laporan kunjungan kerja komisi vii dpr ri masa … filenusa tenggara barat secara resmi mendapatkan...

20
LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI KE PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT MASA RESES MP V TAHUN SIDANG 2017-2018 KOMISI VII DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA 2018

Upload: phamtuong

Post on 04-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

LAPORAN

KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI

KE PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

MASA RESES MP V

TAHUN SIDANG 2017-2018

KOMISI VII

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT INDONESIA

2018

BAGIAN I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nusa Tenggara Barat secara resmi mendapatkan status sebagai

provinsi sejak tahun 1958 berdasarkan UU No. 64 Tahun 1958 tanggal

14 Agustus 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Swatantra

Tingkat I Bali, NTB dan NTT, dengan Gubernur pertamanya yaitu AR.

Moh. Ruslan Djakraningrat.

Saat ini Provinsi Nusa Tenggara Barat yang beribukota di Mataram,

meliputi 10 Kabupaten/Kota yaitu :

Kabupaten Bima

Kabupaten Dompu

Kabupaten Lombok Barat

Kabupaten Lombok Tengah

Kabupaten Lombok Timur

Kabupaten Lombok Utara

Kabupaten Sumbawa

Kabupaten Sumbawa Barat

Kota Bima

Kota Mataram

Nusa Tengara Barat terdiri dari 2 (dua) Pulau yaitu Pulau Lombok dan

Pulau Sumbawa, dan memiliki luas wilayah 20.153.15 kilometer

persegi dengan jumlah penduduk lebih dari 5 juta jiwa.

Pada tahun 2018 Provinsi NTB menetapkan Target PAD sebesar

1,719 Triliun Rupiah. Lebih tinggi 2% dibandingkan Tahun 2017 yang

tercatat sebesar 1,684 Triliun Rupiah. PAD ini mengkontribusi

sebanyak 37,59% dari APBD, dimana sisanya sebesar 54,52% dari

Dana Perimbangan dan Lain-lain 7,89%.

Dalam Kunjungan Kerja Reses MP V Tahun 2017/2018 ke Provinsi

Nusa Tenggara Barat akan fokus kepada tindak lanjut dari rapat

dengar pendapat Komisi VII DPR RI dengan para Pimpinan Eselon I

Mitra Kerja Komisi VII DPR RI pada tanggal 10-12 Juli 2018 tentang

Evaluasi Program Kerja Semester I/2018 dan Rencana Program Kerja

Semester II/2018 dan implementasinya khususnya yang langsung

terkait Program Kemasyarakatan di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Beberapa hal yang menjadi perhatian Komisi VII DPR RI, antara lain :

1. Pada Kementerian ESDM, perlu dilihat implementasi dari kegiatan

Program Kerja Semester I/2018 dan Rencana Pelaksanaan

Program Kerja khususnya Program Kemasyarakatan yang akan

dilaksanakan di Semester II/ 2018 di Provinsi NTB antara lain ; oleh

DJM berupa Jargas, Mitan-LPG, Konkit Nelayan; oleh DJE berupa

LTSHE, PJU, Biogas; oleh BGL berupa pemasangan Sumur Bor.

2. Juga di Kementerian ESDM pada Tahun 2019, terdapat 13

(tigabelas) arah kebijakan Pemantapan Ketahanan Energi, Pangan

dan Sumber Daya Air yang dicanangkan oleh Kementerian ESDM,

perlu dilihat peta rencana pelaksanaannya di Provinsi Nusa

Tenggara Barat.

3. Pada Kementerian LHK, perlu dilihat implementasi dari kegiatan

Program Kerja Semester I/2018 dan Rencana Pelaksanaan

Program Kerja khususnya Program Kemasyarakatan yang akan

dilaksanakan di Semester II/ 2018 di NTB.

4. Juga di Kementerian LHK pada Tahun 2019, terdapat 3 (tiga) arah

kebijakan yang perlu dilihat peta rencana pelaksanaannya di

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

5. Pada Kementerian Ristek Dikti – Khususnya Fungsi Ristek dan

LPNK perlu dilihat implementasi dari kegiatan Program Kerja

Semester I/2018 dan Rencana Pelaksanaan Program Kerja

khususnya Program Kemasyarakatan yang akan dilaksanakan di

Semester II/ 2018 di Provinsi NTB.

6. Secara spesifik Provinsi NTB tercatat memiliki ratio Elektrifikasi

hingga akhir tahun 2017 telah mencapai 85,10% dan untuk

meningkatkan rasio elektrifikasi, pada tahun 2018, melalui program

listrik desa, PLN berencana melistriki 77 dusun yang ada di Provinsi

Nusa Tenggara Barat sehingga pada akhir tahun 2018 rasio

elektrifikasi mencapai 93,52%.

7. Sementara di Kabupaten Lombok Tengah, terdapat 2 (dua) obyek

yang perlu menjadi perhatian, yaitu :

a) Mulai tahun 2017 juga telah dimulai pembangunan Kawasan

Ekonomi Khusus (KK) Mandalika yang dikelola oleh PT ITDC

– BUMN. Kawasan ini merupakan kawasan untuk industri

agro dan industri Ekowisata. Hal ini juga sangat

membutuhkan dukungan kecukupan energi listrik yang tidak

sedikit.

b) Di Kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Prabu,

Desa Prabu, Pujut, Lombok Tengah ditemukan tambang

emas illegal yang jumlahnya diperkirakan ada lima titik.

Pihak Kepala Desa dan warga desa setempat telah meminta

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah

Lombok agar segera mengambil tindakan tegas. Untuk itu

perlu dilakukan tinjauan atas lokasi ini tentang tindak

penanganannya agar jangan sampai meluas dan berdampak

pada kerusakan lingkungan.

8. Di Lombok Timur terdapat Kawasan konservasi tumbuhan ex-situ

bernama Kebun Raya Lemor yang berada dalam Kawasan hutan

lindung Lemor di Desa Suela, kecamatan Suela, Lombok Timur.

Rencananya Kebun Raya Lemor ini akan di resmikan pada bulan

Agustus 2018 ini. Luas Kawasan ini 130 hektar yang dikembangkan

Bersama antara Dinas Lingkungan Hidup Lombok Timur dan LIPI.

Karena itu kunjungan kerja Komisi VII DPR RI dalam masa reses MP V

Tahun 2017-2018 dibutuhkan dalam rangka memastikan bahwa peran

mitra kerja Komisi VII DPR RI di Provinsi NTB telah dilaksanakan

dengan baik dalam rangka mendukung pemerintah provinsi NTB

mencapai sasaran utama pembangunan yaitu mensejahterakan rakyat

secara adil. Dan juga untuk memastikan bahwa mitra kerja Komisi VII

DPR RI telah mendapatkan dukungan yang optimal baik dari aspek

perijinan dan aspek lainnya, agar program kerja yang telah

direncanakan mitra kerja Komisi VII DPR RI bisa dilaksanakan secara

optimal.

B. Dasar Hukum Kunjungan Kerja

Dasar Hukum pelaksanaan kunjungan kerja masa reses Komisi VII

DPR RI adalah:

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis

Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

2. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor 1

Tahun 2014 tentang Tata Tertib.

3. Keputusan Rapat Internal Komisi VII DPR RI tentang Agenda

Kerja Masa Persidangan V Tahun Sidang 2017-2018.

C. Maksud dan Tujuan Kunjungan Kerja

Maksud diadakannya Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi

Nusa Tenggara Barat adalah dalam rangka menyerap aspirasi dan

melihat secara langsung perkembangan di daerah khususnya

pengelolaan energi dan sumber daya mineral, lingkungan hidup serta

riset dan teknologi.

Adapun tujuan kunjungan kerja ini, ingin mendapatkan informasi terkini

dan masalah yang dihadapi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat

serta dukungan dan solusi yang telah dan akan dilaksanakan oleh

mitra kerja Komisi VII DPR RI terkait bidang energi dan sumber daya

mineral, distribusi dan harga BBM dan Gas, kelistrikan, lingkungan

hidup serta riset dan teknologi, Untuk itulah kami dari Komisi VII DPR

RI pada kesempatan kali ini ingin mendapatkan informasi dan

penjelasan dari seluruh stakeholders terkait, yaitu :

1. Pandangan dan penjelasan dari Gubernur Provinsi Nusa Tenggara

Barat terkait beberapa hal yang kami sampaikan di atas, dan

sejauh mana peran yang telah dilaksanakan para mitra Komisi VII

DPR RI di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang kita cintai ini; pada

bidang energi, migas, ristek dan lingkungan hidup, serta kondisi

terkini atas ketersediaan listrik, BBM dan Gas di Provinsi Nusa

Tenggara Barat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan

masyarakat.

2. Penjelasan dari Kementerian Ristek Dikti dan Para Kepala LPNK,

yang tentang kondisi, langkah dan koodinasi yang telah dan akan

dilaksanakan terkait hasil riset yang bisa dimanfaatkan di Provinsi

NTB ini dalam rangka mendukung pengelolaan sumber daya alam

demi meningkatkan kesejahteraan rakyat

3. Penjelasan dari Direktur Jendral Migas Kementerian ESDM dan

atau SKK Migas tentang data potensi migas (hidrokarbon) yang

telah teridentifikasi dan mungkin untuk dikembangkan baik secara

teknis maupun keekonomian.

4. Paparan Direktur Jendral Ketenagalistrikan, Kementerian ESDM

dan PT PLN (Persero) tentang langkah yang telah dan akan

dilaksanakan terkait pengembangan sektor ketenagalistrikan dalam

rangka peningkatan ratio elektrifikasi buat masyarakat rumah

tangga maupun kecukupan sumber listrik dalam rangka

peningkatan industri di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

5. Paparan dari BPH Migas dan PT Pertamina (Persero) tentang

langkah yang telah dan akan dilaksanakan terkait pemenuhan

sektor BBM dan kecukupan Gas baik bagi rumah tangga dan

industri di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini.

6. Paparan dari Kementerian LHK tentang kondisi dan fungsi hutan di

Provinsi NTB yang tercatat dengan luas lebih dari 1 juta hektar dan

langkah yang telah dan akan dilaksanakan terkait penanganan

kelestarian lingkungan hidup di Provinsi Nusa Tenggara Barat dan

langkah-langkah pencegahan dan atau program yang telah

dipersiapkan oleh Kementerian LHK.

7. Kendala Mitra Kerja Komisi VII DPR RI yang dihadapi di Provinsi

Nusa Tenggara ini dalam kerangka melaksanakan program baik

kendala legislasi, kebijakan atau teknis lainnya di Provinsi NTB

yang kita hormati dan cintai bersama.

D. Waktu dan Lokasi Kegiatan Kunjungan Kerja

Waktu kunjungan kerja masa reses Komisi VII DPR RI dilaksanakan

pada tanggal 30 Juli – 3 Agustus 2018 dengan lokasi kunjungan ke

Provinsi Nusa Tenggara Barat.

E. Sasaran dan Hasil Kegiatan Kunjungan Kerja

Sasaran dari kegiatan kunjungan kerja Komisi VII DPR RI ke Provinsi

Nusa Tenggara Barat adalah melihat langsung untuk memperoleh

informasi terkait dengan bidang Energi dan Sumberdaya Mineral

(ESDM), Lingkungan Hidup (LH), serta Riset dan Teknologi (RISTEK)

serta ketenagalistrikan, agar bisa menjadi rekomendasi untuk

ditindaklanjuti dalam rapat-rapat Komisi VII DPR RI dengan mitra

terkait, khususnya dalam melaksanakan fungsi legislasi, pengawasan

dan anggaran.

F. Anggota Tim Kunjungan Kerja

Kunjungan kerja ini diikuti oleh Anggota Komisi VII DPR RI, yang

merupakan representasi dari tiap-tiap fraksi, sebagaimana terlampir di

bawah ini :

DAFTAR NAMA ANGGOTA

TIM KUNJUNGAN KERJA KOMISI VII DPR RI

KE PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

RESES MASA PERSIDANGAN V TAHUN SIDANG 2017-2018

TANGGAL 30 Juli s/d 3 Agustus 2018

NO. NAMA NO.

ANGG.

FRAKSI JABATAN

1. H. Gus Irawan Pasaribu, SE. Ak, MM, CA A-327 Gerindra KETUA TIM

2. Syaikul Islam Ali, Lc, M.Sos A-63 PKB WAKIL KETUA TIM

3. Dony Maryadi Oekon A-167 PDIP ANGGOTA

4. Ir. H. Daryatmo Mardiyanto A-170 PDIP ANGGOTA

5. Mercy Criesty Barends, ST A-228 PDIP ANGGOTA

6. Dr. Ir. H. Fadel Muhammad A-317 Golkar ANGGOTA

7. Ivan Doly Gultom A-252 Golkar ANGGOTA

8. Bambang Hariyadi, SE A-367 Gerindra ANGGOTA

9. Aryo P.S. Djojohadikusumo A-342 Gerindra ANGGOTA

10. Eko Wijaya A-411 Demokrat ANGGOTA

11. Bara Hasibuan, MA A-500 PAN ANGGOTA

12. Dr. Ir. Hj. Andi Yuliani Paris, M.Sc A-502 PAN ANGGOTA

13. Ir. H. Tifatul Sembiring A-85 PKS ANGGOTA

14. H. Ahmad Farial A-517 PPP ANGGOTA

15. H. Abdul Halim, SH A-533 PPP ANGGOTA

16. Dr. Kurtubi, SE, M.Sp, M.Sc A-26 Nasdem ANGGOTA

17. dr. Ari Yusnita A-31 Nasdem ANGGOTA

18. Dra. Nanik Herry Murti Sekretaris Tim

19. Semiyati, SE Sekretaris Tim

20. Khairunisa Sekretaris Tim

21. Doddy Sylviadi Tenaga Ahli

22. Dewi Ayu Lestari TV Parlemen

23. Muhammad Husen Media Cetak dan Medsos

BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN KUNJUNGAN KERJA

A. Kunjungan Lapangan ke Kebun Raya Lemor Lombok Timur dan

Kunjungan Langsung ke Kantor Kecamatan Sembilun, Lombok

Timur yang terdampak Gempa.

Sebelum ke Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat, Tim Kunjungan

Kerja Komisi VII DPR RI lebih dahulu Kebun Raya Lemor ini akan di

resmikan pada bulan Agustus 2018 ini. Luas Kawasan ini 130 hektar

yang dikembangkan Bersama antara Dinas Lingkungan Hidup Lombok

Timur dan LIPI. Kebun Raya Lemor ini akan di resmikan pada bulan

Agustus 2018 ini. Di samping itu, Tim Kunjungan Kerja juga

melaksanakan kegiatan kunjungan langsung ke kecamatan akibat

Gempa yang terjadi pada Minggu 29 Juli 2019 jam 06.47 di Lombok,

yaitu ke kecamatan Sembilun – Lombok Timur.

B. Pertemuan dengan Gubernur Nusa Tenggara Barat dan Mitra

Kerja Komisi VII DPR RI

Dalam pertemuan di Kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat pada

tanggal 31 Juli 2018 ini, Tim Kunjungan Komisi VII DPR RI diterima

oleh Wakil Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Barat, unsur Muspida

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Mitra Kerja Komisi VII

DPR RI yaitu dari Kementerian ESDM, LHK, Ristek Dikti, SKK Migas,

BPH Migas. PT Pertamina (Persero), PT PLN (Persero) serta

beberapa LPNK yaitu BATAN, LIPI, dengan hasil yang dibahas

sebagai berikut :

1) Paparan dan ekspektasi Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara

Barat yang disampaikan oleh Wakil Gubernur Provinsi Nusa

Tenggara Barat, antara lain :

a) Di Nusa Tenggara Barat saat ini sedang giat

melaksanakan kegiatan pembangunan di berbagai

sektor, namun demikian pada saat ini NTB sedang

dilanda musibah yaitu terjadinya gempa bumi dengan

kekuatan 6,7 skala richter yang berdampak pada adanya

korban jiwa dan kerusakan harta benda. Juga pada saat

ini di gunung rinjani masih terdapat sekitar 500an

wisatawan yang masih terjebak dan belum bisa turun.

b) Diharapkan bahwa kunjungan kerja ini mampu menyerap

aspirasi masyarakat daerah dan mampu menjembatani

berbagai hal dan kendala terkait regulasi dan kebijakan

antara pemerintah pusat dan daerah dalam rangka

mewujudkan tujuan pembangunan yaitu

mensejahterakan masyarakat.

c) Kondisi kelistrikan pada tahun 2017 telah berhasil

mencapai ratio elektrifikasi 85,10% untuk 1,3 juta rumah

tangga. Disadari oleh Pemrov NTB bahwa dalam upaya

pemenuhan dan peningkatan pemenuhan sektor energi

ini, masih terdapat kendala di lapangan. Oleh karena ini

diharapkan adanya koordinasi dan sinkronisasi antara

kementerian dan sektor terkait lainnya.

d) Ada kendala lain yang disampaikan Pemerintah Provinsi

Nusa Tenggara Barat, diantaranya :

Kewenangan pengelolaan kawasan hutan

Proyek EBTKE yang rusak dan terbengkalai

karena belum diserahkannya asset kepada

pemprov

Pengembangan sektor wisata yang perlu

dukungan berbagai pihak

2) Penjelasan Mitra Kerja atas permasalahan yang dihadapi dan

aspirasi masyarakat di Provinsi Nusa Tenggara Barat, sebagai

berikut :

a) Tentang Kelistrikan

Secara garis besar PT PLN (Persero) menyampaikan 4

(empat) hal yang menjadi fokus paparan terkait

ketenagalistrikan di Provinsi Nusa Tenggara Barat ini,

yaitu :

Wilayah Pengusahaan PLN NTB

Sistim Kelistrikan NTB Eksisting

Beban Puncak Tertinggi 2018 dan Beban Harian

Ratio Elektrifikasi sampai Juni 2018

Rencana Pembangkit EBT NTB 2018-2027

b) Tentang Migas

Penjelasan Ditjen Migas.

Ada 3 (tiga) hal utama yang disampaikan oleh

Ditjen Migas Kementerian ESDM pada saat

pertemuan ini, yaitu :

Rencana Konversi Minyak Tanah ke LPG

Rencana Konversi BBM ke BBG untuk Nelayan

Penjelasan SKK Migas

Ada 2 (dua) hal yang disampaikan oleh SKK

Migas, yakni :

Capaian Hulu Migas Semester I/2018

Tidak ada temuan hidrokarbon dan WK di NTB

Penjelasan BPH Migas

Terdapat 2 (dua) hal yang disampaikan BPH

Migas, yaitu :

Realisasi vs Kuota BBM Tertentu 2018

Realisasi vs Kuota BBM Penugasan 2016-2018

Penjelasan PT Pertamina (Persero)

Di provinsi NTB terdapat TBBM yang dimiliki PT

Pertamina (Persero) yaitu TBBM Ampenan, TBBM

Bima dan TBBM Badas. Dalam konteks

ketersedian BBM dan Gas, PT Pertamina

(Persero) menyampaikan 3 (tiga) hal, yaitu :

Jaringan supplai BBM dan LPG

Target konversi Minyak Tanah 2018

Progres Pembangunan Depot LPG

c) Tentang Lingkungan Hidup.

Pada saat kunjungan kerja ini, Tim Komisi VII DPR RI

telah melihat secara langsung kegiatan penambangan

emas ilegal atau bisa disebut PETI (penambangan emas

tanpa ijin) di area Gunung Prabu di Desa Prabu, Pujut,

Lombok Tengah dengan perkiraan produksi lebih dari

600 ton setahun. Dari pihak LHK saat ini sedang

dilaksanakan kajian dampak lingkungan yang ditimbulkan

dan akan menyampaikan progresnya kepada Komisi VII

DPR RI lebih lanjut.

d) Tentang Ristek.

Kementerian Ristek Dikti dan LPNK yang hadir dalam

pertemuan ini secara garis besar menyampaikan telah

dilaksanakan program ristek yang bersinggungan

langsung untuk kepentingan masyarakat di NTB dan

pada kesempatan ini dilaksanakan pemberian secara

simbolis kepada masyarakat dan pemerintah provinsi

NTB, yaitu :

Pemberian beasiswa kepada 3 (tiga) orang

mahasiswa Universitas Mataram melalui Program

Bidik Misi

Pemberian Ijin pemanfaatan tenaga nuklir di

bidang medis dan pertambangan

Pemberian bibit padi unggul Si Denuk

Juga pada kesempatan ini, pihak BATAN menjelaskan

bahwa dari hasil penelitian yang dilakukan untuk

mengidentifikasi potensi pemanfaatan tenaga nuklir di

NTB masih belum bisa dilaksanakan karena faktor teknis.

Untuk itu pihak BATAN masih terbuka untuk melakukan

review dan mendapat masukan untuk memastikan

adanya potensi nuklir yang bisa di manfaatkan di Provinsi

NTB.

BAB III

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. KESIMPULAN

1) PT PLN (Persero) telah berhasil meningkatkan ratio elektrifikasi

di tahun 2017 di angka 85,10% dan diharapkan akan meningkat

sampai angka 95% di tahun 2018.

2) PT Pertamina (Persero) diharapkan dapat menyelesaikan

proyek pembangunan Depot LPG dalam upaya menggeliatkan

potensi industri di provinsi NTB

3) Khusus untuk illegal mining emas, pihak LHK akan

menyampaikan hasil penelitian dampak lingkungan akibat

kegiatan penambangan emas ilegal di area Gunung Prabu di

Desa Prabu, Pujut, Lombok Tengah dan mengkoordinasikan

dengan ESDM dan pihak Pemda Provinsi NTB.

B. REKOMENDASI

Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, Komisi VII DPR RI akan

mengagendakan tindak lanjut melalui rapat rapat dengan mitra kerja

dan institusi terkait dalam masa persidangan berikut.

Demikian Laporan Kegiatan Kunjungan Kerja Komisi VII DPR RI ke

Provinsi Nusa Tenggara Barat disampaikan, dengan harapan dapat

memberikan manfaat bagi seluruh stakeholder.

Jakarta, 6 Agustus 2018

Ketua Tim Kunjungan Kerja Komisi VII

H. Gus Irawan Pasaribu, SE.Ak, MM, CA