laporan filtrasi ginjal

Upload: ria-cahya-lani

Post on 01-Mar-2016

21 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

fisiologi hewan

TRANSCRIPT

ANALISIS FILTRASI GINJAL

Oleh:Nama : Ria Cahya LaniNIM : B1J012069 Rombongan : IIKelompok : 2Asisten : Evelyn Agusti Tjasmana

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN II

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS BIOLOGIPURWOKERTO2014I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangGinjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah. Ginjal juga memproduksi bentuk aktif dari vitamin D yang mengatur penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan sehingga membuat tulang menjadi kuat. Selain itu ginjal memproduksi hormon eritropoietin yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah, serta renin yang berfungsi mengatur volume darah dan tekanan darah (Maxie, 1985).Pada umumnya jumlah ginjal sepasang (dua buah) yang terdapat di dalam rongga perut, mempunyai bentuk menyerupai kacang buncis dengan hilus renalis yakni tempat masuknya pembuluh darah dan keluarnya ureter, mempunyai permukaan yang rata, kecuali pada sapi ginjalnya berlobus. Selubung ginjal (Ren) disebut kapsula ginjal, tersusun dari campuran jaringan ikat yakni serabut kolagen dan beberapa serabut elastis. Sistem ekskresi adalah suatu proses pengeluaran zat-zat sisa yang tidak digunakan lagi. Zat-zat sisa ini berupa urine, keringat dan air. Kegunaan dari system ekskresi in adah untuk menjaga konsentrasi ion-ion seperti ion Na+, K+, Cl, Ca2+ dan H+, menjaga konsentrasi kandungan osmotic, menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh, membuang sisa metabolisme yaitu urea dan asam urat dan membuang zat asing yang tidak berguna dari hasil metabolisme (Dahelmi, 1991). Ginjal mempertahankan komposisi cairan ekstraseluler yang menunjang fungsi semua sel tubuh.Kemampuan ginjal untuk mengatur komposisi cairan ekstraseluler merupakan fungsi per satuan waktu yang diatur oleh epitel tubulus, untuk zat yang tidak disekresi oleh tubulus, pengaturan volumenya berhubungan dengan laju filtrasi glomerulus (LFG).Seluruh zat yang larut dalam filtrasi glomerulus dapat direabsorpsi atau disekresi oleh tubulus.Laju filtrasi glomerulus telah diterima secara luas sebagai indeks terbaik untuk menilai fungsi ginjal.Pengukuran LFG merupakan hal yang penting dalam pengelolaan pasien dengan penyakit ginjal, selain untuk menilai fungsi ginjal secara umum, banyak kegunaan penting pengukuran LFG, seperti untuk mengetahui dosis obat yang tepat yang dapat dibersihkan oleh ginjal.Mendeteksi secara dini adanya gangguan ginjal dapat mencegah gangguan ginjal lebih lanjut, mengelola pasien dengan transplantasi ginjal dan dalam penggunaan kontras media radiografik yang berpotensi nefrotoksik, karena itu diperlukan pemeriksaan LFG yang mempunyai nilai akurasi yang tinggi (Rismawati dan Afrida, 2012).System urin terdiri dari ginjal, ureter, kantong kemih dan uretra dengan menghasilkan urin yang membawa serta berbagai produk sisa metabolisme untuk dibuang. Ginjal juga berfungsi dalam pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dan merupakan tempat pembuangan hormon rennin dan eritropitin. Renin ikut berperan dalam pengaturan tekanan darah dan eritropitin berperan dalam merangsang produksi sel darah merah. Urin juga dihasilkan oleh ginjal berjalan melalui ureter ke kantung kemih melalui uretra (Juncquiera, 1997).Ada tiga tahap pembentukan urin yaitu : 1) Proses filtrasi merupakan prpses yang terjadi dalam glomerulus, terjadi karena permukaan aferent lebih besar dari permukaan eferent maka terjadi penyerapan darah, sedangkan sebagian tersaring adalah bagian cairan darah kecuali protein, cairan yang tersaring ditampung oleh simpauni bawman yang terdiri dari glukosa, air, sodium, klorida, sulfat, bikarbonat diteruskan ke tubulus seminiferos. 2) Proses reabsorpsi : terjadi penyerapan kembali sebagian dari glukosa, sodium, kloroda dan fosfat dan beberpa ion bikarbonat. Prose ini terjadi secara pasif yang dikenal obligator reapsorbsi terjadi pada tubulus atas. 3) proses sekresi, sisanya penyerapan kembali yang terjadi pada tubulus dan diteruskan ke piala ginjal selanjutnya diteruskan keluar (Syaifuddin, 1997).

1.2 TujuanTujuan percobaan pada praktikum kali ini adalah untuk menganalisis senyawa yang dapat melewati filter sebagai gambaran fungsi ginjal mamalia.

II. MATERI DAN CARA KERJA2.1 MateriBahan bahan yang digunakan adalah larutan uji antara lain larutan protein 1%, larutan glukosa 1%, larutan amilum 1%, larutan biuret, larutan benedict, larutan lugol dan akuades.Alat alat yang digunakan adalah 4 tabung reaksi, rak tabung reaksi, mikropipet, pipet tetes, corong gelas, gelas ukur, pemanas air, dan kertas GFC.

2.2Cara Kerja1. Larutan uji (protein 1%, glukosa 1%, amilum 1% dan akuades) ditambahkan kedalam empat tabung sebanyak 3 ml.2. Setiap tabung reaksi diberi label sesuai dengan isi larutan uji.3. Sebanyak 1 ml larutan biuret datambahkan kedalam tabung reaksi berisi larutan protein 1%, perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.4. Sebanyak 1 ml larutan benedict ditambahkan kedalam tabung reaksi yang berisi glukosa 1%. Kemudian tabung tersebut ditempatkan kedalam air mendidih.5. Sebanyak 1-2 tetes larutan lugol ditambahkan kedalam tabung reaksi yang berisi amilum 1%, perubahan yang ada diamati dan dicacat.6. Sebanyak 1ml larutan biuret ditambahkan kedalam tabung reaksi yang berisi akuades, perubahan yang terjadi diamati dan dicatat.7. Larutan uji dibuang dan tabung reaksi dicuci hingga bersih.8. Persiapan ulang dilakukan dengan meyiapkan empat tabung reaksi, corong gelas yang diatasnya terdapat kertas filter lalu diisi dengan larutan uji masing-masing 3 ml.9. Keempat larutan uji lalu difilter pada empat tabung reaksi menggunakan corong yang telah dilengkapi dengan kertas filter.10. Percobaan pada langkah 2-4 diulangi terhadap filtrate hasil proses filtrasi menggunakan kertas saring wathman untuk akuades sedangkan untuk larutan protein 1%, larutan glukosa 1% dan larutan amilum 1% menggunakan kertas GF/C.11. Hasil pengamatan dicacat dan dimasukan kedalam tabel.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN3.1 HasilTabel 3.1.1 Data percobaan uji filtrasi menggunakan kertas saringNo tabungIntensitas warna(sebelum filtrasi-tab. Reaksi)Intensitas warna(setelah filtrasi-filtrat)

1. Protein ++++

2. Glukosa+++++

3. Amilum++++

4. Akuades++++

Keterangan :-: tidak ada perubahan+: intensitas warna lemah++: intensitas warna sedang+++: intensitas warna kuat

Gambar 3.1.1. Kontrol

Gambar 3.1.2 Uji

3.2PembahasanPraktikum kali ini menggunakan persamaan dari pori pori kertas saring GF/C (0.12m) sebagai persamaan glomerolus pada ginjal manusia yang sesungguhnya (Poedjiadi,1994). Hal ini bertujuan agar mengetahui proses penyaringan pada ginjal manusia dan zat apa saja yang dapat lolos penyaringan oleh ginjal. Mengetahui kandungan protein digunakan reagen biuret dimana biuret merupakan reagen yang umum digunakan untuk menguji adanya kandungan protein. Pada hasil pengamatan mengenai adanya kandungan protein tersebut, terlihat hasil bahwa tabung reaksi memperlihatkan adanya kandungan protein tersebut dengan berubahnya warna larutan menjadi ungu muda.Mengetahui kandungan glukosa dalam urin digunakan suatu uji dengan menggunakan reagen benedict di mana benedict merupakan reagen yang umum digunakan untuk menguji adanya kandungan gula (karbohidrat). Pada hasil pengamatan mengenai kandungan glukosa tersebut, terlihat hasil bahwa tabung reaksi memperlihatkan adanya kandungan glukosa. Hasil ini diperlihatkan dari perubahan warna setelah ditambahkan reagen benedict menjadi warna hijau kekuningan. Uji amilum dilakukan dengan menggunakan reagen lugol yang diteteskan 2 hingga 3 tetes kedalam tabung reaksi yang berisi larutan amilum tersebut. Pada hasil pengamatan mengenai hasil filtrasi amilum menunjukan tetapnya warna indikator yaitu tetap berwarna biru, ini menunjukan bahwa amilum tidak berhasil disaring (Poedjiadi,1994). Biasanya, hanya sebagian kecil protein plasma disaring di glomerulus yang diserap oleh tubulus ginjal dan diekskresikan ke dalam urin. Normal ekskresi protein biasanya tidak melebihi 150 mg/24 jam atau 10 mg/dl urin. Lebih dari 10 mg/dl didefinisikan sebagai proteinuria. Adanya protein dalam urine disebut proteinuria. Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan proteinuria adalah penyakit ginjal (glomerulonefritis, nefropati karena diabetes, pielonefritis, nefrosis lipoid), demam, hipertensi, multiple myeloma, keracunan kehamilan (pre-eklampsia, eklampsia), infeksi saluran kemih (urinary tract infection). Proteinuria juga dapat dijumpai pada orang sehat setelah kerja jasmani, urine yang pekat atau stress karena emosi (Poedjiadi, 1994).Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke glomerulus dan mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut kapiler. Di glomerulus, zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta cairan akan melewati membran kapiler sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang berukuran besar akan tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan terkumpul di bagian ginjal yang disebut kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses di dalam tubulus ginjal. Di sini air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam filtrat akan diserap lagi dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke dalam filtrat. Hasil akhir dari proses ini adalah urin (air seni) (Maxie, 1985).Praktikum analisis filtrasi ginjal merupakan praktikum yang bertujuan untuk menganalisa senyawa yang dapat melewati filter sebagai gambaran fungsi ginjal manusia, filter yang digunakan berupa kertas saring GF/C dengan pori 0.12 nm, senyawa tidak dapat tersaring dengan sempurna seperti mekanisme kerja ginjal namun senyawa seperti protein dan glukosa dapat melewati filter. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan warna pada larutan protein ketika ditetesi dengan biuret dan perubahan warna pada glukosa ketika ditetesi benedicts. Menurut Mc Gilvery (1983) apabila ginjal tidak dapat melakukan fungsinya dengan baik maka dapat dikatakan bahwa ginjal tersebut sudah rusak atau mengalami kelainan.Menurut Febrida (2013), ginjal merupakan organ vital manusia yang menjalani beberapa proses untuk mempertahankan fungsi tubuh. Ginjal berfungsi untuk menyaring produk limbah dari darah biar tak menumpuk sampahnya di darah. Namun, ketika seseorang mengalami penyakit ginjal, satu atau kedua ginjalnya secara bertahap kehilangan kemampuan untuk berfungsi secara normal dalam menyaring produk limbah dari darah. Bila ginjal kehilangan kemampuan penyaringan, limbah yang berbahaya bisa terakumulasi dan susunan kimiawi darah kemungkinan tidak seimbang. Limbah sampai di ginjal setelah tubuh memecah jaringan aktif dan makanan serta mengambil nutrisi yang dibutuhkan. Dan ginjal yang mengolah sampah tersebut untuk memastikan limbah tak berlebihan sehingga tidak menumpuk di dalam darah. Biasanya, ginjal memproses hingga 2 liter limbah dan air setiap harinya dalam tubuh manusia. Penyakit Ginjal akan mempengaruhi nefron (unit filtrasi) dan menurunkan kemampuan ginjal untuk menyaring limbah. Selain itu, proses menjadi lambat yang mengurangi kemampuan ginjal untuk berfungsi secara bertahap. Seseorang juga bisa mengalami gagal ginjal tiba-tiba atau selama periode waktu. Gagal ginjal bisa disembuhkan dan anda dapat sembuh dengan fungsi ginjal parsial atau lengkap, dan bila seseorang sudah mengalami gagal ginjal maka ginjal tiba-tiba tak mampu menyaring limbah dari darah.Ginjal tersusun dari beberapa juta unit fungsional (nefron) yang akan melakukan ultrafiltrasi, reabsorpsi dan ekskresi. Kerja ginjal dimulai saat dinding kapiler glomerulus melakukan ultrafiltrasi untuk memisahan plasma darah dari sebagian besar air, ion-ion dan molekul-molekul dengan berat rendah. Ultrafiltrat hasil ultrafiltrasi ini, dialirkan ke tubulus proksimalis untuk direabsorpsi melalui brush border dengan mengambil bahan-bahan yang diperlukan tubuh seperti gula, asam-asam amino, vitamin dan sebagainya. Sisa bahan-bahan buangan yang tidak diperlukan disalurkan ke saluran penampung (collecting tubulus) dan diekskresikan sebagai urin yang dikeluarkan setiap harinya (Maxie, 1985). Kerusakan yang terjadi pada tubuli, disebabkan karena 2/3 dari ultrafiltrat glomerulus, secara terus menerus direabsorpsi pada tubuli. Proses transpor yang terjadi pada tubuli juga memungkinkan terjadinya akumulasi toksin-toksin intrarenal, sehingga mempertinggikonsentrasi lokal dari bahan-bahan berbahaya tersebut (Their, 1985).Sebuah pengetahuan menyeluruh dari arteri ginjal aksesori berkembang yang ditandai dengan meningkatnya jumlah transplantasi ginjal dan prosedur uroradiologi lainnya.Ginjal merupakan salah satu organ vital dalam manusia tubuh. Ini menerima suplai darah yang kaya, hampir 25% dari output kardiak melewati arteri ginjal untuk disaring oleh ginjal. Ada 3 macam arteri yang terdapat dalam ginjal, yaitu arteri aksesori yang merupakan arteri yang timbul dari aorta abdominal atau arteri ginjal, kemudian aberrant arteri atau arteri yang timbul dari selain aorta atau arteri ginjal dan perforating arteri atau arteri yang menusuk arteri atas atau bawah kutub tidak masuk melalui hilus (Saritha et al., 2013).Beberapa kelainan atau penyakit pada ginjal yang sering dijumpai menurut Wilson (1979) antara lain :1. Batu ginjalBatu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran ginjal, atau kandung kemih. Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat menimbulkan hidronefrosis. Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu akibat penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.2. NefritisNefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman. Nefritis biasanya disebabkan adanya bakteri Streptococcus.3. GlukosuriaGlukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit tersebut sering juga disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus). Kadar glukosa dalam darah meningkat karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa, sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.4. AlbuminuriaAlbuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat filtrasi.5. HematuriaHematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine. Penyakit tersebut disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.

IV. KESIMPULANBerdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :1. Senyawa seperti amilum, glukosa, protein dan akuades lolos dalam tahap penyaringan, tetapi menurut referensi yang ada seharusnya hanya akuades saja yang lolos penyaringan. Jika ditemukan senyawa lain maka fungsi dari ginjal terganggu.

DAFTAR REFERENSI

Dahelmi. 1991. Fisiologi Hewan. UNAND. PadangFebrida, Melly. 2013. http://health.liputan6.com/read/503554/kenapa-orang-bisa-gagal-ginjal. Diakses pada 23 Maret 2014.

Juncquiera,L, Carlos dkk. 1997. Histologi Dasar. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran.

Maxie, M.G., 1985. The urinary system. In: .V.F. Jubb., P.C. Kennedy, and N. Palmer (eds.). Pathology of Domestic Animals. Vol. 2. Orlando: Academic Press.

McGilvery,RW. And Goldsein,G.W,1983. Biochemistry. A. Functional Approach (3rd ed ) W.B.Saunders Company,Philadelphia.

Poedjiadi, Anna, dan F.M. Titin Supriyanti. 1994. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: UI- Press.

Rismawati Yaswir dan Afrida Maiyesi. 2012. Pemeriksaan Laboratorium Cystatin C untuk Uji Fungsi Ginjal. Jurnal kesehatan andalas 1S., Saritha, Naga., J, M.P., Kumar, G., Supriya. 2013. Cadaveric study of accessory renal arteries and its surgical correlation. International Journal of Research in Medical Sciences 1(1):19-22.Sherwood. Comparative physiology of The Kidney. In: Smith HW, ed. The Kidney: Structure and Function in Health and Disease. New York: Oxford University.Syaifuddin. 1997. Anatomi Fisiologi. ECG.Their, S.O., 1985. The kidney. In: Smith, L.M. and S.O. Their. (eds.). Pathophysiology: The Biological Principles of Disesse. 2nd edition. Philadelphia: W.B. Saunders Co.

Wilson, J. A. 1979. Prinsiple of Animal Physiology. Collier Mc Millan. S Publisher:London