laporan kinerja tahun 2015 - bpkp.go.id revisi... · republik indonesia nomor 9 tahun 2015 tentang...

74
ss LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 DEPUTI BIDANG INVESTIGASI Nomor: LAP-10/D6/2016 Tanggal: 9 September 2016

Upload: haduong

Post on 01-Mar-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

ss

LAPORAN KINERJATAHUN 2015

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Nomor: LAP-10/D6/2016Tanggal: 9 September 2016

Page 2: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

i

Puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas

perkenanNya Deputi Bidang Investigasi dapat menyelesaikan

penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2015. Penyusunan Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015 berpedoman pada Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi

Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman

Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Pusat. Laporan Kinerja ini

merupakan media pertanggungjawaban Deputi Bidang Investigasi dalam mewujudkan visi

dan misi yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis.

Laporan Kinerja Tahun 2015 memberikan gambaran mengenai pertanggungjawaban atas

pemanfaatan sumber daya yang dikelola Deputi Bidang Investigasi beserta seluruh

jajarannya dalam rangka menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Pada tahun 2015 kegiatan dalam rangka mencapai sasaran program terealisasi melebihi

target yang telah ditetapkan. Namun demikian, masih terdapat beberapa permintaan

penugasan yang belum dapat dipenuhi. Dengan penuh kesadaran hal tersebut akan menjadi

perhatian bagi seluruh jajaran di lingkungan Deputi Bidang Investigasi untuk meningkatkan

kinerja dengan lebih baik dan profesional pada tahun-tahun mendatang.

Jakarta, 2 September 2016

Deputi Kepala BPKPBidang Investigasi

Iswan ElmiNIP 19600127 198102 1 001

KATA PENGANTAR

Page 3: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

ii

BPKP sebagai pengawas internal pemerintah yang bertanggung jawab langsung kepada

Presiden diharapkan mampu meningkatkan efektivitas sistem pengawasan nasional dalam

memberantas KKN dan mendorong terwujudnya good governance baik dalam sektor

pemerintahan maupun sektor publik. Deputi Bidang Investigasi sebagai bagian integral dari

BPKP, harus ikut mereposisi dan meredefinisi perannya untuk mendukung visi BPKP demi

terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas dari KKN serta tercapainya kelancaran

pembangunan yang berkesinambungan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya,

Deputi Bidang Investigasi telah menetapkan visi yang menjadi arah perkembangan organisasi

di masa mendatang. Visi tersebut adalah sebagai berikut:

“Pusat Keunggulan Solusi Kecurangan”

Berdasarkan visi tersebut telah dirumuskan 4 (empat) misi, yaitu:

1. Mendukung peran Aparat Penegak Hukum (APH) dalam pemberantasan korupsi

2. Memberikan solusi atas permasalahan yang menghambat kelancaran pembangunan

3. Memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi manajemen untuk mewujudkan

tata kelola pemerintahan dan korporasi yang baik

4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan sistem pengendalian intern melalui upaya

pencegahan korupsi dengan melaksanakan Fraud Control Plan (FCP)

Penjabaran atau implementasi dari misi yang akan dicapai dituangkan dalam tujuan dan

sasaran strategis. Dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, dengan

memperhatikan sumber daya organisasi dan kondisi lingkungan, Deputi Bidang Investigasi

menetapkan program dan kegiatan dalam Renstra yang dinyatakan dalam suatu indikator

kinerja yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu. Keberhasilan

program diukur dengan indikator hasil (outcome), sedangkan keberhasilan kegiatan diukur

dengan menggunakan indikator keluaran (output).

RINGKASAN EKSEKUTIF

Page 4: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

iii

Pada tahun 2015, rata-rata capaian kinerja outcome adalah sebesar 101,98% yang dihitung

berdasarkan indikator :

1. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan sebesar

65,16% atau mencapai 108,60% dari target sebesar 60%.

2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH,

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi sebesar 23,70% atau

mencapai 118,50% dari target sebesar 20%.

3. Jumlah hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh penanggung jawab

kegiatan atau pengguna barang/jasa sebanyak 60 laporan atau mencapai 120% dari

target sebanyak 40 laporan.

4. Jumlah hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah

Daerah, dan Korporasi sebanyak 11 laporan atau mencapai 73,33% dari target sebanyak

15 laporan.

5. Jumlah penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan sebanyak 25 laporan

atau mencapai 71,43% dari target sebanyak 35 laporan.

6. Persentase Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi yang

mengimplementasikan FCP sebesar 15,79% atau mencapai 120% dari target sebesar

10%.

Pencapaian sasaran outcome tersebut didukung dengan peningkatan kapasitas SDM, sarana

prasarana pelaksanaan tugas, dan tersedianya anggaran pelaksanaan kegiatan.

Page 5: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

iv

Halaman

Kata Pengantar i

Ringkasan Pimpinan ii

Daftar Isi iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi 1

B. Aspek Strategis Organisasi 2

C. Kegiatan dan Layanan Produk Organisasi 3

D. Struktur Organisasi 4

E. Sistematika Penyajian 8

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis 2015-2019

1. Pernyataan Visi

2. Pernyataan Misi

3. Tujuan Strategis

4. Sasaran Strategis

5. Sasaran Program

6. Indikator Kinerja Utama

7. Program dan Kegiatan

10

11

12

15

16

19

20

25

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015 25

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja 29

B. Analisis Capaian Kinerja 33

DAFTAR ISI

Page 6: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

v

C. Realisasi Keuangan 53

D. Lain-lain 54

BAB IV PENUTUP 65

Lampiran

Page 7: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 1

A. Tugas, Fungsi, dan Wewenang Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Presien Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan

Keuangan dan Pembangunan Deputi Bidang Investigasi melaksanakan tugas membantu

Kepala di bidang pelaksanaan pengawasan kelancaran pembangunan termasuk

program lintas sektoral, pencegahan korupsi, audit atas penyesuaian harga, audit klaim,

audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan

keuangan negara, audit penghitungan kerugian keuangan negara dan pemberian

keterangan ahli. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Deputi Bidang Investigasi

menyelenggarakan fungsi:

1. pengkajian, perumusan, dan penyusunan kebijakan teknis di bidang investigasi;

2. penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi;

3. penyusunan pedoman dan pemberian bimbingan teknis investigasi dan

pencegahan kolusi, korupsi dan nepotisme;

4. pengoordinasian penyelenggaraan pengawasan intern terhadap perencanaan

dan pelaksanaan kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan

termasuk program lintas sektoral;

5. pelaksanaan audit atas penyesuaian harga, audit klaim dan audit investigatif

terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan

negara, audit penghitungan kerugian keuangan negara, dan pemberian

keterangan ahli pada instansi pusat dan daerah, dan/atau kegiatan lain yang

seluruh atau sebagian keuangannya dibiayai oleh anggaran negara dan/atau

subsidi termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat

BAB IPENDAHULUAN

Page 8: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 2

kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat dan/atau

Pemerintah Daerah, serta upaya pencegahan korupsi;

6. pelaksanaan sosialisasi dan bimbingan teknis program anti korupsi kepada

masyarakat, dunia usaha, aparat pemerintahan dan badan-badan lainnya;

7. pelaksanaan analisis, evaluasi dan pengolahan hasil pengawasan bidang

penugasan investigasi; dan

8. pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan pemerintah di

bidang keinvestigasian sesuai peraturan perundang-undangan.

B. Aspek Strategis Organisasi

1. Adanya PP Nomor 60 Tahun 2008 tentang SPIP, BPKP memiliki mandat sebagai

pengawas intern akuntabilitas keuangan negara dan pembina penyelenggaraan

SPIP. Dengan terbitnya PP ini, cakupan penugasan BPKP yang semakin luas, dan

terjadi perubahan paradigma yang lebih mengedepankan pencegahan dengan

pembangunan suatu sistem yang mampu mencegah kecurangan/

penyimpangan atau memudahkan pendeteksian adanya kecurangan/

penyimpangan.

2. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 menjelaskan bahwa BPKP memiliki

mandat untuk melakukan lingkup penugasan yang bersifat makro dan strategis,

pembinaan penyelenggaraan SPIP, penyedia laporan pengawasan yang

berskala nasional ke Presiden, dan pembinaan penyelenggaraan JFA. BPKP

diharapkan berkontribusi pada pencapaian tujuan pemerintah dan

pembangunan yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat, dengan

memberikan rekomendasi untuk peningkatan kinerja program pembangunan

pusat, daerah, dan korporasi. Deputi Bidang Investigasi berkontribusi

memberikan rekomendasi keinvestigasian dengan melaksanakan audit

investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan

keuangan negara/daerah.

Page 9: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 3

3. Perhatian pemerintah, dalam hal ini Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden

Jusuf Kalla, terhadap peran pengawasan membuka peluang yang cukup

terbuka untuk secara efektif menyelenggarakan pembangunan pengawasan

nasional dan pengawasan pembangunan nasional terkait dengan terwujudnya

pemerintah yang transparan, efektif dan efisien. Perhatian pemerintah

tersebut adalah gambaran utama peluang besar bagi BPKP untuk

menyelenggarakan fungsinya. BPKP dalam memberikan assurance tentang

pencapaian keberhasilan pemerintah dalam memberikan rekomendasi

perbaikan untuk memitigasi risiko, dan memastikan tujuan program

pemerintah, dalam hal ini sasaran pembangunan nasional, dapat tercapai.

BPKP juga berfungsi sebagai mitra strategis K/L/P/K dalam hal pemberian jasa

consultancy.

4. Dalam kondisi masih banyaknya kasus korupsi, masih besar pula harapan

Aparat Penegak Hukum (APH) meminta BPKP untuk melakukan audit atas kasus

TPK.

5. Adanya produk-produk unggulan yang dibutuhkan oleh stakeholders (Fraud

Control Plan/FCP dan forensik komputer) yang memungkinkan BPKP

melakukan penugasan sesuai dengan kebutuhan stakeholders.

C. Kegiatan dan Produk Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 dan Peraturan Kepala BPKP

Nomor: PER-1314/K/D6/2012 tanggal 16 Oktober 2012 tentang Pedoman Penugasan

Bidang Investigasi (PPBI), Deputi Bidang Investigasi melaksanakan kegiatan/penugasan

bidang investigasi untuk memenuhi akuntabilitas yang menjadi perhatian para

stakeholder. Kegiatan/penugasan tersebut meliputi:

1. Pengawasan dalam rangka mendukung Program Prioritas Presiden

(Pengawalan Pembangunan Nasional).

2. Penanganan pangaduan/temuan-temuan audit agar penyelesaian proyek tidak

terhambat sesuai dengan kebijakan pengutamaan upaya pencegahan korupsi.

Page 10: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 4

3. Penanganan kasus Aparat Penegak Hukum (Audit Investigatif, Audit dalam

rangka Penghitungan Kerugian Keuangan Negara, Pemberian Keterangan Ahli,

dan Forensik Komputer).

4. Penanganan kasus K/L/P/K (Audit Investigatif, Forensik Komputer).

5. Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan.

6. Audit Penyesuaian Harga.

7. Audit Klaim.

8. Fraud Control Plan (FCP).

9. Sosialisasi Program Anti Korupsi.

10. Kajian Hasil Pengawasan.

11. Penugasan investigasi lainnya yang berkaitan dengan upaya pencegahan

korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Penugasan bidang investigasi harus didasarkan pada alasan yang cukup, yaitu:

1. Adanya indikasi penyimpangan yang menimbulkan kerugian keuangan negara

dari pengembangan hasil audit operasional.

2. Pengembangan informasi laporan/pengaduan masyarakat yang layak untuk

ditindaklanjuti.

3. Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan.

4. Permintaan dari pimpinan/atasan pimpinan Objek Penugasan.

D. Struktur Organisasi

Berdasarkan Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP-06.00.00-080/K/2001 tanggal 20

Pebruari 2001, struktur organisasi Deputi Bidang Investigasi terdiri dari 3 (tiga)

Direktorat. Masing-masing Direktorat mempunyai Sub Direktorat dan Kelompok Pejabat

Fungsional. Untuk urusan Tata Usaha, Deputi Bidang Investigasi memperoleh staf

perbantuan dari Sekretariat Utama.

Page 11: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 5

BAGAN 1.1STRUKTUR ORGANISASI

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Deputi Bidang InvestigasiIswan Elmi

Direktur Investigasi InstansiPemerintah

Samono

Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah

Pusat IIrham

Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah

Pusat IISugiharto

Kasubdit InvestigasiInstansi Pemerintah

DaerahPiping Effrianto

Kelompok JabatanFungsional

Direktur Investigasi BUMNdan BUMD

Alexander Rubi Satyoadi

Kasubdit InvestigasiBUMN

Nasrul Wathon

Kasubdit InvestigasiBUMD

Gumbira Budi Purnama

Kelompok JabatanFungsional

Direktur InvestigasiHambatan Kelancaran

PembangunanJuliver Sinaga

Kasubdit Investigasi HKPInstansi Pemerintah

Hieronymus Saktyo P

Kasubdit Investigasi HKPBUMN dan BUMD

Buntoro

Kelompok JabatanFungsional

Kasubbag Tata UsahaSutisna

Page 12: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 6

1. Direktorat Investigasi Instansi Pemerintah

Tugas pokok dan fungsi:

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan

koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,

penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan

investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan

kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi pada

instansi pemerintah pusat dan daerah.

2. Direktorat Investigasi Badan Usaha Milik Negara dan Badan Usaha

Milik Daerah

Tugas pokok dan fungsi:

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan

koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,

penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan

investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan

kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi terhadap

kasus penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara pada Badan

Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang di dalamnya terdapat kepentingan

pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah.

3. Direktorat Investigasi Hambatan Kelancaran Pembangunan

Tugas pokok dan fungsi:

Melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, penyusunan

pedoman, pemberian bimbingan teknis investigasi, penyiapan bahan

koordinasi, penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan investigasi,

penyusunan rencana dan pengendalian pelaksanaan pemberian bantuan

investigasi, pemantauan tindak lanjut, evaluasi dan penyusunan laporan

kegiatan, analisis, evaluasi dan penyusunan laporan hasil investigasi terhadap

Page 13: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 7

hambatan kelancaran pembangunan pada instansi pemerintah pusat dan

daerah, Badan Usaha Milik Negara, badan-badan lain yang di dalamnya

terdapat kepentingan pemerintah, dan Badan Usaha Milik Daerah.

4. Kepala Sub Bagian Tata Usaha Perbantuan VI

Tugas pokok dan fungsi:

Melakukan urusan tata usaha pengawasan, kepegawaian, keuangan,

perlengkapan dan administrasi Jabatan Fungsional di Deputi Bidang Investigasi.

Jumlah pegawai Deputi Bidang Investigasi per 1 Januari 2015 sebanyak 107 orang. Jika

dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2015 sebanyak 106 orang, maka secara

total terjadi pengurangan jumlah pegawai sebanyak 1 orang. Jumlah pegawai tersebut

dapat klasifikasi sebagai berikut :

TABEL 1.1JUMLAH DAN KLASIFIKASI PEGAWAI TAHUN 2015

BERDASARKAN GOLONGAN

GOLONGANRUANG

TOTALa b c d e

IV 8 10 9 - 1 28

III 24 10 7 27 - 68

II - - 4 6 - 10

I - - - - - -

TOTAL 32 20 20 33 1 106

Page 14: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 8

TABEL 1.2JUMLAH DAN KLASIFIKASI PEGAWAI TAHUN 2015

BERDASARKAN JABATAN

Uraian Posisi

01-01-2015

Mutasi Posisi

31-12-2015Tambah Kurang

Struktural

a. Eselon I 1 - - 1

b. Eselon II 3 - - 3

c. Eselon III 7 2 2 7

d. Eselon IV - - - -

Fungsional Auditor

a. Auditor Madya 17 4 3 18

b. Auditor Muda 24 - 3 21

c. Auditor Pratama - 24 - 24

d. Auditor Penyelia 7 - 3 4

e. Auditor PelaksanaLanjutan

- - - -

f. Auditor Pelaksana 5 - - 5

g. Calon Auditor Pratama 20 - 20 -

Fungsional Lainnya 23 - - 23

Jumlah 107 30 31 106

E. Sistematika Penyajian

Laporan Kinerja menginformasikan pencapaian kinerja Deputi Bidang Investigasi selama

Tahun 2015 dibandingkan dengan Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2015 yang merupakan

komitmen Deputi Bidang Investigasi untuk mencapai kinerja sebaik-baiknya sebagai

upaya memenuhi misi organisasi. Melalui pembandingan tersebut akan diperoleh celah

kinerja (Performance Gap) untuk disempurnakan kembali dalam rencana kinerja

berikutnya.

Sistematika penyajian Laporan Kinerja Tahun 2015, adalah sebagai berikut:

Page 15: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 9

BAB I PENDAHULUAN

Berisi uraian umum mengenai tugas, fungsi dan wewenang Deputi

Bidang Investigasi, aspek strategis, kegiatan dan produk, struktur

organisasi serta sistematika penyajian.

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

Berisi uraian singkat mengenai Rencana Strategis (Renstra) 2015–

2019 yang menggambarkan visi, misi, tujuan, sasaran strategis,

sasaran program, Indikator Kinerja Utama (IKU), serta program dan

kegiatan Deputi Bidang Investigasi. Bab ini juga menguraikan

mengenai Perjanjian Kinerja (PK) yang menggambarkan target

program dan kegiatan serta indikator keberhasilannya pada tahun

2015.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

Berisi uraian mengenai capaian dan analisis masing-masing indikator

kinerja utama dan penjelasan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

dalam mendukung capaian IKU, serta realisasi keuangan tahun 2015.

BAB IV PENUTUP

Berisi uraian singkat mengenai keberhasilan dan kegagalan,

permasalahan dan kendala utama yang berkaitan dengan kinerja

kedeputian, serta langkah-langkah perbaikan kinerja yang akan

dilaksanakan pada tahun mendatang.

Page 16: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 10

A. Rencana Strategis 2015-2019

Rencana Strategis (Renstra) pada dasarnya merupakan dokumen perencanaan yang

memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan dalam rangka

melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang akan dilaksanakan oleh Deputi Bidang

Investigasi. Renstra Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015-2019 tidak terlepas dari

Renstra Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan yang disusun dengan

memperhatikan:

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.

b. Pasal 2 dan 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tanggal 16 Agustus 1999 jo

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tanggal 21 November 2001 tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

c. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tanggal 27 Desember 2001 tentang KPK

d. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2006 tanggal 18 April 2006 tentang Pengesahan

United Nations Convention Against Corruption 2003 (Konvensi Perserikatan Bangsa-

Bangsa Anti Korupsi 2003).

e. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 Tahun 2008 tanggal 28 Agustus 2008 tentang

Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). Sesuai dengan peraturan ini,

mandat yang diemban BPKP adalah sebagai auditor Presiden yang memiliki tugas

melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan negara dan

sebagai pembina SPIP untuk seluruh Instansi Pemerintah. Pengawasan intern

terhadap akuntabilitas keuangan negara dilaksanakan atas kegiatan tertentu

BAB IIPERENCANAAN DANPERJANJIAN KINERJA

Page 17: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 11

meliputi kegiatan yang bersifat lintas sektoral, kegiatan kebendaharaan umum

negara, Akuntabilitas Perwujudan Iklim bagi Pemerintahan yang Baik dan Bersih,

dan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden. BPKP khususnya Deputi

Bidang Investigasi melakukan pengawasan intern melalui audit dengan tujuan

tertentu.

f. Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang

BPKP. Sesuai dengan peraturan ini Deputi Bidang Investigasi melaksanakan tugas

membantu Kepala di bidang pelaksanaan pengawasan kelancaran pembangunan

termasuk program lintas sektoral, pencegahan korupsi, audit atas penyesuaian

harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus penyimpangan yang

berindikasi merugikan keuangan negara, audit penghitungan kerugian keuangan

negara, dan pemberian keterangan ahli.

g. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tanggal 31 Desember 2014 tentang

Peningkatan Kualitas Sistem Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan

Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat.

h. Surat Keputusan Kepala BPKP Nomor: KEP-06.00.00-080/K/2001 tanggal 20

Februari 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BPKP.

i. Peraturan Kepala BPKP Nomor: PER-1314/K/D6/2012 tanggal 16 Oktober 2012

tentang Pedoman Penugasan Bidang Investigasi.

1. Pernyataan Visi

BPKP sebagai pengawas internal pemerintah yang bertanggung jawab langsung

kepada Presiden diharapkan mampu meningkatkan efektivitas sistem pengawasan

nasional dalam memberantas KKN dan mendorong terwujudnya good governance

baik dalam sektor pemerintahan maupun sektor publik. Deputi Bidang Investigasi

sebagai bagian integral dari BPKP, harus ikut mereposisi dan meredefinisi perannya

untuk mendukung visi BPKP demi terwujudnya pemerintahan yang bersih dan

bebas dari KKN serta tercapainya kelancaran pembangunan yang

berkesinambungan. Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Deputi Bidang

Page 18: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 12

Investigasi telah menetapkan visi yang menjadi arah perkembangan organisasi di

masa mendatang. Visi tersebut adalah sebagai berikut:

BAGAN 2.1VISI DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

2. Pernyataan Misi

Visi yang telah ditetapkan merupakan kesepakatan yang harus dilaksanakan oleh

seluruh jajaran Deputi Bidang Investigasi. Untuk mencapai visi tersebut Deputi

Bidang Investigasi menetapkan misi sebagai berikut:

Misi ini dilatarbelakangi permasalahan korupsi yang sangat kompleks dengan

operandi yang semakin canggih dan beragam, sudah mewabah ke semua lapisan

penyelenggara negara seperti eksekutif, legislatif, yudikatif, dan birokrasi. Korupsi

bukan hanya sekadar merugikan keuangan negara namun juga telah merusak

sistem hukum serta melemahkan mental manusia Indonesia dan sendi-sendi sosial

budaya masyarakat, karena itu korupsi merupakan persoalan mendesak yang harus

diatasi. Banyaknya pemberantasan korupsi ternyata juga tidak menjadikan

masyarakat semakin takut melakukan tindakan korupsi. Korupsi mungkin tidak

dapat diberantas secara menyeluruh, namun setidaknya korupsi itu bisa ditekan

agar di masa mendatang tidak semakin membudaya dan semakin merusak moral

para pejabat negara.

VISI DEPUTIBIDANG

INVESTIGASI

PUSAT KEUNGGULANSOLUSI KECURANGAN

1. Mendukung peran Aparat Penegak Hukum (APH) dalampemberantasan korupsi

Page 19: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 13

BPKP khususnya Deputi Bidang Investigasi membantu upaya pemerintah dalam

mengungkap kejadian korupsi karena itu terus melakukan upaya pemberantasan

korupsi secara efisien dan efektif. Efisien karena jumlah anggaran yang terbatas.

Sedangkan ukuran efektif dari pemberantasan korupsi adalah jumlah kasus

yang sudah disidangkan semakin meningkat dan diprioritaskan pada kualitas

penanganan perkara. Pengawasan yang dilakukan Deputi Bidang Investigasi

diharapkan dapat mengurangi perilaku koruptif para penyelenggara negara.

Misi ini dilatarbelakangi pelaksanaan pembangunan sering terkendala dan tidak

mencapai hasil dan manfaat seperti yang diharapkan. Hal ini terjadi karena

kurangnya koordinasi antar instansi pemerintah dan korporasi yang mengakibatkan

adanya hambatan pelaksanaan pembangunan yang berdampak pada lambatnya

pencapaian tujuan nasional. Sejalan dengan fungsi BPKP melakukan

pengkoordinasian penyelenggaraan pengawasan intern terhadap perencanaan dan

pelaksanaan kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan termasuk

program lintas sektoral, maka BPKP melakukan mediasi dan memberikan solusi

kepada instansi pemerintah dan korporasi untuk menyelesaikan permasalahan

yang menghambat pembangunan, sehingga pelaksanaan pembangunan dapat

berjalan dengan lancar.

Selain itu, dalam rangka membantu memperlancar pelaksanaan pengadaan barang

dan jasa, BPKP melakukan audit penyesuaian harga dan audit klaim. Proses

pengajuan penyesuaian harga dan klaim yang dilakukan oleh kontraktor dan

satuan kerja, sering dilakukan dengan tidak cermat sehingga dapat mengakibatkan

pemborosan keuangan negara. Hal ini terjadai karena belum jelasnya aturan yang

berkaitan dengan penyesuaian harga dan klaim. Oleh karena itu dalam rangka

menentukan penyesuaian harga dan klaim yang wajar, BPKP melalukan audit

penyesuaian harga dan klaim.

2. Memberikan solusi atas permasalahan yang menghambatkelancaran pembangunan

Page 20: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 14

Misi ini dilatarbelakangi bahwa masyarakat menginginkan pemerintahan yang

bersih, bebas KKN, dan berjalan dengan baik tanpa menimbulkan dampak negatif

pada masyarakat. Implementasi tata kepemerintahan yang baik merupakan salah

satu upaya menciptakan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN sebagai upaya

pencegahan KKN. Deputi Bidang Investigasi melaksanakan pengawasan yang

diminta oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam rangka mewujudkan tata kelola

pemerintahan dan korporasi baik dan bebas KKN.

Misi ini dilatarbelakangi adanya perubahan paradigma yang lebih mengedepankan

pencegahan korupsi dengan membangun suatu sistem yang mampu mencegah

atau memudahkan pendeteksian adanya kecurangan/penyimpangan, mendorong

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) khususnya Deputi Bidang

Investigasi untuk terus meningkatkan efektifitas pencegahan korupsi.

Pencegahan korupsi meliputi dua langkah fundamental, pertama adalah penciptaan

dan pemeliharaan kejujuran dan integritas, dan yang kedua adalah pengkajian

risiko korupsi serta membangun sikap yang konkrit guna meminimalkan risiko serta

menghilangkan kesempatan terjadinya korupsi. Organisasi dapat menghilangkan

atau mengurangi kesempatan terjadinya korupsi melalui langkah berikut:

a. Mengidentifikasi sumber serta mengukur risiko korupsi.

b. Mengimplementasikan pengendalian pencegahan dan pendeteksian.

3. Memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapimanajemen untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan

dan korporasi yang baik

4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan sistem pengendalianintern melalui upaya pencegahan korupsi dengan

melaksanakan Fraud Control Plan (FCP)

Page 21: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 15

c. Menciptakan pemantauan secara luas melalui peran serta pegawai, pelanggan

dan masyarakat.

d. Memfungsikan pengecekan independen, termasuk fungsi audit dan standar

investigasi.

Hal-hal yang diperlukan untuk mencegah korupsi seperti tersebut di atas dikenal

dengan Program Anti Korupsi atau Fraud Control Plan (FCP). Pengendalian tersebut

dirancang secara spesifik, teratur, dan terukur oleh suatu organisasi, untuk

mencegah, menangkal, dan memudahkan pendeteksian, jumlah, serta frekuensi

kemungkinan terjadinya korupsi/kecurangan yang ditandai dengan eksistensi dan

implementasi beberapa atribut dalam kerangka upaya mencapai tujuan organisasi

secara keseluruhan.

3. Tujuan Strategis

Penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan dicapai dalam jangka

waktu satu sampai lima tahun dituangkan dalam tujuan strategis Deputi Bidang

Investigasi. Tujuan akan menjadi arah perjalanan Deputi Bidang Investigasi dan

perbaikan-perbaikan yang diinginkan sesuai dengan tugas dan fungsi Deputi Bidang

Investigasi.

Dalam rangka mencapai misi yang telah ditetapkan, Deputi Bidang Investigasi telah

menetapkan tujuan sebagai berikut:

Page 22: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 16

BAGAN 2.2TUJUAN STRATEGIS DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

4. Sasaran Strategis

Sasaran strategis merupakan ukuran pencapaian dari tujuan yang mencerminkan

berfungsinya hasil (outcome) dari semua program yang telah ditetapkan, serta

menjadi indikator untuk menilai keberhasilan suatu pencapaian tujuan. Terkait

dengan tujuan tersebut, Deputi Bidang Investigasi menetapkan sasaran strategis:

a. Meningkatnya efektifitas hasil pengawasan keinvestigasian

Sasaran pengawasan adalah mewujudkan dan meningkatkan efisiensi dan

efektivitas dalam pencapaian tujuan dan pelaksanaan tugas-tugas organisasi.

Hasil pengawasan keinvestigasian diharapkan dapat membantu Aparat

Penegak Hukum (APH) dalam mengungkap dan menindak kejadian korupsi.

Hasil pengawasan keinvestigasian juga harus dapat dijadikan masukan oleh

pimpinan dalam pengambilan keputusan, antara lain untuk menghentikan atau

1. Peningkatan efektifitashasil pengawasankeinvestigasian

2. Peningkatan efektifitashasil pengawasan dalammengatasi hambatankelancaran pembangunan

3. Peningkatan kualitastata kelolapemerintahan dankorporasi dalam upayapencegahan korupsi

Page 23: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 17

meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan,

hambatan, dan ketidaktertiban; mencegah terulangnya kembali kesalahan,

penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidaktertiban

tersebut; mencari cara yang lebih baik atau membina yang telah baik untuk

mencapai tujuan dan melaksanakan tugas-tugas organisasi. Pengawasan akan

bermakna manakala diikuti langkah-langkah tindak lanjut yang nyata dan tepat.

b. Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional

Pengawasan bertujuan mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan

pemerintahan dan pembangunan, karena itu hasil pengawasan harus dapat

digunakan oleh Pimpinan Obyek Penugasan sebagai salah satu bahan dalam

pengambilan keputusan yang menyangkut pengamanan dan pencegahan

terhadap kebocoran pembayaran yang menjadi beban keuangan negara.

c. Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintah dan korporasi dalam upaya

pencegahan korupsi

Masalah pemberantasan korupsi tidak cukup hanya dilaksanakan dengan

pendekatan bersifat represif, tetapi juga bersifat preventif dan rehabilitatif.

Tanpa langkah preventif pemberantasan korupsi hanya akan berhasil

mengatasi gejalanya saja dan bukan menghancurkan akar penyebab dan

sumber penyakit korupsi. Salah satu upaya pencegahan korupsi adalah dengan

menciptakan tata kelola pemerintah dan korporasi yang baik, karena itu hasil

pengawasan Deputi Bidang Investigasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas

tata kelola pemerintah dan korporasi.

Page 24: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 18

Target Sasaran Strategis adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1Target Kinerja Sasaran Strategis

No. Sasaran StrategisIndikator Kinerja

Uraian Target2015

Target2019

1. Meningkatnyaefektifitas hasilpengawasankeinvestigasian

Persentase hasil pengawasankeinvestigasian yangdimanfaatkan di persidangan

60% 75%

Persentase hasil pengawasankeinvestigasian yangdimanfaatkan oleh APH,

Kementerian/Lembaga,Pemerintah Daerah, danKorporasi

20% 30%

Jumlah hasil auditpenyesuaian harga yangdimanfaatkan oleh

penanggung jawab kegiatanatau pengguna barang/jasa

40laporan

41laporan

Jumlah hasil audit klaim yangdimanfaatkan olehKementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah, danKorporasi

15laporan

15laporan

2. Meningkatnya

penyelesaianhambatan kelancaranpembangunan

nasional

Jumlah penyelesaian kasus

hambatan kelancaranpembangunan

35

laporan

36

laporan

3. Meningkatnya

kualitas tata kelolapemerintahan dankorporasi

Persentase Kementerian/

Lembaga, Pemerintah Daerah,dan Korporasi yangmengimplementasikan FCP

10% 15%

Page 25: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 19

5. Sasaran Program

Arah kebijakan pengawasan Deputi Bidang Investigasi akan dilaksanakan melalui

Program Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan

Nasional serta Pembinaan SPIP. Sasaran yang akan dicapai dari program tersebut

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2Target Kinerja Sasaran Program (Outcome)

Program SasaranProgram

Indikator Kinerja

Uraian Target2015

Target2019

Programpengawasaninternakuntabilitaskeuangan negaradanpembangunannasional sertapembinaanpenyelenggaraansistempengendalianinternpemerintah

Meningkatnyaefektifitas hasilpengawasankeinvestigasian

Persentase hasilpengawasankeinvestigasian yang

dimanfaatkan dipersidangan

60% 75%

Persentase hasil

pengawasankeinvestigasian yangdimanfaatkan oleh

APH,Kementerian/Lembaga,Pemerintah Daerah,

dan Korporasi

20% 30%

Jumlah hasil auditpenyesuaian harga

yang dimanfaatkanoleh penanggungjawab kegiatan atau

penggunabarang/jasa

40 41

Jumlah hasil auditklaim yangdimanfaatkan oleh

Kementerian/

15 15

Page 26: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 20

Program SasaranProgram

Indikator Kinerja

Uraian Target2015

Target2019

Lembaga,Pemerintah Daerah,dan Korporasi

Meningkatnyapenyelesaian

hambatankelancaranpembangunan

nasional

Jumlah penyelesaiankasus hambatan

kelancaranpembangunan

35 36

Meningkatnya

kualitas tatakelolapemerintahan

dan korporasi

Persentase

Kementerian/Lembaga, PemerintahDaerah, dan Korporasi

yangmengimplementasikanFCP

10% 15%

6. Indikator Kinerja Utama

Pengawasan program strategis/program prioritas nasional dan pengelolaan

keuangan negara/daerah dimaksudkan untuk meningkatkan akuntabilitas

pengelolaan keuangan dan pembangunan nasional. Akuntabilitas meliputi

perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, pelaporan, dan pertanggungjawaban

dengan aspek pada fungsi penerimaan, program prioritas nasional, dan kebijakan

fiskal. Akuntabilitas merupakan kondisi yang akan dicapai yang mencerminkan

pengaruh yang ditimbulkan oleh adanya hasil (outcome) dari pengawasan dan

pembinaan yang dilakukan oleh BPKP. Untuk mewujudkan akuntabilitas, hasil dari

pengawasan intern diharapkan dapat memberikan perbaikan dalam pengelolaan

keuangan dan pembangunan, pengelolaan risiko serta dapat meningkatkan kualitas

penyelenggaraan sistem pengendalian intern.

Page 27: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 21

Untuk menilai hasil ditetapkan indikator kinerja sebagai berikut:

Tabel 2.3Target Indikator Kinerja Program (Outcome)

Program Indikator KinerjaProgram

SatuanTarget

2015 2016 2017 2018 2019

ProgramPengawasan InternAkuntabilitasPengelolaan KeuanganNegara dan PembinaanPenyelenggaraan SPIPpada Deputi BidangInvestigasi

Sasaran Program

Meningkatnyaefektifitas hasil

pengawasankeinvestigasian

Persentase hasilpengawasan

keinvestigasianyangdimanfaatkan

di persidangan

% 60 60 65 70 75

Persentase hasilpengawasan

keinvestigasianyangdimanfaatkan

oleh APH,Kementerian/Lembaga, Pemerintah

Daerah, danKorporasi

% 20 20 25 25 30

Jumlah hasilauditpenyesuaian

harga yang

laporan 40 40 38 39 41

Page 28: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 22

Program Indikator KinerjaProgram

SatuanTarget

2015 2016 2017 2018 2019

dimanfaatkanoleh

penanggungjawab kegiatanatau pengguna

barang/jasa

Jumlah hasilaudit klaim

yangdimanfaatkanoleh

Kementerian/Lembaga,Pemerintah

Daerah, danKorporasi

laporan 15 15 12 13 15

Sasaran Program

Meningkatnya

penyelesaianhambatan kelancaranpembangunan

nasional

Jumlahpenyelesaian

kasushambatankelancaran

pembangunan

laporan 35 35 35 36 36

Sasaran Program

Meningkatnyakualitas tata kelolapemerintahan dan

korporasi

Persentase

Kementerian/Lembaga,Pemerintah

Daerah, danKorporasi yangmengimplementas

ikan FCP

% 10 12 13 14 15

Page 29: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 23

Indikator kinerja outcome tersebut di atas akan dicapai melalui kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Investigasi dan Perwakilan BPKP. Indikator

kinerja kegiatan (output) Deputi Bidang Investigasi sebagai berikut:

Tabel 2.4Target Indikator Kinerja Kegiatan (Output)

No Sasaran Kegiatan Indikator KinerjaKegiatan

Satuan Target

2015 2016 2017 2018 2019

1. Laporan HasilPengawasan terkaitInvestigasi padaDirektoratInvestigasi InstansiPemerintah

Jumlah laporanhasil audit dalamrangkapenghitungankerugiankeuangan negara

Laporan 10 8 8 8 8

Jumlah laporanPengumpulandan EvaluasiBukti DokumenElektronik(PEBDE)

Laporan 8 8 5 6 6

Jumlah laporanpemberianketerangan ahli

Laporan 24 24 28 24 26

Jumlah laporanhasil auditinvestigatif

Laporan 2 2 1 2 2

Jumlah laporanFCP

Laporan 2 2 2 2 2

Jumlah laporanpemantauan/monitoring/QA

Laporan 113 104 83 111 109

Jumlah laporanpengawasandalam rangkapemberianrekomendasi

Laporan - 1 1 1 1

Page 30: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 24

No Sasaran Kegiatan Indikator KinerjaKegiatan

Satuan Target

2015 2016 2017 2018 2019

strategis

2. Laporan HasilPengawasan padaDirektoratInvestigasi BUMNdan BUMD

Jumlah laporanhasil audit dalamrangkapenghitungankerugiankeuangan negara

Laporan 8 6 5 5 5

Jumlah laporanpemberianketerangan ahli

Laporan 24 20 17 18 20

Jumlah laporanhasil auditinvestigatif

Laporan 4 4 3 4 4

Jumlah laporanFCP

Laporan 2 2 1 2 2

Jumlah laporanpemantauan/monitoring/QA

Laporan 45 50 21 54 54

Jumlah laporanpengawasan

dalam rangkapemberianrekomendasi

strategis

Laporan - 1 1 1 1

3. Laporan HasilPengawasan padaDirektoratHambatanKelancaranPembangunan

Jumlah laporanhasil auditpenyesuaianharga

Laporan 4 4 3 4 4

Jumlah laporanhasil audit klaim

Laporan 3 3 2 3 3

Jumlah laporanevaluasihambatankelancaranpembangunan

Laporan 5 5 4 4 4

Page 31: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 25

No Sasaran Kegiatan Indikator KinerjaKegiatan

Satuan Target

2015 2016 2017 2018 2019

Jumlah laporankajianpengawasan

Laporan 1 1 1 1 1

Jumlah laporanpemantauan/monitoring/QA

Laporan 65 47 38 51 51

Jumlah laporanpengawasandalam rangkapemberianrekomendasistrategis

Laporan - 1 1 1 1

7. Program dan Kegiatan

Program Deputi Bidang Investigasi adalah Program pengawasan intern akuntabilitas

keuangan negara dan pembangunan nasional serta pembinaan penyelenggaraan

sistem pengendalian intern pemerintah. Pencapaian program ini dilakukan melalui

kegiatan berikut:

a. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP terkait keinvestigasian pada Kementrian/ Lembaga.

b. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP terkait keinvestigasian pada BUMN/BUMD.

c. Pengendalian/Pelaksanaan Pengawasan Intern dan Pembinaan

Penyelenggaraan SPIP terkait Hambatan Kelancaran Pembangunan.

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen yang berisi penugasan dari

pimpinan instansi yang lebih tinggi kepada pimpinan instansi yang lebih rendah untuk

melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator kinerja. Dokumen ini

Page 32: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 26

berisi sasaran strategis, sasaran program, sasaran kegiatan, indikator kinerja, dan target

kinerja yang diperjanjikan dalam satu tahun serta memuat rencana anggaran untuk

program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran strategis.

Target dari indikator kinerja sasaran program dan sasaran kegiatan ditetapkan dalam

bentuk satuan yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik indikator yang

digunakan. Satuan ditetapkan dalam bentuk kuantitatif yang dapat dihitung dan diukur,

sehingga dapat dinilai untuk menentukan tingkat keberhasilan dari masing-masing

program. Program yang disertai dengan indikator hasil program dan indikator hasil

kegiatan dituangkan dalam satu dokumen Perjanjian Kinerja (PK).

Perjanjian Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 2.5Perjanjian Kinerja Tahun 2015

No. SasaranStrategis/Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Target

Sasaran Program

1. Meningkatnya efektifitashasil pengawasankeinvestigasian

Persentase hasilpengawasankeinvestigasian yang

dimanfaatkan dipersidangan

60%

Persentase hasilpengawasankeinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh APH,Kementerian/Lembaga,Pemerintah Daerah, dan

Korporasi

20%

Jumlah hasil audit

penyesuaian hargayang dimanfaatkanoleh penanggung

40

Page 33: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 27

No. SasaranStrategis/Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Target

jawab kegiatan ataupengguna barang/jasa

Jumlah hasil auditklaim yang

dimanfaatkan olehKementerian/Lembaga, Pemerintah

Daerah, dan Korporasi

15

2. Meningkatnya penyelesaian

hambatan kelancaranpembangunan nasional

Jumlah penyelesaian

kasus hambatankelancaranpembangunan

35

3. Meningkatnya kualitas tatakelola pemerintahan dankorporasi

Persentase Kementerian/Lembaga, PemerintahDaerah, dan Korporasi

yangmengimplementasikan

FCP

10%

Sasaran Kegiatan

1. Laporan Hasil Pengawasanterkait Investigasi padaDirektorat Investigasi

Instansi Pemerintah

Jumlah laporan hasilaudit dalam rangkapenghitungan kerugian

keuangan negara

10

Jumlah laporanPengumpulan dan

Evaluasi BuktiDokumen Elektronik(PEBDE)

8

Jumlah laporanpemberian keterangan

ahli

24

Jumlah laporan hasil

audit investigatif

2

Page 34: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 28

No. SasaranStrategis/Program/Kegiatan

Indikator Kinerja Target

Jumlah laporan FCP 2

Jumlah laporanpemantauan/monitoring/QA

114

2. Laporan Hasil Pengawasanpada Direktorat Investigasi

BUMN dan BUMD

Jumlah laporan hasilaudit dalam rangka

penghitungan kerugiankeuangan negara

8

Jumlah laporan

pemberian keteranganahli

24

Jumlah laporan hasilaudit investigatif

4

Jumlah laporan FCP 2

Jumlah laporanpemantauan/

monitoring/QA

46

3. Laporan Hasil Pengawasan

pada Direktorat HambatanKelancaran Pembangunan

Jumlah laporan hasil

audit penyesuaianharga

4

Jumlah laporan hasil

audit klaim

3

Jumlah laporan

evaluasi hambatankelancaranpembangunan

5

Jumlah laporan kajianpengawasan

1

Jumlah laporanpemantauan/monitoring/QA

66

Pengawasan Intern Akuntabilitas Pengelolaan KeuanganNegara dan Pembinaan Penyelenggaraan SPIP

Rp7.166.138.000,00

Page 35: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 29

Akuntabilitas Kinerja ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja Deputi Bidang

Investigasi dalam tahun 2015 yang ditujukan untuk memenuhi target rencana kinerja yang

telah ditetapkan. Dalam uraian berikut disajikan akuntabilitas Deputi Bidang Investigasi dari

aspek keuangan, Sumber Daya Manusia dan sarana prasarana sebagai unsur penunjang

pencapaian sasaran yang telah ditetapkan. Evaluasi kinerja dimulai dengan pengukuran

kinerja yang mencakup penetapan indikator kinerja dan penetapan capaian indikator kinerja

untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran dalam rangka mewujudkan

misi yang telah ditetapkan.

A. Capaian Kinerja

Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis (Renstra) dan

Rencana Kerja Tahunan (RKT). Pengukuran kinerja mencakup penilaian indikator kinerja

sasaran yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja (PK). Pengukuran kinerja dilakukan

dengan cara membandingkan antara target dan dengan realisasinya. Persentase

pencapaian rencana tingkat capaian, dihitung dengan rumus bahwa semakin tinggi

realisasi menggambarkan pencapaian rencana tingkat capaian yang semakin baik.

Sesuai dengan Perjanjian Kinerja Tahun 2015, capaian indikator outcome tahun 2015

adalah sebagai berikut:

BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA

Page 36: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 30

Tabel 3.1Capain Kinerja Outcome Tahun 2015

No. Sasaran Program Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian(%)

1. Meningkatnyaefektifitas hasilpengawasankeinvestigasian

Persentase hasilpengawasankeinvestigasian yangdimanfaatkan oleh APH

% 60 65,16 108,60

Persentase hasilpengawasankeinvestigasian yangdimanfaatkan olehKementerian/Lembaga,Pemerintah Daerah,dan Korporasi

% 20 23,70 118,50

Jumlah hasil auditpenyesuaian hargayang dimanfaatkan

Laporan 40 60 120

Jumlah hasil auditklaim yangdimanfaatkan

Laporan 15 11 73,33

2. Meningkatnyapenyelesaianhambatankelancaranpembangunannasional

Jumlah kasushambatankelancaranpembangunan yangdapat diselesaikan

Laporan 35 25 71,43

3. Meningkatnyakualitas tatakelolapemerintahandan korporasi

PersentaseKementerian/lembaga,Pemerintah Daerah, danKorporasi yangmengimplementasikanFCP

% 10 12,63 120

Rata-Rata 101,98

Indikator kinerja outcome tahun 2015 tersebut di atas dicapai melalui kegiatan-kegiatan

yang dilaksanakan oleh Deputi Bidang Investigasi dan Perwakilan BPKP.

Page 37: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 31

Capaian indikator kinerja output sebagaimana terdapat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2Capaian Kinerja Output Tahun 2015

No. SasaranKegiatan

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian(%)

1. Laporan HasilPengawasanterkaitInvestigasipadaDirektoratInvestigasiInstansiPemerintah

Jumlah laporanhasil audit dalamrangkapenghitungankerugiankeuangan negara

Laporan 10 26 260,00

Jumlah laporanPengumpulan danEvaluasi BuktiDokumenElektronik (PEBDE)

Laporan 8 7 87,50

Jumlah laporanpemberianketerangan ahli

Laporan 24 82 341,67

Jumlah laporanhasil auditinvestigatif

Laporan 2 1 50,00

Jumlah laporanFCP

Laporan 2 2 100,00

Jumlah laporanpemantauan/monitoring/QA

Laporan 114 168 147,37

2. Laporan HasilPengawasanpadaDirektoratInvestigasiBUMN danBUMD

Jumlah laporanhasil audit dalamrangkapenghitungankerugiankeuangan negara

Laporan 8 5 62,50

Jumlah laporan

pemberianketerangan ahli

Laporan 24 24 100,00

Page 38: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 32

No. SasaranKegiatan

Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian(%)

Jumlah laporanhasil audit

investigatif

Laporan 4 6 150,00

Jumlah laporanFCP

Laporan 2 1 50,00

Jumlah laporanpemantauan/

monitoring/QA

Laporan 46 50 108,70

3. Laporan HasilPengawasan

pada DirektoratHambatan

KelancaranPembangunan

Jumlah laporanhasil audit

penyesuaianharga

Laporan 4 7 175,00

Jumlah laporanhasil audit klaim

Laporan 3 3 100,00

Jumlah laporanevaluasihambatan

kelancaranpembangunan

Laporan 5 6 120,00

Jumlah laporan

kajianpengawasan

Laporan 1 2 200,00

Jumlah laporanpemantauan/monitoring/QA

Laporan 66 87 131,82

Jumlah 323 477 147,68

Page 39: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 33

B. Analisis Capaian Kinerja

v Tujuan Strategis

Peningkatan efektifitas hasil pengawasan keinvestigasian

v Sasaran Strategis

Meningkatnya efektifitas hasil pengawasan keinvestigasian

v Sasaran Program

Meningkatnya efektifitas hasil pengawasan keinvestigasian

v Indikator Kinerja

1. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan

2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH,

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi

3. Jumlah hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh penanggung

jawab kegiatan atau pengguna barang/jasa

4. Jumlah hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah, dan Korporasi

Uraian indikator tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkandipersidangan

Permasalahan korupsi yang sangat kompleks dengan operandi yang semakin canggih

dan beragam, sudah mewabah ke semua lapisan penyelenggara negara seperti

eksekutif, legislatif, yudikatif, dan birokrasi. Korupsi bukan hanya sekadar merugikan

keuangan negara namun juga telah merusak sistem hukum serta melemahkan mental

manusia Indonesia dan sendi-sendi sosial budaya masyarakat, karena itu korupsi

merupakan persoalan mendesak yang harus diatasi. Banyaknya pemberantasan korupsi

ternyata juga tidak menjadikan masyarakat semakin takut melakukan tindakan korupsi.

Korupsi mungkin tidak dapat diberantas secara menyeluruh, namun setidaknya korupsi

Page 40: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 34

itu bisa ditekan agar di masa mendatang tidak semakin membudaya dan semakin

merusak moral para pejabat negara.

BPKP khususnya Deputi Bidang Investigasi membantu upaya pemerintah dalam

mengungkap kejadian korupsi karena itu terus melakukan upaya pemberantasan

korupsi secara efisien dan efektif. Efisien karena jumlah anggaran yang terbatas.

Sedangkan ukuran efektif dari pemberantasan korupsi adalah jumlah kasus yang sudah

disidangkan semakin meningkat dan diprioritaskan pada kualitas penanganan perkara.

Hasil pengawasan keinvestigasian berupa laporan hasil audit dalam rangka

penghitungan kerugian keuangan negara diharapkan dimanfaatkan oleh APH pada

sidang di pengadilan. Untuk mengukur efektifitas hasil pengawasan keinvestigasian ini,

Deputi Bidang Investigasi menetapkan indikator “Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan”.

Realisasi indikator “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan

di persidangan” diukur dari jumlah Laporan Hasil Audit dalam rangka Penghitungan

Kerugian Keuangan Negara (LHPKKN) dan Laporan Pengumpulan dan Evaluasi Bukti

Dokumen Elektronik (LPEBDE) yang dimanfaatkan dalam sidang di pengadilan

dibandingkan dengan jumlah LHPKKN dan LPEBDE yang diserahkan ke APH. Pada tahun

2015, jumlah LHPKKN dan LPEBDE yang dimanfaatkan dalam sidang di pengadilan

sebanyak 881 laporan. Laporan dimanfaatkan dalam sidang tersebut merupakan

LHPKKN dan LPEBDE yang diserahkan ke APH pada tahun 2014 sampai dengan 2015

yang seluruhnya berjumlah 1.352 laporan. Dengan demikian realisasi outcome adalah

sebesar 65,16% atau mencapai 108,60% dari target sebesar 60%.

Capaian outcome sebesar 108,60% didukung SDM sebanyak 5.010 OH atau 93,98% dari

rencana 5.331 OH dan menggunakan dana Rp1.244.088.753,00 atau 89,99% dari

Rp1.382.473.000,00. Dari sisi penggunaan SDM dan dana, IKU “Persentase hasil

pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan” dicapai secara

efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKU sebesar 108,60% lebih tinggi dibandingkan

dengan capaian OH sebesar 93,98% dan capaian dana sebesar 89,99%. Output

pendukung capaian IKU berupa LHPKKN dan LPEBDE yang dimanfaatkan di sidang

pengadilan dengan rincian disajikan pada tabel 3.3

Page 41: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 35

Tabel 3.3

LHPKKN yang dimanfaatkan di sidang Pengadilan

No. Uraian Jumlah laporan terbit Dimanfaatkan disidang pada tahun

2015

1 LHPKKN tahun 2014 726 881

2 LHPKKN tahun 2015 611

3 LPEBDE tahun 2014 8

4 LPEBDE tahun 2015 7

Jumlah 1.352

Faktor yang mendukung tercapainya IKU “Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan di persidangan” adalah:

a. Deputi Bidang Investigasi melakukan Quality Assurance terhadap kegiatan audit di

BPKP Perwakilan melalui reviu berjenjang, review meeting, dan pembahasan intern

guna menjamin kualitas audit,

b. selalu meningkatkan meningkatkan kompetensi dan profesionalisme Sumber Daya

Manusia (SDM) melalui sertifikasi, workshop, seminar, lokakarya, dan

penyelenggaraan diklat keinvestigasian agar laporan hasil pengawasan yang

dihasilkan berkualitas.

LHPKKN yang dimanfaatkan dalam sidang di pengadilan diantaranya adalah:

a. LHPKKN atas kasus Pelaksanaan Program Kredit Usaha Pembibitan/Peternakan

Sapi (KUPS) tahun 2010 untuk Koperasi Tani Bidara Tani Kabupaten Jombang yang

dananya berasal dari PT Bank Jatim Cabang Jombang.

b. LHPKKN atas kasus Pekerjaan Proyek Pematangan dan Pembersihan Lahan

Persiapan Pembuatan Paralel Runway TA 2009 dan Peningkatan Landasan Pacu

Tahap I TA 2010 di Bandar Udara Kelas Juwata di Kota Tarakan Kaltim.

c. LHPKKN atas perkara dugaan TPK Kegiatan Pengadaan Alat Kedokteran, Kesehatan

dan KB Program Upaya Kesehatan Perorangan di RSUD Sultan Thaha Saifuddin

Kebupaten Tebo TA 2010.

Page 42: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 36

d. LHPKKN atas kasus Penyalahgunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Rehabilitasi

Verat/Sedang Ruang Belajar 17 SMP di Kec. Pemangkat, Jawai, Jawai Selatan,

Tebas, Selakau. Semparuk, dan Salatiga pada Dinas Pendidikan Kab. Sambas TA

2012.

e. LHPKKN atas perkara Dugaan TPK Pengadaan Pakaian Dinas beserta Kelengkapnnya

Belanja Bahan PDH Disdik Kabupaten Bangka Tengah dengan bersumber dana

APBD Kabupaten Bangka Tengah TA 2012.

2. Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan olehAPH, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi

Dalam rangka membantu APH melakukan pengawasan untuk mengungkap dan

menindak kejadian korupsi serta membantu Kementerian/Lembaga, Pemerintah

Daerah, dan Korporasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dan mewujudkan

tata kelola pemerintahan dan korporasi baik dan bebas KKN, Deputi Bidang Investigasi

melakukan pengawasan atas permintaan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah,

dan Korporasi. Hasil pengawasan disampaikan kepada Instansi atau korporasi yang

meminta dan rekomendasi yang disampaikan diharapkan untuk ditindaklanjuti.

Sehubungan dengan hal tersebut Deputi Bidang Investigasi menetapkan indikator

“Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh APH,

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi” untuk mengukur manfaat

hasil pengawasan oleh Instansi/Korporasi yang meminta audit.

Capaian IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh

APH, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi” diukur dari jumlah

laporan hasil audit investigatif yang ditindaklanjuti dibandingkan dengan jumlah laporan

yang diserahkan ke auditan. Realisasi tahun 2015 sebesar 23,70% atau mencapai

118,50% dari target sebesar 20%. Faktor yang mendukung tercapainya IKU tersebut

adalah peran aktif auditan untuk menindaklanjuti hasil pengawasan BPKP.

Rincian perhitungan realisasi dan capaian IKU pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel

3.4.

Page 43: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 37

Tabel 3.4Perhitungan IKU Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang dimanfaatkanoleh APH, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi Tahun 2015

No. Uraian kegiatan Jumlah

1 Saldo temuan belum ditindaklanjuti s.d. 31-12-2014 317

2 Temuan tahun 2015 143

3 Jumlah temuan yang belum ditindaklanjuti tahun 2015 460

4 Tindak Lanjut Tahun 2015 109

5 Sisa Temuan yang belum ditindak lanjuti per 31-12-2015 351

6 Target IKU 20%

7 Realisasi IKU (109/460 x 100%) 23,70%

8 Capaian Kinerja IKU (23,70/20 X 100%) 118,50%

Realisasi IKU didukung dengan dana sebesar Rp304.431.338,00 atau 89,12% dari

anggaran sebesar Rp341.596.000,00 dan SDM sebanyak 948 OH atau 67,96% dari

rencana 1.395 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU “Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh APH, Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi”

dicapai secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian penggunaan OH dan dana lebih kecil

dibandingkan dengan capaian IKU sebesar 118,50%.

Laporan hasil pengawasan yang dimanfaatkan oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah

Daerah, dan Korporasi antara lain:

a. Audit Investigatif atas Kegiatan Pembangunan Gedung Kantor PD Irian Bhakti Tahun

2012, dengan nilai temuan Rp476,71 juta.

b. Audit Investigatif atas Penyalahgunaan Dana Tambahan PPL pada Bawaslu Provinsi

Kalimantan Timur, dengan nilai temuan sebesar Rp2,28 milyar.

c. Audit Investigatif atas Pelaksanaan Kegiatan Cetak Sawah oleh PT Sang Hyang Seri

(Persero) di Kabupatenupaten Ketapang Kalimantan Barat Tahun 2012, dengan nilai

temuan sebesar Rp21,93 milyar.

Page 44: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 38

3. Jumlah hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan olehpenanggung jawab kegiatan atau pengguna barang/jasa

Terjadinya perubahan kondisi perekonomian akan berdampak pada perubahan harga

pengadaan barang/jasa pemerintah. Perubahan ini dapat mengakibatkan harga satuan

kontrak tidak sesuai lagi dengan harga pada saat pelaksanaan pekerjaan. Untuk

menyesuaikan kondisi tersebut, perlu dilakukan penetapan besarnya penyesuaian

harga. Sesuai dengan Surat Edaran Bersama antara Bappenas dan Menteri Keuangan

No. : SE-100/A/21/0689 2916/D.VI/06/1998 tanggal 11 Juni 1998 perihal Penyesuaian

Harga Satuan Dan Nilai Kontrak Proyek Pembangunan, penyesuaian harga satuan dan

nilai kontrak akan diaudit oleh BPKP. Sehubungan dengan hal tersebut, Deputi Bidang

Investigasi menetapkan IKU “Jumlah hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan

oleh penanggung jawab kegiatan atau pengguna barang/jasa”.

Capaian IKU diukur dari jumlah hasil audit penyesuaian harga yang ditindaklanjuti

dengan pengajuan pembayaran ke kantor kas negara. Pada tahun 2015, jumlah laporan

hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh penaggungjawab kegiatan atau

pengguna barang/jasa dalam pengambilan keputusan penyesuaian harga sebanyak 60

laporan atau mencapai 120% dari target sebesar 40 laporan. Faktor yang mendukung

tercapainya IKU tersebut adalah peran aktif auditan dalam menyelesaikan tindak lanjut

hasil audit BPKP atas penyesuaian harga.

Realisasi IKU didukung dengan dana sebesar Rp208.527.588,00 atau 63,94% dari

anggaran sebesar Rp326.152.000,00 dan SDM sebanyak 839 OH atau 90,51% dari

rencana 927 OH.

Dari sisi penggunaan dana dan SDM, IKU “Jumlah hasil audit penyesuaian harga yang

dimanfaatkan oleh penanggung jawab kegiatan atau pengguna barang/jasa” dicapai

secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKU sebesar 120% lebih tinggi

dibandingkan dengan capaian penggunaan dana sebesar 63,94% dan penggunaan SDM

sebesar 90,51%.

Page 45: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 39

Laporan hasil audit penyesuaian harga yang dimanfaatkan oleh penanggung jawab

kegiatan atau pengguna barang/jasa dalam pengambilan keputusan penyesuaian harga,

diantaranya:

a. Laporan Hasil Audit Penyesuaian Harga atas Pekerjaan Pembangunan Waduk

Jatigede pada SNVT Pembangunan Waduk Jatigede Periode Januari 2013 sampai

dengan Desember 2014 dengan nilai koreksi audit sebesar Rp76.283.136.162,42

dan USD6,471,650.75.

b. Laporan Hasil Audit Penyesuaian Harga atas Pekerjaan Wonokromo River

Improvement Surabaya (Wonokromo River) Sub Project (Package 3) pada Balai

Besar Wilayah Sungai Brantas SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Brantas

dengan nilai koreksi audit sebesar Rp3.815.655.999,00 (tidak termasuk PPN).

c. Laporan Hasil Audit Penyesuaian Harga atas Paket Pekerjaan Pembangunan Waduk

Bajulmati di Kabupaten Banyuwangi dan Situbondo Tahap II (Lanjutan) TA 2012-

2014 pada SNVT Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Brantas dengan nilai koreksi

audit sebesar Rp10.618.870.000,00.

4. Jumlah hasil audit klaim yang dimanfaatkan olehKementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi

Suatu perjanjian perikatan (kontrak) antara instansi pemerintah atau BUMN/BUMD

dengan pihak ketiga, mengakibatkan adanya hak dan kewajiban diantara masing-masing

pihak. Klaim terjadi karena adanya perbedaan kondisi riil dengan kontrak atau adanya

perintah/permintaan dari pengguna barang/jasa atau karena terjadi sesuatu hal yang

tidak diperkirakan sebelumnya yang mengakibatkan timbulnya kewajiban bagi

pengguna barang/jasa kepada penyedia barang/jasa. BPKP dapat melakukan audit atas

pengajuan klaim yang akan digunakan oleh auditan sebagai salah satu bahan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian klaim. Sehubungan

dengan hal tersebut, Deputi Bidang Investigasi menetapkan indikator “Jumlah hasil

audit klaim yang dimanfaatkan oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan

Korporasi”.

Page 46: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 40

Capaian IKU diukur dari jumlah hasil audit yang ditindaklanjuti oleh Pimpinan

Unit/Satuan Kerja/BUMN/BUMD sesuai dengan saran yang dituangkan dalam laporan

hasil audit klaim. Pada tahun 2015, berdasarkan hasil pemantauan tindak lanjut,

diketahui jumlah laporan hasil audit klaim yang ditindaklanjuti sebanyak 11 laporan

atau 73,33% dari target sebanyak 15 laporan. Faktor yang menghambat tidak

tercapainya IKU adalah dokumentasi pendukung kegiatan dan bukti lain belum

seluruhnya diperoleh sehingga nilai hasil audit klaim belum dapat ditentukan.

Realisasi IKU didukung dengan dana sebesar Rp289.483.165,00 atau 59,22% dari

anggaran sebesar Rp488.857.000,00 dan SDM sebanyak 409 OH atau 90,89% dari

rencana 450 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU “Jumlah hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi” dicapai secara efisien.

Kondisi ini terlihat dari capaian IKU sebesar 73,33% lebih tinggi dibandingkan dengan

capaian penggunaan dana sebesar 59,22%. Dari sisi penggunaan SDM terlihat belum

efisien, kondisi ini terlihat dari capaian IKU sebesar 73,33% lebih rendah dari

penggunaan SDM sebesar 90,89%. Penggunaan HP tinggi karena pengumpulan

dokumentasi pendukung kegiatan dan bukti lain memerlukan waktu yang cukup

banyak.

Laporan hasil audit klaim yang dimanfaatkan oleh auditan sebagai bahan pertimbangan

dalam pengambilan keputusan untuk penyelesaian klaim, diantaranya:

a. Laporan Hasil Audit Klaim atas Kontrak Pembangunan PLTG Kaltim (Peaking) 2x(50-

60) MW (Netto), Nomor: 01.PJ.122/UIPKITRINGKAL/2012, tanggal 27 Februari 2012

dengan nilai koreksi audit sebesar Rp47.468.781.451,00 (tidak termasuk PPN).

b. Laporan Hasil Audit Klaim atas Pekerjaan Pembangunan Jalur Ganda antara Niru-

Tanjung Enim Baru pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre III Sumatera

Selatan dengan nilai koreksi audit sebesar Rp35.108.248.370,65 (tidak termasuk

PPN).

c. Laporan Hasil Audit Klaim atas Pekerjaan Tambahan dalam Pembangunan Terminal

Petikemas Kalibaru Utara Tahap I Pelabuhan Tanjung Priok sesuai perjanjian nomor

Page 47: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 41

HK.566/17/2/PI.II-12 tanggal 11 September 2012 dengan nilai koreksi audit sebesar

Rp20.348.289.381,96.

v Tujuan Strategis

Peningkatan efektifitas hasil pengawasan dalam mengatasi hambatan kelancaran

pembangunan

v Sasaran Strategis

Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional

v Sasaran Program

Meningkatnya penyelesaian hambatan pelaksanaan pembangunan nasional

v Indikator Kinerja

Jumlah penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan

Jumlah penyelesaian kasus hambatan kelancaran pembangunan

Pelaksanaan pembangunan sering terkendala dan tidak mencapai hasil dan manfaat

seperti yang diharapkan. Hal ini terjadi karena kurangnya koordinasi antar instansi

pemerintah dan korporasi yang mengakibatkan adanya hambatan pelaksanaan

pembangunan yang berdampak pada lambatnya pencapaian tujuan nasional. Sejalan

dengan fungsi BPKP melakukan pengkoordinasian penyelenggaraan pengawasan intern

terhadap perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang dapat menghambat kelancaran

pembangunan termasuk program lintas sektoral, maka BPKP melakukan evaluasi

terhadap hambatan kelancaran pembangunan untuk mendapatkan alternatif

penyelesaian sesuai dengan ketentuan yang berlaku melalui proses mediasi. Hasil

evaluasi ini diharapkan dapat digunakan oleh unit penanggung jawab atau pelaksana

program/kegiatan atau pihak terkait lainnya, untuk menyelesaikan masalah yang

menghambat kelancaran program/kegiatan pembangunan. Untuk mengukur

keberhasilan Deputi Bidang Investigasi dalam menyelesaikan kasus hambatan

Page 48: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 42

kelancaran pembangunan, ditetapkan indikator “Jumlah penyelesaian kasus hambatan

kelancaran pembangunan”.

Capaian IKU diukur dari jumlah laporan hasil evaluasi hambatan kelancaran

pembangunan yang ditindaklanjuti/dinafaatkan untuk menyelesaikan kasus hambatan

kelancaran pembangunan. Realisasi IKU tahun 2015 sebesar 25 laporan atau mencapai

71,43% dari target sebesar 35 laporan. Faktor yang menghambat tidak tercapainya IKU

adalah:

1. Sulit mempertemukan para pihak terkait untuk menjelaskan hasil identifikasi

masalah, penyebab, akibat, dan pilihan penyelesaian masalah yang sesuai dengan

ketentuan, serta meminta kesediaan masing-masing pihak untuk mangambil

langkah penyelesaian masalah.

2. Tidak tercapai kesepakatan diantara para pihak.

Realisasi IKU didukung dengan dana sebesar Rp169.674.390,00 atau 70,16% dari

anggaran sebesar Rp241.826.000,00 dan SDM sebanyak 665 OH atau 76,00% dari

rencana 875 OH.

Dari sisi penggunaan dana, IKU “Jumlah penyelesaian kasus hambatan kelancaran

pembangunan” dicapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKU sebesar

71,43% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan dana sebesar 70,16%.

Dari sisi penggunaan SDM terlihat belum efisien, kondisi ini terlihat dari capaian IKU

sebesar 71,43% lebih rendah dari penggunaan SDM sebesar 76,00%. Penggunaan HP

tinggi karena memerlukan waktu yang cukup banyak dalam mengidentifikasi penyebab

terjadinya permasalahan, mengidentifikasi akibat atau potensi akibat yang akan timbul,

serta sulit mempertemukan para pihak terkait.

Laporan hasil evaluasi hambatan kelancaran pembangunan yang dimanfaatkan untuk

menyelesaikan kasus hambatan kelancaran pembangunan diantaranya:

a. Laporan Hasil Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Penyelesaian

Permasalahan Terminasi Kontrak Pembangunan PLTU Gorontalo (2X25 MW)

Kontrak Nomor 244.PJ/041/DIR/2007 tanggal 30 Oktober 2007.

Page 49: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 43

b. Laporan Hasil Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan atas Pelaksanaan

Pengadaan Gas Industri untuk Memenuhi Kebutuhan Pabrik Blast Furnace PT

Krakatau Steel (Persero) Tbk.

c. Laporan Hasil Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan dalam rangka

Percepatan Penyelesaian Pekerjaan Pembangunan Jalur Ganda antara Niru-Tanjung

Enim Baru pada PT KAI (Persero) Divre III Sumatera Selatan.

v Tujuan Strategis

Peningkatan kualitas tata kelola pemerintahan dan korporasi dalam upaya pencegahan

korupsi

v Sasaran Strategis

Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan dan korporasi dalam upaya

pencegahan korupsi

v Sasaran Program

Meningkatnya kualitas tata kelola pemerintahan dan korporasi dalam upaya

pencegahan korupsi

v Indikator Kinerja

Persentase Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Korporasi yang

mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP)

Adanya perubahan paradigma yang lebih mengedepankan pencegahan korupsi dengan

membangun suatu sistem yang mampu mencegah atau memudahkan pendeteksian

adanya kecurangan/penyimpangan, mendorong Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP) khususnya Deputi Bidang Investigasi untuk terus meningkatkan

efektifitas pencegahan korupsi. Deputi Bidang Investigasi berperan aktif membantu dan

bekerja sama dengan Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, dan Korporasi untuk

meningkatkan peran dan tugasnya dalam memberikan nilai tambah kualitas tata kelola

dan mendorong upaya pencegahan korupsi.

Page 50: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 44

Dalam rangka peningkatan tata kelola pemerintah dan korporasi, Deputi Bidang

Investigasi melaksanakan penugasan dalam rangka perbaikan pencegahan korupsi

berupa Fraud Control Plan (FCP). FCP merupakan suatu pengendalian yang dirancang

secara spesifik, teratur dan terukur oleh suatu organisasi, untuk mencegah, menangkal

dan memudahkan pendeteksian, jumlah serta frekuensi kemungkinan terjadinya

korupsi/kecurangan yang ditandai dengan eksistensi dan implementasi beberapa

atribut dalam kerangka upaya mencapai tujuan organisasi secara keseluruhan.

Terkait dengan FCP, BPKP melaksanakan penugasan:

1. Sosialisasi FCP, adalah kegiatan penyebaran informasi FCP oleh tim kerja FCP

kepada organisasi atau pihak lain yang berkepentingan.

2. Diagnostic Assesment (DA) FCP, dilaksanakan setelah dilakukan sosialisasi yang

bertujuan untuk menentukan eksistensi dan implementasi FCP yang dapat

digunakan untuk mengukur keberhasilan organisasi dalam mencegah dan

mendeteksi fraud.

3. Bimbingan teknis FCP, meliputi transfer pengetahuan mengenai FCP dan

membantu penyusunan pedoman praktis FCP.

4. Evaluasi atas Implementasi FCP, bertujuan untuk menilai sejauh mana organisasi

telah mengembangkan dan mengimplementasikan FCP dan apa hambatannya.

5. Monitoring dan Tindak Lanjut FCP, dilakukan terhadap setiap tahapan FCP yang

telah dilaksanakan oleh organisasi. Tujuannya adalah untuk mengkaji apakah

kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana, mengidentifikasi masalah yang

muncul agar dapat diatasi, mengetahui kaitan antara kegiatan implementasi FCP

dengan tujuan untuk memperoleh ukuran kemajuan.

Untuk mengukur keberhasilan Deputi Bidang Investigasi dalam meningkatnya kualitas

tata kelola pemerintahan dan korporasi melalui upaya pencegahan korupsi, ditetapkan

indikator “Persentase Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Korporasi yang

mengimplementasikan Fraud Control Plan (FCP)”. IKU ini diukur dari jumlah

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Korporasi yang mengimplementasikan FCP

dibandingkan dengan jumlah penugasan FCP.

Page 51: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 45

Pada tahun 2015 jumlah realisasi penugasan FCP sebanyak 95 laporan, dari jumlah

tersebut instansi/korporasi yang mengimplementasikan FCP sebanyak 12

instansi/korporasi, dengan demikian realisasi IKU adalah sebesar 12,63% atau mencapai

120%. Faktor pendukung tercapainya indikator tersebut adalah Deputi Bidang

Investigasi melakukan pendekatan secara intensif dengan meyakinkan Instansi

Pemerintah maupun BUMN/BUMD tentang manfaat impelmentasi FCP.

Kegiatan FCP menggunakan SDM sebenyak 705 OH atau 84,54% dari rencana 596 OH.

Realisasi penggunaan dana sebesar Rp159.332.140,00 atau 50,74% dari anggaran

sebesar Rp313.995.000,00. Dari sisi penggunaan dana dan HP, IKU “Persentase

Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, Korporasi yang mengimplementasikan

Fraud Control Plan (FCP)” dicapai secara efisien. Kondisi ini terlihat dari capaian IKU

sebesar 120% lebih tinggi dibandingkan dengan capaian penggunaan dana sebesar

50,74% dan penggunaan SDM sebesar 84,54%.

Instansi/Korporasi yang menerapkan FCP adalah:

1. RSUD Dr. Soeradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten

2. PT Askrindo (Persero)

3. Kantor Pertanahan Kota Balikpapan

4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Ambon

5. RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti Kabupaten Kutai Kartanegara

6. Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia

7. BPAD D. I. Yogyakarta

8. Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten

Siak

9. Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Kepulauan Riau

10. RSD Mardi Waluyo Kota Blitar

11. Dinas pendidikan pemuda dan olahraga kabupaten Minahasa Utara

12. RSU Kota Jantho Kab. Aceh Besar

Sebagai upaya pencegahan korupsi, Deputi Bidang Investigasi juga memberikan pemahaman

dan pengetahuan atas fraud melalui pelaksanaan Sosialisasi Program Anti Korupsi (SosPAK)

dan Kajian Pengawasan.

Page 52: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 46

1. SosPAK

SosPAK bertujuan untuk meningkatkan meningkatkan pemahaman dan kepedulian

masyarakat terhadap permasalahan korupsi. Pada tahun 2015 SosPAK dilaksanakan

sebanyak 61 kali dengan kelompok sasaran (Focus Group) Pelajar, Mahasiswa dan

Pengelola Pengadaan Barang dan Jasa. Realisasi focus group yang mengikuti SosPAK

tahun 2015 adalah sebagai berikut :

TABEL 3.5REALISASI FOCUS GROUP

No Focus Group JumlahKegiatan

JumlahPeserta(orang)

1. Pelajar 23 3.595

2. Mahasiswa 28 19.121

3. PengelolaPengadaan Barangdan Jasa

11 649

Jumlah 61 23.365

Selain ketiga focus group yang sudah ditetapkan tersebut, terdapat Perwakilan BPKP

yang melaksanakan sosialisai atas permintaan masyarakat dengan focus group yang

berbeda, yaitu focus group Dosen/Guru, Aparatur Desa dan Kelompok Dharma Wanita,

dengan rincian sebagai berikut:

TABEL 3.6REALISASI FOCUS GROUP TAMBAHAN

No Focus Group Jumlah Kegitan Jumlah Peserta(orang)

1. Dosen atau Guru 3 116

2. Aparatur Desa 3 370

3. Kelompok DharmaWanita

1 120

4. CPNS 1 79

Jumlah 8 685

Page 53: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 47

Tingkat pemahaman dan kepedulian peserta sospak tahun 2015 terhadap

pemberantasan korupsi pada seluruh provinsi adalah sangat baik. Hal ini ditunjukkan

oleh rata-rata skor pemahaman sebesar 5,07 dan rata-rata skor kepedulian sebesar 5,14

dari skala 6. Jika capaian tersebut dibandingkan dengan rentang penilaian tertinggi,

maka capaian rata-rata tingkat pemahaman peserta SosPAK seluruh wilayah adalah

84,50% sedangkan capaian tingkat kepedulian adalah 85,60%

Pemahaman didefinisikan sebagai tingkat kemampuan peserta dalam menyerap materi

sosialisasi yang diberikan oleh Perwakilan BPKP. Kepedulian merupakan suatu sikap

yang menunjukkan keprihatinan atau perhatian terus-menerus (concern) terhadap

suatu hal yang terlihat dalam sikap maupun tindakan kongkrit untuk memberikan

peranan atas objek yang menjadi keprihatinan tersebut. Terkait dengan SosPAK ini,

kepedulian didefinisikan sebagai bentuk pernyataan sikap atau komitmen peserta

sosialisasi untuk berperan serta dalam memerangi dan mencegah korupsi akibat proses

sosialisasi perwakilan BPKP.

Alat/tools yang digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman dan kepedulian adalah

kuesioner. Jumlah kuesioner yang telah diisi oleh peserta sospak tahun 2015 adalah

sebanyak 7.095 kuesioner. Analisis atas capaian kinerja diuraikan berdasarkan wilayah

atau Perwakilan BPKP yang melaksanakan SosPAK dan berdasarkan focus group dengan

uraian sebagai berikut:

a. Berdasarkan Wilayah

Secara umum, pemahaman dan kepedulian peserta sospak tahun 2015 terhadap

pemberantasan korupsi pada seluruh provinsi adalah sangat baik. Capaian rata-rata

tingkat pemahaman peserta sospak untuk seluruh wilayah adalah sebesar 84,50%

sedangkan capaian tingkat kepedulian adalah 85,60%.

b. Berdasarkan Focus Group

Capaian tingkat pemahaman berada pada kisaran 3,27 hingga 5,19 dengan capaian

rata-rata keseluruhan adalah 5,07 (sangat baik). Hal ini menunjukkan bahwa

pemahaman masing-masing focus group setelah diadakannya sosialisasi tergolong

baik. Sementara itu, capaian indikator kepedulian berada pada kisaran 4,71 hingga

5,48, dengan capaian rata-rata keseluruhan adalah 5,14 (sangat baik). Hal ini

Page 54: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 48

menunjukkan bahwa, secara umum diperoleh gambaran bahwa tingkat

pemahaman mempunyai korelasi positif dengan tingkat kepedulian yaitu semakin

seorang memahami mengenai anti korupsi, maka semakin peduli terhadap upaya

pemberantasan korupsi.

Kegiatan SosPAK tingkat kedeputian menggunakan SDM sebenyak 90 OH atau 73,17%

dari rencana 123 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar Rp45.764.350,00 atau 37,29%

dari anggaran sebesar Rp122.730.000,00.

2. Kajian Pengawasan

Kegiatan kajian pengawasan bertujuan untuk:

a. Mengurangi kesempatan kejadian korupsi dengan cara membuat masukan/usulan

penyempurnaan terhadap peraturan perundangan-undangan yang berpotensi

menjadi penyebab terjadinya KKN

b. Memberikan masukan/usulan perbaikan program atau kegiatan dengan melakukan

kajian hasil pengawasan dan kajian atas kasus/kejadian korupsi.

Pada tahun 2015 target kajian pengawasan ditetapkan sebanyak 37 penugasan,

terealisasi sebanyak 26 penugasan. Realisasi penugasan kajian pengawasan

diantaranya:

a. Kajian atas Pedoman Pengadaan Barang/Jasa BLUD RSUD Arifin Achmad Provinsi

Riau.

b. Kajian Hasil Pengawasan/Pemetaan Korupsi selama tahun 2014 oleh Perwakilan

BPKP Provinsi Kalimantan Selatan.

c. Kajian atas Kenaikan Nilai Tukar Dollar (USD) terhadap Rupiah pada Pekerjaan

Perluasan Gedung Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno – Hatta.

d. Kajian atas Penyelesaian Pembangunan 11 Pilar di Jampea-Jalan Sulawesi Pada

Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan Tanjung Priok.

Kegiatan kajian pengawasan menggunakan SDM sebenyak 135 OH atau 69,23% dari

rencana 195 OH. Realisasi penggunaan dana sebesar Rp6.810.000,00 atau 34,41% dari

anggaran sebesar Rp19.790.000,00.

Page 55: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 49

Pengendalian Terhadap Penugasan Keinvestigasian

Deputi Bidang Investigasi melakukan pengendalian yang memadai terhadap setiap

penugasan bidang investigasi. Pengendalian dimaksudkan agar laporan hasil penugasan

bidang investigasi dapat memberikan manfaat bagi pihak yang berkepentingan

(stakeholdrers). Pengendalian tersebut dilakukan melalui kegiatan penyamaan persepsi,

koordinasi pengawasan, quality assurance, peer reviu atas laporan penugasan bidang

investigasi, dan pemantauan tindak lanjut. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menjamin

kualitas audit, mempercepat proses penugasan, dan mencari jalan keluar atas

permasalahan-permasalahan yang timbul selama penugasan.

Target dan realisasi penugasan tersebut pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:

TABEL 3.7Target Dan Realisasi Dalam Rangka Pengendalian Terhadap Penugasan

Keinvestigasian

No. Uraian Penugasan

Target Realisasi

1 Penyamaan Persepsi 95 155

2 Koordinasi Pengawasan 137 134

3 Quality Assurance 89 107

4 Peer reviu atas laporanpenugasan investigasi

22 20

5 Pemantauan TindakLanjut

- 3

Jumlah 343 419

Rencana dan realisasi penggunaan SDM serta anggaran dan realisasi untuk kegiatan

tersebut adalah sebagai berikut:

Page 56: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 50

TABEL 3.8Target Dan Realisasi Penggunaan Sdm Serta Anggaran Dan Realisasi Penggunaan

DanaDalam Rangka Pengendalian Terhadap Penugasan Keinvestigasian

No. Uraian SDM (OH) Dana

Rencana Realisasi % Anggaran Realisasi %

1 PenyamaanPersepsi/KoordinasiPengawasan

2.104 1.563 74,29 801.531.000 499.378.356 62,26

2 Quality Assurance 2.194 1.853 84,46 1.265.088.000 1.064.976.042 84,18

3 Peer reviu ataslaporan penugasaninvestigasi

2.469 4.969 201,26 247.896.000 193.980.396 78,25

4 Pemantauan TindakLanjut

31 20 64,52 - - -

Jumlah 6.798 8.405 123,64 2.314.515.000 1.758.334.794 75,97

Kajian Pengawasan Penyaluran Bantuan Sosial

Adanya ekspektasi dari stakeholders agar BPKP mendorong pengelolaan pemerintah

yang baik dan bersih (good and clean governance) dan meningkatkan upaya

pemberantasan korupsi, Deputi Bidang Investigasi terus melakukan upaya

pemberantasan korupsi secara efisien dan efektif. Efisien karena dengan jumlah

anggaran yang terbatas mampu melaksanakan fungsi pengawasan sesuai target yang

ditetapkan. Sedangkan ukuran efektif dari meningkatnya jumlah dan kualitas kasus

korupsi yang berhasil diungkap. Pengawasan yang dilakukan diharapkan dapat

mengurangi perilaku koruptif para penyelenggara negara.

Sebagai upaya pemberantasan korupsi dan dalam rangka mendukung agenda prioritas

Presiden dalam membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-

daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, Deputi Bidang Investigasi melakukan

kajian hasil pengawasan penyaluran Bantuan Sosial (Bansos). Bansos dimaksudkan

untuk membantu pihak-pihak yang layak memperolehnya berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku agar memperoleh kehidupan yang layak.

Tahapan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pelaporan serta evaluasi

Page 57: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 51

program/ kegiatan Bansos sudah diatur dalam Permendagri Nomor 32 tahun 2011 dan

Permendagri Nomor 39 tahun 2012.

Pada kenyataannya masih dijumpai permasalahan kegiatan Bansos bahkan terjadi

tindak pidana korupsi atas kegiatan tersebut. Sehubungan dengan banyaknya

permasalahan pada penyaluran Bansos, Deputi Bidang Investigasi memberikan

rekomendasi agar penyimpangan pada penyaluran Bansos tidak terulang atau

berkurang.

Berdasarkan data hasil pengawasan tahun 2011 sampai dengan tahun 2015, jumlah

kejadian penyimpangan Bansos dan nilai kerugian keuangan negaranya adalah sebagai

berikut:

Tabel 3.9Nilai Kerugian Keuangan Negara Atas Penyimpangan Bansos

No Uraian Kejadian NIlai (Rp)

1 Bantuan Penghitungan Kerugian NegaraKejaksaan

35 94.402.359.486,76

2 Bantuan Penghitungan Kerugian NegaraKepolisian

46 42.819.833.224,19

3 Bantuan Penghitungan Kerugian Negara KPK 1 2.175.000.000,00

4 Bantuan Penghitungan Kerugian NegaraKemenerian/ Lain-lain

3 53.918.556.151,00

5 TPK Kejaksaan (Audit Investigatif) 15 22.901.139.075,92

6 TPK Kepolisian (Audit Investigatif) 10 41.667.366.119,00

Jumlah 110 257.884.254.056,87

Dari hasil kajian pengawasan ditemukan bahwa pelaksanaan kegiatan bansos telah

membuka celah adanya kolusi yang berujung korupsi. Hal ini disebabkan kurang adanya

transparansi, partisipasi, akuntabitas dalam tahapan kegiatan bansos.

1. Tahap Perencanaan

Tidak adanya informasi kepada publik tentang penetapan para pihak baik orang dan

lembaga yang ditetapkan sebagai penerima dana bansos. Selain itu proposal tidak

melalui dinas terkait dengan penerima dana bansos, maksudnya jika penerima dana

Page 58: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 52

bansos adalah lembaga agama, maka seharusnya ada rekomendasi atau verifikasi

terlebih dahulu oleh pejabat yang berwenang.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada pencairan uang banyak kelemahan karena sistem pengendalian internal tidak

berfungsi atau berjalan sebagaimana seharusnya. Pencaiaran uang secara

langsung/ uang tunai, bukan melalui rekening bank penerima.

3. Pemanfaatan Dana Bansos

Tidak ada cek dan recek atas penggunaan dana bansos oleh satuan pengawas

internal.

Pengawalan kegiatan tidak berjalan sebagaimana seharusnya, yaitu dengan modus:

a. Penerima fiktif

b. Pemotongan dana bantuan

c. Tidak ada pertanggungjawaban pencairan uang

4. Tahap Pelaporan

Pelaporan penggunaan dana bansos oleh pihak penerima tidak dianggap penting

sehingga tidak diketahui outputnya apalagi outcomenya. Hal ini karena anggaran

berbasis kinerja belum dipahami sebagai sesuatu yang penting.

5. Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi pada setiap kegiatan oleh para pejabat tidak berjalan baik. Kembali

pada ketiadaan SOP dan pengarahan pada setiap kegiatan dan program dalam hal

ini bansos tidak dilakukan dengan niatan yang baik.

Berdasarkan hasil analisis atas penyebab terjadinya penyimpangan kegiatan/ program

Bansos maka rekomendasi guna perbaikan adalah:

1. Perlunya penerapan asas transparansi, partisipasi dan akuntabitas secara sungguh-

sungguh oleh para pihak yang terkait bansos.

2. Perlunya sosialisasi SOP/ketentuan peraturan perundang-undangan terkait Bansos

sehingga semua pihak paham dalam melaksanakan kegiatan sesuai tupoksinya.

3. Peningkatan fungsi aparat pengawas internal pemerintah dalam hal ini Inspektorat

Kota/ Kabupaten.

Page 59: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 53

4. Perlunya evaluasi secara terus menerus atas tahapan-tahapan kegiatan dan

pertanggungjawaban keuangan harus didukung dengan laporan kegiatan.

Rekomendasi tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk perbaikan

kegiatan/program Bansos. Kegiatan ini menggunakan SDM sebanyak 45 OH dan tidak

ada penggunaan dana.

Realisasi Keuangan

Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan-kegiatannya pada tahun 2015, Deputi Bidang

Investigasi memperoleh pendanaan dari DIPA sebesar Rp7.166.138.000,00 dan terealisir

sebesar Rp5.628.070.449,00 atau 78,54% dengan rincian sebagai berikut:

TABEL 3.10Realisasi Keuangan Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015

No. Uraian Anggaran (Rp) Realisasi (Rp)

3670 Pembinaan Administrasi danPengelolaan Perlengkapan sertaPembayaran Gaji/Tunjangan

1.250.000.000 1.202.261.228

3679 Pengendalian/Pelaksanaan PengawasanIntern Akuntabilitas Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIPterkait Investigasi pada BUMN danBUMD

1.894.078.000 1.400.502.674

3680 Pengendalian/Pelaksanaan PengawasanIntern Akuntabilitas Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIPterkait HKP

1.862.652.000 1.327.801.388

3681 Pengendalian/Pelaksanaan PengawasanIntern Akuntabilitas Keuangan Negaradan Pembinaan Penyelenggaraan SPIPterkait Investigasi padaKementerian/Lembaga

2.159.408.000 1.697.505.159

Jumlah 7.166.138.000 5.628.070.449

Page 60: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 54

Lain-Lain

Selain melaksanakan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja yang telah

ditetapkan, Deputi Bidang Investigasi juga melaksanakan kegiatan berikut:

1. Penandatanganan Pakta Integritas

Pada tanggal 20 Januari 2015, seluruh pegawai di lingkungan Deputi Bidang

Investigasi menandatangani Pakta Integritas.

Pada acara tersebut, Deputi Bidang Investigasi, Iswan Elmi menegaskan bahwa

Penandatanganan Pakta Integritas ini bukanlah formalitas belaka, namun bentuk

janji dan komitmen bersama untuk menjunjung tinggi integritas dan jiwa anti

korupsi.

GAMBAR 3.1PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS

Page 61: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 55

2. Rapat Kerja

Rapat Kerja Deputi Bidang Investigasi dilaksanakan pada tanggal 21-22 Mei 2015 di

Aula Timur BPKP Pusat dengan mengambil tema “Peningkatan Kapabilitas SDM

Bidang Investigasi dalam Rangka Menyongsong BPKP Baru”. Rapat Kerja dibuka

oleh Kepala BPKP dan diikuti oleh Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, para

Direktur dan Kepala Sub Direktorat di lingkungan Deputi Bidang Investigasi, para

Pejabat Fungsional Auditor, serta para Pejabat Fungsional Umum di lingkungan

Deputi Bidang Investigasi.

Materi yang disampaikan adalah Bisnis Proses Penugasan Bidang Keinvestigasian,

draft Struktur Organisasi dan Tata Kerja Deputi (SOTK) Deputi Investigasi yang baru,

Aplikasi Current Issue (ACI), draft Revisi Pedoman Pelaksanaan Audit dalam rangka

Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN), Bisnis Proses Penugasan Bidang

Keinvestigasian II (Evaluasi Hambatan Kelancaran Pembangunan, Audit

Penyesuaian Harga, dan Audit Klaim), Standar Kompetensi Auditor Investigasi,

Rencana Strategis 2015-2019 dan Rencana Kerja 2016.

GAMBAR 3.2RAPAT KERJA DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Page 62: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 56

3. Forum Investigasi

Forum Investigasi dengan tema ”Peningkatan Sinergitas dan Kapabilitas Auditor

Investigatif BPKP dalam Rangka Implementasi Kebijakan Percepatan Proyek Strategi

Nasional” dilaksanakan selama tiga hari tanggal 21 September 2015 s.d 23

September 2015 bertempat di Aula Perwakilan BPKP DIY. Peserta terdiri dari 15

Kepala Perwakilan BPKP, Kabid/ Korwas Bidang Investigasi didampingi pengendali

teknis dari seluruh perwakilan dengan total peserta 121 orang. Acara dibuka oleh

Deputi Kepala BPKP Bidang Investigasi, Iswan Elmi. Hadir pula dalam acara

pembukaan Kepala Biro Hukum dan Humas, dan para Direktur di lingkungan Deputi

Bidang Investigasi.

Maksud dan tujuan penyelenggaraan Forum Keinvestigasian Tahun 2015, adalah

sebagai berikut:

a. Penyamaan persepsi atas arah dan kebijakan BPKP dengan terbitnya Peraturan

Presiden Nomor 192 Tahun 2014 tentang BPKP dan penugasan pemerintah.

b. Penyampaian Draf Penyempurnaan Pedoman Penugasan Bidang Investigasi

dikaitkan dengan Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun 2014.

c. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terhadap pelaksanaan kegiatan

di bidang keinvestigasian, sebagaimana telah diatur dalam Pedoman

Penugasan Bidang Investigasi dan Petunjuk Teknis, sehingga dapat mengurangi

risiko yang mungkin timbul dari penugasan keinvestigasian.

d. Untuk memantapan strategis penugasan bidang keinvestigasian dalam rangka

proposionalitas beban kerja antar Direktorat dilngkungan deputi bidang

investigasi dan efisiensi serta intensitas pengembangan kompetensi SDM

auditor bidang investigasi.

e. Terbitnya atau tersusunnya draft Memorandum of Understanding (MoU)

antara BPKP, APIP lainnya dan Aparat Penegak Hukum dalam rangka

implementasi kebijakan percepatan proyek strategis nasional termasuk

prosedur pelaksanaannya.

Page 63: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 57

Materi yang dibahas meliputi:

a. Evaluasi atas Kinerja Bidang Investigasi, Target Penugasan Bidang Investigasi

dan Refocusing.

b. Usulan Struktur Organisasi Deputi Bidang Investigasi.

c. Standar Kompetensi Deputi Bidang Investigasi.

d. Masukan Biro Hukum dalam rangka Penyempurnaan PPBI.

e. Bisnis Proses Deputi Investigasi, Audit Investigasi – PKKN.

f. Pola Sinergitas BPKP, APIP Lainnya dan Aparat Penegak Hukum (APH).

g. Audit Penyesuaian Harga, Audit Klaim dan Evaluasi Hambatan Kelancaran

Pembangunan.

GAMBAR 3.3ARAHAN DARI DEPUTI KEPALA BPKP BIDANG INVESTIGASI DALAM FORUM INVESTIGASI

Page 64: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 58

GAMBAR 3.4PESERTA FORUM INVESTIGASI

4. Workshop

Dalam rangka meningkatkan kompetansi auditor investigasi, pada tahun 2015

Deputi Bidang Investigasi melaksanakan workshop berikut:

a. Workshop Matrikulasi Hukum

Workshop Matrikulasi Hukum diselenggarakan untuk memberikan pemahaman

tentang hukum yang tidak dapat dipisahkan dari penugasan bidang investigasi.

Setelah mengikuti workshop, peserta diharapkan dapat mengidentifikasikan

unsur-unsur penyimpangan yang terkait pidana dan TPK, perdata dan

penyimpangan lain dalam kasus-kasus yang dihadapi dalam penugasan di

bidang investigasi.

Workshop Matrikulasi Hukum dilaksanakan 4 (empat) tahap sebagai berikut:

1) Tahap I diselenggarakan tanggal 26 s.d. 30 Oktober 2015 diikuti oleh 37

peserta yang terdiri dari pejabat struktural eselon III dan PFA di lingkungan

Deputi Bidang Investigasi.

2) Tahap II diselenggarakan tanggal 2 s.d. 6 November 2015, diikuti oleh 38

peserta yang terdiri dari pejabat struktural eselon III dan PFA di lingkungan

Deputi Bidang Investigasi.

Page 65: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 59

3) Tahap III dan IV dilaksanakan secara simultan, diikuti oleh 66 orang peserta

yang terdiri dari PFA dan pejabat struktural eselon III dari seluruh

perwakilan BPKP serta PFA dan pejabat struktural eselon III di lingkungan

Deputi Bidang Investigasi.

Materi yang disampaikan dalam Workshop Matrikulasi Hukum meliputi:

1) Pengantar Hukum.

2) Pengantar Hukum Administrasi Negara.

3) Hukum Administrasi Negara.

4) Hukum Perdata.

5) Pengantar Hukum Pidana.

6) Hukum Pidana.

7) Pengantar Tindak Pidana Korupsi.

8) Tindak Pidana Korupsi.

9) Peraturan Perundang-undangan.

10) Hukum Pembuktian Pidana.

GAMBAR 3.5 ARAHAN DEPUTI KEPALA BPKP DALAM PEMBUKAAN WORKSHOP

MATRIKULASI HUKUM

Page 66: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 60

b. Workshop Komputer Forensik

Workshop Komputer Forensik dilaksanakan di Perwakilan BPKP Provinsi Jambi

tanggal 8 s.d 9 April 2015, Perwakilan BPKP Provinsi Bali tanggal 19 s.d 20

Oktober 2015. Pengetahuan tentang komputer forensik dan audit e-

Procurement diharapkan dapat diimplementasikan dalam melaksanakan tugas-

tugas pengawasan.

Materi yang disampaikan pada workshop komputer forensik meliputi:

1) Latar belakang forensik komputer dan penjelasan tentang Petunjuk Teknis

Pengumpulan dan Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik.

2) Pengenalan forensik komputer.

3) Audit atas pengadaan barang/jasa secara elektronik.

4) Persiapan praktek forensik komputer (instalasi program).

5) Praktek forensik komputer.

GAMBAR 3.6WORKSHOP KOMPUTER FORENSIK

c. Workshop Keinvestigasian

Workshop keinvestigasian dilaksanakan di Perwakilan BPKP Provinsi Lampung

tanggal 14 s.d 16 April 2015, Perwakilan BPKP Sumatera Barat tanggal 10 s.d 14

Page 67: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 61

Agustus 2015, Perwakilan BPKP Sulawesi Tengah tanggal 4 s.d 7 Agustus 2015,

dan Perwakilan BPKP Provinsi Aceh tanggal 12 s.d 13 Oktober 2015.

Materi yang disampaikan pada workshop keinvestigasian meliputi Pencegahan

serta Penanganan Perkara Perdata dan Tata Usaha Negara, Audit Investigatif,

Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara, Pemberian Keterangan Ahli

dan E-Procurement.

GAMBAR 3.7WORKSHOP KEINVESTIGASIAN

d. Workshop on the Interpretation of Contract Provision for Price Adjustment

EINRIP

Workshop ini diselenggarakan pada tanggal 28 April 2015. Peserta workshop

berasal dari Deputi Bidang Investigasi, 9 Perwakilan BPKP, dan Direkorat

Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Tujuan diselenggarakannya workshop ini adalah:

1) Memberikan gambaran tentang The Eastern Indonesia National Road

Improvement Project (EINRIP).

Page 68: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 62

2) Memahami tentang ketentuan Fédération Internationale Des Ingénieurs-

Conseils (FIDIC).

3) Memberikan penyamaan interpretasi ketentuan tentang Penyesuaian

Harga dalam FIDIC.

Materi Workshop meliputi:

1) Pengantar Umum Tentang EINRIP.

2) Administrasi kontrak FIDIC.

3) Klausul kontrak pasal 13.8 tentang Penyesuaian Harga.

GAMBAR 3.8WORKSHOP ON THE INTERPRETATION OF CONTRACT PROVISION FOR PRICE

ADJUSTMENT EINRIP

5. Kegiatan Deputi Bidang Investigasi

a. Pelatihan Bersama Peningkatan Kapasitas Penegak Hukum dalam Penanganan

Tindak Pidana Korupsi

Pelatihan dilaksanakan tanggal 19 s.d 23 Oktober 2015 bertempat di Aula Hotel

Sanur Paradise Plaza. Pelatihan diikuti oleh 180 orang diantaranya: 46 orang

dari Kejaksaan Bali, 34 orang Jaksa dari NTB, 42 orang Penyidik dari Kepolisian

Page 69: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 63

Bali, 38 orang Penyidik dari Kepolisian NTB, 5 orang Auditor dari Perwakilan

BPK-RI Provinsi Bali, 5 orang Auditor dari Perwakilan BPK-RI Provinsi Nusa

Tenggara Barat, 5 orang Auditor Perwakilan BPKP Provinsi Bali dan 5 orang

Auditor dari Perwakilan BPKP Provinsi Nusa Tenggara Barat.

b. National Anti Fraud Conference 2015 di Hotel Discovery Kuta Bali

Konferensi dilaksanakan tanggal 21 s.d 22 Oktober 2015 diselenggarakan oleh

ACFE bekerjasama dengan berbagai BUMN dan BPKP.

Peserta terdiri dari berbagai instansi, kementerian, BPK, BPKP, Inspektorat dan

BUMN dengan jumlah peserta sebanyak 200 orang lebih.

GAMBAR 3.9NATIONAL ANTI FRAUD CONFERENCE 2015

c. Pembinaan ke Perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 17

Februari 2015.

d. Narasumber Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "Strategi Komunikasi

Publik BPKP Tahun 2015" pada hari Jumat tanggal 20 Februari 2015.

e. Menghadiri Gerakan Nasional Penyelamatan SDA Sektor Kelautan di Medan

tanggal 24 Maret 2015.

Page 70: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 64

f. Tanggal 10 Juni 2015 memberikan arahan terkait dengan keluarnya Perpres

192 Tahun 2014 di Perwakilan BPKP Provinsi Riau.

g. Pada tanggal 2 November 2015 menyelenggarakan Bimbingan Teknis

Keinvestigasian Bagi Auditor APIP di Bandung.

Page 71: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Laporan Kinerja Deputi Bidang Investigasi Tahun 2015 65

Laporan Kinerja merupakan media pertanggungjawaban Deputi Bidang Investigasi

dalam melaksanakan program dan kegiatan yang telah dilakukan. Berdasarkan visi, misi,

tujuan, sasaran yang telah dirumuskan dan strategi atau cara-cara untuk pencapaiannya

serta penetapan indikator kinerja sebagai media pengukuran kinerja yang jelas dan

tepat, maka dapat ditetapkan tingkat pencapaian kinerja untuk suatu periode tertentu.

Pada tahun 2015 rata-rata capaian outcome mencapai 101,97%. Realisasi output

sebesar 477 laporan atau mencapai 147,68% dari target 323 laporan. Dana yang

digunakan oleh Deputi Bidang Investigasi melaksanakan seluruh kegiatannya adalah

sebesar Rp5.628.070.449,00 atau 78.54% dari anggaran sebesar Rp7.166.138.000,00.

SDM yang digunakan sebanyak 21.512 OH atau mencapai 108,29% dari target sebanyak

19.865 OH

Target kinerja outcome maupun output yang telah ditetapkan pada Perjanjian Kinerja

Tahun 2015 secara keseluruhan dapat disimpulkan tercapai. Pembinaan dan

peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sebagai aset utama dalam mencapai

keberhasilan untuk mewujudkan visi, dan misi terus ditingkatkan baik intensitas

maupun kualitasnya. Diharapkan dalam masa yang akan datang ada perbaikan dan

penambahan sarana pendukung kerja mengingat sarana yang dimiliki saat ini belum

cukup memadai dalam jumlahnya.

Akhirnya, tanpa mengabaikan berbagai kendala dan keterbatasan yang ada, Deputi

Bidang Investigasi bertekad untuk terus meningkatkan kinerja sebagai perwujudan dari

pertanggungjawaban amanah yang diemban.

BAB IVPENUTUP

Page 72: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Lampiran 1

Pagu Realisasi % Target Realisasi %

2 3 4 5 6=5/4 7 8 9=8/7 10 11 12=11/10

Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh

APH

% 60 65,16 108,60 1.704.977.000 1.481.420.613 86,89 5.499 5.735 104,29

Persentase hasil pengawasan

keinvestigasian yang dimanfaatkan oleh

Kementerian/Lembaga, Pemerintah

Daerah, dan Korporasi

% 20 23,7 118,50 341.596.000 304.431.338 89,12 1.395 948 67,96

Jumlah hasil audit penyesuaian harga

yang dimanfaatkan

Laporan 40 60 120 326.152.000 208.527.588 63,94 927 839 90,51

Jumlah hasil audit klaim yang

dimanfaatkan

Laporan 15 11 73,33 488.857.000 289.483.165 59,22 450 409 90,89

2 Meningkatnya penyelesaian

hambatan kelancaran

pembangunan nasional

Jumlah kasus hambatan kelancaran

pembangunan yang dapat diselesaikan

Laporan 35 25 71,43 241.826.000 169.674.390 70,16 875 665 76,00

3 Meningkatnya kualitas tata

kelola pemerintahan dan

korporasi

Persentase Kementerian/lembaga,

Pemerintah Daerah, dan Korporasi yang

mengimplementasikan FCP

% 10 12,63 120 313.995.000 159.332.140 50,74 596 705 118,29

Meningkatnya efektifitas

hasil pengawasan

keinvestigasian

1

1

CAPAIAN INDIKATOR KINERJA UTAMA

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

Indikator Kinerja Utama Satuan Target

TAHUN 2015

SDM (OH)Dana (Rp)Realisasi

Capaian Kinerja

(%)

Sasaran Program

Page 73: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Lampiran 2

Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi

Realisasi

dibanding

Target

Program

2 3 4 5 6=5/4 7

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh APH

% 60 65,16 108,60

Persentase hasil pengawasan keinvestigasian yang

dimanfaatkan oleh Kementerian/Lembaga,

Pemerintah Daerah, dan Korporasi

% 20 23,7 118,50

Jumlah hasil audit penyesuaian harga yang

dimanfaatkan

Laporan 40 60 120,00

Jumlah hasil audit klaim yang dimanfaatkan Laporan 15 11 73,33

2 Meningkatnya penyelesaian

hambatan kelancaran

pembangunan nasional

Jumlah kasus hambatan kelancaran

pembangunan yang dapat diselesaikan

Laporan 35 25 71,43

3 Meningkatnya kualitas tata

kelola pemerintahan dan

korporasi

Persentase Kementerian/lembaga, Pemerintah

Daerah, dan Korporasi yang

mengimplementasikan FCP

% 10 12,63 120,00

1 Meningkatnya efektifitas

hasil pengawasan

keinvestigasian

Program pengawasan

intern akuntabilitas

keuangan negara dan

pembangunan

nasional serta

pembinaan

penyelenggaraan

sistem pengendalian

intern pemerintah

Sasaran Strategis/ Program

TARGET DAN REALISASI IKU

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

TAHUN 2015

1

Page 74: LAPORAN KINERJA TAHUN 2015 - bpkp.go.id Revisi... · Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Pedoman ... Permintaan instansi penyidik atau penetapan pengadilan. 4. ... Deputi

Lampiran 3

Pagu Realisasi % Target Realisasi %

3 3 5 6=5/3 7 8 9=8/7 10 11 12=11/10 13

Sasaran Kegiatan

1 Jumlah laporan hasil audit dalam

rangka penghitungan kerugian

keuangan negara

Laporan 10 26 260,00 707.515.000 687.340.340 97,15 1.865 3.337 178,93

2 Jumlah laporan Pengumpulan dan

Evaluasi Bukti Dokumen Elektronik

(PEBDE)

Laporan 8 7 87,50 322.504.000 237.331.860 73,59 168 725 431,55

3 Jumlah laporan pemberian

keterangan ahli

Laporan 24 82 341,67 192.280.000 176.939.736 92,02 816 262 32,11

4 Jumlah laporan hasil audit

investigatif

Laporan 2 1 50,00 73.134.000 71.432.500 97,67 245 100 40,82

5 Jumlah laporan FCP Laporan 2 2 100,00 108.530.000 28.735.000 26,48 76 65 85,53

6 Jumlah laporan

pemantauan/monitoring/ QA

Laporan 114 168 147,37 755.445.000 495.725.723 65,62 4.432 6.283 141,76

1 Jumlah laporan hasil audit dalam

rangka penghitungan kerugian

keuangan negara

Laporan 8 5 62,50 325.694.000 259.264.727 79,60 2.170 1.260 58,06

2 Jumlah laporan pemberian

keterangan ahli

Laporan 24 24 100,00 156.984.000 120.543.950 76,79 480 151 31,46

3 Jumlah laporan hasil audit

investigatif

Laporan 4 6 150,00 268.462.000 232.998.838 86,79 1.150 848 73,74

4 Jumlah laporan FCP Laporan 2 1 50,00 205.465.000 130.597.140 63,56 520 640 123,08

5 Jumlah laporan pemantauan/QA Laporan 46 50 108,70 937.473.000 657.098.019 70,09 1.170 612 52,31

1 Jumlah laporan hasil audit

penyesuaian harga

Laporan 4 7 175 326.152.000 208.527.588 63,94 927 839 90,51

2 Jumlah laporan hasil audit klaim Laporan 3 3 100 488.857.000 289.483.165 59,22 450 409 90,89

3 Jumlah laporan evaluasi hambatan

kelancaran pembangunan

Laporan 5 6 120 241.826.000 169.674.390 70,16 875 665 76,00

4 Jumlah laporan kajian pengawasan Laporan 1 2 200 19.790.000 6.810.000 34,41 195 135 69,23

5 Jumlah laporan pemantauan/QA Laporan 66 87 131,82 786.027.000 653.306.245 83,11 1.695 1.831 108,02

JUMLAH 323 477 147,68 5.916.138.000 4.425.809.221 74,81 17.234 18.162 105,38

CAPAIAN KINERJA OUTPUT

DEPUTI BIDANG INVESTIGASI

TAHUN 2015

Sasaran Strategis Indikator Kinerja Output Satuan Target Realisasi %Dana (Rp)

Tersedianya informasi hasil

pengawasan dalam

mencapai perbaikan tata

kelola, perbaikan sistem

pengendalian intern

pengelolaan keuangan

negara dan peningkatan

kapabilitas APIP pada

Direktorat Investigasi HKP

SDM (OH)Program

1 2Pengawasan

Intern

Akuntabilitas

Keuangan

Negara dan

Pembinaan

Penyelenggaraa

n Sistem

Pengendalian

Intern

Pemerintah

1 Tersedianya informasi hasil

pengawasan dalam

mencapai perbaikan tata

kelola, perbaikan sistem

pengendalian intern

pengelolaan keuangan

negara dan peningkatan

kapabilitas APIP pada

Direktorat Investigasi

Instansi Pemerintah

2 Tersedianya informasi hasil

pengawasan dalam

mencapai perbaikan tata

kelola, perbaikan sistem

pengendalian intern

pengelolaan keuangan

negara dan peningkatan

kapabilitas APIP pada

Direktorat Investigasi

BUMN dan BUMD3