laporan manajemen layanan bk
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Rasional
Pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru bim-
bingan dan konseling di sekolah memberikan pelayanan bimbingan dan konseling
dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai bakat dan minat serta mem-
pertimbangkan tahapan tugas perkem-bangannya. Mengingat adanya keberagaman
individu siswa maupun kebergaman kemampuan guru bimbingan dan konseling di
sekolah, maka perlu ditegaskan bahwa pelaksana-an bimbingan dan konseling harus
menyusun program guna mengakomodasi UU No. 20 tahun 2003 dan PP No. 19
tahun 2003 tersebut serta peraturan-peraturan yang menyertainya.
Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi yang di-dalamnya
memuat struktur kurikulum telah mempertajam perlunya di-susun dan dilaksa-
nakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kebutuhan, ba-kat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah,
kegiatan pengem-bangan diri ditafsirkan dan atau dibimbing oleh konselor, guru,
tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan/ pelayanan BK yang ber-
kenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pe-ngembangan
karier peserta didik.
Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik
secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkem-bang secara optimal
dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier melalui berbagai jenis pelayanan
dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam
memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pe-ngembangan peri-
laku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfung-
sian individu dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut me-rupakan proses
perkembangan yaitu proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu
BK adalah guru bimbingan dan konseling/ konselor yang merupakan salah satu
kualifikasi pendidik.
1
B. Tujuan
Tujuan pembahasan layanan ini akan diuraikan seperti dibawah ini :
1. Merupakan tugas akhir dari mata kuliah manajemen bimbingan dan
konseling dengan dosen pembimbing Dra. Elia Flurentin, M. Pd.
2. Merupakan hasil observasi yang harus ditindak lanjuti sesuai dengan
teori yang ada.
3. Agar dapat mengetahui bagaimana memanajemen layanan-layanan
bimbingan konseling khususnya layanan informasi.
2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam usaha membantu siswa seringkali memerlukan berbagai informasi me-
ngenai lingkungannya. Untuk itu, agar program bimbingan dapat berjalan lancar maka
sekolah harus mampu memberikan pelayanan yang memuaskan. Dengan layanan in-
formasi dapat membantu siswa untuk memahami dirinya dalam kaitannya dengan pen-
didikan, dunia kerja, sosial, dan nmasalah-masalah kemasyarakatan.
Sedangkan informasi itu sendiri dapat diperolah dari berbagai sumber seperti
pemerintah, lembaga-lembaga, organisasi, individu, media massa, dan sumber lainnya.
Kegiatan pelayanan ini dapat berwujud papan bimbingan, ter-bitan, advertising pada
koran atau majalah dan lain-lain.
Dari segi pengorganisasian layanan informasi akan bermanfaat bagi program
bimbingan di sekolah apabila memperhatikan aspek berikut.
1. Bentuk dan jenis informasi atau data yang dikumpulkan harus sesuai dengan ke-
butuhan siswa berdasarkan tingkat dan jenis sekolah.
2. Setiap petugas yang ditunjuk dalam pengumpulan informasi harus terdiri atas orang-
orang yang dapat mengatasi dua hambatan berikut.
a. Sulit memperoleh orang yang bersedia menghimpun data atau informasi secara
tekun dan rutin, kemudian menyusunnya agar selalu menjadi data yang cukup up
to date.
b. Biaya yang diperlukan cukup besar yang seringkali tidak tersedia, karena banyak
pihak yang tidak menyadari manfaatnya.
3. Informasi tentang pendidikan dan dunia kerja, hanya akan bernilai bila dipergunakan
oleh siswa, dan semua staf sekolah, terutama siswa.
A. Pengumpulan Informasi
Terkumpulnya sumber informasi yang cukup banyak, akurat, dan benar akan berman-
faat bagi siswa yang sesuai dengan kebutuhannya. Informasi yang perlu dihimpun
antara lain: Informasi mengenai sekolah tersebut dan pendidikan lanjutan yang di-
masuki antara lain mengenai kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, kebiasaan atau tradisi,
fasilitas, biaya sekolah yang diperlukan, cara belajarnya dan sebagainya. Sedangkan
3
kegiatan atau langkah-langkah perlu dilakukan dalam proses pengumpulan maupun
pembuatan informasi yang diuraikan sebagai berikut (Roeber et al, 1995).
a. Merencanakan kebijaksanaan dasar untuk layanan informasi melalui badan
bimbingan.
b. Pengadaan inventarisasi materi layanan informasi.
c. Menentukan kebutuhan informasi yang diperlukan sekolah.
d. Menyelidiki sumber-sumber informasi.
e. Mengorganisasi anggaran yang diperlukan.
f. Menentukan tenaga administrasi yang bertanggungjawab dan memenuhi syarat.
g. Mengumpulkan informasi-informasi sesuai dengan keterbatasan anggaran.
h. Mengevaluasi informasi atau data yang terkumpul untuk diperbaiki yang sudah
tidak relevan, dan memberi tanda pada meteri tersebut, baru siap untuk disimpan.
i. Menentukan lokasi informasi.
j. Menentukan sistem penyusunan dan penyimpanan informasi.
k. Melengkapi informasi dari materi yang murah dan kemudian materi yang lebih
mahal.
l. Mengatur sistem petugas yang dapat mencatat, menfile, dan mengecek materi
informasi.
m. Mempergunakan berbagai media yang ada untuk memperkenalkan jenis-jenis
informasi yan tersedia kepada guru dan siswa secara terus-menerus.
n. Mnganjurkan pencatat materi informasi dan pustakawan unruk mencatat informasi
terus menerus, walaupun tidak sesuai dengan permintaan materi informasi yang
diperlukan. Catatan informasi itu dapat digunakan untuk rencana-rencana
pengembangan yang akan datang.
o. Melengkapi pemeriksaan periodik materi setiap satu atau dua tahun sekali, dan
tidak menggunakan materi lam yang tidak relevan.
B. Mempublikasikan Layanan Informasi
Setelah data terkumpul maka data materi informasi tersebut harus dipublikasikan.
Tujuannya adalah :
a. Supaya guru dan siswa mengetahui adanya materi informasi,
4
b. Bila dihubungkan antara konselor dan program bimbingan, memberikan dasar
non-emosional untuk memperkenalkan dan menghubungkan konselor dengan
dengan program bimbingan.
Bentuk umum publikasi meliputi:
a. Papan bimbingan
b. Rak pameran
c. Almari kaca
d. Surat kabar dan majalah
e. Papan pengumuman
f. Program orientasi
Dengan mengkoordinasikan bentuk-bentuk publikasi yang terus menerus, siswa dan
guru akan dapat memanfaatkan informasi yang diperlukan. Perencanaan publikasi
hendaknya mencakup penyediaan bahan informasi secara periodik.
C. Langkah-Langkah Pemberian Informasi
a. Persiapan
1) Menetapkan tujuan dan isi informasi. Diarahkan untuk menjawab pertanyaan:
Untuk siapa informasi itu dipersiapkan?
Apakah informasi diperlukan oleh siswa?
Apakah berguna bagi siswa?
Apakah informasi cukup akurat dan lengkap?
Apakah ada hubungannya dengan pengetahuan yang dimiliki siswa tentang
informasi yang akan diberikan?
2) Mengidentifikasi saran (siswa) yang akan menerima informasi. Diarahkan
untuk menjawab pertanyaan:
Berapa jumlah siswanya?
Bagaimana karakteristiknya?
3) Mengetahui sumber-sumber informasi. Diarahkan untuk menjawab pertanyaan:
Dari satu sumber atau lebih?
Apakah sumber-sumber itu mudah dicapai dan digunakan?
4) Menetapkan teknik penyampaian informasi. Diarahkan untuk menjawab
pertanyaan:
5
Cocokkah dengan tujuan, isi, dan sumber?
Dapatkah menarik siswa?
Bagaimana penggunaan waktu, biaya, dan pengorganisasiannya?
5) Menetapkan waktu kegiatan. Diarahkan untuk menjawab pertanyaan:
Kapan, berapa kali, dimana?
Barapa lama informasi diberikan?
6) Menetapkan ukuran keberhasilan. Diarahkan untuk menjawab pertanyaan:
Apa kriterianya bahwa pemberian informasi berhasil?
b. Pelaksanaan pemberian informasi
Pelaksanaan pemberian informasi tergantung pada persiapan, terutama pada
metode atau teknik yang digunakan. Meskipun isi dan tujuan pem-berian informasi
sama, bila diberikan dengan teknik berbeda maka pe-laksanaannya akan berbeda
pula. Dalam pelaksanaannya pemberian informasi hal-hal yang perlu diperhatikan
ialah:
1) Usahakan menarik minat dan perhatian siswa.
2) Berikan informasi secara sistematis dan sederhana, sehingga jelas isi dan
manfaatnya.
3) Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan para siswa.
4) Bila menggunakan teknik siswa mendapatkan informasi sendiri, persiapkan
secara baik agar siswa jelas apa yang harus dikerjakannya.
5) Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung, usahaka tidak terjadi
kesalahan, karena informasi yang keliru akan sulit mengubahnya.
6) Usahakan kerjasama dengan guru bidang studi, wali kelas, kepala sekolah, dan
lembaga yang terkait supaya tidak terjadi pertentangan.
c. Evaluasi
Setiap kegiatan pemberian informasi harus diadakan evaluasi. Adapun manfaat
dari evaluasi ialah:
1) Pembimbing mengetahui hasil pemberian informasi.
2) Pembimbing mengetahui efektivitas sauatu teknik.
6
3) Pembimbing mengetahui apakah persiapan sudah cukup matang atau masih
banyak kekurangan, sehingga pelaksanaan berikutnya lebih baik.
4) Pembimbing mengetahui kebutuhan siswa akan informasi lain atau yang
sejenis.
5) Bila diadakan evaluasi, siswa merasa perlu memperhatikan lebih sungguh-
sungguh, bukan sambil lalu. Dengan demikian timbul sikap yang positif dan
menghargai isi informasi yang diterimanya.
D. Fasilitas, Personal, dan Anggaran untuk Layanan Informasi
Masalah pengadaan fasilitas dan anggaran mepakan hal yang saling terkait, karena
pengadaan fasilitas tergantung pada anggaran yang tersedia.
a. Fasilitas yang diperlukan
Fasilitas untuk keperluan layanan informasi berhubungan dengan tempat
mempublikasikan dan tempat penyimpanan informasi. Ada tiga cara untuk
menggunakan fsilitas layanan ini.
1) Materi informasi dapat ditempatkan di salah satu rak perpustakaan (buletin,
katalog sekolah, buku-buku tentang jabatan, selebaran). Materi dapat
ditempatkan di almari arsip.
2) Semua materi ditempatkan di rak salah satu sudut ruang bimbingan. Jadi almari
arsip dan rak sangat diperlukan, juga dapat menggunakan meja dan papan
buletin.
3) Semua materi informasi dapat ditempatkan pada salah satu ruang perpustakaan,
terutama dekat jalan keluar masuk siswa, sehingga siswa dapat mengetahui
informasi yang tersedia.
b. Personil untuk layanan informasi
Kegiatan layanan informasi sangat tergantung pada kepemimpinan dan
administrasi yang memadai. Dalam kegiatan pengorganisasian layanan informasi
sangat diperlukan tenaga administrasi, terutama sehubungan dengan pekerjaan
menulis materi informasi yang dipakai untuk pameran, pengumuman sekolah,
menstensil kartu pos dan surat yang diperlukan, mengarsipkan informasi.
7
c. Anggaran
Keuangan atau anggaran yang diperlukan harus disesuaikan dengan kemampuan
sekolah. Angaran yang dibutuhkan untuk layanan informasi pada tahun pertama akan
lebih besar bila dibandingkan pada tahun berikutnya. Untuk menentukan besarnya
anggaran perlu memperhatikan beberapa hal berikut.
1) Biaya bahan atau materi informasi yang diperlukan.
2) Biaya untuk pembelian alat-alat penyimpanan informasi.
3) Persediaan kantor (perangko, kerrtas, alat tulis dan amplop, papan buletin,
alamari arsip).
4) Perlengkapan (rak, almari arsip, papan buletin, rak pameran).
Dalam pembuatan anggaran layanan informasi usahakan seminimal mungkin, tetapi
tidak mengurangi kemanfaatan informasi yang diperlukan.
E. Kegiatan-Kegiatan Layanan Informasi
a. Orientasi
Program orientasi dapat dilakukan dalam dua arah, yaitu orientasi kepada
sekolah yang baru dimasuki, dan orientasi pada sekolah atau dunia kerja yang akan
dimasuki.
Orientasi kepada sekolah yang baru dimasuki terutama bertujuan untuk:
1) Menciptakan sikap yang diinginkan oleh sekolah yang baru.
2) Memberikan informasi kepada siswa dan orang tua siswa mengenai personil
sekolah, kegiatan, fasilitas, mata pelajaran yang disediakan, dan kurikulum
pada umumnya.
Orientasi semacam ini biasanya dilakukan pada periode tertentu pada awal tahun
ajaran baru dimana siswa mulai masuk. Jangka waktunya berbeda-beda sesuai
dengan keadaan sekolah dan kebutuhan para siswa. Lamanya biasanya seminggu
atau dua minggu.
8
Metode atau prosedur yang dapat ditempuh untuk pelaksanaan orientasi
diantaranya ialah :
1) Kunjungan ke sekolah” pengirim”.
Dalam kegiatan ini personil yang berkunjung memberikan penjelasan yang
memedai tentang keadaan, kegitan, persyaratan yang dituntut oleh sekolah yang
akan menerima.
2) Kunjungan ke Sekolah”penerima”.
Dalam kunjungan ini para sisiwa kelas akhir dapat melakukan kegiatan
peninjauan, mengumpulkan informasi dengan sekolah yang bersangkutan
sehingga mereka memeiliki wawasan yang cukup jelas dengan sekolah itu.
Apabila sekolah yang memilih sekolah yang bersangkutan, mereka telah
mempunyai bahan pertimbangan memadai.
3) Pembuatan handbook siswa
Ialah suatu pedoman yang dibuat untuk siswa yang berisi informasi yang
memadai tentang berbagi kemunngkinan lanjutan sekolah. Disamping itu, dalam
handbook tersebut dilengkapi penjelasan tentang sekolah bersangkutan. Dengan
demikian buku ini dapat dipergunakan juga sebagai peedoman dalam rangka
orientasai kepada sekolah yang baru dimasuki.
4) Pertemuan khusus
Pertemuan khusus ini biasanya disebut pekan orientasi. Siswa baru yang baru
masuk sekolah diharuskan mengikuti kegiatan orientasi. Dalam pertemuan khusus
ini dapat dilakukan ceramah – ceramah dari pimpinan sekolah, konselor, guru
bidang study, gar para sisiwa dapat menyesuaikan diri dengan sekolah yang baru
dimasuki.
b. Kegiatan layanan informasi dalam kegiatan kelompok.
Pelaksanaan layanan informasi dengan melaui kegiatan kelompok dapat ditempuh
melalui beberapa cara:
1) Ceramah dari para narasumber. Agar siswa mendapatkan informasi yang
cukup akurat, tepat dan benar dapat diselenggarakan melalui ceramah dengan
mengundang narasumber tertentu, baik dari pemerintah maupun swasta.
9
2) Mata pelajaran untuk kepentingan bimbingan, ialah mata pelajaran yang
disediakan bagi kelompok yang membutuhkan dan ingin memperoleh
informasi tertentu, misalnya bagaimana bagaiman menggunakan waktu luang,
bagaimana cara belajar yang baik, bagaimana cara memcari kerja.
3) Field Trip, merupakan sarana yang berguna untuk menumbuhkan pengertian
dan partisipasi timbal balik anatara sekolah dan manyarakat. Dalam kegiatan
semacam ini berbagai informasi yang mungkin tidak disajikan di sekolah dapat
diperoleh dan dapat dimanfaatkan oleh siswa-siswa yang mengikutinya.
4) College days, adalah kegiatan yang disediakan bagi siswa yang melanjutkan
ke perguruan tinggi. Dalam kegiatan ini dapat mengundang para personil dari
perguruan tinggi untuk menjelaskan dan tanya jawab tentang keadaan dan
persyaratan perguruan tinggi yang bersangkutan.
5) Career days, ialah kegiatan yang diadakan pada waktu tertentu, dimana
pelajaran biasa ditiadakan untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu sampai
lima hari. Dalam kegiatan ini personal dari masyarakat kerja diundang dan
diminta untuk membicarakan berbagai jenis pekerjaan yang sesuai dengan
lulusan sekolah yang bersangkutan. Dalam kesempatan ini siswa dapat
memperoleh penjelasan tentang keadaan dan tututan lapangan kerja tertentu.
10
BAB III
HASIL OBSERVASI
Hasil observasi di SMP PGRI 03 KOTA MADYA MALANG menunjukan
bahwa program BK belum dilaksanakan secara maksimal. Disana banyak fasilitas
informasi yang tidak dimanfaatkan penuh. Papan bimbingan dibiarkan begitu saja.
Siswa ketika wawancara mereka sama sekali tidak mengetahui informasi tentang
pubertas.
Di sekolah tersebut menggunakan pola terintegrasi dalam memanajemen layanan
informasi. Dalam pemberian informasi koordinator guru pembimbing menugaskan wali
kelas untuk memberikan informasi kepada siswa. Sedangkan materi dari informasi
sudah tidak relevan.
Perpustakaan yang seharusnya menjadi tempat sumber informasi justru tidak
terawat, buku-buku yang yang ada sudah tidak relevan dengan perkembangan yang ada.
Fasilitas disana kebanyakan tidak terawat.
11
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil diskusi kelompok telah membandingkan hasil observasi dengan kajian
pustaka yang ada dimana kami uraikan sebagai berikut.
1. Dalam pelaksanaan layanan informasi, siswa tidak tertarik pada penyajian yang
ada karena monoton dan kurang menarik perhatian.
2. Perpustakaan yang seharusnya menjadi pusat informasi justru tidak sering
dikunjungi oleh siswa karena perpustakaan yang tidak terawat.
3. Papan bimbingan yang terletak dekat kantin seharusnya dimanfaatkan agar
pelayanan informasi yang diberikan dapat maksimal.
4. Kebanyakan informasi tidak mencakup bidang-bidang cakupan BK yang
meliputi bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier.
12
DAFTAR RUJUKAN
Elia, Flurentin. 2001. Modul Organisasi dan Manajemen Bimbingan di Sekolah.
Malang: UM Pers.
Ketut Sukardi, Dewa & Nila Kusumawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di
Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
13
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan 1
A. Rasional 1
B. Tujuan 2
Bab II Kajian Pustaka 3
A. Pengumpulan Informasi 3
B. Mempublikasikan Layanan Informasi 4
C. Langkah-Langkah Pemberian Informasi 5
D. Fasilitas, Personal, dan Anggaran untuk Layanan Informasi 7
E. Kegiatan-Kegiatan Layanan Informasi 8
Bab III Hasil Observasi 11
Bab IV Pembahasan 12
Daftar Rujukan 13
14ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena-Nya kami telah
menyelesaikan laporan tentang manajemen layanan bimbingan dan konseling yang
didasari dari hasil observasi dan kajian teoritik mengenai manajemen itu sendiri.
Sebelumnya kami telah observasi di Sekolah Menengah Pertama PGRI 03 Kota Malang
yang bertempat di jalan S. Supriyadi Nomor 103 Kecamatan Sukun, Kota Malang.
Sedangkan laporan ini berjudul “ Laporan Manajemen Layanan Informasi pada Sekolah
Menengah Pertama PGRI 03 Kota Malang”
Dari sana kami telah banyak mengerti bagaimana kondisi realita dari penerapan
kajian teoritik yang memang sulit dilaksanakan secara sempurna. Untuk itu kami,
membandingkan dan mengevaluasi bagaimana memanajemen layanan-layanan
bimbingan dan konseling agar berjalan baik dan benar dengan memperhatikan serta
memanfaatkan fasilitas sekolah yang ada.
Kami menyadari bahwa laporan kami jauh dari sempurna. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini menjadi lebih baik. Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung
dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
15
Malang, 15 Januari 2011
Tim Observer
i
LAPORAN HASIL OBSERVASI
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PGRI 03 MALANG
MENGENAI MANAJEMEN LAYANAN INFORMASI
PADA PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Syarat untuk memenuhi tugas akhir dari
mata kuliah “Manajemen Bimbingan dan Konseling”
dengan dosen pembimbing Dra. Elia Flurentin, M. Pd.
Tim Observasi
1. Nur Handayani
2. Nafisatun Naharin
3. Aguswati Dwi Wirianti
4. Mochammad Afifudin Arif
5. Devi Mandasari
090401010064
090401010073
090401010078
090401010081
090401010090
PROGRAM STUDI BIMIBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVESITAS KANJURUHAN MALANG
2011
16
LAPORAN HASIL OBSERVASI
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PGRI 03 MALANG
MENGENAI MANAJEMEN LAYANAN INFORMASI
PADA PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING
Syarat untuk memenuhi tugas akhir dari
mata kuliah “Manajemen Bimbingan dan Konseling”
dengan dosen pembimbing Dra. Elia Flurentin, M. Pd.
Tim Observasi
1. Nur Handayani
2. Nafisatun Naharin
3. Aguswati Dwi Wirianti
4. Mochammad Afifudin Arif
5. Devi Mandasari
090401010064
090401010073
090401010078
090401010081
090401010090
PROGRAM STUDI BIMIBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVESITAS KANJURUHAN MALANG
2011
17