laporan km 3

32
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang berbeda-beda, yang mungkin membungkus pembuluh darah besar dan ureter. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya tetapi tidak menginvasinya. Tumor abdomen saat ini sudah diklasifikasikan sesuai dengan lokasi tumor. Tumor pada daerah abdomen dapat meliputi kanker lambung yang dilaporkan insidennya 10 per 100.000 populasi di Amerika Serikat, neoplasma usus halus yang merupakan 1% dari malignasi gastrointestinal. Perkiraan jumlah penderita tumor abdomen selama tahun 2009 adalah 1.300, yang akan mengakibatkan kematian 250 orang. ( Smelszer, Suzanne C. 2001). Setiap perdarahan baik sedikit mupun banyak dapat dianggap sebagai salah satu masalah gawat darurat medis yang perlu mendapat pengelolaan segera. Termasuk

Upload: nana-maulina

Post on 22-Dec-2015

51 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

bnmhk

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan KM 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumor abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang

berbeda-beda, yang mungkin membungkus pembuluh darah besar dan ureter.

Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke

retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa

jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya

tetapi tidak menginvasinya.

Tumor abdomen saat ini sudah diklasifikasikan sesuai dengan lokasi

tumor. Tumor pada daerah abdomen dapat meliputi kanker lambung yang

dilaporkan insidennya 10 per 100.000 populasi di Amerika Serikat, neoplasma

usus halus yang merupakan 1% dari malignasi gastrointestinal. Perkiraan jumlah

penderita tumor abdomen selama tahun 2009 adalah 1.300, yang akan

mengakibatkan kematian 250 orang. ( Smelszer, Suzanne C. 2001).

Setiap perdarahan baik sedikit mupun banyak dapat dianggap sebagai

salah satu masalah gawat darurat medis yang perlu mendapat pengelolaan segera.

Termasuk perdarah yang sering ditemukan di bidang gastroenterology, yaitu

perdarahan saluran makan. Perdarahan saluran makan bagaian atas (PSMBA)

berupa hematemesis dan melena.

Perdarahan saluran makan bagaian atas (upper gadtrointestinal bleeding)

merupakan suatu masalah medis yang sering menimbulkan kematian yang tinggi,

oleh karena itu harus dianggap suatu masalah gawat darurat yang serius, dan

perlu penanganan segera. Faktor utama yang berperan dalam tingginya ngka

kematian adalah kegagalan untuk menilai masalah ini sebgai keadaan klinis yang

gawat dan kesalahan diagnostic dalam menentukan sumber perdarahan.

Upper gastrointestinal tract bleeding (“UGI bleeding ”) atau lebih dikenal

perdarahan saluran cerna bahagian atas memiliki prevalensi sekitar 75 %

Page 2: Laporan KM 3

hingga80 % dari seluruh kasus perdarahan akut saluran cerna. Insidensinya telah

menurun, tetapi angka kematian dari perdarahan akut saluran cerna, masih

berkisar 3 % hingga 10 %, dan belum ada perubahan selam 50 tahun terakhir.

Tidak berubahnya angka kematian ini kemungkinan besar berhubungan

dengan bertambahnya usia pasien yang menderita perdarahan saluran cerna serta

denganmeningkatnya kondisi comorbid. Peptic ulcers adalah penyebab terbanyak

pada pasien perdarahan saluran cerna, terhitung sekitar 40 % dari seluruh kasus.

Penyebab lainnya seperti erosi gastric (15 % - 25 % dari kasus), perdarahan

varises (5 % - 25 % dari kasus), dan Mallory-Weiss Tear (5 % - 15 % dari

kasus). Penggunaan aspirin ataupun NSAIDs memiliki prevalensi sekitar 45 %

hingga 60% dari keseluruhan kasus perdarahan akut (Alexander, J.A., 2008).

Pada kasus ini Tn. M didiagnosa medis mengalami Massa Intra Abdomen

dengan Susp. PSMBA.

B. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui cara membuat asuhan gizi terstandar bagi pasien

penderita Tumor Intra Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran

Makan Bagian Atas (PSMBA).

b. Untuk mengetahui dan dapat mempelajari jenis makanan yang boleh dan

tidak boleh diberikan kepada pasien Tumor Intra Abdomen dengan Suspect

Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).

2. Manfaat

a. Mahasiswa dapat membuat proses asuhan gizi terstandar untuk pasien

Tumor Intra Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian

Atas (PSMBA).

Page 3: Laporan KM 3

b. Mahasiswa dapat menentukan jenis diit untuk pasien Tumor Intra

Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas

(PSMBA).

c. Mahasiswa dapat mengetahui makanan yang dianjurkan dan makanan yang

harus dibatasi oleh pasien Tumor Intra Abdomen dengan Suspect

Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).

C. Kompetensi PKL

1. Melakukan penapisan gizi (nutritions screening) pada klien/pasien Tumor

Intra Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas

(PSMBA).

2. Melakukan pengkajian gizi (nuitritions assessment) pasien Tumor Intra

Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).

3. Membantu dalam pengkajian gizi (nutritions assessment) pasien Tumor Intra

Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).

4. Melaksanakan asuhan gizi untuk pasien Tumor Intra Abdomen dengan

Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA) sesuai kondisi:

asupan gizi, klinis, biokimia, social budaya dan kepercayaan dari berbagai

golongan umur.

5. Melakukan monitoring dan evaluasi intervensi gizi pasien dan tindak lanjut

6. Mendidik pasien Tumor Intra Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran

Makan Bagian Atas (PSMBA) dalam rangka promosi kesehatan, pencegahan

penyakit dan terapi gizi untuk kondisi tanpa komplikasi.

7. Berpenampilan (unjuk kerja) sesuai dengan kode etik profesi gizi.

8. Merujuk klien/pasien kepada ahli lain (dokter PJP atau dietisien senior) pada

saat situasi berada diluar kompetensinya.

9. Menggunakan teknologi terbaru dalam kegiatan informasi dan komunikasi

10. Berpartisipasi dalam konferensi tim kesehatan untuk mendiskusikan terapi dan

rencana pemulangan pasien.

Page 4: Laporan KM 3

11. Mendokumentasikan kegiatan pelayanan gizi pada pasien Tumor Intra

Abdomen dengan Suspect Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).

Page 5: Laporan KM 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tumor Intra Abdomen

Tumor adalah merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh

sel-sel yang tumbuh terus menerus, tidak terbatas, tidak terkoordinasi dengan

jaringan disekitarnya serta tidak berguna bagi tubuh. (Kusuma Budi 2001 ).

Menurut E. Oswari (2000) tumor adalah benjolan di sebabkan oleh pertumbuhan

sel dengan pertumbuhan yang terbatas dan lonjong.

Tumor Abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan yang

berbeda-beda, yang di sebabkan oleh sel tubuh yang mengalami transformasi dan

tumbuh secara uotonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal, sehingga sel

tersebut berbeda dengan sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Secara

patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke retroperitonium,

dapat terjadi obstruksi ureter atau vena cava interior. Massa jaringan fibrosis

mengelilingi dan menentukan struktur yang di bentuknya tetapi tidak

menginvasinya (Corwin. 2000).

Tumor Intra Abdomen merupakan massa yang padat dengan ketebalan

yang berbeda-beda, yang disebabkan oleh sel tubuh yang yang mengalami

transformasi dan tumbuh secara autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel

normal, sehingga sel tersebut berbeda dari sel normal dalam bentuk dan

strukturnya. Secara patologi kelainan ini mudah terkelupas dan dapat meluas ke

retroperitonium, dapat terjadi obstruksi ureter atau vena kava inferior. Massa

jaringan fibrosis mengelilingi dan menentukan struktur yang di bungkusnya

tetapi tidak menginvasinya.

Bagian terbesar dari tumor abdomen terdiri dari neuroblastoma, tumor

Wilms, teratoma, tumor ovarium, limfoma abdomen, hepatoma dan lain–lain.

Pada umumnya anak dengan tumor abdomen hampir tidak memberikan keluhan

apabila masih dini, bahkan tidak jarang keluhan tidak atau belum timbul

Page 6: Laporan KM 3

walaupun tumor telah dapat diraba. Hal ini mungkin karena sifat rongga perut

yang yang longgar, sehingga bila ada massa di dalamnya, dapat tumbuh sampai

cukup besar tanpa mengganggu organ di sekitarnya.

Tumor ini paling banyak berasal dari kelenjar adrenal dan gejala yang

ditimbulkan merupakan akibat dilepaskannya metabolit katekolamin secara

berlebihan yaitu berupa hipertensi, kemerahan (flushing), keringat yang

berlebihan dan demam. Bila tumor telah membesar menyebabkan perasaan tidak

nyaman dan penuh dalam perut disertai penurunan berat badan sampai failure to

thrive. Ditemukannya benjolan-benjolan subkutis terutama di daerah kepala atau

proptosis dan ekimosis periorbita, merupakan gambaran penyakit yang lanjut

atau metastasis.

Kadar vanillyl mandelic acid (VMA) ialah suatu derivat katekolamin

biasanya meningkat dan dapat ditemukan dalam urin penderita.

Pemeriksaan foto polos abdomen tidak jarang dapat ditemukan tanda-

tanda perkapuran dalam massa tumor dan pada pielografi intravena biasanya

sistem pelviokalises masih baik hanya letaknya berubah. Pemeriksaan USG dan

CT scan dapat lebih mengetahui perluasan tumor dan metastasis.

Diagnosis pasti ditegakkan dengan pemeriksaan histopatologis tumor,

kadang-kadang diperlukan pemeriksaan imunohistokimia seperti neurofilament,

synaptophysin dan neuron specific enolase (NSE)

Pada stadium lanjut dapat ditemukan kelompok-kelompok metastasis

neuroblastoma dalam sumsum tulang.

B. Etiologi

Penyebab terjadinya tumor abdomen karena terjadinya pembelahan sel

yang abnormal. Perbedaan sifat sel tumor tergantung dari besarnya

penyimpangan dalam bentuk dan fungsi autonominya dalam perubahan

kemampuannya mengadakan infiltrasi dan menyebabkan metastasis. Banyak

Page 7: Laporan KM 3

kondisi yang menimbulkan tumor abdomen. Secara garis besar, keadaan tersebut

dapat dikelompokkan dalam lima hal yaitu :

1. Proses peradangan bacterial – kimiawi

2. Obstruksi mekanis : seperti pada volvulus, hernia atau pelengketan.

3. Neoplasma/tumor : karsinoma, polypus atau kehamilan ektopik.

4. Kelainan vaskuler : emboli, tromboemboli, perforasi dan fibrosis.

5. Kelainan kongenital.

Adapun penyebab tumor abdomen akut :

a. Kelainan traktus gastrointestinal : nyeri non-spesifik, appendicitis, infeksi

usus halus dan usus besar, hernia strangulate, perforasi ulkus peptic, perforasi

usus, diverticulitis meckel, sindrom boerhaeve, kelainan inflamasi usus,

indrom Mallory weiss, gatroienteritis, gastritis akut, adenitis mesenterika.

b. Kelainan pancreas : pancreatitis akut.

c. Kelainan traktus urinarius : kolik renal atau ureteral, pielonefritis akut, sistisis

akut, infark renal.

d. Kelainan hati, limpa, dan traktus biliaris : kolestitisis akut kolangitis akut,

abses hati, ruptur tumor hepar ruptur spontan limpa, kolik bilier, hepatitis

akut.

e. Kelainan ginekologi : kehamilan ektopik terganggu, tumor ovarium,

salpingitis akut, dismenorea, endometriosis.

f. Kelainan vaskuler : ruptur aneurisma aorta dan visceral, iskemia kilitis akut,

trombosis mesenterika.

g. Kelainan peritoneal : abses intraabdomen, peritonitis primer, peritonitis TBC.

h. Kelainan retroperitoneal : perdarahan retroperitoneal. (Ibnu Zainal Ar-rosyad,

2010)

C. Patofisiologi

Tumor adalah proses penyakit yang bermula ketika sel abnormal di ubah

oleh mutasi ganetic dari DNA selular. Sel abormal ini membentuk kolon dan

Page 8: Laporan KM 3

berpopliferasi secara abnormal, mengatakan sinyal mengatur pertumbuhan dalam

lingkungan sekitar sel tersebut.

Sel-sel eoplasma mendapat energi terutama dari anaerob karena

kemanpuan sel untuk oksidasi berkurang, meskipun mempunyai enzim yang

lengkap atau oksidasi. Susunan enzim sel uniform sehingga lebih mengutamakan

berkembang biak yang membutuhkan energi untuk anabolisme daripada untuk

berfungsi yang menghasilkan energi dengan jalan katabolisme.

Jaringan yang tumbuh memerlukan bahan-bahan untuk membentuk

protioplasma dan energi, antara lain asam amino. Sel-sel neoplasma dapat

mengalahkan sel-sel ormsl dalam mendapatkan bahan-bahan tersebut. (Kusuma,

Budi drg. 2001).

Ketika dicapai suatu tahap diman sel mendapatkan ciri-ciri invasi, dan

terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi

jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah,

melalui pebuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke arah lain alam tubuh

untuk membentuk metastase (penyebaran tumor) pada bagian tubuh yang lain.

Meskipun penyakit ini dapat diuraikan secara umum seperti yang telah

digunakan, namun tumor bukan suatu penyakit tunggal dengan penyebab

tunggal: tetapi lebih kepada suatu kelompok penyakit yang jelas dengan

penyebab, metastase, pengobatan dan prognosa yang berbeda. (Smelstzer,

Suzanne C.2001).

D. Manifestasi Klinik

1. Hiperplasia

2. Konsistensi tumor umumnya padat atau keras

3. Tumor epital biasanya mengandung sedikit jaringan ikat dan apabila berasal

dari masenkim yang banyak mengandung jaringan ikat maka akan elastic

kenyal atau lunak.

4. Kadang tampak hipervaskulari disekitar tumor.

Page 9: Laporan KM 3

5. Edema disekitar tumor disebabkan infiltrasi epembuluh limfe.

6. Nyeri

7. Anoreksia, mual, muntah.

8. Penurunan berat badan.

E. Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA)

Perdarahan saluran cerna bahagian atas (didefinisikan sebagai

perdarahanyang terjadi di sebelah proksimal ligamentum Treitz pada duodenum

distal. Sebagian besar perdarahan saluran cerna bahagian atas terjadi sebagai

akibat penyakit ulkus peptikum (PUD, peptic ulcer disease) (yang disebabkan

oleh H. Pylori atau penggunaan obat-obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS)

ataualkohol). Robekan Mallory-Weiss, varises esofagus, dan gastritis merupakan

penyebab perdarahan saluran cerna bahagian atas yang jarang. (Dubey, S., 2008).

Perdarahan saluran cerna bahagian atas dapat bermanifestasi klinis

mulaidari yang seolah ringan, misalnya perdarahan tersamar sampai pada

keadaan yang mengancam hidup. Hematemesis adalah muntah darah segar

(merah segar) atau hematin (hitam seperti kopi) yang merupakan indikasi adanya

perdarahan saluran cerna bagian atas atau proksimal ligamentum Treitz.

Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA), terutama dari duodenum dapat

pula bermanifestasi dalam bentuk melena. Hematokezia (darah segar keluar

peranum) biasanya berasal dari perdarahan saluran cerna bagian bawah (kolon).

Maroon stools (feses berwarna merah hati) dapat berasal dari perdarahan kolon

bagian proksimal (ileo-caecal) (Djojoningrat, D., 2006).

F. Etiologi

1. Kelainan esofagus

a. Varises esofagus

Secara panendoskopi pada 277 penderita saat mereka masuk rumah

sakit, ternyata 152 penderita saat mereka masuk rumah sakit, ternyata 152

Page 10: Laporan KM 3

penderita diantaranya sebagai penyebab perdarahan adalah pecahnya

farises esofagus. Beberapa kasus diantaranya masih memperlihatkan

perdarahan segar yang berasal dari pecahnya varises di sepertiga bawah

esofagus.

Varises esofagus ditemukan pada penderita serosis hati dengan

hipertensi portal. Sifat perdarahan yang ditimbulkan ialah muntah darah

atau hematemesis biasanya mendadak dan massif, tanpa didahului perasaan

nyeri epigastrium. Darah yang keluar berwarna kehitam hitaman dan tidak

akan membeku, karena sudah tercampur dengan asam lambung. Setelah

hematemesis selalu disusul dengan melena.

b. Karsinoma esophagus

Karsinoma esofagus sering memberikan keluhan melena daripada

hematemesis. Pada penendoskopi jelas terlihat gambaran karsinoma yang

hampir menutup esofagus dan mudah berdarah terletak di sepertiga bawah

esofagus.

c. Sindrom Mallory-weiss

Muntah muntah yang hebat mungkin dapat mengakibatkan rupture

dari mukosa dan submukosa pada derah kardia atau esofagus bagian

bawah, sehingga timbul perdarahan.

Karena laserasi yang aktif disertai ulserasi pada daerah kardia dapat

timbul perdarahan yang massif. Timbulnya laserasi yang akut tersebut

dapat terjadi sebagai terlallu sering muntah-muntah yang hebat, sehingga

tekanan intraabdominal meningkat, yang dapat mengakibatkan pecahnya

arteri submukosa esofagus atau kardia.

d. Esofagitis dan tukak esophagus

Esofagitis bila sampai menimbulkan perdarahan lebih sering

bersifat intermitten atau kronis dan biassanya ringan, sehingga lebih sering

timbul melena daripada hematemesis.Tukak esofagus jarang sekali

Page 11: Laporan KM 3

mengakibatkan perdarahan jika dibandingkan dengan tukak lambung dan

duodenum.

2. Kelainan di lambung

a. Gastritis erosive hemoragika

Sebagai penyebab terbanyak dari gastritis erosive hemoragika ialah

obat-obatan yang dapat menimbulkan iritasi pada mukosa lambung ialah

obat-obatan yang dapat menimbulakan iritasi pada mukosa lambung atau

obat yang dapat merangsang timbulnya tukak. Misalnya beberapa jam

setelah minum aspirin, obat bintang tujuh dan lain-lain. Obat-obatan

seperti itu termasuk golongan salisilat yang menyebabakan iritasi dan

dapat menimbulkan tukak multiple yang akut dan dapat disebut golongan

obat ulserogenic drugs. Beberapa obat lain yang juga dapat menyebabkan

hematemesis ialah; golongan kortikosteroid, butazolidin, reserpin, alcohol

dan lain-lain. Golongan obat ini dapat mengakibatkan hiperaseditas.

Berdasarkan anamnesa dari penderita sebagai penyebab dari

gastritis erosive hemoragika antara lain; setelah pasien meminum obat

aspirin, naspro, cap bintang tujuh dll. Sifat hematemesis tidak massif dan

timbulnya setelah berulang kali minum obat-obatan tersebut yang disertai

dengan rasa nyeri, pedih diulu hati.

b. Tukak lambung

Tukak lambung lebih sering menimbulkan perdarahan terutama

yang terletak di angulus dan prepilorus dibandingkan dengan tukak

duedeni dengan perbandingan 23,7%:19,1%. Tukak lambung yang besifat

akut biasanya dangkal dan multiple yang dapat digolngkan sebagai erosi.

Umumnya tukak ini disebabkan oleh obat-obatan, sehingga timbul

gastritis erosive hemoregika.

Page 12: Laporan KM 3

Pedarahan dapat juga terjadi pada penderita yang pernah

mengalami gastrektomi, yaitu adanya tukak di daerah anastomose. Tukak

seperti ini dinamakan tukak marginalis atau tukak stomal.

c. Karsinoma lambung

Insidensi karsinoma lambung di Indonesia sangat jarang, yang

umunya datang berobat sudah dalam fase lanjut dan sering mengeluh rasa

pedih, nyeri diulu hati, serta merasa lekas kenyang, badan menjadi lemah.

Jarang sekali mengalami hematemesis, tetapi sering mengeluh buang air

besar hitam pekat (melena).

3. Kelainan di duodenum

a. Tukak duedeni

Tukak duedeni yang menyebabkan perdarahan secara panendoskopi

terletak di bulbus, ditemukan 6 kasus. Empat kasus diantaranya dengan

keluhan utama hematemesis dan melena, sedangkan dua kasus lainnya

mengeluh melena saja. Sebelum timbul perdarahan, semua kasus mengeluh

merasa nyeri dan perih di perut bagian atas agak ke kanan. Keluhan ini juga

dirasakan waktu tengah malam sedang tidur pulas, sehingga terbangun.

Untuk mengurangi rasa nyeri dan pedih, penderita makan roti mari atau

minum susu.

b. Karsinoma Papila Vaterii

Karsinoma papilla vaterii merupakan penyebab dari karsinoma di

ampula, menyebabkan penyumbatan saluran empedu dan saluran pancreas

yang pada umumnya sudah dalam fase lanjut. Gejala yang ditimbulkan

selain kolestatik ekstrahepatal, juga dapat menyebabkan timbulnya

perdarahan. Perdarahan yang terjadi lebih bersifat perdarahan tersembunyi

(occult bleeding), sangat jarang timbul hematemesis.

Page 13: Laporan KM 3

G. Gejala Klinis

Gejala klinis perdarahan saluran cerna, ada 3 gejala khas, yaitu:

1. Hematemesis

Muntah darah dan mengindikasikan adanya perdarahan saluran cerna atas,

yang berwarna coklat merah atau “coffee ground”.

2. Hematochezia

Keluarnya darah dari rectum yang diakibatkan perdarahan saluran cerna

bahagian bawah, tetapi dapat juga dikarenakan perdarahan saluran cerna

bahagian atas yang sudah berat.

3. Melena

Kotoran (feses) yang berwarna gelap yang dikarenakan kotoran bercampur

asam lambung; biasanya mengindikasikan perdarahan saluran cerna bahagian

atas, atau perdarahan daripada usus-usus ataupun colon bahagian kanan dapat

juga menjadi sumber lainnya. (Porter, R.S., et al., 2008) Disertai gejala

anemia, yaitu: pusing, syncope, angina atau dyspnea. (Laine, L., 2008).

Page 14: Laporan KM 3

BAB III

PELAKSANAAN ASUHAN GIZI KLINIK

STUDI KASUS

Tn. M berusia 66 tahun datang dengan keluhan nyeri perut, dan lemas, pasien rujukan

RSUD Lhokseumawe. Keluhan ini dirasakan ± 6 bulan yang lalu. Pasien juga nyeri

perut yang dirasakan sejak 3 bulan ini, pasien mengeluhkan seperti ada benjolan

diperut kiri, benjolan tersa keras dan kadang-kadang dirasakan nyeri. Riwayat BAB

cair, dan penurunan berat badan dan tidak nafsu makan. Pasien mengatakan tidak

mempunyai riwayat penyakit lain. Sebelum sakit, pasien memiliki riwayat merokok,

dalam 1 hari pasien bisa menghabiskan ½ bungkus rokok. TD 99/62 mmHg, nadi

80x/menit, suhu, 36,5oC, pernafasan 24x/menit. Pasien didiagnosa menderita massa

intra abdomen dan susp. PSMBA (Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas).

Hasil Recall Hari 1 (17/03/2015)

Pagi : Nasi 2 sdm (20 gr)

Snack : donat ½ ptg (30 gr)

Siang : Nasi 2 sdm (20 gr)

Snack : Pisang 1 buah (60 gr)

Malam : Nasi 2 sdm (20 gr)

Apel ¼ ptg (22 gr)

Hasil Recall Hari II (18/03/2015)

Hasil Recall Hari III (19/03/2015)

Page 15: Laporan KM 3

1. Gambaran Umum Pasien

Nama Pasien : Tn. M

Umur : 66 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Berat Badan : 53 kg

Tinggi Badan : 158 cm

Status Perkawinan : Menikah

Tanggal Masuk RS : 14 Maret 2015

Diagnosa Medis : Tumor Intra Abdomen + Susp. PSMBA

Terapi Diet yang diberikan :

Tanggal menjadi kasus : 17 Maret 2015

2. Proses Asuhan Gizi Terstandar

2.1 Assessment Gizi

A. Riwayat Gizi

- Asupan Makanan

a. Jumlah makanan: pasien biasanya makan dengan porsi biasa 100-

200 gram per hari.

b. Jenis makanan: jenis makanan yang biasanya dikonsumsi adalah

nasi, dengan berbagai lauk hewani yang biasanya dikonsumsi

seperti telur, daging, ayam dan ikan yang bervariasi

c. Pola makan/snack: kebiasaan makan teratur 3 kali sehari dengan 1-2

kali selingan dan kadang-kadang tanpa selingan

d. Kesukaan makanan: tpasien menyukai segala jenis makanan, pasien

juga tidak meiliki pantangan atau alergi terhadap makanan tertentu.

Page 16: Laporan KM 3

e. Recall makanan selama dirumah sakit

Zat Gizi 17/03/2015 18/03/2015 19/03/2015 Rata-rata Asupan Zat Gizi

Energi 257 kkalProtein 3,6 grLemak 6,9 gr

KH 46,1 gr

B. Data Biokimia

Jenis Pemeriksaan

Satuan Hasil pemeriksaan Nilai Rujukan17/03/2015

Hemoglobin g/dl 10,6 14,0-17,0Hematokrit % 32 45-55

Eritrosit 106/mm3 4 4,7-6,1Leukosit 103/mm3 70,6 4,5- 10,5

Trombosit 103/mm3 121 150-400Netrofil segmen % 7 50-70

limfosit % 78 20-40%monosit % 14 2-8

C. Antropometri

BB : 53 kg

RL : 160 cm

Rumus rentang lengan = 118,24 + (0,28 x RL) – (0,07 x U)

= 118,24 + (0,28 x 160) – (0,07 x 66)

= 118,24 + 44,8 – 4,62

= 158,42 cm

BBI = 58 kg

IMT = BBA/(TB m)2

= 53 kg/(1,58 m)2 = 21,2 (normal)

*Kategori IMT dan status gizi

- < 17,0 = sangat kurus

- 17,0-18,4 = kurus

Page 17: Laporan KM 3

- 18,5-25,0 = normal

- 25,1-27,0 = overweight

- > 27,0 = obesitas

Sumber: Depkes RI, 2003

D. Fisik dan Klinis

TD = 99/62 mmHg

N = 80x/menit

RR = 24x/menit

T = 36,5oC

E. Riwayat Personal

Riwayat ObatSosial budayaRiwayat penyakit Riwayat penyakit dulu : -

Merasakan nyeri perut sejak 6 bulan yang lalu, dan lemas.

Riwayat penyakit sekarang:nyeri perut yang diraskan sejak 3 bulan ini, pasien mengeluhkan seperti ada benjolan diperut kiri, benjolan terasa keras dan kadang-kadang dirasakan nyeri.

Data umum pasien - Usia 66 tahun- Laki-laki

2.2 Nutritional Diagnosis

Domain Asupan

Problem Etiologi Symphtom Asupan energi dan zat gizi yang tidak adekuat

Berkaitan dengan penurunan nafsu makan

Ditandai dengan asupan energi

Page 18: Laporan KM 3

Domain Klinis

Problem Etiologi Symphtom Perubahan nilai lab terkait gizi

Berkaitan keadaan umum pasien yang lemas

Ditandai dengan kadar Hb 10,6 g/dl (rendah)

Domain Perilaku

Problem Etiologi Symphtom Kebiasaan hidup yang buruk

Berkaitan dengan riwayat merokok sebelum pasien sakit

Ditandai dengan kebiasaan merokok ½ bungkus per hari

2.3 Intervention

Tujuan Diet:

a. Memberikan cukup energi untuk mempertahankan berat badan normal

b. Memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sesedikit mungkin

meninggalkan sisa sehingga dapat membatasi volume feses dan tidak

merangsang saluran cerna

c. Menormalkan kadar Hemoglobin pasien, agar pasien tidak lemas dan

pucat dengan cara memberikan edukasi terkait tentang makanan sumber

zat besi.

d. Menormalkan tekanan darah pasien dalam batas normal.

Preskripsi Diet

a. Jenis Diet : Diet Rendah Sisa II

b. Bentuk : Makanan Lunak

c. Frekuensi : 3 kali makanan utama dan 1-2 kali makanan selingan

d. Rute Makanan : Oral

Page 19: Laporan KM 3

Syarat Diet

a. Energi sesuai dengan kebutuhan.

b. Protein cukup yaitu 15% dari kebutuhan energi total.

c. Lemak sedang yaitu 20% dari kebutuhan energi total.

d. Karbohidrat cukup yaitu sisa kebutuhan energi total.

e. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam

dan berbumbu tajam.

f. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak terlalu

panas dan tidak terlalu dingin.

g. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil.

Perhitungan Kebutuhan Gizi

BMR = 10 W + 6,25 H – 5 A + 5

= 10 x 58 + 6,25 x 158 – 5 x 66 + 5

= 580 + 987,5 – 330 +5

= 1232,5 kkal

SDA = 10/100 x 1232,5 = 123,25 + 1232,5 = 1356 kkal

Aktivitas = 10% = 10/100 x 1356 =135,6

F. Stres = 15% = 15/100 x 1356 = 203,4

TEE = SDA + Aktivitas + F. Stres

= 1356 + 135,6 + 203,4 = 1695 kkal

Protein = 15% = 15/100 x 1695/4 = 63,5 gr

Lemak = 20% = 20/100 x 1695/9 = 38 gr

KH = 65% = 65/100 x 1695/4 = 275,4 gr

Asupan Parenteral

Page 20: Laporan KM 3

Tabel Persentase Asupan dengan Kebutuhan

Zat Gizi

% Asupan Kebutuhan Rata-Rata % Asupan

Kat.17/3/15 % 18/3/15 % 19/3/15 %

Energi 257 kkal 15% 1695 kkalProtein 3,6 gr 5,6% 63,5 grLemak 6,9 gr 18% 38 gr

KH 46,1 gr 17% 275,4 gr

Keterangan : Kategori berdasarkan KGA

Sangat tinggi : >115%

Tinggi : 106-115%

Sedang : 95-105%

Cukup : 85-94%

Rendah : <85%

2.4 Monitoring dan Evaluasi

Page 21: Laporan KM 3

DAFTAR PUSTAKA

Ferinable, 2014. Tumor Intra Abdomen

https://www.scribd.com/doc/220672709/TUMOR-INTRA-ABDOMEN-TIA

Mitha, 2012. Asuipan Keperawatan “Tumor Abdomen”.

http://thamitablog.blogspot.com/

Frimadinie, Restantie, 2013. Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada

Pasien Dengan Tumor Intra Abdomen Di Ruang A2 Rumah Sakit Dr.

Kariadi Semarang. Fakultas Ilmu Keperawatan Dan Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Semarang.

Michael, Irfan, 2013. Perdarahan Saluran Makan Bagian Atas (PSMBA).

irfanmichael.blogspot.com/2013/10/psmba.html

Yeni, Hervita, 2013. PSMBA.

https://www.scribd.com/doc/151604942/PSMBA

Ar-rosyad, Ibnu Zainal, 2010. Keperawatan Abdomen; Tumor Abdomen.

http://keperawatanabdomen.blogspot.com/2010/03/hipoplasia-dan-

agenesis.html