laporan farmakognosi i (daun sirih)

62
Tanaman Sirih (Piper betle L.) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan tanaman sebagai obat sudah dikenal luas baik di negara berkembang maupun negara maju. Di Asia dan Afrika 70 - 80% populasi masih tergantung pada obat tradisional sebagai pengobatan primer. Penggunaan obat tradisional disebabkan kepercayaan masyarakat bahwa obat tradisional berbahan alami, lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping. Meskipun pada waktu sekarang banyak obat - obatan yang dibuat secara sintetik, tetapi tidak boleh kita abaikan arti tumbuhan sebagai penghasil bahan yang berkhasiat obat, seperti dapat kita lihat sendiri dari pengobatan, dan boleh dikatakan semua zat tersebut berasal dari tumbuhan, seperti antara lain : penicillin, streptomisin, kloromisetin, dan lain - lain. Kalau kita meninjau banyaknya tumbuhan yang bahannya dipakai dalam obat tradisional oleh mereka yang tak 1 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Upload: sucinoviyanahansary

Post on 26-Oct-2015

2.745 views

Category:

Documents


72 download

DESCRIPTION

Laporan Lengkap PKL farmakognosi I

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1     Latar Belakang

Penggunaan tanaman sebagai obat sudah dikenal luas baik di negara

berkembang maupun negara maju. Di Asia dan Afrika 70 - 80% populasi masih

tergantung pada obat tradisional sebagai pengobatan primer. Penggunaan obat

tradisional disebabkan kepercayaan masyarakat bahwa obat tradisional berbahan

alami, lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.

Meskipun pada waktu sekarang banyak obat - obatan yang dibuat secara

sintetik, tetapi tidak boleh kita abaikan arti tumbuhan sebagai penghasil bahan

yang berkhasiat obat, seperti dapat kita lihat sendiri dari pengobatan, dan boleh

dikatakan semua zat tersebut berasal dari tumbuhan, seperti antara lain :

penicillin, streptomisin, kloromisetin, dan lain - lain. Kalau kita meninjau banyaknya

tumbuhan yang bahannya dipakai dalam obat tradisional oleh mereka yang tak

mengenal ilmu pengobatan modern, maka rasanya tinggal dilakukan suatu

penyelidikan saja, dan macam - macam bahan tumbuhan itu memang beralasan,

meskipun pemakaian dari bahan dasar ilmiah tidak digunakan.

Indonesia merupakan Negara yang agraris yang kaya akan floranya.

Dimana flora - flora tersebut banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik

sebagai tanaman hias maupun untuk pengobatan.

1 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 2: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

Obat - obatan, dalam bentuk tumbuh - tumbuhan dan mineral telah ada

jauh lama dari manusianya sendiri, penyakit dari manusia dan naluri untuk

mempertahankan hidup setelah bertahun - tahun, membawa kepada penemuan -

penemuan.

Penggunaan obat - obatan walaupun dalam bentuk yang sederhana tidak

diragukan lagi sudah berlangsung sejak jauh sebelum adanya sejarah yang ditulis

karena naluri orang-orang primitif untuk menghilangkan rasa sakit pada luka

dengan merendamnya dalam air dingin atau menempelkan daun segar pada luka

tesebut atau menutupinya dengan lumpur, hanya berdasarkan pada kepercayaan.

Orang - orang primitif belajar dari pengalaman dan mendapatkan cara pengobatan

yang satu lebih efektif dari yang lain, dari dasar permulaan ini pekerjaan terapi

dengan obat dimulai.

Semua tanaman obat harus memenuhi persyaratan aman, bermanfaat,

dan sudah terstandarisasi agar dapat digunakan dalam pelayanan kesehatan.

Salah satu tanaman obat yang bisa digunakan adalah daun sirih.

Daun sirih (Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan merambat dan

bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai

puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak

panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya

berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar

serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping ramuan obat-obatan juga masih sering

digunakan oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan ‘nginang’ (Jawa).

2 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 3: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

Ayat yang berkaitan : Dialah yang telah menurunkan air (hujan) dari langit

untuk kamu (manusia), sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya

(menyuburkan) tumbuhan, padanya kamu mengembalakan ternakmu (Qs : An-

Nahl 10)

1.2     Rumusan Masalah

Bagaimana cara pemeriksaan farmakologi meliputi pemeriksaan

morfologi, anatomi, dan organoleptik dan identifikasi kandungan kimia dari

tanaman daun sirih (Piper betle L.).

1.3     Tujuan Penelitian

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperoleh data morfologi,

anatomi, dan organoleptik dan identifikasi kandungan kimia pada daun sirih (Piper

betle L.).

1.4     Manfaat Penelitian

Manfaat dari percobaan ini adalah untuk memperoleh dan melengkapi

data ilmiah dari tumbuhan sirih (Piper betle L.).

1.5     Kontribusi Penelitian bagi IPTEK

Dengan melakukan penelitian mengenai tumbuhan sirih (Piper betle L.),

diharapkan masyarakat mengetahui manfaat dari tumbuhan sirih (Piper betle L.)

dan dengan berkembangnya IPTEK diharapkan makin banyak manfaat dari

tumbuhan sirih (Piper betle L.) yang dapat menyembuhkan penyakit dan

memberikan tambahan referensi mengenai data identifikasi farmakognosi

tanaman sirih (Piper betle L.) dan pengembangan obatnya.

3 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 4: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1     Tinjauan Tentang Tanaman

Daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman asli Indonesia yang

tumbuh merambat atau bersandar pada batang pohon lain. Sebagai budaya daun

dan buahnya biasa dimakan dengan mengunyah

bersama gambir, pinang dan kapur. Namun mengunyah sirih telah dikaitkan

dengan penyakit kanker mulut dan pembentukan squamous cell carcinoma yang

bersifat malignan (http://id. wikipedia/).

Daun sirih (Piper betle L.) termasuk jenis tumbuhan merambat dan

bersandar pada batang pohon lain. Tanaman ini panjangnya mampu mencapai

puluhan meter. Bentuk daunnya pipih menyerupai jantung dan tangkainya agak

panjang. Permukaan daun berwarna hijau dan licin, sedangkan batang pohonnya

berwarna hijau tembelek (hijau agak kecoklatan) dan permukaan kulitnya kasar

serta berkerut-kerut. Daun sirih disamping ramuan obat-obatan juga masih sering

digunakan oleh ibu-ibu generasi tua untuk kelengkapan ‘nginang’ (Jawa).

Biasanya kelengkapan untuk ‘nginang’ tersebut adalah daun sirih, kapur sirih,

pinang, gambir, dan kapulaga (Herlima Widyaningrum, 2011).

Sirih merupakan tanaman merambat mencapai ketinggian hingga 15 m.

Batang berwarna coklat kehijauan beruas-ruas sebagai tempat keluarnya akar.

Helaian daun tumbuh berselang seling, berbentuk jantung, bertangkai dan

4 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 5: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

dilengkapi daun pelindung. Bila daun diremas tercium bau sedap. Bunga berupa

bulir yang terdapat di ujung cabang dan berhadapan dengan daun. Buahnya

berbentuk bulat dan berbulu (Prof. H.M. Hembing Wijayakusuma: 2003).

Tanaman ini tumbuh pada daerah dengan ketinggian mencapai 300 m dpl.

Sirih tumbuh subur pada tanah yang kaya dengan zat organic dan cukup air (Prof.

H.M. Hembing Wijayakusuma: 2003).

2.1.1 Sistematika Tanaman        

Sistematika Piper betle L. sebagai berikut (www.plantamor.com)

Regnum         :  Plantae

Devisi :  Magnoliophyta

Kelas              :  Magnoliopsida

Sub kelas       : Magnoliidae

Familia           :  Piperaceae

Genus            :  Piper

Species          :  Piper betle L.

2.1.2  Nama Daerah Tanaman (Drs.Bambang Mursito, Apt.,M.Si: 2003)

Furu kuwe, purakawo, ranub, blo, sereh, demban, burangir, ifan, afo,

lahina, tawuo, ibun, seweh, sireh, suruh, canbai (Sumatera); seureuh,sedah, suru,

sere (Jawa); base, sedah, nahi, kuta, muta, orengi, taa, mokeh,(Nusa Tenggara);

uwit, buyu, uduh sifat, sirih, uruesipa (Kalimantan); gangjan, gapura, baulu, boya,

dandily, komba, lalama, sangi (Sulawesi); ani-ani, papek, raunge, rambika,

kakina, amu, bido, nein (Maluku); reman, manaw.

5 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 6: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

2.1.3 Morfologi Tanaman (Tjitrosoepomo.G, 2000)

Tanaman merambat ini bisa mencapai tinggi 15 meter. Batang sirih

berwarna coklat kehijauan, berbentuk bulat, beruas, dan merupakan tempat

keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung runcing,

tumbuh berselang seling, bertangkai dan mengeluarkan bau yang sedap bila

diremas. Panjangnya sekitar 5-8 cm dan lebar 2-5 cm. Bunganya majemuk

berbentuk bulir dan terdapat dau pelidung ± 1mm berbentuk bulat panjang. Pada

bulir jantan panjangnya sekitar 1,5-3 cm dan terdapat dua benang sari yang

pendek sedang pada bulir betina panjangnya sekitar 1,5-6 cm dimana terdapat

kepala putik 3-5 buah berwarna putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni

berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan. Akarnya tunggang, bulat dan

berwarna coklat kekuningan.

2.1.4 Anatomi Tanaman (Tjitrosoepomo.G, 2000)

Daun sirih termasuk suku piperales. Daun sirih yang diiris membujur akan

terlihat anatomi daun dengan tipe stomata anisositik dimana tipe ini terdapat sel

penjaga yang bentuknya berlainan.

Pengetahuan tentang anatomi tumbuhan adalah ilmu yang merangkum

uraian organ, susunan, bagian atau fungsi dari organ tumbuhan itu, pemeriksaan

ini bertujuan untuk mencari unsur-unsur anatomi serta fragmen pengenal jaringan

serbuk yang khas guna mengetahui jenis-jenis simplisia yang diuji berupa sayatan

melintang, membujur, atau serbuk.

6 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 7: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

2.1.5 Kandungan Kimia Tanaman (Drs. H.Arief Hariana, 2006)

Identifikasi ditentukan berdasarkan uji reaksi warna, pengendapan,

penggaraman, asam, basa, mikrosublimasi dan kromatografi, untuk

menentukan senyawa pada tanaman.

Sirih mengandung 1-4,2%, minyak atsiri hidroksikavicol; 7,2-16,7%

kavicol; 2,7-6,2% kavibetol; 0-9,6% allylpyrokatekol; 2,2 – 5,6% karvakol; 26,8-

42,5% eugenol; eugenol metal eter; 4,2-15,8 eugenol metal eter; 1,2-2,5 p-

cymene; 2,4-4,8 cyneole; 3-9,8%. Selain itu piper betle mengandung estragol ,

terpennena , seskuiterpena , fenil propane , tannin , diastase , gula dan pati.

2.1.6 Kegunaan Tanaman (Drs. H.Arief Hariana, 2006)

Sebagai keputihan, peluruh kentut, menghentikan batuk mengurangi

peradangan, dan menghilangkan gatal.efek zat ini merangsang saraf pusat

dan daya piker; meningkatkan gerakan peristaltic, antikejang dan meredakan

dengkur, sementara daunnya untuk mencegah enjakulasi dini,mematikan

cendawan .daunnya juga berfungsi sebagai astrigen, mengurangi sekresi cairan

pada vagina, pelindung hati , antidiare dan antimutagenik.

2.1.7 Bioaktifitas Tanaman (http://2009/01/khasiat-tanaman-herbal-sirih-merah.html)

Daun sirih memiliki efek mencegah ejakulasi prematur, mematikan jamur

Candida albicans, anti kejang, analgesik, anestetik, pereda kejang pada otot

polos, penekan pengendali gerak, mengurangi sekresi cairan pada liang vagina,

penekan kekebalan tubuh, pelindung hati, dan antidiare. Tanaman sirih juga

7 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 8: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

diketahui bisa mengatasi batuk, bronchitis, menghilangkan bau badan, mengobati

luka bakar, mimisan, bisul, mata gatal dan merah, koreng dan gatal-gatal,

menghentikan pendarahan gusi, sariawan, menghilangkan bau mulut, jerawat,

keputihan, dan mengurangi produksi air susu ibu yang berlebihan.

2.2 Tinjauan Tentang Pemeriksaan Farmakognosi

2.2.1 Pengertian dan Sejarah Farmakognosi

Jauh sebelum penjajahan Belanda, bangsa Indonesia telah mengenal

pengobatan secara tradisional, misalnya dengan tumbuhan, binatang, mineral,

doa dan pijat. Sayangnya, cara-cara ini tidak dicatat dengan baik karena teknik

pengobatannya diajarkan secara lisan. Dalam perkembangannya banyak teknik

pengobatan kuno yang hilang atau terlupakan. Oleh karena itu, jenis-jenis

tumbuhan obat dan penggunaannya harus dilestarikan oleh generasi penerusnya.

Hal tersebut disebabkan pengetahuan tentang cara penyembuhan terhadap

penyakit yang dilakukan oleh nenek moyang zaman dahulu sebenarnya sangat

bermanfaat dan aman bagi kesehatan (Gunawan,2002).

Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan tanahnya subur sehingga

banyak jenis tumbuhan memiliki khasiat sebagai obat. Namun, sebagian besar

dari tumbuhan obat itu tidak diketahui oleh manusia sehingga tidak pernah

terawatt dengan baik. Hal tersebut menyebabkan manusia semakin tidak

mengenal jenis-jenis tumbuhan obat dan akhirnya tumbuhan obat berkesan

sebagai tanaman liar yang keberadaannya sering dianggap menggangu

keindahan atau kehidupan tumbuhan lainnya (Gunawan, 2002).

8 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 9: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

Secara umum, kegunaan tumbuhan obat sebenarnya disebabkan

kandungan kimia yang dimiliki. Namun, tidak semua kandungan kimia diketahui

secara lengkap karena pemeriksaan bahan kimia dari suatu tanaman memerlukan

biaya yang mahal. Meskipun tidak diketahui secara rinci, tetapi pendekatan secara

farmakologi berhasil menghasilkan informasi dari kegunaan tumbuhan obat

(Gunawan, 2002).

Didalam penggunaan tanaman berkhasiat perlu pengetahuan yang cukup.

Meskipun aman digunakan, beberapa jenis tumbuhan obat memiliki efek samping

seperti obat kimia sehingga dalam pemakaiannya sebaiknya secara hati-hati

misalnya Ephedra Sinica (Ephedraceae), di Cina dikenal sebagai Ma huang,

dibuat sebagai the untuk obat asama dan pereda panas. Jika dosisnya salah akan

menyebabkan keracunan. Oleh karena itu, penggunaan tumbuhan obat sebaiknya

dilakukan dengan hati-hati. Oleh karena itu pengobatan dilakukan jumlah yang

sesuai dan sebaiknya tumbuhan obat tidak dikomsumsi secara berlebihan

(Gunawan, 2002).

Berhubung perkembangan ini, maka desa ini pada umumnya rumah obat

(apotik) itu sebagian besar terisi dengan “obat paten“. Agar dapat memberi

pelayanan ( service ) yang layak pada dokter langganannya. Alhasil juga kepada

para pasien yang memerlukannya. Untuk dapat mengisi dan menghindari

kekosongan apotik itu pada tepat waktunya, maka sang penguasa “obat paten”

tadi mempergiat usahanya. Dengan seterusnya bagaimana pun juga akibatnya

9 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 10: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

ialah pembuatan atau penggunaan obat ( dari pada tumbuh-tumbuhan ) asli

Indonesia terdesak kebelakang (Gunawan, 2002).

Pada awalnya masyarakat awam tidak mengenal istilah “farmakognosi”.

Oleh karenanya, mereka tidak bisa menaikkan farmakognosi dengan bidang-

bidang yang berhubungan dengan kesehatan. Padahal, farmakognosi sebenarnya

menjadi mata pelajaran yang sangat spesifik dibidang kesehatan dan farmasi.

Masyarakat telah mengetahui khasiat dari opium (candu), kina, kelembak,

penisilin, digitalis, insulin, tiroid, vaksin polio, ddan sebagainya. Namun mereka

tidak sadar bahwa yang diketahui itu adalah bidang dari farmakognosi. Merekapun

tidak mengetahui kalau bahan-bahan yang berbahaya seperti minyak jarak, biji

saga (sogok telik) dan tempe bongkrek (alfatoksin) merupakan bagian dari

pembicaraan farmakognosi. Pada hakekatnya, para pengobat herbalis itulah yang

nyata-nyata merupakan praktisi farmakognosi yang pertama (Sri mulyani, 2004).

2.2.2 Ruang lingkup pemeriksaan farmakognosi

2.2.2.1 Identifikasi dan determinasi tanaman (Amin , A.,dkk , 2009)

Menentukan kunci determinasi tanaman dilakukan berdasarkan

bentuk morfologi tanaman berdasarkan uraian deskripsi tanaman secara lengkap

melalui pendekatan hubungan kekerabatan (suku, dan genus), nama daerah, alat-

alat khusus yang teradapat pada tanaman tersebut tempat tumbuh. Untuk

mempermudah determinasi tanaman dilakukan pembuatan herbarium khusus.

10 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 11: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

Herbarium adalah penyimpanan dan pengawetan tumbuhan.

Herbarium dapat dibuat dengan dua cara yaitu cara kering dan cara basah, sesuai

dengan namanya herbarium kering disimpan dalam keadaan kering, sedangkan

herbarium basah disimpan dalam keadaan basah dengan cairan tertentu.

Pembuatan herbarium tanaman dilakukan dengan mengumpulkan

seluruh bagian tanaman yang utuh (akar, batang, daun), termasuk bagian-bagian

khusus tanaman seperti bunga, buah dan biji

2.2.2.2 Morfologi tanaman

Ilmu tumbuhan saat ini telah mengalami kemajuan yang demikian

pesat, dari berbagai cabang ilmu tumbuhan yang sekarang telah berdiri sendiri

adalah morfologi tumbuhan mempelajari tentang susunan tubuh tumbuhan yang

telah mengalami perkembangan yang pesat sehingga di pisahkan menjadi

morfologi luar atau morfologi in sensu strict dalam artian sempit dan morfologi

dalam atau anatomi tumbuhan. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mencari

kekhususan bentuk, ukuran, dan warna yang diuji.

2.2.2.3 Anatomi tanaman

Pengetahuan tentang anatomi tumbuhan adalah ilmu yang merangkum

uraian organ, susunan, bagian atau fungsi dari organ tumbuhan itu, pemeriksaan

ini bertujuan untuk mencari unsur-unsur anatomi serta fragmen pengenal jaringan

serbuk yang khas guna mengetahui jenis-jenis simplisia yang diuji berupa sayatan

melintang, membujur, atau serbuk.

2.2.2.4. Identifikasi kandungan kimia (Amin, A, dkk, 2009)

11 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 12: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

a. Reaksi warna

1.Lignin

Adalah suatu uji warna yang bermaksud mengetahui kandungan

lingnin (zat kayu) yang terkandung pada tanaman. Lingnin itu sendiri umum

terdapat pada tanaman yang secara morfologi terlihat jelas memiliki batang keras

(berkayu), biasanya terdapat pada bangsa dikotil, senyawa ini dapat diidentifikasi

dengan penambahan flouroglusin P dan HCl P, yang menimbulkan warna merah

pada dinding sel.

2. Pati & Aleuron

Merupakan polisakarida yang melimpah setelah selulosa, berfungsi

sebagai penyimpan energi, Sekitar 20% dari pati adalah amilosa (larut) dan 80 %

amilopektin . Pati dan aleuron banyak terdapat pada padi-padian, kentang dan

jagung. Senyawa ini dapat diidentifikasi dengan iodin 0,1 N, dimana jika

mengandung Pati akan berwarna biru dan berwarna merah bila mengandung

aleuron.

3. Zat samak/tanin

12 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 13: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

Zat ini merupakan suatu senyawa glukosida yang majemuk. Zat ini banyak

terdapat pada kulit bakau, trengguli, juga pinang dan gambir, yang jika

diidentifikasi dengan larutan FeCl3 1N, akan menghasilkan warna hijau.

4.Suberin, kutin, minyak menguap, dan minyak lemak

Suberin merupakan senyawa pelindung pada tanaman. Metabolit

primernya adalah senyawa dikarboksilat yang banyak dijumpai pada akar sebagai

pelindung pada pita kasparin. Sedangkan kutin adalah rantai panjang dari asam

lemak yang saling membentuk ester berstruktur 3 dimensi yang kaku.

Minyak menguap adalah substansi yang menimbulkan bau khas dan

dapat menguap pada temperatur biasa. Minyak lemak adalah sekelompok besar

dari senyawa minyak alam yang tidak larut dalam air, namun larut dalam pelarut

organik

5.Turunan katekol

Zat ini merupakan turunan hasil hidrolisa asam gallant dengan garam ferri

berwarna hijau, yang jika diidentifikasi dengan larutan FeCl3 1N atau larutan Brom

akan menghasilkan warna hijau.

6.Dioksiantrakinon bebas

Senyawa-senyawa ini banyak terdapat dalam bentuk bebas dan berbeda-

beda, serta derajat oksidasi yang berbeda pula, seperti antron, oksantron, dan

13 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 14: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

autranol, dimana jika diidentifikasi dengan larutan KOH 10 % dalam etanol 95 %

akan menghasilkan warna merah.

7.Fenol

Merupakan senyawa pelindung dalam tanaman, dan juga adalah metabolit

sekunder yang dapat disintesis dalam jalur sikinat. Senyawa ini dapat

mempengaruhi tanaman dengan menghambat pertumbuhannya dimana jika

diidentifikasi dengan larutan FeCl3 P akan menghasilkan warna biru hitam.

8. Lendir dan pektin

Pektin sendiri terdapat dalam buah-buahan yang belum masak betul. Zat

ini dapat dijadikan selei dengan penambahan gula. Jika diidentifikasi dengan

merah Ruthenium LP, akan menghasilkan warna merah intensif.

9. Selulosa

Merupakan glukosa yang banyak terdapat dalam tumbuhan. Zat ini

merupakan konstituen pokok pada tiap dinding sel. Jika diidentifikasi dengan

larutan seng (II) klorida beriodium, memberikan warna ungu merah.

10.Karbohidrat

Karbohidrat adalah persenyawaan antara karbon, hydrogen, oksigen yang

terdapat dialam dengan rumus empiris Cn(H2O)n. Karbohidrat juga merupakan

senyawa makromolekul alam yang banyak ditemukan dalam tanaman dan hewan.

Dalam hal ini jika diidentifikasi dengan pereaksi molish akan membentuk cincin

14 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 15: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

ungu, identifikasi dengan larutan Luff dan NaOH akan menghasilkan warna merah

etelah dipanaskn, dan jika diidentifikasi dengan larutan barfoed dan NaOH, akan

menghasilkan warna merah jika dipanaskan.

11. Glikosida

Merupakan senyawa organik yang biasa terdapat dalam tanaman yang

bila dihidrolisa akan menghasilkan satu macam gula atau lebih, serta senyawa lain

yang bukan gula. Jika diidentifikasi dengan FeCl3 dan HCl P terjadi warna coklat

kemerahan yang perlahan berubah menjadi violet/ungu.

12. Glikosida Antrakinon

Senyawa ini dimanfaatkan sebagai zat aktif dalam obat pencahar.

Glikosida yang digunakan dalam obat tersebut, adalah turunan autrason atau

antarkinon sebagai glikolnya. Jika diidentifikasi dengan H2SO4 encer P dan

Benzena P, filtrat yang berwarna kuning nenunjukkan adanya antrakinon.

13. Flavanoid

Sedikit sampel diatas plat tetes ditambahkan dengan 10 ml

Reaksi pengendapan

14 . Steroid

Steroid adalah sekumpulan lipid yang banyak dijumpai dalam tumbuhan

dan hewan. Senyawa ini tidak tersabunkan, karena tidak dapat terhidrolisis dalam

media basa berbeda dengan kompleks trigliserida dan lipid kompleks.

15 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 16: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

Sedikit sampel serbuk pada tabung reaksi ditambahkan dengan air penas

lalu dikocok 10 detik akan terbentuk buih atau busa dan ditambahkan dengan HCl

2 N 1 tetes (tetap akan terbentuk buih atau busa).

b. Reaksi Pengendapan

15. Alkaloida

Merupakan turunan dari plavon, isoplavon, flavanol, dan flavanon.

Senyawa ini tidak berwarna, mempunyai gugus hidroksi, dan terdapat dialam

dalam keadaan bebas. Jika diidentifikasi dengan HCl pekat akan terbentuk warna

merah ungu. Sedikit sampel serbuk tabung reaksi ditambahkan dengan larutan

HCl 0,5N dan ditetesi larutan Mayerbouchardat (Endapan kuning/putih).

c .Kromatografi Lapisan Tipis (KLT)

Kromatografi Lapais Tipis adalah salah satu tehnik

pemisahan komponen kimia dengan prinsip adsorpsi dan partisi

menggunakan lempeng berukuran 3x7 cm, yang dilapisi oleh silika gel sebagai

fase adsorben (penyerap) atau disebut fase diam, dan eluen berupa campuran

beberapa pelarut atau fase gerak yang dapat memisahkan senyawa kimia dengan

baik.

16 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 17: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

2.2.2.5 Pemeriksaan mutu dan Standarisasi

Identifikasi, meliputi pemeriksaan:

a. Organoleptik, yaitu pemeriksan warna, bau, dan rasa bahan/simplisia.

b. Makroskopik, yaiu memuat uraian makroskopik, paparan mengenai

bentuk ukuran, warna, dan bidang patahan/irisan

c. Mikroskopik, yaitu membuat paparan anatomis, penampang melintang

simplisia, fragmen pengenal serbuk simplisia, meliputi uraian mengenai:

1) Jaringan pada batang, akar, dan daun, terdiri dari:

a) . Jaringan primer (epidermis, corteks, endodermis, caspari, perisikel,

silinder pusat dan empelur).

b).Jaringan sekunder (periderm, felogen, dan ritidom).

c). Perubahan susunan silinder pusat atau pertumbuhan sekunder.

2) Jaringan pada daun, terdiri dari :

a.Tipe stomata.

b.Jenis rambut (rambut penutup, dan rambut kelenjar).

3) Jaringan pada daun, batang, dan akar terdiri dari :

a.Tipe idioblas,

b.Tipe sel sklerenkim.

17 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 18: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

Salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam standarisasi obat

fitokimia Indonesia adalah budidaya karena mempunyai kolerasi dengan

kandungan zat berkhasiat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kandungan kimia

dari gandarusa.

2.3 Tinjauan Tentang Simplisia

2.3.1 Pengertian Simplisia

Simpisia adalah bahan alam yang digunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain berupa bahan

yang telah dikeringkan (Ditjen POM,1979).

2.3.2 Penggolongan simplisia

Simplisia terbagi menjadi tiga bagian yakni simplisia nabati adalah

simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman dan eksudat tanaman

(eksudat tanaman adalah isi yang spontan keluar dari tanaman atau isi sel yang

dikeluarkan dari selnya dengan cara tertentu atau zat yang dipisahkan dari

tanamannya dengan cara tertentu yang masih belum merupakan zat kimia murni),

simplisia hewani yaitu simpisia berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat yang

dihasilkan hewan yang masih belum berupa zat kimia murni, dan simplisia mineral

adalah simplisia yang berasal dari bumi, baik telah diolah atau belum, tidak berupa

zat kimia murni (Ditjen POM,1979).

18 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 19: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

2.3.3 Cara pembuatan simplisia (Amin, A.,dkk 2009)

1. Teknik pengumpulan

Pengumpulan atau panen dapat dilakukan dengan tangan atau

menggunakan dengan alat (mesin).

a.Waktu pengumpulan atau panen

Waktu panen suatu jenis tanaman atau bagian tanaman mencapai

jumlah maksimal, dan umur tanaman juga perlu menentukan kadar kandungan zat

aktifnya, sehingga diperlukan satu waktu pengumpulan yang tepat yaitu pada saat

kandungan zat aktifnya diperhatikan. Pada umumnya waktu pengumpulan sebagai

berikut :

a. Daun dikumpulkan sewaktu tanaman berbunga dan sebelum buahnya

menjadi masak, dan dipetik antara jam 10.00 – 12.00.

b. Buga dikumpulkan sebelum atau segera setelah mekar.

c. Buah dipetik dalam keadaan tua

d. Biji dikumpulkan dari buah yang masak sempurna

e. Akar, rimpang (rhizoma), umbi (tuber) dan umbi lapis (bulbus),

dikumpulkan sewaktu proses pertumbuhannya berhenti

b.Bagian tanaman

a. Kulit batang/klika/Cortex Dari batang utama dan cabang, dikelupas

dengan ukuran panjang dan lebar tertentu, untuk kulit batang yang mengandung

minyak atsiri atau senyawa fenol digunakan alat pengelupas yang bukan terbuat

dari logam

19 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 20: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

b. Batang (Caulis) Dari cabang, dipotong-potong dengan panjang diameter

tertentu

c. Kayu (Lignum)Dari batang atau cabang, kelupas kulit dan potong-

potong kecil

d. Daun (Folium)Daun kelima dari pucuk dipetik secara manual

e. Bunga (flos) Tergantung yang dimaksud, dapat berupa kuncup atau

bunga mekar atau mahkota bunga atau daun bunga dapat dipetik langsung

dengan tangan f. Akar (Radix)Bagian yang digunakan adalah bagian yang

berada dibawah permukaan tanah, dipotong-potong dengan ukuran tertentu.

g. Rimpang (Rhizoma) Tanaman yang daunnya sudah agak tua atau

menguning dicabut, rimpang diambil dan dibersihkan dari akar, dipotong melintang

dengan ketebalan tertentu.

h. Buah (Fructus) Dapat berupa buah yang masak, matang, mudah

dipetik denga tangan.

i. Biji (Semen) Buah yang dipetik dikupas kulit buahnya menggunakan

tangan atau alat, biji dukumpulkan dan dicuci.

j. Bulbus Tanaman dicabut, bulbus dipisahkan dari daun dan akar dengan

memotongnya.

2. Pencucian dan sortasi basah

Pencucian dan sortasi basah dimaksudkan untuk membersihkan simplisia

dari benda-benda asing dari luar (tanah, batu, dan sebagainya) dan memisahkan

bagian tanaman itu sendiri yang tidak dikehendaki pencucian, terutama dilakukan

20 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 21: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

bagi simlisia yang meggunakan bagian tanaman yang berada dibawah tanah

(akar, rimpang, bulbus), untuk membersihkan simplisia dari sisa-sisa tanah yang

melekat.

Setelah dicuci dan dibersihkan dari kotoran dan benda asing,

materi/sampel dipotong-potong kecil dengan ukuran antara 0,25 – 0, 6 cm yang

setara dengan ayakan 4/18.

3. Pengawetan simplisia

Cara pengawetan untuk tanaman atau bagaian tanaman sebelum

dikeringkan direndam dahulu dalam alkohol 70% atau dialiri uap panas,

sedangkan cara pengawetan untuk hewan-hewan laut terutama yang mudah

berubah bentuknya setelah mati seprti bintang laut, bulu babi, dan jenis hewan

berongga dan hewan berduri terdir dari zat kapur, maka binatang ini diawetkan

dengan alkohol 70% agar zat kapurnya tidak larut.

4. Pengeringan

Tujuan pengeringan pada tanaman atau bagian tanaman adalah :

a. Untuk mendapatkan smplisia yang awet, tidak rusak dan dapat

digunakan dalam jangka waku yang relatif aman

b. Mengurangi kadar air, sehingga mencegah terjadinya pembusukan

oleh jamur atau bakteri karena terhentinya proses enzimatik dalam jaringan

tumbuhan yang selnya telah mati. Agar reaksi enzimatik tidak dapat berlangsung,

kadar air yang dianjurkan adalah kurang dari 10%

21 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 22: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

c. Mudah dalam penyimpanan dan mudah dihaluskan bila ingin dibuat

serbuk.

Cara pengeringan dapat dilakukan secara alamiah adan secara buatan.

A.Pengeringan alamiah

Tergantung dari kandungan zat aktif simplisia , pengeringan dapat

dilakukan dengan dua cara yaitu :

a. Sinar matahari langsung, terutama pada bagaian tanaman yang

keras (kayu, kulit, biji-bji, dan sebagainya) dan mengandung zat aktif yang relatif

stabil oleh panas.

b. Diangin-anginkan dan tidak terkena sinar matahari secara

langsung, umumnya untuk simpisia yang bertekstrur lunak (bunga, daun, dan

lain-lain) dan zat aktif yang dikehendakinya tidak stabil oleh panas (minyak atsiri).

B.Pengeringan buatan

Cara pengeringan dengan menggunakan alat yang dapat diatur

suhu, kelembaban, tekanan atau sirkulasi udaranya

5. Sortasi kering

Sortasi kring yang dilakukan sebelum pewadahan simplisia,

bertujuan memisahkan sisa-sisa benda asing atau bagian tanaman yang tidak

dikehendaki yang tidak tersortir pada saat sortasi basah.

6. Pewadahan dan Penyimpangan Simplisia

Simplisia yang diperoleh diberi wadah yang baik dan disimpan

pada tempat yang dapat menjamin terpeliharanya mutu dari simplisia. Wadah

22 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 23: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

terbuat dari plastik tebal atau gelas yang berwarna gelap dan tertutup kedap

memberikan suatu jaminan yang memadai terhadap isinya. Wadah dari logam

tidak dianjurkan agar tidak berpengaruhterhadap simplisia. Ruangan penyimpanan

simplisia harus diperhatikn suhu, kelembaban udara dan sirkulasi udara

ruangannya.

2.4 Identifikasi kandungan kimia simplisia secara kemotaksonomi

2.4.1 Penggolongan tanaman berdasarkan kemotaksonominya

Tumbuhan sirih ini tumbuh liar,banyak dijumpai dipekarangan rumah,

dimana daunnya daunnya berseling atau tersebar, bertangkai, daun penumpu,

cepat rontok dan meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin. Helaian daun bulat

telur sampai memanjang, dengan pangkal daun berbentuk jantung, atau pangkal

yang miring daun ujung meruncing, 5-18 kali 2-20 cm. Daun pelindung bentuk

lingkaran, bulat telur terbalik atau bulat memanjang.

2.4.2 Kegunaan umum tanaman berdasarkan kemotaksonomi

 Tanaman sirih diketahui bisa mengatasi batuk, bronchitis,

menghilangkan bau badan, mengobati luka bakar, mimisan, bisul, mata gatal dan

merah, koreng dan gatal-gatal, menghentikan pendarahan gusi, sariawan,

menghilangkan bau mulut, jerawat, keputihan, dan mengurangi produksi air susu

ibu yang berlebihan.

23 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 24: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

2.4.3 Cara Mengidentifikasi Kandungan kimia Simplisia

a. Reaksi warna

1. Lignin

Sedikit sampel serbuk disimpan diatas plat tetes, ditetesi dengan larutan

floroglusin P, diamati dalam asam klorida P, positif jika berwarna merah.

2. Tanin

Sedikit sampel serbuk disimpan diatas plat tetes, ditambahkan dengan

larutan FeCl3 1N. Postif mengandung tanin jika contoh berwarna hijau

3.Katekol

a. Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan dengan larutan

FeCl3 1N (Hijau, katekol)

b.Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan larutan Brom

(hijau, katekol)

4.Dioksiantrakinon

Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan dengan larutan KOH

10 % dalam etanol 95 % (warna merah).

5.Fenol

Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan dengan larutan FeCl3

P (Biru hitam).

24 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 25: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

6. Alkaloid

Sedikit sampel serbuk tabung reaksi ditambahkan dengan larutan HCl

0,5N dan ditetesi larutan Mayerbouchardat (Endapan kuning/putih).

7. Steroid

Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan Lieberman

Bauchardat (merah jambu)

8.Karbohidrat

Sedikit sampel serbuk diatas plat tetes ditambahkan dengan larutan

fehling A dan Fehling B (merah Bata).

9. Pati dan aleuron

Sedikit serbuk sampel diatas plat tetes ditetesi iodin 0,1 N jika

mengandung Pati akan berwarna biru dan berwarna merah bila mengandung

aleuron.

10. Flavanoid

Sedikit sampel diatas plat tetes ditambahkan dengan 10 ml HCl pekat

akan terbentuk warna merah ungu.

b.Reaksi pengendapan

12. Alkaloid

Timbang 500 mg serbuk simplisia, tambahkan 1 nil asam klorida 2 N

25 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 26: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

dan 9 ml air, panaskan di atas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan

saring. pindahkan masing-masing 3 tetes filtrate pada dua kaca arloji :

Tambahkan 2 tetes Mayer LP pada kaca arloji pertama, terbentuk

enedapan menggumpal berwarna putih.

Tambahkan 2 tetes Bouchardat LP pada kaca arloji kedua, terbentuk

endapn berwarna coklat sampai hitam.

c.Kromatografi Lapisan Tipis (KLT)

Kromatografi Lapais Tipis adalah salah satu tehnik

pemisahan komponen kimia dengan prinsip adsorpsi dan partisi

menggunakan lempeng berukuran 3x7 cm, yang dilapisi oleh silika gel sebagai

fase adsorben (penyerap) atau disebut fase diam, dan eluen berupa campuran

beberapa pelarut atau fase gerak yang dapat memisahkan senyawa kimia dengan

baik.

26 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 27: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Pengidentifikasi

Kandungan Kimia dan Identifikasi

Kemataksonomi

Pengembangan Obat Tradisional

Pemeriksaan Farmakognosi

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL, HIPOTESIS, DAN SKEMA KERJA

3.1   Kerangka Konseptual

Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual Piper betle L.

3.2 Hipotesis

Minyak atsiri dari daun sirih mengandung minyak terbang (betlephenol),

seskuiterpen, pati, diatase, gula dan zat samak dan kafikol yang memiliki daya

mematikan kuman, anti oksidasi dan fungisida, anti jamur. Sirih berkhasiat

menghilangkan bau badan yang ditimbulkan bateri dan cendwan. Daun sirih juga

bersifat menahan pendarahan, menyembuhkan luka pada kulit, dan gangguan

saluran penernaan. Selain itu juga bersifat mengerutkan, mengeluaran dahak,

meluruhkan ludah, hemostatik, dan menghentikan pendarahan. Biasanya untuk

obat hidung berdarah, dipakai 2 lembar daun segar Piper betle L., dicuci, digulung

27 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Piper betle (Sirih)

Obat tradisional Indonesia Aktivitas farmakologi

Page 28: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

kemudian dimasukkan kedalam lubang hidung. Selain itu, kandungan bahan aktif

fenol dan kafikol daun sirih hutan juga dpt dimanfaatkan sebagai pestisida nabati

untuk mengendalikan hama penghisap.

3.3 Skema Kerja

Daun Sirih (Piper betle L.)

.

28 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Panen / Pengumpulan

Herbarium basah Bahan segar

Anatomi

Pembuatan simplisia

1. Pencucian

2. Sortasi basah

3. Perajangan atau pengolahan bentuk

4. Pengeringan dan sortasi kering

5. Pewadahan

- Morfologi

-Organoleptik

Simplisia

Organoleptik Mikroskopik Identifikasi Kandungan Kimia

Hasil

Pembahasan

Kesimpulan

1. Pati2. Tanin3. Katekol4. Fenol5. Steroid6. Alkaloid7. Dioksiantrakinon

8. Pektin

9. Saponin

10. Flavanoid

11. Karbohidrat

12.Selulosa

13. Glikosida

14. Suberin

Page 29: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

BAB IV

MATERI DAN METODE PRAKTIKUM

4.1Alat, Bahan dan Instrumen Praktikum

4.1.1 Alat

Adapun bahan kimia yang digunakan dalam praktikum antara lain : Botol

semprot, Botol Coklat, Cawang porselin, Cutter, Deg gelas, Handscoon,

Mikroskop, Objek gelas, Pinset, Pipet tetes, Plat tetes, Pot plastic, Rak tabung,

Sendok tanduk, Tabung reaksi

4.1.2 Bahan Tanaman

  Adapun bahan yang digunakan dalam praktikum ini sampel tanaman

Sirih (Piper betle L.)

4.1.3 Bahan

Adapun bahan kimia yang digunakan dalam praktikum antara lain :

Formalin 4%, Aquadest, Etanol, FeCl3 P, HCl + meyer bouchardt, Iod 0,1 N, KOH

10 %, Liebermen bouchardt, N-butanol, N-heksan, Metil orange, Pereaksi Molish,

dan ZnSO4

4.2 Lokasi Praktikum

Adapun lokasi praktikum ini dilaksanakan adalah di Desa .Lemoe

Kecamatan Bacukiki Kabupaten Pare-pare. Waktu pelaksanaan praktek kerja

lapangan ini dari tanggal 28 september – 30 septemeber 2012.

29 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 30: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

4.3  Prosedur Praktikum

4.3.1 Pemeriksaan Farmakognostik

Pemeriksaaan morfologi tumbuhan dilakukan dengan mengamati bentuk

fisik dari akar, batang, dan daun dari tanaman Sirih ( Piper betle L.) kemudian

dilakukan pengambilan gambar, dan diidentifikasi lebih lanjut berdasarkan kunci

determinasi menurut literatur.

4.3.1.1  Identifikasi dan determinasi Tanaman

Menentukan kunci determinasi tanaman dilakukan berdasarkan bentuk

morfologi melalui pendekatan hubungan kekerabatan tanaman ( suku dan genus)

kunci determinasi tanaman sebagai mana yang dicantumkan dalam buku resmi.

4.3.1.1.1 Morfologi Tanaman

Pengamatan dilakukan dengan cara diamati morfologi sampel yang

meliputi akar, batang, daun dan bunga kemudian digambar secara keseluruhan

morfologi sampel pada lembar kerja, dan dilengkapi dengan keterangan dan

deskriptionya.

4.3.1.1.2   Anatomi Tanaman

Pemeriksaan dilakukan dengan mengamati bentuk sel dan jaringan pada

tumbuhan pada bagian penampang melintang dan membujur dari akar, batang

dan daun dengan menggunakan mikroskop. Sedangkan simplisia kering serbuk

untuk melihat fragment - fragment dari tanaman sirih yang digunakan untuk obat.

30 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 31: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

4.3.1.2  Pemeriksaan Simplisia

             4.3.1.2.1 Pengambilan Simplisia

Pengambilan Sampel, bahan penelitian berupa daun, batang, dan akar

dari tanaman Sirih (Piper betel). Diambil pada jam 08.30 pagi di Desa Lemoe,

Kecamatan Bacukiki , Kab Pare-pare Sulawesi Selatan.

 4.3.1.2.2 Pembuatan Simplisia

 Pengolahan Bahan, Bahan penelitian berupa daun yang telah diambil,

dikeringkan dalam ruangan yang tidak terkena sinar matahari langsung, setelah

kering dipotong - potong kecil.

4.3.1.2.3 Pemeriksaan Mutu Simplisia

a. Organoleptik

Pemeriksaan organoleptis tumbuhan dilakukan untuk mengamati warna,

bau, dan rasa dari bagian tanaman Sirih (Piper betle)  yang masih segar meliputi

akar, batang, dan daun.

b. Makroskopik

Pemeriksaan makroskopik tanaman dilakukan untuk mengamati mengenai

bentuk ukuran, warna dan bidang irisan dari tanaman Sirih (Piper betle).

c. Mikroskopik

Pemeriksaan mikroskopik tanaman dilakukan untuk mengamati paparan

anatomis, penampang melintang simplisia, fragmen pengenal serbuk simplisia

Piper betle folium, dan Piper betle caulis.

31 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 32: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

4.3.2 Identifikasi Kandungan Kimia

4.3.2.1 Lignin

Irisan atau serbuk dibasahi dengan larutan Fluroglusin P. Diperiksa dalam

HCl P, dinding sel yang berlignin akan berwarna merah.

4.3.2.2  Suberin, kutin, minyak lemak, minyak atsiri, getah dan resin

Bahan yang akan diperiksa diletakkan diatas kaca objek, gambarkan

beberapa tetes Sudan III LP, bahan dapat dijernihkan dengan kloralhidarat LP,

kecuali bahan yang mengandung minyak atsiri. Biarkan selama 30 menit sampai-

48menit dalam bejana tertutup yang didalamnya terdapat cawan berisi etanol 90%

P. Bagian yang mengandung suberin, kutin, minyak lemak, minyak atsiri, getah

dan resin berwarna jingga.

Uji adanya sterol dengan reaksi Liebermann Burchard :sepuluh tetes

minyak lemak atau 0,5 g adeps lanae dilarutkan dalam 5 ml kloroform, tambahkan

asam cuka anhidrida 1 liter dan asam sulfat pekat 2 tetes dengan hati-hati.

Campur dan amati warna yang terjadi ! reaksi positif yang terjadi warna hijau

zamrud.

4.3.2.3 Pati dan Aleuron

Tambahkan iodium 0,1 N pada bahan yang akan diperiksa, pati berwarna

biru, dan aleuron berwarna kuning coklat sampai coklat.

32 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 33: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

4.3.2.4 Lendir dan pectin

 Letakkan serbuk atau bahan diatas kaca objek, ditambahkan beberapa

tetes Merah Ruthenium Lp, tutup dengan kaca penutup biarkan selama 15 menit,

lendir asam dan pectin berwarna merah intensif.

4.3.2.5 Selulosa

 Bahan ditambahkan larutan seng (II) klorida beriodium, memberikan

warna ungu merah.

4.3.2.6 Zat samak/Tanin

a. Pirogalotanin

Sampel dibasahi dengan larutan FeCl3, menghasilkan warna biru.

Sampel dibasahi dengan larutan Brom, tidak terjadi endapan.

Serbuk ditambahkan dengan NaOH, jikamengandung tannin akan

menghasilkan warna merah coklat.

4.3.2.7 Turunan katekol

Sampel ditambahkan larutan Brom, akan terjadi endapan.

Sampel dibasahi dengan FeCl3 1 N, menghasilkan warna hijau.

Letakkan bahan atau serbuk diatas kaca objek ditambahkan

larutan vanillin P 10% b/v dalam etanol 90% P, dalam asam klorida

P,bagian yang mengandung turunan katekol berwarna merah intensif.

4.3.2.8 Dioksiantrakinon bebas

Serbuk dalam tabung reaksi ditambahkan Kalium Hidroksida etanol LP,

warna merah.

33 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 34: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

4.3.2.9  Fenol

 Mikrosublimasi dilakukan dengan cara serbuk dalam vial dilarutkan

dengan air, dan ditutup dengan objek gelas dan diatas objek gelas diberi kapas,

dipanaskan hingga menyublin.

a.    Hasil mikrosublimasi tambahkan fosfomolibdat asam sulfat LP, terjadi

warna biru.

b.    Hasil mikrosublimasi tambahkan asam diazobenzensulfonat LP, terjadi

warna biru.

c.    Ekstrak methanol ditambahkan :

  Larutan besi (III) klorida 1%, terbentuk warna ungu biru

  Pereaksi Millon, terbentuk warna merah ungu.

  Pereaksi Indofenol, terbentuk warna hijau biru yang stabil.

4.3.2.10 Saponin

Serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, tambahkan 10 ml air panas,

dinginkan kemudian kocok kuat-kuat selama 10 detik, terbentuk buih, lalu

tambahkan 1 tetes HCl 2 N, buih tidak hilang maka sampel mengandung saponin.

4.3.2.11 Flavonoid

Sari 0,5 g serbuk yang diperiksa dengan 10 ml methanol dengan alat

pendingin balik selama 10 menit, saring panas, encerkan filtrate dengan 10 ml liter

air, setelah dingin tambahkan eter minyak tanah, kocok hati-hati, biarkan. Ambil

lapisan methanol, uapkan pada suhu > 40o C dibawah tekanan, sisa dilarutkan

dalam 5 ml liter etanol 95% P, tambahkan 0.1 g serbuk magnesium P dan 10 ml

34 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 35: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

liter asam klorida P, jika terjadi warna merah jingga-merah ungu berarti ada

flavanoid dan jika kuning jingga terdapat flavon, kalkon, dan auron.

4.3.2.12 karbohidrat

Serbuk dikocok dengan air lalu dimasukkan dalam tabung reaksi ditetesi :

a.     Pereaksi Mollish, jika mengandung karbohidrat akan menghasilkan

cincin ungu.

b.     Pereaksi Luff, jika mengandung karbohidrat akan menghasilkan

endapan merah.

c.     Pereaksi Fehling A dan Fehling B, jika mengandung karbohidrat akan

menghasilkan endapan kuning jingga.

4.3.2.13 Glikosida

Ekstrak methanol dimasukkan dalam 3 tabung reaksi, dan ditambahkan :

Larutan besi (III) klorida 3 ml dan 1 ml  asam klorida P, terjadi

warna coklat kemerahan perlahan berubah menjadi violet atau ungu.

Pelarut benzen 5 ml, pisahkan larutan benzene ditambahkan 3 ml

larutan ammonia 10%,terbentuk warna merah pucat.

Larutan ammonia encer 3,5% lalu dikocok terjadi warna merah

lembayung.

4.3.2.14 Glikosida Antrakinon

Dicampur 200 mg serbuk simplisia dengan 45 ml asam sulfat encer P,

dididihkan sebentar, didinginkan,tambahkan 10 ml benzene P, kocok, diamkan.

Pisahkan lapisan benzene, saring, filtrat berwarna kuning, menunjukkan adanya

35 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 36: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

antrakinon. Kocok lapisan benzene dengan 1-2 ml NaOH LP, diamkan, lapisan air

berwarna merah intensif, dan lapisan benzene tidak berwarna.

4.3.2.15 Steroid

Ekstrak eter dalam tabung reaksi kemudian ditetesi dengan pereaksi

Liebermann - Buchard jika mengandung steroid akan menghasilkan warna biru

sampai hijau.

4.3.2.16 Alkaloida

Timbang 500 ml serbuk simplisida,tambahkan 1 ml asam klorida 2

N dan 9 ml air, panaskan diatas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan

saring, pindahkan masing-masing 3 tetes filtrate pada 2 kaca arloji :

Tambahkan 2 tetes Mayer LP pada kaca arloji pertama, terbentuk

endapan menggumpal berwarna putih.

Tambahkan 2 tetes Bouchardat LP pada kaca arloji ke-2, terbentuk

endapan berwarna coklat sampai hitam.

36 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 37: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

BAB V

HASIL PENGAMATAN

5.1 Identifikasi dan Determinasi Tanaman

Menentukan kunci determinasi tanaman dilakukan berdasarkan bentuk

morfologi tanaman, berdasarkan uraian tanaman secara lengkap melalui

pendekatan hubungan kekerabatan (suku dan genus), nama daerah, alat-alat

khusus yang terdapat pada tanaman tersebut tempat tumbuh. Untuk

mempermudah determinasi tanaman dilakukan herbarium khusus.

Adapun determinasi dari tanaman sirih dengan family Piperaceae adalah:

1b-2b-3b-4b-6b-7b-9a-41b-42b-43b-54b-59b-61b-62b-63a-64a.......37.

Piperaceae-1a................. Piper bitle.

5.2 Morfologi Tanaman

Morfologi dari simplisia Daun Sirih (Piperis folium) adalah tumbuhan

memanjat. Daun berseling atau tersebar, bertangkai, daun penumpu, cepat

rontok dan meninggalkan tanda bekas berbentuk cincin. Helaian daun bulat

telur sampai memanjang, dengan pangkal daun berbentuk jantung, atau pangkal

yang miring daun ujung meruncing, 5-18 kali 2-20 cm . Daun pelindung bentuk

lingkaran, bulat telur terbalik atau bulat memanjang.

37 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 38: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

5.3 Anatomi Tanaman

1. Anatomi Daun

Anatomi Daun Membujur

Anatomi Daun Melintang

3. Anatomi Batang

Anatomi Batang Melintang

3. Anatomi Akar

4. Anatomi Akar

38 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

1. Stomata

1. Kutikula

2. Rambut penutup

1.

2. Xylem

Page 39: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

Anatomi Akar Melintang

a.

b.

c.

d.

e.

f.

5.4 Pemeriksaan Mutu Simplisia

Pemeriksaan mutu simplisia terdiri atas pemeriksaan :

a. Organoleptik, yaitu pemeriksaan warna, bau dan rasa dari bahan atau simplisia.

Dalam buku resmi dinyatakan pemerian yaitu memuat paparan mengenai bentuk

dan rasa yang dimasudkan untuk dijadikan petunjuk mengenal simplisia nabati

sebagai syarat baku.

b. Makroskopik, yaitu memuat uraian makroskopik paparan mengenai bentuk

ukuran, warna dan bidang patahan atau irisan.

c. Mikroskopik , yaitu memuat paparan anatomis, penampang simplisia, fragmen

pengenal serbuk simplisia, meliputi uraian tentang :

1. Jaringan pada akar, batang dan rimpang

Jaringan primer meliputi ( epidermis, cortex, endodermis, caspari, perisikel,

silinder pusat dan empulur ). Epidermis adalah lapisan terluar , umumnya terdiri

dari satu lapisan sel. Korteks adalah ujaringan yang terletak antara epidermis dan

endodermis, sebagian besar terdiri dari parenkm. Endodermis adalah lapisan batas

39 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

1.

2. Berkas Pembuluh3. Epidermis bawah

Page 40: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

antara korteks dan periskel terdiri dari satu lapisan sel yang dinding selnya

sebagian atau seluruhnya menggabus kadang-kadang berupa seludang kaspari.

Jaringan sekunder, meliputi periderm adalah jaringan terluar dari luar kedalam

berturut-turut felem berupa jaringan gabus, felogen berupa cambium gabus, dan

feloderm; korteks tidak lagi terdapat jika felogen terbentuk pada bagian dalam

korteks, pada perisikel.

2. Perubahan susunan selinder pusat selinder oleh pertumbuhan sekunder meliputi

floem, jari-jari floem, baji floem, xylem, jari-jari xylem, dan baji xylem.

1. Jaringan pada Daun, terdiri dari

a. Tipe stomata : tipe anomositik

b. Jenis Rambut, terdiri dari rambut penutup dan rambut kelenjar.

2. Jaringan pada daun, batang dan akar terdiri dari

a. Tipe sel idioblas adalah jika sel isi dan bentuknya jelas berbeda dibandingkan sel

jaringan disekitarnya antara lain meliputi idioblas hablur, idioblas lender, idioblas

minyak dan lainnya.

b. Tipe sel sklerenkim terdiri dari dua tipe yaitu

Serabut yang berupa sel panjang, ujungnya meruncing, dindingnya meruncing dan

berlignin.

Sklereida berupa sel batu, berbentuk isodiametrik, dindingnya tebal,

umumnya berlignin.

40 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 41: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

5.6 Identifikasi Kandungan Kimia Simplisia

Simplisia daun sirih mengandung minyak atsiri, kavicol, kavibetol, estragol,

terpennena, seskuiterpena, fenil propane, tannin, diastase, gula dan pati.

41 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 42: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

BAB VI

PEMBAHASAN

Obat tradisional adalah obat yang berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan,

hewan, mineral, atau sediaan galeriknya atau campuran dari bahan-bahan

tersebut yang belum mempunyai data klinis dan dipergunakan dalam usaha

pengobatan. Obat tradisional juga dikatakan campuran kompleks dari ekstrak

tanaman dan insekta berbentuk amorf atau padat yang dibentuk dalam ruang-

ruang zkizogen dan zlikozigen.

Pengamatan morfologi dilakukan dengan mengamati bentuk fisik tanaman

yakni warna, zat, bentuk tanaman, dan merupakan salah satu cara

memperkenalkan tanaman, karena mengingat tanaman yang sama belum tentu

mempunyai bentuk morfologi yang sama pula. Pemeriksaan morfologi pada

tanaman Sirih (Piper betle).

Daun, Daun berupa daun tunggal (folium simplex) yaitu pada tangkai

daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Helain daun (lamina) berbentuk

memanjang (oblongus), pada ujung daun (apex folii) bentuk runcing (acutus), tepi

daunnya (morgo folii) berbentuk rata (intefer). Panjang 10 - 48 cm, lebar 4 - 20 cm,

susunan tulang daunnya (nervatio) adalah bertulang menyirip (penninervis) yaitu

hanya mempunyai satu ibu tulang daun yang berjalan dari pangkal ke ujung.

Batang, Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasanya keras dan

kuat, bentuk bulat (Teres) , arah tumbuh cabangnya adalah condok keatas

(patens). Batangnya pada umumya mempunyai batang yang bagian bawahnya

42 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 43: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

lebih besar dan bagian ujungnya semakin kecil dan akar memiliki system

perakaran akar tunggang, yaitu akar lembaga tumbuh terus menjadi akar pokok

yang bercabang – cabang menjadi akar– akar yang lebih kecil, warna akarnya

adalah kecoklatan.

Penentuan kandungan kimia secara kualitatif dilakukan dengan

menggunakan pereaksi kimia yang umum untuk senyawa tersebut. Metode ini

dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif kemungkinan senyawa yang

terkandung dalam serbuk Sirih (Piper betle).

Obat tradisional dalam masyarakat selain memiliki keuntungan juga

memiliki kerugian. Adapun keuntungan dari obat tradisional yaitu, mudah

diperoleh atau didapatkan, harganya terjangkau, efek samping yang ditimbulkan

tidak terlalu berbahaya bahkan tidak menimbulkan efek samping sama sekali.

Kerugian obat tradisional yaitu tidak praktis dalam penggunaannya, penggunaan

obat tradisional dalam tubuh menimbulkan reaksi yang lambat.

Survey mengenai inventarisasi tanaman obat bertujuan agar kita

mendapatkan informasi keanekaragaman obat yang ada pada suatu wilayah,

mendapatkan informasi teknik dan cara penggunaan tanaman obat untuk

pengobatan tradisional dan masyarakat terhadap obat tradisional.

43 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180

Page 44: Laporan Farmakognosi I (DAUN SIRIH)

Tanaman Sirih (Piper betle L.)

BAB VII

PENUTUP

7.1 Kesimpulan

1.   Tanaman Sirih (Piper betle) merupakan tanaman paling banyak

tumbuh didaerah tropis, tanaman ini memiliki khasiat obat hanya pada daunnya

saja.

2.     Daun tanaman Sirih (Piper betle) memilki khasiat sebagai peredah

keputihan, peluruh kentut, menghentikan batuk mengurangi peradangan, dan

menghilangkan gatal, sementara daunnya untuk mencegah enjakulasi dini.

Daunnya juga berfungsi sebagai astrigen, pelindung hati, antidiare dan

antimutagenik.

3. Daun Sirih (Piper betle) memiliki tipe stomata anisositik dimana tipe ini

terdapat sel penjaga yang bentuknya berlainan..

4. Mengandung kandungan kimia yaitu : minyak atsiri, kavicol, kavibetol,

estragol, terpennena, seskuiterpena, fenil propane, tannin, diastase, gula dan pati.

Ini menunjukkan bahwa, hasil praktikum dengan literature adalah sama dan benar.

7.2  Saran

   Diharapkan kepada asisten pembimbing praktikum agar pada saat

praktikum berjalan awasi/bimbing para praktikan agar tidak terjadi kesalahan yang

fatal.

44 Suci Noviyanah Ansary | 150 2011 0180