3.1 spip reviu atas kinerja instansi pemerintah
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
1/45
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
2/45
BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN
PEDOMAN TEKNIS
PENYELENGGARAAN SPIP
SUB UNSUR
REVIU ATAS KINERJA INSTANSI
PEMERINTAH
(3.1)
NOMOR : PER-1326/K/LB/2009
TANGGAL : 7 DESEMBER 2009
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
3/45
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
4/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah i
KATA PENGANTAR
Pembinaan penyelenggaraan Sistem Pengendalian InternPemerintah (SPIP) merupakan tanggung jawab Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), sesuai dengan
pasal 59 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang
Sistem Pengendalian Intern Pemerintah. Pembinaan ini merupakan
salah satu cara untuk memperkuat dan menunjang efektivitas
sistem pengendalian intern, yang menjadi tanggung jawab
menteri/pimpinan lembaga, gubernur, dan bupati/walikota, sebagai
penyelenggara sistem pengendalian intern di lingkungan masing-
masing.
Pembinaan penyelenggaraan SPIP yang menjadi tugas dan
tanggung jawab BPKP tersebut meliputi:
1. penyusunan pedoman teknis penyelenggaraan SPIP;
2. sosialisasi SPIP;
3. pendidikan dan pelatihan SPIP;
4. pembimbingan dan konsultasi SPIP; dan
5. peningkatan kompetensi auditor aparat pengawasan intern
pemerintah.
Kelima kegiatan dimaksud diarahkan dalam rangka
penerapan unsur-unsur SPIP, yaitu:
1. lingkungan pengendalian;
2. penilaian risiko;
3. kegiatan pengendalian;
4. informasi dan komunikasi; dan
5. pemantauan pengendalian intern.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
5/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah ii
Untuk memenuhi kebutuhan pedoman penyelenggaraan
SPIP, BPKP telah menyusun Pedoman Teknis Umum
Penyelenggaraan SPIP. Pedoman tersebut merupakan pedomantentang hal-hal apa saja yang perlu dibangun dan dilaksanakan
dalam rangka penyelenggaraan SPIP. Selanjutnya, pedoman
tersebut dijabarkan ke dalam pedoman teknis penyelenggaraan
masing-masing sub unsur pengendalian. Pedoman teknis sub unsur
ini merupakan acuan langkah-langkah yang perlu dilaksanakan
dalam penyelenggaraan sub unsur SPIP.
Pedoman Teknis Penyelenggaraan SPIP Sub Unsur Reviu
atas Kinerja Instansi Pemerintah pada unsur Kegiatan
Pengendalian merupakan acuan yang memberikan arah bagi
instansi pemerintah pusat dan daerah dalam menyelenggarakan
sub unsur tersebut, dan dapat disesuaikan dengan karakteristik
masing-masing instansi, yang meliputi fungsi, sifat, tujuan, dan
kompleksitas instansi tersebut.
Pedoman ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
masukan dan saran perbaikan dari pengguna pedoman ini, sangat
diharapkan sebagai bahan penyempurnaan.
Jakarta, Desember 2009
Plt. Kepala,
Kuswono Soeseno
NIP 19500910 197511 1 001
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
6/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .... i
DAFTAR ISI .... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .... 1
B. Sistematika Pedoman ....... 2
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Pengertian ....... 5
B. Tujuan dan Manfaat ....... 10
C. Peraturan Perundang-undangan Terkait ....... 11
D. Parameter Penerapan ....... 11
BAB III LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN
A. Tahap Persiapan ....... 14
B. Tahap Pelaksanaan ....... 19
C. Tahap Pelaporan ........ 33
BAB IV PENUTUP
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
7/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah iv
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
8/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu unsur pengendalian dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 adalah kegiatan
pengendalian, yaitu kebijakan dan prosedur yang membantu
memastikan arahan pimpinan dilaksanakan, serta tindakan yang
perlu dilakukan untuk mengendalikan risiko yang telahdiidentifikasi dalam rangka pencapaian tujuan instansi.
Salah satu sub unsur dari kegiatan pengendalian adalah
reviu atas kinerja instansi pemerintah. Reviu diartikan sebagai
suatu proses untuk mengetahui apakah hasil kegiatan telah
sesuai dengan tolok ukur yang telah ditentukan dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Reviu kinerja instansi pemerintah, meliputi reviu terhadap
pencapaian hasil, kegiatan, program, kebijakan, dan keselarasan
tujuan dengan misi dan visi instansi, penganggaran, keuangan,
pelaporan, dan ketaatan terhadap peraturan perundang-
undangan.
Reviu dilakukan pada tingkat pimpinan instansi
pemerintah dan reviu pada tingkat kegiatan. Reviu pada tingkatpimpinan meliputi reviu terhadap kesesuaian rencana strategis,
kebijakan, pengukuran, serta pelaporan hasil kinerja yang
dicapai dengan mengacu pada ketentuan dan peraturan yang
berlaku. Adapun reviu pada tingkat kegiatan ditujukan untuk
mengetahui kesesuaian antara hasil kinerja keuangan,
anggaran, dan operasional dengan hasil yang direncanakan.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
9/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 2
Pedoman ini merupakan penjabaran lebih lanjut dari
Pedoman Teknis Umum Penyelenggaraan SPIP. Pedoman
disusun dengan tujuan agar tersedia sebuah acuan yangmemberikan arah kepada pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah tentang penyelenggaraan reviu kinerja instansi. Dalam
penerapannya, pedoman ini dapat disesuaikan dengan
karakteristik masing-masing instansi yang dapat meliputi fungsi,
sifat, tujuan, dan kompleksitas instansi tersebut.
B. Sistematika Pedoman
Pedoman ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut
Bab I Pendahuluan.
Bab ini menguraikan latar belakang SPIP, tujuan
penyusunan pedoman, dan deskripsi singkat pedoman.
Bab II Gambaran Umum
Bab ini menjelaskan secara singkat pengertian
kegiatan pengendalian berikut sub unsur reviu, serta
kaitannya dengan penilaian risiko. Demikian pula,
uraian mengenai perlunya kegiatan pengendalian
dituangkan dalam bentuk kebijakan dan prosedur.
Pada bagian akhir, dijelaskan mengenai tujuan dan
manfaat reviu kinerja instansi pemerintah, serta
peraturan-peraturan terkait serta parameter penerapan
sub unsur ini.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
10/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 3
Bab III Langkah-Langkah Penyelenggaraan
Bab ini menjelaskan langkah-langkah implementasi
reviu kinerja instansi pemerintah, yaitu mulai dari tahappersiapan yang meliputi knowing dan mapping,
kemudian tahap pelaksanaan meliputi kegiatan
norming, formingdanperforming.
Bab IV Penutup
Bab ini merupakan penutup, yang berisi hal-hal yang
perlu diperhatikan dan penjelasan atas penggunaan
pedoman.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
11/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 4
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
12/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 5
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Pengertian
Sesuai dengan pasal 18 ayat (1) Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah dinyatakan bahwa pimpinan instansi pemerintah
wajib menyelenggarakan kegiatan pengendalian sesuai dengan
ukuran, kompleksitas, serta sifat dari tugas dan fungsi instansi
pemerintah yang bersangkutan
Kegiatan pengendalian, merupakan unsur ketiga dari lima
unsur yang terdapat dalam sistem pengendalian intern
pemerintah. Kegiatan pengendalian intern adalah tindakan yang
diperlukan untuk mengatasi risiko, serta penetapan dan
pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwa
tindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif.
Dalam menetapkan kegiatan pengendalian, harus
dipertimbangkan hubungannya dengan proses penilaian risiko
dan kecukupan kegiatan pengendalian. Hubungan kegiatan
pengendalian dengan penilaian risiko ditunjukkan seperti gambar
di bawah ini.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
13/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 6
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
14/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 7
Untuk mengelola risiko yang berkaitan dengan
pencapaian tujuan masing-masing kegiatan, pimpinan instansi
pemerintah harus selalu fokus pada kegiatan pengendalian yangtelah ditetapkan.
Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis
dan dilaksanakan dengan baik untuk membantu meyakinkan,
bahwa tindakan-tindakan yang diidentifikasi oleh manajemen,
diperlukan untuk pencapaian tujuan secara efektif. Kebijakan
dibuat untuk mengarahkan apa yang seharusnya dikerjakan dan
berfungsi sebagai dasar bagi penyusunan prosedur. Prosedur
adalah rangkaian urut-urutan tindakan, yang dilakukan oleh satu
atau beberapa orang, dengan peralatan dan waktu tertentu
dalam melaksanakan kegiatan tertentu. Kebijakan dan prosedur
tertulis harus ditetapkan oleh manajemen sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan pengendalian. Pengertian yang lebih luas
dari kegiatan pengendalian juga mencakup teknik dan
mekanisme, bukan hanya kebijakan dan prosedur. Teknik
merupakan penjelasan lebih rinci dari prosedur, sedangkan
mekanisme merupakan penjelasan mengenai siapa dan
bagaimana teknik tersebut dilakukan.
Penyelenggaraan kegiatan pengendalian sekurang-
kurangnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok
instansi pemerintah.
b. Kegiatan pengendalian harus dikaitkan dengan proses
penilaian risiko.
c. Kegiatan pengendalian yang dipilih disesuaikan dengan sifat
khusus instansi pemerintah.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
15/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 8
d. Kebijakan dan prosedur harus ditetapkan secara tertulis.
e. Prosedur yang telah ditetapkan harus dilaksanakan sesuai
dengan yang ditetapkan secara tertulis.f. Kegiatan pengendalian dievaluasi secara teratur untuk
memastikan bahwa kegiatan tersebut masih sesuai dan
berfungsi seperti yang diharapkan.
Reviu atas kinerja instansi pemerintah merupakan salah
satu sub unsur dari unsur kegiatan pengendalian. Reviu adalah
penelaahan ulang bukti-bukti suatu kegiatan, untuk memastikan
bahwa kegiatan tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan, standar, rencana, atau norma yang telah ditetapkan.
Kinerja instansi pemerintah adalah gambaran mengenai
tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah
sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi
pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan, sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan.
Dengan demikian, reviu kinerja merupakan kegiatan
penelaahan kembali capaian kinerja instansi pemerintah, dengan
cara membandingkan kinerja dengan tolok ukur kinerja yang
telah ditetapkan. Tolok ukur kinerja antara lain berbentuk target,
anggaran, prakiraan, dan kinerja periode yang lalu.
Reviu atas kinerja instansi pemerintah dapat dilakukan
melalui dua tingkatan, yaitu:
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
16/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 9
1. Reviu pada Tingkat Pimpinan
Reviu pada tingkat pimpinan merupakan upaya pimpinan
instansi pemerintah memantau pencapaian kinerja instansi
pemerintah tersebut dibandingkan dengan rencana sebagai
tolok ukur dengan memerhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Pimpinan instansi pemerintah terlibat dalam penyusunan
rencana strategis dan rencana kerja tahunan;
b. Pimpinan instansi pemerintah terlibat dalam pengukuran
dan pelaporan hasil yang dicapai;
c. Pimpinan instansi pemerintah secara berkala mereviu
kinerja dibandingkan rencana;
d. Inisiatif signifikan dari instansi pemerintah dipantau
pencapaian targetnya dan tindak lanjut yang telah diambil.
Pimpinan adalah perangkat Negara Kesatuan Republik
Indonesia sesuai dengan Bab I pasal 1 Peraturan Pemerintah
Nomor 60 Tahun 2008.2. Reviu Manajemen pada Tingkat Kegiatan
Pimpinan instansi pemerintah mereviu kinerja dibandingkan
tolok ukur kinerja, dengan mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Pimpinan instansi pemerintah pada setiap tingkat kegiatan
mereviu laporan kinerja, menganalisis kecenderungan
(trend), dan mengukur hasil dibandingkan dengan target,
anggaran, prakiraan, dan kinerja periode yang lalu;
b. Pejabat pengelola keuangan dan pejabat pelaksana tugas
operasional mereviu serta membandingkan kinerja
keuangan, anggaran, dan operasional dengan hasil yang
direncanakan atau diharapkan;
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
17/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 10
c. Kegiatan pengendalian yang tepat telah dilaksanakan,
antara lain rekonsiliasi, dan pengecekan ketepatan
informasi melalui pengamatan operasi lapangan.
Pimpinan pada tingkat kegiatan adalah penanggung jawab
untuk masing-masing kegiatan, yang kedudukannya berada
di bawah tingkat pimpinan instansi pemerintah, sampai
dengan tingkat yang terendah.
B. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dilakukan reviu adalah untuk mengetahui apakah
hasil pencapaian kinerja instansi pemerintah telah sesuai
dengan tolok ukur yang telah ditentukan, dan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Reviu dilakukan terhadap
seluruh kegiatan instansi pemerintah, yang meliputi kinerja
kegiatan, kinerja program, kinerja kebijakan, penganggaran,
keuangan, dan pelaporan.Tujuan tersebut dapat dicapai melalui sasaran sebagai
berikut :
1. Tersusun, tersosialisasi, dan diterapkannya kebijakan dan
prosedur yang berkaitan dengan reviu atas kinerja Instansi
pemerintah.
2. Tertanganinya risiko semua tujuan yang relevan dan kegiatan
penting lainnya.
3. Terlaksananya kegiatan pengendalian instansi pemerintah
dengan efisien dan efektif.
Manfaat dari sub unsur ini antara lain membantu dan
memastikan bahwa arahan dari pimpinan instansi pemerintah
telah dilaksanakan, sesuai dengan kebijakan dan prosedur yang
telah ditetapkan.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
18/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 11
C. Peraturan Perundangan-undangan Terkait
Peraturan yang berkaitan dengan reviu kinerja instansi
pemerintah adalah:1. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pedoman Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah
Daerah.
4. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor
239/1X/6/8/2003 Tanggal 25 Maret 2003 tentang Perbaikan
Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
D. Parameter Penerapan
Parameter penerapan sub unsur reviu atas kinerja
instansi pemerintah adalah sebagai berikut:
1. Reviu pada tingkat puncakpimpinan instansi pemerintah
memantau pencapaian kinerja instansi pemerintah tersebut
dibandingkan dengan rencana sebagai tolok ukur kinerja. Hal-
hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai berikut:
a. Pimpinan instansi pemerintah terlibat dalam penyusunan
rencana strategis dan rencana kerja tahunan;
b. Pimpinan instansi pemerintah terlibat dalam pengukuran
dan pelaporan hasil yang dicapai;
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
19/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 12
c. Pimpinan instansi pemerintah secara berkala mereviu
kinerja dibandingkan dengan rencana;
d. Inisiatif signifikan dari instansi pemerintah dipantaupencapaian targetnya dan tindak lanjut yang telah diambil.
2. Reviu manajemen pada tingkat kegiatanpimpinan instansi
pemerintah mereviu kinerja dibandingkan dengan tolok ukur
kinerja. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
a. Pimpinan instansi pemerintah pada setiap tingkatankegiatan mereviu laporan kinerja, menganalisis
kecenderungan, dan mengukur hasil dibandingkan dengan
target, anggaran, prakiraan, dan kinerja periode yang lalu;
b. Pejabat pengelola keuangan dan pejabat pelaksana tugas
operasional mereviu serta membandingkan kinerja
keuangan, anggaran, dan operasional dengan hasil yangdirencanakan atau diharapkan;
c. Kegiatan pengendalian yang tepat telah dilaksanakan,
antara lain seperti rekonsiliasi dan pengecekan ketepatan
informasi.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
20/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 13
BAB III
LANGKAH-LANGKAH PENYELENGGARAAN
Reviu atas kinerja instansi pemerintah merupakan bagian
dari suatu sistem manajemen berbasis kinerja, sehingga untuk
dapat menerapkan secara efektif perlu dibangun suatu model yang
komprehensif yang menggambarkan bahwa proses reviu atas
kinerja, mulai dari penyusunan rencana strategis instansi
pemerintah dan berakhir dengan adanya pemanfaatan hasil reviuuntuk perbaikan kinerja instansi pemerintah.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam penerapan
sub unsur reviu atas kinerja instansi pemerintah terdiri dari :
1. Tahap Persiapan, merupakan tahap awal implementasi, yang
ditujukan untuk memberikan pemahaman atau kesadaran yang
lebih baik serta pemetaan kebutuhan penerapan.2. Tahap Pelaksanaan, merupakan langkah tindak lanjut atas hasil
pemetaan, yang meliputi pembangunan infrastruktur dan
internalisasi, serta upaya pengembangan yang berkelanjutan.
3. Tahap Pelaporan, merupakan tahap pelaporan kegiatan.
Dalam pelaksanaannya, tahapan berikut langkah-
langkahnya dapat dilakukan secara bersamaan dengan
pelaksanaan penyelenggaraan unsur/sub unsur lainnya. Berikut ini
merupakan langkah-langkah nyata yang perlu dilaksanakan dalam
rangka penyelenggaraan reviu kinerja instansi pemerintah di setiap
tahapan.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
21/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 14
A. Tahap Persiapan
1. Penyiapan Peraturan, Sumber Daya Manusia dan
Rencana PenyelenggaraanTahap ini dimaksudkan untuk menyiapkan peraturan
pelaksanaan penyelenggaraan SPIP di setiap kementerian,
lembaga, dan pemerintah daerah. Berdasarkan peraturan
penyelenggaraan SPIP, selanjutnya instansi pemerintah
membuat rencana penyelenggaraan yang antara lain
memuat:
jadwal pelaksanaan kegiatan;
waktu yang dibutuhkan;
dana yang dibutuhkan; dan
pihak-pihak yang terlibat.
Berdasarkan peraturan tersebut, satuan tugas SPIP yang
dibentuk antara lain akan menyusun rancangan manajemen
berbasis kinerja, memfasilitasi penyamaan pemahaman
mengenai manajemen berbasis kinerja, dan melakukan survei
dalam rangka menyiapkan penerapan manajemen berbasis
kinerja pada instansi pemerintah. Oleh karena itu, Tim Satgas
tersebut terlebih dulu diberi pelatihan tentang SPIP, khususnya
terkait dengan manajemen kinerja agar dapat mengawal
penyelenggaraan reviu kinerja dengan baik.2. Pemahaman (Knowing )
Tahap pemahaman sangat penting dalam menerapkan
suatu reviu atas kinerja instansi pemerintah sebagai bagian
dari suatu program manajemen berbasis kinerja. Dalam tahap
pemahaman ini, terdapat dua hal yang perlu menjadi
perhatian, yaitu:
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
22/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 15
a. Komitmen
Semua orang yang terlibat dalam proses reviu atas kinerja
instansi pemerintah, khususnya yang berada pada tingkatpimpinan perlu mempunyai komitmen terhadap
manajemen berbasis kinerja. Tingkat komitmen terhadap
manajemen berbasis kinerja akan menentukan tingkat
sukses dari kegiatan reviu atas kinerja instansi pemerintah.
Komitmen juga harus terus dijaga, karena memudarnya
komitmen akan menggagalkan kegiatan yang sudah
direncanakan.
b. Keterlibatan
Reviu atas kinerja instansi pemerintah merupakan proses
yang bersifat inklusif, bukan eksklusif. Oleh karena itu,
harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam
organisasi, meliputi pejabat, para pegawai, dan pemakai
hasil reviu lainnya. Dengan demikian, dapat diketahui
mengenai apa yang dipikirkan, diinginkan, atau diperlukan
para pemangku kepentingan.
Satuan Tugas SPIP harus dapat merancang proses
pemberian pemahaman yang efektif kepada seluruh
pemangku kepentingan dalam organisasi. Materi yang
disampaikan untuk meningkatkan pemahaman mereka
dirancang sedemikian sehingga meningkatkan pemahaman
akan pentingnya reviu kinerja. Materi yang diberikan terkait
dengan manajemen berbasis kinerja, yakni suatu pendekatan
secara sistematik untuk meningkatkan kinerja melalui proses
berkelanjutan, yang terdiri dari:
1) Mendefinisikan misi organisasi dan tujuan strategis;
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
23/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 16
2) Menetapkan suatu sistem pengukuran kinerja yang
terintegrasi;
3) Menetapkan akuntabilitas kinerja;4) Menetapkan suatu proses/sistem untuk mengumpulkan
data kinerja;
5) Menetapkan suatu proses/sistem untuk menganalisis,
mereviu, dan melaporkan data kinerja; dan
6) Menetapkan proses/sistem untuk menggunakan informasi
kinerja dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi.
Pemberian pemahaman dapat dilakukan melalui
berbagai media, antara lain:
a. Sosialisasi, menggunakan media komunikasi yang
dilakukan dengan tatap muka, seperti ceramah, diskusi,
seminar, rapat kerja, dan diskusi kelompok secara
terfokus.
b. Website, memiliki cakupan yang lebih luas dengan tujuan
agar dapat dipahami lebih luas baik, oleh pimpinan
maupun setiap pegawai.
c. Multimedia, media ini bersifat lebih interaktif dan
bermanfaat untuk memperoleh sebaran yang lebih luas.
d. Majalah, merupakan media komunikasi dalam bentuk
cetakan yang diterbitkan secara reguler dan dapat
memberikan contoh-contoh yang konkret.
e. Akses ke jaringan, misalnya dengan menggunakan
passwordyang harus dijawab dengan benar oleh pegawai,
sebelum masuk ke dalam jaringan.
Pemilihan media tersebut harus disesuaikan dengan
kebutuhan, misalnya tidak semua wewenang dan tanggung
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
24/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 17
jawab yang didelegasikan perlu diketahui oleh pihak lain
secara luas. Jika informasi tersebut hanya untuk diketahui
oleh pihak internal, tidak perlu menggunakan website, tetapicukup menggunakan jaringan internal instansi.
3. Pemetaan (Mapping)
Tahap pemetaan diperlukan dalam rangka mengetahui
sejauhmana pemahaman pemangku kepentingan terhadap
reviu atas kinerja instansi pemerintah, dan menganalisiskesiapan sumber daya organisasi dalam menerapkan reviu
atas kinerja instansi pemerintah. Pemetaan dilakukan
terhadap hal-hal sebagai berikut:
a. Kegiatan utama dari instansi pemerintah;
b. Masukan(Input)dari organisasi dan sumbernya;
c. Keluaran(Output)/produk dan jasa layanan organisasi;
d. Pemakai produk dan layanan organisasi;
e. Hasil(Outcome)untuk masing-masing kegiatan;
f. Fungsi pendukung yang penting dalam pelaksanaan reviu
atas kinerja instansi pemerintah.
Selain itu, dilakukan pemetaan atas keberadaan dan
implementasi dari kebijakan dan prosedur terkait reviu kinerja.
Hal-hal yang harus diketahui dari pemetaan adalah sebagai
berikut:
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
25/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 18
a. Reviu kinerja telah memiliki peraturan yang melandasinya;
b. Peraturan/kebijakan yang ada tersebut telah sesuai
dengan ketentuan di atasnya, yang mengatur pelaksanaanreviu kinerja
c. Peraturan/kebijakan tersebut telah dijabarkan lebih lanjut
ke dalam Standard Operating Procedures (SOP) atau
pedoman untuk dapat melaksanakan peraturan tersebut;
d. SOP atau pedoman dimaksud telah sesuai dengan
peraturan yang ada dan atau yang akan dibangun;
e. SOP atau pedoman pelaksanaan kegiatan atau bagian dari
kegiatan tersebut telah dilaksanakan/diterapkan dan
didokumentasikan dengan baik.
Hasil pemetaan adalah berupa gap antara kondisi ideal
organisasi untuk dapat melakukan reviu atas kinerja dengan
baik dan kondisi organisasi sekarang. Dengan mengetahui
gap, maka akan dapat dianalisis risiko yang akan dihadapi
oleh organisasi, sehingga dapat direncanakan langkah-
langkah untuk membangun kebijakan dan prosedur, serta
infrastruktur lainnya dalam rangka mengurangi risiko
organisasi terhadap kegiatan reviu atas kinerja instansi
pemerintah.
Berdasarkan hasil pemetaan pemahaman akan
diketahui pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan untuk
memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih
teknis untuk pelaksanaan kegiatan. Adapun dari hasil
pemetaan infrastruktur, akan diketahui hal-hal yang perlu
diperbaiki dan dibangun (area of improvement).
B. Tahap Pelaksanaan
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
26/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 19
Tahap pelaksanaan terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu:
membangun infrastruktur (kebijakan dan prosedur serta
pedoman) berdasarkan hasil pemetaan, kemudianmenginternalisasikan atau menerapkan kebijakan yang telah
dibangun ataupun disempurnakan tersebut. Setelah internalisasi
atau penerapan ini berjalan perlu dilakukan pemeliharaan dan
perbaikan terus menerus terhadap pendokumentasian yang baik
agar sesuai dengan tujuan pengendalian intern yang diinginkan.
1. Membangun Infrastruktur (Norming )
Berdasarkan hasil dari survei/pemetaan pemahaman
tersebut, diketahui pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan
untuk memberikan pemahaman yang lebih mendalam dan
lebih teknis untuk pelaksanaan kegiatan.
Pendidikan dan pelatihan yang dibutuhkan berbeda
sesuai dengan tingkat keterlibatan pejabat/pegawai yang
menerima latihan. Keahlian pengukuran dan analisis
merupakan kebutuhan utama bagi pejabat/pegawai yang
melakukan reviu. Oleh karena itu, perlu diberikan pelatihan
di bidang teknik pengukuran dan analisis, yang materinya
memuat mengenai instrumen statistik, teknik manajemen,
etika, dan ISO.
Satuan Tugas SPIP perlu membuat model
pengembangan manajemen berbasis kinerja karena reviu
atas kinerja merupakan bagian dari manajemen berbasis
kinerja. Model tersebut sebagaimana gambar di bawah ini:
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
27/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 20
Tahap 1:Mendefinisikan misidan tujuan strategis
organisasi
Tahap 2:Menetapkan suatusis tem pe ngukuran
kinerja yangterintegrasi
Tahap 3:Menetapkanakuntabilitas
terhadap kinerja
Tahap 6:
Menetapkan suatuproses untuk
menggunakan
informasi kinerjadalam mendorong
perbaikan
Tahap 5:
Menetapkan suatuproses untuk
menganalisis, meriviudan melaporkan data
kinerja
Tahap 4:Menetapkan suatu
proses untuk
mengumpulkan datadan menilai kinerja
Gambar 3.1
Model Pengembangan Manajemen Berbasis Kinerja
Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:
1) Mendefinisikan misi organisasi dan tujuan strategis
Pernyataan misi dibuat dalam rangka menjelaskan tujuan
organisasi yang mudah dipahami bagi orang yang berada
di dalam dan di luar organisasi. Pernyataan misi harus
menjelaskan mengenai produk yang diberikan kepada
mitra dan jenis kegiatan yang dilakukan untuk
menghasilkan produk tersebut. Dalam mendefinisikan misi
organisasi perlu dilakukan focus group discussion yang
difasilitasi oleh satgas SPIP. Pertanyaan-pertanyaan yang
didiskusikan adalah sebagai berikut:
a) Apakah pernyataan misi jelas bagi setiap orang yang
ada di dalam dan di luar organisasi?;
b) Apakah pernyataan misi mengenai kegiatan anggota
organisasi, dan bagaimana cara melaksanakannya?;
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
28/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 21
c) Apakah telah jelas siapa mitra kita?;
d) Apakah fokus utama organisasi telah jelas? Apakah hal
ini mencerminkan kompetensi khusus organisasi?;e) Apakah pernyataan misi mencerminkan nilai dasar,
filosofi, dan keyakinan organisasi? Apakah pernyataan
tersebut menggerakkan, mendorong, dan
membangkitkan organisasi?; serta
f) Apakah pernyataan tersebut singkat, sehingga mudah
diingat oleh setiap orang?
2) Membangun sistem pengukuran kinerja yang terintegrasi
Dalam membangun sistem pengukuran kinerja yang
terintegrasi, komponen yang perlu dipertimbangkan adalah
sebagai berikut:
a) Rencana strategis;
b) Proses kegiatan utama;
c) Kebutuhan-kebutuhan pemangku kepentingan;
d) Keterlibatan pimpinan; dan
e) Keterlibatan Pegawai.
Hal yang penting untuk diperhatikan dalam memilih
kerangka kerja pengukuran kinerja:
a. Akuntabilitas untuk ukuran-ukuran yang digunakan;
b. Kerangka kerja konseptual, seperti pengukuran kinerja
organisasi dapat dihubungkan dengan proses
perencanaan strategis; dan
c. Komunikasi sangat penting untuk menetapkan dan
memelihara sistem pengukuran kinerja.
Dalam membangun sistem pengukuran kinerja diperlukan
langkah-langkah sebagai berikut:
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
29/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 22
a. Menggunakan proses kolaborasi, mengembangkan
pengukuran-pengukuran menggunakan proses
kolaborasi terdiri dari kelompok orang yang akan diukur
kinerjanya dan kelompok orang yang akan menerapkan
proses pengukuran;
b. Menguraikan proses organisasi, yaitu dengan
mengembangkan suatu model proses arus atau bagan
input/output yang mendefinisikan kegiatan-kegiatan
utama organisasi;
c. Merancang pengukuran kinerja untuk menunjukkanperkembangan dalam pencapaian tujuan strategis dan
jangka pendek seperti yang tercantum dalam rencana
strategis organisasi;
d. Mengumpulkan data
Pengukuran hanya bermanfaat jika menghasilkan
informasi yang berkualitas (valid). Oleh karena itu,
kualitas data harus dipastikan karena sangat penting
dalam menyampaikan informasi yang bermanfaat;
e. Menggunakan data
Data yang telah dikumpulkan diproses dan disajikan
dengan cara yang mudah dimengerti oleh pengguna;
f. Proses pengukuran diperbaiki secara berkelanjutan
Dimungkinkan perubahan ukuran dan proses
pengukuran dalam rangka menjawab perubahan
kebutuhan dan prioritas. Perlu diterapkan konsep
perbaikan terus-menerus atas sistem pengukuran
kinerja untuk menjamin bahwa pengukuran dilakukan
atas sesuatu yang benar.
3) Membangun akuntabilitas kinerja
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
30/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 23
Untuk dapat membangun akuntabilitas kinerja dengan baik,
diperlukan suatu kerangka kerja terkait dengan individu
atau organisasi yang memeroleh kewenangan ataumendelegasikan tanggung jawabnya. Kerangka kerja ini
dibuat dalam bentuk siklus, mulai dari adanya suatu
rencana, melaksanakan rencana, mengukur, dan
melaporkan hasil-hasil yang dicapai dibandingkan dengan
rencana yang dibuat. Penerima laporan memberikan
umpan balik, kemudian siklus mulai dari awal lagi.
Tetapkan Tujuan dan
Tanggung Jawab yang
Dapat Diukur
Rencanakan Apa yang
Harus Dilakukan Untuk
Mencapai Tujuan
Laksanakan Pekerjaan
dan Memantau
Kemajuannya
Melaporkan Hasil-
hasilnya
Mengevaluasi Hasil-
hasil dan Memberikan
Umpan Balik
Gambar 3.2
Siklus Akuntabilitas Kinerja
Karena akuntabilitas memerlukan pelaporan, fokus dari
alat akuntabilitas adalah terhadap pelaporan atas kinerja
dari sisi tujuan dan hasil-hasil. Alat-alat akuntabilitas antara
lain terdiri dari:
a) Rencana strategis;
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
31/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 24
b) Rencana Kinerja;
c) Kesepakatan Kinerja;
d) Laporan Akuntabilitas;e) Kontrak berbasis kinerja;
f) Penilaian sendiri;
g) Reviu Kinerja;
h) Pengendalian Manajemen; dan
i) Pertemuan membahas akuntabilitas.
4) Membangun proses/sistem untuk mengumpulkan datadalam rangka menilai kinerja
Program pengumpulan data sangat penting untuk
memastikan bahwa data yang dikumpulkan mendukung
keseluruhan tujuan program pengukuran kinerja dan
memberikan rincian untuk mendukung pengambilan
keputusan oleh pemakai informasi. Dalam pengembangan
program pengumpulan data, perlu dipertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:
a) Pernyataan mengenai kebutuhan informasi
Program pengumpulan data harus secara jelas
mendefinisikan kebutuhan informasi dalam rangka
program pengukuran kinerja. Harus ada hubungan yang
jelas antara kebutuhan data dan tujuan pengukuran
kinerja.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
32/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 25
b) Pernyataan mengenai sumber informasi dalam
pengumpulan data
Program pengumpulan data harus secara jelasmendefinisikan hubungan antara ukuran kinerja, tujuan
kinerja, metode evaluasi kinerja, dan sumber data.
Identifikasi ini, termasuk penjelasan mengenai
ketersediaan, biaya, keandalan, dan kualitas sumber
data.
c) Proses pengumpulan data
Dalam setiap kegiatan pengumpulan data, sangatlah
penting untuk menetapkan maksud dan tujuan
pengumpulan data, jangka waktu pengumpulan data,
dan bentuk analisis yang akan digunakan terhadap data
yang telah dikumpulkan. Hal ini akan membantu dalam
menentukan jenis data yang akan dikumpulkan,
bagaimana cara mengumpulkan dan menyimpan data,
dan jenis analisis apa yang akan digunakan.
5) Membangun proses untuk menganalisis, mereviu, dan
melaporkan data kinerja
Tujuan dari analisis dan reviu data adalah untuk mengubah
data mentah menjadi informasi dan pengetahuan
mengenai kinerja. Data yang telah dikumpulkan diproses
dan diikhtisarkan sehingga organisasi terinformasikan
mengenai hal yang sedang terjadi, mengapa berbeda
dengan yang diharapkan, dan tindakan korektif yang
diperlukan. Model dari analisis data terdiri dari empat
komponen:
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
33/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 26
a) Merumuskan secara jelas pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab;
b) Mengumpulkan serta mengorganisasikan data dan faktaterkait dengan pertanyaan tersebut;
c) Menganalisis data untuk menentukan jawaban
berdasarkan fakta terhadap pertanyaan-pertanyaan;
dan
d) Menyajikan data dengan cara yang jelas dalam
mengomunikasikan jawaban terhadap pertanyaan-
pertanyaan di atas.
Kebutuhan Informasi
Pertanyaan-Pertanyaan
Komunikasi Data
Analisis
Gambar 3.3
Proses Menghasilkan Informasi
Dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat perlu
dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
(1)Reviu pertanyaan
Siklus berawal dari rencana awal yang dimulai
dari mendefinisikan pertanyaan. Setelah itu,
dipertimbangkan bagaimana cara mengomunikasikan
jawaban dan jenis analisis apa yang akan dilakukan.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
34/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 27
Langkah awal dalam analisis dan reviu adalah
berdasarkan pada dokumen perencanaan, berkaitan
dengan pertanyaan mengenai kinerja apa yang akandijawab?, apakah program pengumpulan dan analisis
data?, dan apakah jalur dan format pelaporan telah
ditentukan?
Program analisis data membantu dalam menentukan
data yang dibutuhkan dan menjelaskan karakteristik dari
data yang paling penting. Dengan pemahaman seperti
ini sebagai dasar, program ini harus dikaitkan dengan
dimana, siapa, dan bagaimana pengumpulan data
dilakukan.
Ketika memulai langkah pertama dalam menghasilkan
informasi yang bermanfaat, beberapa pertanyaan
berikut perlu dipertimbangkan:
(a) Bagaimana kinerja aktual dibandingkan dengan
tujuan atau standar?;
(b) Jika ada penyimpangan yang signifikan, apakah
tindakan koreksi yang penting untuk dilakukan?;
(c) Apakah tujuan-tujuan atau ukuran-ukuran baru
diperlukan?;
(d) Bagaimana perubahan yang telah terjadi pada
kondisi sekarang?
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
35/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 28
(2)Pengumpulan dan organisasi data
Suatu perkataan populer Garbage In, Garbage Out
(masuk sampah keluar sampah), merupakan sesuatuyang mengingatkan bahwa kualitas dari analisis
tergantung dari kualitas informasi yang dianalisis.
Sebelum analisis dan pengambilan kesimpulan dari
data, perlu dilakukan pengumpulan data dan verifikasi
data untuk memastikan bahwa proses pengumpulan
data telah memenuhi tujuan dan lengkap.
(3)Analisis Data
Ada dua kategori alat analisis, terdiri atas alat analisis
data kinerja, serta alat untuk mengidentifikasikan akar
permasalahan, dan merancang perbaikan.
Contoh dari kedua kategori alat tersebut antara lain
adalah sebagai berikut:
Curah Pendapat
Diagram Sebab Akibat
Analisis Kualitas Biaya
Gap Analysis
Analisis Kegagalan dan Akibatnya
Daftar Uji
Analisis statistik
Flow Chart
Decision Tree
Scatter Plothubungan antar variabel
Alat Untuk Mengidentifikasi Penyebabdan Merancang Perbaikan
Alat Analisis Kinerja
Curah Pendapat
Diagram Sebab Akibat
Analisis Kualitas Biaya
Gap Analysis
Analisis Kegagalan dan Akibatnya
Daftar Uji
Analisis statistik
Flow Chart
Decision Tree
Scatter Plothubungan antar variabel
Alat Untuk Mengidentifikasi Penyebabdan Merancang Perbaikan
Alat Analisis Kinerja
Tabel 3.1 Alat Analisis Data
(4)Penyajian Data
Sebelum menyajikan informasi, adalah bermanfaat
untuk mengevaluasi dan memahami hal-hal sebagai
berikut:
Scattered plothubungan antar variabel
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
36/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 29
(a) Siapakah yang menghadiri penyajian?;
(b) Apakah maksud penggunaan data? Apakah data
tersebut akan digunakan untuk pengambilankeputusan atau hanya sebagai alat pemantauan
kinerja?;
(c) Apakah pesan dasar yang dikomunikasikan?;
(d) Apakah bentuk penyajiannya?;
(e) Apakah asumsi-asumsi yang digunakan?.
6) Membangun proses yang mampu untuk menggunakan
informasi kinerja dalam rangka perbaikan kinerja
Muara dari reviu kinerja instansi pemerintah adalah
kemampuan untuk menggunakan informasi kinerja dalam
rangka perbaikan kinerja. Tiga bidang yang memerlukan
perhatian:
a) Mengarahkan perbaikan kinerja;
b) Melaksanakan benchmarking/membandingkan dengan
kinerja organisasi lain; dan
c) Mengubah proses manajemen melalui perekayasaan,
perbaikan terus menerus, dan proses perbaikan.
Dari hasil pemetaan infrastruktur diketahui hal-hal yang perlu
diperbaiki dan dibangun (area of improvement).
Penyempurnaan atau pembuatan kebijakan dan prosedur
atas reviu kinerja instansi pemerintah ditetapkan oleh
pimpinan organisasi.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
37/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 30
Kebijakan dan prosedur reviu mengatur mengenai:
1) Pengumpulan dan organisasi data
a) Pengumpulan dataData dikumpulkan dari semua sumber yang mungkin
dapat memberikan data. Rencana analisis harus
menunjukkan bahwa data telah dikumpulkan
berdasarkan berbagai aspek atau dari mana data
diperoleh, seperti:
(1)Data dasar;(2)Pengukuran kinerja;
(3)Kesesuaian dengan kajian ilmiah yang telah
dilakukan;
(4)Asumsi-asumsi berkaitan dengan pengaruh faktor
eksternal; dan
(5)Sumber-sumber dari dalam dan luar organisasi.
b) Pengecekan kualitas data
Pengecekan kualitas data terdiri dari akurasi,
konsistensi, bias, sampling error, keterbandingan, dan
content analysis.
c) Pengorganisasian data
Pengorganisasian data dapat dilakukan dengan
menggunakan scorecard, expert judgement, meta
analysis dan evaluation synthesis, normalisasi, dan
indeks kinerja.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
38/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 31
2) Analisis Data
Analisis data terdiri dari:
a) Instrumen analisis yang digunakan;b) Membandingkan antara kinerja aktual dengan standar;
c) Melakukan analisis penyimpangan dari standar.
2. Internalisasi (Forming)
Tahap internalisasi adalah suatu proses untuk mewujudkan
infrastruktur menjadi bagian dari kegiatan operasional sehari-
hari. Perwujudan dapat tercermin dalam konteks seberapa
jauh proses internalisasi memengaruhi pimpinan instansi
pemerintah mengambil keputusan dan memengaruhi perilaku
para pegawai dalam melaksanakan kegiatan.
Kegiatan internalisasi dalam sub unsur ini bertujuan
membangun kesadaran:
a. Pimpinan instansi pemerintah ikut terlibat dan mereviu
penyusunan rencana strategis serta rencana kerja
tahunan;
b. Pimpinan instansi pemerintah ikut terlibat dan mereviu
pengukuran serta pelaporan hasil yang dicapai;
c. Pimpinan instansi pemerintah secara berkala mereviu
kinerja dibandingkan dengan rencana;
d. Pimpinan instansi pemerintah memantau pencapaian
target dan tindak lanjut dari adanya inisiatif signifikan;
e. Pimpinan instansi pemerintah pada setiap tingkatan
kegiatan mereviu laporan kinerja, menganalisis
kecenderungan, dan mengukur hasil;
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
39/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 32
f. Pejabat pengelola keuangan dan pejabat pelaksana tugas
operasional mereviu, serta membandingkan dengan target,
anggaran, prakiraan, dan kinerja periode yang lalu;g. Pejabat pengelola keuangan dan pejabat pelaksana tugas
operasional mereviu, serta membandingkan kinerja
keuangan, anggaran, dan operasional dengan hasil yang
direncanakan atau diharapkan;
h. Kegiatan pengendalian yang tepat telah dilaksanakan,
antara lain seperti rekonsiliasi dan pengecekan ketepatan
informasi.
3. Pengembangan Berkelanjutan (Perform ing)
Pengembangan berkelanjutan dilakukan melalui evaluasi dan
pemantauan dengan:
a. Memanfaatkan informasi kinerja untuk perbaikan kinerja
organisasi;
b. Membandingkan dengan kinerja organisasi lain
(Benchmarking);
c. Perbaikan proses reviu atas kinerja instansi pemerintah.
Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam evaluasi antara
lain:
a. Setiap langkah-langkah persiapan, pelaksanaan, serta
evaluasi perlu didokumentasikan agar mudah dilakukan
dalam penelusuran kembali.
b. Setiap langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan perlu
dipantau atau memiliki mekanisme yang memiliki
pemantauan (built-in monitoring).
c. Dilakukan evaluasi/assessment terhadap efektivitas
penerapan SPI secara berkala.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
40/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 33
Berdasarkan hasil monitoringdan evaluasi diperoleh area-area
yang perlu perbaikan sebagai umpan balik untuk
mengembangkan dan meningkatkan sistem secara lebih lanjut.
C. Tahap Pelaporan
Setelah tahap pelaksanaan selesai, seluruh kegiatan
penyelenggaraan sub unsur perlu didokumentasikan.
Pendokumentasian ini merupakan satu kesatuan (bagian yang
tidak terpisahkan) dari kegiatan pelaporan berkala dan tahunan
penyelenggaraan SPIP. Pendokumentasian dimaksud meliputi:
1. Pelaksanaan kegiatan yang terdiri atas:
a. Peningkatan pemahaman, yang mencakup kegiatan
sosialisasi (ceramah, diskusi, seminar, rapat kerja, dan
focus group) mengenai pentingnya penerapan reviu kinerja
instansi pemerintah, serta kegiatan penyampaian
pemahaman melalui website, multimedia, literatur, dan
media lainnya.
b. Pemetaan infrastruktur dan penerapan, yang mencakup
penjelasan mengenai pentingnya penerapan sub unsur
reviu atas kinerja instansi pemerintah, persiapan
penyusunan kebijakan, pedoman, mekanisme reviu kinerja
instansi pemerintah yang efektif, serta pemberian masukan
atas rencana tindak yang tepat untuk internalisasi
penerapan reviu kinerja instansi pemerintah
c. Kegiatan pembangunan infrastruktur, yang mencakup
penyusunan kebijakan, pedoman, mekanisme reviu atas
kinerja instansi pemerintah, serta penyusunan kebijakan,
pedoman, mekanisme reviu atas kinerja instansi pemerintah.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
41/45
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
42/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 35
Dokumentasi ini merupakan bahan dukungan bagi
penyusunan laporan berkala dan tahunan (penjelasan
penyusunan laporan dapat dilihat pada buku Pedoman TeknisUmum Penyelenggaraan SPIP). Kegiatan pendokumentasian
menjadi tanggung jawab pelaksana kegiatan yang hasilnya
disampaikan kepada pimpinan instansi pemerintah sebagai
bentuk akuntabilitas, melalui satuan tugas penyelenggaraan
SPIP (Satgas SPIP) di instansi pemerintah yang bersangkutan.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
43/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 36
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
44/45
3.1 Reviu Kinerja Instansi Pemerintah 37
BAB IV
PENUTUP
Salah satu unsur pengendalian dalam SPIP adalah kegiatan
pengendalian, yaitu berupa kebijakan dan prosedur yang dapat
membantu memastikan dilaksanakannya arahan pimpinan instansi
pemerintah untuk mengurangi risiko yang diidentifikasi dalam
proses penilaian risiko.
Salah satu sub unsur dalam kegiatan pengendalian tersebutadalah reviu kinerja instansi pemerintah, yaitu reviu yang harus
dilaksanakan oleh pimpinan secara berkala terhadap kebijakan,
prosedur, kegiatan, program, keuangan serta pelaporan .
Hal-hal yang dicakup dalam pedoman teknis ini adalah acuan
mendasar yang berlaku secara umum bagi seluruh instansi
pemerintah, yang minimal harus dipenuhi dalam menerapkan reviu
kinerja instansi pemerintah, serta tidak mengatur secara spesifik
bagi instansi tertentu. Instansi pemerintah hendaknya dapat
mengembangkan lebih jauh langkah-langkah yang perlu diambil
sesuai dengan kebutuhan organisasi, dengan tetap mengacu dan
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Sesuai dengan perkembangan teori dan praktik sistem
pengendalian intern, pedoman ini dapat disesuaikan dikemudian
hari.
-
8/10/2019 3.1 SPIP Reviu atas Kinerja Instansi Pemerintah
45/45