analisis pengaruh penerapan peraturan dirjen...

148
ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN PAJAK NO.35 TAHUN 2004, e-Registration TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK MENCANTUMKAN NPWP DALAM MELAKUKAN VALIDASI SSB (BPHTB) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBUATAN KARTU NPWP (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: LERY MUNADJAT 105082002668 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1430 H

Upload: phungcong

Post on 03-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN

PAJAK NO.35 TAHUN 2004, e-Registration TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK MENCANTUMKAN NPWP DALAM

MELAKUKAN VALIDASI SSB (BPHTB) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBUATAN KARTU NPWP

(Studi Kasus KPP Pratama Serpong)

Disusun oleh:

LERY MUNADJAT 105082002668

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M / 1430 H

Page 2: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN

PAJAK NO 35 TAHUN 2004, e-Registration TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK MENCANTUMKAN NPWP DALAM

MELAKUKAN VALIDASI SSB (BPHTB) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBUATAN KARTU NPWP

(Studi Kasus KPP Pratama Serpong)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh

LERY MUNADJAT 105082002668 Di Bawah Bimbingan:

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Yahya Hamja, MM Rini, SE, Ak, M.Si NIP. 197603152005012002

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010 M / 1430 H

Page 3: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Hari ini Jumat Tanggal 5 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Lery Munadjat Nim: 105082002668 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN PAJAK NO 35 TAHUN 2004, e-Registration TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK MENCANTUMKAN NPWP DALAM MELAKUKAN VALIDASI SSB (BPHTB) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBUATAN KARTU NPWP” (Studi Kasus KPP Pratama Serpong). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 5 Maret 2010

Tim Penguji Ujian Skripsi

Dr. Yahya Hamja, MM Rini, SE., Ak., M.Si Ketua Sekretaris

Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si Afif Sulfa, SE., Ak., M.Si Penguji Ahli I Penguji Ahli II

Page 4: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Hari ini Jumat Tanggal 2 Bulan Oktober Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Lery Munadjat Nim: 105082002668 dengan judul Skripsi “ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN PAJAK NO 35 TAHUN 2004, e-Registration TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK MENCANTUMKAN NPWP DALAM MELAKUKAN VALIDASI SSB (BPHTB) SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PEMBUATAN KARTU NPWP” (Studi Kasus KPP Pratama Serpong). Memperhatikan penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2 Oktober 2009

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Amilin, SE, Ak, M.Si Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si Ketua Sekretaris

Prof. Dr. Ahmad Rodoni Penguji Ahli

Page 5: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof
Page 6: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

ABSTRACT The object of research is to analyze the influence of general Directorates tax

regulation’s no 35 before and after the arranging. And the e-registration program about pursuance tax obligation to put NPWP at SSB validation, along with the impact of making the NPWP card. This research shows that there is a close relationship between the general directorates of tax regulation’s number 35, e- registration with the pursuance tax obligation to put NPWP on making SSB validation have the impact to NPWP’s card makings, the general directorates of tax regulation’s number 35 give instruction to tax obligation to put NPWP at making SSB validation. With e-registration, the NPWP registration can be made anytime, anywhere ( 24 hours a day, 7 days a week), send with the internet facility through ASP company, with the result of the general directorates of tax regulation’s number 35 and e-registration at the second hand made the tax obligation put the NPWP when making the SSB validation and have the impact of the number of NPWP’s card maker. Based on the number of sample at KPP Pratama Serpong, consist of 50 tax obligation which representative from 50 district one that enrolled at the KPP Pratama serpong acquiring a result which give influence after the general directorates of tax regulation’s number 35 and e-registration assembling for tax obligation to put NPWP pursuance on making SSB Validation over 99.8% and anova table obtain the F Value around 11738.186 with probability value (sig)=0.000 significant rate at 5%, where as the influence of general directorates of tax regulation’s number 35, e- registration with the pursuance of tax obligation to put NPWP on making SSB validation to NPWP’s card maker around 80% and anova table obtain the F value is 61.374 with probability value (sig)=0.000 significant rate at 5%. Keyword : SSB Validation, general directorates of tax regulation’s number 35, e-Registration, pursuance tax obligation, impact of making the NPWP card.

Page 7: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Lery Munadjat Tempat/Tgl.lahir : Sukabumi 09 Mei 1986 Agama : Islam Telp : 08561994080 Alamat : Jln. Ceremai III Blok 1 No.7 Perum Suradita Cisauk- Tangerang PENDIDIKAN FORMAL

SDN 10 Petang Bintaro : 1992 - 1998 SLTP N 177 Jakarta Selatan : 1998 – 2001 SMAN 86 Jakarta Selatan : 2001 – 2004 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta : 2005 – 2010 PENDIDIKAN NON FORMAL

Kursus Komputer : 2003-2004 Bimbingan Belajar di Nurul Fikri : 2003-2004 Brevet A dan B Pajak di Patra Mandiri : 2009 Kursus Komputer Akuntansi Patra Mandiri : 2009

PENGALAMAN ORGANISASI

Anggota Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMU 86 Jakarta Selatan : 2003-2004 Anggota Remaja Masjid Al-Mujahidin Bintaro : 2004-2005 Anggota Ikatan Remaja Masjid Al-Ikhlas (IRMAS) Perum Suradita : 2006-2007 PENGALAMAN KERJA

Magang di KPP Pratama Serpong : 2008-2009

i

Page 8: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

ABSTRACT

The object of research is to analyze the influence of general Directorates

tax regulation’s No.35 before and after the arranging and the e-Registration program about pursuance tax obligation to put NPWP at SSB validation, along with the impact of making the NPWP card. This research shows that there is a close relationship between the general directorates of tax regulation’s number 35, e- Registration with the pursuance tax obligation to put NPWP on making SSB validation have the impact to NPWP’s card makings, the general directorates of tax regulation’s number 35 give instruction to tax obligation to put NPWP at making SSB validation. With e-Registration, the NPWP registration can be made anytime, anywhere (24 hours a day, 7 days a week), send with the internet facility through ASP company, with the result of the general directorates of tax regulation’s number 35 and e-Registration at the second hand made the tax obligation put the NPWP when making the SSB validation, and have the impact of the number of NPWP’s card maker.

Based on the number of sample at KPP Pratama Serpong consist of 50 tax obligation which representative from 50 district one that enrolled at the KPP Pratama serpong acquiring a result which give influence after the general directorates of tax regulation’s No.35 and e-Registration assembling for tax obligation to put NPWP pursuance on making SSB Validation over 99.8% and anova table obtain the F Value around 11738.186 with probability value (sig)=0.000 significant rate at 5%, where as the influence of general directorates of tax regulation’s No.35, e- Registration with the pursuance of tax obligation to put NPWP on making SSB validation to NPWP’s card maker around 80% and anova table obtain the F value is 61.374 with probability value (sig)=0.000 significant rate at 5%. Keyword: SSB Validation, general directorates of tax regulation’s No.35, e-Registration, pursuance tax obligation, impact of making the NPWP card.

ii

Page 9: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh sebelum dan

sesudah adanya penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 dan Program e-Registration terhadap kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan Validasi SSB, serta dampaknya terhadap pembuatan kartu NPWP. Penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang sangat erat antara peraturan Dirjen Pajak No.35, e-Registration dengan kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan Validasi SSB dan berdampak terhadap pembuatan kartu NPWP. Peraturan Dirjen Pajak No.35 mengintruksikan kepada Wajib Pajak untuk mencantumkan NPWP dalam melakukan validasi SSB. Dengan e-Registration pendaftaran NPWP dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja (24 jam x 7 hari), dikirim dengan fasilitas internet melalui perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP), sehingga dengan adanya peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Registration secara tidak langsung membuat Wajib Pajak mencantumkan NPWP saat melakukan Validasi SSB, dan berdampak pada jumlah pembuatan kartu NPWP.

Berdasarkan jumlah sampel pada KPP Pratama Serpong yang terdiri dari 50 Wajib Pajak yang terwakili dari 50 kelurahan yang terdaftar pada KPP Pratama Serpong diperoleh hasil bahwa pengaruh sesudah adanya penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Registration terhadap kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan Validasi SSB sekitar 99,8% dan tabel Anova diperoleh nilai F sebesar 11738.186 dengan nilai probabilitas (sig) = 0.000 pada tingkat signifikansi 5%. Sedangkan pengaruh diterapkannya peraturan Dirjen Pajak No.35, e-Registration dan kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan Validsi SSB terhadap pembuatan kartu NPWP sekitar 80% dan tabel Anova diperoleh nilai F sebesar 61.374 dengan nilai probabilitas (sig) = 0.000 pada tingkat signifikansi 5%. Kata kunci: Validasi SSB, Peraturan Dirjen Pajak No.35, e-Registration, kepatuhan Wajib Pajak, dampak terhadap pembuatan kartu NPWP.

iii

Page 10: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan nama Allah yang maha rahman dan rahim, segala puji dan syukur

hanya bagi-Nya yang menjadi hari akhir, pengayom alam semesta, sumber ilmu

pengetahuan, Sang Maha Cahaya, Pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang

terindah yang telah melimpahkan rahmat dan karunia yang tak terhingga,

sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad

Saw yang telah membawa cahaya kebenaran, yang diutus sebagai rahmatan

lilalamin sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

“Terima kasihku untuk Ayah dan Mama tercinta yang memiliki peran

yang sangat penting dan tidak terhingga, yang telah membesarkan dan mendidik

penulis untuk TETAP SEMANGAT & KUAT dalam menjalani hidup, atas doa

tulus ikhlas, motivasi dan kasih sayang yang tak pernah padam, menjadikan

semangat dan hamparan ruhul hayat yang tak pernah ternilai, kiranya ucapan

terima kasih ini tidaklah cukup untuk mendeskripsikan wujud penghargaan

penulis”.

Serta Ucapan terima kasih yang tulus penulis ucapkan kepada:

1. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM. Selaku dosen pembimbing I dan selaku staf

pengajar yang ditengah kesibukannya telah meluangkan waktu untuk memberi

pengarahan serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

2. Ibu Rini, SE, Ak, M.Si. selaku dosen pembimbing II, yang ditengah

kesibukannya pula telah meluangkan waktu serta pengarahan dan motivasi

kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

iv

Page 11: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

3. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu

Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Afif Sulfa, SE, Ak, M.Si. selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan Ibu

Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi FEIS UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Segenap Bapak/Ibu dosen FEIS yang telah memberikan ilmu yang tak ternilai

hingga penulis menyelesaikan studi di FEIS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Segenap Staff akademik dan perpustakaan FEIS UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

7. Mas Handoko, Mas Apit dan Mas Renaldi bagian Direktorat Teknologi

Informasi Perpajakan yang telah mengizinkan penulis mengambil data

penelitian skripsi ini.

8. Ibu Diana, Pak Darmono, Mas Benk2x, Mas Eko, Mba Astri, Pak Prianto, pak

Dita atas kebaikannya dan telah memberikan data yang penulis butuhkan.

9. Pak Yayan, Bang Yogi, Bapak Wijaya, Ibu Ratna, Teteh Icha yang dianggap

penulis sudah menjadi bagian keluarga, yang memberikan banyak

pengetahuan dan perhatiannya kepada penulis.

10. Friend Akuntansi B angkatan 2005, Mardian, Arif Rahman, Arif Fahruri,

Hario, Erawan, Syarif, Riza, Riki, Lisda, Made, Dinda, Dara, Devi, Vivi, Ita,

Upi, Epi, Unun, Indah PW.

11. Friend Akuntansi Pajak, Fajar , Malik, Samsul, Fikri, Ari, Hadi, Fauzi, Ara,

Dara, Sarah, Evi.

12. Pihak-pihak yang mempunyai peran yang “signifikan” bagi penulis, yang tidak

dapat disebutkan satu persatu karena adanya batas ruang.

v

Page 12: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan yang ada, baik dari

tingkat keilmuan dan fasilitas lainnya, kegiatan serta skripsi ini masih banyak

kekurangan dan kelemahan, meskipun demikian penulis telah berusaha dengan

sekuat kemampuan untuk menyajikan yang terbaik penyajian skripsi ini. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat, serta tidak lupa penulis mengharapkan kritik dan

saran yang konstruktif sebagai penyempurnaan skripsi ini.

Wa’alaikumussalam Wr.Wb.

Tangerang, Januari 2010 Penulis Lery Munadjat

vi

Page 13: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Judul

Lembar Pengesahan Dosen

Lembar Pengesahan Komprehensif

Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................ i

Abstract .............................................................................................................. ii

Abstrak................................................................................................................ iii

Kata Pengantar ................................................................................................... iv

Daftar Isi ............................................................................................................. vii

Daftar Tabel ....................................................................................................... ix

Daftar Gambar .................................................................................................... x

Daftar Lampiran ................................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah ...................................................................... 8

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pajak ........................................................................ 11

B. Konsep Dasar BPHTB ............................................................... 14

C. Penyampain dan Validasi SSB ................................................... 27

D. NPWP dan Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak ........................ 35

E. e-Registration ............................................................................. 45

F. Peraturan Dirjen Pajak No.35 .................................................... 51

G. Kepatuhan Wajib Pajak .............................................................. 53

H. Pembuatan Kartu NPWP ............................................................ 55

I. Model Penelitian dan Hipotesis ................................................. 58

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian .......................................................... 67

B. Metode Penentuan Sampel ......................................................... 68

C. Metode Pengumpulan Sampel dan Data .................................... 69

vii

Page 14: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

D. Metode Analisis ......................................................................... 69

E. Operasional Variabel .................................................................. 72

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum KPP Pratama Serpong ................................. 75

1. Sejarah KPP Pratama Serpong ........................................... 75

2. Visi dan Misi KPP Pratama Serpong ................................. 76

B. Hasil dan Pembahasan .............................................................. 84

1. Analisis Kualitatif .............................................................. 84

2. Analisis Kuantitatif ............................................................ 87

BAB V KESIMPULAN

A. Kesimpulan ............................................................................ 110

B. Implilkasi ............................................................................... 112

C. Saran ...................................................................................... 113

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 115

LAMPIRAN .................................................................................................... 117

DAFTAR TABEL

viii

Page 15: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Nomor Keterangan Halaman

4.1 Data pegawai KPP Pratama Serpong 79

4.2 Wilayah kerja KPP Pratama Serpong 81

4.3 Sampel Penelitian 89

4.4 Hasil Uji koefesien Determinasi (I) 93

4.5 Hasil Uji Statistik t 95

4.6 Hasil Uji Anova 97

4.7 Koefisien Jalur 99

4.8 Hasil Uji koefesien Determinasi (II) 100

4.9 Hasil Uji Statistik t 103

4.10 Hasil Uji Anova 105

4.11 Koefisien Jalur 108

DAFTAR GAMBAR

ix

Page 16: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Nomor Keterangan Halaman

2.1 Pendaftaran NPWP Secara Manual 39

2.2 Pendaftaran NPWP Secara Elektronik 42

2.3 Path Analisis 60

2.4 Hubungan Struktur XI dan X2 Terhadap Y 63

4.1 Hubungan Struktur XI dan X2 Terhadap Y 92

4.2 Hubungan Kausal XI dan X2 Terhadap Y 98

4.3 Hubungan XI, X2 dan Y Terhadap Z 100

4.4 Hubungan Kausal XI, X2 dan Y Terhadap Z 106

DAFTAR LAMPIRAN

x

Page 17: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

xi

Nomor Keterangan Halaman

1 Struktur Organisasi KPP Pratama Serpong 117

2 Olah Data KPP Pratama Serpong 118

3 Olah Data (SPSS 12,0 for windows) 119

4 Olah Data SPSS Path Analysis 122

5 Login ke Website Layanan e-Registration 124

6 Surat Keterangan Terdaftar Sementara 128

7 Contoh NPWP dan Tanda Terima 130

Page 18: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Kebijakan keuangan baik kebijakan fiskal maupun moneter serta

kebijaksanaan lainnya yang dilaksanakan sekarang ini senantiasa mengacu

pada Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN). GBHN ini merupakan

strategi dasar pembangunan nasional jangka panjang. Dalam GBHN tahun

1993 telah digariskan bahwa dana untuk pembiayaan pembangunan nasional

terutama didapat dari sumber kemampuan sendiri.

Peningkatan kemampuan dalam negeri akan mempercepat laju

pembangunan serta memperbaiki struktur pembiayaan dari luar negeri.

Sebagaimana kita telah ketahui bahwa alternatif peminjaman dari luar negeri

sudah tidak efektif lagi di mata masyarakat karena ternyata sangat membebani

pengeluaran negara pada masa-masa berikutnya. Oleh karena itu, peranan

penerimaan dalam negeri akan terus ditingkatkan seoptimal mungkin melalui

perluasan sumber penerimaan negara, terutama penerimaan dari non migas

yang sebagian besar akan ditingkatkan melalui penerimaan dari sektor pajak.

Upaya pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak salah satunya

adalah melalui reformasi kebijakan perpajakan, hal ini sudah dilakukan sejak

tahun 1983 dengan perubahan sistem perpajakan dari sistem ”official

assessment” menjadi sistem ”self assessment”. Perubahan sistem perpajakan

ini selanjutnya diikuti dengan penyempurnaan administrasi perpajakan melalui

perubahan struktur organisasi (kebijakan prosedur/penerapan peraturan

1

Page 19: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

strategis), prosedur organisasi (penyederhanaan prosedur, akses mempercepat

pelayanan melalui komputerisasi), starategi organisasi dan budaya organisasi.

Sasaran administrasi perpajakan sebenarnya adalah untuk meningkatkan

kepatuhan Wajib Pajak, seperti yang dinyatakan oleh Toshiyuki (2001:42)

bahwa target akhir administrasi perpajakan adalah untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak. Pendapat tersebut didukung oleh Summers et al.

(2002:45), bahwa dalam sistem ”self assessment”, aktivitas utama

admininistrasi perpajakan adalah untuk mengawasi kepatuhan dan

meyakinkan bahwa wajib pajak menjalankan kewajiban perpajakannya sesuai

dengan ketentuan yang berlaku. Hal yang sama diungkapkan oleh Bird dan

Jantscher (2003:1), bahwa terdapat hubungan administrasi perpajakan dengan

kepatuhan wajib pajak, sehingga administrasi perpajakan yang baik adalah

administrasi yang dapat memperkecil angka ketidakpatuhan, bukan hanya

dilihat dari aspek peningkatan penerimaan saja.

Bird dan Jantsher (2003:3-4) menyebutkan bahwa berdasarkan

pengalaman negara-negara berkembang ada tiga muatan pokok yang

dibutuhkan untuk keberhasilan reformasi administrasi perpajakan, yaitu: (a)

struktur pajak perlu disederhanakan untuk kemudahan, kepatuhan dan

administrasi: (b) strategis reformasi yang cocok untuk kondisi khusus masing-

masing negara harus dikembangkan; dan (c) ada komitmen politik yang kuat

terhadap peningkatan adminstrasi perpajakan. Jadi penerimaan pajak bukan

merupakan ukuran yang tepat atas efektifitas administrasi perpajakan dan

pengukuran yang lebih akurat adalah besarnya jurang kepatuhan, yaitu selisih

2

Page 20: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

antara penerimaan pajak yang sesungguhnya dan yang potensial dan

bagaimana tingkat kepatuhan dari masing-masing sektor perpajakan.

Pajak negara yang dikenakan sampai saat ini masih berlaku dan memberi

masukan yang cukup besar bagi pendapatan negara, yaitu Pajak Penghasilan

(PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Pertambahan nilai Barang

Mewah (PPnBM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea materai, dan Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Sesuai dengan pasal 33

ayat 3 Undang- undang Dasar 1945, bumi air dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-

besarnya untuk kemakmuran rakyat. Tanah sebagai bagian dari bumi yang

merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, disamping memenuhi kebutuhan

dasar untuk papan dan lahan usaha, juga merupakan alat investasi yang

menguntungkan. Disamping itu, bangunan juga memberi manfaat ekonomi

bagi pemiliknya, oleh karena itu, bagi mereka yang memperoleh hak atas

tanah dan bangunan, wajar menyerahkan sebagian nilai ekonomi yang

diperolehnya kepada negara melalui pembayaran pajak, yang dalam hal ini

adalah Bea Perolehak Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB). Berbeda

dengan Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan tidak dikenakan terhadap objek fisik properti, tetapi dikenakan

terhadap perolehan hak atas properti ( tanah dan atau bangunan).

Dilihat dari sistem self assessment, Surat Setoran BPHTB (SSB)

berfungsi sebagai media pertanggung jawaban wajib pajak didalam

pemenuhan kewajiban perpajakannya. Dalam hal ini wajib pajak diberi

3

Page 21: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

kebebasan untuk menghitung sendiri pajak yang terhutang dengan cara

mengambil, mengisi, menyetor pajak yang harus dibayar dan melakukan

Validasi SSB dengan melengkapi syarat-syarat administrasi perpajakan (wajib

mencantumkan NPWP atas tranksaksi diatas 60.000.000,00). Bertitik tolak

dari sistem self assessment di atas, salah satu tolak ukur untuk mengetahui

perilaku wajib pajak adalah tingkat kepatuhannya melaksanakan kewajiban

perpajakan dan administrasi perpajakan dengan mencantumkan NPWP pada

saat Validasi SSB (BPHTB), serta melakukan Validasi SSB (BPHTB) setelah

menghitung dan membayarkan pajak yang terhutang, semakin tinggi

partisipasi wajib pajak memenuhi persyaratan administrasi perpajakan

(mencantumkan NPWP atas tranksaksi diatas 60.000.000,00), diharapkan

semakin tinggi tingkat kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan dan

memenuhi kewajiban pajaknya.

Selama ini wajib pajak melakukan pendaftaran NPWP secara manual.

Namun, belakangan ini cara tersebut dianggap menyulitkan wajib pajak, salah

satu cara yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas yaitu melakukan penerapan teknologi

informasi dalam proses pelayanan pajak. Ditjen Pajak meluncurkan Produk e-

Registration atau electronic Registration system, yaitu pendaftran NPWP

secara elektronik yang dilakukan melalui sistem online yang rel time. Adanya

fasilitas ini, wajib pajak akan mendaptkan kemudahan antara lain pendaftran

NPWP melalui media yang terhubung secara online sehingga wajib pajak

tidak perlu lagi melakukan serangkaian prosedur manual seperti yang selama

4

Page 22: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

ini dilakukan (News Indo Pos: 2008 dalam http:// www. Pajak2000.com/news

_print.php?id=22).

Melatarbelakangi pendaftran NPWP secara online, Ditjen pajak

menjadikan pendaftaran wajib pajak sebagai yang pertama yang menggunakan

implementasi sistem e-Registration dikarenakan untuk meningkatkan

efisiensi/memangkas birokrasi yang berbelit sehingga apabila e-Registration

ini berhasil diterapkan dalam pendaftaran NPWP yang digunakan sebagai alat

administrasi perpajakan, maka prosedur yang lain pun di harapkan bisa

diterapkan sistem e-Registration.

Menurut Hadi Purnomo (2005:2), alasan kuat Direktorat Jenderal

Pajak (DJP) melakukan inovasi layanan di bidang administrasi perpajakan,

yaitu:

a. Untuk Mengantisipasi Perkembangan Teknologi Informasi

Perkembangan teknologi informasi yang demikian pesat telah

menyebabkan layanan administrasi secara manual yang ada selama ini

sudah tidak efisien, tidak menghemat waktu dan cenderung birokratis.

Ditjen Pajak memandang perlunya sebuah alternatif baru untuk

mengantisipasi perkembangan teknologi informasi.

b. Untuk Meningkatkan Mutu Layanan Kepada Masyarakat

Pajak merupakan kewajiban kenegaraan dengan sejumlah sanksi hukum

didalamnya maka layanan prima kepada masyarakat sudah menjadi

keharusan. Jika layanan buruk terdapat lembaga publik. Maka konsekuensi

yang ditimbulkan akan luas.

5

Page 23: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

c. Untuk meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak

Dengan adanya kemudahan dalam pendaftaran, pembayaran serta

pelaporan pajak maka hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan

kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya.

d. Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Bagi Negara

Dengan adanya inovasi baru dari Direktorat Jenderal Pajak (DJP),

diharapkan dapat menimbulkan kesadaran wajib pajak untuk memenuhi

kewajiban perpajakannya sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak.

Penelitian mengenai Pengaruh Penerapan Peraturan Dirjen Pajak

No.35, e-Registration terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan

NPWP dalam Validasi SSB, serta dampaknya Terhadap Pembuatan Kartu

NPWP belum banyak dilakukan, dikarenakan Peraturan dan program e-

Registration tersebut masih tergolong baru di kalangan Wajib Pajak,

ketentuannya mulai berlaku sejak 7 Desember 2004 pendaftaran NPWP

dilakukan melaui internet (e-registration) berdasarkan KEP-173/PJ./2004

tanggal 29 Nopember 2004. Penelitian sebelumnya, dilakukan oleh Riyadul

Zanah (2005) mengenai analisis realisasi anggaran BPHTB dan Kepatuhan

Wajib Pajak Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Tangerang Dua.

Penelitian tersebut berkisar untuk mengetahui realisasi penerimaan BPHTB

dan kepatuhan penggunaan NPWP di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan

Bangunan Tangerang Dua. Penelitian yang dilakukan oleh Riyadul Zanah

tersebut tergolong dalam bentuk penelitian deskriptif analisis, karena hanya

membahas data realisasi penerimaan BPHTB dan penggunaan NPWP.

6

Page 24: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Penelitan lainnya dilakukan oleh Tri Juwita (2006) yang coba

menganalisis penerapan teknologi informasi dalam proses pelayanan

perpajakan di Indonesia dengan mengimplementasikan metode e-Registration

terhadap kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP. Pada dasarnya

penelitian yang dilakukan Tri juwita hampir sama dengan yang dilakukan

Riyadul Zanah, keduanya sama-sama menjelaskan pada kepatuhan wajib

pajak menggunakan NPWP dalam setiap administrasi perpajakan.

Paparan di atas membuat penulis tertarik untuk mengembangkan

penelitian yang berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu penelitian lebih

menekankan pada penerapan peraturan Dirjen Pajak dan membandingkan

antara sebelum dan sesudah digunakannya program e-Registration dalam

pencantuman NPWP saat validasi yang dikaitkan kepada Kepatuhan Wajib

Pajak, sekaligus ingin mengetahui dampak efektifitas dari penerapan

Peraturan DJP No.35 Tahun 2004 dan e-Registration terhadap jumlah

pembuatan kartu NPWP, petugas bagian validasi BPHTB pada Kantor

Pelayanan Pajak menyatakan dengan adanya ketetapan penggunaan NPWP

atas tranksaksi SSB BPHTB di atas Rp 60.000.000,00 tentu akan

mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pajak terutama dalam validasi

BPHTB, karena wajib pajak terlebih dahulu harus membuat NPWP, sementara

itu di sisi lain sekarang pendaftaran dan pembuatan NPWP di buat semudah

mungkin, sejauh ini besarnya pengaruh penerapan peraturan Dirjen Pajak

No.35 dan e-Regisration terhadap kepatuhan wajib pajak belum dapat

diketahui secara pasti.

7

Page 25: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis mencoba menelitinya

dalam bentuk skripsi yang berjudul: “Analisis Pengaruh Penerapan

Peraturan Dirjen Pajak No 35 Tahun 2004, e-Registration Terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP Dalam Melakukan

Validasi SSB (BPHTB), Serta Dampaknya Terhadap Pembuatan Kartu

NPWP ( Studi kasus KPP Pratama Serpong)”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas, maka hal-hal

yang dibahas adalah sebagai berikut:

1. Apakah Peraturan Dirjen Pajak No.35 Tahun 2004 dan e-Registration

berpengaruh terhadap kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP

dalam Validasi SSB (BPHTB).

2. Apakah Peraturan Dirjen Pajak No.35 Tahun 2004, e-Registration dan

kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB

(BPHTB) berpengaruh terhadap Pembutan katu NPWP.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

a. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan apakah terdapat pengaruh

yang signifikan setelah adanya Peraturan Dirjen Pajak No.35 Tahun

8

Page 26: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2004 dan e-Registration terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB (BPHTB).

b. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan apakah terdapat pengaruh

yang signifikan setelah adanya Peraturan Dirjen Pajak No.35 Tahun

2004, e-Registration dan kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan

NPWP dalam Validasi SSB (BPHTB) terhadap pembuatan kartu

NPWP.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diperoleh adalah sebagai berikut:

a. Bagi Penulis

Dengan adanya penelitian ini penulis dapat mengetahui telah

diterapkannya Peraturan Dirjen Pajak No.35 Tahun 2004 dan

program e-Registration yang merupakan wujud dari reformasi

peraturan dan modernisasi perpajakan yang digunakan dalam

pemenuhan kewajiban perpajakan secara online dalam usaha

penertiban administrasi perpajakan.

b. Bagi Direktorat Jendaral Pajak dan Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

Memberi masukan kepada Direktorat Jendaral Pajak dan Kantor

Pelayanan Pajak (KPP) tentang seberapa maksimal penerapan

Peraturan Dirjen Pajak No.35 Tahun 2004 dan pelayanan yang

diberikan kepada Wajib Pajak dengan berbagai program yang

diluncurkan dalam proses pemenuhan kewajiban perpajakan bagi

9

Page 27: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

wajib pajak. dalam usaha penertiban administrasi perpajakan sebagai

wujud dari reformasi perpajakan.

c. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bacaan untuk

menambah wawasan pengetahuan dan dapat dijadikan sebagai

masukan bagi penelitian lebih lanjut pada bidang perpajakan serta

dalam rangka untuk pengembangan ilmu.

10

Page 28: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pajak

1. Definisi

Dalam ilmu perpajakan yang mendasari adalah peraturan yang

tercantum dalam Undang-Undang yang dikeluarkan Direktorat Jendral

Pajak. Terdapat beberapa pendapat mengenai definisi Pajak, diantaranya:

Definisi Pajak yang dikemukakan oleh Prof. DR. Rochmat Soemitro, SH.

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum” (Siti Resmi, 2007:1).

Kemudian definsi diatas disempurnakan oleh R. Santoso

Brotodiharjo, (2004:5), sebagai berikut:

“Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada kas negara untuk membiyai pengeluaran rutin dan “surplusnya” digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment”.

Definisi pajak yang dikemukakan oleh S. I. Djajadiningrat.

“Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu. Tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan, tetapi tidak ada jasa timbal balik dari negara secara langsung, untuk memelihara kesejahteraan umum” (Siti Resmi, 2007:1).

11

Page 29: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Definisi Pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani, (2006:2)

“Pajak adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang

terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-

peraturan, dengan tidak mendapat prestasi kembali, yang langsung

dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara

untuk menyelenggarakan pemerintahan”.

Ciri-ciri yang melekat pada Definisi Pajak:

1. Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan Undang-Undang

serta aturan pelaksanaannya.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi

individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun daerah.

4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang

bila dari pemasukannya masih terdapat surplus, dipergunakan untuk

membiayai public investment.

2. Fungsi Pajak

Terdapat 2 fungsi pajak, diantaranya:

a. Fungsi Budgetair (sumber keuangan negara)

Artinya pajak merupakan salah satu sumber penerimaan

pemerintah untuk membiayai pengeluaran rutin atau pengeluaran

pembangunan.

12

Page 30: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

b. Fungsi Regulerend (mengatur)

Artinya pajak merupakan alat untuk mengatur atau

melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang sosial dan

ekonomi, juga dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu diluar bidang

keuangan.

3. Hukum Pajak

a. Hukum Pajak Material merupakan hukum yang membuat norma-

norma yang menerangkan keadaan, perbuatan dan peristiwa hukum

yang harus dikenakan pajak, siapa yang dikenakan pajak, berapa

besarnya pajak yang dikenakan.

b. Hukum Pajak Formal memuat peraturan mengenai cara

merealisasikan hukum pajak material menjadi suatu kenyataan.

4. Jenis Pajak

Tiga macam pengelompokan pajak berdasarkan jenisnya:

a. Menurut Golongannya

Pajak Langsung merupakan pajak yang harus ditanggung

sendiri oleh wajib pajak dan tidak boleh dilimpahkan atau dibebankan

kepada pihak lain. Pajak Tidak Langsung merupakan pajak yang pada

akhirnya dapat dibebankan pada pihak ketiga.

b. Menurut Sifatnya

Pajak Subjektif adalah merupakan pajak yang pengenaannya

didasarkan memperhatikan pada keadaan subjeknya. Pajak Objektif

merupakan pajak yang pengenaannya memfokuskan pada objeknya

13

Page 31: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

baik berupa benda, keadaan perbuatan atau peristiwa-peristiwa yang

mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak bagi wajib pajak

tanpa memperhatikan subjeknya.

c. Menurut Lembaga Pemungutannya

Pajak Negara merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat

dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara pada

umumnya. Pajak Daerah merupakan pajak yang dipungut oleh

pemerintah daerah baik daerah tingkat I maupun daerah tingkat II.

B. Konsep Dasar Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

1. Pengertian Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

a. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan adalah pajak yang

dikenakan atas perolehan hak atas tanah dan bangunan, yang selanjutnya

disebut pajak.

b. Perolehan hak atas tanah atau bangunan adalah perbuatan atau peristiwa

hukum yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan atau

bangunan oleh orang pribadi atau badan.

c. Hak atas tanah dan atau bangunan adalah hak atas tanah, termasuk hak

pengolahan, beserta bangunan diatasnya, sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria, Undang-undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah

Susun dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya.

14

Page 32: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Pelaksanaan BPHTB melibatkan para pejabat terkait; antara lain:

PPAT/Notaris, Badan Pertanahan Nasional (BPN), Kantor Lelang (BUPLN),

KPPBB (Dit Jen Pajak), dan Instansi terkait lainnya.

2. Dasar Hukum

Dasar hukum Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah

undang –undang Nomor 21 tahun 1997, yang berlaku mulai tanggal 1

januari 1998, Undang-undang ini menggantikan Organisasi Bea Balik

Nama Staatsbald 1924 nomor 291, dan telah disempurnakan kembali

menjadi UU No. 20 tahun 2007.

Peraturan pelaksana izinnya yang mendukung realisasi Undang-

Undang ini antara lain:

a. Peraturan Pemerintah RI No. 113 Tahun 2000 tentang penentuan

Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak BPHTB.

b. Keputusan Menteri Keungan RI No.516/KMK.04/2000 tentang Tata

Cara Penentuan Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena

Pajak (NPOPTKP) BPHTB.

c. Keputusan Menteri Keuangan RI No. 517/KMK.04/2000 tentang

Penunjukan Tempat dan Tata Cara Pembayaran BPHTB.

d. Keputusan Direktorat Jendral Pajak No. KEP-21/PJ.6/1997 tentang

Petunjuk Pelaksanaan Pembayaran BPHTB dan Bentuk Serta Fungsi

Surat Setoran BPHTB (SSB).

15

Page 33: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

e. Keputusan Menteri Keuangan RI No.181/KMK.04/1999 tentang

Pemberian Pengurangan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

f. Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-22/PJ.6/1997 tentang

Tata Cara Pengajuan dan Penyelesaian Keberatan BPHTB.

g. Peraturan Pemerintah No.111 Tahun 2000 tentang pengenaan BPHTB

karena Waris dan Hibah.

h. Peraturan Pemerintah No.112 Tahun 2000 tentang pengenaan BPHTB

karena pemberian Hak Pengelolaan.

i. Keputusan Direktorat Jendral Pajak No.KEP-35/PJ.6/2006 tentang

Kewajiban Pemilikan NPWP Dalam Rangka Pengalihan Hak atas

Tanah dan Bangunan.

3. Subjek Pajak dan Objek Pajak

a. Subjek Pajak

Yang menjadi subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang

memperoleh hak atas tanah dan bangunan. Subjek pajak yang

dikenakan kewajiban membayar pajak menjadi wajib pajak BPHTB.

b. Objek Pajak

Dalam Pasal 2 ayat (1) UU. No.20 Tahun 2000 tentang Bea Perolehan

Hak atas Tanah dan Bangunan, yang menjadi objek BPHTB adalah

perolehan hak atas tanah dan bangunan sebagaimana dimaksud dalam

ayat

16

Page 34: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

(1) meliputi:

1) Pemindahan hak karena:

a. Jual beli

b. Tukar menukar

c. Hibah

d. Hibah wasiat

Adalah suatu penetapan terhadap wasiat yang khusus mengenai

pemberian hak atas tanah dan atau bangunan kepada orang

pribadi atau badan hukum tertentu, yang berlaku setelah pemberi

hibah wasiat meninggal dunia.

e. Waris

f. Pemasukan dalam perseroaan atau badan hukum lainnya

Adalah pengalihan hak atas tanah dan bangunan dari orang

pribadi atau badan kepada Perseroan Terbatas atau badan

hukum lainnya sebagai penyertaan modal pada Perseroaan

Terbatas atau badan hukum lainnya tersebut.

g. Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan

Adalah pemindahan sebagian hak bersama atas tanah dan atau

bangunan oleh orang pribadi atau badan kepada sesama

pemegang hak bersama.

h. Penunjukan pembeli dalam lelang

Adalah penetapan pemenang lelang oleh Pejabat Lelang

sebagaimana yang tercantum dalam Risalah Lelang.

17

Page 35: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

i. Pelaksanaan putusan hakim yang mempunyai kekuatan hukum

tetap.

j. Penggabungan usaha

Adalah penggabungan dari dua badan usaha atau lebih dengan

cara tetap mempertahankan berdirinya salah satu badan usaha

baru dan melikuidasi badan usaha lainnya yang bergabung.

k. Peleburan usaha

Adalah penggabungan dari dua atau lebih badan usaha dengan

cara mendirikan badan usaha baru dan melikuidasi badan-badan

usaha yang bergabung tersebut.

l. Pemekaran usaha

Adalah pemisahan suatu badan usaha menjadi dua badan usaha

atau lebih dengan cara mendirikan badan usaha baru dan

mengalihkan sebagian aktiva dan pasiva kepada badan usaha

baru tersebut dilakukan tanpa melikuidasi badan usaha yang

sama.

M. Hadiah

Adalah suatu perbuatan hukum berupa penyerahan hak atas

tanah dan atau bangunan, yang dilakukan oleh orang pribadi

atau badan hukum kepada penerima hadiah.

18

Page 36: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2) Pemberian hak baru karena:

a. Kelanjutan pelepasan hak

Adalah pemberian hak baru atas tanah kepada orang pribadi atau

badan hukum dari negara atas tanah yang berasal dari pelepasan

hak.

b. Diluar pelepasan hak

Adalah pemberian hak baru atas tanah kepada orang pribadi atau

badan hukum dari negara atau dari pemegang hak milik menurut

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan hak atas tanah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

adalah:

1) Hak milik

Adalah hak turun menurun, terkuat dan terpenuh yang dapat

dipunyai orang pribadi atau badan-badan hukum tertentu yang

ditetapkan oleh pemerintah.

Hak milik hapus apabila:

a) Tanahnya jatuh pada negara

1. Karena pencabutan hak untuk kepentingan umum

2. Karena penyerahan dengan sukarela oleh

pemiliknya

3. Karena ditelantarkan

4. Karena dialihkan kepada orang asing

19

Page 37: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

b) Tanahnya musnah

2) Hak guna usaha

Adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai laangsung

oleh negara dalam jangka waktu sebagaimana yang ditentukan

oleh perundang-undangan yang berlaku.

3) Hak guna bangunan

Adalah hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan-

bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri dengan jangka

waktu sebagaimana yang ditentukan perundang-undangan yang

berlaku.

4) Hak pakai

Adalah hak untuk menggunakan dan memungut hasil dan tanah

yang dikuasai langsung oleh negara atau tanah milik orang lain,

yang memberi wewenang, dan kewajiban yang ditentukan dalam

keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang

memberikannya.

5) Hak milik atas satuan rumah susun

Adalah hak milik atas satuan yang bersifat perseorangan dari

terpisah.

6) Hak pengelolaan

Adalah hak untuk menguasai dari negara yang kewenangan

pelaksanaanya sebagian dilimpahkan kepada pemegang haknya.

20

Page 38: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Dalam Pasal 3 ayat (1) UU No,29 Tahun 2000 telah disebutkan bahwa

objek pajak yang tidak dikenakan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan adalah objek pajak yang diperoleh:

a. Perwakilan Diplomatik dan Konsulat berdasarkan azas perwakilan

timbal balik.

b. Negara untuk penyelenggaraan pemerintah dan/atau untuk

pelaksanaan pembangunan guna kepentingan umum.

c. Badan atau perwakilan organisasi Internasional yang ditetapkan

dengan Keputusan Menteri, dengan syarat tidak menjalankan usaha

atau melakukan kegiatan lain diluar fungsi dan tugas badan atau

perwakilan organisasi tersebut.

d. Orang pribadi atau badan karena konversi hak dan perbuatan hukum

lain dengan tidak adanya perubahan nama.

e. Orang pribadi atau badan karena wakaf.

f. Orang pribadi atau badan yang digunakan untuk kepentingan ibadah

Berdasarkan Pasal 3 ayat (2) UU No.20 Tahun 2000 tentang Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Objek Pajak yang diperoleh

karena waris, hibah wasiat dan pemberian hak hak pengelolaan,

pengenaan pajaknya diatur dengan Peraturan Pemerintah.

4. Tarif Pajak dan Dasar Pengenaan Pajak

Tarif pajak yang dikenakan atas objek pajak adalah sebesar 5%.

Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 6 ayat (1) dasar pengenaan pajak

adalah Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP).

21

Page 39: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Berdasarkan ketentuan dalam pasal 6 ayat 2, NPOP sebagaimana

dimaksud dalam ayat (1) ditentukan sebesar:

a. Harga tranksaksi, dalam hal: jual beli.

b. Nilai pasar objek pajak, dalam hal.

1) Tukar Menukar

2) Hibah

3) Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya

4) Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan hak

5) Peralihan hukum karena pelaksanaan putusan hakim yang

mempunyai kekuatan hukum tetap.

6) Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari

pelepasan hak.

c. Harga transaksi yang tercantum dalam Risalah Lelang, dalam hal:

Penunjukan pembeli dalam lelang.

d. Nilai jual Objek Pajak Bumi dan Bangunan (NJOP PBB), apabila

besarnya NPOP sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c

tidak diketahui atau NPOP lebih rendah dari NJOP yang digunakan

dalam pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan pada tahun terjadinya

perolehan.

Berdasarkan Pasal 6 ayat (4) apabila NJOP PBB belum

ditetapkan, besarnya NJOP PBB ditetapkan oleh menteri keuangan RI

.

22

Page 40: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

5. Nilai Perolehsan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP)

Besarnya NPOPTKP ditetapkan secara regional dan dibedakan

antara perolehan hak karena waris, dan hibah wasiat dengan besarnya

NPOPTKP dalam hal perolehan hak karena perbuatan dan peristiwa

hukum lainnya. Mengingat adanya perbedaaan tingkat perekonomian

antar daerah. Maka penetapan besanya NPOTKP dapat dibedakan

antar daerah satu dengan daerah lainnya sesuai dengan semangat

Otonomi Daerah yang lebih memberikan kewenangan kepada Daerah/

Kabupaten/ Kota untuk mengatur sendiri rumah tangganya.

Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia

No.516/KMK.04/2000 tentang cara penetuan besarnya nilai perolehan

objek pajak tidak kena pajak BPHTB dan Pasal 7 ayat (1) UU No.20

Tahun 2000 tentang BPHTB, NPOPTKP ditetapkan secara regional

paling banyak Rp. 60.000.000.,- kecuali dalam hal perolehan hak

karena waris, atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang

masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus

satu derajat ke atas atau satu derajat kebawah dengan pemberi hibah

wasiat, temasuk suami/ istri NPOPTKP ditetapkan secara regional

paling banyak Rp 300.000.000,-.

Dan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik

Indonesia No.444/ WPJ.08/2002 telah ditetapkan bahwa NPOPTKP di

Kantor Pelayanan Pajak Bumi Pratama Serpong sebesar Rp.

30.000.000,- atas semua tranksaksi atau pemberian hak, kecuali dalam

23

Page 41: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

hak perolehan hak karena waris, atau hibah wasiat, dan telah

ditetapkan dalam hal perolehan hak karena waris dan hibah wasiat

sebesar Rp. 150.000.000,-.

6. Menentukan Besarnya BPHTB Terutang

a. Besarnya pajak yang terutang adalah dengan cara mengalikan tarif

pajak dengan nilai perolehan objek pajak kena pajak.

BPHTB = Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak x Tarif

= NPOPTKP x Tarif

= (NPOP-NPOPTKP) x 5%

Contoh:

Wajib Pajak “A” membeli tanah dan bangunan dengan NPOP Rp.

60.000.000,- NPOPTKP untuk perolehan hak selain karena waris

atau hibah wasiat ditetapkan sebesar Rp 30.000.000,- maka

besarnya pajak yang terutang yaitu:

NPOP = Rp 60.000.000,-

NPOPTKP = Rp 30.000.000,-

Maka NPOPKP = Rp 30.000.000,-

Pajak (BPHTB) terhutang:

Rp 30.000.000,- x 5% = Rp 1.500.000,-

b. Bila NPOP tidak dietahui atau lebih kecil dari dari NJOP PBB,

maka NJOP PBB dipakai sebagai dasar pengenaaan pajak

BPHTB = NPOPKP x 5%

= (NJOP PBB- NPOPTKP) x 5%

24

Page 42: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Contoh:

Wajib Pajak “B” membeli tanah dan bangunan dengan NPOP Rp.

40.000.000,- NJOP PBB tersebut yang digunakan dalam

pengenaan PBB adalah sebesar Rp. 60.000.000,- dan NPOPTKP

Rp 30.000.000.- maka pajak yang terutang yaitu:

NJOP PBB = Rp 60.000.000.-

NPOPTKP = Rp 30.000.000,-

Maka NPOPKP = Rp 30.000.000,-

Pajak BPHTB terhutang :

Rp 30.000.000,- x 5% = Rp 1.500.000,-

c. Khusus untuk perolehan hak karena waris dan hibah wasiat

besarnya BPHTB adalah:

BPHTB = (NPOPKP x 5%) x 50% Contoh:

Wajib pajak memperoleh hak karena waris, sedangkan NPOP tidak

diketahui atau lebih kecil dari NJOP PBB, maka NJOP PBB

digunakan sebagai dasar pengenaan:

NJOP PBB = Rp 200.000.000,-

NPOPTKP = Rp 150.000.000,-

Maka NPOPKP = Rp 50.000.000,-

Pajak (BPHTB) terhutang:

Rp 50.000.000,-x 5% = Rp 2.500.000,-

Khusus untuk perolehan hak karena waris dan hibah wasiat

BPHTB yang seharusnya terutang sehingga menjadi:

25

Page 43: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Rp 2.500.000,- x 50% = Rp 1.250.000,-

7. Saat dan Tempat Pajak yang Terutang

a. Berdasarkan ketentuan dalam Pasal 9 ayat (1), saat yang

menentukan terutangnya pajak adalah:

1) Sejak tanggal dibuat dan ditandatanganinya akta untuk:

a) Jual beli

b) Tukar-menukar

c) Hibah

d) Pemasukan dalam perseroan atau badan hukum lainnya

e) Pemisahan hak yang mengakibatkan peralihan

f) Penggabungan usaha

g) Peleburan usaha

h) Pemekaran usaha

i) Hadiah

2) Sejak tanggal penunjukan pemenang lelang,untuk lelang

3) Sejak tanggal putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan

hukum yang tetap, untuk putusan hakim

4) Sejak tanggal yang bersangkutan mendaftarkan peralihan

haknya ke kantor pertanahan, untuk hibah wasiat dan waris

5) Sejak tanggal diterbitkannya surat keputusan pemberian hak,

untuk:

a) Pemberian hak baru atas tanah sebagai kelanjutan dari

pelepasan hak

26

Page 44: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

b) Pemberian hak baru diluar pelepasan hak

Pajak yang terutang harus dilunasi pada saat terjadinya

perolehan hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat

(1).

b. Sedangkan tempat pajak terutang adalah diwilayah:

1) Kabupaten Daerah Tingkat II, atau

2) Kotamadya Daerah Tingkat II, atau

3) Propinsi Daerah Tingkat I untk Kotamadya Administratif yang

meliputi letak tanah dan atau bangunan.

C. Penyampaian dan Validasi Surat Setoran Bea perolehan Hak atas Tanah

dan Bangunan (SSB)

Sistem pemungutan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

adalah sistem self assessment dimanan wajib pajak diberi kepercayaan untuk

menghitung dan membayar sendiri pajak yang terutang sekaligus

melaporkan data perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. Dengan

mengisi Surat Setoran BPHTB (SSB) dan melaporkannya tanpa

mendasarkan diterbitkannya surat ketetapan pajak.

Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (SSB)

adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan

pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui

Kantor Pos dan atau Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank Badan

Usaha Milik Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh

27

Page 45: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Menteri dan sekaligus untuk melaporkan data perolehan hak atas tanah dan

atau bangunan.

SSB sekurang-kurangnya memuat jenis perolehan hak atas tanah

dan atau bangunan, data Wajib Pajak, data tanah dan atau bangunan,

penghitungan Wajib Pajak, dan jumlah pembayaran. Dalam hal Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang seharusnya terhutang nihil,

maka wajib pajak tetap mengisi SSB dengan keterangan nihil. BPHTB

terutang nihil jika NPOP lebih kecil dari NPOPTKP.

Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang

telah divalidasi dan dilaporkan ke Kantor Pajak, sangat berperan membentuk

kepatuhan wajib pajak, sebab banyak wajib pajak yang beranggapan,

kewajiban perpajakannya hanya sebatas pada pembayaran pajak, selain itu

SSB (BPHTB) yang sudah di validasi penting digunakan untuk peningkatan

hak atas suatu kepemilikan tanah dari Akta Jual-Beli, menjadi Sertifikat.

Berikut proses validasi dan Pelaporan Pajak:

a. SSB yang telah dihitung dengan benar, oleh Wajib Pajak di bayarkan

ke Bank yang telah bekerjasama dengan Kantor Pajak.

b. Data-data pada SSB (BPHTB) ditulis sesuai dengan data yang ada di

SPPT.

c. Setelah SSB di bayar, Lampiran SSB (BPHTB), lampiran 1,3,5,

divalidasi di Kantor Pajak Objek Pajak terdaftar.

d. Pada saat melakukan Validasi SSB (BPHTB), wajib pajak wajib

melampirkan, SPPT, Formulir Penyampaiaan, konsep Akta Jual Beli,

28

Page 46: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

dan juga Mencantumkan NPWP, apabila tranksaksi di atas

Rp.60.000.000,00.

e. Untuk Validasi SSB Jual Beli, Proses Penyelesaiannya 1 hari,

sedangkan untuk proses Validasi SSB selain jual beli, proses

penyelesaiannya selama 3 hari.

Penyampaian SSB yang disampaikan ke KP PBB oleh wajib pajak

dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 hari sejak tanggal pembayaran

atau perolehan hak atas tanah dan atau bangunan. SSB dapat diperoleh di:

a. KP PBB setempat

b. PPAT/Notaris

c. Kantor Lelang Negara

d. Kantor Pertanahan

e. Kantor Cabang Bank BUMN

f. Kantor Cabang Bank BUMD

g. Subdinas Pendapatan Daerah Kotamadya

A. Pengurangan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Apabila seorang Wajib Pajak merasa, tidak mampu melunasi

utang pajaknya, sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan RI No.

181/KMK.04/1999 tentang, pemberian pengurangan BPHTB, maka

wajib pajak yang bersangkutan dapat mengajukan pengurangan,

dengan tiga alasan yaitu:

29

Page 47: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

a. Kondisi Tertentu Wajib Pajak dengan Objek Pajak

Kondisi tertentu Wajib Pajak yang ada hubungannya dengan objek

pajak yaitu:

1) Wajib pajak orang pribadi yang memperoleh hak baru melalui

program pemerintah di bidang pertanahan dan tidak

mempunyai kemampuan secara ekonomis.

2) Wajib pajak orang pribadi yang menerima hibah dari orang

pribadi yang mempunyai hubungan keluarga sedarah dalam

garis keturunan lurus satu derajat keatas atau satu derajat ke

bawah.

3) Wajib pajak yang memperoleh hak baru selain hak pengelolaan

(sebesar penghitungan BPHTB selain tanah ).

Besarnya persentase pengurangan akan ditetapkan

berdasarkan pertimbangan yang wajar dan objektif sebesar 50%

dari pajak yang seharusnya terutang untuk wajib pajak.

b. Kondisi Wajib Pajak dengan Sebab-Sebab Tertentu

Kondisi wajib pajak yang ada hubungannya dengan sebab-sebab

tetentu, yaitu:

1) Wajib pajak yang memperoleh hak atas tanah melalui

pembelian dari hasil ganti rugi pemerintah yang nilai ganti

ruginya dibawah Nilai Jual Objek Pajak dalam jangka waktu 6

bulan sejak pembayaran ganti rugi.

30

Page 48: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2) Wajib pajak yang memperoleh hak atas tanah sebagai pengganti

atas tanah yang dibebaskan oleh pemerintah untuk kepentingan

umum yang memerlukan persyaratan khusus.

3) Wajib pajak yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter

yang berdampak luas pada kehidupan perekonomian nasioal

sehingga wajib pajak harus melakukan resturkturisasi usaha

atau utang usaha sesuai denagn kebijaksanaan pemerintah.

4) Wajib pajak yang melakukan Penggabungan Usaha ( merger)

yang telah memperoleh keputusan persetujuan penggabungan

usaha dari Direktur Jendral Pajak.

5) Wajib pajak yang memperoleh hak atas tanah dan atau bangunan

yang tidak berfungsi lagi seperti semula disebabkan bancana

alam atau sebab-sebab lainnya yang terjadi dalam jangka waktu

paling lama 3 bulan sejak penandatanganan akta, seperti

kebakaran, banjir, tanah longsor, gempa bumi, dan gunung

meletus.

6) Wajib pajak orang pribadi Veteran, PNS, TNI, POLRI,

pensiunan PNS, purnawirawan TNI, purnawirawan POLRI,

atau janda/duda PNS, TNI dan POLRI.

Besarnya pengurang akan ditetapkan berdasarkan

pertimbangan yang wajar dan objektif sebesar 50% dari pajak

yang seharusnya terutang wajib pajak. Sedangkan wajib pajak

yang terkena dampak krisis ekonomi dan moneter sehingga

31

Page 49: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

harus melakukan rstrukturisasi usaha dan utang usaha,

pengurangan yang diberikan sebesar 75% dari pajak yang

terutang Wajib Pajak.

c. Tanah dan Bangunan Untuk Kepentingan Sosial

Tanah dan atau bangunan yang digunakan untuk

kepentingan sosial mencari dan pendidikan yang semata-mata

tidak untuk mencari keuntungan.

Maksudnya adalah

1) Tanah dan atau bangunan yang secara nyata tidak

digunakan utuk mencari keuntungan seperti panti jompo,

panti asuhan, dan rumah yatim piatu.

2) Tanah dan atau bangunan yang secara nyata digunakan

untuk pendidikan.

3) Tanah dan atau banguanan yang digunakan untuk rumah

sakit swasta Institusi Pelayanan Sosial Masyarakat,

besarnya pengurangan ditetapkan sebesar 50% dari pajak

yang seharusnya terutang untuk Wajib Pajak.

B. Ketentuan Bagi Pejabat

Yang termasuk dalam pengertian pejabat adalah:

a. Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) / Notaris

b. Kepala Kantor Lelang Negara

c. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten / Kotamadya.

32

Page 50: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Untuk pejabat-pejabat tersebut berlaku ketentuan-ketentuan

sebagai berikut

a. PPAT/Notaris hanya dapat menandatangani akta pemindahan hak

atas tanah dan atau bangunan setelah wajib pajak menyerahkan

bukti dan bangunan. Bagi pejabat yang melanggar ketentuan ini

dikenakan sanksi administrasi dan denda sebesar Rp 7.500.000,-

untuk setiap pelanggaran.

b. Kepala Kantor Lelang Negara hanya dapat menandatangani

risalah lelang perolehan hak atas tanah dan atau bangunan setelah

wajib pajak menyerahkan bukti pembayaran pajak berupa Surat

Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan. Bagi

pejabat yang melanggar ketentuan ini dikenakan sanksi

administrasi dan denda sebesar Rp 7.500.000,- untuk setiap

pelanggaran.

c. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten/Kotamadya hanya dapat

melakukan pendaftaran hak atas tanah atau pendaftaran peralihan

hak atas tanah setelah wajib pajak menyerahkan bukti

pembayaran pajak. Bagi pejabat yang melanggar ketentuan ini

dikenakan sanksi menurut ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Penyerahan bukti pembayaran pajak

dilakukan dengan menyerahkan fotokopi pembayaran pajak

(Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas tanah dan Bangunan) dan

menunujkan aslinya.

33

Page 51: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

C. Sanksi

a. Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah terutangnya pajak, bilamana

berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterngan lain ternyata

jumlah pajak yang terutang kurang bayar, maka kepala KP PBB

atas nama Direktur Jendral Pajak dapat menerbitkan Surat

Ketetapan BPHTB kurang bayar (SKBKB), ditambah sanksi

administasi berupa bunga sebesar 2% sebulan untuk jangka

waktu paling lama 24 bulan dihitung mulai saat terutangnya

pajak sampai dengan diterbitkannya SKBKB.

b. Dalam jangka waktu 5 tahun sesudah terutang pajak, kepala KP

PBB atas nama Direktur Jendaral Pajak dapat menerbitkan Surat

Ketetapan Kurang Bayar Tambahan (SKBKBT) apabila

ditemukan data baru atau data yang semula belum terungkap

yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang

setelah diterbitkan SKBKB. Jumlah kekurangan pajak yang

terutang dalam SKBKBT ditambah sanksi administarasi berupa

kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pajak tersebut,

kecuali wajib pajak melaporkan sendiri sebelum dilakukan

tindakan pemeriksaaan.

34

Page 52: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

D. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Pengukuhan Pengusaha Kena

Pajak

1. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

a. Dasar Hukum

Dalam pasal 2 ayat (1) UU KUP disebutkan bahwa:

Setiap Wajib Pajak mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jendral

Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat

kedudukan Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib

Pajak.

b. Kewajiban Mendaftarkan Diri

Semua wajib pajak (orang pribadi, badan, dan BUT) yang telah

memenuhi persyaratan subjektif dan objektif berdasarkan sistem self

assesment (menghitung, memperhitungkan, membayar dan melapor

sendiri pajak terutang) wajib pajak mendaftarkan diri pada Kantor

Direktorat Jenderal pajak (Kantor Pelayanan Pajak dan Kantor

Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Pajak) untuk dicatat sebagai wajib

pajak dan kepadanya akan diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP)

(Pasal 2 ayat1 Undang-Undang KUP).

Kewajiban mendaftarkan diri tersebut berlaku pula terhadap

wanita kawin yang dikenakan pajak secara terpisah karena hidup

terpisah berdasarkan keputusan hakim atau dikehendaki secara tertulis

berdasarkan perjanjian akan pemisahan penghasilan dan harta. (Erly

Suandy,2004).

35

Page 53: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Wajib Pajak Terdaftar adalah wajib pajak yang telah terdaftar

dalam tata usaha Kantor Pelayanan Pajak dan telah diberikan Nomor

Pokok Wajib Pajak.

Fungsi NPWP

1. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana dalam administrasi

perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau

identitas wajib pajak, oleh karena itu kepada setiap wajib pajak

hanya diberikan satu Nomor Pokok Wajib Pajak.

2. Nomor Pokok Wajib Pajak juga dipergunakan umtuk menjaga

ketertiban dalam pembayaran pajak dan dalam pengawasan

administrasi perpajakan.

3. Untuk keperluan yang berhubungan dengan dokumen perpajakan,

sehingga semua yang berhubungan dengan dokumen perpajakan

harus mencantumkan NPWP;

4. Untuk memenuhi kewajiban perpajakan, misalnya dalam Surat

Setoran Pajak;

5. Untuk mendapatkan pelayanan dari instansi-instansi tertentu yang

mewajibkan mencantumkan NPWP dokumen-dokumen yang

diwajibkan;

Misal; - Dokumen Impor (PIB)- Dokumen Ekspor (PEB)

6. Untuk Keperluan Pelaporan SPT Masa dan Tahunan

.

36

Page 54: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

c. Pendaftaran dan Pelaporan Wajib Pajak

Wajib pajak yang mempunyai kewajiban pajak (Orang pribadi,

Badan, Bentuk Usaha Tetap) harus mendaftarkan diri untuk memperoleh

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Tata Cara Pendaftaran Wajib Pajak

diatur dalam KEP-161/PJ./2001 tanggal 21 Februari 2001. Mulai 7

Desember 2004 pendaftaran NPWP dapat dilakukan melaui internet (e-

registration) berdasarkan KEP-173/PJ./2004 tanggal 29 Nopember 2004.

1) Pendaftaran NPWP Manual

Pada dasarnya wajib pajak mengajukan permohonan NPWP

dan akan terdaftar di kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan wajib pajak

( Pasal 2 ayat 1 dan 2 UU KUP).

a) Tempat Tinggal (bagi WP Orang Pribadi) adalah:

1. Rumah Tetap orang pribadi berada, yaitu tempat tinggal orang pribadi

tersebut beserta keluarganya sebagaimana tercantum dalm KTP.

2. Jika memiliki rumah pada 2 atau lebih wilayah kerja KPP, maka

ditentukan berdasarkan pusat kepentingan pribadi dan ekonomi

dilakukan.

3. Jika tempat pusat kepentingan pribadi dan ekonomi tidak dapat

ditentukan, maka dilihat dari tempat orang pribadi tersebut yang

lebih lama ditinggali.

4. Bila masih juga tidak dapat ditentukan, maka fiskus dapat

menentukan (menunjuk) tempat tinggal orang pribadi berada dalam

37

Page 55: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2 atau wilayah kerja KPP namun masih dalam 1 wilayah kanwil DJP,

penentuan tempat tinggal dilaksanakan oleh Kakanwil yang terkait.

Penentuan tempat tinggal dilakukan oleh Direktur Peraturan

Perpajakan I apabila tempat tinggal orang pribadi berada dalam 2

atau lebih wlayah kerja Kanwil DJP (Kep701/PJ./2001).

Tempat Kedudukan Badan adalah:

1. Tempat kantor pimpinan perusahaan dan pusat administrasi dan

keuangan berada sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris

Pendirian Perusahaan.

2. Dalam hal pusat adaministrasi dan keuangan terpisah dengan tempat

kantor pimpinan perusahaan, maka tempat kedudukan berada di

tempat kantor pimpinan perusahaan.

b) Karakteristik Pendaftaran NPWP Manual

1. Wajib Pajak Masih harus berhubungan langsung dengan petugas

pajak, dan memerlukan waktu luang untuk datang ke Kantor

Pelayanan Pajak terdaftar.

2. Dibutuhkan waktu yang lama untuk merekam data NPWP di

Kantor Pelayanan Pajak, khususnya data lampiran NPWP.

3. Sering terjadi kesalahan pada saat perekaman data, sehingga data

yang dituangkan wajib pajak dalam Formulir pengisian NPWP

tidak sama dengan data yang ada pada Direktorat Jenderal Pajak

(DJP).

38

Page 56: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

4. Perekaman data NPWP membutuhkan sumber daya manusia yang

banyak.

5. Pemborosan tempat untuk menyimpan dokumen NPWP

6. Pemborosan kertas.

7. Memperlambat pelayanan lainnya.

c) Tata Cara Pendaftaran NPWP Secara Manual

Gambar 2.1 Pendaftaran NPWP Manual

1Kantor Pos

Warnet

MEKANISME e-Registration

Provider

WajibPajak

KonsentrasiData Nasional

KP.DJP

Form Aplikasipendaftaran

e-registratione-registration

KTP, KK, SIUP DLL

SKTS & NPWP

SKTS & NPWP

KANWIL

KPP

KPP

KartuNPWP & SKT

KartuNPWP & SKT

KiosPendaftaran

e-registration

KTP, KK, SIUP DLL

E-mail

Sumber: Direktorat Jenderal Pajak (2005)

1. Wajib Pajak datang ke Kantor Pelayanan Pajak, sesuai dengan tempat

tinggal ( bagi WP Orang Pribadi ), atau tempat kedudukan badan.

2. Wajib Pajak lalu mengisi formulir pendaftaran NPWP dengan benar,

jelas dan lengkap sesuai dengan petunjuk yang diberikan

berdasarkan peraturan perpajakan.

39

Page 57: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

3. Wajib Pajak harus menandatangani serta menyampaikan kembali

formulir pendaftarn NPWP ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas

waktu yang telah ditentukan.

a) Data-data yang wajib dilampirkan dalam formulir pendaftaran

NPWP

1) Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan

usaha atau pekerjaan bebas, melampirkan fotokopi KTP bagi

penduduk Indonesia, atau Paspor, Surat Keterangan Tempat

Tinggal dari Instansi yang berwenang.

2) Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan usaha

atau pekerjaan bebas, selain melampirkan syarat di atas juga

melampirkan Surat Keterangan Tempat Kegiatan Usaha atau

Pekerjaaan Bebas dari Instansi yang berwenang.

3) Untuk Wajib Pajak Badan, selain syarat diatas juga

melampirkan fotokopi akte pendirian dan perubahan terakhir

atau surat penunjukan dari kantor pusat bagi BUT.

4) Bendaharawan sebagai pemungut/pemotong, melampirkan

KTP dan surat penunjukan bendaharawan.

5) Joint Operation sebagai WP pemungut/pemotong,

melampirkan fotokopi perjanjian kerjasama sebagai joint

operation.

40

Page 58: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2) Pendaftaran NPWP Secara Elektronik (e-NPWP)

a. Pengertian

Elektronik NPWP adalah aplikasi (program komputer)

yang dikembangkan oleh Dirjen Pajak yang digunakan untuk

mengadministrasikan data NPWP yang digunakan oleh Wajib

Pajak dalam Pendaftaran NPWP.

b. Pendaftaran NPWP Dengan Menggunakan Media Komputer.

1) Wajib Pajak masuk ke aplikasi e-Registration lewat http://

www.pajak.go.id.

2) Membuat Account Wajib Pajak.

3) Login ke Aplikasi e-Registration.

4) Mengisi Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak.

5) Mengirimkan Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak

secara elektronis.

6) Mencetak Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak

dan Menandatanganinya.

7) Mencetak Surat Keterangan Terdaftar ( SKTS ).

8) Untuk Mencetak Kartu NPWP, Wajib Pajak dapat

Mengirim Formulir Permohonan Registrasi yang telah

ditandatangani dan SKTS dengan melampirkan persyaratan

lainnya ke KPP tempat Wajib Pajak mendaftarkan diri.

41

Page 59: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Gambar 2.2 Mekanisme Pendaftaran NPWP Elektronik

1Kantor Pos

Warnet

MEKANISME e-Registration

Provider

WajibPajak

KonsentrasiData Nasional

KP.DJP

Form Aplikasipendaftaran

e-registratione-registration

KTP, KK, SIUP DLL

SKTS & NPWP

SKTS & NPWP

KANWIL

KPP

KPP

KartuNPWP & SKT

KartuNPWP & SKT

KiosPendaftaran

e-registration

KTP, KK, SIUP DLL

E-mail

Sumber: Direktorat Jenderal Pajak (2005) c. Fitur Pendaftaran NPWP Elektronik

1) Aplikasi dibuat untuk mudah digunakan (User Friendl) dan

dilengkapi dengan petunjuk pemakaian.

2) Tampilan Aplikasi Mendekati Formulir Pendaftaran NPWP

aslinya.

3) Administrasi Data Pendaftaran NPWP

a) Membuat Account Wajib Pajak.

b) Login ke Aplikasi e-Registration.

c) Mengisi Formulir Permohonan Registrasi Wajib

Pajak.

42

Page 60: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

d) Mengirimkan Formulir Permohonan Registrasi Wajib

Pajak secara elektronis.

e) Mencetak Formulir Permohonan Registrasi Wajib

Pajak dan Menandatanganinya.

f) Mencetak Surat Keterangan Terdaftar ( SKTS ).

d. Karakteristik Pendaftaran NPWP dengan Media Elektronik

1) Wajib Pajak tidak perlu datang ke KPP dan tidak

berhubungan dengan Petugas Pajak.

2) Waktu lebih cepat untuk merekam data pendaftaran NPWP,

karena pada prinsipnya Wajib Pajak merekam datanya

sendiri dan KPP hanya me”load”saja.

3) Proses ”load” membutuhkan waktu yang lama karena jenis

media yang digunakan.

2. Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak

a. Dalam pasal 2 ayat (1) UU KUP disebutkan bahwa:

Setiap wajib pajak sebagai pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan

Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya,

wajib melaporkan usahanya pada Kantor Direktorat Jendral Pajak yang

wilayah Kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

Pengusaha, dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan

menjadi Pengusaha Kena Pajak.

Pengusaha Kena Pajak Terdaftar adalah pengusaha yang telah

dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak yang telah tercatat dalam tata

43

Page 61: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

usaha Kantor Pelayanan Pajak dan telah diberikan Surat Pengukuhan

Pengusaha Kena Pajak.

Pengusaha orang pribadi berkewajiban melaporkan usahanya

pada Kantor Direktorat Jendaral Pajak yang wilayah kerjanya meliputi

tempat tinggal Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan.

Sedangkan bagi Pengusaha badan, kewajiban melaporkan usahanya

tersebut adalah pada kantor Direktorat Jendaral Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan

usaha dilakukan.

b. NPWP atau Pengukuhan Secara Jabatan

Terhadap Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak yang tidak

memenuhi kewajiban untuk mendaftarkan diri dan atau melaporkan

usahanya dapat diterbitkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan atau

pengukuhan Pengusaha Kena Pajak secara jabatan. Hal ini dapat

dilakukan apabila berdasarkan data yang diperoleh atau dimiliki oleh

Direktorat Jendral Pajak ternyata orang pribadi atau badan atau

Pengusaha tersebut telah memenuhi syarat untuk memperoleh Nomor

Pokok Wajib Pajak dan atau dikukuhkan sebagai Pengusaha kena Pajak.

c. Sanksi

Terhadap wajib pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk

mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak dan pengusaha yang telah

memenuhi syarat sebagai Pengusaha Kena Pajak tetapi tidak melaporkan

44

Page 62: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

usahanya untuk dikukuhkan sebgai Pengusaha Kena Pajak dikenakan

sanksi sesuai peraturan perundang-undangan perpajakan.

E. e-Registration

1. Pengertian

Tujuan utama setiap institusi pemungut pajak adalah tercapainya

penerimaan yang optimal. Secara umum, kinerja penerimaan pajak yang

juga mencerminkan tingkat kepatuhan wajib pajak menunjukan

kecendrungan yang semakin meningkat. Untuk itu, Dirjen Pajak selalu

berusaha meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak melalui berbagai

kegiatan seperti melaksanakan pemeriksaan, penyuluhan, perbaikan

undang-undang pajak, pelayanan dan lain-lain. Sejak tahun 2004 Dirjen

Pajak mulai menerapkan pendaftaran pajak dengan sistem elektronik

yang dikenal dengan e-Registration. Hal ini merupakan salah satu

langkah yang dilakukan DJP dalam rangka meningkatkan pelayanan dan

memberi kemudahan kepada wajib pajak dengan harapan akan

meningkatkan kepatuhan sehingga akan meningkatkan optimalisasi

penerimaan pajak.

e-Registration adalah layanan yang disediakan Direktorat

Jenderal Pajak agar wajib pajak dapat mendaftar NPWP secara

elektronik (on-line) dan real time melaui aplikasi pendaftaran NPWP

berbasis Web.

45

Page 63: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Dengan menggunakan e-Registration para Wajib Pajak dapat:

a. Mendaftar NPWP baik untuk Wajib Pajak Orang Pribadi, Wajib

Pajak Badan, Bendaharawan, dan Joint Operation.

b. Mendapatkan realtime acknowledgment (konfirmasi pelaporan

pendaftaran), yang berarti Nomor Pokok Wajib Pajak langsung

didapatkan.

2. Dasar Hukum e-Registration

a. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 161/PJ./2001 tanggal 21

Februari 2001, tentang Tata Cara Pendaftaran Wajib Pajak.

b. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 173/PJ./2004 tanggal 29

Nopember 2004, tentang Pendaftaran NPWP Secara Elektronik.

3. Istilah-Istilah Dalam e-Registration

a. Penyedia Jasa Aplikasi atau Application Service Provider (ASP):

Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) yang telah ditunjuk oleh

Direktur Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat menyalurkan

data-data pendaftaran NPWP secara elektronik Ke Direktorat

Jenderal Pajak.

b. Sertifikat Digital (digital certificate):

Alat yang berfungsi sebagai pengaman data wajib pajak dalam setiap

proses pendaftaran NPWP (e-Registration) melalui Perusahaan

Penyedia jasa aplikasi (ASP) ke Direktorat Jenderal Pajak.

.

46

Page 64: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

c. NTPA (Nomor Tranksaksi Pengiriman ASP):

Nomor identitas yang diberikan oleh ASP kepada WP yang

melakukan proses e-Registration.

d. Electronic Data Interchange (EDI):

Electronic Data Interchange (EDI) merupakan transmisi langsung

antara satu komputer dengan komputer yang lain diantara beberapa

perusahaan atau organisasi yang berbeda dalam satu format

terstruktur yang memungkinkan seluruh data dapat terbaca oleh

semua komputer yang terhubung.

4. Karakteristik Pendaftaran NPWP (e-Registration)

a. Waktu lebih cepat, karena pada prinsipnya wajib pajak langsung

me”load” data pendaftaran nya ke Database DJP tanpa melalui KPP.

b. Proses ini ditindaklanjuti dengan proses ”download” data

Pendaftaran NPWP ke KPP dimana WP terdaftar.

c. Pengiriman data NPWP dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

dalam batasan waktu yang ditentukan.

5. Syarat Menggunakan e-R egistration

Untuk dapat menggunakan fasilitas e-Registration pengguna

harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Memiliki PC yang memadai dan terkoneksi ke Internet.

b. Dalam PC tersebut telah terinstal / menggunakan Internet Explorer

(IE) versi 5.5 atau yang lebih baru.

47

Page 65: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

6. Kirim Cetakan Permohonan Registrasi Wajib Pajak Ke KPP.

Wajib Pajak mencetak dan menandatangani Permohonan

Registrasi Wajib Pajak yang telah diterima oleh Direktorat Jenderal

Pajak dan menyampaikan Formulir Permohonan Registrasi yang telah

ditandatangani dan SKTS dengan melampirkan persyaratan lainnya ke

KPP tempat Wajib Pajak tinggal secara langsung atau melalui pos secara

tercatat, paling lama:

1) 30 (tiga puluh) hari sejak mengisi pendaftaran NPWP melalui

e-Registration.

7. Sistem Requirment

Personal Computer dengan OS yang terdiri dari Microsoft Windows

98/ME/2000/XP, Modem dan Direct Line Phone.

8. Dampak Positif Menggunakan e-Registration

a. Layanan yang lebih cepat dan efisien

Dengan menggunakan e-Registration, pengguna dapat

mempercepat proses transaksi, meningkatkan dan efisiensi, menekan

biaya dan waktu.

Dari segi kecepatan bertambah karena:

1) Pendaftaran tidak perlu dilakukan dengan menandatangani dan

mengikuti antrian di Kantor Pelayanan Pajak karena pelaporan e-

Registration proses real time dan dapat dilakukan setiap saat (24

jam sehari/7 hari seminggu).

48

Page 66: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2) Pengguna menerima konfirmasi untuk laporan-laporan yang telah

dilakukan langsung pada saat laporan tersebut diterima di

Direktorat Jenderal Pajak.

3) Pengguna mendapatkan kesempatan akses ke berbagai

kemudahan dan informasi perpajakan seperti tax calculator, kurs

pajak, peraturan pajak terkini dan informasi lainnya seputar

pajak.

Dari segi efisiensi akan meningkat karena:

1) Software/aplikasi yang disediakan untuk pengisian laporan

pendaftaran memiliki fasilitas checking yang dapat mengurangi

kesalahan. Kesalahan input dapat segera di perbaiki/direvisi

pada saat pengisian data pada formulir pendaftran NPWP, tanpa

harus menghapus dan mengganti kertas lembar formulir

pendaftaran.

2) Tidak perlu menyediakan tempat untuk menyimpan berkas-

berkas pelaporan karena sudah dalam bentuk elektronik.

Dari segi biaya dan waktu karena:

1) Pengguna akan berkurang biaya operasionalnya seperti

komunikasi, transport dan stasionary (mengurangi biaya untuk

mencetak lampiran).

2) Waktu lebih sedikit dan biaya lebih rendah untuk pelaporan dan

pemeliharaan data pajak.

49

Page 67: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

b. Keamanan dan Kerahasiaan

Perusahaan Penyedia Jasa Aplikasai (ASP) menggunakan

bentuk security yang paling aman berdasarkan PKI Infrastructure.

Data digital pendaftaran pajak yang terkirim melalui jaringan

komunikasi akan mengalami proses acak (encryption) sehingga

hanya sistem komputer DJP yang dapat menterjemahkan data acak

tersebut. Verifikasi juga dilakukan untuk memastikan bahwa dalam

perjalanan data tersebut tidak mengalami perubahan dari data asli

yang dikirim, untuk menjamin keabsahan data.

c. Kemudahan dalam Penggunaan

Mudah karena hanya memerlukan sambungan ke internet,

akses melaui aplikasi e-Registration dari komputer, dan memasukan

secret key dan langsung kirim (submit). Dari Website yyang dipilih

akan mengeluarkan sebuah nomer acknowledgment berupa NTPA,

yang akan digunakan untuk mengkonfirmasikan apakah Perusahaan

Penyedia Jasa Aplikasi (ASP) menerima dengan lengkap data yang

dikirimkan pendaftar. Jikalau tidak diterima atau ditolak, disediakn

informasi detail yang dapat membimbing pendaftar memperbaikinya.

9. Dampak Negatif Menggunakan e-Registration.

a. Biaya perangkat lunak yang mahal dan kebutuhan perangkat keras

dengan kualifikasi yang lebih tinggi (masalah ini akan muncul

terutama pada saat penerapan EDI).

50

Page 68: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

b. Sumber Daya Manusia (SDM) yang belum banyak menguasai dan

harus dibayar lebih tinggi dari biasanya.

F. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 35

Sasaran Reformasi administrasi perpajakan yang tertuang dalam

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 35 adalah untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak, seperti yang dinyatakan oleh Toshiyuki (2001:42)

bahwa target akhir administrasi perpajakan adalah untuk meningkatkan

kepatuhan wajib pajak. Pendapat tersebut didukung oleh Summers et al.

(1991:45), bahwa dalam sistem ’’self assessment”, aktivitas utama

administrasi perpajakan adalah untuk mengawasi kepatuhan dan meyakinkan

bahwa wajib pajak menjalankan kewajiban perpajakannya sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 35 secara tidak langsung

menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan untuk pengawasan

kelengkapan administrasi perpajakan. Dalam rangka pelaksanaan Peraturan

Direktur Jenderal Pajak Nomor 35/PJ/2004 tentang Kewajiban Pemilikan

Nomor Pokok Wajib Pajak dalam rangka Pengalihan Hak atas Tanah dan/atau

Bangunan dengan ini disampaikan hal-hal sebagai berikut:

1. Terhadap pembayaran dan validasi Bea Perolehan Hak atas Tanah dan

Bangunan (BPHTB) dan Pajak Penghasilan (PPh) atas penghasilan dan

pengalihan harta berupa tanah dan/atau bangunan dalam hal tranksaksi

jual-beli dan lelang, wajib pajak wajib mencantumkan Nomor Pokok

51

Page 69: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2. Batasan NJOP dan NPOP yang dikecualikan dari kewajiban pencantuman

NPWP dalam SSB oleh Wajib Pajak Oramg Pribadi adalah sebesar kurang

dari Rp 60.000.000,00 (enam puluh juta rupiah).

3. Batasan PPh terutang yang dikecualikan dari kewajiban pencantuman

NPWP dalam SSP oleh Wajib Pajak Orang Pribadi untuk pembayarn PPh

atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah sebesar kurang

dari Rp 3.000.000,00 (tiga juta rupiah).

4. Berkenaan dengan hal di atas, diminta agar saudara melaukan sosialisasi

secara intensif kepada pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan

Peraturan Direktur Jenderal Pajak dimaksud, antara lain kepada masyarkat

wajib pajak, Notaris PPAT, Badan Pertanahan Nasional, Bank Persepsi,

Pemerintah Daerah dan instansi terkait lainnya.

5. Untuk Mendukung kelancaran pelaksanaan Peraturan Direktur Jenderal

Pajak Nomor 35 /PJ/2004 ini, agar saudara memberikan pelayanan

pendaftaran NPWP kepada Wajib Pajak sebaik-baiknya dengan

memperhatikan jangka waktu penyelesaiaan.

Demikian untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. (Surat

Edaran No SE-49/PJ/2004)

.

52

Page 70: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

G. Kepatuhan Wajib Pajak

Kepatuhan menjadi elemen dasar yang penting bagi pembentukan

kehidupan sosial yang tertib aman dan teratur. Untuk meningkatkan kepatuhan

sukarela menurut Silviani (2005:274-275), diperlukan rasa keadilan dan

keterbukaan dalam menerapkan peraturan perpajakan, kesederhanaan berbagai

peraturan dan prosedur perpajakan dan system pelayanan yang baik dan cepat

terhadap wajib pajak. Silviani (2005:1-5) berpendapat bahwa yang mendorong

wajib pajak memenuhi kewajiban perpajaknnya secara tepat waktu dan

sukarela adalah karena adanya pengelolaan pajak yang efisien, agar suatu

sistem perpajakan efektif, mayoritas wajib pajak harus patuh terhadapnya.

Silviani menambahkan variabel kepatuhan terdiri dari beberapa aspek, yaitu

aspek yuridis meliputi ketaatan terhadap prosedur administrasi perpajakan

yang ada, aspek psikologis meliputi persepsi wajib pajak terhadap penyuluhan

pelayanan dan pemeriksaan pajak, aspek sosiologis meliputi aspek sosial

sistem perpajakan, yaitu kebijakan fiskal, kebijakan administrasi.

Kepatuhan Wajib Pajak diartikan sebagai pemenuhan kewajiban

pajak (mulai dari menghitung, memungut, memotong, menyetorkan hingga

melaporkan kewajiban pajak dengan memenuhi semua persyaratan

administrasi perpajakan) oleh wajib pajak sesuai peraturan perundang-

undangan perpajakan yang berlaku. Adapun kepatuhan Wajib Pajak (WP) Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan diartikan sebagai Wajib Pajak atau

Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang terdaftar Pada Kantor Pelayanan Pajak

(KPP) menghitung, menyetorkan, melaporkan serta melakukan validasi Surat

53

Page 71: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Setoran BPHTB (SSB) di Kantor Pelayanan Pajak, dengan memenuhi semua

persyaratan administrasi perpajakan dalam melakukan validasi Surat Setoran

BPHTB atau sifat patuh pada ketaatan dalam melaksanakan kewajiban

perpajakan.

Tujuan utama dari instansi perpajakan adalah menciptakan suatu

iklim kepatuhan dan kesadaran Wajib Pajak (WP) atau Pengusaha Kena Pajak

(PKP), dimana:

1. Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak paham dan berusaha untuk

memahami UU pajak,

2. Melaksanakan syarat administrasi perpajaknnya.

3. Mengisi formulir pajak dengan cepat.

4. Menghitung pajak tepat pada waktunya.

Intinya untuk mendorong timbulnya kepatuhan (disiplin WP), maka

harus diusahakan sedemikian rupa supaya WP dapat benar-benar memahami

masalah perpajakan terutama berakitan dengan sistem self assessmen serta

pelaksanaan administrasi perpajakannya..

Kepatuhan Materi BPHTB, meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Penyampain SSB yang disampaikan ke KP PBB oleh Wajib Pajak

dilakukan dalam jangka waktu paling lama 7 hari sejak tanggal

pemabayaran atau perolehan hak atas tanah dan atau bangunan.

b. Mencantumkan NPWP pada formulir Surat Setoran Bea Perolehan

Hak atas Tanah dan Bangunan.(khususnya nilai tranksaksi yang

diatas Rp 60.000.000,00)

54

Page 72: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

c. Wajib Pajak harus meminta tanda tangan dari Notaris / PPAT, cap

dari Bank pada saat menyampaikan SSB ke kantor Pajak.

d. Wajib Pajak harus melunasi Pajak Bumi dan Bangunan, selama 10

tahun terakhir pada saat melakukan validasi SSB di Kantor Pajak.

e. Wajib Pajak harus melampirkan dokumen-dokumen terkait

(Sertifikat, STTS, Formulir Penyampaian, Print Tunggakan, SSP)

pada saat melakukan validasi SSB di Kantor Pajak

f. Wajib Pajak selalu dapat mempertanggung jawabkan dan

menjelaskan besarnya BPHTB yang harus dibayar.

g. Wajib Pajak tidak memperoleh Surat Keterangan Pajak Kurang

Bayar (SKPKB) dari Kantor Pajak.

h. Wajib Pajak harus Melampirkan Lembar NTPN setiap penyampaian

SSB.

i. Wajib Pajak selalu memasukan SSB secara tepat waktu.

H. Pembuatan Kartu NPWP

Sejak adanya reformasi perpajakan pada Tahun 1983, telah terjadi

perubahan dalam sistem penomoran NPWP. Dalam rangka mendukung

sistem administrasi perpajakan yang diatur dalam Undang-undang Nomor 9

Tahun 1983. Beberapa masalah yang diduga muncul adalah pertama, apakah

pencantuman NPWP, PKP PPN, dan Nomor Register dalam setiap

melakukan tranksaksi pajak tidak merepotkan Wajib Pajak. Kedua, apakah

petugas administrasi perpajakan tidak akan mengalami kesulitan dalam

55

Page 73: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

mengidentifikasi wajib pajak yang mana yang telah melakukan tranksaksi,

ketiga, apakah sistem penomoran NPWP dewasa ini cukup mendukung

sistem administrasi perpajakan secara kesuluruhan, dan keempat, sudahkah

wajib pajak memperoleh NPWP secara mudah.

Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) merupakan identitas wajib

pajak. Sistem pemberian NPWP sebelum diberlakukannnya reformasi

perpajakan Tahun 1983, diatur dan dikelola oleh masing-masing Kantor

Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP). Dalam sistem yang lama

antara kantor pusat dan cabang dari wajib pajak memiliki NPWP yang

berbeda. Sistem pemberian NPWP model lama ini dinilai tidak fleksibel,

sebab apabila wajib pajak pindah kewilayah lain, NPWP yang dimilikinya

tidak berlaku lagi. wajib pajak harus mengajukan NPWP baru ke Kanwil

DJP setempat. Sejak diberlakukannya Undang-undang Nomor 9 Tahun

1983, sistem penomoran NPWP tidak lagi dibuat oleh kanwil DJP, akan

tetapi dibuat secara nasional.

Pada tahun 1985 Undang-undang Nomor 9 Tahun 1983 mulai

diberlakukan secara efektif. Pada saat diberlakukannya undang-undang

tersebut ditemukan adanya kesulitan untuk mendeteksi wajib pajak mana

yang telah melakukan pembayaran pajak dari Kantor Cabang yang sama

dalam satu Kanwil DJP. Hal ini dapat terjadi karena banyaknya Kantor

Cabang dari suatu unit usaha yang sama, sedangkan NPWP Kantor Cabang

tersebut adalah sama. Persoalan tersebut diatasi dengan menerbitkan Nomor

Pengusaha Kena Pajak PPN(PKP PPN). Semua Wajib Pajak yang terkena

56

Page 74: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

pajak PPN diwajibkan untuk mendaftar Ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

untuk mendapatkan PKP PPN dan Nomor Register Wajib Pajak. Dengan

demikian setiap Kantor Cabang akan melakukan tranksaksi perpajakan,

Kantor Cabang harus mencantumkan NPWP, PKP PPN dan Nomor

Register, namun hal ini membuat orang masih enggan membuat kartu

NPWP, kerena proses dan prosedurnya yang terbilang rumit, sehingga wajib

pajak yang membuat kartu NPWP masih minim.

Pada perkembangan selanjutnya Departemen Keuangan melalui DJP

membuat kebijakan-kebijakan yang dapat menjaring Wajib Pajak Membuat

Kartu NPWP, karena sebagaimana kita ketahui NPWP sangat penting bagi

sarana administrasi perpajakan. Kebijakan tersebut terbagi dalam dua

bagian.

1. Kebijakan prosedur, Kebijakan prosedur adalah kebijakan yang

dibuat oleh pemerintah dalam hal ini DJP berupa peraturan-

peraturan yang secara tidak langsung membuat Wajib Pajak

harus memiliki NPWP, dengan adanya kebijakan ini

pertambahan pengguna NPWP mulai dirasakan.

2. Sedangkan kebijakan teknis adalah kebijakan-kebijakan yang

mempermudah Wajib Pajak memiliki NPWP, untuk kebijakan

teknis, kebijakan tersebut tertuang dan diatur dalam:

a. KEP-161/PJ./2001 tanggal 21 Februari 2001. Tata Cara

Pendaftaran Wajib Pajak secara manual, pada dasarnya Wajib

Pajak mengajukan permohonan NPWP dan akan terdaftar di

57

Page 75: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya

meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak

( Pasal 2 ayat 1 dan 2 UU KUP).

b. KEP-173/PJ/2004 tanggal 29 Nopember 2004 Mulai 7

Desember 2004 pendaftaran NPWP dapat dilakukan melaui

internet (e-registration). e-Registration adalah layanan yang

disediakan Direktorat Jenderal Pajak agar Wajib Pajak dapat

mendaftar NPWP secara elektronik (on-line) dan real time

melaui aplikasi pendaftaran NPWP berbasis Web. Kebijakan

ini diharapkan membuat pengguna NPWP bertambah banyak,

karena Wajib Pajak banyak diberikan kemudahan untuk

mendapatkannya.

I. Model Penelitian dan Hipotesis

Penelitian yang bertujuan untuk menguji hipotesis (hypotheses testing)

umumnya merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam

bentuk hubungan antar variabel. Tipe hubungan antara dua variabel atau

lebih dapat berupa hubungan korelasional, komparatif, dan hubungan

sebab-akibat. Hipotesis penelitian dikembangkan berdasarkan teori-teori

dan penelitian sebelumnya yang selanjutnya diuji berdasarkan data yang

dikumpulkan.

58

Page 76: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Pada Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh markus, penelitian

tersebut menggunakan variabel yang masih tergolong umum, berdasarkan

hal tersebut yang diperkuat oleh teori-teori sebelumnya tanpa mengubah

hubungan kausalitas anatar variabel, peneliti berusaha membuat variabel

lebih spesifik dan menambahkan variebel lain di luar variabel sebelumnya

yang bersifat residual (pengaruh variabel yang telah teridentifikasi oleh

teori, tetapi tidak diteliti).

Merumuskan Hipotesis dan persamaan struktural

1. Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Registration berpengaruh

secara simultan dan signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak

Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.

2. Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35, e-Registration dan Kepatuhan

Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB berpengaruh

secara simultan dan signfikan terhadap Pembuatan Kartu NPWP.

59

Page 77: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

X1 = Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35

X2 = e-Registration

Y = Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB

Z = Pembuatan kartu NPWP

Sumber: Riduwan

1. Sub- Struktur 1

Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρyE1

X1

X2

Z Y

ρX1Z

ɛ 2

ρzE2 ρyZ

ρX2Z

r12

ɛ 2

X1

X2

Y

ρX1y ɛ1

r12 ρX2Y

ρyE1

Sumber: Riduwan Gambar 2.3

Hubungan Struktur X1 dan X2 terhadap Y

60

Page 78: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

a) Pengujian secara individual sub struktur 1

a) Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 berpengaruh secara

signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP

dalam Validasi SSB.

Hipotesis statistik

Ha : ρ x1 y > 0

Ho : ρ x1 y = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 berpengaruh secara

signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP

dalam Validasi SSB.

Ho : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP

dalam Validasi SSB.

b) e-Registation berpengaruh secara signifikan terhadap Kepatuhan

wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.

Hipotesis statistik

Ha : ρ x2 y > 0

Ho : ρ x2 y = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : e-Registration berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan

Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.

61

Page 79: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Ho : e-Registration tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak Mencantumakan NPWP dalam Validasi

SSB.

b) Pengujian secara simultan sub struktur 1

Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Registration

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kepatuhan

Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.

Hipotesa secara statistik:

Ha : ρx1y = ρx2y ≠ 0

Ho : ρx1y = ρx2y = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 dan e-Registration

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kepatuhan

Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.

Ho : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 dan e-Registration tidak

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kepatuhan

Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.

62

Page 80: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2. Sub-Struktur 2

Z = ρx1z X1 +ρx2z X2 +ρyz Y +ρzE2

X1

X2

Z Y

ρX1Z

ɛ 2

ρzE2

ρyZ

ρX2Z

r1

Sumber: Riduwan Gambar 2.4

Hubungan Struktur X1 dan X2 terhadap Z, dan Y terhadap Z

a) Pengujian secara individual sub struktur 2

a) Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 berpengaruh secara

signifikan terhadap Pembuatan Kartu NPWP.

Hipotesa secara statistik:

Ha : ρx1z > 0

Ho : ρx1z = 0

63

Page 81: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 berpengaruh secara

signifikan terhadap Pembuatan Kartu NPWP.

Ho : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap Pembuatan Kartu NPWP.

b) e-Registration berpengaruh secara signifikan terhadap Pembuatan

Kartu NPWP.

Hipotesa secara statistik:

Ha : ρx2z > 0

Ho : ρx2z = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : e-Registration berpengaruh secara signifikan terhadap Pembuatan

Kartu NPWP.

Ho : e-Registration tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

Pembuatan Kartu NPWP.

c) Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi

SSB Berpengaruh secara signifikan terhadap Pembuatan Kartu

NPWP.

64

Page 82: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Hipotesa secara satistik:

Ha : ρyz > 0

Ho : ρyz = 0

Hipotesa Bentuk kalimatnya:

Ha : Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi

SSB berpengaruh secara signifikan terhadap Pembuatan Kartu

NPWP.

Ho : Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap Pembuatan Kartu

NPWP.

b) Pengujian secara simultan sub struktur 2

Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35, e-Registration dan

Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB

berpengaruh secara simultan dan signfikan terhadap Pembuatan Kartu

NPWP.

Hipotesa secara statistik:

Ha : ρx1z = ρx2z = ρyz ≠ 0

Ho : ρx1y = ρx2y = ρyz = 0

65

Page 83: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35, e-Registration dan

Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi

SSB berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap

Pembuatan Kartu NPWP.

Ho : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35, e-Registration dan

Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi

SSB tidak berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap

Pembuatan Kartu NPWP.

66

Page 84: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menganalisis seberapa besar pengaruh

Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35, e-Registration terhadap Kepatuhan

Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB serta dampaknya

dalam pembuatan kartu NPWP. Sampel yang diambil yaitu Wajib Pajak atau

Pengusaha Kena Pajak yang terdapat pada masing-masing kelurahan, yang

masuk dalam wilayah KPP Pratama serpong, baik yang namanya belum

terdaftar dalam SPPT, maupun yang sudah terdaftar dalm SPPT yang

melakukan Validasi SSB (BPHTB) dalam rangka peningkatan hak atas

pemilikan tanah dan bangunan dari Akta Jual Beli menjadi Sertifikat tanpa

mencantumkan NPWP, dengan yang menacantumkan NPWP pada Kantor

Pelayanan PBB Patama Serpong, serta jumlah pembuatan kartu NPWP, yang

datanya didapat dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong.

Dalam Penulisan terdapat dua macam data yang dapat diperoleh yaitu

data primer dan data sekunder. Data primer merupakan sumber data penulisan

yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara)

berupa kuesioner. Sedangkan data sekunder berasal dari data-data teoritis

berupa literatur-literatur dan peraturan yang berkaitan dengan penulisan

(Indriantoro,2003:147).

67

Page 85: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Adapun dalam penelitian ini data yang diperoleh berupa data sekunder,

diantaranya meliputi:

1. Profil Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong, yang meliputi.

a. Keadaan Geografis Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong.

b. Struktur organisasi yang ada dalam KPP Pratama Serpong.

2. Data mengenai jumlah validasi SSB (BPHTB) yang dilakukan Wajib Pajak

atau Pengusaha Kena Pajak (transaksi SSB diatas 60.000.000) baik

dengan mencantumkan NPWP maupun tidak mencantumkan NPWP, dan

jumlah pembuatan kartu NPWP. Sebelum dan setelah adanya peraturan

DJP No.35 dan e-Registration.

3. Data mengenai jumlah Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak yang namanya

belum terdapat dalam SPPT, maupun yang sudah terdaftar dalam SPPT

yang diklasifikasikan berdasarkan kelurahan.

B. Metode Penentuan Sampel

Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan Purposive sampling dengan menggunakan pemilihan sampel

berdasarkan pertimbangan (judgment sampling), yaitu penarikan sampel

dengan pertimbangan tertentu didasarkan pada kepentingan atau tujuan

penelitian, yaitu hanya Wajib Pajak atau Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar

pada kelurahan wilayah KPP Pratama Serpong yang melakukan Validasi SSB

(BPHTB) tanpa mencantumkan NPWP yang berubah dengan mencantumkan

NPWP, serta dampaknya terhadap jumlah pembuatan kartu NPWP, jadi disini

68

Page 86: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

indikatornya adalah penambahan/pengurangan kepatuhan dan jumlah

pembuatan NPWP pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong.

C. Metode Pengumpulan Sampel dan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan untuk penelitian ini

menggunakan, antara lain:

1. Studi Lapangan

a. Pengamatan (observation), yaitu melakukan pengamatan atas objek data

dan kronologis suatu kegiatan, merekam, menghitung, serta mencatat

data yang diperoleh dari Wajib Pajak/ Pengusaha Kena Pajak.

b. Wawancara (interview), yaitu teknik pengumpulan data dengan

mengadakan Tanya jawab yang dilakukan penulis kepada Fiskus dan

Wajib Pajak mengenai pokok persoalan yang dibahas.

2. Studi Kepustakaan

Untuk dapat memperoleh landasan konsep yang kuat agar dapat

memecahkan permasalahan, maka penulis melakukan tinjauan

kepustakaan dengan membaca literatur yang ada, yang berhubungan

dengan topik penelitian.

D. Metode Analisis

Metode analisis data yang dilakukan dimulai dengan

menyederhanakan dan mengelompokan data yang diperoleh agar tujuan

pengujian kepatuhan ini dapat dianalisis lebih mudah. Data yang diperoleh

69

Page 87: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

dikelompokan per kelurahan menjadi data pengujian kepatuhan

(menggunakan data berupa berkas SSB yang tertahan dan tanggal validasi

SSB (BPHTB) atas transaksi SSB diatas 60.000.000, serta jumlah pembuatan

NPWP dari jumlah Wajib Pajak/Pengusaha Kena Pajak yang terdaftar pada

masing-masing kelurahan yang melakukan validasi dengan menetapkan

kriteria patuh atau tidak patuh).

Metode analisis data yang dilakukan menggunakan pengujian data

statistik non-parametrik yaitu pengujian statistik dengan kondisi penelitian

tertentu berdasarkan informasi dan sampel. Uji hipotesis diolah dan dianalisis

dengan bantuan komputer paket program SPSS V.12 (Singgih Santoso:2001).

Metode statistik non-parametrik yang akan digunakan dalam

pengujian dan sampel berpasangan ini adalah:

1. Metode Path Analysis

Analysis pola hubungan antar variabel dengan tujuan untuk

mengetahui pengaruh langsung maupun tidak langsung seperangkat variabel

eksogen terhadap variabel endogen Metode ini digunakan untuk pengujian

kepatuhan Wajib pajak atau Pengusaha Kena Pajak (PKP), dan data yang

diperoleh bertipe nominal, (Riduwan, 2007: 2). Langkah-langkahnya adalah:

a. Merumuskan hipotesis dan persamaan struktural

Struktur: Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρyE1

Struktur: Z = ρx1z X1 +ρx2z X2 +ρyz Y +ρzE2

b. Menghitung koefisien jalur yang didasarkan pada koefisien regresi

70

Page 88: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

a. Gambarkan diagram jalur lengkap, tentukan sub-sub strukturnya dan

rumuskan persamaan strukturalnya yang sesuai hipotesis yang

diajukan.

Hipotesis: naik turunnya variabel endogen (Y) dipengaruhi secara

signifikan oleh variabel eksogen (X1 dan X2).

a. Menghitung koefisien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan.

Hitung koefsien regresi untuk struktur yang telah dirumuskan:

Persamaan regresi ganda : Y = a + b1X1 +b1X2+E1

c. Menghitung Koefisien jalur secara simultan (keseluruhan)

perhitungan dilakukan dengan memasukan data yang siap diolah kedalam

SPSS dan hasilnya akan didapatkan pengujian secara simultan

(keseluruhan), dan pengujian secara individu.

Uji secara keseluruhan hipotesis statistik dirumuskan sebagai berikut.

Ha: ρx1y = ρx2y =………= ρx1k ≠ 0

Ho: ρx1y = ρx2y =………= ρx1k = 0

Kaidah pengujian signifikansi: Program SPSS

a. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05< Sig), maka Ho diterima dan Ha ditolak,

artinya tidak signifikan.

b. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih besar atau sama dengan nilai

probabilitas Sig atau (0,05>Sig), maka Ho ditolak Ha diterima, artinya

signifikan.

71

Page 89: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

d. Menghitung koefisien jalur secara individu

Hipotesis penelitian yang akan diuji dirumuskan menjadi hipotesis statistik

berkut:

Ha : ρx1y > 0

Ho : ρx1y = 0

e. Menguji kesesuian antar model

f. Merangkum dalam tabel

E. Operasional Variabel

Opersional variabel penelitian merupakan pendefinisian variabel yang

digunakan dalam peneltian ini.

Operasional variabel yang digunakan adalah sebagi berikut:

1) Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (SSB)

adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melakukan

pembayaran atau penyetoran pajak yang terutang ke kas negara melalui

Kantor Pos dan atau Bank Badan Usaha Milik Negara atau Bank Badan

Usaha Milik Daerah atau tempat pembayaran lain yang ditunjuk oleh

Menteri dan sekaligus untuk melaporkan data perolehan hak atas tanah

dan atau bangunan.

Validasi Surat Setoran Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

(SSB) adalah proses pemeriksaan SSB (BPHTB) beserta lampirannya

mengenai apakah perhitungan, pembayaran, pelaporan, dan berkas SSB

(BPHTB) sudah dilakukan secara benar dan lengkap, kemudian pejabat

72

Page 90: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

yang terkait akan menandatangani dan memberikan nomor pada lembar

SSB.

2) Nomor Pokok Wajib Pajak adalah suatu sarana dalam administrasi

perpajakan yang dipergunakan sebagai tanda pengenal diri atau identitas

wajib pajak, oleh karena itu kepada setiap wajib pajak hanya diberikan

satu Nomor Pokok Wajib Pajak. Pencantuman NPWP adalah proses

pemberian nomor dalam administrsi perpajakan yang dipergunakan

sebagai tanda pengenal diri atau identitas wajib pajak, dan juga

dipergunakan untuk menjaga ketertiban dalam membayar pajak dan

dalam pengawasan administrasi perpajakan.

3) Peraturan Dirjen Pajak No.35 adalah Peraturan tentang Kewajiban

Pemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak dalam rangka Pengalihan Hak atas

Tanah dan/atau Bangunan dengan ini, peraturan ini secara tidak

langsung menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dan untuk

pengawasan kelengkapan administrasi perpajakan.

4) e-Registration adalah Layanan yang disediakan Direktorat Jenderal

Pajak agar wajib pajak dapat mendaftar NPWP beserta lampirannya

secara elektronik (on-line) dan real time melalui aplikasi penerimaan

pendaftaran berbasis Web.

5) Kepatuhan Wajib Pajak (WP) adalah kepatuhan Wajib Pajak BPHTB

yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong dalam

validasi SSB mencantumkan NPWP atau sifat patuh atau ketaatan dalam

melaksankan kewajiban perpajakan.

73

Page 91: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

6) Dampak kebijakan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Registration

Sasaran Reformasi administrasi perpajakan yang tertuang dalam

Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 35 dan e-Registration adalah

untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak, seperti yang dinyatakan

oleh Toshiyuki (2001:42) bahwa target akhir administrasi perpajakan

adalah untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Untuk itu penulis

melakukan penelitian dalam rangka ingin mengetahui, apakah dengan

adanya Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Regitration jumlah wajib

pajak yang membuat kartu NPWP meningkat, atau sebaliknya, serta

kepatuhan dalam menggunakan NPWP dalam setiap aktifitas

administrasi perpajakan.

74

Page 92: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong

1. Sejarah Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong

Seiring dengan Visi Misi Direktorat Jendaral Pajak, peranan

pelayanan sangat penting terutama kepada masyarakat wajib pajak,

sebagaimana diketahui bahwa objek Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) meliputi

semua lapisan masyarakat, sehingga secara nasional mempunyai nilai

strategis dan mencerminkan kegotong royongan seluruh unsur masyrakat

dalam pembiayaan pembangunan. Pada awalnya KPP Pratama Serpong

hanya melayani kegiatan yang tidak terkait dengan Pajak Bumi dan

Bangunan, namun karena adanya tuntutan permintaan dari masyarakat,

dan untuk mencapai target pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan di

wilayah Tangerang khususnya, maka di bukalah Pelayanan Pajak Bumi

dan Bangunan di KPP Pratama Serpong.

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan bertugas

melaksanakan kegiatan operasional Direktorat Jenderal Pajak di bidang

Bumi dan Bangunan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

dalam daerah wewenangnya berdasarkan kebijakan teknis yang ditetapkan

oleh Direktorat Jenderal Pajak, dalam melaksanakan tugasnya, Kantor

Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan menyelenggarakan fungsinya antara

75

Page 93: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

lain mengolah data Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak

atas Tanah dan Bangunan.

2. Visi dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong

Visi dan Misi yang terdapat pada KPP Pratama Serpong guna

mencapai target Penerimaan Pajak:

• Visi KPP Pratama Serpong

Menjadi Model Pelayanan Prima yang mendorong kepatuhan

masyarakat Wajib Pajak yang akan menciptakan keberhasilan dalam

menghimpun penerimaan negara dari sektor pajak.

• Misi Fiskal KPP Pratama Serpong

Mengamankan rencana penerimaan pajak dengan Efektifitas

dan Efesiensi Tinggi di Wilayah Serpong.

• Misi Kelembagaan KPP Pratama Serpong

Meningkatkan kinerja berkelanjutan dalam rangka Teknokrasi

Perpajakan dan Optimalisasi Pelayanan Publik.

KPP Pratama Serpong Berlokasi di JL Raya Serpong Sektor VIII

Blok 405 No.4 BSD-Tangerang, pada awalnya KPP Pratama Serpong,

wilayah kerjanya mencangkup 8 wilayah kecamatan, namun untuk

mengefisienkan dan mengefektifitaskan kinerja pelayanan maka sejak

setahun yang lalu, wilayah kerja KPP Pratama Serpong khususunya

Pelayanan PBB, hanya mencangkup 4 kecamatan, sedangkan 4 kecamatan

lain dipecah wilayah kerjanya ke KPP Tiga Raksa.

76

Page 94: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

3. Strukutur Organisasi dan Tata Kerja

Organisasi suatu kantor pelayanan pajak bertujuan agar dalam

pelaksakan tugas lebih tertib dan berdaya guna serta dapat diadakan

evaluasi secara objektif terhadap setiap pelaksanaan.

Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Pratama Serpong

berada di bawah Kantor Wilayah DJP Banten dipimpin oleh kepala kantor

dan mempunyai susunan oragnisasi yang terdiri dari:

a. Sub Bagian Umum, yang dibagi lagi menjadi korlak Tata Usaha dan

Kepegawaian, Korlak Keuangan, dan Korlak Rumah Tangga,

Tugasnya adalah mempersiapkan sarana dan prasarana operasional:

menyesuaikan tata letak ruang kantor guna mendukung suasana kerja

pegawai dan pelayanan kepada Wajib Pajak menempatkan SDM

optimal sesuai dengan lingkup pekerjaannya, didukung teknologi

informasi yang handal.

b. Seksi Pendataan dan Penilaian, yang dibagi lagi menjadi koordinator

Pelaksanan (Korlak) Klasisfikasi, Korlak Pemutakhiran Data dan

Korlak Monografi, tugasnya meningkatkan penguasaan objek atau

subjek PBB dan BPHTB (sebagai Implementasi Knowing your

taxpayer) melalui pembentukan basis data informasi objek dala rangka

mendukung Smart Map, berkoordinasi dengan pihak terkait (BPN,

Pemda, Telkom, PLN) guna tukar informasi penunjang, target

penyelesian pembaharuan data objek pajak dalam kurun kurang 3

tahun; secara aktif melakukan pemutakhiran data guna menunjang

77

Page 95: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

peningkatan pokok ketetapan PBB didukung data monografi yang

memadai; melaksanakan penilaian baik secara massal maupun

individual guna penerapan NJOP yang mendekati harga pasar.

c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi, yang dibagi lagi menjadi

Korlak Pengolahan Data, Korlak Dukungan Komputer dan Korlak

Pelayanan Terpadu. Tugasnya menyelasaikan proses pegolahan data

atau updating dengan segera guna memperoleh hasil keluaran atau data

yang sesuai dengan seharusnya, melakukan pemeliharaan basis data

dan Teknologi informasi secara berkesinambungan guna mendukung

atau menjaga kelancaran tugas.

d. Seksi Penetapan, yang dibagi lagi menjadi Korlak Penetapan

Pedesaan dan Perkotaan, Korlak Identifikasi dan Ekstensifikasi,

tugasnya adalah menetapkan Penetapan PBB secara akurat;

menyerahkan SPPT dengan segera pada awal tahun pajak, sehingga

wajib pajak dapat segera memenuhi kewajibannya.

e. Seksi Penerimaan, yang dibagi lagi menjadi Korlak TUP dan

Restitusi, Korlak Pemantauan dan Pembagian Hasil. Tugasnya adalah

mengupayakan secara intensif pengamanan penerimaan sehingga

terlealisasi secara maksimal dan melebihi target, melalui kegiatan

operasi jemput bola dan konfirmasi pembayaran kesetiap TP dan Bank

Persepsi, sehingga diharapkan penerimaan dapat terlealisasi sebelum

lewat jatuh tempo pembayarannya.

78

Page 96: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

f. Seksi Penagihan, yang dibagi lagi menjadi Korlak Penagihan Aktif

dan Korlak Tata usaha piutang. Tugasnya mengupayakan secara

maksimal pencairan tunggakan baik secara persuasif maupun melalui

enforcement yang terjadwal secara ketat guna pengamanan

penerimaan. Melalui kegiatan penyampaian himbauan, konfirmasi

tunggakan hingga penagihan aktif (sita).

g. Seksi Keberatan dan Pengurangan, yang dibagi lagi menjadi Korlak

Pelaksana Keberatan dan Banding dan Korlak Pengurangan. Target

meminimalisasi permohonan keberatan (sebagai cermin tingginya

validitas data) dan pengurangan (sebagai cermin peningkatan

kemampuan wajib pajak untuk membayar) serta target mempercepat

penyelesainnya.

h. Pelayanan Satu Tempat (PST)

Mengupayakan meningkatkan kinerja pelayanan dalam memberikan

informasi serta menerima keluhan wajib pajak, baik atas data maupun

kemampuan membayarnya, dilengkapi tempat pembayaran guna

memudahkan wajib pajak untuk memenuhi kewajibannya.

Dalam pelaksanaan operasionalnya, KP PBB Pratama serpong

didukung oleh sumber daya manusia sebagaimana tabel berikut ini:

Tabel 4.1 Data Pegawai di KPP PBB Pratama Serpong

No

Urut Unit Kerja Jumlah

Pegawai Gol

I Gol II

Gol III

Gol IV

1 Kepala Kantor 1 - - -

1

79

Page 97: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2 Seksi

Subbagian Umum

11 - 7 4 -

3 Seksi Pedanil 13 - 9 4 -

4 Seksi DAI 7 - 3 4 -

5 Seksi Penetapan 7 - 2 5 -

6 Seksi Penerimaan 5 - 2 3 -

7 Seksi Penagihan 7 - 3 4 -

8

Seksi Keberatan

dan Pengurangan

5 - 2 3 -

9 Jabatan Fungsional 2 - - 2 -

Jumlah 58 - 28 29 1

sumber: Seksi Subbagian Umum KPP Pratama Serpong

Tugas Kantor Pelayanan PBB Pratama serpong adalah salah satu

unit organisasi pelaksana fungsi Direktorat Jendaral Pajak yang dalam

pelaksanaan tugasnya di bawah Kantor Wilayah DJP Banten yang

melaksanakan sebagian tugas pokok di bidang administrasi penerimaan

negara dari sektor PBB dan BPHTB dalam wilayah wewenangnya

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk wilayah

kerja.

80

Page 98: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Tabel 4.2 Wilayah Kerja KP PBB Pratama Serpong

NO KECAMATAN KELURAHAN

1 SERPONG

1. CIATER

2. RAWA BUNTU

3. CILENGGANG

4. LENGKONG GUDANG

TIMUR

5. MEKAR WANGI

6. BUARAN

7. LENGKONG GUDANG

8. PAKULONAN

9. PAKUALAM

10. JELUPANG

11. LENGKONG WETAN

12. RAWA MEKAR JAYA

13. LENGKONG KARYA

14. SERPONG

15. PONDOK JAGUNG

2 PAMULANG

1. PONDOK CABE ILIR

2. BENDA BARU

3. PONDOK BENDA

4. BAMBU APUS

5. PONDOK CABE UDIK

6. KEDAUNG

81

Page 99: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

3 PONDOK AREN

1. PONDOK AREN

2. JURANG MANGU TIMUR

3. PERIGI BARU

4. PONDOK KACANG BARAT

5. PONDOK KARYA

6. PONDOK BETUNG

7. PONDOK KACANG TIMUR

8. PERIGI

9. JURANG MANGU BARAT

10. PONDOK PUCUNG

11. PONDOK JAYA

4 CIPUTAT

1. CIPAYUNG

2. CIPUTAT

3. SARUA

4. PONDOK RANJI

5. JOMBANG

6. SAWAH BARU

7. SAWAH

8. CEMPAKA PUTIH

9. REMPOA

10. PISANGAN

11. SARUA INDAH

12. CIRENDEU

13. RENGAS

Sumber: Help Desk PBB

KP PBB Pratama Serpong mempunyai fungsi dalam

melaksanakan tugasnya antara lain:

a. Pendapatan objek dan subjek pajak dan penilain objek Pajak Bumi

dan Bangunan.

82

Page 100: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

b. Pengolahan dan penyajian data Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea

Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

c. Penetapan Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas

Tanah dan Bangunan.

d. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, serta

penyelesaian, restitusi pajak bumi dan bangunan dan Bea Perolehan

Hak Atas Tanah dan Bangunan.

e. Penyelesaian Keberatan, Pengurangan, dan Penatausahaan Banding.

f. Pembetulan surat ketetapan pajak

g. Pengurangan Sanksi Pajak.

h. Pemeriksaan sederhana dan penetaapan sangsi Pajak Bumi dan

Bangunan dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan.

i. Pelaksanaan administrasi KP PBB.

Adapun jenis pelayanan mengenai Pajak Bumi dan Bangunan di

KP PBB Pratama Serpong, yaitu terlampir (Lampiran 1).

Untuk memperlancar pelayaan tersebut, maka wajib pajak harus

mematuhi tata cara pengajuan permintaan pelayanan Pajak Bumi dan

Bangunan sebagai berikut:

a. Pelayanan PBB di ajukan tertulis oleh Wajib Pajak, kecuali hal yang

sifatnya konsultasi. Dalam hal Wajib Pajak berhalangan, dapat

memberikan kuasa kepada orang lain yang ditunjuk dengan surat

kuasa.

83

Page 101: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

b. Permintaan pelayanan harus didukung oleh dokumen yang

dipersyaratkan sesuai jenis pelayanan.

c. Berkas permintaan pelayanan diserahkan langsung kepada

lokrt/petugas di tempat Pelayanan Satu Tempat (PST) atau dikirim Via

Kantor Pos.

B. Hasil Dan Pembahasan

1. Analisis Kualitatif

Data-data yang berhasil dikumpulkan sebagai bahan pendukung

dalam analisis kualitatif dapat diikhtisarkan sebagai berikut:

a. Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu berjumlah 50 sampel

yang merupakan termasuk wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Serpong.

b. Data yang terseleksi menjadi objek penelitian tersebut, diperoleh dari

data yang diinput oleh salah satu pihak (bagian) Pengolahan Data dan

Informasi perpajakan yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Serpong. Data yang diperoleh dibagi dalam beberapa jenis data, yaitu:

1) Pencantuman NPWP pada saat melakukan validasi SSB (BPHTB)

yang dilakukan wajib pajak yang mewakili tiap-tiap kelurahan,

yang termasuk wilayah kerja KPP Pratama Serpong. Data

berdasarkan setelah penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-

Registration.

84

Page 102: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2) Jumlah pembuatan kartu NPWP pada wajib pajak yang mewakili

tiap-tiap kelurahan yang termasuk wilayah kerja Kantor Pelayanan

Pajak Pratama Serpong. Data berdasarkan setelah penerapan

Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Registration.

3) Jumlah Wajib Pajak yang mewakili tiap-tiap kelurahan yang

termasuk wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong

yang melakukan pendaftaran secara online. Data berdasarkan

setelah penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-

Registration.

4) Jumlah Wajib Pajak yang terdaftar dan mewakili tiap-tiap

kelurahan yang termasuk wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Serpong.

Hasil dari penelitian berdasarkan analisis kualitatif berupa

Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35, e-Registration terhadap

kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB

serta dampaknya dalam pembuatan kartu NPWP adala sebagai berikut:

a. Mekanisme Pendaftaran NPWP secara online / e-Registration.

1) Wajib Pajak masuk ke aplikasi e-Registration lewat http://

www.pajak.go.id.

2) Membuat Account Wajib Pajak.

3) Login ke Aplikasi e-Registration.

4) Mengisi Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak.

85

Page 103: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

5) Mengirimkan Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak secara

elektronis.

6) Mencetak Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak dan

Menandatanganinya.

7) Mencetak Surat Keterangan Terdaftar (SKTS).

8) Untuk Mencetak Kartu NPWP, Wajib Pajak dapat Mengirim

Formulir Permohonan Registrasi yang telah ditandatangani dan

SKTS dengan melampirkan persyaratan lainnya ke KPP tempat

Wajib Pajak mendaftarkan diri.

b. Keamanan dan Jaminan Terhadap Data

DJP memberikan jaminan bahwa data pendaftran yang

dikirmkan melaui e-Registration tidak akan mengalami perubahan atau

kerusakan selama proses pengiriman. DJP telah menyiapkan perangkat

pengaman data berupa:

a. File yang terkirim tidak langsung masuk dalam database atau bank

data hal diatas dapat memperkecil resiko kerusakan ynag terjadi

dalam perjalanan menuju bank data yang ada yang ada di DJP.

b. Sistem pengacakan data selama dalam proses pengiriman

Data angka atau huruf diubah oleh sistem menjadi sebuah kode

yang acak (proses enkripsi) kemudian pada saat data tiba di

komputer server kode acak tersebut kembali dirubah menjadi data

angka dan huruf yang dapat dimengerti (proses deskripsi).

86

Page 104: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

c. Dampak Positif dan Negatif

Dampak Negatif Sistem manual:

1) Bagi Wajib Pajak

Sistem manual memiliki kebutuhan yang tinggi akan waktu,

personel dan biaya, Wajib Pajak harus mengantarkan SKTS ke

KPP untuk dapat kartu NPWP.

2) Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)

a) Menerima berkas yang begitu banyak.

b) Memasukan data ke dalam database komputer secara

manual .

c) Mengirimkan ke DJP melalui internet.

Dampak positif e-Registration:

1) Proses pendaftran NPWP yang cepat

2) Data Pendaftaran NPWP dengan tingkat akurasi yang lebih

tinggi.

3) Efisiensi personel dan biaya.

2. Analisis Kuantitatif

A. Deskripsi Objek Penelitian

Objek penelitian dengan cara mengumpulkan data dan informasi

yang berkaitan dengan penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-

Registration yang berpengaruh terhadap Kepatuah Wajib Pajak

mencantumkan NPWP dalam melakukan Validasi SSB (BPHTB) serta

87

Page 105: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

dampaknya terhadap pembuatan kartu NPWP yang ada di wilayah kerja

KPP Pratama Serpong, diambil sampel sejumlah 50 kelurahan yang masuk

wilayah kerja KPP Pratama Serpong.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, kemudian

dilanjutkan dengan melakukan pengolahan data. Pengolahan data ini

menggunakan metode pengujian sebagaimana disajikan berikut ini:

Pengujian Kepatuhan Wajib Pajak, dan Dampak Terhadap

Pembuatan Kartu NPWP Menggunakan Metode Path Analysis

Kepatuhan Wajib Pajak dalam mencantumkan NPWP dalam

Validasi SSB (BPHTB) dan dampak terhadap pambuatan kartu NPWP

dibagi menjadi dua, yaitu pada saat sebelum adanya Peraturan Dirjen

Pajak No.35, pendaftran NPWP secara manual (sebelum e-Registration)

dan pada saat setelah adanya Peraturan Dirjen Pajak No.35, pendaftran

NPWP secara elektronik (setelah e-Registration). Kepatuhan dilihat dari

Jumlah Wajib Pajak yang mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB

(BPHTB) per-kelurahan yang terdaftar di KPP Pratama Serpong dari tahun

ke tahun. Begitu pula dampak Peratuaran Dirjen Pajak No.35, e-

Registration terhadap pembuatan kartu NPWP dilihat dari Jumlah NPWP

per-kelurahan yang terdaftar di KPP Pratama Serpong dari tahun ke tahun.

Pendaftaran NPWP secara manual yaitu Wajib Pajak, mendaftar

NPWP sesuai domisilinya langsung. Dalam pendaftran NPWP secara

Manual terdapat interaksi langsung antara Wajib Pajak dengan aparat

pajak (fiskus). Dalam pendaftaran NPWP harus disertai seluruh lampiran

88

Page 106: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

yang mendukung dalam pengisian pendaftaran NPWP, lampiran

pendukungnya berjumlah sangat banyak sehingga pendaftran NPWP ini

sedikit merepotkan.

Pendaftaran NPWP secara elektronik (e-Registration) yang

merupakan fasilitas dari Direktorat Jenderal Pajak yang diharapkan dapat

memberikan kemudahan pada Wajib Pajak dalam pendaftaran NPWP.

Berikut ini disajikan hasil olah data dan kategori kepatuhan Wajib

Pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan Validasi SSB serta

dampaknya terhadap pembuatan kartu NPWP:

Tabel 4.3 Rincian Jumlah Sampel Penelitian

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong

No Nama WP/PKP Peraturan DJP No35

(X1)

e-Registration

(X2)

Kepatuhan WP (Y1)

Pembuatan kartu NPWP

(Y2) 1 P.Cabe Ilir 788 792 792 800

2 B.Baru 796 802 802 700

3 P.Benda 800 806 808 650

4 Pam.Timur 806 812 814 530

5 Pam.Barat 816 818 826 528

6 B.Apus 818 824 828 535

7 P.Cabe Udik 824 826 834 545

8 Kedaung 828 838 840 550

9 Cipayung 840 850 856 555

10 P.Ranji 852 862 872 560

89

Page 107: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

11 Sarua 860 864 882 570

12 Ciputat 862 872 892 580

13 Jombang 868 882 898 580

14 Rengas 878 890 910 590

15 Sawah Baru 896 906 920 595

16 Sawah 900 908 938 600

17 Cempaka Putih 908 920 948 595

18 Rempoa 894 904 936 610

19 Pisangan 900 908 946 615

20 Sarua Indah 908 914 954 630

21 Cirende 910 918 956 635

22 P.Aren 918 924 966 640

23 J.Mangu Timur 922 934 970 580

24 P.Btung 930 938 980 560

25 P.Kcang Timur 938 946 992 550

26 J.Mangu Barat 940 950 1000 600

27 P.Pucung 946 954 1010 660

28 P.Jaya 952 958 1016 680

29 Perigi 954 960 1020 700

30 Perigi Baru 962 964 1028 705

31 Pndk. Kacang Barat

964 966 1032 720

32 P.Karya 966 972 1036 730

90

Page 108: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

33 Pndk.Kacang 972 974 1044 735

34 Ciater 976 978 1052 740

35 R.Buntu 978 980 1054 750

36 Cilenggang 980 986 1062 760

37 L.Gudang T 982 994 1070 780

38 Mekar Wangi 986 996 1074 785

39 Buaran 998 1008 1088 790

40 L.Gudang 1002 1008 1094 800

41 Pakulonan 1008 1010 1102 810

42 Jelupang 1012 1014 1108 815

43 L.Wetan 1016 1018 1112 820

44 R.Mekar Jaya 1018 1020 1116 835

45 L.Karya 1022 1024 1120 840

46 Serpong 1024 1026 1124 845

47 P.Jagung 1026 1028 1130 900

48 P.Jagung T 1030 1030 1136 845

49 Paku Jaya 1032 1032 1140 885

50 Pakualam 1038 1034 1148 750

Sumber : Data Sekunder yang diolah

91

Page 109: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

B. Pengujian Hipotesis

Pada tabel 4.3 di atas dapat diuji dengan metode analisis jalur (path

analysis), analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier

berganda atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk

menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah ditetapkan

sebelumnya berdasarkan teori (Imam Ghozali, 2005:160), antara lain

sebagai berikut:

a. Uji Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa

jauh variabel-variabel independen, yaitu Peraturan DJP No.35 (X1) dan e-

Registration (X2) dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu: Kepatuhan

wajib pajak (Y1). Hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan pada

tabel 4.4.

1. Sub- Struktur 1

Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρyE1

X1

X2

Y

ρX1y

ɛ1

r12 ρX2Y

ρyE

Sumber: Riduwan Gambar 4.1

Hubungan Struktur X1 dan X2 terhadap y

92

Page 110: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Tabel 4.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

a Predictors: (Constant), e-Registration (x2), Penerapan Peraturan DJP (X1)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate 1

,999(a) ,998 ,998 4,884

b. Dependent Variabel: Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Sumber : Data sekunder yang diolah Pada tabel 4.4 menunjukan bahwa nilai koefesien Adjusted R

Square adalah sebesar 0,998, hal ini berarti 99,8% variabel kepatuhan

wajib pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan validasi SSB dapat

dijelaskan oleh peraturan DJP No.35 dan e-Registration. Sedangkan

sisanya (100% - 99,8% = 0,2%) dijelaskan oleh faktor – faktor lain diluar

penelitian ini, dengan adanya peraturan DJP No.35 memaksa wajib pajak

untuk memiliki NPWP, sedangkan e-Registration mempermudah

seseorang untuk memiliki membuat NPWP.

Seperti telah di bahas dalam bab sebelumnya variabel faktor yang

mempengaruhi kepatuhan wajib pajak ada 3 yaitu, aspek yuridis, aspek

psikologis (kesadaran), dan aspek sosilologis, berdasarkan penelitian

sebelumnya oleh Marcus (STAN, 2005) kesadaran dari wajib pajak sendiri

sangat berperan dalam mempengaruhi kepatuhan wajib pajak yaitu

mencapai 14%, hal ini diperkuat oleh kondisi nyata di lapangan yang di

hadapi penulis bahwa kesadaran dari wajib pajak mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak, jadi selain peraturan DJP No.35 dan e-Registration

kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan validasi

SSB juga dipengaruhi kesadaran wajib pajak itu sendiri yang mencapai

93

Page 111: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

0,2%. Angka koefisien korelasi (R) pada tabel 4.4 sebesar 0,999

menunjukan bahwa hubungan antara peraturan DJP No.35, e-Registration

dengan kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan

validasi SSB adalah kuat karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas

0,5, dan hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh Marcus

(STAN, 2005).

b. Pengujian secara individual sub struktur 1 (Uji t)

a. Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 berpengaruh secara

signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan

NPWP dalam Validasi SSB.

Hipotesis statistik

Ha : ρ x1 y > 0

H0 : ρ x1 y = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya :

Ha : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 berpengaruh

secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak

mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.

Ho : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan Wajib

Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.

b. e-Registation berpengaruh secara signifikan terhadap

kepatuhan wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam

Validasi SSB.

94

Page 112: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Hipotesis statistik

Ha : ρ x2 y > 0

H0 : ρ x2 y = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : e-Registration berpengaruh secara signifikan terhadap

kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam

Validasi SSB.

Ho : e-Registration tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap kepatuhan Wajib Pajak Mencantumakan NPWP

dalam Validasi SSB.

Tabel 4.5 Coefficients(a) Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -342.893 10.216 -33.565 .000 Peraturan 1.827 .189 1.266 9.670 .000 eregistration -.394 .193 -.267 -2.042 .047

a Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Sumber : Data sekunder yang diolah

Tabel koefesien merupakan hasil pengujian antara variabel

dependen kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP pada saat

melakukan validasi SSB dengan variabel independen secara individu

parsial yang dilakukan uji t, hasil pengujian tersebut adalah:

1) Hasil pengujian variabel Peraturan DJP No.35 mempunyai nilai

signifikan 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,000,

95

Page 113: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti koefisien analisis jalur

adalah signifikan. Jadi Peraturan DJP No.35 berpengaruh secara

signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP

dalam Validasi SSB (BPHTB).

2) Hasil pengujian e-Registration mempunyai nilai signifikan 0,047 lebih

kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,047, maka Ho ditolak dan

Ha diterima yang berarti koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi

e-Registration berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan

Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB (BPHTB).

c. Pengujian secara simultan sub struktur 1

a. Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-Registration

berpengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kepatuhan

Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.

Hipotesa secara statistik :

Ha : ρx1y = ρx2y ≠ 0

Ho : ρx1y = ρx2y = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 dan e-

Registration berpengaruh secara simultan dan signifikan

terhadap kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP

dalam Validasi SSB.

96

Page 114: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Ho : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 dan e-

Registration tidak berpengaruh secara simultan dan

signifikan terhadap kepatuhan Wajib Pajak

Mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB.

Tabel 4.6 ANOVA(b)

Model Sum of Squares Df Mean

Square F Sig. 1 Regression 560043.266 2 280021.633 11738.18

6 .000(a)

Residual 1121.214 47 23.856 Total 561164.480 49

a Predictors: (Constant), e-Registration (X2), Penerapan Peraturan DJP (X1) b Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Sumber : Data sekunder yang diolah

Pada tabel Anova diperoleh nilai F sebesar 11738,186 dengan nilai

probabilitas (sig) = 0,000, karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya

adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh sebab itu , pengujian secara

individual dapat dilakukan.

Kerangka hubungan kausal empiris antara X1 dan X2 terhadap Y

dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut.

Struktur: Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρyE1

= 1,266 X1 + (-0,267) X2 + 0,044 E1

R Square = 0,998

ρyE = 998,01− = 002,0 =0,044

97

Page 115: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Sumber: Data Sekunder yang diolah

X1

X2

Y

ρX1y = 1,266

ɛ1= 0,044

r12 ρX2Y = -0,267

ρyE1

Gambar 4.2 Diagram Jalur Hubungan Kausal Empiris X1 dan X2 terhadap Y

Memaknai Hasil Analilis Jalur

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur struktur tersebut, maka

memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:

1. Besarnya pengaruh penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 (X1) yang

secara langsung mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak

mencantumkan NPWP dalam validasi SSB (Y) adalah 266,1 2 =

1,602756, dengan nilai probabilitas Sig lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00

maka pengaruh penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 terhadap

Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam validasi SSB

adalah signifikan.

2. Besarnya pengaruh e-Registration (X2) yang secara langsung

mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam

validasi SSB (Y) adalah 2267,0 = 0,071289, dengan nilai

probabilitas Sig lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,047 maka pengaruh e-

98

Page 116: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Registration terhadap Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP

dalam validasi SSB adalah signifikan.

3. Besarnya pengaruh penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 (X1) dan

e-Registration (X2) berpengaruh secara simultan yang langsung

mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam

validasi SSB (Y) adalah 0,998 = 99,8%, sedangkan sisanya sebesar

0,2% dipengaruhi faktor-faktor lain di luar penelitian ini. Angka

koefisien korelasi (R) pada tabel 4.4 sebesar 0,999.

Tabel 4.7 Koefisien Jalur , Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh bersama

Penerpan Peraturan Dirjen Pajak No.35 (X1) dan e-Registration (X2) Mempengaruhi secara Signifikan terhadap Kepatuhan Wajib Pajak

mencantumkan NPWP dalam validasi SSB (Y).

Variabel Koefisien Jalur Langsung Total

Pengaruh Bersama

( ) 2yxkR

X1 1,266 1,266 1,266 -

X2 -0,267 -0,267 -0.267 -

€1 0,044 1-0,998 = 0,002 - -

X1dan X2 - - - 0,998

Sumber : Data Sekunder yang diolah

99

Page 117: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

a. Uji Koefisien Determinasi

Pengujian koefisien determinasi dilakukan untuk melihat seberapa

jauh variabel-variabel independen, yaitu Peraturan DJP No.35 (X1) dan e-

Registration (X2) dalam menjelaskan variabel dependen, yaitu: Kepatuhan

wajib pajak (Y1). Hasil uji koefisien Adjusted R Square disajikan pada

tabel 4.4.

2. Sub-Struktur 2

Z = ρx1z X1 +ρx2z X2 +ρyz Y +ρzE2

Sumber: Riduwan Gambar 4.3

X1

Z Y

ρX1Z ɛ 2

ρzE2

ρyZ

ρX2Z

r12

X2 Hubungan struktur Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisen Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .894(a) .800 .787 50.893 a Predictors: (Constant), Kepatuhan Wajib Pajak (Y), e-Ragistration (x2), Penerapan

Peraturan DJP (x1) b. Dependent Variabel: Pembuatan kartu NPWP (Z) Sumber: Data sekunder yang diolah

Pada tabel 4.8 menunjukan bahwa nilai koefesien Adjusted R

Square adalah sebesar 0,800, hal ini berarti 80% variabel pembuatan

100

Page 118: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

kartu NPWP dapat dijelaskan oleh variabel peraturan DJP No.35, e-

Registration dan kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP dalam

melakukan validasi SSB. Sedangkan sisanya (100% - 80% = 20%).

dijelaskan oleh faktor – faktor lain diluar penelitian ini, seperti yang kita

ketahui kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP secara tidak

langsung membuat jumlah pembuatan NPWP meningkat seperti telah di

bahas dalam bab sebelumnya variabel/faktor yang mempengaruhi

kepatuhan wajib pajak ada 3 yaitu, aspek yuridis (prosedur), aspek

psikologis (kesadaran), dan aspek sosilologis (kebijakan fiskal,

ekstensfikasi), berdasarkan penelitian sebelumnya oleh Marcus (STAN,

2005) ekstensifikasi sangat berperan dalam mempengaruhi jumlah

pembuatan kartu NPWP yaitu mencapai 34%, hal ini diperkuat oleh

kondisi nyata di lapangan yang di hadapi penulis bahwa usaha yang

dilakukan DJP melakukan ekstensifikasi telah banyak menjaring wajib

pajak baru, jadi selain peraturan DJP No.35, e-Registration dan kepatuhan

wajib pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan validasi SSB jumlah

pembuatan kartu NPWP juga dipengaruhi aspek sosilologis (kebijakan

fiskal, ekstensfikasi ) yang mencapai 20%. Angka koefisien korelasi (R)

pada tabel 4.8 sebesar 0,894 menunjukan bahwa hubungan antara

peraturan DJP No.35, e-Registration dan kepatuhan wajib pajak

mencantumkan NPWP dalam melakukan validasi SSB dengan jumlah

pembuatan kartu NPWP adalah kuat karena memiliki nilai koefisien

101

Page 119: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

korelasi diatas 0,5, dan hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya oleh

Marcus (STAN, 2005).

b. Pengujian secara individual sub struktur 2 (Uji t)

a. Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 berpengaruh secara

signifikan terhadap pembuatan kartu NPWP.

Hipotesis statistik

Ha : ρ x1 z > 0

H0 : ρ x1 z = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 berpengaruh secara

signifikan terhadap pembuatan kartu NPWP.

Ho : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap pembuatan kartu NPWP.

b. e-Registation berpengaruh secara signifikan terhadap

pembuatan kartu NPWP.

Hipotesis statistik

Ha : ρ x2 z > 0

H0 : ρ x2 z = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : e-Registration berpengaruh secara signifikan terhadap

pembuatan kartu NPWP.

Ho : e-Registration tidak berpengaruh secara signifikan

terhadap pembuatan kartu NPWP.

102

Page 120: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

c. Kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP dalam

melakukan validasi SSB berpengaruh secara signifikan

terhadap pembuatan kartu NPWP.

Hipotesis statistik

Ha : ρ yz > 0

H0 : ρ yz = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 berpengaruh

secara signifikan terhadap pembuatan kartu NPWP.

Ho : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35 tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap pembuatan kartu NPWP.

Tabel 4.9 Coefficients(a) Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 2765.90

3 531.926 5.200 .000

peraturan -7.083 3.404 -4.762 -2.081 .043 Eregistratio

n -4.243 2.100 -2.791 -2.021 .049

kepatuhan 8.588 1.520 8.333 5.650 .000 a Dependent Variable: Pembuatan kartu NPWP (Z) Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel koefesien merupakan hasil pengujian antara variabel

dependen pembuatan kartu NPWP dengan variabel independen secara

individu/parsial yang dilakukan uji t, hasil pengujian tersebut.

103

Page 121: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

1) Hasil pengujian variabel Peraturan DJP No.35 mempunyai nilai

signifikan 0,043 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,043,

maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti koefisien analisis jalur

adalah signifikan. Jadi Peraturan DJP No.35 berpengaruh secara

signifikan terhadap jumlah pembuatan kartu NPWP.

2) Hasil pengujian variabel e-Registration mempunyai nilai signifikan

0,049 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,049, maka Ho

ditolak dan Ha diterima yang berarti koefisien analisis jalur adalah

signifikan. Jadi e-Registration berpengaruh secara signifikan terhadap

jumlah pembuatan kartu NPWP.

3) Hasil pengujian variabel kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP

dalam melakukan validasi SSB mempunyai nilai signifikan 0,000 lebih

kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,000, maka Ho ditolak dan

Ha diterima yang berarti koefisien analisis jalur adalah signifikan. Jadi

Kepatuhan wajib pajak mencantumkan NPWP dalam melakukan

validasi SSB berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah

pembuatan kartu NPWP.

c. Pengujian secara simultan sub struktur 2 a. Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35, e-Registration dan

Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam Validasi

SSB berpengaruh secara simultan dan signfikan terhadap

Pembuatan Kartu NPWP.

Hipotesa secara statistik :

Ha : ρx1z = ρx2z = ρyz ≠ 0

104

Page 122: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Ho: ρx1y = ρx2y = ρyz = 0

Hipotesa bentuk kalimatnya:

Ha : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35, e-Registration dan

Kepatuhan Wajib Pajak Mencantumkan NPWP dalam

Validasi SSB berpengaruh secara simultan dan signifikan

terhadap Pembuatan Kartu NPWP.

Ho : Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No 35, e-Registration dan

Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam

Validasi SSB tidak berpengaruh secara simultan dan

signifikan terhadap Pembuatan Kartu NPWP.

Tabel 4.10 ANOVA(b)

Model

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 476901.217 3 158967.072 61.374 .000(a)

Residual 119146.403 46 2590.139

Total 596047.620 49

a Predictors: (Constant), Kepatuhan Wajib Pajak (Y), e-Rgistration (X2), Penerapan Peraturan DJP(X1)

b Dependent Variable: Pembuatan kartu NPWP (Z) Sumber: Data sekunder yang diolah

Tabel Anova diperoleh nilai F sebesar 61.374 dengan nilai

probabilitas (sig) = 0.000, karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya

adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh sebab itu , pengujian secara

individual dapat dilakukan.

Kerangka hubungan kausal empiris antara X1, X2 dan Y terhadap

Z dapat dibuat melalui persamaan struktural sebagai berikut.

105

Page 123: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Struktur: Z = ρx1z X1 +ρx2z X2 +ρyz Y +ρzE2

= -4,762X1 + -2.791X2 +8,333Y+0E2

R Square = 0,800

ρyE = 800,01− = 200,0 = 0.4472

Sumber: Data Sekunder yang diolah

X1

X2

Z Y

ρX1Z = -4,762 ɛ 2 = 0,4472

ρzE2 ρyZ = 8,333

ρX2Z = -2, 791

r12

Gambar 4.4 Diagram Jalur Hubungan Kausal Empiris X1,X2 dan Y terhadap Z

Memaknai hasil analisis jalur

Berdasarkan hasil perhitungan analisis jalur struktur tersebut, maka

memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:

1. Besarnya pengaruh penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 (X1) yang

secara langsung mempengaruhi Pembuatan kartu NPWP (Z) adalah

762,4 2− = 22,676644, dengan nilai probabilitas Sig lebih kecil dari

0,05 yaitu 0,043 maka pengaruh penerapan peraturan Dirjen Pajak

No.35 terhadap Jumlah pembuatan kartu NPWP adalah signifikan.

106

Page 124: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2. Besarnya pengaruh e-Registration (X2) yang secara langsung

mempengaruhi Pembuatan kartu NPWP (Z) adalah - 2791,2 =

7,789681, dengan nilai probabilitas Sig lebih kecil dari 0,05 yaitu

0,049 maka pengaruh e-Registration terhadap jumlah pembuatan kartu

NPWP adalah signifikan.

3. Besarnya pengaruh kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP

dalam validasi SSB (Y) yang secara langsung mempengaruhi

Pembuatan kartu NPWP (Z) adalah adalah 2333,8 = 69,438889,

dengan nilai probabilitas Sig lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,000 maka

pengaruh kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam

validasi SSB terhadap jumlah pembuatan kartu NPWP adalh

signifikan.

4. Besarnya pengaruh penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 (X1),e-

Registration (X2) dan Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP

dalam Validasi SSB (Y) berpengaruh secara simultan yang langsung

mempengaruhi Pembuatan kartu NPWP (Z) adalah 0,800 = 80 %

hanya sebagian kecil yang dipengaruhi faktor-faktor lain di luar

penelitian ini. Angka koefisien korelasi (R) pada tabel 4.8 sebesar

0.894 menunjukan bahwa hubungan antara penerapan peraturan Dirjen

Pajak, e-Registration dan kepatuhan wajib pajak mencantumkan

NPWP dalam Validasi SSB dengan pembuatan kartu NPWP adalah

kuat karena memiliki nilai koefisien korelasi diatas 0,5.

107

Page 125: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Tabel 4.11 Koefisien Jalur , Pengaruh Langsung, Pengaruh Total dan Pengaruh

bersama Penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 (X1), e-Registration (X2) dan Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB (Y)

Mempengaruhi secara Signifikan terhadap Pembuatan kartu NPWP (Z).

Variabel Koefisien jalur

Langsung Total PengaruhBersama

X1 -4,762 -4,762 -4,762 _

X2 -2,791 -2,791 -2,791 _

Y 8,333 8,333 8,333 _

€2 0 1-0,800 = 0,200

_ _

X1,X2 dan Y _ _ _ 0,800

Sumber: Data Sekunder yang diolah

Hasil tes statistik menunjukan bahwa terdapat hubungan sebelum

dan sesudah adanya penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35, e-

Registration terhadap kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP

dalam melakukan Vanidasi SSB serta dampaknya terhadap pembuatan

kartu NPWP.

Berdasarkan data yang penulis dapatkan, bisa terlihat bahwa pada

saat sebelum adanya peraturan Dirjen Pajak No.35, pendaftaran NPWP

secara manual Wajib Pajak cenderung tidak patuh mencantumkan NPWP

dan pembuatan kartu NPWP pun jumlahnya tidak signifikan, ini

dikarenakan proses pendaftaran sampai pembuatan kartu NPWP

108

Page 126: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

memerlukan waktu yang lama. Lampiran pendukung yang dibutuhkan

dalam pendaftaran NPWP terbilang rumit dan jumlahnya sangat banyak.

Hal tersebut merupakan salah satu faktor yang menghambat Wajib Pajak

untuk patuh mencantumkan NPWP dalam proses Validasi SSB dan

peningkatan pembuatan kartu NPWP.

Adanya peraturan Dirjen Pajak No.35 dan program e-Registration

memberikan kemudahan wajib pajak dalam mendaftar NPWP dan

meningkatkan pembuatan kartu NPWP, adanya e-Registration cenderung

membuat Wajib Pajak patuh untuk mencantumkan NPWP dalam proses

Validasi SSB dan meningkatnya pembuatan kartu NPWP.

Berdasarkan pemaparan sebelumnya jelas bahwa penerapan

peraturan Dirjen Pajak No.35 dan program e-Registration hendaknya lebih

efektif dan terus berkembang positif agar dapat membantu

mengoptimalkan pelaksanaan/penerapan peraturan perpajakan serta

timbulnya kesadaran dan pemahaman Wajib Pajak melalui sikap

kesadaran dan kejujuran dalam mencantumkan NPWP dalam melakukan

proses Validasi SSB.

109

Page 127: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

BAB V

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dan paparan dalam bab-bab sebelumnya, maka

diperoleh beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagaimana berikut:

1. Terlihat bahwa sebelum adanya peraturan Dirjen Pajak No.35 dan

pendaftaran NPWP secara manual wajib pajak cenderung tidak patuh

mencantumkan NPWP pada saat melakukan Validasi SSB dikarenakan

prosedur untuk mendaftar sampai proses pembuatan NPWP sangat rumit,

hal itu yang membuat wajib pajak enggan membuat NPWP, dan

dampaknya adalah pada saat validasi SSB banyak yang tidak

mencantumkan NPWP serta terhadap pembuatan kartu NPWP adalah

jumlah pembuatan kartu NPWP yang tidak signifikan (tidak sebanding

dengan jumlah wajib pajak yang terdaftar). Adanya penerapan peraturan

Dirjen Pajak No 35 dan program e-Registration memberikan kemudahan

wajib pajak dalam pendaftaran NPWP, sehingga membuat wajib pajak

patuh untuk mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB dan berdampak

pada peningkatan pembuatan NPWP.

2. Jumlah sampel (N) yang digunakan berjumlah 50 sampel (Wajib Pajak

yang mewakili tiap-tiap kelurahan yang merupakan wilayah kerja KPP

Pratama Serpong), untuk model summary substruktur 1 tingkat R Square

mencapai 99,8% itu berarti penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 (X1)

dan e-Registration (X2) berpengaruh secara simultan yang langsung

110

Page 128: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam

validasi SSB (Y), untuk substruktur 2 tingkat R Square mencapai 80% itu

berarti penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 (X1), e-Registration (X2)

dan Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam Validasi SSB

(Y) berpengaruh secara simultan yang langsung mempengaruhi

Pembuatan kartu NPWP (Z), hanya sebagian kecil yang dipengaruhi

faktor-faktor lain di luar penelitian ini, hasil penelitian ini sejalan dengan

penelitian yamg dilakukan sebelumnya oleh Markus (STAN,2005).

3. Untuk tingkat signifikansi substruktur 1 Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρyE1

Tabel Anova diperoleh nilai F sebesar 11738.186 dengan nilai probabilitas

(sig) = 0.000, karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya adalah Ho

ditolak dan Ha diterima. Oleh sebab itu , pengujian secara individual dapat

dilakukan. Nilai signifikan ρx1y X1 0.000 lebih kecil dari nilai

probabilitas 0,05 atau nilai 0,000, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang

berarti koefisien analisis jalur adalah signifikan, nilai signifikan ρx2y X2

0,047 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,047 maka Ho

ditolak dan Ha diterima yang berarti koefisien analisis jalur adalah

signifikan.

4. Untuk tingkat signifikansi substruktur 2 Z = ρx1z X1 +ρx2z X2 +ρyz Y

+ρzE2 Tabel Anova diperoleh nilai F sebesar 61.374 dengan nilai

probabilitas (sig) = 0.000, karena nilai sig < 0,05, maka keputusannya

adalah Ho ditolak dan Ha diterima. Oleh sebab itu , pengujian secara

111

Page 129: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

individual dapat dilakukan. Nilai signifikan ρx1z X1 0,043 lebih kecil dari

nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,043 maka Ho ditolak dan Ha diterima

yang berarti koefisien analisis jalur adalah signifikan, nilai signifikan ρx2z

X2 0,049 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05 atau nilai 0,049 maka Ho

ditolak dan Ha diterima yang berarti koefisien analisis jalur adalah

signifikan, nilai signifikan ρyz Y 0,000 lebih kecil dari nilai probabilitas

0,05 atau nilai 0,000 maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

koefisien analisis jalur adalah signifikan.

B. Implikasi

Terdapat hubungan yang erat atau terdapat pengaruh antara sebelum

dan sesudah adanya penerapan peraturan Dirjen Pajak No.35 dan program e-

Registration terhadap Kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan NPWP dalam

melakukan Validasi SSB dan dampaknya terhadap pembuatan kartu NPWP.

Hal ini karena, sebagian wajib pajak telah memahami dan melaksanakan

kewajibannya sebagaimana tertuang dalam peraturan Dirjen Pajak No.35

Wajib Pajak wajib mencantumkan NPWP pada saat melakukan Validasi

SSB (transaksi > Rp.60.000.000) dan berdasarkan KEP-173/PJ./2004 bahwa

Wajib Pajak dapat melakukan pendaftaran NPWP secara online melalui

perusahaan ASP yang ditentukan oleh Dirjen Pajak. Peraturan Dirjen Pajak

No.35 secara tidak langsung memaksa wajib pajak untuk patuh

mencantumkan NPWP pada saat melakukuan Validasi SSB, e-Registration

memberikan kemudahan dalam pendaftran NPWP, hal ini akan berdampak

112

Page 130: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

pada perkembangan pelayanan yang semakin baik dan akan berpengaruh

pada penerimaan negara. Berdasarkan hasil penelitian dan indikasi yang

diperoleh maka sudah selayaknya pemerintah membuat pelayanan sejenis

program e-Registration yang memberi kemudahan kepada wajib pajak.

Perbedaan hasil penelitian yang diperoleh dengan hasil penelitian

sebelumnya yaitu pada penelitian sebelumnya hanya dipaparkan mengenai

prosedur penggunaan e-Registration sedang dalam penelitian ini, membahas

prosedur dan uji statistik akan kepatuhan Wajib Pajak mencantumkan

NPWP dalam Validasi SSB dan dampaknya teradap pembuatan kartu NPWP

sebelum dan sesudah adanya penerapan Peraturan Dirjen Pajak No.35 dan e-

Registration. Penelitian ini mempunyai implikasi yang luas untuk penelitian

selanjutnya yaitu membahas secara mendalam mengenai reformasi

administrasi Perpajakan yang merupakan salah inti dalam program e-

Registration.

C. Saran

1. Bagi Fiskus (Aparat Pajak)

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dapat menghimbau melalui

aparat pajak dengan melakukan sosialisai berupa pemahaman secara

mendalam peraturan Dirjen Pajak No.35 dan mengenai e-registration

terhadap Wajib Pajak agar dapat menerapkan e-registration dalam

pendaftaran NPWP.

113

Page 131: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2. Bagi Wajib Pajak

Wajib Pajak menggunakan e-Registration dalam pendaftaran

NPWP karena mudah dan praktis melalui internet tanpa harus

berhubungan langsung dengan petugas pajak. Data yang disampaikan

melalui e-Registration aman karena pada saat menggunakannya Wajib

Pajak diperkuat dengan adanya sertifikat yang berfungsi sebagai

pengaman data pendaftaran NPWP sehingga ASP tidak dapat membaca

formulir Pendaftaran NPWP.

3. Pemerintah

a. Pemerintah dapat mendukung program e-Registration dengan

menetapkan UU dalam dunia internet (cyber law) supaya adanya

sanksi yang diberikan apabila ada pembajakan data pendaftran

NPWP.

b. Diharapkan adanya upaya pemerintah dalam mempercepat akses

untuk internet.

c. Diharapkan adanya upaya dari pemerintah untuk terus

mensosialisasikan peraturan Dirjen Pajak No.35, dan program e-

Registration untuk menggugah wajib Pajak untuk patuh membuat

kartu NPWP serta menggunakanya dalam setiap administrasi

perpajakan khususnya pada saat melakukan Validasi SSB.

114

Page 132: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

DAFTAR PUSTAKA

Adriani, P.J.A. “Pengantar Ilmu Hukum Pajak”, Yogyakarta, 2006

Bird, Richard, M. dan M. Casanegra de Jantscher, 2003. Improving Tax Administration in Developing Countries. International Monetary Fund, Washington DC.

Brotodiharjo, R. Santoso. “Pajak dan Pembangunan”, Universitas Parahyangan,

Bandung, 2004 Direktorat Jendral Pajak.”Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor : KEP-

35//PJ/2005” tanggal 9 September 2005 tentang Kewajiban Pemilikan Nomor Pokok Wajib Pajak Dalam Rangka Pengalihan Hak atas Tanah dan Bangunan.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”,

Universitas Dipenegoro, Semarang, 2001 Indriantoro Nur, Bambang Supomo. ”Metodologi Penelitian Bisnis Untuk

Akuntansi dan Manajemen”, BPFE Yogyakarta, 2003 Juwita, Tri. ”Analisis Pengaruh Sebelum dan Sesudah Adanya Program e-Filing,

e-Registration Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Dalam Penyampaian SPT Masa PPN”. Fakultas Ekonomi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2006

Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 173/PJ./2004 tanggal 29 Februari

2004, “ Tentang Pendaftaran NPWP Secara Elektronik”. Keputusan Menteri Keuangan RI No 516 / KMK. 04 / 2000, “Tentang Tata Cara

Penentuan Besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan”.

NN .”Ditjen Pajak Luncurkan e-Registration dan e-Filing” News Indo Pos, 25

januari-2005, Artikel diakses tanggal 28 Nopember 2009, dari http://www.pajak2000.com/news_print.php?id=22

Pemerintah RI, Undang-undang No.6 Tahun 1983. “tentang Ketentuan Umum dan

Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-undang No 16 Tahun 2007”.

Pemerintah RI, Undang-undang No.29 Tahun 2000. “Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan tentang Objek Pajak BPHTB”.

115

Page 133: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Purnomo, Hadi. ”Ditjen Pajak Luncurkan e-Registration” News Indo Pos, 25 Januari-2005, Artikel diakses tanggal 28 Nopember 2008, dari http://pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0105/25/0104.htm

Resmi, Siti. ”Perpajakan Teori dan Kasus”, Buku 1, Edisi, 2, PT Salemba Empat,

Jakarta, 2007 Riduwan. ”Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur”, Buku 1, Edisi, 2,

Alfabeta, Bandung, 2007 Soemitro, Rochmat, Prof. Dr., S.H., “Pengantar Singkat Hukum Pajak”,

(Bandung: PT Eresco,2005), hal, 12. Silviani. ”Perpajakan”, Edisi Revisi, Andi, Yogyakarta, 2005 Singgih, Santoso. “SPSS Versi 12 Mengolah Data Statistik Secara Profesional”,

PT Alex Media Kumpotindo, Jakarta, 2001 Suandy, Erly, “Perpajakan”, (Jakarta:PT Salemba Empat Patria,2004), hal.169. Summers, H.Lawrence, Johannes F. Linn dan Shankar N.Acharya, 2002. Lesson

of the Tax Reform, World Bank, Washington. Taufan Sofyan, Marcus. ”Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan

Modern Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak), STAN, Jakarta, 2005 Toshiyuki, Fushimi, 2001, Administrasi Perpajakan yang Semestinya (Semoga

Administrasi Perpajakan di Indonesia Terus Berkembang), Japan Internasional Cooperation Agency, Japan.

Zanah, Riyadul. ”Analisis realisasi anggaran BPHTB dan Kepatuhan Wajib

Pajak Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Tangerang Dua”, Fakultas Ekonomi, UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2005

116

Page 134: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

117

LAMPIRAN

Page 135: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Lampiran 2

Rincian Jumlah Sampel Penelitian Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong

No Nama WP/PKP Peraturan

DJP No35 (X1)

e-Registration

(X2)

Kepatuhan WP (Y1)

Pembuatan kartu NPWP

(Y2) 1 P.Cabe Ilir 788 792 792 800

2 B.Baru 796 802 802 700

3 P.Benda 800 806 808 650

4 Pam.Timur 806 812 814 530

5 Pam.Barat 816 818 826 528

6 B.Apus 818 824 828 535

7 P.Cabe Udik 824 826 834 545

8 Kedaung 828 838 840 550

9 Cipayung 840 850 856 555

10 P.Ranji 852 862 872 560

11 Sarua 860 864 882 570

12 Ciputat 862 872 892 580

13 Jombang 868 882 898 580

14 Rengas 878 890 910 590

15 Sawah Baru 896 906 920 595

16 Sawah 900 908 938 600

17 Cempaka Putih 908 920 948 595

18 Rempoa 894 904 936 610

19 Pisangan 900 908 946 615

119

Page 136: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

20 Sarua Indah 908 914 954 630

21 Cirende 910 918 956 635

22 P.Aren 918 924 966 640

23 J.Mangu Timur 922 934 970 580

24 P.Btung 930 938 980 560

25 P.Kcang Timur 938 946 992 550

26 J.Mangu Barat 940 950 1000 600

27 P.Pucung 946 954 1010 660

28 P.Jaya 952 958 1016 680

29 Perigi 954 960 1020 700

30 Perigi Baru 962 964 1028 705

31 Pndk. Kacang Barat

964 966 1032 720

32 P.Karya 966 972 1036 730

33 Pndk.Kacang 972 974 1044 735

34 Ciater 976 978 1052 740

35 R.Buntu 978 980 1054 750

36 Cilenggang 980 986 1062 760

37 L.Gudang T 982 994 1070 780

38 Mekar Wangi 986 996 1074 785

39 Buaran 998 1008 1088 790

40 L.Gudang 1002 1008 1094 800

41 Pakulonan 1008 1010 1102 810

42 Jelupang 1012 1014 1108 815

120

Page 137: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

121

43 L.Wetan 1016 1018 1112 820

44 R.Mekar Jaya 1018 1020 1116 835

45 L.Karya 1022 1024 1120 840

46 Serpong 1024 1026 1124 845

47 P.Jagung 1026 1028 1130 900

48 P.Jagung T 1030 1030 1136 845

49 Paku Jaya 1032 1032 1140 885

50 Pakualam 1038 1034 1148 750

Sumber : Data Sekunder yang diolah

Page 138: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Lampiran 3 Path Analysis Tests 1. Sub- Struktur 1 Y = ρx1y X1 + ρx2y X2 + ρyE1

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

a Predictors: (Constant), e-Registration (x2), Penerapan Peraturan DJP (X1)

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate 1

,999(a) ,998 ,998 4,884

b. Dependent Variabel: Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Sumber : Data sekunder yang diolah

Coefficients(a) Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) -342.893 10.216 -33.565 .000 peraturan 1.827 .189 1.266 9.670 .000 eregistration -.394 .193 -.267 -2.042 .047

a Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Sumber : Data sekunder yang diolah

ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean

Square F Sig. 1 Regression 560043.266 2 280021.633 11738.186 .000(a) Residual 1121.214 47 23.856 Total 561164.480 49

a Predictors: (Constant), e-Registration (X2), Penerapan Peraturan DJP (X1) b Dependent Variable: Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Sumber : Data sekunder yang diolah

122

Page 139: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

2. Sub-Struktur 2 Z = ρx1z X1 +ρx2z X2 +ρyz Y +ρzE2

Hasil Uji Koefisen Determinasi Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .894(a) .800 .787 50.893 a Predictors: (Constant), Kepatuhan Wajib Pajak (Y), e-Ragistration (x2), Penerapan

Peraturan DJP (x1) b. Dependent Variabel: Pembuatan kartu NPWP (Z) Sumber: Data sekunder yang diolah Coefficients(a) Hasil Uji Parameter Individual (Uji Statistik t)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta 1 (Constant) 2765.90

3 531.926 5.200 .000

Peraturan -7.083 3.404 -4.762 -2.081 .043 eregistratio

n -4.243 2.100 -2.791 -2.021 .049

Kepatuhan 8.588 1.520 8.333 5.650 .000 a Dependent Variable: Pembuatan kartu NPWP (Z) Sumber: Data sekunder yang diolah Tabel 4.10 ANOVA(b)

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regressi

on 476901.217 3 158967.072 61.374 .000(a)

Residual 119146.403 46 2590.139 Total 596047.620 49

a Predictors: (Constant), Kepatuhan Wajib Pajak (Y), e-Rgistration (X2), Penerapan Peraturan DJP(X1)

b Dependent Variable: Pembuatan kartu NPWP (Z) Sumber: Data sekunder yang diolah

123

Page 140: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Masuk ke Aplikasi e-Registration lewat http://www.pajak.go.id

Membuat Account Wajib Pajak Login ke Aplikasi e-Registration

124

Page 141: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Login ke Aplikasi e-Registration

125

Page 142: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Mengisi Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak

Mengisi Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak Secara Elektronik

Mencetak Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak dan Menadatanganinya

126

Page 143: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Mencetak Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak

dan Menadatanganinya

Mencetak Formulir Permohonan Registrasi Wajib Pajak dan Menadatanganinya

127

Page 144: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

128

Page 145: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Mengirim Formulir Permohonan Registrasi yang telah ditandatangani

dan SKTS dengan melampirkan persyaratan lainnya ke KPP tempat Wajib Pajak Mendaftarkan diri

POS

129

Page 146: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

Menerima Surat Keterangan Terdaftar yang Sudah ditandatangani Kasi TUP / Kasi Pelayanan dan Kartu NPWP Magnetik dari KPP terdaftar

POS

130

Page 147: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

BAGAN ORGANISASI KPP PRATAMA SERPONG

117

Kepala Kantor KPP Pratama

PDI

Pendataan dan Penilaian

Sub Bagian Umum

Penetapan

Penerimaan

PST

Keberatan dan Pengurangan

Tata Usaha

Keuangan

Klasifikasi

Pemutakhiran Data

Pengolahan data

Dukungan Komputer

Ekstensifikasi

Restitusi

Pemantauan

Penagihan

Banding

Pengurangan

Pelayanan

Help Desk

Kanwil DJP Banten

Page 148: ANALISIS PENGARUH PENERAPAN PERATURAN DIRJEN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1298/1/LERY... · (Studi Kasus KPP Pratama Serpong) Disusun oleh: ... Bapak Prof

118

BAGAN ORGANISASI DIREKTORAT TEKNOLOGI INFORMASI PERPAJAKAN

DIREKTORAT TEKNOLOGI INFORMASI PERPAJAKAN

SUBBAGIAN TATA USAHA

SUBDIREKTORAT PENDUKUNG

OPERASIONAL

SUBDIREKTORAT PEMANTAUAN SISTEM DAN INFRASTRUKTUR

SEKSI PEMANTAUAN KONFIGURASI DAN

KAPASITAS

SEKSI PEMANTAUAN KEAMANAN SISTEM

DAN JARINGAN KOMUNIKASI DATA

SEKSI PEMANTAUAN BASIS DATA

SEKSI PEMANTAUAN PENGOLAHAN DATA

DAN DOKUMEN

SEKSI PEMUTAKHIRAN DATA

ELEKTRONIK

SEKSI PEMUTAKHIRAN DATA

TAMPILAN

SEKSI PENGELOLAAN INTRANET DAN

INTERNET

SEKSI BIMBINGAN SISTEM

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

SUBDIREKTORAT PELAYANAN

OPERASIONAL

SEKSI PELAYANAN DUKUNGAN TEKNIS

SEKSI PELAYANAN SISTEM INFORMASI

SEKSI PELAYANAN JARINGAN

KOMUNIKASI DATA

SEKSI PELAYANAN APLIKASI