laporan kunjungan kerja spesifik komisi v dpr ri … · laporan kunjungan kerja spesifik ke...

39
Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 1 LAPORAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI KE PROVINSI BALI PADA MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2010 - 2011 TANGGAL 15-16 DESEMBER 2010 BAB I PENDAHULUAN A Dasar Hukum 1. Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23; 2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; 3. Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2014 tentang Peraturan Tata Tertib Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia; B. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah: a. Untuk melihat persiapan sarana dan prasarana bagi pelaksanaan angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. b. Untuk melakukan pengawasan dengan melihat secara langsung hasil-hasil pembangunan di Provinsi Bali khususnya yang terkait dengan persiapan sarana dan prasarana bagi angkutan Natal 2010 dan tahun baru 2011. c. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di daerah tujuan, utamanya terkait pembangunan Infrastruktur yang pembiayaannya yang didanai APBN tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya khususnya yang terkait dengan jaringan jalan dan prasarana transportasi. d. Untuk menyerap aspirasi masyarakat di daerah tujuan terkait program pembangunan infrastruktur yang pembiayaannya diusulkan melalui APBN pada tahun-tahun mendatang.

Upload: phamhanh

Post on 06-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 1

LAPORAN KUNJUNGAN KERJA

SPESIFIK KOMISI V DPR RI

KE PROVINSI BALI

PADA MASA SIDANG II TAHUN SIDANG 2010 - 2011

TANGGAL 15-16 DESEMBER 2010

BAB I

PENDAHULUAN

A Dasar Hukum

1. Undang-Undang Dasar 1945; pada perubahan Pertama Pasal 20, Perubahan

Kedua Pasal 20 A, perubahan Ketiga Pasal 23;

2. Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2009 tentang Majelis Permusyawaratan

Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah;

3. Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR RI/I/2009-2014 tentang Peraturan Tata Tertib

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia;

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI adalah:

a. Untuk melihat persiapan sarana dan prasarana bagi pelaksanaan

angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011.

b. Untuk melakukan pengawasan dengan melihat secara langsung hasil-hasil

pembangunan di Provinsi Bali khususnya yang terkait dengan persiapan

sarana dan prasarana bagi angkutan Natal 2010 dan tahun baru 2011.

c. Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan di daerah tujuan,

utamanya terkait pembangunan Infrastruktur yang pembiayaannya yang

didanai APBN tahun berjalan dan tahun-tahun sebelumnya khususnya

yang terkait dengan jaringan jalan dan prasarana transportasi.

d. Untuk menyerap aspirasi masyarakat di daerah tujuan terkait program

pembangunan infrastruktur yang pembiayaannya diusulkan melalui

APBN pada tahun-tahun mendatang.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 2

2. Tujuan dilaksanakannya Kunjungan Kerja adalah dalam rangka melaksanakan

Fungsi dan Tugas Dewan. Berdasarkan Keputusan DPR RI Nomor 01/DPR-

RI/I/2009-2014 tentang Peraturan Tata Tertib DPR RI, pada Pasal 53 tentang

Tugas Komisi, dimana disebutkan bahwa:

1. Tugas Komisi dalam pembentukan undang-undang (legislasi)

2. Tugas Komisi di Bidang Anggaran (Budgeting)

3. Tugas Komisi di bidang Pengawasan

Utamanya terkait dengan Tata Tertib DPR RI Pasal 53 ayat (3) tentang Tugas

Komisi antara lain pada:

butir a. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang,

termasuk anggaran pendapatan dan belanja negara serta peraturan

pelaksanaannya yang termasuk dalam ruang lingkup tugasnya;

butir c. Melakukan pengawasan terhadap kebijakan pemerintah.

Selain itu, terkait pula dalam Tata Tertib DPR RI Pasal 54 ayat (3) huruf f tentang

”Komisi dalam menjalankan tugas sebagaimana dalam pasal 53 ayat (3), dan

tindak lanjut pengaduan masyarakat, dapat”:

”Mengadakan kunjungan kerja dalam masa reses, atau apabila dipandang perlu,

dalam masa sidang dengan persetujuan pimpinan DPR yang hasilnya dilaporkan

dalam rapat komisi untuk ditentukan tindak lanjutnya”.

C. Lokasi dan Waktu

Dalam Masa Sidang II Tahun Sidang 2010 - 2011, Komisi V DPR RI melakukan

Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali pada tanggal 15-16 Desember 2010. Dalam

masa kunjungan tersebut, Komisi V DPR RI melakukan peninjauan, pertemuan,

penyerapan aspirasi, dialog, dan melakukan komunikasi intensif dengan pemerintah

daerah, serta masyarakat luas.

Agenda kunjungan di Provinsi Bali adalah sebagai berikut:

1. Bidang Pekerjaan Umum

Peningkatan ruas Jalan Nasional Tohpati-Kusamba (EBL 01-02)

Jalan akses ke Pelabuhan Wisata Tanah Ampo – Kab. Karangasem

Rencana Pembangunan Fly Over di Simpang Dewa Ruci

Rencana peningkatan dan pelebaran jalan Ayana I dan Ayana II

Usulan pembangunan Jembatan Tanjung Benoa-Pulau Serangan

2. Bidang Perhubungan:

Pelabuhan Laut Benoa

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 3

Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai

Pelabuhan Wisata (Cruise) Tanah Ampo

Bandara Ngurah Rai

3. Basarnas:

Kunjungan ke Kapal Basarnas di Pelabuhan Benoa

Tim Komisi V DPR RI yang ikut serta dalam Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali pada

tanggal 15-16 Desember 2010 adalah sebagai berikut:

NO. NO.ANGG N A M A FRAKSI KET.

1 A-434 IR. MULYADI PD KETUA TIM

2 A-348 DRS. YOSEPH UMARHADI, M,SI PDIP WKL. KETUA

3 A-510 (ALM) CP. SAMIADJI MASSAID, SE PD

ANGGOTA

4 A-467 IR. H. ROESTANTO WAHIDI D, MM PD ANGGOTA

5 A-463 AGUNG BUDI SANTOSO, SH PD

ANGGOTA

6 A-198 DRS. RISWAN TONY DK PG

ANGGOTA

7 A-261 DRS. H. ROEM KONO PG

ANGGOTA

8 A-388 HJ. SADARESTUWATI, SP, M.MA PDIP

ANGGOTA

9 A-108 HJ. HANNA GAYATRI, SH PAN

ANGGOTA

10 A-69 YUDI WIDIANA ADIA, MSI PKS

ANGGOTA

11 A-284 CAPT. H.M. EPYARDI ASDA, M.MAR PPP

ANGGOTA

12 A-159 H. IMAM NAHRAWI, S.Ag PKB

ANGGOTA

13 A-43 FARY DJEMI FRANCIS, MMA GERINDRA

ANGGOTA

14 A-13 SALEH HUSIN, SE, MSI HANURA

ANGGOTA

SEKRETARIAT

15 SARTOMO, SS SEKRETARIAT

16 ADITYA PERDANA, ST. MBA STAF AHLI KOMISI

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 4

Rombongan Komisi V DPR RI juga disertai oleh para pendamping dari Kementerian yang

merupakan mitra Kerja Komisi V DPR RI sebagai berikut:

NO N A M A / INSTANSI J A B A T A N

KEMENTERIAN P.U. :

1 Ir. Winarno, M.Eng.Sc Direktur Bina Pelaksana Wilayah II, Ditjen Bina

Marga

2 Ir. Alius Susalit, CES Kepala Balai Jalan Nasional Wilayah VIII Denpasar

3 Ir. Thomas Setiabudi Aden,

M.Eng,Sc Kasubdit Jalan dan Jembatan Kota Metropolitan

4 Ir. Tris Prasiadawati, M.Sc Kasubdit Wilayah Timur I, Ditjen Bina Marga

5 Dra. Etty Winarni, MM Kabid Pelayanan Informasi Publik/penghubung

PU

6 Indah Pratiwi, S.Sos Reporter

7 Azhar Pungkasadi TV Swasta Indosiar

8 Imam Muzakir Wartawan Surat Kabar

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN :

1 Wiratno Direktur ASDP Ditjen Hubdat

2 Nahduddin Kabag AE Biro Perencanaan

3 J. Puspacinta, S Kasubdit Sistem Data dan Standarisasi Pelayanan

Angkutan Udara

4 Sofiyantoro Biro Umum

5 Erwin Nurhasan Staf Bagren DJU

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 5

BAB II

SELAYANG PANDANG PROVINSI BALI

DAN KESIAPAN ANGKUTAN NATAL DAN TAHUN BARU NASIONAL

Informasi Umum Bali

Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Ibukota provinsinya ialah Denpasar

yang terletak di bagian selatan pulau ini. Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan

keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan

Australia. Bali juga dikenal dengan sebutan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

Selain terdiri dari Pulau Bali, wilayah Provinsi Bali juga terdiri dari pulau-pulau yang lebih

kecil di sekitarnya, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Nusa Ceningan

dan Pulau Serangan.

Pulau Bali merupakan bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112

km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 6

Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian

Indonesia yang lain.

Bali tidak memiliki jaringan rel kereta api namun jaringan jalan yang sangat baik tersedia

khususnya ke daerah-daerah tujuan wisatawan. Sebagian besar penduduk memilih memiliki

kendaraan pribadi terutama roda dua karena moda transportasi umum tidak tersedia

dengan baik, kecuali taksi.

Bali terhubung dengan Pulau Jawa dengan layanan kapal feri yang menghubungkan

Pelabuhan Gilimanuk dengan Pelabuhan Ketapang di Kabupaten Banyuwangi yang lama

tempuhnya sekitar 30 hingga 45 menit. Penyeberangan ke Pulau Lombok melalui Pelabuhan

Padang Bay menuju Pelabuhan Lembar yang memakan waktu sekitar empat jam.

Transportasi udara dilayani oleh Bandara Internasional Ngurah Rai dengan destinasi ke

sejumlah kota besar di Indonesia, Australia, Singapura, Malaysia, Thailand serta Jepang.

Landas pacu dan pesawat terbang yang datang dan pergi bisa terlihat dengan jelas dari

pantai.

Pariwisata di daerah Bali merupakan sektor yang paling maju, tetapi masih berpeluang

untuk dikembangkan lebih jauh. Daerah ini memiliki obyek wisata yang beragam, baik

wisata alam, wisata sejarah maupun wisata budaya. Wisata alam, misalnya meliputi 47

obyek wisata, seperti panorama Kintamani, Pantai Kuta, Legian, Sanur, Tanah Lot, Nusa

Panida, Nusa Dua, Karang Asem, Danau Batur, Danau Bedugul, Cagar Alam Sangieh, Taman

Nasional Bali Barat,dan Taman Laut Pulau Menjangan.

Wisata budaya meliputi 83 obyek wisata, seperti misalnya wisata seni di Ubud, situs

keramat Tanah Lot, upacara Barong di Jimbaran dan berbagai tempat seni dan galeri yang

sekarang banyak bermunculan di beberapa tempat di Pulau Bali. Obyek wisata budaya ini

sangat berkembang pesat, apalagi banyak karya seni yang dihasilkan oleh pelukis dan

pematung dari Bali. Harga lukisan dan patung buatan Bali, harganya bisa mencapai puluhan

hingga ratusan juta rupiah. Bahkan, ada beberapa pelukis asing yang sudah lama menetap di

Bali, seperti Mario Blanko, Arie Smith, Rudolf Bonner dan sebagainya. Begitu pula dengan

wisata sejarah, dapat dilihat berbagai peninggalan sejarah beberapa kerajaan seperti

Karangasem, Klungkung, dan Buleleng.

Jumlah wisatawan asing yang berlibur ke Bali pada tahun 2009 tercatat sebanyak 2.229.945

wisatawan meningkat sekitar 13,62 % dibandingkan tahun 2008 sebesar 1.968.892

wisatawan. Untuk 2010 diperkirakan total jumlah wisatawan mancanegara yang akan

berlibur di sini sejumlah 2,3-2,4 juta wisatawan. Itu berarti sekitar 37 % dari jumlah

wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia pada tahun tersebut. Jumlah di atas

belum ditambah dengan wisatawan domestik yang datanya agak simpang siur.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 7

Namun kedatangan wisatawan memang tidak merata sepanjang tahunnya, wisatawan

mancanegara terutama yang berasal dari negara-negara di Utara biasanya memanfaatkan

libur musim panas untuk berwisata ke Bali yaitu sekitar bulan Juni-Agustus, lonjakan jumlah

wisatawan juga terjadi pada liburan Natal dan Tahun Baru. Untuk wisatawan domestik

biasanya mengikuti masa liburan anak sekolah, libur lebaran, natal dan tahun baru.

Potensi obyek wisata di Bali yang telah menyumbang devisa negara dan pendapatan asli

daerah Bali, sebenarnya masih potensial untukdikembangkan lebih maju lagi. Untuk itu

perlu adanya dukungan sarana dan prasarana yang memadai seperti jalan raya, sarana

transportasi, hotel dan lain sebagainya.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 8

BAB III

HASIL TEMUAN KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK

KOMISI V DPR RI DI PROVINSI BALI

Berikut merupakan hasil temuan Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DP RI ke Provinsi Bali

pada tanggal 15-16 Desember 2010 yang dibagi berdasarkan sektor dan sub sektor.

3.1. SEKTOR KE-PU-AN (BINA MARGA)

Jalur Utama di Provinsi Bali meliputi Jalur Lintas Selatan Bali (Gilimanuk – Denpasar –

Padang Bai, + 161 km), Jalur Lintas Utara Bali (Gilimanuk – Singaraja – Kubutambahan –

Padang Bai, + 190 km), jalur Alternatif Singaraja – Mengwitani sepanjang + 61 km dan

Denpasar – Dawan – Kusamba – Padang Bai sepanjang + 39,7 km.

Pada Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI dalam rangka persiapan Prasarana dan

Sarana Angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011 ini, Komisi V DPR RI meninjau 4 buah

obyek di bidang ke-BinaMarga-an yaitu Jalur jalan Tohpati-Kusamba, Jalan Akses ke

Pelabuhan wisata Tanah Ampo-Kab. Karangasem, Rencana Pembangunan Underpass/Fly

Over di Simpang Dewa Ruci dan Rencana peningkatan struktur jalan di bukit Uluwatu (Ayana

1 dan 2). Selain keempat obyek yang dikunjungi tersebut terdapat pula sebuah usulan obyek

bidang binamarga yang mendapat perhatian dari tim kunjungan kerja spesifik Komisi V DPR

RI yaitu usulan pembangunan jembatan yang menghubungkan Tanjung Benoa dan Pulau

Serangan yang letaknya berdekatan dengan pelabuhan laut Benoa dan Bandara Ngurah Rai.

Adapun lebar dan kondisi ruas jalur Jalan Nasional di Provinsi Bali secara umum

digambarkan dalam diagram berikut:

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 9

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 10

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 11

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 12

A. Ruas Jalan Nasional Tohpati – Kusamba

Pelabuhan Padang Bai adalah pelabuhan penyeberangan di bagian timur Pulau Bali yang

merupakan prasarana pendukung moda transportasi penyeberangan antara Bali dan daerah

Nusa Tenggara. Dari Denpasar terdapat dua rute menuju Padang Bai. Rute pertama menuju

Gianyar, Klungkung dan Padang Bali merupakan jalur lama yang cukup padat karena

melewati daerah perkotaan sedangkan rute kedua dari Denpasar menuju Dawan, Kusamba

dan Padang Bai.

Rute kedua ini lebih banyak digunakan oleh kendaraan-kendaraan angkutan berat yang

membawa bahan pangan/konsumsi dari dan menuju wilayah Nusa Tenggara. Sebagian

besar Jalur ini masih terdiri dari lajur 2 arah kecuali sebagian ruas Tohpati-Kusamba yang

telah direncanakan menjadi 4 lajur 2 arah sepanjang 10,79 km dan 8,2 km melalui 2 (dua)

paket Easteran Indonesian National Road Improvement Project (EINRIP) yaitu EBL 01 dan

EBL 02 yang ditinjau langsung oleh Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI.

Adapun data terkait kedua proyek pembangunan tersebut adalah sebagai berikut:

Tohpati – Kusamba Stage I (EBL-01)

Satker : Ir. Riel J. Mantik

Konsultan : EGIES BCEOM INTERNASIONAL

Kontraktor : PT. Jaya Konstruksi – PT. Duta Graha, JO

No. Kontrak : 01/NR/A/L002/2008

Total Nilai Kontrak : Rp 180.819.429.300,-

Terdiri dari:

Pinjaman Luar Negeri (EINRIP) = Rp 160.929.292.070,-

Dana Pendamping = Rp 18.081.942.930,-

PPN = Rp 1.808.194.290,-

Tanggal Kontrak : 5 Desember 2008

Waktu Pelaksanaan : 730 hari kalender

Masa Pemerliharaan : 365 hari kalender

Tanggal PHO : 25 Februari 2011

Panjang Effektif : 10,79 km

Lebar Badan Jalan : 14 meter (4x3,5 m)

Lebar Median : 5,0-5.5 m

Jumlah Persimpangan : 6 Buah

Jumlah Jembatan : 10 Buah

Kecepatan rencana : 80 km per jam (Jalur Utama)

60 km per jam (Jalur Simpangan)

Perkerasan Jalan : Perkerasan Beton dan Aspal

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 13

Tohpati – Kusamba Stage 2 (EBL-02)

Satker : I. Wayan Suarjaya, ST

Konsultan : EGIES BCEOM INTERNASIONAL

Kontraktor : PT. Adhi Karya – PT. Waskita Karya, JO

No. Kontrak : 02-40/EBL-02/NR/A/L002/1209

Total Nilai Kontrak : Rp 175.610.522.000,-

Terdiri dari:

Pinjaman Luar Negeri (EINRIP) = Rp 142.084.875.890,-

Dana Pendamping = Rp 17.561.052.200,-

PPN = Rp 15.964.592.910,-

Tanggal Kontrak : 10 Desember 2009

Waktu Pelaksanaan : 730 hari kalender

Masa Pemerliharaan : 365 hari kalender

Tanggal PHO : 28 Februari 2012

Panjang Effektif : 8,20 km

Lebar Badan Jalan : 14 meter (4x3,5 m)

Lebar Median : 5,0-5.5 m

Jumlah Jembatan : 5 buah + 1 Aquaduct

Jumlah Culvert Bos : 47 buah

Jumlah Syphon : 22 buah

Kecepatan rencana : 80 km per jam (Jalur Utama)

Perkerasan Jalan : Perkerasan Beton untuk sisi kanan

Asphalt Recycling untuk sisi kiri

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI mendapati ruas jalan Denpasar-Dawan-

Kusamba-Padang Bai pada umumnya dalam kondisi sedang hingga rusak berat. Dari 4 lajur

yang ada pada umumnya hanya dapat dipakai 2 lajur sedangkan 2 lajur lainnya dalam

keadaan rusak. Jalur yang rusak pun berganti-ganti antara jalur arah Denpasar – Padang Bai

dengan jalur sebaliknya sehingga kendaraan terpaksa berpindah-pindah jalur dari kiri ke

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 14

kanan dan sebaliknya. Terdapat pula ruas jembatan yang patah pada salah satu jalurnya

yaitu jembatan …. . Saat ini jembatan tersebut sedang dalam proses pembangunan kembali

dan diharapkan akan dapat berfungsi kembali pada …

Berdasarkan laporan Balai Besar Wilayah Jalan setempat, tingkat kerusakan jalan yang tinggi

tersebut diduga disebabkan oleh adanya ketidakstabilan tanah di daerah tersebut sehingga

pada pembangunan kali ini digunakan dua buah metode yaitu bagian bawah setelah

perkerasan/pematangan tanah kemudian menggunakan konstruksi beton yang selanjutnya

dilapisi dengan lapisan Asphalt Recycling yang terlebih dahulu diberi lapisan plastik untuk

mengantisipasi gerakan kendaraan.

Selain itu dari hasil pengamatan meskipun frekuensi kendaraan yang melewati jalan

tersebut relatif tidak banyak namun sebagian besar merupakan kendaraan berat yang

membawa muatan barang konsumsi menuju Pulau Lombok melalui Pelabuhan

Penyeberangan Padang Bai. Hal ini memerlukan pengawasan yang lebih ketat dari Dinas

Perhubungan setempat untuk mencegah Overloading muatan yang mengakibatkan

kerusakan jalan.

Tim Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI juga mendapati minimnya rambu-rambu jalan yang

berpotensi membahayakan pengguna jalan khususnya di malam hari. Hal ini patut

mendapat perhatian khusus karena UU No 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Angkutan

Jalan telah dengan tegas memberi ancaman hukuman kepada pihak penyelenggara jalan

yang lalai memberikan rambu-rambu lalu lintas yang mengakibatkan kecelakaan.

B. JALUR JALAN AKSES PELABUHAN WISATA TANAH AMPO

Pelabuhan Tanah Ampo adalah Pelabuhan yang dikhususkan untuk kapal pesiar yang

terletak di Kab. Karang Asem di wilayah timur Pulau Bali. Pelabuhan ini dimaksudkan untuk

menjadi pintu gerbang bagi wisatawan khususnya yang menggunakan kapal pesiar

bertonase besar dari dan menuju pulau Dewata.

Pelabuhan ini sebenarnya tidak diagendakan karena tidak termasuk dalam

pelabuhan/penyeberangan yang dipantau selama masa angkutan natal dan tahun baru

2011. Namun mengingat urgensi dan potensi besar pelabuhan ini terhadap kemajuan

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 15

pariwisata khususnya di pulau Bali, maka Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI

menyempatkan untuk melakukan peninjauan ke pelabuhan ini.

Pada saat peninjauan oleh Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI ke Pelabuhan

Tanah Ampo terlihat bahwa gedung terminal telah terbangun, dengan menggunakan dana

sebesar Rp 70 Milyar dari APBN dan Rp 22 Milyar dari APBD Provinsi sedangkan tanah

disiapkan oleh pemerintah Kab. Karang Asem.

Kondisi wilayah laut Tanah Ampo dengan kedalaman yang mencapai 18 meter dipastikan

akan mampu didarat kapal pesiar super besar. Kondisi ini memungkinkan untuk bisa dilabuhi

dua kapal besar dalam waktu bersamaan dengan kapasitas terminal mencapai 1.700 orang.

Dalam upaya mendukung pengembangan dan optimalitas fungsi pelabuhan diperlukan

prasarana pendukung khususnya akses jalan yang memadai. Untuk itu telah dilakukan dua

program pekerjaan pembangunan akses jalan menuju Pelabuhan Tanah Ampo yaitu

Pembangunan Tahap I dan Pembangunan Tahap II (Penuntasan).

Adapun detail pekerjaan adalah sebagai berikut:

AKSES PELABUHAN TANAH AMPO

PPK : I WAYAN SUARJAYA, ST

KONSULTAN : PT. MARGA GRAHA PENTA

KONTRAKTOR : PT. ADIMURTI - PT. SINARBALI BINAKARYA JO

NO. KONTRAK : KU.08.08/245/BB/III/2010

TOTAL NILAI KONTRAK : Rp. 4.990.400.000,-

TGL KONTRAK : 19 MARET 2010

WAKTU PELAKSANAAN : 210 HARI KALENDER

MASA PEMELIHARAAN : 180 HARI KALENDER

TGL PHO : 14 OKTOBER 2010

PANJANG EFEKTIF : 2,80 KM

PROGRESS : 100%

AKSES PELABUHAN TANAH AMPO

(PENUNTASAN)

PPK : I WAYAN SUARJAYA, ST

KONSULTAN : PT. MARGA GRAHA PENTA

KONTRAKTOR : PT. ADIMURTI - PT. SINARBALI BINAKARYA JO

NO. KONTRAK : KU.08.08/1162/BB/X/2010

TOTAL NILAI KONTRAK : Rp. 14.197.861.000,-

TGL KONTRAK : 20 OKTOBER 2010

WAKTU PELAKSANAAN : 60 HARI KALENDER

MASA PEMELIHARAAN : 180 HARI KALENDER

TGL PHO : 19 DESEMBER 2010

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 16

PANJANG EFEKTIF : 2,025 KM

PROGRESS : 75,99%

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI mendapati pada beberapa bagian terdapat

tikungan tajam yang sukar dilalui oleh kendaraan besar seperti bus dan truk. Hal ini

ditengarai disebabkan oleh sulitnya melakukan pembebasan tanah dari masyarakat sekitar

yang kebanyakan digunakan untuk bercocok tanam.

C. SIMPANG DEWA RUCI

Simpang Dewa Ruci merupakan salah satu simpang di pinggir Kota Denpasar yang antara

lain menuju ke arah Bandara dan jalur jalan By Pass Denpasar. Kepadatan kedua lajur yang

tinggi sering mengakibatkan kemacetan lalu lintas di daerah tersebut terutama sehingga

sering mengganggu pengguna jasa angkutan udara yang hendak menuju Bandara Ngurah

Rai. Untuk itu telah diusulkan pembangunan Jalur Jalan Layang yang melintasi Bundaran

Patung Dewa Ruci baik dari Arah Utara ke Selatan maupun dari arah Selatan ke Timur.

Namun demikian Tim Kunjungan Kerja Spesifik Pemprov Bali dan Pemkot Denpasar pada

dasarnya agak berkeberatan dengan penggunaan metode jalan Layang tersebut dengan

alasan Adat Istiadat/Agama (batasan ketinggian tidak boleh lebih tinggi dari Pohon Kelapa),

maupun Patung Dewa Ruci yang telah terbangun dengan anggaran yang cukup besar yang

menjadi Landmark daerah tersebut akan tergeser/menjadi kurang pesonanya. Sehingga

Pemprov mengusulkan untuk menggunakan Under Pass sebagai solusi kemacetan di

kawasan tersebut. Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum sendiri berpendapat

bahwa pembangunan Fly Over akan lebih murah baik dari sisi pembangunan maupun

pemeliharaan. Selain itu posisi kawasan yang rentan banjir mengakibatkan pembangunan

Under Pass harus disertai dengan pompa yang relatif mahal biayanya. Hingga saat ini belum

didapat titik temu antara keduanya sehingga pembangunan belum dapat berjalan.

Total Kebutuhan Dana : Rp 188.000.000.000,- (menggunakan metode Fly Over)

Pagu Dana 2010 :

Pengadaan Tanah Rp 25.000.000.000,-

Pagu Dana 2011 :

Pembangunan Rp 55.000.000.000,-

Pengadaan Tanah Rp 50.000.000.000,-

Panjang Effektif : 2,4 Km

D. PROGRAM PENINGKATAN DAN PELEBARAN JALAN

(AYANA 1 dan AYANA 2)

Bukit Uluwatu di sekitar wilayah Jimbaran adalah salah satu wilayah yang banyak dipenuhi

oleh bangunan Hotel diantaranya Hotel Four Seasson dan Hotel Ayana (dahulu bernama Ritz

Carlton Bali). Hotel-hotel ini rencananya akan digunakan sebagai lokasi penginapan bagi

pelaksanaan Asean Summit 2011 dan Konferensi APEC pada 2013. Untuk itu diperlukan

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 17

perbaikan/peningkatan struktur jalan dan pelebaran jalan pada beberapa area dari dan

menuju lokasi tersebut. Direncanakan program peningkatan struktur dan pelebaran jalan

tersebut dapat diselesaikan menjelang pelaksanaan Asean Summit pada akhir 2011.

Peningkatan Struktur Jalan SP. Tugu Ngurah Rai – Nusa Dua

(Ayana 1)

Pagu Dana 2011 : Rp 25.000.000.000,-

Panjang Effektif : 2,83 Km

Pelebaran Jalan SP. Unud – SP. Uluwatu

(Ayana 2)

Pagu Dana 2011 : Rp 25.000.000.000,-

Panjang Efektif : 2,83 km

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 18

E. JEMBATAN PENGHUBUNG TANJUNG BENOA – PULAU SERANGAN

Guna memaksimalkan potensi wisata di Pulau bali maka Pemprov Bali mengusulkan

pembangunan jembatan yang menghubungkan antara Tanjung Benoa dan Pulau Serangan.

Kementerian Pekerjaan Umum pada dasarnya juga telah menyetujui rencana pembangunan

jembatan tersebut yang menggunakan dana APBN dengan disertai dana pendampingan dari

APBD. Namun demikian saat ini perencanaan pembangunan jembatan tersebut masih

terbentur dengan persyaratan ambang batas bawah dan ambang batas atas jembatan. Hal

ini disebabkan karena di satu sisi jembatan tersebut berada di alur pelayaran bagi kapal

yang hendak keluar masuk pelabuhan Benoa, sementara di sisi lain jembatan tersebut juga

termasuk dalam zona pendaratan pesawat Bandara Ngurah Rai yang memiliki batas

ketinggian maksimal bangunan.

Menanggapi surat Pemprov terkait rencana pembangunan jembatan Tjg. Benoa-Sarangan

tersbut maka Menteri Perhubungan telah memberi jawaban melalui surat No: B 01/PR

102/MPHB tertanggal 12 Mei 2010 yang menetapkan ambang batas atas jembatan

maksimal 45,919 m dan ambang batas bawah (minimal) setinggi 44,8 m dari permukaan

laut. Terhadap batasan tersebut pihak perencana agak kesulitan karena hanya terdapat

ruang sebesar 1,119 meter yang diperuntukan bagi konstruksi.

3.2. SEKTOR PERHUBUNGAN

Terdapat 3 buah obyek di Sektor Perhubungan yang dikunjungi oleh Tim Kunjungan Kerja

Komisi V DPR RI yaitu:

Pelabuhan Laut Benoa

Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai

Bandara Ngurah Rai

Sebenarnya terdapat satu lagi obyek perhubungan yang dikunjungi yaitu Pelabuhan Wisata

Tanah Ampo. Namun obyek tersebut tidak termasuk ke dalam sarana dan prasarana

pendukung angkutan Natal dan Tahun Baru. Pelabuhan wisata Tanah Ampo sendiri telah

berdiri sejak tahun … sebagai pelabuhan alternatif bagi cruise wisata yang bertonase besar

namun belum dapat dimanfaatkan secara optimal karena ketiadaan jalan akses menuju

pelabuhan (jalan akses saat ini sedang dalam pembangunan).

A. PELABUHAN PENYEBERANGAN PADANG BAI

Pelabuhan penyeberangan Padangbai – Lembar merupakan sub

sistem lintas arteri nasional yang menghubungkan kawasan

Indonesia Barat (Sumatera, Jawa dan Bali) dengan kawasan

timur (NTB dan NTT)

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 19

Sebagai kawasan lintasan arteri nasional, keberlanjutan dan kesinambungan lintas

penyeberangan ini sangat penting untuk terus dipelihara dan ditingkatkan guna menjaga

keberlanjutan lintas jasa ekonomi dan sosial kedua wilayah

Sesuai Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 1988 pelabuhan Padangbai selain berfungsi

sebagai pelabuhan penyeberangan juga berfungsi sebagai pelabuhan wisata, sehingga dapat

disinggahi kapal-kapal lokal, rakyat dan kapal wisata nasional dan asing.

Waktu penyelenggaraan pemantauan Angkutan Natal dan Tahun Baru 2011 bagi moda

transportasi penyeberangan adalah dari tanggal 22 Desember 2010 sampai dengan 4 Januari

2011. Terdapat 20 buah kapal dengan kapasitas angkut penumpang sebanyak 5.231

penumpang dan kendaraan sebanyak 507 kendaraan roda empat serta 600 kendaraan roda

dua yang melayani rute penyeberangan Padangbai-Lembar dengan detail sebagai berikut:

No Pemilik Jumlah Kapal Kapasitas Angkut

Penumpang Kendaraan R4

1 PT. ASDP INDONESIA FERRY

(Persero)

2 555 40

2 PT. Gerbang Samudra 1 248 40

3 PT. Putera Master 4 918 91

4 PT. Jembatan Madura 8 1.825 166

5 PT. Dharma Lautan Utama 2 675 68

6 PT. Jemla Ferry 2 790 76

7 PT. Pel Sindu Utama Bahari 1 220 26

JUMLAH 20 5.231 507

Adapun kelengkapan dan kapasitas prasarana yang dimiliki oleh Pelabuhan Penyeberangan

Padang Bai dan Pelabuhan Penyeberangan Lembar adalah sebagai berikut:

No Jenis Prasarana Padang Bai Lembar

1 Dermaga 2 Dermaga 1 Dermaga

2 Area Parkir Kendaraan 52 Truk 50 Truk

20 Kendaraan Kecil 30 Kendaraan Kecil

3 Area Muat Kendaraan 10 Truk 25 Truk

8 Kendaraan Kecil

4 Parkir Alternatif Kendaraan 24 Truk 75 Truk

10 Kendaraan Kecil 10 Kendaraan Kecil

TOTAL 124 Kendaraan 190 Kendaraan

5 R. Tunggu Penumpang 300 orang 200 orang

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 20

Tersedia 71 personil pendukung di Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai ditambah 39

Personil dari 9 instansi terkait. Sedangkan untuk Pelabuhan Lembar didukung oleh 122

Personil serta 39 personil dari instansi terkait.

Adapun jumlah rata-rata angkutan per hari pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:

No Angkutan Dari Padang Bai Dari Lembar

1 Penumpang 1.049 orang 1.019 orang

2 R-2 270 unit 253 unit

3 R-4 290 unit 267 unit

Realisasi rata-rata per hari selama masa angkutan Natal 2009 dan Tahun Baru 2010 adalah

sebagai berikut:

No Angkutan Dari Padang Bai Dari Lembar

1 Penumpang 1.975 orang 2.230 orang

2 R-2 336 unit 314 unit

3 R-4 307 unit 271 unit

Diperkirakan akan terjadi kenaikan sebesar 10% dari angka tahun sebelumnya sehingga

secara keseluruhan jumlah penumpang dan kendaraan pada masa angkutan Natal 2010 dan

Tahun Baru 2011 adalah sebanyak:

No Angkutan Dari Padang Bai Dari Lembar

1 Penumpang 30.417 orang 34.335 orang

2 R-2 5.181 unit 4.839 unit

3 R-4 4.730 unit 4.176 unit

Adapun Pola Operasi yang ditetapkan di kedua pelabuhan Penyeberangan tersebut adalah

sebagai berikut:

Kondisi Normal :

Jumlah kapal : 20 Kapal

Jadwal Operasi : 24 Jam

Sailing Time : 4 jam

Port Time : 1 Jam

Jumlah Trip/Hari : 24 Trip per sisi

Pola Operasi 10 Kapal Operasi, 10 Kapal Istirahat dengan 5 kapal Home Base di

Padang Bai dan 5 Kapal di Lembar.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 21

Kondisi Padat :

Mempercepat Sailing Time menjadi 3 jam 45 menit sehingga terdatpat 26 trip per

day

Kondisi Sangat Padat:

Semua kapal dioperasikan

Bongkar muat dipercepat sehingga Port Time Maksimal 45 Menit

Mengutamakan Pengangkutan R-2 dengan mengurangi Kapasitas Angkut R-4

Dengan prakiraan kenaikan jumlah angkutan penumpang dan kendaraan pada masa

pelaksanaan angkutan natal dan tahun baru 2011 maka diperkirakan rata-rata load faktor

untuk penumpang adalah sebesar 41,54% (untuk padang bai) dan 46,89% (untuk Lembar),

sedangkan untuk kendaraan angka prosentasenya adalah 58,78% dari Lembar dan 66,67%

dari Padang Bai (Jumlah kendaraan diperkirakan akan lebih banyak dari Padang Bai

sementara jumlah penumpang akan lebih banyak dari Lembar). Karena keseluruhan

Prosentase tersebut masih di bawah 100% maka pihak operator pelabuhan penyeberangan

optimis bahwa pelaksanaan Angkutan Natal dan Tahun Baru khususnya di rute Padang Bai –

Lembar akan berjalan dengan lancar dan tanpa disertai antrean.

Selain melaporkan mengenai kesiapan angkutan Natal dan Tahun Baru pihak pengelola

pelabuhan Penyeberangan Padang Bai juga melaporkan hasil pelaksanaan pembangunan

Dermaga II Padang Bai sebagai berikut:

Pelaksanaan Pembangunan Dermaga II Padangbai

M a k s u d

- Pengembangan fasilitas pelabuhan

untuk mengantisipasi peningkatan

permintaan penyeberangan ataupun

gangguan dan kerusakan dermaga

- Meningkatkan aksesibilitas

pelayanan masyarakat

- Menunjang kegiatan perekonomian

dan pemerintahan serta kegiatan

sosial lainnya

- Memberikan pelayanan angkutan

yang aman, nyaman dan tepat waktu

T u j u a n

- Memperlancar hubungan simpul

transportasi

- Meningkatkan perekonomian

masyarakat

- Membuka keterisolasian wilayah

- Meningkatkan ketahanan nasional

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 22

Dalam peninjauan langsung ke Lapangan Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI telah

melihat secara langsung hasil pembangunan prasarana yang dimaksud. Untuk itu Tim

Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI memberi apresiasi kepada pihak pengelola

pelabuhan penyeberangan Padang Bai dan meminta dukungan dari Instansi terkait

khususnya dalam rangka menjamin kelancaran arus penumpang, kendaraan dan barang dari

dan menuju pelabuhan.

Realisasi dan Penyelesaian Pembangunan

- Sampai dengan 2010 Pembangunan

Dermaga Penyeberangan Padangbai II

telah selesai dikerjakan sehingga

memenuhi syarat untuk operasional

dermaga penyeberangan.

- Total anggaran yang digunakan

mencapai Rp. 33,82 Milyar.

- Penyelesaian Dermaga Penyeberangan

Padang Bai II diharapkan dapat

melancarkan angkutan barang dan

penumpang lintas Padangbai-Lembar

dengan berkurangnya waktu antrian

kapal serta memberikan pelayanan

angkutan yang tepat waktu, nyaman

dan aman.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 23

B. PELABUHAN LAUT BENOA

Panjang dermaga : 290 x 20 m2, kedalaman – 9 lws

Luas terminal penumpang : 1400 m2, kapasitas 600 penumpang

Pelayanan yang diberikan:

1. Pelayanan Bongkar muat barang

2. Pelayanan Bongkar Muat Peti Kemas

3. Pelayanan Kapal Penumpang

4. Wisata Bahari (Cruise dan Marina)

5. Pengolahan hasil perikanan

Sesuai SKB Mendagri dan Menhub No.15 tahun 1990 serta KM No. 18 Tahun 1990 tentang

Batas Lingkungan Kerja Pelabuhan dan Daerah Lingkungan Kepentingan Pelabuhan maka

ditetapkan untuk pelabuhan Benoa adalah sebagai berikut:

Luas DLKR Daratan : 25,27 Ha

Luas DLKR Lautan : 227,60 Ha

Fasilitas Pelabuhan Eksisting

No Dermaga UKURAN DERMAGA Kedalaman Kolam Panjang

Tambatan (m)

Lebar Dermaga (m)

Luas Dermaga (m2)

1 Dermaga Umum (Selatan)

206 15 3.090 -4.5 s.d. -6.1 mLWS

2 Dermaga Wisata 290 20 5.800 -8.2 s.d. -8.8

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 24

(Timur) mLWS

3 Dermaga Lokal (zona perikanan)

a. Sisi Selatan 150 20 3.000 -3.5 mLWS

b. Sisi Barat Laut 256 8 2.048 -3.0 mLWS

Kolam Pelabuhan

No Nama Kolam Ukuran Kolam Kedalaman Kolam Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)

1 Kolam Pelb. Timur 662 150 99.300 -9 mLWS

2 Kolam Pelb. Barat 900 150 135.000 -3 mLWS

3 Kolam Pelb. Selatan 600 350 210.000 -5 mLWS

Lapangan Penumpukan

No

Nama Lapangan Penumpukan

Ukuran Kolam Daya Dukung Lantai (ton/m2)

Panjang (m) Lebar (m) Luas (m2)

1 Lap. Penumpukan Cargo 138.7 60 8.322 5 ton/m2

2 Lap. Peti Kemas 40 60 2.400 5 ton/m2

Arus Penumpang dan Barang

No Uraian Satuan 2009 s.d. Nop 2010

I ARUS KAPAL

1. Kapal LN Unit 263 259

GT 461.528 1.307.566

2. Kapal DN Unit 6.425 6.120

GT 2.526.098 2.438.025

II ARUS BARANG

1. LN - -

2. DN Ton 156.126 132.307

m3 n/a n/a

III ARUS PETI KEMAS

1. LN - -

2. DN Box 19.152 26.198

Teus 26.300 35.285

IV ARUS PENUMPANG

1. LN orang 8.371 64.722

2. DN orang 271.315 276.315

Total Arus Penumpang 279.686 341.037

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 25

Jumlah Penumpang Angkutan Natal Dan Tahun Baru

Penumpang TH 2008 TH 2009 PREDIKSI 2010

Naik 164 1.363 1.499

Turun 378 625 688

Total 542 1.988 2.188

Pelabuhan Benoa merupakan pelabuhan utama di Propinsi Bali, beroperasi dan dikelola

dengan berbagai fungsi yakni sebagai tempat bongkar muat barang umum (konvensional),

BBM, ikan, petikemas dan sebagai tempat naik turunnya penumpang baik domestik maupun

asing serta tempat tambatnya kapal-kapal pesiar seperti yacht dan kapal pesiar lainnya.

Pelabuhan Benoa dimasa mendatang diharapkan dapat berfungsi sebagai pelabuhan yang

akomodatif terhadap permintaan jasa-jasa kepelabuhanan yang efektif dan efisien, serta

dapat berperan pula sebagai pelabuhan modern untuk mendukung atau pemicu bagi

pertumbuhan perekonomian daerah khususnya maupun pertumbuhan ekonomi nasional

pada umumnya. Posisi geografisnya pada 08-45'-00" LS dan 115-13'-00" BT, sehingga mudah

dijangkau dari Bandara Internasional Ngurah Rai serta obyek-obyek wisata terkenal lainnya.

Alokasi anggaran dan kegiatan pada 2011:

O. KEGIATAN PAGU ANGGARAN TA. 2010

1. Replace ramsu 10 m darat warna hijau di Tg. Batu Gendang Rp. 578,750 Juta

2. Replace ramsu 15 m laut warna hijau di Gilimas Rp. 705,800 Juta

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI memahami bahwa alur pelayaran dan kolam

pelabuhan memiliki kedalaman yang terbatas terutama dalam menampung Kapal Pesiar

yang bertonase besar, sehingga banyak kapal pesiar terpaksa membuang jangkar ke laut

dimana penumpang kemudian menggunakan kapal kecil untuk masuk ke Pelabuhan.

Namun demikian banyak juga kapal-kapal pesiar pribadi bertonase lebih kecil yang dapat

langsung memasuki wilayah kolam pelabuhan Benoa. Oleh karena itu Tim Kunjungan Kerja

Spesifik Komisi V DPR RI mendorong pengkhususan agar kapal-kapal bertonase besar dapat

berlabuh di pelabuhan Tanah Ampo di wilayah Karang Asem sedangkan kapal pesiar yang

lebih kecil dapat berlabuh di Pelabuhan Benoa.

Terkait pelaksanaan Angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011, Tim Kunjungan Kerja

Spesifik dapat memahami bahwa jumlah penumpang yang melalui Pelabuhan Benoa relatif

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 26

sangat sedikit dibandingkan yang melalui Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk, Pelabuhan

Penyeberangan Padang Bai maupun yang melalui Bandara Ngurah Rai. Oleh karena itu

Komisi V DPR RI berharap ke depannya Pelabuhan Benoa dapat menonjolkan fungsinya

sebagai pelabuhan perikanan maupun sebagai pelabuhan sandar bagi kapal wisata yang

bertonase relatif kecil. Pelabuhan Benoa juga diharapkan dapat mengoptimalkan perannya

sebagai pelabuhan bongkar muat Peti Kemas dan Kargo guna mengurangi kepadatan di

pelabuhan penyeberangan Gilimanuk.

Dalam paparannya pihak pengelola Pelabuhan juga mengusulkan pengembangan kawasan

pelabuhan sebagai pusat perdagangan khususnya kerajinan di kawasan otorita Pelabuhan.

C. BANDARA NGURAH RAI

Bandara internasional yang terletak di sebelah selatan Bali, Indonesia, tepatnya di daerah Tuban-Kuta, sekitar 13 km dari Denpasar.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 27

RUTE PENERBANGAN DOMESTIK (FREK/MINGGU)

BANDARA NGURAH RAI / DENPASAR (sumber : Buku Statistik LLAU PT.AP I Tahun 2009)

Jarak dari kota : 13 km (Kota Denpasar)

Kemampuan : B-747

Koordinat / elevasi : 080 44’51 LS – 1150 10’09 BT/ 14 FEET

Pelayanan LLU : ADC, APP, ACC, RDARA,MWARA FLIGHT INFORMATION SYSTEM DAN PENERBANGAN AERONAUTIKA

Panjang Landasan / Arah / PCN : 3.000 m x 45 m / 09-27 / 83 FCXT

Taxiway : 127.637 m²

Apron : 214.457 m²

Terminal Penumpang - Internasional : 65.846 m² - Domestik : 13.229 m²

Terminal Kargo - Internasional : 3.708 m² - Domestik : 2.574 m²

PT. SRIWIJAYA Denpasar – Jakarta B-734 7x PT. MANDALA AIRLINES Denpasar – Jakarta A-320 1 x Denpasar – Surabaya A-320 4 x A-320 1 x Denpasar – Jogjakarta A-319 7 x PT. WINGS ABADI AIRLINES Denpasar – Surabaya ATR-72 7x Denpasar - Mataram ATR-72 14x Denpasar - Maumere ATR-72 4x Denpasar - Semarang ATR-72 7x Denpasar - Labuhanbajo ATR-72 3x Denpasar - Tambolaka ATR- 72 4x PT. RIAU A/L Denpasar – Mataram F50 7x Denpasar – Tambolaka F50 7x PT. BATAVIA Denpasar – Kupang B-732 7x Denpasar – Surabaya B-732 7x Denpasar – Jakarta B-734 7x A-319 7x Ket: Posisi November 2010

PT. LION MENTARI Denpasar – Jogjakarta B-739 7x Denpasar – Makasar B-739 7x Denpasar – makasar MD-90 7x Denpasar – Surabaya B-734 14x Denpasar – Jakarta B-739 56x

PT. MERPATI NUSANTARA Denpasar – Mataram B-733 14x ATR 6X ATR 7x Denpasar – Surabaya B-733 7x B-732 1x Denpasar – Tambolaka ATR-72 2x F 100 4x Denpasar - Waingapu F 100 3x Denpasar – Jakarta B-733 7x Denpasar – Bima F-100 7x Ket: posisi November 2010

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 28

EROPA

KLM ROYAL DUTCH

AMS - SIN - DPS - SIN - AMS B777 4 x

RUSIA

TRANSAERO

DMS - DPS - DME B777 4 x

OVB - DPS - OVB B777 1 x

SVX - DPS - SVX B777 2 x

PR.CHINA (SHANGHAI)

SHANGHAI AIRLINES

PVG – DPS – PVG B767-300 2 x

CHINA EASTERN

PVG – DPS – PVG A300-600 4 x

HONGKONG

CATHAY PACIFIC

HKG – DPS – HKG B744 7 x

HONGKONG EXPRESS

HKG – DPS – HKG B737-800 7 x

TAIWAN (TAIPEI)

CHINA AIRLINES

KHH - DPS - KHH A333 2 x

TPE – DPS – TPE B744 7 x

B738 4 x

TAIWAN (TAIPEI)

CHINA AIRLINES

EVA AIR

TPE – DPS – TPE A-332 7 x

KOREA (SEOUL) KOREAN AIRLINES ICN – DPS – ICN A-330 7 x MALAYSIA (KUALA LUMPUR) AIR ASIA KUL – DPS – KUL A-320 21 x MALAYSIA AIRLINES KUL – DPS – KUL A-332/A-330 7 x B-734 7 x B-738 7 x SINGAPURA SINGAPORE AIRLINES SIN – DPS – SIN B-772A 21 x B-738 3 x VALUAIR LIMITED SIN – DPS – SIN A-320 4 x AUSTRALIA (PERTH/SYDNEY/MELBOURNE/DARWIN/BRISBANE/ADELAIDE) JETSTAR PER – DPS - PER A-320 7 x PER - DPS - SIN - DPS - PER A-320 7 x SYD - DPS - SYD A-332 7 x MEL - DPS - MEL A-333 4 x DRW - DPS - DRW A-320 7 x

RUTE PENERBANGAN INTERNASIONAL (FREK/MINGGU) PERUSAHAAN PENERBANGAN ASING

VIRGIN BLUE PER - DPS - PER B737-700/800 6 x SYD - DPS - SYD B737-700/800 4 x MEL - DPS - MEL B737-700/800 7 x BNE - DPS - BNE B737-700/800 7 x ADL - DPS - ADL B737-700/800 3 x STRATEGIC AIRLINES PER - DPS - PER A320-200 3 x PHE - DPS - PHE A320 2 x TSV - DPS - TSV A320 2 x QATAR (DOHA) QATAR AIRWAYS DOH – SIN – DPS – SIN – DOH B340/A330/B777 7 x

SUMBER : DAFTAR PERUSAHAAN PENERBANGAN ASING YANG BEROPERASI KE/DARI INDONESIA WINTER 2010/2011 (eff.31 Oktober 2010 s/d 26 Maret 2011)

RUTE PENERBANGAN INTERNASIONAL PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL

PT. GARUDA INDONESIA DPS – KIX – DPS A-330 7 x DPS - PVG - DPS A-330 2 x DPS – NGO – DPS A-333 3 x DPS-HKG-DPS B-738 4 x DPS-NRT-DPS A-333 7 x DPS- ICN-DPS A-333 3 x DPS- KUL-DPS A-320 14 x DPS - SIN - DPS B-738 7 x B-734 4 x CGK - DPS - PER - DPS - CGK B-738 7 x DPS - PER - DPS B-738 14 x DPS - SYD - DPS A-333 4 x SUMBER : DAFTAR PERUSAHAAN PENERBANGAN NASIONAL YANG BEROPERASI INTERNASIONAL WINTER SEASON 2010/2011 (eff.31 Oktober 2010 s/d 26 Maret 2011)

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 29

STATISTIK ANGKUTAN UDARA PROPINSI BALI

Alokasi APBN Untuk TA 2010 di Bandara Ngurah Rai Bali

NO. KEGIATAN PAGU ANGGARAN

TA. 2010

1. Pengadaan alat penunjang pengawasan kendaraan,

ground suport equipment (GSE) and CPU Test Rp. 300 Juta

2. Pengadaan Security Tester dan Dangerous goos tester Rp.46 Juta

3. Pengadaan Kendaraan Operasional roda 2 Rp.20 Juta

4. Pengadaan kendaraan Patroli roda 4 Duble Cabin Rp.350 Juta

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 30

Terkait pelayanan angkutan Natal dan Tahun Baru, Bandara Ngurah Rai memang menjadi

salah satu Bandara terpadat dalam periode tersebut. Hal ini karena perayaan Natal dan

Tahun Baru biasanya juga merupakan musim liburan khususnya di negara-negara di belahan

bumi utara sehingga banyak dari mereka yang menyempatkan diri untuk berlibur ke Bali.

Untuk itu diperkirakan terjadi lonjakan sebesar 3-4 kali lipat dari jumlah rata-rata

penumpang yang melalui Bandara Ngurah Rai pada hari biasa.

Pada saat kunjungan ke Bandara, GM Bandara Ngurah Rai memaparkan pada Tim Kunjungan

Kerja Spesifik bahwa secara teknis tidak terdapat kendala yang berarti dalam pengelolaan

bandara. Bandara telah memenuhi persyaratan kelayakan keselamatan penerbangan namun

demikian di sisi darat Bandara yang semula direncanakan untuk dapat menampung 1,5 juta

pax per tahun ini saat ini sudah melebihi kapasitasnya mencapai sekitar 4-4,5 juta pax per

tahun. Hal ini berpengaruh pada kenyamanan penumpang baik yang turun maupun akan

naik pesawat. Untuk itu pihak PT. Angkasa Pura I telah merencanakan untuk melakukan

pembangunan Terminal baru khususnya bagi Keberangkatan dan Kedatangan Internasional

dengan luas 129.000 m2 dimana Terminal Keberangkatan dan Kedatangan Internasional

yang lama (luas 65.800 m2) akan dialihfungsikan menjadi terminal Keberangkatan dan

Kedatangan Domestik. Keseluruhan pengembangan diperkirakan akan menelan biaya

sebesar Rp 1,994 Trilyun.

Rencana Pengembangan Bandara Ngurah Rai :

NO FASILITAS EXISTING RENCANA KETERANGAN

1. Terminal Domestik 13.300 m 2 65.800 m2 Alih fungsi ke Tmnl Int’l Exisiting

2. Terminal Internasional 65.800 m2 129.000 m2

3. Gedung Parkir - 39.000 m2 4 Lantai

4. Apron 214.500 m2 309.500 m2 34 Parking Stand

5. Terminal Cargo Int’l 3.700 m2 6.000 m2

6. Sekolah (TK, SD, SMP) 10.000 m2 14.000 m2

7. Gedung ACS 3.600 m2 4.000 m2

8. Sewage Treatment Plan ; Water Treatment Plan

1 Unit 1 Unit

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 31

PRAKIRAAN KEBUTUHAN BIAYA PENGEMBANGAN BANDARA:

No Uraian Prakiraan Biaya

(Rp. Milyar)

1 General Requirement 30

2 Fasilitas Sisi Udara 184

Fasilitas Sisi Darat 34

4 Terminal Penumpang 1,093

5 Renovasi Tmnl Int’l 12

6 Hold Baggage System 100

7 Bangunan Lain 142

8 Sarana Penunjang 319

9 Jasa Konsultan 31

Total 1,994

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 32

Target Waktu Pembangunan

Diharapkan seluruh proses pembangunan telah dapat diselesaikan pada kuartal awal 2013

sehingga dapat mendukung pelaksanaan KTT APEC di Bali pada tahun 2013.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 33

Rencana Tampak Muka Terminal Internasional Ngurah Rai

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 34

III. BASARNAS

Sarana dan Prasarana yang dimiliki Basarnas merupakan sarana pendukung keselamatan jasa angkutan transportasi dalam hal ini khususnya pelayaran. Oleh karena itu Tim Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI menyempatkan untuk meninjau kesiapan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Basarnas termasuk juga kesiapan personil pendukungnya.

Provinsi Bali mempunyai 1 buah Kansar dan 2 Pos SAR. Untuk operasi pencarian dan pertolongan di laut jajaran SAR memiliki 1 buah kapal 40 m (aluminium) dengan didukung 2 unit Sea Rider.

Jumlah tersebut sangat minim mengingat cakupan wilayah yang diawasi cukup luas khususnya wilayah perairan. Selain itu padatnya penyeberangan Gilimanuk – Banyuwangi dan Padang Bai – Lembar serta banyaknya kegiatan wisata air (Pantai Kuta, Pantai Benoa, Pantai DreamLand, Nusa Dua, Sanur, pantai Lovina juga harus mendapatkan perhatian.

Terkait hal tersebut jajaran Kansar Bali menyampaikan permohonan penambahan kapal dengan panjang lunas minimal 40 meter yang terbuat dari aluminium guna dapat mengcover wilayah-wilayah tersebut. Jenis ini dipilih dengan pertimbangan tingginya ombak di sekitar daerah tersebut sehingga dibutuhkan kapal yang benar-benar mampu dalam menjalankan fungsinya. Juga disampaikan bahwa hingga saat ini belum ada dermaga sandar khusus bagi kapal-kapal SAR.

Dalam kunjungannya Tim Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI menemukan bahwa konsumsi BBM (solar) bagi kapal tersebut relatif banyak. Hal ini menjadi perhatian khusus agar terdapat dana operasional yang mencukupi agar kapal dapat menjalankan fungsinya secara optimal. Tim Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI juga meminta Basarnas untuk memperbanyak pelatihan pencarian dan pertolongan dengan melakukan simulasi keadaan sebenarnya di laut lepas untuk menambah keterampilan dan kecakapan dari personil pendukungnya.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 35

BAB IV

REKOMENDASI

TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR RI

KE PROVINSI BALI

Bidang Ke-PU-AN

Ruas Jalan Nasional Tohpati – Kusamba

1. Mengingat pentingnya jalur jalan Denpasar-Dawan-Tohpati-Kusamba-Padang Bai

terutama dalam menunjang aktifitas di pelabuhan penyeberangan Padang Bai maka

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meminta komitmen Ditjen Bina Marga

Kementerian PU dalam mengalokasikan anggaran APBN pada tahun-tahun

berikutnya dalam rangka perbaikan/peningkatan ruas jalan di rute tersebut.

2. Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meminta agar penyelesaian

perbaikan/peningkatan kualitas jalan di ruas Denpasar-Dawan-Tohpati-Kusamba-

Padang Bai memprioritaskan penyelesaian di salah satu sisi terlebih dahulu (2 lajur)

baru kemudian dilakukan perbaikan/peningkatan kualitas jalan pada ruas lainnya

hingga keempat lajur dapat berfungsi sebagaimana rencana. Hal ini agar pengendara

tidak perlu berpindah-pindah ruas untuk mengoptimalkan waktu tempuh.

3. Guna meminimalisir peristiwa kecelakaan Lalu Lintas utamanya yang disebabkan

oleh kerusakan jalan maka Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meminta

pihak-pihak terkait untuk memasang marka dan rambu jalan serta peringatan di

daerah jalan yang rusak sesuai dengan amanat UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan.

4. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI meminta Kementerian PU berkoordinasi

dengan Instansi dan Pemda setempat terkait untuk memperketat pengawasan dan

penindakan terhadap Kendaraan yang melebihi ambang batas muatan (overload)

guna meminimalisir kerusakan ruas jalan.

Jalan Akses Pelabuhan Tanah Ampo

Agar fungsi dan tujuan pembangunan pelabuhan wisata Tanah Ampo – Kab. Karangasem

dapat tercapai secara optimal, Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meminta

Pemda setempat (berkoordinasi dengan instansi terkait) untuk melakukan pendekatan

kepada masyarakat dalam upaya melakukan pembebasan tanah bagi

peningkatan/perbaikan geometri jalan agar dapat dilalui oleh kendaraan besar.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 36

Fly Over/UnderPass Dewa Ruci

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI mendukung dibangunnya prasarana yang

diperuntukkan sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan di daerah sekitar simpang Dewa

Ruci. Namun demikian Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI berpendapat bahwa

dalam memilih alternatif solusi tersebut harus memperhatikan adat istiadat/kepercayaan

masyarakat setempat. Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI juga berpendapat

bahwa pembangunan solusi tersebut haruslah tidak mengabaikan/mengurangi fungsi dari

LandMark yang telah ada. Untuk itu Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meminta

Ditjen Bina Marga Kementerian PU untuk bersama-sama dengan Pemda setempat,

mereview kembali usulan alternatif yang ada hingga didapat solusi yang memuaskan semua

pihak.

Peningkatan Ruas dan pelebaran jalan Ayana 1 dan 2

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meminta Ditjen Bina Marga Kementerian PU

untuk terus memantau pekerjaan peningkatan Ruas dan Pelebaran jalan Ayana 1 dan Ayana

2 agar dapat diselesaikan sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan sebagai

prasarana pendukung yang cukup vital bagi pelaksanaan Asean Summit 2011 dan Konferensi

APEC 2013.

Jembatan Tanjung Benoa-Serangan

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI berpendapat bahwa perlu adanya kajian ulang

secara menyeluruh baik terhadap urgensi kepentingan dan manfaat jembatan yang

menghubungkan Tanjung Benoa dengan Pulau Serangan dengan disertai kelayakan dari segi

teknis dan ekonomi tanpa mengabaikan peraturan keselamatan dan kelancaran

penerbangan dari dan menuju Bandara Ngurah Rai maupun keselamatan dan kelancaran

pelayaran dari dan menuju pelabuhan Benoa. Bila dari hasil kajian tersebut pembangunan

memang tidak dimungkinkan secara teknis, maka Tim Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI

meminta agar rencana tersebut untuk tidak dilanjutkan karena berpotensi membahayakan

keselamatan penerbangan dan pelayaran.

Bidang Perhubungan

Pelabuhan Laut Benoa dan Pelabuhan Wisata Tanah Ampo

1. Memahami bahwa alur pelayaran dan kolam pelabuhan Benoa mempunyai

kedalaman yang terbatas (maksimal -9 mLWS) maka Tim Kunjungan Kerja Spesifik

Komisi V DPR RI mendorong pengkhususan agar kapal-kapal pesiar bertonase besar

dapat berlabuh di pelabuhan Tanah Ampo di wilayah Karang Asem sedangkan kapal

pesiar yang lebih kecil dapat berlabuh di Pelabuhan Benoa. Tim Kunjungan Kerja

Spesifik Komisi V DPR RI berharap ke depannya Pelabuhan Benoa dapat menonjolkan

fungsinya sebagai pelabuhan perikanan, serta pelabuhan bongkar muat Peti Kemas

dan Kargo guna mengurangi kepadatan di pelabuhan penyeberangan Gilimanuk.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 37

2. Menanggapi usulan pihak pengelola Pelabuhan bagi pengembangan kawasan

pelabuhan sebagai pusat perdagangan khususnya kerajinan pada dasarnya Tim

Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendukung hal tersebut namun disertai catatan

bahwa pengembangan tidak boleh menggunakan/memberatkan anggaran negara.

Pengembangan dapat dilakukan dengan menggunakan investasi pihak swasta sejauh

terjadi perjanjian kerjasama yang saling menguntungkan dan memiliki nilai ekonomis

yang mencukupi (sebagai catatan penumpang yang melalui pelabuhan Laut Benoa

masih relatif sedikit selain itu waktu tunggu di pelabuhan relatif singkat karena

setelah melalui imigrasi biasanya wisatawan langsung menuju ke obyek

wisata/hotel).

Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai

1. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI menilai positif pelayanan yang diberikan di oleh

pengelola Pelabuhan Penyeberangan Padang Bai terhadap pengguna jasa angkutan

penyeberangan. Berdasarkan paparan dari pihak pengelola Pelabuhan

Penyeberangan bahwa rata-rata prosentase penumpang maupun kendaraan baru

berkisar 45-60% maka Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI menilai bahwa

kapasitas sarana dan prasarana yang ada saat ini masih mencukupi guna

mengantisipasi perkembangan minimal 5 tahun mendatang.

2. Terkait permintaan tambahan kapal dari Operator BUMN bagi rute tersebut Tim

Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI berpendapat bahwa angkutan

penyeberangan Padang Bai – Lembar cukup menguntungkan sehingga sebaiknya

diserahkan kepada mekanisme pasar yang terbukti dari banyaknya kapal yang

melayani rute tersebut yang dimiliki oleh pihak swasta (18 dari 20 kapal adalah milik

swasta hanya 2 kapal yang dimiliki oleh BUMN). Penambahan kapal yang

menggunakan alokasi dana Pemerintah sebaiknya hanya diberikan pada rute-rute

perintis yang menuju daerah terpencil/pulau-pulau terluar yang dari sisi ekonomi

kurang/tidak menguntungkan.

Bandara Ngurah Rai

1. Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI mendapati bahwa kapasitas Terminal

Penumpang di Bandara Ngurah Rai baik untuk penerbangan Domestik maupun

penerbangan Internasional sudah tidak memadai lagi karena sudah melebihi

kapasitas rencana (lebih dari 300% kapasitas rencana). Untuk itu Tim Kunjungan

Kerja Komisi V DPR RI mendukung rencana pengembangan dan pembangunan

Terminal Baru dengan catatan sebagai berikut:

a. Kapasitas terminal yang akan dibangun diharapkan dapat mengantisipasi

trend jumlah penumpang pesawat udara minimal selama 15 tahun kedepan

b. Rencana bangunan baik eksterior maupun interior diharapkan dapat

mencerminkan adat istiadat daerah setempat

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 38

c. Adanya integrasi antar moda dan pengaturan yang lebih tertib dan nyaman

bagi kendaraan umum/pribadi antar jemput penumpang Bandara.

d. Meminimalisir gangguan pada saat pelaksanaan masa konstruksi terhadap

jasa angkutan udara yang ada.

e. Memperketat fungsi pengawasan agar pembangunan dapat berjalan sesuai

jadwal sehingga dapat mendukung pelaksanaan Asean Summit 2011 dan

Konferensi APEC 2013.

2. Terhadap keluhan dari penumpang khususnya terkait lambat dan buruknya

pelayanan beberapa maskapai tertentu baik dalam antar-jemput dari Pesawat ke

Terminal Penumpang maupun dalam hal penanganan bagasi, maka Tim Kunjungan

Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meminta pihak Pengelola Bandara Ngurah Rai untuk

berkoordinasi dengan seluruh maskapai yang ada guna meningkatkan pelayanan sisi

darat mereka.

3. Terkait poin 2, Apabila maskapai tersebut tidak memperbaiki kinerja pelayanan

tersebut maka Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI mendorong PT. Angkasa

Pura untuk mengambil alih jenis pelayanan dimaksud dengan melakukan review

terhadap MOU yang ada. Hal ini perlu dilakukan guna menjamin pelayanan yang

prima terhadap pengguna jasa angkutan udara yang berpengaruh langsung kepada

citra bangsa dan negara khususnya di bidang Pariwisata. Selain itu pelayanan antar

jemput pesawat dan bagasi yang cepat juga dapat mengurangi penumpukan

penumpang di Terminal.

III. Basarnas

Mencermati luasnya wilayah kerja SAR khususnya di wilayah perairan Provinsi Bali

serta mengingat kepadatan penyeberangan Gilimanuk-Banyuwangi dan Padang Bai-

Lembar maka Tim Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI mendukung usulan

penambahan kapal SAR untuk mendukung operasi pencarian dan pertolongan di

wilayah tersebut dengan spesifikasi yang mempertimbangkan pula tingginya ombak

dan kuatnya arus laut di daerah tersebut (yang langsung terhubung ke samudera

Hindia).

Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI meminta Basarnas untuk

memperhatikan pula pemeliharaan dan kebutuhan operasional sarana dan

prasarana yang dimiliki khususnya dalam pengalokasian anggaran agar sarana dan

prasarana tersebut dapat berfungsi secara optimal.

Laporan Kunjungan Kerja Spesifik ke Provinsi Bali Halaman 39

BAB V

PENUTUP

Jumlah wisatawan asing yang berlibur ke Bali pada tahun 2009 tercatat sebanyak 2.229.945

wisatawan meningkat sekitar 13,62% dibandingkan tahun 2008 sebesar 1.968.892

wisatawan. Untuk 2010 diperkirakan total jumlah wisatawan mancanegara yang akan

berlibur di sini sejumlah 2,3-2,4 juta wisatawan. Itu berarti sekitar 37% dari total

keseluruhan jumlah wisatawan mancanegara yang mengunjungi Indonesia pada tahun

tersebut (sekitar 6,4 Juta Wisatawan). Jumlah di atas belum ditambah dengan wisatawan

domestik yang masuk baik melalui pelabuhan penyeberangan, bandara maupun pelabuhan

laut.

Pada periode masa Liburan Natal dan Tahun Baru khususnya terjadi lonjakan jumlah

wisatawan baik mancanegara maupun domestik dalam jumlah yang cukup signifikan. Untuk

itu Tim Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI menganggap perlu untuk melakukan peninjauan

secara langsung terkait kesiapan sarana dan prasarana pendukung yang terlibat seperti

jaringan jalan dan jembatan, kesiapan pelabuhan penyeberangan, pelabuhan laut maupun

Bandara setempat dan lain sebagainya.

Terkait hal tersebut, secara umum Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi V DPR RI

berpendapat bahwa persiapan angkutan Natal 2010 dan Tahun Baru 2011 di Provinsi Bali

telah cukup baik. Namun demikian potensi obyek wisata di Bali, sebenarnya masih potensial

untukdikembangkan lebih lanjut. Untuk itu Tim Kunjungan Spesifik Komisi V DPR RI

mendukung sepenuhnya pengembangan sarana dan prasarana pendukung yang diperlukan

melalui alokasi APBN Kementerian terkait khususnya yang menjadi mitra Komisi V DPR RI.

Selanjutnya Tim Kunjungan Kerja Komisi V DPR RI akan menjadikan laporan ini sebagai

masukan bagi Komisi V DPR RI terutama bagi pelaksanaan fungsi Pengawasan dan

Penganggaran DPR RI. Selain itu hasil Kunjungan Kerja ini juga akan diserahkan kepada

Pemerintah untuk dapat ditindaklanjuti terutama dalam melakukan perencanaan

pembangunan dan pemeliharaan serta perbaikan infrastruktur bagi kesejahteraaan rakyat di

Provinsi Bali pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Jakarta, 29 Maret 2011

TIM KUNJUNGAN KERJA SPESIFIK KOMISI V DPR-RI

KE PROVINSI BALI

KETUA,

IR. H. MULYADI