laporan kinerja instansi pemerintah (lkjip) badan ... · peraturan perundang -undangan yang diacu...

43
i LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2015 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2016

Upload: doannguyet

Post on 14-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

i

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

(LKjIP) BADAN KETAHANAN PANGAN DAN

PELAKSANA PENYULUHAN KABUPATEN

BOYOLALI TAHUN 2015

BADAN KETAHANAN PANGAN DAN

PELAKSANA PENYULUHAN

KABUPATEN BOYOLALI

TAHUN 2016

Page 2: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

ii

KATA PENGANTAR

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Boyolali

merupakan Satuan Kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Boyolali sesuai

Peraturan Daerah (PERDA) Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011 tentang Tata

Kerja Perangkat Kabupaten Boyolali (Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Tahun

2011 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 125),

dengan tugas pokok membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintahan

daerah di bidang ketahanan pangan dan pelaksanaan penyuluhan pertanian,

perikanan dan kehutanan.

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang

Penyelenggaraan Pendayagunaan Aparatur Negara bahwa setiap instansi Pemerintah

setiap akhir tahun anggaran wajib menyusun LKjIP (Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah). Oleh karena itu Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Boyolali pada akhir tahun 2014 menyusun LKjIP.

LKjIP Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten

Boyolali selain sebagai kewajiban tersebut di atas juga dimaksudkan untuk :

1. Mengetahui tingkat Pencapaian Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan Kabupaten Boyolali yang pada akhirnya dapat dijadikan untuk

mengetahui Capaian Kinerja Bupati Boyolali.

2. Sebagai bahan evaluasi atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Badan

Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Boyolali.

3. Sebagai bahan perbaikan kinerja pada Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan Kabupaten Boyolali di masa-masa yang akan datang.

Demikian LKjIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) Tahun 2015 untuk

menjadikan periksa dan dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Boyolali, Pebruari 2016

KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DANPELAKSANA PENYULUHAN

KABUPATEN BOYOLALI

Ir. JUWARIS Pembina Utama Muda

NIP. 19590920 198903 1 009

Page 3: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

IKHTISAR EKSEKUTIF ......................................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 3

1.2 Gambaran Organisasi ................................................................................ 4

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA ................................................ 8

2.1 Rencana Strategis ....................................................................................... 8

2.2 Perjanjian Kinerja ......................................................................................... 12

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................................... 15

3.1 Capaian Kinerja ......................................................................................... 15

3.2 Realisasi Anggaran ..................................................................................... 34

BAB IV PENUTUP ............................................................................................................ 37

4.1 Simpulan ...................................................................................................... 37

4.2 Saran ........................................................................................................... 38

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ 39

A Struktur Organisasi dan Tata Kerja

B Rencana Strategis

C Indikator Kinerja Utama

D Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2015

E Perjanjian Kinerja

F Pengukuran Kinerja

Page 4: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

1

IKHTISAR EKSEKUTIF

Dalam rangka lebih meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih

berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi

kepada hasil (result oriented governement), perlu adanya sistem akuntabilitas

kinerja instansi pemerintah. Sedangkan untuk mengetahui tingkat akuntabilitas

tersebut, perlu adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP)

yang merupakan bahan utama untuk monitoring dan evaluasi sistem

akuntabilitas kinerja instansi pemerintah. Dengan telah selesainya

pelaksanaan tahun anggaran 2015, sesuai Peraturan Presiden Nomor 29 tahun

2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, semua instansi

pemerintah, wajib menyusun LKjIP. Selain itu, informasi dalam dokumen LKjIP

merupakan bentuk pertanggungjawaban atas keberhasilan dan kegagalan

pelaksanaan tugas.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun 2011,

tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Kabupaten Boyolali, yang salah

satunya pembentukan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Boyolali disebutkan bahwa Kantor Badan Ketahanan Pangan dan

Pelaksana Penyuluhan merupakan unsur penunjang pemerintah daerah yang

dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggungjawab

kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, mempunyai tugas pokok membantu

Bupati dalam menyelenggarakan pemerintah di bidang ketahanan pangan dan

pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan.

Visi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan adalah “Sebagai

Lembaga yang profesional dalam memantapkan ketahanan pangan yang

berbasis sumber daya pangan dan budaya lokal serta mampu mendorong

untuk mewujudkan pelaku utama dan pelaku usaha yang maju, terampil,

mandiri dan berdaya saing”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, pada tahun 2015 Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Boyolali melaksanakan 32 (tiga

puluh dua) kegiatan. Seluruh kegiatan tersebut direncanakan sebagai bagian dari

Rencana Kinerja Tahun 2015 untuk mencapai 4 (empat) sasaran dengan realisasi

anggaran anggaran sebesar Rp.4.513.045.881 (empat milyar lima ratus tiga belas

juta empat puluh lima ribu delapan ratus delapan puluh satu rupiah) atau dengan

kata lain seluruh kegiatan diharapkan mempunyai kaitan sebab akibat dengan

sasaran yang telah ditetapkan.

Page 5: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

2

Berdasarkan penilaian sendiri (self assessment) atas realisasi pelaksanaan

Rencana Kinerja Tahun 2015, menunjukkan bahwa rata-rata capaian kinerja dari 4

(empat) sasaran yang telah ditetapkan adalah 102,9 %.

Ada 2 (dua) sasaran dikategorikan Sangat Baik nilai capaian kinerja lebih

dari 100% dan 2 (dua) sasaran dikategorikan Baik dengan Nilai Capaian Kinerja

100% adalah sebagai berikut:

Sasaran yang dicapai pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut :

No. Sasaran

Nilai

Capaian

Kinerja (%)

1. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan

terjangkau

109,43

2. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas distribusi pangan 102,2

3. Meningkatnya akses masyarakat terhadap kebutuhan

teknologi pangan dan pemanfaatannya.

100

4. Meningkatnya jumlah produksi dan produktifitas peternakan

dan perikanan serta diversifikasi bahan pangan

100

Page 6: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah dilaksanakan dalam

rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdaya guna,

berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta berorientasi kepada hasil

(result oriented governement). Sedangkan untuk mengetahui tingkat

akuntabilitas perlu adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

(LKjIP). Instansi yang wajib menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LKjIP) adalah Kementerian/Lembaga, Pemerintah

Provinsi/Kabupaten/Kota, Unit Organisasi Eselon I pada Kementerian/Lembaga,

Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan unit kerja mandiri yang mengelola

anggaran tersendiri dan/ atau unit yang ditentukan oleh pimpinan instansi masing-

masing.

Sesuai dengan siklusnya, setelah selesai pelaksanaan tahun anggaran

2015, pemerintah daerah menyusun LKjIP 2015 yang merupakan laporan kinerja

tahunan yang berisi pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai

tujuan/sasaran strategis instansi. LKjIP berisi ikhtisar pencapaian sasaran

sebagaimana yang ditetapkan dalam dokumen perjanjian kinerja dan dokumen

perencanaan. Dokumen LKjIP bukan dokumen yang berdiri sendiri, namun terkait

dengan dokumen lain yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU), RPJMD/Renstra SKPD,

RKPD/Renja SKPD, Perjanjian Kinerja (PK), dan Rencana Kinerja Tahunan (RKT).

Tujuan penyusunan LKjIP adalah menyajikan pertanggungjawaban kinerja

instansi pemerintah (Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan) dalam

mencapai sasaran strategis instansi sebagaimana telah ditetapkan dalam

dokumen Penetapan Kinerja diawal tahun anggaran. Dokumen LKjIP ini dapat

digunakan sebagai :

1. sumber informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian kinerja

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan dengan pembanding

hasil pengukuran kinerja dan penetapan kinerja;

2. bahan evaluasi untuk mengetahui tingkat akuntabilitas kinerja Badan

Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan;

3. bahan evaluasi untuk penyusunan rencana kegiatan dan kinerja Badan

Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan pada tahun berikutnya.

Peraturan perundang-undangan yang diacu dalam penyusunan dokumen

LKjIP Sekretariat Daerah antara lain :

Page 7: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

4

1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan

Kinerja Instansi Pemerintah;

3. Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (SAKIP);

4. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan

Penetapan Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah;

5. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 4 Tahun 2010 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Boyolali Tahun

2010-2015;

6. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 8 Tahun 2015 tentang

Perubahan Anggaran dan Pendapatan dan Belanja Kabupaten Boyolali Tahun

Anggaran 2015;

7. Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 11 Tahun 2013 tentang

Ketahanan Pangan;

8. Peraturan Bupati Boyolali Nomor 29 Tahun 2015 tentang Perubahan

Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Boyolali

Tahun Anggaran 2015.

B. Gambaran Organisasi

Gambaran umum Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Boyolali dapat dilihat dari aspek kelembagaan, tugas pokok dan fungsi

serta aspek strategis organisasi.

1. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali Nomor 16 Tahun

2011, tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Kabupaten Boyolali,

yang salah satunya pembentukan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan Kabupaten Boyolali disebutkan bahwa Kantor Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan merupakan unsur penunjang pemerintah

daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan

bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah, mempunyai

tugas pokok membantu Bupati dalam menyelenggarakan pemerintah di

bidang ketahanan pangan dan pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan

dan kehutanan. Dalam rangka melaksanakan tugas tersebut Badan

Page 8: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

5

Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Boyolali

mempunyai fungsi:

a. Perumusan kebijakan teknis di bidang ketahanan pangan dan

keamanan pangan serta pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan

dan kehutanan;

b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di

bidang ketahanan dan keamanan pangan serta pelaksanaan

penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan;

c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang ketahanan pangan dan

keamanan pangan serta pelaksanaan penyuluhan pertanian, perikanan

dan kehutanan;

d. Pengkoordinasian dan fasilitasi pelaksanaan tugas penyuluh pertanian,

perikanan dan kehutanan;

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

2. Struktur Organisasi

Organisasi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Boyolali dibentuk berdasar Peraturan Daerah Kabupaten Boyolali

Nomor 16 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan terdiri dari:

1. Kepala;

2. Sekretariat;

3. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan;

4. Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan;

5. Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia;

6. Kelompok Jabatan Fungsional;

7. UPTB.

Sekretariat terdiri dari:

1. Subagian Umum dan Kepegawaian;

2. Subagian Keuangan; dan

3. Subagian Perencanaan dan Pelaporan.

Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan terdiri dari :

1. Subidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan;

2. Subidang Distribusi dan Cadangan Pangan;

Bidang Penganekaragaman, Konsumsi dan Keamanan Pangan terdiri dari;

Page 9: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

6

1. Subidang Penganekaragaman dan Konsumsi Pangan;

2. Subidang Keamanan dan Mutu Pangan;

Bidang Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia terdiri dari;

1. Subidang Penyuluhan;

2. Subidang Pengembangan Sumber Daya Manusia.

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Boyolali sebagaimana

diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010

dan PP 65 tahun 2005 terkait penyelenggaraan pemerintah daerah dan

pelayanan minimal yang harus diberikan sesuai dengan kewenangannya di

bidang ketahanan pangan.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang ketahanan pangan bersifat

wajib dan Bupati bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya.

Penyelenggaraan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang ketahanan

pangan ditetapkan berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor

65/Permentan/OT.140/12/Tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal

Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota.

3. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi

Aspek-aspek strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodasi isu organisasi, permasalahan

dan atau arah kebijakan dan program RPJMD Kabupaten 2011-2015, dan isu

utama kementerian terkait dengan tugas dan fungsi Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, yaitu :

1. Kedaulatan pangan

2. Masih rendahnya produktifitas, nilai tambah produk-produk pertanian

dalam arti luas dan belum optimalnya pendayagunaan serta

pengembangan sumber daya pertanian dalm rangka mendukung

ketahanan pangan

3. Adanya anomali iklim yang berpotensi menimbulkan serangan OPT dan

akses pangan sehingga mempengaruhi produktifitas dan ketersediaan

pangan

4. Pentingnya kesadaran masyarakat akan mutu dan keamanan pangan

5. Peningkatan penganekaragaman konsumsi pangan, untuk mengurangi

ketergantungan terhadap konsumsi beras

6. Peningkatan kelembagaan kelompok tani sebagai pelaku usaha dan

pelaku utama

Page 10: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

7

7. Peningkatan kapasitas dan kompetensi tenaga penyuluh dalam

penyelenggaraan penyuluhan.

Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan dalam menjalankan tugas pokok dan

fungsinya yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Ketersediaan dan distribusi pangan yang belum merata

2. Beredarnya produk pangan yang mengandung zat-zat berbahaya.

3. Belum optimalnya pola koordinasi SKPD lingkup pertanian

4. adanya masyarakat yang mengalami kerawanan pangan

5. rendahnya kesadaran masyarakat akan konsumsi pangan yang beragam,

bergizi, berimbang & aman (B2SA)

6. Masih kurangnya usaha agibisnis pangan

7. Belum optimalnya pola koordinasi SKPD lingkup pertanian

8. Semakain berkurangnya jumlah penyuluh.

Page 11: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

8

BAB II

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

A. Rencana Strategis

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Badan Ketahanan Pangan

Kabupaten Boyolali telah menyusun Rencana Strategis yang berorientasi

pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu lima tahun mendatang,

yaitu periode 2011 – 2015 dengan memperhitungkan potensi, peluang dan

tantangan yang ada dan atau timbul. Rencana Strategis Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Boyolali mencakup visi, misi,

tujuan dan sasaran serta strategi pencapaian sasaran yang akan dicapai.

Visi dan misi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Boyolali sebagaimana tercantum dalam dokumen Rencana

Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten

Boyolali 2011-2015 sebagai berikut :

a. Visi

Visi adalah gambaran arah pembangunan atau kondisi masa depan

yang ingin dicapai melalui penyelenggaraan tugas dan fungsi dalam kurun

waktu 5 tahun (2011–2015) yang akan datang. Visi Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan adalah “Sebagai Lembaga yang

profesional dalam memantapkan ketahanan pangan yang berbasis

sumber daya pangan dan budaya lokal serta mampu mendorong untuk

mewujudkan pelaku utama dan pelaku usaha yang maju, terampil,

mandiri dan berdaya saing”.

b. Misi

Misi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan adalah

pernyataan mengenai hal-hal yang harus dicapai organisasi di masa

mendatang oleh semua pihak yang berkepentingan dalam organisasi untuk

mewujudkan visi.

Misi organisasi merupakan tugas utama yang harus dilakukan

organisasi dalam mencapai tujuannya. Pernyataan misi secara eksplisit

menyatakan apa yang harus dicapai oleh suatu organisasi pemerintah dan

kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan dalam pencapaian hal

tersebut. Pernyataan misi menjelaskan mengapa organisasi perlu eksis dan

bermakna di masa yang akan datang. Pernyataan misi yang jelas akan

memberikan stabilitas manajemen dan kepemimpinan organisasi. Kriteria

suatu rumusan misi antara lain;

Page 12: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

9

1. Menunjukkan dengan jelas upaya-upaya yang akan dilakukan oleh SKPD

dalam rangka mewujudkan visi SKPD.

2. Memperhatikan faktor-faktor lingkungan strategis eksternal dan internal

daerah.

3. Menggunakan bahasa yang ringkas, sederhana dan mudah dipahami.

Berdasarkan pengertian dan makna misi bagi organisasi tersebut, misi

Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Boyolali adalah

sebagai berikut :

1. Menyelenggarakan fasilitasi dan pembinaan dalam ketersediaan

cadangan dan distribusi pangan;

2. Menyelenggarakan fasilitasi dan pembinaan teknis dalam meningkatkan

kewaspadaan dan penganekaragaman konsumsi pangan;

3. Menyelenggarakan fasilitasi dan pembinaan dalam pengembangan

agribisnis pangan;

4. Menyelenggarakan fasilitasi dan pembinaan dalam pengembangan

teknologi pangan dan permodalan;

5. Menyelenggarakan fasilitasi dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi

ketahanan pangan;

6. Meningkatkan kualitas SDM kelembagaan pangan dalam memantapkan

ketahanan pangan;

7. Menyelenggarakan fasilitasi dan pembinaan kualitas pengkajian,

pengembangan, pemantauan dan perumusan kebijakan yang

menyangkut aspek ketersediaan pangan dan cadangan pangan,

distribusi dan harga pangan strategis, kewaspadaan pangan dan gizi

serta upaya penganekaragaman konsumsi pangan.

8. Menciptakan hubungan dan koordinasi yang harmonis dengan lembaga

terkait, baik di dalam dan di luar Dewan Ketahanan Pangan dalam

perencanaan, implementasi pemantauan dan evaluasi kebijakan

ketahanan pangan.

9. Mengembangkan sistem penyuluhan yang komprehensif dan terpadu.

10. Mengembangkan sistem pelatihan yang berbasis kompetensi kerja.

Perencanaan strategis merupakan perencanaan untuk periode 5 (lima)

tahun. Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan Kabupaten Boyolali sebagaimana tertuang dalam dokumen

Rencana Strategis Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Boyolali Tahun 2011-2015 mempunyai sasaran strategis:

1. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau;

Page 13: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

10

2. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas distribusi pangan;

3. Meningkatnya akses masyarakat terhadap kebutuhan teknologi pangan

dan pemanfaatanya

4. Meningkatnya jumlah produksi dan produktifitas peternakan dan

perikanan serta diversifikasi pangan.

Sasaran–sasaran strategis tersebut terdiri dari indikator kinerja dengan

target kinerja setiap tahun selama 5 tahun perencanaan 2011-2015. Seluruh

indikator kinerja dalam dalam dokumen Rencana Strategis Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan merupakan lndikator Kinerja Utama (Key

Performance Indicator, yaitu ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan

sasaran strategis organisasi. Indikator dalam dokumen IKU berlaku 5

tahunan menyesuaikan dokumen renstra SKPD dan RPJMD dan digunakan

sebagai acuan SKPD.

Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih

lanjut ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul

sejumlah kegiatan yang memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan

maksud, tujuan dan karakterisrik program. Penetapan program diperlukan

untuk memberikan fokus pada penyusunan kegiatan dan pengalokasian

sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan merupakan penjabaran

lebih lanjut dari program. Rencana Kinerja Tahun 2015 Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Boyolali, disusun mengacu

pada Rencana Strategis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan Kabupaten Boyolali 2011-2015 dengan mengambil target tahun

2015.

Tabel 2.1 Rencana Strategis Tahun 2011 – 2015

N

O TUJUAN SASARAN

INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA PADA TAHUN

KE-

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Meningkatnya

jumlah produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan dan hortikultura dalam rangka mempertahankan prestasi sbg lumbung padi

Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau

Meningkatnya ketersediaan pangan utama (beras) per tahun (kg) dibandingkan kebutuhan konsumsi penduduk

1,79

1,88

1,97

2,07

2,17

Meningkatnya pola pangan harapan (PPH)

78 78,5 80,9 83,4 90

Cakupan Desa P2KP (Percepatan Penganekaragaman Konsumi Pangan

15 21 26 32 38

Meningkatnya jumlah cadangan pangan lumbung pangan masyarakat desa (ton)

272,4 422,4 572,4 722,4 812,4

Page 14: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

11

N

O TUJUAN SASARAN

INDIKATOR

KINERJA

TARGET KINERJA PADA TAHUN

KE-

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Presentase

tertanganinya daerah-daerah rawan (Kecamatan) yang terkene rawan pangan

100%

100%

100%

100%

100%

Meningkatnya jumlah kelompok tani yang menerapkan sistem jaminan mutu usaha pasca panen dan pengolahan

23 27 30 34 38

Ketersediaan energi dan protein per kapita

0 53,4% 65,60% 77,8% 90%

Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

0 50% 60% 70% 80%

Penguatan Cadangan Pangan

0 52% 55% 58% 60%

2. Meningkatnya pemerataan distribusi dan akses pangan masyarakat

Meningkatnya efisiensi dan efektifitas distribusi pangan

Terpantaunya pola dan jalur distribusi pangan di Kabupaten Boyolali (Kecamatan)

19 19 19 19 19

Terjaganya kestabilan harga pangan strategis sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) terutama di unit LUEP

46 46 46 46 46

Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah

0 60% 70% 80% 90%

Stabilitas harga dan pasokan pangan

0 80% 83% 85% 90%

3 Meningkatnya penerapan teknologi pertanian dan pemasaran unggulan lokal

Meningkatnya jumlah desa yang menjadi pilot project penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna (PRIMATANI)

2 2 4 4 4

Meningkatnya jumlah kelompok tani yang mengembangkan kegiatan agribisnis di kawasan agropolitan

85 95 105 115 125

Page 15: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

12

B. Perjanjian Kinerja

Sesuai ketentuan, Perjanjian Kinerja 2015 adalah Penetapan Kinerja

(Tapkin) Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan 2015 yang disusun

berdasar pada Rencana Strategis (Renstra) 2011-2015 dan Dokumen

Pelaksanaan Anggaran (DPA) 2015. Perjanjian Kinerja meliputi 4 (empat) sasaran

strategis sebagai berikut :

1. Terpenuhinya kecukupan pangan yang bermutu dan terjangkau, mempunyai 7

(tujuh) indikator;

2. Meningkatnya efisiensi dan efektifitas distribusi pangan, mempunyai 5 (lima)

indikator;

3. Meningkatnya akses masyarakat terhadap kebutuhan teknologi pangan dan

pemanfaatannya, mempunyai 5 (lima) indikator;

4. Meningkatnya jumlah produksi dan produktifitas peternakan dan perikanan

serta diversifikasi pangan, mempunyai 2 (dua) indikator;

Berikut Perjanjian Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan Kabupaten Boyolali Tahun 2015 sebagaimana tertuang dalam

dokumen Perjanjian Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Boyolali Tahun 2015:

Page 16: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

13

Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Perubahan Tahun 2015

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja

Target

Sebelum

Perubahan

Setelah

Perubaha

n

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Terpenuhinya

kebutuhan pangan

yang bermutu dan

terjangkau

1. Ketersediaan pangan utama (beras)

per tahun (Kg) dibandingkan

kebutuhan konsumsi penduduk.

2. Ketersediaan energi dan protein per

kapita

3. Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

4. Jumlah Cadangan Lumbung

Pangan Masyarakat Desa (LPMD).

5. Persentase tertanganinya daerah-

daerah yang terkena rawan pangan

6. Persentase pengawasan dan

pembinaan keamanan pangan

7. Jumlah Rakor Dewan Ketahanan

Pangan Kabupaten Boyolali

1,70

150%

90

812,4 ton

100%

80%

3 kali

1,70

150%

90

812,4 ton

100%

80%

3 kali

2 Meningkatnya

efisiensi dan

efektifitas distribusi

pangan

1. Terpantaunya pola dan alur

distribusi pangan se Kab. Boyolali.

2. Ketersediaan informasi pasokan,

harga dan akses pangan di daerah

3. Stabilitas harga dan pasokan

pangan

4. Jumlah ricemill untuk kelompok

LPMD

5. Terjaganya kestabilan harga

pangan startegis sesuai HPP

(Harga Pembelian Pemerintah)

19 Kec.

90%

90%

2 unit

46 LUEP

19 Kec

90%

90%

2 unit

46 LUEP

3 Meningkatnya akses

masyarakat

terhadap kebutuhan

teknologi pangan

dan

pemanfaatannya

1. Jumlah kelompok tani yang

menerapkan sistem jaminan mutu

usaha pascapanen dan pengolahan

2. Jumlah desa yang menjadi pilot

project penerapan teknologi

pertanian/perkebunan tepat guna

(PRIMATANI)

3. Jumlah kelompok tani yang

mengembangkan kegiatan

agribisnis di kawasan agropolitan

4. Jumlah desa Model Kawasan

Rumah Pangan Lestari (KRPL)

5. Jumlah programa penyuluhan yang

tersusun di tingkat kabupaten dan

kecamatan

38

kelompok

7 desa

125

kelompok

10 desa

20

dokumen

38

kelompok

7 desa

125

kelompok

10 desa

20

dokumen

4 Meningkatnya

jumlah produksi dan

produktifitas

peternakan dan

perikanan serta

diversifikasi bahan

pangan

1. Jumlah gedung kantor BP3K

kecamatan yang dibangun dan

direhabilitasi.

2. Jumlah sarana dan prasarana

kegiatan penyuluhan

3 unit

1 paket

3 unit

2 paket

Page 17: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

14

Dalam pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2015, Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan mendapat alokasi anggaran perubahan, yang

digunakan untuk meningkatkan capaian kinerja, antara lain:

1. Penambahan sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan di kecamatan

2. Pembayaran tambahan honor THL-TB Penyuluh Pertanian selama 2 (dua)

bulan.

Page 18: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

15

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan merupakan perwujudan kewajiban BKP-PP untuk

mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan tugas pokok

dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja BKP-PP

Tahun 2015 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan

melalui berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

A. Capaian Kinerja Organisasi

Mengukur kinerja adalah menghitung kuantitas/kualitas keluaran (output)

dan atau hasil (outcome) kegiatan/program yang telah dilaksanakan pada tahun

sebelumnya. Indikator keluaran (output) dan atau hasil (outcome) yang diukur

berdasar indikator kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen Penetapan

Kinerja. Sesuai ketentuan, Indikator Kinerja SKPD minimal meliputi keluaran

(output), sehingga pengukuran kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan dapat berupa keluaran (output) dan hasil (outcome) sesuai dokumen

Penetapan Kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Tahun

2015.

a. Keluaran (Output) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau

non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan

program berdasarkan masukan (input) yang digunakan.

b. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya

keluaran (output) kegiatan. Hasil (outcome) merupakan ukuran seberapa jauh

setiap produk/jasa dapat memenuhi kebutuhan dan harapan masyarakat.

Pengukuran pencapaian kinerja dilakukan dengan cara membandingkan

antara realisasi kinerja dengan target kinerja pada dokumen Penetapan Kinerja.

Pada tahun anggaran (APBD Kabupaten) 2015, Badan Ketahanan Pangan dan

Pelaksana Penyuluhan telah melaksanakan berbagai kegiatan strategis untuk

mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebanyak 4 sasaran strategis.

Penilaian capaian kinerja menggunakan rumus :

1. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin tinginya kinerja

atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja

menggunakan rumus :

Page 19: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

16

2. Apabila semakin tinggi realisasi akan menunjukkan semakin rendahnya kinerja

atau semakin rendah realisasi akan menunjukkan semakin tingginya kinerja

menggunakan rumus :

Simpulan hasil pengukuran dibagi menjadi 4 (empat) skala pengukuran

dengan kategori sebagai berikut :

a. Lebih dari 100 % = Sangat Baik (A)

b. 76% sampai 100% = Baik (B)

c. 56% sampai 75 % = Cukup (C)

d. Kurang dari 55 % = Kurang (K)

Capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

Kabupaten Boyolali sesuai dengan pengukuran kinerja Tahun 2015 disajikan

dengan membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, antara

realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini dengan tahun lalu dan beberapa

tahun terakhir. Sedangkan evaluasi capaian dan akuntabilitas kinerja meliputi

analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan, analisis efisiensi penggunaan sumber

daya, dan analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

diuraikan guna memberikan gambaran efektifitas dan efesiensi pencapaian target

kinerja.

A. Sasaran 1: Terpenuhinya kebutuhan pangan yang bermutu dan trjangkau

Tabel 3.1. Sasaran Terpenuhinya kebutuhan pangan yang bermutu dan terjangkau

No

Indikator kinerja

(Outcome)

Satuan

Realisasi Target tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Target Renstra

2015

Target RPJMD

2015 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

Meningkatnya ketersediaan pangan utama (beras) per tahun dibandingkan kebutuhan konsumsi penduduk

Kg/Kg 1,80 1,91 1,54 1,59 1,70 3,05 179,41 2,17 2,17

2 Meningkatnya skor Pola Pangan Harapan (PPH)

skor 77,1 86,3 88,3 89,4 90 87,1 96,78 90 90

3 Jumlah Rakor Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Boyolali

kali 2 2 2 3 3 3 100 - -

4 Meningkatnya jumlah lumbung cadangan pangan masyarakat desa

Ton 139 235,23 242,7 651,967 812,4 735,047 90,48 812,4 812,4

Page 20: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

17

No

Indikator kinerja

(Outcome)

Satuan

Realisasi Target tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Target Renstra

2015

Target RPJMD

2015 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

5 Ketersediaan energi dan protein

% - - 79 162,43 150 144,98 96,65 90 -

6 Pengawasan dan Pembinaan Keamanan Pangan

% 60 60 76,5 75 80 82,6 103,25 80 -

7 Persentase tertanganinya daerah-daerah yang terkena rawan pangan

% 52 52 93,2 100 100 100 100 100 100

Nilai Capaian Rata-Rata

109,43

Capaian kinerja meliputi 7 indikator kinerja dengan capaian kinerja secara

keseluruhan (rata-rata) 109,43% (kategori sangat baik), terdiri dari 2 indikator

kategori baik dan 5 indikator kategori sangat baik. Berikut analisis capaian kinerja

dari sasaran 1 sebagai berikut:

1. Meningkatnya ketersediaan pangan utama (beras) per tahun dibandingkan

jumlah kebutuhan konsumsi penduduk.

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Keberhasilan pencapaian target indikator ini disebabkan karena adanya

surplus ketersediaan komoditas pangan utama (beras, jagung, dan ubi

kayu) dibandingkan kebutuhan konsumsi penduduk pada tahun 2015.

Walaupun demikian masih ada kendala atau hambatan dalam pencapaian

target indikator ini, antara lain:

- Masih tingginya tingkat konsumsi beras di masyarakat.

- Terjadinya kegagalan panen di beberapa daerah.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut

antara lain:

- Meningkatkan kampanye dan sosialisasi diversifikasi pangan

- Merekomendasikan kepada instansi terkait untuk meningkatkan

produksi pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan Kab. Boyolali.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan SKPD terkait, yaitu Dipertanbunhut

kabupaten Boyolali yang terkait dengan produksi padi, jagung, dan ubi

kayu dan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan yang

mempunyai tupoksi dalam hal ketersediaan pangan. Efisiensi penggunaan

sumberdaya dilakukan dengan cara:

Page 21: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

18

- Membentuk tim pengumpul data, analisis dan penyusun Neraca Bahan

Makanan, untuk efisiensi waktu dan sumberdaya.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.900.000,- (5,54%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target sebesar 1,70 terealisasi sebesar 3,05 atau capaian kinerja sebesar

179,4%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah

sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, akan tetapi perlu

ditingkatkan koordinasi antar SKPD melalui fungsi Dewan Ketahanan

Pangan untuk merumuskan kebijakan, program dan kegiatan yang terpadu

dalam meningkatkan ketersediaan pangan di Kabupaten Boyolali.

2. Meningkatnya Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Kegagalan capaian kinerja Indikator Pola Pangan Harapan (PPH) pada

tahun 2015, disebabkan karena adanya perubahan penghitungan standar

kecukupan kalori dari 2.000 kkal/kapita/hari menjadi 2.150 kkal/kapita/hari,

sehingga hasil penghitungan skor PPHnya turun. Kendala dan

hambatannya antara lain:

- Perubahan standar kecukupan kalori dalam penghitungan PPH.

- Keterbasan SDM untuk survey dan olah data.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut

antara lain:

- Meningkatkan kampanye dan sosialisasi konsumsi pangan yang

bergizi, beragam, seimbang, dan aman (B2SA) serta peningkatan

optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan

- Fasilitasi diklat dan pelatihan bagi petugas survey dan olah data.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan semua bidang di Badan Ketahanan

Pangan dan Pelaksana Penyuluhan, terutama Bidang Penganekaragaman

Konsumsi dan Keamanan Pangan. Efisiensi penggunaan sumberdaya

dilakukan dengan cara:

- Melakukan sosialisasi dan promosi tentang konsumsi pangan lokal

melalui beberapa media (surat edaran, baliho, pameran, dll)

- Membentuk tim survey dan analisis Pola Pangan Harapan, serta

pelatihan yang memadai.

Page 22: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

19

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.1.204.380,- (1,88%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target sebesar 90 terealisasi sebesar 87,1 atau capaian kinerja sebesar

96,78%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah

sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik. Untuk

peningkatan capaian kinerja, kedepan perlu dilakukan kegiatan-kegiatan

yang bisa mengarah kepada peningkatan konsumsi pangan yang bergizi,

beragam, seimbang dan aman serta melalui optimalisasi lahan

pekarangan.

3. Jumlah rakor Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Boyolali

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Keberhasilan pencapaian target kinerja rakor Dewan Ketahanan Pangan

dikarenakan telah dilaksanakannya rakor Dewan Ketahanan Pangan

sebanyak 3 kali. Dalam pencapaian target tidak ada kendala/ hambatan

yang berarti, tetapi kedepan pelaksanaan kegiatan bisa lebih terjadwal

dengan baik, agar tidak menumpuk di akhir tahun.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Sekretariat selaku

pengelola kegiatan serta melibatkan SKPD-SKPD dan lembaga yang

terkait dengan ketahanan pangan. Efisiensi penggunaan sumberdaya

dilakukan dengan cara:

- Menyusun SK anggota Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Boyolali.

- Menyelenggarakan rakor untuk mengkoordinasikan program dan

kegiatan yang mendukung ketahanan pangan.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.1.879.400,- (2,95%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target sebesar 3 kali rakor dapat terealisasi senbanyak 3 kali atau

capaian kinerja sebesar 100%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan

secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang

baik. Kedepan penyelenggaraan rakor waktu pelaksanaan dan materinya

harus lebih fokus.

Page 23: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

20

4. Meningkatnya jumlah cadangan lumbung pangan masyarakat desa

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Kegagalan capaian kinerja indikator ini sampai dengan tahun 2015,

disebabkan karena di beberapa wilayah terjadi gagal panen, sehingga

mempengaruhi iron stock lumbung pangan masyarakat serta belum

maksimalnya pengisian gudang cadangan pangan pemerintah. Kendala

dan hambatan dalam pencapaian target ini antara lain:

- Belum meratanya kelembagaan Lumbung Pangan Masyarakat di

setiap desa.

- Adanya moratorium pembangunan LPMD melalui DAK Tahun 2015

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut

antara lain:

- Memberikan fasilitasi, pembinaan, dan pengembangan lumbung

pangan (LPMD, LDPM, LUEP, dll) di setiap desa

- Mengusulkan dan mengupayakan fasilitasi pembangunan LPMD di

tahun-tahun selanjutnya.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan SKPD terkait, yaitu Bappermasdes

kabupaten Boyolali dan juga ditentukan oleh kelembagaan cadangan

pangan yang ada di masyarakat. Efisiensi penggunaan sumberdaya

dilakukan dengan cara:

Berkoordinasi dan bekerjasama dengan Bappermasdes dalam melakukan

pembinaan dan pengawalan kegiatan lumbung pangan masyarakat.

Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.20.131.000,- (6,622%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target sebesar 812,4 ton, terealisasi sebesar 735,047 ton atau capaian

kinerja sebesar 90,47%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara

umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, akan

tetapi untuk pengisian gudang cadangan pangan pemerintah, diperlukan

kegiatan dan anggaran yang memadai agar sesuai dengan standar

pelayanan minimal. Selain itu diperlukan upaya secara intensif untuk

pengembangan lumbung pangan masyarakat ke desa-desa yang lain.

Page 24: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

21

5. Ketersediaan energi dan protein

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Keberhasilan pencapaian target indikator ini disebabkan karena adanya

surplus ketersediaan komoditas pangan sumber energi dan protein,

terutama beras dan jagung, dibandingkan kebutuhan konsumsi penduduk

pada tahun 2015. Walaupun demikian masih ada kendala atau hambatan

dalam pencapaian target indikator ini, antara lain:

- Adanya perubahan penghitungan standar ketersediaan energi dan

protein.

- Terjadinya kegagalan panen di beberapa daerah.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut

antara lain:

- Meningkatkan kampanye dan sosialisasi diversifikasi pangan

- Merekomendasikan kepada instansi terkait untuk meningkatkan

produksi pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan Kab. Boyolali.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan SKPD terkait, yaitu Dipertanbunhut

dan Disnakkan kabupaten Boyolali yang terkait dengan produksi padi,

jagung, dan komoditas pangan lainnya baik nabati maupun hewani.

Sedangkan Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan yang

mempunyai tupoksi dalam hal ketersediaan pangan. Efisiensi penggunaan

sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Membentuk tim pengumpul data, analisis dan penyusun Neraca Bahan

Makanan, untuk efisiensi waktu dan sumberdaya.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.900.000,- (5,54%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target sebesar 150% terealisasi sebesar 144,98% atau capaian kinerja

sebesar 96,65%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum

telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, akan tetapi

perlu ditingkatkan koordinasi antar SKPD melalui fungsi Dewan Ketahanan

Page 25: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

22

Pangan untuk merumuskan kebijakan, program dan kegiatan yang terpadu

dalam meningkatkan ketersediaan pangan di Kabupaten Boyolali.

6. Pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Hambatan/permasalahan dalam pencapaian target kinerja antara lain:

- Masih banyaknya peredaran pangan yang tidak aman dikonsumsi.

- Kurang lengkapnya peralatan dan bahan untuk pengujian sampel

makanan.

Upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dan pencapaian target

kinerja adalah:

- Mengoptimalkan pemantauan dan pengawasan peredaran makanan

dengan melibatkan SKPD terkait.

- Mengupayakan pengadaan peralatan dan bahan untuk pengujian

sampel makanan, terutama produk pangan segar.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan SKPD terkait, yaitu Dinas

Kesehatan, Disnakkan, dan BKPPP kabupaten Boyolali. Efisiensi

penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Membentuk tim pengawasan dan pemantauan peredaran makanan

dan tim SKPT (Sistem Keamanan Pangan Terpadu).

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.11.794.500,- (7,97%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target indikator sebesar 80%, terealisasi 82,6% (capaian kinerja

103,25%). Dari hasil uji sampel produk pangan, diperoleh hasil 82,6%

produk yang diuji tidak melebihi ambang batas pestisida dan tidak

mengandung zat-zat berbahaya. Program dan kegiatan yang dilaksanakan

secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang

baik, tetapi perlu ditingkatkan dalam intensitas pemantauan serta tindak

lanjut temuan di lapangan.

7. Persentase tertanganinya daerah yang terkena rawan pangan

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Page 26: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

23

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja

adalah keterbatasan anggaran untuk intervensi daerah yang rentan

terhadap rawan pangan, dan pengumpulan data yang valid dan uptodate,

sehingga diperoleh pemetaan wilayah yang benar-benar rentan terhadap

rawan pangan.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah dengan berkoordinasi secara intensif dengan SKPD

terkait dalam hal penanganan daerah yang rentan terhadap rawan pangan

dan diperlukan adanya pelatihan yang lebih mendalam dalam penyusunan

peta kerentanan pangan.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang Ketersediaan

dan Distribusi Pangan dan aparat desa setempat, serta beberapa SKPD

terkait. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Melakukan pemetaan wilayah/ daerah yang terjadi atau berpotensi

terjadi rawan pangan

- Membentuk tim SKPG (Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi)

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.916.500,- (2,22%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target sebesar 100% terealisasi sebesar 100% atau capaian kinerja

sebesar 100%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum

telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik.

Keberhasilan pencapaian target kinerja juga didukung dengan kegiatan

yang bersumber dari Dana Dekonsentrasi (Badan Ketahanan Pangan

Prov. Jawa Tengah). Untuk meningkatkan capaian kinerja secara

kualitatif, diperlukan keterpaduan dengan SKPD terkait dalam hal upaya

intervensi daerah rentan/ rawan pangan. Selain itu diperlukan upaya untuk

meningkatkan keakuratan data mengenai peta wilayah rentan/ rawan

pangan.

B. Sasaran 2. meningkatnya efisiensi dan efektifitas ditribusi pangan

Tabel 3.2. Sasaran meningkatnya efisiensi dan efektifitas distribusi pangan

No

Indikator kinerja

(Outcome)

Satuan

Realisasi Target tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Target Renstra

2015

Target RPJMD

2015 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

Terpantaunya pola dan alur distribusi pangan

Kec 19 19 19 19 19 19 100 19 19

Page 27: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

24

No

Indikator kinerja

(Outcome)

Satuan

Realisasi Target tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Target Renstra

2015

Target RPJMD

2015 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Se-Kabupaten Boyolali

2 Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah

% 65 80 86,5 89,9 90 90,33 100,37 90 -

3 Stabilitas harga dan pasokan pangan

% - - 90 78,26 90 100 111,11 90 -

4 Jumlah rice mill untuk kelompok LPMD

Unit - - - - 2 2 100 - -

5 Terjaganya kestabilan harga pangan strategis sesuai HPP

LUEP 46 46 46 46 46 46 100 46 46

Nilai Capaian Rata-Rata

102,2

Capain kinerja meliputi 5 indikator kinerja dengan capaian kinerja secara

keseluruhan (rata-rata) 102,2% (kategori sangat baik), terdiri dari 3 indikator

kategori baik dan 2 indikator kategori sangat baik. Berikut analisis capaian kinerja

dari sasaran 1 sebagai berikut:

1. Terpantaunya pola dan alur distribusi pangan Se-Kabupaten Boyolali

a. Keberhasilan capaian indikator kinerja ini pada tahun 2015, dikarenakan

pola dan jalur distribusi pangan, yang meliputi kondisi pasokan, harga dan

akses pangan masyarakat di 19 kecamatan dapat terpantau dan terdata

secara kontinyu. Kendala dan hambatan dalam pencapaian target antara

lain; keterlambatan dan kekuranglengkapan data yang dapat dikumpulkan.

Sedangkan alternatif solusi yang dapat dilakukan adalah dengan

meningkatkan koordinasi dan pemantauan secara rutin untuk memperoleh

informasi dan data dukung yang lebih lengkap.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumberdaya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Sekretariat, Bidang

Ketersediaan dan Distribusi Pangan dan petugas di 19 kecamatan

(koordinator penyuluh). Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan

dengan cara:

- Membentuk Tim pengumpul data dan penyusun laporan berkala

kondisi ketahanan pangan daerah.

- Mengoptimalkan SDM dan anggaran yang ada untuk mencapai target

kinerja melalui rapat koordinasi persiapan dan evaluasi kegiatan,

sehingga diperoleh efisiensi anggaran sebesar Rp.575.000,- (1,49%)

c. Analisis program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Page 28: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

25

Target sebesar 19 kecamatan terealisasi sebesar 19 kecamatan atau

capaian kinerja sebesar 100%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan

secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang

baik, akan tetapi secara kualitatif data yang terkumpul belum lengkap,

salah satunya yaitu data jumlah bahan pangan yang keluar dan masuk

Kabupaten Boyolali. Kedepan diperlukan perbaikan dalam beberapa sub

kegiatan dan koordinasi yang lebih intensif dengan pihak-pihak terkait.

2. Ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan di daerah

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (hambatan/solusi)

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja

adalah belum tersedianya perangkat atau media untuk menyajikan

informasi pasokan, harga dan akses pangan secara online.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah mengupayakan perangkat/ media yang lebih praktis

dan secara online sehingga kebutuhan informasi tersebut bisa diakses

secara cepat.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang Ketersediaan

dan Distribusi Pangan dan petugas di sejumlah pasar.. Efisiensi

penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Membentuk tim yang bertugas untuk mengumpulkan, mengolah, dan

menyajikan data/ informasi.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target kinerja sebesar 90%, teralisasi sebesar 90,33% (capaian kinerja

100,37%). Artinya dari segi kelengkapan data atau informasi yang

dibutuhkan, tingkat kelengkapan datanya 90,33%. Program dan kegiatan

yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan

akuntabilitas kinerja yang baik. Untuk meningkatkan kualitas dan

keakuratan data atau informasi, kedepan perlu diupayakan informasi yang

disampaikan bisa diakses secara online dan diperbarui secara berkala

(mingguan/bulanan).

3. Stabilitas harga dan pasokan pangan

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Page 29: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

26

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja

antara lain:

- fluktuasi harga pangan dipengaruhi oleh banyak faktor yang

melibatkan banyak instansi atau banyak pihak.

- Belum adanya penetapan target harga

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah melakukan pemantauan perkembangan harga

pangan secara rutin, dan mengantisipasi sedini mungkin dengan

berkoordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang Ketersediaan

dan Distribusi Pangan dan petugas di sejumlah pasar. Efisiensi

penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Membentuk tim yang bertugas untuk mengumpulkan, mengolah, dan

menyajikan data/ informasi.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja.

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target kinerja sebesar 90%, teralisasi sebesar 100% (capaian kinerja

111,11%). Artinya tingkat kestabilan harga komoditas pangan utama pada

tahun 2015 secara rata-rata 100% (sesuai dengan harga target). Program

dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan

menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik. Kedepan untuk pengendalian

harga pangan, perlu dibentuk tim khusus yang melibatkan semua SKPD

dan pihak-pihak terkait.

4. Jumlah ricemill untuk kelompok LPMD

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja

antara lain:

- Lokasi pembangunan yang terpencar, sehingga membutuhkan tenaga

dan waktu yang lebih dalam pengawasan dan monitoring.

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja antara lain:

- Mengoptimalkan SDM yang ada dalam mengawal jalannya

pembangunan gudang LPMD.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Page 30: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

27

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang Ketersediaan

dan Distribusi Pangan, panitia pengadaan dan panitia penerima hasil

pekerjaan. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Menunjuk panitia pengadaan, pengawas, dan penerima hasil

pekerjaan yang terdiri dari personil yang benar-benar berkompeten..

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.1.141.200,- (0,33%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target indikator sebesar 2 unit, terealisasi 2 unit (capaian kinerja 100%),

yaitu dengan terwujudnya pengadaan RMU dan Gudang RMU Desa Sambi

Kecamatan Sambi dan Desa Sendangrejo Kecamatan klego.. Program

dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan

menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik.

5. Terjaganya kestabilan harga pangan strategis sesuai Harga Pembelian

Pemerintah (HPP) terutama di wilayah LUEP.

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan

Keberhasilan capaian indikator kinerja ini pada tahun 2015, dikarenakan

selama tahun 2015 harga pangan strategis (gabah/ beras) sesuai atau di

atas HPP. Akan tetapi dalam pencapaian target kinerja ini terdapat

kendala atau permasalahan antara lain: Tidak adanya dana talangan

LUEP, sehingga modal/ dana untuk membeli gabah petani hanya berasal

dari pemilik ricemill sendiri. Alternatif solusi untuk mengatasi kendala

tersebut adalah melalui koordinasi dan pembinaan LUEP-LUEP yang telah

ada untuk tetap membeli gabah petani sesuai atau lebih dari HPP, untuk

menjaga kestabilan harga.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumberdaya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang Ketersediaan

dan Distribusi Pangan dan petugas di 19 kecamatan (koordinator

penyuluh). Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Melaksanakan monitoring, koordinasi dan pembinaan secara

berkelanjutan terhadap kelembagaan LUEP agar tetap menjalankan

fungsinya.

- Mengoptimalkan SDM dan anggaran yang ada untuk mencapai target

kinerja melalui rapat koordinasi, monitoring dan evaluasi kegiatan.

c. Analisis program dan kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Page 31: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

28

Target sebesar 46 LUEP terealisasi sebesar 46 LUEP atau capaian kinerja

sebesar 100%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum

telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, akan tetapi

untuk memfungsikan LUEP secara optimal diperlukan dana talangan atau

modal yang memadai untuk menyerap gabah petani.

Sasaran 3 Meningkatnya akses masyarakat terhadap kebutuhan teknologi

pangan dan pemanfaatannya

Tabel 3.3. Sasaran meningkatnya akses masyarakat terhadap kebutuhan teknologi

pangan dan pemanfaatannya

No

Indikator kinerja

(Outcome)

Satuan

Realisasi Target tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Target Renstra

2015

Target RPJMD

2015 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

Meningkatnya jumlah kelompok yang menerapkan sistem jaminan mutu usaha pasca panen dan pengolahan

kelompok

23 27 30 34 38 38 100 38 38

2 Meningkatnya jumlah desa yang menjadi pilot project Primatani

desa 2 2 3 5 7 7 100 4 4

3 Meningkatnya jumlah kelompok yang mengembangkan kegiatan agribisnis di kawasan agropolitan

kelompok

95 95 97 101 125 125 100 125 125

4 Terwujudnya Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

Desa - 2 2 13 10 10 100 - -

5 Tersusunnya programa penyuluhan di tingkat kabupaten dan kecamatan

dokumen

20 20 20 20 20 20 100 20 -

Nilai Capaian Rata-Rata

100

Capain kinerja meliputi 5 indikator kinerja dengan capaian kinerja secara

keseluruhan (rata-rata) 10% (kategori sangat baik), terdiri dari 5 indikator kategori

baik. Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 1 sebagai berikut:

1. Meningkatnya jumlah kelompok yang menerapkan sistem jaminan mutu usaha

pasca panen dan pengolahan

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Keberhasilan capaian kinerja Indikator ini pada tahun 2015, dikarenakan

semakin bertambahnya kelompok yang menerapkan jaminan mutu usaha

pengolahan pangan, yaitu memiliki ijin SP.IRT bagi kelompok yang

memiliki usaha pengolahan dan kelompok yang memiliki sertifikat

Page 32: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

29

keamanan pangan berupa Prima-3 dan sertifikasi PSAT (produk Segar

Asal Tumbuhan). Kendala atau permasalahan yang dihadapi dalam

pencapaian target kinerja antara lain:

- Masyarakat atau produsen pangan masih banyak yang berorientasi

produk yang murah, sedangkan untuk kualitas dan keamanan pangan

kurang diperhatikan.

- Ada kelompok-kelompok yang sebenenarnya sudah layak, tetapi

belum memiliki SP.IRT.

Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut

antara lain:

- Memberikan sosialiasi kepada masyarakat dan pelatihan ketrampilan

bagi kelompok-kelompok pengolah pangan.

- Memfasilitasi kemudahan dan pendampingan dalam pengurusan ijin

SP.IRT serta sertifikasi Prima-3 dan PSAT (Produk Segar Asal

Tumbuhan).

b. Analisis efisiensi penggunaan sumberdaya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang

Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, penyuluh

pendamping, aparat desa, dan kelompok masyarakat. Efisiensi

penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Melakukan sosialisasi kegiatan berdasarkan petunjuk dan pedoman

pelaksanaan kegiatan

- Mengoptimalkan peran pendamping kegiatan dan fasilitasi pelatihan

bagi kelompok (KWT) untuk meningkatkan ketrampilannya.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.18.814.500,- (6,69%).

c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target sebesar 38 kelompok terealisasi sebesar 38 kelompok atau

capaian kinerja sebesar 100%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan

secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang

baik. Untuk lebih meningkatkan capaian kinerja, diperlukan upaya fasilitasi

dan kemudahan bagi kelompok-kelompok pengolah pangan dalam

mengurus ijin SP.IRT dan juga sertifikasi produk pangan segar,

ketersediaan bahan baku dan akses pasar.

2. Meningkatnya jumlah desa yang menjadi pilot project penerapan teknologi

pertanian/ perkebunan tepat guna (Primatani)

Page 33: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

30

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Keberhasilan capaian kinerja Indikator ini pada tahun 2015, dikarenakan

pada tahun ini telah dilaksanakan pilot project Primatani di dua desa (Desa

Tawangsari, Teras dan Desa Samiran, Selo) sehingga secara akumulasi

telah tercapai 7 desa. Secara umum tidak ada kendala atau permasalahan

dalam pencapaian target, tetapi kegiatan tersebut untuk selanjutnya tidak

sebatas pada percontohan saja, tetapi harus dikembangkan secara masal

di masyarakat.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumberdaya

Pencapaian target kinerja melibatkan Bidang Ketersediaan dan Distribusi

Pangan dan aparat desa tempat dilaksanakannya kegiatan Primatani.

Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Melaksanakan sosialisasi kegiatan dan koordinasi dengan aparat desa

dan kelompok masyarakat, agar terjadi kesepahaman dan sinkronisasi

pelaksanaan kegiatan.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.3.357.000,- (2,43%).

c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target sebesar 7 desa, terealisasi sebesar 7 desa atau capaian kinerja

sebesar 100%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum

telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik, Untuk

mempercepat replikasi kegiatan primatani, diperlukan alokasi anggaran

dan kegiatan dari APBD II serta mendorong pengembangan kegiatan

secara swadaya masyarakat, sehingga kegiatan Primatani bisa dikenal

luas dan memasyarakat.

3. Meningkatnya jumlah kelompok yang mengembangkan kegiatan agribisnis di

kawasan agropolitan

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Keberhasilan capaian kinerja indikator ini, pada tahun 2015, dikarenakan

semakin bertambahnya jumlah kelompok tani yang mengembangkan

kegiatan agribisnis atau memperluas usahanya menjadi on farm dan off

farm. Secara umum tidak ada kendala dalam pencapaian target kinerja,

tetapi diperlukan pembinaan dan pendampingan yang berkelanjutan

terhadap kelompok-kelompok tani dalam menjalankan usahanya, terutama

melalui peran penyuluh di lapangan.

Page 34: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

31

b. Analisis efisiensi penggunaan sumberdaya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang Penyuluhan

dan Pengembangan SDM dan kelompok masyarakat sasaran. Efisiensi

penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Melakukan sosialisasi kegiatan berdasarkan petunjuk dan pedoman

pelaksanaan kegiatan

- Mengoptimalkan peran penyuluh sesuai dengan wilayah kerjanya.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.85.000,- (0,34%).

c. Analisis program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target sebesar 125 kelompok terealisasi sebesar 125 kelompok atau

capaian kinerja sebesar 100%. Program dan kegiatan yang dilaksanakan

secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang

baik, tetapi diperlukan perbaikan beberapa aspek antara lain; identifikasi

yang lebih akurat terhadap kelompok sasaran dan juga jenis fasilitasi

bantuan yang tepat sasaran. Sehingga kelompok sasaran bisa

berkembang sesuai yang diharapkan, selain itu peran penyuluh dalam

mengawal dan mendampingi kegiatan kelompok tani.

4. Terwujudnya Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Hambatan/ permasalahan yang dialamai dalam pencapain target kinerja

adalah masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk memanfaatkan dan

mengembangkan lahan pekarangan secara mandiri atau swadaya

Upaya yang dilakukan dalam menghadapi kendala pencapaian target

kinerja adalah dengan melakukan monev dan pendampingan secara

intensif pada lokasi kegiatan baik desa lama maupun desa baru, serta

mendorong masyarakat melalui tenaga penyuluh untuk secara mandiri dan

swadaya mengembangkan kegiatan serupa di desa-desa lain.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang Ketersediaan

dan Distribusi Pangan, penyuluh pendamping, aparat desa, dan kelompok

masyarakat. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Melakukan sosialisasi kegiatan berdasarkan petunjuk dan pedoman

pelaksanaan kegiatan

Page 35: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

32

- Mempercepat proses pengadaan barang dan jasa pada APBD

Perubahan

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.9.275.000,- (2,67%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target indikator sebanyak target 10 desa terealisasi 10 desa (capaian

kinerja 100%). Capaian tersebut berupa fasilitas green house di Kebun

Bibit Desa sebagai tempat penyemaian bibit maupun sebagai sentral

penyediaan bibit tanaman bagi kawasan untuk penanaman sayuran di

pekarangan baik berupa para-para ataupun rak-rak tempat meletakkan

polybag yang berisi tanaman sayuran untuk membentuk kawasan rumah

pangan tersenyum yang bermanfaat bagi masyarakat untuk pemenuhan

kebutuhan rumah tangga sehari-hari, dan dijual untuk meningkatkan sektor

pendapatan bagi masyarakat di kawasan tersebut. Program dan kegiatan

yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan

akuntabilitas kinerja yang baik, tetapi diperlukan adanya pendampingan

untuk keberlanjutan kegiatan tersebut di tahun-tahun berikutnya.

5. Tersusunnya programa penyuluhan di tingkat kabupaten dan kecamatan

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Hambatan/ permasalahan dalam pencapaian target kinerja antara lain:

- data base kelas kelompok tani belum diupdate setiap tahun

- Programa penyuluhan yang tersusun, belum bisa didukung dengan

anggaran yang memadai.

Upaya yang dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja adalah:

- Melakukan pendataan ulang kelompok tani, melalui Balai penyuluhan

di setiap kecamatan.

- Mengupayakan tambahan anggaran untuk mendukung penyusunan

dan pelaksanaan programa penyuluhan

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang Penyuluhan

dan Pengembangan SDM dan semua penyuluh yang ada di masing-

masing kecamatan. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan

cara:

Page 36: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

33

- Melakukan penjadwalan penyusunan programa penyuluhan secara

bertahap.

- Mengoptimalkan peran penyuluh sesuai dengan wilayah kerjanya.

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.28.823.556,- (5,14%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target kinerja sebanyak 20 dokumen, realisasi sebanyak 20 dokumen

(capaian kinerja 100%), yaitu programa penyuluhan kecamatan sejumlah

19 dokumen dan programa penyuluhan tingkat kabupaten sejumlah 1

dokumen. Program dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah

sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik. Untuk lebih

menajamkan programa penyuluhan, perlu juga difasilitasi programa

penyuluhan di tingkat desa untuk lebih menggali permasalahan di

lapangan.

Sasaran 4: Meningkatnya jumlah produksi dan produktifitas peternakan dan

perikanan serta diversifikasi bahan pangan

Tabel 3.4. Sasaran meningkatnya jumlah produksi dan produktifitas peternakan

dan perikanan serta diversifikasi bahan pangan

No

Indikator kinerja

(Outcome)

Satuan

Realisasi Target tahun 2015

Realisasi Tahun 2015

Capaian (%)

Target Renstra

2015

Target RPJMD

2015 2011 2012 2013 2014

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 Jumlah gedung kantor BP3K kecamatan yang dibangun dan direhabilitasi

unit - - 2 2 3 3 100 - -

2 Jumlah sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan

paket - - - 1 2 2 100 - -

Nilai Capaian Rata-Rata

100

Capain kinerja meliputi 2 indikator kinerja dengan capaian kinerja secara

keseluruhan (rata-rata) 100% (kategori baik), terdiri dari 2 indikator kategori baik.

Berikut analisis capaian kinerja dari sasaran 4 sebagai berikut:

1. Jumlah gedung kantor BP3K kecamatan yang dibangun dan diehabilitasi.

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja

antara lain; terjadinya keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan

pembangunan gedung BP3K

Page 37: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

34

Upaya-upaya dilakukan untuk menghadapi kendala dalam pencapaian

target kinerja antara lain:

- Mengoptimalkan SDM yang ada dalam mengawal jalannya

pembangunan gedung BP3K

- Memberikan surat peringatan dan teguran kepada rekanan untuk

mempercepat penyelesaian pekerjaan

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang Penyuluhan

dan Pengembangan SDM, panitia pengadaan dan panitia penerima hasil

pekerjaan. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Menunjuk panitia pengadaan, pengawas, dan penerima hasil

pekerjaan yang terdiri dari personil yang benar-benar berkompeten..

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.43.067.117,- (2,43%).

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target kinerja sebesar 3 unit, realisasi sebesar 3 unit (capaian kinerja

100%), berupa terwujudnya pembagunan dan rehap gedung BP3K

sebanyak 3 unit di Kecamatan Musuk, Simo, dan Karanggede. Program

dan kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan

menunjukkan akuntabilitas kinerja yang baik.

2. Jumlah sarana dan prasarana kegiatan penyuluhan

a. Analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan (Hambatan/solusi)

Hambatan/permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target kinerja

secara umum tidak ada hambatan yang berarti, akan tetapi diperlukan

pendataan yang lebih akurat tentang kebutuhan alat-alat dan sarana

penyuluhan serta pengelolaan aset yang ada di kecamatan.

b. Analisis efisiensi penggunaan sumber daya

Pencapaian target kinerja melibatkan sumberdaya di Bidang Penyuluhan

dan Pengembangan SDM, panitia pengadaan dan panitia penerima hasil

pekerjaan. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan dengan cara:

- Menunjuk panitia pengadaan, pengawas, dan penerima hasil

pekerjaan yang terdiri dari personil yang benar-benar berkompeten..

- Menggunakan anggaran untuk aktifitas dan kegiatan yang benar-benar

mendukung pencapaian target kinerja, sehingga diperoleh efisiensi

anggaran sebesar Rp.43.067.117,- (2,43%).

Page 38: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

35

c. Analisis Program/ kegiatan yang menunjang keberhasilan/ kegagalan

Target kinerja sebesar 2 paket, realisasi sebesar 2 paket (capaian kinerja

100%), berupa terwujudnya pengadaan sarana dan prasarana kegiatan

penyuluhan (sepeda motor, kamera, wireless, LCD, dan sebagainya) di 19

BP3K Kecamatan. 2 paket pengadaan ini terdiri dari pengadaan anggaran

murni dan anggaran perubahan tahun 2015. Program dan kegiatan yang

dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas

kinerja yang baik.

3.2 Realisasi Anggaran

Alokasi dan realisasi anggaran Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan Kabupaten Boyolalai pada tahun 2015 sebagaimana tabel di bawah

ini. Data tabel tersebut menunjukkan bahwa pembiayaaan dari APBD Tahun 2015

berjumlah Rp.4.686.396.000,00 terealisasi Rp.4.513.045.881,00 dengan kata lain,

tingkat penyerapan anggaran sebesar 96,30% atau efisiensi sebesar 3,70%.

Tabel 3.5 Realisasi Anggaran

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan

N

o

Sasaran Strategis Program / Kegiatan Anggaran

Tahun 2015

Rp. 000

Realisasi

Tahun 2015

Rp. 000

(%)

1

Sasaran 1

Terwujudnya tata

pemerintahan yang

lebih bersih,

berwibawa,

konstitusional, efektif

dan demokratis

A. Program pelayanan

administrasi

perkantoran

Kegiatan :

1. Penyediaan jasa

surat menyurat

2.500 1.951 78,04

2. Penyediaan jasa

komunikasi, sumber

daya air dan listrik

47.000 33.043 70,30

3. Penyediaan jasa

kebersihan kantor

40.000 39.920 99,80

4. Penyediaan jasa

perbaikan peralatan

kerja

8.545 7.210 84,38

5. Penyediaan alat tulis

kantor

55.700 47.950 86,14

6. Penyediaan barang

cetakan dan

penggandaan

10.000 9.017 90,17

Page 39: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

36

7. Penyediaan

komponen instalasi

listrik/penerangan

bangunan kantor

3.500 3.495 99,86

8. Penyediaan peralatan

dan perlengkapan

kantor

66.868 63.688 95,24

9. Penyediaan bahan

bacaan dan

peraturan perundang-

undangan

4.000 2.982 74,56

10. Penyediaan makanan

dan minuman

44.580 37.445 84,00

11. Rapat-rapat

koordinasi dan

konsultasi ke luar

daerah

103.000 102.454 99,47

B. Program Peningkatan

Sarana dan

Prasarana Aparatur

Kegiatan :

1. Pemeliharaan rutin/

berkala gedung

kantor

64.200 63.250 98,52

2. Pemeliharaan

rutin/berkala

kendaraan

dinas/operasional

95.500 91.092 95,38

C. Program Peningkatan

Pengembangan

Sistem Pelaporan

Capaian Kinerja dan

Ikhtisar Realisasi

Kinerja SKPD

Kegiatan :

1. Penyusunan laporan

capaian kinerja dan

ikhtisar realisasi

kinerja SKPD

10.000 9.944 100

Sasaran 2 :

Terpenuhinya

kebutuhan pangan

yang bermutu dan

terjangkau

A. Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

1. Penanganan daerah

rawan pangan

41.250 40.333 97,78

2. Analisis dan

penyususnan pola

konsumsi dan suplai

pangan

10.000

9.970

99,70

3. Analisis rasio jumlah

penduduk terhadap

kebutuhan pangan

16.250

15.350

94,46

Page 40: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

37

4. Pemanfaatan

pekarangan untuk

pengembangan

pangan

125.000

123.740

98,99

5. Pengembangan

cadangan pangan

daerah

304.115

283.984

93,38

6. Penanganan pasca

panen dan

pengolahan hasil

pertanian

54.000

52.825

97,83

7. koordinasi kebijakan

perberasan

63.700 61.820 97,05

8. Pengembangan

lumbung pangan

desa

346.800 345.658 99,67

Sasaran 3 :

Meningkatnya

efisiensi dan

efektifitas distribusi

pangan

A. Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

1. Laporan berkala

kondisi ketahanan

pangan daerah

10.500 9.925 94,52

2. Monitoring, evaluasi

dan pelaporan

kebijakan perberasan

14.085

14.085

100

3. Pemantauan dan

analisis harga

pangan pokok

28.000 28.000 100

Sasaran 4 :

Meningkatnya akses

masyarakat

terhadap kebutuhan

teknologi pangan

dan

pemanfaatannya

A. Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

1. Penelitian dan

pengembangan

teknologi pascapanen

125.000 117.980 94,38

2. Peningkatan

produksi,

produktivitas dan

mutu produk

perkebunan, produk

pertanian

347.250 337.975 97,33

3. Peningkatan mutu

dan keamanan

pangan

148.000 136.205 92,03

Page 41: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

38

4. Penyuluhan

penerapan teknologi

pertanian/perkebunan

tepat guna

138.000 134.643 97,57

C. Pelatihan petani dan

pelaku agribisnis

25.000 24.915 99,66

D. Peningkatan

kapasitas tenaga

penyuluh

pertanian/perkebunan

561.000 532.176 94,86

Sasaran 5:

Meningkatnya jumlah

produksi dan

produktifitas

peternakan dan

perikanan serta

diversifikasi pangan

A. Program Peningkatan

produksi pertanian/

perkebunan

1. Program Penyediaan

sarana dan

prasaranan produksi

pertanian

1.773.052 1.729.985 97,57

Page 42: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

39

BAB. IV

PENUTUP

4.1. Simpulan

Secara umum capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dan

Pelaksana Penyuluhan termasuk baik. Berikut simpulan capaian kinerja

dan permasalahan/kendala utama per sasaran :

1. Sasaran ”terpenuhinya kebutuhan pangan yang bermutu dan

terjangkau” dengan 7 indikator kinerjanya telah berhasil dicapai

109,43% (sangat baik).

2. Sasaran ”meningkatnya efisiensi dan efektifitas distribusi pangan”

dengan 5 indikator kinerjanya telah berhasil dicapai 102,2% (sangat

baik).

3. Sasaran ”meningkatnya akses masyarakat terhadap kebutuhan

teknologi pangan dan pemanfaatannya” dengan 5 indikator kinerjanya

telah berhasil dicapai 100% (baik).

4. Sasaran ”meningkatnya jumlah produksi dan produktifitas peternakan

dan perikanan serta diversifikasi pangan” dengan 2 indikator kinerjanya

telah berhasil dicapai 100% (baik).

5. Dengan adanya peningkatan kinerja, pelayanan kepada masyarakat

harus prima untuk dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan

untuk menciptakan pemerintahan yang baik dan berwibawa.

4.2 Saran

Agar capaian kinerja Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana

Penyuluhan dapat sesuai target kinerja atau lebih baik, ada beberapa yang

dilakukan, antara lain :

1. Meningkatkan manajemen dan koordinasi pelaksanaan tugas dan

fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan (BKPPP)

dan stakeholder, khususnya antar anggota Dewan Ketahanan Pangan;

2. Meningkatnya kualitas perencanaan dan pelaporan program dan

kegiatan di BKPPP;

3. Meningkatkan kualitas SDM untuk mewujudkan ketahanan pangan dan

peningkatan kualitas pelayanan penyuluhan pertanian;

4. Meningkatkan dan mengembangkan sistem pengelolaan cadangan

pangan pemerintah maupun masyarakat.

Page 43: LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) BADAN ... · Peraturan perundang -undangan yang diacu dalam penyusun an dokumen ... Penyuluhan diperoleh dengan mengakomodas i isu organisasi

40

5. Melakukan upaya untuk meningkatkan mutu dan keamanan pangan,

baik pangan segar maupun pangan olahan.

6. Meningkatnya akses masyarakat terhadap kebutuhan teknologi pangan

dan pemanfaatannya melalui pemanfaatan keragaman sumberdaya

alam dan keragaan hayati di Kabupaten Boyolali;

7. Meningkatkan kompetensi dan kapasitas tenaga penyuluh, serta sistem

penyuluhan sehingga mampu meningkatkan kualitas pelayanan

penyuluhan kepada masyarakat.

8. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana penyuluhan

serta metode penyuluhan yang lebih efektif dan efisien.

Boyolali, Pebruari 2016

KEPALA BADAN KETAHANAN PANGAN DANPELAKSANA PENYULUHAN

KABUPATEN BOYOLALI

Ir. JUWARIS Pembina Utama Muda

NIP. 19590920 198903 1 009