laporan higiene, andi husnul khatimah

16
Laporan Praktikum Higiene Pangan PEMERIKSAAN SUSU (Pengukuran Kesegaran dan Kebersihan Susu) SUSU KEDELAI Oleh Andi Husnul Khatimah (O11112274) Kelompok 10

Upload: andi-husnul-khatimah

Post on 14-Nov-2015

239 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pemeriksaan susu

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Higiene Pangan

PEMERIKSAAN SUSU(Pengukuran Kesegaran dan Kebersihan Susu)SUSU KEDELAI

Oleh

Andi Husnul Khatimah(O11112274)Kelompok 10

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWANFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2015

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam praktikum Pengukuran Kesegaran Susu dan Kebersihan Susu dilakukan pengujian untuk mengetahui tingkat kesegaran dan kebersihan susu. Sampel susu yang digunakan yaitu susu kedelai dan susu sapi dalam kemasan. Pengujian yang dilakukan dalam praktikum yaitu uji alkohol, pengukuran pH dan berat jenis, uji reduksi Metilen Blue, uji mastitis, serta dilakukan pemeriksaan mikroba dengan metode hitungan cawan.I. HASIL1. Uji Alkohol Hasil pengujian pada praktikum menunjukkan terjadi perubahan pada sampel susu yang digunakan, endapan halus menempel pada dinding tabung reaksi (susu pecah). Adapun gambar dari hasil uji alkohol adalah sebagai berikut:

2. Uji Reduksi Metilen BlueHasil dari uji methylen blue adalah tampak warna biru muda atau warna methylen blue yang mulai memudar pada menit 55. Adapun gambar dari hasil uji methylen blue ini adalah sebagai berikut:

3. Uji MastitisUji mastitis yang dilakukan saat praktikum menunjukkan hasil negatif yaitu tidak terdapat gumpalan pada dasar padle. Adapun gambar dari hasil uji mastitis ini adalah sebagai berikut:

4. Pengukuran pH dan Berat JenisHasil pengukuran menunjukkan pH sampel susu adalah 4,1 artinya susu termasuk asam. Hasil pengukuran menunjukkan berat jenis sampel susu yaitu 32. Adapun gambar hasilnya :

5. Pemeriksaan Jumlah Mikroba dengan Metode Hitungan CawanDari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa susu kedelai yang digunakan terdapat koloni bakteri, hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengkulturan bakteri :NA (Nutrien Agar) 100 = Media rusak 10-1 = 112 10-2 = 60 10-3 = 9 10-4 = 0

EA (Endo Agar) 100 = Banyak (tidak terhitung) 10-1 = 280 10-2 = 104 10-3 = 14 10-4 = 4

II. PEMBAHASAN1. Uji Alkohol Uji alkohol dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman dan perubahan yang terjadi pada susu. Langkah kerjanya yaitu susu dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2 ml, ditambahkan alkohol 68% sebanyak 2 ml, kemudian dikocok, selanjutnya diamati perubahan yang terjadi. Jika susu pecah yang ditandai dengan terbentuk endapan halus yang menempel pada dinding tabung reaksi, maka diperkirakan derajat keasaman susu sekitar 8,5SH. Hal tersebut dapat disebabkan oleh aktivitas mikroorganisme.Hasil pengujian pada praktikum menunjukkan terjadi perubahan pada sampel susu yang digunakan, endapan halus menempel pada dinding tabung reaksi (susu pecah). Jadi, diperkirakan susu terkontaminasi oleh mikroorganisme.

6. Uji Reduksi Metilen BlueUji reduksi Metilen Blue dilakukan untuk mengetahui perkiraan jumlah bakteri di dalam susu. Cara pengujiannya yaitu: sampel susu dimasukkan dalam test cup sebanyak 2 ml, ditambahkan Metilen Blue sebanyak 5 tetes, kemudian dikocok, selanjutnya diamati perubahan yang terjadi. Pengamatan dilakukan selama 2 jam.Pada pengujian ini dilakukan pengamatan terhadap kemampuan bakteri di dalam susu untuk tumbuh dan menggunakan oksigen yang terlarut, sehingga menyebabkan penurunan kekuatan oksidasi-reduksi dari campuran susu dan Metilen Blue. Akibatnya, Metilen Blue yang ditambahkan ke dalam contoh akan tereduksi menjadi berwarna putih. Semakin tinggi jumlah bakteri di dalam sampel, semakin cepat terjadinya perubahan dari biru menjadi putih.Saat praktikum dilakukan pengamatan pada sampel selama 1 jam. Sampel yang diamati mengalami perubahan warna biru menjadi putih walaupun perubahannya belum siknifikan. Sehingga diperkirakan jumlah mikroorganisme pada sampel susu tergolong tinggi.

7. Uji MastitisUji mastitis dilakukan untuk mendeteksi apakah susu yang diuji berasal dari sapi yang sehat atau dari sapi yang mengalami mastitis. Cara pengujian yang dilakukan yaitu: sampel susu dimasukkan pada padle pengujian sebanyak 2 ml pada tiap lubang, ditambahkan CMT (California Mastitis Test) sebanyak 2 ml, dihomogenkan selama 15-20 detik, dilakukan pembacaan dengan cahaya terang.Jika susu berasal dari sapi yang mengalami mastitis subklinis (hasil positif mastitis), maka terdapat gumpalan pada dasar padle yang berbentuk seperti gel. Uji mastitis yang dilakukan saat praktikum menunjukkan hasil negatif yaitu tidak terdapat gumpalan pada dasar padle. Hal itu disebabkan karena susu yang di gunakan merupakan susu kedelai. Artinya sampel susu yang diuji tidak dicampur dengan susu yang berasal dari sapi yang mengalami mastitis.

8. Pengukuran pH dan Berat JenisPengukuran dilakukan untuk mengetahui tingkat keasaman susu dan berat jenis susu. Pengukuran pH dilakukan dengan memasukkan sampel susu ke dalam gelas beker kemudian pH diukur menggunakan pH meter. Hasil pengukuran menunjukkan pH sampel susu adalah 5,7 artinya susu termasuk asam.Standar indikator pH susu segar yaitu sekitar 6,3-6,75. Susu yang mempunyai pH di atas 6,85 dinyatakan bahwa susu terlalu alkalis dan kemungkinan ada penambahan bahan pengawet. Susu dinyatakan terlalu asam dan biasanya menandakan susu sudah lama disimpan jika pH di bawah 6,3. Dan sampel susu yang diperoleh memiliki pH sebesar 4,1 (asam). Hal itu dapat disebabkan karena sampel susu yang digunakan merupakan susu kedelai yang berarti sebelumnya telah mengalami banyak proses pencampuran dan pengemasan, seperti penambahan air dan lain lain. Hal ini dapat menyebabkan susu tersebut menjadi lebih asam.Berat jenis suatu bahan adalah perbandingan antara berta bahan tersebut dengan berat air pada volume dan suhu yang sama. Berdasarkan batasan ini, maka berat jenis tidak bersatuan. Berat jenis susu dipengaruhi oleh kadar padatan total dan padatan tanpa lemak. Kadar padatan total susu diketahui jika diketahui berat jenis dan kadar lemaknya.Semakin besar Berat Jenis pada susu adalah semakin bagus karena komposisi atau kandungan dari susu tersebut masih pekat dan kadar air dalam susu adalah kecil. Sedangkan semakin banyak lemak pada susu maka semakin rendah Berat Jenis-nya, semakin banyak persentase bahan padat bukan lemak, maka semakin berat susu tersebut.Pengukuran berat jenis susu dilakukan dengan memasukkan susu ke dalam gelas ukur sebanyak 200 ml, kemudian alat pengukur berat jenis (laktodensimeter) dimasukkan dalam gelas ukur yang berisi susu, selanjutnya dilakukan pembacaan. Hasil pengukuran menunjukkan berat jenis sampel susu yaitu 32.

9. Pemeriksaan Jumlah Mikroba dengan Metode Hitungan CawanSebelum dilakukan pembiakan bakteri pada media terlebih dahulu dilakukan metode pengenceran. Cara melakukan pengenceran yaitu: disediakan 5 buah tabung reaksi, tiap tabung diberi nama (tabung 1, 10-1, 10-2, 10-3, 10-4), tabung reaksi pertama (diberi nama tabung 1) diisi sampel susu sebanyak 2 ml, 4 tabung reaksi lainnya diisi 4,5 ml aquades (tabung 10-1, 10-2, 10-3, 10-4). Sampel susu diambil dari tabung 1 sebanyak 0,5 ml dan dipindahkan pada tabung 10-1, campuran dihomogenkan. Sampel pada tabung 10-1 diambil sebanyak 0,5 ml, dihomogenkan dan dipindahkan pada tabung 10-2. Selanjutnya dilakukan lagi pengambilan sampel pada tabung 10-2 diambil sebanyak 0,5 ml, dihomogenkan dan dipindahkan pada tabung 10-3. Langkah tersebut diulangi sampai pada tabung 10-4.Disediakan 10 cawan petri, lima cawan petri untuk media NA diberi label NA 1, NA 10-1, NA 10-2, NA 10-3, dan NA 10-4. Lima cawan petri lainnya untuk media Endo Agar diberi label EA 1, EA 10-1, EA 10-2, EA 10-3, dan EA 10-4. Tuangkan media agar cair dengan suhu 45-50oC sebanyak 20-25 ml untuk setiap cawan petri berlabel NA dituangkan media NA cair, untuk setiap cawan petri berlabel EA dituangkan media Endo Agar cair, kemudian ditambahkan sampel dari setiap pengenceran sebanyak 1 ml pada setiap cawan petri (contohnya cawan NA 10-1 dituangkan sampel yang berasal dari tabung berlabel 10-1). Segera setelah penuangan media agar cair, campurkan secara merata media agar dengan sampel dengan cara menggoyangkan cawan petri mengikuti arah angka delapan di atas meja atau permukaan yang rata secara hati-hati. Hindari tumpahnya media agar ke luar cawan petri. Kemudian biarkan cawan petri pada tempat yang rata sampai media agar memadat. Percobaan dilakukan di dekat api (bunsen).Setelah media agar memadat, cawan petri dimasukkan ke dalam inkubator dan letakkan dengan posisi terbalik. Hal ini dilakukan untuk mengurangi evaporasi sehingga mencegah koloni menyebar. Cawan petri diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam.Media Nutrient Agar (NA) merupakan media umum untuk kultur bakteri, semua bakteri dapat tumbuh pada media NA. Media Endo agar merupakan media diferensial untuk mengisolasi bakteri usus gram negatif yang dapat membedakan koloni bakteri yang tidak patogen dengan bakteri usus patogen. Bakteri-bakteri gram negatif yang tidak patogen akan membentuk koloni-koloni yang merah dengan atau tanpa merah kilat logam. Bahan yang terkandung dalam Endo agar antara lain laktosa, basic fuchsin, dan Na-sulfit. Bakteri gram-negatif tumbuh baik di media ini, sementara pertumbuhan organisme gram positif dihambat. Organisme Coliform memfermentasi laktosa dalam media ini, menghasilkan warna merah (yaitu Escherichia coli), sedangkan organisme non-laktosa-fermentasi memproduksi koloni tak berwarna dan bening contohnya yaitu Salmonella sp. Kandungan natrium sulfit dan basic fuchsin dalam media Endo Agar dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram Positif. Asam yang dihasilkan dari perombakan laktosa dapat dideteksi dengan asetaldehid dan natrium sulfit.Dari hasil pengujian diperoleh hasil bahwa susu kedelai yang digunakan terdapat koloni bakteri, hal tersebut dibuktikan dengan hasil pengkulturan dan penghitungan koloni bakteri sebagai berikut:Pada media Nutrien Agar (NA) didapatkan hasil sebagai berikut : Cawan 100 Tidak diperoleh hasil, dikarenakan Natrium Agar pada cawan petri rusak. Cawan 10-1 112 x 101 = 1120 atau 11,2 x 10-2 gr/ml Cawan 10-2 60 x 102 = 6000 atau 6 x 10-3 gr/ml Cawan 10-3 9 x 103 = 9000 atau 0,9 x 10-4 gr/ml Cawan 10-4 Tidak ada koloni bakteriPada media Endo Agar (EA) didapatkan hasil sebagai berikut : Cawan 100 koloni bakteri sangat banyak sehingga sulit untuk terhitung Cawan 10-1 280 x 101 = 2800 atau 28 x 10-2 gr/ml Cawan 10-2 104 x 102 = 10400 atau 10,4 x 10-3 gr/ml Cawan 10-3 14 x 103 = 14000 atau 1,4 x 10-4 gr/ml Cawan 10-4 4 x 103 = 4000 atau 0,4 x 10-4 gr/ml

Lampiran Alat dan bahan