efektivitas dampak perubahan penghasilan tidak kena pajak (ptkp) terhadap penerimaan pajak...

72
EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU (PERIODE 2012 2014) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademik Dan Melengkapi Sebagian Dari Syarat Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Oleh FARAS DARA ISLAMIA 2011420041 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015

Upload: uofaunsada

Post on 07-Jan-2017

684 views

Category:

Data & Analytics


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK

(PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI

PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

(PERIODE 2012 – 2014)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademik Dan

Melengkapi Sebagian Dari Syarat – Syarat Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Oleh

FARAS DARA ISLAMIA

2011420041

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA

2015

Page 2: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU
Page 3: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU
Page 4: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU
Page 5: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

v

ABSTRAK

NIM : 2011420041, Judul Skripsi :EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN

PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK

PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA

CAKUNG SATU (PERIODE 2012-2014),

Jumlah Hal : xii + 56 Hal

Kata Kunci : PTKP, Pajak Penghasilan Orang Pribadi, Penerimaan Pajak

Penelitian ini membahas tentang perubahan PTKP dapat berdampak

signifikan bagi wajib pajak orang pribadi pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu,

mengetahui apakah dengan perubahan PTKP meningkatkan jumlah penerimaan

pajak pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu, serta mengetahui kendala dan

upaya yang dihadapi KPP Pratama Jakarta Cakung Satu.

Hasil penelitian menunjukan bahwa perubahan PTKP meningkatkan wajib

pajak orang pribadi hingga 82,10%, dengan begitu terjadi suatu peningkatan

penerimaan pajak orang pribadi pada tahun 2012 sebesar Rp 3.776.095.581,

kemudian pada tahun 2013 mengalamipenurunansebesar Rp 3.613.502.797, dan

tahun 2014 sebesar Rp 4.334.325.098.

Upaya yang dilakukan KPP Pratama Jakarta Cakung Satu dalam

perubahan PTKP sudah dikatakan efektif, sebab sudah melakukan banyak upaya

diantaranya lebih memeratakan atau adil kepada wajib pajak, mengejar

penerimaan serta bersosialisasi kepada masyarakat.

Daftar Acuan : (2007-2014)

Jakarta, Juni 2015

Faras Dara Islamia

Page 6: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

vi

KATA PENGANTAR

Bismil-laahir-rahmanir-raahiim

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi syarat

mencapai gelar sarjana jenjang strata satu (S1) di Universitas Darma Persada.

Adapun judul dari penulisan ini adalah “Efektivitas Dampak Perubahan

Penghasilan Tidak kena Pajak (PTKP) terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan

Orang Pribadi Pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu.”

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan

dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Untuk kedua orang tuaku tercinta yang telah memberikan doa, dukungan,

perhatian dan segala pengorbanan yang tak ternilai kepadaku untuk kelancaran

penulisan skripsi ini

2. Bapak Sukardi H. Sentono, SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Darma Persada

3. Bapak Ahmad Basyid Hasibuan, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Universitas Darma Persada

4. Ibu Atik Isniawati, SE, AK, M.Si selaku Dekan II Fakultas Ekonomi

5. Ibu Dra. Sri Ari Wahyuningsih, MM.selaku Pembimbing Akademik

Page 7: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

vii

6. Bapak Masdar, SE, Ak., M.Ak selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membantu penulisan skripsi ini

7. Dan terima kasih untuk KPP Pratama Jakarta Cakung Satu, kepada bagian

Pengolah data danInformasi (PDI) yang sudah membantu saya selama riset.

Akhir kata penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna oleh karena itu penulis mengharapkan semoga kritik dan saran

yang bersifat membangun dapat bermanfaat bagi penulisan di masa yang akan

mendatang.

Jakarta, Juni 2015

Penulis

Faras Dara Islamia

Page 8: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

viii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL SKRIPSI ............................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN ............................................................ ii

LEMBAR PERSETUJUAN ........................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................ iv

ABSTRAK ....................................................................................... v

KATA PENGANTAR ..................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................ xiii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 4

1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Perpajakan

2.1.1 Definisi Pajak ................................................................. 7

2.1.2 Fungsi Pajak ................................................................... 9

2.1.3 Tata Cara Pemungutan Pajak ....................................... 10

2.1.4 Asas Pemungutan Pajak ............................................... 12

2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak ............................................ 13

2.1.6 Jenis-jenis Pajak .......................................................... 14

2.2 Tinjauan Wajib Pajak

2.2.1 Definisi Wajib Pajak ................................................... 17

2.2.2 Kewajiban Wajib Pajak ............................................. 17

2.2.3 Hak Wajib Pajak ......................................................... 19

Page 9: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

ix

2.2.4 Jenis Wajib Pajak ....................................................... 21

2.2.5 Konsep Pajak Penghasilan ........................................... 22

2.2.6 Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi ....................... 24

2.3 Tinjauan PTKP

2.3.1 Definisi PTKP .............................................................. 25

2.3.2 Manfaat PTKP bagi WP ............................................. 26

2.3.3 PTKP untuk Subjek Pajak Orang Pribadi ................... 27

2.3.4 Waktu penentuan besarnya PTKP .............................. 28

2.4 Tinjauan Perubahan PTKP

2.4.1 Perubahan PTKP ......................................................... 28

2.4.2 Alasan Perubahan PTKP ............................................ 29

2.5 Tinjauan Efektivitas

2.5.1 Definisi Efektivitas ..................................................... 30

2.5.2 Pendekatan Terhadap Efektivitas ................................ 31

2.6 Kerangka Berpikir ................................................................. 32

BAB III METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 33

3.2 Jenis Data ............................................................................. 33

3.3 Metode Pengumpulan Data ................................................... 33

3.4 Metode Analisis Data ........................................................... 34

BAB IV : HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah singkat KPP Pratama Jakarta Cakung Satu ... 36

4.1.2 Visi dan Misi KPP Pratama Jakarta Cakung Satu ...... 37

4.1.3 Tujuan KPP Pratama Jakarta Cakung Satu .................. 38

4.1.4 Aspek KPP Pratama Jakarta Cakung Satu ................... 39

4.1.5 Struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Cakung Satu ..... 40

Page 10: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

x

4.1.6 Tugas Secara Umum .................................................. 41

4.1.7 Deskripsi Data ............................................................ 44

4.2 Analisis Data

4.2.1 Efektivitas perubahan PTKP terhadap WPOP ........... 45

4.2.2 Efektivitas perubahan PTKP terhadap Penerimaan

Pajak Orang Pribadi ............................................................ 47

4.2.3 Kendala dan Upaya dalam Perubahan PTKP ............. 49

4.3 Interprestasi Hasil ............................................................... 50

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian .............................................. 52

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .......................................................................... 54

5.2 Saran ..................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 56

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 11: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

xi

DAFTAR TABEL

TABEL 2.1 Tarif Pajak Berdasarkan UU NO. 36 Tahun 2008 ............... 24

TABEL 2.2 Penyesuaian Perubahan PTKP ............................................. 29

TABEL 3.1 Interprestasi Nilai Efektivitas ............................................... 35

TABEL 4.1 Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2012 – 2014 ...... 44

TABEL 4.2 Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2012-2014 ... 45

Page 12: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

xii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Kerangka Pemikiran ........................................................... 32

GAMBAR 2 Struktur Organisasi KPP Pratama Jakarta Cakung Satu ...... 40

Page 13: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Negara adalah suatu wilayah yang kekuasaannya di atur oleh Pemerintah,

untuk dapat membentuk suatu pemerintahan di negara haruslah membutuhkan

biaya yang tidak sedikit dan salah satu sumber pembiayaan negara yang sangat ciri

khas adalah Pajak. Pajak merupakan salah satu cara mudah untuk meningkatkan

pendapatan negara yang paling besar, yang akan dipergunakan untuk pembiayaan

yang masyarakat butuhkan seperti halnya pengeluaran pemerintah atas barang serta

jasa.

Warga negara wajib menunjukan peranan serta di dalam pembiayaan

pemerintah demi terlaksananya kepemerintahan dan pembangunan negara. Pada

dasarnya pajak untuk mensejahterakan masyarakat, baik yang mampu maupun yang

tidak mampu, hal ini dapat terlihat dari teori awal perpajakan, bahwa saat seorang

wajib pajak membayarkan pajak, berapapun jumlahnya itu tidaklah terhenti sampai

disitu saja, itu merupakan proses awal yang bermanfaat untuk kehidupan banyak

orang.

Pajak secara sederhana memang dapat dikelompokkan sebagai pajak

langsung dan pajak tidak langsung dengan kata lain pajak ini harus menanggung

bebannya sendiri bagi wajib pajak tidak boleh bebannya itu ditanggungkan kepada

orang lain. Pajak langsung ini meliputi, pajak pendapatan orang pribadi, pajak

pendapatan perusahaan, dan Pajak Bumi dan Bangunan. Sedangkan Pajak tidak

Page 14: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

2

langsung bebannya dapat ditangguhkan kepada orang lain, dapat dilihat yaitu

meliputi Pajak Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Pertambahan Nilai, Bea

Materai, Cukai, Bea Impor dan Ekspor (Irena Szarowska : 2013).

Pajak Penghasilan (PPh) merupakan salah satu pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat. Pajak Penghasilan adalah pajak yang dikenakan seseorang yang

memiliki suatu penghasilan yang menjadi kewajiban yang harus dibayarkan bagi

wajib pajak orang pribadi (WPOP) dan badan yang berkaitan dengan penghasilan

yang diperoleh atau diterima. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah

besarnya jumlah suatu penghasilan yang diterima bagi wajib pajak orang pribadi,

atau apabila penghasilan bersih wajib pajak orang pribadi yang berpenghasilan

dengan jumlahnya dibawah PTKP itu tidak akan dikenakan Pajak Penghasilan dan

apabila perannya sebagai pegawai maupun penerima penghasilan sebagai objek

PPh Pasal 21, maka penghasilan tersebut tidak akan dilakukan pemotongan PPh

Pasal 21. Dengan melihat peraturan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7

tahun 1983 tentang penghasilan, yang telah diubah terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 36 Tahun 2008 telah di tetapkan besarnya Penghasilan Tidak Kena

Pajak (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2008).

Penghasilan Tidak Kena Pajak telah diterapkan memiliki suatu nilai yang

tidak dapat berubah-ubah atau nilai tersebut dapat dikatakan tetap. Dari awal tahun

1983 sampai dengan perubahan PTKP terakhir tahun 2013 batasan penghasilan

yang terus-menerus mengalami suatu perubahan. Penerapan besarnya perubahan

PTKP telah disesuaikan dengan perkembangan didalam dunia ekonomi yang

semakin lama mengalami peningkatan yang sangat pesat. Yang telah kita ketahui

Page 15: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

3

bahwa PTKP sangatlah berhubungan langsung dengan biaya hidup masyarakat

(Wajib Pajak), dengan berkurangnya Pajak Penghasilan masyarakat dapat

menikmati penghasilannya lebih banyak. Hal tersebut dapat memberikan suatu

peningkatan pemasukan untuk jenis pajak lainnya seperti Pajak Pertambahan Nilai

dan pajak atas bunga dari tabungan.

Penghasilan Tidak Kena Pajak diatur dalam pasal 7 Undang-Undang

Nomor 7 Tahun 1983 yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun

2008 tentang Pajak Penghasilan. Pada awal Januari 2013 pemerintah telah

menerapkan perubahan batas PTKP yang semula sebesar Rp 15.840.000 kini

berubah menjadi Rp 24.300.000/tahun untuk wajib pajak orang pribadi atau dapat

dibayarkan sebesar Rp 2.025.000/bulan untuk Wajib Pajak yang belum menikah.

Sedangkan tanggungan yang awalnya sebesar Rp 1.320.000 kini menjadi Rp

2.025.000/bulan untuk satu orang tanggungan dengan maksimal 3 tanggungan (Ni

Ketut Muliari dan Putu Ery Setiawan : 2011).

Perubahan PTKP banyak menimbulkan dampak bagi wajib pajak orang

pribadi. Hal tersebut sangat baik demi meringankan suatu pendapatan yang timbul

dikalangan menengah kebawah. PTKP sangat berhubungan langsung dengan biaya

hidup orang pribadi yang memiliki penghasilan, berkurangnya Pajak Penghasilan

dapat diharapkan membuat wajib pajak menikmati lebih banyak penghasilannya.

Akan tetapi bagi negara dapat menurunkan suatu penerimaan negara dari Pajak

Penghasilan orang pribadi.

Jadi, PTKP dapat dikatakan sebagai keringanan yang diberikan pemerintah

kepada wajib pajak yang memiliki penghasilan rendah. Namun keringanan ini harus

Page 16: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

4

dapat dipertimbangkan dengan baik, karena hal ini dapat menompang kehidupan

masyarakat ataupun wajib pajak khususnya kalangan menengah bawah.

Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dalam penulisan skripsi ini dengan judul “EFEKTIVITAS

DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)

TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI

PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, permasalahan dalam

penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) berdampak

signifikan terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu ?

2. Apakah dengan perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dapat

meningkatkan Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Jakarta Cakung Satu ?

3. Adakah kendala dan upaya yang dihadapi setelah perubahan Penghasilan

Tidak Kena Pajak (PTKP) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Cakung Satu ?

Page 17: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

5

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis dampak signifikan Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak

(PTKP) terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Jakarta Cakung Satu.

2. Mengetahui dengan perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

dapat meningkatkan Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Jakarta Cakung Satu.

3. Dan mengetahui kendala dan upaya yang dihadapi setelah perubahan

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) pada Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Jakarta Cakung Satu.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang antara lain

sebagai berikut :

1. Teoristis

Sebagai bahan masukan bagi pembaca lain maupun dapat dijadikan

sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut sehubungan dengan masalah

yang dibahas dan dapat memperluas wawasan pembaca tentang Efektivitas

Dampak Perubahaan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) terhadap

Penerimaan Pajak Penghasilan Orang Pribadi.

Page 18: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

6

2. Praktis

Sebagai bahan kajian tambahan untuk pengetahuan dalam bidang

perpajakannya agar dapat lebih memahami lebih jauh tentang

penghasilan kena tidak kena pajak.

Page 19: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Perpajakan

2.1.1 Definisi Pajak

Pada dasarnya pajak merupakan kewajiban yang harus dibayarkan oleh

masyarakat demi terciptanya suatu kelangsungan hidup yang lebih baik serta untuk

suatu pembiayaan negara dan pembagunan nasional. Maka pengertian pajak adalah

berupa sumbangan dari masyarakat untuk kas negara yang dipungut berdasarkan

suatu ketentuan perpajakan yang memang sudah diberlakukan oleh negara dan

dipaksakan secara langsung yang dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran

negara demi mensejahterakan masyarakat. Adapun macam-macam definisi tentang

pajak menurut para ahli diantaranya :

Pengertian Pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Pasal 1 (1) Tahun 2007

tentang ketentuan cara perpajakan:

“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

ataupun badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”

Definisi Pajak menurut Prasetyono (2007):

Page 20: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

8

“Pajak secara umum adalah pembayaran berupa uang kepada pembendaharaan

negara ataupun daerah yang dapat dikenakan atas wajib pajak sesuai dengan

peraturan yang sudah diterapkan Undang-Undang perpajakan, yang imbalannya

dari negara dan daerah yang bersifat umum dan menyeluruh, serta tidak dapat

dipisahkan secara khas untuk masing-masing pembayarannya, akan tetapi

pemungutannya dapat dipaksakan apabila wajib pajak di membayarkan

kewajibannya”.

Pengertian Pajak menurut Resmi (2008:20):

“Pajak adalah suatu kewajiban yang harus dibayarkan oleh wajib pajak kepada

negara yang terutang oleh pribadi maupun badan yang sifatnya memaksa dan wajib

untuk dibayarkan. Berdasarkan dengan UU wajib pajak patut untuk membayakan

sebab pembayaran pajak dengan tidak mendapat imbalan secara langsung dan

digunakannya sebagai keperluan negara yang pada akhirnya untuk kemakmuran

rakyat”.

Menurut P.J.A Adriani dalam Waluyo (2011:2):

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh

yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat

prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara

yang menyelenggarakan pemerintahan”.

Dari Definisi tersebut, dapat diuraikan beberapa ciri-ciri pajak menurut Resmi

(2014:2) antara lain :

Page 21: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

9

1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang serta

aturan pelaksanaanya;

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah;

3. Pajak dipugut oleh negara, baik pemerintahan pusat maupun pemerintah

daerah;

4. Pajak diperuntuhkan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah yang bila

dari pemasukannya masih terdapat surplus, digunakan untuk membiayai

public investment.

2.1.2 Fungsi Pajak

Menurut Resmi (2010:1) Terdapat dua fungsi pajak yaitu:

1. Pajak berfungsi sebagai sumber penerimaan negara, sebagai pembiayaan

pengeluaran rutin maupun untuk pembangunan;

2. Dan pajak sebagai pengatur, melaksanakan suatu kebijakan pemerintah

dalam bidang sosial dan ekonomi agar lebiih makmur dan sejahtera.

Fungsi pajak menurut Aristanti Widyaningsih (2011:3) terdapat lima

fungsi pajak yaitu :

1. Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Pajak berfungsi sebagai sumber pendanaan yang untuk pembiayaan

pengeluaran-pengeluaran pemerintah. Dalam APBN, pajak merupakan

sumber penerimaan dalam negara.

2. Fungsi Mengatur (Regulator)

Page 22: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

10

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur maupun melaksanakan

kebijakan dibidang sosial dan ekonomi. Seperti PPnBM untuk barang-

barang mewah, hal ini diterapkan pemerintah dalam upaya mengatur agar

tingkat konsumsi barang mewah dapat dikendalikan.

3. Fungsi Stabilitas

Fungsi ini berhubungan langsung dengan kebijakan untuk menjaga

stabilitas harga, sehingga laju inflasi dapat meningkat.

4. Fungsi Retistribusi

Dalam fungsi ini lebih terlihat bahwa unsur pemerataan dan keadilan

dalam masyarakat, karena adanya suatu lapisan tarif dalam pengenaan

pajak.

5. Fungsi Demokrasi

Dan fungsi pajak yang terakhir ini lebih mengarah kepada demokrasi yang

merupakan wujud sistem gotong royong. Fungsi ini berkaitan dengan

tingkat pelayanan pemerintah kepada masyarakat untuk membayar pajak.

Dari fungsi pajak dapat disimpulkan bahwa pajak dapat dikatakan alat

untuk menentukan suatu perekonomian, pajak memiliki kegunaan dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.1.3 Tata Cara Pemungutan Pajak

Menurut Waluyo (2011:160) mengemukakan tentang tata cara

pemungutan pajak dilakukan berdasarkan tiga stelsel adalah sebagi berikut:

1. Stelsel Nyata (Rill Stelsel)

Page 23: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

11

Pengenaan pajak didasarkan pada objek (penghasilan), yang nyata,

sehingga pemungutannya baru dapat dilakukan pada akhir tahun pajak,

yakni setelah penghasilan yang sesungguhnya telah dapat diketahui,

kelebihan stelsel ini adalah pajak yang dikenakan lebih realistis.

Kelemahannya adalah pajak baru dapat pada akhir periode (setelah

penghasilan rill diketahui).

2. Stelsel Anggapan (Fictive stelsel)

Pengenaan pajak didasarkan pada suatu anggapan yang diatur oleh

undang-undang, sebagai contoh penghasilan suatu tahun dianggap sama

dengan tahun sebelumnya sehingga awal tahun pajak telah dapat

ditetapkan besarnya pajak yang terutang untuk tahun pajak berjalan.

Kelemahannya adalah pajak yang dibayar tidak berdasarkan pada keadaan

yang sesungguhnya.

3. Stelsel Campuran

Stelsel ini merupakan kombinasi antara stelsel nyata dan stelsel anggapan.

Pada awal tahun besarnya pajak dihitung berdasarkan suatu anggapan

kemudian pada akhir tahun besarnya pajak disesuaikan dengan keadaan

yang sebenarnya. Apabila besarnya pajak menurut kenyataan lebih besar

dari pajak menurut anggapan, maka wajib pajak harus menambah

kekurangan. Demikian pula sebaliknya, apabila lebih kecil maka

kelebihannya dapat diminta kembali.

Page 24: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

12

2.1.4 Asas Pemungutan Pajak

Asas adalah suatu yang dapat dijadikan sebagai dasar untuk menjelaskan

suatu masalah perpajakan. Permasalahan perpajakan seperti pemungutan pajak

yang dikenakan atas harta, kekayaan maupun penghasilan seseorng atau badan.

Agar tidak terjadi kesalahan dalam penyusunan Undang-Undang dan peraturan

perpajakan, dapat diperhatikan beberapa asas pemungutan pajak. Asas pemungutan

pajak yang dikenal salah satunya adalah teori “Four Common of taxation” atau “

The four maxims” yang dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya yaitu “An

inquiry in to the natureand Cause of thewealth of Nations”, yaitu :

1. Asas Equality (asas keseimbangan dengan kemampuan atau asas keadilan)

Pemungutan pajak yang dilakukan oleh negara yang sesuai dengan

kemampuan dan penghasilan wajib pajak. Tidak di wajibkan bagi wajib

pajak yang tidak mampu membayar pajak, jika kita membayar pajak

kepada negara maka negara akan memberikan manfaat kepada masyarakat.

2. Asas Certainty (asas kepastian hukum)

Pemungutan pajak harus dilakukan berdasarkan ketentuan Undang-

Undang. Namun pajak bukanlah suatu asumsi akan tetapi pajak untuk

kepastian yang dapat memungutnya dengan kepastian berapa yang harus

dipungut dan dibayarkan oleh Wajib Pajak.

3. Asas Convinience of Payment (asas pemungutan pajak tepat waktu)

Pemungutan pajak harus dilakukan saat yang tepat, tidak menyulitkan bagi

wajib pajak. seperti wajib pajak menerima suatu penghasilan berupa

hadiah, pada saat itulah saat yang tepat untuk memungut pajak.

Page 25: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

13

4. Asas Economy (asas ekonomis)

Biaya pemungutan dan biaya pemenuhan kewajiban bagi wajib pajak yang

diharapkan seminimum.

2.1.5 Sistem Pemungutan Pajak

Menurut Resmi (2014:11) sistem pemungutan pajak yang terdiri dari 3

yaitu :

1. Official Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi kewarganegaran aparatur

perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang terhutang setiap

tahunnya sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan Undang-undang.

Dalam sistem ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dan memungut pajak

sepenuhnya berada di tangan para aparatur perpajakan. Dengan demikian

berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung

pada aparatur perpajakan.

2. Self Assessment System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang wajib pajak dalam

menentukan sendiri jumlah pajak yang terhutang setiap tahunnya sesuai

dengan ketentuan yang sudah diterapkan Undang-undang. Dalam sistem

ini, inisiatif serta kegiatan menghitung dam memungut pajak sepenuhnya

berada di tangan wajib pajak. wajib pajak dianggap mampu memahami

Undang-Undang perpajakan yang sedang berlaku, dam mempunyai

Page 26: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

14

kejujuran yang tinggi, serta menyadari akan arti pentingnya membayar

pajak. Oleh karena itu, wajib pajak diberi kepercayaan untuk.

a. Menghitung sendiri pajak yang terutang;

b. Menghitungkan sendiri pajak yang terutang;

c. Membayar sendiri jumlah pajak yang terutang;

d. Melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang; dan

e. Mempertanggung jawabkan pajak yang terutang.

3. Withholding System

Sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga

yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh wajib

pajak sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan yang

berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini dilakukan sesuai peraturan

perundang-undangan perpajakan, keputusan presiden, dan peraturan

lainnya untuk memotong serta memungut pajak, menyetor, dan

mempertanggung jawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia.

Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung

pada pihak ketiga yang ditunjuk.

2.1.6 Jenis – Jenis Pajak

Pembagian pajak dapat dilihat dari siapa yang menanggung pajak, lembaga

yang memungut, dan sifatnya.

1. Berdasarkan pihak yang menanggung

a. Pajak Langsung (Direct Tax)

Page 27: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

15

Pajak yang dikenakan secara langsung kepada orang pribadi atau

Badan yang tidak bisa dibebankan kepada pihak lain. Pajak langsung

hanya dibebankan terhadap orang pribadi. Contohnya Pajak

Penghasilan, Pajak Bumi dan Bangunan.

b. Pajak Tidak Langsung (Indirect Tax)

Beban pajak yang dipikul orang pribadi dapat di bebankan atau

dilimpahkan, baik secara keseluruhan maupun sebagian kepada pihak

lain. Contohnya Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan dan Cukai.

Penulis dapat simpulkan bahwa pembagian pajak berdasarkan pihak yang

menanggung di bagi menjadi dua yaitu pajak langsung dan pajak tidak langsung.

Pajak langsung adalah suatu pembebanan yang tidak dapat di tangguhkan kepada

orang lain ataupun badan, sedangkan pajak tidak langsung pajak ini dapat

dilimpahkan oleh orang lain.

2. Berdasarkan lembaga pemungut

a. Pajak Negara

Pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah pusat. Pajak

ini meliputi pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai barang dan

jasa serta pajak penjualan atas barang mewah.

b. Pajak Daerah

Pajak yang pemungutannya dilakukan oleh pemerintah daerah, baik

pemerintah daerah tingkat l maupun pemerintah daerah tingkat ll.

Pajak daerah ini digunakan membiayai pembangunan daerah. Pajak

Page 28: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

16

daerah mini meliputi pajak reklame, pajak kendaraan bermotor, pajak

hiburan.

Dari kedua jenis pajak berdasarkan lembaga pemungut, penulis simpulkan

bahwa, pajak negara yang dipungut oleh pemerintah adalah Direktorat Jenderal

Pajak. Sedangkan pajak daerah adalah yang dipungut oleh pemerintah daerah saja.

3. Berdasarkan sifatnya

a. Pajak Subjektif

Pajak yang pengenaannya hanya berfokus terhadap subjeknya saja

(Wajib Pajak). Contohnya pajak penghasilan yang didalam PPh

terdapat wajib pajak orang pribadi yang pengenaannya dapat dilihat

dari keadaan wajib pajaknya dan Pajak Bumi dan Bangunan.

b. Pajak Objektif

Pajak yang pengenaannya hanya dilihat dari objeknya saja baik berupa

benda, keadaan, dan peristiwa yang dapat menimbulkan kewajiban

membayar pajak, tanpa harus memperhatikan keadaan wajib pajak.

Contohnya Pajak Pertambahan Nilai, Pajak atas Penjualan Barang

Mewah.

Dari kedua jenis pajak berdasarkan sifatnya, penulis simpulkan bahwa

pajak subjek hanya melihat wajib pajaknya saja sebagai pegenanaanya. Sedangkan

pajak objek yang berhubungan dengan subjek pajaknya dengan memperhatikan

wajib pajaknya itu sendiri.

Page 29: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

17

2.2 Tinjauan Wajib Pajak

2.2.1 Definisi Wajib Pajak

Wajib Pajak adalah orang pribadi ataupun badan, yang meliputi

pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungutan pajak yang memiliki hak

dan kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan

perpajakan.

Pengertian Wajib Pajak Menurut Pasal 1 ayat 1 UU KUP:

“Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayaran pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang memepunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan”.

Penulis dapat menyimpulkan bahwa definisi wajib pajak adalah seseorang

yang memiliki suatu penghasilan yang harus wajib pajak bayarkan sebagai suatu

kewajiban wajib pajak untuk memenuhi peraturan yang sudah diterapkan oleh

Undang-Undang.

2.2.2 Kewajiban Wajib Pajak

Dalam melakukan rutinitas pembayaran pajak, terdapat 8 kewajiban untuk

wajib pajak yang harus dipenuhinya berdasarkan peraturan Undang-Undang Nomor

28 Tahun 2007 diantaranya sebagai berikut :

1. Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak dan

Page 30: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

18

kepadanya diberikan Nomor Pokok wajib pajak, apabila telah memenuhi

persyaratan subjektif dan objektif.

2. Melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan pengusaha dan

tempat tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi

Pengusaha Kena Pajak.

3. Mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam

bahas Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka Arab, satuan

mata uang rupiah, serta menandatangani dan menyampaikannya ke kantor

Direktorat Jenderal Pajak tepat wajib pajak terdaftar atau dikukuhkan atau

tempat lain yang ditetapkan oleh Diketur Jenderal Pajak.

4. Menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan

menggunakan satuan mata uang selain rupiah yang diizinkan, yang

pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

5. Membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan SSP

ke kas negara melalui tempat pembayaran yang diatur dengan atau

berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

6. Membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undang perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada

adanya surat ketetapan pajak.

7. Menyelenggarakan pembukan bagi wajib pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan,

Page 31: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

19

dan melakukkan pencatatan bagi Wajib Pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

8. Dilihat sub bagian yaitu :

a. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen

yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan

penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas wajib

pajak, atau objek yang terutang pajak;

b. memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruang yang

dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;

c. memberikan keterangan lain yang diperlukan apabila diperiksa.

2.2.3 Hak-Hak Wajib Pajak

Hak-hak wajib pajak menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007:

1. Melaporkan beberapa Masa Pajak dalam 1 Surat Pemberitahuan Masa.

2. Mengajukan surat keberatan dan banding bagi wajib pajak dengan kriteria

tertentu.

3. Memperpanjang jangka waktu penyampaian SPT Pajak Penghasilan untuk

paling lama 2 bulan dengan cara menyampaikan pemberitahuan secara

tertulis atau dengan cara lain kepada Direktur Jenderal Pajak.

4. Membetulakn Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan dengan

menyampaikan pertanyaan tertulis, dengan syarat Direktur Jenderal Pajak

belum melakukan tindakan pemeriksaan.

5. Mengajukan permohonan pengembalian kelebihan pembayaran pajak.

Page 32: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

20

6. Mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak:

a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;

b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;

c. Surat Ketetapan Pajak Nihil;

d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau

e. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

7. Mengajukan permohonan banding kepada badan peradilan pajak atas Surat

Keputusan Keberatan.

8. Mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Pajak atas suatu:

a. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar;

b. Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan;

c. Surat Ketetapan Pajak Nihil;

d. Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar; atau

e. Pemotongan atau pemungutan pajak oleh pihak ketiga berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

9. Mengajukan permohonan banding kepada badan peradilan pajak atas Surat

Keputusan Keberatan.

10. Menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus untuk menjalankan

hak dan memenuhi kewajiban sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan.

11. Memperoleh pengurangan atau penghapusan sanksi administrasi berupa

bunga atas keterlambatan pelunasan kekurangan pembayaran pajak dalam

Page 33: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

21

hal wajib pajak menyampaikan pembetulan SPT Pajak Penghasilan

sebelum Tahun Pajak 2007, yang mengakibatkan pajak yang masih harus

dibayar menjadi lebih besar dan dilakukan paling lama dalam jangka

waktu 1 tahun setelah berlakunya UU No.28 Tahun 2007.

2.2.4 Jenis Wajib Pajak

1. Wajib Pajak Pribadi

Wajib pajak adalah orang pribadi, meliputi pembayar pajak, pemotong

pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan Sesuai dengan sistem self assessment, wajib pajak mempunyai

kewajiban untuk mendaftarkan diri, melakukan sendiri penghitungan

pembayaran dan pelaporan pajak terutangnya.

Wajib Pajak mempunyai kewajiban untuk mendaftarkan diri untuk

mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Wajib pajak orang

pribadi yang wajib mendaftarkan diri untuk memperoleh NPWP adalah :

a. Orang Pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas;

b. Orang Pribadi yang tidak menjalakan usaha atau pekerjaan bebas,

yang memeperoleh penghasilan diatas PTKP wajib mendaftarkan diri

paling lambat akhir bulan berikutnya;

c. Wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah, karena hidup

terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis

berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta;

Page 34: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

22

d. Wajib pajak orang pribadi pengusaha tertentu yang mempunyai

tempat usaha berbeda dengan tempat tinggal, selain wajib

mendaftarkan diri ke KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat

tinggalnya, juaga diwajibkanmendftarkan diri ke KPP yang wilayah

kerjanya meliputi tempat kegiatan usaha dilakukan :

2. Wajib Pajak Badan

Menurut Undang-Undang Perpajakan 2008, Badan adalah sekumpulan

orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan

usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan

terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, badan usaha milik

negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa

pun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,

yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi

lainnya, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi

kolektif dan bentuk usaha tetap.

2.2.5 Konsep Pajak Penghasilan

Pajak Penghasilan merupakan suatu pajak subjektif sehingga untuk dapat

mengenakan Pajak Penghasilan, yang pertama kali akan dilihat yaitu bagaimana

kondisi subjeknya, selain itu dapat dilihat apakah objek yang dimilikinya

merupakan objek pajak yang dikenai pajak berdasarkan UU Pajak Penghasilan.

Pajak yang wajib dibayarkan oleh wajib pajak atas suatu yang diterima maupun

diperolehnya dalam Tahun Pajak guna menambah penerimaan Negara. Ada

Page 35: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

23

macam-macam konsep dari Pajak Penghasilan menurut para ahli diantaranya

adalah:

Pengertian Pajak Penghasilan menurut Resmi (2008):

“Pajak Penghasilan adalah suatu kontribusi yang diwajibkan kepada negara yang

terutang oleh orang pribadi atau badan atas setiap tambahan kemampuan ekonomis

yang diterima wajib pajak dalam negeri yang dapat dipakai konsumsi atau

menambah kekayaan wajib pajak dengan nama dan bentuk apapun dengan merujuk

pada Undang-undang Pajak Penghasilan sebagimana telah diubah beberapa kali dan

terakhir dengan UU Nomor 36 tahun 2008”.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 46 (2009):

“Pajak Penghasilan adalah pajak dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan

dikenakan atas penghasilan kena pajak perusahaan”.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 bahwa Subjek Pajak

adalah :

1. Orang Pribadi

Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang

belum berhak yaitu ahli waris.

2. Badan dan bentuk usaha tetap

Bentuk usaha tetap merupakan subjek pajak yang diperlukan perpajakan

dipersamakan dengan subjek pajak badan.

3. Subjek pajak dibedakan menjadi subjek pajak dalam negeri dan subjek

pajak luar negeri :

a. Subjek Pajak Dalam Negeri :

Page 36: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

24

Orang Pribadi yang bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang

berada di Indonesia lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan

atau orang pribadi yang dalam suatu tahun pajak berada di Indonesia

dan mempunyai niat untuk bertempat tinggal di Indonesia.

b. Subjek Pajak Luar Negeri :

Orang Pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi

yang berada tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.

2.2.6 Tarif Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Pajak Penghasilan dihitung dengan mengurangkan penghasilan yang

merupakan objek pajak Penghasilan dengan biaya yang dikenakan oleh Undang-

Undang Pajak Penghasilan. Hal tersebut dapat di jelaskan melalui peraturan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 yaitu sebagai berikut :

TABEL 2.1

Tarif Pajak berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

Sampai dengan Rp 50.000.000 5%

Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 250.000.000 15%

Diatas Rp 250.000.000 s/d 500.000.000 25%

Diatas Rp 50.000.000 30%

Page 37: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

25

2.3 Tinjauan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

2.3.1 Definisi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)

Penghasilan Tidak Kena Pajak adalah pengurang dari penghasilan bersih

wajib pajak yang dapat menstabilkan kebutuhan hidup wajib pajak, agar kehidupan

wajib pajak dapat terpenuhi dengan baik. Akan tetapi jika penghasilan bersih wajib

pajak orang pribadi jumlahnya dibawah rata-rata PTKP maka itu tidak dikenakan

Pajak Penghasilan. Adapun definisi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) menurut

para ahli diantaranya adalah:

Pengertian Penghasilan Tidak Kena Pajak menurut Resmi (2014:96):

“Penghasilan Tidak Kena Pajak merupakan jumlah penghasilan tertentu yang tidak

dikenakan pajak. Untuk menghitung besarnya PTKP wajib pajak orang pribadi

dalam Negeri, penghasilan netonya dikurangi dengan jumlah PTKP”.

Definisi Penghasilan Tidak Kena Pajak menurut Djoko Muljono

(2009:191) :

“Batasan penghasilan bagi wajib pajak orang pribadi yang menentukan perlu

tidaknya atas penghasilan wajib pajak perseorangan dikenakan pajak penghasilan”.

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi dan

perpajakan:

“Dalam penghitungan penghasilan kena pajak wajib pajak orang pribadi, ada

bagian dari penghasilan kena pajak tersebut yang tidak boleh dikenakan pajak, atau

biasa disebut sebagai Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)”.

Page 38: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

26

2.3.2 Manfaat PTKP bagi Wajib Pajak

Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) memiliki manfaat bagi wajib pajak

khususnya untuk wajib pajak orang pribadi, akan manfaat ini tidak dapat dimiliki

oleh wajib pajak badan seperti CV, yayasan,lembaga, dan badan lain, sesuai dengan

Pasal 7 UU Pajak Penghasilan.

Manfaat yang dapat diperoleh wajib pajak orang pribadi antara lain :

1. Mengurangi Pajak yang harus dibayar WPOP;

2. Memberikan lebih banyak penghasilan dapat dibawa pulang kepada

WPOP;

3. Mengurangi biaya hidup, dikarenakan setiap ada tanggungan berupa kawin

atau menikah, memiliki anak dan tanggungan karena hubungan keluarga

bertambah maka PTKP akan bertambah dengan maksimal 3 tanggungan

seperti sedarah lurus satu derajat (Ayah, ibu, anak kandung), sedarah ke

samping satu derajat (Saudara kandung), semenda lurus satu derajat

(mertua, anak tiri), dan semenda ke samping satu derajat (Saudara Ipar).

Tanggungan anak kandung yang memperoleh PTKP adalah anak yang

belum dewasa, dengan demikian, meskipun anak tersebut telah memiliki

penghasilan sendiri dalam menghitung PTKP tetap diperhitungkan sebagai

tanggungan Wajib Pajak (orang tuanya). Menurut Undang-undang pajak adalah

anak yang belum berusia 18 tahun dan belum menikah. Penghasilan anak yang

telah dewasa akan dikenakan pajak tersendiri, dan tidak lagi diperhitungkan sebagai

tanggungan dalam menghitung besarnya PTKP.

Page 39: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

27

2.3.3 Penghasilan Tidak Kena Pajak untuk Subjek Pajak Orang Pribadi

Bagi wajib pajak orang pribadi (WPOP), untuk mendapatkan Penghasilan

Tidak Kena Pajak (PTKP) harus dikurangi terlebih dahulu dari penghasilan neto

suatu PTKP. Besarnya PTKP dapat disesuaikan dengan keadaan keluarga menurut

Undang-undang ketentuan Pasal 6 ayat (3) tentang Pajak Penghasilan. Penerapan

PTKP ditentukan oleh keadaan pada waktu awal tahun pajak yang dilaporkan pada

1 Januari, sehingga awal tahun tersebut sebagai dasar CUT OFF dengan periode

pajak berikutnya. Besar PTKP yang diperoleh adalah sebagai berikut ;

1. Rp 24.300.000,- untuk wajib pajak orang pribadi;

2. Rp 2.025.000.00,- tambahan untuk wajib pajak yang sudah kawin;

3. Rp 24.300.000,- tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya

digabung dengan penghasilan suami;

4. Rp 2.025.000,- tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah (ayah,

ibu, dan anak kandung) dan semenda (mertua dan anak tiri), dalam garis

keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya,

paling banyak tiga orang untuk setiap keluarga.

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan PMK-162/PMK.011/2012

tentang penyesuaian besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak yang mulai berlaku

pada 1 Januari 2013, bagi wajib pajak orang pribadi dalam menjalankan kewajiban

PPh Pasal 21 dan PPh orang pribadi, dalam menghitung Pajak Penghasilan 21

besarnya PTKP maksimal Rp 32.400.000, sedangan dalam menghitung Pajak

Penghasilan 21 besarnya PTKP maksimal Rp 32.400.000, sedangkan dalam

Page 40: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

28

menghitung PPh orang pribadi besarnya PTKP maksimal menjadi Rp 56.700.000

untuk wajib pajak dengan status K/I/3.

2.3.4 Waktu Penentuan Besarnya PTKP

Bagi pegawai yang baru datang dan menetap di Indonesia dalalm bagian

tahun takwim, besarnya PTKP berdasarkan keadaan pada awal bulan dari bagian

tahun takwim yang bersangkutan. Contohnya kasus, pada tanggal 1 Januari 2014

Wajib Pajak X berstatus kawin dengan tanggungan 1 orang anak. Apabila pada

tanggal 1 Mei 2014 lahir anak yang kedua, besarnya PTKP yang diberikan kepada

Wajib Pajak X untuk tahun 2014 tetap dihitung berdasarkan status K/1.

K/1 = Rp 24.300.000,- + Rp 2.025.000,- + Rp 2.025.000,-

= Rp 28.350.000,-

Dengan demikian PTKP yang selanjutnya dikurangi dengan penghasilan

yang telah diakumulasikan dalam satu tahun dikurangkan dengan Rp 28.350.000,-,

setelah itu dikenakan tarif.

2.4 Tinjauan Perubahan PTKP

2.4.1 Perubahan PTKP

Perubahan PTKP dapat dilihat dari Pasal 7 Undang-undang mengenai

Pajak Penghasilan. Pada bulan Oktober 2012 Pemerintah telah menerbitkan

peraturan PMK-162/PMK.011/2012 tentang penyesuaian besarnya tarif PTKP,

yang telah diberlakukan pada tanggal 1 januari 2013. Penyesuaian perubahan dari

PTKP dapat dilihat pada tabel berikut :

Page 41: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

29

TABEL 2.2

Penyesuaian Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak

Keterangan Pasal 7 UU No.36

Tahun 2008 (mulai

berlaku 1 Jan 2009)

PMK.

162/PMK.011/2012

(mulai berlaku 1 januari

2013)

Wajib Pajak Rp 15.840.000 Rp 24.300.000

WP Kawin Rp 1.320.000 Rp 2.025.000

(+) istri yang memperoleh

penghasilan di gabung dengan

penghasilan suami

Rp 15.840.000 Rp 24.300.000

(+) anggota keluarga sedarah

semenda dalam garis keturunan

lurus tanggungan (maks 3)

Rp 1.320.000 Rp 2.025.000

Wajib Pajak yang mempunyai anggota keluarga sedarah dan semenda

dalam garis keturunan lurus yang menjadi tanggungan sepenuhnya, misalnya orang

tua, mertua, anak kandung, atau anak angkat diberikan tambahan PTKP untuk

paling banyak 3 orang. Anggota keluarga tersebut dapat menjadi tanggungan

sepenuhnya apabila tidak mempunyai penghasilan dan seluruh biaya hidupnya

ditanggung oleh wajib pajak.

2.4.2 Alasan Perubahan PTKP

Alasan pemerintah merubah Penghasilan Tidak Kena Pajak diantaranya

yaitu sebagai berikut :

1. Standar Biaya Hidup

Page 42: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

30

Standar biaya hidup selalu keterkaitan dengan PTKP, sebab setiap orang

pribadi yang telah menerima penghasilan melewati PTKP wajib baginya

untuk membayar Pajak Penghasilan ke kas Negara. Adanya perubahan

PTKP ini diharapakan untuk meringankan beban hidup rakyat, agar

mereka dapat menikmati penghasilan yang diperolehnya ditengah

kenaikan biaya hidup.

2. Kondisi Perekonomian Indonesia

Kondisi Perekonomian Indonesia memanglah tidak kondusif inilah salah

satu alasan Pemerintah merubah tarif Penghasilan Tidak Kena Pajak.

3. Menambah Jumlah Wajib Pajak

Dengan perubahan jumlah wajib pajak pribadi maupun wajib pajak badan,

dapat meningkatkan standar hidup serta perekonomian Indonesia,

peningkatan penghasilan masyarakat yang merupakan objek dari

penambahan jumlah wajib.

4. Peningkatan Jumlah Penghasilan Pajak

Peningkatan ini dapat dikatakan sangatlah baik, dengan kenaikan standar

biaya hidup dan perekonomian nasional. Peningkatan penghasilan

masyarakat wajib disesuaikan, dengan begitu PTKP dengan tidak banyak

membebani masyarakat.

2.5 Tinjauan Efektivitas

2.5.1 Definisi Efektivitas

Pengertian Efektivitas Menurut Sondangan (2008:4):

Page 43: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

31

“Efektivitas menunjukan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah

diterapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi

efektivitasnya”.

Pengertian Efektivitas Menurut Mardiasmo (2009:134):

“Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai

tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka organisasi

tersebut dapat dikatakan telah berjalan dengan efektif”.

Dari definisi efektivitas menurut para ahli penulis simpulkan bahwa,

efektivitas adalah bagaimana kita dapat memikirkan suatu proses pencapaian agar

dapat terpenuhi sesuai dengan keinginan yang lebih baik lagi.

2.5.2 Pendekatan Terhadap Efektivitas

Pendekatan terhadap efektivitas terdiri dari 4 pendekatan diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Sasaran

Pendekatan ini melihat sejauh mana keberhasilan merealisasikan sasaran

yang hendak dicapai. Pendekatan sasaran dalam pengukuran efektivitas

dapat dimulai melalui identifikasi sasaran organisasi dan mengukur tingkat

keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran tersebut.

2. Pendekatan Sumber

Pendekatan sumber mengukur efektivitas melalui keberhasilan suatu

perusahaan dalam mendapatkan berbagai macam sumber yang dibutuhkan.

Page 44: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

32

Suatu organisasi harus dapat memperoleh berbagai macam sumber dan

juga memelihara keadaan dan sistem agar dapat menjadi efektif.

3. Pendekatan Proses

Pendekatan proses menganggap efektivitas sebagai definisi dan kondisi

kesehatan dari suatu organisasi. Pada organisasi yang efektif, proses

internal berjalan dengan lancar dimana kegiatan bagian-bagian yang ada

berjalan secara terkoordinasi

2.6 Kerangka Berpikir

Gambar 1. Kerangka Berpikir

Dampak Perubahan Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) memang

sangatlah mengurangi beban dari wajib pajak yang memiliki penghasilan yang

rendah, akan tetapi banyak hal yang harus di pertimbangkan dengan baik akan

perubahan PTKP tersebut. Perubahan PTKP ini cenderung meningkat jumlah

penerimaan penghasilan yang dibawa pulang wajib pajak orang pribadi, dengan

Perubahan ini diharapakan dapat meningkatkan daya beli masyarakat yang pada

akhirnya dapat berdampak pada salah satu peningkatan lainnya.

Efektivitas Dampak

Perubahan Penghasilan

Tidak Kena Pajak

Penerimaan Pajak

Penghasilan Orang

Pribadi

Page 45: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

33

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis melakukan penelitian di

KPP Pratama Jakarta Cakung Satu di Jalan Pulo Buaran 6 blok JJ No. 11 Kelurahan

Jatinegara, Cakung Jakarta Timur 13930. Waktu penelitian tanggal 25 Mei 2015

sampai dengan 29 Mei 2015

3.2 Jenis Data

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan sekunder.

1. Data Primer

Data yang diperoleh dalam melakukan penelitian ini merupakan sumber-

sumber asli yang berasal dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta

Cakung Satu.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh secara tidak langsung, dimana pengambilan data ini

dimaksudkan untuk mendapatkan data-data yang mendukung penulisan

ini, yang tidak diperoleh dari perusahaan melainkan dari internet.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan berupa studi kepustakaan yaitu

dengan mencari, membaca, mencatat, dan mengumpulkan bahan bacaan dari

Page 46: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

34

literatur yang terdapat dalam perpustakaan, media cetak serta data lainnya yang

relevan dengan masalah yang diteliti. Penulis mengidentifikasikan teknik

pengumpulan yaitu sebagai berikut ;

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian ini dilakukan dengan cara mencari kerangka referensi dan

landasan teori. Penelitian ini diperoleh baik dari buku-buku, Undang-

undang dan peraturan serta karya ilmiah yang relevan dengan ide

penelitian baik dalam bentuk skripsi, makalah termasuk dari sumber media

yaitu internet yang kemudian menjadi sumber kerangka penelitian.

2. Penelitian Lapangan

Merupakan sala satu metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif

yang tidak memerlukan pengetahuan mendalam akan literature yang

digunakan dan kemampuan tertentu dari pihak peneliti. Penelitian

lapangan dilakukan untuk memutuskan kearah mana penelitiannya,

berdasarkan konteks. Penelitian lapangan biasa dilakukan diluar ruangan.

a. Observasi (observation)

Merupakan kegiatan memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena

yang muncul, dan mempertimbangkan hubungan antara aspek dalam

fenomena.

b. Wawancara (interview)

Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara

tanya jawab dengan menatap muka antara penanya dan pewawancara

dengan seorang penjawab.

Page 47: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

35

3.4 Metode Analisis Data

Berdasarkan masalah dan teknik pengumpulan data penulis menggunakan

teknik deskriptif kualitatif yaitu dengan cara menggamarkan kenyataan dan

keadaan atas suatu objek dalam bentuk uraian kalimat berdasarkan keterangan dari

pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian ini. Efektivitas data

penelitian ini yaitu dapat dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

1. Efektivitas Presentase penerimaan pajak pada KPP Pratama Jakarta

Cakung satu dari tahun 2012-2014 dengan membandingkan antara realisasi

penerimaan pajak dibagi dengan rencana penerimaan pajak kemudian

dikalikan 100% dengan rumusan sebagai berikut:

Realisasi Penerimaan Pajak

Presentase Penerimaan Pajak = X 100%

Rencana Penerimaan Pajak

Dari hasil rumusan presentase tersebut yaitu:

Tabel 3.1

Interprestasi Nilai Efektivitas

Presentase Kriteria

>101% Sangat baik

91-100% Efektif

81-90% Cukup

61-80% Kurang efektif

<60% Tidak Efektif

Sumber : Depdagi, Kepmendagri No. 690.900.327 (Rima Adelina, 2012)

Page 48: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

36

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Jakarta Cakung Satu

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu bertempat di Jalan

Pulo Buaran VI Blok JJ No. 11 Kawasan Industri Pulogadung, Jatinegara, Cakung,

Jakarta Timur. Pada tahun 2000 bernama KPP Pratama Jakarta Cakung Satu

kemudian di bagi dua yaitu, KPP Pratama Jakarta Cakung Satu dan KPP Pratama

Jakarta Cakung Dua. Kemudian KPP Pratama Jakarta Cakung Satu merupakan

pecahan dari KPP Pratama Jakarta Cakung Satu yang didirikan berdasarkan Surat

Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 443/KMK.01/2012 tanggal 23 Juli 2001

dan merupakan KPP Type A dengan Luas Tanah 7.145 M2 dan luas Bangunan

1.542 M2.

Berdasarkan Surat Keputusan dari Direktur Jenderal Pajak Nomor

KEP87/PJ/2007 Tanggal 11 Juni 2007, maka KPP Pratama Cakung Satu berubah

menjadi KPP Pratama Jakarta Cakung Satu. Dimana meliputi wilayah kerja terdiri

dari 3 kelurahan yaitu Kelurahan Jatinegara, Kelurahan Rawa Terate dan Kelurahan

Penggilingan Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur. Luas wilayah kerja

sekitar 1.449 Ha jumlah Penduduk 233.471 jiwa. Potensi ekonomi yang dominan

adalah pedagang besar.

Page 49: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

37

Tugas KPP Pratama Jakarta Cakung Satu adalah melaksanakan Pelayanan,

pengawasan Administrasi dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak

dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas barang

mewah dan Pajak Tidak Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya

berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

4.1.2 Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu

1. Visi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu

menjadi model pelayanan masyarakat yang menyelenggarakan system dan

manajemen perpajakan kelas dunia yang sangat dipercaya dan di

banggakan masyarakat.

2. Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu

Menghimpun penerimaan negara dari sektor pajak yang mampu

menunjang kemandirian pembayaran pemerintah berdasarkan Undang-

Undang perpajakan dengan tingkat efektivitas dan efisiensi tinggi.

Nilai-nilai Direktorat Jenderal Pajak yaitu mengambil nilai-nilai Kementrian

Keuangan RI yaitu:

1. Integritas : Berfikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan

benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral.

2. Profesionalisme : Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik

dengan penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi.

Page 50: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

38

3. Sinergi : Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang

produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku

kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan berkualitas.

4. Pelayanan : Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku

kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, akurat

dan aman.

5. Kesempurnaan : Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang

untuk menjadi dan memberikan yang terbaik.

4.1.3 Tujuan Dari KPP Pratama Jakarta Cakung Satu

Tujuan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu adalah

memberikan pelayanan publik dengan baik kepada Wajib Pajak dengan memenuhi

semua kebutuhan Wajib Pajak dalam melakukan pemenuhan kewajiban

perpajakannya. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan prosedurnya dan tata

kerja organisasi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu, yang

terdiri dari aspek-aspek kegiatan antara lain :

1. Pelayanan terhadap Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban

perpajakan melalui prosedur yang mudah dan sistematis.

2. Melakukan kegiatan operasional perpajakan di bidang pengolahan data

informasi, tata usaha perpajakan, pelayanan, penagihan, pengawasan dan

konsultasi dan pemeriksaan kepada Wajib Pajak.

3. Kegiatan pengawasan dan verifikasi atas pajak penghasilan maupun pajak

pertambahan nilai dan penerapan sanksi administrasi perpajakan dengan

Page 51: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

39

mencari, mengumpulkan, mengolah data dan/atau keterangan lain dalam

rangka pengawasan pemenuhan kewajiban perpajakan. Juga melakukan

kegiatan penatausahaan dan lampirannya termasuk kebenaran penulisan

dan perhitungan yang bersifat formal, pemantauan dan penyusunan

laporan pembayaran massa PPh, PPN, PBB, BPHTB dan Pajak tidak

langsung lainnya.

4. Mengadakan kegiatan penyuluhan pajak kepada masyarakat dalam rangka

meningkatkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam melaksanakan

dan memenuhi kewajiban perpajakannya.

4.1.4 Aspek Kegiatan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung

Satu

Pada dasarnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu

adalah lembaga pelaksana Direktorat Jenderal Pajak yang bertugas untuk

melaksanakan kegiatan operasional pelayanan perpajakan.

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu mempunyai tugas

melaksanakan pelayanan, pengawasan administrasi dan Pemeriksaan Sederhana

terhadap Wajib Pajak dibidang Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai

(PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) dan Pajak Tidak Langsung

Lainnya (PTLL) dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Page 52: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

40

4.1.5 Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Cakung Satu

Gambar 2

Gambar 2. Struktur Organisasi

Keterangan :

1. Kepala Kantor pimpinan tertinggi di KPP Pratama Jakarta Cakung

Satu dipimpin oleh Rizaldi Kurniawan Ridwan.

2. Kepala Sub. Bidang Umum

3. Kepala Seksi Pelayanan

4. Kepala Seksi Pusat Data dan Informasi (PDI)

5. Kepala Seksi Pemeriksaan

Page 53: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

41

6. Kepala Seksi Ekstensifikasi

7. Kepala Seksi Penagihan

8. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi 1

9. Kepala Seksi Pengawasan dan konsultasi 2

10. Kepala Seksi Pengawasan dan konsultasi 3

11. Kepala Seksi Pengawasan dan konsultasi 4

12. Ketua Kelompok Fungsional 1

13. Ketua Kelompok Fungsional 2

Semua Kepala Seksi hubungannya langsung ke Kepala Kantor adapun

dalam struktur organisasi di KPP Pratama Jakarta Cakung Satu yang dapat

berhubungan langsung dengan Kepala seksi dari setiap masing-masing divisi dan

kordinasi langsung kepada Kepala Seksi yaitu Kelompok penilai Pajak Bumi dan

Bangunan (PBB) dan Account Representative.

4.1.6 Tugas Secara Umum

Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama, bertugas melaksanakan

penyuluhan, pelayanan, pengawasan (pemeriksaan dan penagihan). Kepala kantor

pelayanan pajak membawahi seksi-seksi.Tugas Masing-masing Seksi adalah :

1. Sub Bagian Umum : melaksanakan urusan kepegawaian, keuangan, tata

usaha, rumah tangga dan pelengkapan. Prosedur pembuatan rencana

kerja sub bagian umum :

a. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan para Kepala Seksi atau

Kepala Subbagian Umum untuk membuat rencana kerja masing-

Page 54: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

42

masing Seksi atau Subbagian umum untuk dijadikan rencana kerja

Kantor Pelayanan pajak.

b. Kepala Sub bagian Umum menugaskan pelaksana untuk menyiapkan

konsep rencana kerja Sub bagian Umum.

c. Pelaksana menyiapkan konsep rencana kerja Sub bagian Umum dan

menyampaikan kepada Kepala Sub bagian Umum.

d. Kepala Subbagian umum meneliti, dan menyetujui konsep rencana

kerja Sub bagian Umum dan menugaskan pelaksanaan untuk

mengkompilasi dengan rencana kerja Kantor Pelayanan pajak.

e. Pelaksana mengkomplikasi rencana kerja Sub bagian Umum dengan

rencana kerja seksi lain menjadi rencana kerja Kantor Pelayanan Pajak

Sub bagian Umum.

f. Kepala Sub bagian Umum meneliti, memaraf, dan menyampaikan

rencana kerja Kantor Pelayanan Pajak kepada Kepala Kantor

Pelayanan Pajak.

g. Kepala Kantor Pelayanan pajak meneliti, menandatangani rencana

kerja Kantor Pelayanan Pajak kerja Kantor dan mengembalikan

kepada Kepala Kantor Sub bagian Umum.

h. Kepala Subbagian Umum menugaskan Pelaksana untuk mengirimkan

Rencana Kerja Kantor Pelayanan Pajak ke Kantor Wilayah dan

Direktur Jenderal Pajak.

i. Pelaksana mengirimkan Rencana kerja kantor pelayanan Pajak ke

kantor wilayah dan Direktur Jenderal Pajak.

Page 55: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

43

2. Kelompok Jabatan Fungsional

a. Penjabatan Fungsional Pemeriksaan : Berkordinasi dengan seksi

pemeriksaan.

b. Penjabatan Fungsional Penelitian : berkordinasi dengan seksi

Ekstensifikasi.

3. Seksi Pelayanan : melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum

perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan,

penerimaan dan mengelolahan surat pemberi tahuan dan surat lainnya,

penyuluhan perpajakan, pelakasanaan registrasi Wajib Pajak, dan kerja

sama perpajakan.

4. Seksi Pengolahan Data : Pengumpulan dan pengolahan data, Penyajian

informasi perpajakan, Perekaman dokumen perpajakan, Urusan tata usaha

penerimaan perpajakan, Pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil PBB

dan BPHTB, Pelayanan dukungan teknis komputer, Pemantauan aplikasi

e-SPT dan e-Filling.

5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi : Pengawasan kepatuhan wajib pajak,

Bimbingan/ himbauan kepada wajib pajak, Konsultasi teknis perpajakan

kepada wajib pajak, Penyusunan profil wajib pajak, Analisis kinerja wajib

pajak, serta, Rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka intensifikasi,

Melakukan evaluasi hasil banding.

6. Seksi Ekstensifikasi : Pelaksanaan dan penatausahaan pengamatan potensi

perpajakan, Pendataan objek dan subjek pajak, Penilaian Objek pajak, dan

Kegiatan ekstensifikasi perpajakan.

7. Seksi Pemeriksaan : Penyusunan rencana pemeriksaan. Pengawasan aturan

pelaksanaan pemeriksaan, Penerbitan dan penyaluran SP3, Administrasi

Page 56: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

44

pemeriksaan lainnya.

8. Seksi Penagihan : Pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif, dan

Piutang pajak.

4.1.7 Deskripsi Data

Tabel 4.1

Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Tahun 2012-2014

Pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu

Tahun

Wajib Pajak

Terdaftar

Wajib Pajak

Efektif

2012 56.385 42.666

2013 60.983 48.020

2014 64.505 52.959

Sumber : Bagian PDI KPP Pratama Jakarta Cakung Satu (Data diolah)

Dari tabel 4.1 diatas, pada awal 2012 terdapat 56.385 jumlah wajib pajak

orang pribadi yang terdaftar dan 42.666 jumlah wajib pajak orang pribadi yang

efektif. Kemudian pada tahun 2013 terdapat 60.983 jumlah wajib pajak orang

pribadi yang terdaftar dan 48.020 jumlah wajib pajak orang pribadi yang efektif,

sedangkan pada tahun 2014 terdapat 64.505 jumlah wajib pajak orang pribadi

terdaftar dan 52.959 jumlah wajib pajak orang pribadi yang efektif.

Page 57: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

45

Tabel 4.2

Rencana dan Realisasi Penerimaan Pajak Orang Pribadi

Tahun 2012-2014

Pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu

Tahun

Rencana Penerimaan

Pajak

Realisasi Penerimaan

Pajak

2012 5.289.130.000

3.776.095.581

2013 7.196.200.000

3.613.502.797

2014 4.199.000.000

4.334.325.098

Sumber : Bagian PDI KPP Pratama Jakarta Cakung Satu (Data diolah)

Berdasarkan tabel 4.2 diatas, rencana penerimaan pajak orang pribadi pada

awal tahun 2012 sebesar 5.289.130.000, ternyata yang terealisasi penerimaan pajak

orang pribadi sebesar 3.776.095.581, kemudian pada tahun 2013 rencana

penerimaan pajak orang pribadi sebesar 7.196.200.000 dan realisasi penerimaan

pajak orang pribadi sebesar 3.613.502.797, sedangkan pada tahun 2014 rencana

penerimaan pajak orang pribadi sebesar 4.199.000.000 dan yang terealisasi

penerimaan pajak orang pribadi sebesar 4.334.325.098.

4.2 Analisis Data

4.2.1 Efektivitas Perubahan PTKP Terhadap Wajib Pajak Orang Pribadi

Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) orang pribadi yang dilakukan pada

Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Cakung Satu jumlah wajib pajak orang pribadi

yang terdaftar dan efektif dalam beberapa tahun ini, dapat dilihat bahwa hasil yang

cukup meningkat. Hal ini dapat dilihat dari data dibawah ini yang memperlihatkan

Page 58: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

46

perubahan jumlah wajib pajak orang pribadi setelah perubahan PTKP pada tahun

2012 sampai dengan 2014.

Tabel 4.3

Perubahan Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi

Tahun 2012-2014

Pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu

Tahun

Wajib Pajak

Terdaftar

Wajib Pajak

Efektif

Perubahan

%

2012 56.385 42.666 13.719 75,66%

2013 60.983 48.020 12.963 78,74%

2014 64.505 52.959 11.546 82,10%

Sumber : Bagian PDI KPP Pratama Jakarta Cakung Satu (Data diolah)

Dari pertanyaan diatas, pada tahun 2012 yang membandingkan antara

jumlah wajib pajak orang pribadi efektif sebesar 42.666 dengan jumlah wajib pajak

orang pribadi yang terdaftar 56.385 dengan perubahan sebanyak 13.719 wajib pajak

orang pribadi dengan presentase sebesar 75,66% . Kemudian pada tahun 2013 yang

membandingkan antara jumlah wajib pajak orang pribadi efektif sebesar 48.020

dengan jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar 60.983 dengan perubahan

sebanyak 12.963 wajib pajak orang pribadi dengan presentase sebesar 78,74%. Dan

pada tahun 2014 jumlah wajib pajak orang pribadi efektif sebesar 52.959 dengan

jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar sebanyak 64.505 wajib pajak orang

pribadi dengan presentase sebesar 82,10%.

Berdasarkan data tersebut, menunjukan bahwa perubahan jumlah wajib

pajak orang pribadi cukup efektif, terlihat dari selisih antara wajib pajak terdaftar

Page 59: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

47

dan wajib pajak efektif semakin menurun dan presentase yang di hasilkan semakin

meningkat dari tahun 2012 sampai dengan 2014 sebesar 82,10%. Dikarenakan KPP

Pratama Jakarta Cakung Satu menjalankan sosialisasi terhadap wajib pajak dengan

baik, itu menjadikan wajib pajak semakin sadar akan pentingnya membayar pajak

demi kesejahteraan masyakarat.

4.2.2 Efektivitas Perubahan PTKP Terhadap Penerimaan Pajak

Penghasilan tidak kena pajak (PTKP) orang pribadi yang dilakukan pada

Kantor Pelayanan Pajak Jakarta Cakung Satu dalam meningkatkan jumlah

penerimaan pajak orang pribadi dalam beberapa tahun ini, dapat dilihat bahwa

hasilnya efektif. Hal ini dapat dilihat dari data dibawah ini yang memperlihatkan

perubahan jumlah penerimaan wajib pajak orang pribadi setelah perubahan PTKP

pada tahun 2012 sampai dengan 2014.

Tabel 4.4

Efektivitas Penerimaan Pajak Orang Pribadi

Pada Tahun 2012-2014

Pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu

Tahun

Rencana

Penerimaan

Pajak

Realisasi

Penerimaan

Pajak

Perubahan

%

penerimaan

pajak

2012 5.289.130.000 3.776.095.581 1.513.034.419 71,39%

2013 7.196.200.000

3.613.502.797 3.582.697.203 50,21%

2014 4.199.000.000

4.334.325.098 135.325.098 103,2%

Sumber : Bagian PDI KPP Pratama Jakarta Cakung Satu (Data diolah)

Page 60: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

48

Dibawah ini adalah rumus untuk mengetahui presentase penerimaan pajak :

Dari tabel 4.4 diatas, pada tahun 2012 jumlah realisasi penerimaan pajak

orang pribadi sebesar Rp 3.776.095.581, dengan jumlah rencana penerimaan pajak

orang pribadi Rp 5.289.130.000 mengalami perubahan Rp 1.513.034.419 dengan

presentase penerimaan pajak 71,39%. Pada tahun 2013 jumlah realisasi penerimaan

pajak orang pribadi sebesar Rp 3.613.502.797, dengan jumlah rencana penerimaan

pajak orang pribadi Rp 7.196.200.000 mengalami perubahan Rp 3.582.697.203

dengan presentase penerimaan pajak 50,21%. Dan pada tahun 2014 jumlah realisasi

penerimaan pajak orang pribadi sebesar Rp 4.334.325.098 dengan jumlah rencana

penerimaan pajak Rp 4.199.000.000 mengalami perubahan Rp 135.325.098 dengan

presentase penerimaan pajak 103,2%.

Berdasarkan realisasi penerimaan wajib pajak orang pribadi pada tahun

2012 mengalami peningkatan sebesar 71,39%, pada tahun 2013 realisasi

penerimaan pajak mengalami penurunan hingga 50,21% ini dikarenakan PTKP

baru mengalami perubahan, dan wajib pajak belum mengetahui dampak perubahan

Page 61: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

49

PTKP, akan tetapi pada tahun 2014 mengalami peningkatan hingga

103,2% walaupun rencana penerimaan pajak yang diberikan Direktorat Jenderal

Pajak pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu mengalami penurunan dari tahun

sebelumnya sebesar Rp 4.199.000.000 itu dikarena pada tahun 2013 realisasi

penerimaan pajak mengalami penurunan. Penerapan perubahan PTKP sebelum dan

sesudah yang diatur di dalam peraturan pemerintah No.7 UU No.36, hal ini dapat

dikatakan bahwa perubahan PTKP dapat meningkatkan realisasi penerimaan wajib

pajak orang pribadi pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu.

4.2.3 Kendala dan Upaya yang dihadapi

Dari hasil wawancara yang di dapat tentang ada nya perubahan PTKP

Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu perubahan tersebut

tidak menghadapi suatu kendala apapun.

Akan tetapi adapun upaya yang masih harus dilakukan dalam pelaksanaan

PTKP diantaranya :

1. Lebih memeratakan atau Adil

Kepada wajib pajak orang pribadi yang memiliki penghasilan rendah, agar

mengurangi beban hidup wajib pajak orang pribadi serta wajib pajak orang

pribadi mampu menikmati penghasilan yang diperoleh

2. Meningkatkan Penerimaan

Akan ada suatu penambahan dari wajib pajak untuk mengejar suatu

penerimaan agar dapat meningkat, semakin penerimaan meningkat maka

semakin mensejahterakan masyarakat dan negara semakin lebih baik.

Page 62: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

50

3. Bersosialisasi dengan cara melakukan penyuluhan perpajakan

mengatasi rendahnya tingkat kesadaran wajib pajak, sosialisasi yang telah

diberikan KPP Pratama Jakarta Cakung Satu tidak hanya kepada

masyarakat yang belum menjadi wajib pajak saja, akan tetapi wajib pajak

orang pribadi yang telah terdaftar namanya agar mereka memenuhi

kewajiban nya. Dalam hal ini petugas berupaya menjelaskan kepada

masyarakat yang belum ber-NPWP, bahwa pajak sangatlah penting untuk

kelangsungan yang ada di negara ini.

4.3 Interprestasi Hasil

1. Efektivitas perubahan PTKP berdampak bagi wajib pajak orang pribadi,

PTKP orang pribadi yang dilakukan pada Kantor Pelayanan Pajak Jakarta

Cakung Satu dengan adanya perubahan PTKP tersebut presentase jumlah

wajib pajak orang pribadi yang dalam beberapa tahun ini dapat dikatakan

sudah cukup efektif, dengan dilihat dari tabel 4.3 bahwa pada tahun 2012

sebesar 75,66%, sedangkan tahun 2013 sebesar 78,74%, dan tahun 2014

sebesar 82,10%. Dapat dilihat perubahan PTKP berdampak signifikan

terhadap wajib pajak orang pribadi, sebab hal itu sangat menguntungkan

bagi wajib pajak orang pribadi menengah kebawah karena lebih mudah

untuk membayar pajak, meningkatkan daya beli masyarakat yang terus

menerus naik hingga 30%, perubahan tersebut sangat berpengaruh besar

terhadap pajak penghasilan. Dengan begitu PTKP tidak banyak

Page 63: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

51

membebani masyarakat, makasemakin sadarnya wajib pajak untuk

membayarkan kewajibannya sebagai warga negara yang baik.

2. Efektivitas perubahan PTKP dapat meningkatkan penerimaan pajak

adanya perubahan PTKP yang diatur dalam PMK 162/PMK.011/2012

tentang penyesuaian besarnya tarif PTKP, pada KPP Pratama Jakarta

Cakung Satu dalam meningkatkan suatu penerimaan pajak dalam tiga

tahun ini, dilihat pada tabel 4.4 bahwa pada tahun 2012 presentase yang

diperoleh 71,39%, sedangkan pada tahun 2013 presentase yang diperoleh

mengalami penurunan 50,21%, ini dikarenakan awal perubahan PTKP dan

pada tahun 2014 presentase yang diperoleh 103,2% perubahan ini menjadi

lebih tinggi dari sebelumnya. Meningkatnya penerimaan pajak setelah

perubahan PTKP pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu disebabkan

karena perubahan PTKP ini mengurangi pajak yang harus dibayarkan

wajib pajak orang pribadi yang memiliki penghasilan menegah kebawah,

maka wajib pajak orang pribadi semakin efektif, sehingga dapat

meningkatkan suatu penerimaan pajak pada KPP Pratama Jakarta Cakung

Satu.

3. Kendala dan upaya dalam pelaksananaan perubahan PTKP bagi wajib

pajak orang pribadi, pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu kendala yang

dihadapi dalam proses perubahan PTKP ini tidak ditemukan kendala

apapun, sebab semakin patuhnya wajib pajak untuk membayarkan

kewajiban sebagai warga negara yang baik. Akan tetapi meskipun tidak

ditemukan kendala dalam proses ini tetap saja KPP Pratama Jakarta

Page 64: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

52

Cakung Satu melakukan segala upaya agar lebih efektif lagi seperti

melakukan sosialisasi terhadap masyarakat agar mereka mengetahui

pentingnya membayar pajak, dengan begitu wajib pajak akan bertambah

lebih efektif, dan penerimaan akan meningkat dengan baik.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Penerapan perubahan PTKP dalam penambahan jumlah wajib pajak orang

pribadi di KPP Pratama Jakarta Cakung Satu hasil yang di peroleh sangat

berdampak signifikan karena terjadi peningkatan pada wajib pajak orang pribadi

yang terdaftar dan efektif sebesar 82,10%. Perubahan PTKP dalam meningkatkan

penerimaan pajak pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu sudah dapat menunjukan

hasil yang memuaskan, karena hasil yang diperoleh mengalami peningkatan

penerimaan pajak dari tahun 2012 sampai dengan 2014 sebesar 103,2%, artinya

semakin banyaknya wajib pajak yang sadar akan pentingnya membayar pajak demi

suatu penerimaan pajak yang dipergunakan untuk kesejahteraan masyarakat.

Dampak yang terjadi akibat perubahan PTKP adanya kenaikan PTKP akan

meningkatkan daya beli masyarakat, dengan meningkatnya jumlah PTKP yang

awalnya Rp 15.840.000/tahun menjadi Rp 24.000.000/tahun, tidaklah akan

membuat negara kehilangan penerimaan pajak, akan tetapi perubahan ini akan

meningkatkan daya beli masyarakat, daya beli masyarakat akan naik sebesar 30%,

masyarakat dapat leluasa berbelanja sehingga sektor ekonomi dan konsumsi

menjadi meningkat, meningkatnya Penerimaan PPN, PTKP naik mengakibatkan

meningkatnya penjualan properti, meningkatkan saving atau tabungan, mengurangi

Page 65: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

53

potensi penerimaan pajak atas pajak penghasilan orang pribadi, perubahan PTKP

berpengaruh besar pada PPh Pasal 21.

Dalam hal ini, penerapan perubahan PTKP akan meningkatkan

penerimaan pajak penghasilan KPP Pratama Jakarta Cakung Satu, yang dilandasi

oleh peraturan pemerintah No. 7 UU No. 36 tentang kenaikan PTKP.

Page 66: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Adanya perubahan PTKP dapat berdampak signifikan terhadap wajib

pajak orang pribadi pada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu. Pada tahun

2012 terdapat perubahan jumlah wajib pajak yang terdaftar sebesar 56.385

dengan wajib pajak orang pribadi efektif sebesar 42.666, kemudian pada

tahun 2013 wajib pajak orang pribadi yang terdaftar sebesar 60.983

dengan wajib pajak efektif sebesar 48.020, dan pada tahun 2014 dapat

dilihat bahwa jumlah wajib pajak orang pribadi yang terdaftar sebesar

64.505 dengan wajib pajak pribadi efektif sebesar 52.959.

2. Perubahan PTKP dapat meningkatkan penerimaan pajak pada KPP

Pratama Jakarta Cakung Satu, pada tahun 2012 target penerimaan yang

diperoleh sebesar Rp 5.289.130.000 dengan realisasi penerimaan sebesar

Rp 3.776.095.581, kemudian pada tahun 2013 target penerimaan yang

diperoleh sebesar Rp 7.196.200.000 dengan realisasi penerimaan Rp

3.613.502.797, dan pada tahun 2014 target penerimaan yang diperoleh Rp

4.199.000.000 dengan realisasi penerimaan diperoleh Rp 4.334.325.098,

terjadi peningkatan sebesar 103,2% ditahun 2014.

3. Kendala dan upaya yang dihadapi setelah perubahan PTKP, tidak

mengalami kendala apapun akan tetapi KPP Pratama Jakarta Cakung Satu

Page 67: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

55

tetap melakukan upaya agar lebih menambah wajib pajak serta penerimaan

pajak.

5.2 Saran

1. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), harus berubah agar kebutuhan

hidup masyarakat mininum yang memiliki penghasilan rendah dengan

melihat dari asas keadilan. Kenaikannya harus ditingkat yang sewajarnya,

karena banyaknya dampak yang muncul dan dirasakan oleh wajib pajak

khususnya wajib pajak yang berpenghasilan tinggi yang memberikan

dampak yang kecil.

2. Perubahan PTKP harus seimbang dengan kenaikan upah karyawan atau

buruh dengan begitu akan ada dampak positif dari perubahan PTKP

tersebut pada masyarakat menegah kebawah.

3. KPP Pratama Jakarta Cakung Satu dengan adanya perubahan PTKP harus

lebih bersosialisasi terhadap masyarakat, dengan memberikan arahan

tentang pentingnya membayar pajak guna mensejahterakan masyarakat,

agar jumlah wajib pajak bertambah dengan begitu dapat meningkatan

penerimaan pajakpada KPP Pratama Jakarta Cakung Satu.

Page 68: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU

56

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Pajak. 2008. UU RI NO 36 Tahun 2008. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pajak

Harjo, Dwikora. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media

Mardiasmo. 2009. Perpajakan Edisi Revisi 2009. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Muliari, Ni Ketut dan Setiawan, Putu Ery. “Pengaruh Tingkat Penghasilan Tidak Kena Pajak terhadap Penerimaan Pajak Studi pada KPP Yogyakarta Satu”. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol 6 No. 1 (Januari 2011)

Muliawan, Jasa Ungguh. 2014. Metode Penelitian Pendidikan. Cetakan l.

Yogyakarta: Gava Media

Peraturan Mentri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012. Tentang Penyesuaian

Besarnya PTKP

P.J.A. Adriani. 2007. Pajak Menurut Peraturan-Peraturan Umum. Mohammad

Zain. Jakarta

Rahayu, Siti Kurnia Suhayati, Ely. 2010. Perpajakan Teori dan Teknisi

Perhitungan. Edisi 1, Yogyakarta : Graha Ilmu

Resmi, Siti. 2014. Perpajakan Teori dan Kasus. Edisi 8 buku 1. Yogyakarta:

Salemba empat

S, Alam. 2014. Ekonomi. Penerbit: Erlangga

Szarowska, Irena. 2014. “Personal Income Taxation in a Context of a Structure”.

Journal Elsevier

Waluyo, Didik Budi. 2010. Pajak Penghasilan. Penerbit: DBW Tax Center

Page 69: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU
Page 70: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU
Page 71: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU
Page 72: EFEKTIVITAS DAMPAK PERUBAHAN PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP) TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA JAKARTA CAKUNG SATU