laporan fisika terapan bab 2

Upload: yayasurya

Post on 07-Jan-2016

28 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LAPORAN PRATIKUM FISIKA TERAPAN BAB 2 JURUSAN TEKNIK SIPIL UNS SOLO

TRANSCRIPT

Laporan Praktikum Konsep Teknologi dan Rekayasa LingkunganJurusan Teknik Sipil 2014 Bab 2Kelompok 7Pemeriksaan Air SungaiBAB 2PEMERIKSAAN AIR SUNGAI2.1 Lokasi Pengambilan Air SampelPengambilan air sample berlokasi di Saluran Induk Colotimur. Lokasi Saluran Induk Colotimur ini terletak di dekat jalan raya dan pemukiman penduduk, jadi kemungkinan air mengalami pencemaran cukup tinggi. Sebagai penyebab pencemaran antara lain limbah rumah tangga, baik limbah organik maupun limbah anorganik. Berikut ini adalah gambar lokasi pengambilan sampel air pada titik 4 :

Gambar 2.1 Lokasi pengambilan sample airKeterangan : (4): titik pengambilan sampel: arah arus sungaiA: jembatanB : jalanC: pintu air

2.2 Cara Pengambilan SampelSampel air diambil dari lokasi dengan menggunakan jerigen air yang berjumlah 2 buah ( 10 liter). Pengambilan dilakukan dari permukaan air dengan hati-hati sehingga kondisi air yang diambil sesuai dengan kondisi air di lapangan. Metode yang digunakan adalah :a. Menjaga agar endapan di dasar sungai tidak ikut terbawa.b. Menggunakan jerigen yang bersih dan tidak mengandung zat-zat kimia yang mudah larut.Hal tersebut dilakukan untuk menghindari kesalahan analisis sehingga tidak keliru dalam mengambil keputusan.2.3 Pemeriksaan Air SampelA. TujuanUntuk memeriksa tingkat pencemaran yang terjadi pada air sampel.B. Dasar TeoriZaman semakin lama semakin berkembang, perkembangan zaman juga ditandai dengan perkembangan ekonomi salah satunya dibidang industri, berbagai macam kemajuan di bidang industri menimbulkan berbagai dampak baik dampak positif maupun dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang dapat kita lihat adalah terjadinya pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran air. Pencemaran air ditimbulkan oleh pabrik-pabrik penghasil limbah cair, dimana limbah cair tersebut tidak melalui IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) terlebih dahulu, namun langsung dibuang ke sungai.Pencemaran air tidak hanya dapat ditimbulkan oleh limbah pabrik, melainkan juga dapat tercemari oleh limbah rumah tangga, zat-zat kimia, kotoran manusia, dan sampah yang dibuang secara sembarangan. Contoh dari zat-zat kimia pencemar adalah zat-zat yang terkandung dalam deterjen, pestisida, zatpewarna, dan lain-lain. Pencemaran tersebut tidak hanya mengganggu kelangsungan ekosistem yang ada di sungai, tetapi juga berpengaruh terhadap lingkungan yang ada di sekitarnya.Sebagai contoh, bau yang ditimbulkan oleh zat yang tercemar dapat mengganggu kenyamanan manusia, penyakit yang ditimbulkan oleh nyamuk, dan juga mempengaruhi kualitas air yang dikonsumsi oleh masyarakat.Berikut ini merupakan ciri-ciri fisik air yang tercemar :1. SuhuKelarutan oksigen dalam air sangat tergantung pada perubahan suhu. Hal ini dimungkinkan karena naiknya suhu akan mengakibatkan proses oksidasi tinggi seiring dengan cepatnya proses oksidasi biologis, selain itu, kebutuhan akan oksigen juga bertambah.2. Warna, rasa, dan bauWarna, rasa, dan bau termasuk dalam syarat air yang sehat. Air yang sehat adalah air yang tidak berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Jika telah tercemar, maka salah satu atau ketiga unsur tersebut dapat berubah; sebagai contoh, warna akan menjadi hitam, baunya amis, dan rasanya tidak enak jika dimasak.3. KekeruhanSemakin banyak kotoran yang terlarut dalam air tersebut, maka tingkat kekeruhan dari air tersebut pun juga akan semakin tinggi. Semakin banyak kotoran, maka semakin buruk kualitas air tersebut.C. Alat dan Bahan1. Alata. Jerigen airb. Stopwatchc. Termometerd. Kertas pHe. Talif. Meterang. Tongkath. Emberi. Gabus

2. Bahana. Air sampel dari sungaiGambar alat uji fisik dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Jerigen airTermometerKertas pHGabus Stop Watch Tali Pramuka

MeteranTongkat KayuEmberAir SampelGambar 2.2 Gambar alat dan bahan pemeriksaan air sampelD. Cara Kerja1) Mencatat waktu pengambilan sampel (pagi, siang, sore) beserta jam.

Gambar 2.3 Mencatat Waktu Pengambilan Air Sampel2) Membaca kenaikan suhu yang ditunjukkan oleh termometer terhadap sampel.

Gambar 2.4 Mengukur Suhu Air3) Mengamati warna dan kekeruhan (keruh, agak keruh atau jernih).

Gambar 2.5 Warna dan Kekeruhan Air Sungai4) Mengamati dan memeriksa bau Saluran Induk Colotimur.5) Memeriksa pH dengan kertas pH, kemudian mencocokkan warnanya dengan warna standar.

Gambar 2.6 Memeriksa pH

6) Mengukur Kedalaman air Saluran Induk Colotimur.

Gambar 2.7 Mengukur Kedalaman Air7) Mengamati kecepatan aliran air.

Gambar 2.8 Mengamati Kecepatan Aliran Air8) Pada jarak tertentu dilepaskan sterofoam pada aliran sungai dan mencari kecepatanyang dinyatakan dalam Persamaan 2.1 : .............................................................................................(2.1)Keterangan :v = kecepatan (m/s)s = jarak (m)t = waktu (s)9) Mengambil sampel air sungai sebanyak 10 liter dalam 2 jerigen

Gambar 2.9 PengambilanAir Sampel10) Mengamati keadaan lingkungan setempat (sampah, pohon, dll)

Gambar 2.10 Lingkungan Sekitar Tempat Pengambilan Air Sampel

E. Hasil Pengamatan1. Pemeriksaan di lapanganLokasi (nama sungai): Saluran Induk ColotimurHari / tanggal : Selasa, 4 Desember 2014Jam : 07.45 WIBVolume air : 5,22 m3Diperoleh: a. Suhu udara: 23Cb. Suhu air: 26Cc. pH: 6d. Warna: coklate. Bau: amis dan tidak sedapf. Kekeruhan: keruhg. Populasi yang hidup: keong dan lalat

2. Perhitungan Debit Sungaia. Lebar dasar sungai: 6,79 mb. Lebar permukaan sungai: 12,63 mc. Kedalaman sungai: 0,34 md. Luas tampang sungai: 0,30 m2e. Kecepatan aliran1) Jarak benda terapung: 1,58 m2) Waktu tempuh benda: 2 detik3) Kecepatan: 0,79 m / detikf. Debit sungai / saluranPerhitungan: Q = V x A = 0,79 x 0,30 = 0,237 m3 / detikg. Lingkungan di sekitar penelitian1) Pemukiman2) JalanGambar penampang sungai dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

12,63 m

0,34 m0,34 m

6,79 mGambar 2.11 Gambar penampang sungai

2.4 Uji Fisika2.4.1 Pemeriksaan Daya Hantar Listrik ( DHL )A. Maksud dan TujuanUntuk mengetahui daya listrik air dari Saluran Induk Colotimur.B. Dasar TeoriAliran daya listrik rendah merupakan salah satu ciri-ciri air bersih, yaitu di bawah 1000 mhos/cm,walaupun dalam batas yang masih diperbolehkan, maksimum 1500 mhos/cm.Air keruh biasanya memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Air yang payau atau asin meskipun jernih tidak baik untuk kesehatan (bila kita konsumsi) karena air tersebut memiliki daya hantar listrik di atas batas yang masih diperbolehkan.C. Alat dan Bahana. Electricity conductivity meterb. Gelas beker 600 mlAlat uji pemeriksaan daya hantar listrik dapat dilihat pada gambar di bawah ini:

Electricity Conductivity MeterBeker Glass

Air Sampel Air Jar TestAir SaringanGambar 2.12 Gambar alat dan bahan uji DHL

D. Cara Kerjaa. Memastikan alat pada posisi on dan disetel pada range 5.

Gambar 2.13 Memastikan alat uji DHL ONb. Mencelupkan elektroda electricity conductivity meter ke dalam gelas beker yang sudah diisi air sampel 500 ml tanpa menyentuh dinding gelas.

Gambar 2.14 Mencelupkan elektroda electricity conductivity meterc. Membaca pada alat dan mencatat angka yang ditunjukkan.Apabila menunjukkan di bawah 2000 mhos / cm, maka setel pada range 4 untuk memperjelas bacaan.

Gambar 2.15 Membaca angka yang ditunjukkan oleh electricity conductivity meterd. Mencuci elektroda dengan cara mencelupkan elektroda ke dalam gelas beker yang sudah diisi aquades.E. Hasil Pengamatana. Volume air sampel: 500 mlb. Daya hantar listrik ( DHL ): 505 mhos / cmF. KesimpulanAir minum yang baik seharusnya memiliki DHL ( Daya hantar Listrik ) yang rendah. Dari hasil pengamatan, menunjukkan bahwa air sampel tersebut mengandung garam-garam atau ion-ion yang bersifat elektrolis, semisal Cl, karena air sampel tersebut memiliki nilai DHL sebesar 505 m hos / cm ( di bawah 1000 m hos / cm ), sehingga air tersebut dalam hal tingkat kemampuan menghantarkan listrik, sudah memenuhi syarat sebagai air bersih.2.5 Uji Kimia2.5.1 Pemeriksaan Kadar Besi ( Fe )A. Maksud dan TujuanMengetahui kadar besi yang ada dalam air SaluranIndukColotimur.B. Dasar TeoriPada dasarnya besi dalam air dalam bentuk Ferro (Fe2+) atau Ferri (Fe3+). Hal ini tergantung dari kondisi pH dan oksigen terlarut dalam air. Pada pH netral dan adanya oksigen terlarut yang cukup, maka ion ferro yang terlarut dapat teroksidasi menjadi ion ferri dan selanjutnya membentuk endapan. Ferri hidroksida yang sukar larut, berupa presipitat yang biasanya berwarna kuning kecoklatan. Kadar Fe yang sesuai syarat adalah 0.2 mg/liter. Fe bisa berupa endapan, larutan, atau koloid yang melayang-layang dalam air, sehingga mempengaruhi tingkat kejernihan air. Karena kandungan besi dalam air ada dua macam, maka pemeriksaan Fe2+ diubah menjadi Fe3+ dengan cara oksidasi.

Fe2+ ( oksidasi Fe3+ ) Fe Fe3+Fe3+ + 3[ CNS ]Fe[ CNS ]3endapan merah coklatC. Alat dan Bahan1. Alata. Tabung reaksib. Rak tabungc. Pipetd. Gelas ukur 2. Bahana. NH2SO4b. Amonium / kalium rodanida (NH4CNS / KCNS)c. KMnO4d. Aquadese. Larutan standar besiGambar alat uji pemeriksaan kadar besi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Tabung Reaksi dan Rak Tabung

PipetGelas Ukur

NH2SO4KCNSKMnO4

AquadesLarutan standar besiGambar 2.16 Gambar alat pemeriksaan FeD. Cara Kerja1. Pemeriksaan larutan standara. Menyiapkan 10 tabung reaksi dalam rak dan diberi nomor 1 sampai 10.

Gambar 2.17 Menyiapkan 10 tabung reaksi dalam rakb. Memberikan secara berurutan kedalam masing-masing tabung reaksi, aquades 10 ml, 9 ml, 8 ml, dan seterusnya.c. Memberikan secara berurutan kedalam masing-masing tabung reaksi, larutan standar Fe sebanyak 0 ml, 1 ml, 2 ml, danseterusnya.

Gambar 2.18 Memberikan larutan Fe kedalam tabung reaksid. Menambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi 1 ml 4 NH2SO4, kemudian menambahkan larutan KMnO4 sehingga warna larutan merah muda yang stabil.

Gambar 2.19 Menambahkan NH2SO4, kemudian larutan KMnO4 kedalam tabung reaksie. Menambahkan 2 ml NH4CNSatauKCNS [ NH4atau K-rodanida ].2. Pemeriksaan Fe totala. Menyiapkan 1 tabungreaksidanmengisinyadengan air contohsebanyak 10 ml, seperti pada Gambar 2.20

Gambar 2.20 Menyiapkan 10 ml Air Sampelb. Memberikan 1 ml 4NH2SO4, lalu tetes-tetes KMnO4sampai warna merah muda yang stabil, seperti pada Gambar 2.21

Gambar 2.21 Memasukkan 1 ml 4NH2SO4c. Memasukkan 2 ml NH4CNS atau KCNS, kemudian mencocokkan warna yang terjadi dengan warna larutan standar, misalnya tabung nomor 4.d. Menghitung Fe total :Pada tabung nomor 4 (misal) larutan standar yang ditambahkan3 ml, maka kadar Fe dalam air contoh adalah 0,3 mg/lt.Catatan :0 ml larutanstandar, kadar Fe = 0 mg/lt1 ml larutan standar, kadar Fe = 0,1 mg/lt dan seterusnya.3. Pemeriksaan Fe3+a. Menyiapkan 1 tabungreaksidanmengisinyadengan air contohsebanyak 10 ml, seperti pada Gambar 2.22

Gambar 2.22 Menyiapkan 10 ml Air Sampelb. Menambahkan kedalam tabung 2 ml NH4CNS atau KCNS (amonium/ kaliumrodanida), dan mencampurnya agar reaksi sempurna, seperti pada Gambar 2.23

Gambar 2.23 Menambahkan 2 ml KCNSc. Membandingkan warna larutan yang terjadi dengan larutan kadar besi feri.4. Pemeriksaan Fe2+Mencari selisih besi total dengan besi Fe3+ .E. Hasil Pengamatan1.Fe totalLarutan standar Fe: 0 mlAquades: 10 ml2.Fe3+ Larutan standar Fe: 0 mlAquades: 10 mlF. Analisa Data Perhitungan Fe totalTidak ada larutan standar yang ditambahkan, maka kadar Fe dalam air sampel adalah 0 mg / lt. Perhitungan Fe3+Tidak ada larutan standar yang ditambahkan, maka kadar Fe3+ dalam air sampel adalah 0 mg / lt. Perhitungan Fe2+Kadar Fe2+= Fe total Fe3+= 0-0= 0 mg/ltBerikut ini Tabel 2.1 tentang larutan standar besiTabel 2.1 Tabel Larutan Standar Besi ( Fe )Nomor tabungAquades ( ml )Standar Fe ( ml )

12345678910109876543210123456789

G. KesimpulanDari hasil pengamatan, kita dapat menentukan kadar Fe dari air SaluranInduk Colotimur. Berdasarkan perhitungan didapat bahwa kadar Fe total air sampel adalah 0mg/lt. Berdasarkan Keputusan Departemen Kesehatan di dalam Permenkes No. 416 /Per/Menkes/IX/ 1990 tentang air bersih yaitu sebesar 1,0 mg/l. Berarti air sampel tersebut telah memenuhi syarat sebagai air baku berdasarkan pengujian kandungan Fe.2.5.2 Pemeriksaan Klorida ( Cl-)A. Maksud dan TujuanPemeriksaan klorida (Cl-) bertujuan untuk menentukan kadar klorida dalam sampel air Saluran Induk Colotimur.B. Dasar TeoriKlorida adalah salah satu avion anorganik yang sangat banyak terdapat dalam air dan air buangan. Hampir semua air alami mengandung ion klorida. Konsentrasinya bervariasi, tergantung kandungan mineral bumi di berbagai daerah. Dalam jumlah kecil mereka tidak berpengaruh tetapi dalam konsentrasi tinggi mereka menyebabkan masalah. Dalam konsentrasi tinggi klorida menyebabkan air menjadi payau, rasa asin yang sama sekali tidak diinginkan. Air yang mengandung 200 mg/lt klorida sudah terasa jika kationnya natrium. Kandungan klorida yang tinggi merugikan pipa-pipa logam, bangunan, dan pertanian. Syarat batas klorida dalam air bersih adalah antara 200-600 mg untuk tiap liter. Metode argentometri merupakan suatu cara pemeriksaan klorida menggunakan larutan baku perak nitrat dengan indicator kalium yang akan memberikan titik akhir titrasi merah kuning.C. Alat dan Bahan1. Alata. Gelas ukur 50 mlb. Erlenmeyer 250 mlc. Pipet ukurd. Buret2. Bahana. Larutan perak nitrat ( AgNO3 ) 0,01 mlb. Indikator kalium kromat ( K2CrO4)

Gelas Ukur Erlenmeyer Pipet Ukur

Larutan AgNO3Buret Indikator K2CrO4Gambar 2.24 Gambar alat dan bahan uji Cl-D. Cara Kerja 1. Mengambil 50 ml air contoh dengan menggunakan gelas ukur, kemudian memasukkannya ke dalam erlenmeyer, seperti pada Gambar 2.25

Gambar 2.25 Memasukan air ke dalam erlenmeyer2. Menambahkan kalium kromat 1 ml, seperti pada Gambar 2.26

Gambar 2.26 Menambahkan kalium kromat3. Menitrasikan campuran dengan menggunakan larutan standar AgNO3 0,01 N sampai terjadi warna merah kuning,

Gambar 2.27 Mentitrasikan campuran4. Mencatat jumlah perak nitrat yang dipakai ( t ml ),

Gambar 2.28 Mencatat jumlah nitratE. Hasil PengamatanBerdasarkan percobaan yang dilakukan didapat hasil:1. Volume air sampel: 50ml2. AgNO3 yang dibutuhkan untuk titrasi: 1,8ml3. Warna akhir: Merah kuningUntuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.29 di bawah ini.

Gambar 2.29 Hasil uji Cl-F. Analisa DataReaksi yang terjadi : NaCl + AgNO3AgCl + NaNO32AgCl + K2CrO4Ag2CrO4 + 2KCl

Kadar klorida= mg/lt

= mg/lt= 12,78 mg/ltG. KesimpulanDari hasil pengamatan dan perhitungan didapat kadar Cl- sebesar 12,78mg/lt. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI No 492 / MenKes / PER / IV / 2010 tanggal 19 April 2010 tentang persyaratan kualitas air minum bahwa kadar maksimum Cl- adalah sebesar 250 mg/lt, danberdasarkan Keputusan Gurbernur Kepala DATI Jawa Tengah no.660/1/26/1990 bahwa kadar Cl maksimum adalah 600 mg/lt. Berarti air sampel tersebut memenuhi syarat sebagai air baku, berdasarkan pengujian kadar Cl-.2.5.3 Pemeriksaan Kesadahan TotalA. Maksud dan TujuanPemeriksaan kesadahan total bertujuan untuk mengetahui kesadahan dari air sungai.B. Dasar TeoriKesadahan air adalah kandungan mineral- mineral tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam bentuk garam karbonat. Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi, sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab kesadahan juga bisa merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat dan sulfat . Metode paling sederhana untuk menentukan kesadahan air adalah dengan sabun. Dalam air lunak, sabun akan menghasilkan busa yang banyak. Pada air sadah, sabun tidak akan menghasilkan busa atau menghasilkan sedikit sekali busa.Syarat kesadahan untuk air minum adalah 5 10oD (1o D = 10 mg/lt CaO). Air yang mempunyai kesadahan untuk air minum rendah berarti air tersebut mudah melarutkan sesuatu, dan ini tidak baik untuk bangunan karena mudah menimbulkan kerak pada pemanasan. Jika dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, air dengan kesadahan tinggi tidak memiliki pengaruh negatif yang tinggi, hanya saja rasanya getir dan dapat mengurangi daya kerja sabun pembersih.C. Alat dan Bahan1. Alata. Gelas Ukur 50 mlb. Erlenmeyer 250 mlc. Pipetd. Buret2. Bahana. Buffer Kesadahanb. Indikator EBT (Erikhrom Black T)c. Indikator 0,01 EDTA (Etylen Dianine Tetra Acetic Acid)Gambar alat uji pemeriksaan kesadahan total dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Buret

Gelas Ukur

Erlenmeyer

Pipet tetes

Buffer Kesadahan Indikator EBTIndikator EDTA 0.01Gambar 2.30 Gambar alat dan bahan pemeriksaan kesadahan totalD. Cara Kerjaa. Mengambil air sampel sebanyak 50 ml dengan menggunakan gelas ukur dan memasukkannya ke dalam Erlenmeyer.

Gambar 2.31 Mengambil air sampel dengan gelas ukur

Gambr 2.32 Memasukkan air sampel ke dalam Erlenmeyerb. Menambahkan buffer kesadahan sebanyak 2 ml ke dalam Erlenmeyer.

Gambar 2.33 Menambahkan buffer 2 ml ke dalam Erlenmeyer

c. Menambahkan indikator EBT sepucuk sendok kecil, kemudian mengocoknya sehingga larutan berwarna merah. Bila air berwarna biru maka kesadahan air sangat rendah.

Gambar 2.34 Menambakan indicator EBTd. Melakukan tritasi dengan larutan EDTA 0.01 M, hingga larutan menjadi berwarna biru.Gambar 2.35 Menitrasi dengan EDTA 0.01 ME. Hasil PengamatanLarutan EDTA yang digunakan untuk kesadahan total sebesar 8,3 mlF. Analisa dan Perhitungan

100056

50100Kesadahan Total= x t x x 0,1

561000

50100= x 4,9x x 0,1

= 5,488 o DKeterangan :t: volume EDTA 0.01 M yang digunakan (ml)50: volume air contoh56: berat molekul Ca

: molaritas EDTA0,1: faktor yang mengubah satuan mg/lt CaOG. KesimpulanBerdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990 tanggal 3 September 1990, bahwa syarat kesadahan untuk air minum adalah 5 10 o D. Dari hasil perhitungan didapatkan besar kesadahan total pada air contoh yang belum disaring sebesar 5,488o D, maka air sampel dalam hal kesadahan air telah memenuhi syarat sebagai air minum.2.5.4 Pemeriksaan Kesadahan Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg)A. Maksud dan TujuanUntuk menentukan kadar Ca dalam air sungai.B. Dasar TeoriAdanya kalsium di dalam air disebabkan karena air mengalir di atas batu kapur, dolomit, batu gibs. Kalsium merupakan penyusun kesadahan jumlah di dalam air. Penyusun utama kesadahan adalah logam-logam bervalensi dua seperti magnesium, CO3, HCO3, khlorida, dan sulfat ( SO4 ). Kesadahan yang disebabkan oleh garam bikarbonat dari Ca dan Mg yang larut dalam air, akan mengendap pada pemanasan. Sedangkan kesadahan tetap disebabkan oleh garam khlorida dan sulfat dari Ca dan Mg yang tidak mengendap pada pemanasan. Kalsium ditentukan dengan titrasi menggunakan EDTA dengan indikator MRX ( murexida ) yang berubah warnanya dari merah jambu menjadi biru ungu. Kadar Ca menurut standar adalah antara 75-200 mg / lt.C. Alat dan Bahan1. Alata. Erlenmeyer 250 mlb. Gelas ukur 500 ccc. Buret 50 ccd. Sendok kecil2. Bahana. Larutan EDTA ( 1 ml = 1 mg CaCO3 )b. Indikator MRXc. Larutan NaOH 8 Gambar alat uji pemeriksaan kesadahan Kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Erlenmeyer

Gelas Ukur

SendokBuret

EDTA MRX NaOHGambar 2.36 Gambar alat pemeriksaan kesadahan Ca dan MgD. Cara Kerjaa. Mengambil 100 ml air sampel menggunakan gelas ukur, masukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml.

Gambar 2.37 Menuangkan ke Erlenmeyerb. Menambahkan 1 ml larutan NaOH 8 menggunakan pipet ukur.

Gambar 2.38 Menambahkan 1 ml NaOH 8 c. Menambahkan sepucuk sendok kecil indikator MRX.

Gambar 2.39 Menambahkan indicator MRXd. Memanaskan campuran kira-kira 40C.

Gambar 2.40 Memanaskan campurane. Setelah dingin, menetrasikan dengan larutan EDTA sampai timbul warna ungu biru.Gambar 2.41 Menetrasikan dengan EDTA sampai berwarna ungu

f. Mencatat penggunaan EDTA ( t cc ).Gambar 2.42 Mencatat penggunaan EDTAE. Hasil Pengamatan1. Pada air sampel yang belum disaring, larutan EDTA yang digunakan untuk kesadahan Ca sebesar 11,7 ml.2. Warna air sampel berubah menjadi ungu biru.F. Analisa Data dan Perhitungana. Kesadahan kalsium dihitung sebagai MgCaCO3 tiap liter air.Kesadahan kalsium air sampel yang belum disaring :Kesadahan Ca= = = 4,68 mg3/ltb. Kesadahan magnesium adalah kesadahan yang didapat dari selisih antara kesadahan total dan kalsium, karena yang bereaksi lebih dulu dengan EDTA adalah kalsium jika pH dibuat cukup tinggi. Mg= {kesadahan total - kesadahan kalsium}MgCaCO3/lt = {(5,488 x 17,8) 4,68} MgCaCO3/lt = 93,0064 MgCaCO3/lt

Kadar Mg dalam air= (Mg dalam CaCO3/lt) x 0.244 mg/lt= 93,0064x 0.244 mg/lt= 22,6935 mg/ltG. KesimpulanDari hasil perhitungan didapatkan kadar magnesium sebesar 22,6935mg/lt, sedangkan kadar Mg menurut standar adalah 75-200 mg/lt. Berarti air sampel dalam hal kadar Mg belum memenuhi syarat sebagai air minum.2.5.5 Pemeriksaan pHA. Maksud dan TujuanPemeriksaan pH bertujuan untuk mengetahui pH air contoh ( asam atau basa ).B. Dasar TeoripH adalah derajatkeasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Pada air yang murni CH+ = COH- = 10-7 gram ion / lt. Suatu larutan yang mempunyai pH = 7 disebut netral. Suatu media dikatakan asam jika konsentrasi H+ lebih besar dari 10-7 ( pH lebih besar daripada 7 ). Pengukuran pH bisa dilakukan secara elektrik menggunakan suatu alat yang dinamakan pHmeter, dan bisa pula menggunakan indikator pewarna.Contohnya : Methil oranye, batas pH 2.8 4.4 dengan perubah warna merah ke kuning.Phenol red, batas pH 6.8 8 dengan perubah warna kuning ke merah. Phenol ptalin, batas pH 6.8 10.2 dengan perubah warna merah sangat mudake merah muda.Pengukuran pH sangat penting untuk kegiatan sanitasi, koagulasi, desinfeksi, proses pelunakan air, pengawasan korosi, proses pengolahan limbah baik limbah industri, limbah kota, dan sebagainya. pH standar air minum adalah 6.5 9.2.

B. Alat dan Bahan1. Alata. Komparator pHb. Kertas pHc. Gelas beker2. Bahana. Indikator phenol redb. Air sampelGambar alat uji pemeriksaan Ph dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Komparator Gelas beker Kertas pH

Gambar 2.43 Gambar alat pemeriksaan pHC. Cara Kerjaa. Memasukkan air sampel ke dalam tabung komparator sampai tanda batas.

Gambar 2.44 Memasukkan air sampel ke tabung komparatorb. Menetesi dengan larutan indikator phenol red sebanyak 5 tetes.

Gambar 2.45 Mentrasikan dengan indicator phenolc. Mengocok larutan agar bercampur, dibiarkan 5 menit, kemudian membandingkan warna larutan yang terjadi dengan warna standar di sampingnya yang sesuai, dan mencatat besar PHnya.

Gambar 2.46 Membandingkan warna larutanD. Hasil PengamatanSetelah diamati maka pH air yang diambil dari Saluran Induk Colotimur adalah 6,8.E. KesimpulanDari hasil pengamatan didapatkan nilai pH pada air sample adalah 6,8, sedangkan pH standar untuk air minum adalah 6.5 9.2. Jadi air sampel dalam hal pH sudah memenuhi syarat sebagai air minum.

2.5.6 Pemeriksaan Kadar Oksigen (O2 Terlarut )A. Maksud dan TujuanUntuk mengetahui kadar oksigen dalam air contoh.B. Dasar TeoriSemua makhluk di muka bumi ini membutuhkan oksigen, tak terkecuali makhluk hidup yang hidup di air. Oksigen ini penting terutama untuk melakukan proses metabolisme dalam menghasilkan tenaga guna menumbuhkan dan mengembangkan keturunan. Dalam metabolisme maupun oksidasi organik akan menghasilkan gas CO2 dan amoniak.Hampir semua gas udara dapat larut dalam air, tetapi nitrogen dan oksigen merupakan gas yangsukar larut dalam air. Kelarutan oksigen dalam air sangat tergantung pada perubahan suhu. Kelarutan oksigen dalam air tawar kurang lebih 14,6 mg / lt, pada suhu 0C 1 atm dan 7 mg / lt pada 35C 1 atm. Karena proses oksidasi biologis bertambah cepat dengan naiknya suhu, maka kebutuhan oksigen juga bertambah. Kadar oksigen air sungai yang baik adalah 2,5 7 mg / lt.C. Alat dan Bahana. Alat1. Botol oksigen2. Pipet3. Erlenmeyer4. Gelas ukur5. Buret dengan statif dan klemb. Bahan1. MnSO42. H2SO4 pekat3. Pereaksi oksigen4. Natrium tiosulfat

Gambar alat uji pemeriksaan kadar Oksigen (O2) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :Buret

Gelas Ukur

Erlenmeyer

Pipet tetes

Botol Oksigen

Gambar 2.47 Gambar alat pemeriksaan O2 terlarutD. Cara Kerjaa. Memasukan air sampel ke dalam botol dan menutupnya.b. Membuka tutup botol dan menambahkan 2 ml MnSO4 dan 3 ml pereaksi O2.

Gambar 2.48 menambahkan 2 ml MnSO4 dan 3 ml pereaksi O2.3. Menutup botol dan membalik-baliknya agar larutan tercampur.

Gambar 2.49 Menutup botol dan membalik-baliknya4. Mendiamkan campuran selama 5 menit agar semua endapan mengendap pada dasar botol. Kemudian mengamati warna endapan yang terjadi. Bila endapan berwarna putih, berarti O2 terlarut = 0 ( nol ). Bila endapan berwarna coklat, maka ada O2 terlarut.

Gambar 2.50 Mendiamkan campuran selama 5 menit5. Membuka tutup botol, kemudian menambahkan ke dalam botol larutan H2SO4 pekat sebanyak 2 ml.

Gambar 2.51 Menambahkan larutan H2SO4 ke dalam botol6. Menutup botol dan membalik-baliknya sehimgga semua endapan larut.

Gambar 2.52 Menutup botol dan membalik-membaliknya7. Mengambil larutan dari botol (nomor 6) sebanyak 200 ml dan memasukkannya ke dalam erlenmeyer 500 ml.

Gambar 2.53 Memasukkan larutan sebanyak 200 ml dari botol ke dalam tabung Erlenmeyer8. Menyiapkan buret dan mengisinya dengan larutan tio 1/40 N. Larutan dalam erlenmeyer tersebut dititrasi menggunakan larutan tio sehingga warna larutan menjadi kuning muda, kemudian ditambahkan indikator amilum 1 ml, maka larutan menjadi berwarna biru. Titrasi dilanjutkan sehingga larutan menjadi berwarna biru sangat muda.

Gambar 2.54 Memasukkan indikator amilum 1 ml ke dalam larutan9. Mencatatberapa volume larutantio yang diperlukanuntuktitrasi( t ml ).E. Hasil Pengamatana. Banyaknya larutan tio sulfat yang digunakan untuk titrasi adalah 7,6 ml.b. Terdapat endapan berwarna coklat. Hal ini menunjukkan bahwa di dalam air sampel mengandung O2 terlarut.c. Reaksi yang terjadi dalam percobaan :MnSO4 + 2 NaOHMn( OH )putih + Na2SO4Mn( OH )2 + O2MnSO4 + H2OMnO2 + 2 KJ + 2 H2SO4MnSO4 + K2SO4 + J2 + 2 H2OJ2 + 2 Na2S2O32 NaJ + Na2S4O6 F. Analisa Data dan PerhitunganO2 terlarut== = 7,6 mg/ltG. KesimpulanDari hasil perhitungan didapatkan kadar O2 terlarut adalah 7,6 mg / lt. Berdasarkan keputusan Menurut Keputusan Gurbernur Kepala Daerah Tingkat I No. 660.1/26/1990, bahwa kadar oksigen air sungai yang baik adalah 2,5 7 mg / lt, berarti air sampel tersebut dalam hal kandungan kadar Oksigen belum memenuhi syarat sebagai air sungai yang baik.2.5.7 Pemeriksaan Kebasaan ( Alkalinitas )A. Maksud dan TujuanMenentukan alkalinitas air sungai.B. Dasar TeoriAlkalinitas merupakan penyangga(buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan. Kebasaan dalam air permukaan biasanya ditentukan dengan cara titrasi menggunakan larutan baku asam kuat alkalinitas jumlah dinyatakan dengan Mg CaCO3 / liter contoh atau sampel. Indikator yang digunakan adalah methyl oranye yang mempunyai perubahan warna pada pH 4.6. Pengukuran kebasaan atau alkalinitas digunakan dalam penafsiran dan pengawasan proses pengolahan air dan air buangan.C. Alat dan Bahan1. Alata. Erlenmeyer 250 mlb. Gelas ukur 50 mlc. Buret dan pipet tetes2. Bahan1. Larutan H2SO4 0.02 N2. Indikator MO ( methil oranye )

Gambar alat uji pemeriksaan kebasaan (alkilinitas) dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Buret

Gelas Ukur

Erlenmeyer

Pipet tetes

Gambar 2.55 Gambar alat pemeriksaan alkalinitasD. Cara Kerjaa. Mengambil 50 ml air sampel dengan menggunakan gelas ukur, masukkan ke dalam erlenmeyer.b. Menambahkan 5 tetes indikator MO dengan menggunakan pipet.c. Menitrasi larutan di atas dengan larutan asam sulfat ( H2SO4 ) 0.02 N sampai warna larutan berubah dari kuning menjadi oranye. d. Mencatathasiltitrasi( t ml ).e. Melakukantitrasi rata-rata ( 1 ml ).E. Hasil PengamatanBanyak titrasi asam sulfat ( H2SO4 ): 9,4 mlF. Analisa Data dan PerhitunganKebasaan jumlah = mg CaCO3 / lt= mg CaCO3 / lt= 70 mg CaCO3 / ltG. KesimpulanNilai kebasaan suatu air sampel menentukan kandungan kapur CaCO3 dalam air tersebut. Semakin besar nilai kebasaan air membuat semakin keruh. Dari hasil perhitungan didapatkan kebasaan jumlah air sampel adalah 70 mg CaCO3/lt. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990 tanggal 3 September 1990, bahwa kandungan CaCO3 maksimum yang disyaratkan adalah 500 mg / lt, maka air sampel dalam hal kandungan CaCO3 sudah memenuhi syarat sebagai air minum.2.5.8 Pemeriksaan CO2A. Maksud dan TujuanPemeriksaan CO2 bertujuan untuk menentukan kadar CO2 dalam air sungai.B. Dasar TeoriAir permukaan biasanya mengandung karbondioksida ( CO2) bebas kurang dari 10 mg/lt, sedang beberapa air tanah bisa lebih besar lagi. Kandungan CO2 dalam air bisa menyebabkan korosi. Analisa CO2 dalam air dilakukan dengan cara tritasi menggunakan larutan standar basa (NaOH). Karbondioksida akan bereaksi dengan Natrium Hidroksida membentuk Natrium Bikarbonat. Akhir tritasi ditentukan dengan perubahan warna indicator phenol ptalin dari tak berwarna menjadi merah jambu atau merah muda, pada pH 8.3. Pemeriksaan CO2 harus dilakukan segera (jika mungkin di lapangan) untuk menghindari lepasnya CO2 .C. Alat dan Bahan 1. Alata. Erlenmeyer 250 mlb. Buret 50 mlc. Pipet tetesd. Gelas ukur 100 ml2. Bahana. Larutan NaOH 0.02 Nb. Larutan phenol ptalin

Gambar alat uji pemeriksaan kadar CO2 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :Buret

Gelas Ukur

Erlenmeyer

Pipet tetes

Gambar 2.56 Gambar alat pemeriksaan CO2D. Cara Kerjaa. Mengambil 100 ml air sampel menggunakan gelas ukur, kemudian dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.

Gambar 2.57 Mengambil 100 ml air sampel dengan gelas ukurb. Menambahkan indikator pp sebanyak 3 tetes ke dalam contoh tersebut (jika warna larutan menjadi merah muda berarti CO2 dalam contoh tidak ada)c. MenitrasikancampuranmenggunakanlarutanstandarNaOH 0.02 N sampaiwarnalarutanmenjadimerahjambustabilselama 30 detik.

Gambar 2.58 Menitrasi campuran dengan NaOH 0.02 Nd. Mencatat kebutuhan larutan NaOH 0.02 N ( b ml ).E. Hasil PengamatanLarutan standar NaOH untuk tritasi : 13,5 mlF. Analisa Data dan Perhitungan Reaksi : CO2 + NaOH NaOHCO3Kadar CO2= = = 13,2 mg/ltG. KesimpulanDari hasil perhitungan didapatkan besar kadar CO2 air sampel adalah 13,2 mg/lt. Berdasarkan peraturan pemerintah, bahwa kadar CO2 yang disyaratkan adalah kurang dari 10 mg/lt, berarti air sampel tersebut dalam hal kandungan kadar CO2, belum memenuhi syarat sebagai air minum. 2.5.9 Pemeriksaan Sisa Khlor ( Cl2 )A. Maksud dan TujuanPemeriksaan sisa khlor bertujuan untuk mengetahui adanya Cl2 dalam air sungai.B. Dasar Teori Cl2 sangat diperlukan dalam air minum karena Cl2 dapat dijadikan indicator, bahwa air minum bebas dari mikroba (karena Cl2 merupakan desinfektan atau pembunuh kuman). Cl2 yang terkandung dalam air sungai berasal dari air buangan rumah tangga yang mengandung sisa-sisa khlor (misal dari deterjen, sabun, dan kaporit). Khlor ini berupa gas berwarna hijau kekuningan, tak menyala atau meledak, kelarutan gas khlor makin kecil dengan naiknya suhu, dan menjadi nol pada suhu didih air. Adanya khlor dalam air akan membentuk ion yang dapat membunuh kuman.Cl2 + H2O HOCl + HClHOCl On + HClSenyawa lain yang bisa digunakan sebagai desinfektan adalah kaporit. Reaksinya sebagai berikut :CaOCl2 + H2OCa(OH)2 + Cl2Cl2 + H2O HOCl + HClHClOn + HClUntuk mengetahui adanya Cl2 dalam air, digunakan indikator ortho tolidine. Indikator ini akan berubah warnanya dari tak berwarna menjadi kuning jika ada kandungan Cl2- nya.C. Alat dan Bahan 1. Alata. Komparatorb. Pipet2. Bahana. Air sampel b. Indikator ortho toluidineGambar alat uji pemeriksaan kadar Cl2 dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Pipet

Komparator

Gambar 2.59 Gambar alat pemeriksaan Cl2D. Cara Kerjaa. Memasukkan air sampel sungai ke dalam komparator yang tersedia.b. Menetrasi contoh air dengan ortho tolidine sebanyak 5 tetes.c. Mencampur dan mendiamkannyaselama 5 menit.d. Warna yang terjadidibandingkandenganwarnakaca di sampingnya, dan kadar Cl2dibaca (mg/lt).E. Hasil Pengamatan Kadar Cl2 Dalam contoh air sungai sebesar 0,1 mg/lt. F. KesimpulanDari hasil pengamatan didapatkan kadar Cl2 sebesar 0,1 mg/lt.Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990 tanggal 3 September 1990, bahwa kadar maksimal khlor dalam air baku air minum sebesar 60 mg/lt. Berarti air sampel dalam hal kandungan khlor, sudah memenuhi syarat sebagai air minum.2.5.10 Pemeriksaan CODA. Maksud dan TujuanPemeriksaan COD bertujuanuntukmengetahuiangkapermanganat dari air sungai. B. Dasar TeoriSungai merupakan perairan terbuka yang bisa menerima segala macam buangan, baik buangan rumah tangga maupun industri. Buangan ini bisa berupa bahan organik maupun anorganik. Analisa COD (Chemical Oxygen Demand), yaitu analisa untuk mengetahui jumlah oksigen yang diperlukan untuk mengoksidasi senyawa organik secara kimia. Bahan kimia yang digunakan merupakan oksida kuat dalam keadaan asam, seperti Kalium permanganat (KMnO4) dan Kalium dikromat (K2Cr2O7). Analisa angka permanganat berguna untuk menunjukkan adanya bahan-bahan organik atau pencemar yang mudah dioksidasi oleh permanganat. Bahan organik yang teroksidasi sebanding dengan jumlah KMnO4 yang digunakan.C. Alat dan Bahan1. Alata. Pipet ukur 25 mlb. Erlenmeyerc. Gelas ukur 100 mld. Pipet tetese. Buret 50 ml2. Bahana. Larutan KMnO4 0,01 Nb. Oksalat 0,01 N asam sulfat 4 NGambar alat uji pemeriksaan kadar COD dapat dilihat pada gambar di bawah ini :Buret

Pipet Ukur

Erlenmeyer

Gelas Ukur

Gambar 2.60 Gambar Alat Pemeriksaan CODD. Cara Kerjaa. Mengambil 25 ml air sampel sungai, diencerkan menjadi 100 ml menggunakan suling (di dalam gelas ukur) kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer.

Gambar 2.61 Mengencerkan air sampel sungaib. Menambahkan 10 ml Asam sulfat 4 N dan 3 5 tetes KMnO4 0.01 N sampai warna larutan merah muda stabil selama 2 menit.

Gambar 2.62 Menambahkan 3 5 tetes KMnO4 0.01 Nc. Larutan dipanaskan dan pada saat tepat mendidih ditambahkan 10 ml KMnO4 0,01 N. Pemanasan dilanjutkan 10 menit.

Gambar 2.63 Memanaskan larutan sampai mendidihd. Menambahkan 10 ml asam oksalat 0,01 N (larutan tak berwarna)

Gambar 2.64 Menambahkan 10 ml asam oksalat 0,01 Ne. Titrasimenggunakanlarutan KMnO4 0,01 N sampai timbul warna merah muda (t ml). Gambar 2.65 Mentitrasi menggunakan larutan KMnO4 0,01 NE. Hasil Pengamatana. Volume air sampel : 25 mlb. KMnO4 yang digunakan untuk tritasi : 4 mlF. Analisa Data dan Perhitungan

Angka permanganat= x ((10 + t)f-10) x 0.316 mg/lt

= x ((10+10,2) 1-10) x 0,316 mg/lt= 128,928 mg/ltDimana: t : hasil titrasi (ml)f : Faktor KMnO4 0.01 N = 1G. KesimpulanDari hasil perhitungan, didapatkan angka permanganat air sampel adalah 128,928mg/lt. Angka tersebut menunjukkan banyaknya bahan-bahan organik yang teroksidasi secara kimia oleh permanganat.Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990 tanggal 3 September 1990,bahwa besar angka permanganat maksimum 12 mg/lt, maka air sampel dalam hal besar angka permanganat, belum memenuhi syarat sebagai baku mutu air bersih.2.5.11 Pemeriksaan BODA. Maksud dan TujuanPemeriksaan BOD bertujuan untuk menentukan BOD dari air sungai.B. Dasar TeoriDi dalam air kotor terdapat bakteri, ada bakteri aerob ( butuh oksigen) dan bakteri anaerob (tidak butuh oksigen). BOD adalah banyaknya oksigen yang dimakan bakteri untuk menjadi kenyang. BOD merupakan petunjuk penting untuk mengetahui banyaknya zat-zat organik yang terkandung dalam air sampel. Semakin banyak kandungan zat-zat organik dalam air, maka akan semakin besar BOD-nya. Semakin besar kandungan BOD dalam air, maka tingkat pencemaran air tersebut juga tinggi.Pada umumnya BOD dinyatakan untuk sekian hari pada suhu tertentu, yaitu 58 hari dan 20oC. Misalkan bakteri dalam 1 liter air sungai dapat memakan oksigen sebanyak 100 mg dalam waktu 5 hari pada suhu 20oC maka kadar BOD-nya adalah 100 mg/lt. Biasanya ditulis : Air sungai mempunyai BOD5.20 sebesar 100 mg/lt. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990 tanggal 3 September 1990tentang Baku Mutu Air Bersih (Gol. B) bagi Provinsi Jawa Tengah, bahwa besarnya BOD maksimal adalah 6 mg/lt.Analisa BOD didasarkan pada reaksi oksida mikroba terhadap senyawa organik yang terkandung di dalam air bersih. Hasil oksida senyawa organik tersebut adalah karbondioksida, air, dan amoniak.COHNS + O bakteri 2CO + NH + produk energi lainnya.C. Alat dan Bahan1. Alata. Gelas Ukurb. Pipet Ukurc. Aeratord. Botol Oksigene. Pengaduk Gelasf. Gelas Beker Volume 1 liter2. Bahana. Larutan FeCl3b. Pereaksi O2c. Amilum / kanjid. Larutan MgSO4e. Air sulingf. Natrium tiosulfatg. Larutan buffer phospath. Larutan CaCl4i. MnSO4j. H2SO4Gambar alat uji pemeriksaan kadar BOD dapat dilihat pada gambar di bawah ini :Gelas Ukur

Pipet

Botol Oksigen

Gambar 2.66 Gambar Alat Pemeriksaan BODD. Cara Kerja1. Membuat larutan pengencera. Menuangkan air suling sebanyak 1 liter ke dalam gelas beker.b. Menambahkan ke dalam air suling tersebut masing-masing 1 ml larutan buffer phospat, CaCl2, MgSO4 dan FeCl3, lalu mengaduknya agar larutan homogen.c. Melakukan aerasi selama 30 menit2. Membuat air campuran (pengencer)a. Air campuran dibuat dengan cara mengencerkan sejumlah air contoh sungai dengan cara pengencer (point 1). Jumlah air yang diencerkan sesuai dengan angka permanganat (percobaan COD).

b. Berikut ini tabel jumlah air sampel yang diencerkan:Tabel 2.2 Tabel jumlah air sampel yang diencerkanPermanganat Air Sampel( mg/lt )Air Sampel yang diencerkan( ml )

0 515 40 40 6060 120120 240240 360 360 600600 1200150 125075 10040 5020 3010 155 104 52 4

3. Analisa Oksigen terlaruta. Menyiapkan 3 buah botol oksigen, dan memberi label 1, 2 dan 3.b. Mengisi masing-masing botol dengan air campuran sampai penuh dan tidak ada udara, kemudian botol ditutup.c. Melakukan analisa O2 terlarut terhadap botol 1 selama 15 menit (lihat cara kerja O2 terlarut).d. Botol 2 disimpan pada suhu kamar (20oC) selama 5 hari, kemudian dilakukan analisa oksigen terlarut.E. Hasil Pengamatana. Air yang diencerkan : 29,072 mlPerhitungan :

a x1b y1

x2 - x1y2 - y1 =

Keterangana = air yang diencerkanb= angka permanganatx1= batasbawah air contoh yang diencerkan( daritabel 2.2 )x2 = batasatas aircontoh yang diencerkan( daritabel 2.2 )y1= batasbawahpermanganat air contoh( daritabel 2.2 )y2 = batasataspermanganat air contoh( daritabel 2.2 )

29,072- 15

a - 75

40 - 15100 - 75=

a = 89,072 ml

b. BODSaat t 15 menit: 4,3 mlSaat t 5 hari: 3,4 mlF. Analisa Data dan Perhitungan a. Perhitungan O2 terlarutt = 15 menitO2 terlarut= = 4,3 mg/ltt = 5 hariO2 terlarut = = 3,4 mg/ltDengan : 1,03 = Faktor koreksi BOD untuk 3 hariV= Volume air contoh yang diencerkana= O2 terlarut setelah 15 menitb= O2 terlarut setelah pengeraman selama 5 harib. Perhitungan kadar BOD saat t = 3 hari, T =20oCBOD5.20 =

Dengan : a: oksigen terlarut selama 15 menitb: Oksigen terlarut setelah penyimpanan (5 hari)v: volume air contoh yang diencerkanUntuk menentukan BOD5.20 digunakan faktor koreksi untuk 5 hari, yaitu 1,03.

vBOD5.20 = 1,03 x 100 (a - b ) mg / lt

Botol 2:BOD5.20== 1,040 mg / ltG. KesimpulanDari hasil perhitungan, didapatkan kadar BOD sebesar 1,040 mg / lt untuk botol 2. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI no. 116 / Menkes / Per / IX / 1990 tanggal 3 September 1990tentang baku mutu air bersih (Gol. B) bagi Provinsi Jawa Tengah, bahwa besarnya BOD maksimal adalah 6 mg/lt. Berarti air sampel yang diambil dalam hal besar BOD, memenuhi persyaratan sebagai air bersih.