laporan evaluasi sumber daya lahan-rahmat hidayat (051 514 023)

39
Tugas Individu M.K. Evaluasi sumber Daya Lahan LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANG MATA KULIAH EVALUASI SUMBER DAYA LAHAN DI WILAYAH MALINO KAB. GOWA Oleh : RAHMAT HIDAYAT 0 5 1 5 1 4 0 2 3

Upload: awhiex-andi-harwis

Post on 26-Jun-2015

378 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Tugas Individu

M.K. Evaluasi sumber Daya Lahan

LAPORAN LENGKAP PRAKTEK LAPANGMATA KULIAH EVALUASI SUMBER DAYA LAHAN

DI WILAYAH MALINO KAB. GOWA

Oleh :

RAHMAT HIDAYAT0 5 1 5 1 4 0 2 3

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Page 2: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

2008KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayahnya sehingga penulis dapat

merampungkan penyusunan laporan praktek lapang Mata Kuliah Evaluasi

Sumber Daya Lahan yang dilaksanakan di Wilayah Malino Kab. Gowa.

Dalam penyusunan Laporan ini kami mendapatkan hambatan dan

tantangan. Namun berkat bantuan berbagai pihak, hambatan dan tantangan

tersebut dapat diselesaikan. Olehnya itu, pada kesempatan yang berbahagia

ini penulis menghaturkan ucapan terima kasih banyak pada semua pihak

yang membantu dalam penyusunan laporan ini terkhusus kepada Bapak

Drs. Sulaiman Zhiddiq, M.Si. selaku dosen mata kuliah, serta kepada

seluruh pihak yang turut berpartisipasi dalam penyusunan laporan penelittian

ini yang namanya tak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Allah

membalas dengan pahala yang setimpal.

Kami menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Olehnya itu, saran dan kritikan yang membangun sangat

kami nantikan demi perbaikan penulisan di masa yang akan datang.

Makassar, Juni 2008

Page 3: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar mendorong

peralihan fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Hal ini akan

mengakibatkan tejadinya penyempitan lahan untuk pertanian dan semakin

meningkatkan tekanan terhadap penggunaan lahan. Di lain pihak terjadi

peningkatan konsumsi pangan, yang seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk, yang harus diimbangi peningkatan priduksi tanaman pertanian.

Penigkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan dan non pangan

yang produksinya dapat meningkatkan pendapatan penduduk untuk dapat

memenuhi standar hidup yang layak, khususnya kepada petani. Untuk

memenuhi keinginan tersebut petani seharusnya berusaha untuk

memanfaatkan sumberdaya hayati maupun non hayati yang diharapkan

sesuai dengan peruntukan lahannya. Untuk itu, sangat perlu dilakukan

suatu kegiatan evaluasi lahan.

B. Tujuan

a. Tujuan Intruksional Umum

Page 4: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Praktek lapang ini secara umum bertujuan untuk melatih

mahasiswa dalam melakukan pengamatan di lapangan berdasarkan

fenomena yang tampak pada citra/foto udara, serta mengaplikasikan

teori di lapangan untuk memberikan gambaran nyata kepada

mahasiswa mengenai citra di lapangan.

b. Tujuan Khusus

a. Mengobservasi kenampakan yang ada di lapangan sesuai dengan

foto udara pada lokasi praktek

b. Mengetahui kenampakan- kenampakan yang ada pada citra

c. Membandingkan antara kenampakan yang ada pada foto udara

dengan keadaan di lapangan.

d. Mampu menganalisis kemungkinan-kemungkinan yang dapat

terjadi dari penggunaan lahan yang tampak pada citra, kemudian

dapat membandingkan kenyatan yang ada di lapangan.

C. Lokasi

Praktek lapangan ini dilaksanakan di Daerah Malino, Kec.

Tinggi Moncong, Kab. Gowa.

D. Waktu

Waktu pelaksanaan praktek lapangan ini di laksanakan pada hari/tanggal

Sabtu-Minggu/19-20 Mei 2007.

Page 5: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

E. ALAT DAN BAHAN

a. Alat

1. Streoskop cermin

2. streoskop saku

3. GPS

4. megaphone

5. mistar

b. bahan

1. citra foto udara

2. peta topografi

3. kertas transparan

4. spidol transparan

5. alkohol

6. kertas bergaris

7. kertas HVS.

Page 6: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Pertumbuhan penduduk Indonesia yang besar mendorong peralihan

fungsi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Hal ini akan

mengakibatkan tejadinya penyempitan lahan untuk pertanian dan semakin

meningkatkan tekanan terhadap penggunaan lahan. Di lain pihak terjadi

peningkatan konsumsi pangan, yang seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk, yang harus diimbangi peningkatan priduksi tanaman pertanian.

Penigkatan produksi dan produktifitas tanaman pangan dan non pangan yang

produksinya dapat meningkatkan pendapatan penduduk untuk dapat

memenuhi standar hidup yang layak, khususnya kepada petani. Untuk

memenuhi keinginan tersebut petani seharusnya berusaha untuk

memanfaatkan sumberdaya hayati maupun non hayati yang diharapkan

sesuai dengan peruntukan lahannya. Untuk itu, sangat perlu dilakukan suatu

kegiatan evaluasi lahan.

A. Pengertian Evaluasi Lahan

Evaluasi lahan adalah suatu pendekatan untuk menilai potensi

sumberdaya lahan. Evaluasi lahan adalah tahap lebih lanjut dari kegiatan

Page 7: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

survey dan pemetaan sumberdaya lahan masih sulit untuk dipakai untuk

suatu perencanaan tanpa dilakukan interpretasi bagi keperluan tertentu.

Dasar interpretasi dalam evaluasi lahan, bahwa areal dengan

keseragaman sifat-sifat tanah, vegetasi, geologi, dan lereng merupakan

kesatuan habitat yang dianggap memberikan kesempatan pemakaian

yang seragam pula. Keadaan lahan disuatu daerah pada umumnya

memilki kondisi yang bervariasi karena adanya perbedaan fisik (lereng,

drainase,pH, toksisitas, suhu dan sebagainya) kondisi yang beragam ini

berakibat pada perbedaan kualitas lahan yang menyebabkan kesesuaian

usaha tanaman pertanian berbeda. Di dalam memanfaatkan kondisi

lahan yang bervariasi ini apabila tidak sesuai dengan peruntukkannya,

maka harapan produksi tidak akan terpenuhi.

Perencanaan penggunaan lahan untuk jenis tanaman tertentu,

khususnya pada upaya peningkatan produksi pertanian harus didasarkan

dengan perencanaan yang baik. Untuk penyusun perencanaan tersebut

dibutuhkan informasi dasar sumberdaya lahan yang meliputi tentang

masalah kemampuan lahan dan kesesuaian lahan, karena kemampuan

lahan merupakan sifat dakhil lahan yang menyatakan daya dukungnya

untuk memberikan hasil pertanian pada tingkat tertentu.

Evaluasi kesesuaian lahan berupaya mengestimasi daya dukung

lahan untuk penggunaan tertentu.sedangkan kesesuaian lahan

menitikberatkan pada tingkat kecocokan sebidang lahan untuk satu

Page 8: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

penggunaan tertentu klasifikasi kesesuaian lahan merupakan suatu

proses penilaian dan pengelompokan lahan dalam arti kesesuaian

relative lahan atau kesesuaian absulut lahan bagi suatu penggunaan

tertentu.

B. Batasan dan Ruang Lingkup Evaluasi Lahan

Informasi tanah merupakan salah satu bagian sumberdaya alam

yang mempunyai pengaruh langsung dan kelanjutan bagi pengguna

pertanian. Informasi bentuk lahan, topografi dan formasi geologi secara

tidak langsung mempengaruhi bentuk penggunaan lahan dan jenis tanah

tanaman yang diusahakan (Sitorus, 1995), factor-faktor topografi

(ketinggian, panjang dan derajat lereng, posisi pada bentang lahan)

dapat berpengaruh tidak langsung pada penggunaan lahan bagi usaha

pertanian.

Evaluasi lahan mempertimbangkan kemugkinan penggunaan dan

faktor pembatasan tersebut dan berusaha menerjemahakan informasi-

informasi yang cukup banyak dari lahan tersebut kedalam bntuk-bentuk

yang dapat di gunakan para praktisi seperti petani, para ilmuwan yang

mempertanyakan kemungkinan untuk menanam jenis tanaman tertentu,

atau pertanyaan yang berhubungan dengan pekerjaan keteknisan

(Worosuprojdo.S. 1989).

Page 9: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Kemampuan lahan yang tinggi diharapkan berpotensi besar dalam

berbagai penggunaan, yang memungkinkan penggunan ynag intensif

yang berbagai macam kegiatan. Sistem tersebut mengelompokkan lahan

kedalam sejumlah kecil kategori yang diurutkan menurut faktor

penghambat dan sejumlah cirri-ciri tanah serta lingkungan lainnya.

Kesesuaian lahan adalah bentuk penggambaran tingkat kecocokan

sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (FAO, 1976) kelas

kesesuian lahan suatu arela dapat saja berbeda tergantung pada tipe

penggunaan lahan yang sedang dipertimbangkan. Evaluasi kesesuaian

lahan pada dasarnya berhubungan dengan evaluasi untuk suatu

penggunaan tertentu, seperti untuk budidaya padi, palawija, jagung dan

sebagainya, sedangkan evaluasi kemampuan lahan umumnya ditujukan

untuk penggunaan yang lebih umum seperti penggunaan untuk

pertanian, pemungkinan, industri, perkotaan, jasa, peruntukan dan

sebagainya.

USDA mengelompkkan system kalsifikasi lahan melalui interpretasi

yang dibuat terutama untuk pertanian. Pengelompokan lahan yang dapat

digarap menurut potensi dan penghambatnya untuk dapat berproduksi

secara lestari, yang mendasarkan pada faktor-faktor penghambat dan

potensi bahaya lainang masih dapat di terima dalam klasifikasi lahan

(Bibby dan Mackney dalam Sitorus, 1995).

Page 10: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

C. Persyaratan Tumbuh Tanaman

Tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi memerlukan

persyaratan tertentu, persyaratnya tersebut terutama energy radiasi,

temperatur yang cocok untuk pertumbuhan, kelembaban, oksien, dan

unsur hara. Persyaratan temperatur dan kelembaban sering digabungkan

disebut periode pertumbuhan (FAO, 1076).

Persyaratan tumbuh tanaman lainnya adalah yang tergolong

sebagai kualitas lahan media perakaran. Media perakaran terdiri dari :

drainase, tekstur, struktur, konsistensi dan kedalaman efektif tanah. Ada

tanaman yang memerlukan drainase terhambat seperti dari jenis

tanaman air termasuk padi sawah, tetapi pada umumnya tanaman

menghendaki drainase yang baik, yang pada kondisi demikian aerasi

tanah cukup baik artinya di dalam tanah cukup tersedia oksigen, dan akar

tanaman dapat berkembang dengan baik, sehingga dapat menyerap

unsur hara secara optimal. Kualitas lahan yang optimum bagi kebutuhan

tanaman merupakan batasan bagi kelas kesesuaian, kelas kesesuaian

yang paling baik (S1) yang tidak memiliki pembatas serius, sedangkan

kualitas lahan yang di bawah optimum merupakan batasan kelas

kesesuaian lahan antara kelas yang cukup sesuai (S2) dengan pembatas

agak berat untuk suatu penggunaan yang lestari, dan sesuai marginal

(S3) adalah lahan yang mempunyai pembatas yang sangat berat untuk

suatu penggunaan yang lestari di luar batasan tersebut di atas

Page 11: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

merupakan lahan yang tergolong tidak sesuai (N1) saat ini, dengan

pembatas yang sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi

hanya tidak dapat diperbaiki dengan tingkat pengetahuan saat ini, kelas

tidak sesuai untuk selamanya (N2) merupakan lahan yang memiliki

pembatas yang sangat berat, sehingga tidak mungkin unuk digunakan

bagi suatu penggunaan yang berkelanjutan.

D. Evaluasi Kesesuaian Lahan

Kesesuaian lahan adalah suatu jenis penggunaan tertentu oleh

kondisi karakteristik lahannya yang bertujuan untuk menetapkan atau

memilih penggunaan lahan tertentu secara berkelanjutan yang

berwawasan lingkungan. Karakteristik lahan meliputi semua faktor lahan

yang dapat diukur atau ditaksir (diestimasi) seperti : tekstur tanah, struktur

tanah, kemiringan lereng, batuan di permukaan, iklim dan sebagainya.

(FAO,1976; Anonim, 1983; Sys, 1991).

Evaluasi kesesuaian lahan pada dasarnya merupakan evaluasi

potensi lahan bagi penggunaan berbagai system pertanian secara luas

dan tidak membicarakan peruntukan jenis tanaman tertentu ataupun

tindakan-tindakan pengelolaannya. Oleh sebab itu sifatnya merupakan

evaluasi yang lebih umum dibandingkan dengan evaluasi kesesuaian

lahan yang bersifat lebih khusus (Sitorus, 1995).

Page 12: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Penilaian kesesuaian lahan mempunyai arti penting mencakup

peniaian kesesuaian setiap jenis lahan untuk tanaman tertentu sangat

membantu dalam mendesain jenis penggunaan lahan sebagai pedoman

bagi perencana dalam memilih tanaman dan daerah bagi tanaman

tertentu yang memerlukan persyaratan khusus, selain itu penilaian

kesesuaian lahan merupakan sarana untuk menaksir produktifitas

usahatani yang dijalankan secara khas (Soetarto dan Taylor, 1993).

Page 13: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

BAB III

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi

Secara umum, wilayah malino merupakan wilayah yang memiliki

ketinggian rata-rata kurang lebih 1000 m di atas permukaan laut, dengan

tingkat relief yang cukup kasar, yang terdiri atas perbukitan, pegunungan

dan lembah. Sebagian besar wilayah ini merupakan sebuah kawasan

hutan, baik jenis hutan heterogen maupun jenis hutan homogen. Jenis

hutan heterogen banyak ditemukan di wilayah barat dan timur wilayah

Malino, termasuk di kawasan lembah malino. Jenis tumbuhan yang hidup

di hutan tersebut cukup bervariasi, mulai dari jenis tanaman kecil hingga

jenis pepohonan yang cukup tinggi. Adapun jenis hutan homogen

tersebar di bagian tengah wilayah malino, dengan jenis tanaman pinus

yang mana merupakan suatu jenis tanaman yang dapat tumbuh baik di

daerah dingin. Sebenarnya jenis tanaman ini bukan merupakan tanaman

asli Indonesia, tetapi merupakan tanaman yang sengaja didatangkan dari

luar negeri. tanaman ini sebenarnya ditanam oleh orang Belanda saat

Page 14: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

masih menjajah Indonesia. Dan akhirnya hingga kini masih tetap

bertahan, dan telah menjadi kawasan lindung, demi menjaga

kelestariannya.

Selain hutan, jenis penggunaan lahan yang dapat ditemukan di

Wilayah Malino adalah perkebunan atau tegalan. Karena suhu di wilayah

tersebut cukup dingin, maka jenis tanaman seperti wortel, sayur kol,

tomat, bawang hingga jenis buah-buahan seperti strawberry, alvocade

dan markisa sangat cocok ditanami di wilayah tersebut. sehingga tidak

jarang orang jauh-jauh datang ke sana memanfaatkan untuk berbelanja

sayuran dan buah-buahan tersebut. Di wilayah ini juga terdapat areal

perkebunan teh yang cukup luas.

Dari penggunaan lahan yang ada, dapat diketahui bahwa

mayoritas penduduk di wilayah ini bermata pencaharian sebagai petani,

dan sebagiannya lagi ada yang berprofesi sebagai pedagang dan

pegawai negeri. Tingkat kepadatan penduduk di wilayah ini terfokus di

pusat kota Malino, mengingat kota sebagai pusat kegiatan pemerintah

dan pelayanan masyarakat. Sedangkan wilayah yang berada di luar kota

Malino terlihat memiliki tingkat kerapatan penduduk yang rendah. Hal ini

disebabkan karena relief yang berada di pinggiran kota memang tidak

layak untuk dijadikan wilayah permukiman akibat relief yang kasar

dengan kemiringan lereng yang cukup besar.

Page 15: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Dengan melihat keindahan dan suasana yang ada di daerah

malino, maka tidak salah wilayah ini dijadikan sebagai kawasan wisata.

Bahkan tidak sedikit orang membuat bangunan villa sebagai bentuk

pelayanan bagi para wisatawan, karena tidak jarang para wisatawan

menginap di wilayah ini. Ada beberapa lokasi yang dijadikan sebagai

objek wisata, diantaranya yaitu kawasan hutan pinus dan Air terjun

Takappala. Dari segi ekonomi, hal ini jelas sangat menguntungkan

masyarakat dan pemerintah daerah, karena dengan adanya kunjungan

para wisatawan berarti menambah pendapatan masyarakat dan daerah.

B. Analisa Praktek Lapang Evaluasi Kesesuaian Lahan

Untuk mengetahui bagaimana karakteristik lahan wilayah Malino,

maka sangat perlu mengetahui faktor-faktor lahannya. Faktor tersebut

antara lain tekstur tanah, struktur tanah, kemiringan lereng, batuan di

permukaan dan iklim. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dilakukan

suatu penelitian secara acak di wilayah Malino. Adapun lokasi penelitian

dari praktek lapang ini adalah kawasan pabrik jamur Malino, Kawasan

Hutan Pinus dan Lapangan Prayudha.

1. Kawasan Pabrik Jamur

Lokasi kawasan Pabrik Jamur merupakan lokasi pertama dalam

kegiatan praktek lapang Evaluasi Kesesuaian Lahan. Lokasi ini

terletak di Desa Parigi Kec. Tinggimoncong, Kab. Gowa (65 km dari

Page 16: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

kota makassar). Wilayah ini memiliki ketinggian sekitar 820 meter dpl.

Adapun letak astronomis lokasi ini yaitu berada pada titik 50 16’ 2,4’’ LS

dan 1190 49’ 47,2’’ BT, dengan batas batas kawasan adalah di sebelah

utara, timur dan barat merupakan kawasan hutan bervegetasi jarang,

dan bagian selatan berbatasan dengan jalan poros Malino.

Jika diperhatikan secara seksama, tekstur tanah yang ada di

sekitar lokasi pabrik jamur adalah jenis tanah berpasir sedang. Hal ini

diketahui dari ciri-cirinya yaitu agak mudah diolah, bagus untuk

pertumbuhan akar, agak mudah dibasahi, agak mudah kering bila

panas, mudah kehilangan unsur hara dan bila didrainase agak cepat

kehilangan air. Adapun struktur tanah pada lokasi tersebut adalah

granuler, sehingga dapat diketahui bahwa tingkat infiltrasi pada lapisan

solum tersebut berlangsung cukup cepat. Diketahui pula bahwa tanah

di lokasi ini memiliki pH 6, dan kemiringan lereng pada lokasi tersebut

yaitu sekitar 80 (cukup landai). Dengan kemiringan lereng seperti ini

dapat diprediksi bahwa laju erosi yang terjadi tidak terlalu besar.

Secara makro, jenis iklim di Indonesia adalah iklim tropis.

Namun, jika dilihat lebih spesifik lagi, maka iklim mikro di indonesia

memiliki perbedaan berdasarkan morfologinya. Untuk wilayah tropis,

setiap kenaikan 100 m menuju atmosfer, suhu turun sebesar 0,60 C.

Dengan formula seperti ini, maka suhu di suatu lokasi dapat diketahui

tanpa melakukan suatu pengukuran, melainkan dengan menggunakan

Page 17: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

data suhu dari lokasi lain. Begitupun juga dengan wilayah pabrik

jamur, dengan mengetahui data suhu makassar, maka suhu yang ada

di lokasi tersebut dapat diketahui dengan melihat selisih perbedaan

ketinggian di atas permukaan air laut. Jika suhu rata-rata Makasar

adalah 310 C (ketinggian makassar 3 meter dpl), maka suhu di lokasi

pabrik jamur adalah 26,10 C. Selain suhu, dengan melihat ketinggian

lokasi wilayah ini, maka dapat pula diketahui bahwa tingkat curah

hujan yang terjadi di wilayah cukup lebat, dengan jenis hujan orografis.

Sehingga sangat wajar kalau vegetasi dapat tumbuh baik di lokasi ini.

Dengan melihat karakteristik lahan yang ada di sekitar pabrik

jamur, maka dapat dianalisis bahwa wilayah ini sangat cocok untuk

dijadikan sebagai lahan pertanian, sehingga tidak mengherankan jika

ada beberapa masyarakat yang memanfaatkan wilayah tersebut untuk

membuka lahan pertanian terasering. Namun untuk pemanfaatan

wilayah tersebut sebagai permukiman merupakan suatu hal yang tidak

cocok untuk diterapkan, mengingat kemiringan lerengnya tidak cukup

landai untuk dijadikan pondasi atau dasar bangunan permukiman.

2. Kawasan hutan pinus

Adapun lokasi berikutnya yang menjadi objek kedua dari

praktek lapang ini adalah hutan pinus. Lokasi ini berada pada

Page 18: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

ketinggian 976 meter dpl dengan letak astronomisnya berada pada 50

5’ 15’’ LS dan 1190 50’ 45,5’’ BT.

Pada wilayah ini, tekstur tanah yang ada di sekitar lokasi hutan

pinus adalah jenis tanah berpasir kasar, dengan ciri-cirinya hampir

sama dengan tekstur tanah berpasir sedang, namun sifatnya lebih

mudah diolah, bagus untuk pertumbuhan akar, mudah dibasahi,

mudah kering bila panas, mudah kehilangan unsur hara dan bila

didrainase agak cepat kehilangan air. Begitupun juga dengan struktur

tanah pada lokasi tersebut adalah granuler, sehingga dapat diketahui

bahwa tingkat infiltrasi pada lapisan solum tersebut berlangsung cukup

cepat. Adapun nilai tingkat keasaman dari tanah di lokasi yaitu berpH

5. Kemiringan lereng pada lokasi tersebut yaitu sekitar 60 (cukup

landai). Jika dilihat kenampakan akar tanaman pinus, dapat diketahui

jenis erosi yang terjadi adalah jenis erosi lembar.

Dengan melihat kondisi tanah yang ada, wilayah ini cocok untuk

wilayah pertanian, namun mengingat letaknya berupa sebuah lereng

atas, maka dapat dianalisa bahwa lapisan organic yang ada di

permukaan tanahnya sangat sedikit, akibat tererosi oleh air menuju ke

lembah.

3. Lapangan Prayudha

Lapangan Prayudha merupakan lokasi ketiga dari kegiatan

praktek lapang ini. Lokasi ini berada pada ketinggian 976 meter dpl.

Page 19: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Adapun letak astronomisnya yaitu berada pada titik 50 15’ 2’’ LS dan

119 051’ 4’’BT. Pada lokasi ini tidak dilakukan pengambilan sampel

tanah, jadi hanya dilakukan pengamatan deskriktif saja. Pada daerah

sekitar lapangan, kemiringan lereng nyaris landai, sehingga sangat

cocok untuk dimanfaatkan sebagai lahan permukiman ataupun

tempat-tempat pelayanan kesehatan ataupun perkantoran.

Page 20: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan praktek lapang di wilayah Malino, Kab.

Gowa, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Dengan melihat karakteristik lahan yang ada di sekitar pabrik jamur,

maka dapat dianalisis bahwa wilayah ini sangat cocok untuk dijadikan

sebagai lahan pertanian, sehingga tidak mengherankan jika ada

beberapa masyarakat yang memanfaatkan wilayah tersebut untuk

membuka lahan pertanian terasering. Namun untuk pemanfaatan

wilayah tersebut sebagai permukiman merupakan suatu hal yang

tidak cocok untuk diterapkan, mengingat kemiringan lerengnya tidak

cukup landai untuk dijadikan pondasi atau dasar bangunan

permukiman

2. Kondisi tekstur tanah yang ada di wilayah sekitar hutan pinus sangat

cocok untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Namun

mengingat letaknya berupa sebuah lereng atas, maka dapat dianalisa

Page 21: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

bahwa lapisan organic yang ada di permukaan tanahnya sangat

sedikit akibat tererosi oleh air menuju ke lembah, sehingga tingkat

kesuburannya sangat rendah.

3. Pada daerah sekitar lapangan, kemiringan lereng nyaris landai,

sehingga sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai lahan

permukiman ataupun tempat-tempat pelayanan kesehatan ataupun

perkantoran.

B. Saran

Diharapkan kepada setiap mahasiswa pada generasi ke depan agar lebih

bersungguh-sungguh dalam melakukan kegiatan praktikum ini, sehingga

data yang diperoleh dapat lebih akurat.

Page 22: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

DAFTAR PUSTAKA

Sideng, Uca. 2004. Pengantar Ilmu Tanah. Makassar: Jurusan Geografi FMIPA UNM.

Zhiddiq, Sulaeman. 2006. Modul Evaluasi Sumber Daya Lahan. Makassar: Jurusan Geografi FMIPA UNM.

Page 23: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

LAMPIRAN

Page 24: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Lampiran 1: Foto Lokasi

Gbr. 1 Gedung PT Usaha Jamur Malino

Page 25: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Gbr. 2 Pengukuran Kemiringan Lereng

Gbr. 3 Kawasan Hutan Pinus

Page 26: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Gbr 4. Lembah yang berada di Belakang Hutan Pinus

Gbr 5. Lapangan Prayudha

Page 27: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Gbr 6. Peralatan Latihan Tentara di Lapangan Prayudha

Page 28: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)

Lampiran 2. Peta Lokasi

Page 29: Laporan Evaluasi Sumber Daya Lahan-Rahmat Hidayat (051 514 023)