laporan hasil survey

239

Click here to load reader

Upload: fadly-rivaldo

Post on 06-Aug-2015

754 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

Mata Kuliah Studio Perencanaan desa

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

BAB VI

LAPORAN HASIL SURVEI

6.1 Gambaran Umum Kabupaten Malang

Kabupaten Malang berbatasan langsung dengan Kabupaten Jombang,

Kabupaten Mojokerto, Kota Batu, dan Kabupaten Pasuruan di utara, Kabupaten

Lumajang di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Blitar dan

Kabupaten Kediri di barat. Sebagian besar wilayahnya merupakan pegunungan

yang berhawa sejuk, oleh karena itu Malang dikenal sebagai salah satu daerah

tujuan wisata utama di Jawa Timur.

6.1.1 Karakteristik Fisik Dasar

Karakteristik fisik dasar adalah karakter alamiah yang dimiliki oleh suatu

wilayah. Karakteristik fisik dasar biasanya merupakan suatu ciri khas pada setiap

daerah. Karakteristik fisik dasar Kabupaten Malang sendiri terdiri dari lima jenis,

yakni kondisi geografis, kondisi topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi, dan

kondisi klimatologi.

A. Kondisi Geografis

Kabupaten Malang adalah sebuah kabupaten di ProvinsiJawa Timur,

Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2008, Kota

Kepanjen ditetapkan sebagai ibukota Kabupaten Malang yang baru. Luas wilayah

Kabupaten Malang adalah 4.576 km². Kabupaten Malang terletak pada 112

035`10090`` sampai 112``57`00`` Bujur Timur 7044`55011`` sampai

8026`35045`` Lintang Selatan. Kondisi seperti ini, maka Kabupaten Malang

adalah kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa setelah Kabupaten Banyuwangi.

Adapun batas wilayah Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Mojokerto

Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Barat : Kabupaten Blitar dan Kabupaten Kediri

Sebelah Timur : Kabupaten Probolinggo dan Kabupaten Lumajang

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-1Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 2: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

B. Kondisi Topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Malang adalah berupa pegunungan.

Bagian barat dan barat laut berupa pegunungan, dengan puncaknya Gunung

Arjuno (3.339 m) dan Gunung Kawi (2.651 m). Di pegunungan ini terdapat mata

air Sungai Brantas, sungai terpanjang di Jawa Timur. Bagian timur merupakan

kompleks Pegunungan Bromo-Tengger-Semeru, dengan puncaknya Gunung

Bromo (2.392 m) dan Gunung Semeru (3.676 m). Gunung Semeru adalah gunung

tertinggi di Pulau Jawa. Kota Malang sendiri berada di cekungan antara kedua

wilayah pegunungan tersebut. Bagian selatan berupa pegunungan dan dataran

bergelombang. Dataran rendah di pesisir selatan cukup sempit dan sebagian besar

pantainya berbukit.

C. Kondisi Hidrologi

Kondisi hidrologi di Kabupaten Malang terdiri dari air permukaan yang

berupa sungai serta air tanah yang berupa sumur. Secara umum kondisi hidrologi

wilayah Kabupaten Malang sudah baik dan memadai dengan kondisi air sumur

yang bersih. Ketinggian muka air tanah yang mudah dijangkau (9–15 meter) dapat

mendukung kebutuhan air dengan baik.

D. Kondisi Klimatologi

Kondisi topografi pegunungan dan perbukitan menjadikan wilayah

Kabupaten Malang sebagai daerah beriklim sejuk dan banyak diminati sebagai

tempat tinggal dan tempat peristirahatan. Berdasarkan hasil pemantauan tiga pos

pemantauan Stasiun Klimatologi Karangploso-Malang, pada Tahun 2010 suhu

udara rata-rata relatif rendah, berkisar antara (18-32)o C. Kelembaban udara rata-

rata berkisar antara (45-100) % dan curah hujan rata-rata berkisar antara (66-941)

mm. Curah hujan rata-rata terendah terjadi pada Bulan Juli, berdasarkan hasil

pemantauan Pos Karangkates. Sedangkan rata-rata curah hujan tertinggi terjadi

juga pada Bulan November, hasil pemantauan Pos Lanud A.R Saleh.

6.1.2 Karakteristik Fisik Binaan

Karakteristik fisik binaan Kabupaten Malang dapat diidentifikasi melalui

tata guna lahan, serta persebaran sarana dana prasarana di Kabupaten Malang.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-2Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 3: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

A. Tata Guna Lahan

Luas wilayah Kabupaten Malang yakni sebesar 174.511 ha memiliki

rincian penggunaan tanah sebagai daerah permukiman (House Compound and

Surroundings) seluas 6.729 ha, kawasan persawahan (Wet Land) seluas 49.519 ha,

kawasan tegal/kebun (Dryland/Garden) seluas 98.685 ha serta kawasan areal

perkebunan (Agriculture Estates) seluas 19.578 ha.

B. Persebaran Sarana dan Prasarana

Secara umum sarana dan prasarana adalah alat penunjang keberhasilan

suatu proses upaya yang dilakukan di dalam pelayanan publik, karena apabila

kedua hal ini tidak tersedia maka semua kegiatan yang dilakukan tidak akan dapat

mencapai hasil yang diharapkan sesuai rencana.

1. Sarana

Sarana-sarana yang terdapat di Kabupaten Malang antara lain sebagai

berikut:

a. Sarana Pendidikan

Persebaran sarana pendidikan di Kabupaten Malang dimulai dari

tingkatan terendah yaitu TK sampai dengan SMA/Sederajat. Sarana

pendidikan terbesar di Kabupaten Malang adalah berupa SD sejumlah

1.167 unit dan kemudian TK sejumlah 1.093 unit. Sedangkan untuk

sarana pendidikan yang terkecil adalah SMA sejumlah 64 unit.

b. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang terdapat di Kabupaten Malang adalah berupa

rumah sakit, rumah bersalin, puskesmas, posyandu, polindes, poliklinik,

apotik serta praktek dokter. Untuk sarana yang terbanyak adalah berupa

posyandu yaitu sejumlah 2.765 unit, kemudian polindes sejumlah 324

unit. Sedangkan sarana kesehatan yang tersedikit adalah berupa rumah

bersalain sejumlah 15 unit.

c. Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan di Kabupaten Malang terdiri dari masjid, musholla,

gereja, kapel, pura, sanggar, vihara dan klenteng. Persebaran sarana

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-3Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 4: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

peribadatan yang terbanyak adalah berupa musholla sebanyak 10.416

unit, kemudian masjid sejumlah 2.954 unit. Sedangkan yang

persebarannya sedikit adalah berupa kapel dan sanggar sejumlah 15

unit.

2. Prasarana

a. Jaringan Listrik

Berdasarkan data yang didapat dari Kabupaten Malang dalam Angka,

dapat diketahui bahwa jumlah pengguna atau pelanggan PLN setiap

tahunnya selalu meningkat. Pada sepuluh tahun terakhir dari tahun 2000

terdapat 392.825 pelanggan hingga tahun 2010 terdapat 488.717

pelanggan. Dapat ditarik kesimpulan disini bahwa pelayanan jaringan

listrik yang tersebar di Kabupaten Malang sudah cukup baik.

b. Jaringan Air Bersih

Walaupun tidak semua warga Kabupaten Malang menjadi pelanggan

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), namun jaringan pipa PDAM

setiap tahunnya terjadi peningkatan, hal ini dapat terlihat dari

bertambahnya pelanggan PDAM setiap tahunnya. Sempat terjadi

penurunan pelanggan PDAM, contohnya saja pada tahun 2009

sebanyak 71.880 pelanggan, menjadi 70.329 pelanggan pada tahun

2010. Hal tersebut dapat dikarenakan oleh berbagai macam sebab, salah

satunya adalah kurangnya suplay air pada jam-jam puncak penggunaan

(peak time).

c. Jaringan Jalan

Jalan merupakan prasarana yang sangat vital dalam menunjang

keberlangsungan segala aktivitas kita. Walaupun sebagian besar

perkerasan jalan di Kabupaten Malang sudah berupa aspal, namun

masih saja sering ditemukan kerusakan yang tentunya mengganggu

kenyamanan pengguna jalan. Adapun rincian mengenai prasarana jalan

di Kabupaten Malang adalah sebagai berikut:

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-4Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 5: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

1. Jalan Kabupaten: 1.668,76 km

2. Jalan Desa: 6.907,90 km

d. Jaringan Telekomunikasi

Telekomunikasi juga merupakan hal yang tidak dapat dikesampingkan

dalam kelangsungan hidup kita. Seperti kita tahu, hampir semua daerah

akan selalu berusaha untuk mengembangkan jaringan komunikasi agar

terjadi kemudahan untuk melakukan segala aktivitas. Disamping

prasarana telekomunikasi berupa alat elektronik seperti telfon, internet,

dan sebagainya, prasarana jaringan telekomunikasi berupa wesel, surat,

dan paket pos juga menunjang keberlangsungan telekomunikasi kita.

Berdasarkan data yang didapat, banyaknya surat yang diterima di tahun

2010 di area Kabupaten Malang sebanyak 564.800 buah, dan yang

dikirim sebanyak 184.151 buah. Sedangkan mengenai wesel dan paket

pos yang dikirim pada tahun 2010 mencapai nilai yang cukup tinggi,

yakni sebesar Rp.16.060.110,00 dan yang diterima mencapai Rp.

281.100.043,00.

6.1.3 Karakteristik Sosial Kependudukan

Karakteristik sosial di sini adalah berbagai macam karakter yang dimiliki

oleh masyarakat setempat dalam kesehariannya. Sedangkan kependudukan dalam

hal ini adalah jumlah penduduk yang tersebar di perdesaan dan perkotaan

Kabupaten Malang dalam beberapa tahun terakhir.

A. Sosial Budaya

Karakteristik sosial adalah aktivitas sosial dan budaya masyarakat dalam

kesehariannya. Agama Islam yang mendominasi area Kabupaten membuat

masyarakatnya selalu menjunjung tinggi nilai-nilai keagamaan, salah satu contoh

buadaya yang dilakukan adalah tasyakuran atau pengajian rutin dalam rangka

memperingati sesuatu yang mereka anggap penting. Daerah Kabupaten Malang

yang juga sebagian besar adalah kawasan wisata, membuat sebagian masyarakat

menghabiskan waktu untuk berlibur bersama keluarga ke tempat-tempat wisata di

Kabupaten Malang pada akhir pekan.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-5Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 6: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

B. Kependudukan

Laju pertumbuhan di Kabupaten Malang cenderung selalu meningkat

setiap tahunnya. Dapat dilihat pada sembilan tahun terakhir, laju pertumbuhan

penduduk selalu mengalami peningkatan. Didapat pada tahun 2010 jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 1.232.841 jiwa, dan penduduk perempuan sebanyak

1.214.210 jiwa.

6.1.4 Karakteristik Perekonomian

Karakteristik perekonomian masyarakat di Kabupaten Malang bisa dilihat

dari potensi ekonomi yang dimiliki oleh Kabupaten Malang. Pusat–pusat kegiatan

di wilayah kabupaten merupakan simpul pelayanan sosial ekonomi masyarakat di

wilayah kabupaten, yang terdiri atas Kota Malang dan sekitarnya mempunyai

perkembangan wilayah yang cukup pesat bahkan menunjukkan adanya interaksi

dengan sekitarnya yang mengindikasikan terbentuk Kawasan Perkotaan Malang

dengan inti Kota Malang.

Potensi berbagai wisata pesisir dan pegunungan Kabupaten Malang juga

merupakan potensi pengembangan wilayah dan ekonomi masyarakat di daerah

tersebut. Namun disamping sektor pariwisata yang sangat mendukung terhadap

karakteristik perekonomian Kabupaten Malang, terdapat juga kegiatan lain yang

dilakukan oleh masyarakat pada sektor formal seperti di lahan pendidikan,

perusahaan, instansi-instansi pemerintah, dan sejenisnya.

6.2 Gambaran Umum Kecamatan Pujon

Kecamatan Pujon merupakan salah satu dari 33 kecamatan yang berada di

wilayah Kabupaten Malang.Wilayah Kecamatan Pujon terletak sekitar 29 Km ke

arah barat Ibukota Kabupaten Malang yang dikelilingi oleh perbukitan dan

gunung.

6.2.1 Karakteristik Fisik Dasar

Gambaran umum wilayah studi dalam hal ini adalah Kecamatan Pujon,

merupakan suatu karakteristik fisik dasar dari kecamatan mengenai kondisi

eksisting wilayah tersebut yang terdiri dari kondisi geografis, .

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-6Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 7: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

A. Kondisi Geografis

Secara astronomis, Kecamatan Pujon terletak diantara 112,2611° sampai

122,2892° Bujur Timur dan 7,522° sampai 7,4937° Lintang Selatan. Luas wilayah

Kecamatan Pujon adalah sebesar 13.075,144 Ha atau 130,76 Km. Kecamatan

Pujon terdiri dari 10 desa dan 33 dusun/dukuh. Kecamatan Pujon terdiri dari 84

RW dan 304 RT.

Secara administratif, batas wilayah Kecamatan Pujon adalah sebagai

berikut :

Sebelah Utara : Kabupaten Mojokerto

Sebelah Timur : Kota Batu

Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar

Sebelah Barat : Kecamatan Ngantang

B. Orbitasi Kecamatan

Kecamatan Pujon berada pada jarak 29 km dari arah barat dari Ibukota

Kabupaten Malnag yang dikellingi oleh perbukitan dan gunung, antara lain

Gunung Biru, Gunung Argowayang, Gunung Gentong Growah, Gunung Dwurati,

Gunung Kukusan, Gunung Parankalah, Gunung Kawi, Gunung Cemoro, Gunung

Kandang dan Gunung Anjasmoro. Kecamatan Pujon juga berjarak 90 km ke arah

selatan dari Kota Surabaya yang merupakan Ibukota Provinsi Jawa Timur.

C. Kondisi Topografi

Kecamatan Pujon berada pada ketinggian 1.000 m di atas permukaan

laut.Kecamatan Pujon termasuk dalam klasifikasi daerah yang memiliki topografi

perbukitan dan dataran, dimana terdapat 8 desa yang berada di lereng dan sisanya

berada di lembah.Kondisi topografi Kecamatan Pujon berdasarkan luas

kemiringan lahan memiliki pembagian sebagai berikut:

1. Datar sampai berombak sebesar 40%

2. Berombak sampai berbukit sebesar 30%

3. Berbukit sampai bergunung sebesar 30%

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-7Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 8: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

D. Kondisi Klimatologi dan Hidrologi

Suhu Kecamatan Pujon berkisar antara (18-20)°C, dengan suhu minimum

sebesar 18°C dan suhu maksimum sebesar 20°C. Wilayah Kecamatan Pujon

memiliki rata-rata curah hujan sebesar 21.400 mm/tahun.

6.2.2 Karakteristik Fisik Binaan

Karakter fisik binaan suatu wilayah ditinjau dari lahan terbangun yang

dapat diidentifikasikan melalui kondisi tata guna lahan, kondisi kawasan

permukiman, serta kondisi kawasan sarana dan prasarana. Sedangkan karakter

fisik binaan suatu wilayah yang ditinjau dari lahan tak terbangunnya,

diidentifikasikan melalui fasilitas ruang terbuka hijau, fasilitas pemakaman serta

fasilitas lain yang berupa bagian dari lahan tak terbangun suatu wilayah.

A. Lahan Terbangun

Lahan terbangun yang terdapat di wilayah Kecamatan Pujon terbagi

menjadi kawasan permukiman dan berbagai kawasan sarana dan prasarana.

1. Kawasan Permukiman

Luas kawasan permukiman di Kecamatan Pujon adalah sebesar 454,2 Ha.

Berdasarkan data Kecamatan Pujon dalam angka, luas kawasan

permukiman di Kecamatan Pujon tidak mengalami perubahan sejak tahun

2008 sampai dengan tahun 2010. Hal ini menandakan pertumbuhan

penduduk Kecamatan Pujon tidak tinggi sehingga selama 3 tahun luas

kawasan permukiman masih mampu dipertahankan agar tetap sama.

Kawasan permukiman di Kecamatan Pujon ini telah berada pada kawasan

yang tepat yaitu pada lahan kering, tidak menggunakan lahan persawahan.

2. Kawasan Sarana

Kecamatan Pujon memiliki beberapa sarana dan prasarana yang dapat

menunjang kegiatan. Adapun sarana serta prasarana tersebut diantaranya

sebagai berikut:

a. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan di wilayah Kecamatan Pujon terdapat mulai dari

jenjang pendidikan terendah berupa Taman Kanak-Kanak sampai

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-8Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 9: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

dengan jenjang pendidikan tertinggi yaitu SMA/sederajat. Persebaran

jumlah sarana pendidikan di Kecamatan Pujon, seperti pada Tabel 6.1.

Tabel 6.1 Persebaran Sarana Pendidikan di Kecamatan PujonJenis Sarana Jumlah

TK 29SD 42

SMP 14SMA 2

Lembaga Pendidikan Keterampilan

4

Total 91Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Berdasarkan Tabel 6.1 untuk masing-masing jenjang pendidikan di

Kecamatan Pujon telah tersedia kecuali perguruan tinggi.dengan sarana

pendidikan tertinggi adalah SD/sederajat. Sedangkan jumlah sarana

pendidikan terendah adalah SMA/sederajat. Adapun untuk lebih

memperjelas mengenai persebaran sarana pendidikan di Kecamatan

Pujon seperti pada Gambar 6.1 berikut ini.

0

10

20

30

4029

42

14

2 4

Gambar 6.1 Jumlah Sarana Pendidikan di Kecamatan PujonSumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

b. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang terdapat di Kecamatan Pujon terdiri dari rumah

sakit, rumah sakit bersalin, poliklinik, puskesmas, puskesmas pembantu

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-9Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 10: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

dan sebagainya. Persebaran sarana kesehatan terbanyak di Kecamatan

Pujon seperti pada Tabel 6.2.

Tabel 6.2 Persebaran Sarana Kesehatan di Kecamatan PujonJenis Sarana JumlahRumah Sakit 1

Rumah Sakit Bersalin 2Poliklinik 4Puskesmas 1

Puskesmas Pembantu 2Tempat Praktek Dokter 2Tempat Praktek Bidan 12

Posyandu 74Polindes 9Apotik 1Total 108

Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012

Berdasarkan Tabel 6.2 jenis sarana kesehatan yang paling banyak

tersedia di Kecamatan Pujon adalah kader yandu, sedangkan untuk jenis

sarana yang paling sedikit jumlahnya adalah rumah sakit. Adapun

grafik yang menunjukkan tentang persebaran sarana keseahatan seperti

pada Gambar 6.2 berikut.

Rumah

Saki

t

Rumah

Saki

t Bers

alin

Polik

linik

Pusk

esmas

Pusk

esmas

Pemba

ntu

Tempa

t Prak

tek D

okter

Tempa

t Prak

tek B

idan

Posy

andu

Polin

des

Apotik

01020304050607080

1 2 4 1 2 212

74

91

Gambar 6.2 Jumlah Sarana Kesehatan di Kecamatan PujonSumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012

c. Sarana Peribadatan

Sarana peribadatan yang tersebar di wilayah Kecamatan Pujon terdiri

dari masjid, surau/langgar, gereja kristen, gereja katolik dan pura.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-10Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 11: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Adapun persebaran sarana di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.3

berikut.

Tabel 6.3 Sarana Peribadatan di Kecamatan PujonJenis Sarana Peribadatan

Jumlah (unit)

Masjid 54Surau/Langgar 279Gereja Kristen 2Gereja Katolik 1Pura 2Vihara 0Klenteng 0

Total 338Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012

Berdasarkan Tabel 6.3 jenis sarana peribadatan yang memiliki jumlah

terbesar adalah surau/langgar. Sedangkan untuk jenis sarana

peribadatan berupa vihara dan klenteng tidak tersedia di Kecamatan

Pujon. Grafik yang menunjukkan jumlah sarana peribadatan di

Kecamatan Pujon adalah seperti pada Gambar 6.3.

Masjid Surau/Langgar

Gereja Kristen

Gereja Katolik

Pura0

50

100

150

200

250

300

54

279

2 1 2

Gambar 6.3 Jumlah Sarana Peribadatan di Kecamatan Pujon Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012

d. Sarana Keamanan

Berdasarkan data Kecamatan Pujon dalam angka, sarana keamanan

yang terdapat di Kecamatan Pujon hanya berupa kantor polisi sejumlah

1 unit yang terdapat di Desa Pandesari. Sedangkan untuk jenis sarana

keamanan seperti pos hansip dan sebagainya tidak terdapat. Hal ini

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-11Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 12: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

menggambarkan masih kurangnya tingkat keamanan di Kecamatan

Pujon karena untuk persebaran sarana keamanan masih sangat kurang.

e. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum

Sarana pemerintahan dan pelayanan umum yang terdapat di Kecamatan

Pujon diantaranya berupa bank dan koperasi. Persebaran sarana

pemerintahan dan pelayanan umum adalah seperti pada Tabel 6.4.

Tabel 6.4 Sarana Pemerintahan dan Pelayanan UmumJenis Sarana Jumlah (unit)

Bank Umum 3Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 3KUD 1Koperasi lainnya 67

Total 74Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Berdasarkan Tabel 6.4 jenis sarana pemerintahan dan pelayanan umum

yang ada di Kecamatan Pujon adalah hanya berupa kantor bank dan

berbagai koperasi desa. Untuk jenis sarana pemerintahan umum seperti

balai desa dan sebagainya masih belum tersedia di wilayah Kecamatan

Pujon. Adapun grafik jumlah persebaran sarana pemerintahan dan

pelayanan umum di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Gambar 6.4.

Bank Umum Bank Perkreditan

Rakyat (BPR)

KUD Koperasi lainnya

0

10

20

30

40

50

60

70

80

3 3 1

67

Gambar 6.4 Jumlah Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum di Kecamatan Pujon

Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-12Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 13: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

f. Sarana Perdagangan dan Jasa

Sarana perdagangan yang terdapat di Kecamatan Pujon meliputi pasar,

warung/kios, toko, swalayan, rumah makan dan pasar hewan.

Sedangkan untuk sarana jasa yang ada di Kecamatan Pujon terdiri dari

jasa pelayanan kantor asuransi dan hotel/penginapan. Persebaran sarana

perdagangan di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.5.

Tabel 6.5 Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan PujonJenis Sarana Perdagangan Jumlah (unit)

Warung/kios 231Pasar 6Toko 2Swalayan 3Rumah Makan 137Pasar Hewan 1Asuransi 1Hotel/penginapan 2Bengkel Mobil 1Servis Elektronik 5Tukang Gigi 47Tukang Pijat 20Studio Foto 14Senam Kebugaran 1Cuci Kendaraan 31Penyewaan Alat 23Bengkel Las 13

Total 538Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Berdasarkan Tabel 6.5 sarana perdagangan yang terbanyak di

Kecamatan Pujon adalah berupa warung/kios dan yang paling sedikit

adalah berupa pasar hewan.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-13Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 14: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Waru

ng/k

ios

Pasa

rTok

o

Swala

yan

Rumah

Mak

an

Pasa

r Hew

an

Asuran

si

Hotel/

peng

inap

an

Bengk

el M

obil

Serv

is Elek

troni

k

Tukan

g Gig

i

Tukan

g Pija

t

Stud

io Fo

to

Sena

m Keb

ugara

n

Cuci K

enda

raan

Peny

ewaa

n Alat

Bengk

el Las

0

50

100

150

200

250 231

6 2 3

137

1 1 2 1 5

4720 14

131 23 13

Gambar 6.5Jumlah Sarana Perdagangan dan Jasa di Kecamatan PujonSumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

g. Sarana industri dan pergudangan

Sarana industri dan pergudangan yang tersedia di wilayah Kecamatan

Pujon adalah berupa industri kecil yang berjumlah sebanyak 35 unit.

Pembagiannya berupa industri anyaman/gerabah/keramik sejumlah 30

unit, industri logam sebanyak 3 unit dan industri makan sejumlah 2

unit. Sedangkan untuk sarana pergudangannya sendiri tidak tersedia di

Kecamatan Pujon. Adapun grafik persebaran sarana industri dan

pergudangan di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Gambar 6.6.

Industri anyaman/ gerabah

industri logam industri makan0

5

10

15

20

25

30

3530

3 2

Gambar 6.6 Jumlah Sarana Industri dan Pergudangan Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-14Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 15: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

3. Kawasan Prasarana

Prasarana yang terdapat di Kecamatan Pujon diantaranya berupa prasarana

transportasi darat dengan fasilitas umumnya berupa jaringan jalan dan

jaringan telekomunikasi. Hal ini dipengaruhi karena moda transportasi

yang umumnya digunakan di Kecamatan Pujon adalah berupa truk, bus,

colt, ojek, kendaraan roda dua maupun roda empat. Adapun untuk panjang

masing-masing status jalan di Kecamatan Pujon adalah seperti pada Tabel

6.6.

Tabel 6.6 Prasarana Transportasi DaratStatus Jalan Panjang (m)

Jalan Provinsi 13 000Jalan Kabupaten 35.000Jalan Desa 21.000

Sumber : Profil Kecamatan Pujon, 2012

Berdasarkan data pada Tabel 6.6 status jalan kabupaten adalah yang paling

mendominasi di wilayah Kecamatan Pujon. Selain prasarana yang berupa

jaringan jalan, prasarana lain yang terdapat di Kecamatan Pujon adalah

tersedianya jaringan telekomunikasi yang berupa warung internet (warnet)

sebanyak 1 unit. Prasarana telekomunikasi berupa warnet tersebut berada

di Desa Pandesari.

A. Lahan Tak Terbangun

Lahan tak terbangun suatu wilayah dapat berupa sarana RTH dan olahraga,

pemakaman, pertanian dan sebagainya. Lahan tak terbangun yang terdapat di

Kecamatan Pujon adalah berupa lapangan olahraga yang memiliki jumlah total

sebanyak 23 unit dan tersebar di wilayah Kecamatan Pujon. Adapun persebaran

sarana olahraga di Kecamatan Pujon seperti pada Tabel 6.7.

Tabel 6.7 Persebaran Sarana RTH dan OlahragaJenis Sarana

OlahragaJumlah (unit)

Lapangan Sepak Bola 10Lapangan Bola Voli 8Lapangan Bulu Tangkis 5Lapangan Bola Basket 0Lapangan Tenis 0Kolam Renang 0

Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-15Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 16: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Berdasarkan Tabel 6.7, jenis sarana RTH dan Olahraga yang terbanyak

adalah berupa lapanan sepakbola yaitu 10 unit sedangkan yang terkecil adalah

lapangan bulu tangkis yang berjumlah 5 unit. Adapun grafik yang meunjukkan

persebaran sarana RTH dan Olahraga seperti pada Gambar 6.7.

Lapangan Sepak Bola

Lapangan Bola Voli

Lapangan Bulu Tangkis

0

2

4

6

8

10

1210

8

5

Gambar 6.7 Jumlah Sarana RTH dan Olahraga di Kecamatan Pujon Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Selain sarana RTH dan Olahraga, kawasan yang masuk dalam kelompok

lahan tak terbangun adalah pertanian. Kawasan pertanian di Kecamatan Pujon

adalah sebesar 902,2 Ha untuk lahan persawahannya dan 2.372,6 Ha untuk

kawasan lahan kering seperti tegal/kebun, hutan dan lainnya. Adapun pembagian

luas untuk kawasan tersebut adalah seperti pada Tabel 6.8.

Tabel 6.8 Luas Lahan Kawasan Pertanian di Kecamatan PujonLahan Persawahan Lahan Kering

Jenis Lahan SawahLuas (Ha)

Jenis Lahan Kering

Luas (Ha)

Berpengairan diusahakan 898,7 Tegal/Kebun 2.291,8Tidak Berpengairan diusahakan

3,5 Hutan 0,7

Tidak diusahakan 0 Lainnya 80,1 Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Berdasarkan data pada Tabel 6.8, luas lahan persawahan yang terbesar

adalah pada jenis lahan sawah yang berpengairan diusahakan dengan luas sebesar

898,7 Ha. Sedangkan luas lahan kering yang terbesar pada jenis lahan tegal atau

kebun dengan luas sebesar 2.291,8 Ha. Adapun grafik yang menunjukkan

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-16Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 17: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

perbandingan luas lahan kawasan pertanian di Kecamatan Pujon adalah seperti

pada Gambar 6.8.

Lahan Persawahan28%

Lahan Kering72%

Gambar 6.8 Grafik Persentase Lahan Kawasan Pertanian di Kecamatan Pujon

Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

6.2.3 Karakteristik Sosial Budaya

Karakteristik kependudukan merupakan gambaran mengenai kondisi

demografi suatu wilayah yang dapat diidentifikasi berdasarkan jumlah dan

struktur penduduk pada wilayah tersebut. Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan

Pujon adalah sebesar 65.501 jiwa dengan tingkat kepadatan 1.663 orang/km.

A. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kecamatan Pujon,

penduduk laki-laki sebesar 32.430 jiwa dan jumlah penduduk berjenis kelamin

penduduk perempuan sebesar 33.071 jiwa. Adapun perbandingan jumlah

penduduk Kecamatan Pujon berdasarkan jenis kelamin seperti pada Gambar 6.1

berikut ini.

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh, persentase jumlah penduduk

berdasarkan jenis kelamin di Kecamatn Pujon adalah sama rata. Rata-rata

perkembangan penduduk di Kecamatan Pujon adalah 0,1% pertahun. Jumlah

kepala keluarga di wilayah Kecamatan Pujon adalah sebesar 18.130 KK.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-17Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 18: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

B. Komposisi Penduduk Berdasarkan Usia

Komposisi penduduk berdasarkan usia merupakan jumlah penduduk di

Kecamatan Pujon yang dikelompokkan dalam interval usia tertentu. Adapun

persebaran jumlah penduduk sesuai kelompok umum seperti pada Tabel 6.9.

Tabel 6.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan UsiaKelompok Umur

(tahun)Jumlah (jiwa)

0-4 5.4745-6 2.1547-15 12.65016-22 6.94623-59 32.179>60 6.105

Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Berdasarkan data pada Tabel 6.9 komposisi penduduk berdasarkan usia

yang terbanyak adalah pada kelompok umur 23-59 tahun, yaitu sebanyak 32.179

jiwa. Sedangkan komposisi penduduk berdasarkan usia yang terkecil adalah pada

kelompok umur 5-6 tahun, yaitu 2.154 jiwa.

C. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di Kecamatan Pujon

dibedakan sesuai dengan jenjang tingkatan setiap masyarakat. Adapun komposisi

penduduk menurut tingkatan pendidikannya seperti pada Tabel 6.10.

Tabel 6.10 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat PendidikanTingkat Pendidikan Jumlah (jiwa)

Belum Sekolah 5.698Tidak Pernah Sekolah 942Tidak Tamat SD/MI 11.970Tamat SD/MI 28.140Tamat SLTP/MTS 9.284Tamat SLTA/MA 5.642Tamat Perguruan TinggiUniversitas

249

Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Berdasarkan Tabel 6.10 rata-rata tingkat pendidikan penduduk di

Kecamatan Pujon adalah tamatan SD/MI. Sedangkan untuk jenjang pendidikan

tertinggi berupa perguruan tinggi terdapat 249 jiwa penduduk. Hal ini berarti

tingkat pendidikan di Kecamatan Pujon masih tergolong rendah, karena sebagian

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-18Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 19: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

besar penduduknya merupakan tamatan SD, selain itu juga tidak sedikit jumlah

penduduk Kecamatan Pujon yang tidak pernah sekolah.

6.2.4 Karakteristik Perekonomian

Karakteristik sosial ekonomi pada suatu wilayah mempengaruhi

karakteristik penduduk di wilayah tersebut. Karakteristik wilayah Kecamatan

Pujon dengan potensi berupa hasil pertanian (sayur mayur) dan hasil peternakan

(susu sapi segar), mempengaruhi karakteristik ekonomi masyarakatnya yang

sebagian besar bermatapencaharian sebagai petani dan peternak. Adapun

komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Pujon seperti

pada Tabel 6.11.

Tabel 6.11 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencahariandi Kecamatan Pujon

Mata PencaharianJumlah (jiwa)

Pedagang 343PNS 198TNI/Polri 26Penggalian/Penambangan 4Buruh Tani 14.624Buruh Bangunan 397Jasa 60Lainnya 254

Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Sesuai dengan data pada Tabel 6.11 dapat diketahui bahwa komposisi

penduduk berdasarkan mata pencaharian di Kecamatan Pujon adalah penduduk

yang bermatapencaharian sebagai buruh tani sebesar 14.624 jiwa. Adapun grafik

yang menggambarkan mengenai komposisi penduduk berdasarkan mata

pencaharian adalah seperti pada Gambar 6.9 berikut.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-19Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 20: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peda

gang PN

S

TNI/Pol

ri

Peng

galia

n/Pe

namba

ngan

Buruh

Tan

i

Buruh

Ban

guna

nJa

sa

Lainny

a0

4000

8000

12000

16000

343 198 26 4

14624

397 60 254

Gambar 6.9 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Kecamatan Pujon

Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Selain mata pencaharian yang tersebut pada Tabel 6.11 sumber pendapatan

utama penduduk Kecamatan Pujon adalah dalam sektor pertanian dengan

komoditi unggulan berupa susu sapi segar dengan rata-rata hasil 155 ton/95.000

liter perhari.

Karakteristik sosial budaya di Kecamatan Pujon adalah penduduknya

berbudaya agamis dan tergolong tradisional. Hal ini dikarenakan penduduk di

Kecamatan Pujon memiliki kepercayaan dan memeluk agamanya masing-masing,

dimana ajaran agama yang paling mendominasi adalah Islam. Tidak ada penduduk

yang berada di kawasan Kecamatan Pujon yang tidak memiliki kepercayaan atau

atheis, itu juga menandakan bahwa seluruh penduduk itu berbudaya agamis meski

dengan agama yang berbeda. Adapun komposisi penduduk berdasarkan agama

dan kepercayaan seperti pada Tabel 6.12.

Tabel 6.12 Komposisi Penduduk Berdasarkan AgamaJenis Agama Jumlah (jiwa)

Islam 61.375Kristen Protestan 307Kristen Katolik 122Hindu 103Budha 18Konghucu 0Lainnya 0

Sumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-20Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 21: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Berdasarkan data pada Tabel 6.12, komposisi penduduk berdasarkan agama

didominasi oleh penduduk dengan agama Islam yaitu sebanyak 61.375 jiwa.

Sedangkan untuk komposisi jumlah penduduk yang terkecil adalah penduduk

dengan agama Budha yaitu sebanyak 18 jiwa. Grafik yang menggambarkan

komposisi penduduk berdasarkan agama seperti pada gambar 6.10.

Islam

Kristen

Prot

estan

Kristen

Kato

lik

Hindu

Budha

Kongh

ucu

010,00020,00030,00040,00050,00060,00070,000 61375

307 122 103 18 0

Gambar 6.10 Komposisi Penduduk Berdasarkan Agama di Kecamatan PujonSumber : Kecamatan Pujon dalam Angka, 2011

6.3 Gambaran Umum Desa Madiredo

6.3.1 Karakteristik Fisik Dasar

Gambaran umum wilayah studi merupakan suatu gambaran umum

karakteristik fisik dasar mengenai kondisi eksisting di Desa Madiredo yang

terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kondisi fisik dasar

di Desa Madiredo mencakup lima aspek yaitu kondisi geografis, kondisi

topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi dan iklim.

A. Kondisi Geografis

Desa Madiredo terletak di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Jawa

Timur. Batas Wilayah Desa Madiredo adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Hutan, Kecamatan Mojokerto

Sebelah Selatan : Desa Ngroto, Kecamatan Pujon

Sebelah Timur : Desa Wiyurejo, Kecamatan Pujon

Sebelah Barat : Desa Tawangsari, Kecamatan Pujon

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-21Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 22: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.1 Peta Administrasi Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-22Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 23: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.2 Peta Orbitasi Desa Terhadap Kecamatan

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-23Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 24: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.3 Peta Kontur Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-24Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 25: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

B. Orbitasi Desa

Orbitasi atau jarak dari Desa Madiredo ke ibu kota kecamatan ditempuh

dengan waktu 20 menit dan dapat ditempuh dengan menggunakan ojek.

Sedangkan untuk jarak dari Desa Madiredo ibu kota kabupaten dan jarak dari

Desa Madiredo ke ibu kota provinsi ditempuh dengan waktu 1,5 jam dan 4 jam

dengan menggunakan kendaraan umum.

C. Kondisi Topografi

Berdasarkan kondisi topografinya, Desa Madiredo memiliki luas wilayah

sebesar 1147,65 Ha dan berada di dataran tinggi atau pegunungan, berbukit-bukit

dan dialiri oleh aliran sungai.

D. Kondisi Hidrologi dan Klimatologi

Suhu di Desa Madiredo berkisar antara (23-25)°C, dengan suhu minimum

sebesar 23°C dan suhu maksimum sebesar 25°C. Desa Madiredo memiliki rata-

rata curah hujan sebesar 1.800mm/th.

E. Kondisi Geologi

Kondisi geologi di Desa Madiredo memiliki luas jenis tanah yang paling

banyak yaitu tanah fasilitas umum dengan luas sebesar 31.814 Ha dan jumlah

jenis tanah yang paling sedikit yaitu tanah sawah dengan luas sebesar 113 Ha.

6.3.2 Karakteristik Kependudukan

Karakteristik kependudukan meliputi kondisi kependudukan dan struktur

kependudukan yang ada di Desa Madiredo. Kondisi kependudukan

dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduk dan data kepadatan penduduk.

A. Jumlah penduduk

Desa Madiredo memiliki 5 dusun dengan jumlah total penduduk sebanyak

8.306 jiwa dan jumlah KK sebanyak 2.433 KK dengan rincian masing-

masing dusun seperti yang terlihat pada Tabel 6.13 berikut.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-25Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 26: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Tabel 6.13 Jumlah penduduk Tiap Dusun

No. DusunJumlah

PendudukJumlah

KK1 Dusun Bengkaras 3.662 8912 Dusun Sobo 803 1853 Dusun Lebo 1.262 5934 Dusun Delik 1.225 4335 Dusun Sumbermulyo 1.354 331

Jumlah Penduduk 8.306 2.433 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Dusun Bengkaras merupakan dusun dengan jumlah penduduk tertinggi

sebanyak 3.362 jiwa, sedangkan dusun Sobo menjadi dusun dengan

jumlah penduduk paling rendah sebanyak 803 jiwa. Begitu pula dengan

jumlah KK yang ada di dusun Bengkaras dengan jumlah 891 KK

merupakan yang terbanyak dibandingkan dengan dusun lain di Desa

Madiredo. Dusun Sobo menjadi dusun dengan jumlah KK terkecil yakni

sebanyak 185 KK. Adapun grafik yang menggambarkan mengenai jumlah

penduduk dan jumlah KK pada setiap dusun adalah seperti pada Gambar

6.49.

Dusun Bengkaras

Dusun Sobo Dusun Lebo Dusun Delik Dusun Sumbermulyo

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

3,000

3,500

4,000 3662

803

1262 1225 1354

891

185593 433 331

Jumlah Penduduk Jumlah KK

Gambar 6.11 Perbandingan Jumlah Penduduk dan Jumlah KK Setiap Dusun di Desa Madiredo

Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-26Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 27: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

B. Kepadatan Penduduk

Luas Desa Madiredo mencapai 1.147,5 ha dengan jumlah penduduk 8.306

jiwa. Maka untuk kepadatan penduduk di Desa Madiredo adalah seperti

pada Tabel 6.14 berikut.

Tabel 6.14 Kepadatan Penduduk

No DusunJumlah

PendudukLuas(ha

)Kepadatan Penduduk

1 Dusun Bengkaras 3.662 309.8 122 Dusun Sobo 803 63.7 133 Dusun Lebo 1.262 122.3 104 Dusun Delik 1.225 39.7 315 Dusun Sumbermulyo 1.354 612 2

Jumlah Penduduk 8.306 1.147,5 7Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Berdasarkan perhitungan kepadatan penduduk pada Tabel 6.14 dapat

diketahui bahwa kepadatan penduduk di Desa Madiredo adalah 7 jiwa/ha

dengan jumlah 8.306 jiwa dibagi dengan luas yang ada. Kepadatan

penduduk Desa Madiredo yang hanya 7 jiwa/ha tergolong sangat rendah

karena memang jumlah penduduk yang dinggal di desa tersebut masih

sedikit sedangkan wilayah yang ditempati luas.

Dusun

Ben

gkara

s

Dus

un So

bo

Dus

un L

ebo

Dus

un D

elik

Dus

un Su

mberm

ulyo

0

5

10

15

20

25

30

35

12 1310

31

2

Gambar 6.12 Perbandingan Kepadatan Penduduk Pada Setiap Dusun Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Berdasarkan Gambar 6.12 kepadatan penduduk Desa Madiredo

terbesar adalah pada Dusun Delik sebesar 45 %. Pada Dusun Bengkaras

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-27Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 28: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

kepadatan penduduknya sebesar 18%, Dusun Sobo sebesar 19% dan

Dusun Lebo sebesar 15%. Wilayah dengan persentase kepadatan

penduduk terendah adalah Dusun Sumbermulyo dengan persentase 3%.

Hal ini disebabkan karena wilayah Dusun Sumbermulyo yang sebagian

besar merupakan hutan.

C. Struktur Kependudukan

Struktur penduduk atau komposisi penduduk ditentukan berdasarkan jenis

kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, mata pencaharian, dan

agama.

1. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, komposisi penduduk Desa Madiredo adalah

seperti pada Tabel 6.15 berikut.

Tabel 6.15 Komposisi Penduduk Menurut Jenis KelaminJenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 4339 52,13 Perempuan 3967 47,76

Total 8306 100 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Dari Tabel 6.15 tersebut dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Desa

Madiredo lebih didominasi oleh laki-laki sebanyak 4.339 jiwa dengan

persentase 52,13% terhadap jumlah total penduduk. Sedangkan perempuan

sebanyak 3.967 jiwa dengan persentase 47,76% terhadap jumlah total.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-28Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 29: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Laki-laki Perempuan3700

3800

3900

4000

4100

4200

4300

4400 4339

3967

Jumlah Penduduk

Gambar 6.13 Komposisi Penduduk Menurut Jenis KelaminSumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Berdasarkan Gambar 6.13 jumlah penduduk dengan jenis kelamin laki-laki

lebih dominan dengan persentase 52,7% dibandingkan penduduk

perempuan dengan persentase 47,6%.

2. Komposisi Penduduk Menurut Umur

Berdasarkan data profil Desa Madiredo, komposisi penduduk berdasarkan

umur adalah seperti pada Tabel 6.16 berikut.

Tabel 6.16 Komposisi Penduduk Menurut UmurNo. Penduduk Menurut

Kelompok UmurJumlah (jiwa)

1 0 – 6 tahun 9922 7 – 18 tahun 15913 19 – 56 tahun 47454 >57 tahun 978

Sumber: Profil Desa Madiredo 2010

Dari Tabel 6.16 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk dengan usia antara

19 sampai 56 tahun merupakan kelompok umur tertinggi. Penduduk

dengan umur 57 tahun ke atas sebanyak 978 jiwa. Berikut merupakan

grafik komposisi penduduk menurut umur di Desa Madiredo.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-29Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 30: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

0 – 6 tahun 7 – 18 tahun 19 – 56 tahun >57 tahun0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

992

1591

4745

978

Jumlah Penduduk

Gambar 6.14 Komposisi Penduduk Menurut UmurSumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Berdasarkan Gambar 6.14 dapat dilihat sebanyak 57% dari jumlah

penduduk desa termasuk dalam kelompok umur 19-56 tahun. Dalam

gambar diatas juga terlihat dua kelompok umur penduduk terendah yakni

kelompok umur 0-6 tahun dan diatas 57 tahun masing-masing sebesar 12%

dari keseluruhan jumlah penduduk. Untuk kelompok umur 7-18 tahun

persentase terhadap jumlah penduduk sebesar 19%.

3. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Data komposisi penduduk berdasar kelompok umur ada pada Tabel 6.17

berikut.

Tabel 6.17 Komposisi Penduduk Menurut Pendidikan

No. Tingkat PendidikanJumlah (jiwa)

Persentase

1. Usia 3-6 tahun yang sedang TK 320 3,85 2. Tidak tamat SD/sederajat 309 3,72 3. Tamat SD/sederajat 904 10,88 4. Tamat SLTP/sederajat 2.971 35,76 5. Tamat SLTA/sederajat 303 3,64 6. Tamat D-1 80 0,96 7. Tamat D-2 51 0,61 8. Tamat D-3 0 0 9. Tamat S-1 90 1,0810. Tamat S-2 1 0,01

Total 8.306 100Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-30Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 31: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Jumlah penduduk dengan tamatan SLTP merupakan tamatan tertinggi

dengan jumlah penduduk sebanyak 2.971 atau 35,76% dari jumlah

penduduk keseluruhan. Adapun grafik yang menggambarkan komposisi

penduduk menurut tingkat pendidikan adalah seperti pada Gambar 6.15.

Usia 3-

6 tah

un(T

K)

Tidak

tamat

SD/ s

edera

jat

Tamat

SD/ s

edera

jat

Tamat

SLTP/

sede

rajat

Tamat

SLTA/ s

edera

jat

Tamat

D-1

Tamat

D-2

Tamat

D-3

Tamat

S-1

Tamat

S-2

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

320 309

904

2971

30380 51 0 90 1

Gambar 6.15 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Berdasarkan Gambar 6.15 dijelaskan bahwa bahwa sejumlah 10,88%

penduduk adalah lulusan SD, 35,76% lulusan SLTP, 3,64% lulusan SLTA.

Pada tingkat pendidikan diploma terdiri dari 1,57 % serta sarjana terdiri

dari 1,09%. Akan tetapi disamping itu di Desa Madiredo masih ada

penduduk yang tidak tamat SD sebanyak 3,27 % dari keseluruhan jumlah

penduduk.

4. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Data komposisi penduduk Desa Madiredo berdasarkan mata

pencahariannya seperti Tabel 6.18 berikut.

Tabel 6.18 Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No. Mata PencaharianPria

(jiwa)Wanita (jiwa)

Jumlah (jiwa)

1. Petani 2.353 2.352 4.7052. Buruh tani 1.498 1.043 2.5413. Pegawai Negeri Sipil 10 13 234. Pengrajin/Pengolahan rumah tangga 0 1 15. Pedagang 20 0 20

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-31Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 32: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

No. Mata PencaharianPria

(jiwa)Wanita (jiwa)

Jumlah (jiwa)

6. Bidan 0 4 47. Peternak 500 314 8148 TNI 2 0 29. POLRI 1 0 110. Pensiunan PNS/TNI/POLRI 13 0 1311. Pengusaha kecil/menengah 22 45 6712. Wiraswasta 83 32 11513. Karyawan perusahaan swasta 24 0 0

Total 4.339 3.967 8.306Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Dari Tabel 6.18 dapat dilihat bahwa mata pencaharian utama masyarakat

Desa Madiredo adalah petani dengan jumlah 4.705 jiwa. Selanjutnya

sebanyak 2.541 jiwa bermata pencaharian sebagai buruh tani. Untuk

peternak jumlah penduduknya sebanyak 814 jiwa. Adapun grafik yang

menggambarkan komposisi penduduk menurut mata pencaharian seperti

pada Gambar 6.16.

Petan

i

Buruh

tani

PNS

Peng

olah

rumah

tang

ga

Peda

gang

Bidan

Peter

nak

TNI

POLRI

Pens

iuna

n PNS/

TNI/POLRI

Peng

usah

a kec

il/men

enga

h

Wira

swas

ta0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000 4,705

2,541

23 1 20 4

814

2 1 13 67 115

Gambar 6.16 Komposisi Penduduk Menurut Mata PencaharianSumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Dari Gambar 6.16 telihat bahwa sejumlah 76 % penduduk bermata

pencaharian sebagai petani, 14,04 % sabagai buruh tani 11%, sebagai

peternak 6% dan 1% sebagai pedagang. Mata pencaharian penduduk Desa

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-32Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 33: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Madiredo didominasi dengan pertanian mulai dari petani sayur-sayuran,

apel, dll.

5. Komposisi Penduduk Menurut Agama

Komposisi penduduk menurut agama di Desa Madiredo adalah 100%

menganut agama islam atau dengan kata lain sebanyak 8.306 jiwa

penduduk di Desa Madiredo bergama Islam.

6. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Kesejahteraan

Penduduk Desa Madiredo memiliki tingkat kesejahteraan hidup yang

berbeda, data komposisi penduduk menurut tingkat kesejahteraan ada pada

Tabel 6.19 sebagai berikut.

Tabel 6.19 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat KesejahteraanTingkat Kesejahteraan Jumlah (KK) Persentase (%)

Keluarga Prasejahtera 926 38Keluarga Sejahtera 1 189 7,76Keluarga Sejahtera 2 112 4,6Keluarga Sejahtera 3 1.206 49,5Keluarga Sejahtera 3 Plus 0 0

Total 2.433 100Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Berdasarkan Tabel 6.19 dapat diketahui persentase jumlah penduduk

berdasarkan tingkat kesejahteraan yang terbanyak adalah keluarga

sejahtera 3 dengan persentase 49,5%. Untuk keluarga prasejahtera di Desa

Madiredo masih tinggi dengan persentase 38% dari jumlah keseluruhan

kepala keluarga. Persentase keluarga sejahtera tingkat 1 dan 2 masing-

masing 7,76% dan 4,6%. Adapun grafik yang menggambarkan komposisi

penduduk berdasarkan tingkat kesejahteraan adalah seperti pada Gambar

6.17.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-33Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 34: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Keluarga Prasejahtera

Keluarga Sejahtera 1

Keluarga Sejahtera 2

Keluarga Sejahtera 3

Keluarga Sejahtera 3

Plus

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

926

189112

1206

0

Gambar 6.17 Komposisi Penduduk Menurut Tingkat KesejahteraanSumber: Profil Desa Madiredo, 2010

1. Pertumbuhan Penduduk

Pertumbuhan penduduk merupakan perkembangan jumlah penduduk dari

tahun ke tahun, dari perkembangan penduduk tersebut dapat dilihat apakah

pertumbuhan penduduknya meningkat atau menurun.

Tabel 6.20 Jumlah Penduduk Tahun 2006-2010No. Tahun Jumlah1. 2006 75592. 2007 76813. 2008 77894. 2009 80965. 2010 82476. 2011 8306

Total 47678Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Berdasarkan Tabel 6.20 dapat dilihat bahwa pertumbuhan penduduk

selama 5 tahun terakhir mengalami peningkatan. Dari tahun 2008 jumlah

penduduknya sebanyak 8.096 jiwa hingga tahun 2011 penduduknya sudah

sebanyak 8.306 jiwa.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-34Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 35: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

2006 2007 2008 2009 2010 20117000

7200

7400

7600

7800

8000

8200

8400

75597681

7789

8096

82478306

Pertumbuhan Penduduk

Gambar 6.18 Grafik Pertumbuhan PendudukSumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Gambar 6.18 menunjukkan grafik pertumbuhan penduduk Desa Madiredo

yang mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Tahun 2006 jumlah

penduduk yang masih 7.559 jiwa naik hingga 8306 jiwa pada tahun 2011.

2. Mobilitas Penduduk

Mobilitas penduduk Desa Madiredo pada 5 tahun terakhir adalah seperti

pada Tabel 6.21 berikut.

Tabel 6.21 Mobilitas Penduduk Desa Madiredo

Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Pertumbuhan penduduk Desa Madiredo yang mengalami kenaikan dari

tahun ke tahun, salah satu yang mempengaruhi yakni mobilitas penduduk.

Mobilitas penduduk terdiri dari kelahiran, kematian, pandatang dan

pindah. Angka kelahiran yang lebih tinggi dibandingkan dengan indikator

lain menjadikan penduduk Desa Madiredo semakin bertambah tiap

tahunnya.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-35Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

IndikatorTahun

Total2007 2008

2009

2010 2011

Lahir 20 34 41 44 44 179Mati 9 17 11 22 47 103

Datang 10 11 29 30 30 88Pindah 4 5 7 15 15 44Total 43 67 88 111 136

Page 36: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

6.3.3 Karakteristik Fisik Binaan

A. Data Penggunaan Lahan

1. Penggunaan Lahan Desa

Penggunaan lahan di Desa Madiredo dibagi menjadi dua yaitu lahan

terbangun dan lahan tak terbangun. Lahan terbangun di Desa Madiredo

permukiman, perkantoran, prasarana umum lainnnya. Hal ini dapat dilihat

dari persentase permukiman 5,9%, perkantoran 0,015%, prasarana umum

lainnya 0,39%. Lahan tak terbangun di Desa Madiredo peruntukan

lahannya sebagian besar merupakan lahan perkebunan, lapangan, makam,

hutan dan sawah. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah persentase

perkebunan 15,6%, lapangan 0,16%, makam 0,36%, hutan 65,8%, dan

sawah 11,6%. Penggunaan lahan terbangun pola perkembangannya adalah

pola linier dengan mengikuti jalan sedangkan lahan tak terbangun berada

pada di sekeliling pusat dusun. Adapun luas wilayah desa menurut

penggunaanya seperti pada Tabel 6.22.

Tabel 6.22 Luas Wilayah Desa Menurut Penggunaan

No. Jenis PenggunaanLuas Lahan

(Ha)Persentase

(%)Lahan Tak Terbangun

1. Sawah 113,000 11,62. Kebun 151,500 15,63. Makam 3,500 0,364. Hutan 638,5 65,85. Lapangan 1,6 0,16

Lahan Terbangun1. Permukiman 57,5 5,92. Perkantoran 0,15 0,0153. Prasarana umum lainnya 3.85 0,39

Total 969,9 100Sumber : Profil Desa Madiredo, 2011

2. Kepemilikan Lahan

Kepemilikan lahan di Desa Madiredo baik lahan perkebunan/pertanian dan

permukiman adalah milik perorangan dan pemerintah desa. Lahan

pemerintah desa yang mengelola adalah kepala dusun. Lahan perkebunan

yang berada di dekat perbatasan dengan wilayah Kabupaten Mojokerto

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-36Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 37: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

sebagian merupakan lahan yang sebenarnya peruntukannnya adalah

sebagai hutan lindung.

3. Transek Desa

Transek Desa merupakan penggambaran bentuk samping desa, dalam

transek desa digambarkan adanya topografi desa beserta komponennya.

Transek Desa Madiredo ini digambarkan dalam transek dari arah timur ke

barat dan selatan ke utara. Transek juga menggambarkan ketinggian

dataran (kontur) Desa Madiredo, yang berfungsi sebagai penempatan

kesesuaian tata guna lahan, serta rancangan solusi dan analisis untuk

masalah drainase. Komponen yang terdapat di Desa Madiredo antara lain

sawah, pemukiman, jalan, kebun ,telaga , sungai, dan hutan.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-37Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 38: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.19

Transek Desa Madiredo Dusun Bengkaras Arah Barat-Timur Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-38Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Permukiman Perkebunan Permukiman Perkebunan Sungai Perkebunan Permukiman PerkebunanKetinggian 950 mdpl 965 mdpl 950 mdpl 900 mdpl 800 mdpl 900 mdpl 950 mdpl 955 mdplKemiringan Landai Datar Landai Curam Curam Landai LandaiJenis Tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi Bibit apel Apel Apel ApelSistem Air Tersaluri

HIPPAMSumber mata air

HIPPAM Sumber mata airSumber Mata air

HIPPAMSumber Mata air

Kepemilikan Privat Privat Privat Privat Privat Privat PrivatPotensi

Lahan terbangun

Lahan subur, sebagai resapam air

Lahan terbangun

Lahan suburPemanfaatan irigasi

lahan subur Lahan terbangunDaerah resapan air

Masalah Membuang limbah ke saluran drainase

Membuang limbah ke saluran drainase

Membuang limbah ke saluran drainase

Page 39: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perkebunan Permukiman Perkebunan Permukiman Perkebunan PerkebunanKetinggian 950 mdpl 950 mdpl 925 mdpl 900 mdpl 835 mdpl 825 mdplKemiringan Landai Datar Landai Landai Landai CuramJenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi Apel - Bibit apel - Apel Wortel,cabaiSistem Air Sumber mata air HIPPAM Sumber mata air HIPPAM Sumber mata air Sumber Mata AirKepemilikan Privat Privat Privat Privat Privat PrivatPotensi Sebagai pengembangan

agrowisataLahan terbangun Daerah resapan air Lahan terbangun Lahan subur Lahan subur

Masalah-

Limbah ternak langsung dibuang ke saluran drainase

-Limbah ternak langsung dibuang ke saluran drainase

- -

Gambar 6.20 Transek Desa Madiredo Dusun Bengkaras Arah Utara-SelatanSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-39Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 40: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perkebunan Perkebunan Permukiman Perkebunan Permukiman PerkebunanKetinggian 800 mdpl 800 mdpl 825 mdpl 825 mdpl 825 mdpl 825 mdplKemiringan Datar Curam Landai Landai Landai LandaiJenis Tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi Pisang Jagung, cabai - Pisang - ApelSistem Pengairan

Sumber Mata air

Sumber Mata Air HIPPAMSumber Mata Air

HIPPAM Sumber Mata Air

Kepemilikan Privat Privat Privat Privat Privat PrivatPotensi Penghasil

pisangLahan subur , daerah penyangga

Lahan Terbangun Lahan subur Lahan terbangun Lahan subur

Masalah- -

Pengolahan sampah belum ada, jaringan drainase kurang

-Pengolahan sampah belum ada, jaringan drainase kurang

-

Gambar 6.21 Transek Desa Madiredo Dusun Sobo Arah Utara-SelatanSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-40Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 41: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Sawah Sungai Perkebunan Permukiman HutanKetinggian

800 mdpl800 mdpl

830 mdpl 850 mdpl 850 mdpl

Kemiringan Landai Curam Datar LandaiJenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi Padi - Apel - BambuSistem Pengairan

Sumber mata air - Sumber mata air HIPPAM Sumber mata air

Kepemilikan Publik Publik Privat Privat PublikPotensi Lahan subur,

daerah resapan airIrigasi Lahan subur Lahan terbangun Kawasan lindung

Masalah- - -

Pengolahan sampah belum ada, jaringan drainase kurang

-

Gambar 6.22 Transek Desa Madiredo Dusun Sobo Arah Barat-Timur Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-41Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 42: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.23Transek

Desa Madiredo Dusun Lebo Arah Utara-Selatan Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-42Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Perkebunan Permukiman Perkebunan Sungai Perkebunan Perkebunan PermukimanKetinggian

800 mdpl 850 mdpl 825 mdpl800 mdpl

830 mdpl 830 mdpl 850 mdpl

Kemiringan Curam Landai Curam Curam Landai LandaiJenis tanahVegetasi Apel - Bambu - Cabai,jagung Pisang -Sistem Pengiran

Sumber mata air HIPPAM Sumber mata air

Jernih Sumber mata air Sumber mata air HIPPAM

Kepemilikan Privat Privat Privat Publik Privat Privat PrivatPotensi Lahan subur dan

pengembangan agrowisata

Kawasan terbangun

Resapan airTempat wisata

Lahan subur dan pengembangan agrowisata

Lahan subur dan pengembangan agrowisata

Kawasan terbangun

Masalah- - -

Kurang terawat

- - -

Page 43: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Perkebunan Permukiman Hutan Perkebunan Telaga Perkebunan Sungai

Ketinggian800 mdpl 830 mdpl

830 mdpl

825 mdpl 825 mdpl 835 mdpl 825 mdpl

Kemiringan Curam Landai Landai Curam Landai Landai Landai

Jenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol

Vegetasi Worte,pisang - Bambu Jagung - Wortel, jagung -

Sistem pengairan Sumber mata air HIPPAM

Sumber mata air

Sumber mata air

Sumber mata air -

Kepemilikan Privat Privat Privat Privat Publik Privat Publik

PotensiLahan subur dan pengembangan agrowisata

Lahan terbangun

Daerah resapan air

Lahan subur dan pengembangan agrowisata

Lahan subur dan pengembangan agrowisata -

Masalah- - - -

Kurang perawatan

- -

Gambar 6.24 Transek Desa Madiredo Dusun Lebo Arah Timur-BaratSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-43Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 44: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Ladang Sungai Hutan Permukiman Perkebunan Perkebunan Sungai Perkebunan

Ketinggian 900 mdpl 800 mdpl 900 mdpl 930 mdpl 935 mdpl 925 mdpl 800 mdpl 930mdpl

Kemiringan Curam Landai Curam Datar Datar Curam Landai Curam

Jenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol

VegetasiJagung - Bambu - Apel

Tomat, wortel, jagung

- Apel

Sistem pengairan

Sumber mata air -Sumber mata air

-Sumber mata air

Sumber mata air

- Sumber mata air

Kepemilikan Privat publik Privat Privat Privat Publik Privat

PotensiLahan subur

Pemanfaatan irigasi

Daerah resapan air

Lahan terbangun Lahan subur Lahan subur Pemanfaatan irigasi Lahan subur

MasalahRawan longsor - -

Akses masih kurang

- -Saat musim kemarau kering

-

Gambar 6.25 Transek Desa Madiredo Dusun Delik Arah Barat-TimurSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-44Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 45: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Pemakaman Permukiman Perkebunan Perkebunan Perkebunan Perkebunan HutanKetinggian 945 mdpl 950 mdpl 955 mdpl 1100 mdpl 925 mdpl 945 mdpl 1200 mdplKemiringan Landai Landai Curam Curam Curam Curam CuramJenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi - - Kubis Apel Tomat apel Bambu,cemara,dan pinusSistem pengairan

HIPPAMSumber matair

Sumber matairSumber mata air

Sumber mata air

Sumber mata air

Kepemilikan publik Privat Privat Privat Privat Privat PublikPotensi

Resapan air Lahan terbangun Lahan subur Lahan subur Lahan subur Lahan suburResapan air dan daerah penyangga

Masalah Infrastruktur kurang

Akses kurang Rawan longsor

Gambar 6.26 Transek Desa Madiredo Dusun Delik Arah Selatan-Utara Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-45Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 46: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Permukiman Perkebunan Permukiman Jalan Permukiman PerkebunanKetinggian 1100 mdpl 1100 mdpl 1100 mdpl 1100 mdpl 1100 mdpl 1100 mdplKemiringan Landai Landai Landai Landai Landai LandaiJenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi - Apel - - - ApelSistem pengairan

HIPPAMSumber mata air

HIPPAM - HIPPAM Sumber mata air

Kepemilikan Privat Privat Privat Publik Privat PrivatPotensi

Lahan terbangun Lahan suburLahan terbangun

AksesLahan terbangun

Lahan subur

MasalahJaringan drainase dan jalan kurang memadai

-

Jaringan drainase dan jalan kurang memadai

-

Jaringan drainase dan jalan kurang memadai

-

Gambar 6.27 Transek Desa Madiredo Dusun Sumbermulyo Arah Timur-BaratSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-46Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 47: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Permukiman Perkebunan Perkebunan Hutan Perkebunan Hutan dan air terjunKetinggian 1100 mdpl 1200 mdpl 1300 mdpl 1300 mdpl 1450 mdpl 1600 mdplKemiringan Landai Landai Curam Curam Curam CuramJenis tanah Latosol Latosol Latosol Latosol Latosol LatosolVegetasi

Apel Wortel, bunga kol Bambu Kentang,kolPohon pinus, semak-semak, lumut

Sistem pengairanHIPPAM Sumber mata air Sumber mata air Sumber mata air

Sumber mata air

Kepemilikan Privat Privat Privat Publik Privat Publik Potensi

Lahan terbangun

Lahan subur dan reapan air

Lahan subur dan reapan air

Lahan subur dan reapan airLahan subur dan reapan air

Lahan subur ,resapan air, parawisata

Masalah Jaringan drainase dan jalan kurang memadai

- - - - -

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-47Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 48: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.28 Transek Desa Madiredo Dusun Sumbermulyo Arah Utara-SelatanSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-48Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 49: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.4 Peta Tata Guna Lahan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-49Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 50: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

B. Lahan Terbangun

1. Kawasan Perumahan

Desa Madiredo memiliki total bangunan rumah sebanyak 1.768 bangunan

rumah yang tersebar di 5 dusun. Dusun dengan jumlah rumah terbanyak

terdapat pada dudsn bengkaras dengan jumlah 675 unit rumah. Sedangkan

dusun dengan rumah tersedikit adalah dusun sobo dengan jumlah

bangunan 128 unit rumah. Secara keseluruhan, kondisi rumah Desa

Madiredo merupakan rumah permanen dengan persentase sebesar 60,1%,

serta rumah semi dan non permanen dengan persentase 39,9 %. Dusun

bengkaras merupkan dusun yang memiliki kondisi bangunan yang paling

baik diantara dusun lainnya. Dusun bengkaras juga merupakan pusat Desa

Madiredo. Berikut adalah tabel data perumahan Desa Madiredo:

Tabel 6.23 Kondisi Perumahan di Desa MadiredoKondisi Rumah

DusunTotal

Bengkaras Sobo Lebo Delik SumberMulyoPermanen 591 63 235 134 89 1.112

Semi permanen

66 53 92 125 54390

Non permanen

18 12 118 0 18166

Total 675 128 445 259 143 1.650 Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 6.23, terlihat bahwa kondisi perumahan di Desa

Madiredo sebagian besar adalah rumah permanen meskipun masih

terdapat rumah-rumah dengan kondisi yang semi permanen bahkan non

permanen. Pola permukiman di Desa Madiredo merupakan pola memusat,

dimana rumah-rumah. Pola memusat ini tersebar pada setiap dusun di

Desa Madiredo.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-50Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 51: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.5 Peta Pola Perumahan

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-51Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 52: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.29 Foto Mapping Kondisi Perumahan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-52Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 53: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

2. Kawasan Sarana

Sarana yang terdapat di Desa Madiredo seperti sarana pendidikan,

kesehatan, pemerintahan dan pelayanan umum, keamanan, peribadatan,

RTH dan olahraga, pemakaman, perdagangan, jasa, industri dan

pergudangan. Berikut merupakan jumlah persebaran sarana di Desa

Madiredo pada setiap dusunnya.

Tabel 6.24 Jumlah Sarana Desa Madiredo

Jenis saranaDusun

JumlahBengkaras Sobo Lebo Delik Sumbermulyo

Pendidikan 3 1 2 0 3 9Kesehatan 0 0 2 0 1 3Pemerintahandan Pelayanan Umum

0 2 1 0 0 3

Keamanan 0 1 1 0 0 2Peribadatan 10 2 9 6 4 31RTH dan Olahraga

1 2 0 0 1 4

Pemakaman 0 0 1 1 0 2Perdagangan 11 4 5 9 5 26Jasa 2 1 1 2 1 7Industri dan Pergudangan

0 0 0 0 0 1

Total 27 15 21 19 14 91 Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Dari Tabel 6.24 di atas dapat diketahui jumlah sarana yang terbanyak di

Desa Madiredo adalah sarana peribadatan yaitu sebanyak 31 unit,

kemudian sarana yang terdapat di setiap dusun di Desa Madiredo, yaitu

Dusun Bengkaras memiliki jumlah sarana sebanyak 27, Dusun Sobo

sebanyak 15, Dusun Lebo sebanyak 21, Dusun Delik sebanyak 19, dan

Dusun Sumbermulyo sebanyak 14.

a. Sarana Pendidikan

Sarana pendidikan yang terdapat di Desa Madiredo terbagi atas pendidikan

formal dan non formal, yang mana untuk pendidikan formal terdiri atas

PAUD, TK, SD, SMP, SMA, dan untuk sarana pendidikan non formal

yaitu berupa pondok pesantren.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-53Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 54: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Tabel 6.25 Sarana Pendidikan Desa MadiredoSarana Pendidikan JumlahPAUD 1TK 2SD 4SMP 2SMA 0Pondok Pesantren 6

Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Dari Tabel 6.25 tersebut dapat diketahui jumlah sarana pendidikan yang

terbanyak di Desa Madiredo adalah SD dengan jumlah 4 unit. Adapun

grafik yang menggambarkan jumlah sarana pendidikan di Desa Madiredo

adalah seperti pada Gambar 6.30.

PAUD TK SD SMP SMA Pondok Pesantren

0

1

2

3

4

5

6

7

1

2

4

2

0

6

Gambar 6.30 Jumlah Sarana Pendidikan di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Pada Dusun Bengkaras memiliki sarana pendidikan sejumlah 3 unit yang

terdiri dari 1 SD dan 2 SMP. SD di Dusun Bengkaras teletak 100 meter

dari balai desa Madiredo arah ke barat, sedangkan untuk SMP, terletak 300

meter dari balai desa Madiredo. Pada Dusun Sobo, sarana pendidikan yang

ada sejumlah 1 unit yaitu sarana pendidikan SD. SD yang terdapat di

Dusun Lebo ini terletak di tengah-tengah permukiman warga sehingga

jangkauan dari SD ini dapat mencakup seluruh wilayah dusun. Pada Dusun

Lebo jumlah sarana pendidikan yang ada sebanyak 2 unit yaitu 1 SD dan 1

TK. Lahan yang digunakan untuk TK dan SD menjadi satu dengan jarak

100 meter dari permukiman warga, sehingga mudah di akses oleh warga

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-54Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 55: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Dusun Lebo. Pada Dusun Delik, tidak terdapat sarana pendidikan baek

mulai PAUD, TK, SD, SMP, dan SMA, sehingga untuk mendapatkan

fasilitas pendidikan, warga Dusun Delik memilih untuk menggunakan

fasilitas pendidikan yang ada di Dusun Lebo, hal ini di karenakan lokasi

Dusun Delik bersebelahan langsung dengan Dusun Lebo. Pada Dusun

Sumbermulyo, jumlah sarana pendidikannya 3 unit yang terdiri dari 1

PAUD, 1 TK, dan 1 SD. Lokasi antara ketiga sarana pendidikan tersebut

berada pada satu lahan yang terletak di pintu masuk dusun dengan radius

200 meter dari permukiman warga, sehingga warga dusun delik masih

dapat menjangkau sarana tersebut. Sarana pendidikan non formal yang

berada di Desa Madiredo yaitu berupa pondok pesantren yang berjumlah 6

unit.

Gambar 6.31 Sarana Pendidikan di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

b. Sarana Kesehatan

Sarana yang kesehatan yang terdapat di Desa Madiredo berupa posyandu

anak-anak dan lansia. Posyandu anak-anak dan balita yang ada di Desa

Madiredo tersebar di Dusun Lebo sebanyak 2 unit dan Dusun

Sumbermulyo sebanyak 1 unit, kemudian untuk posyandu lansia terdapat

di Dusun Sumbermulyo.

Kegiatan posyandu yang ada di Madiredo dilakukan sebulan sekali,

dengan mendatangkan tenaga medis dari puskesmas Kecamatan Pujon.

Pelaksanaan posyandu untuk setiap dusun berbeda-beda hari, namun tetap

dalam jangka waktu satu bulan sekali.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-55Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 56: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

c. Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum

Sarana pemerintahan dan pelayanan umum yang ada di Desa Madiredo

berupa kantor balai desa, kantor Dinas Pertanian, serta MCK umum.

Kantor balai desa terdapat di Dusun Bengkaras, sebagaimana dusun

tersebut merupakan pusat pemerintahan Desa Madiredo. Kantor Dinas

Pertanian dari Pemerintahan Jawa Timur terdapat di Dusun Lebo,

kemudian MCK umum yang terdapat di Desa Madiredo sejumlah 8 unit

yang tersebar di Dusun Sumbermulyo sebanyak 2 unit, di Dusun Lebo

sejumlah 3 unit, kemudian di Dusun Sobo sebanyak 2 unit, dan Dusun

Bengkaras sebanyak 1 unit.

Gambar 6.32 MCK Umum Di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

d. Sarana Keamanan

Sarana keamanan yang terdapat di Desa Madiredo adalah berupa

poskamling sejumlah 2 unit yang tesebar di Dusun Sobo sebanyak 1 unit

dan di Dusun lebo sebanyak 1 unit.

Gambar 6.33 Sarana Keamanan berupa Pos KamlingSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-56Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 57: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

e. Sarana Peribadatan

Penduduk Desa Madiredo semuanya memeluk agama Islam. Sarana

peribadatan yang ada di Desa Madiredo sejumlah 31 sarana yang terbagi

atas masjid sebanyak 8 dan musholla sebanyak 23 unit. Dusun Bengkaras

memilki jumlah sarana peribadatan sejumlah 10 unit yang terbagi atas 3

masjid dan 7 musholla. Dusun Sobo memiliki jumlah sarana peribadatan

sebanyak 2 unit yang semuanya adalah masjid. Dusun Lebo memilki

jumlah sarana peribadatan sebanyak 9 unit yang terdiri dari 1 masjid dan 8

musholla. Dusun Delik memilki jumlah sarana peribadatan sebanyak 6 unit

yang terdiri dari 1 masjid dan 5 musholla. Dusun Sumbermulyo memiliki

jumlah sarana sebanyak 4 unit yang terdiri dari 1 masjid dan 3 musholla.

Gambar 6.34 Masjid di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

f. Sarana RTH dan Olahraga

Sarana RTH dan olahraga yang terdapat di Desa Madiredo berjumlah 4

unit yang meliputi lapangan olahraga. Sarana tersebut tersebar di Dusun

Bengkaras sejumlah 1 unit, di Dusun Sobo sejumlah 2 unit dan di Dusun

Sumbermulyo sejumlah 1 unit.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-57Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 58: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.35 Lapangan di Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

g. Sarana Pemakaman

Sarana pemakaman yang terdapat di Desa Madiredo sejumlah 2 unit

dengan luas total 3,5 Ha. Pemakaman tersebut terbagi menjadi dua yaitu

untuk Dusun lebo dan Dusun Delik. Kondisi pemakaman untuk dua dusun

tersebut menjadi satu hanya terpisah jalan di tengah-tengahnya.

Gambar 6.36 Pemakaman di Desa MadiredoSumber : Hasil Survei Primer, 2012

h. Sarana Perdagangan

Sarana Perdagangan yang terdapat di Desa Madiredo terdiri atas warung

dan toko. Terdapat 26 sarana perdagangan di Desa Madiredo yang tersebar

di setiap dusun.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-58Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 59: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.37 Contoh Sarana Perdagangan berupa Warung/KiosSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Dusun Bengkaras terdapat sarana perdagangan sejumlah 11 unit yang

berupa toko dengan luas rata-rata 9 m2. Dusun Sobo terdapat sarana

perdagangan sejumlah 4 unit yang berupa toko dengan luas rata-rata 9 m2.

Dusun Lebo memiliki jumlah sarana perdagangan sejumlah 5 unit yang

berupa toko. Dusun Delik memiliki sarana perdagangan sejumlah 9 unit.

Dusun Sumbermulyo memiliki jumlah sarana sebanyak 5 unit.

i. Sarana Jasa

Sarana jasa yang ada di Desa Madiredo yaitu berupa penjahit, konter

pulsa, dan bengkel yang total keseluruhannya sejumlah 7 unit dengan

rincian 1 penjahit, 2 bengkel, dan 4 konter pulsa serta KUD penampungan

susu yang mana setiap dusun memilki KUD tersebut sehingga total

keseluruhan 5 unit.

Gambar 6.38 Sarana Jasa Bengkel di Desa MadiredoSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-59Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 60: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Adapun jumlah sarana jasa di Desa Madiredo seperti pada Tabel 6.26.

Tabel 6.26 Jumlah Sarana Jasa di Desa MadiredoJenis Sarana Jumlah

Penjahit 1Bengkel 2

Konter Pulsa 4KUD 5

Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 6.26 terlihat bahwa jenis sarana terbanyak adalah

berupa jasa KUD dan yang terkecil adalah sarana jasa penjahit. Adapun

grafik yang menggambarkan jumlah sarana jasa di Desa Madiredo adalah

seperti pada Gambar 6.39.

Penjahit Bengkel Konter Pulsa KUD0

1

2

3

4

5

6

1

2

4

5

Gambar 6.39 Jumlah Sarana Jasa di Desa MadiredoSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-60Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 61: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.6 Peta Persebaran Sarana Pendidikan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-61Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 62: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.40 Foto Mapping Persebaran Sarana Pendidikan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-62Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 63: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.7 Peta Persebaran Sarana Kesehatan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-63Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 64: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.41 Foto Mapping Persebaran Sarana Kesehatan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-64Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 65: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.8 Peta Persebaran Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-65Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 66: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.42 Foto Mapping Persebaran Sarana Pemerintahan dan Pelayanan Umum Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-66Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 67: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.9 Peta Persebaran Sarana Keamanan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-67Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 68: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.43 Foto Mapping Persebaran Sarana Keamanan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-68Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 69: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.10 Peta Persebaran Sarana Peribadatan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-69Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 70: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.44 Foto Mapping Persebaran Sarana Peribadatan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-70Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 71: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.11 Peta Persebaran Sarana RTH dan Olahraga Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-71Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 72: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.45 Foto Mapping Persebaran Sarana RTH dan Olahraga Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-72Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 73: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.12 Peta Persebaran Sarana Pemakaman Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-73Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 74: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.46 Foto Mapping Persebaran Sarana Pemakaman Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-74Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 75: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.13 Peta Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-75Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 76: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.47 Foto Mapping Persebaran Sarana Perdagangan dan Jasa Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-76Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 77: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

3. Kawasan Prasarana

Kawasan prasarana meliputi jaringan jalan dan pelengkapnya, jaringan air

bersih, jaringan drainase, jaringan sanitasi dan sampah, jaringan listrik dan

jaringan telekomunikasi.

a. Jaringan Jalan

Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana transportasi yang penting

bagi masyarakat sebagai penunjang seluruh aktivitas kegiatan serta

memperlancar mobilitas penduduk di dalam suatu wilayah. Kondisi

prasarana jaringan jalan di Desa Madiredo tidak terlalu baik, hal ini

dikarenakan masih banyak terdapat ruas jalan di Desa Madiredo yang

kondisi perkerasannya buruk dan membutuhkan perbaikan sesegera

mungkin. Selain itu kondisi jalan yang tidak terlalu baik juga ditandai

dengan masih adanya jenis perkerasan berupa makadam dan tanah di Desa

Madiredo. Perkerasan jalan di Desa Madiredo meliputi perkerasan aspal,

plester, makadam dan tanah. Namun sebagian besar memang telah

menggunakan aspal, akan tetapi tidak sedikit ruas jalan yang kondisi

perkerasan aspalnya tidak rata dan berlubang-lubang.

Hirarki jalan yang terdapat di Desa Madiredo meliputi jalan lokal

sekunder, jalan lingkungan sekunder, jalan lingkungan sekunder I dan

jalan lingkungan sekunder II.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-77Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 78: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.48 Penampang Jalan Hirarki Lingkungan SekunderSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Gambar 6.49 Penampang Jalan Hirarki Lingkungan Sekunder ISumber : Hasil Survei Primer, 2012

Moda transportasi yang digunakan masyarakat untuk kegiatan di Desa

Madiredo adalah berupa motor, mobil, truk, pick up dan sepeda. Moda

transportasi berupa motor biasanya yang paling sering digunakan dalam

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-78Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 79: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

aktivitas kegiatan baik internal maupaun eksternal. Hal ini dikarenakan

dengan menggunakan moda transportasi motor, lebih mudah dan

mempercepat pergerakan di dalam Desa Madiredo. Kemudian jenis

transportasi yang lainnya adalah mobil. Penggunaan moda mobil ini

biasanya untuk pergerakan eksternal untuk proses pendistribusian hasil

sektor pertanian, peternakan maupun industri dari dalam desa sampai

menuju luar kota dan pulau. Untuk moda transportasi berupa truk dan pick

up biasanya digunakan untuk pendistribusian hasil sektor pertanian yang

jumlahnya banyak dan menuju keluar desa. Sedangkan untuk moda

transportasi berupa sepeda biasanya digunakan di dalam Desa untuk

kepentingan pergerakan sehari-hari masyarakat.

Gambar 6.50 Kondisi Perkerasan Jalan Desa MadiredoSumber : Hasil Survei Primer, 2012

Fasilitas pelengkap jalan yang ada di Desa Madiredo hanya berupa lampu

jalan yang jumlahnya terbatas dan juga tidak berada sepanjang jalan.

Berikut merupakan gambar dari fasilitas pelengkap jalan berupa lampu

jalan.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-79Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 80: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.51 Lampu Jalan Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

b. Jaringan Air Bersih

Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu

baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam

melakukan aktivitas mereka sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi.

Untuk konsumsi air minum menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air

minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak

mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat diminum

oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri

(misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat

dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, banyak zat berbahaya, terutama

logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Sistem pelayanan air bersih

yang digunakan oleh Desa Madiredo tidak menggunakan PDAM ataupun

sumur, melainkan HIPPAM (Himpunan Masyarakat Pengguna Air Minum).

HIPPAM adalah suatu sistem pelayanan air bersih yang digunakan oleh

semua masyarakat Desa Madiredo dimana air bersih yang digunakan berasal

dari sumber mata air yang berbeda-beda di setiap dusunnya. Berikut adalah

tabel sumber air tiap dusun di Desa Madiredo:

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-80Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 81: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Tabel Jenis Sumber Air Desa Madiredo

No. Nama DusunJenis Air yang

DigunakanNama Sumber Air

Sistem yang

Digunakan

1. Bengkaras Air Permukaan Wot Suren Meterisasi

2. Sobo Air Bawah Tanah Umbul Meterisasi

3. Lebo Air Bawah Tanah Tlogo Semedi Meterisasi

4. Delik Air Bawah Tanah Tlogo Semedi Sebagian meterisasi

5. Sumbermulyo Air Bawah Tanah Sumber Mbah Man Belum meterisasi

Sumber: Hasil Survey Primer, 2012

Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa hanya Dusun

Bengkaras yang menggunakan jenis air permukaan, sedangkan dusun yang

lainnya menggunakan air bawah tanah. Namun demikian, perbedaan tersebut tidak

berpengaruh pada kualitas air yang sampai pada masyarakat. Untuk sistem yang

digunakan, sebanyak tiga dusun yaitu Dusun Bengkaras, Dusun Sobo, dan Dusun

Lebo semuanya sudah menggunakan sistem meterisasi. Sedangkan untuk Dusun

Delik hanya sebagian saja yang menggunakan sistem meterisasi. Untuk Dusun

Sumbermulyo tidak menggunakan sistem meterisasi. Sistem meterisasi uni

berpengaruh pada kualitas pelayanan air bersih yang diberikan oleh HIPPAM.

Sistem meterisasi adalah sistem dimana penggunaan air setiap meternya dihitung

menggunakan alat yang sudah terpasang pada masing-masing rumah. Untuk

wilayah yang sudah menggunakan sistem meterisasi, pipa distribusinya sudah

tertanam di dalam tanah sehingga sudah jarang bahkan tidak pernah dijumpai

kebocoran pipa dan kehilangan air. Sedangkan untuk wilayah yang belum

menggunakan sistem meterisasi, pipa distribusinya masih berada di atas

permukaan tanah. Akibatnya, masyarakat sering mengalami kehilangan air dengan

menurunnya debit air dan terkadang air keruh.

Debit air rata-rata di Desa Madiredo adalah sebesar 6,35 liter/detik untuk

kapasitas produksi, dan sebesar 0,07 liter/detik untuk pemanfaatan di setiap

rumah. Biaya abonemen setiap bulan yang ditanggung oleh masyarakat sangatlah

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-81Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 82: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

terjangkau. Untuk sistem meterisasi, biayanya sedikit lebih mahal yakni Rp

7.000,- setiap bulan. Pemakaian maksimal pun yang biasanya dimiliki oleh

industri-industri di sana hanyalah berkisar hingga Rp 15.000,- setiap bulan.

Dusun-dusun yang belum menggunakan sistem meterisasi menanggung biaya

abonemen yang lebih murah yakni berkisar antara Rp 2.000,- hingga Rp 6.000,-

setiap bulannya, namun mereka memiliki resiko kebocoran pipa dan kehilangan

air yang cukup besar.

Gambar 6.52 Pipa Aliran HIPAM (belum meterisasi)Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Berikut ini adalah sistem pendistribusian air bersih oleh HIPPAM

Sistem meterisasi Belum sistem meterisasi

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-82Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Sumber Air

Badan Penangkap Air

Pipa Distribusi

Konsumen

Page 83: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

c. Jaringan Drainase

Kondisi saluran drainase di Desa Madiredo cukup memprihatinkan, karena

sebagian besar saluran drainase didesain terdapat penyumbatan karena

sampah ataupun kotoran hewan ternak. Selain itu tidak semua ruas jalan di

Desa Madiredo memiliki saluran drainase, hal ini menyebabkan air

limpasan hujan akan menggenang di jalan ketika hujan. Kondisi ini sangat

berbahaya bagi pengendara jalan karena jalan akan menjadi licin dan dapat

menyebabkan jalan akan menjadi rusak.

Jaringan Drainase di Desa Madiredo memiliki hirarki collector, conveyor

dan maindrain. Drainase dengan hirarki collector terdapat di depan rumah

warga, yang berfungsi sebagai saluran pembuangan dan limpasan hujan.

Jaringan drainase dengan hirarki collector di Desa Madiredo berbentuk

persegi dan setengah lingkaran. Jaringan drainase collector ini

menyambung dengan drainase dengan hirarki conveyor yang mengikuti

ruas jalan pemukiman dan jalan utama menuju maindrain. Adapun data

drainase yang terdapat di Desa madiredo adalah seperti pada Tabel 6.27

berikut.

Tabel 6.27 Bentuk Jaringan Drainase di Desa MadiredoLokasi

(Dusun)Keterangan

Hirarki Jaringan DrainaseCollector Conveyor Maindrain

Lebo Bentuk Persegi Setengah lingkaran dan persegi

Setengah lingkaran

Perkerasan Semen Semen dan tanah Tanah dan kerikilSumbermulyo Bentuk lingkarandanpersegi Persegi Setengah lingkaran

Perkerasan Semen danbatu Semen dan tanah TanahSobo Bentuk Setengah lingkaran

dan persegiPersegi dan setengah lingkaran

-

Perkerasan Semen dan tanah liat

Tanah -

Ndelik Bentuk Setengah lingkaran dan persegi

Persegidan trapesium

-

Perkerasan Semen danbatu Semen dan batu -

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-83Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 84: Laporan Hasil Survey

(a) (b)

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Bengkaras Bentuk Setengah lingkaran, trapesium dan persegi

Setengah lingkaran dan persegi

-

Perkerasan Semen Semen -Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Jaringan drainase conveyor di desa Madiredo mempunyai bentuk persegi,

trapesium dan setengah lingkaran yang digunakan sebagai pembuangan,

tadah hujan dan juga sebagai saluran irigasi. Saluran drainase dengan

hirarki maindrain di desa Madiredo berbentuk setengah lingkaran dan

trapesium yang hanya terdapat pada dusun Lebo. Jaringan drainase di Desa

Madiredo merupakan saluran terbuka dengan perkerasan sebagian besar

berupa semen, tetapi masih pula terdapat perkerasan setengah batu dan

semen serta perkerasan non permanen berupa tanah. Untuk kondisi

sebagian besar adanya penyumbatan akibat kotoran hewan ternak. Berikut

merupakan contoh kondisi drainase di Desa Madiredo.

Gambar 6.53 Kondisi Drainase (a) Lebar 25 cm dan tinggi 20 cm (b) Lebar 25 cmdan tinggi 25 cm

Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-84Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 85: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.54 Penampang Drainase Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

d. Jaringan Sanitasi dan Sampah

Sanitasi merupakan sistem yang sangat berkaitan erat dengan lingkungan

dan kesehatan masyarakat setempat. Sistem sanitasi merupakan cara atau

metode yang di gunakan oleh masyarakat untuk membuang limbah rumah

tangga. Seluruh rumah warga yang ada di Desa Madiredo telah memiliki

MCK pribadi dan seluruhnya telah dilengkapi dengan septic tank pribadi

sehingga tidak ada rumah warga yang membuang limbah langsung ke

sungai. Setiap dusun di Desa Madiredo sudah tersedia MCK Umum yang

telah dilengkapi dengan septic tank. Jumlah seluruh MCK Umum yang

terdapat di Desa Madiredo sebanyak 6 buah yang terbagi 2 buah MCK

Umum di Dusun Sumbermulyo, 2 buah MCK Umum di Dusun Lebo, 1

buah MCK Umum di Dusun Sobo, dan 1 buah MCK Umum di Dusun

Sobo. Untuk di Dusun Delik tidak terdapat MCK Umum.

Sampah merupakan sesuatu yang tidak pernah lepas dari kegiatan

manusia. Setiap hari manusia menghasilkan sampah sehingga diperlukan

suatu sistem pengelolaan sampah. Sistem pengelolaan sampah yang ada di

Desa Madiredo masih dilakukan secara individu yang dikelola oleh

masing-masing rumah tangga. Rumah-rumah di Desa Madiredo belum

dilengkapi dengan tempat sampah sehingga sistem pengelolaan sampah di

Desa Madiredo masih menggunakan sistem pembakaran secara langsung

dan tidak melalui pemisahan antara sampah organik dan anorganik. Setiap

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-85Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 86: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

rumah tangga biasanya membuat lubang di belakang rumah yang

kemudian sampah-sampah dikumpulkan untuk dibakar. Atau ada juga

rumah-rumah yang mengumpulkan sampah di depan rumahnya dan

kemudian dibakar. Desa Madiredo tidak memeiliki TPS dan tidak ada

penanganan sampah oleh petugas kebersihan. Hal ini tentu akan sangat

mengganggu masyarakat karena asap yang ditimbulkan dari pembakaran

sampah selain menjadi polusi udara juga dapat mengganggu pernafasan.

e. Jaringan Listrik

Kebutuhan akan tenaga listrik di Desa Madiredo berasal dari Perusahaan

Listrik Negara (PLN) sebanyak 80% dan sisanya sebanyak 20%

menumpang dengan rumah yang sudah teraliri listrik dari PLN. Hal itu

dikarenakan kondisi keuangan dari warganya yang tidak mampu

membayar biaya awal pemasangan listrik. Rata-rata tiap rumah yang sudah

teraliri listrik itu mendapatkan daya 450 VA. Selain itu, pada setiap jalan

terdapat tiang listrik dengan jarak antar tiang satu dengan tiang lainnya

sebesar 50 meter. Pemanfaatan jaringan listrik selain sebagai penerangan,

jaringan listrik juga berperan dalam proses memperoleh informasi secara

tidak langsung, misalnya memperoleh informasi melalui televisi.

Gambar 6.55 Jaringan Listrik Sumber: Hasil Survei primer 2012

f. Jaringan Telekomunikasi

Sistem telekomunikasi yang berkembang dengan baik dan banyak

digunakan oleh masyarakat di Desa Madiredo Kecamatan Pujon

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-86Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 87: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Kabupaten Malang adalah melalui penggunaan telepon seluler sebanyak

90% dan sisanya 10% menggunakan telepon kabel dari perusahaan

telekomunikasi.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-87Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 88: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.14 Peta Hirarki Jalan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-88Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 89: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.56 Foto Mapping Hirarki Jalan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-89Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 90: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.15 Peta Perkerasan Jalan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-90Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 91: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.57 Foto Mapping Perkerasan Jalan Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-91Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 92: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.16 Peta Jaringan Air Bersih Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-92Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 93: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.58 Foto Mapping Jaringan Air Bersih Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-93Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 94: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.17 Peta Jaringan Drainase Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-94Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 95: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.59 Foto Mapping Jaringan Drainase Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-95Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 96: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.18 Peta Persebaran Prasarana Sanitasi Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-96Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 97: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.60 Foto Mapping Prasarana Sanitasi Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-97Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 98: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.19 Peta Jaringan Listrik Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-98Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 99: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.61 Foto Mapping Jaringan Listrik Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-99Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 100: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

C. Lahan Tak Terbangun

Lahan tak terbangun adalah lahan yang tidak berbentuk sebagai suatu

bangunan. Lahan tak terbangun di Desa Madiredo peruntukan lahannya

sebagian besar merupakan lahan perkebunan, lapangan, makam, hutan dan

sawah. Hal ini dapat dilihat dengan jumlah persentase perkebunan 15,6%,

lapangan 0,16%, pemakaman 0,36%, hutan 65,8 dan sawah 11,6%.

Penggunaan lahan terbangun pola perkembangannya adalah pola linier

dengan mengikuti jalan sedangkan lahan tak terbangun berada disekeliling

pusat dusun.

Tabel 6.28 Luas Lahan Tak Terbangun di Desa Madiredo

NoJenis

PenggunaanLuas (Ha)

Persentase (%)

1 Sawah 113,000 11,62 Kebun 151,500 15,63 Makam 3,500 0,364 Hutan 638,5 65,85 Lapangan 1,6 0,16

Total 908,100 Sumber: Profil Desa Madiredo, 2010

Lahan tak terbangun yang ada di Desa Madiredo adalah sebagai berikut:

1. Sawah

Sawah merupakan sektor pertanian yang ada di Desa Madiredo. Sawah

adalah lahan usaha tani yang secara fisik permukaan tanahnya rata.

Biasanya sawah di Desa ini ditanami jagung dan wortel sebagai komoditas

utama.

2. Kebun

Kebun merupakan sektor pertanian utama yang ada di desa Madiredo.

Kebun adalah sebidang tanah yang ditanami pohon musiman (buah-

buahan). Desa Madiredo sendiri mengandalkan Kebun apel sebagai

komoditas utama.

3. Pemakaman

Pemakaman juga merupakan lahan tak terbangun di Desa Madiredo yang

tersebar di Dusun Bengkaras, Dusun Lebo, dan Dusun Delik.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-100Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 101: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

4. Hutan

Kawasan Hutan di Desa Madiredo sangat luas, yaitu sekitar 638,5 Ha.

Kawasan Hutan ini termasuk salah satu hutan lindung yang sebagian

kawasannya sudah dialih fungsikan sebagai perkebunan kopi.

6.3.4 Karakteristik Sosial Budaya

A. Sejarah Desa

Desa Madiredo merupakan desa pegunungan yang berada pada ketinggian

1.100 meter dari permukaan laut. Pada awalnya sekitar tahun 1980an,

penduduk madiredo masih berjumlah 2500 orang, namu seiring

berkembangnya waktu, penduduk Madiredo sudah berjumlah 8546 orang

pada tahun 2012. Pada bagian utara desa madiredo terdapat daerah

kawasan hutan lindung yang ditanami tanaman dahn pohon yang

mempunyai nilai ekonomis ekonomis seperti duriah dukuh kelapa,

jengkol, alpokat dan lain-lain. Daerah ini masih terjaga dengan baik, warga

desa tetap menjaga hutan lindung ini dan memanfaatkannya dengan arif

dan bijak. Pada saat–saat tertentu banyak ibu-ibu yang mengambil ranting-

ranting kayu untuk dijadikan sebagai bahan bakar untuk memasak. Dengan

jumlah umat islam sebanyak 100 persen dan terdapat beberapa Pondok

Pesantren, suasana islami sangat terasa di Desa Madiredo. Pada saat waktu

sholat, banyak warga desa yang pergi ke masjid dan musholla. Berikut ini

adalah data karakteristik Desa Madiredo dimulai pada tahun 1980.

Tabel 6.29 Bagan KecenderunganNo Aspek 1970-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010 2010-2012

1 Fisik Jumlah Rumah Sedikit Meningkat Banyak Banyak Semakin banyakKondisi Rumah Bambu

GedekBambu Gedek 80% tembok 90% tembok 95% tembok

Jalan Tanah Tanah Makadam Aspal Aspal/ HotmixDrainase Belum ada Belum ada Sebagian kecil Sudah ada 60% Sudah ada 80%Air Bersih Air sungai Air sungai Pipanisasi

30%Pipanisasi 60% Pipanisasi 90%

Sanitasi Sampah Membuang disungai

30% menggunakan

kakus

50% menggunakan

septic tank

80% menggunakan

septic tank sudah dibangun

MCK

95% menggunakan septic tank dan perdusun sudah dibangun MCK

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-101Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 102: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

No Aspek 1970-1980 1980-1990 1990-2000 2000-2010 2010-2012Lisrik Minyak

tanahSebagian

menggunakan kincir air

PLN PLN PLN

Telekomunikasi Belum ada Belum ada Sudah masuk Wartel/hp Hp/warnetJumlah Sarana Mushola,

SD, Pondok

Pesantren, Masjid, warung,

Pos keamanan

Bangunan mulai

berkembang dan mulai ada

pos penampungan

susu

SD, SMP, Aliah

Polindes/ poskesdes, toko, pos

penampungan

Semakin bertambah

Semakin bertambah

Agama 100% Islam

100% Islam 100% Islam 100% Islam 100% Islam

2 Sosial Jumlah Penduduk

2500 jiwa 3400 jiwa 5500 jiwa 7200 jiwa 8546 jiwa

3 KelembagaanJenis Lembaga PKK,

LPMDPKK, LPMD HIPAM,

PKK, LPMD, POSYANDU

GAPOKTAN, HIPPAM, PKK,

LPMD, BPD, Posyandu

GAPOKTAN, HIPPAM, PKK,

LPMD, BPD, Posyandu

4 EkonomiJenis Mata Pencaharian

Jualan kayu bakar

Petani sayur, PNS, Petani

Jeruk, Peternak Sapi

Perah

Petani sayur, petani apel,

peternak sapi masalah

Semakin berkembang

untuk pertanian sayur & petani

apel

Semakin berkembang untuk pertanian sayur &

petani apel

Hasil Produksi Masih rendah

Ada peningkatan

Meningkat Meningkat Meningkat

Sumber : Hasil PRA, 2012

Berdasarkan Tabel 6.29 dapat diketahui bahwa terdapat beberapa karakter

yang dimiliki oleh Desa Madiredo diantaranya adalah karakteristik fisik,

karakteristik sosial, karakteristik kelembagaan, dan karakteristik ekonomi.

Dalam hal aspek fisik, karakteristik-karakteristiknya meliputi jumlah

rumah yang selalu mengalami penambahan kuantitas dari tahun ke tahun.

Dari hasil survei yang dilakukan, didapatkan data sekitar 300 rumah pada

tahun 1970 hingga tahun 1980an dan hal tersebut masih tergolong sedikit.

Kemudian mengalami peningkatan pada tahun 1990an sekitar 500rumah.

Di tahun 2010 kuantitas mengalami peningkatan yang semakin banyak

menjadi sekitar 1.000 rumah. Hingga saat ini di tahun 2012 kuantitas

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-102Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 103: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

rumah yang berada di Desa Madiredo menjadi semakin banyak menjadi

sekitar 1.600 rumah.

Kemudian dilihat dari kondisi rumahnya pada tahun 1970an mayoritas

rumahnya masih terbuat dari bambu gedek yang tergolong ke dalam jenis

rumah non permanen, hingga tahun 1990an kondisi rumah di Desa

Madiredo juga masih bambu gedek. Akhirnya pada tahun 2000an, kondisi

rumah sudah mengalami perbaikan yakni 80% sudah memakai tembok

yang dapat digolongkan pada rumah permanen dan semi permanen. Pada

tahun 2010an rumah tembok sudah mencapai 90%, hingga tahun 2012 saat

ini kauntitas rumah tembok sudah mencapai 95%. Walaupun demikian,

masih terdapat beberapa rumah dengan kondisi non permanen yang

tersebar di tiap-tiap dusun.

Kondisi jalan yang medukung aksesibilitas Desa Madiredo sudah

mengalami banyak perubahan dari tahun ke tahunnya. Kondisi perkerasan

jalan pada tahun 1980an masih berupa tanah hingga tahun 1900an.

Mengalami peningkatan kualitas perkerasan jalan pada tahun 2000an

walaupun masih menggunakan perkerasan makadam. Kemudian pada

tahun 2010, pemerintah sudah mulai mengadakan pembangunan jalan

dengan perkerasan aspal hingga saat ini perkerasan terbaik yang berada di

Desa Madiredo adalah aspal.

Untuk sistem drainase yang berada di Desa Madiredo baru terdapat saluran

pada tahun 2000an dan itu pun masih sangat minim. Pada tahun 1970

hingga tahun 1990 belum ada sama sekali saluran drainase. Sekitar tahun

2010, sudah ada saluran drainase sekitar 60%. Hingga saat ini saluran

drainase yang terdapat di Desa Madiredo sudah mencapai 80%. Sehingga

untuk beberapa wilayah yang belum ada saluran drainasenya ketika hujan

turun, air limpasannya masih mengalir di tepi-tepi jalan.

Pelayanan air bersih di Desa Madiredo pada tahun 1970 hingga tahun

1990 hanya menggunakan air sungai untuk melayani kebutuhan sehari-hari

mereka. Pipanisasi baru ada sekitar tahun 2000an walaupun hanya 30%

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-103Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 104: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

dan meningkat menjadi 60% pada tahun 2010. Saat ini sudah mencapai

80% dengan menggunakan jasa HIPAM yang biaya abonemennya relatif

murah.

Sampai saat ini Desa Madiredo mayoritas masyarakatnya masih belum

punya tempat sampah pribadi. Mereka hanya membuang sampah mereka

di sungai dan sebagian membakarnya di TPS desa tetangga. Sekitar tahun

1990an sudah terdapat kakus mencapai 30% dan pada tahun 2000an sudah

menggunakan septic tank mencapai 50%, mengalami penignkatan

mencapai 80% dan sudah mulai ada pembangunan MCK umum. Sampai

saat ini sudah mencapai sekitar kurang lebih 95% sudah menggunakan

septic tank dan setiap dusun sudah terdapat MCK umum.

Pada tahun 1970an belum ada jaringan listrik yang mengaliri Desa

Madiredo. Masyarakatnya masih menggunakan lampu teplok dengan

bahan bakar minyak tanah. Kemudian pada tahun 1990an sudah ada

sebagian dusun yang teraliri listrik akan tetapi dengan menggunakan

tenaga kincir air. Jaringan listrik PLN baru masuk Desa Madiredo pada

tahun 2000an. Hingga saat ini, semua wilayah di Desa Madiredo sudah

teraliri jaringan listrik PLN.

Untuk jaringan telekomunikasi, mulai masuk di Desa Madiredo sejak

tahun 1990/2000an dengan adanya beberapa wartel di beberapa dusun saja.

Mulai tahun 2000/2010, tingkat jaringan komunikasinya sudah mulai

meningkat. Masyarakatnya sudah mulai banyak yang menggunakan

telepon genggam. Dan saat ini masyrakat Madiredo sudah banyak yang

dapat menggunakan internet dengan menggunakan modem atau wifi.

Mengenai jumlah sarana yang terdapat di Desa Madiredo, setiap tahunnya

selalu mengalami perkembangan yang cukup baik. Sejak tahun 1970 sudah

terdapat sarana berupa mushola, sekolah dasar, pondok pesantren, masjid,

warung, dan pos keamanan. Selanjutnya sarana-sarana tersebut mengalami

perkembangan pada tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, sarana-sarana

tersebut terus mengalami pertambahan dan perbaikan kualitas.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-104Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 105: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Dalam hal keagamaan, dari jaman dulu semua warga Desa Madiredo

memeluk agama Islam hingga saat ini.

Aspek sosial yang dibahas dalam bagan kecenderungan ini adalah

dinamika penduduk Desa Madiredo yaitu pertumbuhan penduduk. Jumlah

penduduk pada tahun 1970 sampai dengan tahun 1980 sekitar 2.500 jiwa,

kemudian pada tahun 1980 sampai dengan tahun 1990 jumlah penduduk

Desa Madiredo meningkat 900 jiwa menjadi 3.400 jiwa. Tahun 1990

samapi tahun 200 jumlah penduduk yang ada di Desa Madiredo naik

mencapai 5.500 jiwa, angka pertambahan penduduk ini terus meningkat

pada kurun waktu tahun 2000 sampai dengan 2010 dan kurun waktu tahun

2010 sampai dengan 2012 yaitu masing-masing naik hingga mencapai

jumlah 7.200 jiwa dan 8.546 jiwa.

Desa Madiredo memiliki beberapa jenis lembaga non formal yaitu LPMD,

BPD, PKK, HIPPAM, Gapoktan, Posyandu. Kelembagaan di Desa

Madiredo terbentuk sekitar tahun 1970 sampai dengan tahun 1980 dengan

jenis kelembagaan yaitu LPMD dan PKK, dan kedua kelembagaan

tersebut memulai menitih kinerja hingga tahun 1990, kemudian pada tahun

1990 samapi dengan tahun 2000 mulai bermunculan kelembagaan-

kelembagaan baru yaitu HIPPAM, PKK dan posyandu. Pada kurun 10

tahun terakhir yaitu kurun waktu 2000 hingga 2010 ondisi kelembagaan di

Desa Madiredo tidak mengalami penambahan jenis hingga tahun 2012.

Pembahasan aspek ekonomi yang ada di Desa Madiredo dilihat dari jenis

mata pencaharian dan hasil produksi. Jenis mata pencaharian yang

berkembang di Desa Madiredo. Tahun 1970 sampai dengan tahun 1980

mayoritas jenis mata pencaharian yang dijalani oleh masyarakat adalah

berjualan kayu bakar, kemudian pada kurun waktu tahun 1980 sampai

tahun 1990 terdapat masalah pada sector pertanian sayur, apel dan

peternak sapi mengalami masalah yaitu menurunnya hasil produksi dari

sektor-sektor tersebut, kemudian pada kurun waktu tahun 1990 sampai

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-105Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 106: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

tahun 2000 dan hingga kurun sampai tahun 2012 sektor pertanian sayur,

apel dan peternak susu mengalami kemajuan.

B. Adat Istiadat

Masyarakat Desa Madiredo tidak memiliki suatu adat istiadat dan

kebudayaan yang begitu kental atau khusus. Kebudayaan yang sering

dilakukan adalah berupa kegiatan tahlilan yang biasanya dilaksanakan

pada setiap hari kamis malam dan dihadiri oleh bapak-bapak di Desa

Madiredo. Kemudian kegiatan keagamaan lainnya yang sering dilakukan

di Desa Madiredo adalah istighosah dan dibaan. Kegiatan itu biasanya

dilakukan pada setiap dusun dengan jadwal yang tidak rutin seperti

kegiatan tahlilan tersebut. Selain itu juga terdapat kegiatan pengajian, baik

itu pengajian yang dilaksanakan untuk ibu-ibu maupun pengajian yang

dikhususkan untuk remaja-remaja di Desa Madiredo.

Sedangkan untuk perilaku atau kebiasaan masyarakat dalam hal sosial

adalah ketika tetangga sekitar mengadakan suatu acara, warga tetangga

lainnya ikut bergotong royong untuk membantu pelaksanaan acara

tersebut. Selain membantu dalam hal tenaga, warga tetangga lainnya juga

membantu menyumbang kebutuhan untuk acara tersebut sehingga acara

dapat berlangsung dengan lancar.

C. Diagram Aktivitas

Diagram aktivitas merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengetahui

pola hidup dari keluarga di Desa Madiredo dengan mata pencaharian yang

beragam. Berdasarkan data diagram aktivitas ini dapat diperoleh data

berupa kegiatan sehari-hari dari suatu keluarga. Selain itu juga dapat

mengetahui tentang proporsi kegiatan antara masing-masing anggota

keluarga yaitu ayah, ibu dan anak. Berikut merupakan diagram aktivitas

dari beberapa keluarga sebagai sampel dari beberapa mata pencaharian

yang berbeda.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-106Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 107: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

1. Keluarga Pedagang

Keluarga pedagang ini terdiri dari ayah sebagai pedagang, ibu sebagai

pedagang, dan anak sebagai pelajar. Keluarga yang kami jadikan sebagai

sampel ini merupakan pedagang dari hasil olahan apel dan wortel.

Pedagang ini juga merupakan pedagang pusat dari pengolahan apel dan

wortel. Mereka mendapatkan pasokan bahan baku apel dan wortel dari

petani. Pekerjaan yang mereka jalani ini dapat dinilai cukup baik dan

berkembang karena mereka telah memperkerjakan sekitar kurang lebih 15

orang untuk mendukung proses produksi mereka. Produk yang dapat

dihasilkan dari olahan apel dan wortel ini antara lain carang mas apel,

jenang wortel, permen apel, dan lain sebagainya. Makanan-makanan hasil

produksi ini selanjutnya dijual di daerah lokal, Kota Batu, Surabaya,

Kalimantan, dan berbagai daerah yang lain sesuai dengan pesanan yang

ada. Adapun diagram aktivitas dari keluarga pedagang yang menjadi

sampel seperti pada Gambar 6.62.

Gambar 6.62 Diagram Aktivitas Keluarga PedagangSumber : Hasil Survei Primer 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-107Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 108: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Keterangan :

a. Ayah

Ayah merupakan pemimpin dari usaha perdagangan hasil olahan apel

dan wortel. Setiap pagi ayah bangun jam 3.30, kemudian sholat subuh

berjamaah di mushola yang terdekat dengan rumahnya. Setelah bersiap

diri dan sarapan, sekitar pukul 06.30 ayah mengantarkan anak ke

sekolah. Kegiatan produksi dimulai pukul 07.00. Ayah ikut

berkecimpung dalam proses pengolahan apel dan wortel pada bagian

pengangkutan bahan baku, pengelupasan, hingga penggorengan apel

dan wortel. Pada pukul 10.00 ayah makan siang bersama dengan para

pekerja disitu. Lalu pekerjaan dilanjutkan hingga pukul 13.00. Setelah

itu, ayah sholat dhuhur dan pergi ke sawah karena ayah juga bekrja

sampingan sebagai petani apel, hal itu dilakukan hingga pukul 15.00.

Setelah itu, ayah pulang ke rumah. Setelah berbenah diri, mandi dan

istirahat sejenak, ayah pergi sholat magrib di mushola terdekat. Setelah

itu, ayah mengikuti acara pengajian rutin bapak-bapak. Sekitar pukul

19.30 ayah maka malam bersama keluarga. Jika kebetulan ada acara

rapat dengan warga desa, ayah akan tidur lebih malam sekitar pukul

22.00 sampai 23.00.

b. Ibu

Ibu dalam keluarga ini juga merupakan pedagang hasil pengolahan apel

dan wortel. Ibu bangun jam 3.30, kemudian sholat subuh berjamaah di

mushola yang terdekat dengan rumahnya. Pukul 05.00 ibu

membangunkan anak untuk sholat subuh dan bersiap ke sekolah.

Hingga pukul 06.30 ibu mempersiapkan sarapan untuk anak dan

suaminya. Setelah itu ibu mempersiapkan membersihkan tempat

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-108Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 109: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

bekerja untuk pengolahan apel dan wortel. Pukul 07.00 ibu bekerja

dengan ayah. Ibu melakukan pengolahan apel dan wortel hingga pada

tahap pengemasan dengan para pekerja wanita hingga pukul 10.00,

setelah itu mereka makan siang bersama. Pekerjaan dilanjutkan hingga

pukul 13.00. Begitu selesai bekerja, ibu kembali ke rumah dan

mempersiapkan makan siang untuk anak, kemudian sholat dhuhur.

Sekitar pukul 14.00 ibu tidur siang hingga pukul 15.00 atau hingga ayah

datang. Pada pukul 16.00 setelah sholat ashar, ibu mengantarkan anak

mengaji kemudian kembali ke rumah. Setelah sholat magrib ibu

mempersiapka makan malam, lalu makan malam bersama keluarga. Ibu

tidur sekitar pukul 21.00.

c. Anak

Anak bangun pukul 05.00 untuk sholat subuh dan bersiap untuk

berangkat sekolah. Pukul 06.30 anak berangkat ke sekolah dan pulang

pukul 12.00. Sesampainya di rumah, anak sholat dhuhur dan bermain

dengan teman-temannya. Sekitar pukul 13.00 hingga 13.30 anak

pulang, makan, kemudian tidur siang. Pukul 15.30 anak bangun, lalu

pukul 16.00 anak berangkat mengaji hingga magrib dan sholat

berjamaah bersama teman-temannya, kemudian pulang ke rumah. Pukul

18.30 hingga 19.30 anak belajar dan mengerjakan tugas-tugas dari

sekolah. Pukul 19.30 anak makan malam bersama keluarga, setelah itu

menonton acara televisi hingga pukul 21.00, lalu tidur.

2. Keluarga Petani

Keluarga petani ini terdiri dari ayah yang bekerja sebagai petani, ibu

sebagai ibu rumah tangga, dan anak sebagai pelajar. Keluarga yang

kami jadikan sampel ini adalah petani yang bekerja di beberapa jenis

pertanian. Lahan yang digarap merupakan lahan milik pribadi dan juga

lahan milik orang lain. Hasil pertanian ini nantinya akan didistribusikan

ke berbagai daerah sekitar seperti Batu, Kediri, Surabaya, serta daerah-

daerah lain sesuai dengan permintaan yang ada. Hasil pertanian ini

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-109Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 110: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

sebagian juga di jual di beberapa pasar lokal sehingga laba yang didapat

bisa berlipat ganda. Beberapa jenis pertanian yang digarap oleh

keluarga petani ini adalah pertanian apel, pertanian wortel, dan

pertanian kentang. Adapun diagram aktivitas dari keluarga petani yang

menjadi sampel seperti pada Gambar 6.63.

Gambar 6.63 Diagram Aktivitas Keluarga Petani Sumber : Hasil Survei Primer 2012

Keterangan :

a. Ayah

Ayah adalah kepala keluarga yang bermata pencaharian sebagai petani.

Mata pencaharian yang ditekuni ayah tidak hanya pada satu bidang

pertanian saja, melainkan dalam berbagai macam bidang pertanian.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-110Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 111: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Setiap hari ayah bangun pukul 03.30, dilanjutkan dengan sholat subuh,

kemudian mandi. Kemudian pukul 05.00 hingga pukul 06.00 ayah

melakukan rutinitas aktivitas pagi. Aktivitas pagi yang dilakukan ayah

adalah menyiram tanaman di halaman rumah, sarapan bersama

keluarga, lalu terkadang mengantarkan anak ke sekolah. Setelah

melakukan aktivitas pagi, kemudian sekitar pukul 07.00 ayah berangkat

untuk bertani. Ayah menjadi petani apel di kebun milik ayah sendiri

hingga pukul 12.00, ayah pulang ke rumah untuk beristirahat sejenak

seraya makan siang dan sholat dzuhur hingga pukul 13.00. Setelah

beristirahat di rumah, sekitar pukul 13.00 hingga pukul 15.00 ayah

kembali bekerja. Kali ini ayah tidak bekerja menjadi petani apel,

melainkan sebagai petani wortel, sawi, dan lain-lain. Dalam hal ini ayah

bekerja di lahan milik rekan kerjanya untuk menambah penghasilan.

Sekitar pukul 15.00 hingga pukul 18.00 ayah melanjutkan kegiatannya

dengan mencari rumput untuk memberi makan hewan ternaknya di

rumah. Setelah itu, ayah pulang ke rumah. Aktivitas yang dilakukan

ayah adalah mandi, sholat magrib, kemudian makan malam bersama

keluarga, dilanjutkan dengan sholat isya lalu berkumpul bersama

keluarga hingga pukul 21.00. Malam hari sekitar pukul 21.00 ayah tidur

dan bangun pagi pada pukul 03.30.

b. Ibu

Ibu dalam keluarga petani adalah seorang ibu rumah tangga dan tidak

memiliki pekerjaan tetap. Setiap harinya ibu bangun pukul 03.30, lalu

sholat subuh, kemudian mandi. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan

rutin ibu yaitu mempersiapkan sarapan untuk ayah dan anak serta

menyapu halaman rumah. Hingga pukul 07.00 ibu mempersiapkan

keperluan anak untuk berangkat ke sekolah dan keperluan suami.

Setelah itu, ibu melakukan kegiatan rumah tangga seperti mencuci

baju, menyetrika, masak untuk makan siang, menonton televisi hingga

pukul 12.00. Pada sekitar pukul 12.00 ayah datang untuk makan siang,

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-111Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 112: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

dan ibu menyiapkannya, setelah itu sholat dhuhur dan beristirahat.

Setelah berisitirahat, biasanya sekitar pukul 13.00 ibu mengikuti

kegiatan-kegiatan rutin warga, seperti arisan, kumpul PKK, dan

sebagainya. Kemudian pada pukul 15.00 ibu membersihkan rumah dan

menyiapkan makanan untuk makan malam, kemudian mandi, dan

sholat ashar. Sekitar pukul 18.00 ibu sholat magrib berjamaah dengan

ayah dan anak. Pada pukul 19.00 ibu mempersiapkan makan malam,

dan sholat isya. Setelah makan malan bersama, ibu bersantai bersama

keluarga hingga pukul 21.00. Pada kurang lebih pukul 21.00 ibu tidur

dan bangun pada pukul 03.30 pagi hari.

c. Anak

Anak dalam keluarga petani ini adalah seorang pelajar yang masih

duduk di kelas 2 bangku Sekolah Dasar. Setiap hari anak bangun pukul

06.00, kemudian mandi, sarapan, dan mempersiapkan keperluannya

untuk berangkat ke sekolah. Kemudian sekitar pukul 07.00 anak

berangkat ke sekolah dengan diantar ayah atau terkadang berangkat

sendiri bersama teman-temannya, anak bersekolah hingga pukul 14.00

lalu anak pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, anak makan siang,

lalu tidur siang hingga pukul 15.30. Setelah itu, anak bangun kemudian

mandi, dan dilanjutkan dengan kegiatan bermain dengan teman-

temannya hingga pukul 17.00. Sesampainya di rumah, sekitar pukul

18.00 anak sholat magrib bersama ayah dan ibu. Setelah sholat magrib

berjamaah, sekitar pukul 18.30 anak pergi ke mushola dekat rumah

untuk mengaji hingga pukul 19.00, lalu pulang ke rumah. Sesampainya

di rumah, anak makan malam dan berkumpul bersama keluarga.

Biasanya anak tidur lebih awal setelah mengerjakan tugas dari sekolah

dan lihat televisi. Anak tidur pada pukul 20.00 dan bangun sekitar pukul

06.00.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-112Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 113: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

3. Keluarga Peternak

Keluarga peternak ini terdiri dari ayah sebagai peternak, ibu sebagai ibu

rumah tangga, dan anak sebagai pelajar. Keluarga yang kami kaji ini

adalah keluarga peternak sapi dan kambing. Beternak sapi dinilai

berkembang oleh mereka karena mendapatkan keuntungan yang banyak

dari hasil produksi susu sapi. Pemerahan susu sapi dilakukan sebanyak

dua kali sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari. Susu sapi yang

dihasilkan per ekor sapi biasanya 15-30 liter per hari. Susu-susu sapi

tersebut kemudian dikirim ke tempat penampungan susu yang sudah

ada di setiap dusun mereka masing-masing. Untuk ternak kambing

bukan merupakan ternak yang mayoritas dikarenakan penghasilan yang

dihasilkan hanya dapat diperoleh dalam waktu 6 bulan sekali. Adapun

diagram aktivitas dari keluarga peternak yang menjadi sampel seperti

pada Gambar 6.64.

Gambar 6.64 Diagram Aktivitas Keluarga Peternak Sumber : Hasil Survei Primer 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-113Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 114: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Keterangan :

a. Ayah

Ayah merupakan pemimpin dalam beternak sapi dan kambing. Pagi-

pagi pukul 03.30 ayah bangun, kemudian sholat subuh di rumah.

Setelah bersiap diri dan sarapan, kemudian ayah mengantarkan anak ke

sekolah. Pukul 06.00 ayah melakukan kegiatan produksi susu yaitu

memerah susu sapi dan memberi makan sapi dan kambingnya. Setelah

kegiatan tersebut, ayah kemudian ke ladang karena ayah juga

merupakan seorang buruh tani. Sekitar pukul 12.00 ayah pulang

kerumah untuk makan siang, shalat dan beristirahat sejenak. Kemudian

sekitar pukul 13.00 ayah kembali ke ladang. Pukul 16.00 ayah sudah

selesai bekerja di ladang dan pulang kerumah. Sesampainya di rumah,

ayah memerah susu sapi kembali dan memberi makan kembali sapi dan

kambingnya. Pukul 18.00 ayah berbenah diri dan mandi untuk

melakukan ibadah sholat maghrib di musholla dekat rumahnya.

Kemudian ayah makan malam bersama keluarga. Jika tidak ada

kegiatan atau acara kemudian ayah tidur pukul 21.00.

b. Ibu

Ibu dalam keluarga ini tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga. Ibu

bangun pagi-pagi pukul 03.30 untuk sholat subuh. Kemudian ibu

memasak dan menyiapkan sarapan untuk ayah dan anak. Sekitar pukul

07.00 ibu membersihkan seisi rumah, kemudian pukul 09.00 ibu

mencuci piring, gelas, dan pakaian kotor. Pukul 10 ibu beristirahat

sejenak sambil menunggu datangnya waktu dzuhur. Sekitar pukul 11.00

ibu memasak untuk makan siang ayah dan anak. Setelah itu pukul 12.00

ibu makan siang bersama ayah dan anak. Setelah selesai makan siang

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-114Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 115: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

dan ayah pergi kembali ke ladang, ibu kemudian tidur siang hingga

pukul 15.00. Pukul 16.00 ibu menunggu ayah pulang dari ladang dan

sehabis maghrib ibu menyiapkan makan malam. Pukul 18.00 ibu makan

malam bersama keluarga, kemudian menonton televisi besama anak

hingga pukul 21.00. Dan setelah itu tidur.

c. Anak

Anak bangun pukul 05.00 untuk sholat subuh dan mandi lalu bersiap –

siap untuk berangkat sekolah. Kemudian anak sarapan dan pukul 06.30

anak berangkat ke sekolah sampai dengan selesai kegiatan belajar

mengajar di sekolah yaitu pukul 12.00. Sesampainya dirumah, anak

makan, sholat dzuhur lalu pergi bermain dengan teman-temannya.

Sekitar pukul 13.30 anak pulang kerumah dan istirahat tidur siang

hingga sekitar pukul 15.30. Setelah itu, anak sholat ashar, mandi dan

bersiap-siap untuk berangkat mengaji hingga selesai maghrib,

kemudian pulang kerumah. Pukul 18.30 hingga 19.30 anak

mengerjakan tugas-tugas yang diberikan dari sekolah, kemudian makan

bersama keluarga. Pukul 20.00 anak tidur.

4. Keluarga PNS

Keluarga PNS ini terdiri dari seorang ayah yang berprofesi sebagai

PNS, ibu sebagai ibu rumah tangga dan anak sebagai seorang pelajar.

Keluarga yang dijadikan sebagai sampel keluarga PNS merupakan

salah satu aparat di Desa Madiredo. Adapun diagram aktivitas dari

keluarga pedagang yang menjadi sampel seperti pada Gambar 6.65.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-115Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 116: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.65 Diagram Aktivitas Keluarga PNSSumber : Hasil Survei Primer 2012

Keterangan :

a. Ayah

Ayah disini bangun pagi pada pukul 05.00, kemudian sholat subuh dan

mandi. Kemudian pada pukul 06.00 ayah sarapan dan bersiap-siap

untuk berangkat kerja. pukul 07.00 ayah bekerja sampai pukul 12.00.

Setelah itu ayah istirahat, makan siang dan sholat dzuhur sampai pukul

13.00 dan kembali bekerja. Ayah pulang ke rumah pada pukul 16.00.

Setelah sampai di rumah, ayah kemudian mandi dan beristirahat sampai

pukul 18.00. Kemudian ayah sholat maghrib dan makan malam sampai

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-116Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 117: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

pukul 19.00. Setelah itu ayah kumpul bersama keluarga sambil

menonton televisi dan tidur pada pukul 21.00.

b. Ibu

Ibu dalam keluarga PNS ini tidak bekerja melainkan menjadi seorang

ibu rumah tangga. Ibu bangun pada pukul 03.30, kemudian dilanjutkan

dengan sholat subuh sampai pukul 05.00. Setelah itu ibu menyiapkan

sarapan untuk anak dan ayah serta mengantarkan anak ke sekolah pada

pukul 07.00. Kemudian ibu membersihkan rumah, istirahat dan

menyiapkan makan siang hingga pukul 12.00. Setelah itu ibu makan

siang sampai pukul 13.00 lalu tidur hingga pukul 15.00. Kemudian ibu

membersihkan rumah hingga pukul 16.00. Pada pukul 16.00 sampai

pukul 19.00 ibu menyiapkan makan, sholat serta makan malam bersama

dengan keluarga sampai pukul 19.00. Kemudian dilanjutkan dengan

kumpul dan menonton televisi bersama keluarga hingga pukul 21.00

dan tidur pada pukul 22.00.

c. Anak

Anak dalam keluarga PNS ini adalah seorang pelajar, dimana setiap

harinya bangun pada pukul 05.00. Lalu dilanjutkan dengan sholat

subuh, bersiap berangkat sekolah serta sarapan hingga pukul 07.00.

Kemudian anak berangkat sekolah dan pulang pada pukul 13.00.

Setelah itu, anak makan siang, sholat dzuhur dan tidur hingga pukul

16.00. Anak bangun tidur lalu siap-siap pergi mengaji dan sholat

maghrib, serta makan hingga pukul 19.00. Setelah itu anak belajar dan

mengerjakan pekerjaan rumah sampai pukul 21.00 dan kemudian tidur.

6.3.5 Karakteristik Perekonomian

A. Kajian Mata Pencaharian

Kajian mata pencaharian merupakan teknik yang digunakan untuk

memfasilitasi diskusi mengenai berbagai aspek dari mata pencaharian

masyarakat yang dilakukan di dalam maupun di luar Desa Madiredo

khususnya dalam bidang ekonomi. Hasil dari kajian ini dapat bermanfaat

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-117Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 118: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

untuk mengetahui kelayakan mata pencaharian dan memunculkan ide guna

mengembangkan berbagai macam mata pencaharian. Berikut adalah kajian

mata pencaharian Desa Madiredo.

Tabel 6.30 Kajian Mata Pencaharian

No.Sumber

Daya

Tenaga kerja Pemasaran

Bahan Baku/ Hasil

Bagaimana Memulai

MasalahL P

1 Petani Apel 5 20 Batu, Blitar hingga luar pulau Jawa

Bunga tidak mekar saat musim hujan

Ingin hasil yang melimpah namun kenyataannya hasil masih kurang maksimal

Susah perawatannya karena tergantung pada musim dan ada penyakit lalat atau kutu buah

2 Petani Wortel

3 10 Pasar Agrobisnis Desa Mantung

Jika musim hujan tanaman bagus dan harganya murah namun jika kemarau tanaman kurang bagus dan harganya mahal

Melihat kecocokan lahan untuk menanam wortel

Jika hujan terus menerus, wortel bisa rusak. Jika musim kemarau pertumbuhannya kurang maksimal. Bila panen raya harga komoditas kadang anjlok

3 Petani Sawi 3 4 Pasar Agrobisnis Desa Mantung

Hasil tidak maksimal pada musim hujan

Terpengaruh dengan harga yang mahal dikala petani mengalami keberhasilan

Tanaman terkadang terkena kanker akar, bila panen raya harga sering turun atau kurang maksimal

4 Peternak Sapi

1 1 Pengepul KoperasiSusu SAE Pujon

Hasil susu maksimal saat baru melahirkan

Karena Desa Madiredo cocok di bidang komoditas Peternakan selain itu hasilnya bisa dinikmati secara langsung

Limbah yang belum bisa dimanfaatkan karena tempat yang terbatas

5 Peternak Ayam Bangkok

1 1 Penjualan Bali dan Madura

Hasil juga bagus jika perawatannya bagus

Karena hasilnya lebih banyak dari ayam kampung

-

6 Petani Padi 4 10 Persediaan Makan

Bila perawatan bagus, hasilnya juga bagus

Karena Musim untuk tanam Padi

Hama

7 Peternak Kambing

1 1 Pengepul Bila perawatannya baik, hasilnya juga baik

Perkembangan anaknya cepat, bila hari raya idul adha harganya tinggi, perawatannya mudah

Terbatasnya tempat bila terjepit atau jatuh dari tangga

Sumber : Hasil PRA, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-118Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 119: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Apel merupakan salah satu komoditas utama yang dihasilkan di Desa

Madiredo. Satu kebun apel dimiliki oleh satu orang / keluarga yang

memiliki wewenang dalam mengelola kebun tersebut. Setiap bagian kebun

telah dibagi rata kepada masing-masing anggota keluarganya. Cara

pengelolaan kebun tersebut telah diatur oleh setiap orang yang telah diberi

hak waris. Pekerja yang ada di masing-masing kebun terdiri dari 5 orang

laki-laki dan 20 orang perempuan. Hasil dari pertanian apel ini biasanya

dipasarkan ke Batu, Blitar hingga luar Pulau Jawa. Para petani memulai

usahanya pada awalnya karena ingin hasil yang melimpah dari hasil

pertanian apel tersebut, namun kenyataannya hasilnya masih kurang

maksimal. Salah satunya dikarenakan oleh bunga tidak bisa mekar saat

musim hujan. Masalah lain dari mata pencaharian ini adalah susahnya

perawatan karena tergantung pada musim dan adanya penyakit buah

seperti lalat atau kutu buah yang menyerang hasil komoditas mereka.

Wortel adalah salah satu komoditas yang dihasilkan di Desa Madiredo.

Kurang lebih luas kebun wortel secara keseluruhan di Desa Madiredo

adalah 100 hektar. Pekerja yang ada di masing-masing kebun wortel terdiri

dari 3 orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Awal memulai pertanian

ini adalah para petani terlebih dahulu melihat kecocokan lahan untuk

ditanami wortel. Hasil dari pertanian wortel ini biasanya dipasarkan di

pasar Agrobisnis yang ada di daerah Desa Mantung. Masalah utama

pertanian wortel ini adalah masalah musim. Jika hujan terus menerus

wortel yang dihasilkan bisa rusak. Jika musim kemarau pertumbuhan

wortelnya kurang maksimal, kadang harga komoditas juga anjlok saat

panen raya.

Sawi juga termasuk salah satu komoditas yang dihasilkan oleh Desa

Madiredo. Pekerja yang ada di masing-masing kebun sawi terdiri dari 3

orang laki-laki dan 4 orang perempuan. Para petani tertarik menanam

tanaman ini awalnya karena terpengaruh dengan harga jualnya yang

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-119Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 120: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

mahal. Hasil dari pertanian sawi ini biasanya dipasarkan di pasar

Agrobisnis yang ada di desa Mantung. Masalah utama pertanian sawi

adalah juga masalah musim, terutama pada musim hujan. Terkadang

tanaman sawi juga terkena kanker akar. Selain itu harga jual juga sering

menurun saat panen raya.

Susu termasuk salah satu komoditas utama yang dihasilkan para peternak

sapi di Desa Madiredo. Warga Desa Madiredo sebagian besar adalah

peternak sapi. Setiap usaha ternak sapi memiliki pekerja yang terdiri dari

satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Warga memilih beternak

sapi karena menurut mereka Desa Madiredo cocok di bidang komoditas

peternakan. Selain itu hasilnya juga bisa dinikmati secara langsung. Susu

yang bagus adalah hasil yang didapatkan ketika sapi baru melahirkan.

Hasil susu tersebut kemudian dikumpulkan di pengepul untuk kemudian

dibawa ke Koperasi Susu SAE yang berada di Pujon. Masalah untuk

peternakan sapi adalah masih banyaknya limbah yang belum bisa

dimanfaatkan dikarenakan tempat yang terbatas.

Ayam bangkok merupakan salah satu ternak yang cukup menjajikan di

Desa Madiredo. Masih sekitar beberapa orang saja yang memilih menjadi

peternak ayam Bangkok. Namun mereka mengaku hasil ternak ayam

Bangkok lebih banyak daripada ternak ayam kampung. Pekerja ternak

ayam Bangkok kebanyakan terdiri dari satu perempuan dan satu laki-laki.

Untuk hasil pemasaran, biasanya hasil ternak ayam Bangkok dikirim ke

Bali atau Madura. Saat ini, para peternak ayam Bangkok masih belum

menemukan suatu kendala dalam mengelola usahanya. Sedangkan untuk

hasil dari ternak ayam Bangkok itu tergantung dari perawatannya juga.

Jika perawatannya semakin bagus maka hasil yang didapat juga ikut

bagus.

Petani yang menanami sawahnya dengan pada Desa Madiredo padi masih

sangat sedikit. Biasanya para petani menggunakan hasil pertaniannya

sebagai persediaan makan untuk pribadi. Para pekerjanya sendiri terdiri

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-120Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 121: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

dari empat orang laki-laki dan 10 orang perempuan. Menurut para petani,

hasil taninya akan bagus apabila perawatan padinya juga bagus.

Sedangkan salah satu masalah yang paling umum dihadapi para petani

adalah adanya serangan hama.

Kambing merupakan salah satu komoditas yang dihasilkan para peternak

kambing di Desa Madiredo. Setiap usaha ternak kambing memiliki pekerja

yang terdiri dari satu orang laki-laki dan satu orang perempuan. Warga

memilih beternak kambing karena menurut mereka perkembangan anak

kambing lebih cepat. Selain itu perawatannya juga mudah. Hasil ternak

kambing biasanya dipasarkan pada pengepul untuk dijual kembali. Untuk

Masalah untuk peternakan kambing adalah masih terbatasnya tempat

kandang kambing. Jika perawatannya semakin bagus maka hasil yang

didapat juga ikut bagus.

B. Hasil Sektor

Hasil sektor Desa Madiredo Kecamatan Pujon meliputi sektor pertanian,

peternakan dan industri.

1. Pertanian

Salah satu hasil sektor di Desa Madiredo adalah sektor pertanian. Hal ini

dipengaruhi juga oleh kondisi tanah di Desa Madiredo yang tergolong

subur dan cocok untuk dijadikan lahan pertanian. Selain itu juga didukung

oleh topografi yang tinggi dan iklim yang dingin. Adapun hasil sektor

pertanian di Desa Madiredo meliputi sektor pertanian apel, wortel, sawi

dan andewe/letus.

a. Apel

Apel merupakan komoditi utama dan terbesar di Desa Madiredo, sebagian

besar masyarakat Desa Madiredo menjadikan apel ini sebagai mata

pencaharian utama. Selain itu juga tidak sedikit penduduk yang

menjadikan apel ini sebagai mata pencaharian sampingan. Hal ini

dikarenakan wilayah Desa Madiredo memiliki jenis tanah dan iklim yang

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-121Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 122: Laporan Hasil Survey

Penyiapan bibit dan lahan

Proses penanaman

Pemberian obat anti hama

Proses perawatan tanaman

Pengguguran daun

Pendistribusian hasil panen

Perawatan bunga

Pemeliharaan Buah

Penggarapan tanah (pengolahan)

Proses penaburan bibit

Pemberian obat anti hama

Proses perawatan tanaman

Pemberian obat (setelah 50 hari)

Setelah 3 bulan, wortel siap panen

Pendistribusian hasil panen

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

sangat sesuai untuk ditanami apel. Berikut merupakan bagan masukan

keluaran dari produksi petani apel.

Gambar 6.66 Arus Masukan Keluaran Petani ApelSumber : Hasil Survei Primer, 2012

b. Wortel

Selain apel, wortel juga termasuk dalam komoditi utama di Desa

Madiredo. Masyarakat lebih cenderung menanam wortel dibanding apel,

hal ini dikarenakan menurut pengakuan masyarakat setempat menanam

wortel lebih gampang dalam hal merawatnya. Meskipun wortel terkadang

sering mengalami kerugian akibat cuaca yang tidak menentu. Petani wortel

biasanya melakukan panen setiap 3 bulan sekali. Dalam setiap panennya, 1

kg wortel dihargai sebesar Rp. 5.500,00 dan biasanya wortel setelah panen

ini diborong ke tengkulak. Berikut merupakan skema produksi wortel.

Gambar 6.67 Arus Masukan dan Keluaran Petani Wortel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

c. Sawi

Sawi merupakan salah satu komoditas sektor pertanian di Desa Madiredo.

Petani sawi ini biasanya melakukan panen setiap 2 bulan sekali. Untuk

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-122Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 123: Laporan Hasil Survey

Penggarapan tanah

(pengolahan)

Proses penaburan bibit

Proses perawatan sayur

Pemberian obat anti hama

Setelah 2 bulan, sawi siap panen

Pendistribusian hasil panen

Penggarapan tanah (pengolahan)

Proses penyemaian bibit

Proses perawatan tanaman

PemupukanSetelah 2,5 bulan, panen

Pendistribusian hasil panen

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

penjualan hasil panen jika tidak dijual ke pasar, biasanya dijual ke

tengkulak. Harga penjualannya adalah sebesar Rp. 2.500,00/kg. Adapun

proses produksi sawi mulai dari penggarapan tanah sampai

pendistribusiannya adalah sebagai berikut:

Gambar 6.68 Arus Masukan dan Keluaran Petani Sawi Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

d. Andewe/letus

Hasil produksi dalam sektor pertanian yang selanjutnya adalah sayur

andewe/letus. Petani sayur andewe/ letus ini panen setiap 2,5 bulan sekali.

Untuk pemasaran hasil panen/produksi adalah dijual ke tengkulak atau jika

tidak langsung dijual ke pasar. Harga penjualan produksi petani andewe ini

jika dijual ke tengkulak adalah Rp. 3.500,00/kg. Sedangkan jika dijual ke

pasar adalah Rp. 4.000,00/kg. Berikut merupakan arus masukan keluaran

dalam sektor pertanian khususnya petani andewe/letus.

Gambar 6.69 Arus Masukan dan Keluaran Petani AndeweSumber : Hasil Survei Primer, 2012

2. Peternakan

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-123Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 124: Laporan Hasil Survey

Bahan Baku (Apel) dari

kebun

Bahan Baku (Minyak, gula dsb) dari pasar

Proses Pengolahan

Apel

Pendistribusian Hasil Olahan Rp. 9.000,00/

bungkus

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Selain komoditas dalam sektor pertanian, di Desa Madiredo juga terdapat

hasil dalam sektor peternakan, yang terdiri dari peternakan sapi, kambing

dan ayam. Tetapi komoditas yang lebih utama adalah peternak sapi. Hal

ini dikarenakan, di Desa Madiredo pengolahan dari susu perah sapi telah

mampu menghasilkan barang-barang produksi lainnya seperti kerupuk

susu, stik susu dan dodol susu. Sedangkan untuk peternak kambing di

Desa Madiredo cenderung mengalami impas bahkan tidak jarang juga

mengalami kerugian.

3. Industri Pengolahan Apel

Industri pengolahan apel yang menjadi sampel disini baru berjalan selama

1 tahun. Awalnya pembentukan industri pengolahan apel ini secara tidak

sengaja, karena pada awalnya tujuan pengolahan apel ini hanya untuk

konsumsi keluarga. Akan tetapi karena adanya potensi yang cukup

menjanjikan, industri pengolahan apel ini mulai terbentuk. Bahan baku

utama yang dibutuhkan adalah apel, gula, minyak goreng dan lainnya.

Untuk pemasokan apel biasanya diperoleh dari kebun apel milik pribadi.

Akan tetapi ketika tidak ada produksi apel dari kebun milik pribadi,

pemilik industri biasanya membeli dari pedagang apel lainnya. Dalam

waktu sehari jika tenaga kerja lengkap, dapat memproduksi Carang Mas

Apel sebanyak 500 bungkus dengan harga Rp. 9.000,00 per bungkus.

Untuk pemasarannya, hasil produksi berupa Carang Mas Apel ini

didistribusikan ke Batu, Surabaya bahkan Kalimantan dan beberapa kota

lainnya.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-124Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 125: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.70 Arus Masukan dan Keluaran Industri Pengolahan Apel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-125Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 126: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.20 Peta Persebaran Komoditas Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-126Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 127: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.71 Foto Mapping Komoditas Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-127Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 128: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

C. Kajian Gender

Kajian gender untuk setiap mata pencaharian dalam setiap sektor yang

terdapat di Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang adalah seperti

pada Tabel 6.31 berikut.

Tabel 6.31 Kajian Gender Desa MadiredoKomoditas Proses Kajian Gender

Petani Wortel Penggarapan tanah

Penaburan bibit

Pemberian obat

Perawatan tanaman

Pemberian obat setelah 50 hari

Panen setelah 3 bulan

Petani Sawi Pengolahan lahan

Penaburan bibit

Perawatan sayuran

Pemberian obat pembasmi hama

Panen setelah 2 bulan

Petani Sayur Andewe (Letus) Pengolahan tanah

Penyemaian bibit

Perawatan tanaman

Pemupukan

Panen setelah 2,5 bulan

Perdagangan dan jasa Toko

Counter Pulsa

Bengkel

Warung makan

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-128Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 129: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Komoditas Proses Kajian GenderPenjahit

Peternakan Sapi Perah Pemberian makan

Pembersihan kandang

Pemerasan susu

Pengantaran susu ke KUD

Sumber : Hasil PRA, 2012

Keterangan: = Perempuan

= Laki-laki

Berdasarkan Tabel 6.31 diatas dapat diketahui bahwa peran antara laki-laki

dan perempuan dalam kajian mata pencaharian adalah lebih didominasi oleh laki-

laki walaupun peran dari kaum perempuan juga berpengaruh. Peran laki-laki lebih

dominan daripada peran perempuan adalah pada jenis mata pencaharian petani

wortel dan peternakan sapi perah. Untuk jenis mata pencaharian dimana

perempuan lebih dominan dibandingkan dengan laki-laki yaitu petani sawi serta

perdagangan dan jasa. Sedangkan mata pencaharian petani sayur andewe/letus

perbandingan antara peran laki-laki dan perempuannya seimbang.

D. Sketsa Kebun

Sketsa kebun merupakan gambaran mengenai bagaimana pola tanam

petani penduduk Desa Madiredo. Berdasarkan hasil survei, diketahui bahwa pola

tanam petani Desa Madiredo adalah 25% pola tanam tumpang sari dan 75% pola

tanam tunggal. Gambaran pola tanam kebun sebagian besar petani Desa Madiredo

dapat dilihat pada Gambar 6.72 hingga Gambar 6.74 berikut.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-129Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 130: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.72 Sketsa Kebun Kubis Sumber : Hasil Survei Primer 2012

Berdasarkan sketsa kebun kubis di atas, dapat diketahui cara penanaman

kubis yang dilakukan oleh kebanyakan masyarakat Desa Madiredo. Jarak

penanam antar tanaman yaitu 30 cm, hal ini dilakukan agar apabila kubis sudah

tumbuh besar tidak akan mempengaruhi atau memakan tempat tumbuh kubis

lainnya.

Gambar 6.73 Sketsa Kebun Apel Sumber : Hasil Survei Primer 2012

Berdasarkan sketsa kebun apel di atas dapat diketahui cara penanaman

apel yang ada di Desa Madiredo. Pohon apel yang ditanam memiliki jarak 1m dari

pohon apel yang lain, hal ini ditujukan agar pada saat apel sudah tumbuh besar

tidak akan memakan tempat tumbuh pohon apel lainnya serta memberikkan ruang

pada tanaman.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-130Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 131: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.74 Sketsa Kebun Wortel Sumber : Hasil Survei Primer 2012

Berdasarkan sketsa kebun wortel di atas dapat diketahui cara penanaman

wortel yang ada di Desa Madiredo. Pohon wortel yang ditanam memiliki jarak 1m

dari pohon wortel yang lain, hal ini ditujukan agar pada saat wortel sudah tumbuh

besar tidak akan memakan tempat tumbuh pohon apel lainnya serta memberikkan

ruang pada tanaman.

E. Kalender Musim

Kalender musim merupakan salah satu metode yang memfasilitasi

pengkajian kegiatan-kegiatan masyarakat desa khususnya pada pola persebaran

dan waktu pertumbuhan komoditas-komoditas pertanian. Kalender musim

digunakan untuk mendeskripsikan periode-periode pertumbuhan komoditas

pertanian, mulai dari tahap pembibitan, perawatan hingga panen. Berikut adalah

kalender musim Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-131Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 132: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Tabel 6.32 Kalender MusimNo. Komoditas Bulan (musim)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1

Apel

Pengguguran Daun

Perawatan Bunga

Pemeliharaan Buah

Panen

2

Wortel Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur

Benih

Penyiangan 2x (pemberantasan

Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)

Pembuahan dan

pemberian nutrisi fase generatif

Panen

Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur

Benih

Penyiangan 2x (pemberantasan

Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)

Pembuahan dan

pemberian nutrisi fase generatif

Panen

Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur

Benih

Penyiangan 2x

(pemberantasan Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)

Pembuahan dan

pemberian nutrisi fase generatif

Panen

3

Jagung Olah Tanah, Pra Tanam dan Tabur

Benih

Penyiangan 2x (pemberantasan

Gulma + Pemberian nutrisi fase vegetatif)

Pembuahan dan

pemberian nutrisi fase generatif

PanenPengelolaan Tanah dan

Tabur Benih

Perawatan dan Pemupukan

Panen untuk Pakan ternak

Ditanami komoditas lain

4

Kubis Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun Panen

Pengelolaan Lahan

(tanam bibit dan starter

Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

5

Sawi Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun Panen

Pengelolaan Lahan

(tanam bibit dan starter

Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-132Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 133: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

No. Komoditas Bulan (musim)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

6

Brokoli Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun Panen

Pengelolaan Lahan

(tanam bibit dan starter

Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

7

Kol Bunga Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun Panen

Pengelolaan Lahan

(tanam bibit dan starter

Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

8

Kentang

Perawatan Vegetatif

Perawatan Generatif

Panen

Pengelolaan Lahan Pra tanam Dan penanaman

bibit + Starter Nutrisi

Perawatan Vegetatif

Perawatan Generatif

Panen

Pengelolaan Lahan Pra tanam Dan penanaman

bibit + Starter Nutrisi

Perawatan Vegetatif

Perawatan Generatif

Panen

Pengelolaan Lahan Pra tanam Dan penanaman

bibit + Starter Nutrisi

9

Tomat Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun Panen

Pengelolaan Lahan

(tanam bibit dan starter

Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

10

Cabe Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun Panen

Pengelolaan Lahan

(tanam bibit dan starter

Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Pengelolaan Lahan (tanam

bibit dan starter Nutrisi

Perawatan Daun

Panen

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-133Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 134: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

No. Komoditas Bulan (musim)1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

11

Sapi

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Perah (pagi dan sore)

Sumber: Hasil PRA, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-134Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 135: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Berdasarkan kalender musim pada Tabel 6.32, dapat diketahui bahwa Desa

Madiredo lebih lama mengalami musim kemarau daripada musim hujan. Musim

hujan seharusnya terjadi mulai bulan Juli hingga bulan Desember, namun pada

kenyataannya pada bulan September dan Oktober di Desa Madiredo terjadi musim

pancaroba. Musim ini berpengaruh pada pada sektor pertanian yaitu wortel,

kentang, kubis, dan lain-lain. Hasil komoditas pertanian tersebut menjadi kurang

maksimal karena banyak hasil panen yang rusak.

Dalam kalender musim ini terdapat sebelas komoditas yang menjadi mata

pencaharian penduduk Desa Madiredo. Komoditas itu antara lain adalah apel,

wortel, kubis, sawi, brokoli, bunga kol, kentang, tomat, cabai dan susu sapi. Siklus

pertanian apel dimulai dari pembibitan hingga menjadi pohon dan berbuah apel

yang siap petik dibutuhkan waktu selama 6 tahun. Kemudian proses pemanenan

apel dapat dilakukan setiap hari.

Untuk susu sapi dihasilkan setiap hari yaitu pada pagi dan sore hari. Hasil

susu tersebut ditampung ke penampungan susu yang berada di setiap dusun,

kemudian disalurkan ke koperasi susu pusat, selanjutnya dari koperasi susu pusat

dikirim ke PT. Nestle untuk dijadikan susu kemasan.

F. Bagan Peringkat

Bagan peringkat digunakan untuk mengetahui komoditas unggulan di Desa

Madiredo dengan memberikan peringkat pada masing-masing komoditas.

Terdapat 5 kriteria yang digunakan dalam menilai dan menentukan komoditas

yang utama di Desa Madiredo adalah sebagai berikut:

1. Luas lahan

Luas lahan dijadikan sebagai salah satu indikator dalam penentuan

komoditas utama dikarenakan semakin luas suatu lahan pertanian maka

hasil produksi diperkirakan juga semakin besar.

a. Apabila luas lahan pertanian > 100 Ha, nilainya adalah tiga dan

dilambangkan dengan +++.

b. Apabila luas lahan pertanian berkisar antara (51-100) Ha, nilainya

adalah dua dan dilambangkan dengan ++.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-135Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 136: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

c. Apabila luas lahan pertanian berkisar antara (0-50) Ha, nilainya adalah

satu dan dilambangkan dengan +.

2. Hasil produksi

Indikator yang kedua adalah hasil produksi yang dapat dilihat dari jumlah

hasil produksi komoditas setiap panennya.

a. Apabila hasil produksi > 200 kg/panen, nilainya adalah tiga dan

dilambangkan dengan +++.

b. Apabila hasil produksi untuk komoditas tanaman berkisar antara (101-

200) kg/panen dan hasil produksi susu (101-175) l/hari, nilainya adalah

dua dan dilambangkan dengan ++.

c. Apabila hasil produksi komoditas tanaman berkisar antara (0-100)

kg/panen dan hasil produksi susu (25-100) l/hari, nilainya adalah satu

dan dilambangkan dengan +.

3. Kualitas

Indikator yang ketiga adalah kualitas yang dilihat dari hasil produksi

komoditas tanaman yang dihasilkan.

a. Apabila kualitas tanaman hasil produksi baik, nilainya adalah tiga dan

dilambangkan dengan +++.

b. Apabila kualitas tanaman hasil produksi sedang, nilainya adalah dua

dan dilambangkan dengan ++.

c. Apabila kualitas tanaman hasil produksi buruk atau tidak baik, nilainya

adalah satu dan dilambangkan dengan +.

4. Wilayah Pemasaran

Indikator wilayah pemasaran komoditas dinilai dari jumlah dan radius

tempat pemasarannya. Hal ini dikarenakan semakin jauh wilayah

pemasaran hasil produksi menandakan bahwa hasil produksi semakin baik.

a. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius > 60 km, nilainya

adalah tiga dan dilambangkan dengan +++.

b. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius (31-60) km, nilainya

adalah dua dan dilambangkan dengan ++.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-136Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 137: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

c. Apabila wilayah pemasaran berada pada radius (0-30) km, nilainya

adalah satu dan dilambangkan dengan +.

5. Keuntungan Harga Jual

Keuntungan harga jual merupakan indikator terakhir yang dapat dilihat

berdasarkan laba atau keuntungan bersih yang diperoleh dari hasil

pemasaran. Adapun indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Apabila keuntungan harga jual > Rp.60 juta, nilainya adalah tiga dan

dilambangkan dengan +++.

b. Apabila keuntungan harga jual berkisar antara (Rp.41-Rp.60) juta,

nilainya adalah dua dan dilambangkan dengan ++.

c. Apabila keuntungan harga jual < Rp.40 juta, nilainya adalah satu dan

dilambangkan dengan +.

Apabila diantara beberapa komoditas yang jumlah terakhirnya sama, maka

untuk menentukan komoditas yang paling tinggi rankingnya adalah dilihat dari

jenis komoditi yang paling banyak dibudidayakan oleh masyarakat. Berikut

merupakan bagan peringkat komoditas Desa Madiredo.

Tabel 6.33 Bagan Peringkat Komoditas Desa Madiredo

KomoditasLuas

LahanHasil

ProduksiKualitas

Wilayah Pemasaran

Keuntungan Jumlah Peringkat

Apel +++ +++ +++ +++ ++ 14 IWortel ++ +++ +++ +++ ++ 13 II

Kol + +++ +++ +++ ++ 12 VKubis + +++ +++ +++ ++ 12 IVSusu ++ +++ +++ +++ + 12 III

Sumber : Hasil PRA 2012

Berdasarkan Tabel 6.33 mengenai bagan peringkat, diketahui bahwa

komoditas pertanian apel merupakan komoditi utama yang terdapat di Desa

Madiredo. Hal ini dikarenakan berdasarkan lima indikator penentu, jumlah

akumulatif dari komoditas apel adalah yang tertinggi.

Komoditas yang berada pada peringkat kedua adalah wortel. Hal ini

dikarenakan hasil produksinya tinggi, selain itu kualitasnya juga baik dan dengan

wilayah pemasaran yang jauh serta dengan keuntungan yang tidak sedikit juga.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-137Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 138: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Kemudian yang berikutnya adalah kol, kubis dan susu dengan jumlah

akumulatif yang sama. Akan tetapi setelah memperhatikan juga kebutuhan dan

komoditas yang lebih sering dibudidayakan masyarakat, komoditas dengan

peringkat ketiga, keempat dan kelima adalah produksi susu, kubis dan kol.

G. Pariwisata

Desa Madiredo adalah salah satu desa di Kecamatan Pujon Kabupaten

Malang yang memiliki potensi wisata. Desa wisata sendiri adalah suatu desa yang

memiliki potensi wisata dengan didukung oleh adanya koonsep dasar suatu desa

wisata yaitu akomodasi dan sektor wisata itu sendiri. Pengembangan dari desa

wisata harus direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat

dikontrol. Desa Madiredo merupakan desa dengan beberapa potensi wisata yang

belum dikembangkan secara maksimal atau bahkan belum terjamah oleh sebagian

besar masyarakat desa itu sendiri. Beberapa potensi wisata di Desa Madiredo

antara lain adalah:

1. Air Terjun Coban Sriti

a. Atraksi

Air terjun ini berada di Dusun Sumbermulyo. Wisata ini belum

dikembangkan sama sekali, masyrakat hanya memanfaatkan air terjun ini

untuk mengairi sawah dan kebun-kebun mereka sehingga di lokasi air

terjun itu sendiri aliran airnya sudah semakin sedikit. Sebenarnya, di pusat

lokasi air terjun coban sriti ini sendiri sudah tidak terdapat pancuran airnya

lagi karena sudah digunakan untuk mengairi sawah dan kebun-kebun

sekitar. Namun uniknya, pemandangan alam yang disuguhkan di tempat

wisata ini maupun selama perjalanan menuju tempat ini sangatlah

menakjubkan. Nuansa alam yang masih sejuk dan asri dengan pepohonan

yang sangat tinggi dan bebatuan alam yang menghiasi sungai-sungai di

sekitarnya, di samping itu masih sangat banyak lahan hijau berupa sawah

maupun perkebunan yang amat luas meliputi perkebunan tomat, cabai,

apel, sayur kol, wortel, seledri, kentang, stroberi, dan masih banyak lagi

kebun-kebun yang menambah keindahan lokasi ini.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-138Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 139: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

b. Transportasi

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan, dalam hal transportasi yang

digunakan untuk menuju lokasi air terjun coban sriti sebenarnya harus

ditempuh dengan jalan kaki. Medan yang sulit dan masih banyaknya jalan

sempit yang tertutupi oleh berbagai macam tumbuhan menyebabkan tidak

dapatnya kendaraan mengakses lokasi air terjun ini. Namun, terkadang

orang-orang sekitar jika ingin menuju lokasi sekitar menggunakan sepeda

motor khusus yang bisa digunakan sampai tingkat tanjakan tertentu. Hal

tersebut hanya dapat dilakukan oleh lelaki melihat resiko yang cukup besar

dan medan yang cukup sulit. Walaupun dapat dilalui dengan menggunakan

sepeda motor khusus, pada kondisi tertentu bisa saja diharuskan untuk

berjalan kaki dan memarkir kendaraan untuk sementara. Air terjun ini

yang berada 5 km dari pusat Dusun Sumberlyo, berkaitan juga dengan

transportasi menuju lokasi yang berpotensi wisata yakni Air Terjun Coban

Sriti, aksesibilitas menuju lokasi ini juga dapat dikatakan masih rendah.

Waktu yang diperlukan untuk menempuh perjalanan menuju Coban Sriti

dari dusun terdekat adalah 4 jam dengan berjalan kaki. Jalan terbaik yang

dapat dilalui adalah jalan setapak. Selebihnya jalan yang masih tertutupi

oleh rimbunnya tanaman hutan. Lokasinya yang berada di puncak gunung

menyebabkan jalan yang harus dilalui sangat curam naik dan turunnya.

Dikarenakan Coban sriti ini merupakan kawasan yang masih jarang

terjamah oleh masyarakat umum, sering kali terlihat dan melintas hewan-

hewan hutan seperti ular, kucing hutan, dan sejenisnya yang juga menjadi

salah satu kendala untuk menuju lokasi Air Terjun Coban Sriti.

c. Promosi

Air Terjun Coban Sriti memang merupakan tempat yang berpotensi untuk

dijadikan tempat wisata karena keindahan alamnya yang sangat memukau.

Namun sayangnya masih sangat minim masyarakat luas yang

mengetahuinya. Hal tersebut dikarenakan kurangnya promosi dan

pengenalan potensi wisata ini. Masyarakat sekitar hanya sering

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-139Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 140: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

mengantarkan tamu-tamu atau pejabat pemerintah yang berkunjung

kesana. Pemerintah setempat juga sering mengunjungi tempat ini namun

sepertinya kurang adanya kepekaan terhadap potensi yang dimiliki oleh

Coban Sriti itu sendiri.

d. Informasi

Coban Sriti memanglah air terjun yang berada di Desa Madiredo tepatnya

masih masuk dalam kawasan Dusun Sumbermulyo. Berdasarkan hasil

survei primer yang didapat, masyarakat Desa Madiredo sendiri masih

banyak yang belum pernah sama sekali mengunjungi lokasi tersebut

terkecuali bagi mereka yang berladang, berkebun, dan mencari kayu bakar

di sekitar lokasi Coban Sriti. Tak heran jika yang sudah pernah

mengunjungi tempat tersebut didominasi oleh bapak-bapak. Hal itu pun

mereka lakukan jarang atau bahkan juga tidak pernah sampai ke puncak

Coban Sriti. Sedangkan ibu-ibu dan anggota masyarakat yang lain hanya

mengerti Coban Sriti berdasarkan informasi yang mereka dapat dari mulut

ke mulut saja.

e. Servis

Dikarenakan tempat-tempat yang menjadi potensi wisata belum

dikembangkan di Desa Madiredo, maka belum ada servis atau pelayanan

terkait dengan Air Terjun Coban Sriti. Tidak ada pelayanan yang spesifik

seperti tempat penginapan, tour guide atau yang sejenisnya karena

memang belum ada pengembangan sama sekali. Jika ada tamu desa atau

sejenisnya yang ingin berkunjung ke Coban Srit, maka biasanya warga

yang bersedia dan memang hafal dengan medan akan menjadi petunjuk

menuju Coban Sriti.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-140Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 141: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.75 Kondisi Air Terjun Coban SritiSumber : Hasil Survei Primer, 2012

2. Air Terjun Watu Gedek

a. Atraksi

Sama seperti Coban Sriti, air terjun ini juga belum terjamah sama sekali.

Namun terdapat perbedaan dengan Coban Sriti, Air Terjun Watu Gedek ini

airnya masih mengalir sangat deras dan sangat dingin. Air terjun ini berada

di atas Air Terjun Coban Sriti. Tak berbeda jauh dengan Coban Sriti,

pemandangan alam yang disuguhkan selama menempuh perjalanan dan

ketika berada di lokasi Watu Gedek sangatlah menakjubkan. Air terjun

yang dikelilingi oleh hutan lindung dan berada di antara tebing-tebing

yang tinggi mebuat Watu Gedek semakin indah. Masyarakat Madiredo

dengan difasilitasi pemerintah daerah memanfaatkan derasnya Air Terjun

Watu Gedek sebagai sumber air bersih yang mereka gunakan sehari-hari

melalui sistem perpipaan dan tergabung dalam satuan HIPAM yakni

Himpunan Masyarakat Pemakai Air Minum dengan biaya abonemen yang

relatif rendah dan terjangkau setiap bulannya.

b. Transportasi

Lokasi Watu Gedek yang memang berdekatan dengan Coban Sriti

menyebabkan sarana mengenai transportasi untuk mencapai lokasi tidak

jauh berbeda. Tidak dapat dilalui oleh kendaraan kecuali sepeda motor

khusus dan itu pun tidak menjamin sepeda dapat mencapai pusat lokasi

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-141Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 142: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Watu Gedek, apalagi jika hujan turun, kendaraan sama sekali tidak dapat

menjangkau lokasi Watu Gedek. Begitupun dengan pejalan kaki harus

sangar berhati-hati karena medan yang dilalui banyak bebatuan gunung

yang tinggi dan tajam karena lokasinya lebih puncak lagi daripada Coban

Sriti. Air Terjun Watu Gedek ini juga berada di Dusun Sumbermulyo,

sama seperti Coban Sriti, air terjun ini juga belum terjamah sama sekali.

Berada sekitar 7 km dari Coban Sriti dan untuk mencapai lokasi ini tingkat

aksesibilitasnya juga masih sangat rendah. Jalan yang harus ditempuh

lebih menanjak dan harus melalui tanaman-tanaman semak yang cukup

tinggi. Bebatuan gunung yang besar dan tajam membuat perjalanan yang

kita tempuh untuk mencapai pusat lokasi cukup beresiko. Jika melakukan

perjalanan di saat hujan turun, harus lebih ekstra berhati-hati karena medan

yang ditempuh menjadi sangat licin dan sebagian tanahnya menjadi mudah

longsor.

c. Promosi

Mayoritas potensi wisata yang ada di Desa Madiredo memang belum

pernah dipromosikan dengan baik kepada masyarakat luas. Masyarakat

Madiredo sendiri masih banyak yang belum mengetahui tentang lokasi

yang berpotensi menjadi tempat wisata di daerah mereka. Masyarakat

memang mengalami kesulitan untuk mempromosikan daerah mereka

karena memang potensi wisata yang ada belum dikembangkan. Sebagian

warga Desa Madiredo terkadang menjadi penunjuk jalan jika ada tamu luar

seperti mahasiswa yang sedang praktek atau pemerintah setempat yang

ingin melakukan penelitian sambil memperkenalkan Air Terjun Watu

Gedek yang juga menjadi sumber HIPAM di desa mereka.

d. Informasi

Informasi mengenai keberadaan Air Terjun Watu Gedek sudah cukup

tersebar luas di kalangan masyarakat Madiredo, hanya saja mayoritas dari

mereka belum ada yang pernah mengunjungi lokasi tersebut dikarenakan

memang medannya yang sangat susah. Hanya orang-orang yang berladang

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-142Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 143: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

dan berkebun yang sering melewati jalan menuju Watu Gedek, dan hanya

beberapa saja yang pernah sampai pada puncak Watu Gedek.

e. Servis

Sama seperti Coban Sriti dan lokasinya pun juga berdekatan, belum ada

servis yang spesifik untuk melayani wisatawan yang mungkin ingin

mengunjungi Air Terjun Watu Gedek. Namun sejauh ini masih belum ada

wisatawan khusus yang berkunjung ke Watu Gedek, selain pemerintah

setempat atau kelompok-kelompok yang ingin melakukan observasi atau

penelitian.

Gambar 6.76 Kondisi Air Terjun Watu Gedek Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

3. Telaga Madiredo

a. Atraksi

Telaga Madiredo ini merupakan telaga alami kecil yang berukuran 25m x

15m dengan kedalaman kurang lebih 1 m. Telaga ini memang berpotensi

menjadi lokasi wisata karena memang lingkungannya yang masih alami

dan dikelilingi oleh hutan serta sawah yang membentang luas.

Dikarenakan lokasi telaga ini dekat dengan permukiman penduduk dan

belum ada pengembangan, maka masyrakat sekitar sering memanfaatkan

aliran air telaga ini untuk mencuci pakaian. Sedangkan anak-anak kecil

sering memanfaatkan telaga ini untuk bermain dan berenang bersama di

pagi dan siang hari. Belum ada sarana penunjang yang berada di sekitar

telag ini, hanya sebuah ruang ganti sederhana yang biasa digunakan oleh

anak-anak setelah bermain di telaga.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-143Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 144: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

b. Transportasi

Telaga yang berada di Dusun Leboh ini sebenarnya sudah bisa dilalui

akses kendaraan untuk menuju lokasinya. Hanya saja, sekitar 800m

sebelum lokasi, kita harus berjalan kaki karena lebar jalan yang sangat

minim dan licin. Berada di tengah-tengah Dusun Leboh membuat telaga

ini memiliki tingkat aksesibilitas yang cukup mudah karena memang untuk

mencapai lokasi ini jalan di sekitarnya sudah berupa aspal. Mobil pun

dapat melewati jalan menuju Telaga Madiredo ini. Namun sekitar 800m

dari telaga kita harus berjalan kaki karena lebar jalan yang sangat sempit

dan licin.

c. Promosi

Karena telaga ini sudah merupakan bagian dari masyarakat dan sering

dimanfaatkan oleh mereka dalam kehidupan sehari-hari, maka mereka

tidak begitu peka bahwa sebenarnya Telaga Madiredo berpotensi untuk

dijadikan tempat wisata sehingga mereka tidak pernah memperkenalkan

telaga ini kepada para tamu desa atau pengunjung Desa Madiredo.

d. Informasi

Dapat dikatakan bahwa Telaga Madiredo ini sudah dekat dengan

masyarakat, sudah sering dilalui oleh masyarakat. Sehingga secara

otomatis, informasi mengenai keberadaan Telaga Madiredo ini sudah

menyebar ke seluruh pelosok Desa Madiredo dan mereka pun sebagian

besar sudah pernah bahkan sering mengunjungi telaga ini.

e. Servis

Telaga Madiredo juga sama seperti Coban Sriti dan Watu Gedek, belum

ada pelayanan khusus. Hanya ada satu ruang ganti dan kondisinya pun

tidak layak digunakan sebagai tempat ganti. Masyarakat sekitar biasanya

yang menunjukkan jalan dan arah untuk menuju lokasi ini.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-144Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 145: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.77 Kondisi Telaga MadiredoSumber : Hasil Survei Primer, 2012

4. Petik Apel

a. Atraksi

Potensi wisata petik apel ini sebenarnya merupakan potensi wisata yang

berada di hampir semua dusun di Desa Madiredo karena mayoritas

masyarakatnya memiliki kebun apel dan juga bekerja sebagai petani apel.

Lokasi petik apel yang paling mendominasi berada di Dusun Bengkaras.

Hanya saja belum ada fasilitator yang bekerja sama untuk

mengembangkan wisata petik apel yang merupakan ciri khas Desa

Madiredo tersebut. Jika dapat dikembangkan dengan baik, wisata petik

apel ini menyuguhkan wahana petik apel langsung dari kebun oleh para

pengunjungnya sendiri dan dapat langsung dinikmati. Kita juga dapat

menyaksikan bagaimana petani apel memanen hasil berupa apel,

menimbang, serta mengangkutnya ke truk untuk didistribusikan ke

berbagai kota dan daerah sekitar.

b. Transportasi

Berbicara mengenai tranportasi yang menunjang untuk menuju lokasi

petik apel ini sangatlah mudah dibandingkan dengan lokasi-lokasi lain

yang sudah dijelaskan di atas. Kebun apel yang berada di hampir seluruh

wilayah Desa Madiredo dan lokasi yang mudah dijangkau membuat semua

kendaraan bisa menuju lokasi. Akan tetapi untuk menuju kebunnya,

mayoritas kita harus berjalan kaki sedikit kurang lebih 100m. Dengan

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-145Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 146: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

adanya kemudahan transportasi yang dapat menjangkau lokasi petik apel,

maka sudah dapat dipastikan bahwa tingkat aksesibiltasnya mudah. Jalan

menuju lokasi petik apel sudah dengan menggunakan perkerasan aspal,

kecuali jalan setapak menuju pusat lokasi yang harus dengan berjalan kaki

masih menggunakan perkerasan tanah dan sebagiannya menggunakan

perkerasan makadam.

c. Promosi

Pada tahun 2010-2011 diadakan pembangunan akses jalan aspal di Dusun

Leboh sekaligus peresmian agrowisata petik apel. Namun, karena

kurangnya strategi pengembangan yang baik, wisata petik apel ini menjadi

kurang optimal, tidak ada pengunjung yang datang.

d. Informasi

Kebun apel yang mendominasi wilayah perkebunan Desa Madiredo

mayoritas status kepemilikannya adalah milik mereka pribadi, tidak ada

yang milik pemerintah. Petik apel juga merupakan ciri khas yang dimiliki

oleh Desa Madiredo, sehingga sudah dapat dipastikan bahwa 100%

masyarakat Madiredo mengetahui tentang potensi petik apel ini.

e. Servis

Komoditas apel yang menjadi ciri khas pertanian Desa Madiredo membuat

kebun apel yang ada menjadi perhatian bagi sebagian besar masyarakat

luas. Sudah lumayan banyak pengunjung baik itu pemerintah maupun

wisatawan yang memang bertujuan untuk berlibur, memilih wisata petik

apel. Biasanya pemilik kebun akan menjadi tour guide atau pemandu

wisata di dalam kebun apel. Mereka akan menjelaskan pada pengunjung

mengenai proses penanaman hingga distribusi hasil panen apel.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-146Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 147: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.78 Hasil Produksi Kebun Apel Sumber : Hasil Survei Primer, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-147Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 148: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Peta 6.21 Peta Eksisting Persebaran Wisata Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-148Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 149: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.79 Foto Mapping Persebaran Wisata Desa Madiredo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-149Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 150: Laporan Hasil Survey

Kepala Desa

Sekretaris

Kasun LeboKasun Bengkaras

Kasi Kesejahteraan RakyatKasi PembangunanKasi PemerintahanKasi Umum

BPD

Kasun Ndelik Kasun Sobo Kasun Sumbermulyo

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

6.3.6 Karakteristik Kelembagaan

Kelembagaan di Desa Madiredo terdiri dari lembaga formal dan lembaga

non formal. Lembaga formal merupakan lembaga yang berperan aktif dalam

aktivitas masyarakat secara langsung. Lembaga formal di Desa Madiredo terdiri

dari Lembaga Pemerintahan dan Lembaga Kemasyarakatan (PKK,LPMD,dan

BPD). Lembaga Non Formal di Desa Madiredo terdiri dari Lembaga

Kemasyarakatan (Karang taruna, PKK, Gapoktan, dan Ormas). Penjelasan dari

masing-masing lembaga sebagai berikut:

A. Lembaga Formal

Lembaga formal yang terdapat di Desa Madiredo salah satunya adalah

perangkat desa. Perangkat desa atau aparatur desa adalah badan penyelenggaraan

urusan pemerintahan oleh pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa

dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat dengan

berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam

sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemerintah desa

adalah kepala desa dan perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan

desa. Badan Perwakilan Desa merupakan lembaga yang berposisi sebagai

perwakilan masyarakat desa. Adapun struktur organisasi dari Desa Madiredo

adalah seperti pada Gambar 6.80.

Gambar 6.80 Struktur Organisasi Desa Madiredo Sumber : Hasil Survei Primer 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-150Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 151: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

1. Perangkat Desa

Perangkat desa di Desa Madiredo berjumlah 10 orang dengan masa jabatan

5 tahun sedangkan Kepala desa menjabat 5 tahun (1 periode) dengan

dipilih langsung oleh masyarakat.

a. Kepala Desa

Memimpin dan menjalan kan pemerintahan desa yang merupakan tugas

dari kepala pemerintahan dalam struktur pemerintahan desa. Dipilih

langsung oleh masyarakat selama 5 tahun dan hanya dapat menjabat

selama 2 periode.

b. Kepala Seksi Pemerintahan

Menjalankan dan Mengawasi aktivitas Pemerintahan sesuai aturan yang

berlaku.

c. Kepala Seksi Pembangunan

Menjalankan dan Mengawasi aktivitas Pembangunan yang sedang atau

sudah berjalan.

d. Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat

Mengurusi tentang kesejahteraan masyarakat yang ada di Desa

Madiredo. Masyarakat yang menerima Raskin diatur oleh seksi

kesejahteraan Rakyat.

e. Kepala Seksi Umum

Mengurusi dan menjalankan administrasi Pemerintahan desa.

f. Staf Pemerintahan Desa

Menjalankan aktivitas Pemerintahan desa sesuai dengan bagian masing-

masing bidang.

2. BPD

Merupakan lembaga perwakilan desa yang diangkat/diusulkan. BPD

berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. BPD

berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa dan

menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-151Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 152: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

3. PKK

Membantu Pemerintah Desa/Lurah dan merupakan mitra dalam

pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan keluarga.

4. LPMD

Menyusun rencana pembangunan secara partisipatif, menggerakkan

swadaya gotong royong masyarakat, melaksanakan dan mengendalikan

pembangunan.

5. BUMD

Merupakan lembaga yang mengurusi kegiatan air bersih. BUMD milik

Desa Madiredo bernama TIRTA NIRWANA.

B. Lembaga Non Formal

1. Karang Taruna

Menanggulangi berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang

dihadapi generasi muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif, maupun

pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya.

2. PKK

Menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat,

khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai

dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan.

3. Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani)

Peran dari gapoktan ini adalah dalam hal mengambil keputusan untuk

menentukan pengembangan produksi usaha tani yang menguntungkan

berdasarkan informasi yang tersedia.

4. Lembaga Adat

Lembaga adat ini bertugas dalam hal mengawasi atau menjalankan adat

istiadat yang ada di Desa Madiredo.

C. Keterkaitan Antar Lembaga

Keterkaitan antar lemabaga disini menggambarkan seperti apa hubungan

antara setiap lemabaga yang ada di Desa Madiredo. Keterkaitan antar lembaga ini

juga berfungsi untuk mengetahui lembaga apa yang paling berperan dalam

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-152Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 153: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

kehidupan masyarakat sekitar. Adapun bentuk keterkaitan antar setiap lembaga

digambarkan pada Gambar 6.81 berikut.

Gambar 6.81 Diagram Venn Sumber : Hasil PRA, 2012

Berdasarkan diagram tersebut diketahui bahwa masyarakat merupakan

subyek yang paling berpengaruh terhadap lembaga-lembaga yang ada di Desa

Madiredo. Seperti contoh gapoktan merupakan lembaga kelompok tani yang

merupakan sumber informasi tentang pertanian. Masyarakat Desa Madiredo yang

sebagian besar merupakan petani pasti sangat membutuhkan informasi tentang

bagaimana cara menanam, mengolah dan seperti apa harga di pasaran.

Keberadaan sebuah lembaga seperti gapoktan ini sangat membantu masyarakat

untuk meningkatkan hasil produksi dan perekonomian.

Selain itu, kelembagaan BPD merupakan wadah untuk masyarakat yang

ada di Desa Madiredo untuk menuangkan semua aspirasi dan pendapatnya

sehingga permasalahan kemasyarakatan akan disalurkan kepada pemerintah desa

melalui BPD. BPD dapat mengusulkan pemberhentian kepala desa apabila

mayoritas masyarakat meminta. Oleh karena itu keberadaan BPD ditengah

masyarakat menjadi wadah atau wakil masyarakat dalam Pemerintahan Desa.

PKK mempunyai hubungan langsung dengan masyrakat karena PKK

mampu memberdayakan masyarakat perempuan. Interaksi PKK dengan ibu-ibu

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-153Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Masyarakat

Gapoktan

BPD

HIPPAMPERANGKAT

DESA

PKK

Karang Taruna

Page 154: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

disalurkan melalui kegiatan rutin seperti pertemuan yang diadakan setiap bulan

sekali, penyuluhan kesehatan, posyandu,dan penyuluhan keterampilan.

HIPPAM mempunyai interaksi langsung dengan masyrakat mengenai

pembagian air bersih. Pengelolaan air bersih dilakukan secara mandiri. Hal ini

tentu saja membutuhkan aspirasi masyrakat. Interaksi inilah yang sangat

berpengaruh kepada masyarakat.

Karang taruna yang berada di Desa Madiredo mampu menampung

pemuda-pemuda untuk ikut andil dalam pembangunan desa tetapi belum

sepenuhnya karang taruna yang berada di Desa Madiredo berpengaruh dan

berjalan sesuai dengan tujuan.

Perangkat atau aparatur desa memegang peran yang sangat besar bagi

masyarakat setempat. Berbagai urusan warga secara otomatis akan berkaitan

dengan perangkat desa, khususnya seperti untuk kepentingan administrasi,

pengurusan KTP, akta kelahiran, surat-menyurat dan lain sebagainya.

6.3.7 Potensi dan Masalah

A. Potensi

Potensi merupakan suatu keadaan yang terdapat pada suatu daerah dimana

keadaan tersebut dapat dikembangkan, sehingga dapat memberikan manfaat bagi

masyarakat dan terhadap daerah itu sendiri. Desa Madiredo memiliki banyak

potensi yang dapat dikembangkan, baik potensi fisik maupun non fisik. Potensi-

potensi tersebut dapat dikembangkan dengan baik sehingga dapat memberikan

manfaat bagi masyarakat Desa Madiredo. Potensi yang ada di Desa Madiredo

antara lain berupa potensi alam, potensi ekonomi, potensi sosial budaya, dan

potensi kelembagaan.

1. Potensi Alam

Potensi alam merupakan suatu potensi fisik dasar yang dimiliki suatu

wilayah atau kawasan. Potensi-potensi alam yang dimiliki Desa Madiredo,

antara lain:

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-154Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 155: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

a. Kondisi tanah yang subur

Kondisi tanah di Desa Madiredo termasuk tanah yang subur sehingga baik

digunakan untuk lahan pertanian. Sebagian besar tanah di Desa Madiredo

digunakan sebagai lahan pertanian, sehingga dapat meningkatkan produksi

pertanian yang ada. Tanaman-tanaman pertanian seperti apel, kubis,

wortel, kentang, salad dan besai dapat berkembang dengan baik sehingga

sebagian besar pendapatan masyarakat desa diperoleh dari sektor

pertanian. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi tanah yang subur di Desa

Madiredo dapat membuka peluang sebagai salah satu kawasan sentra

produksi pertanian.

b. Perkebunan apel

Kekayaan alam yang dimiliki oleh Desa Madiredo sebagian besar adalah

tanaman apel. Sebagian besar luas wilayah Desa Madiredo terdiri dari

lahan pertanian, sehingga mayoritas lahan pertanian ditanami tanaman

apel. Tanaman apel yang ada di Desa Madiredo memiliki kualitas yang

baik.

c. Mata Air

Desa Madiredo memiliki sumber mata air yang tidak pernah kering

meskipun saat musim kemarau dan dimanfaatkan warga Desa Madiredo

untuk pengairan sawah di seluruh desa Madiredo. Namun masyarakat Desa

Madiredo juga memafaatkan mata air tersebut sebagai kebutuhan rumah

mereka dengan sistem pipanisasi dari sumber air terjun coban sriti dan

coban sehingga sumber mata air tersebut dapat menjadi potensi sumber air

bersih bagi masyarakat Desa Kunglumpang.

2. Potensi ekonomi

Potensi ekonomi merupakan potensi yang dimiliki penduduk desa dari

hasil sektor matapencaharian. Potensi ekonomi yang terdapat di Desa

Madiredo yaitu sebagai berikut.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-155Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 156: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

a. Komoditas pertanian

Sebagai desa yang memiliki kekayaan alam melimpah berupa hasil

pertanian, Desa Madiredo dapat meningkatkan perekonomian masyarakat

serta mengurangi pengangguran yang ada. Komoditas pertanian yang ada

di Desa Madiredo meliputi apel, kubis, wortel, kentang, salad dan besai.

Komoditas-komoditas tersebut dipasarkan di pasar-pasar terdekat sehingga

untuk penyaluran hasil-hasil produksi pertanian tidak membutuhkan biaya

yang lebih untuk transportasi. Dari hasil penjualan komoditas tersebut

sebagian digunakan sebagai kebutuhan pangan rumah tangga dan sebagian

dikonsumsi sendiri oleh masyarakat.

b. Komoditas peternakan

Desa Madiredo yang memiliki kekayaan alam melimpah juga memiliki

berupa jasa peternakan, Desa Madiredo dapat meningkatkan perekonomian

masyarakat serta mengurangi pengangguran yang ada. Komoditas

peternakan yang ada di Desa Madiredo berfungsi sebagai jasa pemerah

susu sapi dan pengumpul susu. Komoditas-komoditas tersebut juga

dipasarakan di pasar-pasar terdekat dan jauh. Dari hasil penjualan

komoditas tersebut sebagian digunakan sebagai kebutuhan pangan rumah

tangga dan sebagian dikonsumsi sendiri ole h masyarakat.

3. Potensi pariwisata

Potensi pariwisata yang terdapat di Desa Madiredo yaitu sebagai berikut:

a. Coban Watugedek

Lokasi air terjun Coban Watugedek berada di atas perbukitan dan

dikelilingi areal persawahan dan perhutanan dan juga bisa berpotensi

sebagai wisata tracking menuju lokasi CobanWatugedek.

b. Telaga Madiredo

Lokasi pariwisata telaga Madiredo berada di Dusun Lebo. Telaga

Madiredo berada di atas perbukitan dan dikelilingi area persawahan.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-156Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 157: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

4. Potensi Kelembagaan

Potensi kelembagaan yang terdapat di Desa Madiredo yaitu sebagai

berikut:

a. Pemerintahan yang periodik

Sistem pemerintahan di Desa Madiredo merupakan sistem Kades (Kepala

Desa) dimana yang memimpin sistem pemerintahan desa ini adalah

seorang kepala Desa. Sistem pemerintahan yang sekarang telah menganut

sistem periodik, dimana setiap 6 tahun sekali kepengurusan akan dipilih

lagi kepala Desa dan perangkat desa yang baru. Hal ini menimbulkan

stabilitas politik di tatanan kelembagaan desa, sebab kepala desa yang

menjabat sampai jangka waktu 6 tahun.

B. Masalah

1. Tanah

Kondisi tanah di Desa Madiredo tergolong baik, namun menjadi rusak jika

para petani menggunakan pupuk kimia yang berlebihan, yang otomatis

dapat merusak kondisi dari tanah tersebut.

2. Perkebunan Apel

a. Pada musim hujan bunga sulit menjadi buah, namun di musim kemarau

pun tidak bisa menjadi jaminan bunga bisa menjadi buah karena ada cabuk

drip (hama yang menghisap putik bunga) yang bersarang didalam bunga.

b. Selain faktor cuaca, ada juga masalah lain yang mempengaruhi hasil dari

perkebunan apel, yaitu masalah hama yang hingga sekarang para petani

apel tersebut masih belum menemukan obat apa yang cocok untuk

membasmi hama tersebut.

3. Pertanian

a. Sebagian lahan pertanian yang ada di Desa Madiredo ialah milik

masyarakat Kota Batu. Sebagian masyarakat Desa Madiredo ialah menjadi

buruh tani.

b. Tidak adanya koordinasi dalam penjualan hasil panen

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-157Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 158: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

c. Alat penunjang pertanian yang kurang lengkap, sehingga petani harus

menyewa alat-alat pertanian.

4. Kelembagaan

a. Kontrol lembaga pemerintahan

Suatu lembaga pemerintahan haruslah memiliki system control yang baik

agar selalu seimbang serta sesuai dengan hak, fungsi serta tugas dari

seperangkat system kelembagaan. Kontrol yang baik akan dapat

memberikan stabilitas kelembagaan yang baik. Desa Madiredo memiliki

struktur pemerintahan yang sudah baik. Desa Madiredo di pimpin oleh

seorang Kepala Desa yang memiliki masa jabatan seusai periode yang

telah ditentukan. Untuk mengontrol kinerja Kepala Desa dibentuk Badan

Permusyawaratan Desa (BPD). BPD ini mempunyai fungsi kontrol

terhadap kelembagaan Desa yang dipimpin oleh seorang kepala desa.

Hubungan antar BPD dan struktur pemerintahan desa adalah kordinatif,

hal ini yang menjadi kelemahan dalam mengontrol kinerja perangkat desa.

Hubungan kordinatif menyebabkan BPD hanya berwenang memberikan

masukan serta pertimbangan bagi perangkat desa dan tidak berwenang

untuk menindak tegas perangkat desa jika dinilai tidak lagi sesuai dengan

hak, fungsi, serta kewajiban perangkat desa. Fungsi kontrol dari BPD

melemah karena kewenangannya, yang hanya bisa memberikan masukan

dan pertimbangan kepada perangkat desa system kontrol yang lemah ini

dapat menyebabkan ketidakstabilan dalam pemerintahan desa.

b. Kepekaan pemerintah desa

Pemerintah merupakan payung masyarakat, yang mengayomi, mewadahi

serta memberikan pelayanan yang optimal kepada masyarakat. Pemerintah

harus peka terhadap kebutuhan-kebutuhan yang masyarakat inginkan.

Pemerintah Desa Pujon belum begitu peka terhadap permasalahan-

permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat, seperti keterbelakangan

pendidikan, ekonomi dan sosial. Pemerintah haruslah peka terhadap

masyarakat agar dapat mengayomi segala kepentingan dan dapat

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-158Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 159: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

memenuhi kebutuhan dari masyarakat. Pemerintah Desa Madiredo belum

peka terhadap permasalahan yang timbul dan bekembang dimasyarakat,

seperti prasarana jalan yang masih buruk dan pembangunan yang belum

merata. Untuk meningkatkan dan mengembangkan potensi desa perlu

adanya pemerintah yang tanggap dan peka terhadap aspirasi serta

kebutuhan masyarakat. Pemerinah Desa harus menjadi pelayanan

masyakarat bukan sebagai penguasa masyarakat.

c. Kelompok tani kurang berkoordinasi dan berfungsi secara optimal

d. Karang taruna hanya berfungsi saat hari-hari penting saja

5. Pemerintahan Periodik

a. Calonnya bukan berasal dari aspirasi masyarakat, melainkan berasal dari

kerabat pejabat yang sudah menjabat, sehingga tidak ada terobosan baru

dalam pembangunan desa, melainkan hanya meneruskan proyek

pembangunan yang telah ada (yang lama).

b. Masyarakat malas untuk berfikir dalam mencari calon-calon baru, hanya

memilih calon yang sudah ada. Padahal calon lain mungkin lebih

berpotensi.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-159Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 160: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.82 Foto Mapping Potensi dan Masalah Dusun Bengkaras

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-160Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 161: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.83 Foto Mapping Potensi dan Masalah Dusun Sobo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-161Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 162: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.84 Potensi dan Masalah Dusun Lebo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-162Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 163: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.85 Potensi dan Masalah Dusun Delik

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-163Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 164: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.86 Potensi dan Masalah Dusun Sumbermulyo

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-164Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 165: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

6.4 Kegiatan PRA

6.4.1 Stakeholder dalam PRA

Kegiatan Participatory Rural Appraisal atau yang biasanya disingkat PRA

ini merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk melihat dan melakukan

diskusi bersama dengan warga desa yang bersangkutan dengan harapan dalam

proses diskusi dapat terbentuk suatu komunikasi yang baik sehingga masyarakat

dapat memberikan bentuk partisipasinya dalam bentuk aspirasi dan pendapat.

Kegiatan PRA ini melibatkan beberapa stakeholder, diantaranya yaitu:

1. Perangkat desa

2. Kelompok tani

3. Tokoh masyarakat

4. Kelompok PKK

6.4.2 Pelaksanaan Kegiatan PRA

Untuk memperoleh data primer yang lebih lengkap, selain melalui survei

lapangan juga dilakukan dengan cara pendekatan langsung kepada masyarakat

desa melalui kegiatan PRA secara semiformal. Kegiatan PRA Desa Madiredo ini

mengundang beberapa tokoh masyarakat, perangkat desa, serta kelompok

masyarakat yang dilaksanakan Balai Desa Madiredo yang terletak di Dusun

Bengkaras. Pemilihan lokasi di Balai Desa selain dikarenakan lokasinya yang

mudah diakses dan strategis, masyarakat juga biasanya melakukan kegiatan-

kegiatan yang berhubungan dengan pemerintahan desa di Balai Desa.

Kegiatan PRA ini dilaksanakan pada tanggal 18 Oktober 2012 dengan

tujuan untuk mengetahui aspirasi masyarakat, serta dengan harapan mampu

mendapatkan suatu hasil yang dapat menyatukan pendapat dari setiap kalangan

masyarakat untuk mengkaji potensi dan masalah yang ada di Desa Madiredo.

Sumber data yang diperoleh dari kegiatan PRA ini berasal dari beberapa tokoh

masyarakat, perangkat desa, serta kelompok masyarakat yang diundang pada

kegiatan PRA tersebut. Pada kegiatan PRA di Desa Madiredo tersebut, dilakukan

penyusunan mengenai beberapa alat-alat PRA seperti penyusunan peta

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-165Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 166: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

administrasi, bagan kecenderungan, akar masalah, arus masukan keluaran, kajian

mata pencaharian, kalender musim, bagan peringkat dan diagram venn

6.4.3 Hasil PRA

A. Peta Administrasi

Peta adminstratif merupakan salah satu alat yang digunakan dalam PRA

Desa Madiredo Kecamatan Pujon Kabupaten Malang. Peta adminstratif digunakan

untuk menggambarkan kondisi Desa Madiredo. Dari peta administratif

tersebut,dapat diketahui persebaran beberapa jaringan, seperti jaringan jalan dan

irigasi. Batas-batas administratif Desa Madiredo seperti batas desa dan batas

dusun, penambahan jalan, penambahan persil dan aliran sungai juga dapat

digambarkan melalui peta adminstratif ini.

B. Bagan Kecenderungan

Bagan Kecenderungan merupakan suatu alat yang digunakan saat PRA

dengan tujuan untuk menggambarkan perubahan berbagai keadaan, kejadian serta

kegiatan masyarakat Desa Madiredo dari waktu ke waktu. Melalui bagan

kecenderungan ini, didapat informasi mengenai perkembangan ketersediaan

sarana-prasarana,perubahan kondisi fisik sosial, ekonomi, dan kelembagaan desa

dari tahun ke tahun, serta mengenai berbagai macam sejarah mengenai Desa

Madiredo.

Gambar 6.87 Bagan Kecenderungan Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA, 2012

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-166Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 167: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

C. Akar Masalah

Akar masalah ini digunakan bertujuan untuk mengetahui masalah pokok

yang terdapat di Desa Madiredo yang belum dapat terselesaikan sehingga

nantinya dengan mengetahui masalah pokok tersebut, akan muncul solusi agar

dapat menyelesaikan masalah pokok di Desa Madiredo. Berikut merupakan hasil

PRA mengenai pencarian akar masalah di Desa Madiredo.

Gambar 6.88 Akar Masalah Desa MadiredoSumber : Hasil PRA, 2012

D. Arus Pemasukan dan Pengeluaran

Bagan arus masukan dan keluaran merupakan salah satu teknik PRA yang

digunakan untuk mengkaji sistem-sistem yang ada di masyarakat Desa Madiredo

yang dari bagan itu sendiri akan terihat kebih rinci bagaimana setiap bagian itu

saling mempengaruhi. Sistem itu digambarkan ke dalam bagan yang

memperlihatkan bagian-bagian dalam sistem, yaitu: masukan (input) dan keluaran

(output) serta hubungan antara bagian-bagian dalam sistem itu.

Input meliputi sumber daya yang membuat sistem berjalan dengan baik.

Sedangkan output adalah manfaat atau hasil yang diperoleh dari pengolahan

sumber daya tersebut. Sistem masukan dan keluaran sektor pertanian maupun

sektor peternakan yang terdapat di desa Madiredo seperti pada Gambar 6.89

berikut.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-167Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 168: Laporan Hasil Survey

(a) (b)

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Gambar 6.89 Arus Masukan Keluaran Desa Madiredo di Bidang Pertanian (a) dan Peternakan (b)

Sumber : Hasil PRA, 2012

E. Kajian Mata Pencaharian

Kajian mata pencaharian dalam PRA digunakan untuk menjadi alat diskusi

mengenai berbagai macam mata pencaharian masyarakat di Desa Madiredo. Dari

kajian mata pencaharian ini, dapat diketahui bahwa penghasilan masyarakat Desa

Madiredo paling banyak berasal dari apel, ternak sapi dan sayuran. Selain itu juga

ada masyarakat yang berpenghasilan berasal dari ternak kambing akan tetapi

masih minoritas dan tidak terlalu signifikan bagi Desa Madiredo.

Gambar 6.90 Kajian Mata Pencaharian Desa MadiredoSumber : Hasil PRA, 2012

F. Kalender Musim

Alat PRA kalender musim ini digunakan untuk mengetahui proses-proses

penananaman, waktu penanaman hingga panen dari hasil sektor pertanian di Desa

Madiredo.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-168Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 169: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Jika dilihat dari hasil panen, komoditas utama yang ada di Desa Madiredo

adalah apel dan sayuran. Masa panen apel di desa ini yaitu setiap hari dan untuk

masa panen sayuran seperti wortel dan kubis di desa ini yaitu 3 kali panen dalam

satu tahun yaitu pada bulan Januari, Mei, dan September.

Gambar 6.91 Kalender Musim Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA, 2012

G. Bagan Peringkat

Bagan peringkat merupakan salah satu alat yang dilakukan dalam kegiatan

PRA. Bagan peringkat ini dibuat untuk mengetahui komoditas utama terkait mata

pencaharian di Desa Madiredo. Komoditas yang dimasukkan adalah apel, kol,

wortel, kubis, peternakan sapi perah. Variabel yang dimasukkan adalah hasil

produksi, luas lahan, kualitas, wilayah pemasaran, keuntungan dan jumlah serta

peringkat apabila sudah diketahui hasil analisis setiap variabel.

Gambar 6.92 Bagan Peringkat Desa Madiredo Sumber : Hasil PRA 2012

H. Diagram Venn

Diagram venn adalah salah satu alat yang dilaksanakan dalam kegiatan

PRA. Diagram venn merupakan alat untuk mendeskripsikan tentang analisis

kelembagaan, baik formal maupun informal yang berada di Desa Madiredo.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-169Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 170: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

Lembaga formal yang ada adalah Pemerintahan Desa, BPD, LPMD, PKK,

sedangkan untuk lembaga informal adalah pengajian masyarakat desa.

Gambar 6.93 Diagram Venn Desa MadiredoSumber : Hasil PRA 2012

Setelah dilakukan PRA mengenai diagram venn dapat diketahui

keterkaitan antara lembaga formal dan non formal di Desa Madiredo. Selain dapat

diketahui anggotanya yang berperan terdiri dari laki-laki atau perempuan saja atau

terdiri dari kedua-duanya. Dari hasil pemaparan warga di Desa Madiredo tidak

terjadi konflik antar lembaga baik formal maupun non formal. Kerjasama antar

lembaga berjalan dengan baik dan antar lembaga saling bekerja sama.

6.4.4 Partisipasi Masyarakat dalam Kegiatan PRA

PRA merupakan suatu motode pendekatan dalam proses pemberdayaan

dan peningkatan partisipasi masyarakat, yang tekanannya pada keterlibatan

masyarakat dalam keseluruhan kegiatan pembangunan. Pendekatan PRA bercita-

cita menjadikan warga masyarakat sebagai peneliti, perencana program

pembangunan bukan sebagai objek pembangunan. Pemberdayaan masyarakat dan

partisipasi merupakan strategi dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada

masyarakat.

Dalam kegiatan PRA diperlukan partisipasi dari masyarakat Desa

Madiredo dalam keseluruhan kegiatan. Kontribusi masyarakat Desa Madiredo

dalam kegiatan PRA tergolong minim. Dari 70 undangan yang tersebar, hanya 30

orang yang datang atau sekitar 45%. Masyarakat yang hadir sangat aktif dalam

berpartisipasi kegiatan PRA tersebut, termasuk dalam mengisi form seperti

kalender musim, bagan kecenderungan, transek desa dan lain-lain.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-170Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 171: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

6.5 Kebijakan Terkait

Kebijakan terkait merupakan patokan atau acuan yang dipergunakan untuk

tata ruang dan kesesuaian pemanfaatan ruang. Kebijakan terkait terbagi menjadi

dua, yaitu lingkup internal dan eksternal.

6.5.1 Kebijakan Internal

Kebijakan internal merupakan acuan tata ruang yang mengacu pada

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMD) tahun 2008 s.d 2012.

Kebijakan internal yang menyangkut Desa Madiredo sebagai desa pengembangan

wisata memiliki strategi dan arah kebijakan yang didasarkan pada Rencana

Pembangunan jangka Menengah Desa (RPJMD) tahun 2008 s.d 2012 yang

meliputi hal-hal sebagai berikut:

A. Bidang Pelayanan Masyarakat

1. Meningkatkan efisiensi pelayanan kepada masyarakat yang mudah, cepat

dan menyeluruh.

2. Mewujudkan ketertiban dalam manajemen, administrasi dan keuangan.

B. Bidang Pemberdayaan

1. Meningkatkan kualitas Aparatur Pemerintah Desa untuk mewujudkan

ketertiban dalam manajemen, administrasi dan keuangan.

2. Meningkatkan peran serta masyarakat melalui lembaga, organisasi

kemasyarakatan atau kelompok lain untuk bersama melaksanakan proses

pembangunan.

3. Pemberdayaan pengelolaan produk petanian.

4. Mewujudkan peningkatan kemampuan kewirausahaan.

5. Mewujudkan kemampuan menumbuhkan ekonomi produktif masyarakat

miskin.

6. Mewujudkan suasana kehidupan ekonomi dan sosial yang mantap dalam

suasana keagamaan yang aman, tertib dan berkualitas sehingga siap

menghadapi tantangan zaman informasi yang serba cepat, global dan

instant.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-171Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 172: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

C. Bidang Pembangunan

1. Membangun sarana dan prasarana serta infrastruktur desa untuk membantu

kelancaran produksi dan pemasaran hasil pertanian.

2. Membangun sarana kesehatan masyarakat yang bisa dijangkau oleh

seluruh masyarakat serta memberikan pelayanan purna perawatan yang

memadai.

3. Mewujudkan adanya sarana dan prasarana pendidikan formal maupun non

formal yang representative sehingga seluruh penduduk usia sekolah bisa

menuntaskan wajib belajar sesuai dengan program pemerintah secara

nasional.

4. Membangun kehidupan sosial, ekonomi masyarakat yang lebih baik dan

sejahtera.

5. Mewujudkan kewirausahaan yang dapat menopang kebutuhan ekonomi

masyarakat menengah ke bawah.

6.5.2 Kebijakan Eksternal

Menurut UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, Rencana Tata

Ruang Kawasan Perdesaaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten adalah

bagian rencana tata ruang wilayah kabupaten.

Pada UU No. 26 tahun 2007 menyebutkan bahwa:

1. Penataan ruang kawasan perdesaan dalam 1 (satu) wilayah kabupaten

dapat dilakukan pada tingkat wilayah kecamatan atau beberapa wilayah

desa atau nama lain yang disamakan dengan desa yang merupakan bentuk

detail dari penataan ruang wilayah kabupaten.

2. Rencana tata ruang kawasan perdesaan yang mencangkup 2 (dua) atau

lebih wilayah kabupaten merupakan alat koordinasi dalam pelaksanaan

pembangunan yang bersifat lintas wilayah.

Dengan demikian sebuah perencanaan wilayah diperlukan untuk

meningkatkan sebuah tata kelola yang terpadu antar wilayah. Sebuah perencanaan

juga dibutuhkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki suatu wilayah.

Kebijakan harus mengedepakankan sebuah integritas secara vertikal dan

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-172Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya

Page 173: Laporan Hasil Survey

STUDIO PERENCANAAN DESA 2012 DESA MADIREDO – KECAMATAN PUJON

KABUPATEN MALANG

horizontal sehingga ada kesinambungan pembangunannya. Pembangunan harus

memperhatikan karakteristik daerah studi yang nantinya akan berdampak pada

peningkatan atau pengembangan potesi yang dimiliki suatu desa. Selain potensi

pertanian, pengembangan potensi tempat wisata juga diperlukan sebagai upaya

meningkatkan perekonomian.

Perencanaan Wilayah dan Kota VI-173Fakultas TeknikUniversitas Brawijaya