laporan limbah karet

27
LAPORAN PENYEHATAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR C PABRIK LEMBAH KARET KOTA PADANG OLEH Kelompok II Angga Restu Ananda 1011142 43 Desma Melia Andira 1011142 49 Fitri Ermi Zayanti 1011142 55 Irnanda Agratama 1011142 61 Kory Andriani 1011142 63 Ovaria Suwandi 1011142 71 Renaleti Zabid 1011142 77 Safitriani Marbun 1011142 85

Upload: ovaria-suwandi

Post on 10-Aug-2015

732 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: laporan limbah karet

LAPORAN PENYEHATAN AIR DAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR C

PABRIK LEMBAH KARET KOTA PADANG

OLEH

Kelompok II

Angga Restu Ananda 101114243

Desma Melia Andira 101114249

Fitri Ermi Zayanti 101114255

Irnanda Agratama 101114261

Kory Andriani 101114263

Ovaria Suwandi 101114271

Renaleti Zabid 101114277

Safitriani Marbun 101114285

Vero Dosandy 101114291

Yuanita Purnama 101114295

Kelas : 2.1

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI PADANG

TAHUN 2012

Page 2: laporan limbah karet

Lembaran Pengesahan

Laporan Pratikum Penyehatan Air dan Pengolahan Limbah Cair C

PT. Lembah Karet Kota Padang

Telah dilaksanakan pratikum kunjungan ke PT. Lembah Karet kota Padang pada hari

Senin tanggal 28 Mei 2012 dari pukul 09.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB di PT. Lembah

Karet kota Padang.

Menyetujui

Dosen Pembimbing

Mukhlis, MT

Instruktur Pembimbing

Nellianis, AMKL

Page 3: laporan limbah karet

KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat

kesehatan dan kesempatan, sehingga kelompok dapat menyelesaikan laporan Penyahatan Air

dan Pengolahan Limbah Cair C yaitu tentang “Pengolahan Limbah Cair di Industri”

Ucapan Terima kasih kelompok ucapkan kepada:

1. Dosen pembimbing Bapak Mukhlis, MT, Bapak Sejati Taregan, SKM, M.Kes, dan

Bapak Yasril Koto, SKM, M.Kes yang telah memberikan penjelasan mengenai

penyusunan laporan ini.

2. Pimpinan PT. Lembah Keret kota Padang yang telah mengizinkan kelompok

melakukan praktik belajar lapangan di perusahaannya.

3. Seluruh staff pegawai PT. Lembah Karet kota Padang yang turut membantu

mempelancar proses praktik belajar lapangan tersebut.

4. Seluruh teman-teman jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes RI Padang

Tahun 2010

Kelompok sangat menyadari bahwa makalah laporan ini masih memiliki banyak

kekurangan. Untuk itu penulis mengharapkan kritikan maupun saran kepada pembaca yang

sifatnya membangun. Akhir kata kelompok mengucapkan terima kasih. Semoga laporan ini

bermanfaat bagi kita semua.

Padang, Juni 2012

Kelompok IV

Page 4: laporan limbah karet

DAFTAR ISI

Lembaran Pengesahan ................................................................................................ i

Kata Pengantar............................................................................................................. ii

Daftar Isi ....................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan

1.1.Latar Belakang ......................................................................................................... 1

1.2.Tujuan ...................................................................................................................... 2

BAB II Tinjauan Pustaka

2.1.Pengertian Hygiene dan Sanitasi Makanan .............................................................. 3

2.4.Pengetian Makanan .................................................................................................. 5

2.5.Penyehatan Makanan ............................................................................................... 6

BAB III Pengamatan

3.1.Profil Rumah Makan................................................................................................. 17

3.2.Formulir Inspeksi Sanitasi Rumah Makan................................................................ 17

3.3.Dokumentasi dan Analisa......................................................................................... 26

BAB IV Penutup

4.1. Kesimpulan ............................................................................................................. 32

4.2. Saran ....................................................................................................................... 32

LAMPIRAN KMK No 1908 Tahun 2003

Page 5: laporan limbah karet

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada dasarnya karet bisa berasal dari alam yaitu dari getah pohon karet (atau dikenal

dengan istilah latex), maupun produksi manusia (sintetis). Saat pohon karet dilukai, maka

getah yang dihasilkan akan jauh lebih banyak. Sumber utama getah karet adalah pohon

karet Para Hevea Brasiliensis (Euphorbiaceae). Saat ini Asia menjadi sumber karet alami.

Awal mulanya karet hanya hidup di Amerika Selatan, namun sekarang sudah berhasil

dikembangkan di Asia Tenggara. Kehadiran karet di Asia Tenggara berkat jasa dari Henry

Wickham. saat ini, negara-negara Asia menghasilkan 93% produksi karet alam, yang

terbesar adalah Thailand, diikuti oleh Indonesia, dan Malaysia.

Karet telah digunakan sejak lama untuk berbagai macam keperluan antara lain bola

karet,penghapus pensil, baju tahan air, dll. Saat Christopher Columbus dan rombongannya

menemukan benua Amerika pada tahun 1476,mereka terheran-heran melihat bola yang

dimainkan orang-orang Indian yang dapat melantun bila dijatuhkan ke tanah. Di sinilah

sejarah karet dimulai, tetapi baru pada tahun 1530 ada laporan tertulis mengenai gummi

optimum, sebutan Pietro Martire d’Anghiera untuk karet. Pada tahn 1535, Ahli sejarah

mengenai bangsa Indian, Captain Gonzale Fernandez de Oveida menulis bahwa dia

melihat 2 tim orang Indian yang bermain bola. Bola itu terbuat dari campuran akar, kayu,

dan rumput, yang dicampur dengan suatu bahan (latex) kemudian dipanaskan di atas

unggun dan dibulatkan seperti bola. Bola oran Indian ini bisa melambung lebih tinggi

daripada bola yang umum dibuat orang-orang Eropa waktu itu. Oviedo mengatakan bahwa

bila bola buatan Indian itu dijatuhkan, bola itu bisa melambung lebih tinggi dan kemudian

jatuh, lalu melambung lagi walaupun agak rendah daripada lambungan yang pertama, dst.

Pada tahun 1615 seorang penulis, F.J. Torquemada melaporkan bahwa orang Indian

Mexico membuat sepatu tahan air dari bahan latex atau karet. Tentara Spanyol juga

dilaporkan mengoleskan latex ke mantel mereka, saat hujan menjadi tahan air, tetapi di

musim panas menjadi lengket. Walaupun banyak cerita menarik tentang bahan tersebut,

penyelidikan oleh para ilmuwan baru dimulai tahun 1731.  Saat itu French Academy

mengirim C.M. de la Condamine ke Amerika Selatan. Fresnau seorang ahli Perancis

melaporkan bahwa banyak tanaman yang dapat menghasilkan latex atau karet, di

antaranya dari jenis Hevea brasiliensis yang tumbuh di hutan Amazon di Brazil yang

Page 6: laporan limbah karet

sekarang menjadi tanaman penghasil karet utama dan sudah dibudidayakan di Asia

Tenggara yang menjadi penghasil karet utama di dunia saat ini.

Pada tahun 1770, seorang ahli kimia bangsa Inggris, Joseph Priestly, melaporkan

bahwa karet dapat menhapus tulisan pensil. Pada tahun 1775 karet mulai digunakan

sebagai bahan penghapus tulisan pensil dan jadilah karet itu di Inggris disebut dengan

nama rubber (dari to rub). Sebelum itu, remah roti biasa digunakan orang untuk

menghapus tulisan pensil.

Barang-barang karet yang diproduksi waktu itu selalu menjadi kaku di musim dingin

dan lengket di musim panas. Banyak percobaan yang telah dilakukan untuk mendapatkan

sifat karet yang tidak terpengaruh oleh cuaca. Percobaan mula-mula dilakukan oleh E.C.F.

Leuchs pada tahun 1831.

Setahun sesudah itu,N. Hayward mendapatkan bahwa jika belerang yang ditambahkan

ke dalam larutan karet atau biji belerang dioleskan pada karet,akan menyebabkan karet

lebih cepat menjadi kering. Thomas Hancock menulis dalam bukunya yang terbit pada

tahun 1985 bahwa pada tahun 1842, Brockedon memperlihatkan kepadanya sepotong

contoh karet berasal dari Amerika yang tidak terpengaruh oleh cuaca ataupun oleh

minyak. Thomas Hancock melihat bahwa potongan itu sedikit kekuningan pada bagian

dalamnya dan berbau belerang. Dalam percobaan selanjutnya, Hancock akhirnya berhasil

menemukan bahwa bila karet dicampur dengan belerang dan dipanaskan maka akan

berubah sifatnya menjadi elastis dan tidak terpengaruh lagi oleh perubahan cuaca. Proses

perubahan ini lalu dipatenkan pada tahun 1843 dan sesuai usul temannya, Mr. Brockedon,

proses ini dinamai vulkanisasi, yang kemudian nama ini diterima di Inggris, Amerika, dan

dunia pada umumnya sampai sekarang.

Sebelum itu pada tahun 1838, Charles Goodyear di Amerika sudah terlibat dalam

penelitian kompon karet dengan menggunakan belerang dan panas untuk mendapatkan

kompon karet yang tidak terpengaruh oleh cuaca,yang dibuktikan dengan surat-surat yang

diterimanya dari beberapa orang yang melihat atau mendapat contoh karet hasil

percobaannya pada tahun 1839. Baru pada tahun 1844 dia mendapatkan paten untuk

penemuannya. Dari beberapa tulisan yang membahas penemuan vulkanisasi ini, dan

berdasarkan tulisan Hancock sendiri yang menyatakan bahwa Brokedon meperlihatkan

contoh karet yang berasal dari Amerika yang tidak terpengaruh oleh cuaca, maka

kebanyakan penulis sepakat kalau penemu pertama proses vulkanisai hendaknya diberikan

kepada Charles Goodyear. Penemuan besar proses vulkanisasi ini akhirnya dapat disebut

sebagai awal dari perkembangan industri karet.

Page 7: laporan limbah karet

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

“Untuk melihat Proses produksi karet pada Industri Lembah Karet”

1.2.2 Tujuan Khusus

Untuk melihat Proses-proses produksi pada industri karet

Untuk melihat IPAL dan SPAL pada Industri karet

Page 8: laporan limbah karet

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Industri Karet

Karet alam adalah jenis karet pertama yang dibuat sepatu. Sesudah penemuan proses

vulkanisasi yang membuat karet menjadi tahan terhadap cuaca dan tidak larut dalam

minyak, maka karet mulai digemari sebagai bahan dasar dalam pembuatan berbagai

macam alat untuk keperluan dalam rumah ataupun pemakaian di luar rumah seperti sol

sepatu dan bahkan sepatu yang semuanya terbuat dari bahan karet. Sebelum itu usaha-

usaha menggunakan karet untuk sepatu selalu gagal karena karet manjadi kaku di musim

hujan dan lengket serta berbau di musim panas seperti yang pernah dilakukan oleh

Roxbury Indian Rubber Company pada tahun 1833 dengan cara melarutkan karet alam

terpentin dan mencampurnya dengan hitam karbon untuk menghasilkan karet keras yang

tahan air.

Struktur dasar karet alam adalah rantai linear unit isoprene (C5H8) yang berat

molekul rata-ratanya tersebar antara 10.000 – 400.000. Sifat-sifat mekanik yang baik dari

karet alam menyebabkannya dapat digunakan untuk berbagai keperluan umum seperti sol

sepatu dan telapak ban kendaraan. Pada suhu kamar, karet tidak berbentuk kristal padat

dan juga tidak berbentuk cairan.

Perbedaan karet dengan benda-benda lain, tampak nyata pada sifat karet yang

lembut, fleksibel dan elastis. Sifat-sifat ini memberi kesan bahwa karet alam adalah suatu

bahan semi cairan alamiah atau suatu cairan dengan kekentalan yang sangat tinggi.

Namun begitu, sifat-sifat mekaniknya menyerupai kulit binatang sehingga harus

dimastikasi untuk memutus rantai molekulnya agar menjadi lebih pendek.

Proses mastikasi ini mengurangi keliatan atau viskositas karet alam sehingga akan me

mudahkan proses selanjutnya saat bahan-bahan lain ditambahkan. Banyak sifat-sifat

karet alam ini yang dapat memberikan keuntungan atau kemudahan dalam proses

pengerjaan dan pemakaiannya, baik dalam bentuk karet atau kompon maupun dalam

bentuk vulkanisat.

Dalam bentuk bahan mentah, karet alam sangat disukai karena mudah menggulung

pada roll sewaktu diproses dengan open mill/penggiling terbuka dan dapat mudah

bercampur dengan berbagai bahan-bahan yang diperlukan di dalam pembuatan kompon.

Dalam bentuk kompon, karet alam sangat mudah dilengketkan satu sama lain sehingga

Page 9: laporan limbah karet

sangat disukai dalam pembuatan barang-barang yang perlu dilapis-lapiskan

sebelum vulkanisasi dilakukan.

Keunggulan daya lengket inilah yang menyebabkan karet alam sulit disaingi oleh

karet sintetik dalam pembuatan karkas untuk ban radial ataupun dalam pembuatan sol

karet yang sepatunya diproduksi dengan cara vulkanisasi langsung.

2.2 Vulkanisasi karet alam

Vulkanisasi karet alam sangat baik dalam hal-hal berikut

1. Kepegasan pantul

Hal ini menyebabkan timbulnya kalor (heat build up) rendah, yang sangat

diperlukan oleh barang jadi karet yang akan mengalami hentakan berulang ulang.

Sifat inilah yang menyebabkan karet alam selalu dipakai dalam pembuatan ban truk

dan kapal terbang yang sulit disaingi oleh karet sintetik.

2. Tegangan putus

3. Ketahanan sobek dan kikis

4. Fleksibilitas pada suhu rendah

5. Daya lengket ke fabric atau logam

Sol sepatu sangat memerlukan sifat-sifat tersebut di atas, karena itu karet alam

adalah pilihan sangat tepat. Secara umum sol sepatu membutuhkan kekuatan,

ketahanan kikis, dan ketahanan sobek yang tinggi. Vulkanisat karet alam kuat dan tahan

lama bahkan dapat digunakan pada suhu -60°F.

Karet alam bisa dibuat menjadi karet yang agak kaku tetapi masih mempunyai

fleksibilitas dan ketahanan kikis, ketahanan retak lentur serta kekuatan tinggi. Hal ini

menguntungkan dalam pembuatan sol sepatu karena sol sepatu bisa dibuat tipis (seperti

sol luar sepatu olahraga), sambil tetap menjaga agar tidak merasakan batu sewaktu

berjalan.

Untuk menurunkan ongkos produksi, selain karet alam, kompon sol berwarna hitam

bisa ditambah dengan karet reclaim dan bekas vulkanisat yang tidak terpakai yang

banyak terdapat di pabrik. Untuk kompon putih, yang dipakai haruslah karet

reclaim putih dan bekas vulkanisat putih juga. Kekakuan vulkanisat dapat ditingkatkan

dengan penambahan resin dengan kadar styrene yang tinggi dan diperhitungkan sebagai

jumlah karet. Perlu diingat utnuk keperluan eksport hendaklah kompon yang baik, yaitu

yang mengandung bahan-bahan yang baik pulayang dipakai.

Walapupun kalor yang timbul dari karet alam lebih rendah dari karet sintetik seperti

SBR, tetapi karet alam agak kurang tahan terhadap panas dibanding SBR. Karet

Page 10: laporan limbah karet

alam tidak tahan ozon dan cahaya matahari. Ketahanan terhadap minyak dan pelarut

hydrocarbon sangat buruk.

2.3 Kandungan Alami Karet Mentah

Karet alam mengandung beberapa bahan antara lain: karet hidrokarbon, protein, lipid

netral, lipid polar, karbohidrat, garam anorganik, dll. Protein dalam karet alam dapat

mempercepat vulkanisasi atau menarik air dalam vulkanisat. Beberapa lipid ada yang

merupakan bahan pencepat atau antioksidan. Protein juga dapat meningkatkan heat build

up tetapi dapat juga meningkatkan ketahanan sobek.

Karet alam lama kelamaan dapat meningkat viskositasnya atau menjadi keras. Ada

jenis karet alam yang sudah ditambah bahan garam hidroksilamin sehingga tidak bisa

mengeras dan disebut karet CV (contant viscosity). Karet alam bisa mengkristal pada suhu

rendah (misalkan -26°C) dan bila ini terjadi, diperlukan pemanasan karet sebelum diolah

pabrik barang jadi karet.

2.4 Karet Sintetik 

Karet sintetik cukup mendominasi industri karet, tetapi pemakaian karet alam pun

masih sangat penting saat ini antara lain industri militer dan otomotif.

Pada tahun 1983, hampir 4 juta ton karet alam dikonsumsi oleh dunia, tetapi karet sintetik

yang digunakan sudah melebihi 8 juta ton.

Karet sintetik berkembang pesat sejak berakhirnya perang dunia kedua tahun 1945.

Saat ini lebih dari 20 jenis karet sintetik terdapat di pasaran dunia. Sifat-sifat, spesial

karakteristik dan harga karet sangat bervariasi. Pengetahuan tentang keuntungan dan

kekurangan karet sangat membantu dalam pemilihan karet termurah dan cocok dengan

spesifikasi penggunaannya.

Sebelum perang dunia kedua, hanya karet alam tersedia dalam jumlah besar di pasaran

dunia. Dengan berkembangnya kebutuhan manusia seiiring dengan berkembangnya

pengetahuan, sangat dirasakan keterbatasan dari karet alam, antara lain tidak tahan pada

suhu tinggi.

Pengembangan karet sintetik sesudah perang dunia kedua lebih banyak ditujukan untuk

memperoleh karet yang sifat-sifatnya tidak dimiliki oleh karet alam, antara lain karet tahan

minyak, karet tahan panas, dll.

Page 11: laporan limbah karet

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tempat dan Waktu Praktik

Tempat : PT. Lembah Karet kota Padang

Alamat : Jalan Raya Bypass Km 21 Kota Padang

Hari : Senin

Tanggal : 28 Mei 2012

Waktu : 09.00 sampai 12.00 WIB

3.2 Proses Produksi Karet

1. Breaker

Proses memotong/ memecah karet menjadi kecil- kecil.

2. Hammer

Proses hampir sama dengan breaker tetapi hasilnya lebih kecil-kecil.

3. Mixing tank I &Mixing tank II

Proses pengadukan karet.

4. Craper

Proses penggilingan. Proses ini berfungsi untuk meratakan hasil cacahan dan

mengurangi kotoran pada karet. 1 Line craper terdiri dari 7 unit.

5. Proses penggulungan

Proses penggulungan karet dengan menggunakan semacam alat katrol untuk

menggulung lipatan karet yang sudah digiling sebelum dijemur.

6. Proses penimbangan

Proses penimbangan gulungan karet agar semua berat gulungan karet konstan.

7. Proses penjemuran

Karet yang sudah ditimbang dinaikkan kemudian digantung. Dijemur selama 21

hari. Penurunan karet yang sudah dijemur.

8. Proses peremahan karet menggunakan rotary catter.

9. Proses pemasukan hasil remahan karet ke dalam lory untuk memasak butiran karet

dengan suhu 135ºC.

10. Proses pendinginan dengan menggunakan blower. 1 lory dengan waktu 7 menit.

11. Proses pres.

Page 12: laporan limbah karet

12. Setelah dipres dilakukan proses pembersihan.

13. Proses pembungkusan.

14. Packing dengan menggunakan (Metel Detector)

PROSES PRODUKSI

Penyortiran Bahan Baku Breaker/ Pemotongan

Alat Breker Alat Hammer I

Hammer

Alat Hammer II

Page 13: laporan limbah karet

Mixing Tank I Mixing Tank II

Mxing Tank Tampak Atas Craper/ Penggilingan

Mesin Craper Gilingan Proses Craper/ Penggilingan 5 X Proses

Penggilingan

Page 14: laporan limbah karet

Penggulungan

Penjemuran

Peremahan Karet /Rotary CatterPemasukan Hasil Remahan Karet Ke

Dalam Lory

Pemanasan Remahan Karet di dlm LoriPenimbangan

Page 15: laporan limbah karet

Pengemasan Hasil Produksi

3.3 Instalasi Pengolahan Air Limbah Industri Karet

3.3.1 Tahap Instalasi Pengolahan Air Limbah

keterangan :

Proses inlet yaitu semua limbah pada proses produksi masuk kedalam koagulasi tank

Pada koagulasi tenk terdapat bakteri pengurai dan oksigen sehingga terbentuk

gelembung gas

Penyaringan air limbah

Kemudian limbah dialirkan kekolam aerasi dengan cara pemberian udara/

penggunaan blower.

Proses terakhir sedimentasi

Kemudian limbah dibuang kesungai dan adapula air limbah yang digunakan kembali

dalam proses produksi karet

3.3.2 Pembahansan

Industri getah karet selain menghasilkan karet sebagai hasil produksinya juga

menghasilkan limbah padat dan limbah cair. Limbah padat dari industri karet yang

berupa sisa-sisa getah karet yang tersisa dari semua proses produksi, kemudian di olah

kembali sehingga tidak satupun limbah padat yang terbuang. Sedangkan limbah cair

nya juga diolah kembali melalui instalasi pengolahan air limbah.yaitu dengan dialirkan

Proses Inlet Koagulasi Tank Aerasi Tank

Sedimentasi

Screening/ Peyaringan

Proses OutletBadan Air Penerima dan Re-use Air

Page 16: laporan limbah karet

nya air limbah tadi melalui parit/ bandar menuju kolam koagulasi dimana prosesnya

dengan mengontakkan air limbah dengan udara. Selanjutnya air limbah tersebut

dipompa menuju kolam aerator. Dimana sebeluum masuk kolam aerator air limbah

tersebut disaring terlebih dahulu untuk memisahkan partikel-partikel padat yang masih

ada.selanjutnya air dikontakkan sebanyak-banyak nya dengan udara melalui 9 ALP (air

live pump) dan dialirkan ke kolam sedimentasi. ALP (Air Live Pump ) berfungsi untuk

menyedot kotoran yang ada didasar kolam dan dialirkan lagi menuju kolam aerator

sebelumnya agar dapat diproses kembali selain itu ALP juga berfungsi menyedot

partikel-partikel terapung pada permukaan kolam sedimentasi yang kemudian disaring

di bak penyaringan.selanjutnya air limbah yang telah bersih di alirkan kembali untuk di

pakai dalam proses produksi karet selanjutnya proses ini dinamakan recycle.

3.3.3 IPAL

IPAL PT. Lembah KaretINLET

Koagulasi Tank Screening/ Penyaringan

Page 17: laporan limbah karet

Screening Aerasi Tank dengan Blower

Sedimentasi Clarifier

Outlet Clarifier Badan Air Penerima

Page 18: laporan limbah karet

3.3.4 SPAL

SPAL Dari Sumber Limbah Terbuka dan Tidak Lancar

SPAL dari Sumber Menuju IPAL Terbuka dan Tidak Lancar

SPAL pada IPAL ada yang terbuka dan

tertutup dan berjalan dengan lancar tanpa

hambatan

Page 19: laporan limbah karet

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Proses produksi pada PT. Lembah Karet dimulai dari proses mesin penggiling

(breaker), mesin hammer I, hammer II, mixing tank I, mixing tank II, kemudian karet

dibuat lembaran, digulung dan digantung maksimal 30 hari. Kemudian karet diolah dan

dimasukkan pada mesin cutter dan diolah, terakhir dimasukkan dalam metal box.

Pengolahan limbahnya melalui tiga tahapan yaitu koagulasi tank, aerasi tank, dan

sedimentasi, kemudian limbah yang sudah bersih dibuang kesungai.

4.2 Saran

1. Diharapkan mahasiswa/i mampu memahami proses produksi PT. Lembah Karet

2. Diharapkan mahasiswa/i mampu memahami proses pengolahan limbah pada PT.

Lembah Karet.

Page 20: laporan limbah karet

DAFTAR PUSTAKA

http://lembah_karet.pdf

http://industrikaret.wordpress.com

F:\karakteristik limca\Dauzz Simolol (Kumpulan Makalah FKM)_ MAKALAH

KESEHATAN LINGKUNGAN (Limbah).mht

F:\karakteristik limca\Green Waste for Environment_ Karakteristik fisik dan

kimia limbah cair.mht