laporanbulanan sistem kewaspadaan

216
Laporan Bulanan [Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi ] Kabupaten Natuna Januari 2018 DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN NATUNA

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna Ja

nuar

i201

8

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 2: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan Januari 2018 yangdikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, Februari 2018

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 3: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 4: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan Januari 2018 …...... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Januari 2018 … 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Januari 2018 ...... 12

Page 5: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 6: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 7: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 8: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 06 TAHUN 2018 tanggal 11 Januari 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Tomy Jasmon, SE PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Diana PTT Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 9: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 10: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 11: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 12: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 13: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori rentan. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih kecil (30,2 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini lebih besar dibandingkandengan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Timur Laut, BunguranBarat, Serasan dan Serasan Timur berada pada kondisi rentan, sedangkankecamatan Bunguran Timur, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, PulauLaut, Midai, Subi berada pada kondisi waspada dan kecamatan Bunguran Tengahberada pada kondisi aman.

Kondisi rentan di empat Kecamatan disebabkan kecilnya luas tanam padabulan bersangkutan dibandingkan dengan rata-rata luas tanam 5 tahunkebelakang.

Lebih kecilnya luas tanam pada bulan berjalan dibandingkan luas tanam pada5 tahun terakhir mengindikasi adanya kemungkinan alih fungsi lahan dari lahanpertanian menjadi perkebunan/lahan tidur/alih fungsi pekerjaan yang disebabkanoleh petani yang alih profesi pekerjaan.

Terjadinya puso seluas 11 hektar di Kecamatan Bunguran Barat (Batubi)dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : lahan yang baru di buka menyebabkanmasih tingginya tingkat keasaaman tanah, kurangnya pemupukan, musim kemaraudan sistem pengairan yang belum maksimal.

Adanya penanaman pada bulan ini seluas 3 Ha di Kecamatan Bunguran Utara

dan Kecamatan Bunguran Tengah dengan menggunakan benih padi varietasciherang dan situbagendit diharapkan dapat berjalan lancar sehingga dapatmenghasilkan produksi secara maksimal.

Namun walaupun di Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat danSerasan Timur merupakan daerah sentra produksi padi, dalam memenuhikebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagian besar Kecamatan yang adadi Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerah luar seperti Pontianak,

Page 14: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 10

Tanjung Pinang dan Jakarta. Hasil panen yang ada biasanya hanya digunakan

untuk konsumsi rumah tangga petani tersebut dan dijadikan bibit kembali, namunjika ada kelebihan panen hanya akan dijual disekitar wilayah mereka saja.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan Januari 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5- 6) /6 *100 10

11 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.20 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

3BunguranTengah 3.00 1.60 0.00 0.20 87.5 1

-100.0 1 2 Aman 1

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

5BunguranBarat 0.00 1.80 11.00 1.30 -100.0 3 746.2 3 6 Rentan 3

6BunguranUtara 3.00 0.00 0.00 0.00 300.0 1 0.0 2 3 Waspada 2

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 1.00 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

11 Serasan Timur 0.00 4.00 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

12 Subi 0.00 0.00 0.00 0.40 0.0 2-

100.0 1 3 Waspada 2

Natuna 6.00 8.60 11.00 1.90 -30.2 3 478.9 3 6 Rentan 3

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangandi Kabupaten Natuna masuk dalam kategori rentan. Harga bahan pokok pada bulan

ini cenderung meningkat jika dibandingkan rata-rata harga 3 bulan terakhir(Oktober, November, Desember), hal ini disebabkan oleh harga beras yangcenderung naik dikarenakan tingginya biaya transportasi, tingginya biaya bongkarmuat di pelabuhan dan adanya kenaikan harga bahan pokok dari daerah asalpengiriman.

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Januari 2018

Page 15: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 11

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur 20.0 3 Rentan2 Bunguran Timur Laut 14.7 3 Rentan3 Bunguran Tengah 23.5 3 Rentan4 Bunguran Selatan 20.0 3 Rentan5 Bunguran Barat 21.7 3 Rentan6 Bunguran Utara 25.0 3 Rentan7 Pulau Tiga 26.8 3 Rentan8 Pulau Laut 16.7 3 Rentan9 Midai 32.4 3 Rentan10 Serasan 25.0 3 Rentan11 Serasan Timur 20.0 3 Rentan12 Subi 16.7 3 Rentan

Natuna 21.9 3 Rentan

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 3.254 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 2.477 balita yang naik berat badannya atau sekitar 76,12 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,40 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangandibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 4,21 % yang berarti masuk dalam kategori aman. Pada levelkecamatan, sebagian besar berada pada kondisi waspada, kecuali Kecamatan

Bunguran Timur Laut, Midai, Serasan dan Serasan Timur yang berada padakondisi aman.

Kondisi pada aspek ini sama dengan kondisi bulan sebelumnya, namundemikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi peningkatan jumlah kasusgizi buruk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 2 kasus giziburuk dan pada bulan ini meningkat menjadi 9 kasus yang terdapat diKecamatan Bunguran Utara (2 kasus) dan Pulau Tiga (7 kasus).

Page 16: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 12

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Januari 2018

No

PuskesmasKecamatan

(Digabung jikalebih dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

Balita

NaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

Indeks

Pemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 839 621 0 62 74.0 0.0 7.4 3 1 1 5 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 690 147 141 0 6 95.9 0.0 4.1 1 1 1 3 Aman 1

3BunguranTengah 491 216 136 0 10 63.0 0.0 4.6 3 1 1 5 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 158 95 0 9 60.1 0.0 5.7 3 1 1 5 Waspada 2

5 Bunguran Barat 1,617 368 216 3 10 58.7 0.8 2.7 3 1 1 5 Waspada 2

6 Bunguran Utara 602 182 141 3 2 77.5 1.6 1.1 3 1 1 5 Waspada 2

7 Pulau Tiga 739 239 138 4 19 57.7 1.7 7.9 3 1 1 5 Waspada 2

8 Pulau Laut 310 87 69 2 2 79.3 2.3 2.3 3 1 1 5 Waspada 2

9 Midai 729 242 235 0 0 97.1 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

10 Serasan 702 447 424 1 3 94.9 0.2 0.7 1 1 1 3 Aman 1

11 Serasan Timur 432 148 148 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 181 113 0 14 62.4 0.0 7.7 3 1 1 5 Waspada 2

Natuna 10,596 3,2542,47

7 13 137 76.12 0.40 4.21 3 1 1 5 Waspada 2

Page 17: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 13

BAB IVPENUTUP

IV. PENUTUP4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan Januari 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi rentan.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi rentan.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadai kenaikan harga beras pada 3-4 bulan ke depan dengan

meningkatkan pemantauan harga beras di kecamatan yang berada dalamkondisi rentan serta perlu dipersiapkan operasi pasar terutama di Kecamatanyang terindikasi rentan pangan.

d. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 8 kecamatan yangterindikasi waspada agar tidak berubah menjadi rentan.

e. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita denganmempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.

f. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

Page 18: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Januari 2018 14

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.

7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintahbagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.

g. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan KetahananPangan, untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan.

Page 19: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna Fe

brua

ri20

18

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 20: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan Februari 2018 yangdikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, Maret 2018

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 21: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 22: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan Februari 2018 …...... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Februari 2018 … 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Februari 2018 ...... 12

Page 23: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 24: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 25: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 26: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 06 TAHUN 2018 tanggal 11 Januari 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Tomy Jasmon, SE PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Diana PTT Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 27: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 28: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 29: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 30: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 31: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih besar (112,1 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini juga lebih besardibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Barat berada pada kondisirentan, sedangkan kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut, BunguranSelatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Pulau Laut, Midai, Serasan, Serasan Timur,Subi berada pada kondisi waspada dan kecamatan Bunguran Tengah berada padakondisi aman.

Kondisi rentan di Kecamatan Bunguran Barat disebabkan kecilnya luas tanampada bulan bersangkutan Lebih kecil dibandingkan dengan rata-rata luas tanam 5tahun kebelakang. Hal ini mengindikasi adanya kemungkinan alih fungsi lahan darilahan pertanian menjadi perkebunan/lahan tidur/alih fungsi pekerjaan yangdisebabkan oleh petani yang alih profesi pekerjaan.

Terjadinya puso seluas 5 hektar di Kecamatan Bunguran Barat (Batubi)dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : lahan yang baru di buka menyebabkanmasih tingginya tingkat keasaaman tanah, kurangnya pemupukan, musim kemaraudan sistem pengairan yang belum maksimal.

Adanya penanaman dibeberapa kecamatan pada bulan ini yaitu KecamatanBunguran Tengah seluas 4 ha dengan menggunakan benih padi varietasciheran,situbagendit dan Kecamatan Bunguran Utara 2 ha dengan benih padi

varietas situbagendit serta kecamatan Serasan Timur 1 ha dengan menggunakanbenih padi variatas situbagendit dan banih lokal, diharapkan dapat berjalan lancarsehingga dapat menghasilkan produksi secara maksimal.

Namun walaupun di Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat (Batubi)dan Serasan Timur merupakan daerah sentra produksi padi, dalam memenuhikebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagian besar Kecamatan yang adadi Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerah yang luar seperti Pontianak,

Page 32: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 10

Tanjung Pinang dan Jakarta. Sedangkan hasil produksi yang ada biasanya hanya

digunakan untuk bibit kembali dan konsumsi pribadi, namun apabila hasil produksimelimpah maka akan dijual di sekitar wilayah mereka saja.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan Februari 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5- 6) /6 *100 10

11 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 4.00 1.40 0.00 1.20 185.7 1

-100.0 1 2 Aman 1

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

5BunguranBarat 0.00 1.50 5.00 3.30 -100.0 3 51.5 3 6 Rentan 3

6BunguranUtara 2.00 0.00 0.50 0.00 200.0 1 50.0 3 4 Waspada 2

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

11 Serasan Timur 1.00 0.40 0.00 0.00 150.0 1 0.0 2 3 Waspada 2

12 Subi 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

Natuna 7.00 3.30 5.50 4.50 112.1 1 22.2 3 4 Waspada 2

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangandi Kabupaten Natuna masuk dalam kategori rentan. Pada level kecamatan hanya

kecamatan Midai, Serasan dan Serasan Timur yg dalam kondisi aman disebabkanharga yang stabil. Sedangkan untuk delapan kecamatan lainnya berada padakondisi rentan, hal ini disebabkan harga bahan pokok pada bulan ini cenderungmeningkat jika dibandingkan rata-rata harga 3 bulan terakhir (November,Desember, Januari), hal ini disebabkan oleh harga beras yang cenderung naikdikarenakan tingginya biaya transportasi, tingginya biaya bongkar muat dipelabuhan dan adanya kenaikan harga dari daerah asal pengiriman.

Page 33: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 11

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Februari 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur 10.5 3 Rentan2 Bunguran Timur Laut 13.5 3 Rentan3 Bunguran Tengah 10.5 3 Rentan4 Bunguran Selatan 18.4 3 Rentan5 Bunguran Barat 10.5 3 Rentan6 Bunguran Utara 15.4 3 Rentan7 Pulau Tiga 15.4 3 Rentan8 Pulau Laut 18.4 3 Rentan9 Midai 0.0 1 Aman10 Serasan 0.0 1 Aman11 Serasan Timur 2.6 1 Aman12 Subi 10.5 3 Rentan

Natuna 10.5 3 Rentan

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 2.989 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 2.054 balita yang naik berat badannya atau sekitar 68,72 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,20 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangandibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 5,79 % yang berarti masuk dalam kategori aman. Pada level

kecamatan, sebagian besar berada pada kondisi waspada, kecuali KecamatanBunguran Utara, Serasan dan Serasan Timur yang berada pada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini sama dengan kondisi bulan sebelumnya, namundemikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi penurunan jumlah kasus giziburuk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 9 kasus gizi burukdan pada bulan ini menurun menjadi 2 kasus dan masih terdapat di KecamatanBunguran Utara (2 kasus).

Page 34: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 12

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Februari 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 517 314 0 62 60.7 0.0 12.0 3 1 2 6 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 690 157 112 0 1 71.3 0.0 0.6 3 1 1 5 Waspada 2

3BunguranTengah 491 235 136 0 21 57.9 0.0 8.9 3 1 1 5 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 142 88 0 25 62.0 0.0 17.6 3 1 2 6 Waspada 2

5BunguranBarat 1,617 453 237 2 10 52.3 0.4 2.2 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 187 159 3 9 85.0 1.6 4.8 2 1 1 4 Aman 1

7 Pulau Tiga 739 265 139 1 26 52.5 0.4 9.8 3 1 1 5 Waspada 2

8 Pulau Laut 310 88 60 0 2 68.2 0.0 2.3 3 1 1 5 Waspada 2

9 Midai 729 126 96 0 0 76.2 0.0 0.0 3 1 1 5 Waspada 2

10 Serasan 702 440 417 0 4 94.8 0.0 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 190 190 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 189 106 0 13 56.1 0.0 6.9 3 1 1 5 Waspada 2

Natuna 10,596 2,989 2,054 6 173 68.72 0.20 5.79 3 1 1 5 Waspada 2

Page 35: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 13

BAB IVPENUTUP

IV. PENUTUP4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan Februari 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi waspada.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi rentan.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadai kenaikan harga beras pada 3-4 bulan ke depan dengan

meningkatkan pemantauan harga beras di kecamatan yang berada dalamkondisi rentan serta perlu dipersiapkan operasi pasar terutama di Kecamatanyang terindikasi rentan.

d. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 9 kecamatan yangterindikasi waspada agar tidak menjadi rentan.

e. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita denganmempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.

f. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

Page 36: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Februari 2018 14

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.

7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintahbagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.

g. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan KetahananPangan untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan pangan.

Page 37: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna M

aret

2018

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 38: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan Maret 2018 yangdikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, April 2018

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 39: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 40: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan Maret 2018 …...... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Maret 2018 … 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Maret 2018 ...... 12

Page 41: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 42: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 43: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 44: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 39 TAHUN 2018 tanggal 26 Maret 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Suprianto PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Khusnul Toyyibah THL Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 45: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 46: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 47: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 48: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 49: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih besar (58,6 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini lebih besar dibandingkandengan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Tengah, Subi berada padakondisi rentan, sedangkan kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut,Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Pulau Laut, Midai, Serasan,Serasan Timur berada pada kondisi waspada dan kecamatan Bunguran Baratberada pada kondisi aman.

Kondisi rentan di Kecamatan Bunguran Tengah dan Subi disebabkan kecilnyaluas tanam pada bulan bersangkutan dibandingkan dengan rata-rata luas tanam 5tahun kebelakang. Hal ini mengindikasi adanya kemungkinan alih fungsi lahan darilahan pertanian menjadi perkebunan/lahan tidur/alih fungsi pekerjaan disebabkanoleh petani yang alih profesi pekerjaan.

Terjadinya puso seluas 2,5 hektar di Kecamatan Bunguran Utara dipengaruhioleh beberapa faktor yaitu : lahan yang baru di buka menyebabkan masihtingginya tingkat keasaman tanah, kurangnya pemupukan dan sistem pengairanyang belum maksimal.

Adanya penanaman dibeberapa kecamatan pada bulan ini yaitu KecamatanBunguran Tengah seluas 4 ha dengan menggunakan benih padi varietas ciherang,situbagendit dan Kecamatan Bunguran Utara 2 ha dengan benih padi varietas

situbagendit serta kecamatan Serasan Timur 1 ha dengan menggunakan benihpadi variatas situbagendit dan banih lokal, diharapkan dapat berjalan lancarsehingga dapat menghasilkan produksi secara maksimal.

Namun walaupun di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Natunaseperti Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat (Batubi) dan Serasan Timurmerupakan daerah sentra produksi padi, hasil produksi biasanya hanya untuk

Page 50: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 10

konsumsi pribadi, dijadikan bibit kembali dan apabila di jual hanya di sekitar

wilayah mereka saja.Dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagian

besar Kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerahluar seperti Pontianak, Tanjung Pinang dan Jakarta.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan Maret 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5 -6) /

6 * 100 1011 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 0.00 1.60 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

5BunguranBarat 7.00 2.65 0.00 0.20 164.2 1 -100.0 1 2 Aman 1

6BunguranUtara 1.50 0.00 2.50 0.00 150.0 1 250.0 3 4 Waspada 2

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

11 Serasan Timur 3.00 2.80 0.00 0.00 7.1 1 0.0 2 3 Waspada 2

12 Subi 0.00 0.20 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Natuna 11.50 7.25 2.50 0.20 58.6 1 1150.0 3 4 Waspada 2

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,

dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangandi Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Harga bahan pokok padabulan ini cenderung meningkat jika dibandingkan rata-rata harga 3 bulan terakhir.

Pada level kecamatan hanya kecamatan Midai dalam kondisi amandisebabkan harga yang stabil. Sedangkan untuk kecamatan Bunguran Timur Laut,Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Bunguran Utara, PulauTiga, Pulau Laut, Serasan, Subi berada pada kondisi waspada dan kecamatanBunguran Timur, Serasan Timur berada pada kondisi rentan, hal ini disebabkanharga bahan pokok pada bulan ini cenderung meningkat jika dibandingkan rata-

Page 51: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 11

rata harga 3 bulan terakhir (Desember, Januari, Februari), hal ini disebabkan oleh

harga beras yang cenderung naik dikarenakan tingginya biaya transportasi,tingginya biaya bongkar muat di pelabuhan dan adanya kenaikan harga bahanpokok dari daerah asal pengiriman.

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Maret 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur 12.5 3 Rentan2 Bunguran Timur Laut 7.7 2 Waspada3 Bunguran Tengah 5.0 2 Waspada4 Bunguran Selatan 9.8 2 Waspada5 Bunguran Barat 5.0 2 Waspada6 Bunguran Utara 7.1 2 Waspada7 Pulau Tiga 7.1 2 Waspada8 Pulau Laut 9.8 2 Waspada9 Midai -2.5 1 Aman10 Serasan 5.0 2 Waspada11 Serasan Timur 15.4 3 Rentan12 Subi 5.0 2 Waspada

Natuna 7.2 2 Waspada

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 2.989 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 2.019 balita yang naik berat badannya atau sekitar 67,77 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar

0,03 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangandibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 8,36 % yang berarti masuk dalam kategori aman. Pada levelkecamatan, sebagian besar berada pada kondisi waspada, kecuali KecamatanBunguran Timur Laut, Bunguran Barat, Serasan dan Serasan Timur yang beradapada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini sama dengan kondisi bulan sebelumnya, namundemikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi penurunan jumlah kasus gizi

Page 52: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 12

buruk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 2 kasus gizi buruk

dan pada bulan ini menurun dengan tidak adanya laporan kasus gizi buruk disemua kecamatan.

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Maret 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 517 314 0 62 60.7 0.0 12.0 3 1 2 6 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 690 156 134 0 4 85.9 0.0 2.6 2 1 1 4 Aman 1

3BunguranTengah 491 238 113 0 39 47.5 0.0 16.4 3 1 2 6 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 146 85 0 29 58.2 0.0 19.9 3 1 2 6 Waspada 2

5BunguranBarat 1,617 468 236 0 26 50.4 0.0 5.6 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 187 159 0 9 85.0 0.0 4.8 2 1 1 4 Aman 1

7 Pulau Tiga 739 225 101 1 44 44.9 0.4 19.6 3 1 2 6 Waspada 2

8 Pulau Laut 310 98 67 0 2 68.4 0.0 2.0 3 1 1 5 Waspada 2

9 Midai 729 139 100 0 0 71.9 0.0 0.0 3 1 1 5 Waspada 2

10 Serasan 702 440 417 0 4 94.8 0.0 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 196 196 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 169 97 0 30 57.4 0.0 17.8 3 1 2 6 Waspada 2

Natuna 10,596 2,979 2,019 1 249 67.77 0.03 8.36 3 1 1 5 Waspada 2

Page 53: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 13

BAB IVPENUTUP

BAB IV. PENUTUP4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan Maret 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi waspada.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi waspada.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadai kenaikan harga beras pada 3-4 bulan ke depan dengan

meningkatkan pemantauan harga beras di kecamatan yang berada dalamkondisi rentan.

d. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 8 kecamatan yangterindikasi waspada pangan agar tidak menjadi rentan.

e. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita denganmempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.

f. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.

Page 54: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Maret 2018 14

7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah

bagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.g. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan Ketahanan

Pangan untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan pangan.

Page 55: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna Ap

ril20

18

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 56: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan April 2018 yangdikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, Mei 2018

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 57: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 58: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan April 2018 …...... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan April 2018 … 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan April 2018 ...... 12

Page 59: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 60: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 61: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 62: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 39 TAHUN 2018 tanggal 26 Maret 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Suprianto PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Khusnul Toyyibah THL Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 63: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 64: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 65: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 66: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 67: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori rentan. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih kecil (-35,9 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini lebih besar dibandingkandengan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Utara,Subi berada pada kondisi rentan, sedangkan kecamatan Bunguran Timur,Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Pulau Tiga, Pulau Laut,Midai, Serasan, Serasan Timur berada pada kondisi waspada.

Kondisi rentan di Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Utara dan Subidisebabkan kecilnya luas tanam pada bulan bersangkutan dibandingkan denganrata-rata luas tanam 5 tahun terakhir. Hal ini mengindikasi adanya kemungkinanalih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi perkebunan/lahan tidur/alih fungsipekerjaan yang disebabkan oleh petani yang alih profesi pekerjaan.

Terjadinya puso seluas 1,5 hektar di Kecamatan Bunguran Utara dipengaruhioleh beberapa faktor yaitu : lahan yang baru di buka menyebabkan masihtingginya tingkat keasaman tanah, kurangnya pemupukan dan sistem pengairanyang belum maksimal.

Adanya penanaman dibeberapa kecamatan pada bulan ini yaitu KecamatanSerasan Timur 5 ha dengan menggunakan benih padi variatas situbagendit danlokal, diharapkan dapat berjalan lancar sehingga dapat menghasilkan produksisecara maksimal.

Namun walaupun di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Natunaseperti Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat (Batubi) dan Serasan Timurmerupakan daerah sentra produksi padi, hasil produksi biasanya hanya untukkonsumsi pribadi, dijadikan bibit kembali dan apabila di jual hanya di sekitarwilayah mereka saja.

Page 68: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 10

Dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagian

besar Kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerahluar seperti Pontianak, Tanjung Pinang dan Jakarta.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan April 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5 -6) /

6 * 100 1011 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 0.00 1.60 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

5BunguranBarat 0.00 4.60 0.00 0.60 -100.0 3 -100.0 1 4 Waspada 2

6BunguranUtara 0.00 0.00 1.50 0.00 0.0 2 150.0 3 5 Rentan 3

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

11 Serasan Timur 5.00 1.00 0.00 0.00 400.0 1 0.0 2 3 Waspada 2

12 Subi 0.00 0.60 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Natuna 5.00 7.80 1.50 0.60 -35.9 3 150.0 3 6 Rentan 3

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangandi Kabupaten Natuna masuk dalam kategori aman. Harga bahan pokok hampir

disebagian besar kecamatan pada bulan ini cenderung stabil jika dibandingkanrata-rata harga 3 bulan terakhir.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur, BunguranTengah, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Pulau Laut, Serasan,Serasan Timur dalam kondisi aman disebabkan harga yang stabil. Sedangkanuntuk kecamatan Bunguran Timur Laut, Bunguran Barat, Midai dan Subi beradapada kondisi waspada berada pada kondisi waspada hal ini disebabkan hargabahan pokok pada bulan ini cenderung meningkat jika dibandingkan rata-rataharga 3 bulan terakhir (Januari, Februari, Maret), hal ini disebabkan oleh harga

Page 69: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 11

beras yang cenderung naik dikarenakan tingginya biaya transportasi dan tingginya

biaya bongkar muat di pelabuhan.

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan April 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur 4.7 1 Aman2 Bunguran Timur Laut 9.8 2 Waspada3 Bunguran Tengah 0.0 1 Aman4 Bunguran Selatan 2.3 1 Aman5 Bunguran Barat 7.1 2 Waspada6 Bunguran Utara -13.3 1 Aman7 Pulau Tiga 0.0 1 Aman8 Pulau Laut 2.3 1 Aman9 Midai 9.8 2 Waspada10 Serasan -7.1 1 Aman11 Serasan Timur 0.0 1 Aman12 Subi 7.1 2 Waspada

Natuna 1.8 1 Aman

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 2.915 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 1.950 balita yang naik berat badannya atau sekitar 66,90 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,17 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangan

dibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 8,54 % yang berarti masuk dalam kategori aman.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Selatan, Pulau Tigaberada pada kondisi rentan, sedangkan Kecamatan Bunguran Timur, BunguranTengah, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Midai, Subi berada padakondisi waspada dan kecamatan Bunguran Timur Laut, Serasan dan SerasanTimur yang berada pada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini sama dengan kondisi bulan sebelumnya, namundemikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi peningkatan jumlah kasus

Page 70: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 12

gizi buruk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu tidak ditemukan kasus gizi

buruk dan pada bulan ini meningkat dengan ditemukannya 1 kasus gizi buruk dikecamatan Pulau Tiga.

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan April 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 651 330 0 62 50.7 0.0 9.5 3 1 1 5 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 690 156 134 0 4 85.9 0.0 2.6 2 1 1 4 Aman 1

3BunguranTengah 491 229 135 0 40 59.0 0.0 17.5 3 1 2 6 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 139 102 0 28 73.4 0.0 20.1 3 1 3 7 Rentan 3

5BunguranBarat 1,617 441 267 1 24 60.5 0.2 5.4 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 151 106 0 0 70.2 0.0 0.0 3 1 1 5 Waspada 2

7 Pulau Tiga 739 238 122 1 52 51.3 0.4 21.8 3 1 3 7 Rentan 3

8 Pulau Laut 310 44 22 1 6 50.0 2.3 13.6 3 1 2 6 Waspada 2

9 Midai 729 96 56 1 0 58.3 1.0 0.0 3 1 1 5 Waspada 2

10 Serasan 702 437 417 0 4 95.4 0.0 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 178 178 1 0 100.0 0.6 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 155 81 0 29 52.3 0.0 18.7 3 1 2 6 Waspada 2

Natuna 10,596 2,915 1,950 5 249 66.90 0.17 8.54 3 1 1 5 Waspada 2

Page 71: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 13

BAB IVPENUTUP

BAB I PENUTUP4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan April 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi rentan.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi aman.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadai kenaikan harga beras pada 3-4 bulan ke depan dengan

meningkatkan pemantauan harga beras di kecamatan yang berada dalamkondisi waspada agar tidak berubah menjadi rentan.

d. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 2 kecamatan yangterindikasi rentan.

e. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita denganmempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.

f. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.

Page 72: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan April 2018 14

7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah

bagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.g. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan Ketahanan

Pangan, untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan.

Page 73: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna M

ei20

18

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 74: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan Mei 2018 yangdikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, Juni 2018

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 75: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 76: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan Mei 2018 …...... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Mei 2018 … 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Mei 2018 ...... 12

Page 77: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 78: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 79: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 80: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 39 TAHUN 2018 tanggal 26 Maret 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Suprianto PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Khusnul Toyyibah THL Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 81: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 82: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 83: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 84: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 85: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih kecil (-57,9 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini lebih kecil dibandingkandengan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Utara, Subi berada padakondisi rentan, sedangkan kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut,Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Pulau Tiga, Pulau Laut,Midai, Serasan, Serasan Timur berada pada kondisi waspada.

Kondisi rentan di Kecamatan Bunguran Utara dan Subi disebabkan kecilnyaluas tanam pada bulan bersangkutan dibandingkan dengan rata-rata luas tanam 5tahun terakhir. Hal ini mengindikasi adanya kemungkinan alih fungsi lahan darilahan pertanian menjadi perkebunan/lahan tidur/alih fungsi pekerjaan yangdisebabkan oleh petani yang alih profesi pekerjaan.

Terjadinya puso seluas 10,20 hektar di Kecamatan Bunguran Baratdipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : lahan yang baru di buka menyebabkanmasih tingginya tingkat keasaman tanah, kurangnya pemupukan dan sistempengairan yang belum maksimal.

Adanya penanaman dibeberapa kecamatan pada bulan ini yaitu KecamatanSerasan Timur 5 ha dengan menggunakan benih padi variatas situbagendit danlokal, diharapkan dapat berjalan lancar sehingga dapat menghasilkan produksisecara maksimal.

Namun walaupun di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Natunaseperti Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat (Batubi) dan Serasan Timurmerupakan daerah sentra produksi padi, hasil produksi biasanya hanya untukkonsumsi pribadi, dijadikan bibit kembali dan apabila di jual hanya di sekitarwilayah mereka saja.

Page 86: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 10

Dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagian

besar Kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerahseperti Pontianak, Tanjung Pinang dan Jakarta.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan Mei 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5 -6) /

6 * 100 1011 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 0.00 4.00 0.00 0.80 -100.0 3 -100.0 1 4 Waspada 2

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

5BunguranBarat 1.25 10.20 0.00 0.20 -87.7 3 -100.0 1 4 Waspada 2

6BunguranUtara 0.00 0.00 0.50 0.00 0.0 2 50.0 3 5 Rentan 3

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

11 Serasan Timur 7.00 4.60 0.00 0.00 52.2 1 0.0 2 3 Waspada 2

12 Subi 0.00 0.80 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Natuna 8.25 19.60 0.50 1.00 -57.9 3 -50.0 1 4 Waspada 2

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangandi Kabupaten Natuna masuk dalam kategori aman. Harga bahan pokok hampir

disebagian besar kecamatan pada bulan ini cenderung stabil jika dibandingkanrata-rata harga 3 bulan terakhir.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur, Bunguran TimurLaut, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, PulauLaut, Serasan, Serasan Timur dan Subi dalam kondisi aman disebabkan harga yangstabil. Sedangkan untuk kecamatan Midai berada pada kondisi waspada dankecamatan Bunguran Barat berada pada kondisi rentan, hal ini disebabkan hargabahan pokok pada bulan ini cenderung meningkat jika dibandingkan rata-rataharga 3 bulan terakhir (Februari, Maret, April), kenaikan harga beras yang

Page 87: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 11

cenderung naik ini dikarenakan tingginya biaya transportasi dan tingginya biaya

bongkar muat di pelabuhan.

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Mei 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur 2.3 1 Aman2 Bunguran Timur Laut 4.7 1 Aman3 Bunguran Tengah 0.0 1 Aman4 Bunguran Selatan -6.7 1 Aman5 Bunguran Barat 18.6 3 Rentan6 Bunguran Utara -9.3 1 Aman7 Pulau Tiga 0.0 1 Aman8 Pulau Laut 0.0 1 Aman9 Midai 9.8 2 Waspada10 Serasan -2.5 1 Aman11 Serasan Timur 0.0 1 Aman12 Subi -5.8 1 Aman

Natuna 0.9 1 Aman

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 2.789 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 1.716 balita yang naik berat badannya atau sekitar 61,53 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,22 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangan

dibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 8,78 % yang berarti masuk dalam kategori aman.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Pulau Tiga, Subi berada padakondisi rentan, sedangkan Kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Tengah,Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Pulau Laut, Midai berada pada kondisiwaspada dan kecamatan Bunguran Timur Laut, Bunguran Utara, Serasan danSerasan Timur yang berada pada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini sama dengan kondisi bulan sebelumnya, namundemikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi peningkatan jumlah kasus

Page 88: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 12

gizi buruk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 1 kasus gizi

buruk dan pada bulan ini meningkat dengan ditemukannya 2 kasus gizi buruk dikecamatan Bunguran Utara dan Pulau Tiga.

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Mei 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 497 190 0 64 38.2 0.0 12.9 3 1 2 6 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 690 182 175 0 0 96.2 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

3BunguranTengah 491 226 106 1 38 46.9 0.4 16.8 3 1 2 6 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 163 98 0 32 60.1 0.0 19.6 3 1 2 6 Waspada 2

5BunguranBarat 1,617 407 174 1 31 42.8 0.2 7.6 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 162 130 0 0 80.2 0.0 0.0 2 1 1 4 Aman 1

7 Pulau Tiga 739 210 68 1 43 32.4 0.5 20.5 3 1 3 7 Rentan 3

8 Pulau Laut 310 112 87 2 0 77.7 1.8 0.0 3 1 1 5 Waspada 2

9 Midai 729 79 34 0 0 43.0 0.0 0.0 3 1 1 5 Waspada 2

10 Serasan 702 438 418 1 4 95.4 0.2 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 159 159 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 154 77 0 33 50.0 0.0 21.4 3 1 3 7 Rentan 3

Natuna 10,596 2,789 1,716 6 245 61.53 0.22 8.78 3 1 1 5 Waspada 2

Page 89: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 13

BAB IVPENUTUP

BAB PENUTUP4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan Mei 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi waspada.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi aman.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadai kenaikan harga beras pada 3-4 bulan ke depan dengan

meningkatkan pemantauan harga beras di kecamatan yang berada dalamkondisi rentan serta perlu dipersiapkan operasi pasar terutama di Kecamatanyang terindikasi rentan.

d. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 2 kecamatan yangterindikasi rentan.

e. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita denganmempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.

f. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

Page 90: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Mei 2018 14

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.

7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintahbagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.

g. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan KetahananPangan, untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan.

Page 91: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna Ju

ni20

18

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 92: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan Juni 2018 yangdikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, Juli 2018

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 93: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 94: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan Juni 2018 …...... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Juni 2018 … 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Juni 2018 ...... 12

Page 95: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 96: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 97: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 98: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 39 TAHUN 2018 tanggal 26 Maret 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Suprianto PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Khusnul Toyyibah THL Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 99: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 100: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 101: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 102: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 103: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori rentan. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih kecil (-36,2 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini lebih kecil dibandingkandengan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Barat, Serasan Timur, Subiberada pada kondisi rentan, sedangkan kecamatan Bunguran Timur, BunguranTimur Laut, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga,Pulau Laut, Midai, Serasan berada pada kondisi waspada.

Kondisi rentan di Kecamatan Bunguran Barat, Serasan Timur dan Subidisebabkan kecilnya luas tanam pada bulan bersangkutan dibandingkan denganrata-rata luas tanam 5 tahun terakhir. Hal ini mengindikasi adanya kemungkinanalih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi perumahan/perkebunan/lahan tidurdan alih fungsi pekarjaan disebabkan oleh petani yang alih profesi pekerjaan.

Terjadinya puso seluas 4 hektar di Kecamatan Bunguran Barat (Batubi)dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : lahan yang baru di buka menyebabkanmasih tingginya tingkat keasaman tanah, kurangnya pemupukan dan sistempengairan yang belum maksimal.

Adanya penanaman dibeberapa kecamatan pada bulan ini yaitu KecamatanBunguran Tengah 3 ha, Bunguran Barat 1 ha dan Serasan Timur 5 ha denganmenggunakan benih padi variatas situbagendit dan lokal, diharapkan dapatberjalan lancar sehingga dapat menghasilkan produksi secara maksimal.

Namun walaupun di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Natunaseperti Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat (Batubi) dan Serasan Timurmerupakan daerah sentra produksi padi, hasil produksi biasanya hanya untukkonsumsi pribadi, dijadikan bibit kembali dan apabila di jual hanya di sekitarwilayah mereka saja.

Page 104: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 10

Dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagian

besar Kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerahseperti Pontianak, Tanjung Pinang dan Jakarta.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan Juni 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5 -6) /

6 * 100 1011 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 3.00 2.00 0.00 0.00 50.0 1 0.0 2 3 Waspada 2

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

5BunguranBarat 1.00 7.00 4.00 0.20 -85.7 3 1900.0 3 6 Rentan 3

6BunguranUtara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

11 Serasan Timur 8.00 9.00 0.00 0.00 -11.1 3 0.0 2 5 Rentan 3

12 Subi 0.00 0.80 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Natuna 12.00 18.80 4.00 0.20 -36.2 3 1900.0 3 6 Rentan 3

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangandi Kabupaten Natuna masuk dalam kategori aman. Harga bahan pokok disemua

kecamatan pada bulan ini cenderung stabil jika dibandingkan rata-rata harga 3bulan terakhir (Maret, April, Mei).

Pada level kecamatan terlihat semua kecamatan dalam kondisi amandisebabkan harga yang stabil.

Page 105: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 11

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Juni 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur 0.0 1 Aman2 Bunguran Timur Laut 2.3 1 Aman3 Bunguran Tengah 0.0 1 Aman4 Bunguran Selatan -4.5 1 Aman5 Bunguran Barat -2.2 1 Aman6 Bunguran Utara -4.9 1 Aman7 Pulau Tiga 0.0 1 Aman8 Pulau Laut 0.0 1 Aman9 Midai 4.7 1 Aman10 Serasan -2.5 1 Aman11 Serasan Timur -2.3 1 Aman12 Subi -4.7 1 Aman

Natuna -1.2 1 Aman

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 2.567 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 1.712 balita yang naik berat badannya atau sekitar 66,69 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,33 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangandibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 9,51 % yang berarti masuk dalam kategori aman.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Selatan, Pulau Tiga,Subi berada pada kondisi rentan, sedangkan Kecamatan Bunguran Timur,Bunguran Tengah, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Laut, Midai beradapada kondisi waspada dan kecamatan Bunguran Timur Laut, Serasan danSerasan Timur yang berada pada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini sedikit berbeda dengan kondisi bulan sebelumnya,namun demikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi peningkatan jumlahkasus gizi buruk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 2 kasusgizi buruk dan pada bulan ini meningkat dengan ditemukannya 5 kasus gizi

Page 106: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 12

buruk di kecamatan Bunguran Utara 1 kasus, Midai 3 kasus dan Pulau Tiga 1

kasus.

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Juni 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 576 256 1 62 44.4 0.2 10.8 3 1 2 6 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 690 154 151 0 0 98.1 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

3BunguranTengah 491 194 94 0 37 48.5 0.0 19.1 3 1 2 6 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 123 74 0 38 60.2 0.0 30.9 3 1 3 7 Rentan 3

5BunguranBarat 1,617 346 208 0 18 60.1 0.0 5.2 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 165 104 1 19 63.0 0.6 11.5 3 1 2 6 Waspada 2

7 Pulau Tiga 739 118 63 2 26 53.4 1.7 22.0 3 1 3 7 Rentan 3

8 Pulau Laut 310 54 40 1 2 74.1 1.9 3.7 3 1 1 5 Waspada 2

9 Midai 729 48 24 1 1 50.0 2.1 2.1 3 1 1 5 Waspada 2

10 Serasan 702 441 421 0 4 95.5 0.0 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 173 173 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 175 104 0 37 59.4 0.0 21.1 3 1 3 7 Rentan 3

Natuna 10,596 2,567 1,712 6 244 66.69 0.23 9.51 3 1 1 5 Waspada 2

Page 107: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 13

BAB IVPENUTUP

BAB PENUTUP4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan Juni 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi rentan.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi aman.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 3 kecamatan yang

terindikasi rentan.d. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita dengan

mempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.e. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,

terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah

bagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.

Page 108: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juni 2018 14

f. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan Ketahanan

Pangan, untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan.

Page 109: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna Ju

li20

18

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 110: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan Juli 2018 yangdikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, Agustus 2018

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 111: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 112: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan Juli 2018 …...... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Juli 2018 … 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Juli 2018 ...... 12

Page 113: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 114: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 115: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 116: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 39 TAHUN 2018 tanggal 26 Maret 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Suprianto PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Khusnul Toyyibah THL Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 117: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 118: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 119: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 120: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 121: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori rentan. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih kecil (-74,0 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini lebih besar dibandingkandengan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan yaitu Kecamatan Serasan Timur, Subi berada padakondisi rentan, sedangkan kecamatan Bunguran Timur, Bunguran Timur Laut,Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Bunguran Utara, PulauTiga, Pulau Laut, Midai, Serasan berada pada kondisi waspada.

Kondisi rentan di Kecamatan Serasan Timur dan Subi disebabkan kecilnyaluas tanam pada bulan bersangkutan dibandingkan dengan rata-rata luas tanam 5tahun terakhir. Hal ini mengindikasi adanya kemungkinan alih fungsi lahan darilahan pertanian menjadi perkebunan/lahan tidur/alih fungsi pekerjaan disebabkanoleh petani yang alih profesi pekerjaan.

Terjadinya puso seluas 3 hektar di Kecamatan Bunguran Tengah dipengaruhioleh beberapa faktor yaitu : lahan yang baru di buka menyebabkan masihtingginya tingkat keasaman tanah, kurangnya pemupukan dan sistem pengairanyang belum maksimal.

Adanya penanaman dibeberapa kecamatan pada bulan ini yaitu KecamatanBunguran Tengah seluas 2 ha dengan menggunakan benih padi varietas ciherangdan situbagendit, diharapkan dapat berjalan lancar sehingga dapat menghasilkanproduksi secara maksimal.

Namun walaupun di beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Natunaseperti Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat (Batubi) dan Serasan Timurmerupakan daerah sentra produksi padi, hasil produksi biasanya hanya untukkonsumsi pribadi, dijadikan bibit kembali dan apabila di jual hanya di sekitarwilayah mereka saja.

Page 122: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 10

Dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagian

besar Kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerahluar seperti Pontianak, Tanjung Pinang dan Jakarta.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan Juli 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5 -6) /

6 * 100 1011 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 2.00 0.20 3.00 0.00 900.0 1 300.0 3 4 Waspada 2

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

5BunguranBarat 0.00 3.70 0.00 0.40 -100.0 3 -100.0 1 4 Waspada 2

6BunguranUtara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

11 Serasan Timur 0.00 3.00 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

12 Subi 0.00 0.80 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Natuna 2.00 7.70 3.00 0.40 -74.0 3 650.0 3 6 Rentan 3

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangandi Kabupaten Natuna masuk dalam kategori aman. Harga bahan pokok hampir

disebagian besar kecamatan pada bulan ini cenderung stabil jika dibandingkanrata-rata harga 3 bulan terakhir (April, Mei, Juni)

Pada level kecamatan terlihat semua kecamatan dalam kondisi amandisebabkan harga yang stabil.

Page 123: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 11

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Juli 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur -100.0 1 Aman2 Bunguran Timur Laut -100.0 1 Aman3 Bunguran Tengah -100.0 1 Aman4 Bunguran Selatan -100.0 1 Aman5 Bunguran Barat -100.0 1 Aman6 Bunguran Utara -100.0 1 Aman7 Pulau Tiga -100.0 1 Aman8 Pulau Laut -100.0 1 Aman9 Midai -100.0 1 Aman10 Serasan -100.0 1 Aman11 Serasan Timur -100.0 1 Aman12 Subi -100.0 1 Aman

Natuna -100.0 1 Aman

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 2.571 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 1.796 balita yang naik berat badannya atau sekitar 69,86 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,12 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangandibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 7,04 % yang berarti masuk dalam kategori aman.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur, BunguranTengah, Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Pulau Tiga, Pulau Laut, Midai, Subiberada pada kondisi waspada dan kecamatan Bunguran Timur Laut, BunguranUtara, Serasan dan Serasan Timur yang berada pada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini berbea dengan kondisi bulan sebelumnya, namundemikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi penurunan jumlah kasus giziburuk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 5 kasus gizi burukdan pada bulan ini turun dengan ditemukannya 3 kasus gizi buruk di kecamatanBunguran Barat 1 kasus dan Pulau Tiga 2 kasus.

Page 124: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 12

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Juli 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 561 247 0 68 44.0 0.0 12.1 3 1 2 6 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 690 133 133 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

3BunguranTengah 491 209 140 0 19 67.0 0.0 9.1 3 1 1 5 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 128 96 0 19 75.0 0.0 14.8 3 1 2 6 Waspada 2

5BunguranBarat 1,617 356 185 2 17 52.0 0.6 4.8 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 120 103 0 2 85.8 0.0 1.7 2 1 1 4 Aman 1

7 Pulau Tiga 739 152 102 0 18 67.1 0.0 11.8 3 1 2 6 Waspada 2

8 Pulau Laut 310 41 27 0 2 65.9 0.0 4.9 3 1 1 5 Waspada 2

9 Midai 729 48 31 1 1 64.6 2.1 2.1 3 1 1 5 Waspada 2

10 Serasan 702 441 421 0 4 95.5 0.0 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 189 189 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 193 122 0 31 63.2 0.0 16.1 3 1 2 6 Waspada 2

Natuna 10,596 2,571 1,796 3 181 69.86 0.12 7.04 3 1 1 5 Waspada 2

Page 125: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 13

BAB IVPENUTUP

PENUTUP4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan Juli 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi rentan.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi aman.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 8 kecamatan yang

terindikasi waspada agar tidak berubah menjadi rentan.d. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita dengan

mempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.e. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,

terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah

bagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.

Page 126: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Juli 2018 14

f. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan Ketahanan

Pangan, untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan.

Page 127: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna Ag

ustu

s201

8

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 128: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan Agustus 2018 yangdikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, September 2018

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 129: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Agustus 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 130: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Agustus 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan Agustus 2018 ....... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Agustus 2018 .. 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Agustus 2018 ...... 12

Page 131: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 132: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi..

Page 133: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 134: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 39 TAHUN 2018 tanggal 26 Maret 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Suprianto PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Khusnul Toyyibah THL Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 135: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 136: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 137: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 138: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 139: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih kecil (-100 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini lebih kecil dibandingkandengan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Tengah, Serasan Timur,Subi berada pada kondisi rentan, sedangkan kecamatan Bunguran Timur,Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Bunguran Utara, PulauTiga, Pulau Laut, Midai, Serasan berada pada kondisi waspada.

Kondisi rentan di Kecamatan Bunguran Tengah, Serasan Timur dan Subidisebabkan kecilnya luas tanam pada bulan bersangkutan dibandingkan denganrata-rata luas tanam 5 tahun terakhir. Hal ini mengindikasi adanya kemungkinanalih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi perumahan/perkebunan/lahan tidurdan alih fungsi pekarjaan disebabkan oleh petani yang alih profesi pekerjaan.

Dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagianbesar Kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerahlain seperti Pontianak, Tanjung Pinang dan Jakarta.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan Agustus 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5 -6) /

6 * 100 1011 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 0.00 0.20 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

5BunguranBarat 0.00 0.00 0.00 0.60 0.0 2 -100.0 1 3 Waspada 2

Page 140: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 10

6BunguranUtara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

11 Serasan Timur 0.00 2.00 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

12 Subi 0.00 0.20 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Natuna 0.00 2.40 0.00 0.60 -100.0 3 -100.0 1 4 Waspada 2

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangan

di Kabupaten Natuna masuk dalam kategori aman. Harga bahan pokok hampirdisebagian besar kecamatan pada bulan ini cenderung stabil jika dibandingkanrata-rata harga 3 bulan terakhir.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur, Bunguran TimurLaut, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Pulau Laut, Midai, Serasan,Serasan Timur, Subi dalam kondisi aman disebabkan harga yang stabil. Sedangkanuntuk kecamatan Bunguran Barat berada pada kondisi waspada, hal ini disebabkanharga bahan pokok pada bulan ini cenderung meningkat jika dibandingkan rata-rata harga 3 bulan terakhir (Mei, Juni, Juli), kenaikan harga beras yang cenderungnaik ini dikarenakan tingginya biaya transportasi dan tingginya biaya bongkar muatdi pelabuhan

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Agustus 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur 0.0 1 Aman2 Bunguran Timur Laut 0.0 1 Aman3 Bunguran Tengah 0.0 1 Aman4 Bunguran Selatan 0.0 1 Aman5 Bunguran Barat 6.7 2 Waspada6 Bunguran Utara 0.0 1 Aman7 Pulau Tiga 0.0 1 Aman8 Pulau Laut 0.0 1 Aman9 Midai 0.0 1 Aman10 Serasan 0.0 1 Aman11 Serasan Timur 0.0 1 Aman12 Subi 0.0 1 Aman

Natuna 0.6 1 Aman

Page 141: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 11

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 2.671 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 1.830 balita yang naik berat badannya atau sekitar 68,39 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,22 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangandibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 7,40 % yang berarti masuk dalam kategori aman.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur, BunguranTengah, Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Tiga, PulauLaut, Midai, Subi berada pada kondisi waspada dan kecamatan Bunguran TimurLaut, Serasan dan Serasan Timur yang berada pada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini berbeda dengan kondisi bulan sebelumnya, namundemikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi penurunan jumlah kasus giziburuk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 3 kasus gizi buruk

dan pada bulan ini turun dengan ditemukannya 1 kasus gizi buruk di kecamatanMidai.

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Agustus 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 633 332 4 111 52.4 0.6 17.5 3 1 2 6 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 690 134 131 0 0 97.8 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

3BunguranTengah 491 237 125 0 17 52.7 0.0 7.2 3 1 1 5 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 169 101 0 15 59.8 0.0 8.9 3 1 1 5 Waspada 2

5BunguranBarat 1,075 272 154 0 3 56.6 0.0 1.1 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 151 97 0 5 64.2 0.0 3.3 3 1 1 5 Waspada 2

7 Pulau Tiga 739 179 104 1 10 58.1 0.6 5.6 3 1 1 5 Waspada 2

8 Pulau Laut 310 19 9 0 2 47.4 0.0 10.5 3 1 2 6 Waspada 2

9 Midai 729 62 47 1 0 75.8 1.6 0.0 3 1 1 5 Waspada 2

Page 142: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 12

10 Serasan 702 441 421 0 4 95.5 0.0 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 164 164 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 215 145 0 31 67.4 0.0 14.4 3 1 2 6 Waspada 2

Natuna 10,054 2,676 1,830 6 198 68.39 0.22 7.40 3 1 1 5 Waspada 2

Page 143: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 13

BAB IVPENUTUP

BAB4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan Agustus 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi waspada.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi aman.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadai kenaikan harga beras pada 3-4 bulan ke depan dengan

meningkatkan pemantauan harga beras di kecamatan yang terindikasiwaspada agar tidak berubah menjadi rentan .

d. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 3 kecamatan yangterindikasi rentan.

e. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita denganmempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.

f. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.

Page 144: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Aguustus 2018 14

7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah

bagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.g. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan Ketahanan

Pangan, untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan.

Page 145: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna

Sept

embe

r201

8

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 146: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan September 2018yang dikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, Oktober 2018

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 147: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 148: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan September 2018 .... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan September 2018 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan September 2018 ... 12

Page 149: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 150: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 151: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 152: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 39 TAHUN 2018 tanggal 26 Maret 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Suprianto PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Khusnul Toyyibah THL Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 153: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 154: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 155: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 156: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 157: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih besar (230,5 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini lebih besar dibandingkandengan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat,Subi berada pada kondisi rentan, sedangkan kecamatan Bunguran Timur,Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Pulau Laut,Midai, Serasan dan Serasan Timur berada pada kondisi waspada.

Kondisi rentan di Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat dan Subidisebabkan kecilnya luas tanam pada bulan bersangkutan dibandingkan denganrata-rata luas tanam 5 tahun terakhir. Hal ini mengindikasi adanya kemungkinanalih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadi perumahan/perkebunan/lahan tidurdan alih fungsi pekerjaan disebabkan oleh petani yang alih profesi pekerjaan.

Dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagianbesar Kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerahlain seperti Pontianak, Tanjung Pinang dan Jakarta.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan September 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5 -6) /

6 * 100 1011 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 0.00 2.00 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

5BunguranBarat 0.00 1.40 0.50 0.00 -100.0 3 50.0 3 6 Rentan 3

Page 158: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 10

6BunguranUtara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

11 Serasan Timur 39.00 7.60 0.00 0.00 413.2 1 0.0 2 3 Waspada 2

12 Subi 0.00 0.80 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Natuna 39.00 11.80 0.50 0.00 230.5 1 50.0 3 4 Waspada 2

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangan

di Kabupaten Natuna masuk dalam kategori aman. Harga bahan pokok hampirdisebagian besar kecamatan pada bulan ini cenderung stabil jika dibandingkanrata-rata harga 3 bulan terakhir.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur, Bunguran TimurLaut, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Midai, Serasan, SerasanTimur, Subi dalam kondisi aman disebabkan harga yang stabil. Sedangkan untukkecamatan Bunguran Barat dan Pulau Laut berada pada kondisi waspada, hal inidisebabkan harga bahan pokok pada bulan ini cenderung meningkat jikadibandingkan rata-rata harga 3 bulan terakhir (Juni, Juli, Agustus), kenaikan hargaberas yang cenderung naik ini dikarenakan tingginya biaya transportasi, tingginyabiaya bongkar muat di pelabuhan dan tingginya harga dari daerah asal pengiriman.

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan September 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur -2.1 1 Aman2 Bunguran Timur Laut -2.8 1 Aman3 Bunguran Tengah 0.0 1 Aman4 Bunguran Selatan -1.8 1 Aman5 Bunguran Barat 15.9 3 Rentan6 Bunguran Utara 0.0 1 Aman7 Pulau Tiga -6.7 1 Aman8 Pulau Laut 50.0 3 Rentan9 Midai 0.0 1 Aman10 Serasan 0.0 1 Aman11 Serasan Timur 1.2 1 Aman12 Subi 3.7 1 Aman

Natuna 3.6 1 Aman

Page 159: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 11

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 3.057 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 2.078 balita yang naik berat badannya atau sekitar 67,98 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,16 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangandibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 9,29 % yang berarti masuk dalam kategori aman.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur berada padakondisi rentan, sedangkan kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Selatan,Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Pulau Laut, Subi berada padakondisi waspada dan kecamatan Bunguran Timur Laut, Midai, Serasan danSerasan Timur yang berada pada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini sedikit berbeda dengan kondisi bulan sebelumnya,namun demikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi perubahan lokasi

kasus gizi buruk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 1 kasusgizi buruk di kecamatan Midai dan pada bulan ini ditemukan 1 kasus gizi burukdi kecamatan Bunguran Selatan.

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan September 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

JumlahBalita

Terdaftar

Jumlah

BalitaDitimbangTerkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 652 314 2 151 48.2 0.3 23.2 3 1 3 7 Rentan 3

2BunguranTimur Laut 690 151 150 0 0 99.3 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

3BunguranTengah 491 250 139 0 25 55.6 0.0 10.0 3 1 2 6 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 143 86 1 28 60.1 0.7 19.6 3 1 2 6 Waspada 2

5BunguranBarat 1,617 491 270 0 16 55.0 0.0 3.3 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 154 105 0 7 68.2 0.0 4.5 3 1 1 5 Waspada 2

7 Pulau Tiga 739 203 116 0 23 57.1 0.0 11.3 3 1 2 6 Waspada 2

8 Pulau Laut 310 86 61 1 0 70.9 1.2 0.0 3 1 1 5 Waspada 2

Page 160: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 12

9 Midai 729 120 113 1 0 94.2 0.8 0.0 1 1 1 3 Aman 1

10 Serasan 702 441 421 0 4 95.5 0.0 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 163 163 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 203 140 0 30 69.0 0.0 14.8 3 1 2 6 Waspada 2

Natuna 10,596 3,057 2,078 5 284 67.98 0.16 9.29 3 1 1 5 Waspada 2

Page 161: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 13

BAB IVPENUTUP

BAB4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan September 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi waspada.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi aman.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada kecamatan

Bunguran Timur yang terindikasi rentan.d. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita dengan

mempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.e. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,

terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah

bagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.

Page 162: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan September 2018 14

f. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan Ketahanan

Pangan, untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan.

Page 163: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna Ok

tobe

r201

8

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 164: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan Oktober 2018 yangdikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, November 2018

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 165: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 166: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan Oktober 2018 .... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Oktober 2018 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Oktober 2018 ... 12

Page 167: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 168: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 169: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 170: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 39 TAHUN 2018 tanggal 26 Maret 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Suprianto PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Khusnul Toyyibah THL Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 171: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 172: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 173: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 174: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 175: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori rentan. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih kecil (-88,2 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan yaitu Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat,Serasan Timur dan Subi berada pada kondisi rentan, sedangkan kecamatanBunguran Timur, Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, PulauTiga, Pulau Laut, Midai dan Serasan berada pada kondisi waspada

Kondisi rentan di Kecamatan Bunguran Tengah, bunguran Barat, SerasanTimur dan Subi disebabkan kecilnya luas tanam pada bulan bersangkutandibandingkan dengan rata-rata luas tanam 5 tahun terakhir. Hal ini mengindikasiadanya kemungkinan alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadiperkebunan/lahan tidur/alih fungsi pekerjaan yang disebabkan oleh petani yangalih profesi pekerjaan.

Dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagianbesar Kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerahlain seperti Pontianak, Tanjung Pinang dan Jakarta.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan Oktober 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5 -6) /

6 * 100 1011 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 1.00 3.70 0.00 0.00 -73.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

5BunguranBarat 0.00 7.00 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Page 176: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 10

6BunguranUtara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

11 Serasan Timur 1.00 5.60 0.00 0.00 -82.1 3 0.0 2 5 Rentan 3

12 Subi 0.00 0.60 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Natuna 2.00 16.90 0.00 0.00 -88.2 3 0.0 2 5 Rentan 3

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangan

di Kabupaten Natuna masuk dalam kategori aman. Harga bahan pokok hampirdisebagian besar kecamatan pada bulan ini cenderung stabil jika dibandingkanrata-rata harga 3 bulan terakhir.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur, Bunguran TimurLaut, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Midai,Serasan, Serasan Timur, Subi dalam kondisi aman disebabkan harga yang stabil.Sedangkan kecamatan Bunguran Barat berada pada kondisi waspada, dan kondisirentan untuk kecamatan Pulau Laut hal ini disebabkan harga bahan pokok padabulan ini cenderung meningkat jika dibandingkan rata-rata harga 3 bulan terakhir(Juli, Agustus, September), kenaikan harga beras yang cenderung naik inidikarenakan tingginya biaya transportasi, tingginya biaya bongkar muat dipelabuhan dan tingginya harga komoditi dari daerah asal pengiriman

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Oktober 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur -1.5 1 Aman2 Bunguran Timur Laut -1.3 1 Aman3 Bunguran Tengah 0.0 1 Aman4 Bunguran Selatan 0.6 1 Aman5 Bunguran Barat 8.5 2 Waspada6 Bunguran Utara 0.0 1 Aman7 Pulau Tiga -4.5 1 Aman8 Pulau Laut 56.7 3 Rentan9 Midai 0.0 1 Aman10 Serasan 0.0 1 Aman11 Serasan Timur -0.4 1 Aman12 Subi 2.4 1 Aman

Natuna 3.8 1 Aman

Page 177: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 11

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 10.596 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 2.830 balita yang naik berat badannya atau sekitar 68,06 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,18 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangandibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 9,12 % yang berarti masuk dalam kategori aman.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur yang beradapada kondisi rentan, sedangkan Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, BunguranBarat, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Pulau Laut, Subi berada pada kondisiwaspada dan kecamatan Bunguran Timur Laut, Midai, Serasan dan SerasanTimur yang berada pada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini sama dengan kondisi bulan sebelumnya, namundemikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi peningkatan jumlah kasus

gizi buruk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 1 kasus giziburuk dan pada bulan ini meningkat dengan ditemukannya 6 kasus gizi burukdi kecamatan Pulau Tiga 1 kasus, Pulau Laut 3 kasus dan Midai 2 kasus .

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Oktober 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 569 268 0 120 47.1 0.0 21.1 3 1 3 7 Rentan 3

2BunguranTimur Laut 690 151 150 0 0 99.3 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

3BunguranTengah 491 244 140 0 38 57.4 0.0 15.6 3 1 2 6 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 142 104 0 25 73.2 0.0 17.6 3 1 2 6 Waspada 2

5BunguranBarat 1,617 454 245 0 23 54.0 0.0 5.1 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 141 80 0 0 56.7 0.0 0.0 3 1 1 5 Waspada 2

7 Pulau Tiga 739 187 99 2 19 52.9 1.1 10.2 3 1 2 6 Waspada 2

8 Pulau Laut 310 33 21 1 0 63.6 3.0 0.0 3 1 1 5 Waspada 2

Page 178: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 12

9 Midai 729 91 82 2 0 90.1 2.2 0.0 1 1 1 3 Aman 1

10 Serasan 702 441 421 0 4 95.5 0.0 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 174 174 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 203 142 0 29 70.0 0.0 14.3 3 1 2 6 Waspada 2

Natuna 10,596 2,830 1,926 5 258 68.06 0.18 9.12 3 1 1 5 Waspada 2

Page 179: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 13

BAB IVPENUTUP

BAB4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan Oktober 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi rentan.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi aman.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 1 kecamatan yang

terindikasi rentan.d. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita dengan

mempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.e. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,

terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah

bagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.

Page 180: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Oktober 2018 14

f. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan Ketahanan

Pangan, untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan.

Page 181: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna No

vem

ber2

018

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 182: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan November 2018yang dikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, Desember 2018

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 183: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 184: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan November 2018 .... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan November 2018 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan November 2018 ... 12

Page 185: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 186: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 187: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 188: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 39 TAHUN 2018 tanggal 26 Maret 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Suprianto PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Khusnul Toyyibah THL Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 189: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 190: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rentan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rentan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rentan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rentan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 191: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rentan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rentan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rentan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 192: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 193: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori aman. Hal inidisebabkan karena luas tanam pada bulan ini lebih besar (8,3 %) dibandingkan

rata-rata 5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini yang lebih kecildibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan, hanya kecamatan Bunguran Barat (Batubi) beradapada kondisi aman, sedangkan untuk Kecamatan Bunguran Tengah, Serasan danSubi berada pada kondisi rentan, dan kecamatan Bunguran Timur, Bunguran TimurLaut, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Pulau Laut, Midai danSerasan Timur berada pada kondisi waspada

Kondisi rentan di Kecamatan Bunguran Tengah, Serasan dan Subi disebabkankecilnya luas tanam pada bulan bersangkutan dibandingkan dengan rata-rata luastanam 5 tahun terakhir. Hal ini mengindikasi adanya kemungkinan alih fungsilahan dari lahan pertanian menjadi perkebunan/lahan tidur/alih fungsi pekerjaandisebabkan oleh petani yang alih profesi pekerjaan.

Dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagianbesar Kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerahlain seperti Pontianak, Tanjung Pinang dan Jakarta.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan November 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5 -6) /

6 * 100 1011 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 0.00 0.40 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

Page 194: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 10

5BunguranBarat 15.25 11.60 0.00 6.20 31.5 1 -100.0 1 2 Aman 1

6BunguranUtara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 2.00 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

11 Serasan Timur 1.00 0.40 0.00 0.00 150.0 1 0.0 2 3 Waspada 2

12 Subi 0.00 0.60 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Natuna 16.25 15.00 0.00 6.20 8.3 1 -100.0 1 2 Aman 1

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangandi Kabupaten Natuna masuk dalam kategori aman. Harga bahan pokok hampirdisebagian besar kecamatan pada bulan ini cenderung stabil jika dibandingkanrata-rata harga 3 bulan terakhir.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur, Bunguran TimurLaut, Bunguran Tengah, Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Bunguran Utara,Pulau Tiga, Midai, Serasan, Serasan Timur, Subi dalam kondisi aman disebabkanharga yang stabil. Sedangkan kondisi rentan untuk kecamatan Pulau Laut hal inidisebabkan harga bahan pokok pada bulan ini cenderung meningkat jikadibandingkan rata-rata harga 3 bulan terakhir ( Agustus, September, Oktober ),kenaikan harga beras yang cenderung naik ini dikarenakan tingginya biayatransportasi, tingginya biaya bongkar muat di pelabuhan dan naiknya harga barangdari daerah asal pengiriman.

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan November 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur 1.5 1 Aman2 Bunguran Timur Laut 1.7 1 Aman3 Bunguran Tengah 0.0 1 Aman4 Bunguran Selatan 0.6 1 Aman5 Bunguran Barat 2.0 1 Aman6 Bunguran Utara 0.0 1 Aman7 Pulau Tiga -2.3 1 Aman8 Pulau Laut 5.1 2 Waspada9 Midai 0.0 1 Aman10 Serasan -15.4 1 Aman11 Serasan Timur -0.4 1 Aman12 Subi -2.4 1 Aman

Page 195: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 11

Natuna -0.6 1 Aman

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 2.832 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 1.974 balita yang naik berat badannya atau sekitar 69,70 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,21 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangandibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 8,62 % yang berarti masuk dalam kategori aman.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur berada padakondisi rentan, sedangkan kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Selatan,Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Subi berada pada kondisi waspadadan kecamatan Bunguran Timur Laut, Pulau Laut, Midai, Serasan dan SerasanTimur yang berada pada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini sedikit berbeda dengan kondisi bulan sebelumnya,namun demikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi peningkatan jumlahkasus gizi buruk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 6 kasusgizi buruk dan pada bulan ini turun dengan ditemukannya 7 kasus gizi buruk dikecamatan Bunguran Timur 2 kasus, Bunguran Selatan 1 kasus, Pulau Tiga 3kasus dan Midai 1 kasus.

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan November 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 539 250 1 123 46.4 0.2 22.8 3 1 3 7 Rentan 3

2BunguranTimur Laut 690 153 151 0 0 98.7 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

3BunguranTengah 491 212 114 0 15 53.8 0.0 7.1 3 1 1 5 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 127 78 0 15 61.4 0.0 11.8 3 1 2 6 Waspada 2

Page 196: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 12

5BunguranBarat 1,617 497 305 0 25 61.4 0.0 5.0 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 131 73 0 9 55.7 0.0 6.9 3 1 1 5 Waspada 2

7 Pulau Tiga 739 172 103 2 23 59.9 1.2 13.4 3 1 2 6 Waspada 2

8 Pulau Laut 310 60 50 1 0 83.3 1.7 0.0 2 1 1 4 Aman 1

9 Midai 729 95 86 2 0 90.5 2.1 0.0 1 1 1 3 Aman 1

10 Serasan 702 441 421 0 4 95.5 0.0 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 199 199 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 206 144 0 30 69.9 0.0 14.6 3 1 2 6 Waspada 2

Natuna 10,596 2,832 1,974 6 244 69.70 0.21 8.62 3 1 1 5 Waspada 2

Page 197: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 13

BAB IVPENUTUP

BAB4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan November 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi aman.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi aman.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 1 kecamatan yang

terindikasi rentan.d. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita dengan

mempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.e. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,

terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah

bagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.

Page 198: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan November 2018 14

f. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan Ketahanan

Pangan, untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan.

Page 199: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan Bulanan

[Sistem KewaspadaanPangan dan Gizi ]Kabupaten Natuna De

sem

ber2

018

DINAS KETAHANAN PANGANKABUPATEN NATUNA

Page 200: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

LEMBAR PENGESAHAN

Yang bertandatangan dibawah ini :Nama : AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP : 19720731 200012 1 001Jabatan : Kepala Bidang Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Ketua Pokja SKPG Kab. Natuna

Dengan ini menyatakan bahwa data SKPG Kabupaten Natuna bulan Desember 2018yang dikirim sudah sesuai dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ranai, Januari 2019

Ketua Pokja SKPGKabupaten Natuna

AGUS BUDIYONO, SP., M. ScNIP. 19720731 200012 1 001

Mengetahui :Kepala Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Natuna,

SRI HARININGSIH, SE., M. SiNIP. 19700124 199703 2 004

Page 201: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 ii

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................................11.1 Latar Belakang ...............................................................................11.2 Tujuan .............................................................................................2

BAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN..................32.1. Pengertian dan Ruang Lingkup .....................................................32.2. Organisasi Pelaksana SKPG ...........................................................32.3. Mekanisme Kerja SKPG ..................................................................4

BAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN ...................93.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan .........................................93.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan ................................... 10

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan Pangan ....................................... 11

BAB IV. PENUTUP ...........................................................................................134.1. Kesimpulan................................................................................ 134.2. Saran.......................................................................................... 13

Page 202: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 iii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1 Indikator dan Sumber Data SKPG ………………………..…..............…… 5

Tabel 2 Analisis Ketersediaan Bulanan ...................................................... 6

Tabel 3 Analisis Akses Pangan Bulanan .................................................... 6

Tabel 4 Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan ……………….……….…... 7

Tabel 5 Indikator Komposit Ketersediaan Pangan …………………………….…..… 7

Tabel 6 Indikator Komposit Akses Pangan ................................................. 7

Tabel 7 Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan ...................................... 8

Tabel 8 Hasil Analisis Aspek Ketersedian Pangan Bulan Desember 2018 .... 10

Tabel 9 Hasil Analisis Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Desember 2018 11

Tabel 10 Hasil Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Desember 2018 ... 12

Page 203: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 1

BAB IPENDAHULUAN

BAB PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangMasalah pangan dan gizi di Indonesia merupakan salah satu masalah

pembangunan yang penting dewasa ini dan selalu berkaitan dengan masalahperbaikan mutu kehidupan untuk mampu mencapai tujuan pembangunan nasionalyaitu taraf kehidupan masyarakat sejahtera, adil dan makmur.

Masalah pangan dan gizi secara langsung berkaitan dengan pola konsumsimakanan dan pola kesehatan. Oleh karena itu upaya penanganannya merupakanrentetan upaya-upaya peningkatan konsumsi pangan penduduk baik jumlah danmutunya. Upaya-upaya itu satu dengan yang lain saling berkaitan dan salingbergantung untuk mencapai tujuan.

Peningkatan situasi pangan dan gizi penduduk merupakan suatu rentetanupaya yang berkaitan yaitu upaya meningkatkan ketahanan pangan yang sangattergantung pada produksi dan distribusi pangan, upaya meningkatkan daya beli,upaya pemberdayaan dan pengembangan sosial budaya termasuk peningkatanpendidikan. Penanggulangan masalah gizi melalui peningkatan konsumsi panganpenduduk merupakan bagian dari upaya pembangunan pertanian, pembangunanekonomi dan sosial budaya. Salah satu instrumen yang digunakan untukmenanggulangi masalah pangan dan gizi adalah SKPG.

Secara umum, Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah kegiatan

pengamatan terus menerus keadaan pangan dan gizi penduduk, yang bertujuanagar para pengambil keputusan dalam kebijakan dan program perbaikan pangandan gizi dapat mengambil keputusan dan tindakan secara seksama, tepat waktudan benar. Informasi dan data akurat yang dikumpulkan secara terus menerus danteratur harus dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menyusun berbagaikegiatan, seperti peramalan, pemetaan situasi pangan dan gizi, bagi peningkatanketahanan pangan dan gizi penduduk. Artinya, di dalam SKPG informasi yangdiperoleh dari hasil pengumpulan data dan analisis serta kesimpulan yang diambilsangatlah penting bagi para pengambil keputusan sebagai perencanapembangunan pangan dan gizi.

Pelaksanaan SKPG perlu dipahami tidak hanya sebatas pemantauan situasipangan dan gizi, melainkan sebagai isyarat dini/EWS terhadap perubahan situasipangan dan gizi. Agar pelaksanaan SKPG tepat metode, tepat sasaran dan tepatwaktu, dipandang perlu untuk menyusun panduan penyusunan SKPG yang dapat

Page 204: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 2

digunakan bagi para pemangku kepentingan di pusat, provinsi maupun

kabupaten/kota dalam upaya pencegahan terhadap kerawanan pangan dan gizi.Penerapan SKPG sangat diperlukan sebagaimana dinyatakan dalam Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, dimana terdapatpembagian urusan dalam penanganan kerawanan pangan antara pemerintahpusat, provinsi dan kabupaten/kota.

1.2 TujuanTujuan kegiatan SKPG adalah :

a. Menyediakan informasi secara berkesinambungan tentang situasi pangan dangizi suatu wilayah.

b. Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan pangan dan gizi.

Page 205: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 3

BAB IIMETODE ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB II. METODE ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN

2.1. Pengertian dan Ruang Lingkupa. Pengertian

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi adalah serangkaian proses untukmengantisipasi kejadian kerawanan pangan dan gizi melalui pengumpulan,pemrosesan, penyimpanan, analisis, dan penyebaran informasi situasi pangandan gizi.

b. Ruang LingkupRuang lingkup kegiatan SKPG pada dasarnya terdiri atas 3 (tiga) kegiatan yangbersifat simultan yang dilaksanakan dalam suatu kerangka waktu tertentu yang

mengedepankan pentingnya menemukan isyarat dini agar dapat mencarialternatif intervensi yang relevan dan dilaksanakan tepat waktu. Tiga kegiatantersebut meliputi: (1) Pengumpulan data; (2) Pengolahan dan analisis data; dan(3) Penyajian dan desiminasi informasi.Pelaksanaan analisis SKPG di Kabupaten Natuna masih dilakukan pada 12 (duabelas) Kecamatan, walaupun sejak tahun 2016 terjadi pemekaran di KecamatanBunguran Barat, Pulau Tiga dan Midai, hal ini dikarenakan perlunya data 5tahun kebelakang untuk data luas tanam dan luas puso. Sehingga data yangmasuk pada saat ini masih dijadikan data base hingga terkumpul data 5 tahunpada kecamatan hasil pemekaran.

2.2. Organisasi Pelaksana SKPGa. Pokja SKPG

Ditetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 16 tanggal 7 Februari 2018 dengan susunan Tim sebagai berikut:

No JABATAN DALAM DINAS JABATAN DALAM

TIM1. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pembina/Pengarah2. Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan Penangg. Jawab3. Kabid Ketersediaan, Kerawanan Pangan dan Distribusi Pangan

Dinas Ketahanan PanganKetua

4. Kasi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan Dinas KetahananPangan

Sekretaris

Page 206: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 4

5. Kasi Distribusi dan Cadangan Pangan Dinas KetahananPangan

Anggota

6.7.8.

9.

Kasi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan, PP dan KBKasi Tanaman Pangan Dinas PertanianStaf Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UsahaMikroStaf Dinas Ketahanan Pangan

AnggotaAnggotaAnggota

Anggota

b. Enumerator SKPG Kecamatan PemantauanDitetapkan melalui Keputusan Kepala Dinas Ketahanan Pangan KabupatenNatuna Nomor 39 TAHUN 2018 tanggal 26 Maret 2018 dengan personaliasebagai berikut :

No Nama Jabatan Dalam Dinas WilayahPemantauan

1. Syamsinar. M Staf Kantor Camat Bung Timur Kec. Bung Timur2. Aminah PTT Kantor Camat Bung Timur

LautKec. Bung Timur Laut

3. Nuryanto PTT Kantor Camat Bung Tengah Kec. Bung Tengah4. Sanusi PTT Kantor Camat Bung Selatan Kec. Bung Selatan5. Syafe’i PTT Kantor Camat Bung Barat Kec. Bung Barat6. Nissa Warokasari THL Kantor Camat Bung Batubi Kec. Bung Batubi7. Yudtajudin PTT Kantor Camat Bung Utara Kec. Bung Utara8. Jufadri, A.Md PTT Kantor Camat Pulau Tiga Kec. Pulau Tiga9. Said Nandi Sahbandi, S.

SosPTT Kantor Camat P. Tiga Barat Kec. Pulau Tiga Barat

10. Iswandi PTT Kantor Camat Pulau Laut Kec. Pulau Laut11. Suprianto PTT Kantor Camat Midai Kec. Midai12. Khusnul Toyyibah THL Kantor Camat Suak Midai Kec. Suak Midai13. Azniadi Staf Kantor Camat Serasan Kec. Serasan14. Agusnandi PTT Kantor Camat Serasan Timur Kec. Serasan Timur15. Rini Sugiarti PTT Kantor Camat Subi Kec. Subi

Enumerator merupakan petugas di kecamatan yang bertugas sebagai pencatatharga bahan pangan strategis, yang metode pencatat/pelaporannya disesuaikandengan kegiatan pencatat harga bahan pangan strategis dari Badan KetahananPangan Pusat, sedangkan dari dinas digunakan sebagai bahan pembanding.

2.3. Mekanisme Kerja SKPGa. Pengumpulan Data

Data bulanan dikumpulkan berdasarkan tiga aspek ketahanan pangan, yaitu:(1) ketersediaan pangan, (2) akses terhadap pangan, (3) pemanfaatan pangan,dan (4) spesifik lokal

Page 207: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 5

Tabel 1. Indikator dan Sumber Data SKPG

b. Pengolahan dan Analisis DataKegiatan analisis SKPG dilaksanakan oleh provinsi dan kabupaten/kota melaluimedia website SKPG yaitu skpg.bkp.pertanian.go.id. Pada hasil analisis akandiperoleh data analisis dan peta SKPG.

Ketersediaan Pangan

Page 208: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 6

Tabel 2. Analisis Ketersediaan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase luas tanam bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luastanam bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r ≥ 5 1 = Aman-5 ≤ r < 5 2 = Waspada

r < -5 3 = Rawan

2 Persentase luas puso bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso bulan bersangkutan 5 tahunterakhir

r < -5 1 = Aman5 ≤ r < -5 2 = Waspada

r > 5 3 = Rawan

Keterangan:

a. apabila tidak terjadi puso (0), maka masuk kategori aman

b. pada wilayah dengan pola konsumsi pangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat,

Maluku, Maluku Utara, dan Papua) ditambahkan jenis komoditas pangan utama selain

padi

Dalam rangka memperkuat analisis ketersediaan bulanan juga dilakukananalisis deskriptif pada data-data pendukung yaitu luas panen dancadangan pangan yang ada pada bulan bersangkutan.

Akses PanganTabel 3. Analisis Akses Pangan Bulanan

No Indikator Persentase(r)

(%)

Bobot

1 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas berasdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

r > 20 3 = Rawan

2 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas jagungdibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rawan

3 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi kayudibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rawan

4 Persentase rata-rata harga bulanberjalan komoditas ubi jalardibandingkan dengan rata-rata harga3 bulan terakhir

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 15 2 = Waspada

> 15 3 = Rawan

Keterangan:a. perubahan harga beras cukup memadai untuk menggambarkan harga pangan secara

keseluruhan di seluruh provinsi pada berbagai karakteristik wilayah karena harga berasberkorelasi cukup tinggi dengan harga pangan lain.

b. semua wilayah dengan komoditas beras, kecuali untuk wilayah dengan pola konsumsipangan beragam (NTT, Gorontalo, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan Papua)ditambahkan jenis pangan pokok utama selain beras

Page 209: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 7

Aspek Pemanfatan Pangan

Tabel 4. Analisis Aspek Pemanfaatan Pangan Bulanan

No IndikatorPersentase

(r)(%)

Bobot

1 Persentase Balita yg naik BB (N)dibandingkan Jumlah Balita Ditimbangterkoreksi (D’)

r ≥ 90 1 = Aman80 ≤ r < 90 2 = Waspada

< 80 3 = Rawan2 Persentase Balita yg BGM

dibandingkan Jumlah Balita ditimbangterkoreksi (D’)

r < 5 1 = Aman5 ≤ r ≤ 10 2 = Waspada

> 10 3 = Rawan3 Persentase balita yang tidak naik berat

badannya dalam 2 kali penimbanganberturut-turut (2T) dibandingkanJumlah Balita ditimbang terkoreksi (D’)

r < 10 1 = Aman10 ≤ r ≤ 20 2 = Waspada

> 20 3 = Rawan

Komposit

Tabel 5. Indikator Komposit Ketersediaan Pangan

Persentase rata-rata luas tanamkomoditas pangan bulan berjalan

dibandingkan dengan rata-rata luastanam komoditas pangan bulanan 5

tahunPersentase rata-rata luas pusokomoditas pangan bulan berjalandibandingkan dengan rata-rata luaspuso komoditas pangan bulanan 5tahun

Bobot 1 2 31 2 3 42 3 4 53 4 5 6

Keterangan:a. skor komposit 2 = warna hijau (aman)

skor komposit 3-4 = warna kuning (waspada)skor komposit 5-6 = warna merah (rentan)

b. untuk daerah yang memilih opsi 1, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 100% untuk beras.

c. untuk daerah yang memilih opsi 2, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 20% komoditas kedua.

d. untuk daerah yang memilih opsi 3, maka perhitungan skor komposit ketersediaan panganadalah 80% untuk beras, 10% komoditas 2 dan 10% komoditas 3.

Tabel 6. Indikator Komposit Akses Pangan

Page 210: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 8

Tabel 7. Indikator Komposit Pemanfaatan Pangan

Indikator 1 + 2Indikator 3 Bobot 2 3 4 5 6

1 3 4 5 6 72 4 5 6 7 83 5 6 7 8 9

Keterangan:total bobot 3 – 4 = warna hijau (aman)total bobot 5 – 6 dan tidak ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna kuning (waspada)total bobot 5 – 9 dan ada bobot 3 pada BGM/D’ dan 2T/D’ = warna merah (rentan)

Page 211: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 9

BAB IIIHASIL ANALISA

SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANANBAB III. HASIL ANALISA SITUASI PANGAN DAN GIZI BULANAN3.1 Indikator Aspek Ketersediaan Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Ketersediaan Pangan,dapat dilihat bahwa Kabupaten Natuna masuk dalam kategori rentan. Hal inidisebabkan tidak adanya penanaman padi disemua kecamatan sehingga

menyebakan luas tanam pada bulan ini lebih kecil (-100 %) dibandingkan rata-rata5 tahun terakhir serta luas puso pada bulan ini yang lebih besar dibandingkan rata-rata 5 tahun terakhir.

Pada level kecamatan, Kecamatan Bunguran Tengah, Bunguran Barat danSubi berada pada kondisi rentan, sedangkan kecamatan Bunguran Timur,Bunguran Timur Laut, Bunguran Selatan, Bunguran Utara, Pulau Tiga, Pulau Laut,Midai, Serasan dan Serasan Timur berada pada kondisi waspada

Kondisi rentan di 3 kecamatan tersebut disebabkan kecilnya luas tanam padabulan ini dibandingkan dengan rata-rata luas tanam 5 tahun terakhir. Hal inimengindikasi adanya kemungkinan alih fungsi lahan dari lahan pertanian menjadiperkebunan/lahan tidur/alih fungsi pekerjaan yang disebabkan oleh petani yangalih profesi pekerjaan.

Dalam memenuhi kebutuhan pangan khususnya beras hampir disebagianbesar Kecamatan yang ada di Kabupaten Natuna masih mengimpor dari daerahlain seperti Pontianak, Tanjung Pinang dan Jakarta.

Tabel 8. Hasil Analisa Aspek Ketersediaan Pangan Bulan Desember 2018

No KecamatanLuas

TanamPadi

LuasTanam

PadiRata2 5thn pada

bulanberjalan

LuasPusoPadi

LuasPusoPadi

Rata2 5thn pada

bulanberjalan

Persentase luastanam bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas tanam bulanbersangkutan 5tahun terakhir

Persentase luaspuso bulan

berjalandibandingkan

dengan rata-rataluas puso bulanbersangkutan 5tahun terakhir

SkorKomp

osit

KeteranganKomposit

IndeksKetersedia

an (IK)

ha ha ha ha % [r]#

Bobot% [r]

#Bobot

#

1 23 =

A11.1.74 =

A11.2.85 =

A11.2.76 =

A11.2.8

7 = (3- 4)/ 4 *100 8

9 = (5 -6) /

6 * 100 1011 =8+10

1BunguranTimur 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

3BunguranTengah 0.00 2.00 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

4BunguranSelatan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

Page 212: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 10

5BunguranBarat 0.00 0.20 10.00 0.00 -100.0 3 1000.0 3 6 Rentan 3

6BunguranUtara 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

7 Pulau Tiga 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

8 Pulau Laut 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

9 Midai 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

10 Serasan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.0 2 0.0 2 4 Waspada 2

11 Serasan Timur 0.00 7.60 1.00 3.80 -100.0 3 -73.7 1 4 Waspada 2

12 Subi 0.00 0.20 0.00 0.00 -100.0 3 0.0 2 5 Rentan 3

Natuna 0.00 10.00 11.00 3.80 -100.0 3 189.5 3 6 Rentan 3

3.2 Indikator Aspek Akses Terhadap Pangan

Berdasarkan hasil analisa terhadap indikator Aspek Akses Terhadap Pangan,dapat dilihat bahwa skor komposit dari indikator-indikator Akses terhadap Pangandi Kabupaten Natuna masuk dalam kategori aman. Harga bahan pokok disemuakecamatan pada bulan ini cenderung stabil.

Pada level kecamatan terlihat semua kecamatan dalam kondisi amandisebabkan harga yang stabil. baik pada bulan ini maupun jika dibandingkandengan rata-rata harga 3 bulan terakhir (September, Oktober, November).Biasanya adanya kenaikan harga bahan pokok hampir disemua kecamatan inidikarenakan tingginya biaya transportasi, tingginya biaya bongkar muat dipelabuhan dan naiknya harga barang dari daerah asal pengiriman.

Tabel 9. Hasil Analisa Aspek Akses Terhadap Pangan Bulan Desember 2018

No Kecamatan

Persentase Kenaikan HargaBeras dibanding rata-rata 3

Bulan Sebelumnya diTingkat Konsumen

SkorKomposit

KeteranganKomposit

% [r] #1 2 3 4 51 Bunguran Timur 1.5 1 Aman2 Bunguran Timur Laut 1.7 1 Aman3 Bunguran Tengah 0.0 1 Aman4 Bunguran Selatan 0.6 1 Aman5 Bunguran Barat 0.0 1 Aman6 Bunguran Utara 0.0 1 Aman7 Pulau Tiga 0.0 1 Aman8 Pulau Laut 2.9 1 Aman9 Midai 0.0 1 Aman10 Serasan -2.7 1 Aman11 Serasan Timur -0.4 1 Aman12 Subi -2.4 1 Aman

Natuna 0.2 1 Aman

Page 213: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 11

3.3 Indikator Aspek Pemanfaatan PanganDari hasil analisa terhadap indikator aspek pemanfaatan pangan,

Kabupaten Natuna masuk dalam kategori waspada. Faktor penyebabnya adalahpersentase balita yang naik berat badan (N) dibandingkan dengan jumlah balitaditimbang terkoreksi (D’) kurang dari 80 %. Dari 2.948 balita yang ditimbangterkoreksi, hanya 2.027 balita yang naik berat badannya atau sekitar 68,76 %.Sementara untuk jumlah balita BGM (Bawah Garis Merah) jika dibandingkandengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperoleh persentase sebesar0,07 % yang berarti bahwa untuk indikator ini masuk dalam kategori aman. Jikadilihat dari jumlah balita yang tidak naik berat badan dalam 2 kali penimbangandibandingkan dengan jumlah balita yang ditimbang terkoreksi diperolehpersentase sebesar 8,11 % yang berarti masuk dalam kategori aman.

Pada level kecamatan terlihat kecamatan Bunguran Timur, BunguranTengah, Bunguran Selatan, Bunguran Barat, Bunguran Utara, Pulau Tiga danSubi berada pada kondisi waspada, sedangkan kecamatan Bunguran TimurLaut, Pulau Laut, Midai, Serasan dan Serasan Timur berada pada kondisi aman.

Kondisi pada aspek ini sedikit berbeda dengan kondisi bulan sebelumnya,namun demikian berdasarkan laporan yang di kirim terjadi penurunan jumlahkasus gizi buruk yang ditemukan, dimana pada bulan lalu ditemukan 7 kasus

gizi buruk dan pada bulan ini turun dengan ditemukannya 1 kasus gizi buruk dikecamatan Midai 1 kasus.

Tabel 10. Hasil Analisa Aspek Pemanfaatan Pangan Bulan Desember 2018

No

PuskesmasKecamatan(Digabungjika lebih

dari 1puskesmas)

Jumlah

BalitaTerdaf

tar

JumlahBalita

Ditimbang

Terkoreksi

Jumlah

BalitaNaikBB

Jumlah

Balita

BGM

Jumlah

Balita

Tidak

NaikBB

Pencapaian Skor / BobotSkor

Komposit

KeteranganKomposit

IndeksPemanfaatan (IP)

S D' NBGM 2T

N/D'(%)

BGM/D' (%)

2T/D'(%)

N/D'(#)

BGM/D' (#)

2T/D'(#)

1 2 3 4 5 6 7

8 =5/4*100

9 =6/4*100

10 =7/4*100 11 12 13 14

1BunguranTimur 3,471 558 283 0 101 50.7 0.0 18.1 3 1 2 6 Waspada 2

2BunguranTimur Laut 690 164 161 0 0 98.2 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

3BunguranTengah 491 228 126 0 25 55.3 0.0 11.0 3 1 2 6 Waspada 2

4BunguranSelatan 418 129 80 0 21 62.0 0.0 16.3 3 1 2 6 Waspada 2

5BunguranBarat 1,671 466 262 0 16 56.2 0.0 3.4 3 1 1 5 Waspada 2

6BunguranUtara 602 137 84 0 17 61.3 0.0 12.4 3 1 2 6 Waspada 2

7 Pulau Tiga 739 228 96 1 23 42.1 0.4 10.1 3 1 2 6 Waspada 2

8 Pulau Laut 310 87 73 0 1 83.9 0.0 1.1 2 1 1 4 Aman 1

9 Midai 729 93 84 1 0 90.3 1.1 0.0 1 1 1 3 Aman 1

Page 214: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 12

10 Serasan 702 441 421 0 4 95.5 0.0 0.9 1 1 1 3 Aman 1

11SerasanTimur 432 209 209 0 0 100.0 0.0 0.0 1 1 1 3 Aman 1

12 Subi 395 208 148 0 31 71.2 0.0 14.9 3 1 2 6 Waspada 2

Natuna 10,650 2,948 2,027 2 239 68.76 0.07 8.11 3 1 1 5 Waspada 2

Page 215: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 13

BAB IVPENUTUP

BAB4.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan deskriptif terhadap indikator-indikatorketersediaan pangan, akses terhadap pangan serta pemanfaatan pangan padabulan Desember 2018 dapat disimpulkan sebagai berikut :a. Indikator komposit ketersediaan pangan berada dalam kondisi rentan.b. Indikator komposit akses terhadap pangan berada pada kondisi aman.c. Indikator komposit pemanfaatan pangan berada pada kondisi waspada.

4.2. Sarana. Perlunya dilakukan diversifikasi budidaya komoditi pangan lokal sesuai dengan

potensi dan budaya lokal masyarakat tempatan, karena tidak semuakecamatan yang ada di Kabupaten Natuna merupakan daerah penghasil padi.

b. Perlu dilakukan peningkatan produktifitas lahan pertanian untuk komoditi

pangan sumber karbohidrat.c. Perlu diwaspadainya kemungkinan penurunan N/D” pada 7 kecamatan yang

terindikasi waspada agar tidak menjadi rentan.d. Perlu dilakukan kewaspadaan terhadap status gizi balita dengan

mempersiapkan intervensi berupa pemberian PMT.e. Perlu penanganan yang komprehensif dalam peningkatan status gizi balita,

terutama bagi balita BGM dan yang tidak naik berat badan dalam 2 kalipenimbangan (2T) melalui :1. Revitalisasi fungsi Posyandu untuk meningkatkan status gizi ibu dan balita;2. Peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat3. Penambahan Tenaga Kesehatan;4. Pembangunan/rehabilitasi sarana dan prasarana kesehatan;5. Optimalisasi penanganan kasus gizi buruk dan gizi kurang melalui

intervensi kepada penderita dan keluarganya, baik berupa bantuan panganmaupun non pangan;

6. Perbaikan sanitasi lingkungan tempat tinggal masyarakat.7. Melakukan intervensi berupa penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah

bagi keluarga Balita Gizi Kurang dan atau gizi buruk yang miskin.

Page 216: LaporanBulanan Sistem Kewaspadaan

Laporan SKPG Kabupaten Natuna Bulan Desember 2018 14

f. Hasil analisis ini dapat menjadi bahan masukan kepada Dewan Ketahanan

Pangan, untuk mengantisipasi dan atau mengintervensi daerah yangterindikasi rentan.