laporan kegiatan kuliah kerja lapangan bptoa

46
LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN BPTOA “BALITRO” NAMA: 1. DEWI PUSPA (1104015064) 2. EGI ARESTA DILAR (1104015083) 3. FISSILMI DAKHILAKH (1104015107) 4. KIKI RIZKI ANANDA (1104015159) 5. YASHINTA PUSPITA (1104015347) 6. FHIKA ALFIANA CORITA (1104015359) KELAS: 3A/2 PLOT 4 JURUSAN FARMASI FAKULTAS FARMASI DAN SAINS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA JAKARTA 2013

Upload: puspa-dewy-saputra

Post on 29-Dec-2015

496 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

TENTANG KULIAH LAPANGAN

TRANSCRIPT

LAPORAN KEGIATAN KULIAH KERJA LAPANGAN BPTOA

“BALITRO”

NAMA:

1. DEWI PUSPA (1104015064)2. EGI ARESTA DILAR (1104015083)3. FISSILMI DAKHILAKH (1104015107)4. KIKI RIZKI ANANDA (1104015159)5. YASHINTA PUSPITA (1104015347)6. FHIKA ALFIANA CORITA (1104015359)

KELAS: 3A/2

PLOT 4

JURUSAN FARMASI

FAKULTAS FARMASI DAN SAINS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR HAMKA

JAKARTA

2013

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya.

Dalam rangka pelaksanaan program kuliah BPTOA (Budidaya dan

Pengembangan Tumbuhan Obat Asli) dibuat juga program ekspedisi penemuan

tumbuhan obat dihutan alam atau disebut kuliah kerja lapangan BPTOA.

Pada tahun 2012-2013 ini ekspedisi dilaksanakan di BALITRO , TNGP-Cibodas.

Jawa Barat. Program ini diperlukan untuk melatih mahasiswa farmasi dalam identifikasi

dan penemuan tumbuhan yang berpotensi sebagai obat untuk dikembangkan di kebun

Pengembangan Tanaman Obat UHAMKA di Klender.

Dalam pembuatan laporan ini, penulis menyadari adanya berbagai kekurangan,

baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian, perbaikan

merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk penyempurnaan makalah

ini sangat penulis harapkan.

Jakarta 8 Januari 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar BelakangManusia ingat akan keperluan bahan pangan yang tidak akan putus-

putusnya. Keperluan bahan pangan sudah menjdai persoalan akrab dengan

manusia. Kulian kerja lapangan BPTOA meliputi kegiatan pertanian yang

didalamnya terdapat budidaya bercocok tanam dan identifikasi tanaman. Sejalan

dengan peningkatan peradaban manusia, tekhnik budidaya tanaman juga

berkembang menjadi berbagai system. Mulai dari system sederhana sampai

system yang canggih. Berbagai tekhnologi budidaya dikembangkan guna

mencapai produktifitas yang diinginkan. Tekhnik memiliki arti pengetahuan atau

kepandaian membuat sesuatu, sedangkan budidaya bermakna usaha

memberikan hasil. Tekhnik budidaya tanaman adalah proses menghasilkan

bahan pangan serta produk-produk agro industi dengan memanfaatkan sumber

daya tanaman.

BPTOA merupakan ilmu yang mempelajari dan mengenal tumbuhan asli

dengan menulusuri pustaka, usaha dan budidaya, serta habitat alamiahnya dan

system produksi. Addapun alasan perlunya mempelajari tanaman obat asli

(herbal) salah satunya adalah karena kekayaan alam Indonesia akan tumbuhan

sangat tinggi (mega biodiversity) , sehingga kita perlu mengkajinya melalui

berbagai bidang (farmasi = tumbuhan dan tanaman obat). Keanekaragaman

hayati di Indonesia tertinggi kedua setelah Brazil.

Untuk mengaplikasikan mata kuliah BPTOA dan lebih memahami tantang

tanaman obat, kami melakukan kuliah kerja lapangan ke beberapa tempat yang

berhubungan dengan tanaman obat. Adapun tempat yang kami kunjungi yaitu

Balitro, Kebun Raya Cibodas dan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango.

B. Tujuan

Untuk melatih mahasiswa jurusan farmasi dalam mengidentifikasi tumbuhan.

Untuk melatih mahasiswa jurusan farmasi dalam penemuan tumbuhan yang

berpotensi sebagai obat.

Melatih mahasiswa jurusan farmasi dalam mengembangkan tumbuhan yang

berpotensi sebagai obat di kebun pengembangan tanaman obat di kampus

UHAMKA.

C. Manfaat

Mengetahui kekayaan alam di Indonesia secara nyata.

Membandingkan ilmu teori yang kita dapat dengan ilmu alam.

Mengetahui dan memahami jenis dan kelompok tanaman di Indonesia.

Dapat mengidentifikasi tanaman dan mengembangkan identifikasi tanaman

tersebut yang berpotensi sebagai tanaman obat.

Mengaplikasikan tanaman obat dalam bidan farmasi.

BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi

1. BALITTRO (Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat )

BALAI PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT

Pusat Penelitian dan Pengembangan PerkebunanBadan Penelitian dan

Pengembangan PertanianKementerian Pertanian

Jl. Tentara Pelajar No.3 Bogor 16111

Telp. (0251) 8321879 Fax. (0251)8327010

e-mail: [email protected]

Website: http://balittro.litbang.deptan.go.id

Balai dibawah naungan Departemen Kementrian Pertanian ini merupakan sarana

untuk meneliti dan mengembangkan berbagai macam tanaman obat dan senyawa-

senyawa aromatik. Tempat yang mempunyai 4 laboratorium yaitu laboratorium hama

dan penyakit, pemulihan tanaman, ekofisiologi dan pasca panen. Selain laboratorium,

Balittro dilengkapi pula dengan petak pamer dan ruang penyulingan guna mendukung

dalam meneliti dan mengembangkan tanaman obat dan senyawa- senyawa aromatik.

Tiga kategori keunggulan balitro adalah varietas unggul, SOP (Standart Operational

Procedur), dan teknologi pasca panen.

Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik (BALITTRO) adalah lembaga

penelitian di bawah koordinasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian yang memiliki

mandat untuk meneliti tanaman obat, rempah-rempah, dan sumberdaya industri nabati

lainnya.

BALITTRO terletak di Lokasi  Jalan  Tentara Pelajar No. 3, Bogor .Komoditi yang

ditangani adalah berbagai tanaman obat tradisional, seperti jahe, kencur, temulawak,

kunyit, sambiloto, dan nilam, namun tidak terbatas untuk komoditi ini saja.

Dalam upaya mendukung pengembangan  agrobisnis tanaman obat dan aromatik,

BALITTRO melalui Koordinator Alih Teknologi (KAT) melaksanakan kegiatan Magang

Teknologi Tanaman Obat dan Aromatik (TOA) yang penyelenggaraannya dapat

direncanakan dan disesuaikan dengan kebutuhan

Keberadaan Balai Penelitian ini tidak lepas dari kebutuhan akan lembaga riset yang

mendukung pengembangan agribisnis dan agroindustri berbasis tanaman rempah dan

obat. Hal ini sejalan dengan peran Indonesia yang sejak lama telah dikenal sebagai

salah satu negara produsen utama tanaman rempah dan obat dunia. Indonesia

memasok berbagai produk obat alami yang dikenal dengan nama “JAMU”. dan 70%

minyak nilam untuk keperluan industri parfum dunia serta berbagai minyak atsiri

lainnya.dan alokasi waktu pengguna

2. Taman Nasional Gunung Pangranggo

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

Kantor : Jl. Raya Cibodas PO Box 3 Sindanglaya

Cipanas 43253, Cianjur, Jawa Barat

Telp. (0263) 512776; Fax. (0263) 519415

E-mail : [email protected]

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango merupakan salah satu dari lima taman

nasional yang pertama kalinya diumumkan di Indonesia pada tahun 1980. Keadaan

alamnya yang khas dan unik, menjadikan Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango

sebagai salah satu laboratorium alam yang menarik minat para peneliti sejak lama.

Taman Nasional Gn Gede Pangrango merupakan salah satu taman nasional yang

memiliki keaneragaman hayati yang sangat tinggi di Indonesia, selain itu merupakan

salah satu taman nasional dengan tingkat kunjungan wisata pendakian tertinggi di

Indonesia juga. Oleh karena itu dalam pelaksanaanya Pengelola wajib menerapkan

prinsip-prinsip perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan lestari secara berimbangan

dan bijaksana sehingga kondisi keanekaragaman hayati tetap terjaga tanpa harus

mengorbankan dari sisi pemanfaatan dan pelayanan terhadap wisata.

Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi :

Telaga Biru. Danau kecil berukuran lima hektar (1.575 meter dpl.) terletak 1,5 km dari

pintu masuk Cibodas. Danau ini selalu tampak biru diterpa sinar matahari, karena

ditutupi oleh ganggang biru.

Air terjun Cibeureum. Air terjun yang mempunyai ketinggian sekitar 50 meter terletak

sekitar 2,8 km dari Cibodas. Di sekitar air terjun tersebut dapat melihat sejenis lumut

merah yang endemik di Jawa Barat.

Air Panas. Terletak sekitar 5,3 km atau 2 jam perjalanan dari Cibodas.

Kandang Batu dan Kandang Badak. Untuk kegiatan berkemah dan pengamatan

tumbuhan/satwa. Berada pada ketinggian 2.220 m. dpl dengan jarak 7,8 km atau 3,5

jam perjalanan dari Cibodas.

Puncak dan Kawah Gunung Gede. Panorama berupa pemandangan matahari

terbenam/terbit, hamparan kota Cianjur-Sukabumi-Bogor terlihat dengan jelas,

atraksi geologi yang menarik dan pengamatan tumbuhan khas sekitar kawah. Di

puncak ini terdapat tiga kawah yang masih aktif dalam satu kompleks yaitu kawah

Lanang, Ratu dan Wadon. Berada pada ketinggian 2.958 m. dpl dengan jarak 9,7 km

atau 5 jam perjalanan dari Cibodas.

Alun-alun Suryakencana. Dataran seluas 50 hektar yang ditutupi hamparan bunga

edelweiss. Berada pada ketinggian 2.750 m. dpl dengan jarak 11,8 km atau 6 jam

perjalanan dari Cibodas.

Gunung Putri dan Selabintana. Berkemah dengan kapasitas 100-150 orang.

3. Kebun Raya Cibodas

Kebun Raya Cibodas (Cibodas Botanical Garden), terletak di Kompleks

Hutan Gunung Gede Pangrango, Desa Cimacan, Pacet, Cianjur.

KEBUN RAYA CIBODAS, Cipanas, Jawa Barat. merupakan salah satu lokasi

wisata tertua di Indonesia dimana merupakan kawasan luas sebagai salah satu obyek

wisata yang hampir tidak pernah di tinggalkan walaupun mungkin anda salahs atu

pengunjung yang sudah mengunjungi lokasi kebun raya cibodas ini berulang kali

dimana ribuan pengunjung dalam setiap harinya khususnya di masa liburan dan akhir

minggu. suasana sejuk yang teduh, karena berada tepat di  Kaki gunung Gede dan

Pangrango tentunya menambah keindahan panorama alamnya serta kesejukannya.

Berbagai fasilitas tersedia di kawasan Cibodas, mulai dari lapangan parkir yang

luas untuk menampung puluhan kendaraan roda empat maupun bus, ruang informasi

yang dilengkapi dokumentasi Wana Wisata Cibodas, areal bermain anak-anak,

mushola, MCK umum, shelter, pendopo, teater alam terbuka, dan camping ground

seluas 3 hektar yang dapat menampung 200 tenda.

Kebun Raya Cibodas juga berdekatan dengan Balai Besar Taman Nasional

Gunung Gede Pangrango (TNGP).

B. Alat dan bahan:

Buku

Alat tulis

Kamera digital

Daftar wawancara

Buku identifikasi

Tali kasur

Meteran

cutter

C. Cara kerja :

1. Pengamatan di Balitro

Mendengarkan arahan dari pemandu atau narasumber.

Mengidentifikasi tanaman obat.

Memotret tumbuhan yang di identifikasi.

Merekam dan mencatat penjelasan tumbuhan atau tanaman dari pemandu.

2. Pengamatan di TNGP

Mendaki gunung sampai HM 3

Buatlah plot ke dalam 10x10 m

Membuaat subplot 5x5 m

Dibuat 4 kelompok kecil di tiap subplot

Mengidentifikasi dan mendeskripsikan setiap tanaman obat yang ditemukan

di setiap subplot

Mencatat dan memfoto setiap tanaman yang didapat

3. Pengamatan di Kebun Raya Cibodas

Mendengarkan arahan dari pemandu atau narasumber.

Mengidentifikasi tanaman obat.

Memotret tumbuhan yang di identifikasi.

Merekam dan mencatat penjelasan tumbuhan atau tanaman dari pemandu.

4. Wawancara di Balitro

Menanyakan tentang nama dan khasiat tanaman obat

Menanyakan perbedaan tanaman yang sama genusnya namun beda

spesiesnya

Menanyakan nama alat, fungsi alat, bahan yang digunakan, prinsip kerja,

dan hasil yang didapat dari proses penyulingan baik destilasi paralel dan

rendam basah

5. Wawancara di Kebun Raya Cibodas

Menanyakan identifikasi dan deskripsi dari setiap tanaman obat

Menanyakan khasiat dari setiap tanaman obat dan cara menggunakannya

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Telaah Jenis di BALITTRO

Bunga Pukul DelapanTurnera subulata J.E.Smith

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Dilleniidae

Ordo: Violales

Famili: Turneraceae 

Genus: Turnera

Spesies: Turnera subulata J.E.Smith

Deskripsi :

Daun

a. Jenis daun : Daun tunggal

b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap

c. Kedudukan daun : Roset akar

d. Bentuk daun : Bulat telur elips

e. Pertulangan daun : Menyirip

f. Tepi daun : Bergerigi kasar

g. Ujung daun : Runcing

h. Pangkal daun : Tumpul

Batang

Terna semusim yang berbatang basah ini tumbuh menyamping atau naik ke

atas, panjang 15-30 cm, sering bercabang mulai dari pangkalnya, pada ruasnya

berambut halus, dan warnanya merah atau hijau.

Bunga dan Buah

Bunga berkumpul berkelompok 2-8 di ujung batang, mekar pada pukul

delapan pagi dan layu menjelang sore, warnanya merah, dadu, putih, oranye

atau kuning. Buah bentuknya bulat telur, permukaan berambut, panjang 5-8 mm.

biji bulat, jumlah banyak, kecil, dan berwarna cokelat muda. Perbanyak dengan

stek batang atau biji yang tua.

Manfaat :

Herba ini rasanya pahit, sifatnya dingin. Berkhasiat menghilangkan bengkak,

penghilang nyeri (analgesic), antiradang, dan menghilangkan bekuan darah.

Kandungan Kimia

Seluruh herba mengandung portulal. Batang dan bunga mengandung

betacyanin, beranin, dan betanidin.

Indikasi

Herba digunakan untuk mengatasi :

Sakit tenggorok,sakit kepala.

Radang hati (hepatitis), dan bengkak akibat terbentur (memar).

Cara Pemakaian

Rebus seluruh herba (15-30g) dan minum setelah dingin. Bisa juga herba

segar dibuat jus, lalu minum.

Untuk pemakaian luar, cuci herba segar secukupnya, lalu giling sampai

halus. Tempelkan pada bagian yang sakit, seperti gigitan serangga, bisul,

koreng, atau memar, lalu balut. Air perasan gilingan herba segar juga bisa

digunakan untuk mencuci dan mengompres ekzema, luka bakar, atau

tersiram air panas.

Contoh Pemakaian

Sakit Tenggorokan

Cuci herba portulaka segar, lalu giling sampai halus dan peras sampai

airnya terkumpul satu cangkir. Tambahkan sedikit boraks, lalu gunakan

untuk kumur-kumur.

Sakit kepala

Cuci seluruh bagian portulaka segar, kecuali akar, (+/- 30 gram).

tambahkan dua gelas air, rebus sampai mendidih selama 15 menit.

Setelah dingin, saring dan minum sekaligus. Jika sakit berulang, lakukan

2-3 kali dalam sehari. 

Hepatitis

Cuci herba partulaka segar (30 gram), lalu giling sampai halus. Peras

dengan sepotong kain, lalu minum air yang terkumpul sekaligus. Lakukan

2-3 kali sehari sampai sembuh.

Ekzema pada bayi

Cuci herba segar secukupnya, lalu giling sampai halus. Gunakan air

perasannya untuk mengompres ekzema.

Bisul, Koreng

Cuci tangkai segar sampai bersih, lalu giling halus. Bubuhkan ke tempat

yang sakit, lalu balut. Ganti 2-3 kali dalam sehari. 

Catatan:

Ibu hamil dilarang minum rebusan herba

Tumbuhan Remek Daging (Sambang getih)

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

 Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

 Sub Kelas: Rosidae

Ordo: Euphorbiales

 Famili: Euphorbi aceae  

 Genus: Exoecaria

 Spesies: Exoecaria cochinchinensis Lour

Nama lain :

Indonesia : Sambang darah, daun lamban , daun remek daging, daun ki sambang

Cina : ji wei mu

Deskripsi :

Daun :

a. Jenis daun : Daun tunggal

b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap

c. Kedudukan daun : berhadapan

d. Bentuk daun : jorong hingga lanset

e. Pertulangan daun : Menyirip

f. Tepi daun : bergerigi halus

g. Ujung daun : runcing

h. Pangkal daun : runcing

Batang :

a. Struktur batang : pangkal batang berkayu

b. Bentuk batang : silindris

c. Modifikasi batang : stolon

Akar :

Sistem perakaran : sistem akar tunggang

Bunga : tunggal, muncul disebelah ketiak daun, mahkota berwarna putih.

Buah :

Termasuk buah bulat, panjang +/- 1cm , warna merah, terdiri dari tiga keping

yg menyatu, perbanyakan generatif (biji) dan vegetatif (cangkok stek batang)

Habitus :

Merupakan tumbuhan perdu dengan ketinggian 0,5-1,5 meter

Kandungan zat berkhasiat dalam sambang getih : 

Bagian yang berkhasiat dalam tanaman herbal ini adalah daunnya.

Dengan kandungan Kalium yang sangat tinggi. Juga terdapat sepura

natrium.

Khasiat Tanaman herbal sambang getih/keji beling :

1. Pengobatan batu ginjal : Gunakan 30 helai daun sambang getih,

bersihkan terlebih dahulu dengan dicuci. Rebus dengan 2 gelas air

minum. Biarkan mendidih beberapa menit. Air rebususan ini diminum

sekaligus.

2. Sebagai diureticum, penasak pada persalinan yang tidak normal.

3. Pengobatan disentri.

4. Pengobatan haermorroide/Bawazir

Temu mangga

Kunyit ManggaCurcuma mangga Val

Nama umumIndonesia:Kunyit mangga

KlasifikasiKingdom: Plantae (Tumbuhan)Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)Sub Kelas: CommelinidaeOrdo: ZingiberalesFamili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)Genus: CurcumaSpesies: Curcuma mangga Val

Kerabat DekatTemu Hitam, Temu Giring, Kunyit, Temu Putri, Temu Lawak, Temu Putih, Kunyit Merah

Habitus: Semak, tinggi 1-2 m.

Batang: Semu, tegak, lunak, batang di dalam tanah membentuk rimpang, hijau.

Daun Jenis Daun : TunggalBentuk daun : lonjongTepi daun : rataUjung daun : meruncingPangkal daun: meruncingPertulangan daun : menyirip

Bunga: terbelah, benang sari menernpel pada mahkota, putih, putik

silindris, kepalaputik bulat, kuning, mahkota lonjong, putih. Buah: Kotak, bulat, hijau kekuningan. Biji: Bulat, coklat. Akar: Serabut, putih. Ciri khas tanaman ini adalah umbinya (yang berwarna kuning dan

berbintik seperti jahe) memiliki bau khas seperti bau mangga. Kandungan kimia dan Khasiat :

Curcuminoid content yaitu sebesar 0.18-0.47% dideteksi menggunakan metode HPLC deteksi photodiode array (Bos et al., 2007). Beberapa manfaat temu mangga sebagai obat tradisional diantaranya adalah sebagai obat mag, diare, penghilang nyeri saat haid, keputihan, serta mengobati jerawat dan bisul. Rimpang Curcuma mangga juga berkhasiat untuk mengecilkan rahim dan untuk penambah nafsu makan.

Tapak Dara Putih

1.2.3. Klasifikasi ilmiah :

Kerajaan:

Plantae

Divisi: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Gentianales

Famili: Apocynaceae

Genus: Catharanthus

Spesies: C. roseusNama binomial Catharanthus roseus

2. Morfologi :

Tinggi tanaman : mencapai 0,2-1 meter Daun

Bentuk daun : bulat telurPertulangan daun : menyiripKedudukan daun: berselingan Jenis daun : berdaun tunggalPanjang daun: sekitar 2-6 cm, lebar 1-3 cm,

Tangkai daun: sangat pendek. Bunga : aksial (muncul dari ketiak daun). Kelopak bunga kecil,

berbentuk paku. Mahkota bunga berbentuk terompet dengan permukaan berbulu halus, ujungnya melebar, berwarna putih, biru, merah jambu atau ungu tergantung kultivarnya.

Buahnya berbentuk silinder, ujung lancip, berambut, panjang sekitar 1,5 - 2,5 cm, dan memiliki banyak biji

Habitus : tanaman herba/semak yang tegak, hidup lama, tinggi 0,2-0,8 m dan mengandung getah.

Batangnya mengandung getah berwarna putih susu, berbentuk bulat dengan diameter berukuran kecil, berkayu, beruas, bercabang, dan berambut sangat lebat.

Kandungan :Herba mengandung lebih dari 70 macam alkaloid, termasuk 28 biindole alkaloid. Komponen antikanker, yaitu alkaloid seperti vincaleukoblastine (vinblastin = VLB), leurosidin dan katarantin, Alkalod yang berkhasiat hipoglikemik (menurunkan kadar gula darah) antara lain leurosin, katarantin, lochneri, tetrahidroalstonin, vindolin dan vindolinin. Sedangkan akar tapak dara mengandung alkaloid, saponin, flafonoid dan tanin.

Daun ini dapat mengobati beberapa penyakit, antara lainUntuk mengobati tumor, karena kandungan vinblastin-nya, sejenis alkaloid yang antineoplastik (mampu menumpas sel-sel tumor).Vinblastin (vinca-leucoblastin) yang disarikan dari daun pernah diolah menjadi obat paten yang diedarkan sebagai Velban, Exal dan Velbe. Kini obat-obat itu sudah tidak dibuat lagi karena selain kurang manjur juga berakibat samping menimbulkan rasa nyeri. Selain vinblastin, sari daun tapakdara juga mengandung vindolin, sejenis alkaloid lain berbentuk metilester dari asam karboksilat aspidospermidin Untuk mengobati diabetes.

Ambil segenggam daun tapakdara yang direbus dalam air 3 gelas. Setelah mendidih dan dibiarkan begitu terus sampai air tinggal 2 gelas, sarinya diminum.Jamu seperti ini perlu diminum 3 kali sehari

Menurut pengalaman orang-orang yang suka memanfaatkannya, dalam seminggu saja rasa lemah badan dan sering capai gara-gara kencing manis itu sudah hilang.

  

Batang, pendek dan lunak, tumbuh tegak dengan tinggi 30 – 45 cm, berbentuk segilima, penampang lonjong, berambut halus dan berwarna ungu kehijauan. Daun, berdaun tunggal, tersebar mengelilingi batang, bertangkai pendek, berbentuk bulat lonjong, berdaging, berbulu halus, ujung lancip,tepi bertoreh, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, berwarna hijau, panjang daun sekitar 20 cm dan lebar 10 cm.

Bunga, majemuk yang tumbuh di ujung batang, bentuk bongkol, berbulu, kelopak hijau berbentuk cawan, benang sari kuning dan berbentuk jarum. Biji, berbentuk jarum, panjang sekitar 0,5 cm,berwarna cokelat. Akar, merupakan akar serabut, berwarna kuning muda membentuk umbi sebagai tempat cadangan makanan

Efek Farmakologi

Daun dan umbi dari tanaman daun dewa bisa dipergunakan sebagai obat antikoagulan (mengencerkan bekuan-bekuan darah), anti pembengkakan, luka terpukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan pendarahan (batuk darah, muntah darah, mimisan), mengurangi pembengkakan ataubenjolan pada payudara, serta sangat efektif untuk obat memperlancar haid. Tanaman daun dewa juga memiliki rasa khas dan bersifat netral. Berdasarkan hasil penelitian dan pengalaman empiris diketahui bahwa tumbuhan ini bersifat antikoagulan, antikarsinogen, antimutagenitas dan diuretic (peluruh kencing). Selain itu juga diketahui bahwa semua bagian tanaman ini dapat dipergunakan untuk mengobati tumor payudara dan luka bakar. 

Kandungan Kimia

Berdasarkan hasil penelitian para ahli bahwa kandungan kimia yang terdapat pada tanaman daun dewa diantaranya berupa senyawa flavanoid, asam fenolat, asam klorogenat, asam kafeat, asam p-kumarat, asam p-hidroksibenzoat dan asam vanilat. Kandungan dan manfaat senyawa flavanoid, saponin, dan minyak atsiri diindikasikan dapat menurunkan kolesterol darah. Minyak atsiri pada daun dewa diduga dapat merangsang sirkulasi darah, juga bersifat analgetik dan anti inflamasi. Minyak atsiri dan flavanoid juga bersifat sebagai antiseptic. Senyawa lain yang terdapat pada daun dewa adalah alkaloid, tannin dan polifenol.  Daun Dewa, Kanker,

dan Stroke

Tumbuhan ini kaya dengan berbagai kandungan kimia, seperti saponin, minyak atsiri, flavonoid, dan tanin. Efek farmakologisnya dapat mencairkan bekuan darah, menghentikan perdarahan, menurunkan panas, membersihkan racun, penghilang nyeri, dan antiradang.

Daun dan Umbi

Menurut Dr Setiawan Dalimartha dan Hadi dari Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, bahwa bukan hanya daunnya yang bermanfaat, juga umbinya dapat menghilangkan pembekuan darah di pembuluh darah, sehingga memungkinkan sebagai obat stroke dan jantung koroner. Selain itu umbinya berkhasiat untuk mengatasi bengkak karena memar, tulang patah, perdarahan sehabismelahirkan, dan sakit jantung.

Daunnya berguna untuk luka pukul, melancarkan sirkulasi darah, menghentikan perdarahan, pembengkakan payudara, infeksi kerongkongan, terlambat datang bulan dan digigit binatang berbisa.

Cara pemanfaatannya, antara lain direbus, lalu diminum airnya. Daunnya juga dapat dimakan mentah sebagai lalapan. Untuk pengobatan luar, daun segar atau umbi segar digiling halus lalu tempelkan ke bagian tubuh yang sakit, seperti pembengkakan payudara, memar, bengkak akibat tulang patah, wasir, digigit hewan berbisa, luka bakar, tersiram air panas, luka berdarah, bisul, radang kulit bernanah, borok di kaki, cantengan dan kutil.

Untuk luka bakar dan luka teriris, umbi daun dewa dipipis, tambahkan sedikit gula merah sehingga menjadi adonan seperti salep. Ramuan tersebut dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit, lalu dibalut. Untuk sakit jantung, ambil umbi segar 10 gram, tumbuk halus, tambahkan air 1/2 gelas, saring ampasnya, minum airnya setiap sore, atau 2-4 lembar daun dilalap 3 kali sehari.

Untuk perdarahan pada perempuan, batuk/muntah darah, dan payudara bengkak, ambil sebatang daun dewa dengan berat sekitar 15 gram, rebus dengan 3 gelas air sampai tersisa separonya. Setelah dingin, dibagi untuk 3 kali minum, yaitu pagi, siang dan sore, masing-masing ½ gelas.

Untuk bisul dan koreng, ambil daun dewa dan daun sosor bebek, keduanya dengan ukuran sama banyak, setelah dipipis, ramuan ini ditempelkan pada bisul atau koreng, lalu dibalut.

Mengatasi gigitan binatang berbisa, ambil umbi daun dewa secukupnya, tumbuk halus. Bubuhkan di bagian tubuh yang tergigit binatang berbisa, lalu dibalut. Bila

panas pada anak, ambil daunnya, lalu tumbuk. Air perasannya diminumkan.

Deskripsi :

Daun :

a. Jenis daun : Daun tunggal

b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap

c. Kedudukan daun : berhadapan

d. Bentuk daun : jorong/memanjang

e. Pertulangan daun : Menyirip

f. Tepi daun : rata

g. Ujung daun : runcing

h. Pangkal daun : runcing

Batang :

 Berkayu, tegak, bercabang-cabang, hijau kecoklatan. 

Bunga :

Majemuk, bentuk malai, di ketiak daun atau di ujung batang, kelopak

ujungnya bertaju lima, runcing, kuning agak putih, benang sari putih, kepala

sari kuning, tangkai putik kuning kehijauan, kepala putik yang masih muda

hijau selelah tua coklat, mahkota bentuk benang, putih kekuningan. 

Buah :

Kotak, lonjong, panjang 1,5-2 cm, lebar 4-6 mm, coklat. 

Akar :

Tunggang, coklat.

Habitus :

Pohon, tahunan, tinggi 5-15 cm. 

Manfaat

Kulit kina banyak mengandung alkaloid-alkaloid yang berguna untuk obat. Di

antara alkaloid tersebut ada dua alkaloid yang sangat penting yaitu kinine untuk

penyakit malaria dan kinidine untuk penyakit jantung. Manfaat lain dari kulit kina ini

antara lain adalah untuk depuratif, influenza, disentri, diare, dan tonik.

Cara penggunaan tanaman

Untuk obat malaria dipakai ± 2 gram serbuk kulit batang kina, diseduh dengan 1

gelas air matang panas setelah dingin disaring. Hasil saringan diminum sehari dua kali

sama banyak pagi dan sore.

2. Tumbuhan akar wangi (Vetiveria zizanioides)

Klasifikasi :

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas: Commelinidae

 Ordo: Poales

Famili: Poaceae (suku rumput-rumputan)

 Genus: Vetiveria

 Spesies: Vetiveria zizanioides (L.) Nash

Nama lain :

Indonesia:akar wangi, larasetu, usar (Sunda)

Inggris:Khas-khas grass, vetiver, lacate violeta

Deskripsi :

Daun

a. Jenis daun : Daun tunggal

b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap

c. Kedudukan daun : berhadapan

d. Bentuk daun : bentuk pita

e. Pertulangan daun : sejajar

f. Tepi daun : rata

g. Ujung daun : runcing

h. Pangkal daun : tumpul

Batang :

Batang lunak, beruas-ruas, berwarna putih

Akar

Akar termasuk akar serabut berwarna kuning. Bagian yang digunakan adalah

bagian Akar yang digunakan sebagai minyak atsiri. 

Buah dan bunga

Perbungaan bentuk bulir di ujung batang. Buah padi, berduri, berwarna putih

kotor.

Habitat

Rumput menahun, tinggi dapat mencapai 1 meter.

Manfaat

Sesuai dengan namanya, penggunaan akar wangi tak jauh dengan hal-hal yang

berhubungan dengan wewangian. Akar wangi merupakan bahan yang digunakan untuk

menghasilkan minyak vetiveria (minyak esensial), yang dibutuhkan dalam industri

kosmetik, parfum, serta sabun untuk mandi.

Akar wangi juga dapat digunakan untuk mengusir serangga .bahkan ramuan

akar wangi dapat digunakan sebagai obat kumur serta obat gosok.

Cara penggunaan

Untuk berkumur 2 kali sehari, tiap kali pakai 100 ml Bila perlu dapat diencerkan

dengan air hangat, sebagian dapat ditelan karena tidak berbahaya.

Jadi anda tidak perlu membeli obat kumur jika mulut anda bau dan jika anda

terkena penyakit rematik, anda tinggal mencari minyak akar wangi dan kemudian

oleskan dibagian yang terkena rematik

3. Tumbuhan kumis kucing (Orthosiphon stamineus)

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae 

Genus: Orthosiphon

Spesies: Orthosiphon stamineus Benth.

Nama lain

Indonesia : kumis kucing, kumis ucing, remujung (jawa)

Inggris : java tea

Melayu : misai kucing

Thailand : yaa nuat maeo

Pilipina : kabling gubat

Cina : mao xu cao

Deskripsi

Daun

a. Jenis daun : Daun tunggal

b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap

c. Kedudukan daun : berhadapan

d. Bentuk daun : bentuk bulat telur

e. Pertulangan daun : menyirip

f. Tepi daun : bergerigi

g. Ujung daun : runcing

h. Pangkal daun : tumpul

Batang

Batangnya bersegi empat agak beralur. 

Bunga

Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang

sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota berwarna

ungu pucat atau putih, dengan ukuran panjang 13–27 mm, di bagian atas ditutupi

oleh bulu pendek yang berwarna ungu atau putih, panjang tabung 10–18 mm,

panjang bibir 4.5–10 mm, helai bunga tumpul, bundar. Benang sari ukurannya

lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas.

Buah

Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75–2 mm.

Manfaat

Daun kumis kucing basah maupun kering sering digunakan sebagai bahan obat-

obatan. Di Indonesia daun yang kering dipakai (simplisia) sebagai obat yang

memperlancar pengeluaran air kemih (diuretik) sedangkan di India untuk mengobati

rematik. Masyarakat menggunakan kumis kucing sebagai obat tradisional sebagai

upaya penyembuhan batuk encok, masuk angin dan sembelit. Disamping itu daun

tanaman ini juga bermanfaat untu pengobatan radang ginjal, batu ginjal, kencing manis,

albuminuria, dan penyakit syphilis.

Cara penggunaan

infeksi Ginjal, Infeksi Kandung kemih, Kencing batu, Encok; Peluruh air seni

(diuretic), menghilangkan panas dan lembab.

Bagian yg dipakai : seluruh tumbuhan, basah atau kering (dianginkan dahulu,

lalu dijemur di panas matahari).

Cara pemakaian : 30 – 60 gr. (kering) atau 90 – 120 gr (basah) direbus, atau

yang kering/basah diseduh sebagai teh.

4. Tumbuhan temu kunci (Boesenbergia pandurata)

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

 Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

 Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

Sub Kelas: Commelinidae

Ordo: Zingiberales

Famili: Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

 Genus: Boesenbergia

 Spesies: Boesenbergia pandurata (Roxb.) Schlecht

Deskripsi

Terna hingga 50 cm. Rimpang kuning terang, bulat telur memanjang, sangat

beraroma; akar kuat. Daun 3 atau 4; pelepahnya berwarna merah, ligula dengan 2-

lekukan, ca. 5 mm; tangkai daun 7–16 cm, membentuk saluran; helai daun hijau pada

kedua permukaan elips meruncing, 25–50 × 7–12 cm, licin dengan sedikit daun di dekat

tulang utama daun bagian bawah, dasarnya membulat. Bunga majemuk terminal pada

batang semu, muncul dari bagian dalam pelepah, agak duduk, 3–7 cm; seludang bunga

meruncing, 4–5 cm. Bunganya wangi. Kelopak bunga 1,5-2cm, ujungnya membelah.

Mahkota bunga tersusun membentuk tabung 4,5–5,5 cm; bercuping memanjang, 1,5–2

cm.Staminodia lateral merah muda pucat, ca. 1,5 cm. Labellum putih atau merah muda

dengan setrip ungu, 2,5–3,5 cm, cekung. Tangkai sari pendek; bercabang dua, 1–3

mm. Berbunga Jul–Aug. 2n = 36.

Tumbuhan ini dapat ditemukan di hutan lebat hingga ketinggian 1000m.

Penyebaran dari Yunnan ke selatan hingga Indonesia dan ke barat hingga India dan Sri

Lanka; dibudidayakan di Indocina.

Manfaat dan cara penggunaan :

Obat masuk angin

15 gram temu kunci, 1 sendok teh adas, dan 2 jari pulasari, dihaluskan lalu

digosokkan pada bagian perut, lakukan 1 sampai 2 kali sehari. Mengatasi

perut kembung, 5 gram temu kunci, daun temu kunci secukupnya, ditumbuk

hingga halus lalu ditempelkan pada perut sebagai tapal.

Sukar buang air kecil

Temu kunci, adas, dan pulasari dihaluskan lalu dijadikan tapal atau bedak

tebal yang ditempelkan pada perut. Mengatasi gatal-gatl, 10 gram temu

kunci, 5 gram temu lawak, 15 gram kunyit, dan 15 gram daun ketepeng cina

kering dihaluskan lalu dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit.

Sebagai obat keputihan, 

10 gram temu kunci, 5 gram kunyit, 5 gram temulawak, dan 15 gram

sambiloto kering, direbus dengan 1.000 cc air hingga tersisa 400 cc. Lalu

disaring dan diminum airnya sebanyak 200 cc, lakukan dua kali sehari.

Obat panas dalam

10 gram temu kunci yang dipotong-potong, 25 gram daun kumis kucing

segar, dan 20 gram daun sosor bebek segar, direbus dengan 800 cc air

hingga tersisa 400 cc. Ramuan disaring dan diminum airnya sebanyak 200

cc, lakukan dua kali sehari. Mengatasi tuberkulosis, 15 gram temu kunci dan

4 gram biji pinang dihaluskan lalu ditambahkan 200 cc air masak, kemudian

disaring dan diminum airnya

5. Tumbuhan suji ( Plomelle sp )

Klasifikasi :

Kerajaan : plantae

Divisi : magnoliophyta

Kelas : liliopsida

Ordo : asparagales

Famili : rusacaceae

Genus : dracaena

Spesies : D. Angustifolia

Deskripsi :

Daun

a. Jenis daun : Daun tunggal

b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap

c. Kedudukan daun : berselang seling

d. Bentuk daun : bentuk lanset

e. Pertulangan daun : sejajat

f. Tepi daun : rata

g. Ujung daun : meruncing

h. Pangkal daun : berlekuk

Batang

Tegak, berkayu, beralur melintang, putih kotor

Bunga

Majemuk , diujung batang, bentuk tandan, putih keunguan

Akar

Tunggang , putih kotor

Manfaat

Merupakan tumbuhan perdu tahunan yang daunnya dimanfaatkan orang sebagai

pewarna hijau alami untuk makanan. Daun suji memberi warna hijau yang lebih pekat

daripada daun pandan wangi, yang juga merupakan sumber warna hijau, tetapi tidak

memiliki aroma.

Selain dimanfaatkan sebagai pewarna, tumbuhannya biasa ditanam

di pekarangan karena bentuknya yang indah dan bunganya yang menyebarkan aroma

wangi, terutama pada sore hari. Bunga majemuk tersusun dalam karangan

dengan mahkota bunga berwarna putih kekuningan, kadang-kadang dengan semburat

ungu. Kultivar hias telah dikembangkan dengan daun variegata (loreng hijau kuning).

Pengobatan tradisional Asia Timur mengenal rimpang dan akar suji sebagai

sumber tonikum dan diduga berkhasiat mengobati leukemia.

Cara penggunaan

Cara membuat air daun suji : 

a. Ambil segenggam daun suji dan 2-3 helai daun pandan wangi.

b. Cuci, lalu tumbuk kasar.

c. Peras airnya, lalu saring dan tumbuk kembali ampasnya

d. Tuangi sedikit air, uli dan peras seperti pembuatan santan 

e. Tumbuk dan peras lagi berulangkali sampai warna hijau pada ampasnya habis. 

f. Tambahkan ± 1 sendok teh kapur sirih, aduk rata untuk menjadikan cairan agak

kental dan licin.

g. Saring, lalu biarkan satu malam. 

h. Tuang perlahan-lahan bagian air yang jernih. Gunakan hanya bagian yang hijau

dan kental. 

6. Tumbuhan kemuning (Murraya paniculata)

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Rosidae

Ordo: sapindales

Famili:  Rutaceae

Genus: Murraya

 Spesies: Murraya paniculata L. Jack

Deskripsi

Daun

a. Jenis daun : Daun majemuk

b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap

c. Kedudukan daun : berhadapan

d. Bentuk daun : bentuk corong

e. Pertulangan daun : menyirip

f. Tepi daun : rata

g. Ujung daun :runcing

h. Pangkal daun : runcing

Batang

Berkayu, beralur, percabangan monopodial, coklat kotor. 

Bunga

Majemuk, bentuk tandan, kelopak 2-25 mm, benang sari bentuk jarum, putih,

putik satu, mahkota panjang 6-27 mm, lebar 4-10 mm, putih. 

Buah

Buni, jorong, diameter ± 1 cm, masih muda hijau selelah tua merah.

Biji

Kecil, lanset, putih. 

Akar

Tunggang, kuning keputih-putihan.

Manfaat

Daun kemuning berkhasiat sebagai penghalus kulit dan obat haid tidak teratur,

kulit batangnya berkhasiat sebagai obat sakit gigi.

Cara penggunaan

Untuk penghalus kulit dipakai + 30 gram daun segar kemuning, dicuci, ditumbuk

sampai lumat, ditambah 1 gelas air di lulurkan pada kulit sebelum tidur.

7. Tumbuhan kecubung gunung (Datura suaveolens )

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Solanales

 Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)

 Genus: Datura

 Spesies: Datura suaveolens Humb.

Deskripsi

Daun

a. Jenis daun : Daun tunggal

b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap

c. Kedudukan daun : berhadapan

d. Bentuk daun : bentukbulat telur

e. Pertulangan daun : menyirip

f. Tepi daun : berlekuk

g. Ujung daun :runcing

h. Pangkal daun : tumpul

Batang

Tanaman ini berupa pedu kuat, berkayu, tegak, bercabang-cabang, tinggi 2-4

m. Ujung ranting berambut pendek yang sangat rapat

Bunga

Bunga tunggal di ketiak daun, menggantung, bertangkai. Kelopak bunga hijau,

bentuk tabung. Mahkota berbentuk terompet, tabung bersudut lima dan taju

meruncing pendek, berwarna putih atau jingga, berbau enak pada malam hari.

Buah

Buah buni memanjang, tidak berduri tempel, berambut halus, panjang 9-11

cm, tidak membuka. Biji berkulit tebal menyerupai gabus, berwarna abu-abu.

Kecubung gunung dapat diperbanyak dengan cara setek dan biji.

Manfaat

SIFAT DAN KHASIAT Bunga kecubung gunung beracun, berkhasiat antiasmatik,

dan penghilang nyeri (analgesik). EFEK FARMAKOLOGIS DAN HASIL PENELITIAN

Ternyata, pemberian kecubung gunung dosis tinggi pada tikus jantan dapat

menyebabkan perilaku abnormal berupa hiperaktivitas

Cara penggunaan

Keringkan 10 g bunga segar, lalu gulung seperti rokok untuk diisap atau direbus

untuk diminum.

Untuk sesak napas, Gulung bunga kering, lalu bakar bagian ujung. Selanjutnya,

isap dalam-dalam, seperti mengisap rokok.

8. Tumbuhan kenikir (Cosmos caudatus)

Klasifikasi

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Asteridae

Ordo: Asterales

Famili: Asteraceae 

Genus: Cosmos

 Spesies: Cosmos caudatus Kunth.

Deskripsi

Daun

a. Jenis daun : Daun majemuk

b. Kelengkapan daun : Daun tidak lengkap

c. Kedudukan daun : berhadapan

d. Bentuk daun : bentuk lanset

e. Pertulangan daun : menyirip

f. Tepi daun : bergerigi

g. Ujung daun :runcing

h. Pangkal daun : tumpul

Batang

batang pipa dengan garis-garis yang membujur

Bunga

Bunga tersusun pada bongkol yang banyak terdapat di ujung batang dan pada

ketiak daun-daun teratas, berwarma oranye berbintik-bintik kuning di tengah-

tengahnya, dan bijinya berbentuk paruh

Buah

Bentuk lonceng, panjang 1-1,5cm. Biji : Bentuk jarum, hitam.

Akar

Akar Tunggang, putih kekuningan

Manfaat dan cara penggunaan

Daun kenikir yang masih muda dan pucuknya dapat digunakan untuk sayuran,

dimakan mentah-mentah dan direbus lalap. MasyarakatJawa sudah biasa

menggunakan sebagai salah satu pelangkap pecel. Sayuran ini dapat ditemui di pasar-

pasar. Tumbuhan ini dapat digunakan untuk penyedap dan merangsang nafsu

makan Dilaporkan, kenikir dapat mengusir serangga (dengan menanam kenikir di di

antara tumbuhan tersebut, dan alang-alang.

Tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan biji, namun sayang sekali tumbuhan ini

pada musim hujan mudah diserang hama jamur.