laporan kfa alkohol
DESCRIPTION
AlkoholTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA FARMASI ANALITIK I
ALKOHOL dan FENOL
Disusun oleh:
31111064 Damas Anjar Purnama
PROGRAM STUDI FARMASI
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN (STIKes)
BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2013
BAB I
Tinjauan Pustaka
I. Tujuan Praktikum
Untuk mengidentifikasi senyawa alkohol dan Fenol pada sampel.
II. Dasar Teori
1. Alkohol
a. Pengertian
Dalam kimia, alkohol (atau alkanol) adalah istilah yang umum
untuk senyawa organik apa pun yang memiliki gugus hidroksil (-OH)
yang terikat pada atom karbon, yang ia sendiri terikat pada atom
hidrogen dan/atau atom karbon lain. Etanol dan Metanol adalah alcohol
yang paling sederhana. Alkohol merupakan senyawa seperti air yang
satu hidrogennya diganti oleh rantai atau cincin hidrokarbon. Sifat fisis
alkohol, alkohol mempunyai titik didih yang tinggi dibandingkan
alkana-alkana yang jumlah atom C nya sama. Hal ini disebabkan antara
molekul alkohol membentuk ikatan hidrogen. Rumus umum alkohol R –
OH, dengan R adalah suatu alkil baik alifatis maupun siklik. Dalam
alkohol, semakin banyak cabang semakin rendah titik didihnya.
Sedangkan dalam air, metanol, etanol, propanol mudah larut dan hanya
butanol yang sedikit larut. Alkohol dapat berupa cairan encer dan mudah
bercampur dengan air dalam segala perbandingan (Brady, 1999).
Alkohol merupakan senyawa yang penting dalam kehidupan
sehari-hari karena dapat digunakan sebagai zat pembunuh kuman, bahan
bakar maupun pelarut. Dalam laboratorium dan industri alkohol
digunakan sebagai pelarut dan reagensia. Alkohol dapat membentuk
ikatan hidrogen antara molekul-molekulnya maupun dengan air. Hal ini
dapat mengakibatkan titik didih maupun kelarutan alkohol dalam air
cukup tinggi. Selain dipengaruhi oleh ikatan hidrogen, kelarutan alkohol
juga dipengaruhi oleh panjang pendeknya gugus alkil, banyaknya
cabang dan banyaknya gugus hidroksil yang terikat pada atom karbon.
Seperti air, alkohol adalah asam atau basa sangat lemah. Pada larutan
encer dalam air, alkohol mempunyai pKa yang kira-kira sama dengan
pKa air. Namun dalam keadaan murni keasaman alkohol jauh lebih
lemah daripada air. Hal ini disebabkan karena alkohol mempunyai
tetapan elektrik yang rendah. Fenol merupakan asam yang jauh lebih
kuat daripada alkohol. Hal ini disebabkan karena anion yang dihasilkan
oleh resonansi, dengan muatan negatif yang disebar (delokalisasi) oleh
cincin aromatik. Fenol mempunyai gugus seperti alkohol akan tetapi
gugus fungsinya melekat langsung pada cincin aromatik. Tata namanya
biasanya dipergunakan nama yang lazim dengan akhiran –ol. Fenol
mempunyai sifat-sifat yaitu mempunyai sifat asam. Atom H dapat
diganti tak hanya dengan logam (seperti alkohol tetapi juga dengan basa,
terjadi fenolat. Sifat asam dar ifenol-fenol lemah dan fenolat ini dapat
diuraikan dengan asam karbonat. Mudah dioksidasi, juga oleh O2 udara
dan memberikan zat-zat warna, mereduksi larutan fehling dan Ag-
beramoniak. Memberi reaksi-reaksi berwarna dengan FeCl3. Mempunyai
sifat antiseptik, beracun, mengikis, Ka = 1 X 10-10. (Riawan, 1990).
Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum (dimana hal ini
mungkin karena mempunyai sifat mengkoagulasu protein) koefisien
fenol (kf) : perbandingan kons. Fenol/kons. Zat untuk mematikan suatu
macam bakteri dalam waktu yang sama dan juga sebagai sintesis
misalnya : asam salisilat, aspirin, dan fenolftalein. (Riawan, 1990).
b. Jenis alkohol
Berdasarkan jenisnya, alkohol ditentukan oleh posisi atau letak
gugus OH pada rantai karbon utama karbon. Ada tiga jenis alkohol
antara lain alkohol primer, alkohol sekunder dan alkohol tersier. Alkohol
primer yaitu alkohol yang gugus –OH nya terletak pada C primer yang
terikat langsung pada satu atom karbon yang lain. Alkohol sekunder
yaitu alkohol yang gugus -OH nya terletak pada atom C sekunder yang
terikat pada dua atom C yang lain. Alkohol tersier adalah alkohol yang
gugus –OH nya terletak pada atom C tersier yang terikat langsung pada
tiga atom C yang lain (Fessenden, 1997).
Alkohol diklasifikasikan ke dalam 3 kelompok yaitu:
1. Alkohol primer, yaitu alcohol dengan gugus –OH yang terikat pada
atom C primer. Missal, methanol, etanol, n-propanol, n-butanol, dll.
2. Alkohol sekunder, yaitu alcohol dengan gugus –OH yang terikat
pada atom C sekunder. Missal 2-propanol (isopropyl alcohol).
3. Alkohol tersier, yaitu alcohol dengan gugus –OH yang terikat pada
atom C tersier. Missal 2-metil-2-propanol (ters-butil alkohol).
c. Klasifikasi Alkohol
Selain dari kedudukan gugus OH pada rantai karbon yang
meliputi alcohol primer, tersier dan sekunder, ada juga kedudukan
berdasarkan jumlah gugus OH, yaitu :
- Alkohol monovalen
- Alkohol bivalen
- Alkohol trivalent
- Alkohol polivalen
d. Sifat-sifat alkohol
Secara umum, sifat alkohol itu adalah :
- Mudah terbakar
- Mudah bereaksi dengan air
- Bentuk fase pada suhu ruang
- Mempunyai titik didih paling tinggi dibandingkan alkananya. Hal ini
disebabkan karena adanya ikatan hydrogen atas molekulnya.
2. Fenol
a. Pengertian
Fenol adalah senyawa yang mempunya gugus –OH yang terikat
pada C aromatis, dengan rumus umum R-OH.Tata namanya
biasanya dipergunakan nama yang lazim dengan akhiran ‘ol’.
Fenol biasanya digunakan sebagai antiseptikum, perbandingan
konsentrasi, fenol/kons. Zat untuk mematikan suatu macam bakteri
dalam waktu yang sama dan juga sebagai sintesis, misalnya: asam
salisilat, aspirin dan fenolftalein.
b. Sifat-sifat fenol
1). Sebagai asam lemah
2). Dengan NaOH:fenolat yang larut dalam air
3). Kelarutan baik dalam alcohol, eter dan pelarut organik.
4). Titik cair untuk fenol monovalen lebih rendah dari pada fenol
polivalen.
5). Memiliki titik didih tinggi karena memiliki ikatan hidrogen.
c. Golongan fenol
1). Fenol monovalen
Yaitu fenol yang hanya mengikat satu gugus hidroksil.
Contoh: Phenol, o-Chlorophenol, m- Cresol
2). Fenol polivalen
Yaitu fenol yang memiliki banyak gugus hidroksil terikat pada
inti fenil. Contoh: catechol, hydroquinone dan resorcinol.
III. Alat dan Bahan
Alat :
1. Pipet tetes
2. Spirtus
3. Kaki tiga
4. Tabung reaksi
5. Rak tabung
6. Gelas kimia
Bahan :
- PAE
- NaOH
- NaHSO3
- Diazo A
- Diazo B
- Amylalkohol
- Logam Na
- Isosianat
- Asam Oksalat
- Resorsin
- H2SO4
- HCl
- K2Cr2O7
- Reagen Lucas
- HgO
- Reagen Deniges
- KMnO4
- CuSO4
- FeCl3
- HAc
- DAB
- Aqua Brom
- K4Fe(CN)6
- KOH
- Vanillin
- HNO3
- Aniline
- Asam Benzoat
- Asam Salisilat
- CH3COOH
- Reagen Shciff
- NH4OH
- Kloroform
- Larutan Resorcin
- CHCl3
- Formaldehid
- H2O2 5%
- FeSO4 0,25%
- Reagen Million
- Ammonia
- Na-hipoklorit
- Fehling A
- Fehling B
- KCNS
- AgNO3
- Pereaksi Molish
- Gliserin
- Nessler
- α Naftol
- β Naftol
Uji pendahuluan
Organoleptik
Bentuk
Rasa
Bau
pH
Asam
Lebih Asam
Kelarutan
Polar
Organik
BAB II
Prosedur Kerja
1. Uji Pendahuluan
Keterangan:
Organoleptik: a. Bentuk : ~Cair : Metanol, Etanol, dll
~Padat : Setil Alkohol, dll
~Kental : Gliserin, Propilenglikol, dll
~Larutan Jenuh : Etanol, Metanol, dll
b. Rasa : ~Pahit : Chloreton, Clorahidrat
~Manis : Manitol, Sorbitol
~Pedas : α naftol, β naftol, nipagin
c. Bau : ~Spesifik : Amil alkohol
~Harum : Benzil alcohol
Ph: a. Asam : Alkohol
b. Lebih Asam : Fenol
2. Uji penggolongan
3. Uji Penegasan
1. Alkohol
Uji Penggolongan
Uji Esterifikasi
Uji Lucas
Uji Beckman
Uji Schliff
Uji Deniges
Uji cuprifil
Uji Landwehr
Uji FeCl 1%
Muhliman
Fenol Monovalen
Fenol Polyvalen
Uji Penegasan
Alkohol primeretanol + NaOH + Iodium
kuning
Alkohol sekundersecbutanol + as asetat + H2SO4
(kocok) bau kutex
Alkohol tersieramylenhidrat + air + vanilin + H2SO4
merah coklat
Alkohol polivalengliserin + H2SO4 + NaOH biru
tua
propilenglikol + pirogalol (dinginkan)ungu
2. Fenol
Uji Penegasan
Fenol monovalen
kresol + FeCl3 biru violet
Fenol polivalen
hidrokuinon + AgNO3 endapan putih
BAB III
Hasil Pengamatan dan Pembahasan
I. Data hasil pengamatan
No.
Sampe
l
Prosedur Kerja Hasil Pengamatan Dugaan
38 1. Uji Organoleptik
oBau
oBentuk
oRasa
oKelarutan
2. Uji Penggolongan
oPemisahan Alkohol dari
Fenol
oReaksi Diazo
oReaksi dengan FeCl 1%
3. Uji Penegasan
oSampel + Aqua Brom
oSampel + H2SO4 +
Methanol
- Berbau Wangi / Aromatis
- Kristal jarum putih
- Pahit
- Tidak larut sempurna dalam
air
- Larutan merah anggur
- Larutan merah frambors
- Larutan Orange
- Merah coklat mengendap (+)
- Larutan Violet (+)
-Vanillin
73 1. Uji Organoleptik
oBau
oBentuk
oRasa
oKelarutan
- Berbau Khas
- Serbuk Putih kusam
- Pahit
- Tidak larut dalam semua
pelarut
- Talk
II. Pembahasan
Pada praktikum kali ini, dilakukan pengidentifikasian terhadap sampel
(38 & 73). Pertama dilakukan uji pendahuluan terhadap kedua sampel
tersebut, pada sampel no. 38 setelah di lakukan uji organoleptik didapat hasil
yaitu sampel tersebut berbentuk kristal jarum berwarna putih, bau wangi yang
khas, berasa pahit, dan saat dilarutkan didalam beberapa pelarut standar (air)
dikatahui bahwa sampel no. 32 tidak larut secara sempurna, hal ini
menimbulkan dugaan bahwa sampel tersebut adalah Vanillin karena
mempunyai bau wangi yang khas sekali. Untuk lebih jelas nya dilakukan uji
penggolongan terhadap sampel tersebut, pada reaksi Diazo menghasilkan
warna merah frambors, dan dengan larutan FeCl 1% menghasilkan warna
orange,. Setelah dilakukan uji penggolongan dilakukan uji penegasan karena
telah diduga sampel tersebut adalah Vanillin. Pada uji golongan, pertama
sampel ditambah aqua brom menghasilkan endapan warna merah coklat yang
menandakan hasil positif lalu setelah itu sampel tersebut di reaksikan dengan
H2SO4 + methanol / alcohol menghasilkan hasil positif kembali yaitu larutan
violet, hal ini mempertegas bahwa sampel no. 32 adalah Vanillin.
Pada sampel yang ke dua yaitu sampel no. 73, dilakukan uji
organoleptik yang menunjukan bahwa sampel tersebut mempunyai bau khas
dengan bentuk serbuk putih. Setelah di rasakan berasa pahit dan kelarutan nya
pun tidak larut hamper dalam semua pelarut. Hal ini dapat diketahui karena
saat direaksikan dengan air dan alcohol tidak larut dan mengendap. Hal ini
memperkuat dugaan bahwa sampel ini adalah Talk karena di lihat dalam
farmakope bahwa Talk mempunyai ciri-ciri yang sama dengan sampel no. 73
tersebut. Tetapi dugaan tersebut salah karena sebenarnya sampel tersebut
adalah Bolus Alba. Hal ini disebabkan karena Bolus Alba dengan Talk
memiliki ciri-ciri yang hampir sama.
BAB IV
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa:
Menurut reaksi uji penegasan terhadap sampel pertama, yaitu dilakukan
penambahan sampel dengan aqua brom menghasilkan endapan warna merah
coklat dan pada saat sampel di reaksikan dengan H2SO4 dan Methanol
menghasilkan larutan violet, yang menunjukan bahwa sampel 38 tersebut
adalah vanillin.
Menurut uji organoleptik yang di lakukan pada sampel kedua yang
menunjukan bahwa sampel tersebut tidak larut pada hampir semua pelarut
menunjukan bahwa sampel 73 adalah talk tetapi seharus nya adalah bolus alba
karena talk dan bolus alba memiliki ciri khas yang hamper sama sehingga sulit
untuk dibedakan.
DAFTAR PUSTAKA
Fesseden J. Ralp dan Joan.2001. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta:
Binarupa Aksara.
Hart, Craine, 2003, Kimia Organik , Erlangga: Jakarta
Sykes, Peter. 1989. Penuntun Mekanisme Reaksi Kimia Organik. Jakarta :
Gramedia
Ghalib, Achmad Kholish.2010.Buku PintarKimia.Jakarta:PowerBooks.
Brady, James E.1995.Kimia Universitas Asas dan Struktur Edisi Kelima
Jilid I.Jakarta:BinarupaAksara