laporan kerja i. a. - dpr.go.id · laporan kerja kunjungan delegasi ... dpr no 1/2014 tentang tata...
TRANSCRIPT
1
Laporan Kerja
Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Tiongkok
Ke Tiongkok
Beijing, 18-24 Mei 2016
I. Pendahuluan
A. Dasar Pengiriman Delegasi
Badan Kerja Sama Antar-Parlemen adalah Alat Kelengkapan DPR RI (AKD)
yang memiliki tugas dalam lingkup diplomasi parlemen. Hal ini tertuang dalam
Pasal 116 ayat (1) UU No 17/2014 tentang MPR, DPR, DPD, DPRD (MD3) yang
menerangkan bahwa tugas BKSAP antara lain: ”membina, mengembangkan dan
meningkatkan hubungan persahabatan dan kerja sama antara DPR dan parlemen
negara lain, baik secara bilateral maupun multilateral termasuk organisasi
internasional yang menghimpun parlemen dan/atau anggota parlemen negara
lain.”
Dalam pelaksanaan tugasnya, BKSAP membagi wilayah kerjanya menjadi
tiga: pelaksanaan tugas secara multilateral melalui organisasi internasional dan
organisasi regional, serta dalam hal pelaksanaan tugas secara bilateral melalui
peningkatan hubungan persahabatan dan kerja sama antarparlemen. Dalam
konteks pelaksanaan tugas secara bilateral, BKSAP dapat membentuk Grup Kerja
Sama Bilateral (GKSB) sebagaimana diatur dalam Pasal 76 ayat 1 (e) Peraturan
DPR No 1/2014 tentang Tata Tertib. Per 2015, DPR RI telah memiliki 49 GKSB
2
dengan Parlemen negara sahabat salah satunya adalah GKSB DPR RI dengan
Parlemen Republik Rakyat Tiongkok.
Untuk mendukung peningkatan hubungan bilateral, GKSB melakukan
berbagai kegiatan dalam kerangka bilateral termasuk dengan mengunjungi
negara terkait. Pada 2016 ini, BKSAP melakukan kunjungan GKSB ke Tiongkok.
Selama di Tiongkok, delegasi GKSB DPR RI mengadakan pertemuan
bilateral dengan sejumlah pemangku kepentingan di Tiongkok, di antaranya:
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik
Rakyat Tiongkok, Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional, Wakil
Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Kongres Rakyat Nasional, dan China Railway
Corporation. Selain itu, delegasi GKSB DPR RI juga melakukan kunjungan ke
perusahaan swasta semisal China Three Gorges Corporation dan Lanfang Guan
Industry Park.
Adapun Pengiriman delegasi GKSB DPR RI ke Republik Rakyat Tiongkok
didasarkan atas Surat Keputusan Ketua DPR Nomor: 149/PIMP/IV/2015-2016
tanggal 11 mei 2016.
B. Susunan Delegasi
Susunan delegasi Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI-Parlemen
Tiongkok adalah sebagai berikut:
1. Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH, Ketua GKSB DPR RI dari Fraksi Partai
Gerindra, Komisi II yang membidangi dalam negeri, sekretariat negara, dan
pemilu.
2. Siti Hediati Soeharto, SE, Wakil Ketua GKSB dari Fraksi Partai Golkar,
pimpinan Komisi IV yang membidangi pertanian, pangan, maritim, dan
kehutanan
3. Ir. Rendy M. Affandy Lamadjido, MM, MBA, Fraksi PDIP, Komisi V yang
membidangi infrastruktur dan perhubungan.
3
4. Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM, Fraksi PDIP, Komisi XI yang membidangi
keuangan dan perbankan
5. Ir. H. Azhar Romli, M.Si., Fraksi Partai Golkar, Komisi IV yang membidangi
pertanian, pangan, maritim, dan kehutanan
6. Irma Suryani, Fraksi Partai Nasdem, Komisi IX yang membidangi kesehatan
dan ketenagakerjaan
7. Ir. Nurdin Tampubolon, Fraksi Partai Hanura, Komisi XI yang membidangi
keuangan dan perbankan
C. Maksud dan Tujuan Pengiriman Delegasi
Maksud dan tujuan kunjungan delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok adalah
untuk:
a. Untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama antara DPR RI dan Parlemen
Tiongkok (National People’s Congress). Sejalan dengan visi DPR yang ingin
membangun parlemen modern dengan penguatan fungsi lembaganya, GKSB
dapat mengolah beragam informasi yang ada di Parlemen Tiongkok untuk
penguatan kelembagaan.
b. Untuk memperbarui komitmen Indonesia terhadap penguatan dan
peningkatan kerja sama Indonesia-Tiongkok di berbagai bidang. Kunjungan
GKSB ini juga mempererat hubungan diplomatik kedua negara melalui jalur
diplomasi parliament-to-parliament.
c. Untuk menjajaki lebih lanjut secara konkret peluang penguatan dan
peningkatan kerja sama di berbagai bidang dengan Tiongkok, termasuk dalam
bidang ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata, hingga kerja sama
pendidikan dan kebudayaan.
d. Untuk bertukar pandangan (sharing best practices) dengan Parlemen
Tiongkok terkait tugas-tugas keparlemenan, yakni: legislasi, anggaran, dan
pengawasan.
4
e. Untuk mempererat tali persahabatan serta saling mendorong upaya
peningkatan hubungan kerja sama yang saling menguntungkan antara kedua
negara (antar-parlemen, antar-pemerintah, antar-bisnis, dan antar-
masyarakat).
D. Misi Delegasi
Kunjungan Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI ke Beijing menjadi
vocal point dalam peningkatan hubungan kedua Parlemen secara lebih khusus
dan kunjungan GKSB ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama kedua
Negara secara umum baik dalam bidang ekonomi, politik, perdagangan,
investasi, sosial budaya dan untuk menjembatani hal-hal yang masih menjadi
pending matters bagi kedua Negara. Melalui kegiatan kunjungan GKSB ini, DPR
RI dapat menyampaikan kepentingannya kepada Negara sahabat yang
dikunjunginya.
E. Persiapan Pelaksanaan Tugas
Sebelum melaksanakan tugasnya melakukan kunjungan GKSB ke Negara
Sahabat, Delegasi melakukan pertemuan dengan pihak Kedutaan RRT dengan
tujuan untuk mendapatkan informasi/masukan mengenai isu-isu
penting/pending matters terkait hubungan bilateral Indonesia – Republik
Rakyat Tiongkok.
5
II. Isi Laporan
A. Letak Geografis Tiongkok
Republik Rakyat Tiongkok1 adalah negara berdaulat yang terletak di Asia Timur.
Secara geografis, RRT menghadap ke Samudera Pasifik. Batas-batas dengan negara lain
sebagai berikut: sebelah Utara berbatasan dengan Republik Rakyat Mongolia. Sebelah
Timur adalah Laut Cina timur, dan Laut Kuning. Sebelah Selatan dalah Nepal, Bhutan,
India, Myanmar, Laos, dan Vietnam. Sebelah Barat adalah Pakistan dan Afganistan.
Secara garis besar, Bentang alam Tiongkok dapat dibagi menjadi dua yaitu: Tiongkok
utara yang wilayahnya relatif datar dan tanahnya berdebu, dan Tiongkok selatan yang
reliefnya relatif kasar dan banyak pegunungannya. Iklim RRT adalah sub-tropis, yang
bagian pedalamannya dingin dan kering, sementara tenggaranya lebih basah karena
masih dipengaruhi oleh iklim laut.
Jika menilik luas wilayahnya yang mencapai 9.564.500 km2 atau 3.692.000 mil2,
RRT merupakan negara terluas ketiga di dunia setelah Rusia dan Kanada. Jumlah
penduduk RRT saat ini adalah 1.393.784.000 miliar.2 Melihat data tersebut, RRT adalah
negara berpenduduk terbesar di dunia saat ini.
B. Sejarah Tiongkok
Tiongkok mempunyai sejarah panjang yang terbentang mulai dari zaman
kekaisaran yang diperintah oleh beragam dinasti yang berbeda-beda hingga berdiri
sebagai sebuah negara modern.
Tiongkok yang berdiri kini adalah hasil pertikaian dua ideologi: nasionalisme
dan komunisme. Setelah Perang Dunia II, Perang Saudara Tiongkok antara Partai
1 Penyebutan nama negara ini dalam bahasa Indonesia menimbulkan problematika peristilahan
dan sejarah. Istilah Cina sering dipertukarkan dengan China, Tionghoa, dan Tiongkok. TOR GKSB ini menggunakan istilah Tiongkok yang merujuk pada negara Republik Rakyat Tiongkok (RRT) berdasarkan pada Keputusan Presiden Nomor 12/ 2014 tentang pencabutan Surat Edaran Presidium Kabinet Ampera Nomor SE-06/Pred.Kab/6/1967 tanggal 28 Juni 1967. Dengan berlakunya Keputusan Presiden Nomor 12 Tahun 2014 itu, maka dalam semua kegiatan penyelenggaraan pemerintahan, penggunaan istilah orang dari atau komunitas Tjina/China/Cina diubah menjadi orang dan/atau komunitas Tionghoa, dan untuk penyebutan negara Republik Rakyat Cina diubah menjadi Republik Rakyat Tiongkok.
2 http://data.un.org/CountryProfile.aspx?crName=China#Top
6
Komunis Tiongkok dan Partai Nasionalis Kuomintang berakhir pada 1949 dengan pihak
komunis menguasai Tiongkok Daratan dan Kuomintang mengundurkan diri ke pulau
Taiwan dan beberapa pulau-pulau lepas pantai di Fujian. Pada 1 Oktober 1949, Mao
Zedong memproklamasikan Republik Rakyat Tiongkok dan mendirikan sebuah negara
komunis.
Bentuk negara RRT adalah kesatuan. Secara administratif, RRT dibagi menjadi
23 provinsi, lima daerah otonomi yang berpenduduk etnis minoritas (Xinjiang, Tibet
atau Xizang, Mongolia Dalam, Guangxi Zhuang dan Ningxia), empat kotamadya
setingkat provinsi yaitu Beijing, Shanghai, Tianjin dan Chongqing, serta dua daerah
administrasi khusus yakni Hong Kong dan Macao.3 Bentuk pemerintahan adalah
republik dengan sistem demokrasi sosialis.
RRT menganut sistem parlemen bersistem unikameral. Lembaga negara
tertinggi adalah Kongres Rakyat Nasional (National People’s Congress) yang bertindak
sebagai badan legislatif (biasanya didominasi oleh Partai Komunis Tiongkok). Dengan
2987 anggota pada tahun 2016,4 Kongres Rakyat Nasional adalah parlemen terbesar di
dunia. Di bawah Konstitusi Tiongkok sekarang, Kongres Rakyat Nasional berstruktur
sebagai lembaga legislatif unikameral, dengan kekuasaan untuk membuat peraturan
perundang undangan, mengawasi pekerjaan pemerintah, dan memilih sebagian besar
pejabat negara.
Kepala Negara RRT dijabat oleh seorang presiden, Presiden Tiongkok saat ini
adalah Xi Jinping, yang juga adalah Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok dan
Ketua Komisi Militer Pusat. Ini membuat dirinya menjadi pemimpin tertinggi Tiongkok.
Menurut Konstitusi Republik Rakyat Tiongkok saat ini, Presiden haruslah seorang
warga negara Tiongkok dengan hak memilih penuh yang telah mencapai umur 45
tahun. Masa jabatan Presiden sama dengan masa jabatan Kongres Rakyat Nasional
(saat ini 5 tahun), dan baik Presiden maupun Wakil Presiden dapat menjabat selama
dua kali masa jabatan.
3 http://www.kemlu.go.id/beijing/id/Pages/Tiongkok.aspx. 4 Lihat http://www.npc.gov.cn/englishnpc/Organization/node_2846.htm.
7
Sementara itu, Dewan Negara (the State Council) adalah otoritas administratif
utama Republik Rakyat Tiongkok, dipimpin oleh Perdana Menteri dan mencakup
pemimpin dari setiap departemen dan lembaga pemerintahan. Saat ini, Dewan Negara
memiliki 35 anggota, yang terdiri dari: Perdana Menteri, satu Wakil Perdana Menteri
Utama, tiga Wakil Perdana Menteri, lima Anggota Dewan Negara (dua diantaranya
juga sebagai menteri), dan 25 menteri tambahan dan beberapa kepala lembaga tinggi
pemerintahan. Dalam politik Republik Rakyat Tiongkok, Dewan Negara membentuk
salah satu dari tiga kekuatan pemerintahan yang saling mengunci, selain Partai
Komunis Tiongkok dan Tentara Pembebasan Rakyat. Dewan Negara secara langsung
mengawasi berbagai Pemerintahan Rakyat di setiap provinsi di bawahnya, dan dalam
prakteknya mengurus keanggotaan dengan level tertinggi Partai Komunis Tiongkok.
Kekuasaan yudikatif (Badan kehakiman) dipegang oleh Pengadilan Agung
Rakyat (The Supreme People's Court). Salah satu tugas Pengadilan Agung Rakyat
adalah mensupervisi pengadilan di tingkat bawah: Pengadilan Lokal Rakyat dan
Pengadilan Khusus Rakyat. Kekuasaan yudikatif dijalankan secara bertingkat oleh
Pengadilan Rakyat di bawah pimpinan Pengadilan Agung Rakyat Republik Rakyat
Tiongkok.
Sistem kenegaraan RRT menganut model kediktatoran negara organis tenaga
kerja (organic labour state). Negara semacam ini diorganisasi secara ketat oleh partai.
Dalam konteks ini, hubungan antara partai dan negara adalah hubungan yang sifatnya
subordinatif: negara tunduk pada partai. Situasi ini membuat partai menjadi bagian
integral dari negara. Artinya, partai tidak terpisahkan dari pemerintah. Pengalaman
menunjukkan bahwa Partai Komunis Tiongkok berperan besar dalam pengisian jabatan
tinggi di pemerintahan Tiongkok.5
5 I. Wibowo, Negara dan Masyarakat; Berkaca dari Pengalaman Republik Rakyat Cina (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2000), hal. 111-112.
8
C. Program Kegiatan
1. Pertemuan GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok dengan KBRI di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok Merangkap Mongolia, 18 Mei 2016
Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia
untuk Republik Rakyat Tiongkok Soegeng Rahardjo dan jajaran menyambut
kedatangan delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok di KBRI Beijing.
Dalam sambutannya, Duta Besar Soegeng Rahardjo atas nama seluruh
staf KBRI, menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan delegasi
GKSB DPR RI ke Beijing. Duta Besar Soegeng Rahardjo menginformasikan
bahwa KBRI di Beijing mempunyai cakupan wilayah kerja Republik Rakyat
Tiongkok merangkap Mongolia. KBRI di Beijing sampai saat ini mempunyai 40
diplomat yang bertugas.
Duta Besar Soegeng Rahardjo menjelaskan ke-40 diplomat tersebut
kini sedang berbagi tugas di enam acara berbeda di Beijing yang dihadiri
delegasi Indonesia. Selain GKSB DPR RI, terdapat enam delegasi Indonesia di
RRT dan Mongolia, di antaranya:
1. Delegasi Kementerian Pariwisata yang menghadiri UN WTO di Beijing
2. Delegasi TNI yang menghadiri latihan tempur bersama di Mongolia
3. Delegasi Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) yang sedang
melakukan promosi investasi dan perdagangan di Lan Fang
4. Delegasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia
5. Delegasi Indonesia di forum negara-negara G-20
6. Delegasi Kepolisian Republik Indonesia (Polri)
Dalam sambutannya, Duta Besar Soegeng Rahardjo mengemukakan
setidaknya terdapat tiga mekanisme yang dicanangkan KBRI dalam
mempererat dan mengembangkan kerjasama bilateral RI-RRT: (1) high-level
economic dialog; (2) high-level billateral dialog in politics and security; (3) high
level on people to people exchanges. Ketiga mekanisme ini adalah sinergi yang
saling memperkuat satu sama lain. Lebih lanjut, Duta Besar Soegeng Rahardjo
9
memberi penekanan bahwa parlemen merupakan salah satu pilar yang
berkontribusi dalam hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok. Oleh
karenanya, Duta Besar Soegeng Rahardjo memberi apresiasi kepada delegasi
GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok yang bertujuan mempererat hubungan
bilateral RI-RRT.
Ketua GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH
dalam sambutannya mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Duta
Besar Soegeng Rahardjo dan jajaran KBRI yang telah memfasilitasi dan
membantu terselenggaranya pertemuan delegasi GKSB DPR RI dengan
beberapa pihak di Tiongkok. Selanjutnya, Ketua GKSB DPR RI-Parlemen
Tiongkok memperkenalkan delegasi satu persatu.
Dalam sambutannya, Ketua GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok Dr. H.
Sareh Wiyono M., SH, MH menginformasikan bahwa pada 2015 DPR RI telah
membentuk dan meresmikan Grup Kerja Sama Bilateral DPR RI dengan 49
parlemen negara sahabat termasuk dengan Parlemen RRT. GKSB ini
diharapkan jadi focal point khususnya dalam peningkatan hubungan bilateral
antara DPR RI dengan parlemen negara sahabat, dan secara umum
diharapkan berkontribusi dalam mempromosikan hubungan bilateral baik itu
Government to Government, Business to Business, ataupun Parliament to
Parliament, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, atau bidang-
bidang strategis lainnya.
Ketua GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok memaparkan maksud dan tujuan
kunjungan delegasi GKSB DPR RI ke Tiongkok. Maksud dan tujuan yang
pertama adalah untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama antara DPR RI
dan Parlemen Tiongkok (National People’s Congress). Sejalan dengan visi DPR
yang ingin membangun parlemen modern dengan penguatan fungsi
lembaganya, GKSB dapat mengolah beragam informasi yang ada di Parlemen
Tiongkok untuk penguatan kelembagaan.
10
Ia melanjutkan kunjungan GKSB DPR RI ke Tiongkok adalah juga untuk
memperbarui komitmen Indonesia terhadap penguatan dan peningkatan
kerja sama di berbagai bidang. Kunjungan GKSB ini juga mempererat
hubungan diplomatik kedua negara melalui jalur diplomasi parliament-to-
parliament.
Menurut Ketua GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok, kunjungan GKSB DPR
RI-Parlemen Tiongkok untuk menjajaki lebih lanjut secara konkret peluang
penguatan dan peningkatan kerja sama di berbagai bidang dengan Tiongkok,
termasuk dalam bidang ekonomi, perdagangan, investasi, pariwisata, hingga
kerja sama pendidikan dan kebudayaan.
Selain hal-hal di atas, kunjungan GKSB adalah untuk bertukar pandangan
(sharing best practices) dengan Parlemen Tiongkok terkait tugas-tugas
keparlemenan, yakni: legislasi, anggaran, dan pengawasan.
Dalam penutup kata sambutannya, Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH
mengucapkan apresiasi dan terima kasih kepada Duta Besar Soegeng
Rahardjo dan seluruh jajaran KBRI yang banyak membantu GKSB DPR RI
selama di Tiongkok.
Gbr.1. Ketua Delegasi memberikan sambutan di KBRI Beijing
2.
11
Gbr.2. Ramah Tamah Delegasi GKSB DPR RI dengan seluruh jajaran KBRI Tiongkok
2. Pertemuan GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok Dengan Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) Tiongkok, Beijing, 19 Mei 2016
Delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok disambut hangat oleh Wakil
Ketua Komite Tetap National People’s Congress Qiangba Puncog di Balai
Agung Rakyat (People’s Great Hall). Sebagai informasi, Balai agung Rakyat
adalah pusat kegiatan politik dan diplomatik pemerintah RRT, termasuk
diselenggarakannya sidang-sidang Kongres Rakyat Nasional, penerimaan
tamu-tamu kenegaraan serta kegiatan-kegiatan nasional lainnya.
Wakil Ketua Qiangba Puncog melihat kecenderungan kerjasama tingkat
tinggi antara Indonesia dan Tiongkok meningkat. Di bidang politik, kunjungan
pejabat tinggi kedua negara ke Jakarta dan Beijing juga meningkat. Pada
Maret 2015, pada saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke Tiongkok saya
sempat bertemu dan melakukan dialog. Pada bulan Oktober 2015 diadakan
acara jamuan oleh Persatuan Persahabatan Indonesia dan Tiongkok
12
bekerjasama dengan KBRI Beijing. Jamuan tersebut dihadiri oleh 400 orang
peserta. Qiangba Puncog menilai bahwa terselenggaranya acara di atas
berjalan sukses dan sangat menguntungkan kedua belah pihak. Hal ini juga
telah disampaikannya kepada Duta Besar RI untuk RRT.
Indonesia dan Tiongkok sekarang sudah memiliki mekanisme setingkat
wakil perdana menteri di bidang politik, keamanan, sosial, dan kebudayaan.
Beberapa proyek yang sedang dijalankan sebagai hasil kemitraan antara
Indonesia dan Tiongkok menunjukkan persahabatan antara Indonesia dan
Tiongkok.
Indonesia dan Tiongkok juga sudah menjalin kerjasama di bidang
antariksa, kemaritiman, sains dan teknologi, serta sosial dan budaya.
Kerjasama di atas diharapkan bermanfaat dan menguntungkan generasi
sekarang dan generasi masa depan dari kedua bangsa.
Indonesia dan Tiongkok juga saling mendukung di forum regional dan
internasional untuk menciptakan nilai-nilai kedamaian di kawasan dan global.
Hal ini mengingat Indonesia dan Tiongkok adalah negara dengan jumlah
populasi terbesar di dunia di mana Tiongkok menempati posisi nomor satu
populasi dunia sedangkan Indonesia menempati posisi keempat populasi
dunia. Selain itu, Indonesia dan Tiongkok adalah negara anggota G-20 yang
turut menggerakkan ekonomi dunia.
Kerjasama Indonesia dan Tiongkok menunjukkan kepentingan istimewa
yang saling bermanfaat satu sama lain. Kebijakan luar negeri Tiongkok,
menurut Qiangba Puncog, menempatkan Indonesia di tempat prioritas. Oleh
karena itu, kerjasama Indonesia dan Tiongkok terus meningkat di berbagai
dimensi dan cakupan yang luas.
Hubungan bilateral antara Parlemen Indonesia dan Parlemen Tiongkok
juga menunjukkan signifikansi yang berarti. Hubungan ini di samping
membawa manfaat persahabatan bilateral kedua negara juga memperkokoh
landasan sosial politik, kebudayaan serta persahabatan rakyat kedua negara.
13
Menurutnya, hubungan antara DPR RI dan Kongres Rakyat Nasional Tiongkok
berjalan sangat baik sekarang. Terdapat banyak kunjungan di antara kedua
parlemen ke negara masing-masing. Qiangba Puncog juga mengetahui bahwa
delegasi yang dipimpin Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH sering menerima
kunjungan delegasi Kongres Rakyat Nasional yang berkunjung ke Jakarta.
Tiongkok telah lama menerapkan sistem pemerintahan yang
berdasarkan hukum. Hal ini berimplikasi terhadap banyaknya pekerjaan
rumah yang harus dilakukan Kongres Rakyat Nasional dalam pembuatan
peraturan perundang-undangan. Tiongkok melihat DPR RI sangat
berpengalaman dalam pembuatan aturan legislatif di Indonesia. Dalam
kesempatan ini, Qiangba Puncog ingin belajar dan berbagi pengalaman
dengan DPR RI terkait dengan fungsi legislasi parlemen kedua negara.
Dalam pikiran Qiangba Puncog, hubungan bilateral kedua parlemen
tidak saja melalui kunjungan ke negara masing-masing namun dapat
ditingkatkan menjadi pertukaran anggota komisi dan alat kelengkapan terkait.
Ia juga berpandangan agar kerjasama kedua parlemen dapat lebih
ditingkatkan, pertukaran antaranggota parlemen daerah di kedua negara
dapat segera diwujudkan ke depan.
Di akhir sambutannya, Qiangba Puncog juga mengharapkan GKSB DPR
RI-Parlemen Tiongkok dapat memainkan peranan penting sebagai jembatan
persahabatan kedua negara di berbagai bidang. Ia melihat GKSB DPR RI-
Parlemen Tiongkok sebagai pilar yang berkontribusi terhadap penguatan
kerjasama bilateral kedua negara.
Ketua GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok, dalam sambutannya,
mengucapkan terima kasih kepada Qiangba Puncog atas perkenannya
menerima delegasi Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI. Dr. H. Sareh
Wiyono M., SH, MH mengapresiasi Wakil Ketua Komite Tetap NPC tersebut
dapat bertemu dan mengadakan pembicaraan serta bertukar pandangan
dengan Kongres Rakyat Nasional RRT. Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH
14
memperkenalkan satu-persatu delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok yang
datang dari lintas komisi dan fraksi yang ada di DPR RI.
Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH menginformasikan kepada Wakil Ketua
Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional bahwa DPR RI telah membentuk dan
meresmikan Grup Kerja Sama Bilateral Parlemen Indonesia dengan 49
parlemen negara sahabat termasuk dengan Parlemen RRT. GKSB ini
diharapkan jadi focal point khususnya dalam peningkatan hubungan bilateral
antara kedua parlemen, dan secara umum diharapkan berkontribusi dalam
mempromosikan hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok baik itu Government
to Government, Business to Business, ataupun Parliament to Parliament, baik
dalam bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, atau bidang-bidang strategis
lainnya.
Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH mengharapkan kedatangan delegasi
GKSB DPR RI ke Tiongkok dapat meningkatan kerja sama dengan RRT yang
akan difokuskan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki kedua negara
dan dilandaskan kepada kerja sama bilateral yang saling menguntungkan.
Menurut Ketua GKSB DPR RI Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH, dalam
perspektif keparlemenan, Indonesia dan Tiongkok perlu berbagi pengalaman
dan pengetahuan dalam tugas, peran dan fungsi parlemen kedua negara. Di
samping fungsi legislasi, anggaran, dan pengawasan, DPR RI kini telah
mempunyai fungsi baru yakni mendukung Pemerintah RI dalam menjalankan
politik luar negeri. Kerjasama keparlemenan menjadi penting dikemukakan
dalam forum ini mengingat Kongres Rakyat Nasional adalah parlemen
terbesar di dunia dengan kekuasaan untuk membuat peraturan perundang-
undangan, mengawasi pekerjaan pemerintah, dan memilih sebagian besar
pejabat negara.
Di akhir sambutan, Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH mengharapkan
kunjungan balasan pimpinan dan anggota Kongres Rakyat Nasional RRT ke
15
DPR RI di Jakarta. Ia juga berharap, hubungan dan kerjasama bilateral DPR RI-
Kongres Rakyat Nasional RRT dapat diimplementasikan secara konkret.
Menyambut sambutan Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH, Qiangba
Puncog menuturkan bahwa Indonesia dan Tiongkok telah mencapai banyak
konsensus di berbagai bidang. Ia juga menyimak bahwa delegasi GKSB DPR RI-
Parlemen Tiongkok terdiri dari lintas komisi dan fraksi yang ada di DPR RI.
Komisi tersebut membawahi berbagai bidang yang sangat luas mulai dari:
politik, ekonomi, industri, pertanian, dan perhubungan. Ia mengapresiasi
Ketua GKSB DPR RI yang telah membawa anggota lintas komisi dan fraksi ke
dalam kelompok persahabatan Parlemen Tiongkok. Baginya, kondisi ini
menguntungkan karena dapat menjajaki kerjasama yang lebih luas dengan
pihak-pihak di Tiongkok.
Menurut Qiangba Puncog, pada prinsipnya, Tiongkok menyutujui
kerjasama ekonomi dan bidang-bidang lainnya yang saling menguntungkan
kedua belah pihak serta tidak merugikan kedua belah pihak. Indonesia dan
Tiongkok perlu mensinergikan konsep masing-masing negara untuk akselerasi
percepatan pertumbuhan. Tiongkok mempunyai konsep jalur sutra dunia,
sementara Indonesia mencanangkan diri sebagai Poros Maritim Dunia. Kedua
konsepsi ini harus berjalan seiring sehingga kita dapat menyiapkan platform di
bidang-bidang tersebut.
Qiangba Puncog menyetujui ide GKSB DPR RI bahwa anggota parlemen
Indonesia dan parlemen Tiongkok tidak hanya menjalankan fungsi tradisional
parlemen yakni legislasi dan pengawasan namun seyogyanya dapat berperan
lebih besar dalam bidang ekonomi dengan menciptakan landasan hukum yang
kukuh dan kebijakan publik yang aman bagi investasi di negara masing-
masing.
Pengalaman 30 tahun Tiongkok membuktikan bahwa pembangunan
menjadi prioritas nomor satu bahkan menjadi harga mati yang tidak bisa
ditawar-tawar. Qiangba Puncog berbagi pengalaman Tiongkok tentang
16
prasyarat pembangunan. Menurutnya, pembangunan nasional suatu bangsa
mensyaratkan sejumlah hal seperti: lingkungan yang harmonis dan kondisi
yang stabil. Tidak mungkin ada pembangunan nasional dengan kondisi yang
rawan bencana alam maupun bencana konflik. Indonesia dan Tiongkok, dalam
penilaian Qiangba Puncog, berada dalam kondisi stabil untuk melaksanakan
pembangunan. Qiangba Puncog juga meyakini bahwa konstitusi Indonesia
dan Tiongkok memberikan tanggung jawab kepada DPR RI dan Kongres Rakyat
Nasional untuk menjaga lingkungan masing-masing demi suksesnya
pembangunan nasional.
Dengan kerjasama kedua belah pihak, rasa persahabatan kedua bangsa
akan terus ditingkatkan dan mempunyai landasan yang lebih kokoh di masa
yang akan datang. Qiangba Puncog mengharapkan kehadiran GKSB DPR RI
lebih sering ke Tiongkok mengingat provinsi di Tiongkok sangat banyak
dengan kondisi yang berbeda-beda. Qiangba Puncog mengucapkan terima
kasih atas undangan DPR RI untuk berkunjung ke Jakarta. Dia akan
mempertimbangkan dengan situasi dan kondisi serta jadwal Kongres Rakyat
Nasional. Dia minta saran dan masukan konstruktif untuk Tiongkok.
Wakil Ketua GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok asal Fraksi Partai Golongan
Karya Siti Hediati Soeharto, SE memberikan perspektif kesejarahan dalam
melihat hubungan antara Indonesia dan Tiongkok. Menurutnya, hubungan
Tiongkok dan Nusantara telah berlangsung selama ribuan tahun. Hubungan
Tiongkok-Nusantara mencapai puncaknya saat Laksamana Cheng Ho
melakukan pelayaran ke beberapa tempat di Nusantara. Hubungan erat
Indonesia dan Tiongkok dalam konteks modern, menurutnya, tidak terjadi
pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo saat ini saja. Presiden
Soeharto berperan besar dalam melakukan normalisasi hubungan bilateral
kedua negara dan membawa hubungan bilateral Indonesia dan Tiongkok ke
arah baru. Dia masih mengingat betul kemesraan yang ditunjukkan oleh
Presiden Soeharto dan Perdana Menteri Li Peng kala itu. Dia mengharapkan
17
hubungan kedua negara di bawah Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi
Jinping bertambah semakin erat.
Terkait dengan Komisi IV DPR RI (membidangi pertanian, pangan,
maritim, dan kehutanan) yang dipimpinnya, Siti Hediati Soeharto, SE
menyatakan kekagumannya atas prestasi Tiongkok di bidang pertanian.
Menurutnya, Tiongkok sukses dalam mengatasi konsumsi pangan 1,4 miliar
penduduknya. Sebagai negara dengan penduduk 250 juta penduduk,
Indonesia patut bertanya kepada Tiongkok bagaimanakah program
swasembada pangan dijalankan di Tiongkok?
Siti Hediati Soeharto, SE menyambung pembicaraan terkait dengan
Sustainable Development Goals (SDGs). Menurutnya, dalam ikut
mensukseskan Sustainable Development Goals (SDGs), DPR RI telah
membentuk Panitia Kerja (Working Group) SDGs. Panja SDGs DPR RI telah
berperan aktif dalam mensosialisasikan SDGs ke anggota parlemen dan
pemerintah pusat dan daerah. DPR RI mendorong kebijakan baik legislasi
maupun anggaran untuk mendukung pencapaian pembangunan
berkelanjutan. Berkaitan hal tersebut, ia menanyakan bagaimana Parlemen
Tiongkok berperan aktif dalam mensukseskan Sustainable Development Goals
(SDGs).
Dalam kesempatan tersebut, Siti Hediati Soeharto, SE menyampaikan
undangan DPR RI kepada Kongres Rakyat Nasional Tiongkok untuk menghadiri
World Parliamentary Forum on Sustainable Development Goals yang akan
dilaksanakan pada bulan September 2016 di Bali. Ia mengatakan bahwa DPR
RI menginisiasi World Parliamentary Forum on Sustainable Development
Goals sebagai forum yang bertujuan untuk memudahkan berbagi analisis
kebijakan, pengalaman dan praktik cerdas dari lintas negara maupun lintas
sektor, serta membahas kesiapan dan juga memperdalam pemahaman
parlemen di setiap negara untuk mensukseskan Sustainable Development
Goals (SDGs). Dalam kesempatan pertemuan nanti di Bali, Siti Hediati
18
Soeharto, SE mengharapkan masukan-masukan dan peran aktif dari Parlemen
Tiongkok.
Qiangba Puncog mengapresiasi hubungan baik Presiden Soeharto dan
Perdana Menteri Li Peng. Ia terlihat bahagia demi mendengar Siti Hediati
Soeharto, SE ikut dalam pertemuan bersejarah antara Presiden Soeharto dan
Perdana Menteri Li Peng serta ikut berpose bersama di Forbidden City. Terkait
pertanian, Qiangba Puncog mengakui bahwa populasi Tiongkok adalah yang
terbesar di dunia, oleh karenanya Tiongkok harus mewujudkan swasembada
pangan untuk memberi makan 1,4 miliar penduduknya. Jika Tiongkok
mengandalkan pangan impor tentu keadaan ini akan menyulitkan Tiongkok.
Pemerintah Tiongkok juga mewujudkan suatu rencana pembangunan
berkesejahteraan komprehensif dalam jangka lima tahun atau dalam bahasa
mandarin disebut sebagai Shiaw Kang. Dalam rencana pembangunan lima
tahun tersebut, Qiangba Puncog mengakui bahwa pertanian beserta
industrinya adalah masalah pelik yang harus diatasi. Meski pangan di Tiongkok
masih dalam kondisi aman saat ini, Tiongkok harus tetap menjaga keamanan
pangan di masa mendatang. Melihat pengalaman dalam kurun 30 tahun
pembangunan, Tiongkok sempat mengalami masalah pertanian.
Menyinggung masalah pembangunan berkelanjutan, Tiongkok di bawah
Presiden Xi Jinping memperkenalkan pembangunan berkelanjutan dengan
lima prinsip: (1) inovasi/ kreatif; (2) berkelanjutan; (3) terbaik; (4) terbuka/
terkoordinasi; (5) nikmati bersama. Qianba Puncog merinci filosofi dari kelima
prinsip. Prinsip (1) memperlihatkan penyelesaian masalah yang senantiasa
dinamis, sementara prinsip (2), (3), dan (4) memperlihatkan koordinasi
antarpemangku kepentingan. Prinsip (5) memperlihatkan tujuan bersama
suatu bangsa. Ini menunjukkan pembangunan berkelanjutan amat
diperhatikan oleh Tiongkok.
Menurut Konstitusi Tiongkok, Kongres Rakyat Nasional, atas dukungan
Partai Komunis Tiongkok, mempunyai empat fungsi, yakni: (1) legislasi; (2)
19
pengawasan; (3) pengambilan keputusan tingkat tinggi Tiongkok; (4) pengisian
jabatan-jabatan penting di pemerintahan. Kongres Rakyat Nasional telah
memainkan peran besar dalam empat fungsi di atas.
Qiangba Puncog menyambut baik undangan DPR RI yang akan
mengadakan Parliamentary Forum on Sustainable Development di Bali. Ia
meyakini bahwa forum tersebut akan saling menguntungkan kedua negara
serta akan meningkatkan peluang kerjasama Tiongkok dengan negara-negara
lain. Ia meminta DPR RI mengirimkan surat undangan resmi agar Kongres
Rakyat Nasional Tiongkok dapat mengatur persiapan-persiapan teknis menuju
Bali.
Anggota GKSB DPR RI dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
Ir. Rendy M. Affandy Lamadjido, MM, MBA mengatakan bahwa kedatangan
GKSB ke Tiongkok mewakili secara resmi parlemen Indonesia, oleh karena itu
dia mengharapkan GKSB dapat dijadikan forum kerjasama bilateral kedua
negara. Ia menyampaikan harapan DPR RI dapat mendukung investasi
Tiongkok di Indonesia, begitu pula sebaliknya Kongres Rakyat Nasional dapat
mendukung investasi Indonesia di Tiongkok.
Qiangba Puncog menyetujui pandangan Ir. Rendy M. Affandy
Lamadjido, MM, MBA menyangkut investasi dan perdagangan kedua negara.
Menurutnya, Tiongkok adalah mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia.
Tiongkok bahkan menjadi negara dengan investasi 10 besar di Indonesia.
Kedua parlemen diharapkan dapat menciptakan kepastian hukum agar iklim
investasi meningkat di masing-masing negara.
Irma Suryani, anggota GKSB DPR RI dari Fraksi Partai Nasional
Demokrat, berpandangan Tiongkok adalah negara dengan pertumbuhan
ekonomi yang relatif kuat dengan industri kreatifnya yang maju. Dia ingin
berdiskusi tentang strategi Tiongkok dalam memajukan industri kreatifnya
sehingga dapat bersaing di level global. Ia ingin berbagi informasi tentang
peran Parlemen Tiongkok untuk pembangunan industri kreatif. Terkait dengan
20
pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang sangat mengesankan, Irma Suryani
menanyakan bagaimana peran parlemen Tiongkok dalam mendukung
kebijakan ekonomi pemerintah Tiongkok? Ia ingin mendengar lebih jauh
pandangan dari pihak parlemen Tiongkok mengenai pertumbuhan ekonomi
Tiongkok dalam upaya menurunkan kesenjangan ekonomi?
Qiangba Puncog menjawab pertanyaan di atas dengan mengafirmasi
pandangan bahwa Kongres Rakyat Nasional amat berperan dalam
perencanaan dan pengawasan perekonomian Tiongkok. Dalam peran dan
fungsinya, Kongres Rakyat Nasional baru saja mengesahkan Rencana
Pembangunan Strategis lima tahunan yang memasuki edisi ke-13. Di dalam
Rencana Pembangunan itu dibahas rancangan strategis beserta rincian ke
dalam aturan-aturan yang lebih detil. Karena ikut merencanakan
pembangunan nasional Tiongkok, maka dapat dikatakan Kongres Rakyat
Nasional ikut berperan dalam perekonomian negara.
Qiangba Puncog berbagi pengalamannya 65 tahun bekerja di Kawasan
Ekonomi Khusus Tibet. Setelah masuk NPC, ia bekerja dalam komisi yang
secara khusus mengurusi suku-suku minoritas di Tiongkok yang jumlahnya
mencapai 55 suku bangsa. Ia menyadari bahwa karena kondisi geografis dan
bentang alam yang sedemikian luas, suku-suku minoritas menjadi ketinggalan
dibandingkan suku-suku mayoritas semisal Han. Tugas komisi yang saya
masuki sungguh berat, karenanya kami banyak melakukan penelitian di
bidang anggaran dan legislasi bekerja sama dengan komisi terkait untuk
mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah-wilayah tertinggal agar mampu
melesat maju ke depan.
Tentang ekonomi kreatif, Qiangba Puncog menjelaskan awal mula
pemikiran yang melatarbelakangi pentingnya ekonomi kreatif. Dulu Tiongkok
amat bergantung dengan investasi asing. Lambat laun Tiongkok memikirkan
ketergantungan ekonomi terhadap investasi asing akan membuat tidak sehat
perekonomian sebuah negara. Untuk mengurangi ketergantungan tersebut,
21
Tiongkok mencoba menerapkan ekonomi kreatif guna memecahkan masalah
daya dukung pembangunan perekonomian negara. Ekonomi kreatif, masih
menurut Qiangba, akan melahirkan inovasi yang sangat bermanfaat dalam
membuka lapangan pekerjaan yang besar. Menurutnya, Tiongkok
memfokuskan dua hal dalam pembangunan: (1) kestabilan moneter; (2)
membuka lapangan pekerjaan. Kedua hal ini terus ditingkatkan di Tiongkok
untuk memajukan kesejahteraan penduduk Tiongkok.
Anggota GKSB DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Ir. H. Azhar Romli, M.Si.
menginformasikan kepada Qiangba Puncog bahwa Wakil Perdana Menteri
(PM) Tiongkok Zhang Gaoli pada 9 Mei 2016 lalu berkunjung ke Jakarta
menemui Presiden Joko Widodo untuk membahas kerjasama ekonomi yang
lebih luas. Bersamaan dengan kedatangan Zhang Gaoli, Badan Koordinasi
Penanaman Modal (BKPM) mendirikan “China Desk” khusus bagi investor
Tiongkok untuk mempermudah komunikasi di antara dua negara. Ia
menyambut baik ide Badan Koordinasi Penananam Modal Indonesia. Sebagai
perwakilan rakyat, ia berpandangan bahwa usaha kedua pemerintah kita
harapkan dapat meningkatkan investasi dan perdagangan kedua negara. Ir. H.
Azhar Romli, M.Si menanyakan Bagaimana pendapat NPC dengan
didirikannya “China desk” bagi para investor China tersebut? Ia menanyakan
juga sikap NPC tentang pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Apakah Tiongkok memandang MEA sebagai mitra atau rival?
Qiangba Puncog merespons pertanyaan tersebut dengan keyakinan
bahwa mekanisme kerjasama ekonomi di tingkat wakil perdana menteri akan
mendorong kemajuan dan pertumbuhan ekonomi di kedua negara. Kerjasama
Tiongkok dengan ASEAN sudah diwadahi melalui mekanisme ASEAN+1
ataupun ASEAN+3 (meliputi RRT, Korsel, dan Jepang). Qiangba meyakini
bahwa Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi lokomotif ekonomi
negara-negara di Asia Tenggara. Ia menambahkan bahwa Indonesia akan
22
menjadi pemain utama di ASEAN demi terjalinnya kerjasama bilateral antara
Indonesia-Tiongkok dan Tiongkok dengan negara-negara ASEAN lainnya.
Qiangba Puncog menutup pertemuan dengan harapan GKSB DPR RI
sukses mengadakan pertemuan dengan pihak-pihak terkait di Tiongkok. Ia
mengapresiasi undangan GKSB DPR RI kepada dirinya untuk berkunjung ke
Jakarta. Ia berharap dapat melakukan kunjungan ke Indonesia mengingat
Indonesia terdiri dari banyak pulau dengan pemandangan yang indah dan
mempesona.
Gmbr 3. Diskusi Ketua dan Wakil Ketua GKSB dengan Wakil Ketua NPC Tiongkok
23
Gmbr 5. Diskusi Delegasi GKSB dengan NPC Tiongkok
Gmbr 6. Foto bersama Delegasi GKSB dengan NPC Tiongkok
24
3. Pertemuan GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok dengan Komisi Hubungan
Luar Negeri Kongres Rakyat Nasional Tiongkok, 19 Mei 2016
Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Kongres Rakyat Nasional
Baige Zhao menyambut kedatangan delegasi GKSB DPR RI di Kantor Komisi
Hubungan Luar Negeri NPC. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh beberapa
pejabat Research and Development Internasional (RDI). RDI adalah lembaga
konsultan yang didirikan oleh Chinese Academy of Social Sciences. Lembaga
ini berpartisipasi dalam bentuk pelayanan kebijakan publik dan konsultasi bagi
partai, pemerintah, parlemen, BUMN, lembaga keuangan, perusahaan swasta,
organisasi internasional, dan media.
Pihak Komisi Hubungan Luar Negeri NPC dipimpin oleh Baige Zhao, dan
dihadiri oleh:
1. Naizhen Zhu (Kepala Divisi Pertukaran Internasional Komisi Hubungan Luar
Negeri NPC)
2. Zhihua Ke (Direktur Jenderal China Internasional Cooperation Center)
3. Songqiang Zhu (Kepala Teknik Zhejiang Provincial Energi Group)
4. Xuebin Wang (General Manajer Divisi Internasional, China Railway 17
Bureau Group, co, Ltd)
5. Kaicai Jiang (General Manager Divisi Internasional, China Railway Airport
Construction Group, co., Ltd)
6. Weilei Shang (Wakil General Manager Departemen Pertanian, Ping An
Property & Casualty Insurance Company of China, Ltd)
7. Tan Lu (Manajer Perdagangan Internasional, TBEA Xinjiang Sunoasis Co.,
Ltd.)
8. Jing Geng (Direktur China Culture Heritage Foundation)
9. Qianjun Chen (Direktur Eksekutif RDI)
10. Keren Zhu (Direktur Hubungan Internasional RDI)
25
Baige Zhao mengucapkan selamat datang kepada delegasi GKSB DPR RI
ke kompleks Parlemen Tiongkok. Ia merasa sangat senang dapat mengadakan
pertemuan dan bertukar pikiran dengan delegasi DPR RI. Baige Zhao merasa
mempunyai kedekatan dengan Indonesia. Ia seringkali mengunjungi Indonesia
untuk bertemu dengan pelbagai pemangku kepentingan. Ia menjelaskan
bahwa dirinya sangat akrab dengan anggota DPR RI Tantowi Yahya. Oleh
karena itu, Indonesia bukan lagi negara asing baginya.
Dalam pembukaan sambutannya ia mengapresiasi beragam kerjasama
yang kini tengah dilaksanakan oleh Indonesia dan Tiongkok seraya berharap
bahwa kerjasama kedua negara dapat lebih ditingkatkan lagi ke depan. Baige
Zhao menekankan pentingnya parlemen dalam proses legislasi di suatu
negara. Namun, parlemen saja tidak cukup. Ia menambahkan parlemen harus
bermitra dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menyerap aspirasi
mereka, salah satunya adalah perusahaan. Ia meyakini perusahaan banyak
meluncurkan inisiatif-inisiatif demi mencapai kemajuan dan kesuksesan. Oleh
karena itu, dalam kesempatan pertemuan tersebut Baige Zhao mengajak
sejumlah pengusaha untuk ikut serta dalam pertemuan bilateral antara GKSB
DPR RI dan Komisi Hubungan Luar Negeri NPC.
Baige Zhao mengharapkan pertemuan bilateral antara GKSB DPR RI dan
NPC nantinya akan diserap serta ditindaklanjuti oleh kedua belah untuk
dicarikan solusi dan membuka peluang kerjasama baru antara kedua belah
pihak. Tindak lanjut dari pertemuan bilateral GKSB DPR RI-Komisi Hubungan
Luar Negeri NPC menjadi momentum kedua negara untuk memperluas area
kerjasama.
Di pihak GKSB DPR RI, Wakil Ketua GKSB DPR RI Siti Hediati Soeharto,
SE, memimpin pertemuan antara GKSB DPR RI dan Komisi Hubungan Luar
Negeri Kongres Rakyat Nasional. Dalam sambutannya, ia mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada Komisi Luar Negeri Kongres Rakyat
Nasional RRT atas perkenannya menerima delegasi Grup Kerjasama Bilateral
26
(GKSB) DPR RI-Kongres Rakyat Nasional RRT. Ia merasa senang dapat bertemu
dan mengadakan pembicaraan serta bertukar pandangan dengan Komisi Luar
Negeri Kongres Rakyat Nasional RRT. Selanjutnya ia memperkenalkan ketua
dan anggota delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok yang datang dari lintas
komisi dan fraksi yang ada di DPR RI.
Siti Hediati Soeharto, SE memulai sambutan dengan memberikan
informasi bahwa pada tahun lalu DPR RI telah membentuk dan meresmikan
Grup Kerja Sama Bilateral Parlemen Indonesia dengan 49 parlemen negara
sahabat termasuk dengan Parlemen RRT. GKSB ini diharapkan jadi focal point
khususnya dalam peningkatan hubungan bilateral antara kedua parlemen,
dan secara umum diharapkan berkontribusi dalam mempromosikan
hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok baik itu Government to Government,
Business to Business, ataupun Parliament to Parliament, baik dalam bidang
politik, ekonomi, sosial, budaya, atau bidang-bidang strategis lainnya.
Siti Hediati Soeharto, SE juga menjelaskan tautan historis antara
Indonesia dan Tiongkok. Menurutnya, hubungan antara Indonesia dengan
Tiongkok secara resmi telah berlangsung sejak 1950. Namun, jauh sebelum itu
Tiongkok dan Nusantara telah menjalin hubungan diplomasi, budaya, dan
perdagangan. Hubungan Tiongkok dengan Nusantara mencapai puncaknya
dengan dilakukannya pelayaran Laksamana Cheng Ho ke Nusantara. Ia
berharap kedatangan delegasi GKSB DPR RI dapat meningkatan kerja sama
dengan RRT yang akan difokuskan untuk mengembangkan potensi yang
dimiliki kedua negara dan dilandaskan kepada kerja sama bilateral yang saling
menguntungkan.
Siti Hediati Soeharto, SE juga meyakini GKSB ini dapat berperan
mengurai tantangan-tantangan yang ada terkait kerja sama bilateral
Indonesia-Tiongkok serta untuk memperkuat koordinasi antarkedua negara,
terutama dalam konteks bertukar pandangan dalam fungsi-fungsi
keparlemenan. GKSB juga dapat berperan lebih jauh dalam menggalang kerja
27
sama bilateral bagi penyelesaian berbagai isu regional dan global. Peningkatan
kerja sama akan difokuskan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki
kedua negara dan dilandaskan kepada kerja sama bilateral yang saling
menguntungkan. Dalam penutup sambutannya, ia mengatakan Indonesia dan
Tiongkok mempunyai persamaan misi untuk meningkatkan hubungan dengan
mitra regional.
Dalam ikut mensukseskan Sustainable Development Goals (SDGs), DPR
RI telah membentuk Panitia Kerja (Working Group) SDGs. Panja SDGs DPR RI
telah berperan aktif dalam mensosialisasikan SDGs ke anggota parlemen dan
pemerintah pusat dan daerah. DPR RI mendorong kebijakan baik legislasi
maupun anggaran untuk mendukung pencapaian pembangunan
berkelanjutan.
Dalam kesempatan itu, Siti Hediati Soeharto, SE menyampaikan
undangan DPR RI kepada Kongres Rakyat Nasional Tiongkok untuk menghadiri
World Parliamentary Forum on Sustainable Development Goals yang akan
dilaksanakan pada bulan September 2016 di Bali. DPR RI menginisiasi World
Parliamentary Forum on Sustainable Development Goals sebagai forum yang
bertujuan untuk memudahkan berbagi analisis kebijakan, pengalaman dan
praktik cerdas dari lintas negara maupun lintas sektor, serta membahas
kesiapan dan juga memperdalam pemahaman parlemen di setiap negara
untuk mensukseskan Sustainable Development Goals (SDGs). Siti Hediati
Soeharto, SE mengharapkan masukan-masukan dan peran aktif dari Parlemen
China dalam forum tersebut.
Baige Zhao membuka diskusi dengan beberapa pertanyaan. Pertanyaan
itu dilandasi dua pemikiran utama: (1) kepentingan nasional Indonesia dengan
konsep Poros Maritim Dunia, (2) slogan Tiongkok One Road One Belt yang
merepresentasikan kepentingan politik Tiongkok. Pertanyaan pertama adalah
bagaimana sebetulnya Orang Indonesia memandang Tiongkok? Pertanyaan ini
penting baginya karena Indonesia berbagi sejarah dan budaya yang sangat
28
panjang dengan Tiongkok. Dalam konteks modern, kedua negara memiliki
kepentingan nasional masing-masing. Pada pokoknya, bagaimana kedua
negara dapat mensinergikan dua kepentingan nasional yang berbeda.
Siti Hediati Soeharto, SE mengungkapkan bahwa Tiongkok adalah mitra
penting dan strategis Indonesia. Dari sisi geografis, Tiongkok adalah tetangga
dekat Indonesia. Tiongkok telah bertransformasi menjadi negara besar
dengan kekuatan penting ekonomi dunia. Indonesia membutuhkan banyak
investasi untuk membangun infrastruktur dan sarana transportasi.
Pembangunan infrastruktur kini tengah menjadi prioritas pemerintah
Indonesia. Siti Hediati Soeharto, SE menginformasikan bahwa Pemerintah
Indonesia berencana membangun jalan sepanjang 2.000 kilometer dan jalan
tol sepanjang 1.000 kilometer. Selain itu, hingga 2019, 15 bandar udara dan
24 pelabuhan juga akan dibangun di Indonesia. Pemerintah Indonesia juga
tengah mengusung toll-road maritime di pentas dunia. Tak hanya itu,
pemerintah Indonesia juga mencanangkan proyek listrik 35 ribu megawatt
untuk meningkatkan rasio penggunaan listrik.
Sejalan dengan pembangunan infrastruktur, Indonesia membutuhkan
Tiongkok lebih dari tetangga dekat. Siti Hediati Soeharto, SE menekankan
pentingnya bagi kedua negara untuk mensinergkan Poros Maritim dan One
Road One Belt.
Merespons ide Baige Zhao, anggota GKSB DPR RI dari Fraksi Partai
Demokrasi Indonesia Perjuangan Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM ingin
memberikan opini yang jujur tentang hubungan Indonesia-Tiongkok. Dalam
pandangannya, hubungan erat antara Indonesia dan Tiongkok terjadi pada
tingkat tinggi pemerintah dan pada tingkat formal. People to people contact
antar kedua negara masih belum menunjukkan peningkatan berarti. Menurut
dia, relasi people to people to contact rakyat kedua negara harus lebih
ditingkatkan. Salah satu cara meningkatkan kepedulian publik Indonesia pada
Tiongkok adalah pemberian beasiswa Pemerintah Tiongkok kepada siswa dan
29
mahasiswa Indonesia untuk berstudi di Tiongkok. Sekitar 55 % populasi
penduduk Indonesia adalah anak muda berusia 15-40 tahun.
Dengan latar belakang Komisi XI yang membidangi keuangan dan
perbankan, Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM menyoroti aspek hubungan
ekonomi dan perdagangan antara Indonesia dan Tiongkok. Ia mengakui di
pihak Indonesia terjadi defisit perdagangan dengan Tiongkok. Ia menyatakan
masalah defisit ini harus segera ditanggulangi dalam rangka meningkatkan
kualitas hubungan bilateral kedua negara.
Ia juga mengakui bahwa investasi di bidang infrastruktur di Indonesia
masih menjadi masalah besar. Seperti diketahui bahwa Indonesia
mendapatkan pinjaman dari China Development Bank untuk membiayai
proyek-proyek infrastruktur. Untuk mengatasi masalah pembiayaan proyek-
proyek infrastruktur, kita perlu memikirkan pembiayaan berkelanjutan.
Terkait One Road One Belt, Tiongkok membangun jalan darat panjang yang
menghubungkan Kamboja, Vietnam, dan Tiongkok. Berhubung Tiongkok dan
Indonesia dipisahkan laut, maka ia mengusulkan agar ada kerjasama
penguatan kualitas layanan port to port di Indonesia dan Tiongkok. Ia
menyetujui ide untuk sinergi konsep One Road One Belt dan Poros Maritim
Dunia.
Baige Zhao mengapresiasi atas dialog yang terjadi antara delegasi GKSB
DPR RI dan Komisi Hubungan Luar Negeri NPC. Menurutnya, dialog penuh
persahabatan dan keterbukaan. Generasi muda kita saat ini sangat memuja
Amerika, hal ini tentu menjadi persoalan bersama yang harus kita pecahkan
secara resiprokal untuk peningkatan kegiatan saling mendekatkan kedua
generasi muda. Di Tiongkok terdapat 250 pelajar Indonesia yang menerima
beasiswa belajar. Baige Zhao menerangkan bahwa barang-barang produksi
Tiongkok seperti tekstil, elektronik, dan alat-alat berat mempunyai harga
murah namun dengan kualitas fantastis. Untuk mengatasi masalah
pembiayaan infrastruktur, ia mengemukakan gagasan untuk mengintegrasikan
30
semua pemangku kepentingan baik itu pemerintah, parlemen, dan
perusahaan untuk investasi pembiayaan infrastruktur. Ia memastikan bahwa
dialog tingkat tinggi antara Indonesia dan Tiongkok harus tetap dipertahankan
sementara dialog people to people harus ditingkatkan.
Anggota GKSB DPR RI dari Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat Ir. Nurdin
Tampubolon berpandangan hubungan dan kerjasama bilateral Indonesia dan
Tiongkok berjalan dengan sangat baik. Yang perlu dipikirkan kedua negara
dalam menjalin kerjasama ke depan adalah menciptakan pola kerjasama
jangka panjang. Dalam mengembangkan perekonomian negara investasi
adalah hal perlu ditingkatkan. Saat ini, dalam catatan Ir. Nurdin Tampubolon,
investasi Tiongkok di Indonesia membiayai 20 proyek. Ia mengharapkan
investasi dalam 20 proyek tersebut akan memberikan keuntungan dan
manfaat bagi kedua negara. Terkait dengan proyek yang sedang dikerjakan
Tiongkok di Indonesia tersebut, ia juga memberi masukan dan saran kepada
pihak Tiongkok untuk mengirimkan tenaga kerja terlatih saja ke Indonesia.
Tiongkok tidak perlu mengirimkan tenaga kerja kasar ke Indonesia karena
dikhawatirkan akan berbenturan dengan tenaga kerja lokal mengingat jumlah
penduduk Indonesia yang mencari kerja sangat tinggi.
Terkait perdagangan, Ir. Nurdin Tampubolon mengakui ekspor
Indonesia ke Tiongkok lebih kecil ketimbang impor Indonesia dari Tiongkok.
Ini menunjukkan posisi defisit di pihak Indonesia. Kondisi perdagangan ini
berbeda dengan kondisi tiga tahun lalu yang menunjukkan neraca
perdagangan kedua negara mencapai keseimbangan. Untuk mengatasi defisit
perdagangan Indonesia terhadap Tiongkok, ia mempunyai ide agar peralatan,
produk dan manufaktur untuk keperluan proyek-proyek yang sedang
dikerjakan Tiongkok agar dapat diproduksi di Indonesia. Persoalan lain dalam
kerjasama bilateral kedua negara adalah alih teknologi Tiongkok dalam
proyek-proyek yang dikerjakan di Indonesia. Proses alih teknologi ini patut
kita pikirkan bersama untuk kepentingan kerjasama jangka panjang.
31
Ir. Nurdin Tampubolon juga menyinggung masalah kualitas investasi
energi Tiongkok. Dia mempunyai catatan bahwa tiga tahun yang lalu terdapat
perusahaan RRT yang berinvestasi di Indonesia pada bidang pembangkit
tenaga listrik 10 ribu Megawatt. Namun, pembangkit listrik yang dibangun
sering mati dan tidak menghasilkan daya listrik. Ia meminta Komisi Hubungan
Luar Negeri NPC untuk mendiskusikan masalah ini bersama-sama.
Xuebin Wang, General Manager Divisi Internasional, China Railway 17
Bureau Group, co, Ltd, mengatakan bahwa perusahaannya pernah
membangun pembangkit tenaga listrik di Bali. Proyek tersebut melibatkan 780
orang pekerja lokal dan 200 orang pekerja terlatih dari Tiongkok. Ini
memperlihatkan bahwa perusahaan Tiongkok mempertimbangkan komposisi
pekerja lokal dan asing. Kami mempunyai prinsip kemitraan untuk
memberdayakan penduduk setempat dalam mengerjakan proyek. Kemitraan
dan pemberdayaan adalah prinsip utama yang dipegang oleh perusahaan-
perusahaan Tiongkok. Jika tidak demikian maka kami tidak akan bertahan
lama dalam persaingan global. Perusahaan-perusahaan Tiongkok yang
menginvestasikan dana di luar negeri, semisal di Pakistan dan Iran, juga
memberdayakan penduduk lokal dalam pengerjaan proyek.
Xuebin Wang juga mengemukakan permasalahan yang dihadapi
perusahaan Tiongkok di Indonesia. Masalah izin kerja dan izin tinggal yang
rumit dan panjang. Izin kerja atau visa kerja bervariasi antara 6, 9, hingga 12
bulan. Dia juga mengeluhkan biaya izin yang terlalu tinggi. Setahu dia biaya
izin kerja di Indonesia bervariasi antara 20-34 juta rupiah. Jumlah itu
menurutnya terlalu tinggi. Ia meminta bantuan kepada GKSB DPR RI untuk
menginformasikan kepada pemerintah Indonesia mengenai pembiayaan
investasi atau proyek yang terlalu tinggi.
Merespons hal tersebut, Siti Hediati Soeharto, SE mengatakan bahwa
tenaga kerja asal Tiongkok kini tengah menjadi isu besar di Indonesia. Semua
orang membicarakannya bahkan banyak juga yang mencurigai kedatangan
32
tenaga kerja asal Tiongkok ke Indonesia. Menurutnya, kedua pemerintah
perlu membicarakan masalah ini. Tiongkok perlu menjelaskan kenapa
mengirim tenaga kerja sedemikian banyak ke Indonesia, demikian pula
masalah visa kerja, Tiongkok dapat meminta penjelasan dari pemerintah
Indonesia mengenai harga visa kerja yang terlalu tinggi.
Mengurai masalah tersebut, pejabat KBRI di Beijing Soegeng Wahono
menyampaikan bahwa persoalan-persoalan ekonomi-politik dari kerjasama
Indonesia-Tiongkok selalu mendapat pemberitaan yang luas dari media-media
di Indonesia. Tahun lalu, Indonesia kedatangan 25 ribu tenaga kerja asal
Tiongkok. Hal ini mendapat sorotan yang luas dari media-media Indonesia.
Mereka mempertanyakan kebijakan pemerintah Indonesia yang membuka
kesempatan bagi pekerja kasar asal Tiongkok untuk bekerja di Indonesia.
Selain masalah itu, kompetisi bisnis di antara perusahaan lokal dan asing juga
kadang meletupkan propaganda di media. Dalam kasus politik, insiden Laut
China Selatan juga tidak lepas dari sorotan media Indonesia.
Mengenai masalah tenaga kerja, kedua belah pihak menyepakati saling
pengertian bahwa Indonesia menerapkan visa kerja yang ketat bagi pekerja
asing. Masalah ketenagakerjaan perlu diselesaikan aturan dalam kontrak
investasi, sehingga hanya tenaga kerja skilled dan profesional asal Tiongkok
yang dapat dikaryakan pada proyek-proyek di Indonesia. Selebihnya dapat
dan perlu menggunakan tenaga kerja Indonesia.
Menanggapi masalah pembangkit tenaga listrik, Manajer Perdagangan
Internasional, TBEA Xinjiang Sunoasis Co., Ltd Tan Lu mengaku mengetahui
persis masalah pembangkit tenaga listrik di Indonesia yang dikerjakan
perusahaan Tiongkok. Menurutnya, secara umum kualitas pembangkit tenaga
listrik Tiongkok bagus. Tingkat kestabilan operasinya mencapai 92 %. Tan Lu
juga menginformasikan bahwa dalam setahun hanya 0,5 pembangkit tenaga
listrik buatan Tiongkok yang mati atau tidak beroperasi, suatu jumlah yang
rendah. Ia juga menginformasikan bahwa perusahaannya juga menerapkan
33
perlindungan terhadap lingkungan sehingga emisi listrik dapat ditekan hingga
level terendah sama dengan emisi gas bumi. Ia berharap dapat berinvestasi di
bidang perlindungan lingkungan di Indonesia serta pembangkit listrik tenaga
air (PLTA). Perusahaannya kini tengah mengembangkan inovasi teknologi
serta alih teknologi di bidang energi air laut.
Ir. Nurdin Tampubolon mengharapkan proyek kerjasama Indonesia-
Tiongkok dapat mempertimbangkan komposisi antara pekerja Tiongkok dan
pekerja lokal. Komposisi ini akan menjadi perimbangan yang adil antara lokal
dan asing. Menurutnya, ketidakadilan komposisi akan menciptakan bom
waktu.
Menyambung pernyataan di atas, Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM
mengatakan bahwa masalah tenaga kerja menjadi persoalan kritis. Kasus
Indonesia mungkin hanyalah fenomena gunung es. Dirinya berpengalaman
bekerja di perusahaan Tiongkok dan perusahaan asing lainnya. Perusahaan
asing mempunyai standard operating procedure (SOP) yang mudah dipahami,
sementara perusahaan-perusahaan Tiongkok mempunyai SOP yang minim.
Sehingga pegawai sedikit yang memahami aturan baku perusahaan. Dia
menyarakan kendala bahasa harus diatasi mengingat ini adalah masalah
utama dalam komunikasi kedua belah pihak. Selanjutnya ia menekankan
sebelum pengerjaan proyek dimulai, pihak Indonesia dan Tiongkok harus
duduk bersama membincang secara detil dan teknis poin-poin kesepakatan
agar tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari.
Baige Zhao menyarankan agar grup GKSB DPR RI dapat menjadi leading
group yang menangani informasi dan komunikasi antara Indonesia dan
Tiongkok sehingga masalah-masalah yang muncul dapat ditanggulangi dan
diselesaikan dengan baik. Selain itu, ia meyakinkan pihak GKSB DPR RI bahwa
Tiongkok tidak pernah bermain-main dengan kualitas. Oleh karena itu,
pertemuan ini dapat dijadikan bahan pertanggungjawaban untuk diteruskan
kepada pihak-pihak terkait.
34
Siti Hediati Soeharto, SE mengatakan bahwa Indonesia saat ini tengah
mengembangkan pembangkit listrik tenaga matahari, angin, dan air. Kita ingin
mengembangkan kerjasama terkait bidang energi tersebut dengan Tiongkok.
Belajar dari swasembada pangan yang sukses diterapkan Tiongkok, Indonesia
mempelajari suatu hal bahwa teknologi pertanian perlu dikembangkan untuk
menyongsong ketahanan pangan suatu negara. Indonesia juga perlu
mengembangkan teknologi alat-alat pertanian dari Tiongkok. Indonesia
mengharapkan dalam kerjasama nanti terjadi transfer teknologi Tiongkok ke
Indonesia sehingga Indonesia dapat secara mandiri mengembangkan
teknologinya. Siti Hediati Soeharto, SE juga menyampaikan mengenai
penghapusan visa bagi turis Tiongkok yang mengunjungi Indonesia. Ia juga
mengharapkan kebijakan resiprokal dari Tiongkok untuk menghapuskan visa
bagi turis Indonesia yang berkunjung ke Tiongkok. Kebijakan ini diharapkan
dapat meningkatkan pariwisata kedua negara.
Jing Geng, Direktur China Culture Heritage Foundation, menyampaikan
kepada delegasi GKSB DPR RI bahwa yayasan yang dipimpinnya berkomitmen
kepada kebudayaan. Ia juga mengusulkan program pertukaran pemuda
Indonesia dan Tiongkok dapat terus dijalankan agar pemuda kedua bangsa
dapat saling mengenal kebudayaan tetangganya. Ia juga menyampaikan
bahwa yayasannya dapat membawa seni pertunjukan kesenian ke Indonesia,
begitu pula sebaliknya kesenian Indonesia dapat dipertunjukkan ke Indonesia
melalui yayasannya. Menanggapi hal tersebut, Siti Hediati Soeharto, SE yang
juga Ketua Yayasan Senirupa Indonesia bergembira jika Indonesia dapat
memperoleh banyak beasiswa buat pemuda Indonesia belajar di Tiongkok.
Terkait kerjasama internasional Tiongkok dengan negara lain, Direktur
Jenderal China Internasional Cooperation Center Zhihua Ke menyampaikan
bahwa lembaga yang dipimpinnya bekerja di bidang budaya internasional. Ia
berpendapat betapa pentingnya kerjasama budaya kedua negara.
Menurutnya, budaya terkait dengan banyak aspek seperti tenaga kerja yang
35
dibicarakan di atas. Lembaganya telah membuat tiga buku tentang kerjasama
Indonesia-Tiongkok. Telah tiga tahun ini lembaganya mempelajari Indonesia.
Untuk mempelajari budaya Indonesia, dirinya acapkali berkunjung ke
Indonesia setidaknya lima kali dalam setahun.
Ia memberi informasi kegiatan seni-budaya Indonesia-Tiongkok tiga
tahun terakhir. Pada kunjungan Presiden Xi Jinping ke Indonesia tahun 2013,
lembaganya mengadakan pameran seni kaligrafi tradisional Tiongkok di
Museum Nasional Indonesia. Pada 2014 lembaganya menginisiasi kolaborasi
seniman Indonesia dan seniman Tiongkok menampilkan budaya Asia pada
perhelatan seni di Prancis. Kolaborasi tersebut mendapat penghargaan tinggi
dari Prancis. Presiden Joko Widodo juga menulis surat menyampaikan
apresiasi atas terselenggaranya kolaborasi seniman kedua negara. Pada tahun
2015, untuk memperingati 65 tahun hubungan Indonesia-Tiongkok,
lembaganya bekerjasama dengan KBRI di Beijing menghelat pameran lukisan
di Museum Central Tiongkok. Zhihua Ke menginginkan adanya inovasi bentuk
dan formula dalam pertukaran kebudayaan kedua bangsa. Lembaganya juga
membantu pihak Indonesia untuk mencatatkan rekor pertunjukan angklung
dengan pemain terbanyak di Beijing ke dalam Guiness Book of Record. Zhihua
Ke juga merencanakan kerjasama yang luas antara Indonesia dan Tiongkok di
bidang pendidikan, penerjemahan, pembuatan film, bahasa, dan penerbitan.
Siti Hediati Soeharto, SE menutup pertemuan dengan ucapan terima
kasih disertai harapan bahwa kerjasama Indonesia-Tiongkok dapat meningkat
di tahun-tahun mendatang. Ia juga menyampaikan optimisme bahwa hasil-
hasil pembicaraan kedua belah pihak akan diimplementasikan secara konkret
36
Gmbr.7. Diskusi Delegasi GKSB DPR RI dengan Komisi Hubungan Luar Negeri Kongres Rakyat Nasional Tiongkok
Gmbr.8. Delegasi GKSB DPR RI dengan Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri
Kongres Rakyat Nasional Tiongkok
37
4. Pertemuan GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok Dan China Three Gorges Corporation, Beijing, Kamis 19 Mei 2016
Delegasi GKSB DPR RI melakukan kunjungan ke China Three Gorges
Corporation, salah satu BUMN Tiongkok. Delegasi mendapat penjelasan dan presentasi
dari deputi kerjasama internasional China Three Gorges Corporation (CTG) Chang Yung.
China Three Gorges Corporation adalah BUMN Tiongkok yang didirikan pada
tahun 1993. BUMN ini mempunyai profit USD 24 miliar. Total aset China Three Gorges
Corporation mencapai USD 70 miliar dengan jumlah pegawai mencapai 24.000 orang.
Kini CTG menggarap 80 jenis investasi dan proyek di 40 negara.
China Three Gorges Corporation berkantor di tiga kota: (1) Beijing sebagai
kantor pusat; (2) Sanghai sebagai pusat pembangkit tenaga listrik; dan (3) Yichang
sebagai pusat listrik dan perlengkapan. China Three Gorges Corporation mengklaim
bahwa perusahaannya merupakan pusat pembangkit listrik tenaga air terbesar di
dunia. Fokus bisnis China Three Gorges Corporation mencakup tiga hal, yakni:
pembangkit listrik tenaga air, pembangkit listrik tenaga terbarukan, dan investasi luar
negeri.
Proyek ambisius yang dilakukan oleh China Three Gorges Corporation adalah
membangun Bendungan Tiga Jurang atau Bendungan Tiga Ngarai (three gorges dam)
yang terletak di Sungai Yangtze (sungai ketiga terpanjang di dunia) di Sandouping,
Yichang, provinsi Hubei, Tiongkok. Konstruksi yang membentang sepanjang 2,3 km
dimulai pada 1994. Bendungan ini menjadi bendungan hidroelektrik (bendungan
sekaligus pembangkit listrik tenaga air) terbesar di dunia ketika diselesaikan pada
tahun 2009. Penampungan ini memulai pengisian pada 1 Juni 2003, dan menempati
wilayah Tiga Jurang yang indah, antara kota Yichang, Hubei, dan Fuling, Chongqing.
Pengendalian banjir merupakan alasan utama dibangunnya Three Gorges Dam
ini. Terhitung selama abad ke-20 saja telah terjadi lima kali banjir besar yang
menewaskan total 327.394 jiwa, menghancurkan lebih dari 3 juta hektar lahan
pertanian, rumah-rumah penduduk dan jutaan penduduk terkena dampak banjir
38
tersebut. Bendungan ini terbukti dapat mengendalikan banjir, tidak ada lagi kerugian
materi dan biaya jutaan dollar yang harus dikeluarkan untuk perbaikan pasca banjir.
Disamping Bendungan terbesar didunia, The Three Gorges Hydropower Plant
(TGHP) merupakan yang terbesar di dunia, menghasilkan listrik dengan kapasitas
22,500 MW, mengalahkan pembangkit listrik Itaipu di perbatasan Brazil-Paraguay
(12,500 MW) yang selama ini menyandang predikat yang terbesar di dunia. Berikutnya
yang termasuk jajaran lima besar pembangkit listrik terbesar di dunia adalah Guri di
Venezuela (10,300 MW), Grand Coulee di U.S. (6,809 MW) dan Sayano-Shushensk di
Russia (6,400 MW). Dengan kapasitas sebesar itu, TGHP akan memasok kurang lebih
10% dari total ketersediaan energi di Tiongkok.
Dibandingkan dengan pembangkit listrik batubara dengan kapasitas daya listrik
yang sama, TGHP akan mengurangi emisi 100 juta ton CO2, 2 juta ton SO2, 0.37 juta
ton NOx dan beberapa partikulat lainnya. Hal ini akan mencegah hujan asam dan
mengurangi efek rumah kaca di Asia Timur dan Central Cina. Listrik tenaga air yang
dihasilkan dari TGHP setiap tahunnya akan menggantikan 50 juta ton batubara mentah
yang digunakan dalam pembangkit listrik batubara.
Kerugian jutaan dollar akibat banjir dapat dihindari dengan adanya bendungan
tiga jurang ini. Tidak hanya itu, dengan adanya pasokan listrik dari pembangkit listrik
ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kota-kota yang tersuplai listrik dari
Three Gorges Dam Hydropower Plant. Saat ini, listrik TGHP dikirim tanpa henti ke
Central Cina, Cina Timur, Guangdong, dan Chongqing dengan jangkauan transmisi
maksimum 1000 km.
Selain hal tersebut di atas, pembangunan The Three Gorges Dam juga
bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pelayaran di sungai Yangtze, memperluas
jangkauan pengiriman barang dan rute pelayaran ke daratan Cina. TGD juga akan
menciptakan akses langsung dari Samudra Pasifik ke daratan Tiongkok, sehingga kapal-
kapal besar akan dapat langsung menuju daratan Tiongkok dengan populasi yang besar
sehingga pada akhirnya akan menyebabkan munculnya pasar baru, penciptaan
lapangan kerja, dan vitalitas ekonomi.
39
China Three Gorges Corporation mempunyai 24 grup di seluruh dunia dengan
proyek tenaga listrik di beberapa kawasan: Asia, Afrika, Amerika, Eropa dengan nilai
kontrak USD 15 miliar. Kapasitas yang sudah terpasang di kawasan tersebut mencapai
1.100 MW dengan jumlah modal mencapai USD 10 miliar. Di Indonesia, China Three
Gorges Corporation membangun tiga proyek pembangkit listrik tenaga air: (1) proyek
PLTA di Sulawesi Selatan dengan kapasitas 480 MW, (2) proyek PLTU di Bali dengan
kapasitas 2831 GW, dan (3) proyek PLTA di Jatigede dengan kapasitas 110 MW
Sejauh ini proyek utama yang dikerjakan China Three Gorges Corporation
adalah pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Terdapat lima PLTA yang dikelola
kelompok usaha China Three Gorges Corporation dan meraih prestasi sebagai
pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia. (1) PLTA Yichang sebagai pembangkit
listrik tenaga air terbesar di dunia; (2) PLTA Yenzia sebagai PLTA terbesar kedua di
dunia; (3) PLTA Shiloto sebagai PLTA terbesar keempat di dunia; (4) PLTA Sihiteng
sebagai PLTA terbesar kelima di dunia; (5) PLTA Qudungtse sebagai PLTA terbesar ke-8
di dunia. China Three Gorges Corporation saat ini sedang gencar mengembangkan
pembangkit listrik energi terbarukan di Tiongkok. Sampai saat ini China Three Gorges
Corporation telah membangun 37 pembangkit listrik tenaga angin, dan 30 pembangkit
listrik tenaga surya. Pembangkit tenaga listrik energi terbarukan di atas mempunyai
126 peralatan di atas 7.000 MW.
Beberapa masalah terkait energi listrik di Indonesia menjadi agenda
pembahasan utama antara GKSB DPR RI dan China Three Gorges Corporation.
Indonesia saat ini tengah mengembangkan pembangkit tenaga listrik berkapasitas
35.000 MW. Indonesia memerlukan transfer teknologi dari Tiongkok untuk
mengembangkan teknologi dengan kapasitas sebesar itu. Dengan masih kurangnya
pencapaian kapasitas 35.000 MW, Indonesia harus mengundang investasi di bidang
energi terbarukan seperti tenaga angin dan tenaga surya. Kecepatan angin di Indonesia
bervariasi antara 28-40 knot. Harus diakui tenaga angin belum populer di Indonesia
sedangkan pengembangan tenaga surya membutuhkan lahan yang besar.
40
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas kemungkinan Indonesia
mengembangkan pembangkit listrik tenaga nuklir mengingat Indonesia kaya akan
uranium dan berbiaya murah. Namun, selain itu risiko bencana juga berdampak besar
terhadap penduduk. Tiongkok sendiri belum membangun pembangkit listrik tenaga
nuklir.
Gmbr. 9 Foto bersama Delegasi GKSB DPR RI ke China Three Gorges Corporation
41
5. Pertemuan GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok Dan China Railway Corporation Kamis, 19 Mei 2016
Delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok mengadakan pertemuan dengan
China Railway Corporation. Mantan Minister of Railways of China, Sheng Guangzu
menyambut kedatangan delegasi GKSB DPR RI. Dalam kesempatan itu, delegasi GKSB
DPR RI mendapatkan paparan terkait perkembangan teknologi perkeretaapian di
Tiongkok.
Dalam paparan China Railway Corporation, delegasi GKSB DPR RI mendapatkan
informasi sejarah perkembangan perkeretaapian di Tiongkok. Pada awal 1948, rel
membentang sejauh 22.000 km, dibandingkan pada tahun 2015 rel membentang
sejauh 74.000 km dengan pengguna mencapai 2,5 miliar orang yang memanfaatkan
moda transportasi kereta api untuk bepergian.
Dalam paparan tersebut juga diungkap akselerasi pertumbuhan kereta cepat
untuk beberapa rute perjalanan. Rute Beijing-Shanghai dapat dilalui kereta cepat
dengan kecepatan mencapai 486,1 km/jam. Sementara jalur Beijing-Ghuangzhou dan
Guangzhou-Urugi dapat dilalui kereta cepat dengan kecepatan 350 km/ jam.
Sheng Guangzu memulai pertemuan dengan sambutan selamat datang kepada
delegasi GKSB DPR RI ke kantor pusat China Railway Corporation. Ia memulai paparan
dengan mengatakan bahwa Indonesia dan Tiongkok adalah dua negara besar di Asia. Ia
mendengar Indonesia mencanangkan Poros Maritim Dunia sebagai kebijakan negara.
Ia pun menyambut baik ide tersebut diimplementaskan secara konkret. Salah satu
strategi mewujudkan poros maritime dunia adalah membangun infrastruktur kereta
api di seluruh Indonesia.
Tiongkok dan Indonesia kini sedang merancang kerjasama pembangunan
kereta api cepat Jakarta-Bandung. Tanpa ada dukungan pemerintah kedua negara
tidak mungkin kerjasama RI-RRT dapat terwujud. Kereta api menjadi salah satu hal
yang cepat direformasi oleh Tiongkok. Reformasi kereta api di Tiongkok diarahkan
pada peningkatan kecepatan kereta dan daya angkut kereta. Tiongkok dalam kurun 10
42
tahun ini telah membangun rel kereta api cepat sepanjang 19.000 km. Pihaknya
memastikan bahwa teknologi kereta api cepat Tiongkok adalah nomor satu di dunia.
Kini Tiongkok mengoperasikan kereta api cepat penumpang sebanyak 7000 unit per
hari dan 20.000 unit per hari kereta api cepat barang. Jika dikalkulasi, kereta api cepat
Tiongkok dapat mengangkut 2,5 miliar orang per hari dan 2,7 ton barang per hari.
Tiongkok kini telah mempunyai hak cipta teknologi kereta api cepat, dan hal ini
telah diakui dunia. Pertukaran teknologi kereta api cepat di Tiongkok merupakan yang
paling maju di antara Eropa dan Amerika. Kami juga mengembangkan teknologi dari
vendor ternama semisal Siemens, General Electric dan lain-lain.
Kereta api cepat buatan Tiongkok mempertimbangkan adaptasi terhadap
cuaca, topografi tanah, temperatur, dan suhu. Kereta api cepat Tiongkok dapat
beroperasi di dataran tinggi maupun rendah dengan temperatur mulai dari -40 derajat
celcius hingga 40 derajat celcius.
Tiongkok akan menerapkan standar teknologi tinggi dalam pembangunan
kereta api cepat jalur Jakarta-Bandung dengan memperhatikan cuaca dan kondisi
tanah Indonesia. Dia juga memastikan bahwa peralatan, bahan baku dan suku cadang
kereta akan dibuat di Indonesia. Ini dilakukan agar terjadi alih-teknologi. Tiongkok juga
siap dengan pekerjaan merehabilitasi jalur lama maupun membangun jalur baru.
Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH mengucapkan terima kasih atas sambutan
hangat dari pihak Sheng Guangzu sehingga pertemuan delegasi GKSB DPR RI dan China
Railway Corporation dapat terlaksana. Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH kemudian
memperkenalkan satu persatu anggota delegasi GKSB DPR RI. Ia mengakui bahwa
kereta api Indonesia ketinggalan dibanding dengan kereta api Tiongkok.
Perkembangan teknologi perkeretaapian Tiongkok yang dapat membelah gunung dan
jurang menunjukkan kemajuan yang luar biasa. Ia berharap bahwa semua wilayah
Indonesia dapat dilalui kereta api sehingga konektivitas antarwilayah Indonesia dapat
diwujudkan. Ia berharap proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung dapat direalisasikan
segera. Di akhir sambutan Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH mengungkapkan
43
pikirannya akan kerjasama Indonesia-Tiongkok yang dilandaskan atas kepercayaan
dapat ditingkatkan di masa depan.
Siti Hediati Soeharto, SE berkesan dengan perkembangan kereta api Tiongkok.
Indonesia membutuhkan sarana transportasi untuk mempermudah pergerakan orang,
barang, dan jasa. Menurutnya, tanah di Indonesia dimiliki oleh masyarakat dan swasta
sehingga Indonesia menghadapi kendala pembebasan lahan untuk pengerjaan proyek.
Ia juga meminta kepada Tiongkok untuk menjelaskan kepada publik mengenai
pemilihan kereta api cepat jalur Jakarta-Bandung.
Sheng Guangzu mengucapkan terima kasih atas perhatian delegasi GKSB DPR
RI atas perkembangan kereta api Tiongkok. Ia mengatakan permasalahan lahan di
Tiongkok untuk sarana dan prasarana publik adalah koordinasi antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Secara umum tanah di Tiongkok dimiliki oleh
pemerintah. Ia mengilustrasikan ketika jalur sudah diputuskan oleh undang-undang,
maka aparatur harus segera membebaskan lahan dan berkoordinasi dengan
pemerintah provinsi dan pemerintah kota. Pengalaman Tiongkok membuktikan bahwa
pembangunan kereta api memerlukan dukungan politik yang besar. Dalam
pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung, Presiden Joko Widodo amat
menaruh minat pada jalur ini. Dalam upacara peresmian peletakan batu pertama
proyek tersebut, Presiden Joko Widodo menginstruksikan kepada gubernur DKI Jakarta
dan Jawa Barat untuk membantu kelancaran jalannya proyek ini.
Tiongkok membutuhkan dukungan politik yang besar dari DPR RI untuk
pengerjaan proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung. Sheng Guangzu juga
menegaskan bahwa Tiongkok berkomitmen terhadap peraturan perundang-undangan
yang berlaku di Indonesia. Pemilihan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung
berdasarkan kecepatan operasi. Apabila proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung ini
berhasil, tidak tertutup kemungkinan akan berlanjut ke jalur Jakarta-Surabaya. Ia
mengharapkan kereta api cepat dapat diselesaikan pada 2019.
Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM berujar bahwa Indonesia tidak meragukan
teknologi Tiongkok. Menurutnya, permasalahan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung
44
bukan terletak pada tataran teknis, melainkan terletak pada komunikasi publik tentang
kelayakan ekonominya. Yang tidak kalah penting dari kontroversi proyek tersebut
adalah konsep business to business dan peran BUMN Indonesia di dalamnya. DPR RI
sebagai wakil rakyat perlu mengetahui konsep kelayakan ekonomi proyek Jakarta-
Bandung agar dapat dikomunikasikan ke publik. Oleh karena itu, DPR RI perlu data dan
informasi agar kecurigaan publik dapat dijawab. Ir. Andreas Eddy Susetyo, MM
menyarankan agar GKSB DPR RI dimanfaatkan sebagai jembatan komunikasi antara
Indonesia dan Tiongkok. Ia, mengutip Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
(Bappenas), menyebutkan untuk menurunkan biaya logistik kita harus
mengintegrasikan transportasi udara-laut-darat. Pembangunan kereta api merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari slogan One Road-One Belt.
Ir. H. Azhar Romli, M.Si menyampaikan pendapat bahwa Indonesia
membutuhkan angkutan massal yang dapat memindahkan arus manusia, barang dan
jasa secara cepat. Transportasi massal seperti kereta api amat dibutuhkan Indonesia.
Jika perlu Jawa-Sumatra perlu dibangun jalur kereta api cepat. Indonesia
mengharapkan kepada Tiongkok untuk memberikan kualitas terbaik dengan harga
terjangkau kepada Indonesia. Lebih lanjut ia ingin mengetahui perbandingan harga
antara rehabilitasi jalur lama dan pembuatan jalur baru.
Sementara Irma Suryani mengatakan bahwa kerjasama pembangunan kereta
api cepat antara Indonesia dan Tiongkok harus dilandaskan pada rasa saling percaya
kedua belah pihak. Dalam forum itu, ia menanyakan nilai keuntungan dari semua
aspek pengadaan kereta api cepat Indonesia-Bandung. Ia mengharapkan adanya alih
teknologi dalam proyek pengadaan kereta cepat Jakarta-Bandung. Alih teknologi
tersebut amat penting agar Indonesia dapat mandiri membangun industri
perkeretaapian.
Ir. Rendy M. Affandy Lamadjido, MM, MBA menyampaikan bahwa
pembangunan kereta api cepat sudah dicanangkan sejak zaman mantan Presiden
Soeharto hingga sekarang zaman Presiden Joko Widodo. Pembangunan kereta api
cepat memang sudah sangat mendesak untuk Indonesia. Dia mengapresiasi Presiden
45
Joko Widodo akhirnya memutuskan untuk berinvestasi kereta api cepat Indonesia.
Dulu banyak yang mempertanyakan masalah harga yang lebih mahal dari investasi
Tiongkok di Iran, tapi sekarang penjelasan Presiden Joko Widodo dapat diterima
publik. Ia menyetujui dukungan politik yang besar bagi pembangunan kereta api cepat
ini salah satu alasan yang dapat dikemukakan adalah kereta cepat akan mendukung
kinerja anggota parlemen.
Ir. Nurdin Tampubolon menyebut bahwa proyek kereta api cepat Jakarta-
Bandung membutuhkan investasi yang besar. Berhubung besarnya investasi ini, publik
bertanya-tanya tentang untung-rugi bagi perekonomian negara. Secara prinsip ia
menyetujui pembangunan kereta cepat ini namun ia juga mempertanyakan apakah
skala prioritas pengerjaan proyek ini sudah tepat sasaran. Sebagai representasi rakyat,
Ir. Nurdin Tampubolon juga mempertanyakan revenue pembayaran investasi serta
defisitnya. Menurutnya Indonesia sangat membutuhkan penguatan ketahan pangan
dan energi.
Sheng Guangzu senang dapat berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan
delegasi GKSB DPR RI. Ia mengapresiasi GKSB DPR RI karena peduli dengan proyek
kereta api cepat Jakarta-Bandung. Jika mendengar pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan delegasi GKSB DPR RI, ia menilai anggota DPR RI sangat profesional dalam
menguasai permasalahan yang ada. Ia berpendapat Indonesia adalah negara besar
yang tergabung dalam G-20, selain itu Indonesia juga negara maritim besar sehingga
sudah selayaknya Indonesia mengembangkan proyek kereta cepat. Ia mengingatkan
bahwa infrastruktur akan mendorong perekonomian negara. Kereta api cepat adalah
harapan rakyat Indonesia. Sheng Guangzu juga meyakinkan delegasi GKSB DPR RI
bahwa proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung mempunyai skema Business to
Business hasil investasi konsorsium usaha Indonesia dan Tiongkok. Ia menjamin
hasilnya tidak akan merugikan negara.
Sheng Guangzu menjelaskan bahwa teknologi kereta api cepat paling maju
secara teknologi dan paling murah secara finansial. Ia menceritakan bahwa Inggris
sudah berkoordinasi dengan Tiongkok untuk mengembangkan kereta api cepat di
46
Inggris. Menurut suatu survei, kereta api cepat Tiongkok adalah kereta api yang paling
aman dengan tingkat kecelakaan paling rendah di dunia. Organisasi kereta api dunia
yang berpusat di Prancis menyebut bahwa harga kereta api cepat buatan Tiongkok
lebih rendah 20 % dari harga dunia.
Ia menyebut masalah lima tenaga kerja Tiongkok yang masuk pangkalan militer
Halim Perdanakusumah sebagai ketidaktahuan dan kesalahpahaman semata. Kini
kelima orang tersebut sedang dalam pemeriksaan imigrasi Indonesia. Pihaknya
meminta bantuan kepada GKSB DPR RI untuk memastikan hal tersebut. Ia menjamin
bahwa seluruh staf dan tenaga kerja Tiongkok yang terlibat proyek kereta api cepat
Jakarta-Bandung akan mematuhi semua peraturan perundang-undangan Indonesia.
Sheng Guangzu menyampaikan kepada GKSB DPR RI bahwa proyek kereta api
cepat Jakarta-Bandung merupakan bentuk kerjasama yang tulus Tiongkok agar
Indonesia secara mandiri dapat mengembangkan teknologi kereta api cepat. Ia
mengatakan bahwa teknologi kereta api Tiongkok adalah buatan sendiri yang terjamin
kualitas dan keamanannya. Kereta api cepat Jakarta-Bandung membutuhkan
rehabilitasi jalur lama dan pembangunan jalur baru beserta elektrifikasi jalur. Ia
menyebut kecepatan kereta api cepat Jakarta-Bandung di batas 360 km/ jam. Salah
satu alasan adalah untuk menekan biaya pemeliharaan kereta api cepat. Ia menjamin
kereta api cepat Jakarta-Bandung akan berjalan stabil dalam skala kecepatan 360 km/
jam.
Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH menutup pertemuan dengan ucapan terima
kasih disertai harapan hasil-hasil pembicaraan kedua pihak dapat diimplementasikan
ke dalam tataran yang lebih konkret.
48
6. Pertemuan GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok Dan China Fortune Land Development (CFLD Co., Ltd) Guan, Jum’at 20 Mei 2016
Delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok mengadakan kunjungan ke Kompleks
Industri Gu’an di Provinsi Hebei yang berlokasi sekitar 50 km dari Beijing. Delegasi
disambut oleh Presiden China Fortune Land Development Co., Ltd. (CFLD) Max Yang.
CFLD adalah operator kawasan industri Gu’an.
Gu’an, pada awalnya, adalah daerah miskin yang tidak cocok dengan pertanian.
Banyak petani di Gu’an tidak dapat mengandalkan pertanian sebagai mata pencarian
utama. Pada Juni 2002, kawasan industri Gu’an didirikan dan dibuka untuk publik.
Adalah CFLD yang memulai industri suku cadang mobil, namun dalam jangka 10 tahun
CFLD telah berinvestasi teknologi tinggi.
Didirikan pada tahun 1998, China Fortune Land Development Co, Ltd (CFLD)
adalah operator kota industri baru terkemuka China. Pada akhir 2015, aset CFLD telah
mendekati RMB 170 miliar.
Dengan kota-kota industri baru "pembangunan ekonomi, harmoni sosial dan
kebahagiaan rakyat" sebagai produk inti, CFLD menjunjung tinggi konsep "empat
bertahan" dalam pengembangan sistematis kota industri baru, yaitu "bertahan dalam
mengambil ekologi hijau sebagai dasar, bertahan dalam mengambil kota kebahagiaan
sebagai pembawa, bertahan dalam mengambil inovasi sebagai dorongan, dan
bertahan dalam mengambil kluster industri sebagai titik awal." CFLD mengeksplorasi
dan menyadari perkembangan ekonomi perkotaan ini dan secara efektif meningkatkan
nilai komprehensif pembangunan daerah.
CFLD memiliki tim profesional dan sistem organisasi yang efisien. Pada akhir
Desember 2015, CFLD telah memiliki sekitar 4.500 personil bisnis utama dengan rata-
rata usia 33 tahun, termasuk hampir 1.200 orang dengan gelar Master atau di atas.
Beberapa anggota tim eksekutif datang dari 500 perusahaan Top di dunia.
Pada bulan Juli 2015, pengalaman dan praktek yang baik dan sukses oleh Gu'an
Provinsi Hebei dan CFLD yang aktif menjelajahi PPP (kerja sama antara modal
49
pemerintah dan modal swasta) dipuji oleh Dewan Negara dan digunakan sebagai
referensi di semua provinsi (daerah otonom dan kota) dan departemen Dewan Negara.
Pembangunan Gu’an sebagai kawasan industri telah disetujui pemerintah pusat
Tiongkok atas persetujuan PBB. CFLD membangun Gu’an dengan konsep
keseimbangan industri-perumahan. CFLD bekerjasama dengan Universitas Chung Hwa
banyak mengembangkan teknologi tinggi di kompleks industri Gu’an. Maka, di
kawasan industri Gu’an tumbuh pesat perusahaan ritel internet terbesar di Tiongkok
seperti TC Com, perusahaan pembuat layar ELD. Dengan kata lain, kompleks Gu’an
adalah penyedia logistik terbesar.
CFLD mengundang investasi untuk membangun sarana dan prasarana yang
lengkap di Gu’an. Keterpaduan dan integrasi kawasan ini disadari oleh CFLD mengingat
jarak Gu’an-Beijing mencapai 50 km. CFLD membangun sekolah, rumah sakit,
universitas, apartemen, perumahan, dan shopping center. Pihak CLFD juga telah
berhasil bekerjasama dengan sekolah nomor 8 di Beijing untuk membangun cabangnya
di Gu’an. Sekolah ini dibuka untuk anak-anak SD, SMP, dan SMA. Ini dilakukan agar
para pimpinan serta staf dan pegawai yang bekerja di lingkungan Gu’an dapat tinggal
nyaman di Gu’an dan bekerja dengan sungguh-sungguh.
CFLD turut mengembangkan pembangunan masyarakat lokal melalui
pembiayaan CSR. CFLD juga turut melibatkan penduduk lokal dalam industri dan
pengembangan Gu’an. Untuk turut memperkaya wawasan penduduk Gu’an, CFLD
telah membangun perpustakaan daerah yang besar yang dapat diakses semua
penduduk Gu’an.
Melalui teknologi, kawasan Gu’an yang tadinya gersang dan sulit untuk
ditumbuhi tanaman pangan kini berubah menjadi kawasan pemasok pangan di
Tiongkok. Di area Gu’an juga dikembangkan kebun pertanian dengan teknologi tinggi.
Di Gu’an juga terdapat pusat pembibitan tumbuh-tumbuhan baru. Di kawasan Gu’an
juga dikembangkan kawasan untuk pembibitan sayuran organik.
50
Gmbr.11. Foto bersama Delegasi GKSB DPR RI di China Fortune Land Development (CFLD Co., Ltd.)
Gmbr 12. Miniatur/maket rencana pengembangan Kota terpadu Quan city
51
Gmbr.13. Delegasi GKSB DPR RI melakukan kunjungan lokasi pembibitan tanaman organic di China Fortune Land Development (CFLD Co., Ltd.)
Gmbr.14. Pertukaran Cinderamata Delegasi GKSB DPR RI Pejabat China Fortune Land
Development (CFLD Co., Ltd.)
52
Gmbr.15. Pertukaran Cinderamat Delegasi GKSB DPR RI Pejabat China Fortune Land Development (CFLD Co., Ltd.
53
III. Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan: Serapan Praktik Cerdas
Dari pertemuan dengan Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat
Nasional, Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Kongres Rakyat Nasional, dan
China Railway Corporation serta kunjungan ke perusahaan swasta semisal China
Three Gorges Corporation dan Lanfang Guan Industry Park, delegasi GKSB DPR RI
menyerap praktik cerdas (best-practices), di antaranya:
1) Secara umum Tiongkok menganut paham kapitalisme negara (state
capitalism). Negara menguasai sumber daya yang menyangkut hajat hidup
orang banyak. Negara berperan sebagai ujung tombak pencarian proyek dan
investasi. Negara yang kemudian mendistribusikan kepada BUMN dan
perusahaan swasta untuk menggarap proyek-proyek tersebut. Dalam
hubungan pemerintah-swasta tercipta kerjasama strategis mencapai tujuan
nasional.
2) Tiongkok merumuskan rencana strategis pembangunan lima tahunan.
Kongres Rakyat Nasional turut berpartisipasi dalam perumusan rencana
pembangunan tersebut. Praktik cerdas yang dapat diambil dari kebijakan
demikian adalah antara pemerintah dan parlemen terjalin kemitraan
strategis dalam penyusunan proyek pembangunan nasional.
3) Terkait agenda pembangunan global pasca-2015, Tiongkok menerapkan
racikan implementasi Sustainable Development Goals (SDGs) dengan
memadukan perspektif global dan kebutuhan nasional Tiongkok. Merespons
tujuan pembangunan berkelanjutan, Presiden Xi Jinping memperkenalkan
pembangunan berkelanjutan dengan lima prinsip: (1) inovasi/ kreatif; (2)
berkelanjutan; (3) terbaik; (4) terbuka/ terkoordinasi; (5) nikmati bersama.
Dengan kata lain, Tiongkok menerapkan pemilahan bagi kepentingan
nasional Tiongkok dengan tidak menelan bulat sesuatu yang datang dari
luar.
54
4) Sebagai negara populasi terbesar di dunia, Tiongkok sukses menerapkan
swasembada pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduknya.
Pertanian ditunjang oleh teknologi tinggi guna menghasilkan produk
berkualitas. Dalam pengembangan produk pertanian, Tiongkok juga giat
memproduksi bibit baru tanaman demi menopang ketahanan pangan
Tiongkok.
5) Dari hasil kunjungan dan pantauan delegasi GKSB DPR RI ke sejumlah
industri di Tiongkok dapat dikatakan industri Tiongkok berkembang sangat
cepat. Perkembangan industri Tiongkok yang pesat adalah hasil
maksimalisasi penggunaan dana public private partnership (kerjasama
swasta pemerintah/ KSP). Modus PPP yang dijalankan di Tiongkok mengacu
pada kemitraan antara pemerintah dan organisasi swasta, yang keduanya
membangun hubungan komunitas "berbagi keuntungan dan risiko dalam
kerjasama penuh", sehingga semua mitra akhirnya dapat mencapai hasil
yang lebih menguntungkan dari suatu proyek atau pekerjaan. Dari kisah
kesuksesan pengembangan kawasan industri Gu’an, CFLD sebagai operator
kawasan industri Gu’an dan pemerintah daerah Gu’an membangun model
kerjasama swasta pemerintah (PPP) ke dalam pengembangan kolaboratif
dan pembangunan dan pengoperasian kota industri baru dengan prinsip
“win-win solution." CFLD dan pemerintah daerah melakukan kerjasama
komprehensif, pengambilan keputusan bersama dan promosi bersama
dalam hal konsolidasi tanah dan investasi, pembangunan infrastruktur,
pembangunan fasilitas umum, layanan investasi industri, jasa operasi kota,
dan aspek lainnya.
6) Tiongkok mengembangkan teknologi kereta api cepat secara genuine dan
orisinal. Teknologi yang mereka pelajari dari negara lain dikembangkan
secara mandiri sesuai dengan situasi dan kondisi Tiongkok.
55
B. Saran
Dari pertemuan dengan Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat
Nasional, Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Kongres Rakyat Nasional,
dan China Railway Corporation serta kunjungan ke perusahaan swasta semisal
China Three Gorges Corporation dan Lanfang Gu’an Industry Park, delegasi GKSB
DPR RI mempunyai saran-saran, di antaranya:
1) Hubungan bilateral Indonesia-Tiongkok melalui Grup Kerjasama Bilateral
(GKSB) DPR RI perlu diteruskan secara berkelanjutan (sustainable
relationship). Ke depan, model relasi ini dibuat untuk menjadikan GKSB DPR
RI sebagai jembatan komunikasi antarpemangku kepentingan Indonesia dan
Tiongkok. Lebih jauh, GKSB DPR RI dapat dijadikan pilar kerjasama bilateral
Indonesia-Tiongkok.
2) Agar pola hubungan Indonesia dan Tiongkok terjalin secara berkelanjutan,
delegasi GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok dapat mengunjungi Tiongkok
secara berkala untuk menyerap praktik cerdas (best practice) yang
dijalankan Tiongkok dan juga untuk memastikan kesepakatan antar kedua
belah pihak dijalankan.
3) GKSB DPR RI perlu terus memantau perkembangan proyek kereta api cepat
Jakarta-Bandung kerjasama Indonesia-Tiongkok. Hal ini sangat mendesak
mengingat investasi Indonesia dalam proyek ini demikian besar. Berdasarkan
Penandatangan konsesi yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan dan
PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC), nilai investasi proyek ini mencapai
USD 5,135 miliar. GKSB DPR RI-Parlemen Tiongkok perlu memastikan hasil
perjanjian konsesi yang berlaku selama 50 tahun terhitung 31 Mei 2019.
Setelah masa konsesi habis, semua prasarana perkeretaapian KA cepat
termasuk tanah yang dimiliki pemerintah harus ada dalam kondisi layak dan
bebas dari jaminan pihak ketiga.
56
4) GKSB DPR RI perlu memastikan adanya alih teknologi Tiongkok ke Indonesia
dalam proyek kerjasama kereta api cepat Jakarta-Bandung. Alih teknologi
kereta api cepat ini untuk memastikan kemandirian bangsa Indonesia dalam
pengelolaan teknologi kereta api cepat. Proyek ini juga mesti menjadi sarana
pembelajaran bangsa Indonesia untuk mengembangkan teknologi tinggi.
Selain itu, GKSB DPR RI perlu memastikan agar bahan dan peralatan yang
digunakan dalam proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung diproduksi di
dalam negeri.
5) Indonesia perlu memaksimalkan pola investasi dengan menggunakan skema
public private partnership (PPP) dalam pembiayaan infrastruktur dan energi.
Banyak hal yang menjadi tujuan dilaksanakannya konsep PPP di antaranya
adalah meningkatkan penerimaan publik terkait pelaksanaan PPP,
mendorong kesanggupan lembaga keuangan untuk menyediakan
pembiayaan tanpa sovereign guarantees, mengurangi risiko kegagalan
proyek, dan dapat membantu tertariknya penawar yang sangat
berpengalaman dan berkualitas. Selain beberapa hal di atas, dengan
melibatkan pihak swasta atau investor dalam eksekusi proyek PPP dapat
mengurangi potensi korupsi yang dilakukan oleh aparat pemerintah, jaminan
harga pasar yang rendah sehingga memungkinkan diterimanya proyek
tersebut oleh masyarakat umum, menurunkan biaya pendanaan,
mengurangi resiko kegagalan proyek karena tanggung jawab dimiliki kedua
pihak. Melihat besarnya manfaat yang bisa diperoleh dari pelaksanaan PPP,
PPP bisa menjadi alternatif pembangunan di Indonesia terutama bidang
infrastruktur dan energi.
6) Kondisi ketahanan pangan Indonesia mencapai kondisi yang buruk. Sebagai
negara dengan populasi penduduk nomor empat dunia, Indonesia harus
mengembangkan pertanian dengan teknologi tinggi. Belajar dari Tiongkok,
ketahanan pangan akan menstabilkan kondisi negara. Selain itu, pertanian di
Tiongkok dibangun dengan kemandirian mengejar swasembada pangan.
57
Mustahil tercipta ketahanan pangan kalau suatu bangsa dan rakyatnya tidak
memiliki kedaulatan atas proses produksi dan konsumsi pangannya. Oleh
karena itu merupakan suatu keharusan bagi setiap bangsa dan rakyat untuk
dapat mempunyai hak dalam menentukan makanan yang dipilihnya dan
kebijakan pertanian yang dijalankannya.
7) Belajar dari perumusan pembangunan nasional Tiongkok yang
mensinergikan antara parlemen dan Tiongkok, Indonesia perlu memikirkan
kembali pembangunan nasional dibahas dalam format seperti GBHN.
58
IV. PENUTUP
A. Ucapan Terima kasih
Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen Republik Rakyat Tiongkok ke Tiongkok
tanggal 18 – 24 Mei 2016 mengucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungan
dari semua pihak selama Delegasi melaksanakan tugas sehingga kunjungan kerja
tersebut dapat berjalan dengan baik dan lancar serta delegasi dapat tiba di tanah air
dengan selamat, ucapan terimakasih tersebut kami tujukan kepada :
1. Kedutaan Besar RI untuk Republik Rakyat Tiongkok di Beijing;
2. Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Nasional (NPC) Tiongkok;
3. Wakil Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri NPC;
4. Deputi Kerjasama Internasional China Three Gorges Corporation;
5. China Railway Corporation;
6. President China Fortune Land Development (CFLD Co.,Ltd)
B. Lampiran
Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor
149/PIMP/IV/2015-2016 tanggal 11 Mei 2016 tentang Penugasan Delegasi Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam Kunjungan Grup Kerja Sama Bilateral
(GKSB) Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia - Parlemen Republik Rakyat
Tiongkok ke Republik Rakyat Tiongkok.
59
C. Kata Penutup
Kunjungan Delegasi GKSB DPR RI – Parlemen RRT ke Tiongkok telah berjalan
dengan baik dan lancar. Seluruh program kegiatan yang telah di jadwalkan dapat
berjalan dengan baik dan dalam kondisi yang aman sehingga delegasi dapat kembali
ke Indonesia dengan selamat.
Jakarta, Mei 2016
KETUA DELEGASI
Dr. H. Sareh Wiyono M., SH, MH. A-371