efektivitas anti bakteri ekstrak daun sirih

61
EFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper Betle Linn) TERHADAP BAKTERI Enterococcus faecalis (PENELITIAN IN VITRO) SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi Salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi DITHA TRI ARMIANTY HARMAN J111 10 282 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

Upload: ariwahyu

Post on 29-Jan-2016

68 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

temen temen sejawat mohon di gunakan sebaik mungkin

TRANSCRIPT

Page 1: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

EFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper

Betle Linn) TERHADAP BAKTERI Enterococcus faecalis

(PENELITIAN IN VITRO)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi

Salah satu syarat mencapai gelar

Sarjana Kedokteran Gigi

DITHA TRI ARMIANTY HARMAN

J111 10 282

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 2: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

HALAMAN PENGESAHAN

Judul : EFEKTIVITAS ANTI BAKTERI EKSTRAK DAUN SIRIH (Piper Betle

Linn) TERHADAP BAKTERI Enterococcus faecalis (PENELITIAN IN

VITRO)

Oleh : DITHA TRI ARMIANTY HARMAN / J 111 10 282

Telah Diperiksa dan Disahkan

Pada tanggal 4 Desember 2013

Oleh

Pembimbing

DR. Drg. Indrya Kirana Mattulada, MS

NIP. 19530523 198403 2 001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin

Prof. drg. H. Mansjur Nasir, Ph.D

NIP. 19540625 198403 1 001

Page 3: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang perna diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi

dan sepanjang penelusuran penulis tidak terdapat karya atau pendapat yang perna

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Makassar 2 Desember 2013

DITHA TRI ARMIANTY

Page 4: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena hanyalah dengan

berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul Efektivitas anti bakteri Ekstrak daun sirih (piper betle linn) terhadap

bakteri Enterococcus faecalis (Penelitian In Vitro). Penulisan skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar Sarjana Kedokteran Gigi di Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin. Selain itu skripsi ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca dan peneliti lainnya untuk menambah

pengetahuan dalam bidang ilmu kedokteran gigi.

Dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak hambatan yang penulis hadapi,

namun berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai belah pihak sehingga akhirnya,

penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaikan terima

kasih kepada:

1. Prof. drg. H. Mansjur Nasir, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Hasanuddin.

2. DR. Drg. Indrya Kirana Mattulada, MS selaku dosen pembimbing

penulisan skripsi ini yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan

arahan, petunjuk, serta bimbingan bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.

Page 5: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

3. Prof. Dr. drg, Hasanuddin Thahir, MS, sebagai penasehat akademik yang

senantiasa memberikan dukungan, nasihat, motivasi dan semangat, sehingga

penulis berhasil menyelesaikan jenjang perkuliahan dengan baik.

4. Ayahandaku, dr. H. Harman Haba. M.kes dan Ibundaku, Hj. Sri Utami

SH. serta keempat saudaraku yang sangat kusayangi, Paramitha Puspasari

S.ked, Muhammad Reza Permadi S.ked, Muhammad Sahrul Rivaldi

Harman, Atikah Kusuma wardhani Harman Rasa terima kasih dan

penghargaan yang terdalam dari lubuk hati, penulis berikan kepada mereka

semua yang senantiasa telah memberikan doa, dukungan, bantuan, didikan,

nasihat, perhatian, semangat, motivasi, dan cinta kasih yang tak ada habis-

habisnya. Tak ada kata atau kalimat yang mampu mengekspresikan besarnya

rasa terima kasihku. Yang pasti, saya sungguh bersyukur dan bahagia

memiliki kalian semua berada disisiku. Tiada apapun atau siapapun di dunia

ini yang dapat menggantikan kalian. Sekali lagi, terima kasih.

5. Seluruh dosen yang telah bersedia memberikan ilmu, serta staf karyawan

FKG Universitas Hasanuddin.

6. Segenap keluarga besar ATRISI 2010 FKG UNHAS terima kasih untuk

kekompakan dan rasa persaudaraan yang telah kalian tunjukkan, khususnya

untuk sahabatku Dewi Sartika, Rahmah Rusdi, Baiq Miftahul Fatia, Dini

Islami, Ratna Juwita, Puji Rahayu, Reysintia, Nurhaerani Fahri, Ifrah

Khumairah, Citra Sri Ramadhani, Dian megawati yang senantiasa

Page 6: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

membantuku dan memberikan semangat. Saya sangat bangga atas menjadi

bagian dari kalian.

7. Sahabat sekaligus teman seperjuangan di bagian Konservasi, Suratman,

Akzam, Dewi, Endang, Iin, Darmayana, Arif, Jumiati, Andini, Novia,

Musdalifah yang senangtiasa selalu bersama menemani saat suka dan duka.

Bantuan dan pengorbanan kalian tentu tidak telupakan.

8. Kepada teman-teman Andi Candra, Andriansyah Rahman, Ansarullah Arif

yang senantiasa, membantu dan memberikan bantuan dan semangat selama

penyelesaian skripsi ini.Terima kasih atas semuanya.

9. Senior-seniorku yang berpatisipasi membantu jalannya penelitian. Terima

kasih telah menjadi keluarga mahasiswa yang baik bagiku

10. Semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya skripsi ini yang

namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu. Penulis berharap kiranya Allah

SWT berkenan membalas segala kebaikan dari segala pihak yang telah

bersedia membantu penulis. Akhirnya dengan segenap kerendahan hati,

penulis mengharapkan agar kiranya tulisan ini dapat menjadi salah satu bahan

pembelajaran dan peningkatan kualitas pendidikan di Fakultas Kedokteran

Gigi ke depannya.

Makassar, 2 Desember 2013

DITHA TRI ARMIANTY

Page 7: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

ABSTRAK

Enterococcus faecalis adalah salah satu bakteri yang memiliki resistensi

dalam melawan mekanisme pertahanan jaringan pulpa dan sering ditemukan pada

infeksi endodontik. Kemampuan dari bakteri ini dapat mengadakan kolonisasi yang

baik, dapat bertahan dalam saluran akar tanpa bakteri lainnya, serta mampu

memproduksi toksin secara langsung maupun melalui induksi inflamasi. Daun sirih

mengandung minyak atsiri di mana komponen utama minyak atsiri tersebut adalah

fenol dan senyawa turunannya, diantara senyawa turunannya itu adalah kavikol yang

memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat dibandingkan fenol. Adanya fenol

yang merupakan senyawa toksik mengakibatkan struktur tiga dimensi protein bakteri

terganggu dan terbuka menjadi struktur acak yang menyebabkan protein terdenaturasi

dan aktivitas biologis menjadi rusak sehingga pertumbuhan Enterococcus faecalis

menjadi terhenti. Klorheksidin telah terbukti efektif melawan Enterococcus dalam

proses irigasi saluran akar. Daun sirih (piper betle linn) dapat dipilih menjadi bahan

alternatif irigasi saluran akar.

Desain penelitian ini dilakukan secara eksperimental laboratorium in vitro

untuk mengetahui efektivitas anti bakteri ekstrak daun sirih (piper betle linn)

terhadap bakteri Enterococcus faecalis. Penelitian tahap awal dilakukan penentuan

konsentrasi hambat minimum ekstrak daun sirih dengan melihat konsentrasi terendah

yang pertama kali terlihat jernih. Konsentrasi yang diuji 10%, 15%, 20%, 25%, 30%.

Berdasarkan pengujian tersebut, diperoleh hasil konsentrasi hambat minimal ekstrak

daun sirih adalah pada konsentrasi 20%. Metode uji efek anti bakteri ini

menggunakan metode difusi untuk membandingkan zona inhibisi larutan ekstrak

daun sirih konsentrasi 20% dibandingkan klorheksidin 0.2%, klorheksidin 2%, dan

aquades. Setiap kelompok dilakukan pengulangan masing-masing sebanyak delapan

kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan uji One Way Anova

kemudian dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian didapatkan bahwa

klorheksidin 2% memiliki daya anti bakteri lebih baik terhadap Enterococcus faecalis

dibandingkan dengan ekstrak daun sirih dan klorheksidin 0.2%.

Kata kunci: Entercocus faecalis, Ekstrak daun sirih, klorheksidin 2% dan

klorheksidin 0,2%.

Page 8: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

ABSTRACT

Enterococcus faecalis is one of bacteria which have resistance against the

pulp tissue defense mechanism and often found in endodontic infections. The ability of this bacterial is may hold good colonization, can survive in the root canal without

other bacteria , as well as capable of producing toxins directly or through the

induction of inflammation. Betel leaves contain essential oils, as the main

components of the essential oils are phenols and compounds, among other derivate

such as kavikol compound that has bactericidal five times stronger than phenol. The

presence of phenols which are toxic compounds resulting three dimensional structure

of the bacterial protein is disrupted and open into a random structure which causes the

proteins become denatured and defective biological activity of Enterococcus faecalis

so that growth stopped. Chlorhexidine has been shown to be effective against

Enterococcus in the process of root canal irrigation. Betel leaf (piper betle linn) can

be chosen as an alternative material root canal irrigation saline.

The design of this study conducted by in vitro experimental laboratory to

determine the effectiveness of anti-bacterial extracts of betel leaf (Piper betle Linn)

for Enterococcus faecalis bacteria. Early stage research, the determination of the

minimum inhibitory concentration of betel leaf extract by observing at the lowest

concentration that was first seen clearly with a concentration of 10%, 15%, 20%,

25%, 30%. Based on these tests, the results obtained minimal inhibitory concentration

of betel leaf extract showedat concentration of 20%. The assay method of these anti-

bacterial effect used diffusion method to comparing the inhibition zone betel leaf

extract solution in concentration of 20 % be compared 0.2 % chlorhexidine, 2%

chlorhexidine, and distilled water. Each group performed eight times repetition

respectively. Data were analyzed using One Way Anova test followed by a LSD test.

The results showed that 2% chlorhexidine has antibacterial effect for Enterococcus

faecalis better than betel leaf extract and 0.2 % chlorhexidine.

Keywords: Entercoccus faecalis, betel leaf extract, 0.2% chlorhexidine, and 2%

chlorhexidine.

Page 9: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN………………………………………………………iii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iv

ABSTRAK…………………………………………………………………………..vii

ABSTRACT………………………………………………………………………...viii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………...xii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………………..xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 3

1.3 Hipotesis Penelitian ........................................................................................ 4

1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................ 4

1.5 Manfaat Penelitian.......................................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 5

2.1 Irigasi Saluran Akar ....................................................................................... 5

2.2 Macam-macam larutan irigasi saluran akar .................................................... 7

2.3 Klorheksidin ................................................................................................... 8

2.4 Daun sirih (piper betle linn)………………………………………………...10

Page 10: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

2.4.1 Morfologi sirih…………………………………………………11

2.4.2 Kandungan Sirih……………………………………………….12

2.4.3 Kegunaan Sirih…………………………………………………13

2.5 Enterococcus faecalis………………………………………………….13

2.6 Kerangka Teori………………………………………………………...17

2.7 Kerangka Konsep……………………………………………………...18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………………….19

3.1 Jenis Peneltian………………………………………………………………...19

3.2 Rancangan Penelitian…………………………………………………………19

3.3 Lokasi Peneltian……………………………………………………………….19

3.4 Waktu Peneltian……………………………………………………………….19

3.5 Variabel Penelitian……………………………………………………………19

3.6 Defenisi Operasional………………………………………………………….20

3.7 Kriteria Penelitian…………………………………………………………….20

3.8 Alat Dan Bahan……………………………………………………………….21

3.9 Prosedur Kerja………………………………………………………………...22

3.10. Alur Penelitian……………………………………………………………….26

3.11. Analisis Data ……………………………………………………………….27

BAB IV HASIL PENELITIAN……………………………………………………..28

BAB V PEMBAHASAN……………………………………………………………32

BAB VI PENUTUP………………………………………………………………….36

VI.I Kesimpulan…………………………………………………………..36

Page 11: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

VI.II Saran……………………………………………………………….36

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………37

LAMPIRAN………………………………………………………………………..xiv

Page 12: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1:Daun Sirih (Piper betle linn)……………………………………………12

Gambar 2:Bakteri Enterococcus Faecalis…………………………………………..15

Gambar 3: Skema kerangka teori…………………………………………………...17

Gambar 4: Skema kerangka konsep………………………………………………...18

Gambar 5: Skema alur penelitian…………………………………………………...26

Gambar 6: KHM ekstrak daun sirih………………………………………………...27

Gambar 7: Zona hambat ekstrak daun sirih, klorheksidin 0,2% , 2% dan aquades..28

Page 13: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Hasil uji KHM ekstrak daun sirih………………………………………..27

Tabel 4.2. Diameter zona hambat ekstrak daun sirih………………………………..28

Tabel 4. 3. Uji statistik ANOVA perbedaan zona hambat antara ekstrak daun sirih,

klorheksidin 0,2%. 2% dan aquades…………………………………………………38

Tabel 4.4. Uji statistik LSD perbedaan zona hambat antara ekstrak daun sirih,

klorheksidin 0,2%. 2% dan aquades………………………………………………...29

Page 14: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hampir semua penyakit endodontik, baik penyakit pulpa atau pun penyakit

periradikuler disebabkan oleh keberadaan bakteri.1 Lebih dari 700 spesies bakteri

ditemukan dalam rongga mulut. Bakteri tersebut masuk melewati beberapa jalur,

antara lain tubulus dentinalis, kavitas yang terbuka secara langsung karena trauma

atau kesalahan prosedur pada saat melakukan perawatan, membran periodontal, aliran

darah, restorasi yang rusak, dan jalur lainnya.2

Beberapa penelitian telah

membuktikan bahwa hampir 90% bakteri yang ditemukan disaluran akar terinfeksi

merupakan bakteri anaerob.3

Salah satu contohnya ialah bakteri Enterococcus

faecalis.

Keberhasilan suatu perawatan endodontik dipengaruhi oleh beberapa hal,

antara lain cleaning & shaping, pengisian saluran akar yang hermetik, dan pemilihan

bahan yang memiliki dimensi stabil dan kompatibel terhadap jaringan. Salah satu

rangkaian tahap perawatan cleaning & shaping yang dianggap penting adalah irigasi

saluran akar. Pada tahap irigasi tersebut, saluran akar dibersihkan sebelum dilakukan

Page 15: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

pengisian. Tujuannya adalah untuk membuang debris dan smear layer yang ada

dalam saluran akar.4

Selain itu, bahan irigasi juga dapat memiliki fungsi lain, misalnya sebagai

pelumas dan pendekalsifikasi yang dapat membantu pembersihan dan pembentukan

saluran akar.4

Salah satu contoh bahan irigasi yang biasa digunakan antara lain

khlorheksidin. Klorheksidin ini digunakan karena merupakan salah satu bahan irigasi

saluran akar yang efektif dan mengandung antimikroba yang luas.

Awalnya klorheksidin digunakan secara luas sebagai obat kumur penghambat

plak gigi oleh Loe dan Schiott 1970. Pada tahun 1997, klorheksidin digunakan secara

lokal untuk mengurangi kedalaman poket pasien (periodontitis). Sejak saat itu

terdapat banyak produk yang mengandung klorheksidin digunakan untuk mengurangi

mikroba pathogen dan beberapa diantaranya diteliti lagi keefektifannya oleh beberapa

klinisi. Ferraz, membuktikan bahwa klorheksidin dapat juga digunakan sebagai

bahan irigasi saluran akar.5

Selain klorheksidin, ada beberapa bahan alami yang dikembangkan sebagai

bahan antimikroba. Bahan yang dikembangkan sebagai alternatif bahan irigasi

saluran akar ialah daun sirih (Piper betle linn). Di Indonesia terdapat banyak

tanaman sirih yang khasiat daunnya telah banyak digunakan. Daun sirih diketahui

memiliki efek antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri dan salah satunya adalah

Page 16: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

Streptococcus mutans. Daun sirih mengandung minyak atsiri dimana komponen

utama minyak atsiri tersebut adalah fenol dan senyawa turunannya, diantara senyawa

turunannya itu adalah klavikol yang memiliki daya bakterisida lima kali lebih kuat

dibanding fenol.6

Salah satu bakteri yang ditemukan pada infeksi endodontik adalah

Enterococcus faecalis. Terdapat sekitar 12 spesies Enterococcus, Enterococcus

faecalis merupakan bakteri yang paling sering ditemukan disaluran akar dan

menyebabkan 85-90% infeksi enterokokus. Enterococcus faecalis merupakan bakteri

fakultatif anaerob gram positif, sering kali ditemukan pada perawatan endodontik

yang gagal. Merupakan bakteri yang memiliki ketahanan atau resisten terhadap

beberapa antibiotik tertentu.7

Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menguji dan

membandingkan efek anti bakteri bahan irigasi saluran akar antara klorheksidin

0,2%, 2% dan ekstrak daun sirih (Piper Betle Linn) terhadap bakteri Enterococcus

faecalis.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan maka dapat dirumuskan

masalah sebagai berikut:

1. Apakah klorheksidin 0,2%, 2% dan ekstrak daun sirih dapat membunuh

bakteri Enterococcus faecalis ?

Page 17: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

2. Manakah yang lebih efektif antara klorheksidin 0,2%, 2% dan ekstrak daun

sirih terhadap Enterococcus faecalis ?

3. Seberapa besar perbedaan efek antibakteri klorheksidin 0,2%, 2% dan ekstrak

daun sirih terhadap Enterococcus faecalis.?

1.3. Hipotesis Penelitian

Ada perbedaan antara efek antibakteri klorheksidin 0,2%, 2% dan ekstrak

daun sirih terhadap Enterococcus faecalis.

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah klorheksidin 0,2%, 2% dan ekstrak daun sirih dapat

membunuh bakteri Enterococcus faecalis.

2. Untuk mengetahui manakah yang lebih efektif antara klorheksidin 0,2%, 2%

dan ekstrak daun sirih terhadap Enterococcus faecalis.

3. Untuk mengetahui seberapa besar perbedaan efek antibakteri klorheksidin

0,2%, 2% dan ekstrak daun sirih terhadap Enterococcus faecalis.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Mengetahui tentang penggunaan bahan alam yang dapat dimanfaatkan sebagai

alternatif bahan irigasi saluran akar.

2. Mengetahui manfaat daun sirih sebagai tanaman obat tradisional.

Page 18: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Irigasi Saluran Akar

Pada perawatan endodontik, ada tiga tahapan yang harus dilalui untuk

mendapatkan hasil yang terbaik, yaitu preparasi, sterilisasi, dan pengisian saluran

akar. Preparasi saluran akar terdiri atas dua tahapan, yaitu pembersihan dan

pembentukan saluran akar yang dikenal dengan istilah clening and shaping.8

Cleaning and shaping merupakan suatu prosedur yang termasuk kedalam triad

endodontic. Cleaning merupakan suatu tahapan pembersihan saluran akar dari

jaringan nekrotik yang dapat menjadi tempat berkembangnya bakteri. Shaping

merupakan suatu tahapan pembentukan saluran akar sebagai persiapan sebelum

dilakukannya pengisian saluran akar.9

Irigasi saluran akar merupakan tahapan penting dalam menunjang

keberhasilan perawatan saluran akar, karena irigasi memudahkan pengeluaran

jaringan nekrotik, mikroorganisme dan serpihan dentin dari saluran akar terinfeksi

dengan aksi bilasan larutan irigasi. Disamping itu, larutan irigasi juga membilas dan

melarutkan timbunan endapan jaringan keras/lunak terinfeksi dibagian apikal dan

Page 19: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

jaringan periapikal. Selain memiliki aktivitas antimikroba, larutan irigasi juga bersifat

toksik dan dapat menimbulkan rasa nyeri bila masuk ke jaringan periapikal.10

Larutan irigasi yang ideal seyogyanya memiliki efek antibakteri dengan

spektrum yang luas, tidak toksik, mampu melarutkan sisa jaringan pulpa nekrotik dan

mengeluarkan smear layer selama preparasi saluran akar atau mampu melarutkannya

segera setelah terbentuk smear layer. Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan,

belum ada senyawa larutan irigasi yang dapat memenuhi kriteria yang ideal tersebut.

Sebaliknya, penelitian menunjukkan pengunaan kombinasi dari larutan irigasi tertentu

dapat meningkatkan efektivitas larutan irigasi dan mendukung keberhasilan

perawatan.10

Sifat-sifat ideal dari suatu larutan irigasi adalah:4

a. Pelarut debris atau pelarut jaringan.

b. Toksisitas rendah.

c. Tegangan permukaan rendah.

d. Pelumas

e. Sterilisasi (atau paling sedikit desinfeksi)

f. Membuang smear layer.

g. Faktor lain: antara lain mudah diperoleh, harga yang murah, mudah

digunakan, dapat disimpan cukup lama dan mudah disimpan. Selain itu

Page 20: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

juga penting adalah larutan irigasi tidak mudah dinetralisir di saluran

akar sehingga efektifitasnya dapat dipertahankan.4

2.2. Macam-Macam Larutan Irigasi Saluran Akar

Beberapa macam larutan irigasi saluran akar yang saat ini popular, adalah

larutan sodium hipoklorit, larutan kelator/Ethylene Diamine Tetra-acetic Acid

(EDTA), klorheksidin, dan Iodine Potassium Iodide (IPI).10

1. Sodium hipoklorit

Sodium hipoklorit yang pertama kali digunakan sebagai larutan irigasi untuk

luka infeksi pada Perang Dunia I, sekarang merupakan larutan irigasi yang paling

sering digunakan dalam praktek dokter gigi, dikenal juga sebagai pemutih pakaian.

Kelebihan sodium hipoklorit adalah mampu melarutkan jaringan pulpa vital dan

nekrotik, membilas debris keluar dari saluran akar, bersifat anti mikroba dengan

spektrum luas, sporisid, virusid, pelumas, harganya ekonomis dan mudah diperoleh.

Dilain pihak larutan sodium hipoklorit dapat menyebabkan iritasi bila terdorong

kejaringan periapikal.10

2. Larutan kelator/EDTA

Larutan kelator yang sering digunakan dalam perawatan endodontic adalalah

garam disodium dari ethylendiamin tetraacetic acid (EDTA 17 % dalam larutan

netral). Kelator adalah pelarut komponen anorganik dan memiliki efek antibakteri

Page 21: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

yang rendah, sehingga dianjurkan sebagai pelengkap dalam irigasi saluran akar

setelah sodium hipoklorit. Smear layer yang terbentuk selama preparasi mekanik

saluran akar dan yang melekat pada dinding saluran akar, dapat dengan mudah

dilepaskan melalui demineralisasi, membuat tubulus dentinalis terbuka lebar. Hal ini

memudahkan penetrasi desinfektan lebih jauh kedalam dentin saluran akar,

menjadikan larutan kelator ini berkontribusi terhadap eliminasi bakteri.10

3. Iodine Potassium Iodide (IPI)

Senyawa iodine dikenal luas sebagai desinfektan kulit dan lapangan operasi.

Iodine kurang reaktif dibandingkan dengan klorin tetapi dapat dengan cepat

membunuh kuman, jamur, virus, bakteri tuberculosis dan spora. Iodine tidak stabil

dalam larutan sehingga dikembangkan senyawa iodofor seperti povidine iodine.

Iodine potassium iodine (IPI) luas digunakan sebagai desinfektan permukaan gigi dan

irigasi dengan IPI sebelum medikasi dengan Ca(OH)2.10

4. Klorheksidin

Klorheksidin adalah bahan irigasi saluran akar berspektrum luas dan rendah

toksik. Klorheksidin dapat menghambat aktivitas antimikroba setelah berkontak

cukup lama pada permukaan dentin dalam saluran akar. Pelepasan klorheksidin

secara bertahap, dapat mempertahankan kadar molekul yang tetap agar tercipta

keadaan bakteriostatik didalam saluran akar selama periode waktu yang lama dengan

kisaran pH 5,5 - 7,0.11

Page 22: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

2.3. Klorheksidin

Klorheksidin merupakan basa kuat dan paling stabil dalam bentuk garam

klorheksidin diglukonat yang larut dalam air. Klorheksidin sangat luas digunakan

sebagai desinfektan karena memiliki sifat antimikroba yang baik terhadap bakteri

gram+, bakteri gram-, spora bakteri, virus lipofilik, jamur dan dermatofit yang secara

luas digunakan mengontrol plak rongga mulut.10

Konsentrasi 2% klorheksidin dianjurkan sebagai larutan irigasi saluran akar,

karena memiliki efek antimikroba yang luas dan dapat bertahan lama dengan

kemampuannya melekat pada dinding saluran akar. Disamping itu, klorheksidin tidak

mengiritasi jaringan periapikal, kurang toksik dibandingkan dengan larutan lainnya,

dan baunya tidak menyengat. Kemampuan klorheksidin tergantung dari pH dan

kehadiran komponen organik.10

Beberapa penelitian menunjukkan efektivitas antimikroba larutan 2%

klorheksidin hampir sama dengan larutan 5,25 NaOCL. Pada pemeriksaan in vitro

dengan kultur dan SEM menunjukkan hasil yang berbeda. Irigasi dengan 6% larutan

sodium hipoklorit dapat menghilangkan biofilm dan membunuh semua bakteri secara

sempurna sedang klorheksidin tidak memiliki efek pada biofilm. Hal ini

memungkinkan bakteri tetap memiliki kemampuan mengekspresikan sifat antigenik

bila berkontak dengan jaringan periapikal. Selain itu, biofilm dapat mengurangi

kualitas penutupan bahan pengisi saluran akar.10

Page 23: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

Klorheksidin tidak dapat digunakan sebagai larutan irigasi tunggal pada

perawatan saluran akar karena tidak memiliki kemampuan melarutkan jaringan

nekrotik dan kurang efektif terhadap bakteri gram negatif. Disamping itu, efektivitas

klorheksidin berkurang dengan adanya protein dan matriks dentin organik. Oleh

sebab itu kombinasi larutan irigasi NaOCL dan klorheksidin dianjurkan untuk

meningkatkan kemampuan keduannya. Klorheksidin dapat ditemukan dalam bentuk

larutan berbasis air, gel dan kombinasi larutan dengan bahan aktif lain.10

Dalam bidang kedokteran gigi ada suatu bahan yaitu klorheksidin 0,2% yang

dipakai sebagai obat kumur dipakai konsentrasi 0,2%. Klorheksidin merupakan

derivat bis-biquanite yang efektif dan mempunyai spectrum luas, bekerja cepat dan

toksisitasnya rendah. Bahan ini digunakan dalam bentuk yang bervariasi, misalnya

klorheksidin asetat atau glukonat yang merupakan antiseptik yang bersifat bakterisid

atau bakteriostatik terhadap bakteri Gram positif dan Gram negatif. Selain itu

klorheksidin juga menghambat virus dan aktif melawan jamur. Klorheksidin sangat

efektif mengurangi akumulasi plak.11

Di pasaran Indonesia tersedia Minosep buatan

Minorock yang mengandung larutan klorheksidin glukonat 0,2%.12

2.4. Daun Sirih (Piper betle linn)

Saat ini telah banyak dilakukan penelitian mengenai bahan alam yang

dimanfaatkan dalam mencegah dan mengatasi penyakit. Tanaman sirih merupakan

Page 24: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

salah satu tanaman herbal yang berhubungan erat dengan pengendalian karies,

penyakit periodontal dan mengontrol halitosis. Daun sirih juga menunjukkan aktivitas

antibakteri terhadap bakteri Streptococcus mutans dan Staphylococcus aurens .6,13

2.4.1. Morfologi Sirih

Sirih merupakan tanaman herbal, yang memanjang dengan tinggi tanaman

dapat mencapai 2-4 m. Batang tanaman berbentuk bulat dan lunak, beruas-ruas,

beralur-alur dan berwarna hijau abu-abu. Sirih memiliki daun yang tunggal dan

letaknya berseling dengan bentuk bervariasi mulai dari bundar sampai oval, ujung

daun runcing, pangkal daun berbentuk jantung atau agak bundar asimetris. Daun sirih

memiliki warna yang bervariasi yaitu kuning, hijau sampai hijau tua dan berbau

aromatis.13

Taksonomi Sirih:13

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Klas : Magnoliopsida (Dikotil)

Ordo : Piperales

Famili : Piperaceae

Genus : Piper

Spesies : Piper betle Linn

Page 25: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

Gambar 1. Daun sirih hijau

Sumber :www.ipteknet.id

2.4.2. Kandungan Sirih

Daun sirih mempunyai aroma yang khas karena mengandung minyak atsiri 1-

4,2%, air, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, vitamin A, B, C, yodium, gula

dan pati. Dari berbagai kandungan tersebut, dalam minyak atsiri terdapat fenol alam

yang mempunyai daya antiseptik 5 kali lebih kuat dibandingkan fenol biasa

(Bakterisid dan Fungisid) tetapi tidak sporasid. Minyak atsiri merupakan minyak

yang mudah menguap dan mengandung aroma atau wangi yang khas. Minyak atsiri

dari daun sirih mengandung 30% fenol dan beberapa derivatnya. Minyak atsiri terdiri

dari hidroksi kavikol, kavibetol, estragol, eugenol, metileugenol, karbakrol, terpen,

seskuiterpen, fenilpropan, dan tannin, Kavikol merupakan komponen paling banyak

dalam minyak atsiri yang memberi bau khas pada sirih. Kavikol bersifat mudah

teroksidasi dan dapat menyebabkan perubahan warna.13

Mekanisme fenol sebagai agen anti bakteri berperan sebagai toksin dalam

protoplasma, merusak dan menembus dinding serta mengendapkan protein sel

bakteri. Senyawa fenolik bermolekul besar mampu menginaktifkan enzim essensial di

Page 26: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

dalam sel bakteri meskipun dalam konsentrasi yang sangat rendah. Fenol dapat

menyebabkan kerusakan pada sel bakteri, denaturasi protein, menginaktifkan enzim

dan menyebabkan kebocoran sel.14

2.4.3. Kegunaan Sirih

Tanaman sirih sudah lama dikenal sebagai tanaman obat dan banyak tumbuh

di Indonesia. Bagian dari tanaman sirih yang dimanfaatkan sebagai obat adalah

daunnya. Secara tradisional, sirih dipakai sebagai obat sariawan, sakit tenggorokan,

obat batuk, obat cuci mata, obat keputihan, pendarahan pada hidung/mimisan,

mempercepat penyembuhan luka, menghilangkan bau mulut dan mengobati sakit

gigi.13

2.5. Enterococcus Faecalis

Enterococcus faecalis merupakan bakteri yang banyak ditemukan di saluran

akar dan tetap bertahan di dalamnya meskipun telah dilakukan perawatan. E. faecalis,

suatu bakteri fakultatif Gram positif, dikenal sebagai spesies yang paling resisten

pada rongga mulut dan paling sering ditemukan pada kasus dengan kelainan setelah

perawatan. E. faecalis ditemukan sebanyak 20 dari 30 kasus infeksi endodontik yang

persisten pada gigi yang telah dilakukan perawatan saluran akar.15

E. faecalis

merupakan bakteri fermentative dan terbentuk secara non-sporadis. Sel E. faecalis

berbentuk ovoid dan diameternya 0,5 sampai dengan 1um. Bakteri ini berada dalam

Page 27: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

kondisi tunggal, berpasangan atau rantai yang pendek, dan biasanya mengalami

elongasi pada arah rantai.16

Spesies ini ditemukan pada 18% dari kasus infeksi

endodontik primer, prevalensinya pada gigi dengan pengisian saluran akar lebih

tinggi lagi yaitu 67% dari kasus.15

E. faecalis dapat bertahan hidup pada berbagai tekanan yang ada dilingkungan

tempat tinggalnya, termasuk pada suhu yang ekstrim (5-65oC), pH (4,5 - 10),

sehingga memungkinkan bakteri ini hidup diberbagai tempat.17,18

Klasifikasi ilmiah Enterococcus faecalis :18

Kingdom : Bacteria

Filum : Firmicutes

Kelas : Bacilli

Ordo : Lactobacillales

Family : Enterococcaceae

Genus : Enteroccus

Spesies : Enterococcus faecalis

Page 28: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

Gambar 2 :Enterococcus faecalis

Sumber : Bacterianphoto.com

Pada studi invitro, E. faecalis menunjukkan kemampuan untuk menginvasi

tubuli dentin, dimana tidak semua bakteri memiliki kemampuan tersebut. E. faecalis

dapat memasuki fase Viable But Non Culturable (VBNC) suatu fase bakteri yang

dapat bertahan hidup ini dimiliki beberapa spesies bakteri ketika berada dalam

lingkungan yang sulit. Kondisi ini akan terus berlangsung hingga lingkungan kembali

normal.19

Faktor-faktor virulen yang dimiliki E. faecalis menyebabkan bakteri ini

memiliki kemampuan untuk membentuk kolonisasi pada host, dapat bersaing dengan

bakteri lain resisten terhadap mekanisme pertahanan host, menghasilkan perubahan

pathogen baik secara langsung melalui produksi toksin atau secara tidak langsung

melalui rangsangan terhadap mediator inflamasi. Faktor-faktor virulen tersebut adalah

komponen aggregation substance (AS), surface adhesins, sex pheromones,

lipoteichoic acid (LTA), extraceluller superoxide production (ESP), gelatinase lytic

enzyme, hyalurodinase, dan cytolysin toxin. Faktor-faktor virulensi ini berperan

Page 29: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

penting dalam pathogenesis, sehingga E. faecalis dapat melekat pada sel hospes dan

matrik ekstraseluler, memudahkan invasi ke jaringan, mempunyai efek

immunomodulasi dan menimbulkan kerusakan melalui media toksinnya.19

E. faecalis dapat berkolonisasi dalam saluran akar dan membentuk koloni di

permukaan dentin dengan bantuan LTA, sedangkan AS dan bacteriosin menghambat

pertumbuhan bakteri lain. Hal ini menjelaskan rendahnya jumlah bakteri lain pada

infeksi saluran akar yang persisten sehingga E. faecalis menjadi mikroorganisme

dominan pada saluran akar.19

Page 30: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

2.6. Kerangka Teori

Infeksi Sekunder

Cleaning & Shaping

(BIOMEKANIS)

b

IRIGASI

Larutan Irigasi

Enterococcus

Faecalis

Sodium

Hipoklorit

EDTA Klorheksidin

Peptostreptococcus

spp

Porphyromonas spp

Alami /

Herbal

Ekstrak daun

sirih

Kimia

Page 31: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

2.7. Kerangka Konsep

Keterangan

: Variabel Bebas

: Variabel Antara

: Variabel Akibat:

:Variabel Kontrol

Kematian sel Bakteri

Metabolisme sel terganggu

Enterococcus faecalis

DAUN SIRIH

KLORHEKSIDIN

0,2%

LARUTAN

IRIGASI

KLORHEKSIDIN 2

%

Reaksi anti bakteri

- Lama waktu inkubasi

- Konsentrasi Larutan Uji

- Jumlah Tetes

- Temperatur inkubasi

Page 32: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian:

Penelitian ini merupakan suatu penelitian eksperimental laboratories.

3.2. Rancangan Penelitian:

Rancang penelitian ini adalah Post test control group design.

3.3. Lokasi Penelitian:

- Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

- Laboratorium Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin.

3.4. Waktu Penelitian : Juni 2013 – Juli 2013

3.5. Variabel Penelitian

3.5.1 Variabel Bebas : - Daunsiri

- Klorheksidin 0,2 %.

- Klorheksidin 2 %.

3.5.2 Variabel Terikat : Bakteri Enterococcus faecalis

Page 33: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

3.5.3 Variabel Kontrol : - Lamanya waktu inkubasi

- Temperatur inkubasi

- Konsentrasi larutan uji

- Jumlah tetes.

3.6. Defenisi Operasional

a. Ekstrak daun sirih: Hasil saringan daun sirih setelah daun tersebut

dikeringkan, dihaluskan, dan dimaserasi.

b. Bakteri Enterococcus faecalis: Merupakan bakteri gram positif sediaan

dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Unhas.

c. Klorheksidin 2%: Larutan irigasi yang bekerja optimal pada konsentrasi

2%.

d. Klorheksidin 0,2 %: Merupakan Larutan Obat kumur.

e. Efek anti mikroba : Efek larutan dalam menghambat pertumbuhan

mikroba.

f. Zona inhibisi yaitu zona hambat yang ditandai dengan adanya daerah

jernih pada medium biakan bakteri.

3.7. Kriteria Penelitian

a. Uji Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) dilakukan dengan

menggunakan metode dilusi. Tabung dengan berbagai konsentrasi diamati

kekeruhannya, tabung dengan konsentrasi terendah yang pertama kali

terlihat jernih merupakan konsentrasi hambat minimal (KHM).

Page 34: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

b. Uji antibakteri menggunakan metode difusi, yang diukur adalah luas zona

inhibisi. Luas zona inhibisi merupakan diameter daerah yang bening yang

diukur dengan menggunakan kaliper.

3.8. Alat dan Bahan

a. Alat:

1. Timbangan analitik

(Sartorium, USA)

2. Tabung reaksi (Pyrex, USA)

3. Oven

4. Rak tabung.

5. Bejana maserasi

6. Alat rotary evaporator

(Buchner, Germany)

7. Cawan petri (Pyrex, USA)

8. Cawan porselen

9. Paper Disc

10. Pinset

11. Cotton Swab

12. Mikropipet (Socorex, Germany)

13. Kaliper (Mitutoyo, Jepang).

14. Autoklaf (Hirayama, Jepang)

15. Gelas Kimia (Pyrex, USA)

16. Inkubator (memmert, Jerman)

Page 35: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

b. Bahan :

1. Daun sirih diperoleh dari Kab.Gowa.

2. Klorheksidin 0,2% (Minorck, Surabaya Indonesia)

3. Klorheksidin 2 % (Consepsis, Germany)

4. Enterococcus faecalis (Lab. Mikrobiologi Fk.Unhas)

5. Etanol 96%

6. Media Brain Heart Infusion Broth (BHIB) (Lab mikrobiologi Fk.Unhas)

7. Medium Mueller-Hinton Agar (Merck, Germany)

8. Aquades steril

3.9. Prosedur Kerja:

1) Pembuatan ekstrak daun sirih

1. Daun sirih yang digunakan adalah daun sirih Hijau.

2. Daun sirih segar yang telah dipetik sebanyak 800 gram dibersihkan

dari kotoran, dicuci dengan air sampai bersih dan ditiriskan.

3. Selanjutnya, daun sirih tersebut dikeringkan dengan menggunakan

oven pada suhu 40-500

C.

4. Daun sirih yang telah dikeringkan, dipotong – potong kemudian

ditimbang dengan menggunakan timbangan simplisia sebanyak 140

gram.

5. Pembuatan ekstrak ini menggunakan cara maserasi, yaitu dengan

merendam daun sirih kedalam bejana maserasi secara terpisah

Page 36: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

kemudian diberi larutan etanol 96% sampai daun terendam

sempurna.

6. Bejana maserasi tersebut ditutup rapat dan didiamkan selama ±2

hari sambil diaduk satu kali setiap hari.

7. Hasil yang diperoleh disaring dan diulang sebanyak tiga kali,

kemudian ditampung dalam botol untuk selanjutnya dipekatkan

dengan menggunakan alat rotary evaporator sampai diperoleh

ekstrak etanol kental.

8. Ekstrak yang diperoleh diuapkan dengan menggunakan alat rotary

evaporator pada suhu 700C. Proses ini bertujuan untuk

menguapkan etanol sehingga diperoleh ekstrak yang kental dari

daun sirih.

2) Penentuan Konsentrasi Hambat Minimal (KHM) ekstrak daun

sirih.

1. Ekstrak daun sirih diencerkan dengan rumus:

m : massa daun sirih (gram)

M: Konsentrasi larutan (gr/ml)

V: Volume Larutan (ml)

2. Untuk memperoleh ekstrak daun sirih konsentrasi 10%, 15%, 20%,

25%, 30%. Ekstrak daun sirih ditimbang sebanyak 1 gram, 1,5

m = M x V

Page 37: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

gram, 2 gram, 2,5 gram, 3 gram kemudian dilarutkan dengan

aquades sebanyak 10 ml.

3. Sebanyak lima buah tabung disiapkan dan diisi dengan medium

BHIB sebanyak 5 ml. Kemudian 0,2 ml bakteri Enterococcus

faecalis dimasukkan pada masing – masing tabung.

4. Setelah itu, masing – masing ekstrak yang telah diencerkan tersebut

dimasukkan kedalam tabung dan diberi label sesuai konsentrasinya.

5. Semua tabung diinkubasi pada suhu 370C selama 24 jam dan

kemudian dilakukan pemeriksaan ada tidaknya pertumbuhan

bakteri yang ditandai dengan terjadinya kekeruhan dalam tabung.

6. Konsentrasi hambat minimal ditentukan dengan memperhatikan

tabung dengan konsentrasi yang pertama terlihat jernih. Tabung

yang terlihat keruh menunjukkan masih adanya pertumbuhan

bakteri.

7. Tabung yang pertama kali terlihat jernih merupakan konsentrasi

daun sirih yang akan digunakan pada pengujian terhadap bakteri

Enterococcus faecalis.

3) Uji efek antibakteri ekstrak daun sirih dan klorheksidin terhadap

bakteri Enterococcus faecalis

1. Alat-alat disiapkan dan distrerilkan.

2. Siapkan enam belas buah cawan petri yang berisi medium Mueller

Hinton Agar (MHA)

Page 38: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

3. Masukkan bakteri Enterococcus faecalis, Cotton swab dicelupkan

dalam biakan bakteri kemudian kapas ditekan pada sisi tabung agar

tiris. Cotton swab diulaskan pada seluruh permukan cawan petri

yang berisi medium secara merata.

4. Tiga puluh dua buah paper disc, yang masing-masing dibagi empat

kelompok untuk daun sirih, klorheksidin 0,2%, klorheksidin 2%

dan aquades kedalam enam belas cawan petri. Kedalam masing-

masing cawan petri diletakkan empat buah paper disk. Empat buah

paper disc tersebut diletakkan pada permukaan media yang

terdapat biakan bakteri Enterococcus faecalis, kemudian ditekan

dengan menggunakan pinset agar paper disc benar-benar

menempel pada media, setelah itu paper disc tersebut ditetesi

masing-masing larutan klorheksidin 0,2%, 2%, Aquades dan

Ekstrak daun sirih konsentrasi sesuai KHM sebanyak satu kali tetes

(10 microliter) dengan menggunakan mikropipet.

5. Cawan petri tersebut diinkubasi dengan suhu 370C selama 3x24

jam.

6. Untuk mengetahui daya hambatnya dilakukan pengukuran zona

inhibisi yaitu daerah jernih pada permukaan medium Mueller

Hinton Agar (MHA) disekitar paper disc menggunakan kaliper.

Page 39: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

3.10. Alur Penelitan

EEEGH

Daun sirih

Prosedur Ekstrak

Pengenceran dengan

aquades

Konsentrasi 10%,

15%, 20%, 25%, 30%

Penentuan KHM

Ekstrak daun sirih

dengan konsentrasi

tertentu sesuai KHM.

Klorheksidin

0,2%.

Klorheksidin

2%

Aquades

Enterococcus faecalis

Inkubasi

Pengukuran zona inhibisi

Analisa

Page 40: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

3.11. Analisis Data

a. Jenis data : Data Primer

b. Pengolahan data : SPSS 16 for windows

c. Penyajian data : Dalam bentuk tabel dan gambar

d. Analisa data : ANOVA dan LSD

Page 41: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dari hasil penelitian penentuan konsentrasi hambat minimal ekstrak daun

sirih terhadap bakteri Enterococcus faecalis ditunjukkan data antara lain seperti

yang nampak pada tabel 4.1.

Tabel 4.1. Tingkat kekeruhan bakteri Enterococcus faecalis pada medium BHIB

setelah diberi Ekstrak Daun sirih (paper betle Linn) selama 72 jam.

Ekstrak daun sirih

Diinkubasi

72 jam

10% 15% 20% 25% 30%

+ + - - -

KET : + = Keruh

- = Tidak Keruh

Dari tabel 4.1. Hasil medium BHIB setelah diberi Ekstrak Daun sirih

(paper betle Linn) 72 jam terdapat dua konsentrasi yang mengalami kekeruhan

yaitu terdapat pada konsentrasi 10% dan 15%. Adapun yang tidak mengalami

kekeruhan yaitu terdapat pada konsentrasi 20%, 25% dan 30%. Berdasarkan

pengujian tersebut, dapat dikatakan bahwa Konsentrasi Hambat Minimal Ekstrak

daun sirih adalah konsentrasi 20%.

Page 42: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

Gambar 6: KHM Ekstrak daun sirih terhadap Bakteri Enterococcus

faecalis.

4.1. Pengukuran zona hambat terhadap bakteri Enterococcus faecalis

Pada tabel 4.2. Pada penentuan konsentrasi hambat minimal (KHM) dari

ekstrak daun sirih maka dilakukan pengujian efek anti bakteri terhadap bakteri

Enterococcus faecalis. Dalam hal ini dilakukan pengukuran zona hambat yang

terbentuk pada permukaan media biakan bakteri.

Tabel 4.2. Diameter Rata-rata zona hambat ekstrak daun sirih, klorheksidin 0,2%,

klorheksidin 2% dan aquades terhadap bakteri Enterococcus faecalis.

Ekstrak daun sirih

konsentrasi 20%

Klorheksidin 0,2

(mm)

Klorheksidin2 %

(mm)

Aquades

(mm)

Rata – rata 15,65 15,4 27,6 0

Page 43: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

Ket : A= Ekstrak Daun sirih 20 %, B =Klorheksidin 0,2 %, C=Aquades

Gambar 7 : Zona daya hambat Daun sirih, Klorheksidin 0,2 %, klorheksidin 2%

dan aquades terhadap Enterococcus faecalis.

Hasil uji statistik yang telah dilakukan untuk mengetahui perbedaan diameter zona

hambat antara ekstrak daun sirih, klorheksidin 0,2%, 2% dan aquades.

Tabel 4.3. Uji ANOVA perbedaan diameter zona hambat antara ekstrak daun sirih,

klorheksidin 0,2% , 2%, dan aquades.

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 1835.245 3 611.748 203.850 .000

Within Groups 84.027 28 3.001

Total 1919.272 31

Ket. *= signifikan pada p= 0,000<0,05

Berdasarkan tabel tersebut diatas didapatkan nilai signifikan p=0,000

dimana p< 0,05 yang berarti data tersebut terdapat perbedaan efektivitas yang

bermakna antara ekstrak daun sirih, klorheksidin 0,2, klorheksidin 2% dan

aquades (kontrol). Pengujian dengan menggunakan One Way Anova hanya dapat

menunjukkan ada tidaknya perbedaan efektivitas antibakteri antara ekstrak daun

sirih, klorheksidin 0,2%, dan klorheksidin 2% terhadap Enterococcus faecalis,

untuk itu diperlukan pengujian menggunakan uji Least Significant Difference

B

C A

Klorheksidin

2%

Page 44: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

(LSD) agar dapat diketahui seberapa besar perbedaan afektivitas antibakteri dari

setiap kelompok seperti yang tampak pada tabel berikut.

Tabel 4.4 Uji Least Significant Difference (LSD), perbedaan diameter zona

hambat antara Ekstrak daun sirih, klorheksidin 0,2%, 2%, dan aquades.

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

EkstrakDaunSirih Klorheksidin 0.2% .25000 .86617 .775

Klorheksidin 2% -11.70625 .86617 .000*

Aquades 9.65000 .86617 .000*

Klorheksidin 0.2% Klorheksidin 2% -11.95625 .86617 .000*

Aquades 9.40000 .86617 .000*

Klorheksidin 2% Aquades 21.35625 .86617 .000*

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Perbedaan signifikan dapat dilihat bila nilai p<0,05 pada nilai

signifikansinya. Dari tabel 4.4 hasil uji LSD terlihat bahwa ekstrak daun sirih

terhadap Klorheksidin 0,2% tidak terdapat perdaan yang signifikan (P = 0,775 >

0,05), Ekstrak daun sirih terhadap Klorheksidin 2% terdapat perbedaan yang

signifikan (P = 0,000 < 0,05), ekstrak daun sirih terhadap Aquades juga terdapat

perbedaan yang signifikan (P = 0,000 < 0,05), Klorheksidin 0,2% terhadap

Klorheksidin 2% terdapat perbedaan yang signifikan, Klorheksidin 0,2% terhadap

aquades terdapat perbedaan yang signifikan (P = 0,000 < 0,05), sedangkan

Page 45: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

Klorheksidin 2% terhadap aquades juga terdapat perbedaan yang signifikan (P =

0,000 < 0,05).

Page 46: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

BAB V

PEMBAHASAN

Bakteri Enterococcus faecalis merupakan bakteri fakultatif anaerob gram

positif berbentuk kokus yang memiliki dinding sel dengan peptidoglikan tebal,

namun apabila terjadi kerusakan maupun ada hambatan pada pembentukannya

maka akan terjadi kematian sel tersebut.20

Salah satu bahan yang memiliki

keefektivan sebagai antibakteri yaitu tanaman sirih, yang khasiat daunnya telah

banyak digunakan. Efek astringent bahan ini, telah diketahui sebagai obat kumur,

tidak menimbulkan iritasi selaput lendir rongga mulut. Pada konsentrasi 20%

bekerja lebih baik terhadap Streptococcus Viridans.21

Kandungan ekstrak daun sirih terdiri dari senyawa fenol dan derivatnya

mempunyai daya antibakteri dengan cara menurunkan tegangan permukaan sel

dan denaturasi protein. Adanya fenol yang merupakan senyawa toksik

mengakibatkan struktur tiga dimensi protein terganggu dan terbuka menjadi

struktur acak tanpa adanya kerusakan pada struktur kerangka kovalen. Hal ini

mengakibatkan protein berubah sifat. Deret asam amino protein tersebut tetap

utuh setelah berubah sifat, namun aktivitas biologis nya menjadi rusak sehingga

protein tidak dapat melakukan fungsinya.22

Dengan terdenaturasinya protein sel

maka semua aktivitas metabolisme sel dikatalisis oleh enzim sehingga bakteri

tidak dapat bertahan hidup.23

Kavikol dan kavibetol yang merupakan turunan dari

fenol yang mempunyai daya anti bakteri lima kali lipat dari fenol biasa.23

Page 47: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

Terdapat pula senyawa pada daun sirih yang memiliki efek anti bakteri

antara lain katekin, tannin, flavanoid dan saponin. Katekin bekerja dengan cara

mendenaturasi protein dari bakteri. Protein yang mengalami denaturasi akan

kehilangan aktivitas fisiologis sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.

Perubahan struktur protein pada dinding sel bakteri akan meningkatkan

permeabilitas sel sehingga pertumbuhan sel akan terhambat dan kemudian sel

menjadi rusak.2 Tannin merupakan polifenol yang larut dalam air. Mekanisme

antibakteri tannin antara lain menghambat enzim ekstra seluler mikroba,

mengambil alih substrat yang dibutuhkan pada pertumbuhan mikroba, atau

bekerja langsung pada metabolisme dengan cara menghambat fosforilasi

oksidasi.26

Flavonoid selain berfungsi sebagai bakteriostatik juga berfungsi

sebagai anti inflamasi. Mekanisme kerja saponin pada mikroorganisme adalah

berikatan dengan kompleks polisakarida pada dinding sel, sehingga dapat merusak

dinding sel dari bakteri tersebut.24

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Dea, minyak atsiri daun sirih

sudah menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans pada

konsentrasi 0,1%. Selain dalam bentuk larutan murni, pengujian aktivitas

antibakteri dilakukan juga dalam bentuk pasta gigi. Menurut penelitian Dea dan

Pratiwi, pasta gigi yang mengandung minyak atsiri daun sirih menunjukkan

aktivitas antibakteri terhadap Streptococcus mutans pada konsentrasi 0,1 %.25

Penelitian daun sirih juga dilakukkan oleh Dian Agustin yang

menunjukkan bahwa diameter zona hambat bakteri mix oleh infusum daun sirih

20% lebih besar dari hidrogen peroksida 3% dan berbeda bermakna (p<0,05),

Page 48: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

berarti infusum daun sirih 20% mempunyai efek antibakteri lebih kuat dari

hidrogen peroksida 3%. Infusum daun sirih mengandung minyak atsiri yang

didalamnya terdapat senyawa phenol yang bersifat bakterisid.21

Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan

penelitian ini diperoleh hasil bahwa ekstrak daun sirih dengan konsentrasi 20%

memiliki efek antibakteri terhadap bakteri Enterococcus faecalis.

Bakteri Enterococcus faecalis merupakan bakteri anaerob gram positif

berbentuk kokus yang memiliki peptidoglikan tebal pada dinding selnya yang

apabila mengalami kerusakan dan lisis maka akan terjadi kematian sel.

Klorheksidin 2% efektif sebagai bahan irigasi saluran akar terhadap bakteri

Enterococcus faecalis. Daya antibakterinya didapatkan dengan merusak sel

membran bakteri menyebabkan terjadinya perubahan pada permeabilitas membran

sitoplasma yang dapat meningkatkan pengendapan protein sitoplasma, mengubah

keseimbangan osmotik seluler, menganggu metabolisme, pertumbuhan dan

pembelahan sel bakteri sehingga dinding sel Enterococcus faecalis dapat rusak,

lisis dan akhirnya mati.26

Penelitian klorheksidin 2% juga dilakukan oleh Wulan Oktaviani

Perbedaan efektifitas daya antibakteri antara klorheksidin diglukonat 2% dengan

berbagai konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa (tinjauan terhadap Enterococcus

faecalis) menunjukkan klorheksidin diglukonat 2% memiliki daya antibakteri

lebih tinggi dibanding dengan ekstrak buah mahkota dewa (Phaleriamacrocarpa

[Scheff.] Boerl) konsentrasi 20%, 30%, 40%, dan 50% terhadap bakteri

Enterococcus faecalis.27

Page 49: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

Pada pengujian efektivitas Klorheksidin 2% yang dilakukan. Hal ini

sejalan dengan penelitian Wulan Oktaviani, klorheksidin 0,2% dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis.

Adapun hasil penelitian yang dilakukan oleh Mangundjaja S, dkk.

Menunjukkan efek dari obat kumur klorheksidin 0,2% berkumur selama 45 detik

paling efektif menurunkan jumlah populasi Streptoccus mutans, karena

mempunyai kemampuan sebagai bakteriostatik dan bakterisid terhadap kuman

rongga mulut terutama streptococcus mutans didalam air liur.28

Hal tersebut juga berkaitan dengan penelitian yang dilakukan. Berdasarkan

penelitian ini diperoleh hasil bahwa Klorheksidin 0,2% memiliki efek antibakteri

terhadap bakteri Enterococcus faecalis.

Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan didapatkan Ekstrak daun

sirih dan Klorheksidin 0,2% mempunyai efektivitas sama dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis. Ekstrak daun sirih dengan

konsentrasi 20% juga memiliki efektivitas antibakteri. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa ekstrak daun sirih, klorheksidin 0,2% dan 2% dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Enterococcus faecalis, tetapi klorheksidin 2%

memiliki efektivitas lebih baik.

Page 50: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

BAB VI

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN :

Berdasarkan hasil dapat diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa:

Ekstrak daun sirih 20%, klorheksidin 0,2%, 2% dapat membunuh bakteri

Enterococcus faecalis. Terdapat perbedaan efek antibakteri antara ekstrak daun

sirih 20% dan klorheksidin 0,2%, 2% terhadap bakteri Enterococcus faecalis,

Dimana kemampuan klorheksidin 2% lebih baik dalam menghambat pertumbuhan

bakteri Enterococcus faecalis.

5.2 SARAN :

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut penggunaan klorheksidin 0,2%

sebagai bahan irigasi saluran akar, karna sulitnya diperoleh klorheksidin

2%.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai penggunaan ekstrak daun

sirih (paper betle linn) sebagai bahan irigasi saluran akar dalam bidang

kedokteran gigi.

Page 51: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

DAFTAR PUSTAKA

1. Baumgartner JC. Microbiology aspect of endodontic infections. CDA

Journal [serial online] 2004;32(6):459-60:[internet]. Diakses :

www.cda.org 16 Juni 2013.

2. Narayana LL.C Vaishani. Endodontic microbiologi J.Conserv Dent [serial

online] 2010;13. 233-4: [internet]. Diakses: www.jcd org in 16 Juni 2013.

3. Ferreira CM. da Silva ROP, Torres SA, de Andrabe FFB, Bernardinelli N.

activity of endodontic antibacterial agents against selected anaerobic

bacteria Braz. Dent J [serial online] 2002,13 (2). [internet]. Diakses:

www.scielo.org 18 Juni 2013.

4. Walton RE, Rivera EM. Pembersihan dan pembentukan saluran irigasi in:

Walton Richard E, Toerbinejed M,ed Prinsip dan praktik ilmu endodonsia

3th

ed. Alih bahasa. Sumawinata N, Juwono L, ed Jakarta: Penerbit Buku

kedokteran, EGC;2008 p. 243-7.

5. Prijantojo. Peranan klorheksidin terhadap kelainan gigi dan rongga mulut.

Cermin Dunia Kedokteran. 113 .1996 Diakses:

http//www.cerminduniakedokteran.com. 18 september 2013.

6. Nalina T, Rahim ZHA. The crude aqueous extract of piper betel L and its

antibacterial affect towards streptococcus mutans. Am J Biochem &

Biotech 2007;3(1):10-5.

7. Zenhder M. Root canal irrigatiants, J Endodo [serial online]

2006,32(5)391 [internet]. Diakses; www.collegeofdiplomate.org 20 Juli

2013.

8. Yanti N. Biokompatibilitas larutan irigasi saluran akar. Dentika Maj

Ilmiah Ked Gi USU 2000;5(1):40-44.

9. Nasseh AA. The role of asepsis in endodontic care [internet] Diakses:

http.//cde.dentalaegis.com 20 Juli 2013].

Page 52: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

10. Tanumihardja M, Larutan Irigasi saluran akar. Dentofas J ked Gi 2010

Okt;9(2):108-112.

11. Mareta Dh, Sofiani E. Perbedaan daya antibakteri antara klorheksidin

diglukonat 2% dan ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava Linn) dengan

berbagai konsentrasi. [skripsi]. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah.

12. David, munadziroh E. Perubahan warna lempeng resin akrilik yang

direndam dalam larutan desinfektan sodium hipoklorit dan klorheksidin.

Surabaya: Universitas Airlangga.

13. Moeljanto RD, Mulyono. Khasiat & manfaat daun sirih (obat mujarab dari

masa ke masa). Jakarta: Agromedia Pustaka,2003:9.

14. Heyne K. Tumbuhan berguna Indonesia. 2nd

ed. Jakarta: Depertemen

Kehuatanan, 1987:950.

15. Wardhana DV, Rukmo M, Budi AT. Daya antibakteri kombinasi

metronidazol, siprofloksasin, dan minosiklin terhadap Enterococcus

faecalis.Endo Restorasi [serial online] 2008;1(1):[internet]. Diakses:

http://www.researchgate.net/publication/229381443_Daya_antibakteri

_kombinasi_metronidazol_siprofloksasindan_minosiklin_terhadap_E

nterococcus_faecalis(The_antimicrobial_effect_of_combined_metroni

dazole_ciprofloxacin_and_minocycline_against_Enterococcus_faecalis

)/file/79e415008fde084d3e.pdf. 30 Juni 2013.

16. Suchitra U, Kundabala M. Enterococcus faecalis: An endodontic pathogen

[online]. Diakses: URL: http://medind.nic.in/eaa/106/i2/eaat06i2p11.pdf.

Juli 23.2013.

17. Mahmoudpour A, Rahimi S, Sina M, Soroush MH, Shahisa S. Asl-

Aminabadi N. Isolation and Identification of Enterococcus faecalis from

necrotic root canals. Using multiplex PCR. J Oral Science [serial online]

2007;49(3): [internet]. Diakses: URL: http://jos.dent.nihon-

u.ac.jp/journal/49/3/221.pdf. Juli 19.2013.

18. Fisher K, Phillips C. The ecology, epidemiology, and virulence of

Enterococcus faecalis. Microbiology [serial online] 2013;155[internet].

Page 53: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

Diakses: URL :http://mic.sgmjournals.org/egi/reprint/155/6/1749.pdf.

Juni19 2013.

19. Nurdin D, Satari MH. Peranan Enterococcus faecalis terhadap persistensi

infeksi saluran akar. Prosiding Dies Natalis 52 Fakultas Kedokteran Gigi

Universitass Padjajaran [serial online] 2011:[internet]. Diakses:

http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2013/06/pustaka_unpad

peranan_enteroccus_faecalis.pdf. 30 juni 2013).

20. Mareta DA. Sofiati E. Perbedaan daya antibakteri antara klorheksidin

diglukonat 2% dengan ekstrak daun jambu biji. [skripsi]. Yogyakarta:

Universitas Muhammadiyah.

21. Agustin D . Perbedaan khasiat antibakteri bahan irigasi antara hidrogen

peroksida 3% dan infusum daun sirih 20% terhadap bakteri. Maj. Ked.

Gigi. (Dent. J.); 2005: 38(1). hal 45-7. Diakses http://journal.unair.ac.id/

filerPDF/DENTJ-38-1-12.pdf. (15 Desember 2012)

22. Pratiwi R. Perbedaan daya hambat terhadap Streptococcus mutans dari

beberapa pasta gigi yang mengandung herbal. Diakses:

http://asic.lib.unair.ac.id/journals /abstrack /MKG%2038%

202%202005%20;%20Rini%20;%20Perbedaan%202.pdf (Oktober 2nd

2013)

23. Nurrokhman. Efek air rebusan daun sirih pada peningkatan kepekaan

Staphylococcus aureus terhadap ampisilin in vitro. Jurnal kedokteran

yarsi; 2006;14 (l): 024-028

24. Hamid AA, Widodo, Latifah D. Perbandingan efektivitas antimikroba

dekok daun sirih hijau (Piper betle) dan dekok daun sirih merah (Piper

crocatum) terhadap Staphylococcus aureus secara In Vitro.

Diakses:http://fk.ub.ac.id/artikel/id/filedownload/kedokteran/dianing%

20latifah% 20 0710713017_.pdf. (oktober2nd

2013)

25. Yendriwati, Henny, Efek antibakteri sediaan daun sirih (piper betel L),

Obat kumur minyak essensial dan povidone iodine 1% terhadap

streptococcus mutans.dentika Dental journal 2008 Des;13(2):103-203.

Page 54: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

26. Gomes BPFA, dkk. 2003. Effetiveness of 2% chlorhexidine gel and

calcium hydroxide against Enterococcus faecalis in bovine root dentine in

vitro. International Endodontik Dalam Praktek. Jakarta : EGC. Skripsi

dalam Oktaviani W. Perbedaan efektifitas daya antibakteri antara

klorheksidin diglukonat 2% dengan berbagai konsentrasi ekstrak buah

mahkota dewa. [skripsi]. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah.

27. Oktaviani W. Perbedaan efektifitas daya antibakteri antara klorheksidin

diglukonat 2% dengan berbagai konsentrasi ekstrak buah mahkota dewa.

[skripsi]. Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah.

28. Mangundjaja S, dkk. Pengaruh obat kumur terhadap populasi kuman

Streptococcus mutans di dalam air liur. [Jurnal]. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Page 55: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

LAMPIRAN

Page 56: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

DOKUMENTASI

1. Tahap Mengekstrak daun sirih

a. Daun sirih segar dibersihkan dari kotoran

b. Daun sirih dimasukkan kedalam Oven pada Suhu 400-50

0C.

Page 57: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

c. Daun sirih dikeringkan menggunakan oven suhu 40-500.

C

d. Daun sirih kering dimasukkan kedalam bejana maserasi dan

dimaserasi dgn larutan etanol 96%.

Page 58: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

e. Hasil daun sirih yang telah direndam dengan etanol disaring, Lalu

dimasukkan ke dalam botol

f. Prosedur Evaporator

g. Sehingga diperoleh ekstrak kental dari daun sirih

Page 59: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

2. Tahap Mikrobiologi

KHM Ekstrak Daun sirih terhadap bakteri Enterococcus faecalis

3. Hasil Uji Daya Hambat.

Gambar A. Hasil uji daya hambat ekstrak daun sirih, klorheksidin 0,2% dan

aquades.

Gambar B: Hasil uji daya hambat Klorheksidin 0,2% Terhadap bakteri

Enterococcus faecalis

Page 60: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

4. HASIL UJI STATISTIK

ANOVA

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups 1835.245 3 611.748 203.850 .000

Within Groups 84.027 28 3.001

Total 1919.272 31

Multiple Comparisons

Dependent Variable:

LSD

(I) Kelompok (J) Kelompok Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

EkstrakDaunSirih

Klorheksidin 0.2% .25000 .86617 .775 -1.5243 2.0243

Klorheksidin 2% -11.70625* .86617 .000 -13.4805 -9.9320

Aquades 9.65000* .86617 .000 7.8757 11.4243

Klorheksidin 0.2%

EkstrakDaunSirih -.25000 .86617 .775 -2.0243 1.5243

Klorheksidin 2% -11.95625* .86617 .000 -13.7305 -10.1820

Aquades 9.40000* .86617 .000 7.6257 11.1743

Klorheksidin 2%

EkstrakDaunSirih 11.70625* .86617 .000 9.9320 13.4805

Klorheksidin 0.2% 11.95625* .86617 .000 10.1820 13.7305

Aquades 21.35625* .86617 .000 19.5820 23.1305

Aquades

EkstrakDaunSirih -9.65000* .86617 .000 -11.4243 -7.8757

Klorheksidin 0.2% -9.40000* .86617 .000 -11.1743 -7.6257

Klorheksidin 2% -21.35625* .86617 .000 -23.1305 -19.5820

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 61: Efektivitas Anti Bakteri Ekstrak Daun Sirih

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ditha Tri Armianty Harman

NIM : J111 10 282

Adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makassar

yang telah melakukan penelitian dengan judul “Efektivitas anti bakteri Ekstrak

daun sirih (piper betle linn) terhadap bakteri Enterococcus faecalis (Penelitian In

Vitro)” dalam rangka menyelesaikan Program Pendidikan Strata I.

Dengan ini menyatakan bahwa saya tidak mempunyai afiliasi dan

keterkaitan apapun dengan organisasi komersial yang berkaitan dengan finansial

baik secara langsung maupun tidak langsung sehubungan penggunaan bahan uji

yang digunakan pada penelitian ini.

Makassar, 2 Desember 2013

DITHA TRI ARMIANTY