laporan kerja praktek - my journey and my thought · pdf file4.3.8 ct & pt ... 4.3.9 ac...

107
3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek di PT. Chevron Pacific Indonesia distrik Duri dengan tepat waktu. Selama satu bulan pelaksanaan Kerja Praktek ini, penulis banyak mendapatkan manfaat, di samping menambah pengetahuan dan wawasan yang telah diperoleh di perkuliahan, juga menambah pengalaman kerja di industri sebagai wahana adaptasi tehadap kondisi dunia kerja sebenarnya. Laporan ini berisi hasil pengamatan selama berada di distrik Duri mengenai “Studi pengaruh penggunaan kompensator berupa Capacitor Bank, SVC, dan STATCOM pada jaringan transmisi dan distribusi di PT. Chevron Pacific Indonesia”. Keberhasilan pengamatan Kerja Praktek ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan semua pihak terkait. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada. 2. Bapak Yusuf Susilo Wijoyo, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing Kerja Praktek penulis. 3. Orang tua yang telah memberikan doa restu, motivasi serta dorongan dan bimbingan untuk meraih cita-cita kami. Makasih banyak pa, ma. 4. Bapak Elwin F. Nasution selaku HR-SMO Training Services dan Bapak Ngadio di Duri Training Center yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan kegiatan Kerja Praktek di PT. Chevron Pacific Indonesia. 5. Bapak Dion Kumboro, General Manager Departemen PGT, atas kesempatan melakukan kegiatan Kerja Praktek di departemen PGT. 6. Bapak Rana Hendra, Administration Coordinator PGT yang telah menerima dan memberikan pengarahan kerja praktek.

Upload: trinhtruc

Post on 04-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

3

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan kerja praktek di PT.

Chevron Pacific Indonesia distrik Duri dengan tepat waktu. Selama satu bulan

pelaksanaan Kerja Praktek ini, penulis banyak mendapatkan manfaat, di samping

menambah pengetahuan dan wawasan yang telah diperoleh di perkuliahan, juga

menambah pengalaman kerja di industri sebagai wahana adaptasi tehadap kondisi

dunia kerja sebenarnya. Laporan ini berisi hasil pengamatan selama berada di distrik

Duri mengenai “Studi pengaruh penggunaan kompensator berupa Capacitor

Bank, SVC, dan STATCOM pada jaringan transmisi dan distribusi di PT.

Chevron Pacific Indonesia”.

Keberhasilan pengamatan Kerja Praktek ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan

dan dukungan semua pihak terkait. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Bapak Sarjiya, S.T., M.T., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro dan

Teknologi Informasi Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada.

2. Bapak Yusuf Susilo Wijoyo, S.T., M.Eng. selaku dosen pembimbing Kerja

Praktek penulis.

3. Orang tua yang telah memberikan doa restu, motivasi serta dorongan dan

bimbingan untuk meraih cita-cita kami. Makasih banyak pa, ma.

4. Bapak Elwin F. Nasution selaku HR-SMO Training Services dan Bapak

Ngadio di Duri Training Center yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan kegiatan Kerja Praktek di PT. Chevron Pacific

Indonesia.

5. Bapak Dion Kumboro, General Manager Departemen PGT, atas kesempatan

melakukan kegiatan Kerja Praktek di departemen PGT.

6. Bapak Rana Hendra, Administration Coordinator PGT yang telah menerima

dan memberikan pengarahan kerja praktek.

Page 2: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

4

7. Bapak Priambudi Pujihatma, selaku Pembimbing Kerja Praktek yang telah

memberikan arahan, kuliah, saran serta masukan sehingga penulis dapat

menjalankan Kerja Praktek yang penuh kesan dan manfaat.

8. Bapak Ambar, Bapak Arifian, Bapak Ravmon Polinsar, Bapak Musra, , Bapak

Gede, Bapak Deni yang telah memberikan banyak ilmu tentang sistem

kelistrikan dan ilmu mengenai Decision Support Center (DSC), di PT.

Chevron Pacific Indonesia.

9. Seluruh staff-staff PGT yang telah menerima penulis dengan baik dan

memberikan masukan yang sangat positif.

10. Teman-teman KP : Qadafi (UNRI), Fauzan (UNRI), Rizki (UNRI), Andika

(USU), Rimbo (USU), Jonathan (UNPAD), Lukita (UGM), Hendra (UGM),

yang selalu mendukung, menyemangati dan selalu berbagi. Semoga kita

semua menjadi orang-orang yang sukses.

11. Office Boy PGT, om Gilbert, yang juga mewarnai hari-hari kami, Mbak-mbak

Mess Hall yang selalu memberikan gizi setiap harinya, dan Pak Aston yang

selalu ceria setiap mengantarkan kami ke Mess Hall.

12. Buat seluruh teman-teman di JTETI FT UGM, dan semua pihak yang tidak

bisa penulis sebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu segala saran dan kritik yang membangun sangat

dibutuhkan oleh penulis untuk perbaikan ke depan. Penulis berharap semoga laporan

ini bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 22 Oktober 2013

Penulis

Page 3: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

5

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………... 3

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. 5

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………….8

DAFTAR TABEL ...………………………………………………………………... 11

BAB 1. PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 12

1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………... 12

1.2 Tujuan .................................................................................................................... 13

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................................... 14

1.4 Batasan Masalah .................................................................................................... 14

1.5 Metode Pengumpulan Data ....................................................................................14

1.6 Sistematika Penulisan ............................................................................................ 14

BAB 2. SEJARAH PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA …………………….17

BAB 3. SISTEM KELISTRIKAN PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA …… 22

3.1 Departemen Power Generation & Transmission ………………………………... 22

3.1.1 Tinjauan Umum ……………………………………………………………… 22

3.1.2 Struktur Organisasi PGT ……………………………………………………... 22

3.2 Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik …………………………………………… 26

3.3 Sistem Transmisi dan Distribusi ………………………………………………… 27

3.3.1 Sistem Transmisi ……………………………………………………………... 27

3.3.2 Sistem Distribusi ……………………………………………………………... 29

3.3.3 Substation …………………………………………………………….............. 30

BAB 4. PENUNJANG KEANDALAN TENAGA LISTRIK …………………… 31

4.1 Supervisory Control and Data Acquistion (SCADA)…………………………… 31

4.1.1 Sistem SCADA PGT …………………………………………………………. 32

4.1.2 Master Station dan RTU ……………………………………………………… 34

4.1.3 Media Komunikasi SCADA………………………………………………….. 36

Page 4: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

6

4.2 Hotline Work ................................................................................................................ 37

Peralatan Sistem Tenaga ............................................................................................... 38

4.3.1 Recloser ............................................................................................................. 38

4.3.2 Breaker............................................................................................................... 39

4.3.3 Voltage Regulator............................................................................................. 40

4.3.4 Capacitor Bank.................................................................................................. 42

4.3.5 Ground Fault Path Clearance (GFPC) .............................................................. 43

4.3.6 Relay.................................................................................................................. 46

4.3.7 Switch................................................................................................................ 49

4.3.8 CT & PT............................................................................................................. 52

4.3.9 AC & DC Power Supply.................................................................................... 53

4.3.10 Metering....................................................................................................... 56

4.3.11 Panel Kontrol ................................................................................................ 57

BAB 5. DASAR TEORI.......................................................................................... 58

5.1 Kestabilan Tegangan...............................................................................................58

5.2 Kualitas Daya (Power Quality) ............................................................................. 58

5.2.1 Faktor Daya........................................................................................................ 58

5.2.2 Kompensator dan FACTS.................................................................................. 60

5.3 Fenomena Transien atau Kondisi Peralihan ........................................................64

5.4 Hubung Singkat dalam Sistem Tenaga Listrik.......................................................65

BAB 6. BATAS PERMASALAHAN...................................................................... 66

6.1 Solusi dari permasalahan........................................................................................ 67

6.2 Simulasi menggunakan program............................................................................ 69

BAB 7. ANALISA KESTABILAN TEGANGAN ................................................. 71

BAB 8. PENGARUH PENGGUNAAN CAPACITOR BANK DAN FACTS SVC/

STATCOM PADA JARINGAN TRANSMISI DAN DISTRIBUSI DI PT

CHEVRON PACIFIC INDONESIA…………………………………….. 73

Page 5: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

7

8.1 Analisis Load Flow Menggunakan ETAP……………………………………………. 73

8.1.1 Simulasi Load Fow menggunakan FACTS SVC ……………………………….. 74

8.2 Analisis Kondisi Transien Menggunakan Software ETAP ………………………….. 84

8.2.1 Simulasi Transien menggunakan Capacitor Bank……………..………………………..84

8.3 Analisis Kondisi Transien Menggunakan Software Matlab (MGL-STG Close)……...86

8.3.1 Simulasi Transien menggunakan STATCOM/SVC………………………………. 87

8.3.2 Simulasi Transien menggunakan Capacitor Bank ………………………………. 94

8.4 Analisis Kondisi Short Circuit 3 Phase Menggunakan Software ETAP …………… 99

8.4.1 Simulasi Short Circuit dengan SVC …………………………………………… 99

8.4.2 Simulasi Short Circuit dengan Capacitor Bank ………………………………... 100

8.5 Analisis Kondisi Short Circuit 1 Phase Phase Menggunakan Software ETAP …….. 102

BAB 9. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 106

9.1 Kesimpulan …………………………..……………………………………………. 106

9.2 Saran…………………………..…………………………………………………….. 107

DAFTAR PUSTAKA…………………………..………………………………….. 109

Page 6: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

8

DAFTAR GAMBAR

Gbr 1. Sistem tenaga listrik PT. Chevron Pacific IndonesiaSistem tenaga listrik PT. Chevron

Pacific IndonesiaSistem tenaga listrik PT. Chevron Pacific Indonesia………..…… 28

Gbr 2. Saluran transmisi pada PT. CPI ....................................................................... 28

Gbr 3. Sistem Ring Bus ............................................................................................... 29

Gbr 4. Sistem Satu Setengah Breaker ......................................................................... 29

Gbr 5.Komponen sistem SCADA ............................................................................... 32

Gbr 6. Sistem operasi recloser .................................................................................... 39

Gbr 7. Ilustrasi tegangan sistem dengan adanya VR .................................................. 41

Gbr 8. Ilustrasi tegangan sistem dengan penambahan capacitor bank ........................ 43

Gbr 9. Tiga Dimensi Pemasangan GFPC Sistem ........................................................ 43

Gbr 10. One line diagram pemasangan sistem GFPC ................................................. 44

Gbr 11. Relay Elektromekanik .................................................................................... 46

Gbr 12. Pembagian zona proteksi relay distance ........................................................ 48

Gbr 13. Faktor Daya .................................................................................................... 60

Gbr 14. Capacitor Bank dan kurva tegangan terhadap arus …………………………63

Gbr 15. Komponen penyusun dan karakterisik FACTS SVC..................................... 63

Gbr 16. Gambar kurva STATCOM ……………………………………………………………………………………. 65

Gbr 17. Kondisi jaringan radial saat MGL-STG open ................................................ 67

Gbr 18. Grafik kestabilan tegangan dengan panjang saluran 80 km........................... 71

Gbr 19. Grafik kestabilan tegangan dengan panjang saluran 90 km........................... 71

Gbr 20.Kondisi Tegangan sebelum dan setelah saluran MGL-STG Open (tanpa HCT-

SVC) ................................................................................................................ 74

Page 7: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

9

Gbr 21.Kondisi Tegangan sebelum dan setelah saluran MGL-STG Open (dengan

HCT-SVC) ...................................................................................................... 75

Gbr 22. Kondisi Tegangan sebelum dan setelah pemasangan SVC saluran MGL-STG

Close ................................................................................................................ 77

Gbr 23.Kondisi Tegangan sebelum dan setelah saluran MGL-STG Open (dengan

HCT-SVC) ...................................................................................................... 78

Gbr 24.Kondisi Tegangan MGL-STG Open di lokasi Batang .................................... 80

Gbr 25.Kondisi Tegangan saat MGL-STG Open di lokasi Pematang Main .............. 81

Gbr 26.Kondisi Transien saat MGL-STG Open tanpa Capacitor Bank ..................... 84

Gbr 27.Kondisi Transien Pemasangan 2 Capacitor Bank saat MGL-STG Open ....... 85

Gbr 28. Kondisi Transien Pemasangan Capacitor Bank secara bertahap saat MGL-

STG Open ....................................................................................................... 85

Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan Software

Matlab ............................................................................................................. 86

Gbr 30.Kondisi Transien Pemasangan STATCOM secara bertahap pada bus NEL dan

BKO ................................................................................................................ 87

Gbr 31.Ilustrasi dari aliran arus pada jaringan listrik PT CPI ..................................... 88

Gbr 32.Ilustrasi dari aliran arus pada jaringan listrik PT CPI ..................................... 89

Gbr 33 Gambar gelombang V dan Q pada STATCOM 1 berlokasi di STG. ............. 90

Gbr 34 Kondisi Transien Pemasangan 2 STATCOM pada bus NEL dan BKO (MGL-

STG Close) ………………………………………………………..……… 92

Gbr 35.Kondisi Transien Pemasangan 2 STATCOM pada bus NEL dan BKO (MGL-

STG Open) ...................................................................................................... 92

Gbr 36.Kondisi Transien Pemasangan 2 STATCOM pada bus NEL dan BKO (MLG-

STG Open) ...................................................................................................... 94

Gbr 37. Kondisi Transien Pemasangan Capacitor Bank secara bertahap pada bus

NEL dan BKO (MLG-STG Close) ………………………………………….96

Page 8: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

10

Gbr 38.Kondisi Transien Pemasangan 2 Capacitor Bank pada bus NEL dan BKO

(MLG-STG Close) .......................................................................................... 95

Gbr 39.Kondisi Transien Pemasangan Capacitor Bank secara bertahap pada bus

NEL dan BKO (MLG-STG Open) .................................................................. 96

Gbr 40.Kondisi Transien Pemasangan 2 Capacitor Bank pada bus NEL dan BKO

(MLG-STG Open) ......................................................................................... 97

Gbr 41.Kondisi Transien Pemasangan Capacitor Bank secara bertahap pada bus

NEL dan BKO (MLG-STG Open) .................................................................. 97

Gbr 42.Kondisi Transien Pemasangan Capacitor Bank secara bertahap pada bus NEL

dan BKO (MLG-STG Open) .......................................................................... 98

Gbr 43. Simulasi gangguan hubung singkat 3P dengan STATCOM pada bus STG (MGL-STG

Close dan Open) ………………………………………………………………………………………………..101

Gbr 44. Simulasi gangguan hubung singkat 3P dengan Capacitor Bank pada bus...102

Gbr 45.Hasil Pengamatan Arus Gangguan 3 Phase di bus STG ............................... 101

Gbr 46.Simulasi gangguan hubung singkat 1P-G dengan SVC pada bus STG (MGL-

STG Close dan Open) ................................................................................... 102

Gbr 47.Simulasi gangguan hubung singkat 1P-G dengan Capacitor Bank pada bus

STG (MGL-STG Close dan Open) ............................................................... 103

Gbr 48. Hasil Pengamatan Arus Gangguan 1 Phase-Ground di bus STG …………104

Gbr 49.Hasil Pengamatan Arus Gangguan 3 Phase di BKO .................................... 104

Gbr 50.Hasil Pengamatan Arus Gangguan 1 Phase-Ground di bus BKO ................ 105

Gbr 51.Perbandingan arus hub singkat 3 phase pada bus STG dan BKO ................ 105

Gbr 52.Perbandingan arus hub singkat 1PG pada bus STG dan BKO ..................... 105

Page 9: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

11

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan capacitor bank dan FACTS .................................................... 64

Tabel 2. Kondisi normal dan saat MGL-STG open .................................................... 75

Tabel 3. Kondisi normal dan saat setelah HCT SVC close......................................... 76

Tabel 4. Kondisi saat HCT SVC dipasang lalu MGL-STG di open ........................... 77

Tabel 5. kondisi saat MGL-STG open lalu HCT SVC di close ................................. 79

Tabel 6. Kondisi arus dan pf di bus BTG.................................................................... 80

Tabel 7. Kondisi arus dan pf di bus PMM .................................................................. 81

Tabel 8. Hasil Loadflow PT CPI tahun 2013 .............................................................. 82

Tabel 9. Hasil Loadflow PT CPI tahun 2014 .............................................................. 82

Tabel 10. Hasil Loadflow PT CPI tahun 2015 ............................................................ 82

Tabel 11. Hasil Loadflow PT CPI tahun 2016 ............................................................ 83

Page 10: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengetahuan yang bersifat praktis menjadi suatu hal yang sangat penting bagi seorang

mahasiswa, terutama ketika terjun dalam dunia kerja yang sesungguhnya. Berbeda dengan

pengetahuan teoritis yang sebagian besar diperoleh melalui bangku kuliah, pengetahuan yang

bersifat praktis dan sesuai perkembangan zaman perlu diupayakan pula dari luar lingkungan

kampus. Salah satu sarana yang sangat baik bagi mahasiswa adalah melalui kegiatan kerja

praktek pada suatu instansi atau perusahaan. Melalui kegiatan tersebut, mahasiswa

diharapkan dapat mengetahui kondisi nyata di lapangan dan berbekal pengetahuan dasar yang

dimilikinya dapat segera menguasai kemampuan aplikatif guna membantu penanganan

masalah tertentu pada instansi atau perusahaan tempat kegiatan kerja prakteknya. Mahasiswa

juga diharapkan mendapat wawasan tentang etika dalam dunia kerja dan hal-hal penting

lainnya yang belum banyak diperoleh dari bangku kuliah.

Sistem kelistrikan merupakan elemen penting dalam menunjang proses produksi

industri. PT. Chevron Pacific Indonesia yang merupakan salah satu perusahaan eksplorasi

minyak besar di Indonesia, memiliki sistem kelistrikan sendiri untuk memenuhi kebutuhan

listrik yang cukup besar. Sistem kelistrikan yang dimiliki mulai dari pembangkitan,

transmisi, sampai distribusi.

Keandalan dari sistem tenaga listrik sangat menentukan proses produksi yang

dilakukan. Apabila gangguan terjadi pada sistem dan membuat sistem tidak berfungsi dengan

baik atau berhenti total, akan dapat menimbulkan kerugian yang sangat besar. Oleh karena

itu, dibutuhkan suatu sistem tenaga listrik yang sangat handal dan bermutu yang mampu

menunjang penyediaan tenaga listrik di seluruh wilayah operasi dan mencegah kerugian di

atas. Sistem penunjang keandalan penyediaan tenaga listrik harus tersedia mulai dari

pembangkitan, transmisi, hingga distribusi. Selain itu, dibutuhkan peralatan-peralatan sistem

tenaga yang dapat bekerja dengan maksimal sesuai dengan setting peralatan tersebut,

Page 11: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

13

Dalam mendapatkan tegangan yang stabil, dibutuhkan suatu alat tambahan yang

bekerja apabila suatu saat terdapat gangguan yang tidak diinginkan. Alat yang bisa

mengkompensasi dan menstabilkan tegangan jika suatu saat terdapat gangguan. Bertolak dari

studi kehandalan listrik inilah, kami mencoba untuk mengambil tema tentang “Studi

pengaruh penggunaan kompensator berupa Capacitor Bank, SVC, dan STATCOM pada

jaringan transmisi dan distribusi di PT. Chevron Pacific Indonesia”

Untuk penjelasan apa itu STATCOM, SVC dan kemampuannya dalam

mengkompensasi kekurangan tegangan saat terjadi ganguan, akan dibahas lebih lanjut dalam

Laporan Kerja Praktik ini.

1.2 Tujuan

Tujuan kerja praktek yang penulis laksanakan di PT. Chevron Pacific Indonesia (CPI)

adalah:

1. Memenuhi salah satu persyaratan kurikulum serta syarat kelulusaan mahasiswa pada

Jurusan Teknik Elektro dan Teknologi Informasi, Fakultas Teknik Universitas Gadjah

Mada.

2. Mengenal ruang lingkup PT. Chevron Pacific Indonesia secara umum.

3. Mengenal ruang lingkup Departemen Power Generation & Transmission.

4. Mempelajari sistem tenaga listrik di PT.Chevron Pacific Indonesia.

5. Melihat dan membandingkan hal-hal yang telah diterima di bangku kuliah dengan

aplikasi yang ada di lapangan.

6. Mengenal lebih dekat dunia kerja di lingkungan perusahaan.

7. Menambah wawasan dan pengetahuan teknologi secara umum dan teknik tenaga listrik

serta penerapannya di industri.

8. Mencoba mensimulasikan pengaruh pemasangan kompensator berupa Capacitor, SVC,

STATCOM dengan program MATLAB dan ETAP

9. Mencoba mengambil kesimpulan pemakaian kompensator mana yang lebih efektif untuk

memperbaiki profile tegangan saat terjadi gangguan

Page 12: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

14

1.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kerja Praktek ini dilaksanakan di Departemen Power Generation & Transmission

(PGT), Head Office Duri – Riau, PT. Chevron Pacific Indonesia, pada tanggal 23 September

sampai 23 Oktober 2013.

1.4 Batasan Masalah

Masalah yang dibahas dalam laporan kerja praktek ini dibatasi pada studi pengaruh

penggunaan kompensator berupa Capacitor Bank, SVC an STATCOM di PT. Chevron

Pacific Indonesia, Duri – Riau, yang terdapat dalam ruang lingkup Departemen Power

Generation & Transmission (PGT).

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam Kerja Praktek ini digunakan beberapa metode untuk mendapatkan data-data

yang diperlukan sebagai pedoman dalam menulis laporan kerja praktek ini. Metode-metode

tersebut adalah:

1. Studi Literatur

Melakukan pencarian informasi melalui buku-buku bacaan, laporan-laporan, data-data

perusahaan ataupun product manual yang diberikan oleh pembimbing serta staff PT. Chevron

Pacific Indonesia.

2. Wawancara

Wawancara dengan para staff karyawan Power Generation & Transmission dengan cara

mengadakan tanya jawab secara langsung kepada pembimbing maupun karyawan lain PT.

Chevron Pacific Indonesia.

3. Simulasi

Simulasi dilakukan menggunakan bantuan aplikasi sistem tenaga listrik berupa ETAP dan

MATLAB.

1.6 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika yang penulis gunakan dalam penulisan laporan kerja praktek ini

adalah sebagai berikut;

Page 13: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

15

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang kerja praktek, tujuan melakukan kerja praktek, waktu

pelaksanaan kerja praktek, batasan masalah, metode pengumpulan data, dan

sistematika penulisan laporan.

BAB II SEJARAH PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Berisi tentang sejarah perkembangan PT. Chevron Pacific Indonesia dari tahun ke

tahun beserta berbagai kendala dalam ketenagalistrikan di dalamnya.

BAB III SISTEM KELISTRIKAN PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Menjelaskan tentang hal yang berkaitan dengan departemen PGT, gambaran

umum sistem tenaga listrik di PT. Chevron Pacific Indonesia, mulai dari

pembangkitan, transmisi, dan distribusi.

BAB IV SISTEM PENUNJANG KEANDALAN PADA PENYEDIAAN TENAGA

LISTRIK

Berisi penjelasan mengenai beberapa sistem yang berperan untuk menjaga

keandalan sistem kelistrikan di PT. Chevron Pacific Indonesia. Seperti sistem

SCADA, peralatan sistem tenaga yang digunakan, serta hotline work.

BAB V DASAR TEORI

Berisi tentang dasar teori mengenai capacitor bank, SVC dan STATCOM mulai

dari karakteristik, bentuk fisik, prinsip kerja serta kelebihan dan kekurangan

yang dimiliki oleh kompensator tersebut.

BAB VI BATAS PERMASALAHAN

Merupakan latar belakang kenapa kami mengambil tema ini. Dan mencoba

mencari solusi atas permasalahan yang sedang dihadapi Chevron saat ini

BAB VII ANALISA KESTABILAN TEGANGAN

Berisi tentang analisa kestabilan tegangan yang dipengaruhi oleh faktor daya

dan jarak saluran transmisi

BAB VIII PENGARUH PENGGUNAAN KOMPENSATOR BERUPA

CAPACITOR BANK, SVC, DAN STATCOM PADA JARINGAN

TRANSMISI DAN DISTRIBUSI DI PT. CHEVRON PACIFIC

Page 14: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

16

INDONESIA

Berisi tentang hasil simulasi dan analisis dari penggunaan kompensator berupa

Capacitor Bank, SVC, STATCOM pada jaringan distribusi dan transmisi listrik.

Pengaruh ada atau tidaknya kompensator saat terjadinya gangguan maupun

dalam keadaan normal.

BAB IX KESIMPULAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran-saran penulis selama melakukan kerja

praktek di PT. Chevron Pacific Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

17

BAB II

SEJARAH PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

Pada tahun 1924, beberapa tim ahli geologi dari Amerika di bawah pimpinan Emerson

M. Butterworth mendarat di Batavia. Mereka ditugaskan mengadakan survey eksplorasi

minyak ke pulau-pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan sekaligus mendapatkan izin dari

pemerintahan Hindia Belanda untuk mengadakan pengeboran minyak di kawasan tersebut.

Tim survey eksplorasi ini bernama Standard Oil Company of California (SOCAL) yang

mempelopori berdirinya PT. Caltex Pacific Indonesia yang berlokasi di Sumatera Tengah,

Kalimantan dan khususnya di daerah Aceh. Usaha yang dilakukan oleh tim eksplorasi

SOCAL tersebut sempat terhenti karena Indonesia pada waktu itu masih berada di bawah

penjajahan Hindia Belanda. Namun usaha eksplorasi tersebut tidak berhenti total karena pada

bulan Juni 1930 pemerintah Hindia Belanda memberi izin pengeboran minyak kepada

SOCAL dengan menunjuk SOCAL sebagai minority partner dari suatu perusahaan yang

didirikan pemerintahan Hindia Belanda dengan nama N. V. Nederlandsche Pacific Petroleum

Maatschappij (NPPM).

Pada tahun 1935 SOCAL mendapat tawaran dari pemerintah Hindia Belanda untuk

mengeksplorasi minyak di kawasan Sumatera Tengah dengan tanah seluas ±600.000 hektar.

Tawaran pemerintah Hindia Belanda itu tetap diterima dan dilakukan oleh pihak SOCAL

walaupun daerah tersebut tidak dikehendaki oleh SOCAL karena kandungan potensial minyak

di Sumatera Tengah belum banyak dieksplorasi dan masih dianggap kurang memberikan

harapan bagi pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1936 TEXACO Inc. (perusahaan

yang berlokasi di Texas, USA) bersama dengan SOCAL sepakat untuk bergabung dan

membentuk perusahaan California Texas Petroleum Corporation (Caltex). Hasil

penelitian kegiatan geofisika yang dilakukan sekitar tahun 1936-1937 mengindikasikan

bahwa prospek minyak yang lebih besar terletak di daerah selatan, sehingga atas

permintaan Caltex daerah kerjanya diubah seperti sekarang yaitu berbentuk Kangguru

menghadap ke barat.

Page 16: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

18

Pekerjaan eksplorasi yang pertama mencakup penelitian geologis beserta

pengeboran sumur dan penelitian seismik. Penelitian seismik dilakukan tahun 1937-1941

dengan melakukan pengeboran pada lokasi-lokasi yang terpencar pada kedalaman 26.208

ft (7.862,4 m). Kegiatan eksplorasi untuk pertama kali dilakukan pada bulan April 1939

di daerah lapangan Kubu I. Kemudian pada bulan Agustus 1940 ditemukan lapangan

minyak bumi di Sebanga yang merupakan penemuan pertama di daerah Riau. Pada bulan

November 1940 ditemukan lagi lapangan minyak baru di daerah Rantau Bais dan di

daerah Duri pada bulan Maret 1941. Pada tahun 1942 Mercu Bor siap dipasang di

lapangan minyak di Minas I, akan tetapi karena pecahnya Perang Dunia II (PD II) di

Indonesia maka kegiatan pemasangan Mercu Bor tersebut terhenti. Kegiatan eksplorasi

pada tahun-tahun selanjutnya dilakukan oleh Jepang. Setelah berakhirnya perang,

kegiatan eksplorasi dipusatkan bagi pengembangan lapangan Minas.

Pada tahun 1950, pemerintah Republik Indonesia mulai mempelajari dan menyusun

suatu undang-undang yang berkaitan dengan pertambangan. Dari hasil undang-undang

pertambangan yang telah dibentuk, maka pada bulan Januari 1951 pemerintah Republik

Indonesia memberi izin atas berdirinya Caltex Pacific Oil Company (CPOC) untuk

melanjutkan kegiatan SOCAL.

Setelah setahun CPOC memproduksi minyak bumi di lapangan Minas maka pada

tanggal 20 April 1952 diadakanlah pengapalan pertama Minas Crude dari Perawang

menyusuri sungai Siak menuju Pakning di selat Malaka. Hasil dari ekspor tersebut antara lain

adalah pengembangan lapangan Duri, pembangunan jalan dan pemasangan pipa saluran

(shipping line) yang mempunyai diameter 60 cm dan 70 cm sepanjang 120 km dari Minas

melintasi rawa sampai ke Dumai, mencakup pula pembangunan stasiun-stasiun pengumpul

(gathering station) dan stasiun pompa pusat serta kompleks perumahan dan perbengkelan di

Duri dan Dumai.

Menjelang tahun 1958, produksi minyak Caltex telah mencapai 200.000 BOPD.

Upaya menasionalisasikan perusahaan minyak asing di Indonesia diatur dalam undang-

undang No. 44 tahun 1960. Berdasarkan UU tersebut ditetapkan bahwa semua kegiatan

penambangan minyak dan gas bumi di Indonesia hanya dilakukan oleh perusahaan tambang

minyak nasional (Pertamina).

Page 17: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

19

Pada tahun 1960, pemerintah Indonesia memberlakukan undang-undang No. 44

tahun 1960 mengenai pengaturan pembagian wilayah kerja CPOC, yaitu seluruh

wilayah konsesi NPPM (Rokan I Block dan Rokan III Block) seluas 9.030 km2

dikembalikan oleh Caltex pada pemerintah Republik Indonesia, tetapi pelaksanaan

operasi wilayah tetap dikerjakan oleh Caltex yang pada tahun 1963 menjadi badan

hukum dengan nama PT. Caltex Pacific Indonesia (PT. CPI) dimana sahamnya tetap

dimiliki secara patungan oleh TEXACO Inc. dan Chevron (nama baru dari SOCAL).

Pada bulan September 1963, diadakanlah “Perjanjian Karya” yang ditanda tangani

antar perusahaan negara dan perusahaan asing yang termasuk didalamnya PT. CPI

dan Pertamina. Isi perjanjian tersebut menyatakan bahwa wilayah PT. CPI adalah

wilayah Kangguru seluas 9.030 km2.

Pada tahun 1963, Caltex menjadi badan hukum di Indonesia dengan

kepemilikkan saham terdiri atas 50% TEXACO Inc. dan 50% SOCAL. Ladang

minyak Duri memberikan sumbangan sebesar 8% total produksi minyak Indonesia

dan 42% dari seluruh total produksi minyak PT. CPI mengalami penurunan produksi

sejak tahun 1964. Penurunan produksi dari ladang minyak Duri sangat

memprihatinkan, karena hal ini sangat berpengaruh pada economic life expectancy

dari perusahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut PT. CPI menciptakan proyek

injeksi uap di ladang minyak Duri. Proyek ini diresmikan oleh Presiden Soeharto

pada bulan Maret 1991. Injeksi uap ini merupakan teknologi perminyakan generasi

ketiga dari PT. CPI yang mutakhir dan dapat mempermudah penyedotan minyak dari

perut bumi. Dengan menerapkan teknologi baru tersebut, PT. CPI mengharapkan

produksi minyak dari ladang minyak Duri dapat dilipatgandakan.

Perjanjian yang diadakan pertama kali yaitu pada tahun 1963 untuk jangka

waktu selama 30 tahun dengan menyatakan wilayah kerja PT. CPI meliputi wilayah

blok A, B, C dan D seluas 12.328 km2. Setelah memperoleh tambahan daerah seluas

4.300 km2 maka pada tahun 1968 sebagian wilayah blok A dan D serta keseluruhan

wilayah blok C (seluruhnya 32,6% dari daerah asal) diserahkan kembali ke

Page 18: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

20

pemerintah Indonesia, sedangkan pengembalian daerah-daerah berikutnya dilakukan

pada tahun 1973 dan 1978.

Penandatanganan dua perjanjian C & T yang berdasarkan kontrak bagi hasil

(CPS) dilakukan pada tanggal 7 Agustus 1971 yaitu Coastal Plain Pekanbaru Block

seluas 21.975 km2 dan pada bulan Januari 1975 yaitu Mount Front Kuantan Block

seluas 6.865 km2. Wilayah kerja sebelumnya yang dikenal dengan sebutan Kangguru

Block seluas 9.030 km2 diperpanjang masa operasinya sampai 8 Agustus 2001. Rasio

pembagian untuk kontrak bagi hasil yang disepakati sampai saat ini antara Pertamina

dan PT. CPI adalah 88% dan 12% ditambah dengan ketentuan khusus berupa

fleksibilitas bagi PT. CPI untuk hal-hal tertentu. Produksi minyak mentah PT. CPI

mencapai 65,8% pada tahun 1974 dan menurun menjadi 46,5% pada tahun 1990.

Meskipun terjadi penurunan produksi PT. CPI tetap menguasai pangsa produksi

sebesar 75%, berbeda dengan Pertamina dan Unocal yang mengalami penurunan

produksi besar-besaran.

Setelah dilakukan pengembalian beberapa daerah dari wilayah kerja secara

bertahap, sekarang Coastal Plain Pekanbaru Block hanya seluas 9.996 km2. Tahun

1979 hingga tahun 1991 dilakukan penambahan kontrak-kontrak baru oleh PT. CPI

yaitu sebagai berikut:

1. Joint Venture dengan Pertamina pada tahun 1976 yaitu meliputi daerah

Jambi Selatan Block D seluas 5.826 km2 dan dikembalikan keseluruhannya

pada tahun 1988.

2. Kontrak bagi hasil (CPS) untuk wilayah Singkarak Block pada tahun 1981 seluas

7.163 km2 di daerah Sumatera Barat dan wilayah pantai Daerah Istimewa Aceh,

yang kemudian dikembalikan pada bulan Mei 1986.

3. Kontrak bagi hasil Nias Block pada tahun 1981 seluas 16.166 km2.

4. Perpanjangan perjanjian karya menjadi bentuk kontrak bagi hasil (CPS) untuk

wilayah Siak Block selama 20 tahun terhitung mulai tanggal 28 November 1993

dengan luas wilayah kerja 8.314 km2.

Page 19: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

21

5. Kontrak bagi hasil (CPS) untuk wilayah Langsa Block pada tahun 1981 seluas

7.080 km2 di selat Malaka.

Saat ini PT. CPI memiliki kawasan seluas 31.700 km2. Pada bulan Agustus 2005 Chevron

membeli saham PT. Unocal Indonesia (akuisisi) sehingga pada 9 Oktober 2001, Texaco Inc.

melakukan merger dengan Chevron Corp. yang kemudian membentuk ChevronTexaco Corp.

Sejak saat itu manajemen Chevron juga ikut berubah menjadi IndoAsia Business Unit (IBU).

Setelah mengakuisisi Unocal pada 10 Agustus 2004, pada tanggal 9 Mei 2005 nama

ChevronTexaco Corp. berubah kembali menjadi Chevron Corp. Chevron memiliki unit bisnis

di lebih dari 180 negara dan didukung oleh sekitar 47.000 karyawan di seluruh dunia. Pada

16 September 2005, PT. Caltex Pacific Indonesia pun mengubah namanya menjadi PT.

Chevron Pacific Indonesia. Baik Chevron Pacific Indonesia maupun Caltex Pacific Indonesia

memiliki singkatan yang sama, yaitu CPI.

Page 20: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

22

BAB III

SISTEM KELISTRIKAN PT. CHEVRON PACIFIC INDONESIA

3.1 Departemen Power Generation & Transmission

3.1.1 Tinjauan Umum

Untuk menjalankan semua mesin-mesin produksi di PT. CPI, baik di pompa angguk

maupun ESP (Electrical Submersible Pump) serta peralatan listrik lainnya, diperlukan energi

listrik dalam jumlah yang cukup besar. Untuk memenuhi kebutuhan ini, PT. CPI memiliki

departemen khusus yang menangani sistem kelistrikan yang terdiri dari pembangkitan,

transmisi dan distribusi. Melihat perkembangan sumur minyak yang menggunakan pompa

semakin banyak dilokasi yang berjauhan, manajemen PT. CPI membuat sebuah sistem tenaga

listrik yang lebih handal dibandingkan dengan hanya mengandalkan enginator.

Pada tahun 1969 diresmikan pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG)

Duri yang terdiri dari 2 unit generator turbin gas Sulzer buatan Swiss dengan kapasitas

masing-masing 10 MW. Dengan beroperasinya PLTG Duri ini lahirlah sebuah departemen

baru di PT. CPI, yang dikenal dengan nama Power Generation and Transmission (PGT) yaitu

sebuah departemen bertugas menyediakan tenaga listrik dan menghasilkan uap melalui

pemanfaatan panas dari gas buang turbin. Dari tahun ke tahun jumlah unit turbin gas ini

semakin bertambah seiring dengan meningkatnya kebutuhan daya listrik diPT. CPI.

3.1.2 Struktur Organisasi PGT

Sebagai departemen yang bertanggung jawab membangkitkan dan mencatu daya

listrik di perusahaan ini, Departemen PGT yang bernaung di dalam Divisi Support

Operation mengemban tugas sebagai berikut:

1. Membangkitkan daya listrik yang cukup dan berkesinambungan secara

efisien guna memenuhi pertumbuhan beban di PT. CPI.

2. Mencatu daya listrik yang andal dan baku guna memenuhi kebutuhan

operasi PT. CPI.

Page 21: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

23

3. Memanfaatkan gas buang panas dari turbin – turbin gas di Central Duri

secara maksimal untuk menghasilkan uap guna kebutuhan operasi Duri

Steam Flood.

4. Mempertahankan keselamatan kerja yang tinggi.

Dalam menjalankan pengoperasian sehari – hari, PGT memiliki sub – sub bagian,

yaitu:

Administrator

Business Engineering Support (BES)

Power System Generation (PSG)

Transmission Distribution and Operation (TDO)

3.1.2.1 Administrator

Tim ini bertugas untuk menangani masalah administrasi departemen, hubungan

interdepartemen, antar departemen dan dengan relasi lain.

3.1.2.2 Business Engineering Support (BES)

Tim BES ini dikepalai oleh seorang Manager. BES itu sendiri terdiri dari

beberapa unit kerja, yaitu Planning and Budget, Design and Construction, IT and

Support System, Safety Health and Environment, dan Quality Improvement. Tim ini

juga membawahi pengoperasian SCADA. Tanggung jawab dari BES antara lain:

a. Bertanggung jawab atas semua perencanaan dan pengembangan dari PGT.

b. Melakukan kegiatan penelitian untuk menghasilkan rancangan estimasi

pertumbuhan beban dengan menggunakan parameter yang ada, misalnya

pertumbuhan sumur minyak, bertambahnya mesin pompa produksi dan

sebagainya.

c. Bertanggung jawab atas pengembangan proyek untuk mengimbangi

pertumbuhan beban, misalnya perluasan jaringan transmisi dan

pembangunan PLTG baru.

Page 22: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

24

d. Penelitian dan perhitungan biaya yang dikeluarkan untuk membangkitkan

listrik per kWH dan biaya operasional lainnya.

3.1.2.3 Power System Generation (PSG)

Tugas dari PSG adalah menangani pembangkitan tenaga listrik untuk keperluan

PT. CPI. PSG memiliki team-team yaitu:

Team Power Plant, bertugas mengendalikan operasi power plant dan menjaga

kelangsungan ketersediaan energi listrik dan mutu energi listrik yang

dihasilkan.

Team Power System Management, bertugas mengatur jadwal pembangkitan

dan penyaluran energi listrik dan perencanaan ke depan serta koordinasi dengan

bagian lain.

Team Conditioning Monitoring, bertugas mengadakan inspeksi peralatan

pembangkit dan mengajukan rekomendasi perbaikan ke Gas Turbine

Maintenance.

Team Gas Turbine Maintenance, terdiri dari beberapa bagian yaitu Technical

Support Duri & Minas, Support Shop, Maintenance execution, dan Material

and Spare Parts. Tugas tim tersebut adalah:

Mengadakan pemeriksaan terhadap turbin gas

Mengganti dan memperbaiki bagian turbin gas yang rusak

Melakukan pengetesan sistem kontrol dan perbaikan seperlunya

Menangani pembelian spare part yang dibutuhkan

Melakukan perencanaan ke depan

Menyusun jadwal perbaikan, modifikasi, dan pemecahan masalah rekayasa

3.1.2.4 Transmission Distribution and Operation (TDO)

Transmission Distribution and Operation (TDO) merupakan tim di PGT yang

bertanggung jawab dalam pengiriman dan pendistribusian tenaga listrik yang dihasilkan

oleh unit pembangkit ke beban, seperti pompa – pompa di sumur minyak, mesin – mesin

Page 23: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

25

industri penyangga, penerangan jalan, dan sebagainya. Selain itu, TDO juga mempunyai

tugas lain, yaitu memelihara dan memperbaiki jaringan transmisi dan distribusi di PT. CPI.

Dalam rangka menjalankan tugasnya, tim ini dibagi lagi menjadi beberapa unit, yaitu :

a. Power Line Maintenance

Bertugas memeriksa jaringan transmisi dan distribusi, mengirim informasi jika

terjadi kerusakan pada jaringan yang dapat menimbulkan gangguan untuk

diperbaiki dengan menggunakan patrol jaringan (line patrol), memelihara dan

memperbaiki jaringan transmisi dan distribusi serta melaksanakan

commissioning untuk instalasi alat baru dan menghubungkannya dengan

jaringan yang sudah beroperasi.

b. Substation and Control System

Kegiatan yang dilakukan antara lain memasang, memelihara, dan memperbaiki

seluruh peralatan yang terpasang pada substation seperti Circuit Breaker,

Switchgear, Trafo, Relay, dan lain – lain.

c. Power System Engineering (PSE)

Secara keseluruhan, tugas PSE adalah:

Bertanggung jawab terhadap kelancaran aliran energi listrik.

Menentukan pengaturan relay suatu jaringan.

Menganalisa gangguan dan memberikan solusi terbaik.

Merancang suatu sistem tenaga listrik dengan tingkat kestabilan yang dapat

diandalkan.

Karena unit kerja yang harus ditangani TDO sangat luas, tim ini dibagi

berdasarkan daerah operasinya. Tiap – tiap wilayah dipimpin oleh satu orang

Team Manager. Ada 4 unit TDO dalam departemen, yaitu:

TDO Bekasap: meliputi daerah Bekasap/Petani, Libo, Bangko/Balam,

distrik Duri, dan sekitarnya.

TDO Duri: meliputi Duri field, kulim, distrik Dumai, dan sekitarnya.

Page 24: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

26

TDO Minas: meliputi distrik Minas, Minas field, dan sekitarnya.

TDO Rumbai: meliputi distrik Rumbai, Pedada, Petapahan, dan sekitarnya.

3.2 Sistem Pembangkitan Tenaga Listrik

PT. Chevron Pacific Indonesia memiliki pembangkit sendiri sebagai sumber tenaga

listrik. Sistem pembangkitan listrik yang umum digunakan adalah generator yang digerakkan

oleh turbin. Turbin ini digerakkan oleh energi dari luar, misalnya air, gas, uap, panas bumi,

nuklir, dan lain-lain. Pemilihan sumber penggerak turbin ini mempertimbangkan banyak hal.

Misalkan biaya operasi dan biaya investasi pembangkit, selain itu lokasi dan kondisi daerah

pembangkit juga menjadi pertimbangan.

PT. Chevron Pacific Indonesia memilih pembangkit gas turbin sebagai sistem

pembangkitan tenaga listrik. Salah satu keunggulan dari turbin gas yang dapat segera

dioperasikan dengan waktu start kurang dari 15 menit, yang jauh lebih cepat dibandingkan

turbin uap yang membutuhkan waktu hingga berjam-jam. Beberapa turbin gas, yaitu pada

Central Duri dan Cogen, berdampingan dengan WHRSG (Waste Heat Recovery Steam

Generator) yang memanfaatkan gas buang turbin gas untuk membuat steam/uap yang

nantinya dimanfaatkan untuk injeksi uap agar minyak mudah diangkat.

Sistem kelistrikan di PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan frekuensi 60 Hertz,

berbeda dengan frekuensi yang digunakan PT PLN yang nilainya 50 Hertz. Tegangan

pembangkitan di PT. Chevron Pacific Indonesia adalah 13,8 kV, yang nantinya dinaikkan

dengan step up tranformer menjadi 115 atau 230 kV.

Unit Pembangkitan di PT. Chevron Pacific Indonesia terdiri dari:

3 unit pembangkit gas turbin yang dioperasikan oleh North Duri Cogen,

dengan kapasitas pembangkitan total 300 MW.

17 unit pembangkit gas turbin dioperasikan oleh PGT, dengan kapasitas

pembangkitan total ± 324 MW.

Page 25: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

27

Gbr 1. Sistem tenaga listrik PT. Chevron Pacific Indonesia

3.3 Sistem Transmisi dan Distribusi

3.3.1 Sistem Transmisi

Sistem transmisi digunakan untuk menyalurkan energi listrik dari pembangkit ke pusat

beban. Karena daya yang disalurkan besar, maka tegangan yang digunakan adalah tegangan

tinggi untuk mengurangi rugi-rugi tegangan pada saluran. Dari pembangkit tegangan

keluarannya adalah 13,8 kV. Kemudian masuk ke saluran transmisi setelah tegangan

ditransformasikan dengan trafo step up menjadi 115 kV atau 230 kV.

Tegangan transmisi tenaga listrik yang digunakan sistem tenaga listrik di PT. Chevron

Pacific Indonesia adalah 230 kV, 115 kV, dan 44 kV. Konfigurasi sistem transmisi terdiri

dari radial transmission line (saluran transmisi radial) dan looping transmission lines (saluran

transmisi looping), dengan konfigurasi 44 kV single, 115 kV single, 115 kV bundle (double),

dan 230 kV bundle.

Saluran transmisi yang dimiliki oleh PT. Chevron Pacific Indonesia adalah:

Saluran transmisi 230 kV sepanjang 128 km

Page 26: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

28

Saluran transmisi 115 kV sepanjang 536 km

Saluran transmisi 44 kV sepanjang 105 km

Gbr 2. Saluran transmisi pada PT. CPI

Dalam sistem transmisi PT. Chevron Pacific Indonesia menggunakan konfigurasi satu

setengah breaker dan konfigurasi ring bus. Yang menggunakan konfigurasi satu setengah bus

adalah North Duri, Central Duri, Kota Batak Junction (KBJ), dan Minas. Sedangkan yang

menggunakan Ring Bus adalah Duri, 5B, dan pada ring bus 230 kV.

Sistem ring bus digunakan bila ada dua sumber mensuplai, kelebihan sistem

ini adalah secara langsung mengisolir gangguan jika gangguan terjadi pada

salah satu sumber.

Pada keadaan normal semua breaker pada ring bus berada dalam keadaan tertutup,

bila terdapat gangguan pada sumber 1, breaker A dan D terbuka untuk mengisolir

gangguan, sementara sumber 2 mensuplai beban. Gangguan dibagian manapun

dalam sistem akan menyebabkan dua breaker terbuka, untuk mengisolir gangguan.

Page 27: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

29

Gbr 3. Sistem Ring Bus

Sistem satu setengah breaker memiliki satu setengah breaker untuk setiap sumber

yang terhubung pada bus. Dalam keadaan normal semua breaker tertutup. Susunan

ini mempunyai faktor pengamanan yang tinggi, karena bila suatu lokasi mengalami

gangguan, tidak akan mempengaruhi bagian lain yang sedang beroperasi.

Gbr 4. Sistem Satu Setengah Breaker

3.3.2 Sistem Distribusi

Sistem distribusi menggunakan tegangan 13,8 kV dan 110 V. Dan beberapa lokasi ada

yang menggunakan 4,16 kV, seperti di Dumai dan Rumbai. Untuk beban kantor dan

perumahan menggunakan tegangan 110 V fase to netral atau 208 V fase to fase. Sedangkan

untuk memberikan suplai ke mesin-mesin industri menggunakan tegangan 13,8 kV yang akan

diturunkan oleh trafo step down menjadi tegangan yang dibutuhkan mesin.

Saluran distribusi yang dimiliki oleh PT. Chevron Pacific Indonesia adalah:

Saluran distribusi 13,8 kV sepanjang 1742 km

Saluran distribusi 4,16 kV sepanjang 50 km

SUMBER 1 SUMBER 2

A

D

C

B

SISTEM RING BUS

G G G G G

SISTEM SATU SETENGAH BREAKER

LINE 1 LINE 2

Page 28: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

30

Dan sistem distribusi tenaga listrik di PT. Chevron Pacific Indonesia memiliki

sekitar 8000 transformer.

3.3.3 Substation

Dalam sistem transmisi dan distribusi terdapat substation yang berguna untuk

mengubah tegangan yang ditransmisikan atau didistribusikan. Di dalam substation terdapat

berbagai peralatan sistem tenaga, yaitu transformator, voltage regulator, perlengkapan

proteksi, bus bar, switch, lightning arrester, dan lainnya. Secara singkat peralatan tersebut

akan dijelaskan pada bab selanjutnya.

Page 29: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

31

BAB IV

PENUNJANG KEANDALAN TENAGA LISTRIK

4.1 Supervisory Control and Data Acquistion (SCADA)

SCADA atau Supervisory Control and Data Acquisition adalah suatu sistem

yang mengumpulkan data dan menganalisisnya secara real time. Sistem SCADA

berfungsi sebagai pengontrol dan juga pengawasan atau monitoring. Sistem SCADA

merupakan kombinasi antara telemetri dan akuisisi data.

Telemetri merupakan suatu teknik yang digunakan dalam pengiriman dan

penerimaan informasi atau data melalui suatu media. Sedangkan akuisisi data

merupakan proses pengumpulan data. Data yang dikirimkan tersebut dapat berupa

data analog dan data digital yang berasal dari sensor peralatan seperti CT, PT,

kontaktor, switch, metering dan lain-lain. Data ini juga dapat berupa data

pengontrolan seperti circuit breaker, tap changer, circiut switcher, motor dan lain-

lain.

Jadi proses yang terjadi pada sistem SCADA ini adalah pengumpulan informasi berupa

hasil pengukuran dan pengontrolan dari berbagai daerah dan hasilnya dapat ditampilkan di

layar sehingga operator dapat melihat hasilnya secara bersamaan dengan yang didapat di

daerah asal (real time data).

Komponen-komponen utama dari sistem SCADA terdiri atas:

Instrumen lapangan (field instrument)

Stasiun jarak jauh (remote terminal)

Peralatan komunikasi (communication device)

Stasiun master (master station)

Keempat komponen tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

Page 30: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

32

Gbr 5.Komponen sistem SCADA

Instrumen lapangan adalah instrumen yang terdapat di lapangan dapat berupa sensor

dan berhubungan lansung dengan peralatan. Sensor menghasilkan sinyal digital dan analog

yang akan dimonitor oleh remote station. Sinyal juga dikondisikan agar kompatibel dengan

masukan atau keluaran instrumen di remote station.

Remote station adalah instrumen yang akan mengumpulkan data-data yang

dihasilkan oleh instrumen di lapangan. Peralatan ini dapat berupa RTU (Remote

Terminal Unit) dan PLC (Programmable Logic Controller).

Media komunikasi adalah suatu media yang dipakai untuk mengirimkan

informasi dari satu daerah ke daerah yang lainnya. Media yang dipergunakan dapat

berupa nirkabel maupun dengan kabel.

Master Station adalah lokasi tempat master atau host computer berada. Untuk

memonitor beberapa macam data digunakan program HMI (Human Machine Interface ) yang

memudahkan operator untuk mengolah data dan menganalisanya.

4.1.1 Sistem SCADA PGT

Awalnya, data-data yang berada di gardu distribusi, atau pusat-pusat pembangkitan

tenaga listrik akan diambil oleh sebuah instrumen yang dinamakan RTU (Remote Terminal

Page 31: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

33

Unit). Data-data yang diperoleh tersebut dapat berupa besarnya tegangan, besarnya arus,

ataupun status dari circuit breaker. Data tersebut merupakan hasil pengukuran dari sensor

yang terpasang pada alat yang dipantau.

Sebagai contoh, besarnya arus diperoleh dari CT (Current Transformer) yang akan

menurunkan besarnya arus yang melewatinya sesuai dengan rasio yang dimilikinya. Atau

besarnya tegangan yang diperoleh dari CCPD. Keduanya, baik besarnya tegangan maupun

besarnya arus berupa nilai analog. Sedangkan status circuit breaker diperoleh dari circuit

breaker itu sendiri yang berupa sinyal-sinyal digital <1> atau <0> yang menandakan bahwa

breaker dalam kondisi open atau close. Setelah sampai di RTU, semua masukan-masukan

tersebut akan dipisahkan. Masukan analog akan dihubungkan ke analog input card dan

masukan digital akan dihubungkan ke digital input card.

Kemudian, melalui media komunikasi yang digunakan, apakah berupa kabel telepon,

microwave, power line carrier, ataukah fiber optic data-data tersebut dikirimkan dari RTU ke

master station. RTU sendiri dapat melakukan komunikasi dengan master station karena

adanya communication card pada RTU yang merupakan sarana komunikasi antar keduanya.

Dari master station kemudian data dilanjutkan ke CLS (Communication Line Server)

lalu ke FEP (Front End Processor). Di dalam FEP data akan disimpan sebagai database.

Database inilah yang akan digunakan untuk kepentingan analisa, untuk lebih

mengoptimalkan sistem. Dan pada akhirnya dengan menggunakan HMI (Human Machine

Interface) yang ada, data akan ditampilkan di komputer-komputer user.

Ada dua jenis user yang menggunakan data tersebut, yaitu administrator dan operator.

Administrator memiliki wewenang dalam maintenance HMI. Sedangkan operator tidak,

operator hanya dapat melihat data yang ada dan kemudian bertugas untuk mengambil tidakan

dalam rangka mempertahankan kondisi yang semestinya. Perintah yang dapat diberikan oleh

operator adalah membuka dan menutup circuit breaker, merubah posisi blok dan selector

switch serta menaikan dan menurunkan LTC pada transformator tertentu. Dengan demikian,

akan diperlukan pula komunikasi antara master station dengan RTU untuk mengirimkan

perintah dari operator.

Page 32: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

34

Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa peran media komunikasi cukup besar dalam

proses pengiriman data dari RTU ke master station ataupun sebaliknya. Apabila terjadi

gangguan pada media komunikasi maka proses pengiriman data ataupun perintah antara RTU

dan master station akan terganggu.

4.1.2 Master Station dan RTU

Master station

Dalam menjalankan tugasnya master station dibagi menjadi empat unit, yaitu operator

station, communication station, local I/O station, dan logging station. Master Station adalah

berupa komputer server dengan kemampuan beroperasi yang sangat cepat. PGT memakai

komputer berbasis UNIX sebagai master station.

Operator Station, adalah interface antara sistem SCADA itu sendiri dengan manusia.

Dengan adanya operation station ini memungkinkan untuk ditampilkan semua data-data

dari lapangan dalam bentuk tulisan, gambar, ataupun grafik. Data-data tersebut dapat

dimodifikasi melalui operation station ini.

Communication Station, melayani semua kegiatan komunikasi dengan unit yang lain,

seperti operator station, RTU atau local I/O station.

Local I/O Station, bertanggung jawab dalam pengaturan wall board (mimic board)

seperti alarm, lampu, atau daftar peristiwa yang terjadi (event).

Logging Station, berperan untuk menyediakan ruang penyimpanan database data-data

yang telah didapat dari lapangan melalui harddisk dan pita magnetik yang ada.

RTU (remote terminal unit)

RTU adalah suatu perangkat dalam sistem pengendalian yang digunakan untuk mengakuisisi

data-data di lapangan yang kemudian akan digunakan untuk proses pengendalian jarak jauh.

RTU biasanya ditempatkan di gardu-gardu induk maupun pusat-pusat pembangkit.

Secara umum, RTU memiliki beberapa fungsi dasar sebagai berikut:

Mengakuisisi data-data analog maupun sinyal-sinyal indikasi.

Melakukan kontrol buka tutup, naik turun setting, dan fungsi set point lainnya.

Meneruskan hasil-hasil pengukuran ke pusat pengendali.

Melakukan komunikasi dengan pusat pengendali.

Page 33: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

35

Fungsi tersebut merupakan fungsi-fungsi yang sangat penting dalam sistem pengendalian,

maka RTU harus memiliki tingkat keandalan dan presisi yang tinggi dalam arti tidak mudah

terpengaruh oleh noise.

Dalam melakukan operasi-operasi tersebut, RTU memiliki beberapa unit komponen di

dalamnya. Komponen tersebut antara lain :

1. Relay, berfungsi untuk membuka dan menutup control circuit yang berhubungan

dengan perangkat yang sedang beroperasi di lapangan. Selain itu relay juga berfungsi

untuk mengidentifikasi RTU bahwa perintah dari pusat pengendali telah dijalankan.

2. Modem, digunakan agar RTU dapat mengadakan komunikasi dengan control center.

Komunikasi tersebut misalnya dalam bentuk pengiriman data-data yang telah

diakuisisi.

3. Transducer, berfungsi untuk mengubah suatu besaran ke besaran lain yang

diperlukan untuk kepentingan transmisi data.

4. Cards. RTU tersusun atas berbagai jenis card. Setiap card memiliki fungsinya

masing-masing. Card-card tersebut adalah sebagai berikut:

Power Supply Card

Berfungsi memberikan catu daya ke sistem dengan besar tegangan +/- 5V, +/-

12V, dan +/- 24V

CPU and Memory Card

Berfungsi untuk melakukan pemrosesan dan penyimpanan data sistem RTU

serta mengatur hubungan antara card yang satu dengan card yang lain.

Communication Card

Berfungsi untuk menghubungkan RTU dengan Master Station melalui media

komunikasi.

Analog Input Card

Berfungsi untuk menerima input analog dari transducer dan meneruskan data

input tersebut ke I/O-bus.

Digital Input Card

Berfungsi untuk menerima input digital dan meneruskannya ke I/O bus.

Digital Set Point Output Card

Berfungsi untuk menghasilkan data digital sebagai acuan untuk mengatur

parameter yang diukur.

Page 34: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

36

Analog Set Point Output Card

Berfungsi untuk menghasilkan data analog sebagai acuan untuk mengatur

parameter yang diukur.

4.1.3 Media Komunikasi SCADA

Data yang dapat ditampilkan di komputer operator SCADA tidak terlepas dari peranan media

komunikasi sebagai penghubung antara RTU dengan Master Station. Media komunikasi

tersebut saat ini digunakan untuk menghubungkan RTU-RTU yang tersebar di berbagai

wilayah antara lain di Duri, Minas, Rumbai, Dumai, Petapahan, Kotabatak, New Kotabatak,

Bekasap, Bangko, Suram, Pungut, Libo, Menggala, Sintong, Batang, dan Pematang.

Media komunikasi yang digunakan di PT. CPI ada dua macam:

1. Jalur komunikasi microwave

Jalur komunikasi microwave disebut juga dengan saluran penghantar radio. Media

transmisi dari jalur komunikasi ini adalah melalui udara bebas sehingga microwave

memiliki sifat yang tergantung pada suhu dan kerapatan udara. Jalur komunikasi ini

digunakan untuk menghubungkan daerah-daerah seperti:

Duri IT Tower dengan substation Batang

Minas IT Tower dengan substation 4D, 6D, 6DN dan 8D

Substation Petapahan dengan substation Suram

2. Jalur komunikasi serat optik (fiber optic)

Fiber optic sebagai media komunikasi menggunakan cahaya sebagai media transmisi

dengan frekuensi pembawa (carrier frequency) sebesar 100THz dan dengan lebar pita

(bandwidth) sebesar 1Tbit/s. Saat ini, fiber optic banyak digunakan karena fiber optic

memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan media komunikasi yang lain. Beberapa

kelebihannya antara lain:

Kapasitas besar, dengan hanya menggunakan dua buah fiber optic, dapat

dilakukan lebih dari 100.000 percakapan secara simultan

Ringan, kecil, dan lebih murah jika dibandingkan dengan kawat tembaga

Tidak dipengaruhi oleh interferensi elektromagnetis dan aman dari noise

Memiliki bandwidth yang lebar

Saat ini, jalur komunikasi serat optik digunakan untuk menghubungkan:

Page 35: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

37

Dumai dengan Duri

Duri dengan Minas

Minas dengan Rumbai

Central Duri dengan Duri

Kotabatak Junction dengan Minas

dll

4.2 Hotline Work

Hotline work adalah metode kerja perbaikan atau penyambungan jaringan tegangan

tinggi tanpa mematikan aliran listrik. Tujuan penggunaan metode ini adalah:

Untuk menghindari kehilangan produksi minyak mentah apabila diperlukan

adanya perbaikan dan perawatan atau penyambungan sistem tenaga listrik.

Untuk menghindari terhentinya seluruh kegiatan di kantor-kantor, perumahan,

dan semua fasilitas yang ada.

Dengan dikeluarkannya izin melakukan hotline work oleh migas kepada PT. Chevron

Pacific Indonesia, maka pemutusan arus listrik untuk keperluan perawatan jaringan transmisi

dan distribusi dapat dikurangi atau dihindari sama sekali.

Ada tiga metode yang digunakan pada hot line work:

Metode hot stick (tongkat berisolasi tinggi)

Metode hand glove (dengan sarung tangan)

Metode hand bare (pegangan langsung)

Yang digunakan PT. Chevron Pacific Indonesia adalah metode hot stick dan hand bare.

Metode hot stick digunakan pada tegangan 115 kV, 44kV, 13,8 kV, atau lebih kecil.

Sedangkan metode hand bare dilakukan pada tegangan 230kV. Metode hand bare dipilih

untuk jaringan 230 kV karena metode hand stick dirasa tidak efektif.

Berikut alasan tidak digunakannya metode hot stick pada jaringan 230kV:

Jarak konduktor dengan pekerja yang berjauhan

Tongkat yang dibutuhkan semakin panjang dan berat

Page 36: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

38

Jumlah isolator yang dibutuhkan semakin banyak sehingga semakin berat

Pada metode hand bare petugas menggunakan pakaian khusus, yaitu Conduct suit

lengkap dengan baju, celana, kaus kaki, sepatu, sarung tangan, dan penutup kepala. Prinsip

alamiah yang digunakan adalah memegang kawat satu fasa saja, seperti burung yang

bertengger pada kawat tegangan tinggi.

Peralatan Sistem Tenaga

4.3.1 Recloser

Recloser digunakan untuk membuka dan menghubungkan rangkaian listrik melalui

sebuah pengendali, baik pada saat ada gangguan maupun dalam kondisi normal. Jika pada

saat gangguan, recloser ini berfungsi untuk mengisolasi gangguan supaya tidak

mempengaruhi sistem yang lebih besar. Sedangkan pada saat normal, recloser ini bisa

dipakai untuk memindahkan beban dengan memutus atau menghubungkan beban tersebut

dari satu feeder ke feeder yang lain.

Unit recloser lengkap biasanya terdiri dari:

1. Unit Power Recloser yang di dalamnya terdapat:

a. Switch dengan interupter dan mekanismenya.

b. Closing dan tripping solenoid untuk menggerakkan switch serta current

transformer (CT) sebagai sensing.

2. Kontrol recloser yang di dalamnya terdapat metering, protection dan

control yang memerintahkan unit power recloser bekerja

3. Battery charger

4. Baterai

5. Fasilitas komunikasi ke SCADA

Sistem Operasi

Pada umumnya recloser diset 4 kali trip dan 3 kali reclose, setelah itu lock out dan

pada umumnya kondisi di lapangan waktu reclosing diset 15 detik. Namun demikian

setting reclosing time ini sangat tergantung dengan kebutuhan di lapangan.

Page 37: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

39

Gbr 6. Sistem operasi recloser

Proteksi utama pada recloser adalah:

Phase to phase overcurrent protection (proteksi arus lebih fasa-ke-fasa)

Phase to ground overcurrent protection (proteksi arus lebih fasa-ke-ground)

4.3.2 Breaker

Circuit Breaker (CB) adalah suatu peralatan yang digunakan untuk memutus dan

menghubungkan rangkaian listrik baik dalam kondisi tidak ada beban, terhubung ke beban

ataupun dalam kondisi ada gangguan.

Media peredam api pada Circuit Breaker antara lain:

1. Udara (Air Circuit Breaker/ACB)

2. Vakum (Vacuum Circuit Breaker/VCB)

3. Minyak (Oil Circuit Breaker/OCB)

4. Gas SF6 (Gas Circuit Breaker/GCB)

Circuit Breaker yang ada di CPI adalah untuk level tegangan 4.16 KV, 13.8 KV, 44 KV, 115

KV dan 230 KV. Tenaga untuk menutup dan membuka Circuit Breaker bisa dari hidrolik

atau pegas yang digerakkan oleh motor. Counter Circuit Breaker pada umumnya bekerja

setelah breaker membuka.

Ada 5 komponen utama yang ada pada Circuit Breaker, yaitu:

1. Switch dan interupter-nya

Switch merupakan komponen utama dari breaker, di mana switch inilah yang sebenarnya

memutus dan menghubungkan beban dari sumbernya sedangkan interupternya berfungsi

untuk memadamkan api (arching) saat switch bekerja.

2. Sistem mekanik

Sistem ini yang menggerakkan switch secara mekanik setelah mendapatkan perintah dari

kontrol.

Page 38: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

40

3. Electrical Control

Sistem ini yang menggerakkan sistem mekanik untuk bekerja setelah ada input baik

manual (dari manusia) atau otomatis (dari relay).

4. Aksesoris

Adalah komponen-komponen pendukung dari Circuit Breaker (misalnya gas/oil gauge, fuse,

indikator dsb).

5. Cubicle

Adalah tempat dimana semua komponen-komponen breaker berada.

Air Circuit Breaker (ACB)

Biasanya dipakai untuk indoor (dalam switchgear) untuk level tegangan 4.16 KV dan 13.8

KV.

Vacuum Circuit Breaker (VCB)

Ada yang tipe indoor (dalam switchgear) dan ada yang tipe outdoor (dipasang di switchyard)

untuk level tegangan 4.16KV dan 13.8 KV.

Oil Circuit Breaker (OCB)

Biasanya dipakai untuk tipe outdoor (di switchyard) dan merupakan tipe breaker yang paling

tua. Biasa digunakan untuk level tegangan 4.16 KV, 13.8 KV, 44KV dan 115 KV.

Gas Circuit Breaker (GCB)

Adalah tipe breaker yang terbaru yang saat ini digunakan untuk level tegangan 13.8 KV, 44

KV,115 KV dan 230 KV baik untuk indoor (dalamswitchgear) maupun outdoor (di

switchyard).

Circuit Switcher (C/S)

Adalah jenis breaker yang hanya mempunyai kemampuan untuk memutus arus baik dalam

kondisi gangguan ataupun dalam kondisi normal, tapi tidak mempunyai kemampuan untuk

menutup rangkaian listrik secara otomatis (reclosing). Sehingga circuit switcher hanya

dipakai untuk proteksi peralatan yang tidak mengijinkan untuk reclose jika ada gangguan,

misalnya untuk proteksi power transformer di substation.

4.3.3 Voltage Regulator

Voltage Regulator (VR) adalah suatu transformator yang tergolong dalam

autotransformator (memiliki satu belitan untuk primer dan sekundernya) yang digunakan

Page 39: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

41

untuk mengatur (menaikkan dan menurunkan) tegangan sistem sesuai dengan yang

diharapkan, yang bekerja secara langsung tanpa harus mematikan listrik.

Standar pengaturan tegangan oleh VR untuk penerapan di CPI adalah dalam rentang ±

10%, yang bisa dilakukan dengan cara otomatis atau manual.

Hal-hal yang perlu diketahui untuk setting VR adalah:

a. Voltage setting: pada level tegangan berapa output VR diharapkan.

b. Bandwith (dV): untuk menentukan batas atas dan batas bawah tegangan

yang akan diatur

c. Time delay: waktu di mana VR mulai bekerja sejak VR merasakan

tegangan tidak sesuai dengan yang diharapkan.

VR pada umumnya memiliki 16 tap lower, 16 tap raise dan 1 posisi netral. Setiap tap

akan mengubah tegangan sebesar 0.625 %, sehingga maksimum dan minimum tegangan yang

dapat diatur adalah sebesar ± 10% dari posisi netral. Berbeda dengan kapasitor, maka

peningkatan tegangan dengan menggunakan VR tidak akan menaikkan faktor daya. Jadi

faktor dayanya masih tetap sama.

Berikut ini adalah gambar yang menjelaskan bagaimana VR menaikkan tegangan

hanya di downstream. Bandingkan dengan gambar kapasitor yang menaikkan tegangan di

seluruh feeder.

Gbr 7. Ilustrasi tegangan sistem dengan adanya VR

Page 40: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

42

Karena regulasi tegangan VR hanya ± 10% maka secara praktis penentuankapasitas

VR yang akan dipasang adalah 10% dari total load. Jadi jika total maksimum load-nya

sebesar 10 MVA, maka cukup menggunakan VR dengan kapasitas 1 MVA.

Pada umumnya VR yang dipasang di lingkungan CPI (GE dan Siemens) menggunakan

electronic control, jadi untuk mengubah setting cukup dengan memutar potensionya

saja. Sedangkan VR tipe yang lebih baru (Unindo dengan kontrol KVGC) memilki cara

setting yang lebih kompleks.

4.3.4 Capacitor Bank

Capacitor bank berfungsi untuk menaikkan tegangan di sepanjang feeder sekaligus

menaikkan faktor daya dari saluran tersebut.

Tujuan pemasangan capacitor bank:

a. Di substation bertujuan untuk menaikkan level tegangan di bus substation

dan membantu MVAR sistem

b. Di feeder bertujuan untuk menaikkan level tegangan di beban sekaligus

menaikkan faktor daya.

Inilah bedanya capacitor bank dengan VR, jika VR hanya menaikkan tegangan di

downstream saja sedangkan capacitor bank menaikkan tegangan baik downstream maupun

upstream. Permasalahan dari capacitor bank adalah pada saat feeder kehilangan beban

setelah trip dan reclose maka capacitor yang masih terhubung akan menaikkan tegangan

sehingga kemungkinan bisa merusakkan peralatan instrumentasi dan kontrol. Untuk itulah

diperlukan suatu kontrol kapasitor yang dapat bekerja secara otomatis untuk membuka

kapasitor pada saat kehilangan tegangan sehingga ketika power masuk maka feeder tersebut

sudah tidak terhubung dengan capacitor bank.

Di bawah ini adalah gambar yang menjelaskan bagaimana capacitor bank menaikkan

tegangan di sepanjang feeder. Bandingkan dengan gambar VR yang menaikkan tegangan

hanya di downstream. Pemasangan capacitor bank di CPI pada umumnya menggunakan

rangkaian Wye ungrounded, karena jika capacitor bank tersebut di-ground-kan maka akan

menimbulkan referensi ground baru yang bisa mengakibatkan kerusakan pada capacitor bank

itu sendiri, grounding resistor dan kesalahan koordinasi proteksi.

Page 41: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

43

Gbr 8. Ilustrasi tegangan sistem dengan penambahan capacitor bank

4.3.5 Ground Fault Path Clearance (GFPC)

Sistem Ground Fault Path Clearance (GFPC) adalah sebuah sistem yang dibuat

untuk mengamankan jaringan listrik ketika terjadi gangguan 1 fasa ke tanah yang

bersifat sementara (temporary).

Prinsip kerja GFPC adalah dengan cara memutuskan aliran arus gangguan tanpa

mematikan suplai daya ke beban, di mana aliran arus gangguan itu berawal dari fasa

yang terganggu lalu ke tanah (ground) dan kemudian kembali ke netral transformator daya.

Gbr 9. Tiga Dimensi Pemasangan GFPC Sistem

Page 42: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

44

Gbr 10. One line diagram pemasangan sistem GFPC

Ada 2 peralatan penting yang digunakan untuk sistem GFPC, yaitu:

1. Pemutus arus, contohnya: breaker atau recloser

2. Peralatan kontrol, contohnya: relay atau control recloser

Untuk membedakan gangguan 1 fasa ke tanah itu sementara atau permanent, maka

dalam prakteknya di lapangan GFPC di setting 2 kali trip dan 2 kali reclose. Jika dalam 2 kali

trip dan 2 kali reclose gangguan masih ada maka gangguan tersebut adalah gangguan

permanen, maka proteksi konvensional yang akan bekerja untuk mengisolasi gangguan.

Jadi sistem GFPC ini didesain kondisi terakhirnya selalu dalam posisi close, hal ini

bertujuan untuk menghindari terjadinya sistem floating (ungrounded) yang bisa

mengakibatkan bertambahnya stress tegangan pada peralatan dan terjadinya touching serta

stepping voltage pada manusia saat terjadi gangguan 1 fasa ke tanah.

Dengan adanya sistem GFPC ini maka prosedur kerja juga berubah. Perubahan itu di

antaranya adalah:

1. Jika ada permintaan block yang pekerjaannya tidak langsung

berhubungan dengan power line yang hidup maka yang harus di block

adalah:

a. Proteksi konvensional, boleh dari SCADA maupun lokal

b. Sistem GFPC, boleh dari SCADA maupun lokal (dengan cara

meng-close bypass switch grounding recloser-nya)

Page 43: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

45

2. Jika ada permintaan block yang pekerjaannya langsung berhubungan

dengan power line yang hidup (HLW) maka yang harus di block adalah:

a. Proteksi konvensional, hanya boleh dilakukan di lokal

b. Sistem GFPC, hanya boleh dilakukan di lokal (dengan cara meng-

close bypass-nya)

3. Jika ada breaker feeder atau recloser open (T/LO, T/O, T/SO) maka

prosedur menghidupkan/meng-close-nya adalah:

a. Block sistem GFPC dari SCADA. Jika gagal close, bypass GFPC

dari lokal.

b. Block breaker feeder atau recloser yang akan di hidupkan

c. Close breaker feeder atau recloser untuk menghidupkannya

d. Normalkan semua block

Keuntungan dengan adanya sistem GFPC ini adalah listrik tidak akan mati pada saat

gangguan sementara 1 fasa ke tanah diisolasi, sehingga jaringan listrik diharapkan tidak mati.

Kerugian dengan adanya sistem GFPC ini adalah pada saat GFPC bekerja semua

isolasi peralatan pada fasa yang tidak terganggu akan mendapatkan tegangan fasa ke fasa

(√3 x tegangan fasa ke tanah), sehingga jika ada peralatan yang masih menggunakan kelas

isolasi fasa ke tanah bisa berakibat isolasinya tembus.

Untuk mengetahui feeder mana yang mendapatkan gangguan maka pada saat GFPC

bekerja, feeder yang mendapatkan gangguan akan memberikan alarm yang settingnya sama

dengan setting GFPC dan alarm ini akan dikirim ke SCADA.

Untuk memastikan GFPC bekerja sesuai design maka syarat mutlak pemasangan

GFPC ini adalah adanya fasilitas SCADA pada substation yang akan dipasang sistem GFPC.

Jika terjadi SCADA failure (tidak bisa memonitor data) pada substation yang sudah

memakai sistem GFPC, maka sistem GFPC tersebut harus di-bypass untuk mengembalikan

ke sistem semula.

Untuk mengantisipasi terjadinya N-1, gangguan 1 fasa ke tanah jika terjadi sistem

GFPC gagal reclose, maka dibuat suatu sistem backup dengan membuka feeder yang

mendapatkan gangguan 1 fasa ke tanah.

Page 44: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

46

4.3.6 Relay

Relay yang digunakan di PGT berdasarkan piranti yang digunakan dibedakan 3 yaitu

relay elektromekanik, relay static, dan relay mikroprosesor.

1. Relay Elektromekanik

Prinsip kerja relay ini berdasarkan hukum-hukum yang berlaku pada magnet dan

mekanik. Bagian-bagian dari relay ini terdiri atas:

a. Armature

b. Moving coil

c. Induction

d. Thermal

e. Motor-operated

f. Mechanical

g. Magnetic amplifier

h. Thermionic

i. Semiconductor

j. Photo electric

Relay flag pada relay elektromekanik biasanya berupa pita merah/kuning yang akan

muncul jika relay bekerja.

Gbr 11. Relay Elektromekanik

Page 45: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

47

2. Relay Static

Relay static sudah menggunakan piranti elektronik dalam mengolah besaran arus dan

tegangan yang masuk. Relay flag pada relay static biasanya berupa lampu indikator

yang ada keterangan di sampingnya.

3. Relay Mikroprosesor

Relay mikroprosesor menggunakan komponen IC yang sangat kompleks dalam

mengolah dan mengontrol variabel atau perintah-perintah. Relay ini sangat fleksibel

dan mampu menampung semua proteksi yang dibutuhkan hanya dalam satu relay.

Semua besaran dan perintah diimplementasikan menggunakan gerbang logika yang

kompleks. User juga diberi kebebasan dalan menyusun proteksi dan kontrol yang

diperlukan sesuai kebutuhan.

Di samping itu relay tersebut juga memberikan pengukuran terhadap besaran listrik

seperti arus, tegangan, daya, frekuensi dan sebagainya serta ditampilkan dalam display.

Relay flag pada relay mikroprosesor ditunjukkan oleh lampu led yang menyala atau

bisa juga dilihat pada display yang akan muncul terus hingga di reset.

Contoh dari relay mikroprosesor adalah UR relay, SR 745 dan SR 760 yang sekarang

ini banyak digunakan di PGT.

Jenis-jenis relay menurut fungsinya yang biasa dipakai di sistem transmisi dan

distribusi:

a. Relay over current (50/51N, 50/51P, 67N, 50/51G, dsb)

Relay ini mengukur besarnya arus yang lewat kemudian dibandingkan dengan

setting-nya apakah sudah melewati setting-nya atau belum, kemudian akan

bekerja sesuai dengan kurva yang digunakan.

b. Relay Distance (21P, 21G)

Relay distance atau biasa di sebut 21P dan 21G adalah relay yang digunakan pada

saluran transmisi untuk membaca impedansi (resistansi dan reaktansi) saluran

transmisi.

Relay distance akan bekerja jika impedansi yang terbaca oleh relay lebih kecil

dari nilai settingnya, artinya jika arus yang lewat sangat besar sedangkan tegangan

yang terbaca relay mengecil akan menyebabkan impedansi yang terbaca relay

mengecil sehingga relay akan bekerja jika di bawah settingnya. Pada kondisi

Page 46: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

48

normal impedansi yang terbaca oleh relay sangat besar karena arus yang lewat

kecil dan tegangan yang terbaca relay besar.

Ada 3 zone pada relay distance:

1. Zone 1, memproteksi 90% panjang saluran transmisi, dengan time delay = 0 detik

2. Zone 2, memproteksi seluruh segmen saluran ditambah 80% saluran transmisi

didepannya yang terpendek, waktu zone 2 ini sebesar 0.2 detik.

3. Zone 3, memproteksi segmen saluran ditambah segmen saluran di depannya dan

ditambah 70 % saluran di depannya lagi yang terpendek, tunda waktu zone 3 ini

sebesar 0.4 detik.

Untuk memperjelas keterangan diatas dapat digambarkan sebagai berikut ini:

Gbr 12. Pembagian zona proteksi relay distance

c. Relay Volt/Hertz

Relay volt/hertz mendeteksi tegangan dan frekuensinya kemudian dibandingkan

apakah perbandingannya melebihi setting-nya atau tidak. Hal ini karena kenaikan

tegangan bisa menyebabkan kerusakan isolasi dari suatu peralatan, kecuali

kenaikan tegangan tersebut diikuti dengan kenaikan frekuensi, maka hal ini tidak

akan merusakkan peralatan sepanjang kenaikan tegangan sebanding dengan

kenaikan frekuensi.

d. Relay Under Frequency

Relay under frequency mendeteksi frekuensi sistem kemudian membandingkan

dengan setting-nya. Jika frekuensi sistem di bawah setting-nya, maka relay ini

Page 47: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

49

akan bekerja. Relay ini digunakan untuk menerapkan load shedding. Load

shedding adalah pelepasan beban karena kurangnya pembangkitan. Jika beban

tidak segera dilepaskan, maka dikawatirkan frekuensi akan semakin turun yang

bisa berakibat pada lepasnya semua generator dari sistem.

4.3.7 Switch

Untuk menjaga kontinuitas pelayanan dan penyediaan daya listrik, maka peralatan

tegangan tinggi perlu untuk mendapatkan perawatan dan perbaikan secara teratur. Pada saat

kegiatan perawatan tersebut maka bagian atau peralatan yang dirawat harus dipisahkan dari

sistem (diisolasi), sehingga bebas dari peralatan yang masih bertegangan. Selain itu pada saat

perawatan peralatan terkadang juga membutuhkan alat bypass supaya beban tidak mati, dan

juga grounding supaya mendapatkan kepastian bahwa peralatan memang sudah pasti tidak

bertegangan.

Isolasi peralatan dari sistem yang masih bertegangan ini memerlukan sarana isolasi

yang terlihat oleh petugas di lapangan, untuk mencegah bahaya-bahaya tegangan tinggi.

Untuk mengisolasi/memisahkan peralatan dari sistem yang masih bertegangan, mem-bypass

peralatan serta meng-ground-kan peralatan biasanya kita menggunakan alat yang disebut

dengan switch.

Di dalam aktivitas operasional sehari-hari, kita mengenal beberapa jenis switch.

1. Line Switch

Line Switch adalah switch yang dipasang untuk mengisolasi gardu Induk dengan

sistem transmisi atau untuk mengisolasi suatu cabang saluran transmisi atau aluran

distribusi dari main feeder. Line switch tidak didesain untuk dioperasikan dalam

keadaan berbeban.

2. By-Pass Switch

Bypass switch adalah switch yang digunakan untuk mem-bypass sebuahperalatan

tegangan tinggi seperti breaker, voltage regulator, circuit switcher dan lain-lainnya.

Hal ini untuk menjaga kontinuitas pelayanan dan penyediaan daya listrik apabila kita

sedang melakukan kegiatan perawatan atau perbaikan terhadap suatu peralatan

tegangan tinggi, namun tidak memungkinkan untuk mematikan sistem transmisi atau

distribusi yang memerlukan peralatan tegangan tinggi tersebut. Bypass switch

dioperasikan pada saat breaker atau circuit switcher dalam keadaan tertutup, jadi

Page 48: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

50

tidak diperbolehkan dioperasikan ketika beaker atau circuit switcher dalam keadaan

terbuka.

3. Grounding Switch

Grounding switch adalah switch yang digunakan untuk mentanahkan peralatan listrik

dan saluran transmisi dengan tujuan untuk melakukan perbaikan pada peralatan

tegangan tinggi. Selama proses perawatan dan perbaikan tersebut, grounding switch

dioperasikan (dihubungkan ke tanah), untuk memastikan bahwa peralatan tegangan

tinggi yang sedang diservis sudah diketanahkan secara baik. Grounding switch

dioperasikan setelah peralatan tersebut tidak bertegangan lagi.

4. Isolation Switch

Isolation switch biasanya dipasang untuk mengisolasi peralatan tegangan tinggi

seperti circuit breaker, power transformer dsb. Isolation switch ini diperlukan untuk

dibuka jika kita akan merawat atau memperbaiki peralatan tersebut.

5. MOD (Motor Operated Device) Switch

MOD switch adalah line witch yang dibantu oleh motor untuk pengoperasiannya.

Pada umumnya dipasang di bus sistem ring (ring bus) atau di bus satu-setengah-

breaker dengan tujuan untuk mengisolasi gangguan permanen dan breaker yang

bekerja akan ditutup kembali secara otomatis sehingga bus-nya kembali normal.

6. Regulator Bypass Switch

Regulator bypass switch adalah bypass switch yang dipasang pada voltageregulator.

Jenis bypass switch ini akan dioperasikan jika kita akan melakukan perawatan atau

perbaikan terhadap voltage regulator, atau kita merasa perlu untuk tidak

mengoperasikan voltage regulator karena tegangan sistem sudah sesuai dengan yang

diharapkan.

Regulator bypass switch selalu di lengkapi dengan isolation switch yang pada

umumnya bekerja secara interlock dimana pada saat isolation switch kita buka,

otomatis bypass-nya akan masuk lebih dahulu demikian sebaliknya. Namun demikian

jika bypass switch-nya tidak interlock dengan isolation switch, maka prosedurnya

harus memasukan bypass dahulu baru membuka isolation switch nya, demikian

sebaliknya kalau kita ingin menghidupkan voltage regulator kembali maka

dimasukkan isolation switch-nya terlebih dulu kemudian dibuka bypass switch-nya.

7. Load Management Switch atau Load Break Switch (LBS)

Page 49: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

51

Load Break Switch ( LBS ) adalah switch yang dapat dioperasikan dalam kondisi

berbeban dan bekerja secara serempak ketiga switch-nya. LBS digunakan untuk

menghidupkan jaringan listrik dalam keadaan berbeban, untuk mempararel feeder

dan untuk mematikan jaringan listrik dalam keadaan berbeban. Sesuai dengan kondisi

kita di lapangan, dimana feeder-feeder saling berhubungan dan saling backup, maka

Load Break Switch ini akan sangat berguna untuk memindahkan beban dari feeder

yang mengalami gangguan permanen ke feeder yang sehat.

8. Disconnect Switch (D/S)

Disconnect switch adalah switch yang biasa dipakai untuk mengisolasi underground

kabel dari overhead konduktor. Hal ini bertujuan untuk memudahkan troubleshooting

dan mengisolasi underground kabel jika terjadi gangguan.

9. High Speed Grounding Switch (HSGS)

HSGS adalah grounding switch yang digerakkan oleh motor sehingga mempunyai

kecepatan yang relatif tinggi. Fungsi HSGS adalah untuk memindahkan gangguan

supaya lebih solid dan lebih dekat ke proteksi sehingga lebih cepat terbaca oleh

proteksi yang bersangkutan.

Pada saat ini ada 2 macam pemakaian HSGS di PGT yaitu:

i. HSGS yang dipasang di substation yang tidak ada breaker atau circuit

switcher sebagai proteksinya. HSGS ini berfungsi sebagai pengganti

breaker, sehingga semua proteksi transformator akan menggerakan HSGS

supaya proteksi diatasnya cepat bekerja.

ii. HSGS dipasang di substation yang mempunyai breaker atau circuit

switcher sebagai proteksinya. HSGS ini berfungsi sebagai backup proteksi

untuk breaker failure, jika breaker atau circuit switcher gagal trip maka

HSGS akan beroperasi supaya proteksi diatasnya cepat bekerja.

Namun demikian dengan adanya pilot relay (relay mikroprosesor dengan

komunikasinya) fungsi HSGS sebagai backup proteksi dapat diambil alih

sehingga tidak perlu lagi meng-ground-kan line ketika ada breaker failure.

Page 50: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

52

4.3.8 CT & PT

Semua proteksi sistem tidak akan bisa bekerja tanpa adanya peralatan sensing yang

akan mengubah parameter arus dan tegangan tinggi menjadi arus dan tegangan rendah yang

bisa dibaca dan diolah oleh kontrol dan relay proteksi.

Peralatan-peralatan sensing itu di antaranya adalah:

1. Current Transformer (CT)

Peralatan ini digunakan untuk mengubah arus yang besar (pada tegangan tinggi/primer)

menjadi arus kecil (tegangan rendah/sekunder) sehingga bisa dibaca oleh peralatan proteksi

dan metering. Perbandingan perubahan arus besar menjadi arus kecil biasanya disebut dengan

CT rasio (CTR).

Rating untuk arus sekunder biasanya hanya digunakan 1 A atau 5 A, sedangkan rating

untuk arus primer biasanya bervariasi mulai dari 50 A sampai dengan 2000 A atau bahkan

lebih. Kelas akurasi dan polaritas (sudut fasa) suatu current transformer sangatlah penting

terutama jika dipakai untuk proteksi sistem. Namun demikian current transformer ini

biasanya mempunyai kapasitas yang sangat kecil antara 5 VA sampai 150 VA (bandingkan

dengan transformator biasa yang kapasitasnya dari beberapa KVA sampai ratusan MVA).

Berdasarkan macam rasionya, current transformer dapat dibagi menjadi:

i. CT Single Ratio, dimana CT ini hanya memiliki satu rasio, misalnya: 100/5 ;

200/5 ; dsb

ii. CT Dual Ratio, dimana CT ini memiliki dua rasio yang bisa kita gunakan

sesuai dengan kebutuhan kita, misalnya: 100/5 dan 200/5 ; 750/5 dan 1500/5 ;

dsb

iii. CT Multi Ratio, dimana CT ini memiliki rasio lebih dari 2, biasanya 10 rasio,

misalnya: 50/5, 75/5, 100/5, 200/5, 300/5, 400/5, 600/5, 800/5, 1000/5 dan

1200/5

Berdasarkan bentuknya, current transformator dapat dibagi menjadi:

i. CT Donat, biasanya berbentuk lingkaran menyerupai donat, yang umum

dipakai/dipasang pada peralatan baik breaker maupun transformator

terkadang juga untuk line CT

ii. CT pelana kuda, biasanya berbentuk persegi yang menyerupai pelana kuda,

umumnya dipakai untuk line CT

Page 51: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

53

2. Potential Transformer (CT)

Peralatan ini digunakan untuk mengubah tegangan tinggi (pada sisi primer)

menjadi tegangan rendah (pada sisi sekunder) sehingga bisa dibaca oleh peralatan

proteksi dan metering. Perbandingan perubahan tegangan tinggi menjadi menjadi

tegangan rendah biasanya disebut dengan PT ratio (PTR). Rating untuk tegangan

sekunder biasanya hanya digunakan 120V atau 115V, sedangkan rating untuk

tegangan primer biasanya tergantung pada sistem tegangan tingginya (14.4 KV untuk

sistem 13.8 KV).

Kapasitas dari PT ini juga relatif sangat kecil karena hanya dipakai untuk

metering dan proteksi saja, kecuali PT untuk recloser dan voltage regulator di feeder

yang juga sekaligus dipakai untuk station service transformer untuk mensuplai semua

kebutuhan kontrol dan proteksi sistem recloser dan voltage. Pada umumnya

pemasangan PT di bus substation menggunakan sistem open delta, dimana hanya dua

PT yang terpasang untuk 3 phase, hal ini untuk mengurangi biaya dengan hasil yang

sama.

Ada dua macam bentuk dari PT yang umum digunakan, yaitu:

a. PT bentuk Pelana Kuda, biasa dipakai untuk 13.8 KV dan 44 KV di bus

suatu substation.

b. PT bentuk pole mounted transformator, biasa dipakai untuk recloser

3. Coupling Capacitor Potential Device (CCPD)

Peralatan ini pada dasarnya adalah Potential Transformer yang dipakai untuk tegangan

tinggi dan extra tinggi yang menggunakan sistem penurunan tegangan dengan kapasitor.

Sebelum memasang dan melepaskan CCPD dari sistem, untuk keamanan, switch ground

perlu ditutup sehingga memastikan bahwa semua muatan listrik di kapasitor sudah dilepaskan

ke tanah.

4.3.9 AC & DC Power Supply

Ada 2 macam power supply yang dibutuhkan baik untuk kontrol, proteksi maupun

semua aksesoris yang ada di substation, yaitu AC dan DC power supply.

AC Power Supply

Pada umumnya digunakan sebagai power supply untuk:

Page 52: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

54

1. Charger

2. Heater

3. Lighting/lampu di dalam maupun di luar ruangan

4. Fan dan motor (pendingin Transformator atau VR)

5. AC (pendingin ruangan)

6. Stop contact

7. dan sebagainya

Sumber AC power supply didapatkan dari sebuah transformator station service single

phase yang biasanya dipasang di bus. Pemasangan di bus ini bertujuan supaya jika ada

gangguan di feeder AC power supply tersebut tidak ikut mati.

Tapi ada kalanya transformator station service juga dipasang di feeder dengan alasan

karena:

1. Transformator station service di bus sudah tidak bisa dipakai dan penggantiannya

tidak bisa dilakukan dengan HLW, sedangkan bus tidak bisa dimatikan

2. Sebagai backup atau tambahan transformator station service yang ada di bus

karena penambahan load yang signifikan atau karena load yang kritikal

Ada 2 macam transformator yang biasa digunakan sebagai station service, yaitu:

1. Transformator Dry Type (jenis indoor), dipasang di dalam switchgear (cubicle

panel) yang terhubung pada bus bar

2. Transformator Oil Type (jenis outdoor dan pole mounted), dipasang di bus

structure yang terhubung pada bus duct (bus pipe)

Distribusi AC power supply dilakukan di dalam AC panel yang biasa di pasang di

dalam control room dimana tiap jenis beban biasanya di lengkapi dengan breaker. Fungsi

breaker sebagai alat pengaman arus beban lebih dan untuk memudahkan mengisolasi beban

jika akan dilakukan perbaikan.

DC Power Supply

Pada umumnya digunakan sebagai power supply untuk:

1. Relay proteksi

2. Kontrol

3. Lampu indikator

4. Motor kompresor (untuk 115 KV OCB)

5. Motor spring (untuk breaker)

Page 53: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

55

6. RTU

7. Peralatan komunikasi

8. dan sebagainya

Sumber DC power supply biasanya di dapatkan dari battery bank yang selalu diisi

ulang oleh charger. Namun demikian untuk menambah life time/umur dari baterai, saat ini

sumber DC power supply yang utama cenderung diambil dari charger, sementara battery

bank hanya sebagai backup jika charger rusak atau AC power supply ke charger mati.

Distribusi DC power supply juga dilakukan di dalam DC panel yang berada di dalam control

room dimana tiap jenis bebannya juga dilengkapi dengan Breaker.

1. Charger

Charger sebenarnya adalah sumber utama dari DC power supply, karena charger adalah

alat untuk merubah AC power menjadi DC power (rectifier).

Ada 2 macam charger yang saat ini digunakan di PGT, yaitu:

a. Charger Standar

Mempunyai kapasitas kecil (5 – 10 Ampere) sehingga hanya bisa dipakai untuk

mengisi battery bank

b. Charger Heavy Duty / Power Charger

Mempunyai kapasitas yang cukup besar (diatas 10 Ampere) sehingga dapat

digunakan sebagai power supply ke beban disamping selagi mengisi battery bank.

Ada 3 mode pengaturan output dari charger yang dipakai untuk pengisian baterai, yaitu:

a. Floating

Digunakan untuk mempertahankan level tegangan baterai sesuai dengan yang

diinginkan

b. Equalizing

Digunakan untuk pengisian baterai setelah baterai terpakai oleh beban atau

tegangan baterai jauh dibawah tegangan yang diinginkan

c. Boosting

Digunakan untuk pengisian awal baterai dari kondisi kosong atau tidak

bertegangan (initial charging)

Namun demikian mode yang biasa dipakai oleh charger yang ada di CPI hanya

floating dan equalizing, sedangkan initial charging biasa di lakukan di shop sebelum

Page 54: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

56

dipasang di substation. DC Ampere charging DC Volt meter AC light indicator AC breaker

DC breaker Float & Equalize

2. Baterai

Baterai adalah alat penyimpan tenaga listrik DC dengan prinsip mengubah energi listrik

menjadi energi kimia dan mengubah energi kimia menjadi energi listrik pada saat

diperlukan.

Ada 2 jenis baterai yang biasa digunakan, yaitu:

a. Baterai kering

(+) Tidak menggunakan larutan kimia sehingga mengurangi biaya

pemeliharaan

(-) Harganya relatif lebih mahal

b. Baterai basah

(-) Menggunakan larutan kimia sehingga memerlukan perawatan

regular terutama menjaga jumlah / level larutan kimianya

(+) Harganya relatif lebih murah

4.3.10 Metering

Pada dasarnya ada 2 macam metering yang digunakan di PGT, yaitu:

a. Metering tipe Analog (Electromechanical)

b. Metering tipe Digital (Microprocessor)

Metering Tipe Analog

Metering ini tiap unitnya hanya digunakan untuk satu fungsi, misalnya:

Tegangan, Arus, KWH, KVAR, KVA atau PF. Namun demikian untuk mempermudah

dan menghemat biaya biasanya metering arus dan tegangan dilengkapi dengan selector

switch untuk memilih atau memindahkan phase yang akan diukur.

Karena rasio yang digunakan pada metering tipe analog sudah tetap, jika ada

perubahan rasio baik pada CT maupun PT maka pembacaan metering akan berbeda

dengan aktualnya. Untuk mengatasi hal ini biasanya diberikan catatan rasio pembacaan

di dekat metering yang bersangkutan.

Metering Tipe Digital

Page 55: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

57

Metering jenis ini tiap unitnya sudah bisa dipakai untuk mengukur semua

parameter metering baik fasa A, B maupun C. Pada umumnya metering jenis ini

dilengkapi dengan tombol-tombol (keypad) untuk memilih parameter metering apa

yang akan dibaca. Contoh metering digital yang biasa dipakai di PGT adalah:

a. PQM (Power Quality Meter)

b. DPMS (Digital Power Metering System)

4.3.11 Panel Kontrol

Panel kontrol merupakan tempat untuk menempatkan relay, instrumen pengukuran,

switch kontrol dan terdapat pula kontrol wiring dari substation tersebut. Dari panel kontrol

inilah kita mengoperasikan semua peralatan listrik.

Page 56: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

58

BAB V

DASAR TEORI

5.1 Kestabilan Tegangan

Dalam sistem ketenagalistrikan, keandalan dan kestabilan merupakan hal yang

sangat penting dalam memenuhi kebutuhan konsumen. Dalam pekerjaannya, PT

Chevron Pacific Indonesia memiliki beban-beban dinamik yang membutuhkan daya

reaktif seperti motor listrik. Semakin besar beban maka kebutuhan var akan semakin

besar dan arus akan naik. Hal ini menimbulkan drop tegangan yang besar. Peralatan

listrik yang menerima tegangan dibawah kondisi nominal dapat mengakibatkan

peralatan listrik bekerja tidak maksimal bahkan bisa tidak bekerja sama sekali. Hal ini

juga dikenal dengan istilah voltage collapse dimana tegangan terhadap sistem telah

melewati batas nominal sehingga tidak mampu lagi memberikan daya yang cukup.

Besarnya kebutuhan daya reaktif dapat menyebabkan penurunan faktor daya yang

menyebabkan kenaikan drop tegangan pada saluran. Kondisi ini membatasi

pengiriman daya aktif ke beban.

5.2 Kualitas Daya (Power Quality)

5.2.1 Faktor Daya

Faktor daya (Cos phi) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara

daya aktif (Watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda

sudut fasa antara V dan I yang biasanya dinyatakan dalam cos φ .

( )

( )

Page 57: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

59

Faktor daya mempunyai nilai range antara 0 – 1 dan dapat juga dinyatakan dalam

persen. Faktor daya yang bagus apabila bernilai mendekati satu.

( )

( )

karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen kVA dan kVAR

berubah sesuai dengan faktor daya), maka dapat ditulis seperti berikut :

Daya Reaktif : ( )

Beberapa keuntungan meningkatkan faktor daya :

1. Kapasitas distribusi sistem tenaga listrik akan meningkat

2. Mengurangi rugi – rugi daya pada sistem

3. Adanya peningkatan tegangan karena daya meningkat.

Jika pf lebih kecil dari 0,85 maka kapasitas daya aktif (kW) yang digunakan akan

berkurang. Kapasitas itu akan terus menurun seiring dengan menurunnya pf sistem

kelistrikan. Akibat menurunnya pf maka akan timbul beberapa persoalan

diantaranya :

1. Besarnya rugi-rugi daya

2. Besarnya penggunaan daya listrik VAR

3. Mutu listrik menurun karena timbul jatuh tegangan (voltage drop)

Daya reaktif yang dibutuhkan oleh induktansi selalu mempunyai beda fasa 90°

dengan daya aktif. Kapasitor menyuplai VAR dan melepaskan energi reaktif yang

dibutuhkan oleh induktor. Ini menunjukan induktansi dan kapasitansi mempunyai

beda fasa 180°.

Beberapa strategi untuk koreksi faktor daya adalah :

1. Meminimalkan operasi dari beban motor yang ringan atau tidak bekerja

Page 58: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

60

2. Menghindari operasi dari peralatan listrik diatas tegangan rata – ratanya

3. Mengganti motor – motor yang sudah tua dengan energi efisien motor.

Meskipun dengan energi efisien motor, bagaimanapun faktor daya

diperngaruhi oleh beban yang variasi. Motor ini harusdioperasikan sesuai

dengan kapasitas rata– ratanya untuk memperoleh faktor daya tinggi.

4. Memasang kapasitor pada jaringan AC untuk menurunkan medan dari daya

reaktif.

Dari gambar berikut dapat dilihat penurunan daya VAR yang meningkatkan nilai

faktor daya setelah tambahan kapasitansi :

Gbr 13. Faktor Daya

5.2.2 Kompensator dan FACTS

1. Capacitor Bank

Kapasitor memiliki sifat alami untuk menyimpan muatan listrik ketika ia dialiri arus.

Muatan yang terkumpul akan menimbulkan tegangan listrik. Muatan yang terkumpul

memiliki cadangan daya reaktif yang sangat tinggi. Sehingga, jika suatu waktu jaringan

membutuhkan pasokan daya reaktif, kapasitor bisa memberikan cadangan yang ia miliki

pada jaringan yang membutuhkan.

Page 59: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

61

Kelemahan dari kapasitor adalah ia tidak bisa menkompensasi kelebihan daya reaktif

dari jaringan. Kapasitor hanya memilki kemampuan untuk memberikan pasokan daya

reaktif pada jaringan tapi tidak bisa menangani kelebihan VAR dari jaringan. Kapasitor

dapat menaikan tegangan jaringan dengan cara memberikan arus yang ia miliki tadi. Akan

tetapi, kenaikan tegangan yang ia berikan sebanding dengan arus yang yang ia transfer.

Artinya, tegangan yang dirasakan system adalah naik tidak tetap. Padahal, jaringan

menuntut kestabilan.

Kelebihan dari kapasitor adalah harganya yang sangat murah dibanding dua teknologi

kompensator lainnya. Kekurangan yang dimiliki kapasitor diantaranya,

- Proses switching yang tidak sinkron dengan gelombang terkadang

menyebabkan aurs inrush dan ini akan menyebabkan transient. Transient ini

akan menyebabkan stress pada jaringan.

- Dibatasi oleh waktu respon switchgear nya yang lebih dari 70 ms

- Harus di discharge selama operasi berlangsung

- Tidak cocok dengan beban yang selalu bervariasi. Sehingga dibutuhkan alat

frequent switching agar steady state terjadi.

- Kenaikan tegangan yang tiba-tiba menyebabkan gelombang harmonik sehingga

dibutuhkan filter

Kapasitor memiliki karakteristik V2 yaitu kenaikan tegangan akan terus terjadi hingga

batasnya tercapai dan akan mengecil ketika suatu saat dibutuhkan.

Page 60: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

62

Gbr 14. Capacitor Bank dan kurva tegangan terhadap arus

2. Static Var Compensator

SVC juga memiliki kemampuan untuk menaikan tegangan system, akan tetapi ada

beberapa perbedaan mendasar dibanding capacitor bank.

Kelebihan dari SVC adalah sebagai berikut,

- Respon yang cepat (20-30 ms)

- System pengontrolan yang terus menerus

- Bisa bersifat induktif (menerima daya VAR) dan kapasitif (memberikan daya

reaktif pada jaringan)

- Sangat ekonomis untuk system yang besar

Kekurangan dari kompensator ini adalah

- Menghasilkan gelombang harmonik

Page 61: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

63

- Memiliki karakteristik V2 seperti yang dimilki oleh kapasitor.

Gbr 15. Komponen penyusun dan karakterisik FACTS SVC

3. STATCOM

Kelebihan STATCOM dibanding capbank dan SVC adalah :

- Respon yang sangat cepat (≤ 10 ms). Untuk daya yang sangat besar bisa mulai bekerja

antara 20-50 ms

- Tidak ada kenaikan tegangan yang mendadak

- Kemampuan induktif dan kapasitif

- Karakteristik arus konstan (nilai daya reaktif turun karena tegangan bukan fungsi

kuadratis)

- Tingkat harmoniknya kecil sehingga tidak butuh filter

- Terintegrasi dengan AHF (Active Harmonic Filtering)

- Harganya lebih murah dibanding SVC untuk kemampuan 50 MVAR

- Bisa dipasangkan dengan kapasitor membentuk system hybrid

Page 62: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

64

Gbr 16. Gambar kurva STATCOM

Perbandingan Capacitor Bank dan FACTS

Tabel 1. Perbandingan capacitor bank dan FACTS

5.3 Fenomena Transien atau Kondisi Peralihan

Kondisi transient sering terjadi pada saat proses switching on atau off suatu

peralaatan listrik. Kondisi ini tidak terlalu berpengaruh untuk sistem bertegangan kecil. Tapi

akan berbeda jika kita masuk pada ranah tegangan tinggi. Kondisi transient sangat berbahaya

karena saat proses ini terjadi, tegangan yang sangat tinggi akan berosilasi dan terjadi dalam

waktu yang sangat cepat. Kondisi yang sangat instan ini tidak baik untuk jaringan dan butuh

Page 63: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

65

pengamanan khusus. Setiap penambahan suatu peralatan pada jaringan bertegangan tinggi,

harus dipertimbangkan pula kondisi transiennya. Karena proses switching terjadi disini.

5.4 Hubung Singkat dalam Sistem Tenaga Listrik

Hubung singkat adalah kondisi dimana rangkaian listrik melewatkan arus yang

sangat besar pada jalur yang tidak diinginkan dan biasanya jalur itu memiliki nilai hambatan

yang sangat kecil dan nilai tegangannya hampir mendekati nilai 0. Saat tegangan bernilai 0,

maka arus yang lewat sangatlah besar. Short circuit adalah kondisi dimana rangkaian listrik

melewatkan arus yang sangat besar pada jalur yang tidak diinginkan dan biasanya jalur itu

memiliki nilai hambatan yang sangat kecil dan nilai tegangannya hampir mendekati nilai 0.

Saat tegangan bernilai 0, maka arus yang lewat sangatlah besar.

Pada jalur transmisi, gangguan yang paling sering terjadi adalah antara fase ke ground

(80%) dan fase ke fase (5%). Dan kondisi ini akan sangat berpengaruh pada sistem

menyeluruh. Short circuit dari fase ke ground yang paling sering terjadi adalah akibat

gangguan hewan seperti monyet yang menggantung di kabel listrik, ranting pohon yang patah

dan mengenai kabel listrik dan lain sebagainya. Kondisi short circuit ini juga harus

diperhitungkan sebelum pemasangan suatu alat tambahan. Dalam hal ini capacitor. Karena

bisa saja alat yang kita tambahkan ke jaringan ini juga memberikan tambahan arus pada

sistem sehingga akan menaikan total arus akibat short circuit tadi.

Page 64: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

66

BAB VI

Batas Permasalahan

Pertambahan jumlah beban setiap tahunnya selalu meningkat. Dan kondisi ini tidak

seiring dengan penambahan generator. Sehingga terkadang terjadi ketidakseimbangan antara

pasokan daya dan konsumsinya. Selama ini, chevron juga sering mengalami gangguan akibat

jaringan antara bus Sintong (STG) dan Manggala (MGL) yang open. Akibat pemutusan

tersebut, jaringan yang awalnya loop berubah menjadi radial. Perubahan jaringan ini akan

mengakibatkan nilai impedansi jaringan menjadi naik karena jaringan yang awalnya paralel

kini berubah menjadi seri. Kenaikan nilai impedansi akan berpengaruh pada drop tegangan

yang semakin besar di jaringan. Drop tegangan itu akan menurunkan tegangan yang tiba di

bus.

Gambar 17. Kondisi jaringan loop saat MGL-STG close

Page 65: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

67

Gbr 17. Kondisi jaringan radial saat MGL-STG open

Pada dynamic load, kenaikan tegangan berbanding terbalik dengan arus. Saat

tegangan naik maka arus turun. Dan ini terjadi pada sebagian besar beban di PT Chevron

yang berupa dynamic load. Motor-motor untuk menggerakan pompa-pompa minyak di PT

Chevron adalah salah satu contoh dynamic load. Motor-motor ini tidak dapat bekerja dengan

arus yang melewati arus ratingnya. Jika motor ini digerakan dengan arus yang melewati

ratingnya, maka sangat membahayakan motor. Untuk menghindari terjadinya arus yang

sangat besar tersebut, tiap motor telah dilengkapi dengan undervoltage rele. Sehingga ketika

tegangannya turun melewati batas ratingnya, motor akan berhenti bekerja.

Akan tetapi, berhentinya motor bekerja akan memberi dampak pada pendapatan

minyak Chevron. Hilangnya beberapa menit production time, akan sangat mempengaruhi

pendapatan Chevron. Dan hal ini sangat tidak diinginkan. Beban-beban besar mengkonsumsi

daya dalam jumlah besar dan menyebabkan drop tegangan yang sangat besar hingga jika drop

itu terlalu besar, akan timbul suatu keadaan “collapse”.

6.1 Solusi dari permasalahan

PT CPI membutuhkan kestabilan tegangan dan produksi minyak yang terus menerus.

Oleh sebab itu, kestabilan tegangan sangat diharapkan. Untuk mengatasi permasalahan

Page 66: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

68

penurunan tegangan yang dihadapi Chevron, Chevron menggunakan kompensator.

Kompensator akan menyuplai daya Reaktif untuk menaikan tegangan yang turun. Daya

Reaktif disuplai dengan mengirimkan arus reaktif pada saluran.

Segitiga Daya

Arus yang dikirim oleh pembangkit adalah arus total yang terdiri dari arus real untuk

membangkitkan Daya Aktif dan arus reaktif untuk kebutuhan Daya Reaktif. Karena kapasitor

telah menyumbang arus reaktif, sehingga pembangkit tidak terlalu banyak menyuplai arus

reaktif. Sehingga arus total yang dikirim menjadi kecil. Daya reaktif yang turun (awalnya Q2)

menjadi Q1, akan membuat nilai S (yang awalnya S1) menjadi S2. Sesuai dengan rumus factor

daya dan rumus daya semu yaitu :

Dengan nilai S turun dan P yang tetap, nilai faktor daya akan menjadi naik. Itulah

sebabnya factor daya dengan menggunakan kompensator akan menjadi naik.

Arus total yang dikirim dari pembangkit sebagian di drop oleh nilai reaktansi di saluran.

Dengan adanya kompensator, kebutuhan arus reaktif pada saluran telah dipenuhi sebagian

sehingga drop tegangan di saluran mengecil akibat arus total yang ada bisa dikirim maksimal

ke beban. Itulah sebabnya tegangan di beban menjadi naik.

Page 67: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

69

Pada Kerja Praktek ini, kami menawarkan penggunaan SVC/STATCOM dibandingkan

dengan penggunaan capacitor yang selama ini digunakan oleh Chevron. Ada beberapa sisi

positif dan negatif yang akan kita bahas nantinya. Mulai dari pertimbangan harga, sisi ukuran

dan kebutuhan daya yang harus dikompensasi.

Salah satu cara yang digunakan untuk menstabilkan tegangan adalah dengan menyuplai daya

reaktif pada grid.

- Menaikan tegangan pada grid dengan menginjeksikan daya reaktif ke grid

(Over exited di kompensator dan grid dalam keadaan inductive)

- Menurunkan tegangan pada grid dengan menyerap daya reaktif pada grid

(Under exited di kompensator dan grid dalam keadaan capacitive)

6.2 Simulasi menggunakan program

Simulasi yang kami lakukan digunakan untuk menguji apakah penambahan kompensator

itu memiliki dampak yang baik bagi sistem atau malah sebaliknya. Simulasi dilakuan dengan

menggunakan program ETAP dan MATLAB. Ada tiga simulasi yang dilakukan.

Diantaranya,

Page 68: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

70

1. Simulasi Loadflow dengan menggunakan software ETAP

Simulasi dilakukan untuk melihat pengaruh faktor daya dan jarak saluran

terhadap kestabilan tegangan.

Simulasi dilakukan dalam untuk mengamati kelayakan tegangan sebelum

dan setelah pemasangan FACTS SVC

2. Simulasi Short Circuit dengan menggunakan software ETAP

Simulasi dilakukan untuk mengetahui apakah dengan pemasangan HCT SVC

atau Capacitor Bank akan memberikan dampak buruk saat adanya gangguan

short circuit baik gangguan 1 fase ke tanah atau gangguan 3 fase.

3. Simulasi Transient dengan menggunakan software Matlab dan ETAP

Simulasi dilakukan untuk mengetahui pengaruh transient saat

SVC/STATCOM dan Capacitor Bank diswitch close.

Keterangan penamaan bus dalam simulasi :

- Central Duri : CD

- Batang : BTG

- Sintong : STG

- Bangko : BKO

- Rokan : RKN

- Manggala : MGL

- Ketigul : KTG

- Nela : NEL

- Balam : BLM

Page 69: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

71

BAB VII

Analisa Kestabilan Tegangan

Berikut merupakan grafik pengukuran kestabilan tegangan pada tipe tegangan 115 kV

dengan panjang saluran yang berbeda.

Gbr 18. Grafik kestabilan tegangan dengan panjang saluran 80 km

Gbr 19. Grafik kestabilan tegangan dengan panjang saluran 90 km

0 19

35 57

69 74

73 66

55 40

21 0

0 79

105 128

133 128

116 98

76 52

27 0 0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 20 40 60 80 100 120 140 160

Vse

nd

er/

Ere

ceiv

er

Power (MW)

Vsender/Ereceiver vs Power (with Losses)

0.85 1PF

0 17 31 50

61 66

65 59

49 36

19 0

0 70 93 114

119 114

103 87

68 47

24 0 0

0.2

0.4

0.6

0.8

1

1.2

0 20 40 60 80 100 120 140

Vse

nd

er/

Ere

ceiv

er

Power (MW)

Vsender/Ereceiver vs Power (with Losses)

0.85 1PF

Page 70: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

72

Pengaruh faktor daya dan panjang saluran terhadap kestabilan tegangan

Dari hasil grafik diatas dapat dilihat pengaruh faktor daya dan panjang saluran transmisi

terhadap kestabilan tegangan. Transfer daya pada sistem kelistrikan memiliki batas optimal

jarak saluran yang bergantung terhadap kapasitas saluran. Berdasarkan grafik diatas, dengan

kasus yang sama dapat dilihat bahwa saluran transmisi sepanjang 80 km memiliki batas

optimal daya aktif yang lebih tinggi dibandingkan saluran transmisi dengan panjang 90 km.

Saluran transmisi panjang 80 km dengan pf 0.85 mampu bekerja sampai pembebanan 74

MW. Sedangkan pada saluran dengan panjang 90 km dan pf yang sama hanya mampu

bekerja optimal hingga pembebanan 66 MW. Batas pembebanan ini dipengaruhi oleh drop

tegangan pada saluran. Saluran transmisi menggunakan kawat yang mengandung nilai

impedans (R dan Xl). Semakin panjang saluran, maka semakin besar impedansnya. Faktor

daya juga mempengaruhi batas kestabilan tegangan. Pada pf yang bernilai 1, kestabilan

tegangan dapat terjaga dengan penggunaan daya aktif yang mencapai 119 MW. Sehingga

sangat penting menjaga kestabilan tegangan agar penggunaan daya aktif dapat optimal.

Beberapa solusi untuk menjaga dan meningkatkan kestabilan tegangan adalah sebagai berikut

:

1. Menerapkan FACTS dengan penambahan kompensator (SVC, STATCOM,

Capacitor Bank)

2. Menambah pembangkit baru (butuh biaya besar)

3. Membangun sistem loop pada jaringan untuk meningkatkan keandalan. Hal ini

dapat memperkecil impedans

Berdasarkan rumus :

Z adalah impedans yang menimbulkan drop tegangan karena mengandung resistans untuk

beban statis dan reaktans untuk beban dinamis.

Dampak dari voltage collapse sangat dirasakan oleh beban-beban dinamis seperti motor

induksi. Rendahnya tegangan yang dirasakan motor menyebabkan penurunan torsi motor.

Motor akan terus mengalami penurunan kinerja sampai titik operasi kembali dicapai

Page 71: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

73

BAB VIII

Pengaruh Penggunaan Capacitor Bank dan FACTS SVC/

STATCOM Pada Jaringan Transmisi dan Distribusi di PT Chevron

Pacific Indonesia

8.1 Analisis Load Flow Menggunakan ETAP

Simulasi loadflow ini digunakan untuk mendapatkan perbandingan dari tegangan,

arus dan pf setiap kondisi. Hasil simulasi dikonversi kedalam kurva yang akan menampilkan

perbandingan tegangan serta arus di masing-masing bus. Bentuk kurva yang fluktuatif

disebabkan karena letak bus memiliki jarak yang berbeda-beda dari sumber. Semakin

panjang jaraknya maka semakin besar jatuh tegangan yang dirasakan. Hal ini disebabkan

karena setiap saluran mengandung R dan L yang juga menyerap arus sepanjang saluran dan

dibuang dalam bentuk panas. Simulasi load flow menggunakan bantuan aplikasi ETAP 7.5.0.

Pengamatan dilakukan pada jaringan transmisi 115 kV.

Salah satu masalah yang menjadi perhatian dalam sistem kelistrikan adalah

timbulnya jatuh tegangan yang besar (voltage drop). Penyebab jatuh tegangan adalah panjang

jarak dan beban. Putusnya saluran MGL-STG menyebabkan beban yang harus disupply dari

sisi Batang dan Pematang Main menjadi lebih besar sehingga arus yang mengalir semakin

besar. Arus yang besar menyebabkan jatuh tegangan semakin besar. Salah satu solusi untuk

mengurangi jatuh tegangan adalah dengan penambahan kompensator dijaringan.

Kompensator yang biasa digunakan adalah Capacitor Bank, SVC dan STATCOM.

Simulasi dilakukan pada wilayah yang tersebar dari Central Duri seperti pada gambar

dibawah. Hal ini bertujuan untuk melihat dampak dari gangguan yang pernah terjadi di MGL

– STG beberapa waktu lalu. Dari simulasi ini, dilakukan beberapa skenario yang

membandingkan pengaruh penggunaan kompensator terhadap tegangan sistem.

Kompensator yang digunakan pada simulasi load flow kali ini adalah Static Var Compensator

(SVC).

Page 72: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

74

8.1.1 Simulasi Load Fow menggunakan FACTS SVC

Skenario 1

Membandingkan antara 2 keadaan :

- Keadaan saat MGL-STG di Close, HCT SVC belum dipasang pada jaringan.

- Keadaan saat MGL-STG di Open, HCT SVC belum dipasang pada jaringan.

Jaringan listrik pada PT CPI menggunakan sistem radial dan sistem loop. Jaringan loop

memungkinkan titik beban terlayani dari dua arah saluran, sehingga kontinuitas pelayanan

lebih terjamin serta kualitas dayanya menjadi lebih baik, karena drop tegangan dan rugi daya

pada saluran menjadi lebih kecil. Namun tidak semua saluran dibuat dalam rangkaian loop,

karena pertimbangan biaya dan sebagainya. MGL – STG merupakan salah satu penghubung

jaringan loop dari pusat Central Duri, jika jaringan ini terputus maka sambungan loop akan

hilang.

Gbr 20.Kondisi Tegangan sebelum dan setelah saluran MGL-STG Open (tanpa HCT-

SVC)

Keterangan : - Norm : Jaringan tanpa SVC

- Norm HCT SVC : Jaringan dengan SVC

Grafik diatas menggambarkan kondisi tegangan pada masing-masing bus pada saat

keadaan normal MGL-STG Close dan MGL-STG open sebelum dipasangnya HCT SVC. Jika

dibandingkan, terlihat jelas bahwa setelah saluran MGL-STG di open (mengalami gangguan),

saluran mengalami perubahan jatuh tegangan. Pada saat STG-MGL Open, tegangan pada

107.213

100.7

95.24 93.424

104.179 102.9 103.456

92.664 92.054

107.412

103.2 99.86 98.206 103.3 100.4

102 97.508 96.931

80

85

90

95

100

105

110

CD BTG STG BKO RKN MGL KTGL NEL BLM

Tega

nga

n (

kV)

Lokasi BUS

Kondisi Tegangan Norm dan Norm (MGL-STG Open)

Norm (MGL-STGopen)

Norm

Page 73: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

75

saluran menurun yang disebabkan karena saluran yang awalnya berbentuk loop, berubah

menjadi radial. Dengan perubahan ini, akan menyebabkan terjadinya kenaikan nilai hambatan

(rangkaian yang awalnya paralel berubah menjadi seri). Nilai hambatan yang semakin besar

menyebabkan drop yang terjadi di sepanjang saluran meningkat. Akibatnya tegangan yang

dirasakan disisi beban lebih rendah dari nominalnya. Hal ini dapat mempengaruhi kinerja

peralatan-peralatan listrik yang tidak optimal.

Tabel 2. Kondisi normal dan saat MGL-STG open

Skenario 2

Membandingkan antara 2 keadaan :

- Keadaan saat MGL-STG di Open, HCT SVC belum dipasang pada jaringan.

- Keadaan saat MGL-STG di Open, HCT SVC telah dipasang pada jaringan.

Gbr 21.Kondisi Tegangan sebelum dan setelah saluran MGL-STG Open (dengan HCT-

SVC)

107.213

100.7

95.24 93.424

104.179 102.9

103.456

92.664

92.054

108.1 106.4

104.6 103.7 106.3 105.1 105.6

103 102.5

80

85

90

95

100

105

110

CD BTG STG BKO RKN MGL KTGL NEL BLM

Tega

nga

n (

kV)

Lokasi BUS

Kondisi Tegangan Norm dan Norm HCT SVC (MGL-STG Open)

Norm (MGL-STGOpen)

Norm HCT SVC(MGL-STG open)

Page 74: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

76

Dari grafik diatas dapat dilihat perbedaan profil tegangan pada setiap bus transmisi.

Dengan kasus MGL-STG open, jaringan yang diberi tambahan SVC memperoleh nilai

tegangan yang lebih tinggi dibandingkan tanpa SVC. Dengan menggunakan SVC, tegangan

yang didapatkan akan dijaga untuk tetap stabil. Berdasarkan prinsip kerja kompensator SVC,

semakin berkurang tegangan pada sistem maka SVC akan mengirimkan daya VAR untuk

menaikan tegangan. SVC akan bekerja dan memastikan bahwa tegangan sistem tidak

mengalami sag dan dalam keadaan berbeban besar sehingga sistem pada grid akan tetap

berada dalam batas yang dapat diterima. Penggunaan kompensator SVC akan meningkatkan

kapasitas saluran.

Tabel 3. Kondisi normal dan saat setelah HCT SVC close

Skenario 3

Membandingkan antara 2 keadaan :

- Keadaan saat MGL-STG di Close, HCT SVC belum dipasang pada jaringan.

- Keadaan saat MGL-STG di Close, HCT SVC telah dipasang pada jaringan.

Simulasi kali ini, kita akan membandingkan perubahan yang terjadi sebelum dan

setelah jaringan dipasangi SVC. Dalam keadaan ini, jaringan bus MGL-STG berada dalam

kondisi close.

Page 75: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

77

Gbr 22. Kondisi Tegangan sebelum dan setelah pemasangan SVC saluran MGL-

STG Close

Dari data simulasi yang kita dapatkan, terlihat jelas bahwa terdapat kenaikan

tegangan setelah SVC dipasang. Ini terjadi karena daya reaktif yang dibutuhkan oleh

konsumen telah disuplai oleh SVC. Sumbangan daya reaktif ini dari SVC mengkompensasi

daya reaktif dari sumber. Penurunan daya var yang disuplai dari sumber meningkatkan faktor

daya. Sehingga pemakaian kompensator SVC saat kondisi normal pada MGL-STG dapat

menaikkan kapasitas saluran dan meningkatkan tegangan sistem.

Tabel 4. Kondisi saat HCT SVC dipasang lalu MGL-STG di open

107.412

103.2

99.86 98.206

103.3

100.4

102

97.508 96.931

108 106.7

105 104 106.3

105 105.6 103.4

102.9

90

95

100

105

110

CD BTG STG BKO RKN MGL KTGL NEL BLM

Tega

nga

n (

kV)

Lokasi BUS

Kondisi Tegangan Norm dan Norm HCT SVC

Norm

Norm HCT SVC

Page 76: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

78

Skenario 4

Membandingkan antara 2 keadaan :

- Keadaan saat MGL-STG di Close, HCT SVC telah dipasang pada jaringan.

- Keadaan saat MGL-STG di Open, HCT SVC telah dipasang pada jaringan.

Pada simulasi kali ini, kita akan membandingkan dua kondisi dimana kedua kondisi telah

dipasangi SVC. Satu kondisi pada keadaan normal, dan kondisi lain saat jalur MGL-STG di

open.

Gbr 23.Kondisi Tegangan sebelum dan setelah saluran MGL-STG Open

(dengan HCT-SVC)

Dari hasil yang kita dapatkan melalui simulasi, terlihat jelas bahwa dengan adanya

SVC, tidak terjadi perubahan tegangan yang besar saat terjadi gangguan. Perubahan tegangan

ketika MGL-STG open mampu dikompensasi oleh kompensator. Hal ini menunjukkan

kelebihan dari sistem yang menggunakan kompensator. Ketika gangguan terjadi, jaringan

tidak mengalami jatuh tegangan yang signifikan sehingga peralatan listrik akan terjaga dan

aman.

108 106.7

105

104

106.3

105 105.6

103.4 102.9

108.1

106.4

104.6

103.7

106.3

105.1 105.6

103 102.5

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

CD BTG STG BKO RKN MGL KTGL NEL BLM

Tega

nga

n (

kV)

Lokasi BUS

Kondisi Tegangan Norm HCT SVC dan Norm HCT SVC (MGL-STG open)

Norm HCT-SVC

Norm HCT-SVC(MGL-STG Open)

Page 77: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

79

Perubahan tegangan yang besar dalam waktu yang singkat akan memperngaruhi

kinerja peralatan-peralatan listrik. PT Chevron Pacific Indonesia menggunakan banyak

peralatan listrik seperti motor listrik yang digunakan untuk memompa minyak. Sifat motor

adalah menarik arus yang sangat besar ketika tegangan yang ia terima di bawah dari tegangan

operasi. Semakin naik arus pada motor maka semakin kecil tegangannya. Hal ini dapat

berlangsung terus menerus dan menyebabkan stall pada motor.

Sebagai pengaman, pada motor listrik telah dilengkapi oleh rele undervoltage yang

akan melindungi motor jika terjadi penurunan tegangan. Akan tetapi, walaupun telah

dilengkapi dengan rele ini, pengoperasian kembali mesin setelah kondisi undervoltage juga

membutuhkan waktu. Waktu operasi yang terhenti lama ini sangat membahayakan

perusahaan minyak seperti PT CPI. Oleh sebab itu, penurunan tegangan yang drastis

sebaiknya dihindari.

Dengan adanya kompensasi ini maka pekerjaan yang dilakukan tidak akan terganggu

apabila terjadi gangguan ketika MGL-STG open. Perubahan tegangan setelah MGL-STG

open hanya berubah 0.1 hingga 0.4 kV. Penurunan tegangan yang kecil ini tidak berdampak

besar pada peralatan listrik.

Tabel 5. kondisi saat MGL-STG open lalu HCT SVC di close

Skenario 5

Membandingkan antara 4 keadaan :

- Keadaan saat MGL-STG di Close, HCT SVC belum dipasang pada jaringan.

- Keadaan saat MGL-STG di Close, HCT SVC telah dipasang pada jaringan.

- Keadaan saat MGL-STG di Open, HCT SVC belum dipasang pada jaringan.

Page 78: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

80

- Keadaan saat MGL-STG di Open, HCT SVC telah dipasang pada jaringan.

Pada simulasi kali ini akan dilakukan pengamatan dari sisi arus dan faktor daya dengan 4

kondisi. Kondisi-kondisi tersebut akan membandingkan keadaan pengaruh penggunaan

kompensator SVC.

1. Pengamatan di BUS 115 kV Pematang Main

Gbr 24.Kondisi Tegangan MGL-STG Open di lokasi Batang

Tabel 6. Kondisi arus dan pf di bus BTG

Page 79: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

81

2. Pengamatan di BUS 115 kV Batang

Gbr 25.Kondisi Tegangan saat MGL-STG Open di lokasi Pematang Main

Tabel 7. Kondisi arus dan pf di bus PMM

Dari kedua data yang kita dapatkan, kita akan analisa arus dan pf di bus PMM dan

BTG. Kita akan melihat perbandingan arus dan pf (power factor) yang kita dapatkan melalui

simulasi. Dengan keadaan sama-sama normal (MGL-STG closed), terlihat bahwa dengan

HCT SVC arus yang didapatkan lebih kecil. Sehingga tidak terjadi jatuh tegangan yang besar.

Ketika keadaan MGL-STG terbuka, seharusnya yang terjadi adalah arus semakin besar dan

tegangan sistem menurun. Akan tetapi, dengan adanya HCT-SVC, tegangan tetap stabil

untuk memenuhi kebutuhan sistem.

Dari kedua data yang kita dapatkan, kita akan analisa arus dan pf di bus PMM dan

BTG. Kita akan melihat perbandingan arus dan pf (power factor) yang kita dapatkan melalui

simulasi. Dengan keadaan sama-sama normal (MGL-STG closed), terlihat bahwa dengan

HCT SVC arus yang didapatkan lebih kecil. Sehingga tegangannya juga tidak terlalu besar

dan ini sangat baik untuk motor.

Page 80: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

82

Tabel 8. Hasil Loadflow PT CPI tahun 2013

Tabel 9. Hasil Loadflow PT CPI tahun 2014

Tabel 10. Hasil Loadflow PT CPI tahun 2015

Page 81: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

83

Tabel 11. Hasil Loadflow PT CPI tahun 2016

Dari tahun ke tahun, terlihat bahwa terjadi kenaikan beban yang berdampak pada

penurun tegangan. Beban yang terus bertambah akan menurunkan nilai impedansi totalnya.

Sehingga makin banyak pula arus yang akan ditarik dari sumber. Arus yang ditarik oleh

beban akan melewati saluran transmisi dan distribusi. Karena arus yang lewat sangat besar,

sehingga drop tegangannya juga akan besar. Padahal tegangan sumber tetap. Sehingga

tegangan yang tiba dikonsumen menjadi turun akibat drop tegangan yang besar tadi.

Gbr 26. Perbandingan drop tegangan antara tahun 2013 dan 2016

Page 82: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

84

8.2 Analisis Kondisi Transien Menggunakan Software ETAP

Digunakan aplikasi ETAP untuk melihat kondisi transien akibat capacitor bank

switching. Simulasi transien pada ETAP tidak bisa dilakukan jika menggunakan SV sehingga

simulasi pada FACTS tersebut dilakukan menggunakan program MATLAB.

8.2.1 Simulasi Transien menggunakan Capacitor Bank

Skenario 1

- Konfigurasi Normal tanpa Capacitor Bank 25 MVAR

- Saluran MGL-STG open pada t = 0 s

Gbr 26.Kondisi Transien saat MGL-STG Open tanpa Capacitor Bank

Dari grafik yang kita dapatkan, jaringan tanpa penambahan capacitor bank akan mengalami

drop tegangan yang besar. Karena penurunan jaringan yang awalnya loop berubah menjadi

radial. Sehingga jaringan menjadi seri dan nilai impedans menjadi besar sehingga drop

tegangan pun besar. Inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan tegangan tersebut.

Skenario 2

- Konfigurasi Normal dengan Capacitor Bank 25 MVAR

- Saluran MGL-STG dalam keadaan Open

Page 83: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

85

Gbr 27.Kondisi Transien Pemasangan 2 Capacitor Bank saat MGL-STG Open

Dengan adanya penambahan capacitor, tegangan yang akan drop, langsung dinaikan dengan

penambahan MVAR. Capacitor akan menaikan nilai reaktif jaringan sehingga tegangan yang

seharusnya turun akibat perubahan jaringan menjadi radial, menjadi naik karenanya. Terlihat

dari grafik, pada detik ke 0.1, tegangan yang seharusnya turun malah menjadi naik sebesar

9% dari tegangan 115 kV. Naik sebesar 10.35 kV. Sehingga tegangan sekarang menjadi

125.35 kV.

Skenario 3

- Keadaan saat MGL-STG di Open,

- ke dua CB pada 2 Capacitor Bank awalnya Open lalu di Close dengan waktu kerja

Waktu kerja CB219 = 1 sc

Waktu kerja CB218 = 15 sc

Gbr 28. Kondisi Transien Pemasangan Capacitor Bank secara bertahap saat

MGL-STG Open

Page 84: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

86

Ketika jaringan open, jaringan yang awalnya loop menjadi radial sehingga terjadi drop

tegangan yang sangat besar. Kedua kapasitor di close dalam rentang waktu 14 detik. Dan

terjadi kenaikan tegangan total sebesar 32%. Artinya 32%*13.8 = 4.416 kV. Kenaikan ini

akan menjadikan tegangan akhir sebesar 18.216 kV. Kenaikan yang sangat tinggi ini sangat

berbahaya untuk alat-alat seperti motor, dan perangkat listrik lainnya.

8.3 Analisis Kondisi Transien Menggunakan Software Matlab (MGL-

STG Close)

Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

Software Matlab

Pada simulasi transien ini digunakan software bantu Matlab mengamati kondisi

peralihan yang dialami oleh sistem akibat pemasangan Capacitor Bank atau FACTS

STATCOM/SVC. Praktikan melakukan pengamatan pada 2 bus saluran yaitu bus NEL dan

bus BKO yang telah diintegrasikan kedalam Data Acquisition. Pengamatan terhadap bus

yang lain juga dapat dilakukan dengan memilik sink seperti gambar berikut :

STATCOM 1

STA

TC

OM

2

Page 85: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

87

8.3.1 Simulasi Transien menggunakan STATCOM/SVC

Skenario 1

MGL-STG Close

CB Initial condition : Open

STATCOM STG [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

STATCOM BKO [0.2 10] CB Close pada waktu 0.2-10 sc

Gbr 30.Kondisi Transien Pemasangan STATCOM secara bertahap pada bus

NEL dan BKO

Uabc_NEL

Iabc_NEL

Uabc_BKO

Iabc_BKO

Page 86: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

88

Gambar diatas merupakan kondisi transien yang terjadi ketika STATCOM terhubung ke

jaringan pada detik ke 0.1 dan 0.2 s. Lama masa transien terjadi selama 0.05 s

Gbr 31.Ilustrasi dari aliran arus pada jaringan listrik PT CPI

Saat MGL-STG close, nilai impedansi tidak begitu besar. Sehingga arus dari sumber

akan terbagi terbagi dua seperti yang terlihat pada gambar. Arus tidak mengalir ke bus BKO

karena disana tidak ada beban kecuali STATCOM yang belum terhubung. Arus hanya akan

mengalir jika terhubung dengan beban dan terjadi rangkaian loop. Pada detik ke 0.1 s bus

BKO tidak dialiri arus. Ketika detik ke 0.2 s STATCOM pada bus BKO terhubung (CB

STATCOM Close) maka akan muncul aliran arus dengan fenomena arus transien seperti

pada gambar simulasi.

Dari grafik hasil simulasi yang kita dapatkan, saat t=0.1 sekon, nilai tegangan tidak

jatuh/drop. Akan tetapi naik. Ini karena hambatan di saluran tidak terlalu mendrop tegangan

(MGL-STG close sehingga total hambatan saluran kecil). Dan itulah sebabnya tegangan naik.

Karena tegangan sumber masih bisa mengantisipasi drop dari STATCOM yang close di bus

STG.

Page 87: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

89

Gbr 32.Ilustrasi dari aliran arus pada jaringan listrik PT CPI

Saat t = 0.2 sekon, STATCOM di BKO di close, sehingga arus mengalir melalui bus

BKO. Dari grafik kelihatan bahwa bus BKO kini telah mendapatkan arus listrik karena

STATCOM sendiri menarik arus. Dari grafik yang kita dapatkan, saat t=0.2 sekon tegangan

di bus BKO dan NEL drop/turun karena kedua kompensator telah di close. STATCOM akan

menarik var yang cukup besar sehingga mendrop tegangan pada saat di close selama

beberapa detik hingga akhirnya naik dan menyentuh keadaan steady.

Page 88: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

90

Gbr 33.Gambar gelombang V dan Q pada STATCOM 1 berlokasi di STG

Gambar diatas menunjukkan aliran tegangan dan daya reaktif (VAR) yang dialami

oleh STATCOM 1 yang berlokasi di bus STG. Pada detik ke 0.1 s, STATCOM

menginjeksikan daya VAR kepada sistem sebesar 2.1 pu selama 0.03 s lalu menyerap

kembali secara perlahan. Ketika daya VAR dikirim dari STATCOM, maka tegangan pada

sistem akan naik dan turun secara perlahan sesuai daya VAR yang diterima sistem. Namun

pada detik ke 0.2 s, STATCOM 1 mengalami sedikit lonjakan daya VAR akibat STATCOM

2 (berlokasi di BKO) dinyalakan.

Skenario 2

- MGL-STG Close

- CB Initial condition : Open

- STATCOM STG [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

- STATCOM BKO [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

Transien pada STATCOM 1

yang menyuplai VAR ke

sistem sangat besar ketika

dinyalakan (di STG)

Transien pada STATCOM

2 yang menyerap VAR

dari sistem sangat besar

ketika dinyalakan (di BKO)

Page 89: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

91

Gbr 34.Kondisi Transien Pemasangan 2 STATCOM pada bus NEL dan BKO

(MGL-STG Close)

Berbeda halnya jika ke dua STATCOM di close bersamaan, ke dua STATCOM

bersamaan mendrop tegangan dari sumber. Saat jaringan MGL-STG close, nilai impedansi

tidak terlalu besar sehingga drop tegangan dari saluran bisa dihiraukan. Akan tetapi ke dua

STATCOM mendrop tegangan dalam jumlah besar saat t=0.1 sekon. Sehingga saat t=0.1

sekon, tegangan baik di bus BKO dan NEL sama-sama turun. Bus BKO dialiri arus saat t=0.1

Page 90: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

92

sekon karena STATCOM sendiri menarik arus. Dan arus tersebut melalui bus BKO saat t=0.1

sekon.

Skenario 3

- MGL-STG Open

- CB Initial condition : Open

- STATCOM STG [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

- STATCOM BKO [0.2 10] CB Close pada waktu 0.2-10 sc

Gbr 35.Kondisi Transien Pemasangan 2 STATCOM pada bus NEL dan BKO (MGL-STG

Open)

Page 91: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

93

Simulasi pada scenario 3 dilakukan untuk mengamati kondisi transien akibat

pemasangan Capacitor Bank ketika MGL-STG open. Saat kondisi ini terjadi, jaringan yang

awalnya berbentuk loop kini berubah menjadi radial. Sehingga nilai impedansinya naik dan

drop tegangan membesar di saluran. Pada skenario bus MGL-STG close, tegangan sistem

saat t=0.1 sekon adalah naik. Berbeda halnya jika bus MGL-STG di open. Tegangan yang

kita dapatkan di grafik malah menjadi turun. Ini karena tegangan yang dirasakan oleh bus

STG adalah hasil dari tegangan sumber dikurangi tegangan dari saluran dan drop dari

STATCOM di bus STG sendiri. Itulah sebabnya saat t=0.1 sekon, tegangan yang didapatkan

menjadi turun. Arus belum mengalir di bus BKO karena tidak ada beban yang menarik arus

dan STATCOM 2 masih dalam keadaan open sehingga tidak ada komponen yang menarik

arus.

Saat t=0.2 sekon, ke dua kompensator di close sehingga drop tegangan menjadi lebih besar

dari pada sebelumnya. Itulah sebabnya tegangan menjadi lebih turun ketimbang tegangan

yang didapatkan pada saat t=0.1 sekon.

Arus kini telah mengalir di bus BKO karena STATCOM telah di close disana dan arus ditarik

olehnya.

Skenario 4

- MGL-STG Open

- CB Initial condition : Open

Page 92: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

94

- STATCOM STG [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

- STATCOM BKO [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

Gbr 36.Kondisi Transien Pemasangan 2 STATCOM pada bus NEL dan BKO

(MLG-STG Open)

8.3.2 Simulasi Transien menggunakan Capacitor Bank

Skenario 1 (MGL-STG Close)

- MGL-STG Close

- CB Initial condition : Open

- Capbank STG [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

- Capbank BKO [0.2 10] CB Close pada waktu 0.2-10 sc

Page 93: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

95

Gbr 37.Kondisi Transien Pemasangan Capacitor Bank secara bertahap pada bus

NEL dan BKO (MLG-STG Close)

Skenario 2 (MGL-STG Close)

- MGL-STG Close

- CB Initial condition : Open

- Capbank STG [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

- Capbank BKO [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

Gbr 38.Kondisi Transien Pemasangan 2 Capacitor Bank pada bus NEL dan BKO

(MLG-STG Close)

Page 94: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

96

Skenario 3 (MGL-STG Open)

- MGL-STG Open

- CB Initial condition : Open

- Capbank STG [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

- Capbank BKO [0.2 10] CB Close pada waktu 0.2-10 sc

Gbr 39.Kondisi Transien Pemasangan Capacitor Bank secara bertahap pada bus

NEL dan BKO (MLG-STG Open)

Skenario 4 (MGL-STG Open)

- MGL-STG Open

- CB Initial condition : Open

- Capbank STG [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

- Capbank BKO [0.1 10] CB Close pada waktu 0.1-10 sc

Page 95: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

97

-

Gbr 40.Kondisi Transien Pemasangan 2 Capacitor Bank pada bus NEL dan

BKO (MLG-STG Open)

Gbr 41.Kondisi Transien Pemasangan Capacitor Bank secara bertahap pada bus

NEL dan BKO (MLG-STG Open)

Lama masa transien pada arus bus BKO terjadi selama 0.1 s – 0.115 s

Page 96: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

98

Skenario 5 (MGL-STG Close-Open)

- MGL-STG Open pada t = 0.1 s

- Cap Bank STG Close pada t = 0.2 s

- Cap Bank BKO Close pada t = 0.3 s

Gbr 42.Kondisi Transien Pemasangan Capacitor Bank secara bertahap pada

bus NEL dan BKO (MLG-STG Open)

Page 97: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

99

8.4 Analisis Kondisi Short Circuit 3 Phase Menggunakan Software

ETAP

Lokasi BKO

8.4.1 Simulasi Short Circuit dengan SVC

Gbr 43.Simulasi gangguan hubung singkat 3P dengan STATCOM pada bus

STG (MGL-STG Close dan Open)

Page 98: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

100

Dari hasil pengamatan diatas, nilai arus gangguan pada bus STG saat MGL-STG

Close memiliki besar arus gangguan lebih besar dibandingkan ketika MGL-STG Open. Hal

ini disebabkan ketika MGL-STG Open, tidak ada arus yang mengalir dari arah MGL

Gbr 44.Simulasi gangguan hubung singkat 3P dengan Capacitor Bank pada bus

8.4.2 Simulasi Short Circuit dengan Capacitor Bank

STG (MGL-STG Close dan Open)

MGL-STG Kompensator Kondisi

kompensator

Arus (kA)

TOTAL BTG-

STG

MGL-

STG

BKO-

STG

close

SVC Open 3.94 1.44 1.54 0.813

Close 3.94 1.44 1.54 0.813

CAPBANK Open 3.94 1.44 1.54 0.813

Close 3.94 1.44 1.54 0.813

open SVC Open 2.58 1.61 0 0.813

Page 99: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

101

Close 2.58 1.61 0 0.813

CAPBANK Open 2.58 1.61 0 0.813

Close 2.58 1.61 0 0.813

Gbr 45.Hasil Pengamatan Arus Gangguan 3 Phase di bus STG

Hasil pengamatan diatas dapat dilihat nilai arus gangguan yang terjadi di Bus Transmisi

STG. Pada saat MGL-STG Close, arus gangguan dengan jaringan normal tanpa SVC dan

menggunakan SVC memiliki besar yang sama yaitu 3.94 kA. Hal ini menunjukkan bahwa

dengan FACTS SVC pada sistem tidak memberikan arus gangguan tambahan kepada bus

STG. Oleh karena itu pemakaian SVC tidak memberi dampak ketika terjadi gangguan. Nilai

arus dari arah BKO bernilai sangat kecil sebesar 0.813 kA karena arus gangguan dari arah

BKO hanya diberikan oleh beban-beban motor dan arus yang keluar dari beban-beban

tersebut tidak sebesar arus dari sumber pembangkit. Penggunaan Capacitor Bank dan SVC

ketika terjadi hubung singkat menghasilkan nilai arus gangguan yang sama dan tidak

menyumbang arus gangguan.

Ketika MGL-STG Open, maka arus gangguan yang dihasilkan lebih kecil dibanding saat

Close karena tidak ada arus kiriman dari MGL. Namun besar arus gangguan di BTG

bertambah karena adanya tambahan arus gangguan dari arah Pematang.

Page 100: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

102

8.5 Analisis Kondisi Short Circuit 1 Phase Phase Menggunakan

Software ETAP

8.5.1 Simulasi Short Circuit menggunakan SVC

Gbr 46.Simulasi gangguan hubung singkat 1P-G dengan SVC pada bus STG

(MGL-STG Close dan Open)

Page 101: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

103

8.5.2 Simulasi Short Circuit menggunakan Capacitor Bank

Gbr 47.Simulasi gangguan hubung singkat 1P-G dengan Capacitor Bank pada

bus STG (MGL-STG Close dan Open)

MGL-STG Kompensator Kondisi

kompensator

Arus (kA)

TOTAL BTG-

STG

MGL-

STG BKO-STG

close

SVC Open 2.06 1.06 1 0

Close 2.06 1.06 1 0

CAPBANK Open 2.06 1.06 1 0

Close 2.06 1.06 1 0

open

SVC Open 1.18 1.18 0 0

Close 1.18 1.18 0 0

CAPBANK Open 1.18 1.18 0 0

Close 1.18 1.18 0 0

Gbr 48.Hasil Pengamatan Arus Gangguan 1 Phase-Ground di bus STG

Page 102: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

104

Dari hasil simulasi yang kita dapatkan, terlihat bahwa penambahan SVC atau Capacitor

Bank tidak berpengaruh pada keadaan bus yang ada. SVC dan Capbank tidak menyumbang

arus sama sekali pada bus yang mengalami short circuit. Saat jaringan antara bus MGL-STG

open, tidak ada arus yang disumbang dari MGL menuju STG. Sehingga total arus yang

didapatkan pada saat short circuit menjadi turun. Pada simulasi arus gangguan 1 fasa-ground,

nilai arus gangguan saat MGL-STG open memiliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan saat

close. Hal ini disebabkan karena ketika open, arus gangguan yang harusnya dikirim dari

rangkaian loop MGL tidak ada sehingga total arus gangguan lebih kecil.

Gangguan 3 phase menghasilkan arus gangguan yang lebih besar daripada gangguan 1 phase.

Untuk kasus gangguan 3 phase nilai arus gangguan merupakan arus fasanya IA/IB/IC

sedangkan untuk gangguan 1 phase yang terukur adalah arus netralnya I0. Berdasarkan rumus

Lokasi BKO

Pengamatan juga dilakukan di lokasi BKO untuk melihat berapa besarnya arus gangguan

hubung singkat.

MGL-STG Kompensator Kondisi

kompensator

Arus (kA)

TOTAL

close

SVC Open 3.22

Close 3.22

CAPBANK Open 3.22

Close 3.22

open

SVC Open 2.37

Close 2.37

CAPBANK Open 2.37

Close 2.37

Gbr 49.Hasil Pengamatan Arus Gangguan 3 Phase di BKO

MGL-STG Kompensator Kondisi

kompensator

Arus (kA)

TOTAL

Page 103: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

105

close SVC Open 1.58

Close 1.58

CAPBANK Open 1.58

Close 1.58

open SVC Open 1.02

Close 1.02

CAPBANK Open 1.02

Close 1.02

Gbr 50.Hasil Pengamatan Arus Gangguan 1 Phase-Ground di bus BKO

Berikut adalah perbandingan nilai arus hubung singkat antara bus BKO dan STG :

MGL-STG Substation

Arus (kA)

Normal Capbank SVC

Close

STG 3.94 3.94 3.94

BKO 3.22 3.22 3.22

Open

STG 2.58 2.58 2.58

BKO 2.37 2.37 2.37

Gbr 51.Perbandingan arus gangguan hubung singkat 3 phase pada bus STG dan BKO

MGL-STG Substation Normal Capbank SVC

Close

STG 2.06 2.06 2.06

BKO 1.58 1.58 1.58

Open

STG 1.18 1.18 1.18

BKO 1.02 1.02 1.02

Gbr 52.Perbandingan arus gangguan hubung singkat 1PG pada bus STG dan BKO

Page 104: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

106

BAB IX

Kesimpulan dan saran

9.1 Kesimpulan

1. Beban yang tiba-tiba berubah bisa menyebabkan voltage flickers.

2. Pada penggunaan capacitor, Load shedding memiliki tingkat kompensasi yang

tinggi dan hal ini akan menyebabkan over voltage.

3. Switching pada capacitor dapat menyebabkan kenaikan tegangan yang mendadak

dan ini bisa menyebabkan motor tiba-tiba mati.

4. Kawasan industri dengan banyak variasi beban punya nilai harmonik yang tinggi.

5. Jaringan yang berubah dari Loop menjadi radial akan membuat nilai impedansinya

naik dan drop tegangan naik. Sehingga tegangan yang tiba di beban menjadi

kecil/berkurang.

6. Capacitor Bank tidak memiliki pengaturan dalam suplai daya reaktif ke jaringan

7. SVC/STATCOM mampu mengkompensasi tegangan yang ada di jaringan tanpa

menyebabkan overvoltage

8. Lama transient SVC/STATCOM lebih lama dibandingkan Capacitor Bank

9. Penggunaan Capasitor Bank maupun SVC/STATCOM tidak memberikan efek

kenaikan arus saat gangguan short circuit terjadi

10. Penggunaan kapasitor dan SVC/STATCOM dapat meningkatkan factor daya

sehingga pengiriman daya lebih optimal

11. Factor daya dan jarak saluran transmisi mempengaruhi kestabilan tegangan sistem

12. Semakin tinggi Factor daya sumber, semakin baik profile tegangan di saluran

13. Semakin tinggi factor daya sumber, semakin besar kapasitas saluran dalam

pengiriman daya aktif

Page 105: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

107

9.2 Saran

Secara umum, PT. Chevron Pacific Indonesia merupakan salah satu contoh

perusahaan yang sangat baik dalam memupuk semangat kerja, menerapkan disiplin

tinggi, menciptakan proses kerja yang efektif, serta mengutamakan keselamatan kerja

untuk mendapatkan hasil pekerjaan yang optimal. Kondisi lingkungan seperti ini

menjadi sarana yang baik bagi mahasiswa kerja praktek untuk belajar mengenal dunia

kerja yang profesional serta bagaimana menempatkan diri di dalamnya.

Secara teknis, penulis mendapatkan banyak ilmu mengenai seluk beluk sistem

tenaga listrik di PT. Chevron Pacific Indonesia, baik melalui bimbingan mentor,

pengamatan di lapangan, maupun tanya jawab dengan karyawan-karyawan

Departemen PGT. Kunjungan ke beberapa substation, menghadiri SMO FE Technical

Sharing Forum 2013, berdiskusi dengan beberapa karyawan, melakukan studi

literatur melalui buku-buku di library PGT, secara langsung telah meningkatkan

pengalaman dan pengetahuan penulis.

Jika mengamati seluruh sistem yang ada di Departemen PGT, baik sistem

ketenagalistrikan maupun sistem kerjanya, akan menjadi hal yang luar biasa jika

Departemen PGT dapat menjalin kerjasama dan berbagi pengalaman dengan

mahasiswa ketenagalistrikan di universitas-universitas yang ada di Indonesia.

Kemampuan PGT dalam memenuhi kebutuhan listrik di seluruh area PT. CPI secara

maksimal dan berkualitas dapat menjadi contoh yang baik bagi terciptanya kondisi

serupa di berbagai wilayah di Indonesia.

Dalam simulasi yang kita lakukan, masih terdapat beberapa kekurangan yang

bisa jadi bahan tambahan untuk adik-adik atau teman-teman yang ingin melanjutkan,

diantaranya

1. Dalam simulasi yang kami lakukan, kami belum menentukan koordinasi rele

dari capacitor bank atau SVC disclose di jaringan. Capacitor atau

SVC/STATCOM saat diswitch pada jaringan pasti menarik arus yang sangat

Page 106: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

108

besar dari sumber dalam waktu singkat. Perlu dilakukannya perhitungan

proteksi dan keamanannya.

2. Saat Capacitor Bank atau SVC/STATCOM di close dalam jaringan saat terjadi

short circuit, ada sumbangan arus dalam jumlah besar dan dalam hitungan

mikrodetik. Simulasi yang kami lakukan menggunakan software ETAP tidak

bisa menampilkan arus gangguan dari kompensator yang kita uji. Mungkin

dibutuhkan software tertentu yang bisa menguji lebih detail.

Terakhir, semoga hubungan yang telah terjalin antara pihak kampus Universitas

Gadjah Mada dengan PT. Chevron Pacific Indonesia akan berkembang lebih baik dan

lebih dalam di kemudian hari. Besar harapan penulis, semoga di waktu yang akan

datang dapat bekerjasama kembali dan menjadi bagian dari PT. Chevron Pacific

Indonesia.

Page 107: LAPORAN KERJA PRAKTEK - My journey and My Thought · PDF file4.3.8 CT & PT ... 4.3.9 AC & DC Power Supply ... Gbr 29.Rangkaian jaringan listrik PT CPI Integrated System menggunakan

109

DAFTAR PUSTAKA

http://ojandonk.com/2011/04/25/transformer-electrical-design/ (diakses pada tanggal

1 November 2012, pukul 10.42)

N.G.Hingorani, High Power Elelctronics, Scientific American, Novembar 1993.

Neutz, Michael.2013.Power Quality, Voltage Stabilisation for Industrial Grids and

Wind Farms with STATCOM.USA:IMEX.

R, Nelson.1994.Transmission Power Flow Control, IEEE Transactions on Power

Delivery.San Francisco:TDWorld.

Ray, Bhaskar. 2003.Facts Technology Application To Retire Aging Transmission

Assets And Address Voltage Stability Related Reliability Challenges In San

Francisco Bay Area.San Francisco:TDWorld.

Rizal, Luthfi.2012. Studi Pengaruh Penurunan Tegangan Bus Terhadap Kemampuan

Trafo Daya Di Pt. Chevron Pacific Indonesia (Laporan Kerja Praktek di PGT

Duri, PT. Chevron Pacific Indonesia).Duri:Tidak Dipublikasikan.

Smith, Ralph J.1992.Rangkaian Piranti dan Sistem.Jakarta:Erlangga

Stevenson, William D.1984.Analisis Sistem Tenaga Listrik.North Carolina:Erlangga

Tim O&TC PGT.2006.Operator & Technician Certification Modul-3. Departemen

Power Generation & Transmission.Duri:PT. Chevron Pacific Indonesia.

Tobing, Bonggas L.2003.Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi.Jakarta:Gramedia