laporan kinerja instansi pemerintah tahun 2017...nomor 53 tahun 2014 tentang petunjuk teknis...
TRANSCRIPT
WAIKABUBAK, FEBRUARI 2018
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
TAHUN 2017
WAIKABUBAK, FEBRUARI 2018
PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap puji syukur pada Tuhan Yang Maha Kuasa, kami telah dapat
menyelesaikan penyusnnan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjlP) Tahun 2017 dan
Perjanjian Kinerja Tahun 2018 Pengadilan Negeri Waikabubak, sebagai tindak lanjut dari
Keputusan Kepala Leinbaga Administrasi (LAN) Nomor 589/IX/6/Y/99 tentang Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mengalami perubahan
berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/ 2003
tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah,
serta Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Peijanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi.
Menindaklanjuti surat Sekretaris Malikamah Agung Republik Indonesia Nomor :
1003A/SEK/OT.01.2/11/2017 tanggal 27 Nopember 2017, Perihal Penyampaian Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjlP ) Tahun 2017 dan Dokumen Perjanjain Kinerja Tahun
2018, telah disusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjlP ) Tahun 2017 dan Dokumen
Perjanjian Kinerja Tahun 2018 yang menyajikan Indikator Kinerja Utama sesuai dengan Sistem
Kinerja. Laporan ini berisi tentang informasi pertanggimgjawaban kinerja, tugas pokok dan
fungsi dalam rangka pencapaian visi, misi dan sasaran yang telah ditetapkan oleh Pengadilan
Negeri Waikabubak Tahun 2017. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjlP ) Tahun 2017
dan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018 ini meskipun jauh dari sempuma kiranya dapat
memenuhi sebagai bentuk pertanggungjawaban capaian kinerja, laporan ini diharapkan menjadi
sumber informasi yang cukup dan sebagai bahan penyusunan dan implementasi rencana kerja,
rencana anggaran dan rencana strategis di masa mendatang.
Semoga laporan ini dapat digunakan sebagai tolak ukur kinerja Pengadilan Negeri
Waikabubak di masa yang akan datang dalam menjalankan tugas pokok dan fimgsi pengadilan
negeri yang sebenamya dan berguna bagi semua pihak.
Waikabubak, 20 Febmari 2018
i
ii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjIP ) Tahun 2017 dan Dokumen Perjanjian Kinerja
Tahun 2018 Pengadilan Negeri Waikabubak merupakan Laporan Kinerja sebagai bentuk
akuntabilitas dari pelaksaan tugas dan fungsi yang berdasarkan pada pengukuran capaian kinerja
dengan membandingkan antara kinerja yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja yang diharapkan.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ini mengacu pada Indikator Kinerja Utama (Reviu IKU). Reviu
Rencana Strategis ( RENSTRA) tahun 2015-2019, Rencana Kinerja Tahunan dan Perjanjian Kinerja
Tahunan dan dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, serta surat Sekretaris Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor : 1003A/SEK/OT.01.2/11/2017 tanggal 27 Nopember 2017, Perihal Penyampaian
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKjIP ) Tahun 2017 dan Dokumen Perjanjain Kinerja Tahun
2018.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri Waikabubak Tahun 2017 berisi
informasi kinerja dari tahun sebelumnya berdasarkan data yang terekam oleh Tim LKjIP. Data
kinerja yang menjadi ciri khas berdasarkan Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Waikabubak
disusun berdasarkan dan bersifat Laporan terhadap Pencapaian Kinerja, selama kurun waktu dari
bulan Januari s/d Desember 2017 serta perbandingan dengan tahun sebelumnya, terutama
menyangkut penyelesaian perkara yang menjadi kewenangan Pengadilan Negeri Waikabubak.
Secara umum hasil capaian kinerja sasaran telah dapat memenuhi target dan sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan hanya ada beberapa yang belum mencapai target dan dapat menjadi
bahan perbaikan untuk tahun 2017. Sebagai bentuk kesadaran dalam mempertanggungjawabkan
amanah yang diberikan, Pengadilan Negeri Waikabubak telah menyusun Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah Tahun 2017 dan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2018 dalam rangka mewujudkan
Reformasi Peradilan dan meningkatkan kualitas pelayanan publik terkait dengan visi Mahkamah
Agung yaitu :
“ MEWUJUDKAN BADAN PERADILAN YANG AGUNG
PADA PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK ”.
Visi Pengadilan Negeri Waikabubak dirumuskan sebagai berikut :
“Mendukung Terwujudnya Peradilan Yang Agung
Di Lingkungan Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II”
Untuk mewujudkan Visi Badan Peradilan tersebut di atas yaitu “Terwujudnya Badan
Peradilan Indonesia yang Agung”, Mahkamah Agung telah merumuskan misinya yang disebut
dengan Misi Badan Peradilan, yaitu :
1. Menjaga kemandirian Badan Peradilan.
2. Memberikan Pelayanan Hukum yang berkeadilan kepada Pencari Keadilan.
3. Meningkatkan kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan.
iii
4. Meningkatkan Kredibilitas dan transparansi Badan Peradilan.
Misi Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II adalah :
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Waikabubak
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri Waikabubak
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri Waikabubak
Pada prinsipnya, instansi pemerintah dan unit kerja di bawahnya wajib memberikan
pertanggungjawaban kepada publik. Pertanggungjawaban tersebut diwujudkan dalam pemberian
informasi kinerja kepada masyarakat dan juga kepada atasannya. Pertanggungjawaban ini tidak
hanya dimaksudkan untuk memberikan informasi tentang kegiatan yang dilaksanakan dan anggaran
yang telah digunakan untuk pelaksanaan kegiatan tersebut, tetapi juga informasi tentang sejauh
mana institusi itu memberikan manfaat atau hasil kepada lingkungannya.
LKjIP Pengadilan Negeri Waikabubak Tahun 2017 disusun dengan mengacu pada Petunjuk
Teknis Perjanjian Kinerja Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi RI Nomor 53 Tahun 2014. Laporan ini memuat pencapaian kinerja pelaksanaan
program/kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi serta Reviu Rencana Strategis Tahun 2015-2019
Pengadilan Negeri Waikabubak. Pada LKjIP ini dijelaskan upaya mempertanggungjawabkan
keberhasilan maupun kegagalan dalam pelaksanaan program/kegiatan Pengadilan Negeri
Waikabubak pada tahun 2017.
Tujuan yang telah ditetapkan dalam Rencana Strategis adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan yang
pasti, transparan dan akuntabel.
2. Terwujudnya Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
4. Terwujudnya peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan dari tahun 2015 – 2019, Sasaran Strategis
yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Waikabubak adalah sebagai berikut :
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
2. Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat terpinggirkan.
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
RINGKASAN EKSEKUTIF …..……………………………………………………..……. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................................... 1
B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi ........................................................................... 2
C. Sistematika Penyajian LKjIP Tahun 2017 ................................................................... 12
BAB II PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
1. Visi dan Misi ............................................................................................................... 15
2. Tujuan dan Sasaran Strategis ……………………………………………………… 16
A. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Waikabubak ……..…………………… 20
B. Rencana Kinerja Tahunan …….……………………………………………….……. 23
C. Perjanjian Kinerja Tahun 2018 …………………………………………...…………. 25
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Kinerja ................................................................................................... 27
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja ................................................................................... 28
C. Akuntabilitas Keuangan …………………………………………………………… 46
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 50
B. Saran-saran................................................................................................................... 50
Lampiran-lampiran :
• Struktur Organisasi.
• Dokumen Perjanjian Kinerja Tahunan (PK).
• Penghargaan yang dterima
• Reviu Indikator Kinerja Utama (IKU)
• Dokumen Reviu Rencana Strategis Tahun 2015-2019
• Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT).
• Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak Tentang Penunjukkan Tim
Penyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri Waikabubak.
• Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak Tentang Tim Penyusun Rencana
Kerja Tahunan (RKT) Tahun 2017 pada Pengadilan Negeri Waikabubak.
1 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik atau Good Governance haruslah
dijalankan dengan prinsip akuntabilitas dan transparansi (keterbukaaan) sehingga pengelolaan
pemerintah benar mencapai tujuan yang diharapkan. Akutabilitas sendiri berdasar pengertiannya
merupakan bentuk pemberian pertanggungjawaban, berdasarkan hal tersebut setiap
penyelenggaraan pemerintahan harus mempertanggungjawabkan secara utuh pelaksanaannya.
Bentuk pertanggungjawaban terhadap pelaksanaan program dan kegiatan di lingkungan
Pengadilan Negeri Waikabubak adalah dengan setiap tahunnya menerbitkan Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP) yang mengambarkan pencapaian kinerja Pengadlan Negeri
Waikabubak dalam satu tahun anggaran dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan dan sasaran
serta menjelaskan keberhasilan dan kegagalan tingkat kinerja yang dicapai.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) merupakan satu kesatuan laporan yang
menyeluruh yang dimulai dengan Perencanaan Strategis. Perencanaan Strategis (Renstra)
merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1
(satu) sampai dengan 5 (lima) tahun secara sistematis dan berkesinambungan dengan
memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau yang mungkin timbul. Proses ini
menghasilkan suatu rencana strategis instansi pemerintah, yang setidaknya memuat visi, misi,
tujuan, sasaran, strategis, kebijakan, dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam
pelaksanaannya.
Pengadilan pada peradilan umum adalah Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.
Peradilan Umum merupakan salah satu pelaksana Kekuasaan Kehakiman sebagai bagian dari
pelaksanaan kekuasaan yudikatif yang diberikan UUD 1945. Kekuasaan Kehakiman di
lingkungan Peradilan Umum dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri sebagai pengadilan tingkat
pertama dan Pengadilan Tinggi sebagai pengadilan tingkat banding.Kekuasaan Kehakiman di
lingkungan Peradilan Umum berpuncak pada Mahkamah Agung sebagai Pengadilan Negara
Tertinggi.
Secara umum kebijakan yang dilakukan oleh Pengadilan Negeri Waikabubak dalam
melaksanakan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan peradilan di tingkat
pertama, baik yang bersifat administratif, keuangan dan organisasi mengacu pada Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, Surat Keputusan Sekretaris
Mahkamah Agung RI Nomor : MA/SEK/07/SK/III/2006 tentang Organisasi dan Tata kerja
2 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Sekretariat Mahkamah Agung RI. Lembaga Mahkamah Agung RI sebagai salah satu institusi
negara sesuai dengan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Nomor: XI/MPR/1998
tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, serta
sebagai tindak lanjut dari Keputusan Kepala Kepala Lembaga Administrasi (LAN) Nomor
589/IX/6/Y/99 tentang Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah, yang mengalami perubahan berdasarkan Keputusan Kepala Lembaga Administrasi
Negara (LAN) Nomor 239/IX/6/8/ 2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi,
berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugas, fungsi dan peranannya
dalam pengelolaan sumberdaya, sumber dana serta kewenangan yang ada yang dipercayakan
oleh publik.
Dengan berdasarkan dasar hukum diatas Pengadilan Negeri Waikabubak menyusun Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017 sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban
kepada publik atas kinerja yang dicapai selama tahun 2017.
B. Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
Pengadilan Negeri Waikabubak berkedudukan di Jl. Sudirman No. 10 Kota Waikabubak
Kabupaten Sumba Barat Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan pengadilan tingkat pertama
dengan Pengadilan Tinggi Kupang sebagai Pengadilan Tingkat Bandingnya, yang berada di
bawah Mahkamah Agung RI sebagai pelaksana kekuasaan kehakiman yang merdeka dalam
menyelenggarakan peradilan guna menegakkan Hukum dan Keadilan. Pengadilan Negeri
Waikabubak yang bertugas dan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan menyelesaikan
perkara di tingkat pertama dengan wilayah hukum meliputi Kabupaten Sumba Barat, Kabupaten
Sumba Barat Daya dan Kabupaten Sumba Tengah.
Sejalan dengan makin tumbuh dan berkembangnya kehidupan masyarakat lembaga
peradilan dituntut memberikan pelayanan yang baik, dengan berlakunya Undang-Undang
keterbukaan publik, hal ini menuntut agar lembaga peradilan merubah paradigma yang ada
menjadi pelayan masyarakat, tentunya tidak terlepas dari upaya reformasi birokrasi.
Organisasi dan Tata Kerja Pengadilan Negeri Waikabubak telah diatur dalam undang
undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum Jo Undang undang Nomor 8 tahun 2004
Jo Undang undang Nomor 49 tahun 2009, Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 2004 tentang
Pengalihan Organisasi, Administrasi dan Finansial di lingkungan Peradilan Umum, Peradilan
3 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Tata Usaha Negara dan Peradilan Agama serta Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI Nomor
KMA/004/SK/I/1993, sedangkan dalam Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Peradilan
berpedoman pada Buku I dan II Mahkamah Agung RI dan Keputusan Ketua Mahkamah Agung
RI Nomor KMA/001/SK/I/1991.
Berdasarkan Struktur Organisasi dan Tata Kerja serta Pedoman Pelaksanaan Tugas
tersebut, Pengadilan Negeri Waikabubak dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsi lembaga
peradilan yakni memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara yang diajukan oleh para
pencari keadilan. Pelaksanaan Tugas tersebut juga dilaksanakan dalam rangka meningkatkan
citra dan wibawa Pengadilan Negeri sebagai Pengadilan yang mandiri yakni dengan
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia untuk mencapai hasil lebih baik yang
menyangkut tugas-tugas Teknis dan Administrasi Yudisial maupun tugas-tugas Administrasi
Umum.
Bahwa pada Pengadilan Negeri Waikabubak masih belum memadai/kekurangan dari
kondisi jumlah pegawai pada bagian teknis dan bagian pendukung administrasi sehingga masih
terdapat pegawai yang melakukan rangkap tugas dan fungsi diluar tupoksi yang sudah
ditetapkan.
Berpedoman pada Peraturan Mahkamah Agung Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan, maka Struktur Organisasi
Kepaniteran dan Kesekretariatan pada Pengadilan Negeri Waikabubak mengalami perubahan
dan tentu saja hal ini berdampak pada perubahan tugas pokok dan fungsi aparat peradilan pada
Pengadilan Negeri Waikabubak.
Adapun tugas pokok dan fungsi aparat Pengadilan Negeri Waikabubak adalah sebagai
berikut :
1. Ketua
a. Tugas Pokok
Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas kekuasaan
kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan
perkara perdata di tingkat pertama.
Ketua Pengadilan mengadakan pengawasan atas pelaksanaan tugas dan tingkah laku
Hakim, Panitera, Sekretaris, Panitera Pengganti dan Jurusita/Jurusita Pengganti serta
Pejabat Struktural.
Ketua Pengadilan mengatur pembagian tugas para hakim.
4 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
b. Fungsi
Ketua Pengadilan membagikan semua berkas perkara dan atau surat-surat lainnya
yang berhubungan dengan perkara yang diajukan ke Pengadilan kepada Majelis
Hakim untuk diselesaikan.
Ketua Pengadilan Negeri menetapkan perkara yang harus diadili berdasarkan nomor
urut, tetapi apabila terdapat perkara tertentu yang karena menyangkut kepentingan
umum harus segera diadili, maka perkara itu didahulukan.
Menjaga agar penyelenggaraan peradilan terselenggara dengan wajar dan seksama.
Memasukan data perkara ke dalam aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(SIPP).
2. Wakil Ketua
a. Tugas Pokok
Wakil Ketua selaku Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas kekuasaan
kehakiman, untuk memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara
perdata di tingkat pertama.
b. Fungsi
Mewakili Ketua bila berhalangan.
Melaksanakan delegasi tugas dan wewenang dari Ketua
Melakukan pengawasan internal untuk mengamati apakah pelaksanaan tugas telah
dikerjakan sesuai dengan rencana kerja dan ketentuan yang berlaku serta melaporkan
hasil pengawasan tersebut kepada Ketua.
Memasukan data perkara ke dalam aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(SIPP).
3. Hakim
a. Tugas Pokok
Hakim Pengadilan adalah pejabat yang melakukan tugas kekuasaan kehakiman, untuk
memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara pidana dan perkara perdata di tingkat
pertama.
b. Fungsi
Melakukan tugas-tugas Pengawasan sebagai Pengawas Bidang dengan memberi
petunjuk dan bimbingan yang diperlukan bagi para Pejabat struktural maupun
Fungsional.
Melakukan pengawasan yang ditugaskan Ketua untuk mengamati apakah
pelaksanaan tugas telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
melaporkannya kepada Pimpinan Pengadilan.
5 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Melakukan tugas pengawasan dan pengamatan (KIMWASMAT) terhadap
pelaksanaan putusan pidana di Lembaga Pemasyarakatan.
Memasukan data perkara ke dalam aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(SIPP).
4. Panitera
a. Tugas Pokok
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kelas II mempunyai tugas melaksanakan
pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi perkara serta
menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara.
Panitera bertugas menyelenggarakan administrasi perkara, dan mengatur tugas Wakil
Panitera, para Panitera Muda, Panitera Pengganti, serta seluruh pelaksana di bagian
teknis Peradilan.
Panitera bertugas membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya
persidangan.
Panitera membuat daftar perkara-perkara perdata dan pidana yang diterima di
Kepaniteraan.
b. Fungsi
Pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas dalam
pemberian dukungan di bidang teknis;
Pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara perdata;
Pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara pidana;
Pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara khusus;
Pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara, penyajian data perkara, dan
transparansi perkara;
Pelaksanaan administrasi keuangan yang berasal dari APBN dalam program
teknis dan keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan administrasi Kepaniteraan;
Pelaksanaan mediasi;
Pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan, dan;
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Negeri.
Panitera membuat salinan putusan menurut ketentuan undang- undang yang berlaku.
Panitera bertanggung jawab atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen,akta,
buku daftar,biaya perkara,uang titipan pihak ketiga, surat-surat berharga, barang
bukti dan surat-surat lainnya yang disimpan di kepaniteraan.
6 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Memasukan data perkara ke dalam aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(SIPP).
5. Sekretaris
a. Tugas Pokok
Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas II adalah aparatur tata usaha negara
yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Ketua Pengadilan Negeri Kelas II.
Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas II mempunyai tugas melaksanakan
pemberian dukungan di bidang administrasi, organisasi, keuangan, sumber daya
manusia, serta sarana dan prasarana di lingkungan Pengadilan Negeri Kelas II.
Sekretaris bertugas menyelenggarakan administarsi umum, mengatur tugas, para
Kepala Sub Bagian serta seluruh pelaksana di bagian Kesekretariatan.
Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Anggaran bertanggung jawab atas penggunaan
anggaran.
Sekretaris selaku Kuasa Pengguna Barang bertanggung jawab atas keberadaan dan
pemanfaatan barang milik negara ( BMN ).
b. Fungsi
Penyiapan bahan pelaksanaan urusan perencanaan program dan anggaran;
Pelaksanaan urusan kepegawaian;
Pelaksanaan urusan keuangan;
Penyiapan bahan pelaksanaan penataan organisasi dan tata laksana;
Pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi dan statistik;
Pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga,
keamanan, keprotokolan, dan perpustakaan; dan
Penyiapan bahan pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan dokumentasi serta
pelaporan di lingkungan Kesekretariatan Pengadilan Negeri Kelas II.
6. Wakil Panitera
a. Tugas Pokok
Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan selaku
Panitera Pengganti.
b. Fungsi
Membantu Panitera melaksanakan tugasnya dalam memimpin Kepaniteraan.
Membantu Panitera di dalam membina dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas
administrasi perkara antara lain ketertiban dalam mengisi buku register, pembuaran
laporan periodik dan lain-lain.
7 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Melaksanakan tugas Panitera apabila Panitera berhalangan.
Melaksanakan tugas Panitera apabila Panitera berhalangan.
Melaksanakan tugas yang didelegasikan kepadanya.
Memasukan data perkara ke dalam aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(SIPP).
7. Panitera Muda Perdata
a. Tugas Pokok
Panitera Muda Perdata mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara di
bidang perdata.
Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan.
b. Fungsi
Pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara perdata.
Pelaksanaan registrasi perkara gugatan dan permohonan.
Pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan kepada
Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan Majelis Hakim dari
Ketua Pengadilan.
Pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan diminutasi;
Pelaksanaan pemberitahuan isi putusan tingkat pertama kepada para pihak yang
tidak hadir.
Pelaksanaan penyampaian pemberitahuan putusan tingkat banding, kasasi, dan
peninjauan kembali kepada para pihak.
Pelaksanaan penerimaan dan pengiriman berkas perkara yang dimohonkan
banding, kasasi dan peninjauan kembali.
Pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi putusan upaya hukum kepada
para pihak dan menyampaikan relas penyerahan isi putusan kepada Pengadilan
Tinggi dan Mahkamah Agung.
Pelaksanaan penerimaan konsinyasi.
Pelaksanaan penerimaan permohonan eksekusi.
Pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai kekuatan
hukum tetap.
Pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah berkekuatan hukum tetap
kepada Panitera Muda Hukum.
Pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan.
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
8 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Menyerahkan berkas perkara in aktif kepada Panitera Muda Hukum.
Memasukan data perkara ke dalam aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(SIPP).
8. Panitera Muda Pidana
a. Tugas Pokok
Panitera Muda Pidana mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara di
bidang pidana.
Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan.
b. Fungsi :
Pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara pidana;
Pelaksanaan registrasi perkara pidana.
Pelaksanaan penerimaan permohonan praperadilan dan pemberitahuan kepada
termohon.
Pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan kepada Ketua
Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua
Pengadilan.
Pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan penahanan,
perpanjangan penahanan dan penangguhan penahanan.
Pelaksanaan penerimaan permohonan ijin penggeledahan dan ijin penyitaan dari
penyidik.
Pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan diminutasi.
Pelaksanaan pemberitahuan isi putusan tingkat pertama kepada para pihak yang
tidak hadir.
Pelaksanaan penyampaian pemberitahuan putusan tingkat banding, kasasi dan
peninjauan kembali kepada para pihak.
Pelaksanaan penerimaan dan pengiriman berkas perkara yang dimohonkan banding,
kasasi dan peninjauan kembali.
Pelaksanaan pengawasan terhadap pemberitahuan isi putusan upaya hukum kepada
para pihak dan menyampaikan relas penyerahan isi putusan kepada Pengadilan
Tinggi dan Mahkamah Agung.
Pelaksanaan pemberitahuan isi putusan upaya hukum kepada Jaksa Penuntut Umum
dan Terdakwa.
Pelaksanaan penerimaan permohonan eksekusi.
Pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai kekuatan
hukum tetap.
9 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah berkekuatan hukum tetap
kepada Panitera Muda Hukum.
Pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan.
Menyerahkan berkas perkara in aktif kepada Panitera Muda Hukum.
Memasukan data perkara ke dalam aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(SIPP).
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
9. Panitera Muda Hukum
i. Tugas Pokok
Panitera Muda Hukum mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data perkara, penataan arsip perkara serta pelaporan.
Membantu Hakim dengan mengikuti dan mencatat jalannya persidangan.
ii. Fungsi
Pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data perkara
Pelaksanaan penyajian statistik perkara
Pelaksanaan penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara
Pelaksanaan penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara
Pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan yang berkaitan
dengan transparansi perkara.
Pelaksanaan penghimpunan pengaduan dari masyarakat, hubungan masyarakat.
Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Memasukan data perkara ke dalam aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara
(SIPP).
10. Panitera Pengganti
a. Tugas Pokok
Membantu Hakim dalam persidangan perkara perdata maupun pidana serta melaporkan
kegiatan persidangan.
b. Fungsi
Membantu Hakim dalam persidangan dan melaporkan kegiatan persidangan tersebut
kepada bagian pidana ( Panmud Pidana ) dan bagian perdata ( Panmud Perdata )
Membantu Hakim dalam membuat penetapan hari sidang, Berita Acara Persidangan,
penetapan terdakwa tetap ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau dirubah jenis
tahanannya.
Melaporkan barang bukti.
10 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Melaporkan kepada Panitera Muda Pidana maupun Panitera Muda Perdata berkenaan
penundaan hari sidang.
Melaporkan kepada Panitera Muda Pidana maupun Panitera Muda Perdata untuk
mencatat perkara yang sudah putus berikut amar putusannya.
Menyerahkan berkas perkara kepada Paniera Muda Perdata dan Pidana yang telah
diminutasi.
Memasukan data perkara yang ditangani ke dalam aplikasi Sistem Informasi
Penelusuran Perkara (SIPP).
11. Jurusita/Jurusita Pengganti
Melaksanakan semua perintah yang diberikan oleh Ketua Pengadilan, Majelis Hakim
dan Panitera
Melaksanakan pemanggilan atas perintah Ketua Pengadilan atau atas perintah Hakim.
Menyampaikan pengumuman-pengumuman, teguran-teguran dan pemberitahuan
Putusan Pengadilan menurut cara-cara berdasarkan ketentuan Undang-undang.
Melakukan penyitaan atas perintah Ketua Pengadilan dan dengan teliti melihat lokasi
batas-batas tanah yang disita beserta surat- surat yang sah apabila menyita tanah.
Membuat berita acara penyitaan yang salinan resminya diserahkan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan, antara lain kepada BPN setempat bila terjadi penyitaan sebidang
tanah.
12. Kepala Sub Bagian Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan
Subbagian Perencanaan, Teknologi Informasi, dan Pelaporan mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan perencanaan, program, dan anggaran,
pengelolaan teknologi informasi, dan statistik, serta pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan
dokumentasi serta pelaporan, yang meliputi:
Menyusun Rencana Anggaran ke dalam Aplikasi RKA-KL
Membantu pimpinan dalam menyusun program kerja kantor.
Pengelolaan/Pemeliharaan Perangkat Keras Pendukung Teknologi Informasi.
Melakukan perawatan jaringan teknologi informasi.
Memantau email yang masuk dan keluar.
Memeriksa/mengkoreksi hasil peliputan dan narasi untuk data dalam website.
Memperbaharui pelayanan jasa koneksi penyedia web hosting.
Meneliti bahan pendukung penyusunan Laporan Tahunan.
Meniliti bahan pendukung penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP).
Memberikan laporan tentang pelaksanaan tugas kepada atasan.
11 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
13. Kepala Sub Bagian Umum dan Keuangan
Subbagian Umum dan Keuangan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga, keamanan,
keprotokolan, hubungan masyarakat, perpustakaan, serta pengelolaan keuangan, yang
meliputi :
Menyelenggarakan administrasi tata persuratan.
Menyelenggarakan administrasi perlengkapan barang milik negara.
Menyelenggarakan administrasi perencanaan menyangkut sarana dan prasarana.
Menyelenggarakan pengelolaan perpustakaan.
Mengkoordinir penyelenggaraan perpustakaan.
Mengkoordinir penyelenggaraan keamanan dan kebersihan lingkungan kantor.
Menyelenggarakan perencanaan keuangan yang bersumber dari DIPA.
Menyelenggarakan pelaksanaan anggaran yang terdiri dari belanja pegawai, belanja
barang dan belanja modal yang bersumber dari DIPA.
Menyusun pertanggungjawabab pelaksanaan anggaran dan laporan keuangan.
Menyelenggarakan penatausahaan dan pengawasan anggaran yang bersumber dari
DIPA.
Melaksanakan dan menyelenggarakan tugas kehumasan.
Melaksanakan dan menyelenggarakan tugas kerotokolan.
14. Kepala Sub Bagian Kepegawaian
Subbagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan urusan kepegawaian, penataan organisasi dan
tata laksana, yang meliputi :
Menyelenggarakan peningkatan pengelolaan data dan informasi kepegawaian.
Membuat usulan kenaikan pangkat.
Membuat kenaikan gaji berkala Membuat usulan jabatan Membuat usulan pensiun.
Membuat usulan tanda pengharagaan satya lencana Membuat cuti.
Membuat hasil penilaian Sasaran Kerja Pegawai (SKP).
Membuat/mengisi Buku Induk Kepegawaian.
Menyiapkan bahan pembakuan prosedur kerja.
Menyiapkan bahan penatalaksanaan organisasi.
Menyiapkan bahan tata naskah dinas.
12 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN LKjlP TAHUN 2017
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah menggambarkan Pencapaian Kinerja Pengadilan
Negeri Waikabubak selama tahun 2016 sebagai acuan untuk perbaikan kinerja dimasa yang akan
datang. LKjlP ini disusun sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 Pedoman Penyusunan Penetapan
Kinerja Dan Pelaporan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi dan penyusunannya berpedoman
kepada Surat Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 239 Tahun 2003 tentang
Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Sistematika Penyajian Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri Waikabubak Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
Pengantar
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini disajikan penjelasan umum, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi
serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi Pengadilan Negeri
Waikabubak.
Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.
Bab III Akuntabilitas Kinerja
A. Pengukuran Kinerja.
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja Pengadilan Negeri Waikabubak untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis Pengadilan Negeri Waikabubak sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja.
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja
Pada sub bab ini diuraikan untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis pada pengukuran
kinerja dilakukan analisis capaian kinerja sebagai berikut :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini.
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu
dan beberapa tahun terakhir.
3. Membandingkan realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dengan target jangka menengah
yang terdapat dalam dokumen perencanaan strategis Pengadilan Negeri Waikabubak.
4. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/ penurunan kinerja serta
alternative solusi yang telah dilakukan.
13 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
5. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya.
6. Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian
pernyataan kinerja.
C. Akuntabilitas Keuangan / Realisasi Anggaran
Pada sub ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk
mewujudkan kinerja pada Pengadilan Negeri Waikabubak sesuai dengan dokumen Perjanjian
Kinerja.
Bab IV Penutup
Pada bab ini diuraikan kesimpulan umum atas capaian kinerja serta langkah di masa mendatang
yang akan dilakukan Pengadilan Negeri Waikabubak untuk meningkatkan kinerjanya.
14 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
BAB II
PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA
Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Waikabubak merupakan perencanaan
Pengadilan Negeri Waikabubak yang berisi tentang gambaran sasaran atau kondisi hasil yang
akan dicapai dalam kurun waktu 5 (lima) tahun oleh Pengadilan Negeri Waikabubak. Rencana
strategi yang diambil dan dirumuskan Pengadilan Negeri Waikabubak selaras dengan tugas
pokok dan fungsi Badan Peradilan adalah melaksanakan fungsi Kekuasaan Kehakiman yang
efektif, yaitu memutuskan suatu sengketa/menyelesaikan suatu masalah Hukum guna menegakan
Hukum dan Keadilan berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945.
Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Negeri Waikabubak yang merupakan
dokumen rencana strategi dimaksudkan sebagai pedoman dalam melaksanakan program/
kegiatan Pengadilan Negeri Waikabubak dalam kurun waktu tahun 2015-2019, dan tujuannya
adalah memberikan arah dan sasaran yang ingin dicapai dalam melaksanakan tugas dan fungsi
Pengadilan Negeri Waikabubak dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan selanjutnya akan
dijabarkan dalam Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dalam kaitannya dengan kebijakan anggaran.
Kemudian setelah DIPA disahkan maka disusunlah skala prioritas dari Rencana Kinerja Tahunan
menjadi Perjanjian Kinerja Tahun (PKT). Rencana Strategis (Renstra) digunakan untuk menilai
kinerja Pengadilan Negeri Waikabubak dalam upaya memenuhi target tercapainya Tugas Pokok
dan Fungsi yang telah ditetapkan.
Rencana strategis Pengadilan Negeri waikabubak merupakan penjabaran dari Visi dan
Misi yang telah dirumuskan Pengadilan Negeri Waikabubak, Untuk mewujudkan Visi dan Misi
Mahkamah Agung, Pengadilan Negeri Waikabubak telah merumuskan Rencana Strategis
(Renstra) sebagai program jangka menengah (lima tahunan) sebagai berikut :
1. Peningkatan sumber daya manusia (SDM) Aparatur Peradilan;
2. Peningkatan prasarana dan sarana Peradilan;
3. Peningkatan Efisiensi kerja dan pengawasan Aparatur Peradilan;
4. Terwujudnya penyelesaian perkara secara cepat, transparan dan berkeadilan;
5. Pengelolaan anggaran secara tertib dan dapat dipertanggung jawabkan;
Penjabaran Rencana Strategis Pengadilan Negeri Waikabubak 2015–2019 sebagai berikut :
1. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Peradilan;
- Keikutsertaan aparat peradilan dalam pelatihan – pelatihan.
- Pembinaan disiplin aparat Peradilan.
- Kenaikan Gaji dan Tunjangan aparat Peradilan.
- Penambahan personil yang memenuhi standar kualitas kinerja lembaga Peradilan.
15 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
2. Peningkatan Prasarana dan sarana Peradilan;
- Pemeliharaan Gedung dan Bangunan.
- Pembenahan administrasi teknis peradilan dan administrasi umum.
- Pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang transparansi.
3. Peningkatan efisiensi kerja dan pengawasan Aparatur Peradilan;
- Terlaksananya proses kinerja sesuai dengan SOP yang telah ditetapkan.
- Evaluasi kinerja dalam rapat rutin bulanan.
- Pengawasan melekat yang dilaksanakan oleh pimpinan dan Hakim pengawas serta
pengawasan fungsional yang dilaksanakan oleh Badan Pengawas Mahkamah Agung
Republik Indonesia.
- Pemberian sangksi tegoran dan peringatan bagi aparat yang melanggar ketentuan.
4. Terwujudnya penyelesaian perkara secara cepat, transparan dan berkeadilan :
- Terlaksananya proses kinerja aparat di bidang teknis Peradilan sesuai dengan SOP yang
telah ditetapkan.
- Terlaksananya pemeriksaan perkara sesuai dengan hukum acara dan hukum Materiil
yang berlaku.
- Akses informasi yang jelas tentang proses penyelesaian perkara.
- Akses yang mudah dan cepat dalam memperoleh salinan putusan.
5. Pengelolaan Anggaran secara tertib dan dapat dipertanggungjawabkan
- Merencanakan dan menyusun RKA-KL.
- Penata-usahaan pembukuan.
- Penyusunan laporan yang akurat.
- Pertanggung jawaban yang akuntabel.
1. VISI dan MISI
Visi Mahkamah Agung yang akan menjadi pandangan dan arah ke depan sebagai dasar acuan
dalam menjalankan tugas dan fungsi dalam mencapai sasaran atau target yang ditetapkan dalam
5 tahun ke depan dan telah ditetapkan dalam Cetak Biru Mahkamah Agung 2010 – 2035, Visi
Badan Peradilan adalah :
“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung”
Visi dimaksud bermakna sebagai berikut : Menjalankan kekuasaan kehakiman yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan melalui kekuasaan
kehakiman yang merdeka dan penyelenggaraan peradilan yang jujur dan adil.
Visi Pengadilan Negeri Waikabubak dirumuskan sebagai berikut :
“Mendukung Terwujudnya Peradilan yang Agung di Lingkungan Pengadilan Negeri
Waikabubak”
16 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Untuk mewujudkan Visi Badan Peradilan tersebut di atas yaitu “Terwujudnya Badan
Peradilan Indonesia yang Agung”, Mahkamah Agung telah merumuskan misinya yang disebut
dengan Misi Badan Peradilan, yaitu :
1. Menjaga kemandirian Badan Peradilan.
2. Memberikan Pelayanan Hukum yang berkeadilan kepada Pencari Keadilan.
3. Meningkatkan kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan.
4. Meningkatkan Kredibilitas dan transparansi Badan Peradilan.
Misi Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II adalah :
1. Menjaga kemandirian Pengadilan Negeri Waikabubak
2. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan
3. Meningkatkan kualitas kepemimpinan di Pengadilan Negeri Waikabubak
4. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi di Pengadilan Negeri Waikabubak
2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
2.1 Tujuan
Dalam rangka mencapai visi dan misi Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II seperti yang telah
dikemukakan terdahulu, maka visi dan misi tersebut harus dirumuskan ke dalam bentuk yang
lebih terarah dan operasional berupa perumusan tujuan strategis organisasi.
Tujuan strategis merupakan penjabaran atau implementasi dari pernyataan misi yang akan
dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahun. Pengadilan Negeri
Waikabubak Kelas II berusaha mengidentifikasi apa yang akan dilaksanakan oleh organisasi
dalam memenuhi visi dan misinya dalam memformulasikan tujuan strategis ini dengan
mempertimbangkan sumber daya dan kemampuan yang dimiliki. Lebih dari itu, perumusan
tujuan strategis ini juga akan memungkinkan Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II untuk
mengukur sejauh mana visi dan misi telah dicapai mengingat tujuan strategis dirumuskan
berdasarkan visi dan misi organisasi. Rumusan tujuan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Terwujudnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem peradilan melalui proses peradilan
yang pasti, transparan dan akuntabel.
2. Terwujudnya Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3. Terwujudnya peningkatan akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
4. Terwujudnya peningkatan kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
2.2 Sasaran Strategis
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan dari tahun 2015 – 2019, Sasaran Strategis
yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Waikabubak adalah sebagai berikut :
17 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
1. Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
2. Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3. Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat terpinggirkan.
4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Rencama Strategis Tahun 2015-2019 Pengadilan Negeri Waikabubak ini telah mengalami
perubahan atau telah di reviu karena terbitnya Surat Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI
Nomor: 192/KMA/SK/XI/2016 tanggal 9 November 2016 tentang Penetapan Reviu Indikator
Kinerja Utama Mahkamah Agung RI dan Surat Sekretaris Mahkamah Agung Ri Nomor :
933/SEK/OT.01.3/10/2017 tanggal 24 Oktober 2017 tentang Review Indikator Kinerja Utama
(IKU) Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat PertamaRencana Strategis 2015 –
2019. Dalam Penetapan Reviu Indikator Kinerja Utama Mahkamah Agung RI tersebut terdapat
Indikator Kinerja Utama "Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Putusan Pengadilan” yang belum
dijadikan dasar dalam menentukan Sasaran Strategis Mahkamah Agung RI, sehingga dipandang
perlu diadakan penyesuaian pada beberapa BAB, Khususnya BAB I dan BAB II perlu dilakukan
penyesuaaian terkait dengan jumlah perkara dan BAB II terkait dengan Arah Kebijakan dan
Strategi Mahkamah Agung RI serta Uraian penjelasan pada masing-masing sasaran strategis
tersebut, oleh karenanya Pengadilan Negeri Waikabubak perlu untuk mereviu Rencana Strategis
Tahun 2015-2019 untuk menyesuaikan dengan Reviu Indikator Kinerja Utama Mahkamah
Agung RI.
Dalam usaha untuk mencapai tujuan dan Sasaran Strategis 5 (lima) tahun ke depan,
Pengadilan Negeri Waikabubak mencanangkan Program Jangka Menegah yang merupakan
pentahapan dari Program Jangka Panjang serta penyesuaian Program kegiatan untuk mencapai
Visi dan Misi sebagaimana dalam Blue Print Mahkamah Agung RI 2010-2035. Adapun Program
kegiatan selengkapnya adalah sebagai berikut :
1. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur Peradilan.
2. Peningkatan sarana dan prasarana Peradilan.
3. Peningkatan efisiensi kerja dan pengawasan Aparatur Peradilan.
4. Terwujudnya penyelesaian perkara secara cepat dan transparan.
5. Penggelolaan anggaran secara tertib dan dapat dipertanggung jawabkan.
6. Peningkatan pelayanan publik terhadap pencari keadilan dan masyarakat umum.
7. Menuju Manajemen Perkantoran Modern.
Penjabaran dan Hal-hal yang akan dilakukan dari program kegiatan dalam rangka untuk
mencapai tujuan dan sasaran strategis 2015-2019 sebagai berikut :
1. Peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur Peradilan :
- Keikutsertaan aparat peradilan dalam pelatihan-pelatihan.
18 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
- Pembinaan disiplin aparat Peradilan.
- Kenaikan gaji dan tunjangan aparat Peradilan.
- Penambahan personil yang memenuhi standar kualitas kinerja lembaga Peradilan.
- Pemberian izin studi aparatur peradilan untuk jenjang formal dalam mendukung karir,
yang disesuaikan dengan peraturan dan kebijakan yang ada, dimana pendidikan adalah
merupakan hak setiap warga Negara tidak terkecuali Pegawai Negeri Sipil sebagai mana
yang diamanatkan Undang-undang Dasar 1945.
2. Peningkatan sarana dan prasarana Peradilan :
- Pemeliharaan Gedung dan inventaris.
- Pembenahan administrasi teknis Peradilan dan administrasi umum.
- Pemanfaatan teknologi informasi untuk menunjang transparansi.
3. Peningkatan efesiensi kerja dan pengawasan Aparatur Peradilan :
- Terlaksananya proses kinerja sesuai SOP yang telah ditetapkan.
- Evaluasi kinerja dalam rapat rutin bulanan.
- Pengawasan melekat yang dilaksanakan oleh pimpinan dan Hakim Pengawas serta
pengawasan fungsional yang dilaksanakan oleh Badan Pengawasan Mahkamah Agung
RI.
- Pemberian sangsi teguran dan teguran dan peringatan bagi aparatat yang melanggar
ketentuan.
- Pemberian Reward and Punishment untuk mendukung basis kinerja.
- Menanamkan Budaya Kerja dan Pelayanan.
4. Terwujudnya penyelesaian perkara secara cepat, transparan dan berkeadilan :
- Terlaksananya proses kinerja aparat dibidang teknis Peradilan sesuai dengan SOP yang
telah ditetapkan.
- Terlaksananya pemeriksaan perkara sesuai dengan hukum acara dan hukum materil yang
berlaku.
- Akses informasi yang jelas tentang proses penyelesaian perkara.
- Akses yang mudah dan cepat dalam memperoleh salinan putusan.
5. Penggelolaan anggaran secara tertip, transparan dan dapat dipertanggungjawabkan :
- Merencanakan dan menyusun RKA-KL.
- Penata-usahaan pembukuan.
- Penyusunan laporan yang akurat.
- Pertanggungjawaban yang akuntabel.
6. Peningkatan pelayanan publik yang baik terhadap pencari keadilan dan masyarakat umum :
- Penyusunan tata cara pelayanan / SOP yang baik.
19 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
- Pemberian pelayanan yang baik, ramah dan cepat serta murah.
- Penyediaan fasilitas penunjang pelayanan public.
7. Menuju perkantoran yang modern :
- Penataan organisasi dan Manajemen.
- Adanya pelatihan berorientasi manajemen dan tata kelola organisasi.
- Penerapan Sistem Komputerisasi Data.
- Mendukung program keterbukaan informasi badan peradilan sesuai dengan Keputusan
KMA Nomor : 1-144/KMA/SK/I/2011 dan berdasarkan ketentuan sistem Reformasi
Birokrasi.
2.3 Program Utama dan Kegiatan Pokok
Berdasarkan sasaran strategis tersebut diatas merupakan indikator kinerja untuk
mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan membuat rincian Program dan Kegiatan
Pokok yang akan dilaksanakan sebagai berikut :
2.3.1 Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan program untuk mencapai
sasaran strategis dalam hal penyelesaian perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesbilitas
masyarakat terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan Negeri
Waikabubak dalam pelaksanaan Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum adalah :
1. Penyelesaian Perkara Pidana dan Perdata.
2. Penyelesaian Sisa Perkara Pidana dan Perdata.
3. Permohonan Perkara yang diselesaikan melalui pembebasan biaya perkara.
4. Pengiriman berkas perkara banding dan kasasi disampaikan secara lengkap dan tepat
waktu.
5. Permohonan Eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang
ditindaklanjuti.
6. Publikasi dan transparasi proses penyelesaian dan putusan perkara.
2.3.2 Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya dibuat untuk
mencapai sasaran strategis menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai
hasil guna yang berkualitas. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dalam program ini adalah :
1. Pelaksanaan diklat teknis yudisial dan non yudisial.
2. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan Keuangan Badan Urusan Administrasi.
3. Tindak lanjut pengaduan yang masuk
4. Tindak lanjut temuan yang masuk dari Hakim pengawas bidang dan tim
pemeriksa/pengawasan.
20 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
5. Peningkatan sumber daya manusia melalui pendidikan formal sesuai ketentuan yang
berlaku.
2.3.3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana bertujuan untuk mencapai sasaran strategis
dalam penyediaan sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan sarana
dan prasarana pada Pengadilan Negeri Waikabubak
A. INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK.
Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Waikabubak dapat dilihat sebagai berikut :
NO KINERJA
UTAMA
INDIKATOR
KINERJA PENJELASAN
PENANGGUNG
JAWAB
SUMBER
DATA
1. Terwujudnya Proses Peradilan
yang Pasti,
Transparan Dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan :
- Perdata
- Pidana
Jumlah Sisa Perkara yang diselesaikan
Jumlah Sisa Perkara
yang harus diselesaikan
Catatan :
Sisa Perkara : sisa perkara tahun
sebelumnya
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan
Tahunan
b. Persentase perkara :
- Perdata
- Pidana
Yang diselesaikan
tepat waktu
Jumlah Perkara yang diselesaikan
tahun berjalan
Jumlah Perkara yang ada
Catatan :
Perbandingan jumlah perkara yang
diselesaikan dengan perkara yang harus
diselesaikan (sisa awal tahun dan perkara yang masuk)
Jumlah perkara yang ada = jumlah
perkara yang diterima tahun berjalan
ditambah sisa perkara tahun
sebelumnya.
Penyelesaian perkara tepat waktu =
perkara yang diselesaikan tahun berjalan
Perbandingan antara jumlah perkara yang
dimediasi dengan jumlah perkara yang
berhasil dimediasi yang menjadi akta
perdamaian
Panitera Laporan
Bulanan dan
Laporan
Tahunan
c. Persentase Penurunan sisa
perkara :
- Perdata - Pidana
Tn.1 - Tn
Tn.1
Tn = Sisa Perkara tahun berjalan
Tn.1 = Sisa perkara tahun sebelumnya
Catatan
Sisa Perkara adalah Perkara yang belum
diputus pada tahun berjalan
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan
Tahunan
d. Persentase perkara
yang tidak mengajukan
Upaya Hukum :
- Perdata
- Pidana
Jumlah Perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Jumlah Putusan Perkara
Catatan
Upaya Hukum = Banding, Kasasi, PK
Secara hukum semakin sedikit yang
mengajukan upaya hukum, maka semakin puas atas putusan pengadilan
Panitera Laporan
Bulanan dan Laporan
Tahunan
e. Persentase
Perkara Pidana Anak yang
diselesaikan
dengan Diversi
Jumlah Perkara Pidana Anak yang
diselesaikan secara Diversi
Jumlah Perkara Pidana Anak
Catatan
Diversi :anak pelaku kejahatan tidak dianggap sebagai pelaku kejahatan,
melainkan sebagai korban.
Panitera Laporan
Bulanan dan Laporan
Tahunan
X 100%
X 100%
X 100%
X 100%
X 100%
21 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
NO KINERJA
UTAMA
INDIKATOR
KINERJA PENJELASAN
PENANGGUNG
JAWAB
SUMBER
DATA
f. Index responden pencari keadilan
yang puas
terhadap layanan
peradilan
Catatan :
PERMENPAN Nomor KEP / 25 / M.PAN /
2 / 2004 tentang. Pedoman Umum
Penyusunan. Indeks Kepuasan Masyarakat.Unit Pelayanan Instansi
Pemerintah sesuai Peraturan menteri PAN
dan RB Nomor 16 Tahun 2014 Tentang
Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat
Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan
Tahunan
2. Peningkatan efektifitas
pengelolaan
penyelesaian
perkara
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para
pihak tepat waktu
Jumlah isi putusan yang diterima tepat waktu
Jumlah Putusan
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan
Tahunan
b. Persentase perkara
yang diselesaikan
melalui Mediasi
Jumlah perkara yang diselesaikan
melalui Mediasi
Jumlah perkara yang dilakukan Mediasi
Catatan:
Perma No.1 Tahun 2016 tentang prosedur Mediasi di Pengadilan
Panitera Laporan
Bulanan dan
Laporan Tahunan
c. Persentase berkas
perkara yang
diajukan Banding,
Kasasi dan PK secara lengkap dan
tepat waktu
Jumlah berkas perkara
yang diajukan banding,
kasasi dan PK secara lengkap
Jumlah berkas Perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK
Panitera Laporan
Bulanan dan
Laporan
Tahunan
d. Persentase putusan
perkara yang
menarik perhatian masyarakat yang
dapat diakses
secara online
dalam waktu 1 hari setelah
diputus
Jumlah putusan perkara Tipikor
Yang di upload dalam website
Jumlah perkara Tipikor yang diputus
Panitera Laporan
Bulanan dan
Laporan Tahunan
3. Meningkatnya
Akses Peradilan bagi masyarakat
miskin dan
terpinggirkan.
a. Persentase
Perkara prodeo
yang
diselesaikan
Jumlah Perkara Prodeo
yang diselesaikan
Jumlah Perkara Prodeo
Catatan :
Perma No.1 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pemberian Layanan Hukum
bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Panitera Laporan
Bulanan dan
Laporan
Tahunan
b. Persentase Perkara yang
diselesaikan di
luar Gedung
Pengadilan
Jumlah Perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan
Jumlah Perkara yang seharusnya
diselesaikan di luar Gedung
Pengadilan
Catatan :
Perma No.1 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pemberian Layanan Hukum
bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Di luar gedung pengadilan adalah
perkara yang diselesaikan di luar
kantor pengadilan (setting plaatz,
sidang keliling maupun gedung-gedung lainnya.
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan
Tahunan
Index Kepuasan Pencari Keadilan
X 100%
X 100%
X 100%
X 100%
X 100%
X 100%
22 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
NO KINERJA
UTAMA
INDIKATOR
KINERJA PENJELASAN
PENANGGUNG
JAWAB
SUMBER
DATA
c. Persentase Pencari Keadilan
Golongan tertentu
yang mendapat
Layanan Bantuan Hukum
(Posbakum)
Jumlah Pencari Keadilan Golongan tertentu yang mendapat
Layanan Bantuan Hukum
Jumlah Pencari Keadilan
Golongan tertentu
Catatan :
Perma No.1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum
bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Golongan tertentu yakni masyarakat miskin dan terpinggirkan (marjinal)
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan
Tahunan
4. Meningkatnya
kepatuhan terhadap
putusan
pengadilan
a. Persentase Putusan
Perkara yang Ditindaklanjuti
(dieksekusi)
Jumlah Putusan Perkara yang
Ditindaklanjuti
Jumlah Putusan Perkara yang
sudah BHT
Catatan:
- BHT = Berkekuatan Hukum Tetap
Panitera Laporan
Bulanan dan Laporan
Tahunan
X 100%
X 100%
23 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
B. RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)
PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
No Sasaran Strategis Indikator kinerja Target Program Kegiatan Indokator Kegiatan Target Anggaran
1
Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan Dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan :
- Perdata
- Pidana
100%
Program Peningkatan
Manajemen Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
Jumlah Putusan Perkara
Pidana secara tepat waktu
100
Perkara
59.780.000,-
b. Persentase perkara :
- Perdata - Pidana
Yang diselesaikan tepat
waktu
100%
Program Peningkatan
Manajemen Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
Jumlah Putusan Perkara
Pidana secara tepat waktu
100
Perkara
c. Persentase Penurunan sisa perkara :
- Perdata - Pidana
80%
Program Peningkatan
Manajemen Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
Jumlah Putusan Perkara
Pidana secara tepat waktu
100
Perkara
d. Persentase perkara yang
tidak mengajukan Upaya Hukum :
- Perdata - Pidana
80%
90%
Program Peningkatan
Manajemen Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
Jumlah Perkara peradilan
umum yang diselesaikan di
tingkat pertama dan
banding yang tepat waktu
100
Perkara
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan
dengan Diversi 100%
Program Peningkatan
Manajemen Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
Jumlah Perkara Anak yang
diselesaikan melalui
diversi
12
Perkara
f. Index responden pencari
keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan.
100%
2 Peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian perkara
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak
tepat waktu
100% Program Peningkatan
Manajemen Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
Jumlah Putusan Perkara
Pidana secara tepat waktu
100
Perkara 59.780.000,-
24 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator kinerja Target Program Kegiatan Indokator Kegiatan Target Anggaran
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui
Mediasi
10%
c. Persentase berkas perkara
yang diajukan Banding,
Kasasi dan PK secara lengkap dan tepat waktu
100% Program Peningkatan
Manajemen Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
Jumlah Perkara peradilan
umum yang diselesaikan di
tingkat pertama dan
banding yang tepat waktu
15
Perkara
4.850.000,-
d. Persentase putusan perkara
yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 hari setelah diputus
100%
3 Meningkatnya Akses Peradilan bagi
masyarakat miskin dan terpinggirkan.
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 50%
Program Peningkatan
Manajemen Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
Jumlah Perkara yang
diselesaikan melalui
pembebasan biaya perkara
1
Perkara
810.000,-
b. Persentase Perkara yang diselesaikan di luar
Gedung Pengadilan
0%
c. Persentase Pencari Keadilan Golongan tertentu
yang mendapat Layanan Bantuan Hukum
(Posbakum)
100%
Program Peningkatan
Manajemen Peradilan
Umum
Peningkatan
Manajemen
Peradilan Umum
Jumlah Layanan Pos
Bantuan Hukum
240
Jam
Pelayana
n
24.000.000
4 Meningkatnya kepatuhan terhadap
putusan pengadilan
a. Persentase Putusan Perkara yang Ditindaklanjuti
(dieksekusi) 80%
25 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
C. Perjanjian Kinerja (Dokumen Perjanjian Kinerja).
Perjanjian Kinerja Tahun 2017 Pengadilan Negeri Waikabubak adalah sebagai berikut:
No Sasaran strategis Indikator kinerja Target
1 Terwujudnya Proses Peradilan
yang Pasti, Transparan Dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan :
- Perdata
- Pidana
100%
b. Persentase perkara :
- Perdata
- Pidana
Yang diselesaikan tepat waktu
100%
c. Persentase Penurunan sisa perkara
- Perdata
- Pidana
80%
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan Upaya Hukum :
- Perdata
- Pidana
80%
90%
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang
diselesaikan dengan Diversi
100%
f. Index responden pencari keadilan yang
puas terhadap layanan peradilan.
100%
2 Peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh
para pihak tepat waktu
100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan
melalui Mediasi
10%
c. Persentase berkas perkara yang diajukan
Banding, Kasasi dan PK secara lengkap
dan tepat waktu
100%
d. Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1 hari setelah
diputus
100%
3 Meningkatnya Akses Peradilan
bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan.
a. Persentase Perkara Prodeo yang
diselesaikan
50%
b. Persentase Perkara yang diselesaikan di
luar Gedung Pengadilan
50%0%
c. Persentase Pencari Keadilan Golongan
tertentu yang mendapat Layanan Bantuan
Hukum (Posbakum)
100%
4 Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan
a. Persentase Putusan Perkara yang
Ditindaklanjuti (dieksekusi) 80%
26 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Perjanjian Kinerja Tahun 2018 Pengadilan Negeri Waikabubak
No Sasaran strategis Indikator kinerja Target
1 Terwujudnya Proses Peradilan
yang Pasti, Transparan Dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan :
- Perdata
- Pidana
100%
b. Persentase perkara :
- Perdata
- Pidana
Yang diselesaikan tepat waktu
100%
c. Persentase Penurunan sisa perkara
- Perdata
- Pidana
80%
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan Upaya Hukum :
- Perdata
- Pidana
80%
90%
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang
diselesaikan dengan Diversi
100%
f. Index responden pencari keadilan yang
puas terhadap layanan peradilan.
100%
2 Peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh
para pihak tepat waktu
100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan
melalui Mediasi
10%
c. Persentase berkas perkara yang diajukan
Banding, Kasasi dan PK secara lengkap
dan tepat waktu
100%
d. Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1 hari setelah
diputus
100%
3 Meningkatnya Akses Peradilan
bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan.
a. Persentase Perkara Prodeo yang
diselesaikan
50%
b. Persentase Perkara yang diselesaikan di
luar Gedung Pengadilan
50%0%
c. Persentase Pencari Keadilan Golongan
tertentu yang mendapat Layanan Bantuan
Hukum (Posbakum)
100%
4 Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan
a. Persentase Putusan Perkara yang
Ditindaklanjuti (dieksekusi) 80%
Kegiatan Anggaran
1. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum………. Rp. 84.590.000
2. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan
Keuangan Badan Urusan Administrasi …………….. Rp. 3.767.821.000
3. Pengadaan Sarana dan Prasarana
di Lingkungan Mahkamah Agung …………………. Rp. 106.500.000
27 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. Pengukuran Kinerja.
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang
tertuang dalam perumusan perencanaan strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah
proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi. Pengukuran kinerja merupakan suatu
metode untuk menilai kemajuan yang telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan
yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk
memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat manajemen untuk
memperbaiki kinerja organisasi.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Waikabubak tahun 2017 dilakukan
dengan cara membandingkan antara target pencapaian indikator kinerja yang telah ditetapkan
dengan realisasinya, sehingga terlihat apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
Secara umum terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian
terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2017 ini. Rincian tingkat capaian
kinerja masing-masing indikator kinerja tersebut diuraikan dalam tabel dibawah ini :
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
1. Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan Dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan :
- Perdata
- Pidana
100% 100% 100
b. Persentase perkara :
- Perdata
- Pidana
Yang diselesaikan tepat waktu
100% 87% 87
c. Persentase Penurunan sisa
perkara
- Perdata
- Pidana
80%
95%
100
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan Upaya Hukum :
- Perdata
- Pidana
80%
90%
80,85%
97,64%
100
100
e. Persentase Perkara Pidana
Anak yang diselesaikan
dengan Diversi 100%
100%
100
f. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan. 100%
B
100
28 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI CAPAIAN (%)
2. Peningkatan efektifitas
pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat
waktu 100% 100% 100
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui Mediasi 10% 6,25% 6,25
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan Banding, Kasasi dan
PK secara lengkap dan tepat
waktu
100% 100% 100
d. Persentase putusan perkara
yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1
hari setelah diputus
100% 100% 100
3. Meningkatnya Akses
Peradilan bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan.
a. Persentase Perkara Prodeo
yang diselesaikan 50% 0% 0
b. Persentase Perkara yang
diselesaikan di luar Gedung
Pengadilan 50%0% 0% 100
c. Persentase Pencari Keadilan
Golongan tertentu yang mendapat Layanan Bantuan
Hukum (Posbakum)
100% 100%
100
4. Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan
pengadilan
a. Persentase Putusan Perkara
yang Ditindaklanjuti
(dieksekusi) 80% 17,39% 17,39
B. Analisis Akuntabilitas Kinerja
Analisis Pencapaian Kinerja mengacu pada indikator kinerja utama untuk mencapai
sasaran yang telah ditetapkan. Analisis pencapaian kinerja pada dasarnya diarahkan untuk
mengukur tingkat keberhasilan visi yang telah ditetapkan dan dijabarkan dalam misi.
Selanjutnya untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan tujuan, sasaran, kebijakan, program dan
kegiatannya. Oleh karena itu maka analisis pencapaian kinerja selanjutnya secara rinci
dilaksanakan berdasarkan tingkat keberhasilan kegiatan-kegiatan yang telah ditetapkan. Usaha-
usaha terus dilakukan untuk meningkatkan pencapaian visi dan misi dengan menyusun
perencanaan yang lebih matang dan terpadu mengalokasikan dana pada kegiatan yang sangat
prioritas dengan pengalokasian dana merujuk kepada rencana hasil yang akan di dapat.
Selanjutnya melalui peningkatan koordinasi dengan pihak-pihak terkait dan peningkatan
profesionalisme kerja terus menerus dilakukan. Dengan adanya peningkatan kualitas sumber
daya manusia, sarana prasarana dan dukungan dari semua pihak diharapkan kinerja Pengadilan
Negeri Waikabubak dapat meningkat.
Adapun hasil capaian kinerja sesuai sasaran yang ditetapkan, dapat diuraikan sebagai
berikut :
29 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Sasaran 1 : “Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan Dan Akuntabel”.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KETERANGAN
1.
Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti, Transparan Dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan : - Perdata
- Pidana
100% 100%
b. Persentase perkara :
- Perdata
- Pidana
Yang diselesaikan tepat waktu 100% 87%
c. Persentase Penurunan sisa
perkara
- Perdata
- Pidana
80%
95%
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan Upaya Hukum : - Perdata
- Pidana
80%
90%
80,85%
97,64%
e. Persentase Perkara Pidana
Anak yang diselesaikan
dengan Diversi 100%
100%
f. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan. 100%
B
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
1. Perdata
Perkara gugatan perdata yang masuk tahun 2016 dan tidak dapat diselesaikan pada tahun tersebut
merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun berikutnya, penyebab adanya sisa
perkara karena adanya perkara yang diterima pada bulan Desember 2016 dan baru disidangkan
pada Tahun 2017, sedangkan yang diterima di bulan Desember masih dalam tahap mediasi,
jawab menjawab, pembuktikan dan penudanaan pembacaan putusan/penetapan.
Sisa perkara gugatan perdata Tahun 2016 sebanyak 9 perkara dan pada Tahun 2017 diselesaikan
seluruhnya sebanyak 9 perkara sehingga capaiannya 100%.
Penyelesaian perkara Tahun 2016 yang diselesaikan pada tahun 2017 mencapai target yang
ditetapkan yaitu 100%.
Sebagai bahan perbandingan Persentasesisa perkara gugatan perdata yang diselesaikan tahun ini
dengan beberapa tahun lalu, sebagai berikut:
PERKARA GUGATAN PERDATA
Sisa
Tahun 2014
Selesai di
Tahun 2015
Sisa
Tahun 2015
Selesai di
Tahun 2016
Sisa
Tahun 2016
Selesai di
Tahun 2017
8 8 11 11 9 9
30 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada sisa perkara yang diselesaikan dari
capaian tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 telah memenuhi target kinerja 100%.
Akuntabilitas kinerja pada sisa perkara yang diselesaikan telah memenuhi target kinerja 100%
disebabkan karena adanya semangat kerja dan tanggung jawab, menunjukan bahwa sistem kerja
yang berlaku di lingkungan Pengadilan Negeri Waikabubak Kelas II telah berjalan dengan baik
dan lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai pada tahun
berikutnya, meskipun sumber daya manusia belum memadai.
2. Pidana
Perkara pidana yang masuk tahun 2016 dan tidak dapat diselesaikan pada tahun tersebut
merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun berikutnya, penyebab adanya sisa
perkara karena adanya perkara yang diterima pada bulan Desember 2016 dan baru disidangkan
pada Tahun 2017, sedangkan yang diterima di bulan Desember masih dalam tahap pemeriksaan
saksi dan tuntutan.
Sisa perkara pidana Tahun 2016 sebanyak 18 perkara dan pada Tahun 2017 diselesaikan
seluruhnya sebanyak 18 perkara sehingga capaiannya 100%.
Penyelesaian perkara pidana Tahun 2016 yang diselesaikan pada tahun 2017 mencapai target
yang ditetapkan yaitu 100 %.
Sebagai bahan perbandingan Persentase sisa perkara pidana yang diselesaikan tahun ini dengan
beberapa tahun lalu, sebagai berikut:
PERKARA PIDANA BIASA
Sisa
Tahun 2014
Selesai di
Tahun 2015
Sisa
Tahun 2015
Selesai di
Tahun 2016
Sisa
Tahun 2016
Selesai di
Tahun 2017
15 15 19 19 18 18
PERKARA PIDANA KHUSUS ANAK
Sisa
Tahun 2014
Selesai di
Tahun 2015
Sisa
Tahun 2015
Selesai di
Tahun 2016
Sisa
Tahun 2016
Selesai di
Tahun 2017
1 1 2 2 0 0
Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada sisa perkara yang diselesaikan dari
capaian tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 telah memenuhi target kinerja 100%.
Akuntabilitas kinerja pada sisa perkara yang diselesaikan telah memenuhi target kinerja 100%
disebabkan karena adanya semangat kerja dan tanggung jawab, menunjukan bahwa sistem kerja
yang berlaku di lingkungan Pengadilan Negeri Waikabubak telah berjalan dengan baik dan
lancar sehingga tidak ada sisa perkara tahun sebelumnya yang tidak selesai pada tahun
berikutnya, meskipun sumber daya manusia belum memadai.
31 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
b. Persentase perkara yang diselesaikan yang diselesaikan tepat waktu.
Berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung RI Nomor 2 Tahun 2014 tentang Penyelesaian
Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan
Peradilan, ditentukan batas waktu dalam penyelesaian perkara yaitu paling lambat 5 bulan
setelah perkara diterima.
1. Perkara Pidana
Keadaan Perkara Pidana Di Pengadilan Negeri Waikabubak Tahun 2017
No Bulan Perkara Sisa Bulan
Lalu Masuk Putus Sisa
1. Januari
Biasa 18 17 14 21
Anak 0 2 0 2
Singkat 0 0 0 0
Cepat 0 2 1 1
Lalulintas 0 17 17 0
2. Pebruari
Biasa 21 12 12 21
Anak 2 2 2 2
Singkat 0 0 0 0
Cepat 1 0 1 0
Lalulintas 0 23 23 0
3. Maret
Biasa 21 11 17 15
Anak 2 0 2 0
Singkat 0 0 0 0
Cepat 0 1 1 0
Lalulintas 0 14 14 0
4. April
Biasa 15 13 3 25
Anak 0 1 1 0
Singkat 0 0 0 0
Cepat 0 0 0 0
Lalulintas 0 24 24 0
5 Mei
Biasa 25 21 16 30
Anak 0 0 0 0
Singkat 0 0 0 0
Cepat 0 0 0 0
Lalulintas 0 26 26 0
6 Juni
Biasa 30 8 24 14
Anak 0 2 2 0
Singkat 0 0 0 0
Cepat 0 1 1 0
Lalulintas 0 151 151 0
7 Juli
Biasa 14 10 5 19
Anak 0 0 0 0
Singkat 0 0 0 0
32 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
No Bulan Perkara Sisa Bulan
Lalu Masuk Putus Sisa
Cepat 0 2 2
Lalulintas 0 68 68 0
8 Agustus
Biasa 19 13 22 10
Anak 0 2 2 0
Singkat 0 0 0 0
Cepat 0 0 0 0
Lalulintas 0 16 16 0
9 September
Biasa 10 6 14 2
Anak 0 0 0 0
Singkat 0 0 0 0
Cepat 0 1 1 0
Lalulintas 0 67 67 0
10 Oktober
Biasa 2 13 11 4
Anak 0 1 0 1
Singkat 0 0 0 0
Cepat 0 0 0 0
Lalulintas 0 163 163 0
11 November
Biasa 4 4 9 9
Anak 1 1 1 1
Singkat 0 0 0 0
Cepat 0 1 1 0
Lalulintas 0 236 236 0
12 Desember
Biasa 9 18 23 4
Anak 1 1 1 1
Singkat 0 0 0 0
Cepat 0 0 0 0
Lalulintas 0 253 253 0
Adapun penyebab belum tercapainya target 100%, antara lain karena ada perkara yang diterima
pada akhir Tahun 2016 dan disidangkan pada Tahun 2017, sedangkan yang diterima di bulan
Desember masih dalam tahap pemeriksaan saksi dan tuntutan. Sebagai bahan perbandingan
Persentase perkara pidana yang diselesaikan tahun ini dengan beberapa tahun lalu, sebagai
berikut:
Sisa Tahun Lalu Masuk Putus Capaian %
2014
12 148 145 90,62
Perkara 2015
Pidana Biasa 15 168 164 89,61
2016
19 148 149 89,22
2017
18 156 170 97,70
33 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada Persentase perkara pidana biasa yang
diselesaikan dari capaian tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 1,01% dan
dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 0,39% sedangkan dari tahun 2016
ke tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 8,08%.
Tidak tercapainya target kinerja 100% disebabkan karena Sumber Daya Manusia masih sangat
kurang terutama jumlah Majelis Hakim dan Panitera Pengganti tidak sebanding dengan jumlah
perkara yang harus diselesaikan walaupun jumlah perkara yang masuk ditahun 2016 lebih kecil
aau sama dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Dari tabel keadaan perkara pidana di atas dapat dilihat bahwa perkara yang telah diputus
sebanyak 170 perkara dan telah diselesaikan dalam jangka waktu paling lambat 5 bulan
sebanyak 170 perkara atau 100% (telah memenuhi target) dan yang tidak dapat diselesaikan
dalam jangka waktu kurang dari 5 bulan (lebih dari 5 bulan) sebanyak 0 atau 0%.
Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu kurang
dari 5 bulan tahun ini dengan beberapa tahun lalu, sebagai berikut:
No. Jenis Perkara
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Selesai paling lambat 5 bulan d
ise
lesa
ikan
%
Selesai paling lambat 5 bulan d
ise
lesa
ikan
%
Selesai paling lambat 5 bulan dis
ele
saik
an
%
1. Pidana Biasa 164 164 100 149 149 100 170 170 100
2. Pidana Anak 4 4 100 7 7 100 12 12 100
3. Pidana Singkat - - - - - - - - -
4. Pidana Cepat 8 8 100 4 4 100 7 7 100
Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu paling lambat 5 bulan yang diselesaikan untuk tahun 2017 dengan beberapa tahun
lalu:
1. Untuk perkara pidana biasa dari capaian tahun 2015 sebanyak 100% dan capaian tahun 2016
sebanyak 100%.
2. Untuk perkara pidana anak dari capaian tahun 2015 sebanyak 100% dan capaian perkara
pidana anak di tahun 2016 sebanyak 100% dan capaian tahun 2017 sebanyak 100%.
3. Untuk perkara pidana singkat dari capaian tahun 2015, 2016 dan 2017 Persentasenya nihil
karena tidak ada perkara yang terdaftar dikepaniteraaan Pengadilan Negeri Waikabubak.
4. Untuk perkara pidana cepat dari capaian tahun 2015 sebanyak 100%, capaian tahun 2016
sebanyak 100% dan capaian tahun 2017 sebanyak 100%.
34 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
2. Perkara Perdata
Keadaan Perkara Perdata Gugatan dan Permohonan
Pengadilan Negeri Waikabubak Tahun 2017
No Bulan Perkara Sisa Bulan
Lalu Masuk Putus Sisa
1. Januari Gugatan 9 2 5 6
Permohonan 0 0 0 0
2. Pebruari Gugatan 6 1 3 4
Permohonan 0 0 0 0
3. Maret Gugatan 4 2 2 4
Permohonan 0 1 1 0
4. April Gugatan 4 5 0 9
Permohonan 0 0 0 0
5 Mei Gugatan 9 1 1 9
Permohonan 0 0 0 0
6 Juni Gugatan 9 0 3 6
Permohonan 0 0 0 0
7 Juli Gugatan 6 0 0 6
Permohonan 0 0 0 0
8 Agustus Gugatan 6 0 1 5
Permohonan 0 0 0 0
9 September Gugatan 5 0 1 4
Permohonan 0 0 0 0
10 Oktober Gugatan 4 5 3 6
Permohonan 0 2 1 1
11 November Gugatan 6 2 1 7
Permohonan 1 1 2 0
12 Desember Gugatan 7 0 1 6
Permohonan 0 0 0 0
Adapun penyebab belum tercapainya target sasaran ini karena perkara yang diterima akhir Tahun
2017 dan terdapat perkara yang masih dalam tahap mediasi, jawab menjawab, pemeriksaaan
saksi, dan pembuktikan.
Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara gugatan perdata yang diselesaikan tahun ini
dengan beberapa tahun lalu, sebagai berikut:
35 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Perkara Sisa Tahun Lalu Masuk Putus Capaian %
Gugatan
2014
9 29 30 78,94
2015
8 15 12 52,17
2016
11 17 19 67,85
2017
9 18 21 77,77
Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada Persentase perkara gugatan perdata
yang diselesaikan dari capaian tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar
26,77% dan dari tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami kenaikan sebesar 15,68% sedangkan
dari tahun 2016 ke tahun 2017 mengalami kenaikan sebesar 9,92%.
Tidak tercapainya target kinerja 100% disebabkan karena jumlah perkara yang masuk bertambah
sedangkan Sumber Daya Manusia belum memadai terutama Jumlah Majelis Hakim dan Panitera
Pengganti yang masih kurang (sesuai Buku I edisi 2007) dibandingkan dengan jumlah perkara
yang harus diselesaikan.
Dari tabel keadaan perkara perdata, dapat dilihat bahwa perkara yang putus sebanyak 21 perkara
dan telah diselesaikan dalam jangka waktu paling lambat 5 bulan di tahun 2017 sebanyak 19
perkara atau 90,47%.
Sebagai bahan perbandingan Persentase perkara yang diselesaikan dalam jangka waktu paling
lambat 5 bulan tahun ini dengan beberapa tahun lalu, sebagai berikut:
No. Jenis Perkara
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Selesai
paling
lambat 5
bulan
dis
eles
aik
an
%
Selesai
paling
lambat 5
bulan
dis
eles
aik
an
%
Selesai
paling
lambat 5
bulan
dis
eles
aik
an
%
1. Gugatan 12 11 91,66 19 19 100 21 19 90,47
2. Permohonan 536 536 100 19 19 100 4 4 100
Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada perkara yang diselesaikan dalam
jangka waktu paling lambat 5 bulan tahun ini dengan beberapa tahun lalu yang diselesaikan :
1. Untuk perkara gugatan dari capaian tahun 2015 sebanyak 91,66 %, capaian tahun 2016
sebanyak 100%, Sedangkan capaian tahun 2017 sebanyak 90,47 %, tidak tercapainya 100%
disebabkan karena masih dalam tahap pembuktian saksi dari Penggugat dan Tergugat.
2. Untuk perkara permohonan dari capaian tahun 2015 s/d tahun 2017 telah mencapai 100%.
36 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
c. Persentase penurunan sisa perkara
Perkara yang masuk pada tahun sebelum tahun berjalan dan tidak dapat diselesaikan pada
tahun tersebut merupakan sisa perkara yang harus diselesaikan pada tahun berikutnya, penyebab
adanya sisa perkara karena adanya perkara yang diterima/masuk pada akhir tahun atau bulan
Desember.
Sebagai bahan perbandingan persentase sisa perkara dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Perdata
PERKARA PERDATA GUGATAN
PERKARA PERDATA PERMOHONAN
Sisa
Tahun 2015
Sisa
Tahun 2016
Sisa
Tahun 2017
Sisa
Tahun 2015
Sisa
Tahun 2016
Sisa
Tahun 2015
11 9 6 0 0 0
Berdasarkan tabel diatas akuntabilitas kinerja sisa perkara perdata gugatan dari capaian tahun
2015 sebesar 11 perkara, tahun 2016 sebanyak 9 perkara dan tahun 2017 sebanyak 6 perkara
mengalami peningkatan persentase jumlah sisa perkara yang semakin sedikit/penurunan dengan
persentase pencapaian sebesar 94%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kerja yang berlaku
dilingkungan Pengadilan Negeri Waikabubak telah berjalan dengan baik dan lancar sudah
memenuhi target yang telah direncanakan sebesar 80%.
Akuntabilitas kinerja sisa perkara perdata permohonan telah mencapai target sebesar 100%.
2. Pidana
PERKARA PIDANA BIASA
PERKARA PIDANA KHUSUS ANAK
Sisa
Tahun 2015
Sisa
Tahun 2016
Sisa
Tahun 2017
Sisa
Tahun 2015
Sisa
Tahun 2016
Sisa
Tahun 2015
19 18 4 2 0 0
Berdasarkan tabel diatas akuntabilitas kinerja sisa perkara Pidana Biasa dari capaian tahun 2015
sebesar 19 perkara, tahun 2016 sebanyak 18 perkara dan tahun 2017 sebanyak 4 perkara
mengalami peningkatan persentase jumlah sisa perkara yang semakin sedikit/penurunan dengan
persentase pencapaian sebesar 96%. Hal ini menunjukkan bahwa sistem kerja yang berlaku
dilingkungan Pengadilan Negeri Waikabubak telah berjalan dengan baik dan lancar sudah
memenuhi target yang telah direncanakan sebesar 80%.
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
Sasaran perkara yang tidak mengajukan upaya hukum adalah untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat, khususnya pencari keadilan melalui indikator yang digunakan adalah menurunnya
upaya hukum (tidak diajukan) selama tahun 2017.
37 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
I. Perkara Perdata Gugatan
- Putusan = 21 perkara.
- Pengajuan upaya hukum banding sebanyak 4 perkara.
- Pengajuan upaya hukum kasasi sebanyak 4 Perkara yang terdiri dari 1 perkara diputus tahun 2016
dan 3 perkara diputus tahun 2017 terhadap perkara yang diajukan permohonan banding.
- Pengajuan upaya hukum Peninjauan Kembali sebanyak 3 perkara yang terdiri dari 2 perkara
diputus tahun 2014 dan 1 perkara diputus tahun 2017.
Jumlah Perkara Perdata Gugatan yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 17 Perkara atau
80,95%.
II. Perkara Pidana Biasa
- Putusan = 170 Perkara.
- Pengajuan upaya hukum banding sebanyak 4 perkara,
- Pengajuan upaya hukum kasasi sebanyak 5 Perkara terdiri dari 3 perkara terhadap perkara yang
diajukan permohonan banding tersebut
- Pengajuan upaya hukum Peninjauan Kembali sebanyak 0 perkara.
Jumlah Perkara Pidana Biasa yang tidak mengajukan upaya hukum sebanyak 166 perkara atau
97,64%.
Sebagai bahan perbandingan putusan perkara yang tidak mengajukan upaya hukum selama tahun 2107
dengan beberapa tahun lalu sebagai berikut:
No. Jenis
Perkara
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Putus Tidak Upaya Hukum
% Putus Tidak Upaya Hukum
% Putus Tidak Upaya Hukum
%
1. Perdata 12 7 58 19 15 78,94 21 17 80,95
2. Pidana 164 158 96,34 149 146 97,98 170 166 97,64
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan Diversi
Sesuai Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang sistem peradilan pidana anak
diberlakukan di tahun 2015 maka perkara anak sudah tidak diklasifikasikan lagi dalam perkara
pidana biasa.
Pada tahun 2017 Perkara Pidana Anak yang diselesaikan dengan diversi sebanyak 0 perkara.
Sebagai bahan perbandingan Persentase sisa perkara pidana Anak yang diselesaikan dengan
diversi tahun ini dengan beberapa tahun lalu, sebagai berikut:
PERKARA PIDANA KHUSUS ANAK
YANG DISELESAIKAN DENGAN DIVERSI
Pid.sus-Anak
Masuk
Tahun 2015
Diversi
Tahun
2015
Diversi
Putus
Thn 2015
Pid.sus-Anak
Masuk
Tahun 2016
Diversi
Tahun
2016
Diversi
Putus
Thn 2016
Pid.sus-Anak
Masuk
Tahun 2017
Diversi
Tahun
2017
Diversi
Putus
Thn 2017
4 1 1 7 2 2 12 0 0
38 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Berdasarkan tabel di atas akuntabilitas kinerja pada Perkara Pidana Anak yang diselesaikan
dengan Diversi dari capaian tahun 2015 sampai dengan tahun 2017 telah memenuhi target
kinerja 100%.
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan.
Seiring kemajuan teknologi dan tuntutan masyarakat dalam hal pelayanan, unit
penyelenggara pelayanan publik dituntut untuk memenuhi harapan masyarakat dalam melakukan
perbaikan pelayanan. Pelayanan publik yang dilakukan oleh aparatur pemerintah saat ini belum
memenuhi harapan masyarakat. Hal ini dapat diketahui dari berbagai keluhan masyarakat yang
disampaikan melalui media masa dan media sosial, sehingga memberikan dampak buruk
terhadap pelayanan pemerintah yang menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat.
Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam perbaikan pelayanan publik adalah melakukan
Survey Kepuasan Masyarakat kepada pengguna layanan. Mengingat jenis layanan publik sangat
beragam dengan sifat dan karakteristik yang berbeda, maka Survey Kepuasan Masyarakat dapat
menggunakan metode dan teknik survey yang sesuai. Indeks Kepuasan Masyarakat atau IKM
adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil
pengukuran secara kualitatif dan kuantitatif atas pendapat masyarakat, dalam hal ini para
stakeholder Pengadilan Negeri Waikabubak dalam memperoleh pelayanan dari aparatur
penyelenggaraan pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.
Berdasarkan hal tersebut Pengadilan Negeri Waikabubak telah melaksanakan survey
kepuasan masyarakat dalam rangka pelaksaaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survey Kepuasan
Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik sekaligus persyaratan untuk Evaluasi
Akreditasi Pengadilan oleh Mahkamah Agung Republik Indonesia.
Survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) yang dilakukan adalah survey yang pertama
dilakukan oleh Pengadilan Negeri Waikabubak. Dalam survey yang pertama dilakukan ini, tim
survey telah menyebarkan sebanyak 40 eksemplar daftar pertanyaan (kuesioner) yang akan
disebar kepada 40 orang responden yang ditargetkan, dengan anggapan bahwa besaran
responden tersebut telah cukup representatif mewakili masyarakat. Dalam pelaksanaannya,
jumlah kuesioner yang kembali diterima oleh tim survey sejumlah 40 eksemplar.
Survey ini dilaksanakan pada Minggu kedua Bulan Pebruari sampai dengan Minggu
keempat bulan Maret Tahun 2017. Adapun waktu pelaksanaan dari tiap tahapan dapat dilihat
pada jadwal berikut ini :
39 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
No K e g i a t a n Tanggal Pelaksanaan
1 Persiapan 10 Pebruari 2017 – 17 Pebruari 2017
2 Pengumpulan Data / Survey IKM 22 Pebruari 2017 – 24 Pebruari 2017
3 Pengolahan Data 27 Pebruari 2017 - 03 Maret 2017
4 Penyusunan dan Pelaporan 20 Maret 2017 – 24 Maret 2017
Hasil perhitungan selengkapnya tercantum dalam tabel berikut:
No Unsur Pelayanan Nilai
Rata-Rata Unsur
Nilai Rata-Rata
Tertimbang Nilai IKM Kategori Kinerja
1 Persyaratan 4 0,284
2 Prosedur 3,925 0,278675
3 Waktu Pelayanan 4 0,284
4 Biaya/Tarif 4 0,284
5 Produk Spesifikasi Jenis
Pelayanan 3,825 0,271575
6 Kompetensi Pelaksana 3,925 0,28045
7 Perilaku Pelaksana 4 0,284
8 Maklumat Pelayanan 3,925 0,278675
9 PenangananPengadua,
Saran dan Masukan 3,875 0,275125
Jumlah 2.5205 2.740 B Baik
Dari tabel di atas terlihat bahwa skor hasil survey di Pengadilan Negeri Waikabubak adalah
2.5205 dan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah 2.740 dan termasuk dalam kategori
B dengan kinerja baik.
Sasaran 2. Peningkatan efektifitas pengelolaan penyelesaian perkara
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:
NO SASARAN INDIKATOR
KINERJA TARGET
% REALISASI
% KETERANGAN
1. Peningkatan
aksetabilitas
putusan Hakim
a. Persentase isi putusan
yang diterima oleh para
pihak tepat waktu 100% 100%
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui
Mediasi 10% 6,25%
c. Persentase berkas
perkara yang diajukan
Banding, Kasasi dan PK
secara lengkap dan
tepat waktu
100% 100%
d. Persentase putusan
perkara yang menarik
perhatian masyarakat
yang dapat diakses
secara online dalam
waktu 1 hari setelah
diputus
100% 100%
40 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu.
Sasaran Persentase isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat waktu berdasarkan pada
perbandingan antara Jumlah isi putusan yang diterima tepat waktu dengan Jumlah Putusan
selama tahun 2017.
No. Jenis Perkara
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Jumlah
Putusan
Jumlah isi
putusan
yang
diterima
% Jumlah
Putusan
Jumlah isi
putusan
yang
diterima
% Jumlah
Putusan
Jumlah isi
putusan
yang
diterima
%
1. Gugatan 12 12 100 19 19 100 21 21 100
2. Permohonan 536 536 100 19 19 100 4 4 100
3. Pidana Biasa 164 164 100 149 149 100 170 170 100
4. Pidana Anak 4 4 100 7 7 100 12 12 100
5. Pidana Cepat 8 8 100 4 4 100 7 7 100
Berdasarkan tabel diatas akuntabilitas kinerja isi putusan yang diterima oleh para pihak tepat
waktu dari capaian tahun 2015 sampai dengan capaian tahun 2017 terealisasikan sebesar 100%,
hal ini telah memenuhi target yang telah direncanakan sebesar 100%.
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui Mediasi.
Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur mediasi di peradilan gugatan
perdata yang masuk ke Pengadilan harus melalui proses mediasi agar perkara yang
didaftarkannya dapat diselesaikan diluar persidangan.
Pada tahun 2017 perkara gugatan perdata yang masuk sebanyak 18 perkara. Dari jumlah
Perkara Gugatan tersebut perkara yang dilakukan mediasi sebanyak 16 perkara, dimana 2
perkara gugatan mengajukan pencabutan perkara. Terhadap jumlah perkara perdata gugatan yang
dilakukan mediasi yang berhasil diselesaikan melalui Mediasi menjadi Akta Perdamaian adalah
1 perkara atau 6,25%.
Adapun yang membuat penyelesaian secara mediasi tidak tercapai, karena kedua belah
pihak yang berperkara tidak ada kata kesepakatan.
Sebagai bahan perbandingan perkara perdata gugatan yang menjadi akta perdamaian tahun
ini dengan beberapa tahun lalu sebagai berikut :
41 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Tahun Perkara Gugatan
Mediasi Akta Damai %
2017 16 1 6,25
2016 15 0 0
2015 15 5 33,33
2014 29 9 31,03
Berdasarkan data tersebut di atas akuntabilitas kinerja pada perkara perdata gugatan yang diselesaikan
melalui Mediasi dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 capaiannya menurun setiap tahun. Hal ini
disebabkan karena :
Masih kurangnya kepercayaan dan pemahaman masyarakat tentang penyelesaian perkara melalui
mediasi.
Para pihak (Kuasanya) tidak selalu bisa hadir dalam mediasi dalam waktu yang ditentukan.
c. Persentase berkas perkara yang diajukan Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan
tepat waktu.
I. Banding
1. Persentase berkas perkara perdata yang diajukan Banding secara lengkap dan tepat waktu
telah terealisasi 100% atau 4 dari 4 berkas perkara.
2. Persentase berkas perkara pidana yang diajukan Banding secara lengkap dan tepat waktu
telah terealisasi 100% atau 4 dari 4 berkas perkara.
Sebagai bahan perbandingan pengiriman berkas perkara banding baik perdata maupun
pidana tahun 2017 dengan beberapa tahun lalu sebagai berikut :
No. Jenis
Perkara
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Banding Terkirim % Banding Terkirim % Banding Terkirim %
1. Perdata 5 5 100 4 4 100 4 4 100
2. Pidana 10 10 100 3 3 100 4 4 100
Berdasarkan data tersebut diatas, capaian kinerja untuk tahun 2015 s/d 2017 diuraikan sebagai
berikut :
1. Untuk perkara perdata capaian kinerja tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017 telah
memenuhi target 100%.
2. Untuk perkara pidana capaian kinerja tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017 telah
memenuhi target 100%.
II. Kasasi
1. Persentase berkas perkara perdata yang diajukan Kasasi secara lengkap dan tepat waktu
telah terealisasi 100% atau 4 dari 4 berkas perkara.
42 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
2. Persentase berkas perkara pidana yang diajukan Kasasi secara lengkap dan tepat waktu telah
terealisasi 100% atau 5 dari 5 berkas perkara.
Sebagai bahan perbandingan pengiriman berkas perkara Kasasi baik perdata maupun pidana
tahun 2017 dengan beberapa tahun lalu sebagai berikut :
No. Jenis
Perkara
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Kasasi Terkirim % Kasasi Terkirim % Kasasi Terkirim %
1. Perdata 8 8 100 2 2 100 4 4 100
2. Pidana 2 2 100 1 1 100 5 5 100
Berdasarkan data tersebut diatas, capaian kinerja untuk tahun 2015 s/d 2017 diuraikan sebagai
berikut :
1. Untuk perkara perdata capaian kinerja tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017 telah
memenuhi target 100%.
2. Untuk perkara pidana capaian kinerja tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017 telah
memenuhi target 100%.
III. Peninjauan Kembali (PK)
1. Persentase berkas perkara perdata yang diajukan Peninjauan Kembali (PK) secara lengkap
dan tepat waktu telah terealisasi 100% atau 4 dari 4 berkas perkara.
2. Persentase berkas perkara pidana yang diajukan Peninjauan Kembali (PK) secara lengkap
dan tepat waktu telah terealisasi 100% atau 0 dari 0 berkas perkara.
Sebagai bahan perbandingan pengiriman berkas perkara Peninjauan Kembali (PK) baik
perdata maupun pidana tahun 2017 dengan beberapa tahun lalu sebagai berikut :
No. Jenis
Perkara
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
PK Terkirim % PK Terkirim % PK Terkirim %
1. Perdata 8 8 100 2 2 100 3 3 100
2. Pidana 0 0 100 0 0 100 0 0 100
Berdasarkan data tersebut diatas, capaian kinerja untuk tahun 2015 s/d 2017 diuraikan sebagai
berikut :
1. Untuk perkara perdata capaian kinerja tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017 telah
memenuhi target 100%.
2. Untuk perkara pidana capaian kinerja tahun 2015, tahun 2016 dan tahun 2017 telah
memenuhi target 100%.
43 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
d. Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1 hari setelah diputus.
Ukuran capaian indikator kinerja Access To Justice adalah Persentase proses jadwal sidang
yang dapat dipublikasikan. Saat ini proses publikasi yang dapat diakses langsung di Meja
Informasi sudah dapat diakses 100% oleh semua masyarakat pencari keadilan, melalui layar TV
media informasi. Saat ini masyarakat pencari keadilan dan masyarakat pada umumnya dapat
mencari informasi atau menelusuri proses perkara yang ada pada Pengadilan Negeri Waikabubak
dengan mengakses melalui jaringan internet pada alamat website sistem informasi penelusuran
perkara (SIPP) Pengadilan Negeri Waikabubak yaitu : www.sipp.pn-waikabubak.go.id dan
infprmasi putusan yang telah dibacakan oleh Majelis Hakim pada persidangan bisa diakses dan
diunduh file putusannya pada alamat website Direktori Putusan Mahkamah Agung :
https://putusan.mahkamahagung.go.id/pengadilan/pn-waikabubak.
Sasaran 3. Meningkatnya Akses Peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KET
1. Meningkatnya Akses
Peradilan bagi
masyarakat miskin
dan terpinggirkan.
a. Persentase Perkara
Prodeo yang diselesaikan 50% 0%
b. Persentase Perkara yang
diselesaikan di luar
Gedung Pengadilan
50%0% 0%
c. Persentase Pencari
Keadilan Golongan
tertentu yang mendapat
Layanan Bantuan Hukum
(Posbakum)
100% 100%
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan.
Ukuran capaian indikator kinerja Pelayanan Peradilan untuk Masyarakat Miskin dan
Terpinggirkan adalah Persentase Proposal permintaan bantuan hukum/prodeo kepada masyarakat
miskin dan terpinggirkan yang dilayani selama tahun berjalan.
Bagi masyarakat pencari keadilan terutama bagi mereka yang tidak mampu yang membutuhkan
layanan hukum dalam berproses perkara dapat memanfaatkan Pos Bantuan Hukum
(POSBAKUM) Pengadilan Negeri Waikabubak yang akan membantu dan melayani Masyarakat
Pencari Keadilan berupapemberian informasi, konsultasi dan advis hokum serta pembuatan
dokumen hukum yang dibutuhkan dalam proses penyelesaian perkara serta dapat juga
menghubungi atau bertanya langsung pada petugas meja informasi Pengadilan Negeri
Waikabubak yang akan memberikan pelayanan bagaimana persyaratan kategori perkara prodeo.
Untuk menunjang hal tersebut, di dalam POSBAKUM menyediakan advokat / pengacara /
penasehat hukum yang selalu hadir di Pengadilan Negeri Waikabubak untuk membantu
masyarakat pencari keadilan yang miskin dan terpinggirkan.
44 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Persentase perkara prodeo yang diselesaikan tahun 2017 sebesar 0%. Tidak tercapainya target
karena tidak ada masyarakat yang mengajukan permohonan ke Pengadilan untuk beracara secara
prodeo.
b. Persentase Perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan
Sidang Keliling, Zitting Plaats yang dalam pelaksanaannya selain melayani penyelesaian
perkara sederhana masyarakat miskin dan terpinggirkan juga telah dilakukan inovasi untuk
membantu masyarakat yang belum mempunyai hak identitas hukum (akta lahir, akta nikah dan
akta cerai), belum bisa menjangkau dan memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan
terpinggirkan karena keterbatasan anggaran, diharapkan kedepan dilakukan penajaman estimasi
baseline berdasarkan data dan penguatan alokasi anggaran serta memperkuat kerja sama dengan
Kementerian Agama dan Kementerian Dalam Negeri dengan menyusun peraturan bersama.
Persentase perkara yang diselesaikan di luar Gedung Pengadilan selama tahun 2017 sebesar 0%.
c. Persentase Pencari Keadilan Golongan tertentu yang mendapat Layanan Bantuan
Hukum (Posbakum).
Pelaksanaan Pos Layanan Bantuan Hukum pada Pengadilan Negeri Waikabubak ini
disediakan untuk membantu masyarakat miskin dan tidak ada kemampuan membayar advokat
dalam hal membuat surat gugat, advis dan pendampingan hak hak pencari keadilan diluar
persidangan (non litigasi). Hal ini dilakukan agar tidak terjadi duplikasi dengan dengan
kementerian Hukum dan HAM yang menyelenggarakan bantuan hukum bagi masyarakat miskin
berupa pendampingan secara materiil di dalam persidangan.
Persentase Pencari Keadilan Golongan tertentu yang mendapat Layanan Bantuan Hukum
(Posbakum) selama tahun 2017 sebesar 100%.
Sasaran 4. Meningkatnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan
Pencapaian target kinerja atas sasaran ini adalah sebagai berikut:
NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI KETERANGAN
1. Peningkatan
efektifitas
pengelolaan
penyelesaian
perkara
Persentase Putusan Perkara
yang Ditindaklanjuti
(dieksekusi) 80% 17,39%
❖ Persentase Putusan Perkara yang Ditindaklanjuti (dieksekusi)
Ukuran capaian indikator kinerja Kepatuhan terhadapputusan hakim adalah Persentase permohonan
eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindaklanjuti. Jumlah sisa
permohonan eksekusi yang belum terlaksana tahun 2015 adalah 21 ditambah dengan jumlah permohonan
eksekusi tahun 2016 adalah 7 perkara dan jumlah yang sudah ditindaklanjuti adalah 7 perkara , sehingga
Persentase meningkatnya kepatuhan terhadap putusan hakim adalah sebesar 33,33% dan ditambah
dengan jumlah permohonan eksekusi tahun 2017 adalah 2 perkara dan jumlah yang sudah ditindaklanjuti
45 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
adalah 4 perkara, jadi Jumlah sisa permohonan eksekusi yang belum terlaksana adalah 19 Perkara
sehingga Persentase meningkatnya kepatuhan terhadap putusan hakim adalah sebesar 17,39%.
Sebagai bahan perbandingan permohonan eksekusi atas putusan perkara perdata yang berkekuatan
hukum tetap yang ditindaklanjuti tahun ini dengan beberapa tahun lalu sebagai berikut :
No
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017
Sisa thn lalu
Masuk Terlaksana Sisa Sisa thn
lalu Masuk Terlaksana Sisa
Sisa thn lalu
Masuk Terlaksana Sisa
1 21 1 1 21 21 7 7 21 21 2 4 19
Berdasarkan data tersebut diatas, capaian kinerja permohonan eksekusi atas putusan perkara
perdata yang berkekuatan hukum tetap yang ditindak lanjuti atau dilaksanakan tidak memenuhi
target 80% disebabkan karena :
• Dalam tahap perdamaian
• Masih dalam tahap aanmaning.
• Pemohon eksekusi belum membayar biaya eksekusi.
46 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
C. AKUNTABILITAS KEUANGAN.
1. Belanja Negara
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya serta untuk mencapai target rencana kinerja juga
ditentukan oleh penyediaan anggaran melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) tahun 2016
yang terdiri dari :
1. DIPA (01) Badan Urusan Administrasi, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang, dan Belanja
Modal.
2. DIPA (03) Direktorat Jenderal Badan Peradilan Umum, meliputi Belanja Barang untuk perkara.
Pada tahun 2017 Pengadilan Negeri Waikabubak telah mengadakan revisi DIPA.
Untuk DIPA dengan kode Satker Pengadilan Negeri Waikabubak ( 099972) sampai dengan
periode 31 Desember 2017 terdapat Revisi baik revisi POK maupun Revisi terkait Akun sebagai
berikut :
Revisi ke- 1, nomor surat : W26-U9/987/KU.05.03/XI/2017 , tanggal 15-09-2017 , tidak
mengurangi pagu DIPA ( Rp. 3.991.581.000 )
NO AKUN URAIAN JUMLAH SEBELUM
JUMLAH SESUDAH
KETERANGAN
1 521813 Belanja Materai 4.950.000 0 Dihapus dan dipindahkan pagunya ke akun 521811 Belanja barang persediaan barang konsumsi sejumlah Rp. 4.950.000
2 523133 Belanja biaya pemeliharaan jaringan
66.605.000 27.605.000 Dikurangi pagu sebesar Rp. 39.000.000 dan dialihkan ke: -akun 523121 sejumlah Rp. 24.000.000 -akun 521811 sejumlah Rp. 15.000.000
3 523121 Belanja biaya pemeliharaan peralatan dan mesin
63.126.000 87.126.000 Adanya penambahan pagu dari akun pemeliharaan jaringan senilai Rp. 24.000.000
4 521811 Belanja barang persediaan barang konsumsi
76.000.000 95.950.000 Adanya penambahan pagu dari akun pemeliharaan jaringan senilai Rp. 15.000.000 dan dari akun 521813 sebesar Rp. 4.950.000
5 536111 Belanja modal antivirus 5.000.000 5.000.000 Ralat dari akun 53611 menjadi akun 521119 belanja barang operasional lainnya sesuai surat MA Nomor : 151/BUA/OT.01.I/0/2017, tgl 31 Juli 2017
Revisi ke- 2, tanggal 21-01-2018 , mengurangi pagu dipa sebesar Rp. 205.665.000, dimana
pagu dipa semula Rp. 3.991.581.000 menjadi Rp. 3.785.916.000, dalam hal ini revisi pagu
minus gaji oleh eselon I .
47 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Rincian Revisi DIPA KE 2
NO AKUN URAIAN JUMLAH SEBELUM
JUMLAH SESUDAH
KETERANGAN
1 521111 Belanja Gaji Pokok
1.025.561.000 1.108.296.00 Penambahan pagu sebesar Rp. 82.735.000
2 521121 Belanja Tunjangan Suami/istri
65.322.000 70.017.000 Penambahan pagu sebesar Rp. 4.695.000
3 521122 Belanja Tunjangan Anak
19.374.000 21.905.000 Penambahan pagu sebesar Rp. 2.531.000
4 521124 Belanja Tunjangan Fungsional
1.060.345.000 853.405.000 Pengurangan pagu sebesar Rp. 206.940.000
5 521125 Belanja Tunjangan Pph PNS
164.327.000 95.641.000 Pengurangan pagu sebesar Rp. 68.686.000
6 521157 Belanja Tunjangan Kemahalan Hakim
105.300.000 85.300.000 Pengurangan pagu sebesar Rp. 20.000.000
Anggaran dan realisasi belanja TA 2017 adalah sebagai berikut :
1. Pagu Dan Realisasi DIPA (01) Badan Urusan Administrasi.
Realisasi Pagu DIPA (01) Badan Urusan Administrasi adalah sebesar Rp. 3.725.412.529
atau sebesar 98.40% dari anggaran sejumlah Rp. 3.785.916.000 yang terdiri dari 2 (dua)
program:
a. Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung
b. Peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung.
Rincian anggaran dan realisasi belanja tahun anggaran 2017 sebagai berikut :
NO URAIAN JENIS BELANJA ANGGARAN
(Rp) REALISASI BELANJA
(Rp) (%)
1 Belanja Pegawai 2.543.542.000 2.527.717.529 99.38
2 Belanja Barang 1.037.374.000 992.950.000 95.72
3 Belanja Modal 205.000.000 204.745.000 99.88
JUMLAH 3.785.916.000 3.725.412.529 98.40
Berdasarkan laporan realisasi anggaran tahun 2017, maka dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya Mahkamah Agung yaitu :
Pembayaran gaji / honor / tunjangan dan penyelenggaraan operasional perkantoran dengan dana
yang tersedia sebesar Rp. 2.543.542.000 sedangkan pencapaian realisasi anggaran sebesar
Rp. 2.527.717.529, Kegiatan tersebut telah dilaksanakan dengan tingkat capaian indikator input 99
% sedangkan fisik pelaksanaan pekerjaan 99.38 %.
• Belanja Pegawai adalah belanja atas kompensasi, baik dalam bentuk uang maupun barang yang
ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang diberikan kepada pejabat negara,
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai yang diperkerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus
PNS sebagai imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan
dengan pembentukan modal. Realisasi belanja pegawai Tahun Anggaran 2017 mengalami
48 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Penurunan sebesar Rp. 144.982.164,- atau 11.73% dari Tahun Anggaran 2016. Hal ini
dikarenakan sebagai berikut :
1. adanya pegawai yang pension di TA. 2107.
2. Tidak adanya anggaran lemburpdi TA 2017.
• Realisasi belanja barang Tahun Anggaran 2017 mengalami kenaikan sebesar Rp. 173.610.000
atau 8,25%. Kenaikan belanja barang diakibatkan karena meningkatnya belanja perjalanan
dinas dan meningkatnya aktivitas perkantoran yang mengakibatkan kenaikan belanja
operasional sebesar 26.50% dan belanja jasa sebesar 46.55%.
• Perbandingan realisasi belanja tahun ini dengan beberapa tahun sebelumnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
No Uraian Jenis
Belanja
Realisasi Belanja (Rp)
TA 2017 TA 2016 TA 2015
1 Belanja
Pegawai 2.527.717.529 2.672.699.693 2.593.324.356
2 Belanja
Barang 992.950.000 819.340.000 695.013.917
2. Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Mahkamah Agung yaitu :
Realisasi belanja modal untuk tahun 2017 telah terealisasi 100%. Belanja modal merupakan
pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu
periode akuntansi.
Perbandingan realisasi belanja modal tahun ini dengan beberapa tahun lalu dapat dilihat pada tabel
berikut :
NO Uraian Realisasi Belanja (RP)
TA 2017 TA2016 TA 2015
1 Belanja modal
peralatan dan mesin 204.745.000 429.001.885 549.602.000
3. Pagu dan Realisasi DIPA (03) Badan Peradilan Umum
NO Uraian Jenis Belanja Anggaran
(Rp) Realisasi Belanja
(Rp) (%)
1 Belanja Barang 102.345.000 96.000.000 93.80
Jumlah 102.345.000 96.000.000 93.80
Realisasi pagu DIPA (03) Badan Peradilan Umum adalah sebesar Rp. 96.000.000 atau sebesar
93.80% dari anggaran sejumlah Rp. 102.345.000 dengan Program peningkatan manajemen peradilan
umum.
49 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
Dibandingkan dengan tahun anggaran 2016, realisasi belanja tahun anggaran 2017 mengalami
kenaikan sebesar Rp. 17.300.000 atau 8.19 % dibandingkan realisasi belanja pada tahun sebelumnya.
Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya pagu anggaran dari yang sebelumnya Rp. 89.641.000 di tahun
anggaran 2016 menjadi Rp. 102.345.000 di tahun anggaran 2017.
Perbandingan realisasi belanja tahun ini dengan beberapa tahun terakhir dapat dilihat pada tabel
berikut :
No Uraian Realisasi Belanja (RP)
TA. 2017 TA. 2016 TA. 2015
1 Belanja
Barang 102.345.000 89.641.000 133.000.000
Dilihat dari sisi penyerapan anggaran, penyerapan anggaran pada Tahun Anggaran 2017 yang
sebesar 93.80% meningkat dibandingkan penyerapan anggaran pada Tahun Anggaran 2016 dan 2015.
2. Pendapatan Negara
Realisasi Pendapatan Negara untuk periode yang berakhir pada 31 Desember 2017 adalah sebesar
Rp. 13.681.176 dari estimasi yang diterima di Pengadilan Negeri Waikabubak adalah merupakan
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP).
Rincian dan perbandingan realisasi PNBP Tahun Anggaran 2017 dan Tahun Anggaran 2016 dapat
dilihat pada tabel berikut :
NO URAIAN PENERIMAAN PNBP (RP)
TA 2017 TA 2016
1 I. DIPA 01
- Pendapatan Rumah Dinas
II. DIPA 03
- Surat dibawah tangan
- Pendapatan ongkos perkara
- Pendapatan kejaksaan dan peradilan
lainnya
6.872.276
6.808.900
6.913.572
7.802.700
JUMLAH 13.681.176 14.716.272
50 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pengadilan Negeri Waikabubak Tahun 2017 ini merupakan
pemaparan sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran dan kegiatan tahun 2017
dan sebagai tindak lanjut dari Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Secara umum tujuan, sasaran, program dan sebagian besar kegiatan yang dilaksanakan oleh
Pengadilan Negeri Waikabubak tahun 2017 dapat dilaksanakan dengan baik, namun demikian
capaian yang diperoleh belum optimal dan masih perlu terus ditingkatkan guna merespon
tuntutan pelayanan masyarakat yang semakin tinggi dan untuk memperbaiki citra peradilan di
mata masyarakat.
Pengawasan internal pada Pengadilan Negeri Waikabubak juga telah diupayakan demi
menjamin tertib administrasi baik administrasi perkara maupun administrasi umum melalui
penyampaian laporan tertulis dan lisan dalam rapat yang secara rutin dilaksanakan setiap bulan
oleh masing-masing pejabat struktural yang dipimpin langsung oleh Ketua Pengadilan Negeri
Waikabubak. Selain itu untuk memperkuat pengawasan internal yang telah ditunjuk Hakim
Pegawas Bidang.
Kualitas administrasi peradilan dan administrasi umum pada Pengadilan Negeri Waikabubak
telah berjalan secara maksimal, walaupun masih terdapat kekurangan akibat keterbatasn sumber
daya manusia serta sarana dan prasarana yang terbatas jika dibandingkan dengan volume perkara
yang cukup tinggi.
Keberhasilan tersebut tidak terlepas dari dukungan anggaran yang memadai,
direalisasikannya peningkatan tunjangan khusus kinerja bagi pegawai di lingkungan Mahkamah
Agung RI dan peran serta institusi lain di daerah hukum Pengadilan Negeri Waikabubak.
B. SARAN-SARAN
1. Mahkamah Agung RI dan Pengadilan Tinggi Kupang diharapkan dapat menempatkan lebih
banyak tenaga fungsional dan pelaksana di Pengadilan Negeri Waikabubak mengingat
volume perkara dan beban kerja yang semakin tinggi.
51 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
2. Tetap diadakannya pelatihan sumber daya manusia untuk penyelesaian pengendalian
laporan (baik teknis maupun non teknis) melalui pelatihan/BIMTEK yang
berkesinambungan baik tenaga tekhnis maupun tenaga administrasi.
3. Adanya penambahan sarana dan prasarana berupa pengadaan barang untuk menunjang
kinerja.
52 | Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2017
LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi.
LAMPIRAN 2. Dokumen Perjanjian Kinerja Tahunan (PK).
LAMPIRAN 3. Penghargaan yang dterima
LAMPIRAN 4. Reviu Indikator Kinerja Utama (IKU)
LAMPIRAN 5. Dokumen Reviu Rencana Strategis Tahun 2015-2019
LAMPIRAN 6. Dokumen Rencana Kerja Tahunan (RKT).
LAMPIRAN 7. Surat Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak Tentang Penunjukkan
Tim Penyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Pengadilan Negeri
Waikabubak.
STRUKTUR ORGANISASI
PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
HAKIM
1. SONY EKO ANDRIANTO, S.H.
2. NASUTION, S.H.
3. WAHYU EKO SURYOWATI S.H.,M.Hum
KEPALA SUB BAGIAN
PERENCANAAN, TI DAN
PELAPORAN
BUNGSU D. MANUKOA, S.Kom.
KEPALA SUB BAGIAN
UMUM DAN KEUANGAN
SIPRIANUS YANTO BERE, S.E.
KEPALA SUB BAGIAN
KEPEGAWAIAN, ORGANISASI
DAN TATA LAKSANA
SONY A. MELKIANUS
SARLOTA MARSELINA SUEK, S.H.
KETUA
WAKIL KETUA
PUTU GDE NOVYARTHA, S.H.,M.Hum.
PANITERA
YUSUF FAOT, S.H.
SEKRETARIS
ARYO ENDARTO, S.T
WAKIL PANITERA
SITI MARLIYAH
PANITERA PENGGANTI
1. UMBU NDAWA DJURUMANA
2. BARA SIDIN
JURUSITA
1. DAUD DADI MERE
2. ANDRI S. DJAWA
JURUSITA PENGGANTI
1. APLIANA PUTHARATO
STAF
ANDI W. NDUN, Amd.
STAF
1. IMANUEL RIWU
2. ERLINA
3. FREDERIK UMBU DJAMA
STAF
(KOSONG)
PANITERA MUDA
PERDATA
(KOSONG)
PANITERA MUDA
PIDANA
RAUF LANGGA
PANITERA MUDA HUKUM
ALBERTUS ORA
STAF
THERESIA R. HADJA
STAF
MARIA K. LIM, S.H.
STAF
SOFIA W. ALGADRI
GARIS KOMANDO
GARIS KOORDINASI
PERJANJIAN KINERJA (PK)
PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
TAHUN 2018
PENGADILAN NEGERI WAIKABUBAK
JLN. SUDIRMAN NO 10 WAIKABUBAK
KAB. SUMBA BARAT - NTT
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan akuntabel
yang berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SARLOTA MARSELINA SUEK, S.H.
NIP : 19710909 199903 2 002
Jabatan : Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak Selanjutnya disebut Plhak Pertama.
Nama : ANDREAS DON RADE, S.H.
NIP : 19531020 198403 1 001
Jabatan : Ketua Pengadilan Tinggi Kupang Selaku atasan langsung Pihak Pertama selanjutnya disebut Plhak Kedua.
Plhak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini. dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian terget kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Plhak Kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi capaian
kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian
penghargaan dan sanksi.
Pihak Kedua
ANDREAS DON RAPE. NIP. 19531020 198403 1 001
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018
Unit Keria : Pengadilan Negeri Waikabubak
No Sasaran strategls Indikator kinerja Target 1 Terwujudnya Proses Peradilan yang
Pasti, Transparan Dan Akuntabel
b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan :
- Perdata
- Pidana
100%
c. Persentase perkara:
- Perdata
- Pidana
Yang diselesaikan tepat waktu
100%
c. Persentase Penurunan sisa perkara
- Perdata
- Pidana
80%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan
Upaya Hukum :
- Perdata
- Pidana 80% 90%
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang
diselesaikan dengan Divers!
100%
f. Index responden pencari keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan.
100%
2 Peningkatan efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para
pihak tepat waktu
100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui
Mediasi 10%
c. Persentase berkas perkara yang diajukan
Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan
tepat waktu
100%
d. Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1 hari setelah
diputus
100%
3 Meningkatnya Akses Peradilan bagi
masyarakat miskin dan terpinggirkan.
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 50%
b. Persentase Perkara yang diselesaikan di
luarGedung Pengadilan 0%
c. Persentase Pencari Keadilan Golongan tertentu
yang mendapat Layanan Bantuan Hukum
(Posbakum) 100%
4 Meningkatnya kepatuhan terhadap
putusan pengadilan
a. Persentase Putusan Perkara yang Ditindaklanjuti
(dieksekusi)
80%
Kegiatan Anggaran
1. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum………. Rp. 84.590.000
2. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan
Keuangan Badan Urusan Administrasi …………….. Rp. 3.767.821.000
3. Pengadaan Sarana dan Prasarana
di Lingkungan Mahkamah Agung …………………. Rp. 106.500.000
1.
Pihak Kedua
ANDREAS DON RAPE. S.H. M.H. NIP. 19531020 198403 1 001
Waikabubak, 02 Januari 2018
PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan, dan akuntabel
yang berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : SARLOTA MARSELINA SUEK, S.H.
NIP : 19710909 199903 2 002
Jabatan : Ketua Pengadilan Negeri Waikabubak Selanjutnya disebut Plhak Pertama.
Nama : ANDREAS DON RADE, S.H.
NIP : 19531020 198403 1 001
Jabatan : Ketua Pengadilan Tinggi Kupang Selaku atasan langsung Pihak Pertama selanjutnya disebut Plhak Kedua.
Plhak Pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran
perjanjian ini. dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah
ditetapkan dalam dokumen perencanaan.
Keberhasilan dan kegagalan pencapaian terget kinerja tersebut menjadi tanggung jawab kami.
Plhak Kedua akan melakukan supervisi yang diperlukan serta akan melakukan evaluasi capaian
kinerja dari perjanjian ini dan mengambil tindakan yang diperlukan dalam rangka pemberian
penghargaan dan sanksi.
Pihak Kedua
ANDREAS DON RAPE. NIP. 19531020 198403 1 001
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017
Unit Keria : Pengadilan Negeri Waikabubak
No Sasaran strategls Indikator kinerja Target 1 Terwujudnya Proses Peradilan yang
Pasti, Transparan Dan Akuntabel
b. Persentase sisa perkara yang diselesaikan :
- Perdata
- Pidana
100%
c. Persentase perkara:
- Perdata
- Pidana
Yang diselesaikan tepat waktu
100%
c. Persentase Penurunan sisa perkara
- Perdata
- Pidana
80%
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan
Upaya Hukum :
- Perdata
- Pidana 80% 90%
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang
diselesaikan dengan Divers!
100%
f. Index responden pencari keadilan yang puas
terhadap layanan peradilan.
100%
2 Peningkatan efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara
a. Persentase isi putusan yang diterima oleh para
pihak tepat waktu
100%
b. Persentase perkara yang diselesaikan melalui
Mediasi 10%
c. Persentase berkas perkara yang diajukan
Banding, Kasasi dan PK secara lengkap dan
tepat waktu
100%
d. Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1 hari setelah
diputus
100%
3 Meningkatnya Akses Peradilan bagi
masyarakat miskin dan terpinggirkan.
a. Persentase Perkara Prodeo yang diselesaikan 50%
b. Persentase Perkara yang diselesaikan di
luarGedung Pengadilan 0%
c. Persentase Pencari Keadilan Golongan tertentu
yang mendapat Layanan Bantuan Hukum
(Posbakum) 100%
4 Meningkatnya kepatuhan terhadap
putusan pengadilan
a. Persentase Putusan Perkara yang Ditindaklanjuti
(dieksekusi)
80%
Kegiatan Anggaran
1. Peningkatan Manajemen Peradilan Umum ............ Rp. 102.345.000
2. Pembinaan Administrasi dan Pengelolaan
Keuangan Badan Urusan Administrasi .................... Rp. 3.718.581.000
Pihak Kedua
ANDREAS DON RAPE. S.H. M.H. NIP. 19531020 198403 1 001
Waikabubak, 03 Januari 2017
Gambar 1. Sertifikat Akreditasi
Penjaminan Mutu Badan Peradilan
Umum
LAMPIRAN 3 : PENGHARGAAN YANG DITERIMA PADA TAHUN 2017
Gambar 2. Piagam Penghargaan Peringkat I Penilaian Kinerja Pelaksanaan
Anggaran
Gambar 4. Piagam Penggharaan
Peringkat 5 se-indonesia Lomba SIPP
Kategori I Tahun 2017
Gambar 3. Terbaik I Dalam Pengelolaan dan
Pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara 2017