pengaruh pelayanan pdam tirta handayani terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih di kecamatan tepus

39
PENGARUH PELAYANAN PDAM TIRTA HANDAYANI TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TEPUS, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, PROVINSI D.I YOGYAKARTA Peni Puspitasari 431501505 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2015 Proposal Skripsi

Upload: penny-puspitasari

Post on 17-Feb-2016

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dokumen proposal skripsi

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

PENGARUH PELAYANAN PDAM TIRTA HANDAYANI TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN TEPUS, KABUPATEN GUNUNGKIDUL, PROVINSI D.I YOGYAKARTA

Peni Puspitasari

431501505

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2015

Proposal Skripsi

Page 2: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Wilayah Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten yang berada di

sebelah selatan Provinsi Yogyakarta. Dengan luas wilayah sebesar 1.485,36 km2 dan total

populasi mencapai 675.382 jiwa pada tahun 2010 dan 677.998 jiwa tahun 2011 (BPS

Provinsi DI Yogyakarta). Sebagian besar wilayah Kabupaten Gunungkidul didominasi oleh

bukit-bukit bebatuan gamping yang dikenal sebagai daerah karst. Daerah karst identik dengan

kelangkaan sumber daya air permukaan, disebabkan oleh tingginya porositas di daerah

tersebut. Air di permukaan tersebut meresap ke dalam tanah dan menjadi air bawah tanah.

Oleh karena itu Kabupaten Gunungkidul dikenal sebagai daerah yang tandus, dan selalu

kekurangan air untuk mencukupi kebutuhan domestik.

Penduduk di daerah tersebut memenuhi kebutuhan air bersih dengan berbagai macam

cara, seperti menggali tanah atau mengebor sumur, mengambil air dari mata air atau telaga

yang lokasinya cukup jauh dari tempat tinggal, menampung air dari curah hujan pada musim

penghujan, membeli air dari tangki-tangki yang dikelola oleh pihak swasta, dan lain

sebagainya. Namun hal tersebut masih belum mampu mencukupi kebutuhan penduduk

dikarenakan ketersediaan air yang bergantung dari perubahan musim, yang mana debit air

yang tinggi terjadi bila saat musim penghujan, sedangkan menyusut hingga cenderung kering

pada saat musim kemarau. Sudah seharusnya pemerintah memikirkan dan mencari solusi

yang tepat serta turut andil dalam mengatasi masalah pemenuhan kebutuhan air bersih bagi

penduduk Kabupaten Gunungkidul dengan cara menggali sumber daya air sebagaimana

makna yang terkandung pada pasal 33 UUD 1945, yang memaknai bahwa pemeliharan

sumber daya alam termasuk sumber daya air adalah menjadi tugas dan kewajiban pemerintah

Page 3: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

untuk melakukan kontrol dan pengaturannya yang dipergunakan sebesar-besarnya bagi

kemakmuran rakyat.

Perusahaan Daerah Air Minum atau disingkat sebagai PDAM merupakan salah satu

perusahaan yang dikelola oleh pemerintah yang mengurus hal tentang permasalahan air.

Menurut data PDAM pada tahun 2011, terhitung hingga bulan Desember tercatat bahwa

pelanggan PDAM berjumlah 36.545 jiwa, lalu bertambah pada tahun 2012 menjadi 37.250

jiwa. Terjadinya pertambahan jumlah pelanggan memaksa PDAM untuk menyuplai jumlah

air dalam jumlah yang lebih besar.

Sebagai penyedia air bersih yang harus dilakukan oleh PDAM, PDAM Tirta

Handayani yang bertempat di Kabupaten Gunungkidul yang memiliki kondisi geografis yang

cukup unik, memanfaatkan sungai bawah tanah sebagai sumber air baku untuk memenuhi

kebutuhan air bersih bagi penduduk Kabupaten Gunungkidul. Sungai bawah tanah yang

dimanfaatkan PDAM sebagai sumber air baku adalah sub sistem Wonosari, sub sistem Goa

Seropan, sub sistem Baron, dan sub sistem Goa Bribin. Dari sumber air tersebut, diketahui

produksi air PDAM pada April tahun 2011 menurut data PDAM adalah sebesar 702.698 m3

dan yang terjual sebesar 385.420 m3 dengan total selama setahun sebesar 9.538.961 m3 pada

jumlah air yang diproduksi dan 5.343.952 m3 pada jumlah air yang terjual. Lalu meningkat

secara bertahap hingga tercatat pada April tahun 2015 jumlah air yang diproduksi sebesar

711.905 m3 dengan jumlah air terjual sebesar 524.369 m3. Dari masing-masing sub sistem

pelayanan tersebut, cakupan pelayanan yang diperoleh PDAM berjumlah 548.692 atau

sebanyak 80,93% dengan luas daerah yang terlayani adalah 1.485,36 km2.

Kecamatan Tepus berdasarkan satuan fisiografis terletak di Zona Selatan yang

terkenal dengan deretan pegunungan seribu sehingga sebagian besar wilayahnya berupa

lereng dan perbukitan. Kecamatan Tepus merupakan kecamatan yang terkenal dengan krisis

Page 4: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

air bersihnya. Menurut data PDAM pada bulan April tahun 2015, tercatat bahwa data

cakupan pelayanan mencapai 31.878 jiwa dari 31.966 jiwa atau sebesar 99,72%, ini

merupakan cakupan pelayanan terbanyak yang ada di Kabupaten Gunungkidul. Berdasarkan

hal tersebut, perlu diadakan penelitian seberapa besar pengaruh pelayanan PDAM terhadap

pemenuhan kebutuhan air bersih di daerah yang menjadi sasaran distribusi tersebut.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka identifikasi masalah penelitian yaitu :

1. Bagaimana kinerja Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Gunungkidul dalam

penyediaan air bersih?

2. Bagaimana distribusi air bersih Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten

Gunungkidul untuk mencapai Kecamatan Tepus?

3. Apakah terdapat dampak positif maupun negatif yang ditimbulkan oleh Perusahaan

Daerah Air Minum dalam pemenuhan kebutuhan air di Kecamatan Tepus?

4. Seberapa besar pengaruh pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum terhadap

pemenuhan kebutuhan air di Kecamatan Tepus?

5. Apakah air yang disuplai oleh Perusahaan Daerah Air Minum dapat memenuhi

pemenuhan kebutuhan air bersih pada Kecamatan Tepus?

C. Pembatasan Masalah

Dari beberapa masalah yang telah diidentifikasikan di atas, maka dalam penelitian ini

hanya membatasi masalah tentang Pengaruh Pelayanan PDAM Tirta Handayani terhadap

pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Page 5: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

D. Perumusan Masalah

Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah "Seberapa besar pengaruh pelayanan

PDAM Tirta Handayani terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Tepus,

Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta?"

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Peneliti

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait dengan pelayanan PDAM Tirta

Handayani dan pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Tepus, Kabupaten

Gunungkidul, Yogyakarta.

2. Masyarakat

Dapat mengetahui dan memahami pengaruh yang ditimbulkan pelayanan PDAM Tirta

Handayani terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih berdasarkan fakta yang didapat

oleh peneliti.

3. Pemerintah dan Instansi

Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan instansi yang terkait untuk mengambil

kebijakan dalam pemenuhan kebutuhan air bersih.

Page 6: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Air

Air merupakan sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup yang ada di muka

bumi. Air adalah sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia

dan dalam sistem tata lingkungan, air adalah unsur lingkungan. Berikut ini penulis

menyajikan beberapa definisi dan istilah terkait dengan air bersih :

1) Sumberdaya air (water resource) menyatakan pengertian yang utuh tentang air,

mencakup wujud, tempat, jumlah, kualitas, dan karakteristik air di permukaan

bumi (Arsyad, 1989 dalam Nugroho 2002).

2) Air baku (raw water) adalah sumberdaya air yang mengisi badan-badan air

(waduk, sungai, danau, mata air). Dirjen Cipta Karya 2001, dalam Nugroho

(2002), mendefinisikan sebagai sumber daya air yang perlu atau tidak perlu diolah

menjadi air minum untuk keperluan rumah tangga.

3) Air bersih (safe water) adalah sumberdaya air yang aman dan bersih, memerlukan

perlakuan tertentu untuk dijadikan air minum (Nugroho, 2002).

4) Air minum (drink water) adalah air bersih yang bisa dipergunakan oleh

masyarakat untuk keperluan sehari-hari dengan kualitas yang memenuhi standar

Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 tahun 1990.

B. Sumberdaya Air dan Klasifikasinya

a. Sumberdaya air

Arsyad (1989) dalam Nugroho (2002) menyatakan sumberdaya air (water

resources) memiliki pengertian yang utuh tentang air, mencakup wujud, tempat,

Page 7: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

jumlah, kualitas dan perilaku air di muka bumi. Berdasarkan siklus hidrologi

diketahui bahwa awal sumber air tawar adalah air hujan. Air hujan mengalir

sesuai dengan daerah jatuhnya, sebagian akan berubah menjadi uap air yang

kemudian kembali membentuk awan, sebagian mengalir sebagai air sungai dan

sebagian tertahan sebagai air danau serta sebagian lagi mengalir sebagai air tanah.

Baik air tanah maupun air permukaan sebagian besar selanjutnya bermuara ke laut

dan bercampur dengan air laut sehingga menjadi air asin. Air daratan yang

menguap akan bergabung dengan dengan uap air yang berasal dari laut untuk

selanjutnya menjadi awan dan akan jatuh lagi sebagai air hujan.

Berdasarkan siklus hidrologi tersebut, kategori air baku yang dapat digunakan

sebagai sumber air bersih pada umumnya meliputi : air hujan, air permukaan (air

sungai dan danau), air tanah (Rahayu, 2002) dan air permukaan tanah (Pane,

2005).

1. Air hujan

Air hujan mempunyai potensi terbesar sebagai sumber air dibandingkan

dengan sumber lainnya, karena si,ber air lainnya berawal dari sumber ini (air

hujan). Faktor kekurangan air hujan adalah keberadaannya yang sangat

singkat, biasanya sekitar 75% dari jumlah hari dalam setahun dan hanya

beberapa jam dalam sehari, hal inipun bergantung pada lokasi/daerah. Selain

keberadaannya yang singkat, sumber air ini juga mempunyai kesinambungan

yang buruk. Untuk memanfaatkan sumber air ini biasanya diperlukan

penampungan dengan kapasitas yang besar karena harus dapat menampung

jumlah yang dibutuhkan untuk beberapa bulan.

Page 8: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

2. Air permukaan

Air permukaan mempunyai jumlah terbesar kedua setelah air hujan, namun

memiliki kesinambungan yang lebih baik. Biasanya keberadaan air permukaan

dapat mencapai setahun penuh, hanya saja diikuti fluktuasi yang sangat

bergantung pada keadaan alam.

3. Air tanah

Air tanah memiliki jumlah yang lebih terbatas dari air permukaan dan bahkan

pada daerah tertentu sumber air ini nyaris tidak dijumpai. Keberadaan sumber

air tanah bergantung pada kondisi batuan di wilayah tersebut serta daerah

pasokannya. Kualitas sumber air tanah biasanya lebih baik dari air permukaan,

terutama kualitas biologisnya, namun terkadang dijumpai kekurangan dalam

kualitas kimiawinya. Yang sering ditemukan adalah tingginya kandungan besi

dan mangan.

4. Air permukaan tanah

Air jenis ini berasal dari presipitasi (turun mengendapnya) air yang berasal

dari air hujan menembus langsung ke dalam tanah. Selain melalui proses

tersebut, air ini juga berasal dari air hujan yang memasuki sungai dan

merembes ke tanah. Sumber lain jenis ini adalah air lapisan, yakni air yang

terdapat jauh di bawah tanah yang terbawa keluar dalam batuan intrusif dan air

terjebak dalam batuan sedimen selama pembentukan sedimen.

C. Potensi Sumberdaya Air Karst

Bentang lahan karst memiliki peran yang sangat penting bagi lingkungan.

Bentang lahan karst menyediakan jasa ekosistem seperti air bersih, bahan-bahan

material, dan menjadi agen pengendali perubahan iklim (Brinkmann dan Jo

Page 9: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

Garren, 2011). Kondisi permukaan wilayah bertopografi karst pada umumnya

kering dan kritis. Namun demikian, dibagian bawah permukaan terdapat potensi

sumber air yang sangat berlimpah. Sumber air Baron di karst Gunungsewu –

Yogyakarta adalah contoh melimpahnya air sungai bawah tanah daerah karst.

Potensi yang terkandung pada sumber air tersebut mencapai 8000 liter/detik

(Adji, 2006), sementara hingga saat ini yang termanfaatkan baru mencapai 15

liter/detik (Sunarto, 2002).

Sifat batuan karbonat ataupun dolomit yang menjadi penyusun utama bentang

lahan karst adalah memiliki banyak rekahan, celah, dan rongga pada bagian

permukaan. Bagian tersebut dinamakan dengan zona epikarst. Zona ini menjadi

zona penangkap air yang jatuh ditempat tersebut. Celah, rekah, dan rongga

tersebut akan terhubung dengan lorong-lorong konduit yang berada di zona

vadose yang berada dibawah zona epikarst. Air yang ada di permukaan pada zona

epikarst akan terresap ke lorong sungai bawah tanah melalui rekahan-rekahan

tersebut menuju lorong-lorong sungai bawah tanah di zona vadose. Zona vadose

merupakan bagian batuan karbonat yang tebal, dan tidak banyak memiliki rekah.

Pada zona ini lorong-lorong konduit terbentuk. Lorong konduit ini dapat dilihat

dalam bentuk gua ataupun lorong sungai bawah tanah.

D. Air Bersih

Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan

biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan

aktivitas mereka sehari-hari. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan No. 416

Tahun 1990 Tentang ”Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air“, air bersih

adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya

memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.

Page 10: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

1. Persyaratan Kuantitas Air Bersih

Tiap orang perhari membutuhkan air dengan jumlah yang ditentukan oleh

beberapa faktor yaitu faktor kebudayaan, status social – ekonomi dan

standar hidup, kesadaran terhadap kebersihan, penggunaan untuk hal-hal

produktif, biaya yang dikeluarkan untuk air bersih dan kualitas air. Pada

kondisi normal tubuh manusia memerlukan antara 3 – 10 liter air per hari,

tergantung cuaca dan aktifitas yang dilakukannya.

Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari

banyaknya air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat

digunakan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah

dan jumlah penduduk yang akan dilayani. Persyaratan kuantitas juga dapat

ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke konsumen sesuai

dengan jumlah kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih masyarakat

bervariasi, tergantung pada letak geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi,

dan skala perkotaan tempat tinggalnya.

2. Tipe Kebutuhan Air Bersih

Kebutuhan air bersih didefinisikan sebagai jumlah air bersih yang

dibutuhkan atau diminta dalam suatu sistem. Faktor-faktor yang

mempengaruhi kebutuhan air bersih meliputi iklim, karakteristik daerah,

ukuran kota, sistem sanitasi yang digunakan, sistem operasi dan

pemeliharaan, tekanan air dalam pipa, kualitas air, penggunaan materi air,

tingkat ekonomi masyarakat dan harga air. Selain itu juga terdapat

beberapa faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan air bersih seperti

jumlah penduduk, fasilitas air bersih dan aktivitas sehari-hari. Dalam

analisis kebutuhan air bersih, kebutuhan air yang diperhitungkan meliputi

Page 11: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

kebutuhan air domestik dan kebutuhan air non domestik (Direktorat

Jendral Cipta Karya, 1996).

3. Kebutuhan Air Domestik

Kebutuhan domestik (domestic demand) adalah air bersih yang dibutuhkan

untuk aktivitas sehari-hari seperti air untuk minum, MCK (Mandi Cuci

Kakus), memasak, dan lain-lain.

Kebutuhan dasar domestik merupakan kebutuhan air bersih bagi penduduk

lingkungan perumahan yang terbatas pada keperluan rumah tangga seperti

mandi, minum, memasak, dan lain lain (Kementrian PU,”Kebutuhan Air

Hari Maksimum”). Tingginya kebutuhan ini tergantung pada perilaku,

status sosial dan juga kondisi iklim (BSN Raju, 1995). Standar kebutuhan

air domestik yaitu kebutuhan air bersih yang digunakan pada tempat-

tempat hunian pribadi untuk memenuhi hajat hidup sehari-hari, seperti

pemakaian air untuk minum, mandi, dan mencuci. Satuan yang dipakai

adalah liter/orang/hari. Analisis sektor domestik untuk masa mendatang

dilaksanakan dengan dasar analisis pertumbuhan penduduk pada wilayah

yang direncanakan.

Untuk memperkirakan jumlah kebutuhan air domestik saat ini dan di masa

yang akan datang dihitung berdasarkan jumlah penduduk, tingkat

pertumbuhan penduduk dan kebutuhan air perkapita. Kebutuhan air

perkapita dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan kebiasaan atau tingkat

kesejahteraan. Oleh karena itu, dalam memperkirakan besarnya kebutuhan

air domestik perlu dibedakan antara kebutuhan air untuk penduduk daerah

urban (perkotaan) dan daerah rural (perdesaan). Adanya pembedaan

kebutuhan air dilakukan dengan pertimbangan bahwa penduduk di daerah

Page 12: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

urban cenderung memanfaatkan air secara berlebih dibandingkan

penduduk di daerah rural. Besarnya konsumsi air dapat mengacu pada

berbagai macam standar yang telah dipublikasikan. Berikut adalah tabel

mengenai kriteria perencaanan air bersih :

URAIAN

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH PENDUDUK (JIWA)

>1.000.000 500.000

s/d 1.000.000

100.000

s/d 500.000

20.000

s/d 100.000

<20.000

Kota Metropolitan

Kota Besar Kota Sedang Kota Kecil Desa

1 2 3 4 5 6

Konsumsi Unit Sambungan Rumah (SR) (liter/orang/hari)

190 170 130 100 80

Konsumsi Unit Hidran (HU) (liter/orang/hari)

30 30 30 30 30

Konsumsi Unit Non Domestik (liter/orang/hari)

20-30 20-31 20-32 20-33 20-34

Kehilangan Air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

Faktor Hari Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

Faktor Jam Puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

Jumlah Jiwa per SR (jiwa) 5 5 5 5 5

Jumlah Jiwa per HU (jiwa) 100 100 100 100-200 200

Sisa Tekan di Penyediaan Distribusi (Meter)

10 10 10 10 10

Jam Operasi (jam) 24 24 24 24 24

Volume Reservoir (%) Max Day Demand)

15-25 15-25 15-25 15-25 15-25

SR:HU 50 : 50

s/d 80 : 20

50 : 50

s/d 80 : 20

80 : 20 70 : 30 70 : 30

Cakupan Wilayah Pelayanan (%)

90 90 90 90 70

Sumber : Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1996

Page 13: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

E. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)

Dalam UUD 45 pasal 33 disebutkan antara lain bahwa bumi, air, dan kekayaan alam

yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara untuk digunakan sebesar-besarnya

bagi kemakmuran rakyat. Pasal ini merupakan landasan filosofis untuk menentukan

bagaimana pengelolaan sumber daya alam, termasuk sumber daya air, dalam

kehidupan bernegara. Hak utama untuk menikmati manfaat dari sumber daya air

adalah rakyat Indonesia. Hal ini juga sesuai dengan deklarasi The United Nations

Committee on Economic, Cultural and Social Rights yang menyatakan bahwa air

bukan semata-mata komoditas ekonomi, tapi juga komoditas sosial dan budaya (social

and culture good) dan akses terhadap air adalah merupakan hak asasi manusia.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1987 tentang desentralisasi tanggung

jawab pemerintah pusat disebutkan bahwa tanggung jawab untuk menyediakan suplai

air bersih adalah pada pemerintah daerah. Sebagai perwujudannya, penyediaan

sebagian besar kebutuhan air bersih di Indonesia dilakukan oleh Perusahaan Daerah

Air Minum (PDAM), yang terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di

seluruh Indonesia. PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air

bersih yang diawasi dan dimonitor oleh aparataparat eksekutif maupun legislatif

daerah. PDAM sebagai perusahaan daerah diberi tanggung jawab untuk

mengembangkan dan mengelola sistem penyediaan air bersih serta melayani semua

kelompok konsumen dengan harga yang terjangkau. PDAM bertanggung jawab pada

operasional sehari-hari, perencanaan aktivitas, persiapan dan implementasi proyek,

serta bernegosiasi dengan pihak swasta untuk mengembangkan layanan kepada

masyarakat.

Perusahaan-perusahaan daerah ini sebagian merupakan peralihan dari Dinas Pekerjaan

Umum yang dulunya bertugas membangun dan menyediakan prasarana publik. Status

Page 14: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

hukum perusahaan-perusahaan daerah ini kebanyakan merupakan perusahaan milik

pemerintah daerah, yang menerima pelimpahan aset dari pemerintah pusat dan

menerima imbal hasil secara teratur. Hal ini diatur dalam peraturan-peraturan daerah

masing-masing.

BPPSPAM telah melakukan evaluasi kinerja penyelenggara SPAM yaitu PDAM,

sejak tahun 2006 dengan data yang bersumber dari laporan audit keuangan dan audit

kinerja oleh BPKP maupun data dari PDAM.Setiap tahun BPPSPAM terus berupaya

untuk melakukan pembaharuan terhadap data tersebut. Laporan Kinerja PDAM di

Indonesia Periode 2011 merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh BPPSPAM

terhadap 335 PDAM dengan menggunakan data dari tahun 2006 hingga 2010.

INDIKATOR PENILAIAN KINERJA PDAM

Pada periode ini BPPSPAM melakukan evaluasi kinerja penyelenggara SPAM

PDAM menggunakan 4 (empat) indikator yang diterapkan sejak tahun 2010. Disusun

oleh tim BPPSPAM bekerja sama dengan pihak BPKP dan Perpamsi, kriteria-kiteria

yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Aspek Keuangan, bobot 25%, meliputi ;

a. Return On Equity, dimana ratio tersebut mengukur kemampuan pengembalian

terhadap jumlah equity.

b. Operating Ratio, dengan tujuan untuk mengukur besarnya biaya yang

dibutuhkan untuk memperoleh pendapatan.

c. Cash Ratio, untuk mengukur kemampuan kas untuk menutupi hutang yang

jatuh tempo.

d. Efektivitas penagihan, untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal

penarikan piutang perusahaan.

Page 15: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

e. Solvabilitas, untuk mengukur kemampuan perusahaan terhadap semua

kewajibannya melalui aset yang dimilikinya.

2. Aspek Pelayanan, bobot 25%, meliputi :

a. Cakupan Pelayanan Teknis, mengukur berapa besar penduduk dalam wilayah

pelayanan yang telah dilayani.

b. Pertumbuhan Pelanggan, mengukur besaran pertambahan pelanggan dalam

jangka waktu setahun.

c. Tingkat Penyelesaian Aduan, mengukur tindak lanjut atau penyelesaian

pengaduan pelanggan.

d. Kualitas Air Pelanggan, mengukur/menilai kualitas air yang telah memenuhi

syarat.

e. Konsumsi air, untuk mengukur efektivitas pengelolaan sistem distribusi dan

pelayanan terhadap pelanggan Rumah Tangga.

3. Aspek Operasional, bobot 35%, meliputi :

a. Efisiensi produksi, untuk mengukur efisiensi sistem produksi.

b. Tingkat kehilangan air, untuk mengukur efisiensi sistem distribusi terhadap

penjualan air.

c. Jam operasi pelayanan, untuk mengukur efisiensi sistem secara keseluruhan

dan kaitannya dengan pelayanan.

d. Tekanan air pada sambungan pelanggan, mengukur jumlah pelanggan yang

dilayanani dengan tekanan yang sesuai dengan standar minimal.

e. Penggantian/kalibrasi meter air pelanggan, mengukur tingkat ketelitian meter

air pelanggan.

4. Aspek Sumber Daya Manusia, bobot 15%, meliputi :

Page 16: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

a. Rasio Pegawai terhadap 1000 pelanggan, untuk mengukur efisiensi

penggunaan tenaga kerja dalam melayani setiap 1000 pelanggan.

b. Rasio Pendidikan dan Pelatihan Pegawai, mengukur kepedulian perusahaan

untuk meningkatkan kompetensi pegawai.

c. Rasio Biaya Pendidikan dan Pelatihan, mengukur kepedulian perusahaan

untuk mendanai dalam hal peningkatan kemampuan pegawai.

Nilai maksimum dari masing – masing aspek tersebut adalah 5, sehingga nilai

tertinggi menjadi :

Aspek Bobot Nilai Maksimum Skoring

Keuangan 0,25 5 1,25

Pelayanan 0,25 5 1,25

Operasional 0,35 5 1,75

Evaluasi Kinerja PDAM yang dilakukan berdasarkan kriteria baru tersebut,

dikelompokkan kedalam 3 kategori yakni; Sehat, Kurang Sehat, dan Sakit, dengan

batasan nilai :

1) Kategori Sehat, memperoleh nilai lebih besar dari 2,8

PDAM dengan kategori sehat adalah PDAM yang mampu berkembang dan dapat

memperbaiki kas dan kewajiban pinjaman, dan melakukan mengoperasikan instalasi

secara efisien dalam pelayanannya kepada pelanggan.

2) Kategori Kurang Sehat, memperoleh nilai antara 2.2 – 2,8

PDAM dengan kategori kurang sehat adalah PDAM yang menanggung resiko atas

keadaan kas dan pembayaran pinjaman dalam mengembangkan pelayanannya.

3) Kategori Sakit, memperoleh nilai kurang dari 2.2

Page 17: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

PDAM dengan kategori sakit adalah PDAM yang tidak mampu menanggung resiko

kas dan pinjaman dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

STANDAR PELAYANAN MINIMAL PDAM

Secara konseptual, standar pelayanan pada dasarnya merupakan konsensus antara

pemberi layanan dan pengguna layanan. Oleh karena itu standar pelayanan sifatnya

tidak statis tetapi dinamis. Ia senantiasa berubah dan sangat tergantung pada

perkembangan kemampuan pemberi layanan dan ekspetasi (harapan) pengguna

layanan. Dengan kata lain standarisasi pelayanan merupakan sekumpulan angka-

angka atau level kemampuan baik kuantitatif maupun kualitatif, dimana bertemu

antara kemampuan pemberi layanan dan ekspetasi pengguna layanan. (Cerdas Kaban,

2007). SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu pelayanan dasar yang

merupakan urusan wajib daerah yang berhak diperoleh setiap warga negara secara

minimal. SPM tersebut diterapkan pada urusan wajib daerah terutama yang berkaitan

dengan pelayanan dasar.

Standar pelayanan minimal PDAM ditetapkan dalam rangka kelancaran

penyelenggaraan pemerintah daerah untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik.

Adapun standar pelayanan minimal PDAM, yaitu :

a. Kuantitas air, yaitu mengenai

1) Tekanan air di pelanggan, kekuatan daya air yang diukur pada meter air yang

terpasang pada setiap pelanggan.

2) Durasi aliran adalah jumlah jam air mengalir pada periode tertentu.

Persyaratan teknisnya adalah tekanan air di pelanggan minimal 10 mka dan

durasi aliran yang diterima pelanggan sesuai dengan potensi wilayah masing-

masing selama 24 jam.

Page 18: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

b. Kualitas air, kualitas air harus mengacu dan sesuai dengan persyaratan baku mutu

air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No.

907/MENKES/SK/VII/2002, tanggal 29 Juli 2002, tentang Syarat-syarat dan

Pengawasan Kualitas Air Bersih.

c. Pelayanan sambungan baru, yaitu :

1) Pelayanan sambungan baru adalah pelayanan terhadap calon pelanggan yang

berminat untuk menjadi pelanggan.

2) Sambungan standar adalah pemasangan sambungan rumah dengan jarak

maksimal 6 meter dari pipa distribusi ke titik pemasangan meter air.

3) Sambungan non standar adalah pemasangan sambungan rumah dengan jarak

maksimal lebih dari 6 meter.

d. Pelayanan buka kembali

Pelayanan buka kembali adalah pelayanan kepada pelanggan yang dikarenakan

sesuatu hal ditutup oleh PDAM, baik atas permintaan pelanggan maupun yang

disebabkan karena tidak terpenuhinya kewajiban pelanggan kepada PDAM.

e. Pelayanan pengaduan

Perusahaan Daerah Air Minum menyediakan pelayanan pengaduan bagi

pelanggan atau masyarakat yang memerlukan sesuai dengan kewenangannya.

1) Bentuk pengaduan baik secara lisan maupun tertulis.

2) Jenis pengaduan, yaitu :

a) Non teknik, berupa : data langganan, tarif air, dana meter, pemakaian air,

dll.

b) Teknik, berupa : pipa bocor, air mati, air kecil, air keruh, meter air mati,

segel meter putus/tidak ada.

c) Pelanggaran, berupa : status tutup air mengalir, meter air, sedot pompa, dll.

Page 19: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

f. Balik nama dan alamat

Balik nama dan alamat adalah penggantian nama atau alamat penanggung jawab

pelanggan. Hal ini bisa dilakukan oleh setiap pelanggan.

g. Penyesuaian tarif

Permohonan dari pelanggan atau dari perusahaan untuk menyesuaikan tarif

dikarenakan adanya perubahan golongan pelanggan.

h. Permintaan tutup sementara

Permintaan tutup sementara adalah permohonan dari pelanggan untuk menutup

sambungan air minumnya, karena suatu hal. Misalnya sudah mempunyai sumur

atau sumber mata air lainnya.

i. Test meter

Test meter adalah pengetesan meter air yang diragukan akurasinya oleh

pelanggan. Misalnya hasil meteran di rumah tidak sama dengan yang di rekening,

maka harus ada pengaduan ke pihak perusahaan.

F. Kerangka Berpikir

G. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran yang ada, maka diajukan hipotesis dengan

pernyataan sebagai berikut :

- H1 : terdapat pengaruh dari pelayanan PDAM Tirta Handayani terhadap

pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Provinsi D.I Yogyakarta

- H0 : tidak terdapat pengaruh dari pelayanan PDAM Tirta Handayani terhadap

pemenuhan kebutuhann air bersih di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul,

Provinsi D.I Yogyakarta.

Page 20: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

H. Penelitian Relevan

No. Judul Peneliti Instansi Tujuan Penelitian Metode Hasil

1. Analisis Potensi Sungai Bawah Tanah di Gua Seropan dan Gua Semuluh untuk Pendataan Sumberdaya Air Kawasan Karst di Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Astri Handayani Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta 2009

- Mengetahui potensi sungai bawah tanah untuk pendataan sumberdaya air di Gua Seropan dan Gua Semuluh di Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul

- Mengetahui kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari penduduk di Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul

- Melakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mengantisipasi kekurangan air di Kecamatan Semanu Kabupaten Gunungkidul

Deskriptif kualitatif

a. Potensi- Gua Seropan :1) Pemenuhan

kebutuhan air bersih (memasak, mandi, mencuci)

2) Pemanfaatan untuk pengembangan irigasi di Kecamatan Semanu, dengan penerapan teknologi budi daya tanaman yang berbasis pada agribisnis

- Gua Semuluh :Berpotensi untuk irigasi, mengairi sawah dan tegalan.

b. Memenuhi kebutuhan sehari-hari , seperti MCK dan memasak, , rata-rata diperlukan air sebesar ± 134,4 liter/orang/hari, masih ditambah untuk keperluan irigasi dan ternak bagi yang memiliki sawah atau tegalan dan hewan ternak.

2. Kajian Pengelolaan Air berbasis Komunitas (Studi Kasus Desa Karangrejek Kabupaten Gunungkidul)

Herminingrum Andara Warih dan Alia Fajarwati

Geografi UGM 2013

- Mengidentifikasi manajemen air berbasis komunitas di Desa Karangrejek Kabupaten Gunungkidul

- Mengetahui bentuk partisipasi masyarakat dalam manajemen air berbasis komunitas di Desa Karangrejek Kabupaten Gunungkidul

Kualitatif a. Sistem pengelolaan air berbasis komunitas di Desa Karangrejek yang memliputi profil organisasi, pengaturan tarif, perawatan teknis/maintenance, kualitas air, transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan, manajemen organisasi, laporan rugi/laba, kontribusi dalam pembangunan desa sudah bagus, kendala yang

Page 21: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

- Mengetahui rata-rata pemakaian air pada rumah tangga konsumen PAMDes di Desa Karangrejek Kabupaten Gunungkidul

dihadapi antara lain masalah kredit macet, kesalahan pencatatan rekening dan kualitas air yang diproduksi dimana kesadahan (CaCo3) mencapai angka 112 mg/L termasuk ke dalam klasifikasi perairan menengah (moderatlyhard).

b. Partisipasi masyarakat Desa Karangrejek sangat besar dari awal perencanaan pembangunan sarana dan prasarana air bersih, pelaksanaan, hingga evaluasi.

c. Pola konsumsi rata-rata pemakaian air di Desa Karangrejek yang menggunakan PAB TK di atas 8 meter3/kepala keluarga/bulan dari 10 meter3/kepala keluarga/bulan yang ditetapkan dalam standar kebutuhan pokok air minum menurut Permendagri No. 23 Tahun 2006. Sebagian besar masyarakat menggunakan air tersebut untuk kebutuhan air domestik rumah tangga seperti mandi, mencuci, dan memasak.

3. Strategi Adaptasi Masyarakat terhadap Bencana Kekeringan di Kawasan Karst Kecamatan Panggang Gunungkidul

Hendy Fatchurohman dan Ahmad Cahyadi

Fakultas Geografi UGM

- Mengidentifikasi potensi sumberdaya air di Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul

- Mengidentifikasi dampak kekeringan yang dirasakan

Survei wawancara

Sumberdaya air alami yang dapat dimanfaatkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan bersih berasal di Kecamatan Panggang, seperti telaga, mata air dan air hujan. Masyarakat juga memanfaatkan sumber

Page 22: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

masyarakat- Mengidentifika

si strategi adaptasi masyarakat terhadap bencana kekeringan di Kecamatan Panggang Kabupaten Gunungkidul

air lain dari saluran PDAM yang berasal dari Sungai Bawah Tanah Ngobaran dan tangki penyedia air bersih yang mengambil dari mata air. Dampak kekeringan yang dirasakan masyarakat meliputi menurunnya jumlah produksi pertanian, dan kesulitan pemenuhan kebutuhan air akibat tidak adanya hujan, mengeringnya tel;aga dan menurunnya atau matinya debit dari mataair. Berbagai strategi adaptasi dilakukan dalam rangka bertahan menghadapi bencana kekeringan seperti optimalisasi fungsi telaga dan mataair pada musim penghujan. Pengurangan penggunaan air pada musim kemarau dan beberapa peraturan yang didasari kearifan lokal diterapkan untuk menjaga kelestarian sumber air.

4. Pengaruh Pelayanan PDAM Tirta Handayani terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Provinsi D.I Yogyakarta

Peni Puspitasari Universitas Negeri Jakarta

mengetahui pengaruh pelayanan PDAM Tirta Handayani terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

Kuantitatif ?

Page 23: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pelayanan PDAM

Tirta Handayani terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih di Kecamatan Tepus,

Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bertempat di Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. Adapun

waktu penelitian ini dilakukan pada bulan.................................

C. Metode Penelitian

Metode penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pendekatan kuesioner dan

wawancara.

D. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah penduduk berdomisili di daerah Kecamatan Tepus

yang menjadi pelanggan PDAM berjumlah 31.878 jiwa.

2. Sampel

Pengambilan sampel diambil secara random atau acak.

E. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu :

1. Pelayanan PDAM Tirta Handayani sebagai variabel X.

2. Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih sebagai variabel Y.

Untuk menggambarkan pengaruh varibel X terhadap Y maka penelitian didesain seperti

berikut ini:

Page 24: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

Keterangan :

X : Variabel Bebas / Variabel Independen (Pelayanan PDAM Tirta Handayani)

Y : Variabel Terikat / Variabel Dependen (pemenuhan kebutuhan air bersih)

: Arah Hubungan.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kebutuhan air

bersih penduduk Kecamatan Tepus yang diperoleh melalui angket.

2. Data Sekunder

a. Data Laporan Bulanan Kecamatan Tepus

- Pertumbuhan Penduduk Kecamatan Tepus

b. Data PDAM Tirta Handayani di Kecamatan Tepus.

- Jumlah Pelanggan PDAM di Kecamatan Tepus

- Cakupan Pelayanan PDAM

Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih

Variabel Bebas (X)

Pelayanan PDAM Tirta Handayani

Variabel Bebas (X)

Page 25: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

DAFTAR PUSTAKA

Andara Warih, ,Herminingrum dan Alia Fajarwati. 2013. Kajian Pengelolaan Air berbasis

Komunitas (Studi Kasus Desa Karangrejek Kabupaten Gunungkidul).Fakultas

Geografi Universitas Gadjah Mada.

Dyah Anggraini, Fanni. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Penduduk terhadap Kebutuhan Air

Bersih di Pulau Panggang, Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan

Seribu Utara, Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta. Jurusan

Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta.

Fatchurohman, Hendy dan Ahmad Cahyadi. Strategi Adaptasi Masyarakat terhadap Bencana

Kekeringan di Kawasan Karst Kecamatan Panggang Gunungkidul.Fakultas

Geografi Universitas Gadjah Mada.

Handayani, Astri. 2009. Analisis Potensi Sungai Bawah Tanah di Gua Seropan dan Gua

Semuluh untuk Pendataan Sumberdaya Air Kawasan Karst di Kecamatan

Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Referensi website :

http://www.gunungkidulkab.go.id/ Hari Ini Bribin II Diresmikan Menteri PU; Cukupi

Kebutuhan Air 80 Ribu Jiwa.

Page 26: Pengaruh Pelayanan Pdam Tirta Handayani Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Tepus

http://www.bppspam.com/index.php?

option=com_content&view=article&id=600&Itemid=93 Penilaian Kinerja

PDAM.

http://andriakbar.blogspot.com/2010/03/gambaran-umum-pdam-di-indonesia.html Gambaran

Umum PDAM di Indonesia.

http://andriakbar.blogspot.com/2010/03/kinerja-umum-pdam-di-indonesia.html Kinerja

Umum PDAM di Indonesia.