laporan kinerja 2020 - bpkp.go.id
TRANSCRIPT
i | K a t a P e n g a n t a r
2020 Laporan Kinerja
uji dan syukur kami sampaikan kehadirat Allah SWT atas berkah dan rahmat yang
telah diberikan sehingga Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Riau
Tahun 2020 telah selesai disusun.
Sesuai dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Riau ini merupakan media akuntabilitas
pelaksanaan tugas dan fungsi serta anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam
menjalankan peran dalam pengawalan akuntabilitas pembangunan nasional, peningkatan
kontribusi ruang fiskal, pengamanan aset negara/daerah, dan peningkatan tata kelola
(governance system).
Melalui laporan ini, kami sampaikan capaian kinerja kami disertai analisis pencapaian
output dan outcome terhadap target Rencana Strategis (Renstra) BPKP Tahun 2020-2024.
Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2020 ini disusun sebagai bentuk
pertanggungjawaban atas kinerja yang telah dicapai. Laporan Kinerja menggambarkan
sejauh mana pencapaian atas sasaran dan program strategis yang ditunjukkan melalui
perbandingan antara realisasi capaian kegiatan dengan target yang ditetapkan dalam
Perjanjian Kinerja (Perkin) Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2020.
Target-target dalam Perjanjian Kinerja sifatnya mengikat untuk dicapai dan
dipertanggungjawabkan. Target-target tersebut secara kumulatif mengarah kepada
sasaran dan tujuan organisasi. Tingkat capaian sasaran dan tujuan organisasi tersebut,
dapat digambarkan melalui pengukuran realisasi capaian dibandingkan dengan target
yang ditetapkan. Laporan ini diharapkan dapat memberikan penjelasan yang memadai
KATA PENGANTAR
P
iii | D a f t a r I s i
2020 Laporan Kinerja
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI iii
DAFTAR TABEL v
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR GRAFIK vii
IKHTISAR EKSEKUTIF viii
BAB 1 PENDAHULUAN........................................................................................ 1
A. Tugas, Fungsi dan Wewenang Organisasi....................................... 1
B. Aspek Strategis Organisasi .............................................................. 3
C. Kegiatan dan Produk Organisasi...................................................... 4
D. Struktur Organisasi........................................................................... 5
E. Sistematika Penyajian....................................................................... 10
BAB 2 PERENCANAAN KINERJA........................................................................ 11
A. Target Kinerja Tahun 2020-2024…………………………………….......... 11
B. Perjanjian Kinerja Tahun 2020........................................................ 16
BAB 3 AKUNTABILITAS KINERJA........................................................................ 19
A. Capaian Kinerja Tahun 2020........................................................... 19
1. Ringkasan Kinerja....................................................................... 19
2. Uraian Kinerja ……………………..................................................... 22
B. Kinerja Lainnya Tahun 2020........................................................... 74
1. Kinerja Lainnya……………………………………………………………....... 74
2. Perbaikan SAKIP pada Tahun 2020.......................................... 77
C. Akuntabilitas Keuangan.…………………………………………………………. 77
BAB 4 PENUTUP.................................................................................................... 80
KILAS BALIK PERISTIWA 2020................................................................. 82
DAFTAR ISI
iv | D a f t a r I s i
2020 Laporan Kinerja
LAMPIRAN – LAMPIRAN Lampiran I : Target, Realisasi dan Capaian Sasaran Kegiatan
Lampiran II : Perbandingan Realisasi Sasaran Kegiatan
Lampiran III : Target, Realisasi dan Capaian Imdikator Output Kegiatan
Lampiran IV : Perbandingan Realisasi Indikator Outout Kegiatan
Lampiran V : Jumlah Progrma Priorotas yang Tercapai Sesuai Target
Lampiran VI : Jumlah Kegiatan Prioritas yang Tercapai Sesuai Target
Lampiran VII : Jumlah Proyek Strategis yang Tercapai Sesuai Target
Lampiran VIII : Jumlah Proyek Strategis Nasional yang Tercapai Sesuai Target
Lampiran IX : Kapabilitas APIP Pemerintah Daerah Tahun 2020
Lampiran X : Maturitas SPIP Pemerintah Daerah Tahun 2020
Lampiran XI : Manajemen Resiko Pemerintah Daerah Tahun 2020
v | D a f t a r I s i
2020 Laporan Kinerja
Halaman
Tabel 1.1 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan............................... 7
Tabel 1.2 : Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan.................................................. 7
Tabel 1.3 : Jumlah Pegawai Golongan...................................................................... 8
Tabel 2.1 : Target Kinerja Sasaran Kegiatan........................................................... 13
Tabel 2.2 : Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tahun 2020................................. 17
Tabel 2.3 : Anggaran Tahun 2020............................................................................ 18
Tabel 3.1 : Capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tahun 2020……………… 20
Tabel 3.2 : Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 1………………………….. 23
Tabel 3.3 : Realisasi Nilai Potensi/ Jumlah Kurang Bayar yang sudah
disetor/ditetapkan tahun 2020…………………………………………………….
24
Tabel 3.4 : Nilai Potensi Pajak dan Retribusi Daerah Tahun 2020………………….. 26
Tabel 3.5 : Nilai Penyelamatan Keuangan Negara dan Daerah Tahun 2020……. 30
Tabel 3.6 : Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 2................................ 32
Tabel 3.7 : Rekomendasi dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan………………………. 34
Tabel 3.8 : Realisasi Jumlah Kegiatan Prioritas yang Diawasi Tahun 2020………. 35
Tabel 3.9 : Target dan Realisasi Kinerja Sasasaran Kegiatan 3…......................... 39
Tabel 3.10 : Tingkat Kesehatan BUMD Air Minum yang Dievaluasi Tahun 2020... 40
Tabel 3.11 : Permasalahan Kinerja PDAM……………………………………………………….. 41
Tabel 3.12 : Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 4………………………… 43
Tabel 3.13 : Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 5………………………… 48
Tabel 3.14 : Tingkat Kapabilitas APIP di Provinsi Riau Tahun 2020…………………… 50
Tabel 3.15 : Tingkat Maturitas SPIP Pemerintah Daerah di Provinsi Riau Tahun
2020........................................................................................................
52
Tabel 3.16 : Jumlah Desa yang Telah menyusun Laporan Pertanggungjawaban
Desa Per Kabupaten Tahun 2020 ………………………………………………..
58
Tabel 3.17 : Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 6………………………… 59
Tabel 3.18 : Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Jenis
Belanja ....................................................................................................
67
Tabel 3.19 : Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut
Program/Kegiatan ..................................................................................
78
Tabel 3.20 : Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Sasaran
Kegiatan..........…………………....................................................................
78
Tabel 3.21 : Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Sasaran
kegiatan………………………………………………………………………
79
DAFTAR TABEL
vi | D a f t a r G a m b a r & G r a f i k
2020 Laporan Kinerja
Halaman
Gambar 1.1 : Bagan Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Riau .......................... 6
Gambar 1.2 : Komposisi SDM Perwakilan BPKP Provinsi Riau ............................. 9
DAFTAR GAMBAR
vii | D a f t a r G a m b a r & G r a f i k
2020 Laporan Kinerja
Halaman
Grafik 3.1 Target dan Realisasi Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/ Daerah … 25
Grafik 3.2 Target dan Realisasi Nilai Potensi Penerimaan Negara/Daerah………….. 27
Grafik 3.3 Target dan Realisasi Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah………….. 29
Grafik 3.4 Target dan Realisasi Penyelamatan Keuangan Negara dan Daerah…….. 31
Grafik 3.5 Target dan Realisasi Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan..................................................................................................
34
Grafik 3.6 Target dan Realisasi Jumlah BUMD Dengan Kinerja Sehat………………….. 41
Grafik 3.7 Target dan Realisasi Persentase Hasil Pengawasan Preventif dan Edukatif yang Dimanfaatkan/Ditindaklanjuti………………………………………
46
Grafik 3.8 Target dan Realisasi Jumlah APIP Daerah dengan Level Kapabilititas APIP ≥ Level 3 ………………………………………………………………………………….
51
Grafik 3.9 Target dan Realisasi Jumlah Pemda Dengan Level Maturitas Penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3 ………………………………………………………..
55
Grafik 3.10 MRI Pemda di Wilayah Provinsi Riau........................................................... 56
Grafik 3.11 Target dan Realisasi Persentase Jumlah Desa Yang Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa ...................................................
60
Grafik 3.12 Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020…………………………………. 77
DAFTAR GRAFIK
viii | I k h t i s a r E k s e k u t i f
2020 Laporan Kinerja
Laporan Kinerja (LKj) Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2020 disusun sebagai
bentuk pertanggungjawaban kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam mencapai
sasaran kegiatan yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja.
Pertanggungjawaban kinerja tahun 2020 ini merupakan tahun pertama dari
pelaksanaan Rencana Strategis tahun 2020–2024 yang sejalan dengan pelaksanaan
Visi dan Misi BPKP. Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebagai bagian yang integral
dari BPKP Pusat, harus memiliki komitmen yang kuat dalam meningkatkan kinerja.
Pada tahun 2020, Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah diamanatkan untuk
melaksanakan 6 (enam) sasaran kegiatan dengan 29 (dua puluh sembilan) Indikator
Kinerja Kegiatan (IKK).
Hasil penilaian atas pelaksanaan kinerja tahun 2020 menunjukkan bahwa lima dari
enam sasaran kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah tercapai sepenuhnya,
sedangkan satu sasaran kegiatan lainnya belum tercapai sepenuhnya. Sasaran
Kegiatan Perwakilan BPKP Provinsi Riau beserta capaiannya dapat diuraikan
sebagai berikut:
Sasaran Kegiatan 1: Meningkatnya
Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh
empat indikator Kinerja. Dari hasil pengukuran
kinerja, tiga indikator telah mencapai target
dan satu indikator belum mencapai target
dengan rata-rata capaian adalah 501,41%.
Sasaran Kegiatan 2: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Pembangunan Nasional
Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh empat indikator Kinerja. Dari hasil
pengukuran kinerja, tiga indikator telah mencapai target dan satu indikator belum
mencapai target dengan rata-rata capaian adalah 166,91%.
IKHTISAR EKSEKUTIF
ix | I k h t i s a r E k s e k u t i f
2020 Laporan Kinerja
Sasaran Kegiatan 3: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan
Usaha
Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh satu indikator kinerja. Dari hasil
pengukuran kinerja, satu indikator kinerja tersebut belum mencapai target dengan
rata-rata capaian adalah 50%.
Sasaran Kegiatan 4: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi
Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh dua indikator kinerja. Dari hasil
pengukuran kinerja, seluruh indikator tersebut telah mencapai target dengan rata-
rata capaian adalah 103,57%.
Sasaran Kegiatan 5: Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/P/BU
Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh enam indikator kinerja. Dari hasil
pengukuran kinerja, dua indikator telah mencapai target dan empat indikator belum
mencapai target dengan rata-rata capaian adalah 320,48%.
Sasaran Kegiatan 6: Meningkatnya Kualitas Layanan "Ketatausahaan" Unit
Kerja
Pencapaian sasaran kegiatan ini diukur oleh dua belas indikator kinerja. Dari hasil
pengukuran kinerja, sebelas indikator telah mencapai target dan satu indikator belum
mencapai target dengan rata-rata capaian adalah 105,94%.
Di samping kinerja sebagaimana tersebut di atas, Perwakilan BPKP Provinsi Riau
telah melakukan pengembangan Aplikasi Matabansos dan MataUMKM untuk
Akuntabilitas Penyaluran Bantuan dalam rangka penanganan COVID-19
bekerjasama dengan Pemerintah Provinsi Riau dalam rangka pemantauan
berkelanjutan dan audit berkelanjutan (Continous Monitoring and Continuous Audit
CACM).
Perbaikan perencanaan kinerja yang telah dilakukan Perwakilan BPKP pada tahun
2020 yaitu menyusun Rencana Strategis Tahun 2020-2024 dan Indikator Kinerja
Utama Tahun 2020-2024.
1 | P e n d a h u l u a n
Perwakilan BPKP Provinsi Riau merupakan salah satu perwakilan BPKP dari
34 perwakilan BPKP yang ada di seluruh Indonesia, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala BPKP. Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan
BPKP Provinsi Riau diatur berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan Nomor 1 Tahun 2016 tanggal 28 Januari 2016,
dengan wilayah kerja yaitu Provinsi Riau dan kabupaten/kota di wilayahnya.
A. TUGAS, FUNGSI DAN WEWENANG ORGANISASI
Sesuai dengan Peraturan Kepala BPKP Nomor 1 Tahun 2016 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Riau mempunyai tugas:
1. Melaksanakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara dan/atau daerah atas kegiatan yang bersifat lintas sektoral;
2. Melaksanakan kegiatan pengawasan kebendaharaan umum negara;
3. Melaksanakan kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden dan
atau atas permintaan Kepala Daerah;
4. Melaksanakan pembinaan Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah (SPIP) pada wilayah kerjanya; dan
5. Melaksanakan penyelenggaraan dan pelaksanaan fungsi lain di bidang
pengawasan keuangan dan pembangunan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Perwakilan BPKP Provinsi Riau
menyelenggarakan fungsi:
1. Pemberian asistensi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah
dan laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah daerah;
BAB 1 : P E N D A H U L U A N
2 | P e n d a h u l u a n
2. Pemberian asistensi terhadap pengelolaan keuangan negara/daerah,
BUMN/BUMD dan kinerja instansi Pemerintah Pusat/Daerah/
BUMN/BUMD;
3. Pengawasan terhadap badan usaha milik negara, badan-badan lain yang
di dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, badan usaha milik daerah
atas permintaan pemangku kepentingan, serta kontraktor bagi hasil dan
kontrak kerjasama, dan pinjaman/bantuan luar negeri yang diterima
pemerintah pusat, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan;
4. Evaluasi terhadap pelaksanaan tata kelola dan laporan akuntabilitas
kinerja pada badan usaha milik negara, badan-badan lain yang di
dalamnya terdapat kepentingan pemerintah, dan badan usaha milik
daerah atas permintaan pemangku kepentingan, sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
5. Pelaksanaan audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan
pengawasan lainnya terhadap perencanaan, pelaksanaan dan
pertanggungjawaban akuntabilitas penerimaan negara/daerah serta
pembangunan nasional dan/atau kegiatan lain yang seluruh atau sebagian
keuangannya dibiayai oleh anggaran negara/daerah dan/atau subsidi
termasuk badan usaha dan badan lainnya yang didalamnya terdapat
kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah serta akuntabilitas pembiayaan keuangan
negara/daerah;
6. Pengawasan intern terhadap perencanaan dan pelaksanaan pemanfaatan
aset negara/daerah;
7. Pemberian konsultasi terkait dengan manajemen risiko, pengendalian
intern, dan tata kelola terhadap instansi/badan usaha/badan lainnya dan
program/kebijakan pemerintah yang strategis;
8. Pengawasan terhadap perencanaan dan pelaksanaan program dan/atau
kegiatan yang dapat menghambat kelancaran pembangunan, audit atas
penyesuaian harga, audit klaim, audit investigatif terhadap kasus-kasus
penyimpangan yang berindikasi merugikan keuangan negara/daerah,
3 | P e n d a h u l u a n
audit penghitungan kerugian keuangan negara/daerah, pemberian
keterangan ahli, dan upaya pencegahan korupsi;
9. Pengoordinasian dan sinergi penyelenggaraan pengawasan intern
terhadap akuntabilitas keuangan negara/daerah dan pembangunan
nasional bersama-sama dengan aparat pengawasan intern pemerintah
lainnya;
10. Pelaksanaan sosialisasi, pembimbingan, dan konsultansi
penyelenggaraan sistem pengendalian intern kepada instansi pemerintah
pusat, pemerintah daerah, dan badan-badan yang di dalamnya terdapat
kepentingan keuangan atau kepentingan lain dari Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah;
11. Pelaksanaan kegiatan pengawasan berdasarkan penugasan Pemerintah
Pusat dan/atau Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan;
12. Pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah;
13. Pengolahan data dan informasi hasil pengawasan atas penyelenggaraan
akuntabilitas keuangan negara Kementerian/Lembaga dan Pemerintah
Daerah; dan
14. Pelaksanaan dan pelayanan administrasi Perwakilan BPKP.
Seiring dengan terbitnya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 60 tahun 2008
tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) pada tanggal
28 Agustus 2008, BPKP semakin memantapkan perannya dalam membangun
sistem akuntabilitas yang baik dengan didukung oleh sistem pengendalian yang
handal.
Sejalan dengan tuntutan masyarakat terhadap terwujudnya good governance,
maka Perwakilan BPKP Provinsi Riau berkewajiban melaporkan dan
menjelaskan keberhasilan atau kegagalan yang disebabkan dari segala
kebijakan atau keputusan yang dibuat melalui penerapan mekanisme
pertanggungjawaban yang tepat, jelas, dan terukur sebagai konsekuensi dari
kewenangan yang diterimanya.
4 | P e n d a h u l u a n
B. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI
Sebagai auditor intern pemerintah maka BPKP lebih mengutamakan
pencegahan (prevention) terhadap hal-hal yang dapat menghambat
pencapaian tujuan dan program-program pemerintah.
Bersamaan dengan terbitnya PP Nomor 60 tahun 2008 tentang Sistem
Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) maka BPKP sebagai Auditor Presiden
yang bertanggungjawab langsung kepada Presiden tidak hanya memantapkan
perannya dalam Pengawasan Akuntabilitas Keuangan Negara namun juga
dalam Pembinaan Penyelenggaraan SPIP.
Perwakilan BPKP Provinsi Riau berperan aktif dalam menanggapi perubahan
lingkungan yang dihadapi BPKP saat ini yaitu dengan mereposisi perannya
yang baru dengan strategi untuk melakukan product differences, market
differences dan methodological differences melalui 4C’s yaitu capacity building,
current issues, clearing house dan check and balances, yang kesemuanya
diperlukan untuk mendukung sistem akuntabilitas.Perwakilan BPKP Provinsi
Riau sebagai bagian integral dari BPKP, sepenuhnya mendukung strategi yang
ditetapkan BPKP dalam melaksanakan perannya selaku Auditor Presiden.
Dalam rangka meningkatkan kehandalan penyelenggaraan fungsi pengawasan
intern dan kualitas sistem pengendalian intern maka pada tanggal
31 Desember 2014 Presiden telah memperkuat tugas pokok dan fungsi dan
menyempurnakan organisasi BPKP dengan menerbitkan Peraturan Presiden
Nomor 192 Tahun 2014 tentang Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan. Dalam peraturan presiden tersebut dijelaskan tentang tugas,
fungsi dan struktur organisasi BPKP yang baru.
C. KEGIATAN DAN PRODUK ORGANISASI
Strategi BPKP dalam pencapaian visi dan misi yang ditetapkan meliputi
pengawalan pembangunan nasional, peningkatan reputasi pemerintah dan
peningkatan kapabilitas, kompetensi, dan integritas APIP. Sesuai dengan
Renstra, BPKP melaksanakan kegiatan-kegiatan pengawasan dalam rangka
5 | P e n d a h u l u a n
pengawalan pembangunan nasional melalui tindakan pre-emptif, preventif, dan
represif.
Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebagai bagian integral dari BPKP, telah
melaksanakan beberapa kegiatan yang merupakan layanan/produk unggulan di
bidang pengawasan yang bermanfaat bagi pembenahan manajemen
pemerintahan baik melalui assurance maupun consulting, antara lain:
1. Pelaksanaan audit baik audit operasional, audit kinerja, audit keuangan,
audit investigasi, audit Hambatan Pelaksanaan Pembangunan, audit klaim,
audit eskalasi dan audit Perhitungan Kerugian Keuangan Negara;
2. Pengembangan Sistem Monitoring dan Evaluasi Program Pembangunan;
3. Implementasi Sistem Informasi Manajemen Keuangan Daerah (SIMDA)
Perencanaan, SIMDA Keuangan, SIMDA Aset/BMD dan SIMDA Gaji;
4. Asistensi/bimbingan teknis/QA penyelenggaraan SPIP pada Instansi
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
5. Program peningkatan kinerja sektor korporat dan sektor publik;
6. Program Pengembangan GCG BUMN/BUMD;
7. Program Pengembangan Manajemen Risiko sektor korporat dan sektor
publik;
8. Program Anti Korupsi (PAK);
9. Fraud Control Plan (FCP);
10. Probity Audit;
11. Monitoring dan evaluasi atas program-program pembangunan prioritas
nasional (nawacita) dan program lintas sektoral Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah; dan
12. Asistensi/Bimtek/QA peningkatan kapabilitas APIP.
D. STRUKTUR ORGANISASI
Perwakilan BPKP Provinsi Riau adalah Perwakilan BPKP yang berkedudukan
di Pekanbaru dan dipimpin oleh seorang Kepala Perwakilan.
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Perwakilan dibantu oleh:
1. Kepala Bagian Tata Usaha
2. Koordinator Pengawasan Bidang Pengawasan Instansi Pemerintah Pusat
6 | P e n d a h u l u a n
3. Koordinator Pengawasan Bidang Akuntabilitas Pemerintah Daerah
4. Koordinator Pengawasan Bidang Akuntan Negara
5. Koordinator Pengawasan Bidang Investigasi
6. Koordinator Pengawasan Bidang Program dan Pelaporan serta Pembinaan
Aparat Pengawasan Intern Pemerintah
7. Kelompok Jabatan Fungsional
Struktur organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Riau dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 1.1 Bagan Organisasi Perwakilan BPKP Provinsi Riau
K
Sumber Daya Manusia (SDM) yang memadai sangat dibutuhkan untuk
mendukung operasional unit organisasi. Berdasarkan posisi SDM per
31 Desember 2020, Perwakilan BPKP Provinsi Riau memiliki 124 orang
pegawai dengan rincian berdasarkan tingkat pendidikan, jabatan, dan golongan
sebagai berikut:
KOORDINATOR
PENGAWASAN
BIDANG
PENGAWASAN
INSTANSI
PEMERINTAH
PUSAT
KOORDINATOR
PENGAWASAN
BIDANG
AKUNTABILITA
S PEMERINTAH
DAERAH
KOORDINATOR
PENGAWASAN
BIDANG
AKUNTAN
NEGARA
KOORDINATOR
PENGAWASAN
BIDANG
INVESTIGASI
KEPALA
PERWAKILAN KEPALA BAGIAN
TATA USAHA
KELOMPOK
JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA
SUB BAGIAN
KEUANGAN
KEPALA
SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN
KEPALA
SUB BAGIAN
UMUM
KOORDINATOR
PENGAWASAN
BIDANG P3A
7 | P e n d a h u l u a n
1. Berdasarkan Pendidikan
Susunan pegawai berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 1.1 Jumlah Pegawai Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Uraian Jabatan Jumlah Pegawai (%)
1 S 3 1 0,81
2 S 2 9 7,26
3 S 1/ D IV 72 58,06
4 D III/SarjanaMuda 30 24,19
5 D I 1 0,81
6 SLTA 11 8,87
Jumlah 124 100
Ditinjau dari tingkat pendidikan maka pegawai pada tingkat S1/DIV dan
DIII/Sarjana Muda menempati jumlah terbanyak dalam susunan pegawai
Perwakilan BPKP Provinsi Riau, yaitu masing-masing mencapai 72 orang atau
58,06% dan 30 orang atau 24,19% dari jumlah seluruh pegawai. Dengan
demikian ditinjau dari tingkat pendidikan, SDM Perwakilan BPKP Provinsi Riau
cukup mendukung tugas pokok dan fungsinya.
2. Berdasarkan Jabatan
Susunan pegawai berdasarkan jabatan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.2 Jumlah Pegawai Berdasarkan Jabatan
No Uraian Jabatan/Peran Jumlah Pegawai
(%)
A. Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama 1 0,81
B. Pejabat Administrator 1 0,81
C. Pejabat Pengawas 3 2,42
D. Pejabat Pelaksana 22 17,74
E. Pejabat Fungsional 97 78,22
1. Pejabat Fungsional Auditor 90 72,58
a. Auditor Madya 27 21,77
8 | P e n d a h u l u a n
No Uraian Jabatan/Peran Jumlah Pegawai
(%)
b. Auditor Muda 22 17,74
c. Auditor Pertama 22 17,74
d. Auditor Penyelia 10 8,06
e. Auditor Pelaksana Lanjutan 1 0,81
f. Auditor Pelaksana 8 6,45
2. Pejabat Fungsional Analis Kepegawaian
4 3,23
a. Analis Kepegawaian Penyelia 2 1,61
b. Analis Kepegawaian Pelaksana Lanjutan
2 1,61
c. Analis Kepegawaian Pelaksana 3 2,42
3. Pejabat Fungsional Arsiparis 2 1,61
4. Pejabat Fungsional Pranata Komputer 1 0,81
Jumlah 124 100.00
Dari tabel di atas jumlah Pejabat Fungsional Auditor menduduki jumlah terbesar
sebanyak 90 orang pegawai atau 72,58% dari jumlah seluruh pegawai.
Sedangkan untuk jabatan lainnya, Pejabat Pelaksana menempati jumlah
terbanyak kedua dengan jumlah pegawai sebanyak 22 orang pegawai atau
17,74% dari seluruh pegawai. Kondisi pegawai tersebut dinilai cukup memadai
dalam mendukung tugas pokok dan fungsi Perwakilan BPKP.
3. Berdasarkan Golongan
Susunan pegawai berdasarkan golongan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.3
Jumlah Pegawai Berdasarkan Golongan
No. Uraian Jabatan Jumlah Pegawai (%)
1. IV C 12 9,68
2. IV B 12 9,68
3. IV A 7 5,65
Sub Jumlah 1 31 25,00
9 | P e n d a h u l u a n
No. Uraian Jabatan Jumlah Pegawai (%)
4. III D 26 20,97
5. III C 13 10,48
6. III B 29 23,39
7. III A 9 7,26
Sub Jumlah 2 77 62,09
8. II D 1 0,81
9. II C 15 12,10
10. II B 0 -
11. II A - -
Sub Jumlah 3 16 12,91
Jumlah 124 100.00
Ditinjau dari golongan, maka golongan pegawai terbanyak adalah pegawai
pada Golongan III sebanyak 77 orang pegawai atau 62,09% dari jumlah
seluruh pegawai.
10 | P e n d a h u l u a n
E. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Kinerja ini pada dasarnya mengkomunikasikan pencapaian kinerja
Perwakilan BPKP Provinsi Riau selama tahun 2020, disertai dengan uraian
keberhasilan dan hambatan capaian kinerja (performance results), yang diukur
dengan cara melakukan analisis gap, yaitu membandingkan target dalam
dokumen Perjanjian Kinerja dengan realisasinya sesuai indikator kinerja yang
ditetapkan organisasi.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara,
Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja ini diuraikan dalam bentuk bab
sebagai berikut:
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini disajikan tentang penjelasan umum organisasi
dengan penekanan pada aspek strategis organisasi dan
permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi
oleh organisasi.
Bab 2
Perencanaan Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar Rencana Strategis
Tahun 2020-2024 dan Perjanjian Kinerja Tahun 2020.
Bab 3
Akuntabilitas Kinerja
Pada bab ini diuraikan capaian kinerja, analisis pencapaian
kinerja dan aspek pendukung pencapaian kinerja tahun 2019.
Bab 4 Penutup
Bab ini menguraikan tentang simpulan umum atas capaian
kinerja organisasi serta langkah dimasa mendatang yang akan
dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.
11 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a
Rencana Strategis (Renstra) merupakan langkah awal dalam proses berakuntabilitas
untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Dengan visi, misi, dan
strategi yang jelas dan tepat, maka diharapkan instansi pemerintah akan dapat
menyelaraskan dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi. Rencana
Strategis dengan pengukuran, penilaian, dan evaluasi kinerja serta pelaporan
akuntabilitas kinerja merupakan tolok ukur penting dari Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP).
A. TARGET KINERJA TAHUN 2020-2024
Rencana Strategis Perwakilan BPKP Provinsi Riau Tahun 2020-2024 disahkan
oleh Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau melalui Keputusan Kepala
Perwakilan BPKP Provinsi Riau Nomor KEP-216/PW04/1/2020 tanggal
1 September 2020. Perencanaan Strategis (Renstra) merupakan bagian yang
terintegrasi dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang
memiliki relevansi terhadap pengungkapan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi
Riau. Fungsi Renstra adalah sebagai pedoman bagi Perwakilan BPKP Provinsi
Riau dalam rangka meningkatkan perannya sebagai organisasi publik yang
memberikan pelayanan jasa di bidang pengawasan pengelolaan keuangan
daerah dan pembangunan nasional, yang diharapkan mampu memberikan
kontribusi bagi pencapaian kinerja pengelolaan keuangan dan pembangunan di
Provinsi Riau.
Dalam rangka mewujudkan Visi Badan Pengawasan Keuangan dan
Pembangunan yaitu “Menjadi Auditor Internal Pemerintah Berkelas Dunia
dan Trusted Advisor Pemerintah untuk Meningkatkan Good Governance
Sektor Publik dalam rangka Mewujudkan Visi Misi Presiden dan Wakil
Presiden ‘Indonesia Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Berlandaskan Gotong-Royong”, serta Misi BPKP yaitu “Melaksanakan
Pengawasan Intern terhadap Akuntabilitas Pengelolaan
BAB 2 : PERENCANAAN KINERJA
12 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a
Keuangan dan Pembangunan Nasional”; dan “Membangun Sumber
Daya Pengawasan yang Berkualitas”, BPKP menetapkan 2 (dua) tujuan
yang merupakan kondisi yang ingin dicapai secara nyata oleh BPKP dan
mencerminkan pengaruh atas ditimbulkannya hasil (outcome) dari satu atau
beberapa program. Tujuan untuk masing-masing misi tersebut, yaitu:
1. Terwujudnya Akuntabilitas Keuangan dan Pembangunan Nasional; dan
2. Terwujudnya Tata Kelola Pengawasan yang Unggul, Akuntabel dan Sehat.
Kedua tujuan tersebut telah dilengkapi dengan 6 (enam) sasaran strategis
yaitu:
1. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan
Negara dan Daerah;
2. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas
Pembangunan Nasional;
3. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan
Usaha;
4. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian
Korupsi;
5. Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian
Intern K/L/Pemda/BU;
6. Meningkatnya Tata Kelola Pengawasan yang Berkualitas.
Sasaran strategis BPKP merupakan kondisi yang akan dicapai secara nyata
oleh BPKP pada tahun 2024 yang menjadi indikator untuk menilai keberhasilan
pencapaian tujuan sekaligus mencerminkan pengaruh yang ditimbulkan oleh
adanya hasil (outcome) dari program-program BPKP.
Program Perwakilan BPKP Provinsi Riau merupakan turunan dari Program
BPKP yang dirancang dalam mencapai visi dan misi BPKP secara keseluruhan
yang rumusannya mencerminkan tugas dan fungsi Perwakilan BPKP Provinsi
Riau dan berisikan kegiatan untuk mencapai hasil pengawasan dengan
indikator kinerja yang terukur. Kegiatan-kegiatan ini sekaligus untuk
mewujudkan sasaran strategis BPKP yang telah ditetapkan sebelumnya.
Program tersebut terdiri dari:
13 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a
1. Program Pengawasan Pembangunan (Program 06);
2. Program Dukungan Manajemen (Program 01).
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Perwakilan BPKP Provinsi Riau
memiliki 1 (satu) kegiatan pada Program 01 dengan sasaran kegiatan sebanyak
1 (satu) sasaran dan 1 (satu) kegiatan pada Program 06 dengan sasaran
kegiatan sebanyak 5 (lima) sasaran yang telah dilengkapi dengan target kinerja
selama periode Renstra Tahun 2020-2024 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 2.1
Target Kinerja Sasaran Kegiatan
Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan
Target Per Tahun Bidang/
Bagian Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024
PROGRAM 06 : PROGRAM PENGAWASAN PEMBANGUNAN
Kegiatan Pelaksanaan Pengawasan Pembangunan
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
IKK1: Nilai
Optimalisasi
Penerimaan
Negara/Daerah
Rupiah
(Juta)
209 334 836 836 836 Bidang APD
IKK2: Potensi
Pendapatan Asli
Daerah yang
Dioptimalisasi
Rupiah (Juta) 418 557 1.393 1.393 1.393 Bidang APD
IKK3: Nilai Efisiensi
Pengeluaran Negara
dan Daerah
Rupiah (Juta) 1.123 186.779 154.487
136.270
112.930 Bidang APD & Bidang
Investigasi
IKK4: Nilai
Penyelamatan
Keuangan Negara dan
Daerah
Rupiah (Juta) 27.124
40.679
49.715
56.500 51.982 Bidang Investigasi
IKK5: Nilai
Penyelamatan
Pengelolaan Dana
Transfer
Rupiah (Juta) - 118 120 122 125 Bidang APD
IKK6: Nilai
Penyelamatan
Pembiayaan Daerah
Rupiah (Juta) - 59 60 61 62 Bidang APD
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
IKK7: Jumlah PP yang
tercapai sesuai target
Program
Prioritas
- 2 - - - Bidang IPP
IKK8: Jumlah KP yang
diawasi
Kegiatan
Prioritas
7 7 7 7 7 Bidang APD
IKK9: Jumlah KP yang
tercapai sesuai target
Kegiatan
Prioritas
7 7 7 7 7 Bidang APD
IKK10: Jumlah
Program Lintas
Sektoral
Pembangunan Daerah
yang Tercapai Sesuai
Target
Program
- 1 1 1 1 Bidang APD
14 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a
Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan
Target Per Tahun Bidang/
Bagian Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024
IKK11: Persentase
Desa yang Diaudit
Kinerja dengan Hasil
Baik
Persentase 0,00 25,00 37,50 43,75 50,00 Bidang APD
IKK12: Persentase
hambatan
pelaksanaan
pembangunan yang
diselesaikan
Persentase 75,00 80,00 85,00 85,00 85,00 Bidang Investigasi
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha
IKK13: Jumlah BUMD
dengan pengelolaan
korporasinya baik
BUMD - 1 1 2 3 Bidang Akuntan Negara
IKK14: Jumlah BUMD
dengan kinerja sehat
BUMD 2 3 4 5 6 Bidang Akuntan Negara
IKK15: Jumlah BLUD
dengan kinerja sehat
BLUD 2 2 2 3 3 Bidang Akuntan Negara
IKK16: Jumlah
BUMDes yang mampu
menyusun laporan
BUMDes 24 32 37 47 53 Bidang Akuntan Negara
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
IKK17: Persentase
hasil pengawasan
represif yang
dimanfaatkan/ditindakl
anjuti
Persentase 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 Bidang Investigasi
IKK18: Persentase
hasil Pengawasan
preventif dan edukatif
yang dimanfaatkan/
ditindaklanjuti
Persentase 70,00 75,00 80,00 85,00 90,00 Bidang Investigasi
IKK19: Jumlah Pemda
dengan efektivitas
pengendalian korupsi
Baik
Pemda - - 2 3 4 Bidang Investigasi
IKK20: Jumlah Badan
Usaha dengan
efektivitas
pengendalian korupsi
baik
Badan Usaha - - 1 2 2 Bidang Investigasi
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU
IKK21: Jumlah APIP
K/L/Pemda dengan
Kapabilitas APIP ≥
Level 3
APIP Pemda 10 11 12 13 13 Bidang P3A
IKK22: Jumlah
K/L/Pemda dengan
Maturitas SPIP ≥
Level 3
Pemda 12 12 13 13 13 Bidang APD
IKK23: Jumlah Pemda
Kab/Kota dengan MRI
≥ Level 3
Pemda
Kab/Kota
1 2 3 4 6 Bidang APD
IKK24: Persentase
jumlah pemda yang
akuntabel dalam
pengelolaan keuangan
dan kinerja daerah
Persentase 0,00 0,00 0,00 1,48 1,66 Bidang APD
15 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a
Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan
Target Per Tahun Bidang/
Bagian Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024
IKK25: Tersedianya
Rekomendasi
Strategis (Policy Brief)
kepada Provinsi/
Kabupaten/Kota
Rekomen-
dasi
1 1 1 1 1 Bidang APD
IKK26: Persentase
Jumlah desa yang
Menyusun laporan
Pertanggungjawaban
Keuangan Desa
Persentase 40,01 44,97 50,00 55,03 59,99 Bidang APD
IKK27: Jumlah desa
yang menerapkan
pengelolaan aset desa
secara memadai
Desa - 32 79 159 314 Bidang APD
IKK28: Jumlah APIP
yang
Mengimplementasikan
Siswaskeudes
APIP Pemda 1 3 4 5 6 Bidang APD
IKK29: Jumlah BUMN
dengan MRI ≥ Level 3
BUMN - - - - 1 Bidang Akuntan Negara
IKK30: Jumlah BUMD
dengan MRI ≥ Level 3
BUMD - - 1 1 3 Bidang Akuntan Negara
IKK31: Jumlah BLUD
dengan MRI ≥ Level 3
BLUD - 1 2 4 5 Bidang Akuntan Negara
IKK32: Jumlah BUMD
dengan Kapabilitas
Satuan Pengawasan
Intern ≥ Level 3
BUMD - - 1 1 3 Bidang Akuntan Negara
IKK33: Jumlah BLUD
dengan Kapabilitas
Satuan Pengawasan
Intern ≥ Level 3
BLUD - - - 1 1 Bidang Akuntan Negara
PROGRAM 01 : PROGRAM DUKUNGAN MANAJEMEN
Kegiatan Pelaksanaan Dukungan Manajemen
Meningkatnya Kualitas Layanan "Ketatausahaan" Unit Kerja
IKK1: Nilai Skor Zona
Integritas Unit Kerja Skor
Skala 100
75 76 77 78 79 Bagian Tata Usaha
IKK2: Persentase
Pegawai yang
mengikuti peningkatan
Kompetensi
Persentase 100 100 100 100 100 Bagian Tata Usaha
IKK3: Persentase
administrasi SDM
yang diselesaikan
tepat waktu
Persentase 100 100 100 100 100 Bagian Tata Usaha
IKK4: Persentase
Penyusunan RKA
Tepat Waktu Unit
Kerja
Persentase 100 100 100 100 100 Bagian Tata Usaha
IKK5: Skor IKPA Unit
Kerja Skor
Skala 100
86 87 88 89 90 Bagian Tata Usaha
16 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a
Sasaran
Kegiatan
Indikator Kinerja
Kegiatan Satuan
Target Per Tahun Bidang/
Bagian Pelaksana 2020 2021 2022 2023 2024
IKK6: Persentase
SPM yang terbit tepat
waktu
Persentase 90 91 92 93 95 Bagian Tata Usaha
IKK7: Persentase
Penyusunan Laporan
Keuangan sesuai SAP
Persentase 100 100 100 100 100 Bagian Tata Usaha
IKK8: Nilai
Pengelolaan BMN Unit
Kerja (khusus Unit
Kerja Mandiri)
Nilai Baik Baik Baik Baik Baik Bagian
Tata Usaha
IKK9: Nilai SAKIP Unit
Kerja Skor
Skala 100
80 81 82 83 84 Bidang P3A
IKK10: Maturitas SPIP
Unit Kerja Level Level 3 Level 3 Level 3 Level 3 Level 4 Bidang P3A
IKK11: Indeks MR Unit
Kerja Level - Level 3 Level 3 Level 3 Level 4 Bagian
Tata Usaha
IKK12: Indeks Kualitas
Layanan
Ketatausahaan Unit
Kerja
Indeks Skala
100
70 76 80 81 82 Bagian
Tata Usaha
IKK13: Indeks
Kepuasan Layanan
Unit Kerja
Indeks
Skala 100
70 73 76 80 81 Bagian
Tata Usaha
B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2020
Pengukuran pencapaian tujuan sebagaimana ditetapkan dalam Renstra dilakukan
melalui pengukuran pencapaian sasaran strategis dalam hal ini pengukuran
indikator kinerja utama yaitu Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan. Untuk mencapai
sasaran strategis ini pada tahun 2020, telah disusun Perjanjian Kinerja Tahun
2020. Berikut ini adalah target kinerja dari Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
sebagaimana tercantum dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2020 yang telah
disesuaikan dengan perubahan DIPA dan RKA pada tahun 2020.
Tabel 2.2
Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tahun 2020
No. SASARAN
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
TARGET
Satuan Jumlah
1
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
Nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi
Rupiah (Juta)
209
Potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi
Rupiah (Juta)
418
17 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a
No. SASARAN
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
TARGET
Satuan Jumlah
Nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah
Rupiah (Juta)
1.123
Nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah
Rupiah (Juta)
27.124
2
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
Persen 75
Jumlah Kegiatan Prioritas yang diawasi Kegiatan Prioritas
7
Jumlah Kegiatan Prioritas yang tercapai sesuai target
Kegiatan Prioritas
7
Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
Persen 75
3 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha
Jumlah BUMD dengan kinerja sehat BUMD 2
4
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
Persen 100
Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
Persen 70
5
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU
Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
Pemda 10
Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
Pemda 12
Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
PemKab/Kota
1
Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
Rekomendasi
1
Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Persen 40
Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
APIP 1
6
Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja
Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja Skor Skala 100
75
Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi
Persen 100
Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu
Persen 100
Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
Persen 100
Skor IKPA Unit Kerja Skor Skala 100
86
18 | P e r e n c a n a a n K i n e r j a
No. SASARAN
KEGIATAN INDIKATOR KINERJA
TARGET
Satuan Jumlah
Persentase SPM yang terbit tepat waktu Persen 90
Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
Persen 100
Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Nilai Baik
Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala 100
80
Maturitas SPIP Unit Kerja Level 1-5 Level 3
Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
Indeks Skala 100
70
Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja Indeks Skala 100
70
Untuk melaksanakan Sasaran Program dan Sasaran Kegiatan di atas, sesuai
dengan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Rencana Kerja Anggaran
(RKA) tahun 2020 (revisi terakhir tanggal 28 Desember 2020), tersedia anggaran
Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebesar Rp28.365.080.000,00 dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 2.3
Anggaran Tahun 2020
No Kegiatan di RKA K/L Anggaran (Rp)
1. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya BPKP 25.310.452.000
2. Fasilitas Dukungan Manajemen BPKP 25.310.452.000
3. Pengadaan dan Penyaluran Sasaran dan Prasarana BPKP 927.347.000
4. Pelaksanaan Pengawasan Intern Akuntabilitas Keuangan Negara dan Pembangunan Nasional Serta Pembinaan Penyelenggaraan SPIP
3.054.628.000
Jumlah 28.365.080.000
19 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
A. CAPAIAN KINERJA TAHUN 2020
1. RINGKASAN KINERJA
Dalam rangka penyusunan Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau
tahun 2020 dilakukan pengumpulan data kinerja yang melibatkan seluruh
bidang/bagian di Lingkungan Perwakilan BPKP Provinsi Riau. Data kinerja yang
dikumpulkan berupa target dan realisasi kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau
beserta uraian rinci kinerja, target dan realisasi keuangan, target dan realisasi
penggunaan sumber daya manusia, data-data penghargaan, serta informasi
lain yang terkait dengan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau tahun 2020.
Pengumpulan data kinerja diarahkan untuk memperoleh data kinerja yang
akurat, lengkap, tepat waktu, dan konsisten yang berguna bagi pengambilan
keputusan dalam rangka perbaikan kinerja tanpa meninggalkan prinsip manfaat
dan biaya, serta efisiensi dan efektivitas.
Pengukuran kinerja dilakukan dengan mengidentifikasi realisasi kinerja dari
pelaksanaan tugas Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam tahun 2020, untuk
selanjutnya dilakukan pembandingan realisasi tersebut dengan target yang
diperjanjikan dalam dokumen Perjanjian Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau
tahun 2020. Rumus yang digunakan untuk menghitung persentase pencapaian
target Indikator Kinerja adalah rumus maximize, sebagai berikut:
Capaian = Realisasi x 100%
Target
Berdasarkan hasil pengukuran kinerja, dilakukan evaluasi capaian setiap
Indikator Kinerja untuk mengidentifikasi faktor yang mendukung keberhasilan
dan kendala yang menghambat pencapaian target kinerja, untuk selanjutnya
dicermati dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa
yang akan datang.
BAB 3 : AKUNTABILITAS KINERJA
20 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Perwakilan BPKP Provinsi Riau adalah unit kerja pelaksana atas program dan
kegiatan yang telah ditetapkan BPKP berdasarkan tugas dan fungsinya di
daerah. Sesuai Peraturan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
Nomor 2 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan, Perwakilan BPKP Provinsi Riau mengemban
amanah untuk mewujudkan pencapaian Sasaran Strategis BPKP melalui
pencapaian Sasaran Kegiatan yang diukur dari Indikator Kinerja Kegiatan
Perwakilan BPKP sebagai Indikator Kinerja Utama.
Hasil pengukuran kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau atas 6 sasaran
kegiatan yang dijabarkan dalam 29 Indikator Kinerja, menunjukkan bahwa
20 Indikator Kinerja (68,96%) telah mencapai target, dan 9 Indikator Kinerja
(31,04%) belum mencapai target. Ringkasan capaian kinerja masing-masing
Indikator Kinerja pada setiap sasaran kegiatan sebagaimana tercantum pada
tabel berikut:
Tabel 3.1
Capaian Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan Tahun 2020
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Notifikasi
Sasaran Kegiatan 1 : Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
1.1 Nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi
Rupiah
(Juta)
209
138,64 66,33%
1.2 Potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi
Rupiah (Juta)
418 6.188,05 1.480,39
1.3 Nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah
Rupiah (Juta)
1.123 1.870,16 166,53
1.4 Nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah
Rupiah (Juta)
27.124 79.309,05 292,39
Sasaran Kegiatan 2 : Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
2.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
Persen 75 47,17 62,89
2.2 Jumlah Kegiatan Prioritas yang diawasi Kegiatan Prioritas
7 17 242,86
2.3 Jumlah Kegiatan Prioritas yang tercapai sesuai target
Kegiatan Prioritas
7 16 228,57
21 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Notifikasi
2.4 Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
Persen 75 100,00 133,33
Sasaran Kegiatan 3 : Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha
3.1 Jumlah BUMD dengan kinerja sehat BUMD 2 1 50
Sasaran Kegiatan 4 : Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
4.1 Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
Persen 100 100 100
4.2 Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
Persen 70 75 107,14
Sasaran Kegiatan 5 : Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU
5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
Pemda 10 9 90
5.2 Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
Pemda 12 10 83,33
5.3 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
PemKab/Kota
1 0 0
5.4 Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
Rekomendasi
1 15 1.500
5.5 Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Persen 40 99,81% 249,53%
5.6 Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
APIP 1 0 0
Sasaran Kegiatan 6 : Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja
6.1 Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja Skor Skala 100
75 89,37 119,16
6.2 Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi
Persen 100 92,91 92,91
6.3 Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu
Persen 100 100 100
6.4 Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
Persen 100 100 100
6.5 Skor IKPA Unit Kerja Skor Skala 100
86 96,84 112,60
6.6 Persentase SPM yang terbit tepat waktu Persen 90 99.62 110,69
6.7 Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
Persen 100 100 100
22 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
No. Indikator Kinerja Satuan Target Realisasi Capaian
(%) Notifikasi
6.8 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Nilai Baik Baik 100
6.9 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala 100
80 81,52 101,90
6.10 Maturitas SPIP Unit Kerja Level 1-5 Level 3 Level 3 100
6.11 Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
Indeks Skala 100
70 75,58 107,97
6.12 Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja Indeks Skala 100
70 88,25 126,07
Keterangan: = mencapai/melampaui target; = belum mencapai target
Uraian lebih lengkap tentang pencapaian kinerja sasaran kegiatan beserta
realisasi penggunaan SDM (OH) dan dana sebagaimana disajikan dalam
Lampiran I dan Lampiran II.
2. URAIAN KINERJA
Evaluasi capaian setiap Indikator Kinerja dilakukan untuk mengidentifikasi
faktor yang mendukung keberhasilan dan kendala yang menghambat
pencapaian target kinerja, untuk selanjutnya dicermati dan dipelajari guna
perbaikan pelaksanaan program/kegiatan di masa yang akan datang.
Dalam evaluasi kinerja juga dilakukan pembandingan kinerja yang meliputi
pembandingan antara realisasi kinerja dengan target tahun berjalan, realisasi
kinerja tahun berjalan dengan realisasi tahun lalu, dan pembandingan lain yang
diperlukan.
Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis efisiensi dengan cara
membandingkan proporsi capaian kinerja dengan proporsi penggunaan sumber
daya, baik dana maupun sumber daya manusia, yang dalam hal ini
direpresentasikan dengan Orang/Hari (OH). Efisiensi sumber daya terjadi
manakala capaian kinerja output lebih tinggi dari pada capaian penggunaan
sumber daya, baik dana maupun OH. Analisis efisiensi dilakukan terpisah
antara sumber daya keuangan dan sumber daya manusia.
Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2020 adalah laporan kinerja pertama dari
Rencana Strategis (Renstra) Periode 2020 – 2024 di mana analisis capaian
23 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
kinerja dilakukan terhadap capaian sasaran kegiatan. Capaian 6 (enam)
sasaran kegiatan diukur dengan 29 (dua puluh sembilan) capaian Indikator
Kinerja Kegiatan.
Realisasi kinerja Tahun 2020 berdasarkan sasaran kegiatan Perwakilan BPKP
Provinsi Riau dalam menjalankan fungsi utamanya sebagai auditor intern
pemerintah diuraikan di bawah ini:
Sasaran Kegiatan 1
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas
Keuangan Negara/Daerah
Sasaran kegiatan ini ditetapkan dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran
program BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah”; dan “Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan dan Kinerja Daerah Bidang
Investigasi” serta untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian sasaran strategis
BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas
Keuangan Negara/Daerah”.
Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui empat Indikator Kinerja yang terkait
langsung dengan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara/daerah
dengan ringkasan target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.2
Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 1
No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Satuan Target Kinerja
2020
Realisasi Kinerja
2020
Capaian Kinerja
2020 (%) Notifikasi
1.1 Nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi
Rupiah (Juta)
209
138,64 66,33%
1.2 Potensi penerimaan daerah yang dioptimalisasi
Rupiah (Juta)
418 6.188,05 1480,39
1.3 Nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah
Rupiah (Juta)
1.123 1.870,16 166,53
1.4 Nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah
Rupiah (Juta)
27.124 79.309,05 292,39
Capaian Rata-rata 457,27
24 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari empat Indikator Kinerja yang
mendukung capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah”, 3 (tiga) Indikator
Kinerja memiliki capaian 100% atau lebih.
Uraian kinerja atas 4 (empat) Indikator Kinerja “Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah” sebagai berikut:
1.1. Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah yang Terealisasi
“Nilai Potensi Penerimaan Daerah yang Terealisasi” diukur dengan menghitung
jumlah nilai potensi penerimaan daerah dan atau jumlah kurang bayar atas
penerimaan daerah yang sudah disetor/ditetapkan. Nilai potensi penerimaan
daerah dan jumlah kurang bayar dimaksud diperoleh berdasarkan hasil
kegiatan pengawasan BPKP. Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar
Rp209.000.000,00.
Pada Tahun 2020, nilai optimalisasi penerimaan daerah yang terealisasi
sebesar Rp138.642.317,00 atau mencapai 66,33% dari target tahun 2020,
dengan ringkasan sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.3.
Realisasi Nilai Potensi/Jumlah Kurang Bayar Yang Sudah Disetor/ Ditetapkan Tahun 2020
No. Jenis Pajak (Hotel/NPWPD) Realisasi Pembayaran 2020
Tahun 2016
1. Pajak Hotel 82.803.426 2. Pajak Restoran 11.075.360 3. Pajak Hiburan 8.405.460
Jumlah 102.284.246 Tahun 2017
1. Pajak Hotel 32.181.526 2. Pajak Restoran 1.579.020
3. Pajak Hiburan 2.597.525
Jumlah 36.358.071
Total 138.642.317
Nilai potensi penerimaan daerah yang terealisasi sampai dengan Triwulan IV
Tahun 2020 sebesar Rp138.642.317,00 diperoleh dari hasil monitoring tindak
lanjut atas Laporan Hasil Kegiatan Pendampingan Pemeriksaan Pajak Daerah
25 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
2020 2021 2022 2023 2024
Target 209 334 836 836 836
Realisasi 138.64 0 0 0 0
RE
ALI
SA
SI
KIN
ER
JA (
RP
JU
TA
AN
)
Kabupaten Bengkalis Tahun 2016 dan Tahun 2017 sesuai Laporan Nomor
LAP-384/PW04/3/2017 tanggal 10 November 2017.
Realisasi nilai Optimalisasi Penerimaan Daerah yang terealisasi ini terbilang
rendah karena selama tahun 2020 tidak dilakukan Pemeriksaan Pajak dan
Retribusi Daerah.
Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024
disajikan pada Grafik berikut:
Grafik 3.1. Target dan Realisasi Nilai Optimalisasi Penerimaan Negara/Daerah
Dari Grafik di atas, nilai optimalisasi penerimaan negara/daerah telah mencapai
16,59% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.
Untuk Tahun 2021, upaya yang dilakukan agar indikator Nilai Potensi
Penerimaan Daerah yang Terealisasi ini mencapai target adalah dengan
melakukan kerjasama terkait pemeriksaan Pajak dan Retribusi Daerah dengan
Badan Pendapatan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota di Wilayah Provinsi Riau.
1.2. Potensi Penerimaan Daerah Yang Dioptimalisasi
“Potensi Penerimaan Daerah Yang Dioptimalisasi” diukur dari Pengawasan
atas Potensi Pendapatan Asli Daerah dengan cara menjumlah nilai selisih dari
potensi penerimaan daerah dari hasil kegiatan pengawasan BPKP dengan
target yang dianggarkan oleh Pemda. Penerimaan daerah sesuai dengan
26 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
rincian sumber penerimaan APBD berdasarkan peraturan perundangan yang
berlaku. Misalnya untuk penerimaan daerah adalah pajak daerah, retribusi
daerah, pengelolaan kekayaan yang dipisahkan, dan lain-lain PAD yang sah.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar Rp418.000.000,00. Pada Tahun
2020, nilai potensi penerimaan negara/daerah yang terealisir sebesar
Rp6.188.053.482,19 atau mencapai 1.480,39% dari target tahun 2020, dengan
ringkasan sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.4.
Nilai Potensi Pajak dan Retribusi Daerah Tahun 2020
No Jenis Pajak Nilai Potensi (Rp)
1 Pajak Hotel 996.881.932,19
2 Pajak Restoran 158.706.504,00
3 Pajak Hiburan 4.525.869.031,00
4 PBB-P2 29.523.140,00
5 Retribusi IMB 477.072.875,00
Total Potensi 6.188.053.482,19
Nilai potensi penerimaan negara/daerah yang terealisir sampai dengan
Triwulan III Tahun 2020 sebesar Rp6.188.053.482,19 diperoleh atas hasil
pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan APD yang diperoleh
melalui pengawasan melalui uji potensi pajak dan retribusi daerah berdasarkan
hasil Evaluasi Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah Kota Pekanbaru Tahun
2019 dan Triwulan III Tahun 2020.
Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024
disajikan pada Grafik berikut:
27 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Grafik 3.2. Target dan Realisasi Nilai Potensi Penerimaan Negara/Daerah
Dari Grafik di atas, nilai potensi penerimaan negara/daerah telah mencapai
444,21% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.
Capaian kinerja yang tinggi melampaui target didukung oleh tim yang berupaya
menggali potensi setiap penerimaan daerah melalui perhitungan estimasi
besarnya pendapatan pajak berdasarkan perhitungan omset penjualan dari
usaha yang dikelola masing-masing Wajib Pajak dan potensi PBB P2 dari
penambahan bangunan di atas objek pajak pada saat melakukan evaluasi
OPAD.
Untuk meningkatkan kinerja di Tahun 2021, Perwakilan BPKP Provinsi Riau
akan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten/Kota untuk
mendorong OPD terkait:
1) Melakukan pendataan dan perhitungan potensi pajak secara optimal;
2) Melaksanakan penegakan aturan Perda dengan melaksanakan prosedur
dan pengelolaan pajak terkait yang telah ditetapkan;
3) Membuat kebijakan/prosedur koordinasi dengan unit kerja lain terkait
pengelolaan Retribusi IMB;
4) Melakukan pendataan dan perhitungan potensi Retribusi IMB secara
optimal.
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
2020 2021 2022 2023 2024
Target 418 557 1393 1393 1393
Realisasi 6,188.05 0 0 0 0
RE
ALI
SA
SI
KIN
ER
JA (
RP
JU
TA
AN
)
28 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
1.3. Nilai Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah
“Nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah” diukur dengan menjumlahkan
nilai pengurangan/pengalihan rencana belanja proyek/kegiatan/program yang
tidak tepat dalam satu tahun berdasarkan kegiatan pengawasan BPKP atau
diukur dengan nilai koreksi audit = nilai klaim atau nilai Penyesuaian Harga
hasil evaluasi pemilik kerja – nilai klaim atau nilai Penyesuaian Harga hasil
audit.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar Rp1.123.000.000,00. Pada Tahun
2020, nilai efisiensi pengeluaran negara dan daerah yang terealisir sebesar
Rp1.870.164.560,00 atau mencapai 166,52% dari target tahun 2020.
Upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas yaitu menjelaskan kepada OPD terkait
mengenai pemenuhan persyaratan dapat dipenuhinya penugasan eskalasi
terkait ketersediaan dana pembiayaan eskalasi tersebut.
Untuk meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP Provinsi Riau
akan memberikan penjelasan kepada Stakeholder mengenai persyaratan
pemenuhan diterimanya permintaan penugasan eskalasi terkait ketersediaan
dana pembiayaan eskalasi tersebut.
Nilai efisiensi pengeluaran negara yang terealisasi sebesar
Rp1.870.164.560,00 merupakan hasil audit terhadap proses penggantian biaya
pelayanan pasien COVID-19 yang dilaksanakan di Kantor BPJS Kesehatan dan
rumah sakit. Efisiensi terjadi karena adanya Norma pembayaran dan/atau
satuan biaya perawatan yang digunakan oleh rumah sakit dalam pengajuan
klaim pasien COVID-19 melampaui ketentuan yang ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan, dan dari Verifikasi oleh BPJS Kesehatan atas klaim yang diajukan
oleh rumah sakit belum memperhitungkan beban biaya penggunaan alat
pengelolaan, Termasuk Alat Pelindung Diri (APD), Obat-obatan dan Barang
Habis Pakai (BHP) yang sumber dana dari APBN serta adanya pengajuan
klaim pasien non COVID-19 sebagai klaim pasien COVID-19.
Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024
disajikan pada Grafik berikut:
29 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
-
200
400
600
800
1,000
1,200
1,400
1,600
1,800
2,000
2020 2021 2022 2023 2024
Target 1,123 1,351 1,509 1,649 1,868
Realisasi 1,870.16 0 0 0 0
RE
ALI
SA
SI
KIN
ER
JA (
RP
JU
TA
AN
)
Grafik 3.3. Target dan Realisasi Efisiensi Pengeluaran Negara dan Daerah
Dari Grafik di atas, nilai potensi penerimaan negara/daerah telah mencapai
100,11% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.
1.4. Nilai Penyelamatan Keuangan Negara dan Daerah
“Nilai Penyelamatan Keuangan Negara dan Daerah” diukur dengan
menjumlahkan nilai belanja yang dikembalikan ke kas negara termasuk denda
yang dikenakan dari hasil pengawasan BPKP dan nilai aset yang dipulihkan
serta nilai temuan kerugian keuangan negara yang dilaporkan dalam laporan
hasil audit.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar Rp27.124.000.000,00. Pada Tahun
2020, nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah yang terealisir sebesar
Rp79.309.047.942,00 atau mencapai 292,39% dari target tahun 2020. Nilai
penyelamatan keuangan negara dan daerah yang terealisir sebesar
Rp79.309.047.942,00 diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh:
Bidang APD melalui pengawasan terkait verifikasi penyaluran bantuan
sosial yang bersumber dari APBD Provinsi Riau Tahun 2020 Tahap 1,
Tahap 2 dan Tahap 3 dengan menggunakan aplikasi MataBansos.
30 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
-
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
2020 2021 2022 2023 2024
Target 27,124 40,679 49,715 56,500 51,982
Realisasi 79,309.05 - - - -
RE
ALI
SA
SI
KIN
ER
JA (
RP
JU
TA
AN
)
Bidang Pengawasan Investigasi melalui pengawasan terkait audit
investigasi dan audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (PKKN),
dengan ringkasan sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.5
Nilai Penyelamatan Keuangan Negara Dan Daerah Tahun 2020
No Hasil Pengawasan Realisasi Penyelamatan Keuangan Negara (Rp)
1 Verifikasi Penyaluran Bantuan Sosial melalui Aplikasi MataBansos
70.940.700.000,00
2 Audit Investigatif (AI) 6.294.347.942,00
3 Audit Penghitungan Kerugian Keuangan Negara (Audit PKKN)
2.074.000.000,00
Jumlah 79.309.047.942 ,00
Realisasi penyelamatan keuangan negara/daerah pada tahun 2020 yang
berasal dari audit investigasi sebesar Rp6.294.347.942,00 telah diterima di kas
pemerintah daerah bersangkutan sesuai sumber dana kegiatan, dan tidak
ditingkatkan ke penyidikan dengan pertimbangan kerugian negara/daerah telah
dipulihkan. Sedangkan yang berasal dari audit PKKN sebesar
Rp2.074.000.000,00 sampai saat ini belum dilimpahkan ke pengadilan.
Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024
disajikan pada Grafik berikut:
Grafik 3.4. Target dan Realisasi Penyelamatan Keuangan Negara Dan Daerah
31 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Dari Grafik di atas, nilai penyelamatan keuangan negara dan daerah telah
mencapai 152,57% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun
2024.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain adalah melakukan pendekatan
kepada APH baik Kepolisian maupun Kejaksaan untuk mengoptimalkan
intelijennya dalam mencermati kegiatan besar di Provinsi Riau yang berpotensi
terjadinya TPK serta bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Riau
mengembangkan aplikasi matabansos dan mataUMKM untuk penyaluran
bantuan sosial berbasis web dalam rangka pemantauan berkelanjutan dan
audit berkelanjutan (Continous Monitoring and Continuous Audit CACM
Untuk mencapai dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP
Provinsi Riau akan:
berkoordinasi dengan Kepolisian dan Kejaksaan untuk bisa mendorong
pihak penyidik meningkatkan ke penyidikan atas laporan yang belum dapat
diselesaikan di tahun 2020 dan meningkatkan kinerja agar APH tidak
kehilangan kepercayaan dengan BPKP.
Menggunakan kembali aplikasi MataBansos untuk pengawalan terhadap
Program JPS (Jaring Pengamanan Sosial) baik bersumber dari dana APBN
maupun APBD serta perbaikan data DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial).
Dari uraian kinerja atas 4 (empat) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 1 di atas
dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 1 sebesar
501,41% telah melampaui target tahun 2020, sehingga perlu dilakukan analisis
efisiensi. Capaian Sasaran Kegiatan 1 didukung dengan dana sebesar
Rp1.829.279.594,74,00 atau 88,26% dari anggaran sebesar
Rp2.072.574.578,95,00 dan indikator output kegiatan (IOK) sebanyak
58 laporan atau 95,08% dari rencana sebanyak 61 laporan, serta OH sebanyak
2.434 OH atau 79,99% dari rencana sebanyak 3.043 OH.
32 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 1 telah dicapai
secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 95,08%, lebih besar
daripada capaian penggunaan dana sebesar 88,26%.
Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 1 telah dicapai
secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 95,08% lebih tinggi
daripada capaian penggunaan OH sebesar 79,99%.
Sasaran Kegiatan 2
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan
Nasional
Sasaran kegiatan ini ditetapkan dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran
program BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Akuntabilitas Pembangunan Nasional Bidang Perekonomian dan Kemaritiman”;
“Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Pembangunan
Nasional” dan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kelancaran
Pelaksanaan Pembangunan Nasional” serta untuk dapat berkontribusi dalam
pencapaian sasaran strategis BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Pembangunan Nasional”.
Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui empat Indikator Kinerja yang terkait
langsung dengan kualitas pembangunan nasional dengan ringkasan target,
realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.6
Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 2
No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Satuan Target Kinerja
2020
Realisasi Kinerja
2020
Capaian Kinerja
2020 (%) Notifikasi
2.1 Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
Persen 75 47,17 62,89
2.2 Jumlah Kegiatan Prioritas yang diawasi
Kegiatan Prioritas
7 17 242,86
33 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Satuan Target Kinerja
2020
Realisasi Kinerja
2020
Capaian Kinerja
2020 (%) Notifikasi
2.3 Jumlah Kegiatan Prioritas yang tercapai sesuai target
Kegiatan Prioritas
7 16 228,57
2.4 Persentase hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan
Persen 75 100,00 133,33
Capaian Rata-rata 166,91
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari empat Indikator Kinerja yang
mendukung capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Pembangunan Nasional” sebanyak 3 (tiga) Indikator Kinerja
memiliki capaian 100% atau lebih.
Uraian kinerja atas 4 (empat) Indikator Kinerja “Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Pembangunan Nasional” sebagai berikut:
2.1. Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
Indikator Kinerja “Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan”
mencerminkan nilai kinerja yang diukur dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
=
TL Rekomendasi 2020 (kejadian)
X 100% Rekomendasi 2020
(kejadian)
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 75%. Pada Tahun 2020,
persentase tindak lanjut rekomendasi hasil pengawasan terealisir sebesar
47,17% atau mencapai 62,89% dari target tahun 2020 dengan perhitungan
sebanyak 25 rekomendasi (kejadian) telah ditindaklanjuti di tahun 2020 dari
53 rekomendasi (kejadian) yang terbit di tahun 2020 (rekomendasi pengawasan
pada Bidang Pengawasan IPP, APD, dan Akuntan Negara). dengan rincian
sebagai berikut:
34 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
0
10
20
30
40
50
60
70
80
2019 2020
Target 70 75
Realisasi 54.12 47.17
Capaian Kinerja 77.31 62.89
RE
ALI
SA
SI
KIN
ER
JA (
%)
Tabel 3.7
Rekomendasi dan Tindak Lanjut Hasil Pengawasan
No Bidang Pengawasan Rekomendasi
(Kejadian) Tindak Lanjut
(Kejadian)
1 IPP 26 7
2 APD 16 7
3 Akuntan Negara 11 11
Jumlah 53 25
Faktor penghambat dalam capaian tindak lanjut atas rekomendasi hasil
pengawasan, antara lain:
Kurangnya koordinasi di antara instansi yang terkait dalam pelaksanaan
tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan.
Proses tindak lanjut atas rekomendasi hasil pengawasan membutuhkan
waktu yang cukup lama.
Kurangnya komitmen pimpinan instansi untuk melaksanakan tindak lanjut
atas rekomendasi hasil pengawasan.
Realisasi Indikator Kinerja sampai dengan tahun 2020 sebesar 47,17%
menurun 6,95% dibandingkan dengan realisasi tahun 2019 sebesar 54,12%.
Demikian pula dengan capaian Indikator Kinerja tahun 2020 sebesar 62,89%
menurun 14,42% dibandingkan dengan capaian tahun 2019 sebesar 77,31%
yang dapat dilihat dalam grafik berikut:
Grafik 3.5. Target dan Realisasi Persentase Tindak Lanjut Rekomendasi Hasil Pengawasan
35 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Namun demikian, indikator kinerja ini tidak menjadi indikator kinerja kegiatan
dalam Renstra Tahun 2020-2024 sehingga tidak dapat diperbandingkan
dengan target Renstra Tahun 2020-2024.
Di tahun 2020 telah dilakukan upaya monitoring tindak lanjut namun sifatnya
terbatas hanya kepada satu unit auditan yaitu Universitas Riau. Hal ini
disebabkan adanya realokasi anggaran tahun 2020 dampak dari terjadinya
pandemi covid-19.
Upaya yang akan dilakukan pada tahun 2021 untuk meningkatkan capaian
kinerja adalah:
Meningkatkan koordinasi dengan auditan dalam rangka penyelesaian
tindak lanjut hasil pengawasan.
Mengintensifkan penyelesaian tindak lanjut hasil pengawasan yang bernilai
keuangan dan memungkinkan untuk dapat melimpahkan penagihan melalui
Panitia Urusan Piutang Negara (PUPN)
Mengindentifikasikan dan segera mengusulkan temuan-temuan hasil
pengawasan yang berpotensi tidak dapat ditindaklanjuti untuk ditetapkan
sebagai temuan pengawasan yang tidak dapat ditindaklanjuti dengan
alasan yang sah (TPTD).
2.2. Jumlah Kegiatan Prioritas yang Diawasi
“Jumlah Kegiatan Prioritas yang Diawasi” diukur dari banyaknya jumlah
kegiatan prioritas yang diawasi dengan kegiatan pengawasan.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 7 kegiatan. Pada Tahun 2020,
jumlah kegiatan prioritas yang diawasi yang terealisir sebanyak 17 Kegiatan
atau mencapai 242,86% dari target tahun 2020, dengan ringkasan
sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.8
Realisasi Jumlah Kegiatan Prioritas Yang Diawasi Tahun 2020
No Kegiatan Prioritas Jumlah Kegiatan
Prioritas yang diawasi
1 Evaluasi Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Trwiulan IV 2019
5
36 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
No Kegiatan Prioritas Jumlah Kegiatan
Prioritas yang diawasi
2 Evaluasi atas Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa sampai dengan Triwulan II Tahun 2020
4
3 Evaluasi Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Trwiulan III Tahun 2020
4
4 Evaluasi Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik 1
5 Evaluasi Program Prioritas Nasional Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan terkait Pendampingan pada proses Perencanaan dan Pelaporan Pembangunan Desa pada Pemerintah Provinsi Riau
1
6 Pengawasan atas Program Prioritas Perlindungan Sosial dan Administrasi Kependudukan terkait Percepatan Cakupan Administrasi Kependudukan dan Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan
2
Jumlah 17
Jumlah kegiatan prioritas yang diawasi yang terealisir Tahun 2020 sebesar
17 Kegiatan diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bidang
Pengawasan APD, dengan uraian sebagai berikut:
a. Evaluasi Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Triwulan IV Tahun
2019 dan Sisa Dana Desa Tahun 2018 sampai dengan akhir Tahun 2019
sebanyak 5 kegiatan pada Kabupaten Bengkalis, Kuantan Singingi, Rokan
Hilir, Meranti dan Indragiri Hulu;
b. Evaluasi atas Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Tahun 2020 dan
Sisa Dana Desa sampai dengan Tahun 2019 untuk periode sampai
dengan Triwulan II Tahun 2020 sebanyak 4 kegiatan pada Kabupaten
Rokan Hulu, Rokan Hilir, Kuantan Singingi, dan Indragiri Hulu.
c. Evaluasi Penyaluran dan Penggunaan Dana Desa Triwulan III Tahun
2020 dan Sisa Dana Desa sampai dengan Tahun 2019 untuk periode
sampai dengan Triwulan III Tahun 2020 sebanyak 4 kegiatan pada
Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir, Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan
Siak.
37 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
d. Evaluasi Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik sebanyak 1 kegiatan
berasal dari Evaluasi Bantuan Keuangan Kepada Partai Politik pada
Pemerintah Provinsi Riau.
e. Evaluasi Program Prioritas Nasional Perlindungan Sosial dan Tata Kelola
Kependudukan terkait Pendampingan pada Proses Perencanaan dan
Pelaporan Pembangunan Desa pada Pemerintah Provinsi Riau sebanyak
1 kegiatan berasal dari Evaluasi atas Kegiatan Pendampingan Masyarakat
Desa pada Pemerintah Provinsi Riau.
f. Pengawasan atas Program Prioritas Perlindungan Sosial dan Administrasi
Kependudukan terkait Percepatan Cakupan Administrasi Kependudukan
dan Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan sebanyak 2 kegiatan
berasal dari Evaluasi Kegiatan Prioritas (KP) Percepatan Adminsitrasi
Kependudukan dan Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan pada
Kota Pekanbaru
2.3. Jumlah Kegiatan Prioritas Yang Tercapai Sesuai Target
“Jumlah Kegiatan Prioritas yang tercapai sesuai target” diukur dari
menjumlahkan Kegiatan Prioritas yang tercapai target kinerja yang tercantum
dalam Rencana Kinerja Pemerintah (RKP) pada tahun yang berjalan.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 7 kegiatan. Pada Tahun 2020,
realisasi jumlah kegiatan prioritas yang tercapai sesuai target sebanyak
16 Kegiatan atau mencapai 228,57% dari target tahun 2020. Realisasi jumlah
kegiatan prioritas yang tercapai sesuai target Tahun 2020 sebanyak
16 Kegiatan diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bidang
Pengawasan APD yang diperoleh melalui pengawasan terkait evaluasi
program/kegiatan prioritas. Dari 17 kegiatan prioritas yang diawasi terdapat 16
Kegiatan Prioritas telah mencapai target RKP berdasarkan hasil evaluasi
Perwakilan BPKP Provinsi Riau.
Atas kondisi ini telah disarankan kepada Walikota Pekanbaru untuk
menginstruksikan kepada Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil agar
merevisi sasaran program dan kegiatan pada Renstra dan Renja yang
diselaraskan dengan Program/Kegiatan Prioritas Pemerintah Pusat, yaitu
38 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Program Prioritas Perlindungan Sosial dan Tata Kelola Kependudukan,
Kegiatan Prioritas Percepatan Cakupan Administrasi Kependudukan dan
Kegiatan Prioritas Integrasi Sistem Administrasi Kependudukan. Dengan
demikian ke depan, pencapaian target dari Kegiatan Prioritas ini dapat menjadi
perhatian Kepala Daerah dan OPD terkait, dengan mengoptimalkan kerjasama
yang sudah terjalin dengan OPD pengguna data kependudukan.
2.4. Persentase Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Yang Diselesaikan
“Persentase Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Yang Diselesaikan” diukur
dari Jumlah LEHKP yang kesepakatannya terlaksana dibagi total penugasan
EHKP yang diterbitkan dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase Hambatan Pelaksanaan Pembangunan Yang Diselesaikan
=
Jml LEHKP yang kesepakatannya terlaksana
X 100% Total penugasan EHKP
yang diterbitkan
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 75%. Pada Tahun 2020, persentase
hambatan pelaksanaan pembangunan yang diselesaikan mencapai 100% dari
target tahun 2020 karena tidak ada permintaan mediasi dari stakeholders.
Sehubungan dengan indikator kinerja “Persentase hambatan pelaksanaan
pembangunan yang diselesaikan” telah tercantum dalam target Renstra
Perwakilan BPKP Provinsi Riau tahun 2020-2024, maka untuk tahun 2021 dan
tahun-tahun selanjutnya akan dilakukan inventarisasi atas hasil-hasil
pembangunan yang tidak dimanfaatkan, ataupun pembangunan yang
mengalami kendala dalam pelaksanaannya, kemudian secara proaktif meminta
penjelasan dari pimpinan instansi jika ditemukan adanya hambatan yang tidak
dapat diselesaikan oleh instansi terkait dan menawarkan kepada pimpinan
instansi untuk bisa melibatkan Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam mencari
solusi penyelesaiannya.
Dari uraian kinerja atas 4 (empat) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 2 di atas
dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 2 sebesar
166,91%, telah mencapai/melampaui target tahun 2020, sehingga perlu
dilakukan analisis efisiensi. Capaian Sasaran Kegiatan 2 didukung dengan
dana sebesar Rp333.151.094,45,00 atau 101,88% dari anggaran sebesar
39 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Rp327.003.736,84,00 dan indikator output kegiatan (IOK) sebanyak 43 laporan
atau 102,38% dari rencana sebanyak 42 laporan, serta OH sebanyak 2.177 OH
atau 80,84% dari rencana sebanyak 2.693 OH.
Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 2 telah dicapai
secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 102,38%, lebih besar
daripada capaian penggunaan dana sebesar 101,88%.
Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 2 telah dicapai
secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 102,38% lebih tinggi
daripada capaian penggunaan OH sebesar 80,84%.
Sasaran Kegiatan 3
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas
Badan Usaha
Sasaran kegiatan ini ditetapkan dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran
program BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas
Tata Kelola BUMN/D/ BLUD”.
Sasaran kegiatan ini merupakan respon atas kondisi yang akan
dicapai/diwujudkan oleh BPKP setiap tahun pada periode tahun 2020-2024 dan
untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian sasaran strategis BPKP
“Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Badan Usaha”.
Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui satu Indikator Kinerja yang terkait
langsung dengan kualitas akuntabilitas pengelolaan badan usaha dengan
ringkasan target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.9
Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 3
No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Satuan Target Kinerja
2020
Realisasi Kinerja
2020
Capaian Kinerja
2020 (%) Notifikasi
3.1 Jumlah BUMD dengan kinerja sehat
BUMD 2 1 50
Capaian Rata-rata 50
40 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari satu Indikator Kinerja yang mendukung
capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pembangunan atas Akuntabilitas
Badan Usaha” belum mencapai target.
Uraian kinerja atas 1 (satu) Indikator Kinerja “Meningkatnya Pembangunan atas
Akuntabilitas Badan Usaha” sebagai berikut:
3.1. Jumlah BUMD Dengan Kinerja Sehat
“Jumlah BUMD Dengan Kinerja Sehat” diukur dari jumlah BUMD dengan kinerja
minimal "Sehat" atas total jumlah BUMD yang diawasi secara komprehensif
melalui konvergensi pengawasan.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 2 (dua) BUMD. Pada Tahun 2020,
jumlah BUMD dengan kinerja sehat yang terealisir sebanyak 1 (satu) BUMD
atau mencapai 50% dari target tahun 2020. Jumlah BUMD dengan kinerja
sehat yang terealisir Tahun 2020 sebanyak 1 (satu) BUMD diperoleh atas hasil
pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan Akuntan Negara yang
diperoleh melalui pengawasan terkait Audit/Evaluasi Kinerja pada BUMD Air
Minum.
Dari total BUMD yang ada di wilayah Provinsi Riau sebanyak 34 (tiga puluh
empat) perusahaan, Perwakilan BPKP Provinsi Riau melakukan evaluasi
kinerja terhadap 6 (enam) perusahaan, dengan hasil evaluasi dapat dilihat
dalam pada tabel berikut:
Tabel 3.10
Tingkat Kesehatan BUMD Air Minum yang Dievaluasi di Tahun 2020
No Nama PDAM Skor Tingkat Kesehatan
1 PDAM Tirta Dumai Bersemai 2,13 Sakit
2 PDAM Tirta Kampar 2,82 Sehat
3 PERUMDAM Tirta Terubuk 2,64 Kurang Sehat
4 PDAM Tirta Siak 2,23 Kurang Sehat
5 PDAM Tirta Indragiri 1,92 Sakit
6 PDAM Tirta Indra 2,51 Kurang Sehat
41 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
0
1
2
3
4
5
6
2020 2021 2022 2023 2024
Target 2 3 4 5 6
Realisasi 1 0 0 0 0
RE
ALI
SA
SI
KIN
ER
JA (
JUM
LAH
BU
MD
)
Tidak tercapainya target kinerja tersebut disebabkan faktor-faktor dari internal
perusahaan seperti kurangnya tata kelola yang baik di perusahaan.
Dari hasil evaluasi tahun 2020 diidentifikasi 3 (tiga) permasalahan kinerja yang
paling signifikan pada BUMD Air Minum (PDAM) sebagaimana disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 3.11
Permasalahan Kinerja PDAM
No Permasalahan Jumlah PDAM
1. Cakupan layanan yang masih jauh dari target nasional tahun 2020
6
2. Kapasitas Menganggur 6
3. Biaya dasar air rata-rata belum mampu menutup keseluruhan biaya usaha (belum full cost recovery)
4
Realisasi jumlah BUMD dengan kinerja sehat ini mengalami penurunan
dibandingkan realisasi tahun 2019 sebanyak 2 (dua) BUMD.
Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024
disajikan pada Grafik berikut:
Grafik 3.6. Target dan Realisasi Jumlah BUMD Dengan Kinerja Sehat
42 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Dari Grafik di atas, jumlah BUMD dengan kinerja sehat tahun 2020 hanya
mencapai 16,67% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun
2024.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kinerja antara lain:
Menyarankan kepada Gubernur Provinsi Riau agar dapat mendorong
Pemerintah Kabupaten/Kota untuk meningkatkan jaringan PDAM yang
dapat menjangkau lebih banyak lokasi di Kabupaten/Kota dan membantu
menutupi keterbatasan dana internal PDAM dalam bentuk tambahan
modal, hibah dan atau subsidi sehingga PDAM mampu meningkatkan
investasi dalam sistem penyediaan air minum serta dapat melaksanakan
perbaikan instalasi pengolahan dan jaringan distribusi air minum yang
mengalami kerusakan.
Menyarankan kepada PDAM untuk meningkatkan cakupan pelayanan
melalui penambahan jumlah pelanggan dan wilayah pelayanan,
meningkatkan kepuasan pelanggan dengan meningkatkan kualitas dan
kontinuitas air, mengurangi tingkat kebocoran air mendekati batas toleransi
sebesar 20% melalui program penanganan kebocoran air secara terencana
dan menjadikannya prioritas kegiatan, melakukan pengujian tekanan air
sambungan pelanggan dan mendata jumlah pelanggan yang dilayani
dengan tekanan >0,7 Bar, melakukan kalibrasi meter air pelanggan serta
memperbaiki/mengganti meteran air pelanggan yang rusak.
Meningkatkan kerjasama dengan PDAM seperti penugasan
consulting/pengawasan lain.
Dari uraian kinerja atas 1 (satu) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 3 di atas
dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 3 sebesar 50%,
belum mencapai/melampaui target tahun 2020. Capaian Sasaran Kegiatan 3
didukung dengan dana sebesar Rp123.963.197,94,00 atau 94,68% dari
anggaran sebesar Rp130.933.000,00,00 dan indikator output kegiatan (IOK)
sebanyak 16 laporan atau 114,29% dari rencana sebanyak 14 laporan, serta
OH sebanyak 1.169 OH atau 96,13% dari rencana sebanyak 1.216 OH.
43 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Sasaran Kegiatan 4
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi
Sasaran kegiatan ini ditetapkan dalam rangka mendukung terwujudnya sasaran
program BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
efektivitas hasil pengawasan keinvestigasian”; “Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi”; dan “Meningkatnya
Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi pada Badan
Usaha” serta untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian sasaran strategis
BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi”.
Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui dua Indikator Kinerja yang terkait
langsung dengan kualitas akuntabilitas pengelolaan badan usaha dengan
ringkasan target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada tabel
berikut ini:
Tabel 3.12
Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 4
No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Satuan Target Kinerja
2020
Realisasi Kinerja
2020
Capaian Kinerja
2020 (%) Notifikasi
4.1 Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
Persen 100 100 100
4.2 Persentase hasil Pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
Persen 70 75 107,14
Capaian Rata-rata 103,57
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari dua Indikator Kinerja yang mendukung
capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Efektivitas Pengendalian Korupsi”, 2 (dua) Indikator Kinerja memiliki capaian
100% atau lebih.
44 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Uraian kinerja atas 2 (dua) Indikator Kinerja “Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi” sebagai berikut
4.1. Persentase Hasil Pengawasan Represif Yang
Dimanfaatkan/Ditindaklanjuti
“Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti”
diukur dari jumlah K/L/P/BU/APH yang menindaklanjuti rekomendasi dibagi
jumlah penugasan pengawasan represif dengan rumus:
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 100%. Pada Tahun 2020,
persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti yang
terealisir sebesar 100% atau mencapai 100% dari target tahun 2020 dihitung
dari 2 laporan penugasan yang telah ditindaklanjuti oleh APH dibagi dengan
jumlah penugasan yang telah terbit laporan yaitu sebanyak 2 penugasan.
Persentase hasil pengawasan represif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti yang
terealisir Tahun 2020 sebesar 100% diperoleh atas hasil pengawasan yang
dilakukan oleh Bidang Pengawasan Investigasi yaitu 1 kegiatan pengawasan
Audit Investigatif dan 1 kegiatan Audit Penghitungan Kerugian Keuangan
Negara yang telah terbit laporannya dan keduanya telah ditindaklanjuti oleh
APH.
Realisasi persentase hasil pengawasan represif yang
dimanfaatkan/ditindaklanjuti ini dibandingkan dengan tahun 2019 memiliki nilai
realisasi yang sama yaitu sebesar 100%.
4.2. Persentase Hasil Pengawasan Preventif Dan Edukatif Yang
Dimanfaatkan/ Ditindaklanjuti
“Persentase Hasil Pengawasan Preventif Dan Edukatif Yang Dimanfaatkan/
Ditindaklanjuti” diukur dari Jumlah K/L/P/BU yang menindaklanjuti rekomendasi
dibagi Jumlah K/L/P/BU sasaran pengawasan preventif/edukatif dengan rumus:
Realisasi Indikator Kinerja Persentase hasil pengawasan Represif Yang Dimanfaatkan/ Ditindaklanjuti
=
pengawasan represif yang
ditindaklanjuti/dimanfaatkan Tahun 2020 X 100%
Penugasan pengawasan represif
45 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 70%. Pada Tahun 2020,
persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif yang dimanfaatkan/
ditindaklanjuti yang terealisir sebesar 75% atau mencapai 107,14% dari target
tahun 2020 berasal dari 3 OPD yang memanfaatkan/menindaklanjuti hasil
pengawasan preventif dan edukatif dibandingkan dengan 4 penugasan
pengawasan preventif dan edukatif yang dilaksanakan di tahun 2020.
Sementara 1 OPD tidak dapat langsung menindaklanjuti hasil pengawasan
preventif dan edukatif, karena tindak lanjut terkait dengan kegiatan di tahun
berikutnya. Persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif yang
dimanfaatkan/ditindaklanjuti yang terealisir Tahun 2020 sebesar 107,14%
diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan
Investigasi yang diperoleh melalui pengawasan terkait Sosialisasi Masyarakat
Pembelajar Anti Korupsi pada OPD; sosialisasi dan penilaian diagnostik dalam
rangka bimbingan teknik implementasi FCP tematik sistem dan perilaku
whistleblowing internal pada OPD; sosialisasi pengukuran Indeks Efektifitas
Pengendalian Korupsi (IEPK) pada instansi pemerintah; dan penilaian risiko
kecurangan kegiatan pada OPD.
Realisasi hasil pengawasan preventif/edukatif yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti
pada tahun 2020 untuk yang berasal dari 3 OPD yang menjadi sasaran adalah:
Sosialisasi Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi pada OPD;
Sosialisasi dan penilaian Diagnostik dalam rangka Bimbingan Teknik
Implementasi FCP tematik Sistem dan perilaku Whistleblowing Internal
pada OPD;
Sosialisasi Pengukuran Indeks Efektifitas Pengendalian korupsi (IEPK)
pada Instansi Pemerintah.
Realisasi persentase hasil pengawasan represif yang
dimanfaatkan/ditindaklanjuti ini mengalami penurunan sebesar 55,2%
Realisasi Indikator Kinerja Persentase hasil pengawasan preventif/edukatif Yang Dimanfaatkan/ Ditindaklanjuti
=
Jumlah K/L/P/BU yang menindaklanjuti
rekomendasi dibagi Jumlah K/L/P/BU
sasaran pengawasan preventif/edukatif
Tahun 2020 X 100%
Penugasan pengawasan
preventif/edukatif
46 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
2020 2021 2022 2023 2024
Target 70 75 80 85 90
Realisasi 107.14 0 0 0 0
0
20
40
60
80
100
120
RE
ALI
SA
SI
KIN
ER
JA (
%)
dibandingkan realisasi tahun 2019 dengan nilai realisasi sebesar 162,34%.
Perkembangan realisasi persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif
yang dimanfaatkan/ditindaklanjuti tahun 2019-2020, dan perbandingan realisasi
tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024 disajikan pada Grafik
berikut:
Grafik 3.7. Target dan Realisasi Persentase Hasil Pengawasan Preventif Dan Edukatif Yang Dimanfaatkan/ Ditindaklanjuti
Dari Grafik di atas, persentase hasil pengawasan preventif dan edukatif yang
dimanfaatkan/ ditindaklanjuti telah mencapai 119,04% apabila dibandingkan
dengan target akhir Renstra Tahun 2024.
Upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu selalu mendorong pimpinan
OPD untuk menindaklanjuti rekomendasi/simpulan dari kegiatan di atas.
Untuk meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP Propvinsi Riau
akan berkoordinasi dengan Kepala Daerah agar dapat mendorong OPD-OPD
untuk dapat mengimplementasikan Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi
(MPAK), FCP tematik Sistem dan perilaku Whistleblowing, melakukan
pengukuran Indeks Efektifitas Pengendalian korupsi (IEPK) dan penilaian risiko
kecurangan kegiatan pada OPD-OPD di wilayah Propvinsi Riau.
Dari uraian kinerja atas 2 (dua) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 4 di atas
dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 4 sebesar
103,57% telah melampaui target tahun 2020. Capaian Sasaran Kegiatan 4
47 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
didukung dengan dana sebesar Rp100.720.098,32,00 atau 138,49% dari
anggaran sebesar Rp72.725.000,00,00 dan indikator output kegiatan (IOK)
sebanyak 13 laporan atau 108,33% dari rencana sebanyak 12 laporan, serta
OH sebanyak 473 OH atau 100% dari rencana sebanyak 473 OH.
Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 4 telah dicapai
secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 108,33%,
lebih besar daripada capaian penggunaan dana sebesar 138,49%.
Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 4 telah dicapai
secara efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 108,33% lebih tinggi
daripada capaian penggunaan OH sebesar 100%.
Sasaran Kegiatan 5
Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/P/BU
Sesuai dengan amanat BPKP dalam melakukan pengawasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara dan melakukan Pembinaan penyelenggaraan
SPIP, serta melakukan pembinaan kapabilitas pengawasan intern pemerintah
dan sertifikasi jabatan fungsional auditor, dan mewujudkan sasaran strategis
kelima yaitu Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU maka ditetapkan sasaran kegiatan
“Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern
K/L/Badan Usaha” serta untuk dapat berkontribusi dalam pencapaian sasaran
strategis BPKP yaitu “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/Pemda/BU”.
Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui enam Indikator Kinerja yang terkait
langsung dengan kualitas akuntabilitas pengelolaan badan usaha dengan
ringkasan target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada tabel
berikut ini:
48 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Tabel 3.13
Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 5
No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Satuan Target Kinerja
2020
Realisasi Kinerja
2020
Capaian Kinerja
2020 (%) Notifikasi
5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
Pemda 10 9 90
5.2 Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
Pemda 12 10 83,33
5.3 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
PemKab/Kota
1 0 0
5.4 Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada Provinsi/Kabupaten/Kota
Rekomendasi
1 15
1.500
5.5 Persentase Jumlah desa yang Menyusun laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
Persen 40 99,81 249,53
5.6 Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
APIP 1 0 0
Capaian Rata-rata 320,48
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari enam Indikator Kinerja yang mendukung
capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas
Kualitas Pengendalian Intern K/L/Badan Usaha”, hanya 2 (dua) Indikator
Kinerja memiliki capaian 100% atau lebih.
Uraian kinerja atas 6 (enam) Indikator Kinerja “Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/Badan Usaha” sebagai
berikut:
5.1. APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3
“APIP K/L/Pemda dengan Kapabilitas APIP ≥ Level 3” diukur dari Jumlah APIP
Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level 3 dari hasil Quality Assurance
(QA) yang dilakukan BPKP.
49 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 10 Pemda. Pada Tahun 2020,
jumlah APIP Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level 3 yang terealisir
sebanyak 9 Pemda atau mencapai 90% dari target tahun 2020. Jumlah APIP
Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level 3 yang terealisir Tahun 2020
sebanyak 9 Pemda diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh
Bidang Pengawasan P3A yang diperoleh melalui pengawasan terkait
bimbingan teknis peningkatan kapabilitas APIP, quality assurance (QA) atas
kapabilitas APIP dan pemantauan kapabilitas APIP.
Faktor penghambat yang menyebabkan tidak tercapainya target antara lain
adalah:
a. Kurangnya komitmen dan dukungan pimpinan daerah dalam rangka
pencapaian kapabilitas APIP Level 3, terutama mengenai:
Penyediaan Sumber Daya (alokasi anggaran, SDM serta sarana dan
prasarana) guna mendukung kegiatan pengawasan internal APIP
daerah
Pengawasan secara efektif terhadap Kinerja APIP secara berkala.
b. Belum maksimalnya pimpinan APIP Daerah dalam rangka pencapaian
Kapabilitas APIP Level 3 antara lain:
Belum optimalnya peran APIP dalam menjalankan fungsi assurance
dan consulting kepada pimpinan daerah yang diberikan APIP di-
wilayah-nya.
Belum optimalnya dalam pemenuhan parameter elemen kapabilitas
APIP.
c. Kurangnya jumlah tenaga auditor (PFA) di beberapa Inspektorat Daerah di
wilayah Provinsi Riau;
d. Minimnya kompetensi dan kemampuan SDM APIP Daerah.
Tingkat Kapabilitas APIP di Provinsi Riau tahun 2020 dapat diuraikan dalam
tabel sebagai berikut:
50 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Tabel 3.14
Tingkat Kapabilitas APIP di Provinsi Riau Tahun 2020
No APIP
Level Elemen QA
Perwakilan Reviu
Rendal
1 2 3 4 5 6 Simpulan Sudah/ Belum
Sudah/ Belum
1 PROVINSI
Riau 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah
2 KABUPATEN
1. Rokan Hulu 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah
2. Indragiri Hilir 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah
3. Siak 3 3 3 3 3 3 3 **) Sudah Dalam
Proses
4. Kampar 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah
5. Pelalawan 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah
6. Rokan Hilir 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah
7. Kepulauan Meranti 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah
8. Bengkalis 2 2 2 3 3 2 2 Sudah Belum
9. Indragiri Hulu 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah
10. Kuantan Singingi 2 3 2 3 3 2 2 Plus Sudah Belum
3 KOTA
1. Pekanbaru 3 3 3 3 3 3 3 *) Sudah Sudah
2. Dumai 1 1 1 2 2 2 1 Plus Sudah Belum
*) Berdasarkan SP Deputi PPKD
**) Level 3 berdasarkan QA Perwakilan BPKP Provinsi Riau dan telah diusulkan untuk dilakukan reviu
melalui surat permohonan reviu ke Rendal PPKD pada tanggal 21 Desember 2018
Realisasi jumlah APIP Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level 3 ini
mengalami peningkatan sebanyak 1 (satu) APIP dibandingkan realisasi tahun
2019 dengan sebanyak 8 (delapan) APIP. Perkembangan realisasi Jumlah
APIP Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level 3 tahun 2019-2020, dan
perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024
disajikan pada Grafik berikut:
51 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
0
2
4
6
8
10
12
14
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Target 13 10 11 12 13 13
Realisasi 8 9 0 0 0 0
RE
ALI
SA
SI
KIN
ER
JA (
JUM
LAH
AP
IP)
Grafik 3.8.Target & Realisasi Jumlah APIP Daerah Dengan Level Kapabilitas APIP ≥ Level 3
Dari Grafik di atas, jumlah APIP Daerah dengan level kapabilitas APIP ≥ Level
3 telah mencapai 69,23% apabila dibandingkan dengan target akhir Renstra
Tahun 2024. Diharapkan pada akhir tahun 2024, seluruh APIP telah mencapai Level
3 (integrated), yaitu APIP telah mampu memberikan layanan assurance dan consulting
sesuai standar yang berlaku untuk meningkatkan kinerja (ekonomis, efisensi dan
efektivitas) dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Upaya untuk meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan BPKP Provinsi
Riau akan melakukan:
a. Menguatkan dukungan dalam pemberdayaan APIP melalui pemberian
akses informasi dalam pengawasan intern, memenuhi kebutuhan SDM
APIP, menyediakan anggaran yang memadai untuk meningkatkan
kompetensi SDM APIP (melalui keikutsertaan Diklat dan Sertifikasi),
menyediakan sarana dan prasarana berbasis teknologi informasi, serta
pembiayaan operasional pengawasan intern;
b. Meningkatkan kematangan pengelolaan risiko dan mendorong APIP
mengimplementasikan Kapabilitas APIP Level 3 dengan melakukan
penilaian efektivitas pengelolaan risiko pemerintah daerah;
c. Mendorong Komite Tim/Dewan Pengawas APIP untuk mereviu dan
mengevaluasi kinerja APIP secara berkala;
d. Meningkatkan komitmen peningkatan Kapabilitas APIP dengan cara
memenuhi dan menginternalisasi secara terus-menerus praktik-praktik
52 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
terbaik Level 3, baik secara mandiri maupun melalui
bimbingan/pendampingan oleh BPKP;
e. Mendorong unit APIP untuk melaksanakan perbaikan yang perlu dilakukan
sesuai dengan rencana aksi dan membuat laporan terkait selama periode
tertentu; dan
f. Melakukan monitoring terhadap tindak lanjut rencana aksi.
5.2. Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3
“Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3” diukur dari Jumlah
Pemda dengan level maturitas penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3 dari hasil
Quality Assurance (QA) yang dilakukan BPKP.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 12 Pemda. Pada Tahun 2020,
jumlah Pemda dengan level maturitas penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3 yang
terealisir sebanyak 10 Pemda atau mencapai 83.33% dari target tahun 2020,
dengan ringkasan sebagaimana disajikan pada tabel berikut:
Tabel 3.15
Tingkat Maturitas SPIP Pemerintah Daerah di Provinsi Riau Tahun 2020
No Nama Pemda Skor Level
Status Terakhir
Self Assessment
Reviu Perwakilan
QA Rendal
1 Provinsi Riau 3.0000 3 - - √
2 Kabupaten Kampar 3.0600 3 - - √
3 Kabupaten Siak 3.0600 3 - - √
4 Kabupaten Pelalawan 3.1780 3 - - √
5 Kabupaten Kuantan Singingi
3.0000 3 - - √
6 Kabupaten Rokan Hulu 3.0000 3 - - √
7 Kabupaten Indragiri Hulu
3.0980 3 - - √
8 Kabupaten Indragiri Hilir
3.0830 3 - - √
9 Kabupaten Kepulauan Meranti
3.1580 3 - - √
10 Kota Pekanbaru 3.0450 3 - - √
11 Kabupaten Bengkalis 2.7370 2 - - √
53 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
No Nama Pemda Skor Level
Status Terakhir
Self Assessment
Reviu Perwakilan
QA Rendal
12 Kota Rokan Hilir 2.9320 2 - √ -
13 Kota Dumai 2,7750 2 - - √
Jumlah Pemda dengan level maturitas penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3 yang
terealisir Tahun 2020 sebanyak 10 Pemda diperoleh atas hasil pengawasan
yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan APD yang diperoleh melalui
pengawasan terkait bimbingan teknis penyelenggaraan SPIP, quality assurance
(QA) atas maturitas SPIP, dan pemantauan penyelenggaraan SPIP.
Target Indikator Kinerja “Jumlah K/L/Pemda dengan Maturitas SPIP ≥ Level 3”
sampai dengan Triwulan IV Tahun 2020 tidak tercapai. Hal ini disebabkan:
Penyelenggaraan SPIP masih dianggap sebagai pekerjaan tambahan,
bukan sebagai aspek yang melekat dalam seluruh kegiatan Pemerintah
Daerah.
Kurangnya kesadaran akan budaya risiko dari Pemerintah Daerah dalam
pelaksanaan tata kelola pemerintahan daerah yaitu dengan menyusun dan
memutakhirkan risk register dan dokumen RTP secara berkala.
Tantangan atas capaian Maturitas Penyelenggaraan SPIP dalam menuju Level
3 disebabkan belum terpenuhinya parameter level 3 per sub unsur (terdapat
AOI atas sub unsur). Berdasarkan hasil analisis, secara umum terdapat
beberapa sub unsur yang memiliki skor rendah pada rata-rata Pemerintah
Daerah di bawah binaan Perwakilan BPKP Provinsi Riau, yaitu:
a. Penegakan Integritas dan Nilai Etika.
b. Kepemimpinan yang Kondusif.
c. Perwujudan Peran APIP yang Efektif.
d. Identifikasi Risiko dan Analisis Risiko.
e. Pengendalian Fisik atas Aset.
f. Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu.
g. Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya.
h. Pemantauan Berkelanjutan.
i. Evaluasi Terpisah.
54 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Secara umum hal ini disebabkan oleh:
a. Implementasi atas sub unsur penegakan integritas dan nilai etika belum
efektif dalam mencegah penyimpangan terhadap kode etik dan belum
digunakan secara masif atau belum menjadi budaya bagi ASN di
lingkungan pemerintah.
b. Adanya kasus hukum yang melibatkan Kepala Daerah.
c. Inspektorat Pemda belum menyusun PKPT berbasis risiko, sehingga dalam
pelaksanaan audit/pengawasan belum mempertimbangkan hasil penilaian
risiko pada OPD.
d. Keterbatasan SDM yang kompeten dan belum dibentuknya struktur
pengelola risiko.
e. Pengelolaan aset tetap belum memadai.
f. Pengelolaan pajak daerah, penyajian piutang pajak serta piutang lain-lain
PAD yang sah tidak dapat ditelusuri, dan pengeluaran yang tidak sesuai
ketentuan/tidak didukung bukti pertanggungjawaban.
Untuk mengatasi hambatan di atas, telah dilakukan upaya dalam peningkatan
maturitas penyelenggaraan SPIP sebagai berikut:
a. Penandatanganan Komitmen dan Pakta Integritas SPIP antara Pemerintah
Daerah dengan Perwakilan BPKP Provinsi Riau
b. Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah menyelenggarakan Workshop SPIP
tingkat Pimpinan dan Pelaksana, dan diikuti oleh wakil dari masing-masing
OPD (Eselon II, III/IV atau yang mewakili) di Lingkungan Pemerintah
Provinsi Riau.
c. Melakukan bimbingan teknis Peningkatan Maturitas SPIP Level 3 pada
Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Kepulauan Meranti dan Kampar.
d. Melakukan bimbingan teknis Pemutakhiran Penerapan Manajemen Risiko
pada 15 OPD di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau.
e. Melakukan bimbingan teknis Peningkatan/Penilaian Maturitas SPIP Level 3
pada Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir dan Pemerintah Kabupaten
Bengkalis.
f. Melakukan Pendampingan/Bimtek Reviu LKPD Kabupaten Rokan Hilir
pada Tahun 2019
55 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
2020 2021 2022 2023 2024
Target 12 12 13 13 13
Realisasi 10 0 0 0 0
0
2
4
6
8
10
12
14
RE
ALI
SA
SI
KIN
ER
JA (
JUM
LAH
PE
MD
A)
g. Melakukan konfirmasi tentang upaya-upaya yang telah dilakukan
Pemerintah Kabupaten Bengkalis terkait kasus hukum yang menjadi faktor
penyebab SPIP Bengkalis belum mencapai level 3.
h. Melakukan Asistensi Manajemen Risiko dengan Tema Penanganan
Covid-19 pada Pemerintah Provinsi Riau dan Pemerintah Kabupaten
Pelalawan.
Di samping upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hambatan di atas,
telah ditetapkan strategi dalam peningkatan maturitas penyelenggaraan
maturitas SPIP bagi Perwakilan BPKP Provinsi Riau sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan/Penilaian Maturitas
SPIP Level 3 pada Pemerintah Kabupaten Bengkalis dan Pemerintah
Kabupaten Rokan Hilir akan dilanjutkan berdasarkan Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan SPIP pada K/L/D yang telah disesuaikan.
b. Melakukan kegiatan workshop SPIP dan manajemen pengelolaan risiko.
c. Memonitor saran tindak lanjut hasil bimtek SPIP dan pengelolaan risiko.
d. Memonitor penyelenggaraan SPIP dan pengelolaan risiko.
e. Menyampaikan atensi atas beberapa kelemahan pada sub unsur SPIP.
Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024
disajikan pada Grafik berikut:
Grafik 3.9. Target dan Realisasi Jumlah Pemda Dengan Level Maturitas
Penyelenggaraan SPIP ≥ Level 3
56 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Dari Grafik di atas, jumlah Pemda dengan level maturitas penyelenggaraan
SPIP ≥ Level 3 telah mencapai 76,92% apabila dibandingkan dengan target
akhir Renstra Tahun 2024.
5.3. Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3
“Jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3” diukur dari Pemda
Kabupaten/Kota yang melaksanakan pengelolaan risiko dan memenuhi
karakteristik MRI ≥ Level 3 dari hasil Penilaian MRI yang dilakukan BPKP.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 1 (satu) Pemda Kab/Kota. Pada
Tahun 2020, jumlah Pemda Kab/Kota dengan MRI ≥ Level 3 tidak terealisasi
atau mencapai 0% dari target tahun 2020.
Namun demikian, Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah melakukan kegiatan
Penyusunan Baseline Hasil Penilaian Manajemen Risiko Indeks (MRI) pada
Pemerintah Daerah di Provinsi Riau Tahun Anggaran 2019 sampai dengan
Oktober 2020. Perangkat Daerah yang dijadikan sampel pengisian kuesioner
pada masing-masing Pemerintah Daerah sebagian besar 50% dari jumlah
seluruh OPD pada lingkup Pemerintah Daerah terkait. Dari hasil penilaian
tersebut, belum ada Pemerintah Daerah yang MRI-nya mencapai Level 3.
Hasil nilai dari kualitas penerapan Manajemen Risiko pada masing-masing
Pemerintah Daerah di Wilayah Provinsi Riau menunjukkan MRI tertinggi
diperoleh oleh Pemerintah Provinsi Riau dengan nilai 1,84 dan MRI terendah
diperoleh Pemerintah Kota Dumai dengan nilai 1,03 sebagaimana terlihat pada
grafik berikut:
1.84 1.77 1.7 1.68 1.621.37 1.34 1.33 1.29 1.22 1.2
1.05 1.03
00.20.40.60.8
11.21.41.61.8
2
Grafik 3.10 MRI PEMDA DI WILAYAH PROVINSI RIAU
57 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Rendahnya capaian indikator kinerja ini disebabkan belum dilakukan
sosialisasi/pembekalan kepada Pemerintah Daerah tentang Peraturan Deputi
Bidang Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah Nomor 4 Tahun 2019
tanggal 21 Agustus 2019 tentang Pedoman Pengelolaan Risiko pada
Pemerintah Daerah.
Upaya untuk meningkatkan kinerja di di 2021, Perwakilan BPKP Provinsi Riau
akan melaksanakan:
a. Penugasan sosialisasi/pendampingan/bimtek terkait manajemen risiko
secara terencana dengan baik dan memperhitungkan waktu serta sumber
daya yang dibutuhkan.
b. Selain itu, untuk mencapai Manajemen Risiko Indeks Level 3 disarankan
kepada Pemerintah Daerah agar:
Tiap-tiap Pemerintah daerah merevisi pedoman pengelolaan risiko di
Lingkungan Pemerintah dan menyiapkan struktur pengelola risiko;
Inspektur dan Kepala Bappeda untuk memetakan dan memastikan
sinkronisasi visi, misi, tujuan, indikator, tujuan, sasaran program
prioritas sampai dengan indikator kinerja program prioritas;
Pemerintah Daerah di Lingkungan Provinsi Riau untuk dapat
menetapkan Manajemen Risiko Indeks Level 3 sebagai IKU;
Setiap Pemerintah Daerah menyusun dan memutakhirkan peta risiko
strategis Pemda, risiko strategis OPD, dan risiko operasional OPD.
5.4. Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
“Tersedianya Rekomendasi Strategis (Policy Brief) kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota” diukur dari jumlah rekomendasi strategis (policy brief)
yang bisa dihasilkan kepada para stakeholders terkait pada K/L/D dalam rangka
mendorong peningkatan Governance, Risk Management, and Control (GRC).
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 1 (satu) rekomendasi. Pada Tahun
2020, jumlah rekomendasi strategis (policy brief) yang bisa dihasilkan kepada
para stakeholders terkait pada Pemda terealisir sebanyak 15 (lima belas)
rekomendasi atau mencapai 1.500% dari target tahun 2020. Jumlah
58 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
rekomendasi strategis (policy brief) yang bisa dihasilkan kepada para
stakeholders terkait pada Pemda yang terealisir Tahun 2020 sebanyak 15 (lima
belas) rekomendasi diperoleh atas hasil pengawasan yang dilakukan oleh
Bidang Pengawasan APD yang diperoleh melalui pemberian atensi. Rincian
atensi yang dimaksud diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 3.16
Daftar Atensi atas Rekomendasi Strategis kepada Stakeholders
No Nama Atensi Nomor Surat Atensi Tanggal Atensi
1 Atensi atas Hasil Monitoring Penyaluran Bantuan Sosial yang Bersumber dari APBD Provinsi Riau
S-753/PW04/3/2020 27 Juli 2020
2 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Indragiri Hulu
S-707/PW04/3/2020 22 Juli 2020
3 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Bengkalis
S-780/PW04/3/2020 28 Juli 2020
4 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Indragiri Hilir
S-778/PW04/3/2020 28 Juli 2020
5 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Kampar
S-779/PW04/3/2020 28 Juli 2020
6 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Kuantan Singingi
S-774/PW04/3/2020 28 Juli 2020
7 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Kepulauan Meranti
S-781/PW04/3/2020 28 Juli 2020
8 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Pelalawan
S-782/PW04/3/2020 28 Juli 2020
9 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Rokan Hilir
S-776/PW04/3/2020 28 Juli 2020
10 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Rokan Hulu
S-775/PW04/3/2020 28 Juli 2020
11 Atensi atas Hasil Cleansing data BNBA BLT-DD kepada Bupati Siak
S-777/PW04/3/2020 28 Juli 2020
12 Atensi Program Bantuan Keuangan Khusus yang Bersumber dari APBD Provinsi Riau TA 2020
S-1005/PW04/1/2020 12 Oktober 2020
13 Atensi atas Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Keuangan Khusus yang bersumber dari APBD Provinsi Riau Tahap 1 TA 2020
S-1130/PW04/1/2020 16 November 2020
14 Atensi terkait Pertimbangan dan Perumusan Skema Penanganan Dampak Ekonomi
S-668/PW04/1/2020 14 Juli 2020
59 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
No Nama Atensi Nomor Surat Atensi Tanggal Atensi
15 Atensi atas Hasil Monitoring dan Pemantauan melalui Aplikasi Mata UMKM terhadap Pelaksanaan Pendaftaran Pelaku UMKM per tanggal 26 Agustus 2020
S-830/PW04/1/2020 19 Agustus 2020
5.5. Persentase Jumlah Desa yang Menyusun Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Desa
“Persentase Jumlah Desa yang Menyusun Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan Desa” diukur dari jumlah desa yang Menyusun laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Desa sesuai ketentuan dibandingkan jumlah
total desa dengan rumus sebagai berikut:
Realisasi Indikator Kinerja “Persentase
Jumlah Desa yang Menyusun Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan Desa”
=
Desa yang Menyusun Laporan
Pertanggungjawaban Keuangan X 100%
Total Desa di Provinsi Riau
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 40%. Pada Tahun 2020,
persentase jumlah desa yang menyusun laporan pertanggungjawaban
keuangan desa terealisir sebesar 99,81% atau mencapai 249,53% dari target
tahun 2020 dengan perhitungan 1.588 desa yang telah menyusun laporan
pertanggungjawaban keuangan desa dibandingkan dengan 1.591 total desa di
Provinsi Riau.
Jumlah desa yang telah menyusun laporan pertanggungjawaban desa Tahun
2019 pada masing-masing Kabupaten terlihat pada tabel berikut
Tabel 3.17
Jumlah Desa Yang Telah Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Desa
Per Kabupaten Tahun 2019
No. Kabupaten Total Desa
Jumlah Desa Telah Menyusun Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan
1 Kab. Kuantan Singingi 218 218
2 Kab. Rokan Hulu 139 139
3 Kab. Kampar 242 240
4 Kab. Siak 122 122
5 Kab. Bengkalis 136 136
60 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
2020 2021 2022 2023 2024
Target 40 44.97 50 55.03 59.99
Realisasi 99.81 0 0 0 0
0
20
40
60
80
100
120
RE
ALI
SA
SI
KIN
ER
JA (
%)
No. Kabupaten Total Desa
Jumlah Desa Telah Menyusun Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan
6 Kab. Pelalawan 104 104
7 Kab. Indragiri Hulu 178 178
8 Kab. Indragiri Hilir 197 197
9 Kab. Rokan Hilir 159 159
10 Kab. Kepulauan Meranti 96 95
Total 1.591 1.588
Laporan pertanggungjawaban keuangan desa wajib disampaikan oleh Kepala
Desa kepada Bupati melalui Camat setiap akhir tahun anggaran dan
disampaikan paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir tahun anggaran
berkenaan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2018 pada Pasal 70.
Persentase jumlah desa yang menyusun laporan pertanggungjawaban
keuangan desa yang terealisir Tahun 2020 sebesar 99,81% diperoleh atas hasil
pengawasan yang dilakukan oleh Bidang Pengawasan APD yang diperoleh
melalui pengawasan terkait bimbingan teknis kepada Pemerintah Desa untuk
melakukan pengelolaan keuangan desa dengan menggunakan aplikasi
Siskeudes.
Perbandingan realisasi tahun 2020 dengan target Renstra tahun 2020-2024
disajikan pada Grafik berikut:
Grafik 3.11. Target dan Realisasi Persentase Jumlah Desa Yang Menyusun Laporan Pertanggungjawaban Keuangan Desa
61 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Dari Grafik di atas, persentase jumlah desa yang menyusun laporan
pertanggungjawaban keuangan desa telah mencapai 166,38% apabila
dibandingkan dengan target akhir Renstra Tahun 2024.
5.6. Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes
“Jumlah APIP yang Mengimplementasikan Siswaskeudes” diukur dari jumlah
APIP Daerah yang mengimplementasikan Siswaskeudes sebagai alat untuk
melakukan pengawasan keuangan desa.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebanyak 1 (satu) APIP. Pada Tahun 2020,
jumlah APIP yang mengimplementasikan Siswaskeudes tidak terealisir atau
mencapai 0% dari target tahun 2020.
Namun demikian, Perwakilan BPKP Provinsi Riau telah melaksanakan
Bimbingan Teknis Pengawasan Pengelolaan Keuangan Desa dengan Aplikasi
Siswaskeudes pada 2 (dua) Inspektorat Daerah, yaitu Inspektorat Kabupaten
Siak dan Inspektorat Kabupaten Rokan Hulu. Dari hasil kegiatan bimbingan
teknis yang telah dilaksanakan tersebut menunjukkan bahwa APIP
berkeinginan untuk mengimplementasikan Siswaskeudes dalam melaksanakan
pengawasan/audit pengelolaan keuangan desa pada tahun 2021. Untuk itu,
Perwakilan BPKP Riau telah menyarankan agar APIP mengajukan permintaan
Aplikasi Siswaskeudes secara resmi kepada Inspektorat Jenderal Kementerian
Dalam Negeri dan Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan Penyelenggaraan
Keuangan Daerah dengan tembusan kepada Kepala BPKP Perwakilan Provinsi
Riau.
Dari uraian kinerja atas 6 (enam) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 5 di atas
dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 5 sebesar
320,48%, telah mencapai/melampaui target tahun 2020. Capaian Sasaran
Kegiatan 5 didukung dengan dana sebesar Rp387.384.993,55,00 atau 85,82%
dari anggaran sebesar Rp451.391.684,21,00 dan indikator output kegiatan
(IOK) sebanyak 50 laporan atau 81,97% dari rencana sebanyak 61 laporan,
serta OH sebanyak 1.781 OH atau 92,57% dari rencana sebanyak 1.924 OH.
62 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 5 telah dicapai
secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 81,97%, lebih
besar daripada capaian penggunaan dana sebesar 85,82%.
Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 5 telah dicapai
secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 81,97% lebih
tinggi daripada capaian penggunaan OH sebesar 92,57%.
Sasaran Kegiatan 6
Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja
Sasaran kegiatan “Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja” merupakan sasaran
atas kegiatan pelaksanaan dukungan pengawasan yang berkontribusi secara
tidak langsung terhadap kegiatan teknis pengawasan serta untuk dapat
berkontribusi dalam pencapaian sasaran strategis BPKP “Terwujudnya Tata
Kelola Pengawasan yang Unggul, Akuntabel, dan Sehat”.
Capaian sasaran kegiatan ini diukur melalui dua belas Indikator Kinerja yang
terkait langsung dengan kualitas pengelolaan unit kerja dengan ringkasan
target, realisasi dan capaian sebagaimana disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 3.18
Target dan Realisasi Kinerja Sasaran Kegiatan 6
No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Satuan Target Kinerja
2020
Realisasi Kinerja
2020
Capaian Kinerja
2020 (%) Notifikasi
6.1 Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja
Skor Skala 100
75 89,37 119,16
6.2 Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi
Persen 100 92,91 92,91
6.3 Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu
Persen 100 100 100
6.4 Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
Persen 100 100 100
6.5 Skor IKPA Unit Kerja Skor Skala 100
86 96,84 112,60
63 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
No Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan
Satuan Target Kinerja
2020
Realisasi Kinerja
2020
Capaian Kinerja
2020 (%) Notifikasi
6.6 Persentase SPM yang terbit tepat waktu
Persen 90 99.62 110,69
6.7 Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP
Persen 100 100 100
6.8 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja
Nilai Baik Baik 100
6.9 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala 100
80 81,52 101,90
6.10 Maturitas SPIP Unit Kerja Level 1-5 Level 3 Level 3 100
6.11 Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
Indeks Skala 100
70 75,58 107,97
6.12 Indeks Kepuasan Layanan Unit Kerja
Indeks Skala 100
70 88,25 126,07
Capaian Rata-rata 105,94
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari dua belas Indikator Kinerja yang
mendukung capaian sasaran kegiatan “Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja”,
11 (sebelas) Indikator Kinerja memiliki capaian 100% atau lebih.
Uraian kinerja atas 12 (dua belas) Indikator Kinerja “Meningkatnya Tata Kelola
Unit Kerja” sebagai berikut:
6.1. Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja
“Nilai Skor Zona Integritas Unit Kerja” diukur dari Skor Zona Integritas sesuai
dengan kertas kerja Penilaian Mandiri Pembangunan Zona Integritas mengacu
kepada pedoman yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi.
Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan skor 75 (dari skala 100). Pada
Tahun 2020, nilai skor Zona Integritas Unit Kerja yang terealisir dengan skor
89,37 atau mencapai 119,16%dari target tahun 2020. Nilai skor Zona Integritas
Unit Kerja yang terealisir Tahun 2020 dengan skor 89,37 diperoleh atas hasil
Penilaian Mandiri Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani di Lingkungan Perwakilan BPKP
64 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Provinsi Riau dengan laporan Nomor 1296/PW04/ZI/XII/2020 tanggal 28
Desember 2020.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
a. Membuat satuan tugas Zona Integritas yang diwakili oleh semua bidang
dan bagian di Perwakilan BPKP Provinsi Riau.
b. Melengkapi dan memperbaharui dokumen kelengkapan yang menjadi bukti
dukung pemenuhan penilaian zona integritas menuju WBK/WBBM secara
berkala.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan penilaian mandiri Zona Integritas Menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani.
6.2. Persentase Pegawai Yang Mengikuti Peningkatan Kompetensi
“Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi” diukur dari
Jumlah Pegawai yang mengikuti peningkatan kompetensi (melalui Diklat, PPM,
Workshop, dan lain-lain) dibandingkan dengan Jumlah Pegawai.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 100%. Pada Tahun 2020,
Persentase Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi yang terealisir
sebesar 92,91% atau mencapai 92,91% dari target tahun 2020. Persentase
Pegawai yang mengikuti peningkatan Kompetensi yang terealisir Tahun 2020
sebesar 92,91% jumlah pegawai yang telah mengikuti peningkatan kompetensi
sebanyak 118 orang dari total pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Riau
sebanyak 127 orang.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
a. Terus mengingatkan pegawai agar segera menyelenggarakan PPM setelah
selesai mengikuti diklat/workshop sesuai dengan ketentuan waktu yang
telah ditetapkan.
65 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
b. Menghimbau Auditor Madya agar lebih produktif menjadi penyaji, karena
peran dan pengalamannya sebagai Pengendali Teknis sangat diharapkan
menjadi narasumber bagi seluruh pegawai.
c. Mengingatkan pegawai agar semaksimal mungkin dapat mengikuti PPM.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan:
a. Penyediaan anggaran dalam DIPA untuk penyelenggaraan PPM.
b. Peningkatan kinerja Satgas PPM dalam menyiapkan materi, sarana dan
prasarana dan kedisiplinan penyaji sehingga dapat meningkatkan kepuasan
peserta PPM.
c. Mendorong pegawai agar aktif membuat karya tulis ilmiah atau makalah
yang layak disajikan sebagai bahan PPM.
6.3. Persentase Administrasi SDM Yang Diselesaikan Tepat Waktu
“Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu” diukur dari
Administrasi SDM (Kepangkatan, Database kepegawaian, KGB, dan lain-lain)
yang selesai tepat waktu dibanding total Administrasi SDM.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 100%. Pada Tahun 2020,
Persentase administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu yang terealisir
sebesar 100% atau mencapai 100% dari target tahun 2020. Persentase
administrasi SDM yang diselesaikan tepat waktu yang terealisir Tahun 2020
sebesar 100% diperoleh dari waktu penyelesaian penyusunan dokumen
administrasi SDM yang tidak melebihi jadwal yang ditetapkan.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
a. Mendorong pegawai untuk menyusun dokumen beberapa hari sebelum
deadline.
b. Mengingatkan pegawai agar segera memproses dokumen yang masuk.
66 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan peningkatan proses pengadministrasian
dokumen sehingga jika ada data yang dibutuhkan bisa segera didapatkan.
6.4. Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja
“Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja” diukur dari Jumlah
Penyusunan RKA Tepat Waktu dibanding dengan Jumlah Penyusunan RKA.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 100%. Pada Tahun 2020,
Persentase Penyusunan RKA Tepat Waktu Unit Kerja yang terealisir sebesar
100% atau mencapai 100% dari target tahun 2020. Persentase Penyusunan
RKA Tepat Waktu Unit Kerja yang terealisir Tahun 2020 sebesar 100%
diperoleh atas penerimaan DIPA yang sesuai dengan jadwal.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
a. Memperhatikan Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan
anggaran Kementerian Negara/ Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (PMK No. 142/PMK.02/2018 Tahun 2018),
b. Mempedomani PMK 78 tahun 2019 tentang SBM 2020,
c. Koordinasi dengan kantor pusat terkait penyusunan anggaran 2020.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan:
a. Tetap memperhatikan Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana
Kerja dan anggaran Kementerian Negara/ Lembaga dan Pengesahan
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (PMK No. 142/PMK.02/2018 Tahun
2018) dalam proses penyusunan anggaran 2021;
b. Mempedomani PMK-119PMK.02/2020 tentang Standar Biaya Masukan
Tahun Anggaran 2021;
c. Menjaga koordinasi dengan kantor pusat terkait penyusunan anggaran
2021.
67 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
6.5. Skor IKPA Unit Kerja
“Skor IKPA Unit Kerja” diukur dari Skor Indikator Kinerja Pelaksanaan Anggaran
yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan.
Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan skor 86 (dari skala 100). Pada
Tahun 2020, Skor IKPA Unit Kerja yang terealisir dengan skor 96,84 atau
mencapai 112,60% dari target tahun 2020. Skor IKPA Unit Kerja yang terealisir
Tahun 2020 dengan skor 96,84 diperoleh atas hasil online monitoring sistem
perbendaharaan anggaran negara (OM-SPAN) pada modul Indikator
Pelaksanaan Anggaran (Reaktivasi).
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
a. Menjaga kesesuaian perencanaan anggaran dengan pelaksanaan,
b. Memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku,
c. Memaksimalkan efektifitas pelaksanaan kegiatan,
d. Memastikan efisiensi pelaksanaan kegiatan
Capaian kinerja yang cukup tinggi melampaui target didukung antara lain oleh:
a. Tercapainya kesesuaian perencanaan dengan pelaksanaan serta
kepatuhan terhadap regulasi senilai 100
b. Cukup tingginya efektivitas pelaksanaan kegiatan senilai 92.71
c. Efisiensi pelaksanaan kegiatan dengan skor 80
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan:
a. Menjaga kesesuaian perencanaan anggaran dengan pelaksanaan melalui:
Revisi DIPA sesuai kebutuhan
Menghindari deviasi halaman III DIPA
Memastikan tidak adanya pagu minus
b. Memastikan kepatuhan terhadap regulasi yang berlaku, khususnya terkait:
Data kontrak
Pengelolaan UP dan TUP
LPj Bendahara
68 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Dispensasi SPM
c. Memaksimalkan efektifitas pelaksanaan kegiatan melalui:
Penyerapan anggaran
Penyelesaian tagihan
Konfirmasi capaian output
Retur SP2D
d. Memastikan efisiensi pelaksanaan kegiatan melalui:
Perencanaan kas yang baik
Menghindari kesalahan SPM
6.6. Persentase SPM Yang Terbit Tepat Waktu
“Persentase SPM yang terbit tepat waktu” diukur dari Jumlah SPM terbit 5 Hari
Kerja (HK) setelah berkas lengkap tanpa pengembalian dari KPPN
dibandingkan dengan total SPM.
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 90%. Pada Tahun 2020, Persentase
SPM yang terbit tepat waktu yang terealisir sebesar 99,62% atau mencapai
110,69% dari target tahun 2020. Persentase SPM yang terbit tepat waktu yang
terealisir Tahun 2020 sebesar 99,62% diperoleh atas terbitnya 262 SPM pada
tahun 2020 dengan hanya 1 (satu) SPM terkait kontrak yang terlambat
dikirimkan ke KPPN.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan:
a. Memastikan penyampaian tagihan ke Subbagian Keuangan dilakukan
sebelum batas akhir penyampaian SPM ke KPPN,
b. Melakukan verifikasi data tagihan terlebih dahulu sebelum pembuatan
SPM, untuk menghindari penolakan pada e-SPM.
6.7. Persentase Penyusunan Laporan Keuangan Sesuai SAP
“Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP” diukur dari tingkat
keberhasilan dalam penyusunan laporan keuangan sesuai SAP berdasarkan
hasil reviu Inspektorat BPKP terhadap Laporan Keuangan Perwakilan.
69 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Target kinerja ini pada tahun 2020 sebesar 100%. Pada Tahun 2020,
Persentase Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP yang terealisir
sebesar 100% atau mencapai 100% dari target tahun 2020. Persentase
Penyusunan Laporan Keuangan sesuai SAP yang terealisir Tahun 2020
sebesar 100% diperoleh atas penerbitan laporan keuangan bulanan, semester
dan tahunan yang tepat waktu dan sesuai dengan SAP.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
a. Penyusunan laporan keuangan mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah dan kaidah-
kaidah pengelolaan keuangan yang sehat dalam pemerintahan,
b. Memastikan data sumber sudah tersedia (terkomputerisasi) sebelum
proses penyusunan laporan keuangan dimulai,
c. Memastikan bahwa laporan keuangan telah disusun dan disajikan dengan
basis akrual.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan:
a. Tetap memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintah dan Kaidah-kaidah Pengelolaan Keuangan
yang sehat dalam pemerintahan,
b. Memperhatikan ketersediaan data sumber yang sudah terkomputerisasi
sebelum proses penyusunan laporan keuangan dimulai,
c. Memastikan bahwa laporan keuangan disusun dan disajikan dengan basis
akrual.
6.8. Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja
“Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja” diukur dari pengelolaan BMN dengan
predikat “Baik” sesuai ketentuan.
Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan nilai “Baik”. Pada Tahun 2020, Nilai
Pengelolaan BMN Unit Kerja yang terealisir dengan nilai “Baik” atau mencapai
100% dari target tahun 2020. Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja yang terealisir
70 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Tahun 2020 dengan nilai “Baik” diperoleh dari hasil Self Assessment
Pengelolaan BMN yang baik secara online dengan nilai 76 (kriteria nilai 76 s.d.
90 termasuk kategori “Baik).
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan:
a. Memperhatikan Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan BMN/BMD dalam pengelolaan BMN yang baik.
b. Menyusun rencana kebutuhan BMN lebih rinci.
c. Melakukan update Daftar Barang Ruangan (DBK) minimal 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) tahun.
d. Meningkatkan kerjasama antara petugas BMN dan penanggungjawab
barang ruangan agar BMN yang tidak sesuai dengan DBR dapat segera
dikomunikasikan dan ditindaklanjuti oleh tim pengelola SIMAK BMN.
6.9. Nilai SAKIP Unit Kerja
“Nilai SAKIP Unit Kerja” diukur dari Nilai SAKIP Unit Kerja berdasarkan hasil
Quality Assurance (QA) yang dilakukan oleh Inspektorat BPKP atas hasil Self
Assesment yang dilakukan Perwakilan BPKP.
Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan skor 80 (dari skala 100). Pada
Tahun 2020, Nilai SAKIP Unit Kerja yang terealisir dengan skor 81,52 atau
mencapai 101,90% dari target tahun 2020. Nilai SAKIP Unit Kerja yang
terealisir Tahun 2020 dengan skor 81,52 diperoleh dari Berita Acara
Pembahasan Hasil Evaluasi SAKIP pada Perwakilan BPKP Provinsi Riau tahun
2019 sampai dengan Saat Evaluasi per tanggal 18 September 2020 yang
dilakukan oleh Inspektorat BPKP. Evaluasi SAKIP oleh Inspektorat BPKP
dilakukan terhadap Laporan Hasil Self-Assessment Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (SAKIP) tahun 2019 sampai dengan Triwulan II tahun 2020
pada Pewakilan BPKP Provinsi Riau dengan laporan Nomor LEV-
214/PW04/6/2020 tanggal 3 September 2020.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
71 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
a. Nilai memuaskan pada komponen Perencanaan Kinerja, Pengukuran
Kinerja dan Pelaporan Kinerja;
b. Melakukan tindak lanjut terhadap rekomendasi hasil evaluasi SAKIP tahun
sebelumnya.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan:
a. Melakukan perbaikan atas area/komponen yang memiliki kekurangan;
b. Melakukan pemantauan atas implementasi SAKIP dan reviu kinerja secara
berkala.
c. Menjaga komitmen dan kemauan dari seluruh SDM pelaksana kegiatan
dalam mencapai Penetapan Kinerja, baik pada tingkat pimpinan maupun
pada setiap pegawai yang terlibat
6.10. Maturitas SPIP Unit Kerja
“Maturitas SPIP Unit Kerja” diukur dari Maturitas SPIP hasil Quality Assurance
(QA) yang dilakukan oleh Inspektorat BPKP atas hasil Self Assesment yang
dilakukan Perwakilan BPKP.
Target kinerja ini pada tahun 2020 adalah Level 3 (dari Level 1 - 5). Pada
Tahun 2020, Maturitas SPIP Unit Kerja yang terealisir mencapai Level 3 atau
mencapai 100% dari target tahun 2020. Maturitas SPIP Unit Kerja yang
terealisir Tahun 2020 mencapai Level 3 diperoleh berdasarkan Laporan Self
Assessment Penilaian Tingkat Maturitas Penyelenggaraan SPIP Perwakilan
BPKP Provinsi Riau Tahun 2017 dengan nomor laporan LAP-94/PW04/1/2018
tanggal 6 April 2018 yang menghasilkan nilai maturitas SPIP sebesar 3,9011,
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
a. Menyusun daftar pemantauan mitigasi risiko secara berkala untuk seluruh
bidang dan bagian di Perwakilan BPKP Provinsi Riau.
b. Membuat rencana tindak dan jadwal pelaksanaan atas Area of
Improvement (AIO) hasil penilaian mandiri.
72 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan self assessment dan melaksanakan
perbaikan terhadap Area of Improvement serta melakukan monitoring dan reviu
penyelenggaraan SPIP secara berkala.
6.11. Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja
“Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja” diukur dari Indeks
kepuasan layanan ketatausahaan yang dihitung menggunakan metode skala
1-100.
Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan skor 70 (dari skala 100). Pada
Tahun 2020, Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja yang terealisir
dengan skor 75,58 atau mencapai 107,97% dari target tahun 2020. Indeks
Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja yang terealisir Tahun 2020 dengan
skor 75,58 diperoleh hasil survei layanan ketetausahaan yang diisi oleh
pegawai Perwakilan BPKP Provinsi Riau
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
a. Melakukan survei secara berkala untuk mengetahui kinerja yang
memerlukan perbaikan.
b. Melakukan tindak lanjut atas hasil survei.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan:
a. Memutakhirkan petunjuk teknis atau Standar Operating Procedure (SOP);
b. Menyediakan sarana dan prasarana secara optimal dalam mencapai
kepuasan layanan pegawai.
c. Rotasi Internal pada Bagian Tata Usaha.
6.12. Indeks Kualitas Layanan Unit Kerja
“Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja” diukur dari Indeks
kepuasan Layanan Unit Kerja Perwakilan yang dihitung menggunakan metode
skala 1-100.
73 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Target kinerja ini pada tahun 2020 dengan skor 70 (dari skala 100). Pada
Tahun 2020, Indeks Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja yang terealisir
dengan skor 88,25 atau mencapai 126,07% dari target tahun 2020. Indeks
Kualitas Layanan Ketatausahaan Unit Kerja yang terealisir Tahun 2020 dengan
skor 88,25 diperoleh hasil survei kualitas layanan Perwakilan BPKP Provinsi
Riau yang diisi oleh mitra kerja/stakeholders.
Upaya-upaya penting yang telah dilakukan dalam tahun 2020 untuk mendukung
pencapaian kinerja tersebut di atas antara lain yaitu:
a. Melakukan survei secara berkala untuk mengetahui kinerja yang
memerlukan perbaikan.
b. Melakukan tindak lanjut atas hasil survei.
Untuk mempertahankan dan meningkatkan kinerja di tahun 2021, Perwakilan
BPKP Provinsi Riau akan melakukan:
a. Membuat format kuesioner yang disampaikan kepada stakeholder.
b. Melakukan pengukuran kepuasan layanan kepada stakeholders secara
berkala.
c. Memerintahkan bidang-bidang pengawasan menyebarkan kuesioner
kepada stakeholder atas setiap pelayanan yang diberikan.
d. Menyediakan sarana dan prasarana yang memadai dalam rangka
peningkatan layanan kepada stakeholders.
e. Pengelolaan pengaduan pelayanan publik secata terpadu, tuntas dan
berkelanjutan.
Dari uraian kinerja atas 12 (dua belas) Indikator Kinerja Sasaran Kegiatan 6 di
atas dapat disimpulkan bahwa rata-rata capaian Sasaran Kegiatan 6 sebesar
105,94% telah melampaui target tahun 2020, sehingga perlu dilakukan analisis
efisiensi. Capaian Sasaran Kegiatan 6 didukung dengan dana sebesar
Rp24.931.883.995,00 atau 98,50% dari anggaran sebesar
Rp25.310.452.000,00 dan indikator output kegiatan (IOK) sebanyak 1009
laporan/dokumen atau 86,09% dari rencana sebanyak 1172 laporan/dokumen,
serta OH sebanyak 4.877 OH atau 96,83% dari rencana sebanyak 5.037 OH.
74 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Dari sisi penggunaan dana, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 6 telah dicapai
secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 86,09%, lebih
rendah daripada capaian penggunaan dana sebesar 98,50%.
Dari sisi penggunaan SDM, realisasi kinerja Sasaran Kegiatan 6 telah dicapai
secara kurang efisien. Hal ini terlihat dari capaian output sebesar 86,09% lebih
rendah daripada capaian penggunaan OH sebesar 96,83%.
B. KINERJA LAINNYA TAHUN 2020
1. KINERJA LAINNYA
a. Pengembangan Aplikasi Matabansos dan MataUMKM untuk
Akuntabilitas Penyaluran
Banyaknya bantuan pemerintah kepada masyarakat terdampak COVID -19
baik dari pemerintah pusat maupun daerah menuntut akuntabilitas dalam
penyalurannya agar dapat tepat sasaran, tepat waktu, tepat mutu dan tepat
administrasi. Berawal dari kekhawatiran terjadi penumpukan bantuan yang
bersumber dari APBN, APBD dan APBDes pada penerima bantuan serta
perlunya kecepatan dalam penanganan dampak sosial yang disebabkan
oleh COVID-19 di wilayah Provinsi Riau, BPKP bekerjasama dengan
pemerintah Provinsi Riau mengembangkan aplikasi matabansos dan
mataUMKM dalam rangka pemantauan berkelanjutan dan audit
berkelanjutan (Continous Monitoring and Continuous Audit CACM).
Aplikasi Mata Bansos adalah aplikasi monitoring penyaluran bantuan sosial
berbasis web yang digunakan oleh Pemerintah Daerah selaku manajemen,
serta APIP Daerah, BPKP, dan Aparat Penegak Hukum (Kejaksaan dan
Kepolisian) selaku pengawas.
Beberapa fitur yang ada dalam aplikasi matabansos dapat diuraikan
sebagai berikut:
Pertama beranda adalah informasi mengenai jumlah anggaran dan progres
realisasi penyaluran bantuan sosial APBD, baik secara total maupun rincian
per Kabupaten/Kota, dimana progres realisasi penyaluran tersebut dapat
75 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
dilakukan pemantauan secara realtime oleh Kepala Daerah (Gubernur,
Bupati, Walikota). Selain itu, dengan adanya informasi tersebut Kepala
Daerah dapat memantau kinerja penyaluran bantuan sosial dimulai dari
tingkat Kabupaten sampai ke tingkat Kelurahan/Desa.
Dari sisi pengawasan, informasi pada fitur ini dapat dimanfaatkan oleh APIP
Daerah, BPKP, dan APH dalam melakukan monitoring atas anggaran dan
realisasi penyaluran bantuan sosial di masing-masing Kabupaten/Kota.
Berikutnya fitur Atensi yang merupakan sarana yang dapat digunakan oleh
APIP Daerah, BPKP, dan APH dalam menyampaikan atensi secara
langsung kepada Kepala Daerah (Gubernur, Bupati, dan Walikota) atas
seluruh hasil pengawasan terkait penyaluran bantuan sosial yang
dilaksanakan di masing-masing Kabupaten/Kota.
Yang menarik pada aplikasi matabansos ini adalah adanya fitur Irisan
Bansos APBN dan APBD yang menampilkan jumlah penerima bantuan
sosial yang bersumber dari Bantuan Sosial APBD dan Bantuan Sosial
APBN (PKH, BPNT/BSP, BST dan BLT-DD), serta jumlah irisan penerima
bantuan sosial yang terdapat diantara kedua sumber tersebut.
Informasi tersebut dapat dirinci berdasarkan Kabupaten dan
Kelurahan/Desa, serta dapat ditampilkan Status Penerima dan Status
Penyaluran dari masing-masing penerima bantuan.
Melalui fitur ini, Pemerintah Daerah dapat melakukan pemantauan
berkelanjutan terhadap aktivitas penyaluran bantuan sosial baik APBD
maupun APBN, serta dapat dimanfaatkan untuk melakukan evaluasi atas
kebijakan penentuan calon penerima bantuan sosial di kemudian hari,
sehingga dapat mencegah terjadinya penumpukan bantuan pada
masyarakat, dan penyaluran lebih merata.
Dari sisi pengawasan, fitur ini membantu APIP Daerah, BPKP dan APH
dalam menentukan ruang lingkup pengawasan, baik dari sumber APBD
maupun APBN sehingga bantuan agar lebih tepat sasaran dan tepat
manfaat.
76 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Beberapa manfaat yang diharapkan dengan adanya implementasi aplikasi
Mata Bansos sebagai berikut:
Terbangunnya early warning system bagi para Kepala Daerah untuk
melakukan perbaikan atas permasalahan yang ditemukan dalam
penyaluran bantuan sosial seperti tidak sesuainya data penerima
bantuan By Name By Address (BNBA) dengan kondisi faktual
lapangan berdasarkan hasil verifikasi dari para petugas.
Tersedianya informasi secara realtime mengenai anggaran dan
realisasi bantuan sosial sehingga memudahkan BPKP, APIP Daerah
maupun APH melakukan pengambilan keputusan dalam rangka
menentukan ruang lingkup pengawasan.
Meningkatnya efisiensi dan efektivitas sumber daya pengawasan baik
waktu maupun biaya pengawasan karena aparat pengawasan lebih
mudah karena data awal yang lebih mudah diperoleh.
Tercapainya tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel karena
mata bansos dapat diakses oleh masyarakat, pemerintah daerah
maupun aparat pengawasan
Dengan teridentifikasinya irisan jenis bantuan yang diterima oleh
masyarakat maka redudansi data dapat dikurangi.
Perbaikan berkelanjutan bagi data penerima bantuan sosial dimulai
dari wilayah terkecil yaitu desa/kelurahan lalu terakhir pada data
penerima bantuan sosial secara nasional.
Sukses dengan mata Bansos, Perwakilan BPKP Provinsi juga menginisiasi
pengembangan aplikasi Mata UMKM yang merupakan tools yang relatif
sama dengan aplikasi Mata Bansos tetapi digunakan untuk pendataan dan
pengawasan penyaluran Bantuan Keuangan kepada Pelaku Usaha yang
masuk kriteria UMKM dari kementerian Koperasi dan UKM serta
pemerintah Provinsi Riau dalam rangka Program Pemulihan Ekonomi
Nasional (PEN).
77 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
2. PERBAIKAN SAKIP PADA TAHUN 2020
Perbaikan perencanaan kinerja yang dilakukan pada tahun 2020 sebagai
berikut:
a. Penyusunan Rencana Strategis Tahun 2020-2024 yang ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Nomor
KEP-216/PW04/1/2020 tanggal 1 September 2020.
b. Penyusunan Indikator Kinerja Utama yang ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Nomor KEP-
231/PW04/1/2020 tanggal 21 September 2020.
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Realisasi anggaran Perwakilan BPKP Provinsi Riau tahun 2020 sebesar
Rp27.706.382.974,00 atau 97,68% dari anggaran Tahun 2020 lebih besar
0,36% dibandingkan dengan prosentase penyerapan anggaran tahun 2019
sebesar 97,32% yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.12 : Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020
78 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
Sedangkan rincian per jenis belanja dan per program, menurut
Program/Kegiatan serta menurut Sasaran Kegiatan dapat dilihat pada tabel-
tabel berikut:
Tabel 3.19
Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Jenis Belanja
No Jenis Belanja Anggaran Realisasi Capaian (%)
1 Belanja Pegawai 20.637.600.000 20.457.957.305 99,13
2 Belanja Barang 6.236.533.000 5.764.110.909 92,42
3 Belanja Modal 1.490.947.000 1.484.314.760 99,56
Jumlah 28.365.080.000 27.706.382.974 97,68
Tabel 3.20
Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Program/Kegiatan
No Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Capaian (%)
I Program Dukungan Manajemen (3676)
1 Layanan Sarana dan Prasarana Internal
927.347.000 922.834.760 99,51
2 Layanan Manajemen Organisasi
376.250.000 305.754.218 81,26
3 Layanan Perkantoran 24.006.855.000 23.703.295.017 98,74
Jumlah 25.310.452.000 24.931.883.995 98,50
II Program Pengawasan (3701)
1 Rekomendasi Hasil Pengawasan Penugasan Presiden di Perwakilan BPKP
160.222.000 136.403.453 85,13
2 Rekomendasi Hasil Pengawasan Program Prioritas/Bidang Pembangunan di Perwakilan BPKP
341.365.000 306.975.300 89,93
3 Rekomendasi Hasil Pembinaan SPIP dan Manajemen Resiko
52.432.000 52.431.600 100,00
4 Rekomendasi Hasil Pembinaan APIP Pemda
165.126.000 164.224.900 99,45
79 | A k u n t a b i l i t a s K i n e r j a
No Program/Kegiatan Anggaran Realisasi Capaian (%)
5 Hasil Pengawasan Akuntabilitas dan Tata Kelola KLDK
318.016.000 300.679.531 94,55
6 Pengawasan Percepatan Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)
2.017.467.000 1.813.784.195 89,90
Jumlah 3.054.628.000 2.774.498.979 90,83
Jumlah Total 28.365.080.000 27.706.382.974 97,68
Tabel 3.21
Anggaran dan Realisasi Keuangan Tahun 2020 menurut Sasaran kegiatan
No Sasaran Kegiatan Target Realisasi Capaian
(%)
1 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Akuntabilitas Keuangan Negara/Daerah
2.072.574.578,95 1.829.279.594,74 88,26
2 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Pembangunan Nasional
327.003.736,84 333.151.094,45 101,88
3 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Badan Usaha
130.933.000,00 123.963.197,94 94,68
4 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Efektivitas Pengendalian Korupsi
72.725.000,00 100.720.098,32 138,49
5 Meningkatnya Pengawasan Pembangunan atas Kualitas Pengendalian Intern K/L/P/BU
451.391.684,21 387.384.993,55 85,82
6 Meningkatnya Tata Kelola Unit Kerja
25.310.452.000,00 24.931.883.995,00 98,50
Jumlah 28.365.080.000,00 27.706.382.974,00 97,68
80 | P e n u t u p
2020 Laporan Kinerja
Penyusunan Laporan Kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau tahun 2020 ini
merupakan bentuk pertanggungjawaban kinerja dalam mencapai sasaran program
dan sasaran kegiatan sebagaimana telah ditetapkan dalam dokumen Perjanjian
Kinerja Tahun 2020.
Laporan ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan bahan evaluasi dalam
pengambilan keputusan untuk peningkatan kinerja Perwakilan BPKP Provinsi Riau di
masa depan.
Capaian target kinerja yang diungkapkan dalam Laporan Kinerja ini diperoleh karena
adanya dukungan internal maupun eksternal di lingkungan Perwakilan BPKP
Provinsi Riau. Secara umum pencapaian sasaran kegiatan Perwakilan BPKP
Provinsi Riau tersebut didukung oleh hal-hal sebagai berikut:
1. Adanya kepercayaan yang tinggi stakeholders BPKP terhadap peran
Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam usaha mewujudkan akuntabilitas
keuangan negara yang berkualitas.
2. Adanya komitmen stakeholders BPKP dalam pengembangan manajemen
pemerintahan dan penerapan tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance).
3. Koordinasi yang baik dengan BPKP Pusat selaku Rendal maupun antar bidang
dan bagian di Perwakilan BPKP selaku pelaksana kegiatan.
4. Adanya pemberian motivasi secara terus menerus dari pimpinan kepada
kepada staf pelaksana.
5. Adanya komitmen dan kemauan dari seluruh SDM pelaksana kegiatan dalam
mencapai Penetapan Kinerja, baik pada tingkat pimpinan maupun pada setiap
pegawai yang terlibat.
Kelemahan dalam pencapaian sasaran kegiatan tersebut dapat diidentifikasi antara
lain:
BAB 4 : P E N U T U P
81 | P e n u t u p
2020 Laporan Kinerja
1. Belum semua Pemerintah Daerah mempunyai komitmen dalam melaksanakan
SPIP dan Manajemen Risiko;
2. Kurangnya tata kelola yang baik di perusahaan/BLUD;
3. Terbatasnya anggaran pada Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota;
4. Kurangnya dukungan Kepala Daerah dalam upaya Peningkatan Kapabilitas
APIP;
5. Masih kurangnya keterlibatan para Inspektur Provinsi/Kabupaten/Kota dalam
mendorong tugas/fungsi Satgas Peningkatan Kapabilitas APIP sehingga action
plan peningkatan kapabilitas APIP yang telah disusun belum dilaksanakan.
Langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perwakilan BPKP Provinsi Riau dalam
upaya memperbaiki kinerja antara lain:
Mengupayakan komitmen bersama dalam rangka mencapai Level 3 Maturitas
SPIP dan Kapabilitas APIP antara Kepala Daerah dengan Kepala Perwakilan
BPKP Provinsi Riau;
Memantau dan mengevaluasi program pelaksanaan kegiatan tim ad hoc SPIP
dan Satgas Kapabilitas APIP;
Melakukan pemetaan atas progress implementasi kebijakan dan prosedur;
Melakukan pelatihan penilaian mandiri atas maturitas SPIP kepada masing-
masing Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota;
Mendorong Inspektorat Provinsi/Kabupaten/Kota untuk melakukan penilaian
mandiri atas maturitas SPIP yang dilanjutkan dengan proses validasi oleh
Perwakilan BPKP;
Mengintensifkan pelaksanaan consulting ke BUMN/BUMD/BLUD;
Melakukan bimbingan teknis/QA/Monitoring Level 3 untuk Inspektorat yang
masih Level 1 Plus, Level 2, dan Level 2 Plus;
Membuka ruang konsultasi peningkatan kapabilitas APIP di Kantor Perwakilan
BPKP Provinsi Riau;
Mengirimkan surat atensi kepada Kepala Daerah.
Akhirnya dengan disusunnya Laporan Kinerja ini, diharapkan dapat memberikan
informasi secara transparan kepada seluruh pihak yang terkait mengenai tugas
fungsi Perwakilan BPKP Provinsi Riau, sehingga dapat memberikan umpan balik
guna peningkatan kinerja pada tahun-tahun mendatang.
82 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0
KILAS BALIK PERISTIWA
2020
23
Monitoring Jalan Tol Pekanbaru-Dumai Jalan Tol Pekanbaru–Dumai merupakan jalan Tol pertama di Riau yang terdiri dari 6 seksi sepanjang 131 KM dan menjadi salah satu Proyek Strategis Nasional yang tata kelolanya direviu oleh BPKP Provinsi Riau. Jalan Tol ini adalah bagian dari Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS).
27
Perwakilan BPKP Provinsi Riau Monitoring Pelaksanaan Rekrutmen CPNS 2019 Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Ichsan Fuady beserta tim memantau langsung pelaksanaan SKD mulai dari registrasi peserta, pemeriksaan badan peserta hingga melihat peserta ujian di ruang monitoring
20 3
Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa 2020 Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman menghadiri Rapat Kerja (Raker) Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa tahun 2020 dengan mengangkat tema "Percepatan Penyaluran dan Pengelolaan Dana Desa Dalam Menopang Ketahanan Sosial Ekonomi Masyarakat" yang diselenggarakan di Hotel Labersa, Kamis (20/2/20).
27
Kaper BPKP Provinsi Riau Jadi Narasumber di Rakorda Program BANGGAKENCANA 2020 BKKBN Riau Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman membawakan materi tentang “Langkah Strategis dalam Akselerasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi”
Kolaborasi BPKP Riau dan PTPN V Dalam Penerapan GCG Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman berharap pelaksanaan asesmen GCG ini dapat terlaksana dengan baik melalui kerja sama dari pihak BPKP dan tim counter part dari PTPN
12
Pentingnya Audit Kinerja Berbasis Risiko Pada Polda Riau Korwas IPP Petrus Ngorantutul mewakili Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau yang didaulat sebagai narasumber pada Rakerwas Itwasda Polda Riau Tahun 2020 mengatakan dengan adanya audit kinerja berbasis risiko maka semua auditor dan pelaksana pengawas dituntut harus mengerti proses bisnis dari audit yang akan dilakukan
83 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0
7
Penyerahan Alat Pelindung Diri (APD) ke Provinsi Riau APD dan Rapid Test ini akan disalurkan kepada Rumah Sakit yang menjadi rujukan penanganan COVID-19 di seluruh wilayah Provinsi Riau.
17
BPKP Riau Lakukan Pendampingan Secara Akuntabel Anggaran BTT Dalam Penanganan Covid-19 di Pekanbaru Pihak pemko melalui inspektorat dapat secara aktif berkonsultasi dengan BPKP melalui aplikasi “SiKUNING” untuk mempermudah dan mempercepat pelaksanaan pendampingan.
23 15
Rapat Data Penerimaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman didampingi Korwas IPP dan Korwas APD, menghadiri rapat mengenai data penerimaan Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat terdampak COVID-19 di Posko Gugus Tugas COVID-19 Gedung Daerah, Pekanbaru.
4
Rapat Regulasi Bantuan Sosial Pemerintah Provinsi Riau Kepada Masyarakat yang Terdampak Covid-19 Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman didampingi Korwas IPP Petrus Ngorantutul dan Korwas APD Sumirat, menghadiri rapat mengenai regulasi bantuan sosial Pemerintah Provinsi Riau kepada masyarakat yang terdampak COVID-19 di ruang rapat Sekretariat Daerah Provinsi Riau.
Rapat Dengan Dinas Sosial Riau Terkait Data Penerima Bantuan Sosial Perwakilan BPKP Provinsi Riau bersama Dinas Sosial Provinsi Riau melakukan diskusi dalam penentuan paramater cleansing data usulan bantuan sosial keuangan dari Provinsi untuk Kabupaten/Kota se Provinsi Riau.
18
Sosialisasi Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi 2020 Perwakilan BPKP Provinsi Riau mengadakan sosialisasi Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi (MPAK) secara virtual. Narasumber pada sosialisasi ini adalah Korwas Bidang Investigasi IG. Setya Rudi Wiyana didampingi anggota tim. Sosialisasi MPAK ini diikuti oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, RS. Daerah Madani Kota Pekanbaru, serta Puskesmas se-Kota Pekanbaru.
84 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0
26
MoU Pendampingan dan Pengawalan Akuntabilitas Dana Penanggulangan dan Pencegahan COVID-19 Provinsi Riau Perwakilan BPKP Provinsi Riau bersama dengan Pemerintah Provinsi Riau dan Aparat Penegak Hukum di Provinsi Riau, melakukan penandatanganan MoU terkait pendampingan dan pengawalan akuntabilitas dana penanggulangan dan pencegahan COVID-19.
5
Launching Aplikasi Mata Bansos Aplikasi Monitoring Data Bantuan Sosial (Mata Bansos) resmi di launching di Gedung Daerah Balai Serindit, Pekanbaru. Aplikasi ini merupakan aplikasi untuk mengawal penyaluran Bantuan Sosial di Provinsi Riau yang diinisiasi oleh Pemerintah Provinsi Riau bersama Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Provinsi Riau.
12 23
Rapat Pemulihan Ekonomi Provinsi Riau dampak Covid-19 Bertempat di ruang rapat kenanga Kantor Gubernur Riau, Perwakilan BPKP Provinsi Riau bersama Pemprov Riau melaksanakan rapat guna membahas Pemulihan Ekonomi Provinsi Riau dampak Covid-19. Turut hadir Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman, Sekretaris Daerah Riau dan Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan.
16
Sosialisasi Aplikasi Mata Bansos ke Kab/kota se-Provinsi Riau Selasa (16/6) Perwakilan BPKP Provinsi Riau bersama Pemerintah Provinsi Riau melakukan sosialisasi aplikasi Monitoring Data Bantuan Sosial (Mata Bansos) kepada pemerintah kabupaten/kota se Provinsi Riau.
Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Dampak Sosial Pandemi Covid-19 Bertempat di Posko Gugus Tugas (GTP) percepatan penanganan Covid 19 Riau, Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Riau Farid Firman mengikuti Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Dampak Sosial Pandemi Covid-19 di Provinsi Riau.
29
Closing Meeting GCG PTPN V Bertempat di Ruang Rapat Hang Tuah Kantor PTPN V, telah diselenggarakan Exit Meeting AssessmentGood Corporate Governance (GCG) PT Perkebunan Nusantara V Tahun Buku 2019 dengan Perwakilan BPKP Provinsi Riau Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Riau, Farid Firman menyampaikan
hasil asesmen penerapan GCG
PTPN V, mencapai predikat
kategori “Sangat Baik”.
85 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0
10
Penandatanganan Nota
Kesepakatan Oleh Deputi Kepala
BPKP Bidang Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah
Dan Gubernur Riau.
Nota kesepakatan ini terkait
penggunaan source code aplikasi
monitoring bantuan sosial (Mata
Bansos untuk pengembangan
sistem. pengawasan dana bantuan
pemerintah.
20
BPKP dan BPK Bersinergi
Mengawasi Penyaluran Bansos
di Provinsi Riau. BPKP
Perwakilan Provinsi Riau
menyiapkan suatu aplikasi untuk
membantu Pemda dalam
mengelola bantuan sosial.
5
Sosialisasi Pemutakhiran Data
Usaha Mikro Kecil Menengah
dengan Disperindag
Kabupaten/Kota, Camat Dan
Kepala Desa/Lurah Secara
Virtual Di Gedung Daerah
Balai Serindit.
Pemerintah Provinsi Riau
bekerja sama dengan
Perwakilan BPKP Provinsi Riau
sedang membangun sistem
pendataan secara online yaitu
aplikasi Mata UMKM.
BPKP Riau Informasikan
Aplikasi Mata Bansos ke
Pemprov Sumsel.
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Riau, Farid Firman menghadiri
acara kunjungan kerja
Pemerintah Provinsi Sumatera
Selatan ke Provinsi Riau dalam
rangka untuk memperoleh
informasi pemanfaatan
teknologi Aplikasi Mata Bansos.
6
7
Kawal Pelaksanaan Tes SKB
Kemenkes dan Pemda.
Perwakilan BPKP Provinsi Riau
turut serta dalam pengawalan
pelaksanaan tes SKB Kemenkes
dan Pemda.
8
Peyerahan Laporan Hasil
Pengawasan Semester I.
Kepala Perwakilan BPKP
Provinsi Riau, Farid Firman
menyerahkan Laporan Hasil
Pengawasan (LHP) semester I
Tahun 2020 kepada Gubernur
Riau, Syamsuar bertempat di
Kediaman Gubernur.
Penyerahan LHP ini juga
disaksikan Inspektorat Provinsi
Riau yang diwakili oleh
Inspektur
Pembantumemperoleh
informasi pemanfaatan
teknologi Aplikasi Mata Bansos
86 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0
Peresmian Tol Pekanbaru-Dumai.
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Riau, Farid Firman menghadiri
acara peresmian tol Pekanbaru-
Dumai.
2
5
1
Rapat Koordinasi Penyaluran Tahap
II Bankeu JPS Penanganan Covid 19.
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Riau, Farid Firman menghadiri Rapat
Koordinasi Teknis (Rakornis)
Penyaluran Bantuan Keuangan
Khusus (BKK) Jaring Pengaman Sosial
(JPS) tahap II penanganan Covid-19
tahun 2020 di Ruang Rapat
Setdaprov Riau, Kantor Gubernur
Riau.1
6
Workshop Penyaluran dan
Penggunaan Dana Desa di
Kabupaten Pelalawan.
Acara Workshop ini menghadirkan
beberapa narasumber lain
diantaranya, Kasi Transfer Dana
Desa, Ditjen Bina Pemdes
Kemendagri, Basuki Sriono, dan
Kepala KPPN Pekanbaru, Khairil
Indra. Acara workshop ini dihadiri
secara langsung dan virtual oleh
Kepala OPD, Camat, dan Kades se
Kabupaten Pelalawan.
BPKP Riau Ikuti Rapat Koordinasi
Penyaluran Bantuan Keuangan
Khusus Tahap II.
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Riau, Farid Firman mengikuti rapat
koordinasi penyaluran bantuan
keuangan khusus dan
pengembangan aplikasi Monitoring
Data Bantuan Sosial (Mata Bansos)
Tahap II di Aula Kantor Bappeda
Provinsi Riau.
1
2
19
BPKP Riau Gelar Sosialisasi
Pengukuran Indeks Efektifitas
Pengendalian Korupsi (IEPK).
Perwakilan BPKP Provinsi Riau
menyelenggarakan kegiatan
Sosialisasi Pengukuran Indeks
Efektifitas Pengendalian
Korupsi (IEPK) pada
Pemerintah Provinsi Riau
secara virtual. Kegiatan ini
diikuti oleh Kepala OPD
Kabupaten/Kota se Provinsi
Riau.
Workshop Monitoring dan
Evaluasi Penyaluran dan
Penggunaan Dana Desa di
Kabupaten Siak.
Perwakilan BPKP Provinsi Riau
menyelenggarakan kegiatan
workshop monitoring dan
evaluasi penyaluran dan
penggunaan dana desa di
Kabupaten Siak.
25
87 | K i l a s B a l i k P e r i s t i w a 2 0 2 0
3
Kolaborasi BPKP dan Kemendagri
Untuk Meningkatkan Pengawasan
Intern di Daerah.
Kepala Perwakilan BPKP Provinsi
Riau, Farid Firman dan Gubernur
Riau yang diwakili oleh Asisten III,
Syahrial Abdi menandatangani Nota
Kesepakatan terkait Pelaksanaan
Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah di Balai Serindit.
11
Pemprov Maluku Ingin Adopsi
Aplikasi Mata Bansos.
Aplikasi Monitoring Data Bantuan
Sosial (Mata Bansos) besutan
Perwakilan BPKP Provinsi Riau
dengan Pemerintah Provinsi Riau
dan Dinas Komunikasi, Informatika
dan Statistik (Diskominfotik) Riau
ingin diadopsi oleh Pemerintah
Provinsi Maluku. Demi mempelajari
cara pembuatan dan proses
pengoperasian aplikasi tersebut,
Pemerintah Provinsi Maluku
melakukan studi banding ke Provinsi
Riau.
Satuan Target Realisasi % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target (OH) Realisasi (OH) %
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1.1 Nilai optimalisasi penerimaan
daerah yang terealisasi
Rp Juta 209 138,640 66,33
1.2 Potensi penerimaan daerah yang
dioptimalisasi
Rp Juta 418 6.188,05 1.480,39
1.3 Nilai efisiensi pengeluaran negara
dan daerah
Rp Juta 1.123 1870,05 166,52
1.4 Nilai penyelamatan keuangan
negara dan daerah
Rp Juta 27.124 79.309,05 292,39
501,41 2.072.574.578,95 1.829.279.594,74 88,26 3.043 2.434 79,99
2.1 Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil Pengawasan
Persen 75 47,17 62,89
2.2 Jumlah Kegiatan Prioritas yang
diawasi
Kegiatan 7 17 242,86
2.3 Jumlah Kegiatan Prioritas yang
tercapai sesuai target
Kegiatan 7 16 228,57
2.4 Persentase hambatan
pelaksanaan pembangunan yang
diselesaikan
Persen 75 100,00 133,33
166,91 327.003.736,84 333.151.094,45 101,88 2.693 2.177 80,84
3 Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Badan
Usaha
3.1 Jumlah BUMD dengan kinerja
sehat
BUMD 2 1 50,00
50,00 130.933.000,00 123.963.197,94 94,68 1.216 1.169 96,13
4.1 Persentase hasil pengawasan
represif yang dimanfaatkan/
ditindaklanjuti
Persen 100 100 100,00
4.2 Persentase hasil Pengawasan
preventif dan edukatif yang
dimanfaatkan/ ditindaklanjuti
Persen 70 75 107,14
103,57 72.725.000,00 100.720.098,32 138,49 473 473 100,00
LAMPIRAN I: TARGET, REALISASI, DAN CAPAIAN SASARAN KEGIATAN
4 Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi
Capaian Rata-rata
Anggaran SDMKinerja Kegiatan
1
Sasaran Kegiatan
2
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Capaian Rata-rata
1
2 Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Pembangunan Nasional
Capaian Rata-rata
Capaian Rata-rata
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan
Negara/Daerah
Satuan Target Realisasi % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target (OH) Realisasi (OH) %
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Anggaran SDMKinerja Kegiatan
1
Sasaran Kegiatan
2
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
5.1 Jumlah APIP K/L/Pemda dengan
Kapabilitas APIP ≥ Level 3
Pemda 10 9 90,00
5.2 Jumlah K/L/Pemda dengan
Maturitas SPIP ≥ Level 3
Pemda 12 10 83,33
5.3 Jumlah Pemda Kab/Kota dengan
MRI ≥ Level 3
PemKab/ Kota 1 0 0,00
5.4 Tersedianya Rekomendasi
Strategis (Policy Brief ) kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
Rekomendasi 1 15 1.500,00
5.5 Persentase Jumlah desa yang
Menyusun laporan
Pertanggungjawaban Keuangan
Desa
Persen 40 99,81 249,53
5.6 Jumlah APIP yang
Mengimplementasikan
Siswaskeudes
APIP 1 0 0,00
320,48 451.391.684,21 387.384.993,55 85,82 1.924 1.781 92,57
6.1 Nilai Skor Zona Integritas Unit
Kerja
Skor Skala 100 75 89,37 119,16
6.2 Persentase Pegawai yang
mengikuti peningkatan
Kompetensi
Persen 100 92,91 92,91
6.3 Persentase administrasi SDM
yang diselesaikan tepat waktu
Persen 100 100 100,00
6.4 Persentase Penyusunan RKA
Tepat Waktu Unit Kerja
Persen 100 100 100,00
6.5 Skor IKPA Unit Kerja Skor Skala 100 86 96,84 112,60
6.6 Persentase SPM yang terbit tepat
waktu
Persen 90 99,62 110,69
6.7 Persentase Penyusunan Laporan
Keuangan sesuai SAP
Persen 100 100 100,00
6.8 Nilai Pengelolaan BMN Unit Kerja Nilai Baik Baik 100,00
6.9 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala 100 80 81,52 101,90
Capaian Rata-rata
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/P/BU
5
6 Meningkatnya Kualitas
Layanan "Ketatausahaan" Unit
Kerja
Satuan Target Realisasi % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target (OH) Realisasi (OH) %
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Anggaran SDMKinerja Kegiatan
1
Sasaran Kegiatan
2
Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
6.10 Maturitas SPIP Unit Kerja Level 1-5 Level 3 Level 3 100,00
6.11 Indeks Kualitas Layanan
Ketatausahaan Unit Kerja
Indeks Skala
100
70 75,58 107,97
6.12 Indeks Kepuasan Layanan Unit
Kerja
Indeks Skala
100
70 88,25 126,07
105,94 25.310.452.000,00 24.931.883.995,00 98,50 5.037 4.877 96,83
28.365.080.000,00 27.706.382.974,00 97,68 14.386 12.911 89,75Total
Capaian Rata-rata
Satuan Realisasi 2020 Realisasi 2019 Naik (turun) Target 2024 % Realisasi thd
Target 2024
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1,1 Nilai optimalisasi penerimaan
daerah yang terealisasi
Rp Juta 138,640 N/A N/A 836 16,58
1,2 Potensi penerimaan daerah
yang dioptimalisasi
Rp Juta 6.188,05 N/A N/A 1.393 444,22
1,3 Nilai efisiensi pengeluaran
negara dan daerah
Rp Juta 1.870,05 738,42 1.131,63 112.930 1,66
1,4 Nilai penyelamatan keuangan
negara dan daerah
Rp Juta 79.309,05 12.402,26 66.906,79 51.982 152,57
2,1 Persentase Tindak Lanjut
Rekomendasi Hasil
Pengawasan
Persen 47,17 47,69 (0,52) N/A N/A
2,2 Jumlah Kegiatan Prioritas
yang diawasi
Kegiatan 17 N/A N/A 7 242,86
2,3 Jumlah Kegiatan Prioritas
yang tercapai sesuai target
Kegiatan 16 N/A N/A 7 228,57
2,4 Persentase hambatan
pelaksanaan pembangunan
yang diselesaikan
Persen 100 133,3333333 - 85 117,65
LAMPIRAN II: PERBANDINGAN REALISASI SASARAN KEGIATAN
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Kinerja Program
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan
Negara/Daerah
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Pembangunan Nasional
1
2
Satuan Realisasi 2020 Realisasi 2019 Naik (turun) Target 2024 % Realisasi thd
Target 2024
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Kinerja Program
3 Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Badan
Usaha
3,1 Jumlah BUMD dengan kinerja
sehat
BUMD 1 2 (1,00) 6 16,67
4,1 Persentase hasil pengawasan
represif yang dimanfaatkan/
ditindaklanjuti
Persen 100 100 0,00 100 100,00
4,2 Persentase hasil Pengawasan
preventif dan edukatif yang
dimanfaatkan/ditindaklanjuti
Persen 75 162,34 (87,34) 90 83,33
5,1 Jumlah APIP K/L/Pemda
dengan Kapabilitas APIP ≥
Level 3
Pemda 9 9 0 13 69,23
5,2 Jumlah K/L/Pemda dengan
Maturitas SPIP ≥ Level 3
Pemda 10 10 0 13 76,92
5,3 Jumlah Pemda Kab/Kota
dengan MRI ≥ Level 3
PemKab/
Kota
0 0 0 6 -
5,4 Tersedianya Rekomendasi
Strategis (Policy Brief) kepada
Provinsi/Kabupaten/Kota
Rekomendasi 15 N/A N/A 1 1.500,00
5,5 Persentase Jumlah desa yang
Menyusun laporan
Pertanggungjawaban
Keuangan Desa
Persen 99,81 N/A N/A 59,99% 16.637,77
5,6 Jumlah APIP yang
Mengimplementasikan
Siswaskeudes
APIP 0 0 0 6 -
4
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/P/BU
5
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi
Satuan Realisasi 2020 Realisasi 2019 Naik (turun) Target 2024 % Realisasi thd
Target 2024
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
Kinerja Program
6,1 Nilai Skor Zona Integritas Unit
Kerja
Skor Skala
100
89,37 N/A N/A 79 113,13
6,2 Persentase Pegawai yang
mengikuti peningkatan
Kompetensi
Persen 92,91 N/A N/A 100% 9.291,00
6,3 Persentase administrasi SDM
yang diselesaikan tepat waktu
Persen 100 N/A N/A 100% 10.000,00
6,4 Persentase Penyusunan RKA
Tepat Waktu Unit Kerja
Persen 100 N/A N/A 100% 100,00
6,5 Skor IKPA Unit Kerja Skor Skala
100
96,84 N/A N/A 90 107,60
6,6 Persentase SPM yang terbit
tepat waktu
Persen 99,62 N/A N/A 95% 95,36
6,7 Persentase Penyusunan
Laporan Keuangan sesuai SAP
Persen 100 N/A N/A 100% 100,00
6,8 Nilai Pengelolaan BMN Unit
Kerja
Nilai Baik N/A N/A Baik 100,00
6,9 Nilai SAKIP Unit Kerja Skor Skala
100
81,52 N/A N/A 84 97,05
6,10 Maturitas SPIP Unit Kerja Level 1-5 Level 3 N/A N/A Level 4 75,00
6,11 Indeks Kualitas Layanan
Ketatausahaan Unit Kerja
Indeks Skala
100
75,58 80,90 (5,32) 82 92,17
6,12 Indeks Kepuasan Layanan Unit
Kerja
Indeks Skala
100
88,25 N/A N/A 81 108,95
Meningkatnya Kualitas
Layanan "Ketatausahaan" Unit
Kerja
6
Output Kegiatan
Indikator Output Kegiatan (IOK) Satuan Target Realisasi % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target (OH) Realisasi (OH) % Efisien Tidak Efisien Efisien Tidak Efisien
1 2 4 5 6 7 8 9,00 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pengawasan atas Penerimaan
Daerah
Jumlah laporan hasil pengawasan
atas penerimaan daerah
Laporan 1 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
Pengawasan atas Potensi
Penerimaan Daerah
Jumlah laporan hasil pengawasan
atas potensi penerimaan daerah
Laporan 1 1 100,00 8.419.578,95 7.747.699,87 92,02 50 50 100,00
Pengawasan keinvestigasian atas
Pengelolaan Keuangan
Negara/Daerah pada Institusi
Pemerintah dan Korporasi
Negara/Daerah (Audit Penyesuaian
Harga/Klaim)
Jumlah laporan hasil pengawasan
keinvestigasian atas pengelolaan
Keuangan Negara/Daerah pada
Institusi Pemerintah dan Korporasi
Negara/Daerah (Audit Penyesuaian
Harga/Klaim)
Laporan 1 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
Pengawasan keinvestigasian atas
indikasi permasalahan tertentu dan
atas permintaan APH dan K/L/P/K
(Audit Investigasi)
Jumlah laporan hasil pengawasan
keinvestigasian atas indikasi
permasalahan tertentu dan atas
permintaan APH dan K/L/P/K (Audit
Investigasi)
Laporan 2 1 50,00 46.688.000,00 7.747.699,87 16,59 224 224 100,00
Pengawasan atas Pengeluaran/
Belanja Negara
Jumlah laporan hasil pengawasan
percepatan penanganan COVID-19
Laporan 56 56 100,00 2.017.467.000,00 1.813.784.195,00 89,90 2.769 2.160 78,01
61 58 95,08 2.072.574.578,95 1.829.279.594,74 88,26 3.043 2.434 79,99 Efisien - Efisien -
Pengawasan Program Prioritas Jumlah laporan hasil pengawasan
program prioritas
Laporan 34 40 117,65 301.745.000,00 309.907.994,84 102,71 2.569 2.098 81,67
Pengawasan atas Kegiatan Prioritas Jumlah laporan hasil pengawasan
kegiatan prioritas
Laporan 7 3 42,86 25.258.736,84 23.243.099,61 92,02 124 79 63,71
Pengawasan atas hambatan
pelaksanaan pembangunan
Jumlah laporan hasil pengawasan
atas hambatan pelaksanaan
pembangunan
Laporan 1 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0 0 0,00
42 43 102,38 327.003.736,84 333.151.094,45 101,88 2.693 2.177 80,84 Efisien - Efisien -
3 Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Badan
Usaha
Pengawasan atas Peran BUMD Jasa
Air dalam Mendukung Perluasan
Infrastruktur Dasar - Penyediaan
Akses Air Minum yang Layak dan
Aman (Evaluasi Kinerja BUMD
Penyelenggara SPAM)
Jumlah laporan hasil pengawasan
atas Peran BUMD Jasa Air dalam
Mendukung Perluasan Infrastruktur
Dasar - Penyediaan Akses Air Minum
yang Layak dan Aman (Evaluasi
Kinerja BUMD Penyelenggara SPAM)
Laporan 14 16 114,29 130.933.000,00 123.963.197,94 94,68 1.216 1.169 96,13
14 16 114,29 130.933.000,00 123.963.197,94 94,68 1.216 1.169 96,13 - - - -
Pengawasan keinvestigasian atas
indikasi permasalahan tertentu dan
atas permintaan APH dan K/L/P/K
(PKKN/PKA)
Jumlah laporan hasil pengawasan
keinvestigasian atas indikasi
permasalahan tertentu dan atas
permintaan APH dan K/L/P/K
(PKKN/PKA)
Laporan 8 9 112,50 48.483.333,33 69.729.298,84 143,82 295 295 100,00
Peningkatan Kepedulian K/L/P/K
dan Masyarakat dalam Pencegahan
Korupsi
Jumlah laporan hasil peningkatan
kepedulian K/L/P/K dan masyarakat
dalam Pencegahan Korupsi
Laporan 4 4 100,00 24.241.666,67 30.990.799,48 127,84 178 178 100,00
12 13 108,33 72.725.000,00 100.720.098,32 138,49 473 473 100,00 - Tidak Efisien Efisien -
Pembinaan SPIP pada Pemda Jumlah laporan hasil pembinaan SPIP
pada Pemda
Laporan 6 6 100,00 50.517.473,68 46.486.199,23 92,02 189 189 100,00
Asistensi Manajemen Risiko pada
Pemda
Jumlah laporan hasil asistensi
Manajemen Risiko pada Pemda
Laporan 2 1 50,00 8.419.578,95 7.747.699,87 92,02 397 397 100,00
Pengawasan Kebijakan Jumlah laporan hasil Pengawasan
Kebijakan
Laporan 11 10 90,91 84.195.789,47 77.476.998,71 92,02 312 252 80,77
Pengawasan Pengelolaan Keuangan
Desa
Jumlah laporan hasil pengawasan
Pengelolaan Keuangan Desa
Laporan 20 15 75,00 126.293.684,21 116.215.498,06 92,02 456 457 100,22
4
5
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Efisiensi Dana Efisiensi SDM
LAMPIRAN III: TARGET, REALISASI, DAN CAPAIAN INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN (IOK)
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Pembangunan Nasional
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi
Sasaran KegiatanSasaran Output Kegiatan Anggaran SDM
1 Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan
Negara/Daerah
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/P/BU
2
Output Kegiatan
Indikator Output Kegiatan (IOK) Satuan Target Realisasi % Pagu (Rp) Realisasi (Rp) % Target (OH) Realisasi (OH) % Efisien Tidak Efisien Efisien Tidak Efisien
Efisiensi Dana Efisiensi SDMSasaran Kegiatan
Sasaran Output Kegiatan Anggaran SDM
Pembinaan APIP dalam
mengimplementasi Siswaskeudes
Jumlah laporan hasil pembinaan APIP
dalam mengimplementasi
Siswaskeudes
Laporan 5 2 40,00 16.839.157,89 15.495.399,74 92,02 30 28 93,33
Pembinaan Peningkatan Kapabilitas
APIP
Jumlah laporan hasil pembinaan
Peningkatan Kapabilitas APIP
Laporan 15 14 93,33 145.699.411,76 108.467.798,19 74,45 443 361 81,49
QA Peningkatan Kapabilitas APIP Jumlah laporan hasil QA Peningkatan
Kapabilitas APIP
Laporan 2 2 100,00 19.426.588,24 15.495.399,74 79,76 97 97 100,00
61 50 81,97 451.391.684,21 387.384.993,55 85,82 1.924 1.781 92,57 - Tidak Efisien - Tidak Efisien
Penilaian ZI Unit Kerja Jumlah Laporan Penilaian ZI Unit
Kerja
Laporan 2 2 100,00 969.972.000,00 928.707.545,00 95,75 36 96 266,13
Pegawai yang mengikuti
peningkatan Kompetensi
Jumlah Laporan peningkatan
kompetensi pegawai
Laporan 4 8 200,00 11.280.000,00 1.280.000,00 11,35 220 220 100,00
Administrasi SDM yang diselesaikan
tepat waktu
Jumlah Dokumen Administrasi SDM Dokumen 693 720 103,90 22.434.157.000,00 22.229.357.810,00 99,09 585 548 93,59
Penyusunan RKA Jumlah Dokumen RKA Dokumen 2 3 150,00 15.540.000,00 14.680.358,00 94,47 45 33 74,14
Monitoring OM-SPAN Jumlah Laporan Monitoring OM-SPAN Laporan 2 2 100,00 0,00 0,00 0,00 235 235 100,00
Penerbitan SPM Jumlah Jumlah SPM Jumlah SPM 457 262 57,33 0,00 0,00 0,00 360 360 100,00
Penyusunan Laporan Keuangan Jumlah Laporan Keuangan Laporan 2 2 100,00 55.563.000,00 54.323.617,00 97,77 440 401 91,11
Penyusunan Laporan BMN Jumlah Laporan BMN Laporan 2 2 100,00 168.951.000,00 156.611.414,00 92,70 809 278 34,42
Penilaian SAKIP Jumlah Laporan SAKIP Laporan 2 2 100,00 168.471.000,00 134.050.729,00 79,57 848 1.017 119,99
Penilaian SPIP Jumlah Laporan SPIP Laporan 4 4 100,00 79.011.000,00 23.574.440,00 29,84 36 36 100,00
Survey Layanan Internal Jumlah Laporan Layanan Internal Laporan 1 1 100,00 1.394.157.000,00 1.377.448.082,00 98,80 1.160 1.553 133,86
Survey Layanan Eksternal Jumlah Laporan Layanan Eksternal Laporan 1 1 100,00 13.350.000,00 11.850.000,00 88,76 263 100 38,03
1.172 1.009 86,09 25.310.452.000,00 24.931.883.995,00 98,50 5.037 4.877 96,83 - Tidak Efisien - Tidak Efisien
28.365.080.000,00 27.706.382.974,00 97,68 14.386 12.911 89,75
6 Meningkatnya Kualitas Layanan
"Ketatausahaan" Unit Kerja
Jumlah
TOTAL
Jumlah
Indikator Output Kegiatan (IOK) Satuan Realisasi 2020 Realisasi 2019 Naik (turun) Capaian 2020 Capaian 2019 Naik (turun)
2 3 4 5 6 7 8 9
Jumlah laporan hasil pengawasan atas
penerimaan daerah
Laporan 0 N/A N/A 0 N/A N/A
Jumlah laporan hasil pengawasan atas
potensi penerimaan daerah
Laporan 1 N/A N/A 100 N/A N/A
Jumlah laporan hasil pengawasan
keinvestigasian atas pengelolaan
Keuangan Negara/Daerah pada Institusi
Pemerintah dan Korporasi Negara/Daerah
(Audit Penyesuaian Harga/Klaim)
Laporan 0 1 (1) 0 1 (1)
Jumlah laporan hasil pengawasan
keinvestigasian atas indikasi permasalahan
tertentu dan atas permintaan APH dan
K/L/P/K (Audit Investigasi)
Laporan 1 2 (1) 50 1 49
Jumlah laporan hasil pengawasan
percepatan penanganan COVID-19
Laporan 56 N/A N/A 100 N/A N/A
Jumlah laporan hasil pengawasan program
prioritas
Laporan 40 65 (25) 118 100 18
Jumlah laporan hasil pengawasan kegiatan
prioritas
Laporan 3 N/A N/A 43 N/A N/A
Jumlah laporan hasil pengawasan atas
hambatan pelaksanaan pembangunan
Laporan 0 0 0 0 0 0
3 Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Badan
Usaha
Jumlah laporan hasil pengawasan atas
Peran BUMD Jasa Air dalam Mendukung
Perluasan Infrastruktur Dasar -
Penyediaan Akses Air Minum yang Layak
dan Aman (Evaluasi Kinerja BUMD
Penyelenggara SPAM)
Laporan 16 6 10 114 100 14
1 Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Akuntabilitas Keuangan
Negara/Daerah
LAMPIRAN IV: PERBANDINGAN REALISASI INDIKATOR OUTPUT KEGIATAN (IOK)
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas
Pembangunan Nasional
2
1
Sasaran KegiatanOutput Kegiatan
Indikator Output Kegiatan (IOK) Satuan Realisasi 2020 Realisasi 2019 Naik (turun) Capaian 2020 Capaian 2019 Naik (turun)Sasaran Kegiatan
Output Kegiatan
Jumlah laporan hasil pengawasan
keinvestigasian atas indikasi permasalahan
tertentu dan atas permintaan APH dan
K/L/P/K (PKKN/PKA)
Laporan 9 28 (19) 113 75 37
Jumlah laporan hasil peningkatan
kepedulian K/L/P/K dan masyarakat dalam
Pencegahan Korupsi
Laporan 4 2 2 100 162 (62)
Jumlah laporan hasil pembinaan SPIP pada
Pemda
Laporan 6 44 (38) 100 118,92 (19)
Jumlah laporan hasil asistensi Manajemen
Risiko pada Pemda
Laporan 1 N/A N/A 50 N/A N/A
Jumlah laporan hasil Pengawasan
Kebijakan
Laporan 10 N/A N/A 91 N/A N/A
Jumlah laporan hasil pengawasan
Pengelolaan Keuangan Desa
Laporan 15 16 (1) 75 100 (25)
Jumlah laporan hasil pembinaan APIP
dalam mengimplementasi Siswaskeudes
Laporan 2 N/A N/A 40 N/A N/A
Jumlah laporan hasil pembinaan
Peningkatan Kapabilitas APIP
Laporan 14 N/A N/A 93 N/A N/A
Jumlah laporan hasil QA Peningkatan
Kapabilitas APIP
Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A
Laporan Penilaian ZI Unit Kerja Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A
Laporan peningkatan kompetensi pegawai Laporan 8 N/A N/A 200 N/A N/A
Dokumen Administrasi SDM Dokumen 720 N/A N/A 104 N/A N/A
Dokumen RKA Dokumen 3 N/A N/A 150 N/A N/A
Laporan Monitoring OM-SPAN Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A
Jumlah SPM Jumlah SPM 262 N/A N/A 57 N/A N/A
Laporan Keuangan Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A
Laporan BMN Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A
Laporan SAKIP Laporan 2 N/A N/A 100 N/A N/A
Laporan SPIP Laporan 4 N/A N/A 100 N/A N/A
Laporan Layanan Internal Laporan 1 1 0 100 100 0
Laporan Layanan Eksternal Laporan 1 N/A N/A 100 N/A N/A
6
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Efektivitas
Pengendalian Korupsi
Meningkatnya Pengawasan
Pembangunan atas Kualitas
Pengendalian Intern K/L/P/BU
Meningkatnya Kualitas
Layanan "Ketatausahaan" Unit
Kerja
4
5
No. Bidang Pengawasan Target Jumlah PP Realisasi PP %
1
Jumlah
LAMPIRAN V: JUMLAH PROGRAM PRIORITAS YANG TERCAPAI SESUAI TARGET
NIHIL
No. Bidang Pengawasan Target Jumlah KP Realisasi KP %
1 Akuntabilitas Pemerintah Daerah 17 16 94,12
Jumlah
LAMPIRAN VI: JUMLAH KEGIATAN PRIORITAS YANG TERCAPAI SESUAI TARGET
No. Bidang Pengawasan Target Jumlah PPS Realisasi PPS %
1 NIHIL
Jumlah
LAMPIRAN VII: JUMLAH PROYEK PRIORITAS STRATEGIS YANG TERCAPAI SESUAI TARGET
No. Bidang Pengawasan Target Jumlah PSN Realisasi PSN %
1 Instansi Pemerintah Pusat 6 0 0
2 Akuntan Negara 6 6 100
Jumlah
LAMPIRAN VIII: JUMLAH PROYEK STRATEGIS NASIONAL YANG TERCAPAI SESUAI TARGET
Self Assessment QA Perwakilan Reviu Rendal
1 2 3 4 5 6
1 Pemerintah Provinsi Riau 3 √
2 Pemerintah Kota Pekanbaru 3 √
3 Pemerintah Kabupaten Rokan Hulu 3 √
4 Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir 3 √
5 Pemerintah Kabupaten Indragiri Hilir 3 √
6 Pemerintah Kabupaten Indragiri Hulu 3 √
7 Pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti 3 √
8 Pemerintah Kabupaten Pelalawan 3 √
9 Pemerintah Kabupaten Kampar 3 √
10 Pemerintah Kabupaten Siak 2 Plus √
11 Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi 2 Plus √
12 Pemerintah Kabupaten Bengkalis 2 √
13 Pemerintah Kota Dumai 2 √
LAMPIRAN IX: KAPABILITAS APIP PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2020
No. Nama Pemda Level Status Terakhir *)
Self Assessment Reviu Perwakilan QA Rendal
1 2 3 5 6 7 8
1 Provinsi Riau 3,0000 3 - - √
2 Kabupaten Kampar 3,0602 3 - - √
3 Kabupaten Siak 3,0602 3 - - √
4 Kabupaten Pelalawan 3,1784 3 - - √
5 Kabupaten Kuantan Singingi 3,0000 3 - - √
6 Kabupaten Rokan Hulu 3,0000 3 - - √
7 Kabupaten Indragiri Hulu 3,0977 3 - - √
8 Kabupaten Indragiri Hilir 3,0830 3 - - √
9 Kabupaten Kepulauan Meranti 3,1580 3 - - √
10 Kota Pekanbaru 3,0000 3 - - √
11 Kabupaten Bengkalis 2,7375 2 - - √
12 Kota Dumai 2,7750 2 - - √
13 Kabupaten Rokan Hilir 2,9545 2 - √ -
LAMPIRAN X: MATURITAS SPIP PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2020
No. Nama Pemda Skor Level Status Terakhir *)
Self Assessment Reviu Perwakilan QA Rendal
1 2 3 5 6 7 8
1 NIHIL
LAMPIRAN XI: MANAJEMEN RISIKO PEMERINTAH DAERAH TAHUN 2020
No. Nama Pemda Skor Level Status Terakhir *)