pedoman pembinaan penyidik pegawai negeri sipil

33
PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL Disampaikan pada Kegiatan Penyegaran PPNS di Polres Banggai, Agustus 2009

Upload: forrest-barr

Post on 02-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. Disampaikan pada Kegiatan Penyegaran PPNS di Polres Banggai , Agustus 2009. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. Nama : Fery Sujarman , SH, S.Pd NIP: 196605171994031011 Pangkat / Gol . : Penata Tk.I , III/d - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEDOMAN PEMBINAAN

PENYIDIK PEGAWAI NEGERI

SIPIL

Disampaikan pada Kegiatan Penyegaran PPNS di Polres Banggai, Agustus 2009

Page 2: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Nama : Fery Sujarman, SH, S.Pd

NIP : 196605171994031011

Pangkat/Gol. : Penata Tk.I, III/d

Jabatan : Kabag Hukum dan Perundang-Undangan Setda Kab. Banggai.

Diklat PPNS : Bogor, 2007.

Status : Kawin, I/I

Alamat : Jl. Tadulako No. 192 Desa Boyou- Luwuk 94719

Page 3: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

DASAR HUKUM

KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI

 NOMOR 06 TAHUN 2003 TENTANG

PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH

DAERAH

Page 4: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBINAAN PPNSPENGERTIAN DASAR :

•PENYIDIK adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan .

•PEGAWAI NEGERI SIPIL yang selanjutnya disingkat dengan PNS adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang perubahan atas Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.

•PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH yang selanjutnya disingkat PPNS Daerah, adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu di Lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan atas pelanggaran Peraturan Daerah.

PENYIDIK POLISI NEGARA REPUBLIK INDONESIA yang selanjutnya disingkat Penyidik POLRI adalah Pejabat Polisi Negara Republik Indonesia tertentu yang diberi wewenang khusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan .

Page 5: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBINAAN PPNS

PENYIDIKAN adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya.

PEMERINTAH DAERAH adalah Pemerintah Daerah Propinsi atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ; 

KEPALA DAERAH adalah Gubernur atau Bupati /Walikota;

PERATURAN DAERAH adalah Peraturan Daerah Propinsi atau Peraturan Daerah Kabupaten/Kota ;

Page 6: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEDUDUKAN PNSSesuai Ketentuan Pasal 2 Keputusan

menteri dalam negeri Nomor 06 Tahun 2003 tentang Pedoman Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintah Daerah :

PPNS Daerah berkedudukan

dibawah dan bertanggung jawab

kepada Kepala Daerah

Page 7: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

TUGAS PPNS

[ Pasal 3 Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 06 Tahun 2003 ]

PPNS Daerah mempunyai tugas melakukan penyidikan atas pelanggaran Peraturan Daerah.

Dalam pelaksanakan tugas tersebut di atas PPNS Daerah berada dibawah koordinasi dan pengawasan Penyidik POLRI.

Page 8: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

WEWENANG PPNS Menerima laporan atau pengaduan dari

seseorang mengenai adanya tindak pidana atas pelanggaran Peraturan Daerah ;

Melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan ditempat kejadian ;

Menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;

Melakukan penyitaan benda atau surat; Mengambil sidik jari dan memotret

seseorang; Memanggil orang untuk didengar dan

diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

Page 9: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

WEWENANG PPNS Mendatangkan orang ahli yang diperlukan

dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ;

Mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya;

Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

Page 10: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BUKAN WEWENANG

PPNS Daerah tidak

berwenang untuk

melakukan penangkapan

atau penahanan

Page 11: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pasal 5

PPNS Daerah disamping memperoleh hak-haknya sebagai PNS sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999, dapat diberikan uang insentif.

Besarnya uang insentif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Daerah dan memperhatikan kondisi dan kemampuan keuangan Daerah.

HAK PPNS

Page 12: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

KEWAJIBAN PPNS

Pasal 6

PPNS Daerah sesuai dengan bidang tugasnya mempunyai kewajiban :

Melakukan penyidikan, menerima laporan dan pengaduan mengenai terjadinya pelanggaran atas Peraturan Daerah;

Menyerahkan hasil penyidikan kepada Penuntut Umum melalui Penyidik POLRI dalam wilayah hukum yang sama ;

  Membuat Berita Acara setiap tindakan dalam hal :

Pemeriksaan tersangka ; Pemasukan rumah ; Penyitaan barang ; Pemeriksaan saksi ; Pemeriksaan tempat kejadian.

Membuat laporan pelaksanaan tugas kepada Kepala Daerah melalui Pimpinan Unit kerja masing-masing.

Page 13: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PENGANGKATAN PPNS

Pasal 7

Pengangkatan PPNS Daerah Propinsi diusulkan oleh Gubernur kepada Menteri Kehakiman dan HAM melalui Menteri Dalam Negeri, dalam hal ini Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri.

Pengangkatan PPNS Daerah Kabupaten/Kota diusulkan oleh Bupati/Walikota kepada Menteri Kehakiman dan HAM melalui Menteri Dalam Negeri, dalam hal ini Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri dengan tembusan kepada Gubernur.

Keputusan Pengangkatan PPNS Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM setelah mendapat pertimbangan dari Jaksa Agung dan KAPOLRI .

Page 14: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

SYARAT PENGANGKATAN PPNS

Pasal 8Syarat-syarat pengangkatan Pegawai Negeri Sipil

menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah terdiri dari :◦ Pangkat serendah-rendahnya Pengatur Muda Tingkat

I (II/b) ;◦ Pendidikan serendah-rendahnya Sarjana Muda (D3); ◦ Ditugaskan di bidang teknis operasional ; ◦ Telah lulus pendidikan khusus di bidang penyidikan ;

Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) dalam 2 (dua) tahun berturut-turut dengan nilai rata-rata baik ;

Sehat jasmani dan rohani dan dibuktikan dengan surat keterangan Dokter.

Page 15: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Kelengkapan Berkas Persyaratan :

o Pasal 9

Usulan Pengangkatan PPNS Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 harus melampirkan :

Photo copy Peraturan Daerah yang menjadi dasar hukum pemberian kewenangan sebagai Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diusulkan ;

Surat Keterangan Wilayah kerja Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang diusulkan.

Photo copy Ijazah terakhir yang dilegalisir;

Photo copy Keputusan Pengangkatan Jabatan/Pangkat terakhir yang dilegalisir ;

Photo copy Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan (DP3) selama 2 (dua) tahun terakhir berturut-turut yang dilegalisir ;

Photo copy Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan (STTPP) Pendidikan Khusus di Bidang Penyidikan yang dilegalisir ;

Surat Keterangan Dokter yang menyatakan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan berbadan sehat.

 Lampiran usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat masing-masing dalam rangkap 4 (empat).

Page 16: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

MUTASI PPNS

Pasal 10

Mutasi PPNS Daerah di Lingkungan Kabupaten/Kota ditetapkan oleh Bupati/Walikota.

Mutasi PPNS Daerah antar Kabupaten/Kota di lingkungan Pemerintah Propinsi, ditetapkan oleh Gubernur.

Mutasi PPNS Daerah antar Propinsi, ditetapkan oleh Menteri Dalam Negeri dalam hal ini Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri.

Mutasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada Menteri Dalam Negeri dalam hal ini Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri dan tembusannya kepada Menteri Kehakiman dan HAM.

Page 17: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBERHENTIAN PPNS

• Pasal 11

• PPNS Daerah diberhentikan dari jabatannya karena :– berhenti sebagai Pegawai Negeri Sipil ;– atas permintaan sendiri ;– melanggar disiplin kepegawaian;– tidak lagi memenuhi syarat sebagai PPNS Daerah

dan – meninggal dunia.

Page 18: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBERHENTIAN PPNS Pasal 12

Pemberhentian PPNS Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, di lingkungan Propinsi diusulkan oleh Gubernur kepada Menteri Kehakiman dan HAM melalui Menteri Dalam Negeri dalam hal ini Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri.

Pemberhentian PPNS Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 di lingkungan Kabupaten/Kota diusulkan oleh Bupati/Walikota kepada Menteri Kehakiman dan HAM melalui Menteri Dalam Negeri dalam hal ini Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri dengan tembusan kepada Gubernur.

Usul pemberhentian PPNS Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 harus disertai dengan alasan-alasan dan bukti pendukungnya.

Page 19: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBERHENTIAN PPNS

Pasal 13

Keputusan Pemberhentian PPNS

Daerah ditetapkan oleh Menteri

Kehakiman dan HAM.

Page 20: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

SUMPAH JANIJI DAN PELANTIKAN PPNS Pasal 14

Sebelum pelantikan, PPNS Daerah harus mengucapkan sumpah/janji.

Pasal 15

Pelantikan PPNS Daerah di Lingkungan Pemerintah Propinsi dilakukan oleh Gubernur atau pejabat yang ditunjuk.

Pelantikan PPNS Daerah dilingkungan Pemerintah Kabupaten/Kota dilakukan oleh Bupati/Walikota atau pejabat yang ditunjuk

Pasal 16

Tata cara pelantikan dan sumpah/janji PPNS Daerah terdiri dari :

Pembacaan Keputusan Pengangkatan PPNS; Pengucapan Sumpah/Janji dihadapan saksi Rohaniawan; Penandatanganan Berita Acara Sumpah/Janji dan Pelantikan Pelantikan

Page 21: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

KARTU TANDA PENGENAL  Pasal 19

Pegawai Negeri Sipil yang telah diangkat sebagai PPNS Daerah, harus mempunyai Kartu Tanda Pengenal.

Kartu Tanda Pengenal PPNS Propinsi ditanda tangani oleh Gubernur dan dapat didelegasikan kepada Sekretaris Daerah Propinsi atau Kepala Biro Hukum

Kartu Tanda Pengenal PPNS Kabupaten/Kota ditanda tangani oleh Bupati/Walikota dan dapat didelegasikan kepada Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota atau Kepala Bagian Hukum.

Kartu Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku selama 5 (lima) tahun, terhitung sejak tanggal dikeluarkan.

Page 22: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

BENTUK KARTU TANDA PENGENAL PPNS KABUPATEN BANGGAI

Bentuk empat persegi panjang ;Panjang 9,5 Cm, Lebar 6,5 Cm ;Warna Kartu bagian depan putih dan bagian

belakang hijau ;

Page 23: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

TAMPILAN DEPAN KTP PPNS

KARTU TANDA PENGENAL

PENYIDIK

PEGAWAI NEGERI SIPIL

Page 24: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

TAMPILAN BELAKANG KTP PPNS- Nomor : ………………… NIP : …………………….- Nama : …………………- Pangkat : …………………- Jabatan : …………………- Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM : …………………- Nomor : ………………..- PPNS pada : …………………- Berlaku sampai Tanggal : ………………..

GUBERNUR/BUPATI/WALIKOTA/SEKDA/KARO HUKUM /KABAG HUKUM,

(Nama Lengkap)

NIP

Page 25: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERPANJANGAN KTP• Setelah habis masa berlaku Kartu Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14

ayat (4) dapat diusulkan perpanjangan.

• Perpanjangan Kartu Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) minggu sebelum berakhir masa berlaku oleh Unit Organisasi PPNS kepada Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi untuk PPNS Propinsi.

• Perpanjangan Kartu Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus diajukan selambat-lambatnya dalam waktu 2 (dua) minggu sebelum berakhir masa berlaku oleh Unit Organisasi PPNS kepada Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota untuk PPNS Kabupaten/Kota.

• Perpanjangan Kartu Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan perpanjangan, harus sudah selesai diproses penerbitan oleh Kepala Biro Hukum Sekretariat Daerah Propinsi dan Kepala Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten/Kota.

Page 26: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERPANJANGAN KTP

• Perpanjangan masa berlaku Kartu Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) ditandatangani oleh Kepala Biro Hukum atas nama Sekretaris Daerah Propinsi bagi PPNS Propinsi, dan Kepala Bagian Hukum Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Walikota bagi PPNS Kabupaten/Kota.

• Penggantian Kartu Tanda Pengenal karena mutasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), diterbitkan oleh Bupati/walikota dalam hal ini Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota bagi PPNS Kabupaten/Kota.

• Penggantian Kartu Tanda Pengenal karena mutasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) , diterbitkan oleh Gubernur dalam hal ini Sekretaris Daerah Propinsi bagi PPNS Propinsi.

• Penggantian Kartu Tanda Pengenal karena mutasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) , diterbitkan oleh Menteri dalam Negeri dalam hal ini Sekretaris Jenderal Departemen Dalam Negeri.

Page 27: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERPANJANGAN KTP• Pasal 21

• Perpanjangan Kartu Tanda Pengenal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) Usulannya harus dilengkapi :

– Photo copy Kartu Tanda Pengenal yang telah habis masa berlakunya ;– Photo copy Surat Keputusan Pengangkatan sebagai PPNS Daerah;– Photo copy Surat Keputusan Pengangkatan terakhir dalam jabatan/pangkat

Pegawai Negeri Sipil ;– Photo copy DP3 untuk 1 tahun terakhir ;– Pas photo ukuran 2 x 3 Cm berwarna (dasar merah) sebanyak 2 (dua) lembar ;

• Kelengkapan sebagaimana dimaksud huruf a s/d d masing-masing dalam rangkap 2 (dua).

Page 28: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PELAKSANAAN PENYIDIKAN

• Pasal 22 Setiap PPNS Daerah dalam menjalankan tugas penyidikan harus dilengkapi dengan Surat Perintah Penyidikan.Surat Perintah Penyidikan ditanda tangani oleh atasan PPNS Daerah.

Page 29: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBINAAN PPNS

Umum

Teknis

Operasional

Page 30: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pasal 24

Pembinaan Umum PPNS dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri.

Pembinaan Umum tersebut berupa pemberian pedoman, bimbingan, pelatihan, arahan dan supervisi yang berkaitan dengan pemberdayaan PPNS Daerah.

PEMBINAAN UMUM

Page 31: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Pembinaan Teknis PPNS dilakukan oleh Menteri Kehakiman dan HAM, Kapolri dan Jaksa Agung sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing.

PEMBINAAN TEKNIS

Page 32: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PEMBINAAN OPERASIONAL

Pasal 26  (1) Pembinaan Operasional sebagaimana

dimaksud dalam pasal 20 huruf c dilakukan oleh :

Gubernur bagi PPNS Daerah dilingkungan Pemerintah Daerah Propinsi bekerjasama dengan Instansi terkait ;

Bupati/Walikota bagi PPNS Daerah dilingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota bekerjasama dengan Instansi terkait.

Pembinaan Operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berupa petunjuk teknis Operasional PPNS Daerah di Lingkungan Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota .

Page 33: PEDOMAN PEMBINAAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

SEKIAN DAN TERIMA KASIH