laporan mangkang

20
LAPORAN KUNJUNGAN KEBUN BINATANG MANGKANG oleh: 1. Rizqi Amalia 4411412038 2. Intan Rachmawati 4411412041 3. Siti Rofi’atus S 4411412043 4. Retno Ika Sari 4411412045 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Upload: intanrachmawati

Post on 16-Feb-2016

230 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

laporan kunjungan Mamalogi

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Mangkang

LAPORAN KUNJUNGAN KEBUN BINATANG MANGKANG

oleh:

1. Rizqi Amalia 4411412038

2. Intan Rachmawati 4411412041

3. Siti Rofi’atus S 4411412043

4. Retno Ika Sari 4411412045

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: Laporan Mangkang

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Taman Margasatwa Semarang merupakan tempat konservasi satwa yang

memadukan konsep edukasi dengan konsep rekreasi, sehingga para pengunjung yang

datang ke Taman Margasatwa Semarang bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih luas

mengenai kekayaan flora dan fauna yang tersebar di negeri kita tercinta sekaligus

berekreasi melepas kepenatan dari rutinitas kegiatan mereka sehari-harinya bersama

keluarga, teman atau kerabat terdekatnya. Taman Margadatwa Semarang hingga tahun

2012 ini telah memiliki 40 jenis satwa dan setiap periodenya akan selalu ditambah

dengan jenis satwa lain untuk melengkapi koleksi kebun binatang. Masing-masing jenis

satwa jumlahnya berkisar 2 ekor hingga 6 ekor, mereka ditempatkan di suatu lokasi

yang mirip dengan habitatnya semula. Dalam laporan ini kita hanya membahas tentang

harimau benggala yang ada di mangkang dan membandingkannya dengan spesies yang

lain.

Kingdom animalia memiliki beberapa tingkatan untuk membagi hewan-hewan

yang terdapat di muka bumi ini. Tingkatan tertinggi pada kingdom animalia tersebut

adalah mamalia. Pada umumnya, semua jenis mamalia memiliki rambut yang menutupi

tubuhnya. Jumlah rambut tersebut berbeda-beda antara spesies yang satu dengan yang

lain.  Ada spesies yang seluruh tubuhnya ditutupi oleh rambut dan ada pula spesies yang

hanya memiliki rambut di tempat-tempat tertentu pada bagian tubuhnya. Mamalia

merupakan hewan yang bersifat homoioterm atau sering disebut hewan berdarah panas.

Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan

sekitar.

Sebutan mamalia sendiri berasal dari keberadaan glandula (kelenjar) mamae

pada tubuh mereka yang berfungsi sebagai penyuplai susu. Seperti yang kita ketahui

bahwa mamalia betina menyusui anaknya dengan memanfaatkan keberadaan kelenjar

tersebut. Walaupun mamalia jantan tidak menyusui anaknya, bukan berarti mereka tidak

memiliki kelenjar mamae. Semua mamalia memiliki kelenjar mamae, tetapi pada

mamalia jantan kelenjar ini tidaklah berfungsi sebagaimana pada mamalia betina.

Page 3: Laporan Mangkang

Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa mamalia merupakan tingkatan

tertinggi pada kerajaan hewan. Hal ini mengakibatkan segala proses yang dilakukan

oleh mamalia lebih tinggi daripada jenis animalia lainnya. Mulai dari sistem pencernaan

, pernafasan , peredaran darah , urogenital , hingga sistem syarafnya. Oleh karena itu

perlulah kita mengetahui tentang karakteristik, struktur tubuh, cara hidup, dan habitat

dari class mamalia beserta peranannya dalam kehidupan manusia guna menunjang

pengetahuan kita khususnya spesies beruang madu (Helarctos malayanus) dan wau-wau

moloch (Hylobates moloch).

2. RUMUSAN MASALAH

a. Bagaimana ciri-ciri morfologi Helarctos malayanus dan Hylobates moloch?

b. Bagaimana perilaku Helarctos malayanus dan Hylobates moloch?

c. Bagaimana perilaku reproduksi Helarctos malayanus dan Hylobates moloch?

d. Dimana distribusi Helarctos malayanus dan Hylobates moloch?

e. Dimana habitat Helarctos malayanus dan Hylobates moloch?

3. TUJUAN

a. Mengetahui ciri-ciri morfologi Helarctos malayanus dan Hylobates moloch

b. Mengetahui perilaku Helarctos malayanus dan Hylobates moloch

c. Mengetahui perilaku reproduksi Helarctos malayanus dan Hylobates moloch

d. Mengetahui distribusi Helarctos malayanus dan Hylobates moloch

e. habitat Helarctos malayanus dan Hylobates moloch

Page 4: Laporan Mangkang

BAB II

HASIL OBSERVASI

No. Foto Keterangan

1. Wau Wau Moloch Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Primata

Famili : Hylobatidae

Genus : Hylobates

Spesies : Hylobates moloch

Diskripsi:

panjang tubuh 45-60 cm. Memiliki

panjang kaki atau tangan 133-155

dengan berat tubuh 3-9 kg. Tubuh

tertutup rambut berwarna abu-abu

keperakan. Mata seperti memakai

kacamata. Hewan ini tidak memiliki

ekor.

Perilaku:

Hidup dalam kelompok atau keluarga.

Selalu terdiri dari satu pasangan dan

beberapa anak. Bergerak diatas pohon

dengan menggantung menggunakan

tangan atau kaki . Selalu beteriak keras

saat di pohon.

Reproduksi:

Perkawinan monogami dilakuikan

Page 5: Laporan Mangkang

sesuai dengan siklus birahi. Lama

bunting 200-212 hari. Induk betina

selalu melahirkan satu ekor. Anak

diasuh selama beberapa bulan.

Habitat:

Hutan tropika tapi kadang-kadang juga

memasuki perkebunan kopi di wilayah

Jawa Barat.

2. Beruang Madu Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Mammalia

Ordo : Carnivora

Famili : Ursidae

Genus : Helarctos

Spesies : Helarctos malayanus

Diskripsi:

Binatang ini merupakan anggota kelas

carnivora yang berukuran besar.

Panjang tubuh 100 sampai 140 cm.

Tubuhnya tertutup rambut tebal

berwarna hitam, rambut lebat, bagian

muka berwarna grey dan dibagian

depan nampak rambut-rambut

membentuk seperti kalung berwarna

putih.

Perilaku:

Hidup di atas pohon, soliter kadang

Page 6: Laporan Mangkang

berkelompok dalam jumlah kecil.

Mencari makan disiang hari dan tidur

disiang hari.

Reproduksi:

Tidak memiliki musim kawin tapi bisa

kawin sewaktu-waktu. Lama bunting 95

hari. Anak yang dilahirkan berjumlah 2

ekor dan disusui selama 18 bulan.

Habitat:

Sumatra, Kalimantan, Semenanjung

Malaysia, Indocina Selatan dan

Myanmar.

Page 7: Laporan Mangkang

BAB III

PEMBAHASAN

A. Wau Wau Moloch

Owa Jawa (Hylobates moloch) adalah pimata endemik Pulau Jawa yang

populasinya terus mengalami penurunan terutama disebabkan oleh konversi

habitat dan fragmentasi, Perburuan, perdagangan, dan pet. Sehingga primata ini

masuk dalam daftar high priority dengan status endangered species. Distribusi

owa jawa saat ini hanya terbatas di Taman Nasional Ujung Kulon, Halimun

Salak dan Pangrango, Priangan Timur, Ciremai, Dieng dan Gunung Slamet.

1. Ciri-ciri Morfologi

Hampir seluruh owa jawa baik jantan, betina dan anakan ditutupi rambut

abu-abu keperakan. Bagian atas kepalanya berwarna hitam, muka seluruhnya

berwarna hitam, dengan alis berwarna abu-abu yang menyerupai warna

keseluruhan tubuh. Dagu pada beberapa individu berwarna gelap. Rambut tubuh

di bagian dada dan perut umumnya berwarna lebih gelap dan pada bagian

tersebut terdapat bercak berwarna hitam, dengan batas bercak berwarna pucat.

Pada bagian wajahnya dikelilingi oleh lingkaran putih. Owa jawa yang masih

muda rambut penutup tubuhnya sering terlihat berwarna lebih pucat.

2. Perilaku

Owa jawa menghabiskan sebagian waktunya di pohon (arboreal) dan

jarang sekali turun ke tanah pergerakan dari satu pohon ke pohon yang lainnya

dilakukan dengan cara bergelantungan atau brankiasi. Ketika berjalan pada

cabang pohon besar atau di permukaan tanah, Owa jawa biasanya berjalan

dengan tegak dengan lengan terangkat untuk menjaga keseimbangan tubuh.

Daerah jelajah owa jawa dari pagi hingga sore hari lebih kurang 800-1.000 m,

sedangkan luas rata-rata daerah jelajahnya antara 17-20 ha, hal ini berhubungan

dengan ketersediaan makanan di habitatnya. 

Page 8: Laporan Mangkang

3. Perilaku Reproduksi

Perkawinan monogami dilakuikan sesuai dengan siklus birahi berjalan

sepanjang tahun. Lama bunting 200-212 hari. Induk betina selalu melahirkan

satu ekor. Anak diasuh selama beberapa bulan.

4. Distribusi

Populasi yang menunjang di dalamnya dinilai dari luas dan kondisinya.

Sejauh ini 11 habitat owa jawa yang memiliki peranan penting bagi usaha

pelestarian owa jawa, ke 11 habitat tersebut antara lain: Taman Nasional

Gunung Halimun dan Taman Nasional Ujung Kulon, Gunung Halimun, Gunung

Salak, Gunung Gede-Pangrango, Gunung Papandayan, Telaga Warna, Gunung

Siampang, Gunung Tilu, Gunung Kendeng, dan Dataran tinggi Dieng.

Gambar. Peta Sebaran owa jawa (Hylobates moloch)

5. Habitat dan Makanan

Habitat owa jawa di Gunung Siampang mengalami pengurangan sebesar

15% dari 15.000 ha, Taman Nasional Ujung Kulon sebesar 4% dari 76.100 dan

Taman Nasional Gunung Halimun sebesar 2,5% dari 42.000 ha . Sebagian besar

habitat alami owa jawa telah berkurang, di Jawa Tengah dan Jawa Barat habitat

owa jawa hanya tertinggal 10% dari keseluruhan hutan alam yang ada, yang

terdiri dari 59% hutan pegunungan, 10% dari keseluruhan hutan dataran tinggi

dan 2% hutan dataran rendah. Sementara itu beberapa bagian hutan yang penting

bagi perlindungan populasi owa jawa dinilai tidak mempunyai status konservasi

Page 9: Laporan Mangkang

yang jelas. IUCN-World Concervation memberikan status terancam punah

endangered.

Hasil dari beberapa penelitian, makan owa jawa terdiri dari 125 jenis

tumbuhan yang berbeda. Dari 125 jenis tumbuhan yang di makan owa jawa ada

beberapa bagian di dalam tumbuhan yang menjadi makanan kesukaan owa jawa

yaitu bagian daun, biji, buah dan daun muda. Selain tumbuhan, owa jawa juga

mengkonsumsi serangga diantaranya adalah rayap,ulat pohon dan beberapa jenis

serangga lainnya. Owa jawa rata – rata mencari makanan pada ketinggian 10 –

20 meter lebih, adapun hasil analisis proporsi makan owa jawa sebanyak 61 %

lebih banyak mengkonsumsi  buah – buahan dan 31 % dedaunan.

B. Beruang Madu

Beruang madu termasuk familia ursidae dan merupakan jenis paling kecil

dari kedelapan jenis beruang yang ada di dunia. Beruang ini adalah fauna khas

provinsi Bengkulu sekaligus dipakai sebagai simbol dari provinsi tersebut.

Beruang madu juga merupakan maskot dari kota Balikpapan. Beruang madu di

Balikpapan dikonservasi di sebuah hutan lindung bernama Hutan Lindung

Sungai Wain.

Beruang madu tidak hanya merupakan spesies beruang terkecil di dunia

tetapi juga memiliki bulu terpendek jika dibanding dengan spesies beruang

lainnya. Warna bulu Beruang Madu bervariasi dari hitam ke coklat gelap atau

abu-abu. Di bagian dada mereka terdapat corak khas berbentuk U berwarna

putih ke kuning atau oranye. Beruang Madu memiliki wajah berwarna terang

dengan moncong pendek dan telinga pendek. Beruang Madu juga memiliki

cakar panjang yang melengkung di kaki depan mereka yang membantu mereka

untuk memanjat pohon dan mematahkan kayu berongga terbuka untuk mencari

rayap yang juga dapat dilakukan dengan gigi taring besar dan rahang yang kuat

yang mereka miliki. Salah satu fitur yang paling luar biasa dari Beruang Madu

adalah lidah panjang mereka yang bisa sampai 25cm dan digunakan untuk

menangkap belatung dan mengambil madu dari sarang dan celah-celah pohon.

1. Ciri-ciri Morfologi

Panjang tubuhnya 1,40 m, tinggi punggungnya 70 cm dengan berat

berkisar 50 – 65 kg. Bulu beruang madu cenderung pendek, berkilau dan pada

Page 10: Laporan Mangkang

umumnya hitam, matanya berwarna cokelat atau biru,selain itu hidungnya relatif

lebar tetapi tidak terlalu moncong. Jenis bulu beruang madu adalah yang paling

pendek dan halus dibandingkan beruang lainnya, berwarna hitam kelam atau

hitam kecoklatan, di bawah bulu lehernya terdapat tanda yang unik berwarna

oranye yang dipercaya menggambarkan matahari terbit. Berbeda dengan

beruang madu dewasa, bayi beruang madu yang baru lahir memiliki bulu yang

lebih lembut, tipis dan bersinar. Karena hidupnya di pepohonan maka telapak

kaki beruang ini tidak berbulu sehingga ia dapat bergerak dengan kecepatan

hingga 48 kilometer per jam dan memiliki tenaga yang sangat kuat Kepala

beruang madu relatif besar sehingga menyerupai anjing yakni memiliki telinga

kecil dan berbentuk bundar.

Beruang jenis ini memiliki lidah yang sangat panjang dan dapat

dipanjangkan sesuai dengan kondisi alam untuk menyarikan madu dari sarang

lebah di pepohonan. Selain itu, lidah yang panjangnya dapat melebihi 25 cm itu

juga digunakan untuk menangkap serangga kecil di batang pohon. Beruang

madu memiliki penciuaman yang sangat tajam dan memiliki kuku yang panjang

di keempat lengannya yang digunakan untuk mempermudah mencari makanan.

Beruang madu lebih sering berjalan dengan empat kaki, dan sangat jarang

berjalan dengan dua kaki seperti manusia. Lengan beruang jenis ini cukup lebar

dan memiliki kuku melengkung serta berlubang yang memudahkannya

memanjat pohon. Kuku tangan yang melengkung digunakan oleh beruang ini

untuk menggali rayap, semut dan sarang lebah dan beruang yang sedang

mencari madu akan segera menghancurkan kayu yang masih hidup dan segar

dan bahkan berusaha untuk menggaruk pohon yang kayunya keras.

Rahang beruang madu tidak proporsional karena terlalu besar sehingga

tidak dapat memecahkan buah-buah besar seperti kelapa. Gigi beruang ini lebih

datar dan merata dibandingkan dengan jenis beruang lain, gigi taringnya cukup

panjang sehingga menonjol keluar dari mulut. Ukuran tulang tengkorak kepala

beruang madu pada umunya memiliki panjang tengkorak 264,5 mm, panjang

condylobasal 241,3 mm, lebar zygomatic 214,6 mm, lebar mastoid 170,2 mm,

lebar interorbital 70,5 mm, lebar maxilla 76,2 mm.

Page 11: Laporan Mangkang

2. Perilaku

Beruang Madu menghabiskan sebagian besar hidupnya tinggal di pohon-

pohon tinggi di dalam hutan dan bahkan tidur di sarang yang dibangun dengan

melipat cabang-cabang berdaun. Beruang Madu sangat mahir memanjat yang

dapat mereka lakukan dengan kecepatan yang luar biasa menggunakan cakarnya

yang panjang dan melengkung. Beruang Madu merupakan hewan diurnal yang

menghabiskan siang hari mereka untuk mencari makan dan beristirahat di sarang

mereka di atas pohon pada malam hari. Tetapi, di daerah-daerah dengan tingkat

pertumbuhan aktivitas manusia yang tinggi, Beruang Madu dikenal mengadopsi

cara nokturnal untuk menghindari konfrontasi. Seperti spesies beruang lainnya,

Beruang Madu juga hewan soliter (menyendiri) yang hanya akan bertemu

dengan pasanganya jika pada musim kawin saja. Tidak seperti spesies beruang

lainnya di seluruh dunia, Beruang Madu tidak tidak berhibrenasi (tidur musim

dingin). Hal itu dikarena Beruang Madu hidup di daerah tropis di mana tidak ada

perubahan musim yang sangat drastis.

Perilaku beruang madu yakni menggali dan membongkar juga

bermanfaat untuk mempercepat proses penguraian dan daur ulang yang sangat

penting untuk hutan hujan tropis. Beruang madu juga sangat berperan dalam

meregenerasi hutan sebagai penyebar biji buah-buahan, dan terkenal sebagai

pemanjat pohon yang ulung. Sifatnya pemalu, hidup penyendiri, aktif di siang

hari dengan kebutuhan wilayah jelajah yang luas.

3. Perilaku Reproduksi

Dalam cara yang sama seperti sejumlah spesies hewan lain yang

ditemukan di daerah tropis, Beruang Madu diketahui akan kawin dan melahirkan

sepanjang tahun. Setelah periode kehamilan yang diketahui bervariasi antara 3

dan 8 bulan, tergantung pada individu dan jumlah makanan yang tersedia,

Beruang Madu betina melahirkan hingga tiga bayi (tetapi biasanya hanya satu

bayi saja yang lahir) di dalam sarang yang mereka buat dari rongga pohon besar.

Beruang Madu muda akan dirawat dan dijaga oleh ibu mereka dan diajarkan

berbagai keterampilan hidup untuk bertahan hidup di daerah tropis sampai

mereka mandiri yaitu ketika mereka berusia dua tahun. Beruang Madu diketahui

Page 12: Laporan Mangkang

hidup dengan rata-rata 25 tahun di alam liar, tetapi diketahui bahwa Beruang

Madu akan berusia lebih dari 30 tahun di penangkaran.

4. Distribusi

Beruang Madu ditemukan di sejumlah negara di Asia Tenggara namun

karena desakan manusia, mereka kini hanya ditemukan di beberapa habitat yang

semakin terisolasi. Beruang Madu dapat ditemukan di pulau Kalimantan dan

Sumatera (Indonesia), di hutan daratan (Malaysia, Thailand, Kamboja, Laos dan

Vietnam) dan dijumpai juga beberapa Beruang Madu di India timur dan selatan

Cina. Beruang Madu mendiami hutan hujan dataran rendah di mana terdapat

berbagai macam makanan dan juga lebatnya hutan untuk melindungi mereka

dari predator. Namun, di banyak habitat alami mereka (terutama di Indonesia

dan Malaysia) Beruang Madu telah kehilangan wilayah yang luas dari habitat

asli nya akibat dari deforestasi, terutama untuk membersihkan lahan untuk

pertanian (seperti perkebunan kelapa sawit) dan industri kayu.

5. Habitat dan Pakan

Beruang madu hidup di hutan-hutan primer, hutan sekunder dan sering

juga di lahan-lahan pertanian, mereka biasanya berada di pohon pada ketinggian

2 - 7 meter dari tanah, dan suka mematahkan cabang-cabang pohon atau

membuatnya melengkung untuk membuat sarang. Habitat beruang madu

terdapat di daerah hujan tropis Asia Tenggara. Penyebarannya terdapat di pulau

Borneo,Sumatera,Indocina, Cina Selatan,Burma, serta Semenanjung malaya.

Oleh karena itulah jenis ini tidak memerlukan masa hibernasi seperti beruang

lain yang tinggal di wilayah empat musim. Beruang madu pada masa lalu

diketahui tersebar hampir di seluruh benua Asia, namun sekarang menjadi

semakin jarang akibat kehilangan dan fragmentasi habitat.

Beruang Madu memakan berbagai macam jenis buah-buahan, kacang-

kacangan, dan tunas serta untuk melengkapi diet mereka, Beruang Madu

memakan serangga, belatung, madu, telur dan hewan kecil seperti tikus. Dengan

menggunakan gigi yang kuat dan cakar yang tajam Beruang Madu mampu

mematahkan kayu berongga terbuka sebelum menggunakan lidah panjang

mereka untuk mengekstrak rayap di dalamnya. Namun, jika tidak mungkin

untuk memecahkan sarang di batang pohon, Beruang Madu dikenal untuk

Page 13: Laporan Mangkang

menempatkan kaki depan mereka ke dalam lubang satu per satu, yang

memungkinkan rayap merangkak naik ke kaki mereka sebelum kemudian

dimakan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Spesies Wau-wau moloch (Hylobates moloch) termasuk kedalam Ordo Primata

Famili Hylobatidae sedangkan spesies Beruanga Madu (Helarctos malayanus)

termasuk kedalam Ordo Carnivora Famili Ursidae.

Page 14: Laporan Mangkang

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (http://gembiralokazoo.com) diakses pada tanggal 24 November 2015

Anonim. 2011. http://Seaworld.org diakses pada tanggal 24 November 2015.

Anonim.2011.http://www.chyrun.com/2013/12/owa-jawa-hylobates-moloch_27.html

diakses tanggal 30 November 2015.

Anonim.2012.http://semeseter/mangkang/

Beruangmadu20WikipediabahasaIndonesia,ensiklopediabebas.htm diakses

tanggal 30 November 2015.

Anonim.2013.http://KULIAH/semeseter/mangkang/

BeruangMadu28HelarctosMalayanusDeskripsiFaktaFloraFauna.htm diakses

tanggal 30 November 2015.

Kehati. 2014. http://www.biodiversitywarriors.org diakses pada tanggal 25

November 2015