laporan mikro jamur

Upload: aditya-rangga

Post on 04-Jun-2018

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 laporan mikro jamur

    1/4

    Diantara tumbuh-tumbuhan rendah (bersahaja), maka golongan ganggang (alga) dan

    golongan jamur merupakan kelanjutan dari pada golongan bakteri. Apakah golongan

    ganggang itu langsung menjadi lanjutan golongan bakteri ataukah jamur yang menjadi

    lanjutan langsung dari bakteri, hal ini sangat sukar ditentukan (Dwidjoseputro, 1978).

    Fungi atau Cendawan adalah organisme heterotrofik. Mereka memerlukan senyawaorganik untuk nutrisinya. Bila mereka hidup dari benda organik mati yang terlarut, mereka

    disebut saprofit. Saprofit menghancurkan sisa-sisa tumbuhan dan hewan yang kompleks,

    menguraikan menjadi zat-zat kimia yang lebih sederhana, yangkemudian dikembalikan

    kedalam tanah, dan selanjutnya meningkatkan kesuburannya. Jadi mereka bisa sangat

    menguntungkan bagi manusia (Pelczar, et.al. 2008).

    Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk hifa atau sel tunggal,

    eukariotik, berdinding sel dari kitin atau selulosa, bereproduksi seksual dan aseksual dalam

    dunia kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara mendapatkan makanannya

    berbeda dari organisme eukariotik lainnya yaitu melalui absorbsi (Gandjar, 1999).

    Jamur merupakan suatu organisme eukariotik yang mempunyai ciri yaitu berupa

    benang tunggal yang bercabang, tidak mempunyai klorofil, hidupnya heterotrof dan

    mempunyai berbagai macam penampilan, tergantung pada spesiesnya.

    Fungi tingkat tinggi maupun tingkat rendah mempunyai ciri yang khas yaitu benang

    tunggal atau bercabang-cabang yang disebut hifa. Kumpulan dari hifa-hifa akan membentuk

    misselium. Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula yang bersifat saprofit. Fungi dapat

    mensintesis protein dan vitamin (Gunawan S,2009).

    Fungi dibedakan menjadi dua golongan yakni

    Kapang

    Fungi multiseluler atau kapang mempunyai miselia atau fillamen dan pertumbuhannya

    dalam bahan makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas (Waluyo, 2007).

    Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa

    tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-

    mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih (Waluyo, 2007).

    Secara lamiah kapang berkembang biak dengan berbagai cara, baik aseksual dengan

    pembelahan, penguncupan atau pembentukkan spora dapat pula secara seksual dengan

    pembelahan nukleus dari kedua induknya (Waluyo, 2007).

    Khamir

    Khamir termasuk cendawan, tetapi berbeda dengan kapang karena bentuknya yang

    terutama uniseluler. Reproduksi vegetativ terjadi dengan cara pertunasan. Sebagian sel

    tunggal khamir tumbuh dan berkembang biak lebih cepat dibanding kapang yang tubuh

    dengan pembentukkan filamen (Waluyo, 2007).

    Sel khamir mempunyai ukuran yang bervariasi yaitu dengan panjang 1-5 mm sampai 20-

    50 mm, dan lebar 1-10 mm. bentuk khamir bermacam-macam, yaitu bulat, oval, silinder,

    ogival yaitu bulat panjang dengan salah satu ujung runcing, segitiga melengkung, berbentuk

    batat, bentuk apikal atau lemon, membentuk psedomiselium dan sebagianya (waluyo, 2007).

  • 8/13/2019 laporan mikro jamur

    2/4

    Kapang dapat dibedakan menjadi dua kelompok berdasarkan struktur hifa, yaitu hifa

    tidak bersekat atau nonseptat dan hifa bersekat atau septat yang membagi hifa dalam mangan-

    mangan, dimana setiap mangan mempunyai inti satu atau lebih. Dinding penyekat pada

    kapang disebut dengan septum yang tidak tertutup rapat sehingga sitoplasma masih dapat

    bebas bergerak dari satu ruang ke ruang lainnya. Kapang bersepta yaitu terutama kelas

    Ascomycetes. Sedangkan kapang tak bersepta yakni kelas Phycomycetes. Kapang yang takbersepta intinya tersebar disepanjang septa (Waluyo, 2007).

    Fungi ada yang bersifat parasit dan ada pula bersifat saprofit. Parasit apabila dalam

    memenuhi kebutuhan makanannya dengan mengambil dari benda hidup yang ditumpanginya.

    Sedangkan bersifat saprofit apabila memperoleh makanan dari benda mati dan tidak

    merugikan benda itu sendiri. Fungi mensintesis protein dengan mengambil sumber karbon

    dan karbohodrat (misalnya glukosa, sukrosa atau maltosa)., sumber nitrogen dari bahan

    organik atau anorganik, dan mineral dari substratnya . ada juga beberapa fungi yang dapat

    mensintesis vitamin-vitamin yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan

    sendiri. Tetapi ada juga yang tidak dapat mensintesis sendiri, sehingga harus mendapatkan

    dari substrat, misalkan thaimin dan biotin (Gunawan S,2009).

    Peran fungi dalam kehidupan kita sehari-hari antara lain dapat disebutkan dibidang

    pertanian dan perkebunan menyebabkan penyakit pada tanaman ekonomi seperti padi,

    jagung, kentang, kopi, the, coklat, kelapa dan karet; di bidang kehutanan merusak kayu dan

    hasil olahannya, akan tetapi fungi justru diperlukan dalam penguburan lahan, di bidang

    farmasi fungi dimanfaatkan untuk menghasilkan aneka enzim dan senyawa asam organik

    tertentu, di bidang kedokteran sejumlah fungi memang phatogen bagi mannusia antara lain

    menyebabkan alergi dan dermatomikosis, di bidang kesehatan masyarakat spora fungi diiudara menyebabkan pengotoran udara yang bila dihirup menyebabkan batuk-batuk dan alergi

    disamping itu diketahui pula bahwa fungi dapat merusak lingkungan, cat minyak bumi,

    kertas, dan tekstil (Gandjar,1999).

    Beberapa fungi, meskipun sapiofitik dapat juga menyerbu inang yang hidup lalu

    tumbuh dengan subur disitu sebagai parasit. Sebagai parasit mereka menimbulkan penyakit

    pada tumbuhan dan hewan, termasuk manusia. Akan tetapi diantara sekitar 500.000 spesies

    cendawan, hanya kurang lebih 100 yang patogenik terhadap manusia. kematian infeksi oleh

    cendawan selain penyakit kulit sangat tinggi. Hal ini boleh jadi disebabkan oleh diagnosis

    yang terlambat atau yang salah selama penyakit itu menjalar atau karena tidak tersediannya

    antibiotik. Antibiotik non toksik yang secara medis tepat guna. Banayak cendawan patogenik,misalnyaHistoplasmaCapsulatum, yang menyebabkan histoplasmosis (nfeksi mikosis pada

    sistem retikolendotelium yang meliputi banyak organ). Dapat juga hidup sebagai saprofit,

    fungsi deperti itu menunjukan dimorfisme : artinya mereka dapat ada dalam bentuk uniseluler

    seperti halnya khamir ataupun dalam bentuk bening (filamen) seperti halnya kapang. Fase

    khamir timbul bilamana organisme itu hidup sebagai parasit atau patogen dalam jaringan,

    sedangkan bentuk kapang bila organisme itu merupakan saprofit dalam tanah atau dalam

    medium laboratorium. Identifikasi laboratorium untuk cendawancendawan patogenik

    acapkali tergantung kepada dapat tidaknya dimorfisme ini dipertunjukan (Pelczar. 2008).

    Identifikasi jamur merupakan suatu kegiatan yang sangat penting mengingat banyak

    jenis jamur belum diketahui jumlah dan jenisnya. Jumlah spesies jamur yang sudah diketahui

    hingga kini hanya kurang lebih 69.000 dari per kiraan 1.500.000 spesies yang ada didunia.

  • 8/13/2019 laporan mikro jamur

    3/4

    Dapat dipastikan bahwa indonesia yang sangat kaya akan diservitas tumbuhan dan hewannya

    juga memiliki diservitas jamur yang sangat tinggi mengingat lingkungannya yang lembab dan

    suhu tropik yang mendukung pertumbuhan jamur (handajani, 2006).

    (A.S.,Sucker & Richard, A.M.2000)

    BAB V

    PENUTUP

    5.1 Kesimpulan

    Dari praktikum kali ini dapat ditari kesimpulan bahwa:

    Cara mengidentifikasi dasar jamur adalah dengan mengamati bentuk koloni, diameter,

    tepi koloni, permukaannya, konsistensinya, warna, pembentukkan pigmen dalam media dan

    apakah koloni tumbuh pada permukaan atau dalam media

    Jenis-jenis fungi yaitu:

    o Yeast / ragi / khamir

    o Fillamentus fungi

    o Cendawan (mushroom)

    A.S.,Sucker & Richard, A.M.2000.Clinical Interpretation of Laboratory Test.F.A. Davis

    Company: Philadelphia

    Dwidjoseputro, 1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan:Jakarta

    Gandjar, Indrawati.1999.Pengenalan Kapang Tropik Umum. Jakarta : UI Press

    Gunawan, S.2009.Biolodi SMA Kelas X.Jakarta:Grasindo

  • 8/13/2019 laporan mikro jamur

    4/4