laporan konstruksi kapal

37
KONSTRUKSI KAPAL ( MIDSHIP SECTION ) OLEH : SOFYAN HANANDIS D 331 10 266 JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

Upload: sofyanhanandistutu

Post on 06-Aug-2015

1.002 views

Category:

Documents


14 download

DESCRIPTION

laporan lengkap

TRANSCRIPT

Page 1: laporan konstruksi kapal

KONSTRUKSI KAPAL

( MIDSHIP SECTION )

OLEH :

SOFYAN HANANDIS

D 331 10 266

JURUSAN PERKAPALAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2012

Page 2: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

DAFTAR ISI

PENGANTAR

BAB I : PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

I.2 Rumusan Masalah

I.3. Batasan Masalah

I.4. Maksud dan tujuan

I.5. Sistematika Penulisan

BAB II : LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Konstruksi

II.2 Macam-Macam Sistem Konstruksi

II.3 Elemen Konstruksi pada Midship Section

II.4 Konstruksi Alas Tunggal dan Konstruksi Alas Ganda

II.5 Bukaan Kulit (Shell Expantion Plan)

II.6 Cara Penggambaran Bukaan Kulit

II.7 Elemen-elemen pada konstruksi profile

II.8 Cara penggambaran kontruksi profile

BAB III : PENYAJIAN DATA

III.1. Ukuran Pokok Kapal

III.2. Perhitungan Koefisien dan Radius Bilga

III.3. Perhitungan Luasan dan Volume

BAB IV : PEMBAHASAN

Page 3: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 IV.1. Perhitungan Beban yang Bekerja Pada Kapal

IV.2. Perhitungan Konstruksi Pelat

IV.3. Perhitungan Konstruksi Alas

IV.4. Perhitungan Konstruksi Gading - Gading

IV.5. Perhitungan Konstruksi Geladak, Stiffener, dan Ambang

Palka

IV.6. Perhitungan Konstruksi Bukaan Kulit

IV.7. Perhitungan Tangki - Tangki

IV.8. Perhitungan Pelengkap

BAB V : PENUTUP

V.1. Kesimpulan

V.2. Saran – Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Midship Section

Page 4: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena dengan

limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kita masih dapat melakukan aktivitas

seperti biasanya dan dengan kekuatan darinyalah Penyusun dapat menyelesaikan

tugas laporan mata kuliah konstruksi kapal ini tepat pada waktunya.

Penyusun menyadari bahwa penyelesaian tugas laporan serta gambar ini

penuh dengan tantangan dan hambatan karena itu merupakan suatu kebanggaan bagi

penyusun sendiri telah mampu menyelesaikannya dengan baik walaupun di sadari

maupun tidak terdapat hal-hal yang bertentangan sebagai mana mestinya,karena itu

melalui kesempatan ini penyusun memohon maaf atas segala kehilafan yang

dilakukan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya penyusun haturkan

kepada dosen pengasuh mata kuliah Konstruksi kapal atas bimbingannya semoga

Allah membalas semua ilmu yang telah diajarkan dan kepada asisten, senior, dan

teman-teman mahasiswa jurusan perkapalan yang telah membantu hingga

terselesaikanya tugas-tugas mata kuliah Konstruksi Kapal dengan sebaik-baiknya.

Tidak kalah pentingnya adalah “tiada gading yang tak retak” tentunya tugas

yang penyusun kerjakan ini masih banyak kekurangan baik dalam hal laporan

maupun cara penggambaranya baik itu secara sengaja maupun secara tidak sengaja.

Olehnya itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi

perbaikan tugas-tugas selanjutnya.

Harapan penyusun, kiranya laporan tugas mata kuliah konstruksi kapal ini

dapat memenuhi fungsi sebagaimana yang kita harapkan bersama.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, Juni 2012

Hormat saya,

Penyusun

Page 5: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak dahulu kala jasa transportasi laut sudah diketahui dan dimanfaatkan

oleh manusia. Terbukti dengan berhasilnya nenek moyang kita dimasa lampau yang

berhasil menjelajahi dunia dengan menggunakan perahu Pinisi yang fasilitasnya

sangat terbatas. Demikian pula untuk perkembangan di bidang perdagangan,

penggunaan kapal laut juga sangat berperan karena selain lebih murah, kapasitas

muatannya juga lebih besar dan banyak kelebihan lainnya.

Kebutuhan akan alat transportasi laut yang antara lain kapal laut semakin

besar seiring dangan semakin ketatnya persaingan di bidang ekonomi, sosial, politik,

dan pertahanan dan keamanan. Untuk itu kita termotifasi untuk merancang dan

membuat kapal-kapal yang dalam pengoprasiannya layak teknis, ekonomis serta

mampu bersaing dengan kapal-kapal yang dihasilkan Negara lain.Sehingga dalam

perencanaan sebuah kapal,kita harus merencanakan konstriksinya juga.

Pengertian konstruksi dalam kaitannya dengan disiplin ilmu perkapalan adalah

bagaimana suatu kapal dibangun sesuai dengan urutan-urutannya, serta bagaimana

hubungan dari bagian-bagian dari kapal serta bagaimana cara penyambungannya.

Dalam pembangunan suatu kapal, diperlukan beberapa faktor yang harus

diperhatikan. Selain perencanaan bentuk dan karakteristik badan kapal, juga

perencanaan kekuatan dan susunan kapal itu sendiri. Konstruksi kapal pada

umumnya teridri dari dua bagian utama, yaitu badan kapal dan bangunan atas kapal

atau rumah geladak.

Pada dasarnya proses penggambaran konstruksi ini dapat dilakukan dengan tiga

macam cara, yakni sistem konstruksi melintang, sistem konstruksi memanjang dan

sistem konstruksi kombinasi. Penggambaran yang akan dilakukan disini adalah

penggambaran terhadap bagian midship, detail, potongan, bukaan kulit, dan profile.

Pada umumnya konstruksi dari badan kapal, terdiri dari lambung kanan, dasar dan

atau beberapa geladak. Sedangkan bangunan atas kapal atau rumah geladak adalah

Page 6: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 bangunan tambahan yang terletak di bagian atas badan kapal. Bangunan atas yang

terletak di sebelah depan kapal, dimulai dari linggi muka disebut forecastle,

sedangkan bangunan atas yang terletak di tengah adalah bridge dan yang di belakang

disebut poop.

Fungsi dari penggambaran konstruksi ini adalah antara lain untuk memudahkan

dalam proses pembangunan suatu type kapal karena memberikan petunjuk urutan-

urutan pembangunan dan cara penyambungan dengan memperlihatkan penampang

dari pelat-pelat dan ukuran dari tiap lajur pelat, serta menggambarkan letak dari

seluruh lubang atau bukaan pada lambung kapal.

1.2 Rumusan Masalah

Perencanaan suatu kapal mempunyai beberapa tahapan pengerjaan. Kapal sebagai

sarana transportasi, selain mengalami beban muatan juga mengalami beban

konstruksinya sendiri. Permasalahan yang akan dihadapi disini adalah bagaimana

merencanakan konstruksi untuk suatu kapal General cargo yang dapat memikul

beban yang dialami oleh kapal itu sendiri, sehingga kapal tersebut layak teknis.

1.3 Batasan Masalah

Untuk mencapai tujuan pembuatan tugas ini maka masalah yang dibahas akan

dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Type kapal, yakni kapal Chargo Ship

2. Elemen bentuk pada konstruksi

3. Bukaan kulit

Dari permasalahan yang ada, akan di titik beratkan pada :

Penggambaran penampang tengah kapal dan perhitungan-perhitungan yang

relevan dalam penggambaran penampang tengah kapal. Dan penggambaran

bukaan kulit.

Page 7: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 1.4 Maksud dan tujuan

Tugas mata kuliah kontruksi kapal satu ini mempunyai tujuan dan maksud antara

lain ;

1. Mengetahui ukuran konstruksi yang dapat menahan beban yang dialami

oleh kapal.

2. Berfungsi sebagai pedoman / petunjuk dalam pembangunan kapal.

3. Mengetahui berat baja yang diperlukan kapal

4. Mahasiswa mampu merencanakan elemen-elemen yang disebut diatas

berdasarkan rumus yang ada, kemudian mampu menggambarkannya.

5. Mahasiswa mampu menyusun hasil kerjanya dalam bentuk laporan.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan mencakup latar belakang dari pembuatan laporan, rumusan

masalah yang spesifik terfokus pada kapal tertentu, batasan masalah yang

mencakup perhitungan dan penggambaran midship, shell ekspansion,

maksud dan tujuan penulisan laporan ini, serta sistematika penulisan

BAB II LANDASAN TEORI

Membahas pengertian konstruksi, Macam-macam konstruksi kapal,

elemen konstruksi kapal pada penampang tengah kapal, konstruksi alas

tunggal dan alas ganda, bukaan kulit serta cara penggambaran bukaan

kulit, serta cara penggambarannaya.

BAB III PENYAJIAN DATA

Menyajikan ukuran utama data kapal yang akan diolah serta kerangka

pemikirannya.

BAB IV PEMBAHASAN

Page 8: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 Meliputi perhitungan beban yang bekerja pada kapal, perhitungan

konstruksi plat kapal, perhitungan konstruksi gading-gading serta

perhitungan konstrusi geladak, stay ambang palka, sekat-sekat, luas

tangki-tangki,dan perhitungan tambahan lainnya.

BAB V PENUTUP

Penutup ini berisikan kesimpulan dan saran-saran.

Page 9: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 BAB II

LANDASAN TEORI

II.1 Pengertian Konstruksi

Konstruksi secara umum berarti komponen-komponen suatu bangunan yang

mendukung suatu bangunan yang mendukung suatu desain. Dalam bidang

perkapalan, konstruksi kapal merupakan susunan komponen-komponen pada

bangunan kapal yang mana terdiri dari badan kapal beserta bangunan atas (super

structure). Bangunan atas ( super structure ) adalah bangunan diatas deck yang

meliputi seluruh lebar kapal, panjangnya adalah sebagian panjang geladak, dan ada

pula sepanjang geladak.bangunan atas pada bagian buritan adalah poopdeck, dan

bagian haluan adalah fore castle deck yang terletak diatas bangunan geladak utama.

Bidang konstruksi yang membagi badan kapal dalam ruangan pada arah

tingginya disebut geladak. Geladak yang memanjang seluruh arah kapal dan dari

lambung kiri dan kanan disebut geladak penuh. Bidang konstruksi yang membagi

badan kapal pada arah melintang dan memanjang disebut sekat melintang dan

memanjang.

Ruangan yang terletak diantara dua geladak disebut ruang antara geladak

(tweendeck ). Ruangan dibawah geladak yang terbawah disebut ruang palka. Untuk

pemuatan barang pada ruang palka dan tweendeck, pada geladak dibuat lubang yang

disebut lubang palka ( hatchway ). Lubang dibatasi dengan dinding vertikal yang

disebut ambang palka (hatccoaming ). Pada tepi geladak dipasang kubu-kubu yang

berfungsi untuk melindungi jatuhnya orang keluar dari kapal dan menghindari

limpahnya air laut ke geladak pada waktu air laut berombak. Untuk mengalirkan air

laut yang melimpah ke geladak, pada kubu-kubu dibuat lubang pada bagian bawah

yang disebut lubang pembebasan (freeing ports ). Pada geladak-geladak yang lebih

diatas, tepatnya kubu-kubu diganti pagar yang berupa pipa- pipa dan bilah-bilah pelat.

II.2 Macam-Macam Sistem Konstruksi

Page 10: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 Pada dasar badan kapal terdiri dari komponen-komponen konstruksi yang

letaknya arah melintang dan memanjang. Dalam menyusun komponen-komponen

di atas menjadi konstruksi badan kapal secara keseluruhan dikenal beberapa cara

yang biasa dipakai dalam praktek antar lain:

A. Sistem Rangka Konstruksi Melintang

Sistem rangka konstruksi melintang ialah merupakan konstruksi dimana

beban yang bekerja pada konstruksi diterima oleh pelat kulit dan balok-

balok memanjang dari kapal dengan pertolongan balok-balok yang

terletak melintang kapal. Fungsi balok-balok memanjang adalah:

1. Menjamin kestabilan bentuk lengkungan balok-balok melintang utama

2. Untuk pembagian gaya yang terpusat pada beberapa balok melintang

utama yang berdekatan

Kebaikan dari rangka konstruksi melintang:

1. Menghasilkan konstruksi yang sederhana

2. Mudah dalam pembangunannya

3. Kekuatan melintang kapal baik sekali dengan adanya gading-gading

utama

4. Jumlah dinding sekat melintang diperkecil

5. Memperkecil ruang palka

6. Mempergunakan ruang palka dengan baik

Kejelekan dai sistem rangka konstruksi melintang:

1. Modulus penampang melintang kapal adalah kecil dimana balok-balok

memanjang hanyalah pelat geladak, dasar ganda dan kulit dasar serta

penumpu tengah yang tak terpotong dan penumpu geladak.

2. Kestabilan dari pelat kulit lebih kecil.

3. Sistem konstruksi ini hanya dipakai pada kapal-kapal yang pendek

dimana kekuatan memanjang kapal sebagai akibat momen lengkung

kapal tidak besar dan tidak begitu berbahaya.

B. Sistem Rangka Konstruksi Memanjang

Page 11: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 Sistem konstruksi rangka memanjang ialah konstruksi dimana padanya

bekerja beban yang diterima oleh rangka konstruksi dan diuraikan pada

hubungan-hubungan kaku melintang kapal dengan pertolongan balok-

balok memanjang.

Kebaikan dari sistem rangka konstruksi memanjang ialah:

1. Dengan adanya balok-balok memanjang yang tidak terpotong akan

memperbesar modulus penampang melintang kapal.

2. Dengan melekatnya balok-balok memanjang pada pelat dasar ganda

berarti akan lebih kaku konstruksi-konstruksi tersebut serta

memperbesar kestabilannya.

Kejelekan dari sistem rangka konstruksi memanjang ialah:

1. Mengharuskan membuat dinding sekat melintang yang banyak pada

kapal.

2. Memperbesar jumlah lubang palka.

3. Mempersatukan operasi pemuatan dan pembongkaran barang.

4. Sulit mengangkat barang-barang berukuran besar.

C. Sistem rangka konstruksi kombinasi.

Mengingat akan kekurangan-kekurangan pada sistem konstruksi

melintang maka timbul pemakaian sistem rangka konstruksi kombinasi.

Sistem rangka konstruksi kombinasi ialah gabungan dari sistem rangka

konstruksi melintang dan sistem rangka konstruksi memanjang.

II.3. Elemen Konstruksi pada Midship Section

1. Wrang

Merupakan bagian konstruksi kapal yang menggunakan konstruksi alas

ganda (double bottom) berupa pelat yang melintang sepanjang lebar kapal.

Ada tiga jenis wrang yaitu wrang pelat(solid floor), wrang terbuka(open

floor), dan wrang kedap air (water tight floor). Wrang sangat berguna dalam

menambah kekuatan melintang kapal

2. Lubang Manusia (man hole)

Page 12: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 Merupakan elemen konstruksi yang banyak dijumpai pada jenis wrang

pelat(solid floor). Pemasangan man hole atau lubang manusia pada alas

ganda berguna untuk tempat jalannya pekerja pada waktu pengelasan dan

pemeriksaan alas kapal. Bentuk man hole adalah bulat atau lonjong dan

dibuat secukupnya agar orang bisa masuk dan keluar lewat man hole.

3. Lubang Pembebasan (lightening Hole)

Merupakan elemen konstruksi yang banyak dijumpai pada kapal yang

memiliki konstruksi alas ganda dan jenis wrang terbuka. Lubang

pembebasan yang berbentuk lingkaran berfungsi sebagai peringan pada

konstruksi dasar ganda.

4. Penumpu Utama (centre girder)

Merupakan pelat penumpu yang terletak vertikal pada bagian tengah

konstruksi alas. Berfungsi agar di dalam ruang dasar ganda dapat

dilaksanakan pekerjaan pada pembuatan, reparasi kapal, ketika kapal kandas

pada dasar perairan dan terjadi pada pelat kulit, dasar sedapat mungkin

dihindarkan dari kerusakan.

5. Penumpu Samping (side girder)

Bentuknya vertikal merupakan pelat penumpu yang terletak dikiri dan kana

center girder (penumpu tengah) dimana bersama-sama center girder

menambah kekuatan memanjang kapal dan ikut mengambil bagian pada

lengkungan kapal.

6. Gading Besar (web frame)

Membentuk profil T, merupakan penegar-penegar sebagai penguat pelat

lambung. Web frame berfungsi sebagai penerus gaya-gaya atau beban yang

diterima oleh pelat sisi untuk disalurkan ke konstruksi dasar, terutama pada

sistem rangka konstruksi melintang.

7. Gading Utama (main frame)

Page 13: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 Berbentuk profil L, sebagai penguat pelat lambung sisi kapal dalam arah

melintang.

8. Gading Alas (bottom frame)

Merupakan kelanjutan dari gading utama, maka profilnya adalah profil L,

dipasang pada pelat alas. Jadi gading alas berfungsi untuk menumpu beban

yang diterima pelat alas.

9. Gading Balik (reverse frame)

Merupakan kelanjutan dari gading-gading utama. Bentuk profilnya adalah

profil L, gading balik diletakkan pada pelat alas dalam (inner bottom).

Gading balik berfungsi untuk menumpu beban yang bekerja pada alas

dalam.

10. Balok Geladak

Balok geladak dipasang pada tiap jarak gading-gading. Ada dua cara

pemasangan balok geladak:

1. Arah melintang

Pemasangan balok geladak arah melintang berfungsi agar:

a. Gading-gading dapat lebih berfungsi sebagai penguat melintang dari

gading-gading sehingga tidak melengkung ke arah dalam atau ke arah

luar akibat adanya tekanan air atau gaya-gaya lain yang bekerja pada

sisi kapal.

b. Menahan geladak sebanyak mungkin beserta muatan diatasnya, dalam

hal ini balok geladak harus cukup teger agar tidak melentur ke bawah.

2. Arah memanjang

Pemasangan balok geladak secara memanjang berfungsi untuk:

a. Penguatan memanjang, sehingga kekakuan seluruh strukturkapal

bertambah.

b. Menyangga geladak sebnyak mungkin serta muatan diatasnya,

sehingga balok geladak memiliki ketegaran yang cukup.

Page 14: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 11. Penumpu Geladak

Berbentuk profil T, terletak pada pelat geladak dan berfungsi untuk

menumpu geladak.

12. Bracket

Merupakan pelat siku yang berfungsi sebagai penguat sambungan antara

dua elemen konstruksi, misalnya digunakan pada sambungan antara balok

geladak dengan gading besar(web Frame) atau dengan gading utama(main

Frame).

13. Pelat Kulit

Terletak pada bagian terluar kapal yang membungkus gading-gading dimana

berfungsi sebagai:

a. Melindungi ruangan-ruangan kapal dari air laut.

b. Menahan tekanan air laut yang tegak lurus lambung kapal

c. Menahan gaya-gaya lengkungan dan puntiran yang timbul dalam

pelayaran

d. Menahan beban-beban setepat, antara lain : pada waktu peluncuran

kapal, benturan-benturan dengan kapal lain, dan pukulan ombak di

haluan kapal.

14. Lunas

Lunas ialah balok memanjang di dasar kapal yang terletak pada bidang

memanjang kapal, antara linggi haluan dan linggi buritan sepanjang kapal.

Lunas merupakan bagian konstruksi terpenting pada suatu kapal, bersama-

sama dengan lunas dalam pelat antar lunas.

15. Lunas Bilga

Lunas bilga adalah bagian konstruksi yang bebentuk sirip yang dipasang

pada bilga kapal yang dipasang memanjang pada daerah bilga kapal,

Page 15: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 sepanjang seperdua sampai duapertiga panjang kapal. Berfungsi sebagai

“anti rolling device” (alat untuk mengurangi keolengan kapal).

16. Kubu-kubu (bulkwark)

Kubu-kubu merupakan pagar pada tepi kapal yang berfungsi menjaga

keselamatan penumpang dan awak kapal serta melindungi barang-barang

diatas geladak agar tidak jatuh ke dalam laut pada saat kapal mengalami

oleng.

17. Geladak

Geladak disamping berfungsi untuk kekedapan kapal juga melindungi

barang- barang muatan dan ruangan tempat tinggal anak buah kapal serta

penumpang, selanjutnya geladak juga berfungsi menambah kekuatan

memanjang kpal.

18. Ambang Palka

Ambang palka adalah lubang pada geladak kapal yang berfungsi sebagai

tempat masuk keluarnya muatan ke ruang muat dan juga berfungsi

menjamin kelancaran bongkar muat.

19. Penutup Palka (hatchway beam)

Penutup palka adalah kayu atau metal ringan atau baja yang menutup

ambang palka yang mana berfungsi untuk melindungi muatan.

II.4 Konstruksi Alas Tunggal dan Konstruksi Alas Ganda

1. Konstruksi alas tunggal (single bottom)

Rangka dasar dari konstruksi alas tunggal terdiri dari balok

melintang kapal dan balok-balok memanjang yaitu : Lunas pada tengah

yang terletak pada bidang memanjang tengah kapal dan lunas dalam

samping yang terletak antara lambung kiri dan lunas dalam tengah.

2. Konstruksi alas ganda (double bottom)

Pada pengoperasian kapal dengan sistem konstruksi alas tunggal

ternyata mengalami kesulitan. Untuk mencukupi kemampuan manuver

kapal pada pelayaran tanpa muatan, kapal harus diisi dengan ballst padat.

Page 16: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 Pada abad ke-19 ballast padat diganti dengan ballast cair, untuk menyimpan

ballast cair tersebut di atas ruang dibuat tangki-tangki yanh dihubungkan

satu sama lain dengan pipa –papa. Untuk mengurangi kejelekan-kejelekan di

atas maka konstruksi tangki dirubah yang mana di atas wrang diletakkan

balok-balok memanjang. Di atas balok-balok tadi diletakkan pelat yang

selanjutnya dinamai pelat dasar ganda. Pada sistem dasar ganda bentuk

pertama ini dimana balok-balok memanjang biasanya 1,5 kali jarak antara

wrang.

Bentuk kedua dari sistem dasar ganda adalah terdiri dari pelat

vertikal memanjang setinggi ruang dasar ganda, memotong wrang dan

dihubungkan sisi atasnya dengan pelat dasr ganda. Sistem dasar ganda ini

memberikan kemungkinan memperkecil tingginya sampai ukuran yang

efisien dan bersamaan dengan itu menghilangkan kerugian yang berlebihan

dari volume yang berguna di ruang palak dengan adanya dasar ganda.

Bentuk ketiga adalah sistem rangka dasar berpetak-petak. Balok

dasar sistem ini adalah wrang pelat yang lubang peringan diletakkan pada

tiap-tiap gading dan kontinu dari lunas dalam tengah sampai pelat tepi lunas

dalam samping terdiri dari pelat yang terpotong-potong yang diletakkan

diantara wrang-wrang yang berarti juga menghilangkan sistem bracket.

Sistem rangka dasar dengan wrang yang tidak terpotong-potong menjadi

peraturan BKI untuk bangunan kapal dengan dua variasi:

a. Dengan wrang yang kontinu pada tiap gading

b. Dengan wrang yang kontinu berselang-selang dengan wrang yang diberi

peringan yang dinamai juga wrang terbuka.

Konstruksi ini merupakan perkembangan sistem dasar ganda yang berfungsi

sebagai tangki ballast cair, di samping itu ruang dasar ganda dipakai untuk

menyimpan air tawar, sebagai tempat cadangan air tawar dan tempat untuk

Page 17: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 menyimpan minyak pelumas yang dibatasi dengan dua wrang kedap air

dengan jarak satu gading. Ruangan ini disebut “cofferdam”.

II.5 Bukaan Kulit (Shell Expansion Plan)

Bukaan kulit ialah elemen desain konstruksi untuk menghitung jumlah pelat

dan penempatan pelat-pelat tersebut pada kapal.

Fungsi pelat kulit:

1. Melindungi ruangan kapal dari air laut

2. Menahan tekanan air laut yang tegak lurus lambung kapal

3. Menahan beban setempat antara lain pada waktu peluncuran dan benturan-

benturan dengan kapal.

Adapun kegunaan gambar bukaan kulit sebagai berukut:

1. Bagi para pekerja memperlihatkan lay out dari pelat-pelat dan ukuran-

ukuran dari tiap-tiap lajur pelat.

2. Memperlihatkan letak dari seluruh lubang pada lambung kapal.

II.5.1. Cara Penggambaran Bukaan Kulit

Adapun cara penggambaran bukaan kulit :

1. Pertama-tama digambarkan garis-garis gading tegak lurus garis lunas.

2. Pada tiap-tiap garis gading diukurkan panjang garis yang didapat dari center

line hingga tepi ujung atas yang bermacam-macam.

3. Dari hubungan titik-titik itu diperoleh gambar bukaan kulit.

Pada gambar bukaan kulit ini akan tergambar sambungan-sambungan pelat

melintang dan memanjang, jari-jari tepi geladak, alas dalam, dan sekat

melintang.

II.6 Elemen kontruksi pada kontruksi profile

Elemen – elemen kontruksi kapal pada kontruksi profile :

a. Penumpu tengah ( center girder )

Page 18: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 b. Penumpu samping ( side girder )

c. Wrang ( floor ) terdiri dari :

- Wrang pelat / Solid floor

- Wrang kedap air / Watertight floor

- Wrang terbuka / Open floor

d. Stiffenner

e. Balok lintang geladak / deck tranvers

f. Deck longitudinal

g. Gading – gading utama dan besar

h. Palka

i. Tiang utama (mast)

II.6.1 Kontruksi alas tunggal dan Kontruksi alas ganda

a. Kontruksi alas tunggal ( single bottom )

tunggalyang terdiri dari balok Kontruksi alas tunggal merupakan rangka

dasar dari sistem rangka dasar melintang kapal wrang dan balok – balok

memanjang yaitu lunas dalam tengah yang terletak pada bidang

memanjang tengah kapal dan lunas dalam tengah.

b. Kontruksi alas ganda ( Double bottom )

Kontruksi alas ganda adalah kontruksi dimana kontruksi tang ki dirubah.

Diatas wrang diletakan balok – balok memanjang tersebut diletakan pelat

yang dinamai pelat alas dalam ( Inner bottom plae )

II.6.2.Cara penggambaran kontruksi profile

Kontruksi profile merupakan penggambaran kontruksi kapal secara

mamanjang,dimana kontruksi yang dibuat adalah kontruksi yang berada pada

mid ship section yang digambarkan ulang hanya kedudukanya secara

memanajang. Dan penggambaran kontruksi profile ini lebih komplek dari

Page 19: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 pada mid ship section, karena banyaknya penggambaran yang ditambahakan

dan akan terlihat lebih jelas tentang letak dan bagaian – bagaian kontruksinya.

Kontruksi profile terdiri dari gambar lay out kapal secara memanjang

yang dilihat dari samping dan dipotong pada bagaian tengah kapal secara

vertical. Kemudian gambara tersebut akan lebih jelas lagi dengan penambahan

gambar mengenai ; Bangunan atas yang terdiri dari poop deck , boat deck,

navigation deck, top deck dan fore castle. Yang kedua main deck dan yang

ketiga double bottom.Dan dari penampakan gambar tersebut akan lebih jelas

lagitentang penempatan – penempatan stiffener , gading besar ,gading utama,

wrang center girder side girder dan bagaian bagaian lainya. Adapun cara

penggambaran lay out atau kerangka ukurandiambil dari hasil pengukuran

tugas pengerjaan body plan.

Page 20: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 BAB III

PENYAJIAN DATA

Data yang digunakan untuk Midship Section UKURAN UTAMA (MAIN DIMENTION)

Type kapal = Passanger Cargo LBP = 98.00 meter

B = 15.00 meter T = 6.40 meter H = 8.00 meter V = 12.00 knot

III.2. KOEFISIEN

Cb = 0.72 Cm = 0.98265 Cwl = 0.81 Cph = 0.73393 Cpv = 0.89137

Ukuran lain hdb (Tinggi double bottom) = 350 + 45B (mm) = 1.02500 m ket.daerah panjang kapal = L>90m L<100m Perhitungan Radius Bilga

R = (BxTx(1-Cm))^1/2

R = 1.29056

Page 21: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 BAB IV

PEMBAHASAN

1V.1 PERHITUNGAN KONSTRUKSI MIDSHIP SECTION

1. PERHITUNGAN BEBAN YANG BEKERJA PADA KAPAL

1. Beban geladak cuaca (Load on weather decks) Geladak cuaca adalah geladak yang bebas berhadapan dengan cuaca luar. Besarnya beban geladak cuaca tidak boleh kurang dari : (BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-1) PD = Po x 20 x T / ( 10+Z-T )H x CD = 31.59 KN/m2 PDmin = 16f (untuk L<90m) = 16 KN/m2 Di mana CD = 1.0 Po = 2,1(Cb+07) Co x CL x f = 23.50 KN/m2 Co = L/25+4,1(untuk L<90m) 7.88 Cl = 1/(2-L/90) (untuk L<90m) = 1.00 f = 1.0 z = jarak vertikal dari pusat beban struktur = = H+(1/50*B) = 8.3 meter 2. Beban Luar sisi kapal ( Load on ship sides) (BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-2) - untuk bagian dengan pusat beban yang berada di bawah garis air PS = 10 x ( T - Z2 ) + Po x Cf ( 1 + Z2 / T ) ( KN/m2) = 73.99 KN/m2 di mana : Po = 23.50 KN/m2 Cf = 1.0 Z2 = (1/3)x T Z2 = 2.13333 meter - untuk bagian dengan pusat beban yang berada di atas garis air

Page 22: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 PS = Po x Cf x 20 /(10 + Z2 - T) 43.51 KN/m2 di mana : Z2 = ((H-T)/2)+T Z2 = 7.2 meter 3. Beban Luar alas kapal ( Load on the ship bottom ) (BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-2) PB = 10 x T + Po x Cf (KN/m2) = 87.50 KN/m2 4. Beban Geladak bangunan atas dan rumah geladak ( Load on deck superstructures ) (BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-3) PDA = PD.n = 27.64 KN/m2 di mana : PD = Beban geladak cuaca = 31.59 KN/m2 n = 1 - ( Z - H )/10 = 0.875 z = H + tinggi deck = 9.25 5. Beban Geladak muatan ( Load on cargo deck ) (BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-3) PL = Pc ( 1 + av ) (KN/m2) = 55.34 KN/m2 di mana : Pc = Beban Statis muatan = 7 x h = 48.825 KN/m2 Hdb = tinggi double bottom = 350+45B = 1025 mm atau 1.025 m h = H-hdb = 6.975 Av = Faktor akselerasi = F x m = 0.13 F = 0.11 x V / LBP1/2) = 0.13 m = 1.0 6. Beban Alas dalam ( Load on inner botom ) (BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-4) PI = 9.81 x G / V x h ( 1 + av ) (KN/m2) = 77.55 KN/m2 di mana : G/V = Massa Jenis muatan = 1.0 Kg/m2 h = Jarak titik tertinggi muatan di atas alas dalam

Page 23: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 jika ruang muat terisi penuh = H - hdb = 6.98 m 7. Beban Geladak akomodasi ( Load on accomodation decks ) (BKI VOL. II 1996 SEC.4 Hal 4-4) a. Beban geladak akomodasi dan ruang servis P = 3.5 x (1 + av ) (KN/m2) = 3.96669 KN/m2 b. Beban geladak mesin P = 8 (1 + av ) (KN/m2) = 9.07 KN/m2 2. PERHITUNGAN KONSTRUKSI PELAT 1. Pelat alas (Bottom plate) (BKI VOL. II 1996 SEC. 6 B,1) untuk kapal dengan panjang L>90m tebal pelat alas tidak boleh kurang dari persamaan berikut : tb = 1.9 x nf x a x Pb1/2 + tk = 9.15 mm atau 12 mm di mana : Nf = 1.0 (untuk sistem melintang) Ao = Jarak antar gading = 0.676 m PB = Beban luar alas kapal = 87.50 KN/m2 k = 1.0 (untuk baja) tk = 1.5 (Corrosion allowance, BKI Vol.II Section III K.I) 2. Pelat lajur bilga (Bilga strake) (BKI VOL. II 1996 SEC. 6 B.4) Tebal pelat lajur bilga pada radiusnya tidak boleh kurang dari tebal pelat alas atau pelat sisi yang terbesar. Lebar pelat lajur bilga tidak kurang dari : B = 800 + 5 . L = 1290 mm

Page 24: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 B max = 1800 mm 3. Pelat lunas (Flate plate keel) (BKI VOL. II 1996 SEC. 6 B.4) # Lebar pelat lunas tidak kurang dari : B = 800 + 5 . L = 1290 mm B max = 1800 mm # Tebal pelat lunas pada 0.7 L tengah kapal tidak boleh kurang dari : Tfk = tb+2,0 = 11.15 mm atau 14 mm 4. Pelat sisi geladak (Side shell plate) (BKI VOL. II 1996 SEC. 6 C.1) tmm = (4,4 + 0,05 x L) k^0,5 = 9.3 mm atau 9 mm 5. Pelat sisi (BKI VOL. II 1996 SEC. 6 B.3) Untuk kapal dengan ukuran

panjang L>90m

ts = 1.9 x nf x a x (PS x K)^0,5 + tk = 8.54 atau 9 mm 6. Pelat lajur atas (Sheer strake) (BKI VOL. II 1996 SEC. 6 C.1) # Lebar pelat lajur atas tidak kurang dari : B = 1290 mm B max = 1800 mm # Tebal pelat lajur atas secara umum tidak boleh kurang dari : t = 0.5 x ( td + ts ) = 9.27 mm atau 9 mm di mana : Td = tebal pelat geladak = 9.40 mm atau 10 mm Ts = tebal pelat sisi Ts = 9 mm 7. Pelat Kubu-kubu (Bulkwark) (BKI VOL. II 1996 SEC. 6 C.1) tebal pelat bulkwark tidak boleh kurang dari : t = 6.45447 mm atau 6 mm tinggi bulkwark tidak boleh kurang dari 1 meter modulus stay Bulkwark

Page 25: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 w = 4 x E x P x l^2 x k = 600.42 cm3 di mana : PS = 73.99 KN/m2 (Beban dengan pusat beban berada di

bawah garis air) E = Jarak antara Stay = 3 x A0 = 2.03 m Panjang stay(l)

= 1 m

profil = 280 x 14 3. PERHITUNGAN KONSTRUKSI ALAS 1. Perhitungan Konstruksi Alas

a. Pelat alas dalam Tebal pelat alas dalam tidak kurang dari :

Ti = 1.1 x a x (P x K)^0,5 + tk = 8.05 mm atau 8 mm di mana : P = Tekanan desain (KN/m2)

k = 1.0 (untuk baja normal) Tk = 1.5 (corrosion allowance)

P1 = 10 * (T-Hdb)

P1 = 53.75 KN/m2

P2 = 10* (H-Hdb)

P2 = 69.75 KN/m2 Ps = Beban alas dalam Ps = 77.55 KN/m2 a =

Page 26: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 Tekanan di sini diambil yang terbesar yaitu 77.55 KN/m2

b. Pelat tepi (Margin Plate)

Tebal pelat tepi lebih tebal 20 % dari tebal pelat alas dalam t = ti + 20% ti = 9.66 mm atau 10 mm Dimana tib = Tebal pelat alas = 8 mm

c. Penumpu tengah (Center girder)

Tinggi penumpu tengah tidak boleh kurang dari : Hdb = 1.025 m h minimal = 600 m Tebal penumpu tengah 0.7 L dari tengah kapal : t = [Hdb / 100 + 1.0] K1/2

= 11 mm

d. Penumpu sisi (side girder) t = [Hdb / 120] K1/2

= 8.54 mm

e. Wrang plate (plate floor) tebal wrang plate tidak kurang dari : t = [Hdb / 100 - 1.0] K1/2

= 9.25 mm

Page 27: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012

f. Lubang lalu orang (man hole) pada wrang plate :

panjang (L) : 0,75 x Hdb panjang (L) : 768.75 mm Tinggi (H) : 0,5 x Hdb

Tinggi (H) : 512.50 mm Radius ® : ( 1 / 3 ) x Hdb Radius ® : 341.67 mm

g. Wrang terbuka (Bracket floor)

Modulus penampang gading alas dan gading balik tidak kurang dari : W = n x c x a x l2 x P x k

di mana : a 0.676 n 0.44 jika P = P2 n 0.7 jika P = PI n 0.55 jika P = P3 l panjang tak ditumpu l= 5.95 m berikut : P1 : Beban alas dalam P1 : 77.55 KN/m2 P2 : 9,81 x ( H-Hdb ) P2 : 68.42 KN / m2 P3 : 10 x T + ( P0 x Cf )

P3 : 87.50 KN/m2

Page 28: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 Jadi nilai P adalah : Untuk gading balik : 87.50 KN/m2 Untuk gading alas : 77.55 KN/m2 Modulus untuk gading balik adalah : W = profil =

Modulus untuk gading alas adalah : W = 779.48 cm3 profil = 250 x 90 x 16 mm 5. PERHITUNGAN GADING - GADING 1. Jarak antara gading a = L / 500 + 0.48 = 0.676 m 2. Gading utama (main frame) Modulus penampang gading utama tidak boleh kurang dari : Modulus penampang gading utama di bawah geladak antara WR = n.c.a.L².ps.f.k = 480.85 cm3 n = 9- 0,0035 L di mana

: n = 0.557

c = 0.65 PS = 73.99 KN/m2 F = 0.75 K = 1.0 (untuk baja) l = 5.95 m (panjang tak ditumpu) profil = 300 x 12 mm Bracket = 380 x 12 mm

Page 29: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 Modulus penampang gading utama di atas geladak

antara

l = 2.48 m (panjang tak ditumpu) PS = 43.51 KN/m2 WR = n.c.a.L².ps.f.k = 282.75 cm3 1 profil = 200 x 100 x 16 mm 2 profil = 250 x 90 x 10 mm Bracket = 260 x 17 mm 3. Gading Besar ( Web Frame ) Modulus penampang gading besar tidak boleh kurang dari : W = 0.6 x e x l2 x PS x n x K cm3 di mana

: e = jarak antar gading besar

= 2.028 m n = 0.5570 PS = 73.99 KN/m2 l = 5.95 m jadi, Modulus penampang gading besar di bawah geladak antara adalah : W = 1775.4288 cm3 profil = 430 x 15 mm Perencanaan profil T h = 280 mm = 28 cm s = 18 mm = 1.8 cm f = 0.061 x e x Ps x l x k f = 54.46 cm2 Tebal pelat geladak (td) = 10 mm = 0.1 cm b = 40 x s = 72 fs = h x s = 50.4 F = b x td = 72 b' = f / s = 30.26 fs/F = 0.70 f/F = 0.76 Dari diagram W = 0.9 Wo = 1814.4 Wo > W (Memenuhi)

Page 30: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 jadi, profil = 430 x 30 x 15 mm Bracket = 530 x 16.5 mm jadi, Modulus penampang gading besar di atas geladak antara adalah : PS = 73.99 KN/m2 l = 2.48 m W = 308.441417 cm3 profil = 250x90x10 mm Perencanaan profil T h = 280 mm = 28 cm s = 22 mm = 2.2 cm f = 22.70 cm2 Tebal pelat geladak (td) = 10 mm = 0.1 cm b = 40 x s = 88 fs = h x s = 61.6 F = b x td = 88 b' = f / s = 10.32 fs/F = 0.70 f/F = 0.26 Dari diagram W = 0.28 Wo = 689.92 Wo > W (Memenuhi) jadi, profil = 250 x 90 x 10 mm Bracket = 260 x 17 mm 6. PERENCANAAN KONSTRUKSI GELADAK DAN AMBANG PALKA 1. Balok pelintang geladak (Transverse deck beam) Modulus penampangnya

W = c x a x l2 x P x K = 225.23 cm3 di mana : c = 0.75 0.676 m P = PD (beban geladak cuaca) = 31.59 KN/m2 l = n.B n = 15%-25%

Page 31: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 3.75 m profil = 130 x 75 x 12 Bracket = 230 x 8 2. Penumpu dan pelintang geladak (Girder and transverse deck) Modulus penampangnya tidak kurang dari : W = c x e x l2 x P x K = 675.69 cm3 di mana : c = 0.75 e = 2.028 m P = PD (beban geladak cuaca) = 31.59 KN/m2 l = 3.75 m Profil = 300 x 14 Bracket = 390 x 12.5 perencanaan profil T h = 320 mm s = 14 mm f = 12.01 cm2 Tebal pelat geladak (td) : 10 mm b : 56 fs : 44.8 F = 56 b' = 9.00 fs/F = 0.80 f/F = 0.21 Dari diagram W = 0.4 Wo = 716.8 Wo>W (memenuhi) jadi, Profil = h x b' x t = 300 x 9 x 12 Bracket = 380 x 12 3. Balok Palka (Hatchway Beam) Modulus penampangnya

Page 32: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 W = (125.c.a.l^2.P)/Tb = 849.921 cm3 di mana : c = 1.0 l = 0.5 x B = 7.5 m P = PD (Beban geladak cuaca) = 31.59 KN/m2 Tb = Reh / 1.5 untuk = 0.91 Reh = 265 Tb = 176.67 profil = 320 x 14 4. Penegar ( Stay ) Modulus penampangnya : W = 4 x e x P x l^2 x k di mana : e = 2.028 m P = PD = 31.59 KN/m2 L = 0.5 k = 1.0 ( untuk baja ) Jadi W = 64.06516488 profil = 100 x 50 x 10 mm 5. Ambang palka Tebal pelat ambang palka tidak boleh kurang dari : t = 6.0 + 0.08333.l = 6.31 mm atau 6 mm tinggi ambang palka minimum 600 mm

`

6. Penutup Palka (Hatchway Cover) Tebal penutup palka t = 10 x a = 20.28 mm

Page 33: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 7. Lubang pembebasan (Freeing pots) Luas Lubang pembebasan A = 0.07 x l = 4.802 Di mana : L = panjang bulkwark = 68.6 mm

Page 34: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Konstruksi secara umum berarti komponen-komponen suatu bangunan yang

mendukung suatu bangunan yang mendukung suatu desain. Dalam bidang

perkapalan, konstruksi kapal merupakan susunan komponen-komponen pada

bangunan kapal yang mana terdiri dari badan kapal beserta bangunan atas. Konstruksi

kapal adalah bagian-bagian kapal yang umumnya terdiri dari lambung kapal beserta

bangunan atasnya dimana terbagi atas komponen-komponen konstruksi yang letaknya

arah memanjang dan melintang.

Tetapi pada sistim konstruksi konstruksi melintang maupun memanjang

terdapat bebagai macam kekurangnan, oleh karena itu timbul pemakaian sistim

rangka konstruksi kombinasi, dimana sistim ini memadukan keunggulan dari kedua

sistim konstruksi tersebut.

5.2 SARAN-SARAN

Dalam penggambaran agar memperhatikan waktu yang diberikan dalam

melaksanakan tugas.

Informasi yang berkenaan dengan penggambaran baik mengenai waktu maupun

transfer ilmu dan lainnya diharapkan detailnya.

Asisten diharapkan mengawasi hasil kerja gambar secara kontinuitas dan sabar

tentunya.

Antar elemen yang terkait sangat diperlukan kerja sama yang baik dan kesabaran.

Perlunya kegiatan menggambar lebih banyak pada studio gambar dan setiap

asisten diwajibkan untuk hadir.

Dalam pengambilan pengukuran dilakukan dengan baik agar tidak terjadi

kesalahan yang besar.

Perlunya fasilitas studio gambar ditambah seperti meja gambar dan mesin

gambar.

Page 35: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012 Dibutuhkan koordinasi yang baik antara asisten dengan praktikan.

Perlunya pemanfaatan yang optimal dari studio gambar.

Page 36: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012

DAFTAR PUSTAKA

Biro Klasifikasi Indoneia ( 1996 ) : Rule for the Classification and Contruction

of Sea going Ship, Vol II.

Biro Klasifikasi Indoneia ( 2001 ) : Rule for the Classification and Contruction

of Sea going Ship, Vol II.

Harvald phoels : Ship design and ship theory, University of Hannnover

Ir Sumarjono, WA. : Kontruksi kapal I dan II, Fakultas Teknologi kelautan

Jurusan Perkapalan ITS Surabaya.

Ir.Hj. Rosmani ,MT. Konstruksi Kapal 1. Fakultas Teknik Jurusan Perkapalan

Universitas Hasanuddin.

Basic Ship and Theory 1966:Lonhman Scientific andTechnical (Rawson K J)

Introduction to Naval Architecture,London end F.N.Spon: Great Britania 1982

(Gilmen Thomas C)

Page 37: laporan konstruksi kapal

SOFYAN HANANDIS D331 10 266

KONSTRUKSI KAPAL 2012

LAMPIRAN – LAMPIRAN