laporan kinerja (lkj) tahun 2014 - badan ketahanan pangan...

126
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR BADAN KETAHANAN PANGAN TAHUN 2015 (LKj)

Upload: nguyenanh

Post on 28-Feb-2018

284 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 1

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

BADAN KETAHANAN PANGAN

TAHUN 2015

(LKj)

Page 2: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 2

KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini disusun

sebagai salah satu wujud pertanggungjawaban tugas pokok dan fungsi serta

kewenangan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran

2014, yang memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi serta cara pencapaian

tujuan dan sasaran yang mengacu pada Renstra Tahun 2009 – 2014.

Penilaian pencapaian kinerja pada laporan ini menitikberatkan pada

capaian kinerja pembangunan ketahanan pangan yang tentunya disesuaikan

dengan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Jawa Timur.

Akhirnya, semoga Laporan Akuntabilitas Kinerja Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 ini dapat memberikan gambaran secara

kongkrit mengenai kinerja pembangunan ketahanan pangan di Jawa Timur.

Surabaya, Februari 2015

Plt. Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

Ir. LENA WAHYU MARWATI, MMA. PembinaTk. I

NIP. 19610214 198603 2 006

Page 3: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 3

1.1. Latar Belakang

Upaya mewujudkan pemantapan ketahanan pangan merupakan

tanggungjawab pemerintah dengan masyarakat sesuai amanat UU No. 18

tahun 2012 yang menyatakan bahwa Pangan merupakan kebutuhan dasar

manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak

asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Negara berkewajiban mewujudkan

ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan konsumsi Pangan yang

cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional

maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan

memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal. Pemerintah

berkewajiban menyelenggarakanpengaturan, pembinaan, pengendalian dan

pengamanan ketersediaan pangan yang cukup dalam hal : jumlah dan

mutunya, aman, beragam, bergizi, aman, merata dan terjangkau oleh daya

beli masyarakat. Sedangkan masyarakat mempunyai peran serta dalam

penyelenggaraan produksi, perdagangan, distribusi dan cadangan pangan

masyarakat, serta pencegahan maupun penanggulangan masalah pangan.

Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi ketahanan

pangan yaitu : “kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan

perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik

jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau

serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya

masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara

berkelanjutan”. Definisi ketahanan pangan ini secara luas, diartikan

bahwa : (1) terpenuhinya pangan dengan kondisi ketersediaan yang cukup,

yang diartikan dengan ketersediaan pangan dalam arti luas, mencakup

pangan yang berasal dari tanaman, ternak, dan ikan untuk memenuhi

I PENDAHULUAN

Page 4: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 4

kebutuhan atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta

turunannya, yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan manusia, (2)

terpenuhinya pangan dengan kondisi yang aman, diartikan bebas dari

cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,

merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia, serta aman dari

kaidah agama, (3) terpenuhinya pangan dengan kondisi yang merata, yang

diartikan bahwa pangan harus tersedia setiap saat dan merata di seluruh

tanah air, (4) terpenuhinya pangan dengan kondisi terjangkau, yang

diartikan pangan mudah diperoleh rumah tangga dengan harga yang

terjangkau.

Pembangunan ketahanan pangan di wilayah Jawa Timur harus

dipandang sebagai bagian tidak terlepaskan dari wawasan ketahanan

pangan nasional. Jawa Timur sebagai wilayah yang surplus pangan telah

menjadi tolok ukur keberhasilan ketahanan Pangan nasional. Oleh karena

itu pemerintah Jawa Timur harus terus berupaya memacu pembangunan

ketahanan pangan melalui program–program yang benar-benar mampu

memperkokoh ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan

masyarakat.

Pembangunan ketahanan pangan yang berdimensi pembangunan

Jawa Timur secara menyeluruh akan dapat terlaksana dengan efektif

manakala memiliki arah yang jelas dan terukur kinerjanya. Program-

program dalam rangka pembangunan ketahanan pangan harus terpadu

(integrated), terukur keberhasilannya (measureable) dan berkesinambungan

(sustainability). Dengan demikian setiap pelaksanaan program-program

pembangunan dalam rangka ketahanan pangan dapat diarahkan dengan

benar, dapat dipantau perkembangannya dan selanjutnya dapat dievaluasi

keberhasilannya.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2009 – 2014 dengan agenda revitalisasi

pertanian yang dijabarkan melalui program prioritas Peningkatan

Page 5: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 5

Ketahanan Pangan bertujuan memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan

ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga.

1.2. Landasan hukum

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur merupakan unsur

pelaksana otonomi daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah di bidang Ketahanan Pangan,

sesuai Perda nomor 10 Tahun 2008 tanggal 20 Agustus 2008, yang

dituangkan dalam Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor: 107 Tahun 2008

tanggal 25 Agustus 2008 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub

Bagian, Sub Bidang Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LAKIP) didasarkan pada :

- Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara;

- Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara;

- Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional;

- Undang-undang No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan.

- Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;

- Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah;

- Surat Keputusan MENPAN Nomor: KEP-135/M.PAN/2004 tentang

Pedoman Umum Evaluasi Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah;

- Peraturan MENPAN Nomor 9 Tahun 2007 tentang Indikator Kinerja

Utama;

- Peraturan MENPAN Nomor 19 Tahun 2009 tentang Pedoman

Penyusunan Indikator Kinerja Utama;

- Peraturan MENPAN Nomor 20 Tahun 2009 tentang Pedoman Evaluasi

Kinerja Organisasi;

Page 6: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 6

- Peraturan MENPAN Nomor 13 Tahun 2010 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja;

- Peraturan MENPAN Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman

Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja.

- Permentan No. 65/OT.140/12/2010 Tentang Standar Pelayanan

Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

1.3. Tujuan

Tujuan disusunnya laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah

tahun 2013 adalah sebagai berikut.

- Memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja program/kegiatan

dan sasaran;

- Melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah;

- Menilai keberhasilan organisasi;

- Sebagai pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai

tujuan/sasaran strategis instansi.

1.4. Gambaran Umum Badan Ketahanan Pangan

Tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur merupakan unsur

pelaksana otonomi daerah yang berada dibawah dan bertanggung jawab

kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah di bidang Ketahanan Pangan,

Berdasarkan Peraturan daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 tahun 2008

pasal 20 tentang organisasi dan tata kerja inspektorat, Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah dan lembaga teknis daerah provinsi Jawa Timur,

Badan Ketahanan Pangan mempunyai tugas pokok melaksanakan

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di

bidang peningkatan ketahanan pangan serta melaksanakan ketatausahaan

Badan Ketahanan Pangan propinsi Jawa Timur.

Page 7: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 7

Sedangkan fungsi Badan Ketahanan Pangan propinsi Jawa Timur

mempunyai fungsi koordinasi dan sinkronisasi dalam hal :

1. Penyusunan dan perumusan program serta rencana kegiatan

kebijaksanaan teknis dalam bidang ketahanan pangan.

2. Pengidentifikasian ketersediaan dan konsumsi pangan serta

pemantauan pengelolaan cadangan pangan.

3. Pemantauan, evaluasi dan pengelolaan distribusi pangan, terutama

komoditas pangan strategis, serta merumuskan kebijakan lintas

kabupaten/kota.

4. Pengendalian dan perumusan kebijakan harga komoditas pangan

strategis.

5. Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan.

6. Pelaksanaan penyuluhan gerakan peningkatan mutu konsumsi pangan

dan penganekaragaman pangan.

7. Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan pangan gizi serta

norma dan standar harga pangan.

8. Pelaksanaan tugas-tugas ketata usahaan.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, menurut

Peraturan Gubernur No. 107 tahun 2008 diuraikan dalam 4 bidang, yakni :

1. Sekretariat, mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan,

mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum,

kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan

2. Bidang Ketersediaan dan Cadangan Pangan, mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi

kegiatan ketersediaan dan cadangan pangan, dan mempunyai fungsi

pelaksanaan : (a) penyusunan rencana teknis dibidang ketersediaan

dan cadangan pangan, (b) identifikasi ketersediaan dan keragaman

produk pangan, (c) koordinasi pencegahaan dan pengendalian masalah

pangan sebagai akibat menurunnya ketersediaan pangan karena

berbagai sebab, (d) koordinasi, pengembangan dan pengaturan

Page 8: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 8

cadangan pangan pemerintah dan masyarakat, (e) koordinasi,

pembinaan dan pengendalian cadangan pangan masyarakat.

3. Bidang Distribusi dan Akses Pangan, mempunyai tugas

merencanakan melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi

kegiatan pengembangan akses pangan dan pengendalian harga

pangan, mempunyai fungsi pelaksanaan : (a) penyusunan rencana

teknis dibidang distribusi pangan, (b) identifikasi infrastruktur

distribusi pangan provinsi, (c) koordinasi pengembangan infrastruktur

distribusi pangan provinsi, (d) koordinasi pemantauan dan kerjasama

dengan instansi terkait alam distribusi pangan, (e) koordinasi

pencegahan penurunan dan peningkatan akses pangan masyarakat, (f)

koordinasi pengembangan informasi dan pengendalian harga pangan,

(g) fasilitasi pengembangan jaringan pasar bahan pangan wilayah.

4. Bidang Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan, mempunyai tugas

merencanakan, melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi

kegiatan penganekaragaman dan konsumsi pangan, mempunyai fungsi

pelaksanaan : (a) penyusunan rencana teknis dibidang

penganekaragaman dan konsumsi pangan, (b) koordinasi untuk

meningkatkan peran serta masyarakat dalam penganekaragaman dan

konsumsi pangan, (c) penyusunan rencana pengembangan jenis

pangan alternatif dan pangan lokal berdasarkan potensi wilayah, (d)

pembinaan peningkatan mutu konsumsi masyarakat menuju gizi

seimbang berbasis bahan baku lokal, (e) fasilitasi terhadap

pengembangan usaha kelembagaan penganekaragaman pangan.

5. Bidang Kewaspadaan Pangan, mempunyai tugas merencanakan

melaksanakan dan menyiapkan bahan koordinasi pengendalian

penanggulangan kerawanan dan keamanan pangan, mempunyai fungsi

pelaksanaan : (a) penyusunan rencana teknis dibidang kewaspadaan

pangan, (b) koordinasi pencegahan dan penanggulangan kerawanan

pangan provinsi, (c) perumusan rencana pengkajian dan analisis,

Page 9: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 9

pengembangan, pemantauan dan pemantapan keamanan pangan, (d)

koordinasi pengembangan, pemantauan dan pengendalian keamanan

pangan, (e) fsilitasi terhadap pengembangan usaha kelembagaan

pangan.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Jawa Timur mempunyai Struktur Organisasi sebagai berikut :

1. Kepala Badan Ketahanan Pangan.

2. Sekretariat, membawahi :

a. Sub Bagian Tata Usaha

b. Sub Bagian Penyusunan Progam

c. Sub Bagian Keuangan.

3. Bidang Ketersediaan dan Cadangan Pangan, membawahi ;

a. Sub Bidang Ketersediaan Pangan

b. Sub Bidang Cadangan Pangan.

4. Bidang Distribusi Pangan, membawahi :

a. Sub Bidang Akses Pangan

b. Sub Bidang Pengendalian Harga.

5. Bidang Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan, membawahi :

a. Sub Bidang Penganekaragaman Pangan

b. Sub Bidang Konsumsi Pangan

6. Bidang Kewaspadaan Pangan, membawahi :

a. Sub Bidang Kerawanan Pangan

b. Sub Bidang Keamanan Pangan

7. UPT Badan

Kelompok Jabatan Fungsional.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor : 10

Tahun 2008 jumlah aparat yang menduduki jabatan pada Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur sebanyak 17 orang pejabat

Page 10: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 10

struktural dan 4 orang pejabat fungsional dengan struktur organisasi

sebagaiberikut :

Struktur Organisasi Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Jawa Timur

KEPALA BADAN

SUB BAGIAN KEUANGAN

SUB BAGIAN PENYUSUNAN

PROGRAM

SEKRETARIAT

SUB BAGIAN TATA USAHA

SUB BIDANG CADANGAN PANGAN

SUB BIDANG KETERSEDIAANPANG

AN

BIDANG DISTRIBUSI

PANGAN

BIDANG KETERSEDIAAN DAN CADANGAN PANGAN

BIDANG KEWASPADAAN

PANGAN

BIDANG PENGANEKARAGAMAN& KONSUMSI PANGAN

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

SUB BIDANG AKSES PANGAN

SUB BIDANG PENGENDALIAN

HARGA

SUB BIDANG

KONSUMSI PANGAN

SUB BIDANG PENGANEKARAGAMAN

PANGAN

SUB BIDANG KEAMANANPANGAN

SUB BIDANG KERAWANAN

PANGAN

U P T B

Page 11: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 11

c.Kekuatan sumberdaya.

Kondisi Sumberdaya Manusia BKP Provinsi Jawa Timur.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur memiliki

pegawai/personil PNS sebanyak 124 orang, terdiri dari :

Pegawai yang bertugas di Kantor Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Jawa Timur sebanyak 108 orang.

• Petugas Penyuluh Pertanian, Perkebunan, Perikanan dan Kehutanan

sebanyak 16 orang.

Selain pegawai/personil PNS tersebut di atas juga dibantu oleh Pegawai

Tidak Tetap sebanyak 12 orang

Berdasarkan Golongan/Pangkat,pegawai Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Jawa Timur terdiri dari:

- Pegawai golongan IV sebanyak 32 orang atau 26,3% dari jumlah

keseluruhan pegawai;

- Pegawai dengan golongan III sebanyak 65 orang atau 53,3% dari

jumlah pegawai;

- Pegawai golongan II sebanyak 23 orang (18,8%);

- Pegawai golongan I sebanyak 2 orang (1,6%).

Tabel 1. Pegawai BKP Provinsi Jawa Timur Berdasarkan Golongan/Pangkat

Golongan/Pangkat A B C D Jumlah

IV 21 9 1 1 32

III 14 11 9 33 67

II 7 11 - 5 23

I 1 - - 1 2

Jumlah 124

Page 12: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 12

Berdasarkan Tingkat Pendidikan terakhir yang berhasil diselesaikan,

pegawai Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur lebih

didominasi (40,98%) oleh pegawai dengan tingkat pendidikan S-1

(Sarjana), kemudian S-2 (27,87%), SLTA (27,05%), D-3 (1,64%) danSD

(0,82%).

Dari komposisi ini dapat dilihat bahwa pegawai Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur yang berpendidikan S-1 cukup banyak,

hal ini dimungkinkan karena banyak pegawai yang berpendidikan D-3

dan SLTA yang telah meneruskan pendidikannya ke jenjang perguruan

tinggi.

- Institusi Ketahanan Pangan di 38 Kabupaten/Kota dengan rincian :

Badan 14 Institusi, Kantor 19 Institusi, lain-lain (subdin, bidang) 5

institusi.

- Dewan Ketahanan Pangan sebagai penyusun kebijakan ketahanan

pangan di Jawa Timur.

- Kelompok lumbung yang diberdayakan sebanyak 1.133 Lumbung.

- Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 1.413desa.

- Lembaga pembeli gabah/pangan lain424 lembaga, Lembaga

Distribusi Pangan Masyarakat yang diberdayakan sebanyak 152

Gapoktan.

- Percepatan Penganekaragaman konsumsi pangan di 38 kab./kota.

Page 13: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 13

1.5. Sistematika Laporan.

Sistematika penyajian Laporan Akuntabilitas Kinerja Instasi Pemerintah

(LAKIP)Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 adalah

sebagai berikut :

a. Ikhtisar Eksekutif.

Bagian ini menguraikan secara singkat tentang tujuan dan sasaran yang

akan dicapai beserta hasil capaian, kendala-kendala yang dihadapi dalam

mencapai tujuan dan sasaran, langkah-langkah yang diambil, serta

langkah antisipatifnya.

b. Bab I. Pendahuluan

Bagian ini menguraikan latar belakang, landasan hukum, tujuan, peran

strategis, kekuatan sumber daya, tugas, fungsi dan struktur organisasi,

peran strategis, kekuatan sumber daya serta sistematika laporan.

c. Bab II. Rencana Strategis.

Bagian ini menguraikan tentang Rencana Strategis dan

Penetapan/Perjanjian Kinerja Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa

Timur Tahun 2014.

d. Bab III. Akuntabilitas Kinerja

Bagian ini menguraikan tentang visi-misi, pengukuran, sasaran dan

akuntabilitas pencapaian sasaran strategis, Indikator Kinerja Utama dan

Realisasi Kinerja Keuangan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa

Timur Tahun 2014.

e. Bab IV. Penutup

Bagian ini menguraikan tentang keberhasilan dan kegagalan pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan, permasalahan dan kendala, serta strategi

pemecahannya untuk tahun mendatang.

Page 14: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 14

II PERENCANAAN KINERJA

Dalam melaksanakan pembangunan ketahanan pangan tahun 2014,

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur mengacu pada Rencana Strategis

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur tahun 2009-2014, dimana

didalamnya terdapat visi, misi, moto, tujuan, sasaran dan strategi kebijakan yang

dilaksanakan 5 tahun yang dijabarkan dalam program dan kegiatan.

2.1. V I S I

”Menuju masyarakat Jawa Timur Tahan Pangan”.

Pengertian yang terkandung dalam Visi ini adalah : Sasaran pembangunan

ketahanan pangan adalah masyarakat Jawa Timur, sehingga masyarakat

jawa timur tahan pangan artinya mampu mengakses pangan setiap saat

dalam jumlah yang cukup, beragam, bergizi seimbang dan aman.

2.2. M I S I

Dalam rangka untuk mencapai visi tersebut ditetapkan misi Badan

Ketahanan Pangan yaitu : “Memantapkan dan mengembangkan

ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan berbasis sumberdaya

lokal, serta mengantisipasi dan penanganan daerah rawan pangan”.

2.3. M O T T O

“Panganku Beragam, Bergizi Seimbang, Aman dan Bekualitas”.

Page 15: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 15

2.4. T U J U A N

Sebagai implementasi atau penjabaran dari misi Badan Ketahanan

Pangan ditetapkan tujuan yang ingin dicapai atau dihasilkan dalam kurun

waktu tertentu dalam pembangunan ketahanan pangan serta

menggambarkan arah strategi organisasi, perbaikan-perbaikan yang akan

dicapai dalam tugas dan fungsi, serta meletakkan kerangka prioritas untuk

lebih fokus pada program dan kegiatan yang dilaksanakan. Sesuai

Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

PER/9/M.PAN/5/2007 tentang pedoman umum penetapan Indikator

Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah, maka Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur menetapkan Tujuan, Sasaran dan Indikator

Kinerja Utama yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima) tahun adalah

sebagai berikut :

Tujuan Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai

berikut :

1) Memantapkan dan mengembangkan ketersediaan, Distribusi dan

Konsumsi Pangan berbasis sumberdaya lokal dan;

2) Mengantisipasi dan penanganan daerah rawan pangan.

Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut diatas sesuai dengan

Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan maka disusun sasaran

strategis sebagai berikut :

Page 16: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 16

TUJUAN 1 : Memantapkan dan mengembangkan ketersediaan,

Distribusi dan Konsumsi Pangan berbasis sumberdaya lokal. dengan

sasaran yang ingin dicapai antara lain adalah :

a) Meningkatnya ketersediaan pangan berbasis kemandirian untuk

mempertahankan ketersediaan energi perkapita minimal 2.400 kilo

kalori/hari, dan penyediaan protein per-kapita minimal 63 gram/hari

dengan Indikator Kinerja Utama yaitu :(a) % Peningkatan ketersediaan

pangan (beras) dengan target 7.650.394 ton, (b) Jumlah Cadangan

Pangan Pemerintah (Beras) 200 Ton.

b) Stabilisasi harga komoditas pangan pokok pada saat panen raya

minimal sama/diatas Harga Pembelian Pemerintah (HPP), dengan

Coefisien Variasi (CV) ≤ 10% dari HPP, dengan Indikator Kinerja Utama

sebagai berikut :

1. Ratio Harga Pembelian Gabah Kering Panen (GKP) terhadap HPP.

2. Ratio Harga Pembelian Gabah Kering Giling (GKG) terhadap HPP.

c) Meningkatnya kualitas konsumsi dan keamanan pangan masyarakat

yang diindikasikan dengan peningkatan skor Pola Pangan Harapan

(PPH) mencapai kondisi ideal sebesar 95 pada tahun 2015. Dengan

Indikator Kinerja Utama sebagai berikut :

1. Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Hasil Susenas.

2. % Sample pangan yang aman dikonsumsi.

TUJUAN 2 :Mengantisipasi dan Penangan daerah rawan pangan.

dengan sasaran yang ingin dicapai antara lain adalah :

a). Terimplementasikannya Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)

untuk mengantipasi kerawanan pangan, dan

b). Turunnya jumlah penduduk rawan pangan menimal 1% pertahun

khususnya prevalensi penduduk sangat rawan pangan.

Dalam mencapai sasaran tersebut, melalui strategi pengembangan Informasi

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) dan Meningkatkan skses

ekonomi masyarakat terhadap pangan melalui peningkatan daya beli

Page 17: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 17

masyarakat, dengan Indikator Kinerja Utama : % Penurunan penduduk

rawan pangan.

2.5. PROGRAM/KEGIATAN

Dalam rangka pencapaian sasaran tersebut maka pada tahun 2014, Badan

Ketahanan Pangan didukung melalui Anggaran Pembangunan dan Belanja

Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur dilaksanakan program/kegiatan

prioritas sebagai berikut :

1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.

2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.

3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur.

4. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.

5. Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan.

6. Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah.

7. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani.

8. Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan).

9. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan.

10. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian, Perkebunan dan Peternakan.

11. Program Pengembangan Kawasan Agropolitan

12. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan/Peternakan.

2.6. PENETAPAN KINERJA/PERJANJIAN KINERJA

Penetapan/Perjanjian Kinerja merupakan pelaksanaan Instruksi Presiden

Nomor 5 Tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi, dan

sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara

dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010, dokumen Penetapan

Kinerja/Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan

kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan

Page 18: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 18

untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya

yang dimiliki oleh Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.

Untuk menjamin tercapaianya sasaran dan target secara optimal dan tepat

waktu, visi dan misi Badan Ketahanan Pangan harus menjadi acuan

sekaligus landasan penyusunan strategi. Dari visi dan misi tersebut

kemudian dirumuskan sasaran strategis.Sasaran Strategis Badan

Ketahanan Pangan Tahun 2014 telah ditetapkan dan dikelompokkan

sebagaimana tertuang dalam Matriks Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun

2009-2014.

Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur memuat 6

(enam) Sasaran strategis sebagai berikut :

1. Meningkatnya produksi pangan berbasis kemandirian untuk

mempertahankan ketersediaan energi perkapita minimal 2.400

Kilokalori/hari, dan penyediaan protein perkapita minimal 63 gram/hari

(WNPG ke X Tahun 2012).

2. Tersedianya cadangan pangan pemerintah untuk kondisi darurat

karena bencana alam dengan cadangan minimal 3 bulan dan

berkembangnya cadangan pangan masyarakat.

3. Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai perbedaan

harga maksimum 10 persen antara musim panen dan non panen.

4. Meningkatnya konsumsi pangan perkapita untuk memenuhi kebutuhan

gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2.200 kkal/hari dan

protein sebesar 57 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta

meningkatkan keragaman konsumsi pangan.

5. Terimplementasikannya dengan baik Sistem Kewaspadaan Pangan dan

Gizi pada setiap kabupaten/kota pada tahun untuk mengantisipasi

kerawanan pangan dan keamanan pangan.

6. Turunnya jumlah penduduk rawan pangan minimal 1,5 persen per

tahun khususnya prevalensi penduduk sangat rawan pangan.

Page 19: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 19

Penetapan Kinerja merupakan dokumen untuk mewujudkan Target Kinerja

pelaksanaan kegiatan yang berdasarkan sumberdaya yang ada pada Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur sebagaimana pada tabel dibawah

ini.

Tabel 2. Penetapan Kinerja Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Jawa Timur Tahun 2014.

VISI Menuju masyarakat Jawa Timur Tahan Pangan.

MISI Memantapkan dan mengembangkan ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal, serta

mengantisipasi dan penanganan daerah rawan pangan.

TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

TARGET

1. Memantapkan dan Mengembangkan Ketersediaan, Distribusi dan Konsumsi berbasis sumberdayalokal

1. Meningkatnya Ketersediaan Pangan.

- % Peningkatan Ketersediaan Pangan Pokok.

- Jumlah Ketersediaan Pangan.

- Jumlah Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi

3 %

7.650.394 Ton

120 Ton

2. Stabilisasi Harga Pangan Pokok.

Ratio Harga Pembelian GKP & GKG terhadap HPP - Harga GKP - Harga GKG

≥ Rp. 3.300/Kg ≥ Rp. 4.150/Kg

3. Peningkatan Kualitas Konsumsi & Keamanan Pangan

- Meningkatnya kualitas konsumsi pangan berbasis Pola Pangan Harapan (PPH)

- % Sample Pangan yang aman dikonsumsi

- Skor PPH 82,2

- 75 %

2. Mengantisipasi dan

penanganan daerah rawan pangan

Penanganan Daerah

Rawan Pangan

% Penurunan

penduduk rawan pangan

1,50%

Page 20: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 20

3.1. PENGUKURAN KINERJA

Berdasarkan Indikator Kinerja Utama (IKU) Badan Ketahanan Pangan

Provinsi Jawa Timur sesuai dengan RPJMD 2009-2014, Pengukuran kinerja

adalah dasar yang digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan

pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi instansi pemerintah

yaitu : (1). Meningkatnya ketersediaan pangan berbasis kemandirian untuk

mempertahankan ketersediaan energi perkapita minimal 2.400 kilo

kalori/hari, dan penyediaan protein per kapita minimal 63 gram/hari, (2).

Stabilnya harga komoditas pangan pokok berkisar antara 10%–25% dari

harga normal, (3). Peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan

masyarakat per-kapita yang ditunjukkan dengan skor Pola Pangan Harapan

(PPH) mencapai kondisi ideal sebesar 95 pada Tahun 2015 dan

Meningkatnya kualitas keamanan pangan segar, (4). Penanganan daerah

rawan pangan.

Capaian kinerja masing-masing sasaran dan indikator dapat

diilustrasikan sebagaimana ditampilkan pada tabel pengukuran kinerja

strategis Badan Ketahanan Pangan tahun 2014 dibawah ini :

III AKUNTABILITAS KINERJA

Page 21: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 21

Tabel 3. Pengukuran Kinerja Strategis Badan Ketahanan Pangan

Tahun 2014

VISI Menuju masyarakat Jawa Timur Tahan Pangan.

MISI Memantapkan dan mengembangkan ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan berbasis sumberdaya lokal, serta mengantisipasi dan penanganan daerah rawan pangan.

TUJUAN SASARAN INDIKATOR

KINERJA

SATUAN TARGET REALS CAPIAN

%

1.Memantapkan

dan

Mengembangkan

Ketersediaan,

Distribusi dan

Konsumsi

berbasis sumberdaya

lokal

1.Meningkatnya

Ketersediaan

Pangan.

% Peningkatan

Ketersediaan

Pangan Pokok.

% 3 % 2.15% 71,67

Jumlah

Ketersediaan

Pangan

Ton 7.650.39

4

7.354.5

46

96,13

Jumlah Cadangan Pangan

Pemerintah

Provinsi

Ton 120 186,93 155,78

2. Stabilisasi

Harga Pangan

Pokok.

Stabilisasi Harga

Pangan Pokok

Pada saat Panen terhadap HPP

- % Harga GKP

- % Harga GKG

%

%

≥ Rp.

3.300/Kg

≥ Rp.

4.150/Kg

Rp.

3.736

Rp.

4.525

113,22

109,04

3. Meningkatnya

Kualitas

Konsumsi &

Keamanan

Pangan

- Meningkatnya

kualitas

konsumsi

pangan berbasis

Pola Pangan Harapan (PPH)

- % Sample

pangan yang

dikonsumsi

Skor

%

82,0

75

81,6

87,13

99,51

116,17

2. Mengantisipasi

dan

penanganan

daerah rawan

pangan

Penanganan

Daerah Rawan

Pangan

% Penurunan

Penduduk rawan

pangan

% 1,50

1,62 108,00

Page 22: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 22

3.2. EVALUASI KINERJA

Evaluasi kinerja dilakukan terhadap pencapaian setiap indikator

kinerja kegiatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal

yang mendukung keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan suatu

program atau kegiatan dengan membandingkan prosentase capaian

Indikator Kinerja Utama pada tahun 2014 dengan tahun sebelumnya.

Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan

kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai

dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program atau kegiatan di masa

yang akan datang.

Adapun hasil evaluasi kinerja dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa

Timur pada tahun 2014 dapat dijelaskan sebagai berikut :

TUJUAN 1 Memantapkan dan Mengembangkan Ketersediaan, Distribusi, Konsumsi Pangan

berbasis sumberdaya lokal.

SASARAN 1 Meningkatnya Ketersediaan Pangan

INDIKATOR

KINERJA

Target Capaian/Realisasi Capaia

n

% 2014 2010 2011 2012 2013 2014

% Peningkatan

Ketersediaan

Pangan Pokok

3,00 % 3,42 (6,12) 15,44 7,4 2,15 71,67

Jumlah

Ketersediaan

Pangan

7.650.394

Ton

6.957.323 6.315.925 7.291.033 7.199.536 7.354.546)* 96,13

Jumlah Cadangan

Pangan

Pemerintah

120 Ton - - - - 186,38 155.78

Page 23: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 23

3.2.1. KETERSEDIAAN PANGAN

Catatan : )* = Angka Ramalan II

Keberhasilan sasaran strategis ketersediaan pangan ini diukur

melalui indikator kinerja yaitu jumlah ketersediaan pangan (Beras) ARAM II

sebesar 7.354.546 Ton dari sasaran/target 7.650.394 Ton dan Cadangan

Pangan Pemerintah Provinsi sebesar 186,38 Ton dari target 120 Ton di mana

dalam upaya pencapaiannya didukung oleh 1 (satu) program yaitu Program

Peningkatan Ketahanan Pangan.

Ketersedian pangan pokok Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014

dapat terlihat pada tabel berikut :

Tabel 4.Kondisi Ketersediaan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2010 – 2014.

No. Komoditas/Pangan 2010 2011 2012 2013 2014*)

- Ketersediaan

6.957.323 6.315.925 7.291.033 7.199.536 7.354.546

1. Beras - Konsumsi 3.421.560 3.339.123 3.339.123 3.424.550 3.450.594

- Surplus 3.535.764 2.976.801 3.951.910 3.774.986 3.903.952

- Ketersediaan

4.937.497 4.811.184 5.568.307 5.096.065 5.121.143

2. Jagung - Konsumsi 86.195 139.444 139.444 138.108 138.997

- Surplus 4.851.302 4.671.739 5.428.863 4.957.958 4.82.146

- Ketersediaan

263.210 296.291 296.163 301.558 305.003

3. Kedelai - Konsumsi 367.265 467.327 467.327 402.730 405.793

- Surplus (104.055) (171.036) (171.163) (101.172) (100.790)

- Ketersediaan

190.416 194.164 196.514 191.495 185.186

4. Kacang Tanah

- Konsumsi 22.486 15.075 15.075 50.964 51.352

- Surplus 167.931 179.089 181.439 140.531 133.834

- Ketersediaan

72.590 72.990 60.701 52.427 50.661

5. Kacang Hijau

- Konsumsi 11.243 7.538 7.538 7.664 7.722

- Surplus 61.347 65.453 53.163 44.763 42.939

Page 24: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 24

No. Komoditas/Pangan 2010 2011 2012 2013 2014*)

- Ketersediaan

3.515.609 3.865.556 4.070.625 3.452.350 3.178.266

6. Ubi Kayu - Konsumsi 989.367 550.239 550.239 417.675 420.851

- Surplus 2.526.242 3.315.317 3.520.386 3.304.675 2.757.415

- Ketersediaan

124.171 191.440 362.367 346.015 299.313

7. Ubi Jalar - Konsumsi 44.971 71.606 71.606 45.983 46.332

- Surplus 79.199 119.833 290.761 300.033 252.980

- Ketersediaan

206.565 210.771 351.433 333.082 234.015

8. Daging - Konsumsi 142.409 237.432 226.873 245.240 185.329

- Surplus 64.156 (26.661) 124.560 87.842 48.686

- Ketersediaan

242.968 269.969 301.785 323.221 275.683

9. Telur - Konsumsi 228.604 271.351 271.351 229.913 173.746

- Surplus 14.364 (1.382) 30.435 93.308 101.937

- Ketersediaan

445.188 477.190 479.224 396.995 593.250

10. Susu - Konsumsi 63.709 71.606 71.843 72.806 55.020

- Surplus 381.479 405.584 407.381 324.190 538.230

- Ketersediaan

1.079.992 1.190.742 1.257.824 1.321.928 1.386.776

11. Ikan - Konsumsi 502.179 629.383 631.464 674.411 679.540

- Surplus 577.813 561.359 626.360 647.517 707.237

- Ketersediaan

1.014.273 1.047.776 1.252.788 1.232.090 1.227.898

12. Gula - Konsumsi 335.429 384.414 385.684 392.384 395.368

- Surplus 678.844 663.362 867.104 839.706 832.529

Jumlah Penduduk 37.476.011 37.687.622 37.812.200 38.363.200 38.610.200

*) Angka Ramalan II Sumber : Data diolah BKP Jatim

Page 25: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 25

Ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk

memenuhi kebutuhan penduduk dari segi kuantitas dan kualitas

keragaman dan keamanannya. Ketersediaan pangan dapat dipenuhi dari 3

sumber yaitu : 1) produksi dalam negeri; 2) pemasokan pangan; 3)

pengelolaan cadangan pangan. Ketersediaan pangan dapat diamati pada

berbagai tingkatan mencakup rumah tangga, regional (kab/kota, provinsi)

dan nasional. Namun demikian, penyediaan yang sesuai dengan kebutuhan

gizi penduduk baik jumlah maupun mutunya merupakan masalah terbesar

sepanjang sejarah kehidupan.

Situasi ketersediaan pangan wilayah antara lain tercermin dari

jumlah ketersediaan pangan, yang digambarkan dari ketersediaan pangan

maupun mutu keanekaragaman ketersediaan pangan yang digambarkan

oleh skor Pola Pangan Harapan (PPH). Situasi ketersediaan pangan tersebut

dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam perencanaan kebijakan

penyediaan kebutuhan pangan dan gizi penduduk menuju kemandirian dan

kestabilan pangan.

Berdasarkan angka sasaran data produksi pangan Jawa Timur Tahun

2014 (Aram II), kita telah mengalami surplus beras sebesar4.403.553ton;

jagung surplus 6.095.325 ton; daging surplus 146.448 ton; telur surplus

29.147 ton.

Situasi ketersediaan total energi untuk dikonsumsi penduduk Jawa

Timur pada tahun 2014 sebesar 3.589 kkal/kap/hr atau 149,54% dari

Angka Kecukupan Energi (AKE) 2400 kkal/kap/hr (Widyakarya Nasional

Pangan dan Gizi 2012). Ketersediaan energi tahun 2014 didominasi oleh

pangan nabati 96,91% sedangkan pangan hewani 3,09%. Apabila

dibandingkan dengan AKE tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 967

kkal/kap/hr (21,22%).

Ketersediaan energi penduduk Jawa Timur tahun 2011–2014 dapat

digambarkan sbb :

Page 26: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 26

Tabel 5. Ketersediaan Energi Penduduk Jawa Timur Tahun 2011 – 2014.

No. Uraian 2011 2012 2013 2014

Kkal/kap/hr % Kkal/kap/hr % Kkal/kap/hr % Kkal/kap/hr %

1 Proporsi Nabati

4.426,85 97,06 4,397,98 96,54 3.478,00 96,91 3.478,00 96,91

2 Proporsi Hewani

134,14 2,94 3,46 3,46 111,00 3,09 111,00 3,09

Total 4.560,98 100 4.555,75 100 3.589,00 100 3.589,00 100

Demikian juga total ketersediaan protein untuk di konsumsi

penduduk Jawa Timur sebesar 99,40 gram/kap/hari atau 157,78% dari

Angka Kecukupan Protein (AKP) 63 gram/kap/hr (Widyakarya Nasional

Pangan dan Gizi 2012). Ketersediaan protein tahun 2013 masih didominasi

oleh pangan nabati 89,34% sedangkan pangan hewani 10,62%. Apabila

dibandingkan dengan AKP tahun 2012 terjadi penurunan sebesar 14,23

gr/kap/hr (12,52%).

Ketersediaan protein penduduk Jawa Timur tahun 2011-2014 dapat

disajikan pada tabel berikut :

Tabel 6. Ketersediaan Protein Penduduk Jawa Timur Tahun 2011-2014.

No. Uraian 2011 2012 2013 2014

Gr/kap/hr % Gr/kap/hr % Gr/kap/hr % Gr/kap/hr %

1 Proporsi Nabati

118,84 88,75 113,63 86,73 88,84 89,34 88,38 88,91

2 Proporsi Hewani

15,06 11.25 17,39 13,27 10,56 10,62 10,56 10,62

Total 133,9 100 131,02 100 99,46 100 99,40 100

Dalam rangka untuk mendukung peningkatan ketersediaan pangan dan

untuk mengantisipasi kondisi terjadinya daerah rawan pangan juga perlu

adanya cadangan pangan disamping juga untuk memperkuat stabilisasi

harga pangan pokok khususnya komoditi beras dan jagung.

Dalam upaya untuk mendukung keberhasilan sasaran strategis ketersediaan

pangan dilaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :

Page 27: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 27

1. Penguatan Cadangan Pangan Pemerintah.

Cadangan pangan terdiri dari cadangan pangan pemerintah dan

masyarakat. Cadangan pangan pemerintah terdiri dari pemerintah pusat,

pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota yang mencakup

pangang tertentu yang bersifat pangan pokok. Cadangan pangan pemerintah

khususnya beras dikelola oleh perum Bulog. Untuk cadangan pangan

pemerintah daerah, termasuk cadangan pemerintah desa, diatur pada

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2008 tentang Cadangan

Pangan Pemerintah Desa. Untuk cadangan pangan masyarakat meliputi

rumah tangga, pedagang, dan industri pengolahan.

Penyelenggaraan penguatan cadangan pangan pemerintah dapat dilakukan

melalui pengembangan lumbung pangan masyarakat dan pemberdayaan

masyarakat. Dengan kegiatan tersebut diharapkan masyarakat mampu

memberdayakan lumbung pangan yang mandiri.

Pencapaian Standar Pelayanan Minimal ketersediaan dan cadangan pangan

dioperasionalkan melalui indikator penguatan cadangan pangan.

Sesuai dengan pasal 4 Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor : 13

tahun 2014 tentang Cadangan Pangan Pemerintah Daerah Provinsi Jawa

Timur bahwa Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi sebanyak 200 ton beras

dari alokasi yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Provinsi Jawa Timur pada Badan Ketahanan Pangan.

Tujuan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi :

a. Meningkatkan penyediaan pangan bagi masyarakat miskin dan atau rawan

pangan yang terkena rawan pangan transien serta untuk menjamin

pasokan pangan yang stabil antar waktu dan antar daerah;

b. Memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga miskin dan atau rawan

pangan yang mengalami keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca

bencana;

c. Meningkatkan akses pangan rumah tangga miskin dan atau rawan pangan

akibat gejolak harga.

Page 28: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 28

Sedangkan sasarannya adalah :

Rumah tangga miskin dan atau rawan pangan yang mengalami :

a. Kerawanan pangan pasca bencana alam dan atau keadaan darurat;

b. Gejolak harga bahan pangan pokok (beras);

c. Rawan pangan transien, khususnya pada daerah terisolir dan atau dalam

kondisi darurat karena bencana;

d. Rawan pangan kronis karena kemiskinan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 65 Tahun 2010 tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan, Target Cadangan

Pangan Pemerintah Provinsi Tahun 2015 sebesar 120 Ton. Tahun 2014

Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Beras) sebesar ± 186,375

Ton dari Target 120 ton yang dibiayai dari APBD Provinsi Jawa Timur melalui

Badan Ketahanan Pangan bekerjasama dengan Bulog Divre V Jawa Timur.

Disamping itu Stok Beras per Nopember 2014 pada BULOG DIVRE JATIM

sebesar 465.064 Ton, sementara kebutuhan konsusmi beras perbulan

sebesar ± 280.536 Ton sehingga cukup untuk kosumsi selama 2 bulan

kedepan.

Memahami pentingnya cadangan pangan, pemerintah mengatur hal

tersebut di dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang pangan,

pengembangan cadangan pangan pemerintah di daerah mengacu kepada

Pasal 27 ayat (3) yang menyatakan bahwa cadangan pemerintah daerah

terdiri dari cadangan pangan pemerintah desa, cadangan pangan pemerintah

kabupaten/kota dan cadangan pangan pemerintah provinsi. Sedangkan Pasal

30 ayat (1) menyatakan bahwa penyaluran cadangan pemerintah dilakukan

untuk menanggulangi kekurangan pangan, gejolak harga pangan, bencana

alam, bencana sosial dan atau menghadapi keadaan darurat.

Pengembangan cadangan pangan pemerintah provinsi juga

didasarkan kepada Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65 tahun 2010

tentang Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan Provinsi

dan Kabupaten/ Kota. Standar Pelayanan Minimal tersebut mengamanatkan

Page 29: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 29

bahwa pemerintah provinsi harus memiliki cadangan pangan di tingkat

provinsi minimal sebesar 200 ton ekuivalen beras.

Penyediaan Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur

bersumber dari alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

Provinsi Jawa Timur pada Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

sebesar Rp. 1.500.000.000,-

Harga beras untuk Cadangan Pangan Pemerintah Provinsi Jawa

Timur adalah Rp. 8.047,69 per kg af gudang Bulog (Peraturan Menteri

Keuangan Republik Indonesia nomor : 94/PMK-02/2014 tentang Tata Cara

Penyediaan, Perhitungan, Pencairan, dan Pertanggungjawaban Subsidi Beras

bagi Masyarakat Berpendapatan Rendah), sehingga realisasi sebesar 186.375

kg x Rp. 8.047,69 = Rp. 1.499.888.224,-

2. Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat.

Sebagaimana tertuang dalam Undang-undang nomor 18 Tahun 2012

tentang Pangan, adalah merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling

utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang

dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia

yang berkualitas.

Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan masyarakat perlu

dilakukan dengan berbagai cara diantaranya melalui pengelolaan cadangan

pangan masyarakat. Cadangan pangan masyarakat ditujukan untuk

meningkatkan akses pangan masyarakat baik di daerah rawan pangan

maupun di daerah sentra produksi pangan. Pola pengembangannya

diarahkan pada pengembangan kelembagaan yang tumbuh dimasyarakat

seperti lumbung pangan.

Pada saat ini kegiatan lumbung pangan masih terbatas pada

pembelian dan simpan pinjam gabah dan berfungsi sosial, sehingga masih

belum berorientasi ekonomi.

Page 30: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 30

Dengan demikian lembaga lumbung pangan diharapkan dapat

mendukung pengembangan cadangan pangan masyarakat yang mampu

mengelola cadangan pangan untuk menghadapi kemungkinan kesulitan

pangan selain itu diharapkan pula dapat meningkatkan pendapatan

kelompok lumbung pangan.

Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan

menjelaskan, bahwa masyarakat memiliki kesempatan yang seluas-luasnya

dalam mewujudkan ketahanan pangan, dimana peran masyarakat dapat

berupa: (i) melaksanakan produksi, perdagangan, distribusi dan konsumsi

pangan; (ii) menyelenggarakan cadangan pangan masyarakat; dan (iii)

melakukan pencegahan dan penanggulangan masalah pangan. Selain itu

masyarakat mempunyai hak dan kesempatan seluas-luasnya dalam upaya

mewujudkan cadangan pangan masyarakat yang dilakukan secara mandiri

serta sesuai dengan kemampuan masing-masing.

Oleh karena itu keberadaan cadangan pangan masyarakat di tingkat

kelompok sangat diperlukan. Pengembangan lumbung pangan masyarakat

diharapkan mampu : (i) mendekatkan akses anggotanya terutama

mengantisipasi kekurangan bahan pangan disaat menghadapi musim

paceklik, dan (ii) mengantisipasi ancaman gagal panen akibat bencana alam

seperti serangan hama dan penyakit, banjir, dan lain-lain.

Page 31: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 31

Tujuan Pengembangan Lumbung Pangan Desa adalah :

1. Untuk meningkatkan keberdayaan masyarakat dalam pengelolaan

Cadangan Pangan Masyarakat dan pengembangan kelembagaan

lumbung pangan secara berkelanjutan.

2. Memfasilitasi masyarakat dalam pengembangan cadangan pangan

masyarakat.

3. Meningkatkan volume stock cadangan pangan masyarakat di kelompok

lumbung pangan untuk menjamin akses dan kecukupan pangan bagi

anggotanya terutama yang mengalami rawan pangan.

4. Meningkatkan sumber pendapatan bagi keluarga petani melalui usaha

cadangan pangan yang berbasis lumbung pangan.

5. Meningkatkan kemampuan pengurus dan anggota kelompok dalam

pengelolaan cadangan pangan masyarakat.

6. Meningkatkan fungsi kelembagaan cadangan pangan masyarakat dalam

penyediaan pangan secara optimal dan berkelanjutan.

Sasaran pengembangan lumbung pangan desa adalah : kelompok Lumbung

Pangan pada Tahap Pengembangan sebanyak 100 kelompok di 28 Kabupaten

dan 1 Kota, yaitu kelompok yang telah mendapatkan bantuan hibah

pembangunan fisik lumbung pangan pada tahun 2013.

Pelaksanaan kegiatan pengembangan Lumbung Pangan Desa pada

tahun 2014 melalui dana APBD Provinsi bantuan modal untuk pengisian

lumbung pangan Rp. 20.000.000,- sebanyak 100 lumbung yang tersebar di

28 Kab dan 1 Kota, dengan alokasi dana sebesar Rp. 2.000.000.000,-.

Page 32: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 32

Sedangkan dari dana APBN sebanyak 5 kelompok Tahap

Pengembangan dan 60 kelompok Tahap Kemandirian berupa bantuan modal

untuk pengisian lumbung pangan Rp. 20.000.000,- dengan alokasi anggaran

sebesar Rp. 1.300.000.000,-

Lumbung pangan masyarakat adalah lembaga yang dibentuk oleh

masyarakat desa/kota yang bertujuan untuk mengantisipasi masalah pangan

pada musim paceklik, gagal panen, bencana alam skala lokal dan antisipasi

keterlambatan pasokan pangan dari luar.

Di Jawa Timur selama tahun 2010-2014 telah dikembangkan sebanyak

705 lumbung pangan baik dari APBD Provinsi maupun APBN. Kegiatan

pengembangan lumbung pangan meliputi pembangunan fisik lumbung,

pengisian (penyimpanan), pendistribusian serta perdagangan bahan pangan

pokok yang dikelola oleh kelompok lumbung.

Tabel 7. Penerima Bantuan Hibah Pembangunan Fisik Lumbung Pangan Tahun 2011 – 2014.

No Kab./Nama Kelompok

Jumlah unit

lumbung

2011 2012 2013 2014

Fisik lumbung

Pengisian Fisik lumbung

1. Kab. Jombang

5 250.000.000 100.000.000 -

2. Kab. Madiun 9 250.000.000 100.000.000 100.000.000 40.000.000 3. Kab. Ngawi 9 250.000.000 100.000.000 100.000.000 40.000.000

4. Kab. Ponorogo

9 250.000.000 100.000.000 100.000.000 40.000.000

5. Kab. Tulungagung

9 250.000.000 100.000.000 100.000.000 40.000.000

6. Kab. Blitar 9 250.000.000 100.000.000 100.000.000 40.000.000 7. Kab.

Lamongan 9

250.000.000 100.000.000 100.000.000 40.000.000

8. Kab. Bojonegoro

15 250.000.000 100.000.000 250.000.000 100.000.000

9. Kab. Pasuruan

7 250.000.000 100.000.000 50.000.000 20.000.000

10.

Kab. Lumajang

9 250.000.000 100.000.000 100.000.000 40.000.000

11.

Kab. Bondowoso

11 250.000.000 100.000.000 150.000.000 60.000.000

12.

Kab. Situbondo

9 250.000.000 100.000.000 100.000.000 40.000.000

13.

Kab. Sidoarjo

6 - - 150.000.000 60.000.000

14.

Kab. Gresik 10 - - 250.000.000 100.000.000

15 Kab. 8 - - 200.000.000 80.000.000

Page 33: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 33

No Kab./Nama Kelompok

Jumlah unit

lumbung

2011 2012 2013 2014

Fisik lumbung

Pengisian Fisik lumbung

. Mojokerto

16

. Kab. Tuban 10 - -

250.000.000 100.000.000

17.

Kab. Nganjuk

10 - - 250.000.000 100.000.000

18.

Kab. Kediri 8 - - 200.000.000 80.000.000

19.

Kab. Trenggalek

10 - - 250.000.000 100.000.000

20.

Kab. Magetan

10 - - 250.000.000 100.000.000

21

. Kab. Pacitan 8 - -

200.000.000 80.000.000

22.

Kab. Malang 10 - - 250.000.000 100.000.000

23.

Kab. Probolinggo

10 - - 250.000.000 80.000.000

24.

Kab. Banyuwangi

8 - - 200.000.000 80.000.000

25.

Kab. Jember 8 - - 200.000.000 80.000.000

26.

Kab. Bangkalan

8 - - 200.000.000 80.000.000

27

.

Kab.

Sampang 8 - -

200.000.000 80.000.000

28.

Kab. Pamekasan

8 - - 200.000.000 80.000.000

29.

Kab. Sumenep

8 - - 200.000.000 80.000.000

30.

Kota Batu 2 - - 50.000.000 20.000.000

J u m l a h 262

3.000.000.000

1.200.000.000

5.000.000.000

2.000.000.000

Tabel 8. Penerima Bantuan Lumbung Pangan dari APBN

No. Jml unit lumbung

Jml. Bantuan Pengisian Ket.

2010 2011 2012 2013

1 Th. 2009 : 17 unit 340.000.000 340.000.000 Diisi 2 kali

2 Th. 2010 : 50 unit Diisi 2 kali 24 unit 480.000.000 480.000.000

14 unit 280.000.000 280.000.000 Diisi 1 kali

12 unit Belum diisi

3 118 unit th. 2011

48 unit 960.000.000 960.000.000 Diisi 1 kali

70 unit 1.300.000.000

Belum diisi

Total : 185 unit 340.000.000 820.000.000 1.720.000.000

2.540.000.000

Page 34: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 34

Tabel 9. Rekapitulasi Jumlah Lumbung Pangan

Provinsi Jawa Timur.

NO KABUPATEN/KOTA

JUMLAH LUMBUNG PANGAN

TOTAL TAHUN 2009 )*

TAHUN 2010

TAHUN

2011

TAHUN 2012

TAHUN 2013

TAHUN 2014

1 Bangkalan

2 1

- - 4 4

11

2 Banyuwangi

- -

- - 4 4

8

3 Batu Kota

- -

- - 1 1

2

4 Blitar

6 5

5 5 2 2

25

5 Bojonegoro 13 1

5 5 5 5

34

6 Bondowoso 16 -

5 5 3 3

32

7 Gresik

1 2

- - 5 5

13

8 Jember

9 4

- - 4 4

21

9 Jombang

3 3

5 5 - -

16

10 Kediri

7 -

- - 4 4

15

11 Lamongan

9 -

5 5 2 2

23

12 Lumajang

5 -

5 5 2 2

19

13 Madiun

5 3

5 5 2 2

22

14 Magetan

4 -

- - 5 5

14

15 Malang

9 3

- - 5 5

22

16 Mojokerto

7 -

- - 4 4

15

17 Nganjuk

2 -

- - 5 5

12

18 Ngawi

6 -

5 5 2 2 20

19 Pacitan

6 2

- - 4 4 16

20 Pamekasan

- -

- - 4 4

8

21 Pasuruan

8 3

5 5 1 1

23

22 Ponorogo

7 -

5 5 2 2

21

23 Probolinggo

4 -

- - 5 5

14

24 Sampang

2 2

- - 4 4

12

Page 35: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 35

25 Sidoarjo

3 -

- - 3 3

9

26 Situbondo

7 -

5 5 2 2

21

27 Sumenep

4 -

- - 4 4

12

28 Trenggalek

4 3

- - 5 5

17

29 Tuban

- -

- - 5 5

10

30 Tulunganggung

7 5

5 5 2 2

26

Jumlah

156 37

60 60 100 100

513

Keterangan : )* = Jumlah Lumbung dari Tahun 2001-2009

Disamping pengembangan lumbung pangan dliaksanakan juga

Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat yang bertujuan untuk

memperkuat usaha pada unit distribusi/ pemasaran/pengolahan dan unit

pengelolaan cadangan pangan khususnya dalam melakukan kegiatan

pembelian-penjualan gabah/ beras/jagung dan/atau penyediaan cadangan

pangan bagi anggota gapoktan disaat menghadapi paceklik yang

dilaksanakan oleh gabungan kelompok tani (gapoktan).

Selama tahun 2009 – 2013 telah dibangun 148 unit gudang dan

dialokasikan dana untuk cadangan pangan sebesar Rp. 3.463.478.600,- Pada

akhir Desember 2013, jumlah cadangan pangan yang berada di kelompok

lumbung pangan dan Gapoktan pelaksana LDPM binaan Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur ±sebesar 3.085,80 ton GKG.

Page 36: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 36

Tabel 10. Jumlah gapoktan penerima bantuan th. 2009 - 2014

NO KABUPATEN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 JUMLAH

1 Malang

3 3 1 1

1 - 9

2 Situbondo

2

- 1 1

1 - 5

3 Mojokerto

2 2

-

1 - -

5

4 Trenggalek

2

- 1 1

1 - 5

5 Ngawi

3 3 1 1

- - 8

6 Banyuwangi

4

- 2 2

- - 8

7 Lamongan

4 3 1 1

- - 9

8 Ponorogo 3 3 2 2 - 1 11

9 Tulungagung

3 3 1 1

- - 8

10 Lumajang

3 3 1 1

- 1 9

11 Blitar

2

- 1 1

1 - 5

12 Bondowoso

2 2 1 1

1 1 8

13 Jombang

3 2 2 2

- - 9

14 Pasuruan

3 3 2 1

- - 9

15 Magetan

3 1 1 1

- - 6

16 Gresik

2 1 1 1

- 1 6

17 Bangkalan

2 1 1 2

- - 6

18 Madiun

3 2 1 1

- 1 8

19 Sidoarjo

2

-

- 2

- - 4

20 Nganjuk

3 2 1 1

1 1 9

21 Bojonegoro

-

- 2 1

- - 3

22 Kediri - - - 2 1 - 3

Page 37: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 37

0

20

40

60

80

100

120

140

2010 2011 2012 2013 2014

37

60 60

100 100

3

29

92

127

97

APBD

APBN

NO KABUPATEN 2009 2010 2011 2012 2013 2014 JUMLAH

23 Probolinggo

-

-

- 1

- - 1

Jumlah

54 34

24

29

7 6 154

Grafik 1. Perkembangan Jumlah Lumbung Pangan Desa Provinsi Jawa Timur Tahun 2010-2014

3. Pemantapan Ketersediaan Pangan di tingkat Rumah Tangga

Permasalahan pangan mengalami perkembangan yang sangat

cepat dan kompleks, perkembangan lingkungan yang global, seperti global

climate change, meningkatnya harga minyak dunia, telah mendorong

kompetisi penggunaan hasil petanian untuk pangan (food), bahan energy

(fuel) dan pakan ternak (feed) yang semakin tajam, disamping itu terjadi

pengabaian terhadap good agricultural practices dan sumber pangan local

(biodiversitif) dikhawatirkan akan mengancam ketahanan pangan regional

maupun nasoinal.

Salah satu upaya mengurangi ketergantungan terhadap pangan

impor dapat dilakukan dengan pengembangan sumber karbohidrat non

beras dan non terigu. Sumber karbohidrat non beras dan non terigu ini

Page 38: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 38

mempunyai potensi dikembangkan, untuk mengurangi ketergantungan

terhadap import dengan memanfaatkan umbi-umbian.

Pengembangan umbi-umbian diyakini dapat memberikan

kontribusi dalam mengatasi beberapa masalah pokok seperti :

a. Potensi sumberdya lahan produktif dan sumberdaya air semakin

menurun

b. Konsumsi beras terus meningkat sejalan dengan meningkatnya jumlah

penduduk

c. Import gandum terus meningkat, yang tentunya juga akan menguras

devisa Negara.

Untuk mengatasi hal tersebut tentunya kita harus

mengembangkan kembali bahan pangan sumber karbohidrat yang sudah

lama dikenal oleh masyarakat kita utamanya umbi-umbian. Umbi-umbian

merupakan bahan pangan sumber karbihidrat (energi) sudah lama dikenal

dan merupakan bahan pangan potensial disamping biji-bijian dan kacang-

kacangan sebagai sumber protein. Umbi-umbian sebagai makanan pokok

lambat laun terus ditinggalkan oleh masyarakat dan bergeser menjadi

makanan kudapan. Pergeseran ini disebabkan umbi-umbian dianggap

sebagai makanan kelas II dan keberadaannya dirasa sulit ditemukan.

Umbi-umbian yang keberadaannya masih mudah didapatkan di pasar

adalah ubi kayu (ketela pohon) dan ubi jalar (ketela rambat). Kedua jenis

umbi-umbian ini telah banyak dibudidayakan secara intensf dengan

berbagai varietas. Bahkan varietas ubi kayu yang dikenal relatif tinggi HCN

nya seperti ubi kayu mukibat/karet/gajah dan sekarang dibudidayakan

lagi dikarenakan produktivitasnya tinggi, namun demikian sangat

disayangkan ubi kayu yang dihasilkan tidak dimanfaatkan sebagai bahan

pangan namun dimanfaatkan sebagai bahan baku industri untuk

pembuatan bioetanol.

Untuk mengurangi ketergantungan konsumsi bahan pangan pada

beras dan untuk meningkatkan ketersediaan umbi-umbian sebagai

substitusi sumber karbohidrat yang berasal dari beras, maka Badan

Page 39: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 39

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014, melakukan

terobosan melalui “Pengembangan Ketersediaan Pangan Berbasis Umbi-

umbian Menuju Rumah Tangga Mandiri”.

Pengembangan ketersediaan pangan berbasis umbi-umbian ini

akan dikembangkan pada lahan-lahan tidak termanfaatkan disekitar

rumah, pekarangan, dibawah tegakan pohon, lahan-lahan kritis maupun

lahan-lahan milik desa.

Apabila potensi sumberdaya lahan yang ada dikelola dengan baik

dan optimal akan memberikan kontribusi yang positif terhadap

penyediaan pangan sumber karbohidrat di setiap rumah tangga yang pada

akhirnya akan memperbaiki gizi keluarga.

Tujuan utama pengembangan ketersediaan pangan berbasis umbi-

umbian adalah :

a. Mengurangi ketergantungan konsumsi sumber karbohidrat pada satu

jenis komoditas khususnya beras.

b. Meningkatkan keberagaman bahan pangan sumber karbohidrat

c. Meningkatkan kualitas gizi keluarga.

d. Mengembangkan usaha perdagangan dan ekonomi kreatif desa.

Tahun 2014 dilaksanakan pengembangan pemantapan ketersediaan

pangan berbasis umbi-umbian di 87 desa yang tersebar pada 38

kabupaten/kota. Adapun pokok kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :

Penyaluran Bantuan Hibah Saprodi (Bibit dan Pupuk) sebanyak 87 paket.

Sosialisasi Pengembangan KRPL 296 orang.

Pelatihan Manajemen 129 Orang.

Page 40: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 40

Tabel 11. Penerima Bantuan Hibah Tahun 2014 Pengembangan Ketersediaan Pangan Berbasis Umbi-umbian

No. Kabupaten Kecamatan Desa

1 Pacitan Tulakan 1. Ngumbul

2. Wonosidi

3. Bungur

2 Ponorogo Sooko 1. Ngadirojo

2. Sooko

3. Jurug

3 Magetan Poncol 1. Plangkrongan

2. Cileng

3. Sombo

4 Ngawi Jogorogo 1. Jogorogo

2. Brubuh

3. Jaten

5 Trenggalek Suruh 1. Suruh

2. Puru

3. Wonokerto

6 Tulungagung Kalidawir 1. Kalidawir

2. Sukorejo

3. Karangtalun

7 Blitar Wlingi 1. Tembalang

2. Ngadirenggo

3. Tegalsari

8 Madiun Pilangkenceng 1. Kenongrejo

2. Kedungmaron

3. Kedungrejo

9 Kediri Mojo 1. Jugo

2. Tambibendo

3. Pamongan

10 Nganjuk Sawahan 1. Margopatut

2. Sidorejo

3. Bareng

11 Jombang Kudu 1. Tapen

2. Sidokaton

3. Kudubanjar

Page 41: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 41

12 Bojonegoro Trucuk 1. Pagerwesi

2. Sumbangtimun

3. Kanten

13 Tuban Plumpang 1. Kedungsuko

2. Plandirejo

3. Sembungrejo

14 Lamongan Ngimbang 1. Girik

2. Munungrejo

3. Purwokerto

15 Gresik Kebomas 1. Kembangan

2. Kedayang

3. Daharejo

16 Bangkalan Bangkalan 1. Kramat

2. Ujung Piring

3. Sembilangan

17 Sampang Torjun 1. Torjun

2. Dulang

3. Pangogseyan

18 Pamekasan Palengaan 1. Poto'an Laok

2. Palengaan Laok

3. Kacok

19 Sumenep Batuan 1. Batuan

2. Gelugur

3. Torbang

20 Sidoarjo Krian 1. Sidomulyo

2. Tempel

3. Watugolong

4. Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari adalah kawasan

pengembangan aneka komoditas tanaman pekarangan, ternak (kecil dan

unggas), dan ikan secara terpadu sebagai cadangan pangan hidup keluarga.

Pelaksanaan kegiatan ini melibatkan ibu-ibu Tim Penggerak PKK mulai

tingkat provinsi sampai dengan Dasa Wisma.Instansi pemerintah lebih

diarahkan pada tindakan motivasi, fasilitasi, stimulasi dan stabilisasi gerakan

tersebut. Kawasan Rumah Pangan Lestari (Rumah Hijau Plus-Plus)akan

Page 42: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 42

memanfaatkan lahan pekarangan, lahan-lahan milik desa, kanan kiri jalan

desa dan fasilitas penunjang dengan pengembangan tanaman sumber

karbohidrat, protein, vitamin dan tanaman cash crop (tanaman penghasil

uang seperti: pisang, pepaya, belimbing, rosella, tanaman hias), ternak dan

ikan yang hasilnya dapat dikonsumsi untuk menambah gizi keluarga dan

menambah pendapatan keluarga.

Tahun 2014 dilaksanakan pengembangan kawasan rumah pangan

lestari di 122 desa yang tersebar pada 35 kabupaten/kota. Adapun pokok

kegiatan yang dilaksanakan sebagai berikut :

Bantuan Hibah Pengembangan KRPL sebanyak 122Desa.

Pelatihan Pendamping sebanyak 210 orang.

Pelatihan Manajemen Pengembangan KRPL 606 Orang.

Sosialisasi Pengembangan KRPL 606 orang.

Tabel 12. Perkembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

No. KABUPATEN

JUMLAH DESA Jumlah

2012 2013 2014

1 KOTA SURABAYA 3

3

-

6

2 GRESIK 3

3

3

9

3 SIDOARJO 3

3

3

9

4 MOJOKERTO 3

3

3

9

5 KOTA MOJOKERTO 3

3

-

6

6 JOMBANG 3

3

3

9

7 LAMONGAN 3

3

3

9

8 TUBAN 3

3

3

9

9 KEDIRI 3

3

6

12

10 KOTA KEDIRI

Page 43: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 43

3 3 3 9

11 NGANJUK 3

3

3

9

12 BLITAR 3

3

3

9

13 KOTA BLITAR 3

3

3

9

14 TULUNGAGUNG 3

3

3

9

15 TRENGGALEK 3

3

3

9

16 MALANG 3

3

6

12

17 KOTA MALANG 3

3

3

9

18 KOTA BATU 3

3

3

9

19 BOJONEGORO 3

3

3

9

20 MADIUN 3

3

7

13

21 KOTA MADIUN 3

3

-

6

22 MAGETAN 3

3

3

9

23 NGAWI 3

3

3

9

24 PONOROGO 3

3

3

9

No. KABUPATEN JUMLAH DESA

Jumlah 2012 2013 2014

25 PACITAN 3

3

4

10

26 PASURUAN 3

3

3

9

27 KOTA PASURUAN 3

3

3

9

28 PROBOLINGGO 3

3

3

9

29 KOTA PROBOLINGGO

3

3

3

9

30 LUMAJANG 3

3

6

12

31 BONDOWOSO 3

3

3

9

Page 44: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 44

32 SITUBONDO 3

3

3

9

33 JEMBER 3

3

6

12

34 BANYUWANGI 3

3

3

9

35 BANGKALAN 3

3

3

9

36 SAMPANG 3

3

3

9

37 PAMEKASAN 3

3

3

9

38 SUMENEP

3

3

3

9

Jumlah 114 114 122 350

5. Pengembangan Desa Pariwisata, Mandiri Pangan dan Bio Energi

Kegiatan Pengembangan Desa Pariwisata, Madiri Pangan dan Bio

Energi dilaksanakan dalam rangka mendorong penguatan ekonomi ditingkat

pedesaan sehingga masyarakat mampu meningkatkan kemandirian pangan.

Kegiatan ini difokuskan pengembangan ketersediaan pangan berbasis kacang-

kacangan (non kedele) yang berlokasi diKab. Sumenep, Pamekasan, Kediri,

Trenggalek, Probolinggo, Pacitan, Ponorogo, Tuban, Lamongan, Jombang,

Bondowoso, Magetan.

Kacang-kacangan merupakan bahan sumber protein yang utama,

namun demikian dari sekian banyak jenis kacang-kacangan yang ada di bumi

Nusantara ini hanya beberapa jenis kacang-kacangan yang banyak

dikonsumsi oleh masyarakat diantaranya kacang kedelai, kacang hijau dan

kacang tanah.

Kedelai merupakan bahan pangan yang kaya akan protein, lemak serta

beberapa bahan gizi penting lainnya. Olahan biji kedelai ini dapat dibuat

menjadi, tahu, tempe, susu kedelai, tepung kedelai, makanan ringan dan

macam-macam saos penyedap (kecap, taoco, terasi dll). Di Jawa Timur

konsumsi kedelai cukup besar dibandingkan dengan produksi yang ada,

Page 45: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 45

sehingga untuk memenuhi kebutuhan kosumsi kedelai tersebut Jawa Timur

harus mengimpor kedelai dalam jumlah yang cukup besar.

Kedelai akhir-akhir ini menjadi perbincangan seru dimana-mana, baik

kalangan bawah hingga para pejabat pemerintah, hal ini dipicu oleh

meningkatnya harga kedelai yang significant yang menyebabkan menurunnya

ketersediaan tempe dan tahu yang drastis di pasaran. Hal ini tentunya

berdampak pada sebagian besar masyarakat baik produsen, distributor

maupun konsumen tahu dan tempe yang tersebar sekian luasnya di Jawa

Timur khususnya dan Indonesia pada umumnya.

Pada umumnya sebagian besar kebutuhan akan protein masih

dipenuhi dari protein nabati pada tempe dan tahu. Tempe dan tahu

merupakan makanan tradisional yang telah mendunia dan nyaris tidak

pernah absen dari pasaran, karena telah menjadi konsumsi sebagian besar

masyarakat Jawa Timur karena rasanya enak, penuh gizi, serta harganya

yang relatif murah dan terjangkau.

Untuk memenuhi kebutuhan kedelai sebagai bahan baku tempe dan

tahu tersebut, selama ini sangat tergantung terhadap kedelai import, hal ini

karena kedelai lokal dinilai masih kurang baik yang juga berpegaruh pada

hasil akhir dari tempe dan itu sendiri.

Lantas bagaimana caranya mengurangi ketergantungan terhadap

kedele import disaat kedelai lokal masih dalam proses berproduksi?

Jawabannya adalah “tempe dan tahu non kedelai”. Oleh karena itu Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur melakukan terobosan melalui

“Pengembangan Kemandirian Pangan Berbasis Kacang-kacangan (non

kedelai)”.

Pengembangan Pengembangan Kemandirian Pangan Berbasis Kacang-

kacangan (non kedelai) ini akan dikembangkan pada lahan-lahan tidak

termanfaatkan disekitar rumah, lahan pekarangan, dibawah tegakan pohon,

lahan-lahan kritis maupun lahan-lahan milik desa.

Page 46: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 46

Dalam rangka peningkatan ketersediaan pangan difasilitasi hibah

saprodi berupa benih kacang gude/tunggak/kapri, pupuk, obat-obatan, dan

dilaksanakan sosialisasi, pelatihan pendamping, dan pelatihan manajemen.

Kegiatan yang dilakukan pada Pengembangan Ketersediaan Kacang-

kacangan (non kedelai) sebagai bahan tempe adalah :

1. Pemberdayaan masyarakat melalui ibu-ibu Tim Peggerak PKK mulai

tingkat Provinsi, Kabupaten, Kecamatan sampai dengan Desa, untuk

menggalakkan penanaman kacang-kacangan non kedelai.

2. Pemberian bantuan benih kacang-kacangan, sarana produksi (benih,

pupuk dan obat-obatan).

3. Pelatihan budidaya tanaman kacang-kacangan non kedelai dan

pengolahan hasil kacang-kacangan.

4. Pendampingan yang dilakukan oleh Penyuluh Pertanian.

Tujuan utama pengembangan kemandirian pangan berbasis kacang-

kacangan (non kedelai) adalah :

a. Menurangi ketergantungan impor kedelaisebagai sumber protein nabati.

b. Meningkatkan keberagaman bahan pangan sumber protein nabati

c. Meningkatkan kualitas gizi keluarga

d. Mengembangkan usaha perdagangan dan ekonomi kreatif desa.

Tahun 2014 dilaksanakan pengembangan ketersediaan pangan

berbasis kacang-kacangan di 13 desa. Adapun pokok kegiatan yang

dilaksanakan sebagai berikut :

Penyaluran Bantuan Hibah Saprodi sebanyak 13 Paket.

Sosialisasi Pengembangan ketersediaan pangan berbasis kacang-kacangan.

Pelatihan Manajemen.

Page 47: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 47

3.2.2. DISTRIBUSI PANGAN

TUJUAN 1 Memantapkan dan Mengembangkan Ketersediaan, Distribusi,

Konsumsi Pangan berbasis sumberdaya lokal.

SASARAN 2 Stabilisasi Harga Pangan Pokok

INDIKATOR

KINERJA

Target Capaian (%) Reals Capaian

% 2014 2010 2011 2012 2013 2014

Ratio Harga

Pembelian Pangan

Pokok Thd HPP

- GKP Terhadap

HPP

≥ Rp.

3.350,-

119,2

1

115,28 102,76 111,2

5

3.736 113,22

- GKG Terhadap

HPP

≥ Rp.

4.150,-

118,7

0

121,00 102,99 109,1

8

4.525 109,04

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 2 (dua) indikator

kinerja yaitu Ratio harga pembelian Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah

Kering Giling (GKG) terhadap Harga Pembelian Pemerintah, di mana dalam

upaya pencapaiannya didukung oleh 2(dua) program yaitu Program

Peningkatan Ketahanan Pangan dan Progrm Peningkatan Pemasaran Hasil

Produksi Pertanian, Perkebunan dan Peternakan.

Distribusi pangan merupakan salah satu pilar terwujudnya ketahanan

pangan. Harga pangan merupakan salah satu indikator yang digunakan

untuk mengevaluasi kondisi pasokan, distribusi, dan keterjangkauan/akses

pangan oleh masyarakat. Harga pangan yang stabil disepanjang waktu,

terjangkau dan merata diseluruh wilayah, mengindikasikan kondisi pasokan

pangan cukup aman dan distribusi lancar.

Hasil pemantauan harga gabah ditingkat petani dan harga beras

ditingkat penggilingan padi selama tahun 2014 sebagaimana dijelaskan pada

tabel dan grafik di bawah ini.

Page 48: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 48

Tabel 13. Harga Pangan Tingkat Produsen Provinsi Jawa Timur Tahun 2014

No.

Komoditas Sat

Harga Tingkat Produsen (Rp.)

JAN FEB MRT APR MEI JUN JUL AGT SEP OKT NOV DES

1 GKP Tk. Petani Rp/kg 4.060 4.015 3.775 3.575 3.580 3.645 3.625 3.745 3.975 4.120 4.310 4.458

2 GKG Rp/kg 4.705 4.730 4.570 4.395 4.405 4.460 4.490 4.475 4.515 4.675 4.885 5.134

3 Beras Medium Rp/kg 7.720 7.580 7.545 7.320 7.170 7.300 7.340 7.385 7.395 7.505 7.730 8.097

4 Beras Premium Rp/kg 8.415 8.395 8.315 8.200 8.135 8.125 8.025 8.145 8.195 8.315 8.545 8.815

5 Jagung Tk. Petani

Rp/kg 3.045 2.915 3.050 3.090 3.210 3.315 3.280 3.150 3.070 3.010 3.065 3.095

6 Kedele Tk. Petani

Rp/kg 8.345 8.315 8.190 8.180 8.130 8.020 8.190 8.150 7.940 7.475 7.505 7.688

7 Bawang Merah Rp/kg 15.86

5 13.75

0 13.02

0 13.58

0 14.11

5 15.40

0 18.23

0 10.67

5 8.780 9.865

13.055

10.360

8 Cabe Merah Rp/kg 19.82

5 20.99

0 20.35

5 13.89

5 10.09

0 9.575 9.340 8.625

11.215

18.340

36.835

50.344

Sumber: Laporan SMS Panel Harga Pangan

Grafik 2. Perkembangan Rata-rata Harga Gabah ditingkat Produsen

Tahun 2014

Perkembangan harga rata-rata GKP selama panen raya bulan Februari-

Mei 2014 relatif stabil, harga rata-rata Rp. 3.736,-/kg. Kenaikan harga terjadi

dibulan-bulan pacekilk dan harga tertinggi terjadi pada Desember mencapai

Rp. 4.458,- per kg GKP. Sedangkan harga terendah terjadi pada bulan April

mencapai Rp. 3.575,- per kg GKP. Begitu pula dengan harga GKG, harga rata-

rata pada saat panen raya bulan Februari-Mei berkisar Rp. 4.525,-/kg,

kenaikan harga terjadi pada saat paceklik dan harga turun terjadi dibulan-

bulan panen raya. Harga GKG tertinggi terjadi pada bulan Desember

Page 49: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 49

mencapai Rp. 5.134,- per kg GKG dan terendah pada bulan April mencapai

Rp. 4.395,- per kg GKG.

Gabah Kering Panen (GKP)

Tren harga GKP selama tahun 2014 hampir sama seperti tahun-tahun

sebelumnya dimana harga gabah mengalami penurunan pada saat musim

panen raya padi

(Maret – Mei) dan

secara berlahan

akan bergerak naik

hingga akhir tahun.

Perkembangan

harga rata-rata GKP

tingkat petani di

Jawa Timur selama

tahun 2014 dapat ditunjukkan sebagaimana pada grafik berikut.

Harga GKP tingkat petani di Provinsi Jawa Timur sepanjang tahun

2014 cenderung cukup stabil dengan nilai koefisien variasi (CV) sebesar

kurang dari 10% yaitu sebesar 7,56%. Sebagaimana pada Gambar 4, bahwa

harga GKP tingkat petani Provinsi Jawa Timur menunjukkan tren menurun

sejak awal tahun 2014 dari bulan Januari hingga mencapai harga terendah

yang terjadi pada bulan April 2014 sebesar Rp. 3.575,-/kg. Namun demikian

harga terendah pada bulan April tersebut masih berada di atas Harga

Pembelian Pemerintah HPP. Menjelang berakhirnya panen raya padi (bulan

Mei 2014), harga rata-rata GKP di tingkat petani terlihat mulai sedikit

mengalami kenaikan.Memasuki bulan Juni 2014, harga rata-rata GKP di

tingkat petani Provinsi Jawa Timurterus bergerak naik secara signifikan

setiap bulannya hingga mencapai harga rata-rata tertinggi untuk GKP

sebesarRp 4.459,-/kg pada bulan Desember 2014, yang semakin jauh dari

HPP GKP sebesar Rp 3.300,-/kg (Inpres nomor 3 tahun 2012).

Page 50: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 50

Harga GKP tingkat petani di Jawa Timur selama tahun 2014

berfluktuatif dan cukup stabil dengan selisih harga tertinggi dan harga

terendah mencapai Rp. 884,-/kg. Perkembangan harga GKP di tingkat petani

sepanjang tahun 2014 mencapai rata-rata sebesar Rp. 3.907,-/kg, naik

sedikit dari rata-rata harga GKP di tahun 2013 yang sebesar Rp. 3.710,-/kg.

Akan tetapi, harga tersebut tentunya masih lebih tinggi bila dibandingkan

dengan HPP GKP yang ditetapkan yaitu Rp. 3.300,-/kg (Inpres 3 Th. 2012).

Gabah Kering Giling (GKG)

Tidak banyak berbeda, tren harga GKG tingkat penggilingan Provinsi

Jawa Timur juga memperlihatkan kondisi yang hampir sama dengan tren

harga GKP. Sebagai

gambaran jelasnya,

perkembangan harga

rata-rata GKG tingkat

penggilingan di Jawa

Timur sepanjang tahun

2014 dapat ditunjukkan

seperti grafik pada

berikut.

Grafik diatas menunjukkan bahwa di awal tahun 2014, harga rata-rata

GKG mengalami penurunan hingga mencapai harga terendah pada bulan

April 2014 (sebesar Rp. 4.395,-/kg) dikarenakan adanya panen raya padi di

daerah-daerah sentra produksi padi di Provinsi Jawa Timur. Selanjutnya

harga GKG terus bergerak naik hingga saat Hari Raya Idul Fitri 1434 Hijriyah

di bulan Agustus 2014 yang mencapai Rp. 4.475,-/kg. Tren kenaikan harga

GKG ini masih terus berlangsung dan mencapai puncaknya pada bulan

Desember 2014 sebesar Rp. 5.135,-.

Perkembangan harga GKG tingkat penggilingan di Jawa Timur tahun

2013 cukup berfluktuatif dan relatif cukup stabil (CV = 4,76%) dengan selisih

harga tertinggi dan terendah sebesar Rp. 740,-. Harga rata-rata GKG tingkat

penggilingan dalam periode bulan Januari sampai dengan Desember 2014

Page 51: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 51

selalu berada di atas HPP yang ditetapkan sebesarRp. 4.150,-/kg (Inpres 3

Th. 2012) di penggilingan, bahkan untuk harga rata-rata terendah di bulan

April 2014 masih sedikit berada diatas HPP. Untuk rata-rata harga GKG di

penggilingan pada tahun 2014 mencapai Rp. 4.620,- atau mengalami

kenaikan sebesar 2,23% dari rata-rata harga GKG di tahun 2013 sebesar Rp.

4.517,-.

Harga Beras

Perkembangan harga beras tingkat penggilingan di Provinsi Jawa

Timur sepanjang tahun

2014 relatif stabil

meskipun ada perubahan

harga setiap bulannya

seperti ditunjukkan pada

grafik berikut.

Sebagaimana

terlihat pada grafik diatas,

harga rata-rata beras di tingkat penggilingan pada tahun 2014 cukup stabii

akan tetapi relatif lebih stabil (CV = 3,36% untuk beras medium dan CV =

2,64% untuk beras premium) bila dibandingkan dengan harga rata-rata

gabah. Sepanjang tahun 2014, harga rata-rata beras baik kualitas medium

maupun premium selalu berada di atas HPP. Hal tersebut dapat diartikan

harga yang ditawarkan pemerintah melalui Perum Bulog belum mampu

menarik minat pengusaha perberasan/ penggilingan untuk menjual hasilnya

ke Bulog dan lebih memilih pasar umum yang memberikan harga lebih tinggi.

Memasuki puncak panen raya padi (bulan Mei - Juni 2014) harga rata-

rata beras tingkat penggilingan turun drastis seiring dengan harga gabah

hingga mencapai kondisi harga terendah sepanjang tahun 2014, dimana

harga rata-rata beras medium Rp. 7.170,-/kg dan harga rata-rata beras

premium Rp. 8.025,-/kg. Hal ini dapat disebabkan karena saat puncak panen

raya, stok gabah melimpah di gudang-gudang penggilingan padi sehingga

Page 52: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 52

penggilingan mulai memproses gabahnya menjadi beras dan pasokan beras di

pasaran umum sangat berlebih sehingga harga turun.

Selepas panen raya padi (bulan Juli 2014), harga rata-rata beras di

penggilingan mulai beranjak naik dan terus berlangsung hingga bulan

Desember 2014 yang mencapai harga rata-rata tertinggi di sepanjang tahun

2014, yaitu sebesar Rp. 8.099,-/kg untuk beras medium dan Rp. 8.818,-/kg

untuk beras premium. Kenaikan harga rata-rata beras di penggilingan setelah

panen raya tidak terlepas dari kenaikan harga gabah di tingkat petani,

disamping faktor menjelang hari raya Idul Fitri 1434 H. Hal seperti sudah

menjadi hal yang umum ketika menjelang hari besar keagaamaan nasional,

komoditas pangan mengalami peningkatan permintaan sehingga harga-harga

beranjak naik. Harga beras di tingkat penggilingan dalam periode bulan

Januari sampai dengan Desember 2013 mencapai rata-rata Rp. 7.507,-/kg

untuk beras medium dan Rp. 8.302,-/kg untuk beras premium.

Berikut disajikan tabel harga pangan strategis ditingkat produsen.

No. Komoditas CV Rerata MAX MIN Selisih MAX-MIN

1 GKP Tk. Petani 7,56 3.907 4.459 3.575 884

2 GKG 4,76 4.620 5.135 4.395 740

3 Beras Medium 3,36 7.507 8.099 7.170 929

4 Beras Premium 2,64 8.302 8.818 8.025 793

5 Jagung Tk. Petani 3,66 3.108 3.315 2.915 400

6 Kedele Tk. Petani ,73 8.011 8.345 7.475 870

7 Bawang Merah 1,09 3.058 18.230 8.780 9.450

8 Cabe Merah 66,22 19.119 50.345 8.625 41.720

Sumber: Laporan SMS Panel Harga Pangan ( diolah BKP Jatim)

Berdasarkan data di atas, perkembangan harga komoditas pangan pada

tingkat produsen selama tahun 2014 untuk komoditas (GKP, GKG, beras,

jagung, dan kedele) terjadi kenaikan dan penurunan harga relatif kecil CV <

10%. Sedangkan pada 2 komoditas, yaitu cabe merah dan bawang merah.

mengalami gejolak harga yang ditandai dengan CV > 10%, hal ini disebabkan

pada beberapa daerah di Jawa Timur sentra produksi cabai dan bawang

Page 53: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 53

merah kurang stabil, sedangkan permintaan cabai dan bawang merah cukup

tinggi.

Dalam rangka stabilisasi harga pangan Tahun 2014 dilaksanakan

kegiatan – kegiatan sebagai berikut :

3.2.2.1. Pembelian Gabah/Bahan Pangan Lainnya.

a. Dana bergulir

Fluktuasi harga antar musim dalam sistem agribisnis

pangan seringkali tidak menguntungkan bagi petani selaku

produsen. Petani tidak dapat menikmati harga yang layak pada

saat panen raya, karena harga jualnya turun akibat melimpahnya

barang dipasaran. Sedangkan pada musim paceklik, petani ikut

kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan pangan pokoknya karena

kepemilikan lahan pertanian yang kecil (rata-rata kurang dari 0,25

Ha) serta terbatasnya kemampuan petani untuk melakukan

penyimpanan hasil produksinya.

Melaluikegiatan Dagulir Pembelian Gabah/Bahan Pangan

Lainnya ini, LPG diwajibkan melakukan pembelian gabah secara

langsung dari petani/kelompok tani (Poktan)/gabungan kelompok

tani (Gapoktan) dengan mengacu HPP sesuai Inpres nomor 3

Tahun 2012. Sedangkan diluar panen raya padi, LPG dapat

memanfaatkan dana tersebut untuk membeli bahan pangan lain

(jagung dan kedele) dengan harga yang layak bagi petani sehingga

petani (produsen) dapat memperoleh pendapatan usaha taninya

lebih banyak.

Alokasi Kredit Dagulir

Dagulir Pembelian Gabah/Bahan Pangan Lainnya

merupakan salah satu kegiatan Provinsi Jawa Timur yang bersifat

komplementer (saling melengkapi) dengan kegiatan lainnya, seperti

Dagulir : Sistem Tunda Jual, Lumbung Pangan, Raskin dan

Page 54: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 54

50.931.0

13.9 3.7 0.4

Prosentase Pembelian LPG Tahun 2012 (%)

GKP GKG Beras

Pemupukan Cadangan Pangan Daerah yang dilaksanakan sejak

tahun 2001. Pada awal pelaksanaan kegiatan ini hanya untuk

pembelian komoditas gabah/beras, maka sejak tahun 2002

komoditasnya diperluas meliputigabah/beras, jagung dan kedele.

Alokasi Dagulir Pembelian Gabah/Pangan lainnya pada

tahun 2013 – 2014 sebesar Rp. 26,55 Milyar yang digulirkan kepada

98 LPG tersebar di 16 Kabupaten sentra produksi (Tulungagung,

Lamongan, Ngawi, Jombang, Bangkalan, Lumajang, Ponorogo,

Madiun, Magetan, Pasuruan, Ponorogo, Probolinggo, Situbondo,

Bondowoso, Malang, Sidoarjo)

Kinerja LPG Penyaluran Dagulir Tahun 2013

Pembelian

Pada tahun 2013 telah digulirkan dana untuk kegiatan

pembelian gabah/bahan pangan lainnya sebesar Rp. 13,25 Milyar

yang dialokasikan kepada 49 LPG di 7 kabupaten (Tulungagung,

Lamongan, Ngawi, Jombang, Bangkalan, Lumajang, Bojonegoro).

Secara umum realisasi

pembelian gabah/beras/

jagung/kedele oleh LPG tahun

2013 posisi sampai dengan

bulan Desember 2014 dapat

digambarkan sebagai berikut :

1. Dari total nilai pembelian

ditahun 2013, dapat dirinci

pembelian oleh LPGberupa:

25.842 ton GKP; 15.740 ton

GKG; 7.067 ton beras; 1.867 ton jagung dan 205 ton kedele.

2. Dilihat dari kualitas gabah yang dibeli oleh LPG, menunjukkan

bahwa pembelian didominasi dalam bentuk gabah kering panen

(GKP) dan gabah kering giling (GKG). Kondisi ini memberikan

indikasi bahwa pada dasarnya kegiatan ini sudah bersentuhan

Page 55: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 55

langsung dengan petani/ Poktan/Gapoktan, yang biasanya

menjual produksi usaha taninya dalam bentuk gabah, baik GKP

ataupun GKG.

Kinerja LPG Penyaluran Dagulir Tahun 2014

Pembelian

Pada tahun 2014 telah digulirkan dana sebesar Rp. 13,3

Milyar yang dialokasikan kepada 49 LPG di 11 kabupaten

(Bangkalan, Lumajang, Madiun, Magetan, Pasuruan, Ponorogo,

Probolinggo, Situbondo, Bondowoso, Malang, Sidoarjo). Penerima

Dagulir Pembelian Gabah/Bahan Pangan Lain tahun 2014

melakukan pembelian lebih kecil dibandingkan LPG penerima

Dagulir tahun 2013. Pada tahun pertama pemanfaatan Dagulir telah

melakukan pembelian sebesar Rp. 73.488.150.000,- (tujuh puluh tiga

milyar empat ratus delapan puluh delapan juta seratus lima puluh ribu

rupiah)atau berputar 5,53 kali.

Secara umum realisasi pembelian gabah/beras/

jagung/kedele oleh LPG tahun 2014 posisi sampai dengan bulan

Desember 2014 dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Dari nilai pembelianoleh LPG dapat dirinci sebagai berikut:

8.168 ton GKP; 2.727 ton GKG, 779 ton beras, 178,4 ton jagung

dan 155 ton kedelai.

2. Pembelian terbesar yang

dilakukan LPG masih

dalam bentuk gabah baik

GKP (49%) maupun GKG

(44%), Beras (5%), Jagung

dan Kedelai masing-

masing 1%. Hal ini

menunjukkan semakin

banyak gabah petani yang terserap oleh LPG melalui kegiatan

Page 56: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 56

ini, sehingga petani tidak merasa kesulitan dalam memasarkan

hasil usaha taninya.

b. Hibah/bansos pada masyarakat

Untuk mendukung pelaksanaan gapoktan dalam melakukan

usahanya pada tahun 2014 telah direalisasikan bantuan penguatan

modal berupa gabah/beras sebanyak 16 paket yang disalurkan

kepada 16 gapoktan yang tersebar di 13 Kabupaten sentra produksi.

No. Kabupaten/

Gapoktan

Alamat Jml

Paket Desa Kecamatan

1 Ngawi

Ngudi Rahayu Kwadungan lor Padas 1

2 Nganjuk

Sidoayem Kerep Loceret 1

3 Magetan

Sumber Mulyo Sumbersawit Sidorejo 1

4 Trenggalek

Agri Raya Sawahan Watulimo 1

5 Jombang

Plandi Plandi Jombang 1

Ploso genuk Ploso genuk Perak 1

6 Lumajang

Bejo Makmur Denok Lumajang 1

Yoso Adil Yosowilangun Lor

Yosowilangun 1

7 Tulungagung

Guyub rukun Penggirsari Ngantru 1

8 Blitar

Marsudi Tani Bajang Talun 1

9 Malang

Margo Rukun Karang duren Pakisaji 1

10 Bondowoso

Darussolah Jambesari Jambesari 1

11 Pasuruan

Sumber rejeki Siyar Rembang 1

12 Lamongan

Pangestu Kedungkumpul Sarirejo 1

13 Ponorogo

Bekare Makmur Bekare Bungkal 1

Sri Sedono Ngadi Mojo 1

Page 57: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 57

Selain itu, telah direalisasikan bantuan hibah alat berupa

timbangan duduk dan mesin jahit karung sebanyak 31 paket yang

disalurkan kepada 31 gapoktan yang tersebar di 23 Kabupaten

sentra produksi.

No. Kabupaten/ Gapoktan

Alamat Jml Paket Desa Kecamatan

1 Bangkalan

Al Wahidin Manonggal Klampis 1

Rukun Maju Pacentan Tanah Merah 1

2 Banyuwangi

Tri Sakti Suko Maju Srono 1

Tri Tunggal Tambakrejo Muncar 1

3 Blitar

Mekarsari Gadungan Gandusari 1

4 Bojonegoro

Tani Rahayu Kepoh Kepoh baru 1

5 Bondowoso

Al-Barokah Jebung lor Tlogosari 1

6 Gresik

Dapet Dapet Balongpanggang

1

7 Jombang

Daditunggal Daditunggal Ploso 1

Pojok kulon Pojok kulon Kesamben 1

8 Kediri

Manunggal Abadi

Tanon Papar 1

Tawang Jaya Ketawang Pumrwosari 1

9 Lamongan

Mitra Tani II Kedungwaras Modo 1

10 Lumajang

Mitra Bakti Kloposawit Candipuro 1

11 Madiun

Mojopurno Mojopurno Wungu 1

12 Magetan

Sumberurip Sugihrejo Kawedanan 1

13 Malang

Alamsari Pamotan Dampit 1

14 Mojokerto

Tani Makmur Kuripansari Pacet 1

Tani Mulyo Beloh Trowulan 1

15 Nganjuk

Ibu Bumi Candirejo Loceret 1

Page 58: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 58

No. Kabupaten/ Gapoktan

Alamat Jml Paket Desa Kecamatan

16 Ngawi

Baroto Kuniran Sine 1

17 Pasuruan

Sinar Tani Kebonwaris Pandaan 1

18 Ponorogo

Manunggal Karanggebang Jetis 1

Ngudi Makmur Duri Slahung 1

19 Probolinggo

Sidorukun Alas tengah Paiton 1

20 Sidoarjo

Sejahtera Gedungrowo Prambon 1

Sidomakmur Pilang Wonoayu 1

21 Situbondo

Sumbermakmur Langkap Besuki 1

22 Trenggalek

Jaya Mulya Suruh Suruh 1

Sido Mekar Jati Karangan 1

23 Tulungagung

Dadi Mulyo Sumberdadi Sumbergempol 1

3.2.2.2. Pengembangan Sistim Tunda Jual

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan

kelompok tani dalam mengembangkan sistem tunda jual sesuai

dengan kondisi wilayahnya, meningkatkan posisi tawar dan nilai

jual hasil pertanian untuk meningkatkan pendapatan petani.

a. Dana Bergulir

Penyempurnaan Dana Bergulir terus dilakukan oleh

Pemerintah Provinsi Jawa Timur mulai Peraturan Gubernur nomor

21 Tahun 2006 yang diganti menjadi Peraturan Gubernur nomor

52 tahun 2009 tanggal 12 Agustus 2009 kemudian mengalami

revisi menjadi Peraturan Gubernur nomor 66 Tahun 2009 pada

tanggal 4 Nopember 2009. Perubahan tersebut bertujuan untuk

penyempurnaan Manajemen Keuangan Pengelolaan Dana Bergulir

Provinsi Jawa Timur sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan

Page 59: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 59

Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri nomor 59 Tahun 2007. Pada Tahun 2012

mengalami revisi menjadi Peraturan Gubernur nomor 21 Tahun

2012 tentang Pedoman Umum Pengelolaan Dana Bergulir Provinsi

Jawa Timur.

Penyaluran Dana

Bantuan dana bergulir pengembangan kelompok tunda

jual dilaksanakan mulai tahun 2004 – 2014.

Dana penguatan modal kelembagaan kelompok sistem

tunda jual pada tahun 2004 sampai dengan 2005 merupakan dana

pinjaman lunak tanpa adanya jaminan yang pengelolaannya dibuat

secara bergulir di kelompok, perguliran dana dikelola oleh Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur sehingga dalam waktu 1

(satu) tahun kelompok yang mendapatkan dana penguatan modal

wajib mengembalikan dana tersebut ke rekening Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur.

Sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2008 sesuai

dengan penerapan Peraturan Gubernur nomor 21 tahun 2006

tentang pengelolaan dana bergulir maka pelaksanaan kegiatan

pengembangan kelembagaan kelompok sistem tunda jual melalui

penguatan modal ini harus mengacu pada perda tersebut dan

dikategorikan dalam kegiatan sosial dengan penyaluran dana

secara channeling. PT.Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur

adalah bank pelaksana yang ditetapkan oleh Gubernur Jawa Timur

sebagai penyalur (channeling) dan penerima pengembalian

pinjaman dana bergulir peserta kegiatan penguatan modal

kelembagaan sistem tunda jual. Dalam pelaksanaan kegiatan

penguatan modal kelembagaan kelompok tunda jual mulai tahun

2006 telah dikenakan jasa/bunga selama 1 (satu) tahun sebesar

Page 60: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 60

29%

9%41%

8%13%

Prosentase Pembelian (%)

GKP GKS GKG

8%

11%

39%

30%

12%

Prosentase Penjualan (%)

GKP GKS GKG

3% dan disetor secara bruto ke Kasda sebagai Pendapatan Asli

Daerah (PAD).

Alokasi dana tahun 2013

Pada tahun 2013, alokasi dana yang digulirkan ke

kelompok pengembangan system tunda jual sebesar Rp. 3,75

Milyar yang dialokasikan kepada

75 kelompok di 13 kabupaten

sentra produksi (Bangkalan,

Blitar, Bojonegoro, Jombang,

Kediri, Lamongan, Lumajang,

Malang, Madiun, Magetan,

Nganjuk, Ngawi, Ponorogo).

Pembelian.

Berdasarkan laporan yang masuk realisasi pembelian

gabah/beras/ jagung/kedele oleh kelompok tunda jual sampai

dengan Desember 2014 sebesar Rp. 4.013.107.550,- dapat

digambarkan sebagai berikut : 78,1 ton GKP; 399,7 ton GKG dan

76,9 ton beras dan 126,6 ton jagung .

Penjualan

Total penjualan gabah/

beras/jagung yang dilaksanakan

oleh 75 kelompok tunda jual

penerima dagulir tahun 2014

senilai Rp. 3.839.785.400,-

dengan rincian penjualan : 63,3

ton GKP, 87,1 ton GKS, 303,6

ton GKG, 228,1 ton Beras dan

88 ton Jagung.

Page 61: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 61

Penjualan terbesar yang dilaksanakan oleh kelompok dalam bentuk

GKG sebesar 39%, ini menunjukkan bahwa kelompok tersebut

hanya melakukan proses pengeringan dan penyimpanan belum

melakukan proses selanjutnya yaitu mengolah dalam bentuk beras

dan melakukan pengepakan. Hal ini karena terbatasnya sarana

dan prasarana yang di miliki kelompok.

b. Bantuan hibah/bansos kepada masyarakat.

Untuk mendukung pelaksanaan gapoktan dalam melakukan

usahanya pada tahun 2014 telah direalisasikan bantuan hibah

berupa gabah/beras kepada gapoktan 4 paket yang disalurkan

kepada 4 gapoktan yaitu :

- Gapoktan Sri Rejeki, Ds. Sidorejo, Kec. Purwoharjo, Kab.

Banyuwangi.

- Gapoktan Wringin Tani, Ds. Wringin Anom, Kec. Asembagus,

Kab. Situbondo.

- Gapoktan Karya Tani, Ds. Jolotundo, Kec. Jetis, Kab.

Mojokerto.Gapoktan Wahas, Ds. Wahas, Kec. Balongpanggang, Kab.

Gresik.

3.2.2.3. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilisasi Harga Pangan.

Dalam rangka perlindungan dan pemberdayaan petani,

kelompok tani dan atau gabungan kelompok tani terhadap jatuhnya

harga gabah/beras dan jagung pada saat panen raya dan

aksesibilitas pangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui dana

APBN telah melaksanakan kegiatan Penguatan Lembaga Distribusi

Pangan Masyarakat (LDPM). Melalui fasilitas penguatan modal

usaha, diharapkan gapoktan bersama-sama dengan anggotanya

mampu secara swadaya melakukan aktivitas berupa : membangun

sarana untuk penyimpanan, mengembangkan usaha dibidang

pemasaran pangan dan menyediakan pangan minimal bagi

kebutuhan anggotanya.

Page 62: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 62

Tujuan Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat :

a. Memberdayakan gapoktan agar mampu mengembangkan unit

usaha distribusi/pemasaran atau pengolahan hasil dan unit

pengelola cadangan pangan antara lain dalam hal : a)

mengembangkan sarana penyimpanan (gudang) sendiri; b)

menyediakan cadangan pangan pokok minimal bagi anggotanya

pada saat musim paceklik; c) menjaga stabilisasi harga jual

gabah/beras dan jagung pada saat panen raya melalui kegiatan

pembelian dan penjualan.

b. Mengembangkan usaha ekonomi diwilayah melalui peningkatan

usaha pembelian gabah/beras dan jagung.

c. Meningkatkan nilai tambah produk melalui kegiatan

penyimpanan, pengolahan, dan pengemasan.

d. Memperluas jejaring kerjasama distribusi/pemasaran yang saling

menguntungkan dengan mitra usaha baik di dalam maupun di

luar wilayahnya.

Sasaran Penguatan LDPM tahun 2014 adalah Gapoktan yang

sudah ada atau eksis, bukan bentukan baru dan memenuhi

kriterian sebagai berikut :

a. Berlokasi di daerah sentra produksi padi bagi gapoktan tahap

penumbuhan 2014, sementara itu bagi gapoktan tahap

pengembangan masih dimungkinkan daerah sentra produksi

jagung.

b. Memiliki unit usaha distribusi atau pemasaran atau pengolahan

hasil dan unit pengelola cadangan pangan dan

c. Memiliki lahan sendiri untuk dapat dibangun sarana

penyimpanan (gudang).

Alokasi dana

Pada tahun 2014, Provinsi Jawa Timur mendapat tambahan

alokasi dana senilai Rp. 3,6 Milyar untuk 42 Gapoktan dengan

Page 63: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 63

rincian : 29 Gapoktan tahap pengembangan tahun 2012, 7

Gapoktan tahap pengembangan tahun 2013 dan 6 Gapoktan tahap

penumbuhan. Realisasi sampai dengan Desember 2014 hanya

mencapai Rp. 3 Milyar, hal ini disebabkan 8 gapoktan tahap

pengembangan tahun 2012 tidak terealisasi karena 1 gapoktan

tidak memenuhi persyaratan administrasi sedangkan 7 gapoktan

tidak diusulkan oleh kabupaten.

Alokasi Dana dan Bansos Penguatan-LDPM di Unit Usaha

Gapoktan Tahun 2012 - 2014 sebesar Rp. 8,4 Milyar dengan rincian

:

- Tahap pengembangan tahun 2012 untuk 29 gapoktan

sebesarRp. 5.925.000.000,- (dana th. 2012 Rp. 4.350.000.000,-

tambahan th. 2014 Rp. 1.575.000.000).

- Tahap pengembangan tahun 2013 untuk 7 gapoktan sebesarRp.

1.575.000.000,- (dana th. 2013 Rp. 1.050.000.000,- tambahan

tahun 2014 Rp. 525.000.000,-).

No Kabupaten Gapoktan Jumlah bansos

Jumlah Penumbuhan Pengembangan

2012 2014

1 Banyuwangi Tri Sakti 150.000 - 150.000

Tri Tunggal 150.000 75.000 225.000

2 Jombang Daditunggal 150.000 - 150.000

Pojokkulon 150.000 75.000 225.000

3 Tulungagung Dadi Mulyo 150.000 75.000 225.000

4 Malang Alam Sari 150.000 75.000 225.000

5 Situbondo Sumber Makmur

150.000 75.000 225.000

6 Mojokerto Tani Mulyo 150.000 - 150.000

7 Trenggalek Sido Mekar 150.000 75.000 225.000

8 Lamongan Mitra Tani 2 150.000 75.000 225.000

9 Ponorogo Manunggal 150.000 - 150.000

Page 64: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 64

Ngudi Makmur

150.000 75.000 225.000

10 Lumajang Mitra Bhakti 150.000 75.000 225.000

11 Blitar Mekarsari 150.000 75.000 225.000

12 Bondowoso Al Barokah 150.000 75.000 225.000

13 Magetan Sumber Urip 150.000 75.000 225.000

14 Gresik Dapet 150.000 - 150.000

15 Bangkalan Rukun Maju 150.000 - 150.000

Al-Wahidin 150.000 75.000 225.000

16 Madiun Mojopurno 150.000 - 150.000

17 Sidoarjo Sido

Makmur 150.000 75.000 225.000

Sejahtera 150.000 - 150.000

18 Ngawi Baroto 150.000 75.000 225.000

19 Pasuruan Sinar Tani 150.000 75.000 225.000

20 Nganjuk Ibu Bumi 150.000 75.000 225.000

21 Bojonegoro Tani Rahayu 150.000 75.000 225.000

22 Kediri Manunggal Abadi

150.000 75.000 225.000

Tawang Jaya 150.000 75.000 225.000

23 Probolinggo Sido Rukun 150.000 75.000 225.000

Jumlah 4.350.000 1.575.000 5.925.000

2013 2014

1 Bondowoso Mitra Tani 150.000 75.000 225.000

2 Kediri Gemat 150.000 75.000 225.000

3 Nganjuk Karya

Makmur 150.000 75.000 225.000

4 Situbondo Pecinan

Jaya 150.000 75.000 225.000

5 Blitar Mawar

Bersemi 150.000 75.000 225.000

6 Malang

Karya

Mandiri Sejahtera

150.000 75.000 225.000

7 Trenggalek Tani

Makmur 150.000 75.000 225.000

Jumlah 1.050.000 525.000 1.575.000

2014

Page 65: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 65

- Tahap penumbuhan tahun 2014 untuk 6 gapoktan sebesarRp.

900.000.000,-.

a. Perkembangan pelaksanaan penguatanLDPM Tahun 2012.

1. Pencairan dan penggunaan dana Bansos.

Berdasarkan SK Kepala Badan Ketahanan Pangan Provinsi

Jawa Timur nomor : 36/209.03/2012, tanggal 26 Maret 2012

menetapkan 29 Gapoktan Tahap Penumbuhan tahun 2012 sebagai

penerima Bansos Penguatan-LDPM senilai Rp. 4.350.000.000,-.

Tahun 2013 merupakan tahun kedua bagi Gapoktan Penguatan-

LDPM tahun penumbuhan 2012, yang berarti akan memasuki

Tahap Pengembangan dan mendapatkan tambahan dana Bansos

sebesar Rp. 75 juta. Akan tetapi, karena adanya kebijakan

penghematan anggaran dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian

PertanianRI maka dana tambahan Bansos tersebut ditunda

penyalurannya. Dana tambahan Bansos ke rekening Gapoktan

Tahap Pengembangan baru disalurkan di tahun 2014 yang

rencananya dialokasikan anggaran sebesar Rp. 2.175.000.000,-,

sehingga total dana yang disalurkan ke Gapoktan tahap

penumbuhan tahun 2012 menjadi Rp. 6.525.000.000,-.

Sampai dengan bulan Desember 2014 dari 29 Gapoktan terealisasi

21 Gapoktan, sedangkan sisanya 8 gapoktan tidak direalisasikan

1 Gresik Kertosono 150.000 - 150.000

2 Nganjuk Tani Subur Makmur

150.000 - 150.000

3 Lumajang Gonorejo 150.000 - 150.000

4 Bondowoso Tani

Makmur 150.000 -

150.000

5 Ponorogo Mulya Tani 150.000 - 150.000

6 Madiun Kali Gunting 150.000 - 150.000

Jumlah 900.000 900.000

Page 66: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 66

karena 1 gapoktan tidak memenuhi syarat administrasi dan 7

gapoktan tidak diusulkan oleh kabupaten.

Alokasi dana Bansos Penguatan-LDPM Tahap

Pengembangan tahun 2012 sebesar Rp. 4.300.000.000,- sesuai

Rencana Usaha Gapoktan (RUG) penggunaanya dapat dirinci sebagai

berikut :

No Kabupaten Gapoktan Rencana Usaha Gapoktan

Pengembangan Gudang Distribusi Cadangan

2012 2014

1 Banyuwangi Tri Sakti 33.652 100.000 16.348 -

Tri Tunggal 33.652 100.000 16.348 75.000

2 Jombang Daditunggal 40.000 90.000 20.000 -

Pojokkulon 40.000 90.000 20.000 75.000

3 Tulungagung Dadi Mulyo 40.000 95.000 15.000 75.000

4 Malang Alam Sari 35.000 95.000 20.000 75.000

5 Situbondo Sumber Makmur 40.000 100.000 10.000 75.000

6 Mojokerto Tani Mulyo 35.000 95.000 20.000 -

7 Trenggalek Sido Mekar 40.000 89.475 20.525 75.000

8 Lamongan Mitra Tani 2 40.000 100.000 10.000 75.000

9 Ponorogo Manunggal 40.000 100.000 10.000 -

Ngudi Makmur 40.000 100.000 10.000 75.000

10 Lumajang Mitra Bhakti 30.000 100.000 20.000 75.000

11 Blitar Mekarsari 39.928 100.000 10.072 75.000

12 Bondowoso Al Barokah 40.000 90.000 20.000 75.000

13 Magetan Sumber Urip 40.000 100.000 10.000 75.000

14 Gresik Dapet 50.000 80.000 20.000 -

15 Bangkalan Rukun Maju 40.000 70.000 40.000 -

Al-Wahidin 40.000 70.000 40.000 75.000

16 Madiun Mojopurno 40.000 100.000 10.000 -

17 Sidoarjo Sido Makmur 30.000 100.000 20.000 75.000

Sejahtera 30.000 95.000 25.000 -

18 Ngawi Baroto 40.000 100.950 9.050 75.000

19 Pasuruan Sinar Tani 40.000 100.000 10.000 75.000

20 Nganjuk Ibu Bumi 40.000 95.000 15.000 75.000

Page 67: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 67

Sebesar Rp. 1.117.232.000,- atau 25,98% dari alokasi dana

Bansos digunakan untuk pembangunan/renovasi 29 gudang

sarana penyimpanan (gudang) Gapoktan;

Sebesar Rp. 2.741.425.000,- atau 63,75% untuk distribusi/

pengolahan;

Sebesar Rp. 491.343.000,- atau 11,43% untuk unit usaha

cadangan pangan.

Untuk pencairan tahap pengembangan tahun 2014 sebesar

Rp. 75.000.000,- kepada 21 gapoktan senilai Rp. 1.575.000.000,-,

digunakan usaha distribusi/pengolahan pangan.

Tabel 4 : Rencana Usaha Gapoktan (RUG) dan tambahan modal Gapoktan Tahun 2012

2. Akumulasi pembelian hingga posisi bulan Desember 2014.

Pembelian gabah/beras/jagung yang sudah dilakukan oleh

unit usaha distribusi/pengolahan pangan Gapoktan Tahap

Pengembangan sampai dengan bulan September 2014 sekitar 4,64

putaran dari modal awal di unit ini. Nilai total pembelian yang sudah

dilakukan mencapai Rp. 12.725.414.000,- dimana sejumlah nilai

tersebut digunakan untuk melakukan pembelian dengan rincian

sebagai berikut:

GKP : 2.514,6 ton senilai Rp. 10.150.398.000,-

GKG : 151,4 ton senilai Rp. 659.662.000,-

Beras : 107,0 ton senilai Rp. 778.129.000,-

Jagung : 380,8 ton senilai Rp. 1.137.255.000,-

Jumlah Rp.12.725.414.000,-

21 Bojonegoro Tani Rahayu 40.000 100.000 10.000 75.000

22 Kediri Manunggal Abadi 40.000 96.000 14.000 75.000

Tawang Jaya 40.000 95.000 15.000 75.000

23 Probolinggo Sido Rukun 40.000 95.000 15.000 75.000

Jumlah 1.117.232 2.741.425 491.343 1.575.000

Page 68: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 68

JUMLAH PEMBELIAN OLEH GAPOKTAN TAHAP

PENGEMBANGAN TH. 2012

80%

5%3%

12%

GKP

GKG

Beras

Jagung

Sebagaimana ditunjukkan pada Gambar disamping, prosentase

pembelian terbesar Gapoktan

Tahap Pengembangan tahun

2012 ini didominasi dalam

bentuk GKP sebesar 80% dari

total pembelian yang

dilakukan oleh Gapoktan.

Pembelian dalam bentuk GKP

yang cukup besar ini

menunjukkan bahwa Gapoktan Tahap Pengembangan dalam

melakukan pembelian banyak menyerap gabah milik anggota, yang

biasanya dijual dalam bentuk kering panen. Pembelian dalam

bentuk kering giling dan beras dilakukan pada saat gabah kering

panen sudah habis. Sementara itu, pembelian dalam bentuk GKG

oleh Gapoktan Tahap Pengembangan hanya sebesar 5%, beras 3%,

dan jagung sebesar 13% dari total pembelian oleh di unit usaha

distribusi/pengolahan pangan.

3. Akumulasi dan pemanfaatan cadangan pangan.

Pengadaan yang sudah dilakukan oleh unit usaha cadangan

pangan Gapoktan Tahap Pengembangan sampai dengan bulan

Desember 2014 terbilang sangat kecil, karena ada beberapa

Gapoktan yang masih belum memanfaatkan dana di unit usaha

cadangan pangan untuk pengadaan cadangan pangan. Jumlah

pembelian dalam pengembangan cadangan pangan adalah :

- Gabah sebesar 129,15 ton senilai Rp. 533.781.000,-

- Beras sebesar 4,43 ton senilai Rp. 31.218.000,-

- Jumlah Rp. 564.999.000,-

Dari total pembelian tersebut disalurkan kembali kepada

anggota kelompok dan dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi

dalam menghadapi musim paceklik, total penyaluran pada tahun

Page 69: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 69

2014 berupa gabah sebesar 35,01 ton dan beras sebesar 2,64 ton.

Apabila dilihat dari pembelian, total penyaluran gabah/beras sangat

kecil hanya 27,82% hal ini menunjukkan bahwa anggota gapoktan

kurang memanfaatkan cadangan pangan dalam menghadapi

musim paceklik.

Penyaluran pada tahun 2014 berupa gabah sebesar 35,01 ton

dan beras sebesar 2,64 ton telah dikembalikan lagi oleh

masyarakat/kelompok, jumlah pengembalian berupa gabah sebesar

19,63 ton dan beras 2,20 ton yang akan digunakan sebagai

cadangan pangan. Sedangkan sisa stok yang tersisa pada gudang

cadangan pangan Penguatan – LDPM berupa gabah sebesar 87,26 ton

dan beras 2,75 ton. Sisa stok yang dimiliki unit usaha cadangan

pangan tersebut disimpan sebagai upaya untuk mengantisipasi apabila

ditemui indikasi kekurangan pangan di wilayahnya.

4. Perkembangan Modal Usaha

Sampai dengan bulan Desember 2014 perkembangan modal usaha

gapoktan mencapai sebesar Rp. 3.628.379.000,- atau mengalami

peningkatan sebesar Rp. 295.611.000,- (12,24%) dari modal awal

sebesar Rp. 3.232.768.000,-, melihat perkembangan modal kinerja

Penguatan – LDPM maka perlu lebih ditingkatkan sarana dan

prasarana gapoktan sehingga mencapai hasil yang lebih baik dalam

melakukan usaha taninya pada saat penanganan pasca panen.

Sedangkan tambahan modal sebesar Rp. 1.575.000.000,- untuk 21

Kegiatan yang dilaksanakan oleh Gapoktan Manunggal di Desa Karang Gebang, Kec. Jetis, Kab. Ponorogo

Page 70: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 70

gapoktan tahap pengembangan tahun 2012 belum diketahui

perkembangannya karena pencairan dana dilaksanakan pada bulan

September – November 2014, dimana pada bulan tersebut bukan

merupakan musim panen padi sehingga tidak ada aktivitas yang

dilakukan oleh gapoktan terhadap tambahan dana tersebut.

b. Perkembangan pelaksanaan Penguatan LDPM Tahun 2013.

a. Pencairan dan penggunaan dana Bansos.

Alokasi dana Bansos Penguatan-LDPM Tahap Pengembangan

tahun 2013 sebesar Rp. 1.050.000.000,- sesuai Rencana Usaha

Gapoktan (RUG) penggunaanya dapat dirinci sebagai berikut :

Sebesar Rp. 275.000.000,- atau 26,19% dari alokasi dana Bansos

digunakan untuk pembangunan/renovasi gudang sarana

penyimpanan Gapoktan;

Sebesar Rp. 666.130.000,- atau 63,44% dari alokasi dana Bansos

digunakan untuk distribusi/pengolahan pangan;

Unit usaha cadangan pangan mendapat alokasi sebesar Rp.

108.870.000,- atau 10,37% dari alokasi dana Bansos.

Untuk pencairan tahap pengembangan tahun 2014 sebesar

Rp. 75.000.000,- kepada 7 gapoktan senilai Rp. 525.000.000,-,

digunakan usaha distribusi/pengolahan pangan.

Tabel 5 : Rencana Usaha Gapoktan (RUG) dan tambahan modal Gapoktan Tahun 2013

No Kabupaten Gapoktan Rencana Usaha Gapoktan Tambahan

modal Gudang Distribusi Cadangan

2013 2014

1 Bondowoso Mitra Tani 40.000 90.000 20.000 75.000

2 Kediri Gemat 40.000 95.000 15.000 75.000

3 Nganjuk Karya

Makmur 40.000 95.000 15.000

75.000

4 Situbondo Pecinan Jaya 40.000 92.500 17.500 75.000

5 Blitar Mawar

Bersemi 40.000 100.000 10.000

75.000

Page 71: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 71

JUMLAH PEMBELIAN OLEH GAPOKTAN TAHAP

PENGEMBANGAN TH. 2013

96%

0%0% 4%

GKP

GKG

Beras

Jagung

No Kabupaten Gapoktan Rencana Usaha Gapoktan Tambahan

modal Gudang Distribusi Cadangan

6 Malang Karya Mandiri Sejahtera

35.000 95.000 20.000 75.000

7 Trenggalek Tani Makmur 40.000 98.630 11.370 75.000

Jumlah 275.000 666.130 108.870 525.000

b. Akumulasi pembelian gabah/beras/jagung hingga posisi Desember 2014.

Pembelian gabah/beras/jagung yang sudah dilakukan oleh unit

usaha distribusi/pengolahan pangan Gapoktan Tahap Pengembangan

sampai dengan bulan Desember 2014 sekitar 5,74 kali putaran dari

modal awal di unit ini. Nilai total pembelian yang sudah dilakukan

mencapai Rp. 3.850.750.000,- dimana sejumlah nilai tersebut

digunakan untuk melakukan pembelian dengan rincian sebagai

berikut:

GKP : 914,29 ton senilai Rp. 3.667.363.000,-

Beras : 3,35 ton senilai Rp. 27.637.000,-

Jagung : 41,45 ton senilai Rp. 125.770.000,-

Jumlah Rp. 3.850.750.000,-

Sebagaimana ditunjukkan pada grafik, prosentase pembelian terbesar

Gapoktan Tahap Pengembangan tahun 2013 ini didominasi dalam

bentuk GKP sebesar 96% dari total

pembelian Gapoktan. Pembelian

dalam bentuk GKP yang cukup besar

ini menunjukkan bahwa Gapoktan

Tahap Pengembangan dalam

melakukan pembelian banyak

menyerap gabah milik anggota, yang

biasanya dijual dalam bentuk kering

Page 72: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 72

panen. Pembelian dalam bentuk beras dilakukan secara pada saat

gabah kering panen sudah habis. Sementara itu, tidak ada pembelian

dalam bentuk GKG dan pembelian jagung oleh hanya sebesar 4% dari

total pembelian oleh di unit usaha distribusi/pengolahan pangan.

c. Akumulasi dan pemanfaatan cadangan pangan.

Pengadaan yang sudah dilakukan oleh unit usaha cadangan

pangan Gapoktan Tahap Pengembangan sampai dengan bulan

Desember 2014 terbilang sangat kecil, karena ada beberapa Gapoktan

yang masih belum memanfaatkan dana di unit usaha cadangan

pangan untuk pengadaan cadangan pangan. Jumlah pembelian gabah

dalam pengembangan cadangan pangan adalah sebesar 20,64 ton

senilai Rp. 91.546.000,-

Dari total pembelian tersebut disalurkan kembali kepada

anggota kelompok dan dimanfaatkan untuk kebutuhan konsumsi

dalam menghadapi musim paceklik, total penyaluran pada tahun 2014

berupa gabah sebesar 2,82 ton. Apabila dilihat dari pembelian, total

penyaluran gabah/beras sangat kecil hanya 13,66% hal ini

menunjukkan bahwa anggota gapoktan kurang memanfaatkan

cadangan pangan dalam menghadapi musim paceklik.

Sedangkan sisa stok yang tersisa pada gudang cadangan pangan

Penguatan – LDPM berupa gabah sebesar 17,82 ton. Sisa stok yang

dimiliki unit usaha cadangan pangan tersebut disimpan sebagai upaya

untuk mengantisipasi apabila ditemui indikasi kekurangan pangan di

wilayahnya.

d. Perkembangan modal usaha

Sampai dengan bulan Desember 2014 perkembangan modal usaha

gapoktan mencapai sebesar Rp. 822.244.000,- atau mengalami

peningkatan sebesar Rp. 47.244.000,- (6,12%) dari modal awal sebesar

Rp. 775.000.000,-, melihat perkembangan modal kinerja Penguatan –

Page 73: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 73

LDPM maka perlu lebih ditingkatkan sarana dan prasarana gapoktan

sehingga mencapai hasil yang lebih baik dalam melakukan usaha

taninya pada saat penanganan pasca panen. Sedangkan tambahan

modal sebesar Rp. 525.000.000,- untuk 7 gapoktan tahap

pengembangan tahun 2013 belum diketahui perkembangannya karena

pencairan dana dilaksanakan pada bulan September – November 2014,

dimana pada bulan tersebut bukan merupakan musim panen padi

sehingga tidak ada aktivitas yang dilakukan oleh gapoktan terhadap

tambahan dana tersebut.

c. Perkembangan pelaksanaan Penguatan LDPM Tahun 2014.

a. Pencairan dan penggunaan dana bansos.

Alokasi dana Bansos Penguatan-LDPM Tahap Penumbuhan

tahun 2014 sebesar Rp. 900.000.000,- sesuai Rencana Usaha

Gapoktan (RUG) penggunaanya dapat dirinci sebagai berikut :

Sebesar Rp. 235.000.000,- atau 26,11% dari alokasi dana Bansos

digunakan untuk pembangunan/renovasi sarana penyimpanan

(gudang) Gapoktan;

Sebesar Rp. 570.000.000,- atau 63,33% dari alokasi dana Bansos

digunakan untuk distribusi/pengolahan pangan;

Unit usaha cadangan pangan mendapat alokasi Rp. 95.000.000,-

atau 10,56% dari alokasi dana Bansos.

Tabel 6 : Rencana Usaha Gapoktan (RUG) Tahun 2013

No Kabupaten Gapoktan Rencana Usaha Gapoktan

Gudang Distribusi Cadangan

2014

1 Gresik Kertosono 40.000 90.000 20.000

2 Nganjuk Tani Subur Makmur

40.000 95.000 15.000

3 Lumajang Gonorejo 35.000 100.000 15.000

4 Bondowoso Tani Makmur 40.000 90.000 20.000

5 Ponorogo Mulya Tani 40.000 95.000 15.000

Page 74: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 74

No Kabupaten Gapoktan Rencana Usaha Gapoktan

Gudang Distribusi Cadangan

6 Madiun Kali Gunting 40.000 100.000 10.000

Jumlah 235.000 570.000 95.000

b. Akumulasi dana bansos pada kegiatan unit usaha distribusi dan unit cadangan pangan hingga posisi bulan Desember 2014.

Pencairan tahap I bulan Agustus 2014 digunakan untuk pembangunan

gudang cadangan pangan sedangkan pencairan tahap II pada bulan

September digunakan untuk distribusi/pemasaran dan cadangan

pangan setelah tersedianya gudang cadangan pangan.

Sampai dengan bulan Desember 2014 gapoktan belum memanfaatkan

dananya untuk pembelian maupun penjualan karena pencairan dana

bansos dilakukan pada bulan September 2014 dimana pada bulan

tersebut masa panen raya sudah berakhir.

3.2.2.4. Peningkatan Akses Pangan Masyarakat

Kemampuan masyarakat mengakses pangan yang cukup

adalah salah satu prasyarat mutlak bagi terwujudnya ketahanan

pangan di tingkat rumah tangga. Salah satu tanggung jawab setiap

otoritas pemerintahan, baik nasional, provinsi, kabupaten/kota,

hingga ke tingkat desa adalah memfasilitasi setiap orang dan rumah

tangga di wilayahnya dapat mengakses pangan yang cukup setiap

hari, dan menghindarkannya dari masalah kerawanan pangan.

Akses pangan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang

dalam rumah tangga secara periodik dapat memenuhi kebutuhan

pangan yang cukup melalui kombinasi cadangan pangan mereka

dan hasil dari rumah/pekarangan sendiri, pembelian, barter,

pemberian, pinjaman dan bantuan pangan. Beberapa faktor yang

mempengaruhi akses pangan masyarakat adalah kemampuan

memproduksi pangan masyarakat setempat atau keswasembadaan

Page 75: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 75

pangan, kondisi infrastruktur dasar seperti jalan, pasar, sarana dan

prasarana transportasi darat maupun air yang dikaitkan dengan

kebutuhan untuk berproduksi maupun untuk meningkatkan

kualitas hidup.

Selain itu, akses pangan masyarakat dipengaruhi pula oleh

aspek ekonomi maupun aspek sosial yang dapat dirinci menjadi 7

(tujuh) indikator yang menggambarkan kemampuan akses

masyarakat terhadap pangan, yaitu : (1) Konsumsi normatif

terhadap ketersediaan bersih pangan pokok; (2) Persentase desa

yang tidak dapat dilalui oleh kendaraan roda 4; (3) Persentase desa

yang tidak memiliki pasar dan jarak terdekat ke pasar > 3 km; (4)

Persentase penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan; (5)

Persentase penduduk yang bekerja < 36 jam per minggu; (6) Product

Domestic Regional Bruto (PDRB) ekonomi kerakyatan per kapita;

dan (7) Persentase penduduk yang tidak tamat SD.

Salah satu upaya untuk mengatasi akses pangan melalui

pengembangan akses pangan tingkat rumah tangga, mengingat

bahwa permasalahan utama akses pangan adalah aspek ekonomi

dimana daya beli masyarakat terhadap pangan masih rendah.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Badan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur melaksanakan kegiatan Pengembangan

Akses Pangan di Tingkat Rumah Tangga untuk menangani akses

pangan yang rendah dengan melibatkan masyarakat secara aktif.

Disamping itu diperlukan upaya terpadu instansi terkait

berupa penguatan modal usaha secara berkelompok, dukungan

infrastruktur ekonomi yang tangguh dan memihak kepada

kepentingan masyarakat, serta pendampingan dan bimbingan guna

mendorong usaha perbaikan kedepan.

Page 76: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 76

Dari hasil analisis dan pemetaan akses pangan di Jawa

Timur, terdapat 3 kabupaten yang dikatagorikan Prioritas 1 yaitu

Kabupaten Sampang, Prioritas 2 Kabupaten Bangkalan dan Prioritas

3 Kabupaten Pamekasan, Proboliggo, Bondowoso, Sumenep dan

Lamongan.

Dalam rangka peningkatan akses pangan masyarakat Tahun

2014 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, dilaksanakan

melalui kegiatan Peningkatan Akses Pangan Masyarakat di 17 Desa

dengan kegiatan sebagai berikut :

1. Penyaluran hibah barang komoditas pangan 17 Paket.

2. Temu teknis kelompok akses pangan

3. Workshop dan Pelatihanan Peningkatan akses pangan

masyarakat.

3.2.3. KONSUMSI PANGAN

TUJUAN 1 Memantapkan dan Mengembangkan Ketersediaan,

Distribusi, Konsumsi Pangan berbasis sumberdaya lokal.

SASARAN 3 Meningkatkan Kualitas Konsumsi & Keamanan Pangan

INDIKATOR

KINERJA

Target Realisasi Capaia

n

%

2014 2010 2011 2012 2013 2014

Skor Pola

Pangan

Harapan

(PPH)

82,0 76,80 79,30 80,00 80,50 81,60 99,51

% Jumlah

Sample yang

aman

dikonsumsi

75 % 87,30 97,50 82,60 82,61 83,21 110,95

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) indikator

kinerja yaitu kualitas dan kuantitas konsumsi pangan semakin beragam,

bergizi seimbang dan amanyang ditunjukkan dengan peningkatan SKOR PPH.

Page 77: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 77

FAO-RAPA mendefinisikan PPH sebagai komposisi kelompok pangan utama

yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya.

Dengan demikian PPH merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan

atas proporsi keseimbangangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk

memenuhi gizi baik dalam jumlah maupun mutu dengan mempertimbangkan

segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama.Upaya

pencapaian Skor PPH didukung oleh 6 (enam) program yaitu : Program

Peningkatan Kesejahteraan Petani; Program Peningkatan Ketahanan Pangan;

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian, Perkebunan dan

Peternakan; Program Pengembangan Kawasan Agropolitan; Program

Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/ Perkebunan/Peternakan.

Tingkat konsumsi dan kualitas pangan tahun 2014 ditunjukkan oleh

keragaman konsumsi pangan penduduk yang dianalisis melalui pendekatan

perhitungan Pola Pangan Harapan (Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman),

yang dicerminkan dengan nilai skor PPH. Skor PPH ideal adalah 100 yang

diproyeksikan akan tercapai pada Tahun 2025.

Skor PPH Jawa Timur Tahun 2013 mencapai 80,5 atau 99,2% dari

target yang telah ditetapkan pada Tahun 2013 sebesar 81,1 dan mengalami

peningkatan dibandingkan Tahun 2012 sebesar 80. Namun demikian apabila

perhitungan dilakukan secara perwilayahan maka untuk Skor PPH wilayah

perkotaan Tahun 2013 sebesar 84,6 atau mencapai 104,3% sedangkan untuk

wilayah perdesaan skor PPH adalah 76,3 atau 94% dari target yang telah

ditetapkan pada tahun 2013 sebesar 81,1.

Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat diperkotaan telah semakin

memahami dan mempunyai kesadaran akan pentingnya kualitas konsumsi

pangan untuk hidup sehat sedangkan masyarakat perdesaan masih harus

didorong melalui sosialisasi, promosi dan kegiatan lainnya yang dapat

memberi wawasan dan pengetahuan untuk mengkonsumsi pangan sesuai

anjuran untuk hidup sehat sesuai slogan Panganku Beragam, Bergizi

Seimbang dan Aman (B2SA). Disamping itu kondisi ekonomi masyarakat

Page 78: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 78

perkotaan dan perdesaan juga mempengaruhi dalam menentukan konsumsi

pangan yang B2SA.

Tabel ..... Skor PPH Jawa Timur Tahun 2013.

No. Uraian Tahun 2013

Skor PPH % tase dr Target

1. Perkotaan 84,6 104,3% 2. Pedesaan 76,3 94% 3. Jawa Timur 80,5 99,2%

Sumber: Susenas 2012Jawa Timur, diolah BKP Prov.Jatim, 2014. Ket : Target Skor PPH Thn 2013 = 81,1 Tabel 5. Standar Ideal PPH Nasional

No Kelompok Pangan

PPH Nas.

Konsumsi Energi KKal

Konsumsi gr/kap/hr

Bobot Skor PPH

1. Padi-padian 50.0 1000 275 0.5 25.0 2. Umbi-umbian 6.0 120 100 0.5 2.5 3. Pangan Hewani 12.0 240 150 2.0 24.0 4. Lemak &

Minyak 10.0 200 20 0.5 5.0

5. Buah/Biji Brminyak

3.0 60 10 0.5 1.0

6. Kacang2an 5.0 100 35 2.0 10.0 7. Gula 5.0 100 30 0.5 2.0 8. Sayur dan Buah 6.0 120 250 5.0 30.0 9. Lainnya 3.0 60 - 0.0 0.0

Jumlah 100 2000 100

Sumber : Pusat Pengembangan Konsumsi Pangan BKP Deptan, 2005

Tabel 6a. Rata-rata Konsumsi Pangan Tingkat Rumah Tangga Penduduk Jawa Timur Tahun 2012 dan 2013 (perkapita perhari).

No Kelompok Pangan

Tahun 2012 Tahun 2013

Gr/kap/hr

Energi (KKal)

% AKE

Gr/kap/hr

Energi (KKal)

% AKE

1. Padi-padian 280,0 1121 56,1 283,6 1115,6 55,8 2. Umbi-umbian 41,0 45 2,2 38,9 42,7 2,1 3. Pangan Hwni 80,3 133 6,7 85,0 149,3 7,5 4. Lemak& Miny 23,8 213 10,7 23,7 213,2 10,7 5. Buah/biji miny 6,9 38 1,9 8,0 44,2 2,2 6. Kacang2an 24,9 68 3,4 32,4 82,7 4,1 7. Gula 22,2 80 4,0 27,2 99,1 5,0

Page 79: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 79

8. Sayur & Buah 266,4 103 5,2 228,2 91,0 4,6 9. Lainnya 104,4 45 2,3 57,8 38,1 1,9

Jumlah - 1847 92,4 - 1876 93,8

Tabel 6b. Rata-rata Konsumsi Pangan Tingkat Rumah Tangga Penduduk

Jawa Timur Tahun 2013 (perkapita perhari).

No Kelompok Pangan

Wilayah Perkotaan Wilayah Perdesaan

Gr/kap/hr

Energi (KKal)

% AKE

Gr/kap/hr

Energi (KKal)

% AKE

1. Padi-padian 269.4 1070,4 53.5 296.5 1156,6 57.8 2. Umbi-umbian 29.1 31,6 1.6 37.5 41,3 2,1 3. Pangan Hwni 95,6 177,0 8.9 74,7 123,1 6.2

4. Lemak& Miny 24.3 218,2 10,9 23.2 208,6 10.4 5. Buah/biji miny 6.9 38,3 1,9 9.0 49,6 2.5 6. Kacang2an 33.2 84,1 4.2 31.6 81,4 4.1 7. Gula 27.4 100,0 5.0 27.0 98,5 4,9 8. Sayur & Buah 241.5 97,0 4,8 216.1 85,6 4.3 9. Lainnya 63.7 38,4 1.9 52.4 37,9 1.9

Jumlah - 1854,8 92,7 - 1882,5 94,1

Sumber : Susenas 2013 Jawa Timur, diolah BKP Prop.Jatim, 2014. Ket : Angka Kecukupan Energi (AKE) =2000 KKal/Kap/Hari

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa pola konsumsi pangan

penduduk di wilayah perkotaan dan perdesaan terdapat perbedaan pada

beberapa kelompok pangan terutama : padi-padian, umbi-umbian, pangan

hewani serta sayur dan buah. Apabila ditelaah lebih lanjut, maka dari segi

komposisi (keragaman) tampak untuk perkotaan, rata-rata konsumsi

kelompok padi-padian sebesar 269,4 gram/kap/hrberarti lebih rendah dari

standar ideal PPH sebesar 275 gram/kap/hr atau mencapai 97,96%

sedangkan diperdesaan sebesar 296,5 gram/kap/hr atau 107,8% dari

konsumsi standar PPH ideal sebesar 275 gram/kap/hari.

Rata-rata konsumsi kelompok umbi-umbian diwilayah perkotaan

sebesar 29,1 gram/kap/hr atau 29,1%, sedangkan diperdesaan sebesar 37,5

gram/kap/hr atau 37,5% dari konsumsi ideal yang dianjurkan sesuai

komposisi PPH yaitu sebesar 100 gram/kap/hr. Hal ini mengindikasikan

bahwa umbi-umbian masih dianggap sebagai komoditas inferior baik

diperkotaan maupun diperdesaan, sehingga sangat diperlukan upaya-upaya

Page 80: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 80

meningkatkan keberadaan umbi-umbian mulai dari budidaya sampai dengan

teknologi pengolahannya agar persediaannya cukup dan tampilannya

menarik sehingga diminati dan disukai sebagai alternatif konsumsi pangan

yang mempunyai nilai sejajar dengan komoditas padi-padian.

Rata-rata konsumsi kelompok pangan hewani diwilayah perkotaan

sebesar 95,6 gram/kap/hr atau 63,7%, sedangkan diperdesaan sebesar 74,7

gram/kap/hr atau 49,8% dari konsumsi ideal yang dianjurkan untuk

kelompok pangan hewani sebesar 150 gram/kap/hari. Hal ini

mencerminkan bahwa konsumsi pangan penduduk baik diperkotaan maupun

diperdesaan masih berada jauh dibawah konsumsi ideal yang dianjurkan

sehingga perlu untuk ditingkatkan.

Rata-rata konsumsi kelompok pangan minyak dan lemak diwilayah

perkotaan sebesar 24,3 gram/kap/hr atau 121,5% sedangkan diperdesaan

sebesar 23,2 gram/kap/hr atau 116% dari anjuran PPH ideal sebesar 20

gram/kap/hr.

Rata-rata konsumsi kelompok pangan buah/biji berminyak diwilayah

perkotaan sebesar 6,9 gram/kap/hr atau 69%, sedangkan diperdesaan

sebesar 9,0 gram/kap/hr atau 90% dari standar konsumsi ideal yang

dianjurkan untuk kelompok buah/biji berminyak sebesar 10 gram/kap/hr.

Rata-rata konsumsi kelompok pangan kacang-kacangan diwilayah

perkotaan sebesar 33,2 gram/kap/hr atau 94,86% sedangkan diperdesaan

sebesar 31,6 gram/kap/hr atau 90,29% dari konsumsi ideal yang dianjurkan

untuk kelompok kacang-kacangan sebesar 35 gram/kap/hr.

Rata-rata konsumsi kelompok pangan gula diwilayah perkotaan

sebesar 27,4 gram/kap/hr atau 91,33%, sedangkan diperdesaan sebesar 27,0

gram/kap/hr atau 90% dari konsumsi ideal yang dianjurkan untuk

kelompok gula sebesar 30 gram/kap/hr.

Rata-rata konsumsi kelompok pangan sayur dan buah diwilayah

perkotaan sebesar 241,5 gram/kap/hr atau 96,6%, sedangkan diperdesaan

sebesar 216,1 gram/kap/hr atau 86,44% dari konsumsi ideal yang

dianjurkan untuk kelompok sayur dan buah sebesar 250 gram/kap/hr.

Page 81: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 81

Rata-rata jumlah konsumsi jenis bahan pangan per kapita per tahun

yang diuraikan dari kelompok bahan pangan dengan pendekatan PPH untuk

Tahun 2013 adalah sebagai berikut :

Tabel 7. Uraian Rata-Rata Jenis Konsumsi Pangan Penduduk Jawa Timur Tahun 2013 berdasarkan pendekatan PPH

No. Kelompok Pangan Konsumsi (Kg/Kap/Tahun) 2013

1. Padi-padian 103,52 a. Beras 89,38 b. Jagung 4,24

c. Terigu 9,89 2. Umbi-umbian 14,19 a. Ubi kayu 9,25 b. Ubi Jalar

c. Sagu 3,04 0,98

d. Kentang 0,80 e. Umbi lainnya 0,12 3. Pangan Hewani 31,02 a. Daging ruminantia 1,88 b. Daging unggas 4,72 c. Telur 8,33 d. Susu 1,88 e. Ikan 14,21 4. Minyak & Lemak

a. Minyak kelapa b. Minyak Lainnya c. Margarine

8,65 0,74 7,79 0,12

5. Buah/Biji minyak a. Kelapa b. Kemiri

2,94 2,49 0,45

6. Kacang-kacangan 11,83 a. Kedele 11,20 b. Kacang tanah 0,38 c. Kacang hijau 0,19 d. kacang lainnya 0,06

7. Gula 9,93

a. Gula pasir 9,79 b. Gula merah 0,14 8. Sayur dan Buah 83,29 a. sayur 58,21 b. Buah 25,08

Sumber :Susenas 2013 Jawa Timur, diolah BKP Prov.Jatim, 2014.

Page 82: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 82

a. Kelompok padi-padian

terdiri dari : beras, jagung dan terigu dengan jumlah konsumsi untuk

kelompok padi-padian adalah sebesar 103,51 Kg/Kap/Tahun.Secara

terinci urutan yang dikonsumsi penduduk adalah : beras (beras lokal,

pangan olahan tepung beras, dll)sebesar 89,38 Kg/Kap/Tahun, disusul

tepung terigu sebesar 9,89 Kg/Kap/Tahun dan jagung sebesar 4,24

Kg/Kap/Tahun. Konsumsi Kelompok Padi-padian masih didominasi oleh

beras sehingga untuk mengurangi ketergantungan terhadap satu bahan

pangan pokok maka Jawa Timur mempunyai target penurunan konsumsi

beras sebesar 1,5% per tahun dengan mendorong peningkatan

penganekaragaman konsumsi pangan lokal sumber karbohidrat lainnya

seperti jagung dan umbi-umbian.

b. Kelompok umbi-umbian terdiri dari : ubi kayu, ubi jalar, sagu, kentang

dan umbi lainnya dengan jumlah konsumsi kelompok umbi-umbian adalah

sebesar 14,19 Kg/Kap/Tahun. Pada kelompok ini jenis umbi-umbian ubi

kayu/singkong menempati urutan teratas yang dikonsumsi yaitu sebesar

9,15 Kg/Kap/Tahun, disusul ubi jalar, sagu, umbi lainnya dan kentang.

Secara umum konsumsi umbi-umbian masih sangat rendah yaitu baru

sebesar 38,9% dari standar PPH ideal yang diharapkan. Oleh karena itu

umbi-umbian sangat penting untuk dibudidayakan secara berkelanjutan

dan dimasyarakatkan, mengingat umbi-umbian adalah pangan lokal yang

mempunyai potensi cukup besar sebagai substitusi bahan pangan pokok

sumber karbohidrat selain beras.

c. Kelompok Pangan Hewaniterdiri dari : daging ruminantia, daging unggas,

telur, susu dan ikan dengan total jumlah konsumsi untuk kelompok

pangan hewani adalah sebesar 31,02 Kg/Kap/Tahun.Secara terinci urutan

yang dikonsumsi masyarakat adalah : telur sebesar 8,33 Kg/Kap/Tahun,

daging unggas sebesar 4,72 Kg/Kap/Tahun, ikan sebesar 14,21

Kg/Kap/Tahun dan daging ruminantia sebesar 1,88 Kg/Kap/Tahun.

Secara umum untuk rata-rata konsumsi kelompok pangan hewani masih

sebesar 56,6% dari standar PPH ideal.

Page 83: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 83

d. Kelompok Minyak dan lemak terdiri dari : minyak kelapa, minyak

lainnya dan margarin dengan total jumlah konsumsi untuk kelompok

minyak dan lemak adalah sebesar 8,65 Kg/Kap/Tahun.Secara terinci

urutan yang dikonsumsi masyarakat adalah : minyak lainnya sebesar 7,79

Kg/Kap/Tahun, minyak kelapa sebesar 0,74 Kg/Kap/Tahun dan margarin

sebesar 0,12 Kg/Kap/Tahun. Secara umum untuk rata-rata konsumsi

kelompok minyak dan lemak mencapai 118,5% atau melebihi standar PPH

ideal.

e. Kelompok Buah/Biji Berminyak terdiri dari : kelapa dan kemiri dengan

total jumlah konsumsi untuk kelompok buah/biji berminyak adalah

sebesar 2,94 Kg/Kap/Tahun.Secara terinci urutan yang dikonsumsi

masyarakat adalah : kelapa sebesar 2,49 Kg/Kap/Tahun dan kemiri

sebesar 0,45 Kg/Kap/Tahun. Secara umum untuk rata-rata konsumsi

kelompok buah/biji berminyak sebesar 80% dari standar PPH ideal.

f. Kelompok Kacang-kacangan terdiri dari : kedele, kacang tanah, kacang

hijau dan kacang lainnya dengan total jumlah konsumsi untuk kelompok

kacang-kacangan adalah sebesar 11,83Kg/Kap/Tahun.Secara terinci

urutan yang dikonsumsi masyarakat adalah : kedele sebesar 11,20

Kg/Kap/Tahun, kacang tanah sebesar 0,38 Kg/Kap/Tahun, kacang hijau

sebesar 0,19 Kg/Kap/Tahun dan kacang lainnya sebesar 0,06

Kg/Kap/Tahun.. Secara umum untuk rata-rata konsumsi kelompok

kacang-kacangan mencapai 92,57% atau hampir mendekati standar PPH

ideal.

g. Kelompok Gula terdiri dari : gula pasir dan gula merah dengan total

jumlah konsumsi untuk kelompok gula adalah sebesar 9,93

Kg/Kap/Tahun.Secara terinci urutan yang dikonsumsi masyarakat adalah

: gula pasir sebesar 9,79 Kg/Kap/Tahun dan gula merah sebesar 0,14

Kg/Kap/Tahun. Secara umum untuk rata-rata konsumsi kelompok gula

mencapai 90,66% dari standar PPH ideal.

h. Kelompok Sayur dan Buah terdiri dari : sayuran dan buah-buahan

dengan total jumlah konsumsi untuk kelompok sayur dan buah adalah

Page 84: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 84

sebesar 83,29 Kg/Kap/Tahun.Secara terinci urutan yang dikonsumsi

masyarakat adalah : sayuran sebesar 58,21 Kg/Kap/Tahun dan buah-

buahan sebesar 25,08 Kg/Kap/Tahun. Secara umum untuk rata-rata

konsumsi kelompok sayur dan buah sebesar 91,28% dari standar PPH

ideal.

Kualitas Konsumsi Pangan berbasis Pola Pangan Harapan (PPH)

TUJUAN SASARAN INDIKATOR

KINERJA

SATUAN

TARGET

REALS

CAPIAN %

1. Memantapkan dan Mengembangkan Ketersediaan, Distribusi dan Konsumsi berbasis sumberdayalokal

3. Meningkatkan Kualitas Konsumsi & Keamanan Pangan

- Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

Skor

82,0

81.6

99,51

Capaian skor PPH Tahun 2014 sebesar 81,6 terjadi peningkatan

dibanding tahun sebelumnya namun masih dibawah target yang ditetapkan.

Hal ini disebabkan penurunan konsumsi padi-padian tidak diimbangi dengan

adanya kenaikan konsumsi dari kelompok pangan hewani, kacang-kacangan,

sayur dan buah-buahan.

Tabel 5. Skor PPH Nasional dan Provinsi Jawa Timur Th. 2014.

No Kelompok

Pangan

Skor PPH Nasional Skor PPH Prov. Jatim

Kalori

% Skor PPH

Kalori

% AKE

Skor AKE

Skor Max

Skor PPH

1 Padi-padian 1.167

58,4

25 1.107

55,3

28 25,0 25,0

2 Umbi-umbian 40 2 1 47 2,4 1,2 2,5 1,2

3 Pangan Hewani 165 8,2 16,5 157 7,8 15,7 24,0 15,7

4 Minyak dan lemak 212 10,

6 5 213

10,7

5,3 5,0 5,0

5 Buah/biji 30 1,5 0,7 44 2,2 1,1 1,0 1,0

Page 85: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 85

berminyak

6 Kacang-kacangan 54 2,7 5,4 83 4,2 8,3 10,0 8,3

7 Gula 70 3,5 1,8 99 5,0 2,5 2,5 2,5

8 Sayur dan buah 80 4 20 92 4,6 22,9 30,0 22,9

9 Lain-lain 35 1,7 0 38 1,9 0 0,0 0,0

1.85

3 92,

6 75,4

1.881

94,1

84,7 100,

0 81,6

Dalam rangka Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan telah ada

Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 71 Tahun 2009 tentang Petunjuk

Pelaksanaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

Berbasis Sumberdaya Lokal. Langkah operasional perlu dilakukan terus

menerus dan berkelanjutan melalui proses internalisasi dan pengembangan

industri pangan lokal meliputi kegiatan Advokasi, Kampanye, Promosi,

Pendidikan non Formal, Penyuluhan, Pemanfaatan Pekarangan, Fasilitasi,

Penerapan standart Mutu dengan sasaran anak-anak usia sekolah, TP-PKK,

Pengusaha pangan, Kelompoktani, Kelompok Wanita, Guru dan Masyarakat

luas.

Tabel 6 :Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tahun 2009-2014.

No. Kelompok Konsumsi Energi (Kkal/Kap/Hr)

Bahan Pangan 2009 2010 2011 2012 2013 2014

1. Padian-padian 1.159,3 1.141,0 1.103,7 1.121,4 1.115,6 1.106,8

2. Umbi-Umbian 45,1 42,6 87,0 44,9 42,7 47,3

3. Pangan Hewani 119,3 124,7 155,4 133,2 149,3 156,9

4. Minyak dan Lemak

185,2 195,5 197,6 213,1 213,2 213,4

5. Buah/Biji Berminyak

42,9 40,9 39,2 37,5 44,2 44,2

6. Kacang -Kacangan

85,4 84,0 81,1 67,8 82,7 83,2

7. Gula 93,8 90,5 89,6 80,1 99,1 99,2

8. Sayuran dan Buah

84,9 83,0 82,5 103,4 91,0 91,8

9. Lain-Lain 40,9 42,0 42,0 45,4 38,1 38,2

Total 1.856,7 1.844,1 1.878,4 1.846,9 1.875,9 1.881,1

Skor PPH 75,7 76,9 79,6 80,0 80,5 81,60

Page 86: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 86

Dalam rangka mendukung pencapaian skor Pola Pangan Harapan tersebut

dilaksanakan program/kegiatan meliputi :

1. Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP).

Mengingat tingginya laju pertumbuhan penduduk Jawa Timur

(0,76%), menyebabkan kompleksnya permasalahan dalam pemenuhan

kebutuhan pangan. Sementara kapasitas produksi pangan

pertumbuhannya masih lambat dan stagnan yang disebabkan adanya

kompetisi dalam pemanfaatan sumber daya lahan dan air serta

stagnannya pertumbuhan produktifitas lahan dan tenaga kerja pertanian.

Program Percepatan Penganekaragaman Pangan kegiatan

Pengembangan pangan lokal dan tradisional merupakan salah satu

intervensi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan alternatif

masyarakat Jawa Timur, mengingat konsumsi pangan penduduk Jawa

Timur masih didominasi oleh kelompok pangan serealia terutama beras

yang diharapkan dapat menurunkan konsumsi beras masyarakat Jawa

Timur dan beralih ke umbi-umbian, mengingat potensi umbi-umbian di

Jawa Timur cukup banyak dan tersebar di berbagai kabupaten/kota.

Sedangkan konsumsi jagung, ubi kayu, ubi jalar dan umbi lainnya

cenderung mengalami fluktuasi. Upaya untuk meningkatkan konsumsi

umbi-umbian dengan penggunaan teknologi tepat guna dan

mensosialisasikan program diversifikasi pangan dan gizi guna masyarakat

tidak bergantung pada beras dan terigu, serta untuk meningkatkan

apresiasi masyarakat terhadap produk pangan olahanguna

menumbuhkan minat dan kecintaan untuk mengkosumsi pangan lokal.

Senyampang dengan kondisi diatas, maka dalam rangka untuk

meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran dan ketrampilan

masyarakat dalam pengembangan pola konsumsi pangan yang beragam,

bergizi, berimbang dan aman ( B2SA) yang berbasis sumberdaya lokal,

serta menurunkan tingkat konsumsi beras penduduk dengan sasaran

seluruh masyarakat Jawa Timur,maka telah dilaksanakan beberapa

kegiatan sebagai berikut :

Page 87: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 87

a. Sosialisasi Kantin Sekolah Sehat berbasis pangan lokal se Jawa

Timur, Guna meningkatkan pemahaman pentingnya berbagai jenis

makanan jajanan yang terbuat dari bahan pangan lokal dan

tradisional yang bebas dari bahan tambahan pangan yang

membahayakan jika dikonsumsi, disamping menambah

pengetahuan/wawasan dan memberikan pembekalan peserta dalam

mengelola bantuan hibah yang berupa peralatan dan bahan pangan

untuk kantin sekolah. Adapun sasarannnya adalah Kepala Sekolah,

Guru , Pengelola kantin sekolah dan petugas Institusi Ketahanan

Pangan di 15 Kabupaten sebanyak 78 orang. Realisasi fisik tercapai

100%.

b. Sosialisasi konsumsi pangan B2SA bagi Guru se Jawa Timur.

Untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan konsumsi pangan

yang Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis sumber

daya lokal, kepada para pelaku pendidikan/perguruan dan petugas

Ketahanan Pangan Kabupaten/kota di 38 kabupten/Kota se Jawa

Timur sebanyak 131 orang. Realisasi pelaksanaan sosialisasi

tercapai 100%.

c. Pemasyarakatan Teknologi MP-ASI, BUMIL dan BUSUI .

Penyebarluasan penganekaragaman konsumsi pangan pada

masyarakat, yang Beragam Bergizi Seimbang Dan Aman (B2SA)

berbasis pangan lokal dan mempersiapkan peserta sebagai calon

penerima stimulan berupa Bantuan Hibah Peralatan dan Bahan

Pangan Lokal bagi MP-ASI, BUMIL dan BUSUI.Keluarannya adalah

tersalurnya bantuan hibah peralatan bagi Taman Posyandu sesuai

dengan sasaran, sebanyak 75 orang terdiri dari Ketua/Kader

Posyandu sebanyak 60 orang dan petugas Ketahanan Pangan

Kab/Kota 15 orang. Realisasi fisik mencapai 100%.

d. Pertemuan Apresiasi Pengembangan Karangkitri dalam rangka

penyamaan persepsi tentang kegiatan Karangkitri pada 20

kabupaten/kota di Jawa Timur , sebanyak 50 orang, yang

Page 88: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 88

dilaksanakan tanggal 20 s/d 21 Oktober 2014 bertempat di Hotel

Royal Tretes View - Prigen kabupaten Pasuruan. Keluaran yang

diharapkan dari pelaksanaan Pertemuan Apresiasi Pengembangan

Karangkitri Tahun 2014 adalah kesamaan persepsi mengenai

pelaksanaan kegiatan Pengembangan karangkitri tahun 2014 di

kabupaten dan kota. Realisasi fisik mencapai 100%.

e. Pelaksanaan Pekan Sarapan Nasional untuk memasyarakatkan B2SA

serta konsumsi pangan yang memenuhi standart mutu dan

keamanan pangan.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal14-20 Pebruari sebagai

Pekan Sarapan Nasional (PESAN) dengan tujuan mulia untuk

selalu mengingatkan dan mendorong masyarakat agar melakukan

kebiasaan sarapan sehat setiap hari sebagai bagian dari upaya

mewujudkan gizi seimbang. Berkaitan dengan hal tersebut, Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur melalui Bidang

Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan dengan dana APBD Tahun

2014 telah menyelenggarakan kegiatan Pekan Sarapan Naional pada

Sekolah Dasar di Kabupaten Sidoarjo dan Kota Surabaya. Dengan

Sasaran siswa siswi SDN sebanyak 550 anak, dan terealisasi 100%.

f. Pengembangan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dan Pemberian

Makanan Tambahan Anak Sekolah (PMT-AS) berbasis sumberdaya

lokal untuk Balita gizi kurang. Terealisasi 100%.

g. Pemberian Hibah kepada Taman Posyandu @ Rp. 40 Juta/Kab di 38

Kabupaten/Kota sebesar Rp. 1.520.000.000,-, hibah berupa Bantuan

Peralatan berupa Statur Meter, Alat Peraga, Kompor gas, Regulator

Tabung, Blender dan mangkok dan Bahan Pangan berupa Gula

pasir,Kacang Hijau, Susu Kental Manis, Tepung Beras Merah,

Mentega, Tepung Maizena dan Agar-Agar bagi Taman Posyandu

sebanyak 190 kelompok, terealisasi 187 kelompok, dan 3 kelompok

mengundurkan diri yaitu 2 kelompok Taman Posyandu Jember dan 1

kelompok Taman Posyandu Kota Surabaya.

Page 89: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 89

h. Pemberian Hibah kepada Kantin Sekolah Sehat, kegiatan hibah

berupa bantuan peralatan dan bahan pangan bagi Kantin Sekolah

sehat berbasis pangan lokal di 15 Kabupaten, yaitu : Tulungagung,

Sidoarjo, Ngawi, Magetan, Sampang, Kediri, Situbondo, Probolinggo,

Ponorogo, Madiun, Nganjuk, Tuban, Gresik, Pamekasan dan

Lumajang, di 15 Kantin sebesar Rp. 825.000.000,- masing-masing 1

kantin mendapatkan bantuan sebesar Rp. 45.000.000,- s/d Rp.

60.000.000,-. Bantuan Hibah peralatan berbentuk Lemari es, kompor

gas, regulator, tabung, etalase, blender, macig com, mangkok, sendok,

sedangkan bahan pangan berupa Beras Cerdas, gatot instant, tiwul

instant, tepung maizena, tepung mocav, agar-agar, kacang hijau,

kedele, tepung tapioka. Realisasi fisik 100%.

i. Pemberian Hibah dalam rangka Pengembangan Karangkitri, dengan

nilai bantuan sebesar Rp. 4.150.000.000,- @ 50 Juta Rupiah yang

diarahkan ke 83 dasawisma Desa di 20 Kab/Kota, berbentuk Saprodi

berupa : Kebun Bibit Desa/Green house, pompa air dan

kelengkapannya, pupuk kandang, pupuk organik, pupuk NPK,

polybag, pipa paralon dan selang air. Bantuan hibah berbentuk

benih/bibit sayuran dan buah, dan tanaman toga berupa binahong

hijau, brotowali, daun, encok, daun dewa, , dll

2. Pengembangan Usaha Pangan Lokal dan Tradisional.

Dengan diterbitkannya Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor: 22 Tahun 2009 tentang Kebijakan Percepatan Penganekargaman

Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, Peraturan Menteri Pertanian No :

43/Permentan/OT.140/10/2009 tentang Gerakan Percepatan

Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, yang

selanjutnya ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Jawa Timur

Nomeor : 71 tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Percepatan

Penganekaragaman Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal, maka kita

Page 90: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 90

harus melaksanakan percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

(P2KP) di Jawa Timur, maka melalui kerjasama dengan Perguruan Tinggi

dan berbagai Instansi terkait, Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa

Timur mengembangkan bahan pangan pokok non beras sumber

Karbohidrat yang di sandingkan dengan nasi dan berbahan baku lokal,

dan juga perbaikan mutu konsumsi pangan masyarakat melalui

penurunan konsumsi beras dan peningkatan konsumsi pangan pokok

selain beras yang diimbangi dengan konsumsi pangan hewani serta sayur

dan buah. Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus

terpenuhi setiap saat. Oleh karena itu, Program Ketahanan Pangan

merupakan suatu sasaran prioritas utama nasional dibidang pertanian

dan pangan. Penyediaan pangan yang cukup dengan kualitas gizi yang

baik dan seimbang akan meningkatkan kualitas fisik dan kualitas fikir

atau kecerdasan yang merupakan unsur kualitas manusia yang tangguh.

Hasil pertanian termasuk bahan pangan lokal seperti jagung, ubi

kayu, ubi jalar, suweg, bentul, ganyong dan sebagainya mempunyai sifat

cepat membusuk. Untuk menjaga agar pada musim panen raya hasil

panen tidak cepat membusuk dan harga tetap setabil, maka perlu

dilakukan penanganan pasca panen yang tepat, dengan teknik

pengolahan pangan yang sangat beragam misalnya perebusan,

pengukusan, pemanasan, fermentasi, pembuatan tepung, dan sebagainya

tergantung dari tujuan akhir yang diinginkan sehingga dapat dibuat

berbagai macam penganekaragaman pangan.

Penganekaragaman pangan adalah usaha untuk menyediakan

berbagai ragam produk pangan baik dalam jenis maupun bentuk. Dilain

sisi, makanan tradisional yang menjadi ciri khas suatu daerah harus

diperhatikan dan ditingkatkan mutunya dengan peningkatan pengemasan

dan penyajiannya agar dapat bersaing dengan makan impor. Maka dari

itu, pada Tahun 2014 Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

Page 91: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 91

melaksanakan kegiatan Workshop Pengembangan Jaringan Usaha

Pangan Olahan Berbahan Baku Lokal.

Tujuan

Meperluas jaringan para pengusaha pangan olahan berbahan baku lokal

sehingga dapat memperlancar usaha mulai dari Penyedian bahan baku,

proses produksi, kerja sama antar produsen sampai dengan jaringan

pemasaran.

Sasaran

Pengusahapangan olahan berbahan baku lokal yang ada di 19

Kabupaten/Kota, di Jawa Timur.

Keluaran

1. Berkembangnya jaringan usaha pada 73 kelompok usaha pangan

olahan di Jawa Timur.

2. Meningkatnya kelancaran proses produksi dan pemasaran produk

pangan olahan.

Pagu anggaran Pengembangan Usaha Pangan Lokal dan

Tradisionalsebesar Rp. 1.500.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp.

1.447.568.225,- atau 96,50%.

Penurunan konsumsi beras merupakan salah satu prioritas dalam

pembangunan ketahanan pangan. Dengan adanya Program Percepatan

Penganekaragaman Pangan, kita dapat menurunkan konsumsi beras

masyarakat Jawa Timur dan beralih ke umbi-umbian. Mengingat potensi

umbi-umbian di Jawa Timur cukup banyak dan tersebar di berbagai

kabupaten/kota.

Pada tahun 2014 konsumsi beras mengalami penurunan 1,5 kg/kap/th

atau sebesar 89,0 kg/kap/th dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar

89,38 kg/kap/th, dan dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar 90,5

kg/kap/th sedangkan konsumsi jagung, ubi kayu, ubi jalar dan umbi

Page 92: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 92

lainnya cenderung mengalami peningkatan (Data diolah oleh BKP Jatim),

seperti pada tabel 1 sebagai berikut :

Tabel 1 : Perubahan konsumsi kelompok pangan padi-padian dan umbi-umbian di Jawa Timur tahun 2011-2014.

P

e

nyebab menurunnya konsumsi beras disebabkan adanya upaya-upaya

untuk meningkatkan konsumsi umbi-umbian dengan penggunaan

teknologi tepat guna dan mensosialisasikan program diversifikasi pangan

dan gizi sehingga masyarakat tidak bergantung pada jenis pangan pokok

beras dan terigu. Dalam rangka meningkatkan apresiasi masyarakat

terutama untuk pengusaha pangan olahan (UMKM) pangan lokal, guna

menumbuhkan minat dan kecintaan masyarakat untuk mengkosumsi

pangan lokal dilakukan berbagai kegiatan yaitu :

Kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Lokal dan Tradisional telah

disalurkan bantuan Hibah alat pengolahan pangan olahan sebanyak 60

paket dengan nilai per paket sebesar Rp. 6.000.000,-, dengan total Rp.

360.000.000,- setelah PAK ada perubahan 33 paket dengan nilai Rp.

10.000.000,-/paket, menjadi Rp. 330.000.000.- secara keseluruhan

anggaran menjadi Rp. 690.000.000,- untuk sasaran 93 Kelompok.

Realisasi pelaksanaan bantuan hibah berupa mesin penepung, perajang

ubi, mesin pemarut dan continuous sealer, telah di salurkan ke 33

Kelompok Pengembangan Usaha Pangan Lokal dan tradisional, di 11

Kabupaten yaitu Kabupaten Probolinggo, Lamongan, Sumenep,

Pamekasan, Sampang, Bangkalan, Ngawi, Jombang, Tuban, Bojonegoro

dan Pasuruan masing-masing kelompok mendapatkan 1 paket, senilai

No. Kelompok/Komoditas 2012 2013 2014

1 Padi-padian

- Beras 90,5 89,38 89,0

- Jagung 3,6 4,22 4,24

2 Umbi-umbian

- Ubi kayu 8,32 8,42 10,89

- Ubi Jalar 1,2 1,54 1,89

- Sagu 0,0 0,98 1,27

- Kentang 0,03 0,03 0,04

- Umbi lainnya 0,10 0,12 0,16

Sumber : Data Olahan BKP Jawa Timur.

Page 93: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 93

Rp. 9.900.000,-, total bantuan hibah sebesar Rp. 326.700.000,- atau

terealisasi 99 %. Dan fisik 100%, sebagaimana tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Daftar penerima bantuan hibah alat Pengembangan Usaha Pangan Lokal dan Tradisional Badan Ketahanan Pangan Tahun 2014.

NO NAMA KELOMPOK

KETUA KELOMPOK ALAMAT

NAMA ALAT JUMLAH NILAI/Rp.

1 2 3 4 5 6 7

PENGEMBANGAN USAHA PANGAN LOKAL DANTRADISIONAL

1 KT. SUMBER MAKMUR I

SYAFI'I

Ds. Wedusan, Kec. Tiris, Kab. Probolinggo

Mesin Penepung

1 paket

9.900.000

2. KT. SEJAHTERA I JARWONO

Ds. Pesawahan, Kec. Tiris, Kab. Probolinggo

Mesin Penepung

1 paket

9.900.000

3. KT. SUKA MAJU SUJONO ARDI

Ds. Andungsari, Kec. Tiris, Kab. Probolinggo

Mesin Penepung

1 paket

9.900.000

4. KELOMPOK SUBUR ALAMI

MUASEH

Ds. Klagen Srampat, Kec. Maduran, Kabupaten Lamongan

Mesin Penepung

1 paket

9.900.000

5. KELOMPOK MADU ASRI

UMIYATI

Ds. Maduran, Kec. Maduran, Kab. Lamongan

Mesin Penepung

1 paket

9.900.000

6. KEL. SUMBER MANDIRI

SENIOK ISWATI

Ds. Sukomalo, Kec. Kedungpring, Kabupaten Lamongan

Mesin Penepung

1 paket

9.900.000

7. KWT. IDAMAN HATI

SITI AMSARIYAH

Ds. Kalimo'ok, Kec. Kalianget, Kab. Sumenep

Perajang Ubi

1 paket

9.900.000

8. KEL. PASCA KARYA I

RISNO HAJAR

Ds. Lanjuk, Kec. Manding, Kab. Sumenep

Perajang Ubi

1 paket

9.900.000

9. KT. TUNAS MUDA SUPARMIN

Ds. Gedungan, Kec. Batuan, Kab. Sumenep

Perajang Ubi

1 paket

9.900.000

10. KOP. SELERA RASA

HANAWI

Ds. Palengaan Laok, Kec. Palengaan, Kab.

Perajang Ubi

1 paket

9.900.000

Page 94: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 94

Pamekasan

11. KELOMPOK HAL HAF

ALI RIDO

Desa Bendungan, Kec. Pakong, Kab.Pamekasan

Contonuous Sealer

1 paket

9.900.000

12. KEL. TERANG BULANG

NASRIFAH

Ds. Waru Barat, Kec. Waru, Kab. Pamekasan

Contonuous Sealer

1 paket

9.900.000

13. KT. KARYA BAKTI ARISTIKA

JULI ASTUTI

Ds. Dumplengan, Kecamatan

Pitu, Kab. Ngawi

Mesin

Penepung 1 paket

9.900.000

14. KT. NGUDI RAHAYU II

SUPARNA

Ds. Kandangan, Kec. Ngawi, Kab. Ngawi

Mesin Penepung

1 paket

9.900.000

15. KWT. SRI REJEKI SUN JUNIATUN

Ds. Jururejo, Kec. Ngawi, Kab. Ngawi

Mesin Penepung

1 paket

9.900.000

16. KTW. RUMPUT LAUT

Hj. RAHMAH

DS. Sepulu, Kec. Sepulu, Kab. Bangkalan

Perajang Ubi

1 paket

9.900.000

17. KU. POTRE TANE SULEHA

Ds. Langkap, Kec. Burneh, Kab. Bangkalan

Contonuous Sealer

1 paket

9.900.000

18. KWT. KENANGA MESNA

Ds. Keleyan, Kec. Socah, Kab. Bangkalan

Perajang Ubi

1 paket

9.900.000

19. KEL. MEKAR SARI WAHYU SULISTINI

Ds. Sengon, Kec.Ngambon, Kab. Bojonegoro

Mesin Pemarut

1 paket

9.900.000

20. KUOM. BANGKIT BERSAMA

SISWANTO

Ds. Kanten, Kec. Trucuk, Kab. Bojonegoro

Perajang Ubi

1 Paket

9.900.000

21. KT. AMONG TANI I SUKARYANT

O

Ds. Sumbang Timun, Kec.

Trucuk, Kab. Bojonegoro

Perajang

Ubi 1 Paket

9.900.000

22. KWT. SEKAR GAYAM

ERNA YULIA

Ds. Prambon tergayang, Kec. Soko, Kab. Tuban

Perajang Ubi

1 paket

9.900.000

23. KWT. MAWAR TUNIK Ds. Pakel, Kec. Montong, Kab. Tuban

Contonuous Sealer

1 paket

9.900.000

Page 95: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 95

24. KWT. MAWAR PUTIH

DWI ROHJAYANTI

Ds. Simo, Kec. Soko, Kab. Tuban

Mesin Penepung

1 paket

9.900.000

25. KWT. ANGGREK DAYATIN

Ds. Sumberrejo,

Kec. Purwosari, Kab. Pasuruan

Perajang Ubi

1 paket

9.900.000

26. KWT. JAYA MAKMUR

IKA PURWATININGSIH

Ds. Karang sentul, Kec. Gondang Wetan, Kab. Pasuruan

Perajang Ubi

1 paket 9.900.000

27. KWT. CEMPAKA SARIATI Ds. gunting, kec. Sukorejo,

Kab. Pasuruan

Mesin Pemarut

1 paket 9.900.000

28. KW. SUMBER MUTIARA

Hj. SITI FATIMAH

Kel. Banyuanyar, Kec. Sampang, kab. Sampang

Perajang Ubi

1 paket 9.900.000

29. KW. BUNGA MUTIARA

Hj. SAHRIYA Kel. Banyuanyar, Kec. Sampang, kab. Sampang

Continuous Sealer

1 paket 9.900.000

30. KW. MELATI NIYAH Kel. Rong Tengah, Kec. Sampang, kab. Sampang

Continuous Sealer

1 paket 9.900.000

31. KWT. SRIKANDI UMROTUL AMAROH

Ds. Tugu Sumberejo, Kec. Peterongan, Kab. Jombang

Mesin Penepung

1 paket 9.900.000

32. KWT. KUSUMA ANIS FAHRUNNISA,S.P.si.

Ds. Jombok, Kec. Ngoro, Kab. Jombang

Mesin Penepung

1 paket 9.900.000

33. KWT. BOUGENVIL HALIMATUS SA'DIYAH,S.Pdi

Desa Janti, Kec. Jogoroto, Kab. Jombang

Perajang Ubi

1 paket 9.900.000

Jumlah 326.700.000

Sebagai penunjang kegiatan Hibah tersebut diatas, dilaksanakan pula

Pelatihan Peningkatan Produk Pangan Olahan berbahan baku lokal dan

Workshop pengembangan jaringan usaha pangan olahan berbahan baku

lokal untuk meningkatkan kemampuan pengusaha pangan olahan dalam

meningkatkan kualitas dan kuantitas produk olahannya serta

memperluas jaringan usaha demi kelancaran usahanya.

Page 96: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 96

Permasalahan dan upaya pemecahan masalah.

1. Produk-produk pangan olahan berbahan baku lokal kurang diminati

masyarakat karena belum sepenuhnya tersentuh oleh teknologi

modern seperti (pengemasan, pengolahan, standarisasi produk) serta

sarana promosi.

2. Lambatnya perkembangan, penyebaran dan penyerapan teknologi

pengolahan pangan lokal untuk meningkatkan kepraktisan dalam

pengolahan, nilai gizi, nilai ekonomi, sosial, citra dan daya terima.

3. Belum optimalnya pemberian insentif bagi dunia usaha dan

masyarakat yang mengembangkan aneka produk olahan pangan

lokal.

4. Semakin gencarnya promosi produk pangan siap saji yang sebagian

besar berbahan baku tepung terigu di berbagai media baik televisi,

radio, koran dll yang dapat mempengaruhi gaya hidup terutama

anak-anak sekolah, sehingga pangan lokal kurang dikenal dan

kurang diminati anak-anak.

Solusi terhadap permasalahan :

1. Pengembangan inovasi teknologi pengolahan pangan lokal yang

mempunyai nilai gizi, ekonomi, sosial, citra dan daya terima sehingga

dapat menarik minat masyarakat terhadap pangan lokal.

2. Pemberian bantuan modal kerja atau kredit lunak bagi dunia usaha

pengembangan aneka produk olahan pangan lokal.

3. Sosialisasi pangan lokal kepada Siswa dan Guru SD/MI secara

berjenjang dan berkesinambungan, bahwa masih banyak makanan

pokok berasal dari bahan baku lokal selain beras.

4. Berbagai gerakan kegiatan yang perlu ditingkatkan/digalakkan di

masyarakat antara lain : Gerakan Kampanye, Sosialisasi dam

kegiatan Terpadu (dari hulu sampai dengan Hilir), meliputi budidaya

pangan lokal, penanganan pasca panen, pengolahan pangan lokal dan

lainnya yang dapat menunjang pengembangan produksi pangan lokal.

Page 97: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 97

3. Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan.

Agropolitan merupakan konsep pembangunan wilayah berbasis

pertanian yang mampu memfasilitasi perkembangan kawasan perdesaan

dalam suatu hubungan desa – kota yang saling memperkuat.Kawasan

Agropolitan terdiri dari Kota Pertanian dan desa-desa sentra produksi

pertanian yang ada di sekitarnya, dengan batasan yang tidak ditentukan

oleh batasan administrasi Pemerintahan, tetapi lebih ditentukan dengan

memperhatikan skala ekonomi yang ada.

Di Jawa Timur, sejak 2003 hingga tahun 2014, melalui surat

dukungan Gubernur telah ditetapkan lokasi pengembangan kawasan

agropolitan di61 Kecamatan dari 24 Kabupaten dan 1 kota, antara lain :

Kota Batu, Kab. Mojokerto, Kab. Ngawi, Kab. Banyuwangi, kab.

Lumajang, Kab. Tulungagung, Kab. Bangkalan, Kab. Trenggalek, Kab.

Pasuruan, kab. Pamekasan, Kab. Madiun, Kab. Ponorogo, Kab. Blitar,

Kab. Pacitan, Kab Nganjuk, Kab. Probolinggo, kab. Malang, Kab.

Lamongan, Kab. Tuban, Kab. Bondowoso, Kab. Bojonegoro, Kab.

Jombang, Kab. Sumenep.Kab.Sampang, dan Kab.Sidoarjo.

Program Pengembangan Kawasan Agropolitan (PKA) diarahkan

untuk Pembangunan ekonomi berbasis pertanian di kawasan agribisnis,

yang dirancang dan dilaksanakan dengan jalan mensinergikan berbagai

potensi yang ada untuk mendorong berkembangnya sistem dan usaha

agribisnis yang berdaya saing, berbasis kerakyatan, berkelanjutan dan

terdesentralisasi, yang digerakkan oleh masyarakat dan difasilitasi oleh

Pemerintah.

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur sejak tahun 2010

turut berperan aktif membangun kawasan agropolitan. Sesuai dengan

tugas pokok dan fungsinya, maka yang ditangani adalah urusan

ketahanan pangan dengan kegiatan utama yaitu melakukan pelatihan

kepada pengusaha pangan olahan dan memberikan bantuan alat

pengolahan pangan kepada pengusaha/UMKM yang dianggap berhak

Page 98: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 98

melalui proses identifikasi dan verifikasi. Kedua kegiatan ini diadakan

selain untuk mendukung Pengembangan Kawasan Agropolitan (PKA), juga

dapat menunjang penganekaragaman pangan di Jawa Timur.

Pelatihan kepada pengusaha pangan olahan bertajuk

“Pengembangan Usaha Pangan Olahan di Kawasan Agropolitan” yang

diadakan pada tahun 2014 ini dilaksanakan di 25 (dua puluh lima)

kab/kota yang masuk dalam kawasan agropolitan dan 4 (empat)

kabupaten yang pada saat ini sedang mempersiapkan diri untuk menjadi

bagian dari kawasan agropolitan. Untuk pelaksanaan di lapangan,

kegiatan ini dibagi menjadi 4 (empat) tahap. Dengan demikian, akan lebih

banyak kelompok usaha pengolahan pangan di tiap kabupaten yang

berkesempatan memperoleh ilmu dan pengetahuan untuk meningkatkan

usahanya sekaligus berpartisipasi dalam pengembangan agroindustri di

kawasannya. Berikut kami sampaikan hasil kegiatan “Pelatihan

Pengembangan Usaha Pangan Olahan di Kawasan Agropolitan Tahun

2014” Tahap I.

Pagu anggaran Program sebesar Rp. 1.550.000.000,- dan terealisasi

sebesar Rp.1.480.015.100 atau 95,48%. Program ini dimaksudkan untuk

memfasilitasi pengembangan dan pemantapan kawasan agropolitan

berbasis komoditas unggulan lokal yang dikembangkan melalui mata

rantai agrobisnis hulu, on farm (budidaya), hilir (agroindustri) dan usaha

jasa pendukungnya yang kuat dan terpadu. Untuk mendukung program

telah dilaksanakan Kegiatan fasilitasi Pengembangan Kawasan

Agropolitan telah disalurkan alat pengolahan pangan terdiri dari ; alat

penepung, s[inner, continues sealer, oven, dan perajang ubi senilai @ Rp.

7.000.000,- kepada 45 kelompok usaha pangan olahan berbahan baku

lokal di kawasan Agropolitan. Jenis alat yang dihibahkan kepada

kelompok tidak hanya sesuai dengan bidang usaha yang dijalankan tetapi

juga sesuai dengan kebutuhan kelompok. Dengan demikian adanya

bantuan hibah alat pengolahan pangan dapat memberkan dampak

posistif pada pengemnbangan kualitas dan kuantitas produkpangan

Page 99: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 99

olahan yang dihasilkan. Selanjutnya sebagai penunjang kegiatan,

dilaksanakan pula pelatihan dan worskhop.

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh kelompok usaha

maupun petugas kabupaten dalam menjalankan perannya. Beberapa

diantaranya adalah sebagai berikut :

a) Bentuk konkrit Kawasan Agropolitan yang berhasil

Di dalam suatu kawasan agropolitan idealnya memiliki usaha berbasis

agro yang bergerak dari hulu hingga hilir, artinya ada proses tanam yang

dilanjut dengan proses pengolahan hingga pemasaran. Sehingga di

dalamnya memuat peningkatan nilai tambah pada produk hasil

pertanian. Beberapa kawasan yang memiliki nilai cukup baik dalam

pengembangan kawasan agropolitan antara lain : Kab. Lumajang, Kab.

Sidoarjo, Kab. Pasuruan, dan Kab.Jombang.Keberhasilan kawasan

agropolitan tidak dipengaruhi lamanya tergabung dalam kawasan

agropolitan tetapi komitmen dalam PKA itu sendiri, termasuk dalam

pelaporan kegiatan.

b) Pentingnya Uji konsumen pada usaha mikro kecil.

Uji konsumen sangat diperlukan untuk mengetahui keinginan pasar

terhadap produk yang baru dikembangkan.Ada kalanya selera kita

berbeda dengan selera pasar.Karena sejatinya tujuan kita memproduksi

produk pangan olahan adalah untuk dipasarkan.Oleh karena itu

diupayakan produk tidak hanya menarik tetapi harus bisa diterima oleh

pasar. Uji konsumen dapat dilakukan dengan cara sederhana, lebih

mudahnya menggunakan rata-rata scoring penerimaan konsumen

terhadap cita rasa, penampakan, tekstur. Panelis yang digunakan pun

tidak perlu panelis terlatih, kecuali produk yang kita olah benar-benar

mengunggulkan cita rasa tinggi seperti produk kopi.

c) Penggunaan bleng untuk membuat kerupuk puli

Penggunaan bleng saat ini tidak dapat ditoleransi lagi. Bleng tidak lain

adalah termasuk boraks dimanaapabila dikonsumsi secara terus menerus

akan menumpuk dalam tubuh, terlebih dengan dosis berlebihan akan

Page 100: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 100

menyebabkan demam, kerusakan ginjal, hingga kematian. Sebagai

pengganti fungsi bleng dalam pembuatan kerupuk puli tersedia

STPP.Adapun penggunaannya juga dibatasi.

Permasalahan dan upaya pemecahan masalah.

- Masih Rendahnya kualitas dan kuantitas produk pangan olahan

kawasan agropolitan.

- Kurangnya informasi pasar bagi kelompok usaha pangan lokal

kawasan agropolitan .

- Rendahnya modal usaha kelompok usaha pangan lokal kawasan

agropolitan .

Upaya Pemecahan Masalah

- Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan kelompok usaha pangan

olahan mulai dari ragam bahan baku dan cara penangannya, teknik

pengolahan yang mengacu pada Good Manufacturing Practice.

- Fasilitasi pemasaran hasil produk pangan olahan kawasan agropolitan

.

- Mendekatkan kelompok usaha pangan olahan kawasan agropolitan

dengan perbankan.

Tujuan

Meningkatkan pengetahuan pengusaha pangan olahan dalam rangka

pengembangan kawasan agropolitan sekaligus menunjang percepatan

penganekaragaman pangan.

Meningkatkan kualitas produk pangan olahan

Meningkatkan pemasaran produk pangan olahan

Sasaran

90 orang pengusaha pangan olahan di6 Kabupatendan 1 kota yang

masuk dalam kawasan agropolitan yaitu Kab. Ngawi, Kab. Pamekasan,

Kab. Probolinggo, Kab. Ponorogo, Kab. Pacitan, Kab. Trenggalek, dan kota

Batu.

Page 101: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 101

Keluaran

Berkembangnya usaha pengolahan pangan olahan baik dari segi

kualitas dan kuantitas produk maupun dari segi pemasarannya.

4. Pengembangan Teknologi Pangan Olahan.

Pangan lokal adalah pangan baik sumber karbohidrat, protein,

vitamin dan mineral yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai

dengan potensi dan kearifan lokal.Hasil pertanian termasuk bahan

pangan lokal seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, suweg, bentul, ganyong

dan sebagainya mempunyai sifat cepat membusuk. Untuk menjaga agar

pada musim panen raya hasil panen tidak cepat membusuk dan harga

tetap stabil, maka perlu dilakukan penanganan pasca panen yang tepat,

dengan teknik pengolahan pangan yang sangat beragam misalnya

perebusan, pengukusan, pemanasan, fermentasi, pembuatan tepung, dan

sebagainya tergantung dari tujuan akhir yang diinginkan sehingga dapat

dibuat berbagai macam diversifikasi produk pangan yang pada akhirnya

menunjang Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan.

Melalui proses pengolahan, bahan pangan ini tidak hanya memiliki umur

yang lebih panjang, tetapi juga memiliki nilai tambah. Dengan demikian

akan memberikan keuntungan lebih bagi pengusaha pengolah pangan

dengan proses pengolahan yang tepat/sesuai dan menguasai pasar.

Dalam upaya pengembangan usaha pangan lokal dan tradisional,

Badan Ketahanan Pangan secara rutin dan berkelanjutan melaksanakan

perannya dalam upaya melalui kegiatan – kegiatan yang mengarah pada

peningkatan kualitas, kuantitas dan pemasaran produk pangan olahan

Jawa Timur. Kegiatan yang dimaksud diantaranya meliputi pelatihan,

workshop, pembinaan dan pendampingan, serta bantuan alat

pengolahan.

Pengusaha pangan olahan sebagai ujung tombak pengembangan

produk olahan berbahan lokal di Jawa Timur diharapkan partisipasinya

dalam mengembangkan penganekaragaman pangan di Jawa Timur. Oleh

Page 102: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 102

karena itu, kegiatan pelatihan yang diselenggarakan oleh Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur terfokus pada pengusaha pangan

olahan sebagai sasarannya.

Tujuan

Mengembangkan pengetahuan pengusaha pangan olahan dalam

rangka meningkatkan produksi pangan olahan baik secara kualitas

dan kuantitasnya

Mendorong pengembangan usaha pangan lokal dan tradisional di

Jawa Timur

Sasaran

Sasaran dari kegiatan ini adalah para Petugas Ketahan Pangan dan

Pengusaha Pangan Olahan Berbahan Baku Lokal di Kab. Kediri, Kab.

Magetan, Kab. Situbondo, Kab. Gresik, Kab. Jember, Kota Probolinggo,

kota Kediri. Kota Pasuruan, Kota malang, Kota Blitar, Kota Madiun, Kota

Mojokerto, dan Kota Surabaya.

Keluaran

Keluaran yang diharapkan yaitu meningkatnya kualitas produk olahan

dan berkembangnya usaha pengolahan pangan lokal pada kelompok

usaha yang berujung pada peningkatat pendapatan dan kesejahteraan

kelompok usaha.

Beberapa permasalahan yang dihadapi para pengusaha ini diantaranya :

1. Pemilihan proses pra-pengolahan yang tepat untuk menangani bahan

baku.Detoksifikasi bahan pangan satu dengan yang lain tidaklah

sama hal ini dipengaruhi oleh jenis senyawa toksik yang dikandung

oleh bahan pangan. Begitu pula dengan mengatasi/mencegah reaksi

browning pada bahan pangan. Seperti pada pembuatan keripik apel,

penggunaan Na bisulfit akan lebih tepat. Sedangkan blansing tidaklah

tepat karena akan mempengaruhi tekstur bahan baku. Berbeda

Page 103: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 103

dengan pembuatan jus buah/ sari buah, proses blansing dapat

dipergunakan sebagai tahap pra-pengolahan.

2. Penggunaan Bahan Tambahan Makanan(BTM) yang kurang tepat. BTM

yang ditambahkan dengan maksud untuk memperlama waktu

simpan harus memperhatikan karakteristik produk pangan dan

penyebab kerusakan produk pangan. Misal : Penggunaan Natrium

benzoat sesuai untuk produk seperti sari buah, saus tomat yang

kerusakannya diakibatkan oleh aktivitas bakteri, sebaliknya

penggunaan natrium benzoat tidak sesuai untuk produk seperti roti

yang pada umumnya kerusakan terjadi karena jamur. Penggunaan

bleng untuk membuat kerupuk puli adalah dilarang, sebagai

penggantinya tersedia STPP.Adapun penggunaannya juga dibatasi

3. Pemilihan kemasan untuk produk pangan olahan. Selain karakteristik

produk, dalam mengemas produk pangan olahan, alat pengemas yang

dimiliki juga perlu diperhatikan, begitu pula dengan ketahanan

produk yang diinginkan. Plastik PP super misalnya, baik digunakan

untuk mengemas produk seperti keripik yang membutuhkan bahan

kemasan dengan kerapatan partikel yang tinggi agar terjaga

kerenyahannya. Untuk melakukan sealing plastik PP tersebut tidak

cukup dengan menggunakan hand sealer, paling tidak menggunakan

jenis pedal sealer yang memiliki ketebalan sealing yang lebih tinggi. Di

lain sisi, kemasan juga ditentukan oleh permintaan pasar/konsumen.

7. Pemberdayaan Pemuda Bidang Ketahanan Pangan.

Dalam upaya peningkatan pengentasan kemiskinan, maka pemerintah

secara bertahap selalu memperbaharui program dan kegiatan yang

dilaksanakan antara lain melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat,

melalui program/ kegiatan Pemberdayaan Pemuda di Bidang Ketahanan

Pangan . Salah satu keberhasilan pemerintah propinsi Jawa Timur telah

berhasil mengurangi angka kemiskinan. Jumlah penduduk miskin Jatim

pada September 2013 tercatat 4.865 juta orang. Pada periode yang sama,

Page 104: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 104

di tahun 2012, tercatat 4.961.000 atau 13,08 persen dari total penduduk

Jawa Timur. Dengan demikian, hingga September 2013, jumlah

penduduk miskin turun 0,35 persen dibandingkan periode yang sama

tahun lalu.

Dari Target kinerja 600 orang Realisasi tahun pada tahun 2014

mencapai 500 orang (83,33%), sedangkan tahun 2013 mencapai 250

orang atau 50%. Kedepan diharapkan Intensitas pemuda ketahanan

pangan dapat lebih jauh mengenal dan mengoptimalkan pemanfaatan

pekarangan yang mengarah ke Kawasan Rumah Pangan Lestari, dengan

kegiatan antara lain Dem farm dan Demplot dll.

Realisasi pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Pemuda di Bidang

Ketahanan Pangan terserap sebesar Rp. 880.276.700,- atau 80,03 % dari

pagu sebesar Rp. 1.100.000,- dan realisasi fisik mencapai 100%.

Page 105: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Gambar : Program internalisasi P2KP berbahan baku lokal melalui kegiatan sosialisasi dan pendidikan konsumsi pangan 3B-A, promosi, serta kampanye.

Penanganan Keamanan Pangan

Keberhasilan sasaran strategis ini diukur melalui 1 (satu) indikator

kinerja yaitu prosentase jumlah sample pangan yang aman dikonsumsi

ditingkat pedagang pengumpul dibanding jumlah total sample pangan yang

diambil dipedagang pengumpul, di mana dalam upaya pencapaiannya

didukung oleh 1 (satu) program yaitu ProgramPeningkatan Ketahanan

Pangan. Indikator kinerja, target dan realisasinya disajikan sebagai berikut

:

Sosialisasi P2KP bagi kelompok

wanita dan SD/MI

Sosialisasi P2KP dalam rangka pemantapan konsumsi pangan

masyarakat

Sosialisasi Pangan Lokal

Bagi Siswa SD/MI

Sosialisasi menu makanan

tradisional

Peningkatan pengetahuan dan

kesadaran konsumsi pangan 3B-A berbahan

lokal

Promosi audio visual

Promosi melalui pameran

Kampanye penganekaragaman

pangan

SOSIALISASI

PROMOSI

KAMPANYE

Demo masak

PENDIDIKAN KONSUMSI

PANGAN 3B-A

Pelatihan Teknologi MP-ASI

Sosialisasi menu 3B-A

Bansos untuk optimalisasi

pekarangan serta pengadaan KIT dan

kebun sekolah

Lomba Cipta Menu

Page 106: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 2

TUJUAN SASARAN INDIKATO

R KINERJA

SATU

AN

TARGE

T

REALS CAPA

IAN

%

1. Memantapkan

dan Mengmbangka

n Ketersediaan,

Distribusi dan

Konsumsi

berbasis

sumberdayalokal

3. Peningkat

an Kualitas

Konsumsi

&

Keamana

n Pangan

- % Jumlah

Sample Pangan

yang

aman

dikonsum

si

%

75

87,13

116,17

Tahun 2013 jumlah pengambilan sample pangan segar sebanyak 46

sample terdiri dari 35 sample sayuran dan 11 sample buah-buahan, dari

sample yang diambil 38 sample (82,61) dinyatakan aman.

Tahun 2014 pengambilan sample sebanyak 280 Sample terdiri dari

samplepangan olahan sebanyak 227 sample dan sample pangan segar

sebanyak 53 sample.Dari 227 sample pangan olahan,196sample (86,34%)

dinyatakan aman untuk dikonsumsi karena tidak mengandung bahan

aktiv/residu yang berbahaya.Sedangkan sample pangan segar87,92%

dinyatakan aman untuk dikonsumsi dari 53 sample yang diambil terdiri

dari 48 Sample sayuran dan 5 sample buah-buahan.

Sebagai tindak lanjut Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 dan

Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan serta Peraturan

Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi

Pangan, telah diamanatkan bahwa masalah Keamanan Pangan salah

satunya menjadi tanggung jawab Pemerintah, hal ini dibuktikan dengan

adanya berbagai regulasi yang dibuat/dikeluarkan oleh Pemerintah,

namun disisi lain permasalahan keamanan pangan selalu ada & muncul di

Masyarakat.

Pembangunan Keamanan Pangan merupakan bagian integral

Pembangunan Ketahanan Pangan yang tidak dapat terpisahkan dan

penting untuk dilaksanakan secara terencana dan berkesinambungan. Hal

ini karena keamanan pangan sangat dapat berpengaruh baik positif

maupun negatif terhadap kesehatan tubuh manusia.

Page 107: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Dewasa ini masih banyak ditengarahi makanan jajanan/kudapan

maupun olahan yang beredar/diperdagangkan di masyarakat yang kurang

aman/ mengandung bahan kimia berbahaya dan bahan tambahan pangan

(BTP) melebihi dosis takaran, di lapangan kondisinya sangat

memprihatinkan.

Pada tahun 2011-2014, Badan Ketahanan Pangan (BKP) Provinsi

Jawa Timur bekerjasama dengan PT. Angler Biochemlab Surabaya menguji

kandungan residu pestisida, logam berat, dan mikrobia pada produk

pangan segar (buah dan sayuran). Berdasarkan hasil pengujian tahun

2011 terhadap 40 sampel Pangan Segar (khususnya buah dan sayuran),

terdapat 1 sampel yang dinyatakan tidak aman dari residu pestisida,

sehingga pada tahun 2011, persentase pangan aman untuk produk pangan

segar adalah 97,5%. Sedangkan tahun 2012, persentase produk pangan

segar sebanyak 75%, menurun dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Uji laboratorium terhadap produk pangan olahan secara sampling,

sebanyak 3 dari 33 sampel atau persentase aman produk pangan olahan

sebanyak 90,9%. Produk pangan olahan yang tidak aman dikarenakan

mengandung bahan kimia berbahaya (formalin dan rhodamin) dan bahan

tambahan pangan yang melebihi dosis (Sakarin). Pada tahun 2013,

persentase pangan segar yang aman meningkat lagi dari tahun sebelumnya

(2012) sebanyak 82,6%. Pada Tahun 2014 prosentase sample pangan segar

yang aman dikonsumsi 80% sedangkan dari sample pangan olahan 72,69%

yang aman dikonsumsi. Dalam rangka peningkatan mutu dan pengawasan

keamanan pangan Tahun 2014 didukung oleh anggaran sebesar Rp.

3.100.000.000,- terealisasi sebessar Rp. 2.945.574.666,- (95,02%).

Oleh karena pentingnya keamanan pangan, perlu adanya jaminan

mutu dan keamanan pangan. Jaminan mutu dan keamanan pangan

merupakan program yang harus diwujudkan, mulai dari penyediaan bahan

baku, proses pengolahan, pengemasan, pendistribusian, sampai dengan

penyajian memenuhi memenuhi standard keamanan pangan suatu produk

dan diharapkan dengan adanya jaminan tersebut, masyarakat

berkeyakinan bahwa produk yang dikonsumsi, bermutu dan aman bagi

kesehatan.

Page 108: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 4

Metode yang digunakan meliputi hal sebagai berikut :

a. Penyampaian materi keamanan pangan.

b. Diskusi/pembahasan dan perumusan

c. Uji Laboratorium

d. Pembinaan/Pemantauan dan Pengawasan.

e. Menampung saran dan masukan dari Wilayah Kabupaten/ Kota.

Mutu dan Keamanan pangan merupakan kondisi dan upaya yang

diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis,

kimia dan benda lain yang mengganggu, merugikan, dan membahayakan

kesehatan manusia. Dalam rangka peningkatan mutu dan keamanan telah

dilaksanakan berbagai upaya yaitu :

- Uji Laboratorium Terhadap Pangan Segar

Pangan segar adalah pangan yang belum mengalami pengolahan

yang dapat dikonsumsi langsung dan atau dapat manjadi bahan baku

pengolahan pangan.

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap 53 sampel

komoditas pangan segar terdiri dari 48 sample sayuran dan 5 sample

buah-buahan. Dari 53 sample pangan segar yang dilakukan uji

laboratorium 74,38% diayatakan aman untuk dikonsumsi.

- Uji Laboratorium terhadap Tangan Olahan

Sedangkan Pangan Olahan adalah pangan yang sudah

mengalami pengolahan dan biasanya pada prosesnya dicampur dengan

Bahan Tambahan Pangan (BPT). Bahan Tambahan Pangan adalah

bahan yang ditambahkan dalam pangan untuk mempengaruhi sifat atau

bentuk pewarna pangan (pewarna, pemanis, penyedap rasa dan

pengawet).

Berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap 227 sampel pangan

olahan (mie basah, getuk pisang, tahu pong, pentol bakso dll.) 165

sample (72,69%) dinyatakan aman untuk dikonsumsi, sedangkan 47

sample (27,31%) pangan olahan terdapat kandungan bahan tambahan

makanan yang berbahaya seperti Rodhamin B, Boraks, Formalin dll.

Page 109: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Tabel 7.Kegiatan Keamanan Pangan yang dilakukan tahun 2014 :

1. Hibah Alat Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan 15 Paket

2. Sosialisasi Mutu dan Keamanan Pangan 1.450 orang

3. Hibah Alat/Bahan Peningkatan Gizi, Mutu dan Keamanan Pangan

untuk PAUD 40 Paket.

4. Uji Laboratorium Pangan Segar 5 Paket.

5. Uji Lab. Pangan Olahan/Makanan Jajanan anak sekolah 5 Paket.

6. Rapat Koordinasi Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan.

7. Workshop Tenaga Penyuluh Keamanan Pangan Tingkat Provinsi.

8. Workshop Mitra Praja Utama (MPU) dalam rangka keamanan

pangan.

9. Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan melalui kegiatan

pembuatan Tahun Nigarin.

10. Workshop Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan melalui Pangan

Olahan/Jajanan Makanan anak sekolah.

3.2.4. PENANGANAN RAWAN PANGAN

TUJUAN 2 Mengantisipasi dan Penanganan Daerah Rawan Pangan

SASARAN Penanganan Daerah Rawan Pangan

INDIKATOR

KINERJA

Target Realisasi Capaian

% 2014 2010 2011 2012 2013 2014

% Penurunan

Penduduk Rawan

Pangan

1,50

1,50

1,50

1,50

1,53

1,62

108

Keberhasilan sasaran penanganan daerah rawan pangan ini diukur

melalui 1 (satu) indikator kinerja yaitu prosentase penurunan jumlah

penduduk rawan pangan, di mana dalam upaya pencapaiannya didukung

oleh 1 (satu) program yaitu Program Peningkatan Ketahanan Pangan.

Pada tahun 2014 berdasarkan angka jumlah penduduk rawan

pangan menurut keluarga prasejahtera dan sejahtera I sejumlah 4.869.376

orang, dan penanganan jumlah penduduk rawan pangan mencapai 78.940

orang atau 1,62%. Capaian penurunan jumlah penduduk rawan pangan

tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 110: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 6

1. Bantuan melalui Desa Mandiri Pangan di 34 Kab/Kota sejumlah 972

kelompok di 260 desa dengan jumlah 28.740 orang.

2. Bantuan melalui Pemberdayaan Lahan Kering di 6 Kabupaten dengan

jumlah 1.014 kelompok di 99 desa dengan jumlah 30.300 orang.

3. Bantuan melalui Penangan Daerah Rawan Pangan (PDRP) melalui

kegiatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG), Bulan Bhakti

Gotong Royong Masyarakat (BBGRM) dan Kegiatan Hari Pangan

Sedunia (HPS) pada 70 kelompok dengan jumlah 19.900 orang.

4. Dari kegiatan tersebut diatas sehingga dapat ditangani jumlah

penduduk rawan pangan sebesar 78.940 orang, berdasarkan angka

penduduk Jawa Timur jumlah rawan pangan/pra-sejahtera dan

sejahtera I Tahun 2013 sebesar 4.869.376 orang.

PENANGANAN DAERAH RAWAN PANGAN

Penanganan Daerah Rawan Pangan (PDRP) merupakan upaya untuk

menangani suatu kondisi ketidakcukupan pangan yang dialami oleh

daerah, masyarakat atau rumah tangga, pada waktu tertentu untuk

memenuhi standard kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan kesehatan

masyarakat. Komponen penanganan daerah rawan pangan meliputi antara

lain : 1). Kegiatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) yang

menghasilkan analisis/peta situasi pangan dan gizi digunakan untuk

rekomendasi bagi pengambilan keputusan dalam penanganan daerah rawan

pangan. 2). Investigasi yang merupakan kegiatan peninjauan ketempat

kejadian rawan pangan untuk melihat langsung dan melakukan Cross

Check terhadap kejadian rawan pangan dan gizi, sekaligus mengumpulkan

data dan informasi guna mengidentifikasi permasalahan, sasaran penerima

manfaat. 3). Intervensi yang dilakukan adalah pemerintah bersama-sama

masyarakat dalam menanggulangi kejadian rawan pangan transien maupun

kronis. Indikator kinerja yang digunakan untuk mengukur keberhasilan

Penanganan Daerah Rawan Pangan antara lain:

- Indikator Output : tersalurkannya dana Bansos untuk bencana

- Indikator Outcome : terlaksananya intervensi pencegahan dan

penanggulangan rawan pangan.

Page 111: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

- Indikator Impact : teratasinya kerawanan pangan.

Penanganan Daerah Rawan Pangan secara umum dapat dilakukan melalui

survey/kajian per3 tahun sekali yang dinamakan FSVA (Food Security and

Vuluerability Atlas) atau Peta Kerentanan dan Kerawanan Pangan, ada 17

indikator peta ketahanan dan kerentanan pangan antara lain :

No. Dimensi Kelompok Indikator

Indikator

a. Ketersediaan Pangan 1. Rasio konsumsi normatif per kapita terhadap ketersediaan bersih padi, jagung, ubi kayu dan ubi jalar.

b. Akses Pangan dan Mata pencaharian

1. Prosentase penduduk yang hidup dibawah garis kemiskinan.

2. Prosentase desa yang tidak bisa dilalui roda 4.

3. Prosentase rumah tangga tanpa akses listrik.

4. Dependency ratio 5. Rata-rata ukuran rumah tangga.

c. Pemanfaatan Pangan 6. Angka harapan hidup pada saat lahir.

7. Berat badan balita dibawah standard.

8. Angka kematian bayi 9. layanan posyandu 10. Perempuan buta huruf 11. Prosentase penduduk tanpa

akses ke air bersih 12. Prosentase penduduk yang

tinggal > 5 km dari Puskesmas

d. Kerentanan trhdp Kerawanan Pangan Transien

14.Bencana alam 15.Penyimpangan curah hujan 16.Prosentase daerah puso 17.Deforestasi hutan

Keterangan : Indikator FSVA yang digunakan Nasional

Sedangkan untuk tahun 2013 kegiatan yang mendukung program

Penanganan Daerah rawan Pangan (PDRP) adalah :

1. Penyaluran Bansos (pemberian beras) pada daerah rawan pangan di 16

Kabupaten.

2. Penyaluran Bansos (pemberian beras) pada daerah rawan pangan

transien dan kronis 12paket.

3. Pelatihan/Workshop untuk mendukung program tersebut :

Page 112: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 8

a. Peningkatan Kapasitas LKD dan TPD Desa Mandiri Pangan

b. Workshop Pengembangan Usaha Kelompok Afinitas Desa mandiri

Pangan

c. Rapat Koordinasi bagi Kelompok Usaha Non Pangan Olahan Desa

Mandiri Pangan

d. Workshop Penanganan Daerah Rawan pangan

e. Rapat Koordinasi bagi Kelompok Usaha Pangan Olahan Desa

Mandiri Pangan

f. Pertemuan Evaluasi Kegiatan Desa Mandiri Pangan

SISTEM KEWASPADAAN PANGAN DAN GIZI (SKPG)

Salah satu Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Pangan adalah

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi, yang sampai dengan saat ini masih

dirasakan sangat penting sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan

Pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah

antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah

Kabupaten/Kota, dimana sebagian aspek-aspek Penanganan Kerawanan

Pangan merupakan unsur daerah.

Tugas dari Pemerintah Provinsi adalah :

1. Pencegahan dan pengendalian masalah pangan akibat menurunnya

ketersediaan pangan di daerah karena berbagai sebab.

2. Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan sebagai akibat

menurunnya mutu, gizi dan keamanan pangan.

3. Peningkatan dan pencegahan penurunan akses pangan masyarakat.

4. Penanganan dan pengendalian kerawanan pangan di Provinsi.

Tugas dari Pemerintah Kabupaten/Kota adalah :

1. Melakukan identifikasi kelompok rawan pangan di kabupaten/kota.

2. Melakukan penanganan penyaluran untuk kelompok rawan pangan

tingkat kabupaten/kota.

3. Melakukan pencegahan dan pengendalian serta penanggulangan

masalah pangan akibat penurunan akses pangan, mutu, gizi,

ketersediaan dan keamanan pangan

Page 113: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

4. Melakukan pengumpulan dan analisis informasi Ketahanan Pangan

kabupaten/kota untuk penyusunan kebijakan Ketahanan pangan

Provinsi dan nasional

Dari program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG ) ini keluaran

yang diharapkan adalah :

- Tersedianya informasi situasi pangan dan gizi bulanan dan tahunan.

- Tersedianya informasi hasil investigasi daerah/desa yang diindikasikan

rawan pangan.

- Tersusunnya rekomendasi kebijakan dan pelaksanaan intervensi bagi

penanganan kerawanan pangan dan gizi.

- Tersedianya laporan dan rekomendasi kebijakan serta perencanaan

program yang berkaitan dengan pangan dan gizi.

Data bulanan terkait kegiatan Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) :

Kelompok Data Keterangan

A. Ketersediaan Pangan a. Luas Tanam b. Luas Puso c. Luas Panen d. Cadangan Pangan

Padi, Palawija Diperta, Bulog

B. Akses terhadap

pangan

Harga komoditas pangan (beras,

jagung, gula, minyak goreng, daging ayam, telur )

Disperindag/BKP

C. Pemanfaatan Pangan a. Angka Balita ditimbang b. Angka Balita Naik Berat Badan c. Balita yang tidak naik Berat

Badannya dalam 2 kali penimbangan berturut-turut ( 2T )

d. Angka Balita dengan Berat Badan dibawah garis merah ( BGM )

e. Kasus Gizi Buruk yang ditemukan

Dinas Kesehatan

D. Spesifik Lokal - Jumlah Tindak Kejahatan

- Jumlah KK yang menjadi TKI

Kepolisian Disnaker

Program Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ( SKPG ) didukung kegiatan

sebagai berikut :

1. Bantuan Sosial :

a. Bantuan Sosial bahan pangan untuk masyarakat Miskin dalam

rangka Bulan Bhakti Gotong Royong.

Page 114: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 10

b. Bantuan Sosial bahan pangan untuk masyarakat Miskin dalam

rangka mendukung kegiatan Hari Pangan Sedunia.

2. Bantuan Alat :

a. Alat Olahan Pangan :

1) Bantuan Hibah Alat Olahan Pangan untuk Tahap Pengembangan

Desa Mandiri Pangan 80 Paket.

b. Alat Non Olahan Pangan :

1) Bantuan Hibah Alat Non Olahan Pangan untuk Tahap

Kemandirian Desa Mandiri Pangan 24 paket

3. Pelatihan / Workshop :

a. Pertemuan penguatan kapasitas aparat kab dalam analisis SKPG

(APBN )

b. Pelatihan FSVA (Food Security and Vulnerability Atlas).

c. Rapat Koordinasi Investigasi SKPG

Pengembangan Usaha pada Lahan Kering

Kegiatan Lahan Kering diarahkan pada penguatan dan

pengembangan usaha ekonomi masyarakat melalui kelembagaan yang

telah dibutuhkan, dengan komponen pengembangan taraf hidup secara

berkelanjutan, yang terdiri dari pengembangan kelembagaan masyarakat

dan gender, pengembangan usaha mikro dan pengelolaan sumber daya

alam berbasis masyarakat; utamanya difokuskan pada masyarakat

miskin untuk meningkatkan taraf hidup di lahan kering serta

mewujudkan lingkungan yang kondusif.

Tujuan Pemberdayaan Masyarakat adalah :

1. Meningkatkan kemampuan mereka melalui pengembangan lembaga-

lembaga masyarakat berdasarkan afinitas yang merupakan wadah

untuk pengembangan modal dan keuangan.

2. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk meningkatkan

asset dan pendapatan secara berkelanjutan.

3. Mengoptimalkan kesempatan-kesempatan dalam bidang social,

ekonomi, hokum dan lingkungan melalui kegiatan pengembangan

Page 115: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

usaha mikro, pengembangan Infrastruktur, pengelolaan sumberdaya

alam berbasis masyarakat, serta melalui peningkatan kapasitas

manajemen dan ketrampilan individu maupun kelompok. Kegiatan

tersebut dimulai tahun 2006 dengan pemberian bantuan peralatan

olahan pangan dan pelatihan serta workshop terkait peningkatan

pengetahuan Sumberdaya Manusia (SDM) kelompok usaha pada

lahan kering.

Sedangkan untuk mendukung kegiatan lahan kering pada tahun 2014

adalah:

1. Pemberdayaan Kelompok usaha pangan olahan didaerah lahan

kering di 24 Kelompok.

2. Bantuan Alat Pengolahan Pangan Kelompok Usaha Pangan Lahan

Kering24 Paket.

3. Pelatihan Manajemen dan Ketrampilan Kelompok Usaha Pangan

Lahan Kering.

4. Temu Usaha Pangan di Wilayah Lahan Kering.

5. Pertemuan Evaluasi Kelompok Usaha Pangan Lahan Kering.

3.4. AKUNTABILITAS KEUANGAN

Realisasi belanja pembangunan bersumber Anggaran

Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Jawa Timur Tahun

Anggaran 2014 sebesar Rp. 79.961.449.755,00 (94,09%) realisasi fisik

sebesar 95,00% dari pagu sebesar Rp. 84.983.300.000,-, sedangkan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) terealisasi Rp. 899.386.970,16. terdiri dari

Hasil Pengelolaan Dana Bergulir sebesar Rp. 884.286.970,16. dan

Pendapatan dari pengembalian kelebihan pembayaran gaji dan Tunjangan

sebesar Rp. 15.100.000,- secara rinci realisasi program/kegiatan dapat

diuraikan sebagai berikut :

NO Uraian Pagu Anggaran Setelah P.APBD

REALISASI

KEUANGAN

Rp. %

PENDAPATAN DAERAH 1.171.200.000,00 899.386.970,16 76,87

I PENDAPATAN ASLI DAERAH 1.171.200.000,00 899.386.970,16 76,87

Page 116: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 12

NO Uraian Pagu Anggaran Setelah P.APBD

REALISASI

KEUANGAN

Rp. %

LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH

1.171.200.000,00 899.386.970,16 76,87

Pendapatan dari pengembalian -

15.100.000,00

003 Pendapatan dari pengembalian pembayaran gaji & Tunj.

-

15.100.000,00

Hasil Pengelolaan Dana Bergulir 1.170.000.000,00 884.286.970,16 75,58

001 Hasil Pengelolaan Dana Bergulir 1.170.000.000,00 884.286.970,16 75,58

BELANJA DAERAH 84.983.300.000,00 79.961.449.755,00 94,09

BELANJA TIDAK LANGSUNG 8.951.600.000,00 8.463.477.377,00

94,55

BELANJA PEGAWAI (Gaji dan Tunjangan Pegawai)

8.951.600.000,00 8.463.477.377,00

94,55

III BELANJA LANGSUNG 76.031.700.000,00 71.497.972.378,00

94,04

Program Pelayanan Administrasi Perkantoran

3.100.100.000,00 2.709.032.843,00 87,39

Rapat rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah

812.000.000,00 726.444.200,00 89,46

Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran

2.288.100.000,00 2.135.881.793,00

93,35

Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1.102.760.000,00 1.057.538.650,00 95,90

Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur

1.102.760.000,00 1.057.538.650,00 95,90

Program Peningkatan Disiplin Aparatur 259.500.000,00 252.342.400,00 97,24

Peningkatan Disiplin Aparatur 259.500.000,00 252.342.400,00 97,24

Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

469.980.000,00 441.852.650,00 94,02

Sosialisasi peraturan perundang – undangan

200.000.000,00 197.421.750,00 98,71

Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur

260.980.000,00 244.430.900,00 97,49

Program Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

785.000.000,00 781.934.775,00 99,61

Peningkatan Pembangunan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan

785.000.000,00 781.934.775,00 99,61

Program Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah

349.360.000,00 348.849.000,00 99,85

Penyusunan Database SKPD sebagai Penunjang Pusat Data Provinsi Jawa Timur

349.360.000,00 348.849.000,00 99,85

Program Peningkatan Kesejahteraan Petani

1.500.000.000,00 1.447.568.225,00 96,50

Pengembangan Usaha Pangan Lokal dan Tradisional

1.500.000.000,00 1.447.568.225,00 96,50

Page 117: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

NO Uraian Pagu Anggaran Setelah P.APBD

REALISASI

KEUANGAN

Rp. %

Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan)

47.800.000.000,00 45.164.191.490,00 94,49

Penanganan daerah rawan pangan 5.600.000.000,00 4.872.149.160,00 87,00

Pengembangan Desa Pariwisata, Mandiri Pangan dan Bio Energi

1.100.000.000,00

1.083.859.685,00

98,53

Pengembangan lumbung pangan desa 3.000.000.000,00 2.873.451.824,00

95,78

Pengembangan Sistem Tunda Jual 1.750.000.000,00

1.626.895.500,00 92,97

Pembelian Gabah/Bahan Pangan Lainnya 3.000.000.000,00

2.429.106.325,00 80,97

Koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan evaluasi pembangunan ketahanan pangan

1.850.000.000,00

1.751.969.750,00

94,70

Pemberdayaan Pemuda di Bidang Ketahanan Pangan

1.100.000.000,00 880.276.700,00 80,03

Pemantapan Ketersediaan Pangan di Tingkat Rumah Tangga

4.200.000.000,00 4.177.774.685,00

99,47

Pemberdayaan Kelompok Usaha Pangan Lahan Kering

1.000.000.000,00 851.445.900,00 85,14

Pendidikan Kemasyarakatan Produktif Dalam Rangka Peningkatan Pengelolaan Pasca-Panen dan Pengolahan Hasil

900.000.000,00 806.144.350,00

89,57

Peningkatan Akses Pangan Masyarakat 1.450.000.000,00

1.448.570.500,00

99,90

Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan

3.100.000.000,00 2.945.574.666,00

95,02

Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan

9.750.000.000,00 9.457.973.300,00

97,00

Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari

10.000.000.000,00

9.958.999.145,00

99,59

Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan

13.500.000.000,00 12.418.353.770,00 91,99

Revitalisasi Penyuluhan Ketahanan Pangan

13.500.000.000,00 12.418.353.770,00 91,99

Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

4.865.000.000,00 4.665.196.600,00 95,89

Promosi dan Pengembangan Pemasaran Produk Pangan

3.165.000.000,00 2.966.756.400,00 95,89

Peningkatan Distribusi Pangan 1.700.000.000,00 1.698.440.200,00 99,91

Program Pengembangan Kawasan Agropolitan

1.550.000.000,00 1.480.015.100,00 95,48

Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan

1.550.000.000,00 1.480.015.100,00 95,48

Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan/Peternakan

750.000.000,00 731.096.875,00 97,48

Pengembangan Teknologi Pangan Olahan 750.000.000,00 731.096.875,00 97,48

Page 118: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 14

Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menyerahkan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara th. 2012 kepadaGubernur Jawa Timur Soekarwo di Istana Negara Desember 2012.

3.5. PENGHARGAAN KETAHANAN PANGAN

Tingkat Nasional

Pelaksanaan pem-

bangunan ketahanan

pangan di Jawa Timur

tahun 2012, 2013 dan

2014 mendapat apresiasi

dari pemerintah pusat

dengan diterimanya

penghargaan Adhi Karya

Pangan Nusantara yang

diperoleh dari berbagai macam kategori, sebagaimana tabel berikut :

Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) sesuai dengan Keputusan menteri Pertanian No. 5993/Kpts/KP.450/11/2012.

I. KATEGORI PEMBINA KETAHANAN PANGAN

NO NAMA PENERIMA

1 Dr. H. Soekarwo Gubernur Jawa Timur

2 H. Muhtarom, S.Sos. Bupati Madiun, Provinsi Jawa Timur

3 Eko Budi Santoso

Kepala Desa Randugading, Kecamatan Tajinan, Kabupaten Malang, Prov. Jatim

II. KATEGORI PELOPOR KETAHANAN PANGAN (PENYULUH/PENDAMPING)

NO NAMA KETERANGAN

1 Jumari

III. KATEGORI PELAYANAN KETAHANAN PANGAN

NAMA/KELOMPOK KETERANGAN

1 Pi'i, S.P. Penyuluh Pertanian Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

2 Gapoktan Sri Makmur Desa Sumberwindhu, Kecamatan

Page 119: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Berbek, Kabupaten Nganjuk, Provinsi Jawa Timur

3 Kelompok Itik Sumber Rejeki, Ketua Hj. Musyarofah

Desa Tawangrejo, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan, Prov. Jatim

4 Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Subur Makmur *)

Desa Klotok, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban, Provinsi Jawa Timur

5 UD Riang Desa Tlogorejo, Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur

Penerima Penghargaan Ketahanan Pangan Tahun 2012Berdasarkan

Keputusan Menteri Pertanian No. : 5992/Kpts/KP.450/11/2012

Kategori Petani, Kelompok Tani, Penyuluh, Aparat Menurut Eselon I, Lingkup Kementerian Pertanian

NAMA/KELOMPOK KETERANGAN

1 KELOMPOK TANAMAN HORTIKULTURA

Kategori Perorangan : Endro Puji Astoko, Champion

Jl. Kelud No. 84, Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar. Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur

2 KELOMPOK PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

Kategori Perorangan : Mahfudon, Inseminator

Desa Mojojejer, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Provinsi Jawa Timur

Agus Sholehul Huda, S.Pt., Sarjana Membangun Desa (SMD)

Desa Purwosari, Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember, Provinsi Jawa Timur

Kategori Kelompok : Kelompok Anggrek Jingga (Ayam Lokal)

Desa Gadu Barat, Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur

3 KELOMPOK PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN

GP3A Delta Sapta Tirta Desa Singogalih, Kecamatan Tarik, Kabupaten Sidoarjo, Provinsi Jawa Timur

UPJA Serasi Jaya Tani Desa Kendit, Kecamatan Kendit, Kabupaten Situbondo, Provinsi Jawa Timur

Page 120: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 16

Penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) Tahun 2013 Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian No. : 4908/Kpts/KP.450/11/2013.

No Nama/Kelompok Jabatan/Alamat Katagori

1

Dr. H. Soekarwo

Gubernur Jawa Timur

Pembina Ketahanan Pangan

2

H. Fadeli, SH. MM.

Bupati Lamongan Prov. Jawa Timur

Pembina Ketahanan Pangan

3 Titik Sriyani, SP. Penyuluh Pertanian, Kec. Sumber Gempol Tulungagung

Pelayan Ketahanan Pangan

- Penyuluh Pendamping

4 Supriyatno, SP. M.MA.

Mantri Tani Kabupaten Kediri

Pelayan Ketahanan Pangan

- Penyuluh Pendamping

5 Dr. M. Muchlish Adie

Peneliti Balai Penelitian Aneka Kacang dan Umbi Malang

Pelayan Ketahanan Pangan

- Peneliti

6 Rohmad Ketua Kelompok Tani “Budi Margo Mulyo II”, Kec. Ambulu Jember

Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pengembangan Produksi

7 H. Maniran Ketua Kelompok Tani “Taman Makmur”

Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pengembang Produksi

8 Slamet Yacob Ketua Gapoktan “Tani Makmur Santosa” Desa Oro-oro Ombo Wetan Kec. Rembang Pasuruan

Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pengembang Produksi

9 Abdul Holik, S.Ag. Ketua Kelompok Tani Ternak “Pancong Jaya Madura” Desa Waru Timur Kec. Waru Pamekasan

Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pengembang Produksi

10 H. Salim Ketua Kelompok Tani Ternak “Karya Tani” Desa Pungging Kec. Pungging Kab. Mojokerto

Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pengembang Produksi

Page 121: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

11 Lusiadi Ketua Kelompok Tani Makmur, Jl. Darmo 177 Pamotan Kec. Dampit Malang

Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pemberdayaan Masyarakat

12 Susanti Ketua KWT “Sumber Rejeki” Kabupaten Trenggalek

Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pengembangan Industri dan Perakit Teknologi Pangan

13 Budiono, S.Pd. Ketua Gapoktan

“Harapan Makmur”

Pelaku

Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pemberdayaan Masyarakat

14 Sarana, S.Pd. Desa Asmoro Bangun Kecamatan Puncu Kab. Kediri

Pemangku Ketahanan Pangan

Page 122: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 18

Disamping itu, dalam

Lomba Cipta Menu Tingkat

Nasional yang

diselenggarakan oleh Badan

Ketahanan Pangan

Kementrian Pertanian bekerja

sama dengan Tim Penggerak

PKK (TP-PKK) Pusat yang

diselenggarakan pada

peringatan Hari Pangan

Sedunia (HPS) Tingkat

Nasional Tahun 2013 di

Padang, Sumatera Barat

pada tanggal 31 Oktober

2013 yang diikuti oleh 33

peserta wakil dari Provinsi

seluruh Indonesia, Jawa

Timur berhasil menjadi

juara I untuk kategori

Kreasi Menu Beragam

Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis pangan lokal.

Penerima Penghargaan

Adhikarya Pangan Nusantara

(APN) Tahun 2014,

Berdasarkan Keputusan

Menteri Pertanian No. :

1289/ Kpts/ KP.450/ 12/

2014.

Penyerah Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara (APN) 2014. Presiden RI (Joko Widodo ke Gubernur Jawa Timur (DR. H.

Soekarwo) di Subang Jawa Barat.

Page 123: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

No Nama/Kelompok Jabatan/Alamat Katagori

1

Dr. H. Soekarwo)*

Gubernur Jawa Timur

Pembina Ketahanan Pangan

2

H. Warsubi, SH. MSi.

Kepala Desa Mojokrapak, Kec. Tembelang, Kab. Jombang

Pembina Ketahanan Pangan

3 Drh. Eko Yuli Santoso

Dokter hewan (THL) Puskeswan Selogowo, Situbondo

Pelayan Ketahanan Pangan

- Pengawas

4 Nadi Abdul Aziz Ketua Kelompok Sapi Potong Bangu Jaya Sumber Taman Kec. Wonoasih Probolinggo

Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pelaku Produksi

5 Drs. H. Abdurrahman

Kelompok Sumber Hasil, Ds. Paberasan Kec. Kelamasan Kab. Sumenep.

Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pelaku Produksi

6 Mursih Sugeng Ketua Kelompok Tani Melatih Putih II, Kel. Bandung Rejosari, Kec. Sukun Kota Malang

Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

- Pelaku Pemberdayaan

7 Ririn, SP. Desa Tenaru Kec. Driyoreyo Kab. Gresik

Pemangku Ketahanan Pangan

Keterangan : )* = Penerima Penghargaan Khusus Bagi Pembina (penerima Penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 3 (tiga) Tahun Berturut-turut.

Tingkat Regional

Penerima Penghargaan Ketahanan Pangan Kategori Petani, Kelompok

Tani, Penyuluh, Aparat Menurut EselonII, LingkupBadan Ketahanan

Pangan Provinsi Jawa Timur

Penerima Penghargaan Ketahanan Pangan Tahun 2012 Tk. Provinsi Jawa Timur.

No. Penerima Penghargaan Penghargaan

Kelompok Kategori

1 Endro Puji Astoko (Champion) Ds. Ngancar Kec. Ngancar Kab. Kediri

Kel. Tanaman Hortikultura

Perorangan

2 Mahfudon (Inseminator) Ds. Mojojejer Kec. Mojowarno Jombang

Kel. Peternakan dan Kesehatan Hewan

Perorangan

Page 124: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 20

3 Agus Sholehul Huda (SMD) Ds. Purwosari Gumukmas Jember

Kel. Peternakan dan Kesehatan Hewan

Perorangan

4 Kel. Anggrek Jingga (Ayam Lokal) Ds. Gadu Barat Ganding Sumenep

Kel. Peternakan dan Kesehatan Hewan

Kelompok

5 GP3A Delta Sapta Tirta Ds. Singogalih Kec Tarik Sidoarjo

Kelompok Prasarana dan Sarana Pertanian

Perorangan

6 UPJA Serasi Jaya Tani Ds. Kendit Kelompok Prasarana dan Sarana Pertanian

Perorangan

Penerima Penghargaan Ketahanan Pangan Tahun 2013 Tk. Provinsi Jawa Timur. A. Katagori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

(Kelompok/Gabungan Yang Memproduksi Pangan.

No. Nama Kelompok Alamat Keterangan

1 Kelompok Tani “Makmur”

Jl. Darmo No. 177 Pamotan Dampit Malang

Peringkat I

2 Kelompok Tani “Barokah” Desa Bunbarat Kec. Rubaru Sumenep

Peringkat II

3 KUB Manunggal Lestari Desa Duwet Kec. Wates Kediri Peringkat III

B. Katagori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan (Kelompok/Gabungan Kelompok Pemberdayaan Dalam Pengembangan Usaha Produktif/ Kesehatan/Gizi Masyarakat.

No. Nama Kelompok Alamat Keterangan

1 Gabungan Kelompok “Harapan Makmur”

Desa Wates Kec. Sumbergempol Tulung Agung

Peringkat I

2 Gapoktan “Sambirejo” Desa Sambirejo Kec. Saradan Madiun

Peringkat II

3 Gapoktan PLDPM Desa Pojokkulon Kec. Kesamben Jombang

Peringkat III

C. Katagori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan (Kelompok

Pengembangan Industri Pangan Olahan dan Perakitan Teknologi Pangan.

No. Nama Kelompok Alamat Keterangan

1 Kelompok “Sumber Rejeki”

Desa Tasik Madu Kec. Watulimo Kec. Menganti Trenggalek

Peringkat I

2 Kelompok Tani “Ambudi Makmur II”

Desa Kramat Kec. Bangkalan Bangkalan

Peringkat II

3 Kelompok Wanita Tani (KWT) Jaya Nata

Desa Tiris Kec. Tiris Probolinggo

Peringkat III

Page 125: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

D. Katagori Pemangku Ketahanan Pangan.

No. Nama Alamat Keterangan

1 Sarana, S.Pd.

Ketua Poktan Gangsar Makmur Desa Asmorobangun Kec. Puncu Kediri

Peringkat I

Penerima Penghargaan Ketahanan Pangan Tahun 2014 Tk. Provinsi Jawa Timur, sesuai Keputusan Gubernur Jawa Timur No. 188/595/KPTS/013/2014 tanggal 1 Oktober 2014. A. Katagori Pelopor Ketahanan Pangan

No. Nama Alamat Keterangan

1 Drs. H. Joko Utomo

Desa Sukolilo Kec. Bancar Kab. Tuban.

Peringkat I

2 Basuki Rahmat Desa Pekandangan Sangra Kec. Bluto Kab. Sumenep

Peringkat II

3 Hendro Widodo Desa Ngaglik Kec. Srengat

Kab. Blitar

Peringkat

III

B. Katagori Pemangku Ketahanan Pangan

No. Nama Alamat Keterangan

1 Ririn, SP Peringkat I

2 Yasin Peringkat II

3 Abdul Karim Peringkat III

C. Katagori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

No. Nama Kelompok Alamat Keterangan

1 Kelompok Tani Sumber Hasil

Peringkat I

2 Gapoktan Mojo Makmur Peringkat II

3 Kelompok Tani Barokah IV

Peringkat III

D. Katagori Pelaku Pembangunan Ketahanan Pangan

No. Nama Kelompok Alamat Keterangan

1 Kelompok Tani Sumber Hasil

Peringkat I

2 Gapoktan Mojo Makmur Peringkat II

3 Kelompok Tani Barokah IV

Peringkat III

Page 126: Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014 - Badan Ketahanan Pangan ...bkp.jatimprov.go.id/upload/sakip/lakib_lengkap_untuk_web_ke_pdf_1.… · Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan

Laporan Kinerja (LKj) Tahun 2014

Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur 22

4.1. Kesimpulan

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan

Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur merupakan tindak lanjut dari

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah dan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999

tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, sekaligus merupakan

laporan pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan pembangunan ketahanan

pangan yang telah dilaksanakan pada tahun anggaran 2014.

Capaian5 (lima) indikator dapat digambarkan sebagai berikut :

- Ketersediaan pangan (beras) 7.832.072 Ton dari Target 7.252.008 Ton atau

108 %, Persentase peningkatan ketersediaan pangan 7,4% sedangkan

ketersediaan energi mencapai 3.589 kkal/kap/hr dan ketersediaan protein

99,40 gr/kap/hr.

- Capaian kualitas konsumsi pangan penduduk Jawa Timur yang ditandai

Skor PPH 81,6 (99,27%) dari Target Skor PPH 82,20.

- Capaian Penanganan Keamanan Pangan 116,17%.

- Capain stabilitas rata-rata harga ditingkat petani GKP Rp. 3.727,-/Kg.

(112,94%) dan harga GKG Rp. 4.531,-/Kg. (109,18%).

- Capaian Penurunan Penduduk Rawan Pangan yang tertangani sebesar

78.940 orang (1,62%) dari target 73.041 (1,50% dari 4.869.376 orang).

4.2. Saran

Laporan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah merupakan sarana

evaluasi dan pengendalian yang sangat efektif sehingga pelaksanaan

pembangunan ketahanan pangan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang

telah ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan pembinaan secara berkala dan

berkelanjutan sehingga pembangunan ketahanan pangan dapat terpadu

(integrated), terukur keberhasilannya (measurable) dan berkesinambungan

(sustainability).

IV PENUTUP