laporan manajemen layanan bk

25
BAB I PENDAHULUAN A. Rasional Pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru bim-bingan dan konseling di sekolah memberikan pelayanan bimbingan dan konseling dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai bakat dan minat serta mem-pertimbangkan tahapan tugas perkem- bangannya. Mengingat adanya keberagaman individu siswa maupun kebergaman kemampuan guru bimbingan dan konseling di sekolah, maka perlu ditegaskan bahwa pelaksana-an bimbingan dan konseling harus menyusun program guna mengakomodasi UU No. 20 tahun 2003 dan PP No. 19 tahun 2003 tersebut serta peraturan-peraturan yang menyertainya. Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi yang di-dalamnya memuat struktur kurikulum telah mempertajam perlunya di-susun dan dilaksa-nakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, ba-kat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah, kegiatan pengem-bangan diri ditafsirkan dan atau dibimbing oleh konselor, guru, tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan/ pelayanan BK yang ber-kenaan dengan masalah diri pribadi, 1

Upload: arvan-s-cahya-saputra

Post on 05-Jul-2015

1.088 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Manajemen Layanan BK

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional

Pada penerapan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), guru bim-

bingan dan konseling di sekolah memberikan pelayanan bimbingan dan konseling

dalam memfasilitasi “Pengembangan Diri” siswa sesuai bakat dan minat serta mem-

pertimbangkan tahapan tugas perkem-bangannya. Mengingat adanya keberagaman

individu siswa maupun kebergaman kemampuan guru bimbingan dan konseling di

sekolah, maka perlu ditegaskan bahwa pelaksana-an bimbingan dan konseling harus

menyusun program guna mengakomodasi UU No. 20 tahun 2003 dan PP No. 19

tahun 2003 tersebut serta peraturan-peraturan yang menyertainya.

Permendiknas nomor 22 tahun 2006 tentang standar isi yang di-dalamnya

memuat struktur kurikulum telah mempertajam perlunya di-susun dan dilaksa-

nakannya program pengembangan diri yang bertujuan memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan

kebutuhan, ba-kat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah,

kegiatan pengem-bangan diri ditafsirkan dan atau dibimbing oleh konselor, guru,

tenaga pendidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan/ pelayanan BK yang ber-

kenaan dengan masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pe-ngembangan

karier peserta didik.

Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik baik

secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan berkem-bang secara optimal

dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan karier melalui berbagai jenis pelayanan

dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku.

Bimbingan dan konseling merupakan upaya proaktif dan sistematik dalam

memfasilitasi individu mencapai perkembangan yang optimal, pe-ngembangan peri-

laku efektif, pengembangan lingkungan perkembangan, dan peningkatan keberfung-

sian individu dalam lingkungannya. Semua perilaku tersebut me-rupakan proses

perkembangan yaitu proses interaksi antara individu dengan lingkungan. Pengampu

BK adalah guru bimbingan dan konseling/ konselor yang merupakan salah satu

kualifikasi pendidik.

1

Page 2: Laporan Manajemen Layanan BK

B. Tujuan

Tujuan pembahasan layanan ini akan diuraikan seperti dibawah ini :

1. Merupakan tugas akhir dari mata kuliah manajemen bimbingan dan

konseling dengan dosen pembimbing Dra. Elia Flurentin, M. Pd.

2. Merupakan hasil observasi yang harus ditindak lanjuti sesuai dengan

teori yang ada.

3. Agar dapat mengetahui bagaimana memanajemen layanan-layanan

bimbingan konseling khususnya layanan informasi.

2

Page 3: Laporan Manajemen Layanan BK

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam usaha membantu siswa seringkali memerlukan berbagai informasi me-

ngenai lingkungannya. Untuk itu, agar program bimbingan dapat berjalan lancar maka

sekolah harus mampu memberikan pelayanan yang memuaskan. Dengan layanan in-

formasi dapat membantu siswa untuk memahami dirinya dalam kaitannya dengan pen-

didikan, dunia kerja, sosial, dan nmasalah-masalah kemasyarakatan.

Sedangkan informasi itu sendiri dapat diperolah dari berbagai sumber seperti

pemerintah, lembaga-lembaga, organisasi, individu, media massa, dan sumber lainnya.

Kegiatan pelayanan ini dapat berwujud papan bimbingan, ter-bitan, advertising pada

koran atau majalah dan lain-lain.

Dari segi pengorganisasian layanan informasi akan bermanfaat bagi program

bimbingan di sekolah apabila memperhatikan aspek berikut.

1. Bentuk dan jenis informasi atau data yang dikumpulkan harus sesuai dengan ke-

butuhan siswa berdasarkan tingkat dan jenis sekolah.

2. Setiap petugas yang ditunjuk dalam pengumpulan informasi harus terdiri atas orang-

orang yang dapat mengatasi dua hambatan berikut.

a. Sulit memperoleh orang yang bersedia menghimpun data atau informasi secara

tekun dan rutin, kemudian menyusunnya agar selalu menjadi data yang cukup up

to date.

b. Biaya yang diperlukan cukup besar yang seringkali tidak tersedia, karena banyak

pihak yang tidak menyadari manfaatnya.

3. Informasi tentang pendidikan dan dunia kerja, hanya akan bernilai bila dipergunakan

oleh siswa, dan semua staf sekolah, terutama siswa.

A. Pengumpulan Informasi

Terkumpulnya sumber informasi yang cukup banyak, akurat, dan benar akan berman-

faat bagi siswa yang sesuai dengan kebutuhannya. Informasi yang perlu dihimpun

antara lain: Informasi mengenai sekolah tersebut dan pendidikan lanjutan yang di-

masuki antara lain mengenai kurikulum, kegiatan ekstrakurikuler, kebiasaan atau tradisi,

fasilitas, biaya sekolah yang diperlukan, cara belajarnya dan sebagainya. Sedangkan

3

Page 4: Laporan Manajemen Layanan BK

kegiatan atau langkah-langkah perlu dilakukan dalam proses pengumpulan maupun

pembuatan informasi yang diuraikan sebagai berikut (Roeber et al, 1995).

a. Merencanakan kebijaksanaan dasar untuk layanan informasi melalui badan

bimbingan.

b. Pengadaan inventarisasi materi layanan informasi.

c. Menentukan kebutuhan informasi yang diperlukan sekolah.

d. Menyelidiki sumber-sumber informasi.

e. Mengorganisasi anggaran yang diperlukan.

f. Menentukan tenaga administrasi yang bertanggungjawab dan memenuhi syarat.

g. Mengumpulkan informasi-informasi sesuai dengan keterbatasan anggaran.

h. Mengevaluasi informasi atau data yang terkumpul untuk diperbaiki yang sudah

tidak relevan, dan memberi tanda pada meteri tersebut, baru siap untuk disimpan.

i. Menentukan lokasi informasi.

j. Menentukan sistem penyusunan dan penyimpanan informasi.

k. Melengkapi informasi dari materi yang murah dan kemudian materi yang lebih

mahal.

l. Mengatur sistem petugas yang dapat mencatat, menfile, dan mengecek materi

informasi.

m. Mempergunakan berbagai media yang ada untuk memperkenalkan jenis-jenis

informasi yan tersedia kepada guru dan siswa secara terus-menerus.

n. Mnganjurkan pencatat materi informasi dan pustakawan unruk mencatat informasi

terus menerus, walaupun tidak sesuai dengan permintaan materi informasi yang

diperlukan. Catatan informasi itu dapat digunakan untuk rencana-rencana

pengembangan yang akan datang.

o. Melengkapi pemeriksaan periodik materi setiap satu atau dua tahun sekali, dan

tidak menggunakan materi lam yang tidak relevan.

B. Mempublikasikan Layanan Informasi

Setelah data terkumpul maka data materi informasi tersebut harus dipublikasikan.

Tujuannya adalah :

a. Supaya guru dan siswa mengetahui adanya materi informasi,

4

Page 5: Laporan Manajemen Layanan BK

b. Bila dihubungkan antara konselor dan program bimbingan, memberikan dasar

non-emosional untuk memperkenalkan dan menghubungkan konselor dengan

dengan program bimbingan.

Bentuk umum publikasi meliputi:

a. Papan bimbingan

b. Rak pameran

c. Almari kaca

d. Surat kabar dan majalah

e. Papan pengumuman

f. Program orientasi

Dengan mengkoordinasikan bentuk-bentuk publikasi yang terus menerus, siswa dan

guru akan dapat memanfaatkan informasi yang diperlukan. Perencanaan publikasi

hendaknya mencakup penyediaan bahan informasi secara periodik.

C. Langkah-Langkah Pemberian Informasi

a. Persiapan

1) Menetapkan tujuan dan isi informasi. Diarahkan untuk menjawab pertanyaan:

Untuk siapa informasi itu dipersiapkan?

Apakah informasi diperlukan oleh siswa?

Apakah berguna bagi siswa?

Apakah informasi cukup akurat dan lengkap?

Apakah ada hubungannya dengan pengetahuan yang dimiliki siswa tentang

informasi yang akan diberikan?

2) Mengidentifikasi saran (siswa) yang akan menerima informasi. Diarahkan

untuk menjawab pertanyaan:

Berapa jumlah siswanya?

Bagaimana karakteristiknya?

3) Mengetahui sumber-sumber informasi. Diarahkan untuk menjawab pertanyaan:

Dari satu sumber atau lebih?

Apakah sumber-sumber itu mudah dicapai dan digunakan?

4) Menetapkan teknik penyampaian informasi. Diarahkan untuk menjawab

pertanyaan:

5

Page 6: Laporan Manajemen Layanan BK

Cocokkah dengan tujuan, isi, dan sumber?

Dapatkah menarik siswa?

Bagaimana penggunaan waktu, biaya, dan pengorganisasiannya?

5) Menetapkan waktu kegiatan. Diarahkan untuk menjawab pertanyaan:

Kapan, berapa kali, dimana?

Barapa lama informasi diberikan?

6) Menetapkan ukuran keberhasilan. Diarahkan untuk menjawab pertanyaan:

Apa kriterianya bahwa pemberian informasi berhasil?

b. Pelaksanaan pemberian informasi

Pelaksanaan pemberian informasi tergantung pada persiapan, terutama pada

metode atau teknik yang digunakan. Meskipun isi dan tujuan pem-berian informasi

sama, bila diberikan dengan teknik berbeda maka pe-laksanaannya akan berbeda

pula. Dalam pelaksanaannya pemberian informasi hal-hal yang perlu diperhatikan

ialah:

1) Usahakan menarik minat dan perhatian siswa.

2) Berikan informasi secara sistematis dan sederhana, sehingga jelas isi dan

manfaatnya.

3) Berikan contoh yang berhubungan dengan kehidupan para siswa.

4) Bila menggunakan teknik siswa mendapatkan informasi sendiri, persiapkan

secara baik agar siswa jelas apa yang harus dikerjakannya.

5) Bila menggunakan teknik langsung atau tidak langsung, usahaka tidak terjadi

kesalahan, karena informasi yang keliru akan sulit mengubahnya.

6) Usahakan kerjasama dengan guru bidang studi, wali kelas, kepala sekolah, dan

lembaga yang terkait supaya tidak terjadi pertentangan.

c. Evaluasi

Setiap kegiatan pemberian informasi harus diadakan evaluasi. Adapun manfaat

dari evaluasi ialah:

1) Pembimbing mengetahui hasil pemberian informasi.

2) Pembimbing mengetahui efektivitas sauatu teknik.

6

Page 7: Laporan Manajemen Layanan BK

3) Pembimbing mengetahui apakah persiapan sudah cukup matang atau masih

banyak kekurangan, sehingga pelaksanaan berikutnya lebih baik.

4) Pembimbing mengetahui kebutuhan siswa akan informasi lain atau yang

sejenis.

5) Bila diadakan evaluasi, siswa merasa perlu memperhatikan lebih sungguh-

sungguh, bukan sambil lalu. Dengan demikian timbul sikap yang positif dan

menghargai isi informasi yang diterimanya.

D. Fasilitas, Personal, dan Anggaran untuk Layanan Informasi

Masalah pengadaan fasilitas dan anggaran mepakan hal yang saling terkait, karena

pengadaan fasilitas tergantung pada anggaran yang tersedia.

a. Fasilitas yang diperlukan

Fasilitas untuk keperluan layanan informasi berhubungan dengan tempat

mempublikasikan dan tempat penyimpanan informasi. Ada tiga cara untuk

menggunakan fsilitas layanan ini.

1) Materi informasi dapat ditempatkan di salah satu rak perpustakaan (buletin,

katalog sekolah, buku-buku tentang jabatan, selebaran). Materi dapat

ditempatkan di almari arsip.

2) Semua materi ditempatkan di rak salah satu sudut ruang bimbingan. Jadi almari

arsip dan rak sangat diperlukan, juga dapat menggunakan meja dan papan

buletin.

3) Semua materi informasi dapat ditempatkan pada salah satu ruang perpustakaan,

terutama dekat jalan keluar masuk siswa, sehingga siswa dapat mengetahui

informasi yang tersedia.

b. Personil untuk layanan informasi

Kegiatan layanan informasi sangat tergantung pada kepemimpinan dan

administrasi yang memadai. Dalam kegiatan pengorganisasian layanan informasi

sangat diperlukan tenaga administrasi, terutama sehubungan dengan pekerjaan

menulis materi informasi yang dipakai untuk pameran, pengumuman sekolah,

menstensil kartu pos dan surat yang diperlukan, mengarsipkan informasi.

7

Page 8: Laporan Manajemen Layanan BK

c. Anggaran

Keuangan atau anggaran yang diperlukan harus disesuaikan dengan kemampuan

sekolah. Angaran yang dibutuhkan untuk layanan informasi pada tahun pertama akan

lebih besar bila dibandingkan pada tahun berikutnya. Untuk menentukan besarnya

anggaran perlu memperhatikan beberapa hal berikut.

1) Biaya bahan atau materi informasi yang diperlukan.

2) Biaya untuk pembelian alat-alat penyimpanan informasi.

3) Persediaan kantor (perangko, kerrtas, alat tulis dan amplop, papan buletin,

alamari arsip).

4) Perlengkapan (rak, almari arsip, papan buletin, rak pameran).

Dalam pembuatan anggaran layanan informasi usahakan seminimal mungkin, tetapi

tidak mengurangi kemanfaatan informasi yang diperlukan.

E. Kegiatan-Kegiatan Layanan Informasi

a. Orientasi

Program orientasi dapat dilakukan dalam dua arah, yaitu orientasi kepada

sekolah yang baru dimasuki, dan orientasi pada sekolah atau dunia kerja yang akan

dimasuki.

Orientasi kepada sekolah yang baru dimasuki terutama bertujuan untuk:

1) Menciptakan sikap yang diinginkan oleh sekolah yang baru.

2) Memberikan informasi kepada siswa dan orang tua siswa mengenai personil

sekolah, kegiatan, fasilitas, mata pelajaran yang disediakan, dan kurikulum

pada umumnya.

Orientasi semacam ini biasanya dilakukan pada periode tertentu pada awal tahun

ajaran baru dimana siswa mulai masuk. Jangka waktunya berbeda-beda sesuai

dengan keadaan sekolah dan kebutuhan para siswa. Lamanya biasanya seminggu

atau dua minggu.

8

Page 9: Laporan Manajemen Layanan BK

Metode atau prosedur yang dapat ditempuh untuk pelaksanaan orientasi

diantaranya ialah :

1) Kunjungan ke sekolah” pengirim”.

Dalam kegiatan ini personil yang berkunjung memberikan penjelasan yang

memedai tentang keadaan, kegitan, persyaratan yang dituntut oleh sekolah yang

akan menerima.

2) Kunjungan ke Sekolah”penerima”.

Dalam kunjungan ini para sisiwa kelas akhir dapat melakukan kegiatan

peninjauan, mengumpulkan informasi dengan sekolah yang bersangkutan

sehingga mereka memeiliki wawasan yang cukup jelas dengan sekolah itu.

Apabila sekolah yang memilih sekolah yang bersangkutan, mereka telah

mempunyai bahan pertimbangan memadai.

3) Pembuatan handbook siswa

Ialah suatu pedoman yang dibuat untuk siswa yang berisi informasi yang

memadai tentang berbagi kemunngkinan lanjutan sekolah. Disamping itu, dalam

handbook tersebut dilengkapi penjelasan tentang sekolah bersangkutan. Dengan

demikian buku ini dapat dipergunakan juga sebagai peedoman dalam rangka

orientasai kepada sekolah yang baru dimasuki.

4) Pertemuan khusus

Pertemuan khusus ini biasanya disebut pekan orientasi. Siswa baru yang baru

masuk sekolah diharuskan mengikuti kegiatan orientasi. Dalam pertemuan khusus

ini dapat dilakukan ceramah – ceramah dari pimpinan sekolah, konselor, guru

bidang study, gar para sisiwa dapat menyesuaikan diri dengan sekolah yang baru

dimasuki.

b. Kegiatan layanan informasi dalam kegiatan kelompok.

Pelaksanaan layanan informasi dengan melaui kegiatan kelompok dapat ditempuh

melalui beberapa cara:

1) Ceramah dari para narasumber. Agar siswa mendapatkan informasi yang

cukup akurat, tepat dan benar dapat diselenggarakan melalui ceramah dengan

mengundang narasumber tertentu, baik dari pemerintah maupun swasta.

9

Page 10: Laporan Manajemen Layanan BK

2) Mata pelajaran untuk kepentingan bimbingan, ialah mata pelajaran yang

disediakan bagi kelompok yang membutuhkan dan ingin memperoleh

informasi tertentu, misalnya bagaimana bagaiman menggunakan waktu luang,

bagaimana cara belajar yang baik, bagaimana cara memcari kerja.

3) Field Trip, merupakan sarana yang berguna untuk menumbuhkan pengertian

dan partisipasi timbal balik anatara sekolah dan manyarakat. Dalam kegiatan

semacam ini berbagai informasi yang mungkin tidak disajikan di sekolah dapat

diperoleh dan dapat dimanfaatkan oleh siswa-siswa yang mengikutinya.

4) College days, adalah kegiatan yang disediakan bagi siswa yang melanjutkan

ke perguruan tinggi. Dalam kegiatan ini dapat mengundang para personil dari

perguruan tinggi untuk menjelaskan dan tanya jawab tentang keadaan dan

persyaratan perguruan tinggi yang bersangkutan.

5) Career days, ialah kegiatan yang diadakan pada waktu tertentu, dimana

pelajaran biasa ditiadakan untuk jangka waktu tertentu, misalnya satu sampai

lima hari. Dalam kegiatan ini personal dari masyarakat kerja diundang dan

diminta untuk membicarakan berbagai jenis pekerjaan yang sesuai dengan

lulusan sekolah yang bersangkutan. Dalam kesempatan ini siswa dapat

memperoleh penjelasan tentang keadaan dan tututan lapangan kerja tertentu.

10

Page 11: Laporan Manajemen Layanan BK

BAB III

HASIL OBSERVASI

Hasil observasi di SMP PGRI 03 KOTA MADYA MALANG menunjukan

bahwa program BK belum dilaksanakan secara maksimal. Disana banyak fasilitas

informasi yang tidak dimanfaatkan penuh. Papan bimbingan dibiarkan begitu saja.

Siswa ketika wawancara mereka sama sekali tidak mengetahui informasi tentang

pubertas.

Di sekolah tersebut menggunakan pola terintegrasi dalam memanajemen layanan

informasi. Dalam pemberian informasi koordinator guru pembimbing menugaskan wali

kelas untuk memberikan informasi kepada siswa. Sedangkan materi dari informasi

sudah tidak relevan.

Perpustakaan yang seharusnya menjadi tempat sumber informasi justru tidak

terawat, buku-buku yang yang ada sudah tidak relevan dengan perkembangan yang ada.

Fasilitas disana kebanyakan tidak terawat.

11

Page 12: Laporan Manajemen Layanan BK

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil diskusi kelompok telah membandingkan hasil observasi dengan kajian

pustaka yang ada dimana kami uraikan sebagai berikut.

1. Dalam pelaksanaan layanan informasi, siswa tidak tertarik pada penyajian yang

ada karena monoton dan kurang menarik perhatian.

2. Perpustakaan yang seharusnya menjadi pusat informasi justru tidak sering

dikunjungi oleh siswa karena perpustakaan yang tidak terawat.

3. Papan bimbingan yang terletak dekat kantin seharusnya dimanfaatkan agar

pelayanan informasi yang diberikan dapat maksimal.

4. Kebanyakan informasi tidak mencakup bidang-bidang cakupan BK yang

meliputi bidang pribadi, sosial, belajar, dan karier.

12

Page 13: Laporan Manajemen Layanan BK

DAFTAR RUJUKAN

Elia, Flurentin. 2001. Modul Organisasi dan Manajemen Bimbingan di Sekolah.

Malang: UM Pers.

Ketut Sukardi, Dewa & Nila Kusumawati. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di

Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

13

Page 14: Laporan Manajemen Layanan BK

DAFTAR ISI

Kata Pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan 1

A. Rasional 1

B. Tujuan 2

Bab II Kajian Pustaka 3

A. Pengumpulan Informasi 3

B. Mempublikasikan Layanan Informasi 4

C. Langkah-Langkah Pemberian Informasi 5

D. Fasilitas, Personal, dan Anggaran untuk Layanan Informasi 7

E. Kegiatan-Kegiatan Layanan Informasi 8

Bab III Hasil Observasi 11

Bab IV Pembahasan 12

Daftar Rujukan 13

14ii

Page 15: Laporan Manajemen Layanan BK

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena-Nya kami telah

menyelesaikan laporan tentang manajemen layanan bimbingan dan konseling yang

didasari dari hasil observasi dan kajian teoritik mengenai manajemen itu sendiri.

Sebelumnya kami telah observasi di Sekolah Menengah Pertama PGRI 03 Kota Malang

yang bertempat di jalan S. Supriyadi Nomor 103 Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Sedangkan laporan ini berjudul “ Laporan Manajemen Layanan Informasi pada Sekolah

Menengah Pertama PGRI 03 Kota Malang”

Dari sana kami telah banyak mengerti bagaimana kondisi realita dari penerapan

kajian teoritik yang memang sulit dilaksanakan secara sempurna. Untuk itu kami,

membandingkan dan mengevaluasi bagaimana memanajemen layanan-layanan

bimbingan dan konseling agar berjalan baik dan benar dengan memperhatikan serta

memanfaatkan fasilitas sekolah yang ada.

Kami menyadari bahwa laporan kami jauh dari sempurna. Untuk itu, kami

mengharapkan kritik dan saran agar laporan ini menjadi lebih baik. Akhir kata, kami

sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung

dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

15

Malang, 15 Januari 2011

Tim Observer

i

Page 16: Laporan Manajemen Layanan BK

LAPORAN HASIL OBSERVASI

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PGRI 03 MALANG

MENGENAI MANAJEMEN LAYANAN INFORMASI

PADA PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Syarat untuk memenuhi tugas akhir dari

mata kuliah “Manajemen Bimbingan dan Konseling”

dengan dosen pembimbing Dra. Elia Flurentin, M. Pd.

Tim Observasi

1. Nur Handayani

2. Nafisatun Naharin

3. Aguswati Dwi Wirianti

4. Mochammad Afifudin Arif

5. Devi Mandasari

090401010064

090401010073

090401010078

090401010081

090401010090

PROGRAM STUDI BIMIBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVESITAS KANJURUHAN MALANG

2011

16

Page 17: Laporan Manajemen Layanan BK

LAPORAN HASIL OBSERVASI

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PGRI 03 MALANG

MENGENAI MANAJEMEN LAYANAN INFORMASI

PADA PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

Syarat untuk memenuhi tugas akhir dari

mata kuliah “Manajemen Bimbingan dan Konseling”

dengan dosen pembimbing Dra. Elia Flurentin, M. Pd.

Tim Observasi

1. Nur Handayani

2. Nafisatun Naharin

3. Aguswati Dwi Wirianti

4. Mochammad Afifudin Arif

5. Devi Mandasari

090401010064

090401010073

090401010078

090401010081

090401010090

PROGRAM STUDI BIMIBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVESITAS KANJURUHAN MALANG

2011

17