laporan fisika koefisien kekentalan zat cair
DESCRIPTION
FisikaTRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR
KOEFFISIEN KEKENTALAN ZAT CAIR
Disusun oleh :
Cindy Natalia Leunupun 15010016
Mega Sukma Mentari 15013152
Nuranisa 15010088
Rifzal Nirwan H. 15013160
Septyani Dwi Febrianti 15010111
Yuni Susilowati 15010141
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI DAN INDUSTRI FARMASI
DESEMBER 2015
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT dengan rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan laporan praktikum ini. Penulisan laporan ini adalah salah satu
tugas mata kuliah Praktikum Fisika Dasar. Dengan adanya laporan praktikum ini
kami telah melaksanakan praktikum fisika dasar tentang βKoefisien Kekentalan
Zat Cairβ.
Tak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rakhmad
Rhamdani Alwie, S.Si. yang telah memberikan bimbingan selama berlangsungnya
praktikum dan selama penyusunan laporan ini, hingga laporan ini dapat
diselesaikan dengan baik. Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih
banyak terdapat kekurangan dari kami selaku penyusun. Untuk itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk meningkatkan
kesempurnaan dalam penulisan laporan ini.
Bogor, 08 Desember 2015
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................i
DAFTAR ISI .......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Tujuan Praktikum ..............................................................................1
1.2 Dasar Teori .......................................................................................1
BAB II ALAT DAN BAHAN .........................................................................5
2.1 Alat... .................................................................................................5
2.2 Bahan ................................................................................................5
BAB III METODE KERJA .............................................................................6
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................7
4.1 Hasil. .................................................................................................7
4.2 Pembahasan .......................................................................................11
BAB V KESIMPULAN ....................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN .........................................................................................13
1
BAB 1
1.1 TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan dilakukan praktikum koefisien kekentalan zat cair, yaitu :
1) Memahami bahwa benda yang bergerak di dalam fluida zat cair akan
mendapatkan gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida tersebut.
2) Mempelajari dan menentukan koefisien kekentalan zat cair.
1.2 DASAR TEORI
1.2.1 Fluida
Fluida adalah zat yang berubah bentuk secara terus menerus bila terkena
tegangan geser suatu fluida adalah suatu zat yang mengembang hingga memenuhi
bejana. Fluida selalu mengalir bila dikenai bekas pengubah zat cair, fluida
diartikan dengan mempunyai volume tertentu tapi bentuk tertentu itu mengalir
menyesuaikan dengan bentuk wadah. Zat cair mempunyai volume tertentu
(Streeter, 1996).
Dalam fluida ternyata gaya yang dibutuhkan (F), sebaliknya dengan luas
fluida yang bersentuhan dengan setiap lempeng (A), dan dengan laju (V) untuk
luas penampang keping A adalah F.ZAV (Ghozian, 2008). Salah satu sifat fluida
adalah kental (viscous) di mana zat cair memiliki koefisien kekentalan yang
berbeda-beda, misalnya kekentalan minyak goreng berbeda dengan kekentalan oli.
1.2.2 Viskositas
Viskositas atau kekentalan suatu cairan adalah salah satu sifat cairan yang
menentukan besarnya perlawanan terhadap gaya geser. Viskositas terjadi terutama
karena adanya interaksi antara molekul-molekul caiarn (Erizal, 2010). Viskositas
merupakan ukuran gesekan dibagian dalam suatu fluida. Fluida sebenarnya terdiri
atas beberapa lapisan, karena adanya viskositas diperlukan gaya untuk
meluncurkan suatu lapisan fluida lainnya (Linda, 2008).
2
Hukum Stokes
Viskositas (kekentalan) berasal dari perkataan Viscous (Soedojo, 1986).
Suatu bahan apabila dipanaskan sebelum menjadi cair terlebih dulu menjadi
viscous yaitu menjadi lunak dan dapat mengalir pelan-pelan. Viskositas dapat
dianggap sebagai gerakan di bagian dalam (internal) suatu fluida (Sears &
Zemansky, 1982).
Jika sebuah benda berbentuk bola dijatuhkan ke dalam fluida kental,
misalnya kelereng dijatuhkan ke dalam kolam renang yang airnya cukup dalam,
nampak mula-mula kelereng bergerak dipercepat. Tetapi beberapa saat setelah
menempuh jarak cukup jauh, nampak kelereng bergerak dengan kecepatan
konstan (bergerak lurus beraturan). Ini berarti bahwa di samping gaya berat dan
gaya apung zat cair masih ada gaya lain yang bekerja pada kelereng tersebut.
Gaya ketiga ini adalah gaya gesekan yang disebabkan oleh kekentalan fluida.
Sebuah benda yang bergerak dalam fluida akan mendapat gaya gesekan fs .
Jika bendanya berbentuk bola padat maka besarnya gaya stokes yang terjadi
adalah sebagai berikut :
Fst = 6 Ο Ξ· r v
Dimana : Fst = gaya gesekan stokes
Ξ· = koefisien kekentalan fluida
r = jari-jari bola
v = kecepatan relatif bola terhadap fluida
.
Gambar 1.1 Hukum Stokes
3
Pertama kali rumus ini dijabarkan oleh Sir George Stokes tahun 1845,
sehingga disebut Hukum Stokes. Dalam praktikum ini harus diperhitungkan
beberapa syarat, antara lain:
1. Ruang tempat fluida jauh lebih luas dibanding ukuran bola.
2. Tidak terjadi aliran turbulen dalam fluida.
3. Kecepatan v tidak terlalu besar sehingga aliran fluida masih bersifat laminer.
Bola yang dijatuhkan dalam fluida akan mengalami gaya berat sebesar :
W = 4
3 π π3π π
Keterangan : W = gaya berat
π = massa jenis bola yang bergerak
g = percepatan gravitasi
Bola juga akan mengalami gaya Archimedes sebesar FA yakni :
FA = 4
3 π π3π0 π
Keterangan : FA = gaya Archimedes
π0 = massa jenis zat cair
g = percepatan gravitasi
Dengan menganalisa gaya β gaya yang bekerja pada bola yang bergerak dalam zat
cair maka kecepatan bola dalam fluida dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan,
sebagai berikut :
π£ = 2 π2 π (πβπ0)
9 π
Jika kecepatan π£ = πππππ
π€πππ‘π’ =
π
π‘ maka persamaan diatas dapat ditulis :
π
π‘=
2 π2 π (πβπ0)
9 π
π‘ π2
π‘=
9 π
2 π (πβπ0)
4
Keterangan : t = waktu yang diperlukan bola jatuh sejajar d
d = jarak yang ditempuh bola selama bergerak dengan
kecepatan konstan
π = massa jenis bola
π0 = massa jenis zat cair
π = koefisien kekentalan fluida
g = percepatan gravitasi
r = jari-jari bola
jika dibuat grafik antara t π2terhadap d maka akan diperoleh koefisien arah π‘π π,
maka persamaan tersebut dapat ditulis :
π‘π π = 9 π
2 π (πβπ0)
Sehingga koefisien kekentalan adalah : π = 2
9 π (π β π0) π‘π π
Satuan viskositas fluida dalam sistem cgs adalah dyne det cm-2
, yang biasa
disebut dengan istilah poise di mana 1 poise sama dengan 1 dyne det cm-2
.
Viskositas dipengaruhi oleh perubahan suhu. Apabila suhu naik maka viskositas
menjadi turun atau sebaliknya.
5
BAB II
Alat dan Bahan
2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan untuk praktikum, sebagai berikut :
1) Fluida oli
2) Tabung tempat zat cair beserta saringan pengambilan bola dari dasar tabung
3) Stopwatch
4) Jangka sorong
5) Mistar
6) Micrometer sekrup
7) Timbangan analitik
2.2 Bahan
Adapun bahan uji yang digunakan untuk praktikum, sebagai berikut :
1) Bola kaca
2) Bola besi
6
BAB III
Metode Kerja
3.1 Metode Kerja Koefisien Kekentalan Zat Cair
1. Ditimbang gelas ukur kosong, kemudian ditimbang gelas ukur setelah berisi
zat cair (oli)
2. Dicatat volume zat cair (langkah 1-2 digunakan untuk menghitung massa jenis
zat cair πo)
3. Diukur diameter bola dengan micrometer skrup kemudian ditimbang massa
bola dengan neraca teknis (untuk menghitung massa jenis zat cair πo)
4. Dibuat tanda sebanyak dua garis pada tabung sejauh 5 cm, 15 cm, 20 cm dan
25 cm (menggunakan karet dilingkarkan pada tabung)
5. Dimasukkan sendok saringan ke dalam tabung dan tunggu sampai zat cair
diam serta tidak bergelembung (untuk mengambil bola dari dasar tabung)
6. Dijatuhkan bola ke dalam zat cair dan catat waktu t saat bola melalui jarak d
diatas.
7. Dilakukan pengulangan pengamatan sebanyak 3 kali untuk memperoleh data
dan ketelitian yang baik
7
BAB IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
4.1.1 Bola Kaca
Tabel 4.1 Data Pengamatan Massa Jenis Bola Kaca
Percobaan Diameter
(d)
Jari-jari
(r)
Massa
(m)
Volume
(V)
Massa Jenis
(π)
1 0,327 cm 0,1635 cm 0,18 g 0,0183 cm3 9,8360
πππ3β
2 0,321 cm 0,1605 cm 0,18 g 0,0173 cm3 10,4046
πππ3β
x 0,324 cm 0,1620 cm 0,18 g 0.0178 cm3 10,1203
πππ3β
1. Perhitungan Volume
a. V bola ke-1 = 4
3 π₯ π π₯ π3
= 4
3 π₯ 3,14 π₯ 0,16353
= 0,0183 cm3
b. V bola ke-2 = 4
3 π₯ π π₯ π3
= 4
3 π₯ 3,14 π₯ 0,00413
= 0,0173 cm3
2. Perhitungan Massa Jenis
a. π bola ke-1 = π
π£ =
0,18 π
0,0183 ππ3
= 9,8360 π
ππ3β
b. π bola ke-2 = π
π£ =
0,18 π
0,0173 ππ3
= 10,4046 π
ππ3β
8
Tabel 4.2 Data Pengamatan Koefisien Kekentalan
Percobaan Jarak
(s)
Waktu
(t)
Kecepatan
(V)
Kekentalan
(π)
1 15 cm 1,49 detik 10,0671 πππ β 5,2459 dyne det cm
-2
2 20 cm 1,99 detik 10,0503πππ β 5,2547 dyne det cm
-2
3 25 cm 2,63 detik 9,5057πππ β 5,5558 dyne det cm
-2
3. Perhitungan Kecepatan
a. V bola ke-1 = π
π‘ =
15 ππ
1,49 πππ‘ππ
= 10,0671 πππ β
b. V bola ke-2 = π
π‘ =
20 ππ
1,99 πππ‘ππ
= 10,0671 πππ β
c. V bola ke-3 = π
π‘ =
15 ππ
2,63 πππ‘ππ
= 9,5057πππ β
4. Perhitungan Kekentalan
a. π bola ke-1 = 2 π₯ π2π₯ π
9 π₯ π π₯ (πππππ β ππππ)
= 2 π₯ 0,1622π₯ 980
9 π₯ 10,0671 π₯ (10,1203 β 0,88)
= 0,5677 x 9,2403
= 5,2459 dyne det cm-2
b. π bola ke-2 = 2 π₯ π2π₯ π
9 π₯ π π₯ (πππππ β ππππ)
= 2 π₯ 0,1622π₯ 980
9 π₯ 10,0503 π₯ (10,1203 β 0,88)
= 0,5688 x 9,2403
= 5,2547 dyne det cm-2
c. π bola ke-3 = 2 π₯ π2π₯ π
9 π₯ π π₯ (πππππ β ππππ)
= 2 π₯ 0,1622π₯ 980
9 π₯ 9,5057 π₯ (10,1203 β 0,88)
= 0,60126 x 9,2403
= 5,5558 dyne det cm-2
9
4.1.2 Bola Besi
Tabel 4.3 Data Pengamatan Massa Jenis Bola Besi
Percobaan Diameter
(d)
Jari-jari
(r)
Massa
(m)
Volume
(V)
Massa Jenis
(π)
1 0,153 cm 0,0765 cm 0,13 g 0,0019 cm3 68,4211
πππ3β
2 0,153 cm 0,0765 cm 0,13 g 0,0019 cm3 68,4211
πππ3β
x 0,153 cm 0,0765 cm 0,13 g 0,0019 cm3 68,4211
πππ3β
1. Perhitungan Volume
a. V bola ke-1 = 4
3 π₯ π π₯ π3
= 4
3 π₯ 3,14 π₯ 0,07653
= 0,0019 cm3
b. V bola ke-2 = 4
3 π₯ π π₯ π3
= 4
3 π₯ 3,14 π₯ 0,07653
= 0,0019 cm3
2. Perhitungan Massa Jenis
a. π bola ke-1 = π
π£
= 0,13 π
0,0019 ππ3
= 68,4211 π
ππ3β
b. π bola ke-2 = π
π£
= 0,13 π
0,0019 ππ3
= 68,4211 π
ππ3β
10
Tabel 4.2 Data Pengamatan Koefisien Kekentalan
Percobaan Jarak
(s)
Waktu
(t)
Kecepatan
(V)
Kekentalan
(π)
1 15 cm 0,68 detik 22,0588 πππ β 3,8515 dyne det cm
-2
2 20 cm 0,87 detik 22,9885 πππ β 3,6957 dyne det cm
-2
3 25 cm 1,15 detik 21,7391 πππ β 3,9081 dyne det cm
-2
3. Perhitungan Kecepatan
a. V bola ke-1 = π
π‘ =
15 ππ
0,68 πππ‘ππ
= 22,0588 πππ β
b. V bola ke-2 = π
π‘ =
20 ππ
0,87 πππ‘ππ
= 22,9885 πππ β
c. V bola ke-1 = π
π‘ =
15 ππ
1,15 πππ‘ππ
= 21,7391 πππ β
4. Perhitungan Kekentalan
a. π bola ke-1 = 2 π₯ π2π₯ π
9 π₯ π π₯ (πππππ β ππππ)
= 2 π₯ 0,0765 2π₯ 980
9 π₯ 22,0588 π₯ (68,4211 β 0,88)
= 3,8515 dyne det cm-2
b. π bola ke-2 = 2 π₯ π2π₯ π
9 π₯ π π₯ (πππππ β ππππ)
= 2 π₯ 0,0765 2π₯ 980
9 π₯ 22,9885 π₯ (68,4211 β 0,88)
= 3,6957 dyne det cm-2
c. π bola ke-3 = 2 π₯ π2π₯ π
9 π₯ π π₯ (πππππ β ππππ)
= 2 π₯ 0,0765 2π₯ 980
9 π₯ 21,7391 π₯ (68,4211 β 0,88)
= 3,9081 dyne det cm-2
11
4.2 Pembahasan
Koefisien kekentalan zat cair merupakan gesekan yang ditimbulkan oleh
fluida yang bergerak atau benda padat yang bergerak di dalam fluida. Pada
kelereng kaca didapatkan massa jenis sebesar 9,8360 π
ππ3β dan 10,4046
πππ3β dengan rata-rata 10,1203
πππ3β
. Didapatkan nilai koefisien kekentalan
zat cair sebesar 5,2459 poise, 5,2547 poise dan 5,5558 poise. Hasil ini tidak sesuai
literature yang menunjukkan bahwa rentang nilai koefisien kekentalan zat cair
pada oli sebesar 2-4 poise. Hal ini dipengaruhi karena terjadinya turbulensi
(gelembung udara) yang ditimbulkan saat pengambilan penyaring untuk
mengambil bola, sehingga bola tidak hanya bergesekan dengan molekul oli tapi
dengan molekul udara. Kesalahan nilai ini juga disebabkan karena perhitungan
waktu yang kurang tepat dalam pengamatan.
Pada bola besi diperoleh masa jenis sebesar 68,421 π
ππ3β dan
68,421π
ππ3β dengan rata-rata 68,421 π
ππ3β . Didapatkan nilai koefisien
kekentalan zat cair sebesar 3,8515 poise, 3,6957 poise dan 3,9081 poise. Hasil ini
sesuai dengan literature dengan nilai koefisien kekentalan zat cair pada oli sebesar
2-4 poise dan dapat disimpulkan bahwa percobaan dengan bola besi dapat
dikatakan berhasil.
12
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan dalam praktikum ini yaitu perbedaan jarak lintasan tidak
mempengaruhi koefisien kekentalan zat cair dan turbulensi (gelembung udara)
menyebabkan bola tidak hanya bergesekan dengan molekul zat cair tapi
bergesekan dengan molekul udara sehingga nilai koefisien kekentalan zat cair
tinggi.
13
DAFTAR RUJUKAN
Saβdiyah, Pungky Umi. 2012. Kofisien Kekentalan Zat Cair. Bogor : Universitas
Pakuan
FW Sears & Zemansky. 1971. Fisika Untuk Universitas Mekanika, Panas dan
Bunyi. Penerbit Bina Cipta
Halliday & Resnick. 1978. Fisika Jilid 1 Edisi ke 3. Penerbit Erlangga