laporan kinerja 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · lpdp, setjen, 2) pppk, setjen,...

77
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SEKRETARIAT JENDERAL LAPORAN KINERJA 2017 BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN Organisasi Andal, Kinerja Optimal

Upload: hoangthuy

Post on 03-Mar-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SEKRETARIAT JENDERAL

LAPORAN KINERJA

2017BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN

Organisasi Andal, Kinerja Optimal

Page 2: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Pengantar Kepala Biro Organisasi Dan Ketatalaksanaan

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 i

Berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan

Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis

Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi

Pemerintahan, paling lambat dua bulan setelah tahun anggaran berakhir, setiap Pimpinan

Kementerian/LPNK sampai satuan kerja atau unit kerja didalamnya wajib membuat Laporan

Kinerja secara berjenjang serta berkala dan disampaikan kepada Pimpinan masing-masing.

Sehubungan dengan itu, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan menyusun Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah tahun 2017 yang merupakan tahun kedua pelaksanaan RPJM

Nasional tahun 2015-2019. Laporan Kinerja ini disusun guna memberikan gambaran yang jelas

dan transparan mengenai pelaksanaan tugas dan fungsi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan,

serta sekaligus sebagai pertanggungjawaban atas kinerja dalam pencapaian visi dan misi Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan, yang disusun atas dasar tugas dan fungsi Biro sebagaimana

ditetapkan dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 212/PMK.01/2017 tanggal 29 Desember 2017. Laporan Kinerja Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan tahun 2017 juga memuat capaian-capaian kinerja yang telah

ditetapkan dalam dokumen kontrak kinerja yang dapat diukur dengan Indikator Kinerja Utama

(IKU) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan tahun 2017. Dalam rangka mengukur capaian

indikator kinerja tahun 2017, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan berpedoman kepada

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja

di lingkungan Kementerian Keuangan.

Demikian laporan kinerja ini disusun, kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu bahan

evaluasi pimpinan terhadap kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan guna perbaikan kinerja

di masa mendatang.

Jakarta, Februari 2018

Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan,

Dini Kusumawati

NIP 19740509 199903 2 001

Page 3: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Daftar Isi

Isi

Pengantar

Ikhtisar Eksekutif ............................................................................................................. iii

A. Indikator Kinerja Utama dalam Perspektif Stakeholder ........................................ iii

B. Indikator Kinerja Utama dalam Perspektif Customer ............................................ iv

C. Indikator Kinerja Utama dalam Perspektif Internal Process ................................. iv

D. Indikator Kinerja Utama dalam Perspektif Learning and Growth .......................... ix

Pendahuluan .................................................................................................................. 1

A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi .............................................................. 2

B. Peran Strategis ................................................................................................... 5

C. Sistematika Laporan ........................................................................................... 5

Perencanaan Kinerja ...................................................................................................... 6

A. Perencanaan Strategis ....................................................................................... 7

B. Perjanjian Kinerja ............................................................................................... 8

Akuntabilitas Kinerja dan Akuntabilitas Keuangan ........................................................... 12

A. Capaian Indikator Kinerja Utama ......................................................................... 13

B. Capaian Kinerja Lainnya ..................................................................................... 59

C. Realisasi Anggaran ............................................................................................. 62

Penutup

Page 4: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 iii

Agar kebijakan, program, dan seluruh kegiatan Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan dapat tercapai sesuai dengan sasaran dan tujuan organisasi, diperlukan

arah sebaimana tergambar dalam visi dan misi. Adapun visi Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan adalah “Terwujudnya organisasi Kementerian Keuangan sehat yang

berkinerja tinggi”.

Untuk mewujudkan visi tersebut, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan menetapkan

misi sebagai berikut.

1. Membangun kelembagaan yang efisien, efektif, dan akuntabel.

2. Mengembangkan jabatan fungsional yang tepat.

3. Mewujudkan tata kelola dan tata laksana yang baik.

Sejalan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi Kementerian Keuangan, Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan telah menggunakan Balanced Scorecard (BSC) sebagai

instrumen pengelolaan kinerja. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan lebih lanjut

menetapkan sasaran-sasaran strategis yang dikembangkan menjadi Indikator Kinerja

Utama dan dipetakan di dalam peta strategi.

Dalam peta strategi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan ditetapkan 4 (empat)

perspektif, yaitu: stakeholders perspective, customer perspective, internal process, learning

and growth perspective yang kemudian diuraikan ke dalam 9 (sembilan) Sasaran Strategis

(SS) dengan 17 (tujuh belas) IKU. Capaian masing-masing IKU adalah sebagai berikut.

A. Indikator Kinerja Utama dalam Perspektif

Stakeholder

1a-CP Jumlah Unit Yang Memenuhi Kriteria Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani (WBK/WBBM)

Target : 9 Unit

Terealisasi : 21 Unit

Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh Tim Penilai Internal (TPI)

Kemenenterian Keuangan, yang dalam hal ini beranggotakan Inspektorat Jenderal, dan

dengan memperhatikan rekomendasi Tim Penilai Nasional (TPN), telah dihasilkan dua

Page 5: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 iv

puluh satu unit kerja berpredikat WBK-WBBM. Kedua puluh satu unit tersebut adalah 1)

LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama

Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama Makassar Utara, 6) KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua,

7) KPPBC TMP A Bogor, 8) KPPBC TMP B Bandar Lampung, 9) KPPBC TMP C

Tembilahan, 10) KPPBC TMP C Cilacap, 11) KPPBC TMP C Sorong, 12) KPPN Kuningan,

13) KPPN Kotamobagu, 14) Kanwil DJPB Provinsi Jawa Barat, 15) KPPN Padang, 16)

KPPN Yogyakarta, 17) KPKNL Bukittinggi, 18) KPKNL Padang, 19) Direktorat Pembiayaan

dan Transfer Non Dana Perimbangan, DJPK, 20) Direktorat Surat Utang Negara, DJPPR,

dan 21) Pusdiklat Keuangan Umum, BPPK.

B. Indikator Kinerja Utama dalam Perspektif

Customer

2a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

Target : 4,14 (skala 5)

Terealisasi : 4,25

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Tim dari Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta, indeks kepuasan pengguna layanan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

yaitu 4,25 atau tercapai sebesar 102,66% dari target. IKU ini diukur berdasarkan

pelaksanaan survei terhadap layanan penyelesaian Standar Operasional Prosedur

yang diusulkan unit Eselon I maupun unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan.

C. Indikator Kinerja Utama dalam Perspektif

Internal Process

3a-CP Persentase Implementasi Penataan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal

Target : 100%

Terealisasi : 95%

Page 6: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 v

Penataan Organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal merupakan penyelesaian

penataan organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan sesuai amanat Keputusan

Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.01/2016 jo. Peraturan Menteri Keuangan Nomor

481/KMK.01/2017 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Program Reformasi Birokrasi dan

Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan pada arah Kebijakan Transformasi

Organisasi Tema Sentral, bahwa akan dilakukan penataan ulang tugas dan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang organisasi dan sumber daya manusia; dan

b. perumusan dan pelaksanaan layanan operasional di bidang organisasi dan sumber daya

manusia, yang dilaksanakan oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dan Biro Sumber

Daya Manusia.

Penataan organisasi telah diusulkan kepada Kementerian PANRB melalui Surat

Menteri Keuangan nomor SR-410/MK.01/2017 tanggal 22 Juni 2017. Selanjutnya telah

dilakukan beberapa kali pembahasan, terakhir pada tanggal 1 November 2017, bahwa

penataan organisasi yang diusulkan bukan merupakan best practice yang berlaku pada

Kementerian/Lembaga, selanjutnya akan diekskalasi ke tingkat pimpinan. Sehingga target

Implementasi penataan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal tidak tercapai karena

belum mendapatkan persetujuan tertulis dari Kementerian PANRB, sehingga belum dapat

ditetapkan menjadi Peraturan Menteri Keuangan.

3b-N Persentase Penyelesaian Penataan Organisasi Kementerian Keuangan

Target : 100%

Terealisasi : 100%

Penataan organisasi yang sudah dilakukan oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan,

antara lain:

1. Penataan organisasi Lembaga Manajemen Aset Negara;

2. Penataan organisasi Pusat Investasi Pemerintah;

3. Pembentukan Sekretariat KSSK;

4. Penataan organisasi Sekretariat Jenderal;

a. Penataan organisasi Biro Bantuan Hukum;

b. Penataan organisasi Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan;

c. Penataan organisasi Kantor Pengelola Pemulihan Data;

Page 7: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 vi

d. Penataan organisasi Biro Perlengkapan dan Pusat Layanan Pengadaan Secara

Elektronik;

5. Penataan organisasi Instansi Vertikal DJP.

3c-N Persentase Penyelenggaraan Survey Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan

Target : 100%

Terealisasi : 120%

Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja, meliputi:

1. Penyempurnaan aplikasi survei online MOFIN;

2. Sosialisasi penilaian kesehatan organisasi dalam 2 (dua) bentuk, yaitu sosialisasi secara

formal dan informal. Sosialisasi secara formal dilakukan melalui pertemuan tatap muka

dengan kegiatan workshop yang telah diselenggarakan pada tanggal 4 April 2017 dan

internalisasi penilaian kesehatan organisasi yang telah diselenggarakan pada tanggal 5

dan 6 April 2017. Sementara, sosialisasi secara informal dilakukan melalui: web

Kemenkeu; artikel di media cetak Kemenkeu yaitu Buletin Kinerja dan Media Keuangan;

media publikasi cetak lainnya, seperti leaflet, booklet, dan manual book; video lift &

videotron; email blast; infografis; dan Surat Edaran Menteri Keuangan;

3. Pelaksanaan survei MOFIN secara online pada tanggal 17 s.d. 30 April 2017;

4. Pengolahan data hasil survei MOFIN;

5. Focus Group Discussion (FGD) pendalaman hasil survei MOFIN pada instansi vertikal

dan kantor pusat; dan

6. Exit Meeting dengan seluruh unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan

mengenai hasil Penilaian Kesehatan Organisasi Tahun 2017, yang dilaksanakan pada

tanggal 13 Desember 2017.

Page 8: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 vii

4a-CP Tingkat Pengembangan Aplikasi e-PRIME Tahun 2017

Target : 100%

Terealisasi : 120%

Tahapan dalam pengembangan dan implementasi aplikasi e-Prime yang meliputi

(1) penyusunan proses bisnis dan re-engineering, (2) penyusunan user requirement,

(3) pembangunan aplikasi, user acceptance test (UAT) dan quality assurance (QA) aplikasi,

bidang penyusunan proses bisnis dan re-engineering merupakan bidang yang menjadi ranah

koordinasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dengan seluruh unit Eselon II pengusul

di lingkungan Sekretariat Jenderal. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan berkewajiban

melakukan pembinaan, masukan dan rekomendasi atas konsep proses bisnis dan

re-engineering yang diusulkan oleh unit pengusul yang selanjutnya akan dijadikan dasar

dalam pembangunan aplikasi e-Prime oleh Pusintek.

Tahapan dalam proses penyusunan proses bisnis dan re-engineering meliputi:

a. penyusunan konsep BPR oleh unit pengusul;

b. reviu konsep BPR oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan;

c. trilateral meeting konsep BPR dengan melibatkan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

dan Biro Umum, unit pengusul dan Pusintek;

d. pemberian rekomendasi atas konsep BPR; dan

e. penyampaian naskah BPR yang telah mendapatkan pengesahan dari pimpinan unit

pengusul ke Pusintek.

4b-N Persentase Penyelesaian SOP Unit Eselon I yang Berbasis RASCI

Target : 100%

Terealisasi : 100%

Periode capaian penyelesaian usulan SOP diberlakukan untuk setiap pengusulan

SOP terbagi kedalam 2 periode, yaitu:

a. periode pengusulan semester I sampai dengan bulan Mei; dan

b. periode pengusulan semester II sampai dengan bulan November.

Selama tahun 2017 Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah mereviu 3.421 SOP

dari unit Eselon I yang terbagi dalam II semester.

Page 9: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 viii

5a-CP Persentase Implementasi Penggunaan Jabatan Fungsional

Target : 100%

Terealisasi : 113,3%

Penetapan Uraian Jabatan Fungsional meliputi:

1. Jabatan Fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan melalui

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 954/KMK.01/2017;

2. Jabatan Fungsional Pranata Humas, telah ditetapkan uraian jabatan fungsional Pranata

Humas melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 943/KMK.01/2017serta telah

diusulkan dan dilakukan uji kompetensi pada tanggal 14 September 2017 terhadap 38

pegawai Biro KLI; dan

3. Jabatan Fungsional Arsiparis, telah ditetapkan uraian jabatan fungsional Arsiparis

melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 750/KMK.01/2017, serta telah mendapat

rekomendasi pengangkatan jabatan fungsional Arsiparis dari ANRI melalui Keputusan

Kepala ANRI nomor 208 Tahun 2017.

5b-N Jumlah Rekomendasi Penetapan Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional

Target : 3

Terealisasi : 4

Pada tahun 2017, capaian IKU Jumlah Rekomendasi Penetapan Ketentuan

Pelaksanaan Jabatan Fungsional ditandai dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 61/PMK.02/2017 tanggal 12 Mei 2017 tentang Petunjuk Teknis Jabatan

Fungsional Analis Anggaran, Peraturan Menteri Keuangan Nomor 103/PMK.02/2017

tanggal 18 Juli 2017 tentang Standar dan Uji Kompetensi serta Pendidikan dan pelatihan

Jabatan Fungsional Analis Anggaran, dan Peraturan Menteri Keuangan nomor

132/PMK.06/2017 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Penilai Pemerintah tanggal

3 Oktober 2017.

Page 10: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 ix

5c-N Persentase Penyusunan Kamus Kompetensi Teknis Jabatan Kementerian Keuangan

Target : 100%

Terealisasi : 100%

Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja Penyusunan

Kamus Kompetensi Teknis Jabatan Kementerian Keuangan sebagai berikut.

1. Pengumpulan data kompetensi teknis.

2. Identifikasi kompetensi teknis

3. Analisis dan kajian kompetensi teknis pada bulan Juli-November 2017.

4. Penyusunan konsep kamus kompetensi teknis jabatan pada bulan November-Desember

2017.

D. Indikator Kinerja Utama dalam Perspektif

Learning and Growth

6a-N Persentase Pemenuhan Pengembangan Kompetensi

Target : 80%

Terealisasi : 97,44%

Pegawai yang memenuhi minimal standar Jamlat yang telah ditentukan yaitu sebesar

24 Jamlat. Pemenuhan Jamlat dapat dilakukan melalui Pelatihan Klasikal yang

diselenggarakan di BPPK maupun di luar BPPK, ataupun pelatihan non klasikal seperti

seminar, sosialisasi, workshop, knowledge sharing/sharing session, magang/internship/on

the job training ataupun capacity building.

Page 11: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 x

6b-N Persentase Implementasi Dialog Kinerja Individu

Target : 50%

Terealisasi : 100%

Dalam rangka pemenuhan IKU tersebut, telah dilaksanakan IHT Coaching dan Dialog

Kinerja Individu bagi pejabat yang diselenggarakan pada tanggal 3 Februari 2017.

Berdasarkan hasil monitoring pada aplikasi e-performance, pelaksanaan Dialog Kinerja

Individu tercapai 100% yakni dilaksanakan oleh 72 pegawai dari total 72 pegawai yang

wajib melakukan Dialog Kinerja Individu.

7a-N Indeks Kesehatan Organisasi

Target : 78

Terealisasi : 87

Berdasarkan hasil survei MOFIN, Indeks Kesehatan Organisasi Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan adalah 87, dengan margin of error 3,51%. Nilai 87 menunjukkan bahwa

secara rata-rata 87 persen pegawai berpendapat, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

telah melaksanakan praktik-praktik manajemen yang sesuai untuk mendukung kondisi

kesehatan organisasi. Nilai margin of error telah berada di bawah target 5%, menunjukkan

bahwa hasil survei MOFIN cukup akurat untuk menggambarkan kondisi kesehatan

organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.

7b-N Indeks Penyusunan Proses Bisnis

Target : 100

Terealisasi : 120%

SOP core tugas dan fungsi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan yang telah disusun

dan ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal sebanyak 46 SOP. Penyusunan SOP core

tersebut, dilakukan melalui beberapa tahapan, antara lain:

a. identifikasi atas SOP yang telah ada;

b. perubahan/penyesuaian format SOP sesuai dengan PMK 131/2015;

c. pembahasan dan coaching kepada masing-masing PIC konseptor SOP;

d. pengesahan dan penyampaian konsep SOP kepada Biro Umum.

Page 12: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 xi

7c-N Persentase Penyelesaian RPMK/RKMK Kebijakan sesuai Program Perencanaan RPMK/RKMK

Target : 65%

Terealisasi : 104%

Pada tahun 2017, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah menyampaikan 6

(enam) RPMK dan 11 (sebelas) RKMK sebagai program perencanaan RPMK/RKMK

Kebijakan tahun 2017. Adapun realisasi penyelesaian adalah sebanyak 5 (lima) PMK dan

11 (sebelas) KMK yang menjadi program perencanaan.

8a-N Tingkat Pengembangan Aplikasi e-PRIME Tahap III

Target : 100%

Terealisasi : 100%

Sebagai bagian dari pengembangan aplikasi e-PRIME tahap III tahun 2017

di lingkungan Sekretariat Jenderal, Biro Organta turut berkontribusi, dengan

mempertimbangkan kebutuhan guna peningkatan kualitas kinerja dalam pelaksanaan tugas

dan fungsinya, dengan mengusulkan pengembangan aplikasi e-JOBS. Aplikasi e-JOBS

merupakan aplikasi induk atas 5 (lima) aplikasi yang mendukung tugas dan fungsi Biro

Organta, antara lain: (a) Analisis Beban Kerja; (b) Uraian Jabatan; (c) e-Jafung; (d) e-SOP;

dan (e) Knowledge Management System.

Tahapan yang perlu dilakukan dalam rangka pengembangan aplikasi e-JOBS, sesuai

dengan manual kinerja dapat dirinci sebagai berikut:

a. Penyelesaian Dokumen Business Process Re-engineering (BPR) sebesar 30%;

b. Penyelesaian Dokumen User Requirement (UR) sebesar 30%; dan

c. Penyelesaian Dokumen User Acceptance Test dan (UAT) dan uji kerentanan/Quality

Assurance (QA) sebesar 40%.

Sampai dengan berakhirnya tahun 2017, ke-5 (kelima) aplikasi dalam aplikasi e-

JOBS tersebut telah mampu menyelesaikan keseluruhan tahapan tersebut di atas yang

ditandai dengan kelulusan uji kerentanan aplikasi oleh Pusintek dan perolehan alamat

akses.

Page 13: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Ikhtisar Eksekutif

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 xii

9a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran

Target : 95%

Terealisasi : 108,63%

Pada tahun 2017, total anggaran yang dikelola Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

pada tahun 2017 sejumlah Rp11.632.648.000,00. Adapun realisasi penyerapan anggaran

sebesar Rp9.489.336.836,00 dan dengan efisiensi sebesar Rp2.082.038.981,00.

Page 14: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

BAB I

Pendahuluan

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 1

A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

B. Peran Strategis

C. Sistematika Laporan

Page 15: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Pendahuluan

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 2

A. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206/PMK.01/2014 tanggal

17 Oktober 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan sebagaimana

telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 212/PMK.01/2017, Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan mempunyai tugas melaksanakan pembinaan dan

penataan organisasi, tata laksana, dan jabatan fungsional pada semua satuan organisasi

di lingkungan Kementerian. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan menyelenggarakan fungsi berikut.

a. Pembinaan, koordinasi, evaluasi dan monitoring organisasi, analisis jabatan, dan

peningkatan kinerja organisai.

b. Pembinaan, koordinasi, evaluasi dan monitoring sistem dan prosedur kerja, sistem

administrasi umum, tata laksana pelayanan publik, dan penyusunan laporan

akuntabilitas kinerja.

c. Pembinaan, koordinasi, evaluasi dan monitoring jabatan fungsional.

d. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Biro.

Adapun struktur organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan berdasarkan

Peraturan Menteri Keuangan tersebut terdiri atas 5 (lima) unit Eselon III sebagai berikut.

a. Bagian Organisasi I.

b. Bagian Organisasi II.

c. Bagian Ketatalaksanaan I.

d. Bagian Ketatalaksanaan II.

e. Bagian Jabatan Fungsional.

Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, pelaksanaan

kegiatan Biro didukung oleh sumber daya manusia sebanyak 87 orang (per 31 Desember

2017), yang dapat dirinci sebagaimana tampak pada Tabel 1.1 s.d. 1.3 sebagai berikut.

Page 16: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Pendahuluan

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 3

TABEL 1.1 JUMLAH SDM BERDASARKAN JABATAN

NO. JABATAN TAHUN 2017

JUMLAH %

1. Kepala Biro 01 01,14

2. Kepala Bagian 05 05,74

3. Kepala Subbagian 16 18,39

4. Pelaksana 65 74,71

JUMLAH 87

TABEL 1.2

JUMLAH SDM BERDASARKAN GOLONGAN

NO. PANGKAT/GOLONGAN TAHUN 2017

JUMLAH %

1. IV/e - -

2. IV/d - -

3. IV/c 1 1,15

4. IV/b 2 2,30

5. IV/a 6 6,90

6. III/d 6 6,90

7. III/c 13 14,94

8. III/b 10 11,49

9. III/a 19 21,84

10. II/d 5 5,75

11. II/c 25 28,74

12. II/b - -

13. II/a - -

JUMLAH 87

Page 17: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Pendahuluan

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 4

TABEL 1.3

JUMLAH SDM BERDASARKAN PENDIDIKAN

NO. PENDIDIKAN TAHUN 2017

JUMLAH %

1. S3 1 1,15

2. S2 16 18,39

3. S1 42 48,27

4. D3 19 21,83

5. D1 2 2,30

6. SMA 6 6,90

7. SMP 1 1,15

8. SD - -

JUMLAH 87

Page 18: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Pendahuluan

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 5

B. Peran Strategis Peran Strategis Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dalam mendukung pelaksanaan

tugas dan fungsi Sekretaris Jenderal, sebagai berikut:

1. melaksanakan penelaahan, analisis, dan penyiapan pembinaan, koordinasi, evaluasi,

dan monitoring organisasi, analisis jabatan, dan peningkatan kinerja organisasi di

semua satuan organisasi di lingkungan Kementerian;

2. melaksanakan penelaahan, analisis, dan penyiapan pembinaan, koordinasi, evaluasi,

dan monitoring sistem dan prosedur kerja, sistem administrasi umum, tata laksana

pelayanan publik, dan penyusunan laporan akuntabilitas kinerja di semua satuan

organisasi di lingkungan Kementerian; dan

3. melaksanakan penelaahan, analisis, dan penyiapan pembinaan, koordinasi, evaluasi

dan monitoring jabatan fungsional di seluruh satuan organisasi di lingkungan

Kementerian.

C. Sistematika Laporan

Untuk memudahkan dalam memahami isi laporan maka digunakan sistematika

pelaporan sebagai berikut.

BAB I Pendahuluan

BAB II Perencanaan Kinerja

BAB III Akuntabilitas Kinerja

BAB IV Penutup

Lampiran

Page 19: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

BAB II

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 6

A. Perencanaan Strategis

B. Perjanjian Kinerja

Page 20: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 7

A. Perencanaan Strategis

Perencanaan strategis merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi

pemerintah agar mampu menjawab tuntutan lingkungan strategis. Untuk itu, perlu

ditentukan terlebih dahulu visi yang ingin dicapai oleh instansi tersebut. Adapun visi Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan untuk tahun 2017 yang telah ditetapkan dalam Peta

Strategi Kemenkeu-Two tahun 2017 yaitu “Terwujudnya organisasi Kementerian Keuangan

sehat yang berkinerja tinggi”.

GAMBAR 2.1

VISI BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN

Untuk merealisasikan visi tersebut, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan mempunyai

misi sebagai berikut.

1. Membangun kelembagaan yang efisien, efektif, dan akuntabel.

2. Mengembangkan jabatan fungsional yang tepat.

3. Mewujudkan tata kelola dan tata laksana yang baik.

Untuk itu, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan melaksanakan program sebagaimana

yang telah ditetapkan pada tahun 2017, yaitu Program Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Keuangan. Program ini merupakan salah

satu Program Sekretariat Jenderal yang tercantum dalam Renstra Sekretariat Jenderal

Tahun 2015 s.d. 2019.

Atas dasar Renstra tersebut disusun peta strategi Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan yang didalamnya mengandung 4 (empat) perspektif, yaitu: stakeholders

perspective, customer perspective, internal process, learning and growth perspective yang

kemudian diuraikan ke dalam 9 (sembilan) Sasaran Strategis (SS) Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan dengan 17 (tujuh belas) IKU sebagaimana tampak pada Gambar 2.2

berikut.

TERWUJUDNYA ORGANISASI KEMENTERIAN KEUANGAN

SEHAT YANG BERKINERJA TINGGI

Page 21: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 8

GAMBAR 2.2

PETA STRATEGI BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN TAHUN 2017

B. Perjanjian Kinerja

Kewajiban penyusunan Perjanjian Kinerja tertuang dalam Peraturan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang

Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan

Kinerja Instansi Pemerintah. Perjanjian kinerja di lingkungan Sekretariat Jenderal telah

dilakukan dengan menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC). Metode BSC

digunakan sebagai instrumen perencanaan kinerja di lingkungan Sekretariat Jenderal yang

Page 22: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 9

dituangkan menjadi Sasaran Strategis. Sasaran Strategis (SS) adalah faktor utama yang

merupakan suatu keberhasilan yang dapat diukur dengan Indikator Kinerja Utama/IKU dan

membandingkan dengan targetnya. Untuk menjamin tercapainya sasaran dan target

dimaksud secara optimal dan tepat waktu, visi dan misi Sekretariat Jenderal harus menjadi

acuan sekaligus landasan penyusunan strategis.

Penerapan BSC dalam rangka menunjang Sasaran Strategis utama berdasarkan

stakeholder perspective pada tahun 2017, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

menetapkan 17 Indikator Kinerja Utama (IKU). Rincian selengkapnya tentang IKU tersebut

dapat dilihat pada tabel 2.1 sebagai berikut.

TABEL 2.1

IKU BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN TAHUN 2017

SASARAN STRATEGIS 1

ORGANISASI SEHAT YANG BERKINERJA TINGGI

INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET

1a-CP Jumlah Unit yang Memenuhi Kriteria Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Melayani (WBK/WBBM)

Unit 9

SASARAN STRATEGIS 2

KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN YANG TINGGI

INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET

2a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Indeks

4,14 (skala 5)

SASARAN STRATEGIS 3

PENGELOLAAN ORGANISASI YANG BERKUALITAS

INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET

3a-CP Persentase Implementasi Penataan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal

Persentase 100%

3b-N Persentase Penyelesaian Penataan Organisasi Kementerian Keuangan

Persentase 100%

3c-N Persentase Penyelenggaraan Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2017

Persentase 100%

Page 23: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 10

SASARAN STRATEGIS 4

PENGELOLAAN PROSES BISNIS YANG BERKUALITAS

INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET

4a-CP Tingkat Pengembangan Aplikasi e-Prime Tahun 2017

Persentase 100%

4b-N Persentase Penyelesaian SOP Unit Eselon I yang Berbasis RASCI

Persentase 100%

SASARAN STRATEGIS 5

PENGELOLAAN SDM BERBASIS MERIT

INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET

5a-CP Persentase Implementasi Penggunaan Jabatan Fungsional

Persentase 100%

5b-N Jumlah Rekomendasi Penetapan Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional

3

5c-N Persentase Penyusunan Kamus Kompetensi Teknis Jabatan Kementerian Keuangan

Persentase 100%

SASARAN STRATEGIS 6

SDM YANG KOMPETITIF

INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET

6a-N Persentase Pemenuhan Pengembangan Kompetensi

Persentase 100%

6b-N Persentase Implementasi Dialog Kinerja Individu

Persentase 100%

SASARAN STRATEGIS 7

SDM YANG KOMPETITIF

INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET

7a-N Indeks Kesehatan Organisasi 78

7b-N Indeks Penyusunan Proses Bisnis 100

7c-N Persentase Penyelesaian RPMK/RKMK Kebijakan sesuai Program Perencanaan RPMK/RKMK

Persentase 65%

Page 24: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Perencanaan Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 11

SASARAN STRATEGIS 8

OTOMASI LAYANAN KORPORAT (E-PRIME)

INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET

8a-N Tingkat Pengembangan Aplikasi e-Prime Tahap III

Persentase 100%

SASARAN STRATEGIS 9

PENGELOLAAN ANGGARAN YANG OPTIMAL

INDIKATOR SASARAN SATUAN TARGET

9a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran Persentase 95%

Page 25: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

BAB III

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 12

A. Capaian Indikator Kinerja Utama

B. Capaian Kinerja Lainnya

C. Realisasi Anggaran

Page 26: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 13

Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan sebagaimana diuraikan dalam

BAB II, direalisasikan dalam bentuk capaian kinerja organisasi, capaian kinerja

lainnya, dan realisasi anggaran.

A. Capaian Indikator Kinerja Utama

Pada tahun 2017, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah menetapkan

9 (sembilan) Sasaran Strategis (SS) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dengan

17 (tujuh belas) Indikator Kinerja Utama (selanjutnya disebut IKU) dimana 6 (enam)

IKU merupakan cascading dari IKU Kemenkeu-One tahun 2017. Pencapaian dari

6 (enam) IKU tersebut disajikan pada tabel 3.1 berikut.

TABEL 3.1

CAPAIAN IKU KEMENKEU-TWO CASCADING DARI KEMENKEU-ONE

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Organisasi Sehat yang Berkinerja Tinggi

Jumlah Unit yang

Memenuhi Kriteria

Wilayah Bebas

Korupsi/ Wilayah

Birokrasi Bersih

dan Melayani

(WBK/WBBM)

9 Unit 21 Unit 120

2. Kepuasan Pengguna Layanan yang Tinggi

Indeks Kepuasan

Pengguna Layanan

4,14

(Skala 5) 4,25 102,66

3. Pengelolaan Organisasi yang Berkualitas

Persentase

Implementasi

Penataan

Organisasi di

Lingkungan

Sekretariat

Jenderal

100% 95% 95%

4. Pengelolaan Proses Bisnis yang

Tingkat 100% 120% 120%

Page 27: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 14

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Berkualitas Pengembangan

Aplikasi e-Prime

Tahun 2017

5. Pengelolaan SDM Berbasis Merit

Persentase

Implementasi

Penggunaan

Jabatan

Fungsional

100% 113,3% 113,3%

6. Pengelolaan Anggaran yang Optimal

Persentase

Kualitas

Pelaksanaan

Anggaran

95% 108,63% 114,35%

Selain 6 (enam) IKU yang sudah dikontrak kinerjakan dan merupakan cascading dari

Kemenkeu-One Sekretariat Jenderal sebagaimana disajikan pada Tabel 3.1 di atas,

terdapat 11 (sebelas) IKU lain yang diperjanjikan dalam Peta Strategi Biro Organisasi

dan Ketatalaksanaan tahun 2017 sebagaimana tampak pada Tabel 3.2 sebagai

berikut.

TABEL 3.2

CAPAIAN IKU KEMENKEU-TWO

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

1. Pengelolaan

Organisasi

yang

Berkualitas

3b-N

Persentase

Penyelesaian Penataan

Organisasi

Kementerian Keuangan

100% 100% 120%

3c-N Persentase

Penyelenggaraan 100% 120% 120%

Page 28: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 15

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Survey Kesehatan

Organisasi

Kementerian Keuangan

Tahun 2017

2.

Pengelolaan

Proses

Bisnis yang

Berkualitas

4b-N

Persentase

Penyelesaian SOP unit

Eselon I yang Berbasis

RASCI

100% 100% 120%

3.

Pengelolaan

SDM

Berbasis

Merit

5b-N

Jumlah Rekomendasi

Penetapan Ketentuan

Pelaksanaan Jabatan

Fungsional

3 4 120%

5c-N

Persentase

Penyusunan Kamus

Kompetensi Teknis

Jabatan Kementerian

Keuangan

100% 100% 100%

4. SDM yang

Kompetitif

6a-N

Persentase

Pemenuhan

Pengembangan

Kompetensi

80% 97,44% 120%

6b-N

Persentase

Implementasi Dialog

Kinerja Individu

50% 100% 120%

5.

Organisasi

yang Fit for

Purpose

7a-N Indeks Kesehatan

Organisasi 78 87 111,54%

7b-N Indeks Penyusunan

Proses Bisnis 100 130 120%

7c-N Persentase 65% 104% 120%

Page 29: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 16

No. Sasaran

Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi %

Penyelesaian

RPMK/RKMK

Kebijakan sesuai

Program Perencanaan

RPMK/RKMK

6.

Otomasi

Layanan

Korporat

(e-PRIME)

8a-N

Tingkat Pengembangan

Aplikasi e-PRIME

Tahap III 100% 100% 100%

Berdasarkan Peta Strategi sebagaimana tampak pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2 maka

17 IKU di atas dapat dijelaskan dan dianalisis sebagai berikut.

SS-1 ORGANISASI SEHAT YANG BERKINERJA TINGGI

1a-CP Jumlah Unit Yang Memenuhi Kriteria Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih Dan Melayani (WBK/WBBM)

Target : 9 Unit

Terealisasi : 21 Unit

Sejalan dengan semangat dan visi Kabinet Kerja tahun 2014 - 2019 serta

program revolusi mental dalam pemberantasan korupsi, berbagai program terkait

dengan peningkatan kualitas aparatur sipil negara yang digariskan oleh Kementerian

Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kementerian PAN dan RB)

telah dilaksanakan oleh Kementerian Keuangan. Pelaksanaan program-program

tersebut antara lain ditujukan agar keuangan dan kekayaan negara dapat

didayagunakan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.

Salah satu program penting Kementerian Keuangan dalam melakukan usaha-

usaha pencegahan dan pemberantasan korupsi yaitu berupa komitmen Kementerian

Page 30: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 17

Keuangan dalam membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah

Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM) yang telah dicanangkan sejak tahun

2012 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 52 Tahun 014.

Program pembangunan unit kerja berpredikat WBK/WBBM di lingkungan Kementerian

Keuangan merupakan upaya untuk mewujudkan pengelolaan keuangan dan kekayaan

Negara yang bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Jumlah unit kerja berpredikat WBK/WBBM ditentukan berdasarkan hasil

penilaian Tim Penilai Internal (TPI) dan Tim Penilai Nasional (TPN). Penetapan unit

kerja berpredikat WBK/WBBM dilakukan oleh Menteri Keuangan dengan

memperhatikan rekomendasi dari TPN. Pembangunan WBK merupakan tahap yang

harus dilalui untuk menjadi WBBM.

Syarat untuk ditetapkan menjadi berpredikat WBK, unit kerja harus memperoleh

nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 75 (tujuh puluh lima) dan memiliki nilai

komponen hasil “terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas KKN” minimal 18,

dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Korupsi minimal 13,5 dan sub komponen

Persentasi Tindak Lanjut Hasil Pengawasan (TLHP) minimal 4,5.

Sementara itu, untuk dapat diusulkan menjadi berpredikat WBBM, unit kerja

harus memperoleh nilai total (pengungkit dan hasil) minimal 85 (delapan puluh lima)

dan memiliki nilai komponen hasil “terwujudnya pemerintahan yang bersih dan bebas

KKN” minimal 18, dengan nilai sub komponen Survei Persepsi Korupsi minimal 13,5

dan sub komponen persentasi TLHP minimal 4,5, serta memiliki nilai komponen hasil

“Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik kepada Masyarakat” minimal 16.

Pada tahun 2017, 21 (dua puluh satu) unit kerja di lingkungan Kementerian

Keuangan yang mendapat predikat WBK/WBBM terlihat dalam tabel 3.3 berikut.

Page 31: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 18

TABEL 3.3

UNIT KERJA DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KEUANGAN YANG

MENDAPATKAN PREDIKAT WBK/WBBM

Unit Kerja Berpredikat WBK/WBBM

1. LPDP, Setjen

2. PPPK, Setjen

3. Direktorat Penyusunan APBN, DJA

4. KPP Pratama Sumbawa Besar

5. KPP Pratama Makassar Utara

6. KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua

7. KPPBC TMP A Bogor

8. KPPBC TMP B Bandar Lampung

9. KPPBC TMP C Tembilahan

10. KPPBC TMP C Cilacap

11. KPPBC TMP C Sorong

12. KPPN Kuningan

13. KPPN Kotamobagu

14. Kanwil DJPB Provinsi Jawa Barat

15. KPPN Padang

16. KPPN Yogyakarta

17. KPKNL Bukittinggi

18. KPKNL Padang

Page 32: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 19

Unit Kerja Berpredikat WBK/WBBM

19. Direktorat Pembiayaan dan Transfer Non Dana Perimbangan, DJPK

20. Direktorat Surat Utang Negara, DJPPR

21. Pusdiklat Keuangan Umum, BPPK

Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan selaku Tim Pembangun Integritas

melakukan pembinaan terhadap unit-unit kerja tersebut yang berkoordinasi dengan

Inspektorat Jenderal selaku TPI. Setelah melalui proses penilaian oleh TPI, ke-21 unit

tersebut berhasil memenuhi syarat untuk mendapatkan predikat WBBM sesuai dengan

PermenPAN dan RB Nomor 52 Tahun 2014 sehingga target unit kerja berpredikat

WBK/WBBM pada tahun 2017 dapat terealisasi 21 unit kerja dengan persentase nilai

capaian 120% (target 9 unit). Keberhasilan pencapaian predikat WBK/WBBM oleh ke-

21 unit kerja tersebut tidak lepas karena tingginya komitmen yang ditunjukkan oleh

para pimpinan dan staf yang terdapat pada unit kerja tersebut. Namun demikian,

dalam perjalanannya terdapat beberapa kendala/hambatan yang dihadapi dalam

pembangunan unit ZI menuju WBK yaitu antara lain keterbatasan sumber daya Tim

Penilai Internal (Inspektorat Jenderal), unit kerja yang mempunyai tugas dan fungsi

law enforcement cenderung mendapatkan nilai komponen hasil yang rendah, serta

unit kerja kurang melakukan sosialisasi/mengampanyekan rencana kerja dan capaian

unit kerja kepada stakeholders (intimacy).

Tabel 3.4

PERBANDINGAN TARGET DAN REALISASI WBK/WBBM

2015 2016 2017

Target Realisasi % Target Realisasi % Target Realisasi %

2 Unit 4 Unit 120 3 Unit 7 Unit 120 9 Unit 21 Unit 120

Berdasarkan Tabel 3.4 di atas terlihat bahwa realisasi selama 3 tahun berturut-

turut selalu mencapai target. Pada tahun 2015 dapat terealisasi 4 unit kerja dari 2 unit

Page 33: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 20

kerja atau tercapai 120%, pada tahun 2016 terealisasi 7 unit kerja dari 3 unit kerja atau

tercapai 100%, dan pada tahun 2017 tercapai 21 unit kerja dari 9 unit kerja atau

tercapai 120% dari target.

SS-2 KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN TINGGI

2a-CP Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

Target : 4,14 (skala 5)

Terealisasi : 4,25

IKU ini diukur berdasarkan survei terhadap layanan penyelesaian Standar

Operasional Prosedur yang diusulkan unit organisasi Eselon I di lingkungan

Kementerian Keuangan. Survei Kepuasan Pengguna Layanan Kementerian Keuangan

(SKPL Kemenkeu) merupakan bagian dari agenda program Reformasi Birokrasi

Kementerian Keuangan. Kementerian Keuangan senantiasa dituntut untuk selalu

memperbaiki kualitas pelayanan secara terus menerus (continuous improvement)

kepada pengguna layanan maupun pihak-pihak terkait lainnya (stakeholders).

Sehingga, guna mengukur sejauh mana kualitas pelayanan yang telah diberikan

Kemenkeu kepada masyarakat dan untuk mendapatkan informasi yang obyektif dan

komprehensif terhadap kinerja layanan, perlu dilakukan pengukuran tingkat kepuasan

pengguna layanan berdasarkan indikator-indikator spesifik yang ditetapkan melalui

Survei Kepuasan Pengguna Layanan. Tingkat kepuasan pengguna layanan

merupakan sebuah ukuran atas seberapa berkualitas layanan publik yang diberikan

Kemenkeu dalam memenuhi harapan para pengguna layanan.

Ruang lingkup SKPL dari 2 (dua) variabel pengukuran yaitu kepentingan dan

kepuasan, kemudian diterjemahkan dalam 11 (sebelas) aspek layanan sesuai dengan

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik meliputi:

(a) keterbukaan/kemudahan akses informasi, (b) informasi layanan, (c) kesesuaian

prosedur dengan ketentuan yang ditetapkan, (d) sikap pegawai, (e) kemampuan dan

keterampilan pegawai, (f) lingkungan pendukung, (g) akses terhadap kantor layanan,

(h) waktu penyelesaian layanan, (i) pembayaran biaya sesuai aturan/ketentuan yang

ditetapkan, (j) pengenaan sanksi/denda atas pelanggaran terhadap ketentuan

layanan, dan (k) keamanan lingkungan dan layanan.

Page 34: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 21

Berdasarkan target IKU yang ditetapkan oleh Kepala Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan, Indeks Kepuasan Pengguna Layanan Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan tahun 2017 ditetapkan sejumlah 4,14. Adapun realisasi yang

diperoleh berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh tim dari Universitas Gadjah

Mada Yogyakarta, untuk tahun 2017 dapat tercapai sebesar 4,25 atau sebesar

102.66% dari target. Berikut ini adalah rincian indeks kepuasan per aspek layanan

sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.5 berikut.

TABEL 3.5

RINCIAN INDEKS KEPUASAN PER ASPEK LAYANAN

Aspek Layanan Indeks

Keterbukaan/Kemudahan Akses Informasi 4,11

Informasi Layanan (Persyaratan, Prosedur, dll.) 4,14

Kesesuaian Prosedur dengan Ketentuan 4,30

Sikap Pegawai 4,49

Kemampuan dan Keterampilan Pegawai 4,36

Lingkungan Pendukung 4,05

Akses terhadap Layanan 4,42

Waktu Penyelesaian Layanan 3,84

Pembayaran Biaya Sesuai Ketentuan NA**

Pengenaan Sanksi/Denda Atas Pelanggaran NA**

Keamanan Lingkungan dan Layanan 4,45

INDEKS 4,25

**NA=not available atau tidak ada Warna merah mengindikasikan nilai Kurang Memuaskan (<4,00) Warna biru mengindikasikan Memuaskan namun di bawah indeks KEMENKEU (4,19) Warna hitam mengindikasikan nilai di atas indeks SETJEN (>4,22)

Apabila dibandingkan dengan tahun 2016, capaian IKU Kepuasan Pengguna

Layanan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan mengalami peningkatan 0.09 poin.

Tren capaian indeks kepuasan pengguna layanan Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan sejak tahun 2013 dapat dilihat dalam Grafik 3.1 berikut.

Page 35: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 22

GRAFIK 3.1

TREN CAPAIAN INDEKS KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN BIRO ORGANISASI

DAN KETATALAKSANAAN

Sampai dengan tahun 2019, telah disusun rencana target indeks yang ditargetkan

untuk dicapai oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan yaitu seperti terlihat dalam

Tabel 3.6 berikut.

TABEL 3.6

RENCANA CAPAIAN INDEKS KEPUASAN PENGGUNA LAYANAN BIRO

ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN

Tahun Anggaran Target Capaian Indeks

2018 4.17

2019 4.22

Peningkatan target kepuasan pelanggan secara tidak langsung juga dalam

rangka memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih ada di dalam pelayanan

yang dikelola oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. Sehingga layanan yang

dikelola oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan kedepan akan lebih memuaskan

masyarakat dan para stakeholder.

Dalam pelaksanaannya, Unit-Unit organisasi di lingkungan Kementerian

Keuangan yang memiliki karakteristik perkembangan organisasi dan layanan yang

cukup dinamis, menginginkan percepatan waktu layanan. Hal ini berimplikasi pada

2013 2014 2015 2016 2017

Realisasi 3.85 4.17 4.10 4.16 4.25

Target 0 4.00 4.10 4.09 4.14

3

3.5

4

4.5

5

Realisasi

Page 36: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 23

target indeks kepuasan layanan SOP berpotensi tidak tercapai. Hal tersebut

dikarenakan oleh beberapa hal sebagai berikut.

1. Standar waktu layanan SOP adalah 40 hari.

2. Belum ada dukungan dari segi aplikasi.

3. Proses editing/perbaikan di unit pengusul belum ada standar waktu.

Sehubungan dengan hal tersebut, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah

melakukan evaluasi SOP Layanan Penyelesaian SOP. Selain itu, telah disusun pula

beberapa rencana aksi untuk kedepannya yaitu perbaikan SOP dan layanan

permohonan persetujuan SOP dari unit-unit organisasi di lingkungan Kemenkeu.

SS-3 PENGELOLAAN ORGANISASI YANG BERKUALITAS

3a-CP Persentase Implementasi Penataan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal

Target : 100%

Terealisasi : 95%

Realisasi capaian IKU terkait Persentase Persentase Implementasi Penataan

Organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal mencapai target 95%. Persentase

Implementasi Penataan Organisasi di Lingkungan Sekretariat Jenderal merupakan

penyelesaian penataan organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan sesuai

amanat Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.01/2016 jo. Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 481/KMK.01/2017 tentang Implementasi Inisiatif Strategis Program

Reformasi Birokrasi dan Transformasi Kelembagaan Kementerian Keuangan pada

arah Kebijakan Transformasi Organisasi Tema Sentral, bahwa akan dilakukan

penataan ulang tugas dan fungsi:

a. perumusan kebijakan di bidang organisasi dan sumber daya manusia; dan

b. perumusan dan pelaksanaan layanan operasional di bidang organisasi dan sumber

daya manusia, yang dilaksanakan oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dan

Biro Sumber Daya Manusia.

Penataan organisasi Sekretariat Jenderal ini dilatarbelakangi oleh tuntutan agar

Sekretariat Jenderal lebih meningkatkan peran sebagai strategik partner bagi

Page 37: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 24

pimpinan dan unit Eselon I dalam pengelolaan organisasi dan SDM, sehingga

perumusan kebijakan di bidang organisasi dan SDM dapat lebih tepat dan

komprehensif serta mendukung peningkatan ownership dengan unit Eselon I dalam

pengelolaan organisasi dan SDM. Selain itu beban layanan teknis operasional yang

tinggi menjadikan fungsi penyusunan strategis kurang optimal. Diharapkan kedepan

dapat mewujudkan layanan satu atap dalam pemberian dukungan teknis operasional

di bidang organisasi dan SDM di lingkungan Kementerian Keuangan.

Penataan organisasi telah diusulkan kepada Kementerian PANRB melalui Surat

Menteri Keuangan nomor SR-410/MK.01/2017 tanggal 22 Juni 2017. Selanjutnya telah

dilakukan pembahasan beberapa kali, terakhir pada tanggal 1 November 2017, bahwa

penataan organisasi yang diusulkan bukan merupakan best practice yang berlaku

pada Kementerian/Lembaga, selanjutnya akan diekskalasi ke tingkat pimpinan.

Sehingga target Implementasi penataan organisasi di lingkungan Sekretariat Jenderal

tidak tercapai karena belum mendapatkan persetujuan tertulis dari Kementerian

PANRB, sehingga belum dapat ditetapkan menjadi Peraturan Menteri Keuangan.

3b-N Persentase Penyelesaian Penataan Organisasi Kementerian Keuangan

Target : 100%

Terealisasi : 100%

Realisasi capaian IKU terkait Penyelesaian Penataan Organisasi Kementerian

Keuangan tahun 2017 telah mencapai target 120% dengan penjelasan sebagai

berikut:

1. Penataan Organisasi Lembaga Manajemen Aset Negara

Penataan Organisasi Lembaga Manajemen Aset Negara dalam rangka

mendukung program kerja Jokowi-JK dan Program Nawa Cita khususnya terkait

percepatan infrastruktur dan penyediaan lahan; Meningkatkan pelayanan,

memenuhi tuntutan masyarakat, stakeholders dan perkembangan; dan

mewujudkan good governance. Serta untuk mewujudkan pengelolaan aset berjalan

cepat, tepat, optimal, dan akuntabel serta maksimalisasi PNBP melalui

Page 38: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 25

pemanfaatan aset dan optimalisasi value added pada aset, dan mewujudjan disiplin

anggaran negara, khususnya belanja modal melalui optimalisasi underutillized/idle

assets, serta buffer pemerintah dalam penyediaan dan pengamanan kebutuhan

aset.

Usulan penataan organisasi dimaksud telah disampaikan kepada Menteri

PAN-RB melalui Surat Rahasia Menteri Keuangan Nomor SR-671/MK.01/2016

tanggal 13 September 2016 dan telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian

PAN-RB dalam Surat Menteri PAN-RB nomor B/73/M.KT.01/2017 tanggal

9 Februari 2017. Selanjutnya penataan organisasi dimaksud telah ditetapkan dalam

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 54/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Kementerian Keuangan tanggal 17 April 2017. Secara garis besar, penataan

organisasi yang dilakukan adalah sebagai berikut penajaman tugas dan fungsi,

serta penambahan tugas dan fungsi sebagai pengelola pendanaan pengadaan

tanah bagi Proyek Strategis Nasional dan Pengelolaan Aset Hasil Pengadaan

Tanah, serta penambahan 2 (dua) unit organisasi setingkat Eselon III dan 6 (enam)

unit organisasi setingkat Eselon IV.

2. Penataan Organisasi Pusat Investasi Pemerintah

Penataan organisasi ini dilaksanakan dalam rangka upaya menggerakkan

sektor strategis ekonomi domestik dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat

dengan memberdayakan UMKM secara menyeluruh, optimal, dan

berkesinambungan. Selain itu terdapat arahan Menkeu dalam S-616/MK/2016,

bahwa PIP sebagai coordinated fund untuk program alternatif lain pembiayaan KUR

bagi UMKM/KUR Tailor Made, serta pengalokasian dana operasional PIP sebagai

coordinated fund untuk program alternatif lain pembiayaan KUR bagi UMKM/KUR

Tailor Made dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2016 mengenai APBNP.

Usulan penataan organisasi PIP telah disampaikan kepada Menteri PAN-RB

melalui Surat Rahasia Menteri Keuangan Nomor SR-180/MK.01/2017 tanggal 23

Februari 2017 dan telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian PAN-RB

dalam Surat Menteri PAN-RB nomor B/327/M.KT.01/2017 tanggal 8 Juni 2017.

Selanjutnya pembentukan dimaksud telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 91/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat

Investasi Pemerintahan tanggal 5 Juli 2017. Secara garis besar, penataan

Page 39: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 26

organisasi PIP meliputi penguatan tugas dan fungsi, perubahan nomenklatur,

penghapusan satu unit setingkat Eselon III, dan penambahan tiga unit setingkat

Eselon IV.

3. Pembentukan Sekretariat KSSK

Penataan organisasi ini dilaksanakan dalam rangka upaya mewujudkan

kesejahteraan masyarakat Indonesia sesuai amanat UUD 1945, upaya

pencegahan dan penanganan krisis sistem keuangan untuk mewujudkan stabilitas

sistem keuangan yang kokoh guna menghadapi ancaman, baik dari dalam negeri

maupun luar negeri, serta melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2016 Tentang Pencegahan dan Penanganan Krisis Sistem Keuangan.

Usulan pembentukan Sekretariat KSSK telah disampaikan kepada Menteri

PAN-RB melalui Surat Rahasia Menteri Keuangan Nomor SR-49/MK.01/2017

tanggal 31 Januari 2017 dan telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian

PAN-RB dalam Surat Menteri PAN-RB nomor B/294/M.KT.01/2017 tanggal 24 Mei

2017. Selanjutnya pembentukan dimaksud telah ditetapkan dalam Peraturan

Menteri Keuangan Nomor 92/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kementerian Keuangan tanggal 5 Juli 2017. Secara garis besar, pembentukan

Sekretariat KSSK meliputi satu unit setingkat Eselon I, dua unit setingkat Eselon II,

enam unit setingkat Eselon III, dan tiga unit setingkat Eselon IV.

4. Penataan Organisasi Sekretariat Jenderal

Penataan organisasi Sekretariat Jenderal meliputi:

a. Penataan organisasi Biro Bantuan Hukum

Penataan organisasi ini dilaksanakan dalam rangka mengoptimalkan

kualitas penanganan perkara dan penambahan fungsi pengelolaan data,

profiling data perkara, dan sistem aplikasi data perkara yang berbasis Teknologi

Informasi. Telah disusulkan kepada Kementerian PANRB melalui SR-

499/MK.01/2017 tanggal 3 Oktober 2017, dan telah mendapatkan persetujuan

dari Kementerian PANRB melalui B/624/M.KT.01/2017 tanggal 30 November

2017, selanjutnya telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor

212/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan tata Kerja Kementerian Keuangan.

Page 40: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 27

Penataan organisasi meliputi penajaman tugas dan fungsi, perubahan

nomenklatur menjadi Biro Bantuan Hukum, dan penambahan satu Eselon III.

b. Penataan organisasi Pusat Informasi dan Teknologi Keuangan

Penataan organisasi ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan

pelaksanaan tugas sebagai unit pembina teknik jabatan fungsional pranata

komputer. Telah disusulkan kepada Kementerian PANRB melalui SR-

499/MK.01/2017 tanggal 3 Oktober 2017, dan telah mendapatkan persetujuan

dari Kementerian PANRB melalui B/624/M.KT.01/2017 tanggal 30 November

2017, selanjutnya telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor

212/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan tata Kerja Kementerian Keuangan.

Penataan organisasi meliputi Penambahan satu Eselon IV sebagai unit pembina

jabatan fungsional pranata komputer.

c. Penataan organisasi Kantor Pengelola Pemulihan Data

Penataan organisasi ini dilaksanakan dalam rangka meningkatkan upaya

pemberian layanan yang terbaik kepada stakeholders, dan optimalisasi

keamanan dan keberlangsungan aplikasi kritikal Kementerian Keuangan seperti

SPAN, SAKTI, CEISA, MPN, SPSE, SIMPONI, SIKD, dan RKAKL. Telah

disusulkan kepada Kementerian PANRB melalui SR-410/MK.01/2017 tanggal 22

Juni 2017, dan telah mendapatkan persetujuan dari Kementerian PANRB melalui

B/624/M.KT.01/2017 tanggal 30 November 2017, selanjutnya telah ditetapkan

melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 1/PMK.01/2018 tentang Perubahan

atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 206.4/PMK.01/2017 tentang

Organisasi dan ata Kerja Kantor Pengelolaan Pemulihan Data (DRC). Penataan

organisasi meliputi Peningkatan level organisasi Kantor Pengelolaan Pemulihan

Data (dari Eselon IIIb menjadi IIIa dan Eselon IVb menjadi IVa).

d. Penataan organisasi Biro Perlengkapan dan Pusat Lananan Pengadaan Secara

Elektronik.

Penataan organisasi ini dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

pengelolaan BMN yang end to end, tertib administrasi, tertib hukum, tertib fisik,

transparan, dan akuntabel. Telah disusulkan kepada Kementerian PANRB

melalui SR-499/MK.01/2017 tanggal 3 Oktober 2017, dan telah mendapatkan

Page 41: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 28

persetujuan dari Kementerian PANRB melalui B/624/M.KT.01/2017 tanggal 30

November 2017, selanjutnya telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 212/PMK.01/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan tata Kerja

Kementerian Keuangan. Penataan organisasi meliputi penggabungan Biro

Perlengkapan dan Pusat LPSE menjadi Biro Manajemen BMN dan pengadaan,

penajaman tugas dan fungsi, perubahan nomenklatur, serta tanpa menambah

jabatan struktural.

5. Penataan Organisasi Instansi Vertikal DJP

Penataan Organisasi Instansi Vertikal DJP dilakukan dalam rangka

meningkatkan penerimaan perpajakan; memperluas jangkauan kepada wajib pajak;

meningkatkan koordinasi, pengendalian, tertib administrasi, pelayanan, dan

pengawasan; dan meningkatkan kinerja organisasi instansi vertikal di lingkungan

DJP. Usulan penataan organisasi Instansi Vertikal DJP telah disampaikan kepada

Menteri PAN-RB melalui Surat Rahasia Menteri Keuangan Nomor

SR-1580/MK.01/2015 tanggal 21 Mei 2015 dan telah mendapatkan persetujuan

dari Kementerian PAN-RB dalam Surat Menteri PAN-RB nomor

B/444/M.KT.01/2017 tanggal 31 Agustus 2017. Selanjutnya penataan organisasi

Instansi Vertikal DJP dimaksud telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 210/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi

Vertikal DJP tanggal 29 Desember 2017. Penataan organisasi Instansi Vertikal DJP

meliputi Penajaman tugas dan fungsi, perubahan nomenklatur dan susunan

organisasi, serta pengaturan wilayah kerja, Pemecahan Kantor Wilayah (Kanwil)

DJP Riau dan Kepulauan Riau menjadi Kanwil DJP Riau dan Kanwil DJP

Kepulauan Riau; Pembentukan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Madya Bogor; dan

pemecahan 10 KPP Pratama.

Page 42: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 29

3c-N Persentase Penyelenggaraan Survey Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan

Target : 100%

Terealisasi : 120%

Survei kesehatan organisasi merupakan salah satu alat ukur yang objektif untuk

mengetahui praktik-praktik kesehatan organisasi yang telah diterapkan

di Kementerian Keuangan. Hasil dari survei tersebut akan menjadi bahan masukan

bagi kebijakan-kebijakan Kementerian Keuangan di bidang organisasi.

Target Penyelenggaraan Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan

Tahun 2017 adalah 100% dan realisasi penyelenggaraan kegiatan dimaksud tercapai

melebihi target dengan capaian sebesar 120%. Tercapainya target Persentase

Penyelenggaraan Survei Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan tahun 2017

dapat terjadi karena beberapa hal, yaitu telah dilaksanakannya rekomendasi tindak

lanjut survei MOFIN tahun 2015 pada tahun 2016, butir kuesioner yang lebih jelas dan

sederhana, serta sosialisasi kesehatan organisasi kepada para pegawai di lingkungan

Kementerian Keuangan. Secara garis besar, kegiatan-kegiatan yang telah

dilaksanakan untuk mendukung tercapainya Persentase Penyelenggaraan Kesehatan

Organisasi Kementerian Keuangan tahun 2017 adalah sebagai berikut.

1. Penyempurnaan aplikasi survei online MOFIN untuk menyesuaikan dengan

perubahan metodologi penilaian kesehatan organisasi.

2. Sosialisasi penilaian kesehatan organisasi kepada para pejabat/pegawai di

lingkungan Kementerian Keuangan. Sosialisasi dilakukan dalam 2 (dua) bentuk,

yaitu sosialisasi secara formal dan informal. Sosialisasi secara formal dilakukan

melalui pertemuan tatap muka dengan kegiatan workshop dan internalisasi

penilaian kesehatan organisasi. Pelaksanaan workshop dan internalisasi adalah

sebagai berikut:

a. workshop diselenggarakan pada tanggal 4 April 2017, yang dihadiri oleh para

Sekretaris Direktorat/Badan/Inspektorat dan pejabat Eselon II lingkup Setjen,

serta para Kepala Bagian yang membidangi organisasi pada masing-masing

unit Eselon I; dan

Page 43: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 30

b. internalisasi diselenggarakan pada tanggal 5 dan 6 April 2017 yang dihadiri

oleh para pelaksana perwakilan Unit Eselon II Setjen dan para pelaksana

perwakilan unit Eselon I.

Sementara, sosialisasi secara informal dilakukan dengan tujuan menyampaikan

informasi terkait pelaksanaan survei MOFIN kepada pegawai dan disampaikan

melalui:

a. artikel mengenai penilaian kesehatan organisasi pada web Kemenkeu dengan

tautanhttps://www.kemenkeu.go.id/berita/survei-kesehatan-organisasi-dan-

kepemimpinan-untuk-kesempurnaan-organisasi-kemenkeu dan web masing-

masing unit Eselon I;

b. artikel di media cetak Kemenkeu yaitu Buletin Kinerja dan Media Keuangan;

c. media publikasi cetak lainnya, seperti leaflet, booklet, dan manual book;

d. video lift & videotron;

e. email blast;

f. infografis; dan

g. Surat Edaran Menteri Keuangan.

3. Pelaksanaan survei MOFIN secara online pada tanggal 17 s.d. 30 April 2017

kepada seluruh pegawai Kementerian Keuangan, baik di kantor pusat, UPT, unit

organisasi non Eselon, maupun instansi vertikal.

4. Pengolahan data hasil survei MOFIN. Skor MOFIN diperoleh untuk level

Kementerian Keuangan hingga unit terkecil setelah dilakukan verifikasi data

responden berdasarkan basis data HRIS.

5. Focus Group Discussion(FGD) pendalaman hasil survei MOFIN pada instansi

vertikal dan kantor pusat:

a. FGD pada instansi vertikal yang dilakukan di beberapa lokasi meliputi:

1) Kanwil DJKN Pontianak, tanggal 9-11 Agustus 2017;

2) Kanwil DJBC Khusus Kepulauan Riau, tanggal 14-16 Agustus 2017;

3) Kanwil DJPB Papua, tanggal 21-23 Agustus 2017;

4) Kanwil DJP Jawa Barat II, tanggal 30 Agustus 2017; dan

5) Kanwil DJPB Sulawesi Selatan, tanggal 4-6 September 2017.

Page 44: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 31

b. FGD kantor pusat dilakukan pada tangggal 31 Oktober 2017, yang dihadiri

oleh:

1) perwakilan pejabat Eselon III, Eselon IV, dan pelaksana dari masing-masing

unit Eselon I; dan

2) perwakilan pejabat dan pegawai dari Biro SDM dan Biro Perencanaan dan

Keuangan.

6. Exit Meeting dengan seluruh unit Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan

mengenai hasil Penilaian Kesehatan Organisasi Tahun 2017, yang dilaksanakan

pada tanggal 13 Desember 2017.

Hasil Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian Keuangan Tahun 2017 telah

dilaporkan kepada Sekretaris Jenderal dengan ND-844/SJ.2/2017 tanggal

12 Desember 2017 dan kepada Menteri Keuangan dengan ND-1091/SJ/2017 tanggal

14 Desember 2017.

SS-4 PENGELOLAAN PROSES BISNIS YANG BERKUALITAS

4a-CP Tingkat Pengembangan Aplikasi e-PRIME Tahun 2017

Target : 100%

Terealisasi : 120%

Sesuai tugas dan fungsi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, diantara 3 (tiga)

tahapan dalam pengembangan dan implementasi aplikasi e-Prime yang meliputi (1)

penyusunan proses bisnis dan re-engineering, (2) penyusunan user requirement, (3)

pembangunan aplikasi, user acceptance test (UAT) dan quality assurance (QA) aplikasi,

bidang penyusunan proses bisnis dan re-engineering merupakan bidang yang menjadi

ranah koordinasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dengan seluruh unit Eselon II

pengusul di lingkungan Sekretariat Jenderal. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

berkewajiban melakukan pembinaan, masukan dan rekomendasi atas konsep proses

bisnis dan re-engineering yang diusulkan oleh unit pengusul yang selanjutnya akan

dijadikan dasar dalam pembangunan aplikasi e-Prime oleh Pusintek.

Tahapan dalam proses penyusunan proses bisnis dan re-engineering meliputi:

a. Penyusunan konsep BPR oleh unit pengusul.

Page 45: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 32

b. Reviu konsep BPR oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.

c. Trilateral meeting konsep BPR dengan melibatkan Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan dan Biro Umum, unit pengusul dan Pusintek.

d. Pemberian rekomendasi atas konsep BPR.

e. Penyampaian naskah BPR yang telah mendapatkan pengesahan dari pimpinan

unit pengusul ke Pusintek.

Berdasarkan urutan skala prioritas dan kebutuhan atas masing-masing aplikasi

pada seluruh unit pengusul, telah dilakukan pembagian target penyelesaian BPR pada

masing-masing aplikasi yang terbagi menjadi 3 (tiga) kelompok sebagaimana terlihat

pada Tabel 3.7 berikut.

TABEL 3.7

TARGET PENYELESAIAN BPR

No. Kelompok Grup Aplikasi Target Waktu

BPR

1. Kelompok A Grup I Sistem Informasi PPID dan e-Advokasi 31 Maret 2017

Grup II Integrated Budgeting System BA-015,

e-SIMBA, e-JOBS, Perjadin Dalam

Negeri, Notifikasi Hak-Hak Keuangan

Pegawai, DAMS Next Generation, e-

Licensing Profesi Akuntansi, dan

Simbankum

31 Mei 2017

2. Kelompok B Grup I e-Legal Drafting, Izin Tugas Belajar

Secara Elektronik, TCO, dan i-LEAD

31 Juli 2017

Sebagai wujud komitmen atas pengembangan aplikasi e-Prime di tahun 2017,

seluruh unit Eselon II pengusul, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dan Pusintek

selaku pembina telah menuangkan kegiatan pengembangan tersebut ke dalam IKU

Mandatory level Sekretariat Jenderal (K-One) dan IKU seluruh unit Eselon II (K-Two)

di lingkungan Sekretariat Jenderal. Rincian target penyelesaian untuk tiap-tiap BPR

sebagaimana terlihat dalam Tabel 3.8 berikut.

Page 46: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 33

TABEL 3.8

RINCIAN TARGET PENYELESAIAN UNTUK TIAP BPR

KELOMPOK TAHAPAN A

No. Kegiatan Bobot Waktu Penyelesaian Bobot

Tertimbang Grup I Grup II

1. Dokumen BPR Penyusunan, Penyampaian, Reviu oleh Organisasi dan Ketatalaksanaan dan pengesahan BPR oleh unit masing-masing

Maret 100%

April 90%

>Mei 80%

Mei 100%

Juni 90%

>Juli 80% 30%

2. Dokumen UR

Penyusunan, Penyampaian,

Reviu oleh Pusintek dan

pengesahan UR oleh unit

masing-masing

April 100%

Mei 90%

>Juni 80%

Juni 100%

Juli 90%

>Agustus

80%

30%

3. UAT & QA

User Acceptance Test dan

Quality Assurance

Juni 100%

Juli 90%

>Agustus 80%

Desember

100% 40%

KELOMPOK TAHAPAN B

No. Kegiatan

Bobot Waktu

Penyelesaian Bobot Tertimbang

Grup III

1. Dokumen BPR Juli 100%

Agustus 90%

>September 80%

60%

2. Dokumen UR Agustus 100%

September 90%

>Oktober 80%

40%

Page 47: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 34

Dalam waktu berjalan terdapat beberapa dinamika yang mengakibatkan

pergeseran target penyelesaian aplikasi usulan dari Biro KLI dari semula hanya

mencantumkan aplikasi SI-PPID dengan target di 31 Maret 2017, berubah menjadi

31 Mei 2017. Slot yang semula diisi SI-PPID tersebut kemudian diisi oleh aplikasi

KemenkeuLIB yang sebetulnya telah diselesaikan pada bulan Agustus 2016 sebagai

bagian dari pengembangan aplikasi Sistem Informasi Kehumasan. Selain itu, aplikasi

Simbankum yang sedianya ditargetkan selesai pada 31 Mei 2017, penyelesaiannya

dipercepat pada bulan Maret 2017 bersamaan dengan penyelesaian BPR aplikasi

e-Advokasi.

Secara garis besar penyusunan BPR untuk pengembangan aplikasi e-PRIME

Tahun 2017 berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan. Namun demikian,

tantangan yang kami hadapi selama proses penyusunan BPR tahun 2017 adalah

kurangnya komitmen, keaktifan dan inisiatif beberapa unit pengusul dalam

menyelesaikan BPR sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan selaku koordinator senantiasa

mengingatkan berulang kali baik secara formal maupun informal agar unit pengusul

mampu memenuhi penyelesaian penyusunan BPR dengan tepat waktu. Kedepan,

apabila hal tersebut mampu terlaksana, penyelesaian dan kualitas penyusunan BPR

dapat lebih optimal karena mempunyai ruang dan waktu penyelesaian lebih lebar.

Terhadap pengembangan aplikasi e-PRIME pada tahun 2018, kiranya kesiapan unit

pengusul dalam mempersiapkan konsep BPR aplikasi perlu ditingkatkan. Aplikasi yang

diusulkan kiranya juga memperhatikan konsep sistem e-corporate services yang dalam

hal ini mampu menjadi jembatan dari para pengguna di lingkungan Kementerian

maupun stakeholders terkait dengan lebih luas dan masif. Pengembangan aplikasi

kiranya tidak hanya menjadi “penggugur” target tahunan semata, namun juga mampu

memberikan manfaat secara luas dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan

berbasis elektronik yang andal.

Page 48: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 35

4b-N Persentase Penyelesaian SOP Unit Eselon I yang Berbasis RASCI

Target : 100%

Terealisasi : 100%

Seluruh pekerjaan adalah bagian dari proses dan merupakan sekelompok

aktivitas dan tugas yang berkaitan secara logis (tatalaksana), melibatkan semua unsur

sumber daya organisasi menjadi output/hasil. Proses, agar dapat berjalan dengan baik

perlu mekanisme feedback kinerja proses tersebut melalui pemetaan, dan proses

yang dipetakan dalam organisasi. Proses Bisnis merupakan perangkat mendasar yang

harus disusun dengan memperhatikan kepentingan pengguna. Penyempurnaan

proses bisnis dilakukan melalui serangkaian proses analisis dan perbaikan tata

laksana yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem, proses,

dan prosedur kerja yang jelas, efisien, efektif, dan terukur pada organisasi pemerintah.

Selain itu, agar proses bisnis yg telah dibuat selalu dijadikan acuan dalam bekerja,

maka proses bisnis tersebut distandardisasikan ke dalam bentuk Standar Operasional

Prosedur (SOP).

Dalam hal pelaksanaan tugas umum pemerintahan di bidang pengelolaan

keuangan dan kekayaan negara, diperlukan adanya SOP sebagai pedoman/petunjuk

bagi para aparatur (pejabat/pegawai) dalam melaksanakan tugas dan fungsi guna

dapat mengetahui/memahami akan suatu prosedur dan mekanisme pelayanan.

Dengan demikian, dapat dihindarkan adanya tumpang tindih, kesalahan prosedur

melaksanakan tugas, dan kejelasan tanggung jawab, serta memberikan informasi

yang diperlukan dalam menyusun standar pelayanan sehingga dapat

menciptakan/menghasilkan efisiensi dan efektivitas kinerja organisasi dalam mencapai

tujuannya.

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2015

tentang Pedoman Penyusunan Proses Bisnis, Kerangka Pengambilan Keputusan,

Dan Standar Operasional Prosedur Di Lingkungan Kementerian Keuangan, seluruh

unit organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan diwajibkan menyusun dan

menyesuaikan naskah SOP dengan berpedoman pada ketentuan PMK tersebut, yakni

Page 49: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 36

dengan mencantumkan matriks RASCI. Matriks RASCI merupakan tabel berisi

representasi visual dari peran masing-masing individu atau para pemangku kegiatan di

dalam proses kegiatan untuk mengidentifikasi pihak-pihak yang memegang peran

Responsible, Approval, Support, Consult, dan Informed.

Periode capaian penyelesaian usulan SOP diberlakukan untuk setiap

pengusulan SOP terbagi kedalam 2 periode, yaitu:

a. periode pengusulan I bulan Mei; dan

b. periode pengusulan II bulan November.

Secara garis besar, terdapat 4 (empat) proses yang dilakukan oleh Biro Organisasi

dan Ketatalaksanaan dalam melaksanakan reviu SOP, antara lain:

1. Reviu/ penelitian awal

2. Pembahasan draft SOP

3. Pemeriksaan ulang dan/ atau perbaikan minor

4. Penerbitan persetujuan/rekomendasi tertulis Sekretaris Jenderal.

Selama tahun 2017, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah mereviu 3421

SOP dari unit Eselon I yang terbagi dalam 2 (dua) semester, yaitu sebanyak 1178 SOP

yang berasal dari 8 unit Eselon I dan 1 unit Non Eselon pada semester I dan

sebanyak 2243 SOP yang berasal dari 8 unit Eselon I pada semester II. Terhadap

SOP usulan unit Eselon I tersebut, sebanyak 19 usulan telah diperoleh

persetujuan/penetapan Sekretaris Jenderal. Rincian dari ke-19 usulan SOP yang

sudah memperoleh persetujuan Sekretaris Jenderal yaitu seperti terlihat dalam Tabel

3.9 berikut.

TABEL 3.9

19 USULAN SOP YANG SUDAH MEMPEROLEH PERSETUJUAN SEKRETARIS JENDERAL

No. Unit

Eselon I Surat Persetujuan Jumlah

1. DJPPR 1. S-1544.1/SJ/2017 tanggal 21 Juni 2017

2. S-252/SJ.2/2017 tanggal 29 Agustus 2017

69 SOP

147 SOP

Page 50: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 37

No. Unit

Eselon I Surat Persetujuan Jumlah

3. S-3046/SJ/2016 tanggal 18 Desember 2017 100 SOP

2. BPPK 1. S-1549/SJ/2017 tanggal 22 Juni 2017

2. S-2921/SJ/2017 tanggal 27 November 2017

124 SOP

1 SOP

3. Setjen 1. ND-433/SJ.2/2017 tanggal 19 Juni 2017

2. ND-512/SJ.2/2017 tanggal 27 Juli 2017

3. ND-686/SJ.2/2017 tanggal 10 Oktober 2017

4. ND-751/SJ.2/2017 tanggal 8 November 2017

5. ND-1119/SJ/2017 tanggal 19 Desember 2017

120 SOP

14 SOP

82 SOP

119 SOP

523 SOP

4. DJA 1. S-1461/SJ/2017 tanggal 26 Mei 2017 dan

2. S-1539/SJ/2017 tanggal 21 Juni 2017

48 SOP

23 SOP

5. DJBC 1. S-1506/SJ/2017 tanggal 9 Juni 2017

2. S-2949/SJ/2017 tanggal 4 Desember 2017

256 SOP

96 SOP

6. DJPB 1. S-1470/SJ/2017 tanggal 31 Mei 2017

2. S-1537/SJ/2017 tanggal 20 Juni 2017

3. S-1541/SJ/2017 tanggal 21 Juni 2017

4. S-1790/SJ/2017 tanggal 8 Agustus 2017

5. S-2101/SJ/2017 tanggal 4 September 2017

6. S-2930/SJ/2017 tanggal 28 November 2017

7. S-3022/SJ/2017 tanggal 14 Desember 2017

8. S-3040/SJ/2017 tanggal 15 Desember 2017

16 SOP

66 SOP

1 SOP

25 SOP

5 SOP

11 SOP

155 SOP

36 SOP

Page 51: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 38

SS-5 PENGELOLAAN SDM BERBASIS MERIT

5a-CP Persentase Implementasi Penggunaan Jabatan Fungsional

Target : 100%

Terealisasi : 113,3%

Penggunaan Jabatan Fungsional merupakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan

dalam rangka penggunaan Jabatan Fungsional yang telah dibentuk oleh K/L lain untuk

diimplementasikan di lingkungan Sekretariat Jenderal/Kementerian Keuangan.

Penggunaan Jabatan Fungsional di lingkungan Sekretariat Jenderal pada Tahun 2017

meliputi JF Perancang Peraturan Perundang-undangan, Pranata Humas, dan

Arsiparis. IKU ini dilaksanakan oleh 4 unit terkait yaitu:

1. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan sebagai koordinator,

2. Biro Hukum sebagai Unit Pembina Internal (UPI) JF Perancang Peraturan

Perundang-undangan,

3. Biro KLI sebagai UPI JF Pranata Humas, dan

4. Biro Umum sebagai UPI JF Arsiparis.

Proses implementasi penggunaan jabatan fungsional di atas dilakukan melalui

tahapan-tahapan yang dimulai dari benchmarking pelaksanaan penggunaan jabatan

fungsional di K/L lain, penentuan jenjang jabatan, penghitungan dan penyampaian

kebutuhan jumlah pegawai, dan penyusunan uraian jabatan fungsional. Adapun dalam

pencapaian target tersebut terdapat beberapa kendala yang harus dihadapi

diantaranya:

a. belum adanya peraturan yang komprehensif dan terstruktur terkait dengan

pengembangan jabatan fungsional yang dikeluarkan oleh Kementerian PANRB dan

BKN; dan

b. pengembangan jabatan fungsional pada unit-unit belum dijadikan prioritas dalam

mendukung kegiatan penataan organisasi dan pengembangan karir pegawai.

Pada Tahun 2017 capaian IKU Persentase Implementasi Penggunaan Jabatan

Fungsional mencapai 113,3% dari target. Hal ini terkait dengan telah ditetapkannya

uraian jabatan fungsional Perancang Peraturan Perundang-undangan Keputusan

Page 52: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 39

Menteri Keuangan Nomor 954/KMK.01/2017. Adapun untuk jabatan fungsional

Pranata Humas, telah ditetapkan uraian jabatan fungsional Pranata Humas melalui

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 943/KMK.01/2017 serta telah diusulkan dan

dilakukan uji kompetensi pada tanggal 14 September 2017 terhadap 38 pegawai Biro

KLI. Sementara, untuk jabatan fungsional Arsiparis, telah ditetapkan uraian jabatan

fungsional Arsiparis melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 750/KMK.01/2017,

serta telah mendapat rekomendasi pengangkatan jabatan fungsional Arsiparis dari

ANRI melalui Keputusan Kepala ANRI nomor 208 Tahun 2017.

5b-N Jumlah Rekomendasi Penetapan Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional

Target : 3

Terealisasi : 4

Jabatan fungsional core business Kementerian Keuangan dinyatakan telah

terbentuk dengan ditetapkannya peraturan Menteri PANRB mengenai jabatan

fungsional berkenaan. Agar jabatan fungsional tersebut dapat diimplementasikan,

maka perlu disusun perangkat peraturan pelaksanaan.

Peraturan-peraturan tersebut antara lain Peraturan Menteri Keuangan mengenai

petunjuk teknis (Juknis) jabatan fungsional, Peraturan Menteri Keuangan mengenai

Standar dan Uji Kompetensi jabatan fungsional, dan Peraturan Presiden mengenai

tunjangan jabatan fungsional serta uraian jabatan fungsional dan peringkat jabatan

fungsional.

Adapun dalam upaya pencapaian target tersebut di atas, terdapat kendala yaitu

belum adanya pedoman/standar penyusunan ketentuan teknis jabatan fungsional dari

Kementerian PANRB yang berskala nasional.

Pada tahun 2017, capaian IKU Jumlah Rekomendasi Penetapan Ketentuan

Pelaksanaan Jabatan Fungsional ditandai dengan telah ditetapkannya PMK nomor

61/PMK.02/2017 tanggal 12 Mei 2017 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional

Analis Anggaran, PMK Nomor 103/PMK.02/2017 tanggal 18 Juli 2017 tentang Standar

dan Uji Kompetensi serta Pendidikan dan pelatihan Jabatan Fungsional Analis

Page 53: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 40

Anggaran, dan PMK nomor 132/PMK.06/2017 tentang Petunjuk Teknis Jabatan

Fungsional Penilai Pemerintah tanggal 3 Oktober 2017.

5c-N Persentase Penyusunan Kamus Kompetensi Teknis Jabatan Kementerian Keuangan

Target : 100%

Terealisasi : 100%

Konsep kamus kompetensi merupakan dokumen yang memuat mengenai unit

kompetensi, elemen kompetensi, dan kriteria unjuk kerja pada setiap fungsi inti

Kementerian Keuangan. Dalam proses penyusunan konsep kamus kompetensi, hasil

pemetaan unit kompetensi, elemen kompetensi, dan kriteria unjuk kerja disampaikan

kepada unit Eselon I dan dibahas bersama dalam forum Focus Group Discussion.

Target Penyusunan Kamus Kompetensi Teknis Jabatan Kementerian Keuangan

adalah 100%, begitu juga dengan realisasi kinerja Penyusunan Kamus Kompetensi

Teknis Jabatan Kementerian keuangan tercapai 100%. Target dan realisasi tersebut

lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2016, yaitu target sebesar 95% dan

realisasi sebesar 95%.

Penyusunan kompetensi teknis pada tahun 2017 difokuskan pada 2 (dua) unit

Eselon I yang melaksanakan fungsi perimbangan keuangan, fungsi pengelolaan

pembiayaan dan fungsi pengelolaan risiko. Hasil dari penyusunan kompetensi teknis

pada tahun 2017 adalah 52 (lima puluh dua) kompetensi teknis yang terdiri atas 21

(dua puluh satu) kompetensi teknis pada fungsi perimbangan keuangan dan 31 (tiga

puluh satu) kompetensi teknis pada fungsi pengelolaan pembiayaan dan pengelolaan

risiko.

Penyusunan Kamus Kompetensi Teknis Jabatan Kementerian Keuangan dapat

tercapai dengan baik karena:

a. koordinasi yang baik dengan pihak ketiga dan unit Eselon I;

b. komitmen Subject Matter Expert (SME) yang tinggi dalam memberikan informasi

mengenai proses bisnis dan kegiatan yang dijalankan pada masing-masing fungsi

pada 2 (dua) unit Eselon I tersebut;

Page 54: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 41

c. secara simultan Kementerian Keuangan sedang menyusun peta proses bisnis

sampai dengan level terendah, hal ini sangat mendukung penyusunan kompetensi

teknis mengingat peta proses bisnis merupakan input penting dalam penyusunan

kompetensi teknis; dan

d. telah disusunnya kompetensi teknis dengan metodologi yang sama oleh beberapa

unit Eselon I (DJP, DJBC, dan DJPB) yang dapat dijadikan sebagai benchmark bagi

penyusunan kompetensi teknis pada fungsi-fungsi lain di Kementerian Keuangan.

Disamping itu pada tahun 2016 kami juga telah menyusun kamus kompetensi pada

Setjen, DJA, Itjen, dan BKF sehingga proses penyusunan kompetensi teknis pada

fungsi di lingkungan DJPK dan DJPPR dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Program/kegiatan yang menunjang keberhasilan pencapaian kinerja

Penyusunan Kamus Kompetensi Teknis Jabatan Kementerian Keuangan sebagai

berikut.

1. Pengumpulan data kompetensi teknis.

Data dan dokumen yang dipergunakan dalam proses penyusunan kompetensi

teknis adalah PMK mengenai organisasi dan tata kerja, uraian jabatan, SOP, peta

proses bisnis, dan peraturan-peraturan terkait.

2. Identifikasi kompetensi teknis

Proses identifikasi dimulai dengan pemaparan proses bisnis oleh setiap Subject

Matter Expert sesuai dengan fungsi yang dilaksanakan. Selanjutnya dari proses

bisnis dimaksud akan diperoleh peta fungsi yang terbagi menjadi fungsi utama,

fungsi kunci, dan fungsi dasar.

3. Analisis dan kajian kompetensi teknis pada bulan Juli-November 2017.

Dari hasil pemetaan fungsi utama, fungsi kunci, dan fungsi dasar kemudian

dirumuskan unit kompetensi, elemen kompetensi, dan kriteria unjuk kerja.

4. Penyusunan konsep kamus kompetensi teknis jabatan pada bulan November-

Desember 2017.

Hasil penyusunan kamus kompetensi pada DJPK telah disampaikan kepada

pimpinan DJPK melalui surat Nomor S-402/SJ.2/2017 tanggal 21 Desember 2017.

Untuk DJPPR, telah disampaikan melalui surat Nomor S-393/SJ.2/2017 tanggal 6

Page 55: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 42

Desember 2017. Laporan penyusunan Kamus kompetensi juga telah dilaporkan

kepada Sekretaris Jenderal melalui ND-892/SJ.2/2017 tanggal 27 Desember 2017.

SS-6 SDM YANG KOMPETITIF

6a-N Persentase Pemenuhan Pengembangan Kompetensi

Target : 80%

Terealisasi : 97,44%

IKU Persentase pegawai yang memenuhi Jamlat adalah jumlah minimal jam

pelatihan yang harus dipenuhi oleh setiap Pegawai dalam waktu satu tahun dimana

untuk tahun 2016, standar Jamlat yang disyaratkan adalah sebesar 24 Jamlat. Target

persentase pegawai yang memenuhi jamlat di tahun 2017 adalah sebesar 80% dan

capaian tahun 2017 adalah sebesar 97,44%. Periode pelaporan IKU ini adalah tiap

semester dimana secara berurutan dari semester I dan II targetnya adalah 40% dan

80%. Untuk realisasi dari semester I dan II adalah 62,03% dan 97,44%. IKU

Persentase Pegawai yang Memenuhi Jamlat baru muncul di tahun 2016 sehingga

untuk capaian untuk tahun 2015 dan tahun-tahun sebelumnya tidak ada.

IKU ini dapat tercapai jika setiap pegawai dapat memenuhi minimal standar

Jamlat yang telah ditentukan yaitu sebesar 24 Jamlat. Pemenuhan Jamlat dapat

dilakukan melalui pelatihan klasikal yang diselenggarakan oleh BPPK maupun di luar

BPPK, pelatihan non klasikal seperti seminar, sosialisasi, workshop, knowledge

sharing/sharing session, magang/internship/on the job training, lokakarya, dll.

Tercapainya IKU ini didukung beberapa faktor, antara lain:

a. Komitmen setiap pegawai untuk mengikuti diklat, baik yang diselenggarakan oleh

BPPK, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, ataupun pihak lainnya.

b. Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan yang secara rutin menyelenggarakan IHT

untuk para pegawai internal Biro dengan mengundang narasumber baik dari

internal maupun eksternal Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan.

Peran para pimpinan yang senantiasa mendorong para pegawai untuk meningkatkan

kompetensi melalui kegiatan diklat ataupun kegiatan pengembangan kompetensi

pegawai lainnya.

Page 56: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 43

6b-N Persentase Implementasi Dialog Kinerja Individu

Target : 50%

Terealisasi : 100%

IKU ini diukur berdasarkan tingkat pelaksanaan Dialog Kinerja Individu di

lingkungan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan yang dituangkan dalam aplikasi

e-performance. Pengukuran dilakukan berdasarkan pelaporan pelaksanaan Dialog

Kinerja Individu masing-masing pegawai yang menjadi partisipan Dialog Kinerja

Individu pada aplikasi e-performance. Data diperoleh dari submodul monitoring pada

aplikasi e-performance. Partisipan adalah atasan langsung (coach) dan bawahannya

(coachee).

Dalam rangka pemenuhan IKU tersebut, telah dilaksanakan IHT Coaching dan

Dialog Kinerja Individu bagi pejabat yang diselenggarakan pada tanggal 3 Februari

2017. Berdasarkan hasil monitoring pada aplikasi e-performance, pelaksanaan Dialog

Kinerja Individu tercapai 100% yakni dilaksanakan oleh 72 pegawai dari total 72

pegawai yang wajib melakukan Dialog Kinerja Individu.

SS-7 ORGANISASI YANG FIT FOR PURPOSE

7a-N Indeks Kesehatan Organisasi

Target : 78

Terealisasi : 87

IKU Indeks Kesehatan Organisasi diukur berdasarkan hasil survei penilaian

kesehatan organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan (MOFIN), yang

pelaksanaannya berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Nomor

523/KMK.01/2014 tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Organisasi Kementerian

Keuangan. Survei dilaksanakan pada tanggal 17 s.d. 30 April 2017 melalui pengisian

kuesioner secara online terhadap seluruh pegawai di lingkungan Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan.

Target Indeks Kesehatan Organisasi ditetapkan sebesar 78 dari skala

pengukuran 1 (satu) sampai dengan 100 (seratus). Adapun realisasi yang diperoleh

Page 57: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 44

berdasarkan hasil survei MOFIN Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan adalah 87,

dengan margin of error 3,51%. Nilai 87 menunjukkan bahwa secara rata-rata 87

persen pegawai berpendapat Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah

melaksanakan praktik-praktik manajemen yang sesuai untuk mendukung kondisi

kesehatan organisasi. Nilai margin of error telah berada di bawah target 5%,

menunjukkan bahwa hasil survei MOFIN cukup akurat untuk menggambarkan kondisi

kesehatan organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. Dengan demikian,

realisasi indeks kesehatan organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah

melebihi dari target yang ditetapkan.

Jumlah responden survei MOFIN Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan tahun

2017 adalah 72 orang, lebih tinggi daripada target responden yang ditetapkan untuk

Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan sebesar 66 orang. Jumlah responden pada

tahun 2017 mengalami peningkatan dibandingkan pelaksanaan survei MOFIN pada

beberapa periode sebelumnya. Pada tahun 2014, jumlah responden survei MOFIN

adalah 59 pegawai dan tahun 2015 menjadi 69 pegawai. Begitu juga dengan indeks

kesehatan organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan mengalami kenaikan dari

pelaksanaan survei MOFIN tahun 2015. Berikut Gambar 3.1 adalah hasil Indeks

kesehatan Organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Tahun 2014-2017:

GAMBAR 3.1

INDEKS KESEHATAN ORGANISASI

BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN TAHUN 2014-2017

8270

87

0

50

100

SKOR MOFIN BIRO ORGANISASI

DAN KETATALAKSANAAN

TAHUN 2014 s.d 2017

2014 2015 2017

Page 58: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 45

Gambar 3.1 menunjukkan bahwa indeks kesehatan organisasi Biro Organisasi

dan Ketatalaksanaan tahun 2014 sebesar 82, pada tahun 2015 indeks kesehatan

organisasi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan mengalami penurunan menjadi 70.

Namun demikian pada tahun 2017 indeks kesehatan organisasi Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan meningkat menjadi 84.

Tercapainya rencana/target Indeks Kesehatan Organisasi pada tahun 2017

dapat terjadi karena beberapa hal, antara lain telah dilaksanakannya rekomendasi

tindak lanjut survei MOFIN tahun 2015 pada tahun 2016, butir kuesioner yang lebih

jelas dan sederhana, serta sosialisasi kesehatan organisasi kepada para pegawai Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan. Adapun secara garis besar kegiatan-kegiatan yang

telah dilaksanakan untuk mendukung tercapainya Indeks Kesehatan Organisasi Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan tahun 2017 adalah sebagai berikut:

1. Penyempurnaan aplikasi survei online MOFIN untuk menyesuaikan dengan

perubahan metodologi penilaian kesehatan organisasi.

2. Sosialisasi penilaian kesehatan organisasi kepada para pejabat/pegawai di

lingkungan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan. Sosialisasi dilakukan dalam 2

(dua) bentuk, yaitu sosialisasi secara formal dan informal. Sosialisasi secara formal

dilakukan melalui pertemuan tatap muka dengan kegiatan workshop dan

internalisasi penilaian kesehatan organisasi. Peserta workshop dan internalisasi

adalah:

a. Para perwakilan Pejabat Eselon III dan IV di lingkungan Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan sebagai peserta workshop penilaian kesehatan organisasi

yang diselenggarakan pada tanggal 4 April 2017.

b. Para pelaksana perwakilan unit Eselon III di lingkungan Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan sebagai peserta internalisasi yang diselenggarakan pada

tanggal 5 April 2017.

c. Para Pejabat dan pelaksana di lingkungan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

pada acara In House Training (IHT) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

tanggal 7 April 2017.

Page 59: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 46

d. Para Mofiners di lingkungan Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, yang

membantu mensosialisasikan survei penilaian kesehatan organisasi di unitnya

masing-masing.

3. Sosialisasi secara informal dilakukan dengan tujuan menyampaikan informasi

terkait pelaksanaan survei MOFIN kepada sebanyak mungkin pegawai, dan

dilaksanakan melalui:

a. artikel mengenai penilaian kesehatan organisasi pada web Kemenkeu dengan

tautan https://www.kemenkeu.go.id/berita/survei-kesehatan-organisasi-dan-

kepemimpinan-untuk-kesempurnaan-organisasi-kemenkeu dan web masing-

masing unit Eselon I;

b. artikel di media cetak Kemenkeu, antara lain Buletin Kinerja dan Media

Keuangan;

c. media publikasi cetak lainnya, seperti leaflet, booklet, dan manual book;

d. video lift & videotron;

e. email blast;

f. infografis; dan

g. Surat Edaran Menteri Keuangan.

7b-N Indeks Penyusunan Proses Bisnis

Target : 100

Terealisasi : 120%

Realisasi capaian IKU terkait Indeks Penyusunan Proses Bisnis mencapai target

100%. Penyusunan proses bisnis Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dilakukan

sesuai dengan ketentuan mengenai penyusunan Proses Bisnis sebagaimana

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 131/PMK.01/2015. Adapun SOP core tugas dan

fungsi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan yang telah disusun dan ditetapkan oleh

Sekretaris Jenderal sebanyak 46 SOP. Penyusunan SOP core tersebut dilakukan

melalui beberapa tahapan, antara lain:

a. identifikasi atas SOP yang telah ada;

b. perubahan/penyesuaian format SOP sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 131/PMK.01/2015;

Page 60: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 47

c. pembahasan dan coaching kepada masing-masing PIC konseptor SOP; dan

d. pengesahan dan penyampaian konsep SOP kepada Biro Umum.

7c-N Persentase Penyelesaian RPMK/RKMK Kebijakan sesuai Program Perencanaan RPMK/RKMK

Target : 65%

Terealisasi : 104%

Penyelesaian Rancangan Peraturan Menteri Keuangan (RPMK)/Rancangan

Keputusan Menteri Keuangan (RKMK) Kebijakan adalah proses penyusunan

RPMK/RKMK Kebijakan oleh unit Eselon I/II konseptor sampai dengan ditetapkan

oleh Menteri Keuangan.

Program Perencanaan RPMK/RKMK Kebijakan adalah rangkaian kegiatan

perencanaan dan monitoring penyusunan RPMK/RKMK Kebijakan dalam jangka

waktu 1 (satu) tahun oleh unit Eselon I/II di lingkungan Kementerian Keuangan, yang

dilaksanakan secara terencana, terpadu, dan sistematis serta ditetapkan dalam

Keputusan Menteri Keuangan mengenai Program Perencanaan RPMK/RKMK

Kebijakan.

Persentase Penyelesaian RPMK/RKMK Kebijakan sesuai Program

Perencanaan RPMK/RKMK adalah Jumlah RPMK/RKMK Kebijakan yang tercantum

dalam Keputusan Menteri Keuangan mengenai Program Perencanaan yang telah

ditetapkan oleh Menteri Keuangan dibandingkan dengan jumlah RPMK/RKMK

Kebijakan yang tercantum dalam Keputusan Menteri Keuangan mengenai Program

Perencanaan ditambah jumlah RPMK/RKMK Kebijakan di luar Program Perencanaan

dibandingkan dengan jumlah RPMK/RKMK di luar perencanaan yang diusulkan

ditambah RPMK/RKMK yang telah disimplifikasi dibandingkan dengan jumlah

RPMK/RKMK Kebijakan yang ditargetkan akan disimplifikasi. Rumusan dari

persentase tersebut terlihat pada Gambar 3.2 berikut.

Page 61: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 48

GAMBAR 3.2

RUMUSAN PERSENTASE PENYELESAIAN RPMK/RKMK KEBIJAKAN SESUAI

PROGRAM PERENCANAAN RPMK/RKMK

Selain itu, unit dapat menyampaikan usulan perubahan RPMK/RKMK

sebagaimana telah ditetapkan dalam KMK Perencanaan paling lambat diajukan

tanggal 31 Juli tahun berjalan dan dapat diterima sebagai dasar perhitungan IKU

sepanjang usulan perubahan tidak ditolak oleh Menteri Keuangan/Wakil Menteri

Keuangan/Sekretaris Jenderal/Kepala Biro Hukum paling lambat tanggal 30

September tahun berjalan. Keputusan yang dikeluarkan setelah tanggal 30

September tahun berjalan tidak masuk dalam perhitungan IKU.

Apabila pada tahun berjalan terdapat arahan Menteri Keuangan/Wakil Menteri

Keuangan atau level yang lebih tinggi untuk membatalkan, menambahkan, menunda,

atau mengubah RPMK/RKMK maka perencanaan RPMK/RKMK diubah sesuai

arahan dimaksud.

Pada tahun 2017, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah menyampaikan 6

(enam) RPMK dan 11 (sebelas) RKMK sebagai program perencanaan RPMK/RKMK

Kebijakan tahun 2017. Selanjutnya, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah

berhasil menyelesaikan 5 (lima) PMK dan 11 (sebelas) KMK yang menjadi program

perencanaan. RPMK dan RKMK dimaksud adalah sebagai berikut.

KomponenRPMK/RKMK Program

Perencanaan (x)

RPMK/RKMK Di Luar

Perencanaan (y)

Simplifikasi Regulasi (z)

60% 30% 10%

65% 35% -

- 60% 40%

75% - 25%

100% - -

- 100%

- - 100%

Bobot

���������������� � ∗ bobot � ∗ bobot � � ∗ bobot atau � ∗ bobot � ∗ bobot atau

� ∗ bobot � � ∗ bobot atau

∗ bobot � � ∗ bobot atau

� ∗ bobot atau

∗ bobot atau

� ∗ bobot

Page 62: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 49

1. PMK Nomor 17/PMK.01/2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 241/PMK.01/2015 tentang Mekanisme Penetapan Jabatan dan

Peringkat Bagi Pelaksana di Lingkungan Kementerian Keuangan.

2. PMK Nomor 54/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga

Manajemen Aset Negara.

3. PMK Nomor 91/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi

Pemerintah.

4. PMK Nomor 92/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat

Komite Stabilitas Sistem Keuangan.

5. PMK tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor

234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan.

6. KMK Nomor 135/KMK.01/2017 tentang Jabatan dan Peringkat Bagi Pelaksana di

Lingkungan Politeknik Keuangan Negara STAN.

7. KMK Nomor 43/KMK.01/2017 tentang Program RBTK Kemenkeu tahun 2017-

2019.

8. KMK Nomor 164/KMK.01/2017 tentang Pedoman Penilaian Kantor Pelayanan dan

Kantor Wilayah Terbaik di Lingkungan Kemenkeu (gabungan dari 2 usulan KMK).

9. KMK Nomor 249/KM.1/2017 tentang Penomoran dan Pemberian Kode Naskah

Dinas pada Instansi Vertikal DJBC.

10. KMK Nomor 250/KM.1/2017 tentang Cap Instansi dan Cap Jabatan Instansi

Vertikal DJBC.

11. KMK Nomor 460/KM.1/2017 tentang Penomoran dan Pemberian Kode Naskah

Dinas pada Instansi Vertikal DJKN.

12. KMK Nomor 461/KM.1/2017 tentang Cap Instansi dan Cap Jabatan Instansi

Vertikal DJKN.

13. KMK Nomor 426/KMK.01/2017 tentang Pedoman Pembangunan ZI Menuju WBK

di Lingkungan Kemenkeu.

Page 63: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 50

14. KMK Nomor 664/KM.1/2017 tentang Penomoran dan Pemberian Kode Naskah

Dinas pada Instansi Vertikal DJPB.

15. KMK Nomor 665/KM.1/2017 tentang Cap Instansi dan Cap Jabatan Instansi

Vertikal DJPB.

Selain itu, terdapat pula 1 (satu) usulan kumulatif terbuka dan 5 (lima)

PMK/KMK yang disimplifikasi menjadi 2 (dua) PMK/KMK. Rincian PMK/KMK

dimaksud adalah sebagai berikut.

1. PMK 149/PMK.01/2017 tentang Mekanisme Penetapan Jabatan dan Peringkat

bagi Pelaksana Pawang Anjing Pelacak di Lingkungan Direktorat Jenderal Bea

dan Cukai.

2. PMK Nomor 91/PMK.01/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pusat Investasi

Pemerintah merupakan penggabungan dari 4 (empat) PMK.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 133/PMK.01/2017 tentang Pencabutan atas

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 44/PMK.01/2007 tentang Sinergi Tugas dan

Proses Bisnis di Bidang Kebijakan Fiskal dan Rancangan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Negara.

SS-8 OTOMASI LAYANAN KORPORAT (E-PRIME)

8a-N Tingkat Pengembangan Aplikasi e-PRIME Tahap III

Target : 100%

Terealisasi : 100%

Aplikasi e-PRIME adalah Sistem Informasi Layanan Berbasis e-Corporate, yang

merupakan himpunan aplikasi di lingkungan Setjen yang dipergunakan untuk

membantu kinerja seluruh unit di lingkungan Sekretariat Jenderal dalam rangka

peningkatan pelayanan internal dan pelayanan eksternal kepada stakeholder.

Sistem informasi e-PRIME didesain untuk memudahkan akses terhadap layanan

Sekretariat Jenderal oleh pengguna secara real time, kapan pun, dan di manapun

pengguna berada. e-PRIME juga memungkinkan pelayanan tidak dilakukan secara

Page 64: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 51

face-to-face sehingga pelayanan menjadi lebih efisien. Hal ini merupakan upaya

Sekretariat Jenderal untuk mewujudkan e-government. Melalui layanan yang dikelola

secara elektronik, diharapkan pelayanan Sekretariat Jenderal menjadi lebih efisien,

akurat dan dapat dimanfaatkan secara real time.

Sehubungan dengan kelanjutan program pembangunan/pengembangan aplikasi

e-PRiME Sekretariat Jenderal Tahap III tahun 2017 dan Rapimja Setjen tgl 13 Januari

2017, Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan mengusulkan aplikasi e-JOBS yg disetujui

sebagai salah satu aplikasi prioritas tahun 2017. Aplikasi E-Jobs adalah suatu sistem

yang terdiri dari 5 (lima) aplikasi yaitu:

a. Aplikasi Analisis Beban Kerja (ABK)

b. Aplikasi Uraian Jabatan (Urjab)

c. Aplikasi Standard Operating Procedures (e-SOP)

d. Aplikasi Knowledge Management System (KMS)

e. Aplikasi Layanan Sistem Informasi Jabatan Fungsional Secara Elektronik

(e-Jafung)

Aplikasi Analisis Beban Kerja (ABK)

Aplikasi Analisis Beban Kerja pada dasarnya merupakan aplikasi berbasis

website dan mengacu pada penggunaan data HRIS untuk mendukung pelaksanaan

kegiatan analisis beban kerja di lingkungan Kementerian Keuangan. Penyusunan

Business Process Reengineering (BPR) telah dilaksanakan dan disampaikan kepada

Kepala Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan (Pusintek) melalui Nota Dinas

Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan nomor ND-350/SJ.2/2017 tanggal 4 Mei

2017. Penyusunan User Requirements (UR) telah dilaksanakan dan disampaikan

kepada Kepala Pusintek melalui Nota Dinas Kepala Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan nomor ND-350/SJ.2/2017 tanggal 4 Mei 2017. Pembahasan teknis

pengembangan aplikasi ABK telah dilakukan beberapa kali dengan mengundang

perwakilan dari Pusintek dan Biro SDM. Adapun kegiatan tersebut terakhir

dilaksanakan pada tanggal 3 November 2017. Pelaksanaan User Acceptance Test

(UAT) aplikasi ABK telah dilaksanakan pada tanggal 5 Desember 2017. Pusintek telah

melaksanakan Uji Kerentanan (Vulnerability Test) terhadap 33 butir aspek keamanan

Page 65: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 52

aplikasi ABK dan telah dilaporkan melalui Nota Dinas Kepala Pusintek Nomor

ND-72/IT.3/2017 tanggal 29 Desember 2017.

Secara umum kegiatan pengembangan aplikasi ABK berjalan sesuai rencana.

Dalam tahap pembahasan dan pengembangan teknis aplikasi ABK, telah dilakukan

pembentukan user bagi satker instansi vertikal untuk dapat menginput data beban

kerja di lingkungan kantornya. Pengembangan tersebut berupa tambah role Eselon IV

di database, tambah role TU Eselon IV, penyesuaian input form A, penyesuaian input

form B, dan penyesuaian input form C. Selain itu, terdapat pengembangan bagi admin

pusat dan admin Eselon I agar dapat melihat laporan form D untuk fungsi

pemantauan, meliputi update menu laporan form D untuk user role Eselon I dan admin

pusat, update tampilan laporan untuk role Eselon I dan update tampilan laporan untuk

role admin pusat. Selanjutnya, perbaikan terhadap bug sudah diselesaikan dengan

baik berupa perbaikan terkait update batas waktu penginputan.

Aplikasi Uraian Jabatan (Urjab)

Salah satu aplikasi yang dikembangkan oleh Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan bersama dengan Pusintek pada tahun 2017 adalah aplikasi layanan

uraian jabatan digital (e-urjab). Tingkat pengembangan aplikasi e-urjab pada tahun

2017 seperti terlihat pada Gambar 3.3 berikut.

GAMBAR 3.3

TINGKAT PENGEMBANGAN APLIKASI E-URJAB TAHUN 2017

Berdasarkan kegiatan di atas, pada tahun 2017 telah dilakukan penyelesaian aplikasi

sebesar 100% dengan rincian sebagai berikut:

Page 66: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 53

a. Penyelesaian Dokumen Business Process Re-engineering (BPR) sebesar 30%;

b. Penyelesaian Dokumen User Requirement (UR) sebesar 30%;

c. Penyelesaian Dokumen User Acceptance Test dan (UAT) dan uji

kerentanan/Quality Assurance (QA) sebesar 40%.

Berdasarkan tahapan yang telah dilalui, pada tahun 2017 aplikasi e-urjab sudah

dilakukan hosting pada alamat http://urjab.e-prime.kemenkeu.go.id dan telah siap

untuk dilakukan implementasi.

Aplikasi Standard Operating Procedures (e-SOP)

Kementerian Keuangan dalam menjalankan tugas dan fungsi yang telah diatur

dalam PMK Nomor 234/PMK.01/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian

Keuangan, mengacu kepada prosedur kerja yang disusun dalam Standard Operating

Procedures (SOP). Pengaturan tentang penyusunan SOP di lingkungan Kemenkeu

telah diatur dalam PMK Nomor 131/PMK.01/2015 tentang Pedoman Penyusunan

Proses Bisnis, Kerangka Pengambilan Keputusan, dan Standar Operasional Prosedur

di lingkungan Kementerian Keuangan. Seluruh unit Eselon I menyusun dan

merumuskan SOP dan dikoordinasikan oleh Sekretariat Jenderal untuk kemudian

dikaji dan ditelaah sesuai dengan aturan yang berlaku.

Pada kondisi lapangan, seluruh unit Eselon I telah menyusun SOP sesuai

dengan PMK Nomor 131/PMK.01/2015. Namun dalam beberapa kejadian, masih

ditemukan kekurangan-kekurangan dalam penyajian SOP. Beberapa di antaranya

adalah komponen-komponen utama SOP tidak lengkap, masih terdapatnya

ketidakseragaman format SOP, dan kelemahan-kelamahan lainnya. Selain itu,

penyusunan SOP masih belum efisien mengingat penyusunan belum terotomasi

secara sistem aplikasi.

Memperhitungkan hal-hal dimaksud dan demi mewujudkan efisiensi dan

efektivitas serta simplifikasi SOP di lingkungan Kementerian Keuangan, Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan bersama dengan Pusintek telah mengembangkan

aplikasi standar operasional prosedur (e-SOP). Pengembangan aplikasi SOP

diharapkan dapat menjawab kebutuhan tersebut dan menjadi solusi bagi seluruh

stakeholder untuk dapat melaksanakan tugas di bidang tata laksana secara lebih

cepat dan akurat.

Page 67: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 54

Penyelesaian aplikasi e-SOP meliputi tiga kegiatan utama, yaitu:

1. Bussines process reengineering (BPR) meliputi kegiatan penyusunan, reviu,

persetujuan serta pengesahan BPR yang dilakukan oleh Biro Organisasi dan

Ketatalaksanaan.

2. User requirement (UR), yang meliputi penyusunan dan penyampaian UR yang

dilakukan oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan serta reviu dan persetujuan

UR yang dilakukan oleh Pusintek.

3. User acceptance test (UAT) dan quality assurance (QA) meliputi tahapan

pengembangan aplikasi yang dilakukan oleh Pusintek, pelaksanaan UAT yang

dilakukan oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan dan Pusintek, serta

pelaksanaan QA yang dilaksanakan oleh Pusintek.

Berdasarkan kegiatan di atas, pada tahun 2017 telah dilakukan penyelesaian

aplikasi sebesar 100% dengan rincian sebagai berikut:

a. Penyelesaian Dokumen Business Process Re-engineering (BPR) sebesar 30%;

b. Penyelesaian Dokumen User Requirement (UR) sebesar 30%;

c. Penyelesaian Dokumen User Acceptance Test (UAT) dan uji kerentanan/Quality

Assurance (QA) sebesar 40%.

Berdasarkan tahapan yang telah dilalui, pada tahun 2017 aplikasi e-SOP sudah

dilakukan hosting pada alamat http://sop.e-prime.kemenkeu.go.id dan telah siap untuk

dilakukan implementasi.

Aplikasi Knowledge Management System (KMS)

Tingkat pengembangan aplikasi bidang Knowledge Management (KM) pada

tahun 2017 secara garis besar meliputi kegiatan sebagaimana terlihat dalam Gambar

3.4 berikut.

Page 68: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 55

GAMBAR 3.4

TINGKAT PENGEMBANGAN APLIKASI BIDANG KNOWLEDGE MANAGEMENT

Target Tingkat Pengembangan Aplikasi e-PRiME Tahap III Bidang Knowledge

Management (KM) Tahun 2017 adalah 100%, dengan rincian sebagai berikut:

a. Penyelesaian Dokumen Business Process Re-engineering (BPR) sebesar 30%;

b. Penyelesaian Dokumen User Requirement (UR) sebesar 30%; dan

c. Penyelesaian Dokumen User Acceptance Test dan (UAT) dan uji

kerentanan/Quality Assurance (QA) sebesar 40%.

Realisasi kinerjanya tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan yaitu sebesar

100%.

Adapun detail kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan untuk mendukung

tercapainya target pengembangan aplikasi bidang Knowledge Management di Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan adalah sebagai berikut:

1. Melakukan studi banding aplikasi KM secara informal ke Pusat Sistem Informasi

dan Teknologi Keuangan (Pusintek) pada tanggal 11 Januari 2017 dan ke

Inspektorat Jenderal (Itjen) pada tanggal 14 Maret 2017. (Laporan studi banding ke

Pusintek melalui Nota Dinas nomor ND-19/SJ.24/2017)

2. Penyusunan Business Process Reengineering (BPR) telah dilaksanakan dan

disampaikan kepada Kepala Bagian Ketatalaksanaan I melalui Nota Dinas nomor

ND-46/SJ.24/2017 tanggal 8 Februari 2017.

3. Penyusunan User Requirements (UR) telah dilaksanakan dan disampaikan kepada

Pusintek dengan Nota Dinas nomor ND-454/SJ.2/2017 tanggal 22 Juni 2017.

Page 69: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 56

4. Pembahasan teknis pembangunan aplikasi KM telah dilaksanakan pada tanggal 6

September 2017 dan 8 September 2017.

5. User Acceptance Test aplikasi KM telah dilaksanakan pada tanggal 9 November

2017.

6. Pusintek telah melaksanakan Uji Kerentanan/Quality Assurance (QA) terhadap 33

butir aspek keamanan sistem aplikasi KM pada tanggal 11 Desember 2017.

7. Berdasarkan tahapan yang telah dilalui, pada tahun 2017 aplikasi KM telah

dilakukan hosting dengan alamat web km.e-prime.kemenkeu.go.id

Aplikasi Layanan Sistem Informasi Jabatan Fungsional Secara Elektronik

(e-Jafung)

Capaian IKU Tingkat Pengembangan Aplikasi e-PRiME Tahap III ditandai

dengan telah disampaikannya UR aplikasi e-Jafung sebagai bagian dr e-JOBS melalui

ND 121/SJ.25/2017 tanggal 5 Juni 2017 hal Penyampaian UR aplikasi e-Jafung, serta

telah dilaksanakan UAT pada tanggal 6 Desember 2017, kemudian juga telah

dilaksanakan QA terhadap 33 butir aspek keamanan aplikasi pada tanggal

12 Desember 2017.

SS-9 PENGELOLAAN ANGGARAN YANG OPTIMAL

9a-CP Persentase Kualitas Pelaksanaan Anggaran

Target : 95%

Terealisasi : 108,63%

Melalui Surat Edaran Menteri Keuangan nomor SE-35/MK.1/2017 tentang Tata

Cara Penghitungan Indikator Kinerja Utama Presentase Kualitas Pelaksanaan Di

Lingkungan Kementerian Keuangan telah ditetapkan panduan dalam mengukur

kinerja pelaksanaan anggaran dan meningkatkan kualitas pelaksanaan anggaran di

lingkungan Kementerian Keuangan.

Adapun penghitungan unsur IKU persentase kualitas pelaksanaan anggaran

pada tahun 2017, meliputi:

a. penyerapan anggaran, dengan bobot 10%

Page 70: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 57

b. efisiensi anggaran, dengan bobot 39%

c. pencapaian keluaran/output, dengan bobot 51%

Total anggaran yang dikelola Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan pada tahun

2017 sejumlah Rp11.632.648.000,- dengan 17 keluaran riil yang dapat diukur. Adapun

17 keluaran riil tersebut terlihat dalam Tabel 4.1 berikut.

TABEL 4.1 PENGELUARAAN RIIL BIRO ORGANISASI DAN KETATALAKSANAAN

TAHUN 2017

No. Keluaran Riil Target

Volume

1 PMK/KMK mengenai Organisasi dan Tata Kerja 1 PMK/KMK

2 Laporan Survei MOFIN 1 Laporan

3 KMK mengenai Evaluasi Jabatan 3 PMK/KMK

4 Laporan Analisis Beban Kerja 1 Laporan

5 Penyempurnaan SOP di lingkungan Kementerian

Keuangan

1 Surat

Rekomendasi

6 Penyempurnaan dokumen administrasi persuratan 1 dokumen

7 Implementasi Dokumen Pelayanan Publik 2 PMK/KMK

8 Pendampingan Survei Kepuasan Pengguna Layanan 1 Dokumen

9 Pelaksanaan IHT bidang organisasi dan ketatalaksanan 9 IHT

10 Dukungan Pimpinan 1 keluaran riil

11 Change Management Rencana Transisi Organisasi SDM

terintegrasi

1 Laporan

12 Kamus Kompetensi Teknis Jabatan 1 Laporan

13 Memfokuskan ulang setjen dan penataan organisasi

strategis

1 dokumen

14 Analisis dan Evaluasi Jabatan 1 dokumen

15 Survei Kepuasan Pengguna Layanan 1 Laporan

16 Penyusunan/Penyempurnaan Jabatan Fungsional 1 RPermenPAN

17 Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional 3 RPMK/RKMK

Page 71: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 58

GAMBAR 3.5

PERSENTASE KUALITAS PELAKSANAAN ANGGARAN

Berdasarkan Gambar 3.5 di atas terlihat bahwa capaian atas kualitas

pelaksanaan anggaran Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan telah memenuhi target

yang ditetepakan. Upaya-upaya yang telah dilakukan pada guna mencapai target

tersebut, antara lain:

a. menyusun rencana penarikan dana atas kegiatan selama tahun berjalan;

b. melakukan pencatatan pengeluaran pada kartu pengawasan penyerapan

anggaran; dan

c. melakukan optimalisasi anggaran yang berpotensi tidak terserap dan dialokasikan

untuk kegiatan lain yang lebih optimal.

Selain itu, sesuai dengan Instruksi Sekretaris Jenderal nomor

INS-186/SJ/2017, terdapat beberapa langkah-langkah penghematan yang telah

dilakukan oleh Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, diantaranya:

a. pembelian konsumsi hanya sebatas pada kegiatan yang melibatkan unit lain;

b. pembelian konsumsi berupa bahan makanan/minuman yang dapat digunakan

untuk lebih dari 1 (satu) kali frekuensi rapat; dan

12%

36%

54%

95%

20.39%

46.53%

54.87%

108.63%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Realisasi Target

Page 72: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 59

c. pembatasan jumlah pejabat/pegawai yang ditugaskan untuk melakukan

perjalanan dinas.

B. Capaian Kinerja Lainnya

Kegiatan yang telah dilaksanakan dan menunjang pencapaian kinerja Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan tahun 2017 tersebut di atas adalah sebagai berikut:

1. PENILAIAN KANTOR PELAYANAN TERBAIK KEMENTERIAN KEUANGAN (KPT) 2017

Salah satu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan

menumbuhkan etos kerja pelayanan bagi kantor-kantor pelayanan di lingkungan

Kementerian Keuangan, secara periodik dilakukan penilaian kinerja pelayanan

terhadap kantor-kantor pelayanan di lingkungan Kementerian Keuangan dalam wujud

berupa seleksi Kantor Pelayanan Terbaik (KPT) di lingkungan Kementerian Keuangan

yang diselenggarakan setiap tahun. Kegiatan penilaian KPT ini dilakukan sebagai

salah satu cara untuk mengetahui gambaran kinerja serta inovasi-inovasi yang

dikembangkan oleh kantor-kantor pelayanan sebagai upaya melakukan perbaikan dan

peningkatan kualitas pelayanan publik.

Kegiatan penilaian KPT dilakukan oleh Tim Penilai dengan cara:

a. melakukan observasi secara langsung dengan mengidentifikasi semua komponen

pelayanan yang dinilai sekaligus melakukan assesment terhadap kinerja pelayanan

dengan menggunakan instrumen formulir kinerja kantor pelayanan percontohan

sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 164/KMK.01/2017;

b. melakukan wawancara mendalam dengan pimpinan dan staf pada kantor

pelayanan/pengawasan bersangkutan dan pihak lain yang memiliki keterkaitan;

c. mencari data/informasi sekunder baik berupa pendapat, laporan, pengaduan, dan

temuan lainnya;

d. selain itu, Tim Penilai Awal dengan dibantu oleh Tim Pelaksana melakukan survei

kepuasan pelayanan yang diisi dengan menyebarkan kuesioner kepada

masyarakat/pihak pengguna layanan yang diisi secara langsung oleh responden

(pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat/IKM); dan

Page 73: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 60

e. berbeda dengan penilaian akhir kantor pelayanan tahun sebelumnya, penilaian

akhir dilakukan dengan mengundang Kepala Kantor Pelayanan peserta penilaian

untuk melakukan persentasi di hadapan Tim Penilai Akhir di Ruang rapat Biro

Organisasi dan Ketatalaksanaan Setjen.

Adapun Instrumen penilaian yang digunakan dalam penilaian KPT Tahun 2017

berupa Formulir A (Penilaian Kinerja Kantor Pelayanan Percontohan) dan Formulir B

(Penilaian Inovasi dan Prestasi Kantor Pelayanan). Berdasarkan hasil penilaian,

penghitungan, dan kesepakatan bersama Tim Penilai, maka telah ditetapkan:

a. KPP Pratama Pondok Aren

b. KPPBC TMP Tanjung Perak

c. KPPN Singaraja

d. KPKNL Surakarta

sebagai Kantor Pelayanan Percontohan Terbaik di lingkungan Kementerian Keuangan

Tahun 2017 sebagaimana tertuang dalam KMK Nomor 696/KMK.01/2017 tentang

penetapan Kantor Pelayanan Pelayanan terbaik di lingkungan Kementerian Keuangan

Tahun 2017.

GAMBAR 3.6

TIM PENILAI KPT DI KPPN SINGARAJA

Page 74: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 61

2. KANTOR WILAYAH TERBAIK TAHUN 2017

Kementerian Keuangan melakukan penilaian Kantor Wilayah terbaik di

lingkungan Kementerian Keuangan tahun 2017. Tahap akhir penilaian dilakukan pada

Selasa, 8 Agustus 2017 di Ruang Rapat Sekretaris Jenderal, Gedung Djuanda I

Kementerian Keuangan, Jakarta.

Peserta Penilaian Kantor Wilayah Terbaik Tahun 2017 adalah Kanwil Direktorat

Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Jakarta dari DJBC; Kanwil Direktorat Jenderal Pajak

(DJP) Jawa Tengah I mewakili DJP, Kanwil Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

(DJKN) Sumatera Selatan, Jambi, dan Bangka Belitung yang mewakili DJKN; dan

Kanwil Direktorat Jenderal (Ditjen) Perbendaharaan Provinsi D.I. Yogyakarta yang

mewakili Ditjen Perbendaharaan.

Sebagai informasi, penilaian Kanwil Terbaik di Lingkungan Kementerian

Keuangan berpedoman pada Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor

164/KMK.01/2017 tentang Pedoman Penilaian Kantor Pelayanan dan Kantor Wilayah

Terbaik Di Lingkungan Kementerian Keuangan. Penilaian dilakukan dengan mengacu

pada sembilan komponen dan 31 indikator, inovasi yang diciptakan dan diterapkan

Kantor Wilayah, serta prestasi yang dicapai.

Melalui Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 646/KMK.01/2017 tentang

Kantor Wilayah Terbaik di lingkungan Kementerian Keuangan Tahun 2017, Kanwil

Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi D.I. Yogyakarta ditetapkan sebagai

Kantor Wilayah Terbaik Pertama, Kanwil Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Jakarta

sebagai Kantor Wilayah Terbaik Kedua, Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa

Tengah I sebagai Kantor Wilayah Terbaik Ketiga, dan Kanwil Direktorat Jenderal

Kekayaan Negara Sumatera Selatan, Jambi, dan Bangka Belitung sebagai Kantor

Wilayah Terbaik Keempat.

Page 75: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 62

GAMBAR 3.7

TIM PENILAIAN KANTOR WILAYAH TERBAIK

C. REALISASI ANGGARAN

Dari total anggaran yang dikelola Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan sejumlah

Rp11.632.648.000,00 telah dicapai 17 keluaran riil dengan hasil efisiensi sebesar

Rp2.082.038.981,00. Adapun 17 target kegiatan tersebut meliputi:

No. Target Kegiatan Keluaran Riil

1 PMK/KMK mengenai Organisasi dan Tata Kerja 1 PMK/KMK

2 Laporan Survei MOFIN 1 Laporan

3 KMK mengenai Evaluasi Jabatan 3 PMK/KMK

4 Laporan Analisis Beban Kerja 1 Laporan

5 Penyempurnaan SOP di lingkungan Kementerian Keuangan

1 Surat Rekomendasi

6 Penyempurnaan dokumen administrasi persuratan 1 Dokumen

7 Implementasi Dokumen Pelayanan Publik 2 PMK/KMK

8 Pendampingan Survei Kepuasan Pengguna Layanan 1 Dokumen

9 Pelaksanaan IHT bidang organisasi dan ketatalaksanan 9 IHT

10 Dukungan Pimpinan 1 Keluaran Riil

Page 76: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

Akuntabilitas Kinerja

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017 63

11 Change Management Rencana Transisi Organisasi SDM terintegrasi

1 Laporan

12 Kamus Kompetensi Teknis Jabatan 1 Laporan

13 Memfokuskan ulang setjen dan penataan organisasi strategis

1 Dokumen

14 Analisis dan Evaluasi Jabatan 1 Dokumen

15 Survei Kepuasan Pengguna Layanan 1 Laporan

16 Penyusunan/Penyempurnaan Jabatan Fungsional 1 RPermenPAN

17 Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional 3 RPMK/RKMK

Page 77: LAPORAN KINERJA 2017 - setjen.kemenkeu.go.idtittle]-1322018/... · LPDP, Setjen, 2) PPPK, Setjen, 3) Direktorat Penyusunan APBN, DJA, 4) KPP Pratama Sumbawa Besar, 5) KPP Pratama

BAB IV

Penutup

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan | 2017

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan tahun 2017 merupakan

bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pada Tahun Anggaran 2017, yang

disusun sebagai amanat Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006

tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Presiden Nomor

29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014

tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan Kinerja Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan tahun 2017 memuat capaian-

capaian kinerja yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak kinerja yang dapat diukur

dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan tahun 2017,

yang terdiri dari 9 (sembilan) Sasaran Strategis (SS) Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan

dengan 17 (tujuh belas) IKU. Hal ini sesuai dengan amanat Keputusan Menteri Keuangan

Nomor KMK 467/KMK.01/2014 tentang Pengelolaan Kinerja Di Lingkungan Kementerian

Keuangan.

Berdasarkan tujuan dan sasaran strategis yang telah ditetapkan, pencapaian kinerja

Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan secara umum berhasil dicapai, bahkan terdapat

capaian yang melampaui target.

Dengan disusunnya LAKIN Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan tahun 2017,

diharapkan dapat memberikan informasi secara transparan baik kepada pimpinan

Kementerian Keuangan maupun kepada seluruh pihak yang terkait dengan tugas dan

fungsi Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan, sehingga dapat memberikan umpan balik

guna peningkatan kinerja pada periode berikutnya.

Jakarta, Februari 2018

Kepala Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan,

Dini Kusumawati

NIP 197405091999032001