hubungan citra murabahah dengan minat nasabah di bmt nu sejahtera mangkang kota semarang

Upload: angah-pija

Post on 01-Mar-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    1/97

    HUBUNGAN CITRA MURABAHAH DENGAN MINAT

    NASABAH DI BMT NU SEJAHTERA MANGKANG KOTA

    SEMARANG

    Skripsi

    Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi

    Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S 1)

    Dalam Ilmu Syariah Jurusan Ekonomi Islam

    Disusun Oleh :

    ALI MASKHUR062411029

    FAKULTAS SYARIAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    2/97

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    3/97

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    4/97

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    5/97

    MOTTO

    Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

    memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecualidengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-

    suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh

    dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

    kepadamu.1

    1

    Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir al-Quran,Al-Quran dan Terjemahnya,Jakarta: Departemen Agama, 1995, hlm. 156.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    6/97

    PERSEMBAHAN

    Karya ini penulis persembahkan teruntuk :

    Bapak dan Ibu, karya ini terangkai dari keringat, airmata dan doamu

    berdua. Setiap keringat dan airmata yang keluar karenaku menjelma dalam

    setiap huruf; setiap doa yang terpanjat menyatu menyampuli karya

    hidupku.

    Kekasihku tersayang dan tercinta, Mutiara Anggreini, kesetiaan dankesabaranmu adalah bingkai dari karya ini.

    Adikku semoga karya ini menjelma menjadi pelecut untuk menjadikan diri

    sebagai uswatun hasanahyang lebih baik dalam tholabul ilmi.

    Seluruh teman-teman baikku, ragu kalian akanku telah menuntunku pada

    alur kehidupan yang lebih dewasa

    Fakultas (Syariah)ku tercinta, semoga karya ini menjadi bukti cintaku

    kepadamu dan bukan menjadi lambang perpisahan engkau dan aku.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    7/97

    DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis

    menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang

    telah pernah ditulis orang lain atau diterbitkan. Demikian

    juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang

    lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang

    dijadikan bahan rujukan.

    Semarang, Juni 2011

    Deklarator

    ALI MASKHUR

    NIM. 062411029

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    8/97

    ABSTRAKSI

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya praktek murabahah di BMT

    NU Sejahtera yang memiliki peluang untuk menumbuhkan persepsi masyarakat

    yang baik terhadap produk tersebut. Praktek tersebut berpusat pada adanya

    kemudahan dan fleksibilitas pengadaan barang dalam akad murabahah, di mana

    pengadaan barang dapat dilakukan sendiri oleh nasabah setelah adanya

    penyerahan uang dan penandatanganan akad. Hal ini akan memunculkan sebuah

    citra yang positif terhadap produk murabahah. Kemunculan citra tersebut tentu

    akan menimbulkan hubungan yang positif dengan penumbuhan minat masyarakat

    untuk melakukan pembelian atau pemanfaatan produk murabahah. Oleh sebab itu,

    maka penulis kemudian ingin mengukur seberapa besar hubungan citra

    murabahah dengan minat nasabah untuk membeli produk murabahah.Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian

    kuantitatif. Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan kuesioner,

    sedangkan analisa data menggunakan rumusan korelasi Spearman yang

    diaplikasikan secara komputasi dengan menggunakan program SPSS seri 16.0.

    Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah Koefisien korelasi dapat

    diketahui dari table coefficient correlationdengan melihat pada baris coefficient

    correlation yang menunjukkan angka 0,901. Dengan demikian, dapat diketahui

    bahwa nilai koefisien korelasi antara citra produk dengan kepuasan nasabah

    adalah sebesar 0,901. Koefisien korelasi sebesar 0,901 berada di interval nilai

    korelasi 0,90 1,00. Selain itu, hasil tersebut juga mengandung makna bahwa

    hubungan antara citra murabahah dengan minat nasabah sebesar 90,01%.

    Keberadaan tersebut sekaligus mengindikasikan bahwa tingkat keeratan hubungan

    antara variable X dan variable Y adalah sangat kuat atau tinggi. Ketentuan dalam

    pengujian keberartian adalah manakala angka Siglebih besar dari konstanta yang

    digunakan, yakni 0,05 maka hipotesis akan ditolak. Namun apabila sebaliknya,

    yakni Sig lebih kecil dari konstanta, maka hipotesis dapat diterima. Dari table

    correlations diketahui bahwa angka Sigadalah sebesar 0,000. Oleh karena angka

    0,000 adalah lebih kecil dari 0,05, maka hipotesis yang diajukan dapat diterima.

    Dari perhitungan tersebut mengindikasikan bahwa citra murabahah memiliki

    hubungan yang positif dengan penciptaan minat nasabah untuk membeli atau

    memanfaatkan produk murabahah di BMT NU Sejahtera Mangkang KotaSemarang.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    9/97

    KATA PENGANTAR

    .

    Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

    Tiada kata yang pantas diucapkan selain ucapan syukur kehadirat Allah SWT

    yang telah melimpahkan rahmat, taufiq serta hidayahnya sehingga penyusun dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    Skripsi dengan judul Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat

    Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang, disusun sebagai

    kelengkapan guna memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar

    sarjana dalam Ilmu Ekonomi Islam di Fakultas Syariah IAIN Walisongo

    Semarang.

    Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat

    berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan dan uluran tangan dari berbagai pihak.

    Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih

    kepada:

    1. DR. Imam Yahya, M.Ag selaku Dekan Fakultas Syariah IAIN Walisongo

    Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

    2. Dr. Ali Murtadho, M.Ag dan H. Maltuf Fitri, S.E., M.Si selaku

    Pembimbing I dan II yang dengan penuh kesabaran dan keteladanan telah

    berkenan meluangkan waktu dan memberikan pemikirannya untuk

    membimbing dan mengarahkan peneliti dalam pelaksanaan penelitian dan

    penulisan skripsi.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    10/97

    3.

    Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang yang

    telah memberi bekal ilmu pengetahuan serta staf dan karyawan fakultas

    syariah, dengan pelayanannya.

    4. Bapak, Ibu dan adik-adikku atas doa restu dan pengorbanan baik secara

    moral ataupun material yang tidak mungkin terbalas.

    5. Segenap pihak yang tidak mungkin disebutkan, atas bantuannya baik moril

    maupun materiil secara langsung atau tidak dalam penyelesaian skripsi ini.

    Semoga semua amal dan kebaikannya yang telah diperbuat akan

    mendapat imbalan yang lebih baik lagi dari Allah SWT dan penulis berharap

    semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    11/97

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .................................................................................

    HALAMANNOTAPEMBIMBING....................................................... ii

    HALAMANPENGESAHAN................................................................... iv

    HALAMANMOTTO............................................................................... v

    HALAMANPERSEMBAHAN............................................................... vi

    HALAMANPERNYATAAN................................................................... vii

    ABSTRAK................................................................................................. viiiKATAPENGANTAR............................................................................... ix

    DAFTARISI.............................................................................................. xi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1Latar Belakang ................................................................... 1

    1.2

    Rumusan Masalah.............................................................. 7

    1.3

    Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 71.4Tinjauan Pustaka................................................................ 8

    1.5

    Sistematika Penulisan ........................................................ 9

    BAB II LANDASAN TEORI

    2.1Citra Murabahah ................................................................

    2.1.1. Citra ....................................................................... 11

    2.1.2.

    Murabahah ............................................................. 152.1.3. Citra Murabahah .................................................... 21

    2.2Minat Nasabah ................................................................... 24

    2.2.1.Pengertian ................................................................. 24

    2.2.2.Macam-macam Minat ............................................... 25

    2.2.3.Faktor yang Mempengaruhi Minat ........................... 26

    2.2.4.Unsur-unsur Minat .................................................... 28

    2.3Hipotesis ............................................................................ 29

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    12/97

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1.

    Jenis Peneliitian ............................................................... 313.2.

    Sumber Data .................................................................... 31

    3.3. Populasi dan Sampel ........................................................ 32

    3.4. Metode Pengumpulan Data ............................................. 33

    3.5. Metode Analisa Data ....................................................... 34

    BAB IV DESKRIPSI DATA DAN ANALISA

    4.1.

    Deskripsi Data Penelitian ................................................. 374.2.Analisa.............................................................................. 63

    BAB V PENUTUP

    5.1 Kesimpulan ....................................................................... 71

    5.2 Saran-saran ....................................................................... 72

    5.3

    Penutup ............................................................................. 72

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

    BIODATA PENULIS

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    13/97

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1.Latar Belakang

    Bank Syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari

    kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya

    mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia

    jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan

    prinsip-prinsip syariah Islam. Utamanya adalah berkaitan dengan pelarangan

    praktek riba, kegiatan maisir (spekulasi), dangharar (ketidakjelasan).1Hal ini

    karena Bank syariah telah memberikan jalan keluar dari apa-apa yang

    dilarang oleh kitab suci mereka. Serta inilah yang tepat untuk

    mengembangkan kerja sama antar umat beragama, bersama-sama memerangi

    riba yang dilarang oleh agama Samawi.2

    Aktifitas perbankan syariah hampir tidak berbeda dengan aktifitas

    perbankan konvesional, yakni berkisar pada aktifitas pembiayaan dan

    pengumpulan dana. Perbedaannya hanya pada aspek syariah yang terkandung

    dalam tiap produk perbankan syariah yang mana dalam produk perbankan

    syariah berlaku sistem bagi hasil sedangkan dalam perbankan konvensional

    berlaku sistem bunga.

    1 Muhammad, Manajemen Bank Syariah, Yogyakarta : Unit Penerbit dan Percetakan

    (UPP) AMP YKPN, hlm. 13.2

    Karnaen A. Perwataatmadja dan Syafii Antonio, Apa dan Bagaimana Bank Islam,Yogyakarta : Dana Bhakti Wakaf, 1992, hlm. 14

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    14/97

    2

    Salah satu produk yang ada dalam perbankan syariah adalah produk

    murabahah. Pengertian murabahah sendiri adalah suatu perjanjian jual beli

    untuk barang tertentu antara penjual dengan pembeli, dimana pemilik barang

    akan menyerahkan barang seketika, sedangkan pembayaran dilakukan pada

    saat jatuh tempo.3 Aplikasi dalam lembaga keuangan: pada sisi aset,

    murabahah dilakukan antara nasabah sebagai pembeli dan bank sebagai

    penjual, dengan harga dan keuntungan disepakati diawal. Pada sisi liabilitas,

    murabahah diterapkan untuk deposito, yang dananya dikhususkan untuk

    pembiayaan murabahahsaja.4

    Jika harga jual telah ditetapkan dan disepakati, maka harga tersebut

    tidak boleh diubah walaupun terjadi inflasi, deflasi, atau kenaikan tingkat suku

    bunga pasar. Hal inilah yang membedakannya dengan konsep ekonomi

    konvensional, yang menetapkan imbalan atas kredit/pembiayaan yang

    diberikan berdasarkan prosentase tertentu (sesuai tingkat suku bunga pasar)

    dari saldo kredit/pembiayaan. Dengan demikian bunga atau imbalan yang

    dibebankan kepada nasabah akan mengikuti pergerakan (naik atau turunnya)

    tingkat suku bunga. Perbedaan yang lain adalah jika terjadi penunggakan

    pembayaran, maka dalam konsep ekonomi konvensional akan dikenakan

    penalti dengan bunga-berbunga. Hal ini tidak boleh terjadi dalam ekonomi

    Islam karena bunga atau riba menjadi salah satu larangan dalam hukum Islam

    sebagaimana ditegaskan Allah dalam Q.S. al-Baqarah ayat 275 berikut ini:

    3 Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat Sebuah Pengenalan, Jakarta:

    PT Raja Grafindo Persada, 2002, hal. 76; lihat juga dalam Totok Budi Santoso dan Sigit

    Triandaru,Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat, 2006, hlm.171.4

    Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah; Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek,Jakarta: Alvabet, Cet. 3, 2000, hlm. 201.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    15/97

    3

    Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri

    melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan

    lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yangdemikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat),

    Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah

    Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. orang-

    orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,

    lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa

    yang Telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan

    urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali

    (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni

    neraka; mereka kekal di dalamnya.5

    Selain beberapa hal diatas, yang membedakan murabahah dengan

    kredit di bank konvensional di antaranya adalah :

    1. Pihak bank berperan sebagai penjual barang (komoditas) kepada nasabah

    (akad jual beli), sedangkan pada bank konvensional pihak bank berperan

    selaku pemberi kredit (uang kepada nasabah).

    2.

    Hutang nasabah sebesar harga jual (tetap) selama jangka waktu

    murabahah, adapun dalam bank konvensional hutang nasabah sebesar

    kredit ditambah bunga yang besarnya berubah-ubah.

    3.

    Bank syariah melakukan analisa supplier, ini tidak dilakukan di bank

    konvensional

    5

    Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir al-Quran,Al-Quran dan Terjemahnya,Jakarta: Departemen Agama, 1995, hlm. 69.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    16/97

    4

    Margin (markup) yang diterima oleh bank syariah (BMT) ditetapkan

    berdasarkan manfaat (added value) bisnis yang dijalankan nasabah dan

    merupakan kesepakatan penuh dari kedua belah pihak. Sedangkan dalam bank

    konvensional besarnya bunga ditetapkan berdasarkan rate pasar yang berlaku.6

    Salah satu lembaga keuangan syariah yang menjadikan murabahah

    sebagai salah satu produknya adalah BMT NU Sejahtera yang berlokasi di

    Jalan Raya Mangkang. Keberadaan BMT NU Sejahtera tidak dapat dilepaskan

    dari Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) yang merupakan rekomendasi

    dari hasil Konferensi Cabang (Konfercab) NU Kota Semarang pada tahun

    2006.7

    Praktek murabahah di BMT NU Sejahtera baru dilaksanakan pada

    tahun 2009, tepatnya sejak bulan Oktober. Prosedur untuk menjadi nasabah di

    BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang tidaklah terlalu sulit.

    Masyarakat yang ingin menjadi nasabah Murabahah tinggal mendaftarkan diri

    ke BMT yang kemudian ditindaklanjuti oleh pihak BMT dengan survei ke

    tempat tinggal pemohon. Apabila disetujui, maka BMT akan segera

    mencairkan dana Murabahah kepada pemohon dalam bentuk uang tunai dan

    bukan dalam bentuk peralatan maupun barang yang dibutuhkan oleh

    pemohon.8

    6 Inastitute Bankir Indonesia, Konsep Produk Dan Implementasi Operasional Bank

    Syariah,Jakarta: Jembatan, 2001, hlm 84.7 Profil BMT NU Sejahtera, Company Profile PC LPNU Kota Semarang Lembaga

    Keuangan Syariah BMT NU Sejahtera,Arsip Powerpoint, Semarang: BMT NU Sejahtera.8

    Wawancara dengan Bapak Idris Imron, Manager HRD BMT NU Sejahtera Mangkang,2 Desember 2010.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    17/97

    5

    Jumlah nasabah produk murabahah pada tahun 2009 (Oktober-

    Desember) sebanyak 52 orang dengan jumlah dana yang ditasharufkan sebesar

    Rp. 568.250.000,00 (Lima ratus enam puluh delapan juta dua ratus lima puluh

    ribu rupiah). Apabila dibuat rata-rata, maka masing-masing nasabah

    mendapatkan tasharuf murabahah sebesar Rp. 10.927.884,00 (Sepuluh juta

    sembilan ratus dua puluh tujuh ribu delapan ratus delapan puluh empat

    rupiah). Jumlah nasabah murabahah BMT NU Sejahtera pada tahun 2010

    mengalami peningkatan yang signifikan. Total nasabah hingga tahun 2010

    adalah sebanyak 180 orang. Dengan demikian, terjadi peningkatan jumlah

    nasabah sebanyak 128 orang selama tahun 2010. Dana yang ditasharufkan

    juga mengalami peningkatan, yakni menjadi Rp. 2.684.594.468,00 (Dua miliar

    enam ratus delapan puluh empat juta lima ratus sembilan puluh empat ribu

    empat ratus enam delapan rupiah). Jumlah tersebut jika dirata-ratakan, maka

    masing-masing nasabah menerima tasharuf sebesar Rp. 20.973.394,00 (Dua

    puluh juta sembila ratus tujuh puluh tiga ribu tiga ratus sembilan puluh empat

    rupiah)9Penjelasan ini secara tidak langsung mengindikasikan adanya faktor-

    faktor yang menyebabkan terjadinya peningkatan tersebut. Berikut ini tabulasi

    peningkatan nasabah dan pembiayaan yang dialami oleh BMT NU Sejahtera

    Mangkang Kota Semarang.

    9Sebagaimana dijelaskan oleh Bapak Idris Imron, Kepala HRD/JA BMT NU Sejahtera

    yang dipercaya untuk memberikan informasi kepada penulis mengenai data nasabah MurabahahBMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang. Wawancara pra riset tanggal 2 Desember 2010.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    18/97

    6

    Tabel 1.1

    Jumlah Nasabah dan Total Pembiayaan Periode 2009 (Oktober-

    Desember) dan 2010 BMT NU Sejahtera

    No Tahun Jumlah Nasabah Jumlah Pembiayaan

    1 2009 52 Rp. 568.250.000,00

    2 2010 180 Rp. 2.684.594.468,00

    Peningkatan 128 Rp. 2.116.344.468,00

    Sumber : dikembangkan oleh penulis dari dokumentasi BMT NU Sejahtera Mangkang

    Kota Semarang Tahun 2010/2011

    Apabila memperhatikan prosedur Murabahah yang diterapkan di BMT

    NU Sejahtera, maka sekilas akan dapat diketahui bahwa nilai yang ditawarkan

    oleh produk Murabahah memiliki peranan penting. Kemudahan dalam

    pengajuan dan kebebasan penggunaan dana Murabahah oleh pemohon bisa

    jadi merupakan faktor yang penting dalam membentuk citra murabahah di

    lingkungan masyarakat.

    Berdasarkan penjelasan yang disandarkan pada pemaparan di atas,

    maka salah satu sisi menarik adalah adanya peluang kemunculan minat

    nasabah dari adanya citra positif yang melekat dalam produk murabahah di

    BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang. Oleh sebab itulah, maka

    penulis bermaksud untuk melakukan penelitian yang bertujuan untuk

    mengukur hubungan citra murabahah dengan minat nasabah dalam sebuah

    penelitian yang berjudul Hubungan Citra Murabahah dengan Minat

    Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    19/97

    7

    1.2.Rumusan Masalah

    Dari penjelasan latar belakang di atas, terdapat permasalahan yang

    berkaitan dengan sejauhmana citra suatu produk, yang dalam hal ini adalah

    murabahah, memiliki hubungan dengan minat nasabah. Dengan kata lain,

    apakah minat pembelian atau pemanfaatan yang dilakukan oleh nasabah

    berhubungan dengan pencitraan produk murabahah sebelum adanya

    pemmbelian. Untuk mengetahui jawaban terhadap permasalahan tersebut,

    maka dalam penelitian ini diajukan tiga rumusan masalah sebagai berikut:

    1.2.1.

    Berapa nilai korelasi citra murabahah dengan minat nasabah di BMT

    NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang?

    1.2.2. Berapa tingkat keeratan korelasi citra murabahah dengan minat

    nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang?

    1.2.3.

    Berapa tingkat keberartian korelasi citra murabahah dengan minat

    nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang?

    1.3.Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah:

    1.3.1.

    Untuk mengetahui nilai korelasi citra murabahah dengan minat

    nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang.

    1.3.2. Untuk mengetahui tingkat keeratan korelasi citra murabahah dengan

    minat nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang.

    1.3.3. Untuk mengetahui tingkat keberartian korelasi citra murabahah

    dengan minat nasabah di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota

    Semarang

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    20/97

    8

    1.4.Tinjauan Pustaka

    Sebelum penelitian yang akan penulis laksanakan, ada beberapa

    penelitian yang telah mengkaji dan meneliti mengenai pelaksanaan

    murabahah maupun yang sejenis dengan murabahah, sebagaimana telah

    dilakukan oleh Osep Muharam (2303012) mahasiswa Fakultas Syariah IAIN

    Walisongo Semarang dengan judul Proses Realisasi Pembiayaan Murabahah

    di KSPS BMT Syariah Walisongo. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

    bahwa praktek murabahah lebih cenderung didasari pada kepercayaan kepada

    nasabah untuk membelikan barang sendiri tanpa harus dibelikan oleh BMT.

    Hal ini karena akad yang digunakan adalah akad perwakilan dengan unsur

    amanah (wakalah).

    Penelitian yang diadakan oleh Choirul Rozikin, mahasiswa D3

    Perbankan Syariah, Fakultas Syariah IAIN Walisongo Semarang dengan

    Tugas Akhir yang berjudul Mekanisme Pembiayaan Murabahah pada BPRS

    Artha Surya Barakah Semarang. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa

    proses pengembalian pinjaman murabahah dilakukan dengan system angsuran.

    Hal ini untuk memudahkan dan meringankan resiko serta mendatangkan

    keuntungan yang tetap. Syarat utama yang diperhatikan BPRS Artha Surya

    Barakah adalah sifat dari nasabah. Selama ini system tersebut berhasil

    menjaga pembiayaan murabahah di BPRS Artha Surya Barakah dalam

    keadaan sehat dan lancar. Kebijakan BPRS untuk pembayaran yang terlambat

    adalah dengan memberlakukan denda yang disesuaikan dengan biaya

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    21/97

    9

    penagihan. Hasil denda tersebut nantinya akan dimasukkan dalam rekening

    zakat, infaq, dan shadaqah untuk kepentingan sosial.

    Dalam bukunya Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah,Zainul Arifin

    menjelaskan bahwa Bai bitsaman ajil atau jual beli tangguh sama dengan

    Murabbahah yang pembayarannya secara angsuran, dimana dalam transaksi

    ini penjual harus menyebutkan dengan jelas barang yang diperjual belikan dan

    tidak termasuk barang haram.10

    1.5.Sistematika Penulisan

    1

    Bagian awal

    Terdiri dari halaman judul, halaman nota persetujuan pembimbing,

    halaman pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, halaman kata

    pengantar, halaman daftar isi, halaman daftar tabel dan halaman daftar

    gambar.

    2 Bagian Isi

    Terdiri dari beberapa bab antara lain :

    BAB I PENDAHULUAN

    Bab ini meliputi latar belakang masalah, penegasan istilah,

    rumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika

    penulisan.

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    Bab ini meliputi teori tentang Citra, Murabahahdan Minat

    serta Hipotesis.

    10

    Zaenal Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Alvabet, 2002, hlm.26.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    22/97

    10

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Dalam bab ini berisi tentang jenis dan sumber data,

    populasi, teknik dan pengumpulan data, variabel dan

    pengukurannya, dan teknik analisis data.

    BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    Gambaran tentang BMT NU Sejahtera Mangkang Kota

    Semarang, gambaran umum responden, diskripsi data

    penelitian, dan analisis data penelitian.

    BAB V PENUTUP

    Berisi tentang kesimpulan, keterbatasan penelitian, saran-

    saran dan kata penutup.

    3 Bagian Akhir

    Dalam bagian ini terdiri dari daftar kepustakaan dan daftar lampiran-

    lampiran.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    23/97

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1. Citra Murabahah

    2.1.1

    Citra

    Istilah citra produk terdiri dari dua kata yakni citra dan

    produk. Oleh sebab itu, untuk mengetahui pengertian istilah citra

    produk maka berikut akan penulis paparkan pengertian dari masing-

    masing kata yang membentuknya.

    Kotler secara luas mendefinisikan citra sebagai jumlah dari

    keyakinan-keyakinan, gambaran-gambaran, dan kesan-kesan yang

    dipunyai seseorang pada suatu obyek. Obyek dimaksud bisa berupa

    orang, organisasi, berarti seluruh keyakinan, gambaran, dan kesan atas

    organisasi dari seseorang merupakan citra.1

    Citra itu sendiri abstrak (Intangible ) dan tidak dapat di ukur

    secara metematis, tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilain

    baik dan buruk, seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun

    negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan

    masyarakat luas pada umumnya. Penilaian atau tanggapan tersebut

    dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat (respek), kesan-kesan

    yang baik dan menguntungkan terhadap suatu citra lembaga,

    1

    Elvinaro Ardianto, Public Relation Praktis, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003, hlm.134.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    24/97

    12

    organisasi, atau produk barang dan jasa pelayananya yang diwakili

    oleh pihak humas.

    Biasanya citra itu berakar dari amanah kepercayaan yang

    kongkretnya diberikan secara individual, dan merupakan pandangan

    atau persepsi serta terjadinya proses akumulasi dari amanah

    kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan

    mengalami suatu proses yang cepat atau lambat untuk membentuk

    opini publik yang lebih luas dan abstrak, yaitu sering dinamakan citra

    (image).2

    Image yang positif sebuah brand atau produk adalah berkaitan

    dengan tanggapan atau kesan positif dari para konsumen, pemasok,

    dan publik lain terhadap pengalaman selama menggunakan atau

    mengkonsumsi produk tersebut yang menunjukkan bahwa mereka

    percaya, merasa puas, loyal, dan pada gilirannya terjalin kerja sama

    yang saling menguntungkan.

    Menurut Phillip Kotler dan Hermawan Kartajaya, pembentukan

    citra dalam benak konsumen dapat dipengaruhi oleh beberapa hal,

    yakni:

    3

    a.

    Komunikasi dari sumber lain yang belum tentu sama dengan yang

    dilakukan pemasar. Komunikasi bisa datang dari konsumen lain,

    pengecer, dan pesaing.

    2Rosady Ruslan,Manajemen Public Relations dan Media Komunikasi, Jakarta: PT. Raja

    Grafindo Persada, 2003, hlm. 68 -69.3

    Philip Kotler & Hermawan K., Repositioning ASIA From Bubble to SustainableEconomy, Singapore: John Wiley & Sons, 2000, hlm. 485 33.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    25/97

    13

    b. Pengalaman konsumen melalui suatu eksperimen yang dilakukan

    konsumen dapat mengubah persepsi4

    yang dimiliki sebelumnya.

    Oleh sebab itu, jumlah berbagai persepsi yang timbul itulah yang

    akan membentuk total image of brand (citra keseluruhan sebuah

    merek).

    c.

    Pengembangan produk: posisi brand terhadap produk memang

    cukup unik. Di satu sisi, merupakan payung bagi produk, artinya

    dengan dibekali brand tersebut, produk dapat naik nilainya. Di sisi

    lain, performa produk ikut membentuk brand image yang

    memayunginya dan tentunya konsumen akan membandingkan

    antara performa produk yang telah dirasakan dengan janji brand

    dalam slogan.

    Dari penjelasan di atas dapat disebutkan bahwa proses

    pencitraan sangat bergantung kepada proses persepsi dari konsumen

    yang merupakan refleksi memori konsumen akan asosiasinya pada

    merek tersebut. Selain karena refleksi memori, konsep tentang persepsi

    merek juga dapat terbentuk karena alasan subyektif dan emosi pribadi.

    Sehingga tidak jarang persepsi konsumen berbeda dengan keadaan

    merek yang sesungguhnya.5

    4Persepsi ditentukan oleh faktor-faktor seperti: a) Latar belakang budaya. b) Pengalaman

    masa lalu. c) Nilai-nilai yang dianut. d) Berita-berita yang berkembang. Lihat dalam Rhenald

    Kasali,Manajemen Public Relations. Konsep & Aplikasinya di Indonesia, Jakarta: Pustaka Utama

    Grafiti, 1994, hlm. 235

    Erna Ferrinadewi,Merek dan Psikologi Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran,Yogyakarta: Graha Ilmu, 2008, hlm. 166.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    26/97

    14

    Brand image terdiri dari dua komponen, yakni asosiasi merek

    (brand association) dan sikap positif, kekuatan serta keunikan merek

    (favorability, strength and uniqueness of brand). Asosiasi merek dapat

    terbentuk berdasarkan atribut produk, manfaat produk, dan

    keseluruhan evaluasi terhadap suatu merek. Sedangkan sikap positif

    dan keunikan merek terdiri dari tiga hal dalam benak konsumen, yakni

    keinginan, keyakinan bahwa suatu merek dapat memenuhi

    kebutuhannya, dan keyakinan bahwa suatu merek memiliki perbedaan

    yang signifikan dengan merek yang lainnya.6

    Citra produk atau merek yang terbentuk sebelum adanya

    kemanfaatan merek umumnya didasarkan pada pengetahuan tentang

    produk atau merek, keinginan, serta keyakinan konsumen akan citra

    kualitas produk/merek. Sedangkan citra yang terbentuk sesudah

    adanya kemanfaatan identik dengan tingkat kepuasan manfaat yang

    dirasakan oleh pengguna. Realisasi munculnya kepuasan konsumen

    sangat bergantung pada pengetahuan konsumen terhadap produk dan

    proses promosi produk yang menyeluruh dan jujur. Sebaliknya, apabila

    tidak terpenuhi kedua hal tersebut, maka tidak jarang kepuasan

    manfaat yang dirasakan oleh konsumen tidak selaras dengan citra yang

    terbentuk sebelum pemilihan dan pembelian suatu produk/merek

    (brand) akibat tidak maksimalnya pengetahuan mereka terhadap

    produk/merek.

    6Ibid.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    27/97

    15

    2.1.2Murabahah

    Secara bahasa, kata murabahah berasal dari bahasa Arab

    dengan akar kata ribh yang artinya keuntungan. Sedangkan secara

    istilah, menurut Muhammad, murabahah merupakan jual beli barang

    pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang telah disepakati.7

    Menurut Syafii Antonio, secara istilah murabahah adalah jual beli

    barang dengan harga asal dengan tambahan harga keuntungan yang

    disepakati.8 Istilah yang hampir sama juga diberikan oleh Hulwati

    yang menyatakan bahwa murabahah secara istilah adalah menjual

    suatu barang dengan harga modal ditambah dengan keuntungan.9

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa

    murabahah adalah akad jual beli terhadap sesuatu barang yang terjadi

    di antara dua pihak atau lebih yang mana harga penjualannya

    didasarkan pada adanya tambahan keuntungan yang ditambahkan pada

    harga asal. Tambahan keuntungan tersebut harus diketahui dan

    disepakati oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam akad

    murabahah.10

    Dalil-dalil yang dijadikan sebagai landasan dasar pelaksanaan

    akad pembiayaan murabahah di antaranya adalah sebagai berikut:

    7 Muhammad, Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah, Yogyakarta: AMP

    YPKN, 20028 Muhammad Syafii Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek, Jakarta: Gema

    Insani, 2001, hlm. 101.9Hulwati,Ekonomi Islam Teori dan Praktiknya dalam Perdagangan Obligasi Syariah di

    Pasar Modal Indonesia dan Malaysia, Jakarta: Ciputat Press Group, 2009, hlm. 76.10

    Mengenai pengertian murabahah secara istilah lainnya dapat dilihat dalam Dadan

    Muttaqien, Aspek Legal Lembaga Keuangan Syariah Obligasi, Pasar Modal, Rekasadana,

    Finance, dan Pegadaian, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009, hlm. 92-93; M. Ridwan,Manajemen Baitul Mal wa Tamwil, Yogyakarta: UII Press, 2004, hlm. 178.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    28/97

    16

    Q.S. an-Nisa ayat 29

    Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

    memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali

    dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh

    dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang

    kepadamu.11

    Q.S. al-Baqarah ayat 275

    Artinya : Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat

    berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan

    syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka

    yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata

    (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan

    riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan

    mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai

    kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari

    11

    Yayasan Penyelenggara Penterjemah/Penafsir al-Quran,Al-Quran dan Terjemahnya,Jakarta: Departemen Agama, 1995, hlm. 156.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    29/97

    17

    mengambil riba), Maka baginya apa yang telah diambilnya

    dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)

    kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Makaorang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal

    di dalamnya.12

    Selain dalil dari al-Qiran, terdapat juga dalil yang

    berhubungan dengan murabahah yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah

    dari Shuhaib sebagai berikut:

    Artinya : Bahwasanya Nabi SAW bersabda: Ada tiga hal yang

    mengandung berkah: jual beli tidak secara tunai,

    muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum halus

    dengan gandum kasar (jewawut) untuk keperluan rumah

    tangga, bukan untuk dijual.13

    Dari hadits di atas dapat diketahui bahwa murabahah atau jual

    beli secara tangguh (tidak secara tunai) diperbolehkan oleh Nabi

    Muhammad SAW. Kebolehan ini sama artinya dengan

    diperbolehkannya murabahah dalam Islam.

    Dalam suatu akad murabahah di dalamnya terkandung aspek-

    aspek sebagai berikut:14

    a.

    Pihak yang berakad

    b. Barang yang menjadi obyek akad15

    12Ibid., hlm. 69.

    13Ibnu Majah,Sunan Ibnu Majah, Beirut: Daar al-Kutb, t.th., hlm. 135.

    14 Terkait dengan ketentuan syarat dari elemen-elemen dalam akad murabahah dapat

    dilihat dalam Institite Bankir Indonesia, Konsep Produk Dan Implementasi Operasional Bank

    Syariah,Jakarta: Jembatan, 2001, hlm. 76-77.15

    Barang yang menjadi obyek harus merupakan barang milik orang yang menyediakan.Namun pengertian tersebut tidak berlaku kaku. Maksudnya adalah bisa saja barang tersebut tidak

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    30/97

    18

    c. Sighat akad16

    Manfaat yang dapat diperoleh dari produk murabahah di

    antaranya adalah sebagai berikut:17

    Manfaat untuk nasabah:

    a.

    Nasabah dapat menghindari system peminjaman uang berbunga.

    b.

    Nasabah dapat memilih barang yang diinginkan dengan cara

    melakukan pembelian barang sendiri dengan ditemani oleh wakil

    dari lembaga keuangan syariah.

    c. Adanya kesepakatan antara nasabah dan lembaga keuangan

    syariah akan lebih membuat akad semakin transparan.

    d. Nasabah dapat melakukan penawaran terhadap batas keuntungan

    penjualan barang oleh lembaga keuangan syariah.

    e.

    Nasabah dapat memesan barang terlebih dahulu dalam jangka

    waktu yang telah disepakati.

    Manfaat untuk lembaga keuangan syariah adalah sebagai berikut:

    a.

    Pihak lembaga keuangan syariah dapat menghindari system

    peminjaman uang berbunga.

    b.

    Sebagai salah satu pengembangan aset jasa pembiayaan.

    dibeli secara langsung oleh pihak yang menyediakan pembiayaan murabahah. Seperti misalnya

    pada murabahah yang mana barang dibelikan oleh pihak pemohon. Lihat dalam Abdullah Saeed,

    Bank Islam dan Bunga Studi Kritis Larangan Riba dan Interpretasi Kontemporer, Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 136-140.16

    Akad murabahah dilakukan setelah adanya penyerahan barang yang menjadi obyekdalam akad murabahah. Oleh sebab itu, meskipun pengadaan barang (proses pembelian barang)

    dilakukan oleh pemohon, barang tetap harus diserahkan terlebih dahulu kepada pihak yang

    memberikan pembiayaan sehingga akan terpenuhi syarat barang adalah milik dari pemberi

    pembiayaan. Lihat dalam Ahmad Ifham Sholihin, Pedoman umum Lembaga Keuangan Syariah ,

    Jakarta: Gramedia, 2010., hlm. 140.17Disarikan oleh penulis dari Muhammad Syafii Antonio, op.cit., hlm. 106.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    31/97

    19

    c. Melalui murabahah kontemporer, lembaga keuangan syariah tidak

    perlu bersusah payah untuk mencarikan barang yang menjadi

    obyek murabahah.

    Sedangkan resiko-resiko murabahah antara lain adalah:18

    a. Rentan terhadap kerugian, khususnya bagi lembaga keuangan

    syariah manakala terjadi pemesanan barang yang telah disepakati

    namun pada saat pembelian terjadi kenaikan harga.

    b. Apabila murabahah dilaksanakan dengan system klasik, maka akan

    merugikan nasabah karena nasabah tidak dapat memilih barang sesuai

    dengan keinginannya.

    Batas keuntungan yang ada dalam murabahah berbeda dengan

    system riba. Pada produk murabahah, keuntungan yang ada diperoleh

    dari kesepakatan antara kedua belah pihak dan tidak ada aspek paksaan

    dari salah satu pihak. Sedangkan pada system riba, keuntungan

    merupakan salah satu hal yang menjadi syarat terjadinya akad. Dalam

    arti pemberi pinjaman memiliki hak mutlak dalam menentukan

    keuntungan tanpa adanya kesepakatan dengan pihak pemohon

    pinjaman.

    19

    Ketentuan-ketentuan murabahah secara garis besar terkait

    dengan pihak-pihak yang terlibat dalam akad pembiayaan serta hal-hal

    yang berhubungan dalam kegiatan pembiayaan murabahah. Berikut ini

    18

    Ibid., hlm. 108; disarikan juga dari Hulwati, op. cit., hlm. 80.19Hulwati,ibid., hlm., 82.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    32/97

    20

    adalah ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan akad pembiayaan

    murabahah.20

    a. Ketentuan terkait dengan pihak-pihak yang terlibat dalam akad

    1) Lembaga keuangan (bank) dan nasabah harus melakukan akad

    murabahah yang bebas riba

    2)

    Barang yang diperjualbelikan tidak diharamkan oleh syariat

    Islam

    3) Bank membiayai sebagaian atau seluruh harga pembelian

    barang yang telah disepakati kualifikasinya

    4) Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank

    dan harus bebas riba

    5)

    Bank harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan

    pembelian

    6) Bank kemudian menjual barang tersebut kepada nasabah

    dengan harga jual beli plus keuntungannya. Dalam hal ini bank

    harus memberitahu secara jujur harga pokok barang kepada

    nasabah

    7) Pembayaran harga barang dilakukan sesuai dengan waktu yang

    telah disepakati

    20Ketentuan ini penulis sarikan dari Ahmad Ifham Sholihin, op. cit., hlm.142 dst.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    33/97

    21

    8) Bank dapat membuat akad khusus kepada nasabah untuk

    menjaga kekhawatiran terhadap rusaknya akad

    9) Apabila bank mewakilkan kepada nasabah dalam pembelian

    barang, maka akad akan dilakukan setelah barang menjadi

    milik bank

    10)

    Nasabah mengajukan permohonan dan perjanjian pembelian

    sesuatu barang atau aset kepada bank

    11)Apabila permohonan tersebut disetujui oleh bank, maka

    nasabah harus menerima atau membeli sesuai dengan

    perjanjian yang telah disepakati

    12)Nasabah dapat dimintai uang muka jika hal ini diinginkan oleh

    pihak lembaga keuangan (bank)

    13)

    Apabila nasabah menolak untuk membeli barang yang telah

    dijanjikan, maka biaya riil harus dibayar dari uang muka yang

    diberikan nasabah.

    14)

    Apabila uang muka tersebut tidak mencukupi untuk membayar

    biaya riil, maka bank dapat meminta kekurangnya kepada

    nasabah

    b. Ketentuan yang berhubungan dengan aktifitas atau sesuatu yang

    berhubungan dengan akad pembiayaan murabahah

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    34/97

    22

    1) Jaminan dalam murabahah diperbolehkan agar nasabah serius

    dengan pesanannya. Dalam hal ini bank dapat meminta kepada

    nasabah berupa jaminan yang dapat dipegang

    2) Penyelesaian hutang antara nasabah dengan pihak bank tidak

    ada kaitannya dengan transaksi lain hutang dilakukan nasabah

    dengan pihak ketiga

    3) Jika nasabah menjual barang tersebut sebelum masa angsuran

    berakhir, maka ia tidak wajib segera melunasi seluruh

    angsurannya

    4) Jika penjualan tersebut menyebabkan kerugian, nasabah harus

    menyelesaikan hutangnya sesuai dengan kesepakatan

    5) Nasabah yang memiliki kemampuan tidak diperbolehkan

    menunda pembayaran

    6)

    Apabila nasabah menunda-nunda melakukan pembayaran,

    maka penyelesaiannya dapat dilakukan melalui arbitrase

    7)

    Apabila nasabah dinyatakan pailit (bangkrut) maka bank harus

    memberikan kebijakan tangguh kepada nasabah untuk melunasi

    hutang sampai ia memiliki kemampuan kembali.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    35/97

    23

    8) Dalam akad pembiayaan murabahah dapat diterapkan denda

    bagi nasabah yang menunda-nunda pembayaran21

    9) Dalam akad murabahah dapat diterapkan pemberian uang

    muka22

    10)Dalam akad murabahah dapat diberlakukan adanya diskon23

    11)Dalam murabahah dapat diterapkan potongan pelunasan24

    2.1.3

    Citra Murabahah

    Berdasarkan penjelasan di atas dapat diketahui citra yang

    melekat pada murabahah adalah bahwa murabahah merupakan produk

    pembiayaan dalam hal pengadaan barang yang Islami dengan

    karakteristik sebagai berikut:

    a. Merupakan akad pembiayaan dalam bentuk pengadaan barang

    b. Pengadaan barang dapat dilakukan oleh pihak penjual maupun

    pihak pembeli

    c. Pembayaran dapat dilakukan secara tunai maupun tangguh

    d. Murabahah didasarkan pada ketentuan syariat Islam

    e.

    Tidak ada aspek riba dalam murabahah

    21 Sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN No. 17/DSN-MKUI/IX/2000 tentang Sanksi

    atas Nasabah Mampu yang Menunda-nunda Pembayaran22

    Sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN No. 13/DSN-MKUI/IX/2000 tentang Uang

    Muka dalam Murabahah23

    Sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN No. 16/DSN-MKUI/IX/2000 tentang Diskon

    dalam Murabahah24

    Sebagaimana diatur dalam Fatwa DSN No. 23/DSN-MKUI/IX/2002 tentang PotonganPelunasan dalam Murabahah

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    36/97

    24

    f. Harga barang dan Margin keuntungan harus diketahui oleh pihak

    yang terlibat dalam akad pembiayaan murabahah

    g.

    Dapat dikenakan diskon pada proses pembayaran

    h.

    Dapat dikenakan denda dalam keterlambatan pembayaran

    i.

    Diperkenankan adanya jaminan

    2.2.

    Minat Nasabah

    2.2.1. Pengertian

    Secara kebahasaan, minat dalam bahasa Inggris disandarkan

    pada kata interest25dan dalam bahasa Arab disandarkan pada kata

    ihtimaam26 dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan untuk

    memberikan perhatian dan bertindak terhadap orang, aktivitas, atau

    situasi yang menjadi objek dari minat tersebut dengan disertai

    perasaan senang. Dalam bahasan tersebut terkandung suatu

    pengertian bahwa di dalam minat ada pemusatan perhatian subjek,

    ada usaha untuk mendekati, mengetahui, memiliki, menguasai, atau

    berhubungan dari subjek yang dilakukan dengan perasaan senang,

    ada daya penarik dari objek.27

    Menurut B. Simanjuntak, minat adalah suatu sikap subyek

    terhadap obyek atas dasar adanya kebutuhan. Minat bukan sesuatu

    25John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: PT. Gramedia,

    2000, hlm. 327.26

    M. Kasir Ibrahim,Kamus Arab, Surabaya: Apollo, t.th, hlm. 581.27

    Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab, Psikologi Suatu Pengantar dalamPerspektif Islam, Jakarta: Prenada Media, 2004, hlm. 263.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    37/97

    25

    hal yang dibawa sejak lahir sifatnya bukan tertutup-tetapi berubah

    dengan suasana lingkungan.28

    Minat adalah sesuatu yang pribadi dan

    berhubungan dengan sikap. Minat juga penting dalam pengambilan

    keputusan.29 Minat merupakan sumber motivasi yang mendorong

    seseorang untuk melakukan sesuatu yang diinginkan. Minat

    merupakan kecenderungan yang sifatnya konstan atau tetap. Minat

    dan senang berbeda. Senang merupakan minat yang bersifat

    sementara sedangkan minat memiliki sifat yang tetap.30Sedangkan

    menurut Andi Mappiare, minat adalah suatu perangkat mental yang

    terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan, pendirian,

    prasangka, rasa takut atau kecenderungan-kecenderungan lain yang

    mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu.31

    Menurut pengertian yang paling mendasar, minat berarti

    sibuk, tertarik atau terlibat sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan

    karena menyadari pentingnya kegiatan itu.32

    2.2.2.

    Macam-macam Minat

    Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini

    sangat tergantung pada sudut pandang dan cara penggolongan,

    misalnya berdasarkan timbulnya minat, berdasarkan arah minat, dan

    28B. Simanjuntak, Sosiologi Pembangunan, Bandung: Tarsito, 1986, hlm. 55-56

    29Singgih D Gunarsa dan Ny Singgih D Gunarsa, Psikologi Perawatan, Jakarta: Gunung

    Mulia, 2008, hlm. 68.30

    Eliza Herijulianti, dkk., Pendidikan Kesehatan Gigi, Jakarta: Penerbit Kedokteran

    EGC, 2001, hlm. 20.31

    Andi Mappiare,Psikologi Remaja,Surabaya: Usaha Nasional, t.th, hlm. 62.32

    The Liang Gie, Cara Belajar yang Efisien, Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna,1998, hlm. 28.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    38/97

    26

    berdasarkan cara mendapatkan atau mengungkapkan minat itu

    sendiri.33

    Berdasarkan timbulnya menurut Witherington, minat ada 2

    macam:34

    a.

    Minat primitif atau biologis yaitu minat yang timbul dari

    kebutuhan dan jaringan yang berkisar pada soal-soal makanan,

    comfort (kebahagiaan hidup) atau kebebasan aktivitas. Minat

    primitif bisa dikatakan sebagai minat pokok. Kebutuhan pokok

    manusia adalah untuk mempertahankan hidup, maka yang

    dibutuhkan adalah makan, sehingga kebutuhan pokok

    terpenuhi.

    b. Minat kultural / minat sosial yaitu minat yang berasal dari

    perbuatan belajar yang lebih tinggi tarafnya, minat dari taraf

    tinggi merupakan hasil dari pendidikan. Minat ini dikatakan

    sebagai minat pelengkap seperti prestise /rasa harga diri atau

    kedudukan sosialnya. Semakin tinggi pendidikan seseorang

    maka semakin banyak pula kebutuhanya, tidak hanya makan

    saja, melainkan juga kebutuhan prestise dan kedudukan

    sosialnya. Orang yang pendidikanya tinggi, maka minat dan

    kebutuhanya juga banyak, semisal demi harga dirinya maka ia

    ingin mempunyai mobil, rumah yang bagus dan lain-lain.

    2.2.3. Faktor yang Mempengaruhi Minat

    33Abdul Rahman Shaleh-Muhbib Abdul Wahab, op. cit., hlm. 265-268.

    34

    H.C. Witherington, Psikologi Pendidikan, terj. M. Bukhari, Jakarta: Rineka Cipta,1991, hlm. 125.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    39/97

    27

    Menurut Muhibbin Syah faktor yang mempengaruhi minat ada

    dua, yaitu:

    a.

    Faktor intrinsik yaitu hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri

    siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan

    belajar, meliputi perasaan menyenangi materi dan kebutuhannya

    terhadap materi tersebut.

    b. Faktor ekstrinsik yaitu hal dan keadaan yang datang dari luar

    individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan

    kegiatan.35

    Sedangkan Crow and Crow (1973) sebagaimana yang dikutip

    oleh Abdur Rahman Shaleh, beliau berpendapat ada tiga faktor yang

    menjadikan timbulnya minat, yaitu:

    a.

    Dorongan dari dalam individu, misal dorongan untuk makan, ingin

    tahu seks. Dorongan untuk makan membangkitkan minat untuk

    belajar atau mencari penghasilan, minat terhadap produksi

    makanan dan lain-lain, sedangkan dorongan rasa ingin tahu akan

    membangkitkan minat untuk belajar, menuntut ilmu, melakukan

    penelitian dan lain-lain.

    b.

    Motif sosial, dapat menjadi faktor yang membangkitkan minat

    untuk melakukan suatu aktivitas tertentu, misalnya minat untuk

    belajar atau menuntut ilmu pengetahuan timbul karena ingin

    mendapatkan penghargaan di masyarakat.

    35Muhibbin Syah,Psikologi Belajar, cet. I, Jakarta: Logos, 1999, hlm. 137.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    40/97

    28

    c. Faktor emosional, minat mempunyai hubungan yang erat dengan

    emosi. Bila seseorang mendapatkan kesuksesan pada aktivitas akan

    menimbulkan perasaan senang dan memperkuat minat, sebaliknya

    kegagalan akan menghilangkan minat.36

    2.2.4.

    Unsur-unsur Minat

    Unsur-unsur yang terkandung dalam minat meliputi:

    a. Perasaan tertarik

    Kurt Singer mengatakan bahwa sejak semula dunia ini

    menunjukkan suatu karakter yang bersifat mengajak bagi seorang

    anak. Artinya dunia ini memperlihatkan dirinya dengan cara yang

    menarik, memikat.37

    b. Motif

    Motif dalam bahasa inggrisnya motive dari kata

    motion yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak. Motif

    dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit

    tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.38

    c.

    Perasaan senang

    Antara minat dengan perasaan senang terdapat hubungan

    timbal balik, sehingga tidak mengherankan kalau peserta didik

    yang berperasaan tidak senang juga akan kurang berminat dan

    36Abdul Rahman Shaleh, Muhbib Abdul Wahab, op.cit., hlm. 263-265.

    37Kurt Singer,Membina Hasrat Belajar di Sekolah, terj. Bergman Sitorus, Bandung: CV.

    Remaja Karya, 1987, hlm. 79.38

    Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, t.th,hlm. 64.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    41/97

    29

    sebaliknya.39Perasaan senang merupakan aktivitas psikis yang di

    dalamnya subjek menghayati nilai-nilai dari suatu objek.40

    d.

    Perhatian

    Menurut Wasty Soemanto perhatian dapat diartikan

    menjadi dua macam yakni perhatian yaitu pemusatan tenaga /

    kekuatan jiwa tertuju kepada suatu objek-objek dan perhatian

    adalah pendayagunaan kesadaran untuk mengerti sesuatu

    aktivitas.41 Menurut Agus Sujanto, perhatian adalah

    konsentrasi/aktivitas jiwa kita terhadap pengamatan, pengertian,

    dan sebagainya dengan mengenyampingkan yang lain dari pada

    itu.42

    2.3.Hipotesis

    Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa citra

    suatu produk akan mampu menjadi penyebab timbulnya suatu perhatian

    seseorang terhadap produk. Semakin baik citra suatu produk, maka akan

    semakin dalam perhatian seseorang. Keberadaan perhatian tersebut akan

    semakin memunculkan persepsi yang utuh terhadap produk sehingga akan

    mampu mendorong minat seseorang terhadap produk. Dari kerangka berfikir

    di atas dapat dibuat skema penelitian sebagai berikut:

    39W.S Winkel,Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT. Gramedia, 1989, hlm. 105.

    40W.S Winkel,Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta: PT. Gramedia, 1983,

    hlm. 30.41

    Wasty Soemanto,Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1990, hlm. 32.42Agus Sujanto,Psikologi Umum, Jakarta: Aksara Baru, 1985, hlm. 98.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    42/97

    30

    Dari penjelasan di atas dapat diajukan hipotesis dalam penelitian ini

    sebagai berikut:

    1. Ada hubungan antara citra murabahah dengan minat nasabah

    2. Hubungan tersebut memiliki arah positif, yakni semakin tinggi kualitas

    citra murabahah maka minat nasabah akan semakin tinggi pula.

    Pengetahuan

    Produk

    Citra Minat

    Tertarik

    Motif

    Perhatian

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    43/97

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Jenis Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, karena data

    diperoleh dari hasil pengumpulan data secara langsung di BMT NU

    Sejahtera Mangkang Kota Semarang.

    3.2. Sumber Data

    3.2.1.

    Data Primer

    Dalam penelitian kali ini menggunakan data primer atau

    data empiris yang diperoleh dari penyebaran kuesioner.1 Data

    primer dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan

    dengan citra murabahah dan minat nasabah. Sumber data primer

    dalam penelitian ini adalah nasabah BMT NU Sejahtera yang

    mengambil produk murabahah.

    3.2.2. Data Sekunder

    Data Sekunder adalah data penelitian yang berasal dari

    sumber kedua yang dapat di peroleh melalui buku-buku, brosur

    dan artikel yang di dapat dariwebsiteatau diperoleh dari catatan

    pihak lain yang berkaitan dengan penelitian ini.2

    1Iqbal Hasan,Analisis Data Penelitian Dengan Statistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara, hlm

    19.2

    Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi, DanKebijakan Publik Ilmu-ilmu Sosial Lainya, Jakarta: Kencana, 2005, hlm. 119

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    44/97

    32

    3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

    3.3.1.

    Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

    obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

    yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

    ditarik kesimpulannya.3 Adapun populasi dalam penelitian ini

    adalah seluruh nasabah BMT NU Sejahtera yang mengambil

    produk murabahah yang berjumlah 180 orang.

    3.3.2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

    dimiliki oleh populasi tersebut.4 Dalam penelitian ini yang

    menjadi sampel adalah sebagian nasabah BMT NU Sejahtera

    yang mengambil produk murabahah. Metode pengambilan

    sample yang digunakan adalah simple random sampling yaitu

    pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara acak tanpa

    memperhatikan strata yang ada dalam populasi yang homogen.

    Agar sampel terdistribusi dengan baik, maka populasi juga harus

    dibuat acak/tidak urut.5

    Menurut Suharsimi Arikunto bahwa Untuk sekedar ancer ancer

    maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya

    3Sugiyono,Metode Penelitian Administrasi,Bandung: Alfabeta, 2006, hlm. 90.

    4Ibid, hlm. 91

    5

    Husein Umar, Metode Riset Bisnis,Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003, hlm.138

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    45/97

    33

    sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

    jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 1015 % atau 20 25 %

    atau lebih.6Berdasar pada teori ini, dan karena jumlah populasi lebih

    dari seratus, maka penulis memberikan batasan jumlah sampel sebesar

    11,1% dari jumlah populasi, yakni:

    11,1% x 180 = 19,9 yang dibulatkan menjadi 20 orang

    3.4.

    Metode Pengumpulan Data

    Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan

    penulis adalah :

    3.4.1. Metode angket (kuesioner)

    Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa

    daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis untuk memperoleh

    keterangan dari sejumlah responden.7

    Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini

    merupakan kuesioner pernyataan, yakni berisikan pernyataan dan

    responden cukup memberikan pernyataan mereka dengan

    memberikan tanda centang pada kolom jawaban yang telah

    disediakan. Data yang digunakan dalam kuesioner merupakan

    data kualitatif (berupa paparan deskripsi kalimat), sedangkan

    sifat dasar dari kuesioner yang digunakan adalah kuantitatif di

    6Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka

    Cipta , 1991, hlm. 1077Sugiyono,Metode Penelitian Administrasi, Bandung: Alafabeta, 2006, hlm. 162

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    46/97

    34

    mana masing-masing pilihan sikap atas pernyataan memiliki nilai

    yang akan dijelaskan pada bagian berikutnya dalam bab ini.

    Angket kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian

    ini terdiri dari dua variable, yakni variable terikat (dependent)

    dan variable bebas (independent). Angket variable terikat (X)

    dalam penelitian ini adalah angket tentang citra murabahah,

    sedangkan angket variable bebas dalam penelitian ini adalah

    angket tentang minat nasabah. Jumlah item angket tentang citra

    murabahah sebanyak 11 pernyataan dan jumlah item angket

    tentang minat terdiri dari 15 item pernyataan.

    3.4.2. Metode wawancara

    Interview adalah suatu metode pengumpulan data yang

    dilakukan dengan menggunakan percakapan dengan sumber

    informasi secara langsung (tatap muka) untuk memperoleh

    keterangan yang relevan dengan penelitian ini.8

    3.5. Metode Analisis Data

    Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

    kaidah statistik dengan menggunakan rumus korelasi melalui program

    SPSS 16.0. Langkah-langkah analisa datanya meliputi:

    1. Uji validitas dan reliabilitas kuesioner

    Uji validitas kuesioner dilakukan untuk menguji kelayakan

    kuesioner. Dalam pengujian ini digunakan teknik satu jalan.

    8Koentjaraningrat,Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia, 1981, hlm 162.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    47/97

    35

    Maksudnya adalah dalam pengujian validitas tersebut, apabila

    terdapat item pernyataan yang tidak valid maka item tersebut akan

    dibuang dan tidak akan dilakukan pergantian item. Konsekuensinya

    akan terjadi pengurangan jumlah item pernyataan.

    Pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner akan

    menggunakan rumusan nilai kritik (r) product momentpada tingkat

    signifikansi 0,05. Untuk jumlah sample 20 orang, maka akan

    digunakan ketentuan db sebesar 18. Hal ini dikarenakan sudah

    menjadi ketentuan bahwa db diperoleh dari jumlah sample (N)

    dikurangi 2, yang mana dalam table nilai kritik r dalam product

    moment diperoleh nilai 0,444. Dengan demikian, apabila nilai

    masing-masing item kurang () dari 0,444 maka item tersebut dianggap valid.

    Selain untuk menguji validitas item, nilai kritik r juga

    digunakan sebagai acuan reliabilitas. Data kuesioner akan dianggap

    reliabel manakala hasil penghitungan reliabilitas yang ada dalam

    table reliability coefficientspada kolom cronbachs alphalebih besar

    (>) dari nilai kritik r; sebaliknya apabila hasil penghitungan lebih

    kecil (

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    48/97

    36

    2. Menghitung koefisien korelasi Spearman melalui rumusan SPSS9

    3.

    Menghitung tingkat keeratan hubungan (korelasi) dengan

    menggunakan tabel keeratan hubungan variabel sebagai berikut:10

    Gambar 3.1

    Tabel Keeratan Hubungan Variabel

    Nilai Korelasi Keterangan

    0,00< 0,20 Hubungan sangat lemah

    0,20 < 0,40 Hubungan rendah

    0,40 < 0,70 Hubungan sedang / cukup

    0,70 0,90 Hubungan kuat / tinggi

    0,90 1,00 Hubungan sangat kuat/ tinggi

    Sumber: Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, 2007

    4.

    Menguji keberartian koefisien korelasi yang juga akan menggunakan

    komputasi dengan rumus SPSS.11

    9Sambas Ali Muhidin dan Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur

    Dilengkapi Aplikasi Program SPSS, Bandung: Pustaka Setia, 2007, hlm. 107-121.10

    Ibid., hlm. 127-128.11Ibid., hlm. 128-132.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    49/97

    BAB IV

    DESKRIPSI DATA DAN ANALISA

    4.1.Deskripsi Data Penelitian

    1.

    Sejarah Perkembangan BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang didirikan pada

    tahun 2007 dengan akta notaris badan hokum sebagai koperasi No.

    180.08/315 yang ditetapkan pada tanggal 5 Mei 2007. Keberadaan BMT

    NU Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan

    nahdliyin (NU) terkait masalah pengembangan ekonomi umat Islam. Hal

    ini disebabkan masih banyaknya umat Islam yang membutuhkan bantuan

    dalam pengembangan usaha perekonomian mereka, khususnya yang masih

    dalam tingkat usaha mikro dan kecil (UMKM).

    Oleh sebab itulah, maka dalam Konpercab tahun 2006, diputuskan

    bahwa Pengurus Cabang (PC) NU harus mendirikan lembaga keuangan

    berbasis syariah. Pada saat itu diputuskan agar PC NU mendirikan Bank

    Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Putusan tersebut kemudian

    ditindaklanjuti dengan pembentukan koperasi oleh PC NU Semarang

    dengan nama Koperasi NU Sejahtera atau Koperasi NUS. Langkah ini

    kemudian dikembangkan dan akhirnya pada tahun 2007 dibentuklah Baitul

    Mal wa Tamwil (BMT) dengan menggunakan nama yang sama, yakni

    BMT NU Sejahtera.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    50/97

    38

    Dalam penggunaan nama Sejahtera terkandung harapan dan

    sekaligus tujuan dari pendirian BMT. harapan dan tujuan tersebut tidak

    lain adalah agar BMT NU Sejahtera mampu menjadi sarana warga

    nahdliyin pada khususnya dan umat Islam pada umumnya untuk mencapai

    kesejahteraan hidup yang Islami. Aplikasi dari hal tersebut diwujudkan

    dalam dua aplikasi pelayanan yang disediakan di BMT NU Sejahtera

    dalam bentuk simpanan dan pembiayaan. Produk simpanan yang

    dikeluarkan oleh BMT NU Sejahtera adalah simpanan wadiah dengan

    sistem fee(bonus). Sedangkan produk pembiayaan yang ada di BMT NU

    Sejahtera juga hanya satu, yakni pembiayaan murabahah.

    2. Visi dan Misi

    Visi dari BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang adalah

    Menjadi lembaga pemberdayaan ekonomi ummat yang mandiri dengan

    landasan syariah.

    Untuk mewujudkan visi tersebut, maka BMT NU Sejahtera

    Mangkang Kota Semarang memiliki misi sebagai berikut:

    1)

    Menjadi penyelenggaraan layanan keuangan syariah yang prima

    kepada anggota dan mitra usaha.

    2)

    Menjadi model pengelolaan keuangan ummat yang efisien, efektif,

    transparan, dan profesional.

    3) Mengembangkan jaring kerjasama ekonomi syariah.

    4) Mengembangkan sistem ekonomi ummat yang berkeadilan sesuai

    syariah.

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    51/97

    39

    3. Tujuan

    Pendirian BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang memiliki

    tujuan-tujuan sebagai berikut:

    1)

    Meningkatkan pemberdayaan ekonomi ummat berdasarkan prinsip

    syariah yang amanah dan berkeadilan.

    2)

    Mengembangkan ekonomi ummat dalam bentuk usaha mikro, kecil,

    dan menengah dengan berpegang pada prinsip syariah.

    3) Meningkatkan pengetahuan ummat dalam pengelolaan keuangan yang

    bersih, jujur, dan transparan.

    4) Meningkatkan semangat dan peran serta masyarakat dalam kegiatan

    BMT NU Sejahtera.

    4. Struktur Organisasi

    Untuk menjalankan operasionalnya, BMT NU Sejahtera Mangkang

    Kota Semarang didukung struktur organisasi sebagai berikut:

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    52/97

    40

    RAT

    Direktur Utama

    Direktur Operasional

    Kepala Cabang Kepala Cabang

    Dewan Pengawas

    General Manajer

    Kepala Cabang

    Account Kabag Account Kabag KabaAccount

    AA

    AA

    AR

    Ad

    Ad

    AA

    AR

    Ad

    Ad

    AA

    AA

    AR

    Ad

    AA

    Sekretaris

    Gambar 4.1

    Struktur Organisasi Manajemen BMT NU Sejahtera Mangkang Kota

    Semarang

    Sumber: Arsip BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang, 2010

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    53/97

    41

    Gambar 4.2Struktur OrganisasiPengurus Pusat Dan Pengawas BMTNU Sejahtera

    Mangkang Kota Semarang

    Susunan Pengurus:

    Susunan Pengawas:

    Sumber: Arsip BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang, 2010

    RAT

    KETUA

    Drs. Muhtarom, Akt

    BENDAHARA

    H. Achmad Kaffi, S.E

    SEKRETARIS

    Drs. A. Budi Utomo,S.Mn.,M.Pd

    WAKIL KETUA

    Drs. Sugiharto, M.M

    Wa. SEKRETARIS

    Abdullah, S.E

    RAT

    KETUA

    Maman A., S.H

    ANGGOTA

    Agustiono

    ANGGOTA

    Rohani A.H

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    54/97

    42

    Direktur Utama

    Manager Umum

    Manager Finance

    Staff Administrasi

    Account Officer

    Office Boy

    General Manager

    Gambar 4.3

    Struktur Organisasi Kantor Pusat Semarang

    Sumber: Arsip BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang, 2010

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    55/97

    43

    5. Deskripsi Data

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh nasabah produk

    Murabahah BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang yang

    berjumlah 180 orang. Dari 180 orang tersebut, nasabah perempuan hanya

    42 sedangkan sisanya yakni 138 orang adalah laki-laki.

    Tabel 4.1

    Persentase Jumlah Nasabah

    No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

    1 Laki-laki 138 76,66

    2 Perempuan 42 23,33

    Total 180 100

    Acuan pengambilan sample dalam penelitian ini menggunakan

    pedoman sample Suharsimi Arikunto yang menyebut bahwa sample dapat

    diambil sebesar minimal 10% dari jumlah populasi. Dalam penelitian ini,

    sample yang diambil adalah sebesar 11,1% sehingga diperoleh sample

    sebesar 19,9 yang kemudian dibulatkan menjadi 20 orang.

    Dari 20 orang sampel yang dipilih, sebanyak 17 adalah orang laki-

    laki dan 3 orang adalah perempuan. Tabulasi sampel tersebut dapat

    dipaparkan sebagai berikut:

    Tabel 4.2

    Persentase Jumlah Nasabah

    No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)

    1 Laki-laki 17 85

    2 Perempuan 3 15

    Total 20 100

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    56/97

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    57/97

    45

    Sedangkan yang belum memberikan pengakuan sebanyak 3 orang

    nasabah (15%) seluruhnya tidak menolak asumsi tersebut. Namun

    demikian, tidak berarti bahwa ada nasabah yang menganggap bahwa

    prosedur murabahah rumit, sebab ke-15% sampel yang belum memberikan

    pengakuan ketidakrumitan prosedur murabahah juga tidak menganggap

    prosedur murabahah sebagai sesuatu yang rumit. Mereka berada pada

    status netral yang artinya bahwa prosedur permohonan murabahah tidaklah

    terlalu rumit. Mereka ini umumnya adalah para nasabah yang mengajukan

    permohonan murabahah untuk pertama kalinya dan sebelumnya terbiasa

    dengan pinjaman perorangan yang biasanya dilakukan tanpa melalui

    prosedural peminjaman layaknya di lembaga keuangan. Indikasi bahwa

    ketiga nasabah tidak menolak adalah pilihan mereka yang memilih untuk

    netral, artinya mereka belum setuju namun juga tidak menolak bahwa

    murabahah di BMT NU Sejahtera tidak rumit.

    Tabel 4.4

    Proses Pencairan Murabahah Cepat

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 1 5

    S 18 90

    N 1 5TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

    Meski masih menyisakan 15% nasabah yang belum berani

    menyatakan ketidakrumitan prosedur murabahah, untuk masalah

    kecepatan pencairan hanya menyisakan 1 sampel nasabah (5%) yang

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    58/97

    46

    memilih posisi netral dalam menjawab pernyataan terkait dengan

    kecepatan proses pencairan murabahah. Sedangkan 19 sampel lainnya

    (95%) menyatakan bahwa pencairan murabahah di BMT NU Sejahtera

    Mangkang cepat. Ke-19 sampel tersebut, 1 orang memberikan jawaban

    sangat setuju sedangkan 18 orang lainnya memberikan jawaban setuju.

    Dari jawaban itu mengandung makna bahwa masih ada nasabah yang

    belum merasakan kecepatan pencairan dana murabahah. Akan tetapi, hal

    ini tidak dapat menjadikan kekhawatiran bagi pihak BMT karena sampel

    nasabah yang memberikan jawaban tersebut adalah nasabah yang pertama

    kali mengajukan murabahah. Sampel tersebut juga memberikan penjelasan

    bahwa pada saat itu, petugas BMT memberikan penjelasan kepadanya

    bahwa banyak yang melakukan pengajuan murabahah pada saat dia ingin

    mengajukan permohonan sehingga dia memaklumi keadaan tersebut.

    Penjelasan inilah yang penulis maksud dengan tidak perlunya

    kekhawatiran BMT terhadap jawaban pernyataan tersebut.

    Tabel 4.5

    Pencairan Murabahah Bukan Dalam Bentuk Barang Melainkan Uang

    Tunai

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)SS 1 5

    S 16 80

    N 3 15

    TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    59/97

    47

    Jawaban mengenai pencairan murabahah di atas menunjukkan

    tidak seluruh nasabah memiliki pemahaman bahwa pencairan murabahah

    identik dengan uang tunai namun juga tidak ada yang menolak bahwa

    pencairan murabahah dapat berbentuk uang tunai. Hal ini dikarenakan

    sebanyak 85% sampel nasabah memiliki pemahaman bahwa pencairan

    dana murabahah dalam bentuk uang dan bukan dalam bentuk barang,

    sedangkan sebanyak 15% tidak memberikan pernyataan setuju dan juga

    tidak setuju melainkan memberikan jawaban netral. Alasan yang diberikan

    oleh ke-3 sampel nasabah yang memberikan jawaban netral adalah karena

    dalam pencairan murabahah yang mereka ketahui dari penjelasan petugas

    dapat dilakukan dalam bentuk barang dan uang tunai dan kebanyakan

    dilakukan dalam bentuk uang tunai. Dengan demikian dapat diketahui

    bahwa secara tidak langsung ke-15% sampel nasabah memberikan

    pengakuan bahwa pencairan murabahah mayoritas dilakukan dalam bentuk

    uang tunai. Bahkan pada prakteknya, sampel nasabah ini juga memilih

    pencairan dana dalam bentuk uang tunai.

    Selain berkaitan dengan proses pencairan dan bentuk pencairan

    dana, para sampel nasabah juga memberikan pengakuan bahwa dalam

    proses pencairan tersebut tidak ada potongan harga yang dibebankan

    kepada nasabah. Para sampel nasabah memiliki pemahaman berdasarkan

    penjelasan petugas BMT bahwa permohonan dana mereka akan cair secara

    keseluruhan tanpa adanya potongan sedikitpun. Hal ini ditunjukkan

    dengan adanya pengakuan dari 100% sampel nasabah yang menyatakan

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    60/97

    48

    bahwa tidak ada potongan harga dalam proses pencairan murabahah pada

    tabulasi di bawah ini.

    Tabel 4.6

    Tidak Ada Potongan Harga dalam Pencairan

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 2 10

    S 18 90

    N 0 0

    TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

    Dari tabulasi di atas sekaligus dapat menjadi penegas bahwa

    seluruh sampel nasabah memiliki pemahaman bahwa dalam pencairan

    murabahah tidak ada potongan harga dan dana dapat diterima oleh nasabah

    secara utuh sesuai dengan nominal yang disepakati dalam akad.

    Penjelasan berikutnya adalah mengenai jawaban pernyataan dari

    jangka waktu pembayaran. Dari sampel nasabah, tidak seluruhnya

    menyatakan bahwa waktu pembayaran murabahah tidak terlalu pendek.

    Sebanyak satu orang sampel menyatakan netral terkait dengan waktu

    pembayaran murabahah sedangkan sebanyak 19 orang menyatakan

    sepakat bahwa waktu pembayaran murabahah tidak terlalu pendek. Hal ini

    dapat terlihat dalam tabulasi jawaban di bawah ini:

    Tabel 4.7

    Jangka Waktu Pembayaran Tidak Terlalu Pendek

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 4 20

    S 15 75

    N 1 5

    TS 0 0

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    61/97

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    62/97

    50

    STS 0 0

    Total 20 100

    Asumsi sampel mengenai bagi hasil yang menguntungkan

    berdampak pada asumsi mengenai jumlah angsuran yang akan dibayarkan

    setiap bulannya. Maksudnya adalah bahwa keikutsertaan nasabah dalam

    kesepakatan harga adalah indikator dari peran nasabah dalam menentukan

    besaran angsuran yang tentunya akan disesuaikan dengan kemampuan

    ekonomi mereka. Hal ini terlihat dari jawaban nasabah yang memberikan

    pernyataan sangat setuju sebanyak 5 orang (25%) dan pernyataan setuju

    sebanyak 15 orang (75%). Itu berarti bahwa seluruh sampel nasabah

    memberikan pernyataan bahwa jumlah angsuran yang dibayarkan sesuai

    dengan kemampuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut

    ini:

    Tabel 4.9

    Jumlah Angsuran yang Dibayarkan Sesuai dengan Kemampuan

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 5 25

    S 15 75

    N 0 0

    TS 0 0

    STS 0 0Total 20 100

    Terkait dengan legalitas syariat dalam produk murabahah, ternyata

    tidak seluruh sampel nasabah memberikan persetujuan. Hal ini dapat

    terlihat dari jawaban berikut ini:

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    63/97

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    64/97

    52

    memiliki pemahaman bahwa besaran dana pengajuan murabahah tidak

    terbatas.

    Meski pada jawaban tabel 4.9 semua nasabah sepakat bahwa

    jumlah angsuran akan memiliki kesamaan dengan kesesuaian kemampuan

    mereka, namun tetap saja hal itu tidak dijadikan jaminan oleh seluruh

    nasabah tentang berat ringannya. Dari 20 sampel nasabah, terdapat 7

    (35%) sampel yang menyatakan netral terkait dengan anggapan bahwa

    beban angsuran tidak terlalu berat. Alasan yang diajukan adalah bahwa

    pendapatan mereka tidak tetap. Artinya, bisa saja akan terasa berat apabila

    tidak memperoleh hasil untuk membayar angsuran. Akan tetapi hal itu

    tidak lantas membuat nasabah menolak anggapan bahwa beban angsuran

    tidak terlalu berat. Sebanyak 13 orang (65%) sampel memiliki pemahaman

    bahwa beban angsuran tidak terlalu berat. Hal ini dikarenakan anggapan

    mereka bahwa nasabah dilibatkan dalam penentuan beban angsuran,

    sehingga beban angsuran tersebut secara tidak langsung merupakan hasil

    perkiraan perhitungan nasabah. Jawaban dari aspek beban angsuran tidak

    terlalu berat dapat dilihat dalam tabulasi berikut ini:

    Tabel 4.12Beban Angsuran Tidak Terlalu Berat Karena Dapat Dicicil

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 0 0

    S 13 65

    N 7 35

    TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    65/97

    53

    Para nasabah memahami bahwa bagi hasil akan berhenti manakala

    telah lunas tanggungan meskipun belum jatuh tempo. Pemahaman yang

    menyeluruh pada nasabah dapat dilihat dalam tabulasi berikut ini:

    Tabel 4.13

    Pembayaran Bagi Hasil Akan Terhenti Saat Pelunasan Meskipun

    Belum Jatuh Tempo

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 1 5S 19 95

    N 0 5

    TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

    Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 19 orang (95%)

    menyatakan setuju dan 1 orang (5%) menyatakan sangat setuju.

    Deskripsi Jawaban Angket Variabel Minat Nasabah

    Kemudahan proses pengajuan menjadi faktor utama minat dari

    beberapa nasabah dalam pengajuan produk murabahah. Hal ini

    ditunjukkan dengan jawaban sangat setuju dari 5 orang sampel nasabah

    (25%). Jawaban sangat setuju itu menandakan bahwa kelima nasabah

    tersebut pada dasarnya mengajukan pembiayaan murabahah karena adanya

    faktor kemudahan dalam proses pengajuan. Sebanyak 12 orang (60%)

    menyatakan bahwa faktor kemudahan dalam proses memang menjadi

    salah satu faktor dalam pengajuan namun bukanlah faktor utama. Hal ini

    terlihat dari kualitas jawaban yang hanya menyatakan setuju. Sedangkan 3

    sampel sisanya (15%) tidak menyatakan kemudahan sebagai faktor minat

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    66/97

    54

    mereka dalam mengajukan permohonan murabahah namun juga tidak

    memberikan anggapan tidak setuju. Hal ini dapat terlihat dari tabulasi

    jawaban berikut ini:

    Tabel 4.14

    Mengajukan Permohonan Murabahah Karena Proses Lebih Mudah

    Dibandingkan Dengan Produk Pembiayaan Di Instansi Lain

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 5 25

    S 12 60N 3 15

    TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

    Meskipun nasabah memiliki pemahaman bahwa murabahah

    merupakan produk pembiayaan yang cepat dalam pencairan, namun

    nasabah tidak lantas menjadikannya sebagai salah faktor utama minat

    dalam mengajukan permohonan. Hal ini terlihat dari tidak adanya jawaban

    sangat setuju dari pernyataan mengenai kebutuhan pencairan uang dalam

    tempo cepat. Namun begitu, jawaban setuju sebanyak 18 (90%) orang

    memiliki arti bahwa kecepatan pencairan dana menjadi salah satu faktor

    minat nasabah dalam mengajukan permohonan murabahah meskipun

    bukan faktor utama. Dalam hal ini, sebanyak 2 orang (10%) menyatakan

    netral. Hasil ini sekaligus mengindikasikan bahwa tidak ada satupun

    nasabah yang tidak menjadikan kecepatan pencairan sebagai salah satu

    faktor utama minat mereka dalam mengajukan permohonan murabahah.

    Selain hal tersebut, ada juga hal lain yang tidak menjadi salah satu faktor

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    67/97

    55

    utama minat nasabah dalam mengajukan permohonan murabahah, yakni

    beban angsuran yang tidak terlalu berat. Hal ini dapat terlihat dari tabel

    berikut ini:

    Tabel 4.15

    Mengajukan Permohonan Murabahah Karena Saya Butuh Uang

    Dalam Tempo Cepat

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 0 0

    S 18 90

    N 2 10

    TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

    Pencairan dana dalam bentuk uang tunai juga menjadi salah satu

    faktor pendorong minat sampel nasabah. Hal ini terbukti dengan adanya 16

    sampel (80%) yang memberikan jawaban setuju dan 3 orang (15%)

    menyatakan sangat setuju. Sedangkan 1 orang sisanya (5%) menyatakan

    netral. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 4.16

    Lebih Memilih Pencairan Dana Dalam Bentuk Uang Daripada

    Barang Karena Lebih Bebas Memilih Kualitas Barang Yang Akan

    Dibeli

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 3 15

    S 16 80

    N 1 5

    TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    68/97

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    69/97

    57

    Selain aspek jangka waktu, aspek yang menjadi faktor utama

    pendorong minat 4 orang nasabah (20%) adalah aspek tingkat bagi hasil

    yang menguntungkan. Bahkan pada aspek ini tidak ada jawaban netral

    karena 16 orang sampel lainnya (80%) memberikan pernyataan setuju

    yang artinya mereka menjadikan aspek tingkat bagi hasil sebagai faktor

    pendorong minat namun bukan faktor yang utama. Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.19

    Adanya Tingkat Bagi Hasil yang Menguntungkan Menjadi

    Pertimbangan dalam Mengajukan Murabahah

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 4 20

    S 16 80

    N 0 0

    TS 0 0STS 0 0

    Total 20 100

    Sedangkan hal yang menjadi domain faktor utama pendorong

    minat nasabah dalam mengajukan permohonan pembiayaan murabahah

    adalah jumlah angsuran yang tidak terlalu berat. Hal ini diindikasikan

    dengan adanya jawaban sebanyak 6 orang nasabah (30%) yang

    memberikan kualitas jawaban sangat setuju. Artinya, keenam nasabah

    tersebut menjadikan hal jumlah angsuran yang tidak terlalu berat menjadi

    salah satu faktor utama pendorong minat mengajukan permohonan

    murabahah. Sedangkan 14 orang lainnya (70%) menyatakan setuju. Hal ini

    terlihat pada jawaban angket berikut ini:

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    70/97

    58

    Tabel 4.20

    Jumlah Angsuran yang Dibayarkan Tidak Terlalu Berat Menjadi

    Pertimbangan Dalam Mengajukan Murabahah

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 6 30

    S 14 70

    N 0 0

    TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

    Anehnya, meskipun nasabah memiliki pemahaman tentang produk

    perbankan Islami, ternyata hal itu tidak menjadi faktor utama dari para

    nasabah. Adanya legalitas maupun aspek bagi hasil hanya menjadi salah

    faktor utama dari 1 orang nasabah (5%) sebagai pendorong minat

    mengajukan permohonan murabahah. Sedangkan 19 orang lainnya (95%)

    hanya menjadikan aspek legalitas sebagai faktor pendorong namun bukan

    sebagai faktor yang utama. Hal ini dapat dilihat pada jawaban berikut:

    Tabel 4.21

    Legalitas Hukum Islam Menjadi Pertimbangan Dalam Mengajukan

    Murabahah

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 1 5S 19 95

    N 0 0

    TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

  • 7/26/2019 Hubungan Citra Murabahah Dengan Minat Nasabah Di BMT NU Sejahtera Mangkang Kota Semarang

    71/97

    59

    Untuk aspek tingkat besaran dana permohonan, aspek tersebut

    menjadi faktor utama bagi 3 orang nasabah. Hal ini dapat dilihat dalam

    tabel berikut:

    Tabel 4.22

    Tingkat Besaran Dana Permohonan Tidak Terbatas Menjadi

    Pertimbangan Dalam Mengajukan Murabahah

    Keterangan Frekuensi Persentase (%)

    SS 3 15

    S 17 85

    N 0 0

    TS 0 0

    STS 0 0

    Total 20 100

    Dari tabulasi di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 3 orang

    sampel (15%) memberikan jawaban sangat setuju yang artinya menjadikan

    aspek ini sebagai faktor utama pendorong minat nasabah. Sedangkan 17

    orang nasabah lain (85%) hanya menjadikan sebagai salah satu faktor

    namun bukanlah faktor yang utama.

    Aspek bebang angsuran yang sesuai dengan kemampuan ternyata

    tidak menjadi faktor utama sebagai pendorong minat nasabah. Hal ini

    dapat terlihat pada tabel berikut:

    Tabel 4.23

    Beban Angsur