pipa pada unit produksi

Uprating CO2 Removal eksisting kapasitas 300 liter/detik

Pembangunan reservoir baru kapasitas ± 6900 m3

Pembangunan pipa interkoneksi antara reservoir 2 x 1100 m3 ke

reservoir 350 m3.

Pembangunan pipa pelayanan

Pembangunan Sambungan Rumah 16087 Unit dan Hidran Umum 239

Unit.

Pembangunan Instalasi Pengolahan Air dengan debit 300 liter/detik dari

sumber Sungai Cikunten.

3.4 Kondisi Keuangan PDAM

Page 29: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

3.4.1 Kelayakan Finansial

Sasaran dari usulan komponen air bersih adalah untuk mengurangi

tingkat kebocoran, pemanfaatan kapasitas produksi dari system yang ada dan

perluasan pelayanan. Usulan proyek ini didasarkan pada studi kebutuhan,

namun dilakukan beberapa penyesuaian sehubungan dengan kondisi.

Berdasarkan dari hasil analisa perhitungan yang dimuat dalam Tabel Lampiran

Analisa Keuangan terlihat bahwa Nilai Net Present Value (NPV) untuk

komponen air bersih terkait dengan rencana pengembangan air bersih PDAM

Tirta Sukapura Tasikmalaya sampai dengan tahun 2010, menunjukan angka

positif yang berarti investasi yang dlikaukan akan memberikan tambahan

pendapatan dari retribusi yang semakin besar dan menguntungkan. Besaran

NVP ini berlaku untuk besaran investasi sebesar Rp. 70.175.000.000,-. Dengan

perkiraan masa teknis 20 tahun. Sedangkan dilihat dari kelayakan

mengembalikan investasi, hasil analisa diatas juga menunjukan tingkat

Financial Rate Of Return (FIRR) adalah sebesar 28,1 %. Angka ini lebih besar

dari asumsi tingkat bunga yang berlaku saat ini yaitu sebesar 9,5 %. Dengan

angka tersebut dapat dikatakan bahwa program penambahan investasi sector

Air Bersih di PDAM Tirta Sukapura Tasikmalaya dapat dikatakan Layak dan

akan Menguntungkan Secara Keuangan.

Mengingat kondisi keuangan PDAM tirta Sukapura Tasikmalaya relative

terbatas, disis lain besaran dan investasi yang diperlukan cukup besar, maka

program ini PERLU dibiayai dari luar PDAM, yaitu dari APBD ataupun pihak

swasta. Untuk mendukung analisa keuangan tersebut, PDAM tirta Sukapura

Tasikmalaya perlu melakukanpeningkatan tariff sebesar 30 % pada tahun 2009

ini dan selanjutnya sebesar 30 % setiap 3 tahun sekali. Analisa lengkap

mengenai kemampuan keuangan PDAM dapat dilihat pada Lampiran analisa

Keuangan.

3.4.2 Affordability

Page 30: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Tingkat affordability adalah tingkat kemampuan masyarakat dalam

pembayaran pembebanan langsung atas jasa yang diterima dari komponen air

bersih. Hal ini akan dikatakan layak apabila pembebanan maksimum yang

terjadi pada komponene air bersih masih tetap dapat ditanggung oleh

pengguna jasa (rumah tangga) dengan parameter besarnya tagihan bulanan

masih dibawah 4% dari pendapatan rumah tangga.

Dari hasil perhitungan rata-rata pendapatan rangking terkecil di

Kabupaten Tasikmalaya menunjukan bahwa besaran rata-rata iuran air bersih

per bulan tidak melebihi rata-rata kelompok pendapatan terkecil. Dengan

demikian pembebanan tariff dapat dikatakan wajar dan sesuai dengan kriteria

affordability.

3.4.3 Resiko Sub Project

Resiko proyek dianalisa berdasarkan sensirivitas kelayakan proyek perlu

dilakukan untuk mengantisipasi berbagai resiko keadaan kondisi penerimaan

dan biaya. Resiko ini perlu diperhitungkan terhadap factor-faktor sebagai

berikut :

Adanya kenaikan biaya investasi sebesar 10 %

Adanya penurunan pendapatan sebesar 10 %

Adanya kenaikan biaya sebesar 10 % dan penurunan pendapatan

sebesar 10 %.

Hasil analisa terhadap resiko akan memberikan gambaran kelayakan

terhadap kondisi-kondisi di atas, apakah masih layak atau tidak. Hasil

perhitungan analisa resiko proyek yang dapat dilihat pada Lampiran Analisa

Keuangan dengan kondisi-kondisi diatas terhadap nilai FIRR adalah terlihat

sebagai berikut :

Tabel 3.4 Resiko Proyek

Page 31: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Kondisi Nilai FIRR Kriteria

1. Kasus dasar 28,1 Layak

2. Biaya Plus 10 % 24,4 Layak

3. Revenue Minus 10 % 24,1 Layak

4. Biaya Naik 10 %

Revenue Minus 10 %21,0 Layak

Sumber : Laporan Master Plan PDAM Tirta Sukapura, 2007

BAB IV KESIMPULAN

Page 32: Bisnis Plan Pdam Tirta Sukapura Tasikmalaya

Kondisi Eksisting

Rencana Penambahan

Rencana Penyebaran

Perkiraan Biaya

BAB VPENUTUP

LAMPIRAN